digilib.uns.ac.id/Pengaruh-Atmosphere...digilib.uns.ac.id
Transcript of digilib.uns.ac.id/Pengaruh-Atmosphere...digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH ATMOSPHERE EXPERIENCE PADA LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH JOY
(Studi pada Pengunjung Objek Wisata Pandawa Water World Solo Baru)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
ELENADIA VIRANTIKA SENJAYA
F1209029
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
ELENADIA VIRANTIKA SENJAYA NIM F.1209027
THE INFLUENCE OF ATMOSPHERE EXPERIENCE IN LOYALTY THAT
MEDIATED BY JOY (Research to the Visitors of Pandawa Water World Solo Baru Tourism Object)
This research was done in Pandawa Water World Solo Baru Tourism
Object, with the purposes of this research are (1) to examine the influence of ambience perception of visitors’ joy feelings, (2) to examine the influence of interaction perception with the service of visitors’ joy feeling, (3) to examine the influence of design perception of visitors’ joy feelings, (4) to examine the influence of joy feelings in visitors’ loyalty.
The population of this research is Surakarta people that ever visited Pandawa Water World. The sample of this research is all Surakarta people who had ever visited Pandawa Water World minimal two times. Sampling technique used quota sampling, the numbers of sample that was used are 150 respondents. Data collection technique which used was questioner method. Analyzing data in this research used AMOS (Analysis of Moment Structure) program or SEM (Structural Equation Modelling) as the analysis tools.
The result of this analysis showed that there were significant and positive influence in the influence of interaction in happy feeling (joy), the influence of design in happy feeling (joy), and the influence of happy feeling (joy) in visitors’ loyalty. While the ambience had no significant influence in happy feeling (joy).
Key Words : atmosphere experience, joy, customer loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
ELENADIA VIRANTIKA SENJAYA NIM F.1209027
PENGARUH ATMOSPHERE EXPERIENCE PADA LOYALTY
YANG DIMEDIASI OLEH JOY (Studi pada Pengunjung Objek Wisata Pandawa Water World Solo Baru)
Penelitian ini dilakukan pada objek wisata Pandawa Water World Solo
Baru, adapun tujuan dari penelitian adalah (1) Untuk menguji pengaruh persepsi ambience pada perasaan joy para pengunjung,(2) Untuk menguji pengaruh persepsi interaction dengan layanan jasa pada perasaan joy para pengunjung, (3) Untuk menguji pengaruh persepsi design pada perasaan joy para pengunjung, (4) Untuk menguji pengaruh perasaan joy pada loyalitas pengunjung.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat Surakarta yang pernah mengunjungi Pandawa Water World. Sampel dari penelitian adalah seluruh masyarakat Surakarta yang pernah mengunjungi objek wisata Pandawa Water World minimal dua kali. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 150 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan program AMOS (Analysis of Moment Structure) atau SEM (Structural Equation Modelling) sebagai alat analisisnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif baik pengaruh interaction pada perasaan senang (joy), pengaruh design pada perasaan senang (joy), dan pengaruh perasaan senang (joy) pada loyalitas pelanggan. Sedangkan ambience tidak berpengaruh signifikan pada perasaan senang (joy).
Kata kunci : atmosphere experience, joy, customer loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul:
PENGARUH ATMOSPHERE EXPERIENCE PADA LOYALTY YANG
DIMEDIASI OLEH JOY
(Studi pada Pengunjung Objek Wisata Pandawa Water World Solo Baru)
Surakarta, Desember 2011
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing
Drs. Suseno, MM NIP. 19500510 198603 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
LEMBAR PENGESAHAN
Telah desetujui dan diterima dengan baik oleh tim penguji skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, guna melengkapi tugas-tugas dan
syarat-syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen
Surakarta, Desember 2011
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Dwi Hastjarja K.B. MM Sebagai Ketua ( )
NIP 19591127 198601 1 001
2. Drs. Suseno, MM Sebagai Pembimbing ( )
NIP 19500510 198603 1 001
3. Amina Sukma Dewi, SE., M.Sc Sebagai Anggota ( )
NIP 19771207 200812 2 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
HALAMAN MOTTO & PERSEMBAHAN
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan
(QS. Al-Insyirah:6)
Saat hati berkata ingin, namun Tuhan berkata tunggu...
Saat airmata harus menetes, Tuhan berkata tersenyumlah....
Saat semua terasa membosankan Tuhan berkata, teruslah melangkah...
Karna Tuhan lebih tau rancangan apa yang mendatangkan kebaikan
dalam hidup kita hari ini....
Thanks to Allah Subbhana Wata’Alla
Kupersembahkan karya ini untuk :
My Beloved Father, Mom, My Brother’s and Sister’s...
My “Jlex”...
All My Friend’s Griya Widoro Asri 2...
All My Friend’s Management Solid Squad ’09 Extension...
~Thanks All For Your Supports~
Almamaterku...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, tiada sesuatu yang lebih indah kecuali berucap syukur
kehadirat-Nya karena atas berkah, rahmat dan ridho-Nya serta iringan doa,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk
mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen pada Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tulus kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun
secara tidak langsung hingga selesainya skripsi ini.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada:
1. Dr. Wisnu Untoro, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi UNS.
2. Dr. Hunik Sri Runing S., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Wiyono, MM selaku Sekretaris Program Manajemen Non-Reguler
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta dan selaku
Pembimbing Akademik.
4. Bapak Drs. Suseno, MM selaku pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan bantuan yang sangat berguna dalam
penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Semua dosen dan staff Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah membantu dalam pengerjaan skripsi ini baik secara
langsung dan tidak langsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
6. Doctor.Comp (Mas Budi&Mas Irvan), yang telah memberikan banyak
bantuan, bimbingan serta masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu-
persatu. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
dalam skripsi ini karena itu segala masukan, kritik dan saran yang
membangun akan menjadikan skripsi ini lebih berarti.
Surakarta, Desember 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
ABSTRACT .................................................................................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B.Perumusan Masalah ................................................................. 6
C.Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D.Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ....................................................................... 8
1. Atmosphere (Suasana)
a. Pengertian Atmosphere ................................................... 8
b. Faktor Pengaruh Dalam Menciptakan Atmosphere ....... 9
2. Customer Experience (Pengalaman Pelanggan) ................. 16
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. Joy (Kesenangan)
a. Peran Faktor Emosi Pelanggan Dalam Perilaku
Konsumen ...................................................................... 18
b. Pengertian Joy (Kesenangan) ......................................... 20
4. Loyalitas Pelanggan
a. Pengertian Loyalitas Pelanggan ..................................... 21
b. Hubungan Loyalitas Merek Dengan Loyalitas
Pelanggan ...................................................................... 23
c. Tahap-tahap Loyalitas .................................................... 24
B. Penelitian Terdahulu ............................................................... 27
C. Kerangka Pemikiran ............................................................... 28
D. Hipotesis ................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................... 33
B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel .................................... 33
C. Definisi Operasional ............................................................... 35
D. Pengujian Statistik .................................................................. 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 48
B. Karakteristik Data Responden ................................................ 49
C. Karakteristik Tanggapan Responden ..................................... 51
D. Pretest (Sampel Kecil) ............................................................ 60
E. Uji Kucukupan Sampel dan Asumsi SEM ............................. 63
F. Sampel Besar .......................................................................... 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
G. Penilaian Model Fit ................................................................ 77
H. Modifikasi Model Struktural .................................................. 80
I. Uji Hipotesis Model Koefisien Jalur ....................................... 82
J. Analisis Direct Effect, Indirect Effect, dan Total Effect ......... 83
K. Pembahasan ............................................................................ 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................ 88
B. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 88
C. Saran ....................................................................................... 88
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
II.1 Kerangka Pemikiran ............................................................................... 28
IV.1 Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA) ......................................... 68
IV.2 Model Struktural (SEM) ....................................................................... 78
IV.3 Model Struktural setelah di-Modifikasi ................................................ 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
III.1Goodness-Of-Fit Indicies ....................................................................... 47
IV.1 Distribusi Jenis Kelamin Responden .................................................... 50
IV.2 Distribusi Usia Responden ................................................................... 50
IV.3 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden .......................................... 51
IV.4 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Ambience ........................ 52
IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Interaction ....................... 54
IV.6 Deskripsi Tanggapan Responden Mengenai Design ............................ 56
IV.7 Deskipsi Tanggapan Responden Mengenai Joy ................................... 58
IV.8 Deskipsi Tanggapan Responden Mengenai Loyalty ............................. 59
IV.9 Hasil Uji Validitas Konstruk ................................................................ 61
IV.10 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................... 62
IV.11 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 64
IV.12 Hasil Pengujian Outlier ....................................................................... 65
IV.13 Hasil Validitas Konvergen Variabel Ambience .................................. 69
IV.14 Hasil Validitas Konvergen Variabel Interaction ................................ 70
IV.15 Hasil Validitas Konvergen Variabel Design ....................................... 70
IV.16 Hasil Validitas Konvergen Variabel Joy ............................................ 71
IV.17 Hasil Validitas Konvergen Variabel Loyalty ...................................... 71
IV.18 Hasil Pungujian Reliabel Konstruk Variabel Ambience ..................... 73
IV.19 Hasil Pengujian Reliabel Konstruk Variabel Interaction ................... 74
IV.20 Hasil Pengujian Reliabel Konstruk Variabel Design .......................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
IV.21 Hasil Pengujian Reliabel Konstruk Variabel Joy ............................... 76
IV.22 Hasil Pengujian Reliabel Konstruk Variabel Loyalty ......................... 77
IV.23 Evaluasi Goodness-of-Fit Indices ....................................................... 79
IV.24 Evaluasi Goodness-of-Fit Indices setelah Modifikasi ......................... 81
IV.25 Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................... 82
IV.26 Direct Effect ........................................................................................ 83
IV.27 Indirect Effect ..................................................................................... 84
IV.28 Total Effect ......................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT
ELENADIA VIRANTIKA SENJAYA NIM F.1209027
THE INFLUENCE OF ATMOSPHERE EXPERIENCE IN LOYALTY THAT
MEDIATED BY JOY (Research to the Visitors of Pandawa Water World Solo Baru Tourism Object)
This research was done in Pandawa Water World Solo Baru Tourism
Object, with the purposes of this research are (1) to examine the influence of ambience perception of visitors’ joy feelings, (2) to examine the influence of interaction perception with the service of visitors’ joy feeling, (3) to examine the influence of design perception of visitors’ joy feelings, (4) to examine the influence of joy feelings in visitors’ loyalty.
The population of this research is Surakarta people that ever visited Pandawa Water World. The sample of this research is all Surakarta people who had ever visited Pandawa Water World minimal two times. Sampling technique used quota sampling, the numbers of sample that was used are 150 respondents. Data collection technique which used was questioner method. Analyzing data in this research used AMOS (Analysis of Moment Structure) program or SEM (Structural Equation Modelling) as the analysis tools.
The result of this analysis showed that there were significant and positive influence in the influence of interaction in happy feeling (joy), the influence of design in happy feeling (joy), and the influence of happy feeling (joy) in visitors’ loyalty. While the ambience had no significant influence in happy feeling (joy).
Key Words : atmosphere experience, joy, customer loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
ABSTRAK
ELENADIA VIRANTIKA SENJAYA NIM F.1209027
PENGARUH ATMOSPHERE EXPERIENCE PADA LOYALTY
YANG DIMEDIASI OLEH JOY (Studi pada Pengunjung Objek Wisata Pandawa Water World Solo Baru)
Penelitian ini dilakukan pada objek wisata Pandawa Water World Solo
Baru, adapun tujuan dari penelitian adalah (1) Untuk menguji pengaruh persepsi ambience pada perasaan joy para pengunjung,(2) Untuk menguji pengaruh persepsi interaction dengan layanan jasa pada perasaan joy para pengunjung, (3) Untuk menguji pengaruh persepsi design pada perasaan joy para pengunjung, (4) Untuk menguji pengaruh perasaan joy pada loyalitas pengunjung.
Populasi penelitian ini adalah masyarakat Surakarta yang pernah mengunjungi Pandawa Water World. Sampel dari penelitian adalah seluruh masyarakat Surakarta yang pernah mengunjungi objek wisata Pandawa Water World minimal dua kali. Teknik pengambilan sampel menggunakan quota sampling, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 150 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan metode kuesioner. Penganalisisan data dalam penelitian ini menggunakan program AMOS (Analysis of Moment Structure) atau SEM (Structural Equation Modelling) sebagai alat analisisnya.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif baik pengaruh interaction pada perasaan senang (joy), pengaruh design pada perasaan senang (joy), dan pengaruh perasaan senang (joy) pada loyalitas pelanggan. Sedangkan ambience tidak berpengaruh signifikan pada perasaan senang (joy).
Kata kunci : atmosphere experience, joy, customer loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan sektor pariwisata saat ini mulai dikembangkan dan
diminati masyarakat. Kondisi ini dimungkinkan dengan beranekaragamnya
sumber daya yang tersedia yang sangat potensial untuk dikembangkan.
Pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting bagi suatu
negara. Dengan pariwisata, maka suatu negara atau lebih khusus lagi
pemerintah daerah tempat objek wisata itu berada, akan mendapatkan
pemasukan dari pendapatan setiap objek wisata. Pariwisata juga merupakan
komoditas yang dibutuhkan oleh setiap individu.
Jawa Tengah memiliki banyak objek wisata yang menarik mulai dari
wisata alam, wisata budaya,wisata sejarah maupun wisata buatan. Pariwisata
di Jawa Tengah merupakan sektor unggulan dan sektor yang mampu
menciptakan multiplier effect. Potensi ini bisa menarik wisatawan nusantara
dan wisatawan mancanegara untuk berkunjung tempa-tempat wisata di Jawa
Tengah.
Salah satu kota wisata di Jawa Tengah yang menyediakan berbagai
macam pilihan pariwisata, adalah Solo. Solo merupakan kota yang
menyimpan begitu banyak keunikan yang bisa dinikmati dan objek-objek
wisata yang bisa dikunjungi. Ada wisata budaya seperti Kraton Kasunanan
Solo, Kraton Mangkunegaran Solo, Museum Radya Pustaka, Astana Giri
Bangun (Karanganyar), Benteng Vastenberg dan Museum Pubakala Sangiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
(Sragen). Selain wisata budaya, ada juga tempat wisata yang menonjolkan
keindahan alam seperti Grojokan Sewu, Cemara Sewu (Tawangmangu),
Wisata Alam Sondokoro (Karangannyar), dan Taman Satwa Taru Jurug. Solo
juga memiliki wisata buatan serta wisata kuliner seperti Wisata Air Pandawa
Water World (Solo Baru), Pasar Malam Ngarsopuro, dan Galabo (Gladak
Langen Boga).
Layanan hidonis seperti pariwisata mampu memberikan pengalaman
serta membangkitkan emosi pelanggan. Pariwisata memiliki potensi untuk
menimbulkan reaksi emosional dan pengalaman yang kuat oleh konsumen
(Otto dan Ritchie, 1996 dalam Slatten et al., 2009:721). Sifat dari pengalaman
ini sangat penting untuk industri pariwisata, karena pegalaman tidak berwujud
adalah inti dari produk atau jasa mereka (Yuan dan Wu, 2008 dalam Slatten et
al.,2009:721). Dengan kata lain, pengalaman menjadi produk dan jasa industri
pariwisata (Williams, 2006), dan hasil pengalaman tersebut dapat menyentuh
pelanggan secara emosional.
Objek wisata air Pendawa Water World sampai saat ini masih menjadi
tujuan pilihan tempat rekreasi masyarakat kota Solo. Objek wisata Pandawa
Water World adalah wahana wisata air pertama dan satu-satunya di kota Solo
sehingga merupakan wisata baru bagi masyarakat kota Solo. Objek wisata
yang baru dibuka pada tahun 2007 ini merupakan sebuah tempat wisata yang
sangat menarik, menyenangkan dan ideal sebagai tempat rekreasi bersama
keluarga, teman atau saudara. Potensi yang sangat dominan adalah kolam
renang sebagai daya tarik utama yang memiliki desain menarik dan memiliki
banyak wahana permainan mulai dari untuk anak-anak hingga dewasa seperti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Race Slide, Volcanic Pool, dan Kolam Ombak. Selain fasilitas permainan,
Pandawa Water World juga menyediakan foodcourt yang dilengkapi fasilitas
hotspot area, toko sovenir, gazebo, loker, ban gratis/pelampung, parkir yang
luas, dan lain-lain. Pihak manajemen juga menyiagakan petugas penyelamat
untuk mengantisipasi kecelakaan yang terjadi. Kelebihan objek wisata
Pandawa Water World bukan hanya pada wahana permainan airnya saja,
tetapi juga penyajian desain arsitektur bangunan yang diambil dari beberapa
tokoh legenda pewayangan. Hal inilah yang membuat wisatawan tertarik
untuk berkunjung disana.
Untuk menunjang atau memenuhi pengalaman pelanggan, penciptaan
atmosphere yang baik, nyaman dan tepat akan sangat menentukan, membuat
pelanggan betah berlama-lama dengan fasilitas dan pelayanan yang diberikan,
sehingga dapat membangkitkan emosi pelanggan untuk tidak jera dan akan
mengunjungi lagi tempat pariwisata tersebut. Atmosphere sebagai salah satu
sarana komunikasi untuk dapat menciptakan suasana positif dan
menguntungkan sehingga dibuat semenarik mungkin. Menurut Lamb, Hair
dan McDaniel (2001:105) suasana (atmosphere), yaitu kesan keseluruhan
yang disampaikan oleh tata letak fisik toko, dekorasi, dan lingkungan
sekitarnya. Lingkungan pembelian yang terbentuk pada akhirnya akan
menciptakan image dari toko, menimbulkan kesan yang menarik dan
meyenangkan bagi konsumen untuk melakukan pembelian.
Dengan pengelolaan atmosphere yang baik dan tepat, maka tempat
pariwisata tersebut dapat menarik minat pelanggan untuk melakukan
kunjungan sekaligus memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
pengalaman atmosphere yang menyenangkan dan nyaman. Pengelolaan
atmosphere secara efektif guna menciptakan perasaan positif bagi pelanggan.
Sherman et al.(1997,dalam Tjiptono,2007:383) menemukan bahwa faktor
sosial dan desain lingkungan toko (store atmosphere) berpengaruh positif
terhadap kesenangan (joy). Jika rasa joy itu timbul maka dengan sendirinya
pelanggan akan merasa betah berlama-lama atau melakukan kunjungan ulang.
Emosi memainkan peranan penting dalam tahap kunjungan ulang.
Krishnan dan Olshavsky (1995, dalam Tjiptono,2007:383) menemukan bahwa
emosi memiliki peranan ganda dalam kepuasan pelanggan, yaitu emosi yang
timbul dalam persepsi terhadap kinerja dan emosi yang muncul selama proses
evaluasi terhadap kinerja. Ditinjau dari sudut pandang model fungsional
terhadap emosi, congnition dan appraisal merupakan bagian dari respon
emosional dalam kepuasan pelanggan (Edwardson,1998 dalam
Tjiptono,2007:383). Dalam tahap kunjungan ulang konsumen tidak hanya
merasakan kepuasan atau ketidakpuasan, namun juga berbagai emosi lainya,
seperti marah, senang, jengkel, sedih dan lain-lain.
Joy terjadi ketika pengelola jasa tidak saja memenuhi harapan
pelanggan, tetapi juga mampu memberikan sesuatu melebihi harapan
pelanggan dan hal ini merupakan sesuatu yang menyenangkan bagi pelanggan.
Bila melebihi harapan pelanggan akan merasa senang. Perasaan joy tersebut
dapat menjadi stimuli pelanggan untuk melakukan kunjungan, yang berlanjut
pada proses interaksi hingga pada sikap loyalitas yang diberikan para
pelanggan pada Pandawa Water World, karena apa yang diharapkan sesuai
dengan yang diterima atau melampauinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Loyalitas konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui
proses belajar dan berdasarkan hasil pengamatan dari konsumen yang
melakukan pembelian/kunjungan yang konsisten sepanjang waktu karena
memiliki sikap yang positif terhadap suatu produk atau jasa tertentu.
Pelanggan yang loyal memiliki beberapa keuntungan bagi perusahaan
diantaranya konsumen yang loyal kurang sensitif terhadap harga. Dengan
tetap berlangganan atau membeli produk yang sama untuk periode yang lama
dan menyebarkan informasi yang positif tentang perusahaan dari produk yang
ditawarkan. Loyalitas konsumen bisa terbentuk apabila mereka mempunyai
sikap positif terhadap sebuah produk atau jasa yang ditandai dengan komitmen
pada masa yang akan datang (Kotler, 1999:557).
Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang
atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas konsumen
merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam
menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang diberikan oleh pihak
perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.
Dengan demikian pengelolaan atmosphere yang menyenangkan dan
menghibur sangat penting untuk pengalaman positif pelanggan, yang
akibatnya menyebabkan perasaan joy, yang nantinya akan berpengaruh pada
loyalitas bagi pengunjung Pandawa Water World.
Berdasarkan pemaparan diatas, penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
“PENGARUH ATMOSPHERE EXPERIENCE PADA LOYALTY
YANG DIMEDIASI OLEH JOY” (Studi pada Pengunjung Objek Wisata
Pandawa Water World Solo Baru)
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti merumuskan masalah
penelitian sebagai berikut :
1. Apakah persepsi ambience di Pandawa Water World berpengaruh pada
perasaan joy para pengunjung?
2. Apakah persepsi interaction dengan layanan jasa yang diberikan Pandawa
Water World berpengaruh pada perasaan joy para pengunjung?
3. Apakah persepsi design di Pandawa Water World berpengaruh pada
perasaan joy para pengunjung?
4. Apakah perasaan joy para pengunjung Pandawa Water World berpengaruh
pada loyalitas pengunjung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan peneliti
menentukan tujuan penelitian sebagai berikut :
1. Untuk menguji pengaruh persepsi ambience di Pandawa Water World
pada perasaan joy para pengunjung.
2. Untuk menguji pengaruh persepsi interaction dengan layanan jasa yang
diberikan Pandawa Water World pada perasaan joy para pengunjung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
3. Untuk menguji pengaruh persepsi design di Pandawa Water World pada
perasaan joy para pengunjung.
4. Untuk menguji pengaruh perasaan joy pada loyalitas pengunjung Pandawa
Water World.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang ingin dicapai :
1. Bagi Akademis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi
penelitian selanjutnya dengan topik penelitian yang sejenis serta dapat
menjadi bahan pembanding.
2. Bagi Perusahaan
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, untuk bahan evaluasi dan dapat
menjadi pertimbangan perusahaan agar lebih meningkatkan kesenangan
dan kenyaman pengunjung untuk membangun penggunjung yang loyal
selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan serta
memberikan informasi atau masukan terhadap penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
E. Landasan Teori
1. Atmosphere (Suasana)
a. Pengertian Atmosphere
Menurut Levy & Weitz (2001:576) Atmosphere adalah : ”Design of
environmental via communication, lighting, color, music, and scent to
stimulate customer perceptual and emotional responses and ultimately to
affect their purchase behavioural”. (“Desain lewat komunikasi,
pencahayaan, warna, musik untuk menstimulus persepsi konsumen dan
respon emosional dan terutama mempengaruhi poin pembelian”).
Atmosfer toko sebagai karakteristik fisik toko yang digunakan
untuk mengembangkan dan menciptakan konsumen. Penerangan, suara, bau
dan atribut lainnya membentuk image (gambaran) konsumen. Beberapa
konsumen memperlihatkan kesan kepada toko sebelum masuk (contoh
lokasi, desain eksterior, dan lainnya) atau setelah memasuki toko (contoh
display, lebar antar rak, penerangan, dan lainnya).
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001:105) suasana
(atmosphere), yaitu kesan keseluruhan yang disampaikan oleh tata letak
fisik toko, dekorasi, dan lingkungan sekitarnya. Lingkungan pembelian
yang terbentuk pada akhirnya akan menciptakan image dari toko,
menimbulkan kesan yang menarik dan meyenagkan bagi konsumen
untuk melakukan pembelian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Atmosphere sebagai alat yang penting untuk bagaimana
seseorang dapat mengubah atau mempengaruhi sikap dan perilaku
pelanggan (Kotler, 1973 dalam Slatten et al., 2009).
Bitner (1992, dalam Slatten et al., 2009) menyatakan bahwa
membangun atmosphere sangat penting untuk layanan organisasi karena
layanan yang diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.
b. Faktor Pengaruh Dalam Menciptakan Atmosphere
Menurut Lamb, Hair dan McDaniel (2001:108), faktor-faktor
yang berpengaruh dalam menciptakan store atmosphere adalah :
a. Jenis karyawan dan kepadatan : Karakteristik umum
karyawan, sebagai contoh, rapi , ramah, dan berwawasan luas atau
berorientasi pada pelayanan.
b. Jenis barang dagangan dan kepadatan : Jenis barang
dagangan yang dijual dan bagaimana barang tersebut dipajang
menentukan suasana yang ingin diciptakan oleh pengecer.
c. Jenis perlengkapan tetap (fixture) dan kepadatan :
Perlengkapan tetap bisa elegan (terbuat dari kayu jati), trendi (dari
krom dan kaca tidak tembus pandang). Perlengkapan tetap harus
konsisten dengan suasana umum yang ingin diciptakan.
d. Bunyi suara : Bunyi suara bisa menyenangkan atau
menjengkelkan bagi seorang pelanggan. Musik juga bisa membuat
konsumen tinggal lebih lama di toko dan membeli lebih banyak atau
makanan dengan cepat dan meninggalkan meja bagi pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
lainnya. Musik dapat mengkontrol lalu lintas di toko, menciptakan
suatu citra dan menarik atau mengarahkan perhatian pembelanja.
e. Aroma : Bau bisa merangsang maupun mengganggu
penjualan. Penelitian menyatakan bahwa orang-orang menilai barang
dagangan secara lebih positif, menghabiskan waktu yang lebih
berkunjung, dan umumnya bersuasana hati lebih baik bila ada aroma
yang dapat disetujui.
f. Faktor visual : Warna dapat menciptakan suasana
hati atau memfokuskan perhatian. Warna merah, kuning dan orange
dianggap sebagai warna yang hangat dan kedekatan diinginkan.
Warna-warna yang menyejukkan seperti biru, hijau dan violet
digunakan untuk membuka tempat-tempat yang tertutup dan
meciptakan suasana yang elegan dan bersih. Pencahayaan juga bisa
mempunyai pengaruh penting. Konsumen lebih merasa senang bila
tempat itu memiliki pencahayaan yang kuat dan baik.
Suatu kontributor atmosphere adalah lingkungan fisik, dimana
menjelaskan sebagai ruang pelayanan (service space) (Bitner, 1992
dalam Slatten et al., 2009). Meskipun ruang pelayanan penting dalam
kaitannya dengan pengalaman pelanggan, yang membangun atmosphere
mencakup lebih dari fisik lingkungan dimana layanan itu dapat
diberikan. Lingkungan fisik mempengaruhi perilaku dan menciptakan
citra kebanyakan dalam bisnis jasa seperti hotel, bank, restoran, toko
ritel dan rumah sakit. Karena layanan pada umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi konsumen secara bersamaan saat dalam fasilitas dimana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
layanan ini dihasilkan. Fasilitas (toko) tidak dapat disembunyikan dan
ternyata memiliki dampak yang kuat pada persepsi konsumen pada
pengalaman pelayanan (Bitner, 1992 dalam Slatten et al., 2009).
Atmosphere bisa dibagi menjadi tiga aspek, yaitu:
1) Ambience (Suasana)
Ambience atau situasi berhubungan dengan persepsi
pelanggan dan pengalaman dari latar belakang kondisi lingkungan
(Milliman, 1986 dalam Slatten et al., 2009). Latar belakang kondisi
bisa menyiratkan berbagai elemen, antara lain :
(1) Aroma
Para konsumen lebih suka datang kembali ke gerai toko yang
aroma ruangannya terjaga. Hal tersebut membuat konsumen
merasa lebih nyaman dalam berbelanja. Menurut Mowen & Minor
(2002:140) menyatakan suatu studi yang dilakukan belakangan ini
mendapatkan para pembelanja lebih sering kembali ke toko-toko
yang diberi wewangian dan menganggap barang-barang yang
dijual di toko ini mempunyai kualitas lebih baik daripada barang-
barang yang dijual di toko yang tidak diberi wewangian.
(2) Warna
Pewarnaan di dalam toko adalah sumber pengaruh yang potensial
pada persepsi maupun perilaku konsumen. Menurut Darmaprawira
(2003:33), warna-warna yang hangat akan mengundang orang
untuk mendekat, warna-warna sejuk dinilai lebih positif, menarik
dan merilekskan. Warna hangat (merah, kuning, dan jingga)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
sifatnya cenderung menstimulasi, positif, agresif, menarik
perhatian dan menghasilkan respon yang aktif.
(3) Suara
Suara adalah aspek yang paling sering dipelajari dari suasana.
Sebagai contoh, dengan fokus pada suara musik sebagai segi
atmosphere, Milliman (1986 dalam Slatten et al., 2009)
menemukan bahwa kerja dengan tempo musik yang berbeda
latar belakang berkaitan dengan arus lalu lintas dan penerimaan
kotor pada restoran. Smith dan Curnow (1966 dalam Slatten et
al., 2009) berpendapat bahwa pembeli menghabiskan waktu di
toko ketika musik dimainkan keras daripada saat dimainkan
lembut. Wilson (2003 dalam Slatten et al., 2009) menyimpulkan
bahwa jenis musik yang berbeda memiliki efek yang berbeda
pada atmosphere yang dirasakan dan jumlah yang siap
dibelanjakan pelanggan. Akibatnya, berbeda tingkat gelombang
suara (seperti musik) sangat erat terkait dengan pengalaman
pelanggan dan perilaku.
(4) Pencahayaan
Pencahayaan yang tepat dapat menambah tekstur, daya tarik,
dan keindahan suatu bangunan. Efektif pencahayaan menarik
perhatian dan menciptakan kesan tentang suasana di dalam.
Cahaya terang akan mempromosikan suasana keaktifan dan
sosialisasi, sementara cahaya redup meningkatkan rasa relaksasi
(Heide dan Grønhaug, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Sejumlah elemen dari ambience digunakan, tergantung pada
karakteristik dari layanan yang ditawarkan dan segmen pelanggan.
2) Interaction (Interaksi)
Jenis interaksi didefinisikan sebagai waktu selama kunjungan
antara pelanggan yang berbicara/berinteraksi dengan penyedia
layanan. "Waktu" dalam definisi ini bisa bervariasi di sepanjang
rangkaian dari waktu yang dihabiskan (misalnya membeli tiket di
pintu masuk objek wisata) untuk waktu yang digunakan lebih pada
membangun hubungan pendekatan (misalnya berbicara dengan
penyedia layanan selama kunjungan).
Czepiel dan Gilmore (1987 dalam Slatten et al., 2009)
menyimpulkan bahwa interaksi manusia lebih menarik dari yang
bukan perseorangan. Akibatnya, perusahaan harus bekerja keras
untuk memberikan layanan yang memenuhi atau, bahkan lebih baik,
melebihi harapan layanan pelanggan (Zeithaml et al., 1993 dalam
Slatten et al., 2009). Misalnya, beberapa penyedia layanan, seperti
Disney, menghabiskan waktu berbulan-bulan pelatihan karyawan
dalam metode yang berbeda tentang bagaimana untuk berinteraksi
dengan pelanggan selama tinggal di Taman Disney (Rubis, 1998
dalam Slatten et, al., 2009). Bitner (1990 dalam Slatten et al., 2009)
menulis bahwa kedua kemampuan karyawan untuk jawaban yang
benar mengenai kebutuhan pelanggan, atau mungkin pelayanan
kegagalan pengiriman, dan adanya tindakan karyawan sangat
berhubungan dengan persepsi pelanggan karyawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pendekatan hubungan pelanggan menurut Chase (1981 dalam
Slatten et al., 2009) dimana tingkat interaksi yang lebih tinggi
dengan pelanggan meningkatkan kesempatan penjualan. Wong (2004
dalam Slatten et al., 2009) berpendapat bahwa emosi memainkan
peran penting dalam hubungan interaksi karyawan-pelanggan.
Arnould dan Price (1993dalam Slatten et al., 2009) dalam
penelitian tentang interaksi konsumen-pemandu arung jeram di
sungai menemukan bahwa pengalaman pelanggan terkait dengan
berbagai emosi (baik negatif dan positif). Secara tidak langsung
menunjukkan bahwa emosi harus dipertimbangkan ketika
mempelajari interaksi antara penyedia layanan dan pengalaman
pelanggan. Karyawan harus menekankan menciptakan pengalaman
positif menyenangkan dan menghibur selama interaksi akan
mendatangkan emosi pelanggan, seperti perasaan senang. Kondisi ini
penting dalam kasus seperti Pandawa Water World, sebagai layanan
pengaturan, dapat dicirikan sebagai kesenangan yang digerakkan
perusahaan, dan merupakan tujuan yang penting bagi pelanggan
adalah memiliki waktu yang tepat dan pengalaman senang (Bigné et
al., 2005 dalam Slatten et al., 2009).
Layanan penyedia jasa hedonis sebagai tujuan utama untuk
membujuk pelanggan dengan perasaan senang (sukacita) saat
berinteraksi dengan pelanggan. Hal ini juga masuk akal untuk
menganggap bahwa pelayanan karyawan yang suka membantu, dan
menunjukkan empati, serta yang sangat ramah, dapat menyebabkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
tingkat yang lebih besar dari rangsangan dan kesenangan. Senyum
sederhana dari seorang karyawan dapat dengan sendirinya
menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi
(Søderlund dan Rosengren, 2008 dalam Slatten et al., 2009).
Interaksi antara pelanggan dan penyedia layanan sangat
penting. Perusahaan harus bekerja keras untuk memberikan layanan
yang memenuhi keinginan pelanggan. Bahkan citra toko dan
kemampuan membangun loyalitas sangat bergantung pada
ketersediaan dan karakteristik tenaga penjual. Kehandalan karyawan
dapat menciptakan loyalitas konsumen melalui kepercayaan dan
kepuasan.
3) Design (Desain)
Desain store atmosphere ini juga perlu dirumuskan pada
tatanan yang strategis, karena itu dalam perencanaan dan proses
perancangannya haruslah memperhatikan elemen strategis lainnya
seperti halnya lokasi, pilihan barang dan positioning atas konsep
toko. Dengan perencanaan yang tepat akan hadir nuansa, atmosfer
dan estetika yang menarik bagi pelanggan. Dengan desain interior
toko yang sesuai diharapkan pengunjung dapat tertarik untuk
menentukan pilihan toko. Desain toko merupakan properti fisik yang
sering menjadi perhatian pemasar dan pelanggan.
Kondisi ruang dapat mempengaruhi keadaan emosi
konsumen yang menyebabkan meningkatnya atau menurunnya
pembelian (Kusumowidagdo, 2005:18).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Sedangkan manfaat penataan suasana lingkungan toko,
menurut Engel dalam Lavini (2008) yaitu :
1) Membantu mengarahkan perhatian konsumen.
2) Memperlihatkan siapa konsumen sasarannya dan positioning
(penempatan) yang dilakukannya.
3) Mampu mengerakkan reaksi emosi konsumen seperti perasaan
senang atau suka. Perasaan suka itu mampu mempengaruhi
jumlah waktu dan uang yang dihabiskan konsumen selama
berbelanja.
2. Customer Experience (Pengalaman Pelanggan)
Menurut Frow dan Payne (2007, dalam Tandjoyo, N., dan
Agustinus, N., 2009), customer experience dapat diartikan sebagai
interpretasi seorang konsumen terhadap interaksi total konsumen tersebut
dengan sebuah merek. Tujuan akhir dari penerapan konsep ini adalah untuk
menciptakan hubungan yang baik dengan konsumen dan membangun
loyalitas konsumen.
Gupta dan Vajic (1999) menulis bahwa pengalaman (experience)
terjadi ketika seorang pelanggan memiliki sensasi atau akuisisi
pengetahuan, atau keduanya, sebagai hasil dari interaksi dengan berbagai
unsur-unsur konteks yang dibuat oleh penyedia layanan.
Pengalaman (experience) adalah peristiwa pribadi yang terjadi
sebagai jawaban atas beberapa rangsangan. Pengalaman melibatkan seluruh
dalam setiap peristiwa kehidupan. Dengan kata lain, sebagai pemasar harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
menata lingkungan yang benar untuk pelanggan dan apa sebenarnya yang
diinginkan pelanggan. Pengalaman pada umumnya bukan dihasilkan atas
diri sendiri tapi bersifat membujuk pada atau secara psikologi, pengalaman
adalah sesuatu hal yang terjadi tanpa unsur kesengajaan. (Schmitt 1999,
dalam Slatten et al., 2009).
Berry, Carbone dan Haeckel (2002) menyatakan bahwa sebuah
perusahaan haruslah memahami perjalanan seorang konsumen, dimulai dari
harapan konsumen sebelum datang sampai dengan penilaiaan konsumen
ketika telah melakukan kunjungan.
Tahap awal yang dihadapi oleh perusahaan untuk menyediakan
total customer experience adalah dengan mengenali clues yang ada. Semua
yang dirasakan, dilihat merupakan experience clues. Produk dan layanan
yang ditawarkan, karyawan/staf baik body language, nada suara, maupun
pakaian merupakan petunjuk yang akan membawa ke total customer
experience.
Adapun tiga kategori dari experience clues (Berry&Carbone,
2007), atara lain:
a. Functional Clues
Merupakan kualitas teknik yang ditawarkan. Petunjuk ini adalah tentang
“apa” yang dimaksud dengan pengalaman, merefleksikan reliability dan
fungsi dari sebuah produk dan jasa. Semuannya yang mempengaruhi
persepsi konsumen terhadap kualitas teknik baik melalui kehadirannya
ataupun tidak, merupakan functional clues.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b. Mechanic Clues
Petunjuk yang berasal dari sebuah objek maupun layanan yang tidak
berwujud. Misalnya desain bangunan, furniture, warna, pencahayaan,
bau, suara, serta layanan yang tidak secara langsung kepada konsumen.
c. Humanic Clues
Petunjuk yang berasal dari perilaku maupun penampilan dari seorang
penyedia jasa, misalnya pilihan kata, nada suara, body language,
kebersihan dan pakaian yang cocok.
3. Joy (Kesenangan)
a. Peran Faktor Emosi Pelanggan Dalam Perilaku Konsumen
Emosi dapat diartikan sebagai “consciousness of the occurrence
of some phsylogical arousal followed by a behavioral response along
with the appraised meaning of both “ (Sheth et al., 1999, dalam
Tjiptono, 2007). Definisi ini menekankan bahwa emosi terdiri atas tiga
komponen yang saling berkaitan, yaitu fisiologis, behavioral, dan
kongnitif.
Emosi dan mood states memainkan peranan penting dalam
proses pengambilan keputusan konsumen, mulai dari identifikasi
masalah sampai perilaku purnabeli. Umumnya, setiap produk tangible
dan intangible memiliki “makna simbolis” (Belk, 1988; Holbrook &
Hirscman, 1982, dalam Tjiptono, 2007). Peranan makna simbolis sangat
penting dan dominan dalam berbagai situasi, terutama dalam hedonic
consumption.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Peranan faktor emosi konsumen ada bermacam-macam
(Tjiptono, 2007:383), yaitu :
1) Perusahaan mengelola tiga faktor utama lingkungan toko (faktor
sosial, desain dan ambience) secara efektif guna menciptakan mood
positif bagi pelanggan. Hal ini pada gilirannya akan berkontribusi
pada terciptanya pengalaman pelanggan yang menyenangkan.
2) Pemasar jasa perlu menerapkan ancangan iklan yang berbeda untuk
kategori individu yang berlainan. Ancangan soft-sell (image-
oriented) cocok diterapkan untuk menarik minat high-self-
monitoring individuals yang sangat mempedulikan ”being the right
person in the right place at the right time” (Synder & DeBono,
1985). Ancangan ini banyak diadopsi dalam mengiklankan hotel
mewah, tempat wisata, kartu kredit, dan jasa penerbangan eksklusif.
3) Pemasar jasa bisa menawarkan nilai sosial dan emosional spesifik
melalui prestige pricing; ekslusifitas ketersediaan jasa; komunikasi
pemasaran yang berbasis citra sosial dan berfokus pada asosiasi
dengan figur, objek atau simbol tertentu; dan penawaran eksklusif
yang baru (Sheth,et al., 1999).
4) Pemasar juga bisa membentuk kelompok konsumen eksklusif
(seperti, Harley Owner Group) yang mengelola berbagai aktivitas
khusus. Melalui partisipasi dalamberbagai event yang
diselenggarakan, konsumen bisa mendapatkan konsumen emosional
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Pengertian Joy (Kesenangan)
Hicks et al. (2005, dalam Teofilus,Sabrina 2008) berpendapat
bahwa senang dapat diartikan sebagai suatu ekspresi positif dari
konsumen ketika barang atau jasa yang diterima sesuai dengan
ekspektasinya, sehingga menimbulkan kejutan dan persaan senang bagi
konsumen.
Senang sering termasuk dalam label umum “positif
mempengaruhi" dalam penelitian kepuasan pada emosi (Ekman, 1994;
Richins, 1997; Shaver et al., 1987, dalam Slaten et al., 2009).
Menurut Lovelock et al. (2002 dalam Teofius,Sabrina 2008)
senang merupakan elemen yang sangat penting dalam dunia pemasaran
karena dengan adanya konsumen yang sangat terpuaskan dengan barang
atau jasa yang kita tawarkan maka konsumen akan membantu kita dalam
mengurangi biaya dalam menarik pelanggan baru dengan cara
mempromosikan perusahaan kita lewat mulut ke mulut. Selain itu
pelanggan yang senang juga akan merekomendasikan barang atau jasa
kita kepada orang lain. Keuntungan lain adalah pelanggan yang senang
akan menjadi tidak terlalu sensitif terhadap perubahan harga dan akan
lebih bisa memaklumi seandainya terjadi komplain.
Keadaan emosional akan membuat dua perasaan yang dominan
yaitu perasaan senang dan membangkitkan keinginan, baik yang muncul
dari psikologikal ataupun keinginan yang bersifat mendadak (impulse).
Kondisi ruang dapat mempengaruhi keadaan emosi konsumen yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
menyebabkan meningkatnya atau menurunnya pembelian
(Kusumowidagdo, 2005).
4. Loyalitas Pelanggan
a. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler (2005:18), menyebutkan bahwa customer loyalty
adalah suatu pembelian ulang yang dilakukan oleh seorang pelanggan
karena komitmen pada suatu merek atau perusahaan.
Loyalitas konsumen secara umum dapat diartikan kesetiaan
seseorang atas suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas
konsumen merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan
konsumen dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang
diberikan oleh pihak perusahaan, serta untuk tetap menjadi konsumen
dari perusahaan tersebut. Loyalitas adalah bukti konsumen yang selalu
menjadi pelangggan, yang memiliki kekuatan dan sikap positif atas
perusahaan ini. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa masing-
masing pelanggan mempunyai dasar loyalitas yang berbeda, hal ini
tergantung dari objektivitas mereka masing-masing.
Menurut Kotler dan Amstrong (1997:554), bahwa loyalitas
berasal dari pemenuhan harapan atau harapan konsumen, sedangkan
ekspektasi sendiri berasal dari pengalaman kunjungan terdahulu oleh
konsumen, opini dari teman dan kerabat dan janji atau informasi dari
pemasar atau pesaing.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Seorang konsumen dapat dikatakan setia atau loyal apabila
pelanggan tersebut menunjukkan perilaku pembelian secara teratur atau
terdapat suatu kondisi dimana mewajibkan konsumen membeli paling
sedikit dua kali dalam selang waktu tertentu, upaya memberikan
kepuasan konsumen dilakukan untuk mempengaruhi sikap konsumen,
sedangkan konsep loyalitas konsumen lebih berkaitan dengan perilaku
konsumen daripada sikap dari konsumen (Griffin : 2005).
Tingkat kesetiaan dari konsumen terhadap suatu barang atau jasa
merek tertentu tergantung pada beberapa faktor, misalnya berapa
besarnya biaya untuk berpindah ke merek barang atau jasa yang lain;
adanya kesamaan mutu, kuantitas, atau pelayanan dari jenis barang atau
jasa pengganti; adanya resiko perubahan biaya akibat barang atau jasa
pengganti; dan berubahnya tingkat kepuasan yang didapat dari merek
baru dibanding dengan pengalaman terhadap merek sebelumnya yang
pernah dipakai. Setiap merek mempunyai ciri khas tersendiri.
Konsumen dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya, akan
membeli produk dan atau jasa dengan merek tertentu. Apabila merek
yang dipilih berhasil memuaskan kebutuhan dan keinginannya, maka
konsumen akan memiliki ingatan akan merek tersebut. Dalam keadaan
seperti ini, kesetiaan konsumen akan mulai timbul dan berkembang.
Pada pembelian selanjutnya, konsumen akan memilih merek yang telah
memeberikan kepuasan, sehingga akan terjadi pembelian yang berulang-
ulang terhadap merek tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Menurut Griffin (2005) keuntungan-keuntungan yang akan
diperoleh perusahaan apabila memiliki konsumen yang loyal antara lain :
1) Dapat mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik
pelanggan yang baru lebih mahal).
2) Dapat mengurangi biaya transaksi.
3) Dapat mengurangi biaya turn over konsumen (karena
penggantian konsumen yang lebih sedikit).
4) Dapat menigkatkan penjualan silang, yang akan memperbesar
pangsa pasar perusahaan.
5) Mendorong word of mouth (mulut ke mulut) yang lebih positif,
dengan asumsi bahwa konsumen yang loyal juga berarti mereka
yang merasa puas.
6) Dapat mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian,
dan lain-lain).
b. Hubungan Loyalitas Merek Dengan Loyalitas Pelanggan
Loyalitas pelangan sangat identik dengan loyalitas merek. Istilah
loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari loyalitas merek yang
mencerminkan loyalitas pelanggan pada merek tertentu. Oleh karena itu,
penggunaannya tidak dapat dibedakan. Brand loyality (loyalitas merek)
merupakan suatu ukuran ketertarikan pelanggan kepada sebuah merek
(Simamora, 2004).
Assael (2001:130) mendefinisikan loyalitas merek secara terus
menerus. Sikap tersebut sebagai suatu pembelajaran terhadap kinerja
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
suatu merek yang mampu memuaskan kebutuhan konsumen. Aaker
(1994) mengemukakan bahwa loyalitas merek merupakan suatu ukuran
ketertarikan seorang pelanggan pada sebuah merek yang mencerminkan
bagaimana seorang pelanggan tidak mungkin akan beralih ke merek lain,
terutama jika merek tersebut membuat suatu perubahan baik dalam harga
atau dalam unsur produk. Mowen dan Minor dalam Dharmmesta (1996)
mengemukakan definisi loyalitas merek sebagai kondisi dimana
konsumen mempunyai sikap positif terhadap sebuah merek, mempunyai
komitmen pada merek tersebut, dan meneruskan pembelian di masa
mendatang. Loyalitas pelanggan tidak akan terjadi tanpa melakukan
pembelian terlebih dahulu dan tanpa memiliki pengalaman
menggunakan. Loyalitas mengacu pada komitmen yang dimiliki oleh
pelanggan untuk sebuah jasa.
c. Tahap-tahap Loyalitas
Loyalitas akan berkembang mengikuti tiga tahap, yaitu tahap
kognitif, afektif, dan konatif. Konsumen akan loyal lebih dulu pada
aspek kognitifnya, kemudian pada aspek afektif, dan akhirnya pada
aspek konatif (Oskamp, 1991 seperti dikutip oleh Dharmmesta,
1999). Pendapat tersebut sejajar dengan ilmu perilaku konsumen,
bahwa konsumen akan melalui tahap learning à perception à attitude
à behavior. Sikap sendiri terdiri dari 3 komponen, yaitu kognitif,
afektif, dan konatif. Komponen kognitif berkaitan dengan proses
pembelajaran konsumen, sedangkan komponen afektif berkaitan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan sikap, dan konatif berkaitan dengan perilaku. Hal ini berarti
sebelum mencapai aspek konatif, konsumen harus melewati terlebih
dahulu aspek kognitif dan afektif.
Dharmmesta (1999) dan Oliver (1999) mengemukakan 4 tahap
loyalitas sebagai berikut:
1) Tahap pertama: Loyalitas Kognitif
Pada tahap ini, konsumen akan menggunakan basis informasi yang
secara memaksa menunjuk pada satu merek atas merek lainnya.
Jadi, loyalitasnya hanya didasarkan pada kognisi saja. Karena
loyalitas ini hanya didasarkan atas kognisi saja, maka loyalitas ini
tidak cukup kuat untuk membuat konsumen tetap loyal.
2) Tahap kedua: Loyalitas Afektif
Pada tahap ini, loyalitas konsumen didasarkan atas aspek afektif
konsumen. Sikap merupakan fungsi dari kognisi (pengharapan) pada
periode awal pembelian (masa pra konsumsi) dan merupakan fungsi
dari sikap sebelumnya plus kepuasan di periode berikutnya (masa
pasca konsumsi). Loyalitas afektif muncul akibat dorongan faktor
kepuasan. Tetapi, kepuasan belum menjamin adanya loyalitas,
karena kepuasan konsumen berkorelasi tinggi dengan niat membeli
ulang di masa mendatang. Niat, bahkan pembelian ulang belum
menunjukkan adanya loyalitas, hanya dapat dianggap tanda awal
munculnya loyalitas. Loyalitas pada tahap ini jauh lebih sulit
dirubah, karena loyalitasnya sudah masuk ke dalam benak konsumen
sebagai afek dan bukan sebagai kognisi yang mudah berubah. Afek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
memiliki sifat yang tidak mudah berubah, karena sudah terpadu
dengan kognisi dan evaluasi konsumen secara keseluruhan
tentang suatu merek (Oskamp, 1991 seperti dikutip oleh Dharmmesta,
1999).
3) Tahap Ketiga: Loyalitas Konatif
Konasi menunjukkan suatu niat atau komitmen untuk melakukan
sesuatu ke arah suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, loyalitas
konatif merupakan suatu kondisi loyal yang mencakup komitmen
mendalam untuk melakukan pembelian. Komitmen seperti ini sudah
melampaui afek. Afek hanya menunjukkan kecenderungan
motivasional, sedangkan komitmen melakukan menunjukkan suatu
keinginan untuk menjalankan tindakan.
4) Tahap Keempat: Loyalitas Tindakan
Aspek konatif atau niat melakukan adalah kondisi yang mengarah
pada kesiapan bertindak dan pada keinginan untuk mengatasi
hambatan untuk mencapai tindakan tersebut. Artinya, tindakan
merupakan hasil pertemuan dua kondisi tersebut. Dengan kata lain,
tindakan mendatang sangat didukunh oleh pengalaman mencapai
sesuatu dan penyelesaian hambatan. Hal ini menunjukkan
bagaimana loyalitas itu dapat menjadi kenyataan:
Loyalitas kognitif à loyalitas afektif à loyalitas konatif à
loyalitas tindakan (loyalitas yang ditopang dengan komitmen dan
tindakan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Lebih lanjut, Oliver (1997, dalam Solvang, 2007) membagi
loyalitas ke dalam empat tahap, yaitu:
1) Cognitive Loyalty. Loyalitas yang hanya berdasar pada kognisi.
Dalam tahap ini konsumen memiliki pengetahuan yang baik tentang
supplier dan memilih supplier yang memiliki penawaran yang lebih
baik.
2) Affective Loyalty. Loyalitas yang berdasar pada sikap emosi yang
dimiliki konsumen.
3) Conative Loyalty. Loyalitas yang disengaja yang melibatkan
perasaan yang mendalam untuk memutuskan pembelian
4) Action Loyalty. Meliputi kebulatan tekad untuk menghadapi
rintangan dalam pembelian.
F. Penelitian Tedahulu
1. Penelitian Mella Hardiani (2004) yang berjudul “Pengaruh Suasana Toko
(Store Atmosphere) Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada Yogya
Departement Store Jalan RE. Martanidata”. Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakuakan dapat disimpulkan bahwa Suasana Toko (Store
Atmosphere) berpengaruh positif terhadap Loyalitas Pelanggan.
2. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Afwan Hariri dan Putri Anindita, 2009
dengan judul “Pengaruh Customer Delight terhadap Customer Loyalty pada
Siswa LBPP-LIA Malang”. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
Customer delight terbentuk ketika konsumen merasa nyaman dengan
perusahaan dan mendapat perasaan surprised atau joy. Pemberian informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
H1
H2
H3
H4
yang akurat, dan manfaat yang sepadan dengan harga yang dibayarkan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap customer loyalty. Pelayanan
yang baik, suasana yang akrab yang dibangun, karyawan yang ramah
berpengaruh pada customer loyalty. Adanya perasaan surprised atau joy,
dan kepercayaan akan kinerja perusahaan memiliki pengaruh signifikan
pada pembentukan customer loyalty.
G. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mereplikasi murni dan berdasarkan penelitian empiris
dari model yang dilakukan Slatten, Mehmet, Goran dan Sender (2009). Dari
tinjauan pustaka dan beberapa dasar teori yang ada serta pemahaman
terhadap penelitian sebelumnya, berikut ini kerangka pemikiran Slatten et al.,
(2009) yang menggambarkan pengaruh atmosphere (ambience, interaction,
dan design) mempengaruhi perasaan joy. Dengan perasaan joy ini para
pengunjung dapat mengulang dan menjadikan pengunjung loyal.
Gambar II.1
Kerangka Pemikiran
Sumber: Slatten et al.,(2009)
Interaction
Ambience
Desing
Joy Loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
H. Hipotesis
Pada penelitian empiris terdahulu dapat diketahui bahwa atmospher
dapat mengakibatkan emosional pelanggan menjadi terangkat. Sherman et al
(1997) menemukan dalam menyiapkan pengaturan yang menampilkan
kreatifitas dalam toko berhubungan erat dengan emosi pelanggan. Hal ini
masuk akal untuk menganggap bahwa aspek ambience yang menampilkan
ktreatif bisa memiliki efek yang sama pelangan seperti halnya menampilkan
kreatif di toko tertentu. Tujuan penting bagi perancang tempat pariwisata
adalah untuk mendesain objek wisata sedemikianrupa sehingga menciptakan
atmosphere yang menyenangkan dan menghibur dan akibatnya menyebabkan
perasaan senang.
Konstruk atmosphere berfokus pada efek aspek tertentu dalam
kaitannya dalam ambience pelanggan (Will dan Berry,2007). Mempelajari
konsentrasi pada efek kolektif tahap berbeda dari ambience dalam kaitannya
dengan perasaan joy pelanggan. Hal ini terbatas pada fokus dari empat aspek
dari ambience yang ditemukan paling relevan untuk layanan pengaturan.
Faktor-faktor lingkungan adalah : Musik, Cahaya, Aroma dan Warna.
Suara adalah aspek yang paling sering di pelajari dari ambience.
Pembeli menghabiskan waktu ditoko ketika musik dimainkan keras daripada
saat dimainkan lembut (Smith dan Curnow,1966). Jenis musik yang berbeda
memiliki efek yang berbeda pada suasana yang dirasakan (Wilson,2003).
Pencahayaan yang tepat dapat menambah tekstur, daya tarik dan
keindahan suatu bangunan atau posisi. Efektif pencahayaan menarik perhatian
dan menciptakan kesan tentang suasana di dalam. Menurut Heide dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Gronhaug (2006) bahwa cahaya terang akan mempromosikan suasana
keaktifan dan sosialisasi, sementara cahaya redup meningkatkan rasa
relaksasi.
Aroma adalah bagian atmosphere yang relatif belum dieksplorasi.
Menurut Mattila dan Wirtz (2001), aroma yang dihubungkan dengan
pelanggan, evaluasi lingkungan toko dan menyarankan bahwa manipulasi
rangsangan ambience dapat meningkatkan kepuasan pelanggan.
Warna memiliki bahasanya sendiri, di mana warna dapat menstimulasi
perasaan dan emosi spesifik. Warna mempengaruhi perasaan dan tindakan
setiap orang (Craig-lees, et al.,1995). Sebagian besar warna justru
menghasilkan respon berbeda-beda. Oleh karena itu, warna dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Termasuk dalam
meningkatkan efek emosional pelanggan.
Keempat aspek dari suara, cahaya, aroma dan warna terbukti secara
terpisah untuk secara positif terkait dengan joy, mereka cenderung memiliki
dampak positif pada joy yang sesuai dalam membangun ambience.
Berdasarkan kerangka teori yang disajikan fokus pada efek ambience di
Pandawa Water World pada perasaan joy pelanggan.
H1 : Persepsi pelanggan pada ambience di Pandawa Water World
berpengaruh positif dengan perasaan joy.
Interaksi didefinisikan sebagai periode selama kunjungan, dimana
pelanggan berinteraksi dengan penyedia layanan. Kemampuan karyawan
untuk menjawab yang benar mengenai kebutuhan pelanggan, atau mungkin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
pelayanan kegagalan pengiriman dan adanya tindakan karyawan sangat
berhubungan dengan persepsi pelanggan pada karyawan (Bitner,1992). Wong
(2004) berpendapat bahwa emosi memainkan peran penting dalam kontak
interaksi karyawan dan pelanggan.
Hal ini menganggap bahwa pelayanan karyawan yang sangat
membantu dan yang menunjukkan empati, serta yang sangat ramah, dapat
menyebabkan tingkat yang lebih besar dari rangsangan dan kesenangan.
Soderlund dan Rosengren (2008) mengemukakan bahwa senyum sederhana
dari seorang karyawan dapat dengan sendirinya menghasilkan tingkat
kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Penelitian ini mengasumsikan bahwa
persepsi interaksi pelanggan dengan penyedia layanan di Pandawa Water
World dihubungkan dengan perasaan senang para pelanggan.
H2 : Persepsi pelanggan dari interaction dengan penyedia layanan di
Pandawa Water World berpengaruh positif dengan perasaan joy.
Seseorang dapat menggambarkan desain dalam hal hubungan dengan
fisik lingkungan (Bitner,1992). Hampir sama dengan ambience, desain dapat
dilihat melalui indera kita. Pine dan Gilmore (1998) berpendapat bahwa
desain fisik yang efektif adalah ringkas, menarik dan melibatkan semua
indera. Desain sangat penting untuk pengalaman pelanggan bagi layanan
hedonis, seperti Pandawa Water World karena pelanggan tersebut
mengunjungi objek wisata untuk mendapatkan kenikmatan dan kesenangan.
Lingkungan fisik yang dirancang dapat menimbulkan perasaan senang pada
pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
H3 : Persepsi pelanggan pada design di Pandawa Water World
berpengaruh positif dengan perasaan joy.
Emosi dan perilaku pelanggan saling berkaitan. Pandangan ini
didasarkan pada keyakinan bahwa emosi menjadi motivator utama perilaku
(Izard,1977). Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada hubungan
antara emosi dan loyalitas. Perasaan senang pelanggan dan loyalitas yang
positif saling terkait, karena sifat manusia merespon dengan cara tertentu
pada pariwisata untuk mempertahankan suatu emosi positif (menghindari
suatu emosi negatif). Seseorang cenderung merasa senang hubungannya
dengan keputusan untuk tetap atau lanjutkan dengan apa yang dia lakukan.
H4 : Perasaan Joy pelanggan berpengaruh positif dengan loyalitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain survey, yaitu melakukan
penyelidikan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari
keterangan secara faktual dengan menguji hipotesa (Sekaran, 2006).
Berdasarkan dimensi waktu, penelitian ini dikategorikan ke dalam
penelitian cross sectional, merupakan studi dengan data yang didapat hanya
sekali, hanya satu periode hari, minggu, bulan, dalam menjawab pertanyaan
peneliti (Sekaran, 2006). Dalam survei ini, informasi dikumpulkan dari
responden dengan menggunakan kuesioner yang diukur dengan skala Likert,
yaitu skala interval yang secara spesifik menggunakan lima pilihan (Sekaran,
2006).
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling
a. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan orang, kejadian, hal yang menjadi
perhatian yang akan diteliti oleh peneliti (Sekaran, 2006). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh masyarakat Surakarta yang pernah
mengunjungi objek wisata Pandawa Water World.
b. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi, di mana sampel terdiri dari
anggota-anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain hanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
beberapa, tidak semua elemen-elemen dari populasi akan membentuk
sampel (Sekaran, 2006). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah
pengunjung yang sudah mengunjungi objek wisata Pandawa Water World
minimal 2 kali dalam kurun waktu empat bulan terakhir (Juli-Oktober
2011).
Sampel yang disarankankan dalam penggunaan SEM adalah lebih
dari 100 atau minimal 5 kali jumlah observasi. Namun apabila jumlah
sampel yang terlalu banyak dan tidak memungkinkan untuk dilakukan
penarikan sampel seluruhnya, maka penelitian akan menggunakan
rekomendasi untuk menggunakan maksimun likelihood yaitu penarikan
sampel antara 100-200 sampel (Ferdinand, 2005). Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebanyak 150 responden.
c. Teknik Sampling
Berdasarkan sifat populasi diatas, peneliti melakukan pengambilan
sampel dengan menggunakan metode non probability sampling di mana
informasi atau data penelitian dikumpulkan dari anggota populasi yang
paling mudah ditemui oleh peneliti (Sekaran, 2006). Pengambilan sampel
menggunakan metode non probability sampling dengan purposive
sampling. Pengambilan sampel dalam hal ini terbatas pada jenis orang
tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan entah karena
mereka adalah satu-satunya yang memilikinya atau memenuhi beberapa
kriteria yang ditentukan oleh peneliti (Sekaran, 2006). Kriteria yang
ditentukan adalah pengunjung objek wisata Pandawa Water World yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
telah mengunjungi Pandawa Water World minimal dua kali dan berniat
untuk loyal.
C. Definisi Operasional
Untuk memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih baik maka
berikut ini disampaikan beberapa definisi yang berkaitan dan akan dibahas
dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independen). Definisi dari variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi variabel terikat (dependent variable). Dalam
penelitian ini variabel bebasnya adalah faktor yang mempengaruhi
atmosphere terhadap loyalitas pengunjung yaitu persepsi ambience,
persepsi interaction, dan persepsi design. Setiap pernyataan akan diukur
dengan skala likert 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
1) Ambience
Untuk mengukur menggunakan indikator pengukuran sebagai berikut :
a) Musik yang diperdengarkan di Pandawa Water World.
b) Pencahayaan yang baik di Pandawa Water World.
c) Aroma/Bau ruangan di Pandawa Water World
d) Tampilan warna di Pandawa Water World.
e) Kualitas air terjaga di Pandawa Water World.
2) Interaction (dalam hubungan dengan pelayanan karyawan)
Untuk mengukur menggunakan indikator pengukuran sebagai berikut :
a) Keramahan dari karyawan Pandawa Water World.
b) Kesediaan karyawan Pandawa Water World dalam melayani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
c) Karyawan Pandawa Water World selalu memahami kebutuhan
pengunjung.
d) Karyawan Pandawa Water World berpengalaman.
3) Design
Untuk mengukur design menggunakan indikator pengukuran sebagai
berikut :
a) Arena bermain di Pandawa Water World.
b) Desain arsitektur bangunan di Pandawa Water World.
c) Tampilan layout yang disediakan Padawa Water World.
d) Tanda petunjuk di Pandawa Water World.
e) Tersediannya fasilitas (lahan parkir) yang luas di Pandawa Water
World.
2. Variabel terikat (dependen). Variabel terikat pada penelitian ini
adalah loyalitas konsumen pengunjung Pandawa Water World. Loyalitas
konsumen adalah komitmen yang sangat dalam untuk membeli ulang atau
selalu berlangganan suatu produk atau jasa secara konsisten dimasa yang
akan datang, dengan demikian mengakibatkan pengulangan pembelian
merk yang sama. Setiap pernyataan akan diukur dengan skala likert 1
(sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
Untuk mengukur loyalitas menggunakan indikator pengukuran sebagai
berikut:
a) Akan mengatakan hal-hal positif.
b) Akan merekomendasikan pada orang lain.
c) Akan melakukan kunjungan ulang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
d) Akan mengajak teman atau keluarga untuk berkunjung.
3. Variabel mediasi. Variabel mediasi adalah variabel yang
mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen. Disini menggunakan joy sebagai mediasi antara atmosphere
experience (ambience, interaction dan design) dengan loyalitas.
Kegembiraan (joy) adalah emosi yang ditimbulkan atau muncul setelah
membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakan dibandingkan dengan
harapannya. Setiap pernyataan akan diukur dengan skala likert 1 (sangat
tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).
Untuk mengukur Joy dengan menggunakan indikator pengukuran sebagai
berikut :
a) Merasa senang atau gembira selama kunjungan.
b) Merasakan ketertarikan untuk mengunjungi.
c) Merasakan kesenangan menikmati permainan selama kunjungan.
D. Pengujian Statistik
1. Uji Kualitas Instrumen Penelitian
Penelitian dalam uji kualitas instrumen ini menggunakan dua
tahap, yang meliputi: 1) pengujian tryout (pretest) dengan menggunakan
sampel kecil yaitu 30 orang responden, dimana dalam pengujian tahap ini
(dianalisis) menggunakan bantuan program SPSS versi 15; dan 2)
pengujian sampel besar (sampel penelitian), dimana pengujian dalam
tahap penelitian langsung menggunakan bantuan Amos versi 16 dengan
analisis first order confirmatory factor analysis (First Order CFA).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Adapun penjelasan dan kriteria dari kedua pengujian adalah sebagai
berikut:
a. Pretest (sampel kecil)
1) Uji Validitas Konstruk (CFA)
Uji validitas bertujuan mengetahui ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini akan digunakan uji validitas
dengan Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan software
SPSS for windows versi 15, di mana setiap item pertanyaan harus
mempunyai factor loading > 0,50.
2) Uji Reliabilitas (Cronbach Alpha)
Uji Reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
konsistensi terhadap instrumen-instrumen yang mengukur konsep.
Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu
kuesioner dengan tujuan tertentu. Untuk menguji reliabilitas
digunakan Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows 15.
Menurut Sekaran (2006) nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan
reliabel apabila nilainya > 0,60. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas
dibagi menjadi tiga kriteria sebagai berikut: jika alpha atau rhitung
(1) 0,8-1,0 = Reliabilitas baik, (2) 0,60-0,79= Reliabilitas
diterima, (3) Kurang dari 0,60= Reliabilitas kurang baik. Dengan
demikian, prosedur ini memberikan jaminan bahwa datanya
memiliki kriteria kelayakan untuk dianalisis dengan metode
statistik yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
b. Sampel Besar
1) Confirmatory Factor Analysis (CFA)
Pengujian tahap ini (sampel besar) dilakukan untuk
menguji validitas dan reliabilitas secara keseluruhan dari jumlah
sampel yang dipakai (digunakan) untuk penelitian, juga menguji
normalitas data, outlier, serta pengukuran goodness of fit.
1) Uji Validitas Konvergen
Uji Validitas dilakukan untuk mengukur apakah
instumen penelitian benar-benar mampu mengukur konstruk
yang digunakan. Pengujian validitas dalam penelitian
menggunakan convergent validity atau validitas konvergen.
Validitas konvergen dapat dinilai dari measurement model
yang dikembangkan dalam penelitian dengan menentukan
apakah setiap indikator yang diestimasikan secara valid
mengukur dimensi dari konsep yang diujinya. Sebuah indikator
dimensi menunjukkan validitas konvergen yang signifikan
apabila koefisien variabel indikator itu lebih besar dari dua kali
standar errornya (Anderson & Gerbing dalam Ferdinand,
2005:187). Bila setiap indikator memiliki critical ratio (C.R)
yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), hal ini
menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa
yang seharusnya diukur dalam model yang disajikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
2) Uji Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas konstruk dinilai dengan menghitung indeks
reliabilitas instrumen yang digunakan (composite reliability)
dari model SEM yang dianalisis. Nilai batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yang dapat diterima
adalah 0,70, walaupun angka itu bukanlah sebuah ukuran yang
“mati”. Artinya, bila penelitian yang dilakukan bersifat
eksploratori, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima
sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik yang terlihat
dalam proses eksplorasi. Nunally dan Bernstein, (1994) dalam
Ferdinand, (2005:193) memberikan pedoman yang baik untuk
menginterpretasikan indeks reliabilitas. Mereka menyatakan
bahwa dalam penelitian eksploratori, reliabilitas yang sedang
antara 0,5-0,6 sudah cukup untuk menjustifikasi sebuah hasil
penelitian. Adapun rumus reliabilitas konstruk sebagai berikut:
Construct Reliability( )
( ) jeS+SS
=2
2
Loading Std.
Loading Std.
Di mana:
Std. Loading = diperoleh langsung dari standarrized loading
untuk tiap-tiap indikator (perhitungan komputer
AMOS).
εj = adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
2. Analisis Structural Equation Model (SEM)
Analisis stuctural equation model bertujuan untuk mengestimasi
beberapa persamaan regresi terpisah akan tetapi masing-masing
mempunyai hubungan simultan atau bersaman. Dalam analisis ini
dimungkinkan terdapat beberapa variabel dependen, dan variabel ini
dimungkinkan menjadi variabel independen bagi variabel dependen yang
lainnya.
Pada prinsipnya, model struktural bertujuan untuk menguji
hubungan sebab akibat antar variabel sehingga jika salah satu variabel
diubah, maka terjadi perubahan pada variabel yang lain. Dalam studi ini,
data diolah dengan menggunakan Analysis of Moment Structure atau
AMOS versi 16. Adapun rumus persamaan struktural dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
η1 = γ1ξ1 + ζ1 ..................................................... (1)
η2 = γ2ξ1 + β1η1 + ζ2 ......................................... (2)
Keterangan:
ξ1 = Atmosphere (ambience, interaction, design) sebagai
variabel eksogen (bebas);
η1 = Joy (Kesenangan) sebagai variabel laten endogen/ terikat
pertama (mediasi);
η2 = Loyalty (Loyalitas) sebagai variabel laten endogen
(terikat) kedua;
γ1 = hubungan langsung variabel eksogen dengan endogen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
β1 = hubungan langsung variabel endogen dengan endogen
ζ1,2 = measurement error (residual) endogen
Analisis SEM memungkinkan perhitungan estimasi seperangkat
persamaan regresi yang simultan, berganda dan saling berhubungan.
Karakteristik penggunaan model ini: (1) untuk mengestimasi hubungan
dependen ganda yang saling berkaitan, (2) kemampuannya untuk
memunculkan konsep yang tidak teramati dalam hubungan serta dalam
menentukan kesalahan pengukuran dalam proses estimasi, dan (3)
kemampuannya untuk mengakomodasi seperangkat hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen serta mengungkap variabel
laten (Ghozali, 2005).
a. Evaluasi Asumsi SEM
1) Ukuran Sampel. Disarankan lebih dari 100 atau minimal 5 kali
jumlah observasi. Namun apabila jumlah sampel yang terlalu
banyak dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penarikan
sampel seluruhnya, maka penelitian akan menggunakan
rekomendasi untuk menggunakan maksimun likelihood yaitu
penarikan sampel antara 100-200 sampel (Ferdinand, 2005).
2) Normalitas. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah
distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal.
Normalitas univariate dilihat dengan nilai critical ratio (cr) pada
skewness dan kurtosis dengan nilai batas di bawah + 2,58.
Normalitas multivariate dilihat pada assessment of normality baris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
bawah kanan, dan mempunyai nilai batas + 2,58. Apabila data
terdistribusi normal baik secara univariate (individu) dan
multivariate secara bersama-sama maka pengujian data outlier tidak
perlu dilakukan (Santoso, 2007:81).
3) Outliers. Data outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-
nilai ekstrim yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda
dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik
untuk variabel tunggal maupun variabel kombinasi (Hair, 2006).
Nilai kritis sebenarnya adalah nilai chi-square pada degree of
freedom sebesar jumlah sampel pada taraf signifikansi sebesar
0,001. Asumsi terpenuhi jika tidak terdapat observasi yang
mempunyai nilai Z-score di atas + 3 atau 4. Sebuah data termasuk
outlier jika mempunyai nilai p1 dan p2 yang kurang dari 0,05 pada
pengujian outlier mahalanobis distance (Santoso, 2007:75).
4) Multikolinearitas dan Singularity. Multikolinearitas dilihat pada
determinant matriks kovarians. Nilai yang terlalu kecil menandakan
adanya multikolinearitas atau singularitas. Dalam program
komputer SEM telah menyediakan fasilitas “warning” setiap kali
terdapat indikasi multikolinieritas atau singularitas.
b. Evaluasi Atas Kriteria Goodness of Fit
1) Chi-square (χ2). Merupakan ukuran fundamental dari overall fit.
Nilai chi square yang tinggi terhadap degree of freedom
menunjukkan bahwa korelasi yang diobservasi dengan yang
diprediksi berbeda secara nyata dan ini menghasilkan probabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
lebih kecil dari tingkat signifikansi. Sebaliknya, nilai chi square
yang rendah terhadap degree of freedom menunjukkan bahwa
korelasi yang diobservasi dengan yang diprediksi tidak berbeda
secara signifikan. Oleh sebab itu maka nilai yang diharapkan adalah
kecil, atau lebih kecil dari pada chi square tabel. Dalam model
maximum likelihood atau jumlah sampel dibawah 200 pengujian
goodness of fit (kesesuaian) dapat dilakukan hanya dengan
melakukan pengujian chi square statistic saja dengan ketentuan
apabila nilai chi square kecil atau nilai probabilitas > 0,05 maka
model sudah dapat dikatakan fit. Hal tersebut berdasarkan pendapat
Hair et al., 1995; Tabachnick dan Fidell, 1996 (dalam Ferdinand,
2005:55) yang menyatakan bahwa Chi-square bersifat sensitif
terhadap besarnya sampel yang digunakan, karena itu bila jumlah
sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka
statistik chi square ini harus didampingi oleh alat uji lainnya.
Karena tujuan analisis adalah mengembangkan dan menguji
sebuah model yang sesuai dengan data atau yang fit terhadap data,
maka yang dibutuhkan justru sebuah nilai c2 yang tidak signifikan,
yang menguji hipotesa nol bahwa estimated population covarinace.
Tidak sama dengan sampel covariance. Nilai c2 dapat juga
dibandingkan dengan degrees of freedomnya untuk mendapatkan nilai
c2-relatif, dan digunakan untuk membuat kesimpulan bahwa nilai c2-
relatif yang tinggi menandakan adanya perbedaan yang signifikan
antara matriks kovarians yang diobservasi dan yang diestimasi. Dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
pengujian ini nilai c2 yang rendah yang menghasilkan sebuah tingkat
signifikansi yang lebih besar dari 0.05 akan mengindikasikan tak
adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan
matriks kovarians yang diestimasi (the actual and predicted input
matrices are not statistically different, Hair et. al., 1995).
Seperti dikemukakan di atas, chi square bersifat sangat
sensitive terhadap besarnya sampel yaitu terhadap sampel yarg terlalu
kecil (<50) maupun terhadap sampel yang terlalu besar (>500). Oleh
karena itu penggunaan chi square hanya sesuai bila ukuran sampel
adalah antara 100 dan 200 sampel. Bila ukuran sampel ada diluar
rentang itu, uji signifikansi akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena
itu pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji yang lainnya.
2) Probabilitas (p-value). Diharapkan nilai probabilitas lebih dari
0,05 (5%).
3) RMSEA - The Root Mean Square Error of Approximation.
RMSEA adalah indeks yang digunakan untuk mengukur fit model
menggantikan chi square statistik dalam jumlah sampel yang besar.
Nilai RMSEA ≤ 0,08 mengindikasikan nilai yang baik untuk
menerima kesesuaian sebuah model.
4) GFI - Goodness of Fit Index. Indeks ini mencerminkan tingkat
kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual
kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan data yang
sebenarnya. Nilai yang mendekati 1 mengisyratkakan model yang
diuji memiliki kesesuaian yang baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
5) AGFI – Adjusted Goodness-of-Fit Index. Indeks ini merupakan
pengembangan dari GFI yang telah disesuaikan dengan rasio dari
degree of freedom model yang diajukan dengan degree of freedom
dari null model (model kontruk tunggal dengan semua indkator
pengukuran konstruk). Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI
≥ 0,9. semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian
yang dimiliki model. Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai
berikut: AGFI =1 – (1-GFI)d
d b
Dimana:
db = å=
G
g
p1
= jumlah-sampel-moments
d = degrees-of-freedom
Perlu diketahui bahwa baik GFI maupun AGFI adalah kriteria yang
memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah
matriks kovarians sampel. Nilai sebesar 0.95 dapat diinterpretasikan
sebagai tingkatan yang baik good overall model fit (baik) sedangkan
besaran nilai antara 0.90-0.95 menunjukkan tingkatan cukup-
adequate fit (Hulland et. al., 1996).
6) CMIN/DF. Merupakan ukuran yang diperoleh dari chi sqare dibagi
dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian
parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan
jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapakan untuk mencapai
tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
kesesuaian model adalah CMIN/DF < 2,0/3,0 (Arbuckle, 1997,
dalam Ferdinad, 2005).
7) Tucker Lewis Index (TLI). TLI merupakan indeks kesesuaian
incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null
model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI ≥
0,95.
8) Comparative Fit Index (CFI). Nilai yang diharapkan adalah sama
atau lebih besar dari 0,95.
Berikut syarat pengujian kelayakan sebuah model (goodness of fit)
yang dirangkum dalam tabel III.1.
Tabel III.1
Goodness-Of-Fit Indicies
Goodness-of-fit Indicies Cut-off Value x 2 - Chi Square Probabilitas CMIN/df GFI AGFI TLI CFI RMSEA
Diharapkan kecil > 0,05 < 2,00 atau 3,00 > 0,90 ≥ 0,90 ≥ 0,95 ≥ 0,95 ≤ 0,08
Sumber: Ferdinand, 2005
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian dengan objek Pandawa Water World yang berlokasi di Jalan
Cemara Raya Solo Baru, Sukoharjo, Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan
pada bulan Juli-Oktober 2011, yang ditujukan pada masyarakat Surakarta
yang sudah mengunjungi objek wisata Pandawa Water World minimal dua
kali. Lokasi ini pada awalnya adalah sebuah gelanggang olah raga, yang
mencakup olah raga tenis lapangan, baik outdoor maupun indoor. Pada 22
Desember 2007, dibuka tempat wisata air dengan nama Pandawa Water World
yang mengusung konsep modern dari nama tokoh-tokoh pewayangan, seperti
Krisna, Arjuna, Bima, Kunti, Gatotkaca.
Pandawa Water World memiliki berbagai wahana permainan air,
antara lain: Krisna Wave Pool, permainan air yang paling disukai pengunjung,
karena di sana setiap satu jam sekali datang sebuah ombak. Tanpa harus pergi
ke pantai para pengunjung bisa menikmati gulungan-gulungan air, Black Hole
Slide, tempat ini didesain seperti gua. Untuk meluncur pengunjung akan
memasuki sebuah terowongan mirip gua lengkap dengan stalakmit. Sehingga,
pengunjung yang melewati gua bisa meluncur di dalam pipa gelap sepanjang
kurang lebih 500 meter, Bima Slide, slide yang memiliki panjang sekitar 120
meter melewati patung Bima yang berada ditengah-tengah slide, Gatotkaca
Bugy Tower, bagi yang gemar tantangan terjun dari ketinggian pengunjung
dapat menikmati terjun dari menara setinggi 47 meter, Raft Slide & Racer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Slide, pengunjung yang suka tantangan bisa merasakan sensasi meluncur
dengan kecepatan tinggi hingga 60 km/jam dalam waktu 5 detik dan dijamin
aman dengan panduan petugas penyelamat yang profesional, Kunti Children
& Toddler Slide, arena permainan yang diperuntukkan untuk anak-anak,
Volcanic Pool, wahan air yang ditengahnya terdapat replikasi gunung berapi,
Lazy river, fasilitas bersantai bagi pengunjung yang ingin melepas lelah
dengan bermalas-malasan dapat menikmati duduk atau tiduran diatas ban
menyusuri sungai buatan yang panjangngnya sekitar 500 meter dan ada pula
Water Slide, disini pengunjung dapat bergembira, berseluncur dalam bak
sepanjang 137 meter. Selain fasilitas permainan, Pandawa Water World juga
menyiagakan petugas penyelamat (life guard) di tiap wahana permainan untuk
mengantisipasi kecelakaan yang terjadi, ban gratis/pelampung, foodcourt yang
dilengkapi fasilitas hotspot area, loker, gazebo, mushola, area parkir yang
luas, toko sovenir.
Pandawa Water World dibuka pada hari Senin-Jumat jam 10.00-18.00
WIB dan pada hari Sabtu dan Minggu jam 06.00-18.00 WIB. Harga tiket
masuk untuk hari Senin-Jumat adalah Rp 50.000,00 dan untuk hari Sabtu dan
Minggu Rp 100.000,00.
B. Karakteristik Data Responden
Deskripsi data responden diperoleh berdasarkan distribusi data tentang
berdasarkan jenis kelamin responden, dan usia responden. Adapun hasil
selengkapnya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan hasil distribusi tentang jenis kelamin responden dapat
dilihat pada frekuensi data responden sebagai berikut:
Tabel IV.1
Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%) Laki-laki 20 13,3
Perempuan 130 86,7 Jumlah 150 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel di atas diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
berjenis kelamin perempuan dengan jumlah 130 orang atau sebesar 86,7%.
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Usia Responden
Berdasarkan hasil distribusi tentang usia responden dapat dilihat
pada frekuensi data responden sebagai berikut:
Tabel IV.2
Distribusi Usia Responden
Usia (Tahun) Frekuensi Persentase (%) 15-20 th 91 60,7 21-25 th 43 28,7 26-30 th 16 10,7 Jumlah 150 100%
Sumber : data primer yang diolah, 2011
Dari hasil tabel di atas diperoleh hasil bahwa sebagian besar
distribusi responden berdasarkan usia berada pada usia 15-20 tahun dengan
persentasi 60,7%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan Terakhir Responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasarkan
pendidikan terakhir responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data
responden sebagai berikut:
Tabel IV.3
Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SMP 33 22,0
SMA/K 58 38,7 D3 33 22,0 S1 20 13,3 S2 6 4,0
Jumlah 150 100% Sumber : data primer yang diolah, 2011
Hasil tabel di atas diperoleh hasil diketahui bahwa sebagian besar
distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir berada pada lulusan
SMA/K dengan persentasi 38,7%.
C. Karakteristik Tanggapan Responden
Penelitian ini dengan sampel l50 responden. Karakteristik tanggapan
responden terhadap kuesioner yang diberikan peneliti nampak pada jawaban
responden. Dalam analisis ini akan diuraikan mengenai kecenderungan
pendapat dan tanggapan dari pengunjung objek Wisata Pandawa Water World
selaku responden dalam penelitian ini. Jawaban atas pernyataan yang
diajukkan untuk penelitian ini dapat dilihat pada jawaban responden terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
kuesioner yang diberikan peneliti dan pernyataan ini membentuk skala likert
dengan 5 skala.
1. Tanggapan Responden pada Variabel Ambience (Suasana)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 150 responden terhadap
item pernyataan ambience sebanyak 5 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.4
Deskripsi Tanggapan Responden Ambience
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS
KS S SS Total
1 Musik/suara yang diperdengarkan Pandawa Water World telah menyenagkan telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya.
- - 4 75 71 150
2 Pencahayaan ruangan yang baik di Pandawa Water World telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya.
- - 5 74 71 150
3 Aroma/bau ruangan yang ada di Pandawa Water World telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya.
- - 9 75 66 150
4 Tampilan keseluruhan warna yang menarik di Pandawa Water World telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya.
- - 5 87 58 150
5 Kebersihan air terjaga baik di Pandawa Water World telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya.
- - 10 75 65 150
Total - - 33 386 331 Sumber : Data primer yang diolah, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
a. Berdasarkan Tabel IV.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 75 orang atau 50,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Musik/suara yang diperdengarkan Pandawa Water World
menyenangkan telah memberikan kontribusi kepada pengalaman
saya”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan
bahwa musik yang diperdengarkan di Pandawa Water World telah
menyenangkan baginya.
b. Berdasarkan Tabel IV.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 74 orang atau 49,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Pencahayaan ruangan yang baik di Pandawa Water World telah
memberikan kontribusi kepada pengalaman saya”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden merasakan pencahayaan ruangan di
Pandawa Water World telah memberikan kontribusi bagi pengalaman
responden.
c. Berdasarkan Tabel IV.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 75 orang atau 50,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Aroma/bau ruangan yang ada di Pandawa Water World telah
memberikan kontribusi kepada pengalaman saya”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden menyatakan Aroma/bau ruangan
Pandawa Water World telah memberikan kontribusi bagi pengalaman
baginya.
d. Berdasarkan Tabel IV.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 87 orang atau 58,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Tampilan keseluruhan warna yang menarik di Pandawa Water World
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
telah memberikan kontribusi kepada pengalaman saya”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden mengetahui tampilan keseluruhan
warna di Pandawa Water World menarik.
e. Berdasarkan Tabel IV.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 75 orang atau 50,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Kebersihan air terjaga baik di Pandawa Water World telah
memberikan kontribusi kepada pengalaman saya”. Hal ini berarti
bahwa sebagian besar responden mengatakan kebersihan air di
Pandawa Water World telah terjaga dengan baik.
2. Tanggapan Responden pada Variabel Interaction (Interaksi)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 150 responden terhadap
item pernyataan interaction sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.5
Deskripsi Tanggapan Responden Interaction
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS
TS
KS
S SS Total
1 Saya menggambarkan keramahan dari karyawan Pandawa Water World ramah.
- - 5 75 70 150
2 Saya menggambarkan kesediaan karyawan Pandawa Water World dalam melayani.
- - 9 80 61 150
3 Saya menggambarkan karyawan Pandawa Water World selalu memahami kebutuhan pengunjung.
- - 10 75 65 150
4 Saya menggambarkan para karyawan Pandawa
- - 11 80 59 150
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Water World berpengalaman.
Total - - 35 310 255 Sumber : Data primer yang diolah, 2011
a. Berdasarkan Tabel IV.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 75 orang atau 50,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya menggambarkan keramahan dari karyawan Pandawa Water
World”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden memberi
penilaian yang baik terhadap karyawan Pandawa Water World.
b. Berdasarkan Tabel IV.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 80 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya menggambarkan kesediaan karyawan Pandawa Water World
dalam melayani”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden
mengatakan karyawan Pandawa Water World selalu melayani
pengunjung.
c. Berdasarkan Tabel IV.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 75 orang atau 50,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya menggambarkan karyawan Pandawa Water World selalu
memahami kebutuhan pengunjung”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden menyatakan karyawan Pandawa Water World telah
menyediakan kebutuhan pengunjung.
d. Berdasarkan Tabel IV.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 80 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya menggambarkan para karyawan Pandawa Water World
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
berpengalaman”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden
mengetahui para karyawa Pandawa Water World berpengalaman.
3. Tanggapan Responden pada Variabel Design (Desain)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 150 responden terhadap
item pernyataan design sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.6
Deskripsi Tanggapan Responden Design
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS KS S SS Total 1 Melihat keseluruhan arena
permainan di Pandawa Water World telah memberikan pengalaman menarik kepada saya.
- - 7 73 70 150
2 Desain arsitektur bangunan di Pandawa Water World memberikan pengalaman menarik kepada saya.
- - 10 77 63 150
3 Layout yang disediakan Pandawa Water World telah memberikan kesan menarik kepada saya.
- - 6 79 65 150
4 Tanda-tanda penunjuk di Pandawa Water World memberikan petunjuk dengan jelas pada pengunjung memberikan pengalaman menarik kepada saya.
- - 8 82 60 150
5 Ketersediaan lahan parkir yang luas di Pandawa Water World telah memberikan pengalaman bagi saya.
- - 9 81 60 150
Total - - 40 392 318 Sumber : Data primer yang diolah, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
a. Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 73 orang atau 48,7% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Melihat keseluruhan arena permainan di Pandawa Water World telah
memberikan pengalaman menarik kepada saya”. Hal ini berarti bahwa
sebagian besar responden merasakan keseluruhan arena permainan di
Pandawa Water World telah memberikan pengalaman bagi
pengunjung.
b. Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 77 orang atau 51,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Desain arsitektur bangunan di Pandawa Water World memberikan
pengalaman menarik kepada saya”. Hal ini berarti sebagian besar
responden menyetujui bahwa arsitektur bangunan di Pandawa Water
World menarik.
c. Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 79 orang atau 52,7% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Layout yang disediakan Pandawa Water World telah memberikan
kesan menarik kepada saya”. Hal ini berarti sebagian besar responden
menyatakan bahwa Layout yang disediakan Pandawa Water World
telah memberikan kesan yang menarik.
d. Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 82 orang atau 54,7% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Tanda-tanda penunjuk di Pandawa Water World memberikan
petunjuk dengan jelas pada pengunjung memberikan pengalaman
menarik kepada saya”. Hal ini berarti sebagian besar responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
mengetahui bahwa tanda-tanda petunjuk di Pandawa Water World
memberikan petunjuk yang jelas kepada pengunjung.
e. Berdasarkan Tabel IV.6 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 81 orang atau 54,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Ketersediaan lahan parkir yang luas di Pandawa Water World telah
memberikan pengalaman bagi saya”. Hal ini berarti sebagian besar
responden mengetahui bahwa ketersediaan lahan parkir di Pandawa
Water World yang luas memberikan pengalaman bagi pengunjung.
4. Tanggapan Responden pada Variabel Joy (Kesenangan)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 150 responden terhadap
item pernyataan joy sebanyak 3 item. Dari data kuesioner yang terdapat
pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada setiap
item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.7
Deskripsi Tanggapan Responden Joy
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS KS S SS Total 1 Saya merasa ada
kegembiraan selama mengunjungi Pandawa Water World.
- - 12 83 55 150
2 Saya merasa ada ketertarikan untuk mengunjungi Pandawa Water World.
- - 13 77 60 150
3 Saya merasa ada kesenangan menikmati permainan yang disediakan Pandawa Water World.
- - 13 84 53 150
Total - - 38 244 168
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Sumber : Data primer yang diolah, 2011
a. Berdasarkan Tabel IV.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 83 orang atau 55,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya merasa ada kegembiraan selama mengunjungi Pandawa Water
World”. Hal ini berarti sebagian besar responden mengatakan bahwa
selama mengunjungi Pandawa Water World pengunjung merasa
gembira.
b. Berdasarkan Tabel IV.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 77 orang atau 51,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya merasa ada ketertarikan untuk mengunjungi Pandawa Water
World”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden merasa
tertarik untuk mengunjungi Pandawa Water World.
c. Berdasarkan Tabel IV.7 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 84 orang atau 56,0% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya merasa ada kesenangan menikmati permainan yang disediakan
Pandawa Water World”. Hal ini berarti sebagian besar responden
mengatakan bahwa pengunjung merasa senang menikmati permainan
yang ada di Pandawa Water World.
5. Tanggapan Responden pada Variabel Loyalty (Kesetiaan)
Deskripsi tanggapan responden sebanyak 150 responden terhadap
item pernyataan loyalty sebanyak 4 item. Dari data kuesioner yang
terdapat pada lampiran dapat dilihat deskripsi tanggapan responden pada
setiap item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.8
Deskripsi Tanggapan Responden Loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
NO PERNYATAAN JAWABAN
STS TS KS S SS Total 1 Saya akan mengatakan hal-
hal yang positif mengenai Pandawa Water World.
- - 5 80 65 150
2 Saya akan merekomendasikan Pandawa Water World kepada orang lain.
- - 1 80 69 150
3 Saya berniat untuk berkunjung lagi di Pandawa Water World.
- - 6 80 64 150
4 Saya akan mendorong teman atau keluarga untuk berkunjung di Pandawa Water World.
- - 1 72 77 150
Total - - 13 312 275 Sumber : Data primer yang diolah, 2011
a. Berdasarkan Tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 80 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya akan mengatakan hal-hal yang positif mengenai Pandawa Water
World”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan
untuk mengatakan hal-hal yang positif mengenai Pandawa Water
World.
b. Berdasarkan Tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 80 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya akan merekomendasikan Pandawa Water World kepada orang
lain”. Hal ini berarti bahwa sebagian besar responden menyatakan
untuk merekomendasikan Pandawa Water World kepada orang lain.
c. Berdasarkan Tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 80 orang atau 53,3% menjawab setuju atas item pernyataan,
”Saya berniat untuk berkunjung lagi di Pandawa Water World”. Hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa akan
berkunjung lagi ke Pandawa Water World.
d. Berdasarkan Tabel IV.8 menunjukkan bahwa mayoritas responden
sebanyak 77 orang atau 51,3% menjawab sangat setuju atas item
pernyataan, ”Saya akan mendorong teman atau keluarga untuk
berkunjung di Pandawa Water World”. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar responden menyatakan untuk mengajak atau mendorong teman
atau keluarganya dalam berkunjung ke Pandawa Water World.
D. Pengujian Kualitas Instrumen Penelitian Tahap Pra-Analisis
1. Uji Validitas Konstruk (CFA)
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Sekaran, 2006). Dalam
penelitian ini akan digunakan uji validitas dengan Confirmatory Factor
Analysis (CFA) dengan bantuan software SPSS for windows versi 15,
dimana setiap item pernyataan harus mempunyai factor loading > 0,50.
Teknik yang digunakan adalah dengan melihat output dari rotated
component matrix yang harus diekstrak secara sempurna. Jika masing-
masing item pernyataan belum terekstrak secara sempurna, maka proses
pengujian validitas dengan Factor Analysis harus diulang dengan cara
menghilangkan item pernyataan yang memiliki nilai ganda.
Peneliti melakukan penyebaran untuk pre-test kepada 30
responden, adapun hasilnya sebagai berikut:
Tabel IV.9
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Hasil Uji Validitas Konstruk
Item Component
1 2 3 4 5 A1 .685 A2 .596 A3 .835 A4 .971 A5 .971 I1 .909 I2 .808 I3 .855 I4 .855 D1 .677 D2 .639 D3 .828 D4 .802 D5 .899 J1 .807 J2 .838 J3 .769 L1 .736 L2 .756 L3 .873 L4 .828
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 5 iterations. Sumber : data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel di atas, hasil validitas
tersebut dinyatakan valid karena setiap item pernyataan yang menjadi
indikator masing-masing variabel telah terekstrak secara sempurna dan
memiliki factor loading ≥ 0,50.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap
relevan untuk mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal
dari suatu instrumen penelitian. Untuk menguji reliabilitas digunakan
Cronbach Alpha dengan bantuan SPSS for windows 15. Sekaran (2006)
mengatakan bahwa nilai Cronbach Alpha dapat dikatakan reliabel apabila
nilainya > 0,60. Selanjutnya, tingkatan reliabilitas dibagi menjadi tiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
kriteria sebagai berikut : jika alpha atau r hitung (1) 0,8-1,0 = Reliabillitas
baik, (2) 0,60-0,79 = Reliabilitas diterima, (3) Kurang dari 0,60 =
Reliabilitas kurang baik. Dengan demikian, prosedur pengujian ini dapat
memberikan jaminan bahwa datanya memenuhi kriteria kelayakan untuk
dianalisis dengan menggunakan metode-metode statistik yang lain. Berikut
ini adalah hasil uji reliabilitas:
Tabel IV.10
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Ambience 0,866 Reliabel Interaction 0,905 Reliabel Design 0,847 Reliabel Joy 0,786 Reliabel Loyalty 0,811 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah, 2011
Berdasarkan hasil uji reliabilitas seperti yang terlihat pada tabel di
atas, dapat disimpulkan bahwa indikator/instrumen dari kelima variabel
laten yang diteliti dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
E. Uji Kecukupan Sampel dan Asumsi SEM
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 150
responden. Jumlah sampel tersebut merupakan responden yang memenuhi
syarat dalam menjawab kuesioner yang diberikan. Jumlah tersebut juga dinilai
memenuhi, karena jumlah sampel minimal bagi penelitian yang menggunakan
alat statistik Structural Equation Modelling (SEM) sebesar 5-10 observasi
untuk setiap parameter yang diestimasi. Jumlah parameter yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 21, sehingga jumlah minimal sampel yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
direkomendasikan adalah 21 x 5 = 105 sampel. Metode analisis SEM yang
digunakan dengan prosedur Maximum Likelihood (ML) yaitu antara 100-200.
1. Uji Normalitas
Syarat yang harus dipenuhi selain kecukupan sampel dalam
mengunakan analisis SEM yaitu normalitas data. Nilai statistik untuk
menguji normalitas menggunakan z-value (Critical Ratio atau C.R pada
output Amos 16.0) dari nilai skewness dan kurtosis sebaran data. Bila nilai
C.R lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga bahwa distribusi data
tidak normal. Nilai kritis untuk C.R dari skewness dan nilai C.R kurtosis di
bawah ± 2,58. Hasil selengkapnya berikut ini:
Tabel IV.11
Hasil Uji Normalitas
Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r. L1 3.000 5.000 -.188 -.942 -.896 -2.240 L2 3.000 5.000 .037 .187 -1.631 -4.078 L3 3.000 5.000 -.219 -1.093 -.811 -2.027 L4 3.000 5.000 -.175 -.873 -1.609 -4.024 J1 3.000 5.000 -.229 -1.144 -.607 -1.517 J2 3.000 5.000 -.341 -1.706 -.670 -1.674 J3 3.000 5.000 -.212 -1.058 -.589 -1.472 I1 3.000 5.000 -.309 -1.546 -.882 -2.206 I2 3.000 5.000 -.271 -1.357 -.675 -1.688 I3 3.000 5.000 -.383 -1.917 -.670 -1.676 I4 3.000 5.000 -.284 -1.421 -.646 -1.615 D1 3.000 5.000 -.402 -2.010 -.730 -1.825 D2 3.000 5.000 -.341 -1.707 -.670 -1.674 D3 3.000 5.000 -.242 -1.209 -.813 -2.032 D4 3.000 5.000 -.216 -1.078 -.692 -1.730 D5 3.000 5.000 -.250 -1.252 -.668 -1.671 A1 3.000 5.000 -.274 -1.369 -.995 -2.486 A2 3.000 5.000 -.334 -1.668 -.874 -2.185 A3 3.000 5.000 -.378 -1.892 -.683 -1.706 A4 3.000 5.000 -.023 -.114 -.837 -2.091
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Variable Min max skew c.r. kurtosis c.r. A5 3.000 5.000 -.383 -1.917 -.670 -1.676 Multivariate 14.870 2.930
Sumber: data primer diolah, 2011
Berdasarkan hasil pengujian normalitas pada tabel di atas diperoleh
hasil bahwa secara univariate terdapat beberapa ítem yang memiliki nilai
C.R kurtosis > 2,58, akan tetapi tidak ada yang memiliki nilai C.R.
skewness yang > 2,58, sehingga dapat dikatakan secara univariate data
terdistribusi normal. Pengujian normalitas secara multivariate
menunjukkan nilai sebesar 2,930 > 2,58 yang menandakan bahwa data
dalam penelitian ini secara multivariate tidak terdistribusi normal. Karena
data secara multivariate tidak terdistribusi normal, maka akan dilakukan
pengujian outlier di pembahasan selanjutnya.
2. Uji Outlier
Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim
yang memiliki karakteristik unik yang sangat berbeda dari observasi
lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk variabel tunggal
maupun variabel kombinasi. Dalam analisis multivariate adanya outlier
dapat diuji dengan statistik chi square (χ2) terhadap nilai mahalanobis
distance squared pada tingkat signifikansi 0,01 dengan degree of freedom
sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian atau secara univariate
dapat dilihat dengan melihat nilai p1 dan p2, dengan ketentuan apabila
nilai probabilitas > 0,05 maka data observasi dikatakan tidak mengalami
masalah outlier.
Tabel IV.12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Hasil Pengujian Outlier
Observation Number
Mahalanobis d-squared
p1 p2
3 45.602 .001 .195 45 41.157 .005 .193 73 37.786 .014 .336 1 36.980 .017 .250
107 35.431 .025 .331 59 34.490 .032 .351
133 33.326 .043 .460 142 32.648 .050 .483 22 32.364 .054 .417 84 32.185 .056 .333
- - - - - - - - - - - -
Sumber: data primer diolah, 2011
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui terdapat 7 indikasi nilai
observasi yang mengalami outlier karena memiliki nilai probabilitas
< 0,05. Adapun syarat ketentuan dinyatakan nomor observasi mengalami
outlier adalah apabila nomor observasi tersebut memiliki nilai probabilitas
baik p1 dan p2 < 0,05. Sedangkan apabila nomor observasi hanya
memiliki salah satu saja dari probabilitasnya < 0,05 (probabilitas satunya
tidak < 0,05) maka indikasi outlier masih dapat diterima.
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas diketahui semua
nomor observasi tidak ada yang mengalami masalah outlier (tidak
memiliki nilai probabilitas p1 dan p2 dibawah 0,05). Sehingga dapat
dikatakan dalam penelitian ini tidak ada observasi yang mengalami
masalah outlier.
3. Multicollinearity dan Singularity
Multikolinearitas dilihat pada determinant matriks kovarians. Nilai
yang terlalu kecil menandakan adanya multikolinearitas atau singularitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Dalam program komputer SEM telah menyediakan fasilitas “warning”
setiap kali terdapat indikasi multikolinieritas atau singularitas, maka data
dalam penelitian ini tidak terdapat gejala multikolinearitas dan singularitas
karena program komputer SEM tidak memberikan “warning”.
F. Analisis Konfirmatori Faktor (Confirmatory Factor Analysis = CFA)
Sampel Besar (Post-Test/Analisis)
Analisis konfirmatori faktor merupakan salah satu teknik analisis
multivariat yang digunakan untuk menguji sebuah konsep yang dibangun
dengan menggunakan beberapa indikator terukur. Analisis faktor konfirmatori
adalah salah satu jenis analisis faktor yang ditujukan untuk menguji sebuah
teori atau konsep mengenai sebuah proses atau sebuah pengertian atau sebuah
fenomena.
Analisis faktor konfirmatori berangkat dari adanya teori dasar yang
digunakan dalam sebuah penelitian. Kajian terhadap teori dasar menghantar
peneliti untuk menggali kembali konsep-konsep lama yang menjadi dasar
membangun teori dasar. Untuk mendefinisikan konsep yang dikembangkan,
maka peneliti akan mencari, merumuskan, atau menggunakan indikator-
indikator yang dapat mendefinisikan dimensi konsep yang dikembangkan.
Hasil pengujian, akan digunakan untuk mengkonfirmasi ulang konsep dan
struktur teori yang ada.
Untuk menilai kemantapan model, kita harus melakukan analisis faktor
konfirmatori (confirmatory factor analysis = CFA) pada langkah pertama
analisis data (Bentler, 1982; Chi & Duda, 1995; Doll, Hendrickson & Deng,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
1998). SEM adalah suatu pendekatan analisis faktor konfirmatori yang cukup
baik. SEM bukanlah untuk menghasilkan kausalitas, tetapi untuk
membenarkan adanya kausalitas teoritis atau untuk menguji kausalitas yang
sudah ada teorinya. Hasil analisis konfirmatori faktor dapat dilihat pada
gambar di bawah ini:
.10
AMBIENCE
A5
.26e5
1.00
1A4
.10e4
1.361
A3
.20e3
1.211A2
.23e2 .91
1A1
.19e1
1.03
1
.10
DESIGN
D5
.24e14
D4
.22e13
D3
.17e12
D2
.27e11
D1
.22e10
1.00
1
1.041
1.201.94
1 1.06
1
.26
INTERACTION
.19
JOY
.09
LOYALTY
I4
.10e9
1.001
I3
.16e8
.881
I2
.20e7 .761
I1
.24e6
.54
1
J3
.18e17
1.001
J2
.26e16
.841J1
.15e15 1.06
1
L4
.17e21
1.001
L3
.15e20
1.371L2
.15e19 1.111
L1
.22e18
.991
.08
.01
.04
.03
.02
.08
.04
.01
.04
.05
Gambar IV.1 Model Analisis Faktor Konfirmatori (CFA)
Berikut ini adalah hasil pengujian validitas konvergen dan reliabilitas
konstruk untuk masing-masing variabel penelitian.
1. Uji Validitas Konvergen
Pengujian validitas dalam penelitian menggunakan convergent
validity atau validitas konvergen. Validitas konvergen dapat dinilai dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
measurement model yang dikembangkan dalam penelitian dengan
menentukan apakah setiap indikator yang diestimasikan secara valid
mengukur dimensi dari konsep yang diujinya. Sebuah indikator dimensi
menunjukkan validitas konvergen yang signifikan apabila koefisien
variabel indikator itu lebih besar dari dua kali standar errornya (Anderson
& Gerbing dalam Ferdinand, 2005:187). Bila setiap indikator memiliki
critical ratio (C.R) yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E),
hal ini menunjukkan bahwa indikator itu secara valid mengukur apa yang
seharusnya diukur dalam model yang disajikan.
a. Ambience
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
ambience dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.13
Validitas Konvergen Variabel Ambience
Konstruk Estimate S.E. C.R. P Keterangan Ambience
A5 1.000 Valid A4 1.360 .228 5.963 *** Valid A3 1.213 .224 5.411 *** Valid A2 .909 .191 4.763 *** Valid A1 1.030 .198 5.209 *** Valid
Sumber: data primer diolah, 2011
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator tentang
ambience menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang
lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel ambience yang digunakan
adalah valid.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
b. Interaction
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
interaction dengan menggunakan bantuan program komputer Amos
16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.14
Validitas KonvergenVariabel Interaction
Konstruk Estimate S.E. C.R. P Keterangan Interaction
I4 1.000 Valid I3 .883 .096 9.231 *** Valid I2 .759 .105 7.253 *** Valid I1 .542 .102 5.305 *** Valid
Sumber: data primer diolah, 2011
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator tentang
interaction menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R)
yang lebih besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat
disimpulkan bahwa indikator variabel interaction yang digunakan
adalah valid.
c. Design
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk
variabel design dengan menggunakan bantuan program komputer
Amos 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.15
Validitas KonvergenVariabel Design
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Keterangan Design
D5 1.000 Valid D4 1.037 .208 4.980 *** Valid D3 1.199 .250 4.794 *** Valid D2 .936 .241 3.892 *** Valid D1 1.058 .237 4.460 *** Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Sumber: data primer diolah, 2011
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator tentang
design menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang lebih
besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat disimpulkan bahwa
indikator variabel design yang digunakan adalah valid.
d. Joy
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel joy
dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.16
Validitas KonvergenVariabel Joy
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Keterangan Joy
J3 1.000 Valid J2 .839 .150 5.578 *** Valid J1 1.057 .178 5.938 *** Valid
Sumber: data primer diolah, 2011
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator tentang joy
menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang lebih besar
dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat disimpulkan bahwa
indikator variabel joy yang digunakan adalah valid.
e. Loyalty
Berdasarkan hasil pengujian validitas konvergen untuk variabel
loyalty dengan menggunakan bantuan program komputer Amos 16, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel IV.17
Validitas KonvergenVariabel Loyalty
Konstruk Estimate S.E. C.R. p Keterangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
Loyalty L4 1.000 Valid L3 1.366 .235 5.810 *** Valid L2 1.107 .210 5.272 *** Valid L1 .989 .225 4.400 *** Valid
Sumber: data primer diolah, 2011
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa semua indikator tentang
loyalty menghasilkan nilai estimasi dengan critical ratio (C.R) yang lebih
besar dari dua kali standar errornya (S.E), maka dapat disimpulkan bahwa
indikator variabel loyalty yang digunakan adalah valid.
2. Reliabilitas Konstruk
Reliabilitas konstruk dinilai dengan menghitung indeks reliabilitas
instrumen yang digunakan (composite reliability) dari model SEM yang
dianalisis. Nilai batas yang digunakan untuk menilai sebuah tingkat
reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70, walaupun angka itu bukanlah
sebuah ukuran yang “mati”. Artinya, bila penelitian yang dilakukan
bersifat eksploratori, maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima
sepanjang disertai dengan alasan-alasan empirik yang terlihat dalam proses
eksplorasi. Nunally dan Bernstein, (1994 dalam Ferdinand, 2005:193),
memberikan pedoman yang baik untuk menginterpretasikan indeks
reliabilitas. Mereka menyatakan bahwa reliabilitas yang sedang antara
0,5–0,6 sudah cukup untuk menjustifikasi sebuah hasil penelitian.
Reliabilitas = ( )
( ) ååå
+ jLoadingStd
LoadingStd
e2
2
.
.
a. Ambience
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Hasil pengujian reliabilitas konstruk untuk variabel ambience
(ξ1), diperoleh standarized loading dan measurement error masing-
masing item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.18
Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel
Ambience (ξ1)
No Item Std.
Loading Measur.
Error Reliablity 1. A5 0.534 0.71
0,77
2. A4 0.808 0.35
3. A3 0.657 0.57 4. A2 0.524 0.73 5. A1 0.607 0.63
Jumlah 3,13 2,99 Sumber: data primer diolah, 2011
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
= ( )
( ) 99,213,3
13,32
2
+
= 0,77
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar construct
reliability adalah 0,77. Nilai ini lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 sehingga item-item
pernyataan yang ada dianggap reliabel atau handal untuk mengukur
variabel ambience.
b. Interaction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Hasil pengujian reliabilitas konstruk untuk variabel interaction
(ξ3), diperoleh standarized loading dan measurement error masing-
masing item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.19
Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel
Interaction (ξ3)
No Item Std. Loading Measur. Error Reliablity
1. I4 0.845 0.29
0,79 2. I3 0.744 0.45 3. I2 0.657 0.57 4. I1 0.495 0.75
Jumlah 2,741 2,056 Sumber: data primer diolah, 2011
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
= ( )
( ) 056,2741,2
741,22
2
+
= 0,79
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar construct
reliability adalah 0,79. Nilai ini lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 sehingga item-item
pernyataan yang ada dianggap reliabel atau handal untuk mengukur
variabel interaction.
c. Design
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Hasil pengujian reliabilitas konstruk untuk variabel design (ξ2),
diperoleh standarized loading dan measurement error masing-masing
item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.20
Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel
Design (ξ2)
No Item Std. Loading
Measur.
Error Reliablity
1. D5 0.544 0.70
0,71
2. D4 0.573 0.67 3. D3 0.678 0.54 4. D2 0.497 0.75 5. D1 0.582 0.66
Jumlah 2,874 3,33 Sumber: data primer diolah, 2011
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
= ( )
( ) 33,3874,2
874,22
2
+
= 0,71
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar construct
reliability adalah 0,71. Nilai ini lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 sehingga item-item
pernyataan yang ada dianggap reliabel atau handal untuk mengukur
variabel design.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
d. Joy
Hasil pengujian reliabilitas konstruk untuk variabel joy (η1),
diperoleh standarized loading dan measurement error masing-masing
item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.21
Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel
Joy (η1)
No Item Std. Loading
Measur.
Error Reliablity
1. J3 0.713 0.49
0,73 2. J2 0.583 0.66 3. J1 0.759 0.42
Jumlah 2,055 1,58 Sumber: data primer diolah, 2011
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
= ( )
( ) 58,1055,2
055,22
2
+
= 0,73
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar construct
reliability adalah 0,73. Nilai ini lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 sehingga item-item
pernyataan yang ada dianggap reliabel atau handal untuk mengukur
variabel joy.
e. Loyalty
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
Hasil pengujian reliabilitas konstruk untuk variabel loyalty (η2),
diperoleh standarized loading dan measurement error masing-masing
item pernyataan sebagai berikut:
Tabel IV.22
Hasil Pengujian Reliabilitas Konstruk Variabel
Loyalty (η2)
No Item Std. Loading Measur. Error Reliablity
1. L4 0.580 0.66
0,72 2. L3 0.722 0.48 3. L2 0.645 0.58 4. L1 0.532 0.72
Jumlah 2,479 2,44 Sumber: data primer diolah, 2011
Perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut:
= ( )
( ) 44,2479,2
479,22
2
+
= 0,72
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa besar construct
reliability adalah 0,72. Nilai ini lebih besar dari batas yang digunakan
untuk menilai sebuah tingkat reliabilitas yaitu 0,50 sehingga item-item
pernyataan yang ada dianggap reliabel atau handal untuk mengukur
variabel loyalty.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
G. Penilaian Model Fit
Menilai model fit adalah sesuatu yang kompleks dan memerlukan
perhatian yang besar. Suatu indeks yang menunjukkan bahwa model adalah fit
tidak memberikan jaminan bahwa model memang benar-benar fit. Sebaliknya,
suatu indeks fit yang menyimpulkan bahwa model adalah sangat buruk, tidak
memberikan jaminan bahwa model tersebut benar-benar tidak fit. Dalam
SEM, peneliti tidak boleh hanya tergantung pada satu indeks atau beberapa
indeks fit, tetapi sebaiknya pertimbangan seluruh indeks fit.
Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur
atau menguji hipotesis mengenai model (Hair et al., 1995; Joreskog &
Sorbom, 1989; Long, 1983; Tabachnick & Fidell, 1996 dalam Ferdinand,
2005). Umumnya terhadap berbagai jenis fit index yang digunakan untuk
mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan data
yang disajikan. Peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan
menggunakan beberapa fit index untuk mengukur kebenaran model yang
diajukannya. Berikut ini adalah hasil pengujian indeks kesesuaian dan cut-off
valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat
diterima atau ditolak. Hasil pengujian Goodness of Fit dapat di lihat pada
gambar model struktural sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
.10
AMBIENCE
A5
.27
e5
1.00
1A4
.10
e4
1.391
A3
.19
e31.271
A2
.23
e2 .921
A1
.19e1
1.03
1
.26
INTERACTION
.10
DESIGN
D5
.24e14
D4
.22
e13
D3
.17
e12
D2
.27
e11
D1
.23
e10
1.00
1
1.031
1.211.95
1 1.03
1
LOYALTYJOY
-.20
.38 .15
.41
I4
.10e9
1.001
I3
.16e8
.891
I2
.20e7 .731
I1
.24e6
.53
1
J1
.16
e15
1.00
1
J2
.26
e16
.81
1
J3
.18
e17
.98
1
L1
.23
e181.00
1
L2
.16
e191.13 1
L3
.13
e201.54 1
L4
.17
e21
1.081
.15
Z1
.07
Z2
11
GOODNESS OF FIT :Chi-square = 348.981Probability = .000CMINDF = 1.886AGFI = .787GFI = .829CFI = .800TLI = .773RMSEA = .077
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 16
diperoleh hasil goodness of fit sebagai berikut:
Tabel IV.23
Evaluasi Goodness-of-Fit Indices
Indeks Model goodness of fit
Cut-off Value
Hasil Model Kesimpulan
Chi Square Diharapkan kecil 348,981 Tidak Fit Probabilitas Chi Square (p) > 0,05 0,000 CMIN/DF < 2,00-3,00 1,886 Fit Adjusted goodness of fit index (AGFI)
> 0,90 0,787 Tidak Fit
Comparative fit index (CFI) > 0,95 0,800 Tidak Fit Tucker-Lewis Index (TLI) > 0,95 0,773 Tidak Fit Root mean square error approximation (RMSEA)
< 0,08 0,077 Fit
Sumber: data primer diolah, 2011
Gambar IV.2 Model Struktural (SEM)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Tabel di atas menunjukkan ringkasan hasil yang diperoleh dalam
kajian dan nilai yang direkomendasikan untuk mengukur fit-nya model.
Seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas, nilai probabilitas chi-square
sebesar 0,000 < 0,05, nilai CMIN/DF sebesar 1,886 < 2,00-3,00, nilai Adjusted
goodness of fit index (AGFI) sebesar 0,787 < 0,90, nilai Comparative fit index
(CFI) sebesar 0,800 < 0,95, nilai Tucker-Lewis Index (TLI) sebesar 0,773 <
0,95, dan nilai Root mean square error approximation (RMSEA) sebesar
0,077 < 0,08. Sebagai syarat utama model ML (maximum likelihood) adalah
nilai chi-square diharapkan kecil atau nilai probabilitas chi-square > 0,05,
apabila tidak fit atau tidak terpenuhi maka langkah selanjutnya model harus
dimodifikasi untuk memperoleh hasil goodness of fit menjadi lebih baik atau
terpenuhi.
H. Modifikasi Model Struktural
Dikarenakan sebelumnya model dinyatakan tidak fit maka modifikasi
model harus dilakukan dengan cara mengkorelasikan nilai measurement error
indikator melalui “modification indices”nya. Adapun hasil modifikasi model
selengkapnya sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
.10
AMBIENCE
A5
.26
e5
1.00
1A4
.11
e4
1.331
A3
.19
e31.211
A2
.23
e2 .931
A1
.19
e11.02
1
.28
INTERACTION
.10
DESIGN
D5
.25
e14
D4
.26
e13
D3
.19e12
D2
.26
e11
D1
.22
e10
1.00
1
.861
1.1911.03
1 1.10
1
LOYALTYJOY
-.24
.61I4
.07e9
1.001
I3
.16
e8.831
I2
.23e7 .631
I1
.26e6
.39
1
J1
.17
e15
1.00
1
J2
.26
e16
.78
1
J3
.18
e17
.93
1
L1
.20
e181.00
1
L2
.17
e19.91 1
L3
.15
e201.25 1
L4
.16
e21
.991
.14
Z1
.10
Z2
11
GOODNESS OF FIT :Chi-square = 179.770Probability = .124CMINDF = 1.131AGFI = .855GFI = .900CFI = .975TLI = .967RMSEA = .030
.20.38-.05
-.04
.10
.05
.05.04
-.01.05
-.04
.03
.04
-.05
-.04
.07
-.05
.03-.05
-.07
.07
.05
-.02
-.04.04
.04
-.05
-.04
Hasil selengkapnya dari modifikasi model struktural pada gambar di
atas akan diuraikan oleh tabel sebagai berikut:
Tabel IV.24
Evaluasi Goodness-of-Fit Indices setelah Modifikasi
Indeks Model Goodness of Fit
Cut-off Value
Hasil Model
Kesimpulan
Chi Square Diharapkan kecil 179,770 Fit Probabilitas Chi Square (p) > 0,05 0.124
CMIN/DF < 2,00-3,00 1,131 Fit Adjusted goodness of fit index (AGFI) > 0,90 0,855 Marginal
Comparative fit index (CFI) > 0,95 0,975 Fit Tucker-Lewis Index (TLI) > 0,95 0,967 Fit
Gambar IV.3 Model Struktural (SEM) setelah di-Modifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Root mean square error approximation (RMSEA)
< 0,08 0,030 Fit
Sumber: data primer diolah, 2011
Tabel di atas menunjukkan ringkasan hasil yang diperoleh dalam
kajian dan nilai yang direkomendasikan untuk mengukur fit-nya model.
Seperti yang ditunjukkan dalam tabel di atas, nilai chi-square harus fit (nilai
probabilitas > 0,05) terpenuhi dengan nilai probabilitas sebesar 0,124 > 0,05,
dan diiringi pengukuran fit model lainnya yang telah dinyatakan fit. Secara
overall atau keseluruhan dari enam pengukuran goodness of fit model
dinyatakan fit (lima pengukuran fit, hanya satu pengukuran yang marginal).
Hanya satu kriteria yang marginal yaitu adjusted goodnees-of-fit index
(AGFI) sedikit lebih kecil dari nilai yang direkomendasikan. Namun,
mengikut Salisbury, dkk (2001), Cheng, 2001; Hu, dkk (1999), dan Segars &
Grover (1993) dalam Ma’ruf et. al (2002) merekomendasikan AGFI minimum
³ 0,80. Dengan demikian, secara overall model yang dikembangkan adalah fit
dengan data.
I. Uji Hipotesis Model Koefisien Jalur
Analisis kausalitas dilakukan guna mengetahui hubungan antar
variabel. Pada penelitian ini diharapkan dengan adanya pengujian kausalitas
dapat mengetahui pengaruh yang terjadi antara variabel eksogen dengan
variabel endogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
Adapun hasil selengkapnya dari tiap hubungan akan diuraiakan pada
tabel sebagai berikut:
Tabel IV.25
Hasil Pengujian Hipotesis
Hubungan Variabel Estimate S.E. C.R P
JOY <--- AMBIENCE -.244 .164 -1.486 .137 JOY <--- INTERACTION .383 .094 4.089 *** JOY <--- DESIGN .611 .199 3.071 .002 LOYALTY <--- JOY .196 .084 2.318 .020 Sumber: data primer diolah, 2011
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas yang terangkum pada tabel
di atas diperoleh hasil bahwa ambience tidak berpengaruh signifikan pada
joy dengan perolehan nilai C.R sebesar -1,486, nilai estimate sebesar -
0,244, dan nilai probabilitas sebesar 0,137 > 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas yang terangkum pada tabel
di atas diperoleh hasil bahwa interaction berpengaruh signifikan positif
pada joy dengan perolehan nilai C.R sebesar 4,089, nilai estimate sebesar
0,383, dan nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas yang terangkum pada tabel
di atas diperoleh hasil bahwa design berpengaruh signifikan positif pada joy
dengan perolehan nilai C.R sebesar 3,071, nilai estimate sebesar 0,611, dan
nilai probabilitas sebesar 0,002 < 0,05.
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas yang terangkum pada tabel
di atas diperoleh hasil bahwa joy berpengaruh signifikan positif pada
loyalty dengan perolehan nilai C.R sebesar 2,318, nilai estimate sebesar
0,196, dan nilai probabilitas sebesar 0.020 < 0,05.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
J. Analisis Direct Effect, Indirect Effect, dan Total Effect
Analisis ini digunakan untuk mengetahui kekuatan pengaruh antara
konstruk baik langsung, tidak langsung, maupun pengaruh totalnya. Efek
langsung (direct effect) tidak lain adalah koefisien dari semua garis koefisien
dengan anak panah satu ujung. Efek tidak langsung adalah efek yang muncul
melalui sebuah variabel antara. Efek total adalah efek dari berbagai hubungan,
yaitu efek total dari efek langsung dan efek tidak langsung. Hasil pengujian
model di atas menunjukkan efek langsung, efek tidak langsung dan efek total
sebagai yang dinyatakan dalam tabel-tabel berikut ini:
Tabel IV.26
Direct Effect
Variable Ambience Interaction Design Joy Loyalty Joy -.244 .383 .611 .000 .000 Loyalty .000 .000 .000 .196 .000
Sumber: data primer diolah, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat efek langsung dari
ambience pada joy sebesar -0,24; efek langsung dari interaction pada joy
sebesar 0,383; efek langsung dari design pada joy sebesar 0,611, dan efek
langsung dari joy pada loyalty sebesar 0,196.
Tabel IV.27
Indirect Effect
Variable Ambience Interaction Design Joy Loyalty Joy .000 .000 .000 .000 .000 Loyalty -.048 .075 .120 .000 .000
Sumber: data primer diolah, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat efek tidak langsung dari
ambience pada loyalty sebesar -0,048; efek tidak langsung dari interaction
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pada loyalty sebesar 0,075, dan efek tidak langsung dari design pada loyalty
sebesar 0,120.
Tabel IV.28
Total Effect
Variable Ambience Interaction Design Joy Loyalty Joy -.244 .383 .611 .000 .000 Loyalty -.048 .075 .120 .196 .000
Sumber: data primer diolah, 2011
Hasil pada tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat efek total dari
ambience pada joy sebesar -0,244; efek total dari ambience pada loyalty
sebesar -0,048; efek total dari interaction pada joy sebesar 0,383; efek total
dari interaction pada loyalty sebesar 0,075; efek total dari design pada joy
sebesar 0,611; efek total dari design pada loyalty sebesar 0,120, dan efek total
dari joy pada loyalty sebesar 0,196.
K. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian kausalitas menggunakan AMOS 16 untuk
menguji model hubungan struktural, diperoleh hasil:
H 1 : Persepsi pelanggan pada ambience di Pandawa Water World
berpengaruh negatif dengan perasaan joy.
Hasil temuan pertama dalam penelitian ini menunjukkan ambience
tidak berpengaruh signifikan terhadap joy, karena memiliki nilai probabilitas
sebesar 0,137 > 0,05. Dengan demikian maka hipotesis pertama dalam
penelitian ini tidak terbukti atau ditolak, dimana semakin tinggi persepsi
pelanggan atas ambience (suasana) di Pandawa Water World belum dapat
meningkatkan joy (kesenangan) para pelanggan. Kecenderungan tempatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
yang ramai, sehingga para pengunjung tidak terlalu menghiraukan aspek
ambience yang ada di Pandawa Water World. Kesenangan yang diharapkan
juga tidak didapat. Mereka lebih pada niat untuk berenang dan menikmati
wahana permainannnya daripada suasana (ambience)nya.
Hasil penelitian tersebut tidak sesuai dengan hasil penelitian
sebelumnya, Sherman et al., (1997) menemukan dalam menyiapkan
pengaturan yang menampilkan kreatifitas dalam toko berhubungan erat
dengan emosi pelanggan. Hal ini masuk akal untuk menganggap bahwa aspek
ambience yang menampilkan ktreatif bisa memiliki efek yang sama pelangan
seperti halnya menampilkan kreatif di toko tertentu. Tujuan penting bagi
perancang tempat pariwisata adalah untuk mendesain objek wisata sedemikian
rupa sehingga menciptakan atmosphere yang menyenangkan dan menghibur
dan akibatnya menyebabkan perasaan senang.
H 2 : Persepsi pelanggan dari interaction dengan penyedia layanan di
Pandawa Water World berpengaruh positif dengan perasaan joy.
Hasil temuan kedua dalam penelitian ini menunjukkan interaction
berpengaruh signifikan positif terhadap joy, karena memiliki nilai probabilitas
0,000 < 0,05. Maka dalam hal ini hipotesis kedua terbukti atau diterima,
dimana semakin tinggi interaction dengan penyedia layanan di Pandawa
Water World maka dapat berpengaruh meningkatkan joy (perasaan senang)
para pelanggan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Temuan dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat (Bitner,1992).
Bahwa kemampuan karyawan untuk menjawab yang benar mengenai
kebutuhan pelanggan, atau mungkin pelayanan kegagalan pengiriman dan
adanya tindakan karyawan sangat berhubungan dengan persepsi pelanggan
pada karyawan. Soderlund dan Rosengren (2008) mengemukakan bahwa
senyum sederhana dari seorang karyawan dapat dengan sendirinya
menghasilkan tingkat kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. Penelitian ini
mengasumsikan bahwa persepsi interaksi pelanggan dengan penyedia layanan
di Pandawa Water World dihubungkan dengan perasaan senang para
pelanggan.
H3 : Persepsi pelanggan pada design di Pandawa Water World
berpengaruh positif dengan perasaan joy.
Hasil hipotesis ketiga dalam penelitian ini terbukti, dimana hasil
penelitian menunjukkan design berpengaruh signifikan positif terhadap joy,
dengan perolehan nilai probabilitas 0,002 < 0,05. Dengan demikian maka
hipotesis ketiga terbukti atau dapat diterima. Semakin tinggi desain di
Pandawa Water World maka akan semakin meningkatkan perasaan senang
para pelanggan.
Hasil dalam penelitian ini sejalan dengan pendapat Pine dan Gilmore
(1998). Bahwa desain fisik yang efektif adalah ringkas, menarik dan
melibatkan semua indera. Desain sangat penting untuk pengalaman pelanggan
bagi layanan hedonis, seperti Pandawa Water World karena pelanggan
tersebut mengunjungi objek wisata untuk mendapatkan kenikmatan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
kesenangan. Lingkungan fisik yang dirancang dapat menimbulkan perasaan
senang pada pelanggan.
H 4 : Perasaan Joy pelanggan berpengaruh positif dengan loyalitas.
Hasil hipotesis keempat dalam penelitian ini terbukti, bahwa joy
berpengaruh signifikan positif terhadap loyalitas dengan nilai probabilitas
0,020 < 0,05. Dengan demikian maka hipotesis keempat terbukti atau dapat
diterima. Semakin tinggi kesenangan yang diterima atau dirasakan pelanggan,
maka akan semakin meningkatkan loyalitas (kesetiaan) konsumen/pelanggan
tersebut terhadap objek wisata Pandawa Water World.
Hasil penelitian sejalan dengan pendapat (Izard,1977) Emosi dan
perilaku pelanggan saling berkaitan. Pandangan ini didasarkan pada keyakinan
bahwa emosi menjadi motivator utama perilaku Perasaan senang pelanggan
dan loyalitas yang positif saling terkait, karena sifat manusia merespon dengan
cara tertentu pada pariwisata untuk mempertahankan suatu emosi positif
(menghindari suatu emosi negatif). Seseorang cenderung merasa senang
hubungannya dengan keputusan untuk tetap atau lanjutkan dengan apa yang
dia lakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengujian hipotesis dan pembahasan dalam penelitian ini,
dapat diambil beberapa kesimpulan, antara lain:
1. Persepsi ambience tidak berpengaruh signifikan pada joy.
2. Persepsi interaction berpengaruh signifikan positif pada joy.
3. Persepsi design berpengaruh signifikan positif pada joy.
4. Joy berpengaruh signifikan positif pada loyalitas.
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, dimana penelitian
hanya fokus dilakukan pada satu jenis layanan hedonis, yaitu objek wisata air
Pandawa Water World. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini hanya
terbatas pada tiga variable saja. Penelitian ini fokus pada jenis pengalaman
atmosfer (ambience, interaction dan design), yang menciptakan kesenangan,
dan membangun loyalitas pelanggan.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan selama proses dalam penelitian ini, maka
diajukan beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan bagi
objek Wisata Pandawa Water World Solo Baru maupun bagi penelitian
selanjutnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
1. Bagi objek Wisata Pandawa Water World untuk lebih memperhatikan
aspek yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan yaitu; interaction
(interaksi), design (desain), dan joy (kesenangan). Bahwa ke tiga aspek
tersebut telah terbukti dapat mempengaruhi atau meningkatkan loyalitas
pengunjung objek wisata Pandawa Water World.
2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat melengkapi keterbatasan-
keterbatas dalam penelitian ini, diantaranya:
a. Pengembangan variabel yang diteliti terhadap loyalty tidak hanya
terbentur pada ambience, interaction dan design, tapi dapat
dikembangkan secara luas dalam mencari kajian lainnya yang dapat
menciptakan peningkatan loyalty pelanggan.
b. Melakukan perluasan objek penelitian pada layanan jasa hedonis
lainnya, misalnya pada perhotelan, restoran, dan supermaket.