©UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/41120001/8ff8e... · pelaksanaan serta...

14
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap anak unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami hambatan fisik dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya secara wajar, dan anak yang akibat keadaan tertentu mengalami kekerasan, berada di lembaga permasyarakatan/ rumah tahanan, di jalanan, di daerah terpencil/ bencana/ konflik yang memerlukan penanganan secara khusus. Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa balita yang membuat dirinya tidak membentuk hubungan sosial atau komunikasi yang normal, yang mengakibatkan anak terisolasi dari manusia lain dan masuk ke dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. Karakterisktik anak dengan autisme adalah memiliki respon abnormal terhadap stimuli sensori; perkembangan kemampuan kognitif terlambat; tidak mampu mengembangkan keterampilan bersosialisasi yang normal; gangguan dalam berbicara, bahasa dan komunikasi; serta senang meniru atau mengulangi kata-kata orang lain (egolalia). (Kemenkes RI, 2010) Anak dengan autisme memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak-anak normal ©UKDW

Transcript of ©UKDWsinta.ukdw.ac.id/sinta/resources/sintasrv/getintro/41120001/8ff8e... · pelaksanaan serta...

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap anak unik dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang mengalami hambatan fisik

dan/atau mental sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya

secara wajar, dan anak yang akibat keadaan tertentu mengalami kekerasan,

berada di lembaga permasyarakatan/ rumah tahanan, di jalanan, di daerah

terpencil/ bencana/ konflik yang memerlukan penanganan secara khusus.

Autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang sejak lahir ataupun

saat masa balita yang membuat dirinya tidak membentuk hubungan sosial atau

komunikasi yang normal, yang mengakibatkan anak terisolasi dari manusia

lain dan masuk ke dalam dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif.

Karakterisktik anak dengan autisme adalah memiliki respon abnormal

terhadap stimuli sensori; perkembangan kemampuan kognitif terlambat; tidak

mampu mengembangkan keterampilan bersosialisasi yang normal; gangguan

dalam berbicara, bahasa dan komunikasi; serta senang meniru atau

mengulangi kata-kata orang lain (egolalia). (Kemenkes RI, 2010) Anak

dengan autisme memiliki kemampuan yang berbeda dengan anak-anak normal

©UKDW

2

pada umumnya. Karena hal tersebut, anak-anak dengan autisme

membutuhkan pendidikan khusus, yaitu pendidikan yang dilaksanakan di

Sekolah Luar Biasa. Belum banyak penelitian yang dilakukan tentang anak

dengan autisme. Hal tersebutlah yang mendorong dilaksanakannya penelitian

ini.

Yayasan Autisme Indonesia menyatakan adanya peningkatan

prevalensi autisme, jumlah anak dengan autisme di Indonesia pada tahun 2000

diperkirakan 1 : 5000 anak, kemudian meningkat menjadi 1 : 500 anak pada

tahun 2010. Pada tahun 2000, bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia memperkirakan terdapat kurang lebih 6.900 anak-anak

dengan autisme di Indonesia (Moore, 2010)

Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia, karena

tanpa kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan

lancar. Kesehatan merupakan keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup

produktif secara social dan ekonomis. Kesehatan pribadi dan masyarakat

saling berpengaruh. Hal tersebutlah yang mendorong diperlukannya Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan sekumpulan

perilaku yang di praktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran

yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di

bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan

©UKDW

3

masyarakatnya (Maryunani, 2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

merupakan esensi dan hak asasi manusia untuk tetap mempertahankan

kelangsungan hidupnya. PHBS merupakan salah satu strategi yang dapat

ditempuh untuk menghasilkan kemandirian di bidang kesehatan baik pada

masyarakat maupun pada keluarga. (Depkes RI, 2007). Tujuan PHBS adalah

untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan

masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif

masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal. Di Indonesia, PHBS sudah mulai ditetapkan dari tahun 1996

oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Sekarang anjuran PHBS

diperkuat dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

2269/MENKES/PER/XI/2011 yang mengatur upaya peningkatan perilaku

hidup bersih dan sehat (PHBS) di seluruh Indonesia dengan mangacu pada

pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan dan

pelaksanaan serta pemantauan dan penilaian. Pemberdayaan masyarakat

harus dimulai dari rumah tangga karena rumah tangga yang sehat merupakan

aset pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan

dilindungi kesehatannya. Anggota rumah tangga mempunyai masa rawan

terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk

mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk

melaksanakan PHBS (Depkes, 2013).

©UKDW

4

PHBS memiliki indikator yang berbeda-beda untuk setiap tatanannya.

Hal tersebut membuat semua masyarakat untuk melakukan penerapan PHBS

di kelima tatanan. Kelima tatanan PHBS tersebut antara lain: tatanan rumah

tangga, tatanan sekolah, tatanan institusi kesehatan/ fasilitas pelayanan

kesehatan, tatanan tempat kerja, dan tatanan tempat umum. Dalam

pelaksanaannya, PHBS dilaksanakan di institusi rumah tangga, sekolah,

masyarakat, institusi kesehatan / fasilitas pelayanan kesehatan, tempat kerja

dan di tempat umum. Pelaksanaan PHBS dalam satu tatanan akan

berpengaruh terhadap tatanan lainnya, karena pelaksanaan PHBS saling

berhubungan satu dengan yang lainnya pada setiap tatanan tersebut. Dalam

melakukan pembinaan PHBS, ada macam-macam strategi yang dapat

dilakukan seperti gerakan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi.

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga

atau kelompok (sasaran) secara terus menerus dan

berkesinambunganmengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu

sasaran, agar terjadi perubahan sasaran. Perubahan sasaran yang diharapkan

adalah terjadi perubahan dalam tiga aspek yaitu aspek pengetahuan, aspek

sikap, dan aspek perilaku. Bina suasana adalah upaya menciptakan

lingkungan sosial yang mendorong individu anggota masyarakat untuk mau

melakukan perilaku yang diperkenalkan. Terdapat tiga kategori proses bina

suasana, yaitu bina suasana individu, bina suasana kelompok dan bina suasana

publik. Advokasi adalah strategi pokok dalam rangka mengembangkan

©UKDW

5

kebijakan berwawasan kesehatan, menciptakan lingkungan fisik yang

mendukung dan menata kembali arah pelayanan kesehatan (Maryunani, 2013)

Sekolah merupakan salah satu sasaran PHBS karena banyaknya data

yang menyebutkan bahwa munculnya sebagian penyakit yang sering

menyerang anak usia sekolah (6-10 tahun), seperti diare, cacingan dan anemia

sehingga SD sering menjadi sasaran penerapan PHBS. Hal tersebut karena

anak usia sekolah berpotensi sebagai agent of change untuk mempromosikan

PHBS baik di lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. (Sonny,

2011). Diare merupakan penyebab utama kematian pada bayi dan balita (usia

1 bulan sampai < 5 tahun) di Indonesia. Penyakit diare menjadi penyebab

utama kematian bayi (31,4%) dan anak balita (25,2%). (Riskesdas, 2007)

Dalam pendidikan khusus yang dilaksanakan di SLB ada program

PHBS. Maka penelitian ini perlu dilakukan untuk mengukur sejauh mana

perilaku hidup bersih dan sehat pada anak dengan autisme agar dapat

mencegah penyakit-penyakit yang mungkin muncul. Penelitian mengenai

hubungan antara pengetahuan, sikap dengan perilaku pola hidup bersih dan

sehat pada anak dengan autisme tingkat SD belum pernah dilakukan

sebelumnya. Penelitian ini, akan menggunakan kuisioner dan wawancara

kepada anak dengan autisme serta akan dilakukan indepth interview kepada

orang tua murid dan guru pada sekolah tersebut.

©UKDW

6

1.2 Masalah Penelitian

Anak dengan autisme memiliki kebutuhan khusus, sehingga dalam kehidupan

sehari-harinya akan menemukan berbagai permasalahan seperti keterbatasan

dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) masih merupakan penyebab utama dari penyakit-penyakit seperti

diare, cacingan dan anemia yang disebabkan oleh tingkat kebersihan yang

rendah. Penelitian terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) perlu

dilakukan pada anak dengan autisme, karena di Indonesia belum ada

penelitian tersebut.

Pertanyaan Penelitian

Termasuk kriteria apakah tingkat pengetahuan, sikap dengan perilaku

hidup bersih dan sehat pada siswa-siswi autisme ?

Apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap dengan perilaku hidup

bersih dan sehat pada siswa-siswi autisme tingkat SD dan SMP di SLB

Bina Anggita ?

©UKDW

7

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dengan

perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak dengan autisme

tingkat SD dan SMP di SLB Bina Anggita.

Mengetahui sejauh mana PHBS dalam tatanan Rumah Tangga

sudah dilakukan oleh anak dengan autisme di SLB Bina Anggita

1.3.2 Tujuan Khusus

Mengetahui pengetahuan perilaku hidup bersih dan sehat pada

anak-anak dengan autisme tingkat SD dan SMP di SLB Bina

Anggita.

Mengetahui sikap perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-

anak dengan autisme tingkat SD dan SMP di SLB Bina

Anggita.

Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat pada anak-anak

dengan autisme tingkat SD dan SMP di SLB Bina Anggita.

Mengetahui ada/tidaknya hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap PHBS pada anak-anak dengan autisme tingkat

SD dan SMP di SLB Bina Anggita.

©UKDW

8

Mengetahui ada/tidaknya hubungan antara sikap dengan

perilaku PHBS pada anak-anak dengan autisme tingkat SD dan

SMP di SLB Bina Anggita.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Secara Teoritis

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat menambah ilmu dan wawasan

terhadap kesehatan terutama pada Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS).

1.4.2 Secara Praktis

Bagi Klinisi / Dokter

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan klinisi tentang

PHBS, dapat mengetahui sejauh mana PHBS sudah di terapkan terutama

kepada anak dengan autisme, mengerti bagaimana menerapkan PHBS

kepada anak dengan autisme.

Bagi Institusi Pendidikan

Melalui penelitian ini diharapkan sekolah dapat mengetahui sejauh mana

PHBS sudah dilaksanakan oleh siswa-siswinya, sehingga sekolah dapat

memperbaiki dan merencanakan penyuluhan-penyuluan terkait PHBS

kepada siswa-siswinya, agar sekolah dapat membantu pelaksanaan PHBS

kepada siswa-siswinya, khususnya siswa-siswi berkebutuhan khusus.

©UKDW

9

Bagi Masyarakat

Melalui penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mengetahui sejauh

mana PHBS sudah dilakukan dikalangan siswa-siswi berkebutuhan khusus,

agar orang tua dapat memantau pelaksanaan PHBS pada anak dengan

autisme, dapat menentukan strategi yang tepat untuk membantu

pelaksanaan PHBS pada anak dengan autisme.

1.5 Keaslian Penelitian

Melalui hasil penelusuran jurnal penelitian sebelumnya, peneliti belum

menemukan karya tulis yang sama dengan penelitian yaitu tentang Hubungan

antara Pengetahuan, Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat kepada

anak berkebutuhan khusus autisme. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti

ini tidak mengandung unsur-unsur plagiatisme. Pada penelitian ini, peneliti

juga memperhatikan aspek etis. Karena dalam penelitian kita harus

mempertimbangkan persetujuan sekolah tempat melakukan penelitian,

persetujuan siswa atau orang tua dari siswa yang akan dijadikan subjek

penelitian. Tetapi terdapat penelitian-penelitian yang serupa sebelumnya,

yang dijadikan peneliti sebagai refrensi dalam penulisan penelitian ini:

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Siti Fauziah, Faktor-faktor yang Cross sectional Faktor-faktor yang

©UKDW

10

2004 Berhubungan dengan

Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat Siswa di 2

Sekolah Dasar (Dengan

dan Tanpa Program

PHBS) Kelurahan Lorok

Phakjo Palembang

Tahun 2004

Berhubungan dengan

Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat Siswa di 2

Sekolah Dasar (Dengan

dan Tanpa Program

PHBS) Kelurahan

Lorok Phakjo

Palembang Tahun 2004

dengan proporsi

perilaku siswa yang

baik adalah 72,3%

Jariston

Habeahan,

2009

Pengetahuan, Sikap dan

Tindakan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

Anak-anak di Yayasan

Panti Asuhan Rapha-el

Simalingkar Kecamatan

Medan Tuntungan Kota

Medan tahun 2009

Deskriptif Anak-anak di Yayasan

Panti Asuhan Rapha-el

Simalingkar memiliki

pengetahuan dengan

kategori baik

Yulia

Prastianingsih

Perbedaan Tingkat

Perilaku Hidup Bersih

Observasi, cross

sectional

Terdapat perbedaan

tingkat perilaku hidup

©UKDW

11

et al, 2010 dan Sehat (PHBS) di

Sekolah Dasar Negeri

dan Sekolah Dasar

Swasta di Kecamatan

Kenjeran

bersih dan sehat

(PHBS) di Sekolah

Dasar Negeri dan

Sekolah Dasar Swasta

di kecamatan Kenjeran

Sonny

Andrianto,

2011

Determinan Perilaku

yang Berhubungan

dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat pada

Siswa Sekolah Dasar

(Studi pada Siswa

SD/MI di Desa

Rambipuji Kecamatan

Rambipuji)

Cross sectional Ada hubungan yang

signifikan antara

pengetahuan siswa

terkait PHBS dengan

tindakan PHBS pada

siswa SD

Zulfa Husni

Khumayra et

al, 2012

Perbedaan Pengetahuan

dan Sikap Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Antara Santri

Putra dan Santri Putri

Cross sectional Tidak ada perbedaan

yang signifikan

pengetahuan PHBS

antara santri putra dan

santri putri, ada

perbedaan yang

signifikan sikap PHBS

©UKDW

12

antara santri putra dan

santri putri

Mohamad

Julrisam

Gomo et al,

2013

Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) Sekolah Pada

Siswa Kelas Akselerasi

di SMPN 8 Manado

Deskriptif Pengetahuan siswa

akselerasi SMPN 8

Manado tentang PHBS

sekolah adalah baik

Muhamad

Hanapi, 2013

Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Siswa

Sekolah Dasar Negeri II

Nanjung

Deskriptif

Kuantitatif

Tingkat PHBS siswa

SDN II Nanjung

sebagian besar dalam

kategori cukup

Nur Izah

Ameta, 2013

Pengaruh Promosi

Kesehatan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Tatanan

Sekolah terhadap

Pengetahuan PHBS

Siswa Kelas IV dan V di

SD Negeri Ngemplak

Pre Experimental

Design dengan

rancangan one

group pretes

posttest design

Pengetahuan meningkat

setelah dilakukan

promosi kesehatan

perilaku hidup bersih

dan sehat sejumlah

88,57% dari seluruh

siswa yang hadir, siswa

yang pengetahuannya

©UKDW

13

Surakarta menurun sebanyak

2,8%, dan yang tetap

8,57%

Sendy Wowor

et al, 2013

Gambaran

Perilaku Hidup

Bersih dan

Sehat (PHBS)

Sekolah pada

Siswa Sekolah

Dasar GMIM

Lemoh

Observasi, cross

sectional

Gambaran pengetahuan

tentang Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS)

sekolah di Sekolah Dasar

GMIM Lemoh adalah

sangat baik

Annida Aulia

Fauziah, 2014

Studi tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada siswa

SDN Sukarasa 3

Cross sectional Siswa belum

sepenuhnya melakukan

kedelapan indicator

PHBS di sekolah

dengan optimal

Cyndhanita O.

Janis, 2014

Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) pada Siswa

Sekolah Dasar Negeri

30 Manado

Deskriptif Adanya

kesinambungan dari

pengetahuan, sikap dan

tindakan untuk

membentuk suatu

©UKDW

14

perilaku yang baik

Anang

Rinandanto,

2015

Sikap Siswa terhadap

Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat di SD Negeri

Balangan 1 Kecamatan

Minggir Kabupaten

Sleman

Deskriptif Sikap siswa terhadap

perilaku hidup bersih

dan sehat di SD Negeri

Balangan 1 Kecamatan

Minggir Kabupaten

Sleman berada dalam

kategori “cukup aktif”

Yohana Tania,

2015

Korelasi Antara Tingkat

Pengetahuan, Sikap,

dengan Perilaku Pola

Hidup Bersih dan Sehat

Anak-anak Tunadaksa

pada SDLB N 1 / D &

D1 Kalibayem Bantul

Cross Sectional Ada hubungan antara

tingkat pengetahuan,

sikap dengan perilaku

pola hidup bersih dan

sehat anak tunadaksa

pada SDLB N 1 / D &

D1 Kalibayam Bantul

Tabel 1.1. Penelitian Sebelumnya tentang PHBS

©UKDW