| PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI...

88
PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\ \ \ \ \ \ \ \ | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam YAYUK SRI LESTARI HANDAYANI NIM. 093111283 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2011

Transcript of | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI...

Page 1: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\\\\\|

PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI

SUMURREJO TAHUN AJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat

Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

YAYUK SRI LESTARI HANDAYANI

NIM. 093111283

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Yayuk Sri Lestari

NIM : 093111283

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya

sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.

Semarang, 10 Juni 2011

Saya yang menyatakan,

Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM: 093111283

Page 3: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 fax 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Metode Inquiry Dalam Upaya meningkatkan Prestasi

Belajar Alquran Hadis Pada Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah

Negeri Sumurrejo Tahun Ajaran 2010/2011

Nama : Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM : 093111283

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

telah diujikan dalam sidang munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo, dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana ilmu pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Islam

Semarang, 19 Juni 2011

DEWAN PENGUJI

Ketua, Sekretaris,

Dr. Ahwan Fanani, M.Ag. Karnadi, Ph.D.

NIP : 1978 0930 200312 1001 NIP : 1968 0317 199403 1003

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ahmad Suja’i, M.Ag. Dr. Abdul Wahib, M.Ag.

NIP : 195110051976121001 NIP : 1960 0615 199103 1004

Pembimbing

Dr. H. Syaifudin Zuhri, M.Ag.

NIP : 1958 0815 198703 1002

Page 4: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 9 Juni 2011

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu „alaikum Wr. Wb.

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Penerapan Metode Inquiry dalam Upaya Meningkatkan

Prestasi Belajar Alquran Hadis\ pada Siswa Kelas IV

Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo Tahun Ajaran

2010/2011.

Nama : Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM : 093111283

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Pembimbing,

Dr. H Syaifudin Zuhri, M.Ag

NIP. 195808151987031002

Page 5: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

v

ABSTRAK

Judul : Penerapan Metode Inquiry Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi

Belajar Alquran Hadis\\\\\\\\| Pada Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah

Negeri Sumurejo Tahun Ajaran 2010/2011

Penulis : Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM : 093111283

Skripsi ini membahas penerapan metode inquiry pada mata pelajaran Alquran

Hadis\\\\. Kajian skripsi ini dilatarbelakangi oleh Alquran dan Hadis\\\\ merupakan dasar

utama ajaran Islam, karena dari kedua dasar tersebut dapat dikembangkan berbagai

studi Islam, seperti Tafsir, Hadis\\\\, Fiqh, Ilmu kalam, Akhlak dan lain sebagainya.

Alquran dan Hadis\\\\, merupakan pedoman hidup umat Islam, penjamin keselamatan,

baik di dunia maupun di akhirat.

Begitu pentingnya pendidikan mengenai Alquran Hadis\\\\, justru tidak seimbang

dengan metode yang digunakan. Metode yang selama ini dipakai selain

menimbulkan kebosanan siswa, juga tidak efektif memotivasi siswa untuk belajar

Alquran Hadis\\\\. Sedangkan tujuan pendidikan sekarang tidak cukup hanya

memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan, keimanan dan ketaqwaan saja, tetapi

juga harus diupayakan melahirkan manusia kreatif, inovatif, mandiri dan produktif,

mengingat dunia masa mendatang adalah dunia kompetitif.

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami, karena itu

inquiry menuntut peserta didik berfikir, metode ini menempatkan peserta didik pada

situasi yang melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut

peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam

kehidupan nyata. Melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif,

analisis, dan kritis.

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: (1) Apakah penerapan

strategi pembelajaran dengan metode inquiry dapat meningkatkan efektifitas

pembelajaran Alquran Hadis\\\\\\\\? (2) Apakah penerapan strategi pembelajaran dengan

metode inquiry dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? (3) Apakah penerapan

strategi pembelajaran dengan menggunakan metode inquiry dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa?

Permasalahan tersebut dibahas melalui Penelitian Tindakan Kelas yang

dilaksanakan di kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo Tahun Ajaran

2010/2011. Sekolah tersebut menjadi sumber data untuk mendapatkan potret

implementasi metode inquiry dalam pelajaran Alquran Hadis\\\\. Data diperoleh dengan

observasi tindakan kelas.

Semua data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data

kualitatif, berupa catatan lapangan dan tugas siswa. Sedangkan data kuantitatif

adalah hasil tes siswa selama kegiatan belajar mengajar dan setelah selesai materi

yang diajarkan (pre test – post test). Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan

adalah analisis non statistik, yaitu analisis deskriptif kualitatif, analisis data yang

Page 6: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

vi

diwujudkan bukan dalam bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan

uraian deskriptif.

Kajian ini menunjukkan bahwa:

(1) Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses

pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas

dalam memecahkan masalah. Dalam kegiatan inquiry, siswa diarahkan untuk

menemukan sendiri, pengetahuan yang mereka pelajari, dalam hal ini persoalan yang

muncul dalam surat Al Lahab. Dengan demikian proses belajar mengajar Alquran

Hadis\\\\\ menjadi lebih efektif.

(2) Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry adalah

munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu yang

tinggi, dan berpikir kritis. Dengan terbangkitkan dan terpacu rasa keingintahuan

siswa, menyebabkan siswa menjadi lebih bersemangat untuk menggali lebih dalam

pengetahuannya. Rasa ingin tahu siswa memberikan motivasi bagi siswa tersebut

untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dihadapinya; yang tidak

lain adalah motivasi untuk belajar. Hubungan antara rasa ingin tahu akibat penerapan

metode inquiry, searah dengan motivasi belajar. Artinya semakin besar rasa ingin

tahu siswa, maka semakin besar pula motivasi belajar siswa. Dengan kata lain

penerapan metode inquiry dapat membangkitakan motivasi belajar siswa.

(3) Tingkat kondisi penerapan metode inquiry pada bidang studi Alquran Hadis\\\\\

dapat dikategorikan berhasil. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata (mean) yang

diperoleh antara pre test dan post test, terlihat jelas bahwa mean post test 75,94 >

mean pre test 53,31.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa metode inquiry memberikan pengaruh yang

positif terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Alquran Hadis\ MIN Sumurrejo

Kecamatan Gunung Pati Semarang.

Page 7: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

vii

MOTTO

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah

menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha

pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar

kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al „Alaq 1-5)*

*Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, Semarang: CV. Asy-Syifa, 1984, hlm. 1079.

Page 8: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

viii

PERSEMBAHAN

Terimakasih penulis ucapkan dengan kerendahan hati, kupersembahkan karya

tulis ini untuk orang yang berarti dalam hidupku:

Ayah (Moenawar) dan Ibu (Mutiah) tercinta, terima kasih atas do’a restu

serta pengorbanannya demi study anak terkasihmu.

Suamiku ( Drs. M. Munif Sirojudin ) tersayang yang selalu menjadi spirit

dalam hidupku.

Kakak dan adikku tersayang yang selalu memberi semangat dan dukungan

demi terselesaikannya skripsi ini

Anakku (M. Fajrul Falah Hammun) tercinta

Seluruh keluargaku tercinta yang senantiasa mendo’akanku.

Seluruh teman-temanku yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu,

terimakasih kalian selalu memberikan dorongan dan selalu menemaniku.....

Page 9: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

ix

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau

Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta orang-orang

mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari

semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah

membantu.

Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada :

1. Dr. H Sujai M,Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan pelayanan dengan baik,

selama masa penelitian.

2. Dr. H Syaifudin Zuhri, M.Ag selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Segenap Civitas Akademika IAIN Walisongo Semarang yang telah memberikan

bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

4. Imron Rosyadi, S. Ag selaku Kepala MI Negeri Sumurrejo yang telah

memberikan izin riset dalam penelitian ini.

5. Eni Susiati, selaku guru kelas IV MI Negeri Sumurrejo, yang telah bersedia

memberi pengarahan.

6. Suamiku tercinta nan senantiasa mencurahkan segenap perhatian, dukungan,

serta cinta kasih tulusnya, mampu membangkitkan segala usaha demi suksesnya

istri tercinta dalam studi.

7. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian skripsi

ini.

Page 10: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

x

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga

budi baiknya diterima oleh Allah SWT. Penyusun mengakui kekurangan dan

keterbatasan kemampuan dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan

saran yang bersifat konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan

skripsi ini. Akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Semarang, 11 Juni 2011

Penulis :

Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM: 093111283

Page 11: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .…………………………………………………………. i

PERNYATAAN KEASLIAN ....……………………………………………… ii

PENGESAHAN …..………...…….…………………………………………... iii

NOTA PEMBIMBING………………………………………………………... iv

ABSTRAK ……………….…………………………………………………… v

MOTTO ……………..…………...…………………………………………… vii

PERSEMBAHAN …………….…………………………………………….... viii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. ix

DAFTAR ISI………………………………………………………………….. xi

BAB I : PENDAHULUAN…………………………………………. 1

A. Latar Belakang Masalah ………………………………. 1

B. Penegasan Istilah ……………………………………… 5

C. Rumusan Masalah ...…………………………………… 7

D. Tujuan Penelitian ……………………………………… 8

E. Manfaat Penelitian ..………………………...…………. 8

BAB II : PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS\\|\\\\ DAN METODE

INQUIRY……………………………………........................ 9

A. Kajian Pustaka…………………………………………. 9

B. Alquran Hadis\\\\ dan Metode Inquiry.…………………… 10

1. Alquran Hadis\\\\……………………………………… 10

a. Belajar Alquran Hadis\\\\…………………………. 10

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Alquran

Hadis\\\\\ …………………………………………... 15

2. Strategi Pembelajaran Inquiry……………………… 17

a. Pengertian Inquiry……………………………… 19

b. Komponen Inquiry…………….……….……….. 21

Page 12: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

xii

c. Strategi Inquiry dan Teknik Bertanya ………….. 22

d. Langkah-langkah Inquiry ……………………….. 28

e. Keunggulan Metode Inquiry ………………….. 31

C. Hipotesis……………………………………………….. 31

BAB III : METODE PENELITIAN………………………...………… 33

A. Subyek Penelitian...…………………………………….. 33

B. Bentuk Tindakan………………………………………... 33

C. Waktu Pelaksanaan ……………………………………... 34

D. Prosedur Penelitian……………………………………… 34

E. Kerangka Teoritik ……………………………………… 37

F. Indikator Keberhasilan…………………………………. 38

G. Teknik Analisis Data…………………………………… 38

BAB IV : PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ALQURAN

HADIS\\\\\ \\\| PADA SISWA KELAS IV MADRASAH

IBTIDAIYYAH NEGERI SUMURREJO TAHUN AJARAN

2010/2011 ……………………………………................…. 41

A. Gambaran Umum MIN Sumurrejo...…………………... 41

1. Struktur Organisasi………………………………… 41

2. Keadaan guru………………………………………. 41

3. Keadaan siswa ……………………………………... 42

4. Fasilitas…………………...………………………... 42

5. Gambaran Umum GBPP Alquran Hadis\\\\ \ Madrasah

Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo……………………… 43

B. Analisis Penerapan Metode Inquiry Pada Mata Pelajaran

Alquran Hadis\\\\\\ \\\ di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

………………………………………………………… 48

1. Siklus I …………..…...……….……... 48

a. Perencanaan .…………….……………………. 48

b. Pelaksanaan..…………………...……………… 49

Page 13: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

xiii

c. Pengamatan.……………………………………. 52

1. Pertemuan I ………………………………... 52

2. Pertemuan II………………………………... 54

d. Refleksi ………………………………………… 56

2. Siklus II..…………………………………….……... 58

a. Perencanaan ……………......……………..……. 58

b. Pelaksanaan ..…………………...………….…… 59

c. Pengamatan …………………………………….. 60

1. Pertemuan I…………………………………... 60

2. Pertemuan II …………………………………. 61

d. Refleksi………...………………………………... 62

C. Pembahasan ……….……………………………………. 64

D. Keterbatasan Penelitian…………………………………. 67

BAB V : KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP..…..................... 69

A. Kesimpulan……………………………………................ 69

B. Saran……...……………………………………............... 70

C. Penutup……………………………………...................... 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 14: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan tentang membaca Alquran bertujuan untuk mengenalkan

manusia pada peranannya di antara sesama makhluk dan tanggung jawabnya

pribadi di dalam hidup ini, mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan

tanggung jawabnya dalam tata hidup bermasyarakat, mengenalkan manusia akan

alam ini dan mengajak mereka mengetahui hikmah diciptakannya serta

memberikan kemungkinan kepada mereka untuk mengambil manfaat dari alam

tersebut, serta mengenalkan manusia akan pencipta alam ini (Allah) dan

memerintahkan beribadah kepada-Nya1.

Alquran adalah mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Untuk disampaikan pada umatnya. Alquran merupakan kitab suci bagi umat Islam

dan bagian dari rukun iman. Di dalam Alquran sendiri terdapat banyak

pengetahuan baik secara duniawi maupun ukhrowi baik pengetahuan yang telah

terungkap maupun belum terungkap. Mengembangkan suatu keterampilan

membaca khususnya untuk Alquran, yang baik harus dimulai sedini mungkin2

yaitu pada masa anak-anak, dan keterampilan membaca harus pula diawali dari

rumah (keluarga), sehingga anak akan terbiasa dan memiliki keterampilan dalam

membaca Alquran.

Pendidikan sebagai suatu sistem, apabila dikaitkan dengan prestasi belajar

anak sebagai hasil pengajaran tidak hanya dipengaruhi oleh anak didik saja, tetapi

juga faktor-faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri anak maupun dari

luar diri anak. Pembelajaran dapat berhasil dengan baik jika didukung oleh faktor

keluarga dan lingkungan siswa tersebut tinggal; seperti kurangnya perhatian orang

1 Muhammad Fadhil Al-Jamaly, Filsafat Pendidikan Dalam Alquran, (Surabaya: PT. Bina

Ilmu, 1986), hlm. 3. 2 Tampubolon, Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak, (Bandung:

Angkasa, 1993), hlm. 62-63.

Page 15: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

2

tua dalam pendidikan, khususnya pendidikan agama dalam membaca dan

menghafal Alquran dan Hadis\\\\, selain alokasi waktu pembelajaran mata pelajaran

Alquran Hadis\\\\\ di sekolah sangat kurang.

Peranan keluarga sangat menentukan dalam pendidikan anak, terutama

pada tingkat prasekolah dan SD khususnya dalam perkembangan bahasa, tulis dan

membaca. Kemampuan keterampilan membaca Alquran, bagi kehidupan

masyarakat khususnya umat Islam merupakan hal yang sangat penting dan utama.

Mengembangkan keterampilan membaca yang dimulai sejak dini merupakan

salah satu usaha menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca pada anak, dan

sekaligus mempersiapkannya memasuki pendidikan dasar, sebab membaca sejak

dini adalah membaca yang diajarkan secara terprogram kepada anak pra sekolah.

Permasalahan dalam pengajaran, khususnya pengajaran agama Islam

adalah bagaimana cara menyajikan materi kepada siswa secara baik, sehingga

tercipta interaksi edukatif. Kurangnya perhatian guru agama terhadap variasi

penggunaan metode mengajar, membuat siswa jemu, hasilnya upaya peningkatan

mutu pengajaran tidak berjalan baik.

Indonesia sangat membutuhkan tenaga-tenaga kreatif yang mampu

memberi sumbangan bermakna kepada ilmu pengetahuan teknologi dan kesenian,

serta pada kesejahteraan bangsa pada umumnya tanpa meninggalkan nilai-nilai

keislaman. Sehubungan dengan itu pendidikan hendaknya tertuju pada

pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi kebutuhan

pribadi, kebutuhan masyarakat dan negara.

Metode memang salah satu penentu dalam proses pembelajaran. Metode

pengajaran adalah suatu cara untuk menyajikan pesan pembelajaran, sehingga

pencapaian hasil belajar dapat optimal. Tanpa metode, suatu pesan pembelajaran

tidak akan dapat berproses secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar ke arah

yang dicapai. Strategi pengajaran yang tidak tepat akan menjadi penghalang

kelancaran jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu metode yang

ditetapkan seorang guru akan mendapat hasil yang optimal, jika mampu

dipergunakan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.

Page 16: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

3

Ada peserta didik yang lebih senang membaca, diskusi atau praktek

langsung. Agar dapat membantu peserta didik belajar secara maksimal,

kesenangan dalam belajar itu perlu diperhatikan. Salah satunya dengan

menggunakan variasi metode pembelajaran yang beragam dengan melibatkan

indera belajar yang banyak, karena siswa akan lebih cepat memahami pelajaran

apabila siswa dilibatkan secara aktif baik mental maupun fisik.

Kreativitas merupakan bakat potensial yang dimiliki oleh setiap orang,

yang dapat diidentifikasi dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat3. Salah satu

masalah yang kritis ialah bagaimana dapat menemukan dan mengenali potensi

kreatif siswa dan bagaimana dapat mengembangkannya melalui pengalaman

pendidikan dalam arti meningkatkan kemampuan membaca khususnya pada

membaca Alquran. Kreativitas itu seperti halnya potensi lain, yaitu perlu diberi

kesempatan dan rangsangan oleh lingkungan untuk berkembang.

Lingkungan rumah dan lingkungan sekolah harus merangsang kreativitas,

memberikan bimbingan dan dorongan untuk menggunakan sarana yang akan

mendorong kreativitas. Ini harus dilakukan sedini mungkin sejak masa bayi

hingga masa sekolah, dengan menjadikan kreativitas sebagai suatu pengalaman

menyenangkan dan dihargai secara sosial.4 Bila ditinjau dari segi pendidikan

kemampuan kreatif dapat ditingkatkan,5 sehubungan dengan seorang guru harus

selalu menghormati ide-ide murid, meskipun remeh dan sederhana, agar sifat

ingin tahu yang baru bersemi itu tidak mati sebelum tumbuh, karena salah satu

syarat utama tingkah laku kreatif adalah kebebasan berkhayal, belajar dan

bergerak bebas.

Umat Islam diharapkan mengetahui dan mempelajari ilmu pengetahuan

yang terkandung dalam Alquran serta mengamalkannya, yang akan menambah

3 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.

Gramedia, 1992), hlm. 12.

4 Elizabeth B. Horlock, Child Development, (Tokyo: Mc. Graw-Hill Cogakusha, 1982), hlm.

11. 5 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.

Gramedia, 1992), hlm. 52.

Page 17: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

4

keimanan dan ketakwaan sebagai seorang muslim. Diharapkan pula, generasi

muda sebagai generasi tangguh dan dapat menjaga nilai-nilai ke Islaman.

Guru yang piawai, senantiasa melakukan perbaikan terhadap pembelajaran

yang dilakukannya. Jika hari ini guru kurang puas dengan proses pembelajaran,

dia berusaha memperbaikinya untuk besok, begitu seterusnya. Ketidakpuasan

guru dalam proses pembelajaran mencirikan adanya masalah. Masalah tersebut

muncul dari lingkungan kelas. Hal itu dirasakan sendiri oleh guru untuk

diperbaiki. Dengan kegiatan itu, pada hakikatnya, guru telah melakukan

penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah salah satu usaha untuk

melakukan perbaikan proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan.

Metode inquiry merupakan metode baru, yang akhir-akhir ini mulai

dipergunakan di semua mata pelajaran sekolah. Metode ini lebih bervariatif

dibanding dengan model pembelajaran terdahulu. Dalam mengajar kebanyakan

guru menggunakan metode ceramah saja, sehingga peserta didik tidak tertarik

terhadap metode tersebut, akhirnya anak didik tidak faham terhadap materi

pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

Metode pembelajaran inquiry bisa digunakan sebagai metode alternatif

yang dirasa lebih bisa memahami karakteristik belajar peserta didik yang berbeda-

beda. Karena inquiry berarti keterampilan aktif untuk membangkitkan

keingintahuan peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis ingin membuktikan kegunaan

metode inquiry melalui penelitian tindakan kelas dengan mengambil judul:

“PENERAPAN METODE INQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\\\\| PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUREJO TAHUN AJARAN

2010/2011”

Page 18: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

5

B. Penegasan Istilah

1. Penerapan

Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan, pemasangan,

pemanfaatan; perihal mempraktikkan, perbuatan menggunakan sesuatu ke

dalam obyek6.

2. Metode Inquiry

Inquiry merupakan tingkah laku yang terlibat dalam usaha manusia untuk

menjelaskan secara rasional fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin

tahu. Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan

aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk

memuaskan rasa ingin tahu

Metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah

pada siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak

belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar.

Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas

untuk dipecahkan. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber

belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan

pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa

dalam pemecahan masalah harus dikurangi.7

3. Upaya

Upaya diartikan sebagai usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud;

akal; ikhtiar.

4. Peningkatan

Proses, cara pembuatan meningkatkan usaha kegiatan dan sebagainya8.

5. Prestasi Belajar

6 Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

2003), hlm. 1180.

7 Joko Sutrisno, Pengaruh Metode Pembelajaran Inquiry dalam Belajar Sains terhadap

Motivasi Belajar Siswa, dalam http://www.infodiknas.com/metode-pembelajaran-inquiry, diakses 15

Maret 2011.

8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hal. 1060.

Page 19: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

6

Prestasi berasal dari bahasa Belanda prestatie kemudian dalam bahasa

Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha9. Menurut pendapat lain

prestasi berarti hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan atau

dikerjakan.

Belajar berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu10

. Sedangkan

pengertian belajar menurut beberapa ahli: Elizabeth B. Harlock, learning is

development that comes from exercise and effort11

. belajar adalah suatu

perkembangan setelah adanya proses (latihan) dan usaha (belajar). Maksudnya

belajar di sini adalah usaha untuk mencapai aspek tingkah laku yang

menyangkut pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.

Jadi yang dimaksud dengan belajar dalam penelitian ini adalah kesanggupan

atau kesungguhan belajar yang dilakukan oleh peserta didik (siswa) dalam

upaya memperoleh perubahan tingkah laku melalui prosedur latihan dan

pengalaman yang dilakukan baik di sekolah maupun di rumah.

6. Alquran Hadis\\

Alquran Hadis\\ merupakan Bagian dari mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam pada Madrasah Ibtidaiyah. Pendidikan agama Islam yaitu bimbingan

jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada

terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam12

.

Alquran Hadis\\ memberikan motivasi, membimbing, mengarahkan,

pemahaman, mengembangkan kemampuan dasar dan menghayati isi yang

terkandung dalam Alquran dan Hadis\\ yang diharapkan dapat diwujudkan

dalam perilaku yang memancarkan iman dan takwa kepada allah swt sesuai

dengan ketentuan Alquran dan Hadis\\.13

9 Zaenal Arifin, Evaluasi Instruksional; Prinsip-Teknik-Prosedur, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991), hlm. 2.

10 Harimurti Kridalaksana, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,

1997), hlm. 14.

11 Elizabeth B. Horlock, Child Development, (Tokyo: Mc. Graw-Hill Cogakusha, 1982), hlm

28.

12 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1986),

hlm. 23.

13 Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Khusus Alquran Hadis\\, (Jakarta: 2003) hal.2.

Page 20: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

7

7. Madrasah Ibtidaiyah

Perkataan madrasah berasal dari bahasa Arab, artinya tempat belajar. Padanan

kata madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah, lebih dikhususkan lagi

sekolah-sekolah agama Islam.

Menurut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri tahun 1975, menjelaskan

pengertian madrasah adalah lembaga pendidikan yang menjadikan mata

pelajaran agama Islam sebagai mata pelajaran dasar yang diberikan sekurang-

kurangnya 30% di samping mata pelajaran umum14

.

Madrasah itu meliputi tiga tingkatan; Pertama, Madrasah Ibtidaiyah setingkat

dengan sekolah dasar. Kedua, Madrasah Tsanawiyah setingkat dengan

sekolah menengah pertama. Ketiga, Madrasah Aliyah setingkat dengan

sekolah menengah atas15

.

Secara keseluruhan maksud dari judul ini adalah suatu penelitian yang

menguraikan tentang bagaimana usaha guru dalam mengembangkan kemampuan

dasar dan menghayati isi kandungan Alquran dan Hadis\\ yang diharapkan dapat

diwujudkan dalam perilaku yang memancarkan iman dan takwa kepada Allah

SWT sesuai dengan ketentuan Alquran dan Hadis\\ melalui prosedur latihan dan

pengalaman, yang dilakukan baik di sekolah maupun di rumah, dengan

menggunakan metode inquiry.

C. Rumusan Masalah

Yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Apakah penerapan strategi pembelajaran dengan metode inquiry dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa?

2. Apakah penerapan strategi pembelajaran dengan menggunakan metode

inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa?

14

Haidar Putra Daulay, Historis dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah,

(Yogyakarta: PT. Tiara wacana, 2001), hlm. 63.

15 M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), ed. 2, (Jakarta: Bumi Aksara,

2000), hlm. 290.

Page 21: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

8

D. Tujuan

Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi yang

kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka menyajikan

gambaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan metode inquiry dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\\\ pada siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo tahun ajaran 2010/2011.

Tujuan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan metode inquiry pada mata

pelajaran Alquran Hadis\\\\.

2. Untuk mengetahui prestasi siswa dalam pelajaran Alquran Hadis\\\\ dengan

menggunakan metode inquiry.

E. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi dunia pendidikan umumnya dan

secara teknis, teoritis maupun teknis, juga berguna bagi :

1. Bagi peneliti.

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keintelektualan

sehingga penelitian ini bisa digunakan sebagai wahana untuk mengkaji secara

ilmiah tentang bagaimana mengupayakan penggunaan metode inquiry pada

pembelajaran Alquran Hadis\\, dalam proses kegiatan belajar mengajar dan

nantinya dapat diterapkan ketika berada di lapangan (sebagai tenaga pengajar)

2. Bagi lembaga yang terkait.

Dari penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan untuk menentukan

dasar kebijaksanaan dalam upaya meningkatkan prestasi siswa, khususnya

mata pelajaran Alquran Hadis\\.

3. Bagi institusi pendidikan.

Dari penelitian ini mudah-mudahan dapat memberikan sumbangan

pengetahuan untuk memperkaya khususnya dalam bidang pengajaran.

4. Bagi guru.

Sebagai masukan untuk dijadikan bahan pertimbangan penggunaan

metode inquiry dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran Alquran

Hadis\\.

Page 22: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

BAB II

PEMBELAJARAN ALQURAN HADIS|\\\\\\\

DAN METODE INQUIRY

A. Kajian Pustaka

Sebelum membahas lebih lanjut tentang penerapan metode inquiry dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\\ pada siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo tahun ajaran 2010/2011, maka menelaah

buku-buku atau penelitian yang pernah dilakukan mutlak dilakukan, demi

menjaga orisinalitas penelitian.

Penelitian tentang mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ bukan pertama kalinya

dilakukan. Banyak penelitian lain yang membahas, terutama Kurikulum PAI,

meskipun pisau analisa sangat berbeda. Dari sini nantinya akan penulis gunakan

sebagai sebagai komparasi dalam mengupas berbagai masalah dalam penelitian

ini, di antaranya sebagai berikut:

1. Skripsi Saudara Fatmawati, NIM. 3100071. Berjudul “Pengembangan

Keterampilan Membaca Al-Qur’an Sebagai Upaya Peningkatan Kreativitas

Anak Didik Di SD Islam Al-Azhar 25 Semarang”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui : Upaya apa dalam mengembangkan dan meningkatkan

kreativitas anak terhadap keterampilan membaca Alquran di SD Islam Al-

Azhar. Dan langkah-langkah yang ditempuh para guru SD Islam Al-Azhar 25

Semarang dalam mengatasi kesulitan-kesulitan membaca Alquran pada anak

didik, dan belum menyentuh aspek makna dan pemahaman ayat Alquran. Juga

tanpa spesifikasi bahasan metode yang dipakai.

2. Skripsi Saudara Imam Effendi, NIM. 4195060. Skripsi tersebut berjudul “Studi

Korelasi Antara Bimbingan Belajar dengan Motivasi Belajar PAI pada Siswa

Kelas I Cawu I SMU 02 Semarang Th. Ajaran 2000/2001”. Dalam skripsi

tersebut membahas tentang bimbingan belajar yang ditujukan pada motivasi

belajar anak. Bimbingan di sini khususnya diperoleh dari guru dan motivasinya

datang dari anak itu sendiri maupun dari luar, yaitu orang tua, guru, teman, dan

Page 23: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

10

fasilitas belajar. Sedangkan skripsi yang penulis bahas adalah metode inquiry

yang ditujukan kepada prestasi belajar.

3. Skripsi Saudari Siti Muti Amroh, NIM. 3198017. Skripsi tersebut berjudul

“Peranan Bimbingan Belajar Guru dan Orang Tua dalam Meningkatkan

Akhlaqul Karimah Siswa di MTs Sunan Kalijaga Kec. Bawang Kab. Batang”.

Skripsi tersebut membahas mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan

bimbingan keteladanan dari guru dan orang tua, fungsinya membentuk

perilaku yang terpuji pada anak. Sedangkan skripsi yang penulis bahas adalah

sebuah penelitian tindakan kelas dengan sebuah metode baru dan pengaruhnya

terhadap prestasi belajar Alquran Hadis\\\\\.

Demikianlah, beberapa kajian pustaka yang penulis temukan berkaitan.

Dari masing-masing judul skripsi tersebut, menunjukkan adanya perbedaan dalam

segi pembahasan dengan skripsi ini. Oleh sebab itu penelitian Penerapan Metode

inquiry Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Alqur‟an Hadis\\\ Pada Siswa

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo Tahun Ajaran 2010/2011, layak

untuk dilakukan.

B. Alquran Hadis\\\\\\ dan Metode inquiry

1. Alquran Hadis\\\\\\

a. Belajar Alquran Hadis\\\\\\

Belajar merupakan satu-satunya cara untuk memperoleh ilmu

pengetahuan. Sedemikian pentingnya ilmu pengetahuan, sampai-sampai

dinyatakan dalam Alquran, bahwa dengan ilmu pengetahuan derajat

manusia akan ditinggikan oleh Allah. Hal ini dinyatakan dalam surat

Alquran:

“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara

kamu dan Orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(Q.S. Al-Mujadilah: 11).1

1 Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya. (Semarang: CV. Asy-Syifa, 1984).

hlm.910-911.

Page 24: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

11

Dari ayat di atas dapat diambil pengertian bahwa siapa saja yang

memiliki ilmu pengetahuan tinggi disertai dengan iman, maka orang

tersebut akan memperoleh derajat (kemuliaan) lebih tinggi dibanding

orang yang pengetahuannya rendah, baik di mata manusia maupun di sisi

Allah SWT.

Beranjak dari nilai tersebut, maka Rasulullah mewajibkan kepada

orang Islam untuk menuntut ilmu. Sabda Rasulullah SAW:

“Menuntut ilmu itu wajib bagi tiap-tiap muslim”.2

Sebagai muslim, sudah tentu pembekalan ilmu pengetahuan dengan

iman merupakan sebuah keniscayaan. Tanpa iman, setinggi dan sebanyak

apapun ilmu pengetahuan, hanya mengakibatkan kesombongan belaka.

Pokok ajaran dan sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan serta

keimanan adalah Alquran dan Hadis\\\\. Oleh sebab itu maka pembelajaran

Alquran Hadis\\\\\\ kepada anak harus ditanamkan sejak dini.

Muhibbin Syah berpendapat:

“belajar adalah key term (istilah kunci) paling vital dalam setiap

usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah

ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu

mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu. Karena

demikian pentingnya arti belajar, sebagian terbesar upaya riset dan

eksperimen pendidikan pun diarahkan pada tercapainya pemahaman

yang lebih luas dan mendalam mengenai satu proses perubahan

manusia”.3

Menurut Sholeh Abdul Aziz:

“Sesungguhnya belajar itu adalah perubahan di dalam hati (pikiran)

2 Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As Suyuthi, al Jami’ al Shagir (Indonesia: Dar Al-

Ihya Al-Kutub Al-„Arabiyah, tt.), hlm. 194.

3 Muhibbin Syah, Muhbbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. ( Bandung:

Remaja Rosdakarya, 1995), hlm. 88-89.

Page 25: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

12

seorang pelajar yang datang atas pengetahuan lama, maka timbullah

di dalamnya perubahan yang baru”.4

Lester Crow and Alice Crow, dalam bukunya Development and

Learning, mengatakan:

“Learning is a modification of behavior accompanying growth

processes that are brought about through adjustment to tensions

initiated through sensory stimulation”.5

“Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku, disertai (bersamaan)

dengan proses-proses pertumbuhan yang kesemuanya disebabkan

oleh penyesuaian terhadap keadaan, yang diawali lewat rangsangan

panca indera”.

Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat ditarik benang merah

bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan dengan sengaja untuk

memperoleh perubahan pada diri, baik dengan pengalaman ataupun

latihan.

Alquran dan Hadis\\\\ merupakan dasar utama ajaran Islam, karena dari

kedua dasar tersebut dapat dikembangkan berbagai studi Islam, seperti

Tafsir, Hadis\\\\, Fiqh, Ilmu kalam, Akhlak dan lain sebagainya. Alquran dan

Hadis\\\\, merupakan pedoman hidup umat Islam, penjamin keselamatan,

baik di dunia maupun di akhirat.

Alquran ialah wahyu yang dibukukan, diturunkan kepada nabi

Muhammad SAW, sebagai suatu mukjizat, membacanya dianggap ibadat,

dan merupakan sumber utama ajaran Islam, adapun ruang lingkup

pengajaran Alquran ini lebih banyak berisi pengajaran ketrampilan khusus

yang memerlukan banyak latihan dan pembiasaan.6

Secara harfiah Alquran berarti bacaan atau yang dibaca. Pengertian

ini sejalan dengan maksud diturunkannya Alquran agar dibaca, untuk

dipahami dan diamalkan kandungannya. Sedangkan secara terminologi,

4 Sholeh Abdul Azis, Abdul Majid, At-Thuruqut Tadris, Jilid I (Mesir: Darul ma‟arif, 1968),

hlm. 168.

5 Lester Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York: American

Book Company, 1956), hlm. 215. 6 Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara,

2001), hlm. 89.

Page 26: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

13

Alquran adalah firman Allah yang diturunkan melalui Ruhul Amin (Jibril

as) dengan lafal berbahasa Arab dan maknanya benar, agar ia menjadi

hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah, menjadi undang-

undang bagi manusia, memberi petunjuk kepada mereka, dan menjadi

sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya.

Alquran itu terhimpun dalam mushaf, dimulai dengan surat al-Fatihah dan

diakhiri dengan surat al-Naas, disampaikan kepada kita secara mutawatir

dari satu generasi ke generasi berikutnya secara tulisan maupun lisan, dan

terpelihara dari perubahan dan pergantian. 7

Adapun Hadis\\\\ secara harfiah berarti baru, kabar atau berita.

Sedangkan dalam pengertian yang lazim digunakan, Hadis\\\\ sama dengan

assunnah yaitu segala sesuatu yang didapat dari Nabi Muhammad SAW,

baik berupa ucapan, perbuatan maupun ketetapan. Dilihat dari segi

periwayatannya, Hadis\\\\ terbagi dua, yaitu Hadis\\\\ Mutawatir dan Hadis\\\\

Ahad. Hadis\\\\ mutawatir adalah Hadis\\\\ yang benar-benar dari Nabi

Muhammad SAW, diriwayatkan oleh sejumlah perawi yang mustahil

berbuat dusta melalui panca indera. Sedang Hadis\\\\ ahad setelah dilakukan

penelitian dapat dikategorikan sebagai Hadis\\\\ Shahih, Hadis\\\\ Hasan dan

Hadis\\\\ Dhaif.8

Alquran dan Hadis\\\\ dilihat dari segi sisinya berkaitan dengan dua

masalah besar yakni masalah dunia dan masalah akhirat. Masalah dunia

termasuk bidang ekonomi, sosial keluarga, politik, ilmu pengetahuan dan

teknologi, pertahanan keamanan, hubungan antara umat, moralitas dan

lain sebagainya. Sedangkan masalah keakhiratan berkaitan dengan

keimanan terhadap kehidupan akhirat, pahala dan dosa, ganjaran dan

siksaan, serta berbagai masalah kehidupan di akhirat.

Perlu ditegaskan di sini, bahwa sungguhpun Alquran berisi petunjuk

7 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media), 2003, hlm. 291.

8 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media), 2003, hlm. 292-293.

Page 27: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

14

yang lengkap mengenai kehidupan keduniaan dan keakhiratan, namun

Alquran “bukanlah, kitab siap pakai”. Hal ini dapat dipahami karena untuk

menghubungkan suatu peristiwa dengan Alquran, mau tidak mau

memerlukan ketertiban penalaran atau ijtihad, sebagaimana dilakukan oleh

para ulama mujtahid. Alquran memerlukan penjabaran Hadis\\\\ dan

pendapat akal pikiran. 9

Dalam rangka memahami Alquran dan Hadis\\\\ tersebut diperlukan

seperangkat pengetahuan dasar sebagai berikut: 10

1) Mengetahui sejarah diturunkannya Alquran (Ashab al-Nuzul), atau

sejarah datangnya Hadis\\\\ (Ashab al-Wurud) sehingga akan diperoleh

ketepatan dalam memahami Alquran sesuai dengan konteksnya.

2) Mengetahui sifat dari dalalah ayat-ayat Alquran dan Hadis\\\\, yaitu ada

ayat dan Hadis\\\\ yang qath’i dan ada ayat dan Hadis\\\\ yang dzanni. Ayat

dan Hadis\\\\ dzanni inilah yang dapat menimbulkan perbedaan pendapat.

3) Mengetahui pula sifat ayat Alquran yang tegas (muhkam), mujmal,

mutlak dan musytarak. Untuk menjelaskan sifat-sifat ayat Alquran

tersebut diperlukan Hadis\\\\.

4) Mengetahui derajat Hadis\\\\, yakni mutawatir, ahad dan berbagai

variasinya.

5) Mengetahui bahasa Arab dengan berbagai cabangnya seperti Ilmu

Nahwu, Sharaf, Balaghah, dan Ma‟ani, sehingga tidak terjadi

kesalahan dalam memahaminya.

6) Mengetahui ilmu Istimbath hukum, yaitu ilmu tentang cara

mengeluarkan dalil dari Alquran, sebagaimana diatur dalam Ilmu

Ushul Fiqh.

7) Mengetahui mana-mana saja ayat yang sudah dimansukh (dihapus

maksudnya) dan mana-mana saja ayat yang mansukh (menghapus),

9 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media), 2003, hlm. 293.

10 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia,

(Jakarta: Prenada Media), 2003, hlm. 295.

Page 28: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

15

sebagaimana dijumpai dalam ilmu nasikh mansukh.

8) Mengetahui cara-cara menafsirkan Alquran. Seperti dengan cara

ijmali, tafsili atau maudlu’i; serta mengetahui ilmu-ilmu bantu lainnya,

seperti ilmu biologi, ilmu sejarah, ilmu sosial, ilmu ekonomi dan lain

sebagainya.

9) Disertai kejujuran dan tanggung jawab baik terhadap Allah maupun

terhadap umat manusia.

Demi kesempurnaan manusia yang tidak akan terwujud, kecuali

dengan menserasikan antara agama dan ilmu pengetahuan, maka

penanaman baik tekstual maupun kontekstual Alquran Hadis\\\\\t, idealnya

dilakukan semenjak usia dini. Pembelajaran tanpa harus memilah-milah

jenis disiplin ilmu; di mana ilmu agama menjadi terpisah dari ilmu

duniawi, yang lazim disebut ilmu pengetahuan dan teknologi.11

b. Fungsi dan Tujuan Pembelajaran Alquran Hadis\\\\\

Sebagai khalifah atau wakil Allah SWT di muka bumi, manusia

harus mencerminkan sifat-sifat Illahiyah dalam kehidupan dunia di muka

bumi ini, dan untuk dapat memerankannya manusia harus

mengembangkan potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya

maupun profesionalnya. Pengembangan ini tidak lain melalui proses

pendidikan.12

Setiap proses pembelajaran menginginkan capaian, menghasilkan

anak didik cerdas dan terampil dalam hidup. Proses pembelajaran dapat

dinilai berhasil, apabila dari materi yang disampaikan dalam pembelajaran

mampu mempengaruhi jiwa anak didik.

Adapun fungsi Pengajaran Alquran Hadis\\\\\\ sebagai bagian dari mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan; yaitu meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada

11

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia: 1997, Bandung, hlm. 192.

12 Chabib Thoha dan Abdul Mu‟ti (penyunting), PBM-PAI di Sekolah, (Semarang: Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998), hlm. 199.

Page 29: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

16

Allah SWT, yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.

2) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki

bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang

secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan

orang lain.

3) Perbaikan; yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan,

kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan dalam keyakinan,

pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-

hari.

4) Pencegahan; yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungan

peserta didik atau dari budaya lain, yang dapat membahayakan dan

menghambat perkembangan dirinya menuju manusia indonesia

seutuhnya.

5) Penyesuaian; yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya,

baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah

lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.

6) Sumber nilai; yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

7) Pengajaran; yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan

fungsional.13

Tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh

potensi seseorang ke arah perkembangan sempurna, yaitu perkembangan

fisik, intelektual dan budi pekerti, pendidikan juga harus diarahkan pada

upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara

bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau keahlian sesuai dengan

bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang dimilikinya.14

Tujuan pendidikan sekarang tidak cukup hanya memberikan bekal

13

Marasuddin Siregar, Pengelolaan Pengajaran, Dalam Chabib Thoha (ed), PBM-PAI di

Sekolah, op.cit., hlm. 181-182.

14 Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta; Raja Grafindo Persada,1997), hlm.

51.

Page 30: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

17

pengetahuan, ketrampilan, keimanan dan ketaqwaan saja, tetapi juga harus

diupayakan melahirkan manusia kreatif, inovatif, mandiri dan produktif,

mengingat dunia masa mendatang adalah dunia kompetitif.15

2. Strategi Pembelajaran Inquiry

Munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat di hampir semua lini

kehidupan, telah menggeser paradigma lama menjadi paradigma baru. Seiring

dengan itu, pendidikan mencoba merespon setiap perubahan. Dengan maksud

agar kualitas pendidikan tidak lagi dinilai kadaluwarsa dan tidak peka

terhadap perkembangan zaman.

Sejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa

pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal, kelas masih

berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah

menjadi pilihan utama strategi belajar. Untuk itu, diperlukan sebuah strategi

belajar baru yang lebih memberdayakan siswa, sebuah strategi belajar yang

tidak mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang

mendorong siswa mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.16

Untuk memperoleh hasil itu, perlu adanya beberapa perubahan dalam

strategi pengajaran. Pendidikan melakukan perubahan-perubahan diantaranya

dengan mengembangkan kurikulum, metode dan model pendidikan terbaru,

diantaranya menerapkan Active Learning.

Kurikulum dan metode tersebut berbeda jauh dari model lama. Model

baru ini lebih menekankan pada peran dan aktivitas peserta didik ketimbang

dominasi guru di dalam kelas. Di samping itu model baru ini lebih membawa

peserta didik pada kenyataan di sekelilingnya, ketimbang menjejali mereka

dengan teori yang “mengawang”.17

Semua materi pelajaran di sekolah atau madrasah, merupakan salah satu

15

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta; Raja Grafindo, 2001), hlm.

67.

16 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002), hlm. 2.

17 Syamsul Ma‟arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need‟s Press), 2009, hlm.

151-152.

Page 31: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

18

mata pelajaran yang harus mengikuti standar kurikulum baru tersebut. Dalam

rangka mencapai standar isi, artinya bahwa materi pelajaran diarahkan untuk

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan menghayati

peristiwa dalam kehidupan, yang kemudian bisa menjadi inspirasi bagi dasar

pandangan hidupnya. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,

penggunaan pengalaman, pembiasaan dan keteladanan.18

Ada hal mendasar terkait dengan pengajaran materi di Sekolah Dasar,

yaitu kemampuan guru dalam menggali nilai, makna, aksioma, hikmah, dalil

dan teori dari fakta-fakta yang ada. Materi yang disampaikan guru hendaknya

tidak berhenti pada transfer of knowledge, tetapi juga merupakan pendidikan

nilai.

Materi dari guru harus menawarkan pengalaman belajar dan memiliki

kecakapan dalam hidup. Sehingga dalam proses belajar mengajar, diharapkan

mampu mengurai ibrah yang terkandung dalam sebuah peristiwa kehidupan.

Pengalaman belajar yang ditawarkan guru di dalam pembelajaran diperlukan

melalui berbagai kegiatan dan tugas yang menarik, menyenangkan serta

menantang.

Kegiatan-kegiatan tersebut akan melibatkan peserta didik aktif diskusi,

presentasi, wawancara, dialog, penelitian, menjelajah internet, berkunjung ke

perpustakaan dan sebagainya. Dengan melakukan kegiatan seperti itu, peserta

didik akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sekaligus

pengalaman belajar. Dari sini potensi peserta didik akan terasah, kegemaran

membaca serta melakukan analisis, penelitian juga akan terarah.

Adapun untuk mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar,

guru dapat menggunakan Pendekatan terbaru yakni metode inquiry. Strategi

tersebut menuntut aktifitas penuh peserta didik, dan guru bertindak sebagai

fasilitator.19

18

Syamsul Ma‟arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need‟s Press), 2009, hlm.

152.

19 Syamsul Ma‟arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need‟s Press), 2009, hal,

154.

Page 32: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

19

a. Pengertian inquiry

Inquiry berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pertanyaan,

pemeriksaan, penyelidikan20

. Strategi ini berarti suatu rangkaian kegiatan

belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk

mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga

mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya

diri.

Menemukan, merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran

berbasis inquiry. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa,

diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari

menemukan sendiri.

Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan

menemukan, apapun materi yang diajarkannya. Adapun siklus inquiry,

antara lain: observasi (observation), bertanya (questioning), mengajukan

dugaan (hipotesis), pengumpulan data (pola gathering), penyimpulan

(conclusion), sedangkan langkah-langkah kegiatan menemukan (inquiry)

adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan masalah (dalam mata pelajaran apapun).

2) Mengamati atau melakukan observasi.

3) Menganalisis dan menyajikan hasil dalam tulisan, gambar, laporan,

bagan, tabel dan karya lainnya.

4) Mengkomunikasikan atau menyajikan hasil karya pada pembaca,

teman sekelas, guru atau audien lain.21

Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah

dialami, karena itu inquiry menuntut peserta didik berfikir, metode ini

menempatkan peserta didik pada situasi yang melibatkan mereka dalam

kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses

pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna dalam kehidupan

20

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 84.

21 Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002), hlm.

12.

Page 33: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

20

nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan

untuk produktif, analisis, dan kritis.22

Sebagaimana Mel Silberman menyatakan beberapa pernyataan yang

perlu direnungkan yaitu antara lain:

1) Apa yang saya dengar, saya lupa.

2) Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

3) Apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan

beberapa teman lain, saya mulai faham.

4) Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan dan lakukan, saya

memperoleh pengetahuan dan ketrampilan.

5) Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.23

Inquiry ini dapat melatih siswa untuk belajar mandiri, sehingga

akan menghasilkan pengetahuan dan ketrampilan yang lebih bermakna

bagi mereka daripada mengingat seperangkat fakta-fakta yang diberikan

oleh guru.

Sebagai metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-

dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran ini

siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam

memecahkan masalah.

Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah

sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah

yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun

dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan, dipilih oleh

siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi

siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan

guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam

pemecahan masalah harus dikurangi.

22

E. Mulyasa, E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2003), hlm. 235.

23 Mel Silberman, Active Learning, (Singapore: Allyn and Bacon, 1996), hlm. 2.

Page 34: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

21

b. Komponen inquiry

Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry

sangat beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat

disebutkan bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5

komponen umum24

yaitu:

a. Question.

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka

yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa

akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang

dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan

dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan

inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk

menjawab pertanyaan ini, siswa dituntut untuk melakukan beberapa

langkah seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari

pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya di dalam buku teks,

melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.

b. Student Engangement.

Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu

keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa

bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian

atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan

dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam

melakukan sebuah investigasi.

c. Cooperative Interaction.

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam

kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa

bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang diajukan

guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja semua

24

http://gurupkn.wordpress.com/2008/08/16/metode-pembelajaran- inquiry. Diakses 15 Maret

2011.

Page 35: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

22

jawaban benar.

d. Performance Evaluation.

Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk

membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya

mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini

dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.

Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

e. Variety of Resources.

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,

misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan

ahli, dan lain sebagainya.

c. Strategi inquiry dan Teknik Bertanya

Sasaran utama kegiatan mengajar pada strategi ini adalah:25

Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar.

Kegiatan belajar di sini adalah kegiatan mental intelektual dan sosial

emosional.

Keterarahan kegiatan logis dan sistematis pada tujuan pengajaran.

Mengembangkan sikap percaya pada diri sendiri (self-belief) pada diri

siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inquiry.

Untuk menyusun strategi yang terarah pada sasaran tersebut perlu

diperhatikan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa dapat ber inquiry

secara maksimal. Kondisi-kondisi umum yang merupakan syarat bagi

timbulnya kegiatan inquiry bagi siswa. Kondisi tersebut ialah26

:

a. Aspek sosial di dalam kelas dan suasana terbuka yang mengundang

siswa berdiskusi. Hal ini menuntut adanya suasana bebas (permisif) di

dalam kelas, di mana setiap siswa tidak merasakan adanya tekanan

atau hambatan untuk mengemukakan pendapatnya. Adanya rasa takut,

atau rasa rendah diri, atau rasa malu dan sebagainya, baik terhadap

25 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 85.

26 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 85-86.

Page 36: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

23

teman, siswa, maupun terhadap guru adalah faktor-faktor yang

menghambat terciptanya suasana bebas di kelas. Kebebasan berbicara

dan penghargaan terhadap pendapat yang berbeda sekalipun pendapat

itu tidak relevan perlu selalu dipelihara dalam batas-batas disiplin yang

ada.

b. Inquiry berfokus pada hipotesis. Siswa perlu menyadari bahwa pada

dasarnya semua pengetahuan bersifat tentatif. Tidak ada kebenaran

yang bersifat mutlak. Kebenarannya selalu bersifat sementara. Sikap

terhadap pengetahuan yang demikian perlu dikembangkan. Dengan

demikian, maka penyelesaian hipotesis merupakan fokus strategi

inquiry. Apabila pengetahuan dipandang sebagai hipotesis dengan

pengajuan berbagai informasi yang relevan. Sehubungan adanya

berbagai sudut pandang yang berbeda di antara siswa, maka sedapat

mungkin dimungkinkan adanya variasi penyelesaian masalah sehingga

inquiry bersifat open ended.

Inquiry bersifat open ended jika berbagai kesimpulan yang berbeda

dari siswa masing-masing dengan argumen yang benar. Di samping

inquiry terbuka dikenal pula inquiry tertutup, yaitu jika hanya ada

satu-satunya kesimpulan yang benar sebagai hasil proses inquiry.

c. Penggunaan fakta sebagai evidensi. Di dalam kelas dibicarakan

validitas dan reliabilitas tentang fakta sebagaimana dituntut dalam

pengujian hipotesis dan pada umumnya.

Untuk menciptakan kondisi seperti itu, maka peranan guru sangat

menentukan. Guru tidak lagi berperan sebagai pemberi informasi dan

siswa sebagai penerima informasi, sekalipun hal itu sangat diperlukan.

Peranan utama guru dalam menciptakan kondisi inquiry adalah sebagai

berikut27

:

1. Motivator, yang memberi rangsangan supaya siswa aktif dan gairah

berfikir.

27

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 86-87.

Page 37: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

24

2. Fasilitator, yang menunjukkan jalan keluar jika ada hambatan dalam

proses berpikir siswa.

3. Penanya, untuk menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka

perbuat dan memberi keyakinan pada diri sendiri.

4. Administrator, yang bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan di

dalam kelas.

5. Pengarah, yang memimpin arus kegiatan berpikir siswa pada tujuan

yang diharapkan.

6. Manajer, yang mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas.

7. Rewarder, yang memberi penghargaan pada prestasi yang dicapai

dalam rangka peningkatan semangat heuristik pada siswa.

Supaya guru dapat melakukan peranannya secara efektif maka

pengenalan kemampuan siswa sangat diperlukan, terutama cara

berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.

Strategi belajar-mengajar inquiry dapat dilaksanakan dengan

berbagai metode mengajar, seperti metode tanya-jawab, diskusi, problem

solving, studi kasus, penelitian mandiri, dan sebagainya. Suatu metode

perlu didukung oleh seperangkat teknik tertentu supaya metode tersebut

dapat berjalan dengan baik. Salah satu teknik yang banyak dipakai dalam

berbagai metode mengajar ialah teknik bertanya. Karena teknik ini

digunakan secara luas, maka perlu dibicarakan secara khusus penggunaan

teknik bertanya itu dalam hubungannya dengan strategi tertentu.

Adapun pelaksanaannya sebagai berikut28

: guru membagi tugas

meneliti sesuatu masalah ke kelas. Siswa dibagi menjadi beberapa

kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat tugas tertentu yang

harus dikerjakan. Kemudian mereka mempelajari, meneliti atau membahas

tugasnya di dalam kelompok. Setelah hasil kerja mereka dalam kelompok

didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik.

28

W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 97.

Page 38: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

25

Akhirnya hasil kerja kelompok dilaporkan ke sidang pleno, dan

terjadilah diskusi. Dari sidang pleno-lah kesimpulan dirumuskan, sebagai

kelanjutan hasil kerja kelompok. Dan kesimpulan yang terakhir bila masih

ada tindak lanjut yang harus dilaksanakan; hal itu perlu diperhatikan.

Guru menggunakan teknik ini sewaktu mengajar memiliki tujuan

agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri

pemecahan masalah. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama

dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu mengemukakan

pendapatnya dan merumuskan kesimpulan. Juga diharapkan dapat

berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry

mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya. Seperti

merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen,

mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan.

Menumbuhkan sikap objektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka dan

sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama.

Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang

melakukan inquiry.

Teknik ini dapat juga berjalan sebagai berikut: guru menunjukkan

sesuatu benda/barang/buku yang masih asing kepada siswa di kelas.

Semua siswa disuruh untuk mengamati, meraba, melihat dengan seluruh

alat inderanya. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada seluruh

siswa yang sudah siap dengan jawaban, maka ia akan mendapat giliran

mengemukakan pendapatnya. Jawaban, yang sudah dikemukakan oleh

temannya terdahulu, tidak boleh diulang. Jadi masalah itu berkembang

seperti harapan; tidak menyeleweng pada baris pelajaran yang telah

direncanakan. Murid menemukan banyak masukan (bahan-bahan) yang

berarti. Hal itu bisa terjadi, bila proses interaksi belajar mengajar ada arah

perubahan dari “teacher centered” kepada “student centered”.

Dalam proses belajar siswa memerlukan waktu untuk menggunakan

daya otaknya untuk berpikir dan memperolah pengertian tentang konsep,

prinsip dan teknik menyelidiki masalah.

Page 39: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

26

Untuk meningkatkan teknik inquiry dapat ditimbulkan dengan

kegiatan-kegiatan sebagai berikut29

:

1) Membimbing kegiatan laboratorium.

2) Modifikasi inquiry.

3) Kebebasan inquiry.

4) Inquiry pendekatan peranan.

5) Mengundang ke dalam inquiry.

6) Teka-teki bergambar.

7) Synectics lesson.

8) Kejelasan nilai-nilai.

Maksudnya yang pertama. Guru menyediakan petunjuk yang cukup

luas kepada siswa, dan sebagian besar perencanaannya dibuat oleh guru.

Di mana siswa melakukan kegiatan percobaan/penyelidikan untuk

menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang telah ditetapkan

guru.

Kedua. Dalam hal ini guru hanya menyediakan masalah-masalah

dan menyediakan bahan/alat yang diperlukan untuk memecahkan masalah

secara perseorangan maupun kelompok. Bantuan yang bisa diberikan

harus berupa pertanyaan-pertanyaan yang memungkinkan siswa dapat

berpikir menemukan cara-cara penelitian yang tepat.

Ketiga. Setelah siswa mempelajari dan mengerti tentang bagaimana

memecahkan suatu problema dan memperoleh pengetahuan cukup tentang

mata pelajaran tertentu; serta telah melakukan “modifikasi inquiry”, maka

siswa telah siap untuk melakukan kegiatan kebebasan inquiry. Dimana

guru dapat mengundang siswa untuk melibatkan diri dalam kegiatan

“kebebasan inquiry”, dari siswa dapat mengidentifikasi dan merumuskan

macam-macam masalah yang akan dipelajari.

Keempat. Siswa dilibatkan dalam proses pemecahan masalah, yang

cara-caranya serupa dengan cara-cara yang biasanya diikuti oleh para

29

Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar

Mengajar, PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2008, hlm. 77.

Page 40: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

27

“ilmiawan”. Suatu undangan memberikan suatu masalah kepada siswa dan

dengan pertanyaan yang telah direncanakan dengan teliti mengundang

siswa untuk melakukan beberapa kegiatan seperti: merancang eksperimen,

merumuskan hipotesa, menetapkan pengawasan dan seterusnya.

Kelima. Merupakan kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa

dalam tim-tim yang masing-masing terdiri dari 4 anggota untuk

memecahkan masalah, masing-masing anggota diberi tugas suatu peranan

yang berbeda-beda seperti: koordinator tim, penasihat teknis, merekam

data, proses penilaian. Anggota tim menggambarkan peranan-peranan di

atas, bekerjasama untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan

dengan topik yang akan dipelajari.

Keenam. Adalah salah satu teknik untuk mengembangkan motivasi

dan perhatian siswa di dalam diskusi kelompok kecil/besar. Gambar,

peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan untuk

meningkatkan cara berpikir kritis dan kreatif siswa.

Ketujuh. Pendekatan ini untuk menstimulir bakat-bakat kreatif

siswa. Misalnya science dan ilmu-ilmu sastra lebih lanjut dikatakan bahwa

emosi, efektif, dan komponen-komponen rasional kreatif pada

permulaannya adalah lebih penting dibandingkan dengan pikiran-pikiran

rasional. Pada dasarnya “synectics” memusatkan pada keterlibatan siswa

untuk membuat berbagai macam bentuk kiasan agar dapat membuka

inteligensinya dan mengembangkan daya kreativitasnya. Hal itu dapat

dilaksanakan karena “kiasan” dapat membantu dalam melepaskan “ikatan

struktural mental” yang melekat kuat dalam memandang suatu masalah

sehingga dapat menunjang timbulnya ide-ide kreatif.

Kedelapan. Perlu diadakan evaluasi lebih lanjut tentang keuntungan-

keuntungan pendekatan ini, terutama yang menyangkut sikap, nilai-nilai

dan pembentukan “self-concept” siswa. Ternyata dengan teknik inquiry

siswa melakukan tugas-tugas kognitif lebih baik.

Agar teknik ini dapat dilaksanakan dengan baik memerlukan

kondisi-kondisi sebagai berikut:

Page 41: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

28

1. Kondisi yang fleksibel, bebas untuk berinteraksi.

2. Kondisi lingkungan yang responsif.

3. Kondisi yang memudahkan untuk memusatkan perhatian.

4. Kondisi yang bebas dari tekanan.

Dalam teknik inquiry guru berperanan untuk:

1. Menstimulir dan menantang siswa untuk berpikir.

2. Memberikan fleksibilitas atau kebebasan untuk berinisiatif dan

bertindak.

3. Memberikan dukungan untuk “ inquiry”.

4. Menentukan diagnosa kesulitan-kesulitan siswa dan membantu

mengatasinya.

5. Mengidentifikasi dan menggunakan “teachable moment”.

Hal-hal yang perlu distimulir dalam proses belajar melalui

“inquiry”.

1. Otonomi siswa.

2. Kebebasan dan dukungan pada siswa.

3. Sikap keterbukaan.

4. Percaya pada diri sendiri dan kesadaran akan harga diri.

5. Self-concept.

6. Pengalaman inquiry, terlibat dalam masalah-masalah.

d. Langkah-langkah inquiry

Pada strategi inquiry, kegiatan belajar-mengajar diawali dengan

menghadapkan siswa pada masalah yang merangsang. Hal ini dapat

dilakukan dengan menyajikan presentasi verbal atau pengalaman nyata,

atau bisa dirancang sendiri oleh guru. Jika siswa menunjukkan reaksinya

maka guru berusaha menarik perhatian mereka terhadap hal yang berbeda-

beda sudut pandang, cara penerimaan mereka, cara mereka

mengorganisasi stimulus itu, dan perasaan mereka. Jika siswa sudah

menunjukkan perhatian dan minatnya dengan cara yang dinyatakan oleh

reaksi mereka yang berbeda-beda, guru mengarahkan mereka untuk

merumuskan dan menyusun masalah.

Page 42: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

29

Munculnya reaksi mereka sangat tergantung pada bahan stimulasi

yang dipresentasikan oleh guru. Bahan tersebut sebagai pendahuluan dari

bahan pengajaran harus terkait dengan pengetahuan yang dimiliki oleh

siswa. Bahan ini disebut advanced organizer.

Selanjutnya siswa diarahkan pada usaha supaya mereka mampu

menganalisis, mengorganisasikan kelompok mereka, bekerja, dan

melaporkan hasilnya. Akhirnya, siswa mengevaluasi sendiri

penyelesaiannya dalam hubungannya dengan tujuan semula. Lingkaran ini

berulang dengan sendirinya, walaupun dalam situasi lain atau dalam

menghadapi masalah baru di luar penyelidikan mereka.

Langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar seperti itu dapat disusun

sebagai berikut30

:

Tahap Pertama

Menghadapi stimulus (terencana atau tidak terencana)

Tahap Kedua

Menjajaki reaksi terhadap situasi yang merangsang

Tahap Ketiga

Merumuskan tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas

(Merumuskan masalah, tugas kelas, peranan, dan sebagainya)

Tahap Keempat

Belajar menyelesaikan masalah secara independen atau kelompok

Tahap Kelima

Menganalisis proses dan kemajuan kegiatan belajar

Tahap Keenam

Evaluasi dapat juga dirinci dengan model belajar kelompok sebagai

berikut:

30 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, PT. Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 98.

Page 43: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

30

Pengajaran Inquiry Dengan Model Kerja Kelompok

KEGIATAN SISWA SINTAKS

ALIRAN

KEGIATAN

KEGIATAN GURU KETERANGAN

1.1. Mengerjakan pre-tes

1.2. Menunjukkan

kebutuhan masalah

dan minta informasi

1.1 Menentukan

entry behaviour

1.2 Menjelaskan

tujuan

pengajaran

1. Guru

mempersiapkan

handouts tentang

materi dan yang

berhubungan

dengan konten

2. Mendengar,

mempertanyakan,

mengusulkan

2.1 Memberi

penjelasan

singkat dan

menyeluruh

tentang konten

dan prosedur

kerja

2. Menentukan batas

waktu

3. Masuk ke dalam

kelompok

3.1 Mengorganisasi

fasilitas dan

kelompok

3. Menjajaki cara

pembentukan

kelompok

4. Merumuskan,

mengklarifikasikan

tujuan urutan tugas

4.1 Mengamati,

membantu,

mengarahkan

5. Membaca, bertanya,

mengamati, membuat

catatan, meneliti,

mengorganisasi data

5.1 Menganjurkan

memberi

fasilitas dan

bimbingan

5. Saling membantu

antar siswa

6. Analisis data,

kesimpulan

individual

6.1 Menganjurkan

memberi

fasilitas dan

bimbingan

6. Saling membantu

antar siswa

7. Sharing penemuan,

kritik, mengambil

catatan, kesimpulan

pendahuluan

7.1 Menganjurkan

memberi

fasilitas dan

bimbingan

7. Saling membantu

antar siswa

8. Menulis laporan

kelompok antar

Siswa

8.1 Memberi

bantuan

8. Saling membantu

9. Menanggapi dan

bertanya

9.1 Memantau,

membantu

mengelola kelas

9. Memimpin

diskusi

10. Tanya-jawab, catat

10.1 Sintesis,

menyimpulkan

10. Memimpin

diskusi

11. Memberi saran

11.1 Menentukan

tindak lanjut

berdasarkan

hasil diskusi

11. Memimpin

diskusi

Menentukan

tujuan

pengajaran

Pengantar

singkat tentang

konten dan

prosedur

Membentuk

kelompok

Klarifikasi

tujuan

Kerja

individual

Laporan pada

kelompok

Diskusi

kelompok

Laporan

kelompok

Diskusi

kelas

Rangkuman

Tindak lanjut

Page 44: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

31

e. Keunggulan Metode inquiry

Adapun teknik inquiry ini memiliki keunggulan yang dapat

dikemukakan sebagai berikut31

:

1) Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” pada diri

siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide

lebih baik.

2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi

proses belajar yang baru.

3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,

bersikap obyektif, jujur dan terbuka.

4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya

sendiri.

5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.

6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.

7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.

8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.

9) Siswa dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.

10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka

dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian

yang kebenarannya masih diuji secara empiris.32

Hipotesis ini juga diartikan sebagai suatu gambaran yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.33

31

Rostiyah NK, Strategi Belajar Mengajar: Salah Satu Unsur Pelaksanaan Strategi Belajar

Mengajar, PT. Rineka Cipta: Jakarta, 2008, hlm. 76-77.

32 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hlm.69

33 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta,

Jakarta, 1996, hlm.67

Page 45: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

32

Jadi dari dua definisi mengenai hipotesa tersebut dapat ditarik sebuah

pemaknaan, bahwa hipotesa adalah kesimpulan yang belum final dan harus

dibuktikan kebenarannya.

Sesuai dengan judul, hipotesis dalam penelitian ini adalah penerapan

metode inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\ pada siswa

kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo Tahun Ajaran 2010/2011.

Page 46: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Subyek yang akan dikenai tindakan ini adalah siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyah Negeri Sumurejo, Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang Tahun

Ajaran 2010/2011.

B. Bentuk Tindakan

Materi Pokok/Waktu Rencana Tindakan

Awal Pertengahan Akhir

Siklus I

Materi: Menjelaskan isi

kandungan surat al-Lahab

secara sederhana

Waktu: Senin 08.10-08.45

WIB dan Rabu 08.45-09.15

WIB, 14 dan 16 Maret 2011

Question

Siswa diberi

motivasi

agar siswa

bebas

berekpresi

Student

Engangement

Siswa diberi

bahan belajar

tanpa kesan

memerintah

Performance

Evaluation

Siswa diminta

mempresentasikan

pengetahuannya

Siklus II

Materi: Menarik benang

merah antara surat al Lahab

dengan silaturrahmi

Waktu: Senin 08.10-08.45

WIB dan Rabu 08.45-09.15

WIB, 21 dan 23 Maret 2011

Cooperative

Interaction

Diskusi

kelompok

Variety of

Resources

Siswa diajak

belajar dengan

berbagai

macam sumber

ilmu. (alam

sekitar)

Performance

Evaluation

Merumuskan ide

dalam bentuk

gambar

Page 47: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

34

C. Waktu pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret sampai

dengan 1 April 2011, di kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurejo,

Kecamatan Gunung Pati Kota Semarang Tahun Ajaran 2010/2011. Jadwal

pelaksanaan Penelitian ini sebagai berikut:

Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Rencana Kegiatan Waktu (minggu) ke

1 2 3 4

1. Observasi awal

2. Persiapan

Menetapkan metode

Membuat rencana pengajaran

Simulasi

Evaluasi

3. Pelaksanaan

Pra Siklus

Siklus 1

Siklus 2

4. Penyusunan Laporan

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah dalam melaksanakan

penelitian tindakan kelas.

a. Observasi awal merupakan langkah pertama untuk mengidentifikasikan

permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran. Tahap ini

dilakukan oleh peneliti bersama-sama dengan guru model

b. Perencanaan

Kegiatan ini meliputi:

Page 48: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

35

1) Peneliti menetapkan alternatif peningkatan efektifitas pembelajaran

Alquran Hadis\\.

2) Pembuatan rencana pengajaran.

3) Simulasi pembelajaran Alquran Hadis\\ dengan metode yang dipilih.

4) Membuat lembar evaluasi.

5) Mendesain alat evaluasi.

c. Pelaksanaan tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan

pembelajaran sebagaimana telah direncanakan dalam perencanaan penelitian.

d. Observasi

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar evaluasi yang telah disiapkan. Selain observasi

oleh peneliti, peneliti juga meminta rekan guru untuk mengobservasi selama

peneliti terlibat dalam pembelajaran. Hal ini selain karena peneliti tidak

memungkinkan melakukannya sendiri, juga untuk menjaga obyektifitas.

e. Refleksi

Refleksi atau Evaluasi adalah tolok ukur tercapainya tujuan pembelajaran

yang di rencanakan dalam perencanaan pengajaran. Seperti halnya yang

dilakukan oleh guru, dalam pembelajaran Alquran Hadis\\\\\ diadakan pre test

dan post tes, sebagai evaluasi.

Bahan pre test sesuai dengan post test. Dengan membandingkan pre test ini

maka dapat diketahui perkembangan program yang diberikan dalam mencapai

tujuan yang kita inginkan.

Bila hasil post test sama dengan pre test berarti proses pelaksanaan belajar

mengajar belum berhasil. Bila hasil post test jauh lebih rendah dari hasil pre

test, berarti proses belajar mengajar belum berhasil. Bila hasil post test lebih

tinggi dari hasil pre test berarti kegiatan belajar mengajar sudah berhasil.

Pengolahan hasil test sebagaimana kurikulum yang berlaku, memakai sistem

dari Depdiknas:

1. Hasil tes setelah dikoreksi perlu diberi nilai (skor) 1 – 100.

Page 49: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

36

2. Cara menghitung nilai tes dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Pilihan Ganda, setiap soal diberi skor 1

b. Menjodohkan, setiap soal diberi skor 1

c. Isian, setiap soal diberi skor 2

d. Uraian, setiap soal diberi skor sesuai bobot soal. (pada test kali ini,

skor soal uraian ditetapkan 3)

Bentuk Penilaian Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

No Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Skor Maksimal Skor Perolehan Ket.

1 Pilihan Ganda

2 Menjodohkan

3 Isian

4 Uraian

Jumlah

Nilai test dihitung dengan rumus:

100x MaksimalSkor

PerolehanSkor

Jadi nilai pre test dan post test didapatkan dengan rumus tersebut.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang

kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Dengan demikian peneliti (guru) akan

dapat mengetahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

Berdasar hasil refleksi ini akan diketahui kelemahan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan guru sehingga dapat digunakan untuk menentukan

tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Page 50: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

37

E. Kerangka Teoritik

Kemampuan Yang Dikembangkan Dalam

Proses Inquiry1

Tahap Inkuiri Kemampuan yang dituntut

1. Merumuskan masalah 1. Kesadaran terhadap masalah

2. Melihat pentingnya masalah

3. Merumuskan masalah

2. Merumuskan jawaban

sementara (hipotesis)

1. Menguji dan menggolongkan jenis data

yang dapat diperoleh

2. Melihat dan merumuskan hubungan yang

ada secara logis

3. Merumuskan hipotesis

3. Menguji jawaban tentatif 1. Merakit peristiwa

a. Mengidentifikasikan peristiwa yang

dibutuhkan

b. Mengumpulkan data

c. Mengevaluasi data

2. Menyusun data

a. Mentranslasikan data

b. Menginterpretasikan data

c. Mengklasifikasikan

3. Analisis data

a. Melihat hubungan

b. Mencatat persamaan dan perbedaan

c. Mengidentifikasikan tren, sekuensi dan

keteraturan

4. Menarik kesimpulan 1. Mencari pola dan makna hubungan

2. Merumuskan kesimpulan

5. Menerapkan kesimpulan dan

generalisasi

1 W.Gulo, Strategi Belajar Mengajar, Grasindo: Jakarta, 2005, hlm. 95.

Page 51: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

38

Guru: Pembelajaran

secara Konvensional

Siswa: Nilai Alquran

Hadis\\ rendah Kondisi

menerapkan

pembelajaran dengan

metode inquiry

Siklus I: Penggunaan

inquiry secara secara

individu

Siklus II:

Penggunaan inquiry

kelompok

Tindakan

Diduga melalui model

pembelajaran inquiry

dapat meningkatkan

prestasi belajar Alquran

Hadis\\

Kondisi

F. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah siswa mampu

memahami hikmah yang terkandung dalam surat al Lahab.

G. Teknik Analisis Data

Secara umum, studi ini bertujuan untuk mencari data dan informasi yang

kemudian dianalisis dan ditata secara sistematis dalam rangka menyajikan

gambaran yang semaksimal mungkin tentang penerapan metode inquiry dalam

upaya meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\ pada siswa kelas IV

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo tahun ajaran 2010/2011.

Langkah akhir dari kegiatan penelitian ini adalah mendiskripsikan

manajemen kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurejo tahun ajaran

2010/2011, untuk dianalisis bagaimana pola pengembangan kreatifitas anak,

metode dan sarana penunjang yang mendukung tercapainya tujuan, disamping itu

Page 52: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

39

N

fxMx

juga akan dianalisis kendala dan hambatan yang dihadapi oleh guru sebagai

manajer kelas untuk dicarikan solusi pemecahannya.

Data disajikan secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data

kualitatif, berupa catatan lapangan dan tugas siswa. Sedangkan data kuantitatif

adalah hasil tes siswa selama kegiatan belajar mengajar dan setelah selesai materi

yang diajarkan (pre test – post test).

Untuk data kualitatif, analisis yang digunakan adalah analisis non statistik,

yaitu analisis deskriptif kualitatif, analisis data yang diwujudkan bukan dalam

bentuk angka-angka, melainkan dalam bentuk laporan dan uraian deskriptif.2

Analisis ini menggunakan analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan

prestasi mata pelajaran Alquran Hadis\\ Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah

Negeri Sumurejo tahun ajaran 2010/2011. Dalam teknik ini data yang diperoleh

secara sistematis dan obyektif melalui tes akan diolah dan dianalisis sesuai

dengan karakteristik penelitian kualitatif yaitu secara induktif, suatu pengambilan

keputusan dengan menggunakan pola pikir yang berangkat dari fakta-fakta yang

sifatnya khusus, kemudian digeneralisasikan kepada hal-hal yang bersifat umum.3

Analisa data untuk tujuan tindakan dilakukan dengan membandingkan isi

catatan yang dilakukan kolaborator (guru pengampu) dan peneliti dengan harapan

unsur subyektifitas dapat dikurangi.

Sedang data kuantitatif, analisisnya menggunakan statistik deskriptif

dengan penyimpulan lebih mendasarkan pada nilai rata-rata (mean). Mean dicari

dengan menggunakan rumus:4

Di mana :

Mx = Mean yang kita cari

2 Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989),

hlm. 5.

3 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,

1990), hlm. 39.

4 Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009), hlm. 82-83.

Page 53: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

40

x = Nilai / skor tes

f = Frekuensi

fx = Jumlah dari hasil perkalian antara nilai dengan frekuensinya

Page 54: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

BAB IV

PENERAPAN METODE IQUIRY DALAM UPAYA MENINGKATKAN

PRESTASI BELAJAR ALQURAN HADIS\|\\\\\\\ PADA SISWA KELAS IV

MADRASAH IBTIDAIYAH NEGERI SUMURREJO

TAHUN AJARAN 2010/2011

A. Gambaran Umum MIN Sumurrejo

1. Struktur Organisasi

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo yang berasal dari Madrasah

Ibtidaiyah Swasta Al-Islam Kelurahan Sumurrejo Kecamatan Gunung Pati

Kodya Semarang berdiri pada tahun 1966, dinegerikan oleh Departemen

Agama RI dengan SK Menteri Agama No: 107 Tahun 1997. MIN Sumurrejo

memiliki luas tanah kurang lebih 2.600 m2 terletak di jalan Moedal Nomor 3

Sumurrejo Gunung Pati, Semarang ini mempunyai struktur organisasi sebagai

berikut:

Tabel 1

Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Jabatan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Imron Rosyadi, S.Ag

Drs. Syamsuddin

Moh Turhamun, S.Pd.I

Drs. Arif Sumari

Yunia Iriani

Sugiharti

Sunarto

Kepala Madrasah

Komite Sekolah

Waka Sarana Prasarana

Kepala TU

Koordinator BP/BK

Bendahara

Penjaga Sekolah

2. Keadaan Guru

Tenaga pendidik atau guru di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

berjumlah 9 orang yang dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 55: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

42

Tabel 2

Guru-Guru Bidang Studi Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

No Nama Bidang studi NIP

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

Siti Daimah, S.Pd.I

Muyasaroh

A. Hadi Sulkhan, A.Ma

Eni Susiati, A.Ma

Fitriyah W, S.Pd.I

Yayuk Sri Lestari H, A.Ma

Sri Marginingsih, S.Pd.I

M. Dony Arifin, S.H.I

Muliyanto, S.Si

Guru Kelas I

Guru Kelas II

Guru Kelas III

Guru Kelas IV

Guru Kelas V

Guru Kelas VI

Bahasa Inggris

Bahasa Arab

Olahraga

196810082005012001

19780122200901004

19740428200511002

196605102006042001

198107242002122001

197111292007102001

3. Keadaan Siswa

Jumlah siswa MIN Sumurrejo Tahun Ajaran 2010-2011, yang terbagi

menjadi 6 rombongan belajar adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Jumlah Siswa MIN Sumurrejo Tahun Ajaran 2010-2011

No. Kelas Jumlah

1. I 21 Siswa

2. II 39 Siswa

3. III 22 Siswa

4. IV 32 Siswa

5. V 37 Siswa

6. VI 27 Siswa

Jumlah 168 Siswa

4. Fasilitas

Sarana dan prasarana merupakan faktor terpenting dalam menunjang

kesuksesan dan kelancaran dalam proses belajar mengajar. Keadaan sarana

dan prasarana yang ada adalah:

Ruang belajar 6 lokal

Ruang kepala sekolah 1 lokal

Ruang guru 1 lokal

Page 56: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

43

Ruang TU 1 lokal

Perpustakaan 1 lokal

4 kamar mandi siswa

1 kamar mandi Kepala Sekolah

1 kamar mandi guru

Laboratorium komputer

5. Gambaran Umum GBPP Alquran Hadis\ Madrasah Ibtidaiyyah Negeri

Sumurrejo

Sebagaimana Madrasah Ibtidaiyyah yang lain, MIN Sumurrejo

Semarang juga berusaha menciptakan budaya agamis dalam pelaksanaan

kurikulum sekolah. Banyak kegiatan-kegiatan yang bersifat KeIslaman,

dimeriahkan dan didukung oleh dewan guru dan kepala sekolah.

Seperti halnya Tilawatil Quran, walaupun sifatnya ekstra kurikuler akan

tetapi kegiatan ini adalah termasuk muatan khusus yang diwajibkan bagi

siswa. Melihat moral remaja (terutama siswa MIN Sumurrejo Semarang)

yang semakin sulit untuk diatur. Dengan jalan diselenggarakan Ekstra

Tilawatil Quran ini, supaya siswa mau mempelajari pedomannya Alquran.

Dengan belajar maka dengan sendirinya, sedikit demi sedikit mereka

akan mengetahui kandungan Alquran, yang di dalamnya banyak sekali ilmu-

ilmu pengetahuan, karena Alquran adalah sumber dari segala sumber ilmu

pengetahuan.

Mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah adalah mata

pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis

Alquran dan Hadis\\ dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek

dalam Alquran, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat

tersebut dan Hadis\\-Hadis\\ tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam

pendidikan dasar adalah untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari

melalui keteladanan dan pembiasaan.

Page 57: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

44

Hal ini sejalan dengan pendidikan dasar adalah untuk: 1

1) Pengembangan potensi dan kapasitas peserta didik, yang menyangkut:

rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran

diri;

2) Pengembangan kemampuan baca, hitung dan bernalar, ketrampilan hidup,

dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan YME;

3) Pondasi bagi pendidikan berikutnya. Di samping itu, juga

mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa

perkembangan intelektual anak ada pada usia 6–11 tahun. Peserta didik

pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation

(usia 6-9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang

dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya

(keluarga, guru dan teman-teman sepermainan), usia 9-12 tahun sebagai

masa second star of individualization atau masa individualisasi, dan usia

12-15 tahun merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri

secara sosial.

Secara substansial mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ memiliki kontribusi

dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab

sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang

terkandung dalam Alquran Hadis\\\\\ sebagai sumber utama ajaran Islam dan

sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-

hari.

Mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:

a. Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca,

menulis, membiasakan, dan menggemari membaca Alquran dan Hadis\\;

b. Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-

ayat Alquran Hadis\\\\\ melalui keteladanan dan pembiasaan;

c. Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman

pada isi kandungan ayat Alquran dan Hadis\\.

1 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.

Page 58: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

45

Ruang lingkup mata pelajaran Alquran Hadis\\\\\\ di Madrasah Ibtidaiyah

meliputi: 2

a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis Alquran yang benar dengan

kaidah ilmu tajwid.

b. Hafalan surat-surat pendek dalam Alquran dan pemahaman sederhana

tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya mengambil

keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembacaan

mengenai Hadis\\-Hadis\\ yang berkaitan dengan kebersihan, niat,

menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi

anak yatim, berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.

Tabel 4

Standar Kompetensi Kelas IV Semester 1

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

1. Menghafal surat-surat

pendek secara benar

dan fasih

1.1 Membaca surat al-‘Adiyat dan surat al-

Insyiraah secara benar dan fasih

1.2 Menghafalkan surat al-‘Adiyat secara benar

dan fasih

2. Memahami arti surat-

surat pendek

2.1 Mengartikan surat an-Nashr dan surat al-

Kausar

2.2 Memahami isi kandungan surat an-Nashr

dan al-Kausar secara sederhana

3. Memahami kaidah ilmu

tajwid

3.1 Memahami hukum bacaan idhar dan ikhfa’

3.2 Menerapkan hukum bacaan idhar dan ikhfa’

2 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah.

Page 59: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

46

Tabel 5

Standar Kompetensi Kelas IV Semester 2

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

STANDAR

KOMPETENSI

KOMPETENSI DASAR

4. Memahami arti surat

pendek dan Hadis\\

tentang niat dan

silaturahmi

4.1 Mengartikan surat al-Lahab

4.2 Menjelaskan isi kandungan surat al-Lahab

secara sederhana

4.3 Menerjemahkan isi kandungan Hadis\\

tentang niat dan silaturahmi

4.4 Menjelaskan isi kandungan Hadis\\ tentang

niat dan silaturahmi secara sederhana

5. Menerapkan kaidah-

kaidah ilmu tajwid

5.1 Memahami hukum bacaan idqham

bighunnah, idgham bilaghunnah, dan iqlab

5.2 Menerapkan hukum bacaan idqham

bighunnah, idgham bilaghunnah, dan iqlab

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)3

Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo

Mata Pelajaran : Alquran Hadis\

Kelas/ Semester : IV (Empat) / 2 (Genap)

Alokasi Waktu : 6 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

Memahami arti surat pendek.

B. Kompetensi Dasar

Menjelaskan isi kandungan surat Al-Lahab secara sederhana

C. Indikator

Menceritakan kisah Abu Lahab dan istrinya.

Menjelaskan isi kandungan surat Al-Lahab secara sederhana.

3 Hasil observasi terhadap guru mata pelajaran Alquran Hadis kelas IV MIN Sumurrejo (Ibu

Eni Susiati).

Page 60: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

47

Menunjukkan contoh perilaku yang sama dengan perilaku Abu Lahab

dan istrinya.

Menyebutkan akibat orang yang berperilaku seperti perilaku Abu

Lahab dan istrinya.

D. Materi Pelajaran

Terjemahan surat Al-Lahab

E. Metode Pembelajaran

- Permodelan

- Penugasan

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

NO LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN MEDIA/

SUMBER

WAKTU

1. PENDAHULUAN 10 menit

- Salam pembuka dengan cara menyapa siswa tentang

keadaan kesehatan dan kesiapan dalam menerima

pelajaran hari ini.

- Memeberikan motivasi dan penjelasan awal tentang

target yang harus dikuasai siswa setelah belajar.

- Mengadakan appersepsi melafalkan surat-surat

pendek (drill)

- Membentuk kelompok kecil maksimal 2 orang

anak.

- Mendesain kelas dalam bentuk melingkar besar

(lesehan di musola)

Teknik

pembagian

kelompok

2. KEGIATAN INTI 45 menit

- Siswa menyimak penjelasan guru tentang surat Al-

Lahab mulai dari identitas surat, pengertian surat,

nama surat, serta tempat diturunkannya surat.

- Guru memberi contoh pelafalan surat Al-lahab

dengan benar dan fasih.

- Siswa menirukan pelafalan surat Al-Lahab dengan

benar dan fasih.

- Siswa mengulang pelafalan yang dicontohkan oleh

guru tentang surat Al-Lahab

- Secara berkelompok siswa membaca arti kata surat

Al-Lahab.

- Bermain game mencocokkan arti kata dengan

penggalan kata.

- Secara berkelompok siswa mengartikan surat Al-

Lahab dari arti kata (lafdhiyah) di kertas yang

disediakan.

- Mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.

- Bermain adu cepat menyusun ayat dan artinya.

- Hafalan surat Al-Lahab dan artinya dengan benar

dan fasih.

Guru,

Slide, Tape

recorder,

Instrumen

kuis

3. PENUTUP 5 menit

- Secara klasikal guru mengulang kembali pelafalan Inetrumen

Page 61: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

48

surat An-Nashr dan Surat Al-Kaustar dan diikuti

oleh siswa.

- Menyampaikan tugas untuk mengulang pelafalan

dan menghafalkan surat Al-lahab dengan benar dan

fasih dalam salat fardu.

- Memberikan penghargaan kepada siswa yang telah

mendapat penilaian maksimal

tugas

individu

G. MEDIA /SUMBER

Kartu ayat dan tafsir Al-Qur’an

H. PENILAIAN

- Tes tertulis

- Tes lisan

B. Analisis Penerapan Metode Inquiry Pada Mata Pelajaran Alquran Hadis\\\\\ di

Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

Salah satu metode pembelajaran yang melibatkan rasa penasaran siswa

adalah inquiry teaching. Dalam metode ini, siswa lebih banyak ditanya daripada

diberikan jawaban. Dengan mengajukan pertanyaan, bukan hanya pernyataan-

pernyataan, rasa penasaran siswa akan meningkat karena siswa mengalami

ketidakpastian terhadap jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut.4

Walaupun dalam praktiknya aplikasi metode pembelajaran inquiry sangat

beragam, tergantung pada situasi dan kondisi sekolah, namun dapat disebutkan

bahwa pembelajaran dengan metode inquiry memiliki 5 komponen yang umum

yaitu Question, Student Engangement, Cooperative Interaction, Performance

Evaluation, dan Variety of Resources.5 5 komponen ini dibagi dalam dua siklus.

Berdasarkan observasi selama 4 kali pertemuan yaitu, hari Senin, 14 dan 21

Maret 2011; Rabu, 16 dan 23 Maret 2011, menghasilkan beberapa data sebagai

berikut:

1. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan Pembelajaran, guru mempersiapkan segala

sesuatu yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. Sudah barang

4 Gagne, Ellen, D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Little, Brown

and Company 5 Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology

Integration Academy, hal. 54.

Page 62: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

49

tentu tujuannya adalah agar proses pelaksanaannya dapat mencapai tujuan

yang optimal. Persiapan mengajar ini tentunya dibuat sebelum

pengajaran. Setiap guru merencanakan pengajarannya satu kali

pertemuan. Persiapan-persiapan tersebut di tuangkan dalam satuan

pelajaran (satpel).

Standar kompetensi dalam siklus I ini adalah ”Memahami arti surat

pendek dan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi”, dengan Kompetensi

Dasar ”Mengartikan surat al-Lahab, Menjelaskan isi kandungan surat al-

Lahab secara sederhana, yang dituangkan dalam Rencana Persiapan

Pembelajaran (RPP).

Sebagai Peneliti Tindakan Kelas, maka peneliti mengikuti

kurikulum yang dipakai oleh MIN Sumurrejo. Hasil observasi

menunjukkan bahwa proses belajar mengajar Alquran Hadis\\\\\ kelas IV

MIN Sumurrejo tengah membahas surat al Lahab dan Hadis\\ tentang niat.

Oleh sebab itu tindakan inquiry langsung diterapkan pada kompetensi

dasar tersebut.

Bahan-bahan diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan

pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Selain itu guru juga menyiapkan kitab

Alquran serta Hadis\\\.

b. Pelaksanaan

Dalam siklus I guru dan peneliti merencanakan 2 pertemuan.

Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Pertemuan pertama

diselenggarakan hari Senin 14 Maret 2011, jam ketiga yaitu pukul 08.10

WIB. Pertemuan kedua diselenggarakan hari Rabu 16 Maret 2011 jam

keempat pukul 08.45 WIB.

Pada siklus pertama ini metode inquiry yang diterapkan adalah

Question, Student Engagement dan Performace Evaluation.

a. Question.

Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan

pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman

Page 63: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

50

siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya,

yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan

dipecahkan oleh siswa.

Guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang

harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaan ini, siswa

dituntut untuk melakukan beberapa langkah seperti evaluasi, sintesis,

dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan

misalnya di dalam buku teks, melainkan harus dibuat atau

dikonstruksi.

Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry

adalah munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif,

rasa ingin tahu yang tinggi, dan berpikir kritis, Jika metode inquiry

dapat mempengaruhi sikap keilmiahan siswa, maka muncul

pertanyaan apakah metode ini juga dapat mempengaruhi motivasi

belajar dalam diri siswa?

Rasa ingin tahu siswa akan memberikan motivasi bagi siswa

tersebut untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

dihadapinya; yang tidak lain adalah motivasi untuk belajar. Dengan

sikap keilmiahan, konsep-konsep lebih mudah dipahami oleh siswa.

Begitu juga, dengan motivasi belajar yang tinggi, kegiatan

pembelajaran juga menjadi lebih mudah mencapai tujuannya.

Jadi, tampaknya ada hubungan yang kuat antara motivasi belajar

dengan sikap keilmiahan yang terbentuk sebagai akibat dari

penerapan metode inquiry.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru dapat diartikan

sebagai rangsangan atau dorongan. Adanya rangsangan dan dorongan

ini menyebabkan siswa termotivasi untuk meresponnya melalui

kegiatan ilmiah, yaitu mencari jawaban dari pertanyaan. Kegiatan

ilmiah yang dilakukan, tidak lain adalah upaya untuk mengurangi

dorongan rasa ingin tahu.

Page 64: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

51

Dalam memberikan pertanyaan kepada siswa ada rangsangan

optimal untuk suatu aktivitas tertentu. Sebab, jika rangsangan yang

diberikan terlalu tinggi, maka motivasi siswa justru dapat turun

kembali. Harus juga dipertimbangkan “jarak” antara pengetahuan

yang telah dimiliki oleh siswa dengan jawaban yang diharapkan tidak

terlalu jauh, supaya motivasi untuk menjawab pertanyaan tersebut

besar karena jarak psikologis tersebut berbanding terbalik dengan

motivasi.

Pertanyaan-pertanyaan yang disyaratkan dalam metode

pembelajaran Inquiry, yang oleh Garton disebut sebagai pertanyaan

essential, antara lain harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut: 6

1) Dapat ditanyakan berulang-ulang

2) Menunjukkan kepada siswa hubungan antara beberapa konsep

dalam sebuah subjek

3) Muncul dari usaha untuk belajar lebih jauh mengenai kehidupan,

berupa pertanyaan umum dan membuka pertanyaan-pertanyaan

lebih jauh

4) Menuntun pada konsep utama subjek tertentu, untuk menjawab

pertanyaan bagaimana kita mengetahuinya atau mengapa

5) Memberikan stimulus dan menumbuhkan minat untuk

menyelidiki; melibatkan siswa dan menimbulkan curiosity

6) Melibatkan level berpikir yang lebih tinggi

7) Tidak dapat langsung dijawab

8) Tidak dapat dijawab hanya dengan satu kalimat

Untuk menjawab pertanyaan essential tersebut. diperlukan

pertanyaan unit. Ciri pertanyaan unit antara lain: menanyakan konsep-

konsep apa saja yang terdapat dalam subjek pertanyaan essential

membantu siswa menjawab pertanyaan essential secara lebih spesifik.

Pertanyaan Essential dalam penelitian ini adalah:

6Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District, Technology

Integration Academy, hal. 60.

Page 65: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

52

“Enak dong nampang di Alquran seperti Abu Lahab?”

Sedangkan pertanyaan unitnya adalah:

1) Siapakah Abu Lahab?

2) Apa kesalahannya?

3) Apa siksa yang bakal diterimanya?

4) Bagaimana sikap Rasulullah terhadap Abu Lahab?

5) Bolehkah kita meniru Abu Lahab?

6) Bagaimana seharusnya berlaku kepada orang lain?

7) Hikmah apa yang dapat kita ambil dari surat al Lahab?

8) Hafalkah kalian surat al Lahab beserta artinya?

Pada pertemuan pertama ini pertanyaan yang akan dilemparkan

adalah pertanyaan 1, 2 dan 3.

b. Student Engangement

Dalam metode inquiry, keterlibatan aktif siswa merupakan suatu

keharusan sedangkan peran guru adalah sebagai fasilitator. Siswa

bukan secara pasif menuliskan jawaban pertanyaan pada kolom isian

atau menjawab soal-soal pada akhir bab sebuah buku, melainkan

dituntut terlibat dalam menciptakan sebuah produk yang menunjukkan

pemahaman siswa terhadap konsep yang dipelajari atau dalam

melakukan sebuah investigasi.

c. Performance Evaluation

Dalam menjawab permasalahan, siswa diminta untuk membuat

sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya

mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini

dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.

Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

c. Pengamatan

1. Pertemuan I

Setelah semua perangkat persiapan dibuat, maka langkah

selanjutnya adalah melaksanakan yang telah direncanakan

sebelumnya. Dalam hal ini adalah tahap pelaksanaan kegiatan

Page 66: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

53

pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Dalam proses ini kemampuan yang

dituntut adalah kemampuan guru dalam menciptakan dan

menumbuhkan proses pembelajaran sesuai metode yang telah disusun

sebelumnya.

Peneliti memasuki kelas, tepatnya hari Senin14 Maret 2011

pukul 08.10 WIB, setelah pergantian jam pelajaran. Setelah mengucap

salam guru mulai menyapa siswa.

Pada tahap perdana ini, peneliti membagikan lembar pre test,

untuk dijawab satu persatu. Hal ini dilakukan agar tujuan

pembelajaran mengena terhadap siswa.

Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang

memancing rasa ingin tahu siswa dan atau kekaguman siswa akan

suatu fenomena.

Petanyaan essential pun dilontarkan:

“Enak ya jadi Abu Lahab, bisa nampang di Alquran?”

Setelah pertanyaan essential dilemparkan, siswa pun berebutan

untuk menjawab. Sehingga guru harus mengkondisikan kelas agar

siswa menjawab, melalui selembar kertas, yang akan dibaca dan

ditulis di papan tulis.

Dari 32 siswa, 16 siswa menjawab enak, 10 siswa menjawab

tidak enak, 3 siswa menjawab Abu Lahab sakti, 2 siswa menjawab

lebih enak jadi artis, 1 siswa menjawab kok tidak masuk you tube ya?.

Sebagaimana rumus inquiry, guru adalah fasilitator, maka

peneliti mencoba mengarahkan siswa dengan pertanyaan unit. Sebagai

langkah kedua, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, dan tiap kelompok

diminta memecahkan pertanyaan 1-3.

1. Siapakah Abu Lahab?

2. Apa kesalahannya?

3. Apa siksa yang bakal diterimanya?

Hasil diskusi kelompok masih belum sesuai dengan fakta

sejarah. 75 % siswa belum mengetahui siapa Abu Lahab, apa salah

Page 67: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

54

dan dosanya, serta siksa apa yang bakal diterimanya. Akhirnya

pertemuan selesai dengan persoalan “Abu Lahab” yang belum

terungkap.

Kemudian peneliti mencoba memberi bahan dengan pertanyaan.

“Kalo tidak salah Ibu dulu pernah lihat kisah Abu Lahab di

perpustakaan. Kayaknya di buku Asbabun Nuzul, atau dalam sejarah

Rasul ya? Ibu lupa coba nanti ibu ke perpustakaan lagi?

“Kira-kira orang tua kita tahu tidak ya siapa Abu Lahab?

Kemudian pelajaran pun ditutup dengan salam dan peneliti

berpamitan kepada siswa.

2. Pertemuan II

Pada pertemuan kedua, sebelum ditanya, para siswa langsung

menunjukkan jari ingin menjawab persoalan Abu Lahab yang masih

berkecamuk dalam benak mereka.

Mereka pun diberi kesempatan untuk mengemukakan

pendapatnya. Kesempatan pertama diberikan kepada siswa yang

bernama, Bintang Anif.

Meski sedikit gugup, Bintang mampu menjelaskan bahwa Abu

Lahab adalah tokoh jahat yang menjerat leher Rasulullah dengan

seutas tali. Dan kelak di neraka lehernya bakal dijerat oleh Allah

dengan tali dari api neraka.

Kemudian peneliti memunculkan konflik pertanyaan “benarkah

Abu Lahab adalah paman Nabi?”

Kesempatan kedua siswa untuk mencermati kisah Abu Lahab,

diberikan kepada Ilham Wahyu. Ilham menjawab singkat:

“Abu Lahab adalah paman Nabi, Abu Lahab adalah adik dari

Abu Thalib”.

Peneliti mencoba membangkitkan diskusi kelas dengan

memutari kelas dan mendekati bangku belakang, kemudian mencoba

Page 68: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

55

mengetes pengetahuan Ulul Absor. “Ulul kayaknya pengen bercerita

nih mengenai surat al Lahab?

Ulul pun menyambut dengan mengatakan, “Setahu saya Abu

Lahab itu orang kafir koncone (temannya) Raja Firaun, yang kejam

dan dilaknat Allah”.

Mahdum siswa mungil dan lucu ini menambahkan:

“Kemarin saya ke perpustakaan, mencari buku tentang Abu

Lahab, kata penjaga perpustakaan saya disuruh baca kitab Asbabun

Nuzul. Dan bukunya tidak boleh dipinjam. Yo wis tak catet wae (ya

udah saya catat saja)”.

Setelah diizinkan membaca catatannya, mahdum pun membaca

catatannya.

“Ketika rasulullah pertama kali dakwah secara terbuka di bukit

Shafa, dengan mengumpulkan pemuka Quraisy, dan mulai mengajak

untuk menyembah Allah, semua kaum kafir terdiam, kecuali Abu

Lahab yang mengucap “Celakalah Kau hai Muhammad, hanya untuk

ngomong begitu saja kami kau kumpulkan?”

“Nabi Muhammad tak dapat bicara. Tetapi kemudian turunlah

surat Al Lahab menjawab ucapan Abu Lahab tersebut”.

Satu siswa lagi ditugaskan untuk menyampaikan pendapat

tentang bagaimana sepak terjang Abu Lahab. Sofia Nur Maula Siswa

perempuan ini menyampaikan:

“Abu Lahab menyatakan tantangan keras, sehingga melebihi

kafir yang lain”. "Jangan kalian dengarkan Muhammad. Dia telah

khianat kepada agama nenek-moyangnya, dia adalah seorang

pendusta!", ucap sofia menirukan sosok Abu Lahab.

“Ke mana Nabi Muhammad pergi, dia selalu mengikuti.

Gangguan-gangguan, hinaan dan kata-kata kotor harus diterima ke

mana saja Nabi pergi”.

Peneliti kembali melemparkan pertanyaan, “Sekejam itukah

Abu Lahab kepada keponakannya sendiri?”

Page 69: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

56

Titis Norma mengangkat tangannya, siswa perempuan ini pun

diberi kesempatan. Dia menyampaikan:

“Menurut cerita Ibu saya, pada waktu kelahiran Nabi, Abu

Lahab sangat gembira, hingga dia menyembelih sepuluh ekor unta

untuk syukuran”. Tapi ketika nabi Muhammad mulai berdakwah, Abu

Lahab marah banget. Bahkan ada wanita yang disiksa sampai mati

karena ia tidak mau meninggalkan Islam kembali”.

“Kaum Muslimin, dijotosi (dipukuli) dan dinyek (dihina). Tetapi

kaum Muslimin tak peduli, ikhlas mereka menerima siksaan itu, demi

mempertahankan akidah dan iman mereka”.

“Intine (intinya), kejahatan Abu Lahab tidak dapat merintangi

tersebarnya Islam”.

Pada akhir pertemuan kedua peneliti menyatakan bahwa

pendapat dari siswa tentang Abu Lahab semuanya benar. Kemudian

pelajaran ditutup dengan salam.

d. Refleksi

Sebagai refleksi awal dalam siklus pertama ini, dilakukan pre test

untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa.

Tabel 6

Daftar Nilai Pre Test Siswa Kelas IV MIN Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

No. Nama Pre test No. Nama Pre test

1. A. Falasifa al Haq 40 17. M. Mawahib 67

2. Anis Mardiyani 52 18. M. Miftahul Huda 61

3. A. Ulul Absor 54 19. M. Inu Vemby 49

4. Arsad al-Marzuki 71 20. Panca Mulyani 57

5. Bintang Anif P 22 21. R. Fendi Prianto 55

6. C. Laely S 63 22. Safiq A. Hakim 58

7. Dewi Zulfin 56 23. Sofia Nur Maula 63

8. Desty Amris K.H. 55 24. Sinta Maisaroh 61

Page 70: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

57

9. Fina Khoiriyah 63 25. S. Mahdum 55

10. Hamed K. Bayu 65 26. Sahilatul Masiroh 44

11. Hibatul Afifah 45 27. Titis Norma H. 39

12. Ilham Wahyu S 35 28. Widyan Arkan 29

13. Lu’luatu N. Zulfa 66 29. W. P. Septiani 47

14. M. Saeful M 65 30. W. P. Septiana 58

15. Misbahul Munir 51 31. Muhammad Arif 55

16. M. Zaky Irsyada 60 32. M. Gilang Ramadhan 45

Tabel 7

Nilai (X) Frekuensi (f) fX

71

67

66

65

63

61

60

58

57

56

55

54

52

51

49

47

45

44

40

39

35

29

22

1

1

1

2

3

2

1

2

1

1

4

1

1

1

1

1

2

1

1

1

1

1

1

71

67

66

130

189

122

60

116

57

56

220

54

52

51

49

47

90

44

40

39

35

29

22

Total 32=N 1706

Dari tabel 7 telah berhasil kita peroleh: E fX= 1706, sedangkan N

telah kita ketahui = 32. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan

menggunakan rumus:

Page 71: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

58

32

1706Mx

N

fxMx

Maka

= 53,31

Nilai tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan siswa tentang Surat

Al Lahab masih rendah atau di bawah rata-rata.7 Hasil pengamatan

peneliti dengan kolaborator, pada pertemuan pertama di mana

pengetahuan siswa memang belum mengetahui tentang surat Al Lahab,

menunjukkan bahwa motivasi siswa muncul. Terbukti, sebagian besar

dari mereka bersemangat dalam menjawab pertanyaan essential yang

diajukan.

Selanjutnya pada pertemuan kedua pengetahuan mereka mengenai

Abu Lahab sudah lebih baik, tanpa harus diceramahi oleh guru.

Pancingan pertanyaan yang dipakai mampu menimbulkan gairah mereka

untuk bertanya pada orang tuanya, maupun membaca buku.

Hasil diskusi antara peneliti dan kolaborator, merekomendasikan

bahwa siklus II layak untuk dilanjutkan, yakni Cooperative Interaction,

Variety of resources dan Performace Evaluation.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum pelaksanaan Pembelajaran, guru mempersiapkan segala

sesuatu yang berkenaan dengan proses belajar mengajar. Sudah barang

tentu tujuannya adalah agar proses pelaksanaannya dapat mencapai tujuan

yang optimal. Persiapan mengajar ini tentunya dibuat sebelum

pengajaran. Setiap guru merencanakan pengajarannya satu kali

pertemuan. Persiapan-persiapan tersebut di tuangkan dalam satuan

pelajaran (satpel).

7 Hasil Rapat Dinas MIN Sumurrejo pada 5 Juli 2010, memutuskan bahwa nilai rata-rata

kelulusan siswa pada mata pelajaran Alquran Hadis| adalah 65.00.

Page 72: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

59

Standar kompetensi dalam siklus II ini adalah ”Memahami arti surat

pendek dan Hadis\\ tentang niat dan silaturahmi”, dengan Kompetensi

Dasar ”Mengartikan surat al-Lahab, Menarik benang merah antara surat

al Lahab dengan silaturrahmi, yang dituangkan dalam Rencana Persiapan

Pembelajaran (RPP).

Sebagai Peneliti Tindakan Kelas, maka peneliti mengikuti

kurikulum yang dipakai oleh MIN Sumurrejo. Hasil observasi

menunjukkan bahwa proses belajar mengajar Alquran Hadis\\\\\ kelas IV

MIN Sumurrejo tengah membahas surat al Lahab dan Hadis\\ tentang

silaturahmi. Oleh sebab itu tindakan inquiry langsung diterapkan pada

kompetensi dasar tersebut.

Bahan-bahan diambil dari buku-buku yang berkaitan dengan

pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Selain itu guru juga menyiapkan kitab

Alquran serta Hadis\\\.

b. Pelaksanaan

Dalam siklus II guru dan peneliti merencanakan 2 pertemuan.

Masing-masing pertemuan 2 x 35 menit. Pertemuan pertama

diselenggarakan hari Senin 21 Maret 2011, jam ketiga yaitu pukul 08.10

WIB. Pertemuan kedua diselenggarakan hari Rabu 23 Maret 2011 jam

keempat pukul 08.45 WIB.

Pada siklus kedua ini. metode inquiry yang diterapkan adalah

Cooperative Interaction, Variety of resources dan Performace

Evaluation.

1. Cooperative Interaction.

Siswa diminta untuk berkomunikasi, bekerja berpasangan atau dalam

kelompok, dan mendiskusikan berbagai gagasan. Dalam hal ini, siswa

bukan sedang berkompetisi. Jawaban dari permasalahan yang

diajukan guru dapat muncul dalam berbagai bentuk, dan mungkin saja

semua jawaban benar.

Sebagai bahan diskusi akan dilemparkan pertanyaan 4- 8

Page 73: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

60

2. Variety of Resources

Siswa dapat menggunakan bermacam-macam sumber belajar,

misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara

dengan ahli, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini, sumber belajar berupa orang tua, buku, dan alam

sekitar.

3. Performance Evaluation

Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa diminta untuk

membuat sebuah produk yang dapat menggambarkan pengetahuannya

mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini

dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain.

Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi.

Pada akhirnya siswa diminta menggambarkan pengetahuan

mereka dalam bentuk gambar. Sebagai aktualisasi diri secara bebas.

c. Pengamatan

1. Pertemuan I

Setelah semua perangkat persiapan dibuat, maka langkah

selanjutnya adalah melaksanakan yang telah direncanakan

sebelumnya. Dalam hal ini adalah tahap pelaksanaan kegiatan

pembelajaran Alquran Hadis\\\\\. Dalam proses ini kemampuan yang

dituntut adalah kemampuan guru dalam menciptakan dan

menumbuhkan proses pembelajaran sesuai metode yang telah disusun

sebelumnya.

Peneliti memasuki kelas, tepatnya hari Senin 21Maret 2011

pukul 08.10 WIB, setelah pergantian jam pelajaran. Setelah mengucap

salam guru mulai menyapa siswa.

Pada tahap ini, peneliti membuat kelompok diskusi dan

mengajak siswa berdiskusi luar kelas, yakni di halaman belakang

sekolah. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran mengena

terhadap siswa.

Page 74: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

61

Setelah semua siswa berada di halaman belakang sekolah dan

semua sudah mendapat kelompok diskusi, pertanyaan 4 dan 5

dilontarkan.

1. Bagaimana sikap Rasulullah terhadap Abu Lahab?

2. Bolehkah kita meniru Abu Lahab?

Di halaman belakang siswa diminta untuk mendiskusikan

pertanyaan tersebut secara kelompok. Dalam waktu 20 menit, dan sisa

waktu digunakan untuk presentasi, dan menunjuk ketua kelas untuk

memimpin diskusi.

Hasil diskusi tidak disimpulkan, dibiarkan diskusi yang

memanas itu berakhir tanpa konklusi, dengan alasan jam pelajaran

habis. Kemudian siswa kembali ke kelas untuk mengikuti mata

pelajaran lainnya.

2. Pertemuan II

Dalam pertemuan ini, setelah salam siswa nampak antusias

ingin mengemukakan hasil diskusi kemarin. Sebelum membahas hasil

diskusi kemarin, peneliti kembali mencecar siswa dengan pertanyaan

nomor 6 dan 7.

1. Bagaimana seharusnya berlaku kepada orang lain?

2. Hikmah apa yang dapat kita ambil dari surat al Lahab?

Kali ini apa peneliti meminta apa yang ada di benak mereka,

dirumuskan dalam gambar. Bagaimana gambar yang tepat untuk

menjawab bagaimana seharusnya kita berlaku pada orang lain?

Hasil gambar yang dikumpulkan tanpa diberi nama ini sangat

beragam. Di antaranya ada yang mengekspresikan dirinya dengan

pohon kelapa, pohon ketela timbangan, obor, lilin, harimau serta

sungai.

Pada pertemuan terakhir ini, barulah dimunculkan pertanyaan

hafalkah kalian surat al Lahab beserta artinya? Ternyata mereka sudah

Page 75: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

62

hafal, meskipun tanpa pernah diminta menghafal. Terakhir mereka

diminta untuk menjawab pos test.

d. Refleksi

Evaluasi dari salah satu komponen dari metode inquiry

Performance Evaluation dilakukan dengan menilai pengetahuan siswa

melalui produk gambar mereka. Hasilnya adalah:

Tabel 8

Rekapitulasi Hasil Penggambaran Diri siswa

Kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang

Tahun Ajaran 2010/2011

No Gambar Jumlah Makna

1. Pohon kelapa 12 Bermanfaat semua bagiannya, mulai

dari akar hingga daunnya.

2. Pohon ketela 9 Bermanfaat bagi manusia

Buahnya bisa menjadi beraneka

makanan

Murah

Mudah ditanam

3. Timbangan 5 Adil dan jujur

4. Obor 2 Menjadi penerang umat

5. Lilin 2 Rela berkorban

6. Harimau 1 Pemberani dan jantan

7. Sungai 1 Diam-diam menghanyutkan

Sebagai refleksi akhir, dilakukan post test. Dan hasilnya sebagai

berikut:

Page 76: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

63

Tabel 9

Daftar nilai post test siswa kelas IV MIN Sumurrejo,

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

No. Nama Post test No. Nama Post test

1. A. Falasifa al Haq 75 17. M. Mawahib 80

2. Anis Mardiyani 80 18. M. Miftahul Huda 75

3. A. Ulul Absor 75 19. M. Inu Vemby 80

4. Arsad al-Marzuki 95 20. Panca Mulyani 75

5. Bintang Anif P 60 21. R. Fendi Prianto 75

6. C. Laely S 80 22. Safiq A. Hakim 75

7. Dewi Zulfin 75 23. Sofia Nur Maula 70

8. Desty Amris K.H. 65 24. Sinta Maisaroh 65

9. Fina Khoiriyah 75 25. S. Mahdum 60

10. Hamed K. Bayu 75 26. Sahilatul Masiroh 75

11. Hibatul Afifah 75 27. Titis Norma H. 70

12. Ilham Wahyu S 75 28. Widyan Arkan 80

13. Lu’luatu N. Zulfa 90 29. W. P. Septiani 75

14. M. Saeful M 95 30. W. P. Septiana 80

15. Misbahul Munir 80 31. Muhammad Arif 75

16. M. Zaky Irsyada 70 32. M. Gilang Ramadhan 80

Tabel 10

Perhitungan Untuk Mencari Mean nilai hasil post test Mata Pelajaran Alquran Hadis\

yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo

Kecamatan Gunung Pati Kodya Semarang Tahun Ajaran 2010/2011

Nilai (X) Frekuensi (f) fX

95

90

80

75

70

65

60

2

1

8

14

3

2

2

190

90

640

1050

210

130

120

Total 32=N 2430

Page 77: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

64

32

2430Mx

N

fxMx

Dari tabel 10 telah berhasil kita peroleh: E fX= 2430, sedangkan N

telah kita ketahui = 32. Dengan demikian Mean dapat kita peroleh dengan

menggunakan rumus:

= 75,94

Refleksi yang penulis lakukan dengan kolaborator mengatakan

bahwa siswa sudah mampu memahami bagaimana berlaku kepada

makhluk lain. Selanjutnya adalah pengembangan dari pengetahuan

mereka agar tidak tercemar oleh berbagai macam persoalan kehidupan.

C. Pembahasan

Sistem pembelajaran yang ada di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

yaitu sistem pembelajaran terpadu atau terintegrasi dengan mata pelajaran yang

lain. Penggunaan lingkungan alam sekitar tidak hanya sebagai obyek observasi

saja, tetapi juga digunakan sebagai sarana dalam proses pembelajaran. Hal ini

dapat membuat proses belajar lebih berkesan dan berarti bagi siswa, karena

mereka akan merasa akrab dengan lingkungan sekitarnya.

Dengan menggunakan sarana kejadian sehari-hari dapat menunjukkan pula

adanya Allah yang Maha Esa. Oleh sebab itu, hendaklah guru mengambil

kesempatan dari kejadian sehari-hari yang dapat menimbulkan perasaan

keimanan dalam hati anak-anak. Misalnya orang dapat mati tiba-tiba tanpa sakit

sedikitpun, orang kaya yang melanggar perintah Allah seperti berjudi, maka ia

menjadi miskin dan lain-lain.

Menggunakan berbagai media yang tepat yang dapat memudahkan

pemahaman siswa. Dengan metode belajar yang integral memungkinkan siswa

memahami proses belajar yang lebih efektif, sistematis, integral dalam menyerap

materi pelajaran yang disampaikan. Namun dalam metode belajar yang integral

dibutuhkan alokasi waktu yang cukup dalam proses belajar mengajar. Hal ini

Page 78: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

65

sangat bagus diterapkan karena siswa dapat mengaitkan pelajaran yang satu

dengan yang lain dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

ingatan mereka akan semakin kuat karena segala sesuatu saling terkait.

Mengacu pada tujuan pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo

yaitu mensinergikan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual secara optimal

menuju generasi khoiru ummah. seluruh potensi yang ada pada peserta didik

harus dikembangkan secara komprehensif agar dalam perkembangannya

diharapkan mereka akan menjadi manusia dalam pengertian manusia seutuhnya.

Berdasarkan hal tersebut, Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo telah

mengembangkan berbagai potensi atau kecerdasan yang ada dalam diri anak

didik. Hal ini merupakan terobosan yang bagus untuk dikembangkan, karena

menilai seseorang cerdas tidak hanya dari IQ tetapi meliputi pengendalian emosi,

spiritual, dan sebagainya. Tantangannya sekarang tinggal bagaimana Madrasah

Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo mengembangkan bermacam-macam kecerdasan

tersebut dengan tidak hanya menjadikannya sebagai sebuah program atau teori,

melainkan lebih diarahkan kepada praktek atau penerapannya.

Berbagai aktifitas yang dilakukan guru dan siswa merupakan sarana untuk

mengaktifkan siswa dan meningkatkan kualitas guru. Dengan menggunakan

metode belajar aktif di mana guru betul-betul berfungsi sebagai fasilitator

sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang akan menumbuhkan kreativitas

dan kapabilitas dengan lebih optimal (student centris). Dengan demikian para

guru dapat menumbuhkan dan mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam

diri anak sesuai dengan taraf pemikirannya.

Dalam kegiatan inquiry, siswa diarahkan untuk menemukan sendiri

pengetahuan yang mereka pelajari. Metode inquiry merupakan metode

pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri

siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar

sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.

Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru

dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan

fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada

Page 79: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

66

kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan

dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan

sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan

pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa

dalam pemecahan masalah harus dikurangi. 8

Selain itu dapat merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan

daya fikir, termasuk daya ingatan dan lain-lain. Guru di sini betul-betul berfungsi

sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruksi pengetahuan

barunya. Dengan demikian proses belajar mengajar akan lebih berkesan bagi

siswa, karena mereka yang menemukan sendiri. Sebagaimana yang dikemukakan

oleh Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, bahwa apa yang dialami siswa akan

mudah diingat.9

Dalam pembelajaran dengan metode inquiry, ketika siswa merasa

dilibatkan oleh guru (lingkungan) dalam proses menjawab pertanyaan-pertanyaan

dan melakukan interaksi dengan sesama siswa melalui kerja kelompok, maka

perilaku dan kepribadiannya berubah ke arah yang lebih baik, yaitu ikut aktif

terlibat dalam kegiatan dan mau bekerjasama. Supaya keterlibatan dan

kerjasamanya dapat diterima oleh lingkungan, maka ia harus menyiapkan diri

sebaik mungkin, misalnya dengan membaca banyak buku teks. Artinya, motivasi

belajar siswa meningkat.

Manusia memiliki kebutuhan akan penghargaan dan aktualisasi diri.

Kesempatan siswa untuk terlibat dan bekerjasama dalam sebuah pembelajaran

dengan metode inquiry dapat dikatakan sebagai kesempatan untuk memenuhi dua

kebutuhan – penghargaan dan aktualisasi diri – tersebut. Dengan demikian,

metode inquiry memberikan ruang bagi siswa untuk pemenuhan kebutuhannya,

sehingga siswa pun akan memiliki motivasi yang tinggi, tentu saja motivasi

dalam belajar.

8 Sagala, Syaiful., 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit Alfabeta, hal

71. 9 Abu Ahmadi dan Widodo Suproyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), Cet I,

hlm. 27.

Page 80: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

67

Keterlibatan dan interaksi kerjasama dalam pembelajaran dengan metode

inquiry juga dapat ditinjau berdasarkan teori Social Cognition, yang menyatakan

bahwa proses pembelajaran dapat terjadi antara lain melalui attention dan

motivation.

Attention, artinya siswa memperhatikan lingkungan melalui

keterlibatannya. Motivation, artinya lingkungan memberikan konsekuensi yang

mengubah kemungkinan perilaku. Contoh konsekuensi adalah dianggap tidak

aktif terlibat dan tidak dapat bekerjasama. Untuk menghindari konsekuensi ini,

siswa termotivasi untuk belajar sehingga konsekuensi yang diperoleh adalah

konsekuensi yang positif.

Dalam pengajuan hipotesis akan dilihat nilai rata-rata (mean) pre test dan

post test, sehingga efektif atau tidaknya pembelajaran Alquran Hadis\\\\\ dengan

metode inquiry pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Negeri Sumurrejo

Tahun Ajaran 2010/2011 bisa terlihat.

Dari tabel 7 terlihat bahwa Mean Nilai Hasil pre test Mata Pelajaran

Alquran Hadis\ yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo adalah 53,31.

Dan dari tabel 10 diperoleh Mean Nilai Hasil post test Mata Pelajaran Alquran

Hadis\ yang diikuti oleh 32 siswa kelas IV MIN Sumurrejo adalah 75,94.

Dari nilai rata-rata yang diperoleh antara pre test dan post test, terlihat jelas

bahwa mean post test 75,94 > pre test 53,31. Hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis yang peneliti ajukan penerapan metode inquiry dapat meningkatkan

prestasi belajar Alquran Hadis\\\\\\\ pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri

Sumurrejo tahun ajaran 2010/2011, “diterima”. Artinya melalui metode inquiry

siswa terpacu rasa keingintahuannya. Kondisi tersebut menyebabkan siswa

terpacu semangat untuk menggali lebih dalam pengetahuannya. Pada akhirnya

prestasi belajar pun ikut terangkat naik.

D. Keterbatasan Penelitian

Hasil apapun yang telah dilakukan secara optimal oleh peneliti, perlu

disadari bahwa ada beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian

Page 81: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

68

yang diperoleh tersebut tetap dapat dijadikan awal acuan bagi penelitian

selanjutnya.

Dalam hal ini perlu menjelaskan beberapa keterbatasan penelitian yang

dimaksudkan, antara lain: Pertama, sebagai manusia biasa tentunya penulis

mempunyai kekurangan-kekurangan yakni keterbatasan kemampuan intelektual.

Penelitian tidak bisa lepas dari teori. Oleh karena itu peneliti menyadari

keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah. Tetapi peneliti

berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan peneliti dengan kemampuan

keilmuan serta bimbingan dari dosen pembimbing.

Kedua, keterbatasan waktu. Waktu yang digunakan peneliti sangat terbatas

maka peneliti hanya memiliki sesuai keperluan yang berhubungan dengan

peneliti saja. Walaupun waktu yang penulis gunakan cukup singkat akan tetapi

bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.

Ketiga, hal terpenting yang menjadi faktor penunjang suatu kegiatan

adalah biaya. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang dikeluarkan yang

dapat disajikan walaupun penelitian ini dikatakan layak akan tetapi masih banyak

kekurangan. Hal ini semata-mata karena keterbatasan biaya penelitian.

Terakhir, berhubungan dengan proses penggeneralisasian. Hal ini

dikarenakan populasi yang dipilih tidak bisa secara persis mencerminkan

penerapan metode inquiry sebagai upaya peningkat prestasi belajar Alquran

Hadis\\\\\ \\pada siswa Madrasah Ibtidaiyyah secara menyeluruh.

Oleh karena itu, hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk

semua siswa di Indonesia, hanya bisa digeneralisasikan untuk penelitian saja.

Ketiga, penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan bahwa setiap hasil belajar

Alquran Hadis\\\\\ dipengaruhi oleh metode inquiry, karena walaupun hasil

penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan status keilmuannya, semua yang

dihasilkan tetaplah bersifat kasuistik.

Kasuistik tersebut muncul karena keberhasilan Alquran Hadis\\\\\ tidak hanya

dipengaruhi oleh metode semata, melainkan ada pengaruh oleh faktor lain

misalnya bimbingan belajar orang tua, seperti perhatian, pola asuh, kasih sayang.

Page 82: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP

A. Kesimpulan

Metode inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya

menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses

pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas

dalam memecahkan masalah. Dalam kegiatan inquiry, siswa diarahkan untuk

menemukan sendiri, pengetahuan yang mereka pelajari, dalam hal ini persoalan

yang muncul dalam surat Al Lahab. Dengan demikian proses belajar mengajar

Alquran Hadis\ menjadi lebih efektif.

Berdasarkan uraian-uraian, hasil penelitian dan analisis, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan metode inquiry mampu membangkitkan motivasi belajar Alquran

Hadis\ siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo, khususnya

pada kompetensi dasar Surat Al Lahab.

Salah satu manfaat yang dapat diperoleh dari metode inquiry adalah

munculnya sikap keilmiahan siswa, misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu

yang tinggi, dan berpikir kritis. Dengan terbangkitkan dan terpacu rasa

keingintahuan siswa, menyebabkan siswa menjadi lebih bersemangat untuk

menggali lebih dalam pengetahuannya.

Rasa ingin tahu siswa memberikan motivasi bagi siswa tersebut untuk

mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul seputar surat al

Lahab; yang tidak lain adalah motivasi untuk belajar. Hubungan antara rasa

ingin tahu akibat penerapan metode inquiry, searah dengan motivasi belajar.

Artinya semakin besar rasa ingin tahu siswa, maka semakin besar pula

motivasi belajar siswa.

Dengan kata lain penerapan metode inquiry dapat membangkitkan motivasi

belajar siswa. Terbukti siswa mampu dan mau mencari tahu tentang problem

Page 83: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

70

yang dimunculkan di dalam kelas, dengan berbagai macam cara. Ada yang

bertanya pada orang tua, guru, saudara, maupun membaca buku.

2. Tingkat kondisi penerapan metode inquiry pada bidang studi Alquran Hadis\

dapat dikategorikan berhasil. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata (mean)

yang diperoleh antara pre test dan post test, terlihat jelas bahwa mean post test

75,94 > mean pre test 53,31.

Dari hasil tersebut di atas, menunjukkan bahwa metode inquiry memberikan

pengaruh yang positif terhadap prestasi belajar siswa bidang studi Alquran Hadis\

MIN Sumurrejo Kecamatan Gunung pati semarang. Hal ini menunjukkan bahwa

hipotesis yang peneliti ajukan, yaitu penerapan metode inquiry dapat

meningkatkan prestasi belajar Alquran Hadis\\\\\\\\ pada siswa kelas IV Madrasah

Ibtidaiyyah Negeri Sumurrejo Tahun Ajaran 2010/2011, “dapat diterima”.

Penerapan Metode inquiry pada mata pelajaran Alquran Hadis terbukti

mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyyah

Negeri Sumurrejo.

B. Saran

Hasil dari teori dan hasil penelitian di lapangan yang penulis sampaikan di

atas, kiranya penulis dapat menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Agar pelaksanaan kegiatan belajar mengajar terutama dalam menerapkan/

menggunakan metode inquiry berhasil dengan maksimal, maka pengajar harus

benar-benar kreatif mengelola kelas.

2. Dukungan dari pihak orang tua dan lingkungan masyarakat harus lebih

optimal guna membantu terwujudnya motivasi belajar pada peserta didik.

3. Agar motivasi belajar peserta didik meningkat, alangkah baiknya jika metode

inquiry ini bisa diefektifkan dengan mempertimbangkan dasar-dasar

penggunaannya.

Page 84: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

71

C. Penutup

Dengan mengucap syukur alhamdulillah ke hadirat Allah SWT., sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, mudah-mudahan uraian tersebut dapat

memberikan manfaat kepada penulis khususnya, serta pembaca pada umumnya.

Namun, penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu bila ada kebenarannya itu semata-mata datangnya dari Allah SWT. dan

apabila ada yang salah itulah batas kemampuan penulis. Untuk itu penulis

berharap atas saran dan kritik yang konstruktif dari pembaca yang budiman.

Akhirnya, penulis berdo’a semoga Allah SWT. senantiasa meridloi dan

menunjukkan jalan yang lurus kepada kita semua. Amin ya robbal alamin.

Page 85: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Suproyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,

1991), Cet I.

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di

Indonesia, (Jakarta: Prenada Media), 2003.

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam, (Jakarta; Raja Grafindo,

2001).

Al-Jamaly, Muhammad Fadhil, Filsafat Pendidikan Dalam Al-Qur’an, Surabaya :

PT. Bina Ilmu, 1986.

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 2009).

Arifin, M., Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), ed. 2, Jakarta: Bumi

Aksara, 2000.

Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional; Prinsip-Teknik-Prosedur, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1991.

Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti (penyunting), PBM-PAI di Sekolah, (Semarang:

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 1998).

Conny Semiawan dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, (Jakarta: PT Gramedia

Widya Sarana Indonesia, 1992).

Daulay, Haidar Putra, Historis dan Eksistensi Pesantren, Sekolah dan Madrasah,

Yogyakarta: PT. Tiara wacana, 2001.

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya. (Semarang: CV. Asy-Syifa,

1984).

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997.

Dirjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Khusus Alquran Hadis, Jakarta: 2003.

E. Mulyasa, E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2003).

Gagne, Ellen, D., 1985. The Cognitive Psychology of School Learning. Boston, Little,

Brown and Company

Garton, Janetta., 2005. Inquiry-Based Learning. Willard R-II School District,

Technology Integration Academy.

Horlock, Elizabeth B., Child Development, Tokyo: Mc. Graw-Hill Cogakusha, 1982.

Page 86: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

http://gurupkn.wordpress.com/2008/08/16/metode-pembelajaran-inquiry. Diakses 15

Maret 2011.

Isfandi Mukhtar, Metodologi Pengajaran Agama, dalam Chabib Thoha. (ed).

Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As Suyuthi, al Jami’ al Shagir (Indonesia:

Dar Al-Ihya Al-Kutub Al-‘Arabiyah, tt.).

Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001).

Kridalaksana, Harimurti, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1997.

Lester Crow and Alice Crow, Human Development and Learning, (New York:

American Book Company, 1956).

Lexy J. Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

1989).

Marasuddin Siregar, Pengelolaan Pengajaran, Dalam Chabib Thoha (ed), PBM-PAI

di Sekolah.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-

Ma’arif, 1986.

Mel Silberman, Active Learning, (Singapore: Allyn and Bacon, 1996).

Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta; Raja Grafindo

Persada,1997).

Muhibbin Syah, Muhbbin Syah, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru.

(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995).

Munandar, Utami, Mengembangkan Bakat Dan Kreativitas Anak Sekolah,Jakarta :

PT. Gramedia, 1992.

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Pustaka Setia: 1997, Bandung.

Nurhadi, Pendekatan Kontekstual, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2002).

Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 2003.

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa

Arab Di Madrasah.

Sagala, Syaiful., 2004. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung, Penerbit

Alfabeta.

Page 87: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

Sholeh Abdul Azis, Abdul Majid, At-Thuruqut Tadris, Jilid I (Mesir: Darul ma’arif,

1968).

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka

Cipta, Jakarta, 1996.

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 1990).

Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2001).

Syamsul Ma’arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need’s Press),

2009.

Syamsul Ma’arif, Selamatkan Pendidikan Dasar Kita, (Semarang: Need’s Press),

2009.

Tampubolon, Mengembangkan Minat Dan Kebiasaan Membaca Pada Anak,

Bandung: Angkasa, 1993.

Zakiah Darajat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2001).

Page 88: | PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/110/jtptiain-gdl... · PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI SUMUR R EJO

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yayuk Sri Lestari Handayani

Tempat/tanggal lahir : Semarang, 29 November 1971

Alamat : Jl. Ciliwung Raya No. 3 Pengkol RT 01/01

Kel. Mangunsari Kec. Gunungpati Semarang

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Jenjang pendidikan :

1. SD Plalangan 1 Tahun lulus 1984

2. SMPN 24 Semarang Tahun lulus 1987

3. SMAN 12 Semarang Tahun lulus 1990

4. D2 IAIN Walisongo Semarang Tahun lulus 2001

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Semarang, Mei 2011

Penulis,

Yayuk Sri Lestari Handayani

NIM 073111283