Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam...

9
fo; ·. AoICi .Mlna 1 No.mDr-2 ] ATU , Wacana ·.Sams . lffI/iJlUtfi I No. STT: 2516/SKJDIRJEN PPG/STTl1998 Improvement of and .. HistioJ9gical , studJ . :its Budl,Wlnarto. sa s.rapan ' ..... N. Pi 1(, • Haall •• _ .. ICmlCu., z... T.nah: G81n Q P ..... ,l188kt1s1da Melur (8rucea ja..,fas .pllVonaniJ . (F ,; ) .(LepIdopbHa: YPo.nomeutidae) , . Eka Pandra Ameli. Djoko Kajlan Aspek RaproduksJ lkan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Rrau Roza Elvyra. Dedy Duryadt Solihln, JuRIOt dan Up .. BaIarI .M IkifnIttg dati: tlnll1 'T ...... ZU$f;jh$ir. lien SetyaningJy$$.Aml n 1'f8t9t11 - . -' Pola ReslStensl Bakteri Penyebab InfitDlsaJu Pekanbaru . RltaEndrlanl, Fauzia Andrinl. Dona Alfina 1 Haemaglutlnln Outer mltSbllls pada Yealka Urln"'" Kennel Enny Suswati, Diana Chusna Mufida fa Pengaruh SftDkInIn Eksogen dan Sulcrosa temad., ProdUIQII ClInth/none · df dalam Kuftur SU8penai Sal Pasek ,Bumi IQng/ffll/iI .- •• , MahmudSlregar . UI TOkSlsJtas Aleut Ekstrak Air Tanaman ,Samng Samul ( MYl7lJfJooi/1, · Owganttatl Menclt Partomuan Simanjuntak. Muhammad Ahkam : Subroto 1 SlfatFlsflCotd.rila dan Funga10nal Pati Buah AIJ»on ZitaLetviany Sarungalfo. Budi . Santoso. Eduard Frasisql Tethool Dlnier Re$Yerattol, da,1 Kullt a.tang p .. (Dlptero.oar,_"I) KhOIJfIJW RO&y1dab, Ua De.wfJulleWJidl. Vana MaQlana EuJ. LU&man, Makmur . CbemlcaJ Characteristics of Organic Wastes and Thalr PotentIal U .. RentedIatlOJ1. nawar;Riwandl . 67 m,Erp od RInl ..... Ti:IrumIn 2'.ftldl'okai lfaftva .. ' ... at Zamrf.. Rahmila dart {M.. nQI)' tqnf Vetrla Rilda; Syukrl ' Ariet l Abdf DtrcJm1a.AdmfnAlif Penumbuhan Laptsan Tlpl,. Ci:)oper (CUP, "'''an Baa., Organik Fahru Nurosyld. Kusumrangari 1; Ind"ctlon d , etJ 114

Transcript of Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam...

Page 1: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

fomiddot AoICiMlna 1

NomDr-2

] ATU

WacanamiddotSamslffIiJlUtfi I

No STT 2516SKJDIRJEN PPGSTTl1998

Improvement of ~ Ant~urium and HistioJ9gical studJ its C1t~-=~ BudlWlnarto ~rhay9tiAnsPrl middot MElUJik Agu~middotptW1roq~ sa srapan N Pi 1( bull Haall ~ai~rbullbull_ Amal~ran ICmlCuz ~TnahG81n Siti~ Q

Pl188kt1s1da Melur (8rucea jafas ~ pllVonaniJ (F) (LepIdopbHa ~epldc)pl$ml YPonomeutidae)

Eka Pandra Un~ Ameli Djoko Prijono~Dadang Kajlan Aspek RaproduksJ lkan LaisOmpolrfiy~htIiR1IiIn Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Rrau Roza Elvyra Dedy Duryadt Solihln ~nAffandli zah1A JuRIOt

~1sfPemQJ1ll8n dan Ka~ari Up BaIarI M IkifnIttg dati tlnll1 T P~lanp~1ilr (TPA)Gunullgrtl~l ~Uiltl ZU$fjh$ir lien SetyaningJy$$Amln1f8t9t11- -

Pola ReslStensl Bakteri Penyebab InfitDlsaJu Pekanbaru RltaEndrlanl Fauzia Andrinl Dona Alfina 1 P~ln Haemaglutlnln Outer M8mbrsPlDttln(OM~IJCDJJbJpf mltSbllls pada Yealka Urln Kennel Enny Suswati Diana Chusna Mufida fa Pengaruh SftDkInIn Eksogen dan Sulcrosa temad ProdUIQII Bo~an AlkJll~ld ClInthnonemiddotdf dalam Kuftur SU8penai Sal PasekBumi (Eu~ma IQngfflliI -bullbull L~AziZ MahmudSlregar ~4~

UI TOkSlsJtas Aleut Ekstrak Air Tanaman Samng Samul ( MYl7lJfJooi1middotpan~n) ~d ~ Owganttatl Menclt ~Soeksm8nto Partomuan Simanjuntak Muhammad AhkamSubroto 1 SlfatFlsflCotdrila dan Funga10nal Pati Buah AIJraquoon (Br4lgu8IratwmllorhfA II~) ZitaLetviany Sarungalfo Budi Santoso Eduard Frasisql Tethool

Dlnier Re$Yerattolda1 Kullt atang Sh~ p ~(Dlpterooar_I) KhOIJfIJW ROampy1dab Ua DewfJulleWJidl Vana MaQlana ~ah EuJ tfQJIh~~n H$kfifl

~ LUampmanMakmur CbemlcaJ Characteristics of Organic Wastes and Thalr PotentIal U RentedIatlOJ1

nawarRiwandl 67

mErp od

RInl TiIrumIn 2ftldlokai Kalkonmiddotm8IaJullQraquondansas1C1ataa~cmml~tdJlJ UJ lfaftva I~

at ZamrfJalri~ Rahmila

dart ~Ji ~ MnQI) middot~lJIsitqnf Vetrla Rilda SyukrlArietlAbdf DtrcJm1aAdmfnAlif Penumbuhan Laptsan Tlpl Ci)oper Phthro~fn_a (CUP

~~1I9 J~II ~~P1

an BaaOrganik Fahru Nurosyld Kusumrangari 1

Indctlon QJltuAtM~o

d etJ

114

Jurnal NA T UR INDONES I A

Wacana Sains Indonesia

Volume 12 Nomor 2 April 2010

Telakleditasi Keputusan Akleditasi No 65alDIKTIIKepl2008

Jumal Natur Indonesia teroit sejak tahun 1998 merupakan jumal ilmu sains yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian pemlkiran dan pandangan dari peneliti dan pakar dalam bidang sains (ilmu dasar) meliputi biologi fisika kimia dan matematika Jumal Natur Indonesia mellbatkan mitra bestari yang menelaah setiap artlkel sesuai dengan bidang i1munya Nama dan asal institusi mitra bestari tersebut tercanlum pada halaman bagian depan Nomor 2 dari setiap volume penerbitan Jumal int dtterbitkan setahun dua kali pada bulan April dan Oktober

Penanggung Ja1Vab Prof Dr Usman M Tang

Ketua De1Van Editor Prof Dr Saryono MSi

De1Van Editor Prof Dr Usman Pato MSc

Prof Dr Titania Tjandrawati Nugroho Prof Dr Adel Zamri DEA

Dr M Imran MSc Dr Is Sulistyati

Dr Delita Dzul MS Dr Amilia Linggawati MS

Editor Teknik Yuana Nurulita SSi MSL

Sirkulasi amp Pemasaran Sri Wahyuni

ISSN 1410-9379

Alamat Redaksi Lembaga Penelitian Universitas Riau

Kampus Bina Widya J HR Soebrantas Km 125 Pekanbaru 28293 Telp (0761) 7617630 Fax (0761) 56709363279

e-mail jumaLnaturunrLacidjurnalnaturyahoocom httpwwwjniunrLacid

umal Natur Indonesja 12(2) April 2010 117-123 ISSN 1410-9379 Keputusan Akreditasi No 65afDlXT1lltep2008

KaJlan Aspek Rep~ duksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar

Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Roza Elvyra1) Dedy Duryadi Solihin2 RJdwan Affandis dan Zairln Junio

l lProgram Studi 8101ogi Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Riau 28293 2lDepartemen 8iologi Fakultas Matematika IImu Pengetahuan Alam Institut Perfanian 8ogor 16680

3)Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 16680

middot)Oepartemen 8udidaya Perikanan Fskultas Perikanan IImu Kelsutan Institut Pertanian Bogor 16680

Diterlma 2S-04-1009 DlsetuJui 20-10-2009

ABSTRACT Lala flsh of Ompok hypophthamus Is one of high economic flah In Kampar river It should be protected from decrealng of It population estimated due to decranlng 0 habitat quality and Increasing of exploitation The objectives of the research are to study reprodUction biology of lals fish as the basic data for conservation This earch wa conducted from January 2007 to January 2008 The re ulta of O hypophthalmus reproductIon aspect show that the smallest female of maturity Ie 229 cm and male Is 226 em th spawnIng season on September to November O hypophtIMlmus Is more appropriate spawning location to oxbow lake that close relatIon with tributary the spawning Plttem IndIcated totalpawner fish the fecundity rang from 3111 to 11164 eggs and the egg diameter ranges 041113 mm

Keywords Kamper river Ompok hypophthBlmus oxbow lake reprodudJon

PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki potensi ekosistem sungai

rawa banjiran yang dikenal juga dengan istiJah sungai

paparan banjir atau floodplain riverdengan keragaman

jenis ikannya yang linggi Salah satu ekosistem sunga

rawa banjiran di Provinsi Riau ada di kecamatan Langgam Sungai Kampar Sungai Kampar telah

ditetapkan sebagai pusat produksi perikanan air tawar

di Provlnsi Riau dengan SK Gubemur No 99JIU2000 Ekosistem sunga rawa banjiran sebagai habitat

ikan kompleks dengan sungai anak sungai dan danau

banjiran atau oxbow lake yang mempunyai fungs untuk

kefangsungan hidup ikan Lubuk pada desar sungai

dlgunakan ikan sebagai tempat berlindung Anak sungsi terutama pada bagian pinggimya digunakan iksn

sebagai tempat bertlndung dan mencari makan Danau

banjiran yang mempunyai vegetasi riparian yang

terendam digunakan oleh jkan sebagai tempat memijah

sekaligus juga tempat mencari makan dan berlindung

(Hartoto et a 1998)

Oi antsra ikan yang hidup pada ekosistem sungai

rawa banjiran di Sungai Kampar Riau ada jenis-jenis

ikan dar genus Kryptoptsrus dan Ompok yang

termasuk famlli Siluridae yang secara umum di Indonesia dikenal sebagai Ikan lais (Utomo et al 1990 Kottelat st a 1993 Ffshbase 2008) atau di Provins

Riau dikenal sebagai Ikan selais (Pulungan sta 1985

Saberina ampNurainI2005) Genus Ompok di Indonesia

terdirl dari 7 jenis sedangkan genus Kryptopterus di

Indonesia terdiri dari 14 jenis (Kottelat el al 1993) Ikan lais Ompokmempunyai nama sinonim Silurodss sedangkan Kryptopterus mempunyai nama slnonim

Cryptopterus (Weber ampBeaufort 1913 Kottelat st a 1993) Salah satu jenis daTi ikan lais tersebut adalah

Ompoilt hypophthalmus yang dikenal secara spesifik

oleh masyarakst di sekitar S Kampar sebagai ikan

lais danau Ikan lals O hypophthalmus termasuk ikan

air tawsr yang dlkonsumsl masyarakat dan mempunyai

nilal ekonomis tinggi

Produksi ikan lais di provinsi Riau belakangan ini mengalami penurunan Kondlsi Inj djsebabkan

pencemaran lingkungan dan pendangkalan 5ungaj ~elp +628521746150S Email rozs_elvyrayahoocom

118 Jurnal Natur Indonesia U(2) 117-123

serta tingkat penangkapan yang cenderung telah berada pade tingkat maksimal terutama di sepanjang muara sungai dan danau-danau dekat daerah perXampungan (Diskanlut Provinsi Riau 2007) Usaha konservasi sangat perlu dilakukan delam upaya pemanfaetan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan Usaha tersebut akan lebih terarah dan bertlasil secara rnaksimalapabila informasi fundamental rnengenai ikan leis digali lebih delam dan rinci Salah satu informasi yang sangat diper1ukan adalah aspek reproduksi ikan lais

Walaupun informasi tentang aspek reproduksi ikan lais sodah ada (Elvyra 2000 amp Simanjuntak 2007) tapl hanya bersitat penelitian yang terpotong-potong dalam waktu yang pendek Informasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan Oleh sebab itu penu dilakukan penelitian lebih rinci untuk mendapatkan informasi fluktuasi aspek reproduksi Informasi aspek reproduksi akan memberikan gambaran kemampuan suatu spesjes delam melangsungkan kehldupen den perkembangannya dari waktu ke waktu

Berdasarkan hal tersebut dl etas make tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek reprodusi ikan lais O hypophthalmus dalam periode satu tahun yang meiputi ukuran ikan terkecil mencapai matang gonad musim pemijahan lokasi pemijahan pola pemijahan dan potensi reproduksi Menfeat dart penelltian im diharapkan dapat menjadllandasan untuk usahe konservasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pade ekosistem

Elvyra et al

sungai raws banjiran khususnya tertladap ikan lais O

hypophthalmus di Sungal Kampar Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelltlan Penelitian

dilakukan mulal dan bulan Januari 2007 sampai Januari 2008 dengan lokasl pengambilan sampal di Sungai Kampar Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau AnaJisis aspek reproduksl ikan lais dilakukan di Laboratorium Ekologl Jurusan 8101091shyFMIPA UNRI

StIIslun PenUtian Stasiun penelitian terdiri dari 3 stasiun stasiun I adalah sungai yaitu Langgam Stasiun ini merupakan pertemuan S Kamper Kiri dan S Kamper Kanan Lebar S Langgam plusmn 125 meter Lokasi yang dipilih adalah yang bertlubungan dengan Danau Sarang Janggut (plusmn lebar 30 meter) A1iren yang menghubungkan sungai dengan Danau Sarang Janggut pada musim kemarau tidak terputus tetapi dangkal (plusmn

1meter) staslun I adalah snak sungai yaitu Segall Lebar

anak sungai Segati plusmn 70 meter Lokasi yang dipilih adalah yang berhubungan dengan Danau Sarang Penyangek (plusmn lebar 20 meter) Pada musim kemarau aliran yang menghubungkan anallt sungai Segati dengan danau ini terputus

Stasiun III adalah Danau Kejuit Staslun ini merupakan danau beser (Iebart 100 meter)A1iran S Kampar dengan Danau Kejult pada musim kemarau tidak terputus (kedalaman plusmn 3 meter) Peta lokasi

t u

r- - - 1 ~ bullbull -7 ~ Skala 1 50000 - 7 ~ I I af ( ~ of

Gambar 1 Peta lokasi pangambilan sampal lkan lals dl Sungai Kampar Kecsmatan Langgam Kabupaten Pelalswan ProvinSI KI8U

(Sumber BakosurtanaI1984)

aI ~e n g ambilan sam pel ikan lais di Sungai Kampar ~o olsaj ikan pad a Gambar 1

Prosedur Penelitian Sampel ikan lais ditangkap

j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran

lata jaring 075 1 125 15 175 2 inei dan alat

tangkap sempirai (perangkap) pada setiap lokasi

-engambilan sampel Jaring insang dipasang di perairan

ada jam 1800 WIB sore dan diangkat kembali pada

am 600 WIB pagi hari berikutnya sedangkan sempirai

dlpasang di perai ran selama dua hari dua malam ogi-

Sampel koleksi i kan lais O hypaphthalmus

diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al (1993)

9 (2003) dan FishBase (2008) Koleksi sampel ikan

ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada

setiap lokasi penelit ian Apabila yang tertangkap lebih

dari 100 ekor diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari

elompok ukuran keeil sedang dan besar masingshy

asing 1 0 ekor Apabila yang tertangkap kurang dari

00 ekor maka diambil semua dari jumlah yang

ertangkap Sampel ikan lais dalam keadaan segar

diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar bar

an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital )mh

Karakteristik perkembangan gonad ikan lais aog ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad

aU TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie

gan Effendie 1992) Perkembangan gonadnya digolongkan

dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang) II ini

perkembangan awal) III (sedang berkembang) IV s matang gonad) dan V (pasca pemijahan) Indeks

lrau ematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan

lasi persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat

ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al 2001)

=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat

j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang

Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik

Effendi 1992) Diameter telur pada ikan lais yang

TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150

butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian

anterior tengah posterior yaitu masing-masingnya 50

butir) Diameter telur-telur tersebut diukur dengan

menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop

Analisis Data Ukuran ikan lais terkeeil meneapai

matang gonad ditentukan befdasarkan data TKG

dikaitkan dengan data ukuran ikan Musim pemijahan

an lais dianalisis berdasarkan data tingkat

-ltematangan gonad dan indeks kematangan gonad

lU jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama

Reproduksi Ompok hypophthalmus 119

satu tahun Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis

berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan

dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar

Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data

tingkat kematangan gonad indeks kematangan gonad

dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad

Potensi reproduksi dianalisis berdasarka n data

fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang

matang gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad Sampel

ikan lais 0 hypophthalmus yang diperoleh di S Kampar

dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008 be~um lah

1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina

dan 364 ekor ikan lais jantan Ikan lais dari stasiun

Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan

126 jantan dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri

dari 254 betina dan 119 jantan dan dari stasiun Kejuit

berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan

Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari

keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 127-28 0

em dan 933-10684 g sedangkan ikan lais jantan 139shy

286 em dan 1025-11682 g Berdasarkan pengamatan

tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais

tersebut panjang dan berat tu buh ikan lais betina

terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 229

em dan 5366 g sedangkan ikan lais jantan pada

panjang 226 em dan berat 4804 g

Tingkat Kematanga n Gonad Berdasa rkan

Waktu dan Stasiun Penelitian Hasil penelitian

persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais

0 hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007

hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV

dijumpai pada bulan Septem ber dan Oktobe r

Persentase TKG IV tertinggi da ri ikan lais betina

(1833) terjadi pada bulan Oktober dan persentase

terendah (4 08) terjadi pada bu lan September

Sementara itu TKG IV ikan lais jantan dijumpai pada

bulan September Oktober dan November Persentase

TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (3667) terjad i

pada bulan Oktober dan persentase terendah (435)

terjadi pad a bulan November seperti tertera pada

Gambar 2 Berdasarkan hasil penelitian persentase

TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut terlihat

bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun Musim pemijahan mulai terjadi pad a

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 2: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

Jurnal NA T UR INDONES I A

Wacana Sains Indonesia

Volume 12 Nomor 2 April 2010

Telakleditasi Keputusan Akleditasi No 65alDIKTIIKepl2008

Jumal Natur Indonesia teroit sejak tahun 1998 merupakan jumal ilmu sains yang menyajikan artikel mengenai hasil penelitian pemlkiran dan pandangan dari peneliti dan pakar dalam bidang sains (ilmu dasar) meliputi biologi fisika kimia dan matematika Jumal Natur Indonesia mellbatkan mitra bestari yang menelaah setiap artlkel sesuai dengan bidang i1munya Nama dan asal institusi mitra bestari tersebut tercanlum pada halaman bagian depan Nomor 2 dari setiap volume penerbitan Jumal int dtterbitkan setahun dua kali pada bulan April dan Oktober

Penanggung Ja1Vab Prof Dr Usman M Tang

Ketua De1Van Editor Prof Dr Saryono MSi

De1Van Editor Prof Dr Usman Pato MSc

Prof Dr Titania Tjandrawati Nugroho Prof Dr Adel Zamri DEA

Dr M Imran MSc Dr Is Sulistyati

Dr Delita Dzul MS Dr Amilia Linggawati MS

Editor Teknik Yuana Nurulita SSi MSL

Sirkulasi amp Pemasaran Sri Wahyuni

ISSN 1410-9379

Alamat Redaksi Lembaga Penelitian Universitas Riau

Kampus Bina Widya J HR Soebrantas Km 125 Pekanbaru 28293 Telp (0761) 7617630 Fax (0761) 56709363279

e-mail jumaLnaturunrLacidjurnalnaturyahoocom httpwwwjniunrLacid

umal Natur Indonesja 12(2) April 2010 117-123 ISSN 1410-9379 Keputusan Akreditasi No 65afDlXT1lltep2008

KaJlan Aspek Rep~ duksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar

Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Roza Elvyra1) Dedy Duryadi Solihin2 RJdwan Affandis dan Zairln Junio

l lProgram Studi 8101ogi Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Riau 28293 2lDepartemen 8iologi Fakultas Matematika IImu Pengetahuan Alam Institut Perfanian 8ogor 16680

3)Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 16680

middot)Oepartemen 8udidaya Perikanan Fskultas Perikanan IImu Kelsutan Institut Pertanian Bogor 16680

Diterlma 2S-04-1009 DlsetuJui 20-10-2009

ABSTRACT Lala flsh of Ompok hypophthamus Is one of high economic flah In Kampar river It should be protected from decrealng of It population estimated due to decranlng 0 habitat quality and Increasing of exploitation The objectives of the research are to study reprodUction biology of lals fish as the basic data for conservation This earch wa conducted from January 2007 to January 2008 The re ulta of O hypophthalmus reproductIon aspect show that the smallest female of maturity Ie 229 cm and male Is 226 em th spawnIng season on September to November O hypophtIMlmus Is more appropriate spawning location to oxbow lake that close relatIon with tributary the spawning Plttem IndIcated totalpawner fish the fecundity rang from 3111 to 11164 eggs and the egg diameter ranges 041113 mm

Keywords Kamper river Ompok hypophthBlmus oxbow lake reprodudJon

PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki potensi ekosistem sungai

rawa banjiran yang dikenal juga dengan istiJah sungai

paparan banjir atau floodplain riverdengan keragaman

jenis ikannya yang linggi Salah satu ekosistem sunga

rawa banjiran di Provinsi Riau ada di kecamatan Langgam Sungai Kampar Sungai Kampar telah

ditetapkan sebagai pusat produksi perikanan air tawar

di Provlnsi Riau dengan SK Gubemur No 99JIU2000 Ekosistem sunga rawa banjiran sebagai habitat

ikan kompleks dengan sungai anak sungai dan danau

banjiran atau oxbow lake yang mempunyai fungs untuk

kefangsungan hidup ikan Lubuk pada desar sungai

dlgunakan ikan sebagai tempat berlindung Anak sungsi terutama pada bagian pinggimya digunakan iksn

sebagai tempat bertlndung dan mencari makan Danau

banjiran yang mempunyai vegetasi riparian yang

terendam digunakan oleh jkan sebagai tempat memijah

sekaligus juga tempat mencari makan dan berlindung

(Hartoto et a 1998)

Oi antsra ikan yang hidup pada ekosistem sungai

rawa banjiran di Sungai Kampar Riau ada jenis-jenis

ikan dar genus Kryptoptsrus dan Ompok yang

termasuk famlli Siluridae yang secara umum di Indonesia dikenal sebagai Ikan lais (Utomo et al 1990 Kottelat st a 1993 Ffshbase 2008) atau di Provins

Riau dikenal sebagai Ikan selais (Pulungan sta 1985

Saberina ampNurainI2005) Genus Ompok di Indonesia

terdirl dari 7 jenis sedangkan genus Kryptopterus di

Indonesia terdiri dari 14 jenis (Kottelat el al 1993) Ikan lais Ompokmempunyai nama sinonim Silurodss sedangkan Kryptopterus mempunyai nama slnonim

Cryptopterus (Weber ampBeaufort 1913 Kottelat st a 1993) Salah satu jenis daTi ikan lais tersebut adalah

Ompoilt hypophthalmus yang dikenal secara spesifik

oleh masyarakst di sekitar S Kampar sebagai ikan

lais danau Ikan lals O hypophthalmus termasuk ikan

air tawsr yang dlkonsumsl masyarakat dan mempunyai

nilal ekonomis tinggi

Produksi ikan lais di provinsi Riau belakangan ini mengalami penurunan Kondlsi Inj djsebabkan

pencemaran lingkungan dan pendangkalan 5ungaj ~elp +628521746150S Email rozs_elvyrayahoocom

118 Jurnal Natur Indonesia U(2) 117-123

serta tingkat penangkapan yang cenderung telah berada pade tingkat maksimal terutama di sepanjang muara sungai dan danau-danau dekat daerah perXampungan (Diskanlut Provinsi Riau 2007) Usaha konservasi sangat perlu dilakukan delam upaya pemanfaetan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan Usaha tersebut akan lebih terarah dan bertlasil secara rnaksimalapabila informasi fundamental rnengenai ikan leis digali lebih delam dan rinci Salah satu informasi yang sangat diper1ukan adalah aspek reproduksi ikan lais

Walaupun informasi tentang aspek reproduksi ikan lais sodah ada (Elvyra 2000 amp Simanjuntak 2007) tapl hanya bersitat penelitian yang terpotong-potong dalam waktu yang pendek Informasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan Oleh sebab itu penu dilakukan penelitian lebih rinci untuk mendapatkan informasi fluktuasi aspek reproduksi Informasi aspek reproduksi akan memberikan gambaran kemampuan suatu spesjes delam melangsungkan kehldupen den perkembangannya dari waktu ke waktu

Berdasarkan hal tersebut dl etas make tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek reprodusi ikan lais O hypophthalmus dalam periode satu tahun yang meiputi ukuran ikan terkecil mencapai matang gonad musim pemijahan lokasi pemijahan pola pemijahan dan potensi reproduksi Menfeat dart penelltian im diharapkan dapat menjadllandasan untuk usahe konservasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pade ekosistem

Elvyra et al

sungai raws banjiran khususnya tertladap ikan lais O

hypophthalmus di Sungal Kampar Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelltlan Penelitian

dilakukan mulal dan bulan Januari 2007 sampai Januari 2008 dengan lokasl pengambilan sampal di Sungai Kampar Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau AnaJisis aspek reproduksl ikan lais dilakukan di Laboratorium Ekologl Jurusan 8101091shyFMIPA UNRI

StIIslun PenUtian Stasiun penelitian terdiri dari 3 stasiun stasiun I adalah sungai yaitu Langgam Stasiun ini merupakan pertemuan S Kamper Kiri dan S Kamper Kanan Lebar S Langgam plusmn 125 meter Lokasi yang dipilih adalah yang bertlubungan dengan Danau Sarang Janggut (plusmn lebar 30 meter) A1iren yang menghubungkan sungai dengan Danau Sarang Janggut pada musim kemarau tidak terputus tetapi dangkal (plusmn

1meter) staslun I adalah snak sungai yaitu Segall Lebar

anak sungai Segati plusmn 70 meter Lokasi yang dipilih adalah yang berhubungan dengan Danau Sarang Penyangek (plusmn lebar 20 meter) Pada musim kemarau aliran yang menghubungkan anallt sungai Segati dengan danau ini terputus

Stasiun III adalah Danau Kejuit Staslun ini merupakan danau beser (Iebart 100 meter)A1iran S Kampar dengan Danau Kejult pada musim kemarau tidak terputus (kedalaman plusmn 3 meter) Peta lokasi

t u

r- - - 1 ~ bullbull -7 ~ Skala 1 50000 - 7 ~ I I af ( ~ of

Gambar 1 Peta lokasi pangambilan sampal lkan lals dl Sungai Kampar Kecsmatan Langgam Kabupaten Pelalswan ProvinSI KI8U

(Sumber BakosurtanaI1984)

aI ~e n g ambilan sam pel ikan lais di Sungai Kampar ~o olsaj ikan pad a Gambar 1

Prosedur Penelitian Sampel ikan lais ditangkap

j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran

lata jaring 075 1 125 15 175 2 inei dan alat

tangkap sempirai (perangkap) pada setiap lokasi

-engambilan sampel Jaring insang dipasang di perairan

ada jam 1800 WIB sore dan diangkat kembali pada

am 600 WIB pagi hari berikutnya sedangkan sempirai

dlpasang di perai ran selama dua hari dua malam ogi-

Sampel koleksi i kan lais O hypaphthalmus

diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al (1993)

9 (2003) dan FishBase (2008) Koleksi sampel ikan

ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada

setiap lokasi penelit ian Apabila yang tertangkap lebih

dari 100 ekor diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari

elompok ukuran keeil sedang dan besar masingshy

asing 1 0 ekor Apabila yang tertangkap kurang dari

00 ekor maka diambil semua dari jumlah yang

ertangkap Sampel ikan lais dalam keadaan segar

diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar bar

an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital )mh

Karakteristik perkembangan gonad ikan lais aog ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad

aU TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie

gan Effendie 1992) Perkembangan gonadnya digolongkan

dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang) II ini

perkembangan awal) III (sedang berkembang) IV s matang gonad) dan V (pasca pemijahan) Indeks

lrau ematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan

lasi persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat

ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al 2001)

=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat

j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang

Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik

Effendi 1992) Diameter telur pada ikan lais yang

TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150

butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian

anterior tengah posterior yaitu masing-masingnya 50

butir) Diameter telur-telur tersebut diukur dengan

menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop

Analisis Data Ukuran ikan lais terkeeil meneapai

matang gonad ditentukan befdasarkan data TKG

dikaitkan dengan data ukuran ikan Musim pemijahan

an lais dianalisis berdasarkan data tingkat

-ltematangan gonad dan indeks kematangan gonad

lU jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama

Reproduksi Ompok hypophthalmus 119

satu tahun Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis

berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan

dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar

Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data

tingkat kematangan gonad indeks kematangan gonad

dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad

Potensi reproduksi dianalisis berdasarka n data

fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang

matang gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad Sampel

ikan lais 0 hypophthalmus yang diperoleh di S Kampar

dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008 be~um lah

1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina

dan 364 ekor ikan lais jantan Ikan lais dari stasiun

Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan

126 jantan dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri

dari 254 betina dan 119 jantan dan dari stasiun Kejuit

berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan

Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari

keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 127-28 0

em dan 933-10684 g sedangkan ikan lais jantan 139shy

286 em dan 1025-11682 g Berdasarkan pengamatan

tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais

tersebut panjang dan berat tu buh ikan lais betina

terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 229

em dan 5366 g sedangkan ikan lais jantan pada

panjang 226 em dan berat 4804 g

Tingkat Kematanga n Gonad Berdasa rkan

Waktu dan Stasiun Penelitian Hasil penelitian

persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais

0 hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007

hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV

dijumpai pada bulan Septem ber dan Oktobe r

Persentase TKG IV tertinggi da ri ikan lais betina

(1833) terjadi pada bulan Oktober dan persentase

terendah (4 08) terjadi pada bu lan September

Sementara itu TKG IV ikan lais jantan dijumpai pada

bulan September Oktober dan November Persentase

TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (3667) terjad i

pada bulan Oktober dan persentase terendah (435)

terjadi pad a bulan November seperti tertera pada

Gambar 2 Berdasarkan hasil penelitian persentase

TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut terlihat

bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun Musim pemijahan mulai terjadi pad a

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 3: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

umal Natur Indonesja 12(2) April 2010 117-123 ISSN 1410-9379 Keputusan Akreditasi No 65afDlXT1lltep2008

KaJlan Aspek Rep~ duksi Ikan Lais Ompok hypophthalmus di Sungai Kampar

Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau

Roza Elvyra1) Dedy Duryadi Solihin2 RJdwan Affandis dan Zairln Junio

l lProgram Studi 8101ogi Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Riau 28293 2lDepartemen 8iologi Fakultas Matematika IImu Pengetahuan Alam Institut Perfanian 8ogor 16680

3)Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan IImu Kelautan Institut Pertanian Bogor 16680

middot)Oepartemen 8udidaya Perikanan Fskultas Perikanan IImu Kelsutan Institut Pertanian Bogor 16680

Diterlma 2S-04-1009 DlsetuJui 20-10-2009

ABSTRACT Lala flsh of Ompok hypophthamus Is one of high economic flah In Kampar river It should be protected from decrealng of It population estimated due to decranlng 0 habitat quality and Increasing of exploitation The objectives of the research are to study reprodUction biology of lals fish as the basic data for conservation This earch wa conducted from January 2007 to January 2008 The re ulta of O hypophthalmus reproductIon aspect show that the smallest female of maturity Ie 229 cm and male Is 226 em th spawnIng season on September to November O hypophtIMlmus Is more appropriate spawning location to oxbow lake that close relatIon with tributary the spawning Plttem IndIcated totalpawner fish the fecundity rang from 3111 to 11164 eggs and the egg diameter ranges 041113 mm

Keywords Kamper river Ompok hypophthBlmus oxbow lake reprodudJon

PENDAHULUAN Provinsi Riau memiliki potensi ekosistem sungai

rawa banjiran yang dikenal juga dengan istiJah sungai

paparan banjir atau floodplain riverdengan keragaman

jenis ikannya yang linggi Salah satu ekosistem sunga

rawa banjiran di Provinsi Riau ada di kecamatan Langgam Sungai Kampar Sungai Kampar telah

ditetapkan sebagai pusat produksi perikanan air tawar

di Provlnsi Riau dengan SK Gubemur No 99JIU2000 Ekosistem sunga rawa banjiran sebagai habitat

ikan kompleks dengan sungai anak sungai dan danau

banjiran atau oxbow lake yang mempunyai fungs untuk

kefangsungan hidup ikan Lubuk pada desar sungai

dlgunakan ikan sebagai tempat berlindung Anak sungsi terutama pada bagian pinggimya digunakan iksn

sebagai tempat bertlndung dan mencari makan Danau

banjiran yang mempunyai vegetasi riparian yang

terendam digunakan oleh jkan sebagai tempat memijah

sekaligus juga tempat mencari makan dan berlindung

(Hartoto et a 1998)

Oi antsra ikan yang hidup pada ekosistem sungai

rawa banjiran di Sungai Kampar Riau ada jenis-jenis

ikan dar genus Kryptoptsrus dan Ompok yang

termasuk famlli Siluridae yang secara umum di Indonesia dikenal sebagai Ikan lais (Utomo et al 1990 Kottelat st a 1993 Ffshbase 2008) atau di Provins

Riau dikenal sebagai Ikan selais (Pulungan sta 1985

Saberina ampNurainI2005) Genus Ompok di Indonesia

terdirl dari 7 jenis sedangkan genus Kryptopterus di

Indonesia terdiri dari 14 jenis (Kottelat el al 1993) Ikan lais Ompokmempunyai nama sinonim Silurodss sedangkan Kryptopterus mempunyai nama slnonim

Cryptopterus (Weber ampBeaufort 1913 Kottelat st a 1993) Salah satu jenis daTi ikan lais tersebut adalah

Ompoilt hypophthalmus yang dikenal secara spesifik

oleh masyarakst di sekitar S Kampar sebagai ikan

lais danau Ikan lals O hypophthalmus termasuk ikan

air tawsr yang dlkonsumsl masyarakat dan mempunyai

nilal ekonomis tinggi

Produksi ikan lais di provinsi Riau belakangan ini mengalami penurunan Kondlsi Inj djsebabkan

pencemaran lingkungan dan pendangkalan 5ungaj ~elp +628521746150S Email rozs_elvyrayahoocom

118 Jurnal Natur Indonesia U(2) 117-123

serta tingkat penangkapan yang cenderung telah berada pade tingkat maksimal terutama di sepanjang muara sungai dan danau-danau dekat daerah perXampungan (Diskanlut Provinsi Riau 2007) Usaha konservasi sangat perlu dilakukan delam upaya pemanfaetan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan Usaha tersebut akan lebih terarah dan bertlasil secara rnaksimalapabila informasi fundamental rnengenai ikan leis digali lebih delam dan rinci Salah satu informasi yang sangat diper1ukan adalah aspek reproduksi ikan lais

Walaupun informasi tentang aspek reproduksi ikan lais sodah ada (Elvyra 2000 amp Simanjuntak 2007) tapl hanya bersitat penelitian yang terpotong-potong dalam waktu yang pendek Informasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan Oleh sebab itu penu dilakukan penelitian lebih rinci untuk mendapatkan informasi fluktuasi aspek reproduksi Informasi aspek reproduksi akan memberikan gambaran kemampuan suatu spesjes delam melangsungkan kehldupen den perkembangannya dari waktu ke waktu

Berdasarkan hal tersebut dl etas make tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek reprodusi ikan lais O hypophthalmus dalam periode satu tahun yang meiputi ukuran ikan terkecil mencapai matang gonad musim pemijahan lokasi pemijahan pola pemijahan dan potensi reproduksi Menfeat dart penelltian im diharapkan dapat menjadllandasan untuk usahe konservasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pade ekosistem

Elvyra et al

sungai raws banjiran khususnya tertladap ikan lais O

hypophthalmus di Sungal Kampar Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelltlan Penelitian

dilakukan mulal dan bulan Januari 2007 sampai Januari 2008 dengan lokasl pengambilan sampal di Sungai Kampar Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau AnaJisis aspek reproduksl ikan lais dilakukan di Laboratorium Ekologl Jurusan 8101091shyFMIPA UNRI

StIIslun PenUtian Stasiun penelitian terdiri dari 3 stasiun stasiun I adalah sungai yaitu Langgam Stasiun ini merupakan pertemuan S Kamper Kiri dan S Kamper Kanan Lebar S Langgam plusmn 125 meter Lokasi yang dipilih adalah yang bertlubungan dengan Danau Sarang Janggut (plusmn lebar 30 meter) A1iren yang menghubungkan sungai dengan Danau Sarang Janggut pada musim kemarau tidak terputus tetapi dangkal (plusmn

1meter) staslun I adalah snak sungai yaitu Segall Lebar

anak sungai Segati plusmn 70 meter Lokasi yang dipilih adalah yang berhubungan dengan Danau Sarang Penyangek (plusmn lebar 20 meter) Pada musim kemarau aliran yang menghubungkan anallt sungai Segati dengan danau ini terputus

Stasiun III adalah Danau Kejuit Staslun ini merupakan danau beser (Iebart 100 meter)A1iran S Kampar dengan Danau Kejult pada musim kemarau tidak terputus (kedalaman plusmn 3 meter) Peta lokasi

t u

r- - - 1 ~ bullbull -7 ~ Skala 1 50000 - 7 ~ I I af ( ~ of

Gambar 1 Peta lokasi pangambilan sampal lkan lals dl Sungai Kampar Kecsmatan Langgam Kabupaten Pelalswan ProvinSI KI8U

(Sumber BakosurtanaI1984)

aI ~e n g ambilan sam pel ikan lais di Sungai Kampar ~o olsaj ikan pad a Gambar 1

Prosedur Penelitian Sampel ikan lais ditangkap

j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran

lata jaring 075 1 125 15 175 2 inei dan alat

tangkap sempirai (perangkap) pada setiap lokasi

-engambilan sampel Jaring insang dipasang di perairan

ada jam 1800 WIB sore dan diangkat kembali pada

am 600 WIB pagi hari berikutnya sedangkan sempirai

dlpasang di perai ran selama dua hari dua malam ogi-

Sampel koleksi i kan lais O hypaphthalmus

diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al (1993)

9 (2003) dan FishBase (2008) Koleksi sampel ikan

ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada

setiap lokasi penelit ian Apabila yang tertangkap lebih

dari 100 ekor diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari

elompok ukuran keeil sedang dan besar masingshy

asing 1 0 ekor Apabila yang tertangkap kurang dari

00 ekor maka diambil semua dari jumlah yang

ertangkap Sampel ikan lais dalam keadaan segar

diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar bar

an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital )mh

Karakteristik perkembangan gonad ikan lais aog ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad

aU TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie

gan Effendie 1992) Perkembangan gonadnya digolongkan

dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang) II ini

perkembangan awal) III (sedang berkembang) IV s matang gonad) dan V (pasca pemijahan) Indeks

lrau ematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan

lasi persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat

ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al 2001)

=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat

j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang

Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik

Effendi 1992) Diameter telur pada ikan lais yang

TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150

butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian

anterior tengah posterior yaitu masing-masingnya 50

butir) Diameter telur-telur tersebut diukur dengan

menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop

Analisis Data Ukuran ikan lais terkeeil meneapai

matang gonad ditentukan befdasarkan data TKG

dikaitkan dengan data ukuran ikan Musim pemijahan

an lais dianalisis berdasarkan data tingkat

-ltematangan gonad dan indeks kematangan gonad

lU jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama

Reproduksi Ompok hypophthalmus 119

satu tahun Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis

berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan

dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar

Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data

tingkat kematangan gonad indeks kematangan gonad

dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad

Potensi reproduksi dianalisis berdasarka n data

fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang

matang gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad Sampel

ikan lais 0 hypophthalmus yang diperoleh di S Kampar

dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008 be~um lah

1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina

dan 364 ekor ikan lais jantan Ikan lais dari stasiun

Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan

126 jantan dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri

dari 254 betina dan 119 jantan dan dari stasiun Kejuit

berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan

Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari

keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 127-28 0

em dan 933-10684 g sedangkan ikan lais jantan 139shy

286 em dan 1025-11682 g Berdasarkan pengamatan

tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais

tersebut panjang dan berat tu buh ikan lais betina

terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 229

em dan 5366 g sedangkan ikan lais jantan pada

panjang 226 em dan berat 4804 g

Tingkat Kematanga n Gonad Berdasa rkan

Waktu dan Stasiun Penelitian Hasil penelitian

persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais

0 hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007

hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV

dijumpai pada bulan Septem ber dan Oktobe r

Persentase TKG IV tertinggi da ri ikan lais betina

(1833) terjadi pada bulan Oktober dan persentase

terendah (4 08) terjadi pada bu lan September

Sementara itu TKG IV ikan lais jantan dijumpai pada

bulan September Oktober dan November Persentase

TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (3667) terjad i

pada bulan Oktober dan persentase terendah (435)

terjadi pad a bulan November seperti tertera pada

Gambar 2 Berdasarkan hasil penelitian persentase

TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut terlihat

bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun Musim pemijahan mulai terjadi pad a

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 4: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

118 Jurnal Natur Indonesia U(2) 117-123

serta tingkat penangkapan yang cenderung telah berada pade tingkat maksimal terutama di sepanjang muara sungai dan danau-danau dekat daerah perXampungan (Diskanlut Provinsi Riau 2007) Usaha konservasi sangat perlu dilakukan delam upaya pemanfaetan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan Usaha tersebut akan lebih terarah dan bertlasil secara rnaksimalapabila informasi fundamental rnengenai ikan leis digali lebih delam dan rinci Salah satu informasi yang sangat diper1ukan adalah aspek reproduksi ikan lais

Walaupun informasi tentang aspek reproduksi ikan lais sodah ada (Elvyra 2000 amp Simanjuntak 2007) tapl hanya bersitat penelitian yang terpotong-potong dalam waktu yang pendek Informasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan Oleh sebab itu penu dilakukan penelitian lebih rinci untuk mendapatkan informasi fluktuasi aspek reproduksi Informasi aspek reproduksi akan memberikan gambaran kemampuan suatu spesjes delam melangsungkan kehldupen den perkembangannya dari waktu ke waktu

Berdasarkan hal tersebut dl etas make tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji aspek reprodusi ikan lais O hypophthalmus dalam periode satu tahun yang meiputi ukuran ikan terkecil mencapai matang gonad musim pemijahan lokasi pemijahan pola pemijahan dan potensi reproduksi Menfeat dart penelltian im diharapkan dapat menjadllandasan untuk usahe konservasi dalam upaya pemanfaatan sumber daya perairan yang berkelanjutan pade ekosistem

Elvyra et al

sungai raws banjiran khususnya tertladap ikan lais O

hypophthalmus di Sungal Kampar Riau

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelltlan Penelitian

dilakukan mulal dan bulan Januari 2007 sampai Januari 2008 dengan lokasl pengambilan sampal di Sungai Kampar Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Provinsi Riau AnaJisis aspek reproduksl ikan lais dilakukan di Laboratorium Ekologl Jurusan 8101091shyFMIPA UNRI

StIIslun PenUtian Stasiun penelitian terdiri dari 3 stasiun stasiun I adalah sungai yaitu Langgam Stasiun ini merupakan pertemuan S Kamper Kiri dan S Kamper Kanan Lebar S Langgam plusmn 125 meter Lokasi yang dipilih adalah yang bertlubungan dengan Danau Sarang Janggut (plusmn lebar 30 meter) A1iren yang menghubungkan sungai dengan Danau Sarang Janggut pada musim kemarau tidak terputus tetapi dangkal (plusmn

1meter) staslun I adalah snak sungai yaitu Segall Lebar

anak sungai Segati plusmn 70 meter Lokasi yang dipilih adalah yang berhubungan dengan Danau Sarang Penyangek (plusmn lebar 20 meter) Pada musim kemarau aliran yang menghubungkan anallt sungai Segati dengan danau ini terputus

Stasiun III adalah Danau Kejuit Staslun ini merupakan danau beser (Iebart 100 meter)A1iran S Kampar dengan Danau Kejult pada musim kemarau tidak terputus (kedalaman plusmn 3 meter) Peta lokasi

t u

r- - - 1 ~ bullbull -7 ~ Skala 1 50000 - 7 ~ I I af ( ~ of

Gambar 1 Peta lokasi pangambilan sampal lkan lals dl Sungai Kampar Kecsmatan Langgam Kabupaten Pelalswan ProvinSI KI8U

(Sumber BakosurtanaI1984)

aI ~e n g ambilan sam pel ikan lais di Sungai Kampar ~o olsaj ikan pad a Gambar 1

Prosedur Penelitian Sampel ikan lais ditangkap

j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran

lata jaring 075 1 125 15 175 2 inei dan alat

tangkap sempirai (perangkap) pada setiap lokasi

-engambilan sampel Jaring insang dipasang di perairan

ada jam 1800 WIB sore dan diangkat kembali pada

am 600 WIB pagi hari berikutnya sedangkan sempirai

dlpasang di perai ran selama dua hari dua malam ogi-

Sampel koleksi i kan lais O hypaphthalmus

diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al (1993)

9 (2003) dan FishBase (2008) Koleksi sampel ikan

ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada

setiap lokasi penelit ian Apabila yang tertangkap lebih

dari 100 ekor diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari

elompok ukuran keeil sedang dan besar masingshy

asing 1 0 ekor Apabila yang tertangkap kurang dari

00 ekor maka diambil semua dari jumlah yang

ertangkap Sampel ikan lais dalam keadaan segar

diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar bar

an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital )mh

Karakteristik perkembangan gonad ikan lais aog ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad

aU TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie

gan Effendie 1992) Perkembangan gonadnya digolongkan

dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang) II ini

perkembangan awal) III (sedang berkembang) IV s matang gonad) dan V (pasca pemijahan) Indeks

lrau ematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan

lasi persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat

ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al 2001)

=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat

j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang

Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik

Effendi 1992) Diameter telur pada ikan lais yang

TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150

butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian

anterior tengah posterior yaitu masing-masingnya 50

butir) Diameter telur-telur tersebut diukur dengan

menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop

Analisis Data Ukuran ikan lais terkeeil meneapai

matang gonad ditentukan befdasarkan data TKG

dikaitkan dengan data ukuran ikan Musim pemijahan

an lais dianalisis berdasarkan data tingkat

-ltematangan gonad dan indeks kematangan gonad

lU jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama

Reproduksi Ompok hypophthalmus 119

satu tahun Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis

berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan

dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar

Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data

tingkat kematangan gonad indeks kematangan gonad

dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad

Potensi reproduksi dianalisis berdasarka n data

fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang

matang gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad Sampel

ikan lais 0 hypophthalmus yang diperoleh di S Kampar

dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008 be~um lah

1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina

dan 364 ekor ikan lais jantan Ikan lais dari stasiun

Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan

126 jantan dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri

dari 254 betina dan 119 jantan dan dari stasiun Kejuit

berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan

Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari

keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 127-28 0

em dan 933-10684 g sedangkan ikan lais jantan 139shy

286 em dan 1025-11682 g Berdasarkan pengamatan

tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais

tersebut panjang dan berat tu buh ikan lais betina

terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 229

em dan 5366 g sedangkan ikan lais jantan pada

panjang 226 em dan berat 4804 g

Tingkat Kematanga n Gonad Berdasa rkan

Waktu dan Stasiun Penelitian Hasil penelitian

persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais

0 hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007

hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV

dijumpai pada bulan Septem ber dan Oktobe r

Persentase TKG IV tertinggi da ri ikan lais betina

(1833) terjadi pada bulan Oktober dan persentase

terendah (4 08) terjadi pada bu lan September

Sementara itu TKG IV ikan lais jantan dijumpai pada

bulan September Oktober dan November Persentase

TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (3667) terjad i

pada bulan Oktober dan persentase terendah (435)

terjadi pad a bulan November seperti tertera pada

Gambar 2 Berdasarkan hasil penelitian persentase

TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut terlihat

bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun Musim pemijahan mulai terjadi pad a

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 5: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

aI ~e n g ambilan sam pel ikan lais di Sungai Kampar ~o olsaj ikan pad a Gambar 1

Prosedur Penelitian Sampel ikan lais ditangkap

j engan menggunakan jaring in sang dengan ukuran

lata jaring 075 1 125 15 175 2 inei dan alat

tangkap sempirai (perangkap) pada setiap lokasi

-engambilan sampel Jaring insang dipasang di perairan

ada jam 1800 WIB sore dan diangkat kembali pada

am 600 WIB pagi hari berikutnya sedangkan sempirai

dlpasang di perai ran selama dua hari dua malam ogi-

Sampel koleksi i kan lais O hypaphthalmus

diidentifikasi berdasarkan aeuan Kottelat et al (1993)

9 (2003) dan FishBase (2008) Koleksi sampel ikan

ais dilakukan setiap bulan selama satu tahun pada

setiap lokasi penelit ian Apabila yang tertangkap lebih

dari 100 ekor diambil30 ekor ikan lais yang terdiri dari

elompok ukuran keeil sedang dan besar masingshy

asing 1 0 ekor Apabila yang tertangkap kurang dari

00 ekor maka diambil semua dari jumlah yang

ertangkap Sampel ikan lais dalam keadaan segar

diukur panjang tubuhnya dengan menggunakan mistar bar

an ditimbang berat tubuhnya dengan timbangan digital )mh

Karakteristik perkembangan gonad ikan lais aog ditentukan berdasarkan tingkat kematangan gonad

aU TKG) seeara morfologis menu rut modifikasi Cassie

gan Effendie 1992) Perkembangan gonadnya digolongkan

dalam lima tahap yaitu TKG I (belum berkembang) II ini

perkembangan awal) III (sedang berkembang) IV s matang gonad) dan V (pasca pemijahan) Indeks

lrau ematangan gonad (IKG) dihitung berdasarkan

lasi persentase dari perbandingan berat gonad dengan berat

ubuh ikan termasuk gonad (Yalein et al 2001)

=ekunditas dihitung sebagai jumlah telur yang terdapat

j alam ovari ikan lais betina yang telah mencapai matang

Jonad (TKG IV) berdasarkan metode gravimetrik

Effendi 1992) Diameter telur pada ikan lais yang

TIatang gonad diketahui dengan eara mengambil150

butir telur dari tiga bagian subsampel ovari (bagian

anterior tengah posterior yaitu masing-masingnya 50

butir) Diameter telur-telur tersebut diukur dengan

menggunakan mikrometer okuler pada mikroskop

Analisis Data Ukuran ikan lais terkeeil meneapai

matang gonad ditentukan befdasarkan data TKG

dikaitkan dengan data ukuran ikan Musim pemijahan

an lais dianalisis berdasarkan data tingkat

-ltematangan gonad dan indeks kematangan gonad

lU jikaitkan dengan bulan pengambilan sampel selama

Reproduksi Ompok hypophthalmus 119

satu tahun Lakasi pem ijahan ikan lais dianalisis

berdasarkan data tingkat kematangan gonad dikaitkan

dengan lokasi pengambilan sampel di Sungai Kampar

Pola pemijahan ikan lais dianalisis berdasarkan data

tingkat kematangan gonad indeks kematangan gonad

dan diameter telur ikan lais betina yang matang gonad

Potensi reproduksi dianalisis berdasarka n data

fekunditas dan diameter telur ikan lais betina yang

matang gonad

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran Ikan Terkec il Matang Gonad Sampel

ikan lais 0 hypophthalmus yang diperoleh di S Kampar

dari bulan Januari 2007 hingga Januari 2008 be~um lah

1049 ekor yang terdiri dari 685 ekor ikan lais betina

dan 364 ekor ikan lais jantan Ikan lais dari stasiun

Langgam berjumlah 338 ekorterdiri dari 212 betina dan

126 jantan dari stasiun Segati berjumlah 373 ekorterdiri

dari 254 betina dan 119 jantan dan dari stasiun Kejuit

berjumlah 338 ekor terdiri dari 219 betina dan 119 jantan

Kisaran ukuran panjang dan berat tubuh dari

keseluruhan sampel ikan lais betina adalah 127-28 0

em dan 933-10684 g sedangkan ikan lais jantan 139shy

286 em dan 1025-11682 g Berdasarkan pengamatan

tingkat kematangan gonad terhadap 1049 ekor ikan lais

tersebut panjang dan berat tu buh ikan lais betina

terkecil meneapai matang gonad (TKG IV) adalah 229

em dan 5366 g sedangkan ikan lais jantan pada

panjang 226 em dan berat 4804 g

Tingkat Kematanga n Gonad Berdasa rkan

Waktu dan Stasiun Penelitian Hasil penelitian

persentase tingkat kematangan gonad (TKG) ikan lais

0 hypophthalmus betina dan jantan mulai Januari 2007

hingga Januari 2008 memperlihatkan bahwa TKG IV

dijumpai pada bulan Septem ber dan Oktobe r

Persentase TKG IV tertinggi da ri ikan lais betina

(1833) terjadi pada bulan Oktober dan persentase

terendah (4 08) terjadi pada bu lan September

Sementara itu TKG IV ikan lais jantan dijumpai pada

bulan September Oktober dan November Persentase

TKG IV tertinggi dari ikan lais jantan (3667) terjad i

pada bulan Oktober dan persentase terendah (435)

terjadi pad a bulan November seperti tertera pada

Gambar 2 Berdasarkan hasil penelitian persentase

TKG IV ikan lais betina dan jantan tersebut terlihat

bahwa ikan lais mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun Musim pemijahan mulai terjadi pad a

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 6: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

120 Jumal Natur Indonesia 12(2) 117-123 Elvyra et al

Tabel 1 Uji Mann-Whitney terhadap jumlah ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan matang gonad (TKG IV) pada stasiun Langgam Segati dan Kejuit

j umlah betlna dan jantar matang gonad Nilai Mann-Whitney (a) pada ketiga slasiun yang dibandingkan Ikan Betina Ikan Jantan

II III II III I 06625 10000 08723 10000 II 05127 06625 III

Keterangan a gt 005 = tidak berbeda nyata I = Langgam II =Segali III =Kejuit

Selina (N =685) Jantan (N =364) _- shy100100 -~ -- ~ - ~-~- ------middot-----~---I

9Ok

80

9Ok 8Ok

7070 I[]JTKGV ~ 60 I TKG IV~ 60 Q)Q)

=gt 50I tlTKG III~ 50 - Q) I flTKGII 40

I III TKGI ~ 40

30

20

30

I 20

10 10 ~ 1 1 1 1Il 1 1 III 100 111 1Il 1IIl 1II 1Il 0

__- - - -- shy

[JJTKGV I TKG IV ~TKGIII

BlTKG II IIIITKGI

Bulan

JFMAMJJASONDJ JFMAMJJASONDJ Gambar 2 Persentase tingkat kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus berdasarkan waktu penelitian di lingkungan Sungai

Kampar

~ ~ I shyQ)

lt0 E Q)

l Ql 0

40 00

0 00 Langgam Segati Kejuit

Stasium Gambar 3 Persentase TKG IV ikan lais Ompok hypophthalmus

berdasarkan stasiun penelilian di lingkungan Sungai Kampar

saat mulai masuknya mu sim hujan yaitu bulan

September berlanjut hingga bulan Oktober dan

November Persentase TKG IV ikan lais betina dan

jantan yang tertinggi terjadi pada bulan Oktober

Selanjutnya TKG V ikan lais betina dijumpai pada bulan

November Desember dan Januari sedangkan TKG V

ikan lal5 jantan dijumpai pada bulan Desember dan

Januari

Tingkat kematangan gonad (TKG) IV adalah

puncak ke matangan gonad ikan karena ikan dalam

kondisi siap memijah Gambar 3 memperlihatkan

persentase dari jumlah keseluruhan ikan lais betina dan

jantan yang matang gonad (TKG IV) pada masingshy

masing stasiun Persentase ikan lais yang matang

gonad pad a stasiun Segati terlihat relatif lebih tinggi

baik pada ikan betina maupun ikan jantan dibandingkan

stasiun lainnya Jika ketiga stasiun dibandingkan

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 1) didapatkan

persentase dari jumlah ikan lais betina maupun jantan

yang matang gonad antara stasiun Langgam Segati

dan Kejuit adalah tidak berbeda nyata (0 gt 005)

Stasiun Segati ad ala h anak sungai yang

berhubungan dengan danau banjiran yaitu Danau Sarang

Penyangek Pada musim kemarau aliran yang

menghubungkan anak sungai Segati dengan danau ini

terputus sedangkan pada musim hujan alirannya dapat

bersambung kembali Hal ini menunjukkan adanya

hubungan yang kuat antara perilaku pemijahan dengan

keberadaan danau banjiran dan kondisi curah hujan

Pada saat ketinggian air mulai meningkat seiring

naiknya curah hujan para nelayan di S Kampar

memasang alat tangkap berupa sempirai (perangkap)

padajalur aliran sungai anak sungai ke danau banjiran

yang mulai bersambungan kembali Sempirai sering

digunakan oleh nelayan di S Kampar jika keadaan air

sungai anak sungai dari keadaan sangat surut berlanjut

hingga ketinggian air berangsur-angsu r naik seiring

masuknya musim hujan Pada saat permukaan perairan

mulai naik nelayan memasang sempirai sehingga ikanshy

ikan yang menuju danau banj iran akan banyak

tertangkap Pada saat tersebut ikan-ikan yang akan

memijah (TKG IV) akan tertangkap

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 7: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

121 et al

siun

r

vl 6 IV 6 111 G II GI

jngai

nggi

jkan

kan

tkan

ltan

gati

ang

ang

ang

u ini

3pat

Inya

gan

In

ring

Ipar

~ap)

Iran

nng

air

jut

nng

ran

anshy

ak

-ltan

Pada saat permukaan perairan naik pada musim

-1ghujan ketersediaan makanan di danau dan rawa

a Jiran akan melimpah sehingga akan merangsang

Q -ikan untuk mempercepat pematangan gonad

=oses pematangan gonad sangat erat kaitannya

-eflgan sinyal-sinyallingkungan seperti ketersediaan

akanan untuk anak-anak ikan nantinya Selain itu

--anya substansi petrichor ketika permukaan perairan

-a (flood) yang membasahi dataran yang kering

_~ elah musim kemarau merupakan trigger untuk

-sss pemijahan (Van derWall 2006)

Indeks Kematangan Gonad (IKG)Rata-rata nilai

an lais 0 hypophthalmus betina dari bulan Januari

_--- hingga Januari 2008 berkisar antara 009-1 44

=-angkan IKG ikan lais jantan berkisar antara 006shy

- -10 Nilai IKG ikan lais betina dan jantan terlihat

as meningkat dari bulan September hingga Oktober

- dan menurun pada bulan November 2007 (Gambar

- eningkatan nilai I KG tersebut seiring dengan mulai

asuknya musim hujan pada bulan September dan

er 2007 dan mulai meningkatnya curah hujan

Setina --- Jantan

F M A M J A SON 0

Bulan

ar 4 Grafik rata-rata nilai indeks kematangan gonad ikan lais Ompok hypophthalmus betina dan jantan berdasarkan waktu pengamatan (bulan Januari 2007 sampai dengan Januari 2008)

N = 1950 butir

25 00

~ 20 00 middot

~ 1 5 00

1 0 0000

Reproduksi Ompok hypophthalmus

maupun lamanya han hujan dalam sebulan Curah hujan

bulan September 2007 di Kabupaten Pelalawan yaitu

735 mm dengan lama hujan 16 hari dan pada bulan

Oktober 2007 curah hujan 3285 mm dengan lama hujan

21 hari (BMG Pekanbaru 2007)

Adanya puncak kurva IKG pada bulan Oktober

men unjukkan bahwa ikan lais di S Kampar dalam

penelitian ini mempunyai satu musim pemijahan dalam

satu tahun yang bergantung kepada masuknya musim

hujan Pola pemijahan ikan lais yang mempunyai satu

musim pemijahan dalam setah un jika dihubungkan

dengan pendapat Lowe-McConnel (1987) termasuk

pola total spawner

Fekunditas dan Diameter Telur Fekunditas dari

ikan lais O hypophthalmus yang matang gonad dengan

ukuran panjang total 229 - 280 cm dan be rat total

5366 - 9403 9 adalah sebanyak 31 11 -11164 butir

Secara keseluruhan hubungan antara fekunditas

dengan panjang dan berat total ikan lais ditentukan

dengan persamaan F=-5097 + 4721 PT (r =0304)

dan F =1740 + 6591 BT (r = 0337)

Perbedaan fekunditas disebabkan adanya variasi

ukuran panjang dan berat total tubuh ikan pad a TKG

IV Nilai korelasi persamaan garis antara fekunditas ikan

lais dengan panjang total tubuh adalah 0304

sedangkan nilai korelasi antara fekunditas dengan berat

total tubuh adalah 0337 Nilai korelasi antara fekunditas

dengan berat total tubuh ikan lais cenderung lebih tinggi

dibandingkan dengan korelasi antara fekunditas dengan

panjang total tubuh Namun secara keseluruhan nllai

korelasi antara fekunditas ikan lais dengan panjang dan

berat total tubuh termasuk nilai yang rendah

Hasil pengukuran diameter te lur ikan lais selama

penelitian berkisar 041 - 113 mm Dari Gambar 5

terlihat bahwa kurva sebaran diameter telur cenderung

O 0000 -i-~=------------------r--~---r-- ----- - --r==----------

~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ J ~ ~ ~

Selang diameter telur ( m m)

3mbar 5 Pola sebaran diameter telur ikan lais Ompok hypophthamus di Sungai Kampar

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 8: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

122 Jurnal Natur Indonesia 12(2) 11 7-123 Elvyra et al

Tabel 2 Uji Mann-Whitney terhadap ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah dan posterior ikan Isis Ompok hypophth8mus

Ukuran diameter telur pada bag ian ovari Nilai Mann-Whitney (0) yang dibandingkan Anterior Tengah Posterior

Anterior 0--0732 03191 Tengah 05144

Posterior Keterangan 0 gt 005 = tidak berbeda nyata

memilik i satu puneak kurva Sementara itu

berdasarkan uji Mann-Whitney (Tabel 2) didapatkan

ukuran diameter telur pada ovari bagian anterior tengah

maupun posterior adalah tidak berbeda nyata (0) 005)

Ukuran telur yang relatif seragam antara ovari bagian

anterior tengah dan posterior menunjukkan bahwa telur

ikan lais matangnya serentak Berdasarkan kurva

sebaran diameter telur pada ovari dan nilai uji Mannshy

Whitney me mperkuat bukti bahwa ikan lais

mengeluarkan telur matangnya secara serentak dalam

satu kali periode pemijahan (total spawner) dan periode

pemijahan tersebut tidak sepanjang tahun tetapi

tergantung kepada masuknya musim hujan Ikan yang

mempunyai satu musim pemijahan dalam setahunjika

dihubungkan dengan dinamika pengorganisasian ovari

menurut W allace dan Selman (1981) tipe

perkembangan ovarinya termasuk tipe sinkronous

berkelompok

Usaha konservasi dalam upaya pemanfaatan

sumber daya ikan lais yang berkelanjutan Usaha

konservasi mempunyai fungsi utama yaitu sebagai

fu ngsi ekologis dalam menunjang peningkatan populasi

alami melalui pemu lihan populasi dan sebagai fungsi

sosio ekonomi maupun sasio budaya dalam memenuhi

aspek pemanfaatannya bag I kesejahteraaan manusia

(Hartoto et al 1998) Pengelolaan sumber daya

perikanan di suatu perairan dapat dilakukan sebagai

upaya untuk memperoleh prod uksi perikanan

maksimum yang berkelanjutan keuntungan ekonomi

maksimum yang berkesinambungan bagi para pihak

pengguna sumber daya perikanan dan meningkatkan

ke sej ahteraa n para pihak yang terkait deng an

pemanfaatan sumber daya peri kanan terutama nelayan

(King 1997) Strategi pengelolaan perikanan terkait

dengan pengaturan ukuran ikan yang boleh ditangkap

pengaturanjenis alat waktu dan lokasi penangkapan

Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap

didasarkan atas pertimbangan ikan yang telah mampu

melakukan reproduksi untuk regenerasi atau

kelangsungan keturunannya Ukuran ikan lais O

hypophthalmus betina terkeeil meneapai matang gonad

yang ditemukan di S Kampar selama penelitian adalah

229 em sedangkan pad a ikan jantan adalah 22 6 em

Berdasarkan ukuran ikan lais O hypophthalmus terkecil

mencapai matang gonad yang ditemukan di S Kampar

tersebut penentuan ukuran ikan lais betina yang boleh

ditangkap adalah gt229 em dan ikan lais jantan

gt226 em

Dari hasil penelitian terlihat bahwa ikan lais O

hypophthalmus mempunyai satu kali musim pemijahan

dalam setahun yaitu pada saat mulai naiknya eurah

hujan yaitu bulan September berlanjut hingga bulan

Oktober dan November Lokasi pemijahan yang paling

disukai adalah danau banjiran yang bersambungan

kembali dengan anak sungai pad a musim hujan

Pengaturan penutupan lokasi pemijahan selama musim

pemijahan perlu dilakukan untuk mengurangi penurunan

kepadatan populasi ikan Hal ini dapat dilakukan dengan

melibatkan nelayan untuk berpartisipasi menjaga

kelestarian ikan

Di Sungai Kampar khususnya di Keeamatan

Langgam Kabupaten Pe la lawan masyarakat

mempunyai eara tersendiri untuk pengaturan

penangkapan ikan dengan sistim lelang danau yaitu

danau-danau yang produktif dapat disewa per tahun

oleh kelompok nelayan tertentu dan hanya kelompok

nelayan tersebut yang boleh menangkap ikan di danaushy

danau tersebut Tetapi usaha tersebut diperkirakan

kurang maksimal kalau tanpa dibarengi usaha

pengaturan pemakaian alat tangkap ikan selama musim

pemijahan Alat tangkap ika n beru pa sempirai

(perangkap) sebaiknya tidak dilakukan pada jalur

sungailanak sungai ke danau banjiran pad a musim

pemijahan sehingga ind uk-induk ikan lais tidak

terganggu untuk melangsungkan reproduksinya Hal ini

perlu diperhatikan dalam upaya pemanfaatan sumber

daya ikan lais yang berkelanjutan

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan

yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Ukuran ikan lais 0 hypophthalmus betina terkeeil

mencapai matang gonad pada ukuran panjang 229 em

sedangkan ikan lais jantan pada panjang 226 em

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460

Page 9: Wacana·.Sams.lffI/iJlUtfi - msp.fpik.ipb.ac.id · PDF fileInformasi rincinya dalam periode satu tahun sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu penu ... Pola pemijahan ikan lais dianalisis

123 et al

Musim pemijahan ikan lais O hypophthalmus padaImus

bulan September hingga November Lokasi pemijahan

yang lebih disukai ikan lais O hypophthalmus adalah

danau banjiran yang berhubungan dengan anak sungai

Pola pemijahan ikan lais O hypophthalmus adalah total

spawner Potensi reproduksi ikan lais O hypophthalmus

meliputi fekunditas sebanyak 3111-11164 butir dengan

diameter telur berkisar 041-113 mm

UCAPAN TERIMAKASIH tan

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Pak

Umar sekeluarga di Pelalawan Yuliadi dan Briek o

Novayanti yang telah membantu dalam penelitian ini

DAFTAR PUSTAKA Badan Meteorologl amp Geoflslka 2007 Data curah hujan

daereh Pangka8fI Kerinci-Peaawan Pekanbaru Stasiun Meteorologi ogan

Olnas Perikanan amp Kelautan 2007 Statistik perikanan Jjan t8flgksp Provinsi Riau Pekanbaru Diskanlut Provinsi Riau

Effendle M1 1992 Metoda biologi perikanan Bogar Yayasan sim Agromedia

unan Elvyra R 2000 Beberapa aspek ekologi ikan lais Kryptopterus limpok (Blkr) di Sungai Kampar Kiri Riau Tesis Padang Universitas Andalas

FlshBase 2008 A global information system on fishes http wwwfishbaseorg (16 Januari 2008)

Hartoto 0 1 Samlta AS SJatel 05 Satya A Syawal Y Suint Kamal MM amp Slddlk Y 1998 Kriteria evaluasi atan suaka perikanan pefairan darat Pusat Penelitian dan

3kat

Han

aitu

Ihun

Ipok

naushy

Ikan

aha

Jsim

i rai

alur

Isim

dak

II jni

Iber

5an

ecil

m

m

Reproduksi Ompok hypophthalmus

Pengembangan Umnologi Bogar Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia

King M 1997 Fisheries biology assessment and management Fishing News Books London A division of Blackwell Science Ltd

Kottelat M Whitten AJ Kartikasarl SN amp Wlrdjoatmodjo S 1993 Freshwater fishes of western Indonesia and Sulawesi Jakarta Periplus edition (HK) in collaboration with the environment Rep of Indonesia

Lowe-McConnell RH 1987 Ecological studfes in tropical fish communities Australia Cambridge University Press

Ng HH 2003 A review of the Ompok hypophthamus group of Silurid catfishes with the description of a new species from South-East Asia J Fish Bioi 82 1296-131 1

Pulungan CP Ahmad M Siregar VI Maamoen A amp Alawl H 1985 Morfometrik ikan selais Siluroidea dari perairan Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar Rlau Pekanbaru Pusat Penelitian Universitas Riau

Saberlna amp Nura tnl 2005 Ekologi ikan selais (Kryptopteros spp) di perairan wilayah Pelaiawan Riau Berkaa Perikanan Terubuk 32 40-47

SlmanJuntak CPH 2007 Reproduksi ikan se lals Ompok hypophthamus (Blkr) berkaitan dengan perubahan hidromorfoiogi perairan di rawa banjiran Sungai Kampar Kiri Tesis Bogar Inslitut Pertan tan Bogor

Utomo AD AdJI S amp Aayarl 1990 Aspek biologl ikan Isis di perairan Lubuk Lampam Sumatera Selatan Bulle tin Penelitian Perikanan Daret 9 105-111

Van der Wall BCW 2006 Observations on the breeding habits of Carias garleplnus (Burchell) J Fish Bioi 623-27

Wallace R amp Selman K 1981 Cellular and dynamic aspects of oocyte growth in Teleost Am Zool 21 325-343

Weber M amp De Beaufort LF 1913 The Fish of the IndoshyAustralian archipelago Vol II Malacopterygii Myctophoidea Ostariophysi I Siluroidea Leiden EJ Brill Ltd

Yalcin S Solak K amp Akyurt I 2001 Certain reproductive characteristics of the catfish (Clarias garieplnus Burchell 1822) living in the River Asi Turkey Turk J Zool 25 453shy460