ABSTRAKdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-3043... · masih belum diketahui...
-
Upload
nguyenkiet -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
Transcript of ABSTRAKdigilib.poltekkesdepkes-sby.ac.id/public/POLTEKKESSBY-Books-3043... · masih belum diketahui...
ABSTRAK
Mesin ECG merupakan peralatan standart yang digunakan untuk mendiagnosis
penyakit jantung. Mesin ECG diperlukan di unit-unit kesehatan, mulai tingkat puskesmas
sampai dengan Rumah Sakit, bahkah untuk monitoring dapat digunakan di Rumah. Untuk
keperluan deteksi dini terhadap serangan jantung, maka diperlukan mesin ECG untuk
keperluan monitoring atau pemeriksaan harian. Pada penelitian ini, mesin ECG dibuat
dengan menggunakan komponen-komponen yang ada dipasaran dengan harga murah
dengan memanfatkan Teknologi mikrokontroller. Pengetahuan teknologi mikrokontroller
untuk perancangan mesin ECG telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diataranya
Microprocessor based physiological signal monitoring and recording Sytem for ambulatory
subjects (Kao, 1995), Development of a Portable Linux- Based ECG Measurement and
Monitoring System (Tan-Hsu, 2011), Reasearch of portable ECG Monitoring Device
(Genghuang Yang, 2012 ), Design of the intelegent simple Electrocardiograph ( Sun, 2012 ),
Microcontroller based data acquisition system for Heart Rate Variability (HRV)
measurement (Akhter,2012), Low Cost Solution for Cardiac Mobile Monitoring, Merancang
sistem ECG dengan menggunakan mikrokontroller untuk memproses sinyal dan
mengeluarkan ke display LCD Graphic 128x64 dan keluaran suara jantung (Triwiyanto,
2014), Perancangan Alat ECG berbasis Mikrokontoller Atmega (Bambang Guruh Irianto,
2015), yang mempunyai kekurangan belum lengkapnya parameter yang digunakan. Design of
wireless ECG transmitter (Muhammad Asrhaf, 2012), pada penelitian ini saat pengiriman
sinyal ECG 2 chennel ini banyak noisenya. Multi point to point monitoring ECG berbasis
ZigBee (Sugondo Hadiyoso, 2013) pada penelitian ini menggunakan 1 chanel.
Pada penelitian ini peneliti merancang alat monitoring sinyal jantung berbasis
telemetri. Yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan penelitian terdahulu ECG
dengan memanfatkan teknologi mikrokontroller AVR, XBee Transmiter dan reciever, yang
bisa diperoleh dipasaran dengan harga murah, sehingga dapat diperoleh monitoring sinyal
jantung 12 channel dari suatu tempat. Dengan merumuskan masalah sebagai berikut: 1.
Dapatkah mikrokontroller digunakan sebagai media untuk memproses sinyal ECG
multipoint? 2. Dapatkan Mikrokontrol dikombinasikan dengan Xbee transmiter untuk
mengirimkan sinyal ECG 12 channel. 3. Dapatkah Mikrokontrol dikombinasikan dengan
XBee reciever untuk menerima sinyal ECG 12 channel. Dapatkah Kombinasi
Mikrokontroller dan Xbee Rf module mengirim data detak jantung. 4. Dapatkah Modul XBee
(Transmitter dan reciever) mengolah data ECG secara sistem multipoint to point.
Tujuan Penelitian adalah Merancang Alat monitoring sinyal jantung 12 chanel
berbasis wireless. Yang dapat memonitor sinyal Jantung dengan menggunakan jaringan
wireless point to point dengan memanfaatkan jaringan yang ada pada Jurusan Teknik
Elektromedik . Untuk menjawab tujuan penelitian, maka desain penelitian yang digunakan
adalah dengan menggunakan penelitian eksperimental murni yaitu rancangan experimental
seri. Yaitu variabel bebas phantom ECG atau manusia dan variabel tergantungnya adalah
alat ECG. Sedangkan perancangan alat ECG melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
perancangan rangkaian, pengujian rangkaian dan kalibrasi outputan.
Kata Kunci : ECG, XBee transmitter and reciever,point to point, wireless
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
HALAMAN PENGESAHAN i
RINGKASAN ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………...……………………………… 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………. 1
1.2 Perumusan Masalah…………………………………………...… 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………… 3
2.1 Jantung………………………………………………………………………… 3
2.2 Elektrokardiograf……………………………………………………………… 5
2.2.1 Sandapan Prekardial……… ………………………………. 6
2.2.2 Sandapan Bipolar……… ………………………………… 7
2.2.3 Sndapan Unipolar………………………………………… 7
2.3 Komponen…………………………………………………..………………… 8
2.3.1 Elektroda………………………………………………… 8
2.3.2 Atmega 8535…………………………………………… 11
2.3.3 Karakteristik sinyal ECG…………………….…………………………… 14
2.3.4 Pemprosesan Sinyal Analog……………………………………………… 14
2.3.5 Pemprosesan sinyal digital………………………………...……………… 15
2.3.6 Display LCD Graphics 128x64……………………...…………………… 15
BAB III TUJUAN DAN MANFAAT
3.1.Tujuan Penelitian……………………………………….....………............ 16
3.1. 1. Tujuan Umum.………………………………………….....................… 16
3.1.2. Tujuan Khusus………………………………………….......................… 16
3.2. Manfaat Penelitian………………………………………………................ 16
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN…………………………………… 18
4.1. Kerangka Konsep……………………………………………..................... 18
4.2 TempatdanWaktu………………………….……………………………… 20
4.3 Desain Penelitian…………………..……………………………………… 20
4.4 Instrumen dan cara pengumpulan data……………….…………………… 20
4.5 Menejemen dan Analisis data………………………………………............ 20
4.6 Bahan dan Prosedur Kerja……………………………………..…………… 21
4.7. Biaya Penelitian............................................................................................. 22
4.8.Jadwal Kegiatan.............................................................................................. 22
BAB V HASIL YANG DICAPAI................................................................. 23
5. 1. Hasil Perancangan alat.............................................................................. 23
5.2. Hasil Pendataan......................................................................................... 23
BAB VI RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ......................................... 73
DAFTAR PUSTAKA…………….……………………………………………. 74
LAMPIRAN-LAMPIRAN………………….…………………………………. 75
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mesin ECG merupakan peralatan standart yang digunakan untuk memonitor sinyal
jantung. Mesin ECG diperlukan di unit-unit kesehatan, mulai tingkat puskesmas sampai
dengan Rumah Sakit, bahkah untuk monitoring dapat digunakan di Rumah. Untuk
keperluan deteksi dini terhadap serangan jantung, maka diperlukan mesin ECG untuk
keperluan monitoring atau pemeriksaan harian. Mesin ECG yang ada di pasaran,
mempunyai harga yang cukup mahal, sehingga tidak dapat dijangkau untuk masyarakat
menengah kebawah atau klinik-klinik kecil.
Pengetahuan teknologi mikrokontroller untuk perancangan mesin ECG telah
banyakdilakukan oleh beberapa peneliti, diataranya Microprocessor based physiological
signal monitoring and recording Sytem for ambulatory subjects(Kao, 1995), Development
of a Portable Linux- Based ECG Measurement and Monitoring System (Tan-Hsu, 2011),
Reasearch of portable ECG Monitoring Device(Genghuang Yang, 2012 ), Design of the
intelegent simple Electrocardiograph ( Sun, 2012 ), Microcontroller based data
acquisition system for Heart Rate Variability (HRV) measurement (Akhter,2012), Low
Cost Solution for Cardiac Mobile Monitoring (R. I. Gonzalez, 2009)
Penelitian ini adalah pengembangan dari penelitian terdahulu dengan judul
Perancangan alat ECG berbasis Mikrokontroller Atmega (Bambang GI, 2015) yang masih
mempunyai kekurangan yaitu kecepatan perekaman hanya menggunakan satu kecepatan
yaitu 25 mm/dt dan sensitivitasnya baru satu yaitu 1 mV, sedangkan dilapangan untuk
kecepatan ada 25 mm/dt dan 50 mm/dt dan sensitivitasnya 0,5 mV,1 mV dan 2 mV,
Sinyal yang diterima perlu penyempurnaan filternya dan Alat ini hanya memonitor sinyal
jantung point to point artinya alat ini dipakai untuk satu pasien dimonitor oleh satu Alat
ECG belum menggunakan multipoint to point artinya ada beberapa alat ECG yang
digunakan dapat dimonitor dari satu tempat. Dengan demikian peneliti mencoba untuk
mengembangkan penelitian ini dengan sistim telemetri (Telemedicine), walaupun sudah
ada penelitian yang menggunakan wireless point to point dengan judul: Novel compact
micro strip low pass filter with sharp transition and improved stop band (Ping Juan
Zhang,2015), Cooperative time synchronization Protocol for wireless sensor network
(Min Li,2014), Design of wireless ECG transmitter (Muhammad Asrhaf, 2012), pada
penelitian ini saat pengiriman sinyal ECG 2 chennel ini banyak noisenya. Multi point to
point monitoring ECG berbasis ZigBee (Sugondo Hadiyoso, 2013) pada penelitian ini
menggunakan 1 chanel. Oleh sebab itu peneliti menyempurnakan dan mengembangkan
penelitian terdahulu dengan menggunakan telemetry secara multipoint to point dengan
judul Merancang alat monitoring sinyal jantung berbasis telemetri
1.2. Perumusan Masalah
1. Dapatkah mikrokontroller digunakan sebagai media untuk memproses sinyal ECG
multipoint?
2. Dapatkan Mikrokontrol dikombinasikan dengan Xbee transmiter untuk mengirimkan
sinyal ECG 12 channel.
3. Dapatkah Mikrokontrol dikombinasikan dengan XBee reciever untuk menerima
sinyal ECG 12 channel. Dapatkah Kombinasi Mikrokontroller dan Xbee Rf module
mengirim data detak jantung.
4. Dapatkah Modul XBee (Transmitter dan reciever) mengolah data ECG secara sistem
multipoint to point.
3.1. Tujuan Penelitian
3.1.1 Tujuan Umum
Perancangan Alat monitoring sinyal jantung berbasis Telemetri
3.1.2 Tujuan Khusus
1. Melakukan perancangan rangkaian bioamplifier ECG
2. Melakukan perancangan rangkaian mikrokontroller dan rangkaian tampilan
di PC
3. Melakukan perancangan rangkaian penguat suara jantung (heart sound)
4. Melakukan perancangan Modul Xbee (transmitter dan reciever) untuk
mengolah sinyal ECG secara multipoint to point.
5. Melakukan perancangan program : akuisisi data, penyimpanan data, filter
digital sinyal ECG dan ploting data analog ke PC
6. Mengukur respon sinyal jantung di alat monitoring sinyal jantung (alat
ECG)
7. Melakukan kalibrasi tampilan ECG pada PC.
3.2. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh sebuah sistem akuisisi monitoring
sinyal ECG yang dapat ditampilkan pada PC.
2. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk keperluan perorangan dengan harga
yang murah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dasar teori ini dibangun dengan menjawab permasalahan penelitian, variabel-variabel yang
terkait dengan permasalahan penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
2.1 Jantung
Secara umum fungsi jantung yang utama adalah memompa darah ke seluruh tubuh
dan menampungnya kembali setelah dibersihkan organ paru-paru. Hal ini berarti bahwa
fungsi jantung manusia adalah sebagai alat atau organ pemompa darah pada manusia. Pada
saat itu jantung menyediakan oksigen darah yang cukup dan dialirkan ke seluruh tubuh, serta
membersihkan tubuh darih hasil metabolisme (karbondioksida). Sehingga untuk
melaksanakan fungsi tersebut jantung mengumpulkan darah yang kekurangan oksigen dari
seluruh tubuh dan selanjutnya memompanya ke paru-paru, darah pada jantung mengambil
oksigen dan membuang karbondioksida. Darah yang berasal paru-paru menuju jantung kaya
akan oksigen dipompa ke jaringan seluruh tubuh manusia.(JantungSehat,2014)
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang dihantarkan
sepanjang membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi secara ritmik, akibat adanya
impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung sendiri: suatu kemampuan yang disebut
autorhytmicity. Sifat ini dimiliki oleh sel khusus yaitu otot jantung. Terdapat dua jenis khusus
sel otot jantung, yaitu: sel kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja
mekanis, yaitu memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri mencetuskan dan
menghantarkan potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial membrane
istirahat yang mantap.Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial membrane
istirahat.Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas pacemaker (pacu jantung), berupa depolarisasi
lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membrane tersebut mencapai
ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah potensial aksi secara berkala yang akan
menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa
adanya rangsangan melalui saraf.
Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar khusus
masih belum diketahui secara pasti.Di sel-sel otoritmik jantung, potensial membaran tidak
menetap antara potensial-potensial aksi.Setelah suatu potensial aksi, membrane secara lambat
mengalami depolarisasi atau bergeser ke ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat
yang sama ketika sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+, yang
permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya, bagian dalam
secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara bertahap mengalai
depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan saluran Ca++ terbuka, terjadilah
influks Ca++ secara cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran
K+.inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan depolarisasi
lambat berikutnya mencapai ambang.
Sel-sel jantung yang mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
1. Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang
vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar
atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
3. Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus
AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang
membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum,
melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar
ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Berbagai sel penghantar khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang
berlainan.Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat.Impuls ini
disebarkan ke seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada
keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung.Jaringan penghantar khusus
lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena sel-sel ini sudah
diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari simpul SA, sebelum sel-sel ini
mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.
Urutan kemampuan pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus
jantung yaitu:
1. Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per menit
2. Nodus AV : 40-60 kali per menit
3. Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali per menit. (Rommy,2013).
2.2. Elektrokardiograf
Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas listrik
jantung.Elektokardiogram adalah suatu grafik yang menggambarkan rekaman listrik jantung
secara non-invasive(Apri,2012). Untuk mendapatkan sinyal jantung manusia dilakukan
dengan cara penempelan sadapan di tubuh manusia. Pengukuran ECG ini adalah pengukuran
sinyal listrik dari kulit tubuh.Sinyal listrik ini ditimbulkan karena aliran darah yang dipompa
oleh jantung.Dari permukaan kulit di dada atau kulit di kaki dan tangan sudah bisa mewakili
sinyal jantung. Beda antara peletakan sadapan ECG di dada dan di tangan dan kaki adalah
hanya pada besar dan kecilnya (amplitudo) dari sinyal, sedangkan bentuk sinyalnya tetap
sama(Biologi club,2009).
Dalam satu gelombang ECG terdiri ada yang disebut titik (lihat gambar), Interval dan
Segmen. Titik terdiri dari titik P, Q, R, S, T dan U (kadang sebagian referensi tidak
menampilkan titik U) sedangkan Interval terdiri dari PR interval, QRS interval dan QT
interval dan Segmen terdiri dari PR segmen, dan ST segmen.
Gambar 2.1 Gelombang ECG
Penjelasan gambar :
a.) Titik P mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi pada atrium jantung
(dextra & sinistra)
b.) Titik Q, R dan S mempunyai arti bahwa terjadinya denyutan/kontraksi (listrik) pada
ventrikel jantung (dextra & sinistra)
c.) Sedangkan titik T berarti relaksasi pada ventikel jantung.
Untuk memperoleh rekaman ECG dipasang elektroda-elektroda di kulit pada tempat-
tempat tertentu. Lokasi penempatan elektroda sangat penting diperhatikan, karena
penempatan yang salah akan menghasilkan pencatatan yang berbeda.
Terdapat 3 jenis sandapan (lead) pada ECG, yaitu :
2.2.1 Sadapan Prekordial
Merupakan sadapan V1, V2, V3, V4, V5, dan V6 yang ditempatkan secara langsung
di dada.
Gambar 2.2 Letak Sadapan Prekordial
`
a.) Sadapan V1 ditempatkan di ruang intercostal IV di kanan sternum.
b.) Sadapan V2 ditempatkan di ruang intercostal IV di kiri sternum.
c.) Sadapan V3 ditempatkan di antara sadapan V2 dan V4.
d.) Sadapan V4 ditempatkan di ruang intercostal V di linea (sekalipun detak apeks
berpindah).
e.) Sadapan V5 ditempatkan secara mendatar dengan V4 di linea axillaris
anterior.Sadapan V6 ditempatkan secara mendatar dengan V4 dan V5 di linea mid
axillaris.
2.2.2 Sandapan Bipolar
Merekam perbedaan potensial dari 2 elektroda, yang ditandai dengan angka
romawi I, II dan III
a.) Sandapan I : merekam beda potensial antara tangan kanan (RA) yang bermuatan
negatif (-) tangan kiri bermuatan positif (+).
b.) Sandapan II : merekam beda potensial antara tangan kanan (-) dengan kaki kiri (LF)
yang bermuatan (+)
c.) Sandapan III : merekam beda potensial antara tangan kiri (LA) yang bermuatan (-)
dan kaki kiri (+).
Gambar 2.3 Letak Sadapan Biopolar
Hasil terbaik bila dilihat di Lead II karena arah panah lead II searah dengan posisi
jantung dan arah listriknya.(nafanakhun,2013)
2.2.3 Sandapan Unipolar
Sandapan Unipolar Ekstremitas
a.) aVR : merekam potensial listrik pada tangan kanan (RA) yang bermuatan (+),dan
elektroda (-) gabungan tangan kiri dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
b.) aVL : merekam potensial listrik pada tangan kiri (LA) yang bermuatan (+), dan
muatan (-) gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
c.) aVF : merekam potensial listrik pada kaki kiri (LF) yang bermuatan (+) dan
elektroda (-) dari gabungan tangan kanan dan kaki kiri membentuk elektroda indifiren.
Bila kita gabungkan dari ketiga sandapan yang ada di atas akan tampak menjadi
seperti pada gambar di bawah ini yang biasanya kita sebut sebagai sandapan lengkap 12
lead/ ECG 12 LEAD lengkap.
Gambar 2.4 Letak Seluruh Sadapan
Pada gambar di atas tampak :
1. Sandapan Prekordial —-> lead V1, V2, V3, V4, V5, V6
2. Sandapan Bipolar —-> lead I, lead II, Lead III
3. Sandapan Unipolar Ekstremitas —-> lead aVR, aVL, aVF
2.3. Komponen
2.3.1. Elektroda
Ada beberapa jenis limb Clamps yang dijual di pasaran dengan bentuk, warna yang
berbeda antara lain :
Gambar 2.5 Elektroda jepit tusuk warna
Gambar 2.6 Elektroda Limb Clamps Ulir Jepit 4
Gambar 2.7 Elektroda Limb Clamps Ulir Jepit 1 Warna
Tidak ada perbedaan dalam fungsi, hanya selera operator atau user. Namun setiap jenis Limb
Clamps punya kuntungan dan kerugian,
1. Jenis Tusuk lebih mudah memasang pin kabel ECG ketimbang Ulir sehingga hemat waktu.
2. Jenis Tusuk perawatannya lebih mudah, jarang terjadi kekotoran pada lubang
Tusuk, sedangkan type ulir jika kotor sering mengalami macet.
3. Jenis Ulir lebih bagus dari sisi kondukusi penghantar, sehingga sinyal elektrik yang
dihasilkan lebih stabil
4. Kebanyakan jenis Ulir menggunakan tuas plastik sehingga ringan dan tidak terlalu
ketat sehingga pasien lebih nyaman.
5. Warna hanya menentukan dan memudahkan petunjuk pemasangan pada lead
channel. Banyak juga kabel ECG ujung pin hanya 1 ( satu ) warna di pasaran terutama
compatible / suitable / generic / persamaan, namun semua kabel baik multi colour atau mono
colour memiliki kode di tiap ujung pin kabel tersebut misalkan AVL, AVR
Hal di atas juga berlaku buat Bulb elektrode mengenai fungsi, kelebihan dan kekurangannya.
Gambar 2.8 Elektroda bulb
Semua hal di atas memang terkadang menjengkelkan, karena reusable elektrode, prosentase
pearawatan, penggantian, bahkan menjengkelkan jika mengalami trilling atau error karena
salah satu tidak connect. Kentungannya adalah margin lebih besar.
Jika menggunakan jenis disposable semua kendala itu jarang terjadi justru standar kesehatan
lebih baik karena lebih sterille. Kendalanya adalah biaya yang agak mahal untuk cost /
testnya.
Gambar 2.9 Elektroda Disposable
2.3. 2 ATmega 8535
Mikrokontroler AVR ATmega8535 memiliki fitur yang cukup
lengkap.Mikrokontroler AVR ATmega8535 telah dilengkapi dengan ADC internal,
EEPROM internal, Timer/Counter, PWM, analog comparator, dll. Berikut gambar
dari pin-pin pada Mikrokontroler ATmega8535:
Gambar 2.10Konfigurasi pin ATmega8535
U1 ATMEGA8535
9
181920
2930
3231
12345678
2122232425262728
10
11121314151617
4039383736353433
RST
PD4(OC1B)PD5(OC1A)PD6(ICP)
PC7(TOSC2)AVCC
AREFAGND
PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)PB5(M0SI)PB6(MIS0)PB7(SCK)
PD7(OC2)PCO(SCL)PC1(SDA)
PC2PC3PC4PC5
PC6(TOSC2)
VCC
GNDXTAL2XTAL1PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)PD3(INT1)
PA0 (ADC0)PA1 (ADC1)PA2 (ADC2)PA3 (ADC3)PA4 (ADC4)PA5 (ADC5)PA6 (ADC6)PA7(ADC7)
Konfigurasi pin ATmega8535 dengan kemasan 40 pin DIP (Dual In-line
Package). Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan fungsi dari masing-
masing pin ATmega8535 sebagai berikut:
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan catu daya.
2. GND merukan pin Ground.
3. Port A (PortA0…PortA7) merupakan pin input/output dua arah dan pin
masukan ADC.
4. Port B (PortB0…PortB7) merupakan pin input/output dua arah.
5. Port C (PortC0…PortC7) merupakan pin input/output dua arah dan pin
fungsi khusus.
6. Port D (PortD0…PortD7) merupakan pin input/output dua arah dan pin
fungsi khusus.
7. RESET merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREFF merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.
Gambar 2.11 minimum sistem atmega8535
Fitur-fitur yang dimiliki oleh mikrokontroler ATmega8535 adalah sebagai
berikut:
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu port A, port B, port C, dan port D.
VCC
R10K
VCC
C1
22pF
VCC
SW5
reset
1 2
VCC
U1 ATMEGA8535
9
181920
2930
3231
12345678
2122232425262728
10
11121314151617
4039383736353433
RST
PD4(OC1B)PD5(OC1A)PD6(ICP)
PC7(TOSC2)AVCC
AREFAGND
PB0(XCK/T0)PB1(T1)PB2(INT2/AIN0)PB3(OC0/AIN1)PB4(SS)PB5(M0SI)PB6(MIS0)PB7(SCK)
PD7(OC2)PCO(SCL)PC1(SDA)
PC2PC3PC4PC5
PC6(TOSC2)
VCC
GNDXTAL2XTAL1PD0(RXD)PD1(TXD)PD2(INT0)PD3(INT1)
PA0 (ADC0)PA1 (ADC1)PA2 (ADC2)PA3 (ADC3)PA4 (ADC4)PA5 (ADC5)PA6 (ADC6)PA7(ADC7)
R17
POT
13
2
C2
22pF
X1CRYSTAL
C310uF
2. ADC internal sebanyak 8 saluran.
3. Tiga buah Timer/Counter dengan kemampuan pembandingan.
4. CPU yang terdiri atas 32 buah register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memori Flash sebesar 8kb dengan kemampuan Read While Write.
7. Port antarmuka SPI
8. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
9. Port USART untuk komunikasi serial.
10. Sistem mikroprosesor 8 bit berbasis RISC berkecepatan maksimal 16MHz.
2.3.2.1 Timer / Counter
Timer/Counter pada ATMEGA 8535 terdiri dari 3 buah, yaitu
Timer/Counter0 (8bit), Timer/Counter1 (16bit), dan Timer/Counter2 (8Bit).
a. Timer/Counter0
Timer/Counter0 adalah 8-bit Timer/Counter yang multifungsi.
Deskripsi untuk Timer/Counter0 pada ATmega8535 adalah sebagai berikut:
a. Sebagai Counter 1 kanal.
b. Timer di-nol-kan saat match compare (auto reload).
c. Dapat menghasilkan gelombang PWM dengan glitch-free.
d. Frekuensi generator.
e. Prescaler 10 bit untuk timer.
f. Interupsi timer yang disebabkan timer overflow dan match compare.
b. TCCR0
Pengaturan mode timer/counter0 melalui bit TCCR0 (Timer/Counter Control
Register 0).
c. TCNT0
Register TCNT0 berfungsi untuk menyimpan cacahan timer/counter0. Karena
ukuran register TCNT0 8bit maka hanya dapat melakukan cacahan 0x00 –
0xff.
Mikrokontroller ATMEGA 8535 telah memiliki fasilitas Analog to
Digital Converter yang sudah built-in dalam chip. ATMEGA 8535 memiliki
resolusi ADC 10-bit dengan 8 channel input dan mendukung 16 macam
penguat beda. ADC ini bekerja dengan teknik successive approximation.
Rangkaian internal ADC ini memiliki catu daya tersendiri yaitu pin AVCC.
Tegangan AVCC harus sama dengan VCC kurang lebih 0.3 volt. Data hasil
konversi ADC dirumuskan sebagai berikut:
Dimana Vin adalah tegangan masukan pada pin yang dipilih sedangkan
Vref adalah tegangan referensi yang dipilih.
Dasar teori ini dibangun dengan menjawab permasalahan penelitian, variabel-variabel yang
terkait dengan permasalahan penelitian akan dijelaskan sebagai berikut:
2.3.3. XBee
XBee RF modul adalah end-point nirkabel tertanam konektivitas ke perangkat. Modul
ini menggunakan IEE 802.15.4 untuk menghubungkan ke jaringan secara cepat dari point to
point maupun multipoint.. XBee dirancang untuk aplikasi yang tinggi memerlukan latency
rendah dan dapat diprediksi waktu komunikasinya. Fitur XBee 2.4 GHz, beroperasi dengan
daya keluarannya 1Mw, jangkauan pemancaran sinyalnya dapat mencapai hingga ke kisaran
100m dan beroperasi dengan tegangan suplai antara 2.8V sampai 3,4 V. Gambar 2.12
menunjukkan XBee modul yang telah digunakan.
Gambar 2.12. Hardware XBee.
Zigbee merupakan Radio Frekuensi Tranceiver atau pengirim dan penerima
menggunakan frekuensi radio yang berfungsi untuk komunikasi data secara simultan
dua arah. Salah satu modul komunikasi wireless dengan standar komunikasi ZigBee
adalah Xbee produksi Digi International. XBee merupakan sebuah modul yang
terdiri dari RF receiver dan RF transmitter dengan antarmuka komunikasi serial
UART sehingga lebih mudah diintegrasi dengan mikrokontroler. Pada penelitian ini
digunakan modul XBee Pro Series 2 untuk mendukung konfigurasi jaringan
multipoint to point.
Gambar 2.13 Xbee dengan Mikrokontroller
2.3.4. Karakteristik Sinyal ECG
Sinyal ECG merupakan sinyal yang dibangkitkan dari jantung dengan frekuensi 0.05
sampai dengan 100 Hz. Pada penelitian ini untuk proses kalibrasi keluaran sinyal pada
LCD graphic, menggunakan phantom ECG.
2.3.5. Pemrosesan Sinyal Analog
Pemrosesan sinyal ECG dilakukan secara analog, untuk mendapatkan sinyal ECG
yang murni. Pemrosesan sinyal ECG ini dilakukan dengan menggunakan rangkaian
analog, berbasis OP-AMP ( operational amplifier ). Sinyal ECG mempunyai
amplitudo yang relatif kecil, sekitar 1 mV, sehingga diperlukan rangkaian penguat
depan. Rangkaian penguat depan ini dibangun dari penguat instrumentasi.
Gangguan yanga berasal dari sumber interferensi yang lain, dapat mengurangi bentuk
sinyal asal, oleh karena itu diperlukan rangkaian filter, yang dapat melewatkan
frekuensi ECG yang diinginkan, yaitu sebesar 0.05 sampai dengan 100 Hz.
Rangkaian bandpass filter analog diperlukan untuk melewatkan frekuensi sinyal ECG
ini. Rangkaian bandpass filter dibangun dari rangkaian highpass filter dengan
frekuensi cutoff 0.05 Hz dan rangkaian lowpass filter dengan frekuensi cutoff 100 Hz.
Sinyal ECG perlu ditingkatkan level amplitudonya untuk menyesuaikan dengan
Rangkaian minimum sistem mikrokontroller, untuk itu diperlukan rangkaian penguat
non inverting dan rangkaian summing amplifier.
2.3.6. Pemrosesan Sinyal Digital
Setelah melalui pemrosesan sinyal analog dengan menggunakan rangkaian band pass
filter, maka proses selanjutnya adalah melakukan pemrosesan sinyal secara digital
yang dilakukan secara perangkat keras menggunakan mikrokontroller sebagai
rangkaian pemroses.
Pemrosessan sinyal secara digital dilakukan dengan menggunakan metode infinite
impulse response (IIR) dengan tipe filter butterworth orde 4, baik pada low pass filter
maupun high pass filter.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini menjelaskan bagaimana proses atau alur penelitian berjalan dalam
bentuk diagram balok. Yang dapat dijelaskan seperti pada gambar 3.1.
PS 1 ECG 1 XBee 1
PS 2 ECG 2 XBee 2
PS 3 ECG 3 XBee 3 Central Monitor
Gambar 3.1. Blok diagram penelitia
Sinyal Listrik dari jantung akan diambil melalaui elektrode sebanyak 12 elektrode
yang menyadap dua bidang pengukuran yaitu bidang forntal terdiri dari Lead 1, 2
dan 3 serta AVR, AVL,AVF, sedangkan untuk Bidang transversal adalah V1, 2, 3,
4, 5, 6. Hasil sadapan dari panthom/ Pasien 1, 2,3 atau 4 ini akan masuk ke
masing-masing alat ECG, yang kemudian data sinyal ECG dari masing-masing
alat ECG terebut akan transmitter oleh XBee Rf modul 1, 2, dan 3 yang berada
pada masing- masing alat ECG ke Reciever XBee. Dari hasil penerimaan dari
XBee reciever akan diteruskan ke sentral monitor dan hasilnya dapat dibaca
maupun di simpan di sentral monitor yang kemudian dapat di akses lewat Web
lewat IP Jurusan Teknik Elektromedik poltekkes Kemenkes Surabaya.
Gambar 3.2. Diagram Alir Monitoring ECG berbasis Telemetri
Begin
Inisialisasi ADC
Ambi
Ambil Analog
ECG
Proses Bio Amplifier
Display Data di Sentral
Monitor
END
Telmetri/Web
Perangkat lunak yang digunakan untuk proses akusisi data sinyal ECG adalah menggunakan
Codevision AVR yang menggunakan basis pemrograman bahasa C. Sebelum proses akusisi
data, maka perlu dilakukan inisialisasi LCD grafik dan ADC, akusisi sinyal ECG melalui
PORT C yang difungsikan sebagai ADC. Untuk memperoleh bentuk sinyal ECG yang
diinginkan maka perlu dilakukan proses filter digital. Setelah melalui proses filter digital
maka data sinyal ECG dapat ditampilkan ke layar LCD Grafik.
3.2.Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrokontroller Jurusan Teknik
elektromedik Poltekkes Kemenkes Surabaya dan BPFK Surabaya.Waktu penelitian dilakukan
kurang lebih selama 6 bulan.
3.3.Disain Penelitian
Untuk menjawab tujuan penelitian, maka disain penelitian yang digunakan adalah
dengan menggunakan penelitian eksperimental.Yaitu variable bebas phantom ECG atau
Manusia dan variable tergantungnya adalah alat ECG. Sedangkan perancangan monitoring
sinyal jantung berbasis telemetry ini melalui tahapan-tahapan sebagai berikut: perancangan
rangkaian, pengujian rangkaian dan kalibrasi outputan.
3.4.Instrumen dan Cara Pengumpulan Data
Setelah proses pembuatan, pengujian dan kalibrasi telah dilakukan maka langkah
berikutnya adalah melakukan pengumpulan data. Proses pengumpulan data ini dapat
dilakukan dengan menggunakan phantom atau menggunakan tubuh manusia secara langsung,
yang dapat digambarkan seperti pada gambar 3.3
Phantom ECG atau
Tubuh
Modul ECG Modul XBee
Transmitter
Modul
XBee
Reciever
Oscilloscope Central Monitor
Gambar 3.3. Instrumen dan cara pengumpulan data
3.5 Managemen dan Analisis Data
Setelah melalui serangkaian pengujian dan kalibrasi maka untuk melihat validitas data
maka perlu dilakukan pengolahan dan analisis data. Analis data dilakukan secara diskriptif
dengan melihat nilai error amplitudo dan periode yang dihasilkan oleh alat ECG, serta output
ECG yang ada di sentral monitor dibandingkan dengan standar phantom ECG.
Tabel 3.1. Pengukuran amplitudo sinyal ECG
Setmedia Output sinyal ECG Error
Amplitudo
(mV)
I II III IV V
0.5
1
2
Tabel 3.2. Pengukuran BPM sinyal ECG
Setmedia Output detak jantung (BPM) Error
BPM I II III IV V
30
60
120
240
3.6.Bahan dan Prosedur Kerja
Untuk mewujudkan tujuan dari penelitian ini, maka perlu ditunjang dengan pemenuhan
kebutuhan bahan untuk melaksanakan eksperimen di laboratorium.Berikut merupakan bahan-
bahan yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini, seperti yang ditunjukkan pada
tabel 3.1.
Tabel 3.3. Bahan-bahan penelitian
N
o
Nama Jumlah
1 Pembuatan box 8
1 Mikrokontroller AVR ATMEGA8535 12
2 Kabel elektrode 3
3 XBee Modul Transmitter 4
4 XBee Reciever dan saint smart @ 4 bh 8
6 Multiplekser 9
5 Komponen aktif dan Pasif 5 pt
6 Power supply 4
7 PCB , timah 4
8 Batu Battery 1,2 A 4
9 Kabel skerem 30
1
0
Batu bateray kecil 10
1
1
Jeli 3
3.7. Biaya Penelitian
Biaya penelitian secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini :
Tabel 3.4. Rincian biaya penelitian.
No Jenis pengeluaran Biaya
1 Belanja Honor 20.000.000
Honor tim peneliti
2 Peralatan Penunjang 15.000.000
3 Belanja Bahan 23.486.000
Bahan habis pakai
3 Belanja Perjalanan 25.000.000
4 Belanja Lain-lain 16.514.000
Jumlah total (1+2+3+4) 100.000.000
3.8. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan penelitian unggulan dapat dilihat pada tabel 4.2. dibawah ini.
Tabel 3.5. Jadwal kegiatan penelitian unggulan
No N
a
m
a
K
eg
iat
an
Semester 1 Semester 2
Ja
n
Pe
b
Ma
r
Ap
r
Me
i
Ju
n
Jul Ag
t
Se
p
Ok
t
No
p
De
s
1 Pe
ng
u
m
pu
la
n
ba
ha
n
re
fe
re
ns
i
2 Pe
m
bu
at
an
Pr
op
os
al
da
n
pr
es
en
ta
si
Pr
ot
ok
ol
3 Ta
nd
a
ta
ng
an
K
on
tr
ak
4 Pe
ra
nc
an
ga
n
H
ar
d
w
ar
e
5 Pe
m
bu
at
an
H
ar
d
w
ar
e
6 Pe
m
bu
at
an
So
ft
w
ar
e
7 A
na
lis
is
D
at
a
8 Se
mi
na
r
T.
Se
m
est
er
9 Pe
m
ba
ha
sa
n
11 Se
mi
na
r
A
kh
ir
12 Re
vis
i
13 Pe
ng
u
m
pu
la
n
da
n
Pe
ng
es
ah
an
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil.
4.1.1. Hasil Rangkaian Perancangan alat monitoring sinyal jantung berbasis telemetri.
Hasil perancangan alat dimulai dari pembuatan rangkaian alat ecg yang dapat dilihat
pada gambar 4.1 . Rangkaian lengkap perancangan alat monitoring sinyal jantung berbasis
telemetri (Lampiran 1).
4.1.2. Hasil pengukuran detak jantung (Heart rate) di PC
Pengukuran heart rate dilakukan sebanyak 5 kali untuk setiap sadapan ( 12
sadapan). Menurut standar kalibrasi yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan,
BPM yang digunakan adalah 30 BPM, 60 BPM, 120 BPM dan 240 BPM. Hasil
Pengukuran Heart rate (BPM) 30 BPM, 60 BPM, 120 PM dan 240 BPM
menggunakan modul perancangan ECG dengan obyek Phantom ECG yang
disesuaikan dengan standar kalibrasi, maka dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM pada
alat ECG 1 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 29 30 30 30 30
Lead 2 30 30 30 30 30
Lead 3 30 30 30 30 30
Lead AVR 29 30 30 30 30
Lead AVL 29 30 30 30 30
Lead AVF 29 30 30 30 30
Lead V1 30 30 30 30 30
Lead V2 29 30 30 30 30
Lead V3 30 30 30 30 30
Lead V4 30 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4..2. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 60 60 60 60 60
Lead 3 60 60 60 60 60
Lead AVR 60 60 60 60 60
Lead AVL 58 60 59 60 60
Lead AVF 59 60 60 60 60
Lead V1 60 60 60 60 60
Lead V2 59 60 60 60 60
Lead V3 59 60 60 60 60
Lead V4 60 60 60 60 60
Lead V5 60 60 60 60 60
Lead V6 60 60 60 60 60
Tabel 4.3. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 119 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 120 120 120 120 120
Lead AVR 120 120 120 120 120
Lead AVL 119 120 120 120 120
Lead AVF 120 120 120 120 120
Lead V1 120 120 120 120 120
Lead V2 120 1120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 120 120 120 120 120
Lead V5 119 120 120 120 120
Lead V6 120 120 120 120 120
Tabel 4.4. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 240 240 240 240 240
Lead 2 240 240 240 240 240
Lead 3 239 240 240 240 240
Lead AVR 238 240 240 240 240
Lead AVL 240 240 240 240 240
Lead AVF 240 240 240 240 240
Lead V1 240 240 240 240 240
Lead V2 240 240 240 240 240
Lead V3 240 240 240 240 240
Lead V4 240 240 240 240 240
Lead V5 240 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 29 30 30 30 30
Lead 2 29 30 30 30 30
Lead 3 30 30 30 30 30
Lead AVR 30 30 30 30 30
Lead AVL 30 30 30 30 30
Lead AVF 29 30 30 30 30
Lead V1 29 30 30 30 30
Lead V2 29 30 30 30 30
Lead V3 30 30 30 30 30
Lead V4 30 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4.6. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 60 60 60 60 60
Lead 3 59 60 60 60 60
Lead AVR 60 60 60 60 60
Lead AVL 60 60 60 60 60
Lead AVF 60 60 60 60 60
Lead V1 60 60 60 60 60
Lead V2 60 60 60 60 60
Lead V3 60 60 60 60 60
Lead V4 60 60 60 60 60
Lead V5 60 60 60 60 60
Lead V6 60 60 60 60 60
Tabel 4.7. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 119 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 119 120 120 120 120
Lead AVR 119 120 120 120 120
Lead AVL 119 120 120 120 120
Lead AVF 119 120 120 120 120
Lead V1 119 120 120 120 120
Lead V2 120 1120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 119 120 120 120 120
Lead V5 120 120 120 120 120
Lead V6 120 120 120 120 120
Tabel 4.8. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 1 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 239 240 240 240 240
Lead 2 240 240 240 240 240
Lead 3 240 240 240 240 240
Lead AVR 240 240 240 240 240
Lead AVL 240 240 240 240 240
Lead AVF 240 240 240 240 240
Lead V1 240 240 240 240 240
Lead V2 240 240 240 240 240
Lead V3 240 240 240 240 240
Lead V4 240 240 240 240 240
Lead V5 240 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
Tabel 4.9. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM pada
alat ECG 2 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 30 30 30 30 30
Lead 2 29 30 30 30 30
Lead 3 29 30 30 30 30
Lead AVR 29 30 30 30 30
Lead AVL 30 30 30 30 30
Lead AVF 30 30 30 30 30
Lead V1 30 30 30 30 30
Lead V2 30 30 30 30 30
Lead V3 30 30 30 30 30
Lead V4 30 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4.10. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 60 60 60 60 60
Lead 3 59 60 60 60 60
Lead AVR 60 60 60 60 60
Lead AVL 59 60 60 60 60
Lead AVF 60 60 60 60 60
Lead V1 60 60 60 60 60
Lead V2 60 60 60 60 60
Lead V3 59 60 60 60 60
Lead V4 60 60 60 60 60
Lead V5 60 60 60 60 60
Lead V6 60 60 60 60 60
Tabel 4.11. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 119 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 119 120 120 120 120
Lead AVR 119 120 120 120 120
Lead AVL 120 120 120 120 120
Lead AVF 120 120 120 120 120
Lead V1 120 120 120 120 120
Lead V2 119 120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 120 120 120 120 120
Lead V5 120 120 120 120 120
Lead V6 120 120 120 120 120
Tabel 4.12. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 240 240 240 240 240
Lead 2 240 240 240 240 240
Lead 3 240 240 240 240 240
Lead AVR 240 240 240 240 240
Lead AVL 240 240 240 240 240
Lead AVF 240 240 240 240 240
Lead V1 240 240 240 240 240
Lead V2 240 240 240 240 240
Lead V3 240 240 240 240 240
Lead V4 240 240 240 240 240
Lead V5 240 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
Tabel 4.13. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 29 30 30 30 30
Lead 2 30 30 30 30 30
Lead 3 30 30 30 30 30
Lead AVR 29 30 30 30 30
Lead AVL 30 30 30 30 30
Lead AVF 29 30 30 30 30
Lead V1 30 30 30 30 30
Lead V2 30 30 30 30 30
Lead V3 30 30 30 30 30
Lead V4 30 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4.14. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 60 60 60 60 60
Lead 3 59 60 60 60 60
Lead AVR 59 60 60 60 60
Lead AVL 59 60 60 60 60
Lead AVF 59 60 60 60 60
Lead V1 59 60 60 60 60
Lead V2 59 60 60 60 60
Lead V3 59 60 60 60 60
Lead V4 60 59 60 60 60
Lead V5 60 60 60 60 60
Lead V6 60 60 60 60 60
Tabel 4.15. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 120 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 120 120 120 120 120
Lead AVR 120 120 120 120 120
Lead AVL 119 120 120 120 120
Lead AVF 120 120 120 120 120
Lead V1 120 120 120 120 120
Lead V2 120 1120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 120 120 120 120 120
Lead V5 119 120 120 120 120
Lead V6 119 120 120 120 120
Tabel 4.16. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 2 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 238 240 240 240 240
Lead 2 238 240 240 240 240
Lead 3 236 240 240 240 240
Lead AVR 238 240 240 240 240
Lead AVL 240 240 240 240 240
Lead AVF 240 240 240 240 240
Lead V1 238 240 240 240 240
Lead V2 238 240 240 240 240
Lead V3 239 240 240 240 240
Lead V4 240 240 240 240 240
Lead V5 240 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
Tabel 4.17. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM
pada alat ECG 3 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 29 30 30 30 30
Lead 2 30 30 30 30 30
Lead 3 30 30 30 30 30
Lead AVR 29 30 30 30 30
Lead AVL 30 30 30 30 30
Lead AVF 29 30 30 30 30
Lead V1 29 30 30 30 30
Lead V2 29 30 30 30 30
Lead V3 29 30 30 30 30
Lead V4 30 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4.18. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 56 60 60 60 60
Lead 3 59 60 60 60 60
Lead AVR 60 60 60 60 60
Lead AVL 59 60 60 60 60
Lead AVF 58 60 60 60 60
Lead V1 59 60 60 60 60
Lead V2 56 60 60 60 60
Lead V3 59 60 60 60 60
Lead V4 59 60 60 60 60
Lead V5 59 60 60 60 60
Lead V6 59 60 60 60 60
Tabel 4.19. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 119 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 120 120 120 120 120
Lead AVR 119 120 120 120 120
Lead AVL 119 120 120 120 120
Lead AVF 120 120 120 120 120
Lead V1 120 120 120 120 120
Lead V2 119 1120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 120 120 120 120 120
Lead V5 119 120 120 120 120
Lead V6 119 120 120 120 120
Tabel 4.20. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 25 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 238 240 240 240 240
Lead 2 238 240 240 240 240
Lead 3 235 240 240 240 240
Lead AVR 235 240 240 240 240
Lead AVL 239 240 240 240 240
Lead AVF 240 240 240 240 240
Lead V1 239 240 240 240 240
Lead V2 240 240 240 240 240
Lead V3 240 240 240 240 240
Lead V4 238 240 240 240 240
Lead V5 238 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
Tabel 4.21. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 30 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 29 30 30 30 30
Lead 2 30 30 30 30 30
Lead 3 30 30 30 30 30
Lead AVR 29 30 30 30 30
Lead AVL 30 30 30 30 30
Lead AVF 29 30 30 30 30
Lead V1 30 30 30 30 30
Lead V2 29 30 30 30 30
Lead V3 30 30 30 30 30
Lead V4 29 30 30 30 30
Lead V5 30 30 30 30 30
Lead V6 30 30 30 30 30
Tabel 4.22. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 60 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 59 60 60 60 60
Lead 2 55 60 60 60 60
Lead 3 59 60 60 60 60
Lead AVR 59 60 60 60 60
Lead AVL 59 60 60 60 60
Lead AVF 59 60 60 60 60
Lead V1 59 60 60 60 60
Lead V2 59 60 60 60 60
Lead V3 59 60 60 60 60
Lead V4 58 60 60 60 60
Lead V5 59 60 60 60 60
Lead V6 60 60 60 60 60
Tabel 4.23. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 120 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 119 120 120 120 120
Lead 2 119 120 120 120 120
Lead 3 120 120 120 120 120
Lead AVR 119 120 120 120 120
Lead AVL 119 120 120 120 120
Lead AVF 120 120 120 120 120
Lead V1 118 120 120 120 120
Lead V2 119 1120 120 120 120
Lead V3 120 120 120 120 120
Lead V4 120 120 120 120 120
Lead V5 118 120 120 120 120
Lead V6 120 119 120 120 120
Tabel 4.24. Hasil Pengukuran Heart Rate (BPM) dengan standar phantom 240 BPM pada alat
ECG 3 kecepatan 50 mm/dt
Set media Personal Computer (BPM)
LEAD I II III IV V
Lead 1 239 240 240 240 240
Lead 2 238 240 240 240 240
Lead 3 235 240 240 240 240
Lead AVR 235 240 240 240 240
Lead AVL 238 240 240 240 240
Lead AVF 235 240 240 240 240
Lead V1 240 240 240 240 240
Lead V2 235 240 240 240 240
Lead V3 240 240 240 240 240
Lead V4 238 240 240 240 240
Lead V5 239 240 240 240 240
Lead V6 240 240 240 240 240
4.1.3. Hasil Pendataan sinyal ECG
4.1.3. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 di Bidang frontal dan transfersal dengan menggunakan
Phantom ECG untuk Lead I, Lead II, Lead III, Lead AVF, Lead AVL, lead AVR, dan V1
sampai V6 dengan menggunakan komputer dapat dilihat dibawah ini:
4.1.3.1. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead 1 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.2. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead 1, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.3. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead 1, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.4. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead 1, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.5. Hasil Pengukuran ECG I Lead 1, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.2. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead II sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.6. Hasil Pengukuran ECG Lead II, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.7. Hasil Pengukuran ECG Lead II,60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.8. Hasil Pengukuran ECG Lead II, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.9. Hasil Pengukuran ECG Lead II, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.3. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead III sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.10. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead III, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.11. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead III, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.12. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead III, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.13. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead III, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.4. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead AVF sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.14. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVF, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.15. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVF, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.16. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVF, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.17. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVF, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.5. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead AVL sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.18. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVL, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.19. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVL, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.20. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVL, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.21. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVL, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.6. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead AVR sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.22. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVR, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.23. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVR, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.24. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVR, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.25. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead AVR, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.7. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V1 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.26. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V1, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.27. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V1, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.28. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V1, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.29. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V1, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.8. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V2 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.30. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V2, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.31. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V2, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.32. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V2, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.33. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V2, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.9. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V3 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.34. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V3, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.35. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V3, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.36. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V3, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.37. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V3, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.10. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V4 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.38. Hasil Pengukuran ECG Lead V4, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.39. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V4, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.40. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V4, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.41. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V4, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.11. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V5 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.42. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V5, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.43. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V5, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.44. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V5, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.45. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V5, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.3.12. Hasil Pengukuran Alat ECG 1 Lead V6 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.46. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V6, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.47. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V6, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.48. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V6, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.49. Hasil Pengukuran ECG Lead V6, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.4. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 di Bidang frontal dan transfersal dengan menggunakan
Phantom ECG untuk Lead I, Lead II, Lead III, Lead AVF, Lead AVL, lead AVR, dan V1
sampai V6 dengan menggunakan komputer dapat dilihat dibawah ini:
4.1.4.1. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead 1 sensitivitas 0,5 dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.50. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 1, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.51. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 1, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.52. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 1, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.53. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 1, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.4.2. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead 2 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.54. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 2, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.55. Hasil Pengukuran ECG Lead 2, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.56. Hasil Pengukuran ECG Lead 2, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.57. Hasil Pengukuran ECG Lead 2, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.3. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead 3 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.58. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 3, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.59. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 3, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.60. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 3, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.61. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 3, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.3.4. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead AVF sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.62. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVF, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.63. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVF, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.64. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVF, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.65. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVF, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.3.5. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead AVL sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.66. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVL, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.67. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVL, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.68. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVL, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.69. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVL, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.3.4.6. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead AVR sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.70. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVR, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.71. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVR, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.72. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVR, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.73. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead AVR, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.7. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V1 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.74. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V1, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.75. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V1, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.76. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V1, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.77. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V1, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.8. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V2 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.78. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V2, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.79. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V2, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.80. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V2, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.81. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V2, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.9. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V3 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.82. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V3, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.83. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V3, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.84. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V3, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.85. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V3, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.10. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V4 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.86. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V4, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.87. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V4, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.88. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V4, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.89. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V4, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.11. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V5 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.90. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V5, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.91. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V5, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.92. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V5, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.93. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V5, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.4.12. Hasil Pengukuran Alat ECG 2 Lead V6 sensitivitas 2 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.94. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V6, 30 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.95. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V6, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.96. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V6, 120 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.97. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V6, 240 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.5. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 di Bidang frontal dan transfersal dengan menggunakan
Phantom ECG untuk Lead I, Lead II, Lead III, Lead AVF, Lead AVL, lead AVR, dan V1
sampai V6 dengan menggunakan komputer dapat dilihat dibawah ini:
4.1.5.1. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 Lead 1 sensitivitas 0,5 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.98. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 1, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.99. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 1, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.100. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 1, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.101. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 1, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
4.1.5.2. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 Lead 2 sensitivitas 0,5 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.102. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 2, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.103. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 2, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.104. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 2, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.105. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 2, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
4.1.5.3. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 Lead 3 sensitivitas 0,5 mV dan kecepatan 25 mm/dt
sebagai berikut :
Gambar 4.106. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 3, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.107. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 3, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.108. Hasil Pengukuran ECG Lead 3, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.109. Hasil Pengukuran ECG Lead 3, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
4.1.5.4. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 Lead AVF sensitivitas 0,5 mV dan kecepatan 25
mm/dt sebagai berikut :
Gambar 4.110. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVF, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.111. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVF, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.112. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVF, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.113. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVF, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
4.1.5.5. Hasil Pengukuran Alat ECG 3 Lead AVF sensitivitas 0,5 mV dan kecepatan 25
mm/dt sebagai berikut :
Gambar 4.114. Hasil Pengukuran ECG Lead AVL, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.115 Hasil Pengukuran ECG Lead AVL, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.116. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVL, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.117. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVL, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.118. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVR, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt.
Gambar 4.119. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVR, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.120. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVR, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.121. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead AVR, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.122. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V1, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.123. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V1, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.124. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V1, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.125. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V1, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.126. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V2, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.127. Hasil Pengukuran ECG Lead V2, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.128. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V2, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.129. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V2, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.130. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V3 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.131. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V3 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.132. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V3 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.133. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V3 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.134. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V4 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.135. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V4 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.136. Hasil Pengukuran ECG Lead V4 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.137. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V4 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.138. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V5 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.139. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V5 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.140. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V5 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.141. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V5 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.142. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V6, 30 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.143. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V6, 60 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.144. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V6, 120 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.145. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V6, 240 BPM, 0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.6. Pengukuran ECG Standar dengan menggunakan phantom ECG sensitivitas 2 mV
sebagai berikut:
Gambar 4.146. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead 1, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.147. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead 2, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.148. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead 3, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.149. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead aVR, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.150. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead aVL, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.151. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead aVF, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.152. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V1, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.153. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V2, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.154. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V3, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.155. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V4, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.156. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V5, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.157. Hasil Pengukuran ECG Standar Lead V6, 60 BPM, 2 mV, 25 mm/dt
4.1.7. Hasil Pengukuran Kalibrasi 1 mV sebagai berikut :
Gambar 4.158. Hasil Pengukuran kalibrasi imV, sensitivitas 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.159. Hasil Pengukuran kalibrasi imV, sensitivitas 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.159. Hasil Pengukuran kalibrasi imV, sensitivitas 2 mV, 25 mm/dt
4.1.8.1. Hasil Pengukuran Modul ECG 1 dengan menggunakan pasien
Gambar 4.160. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead I, 60 BPM, sen. 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.161. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead II, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.162. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead III, 60 BPM, sen. 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.163. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead aVL, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.164. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead aVR, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.165. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead aVF, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.166. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V1, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.167. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V2, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.168. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V3, 60 BPM, sen. 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.169. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V4, 60 BPM,sen. 0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.170. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V5, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.171. Hasil Pengukuran ECG 1 Lead V6, 60 BPM, sen.0,5 mV, 25 mm/dt
4.1.8.2. Hasil Pengukuran Modul ECG 2 dengan menggunakan pasien
Gambar 4.172. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 1, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.173. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 2, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.174. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead 3, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.175. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead aVF, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.176. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead aVL, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.177. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead aVR, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.178. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V1, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.179. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V2, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.180. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V3, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.181. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V4, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.182. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V5, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.183. Hasil Pengukuran ECG 2 Lead V6, 60 BPM, sen.1 mV, 25 mm/dt
4.1.8.3. Hasil Pengukuran Modul ECG 3 dengan menggunakan pasien
Gambar 4.184. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 1, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.185. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 2, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.186. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead 3, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.187. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead aVL, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.188. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead aVF, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.189. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V1, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.190. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V2, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.191. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V3, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.192. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V4, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.193. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V5, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
Gambar 4.194. Hasil Pengukuran ECG 3 Lead V6, 60 BPM, sen. 1 mV, 25 mm/dt
4.1.9.1 Data telemetri yang berada pada URL: tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-
sby.ac.id?user=
Gambar 4.195. Hasil telemetri yang berada pada URL:
tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-
sby.ac.id?user=1
Gambar 4.196. Hasil telemetri yang berada pada URL:
tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-
sby.ac.id?user=2
Gambar 4.197. Hasil telemetri yang berada pada URL:
tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-
sby.ac.id?user=3
4.2. Penmbahasan
4.2.1. Pada perancangan monitoring sinyal jantung berbasis telemetri yang secara lengkap
dan rangkaian dari alat ECG 1, ECG 2 dan ECG 3 dibuat sama yang ditunjukkan pada
gambar 4.198. Dimana cara kerja rangkaian secara keseluruhan adalah sebagai berikut:
Sinyal listrik yang berasal dari jantung 3 (tiga) phantom atau pasien disadap oleh oleh
masing-masing alat monitoring sinyal jantung atau alat ECG 12 channel, yang
kemudian akan masuk ke rangkaian instrumen bioamplifier, yang akan melalui
rangkaian filter, dan akan masuk ke rangkaian mikrokontrol. Rangkaian mikrokontrol
ini berfungsi mengolah sinyal jantung yang berupa analog akan dirubah menjadi sinyal
digital, yang kemudian akan masuk rangkaian pemancar Xbee dan di terima oleh
rangkaian penerima Xbee yang berada pada PC dengan tampilan yang beraneka ragam
mulai dari heart rate yang berbeda, kecepatan rekaman yang berbeda, serta sensitivitas
yang berbeda dari ke tiga monitor sinyal jantung. Data untuk detak jantung pada alat
monitoring sinyal jantung ini dapat dilihat pada tabel 4.1 sampai 4.8 untuk alat ECG 1,
pada tabel 4.9 sampai 2.16 untuk alat ECG 2 dan pada tabel 4.17 sampai tabel 4.24
untuk alat ECG 3. Sedangkan untuk melihat sinyal jantung dapat dilihat pada gambar
4.2 sampai gambar 4.49 rincian untuk alat ECG 1. Gambar 4.50. sampai gambar 4.4.97
rincian untuk alat ECG 2 . Sedangkan gambar 4.98 sampai 4.145 rincian gambar untuk
alat ECG 3. Dapat dilihat pada gambar. Dari PC akan masuk ke server dan di transmit
ke web dengan menggunakan alamat. Url: tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-
sby.ac.id. dan dapat diunduh lewat alamat tersebut secara bergantian yang dapat
ditunjukkan pada gambar Hasil dari unduhan monitoring sinyal jantung dapat dilihat
pada gambar 4.197, gambar 4.198 dan gambar 4.199. Kesemua data tersebut diambil
dari sumber phantom ECG. Adapun yang berasal dari manusia dapat dilihat pada
gambar 4.160 sampai 4.171 untuk alat ECG 1, gambar 4.172 sampai 4.184 untuk alat
ECG 2 dan pada gambar 4.184 sampai gambar 4.196 untuk alat ECG 3. Agar penelitian
ini lebih lengkap maka peneliti akan menguraikan bagian- demi bagian dari
perancangan monitoring sinyal jantung berbasis telemetri antara lain : terdiri dari
rangkaian sadapan, rangkaian Bio amplifier, rangkaian filter baik filter aktif maupun
filter pasif, rangkaian mikrokontrol maupun rangkaian pemancar dan penerima XBee.
4.2.2. Rangkaian Pemilihan sadapan
Rangkaian pemilihan lead ini berfungsi untuk memilih sadapat yang mana akan
ditampilkan pada PC. Spesifikasi Rangkaian Switching yang diperlukan adalah :
1. Menggunakan IC multiplekser CD 4051
2. Membutuhkan tegangan sebesar +5 VDC, -8 VDC dan GND.
3. Konfigurasi rangkaian sebagai berikut :
V6
+5
R41 10K
R48 10K
R4 10k
U13
4051
6
8
11109
167
3
131415121524
EN
GN
D
ABC
VDDVEE
X
X0X1X2X3X4X5X6X7
OUT1
LF
LA
R43 20K
R5510K
J2
CON3
123
V3
R45 20K
R5410K
V4
R38 20K
RA
U22A
7404
12
14
7
-8
+5
U15
4051
6
8
11109
167
3
131415121524
EN
GN
D
ABC
VDDVEE
X
X0X1X2X3X4X5X6X7
-8
R5610K
R5710K
+5
R1 10k
R44 20K
U12
4051
6
8
11109
167
3
131415121524
EN
GN
D
ABC
VDDVEE
X
X0X1X2X3X4X5X6X7
R58100K
OUT2
V1
+5
R46 10K
R49 10K
R40 20K
+5
R52 10K
R37 10K
R42 10K
RF
+5
R35 20K
R32 20K
-8
U11
4051
6
8
11109
167
3
131415121524
EN
GN
D
ABC
VDDVEE
X
X0X1X2X3X4X5X6X7
R39 20K
R53 10K
R8 10k
J1
CON4
1234
V2
V5
R47 10K
R34 20K
R50 10K
R51 10K
-8
R36 10K
Gambar 4.200. Rangkaian pemilihan sadapan
4.2.3. Rangkaian Bio amplifier.
Rangkaian bioamplifier ini berfungsi untuk menguatkan sinyal jantung yang berasal
dari rangkaian sadapan dan rangkain multiplexer.
Gambar.4.201.Rangkaian Instrumentarion Amplifier
Berikut hasil output penguatan bioamplifier :
4.2.4. Rangkaian Filter
Spesifikasi dari rangkaian Filter yang diperlukan adalah:
1. Rangkaian filter terdiri dari filter pasif dan filter aktif yang terdiri dari 2 Op amp (IC
TL 081)
2. Membutuhkan tegangan sebesar +8 VDC, -8 VDC dan GND
J12CON2
1 2
+9
-9
R31
1M
-
+
U16
AD620
26
74
81
35
C6104
R101K
3. Rangkaian filter terdiri dari Low Pass filter (LPF) pasif dengan frekuensi cut off (fc)
sebesar 0.05 Hz, High Pass Filter (HPF) aktif dan pasif dengan frekuensi cut off
sebesar 102.6 Hz.
Rumus yang digunakan antara lain :
4. Low pass filter aktif.
5. J13 dipergunakan untuk mengukur output Low Pass Filter aktif.
6. J106 dipergunakan untuk mengukur output Low Pass Filter aktif orde ke2.
7. J107 dipergunakan untuk mengukur output output Low Pass Filter pasif.
8. Didapatkan rangkaian keseluruhan filter seperti dibawah ini :
Gambar.4.202. Rangkaian Filter
C101
33nf
R69
47k
+8
C24
33nf
-
+
U18
TL081
3
26
7 14 5
J107CON2
1 2
-9
-8
J12CON2
1 2
C10033nf
R59
1K
J106CON2
1 2
R11
68K
R70
47k
-
+
U100
TL081
3
26
7 14 5
C5
47UF
R100
47k
R102
47K
R101
47k
R103
47K
C8
33nf
J13
CON2
1 2
+9
R29
1M
R67
47k
+9
-
+
U17
TL081
3
26
7 14 5
R7
1k
C102
33nf
-9
fc
2πRC
Xc
2πFC
Vout R
R + XcVin
HPF Pasif
fc
2πRC
Xc
2πFC
Vout Xc
R + XcVin
LPF Pasif
fc
2πRC
Acl
+ 4(RCω)4
Vout Acl . Vin
LPF Aktif -40dB
4.2.4.1.High pass filter
Langkah-langkah pengujian High pass filter yaitu:
1. Mengatur amplitudo function generator sinus 160 mv dengan frekuensi 62.71 Hz.
2. Berikut hasil pengukuran pada output dari High Pass Filter pasif dan penguatan
awal pada osiloskop:
Data yang diambil dari Output pada oscilloscope :
A = 156 mV
f = 62.73 Hz
. 4 . . 4 .
0.05 Hz
Output menurut teori perhitungan :
Xc = 1 / 2 π F C5
= 1 / 2 . 3,14 . 62,71. 47 . 10-6
= 1 / 0,0185
= 54
Vout = (R11 /( R11 + Xc)) .Vin
= (68000/ (68000+54)) . 158 mV
= (1693/69693) . 158 mV
= 0,992 . 158 mV
= 156,7 mV
.
.4
4.2.4.2.Low pass filter.
Berikut hasil pengukuran pada output dari Low Pass Filter pada osiloskop adalah :
A = 154 mV
F = 63,04 Hz
Perhitungan untuk penentuan nilai Fc dan penguatan Low Pass Filter (J 13) :
. 4 . 4 . .
.
ω / ωc = fin / fc
ω = 63,04/ 102,6 . ωc
= 0,61 . ωc
ω4 = 0,1425 x 0,25 /R
4C
4
= 0,0356 / R
4C
4
Acl = 1 / √1 + 4ω4 R
4C
4
= 1 / √1 + (4 . 0,0356 R
4C
4/ R
4C
4)
= 1 / √1,1425
= 1
Acl = Vout / Vin
1 = Vout / 158 mV
Vout = 158 mV
1 = Vout / 0.8 V
Vout = 0.8 V
Selisih antara perhitungan dan pengukuran dipengaruhi oleh :
a. Ketelitian alat ukur
b. Kualitas dan nilai toleransi komponen
c. Faktor ketelitian pembaca (Human Error)
4.2.5. Rangkaian Adder dan bufer
Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian penambah dan penyangga.
Spesifikasi Rangkaian Adder yang diperlukan adalah :
1. Menggunakan IC TL 081 sebagai Non Inverting Adder dan buffer
2. Membutuhkan tegangan sebesar +8 VDC, -8 VDC dan GND
3. Nilai output :
( +
) ( + )
4. Gambar rangkaian sebagai berikut :
Gambar.4.203. Rangkaian Non Inverting Adder dan Buffer
Langkah-langkah pengujian yaitu:
1. Mengatur amplitudo function generator sinus 160 mv dengan frekuensi 62.71 Hz.
2. Berikut hasil pengukuran pada output dari adder pada osiloskop:
A = 5,36 V
Output menurut teori perhitungan ;
( +
) ( + )
( +
) ( + )
( + )( + )
4 ( + )
+
Rangkaian non inverting adder digunakan untuk menggeser titik referensi sinyal
EKG karena mikrokontroller tidak bisa mengolah input dengan nilai tegangan negatif.
Selisih antara perhitungan dan pengukuran dipengaruhi oleh :
R25100K
In
+9
LO
J14CON2
1 2
J16
OUTPUT
12
+9
R17
10K
J15
CON1
1
R16 10K
-9
-
+
U-536870420
TL081
3
26
7 14 5
R21
330K
+9
-9
R18
10K
-
+
U19
TL081
3
26
7 14 5
330k
4.2.6. Rangkaian Diferensiator dan Osilator Sinus 1mV
Gambar rangkaian adalah sebagai berikut :
Gambar 4.204. Rangkaian Diferensiator dan Osilator Sinus 1mV
Spesifikasi Rangkaian Diferensiator dan Osilator :
1. Menggunakan IC OP-AMP LM741 dan IC 7660 sebagai pembalik tegangan.
Membutuhkan tegangan +5 VDC dan GND
Langkah-langkah pengujian yaitu:
1. Menyiapkan osiloskop.
2. Memasang semua supply yang dibutuhkan serta memastikan semua tegangan masuk
pada rangkaian Osilator dan Diferensiator.
3. Berikut hasil pengukuran pada output dari rangkaian osilator sinus (J4) pada
osiloskop mempunyai frekuensi: 10,18 Hz.
Frekuensi Output menurut teori perhitungan :
+5v
+5v
-5v
C210uF
C4
33nf
+5v
J6
CON1
1
J11
INPUT
12
R3
470k
J9
CON1
1
R7
1M
J12
OUTPUT
1 2
R8
1k
-
+
U3
LM741
3
26
7 14 5
+5v
J4CON2
1 2
-
+
U5
TL081
3
26
7 14 5C5
1uF
U1
7660
1234
8765
NCCAP+GNDCAP-
V+OSC
LVVOUT
R4
10k
J10
CON1
1
J8
Power Bank
12
R520k
-5v
J2
CON2
12
J5
CON1
1
R247k
J3
CON2
12
J1
CON2
12
R61k
J7OUT
1 2
-5v
R1
10k
C3
33nf
C110uF
R9
1M
+5v
. 4 . 4 . .
.
.
4. Mengumpankan output J4 pada input rangkaian direfensiator (J11).
5. Berikut hasil pengukuran pada output dari rangkaian diferensiator (J12) pada
osiloskop mempunyai frekuensi 10,17 Hz.
4.2.7. Pembahasan detak jantung (BPM)
Pada Tabel.4.1-tabel 4.24 Menggambarkan hasil pengukuran BPM dengan
menggunakan Phantom dapat dilihat pada Lampiran 3. dengan toleransi 5 %.
Dengan melihat hasil pengukuran BPM yang tercantum pada tabel 4.1-4.24, maka
data tersebut dapat dianalisa antara lain:
a. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : -0,004444444 dan ketidakpastian (UA)0,04501567.
b. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 1
mempunyai error : -0,001666667-0,003333333 dan ketidakpastian (UA)
0,0465059520,067523505
c. Untuk pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : -0,000555556-0,001111111 dan ketidakpastian (UA):
0,0330324710,051097476
d. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : 0,333055556 dan ketidakpastian (UA): 0,037649876
e. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : -0,002777778 dan ketidakpastian (UA): 0,036600195.
f. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 1
mempunyai error : -0,000555556 dan ketidakpastian (UA) 0,023770923
g. Untuk pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : -0,001388889 dan ketidakpastian (UA): 0,049351693
h. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 1 mempunyai
error : 0,333240741 dan ketidakpastian (UA): 0,016952863
i. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : -0,002222222 dan ketidakpastian (UA) 0,033032471
j. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 2
mempunyai error : -0,001666667 dan ketidakpastian (UA): 4,65060E-02
k. Untuk pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : -0,00125 dan ketidakpastian (UA): 4,72850E-02
l. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 25mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : 0,333333333 dan ketidakpastian (UA): 0,00000E
m. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : -0,002222222 dan ketidakpastian (UA): 0,033032471.
n. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 2
mempunyai error : -0,002222222 dan ketidakpastian (UA) 0,04501567
o. Untuk pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : -0,000694444 dan ketidakpastian (UA): 0,036600195
p. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 2 mempunyai
error : 0,333055556 dan ketidakpastian (UA): 0,037649876
q. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 3 mempunyai
error : -0,003888889 dan ketidakpastian (UA) : 0,042511263
r. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 3
mempunyai error : -0,001666667 dan ketidakpastian (UA): 0,039727347 1Untuk
pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 25 mm/dt pada ECG 3 mempunyai error : -
0,00125 dan ketidakpastian (UA): 4,72850E-02
s. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 25mm/dt pada ECG 3 mempunyai
error : 0,332962963 dan ketidakpastian (UA): 0,04093514
t. Untuk pengukuran 30 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 3 mempunyai
error : 0,002777778 dan ketidakpastian (UA): 0,172024457.
u. Untuk pengukuran 60 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 3
mempunyai error : -0,0025 dan ketidakpastian (UA): 0,047285
v. Untuk pengukuran 120 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 3 mempunyai
error : 0,000972222 dan ketidakpastian (UA): 0,048905511
w. Untuk pengukuran 240 BPM dengan kecepatan 50 mm/dt pada ECG 3 mempunyai
error : 0,33287037 dan ketidakpastian (UA): 0,043864744
Dari analisa data dari untuk tiga alat monitoring detak jantung khususnya heart rate
ternyata dibawah toleransi yang dipernankan yaitu kurang lebih 5 %, dengan demikian alat
tersebut layak pakai. Akan tetapi alat ini untuk menghitung detak jantung perlu ada
penundaan penghitungan detak jantungnya selama 1 (satu) periode agar pendeteksian detak
jantung tersebut mencapai normal.
4.2.8. Pembahasan Sensitifitas ECG.
Dengan melihat hasil analisa sensitivitas:
a. untuk alat ECG 1 menunjukkan Error 0,3333 dan Ketidakpastian (Ua) 0,223606798,
b. untuk alat ECG 2 menunjukkan Error : 0,3333 dan Ketidak pastian (Ua) : 0,223607
c. untuk alat ECG 2 menunjukkan Error : 0 dan Ketidak pastian (Ua) : 0.
Maka dapat dikatakan bahwa ke 3 (tiga) alat monitoring jantung ini jika dilihat dari sisi
sensitivitasnya alat tersebut layak pakai karena masih dibawah toleransi yang diperkenankan
yaitu 5 %..
4.2.9. Pembahasan Kecepatan perekaman kertas ECG
Dengan melihat hasil analisis Kecepatan perekaman kertas dari ketiga alat ECG yang
digunakan untuk memonitor sinyal jantung menunjukkan Error : 0 dan Ketidakpastian
(Ua) : 0. Maka ketiga alat ECG ini dapat dikatakan layak pakai,dikarenakan masih
dibawah toleransi yang diperkenankan yaitu 2 %.
4.2.10.Pembahasan Sinyal jantung yang terkirim lewat Internet.
Dengan melihat tampilan pada PC yang merima gambar 4.195 sampai 4.197 tersebut
ternyata sama dengan aslinya, walaupun dengan beberapa parameter yang digunakan
seperti kecepatan 25 dan 50 mm/dt baik u, sinyal keluaran jantung dari Lead 1 sampai
V6 yang terdiri dari 12 sadapan dari masing-masing ECG.
4.2.11.Pembahasan listing prgram.
Dalam pembahasan isting program sofware untuk ―Perancangan Monitoring sinyal
ECG berbasis telemetri‖ dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : Listing program
pemlihan mode, Listing program pengiriman ADC, Listing program pengiriman
kalibrasi, Listing program Delphy dll.
1. Pemilihan mode:
unsigned char pilih;
pilih=1;
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("MODE UKUR ");
delay_ms(500);
while (1)
{
if (PINB.0==0)
{
pilih=pilih+1;
goto cekpilih;
pilihnol:
pilih=1;
cekpilih:
if (pilih==1)
{
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("MODE UKUR");
delay_ms(500);
}
if (pilih==2)
{
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("MODE KALIBRASI");
delay_ms(500);
}
else if(pilih>=2)
{
goto pilihnol;
}
}
else if (PINB.1==0)
{
pilih=pilih-1;
goto cekpilih1;
pilihtiga:
pilih=2;
cekpilih1:
if (pilih==1)
Program diatas merupakan program yag digunakan untuk memilih mode yang
diinginkan dengan cara menekan tombol atas pada PINB.0 dan tombol bawah pada
PINB.1 ketika mikrokontroler mendapat logika 0 dari PINB.0 maka variabel pilih
akan bertambah 1 jika mikrokontroler mendapat logika 0
2. Listing program pengiriman ADC:
unsignedint a=0;
unsignedintread_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
// USART initialization
// Communication Parameters: 8 Data, 1 Stop, No Parity
// USART Receiver: Off
// USART Transmitter: On
// USART Mode: Asynchronous
// USART Baud Rate: 9600
Atur Baudrate sebesar 9600 pada setting wizard. Mikrokontroller akan
mengirimkan data ADC variable a ke port serial yang berikutnya akan dikirimkan oleh
modul pl2303 ke PC. Format "!%d@" digunakan untuk LEAD I , "@%d#" digunakan
untuk LEAD II, "#%d$" digunakan untuk LEAD III, "$%do" digunakan untuk aVR,
”b%d^" digunakan untuk aVL , "^%d&" digunakan untuk aVF, "&%d*‖ digunakan
untuk V1, "*%d&" digunakan untuk V2, "z%d@" digunakan untuk V3, "r%d$"
digunakan untuk V4,"t%d#" digunakan untukV5,” y%d!" digunakan untukV6.
3.Listing program pengiriman Kalibrasi
// Read the AD conversion result
unsignedintread_adc(unsigned char adc_input)
{
ADMUX=adc_input | (ADC_VREF_TYPE & 0xff);
// Delay needed for the stabilization of the ADC input voltage
delay_us(10);
// Start the AD conversion
ADCSRA|=0x40;
// Wait for the AD conversion to complete
while ((ADCSRA & 0x10)==0);
ADCSRA|=0x10;
return ADCW;
}
// External Interrupt 0 service routine
interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr(void)
{
// Place your code here
PORTB.4=0;
PORTB.5=1;
PORTB.6=1 ;
PORTB.7=1 ;
lcd_clear();
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_puts("KALIBRASI");
printf("d%dw",read_adc(0));//ecg
delay_us(6500);
}
/ External Interrupt(s) initialization
// INT0: On
// INT0 Mode: Falling Edge
// INT1: On
// INT1 Mode: Falling Edge
Saat PIND.2 ditekan mikrokontroler mendapat perubahan logika dari 1 ke 0 maka
mikrokontroler akan mengirimkan data ADC variabel a ke port serial yang berikutnya akan
dikirimkan oleh modul pl2303 ke PC .Format ―d%dw‖ digunakan untuk kalibrasi.
4.Listing Program Delphi
Berikut listing program grafik sinyal EKG menggunakan Delphi7
procedure TForm1.Start2Click(Sender: TObject);
begin
Comport1.Open;
chart1.Visible:=True;
end;
Ketika tombol ’start’ ditekan, Comport1.open artinya Comport1 akan mulai proses
interaksi. Semua data yang akan diolah akan dinolkan terlebih dahulu.
procedure TForm1.Stop1Click(Sender: TObject);
begin
Comport1.Close;
Form2.Hide;
HeartRate_Chart1:=0;
Label2.Caption:='0';
Label4.Caption:='0';
Form2.Chart1.Series[0].Clear;
Form1.Chart1.Series[0].Clear;
Form1.Chart1.Series[1].Clear;
edit1.Text:='20';
Timer3.Enabled:=False;
end;
Ketika tombol ’stop’ ditekan, Comport1.close artinya. Semua data yang akan dinolkan.
procedure TForm1.TerimaLEAD2(Sender: TObject; const Str: String);
var
dataADC,E:Integer;
tegangan:Real;
begin
val(Str,dataADC,E);
if E = 0 then begin
tegangan:=(dataADC/1023)*5;
tegangan:= (tegangan);
if Chart1.Visible = True then begin
Chart1.Series[0].AddXY(Chart1.Series[0].Count,tegangan);
memo1.Lines.Add(floattostrf(tegangan,fffixed,4,3));
label6.Caption:= 'Lead II';
end;
end;
end;
Saat Comport terhubung, akan melakukan proses pembacaan data.untuk data ADC yang
akan digrafikkan. Data akan diolah untuk dirubah dalam bentuk tegangan.
Chart1.Series[0] berfungsi untuk mengrafikkan data ADC
procedure TForm1.Chart1Olah(Sender: TObject);
var
Hasil:Real;
begin
if Label1.Visible then begin
treshold:=strtofloat(edit1.text);
if Chart1.Series[0].Count > treshold then begin
if Chart1.Series[0].YValue[Chart1.Series[0].Count-1] > treshold then begin
Logika_Chart1:=True;
end else begin
if Logika_Chart1 then begin
if Timer1.Enabled = false then begin
Inc(HeartRate_Chart1);
Inc(HeartRate_Realtime);
if HeartRate_Realtime= 1 then begin
waktumulai:=GetTickCount;
end else if HeartRate_Realtime = 10 then begin
waktuberhenti:=GetTickCount;
Hasil:=(1/((waktuberhenti-waktumulai)/10000))*60;
Hasil:=Hasil-(Hasil*0.0909);
Label8.Caption:=Floattostr(Int(Hasil));
HeartRate_Realtime:=0;
end;
SndPlaySound('D:\New folder (6)\DELPHI\Beep.wav',SND_Async);
label2.Caption := inttostr (HeartRate_chart1);
end;
end;
Logika_Chart1:=False;
end;
end;
end;
if Chart1.Series[0].Count >= Chart1.BottomAxis.Maximum then begin
Max:=Chart1.Series[0].MaxYValue;
treshold:=0.8*Max;
edit1.Text:=floattostr(treshold);
Timer3.Enabled := true;
Chart1.Series[0].Clear;
Chart1.Series[1].Clear;
Pada program di atas saat grafik melewati batas koordinat x referensi data grafik
tertinggi * 0.8 maka saat data ADC melebihi referensi maka heart rate akan
bertambah 1 dan mengaktifkan timer 3. Timer 3 bekerja selama 1 menit jika timer 3
selesai bekerja maka heart rate akan berhenti dan hasil heart rate akan tampil pada
variabel BPM dan akan di tampilkan pada Label 4.
5. Listing Program Pengiriman data dari ECG 1, 2, dan 3 ke PC.
Saat tombol selektor di tekan maka data akan terkirim ke PC, akan termonitor di PC,
sinyal mana yang dipilih. Adapun dengan listing program dari tampilan ini adalah
sebagai berikut:
procedure TForm1.TerimaLEAD1(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'Lead I';
end;
procedure TForm1.TerimaLEAD2(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1.1,0);
label6.Caption:= 'Lead II';
end;
procedure TForm1.TerimaLEAD3(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'Lead III';
end;
procedure TForm1.TerimaAVR(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,1);
label6.Caption:= 'aVR';
end;
procedure TForm1.TerimaAVL(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,1);
label6.Caption:= 'aVL';
end;
procedure TForm1.TerimaAVF(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'aVF';
end;
procedure TForm1.TerimaV1(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1.4,1);
label6.Caption:= 'V1';
end;
procedure TForm1.TerimaV2(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1.4,1);
label6.Caption:= 'V2';
end;
procedure TForm1.TerimaV3(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'V3';
end;
procedure TForm1.TerimaV4(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'V4';
end;
procedure TForm1.TerimaV5(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'V5';
end;
procedure TForm1.TerimaV6(Sender: TObject; const Str: String);
begin
OlahSinyal(Str,1,0);
label6.Caption:= 'V6';
end;
6. Listing Program pengiriman data ke Internet untuk BPM.
Agar detak jantung tampil pada PC dan di Internet maka dibuatlah listing sebagai
berikut:
procedure TForm1.SendBpm(bpm:Integer;iduser:Integer);
Var
FormData:String;
begin
FormData:='bpm='+inttostr(bpm)+'&user='+inttostr(iduser);
http.Open('POST','http://175.103.46.210/kirim.php',True);
http.SetRequestHeader('Content-Type','application/x-www-form-urlencoded');
http.SetRequestHeader('Content-Length',Length(FormData));
http.Send(FormData+'');
end;
Function TForm1.LoadFileToStr(FileName: String):AnsiString;
Var
FileStream:TFileStream;
begin
FileStream:=TFileStream.Create(FileName, fmOpenRead or fmShareDenyWrite);
try
SetLength(Result,FileStream.size);
FileStream.Read(Pointer(Result)^,FileStream.Size);
finally
FileStream.Free;
end;
end;
procedure TForm1.SendImage(FilePath:String;iduser:Integer);
Var
FormData:WideString;
begin
FormData:='--' + Boundary + #13#10 ;
FormData:=FormData + 'Content-Disposition: form-data; name="file";
filename="image.png"' + #13#10 ;
FormData:=FormData + 'Content-Type: image/png' + #13#10 + #13#10 ;
FormData:=FormData + EncdDecd.EncodeString(LoadFileToStr(FilePath)) + #13#10 ;
FormData:=FormData + '--' + Boundary + #13#10 ;
FormData:=FormData + 'Content-Disposition: form-data; name="user"' + #13#10 + #13#10 ;
FormData:=FormData + Inttostr(iduser) + #13#10 ;
FormData:=FormData + '--' + Boundary + '--' ;
http.Open('POST','http://175.103.46.210/kirim.php',True);
http.SetRequestHeader('Content-Type','multipart/form-data; boundary='+Boundary);
http.SetRequestHeader('Content-Length',Length(FormData));
http.Send(FormData+'');
end;
procedure TForm1.FormDestroy(Sender: TObject);
begin
stringlist.Free;
VarClear(http);
Application.Terminate;
Exit;
end;
7. Listing Program pengiriman Sinyal ECG ke Internet.
procedure TForm1.Patient21Click(Sender: TObject);
begin
Form3.Show;
Form1.Visible:=False;
Form2.Visible:=False;
Form4.Visible:=False;
Form5.Visible:=False;
Form6.Visible:=False;
end;
procedure TForm1.Patient31Click(Sender: TObject);
begin
Form5.Show;
Form1.Visible:=False;
Form2.Visible:=False;
Form3.Visible:=False;
Form4.Visible:=False;
Form6.Visible:=False;
end;
procedure TForm1.BitBtn1Click(Sender: TObject);
begin
TerimaLEad2(Bitbtn1,'512');
end;
procedure TForm1.Button1Click(Sender: TObject);
Var
FormData:String;
begin
FormData:='del=ok&user=1';
http.Open('POST','http://175.103.46.210/kirim.php',True);
http.SetRequestHeader('Content-Type','application/x-www-form-urlencoded');
http.SetRequestHeader('Content-Length',Length(FormData));
http.Send(FormData+'');
end;
end.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Perancangan rangkaian bioamplifier yang digabungkan dengan rangkaian
pemilihan penyadapan dan filter dapat dipakai untuk mengolah sinyal
jantung.
2. Perancangan rangkaian 1 mV menghasilkan frekuensi dari deferensiator 10,17
Hz, akan tetapi setelah melalui rangkaian mikrokontrol dan ditampilkan di PC
masih terdapat noise.
3. Perancangan rangkaian mikrokontroller dapat memroses sinyal jantung yang
berasal dari rangkaian bioamplifier yang hasilnya dapat di transmit ke PC dan
web dengan alamat Url: tekmed.penelitian.poltekkesdepkes-sby.ac.id, dengan
tampilan seperti detak jantung yang diikuti suara, sinyal jantung dari tiga alat
ECG secara bergantian.
4. Perancangan sofware untuk menjalan progam dari penerimaan sinyal dari
sadapan sampai terpancarkan ke internet secara multipoint to point.
DAFTAR PUSTAKA
Carr Joseph, Introduction to Biomedical Equipment Technology, Prentice Hall, 1998,
New Jersy
Genghuang Yang, Reasearch of portable ECG Monitoring Device, Lecture Notes in
Electrical Engineering, 2012, Volume 121, pp 213-220
Jie Sun, Design of the Intelligent Simple Electrocardiograph, Advances in Intelligent
and Soft Computing, 2012,Volume 129, pp 157-162
Kao, et.all, Microprocessor based physiological signal monitoring and recording sytem
for ambulatory subjects, Medical and Biological Engineering & Computing, 1995. China.
Katarzyna Cieslak-Blinowska, Practical Biomedical Signal Analysis using MATLAB,
Press, 2010, Spanis
Khandpur, Biomedical Instrumentation Technology and Applications, McGraw Hill,
2005, United State of America
Nazneen Akhter, Jinan Fadhil Mahdi, Ganesh R.Manza, Microcontroller based data
acquisition system for Heart Rate Variability (HRV) measurement, International Journal
of Applied Science and Engineering Research, 2012, volume 1, issue 4,
R. I. Gonzalez , Two Low-Cost Solutions for Cardiac Mobile Monitoring, World
Congress on Medical Physics and Biomedical Engineering, September 7 - 12, 2009,
Munich, Germany
Tan-Hsu Tan,Development of a Portable Linux-Based ECG Measurement and
Monitoring System, Journal of Medical Systems, August 2011, Volume 35, Issue 4, pp
559-569
Muhammad Ashraf Bin MD. Jaafar, Design of wireless ECG Monitor, Faculty of
Electrical Engineering, Universiti Teknologi Malaysia, 2012
Sugondo Hadioso, Multipoint to Point EKG Monitoring Berbasis ZigBee, Seminar
Nasional aplikasi Teknologi Informatika, Yogyakarta 21 Juni 2014
Tan Lin Lin, Qiang Hao, Huang Xueliang, A Novel optimization meand of transfer
efficiency for resonance couple wire less power transfer, Telkomnika ieas Journal, May
2013, Volume 11, no.5, pp 2747-2752
Cheng li, Hang Lie Zhang, Guangjun Song, A Novel wireless network mode localization
algorithm based on BP neural network, Telkomnika ieas Journal, September 2014,
Volume 12, no. 9, pp 6254-6258
Min Li, Guogiang Zeng, Jishun Lie, Cooperative time synchronization Protocol for
wireless sensor network, Telkomnika ieas Journal, August 2014, Volume 12, no 8. pp
6874-6883
Ping Juan Zhang, Minguan Li, Novel compact micro strip low pass filter with sharp
transition and improved stop band, Telkomnika ieas Journal, January 2015, Volume 13,
no. 1, pp 85-90