repository.uinjkt.ac.id...LEMBAR PBNGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Kepuasan Guru dan...
Transcript of repository.uinjkt.ac.id...LEMBAR PBNGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI Skripsi berjudul Kepuasan Guru dan...
KEPUASAN GURU DAN SISWA TERHADAP KUALITAS
PELAYANAN KETATAUSAHAAN DI SMK PUSTEK SERPONG
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
SITI MASITOH
NIM: 1110018200029
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
LEMBAR PBNGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul Kepuasan Guru dan Siswa Terhadap Kualitas
Pelayanan Ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong, Jurusan Manajemen
Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatulah Jakarta tclah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan
yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta, 9 Desember 2014
Yang mengesalrkan,
Pembimbing,
,*"-
Dra. Nurdclima Warurvu. M. Pd.
NrP. 19671020 2001t2 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Kepuasan Guru dan Siswa Terhadap Kualitas Pelayanan
Ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong disusun oleh SITI MASITOH NomorInduk Mahasiswa 1110018200029, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam UjianMunaqasah pada tanggal 16 Desember 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu,penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Sl (S.Pd.) dalam bidang Manajemen
Pendidikan.
Jakarta, 23 Desember 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/ Program Studi) Tanggal Tanda Tangan
Dr. Hasyim Aslz'ari. M. Pd.NrP. 19661009 199303 I 004
Seketaris (Sekertaris Jurusan/ Prodi)
Dr. Zahrudin. Lc., M.Pd.NIP. 19730302 200501 I 002
Penguji I
Dr. Salman Tumanggor. M. Pd.
NrP. 19570710197903 t 002
Penguji II
Drs. Dindin Sobiruddin M. Kom.NIP.20l2l10l 0101
ulr.*i
slanzotr N C
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan K
NIP. 19591 198603 2 001
Yang bertanda
Nama
NIM
Jurusan
Alamat
Nama I'}embimbing
NIP
Jurusan/Program Studi
Dra. Nurdelima Wanrwu, M.Pd,
19611020 200t12 2 001
Manajemen Pendidikan
SURAT PERNYATAAI..{ KARYA ILMIAH
tangan di bar,vah ini:
Siti Masitoh
1 1 1001 B20AO29
Manajemen Pendidikan
Jl. Sutera Utama, Marga Jaya RT. 02 RW. 004 No. 42
Seryong Pakulonan, Tangerang Selatan.
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Kepuasan Guru dan Siswa Terhadap KualitasPelayanan Ketatausahaan di SMK PUSTEI( Serpong adalah benar hasii karyasendiri di bawah bimbingan dosen:
Dernikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, 9 Desember 2014
Yang Menyatakan
Siti Masitolr
i
ABSTRAK
Siti Masitoh, NIM (1110018200029), Kepuasan Guru dan Siswa Terhadap
Kualitas Pelayanan Ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong, Skripsi
Program Strata Satu (S-1), Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kepuasan guru dan siswa
terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong meliputi
responsiveness (daya tanggap), reliability (kehandalan), assurance (jaminan),
emphaty (perhatian) dan tangibles (bukti fisik) di SMK PUSTEK Serpong.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
yaitu suatu metode yang bertujuan menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari
fenomena objek yang diteliti dengan menggunakan presentasi. Untuk
pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan angket dengan
mewawancarai kepala sekolah, kepala tata usaha dan guru, serta penyebaran
angket kepada siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan guru dan siswa terhadap
kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong berada pada taraf
cukup baik 77,226% yang meliputi responsiveness (daya tanggap) 75,25% cukup,
reliability (kehandalan) 73,85% cukup, assurance (jaminan) 81,08 efektif,
emphaty (perhatian) 74,70% cukup dan tangibles 81,25% efektif.
Untuk itu dapat disarankan hendaknya waktu penyampaian informasi harus
dilakukan tepat pada waktunya terutama penyampaian informasi kepada guru
terkait dengan undangan dari luar sekolah, hendaknya bagian tata usaha urusan
absensi siswa dalam memberikan absen siswa kepada guru harus tepat pada waktu
yang telah ditentukan dan kedisiplinan pegawai tata usaha harus ditingkatkan lagi.
Kata kunci: Pelayanan Ketatausahaan
ii
ABSTRACT
Siti Masitoh, NIM (1110018200029), The Satisfaction of Teachers and
Students to Quality of Administration in PUSTEK Serpong, Thesis Program
Degree of Strata I (S1), Program Study of Management Education, Faculty
of Tarbiyah and Teacher’s Training, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta 2014.
This study aims to describe the satisfaction of teacher and students to
quality of administration in PUSTEK Serpong which includes responsiveness,
reliability, assurance, emphaty and tangibles (physical evidence) in PUSTEK
Vocational High School Serpong.
The methods that used in this research is descriptive quantitative. It is a
method which aims to describe the actual state of the object phenomenon
researched by using the presentation. Data collection techniques were used,
including interviews and questionnaire with the interviewees are the Headmaster,
the Head of Administrative, the teachers and spreading questionnaire to the
students.
The results showed that the quality of administration service to the
satisfaction of teachers and students in PUSTEK Serpong is at quite good level
77,226% which includes responsiveness 75.25% good, reliability 73,85% good,
assurance 81,08 effective, emphaty 74.70% good and tangibles 81,25% effective.
Therefore it may suggested that should be the delivery time information
must be done on time, especially the delivery of information to the teacher that
relates to an invitation from the outside of schools, the administrative of the
student's attendance section in giving student's attendance to the teacher should be
right on time and the administrative employee discipline should be more
increased.
Keywords: Administration Service
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin-
Nya akhirnya penyusunan skripsi yang berjudul “KEPUASAN GURU DAN
SISWA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KETATAUSAHAAN DI SMK
PUSTEK SERPONG” ini dapat penulis selesaikan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan,
namun dengan bantuan berbagai pihak, kesulitan tersebut dapat diatasi sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan walaupun masih jauh dari kesempurnaan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
setulus-tulusnya pada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
skripsi ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph. D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd., Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd., dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan waktu, arahan, bimbingan, nasehat, motivasi, ilmu dan
kritik yang sangat berarti bagi penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan
dengan baik.
4. Seluruh dosen jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan segenap
ilmu dan keahlian kepada penulis selama belajar di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
5. Segenap karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah
membantu penulis dalam menyediakan buku-buku yang penulis butuhkan.
6. Drs. H. Mathodah S, M. Si., Kepala SMK PUSTEK SERPONG yang telah
mengizinkan mahasiswa untuk melakukan penelitian.
iv
7. Ir. Harmen Latief, M.MPd.,Wakil Kepala Sekolah dan Masri, SE., Kepala
Tata Usaha serta semua guru dan staf SMK PUSTEK Serpong yang telah
menyediakan kesempatan dan waktunya sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Umi dan Abi (Naimah dan Hamid), terima kasih banyak atas segala dukungan
baik mora maupun materil, doa, nasehat, kesabaran, kasih sayang serta
pengorbanan yang tak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
9. Kakak-kakak ku (Hamilah, Nurdin dan Nurman), terima kasih untuk
dukungan moral dan materil yang selalu diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2010 yang telah mendukung,
penulis ucapakan terima kasih, terutama untuk Septi, Fay dan Mecca, semoga
persahabatan kita akan terus terjalin.
Penulis tak lupa dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam
penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat
mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam
penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh
Allah SWT. Karya tulis ini sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna
oleh karena itu kritik dan saran penulis harapkan. Dan penulis berharap semoga
karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para pembaca pada
umumnya. Akhirnya kepada Allah SWT juga segala sesuatunya penulis
kembalikan.
Jakarta, 23 Desember 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah .................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORITI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Kajian Teori ................................................................................ 6
1. Hakikat Ketatausahaan ....................................................... 6
a. Peran Pekerjaan Tata Usaha ............................................ 9
b. Kedudukan Bagian Tata Usaha....................................... 10
2. Pengertian Pelayanan .......................................................... 11
a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan .. 12
b. Harapan Pelanggan dalam Kualitas Pelayanan ............... 17
3. Kepuasan Pelanggan ............................................................. 20
a. Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan ......................... 25
b. Membangun Kepuasan Pelanggan ................................... 27
B. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................... 29
C. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu ..................................... 30
D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 32
B. Metode Penelitian ....................................................................... 32
vi
C. Sumber Data ............................................................................... 33
D. Instrumen Pengumpulan Data ..................................................... 33
E. Instrumen Penelitian ................................................................... 35
F. Teknik Pengolahan Data ............................................................. 39
G. Uji Reliabilitas ............................................................................ 39
H. Teknik Analisa Data ................................................................... 40
I. Interprestasi Data ........................................................................ 41
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................ 42
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong ............................ 42
2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong ............................... 43
3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong ............. 44
5. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong ............... 46
6. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong ...................... 47
7. Pegawai Tata Usaha SMK PUSTEK Serpong ..................... 48
B. Deskripsi Data ........................................................................... 49
1. Responsiveness (daya tanggap) ............................................ 49
2. Reliability (kehandalan) ....................................................... 50
3. Assurance (jaminan) ............................................................ 53
4. Emphaty (perhatian) ............................................................. 56
5. Tangibles (bukti fisik) .......................................................... 57
C. Analisis dan Interprestasi Data .................................................. 74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi-dimensi Kualitas Pelayanan ................................. 16
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ............................................................. 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Guru SMK PUSTEK
Serpong ............................................................................... 35
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kepala SMK PUSTEK
Serpong ............................................................................... 36
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara Kepala Tata Usaha SMK PUSTEK
Serpong ................................................................................ 37
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Siswa .................... 38
Tabel 4.1 Data Siswa SMK PUSTEK Serpong .................................. 45
Tabel 4.2 Data Sarana Prasarana Tata Usaha di SMK PUSTEK
Serpong ................................................................................ 46
Tabel 4.3 Data Pegawai Tata Usaha SMK PUSTEK Serpong ........... 48
Tabel 4.4 Nilai Rata-rata skor Angket Siswa ...................................... 74
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .................................................................... 31
Gambar 4.1 Cepat Dalam Merespon siswa .................................................. 59
Gambar 4.2 Membantu Siswa Setiap Mengalami Kesulitan ....................... 60
Gambar 4.3 Bertanggung Jawab Terhadap Tugasnya.................................. 60
Gambar 4.4 Disiplin Pada Waktu................................................................. 61
Gambar 4.5 Terampil dan Cekatan Dalam Melayani Kebutuhan Siswa ..... 62
Gambar 4.6 Jelas Dalam Memberikan Informasi ........................................ 62
Gambar 4.7 Teliti Dalam Pekerjaannya ....................................................... 63
Gambar 4.8 Janji Terhadap Penyelesaian Tugas.......................................... 63
Gambar 4.9 Mengoperasikan Komputer Dengan Baik ................................ 64
Gambar 4.10 Memberikan Informasi Jaminan Kesehatan ............................. 65
Gambar 4.11 Memberikan Informasi Beasiswa dan BSM ............................ 65
Gambar 4.12 Sabar Dalam Memberikan Pelayanan ...................................... 66
Gambar 4.13 Menggunakan Bahasa yang Mudah Dimengerti ...................... 67
Gambar 4.14 Memberikan Solusi Terhadap Keluhan Siswa ......................... 67
Gambar 4.15 Pelayanan Tidak Diskriminatif................................................. 68
Gambar 4.16 Keramahan dalam Melayani Siswa .......................................... 69
Gambar 4.17 Sikap Sopan kepada Siswa ....................................................... 69
Gambar 4.18 Kondisi Ruangan Tata Usaha Bersih dan Nyaman .................. 70
Gambar 4.19 Penataan dan Peralatan Ruang Tata Usaha Nyaman
dan Rapih .................................................................................. 70
Gambar 4.20 Penggunaan Peralatan dan Teknologi dalam Operasional
Tata Usaha sudah Optimal ........................................................ 71
ix
Gambar 4.21 Berpenampilan Rapih dan Sopan ............................................. 71
Gambar 4.22 Profesionalisme Dalam Melayani Siswa .................................. 72
Gambar 4.23 Jumlah Loket Pelayanan Administrasi ..................................... 72
Gambar 4.24 Fasilitas Ruang Tunggu ............................................................ 73
Gambar 4.25 Alat Tulis Dibutuhkan Siswa Memadai ................................... 73
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Uji Reliabilitas Angket Siswa SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 2 Data Guru SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 3 Perhitungan Angket Siswa
Lampiran 4 Hasil wawancara Guru SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 5 Hasil wawancara Wakil Kepala SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 6 Hasil wawancara Kepala Tata Usaha SMK PUSTEK Serpong
Lampiran 7 Angket Siswa
Lampiran 8 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 11 Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia berkembang semakin pesat dengan adanya sistem teknologi dan
informasi yang semakin canggih, dengan begitu manusia dituntut untuk
mampu dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengoperasikan hal
tersebut. Perkembangan tersebut tidak hanya memfokuskan pada kemampuan
dalam bidang teknologi dan informasinya saja tetapi juga dalam bidang
pendidikan. Karena pendidikan merupakan elemen penting dalam kehidupan
seseorang yang bersifat kompleks. Kompleksitas pendidikan menggambarkan
bahwa pendidikan merupakan suatu upaya serius yang melibatkan aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik yang menyangkut keterampilan dalam
upaya membentuk diri seseorang secara keseluruhan untuk menjadi manusia
seutuhnya.
Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional
yang memiliki andil besar untuk menentukan masa depan suatu bangsa, selain
itu pendidikan merupakan investasi dalam pengembangan sumber daya
manusia, dimana bidang pendidikan akan berpengaruh terhadap pola pikir
dan peningkatan kecakapan, kinerja dan kemampuan diyakini sebagai faktor
penting pendukung upaya manusia dalam mengarungi kehidupan. Untuk
menghasilkan pendidikan yang bermutu salah satu aspek yang harus
diperhatikan adalah sumber daya manusianya, setiap sumber daya manusia
yang ada dalam sebuah institusi pendidikan harus memiliki sifat
profesionalitas yang tinggi dan harus kompeten dalam bidangnya.
Lembaga pendidikan yang biasa disebut sekolah merupakan lembaga
formal yang memberikan pelayanan jasa dan memberikan pendidikan yang
bermutu bagi para peserta didiknya. Dengan begitu sekolah dituntut untuk
selalu meningkatkan mutu seluruh komponen yang ada di dalam sekolah
tersebut.
2
Strategi yang dikembangkan dalam penggunaan manajemen mutu terpadu
dalam dunia pendidikan adalah institusi pendidikan memposisikan dirinya
sebagai institusi jasa atau dengan kata lain menjadi institusi jasa yang
memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang diinginkan pelanggan, jasa
atau pelayanan yang diberikan pelanggan tentu saja merupakan sesuatu yang
bermutu serta memberikan kepuasan kepada mereka, maka dari itulah
diperlukan sistem manajemen yang mampu mengelola dan memberdayakan
institusi pendidikan agar lebih bermutu.
Layanan pendidikan yang ada di sekolah harus mampu memenuhi
kebutuhan setiap pelanggan eksternal dan internal, sehingga apa yang
diharapakan oleh pelanggan akan mewujudkan kepuasan pelayanan bagi
mereka.
Layanan internal dapat berupa kepuasan bagi para pegawai dan peserta
didik dalam lembaga pendidikan tersebut, melalui lingkungan kerja yang
kondusif, sistem balas jasa yang motivatif, serta sistem ketatausahaan yang
sistematis dan dikelola dengan baik. Layanan tata usaha memegang peran
yang sangat penting pada sebuah institusi pendidikan, karena tata layanan tata
usaha merupakan bagian bagi sebuah administrasi pendidikan dan bertujuan
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam pelayanan tata usaha sangat
diperlukan adanya pengorganisasian yang baik dan teratur sehingga para
pegawai yang terlibat di dalamnya memiliki tanggung jawab dan wewenang
serta hak dan kewajiban dalam melaksanakan pekerjaan dan fungsinya
masing-masing.
Kegiatan tata usaha meliputi menghimpun, mencatat, mengelola,
menggandakan, mengirim dan menyimpan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam setiap organisasi,1 organisasi yang dimaksud di sini adalah
lembaga pendidikan. Tata usaha melayani pelaksanaan berbagai keterangan
yang diperlukan, keterangan tersebut memudahkan tercapainya tujuan yang
diinginkan untuk memungkinkan penyelesaian pekerjaan yang optimal.
1 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty Yogyakarta,
2000), h. 16.
3
Dengan adanya kemampuan memberikan pelayanan tata usaha yang baik
kepada para pelanggan maka hal tersebut dapat menimbulkan suatu kepuasan
terhadap pelanggan.
Menjaga hubungan dengan pelanggan serta memberikan kepuasan kepada
pelanggan merupakan misi utama dari manajemen mutu terpadu, kesesuaian
layanan institusi dengan kebutuhan pelanggan merupakan salah satu cara
dalam mencapai kepuasan pelanggan. Aspek fokus terhadap pelanggan tidak
hanya melibatkan pelanggan eksternal saja namun, kolega dalam sebuah
institusi juga adalah pelanggan yang mampu memerlukan pelayanan internal
agar mereka mampu mengerjakan tugas secara efektif dan efesien.2
Strategi yang biasa digunakan oleh sebuah institusi pendidikan dalam
memenuhi kepuasan pelanggan adalah dengan memberikan pelayanan yang
maksimal kepada pelanggan yang notabenya adalah orang tua murid, peserta
didik serta warga sekolah. Pencapaian kepuasan pelanggan dapat dilakukan
dengan meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan studi pendahuluan yang penulis
lakukan di SMK PUSTEK Serpong, pelaksanaan tata usaha dilakukan oleh 5
(lima) orang pegawai tata usaha yang menangani 1981 peserta didik serta 85
tenaga pendidik. Sistem pengelolaan tata usaha di sekolah tersebut sudah
menggunakan sistem komputerisasi, mulai dari pencatatan serta pengolahan
data. Pembayaran SPP di kartu bayaran peserta didik sudah menggunakan
barkode dengan tujuan untuk mempercepat sistem bayaran apabila terjadinya
antrian panjang karena jumlah peserta didik cukup banyak maka digunakan
barkode di kartu bayaran siswa. Masalah yang sering terjadi pada
ketatausahaan di sekolah tersebut adalah terjadinya keterlambatan dalam
memberikan rekap absensi siswa kepada guru, missed communication yang
sering kali terjadi pada pegawai tata usaha dengan guru dalam menyampaikan
informasi, kurangnya disiplin pegawai tata usaha pada saat jam masuk kerja,
serta pelayanan yang diberikan kurang maksimal karena jumlah tenaga
2 Edward Sallis, Total Quality Management in Education, (Yogyakarta: IRCiSOD, 2010),
h. 82.
4
administrasi tata usaha hanya berjumlah 5 orang untuk menangani 1.961
siswa dan 85 tenaga pendidik. Dengan adanya masalah-masalah di atas maka
pekerjaan yang harus diselesaikan tepat waktu menjadi tidak tepat waktu.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas peneliti tertarik
untuk mengkaji tentang “KEPUASAN GURU DAN SISWA TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN KETATAUSAHAAN DI SMK PUSTEK
SERPONG”. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai
kualitas pelayanan ketatausahaan yang ada di sekolah tersebut.
B. Identifikasi Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas dapat
diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut:
1. Masih terjadinya adanya keterlambatan dalam memberikan rekap
absensi siswa.
2. Masih terjadinya missed communication dalam penyampaian informasi
kepada guru.
3. Kurangnya kedisiplinan pegawai tata usaha pada jam masuk kerja.
4. Rasio jumlah tenaga administrasi tata usaha belum sebanding dengan
jumlah peserta didik dan tenaga pendidik yang dilayani.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan sejumlah masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka
pembahasan penelitian ini dibatasi pada: “Kepuasan Guru dan Siswa
Terhadap Kualitas Pelayanan Ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong,
meliputi: Responsiveness (daya tanggap), Reliability (kehandalan), Assurance
(jaminan), Emphaty (perhatian), dan Tangibles (bukti fisik).
5
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah Kepuasan Guru dan Siswa
Terhadap Kualitas Pelayanan Ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
khususnya mengenai kepuasan guru dan siswa terhadap kualitas
pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong.
2. Bagi Penulis lain, sebagai bahan untuk menambah wawasan dan
penelitian selanjutnya serta untuk mengetahui bagaimana sesungguhnya
kepuasan guru dan siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. KAJIAN TEORI
1. Hakikat Ketatausahaan
Pada hakikatnya kegiatan tata usaha ialah segenap kegiatan
pengelolaan surat menyurat yang dimulai menghimpun (menerima),
mencatat, mengelola, mengadakan, mengirim, dan menyimpan semua
bahan keterangan yang diperlukan organisasi.1 The Liang Gie
merumuskan tata usaha sebagai segenap rangkaian aktivitas
menghimpun, mencatat, mengelola, menggandakan, mengirim, dan
menyimpan keterangan-keterangan yang diperlukan dalam setiap
organisasi.2
Tata usaha di sekolah merupakan salah satu ruang lingkup dari
administrasi yang kegiatannya meliputi 1). Organisasi dan Struktur
pegawai tata usaha, 2). Anggaran Belanja Sekolah (RAPBS), 3).
Masalah kesejahteraan personalia sekolah, 4). Masalah kepegawaian, 5).
Masalah perlengkapan dan pembekalan sekolah, 6). Keuangan dan
pembukuannya, 7). Korespondensi atau surat menyurat, 8). Laporan
kegiatan.3
Sedangkan Terry menyebutkan tata usaha sebagai service work
(pekerjaan pelayanan) yang mempunyai fungsi memudahkan atau
meringankan (facilitating function), yang dilakukan untuk menolong
pekerjaan-pekerjaan lain agar dapat berjalan secara lebih efektif.4
Berdasarkan beberapa pengertian tatausaha diatas maka dapat
dikatakan bahwa tatausaha merupakan pekerjaan pelayanan yang
1 Tholib Kasan, Teori & Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Jakarta: Studia Press), h.
109. 2 The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern, (Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta, 2000), h. 16 3 Syaiful sagala, Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,
(Bandung: Alfabeta, 2007), h. 48 4 Syaiful sagala, Ibid., h. 21
7
mempunyai peranan untuk memperlancar dan perkembangan suatu
organisasi.
Secara umum inti dari kegiatan tatausaha mencakup 6 pola fungsi,
yaitu:
a. Menghimpun, yaitu kegiatan-kegiatan mencari data
mengusahakan tersedianya segala keterangan yang tadinya
belum ada sehingga siap untuk dipergunakan bilamana
diperlukan.
b. Mencatat, yaitu kegiatan membukukan dengan berbagai
peralatan tulis keterangan yang diperlukan sehingga terwujud
tulisan yang dapat dibaca, dikirim, dan disimpan.
c. Mengelolah, yaitu bermacam kegiatan mengerjakan
keterangan-keterangan dengan maksud menyajikan dalam
bentuk yang lebih berguna.
d. Menggandakan, yaitu kegiatan memperbanyak dengan
berbagai cara dan alat.
e. Mengirim, yaitu kegiatan menyampaikan dengan berbagai cara
dan alat dari satu pihak kepada pihak lain.
f. Menyimpan, yaitu kegiatan menaruh dengan berbagai cara dan
alat di tempat tertentu dan aman.5
Masalah kepegawaian termasuk dalam ruang lingkup kegiatan tata
usaha mengenai tenaga pendidik dan kependidikan terkait dengan cara
memperoleh guru, jumlah guru dan bagaimana membantu guru tertentu.
Keuangan serta pembukuan pada setiap lembaga pendidikan
dilaksanakan pada staf administrasi keuangan yang kemudian akan
dipertanggung jawabkan kepada kepala sekolah dan jika lembaga
pendidikan swasta akan mempertanggung jawabkannya kepada kepala
sekolah dan kepada kepala yayasan.
Kemungkinan penyelesaian pekerjaan operatif yang bersangkutan
secara lebih baik. Dalam garis besarnya tatausaha ini mempunyai 3
peranan pokok yaitu:
1) Melayani pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan operatif untuk
mencapai tujuan dari suatu organisasi.
2) Menyediakan keterangan-keterangan bagi puncak pimpinan
organisasi itu untuk membuat keputusan atau melakukan
tindakan yang tepat.
5 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2008), h. 93
8
3) Membantu kelancaran perkembangan organisasi sebagai suatu
keseluruhan.6
Menurut Suryosubroto beberapa kegiatan dari tatalaksana sekolah
(ketatausahaan sekolah) yang terpenting adalah a). Surat dinas sekolah
dan buku agenda, b). Buku ekspedisi, c). Buku catatan rapat sekolah, d).
Buku pengumuman, dan e). Pemeliharaan gedung (bagunan sekolah).7
Kegiatan dari ketatausahaan sekolah tersebut akan diuraikan satu
persatu sebagai berikut:
a) Surat dinas sekolah dan buku agenda
Semua surat menyurat yang dilakukan dalam rangka kepentingan
kehidupan dan realisasi program sekolah dapat kita sebut surat
dinas. Baik surat masuk maupun surat keluar harus
diinventarisasikan dan didokumentasikan (dicatat) disertai
arsipnya.
b) Buku ekspedisi
Buku ekspedisi berguna untuk membuktikan bahwa suatu surat
yang dikirimkan sudah sampai kepada alamatnya atau orang yang
diserahi tanggung jawab.
c) Buku catatan rapat sekolah
Rapat sekolah yang biasa disebut sebagai rapat dewan guru atau
rapat guru perlu dicatat baik prosesnya maupun hasil atau
keputusan yang diambil. Pencatatnya disebut notulis adalah orang
yang ditunjuk oleh pemimpin rapat.
d) Buku pengumuman
Buku pengumuman dimaksudkan untuk media pengumpulan
informasi (pemberitahuan) yang terutama ditunjukkan kepada para
guru.
6 The Liang Gie, op, cit., h. 20
7 Sobry Sutiksono, Manajemen Pendidikan, (Lombok: Holistica, 2012), Cet I, h. 92-
93.
9
e) Pemeliharaan gedung (pembagunan sekolah)
Pada dasarnya tugas pemeliharaan gedung sekolah dan lain-lain
termasuk sarana prasarana pendidikan adalah menjadi tanggung
jawab kepala sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah dapat
mempercayakan kepada karyawan yang ditunjuk untuk
memelihara, dalam arti menjaga dan mengawasi agar bangunan
sekolah itu dapat terawat baik dan bersih, terhindar dari kerusakan-
kerusakan.
Ketatausahaan merupakan salah satu fungsi administrasi yang
sangat penting dalam melaksanakan setiap aktivitas ke arah tercapainya
tujuan secara efektif dan efesien. Syarat penunaian tugas, fungsi
kewajiban dan tanggung jawab seorang pegawai tata usaha ditentukan
dengan tingkat keterampilan. Bisa dikatakan tinggi apabila tingkat
inisiatif dan kreatif tinggi pula, dengan adanya pemikiran baru untuk
memberikan masukan-masukan baik untuk kemajuan organisasi,
maupun dalam masyarakat yang berkaitan dengan penyelanggaraan
ketatausahaan.
a. Peranan Pekerjaan Tata Usaha
Pekerjaan tata usaha selalu berhubungan dengan pekerjaan-
pekerjaan lainnya di dalam setiap satuan organisasi. Pekerjaan tata
usaha merupakan bagian dari sebagai penunjang di setiap satuan
organisasi. Fungsi pekerjaan tata usaha menyediakan informasi-
informasi dan catatan-catatan yang diperlukan dalam usaha
melaksanakan dan mencapai fungsi-fungsi pokok organisasi.
Dapat dikatakan bahwa pekerjaan tata usaha merupakan fungsi
pekerjaan pemberi bantuan (facilitating function). Selain itu pekerjaan
tata usaha merupakan alat bagi manajemen dalam melaksanakan
seluruh aktivitas manajerialnya yang meliputi:
a) Perencanaan (Planning)
Salah satu tugas pimpinan ialah membuat perencanaan tentang
kebijakan (policy) organisasi. Pimpinan yang menentukan tujuan
10
organisasi serta saluran-saluran manakah yang harus ditempuh
untuk mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian berarti suatu usaha mendayagunakan semua
fasilitas yang tersedia serta menghubung-hubungkan fasilitas yang
tersedia itu merupakan suatu kesatuan untuk mewujudkan tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
c) Penggerakkan (Actuiting)
Semua fasilitas yang tersedia (orang-orang, uang, material, mesin,
metode) harus digerakkan dan diarahkan kepada suatu tujuan yaitu
tujuan organisasi. Untuk memberikan pengarahan, diperlukan data-
data atau keterangan yang berhubungan dengan fasilitas tersebut.
d) Pengawasan (Controlling)
Pengawasan dilakukan terhadap semua fasilitas yang tersedia,
aktivitas, dan hasil aktivitas itu sendiri, apakah sesuai dengan
rencana yang ditentukan. Pengawasan berarti perbandingan antara
realisasi dengan standar atau rencana yang telah ditetapkan.
e) Pegambilan keputusan (Decision Making)
Pimpinan memerlukan data-data atau keterangan-keterangan yang
bersifat umum atau yang bersifat khusus untuk dapat mengetahui
secara keseluruhan tentang berbagai masalah yang berhubungan
dengan organisasi. Keterangan-keterangan tersebut sangat berguna
dalam rangka pengambilan keputusan sehubungan dengan
kebijaksanaan organisasi sehingga keputusan-keputusan itu
mempunyai nilai atau bobot dalam arti terjamin akan
kebenarannya. Semua keterangan tersebut disediakan, dihimpun
dan diolah dalam pekerjaan tata usaha.8
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa tata usaha
mempunyai peran sebagai memberikan pelayanan (service) dari
pelaksanaan pekerjaan organisasi dalam usaha mencapai tujuan yang
ditetapkan, memberikan informasi atau keterangan-keterangan baik
untuk keperluan pimpinan organisasi maupun untuk kepentingan setiap
organisasi, dan membantu kelancaran aktivitas manajemen.
b. Kedudukan Bagian Tata Usaha
Bagian khusus dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tata usaha
disebut Bagian Tata Usaha. Namun, tidak semua aktivitas tata usaha
8 Ig. Wursanto, Dasar-Dasar Ilmu Tata Usaha, (Jakarta: Pustaka Dian, 1985), Cet, II,
h. 59-60.
11
disentralkan pada bagian tata usaha. Untuk pekerjaan tata usaha yang
bersifat khusus tetap berada di setiap satuan organisasi.
Apabila dilaksanakan demikian, terjadilah apa yang dinamakan
dualisme pekerjaan tata usaha. Sebagai pekerjaan tata usaha berada di
bawah tanggung jawab Bagian Tata Usaha, sedangkan sebagian lagi
pekerjaan Bagian Tata Usaha berada di bawah tanggung jawab
pimpinan setiap satuan organisasi.9
2. Pengertian Pelayanan
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya manusia selalu
berusaha dan beraktifitas, manusia sebagai homosocious yang berarti
terdapat saling ketergantungan satu dengan yang lainnya dalam
upayanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya memerlukan orang lain.
Dalam rangka pemenuhan hidup manusia berusaha baik melalui aktifitas
sendiri maupun melalui aktifitas orang lain. Aktifitas adalah proses
penggunaan akal, pikiran, panca indra, dan anggota badan lainnya tanpa
alat bantu yang dilakukan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan
dalam bentuk barang dan jasa. Proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktifitas orang lain inilah yang dinamakan pelayanan.
Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui,
yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani adalah membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang”. Sedangkan
pengertian pelayanan adalah “usaha melayani kebutuhan orang lain”10
.
Pelayanan dapat didefinisikan juga sebagai aktivitas seseorang,
sekelompok, dan atau organisasi baik langsung maupun tidak langsung
untuk memenuhi kebutuhan.
Lukman berpendapat, pelayanan adalah “suatu kegiatan atau urutan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan
9 Ig. Wursanto, ibid., h. 61.
10 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), h. 646.
12
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan
pelanggan”11
. Berdasarkan pendapat tersebut, interaksi langsung antara
seseorang dengan orang lain merupakan suatu kegiatan yang
memungkinkan terjadinya proses pelayanan yang menyediakan kepuasan
pelanggan. Pelayanan berasal dari kata layanan yang artinya kegiatan
yang memberikan manfaat kepada orang lain, Gronross mendefiniskan
layanan sebagai berikut:
“layanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang
bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat
adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi layanan yang dimaksudkan untuk
memecahkan permasalahan konsumen/ pelanggan.”12
Berdasarkan dari definisi diatas dapat dikemukakan bahwa pada
dasarnya pelayanan adalah sesuatu yang tidak berwujud tetapi dapat
memenuhi kebutuhan pelanggan atau masyarakat. Pelayanan tidak dapat
mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan dan terdapat interaksi
antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
Pelayanan sangat dibutuhkan oleh setiap manusia, dapat juga
dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Pelayanan merupakan suatu pemecahan permasalahan antara
manusia sebagai konsumen dan perusahaan sebagai pemberi atau
penyelenggara pelayanan.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan
Definisi kualitas sangat beranekaragam dan mengandung
banyak makna. Kualitas adalah kata yang bagi penyedia jasa
merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Goetsch dan
11
Lukman, Manajemen Kualitas Pelayanan, (Jakarta: STIA-LAN Press, 1999), Cet
I, h. 26. 12
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Layanan: Pengembangan
Layanan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Character dan Standar Layanan Minimal,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006), Cet II, h. 2.
13
Davis (1994) dalam bukunya Fandy Tjiptono mendefinisikan “kualitas
merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi
harapan”13
.
Kualitas menurut Kotler adalah “seluruh ciri serta suatu produk
atau pelayanan yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan atau yang tersirat”14
Kualitas bisa diartikan sebagai produk yang bebas cacat,
dengan kata lain, produk sesuai dengan standar (target, sasaran atau
persyaratan yang bisa didefinisikan, diobservasi dan diukur).15
Persoalan kualitas dalam dunia bisnis merupakan masalah yang
sering dibicarakan. Perusahaan-perusahaan bersaing untuk selalu
menjadi yang terbaik agar menarik perahatian masyarakat luas sebagai
pengguna langsung. Namun dalam kenyataannya kualitas bukan hanya
masalah yang utama untuk menarik perhatian pelanggan, melainkan
pelayanan juga berpengaruh terhadap kepuasan yang akan diterima
oleh pelanggan.
Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang telah banyak
dijadikan sebagai bahan acuan dalam penelitian pemasaran adalah
“service quality” (SERVQUAL) yang dikembangkan oleh
Parasuraman, Zeithmal dan Berry. Penelitian ini dibangun atas adanya
perbandingan dua faktor utama, yaitu persepsi pelanggan atas
pelayanan yang nyata mereka terima (perceived service) dengan
pelayanan yang sesungguhnya diharapkan. Jika kenyataannya lebih
dari yang diharapkan maka pelayanan dapat dikatakan berkualitas, dan
sebaliknya. Singkat kata, kualitas jasa dapat didefinisikan sebagai
13
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, 1996), h.51. 14
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: PT Intan Sejati, 2003), Edisi XI,
h. 49.
15
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Pemasaran Strategik, (Yogyakarta:
ANDI, 2012), Edisi II, h. 74.
14
seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas
pelayanan yang mereka terima.
Dalam penelitian yang dilakukan Parasuraman dan kawan-
kawan, ada beberapa dimensi yang menentukan kualitas pelayanan,
diantaranya:
1) Berwujud (tangible), yaitu kemampuan suatu perusahaan
dalam menunjukan eksistensinya kepada pihak eksternal,
penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik
perusahaan yang dapat diandalkan kepada lingkungan
sekitarnya merupakan bukti nyata dari pelayanan yang
diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik
(contoh: gedung, gudang, dan lain-lain), perlengkapan dan
peralatan yang digunakan (teknologi), serta penampilan
pegawainya.
2) Keandalan (reliability), yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan secara
akurat dan terpercaya. Kinerja ini harus sesuai dengan harapan
pelanggan yang berarti ketepatan waktu, layanan yang sama
untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap yang simpatik,
dan dengan akurasi yang tinggi.
3) Ketanggapan (resonsiveness), yaitu suatu kebijakan untuk
membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif)
dan tepat kepada pelanggan, dengan menyampikan informasi
yang jelas. Memberikan konsumen menunggu persepsi negatif
dalam kualitas pelayanan.
4) Jaminan dan kepastian (assurance), yaitu pengetahuan,
kesopansantunan, dan kemampuan para pegawai perusahaan
untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada
perusahaan. Hal ini meliputi beberapa komponen antara lain
komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan
santun (courtesy).
5) Empati (empathy), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para
pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen.
Dimana suatu perusahaan diharapkan memiliki pengertian dan
pengetahuan tentang pelanggan, memenuhi kebutuhan
pelanggan secara spesifik serta memiliki waktu pengoperasiaan
yang nyaman bagi pelanggan. 16
16
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:
Salemba Empat, 2011), Edisi II, h. 182
15
Menurut Yazid terdapat 5 dimensi kualitas pelayanan dalam
mengembangkan posisi yang efektif, yaitu:
1) Kehandalan
Kemampuan yang dapat diandalkan, akurat dan konsisten
dalam mengerjakan jasa sesuai dengan yang diinginkan
konsumen. Riset dari Andrian Payne mengungkapkan bahwa
kehandalan merupakan dimensi yang paling penting untuk
kebanyakan jasa.
2) Tanggapan
Kemauan untuk membantu konsumen dan memberikan jasa
dengan segera. Sejumlah organisasi memilih untuk berfokus
kepada tanggapan (responsiveness) dalam posisinya. Mereka
memberi perhatian terhadap keinginan konsumen dengan
menunjukkan “kemauan untuk membantu” melayani keinginan
tersebut sesegera mungkin.
3) Assurance
Keandalan atau jaminan komptensi, dapat dipercaya, kejujuran
pemberi jasa, pemilikan kecakapan dan pengetahuan yang
diperlukan untuk mengerjakan jasa, dan kredibilitas. Dimensi
ini bisa digunakan untuk posisi oleh sejumlah industri secara
efektif, khususnya bila kehandalan dan keyakinan pemberi jasa
merupakan hal yang sangat penting.
4) Empati
Suatu bentuk imajinasi yang mencakup pengandaian.
Pengertian empati dapat mencakup kemudahan akses,
komunikasi yang baik, dan pemahaman terhadap konsumen.
5) Tangible
Penampilan fasilitas atau elemen-elemen fisikal, peralatan,
personel, dan material-material komunikasi. Tujuannya adalah
untuk memperkuat kesan tentang kualitas, kenyamanan, dan
keamanan dari jasa yang ditawarkan kepada konsumen.
Dimensi tangibilitas bisa juga menjadi fokus dari strategi
posisi. 17
Selain dimensi kualitas pelayanan di atas, ada beberapa ahli
yang mengemukakan dimensi-dimensi kualitas pelayanan seperti tabel
di bawah ini.
17
Yazid, Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003),
Cet II, h. 102-105.
16
Tabel 2.1
Dimensi-Dimensi Kualitas Pelayanan18
No Peneliti Dimensi Kualitas
1 Albrecht & Zemke (1985) Perhatian dan kepedulian, kapabilitas pemecahan
masalah, spontanitas dan fleksibilitas, recovery.
2 Brady & Cronin (2001) Kualitas interaksi, kualitas lingkungan fisik, kualitas hasil
3 Caruana & Pitt (1997) Reliabilitas jasa dan manajemen ekspektasi.
4 Dabholkar, et al. (1996) Aspek fisik, reliabilitas, interaksi personal, pemecahan
,masalah, kebijakan
5 Dabholkar, et al. (2000) Reliabilitas, perhatian pribadi, kenyaman, fitur
6 Edvardsson, Gustavsson &
Riddle (1989)
Kualitas teknis, kualitas integratif, kualitas fungsional,
kualitas hasil.
7 Garvin (1987) Reliabilitas, kinerja, fitur, konformasi, daya tahan,
serviceability, estetika, perceive quality
8 Gronross (1979, 1982) Kualitas teknis, kualitas fungsional, citra
9 Groroos (1990, 2000) Profesionalisme dan keterampilan, sikap dan perilaku,
aksesibilitas dan fleksibilitas, reliabilitas dan
trustworthiness, recovery, reputasi dan kredibilitas,
serviscape
10 Gummesson (1987b) Kualitas desain, kualitas produksi, kualitas penyampaian,
kualitas relasional
11 Gummesson (1991) Kualitas desain, kualitas produksi jasa, kualitas proses,
kualitas hasil
12 Gummesson (1993) Kualitas desain, kualitas produksi dan penyampaian,
kualitas relasional, kualitas hasil
13 Hedvall & Paltschik (1989) Kesediaan dan kemampuan untuk melayani, akses fisik
dan psikologis.
14 Johnson dan Silvestro (1990) Faktor higienis, faktor peningkatan kualitas, dan
threshold factors
15 Leblanc & Nguyen (1998) Citra korporat, organisasi internal, dukungan fisik
terhadap sistem penghasil jasa, interaksi antar staf dan
pelanggan, tingkat kepuasan pelanggan
16 Lehtinen & Lehtinen (1998) Kualitas fisik, kualitas interaktif, kualitas korporat.
17 Lehtinen & Lehtinen (1991) Kualitas proses, kualitas hasil
18 Ovretveit (1992) Kualitas pelanggan, kualitas profesional, kualitas
manajemen
19 Parasuraman, Zeithaml &
Berry (1985)
Bukti fisik, reliabilitas, daya tanggap, kompetensi,
kesopanan, kredibilitas, keamanan, akses, komunikasi,
kemampuan memahami pelanggan
20 Parasuraman, Zeithaml &
Berry (1988)
Reliabilitas, daya tanggap, empati, bukti fisik
21 Rust & Oliver (1994) Kualitas fungsional, kualitas teknis, kualitas lingkungan
18
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Service, Quality & Satisfaction,
(Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 131-132
17
Dimensi-dimensi kualitas pelayanan di atas merupakan pendapat
dari beberapa peneliti yang mirip satu sama lainnya, hanya berbeda
istilah. Penelitian yang paling banyak diacu dalam mengevaluasi kualitas
pelayanan adalah dimensi kualitas pelayanan versi Parasuraman,
Zeithaml & Berry (1988).
Dalam dunia pendidikan pelayanan merupakan hal penting dan
harus diberikan pihak sekolah kepada siswa dan juga stakeholder yang
ada di sekolah, karena mereka merupakan bagian yang terpenting bagi
sekolah sehingga perlu diberikan pelayanan yang baik.
Saat ini pelayanan sekolah merupakan hal yang sangat penting,
karena sejak ditetapkannya kebijakan mengenai pengelolaan pendidikan.
Seperti tertera dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab IX pasal 35 ayat (1):
“Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara
berencana dan berkala”.19
Salah satu tentang standar nasional pendidikan tersebut yang
menyangkut masalah pelayanan adalah standar pengelolaan. Pihak
sekolah diharapkan untuk benar-benar memperhatikan pengelolaan yang
dilakukan berupa kualitas pelayanan yang diberikan kepada pengguna
pendidikan. Terutama bagian tata usaha yang merupakan salah satu
bagian terpenting yang ada di sekolah yang mengatur kegiatan yang ada
di sekolah tanpa adanya yang mengatur pastinya kegiatan di sekolah tidak
akan berjalan dengan lancar.
b. Harapan Pelanggan Dalam Kualitas Pelayanan
Harapan pelanggan tentunya ingin mendapatkan kepuasan
sesuai dengan angan-angan pertama kali sebelum merasakan produk
19
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 1, h. 1.
18
jasa. Mereka menginginkan kepuasan sesuai dengan pengorbanan
yang sebanding. Bila jasa yang dirasakan lebih kecil dari apa yang
diharapkan maka konsumen akan menjadi tidak tertarik pada penyedia
pelayanan yang disediakan sedangkan bila terjadi sebaliknya (yang
dirasakan lebih tinggi dibandingkan dengan apa yang diharapkan) ada
kemungkinan pelnggan akan menggunakan jasa pelayanan kembali.
Oleh karena itu, untuk mewujudkan harapan pelanggan dapat
dikategorikan dalam tiga standar, yaitu:
1) Will expectation, yaitu tingkat kinerja yang diantisipasi atau
diperkirakan konsumen akan diterimanya, berdasarkan semua
informasi yang diketahuinya.
2) Should expectation, yaitu tingkat kinerja yang dianggap sudah
sepantasnya diterima konsumen. Biasanya tuntutan dari apa yang
diterima jauh lebih besar dari apa yang diperkirakan bakal diterima.
3) Ideal expectation, yaitu tingkat kinerja optimum atau terbaik yang
diharapkan dapat diterima konsumen.20
Dari ketiga standar diatas dapat dikatakan bahwa faktor utama yang
mempengaruhi kualitas layanan adalah expected perceived dan
perceived service.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam konteks perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pendidikan dapat diartikan bahwa sebenarnya
profitabilitas perusahaan tergantung pada sejauh mana perusahaan
dapat mengasilkan pelayanan yang berkualitas pada siswa sehingga
dapat memberikan kepuasan kepada siswa terhadap pelayanan yang
dirasakannya. Oleh karena itu telah dikembangkannya pelayanan yang
terbaik yang disebut sebagai pelayanan prima.
Pelayanan prima dalam arti singkatan adalah: Pantas (tepat janji
dalam mutu, biaya, dan waktunya = BMW), Empati (memahami
kebutuhan konsumen; Langsung (responsive, segera dikerjakan dan
tidak berbelit-belit), Akurat (tepat atau teliti, reliable); Yakin
(kredibilitas, dapat dipercaya), Aman (resiko kecil, keraguan kecil),
20
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, op, cit., h. 77.
19
Nyaman (menyenangkan dan memuaskan), Alat (lengkap dan
modern), Nyata (penampilan sarana dan prasrana, personil),
Perkataan (sopan santun, bersahabat, mudah berkomunikasi, mudah
dipahami, konsisten dengan tindakan), Rahasia (kerahasiaan layanan
terjamin), Informasi (penyuluhan jelas mudah didengar dipahami,
objektif, valid, reliable, komprehensif, lengkap, dan mutakhir); Mudah
(kesediaan melayani, mudah dihubungi, mudah ditemui, mudah
disuruh), dan Ahli (dikerjakan oleh orang yang benar-benar
kompeten).21
Melayani pelanggan jasa pendidikan secara prima berarti
membantu pelanggan jasa pendidikan dalam memenuhi kebutuhannya
serta dilakukan dengan cara terbaik sehingga pelanggan jasa
pendidikan merasa sangat puas. Hal ini juga dapat disebut sebagai jasa
pendidikan yang berkualitas, yaitu seluruh aktivitas sekolah yang
dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan jasa pendidikan.
Brata (2003) mengembangkan pola pelayanan prima berdasarkan
konsep 3A, yaitu attitude (sikap), attention (perhatian), dan action
(tindakan).
a) Sikap. Pelayanan prima jasa pendidikan berdasarkan konsep
sikap meliputi tiga prinsip, yaitu:
1. Melayani pelanggan jasa pendidikan berdasarkan
penampilan yang sopan dan serasi;
2. Melayani pelanggan jasa pendidikan dengan berpikiran
positif, sehat dan logis;
3. Melayani pelanggan jasa pendidikan dengan sikap
menghargai.
b) Perhatian. Pelayanan prima jasa pendidikan berdasarkan konsep
perhatian meliputi tiga prinsip, yaitu:
1. Mendengarkan dan memahami kebutuhan pelanggan jasa
pendidikan secara sungguh-sungguh;
2. Mengamati dan menghargai perilaku pelanggan jasa
pendidikan;
3. Mencurahkan perhatian sepenuhnya kepada pelanggan jasa
pendidikan.
c) Tindakan. Pelayanan prima jasa pendidikan berdasarkan konsep
tindakan meliputi lima prinsip, yaitu:
1. Mencatat setiap pesanan dari pelanggan jasa pendidikan;
2. Mencatat kebutuhan pelanggan jasa pendidikan;
21
Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008), Cet I, h. 1.
20
3. Menegaskan kembali kebutuhan pelanggan jasa pendidikan;
4. Mewujudkan kebutuhan pelanggan jasa pendidikan;
5. Menyatakan terima kasih dengan harapan pelanggan jasa
pendidikan mau kembali membeli produk jasa pendidikan.22
Berdasarkan pengertian di atas, maka pelayanan prima adalah
memberikan layanan terbaik yang berorientasi pada pelanggan untuk
memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan
kepuasannya.
3. Kepuasan Pelanggan
Konsep kepuasan pelanggan dimulai sejak pertengahan 1970-an,
tepatnya tahun 1977 ketika laporan konferensi tentang konseptualisasi
dan pengukuran kepuasan/ ketidak puasan pelanggan dipublikasikan
pertama kali (Hunt,1997) dalam buku Tjiptono dkk23
.
Kepuasan dapat diartikan sebagai “upaya pemenuhan sesuatu” atau
“membuat sesuatu memadai”. Kepuasan (satisfaction) adalah perasaan
senang atau kecewa seorang yang muncul setelah membandingkan
kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang
diharapkan 24
. Jika kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak
puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja
melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang.
Pada dasarnya kepuasan merupakan tingkat perasaan pelanggan
setelah membandingkan antara kinerja pelayanan yang diterima dengan
kinerja pelayanan yang diharapkannya. Ini berarti bahwa tingkat
kepuasaan merupakan fungsi dari perbedaan antara harapan dengan
kinerja pelayanan. Apabila kinerja pelayanan di bawah harapan
pelanggan, maka pelanggan akan kecewa dan sebaliknya apabila kinerja
22
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), h. 257-
258. 23
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dedi Adriana, Pemasaran Strategik,
(Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 43. 24
Philip Kotler dan KL Keller, Manajemen Pemasaran: Edisi Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT. Indeks, 2007), Edisi 12, Jilid 1, h. 220.
21
pelayanan melebihi harapan maka pelanggan akan puas terhadap
pelayanan yang diterimanya.
Sementara itu Zeithaml, et al. (1993) dalam bukunya Tjiptono
mengemukakan bahwa harapan pelanggan terhadap kualitas jasa
dibentuk oleh beberapa faktor sebagai berikut:
a. Enduring Service Intensifiers
Faktor ini merupakan faktor yang stabil dan mendorong pelanggan
untuk meningkatkan sensivitas terhadap jasa. Faktor ini meliputi
harapan yang disebabkan oleh orang lain dan filosofi pribadi
seseorang tentang jasa. Seorang siswa barharap patut mendapatkan
pelayanan pendidikan yang baik apabila siswa lainnya dilayani
dengan baik oleh pihak sekolah. Selain itu, filosofi individu
(misalnya seorang siswa sekolah) tentang bagaimana memberikan
pelayanan yang benar akan menentukan harapannya pada sekolah
tempat ia bersekolah.
b. Personal Needs
Kebutuhan yang dirasakan seseorang mendasar bagi
kesejahteraannya juga sangat menentukan harapannya. Kebutuhan
tersebut meliputi kebutuhan fisik, sosial dan psikologis.
c. Transitory Service Intensifiers
Faktor ini merupakan faktor individual yang bersifat sementara
(jangka pendek) yang meningkatkan sensivitas pelanggan terhadap
jasa. Faktor ini meliputi:
1) Situasi darurat pada saat pelanggan sangat membutuhkan jasa dan
ingin perusahaan membantunya (misalnya jasa pendidikan SMK
pada saat siswa belum mampu membayar SPP).
2) Jasa terakhir yang dikonsumsi pelanggan dapat pula menjadi
acuannya untuk menentukan baik-buruknya jasa berikutnya.
d. Perceived Service Alternative
Perceived service alternative merupakan persepsi pelanggan terhadap
tingkat atau derajat pelayanan perusahaan lain yang sejenis. Jika
22
konsumen memiliki beberapa alternatif, maka harapannya terhadap
suatu jasa cenderung semakin besar.
e. Self-Perceived Service Roles
Faktor ini adalah persepsi pelanggan tentang tingkat atau derajat
keterlibatannya dalam mempengaruhi jasa yang diterimanya. Jika
konsumen terlibat dalam proses pemberian jasa dan jasa yang terjadi
ternyata tidak begitu baik, maka pelanggan tidak menimpakan
kesalahan sepenuhnya pada si pemberi jasa. Oleh karena itu, persepsi
tentang derajat keterlibatannya ini akan mempengaruhi tingkat jasa/
pelayanan yang bersedia diterimanya.
f. Situasional Factors
Faktor situasional terdiri atas segala kemungkinan yang bisa
mempengaruhi kinerja jasa, yang berada diluar kendali penyedia jasa.
Misalnya pada waktu batas akhir pembayaran SPP, siswa harus
mengantri untuk membayar SPP dikarenakan keterlambatan siswa
membayar SPP dan ini akan menyebabkan seorang siswa akan relatif
lama menunggu. Untuk sementara waktu, siswa tersebut akan
menurunkan tingkat pelayanan minimal yang bersedia diterimanya
karena adanya kejadian tersebut, bukanlah kesalahan dari pihak
sekolah.
g. Explicit Service Promises
Faktor ini merupakan pernyataan (secara personal maupun non
personal) oleh organisasi tentang jasanya kepada pelanggan. Janji ini
bisa berupa iklan, personal selling atau komunikasi dengan karyawan
organisasi tersebut.
h. Implicit Service Promises
Faktor ini menyangkut petunjuk yang berkaitan dengan jasa, yang
memberikan kesimpulan bagi pelanggan tentang jasa yang bagaimana
yang seeharusnya dan yang akan diberikan. Petunjuk yang
memberikan gambaran jasa ini meliputi biaya memperolehnya
(harga) dan alat-alat pendukung jasanya. Pelanggan biasanya
23
menghubungkan harga dan peralatan (tangibel aset) pendukung jasa
dengan kualitas jasa. Harga yang mahal dihubungkan secara positif
dengan kualitas yang tinggi. Misalnya, setiap ruang kelas diberi
pendingin ruangan dan dilengkapi dengan peralatan yang memadai
(seperti komputer).
i. World of Mouth (Komunikasi Getok Tular)
World of Mouth merupakan pernyataan (secara personal atau non
personal) yang disampaikan oleh orang lain secara organisasi (service
provider) kepada pelanggan. World of Mouth ini biasanya cepat
diterima oleh pelanggan karena yang disampaikannya adalah mereka
yang dapat dipercayainya, seperti para ahli, teman, keluarga dan
publikasi media massa. Disamping itu World of Mouth juga cepat
diterima sebagai referensi karena pelanggan jasa bisanya sulit
mengevaluasi jasa yang belum dibelinya atau belum dirasakan
sendiri.
j. Past Experience
Pangalaman masa lampau meliputi hal-hal yang telah dpelajari atau
diketahui pelanggan dari yang pernah diterimanya di masa lalu.
Apabila harapan pelanggan lebih besar dari pada mereka dapatkan,
maka akan timbul rasa tidak puas terhadap perusahaan tersebut.
Sebaliknya, jika perusahaan menetapkan harapan pelanggan yang
terlalu rendah, akan banyak orang yang tidak membeli produknya,
meskipun semua pelanggannya puas. Oleh karena itu, sangat penting
bagi perusahaan untuk membentuk harapan pelanggan yang
diselaraskan dengan kinerja perusahaan.25
Kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk dan kualitas
pelayanan akan berpengaruh pada pola prilaku selanjutnya. Hal ini dapat
ditunjukkan pelanggan sebelumnya, saat mengkonsumsi/ membeli atau
setelah terjadi proses pembelian/ mengkonsumsi produk. Apabila
pelanggan puas, maka ia akan menunjukkan besar kemungkinan untuk
25
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, op, cit., h. 126-128.
24
kembali membeli produk yang sama, dan cenderung akan memberikan
referensinya terhadap produk kepada orang lain.
Pelanggan yang tidak puas dapat melakukan tindakan pengembalian
produk, bahkan dapat mengajukan complain kepada perusahaan.
Tjiptono, dkk menyatakan bahwa konsekuensi kepuasan atau
ketidakpuasan pelanggan sangat krusial bagi kalangan bisnis, pemerintah
dan jasa pelanggan. Bagi bisnis, kepuasan dipandang sebagai salah satu
dimensi kinerja pasar. Peningkatan kepuasan pelanggan berpotensi
pengarah pada pertumbuhan penjualan jangka panjang dan jangka
pendek, serta pangsa pasar sebagai hasil pembelian ulang.26
Sementara itu ketidakpuasan pelanggan memunculkan sejumlah
risiko, seperti boikot atau protes dari lembaga pelanggan, intervensi
pemerintah, reaksi pesaing dan masuknya produk subsitusi baru ke pasar.
Ketidakpuasan pelanggan sesungguhnya dapat membantu perusahaan
mengidentifikasi aspek-aspek yang menjadi kelemahan produk atau
jasanya yang tidak mampu memenuhi standar pelanggan dan pemerintah.
Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus
menciptakan dan mengelola suatu produk yang bermutu. Suatu produk
yang bermutu bagi seseorang jika produk tersebut dapat memenuhi
kebutuhannya. Pada dasarnya tujuan dari suatu bisnis adalah untuk
menciptakan rasa puas dari pelanggan. Terciptanya kepuasan pelanggan
dapat memberikan beberapa manfaat, diantaranya adalah hubungan
dengan siswa dengan pengelola sekolah menjadi harmonis, tujuan
perusahaan produk memberikan dasar yang baik bagi pembeli ulang dari
orang tua siswa dan terciptanya loyalitas, dan membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut (Word of Mouth) yang menguntungkan
bagi sekolah.
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kepuasan pelanggan diatas
maka ditarik kesimpulan bahwa kepuasan pelanggan adalah sebagai
26
Fandy Tjiptono, Gregorius Chandara, dan Dedi Andriana, op, cit., h. 37.
25
perasaan pelanggan di mana apa yang telah diperoleh dari pemberi jasa
sesuai dengan apa yang telah dirasakan dan diharapkan pelanggan.
a. Mengukur Tingkat Kepuasan Pelanggan
Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan telah
menjadi hal yang sangat esensial bagi setiap perusahaan yang
bergerak dibidang jasa. Langkah tersebut diharapkan dapat
memberikan umpan balik dan masukan untuk keperluan
pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan
pelanggan. Pada prinsipnya kepuasan pelanggan dapat diukur
dengan berbagai metode.
Kotler (2000) mengidentifikasi empat metode pengukuran tingkat
kepuasan pelanggan, yaitu:
1) Sistem Keluhan dan Saran
Perusahaan dapat menyediakan formulir berisis keluhan dan
saran yang dapat diisi setiap konsumen. Formulir tersebut dapat
diletakkan pada setiap pintu masuk dan meja penerimaan tamu.
Di dalam formulir tersebut konsumen dapat menyampaikan
keluhan-keluhan mereka secara tertulis, sehingga perusahaan
dapat mengetahui kesulitan yang dihadapi oleh konsumen serta
perusahaan dapat mengambil langkah untuk mengatasi masalah
tersebut. Selain itu konsumen juga diminta untuk memberikan
saran-saran peningkatan pelayanan.
2) Survei Kepuasan Konsumen
Bila perusahaan menganggap bahwa sistem keluhan dan saran
tersebut kurang berhasil, disebabkan masih ada konsumen yang
beranggapan walaupun mereka menuliskan keluhan dan saran,
perusahaan tidak menanggapi sehingga akan membuang waktu.
Karena adanya anggapan demikian maka perusahaan yang
inovatif akan mengadakan survey untuk mengetahui sejauh
mana kepuasan konsumen terhadap produk mereka.
26
Pengukuran kepuasan konsumen melalui metode ini dapat
dilakukan dengan cara:
a) Directly Reported Stisfaction
Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan-
pertanyaan kepada responden untuk mengetahui apakah
mereka sangat puas, puas, cukup puas atau sangat tidak puas
terhadap berbagai aspek kinerja perusahaan. Servei ini
dimaksud untuk mengumpulkan pendapat dan kebutuhan
konsumen, yang akan memberikan suatu hasil yang disebut
Indeks Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction Index)
yang menjadi standar kinerja perusahaan dan satandar nilai
yang tetap dijaga dan ditingkatkan oleh perusahaan.
b) Derived Dissatisfaction
Pertanyaan yang diajukan menyangkut dua hal, yaitu
besarnya harapan konsumen terhadap atribut tertentu dan
besarnya kinerja yang mereka rasakan.
c) Problem Analysis
Responden diminta untuk mengungkapkan dua hal pokok,
yaitu masalah yang dihadapi berkaitan dengan penawaran
perusahaan, dan saran-saran untuk perbaikan.
d) Impertance-Performance Analysis
Responden diminta untuk merangking berbagai atribut dari
penawaran berdasarkan tingkat kepentngan/ harapan mereka
terhadap setiap atribut tersebut. Selain itu responden juga
diminta untuk merangking seberapa baik kinerja perusahaan
dalam nasing-masing atribut tersebut.
3) Ghost Shopping
Perusahaan dapat mengirimkan orang untuk berpura-pura untuk
menjadi pembeli produk mereka maupun produk dari
pesaingnya. Pembeli pura-pura ini dapat mengajukan suatu
27
masalah pada wiraniaga yang bertugas dan melihat bagaimana
cara mereka menyelesaikan masalah tersebut.
4) Metode Pelaporan Keluhan
Untuk mengukur kepuasan konsumen dapat digunakan metode
pelaporan keluhan langsung, yaitu para konsumen ditanyai
secara langsung mengenai keluhan mereka dan penilaian mereka
terhadap produk perusahaan.27
Tingkat kepuasan pelanggan sangat tergantung pada mutu
suatu produk. Suatu produk dikatakan bermutu bagi seseorang
jika produk tersebut dapat memenuhi kebutuhan orang tersebut.
Aspek mutu suatu produk dapat diukur, pengukuran tingkat
kepuasan erat hubungannya dengan mutu produk (barang atau
jasa). Salah satu cara mengukur sikap pelanggan adalah dengan
menggunakan koesioner. Sebuah perusahaan harus mendesain
kepuasan pelanggan secara akurat dapat memperkirakan
persepsi tentang mutu barang atau jasa.
b. Membangun Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dapat diukur dari kesenjangan antara
harapan dan persepsi pelanggan atau layanan nyata mereka terima
dengan layanan sesungguhnya diharapkan atau diinginkan. Jika
kenyataan yang diinginkan lebih dari yang diharapkan, maka layanan
dikatakan bermutu sedangkan jika kenyataan kurang dari yang
diharapkan, maka dikatakan tidak bermutu. Dari pelayanan yang
sesuai dengan harapan akan menimbulkan kepuasan bagi
penggunanya.
Pendapat Kotler (1997) kepuasan pelanggan dapat dibangun
melalui kualitas pelayanan dan dapat ditingkatkan melalui beberapa
pendekatan sebagai berikut:
1) Memperkecil kesenjangan yang terjadi antara pihak
manajemen dan pelanggan.
27
Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, op, cit., h. 148-150.
28
2) Sekolah/ organisasi harus mampu membangun komitmen
bersama untuk menciptakan visi dan misi dalam perbaikan
proses pelayanan. Yang termasuk di dalamnya adalah
memperbaiki cara berfikir, perilaku, kemampuan dan
pengetahuan sumber daya manusia yang ada.
3) Memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk
menyampaikan keluhan. Dengan menyediakan kotak saran
dan bisa menggunakan cara lain agar keluhan yang dirasakan
pelanggan bisa sampai pada penyedia jasa.
4) Mengembangkan penerapan prinsip-prinsip accountable,
proactive, dan partnership marketing sesuai dengan situasi
pemasaran. 28
Bagi lembaga pendidikan yang produknya berupa jasa, kepuasan
pelanggan merupakan hal yang sangat penting dikarenakan kegiatan
yang berlangsung dalam kegiatan pelayanan pada akhirnya akan
bermuara pada penilaian seseorang pelanggan mengenai kepuasan
yang dirasakan. Oleh karenanya dalam membangun kepuasan
pelanggan perlunya memperhatikan dimensi-dimensi kualitas
pelayanan yang meliputi reliability (kehandalan), assurance
(jaminan), tangible (berwujud), empathy (perhatian), dan
responsiveness (daya tanggap). Jika dimensi kualitas pelayanan
tersebut dapat terpenuhi dengan baik pastinya membangun kepuasan
pelanggan akan lebih mudah, dan peserta didik maupun stakeholder
lainnya yang terlibat di dalam lembaga pendidikan tersebut akan
merasakan kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak
sekolah.
28
David Wijaya, op, cit., h. 74-75.
29
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan yang memiliki kesamaan subjek
penelitian yaitu bagian tata usaha yang diteliti oleh penulis, diantaranya:
1. Rita Syeptia Dewi Lingga, skripsi yang berjudul “Pelaksanaan
Pelayanan Prima Pegawai Tata Usaha di SMAN 3 Tanjung
Pinang”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
pelayanan prima pegawai tata usaha (studi kasus di SMAN 3
Tanjung pinang). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi dan
sampel adalah semua kalangan yang terlibat dalam proses
pelayanan teknis kependidikan. Yaitu mulai dari siswa, guru,
orang tua/ wali, alumni serta dinas-dinas yang berkepentingan,
khususnya dinas kota maupun propinsi. Adapun analisas yang
digunakan adalah deskriptif kualitataif, yakni berupa mencari
faktor dan fakta yang menjadi masalah dalam pelaksanaan
pelayanan. Kemudian data yang diperoleh dianalisa berdasarkan
konsep ilmiah.
2. Siti Musyarofah, skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Manajemen
Kearsipan dalam Ketatausahaan di SMP Dua Mei Ciputat.”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
manajemen kearsipan dalam ketatausahaan disekolah yang
dilaksanakan dalam fungsi perencanaan kearsipan, fungsi
pengorganisasian kearsipan, fungsi penyusunan staf kearsipan,
fungsi pengarahan kearsipan, dan fungsi pengawasan kearsipan.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang
menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang
telah terkumpul melalui wawancara dengan kepala sekolah dan
penyebaran angket kepada seluruh guru dan pegawai tata usaha di
SMP Dua Mei dengan menggunakan Skala Likert.
30
3. Sartini, jurnal yang berjudul “Pengaruh kepemimpinan Kepala
Sekolah, Budaya Organisasi, dan Kepuasan Kerja terhadap
Kinerja Tata Usaha Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Se
DKI Jakarta.”
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh
langsung dan tidak langsung dari kepemimpinan kepala sekolah,
budaya organisasi, dan kepuasan kerja terhadap kinerja Tata
Usaha Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI Se DKI
Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan metode survei. Sampel penelitian ini adalah 80 staf yang
dipilih secara acak. Data diperoleh dengan menyebarkan
kuesioner dan dianalisis dengan statistik deskriptif dan analisis
jalur.
C. Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini memiliki beberapa persamaan dan perbedaan pada
penelitian yang telah dijelaskan di atas. Persamaannya yang menjadi
subjek peneliti yaitu bagian tata usaha. Namun ada beberapa perbedaan
yaitu:
1. Peneliti terdahulu hanya meneliti pelaksanaan pelayananan prima
pegawai tata usaha dalam bentuk studi kasus dan juga meneliti
pelaksanaan manajemen kearsipan dalam ketatausahaan,
sedangkan penelitian ini meneliti tentang kepuasan guru dan
siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK
PUSTEK Serpong.
2. Penelitian terdahulu menggunakan metode penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif adapun penggunaan
pendekatan kuantitatif dengan metode survei, sedangkan
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan presentasi dalam bentuk diagram pie.
31
GAMBAR 2.1
D. KERANGKA BERPIKIR
INPUT PROSES OUT PUT
MASALAH
Belum maksimalnya
kepuasan guru dan
siswa terhadap
kualitas pelayanan
ketatausahaan di
SMK PUSTEK
Serpong.
SOLUSI
1. Hendaknya waktu penyampaian
informasi harus dilakukan tepat
pada waktunya.
2. Hendaknya tata usaha urusan
absen dan piket siswa
memberikan rekap absen harus
segera diberikan kepada guru
tepat pada waktu yang telah
dijadwalkan.
3. Perlunya pengawasan dari
seorang pimpinan untuk
meningkatkan kedisiplinan
pegawai.
4. Jumlah pegawai tata usaha
hendaknya disesuaikan dengan
jumlah yang dilayani.
5. Perekrutan pegawai disesuaikan
dengan latar belakang
pendidikan.
HASIL/ HARAPAN
Tercapainya kepuasan
guru dan siswa
terhadap kualitas
pelayanan
ketatausahaan yang
meliputi responsiveness
(daya tanggap),
reliability
(kehandalan),
assurance (jaminan),
emphaty (perhatian),
dan tangibles (bukti
fisik).
IDENTIFIKASI
MASALAH
1. Masih terjadinya
keterlambatan dalam
memberikan rekap
absensi siswa.
2. Terjadinya missed
commnication dalam
penyampaian informasi
kepada guru.
3. Kurangnya kedisiplinan
pegawai tata usaha pada
jam masuk kerja.
4. Rasio jumlah tenaga
administrasi tata usaha
belum sebanding dengan
jumlah peserta didik dan
tenaga pendidik yang
dilayani.
32
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini di lakukan pada Sekolah Menengah Kejuruan
Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong yang berlokasi
di Jalan Raya Serpong No. 17 Priyang Kelurahan Pondok Jagung (Samping
WTC Matahari) Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten.
Waktu Pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Oktober sampai dengan
November 2014.
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Penelitian Waktu Penelitian
agust Sept Okt Nov Des
1 Perizinan Studi
Pendahuluan
2 Pelaksanaan Studi
Pendahuluan
3 Perizinan Penelitian
4 Pelaksanaan Penelitian
5 Pengolahan Data
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang
menggambarkan objek penelitian secara verbal melalui data yang telah
terkumpul dan juga penyebaran angket kepada responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara penelitian lapangan, yaitu peneliti terjun langsung ke
lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan.
33
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah:
1. Teknik wawancara
Teknik ini digunakan untuk mewawancarai kepala sekolah, kepala
tata usaha dan 5 (lima) orang guru untuk menanyakan perihal
kualitas pelayanan dan kinerja pegawai tata usaha di SMK PUSTEK
Serpong.
2. Teknik angket
Teknik ini diberlakukan dengan tujuan untuk memperoleh data
perwakilan dari seluruh jumlah murid di SMK PUSTEK yang
diambil sebagai sample yaitu 30 orang siswa jurusan akuntansi
tentang penilaian siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan
di SMK PUSTEK Serpong.
C. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah seluruh personel sekolah, terdiri dari
30 siswa jurusan akuntansi, 5 (lima) orang guru mata pelajaran, kepala
sekolah dan kepala tata usaha.
D. Intrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data bermacam-macam jenisnya, sesuai
dengan teknik penelitian yang penulis gunakan maka instrumen pengumpulan
data yang digunakan yaitu, pedoman wawancara dan angket. Dalam
pengumpulan data ini, variabel yang akan dipakai terdiri dari variabel tunggal
yaitu kualitas pelayanan ketatausahaan sebagai variabel X. Bertujuan untuk
memperoleh data yang sesungguhnya dan dapat ditarik kesimpulan tentang
kepuasan siswa dan guru terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK
PUSTEK Serpong.
1. Definisi Konseptual
Secara konsptual tingkat kepuasan guru dan siswa adalah keadaan
dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggan dapat
34
terpenuhinya melalui pelayanan yang dirasakan oleh guru dan siswa
di SMK PUSTEK Serpong. Guru dan siswa akan merasa puas
apabila pihak sekolah memberikan pelayanan sesuai yang
diharapkan.
2. Definisi Operasional Variabel
Sedangkan secara operasional kepuasan guru dan siswa terhadap
pelayanan ketatausahaan memberikan skor kriteria kualitas
pelayanan yang termuat ke dalam 5 (lima) dimensi, yaitu:
a) Responsiveness (daya tanggap)
yaitu cepat tanggap dalam memberikan pelayanan bantuan
terhadap guru dan siswa.
b) Reliability (kehandalan)
yaitu keandalan sistem pelayanan yang diberikan pihak sekolah
sesuai dengan harapan pelanggan, pelanggan yang dimaksud di
sini yaitu guru dan siswa.
c) Assurance (jaminan)
yaitu jaminan bahwa kemampuan sumber daya dalam
memberikan pelayanan sesuai dengan standar dan hal-hal yang
sifatnya memberikan jaminan bahwa seluruh unsur pemberi jasa
sesuai dengan apa yang diharapkan.
d) Emphaty (perhatian)
yaitu berkaitan dengan kemudahan mendapatkan pelayanan,
keramahan, komunikasi dan kemampuan memahami kebutuhan
pelanggan.
e) Tangibles (bukti fisik)
yaitu aspek-aspek yang bisa dilihat dan diraba. Dimensi bukti
fisik ini mencakup sarana dan prasarana sekolah yang tersedia,
kesesuaian antara pelayanan dengan sarana yang tersedia.
35
E. Instrumen Penelitian
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara
Guru SMK PUSTEK
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Pelayanan
Ketatausahaan
a. Responsiveness
(daya tanggap)
a. Memberikan informasi
terkait dengan kegiatan
sekolah.
1
b. Reliability
(kehandalan)
a. Pelayanan yang mudah
terkait dengan absen siswa.
b. Tata usaha membantu dalam
pembuatan surat menyurat.
c. Tata usaha membantu dalam
penerimaan rapor.
d. Pelayanan pemberian
kompensasi.
e. Kedisiplinan pegawai tata
usaha.
2
3
4
5
7
c. Assurance
(jaminan)
a. Perbaikan kualitas pelayanan
tata usaha.
8
d. Emphaty
(perhatian)
a. Komunikasi antara guru
dengan pegawai tata usaha.
b. Sikap petugas dalam
memberikan pelayanan.
6
10
e. Tangibles
(kemampuan
fisik)
a. Fasilitas untuk pelayanan
yang ada di tata usaha.
9
36
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara
Kepala SMK PUSTEK
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Pelayanan
Ketatausahaan
a. Responsiveness
(daya tanggap)
b. Memberikan informasi
terkait dengan kegiatan
sekolah.
1
b. Reliability
(kehandalan)
a. Pelayanan yang mudah
terkait dengan absen siswa.
b. Tata usaha membantu dalam
pembuatan surat menyurat.
c. Kedisiplinan pegawai tata
usaha.
4
5
7
c. Assurance
(jaminan)
a. Memberikan pelatihan.
b. Memberikan motivasi.
c. Upaya kepala sekolah
memperbaiki kualitas
pelayanan tata usaha.
3
11
12
d. Emphaty
(perhatian)
a. Tata usaha melakukan
komunikasi dengan baik.
b. Pengawasan terhadap kinerja
pegawai tata usaha.
6
9, 10
e. Tangibles
(kemampuan
fisik)
a. Jumlah pegawai tata usaha.
b. Fasilitas untuk pelayanan di
tata usaha.
2
8
37
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Pedoman Wawancara
Kepala Tata Usaha SMK PUSTEK
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Pelayanan
Ketatausahaan
a. Responsiveness
(daya tanggap)
a. Komplain terhadap
pelayanan yang diberikan
tata usaha.
11
b. Reliability
(kehandalan)
a. Kedisiplinan pegawai tata
usaha.
8
c. Assurance
(jaminan)
a. Latar belakang pendidikan
pegawai tata usaha.
b. Memberikan pelatihan.
c. Perbaikan kualitas
pelayanan.
d. Kerja sama tim membangun
reputasi positif dalam
pelayanan.
2
3
9
10
d. Emphaty
(perhatian)
a. Memberikan penghargaan/
reward.
4
e. Tangibles
(kemampuan
fisik)
a. Jumlah pegawai tata usaha.
b. Fasilitas untuk manajemen
sekolah di tata usaha.
1
5, 6, 7
38
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Angket Siswa
Variabel Dimensi Indikator No. Item
Pelayanan
Ketatausahaan
a. Responsiveness
(daya tanggap)
a. Kesediaan pegawai tata
usaha dalam memberikan
pelayanan dengan cepat.
b. Tanggung jawab terhadap
tugas.
1, 2,
3
b. Reliability
(kehandalan)
a. Ketepatan waktu pelayanan
sesuai dengan jadwal yang
ditentukan.
b. Kemampuan pelayanan tata
usaha memberikan bantuan
kepada siswa yang
membutuhkan.
4
5, 6, 7, 8
c. Assurance
(jaminan)
a. Keterampilan pegawai
dalam memberikan
pelayanan kepada siswa.
9, 10, 11
d. Emphaty
(perhatian)
a. Kesabaran pegawai tata
usaha dalam memberikan
pelayanan kepada siswa.
b. Sikap petugas dalam
memberikan pelayanan
kepada siswa.
12
13, 14,
15, 16,
17
e. Tangibles
(kemampuan
fisik)
a. Kondisi fasilitas yang
tersedia di ruang tata usaha.
b. Kerapihan dalam
berpenampilan.
c. Terpenuhinya sarana dan
prasarana.
18, 19,
20
21, 22
23, 24,
25
39
F. Teknik Pengolahan Data
Dalam pengolahan data penulis menempuh cara sebagai berikut:
1. Editing, setelah angket diisi oleh responden dan dikembalikan oleh
penulis, penulis segera meneliti kelengkapan data pengisian angket. Bila
ada jawaban yang tidak dijawab, penulis menghubungi yang bersangkutan
untuk disempurnakan jawabannya agar angket tersebut sah.
2. Koding, setelah langkah selanjutnya adalah koding, koding yaitu usaha
mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden menurut macam-
macamnya. Di dalam penelitian ini ada 4 macam alternative jawaban,
yaitu a. Selalu, b. Sering, c. Kadang-kadang, dan d. Tidak Pernah.
3. Skoring, skala yang digunakan dalam variabel kepuasan guru dan siswa
terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan yaitu dengan skala likert.
Penskoran atau kuesioner skala model likert yang digunakan dalam
penelitian ini menunjukkan pada alternative jawaban, yakni:
a. Jawaban Selalu skornya 4
b. Jawaban Sering skornya 3
c. Jawaban Kadang-kadang skornya 2
d. Jawaban Tidak Pernah skornya 1
G. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah menunjukkan suatu pada pengertian instrumen
cukup dapat dipercaya dan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik.1
Reliabilitas yaitu alat untuk mengukur suatu gejala pada waktu yang
berlainan dan senantiasa menunjukkan hasil yang sama. Karena itu reliabilitas
syarat mutlah untuk menentukan pengaruh variabel yang satu. Selain itu juga
reliabilitas ini merupakan syarat validitas suatu tes. Sebelum melakukan uji
reliabilitas, pertama harus mencari nilai korelasi (r). (Lihat lampiran 1)
1 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2002), Cet- 2, h. 144-145.
40
Diperoleh hasil korelasi (r) yaitu 0,742. Kemudian melakukan
pengujian reliabilitas dengan memasukkan nilai korelasi ke dalam rumus
Speraman Brown:2
R = 2r
1 + r
= 2 x 0,742
1 + 0, 742
= 0,852.
Dengan demikian instrumen ini memiliki reliabilitas yang kuat atau tinggi.
H. Teknik Analisa Data
Analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menguraikan
keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami oleh
penulis dan juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian tersebut.
Untuk itu pengolahan data dilakukan analisa frekuensi dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan:
F : Frekuensi yang sedang dicari presentasenya.
N : Number of cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu)
P : Angka Presentase.3
2 Al Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS, (Semarang, Badan
Penerbit Universitas Diponegoro, 2002), h. 133. 3 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (PT Raja Grafindo, 2010), Cet.
XXII, h. 43.
P = F x 100%
N
41
I. Interprestasi Data
Setelah melakukan presentase, maka selanjutnya penelitian melakukan
interprestasi data. Dengan memberikan interprestasi atas nilai rata-rata yang
diperoleh tersebut, digunakan pedoman interprestasi menurut Suharsimi
Arikunto sebagimana dikutip oleh Umu Adhiyah sebagai berikut:
a. Efektif, jika nilai yang diperoleh berada pada interval 81-100%
b. Cukup efektif, jika nilai yang diperoleh pada interval 61-80%
c. Kurang efektif, jika nilai yang diperoleh pada interval 41-60%
d. Tidak efektif, jika nilai diperoleh pada interval <40% 4
Untuk menentukan presentase digunakan perhitungan sederhana dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan nilai harapan (NH). Nilai ini dapat diketahui dengan
mengalihkan jumlah item pertanyaan dengan skor tertinggi.
2. Menghitung nilai skor (NS). Nilai ini merupakan rata-rata sebenarnya
yang diperoleh dari hasil penelitian.
3. Menentukan kategori menggunakan rumus:
Keterangan:
P : Angka Prosentase
NS : Nilai Skor
NH : Nilai Harapan
4 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safiruddin Abdul Jabar, “Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan”, (Jakarta, PT
Bumi Aksara, 2009), Cet III, hal. 35
P = NS x 100%
NH
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat SMK PUSTEK Serpong
Sesuai dengan kebijakan otonomi daerah, peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM) mutlak diperlukan, dalam rangka peningkatan pemberdayaan
seluruh potensi wilayah yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan
ketenagakerjaan. Dengan demikian upaya penataan dan pengembangan program
pendidikan perlu diperhatikan dengan seksama agar tetap relevan dengan
kebutuhan pembangunan daerah dan pusat. Sekolah Menengah Kejuruan
Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK PUSTEK) Serpong Kota Tangerang
Selatan sebagai salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan untuk
mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah berpotensi untuk mencetak SDM
yang berkualitas dengan kompetensi yang di handal. Untuk itu penataan dan
pengembangan SMK PUSTEK diarahkan pada program-program yang dapat
meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah serta memacu pertumbuhan
ekonomi wilayah.
Sekolah Menengah Kejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK
PUSTEK) Serpong merupakan SMK Swasta yang berlokasi di Jalan Raya
Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Kecamatan
Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan luas tanah
4500M2. Didirikan pada tahun 1999 dan pendiri SMK tersebut didirikan oleh
banyak pihak diantaranya H. Totong, Drs. H. Mathodah S. M. Si, Ir. H. Harmen
Latief M. M. Pd, Drs. Ade Ma’mun R, M. M. Pd, Bambang Supiyanto, S. Sos,
Saiful Andhi, ST dkk.
Kepala Sekolah pertama kali dijabat oleh Drs. Sudirman yang bertugas dari
tahun 1999 sampai tahun 2002 kemudian digantikan jabatannya oleh Drs. H.
Mathoda S, M. Si dari tahun 2003 sampai saat ini. Awal jumlah siswa yang masuk
berjumlah 110 siswa yang terdiri dari 2 (dua) kelas bidang teknik permesinan dan
43
1 (satu) kelas bidang otomotif, dengan jumlah tenaga pendidik yang mengajar
kurang dari 20 guru. Pada tahun ke-4 karena banyaknya animo masyarakat yang
berminat untuk menyekolahkan anaknya ke SMK semakin bertambah maka
dibuka jurusan baru yaitu administrasi perkantoran dan administrasi. Seiring
dengan perkembangan dan dinamika sekolah, maka SMK PUSTEK saat ini terus
berkembang dengan bertambahnya program studi, jumlah siswa maupun tenaga
pendidik yang mengajar. Saat ini terdapat 7 (tujuh) program studi diantaranya
Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan/ Otomotif, Teknik Komputer
Jaringan, Akuntansi, Administrasi Perkantoran, Multimedia dan Tekik Sepeda
Motor. Dengan jumlah siswa berjumlah 1961 siswa dan 85 tenaga pendidik yang
mengajar.
2. Visi dan Misi SMK PUSTEK Serpong
a. Visi
“ Terwujudnya SMK PUSTEK Serpong sebagai lembaga diklat kejuruan
yang berorientasi pada dasar kerja, dengan Standar Nasional menuju
Standar Internasional.”
b. Misi
1) Mengembangkan sistem pendidikan yang fleksibel.
2) Mengembangkan sistem pada SMK PUSTEK Serpong berwawasan
mutu dan keunggulan sesuai dengan tuntutan pasar kerja.
3) Memberikan pelayanan prima dalam pemberdayaan sekolah dan
masyarakat.
4) Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global berakar pada
norma agama dan nilai budaya Bangsa Indonesia.
Misi merupakan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan bersama-sama. Oleh karena itu, pihak sekolah harus
mampu melaksanakan misi tersebut dalam bentuk kegiatan nyata sehingga
ada manfaat yang didapat dalam kegiatan tersebut.
44
c. Tujuan dan Sasaran
1) Tujuan
Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi untuk
mencetak SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas dengan
kompetensi yang handal.
2) Sasaran
Tujuan yang akan dicapai untuk mencapai SMK berstandar nasional
adalah sebagai berikut:
a) Pada tahun pertama jumlah siswa-siswi yang lulus terserap pada
DU/ DI yang telah relevan minimal 40%.
b) Pada tahun pertama jumlah peserta ujian yang memperoleh nilai
matematika 5.0 lebih dari 30%.
c) Pada tahun pertama jumlah peserta ujuan nasional memperoleh
skor TOEIC 405 atau 7.01 lebih dari 20%
d) Pada tahun pertma uji coba penyelenggaraan uji satu mata diklat
dengan pengantar bahasa inggris.
e) Pada tahun kedua menjadi minimal juara pada PKS tingkat
propinsi untuk program keahlian yang diunggulkan.
d. Motto
1) Kokoh dalam IMTAQ sinergi dengan IPTEK
2) 3S (Senyum, Salam dan Sapa)
3. Keadaan Guru dan Siswa SMK PUSTEK Serpong
a. Keadaan Guru
Guru-guru yang berada di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 85 orang
guru yang terdiri dari 9 guru PNS dan 76 guru honorer. Guru-guru di SMK
PUSTEK ini lulusan dari Perguruan Tinggi negeri maupun swasta yang
mengajar sesuai dengan keahlian yang dimilikinnya. (Lampiran 2)
45
b. Keadaan Siswa (Peserta didik)
Data terakhir jumlah siswa SMK PUSTEK Serpong tahun pelajaran
2014- 2015 seluruhnya berjumlah 1961 siswa. Peserta didik di kelas X ada
sebanyak 19 rombongan belajar. Peserta didik di kelas XI seluruhnya ada
sebanyak 18 rombongan belajar, peserta didik di kelas XII seluruhnya ada
sebanyak 16 rombongan belajar.
Tabel 4.1
Data Siswa SMK PUSTEK Serpong
Tahun Ajaran 2014/ 2015
Kls Jurusan Jumlah
rombel
Jumlah
siswa
Jumlah
keseluruhan Ket
X
Teknik Permesinan 3 121
746
Teknik Kendaraan
Ringan
2 84
Teknik Komputer
Jaringan
4 166
Administrasi
Perkantoran
3 99
Multimedia 4 159
Akuntansi 2 88
Teknik Sepeda Motor 1 29
XI
Teknik Permesinan 3 95
645
Teknik Kendaraan
Ringan
3 101
Teknik Komputer
Jaringan
4 158
Administrasi
Perkantoran
2 88
Multimedia 4 140
Akuntansi 2 63
XII
Teknik Permesinan 3 119
570
Teknik Kendaraan
Ringan
2 82
Teknik Komputer
Jaringan
4 144
Administrasi
Perkantoran
2 77
Multimedia 3 97
Akuntansi 2 51
46
4. Sarana dan Prasarana di SMK PUSTEK Serpong
Sarana dan prasarana merupakan komponen yang sangat terpenting dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan. Dengan tersedianya sarana dan prasarana
yang memadai maka kegiatan penyelenggaraan pendidikan dan proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Adapun ruangan sarana dan prasarana yang mendukung dalam kegiatan
ketatausahaan diantaranya:
Tabel 4.2
Data Ruangan Sarana Prasarana TU
di SMK PUSTEK Serpong
Tahun 2014
Bangun Ruang Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Rusak
Total Jumlah
Ruang Kepala Yayasan 1 1
Ruang Tata Usaha 1 1
Ruang Penggandaan 1 1
Ruang Rapat 1 1
Ruang Tamu 1 1
Fasilitas di Ruang Tata Usaha
Nama Barang Baik Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Rusak
Total Jumlah
Komputer PC 4 4
Laptop 2 2
Printer 5 5
Tape Desk 1 1
Mesin Fotocopy 3 3
Scanner 1 1
Telepon dan fax 1 1
Container/ box 2 2
Loker 1 1
Lemari Arsip 1 1
Lemari penyimpanan Ijazah 1 1
Lemari penyimpanan raport 2 2
CCTV 1 1
47
5. Struktur Organisasi SMK PUSTEK Serpong
6.
PKS Pembina
OSIS Herdi Supriyadi,
S. Pd
h
PKS Humas/
Hubin
Endah
Novitasari S.P
Dewi
Susinawati, S.
Pd
h
PKS
Kesiswaan Ridwan, SE
h
Staf Ur.
Adm umum
Yoyoh Nuryeti,
S. Pd
h
Staf Ur. Piket
& siswa
Jaswari
Rohani apriyanty SIP
h
Staf Ur.
IT & dinas
Ahmad, A.
Md
h
Kepala Sekolah
Drs. H. Mathodah S., M.
Si
h
Wakil Kepala Sekolah
Ir. Harmen Latief., M.
MPd.
h
Kepala Tata Usaha
Masri, SE.
h
PKS
BP/ BK Danang SN, S. Pd
h
PKS Kurikulum Saiful Andhi, ST
Peni Herawati, S.
Pd, M. MPd. Nuraeni, S. sos
PKS
Sapras H. Rusli, S.
sos
h
Ka. Lab bisnis
& manaj
Sufira wahyuni
h
MR. TKJ/
Assembling
Anita Triana,
A. Md
h
Dewan Guru
Siswa
Ka. Prog MM
Drs. H.
Karwandi
h
Ka. Prog Bisnis
& Manaj
Dra. Titik
Asmiati
h
Ka. lab
komputer
Indrawan AF,
S. Kom
h
MR. MM/
Assembling
Sahroni
h
Ka. Prog TKJ
Sumiyadi, SE
h
Ka. Prog
Pemesinan Dedi Ediono, S. Pd.
h
Ka. Prog TKR/
Otomotif
Achmad Iwa
Istiwa, ST
h
Ka. Beng
Pemesinan
Darja H
h
Ka. Beng TKR/
Otomotif Hermansyah, A.
Md
h
MR. TKR/
Otomotif
Mat Sarifudin
h
Komite Sekolah
H. Oo Madiyah
h
48
7. Pegawai Tata Usaha di SMK PUSTEK Serpong
Pegawai tata usaha yang ada di SMK PUSTEK Serpong berjumlah 5 (lima)
orang, diantaranya:
Tabel 4.3
Data Pegawai Tata Usaha SMK PUSTEK Serpong
Tahun 2014
No Nama Jabatan Jenjang
Pendidikan
Tahun Mulai
Bekerja
1 Masri, SE Kepala Tata Usaha S1 Ekonomi
Manajemen
2003
2 Ahmad, A. md Staf Ur. IT & Dinas D3 Manajemen
Informatika
2007
3 Yoyoh
Nuryeti, S. Pd
Administrasi Umum S1 Sastra
Indonesia
2004
4 Rohani
Apriyanty
S.I.P
Staf Ur. Piket &
Siswa
S1 Administrasi
Negara
2009
5 Jaswari Staf Ur. Piket &
Siswa
SMK
Permesinan
2009
Dari hasil data pegawai tata usaha yang ada di tabel tersebut dapat
disimpulkan bahwa kompetensinya sudah terpenuhi tetapi kualifikasinya yang
belum terpenuhi. Dilihat dari latar belakang pendidikan masih ada yang belum
sesuai dengan jabatannya. Seharusnya dilihat dari latar belakang pendidikannya,
beberapa pegawai tata usaha lebih cocok menjadi seorang guru atau bekerja di
perusahaan-perusahaan.
Dalam pelaksanaan pelayanan ketatausahaan pegawai tata usaha yang ada
sudah cukup terampil karena pengalaman mereka bekerja di SMK PUSTEK sudah
cukup lama jadi mereka sudah dapat bekerja dengan baik sesuai dengan tugasnya
masing-masing. Walaupun jumlah pegawai tata usaha hanya berjumlah 5 (lima)
49
orang, ini tidaklah mudah untuk melayani 1961 siswa. Dengan demikian pihak
sekolah maupun dinas memberikan pelatihan dan penataran bagi pegawai tata
usaha untuk meningkatkan kompetensi para pegawainya agar mereka dapat
bekerja lebih optimal.1
Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis pegawai tata
usaha di SMK PUSTEK Serpong belum memenuhi syarat sebagai pegawai tata
usaha. Tetapi dalam prakteknya pegawai tata usaha dapat menjalankan tugasnya
dengan baik sesuai dengan tugasnya masing-masing. Dengan adanya pemberian
pelatihan dan penataran yang diberikan pihak sekolah maupun dinas, dengan
tujuan untuk meningkatkan kompetensi para pegawai dan dapat memberikan
pelayanan dengan baik bagi semua pelanggan yang ada di lingkungan sekolah.
B. Deskripsi Data
Dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik wawancara dan
angket.
Dalam proses wawancara yang dilakukan peneliti, pertanyaan tersebut
ditunjukan kepada kepala sekolah yang diwakilkan oleh wakil kepala sekolah,
kepala tata usaha dan juga guru yang secara langsung menggunakan pelayanan
ketatausahaan di sekolah.
Sebagaimana teori kualitas pelayanan ketatausahaan yang telah dijelaskan
pada bab II, kualitas pelayanan memiliki 5 (lima) dimensi yaitu responsiveness
(daya tanggap), reliability (kehandalan), assurance (jaminan), emphaty
(perhatian) dan tangibles (bukti fisik). Berdasarkan penelitian yang dilakukan,
maka diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Responsiveness (daya tanggap)
Responsiveness (daya tanggap) yaitu cepat tanggap dalam memberikan
pelayanan bantuan terhadap guru dan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan responsiveness (daya
tanggap), menurut ibu Tri Lestari selaku guru bahasa Indonesia mengatakan
1 Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014
50
bahwa: “tata usaha selalu memberikan informasi walaupun kadang-kadang
ketepatan waktu dalam penyampaian informasi sedikit ada keterlambatan,
untuk informasi surat undangan dari luar terkadang guru sendiri yang repot
tetapi pihak tata usaha maupun dari manajemen tidak ada yang tahu,
contohnya undangan dari luar mengenai kurikulum 2013”.2
Sedangkan menurut ibu Nur Saadah, S.s guru bahasa inggris mengatakan
bahwa: “tata usaha selalu memberikan informasi, seperti pangilan siswa yang
belum mengumpulkan data-data yang diperlukan sekolah. Kalau dalam
informasi berbentuk surat edaran biasanya mengenai MID Semester,
Semesteran dll. Cuma dalam pemberian surat edarannya tidak sama waktu
pemberiannya”.3
Dari hasil pendapat kedua guru tersebut mengenai ketanggapan pegawai
tata usaha dalam memberikan pelayanan sudah cukup baik namun terkait
dengan informasi masih ada keterlambatan dalam memberitahukan informasi
kepada guru maupun siswa, oleh karena itu pegawai tata usaha waktu
penyampaian informasi masih harus ditingkatkan lagi agar seluruh guru dan
siswa tidak ketinggalan informasi yang terbaru dari sekolah.
2. Reliability (kehandalan)
Reliability (kehandalan) yaitu keandalan sistem pelayanan yang diberikan
pihak sekolah sesuai dengan harapan pelanggan, pelanggan yang dimaksud di
sini yaitu guru dan siswa.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan reliability (kehandalan),
menurut ibu Kania Zakiah selaku guru komputer mengatakan bahwa:
“pelayanan absen siswa selama ini lancar, apabila terjadinya keterlambatan
dalam memberikan absen siswa mereka mengerjakan dengan segera dan
kebetulan saya kenal baik dengan pegawai tata usaha dan untuk pelayanan
2 Tri lestari, S.Pd, guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
3 Nur Saadah, S. s, guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
51
surat menyurat tata usaha cepat responnya, jadi kalau minta surat keterangan
kerja hanya diminta biodata seperti: nama, tempat dan tanggal lahir”. 4
Begitupun yang diungkapkan oleh pak Ahmad selaku guru web design
mengatakan bahwa: “pelayanan absen siswa menurut saya masih kurang,
karena penulisan absennya masih manual belum terkomputerisasi dan juga
terkadang masih ada keterlambatan dalam pemberian absensi siswa kepada
guru untuk pengisian rapor. Untuk pelayanan surat menyurat cukup bagus
dan sangat membantu terutama dalam pembuatan surat tugas mengajar,
pembuatan soal, surat tugas BIMTEK (Bimbingan Teknis) maupun surat
keterangan untuk beasiswa.”5
Dari hasil pendapat kedua guru di atas mengenai kehandalan pegawai tata
usaha dalam memberikan pelayanan absensi siswa dan surat menyurat bahwa
dalam pelayanan absen siswa masih ada keterlambatan dalam memberikan
absensi kepada guru dan itu akan berpengaruh pada terlambatnya guru untuk
mengisi kehadiran siswa di rapor dan apabila ada siswa yang daftar
kehadirannya kurang dapat segera diinformasikan kepada orang tua siswa,
oleh karenanya pegawai tata usaha dalam memberikan absensi siswa kepada
guru harus tepat pada waktu yang telah ditentukan sekolah.
Terkait dengan pelayanan pemberian kompensasi dan penerimaan rapor,
menurut pak Asep Saefullah guru bahasa inggris mengatakan bahwa:
“Tata usaha dalam memberikan pelayanan kompensasi sangat memuaskan
selalu tepat waktu sampai saat ini tidak pernah ada keterlambatan. Untuk
penerimaan rapor tata usaha membantu, sebelum rapor diberikan kepada
siswa terlebih dahulu disimpan diruang tata usaha kemudian guru mengisi
nilai jika selesai kemudian diberikan kepada orang tua siswa, kemudian
diserahkan kembali kepada guru kemudian rapor tersebut disimpan di ruang
tata usaha.”6
Hal senadapun diungkapkan oleh ibu Nur Saadah guru bahasa inggris yang
mengatakan bahwa:
”Pelayanan pemberian kompensasi selalu tepat waktu, itu tergantung dari
orangnya kalau misalnya hari ini sudah tanggalnya gajian pasti sudah bisa
4 Kania Zakiah, S. Kom, Guru Komputer, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
5 Ahmad, A. Md. Guru Web Design, wawancara pribadi, 7 oktober 2014.
6 Asep Saefullah, S. Pd, Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 Oktober 2014.
52
diambil di tata usaha kemudian disediakan form tanda tangan sebagai bukti
sudah mengambil gaji. Untuk penerimaan rapor tata usaha sangat membantu,
terkadang penerimaan rapor hanya dilakukan oleh wali kelas dan untuk
pengembalian rapor apabila wali kelasnya tidak ada bisa langsung diserahkan
kepada tata usaha untuk disimpan di loker penyimpanan rapor di loker wali
kelas yang bersangkutan.”7
Dari hasil pendapat kedua guru di atas mengenai kehandalan pegawai tata
usaha dalam memberikan pelayanan pemberian kompensasi dan penerimaan
rapor bahwa dalam pelayanan pemberian kompensasi sudah sangat baik
karena tidak pernah ada keterlambatan selalu tepat waktu dan untuk
penerimaan rapot tata usaha hanya menyimpan rapor siswa di loker yang
telah disedikan di ruang tata usaha.
Tentang kedisiplinan pegawai tata usaha menurut ibu Tri Lestari guru
bahasa indonesia mengatakan bahwa: “kedisiplinan pegawai tata usaha
cukup, tetapi pegawai tata usaha lebih baik datangnya lebih pagi dan itu juga
pernah diingatkan oleh atasan. Terkadang kalau pagi suka masih terkunci
ruangan tata usahanya tetapi sekarang mulai ada perubahan sedikit lebih baik
jika guru butuh sesuatu di ruang tata usaha sudah dibuka walaupun
pegawainya belum datang.”8
Hal serupapun di ungkapkan oleh pak Harmen Latief selaku wakil kepala
sekolah yang mengatakan bahwa:
“Kedisiplinan pegawai tata usaha belum maksimal, karena tadinya disiplin
itu diminta untuk kesadaran sendiri tapi ternyata membangkitkan kesadaran
sendiri itu masih sulit sehingga kita membangun model kekeluargaan, supaya
dapat maksimal kita sering mengadakan meeting-meeting terkadang bagian
administrasi kita kumpulkan di sini untuk briefing, dan itu dilaksanakan
dengan melihat kinerja pegawai tata usaha atau situasional tapi hasil akhir
yang terpenting tidak mengganggu kerja mereka.”9
Perbedaan pendapat yang diungkapkan oleh pak Masri selaku kepala tata
usaha yang mengatakan bahwa: “jika tentang kedisiplinan pegawai
tergantung pada kepribadian masing-masing individu, sedikit susah untuk
menjelaskannya dikarenakan kedisiplinan pegawai tata usaha tergantung pada
7 Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
8 Tri lestari, S.Pd, guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
9 Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014
53
keberadaan seorang pimpinan dan itu sangat mempengaruhi baik itu siswa,
guru maupun para karyawan tapi walaupun demikian mereka tetap bekerja
dengan tugasnya masing-masing.”10
Dari beberapa pendapat di atas mengenai kedisiplinan pegawai tata usaha
maka kedisiplinan pegawai tata usaha masih harus ditingkatkan lagi akan
tetapi pengawasan dari seorang pimpinan juga perlu diperhatikan karena
perhatian dan pengawasan seorang pimpinan akan berpengaruh pada kualitas
kinerja pegawainya.
Dari hasil wawancara yang dilakukan penulis mengenai reliability
(kehandalan) tata usaha yang meliputi pelayanan absesi siswa, surat
menyurat, pemberian kompensasi, penerimaan rapor dan juga kedisiplinan
pegawai tata usaha penulis menarik kesimpulan bahwa kehandalan
memberikan pelayanan pegawai tata usaha sudah cukup baik hanya saja
masih ada kendala yang masih harus diperbaiki yaitu masih ada
keterlambatan dalam memberikan absensi siswa dan kedisiplinan pegawai
tata usaha. Oleh karena itu, dalam memberikan absensi siswa kepada guru
pegawai tata usaha harus diberikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan dan untuk kedisiplinan diperlukannya pengawasan dari seorang
pimpinan agar kedisiplinan pegawai dapat ditingkatkan lagi.
3. Assurance (jaminan)
Assurance (jaminan) yaitu jaminan bahwa kemampuan sumber daya dalam
memberikan pelayanan sesuai standar dan hal-hal yang sifatnya memberikan
jaminan bahwa seluruh unsur pemberian jasa sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan assurance (jaminan),
menurut pak Masri selaku kepala tata usaha mengatakan bahwa: “latar
belakang pendidikan pegawai tata usaha sebagian sesuai tetapi ada beberapa
10
Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara pribadi, 10 oktober 2014.
54
yang belum sesuai, dikarenakan masih ada yang sedang melanjutkan
pendidikan (kuliah).”11
Dalam perekrutan pegawai tata usaha di SMK PUSTEK Serpong memang
tidak ada kriteria khusus, seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah
yang mengatakan bahwa: “dalam perekrutan pegawai tata usaha tidak ada
kriterian terlalu spesifik karena perekrutan disesuaikan dengan kebutuhan,
jika ijazahnya tidak artinya cukup SLTA tetapi menguasai bidangnya dan
mau bekerja.”12
Dilihat dari pendapat diatas bahwa pegawai tata usaha yang bekerja di
SMK PUSTEK memiliki latar belakang pendidikan yang belum sesuai, tetapi
walaupun demikian dari pihak sekolah memberikan pelatihan dan penataran
bagi para pegawainya agar dapat meningkatkan kompetensi yang dimiliki
pegawai tata usaha, seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah:
“memberikan pelatihan bagi pegawai itu selalu ada, dalam mengikuti
pelatihan tersebut itu ada 2 (dua), pertama memang permintaan Dinas untuk
meningkatkan mutu pegawai, dan kedua kita sendiri yang melihat dari kinerja
pegawainya apabila anak tersebut perlu untuk diberikan pelatihan maka di
kita akan kirim dan dibiayai dari pihak sekolah, sampai saat ini semua
pegawai tata usaha pernah mengikuti pelatihan.”13
Selain itu perbaikan pelayanan ketatausahaan juga perlu dilakukan agar
guru percaya bahwa pegawai tata usaha memberikan pelayanan sesuai dengan
yang diharapkan. Hal ini diungkapkan oleh ibu Nur Saadah yang mengatakan
bahwa: “walaupun saya kurang lebih baru 2 tahun mengajar di sekolah ini
menurut saya sejauh ini selalu ada perkembangannya dalam memberikan
pelayanan ketatausahaan.”14
11
Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara pribadi, 10 oktober 2014. 12
Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014. 13
Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014. 14
Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
55
Begitupun diungkapkan oleh pak Asep Saefullah yang mengatakan bahwa:
“perbaikan kualitas pelayanan tata usaha selalu ada hanya saja pegawai tata
usaha datangnya harus lebih awal dari guru.”15
Perbaikan kualitas pelayanan tata usaha selalu ada yaitu dengan cara
membangun kerja sama tim untuk membangun reputasi positif dalam
pelayanan ketatausahaan. Seperti yang diungkapkan oleh pak Masri sebagai
kepala tata usaha:
“Untuk menumbuhkan reputasi positif dalam memberikan pelayanan
kepada guru pegawai tata usaha mengadakan rapat kecil khusus pada setiap
bagian, misalnya bagian tata usaha mengadakan rapat untuk memberikan
arahan setiap bulan sekali maupun seminggu sekali. Saat ini sudah mulai
berjalan rapat tersebut walaupun bukan pimpinan langsung yang
mengarahkan tetapi didelegasikan oleh wakil kepala sekolah, biasanya dalam
rapat tersebut para staf bisa mengeluarkan keluhan-keluhan yang dirasakan
dan dicarikan solusi bersama-sama, adanya rapat tersebut bertujuan untuk
meningkatkan kerja sama tim dan semangat dalam bekerja.”16
Selain itu memberikan motivasi perlu dilakukan agar dapat menumbuhkan
semangat kerja pegawai tata usaha agar dapat memberikan pelayanan dengan
maksimal, seperti yang diungkapkan oleh wakil kepala sekolah:
“Motivasi yang diberikan oleh pihak sekolah kepada pegawai tata usaha
berupa bonus-bonus seperti tambahan gaji setiap ada event-event. Contohnya:
jika ada kegiatan semesteran ada tambahan gaji untuk pegawai tata usaha, ada
event ulangan, ujian kompetensi atau apapun pegawai tata usaha
mendapatkan kompensasi dari sekolah dan itu di anggarkan oleh pihak
sekolah untuk tata usaha.”17
Dari beberapa pendapat di atas mengenai assurance (jaminan) pegawai
tata usaha dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan saat ini cukup
baik, walaupun dilihat dari latar belakang pendidikan pegawai tata usaha
masih belum sesuai karena dalam perekrutan pegawai tata usaha tidak ada
kriteria spesifikasi khusus, tetapi adanya jaminan dengan diberikan pelatihan
dari sekolah maupun dinas dapat meningkatkan kompetensi para pegawai dan
dapat bekerja dengan kompeten sesuai dengan tugasnya masing-masing.
15
Asep Saefullah, S. Pd. Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014. 16
Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara pribadi, 10 oktober 2014. 17
Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014.
56
Namun dalam perbaikan kualitas pelayanan ketatausahaan masih perlu
ditingkatkan lagi, walaupun demikian pegawai tata usaha berusaha untuk
memperbaiki kualitas pelayanan yaitu dengan cara mengadakan rapat kecil
khusus bagian tata usaha agar mereka dapat mengeluarkan keluhan-keluhan
yang dirasakan dalam bekerja dan dicarikan solusi bersama-sama. Dengan
adanya rapat tersebut keluhan yang dirasakan guru terhadap pelayanan tata
usaha akan segera dicarikan solusinya, tujuannya adalah untuk
meminimalisir keluhan dari guru terhadap pelayanan ketatausahaan yang
dirasakan dan dengan hal tersebut pelayanan yang diberikan kepada guru
menjadi lebih optimal.
Dengan demikian guru percaya bahwa kemampuan sumber daya yang
bekerja di tata usaha memiliki kompetensi yang sesuai dengan harapan guru
dalam memberikan pelayanan.
4. Emphaty (perhatian)
Emphaty (perhatian) yaitu berkaitan dengan kemudahan mendapatkan
pelayanan, keramahan, komunikasi dan kemampuan memahami kebutuhan
pelanggan.
Berdasarkan hasil wawancara mengenai emphaty (perhatian), menurut pak
Ahmad mengatakan bahwa: “ komunikasi dengan pegawai tata usaha sejauh
ini sudah baik, namun masih ada kesenjangan dengan guru baru dikarenakan
butuh waktu untuk proses bradaptasi dengan pegawai tata usaha.”18
Begitupun yang diungkapkan oleh pak Asep yang menyatakan bahwa:
“komunikasi antara pegawai tata usaha dengan guru selama ini selalu baik.”19
Dari pendapat kedua guru di atas mengenai komunikasi antara pegawai
tata usaha dengan guru berjalan sangat baik, hanya saja masih butuh adaptasi
untuk guru baru untuk menyesuaikan diri dengan pegawai tata usaha.
Terkait dengan sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan
kepada guru, menurut ibu Nur Saadah mengatakan bahwa: “sikap pegawai
18
Ahmad, A. Md. Guru Web Design, wawancara pribadi, 7 oktober 2014. 19
Asep Saefullah, S. Pd. Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014.
57
tata usaha dalam memberikan pelayanan sejauh ini baik, mereka welcome
dengan kita apabila ada guru minta tolong mereka melayani dengan ramah
sampai sejauh ini baik dalam memberikan pelayanan.”20
Hal senadapun diungkapakan oleh ibu Tri Lestari yang mengatakan
bahwa: “sikap pegawai tata usaha dalam melayani guru selama ini selalu
ramah dan sopan, mereka selalu menyapa apabila guru berkunjung ke tata
usaha.”21
Dari pendapat kedua guru di atas mengenai sikap pegawai tata usaha
dalam memberikan pelayanan sudah baik, pegawai tata usaha melayani guru
dengan ramah dan sopan.
Hasil wawancara yang dilakukan penulis mengenai emphaty (perhatian)
kemudahan guru untuk mendapatkan pelayanan, dilayani dengan pegawai tata
usaha sudah sangat baik dilihat dari membangun komunikasi antara pegawai
tata usaha dengan guru berjalan dengan lancar dan juga sikap pegawai tata
usaha dalam memberikan pelayanan dilayani dengan ramah dan sopan. Dapat
disimpulkan bahwa sikap perhatian pegawai tata usaha dalam melayani
kebutuhan guru berjalan dengan baik.
5. Tangibles (bukti fisik)
Tangibles (bukti fisik) yaitu aspek-aspek yang bisa dilihat dan diraba.
Dimensi bukti fisik ini mencakup sarana dan prasarana sekolah yang tersedia,
kesesuaian antara pelayanan dengan sarana yang tersedia.
Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan tangibles (bukti fisik)
menurut pak Ahmad mengatakan bahwa: “fasilitas untuk pelayanan
ketatausahaan sudah lengkap, mulai dari pengadministrasian guru, siswa
maupun pegawai.”22
20
Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara pribadi, 8 oktober 2014. 21
Tri lestari, S.Pd, guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8 oktober 2014. 22
Ahmad, A. Md, guru Web Design, wawancara pribadi, 7 oktober 2014.
58
Hal yang serupa juga dikatakan oleh ibu Kania Zakiah guru komputer
yang mengatakan bahwa: “fasilitas yang ada di tata usaha sudah lengkap, jadi
apa yang dibutuhkan guru sudah tersedia di tata usaha.”23
Dari pendapat di atas terkait dengan fasilitas pelayanan ketatausahaan
sudah bagus, karena sekarang semua fasilitas yang digunakan sudah
menggunakan komputer, dengan demikian akan mempermudah kerja para
pegawai tata usaha.
Terkait dengan jumlah pegawai tata usaha, menurut pak Masri selaku
kepala tata usaha mengatakan bahwa: “jumlah pegawai tata usaha sudah
cukup karena sudah sesuai dengan pembagian tugas yang ada di SMK
PUSTEK dan juga setiap pegawai memegang 1 unit komputer untuk
melakukan pengolahan datanya masing-masing.”24
Hal senadapun diungkapkan oleh pak Harmen Latief selaku wakil kepala
sekolah: “menurut saya jumlah pegawai tata usaha sudah cukup, sepanjang
mereka bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing.”25
Begitupun dengan alat-alat yang digunakan untuk menunjang pelaksanaan
manajemen sekolah, menurut pak Masri mengatakan bahwa:
“Alat-alat yang digunakan untuk menajemen sekolah sudah
terkomputerisasi tetapi yang kurang dengan adanya teknologi terbaru kita
masih belum bisa memenuhinya dikarenakan harganya yang cukup mahal.
Contohnya, teknologi alat digital yang canggih harganya cukup tinggi tapi
sedikit demi sedikit untuk pelayanan siswa sudah ada. Misalnya: dalam
pembuatan kartu pelajar sudah bisa disamakan dengan E-ktp dan sudah ada
barkodenya yang berfungsi mempermudah mengidentifikasi data siswa.
Begitupun untuk penerimaan siswa baru tata usaha menginput data siswa
yang masuk, dengan menginput data tersebut siapa saja yang diterima atau
tidak diterima. Pada saat pendaftaran mereka mengisi LJK dengan melakukan
sistem scan”26
Dari beberapa pendapat di atas mengenai tangibles (bukti fisik) dapat
disimpulkan bahwa fasilitas yang ada di tata usaha untuk memberikan
pelayanan sudah lengkap karena semua data sudah menggunakan
23
Kania Zakiah, S. Kom, Guru Komputer, wawancara pribadi, 8 oktober 2014. 24
Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara pribadi, 10 oktober 2014. 25
Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014. 26
Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara pribadi, 10 oktober 2014.
59
computerized, dengan menggunakan sistem computerized tersebut akan
mempermudah bagi pegawai tata usaha dalam pengolahan data baik itu
absensi siswa maupun kegiatan administrasi lainnya. Menurut wakil kepala
sekolah menyatakan bahwa: “SMK PUSTEK Serpong merupakan salah satu
yang royal dalam pengadaan sarana prasarana terutama untuk pelayanan bagi
siswa maupun guru.”27
Adapun data penilaian kepuasan guru dan siswa terhadap kualitas pelayanan
ketatausahaan, berdasarkan hasil jawaban responden siswa yang berjumlah 30
siswa jurusan akuntansi melalui angket. Data yang di dapat dari setiap item
pertanyaan dibuat prosentase. Setelah itu penulis menginterprestasikan data
sebagai berikut:
1. Responsiveness (daya tanggap)
Gambar 4.1
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pelayanan ketatausahaan dalam
merespon keluhan siswa masih kurang karena hasil jawaban responden 37%
menjawab kadang-kadang. Ini berarti kepedulian pegawai tata usaha dalam
merespon keluhan siswa masih kurang, oleh karenanya pegawai tata usaha perlu
27
Ir. Harmen Latief, M. MPd, wakil kepala sekolah, wawancara pribadi, 28 oktober 2014.
27%
23% 37%
13%
Cepat Dalam Merespon Keluhan Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
60
peka dan cepat tanggap dalam melayani merespon keluhan yang dirasakan oleh
siswa.
Gambar 4.2
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pelayanan ketatausahaan membantu
siswa setiap mengalami kesulitan yang menjawab: selalu dari hasil jawaban
responden 37% dan hasil tersebut tidak jauh berbeda dari hasil jawaban responden
yang mengatakan: kadang-kadang 33%. Pelayanan ketatausahaan dalam
membantu siswa yang mengalami kesulitan masih adanya ketidaksamarataan
dalam memberikan kemudahan bagi siswa terutama dalam hal pelayanan
ketatausahaan. Dengan demikian memberikan pelayanan tidak mengistimewakan
antara siswa satu dengan yang lainnya dalam membantu siswa.
Gambar 4.3
37%
30%
33%
0%
Membantu Siswa Setiap Mengalami Kesulitan
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
56% 17%
27%
0%
Bertanggung Jawab Terhadap Tugasnya
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
61
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pegawai tata usaha bertanggung jawab
terhadap tugasnya masing-masing. Jawaban tertinggi yang mengatakan: selalu
dari hasil jawaban responden 56%. Dengan demikian pegawai tata usaha sudah
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing dan kegiatan
ketatausahaan dapat berjalan dengan lancar.
2. Reliability (kehandalan)
Gambar 4.4
Dari gambar tesebut terlihat bahwa pelayanan ketatausahaan masih kurang
dalam hal disiplin waktunya, ini terlihat dari hasil jawaban responden tebanyak
menjawab: kadang-kadang 47%. Dengan demikian kedisiplinan pegawai perlu
ditingkatkan lagi bagi pegawai tata usaha agar waktu pelayanan sudah dibuka
pada jam yang telah ditentukan sekolah, akan tetapi peran seorang pimpinan
sangat diperlukan karena sangat mempengaryhi kedisiplinan pegawai dalam
bekerja.
36%
17%
47%
0%
Disiplin Pada Waktu
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
62
Gambar 4.5
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kualitas pelayanan ketatausahaan
kinerja pegawai tata usaha masih kurang dalam hal terampil dan cekatan dalam
melayani kebutuhan siswa. Dapat dilihat dari hasil jawaban responden yang
menjawab: kadang-kadang 40 %. Maka diperlukannya keterampilan pegawai tata
usaha yang cekatan dan merespon cepat dalam melayani kebutuhan siswa dan
dengan hal tersebut tidak akan terjadinya penumpukan pekerjaan pegawai tata
usaha dan dapat meringankan beban pekerjaan apabila mereka bekerja dengan
cepat dalam melayani kebutuhan siswa.
Gambar 4.6
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kejelasan pelayanan tata usaha dalam
memberikan informasi sudah sangat baik. Terbukti dari hasil jawaban responden
20%
40%
33%
7%
Terampil Dan Cekatan Dalam Melayani
Kebutuhan Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
54%
23%
23%
0%
Jelas Dalam Memberikan Informasi
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
63
yang terbanyak menjawab: selalu 54%. Dengan demikian kejelasan tata usaha
dalam memberikan informasi kepada siswa sudah sangat baik.
Gambar 4.7
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pegawai tata usaha teliti dalam
memberikan pelayanan kepada siswa. Terbukti dari hasil jawaban responden yang
menjawab: selalu 47% tetapi terkadang pegawai tata usaha juga melakukan sedikit
kesalahan ketelitian dalam bekerja, dikarenakan masih adanya jawaban responden
yang menjawab: kadang-kadang 30%. Dengan demikian ketelitian dalam bekerja
mutlah diperlukan untuk mencegah terjadinya kesalahan maka diperlukannya
kehati-hatian dalam bekerja.
Gambar 4.8
47%
23%
30%
0%
Teliti Dalam Pekerjaannya
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
20%
23% 57%
0%
Janji Terhadap Penyelesaian Tugas
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
64
Dari gambar tersebut terlihat bahwa masih kurangnya ketepatan waktu janji
dalam menyelesaikan tugas tata usaha kepada siswa. Hal ini terlihat dari
banyaknya jawaban responden yang menjawab: kadang-kadang 57%, karena
beban kerja pegawai tata usaha yang melayani 1961 siswa tidak sebanding dengan
jumlah pegawai tata usaha hanya 5 (lima) orang dalam ketepatan janji dalam
penyelesaian tugas masih harus dimaklumi karena masih kurangnya tenaga
administrasi.
3. Assurance (jaminan)
Gambar 4.9
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kompetensi yang dimiliki pegawai
tata usaha dalam mengoperasikan komputer sudah sangat baik. Terbukti dari hasil
jawaban responden yang menjawab: selalu 60%. Dengan demikian pegawai tata
usaha dalam mengoperasikan komputer untuk kegiatan pelayanan ketatausahaan
sudah sangat baik.
60% 23%
17%
0%
Mengoperasikan Komputer Dengan Baik
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
65
Gambar 4.10
Dari tabel tersebut terlihat bahwa dalam memberikan informasi pelayanan
jaminan kesehatan bagi siswa setengah dari jawaban responden yang menjawab
mengetahui informasi jaminan kesehatan sebanyak 50%. Masih adanya yang
belum mengetahui informasi adanya jaminan kesehatan yang diberikan pihak
sekolah kepada siswa dan terbukti dari jawaban responden yang menjawab: sering
24%, kadang-kadang: 13% dan tidak pernah: sebanyak 13%. Dalam memberikan
informasi perlu adanya kejelasan dalam penyampaiannya secara serentak agar
seluruh siswa dapat mengetahui semua informasi yang ada di sekolah misalnya
waktu penyampaian informasi dilakukan pada saat upacara bendera.
Gambar 4.11
50%
23%
14%
13%
Memberikan Informasi Jaminan Kesehatan
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
53%
20%
20% 7%
Memberikan Informasi Beasiswa dan BSM
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
66
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pelayanan tata usaha selalu
memberikan informasi beasiswa dan BSM (Bantuan Siswa Miskin), terlihat dari
jawaban responden yang menjawab: selalu 53%, tetapi masih ada jawaban
responden yang menjawab: tidak pernah mengetahui adanya informasi beasiswa
maupun BSM 7%. Pemberian dana BSM berasal dari dinas diberikan kepada
siswa yang kurang mampu dan dilihat dari latar belakang keluarga siswa, dari data
yang sudah dicatat dari sekolah jumlah siswa yang mendapatkan dana tersebut
terbatas hanya 200 orang. BSM yang diberikan berupa bebas biaya bayaran
sekolah selama satu semester, karena jumlah siswa yang membutuhkan tidak
sebanding dengan bantuan yang diberikan dinas maka pihak sekolah yang
membagi rata pembagian BSM tersebut agar siswa yang membutuhkan dapat
menerimanya secara merata.
4. Emphaty (perhatian)
Gambar 4.12
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pegawai tata usaha sabar dalam
memberikan pelayanan yang diperlukan oleh siswa, terlihat dari hasil jawaban
responden manjawab: selalu 37% tetapi tidak jauh berbeda dari jawaban
responnden yang menjawab: kadang-kadang 33% dan juga responden yang
menjawab: tidak pernah 17%. Kesabaran yang ditunjukkan pegawai tata usaha
dalam memberikan pelayanan disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sedang
dirasakan oleh pegawainya, apabila sedang adanya banyak pekerjaan yang harus
37%
13%
33%
17%
Sabar Dalam Memberikan Pelayanan
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
67
dikerjakan mengakibatkan kesabaran yang ditunjukkan dalam pelayanan menjadi
berkurang. Oleh karenanya diperlukannya profesionalisme pegawai tata usaha
dalam memberikan pelayanan kepada siswa dalam situasi apapun agar siswa
merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
Gambar 4.13
Dari gambar tersebut terlihat bahwa dalam penyampaian informasi
pelayanan pegawai tata usaha sudah dianggap baik dengan penggunaan bahasa
yang mudah dimengerti bagi siswa. Terlihat dari hasil jawaban responden yang
menjawab: selalu 67%. Dengan demikian penggunaan bahasa yang sopan selalu
digunakan oleh pagawai tata usaha dalam memberikan pelayanan.
Gambar 4.14
67%
23%
10%
0%
Menggunakan Bahasa yang Mudah
Dimengerti
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
27%
30%
37%
6%
Memberikan Solusi Terhadap Keluhan Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
68
Dari gambar di atas terlihat bahwa pelayanan ketatausahaan masih kurang
dalam memberikan solusi terhadap komplain/ keluhan siswa, terlihat dari hasil
jawaban responden yang menjawab: kadang-kadang 37%. Perhatian pegawai tata
usaha dalam memberikan pelayanan terutama memberikan solusi terhadap
keluhan siswa masih perlu ditingkatkan lagi.
Gambar 4.15
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pemberian perhatian pelayanan di tata
usaha masih terjadinya diskriminatif, ini terlihat dari jawaban responden yang
terbanyak menjawab kadang-kadang 40% dalam pemberian perhatian pelayanan
hendaknya pegawai tata usaha tidak boleh membeda-bedakan ataupun
mengistimewakan antara siswa satu dengan yang lainnya dikarenakan seluruh
siswa berhak mendapatkan pelayanan yang ada di sekolah terutama pelayanan di
tata usaha. Oleh karenanya keadilan dalam memberikan pelayanan masih harus
ditingkatkan lagi agar tidak terjadinya kesenjangan antara siswa dengan pegawai
tata usaha.
17%
30% 40%
13%
Pelayanan Tidak Diskriminatif
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
69
Gambar 4.16
Dari gambar tersebut terlihat bahwa keramahan pegawai tata usaha dalam
melayani siswa sudah cukup baik, dapat dilihat dari jawaban responden yang
menjawab: selalu 44%. Namun masih ada jawaban responden yang menjawab:
kadang-kadang 33%, pegawai tata usaha harus memberikan kesan yang baik di
dalam melayani siswa, karena dengan memberikan pelayanan dengan ramah
mereka akan merasa di hargai keberadaannya jika berkunjung ke tata usaha.
Gambar 4.17
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kualitas pelayanan ketatausahaan yang
ditunjukkan pegawai tata usaha dengan sikap sopan sudah sangat baik, terlihat
dari jawaban responden yang menjawab: selalu 57%. Memberikan perhatian
dengan sikap sopan dalam memberikan pelayanan sangat perlu dilakukan, dengan
hal tersebut para siswa akan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
tata usaha.
44%
23%
33%
0%
Keramahan dalam Melayani Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
57% 20%
23%
0%
Sikap Sopan Kepada Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
70
5. Tangibles (bukti fisik)
Gambar 4.18
Dari gambar tersebut terlihat bahwa kondisi ruangan tata usaha selalu
bersih dan nyaman, terlihat dari banyaknya jawaban responden yang menjawab:
selalu 70%. Memberikan pelayanan harus memperhatikan kondisi ruangan agar
pegawai tata usaha maupun siswa yang diberikan pelayanan akan merasakan
kenyamanan berada di dalam ruangan tata usaha.
Gambar 4.19
Dari gambar tersebut terlihat bahwa penataan dan peralatan yang ada di
ruang aknntor tata usaha sudah cukup nyaman dan rapih, terlihat dari jawaban
responden yang menjawab: selalu 50%. Ketepatan penempatan barang dengan
tepat akan berpengaruh terhadap kenyaman kerja bagi para pegawainya.
70%
20% 10%
0%
Kondisi Ruangan TU Bersih dan Nyaman
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
50%
27%
23%
0%
Penataan dan Peralatan Ruang TU Nyaman
dan Rapih
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
71
Gambar 4.20
Dari gambar tersebut terlihat bahwa penggunaan peralatan dan teknologi
dalam kegiatan operasional tata usaha sudah sangat baik, terlihat dari jawaban
responden yang menjawab: selalu 47% dan sering 23%. Dengan semikian
penggunaan peralatan dan teknologi untuk kegiatan pelayanan tata usaha sudah
cukup optimal.
Gambar 4.21
Dari gambar tersebut terlihat bahwa pegawai tata usaha berpenampilan
rapih dan sopan sudah sangat baik, dilihat dari hasil jawaban responden yang
menjawab: selalu 60%. Ini menyatakan bahwa pegawai tata usaha berbusana
sudah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan sekolah.
47%
23%
30%
0%
Penggunaan Peralatan dan Teknologi
dalam Operasional TU Sudah Optimal
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
60% 23%
17%
0%
Berpenampilan Rapih dan Sopan
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
72
Gambar 4.22
Dari gambar tersebut terlihat bahwa profesionalisme dalam memberikan
pelayanan kepada siswa sudah cukup baik, dilihat dari jawaban responden yang
menjawab: selalu 37%, sering 33% dan kadang-kadang 30%. Dengan demikian
dalam memberikan pelayanan secara profesional harus terus ditingkatkan lagi agar
menjadi lebih baik dan juga dengan hal tersebut akan berdampak pada kepuasan
pelanggan terhadap kinerja pelayanan yang diberikan terutama di tata usaha
sekolah.
Gambar 4.23
Dari gambar tersebut terlihat bahwa jumlah loket pelayanan administrasi
sudah cukup memadai, dilihat dari hasil jawaban responden yang menjawab:
sering 33% dan kadang-kadang 27%. Berdasarkan pengamatan saya pada saat
melakuakan penelitian terjadinya antrian panjang di loket pembayaran pada saat
Ujian Tengah Semester (UTS) disebabkan banyak siswa yang telat untuk
37%
33%
30%
0%
Profesionalisme dalam Melayani Siswa
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
30%
33%
27%
10%
Jumlah Loket Pelayanan Administrasi
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
73
membayar semester, dan ini merupakan hal yang biasa terjadi pada saat
pelaksanaan ujian semesteran. Walaupun demikian pegawai tata usaha bagian
keuangan dapat mengatasinya dengan cepat.
Gambar 4.24
Dari gambar tersebut terlihat bahwa fasilitas ruang tunggu untuk
pelayanan sudah sangat baik, terlihat dari jawaban responden terbesar menjawab
selalu 84%. Dengan demikian tata usaha selalu mementingkan kenyamanan bagi
pengunjung dengan cara melengkapi sarana bagi pengguna pelayanan dengan
menyediakan fasilitas ruang tunggu.
Gambar 4.25
Dari gambar tersebut terlihat bahwa alat tulis yang dibutuhkan siswa masih
kurang memadai, terlihat dari jawaban responden yang menjawab: kadang-kadang
33%. Pengadaan alat tulis untuk kebutuhan siswa masih perlu diperhatikan
83%
14%
3% 0%
Fasilitas Ruang Tunggu
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
30%
20% 33%
17%
Alat Tulis yang Dibutuhkan Siswa Memadai
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Tidak Pernah
74
terutama spidol dan isi tinta karena alat tulis tersebut masih dibutuhkan dalam
kegiatan pembelajaran di kelas.
C. Analisis dan Interprestasi Data
Data yang diperoleh dari angket siswa kemudian dianalisis dan
diinterprestasikan. Interprestasi hasil peneitian yang dimaksud untuk memperoleh
rata-rata setiap dimensi variabel penelitian. Hal ini dimaksud untuk mengetahui
kepuasan siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK
Serpong.
Berikut ini dari hasil penyebaran angket terhadap 30 siswa jurusan akuntansi
yang terdiri dari 5 dimensi yaitu:
Tabel 4.4
Nilai Rata-rata Skor Penelitian
Angket Siswa
No Dimensi Skor
Nilai
Harapan
(NH)
Nilai Skor (NS)
NS x 100%
NH
Kategori
Nilai
1 Responsiveness
(daya tanggap) 271 3 x 4 = 12 271 : 30 = 9,03
9,03 x 100% = 75,25%
12 Cukup
2 Reliability
(kehandalan) 443 5 x 4 = 20 443 : 30 = 14,77
14,77 x 100% = 73,85%
20 Cukup
3 Assurance
(jaminan) 292 3 x 4 = 12 292 : 30 = 9,73
9,73 x 100% = 81,08%
12 Efektif
4 Emphaty
(perhatian) 538 6 x 4 = 24 538 : 30 = 17,93
17,93 x 100% = 74,70%
24 Cukup
5 Tangibles (bukti
fisik) 780 8 x 4 = 32 780 : 30 = 26
26 x 100% = 81,25%
32 Efektif
Rata- Rata 77,226% Cukup
75
Berdasarkan perhitungan statistik sederhana di atas dari hasil jawaban
responden melalui angket, maka kepuasan siswa terhadap kualitas pelayanan
ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong dapat diketahui melalui analisis dan
interprestasi dimensi-dimensi sebagai berikut:
1. Responsiveness (daya tanggap)
Pada dimensi responsiveness (daya tanggap) kualitas pelayanan
ketatausahaan berada pada taraf cukup. Daya tanggap pelayanan yang
meliputi kesediaan pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan dengan
cepat dan tanggung jawab terhadap tugasnya masih belum memberikan
pelayanan secara optimal. Oleh karena itu, ketanggapan dan kecepatan dalam
memberikan pelayanan masih perlu ditingkatkan lagi, agar para pelanggan
siswa dan guru merasa puas dengan pelayanan yang diberikan tata usaha.
2. Reliability (kehandalan)
Pada dimensi reliability (kehandalan) kualitas pelayanan ketatausahaan
berada pada taraf cukup. Kehandalan pelayanan yang meliputi ketepatan
waktu pelayanan sesuai dengan jadwal yang ditentukan dan kemampuan
pelayanan tata usaha dalam memberikan bantuan kepada siswa yang
membutuhkan masih belum optimal. Oleh karena itu, kehandalan pegawai
tata usaha di dalam memberikan pelayanan perlu ditingkatkan lagi, agar siswa
maupun guru percaya dengan kompetensi yang dimiliki pegawai tata usaha
dalam mengerjakan tugasnya.
3. Assurance (jaminan)
Pada dimensi assurance (jaminan) kualitas pelayanan ketatausahaan berada
pada taraf efektif. Jaminan pelayanan yang meliputi pemberian jaminan
kesehatan, beasiswa maupun BSM (Bantuan Siswa Miskin) sudah sangat baik
bahwa SMK PUSTEK Serpong peduli terhadap kesempatan pemberian
pendidikan bagi siswa yang kurang mampu yaitu dengan memberikan
beasiswa dan juga BSM pada setiap semesternya.
4. Emphaty (perhatian)
Pada dimensi emphaty (perhatian) kualitas pelayanan ketatausahaan berada
pada taraf cukup. Perhatian dalam pelayanan yang meliputi kesabaran
76
pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan kepada siswa dan sikap
petugas dalam memberikan pelayanan masih perlu ditingkatkan lagi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan untuk meningkatkan pemberian perhatian dalam
pelayanan dengan cara membangun komunikasi dan sikap yang baik antara
siswa maupun guru.
5. Tangibles (kemampuan fisik)
Pada dimensi tangibles (kemampuan fisik) kualitas pelayanan ketatausahaan
berada pada taraf efektif. Kemampuan fisik pelayanan yang meliputi fasilitas
yang tersedia di ruang tata usaha maupun kerapihan penampilan pegawai
sudah sangat baik. Kelengkapan fasilitas yang tersedia di tata usaha sudah
sangat efektif dalam memberikan pelayanan secara maksimal bagi para
pelanggannya dan juga kesesuaian antara sarana prasarana yang tersedia
dalam memberikan pelayanan.
Berdasarkan hasil interprestasi data secara keseluruhan, dari lima dimensi
yang merupakan pelayanan ketatausahaan dapat dikatakan kepuasan guru dan
siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong
masih berada pada taraf cukup. Dengan demikian, sekolah masih perlu
meningkatkan lagi pelayanan yang diberikan agar lebih optimal, terutama pada
pelayanan ketatausahaan.
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai kepuasan guru dan
siswa terhadap kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong,
didapati kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara umum kualitas pelayanan ketatausahaan di SMK PUSTEK Serpong
masih berada pada taraf cukup 77,226%. Dilihat dari lima dimensi
pelayanan yaitu responsiveness (daya tanggap) 75,25% berada pada taraf
cukup, reliability (kehandalan) 73,85% berada pada taraf cukup, assurance
(jaminan) 81,08% berada pada taraf efektif, emphaty (perhatian) 74,70%
berada pada taraf cukup dan tangibles (bukti fisik) 81,25% berada pada
taraf efektif.
2. Kendala-kendala yang dialami dalam pelayanan ketatausahaan di SMK
PUSTEK Serpong meliputi waktu penyampaian informasi masih ada
keterlambatan, memberikan rekap absensi siswa kepada guru masih ada
keterlambatan, dan juga kedisiplinan pegawai tata usaha masih harus
ditingkatkan lagi.
Berdasarkan temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan
pelayanan ketatausahaan terhadap kepuasan guru dan siswa di SMK PUSTEK
Serpong belum berjalan secara optimal karena masih terdapat berbagai
kendala.
78
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan hasil skripsi ini, maka penulis memberikan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
a. Hendaknya waktu penyampaian informasi harus dilakukan tepat pada
waktunya, terutama penyampaian informasi bagi guru apabila ada
undangan dari luar pegawai tata usaha maupun pimpinan harus
mengetahui informasi yang terbaru dan segera diinformasikan bagi
guru-guru yang terkait.
b. Hendaknya waktu penyampaian informasi harus dilakukan tepat pada
waktunya, terutama penyampaian informasi bagi guru apabila ada
undangan dari luar pegawai tata usaha maupun pimpinan harus
mengetahui informasi yang terbaru dan segera diinformasikan bagi
guru-guru yang terkait.
c. Hendaknya bagian tata usaha urusan absensi siswa dalam memberikan
rekap absen harus segera di berikan kepada guru tepat pada waktu
yang telah dijadwalkan agar para guru dapat segera mengisi kehadiran
siswa di rapor dan apabila ada siswa yang bermasalah daftar
kehadirannya dapat segera diinformasikan ke orang tua siswa.
d. Hendaknya kedisiplinan pegawai tata usaha masih perlu ditingkatkan
lagi terutama jam masuk kerjanya, di sini peran pengawasan dari
pimpinan perlu karena dengan memberikan perhatian dari seorang
pemimpin kepada karyawan akan menciptakan kekeluargaan di
lingkungan sekolah dan itu akan berpengaruh pada kualitas kinerja
pegawainya.
e. Dalam menerima Sumber Daya Manusia (SDM), yaitu staff tata usaha
hendaknya disesuaikan dengan latar belakang pendidikan yang
dimilikinya.
79
2. Bagi Penulis Lain
a. Penulisan ini skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan di dalam penulisan
maupun isi skripsi ini, oleh karenanya bagi penulis lain diharapkan
mampu untuk melengkapi isi skripsi ini menjadi lebih baik lagi
khususnya mengenai kepuasan guru dan siswa terhadap kualitas
pelayanan ketatausahaan.
b. Pengambilan sumber data di dalam skripsi ini masih sedikit karena
sampel yang diambil hanya homogen yang diteliti, oleh karenanya
bagi penulis lain diharapkan untuk mengambil sampel yang diteliti
secara heterogen agar setiap lapisan warga sekolah dapat mewakili
terhadap penilaian kualitas pelayanan ketatausahaan.
c. Bentuk pelayanan tata usaha yang meliputi responsiveness (daya
tanggap), reliability (kehandalan), assurance (jaminan), emphaty
(perhatian) dan tangibles (bukti fisik) hendaknya bagi penulis lain
untuk membuat pedoman wawancara lebih spesifik lagi agar hasil
dari penelitian terhadap pelayanan ketatausahaan yang ada di
sekolah dapat diketahui hasilnya dengan sesungguhnya apakah
kualitas pelayanan tata usaha di sekolah sangat baik atau kurang
baik dalam memberikan pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi., dan Cepi Safiruddin Abdul Jabar. Evaluasi Program
Pendidikan Pedoman Teoretis Praktik Bagi Mahasiswa dan Praktisi
Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008.
Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka, 2005.
Gie, The Liang. Administrasi Perkantoran Moder. Yogyakarta: Liberty
Yogyakarta, 2000.
Kasan, Tholib. Teori & Aplikasi Administrasi Pendidikan. Jakarta: Studia Press.
Kotler, Philip. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Intan Sejati, 2003.
Kotler, Philip., dan KL Keller. Manajemen Pemasaran: Edisi Bahasa Indonesia.
Jakarta: PT. Indeks, 2007.
Lukman. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA-LAN Press, 1999.
Lupiyoadi, Rambat., dan A. Hamdani. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Salemba
Empat, 2011.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. Manajemen Layanan: Pengembangan
Layanan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Character dan Standar
Layanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006.
Sagala, Syaiful. Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2007.
Sallis, Edward. Total Quality Management in Education. Yogyakarta: IRCiSOD,
2010.
Sudijono, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada, 2010.
Sutiksono, Sobry. Manajemen Pendidikan. Lombok: Holistica, 2012.
Tjiptono, Fandy. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Andi, 1996.
Tjiptono, Fandy., dan Gregorius Chandara. Pemasaran Strategik. Yogyakarta:
ANDI, 2012.
Tjiptono, Fandy., dan Gregorius Chandara. Service, Quality & Satisfaction.
Yogyakarta: ANDI, 2005.
Tjiptono, Fandy, dkk. Pemasaran Strategik. Yogyakarta: ANDI, 2008.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2008.
Wijaya, David. Pemasaran Jasa Pendidikan. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Wursanto, Ig. Dasar-Dasar Ilmu Tata Usaha. Jakarta: Pustaka Dian, 1985.
Yazid. Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi. Yogyakarta: Ekonisia, 2003.
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 2 3 43 4 2 4 3 3 2 4 4 4 3 3 4 40
3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 48 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 39
2 4 3 2 4 4 4 2 4 2 4 4 4 43 3 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4 41
2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 28 2 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 27
2 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 2 2 41 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 4 4 36
2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2 32 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 32
3 4 3 4 2 2 3 2 3 2 3 2 2 35 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 31
3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 33 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 31
2 4 2 4 4 4 4 1 4 4 4 4 2 43 4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 2 2 32
4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 44 4 2 4 3 4 2 2 2 3 2 2 4 34
4 4 2 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 46 2 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 43
1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 1 1 38 4 4 4 2 4 2 1 4 4 4 3 4 40
4 3 3 3 4 4 4 1 3 4 3 4 3 43 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 46
3 4 3 4 4 4 4 2 4 3 4 3 3 45 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 45
1 2 1 2 4 2 4 3 2 2 4 2 2 31 2 2 4 2 1 1 2 2 4 4 2 4 30
4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 2 2 44 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 45
3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 48 3 2 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 43
2 3 2 2 4 4 3 2 2 3 2 4 4 37 2 3 4 2 4 2 3 2 4 4 3 4 37
3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 43 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 41
4 2 4 4 3 4 3 2 3 2 4 3 4 42 2 2 3 2 1 4 2 3 3 4 3 4 33
4 4 2 4 2 3 2 2 4 3 4 4 1 39 4 2 2 2 2 4 3 3 4 2 3 4 35
1 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 4 4 38 2 4 2 2 1 3 1 2 4 2 2 4 29
2 4 2 2 4 4 4 1 4 4 4 2 2 39 2 2 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 38
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
1 2 1 2 4 2 4 3 2 4 2 2 2 31 2 2 4 2 1 1 2 2 4 4 2 4 30
2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 46 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 47
4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 50 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 46
2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 1 1 27 2 4 2 2 4 1 2 4 4 2 4 4 35
3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 37
2 2 3 3 3 4 4 2 4 3 2 3 4 39 2 2 4 2 3 1 2 2 2 2 2 4 28
0.742
UJI RELIABILITAS ANGKET SISWA SMK PUSTEK
CORELASI (r) adalah
Jumlah Skor Ganjil Jumlah Skor GenapSKOR GANJIL SKOR GENAP
Dalam memberikan interprestasi secara sederhana terhadap Angka Indeks
Korelasi “r” Product Moment (rxy), pada umumnya dipergunakan pedoman atau
ancar-ancar sebagai berikut:
Besarnya “r” Product
Moment (rxy) Interprestasi:
0,00 – 0,20
Antara korelasi X dan Variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap
tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y)
0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang
lemah atau rendah.
0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukupan.
0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang
kuat atau tinggi.
0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.
DATA GURU SMK PUSTEK SERPONG
TAHUN 2014
No Nama L/ P Status
kepeg. Tugas Mengajar
1 Achmad, A.md L Honorer Web Design
2 Ahmad Rusmanto, ST L Honorer Kejuruan TKR
3 Anita Triana, S. Kom P Honorer Web Design
4 Apriyani Cinta Jayanti, S. Pd. P Honorer Matematika Bisnis
Manajemen
5 Arief Rajulin, S. Kom. L Honorer Kejuruan Multimedia
6 Asep Saefullah, S. Pd. L Honorer Bahasa Inggris
7 Auliya Azmi, S. Pd. I P Honorer IMTAQ
8 Ayrin Rizzy Amalia, S. Pd. P Honorer Kewarganegaraan
9 Danang Setyogroho, S. Pd. L PNS Sejarah Indonesia
10 Darja Hardjanto, S. Pd. L PNS Kompetensi Keahlian
Permesinan
11 Deden Nuryansyah, S. Pd. L Honorer Kimia & Fisika
12 Dedi Ediono, S. Pd. L Honorer Bidang Keahlian TP
13 Dedi Iskandar, S. Kom L Honorer Bidang Keahlian TKJ
14 Dedi Wahyudi, S. Si L Honorer Seni Budaya
15 Desi Kusumasari, SE P Honorer Akuntansi Perbankan
16 Dewi Susi Nawati, S. Pd. P Honorer Matematika Teknik
17 Dewi Yaulianti, S. Pd. P Honorer Matematika Bisnis
Manajemen
18 Dwi Anugrah N, S.Si P Honorer Kimia
19 Dwi Ratna Wulandari, S. Pd. P Honorer Matematika Bisnis
Manajemen
20 Edrizal Sikumbang, S. S L Honorer Bahasa Inggris
21 Eli Suhendra, ST L PNS Fisika
22 Effi Maryandi, S. Pd. L Honorer Bahasa Inggris
23 Eli Yulianti, S. Pd., MM P Honorer Bahasa Inggris
24 Endah Novitasari, SP P Honorer IPA
25 Euis Supianah, S. Pd. I P Honorer PAI
26 Fatiah, S. Pd. P Honorer BK
27 Fatmah P Honorer PENJAS
28 Firman Syahrudin, S. Ag L PNS IMTAQ & PAI
29 Drs. Giyanta L Honorer Bidang Keahlian Akuntansi
30 Drs. Ade Ma’mun R, MMPd L PNS Sejarah Indonesia
31 Drs. H. Asep Abdullah L Honorer Sejarah
32 Drs. H. Karwandi L Honorer Bahasa Indonesia
33 Drs. H. Solikhin Rais L PNS Matematika
34 H. Yasarudin, BE L Honorer Teknik
35 Hakim Nuruddin, S. Or L Honorer PENJAS
36 Harid Adhari, S. Kom L Honorer Keahlian TKJ
37 Herdi Supriyadi, S. Pd. L Honorer PENJAS
38 Heru Santoso, ST L Honorer Fisika
39 Dra. Hj. Artini Elvi P Honorer Steno, Bidang Keahlian AP
40 Dra. Hj. Atty Sugiarti P Honorer Kewirausahaan
41 Hj. Jaitun, S. Pd. P Honorer Bahasa Indonesia
42 Ii Sumirat, S. Pd P Honorer PENJAS
43 Imam Sudasri, ST L Honorer Sistem Listrik
44 Indrawan AL-Fadhillah, S. Kom L Honorer Kepala Lab
45 Iwa Achmad Istiwa, ST L Honorer Bidang Keahlian TKR
46 Iwan Setiawan, S. Hi L Honorer PAI
47 Japar Sidik, S. Ag L Honorer PAI
48 Kania Zakiah, S. Kom P Honorer Komputer
49 M. Alfi Syukri, S. Pd. L honorer Kewirausahaan
50 Mohammad Nurdin, S. Hi L Honorer PAI
51 Muh. Hudri, S. Pd. I L Honorer PAI
52 Muhamad Zuhdi, S. Pd. I L Honorer PAI
53 Dra. Murianingsih P Honorer Bidang Keahlian AP
54 Mutiara Ayu Larasati, S. Pd. P Honorer Seni Budaya
55 Nahrowi, S. Pd. L Honorer BK
56 Nur Citra P Honorer Kimia
57 Nuraeni, S. Sos P Honorer Kewarganegaraan
58 Nurhasan Basri, ST L Honorer Bidang Keahlian TKR
59 Nur Sa’adah, Ss P Honorer Bahasa Inggris
60 Nurul Aini, S. Pd P Honorer Bahasa Inggris
61 Parta, ST L Honorer Outocad
62 Dra. Peni Hernawati, MMPd P Honorer Bidang keahlian AP
63 Puji Trihastuti, S. Pd. P Honorer Bidang Keahlian AK
64 Purwaningsih, S. Pd P Honorer Matematika Teknik
65 Raden Irma Kusuma, S. Pd. P Honorer Bidang Keahlian AK
66 Ridwan, SE L PNS Kewirausahaan
67 Rifatindini Fadhillah, S. Pd P Honorer Kewarganegaraan
68 Rini Fathonah, SP P Honorer Fisika
69 Rizky Kurnia Diharja, ST L Honorer Komputer
70 Silrika Viadini, SIP P Honorer Sejarah/ IPS
71 Dra. Sri Yahyuni Dayati,
MMPd P PNS Kewarganegaraan
72 Drs. Supangat L Honorer Bidang Keahlian TP
73 Sutiawati, S. Pd P Honorer Bahasa Indonesia
74 Ir. Sutopo L Honorer Bidang Keahlian Otomotif
75 Suwardi, ST L Honorer Kimia
76 Dra. Titik Asmiati P Honorer Kewirausahaan
77 Tri Lestari, S.Pd P Honorer Bahasa Indonesia
78 Trie Puspa Kartika W, S.Pd. P Honorer Bahasa Inggris
79 Walkentana Padang, S. Pd P Honorer Kewarganegaraan
80 Yayan Supriyatna, S. Pd. P Honorer Kewarganegaraan
81 Yoyoh Nuryeti, S. Pd. P Honorer Bahasa Indonesia
82 Yuliawati, S. Kom P Honorer Bidang Keahlian TKJ
83 Herva Emilda Sari P Honorer Bidang Keahlian TKJ
84 Sufira Wahyuni, S. Psi P Honorer BK
85 Dra. Hj. Saminah. P PNS Sejarah
Dimensi
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 3
2 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4
3 2 3 4 4 3 4 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4
4 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 4 3
5 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2
6 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2
7 3 3 4 2 3 3 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2
8 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 3 2
9 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 1 2 4 4 4 4 4 2 4 2 2
10 4 4 4 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3
11 4 2 4 3 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4
12 1 4 4 4 2 4 4 2 4 4 1 2 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 1 4 1
13 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3
14 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3
15 1 2 2 2 1 4 2 2 4 1 2 1 4 2 3 2 2 4 2 4 4 2 2 4 2
16 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 2 4 2
17 3 3 4 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4
18 2 2 3 3 2 4 2 2 4 4 4 2 3 3 2 2 2 4 3 4 2 3 4 4 4
19 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 2
20 4 2 2 2 4 3 4 2 3 1 4 4 3 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4
21 4 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 3 2 3 4 4 3 2 4 3 4 4 1
22 1 2 2 4 2 2 2 2 4 1 4 3 4 1 3 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4
23 2 2 4 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2
24 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1
25 1 2 2 2 1 4 2 2 4 1 2 1 4 2 3 2 2 4 4 4 2 2 2 4 2
26 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
28 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 1 1 2 2 2 4 2 4 4 2 4 4 1 4 1
29 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3
30 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 1 4 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 4 4
Jumlah 79 91 101 87 82 99 95 80 103 93 96 81 107 83 74 93 100 108 98 95 103 94 84 114 84
Skor 271 443 292 538 780
PERHITUNGAN ANGKET SISWA
KUALITAS PELAYANAN KETATAUSAHAAN DI SMK PUSTEK SERPONG
Reliability Assurance Emphaty TangiblesResponsiveness
Pedoman Wawancara Guru
Nama : Ahmad, A.Md.
Jabatan : Guru Web Design
Tempat : Ruang Tata Usaha
Tanggal : 7 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan sekolah?
Jawaban: Iya selalu memberikan informasi, seperti pembuatan soal
semesteran, pengambilan gaji, SK mengajar dll.
2. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait
dengan absensi siswa?
Jawaban: Menurut saya masing kurang, karena penulisan absensinya masih
manual belum terkomputerisasi dan juga terkadang masih terjadi
keterlambatan dalam pemberian absensi siswa kepada guru untuk pengisian
rapor.
3. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Iya sangat membantu terutama dalam pembuatan surat tugas
mengajar, pembuatan soal, surat tugas BIMTEK (Bimbingan Teknis) maupun
surat keterangan untuk beasiswa.
4. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam penerimaan rapor?
Jawaban: Iya membantu tetapi tata usaha hanya mengadministrasikan dan
mengklasifikasikan rapor per- rombel sesuai dengan wali kelasnya masing-
masing.
5. Apakah pelayanan pemberian kompensasi tepat pada waktunya?
Jawaban: Selalu tepat waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan,
sampai saat ini tidak pernah terjadi keterlambatan dalam pemberian gaji bagi
guru maupun pegawai lainnya.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Komunikasi sejauh ini sudah baik, namun masih suka adanya
kesenjangan dengan guru baru dikarenakan masih butuh waktu untuk proses
beradaptasi dengan pegawai tata usaha.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Menurut saya sudah cukup baik, datang tepat waktu sesuai dengan
waktu pelayanan yang telah ditentukan dan sikap mereka ramah dengan
semua guru yang mempunyai kepentingan di tata usaha.
8. Apakah selalu ada perbaikan kualitas pelayanan pegawai tata usaha?
Jawaban: Menurut saya selalu ada perkembangan untuk memperbaiki kualitas
pelayanannya, dapat dilihat dari jumlah siswa yang mendaftar di sekolah ini
setiap tahunnya terus meningkat.
9. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Fasilitas sudah lengkap, mulai untuk pengadministrasian guru,
siswa maupun pegawai.
10. Bagaimana sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan di
sekolah?
Jawaban: mereka selalu ramah dalam memberikan pelayanan, apabila kita
datang ketatausaha mereka selalu menyapa.
Pedoman Wawancara Guru
Nama : Kania Zakiah, S. Com
Jabatan : Guru Komputer
Tempat : Ruang Guru
Tanggal : 8 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan sekolah?
Jawaban: Selalu di beri tahu, jika diadakan rapat biasanya di beritahukan
lewat undangan dari tata usaha. Kalau ada event-event di berikan undangan
resmi perihal pelaksanaan MID Semester, semesteran, pembagian rapor, rapat
dll.
2. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait
dengan absensi siswa?
Jawaban: Iya lancar-lancar saja, pelayanan terkait dengan absen siswa bagus
kebetulan saya kenal jadi kalu tidak di kasih bisa dikerjakan dengan segera.
Selama ini sudah bagus pelayanannya.
3. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Sangat membantu dan cepat responnya, jadi kalau minta surat
keterangan kerja hanya diminta biodata, nama, tempat dan tanggal lahir.
4. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam penerimaan rapor?
Jawaban: Sangat membantu, biasanya ada form yang harus diisi oleh orang
tua siswa, jadi nanti form itu diisi nama orang tua siswa, tanda tangan
biasanya di sediakan oleh tata usaha.
5. Apakah pelayanan pemberian kompensasi tepat pada waktunya?
Jawaban: Pelayanan kompensasi bagus, alhamdulilah pemberian tepat waktu
yang ditentukan biasanya gurunya sendiri yang mengambil gajinya agak
lambat.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Komunikasi sangat lancar berjalan dengan baik antara guru dengan
pegawai tata usaha.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Disiplin pegawai tata usaha baik, berpakaian rapih tapi kadang
ruang tata usaha suka tidak ada orang jadi kalau saya butuh sesuatu harus
nunggu sampai pegawainya datang.
8. Apakah selalu ada perbaikan kualitas pelayanan pegawai tata usaha?
Jawaban: Mulai ada perbaikan, dalam hal absen siswa tiap bulannya biasanya
diberikan pada tanggal belasan atau akhir bulan tapi 2 bulan terakhir ini
diberikan di awal bulan jadi bisa segera diinformasikan kepada orang tua
siswa.
9. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Fasilitas yang ada di tata usaha sudah lengkap, jadi apa yang
dibutuhkan guru sudah tersedia.
10. Bagaimana sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan di
sekolah?
Jawaban: Baik dalam memberikan pelayanan, mereka selalu ramah apabila
guru datang ke tata usaha.
Pedoman Wawancara Guru
Nama : Nur Saadah, S. s
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Tempat : Ruang Guru
Tanggal : 8 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan sekolah?
Jawaban: Iya selalu memberikan informasi, seperti panggilan siswa yang
belum mengumpulkan data-data yang diperlukan sekolah.
Kalau bentuk surat edaran biasanya mengenai MID Semester, Semesteran dll,
Cuma pemberian surat edarannya tidak sama waktu pemberiannya.
2. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait
dengan absensi siswa?
Jawaban: Kadang suka agak susah jika saya meminta presensi anak kadang
suka tidak langsung dipenuhi jadi saya suka kebingungan juga dan kualahan
apakah si anak jumlah ketidak hadirannya berapa jumlahnya.
3. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Sedikit agak lambat, mungkin karena meminta tanda tangan kepala
sekolahnya agak lama dikarenakan kepala sekolah jarang ada di tempat dan
perlu 1 hari untuk pembuatan suratnya.
4. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam penerimaan rapor?
Jawaban: Tata usaha membantu, kadang di hendel oleh wali kelas tapi jika
anak mau mengembalikan rapornya kepada wali kelas sedangkan wali
kelasnya tidak ada dia bisa langsung diberikan ke tata usaha untuk disimpan
di loker wali kelas yang bersangkutan.
5. Apakah pelayanan pemberian kompensasi tepat pada waktunya?
Jawaban: Tepat waktu, itu tergantung dari orangnya kalau misalnya hari ini
sudah tanggal waktunya gajian pasti sudah bisa langsung diambil di tata
usaha kemudian sudah disediakan form tanda tangan sebagai bukti telah
mengambil gaji.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Komunikasi sejauh ini sudah sangat baik antara guru dengan
pegawai tata usaha, tidak pernah adanya kesenjangan dari mulai saya masuk
mengajar di sini sampai sekarang.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Kalau menurut saya sudah bisa dibilang bagus, dimulai dari jam 8
pagi semua pegawai tata usaha sudah ada di mejanya masing-masing.
8. Apakah selalu ada perbaikan kualitas pelayanan pegawai tata usaha?
Jawaban: Karena saya baru bergabung di sekolah ini kurang lebih baru 2
tahun mengajar, sejauh ini menurut saya selalu ada perkembangannya dalam
pelayanan.
9. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Sudah lengkap, sudah ada CCTV di ruang tata usaha mapun di
ruang belajar siswa dan juga infocus di ruang kelas sudah ada semuanya
tinggal masing-masing guru bidang study yang tinggal direalisasikan.
10. Bagaimana sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan di
sekolah?
Jawaban: Baik, mereka welcome dengan kita jika ada guru minta tolong tetap
dilayani dengan ramah sampai sejauh ini sikap pegawai tata usaha baik
dalam memberikan pelayanan.
Pedoman Wawancara Guru
Nama : Saefullah, S. Pd.
Jabatan : Guru Bahasa Inggris
Tempat : Ruang Guru
Tanggal : 8 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan sekolah?
Jawaban: Iya selalu memberikan informasi, biasanya informasi undangan
rapat awal tahun dan akhir tahun, selain itu juga memberikan informasi
tentang workshop.
2. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait
dengan absensi siswa?
Jawaban: Untuk semantara ini bagus pelayananya, misalnya terkait absen
siswa terkadang guru disuruh untuk menulis sendiri seharusnya tata usaha
yang melakukan.
3. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Bagus langsung tanggap karena langsung dilayani langsung oleh
kepala tata usahanya, kadang apabila ada workshop kepala tata usaha yang
memberitahu langsung.
Contohnya, ada workshop Bahasa Inggris kepala tata usaha langsung
memberitahukan kepada guru yang bersangkutan.
4. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam penerimaan rapor?
Jawaban: Membantu, sebelum rapor diberikan kepada siswa terlebih dahulu
disimpan di ruang tata usaha kemudian guru mengisi nilai jika selesai
kemudian diberikan kepada orang tua siswa, kemudian diserahkan kembali
kepada guru kemudian disimpan kembali di ruang tata usaha.
5. Apakah pelayanan pemberian kompensasi tepat pada waktunya?
Jawaban: Pelayanannya memuaskan selalu tepat waktu sampai saat ini tidak
pernah ada keterlambatan.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Komunikasi selalu baik selama ini antara pegawai tata usaha
dengan guru.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Bagus, tetapi perlu ditingkatkan masuknya lebih awal karena
kasihan bagi siswa yang mau bayaran sekolah harusnya jam 07.30 pelayanan
sudah siap.
8. Apakah selalu ada perbaikan kualitas pelayanan pegawai tata usaha?
Jawaban: Ada, hanya pegawai tata usaha datangnya saja harus lebih awal dari
guru.
9. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Fasilitas sudah bagus, dahulu masih manual sekarang sudah
menggunakan komputerisasi dan perlunya penambahan jumlah loket
pembayaran agar tidak terjadinya antrian panjang.
10. Bagaimana sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan di
sekolah?
Jawaban: mereka selalu welcome kepada kita apabila kita datang ke tata
usaha, selama ini sikapnya baik.
Pedoman Wawancara Guru
Nama : Tri Lestari, S. Pd.
Jabatan : Guru Bahasa Indonesia
Tempat : Ruang Guru
Tanggal : 8 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan sekolah?
Jawaban: Iya, cuma kadang-kadang dari tata usaha ketepatan waktu dalam
penyampaian informasi sedikit lambat dan untuk informasi surat undangan
dari luar seharusnya tata usaha sudah harus tahu mengenai surat menyurat
terkadang guru sendiri yang repot apabila ada surat undangan dari luar tetapi
dari pihak tata usaha maupun dari manajemen tidak ada yang tahu.
Contohnya sekarang kurikulum 2013 kadang-kadang surat undangan tidak
sampai walaupun sampai tapi lambat kadang saya tahu informasi dari orang
lain.
2. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait
dengan absensi siswa?
Jawaban: Terkait dengan absen siswa terkadang pegawai tata usaha suka
keliling ke kelas tapi ada juga yang diserahkan kepada siswa karena biasanya
siswa suka kerja sama dengan temannya untuk memanipulasi absen, karena
saya sendiri suka mengabsen kelas sendiri.
Yang jeleknya apabila absen siswa dipaksakan ke siswanya suka terjadinya
kebohongan.
3. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Membantu tetapi terkadang formatnya masih mengupdate tahun
lalu dan kadang masih ada yang lupa di hapus, ada juga surat masuk terutama
yang keluar harusnya ada tanda terima kadang dalam pembagian surat yang
sudah dibagikan atau yang belum tidak ketahuan, harusnya ada form untuk
pembagian surat minimal pemberian ceklist ( √ ) atau tanda tangan jadi
ketahuan surat yang sudah menerima siapa saja.
4. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam penerimaan rapor?
Jawaban: Membantu dalam hal pengumpulan rapor, tetapi kadang ada siswa
yang sudah mengumpulkan tetapi rapornya tidak ada, biasanya suka
tercampur dengan kelas lain.
5. Apakah pelayanan pemberian kompensasi tepat pada waktunya?
Jawaban: Selalu tepat pada waktunya, tetapi dalam penerimaan gaji saya tidak
suka mempermasalahkan karena mengajar sebagai tanggung jawab saja.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Komunikasi selalu baik selama ini antara pegawai tata usaha
dengan guru.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Cukup, tetapi pegawai tata usaha lebih baik datangnya hrus lebih
pagi dan itu juga sudah pernah diingatkan juga dengan atasan. Terkadang
kalau pagi suka masih terkunci ruangan tata usaha tetapi sekarang mulai ada
perubahan sedikit lebih baik jika guru butuh sesuatu ruang tata usaha sudah di
buka walaupun pegawainya belum datang.
8. Apakah selalu ada perbaikan kualitas pelayanan pegawai tata usaha?
Jawaban: Sekarang harusnnya kepengurusan guru ke dinas harusnya ada
petugas tata usaha khusus untuk pengurusan guru ke dinas, kalau dulu ada
petugas khusus yang melayani surat ke dinas tapi sekarang guru yang harus
mencari informasi sendiri.
9. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Fasilitas sudah bagus, contohnya saja spidol itu di bagikan kepada
guru tetapi tinta spidol kita ambil sendiri kadang guru lain mungkin karena
malas ke tata usahanya lebih baik tintanya di bagikan saja.
10. Bagaimana sikap pegawai tata usaha dalam memberikan pelayanan di
sekolah?
Jawaban: sikap pegawai tata usaha dalam melayani guru selama ini selalu
ramah dan sopan, mereka selalu menyapa apabila guru berkunjung ke tata
usaha.
Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Nama : Ir. Harmen Latief, M. MPd.
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah
Tempat : Ruang Rapat
Tanggal : 28 Oktober 2014
1. Apakah pegawai tata usaha selalu memberikan informasi terkait dengan
kegiatan siswa?
Jawaban: iya, biasanya jika ada kegiatan atau event ulangan MID Semester
atau Semesteran diinformasikan kepada siswa besrta surat edaran waktu
pelaksanaan semesteran tersebut beserta pelunasan pembayaran SPP dan
pembayaran semester. Kegiatan tersebut sudah ada jadwalnya di dalam
kalender pendidikan.
2. Apakah jumlah pegawai tata usaha saat ini sudah cukup untuk melayani
stakeholder yang ada di sekolah? Dan apakah syarat-syarat dalam merekrut
pegawai tata usaha?
Jawaban: Kalau menurut saya cukup, cukup sepanjang masing-masing mereka
bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Contohnya: bagian absensi konsen di absennya, pelaporannya di buat dan
masing-masing mereka sudah mempunyai komputer semua dan juga bagian
tata usaha sudah dibantu dengan sistem komputer, kemudian sebagai kepala
Tata Usaha menurut saya sudah cukup menguasai.
Kalau perekrutan di tata usaha sebenarnya tidak terlau spesifik karena
perekrutan disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau ijazahnya tidak artinya cukup
SLTA tapi menguasai bidangnya dan mau bekerja.
3. Apakah pegawai tata usaha diberikan pelatihan dalam meningkatkan
kompetensinya?
Jawaban: Itu selalu ada. Contohnya: tata usaha dulu pernah kita kirim untuk
mengikuti pelatihan. Dalam mengikuti kegiatan pelatihan tersebut itu ada dua,
pertama memang permintaan Dinas untuk meningkatkan mutu pegawai, kedua
kita sendiri yang kelihatan anak ini perlu kita tambah pengetahuannya kita
kirim dan kita biayai, hampir semua pernah mengikuti pelatihan.
4. Apakah pegawai tata usaha memberikan pelayanan yang mudah terkait dengan
absensi siswa?
Jawaban: Cukup baik, karena absen siswa itu meliputi tiga absen 1) guru yang
mengajar, 2) ketua kelas dan 3) piket, dari absen piket itu nanti di rekap berapa
kali siswa tidak hadir, sakit dan alpa itu dicocokkan dengan absen yang ada di
ketua kelasnya dengan yang ada di gurunya, itu akan dijadikan acuan pada saat
sedang pleno untuk kenaikkan kelas mereka jadi tidak bisa guru mengatakan
dia tidak masuk di saya 5 hari belum tentu, di check lagi dengan yang ada di
ketua kelas dan kemudian di check lagi dengan yang ada di piket. Maka dari itu
ada tiga bisa dikatakan di ketua kelas dimanipulasi karena kawannya dibikin
hadir masih ada di guru piket, jadi di compare kalau ini tidak benar bisa dilihat
di sini karena absen itu menentukan anak naik tidak naik kelas, bagus tidak
bagus dan seterusnya. Setiap bulan absen itu dilaporkan kepada orang tua
mereka ini merupakan salah satu kelebihan PUSTEK.
5. Apakah pegawai tata usaha membantu dalam pembuatan surat menyurat?
Jawaban: Kalau surat menyurat menurut saya cukup cuma kelemahan kita
pengarsipan, karena kita belum mempunyai loker-loker yang bagus untuk
pengarsipan surat menyurat, kalau format surat menyurat normal artinya nomor
surat, surat kemana itu normal menurut saya hanya kelemahan kita tidak bisa
menutup diri pengarsipannya kadang-kadang kurang baik itu saja, bukan
berarti tidak ada cuma kurang baik.
6. Apakah pegawai tata usaha melakukan komunikasi dengan baik?
Jawaban: Kalau menurut saya justru kita itu termasuk yang fair tidak
membeda-bedakan.
Contohnya: saya sebagai ketua yayasan disamping saya sebagai wakil kepala
sekolah, yang menandatangani Surat Keputusan kepala sekolah maupun
sertifikasi guru itu saya yang memutuskan, tapi tidak pernah guru-guru itu
takut atau malu karena kita menciptakan situasi kekeluargaan, jadi yang
bertanggung jawab dengan sekolah ini disebut ketua pengurus harian.
Menciptakan situasi kekeluargaan ini dengan tujuan agar semua menjadi
keluarga besar dan kita tidak membeda-bedakan.
7. Bagaimana dengan kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Itu saya anggap belum maksimal, karena kita tadinya disiplin itu kita
minta kesadaran sendiri tapi ternyata membangkitkan kesadaran sendiri itu
sulit sehingga kita bangun model kekeluargaan tadi, supaya maksimal kita
sering mengadakan meeting-meeting juga kadang-kadang administrasi kita
kumpul di sini kita briefing, itu dilaksanakan dengan dilihat dari kinerja
pegawainya atau situasional tapi hasil akhir dari kinerja mereka tidak
terbengkalai itu yang paling penting.
8. Apakah fasilitas pelayanan yang ada di tata usaha sudah sesuai dengan
harapan?
Jawaban: Mungkin memadai menurut saya kan biasanya tata usaha itu dimana-
mana kelemahannya di sistem komputer di sistem software kita merupakan
salah satu yang royal dalam pengadaan sarana prasarana.
9. Siapakah yang melakukan pengawasan terhadap kinerja tata usaha?
Jawaban: Sebenarnya ada, yayasan itu kan ada pengawas, pembina dan
pengurus. Yang mengawasi namanya Pak Abdul Hafid.
10. Bagaimana bentuk pengawasan kepala sekolah terhadap pegawai tata usaha?
Jawaban: Bentuk pengawasan itu kan ada dua, jika laporan keuangan itu ada
laporan tahunan kalau pengawasan kinerja sambil jalan pada saat dikumpulkan
diberikan pengarahan, kita lakukan pengarahan cuma harus dibedakan sistem
administrasi di sekolah dengan di pabrik, kalau laporan di sekolah itu biasanya
perbulan seperti absen dan keuangan itu dilaporkannya di akhir bulan.
11. Apakah kepala sekolah selalu memberikan motivasi dalam meningkatkan
kualitas pelayanan ketatausahaan? Motivasi seperti apa yang diberikan?
Jawaban: Kalau motivasi itu biasanya kita lebih banyak berupa bonus-bonus
seperti tambahan gaji setiap ada event-event mereka di berikan.
Contohnya: ada kegiatan semesteran ada tambahan untuk mereka, ada event
ulangan, ujian kompetensi atau apapun itu mereka dapat kompensasi dari
sekolah dan itu dianggarkan.
12. Apakah ada upaya dari kepala sekolah untuk terus memperbaiki kualitas
pelayanan?
Jawaban: Sangat ada tapi yang namanya sekolah mohon dicatat meningkatkan
kualitas pelayanan kadang-kadang berhubungan dengan fasilitas, fasilitas
tersebut bisa berupa komputer dan sebagainya, bisa juga fasilitas ruangan.
Kelemahan kita saat ini adalah jika tenaga bisa diarahkan yang tidak bisa
diselesaikan dengan cepat adalah ruangan itu kelemahannya, kelemahan itu
bisa berupa lemari untuk pengarsipan.
Pedoman Wawancara Kepala Tata Usaha
Nama : Masri, SE.
Jabatan : Kepala Tata Usaha SMK PUSTEK
Tempat : Ruang Tata Usaha
Tanggal : 10 Oktober 2014
1. Apakah jumlah pegawai tata usaha cukup untuk melayani semua
kebutuhan stakeholder yang ada di sekolah?
Jawaban: Sudah cukup karena sudah sesuai dengan pembagian tugas yang
ada di sekolah SMK PUSTEK.
2. Bagaimana dengan latar belakang pendidikan pegawai tata usaha apakah
sudah sesuai dengan tugasnya?
Jawaban: Sebagian sesuai tapi ada beberapa yang belum sesuai,
dikarenakan masih ada yang sedang melanjutkan pendidikan (kuliah).
Contohnya pegawai tata usaha yang lulusannya sesuai dengan tugasnya,
Pak Ahmad tugasnya di komputer atau IT (Ilmu dan Teknologi) lulusan
dari D3 Manajemen Informatika dan saya sebagai Kepala Tata Usaha
lulusan dari S1 Ekonomi Manajemen tugasnya yang memegang keuangan
di bendahara.
3. Apakah pegawai tata usaha mengikuti pelatihan dan panataran untuk
meningkatkan kompetensinya?
Jawaban: Pernah diikut sertakan tapi biasanya itu tergantung dari dinas
pendidikan tema yang ada tentangg apa dalam pengadaan workshop, di
tata usaha yang pernah mengikuti pelatihan yaitu Pak Ahmad tentang
workshop IT (Ilmu dan Teknologi).
4. Apakah ada pemberiaan penghargaan/ reward bagi pegawai tata usaha
yang telah bekerja dengan sangat baik?
Jawaban: Untuk sementara di PUSTEK belum ada pemberian
penghargaan/ reward bagi pegawai yang bekerja dengan baik, rewardnya
hanya pemberian gaji yang setiap tahunnya meningkat.
5. Apakah alat-alat yang ada di sekolah ini untuk menunjang pelaksanaan
manajemen sekolah sudah lengkap? Jika belum, alat apa saja yang
diperlukan?
Jawaban: Sangat menunjang sekali, yang kurang dengan adanya teknologi
terbaru kita belu bisa memenuhinya dikarenakan harganya yang cukup
mahal.
Contohnya: teknologi alat digital yang canggih harganya cukup tinggi tapi
sedikit-sedikit untuk pelayanan siswa sudah ada. Misalnya dalam
pembuatan kartu pelajar sudah bisa disamakan dengan E-KTP dan sudah
ada barkotnya yang berfungsi mempermudah mengidentifikasi siswa.
6. Bagaimana sistem penerimaan siswa baru di sekolah ini?
Jawaban: biasanya pada saat PSB (Penerimaan Siswa Baru) tata usaha
harus menginput data, dengan menginput data tersebut siapa saja yang
diterima atau yang tidak diterima. Pada saat pendaftaran mereka harus
mengisi LJK dengan melakukan sistem scan.
7. Apakah perangkat komputer ini sudah mencukupi untuk melakukan
pengolahan data?
Jawaban: Sudah lebih dari cukup, karena masing-masing pegawai
memegang 1 komputer untuk melakukan pengolahan datanya masing-
masing.
8. Bagaimana tingkat kedisiplinan pegawai tata usaha di sekolah ini?
Jawaban: Jika tentang kedisiplinan pegawai tergantung pada kepribadian
masing-masing individu, agak susah untuk menjelaskannya dikarenakan
kedisiplinan pegawai tergantung pada keberadaan seorang pimpinan dan
itu sangat mempengaruhi baik siswa, guru maupun karyawan tetapi
walaupun demikian mereka tetap bekerja dengan tugasnya masing-
masing.
9. Apakah selalu ada usaha untuk memperbaiki kualitas pelayanan tata
usaha?
Jawaban: Kualitas pelayanan saat ini sudah cukup baik, yang masih harus
diperbaiki yaitu kurangnya pengawasan dari seorang pemimpin itu sangat
mempengaruhi dalam peningkatan kualitas pelayanan.
Contohnya: kita bekerja tergantung pada diri individu masing-masing,
apakah mereka bekerja untuk institusi apakah bekerja hanya dilihat ada
pimpinannya saja.
10. Bagaimana cara membangun kerja sama tim untuk membangun reputasi
positif dalam pelayanan sekolah?
Jawaban: Pada setiap pertemuan di adakan rapat kecil khusus pada setiap
bagian, misalnya bagian tata usaha mengadakan rapat untuk memberikan
arahan setiap sebulan sekali maupun seminggu sekali.
Saat itu sudah mulai berjalan rapat tersebut walaupun bukan pimpinan
langsung yang mengarahkan tetapi didelegasikan oleh wakil kepala
sekolah, biasanya dalam rapat tersebut para staf bisa mengeluarkan
keluhan-keluhan yang dirasakan dan dicarikan solusinya bersama-sama,
adanya rapat tersebut bertujuan untuk meningkatkan kerja sama tim dan
semangat dalam bekerja.
11. Apakah ada komplain/ kritikan dari stakeholder terhadap pelayanan yang
diberikan pegawai tata usaha? Jika ada, bagaimana cara menindaklanjuti
kritikan tersebut?
Jawaban: Ada, biasanya pelayanan mengenai pembayaran SPP maupun
semesteran. Contoh kasus: orang tua beranggapan sudah memberikan
uang SPP kepada anaknya tetapi di data keuangan siswa tersebut masih
terdapat tagihan yang belum dibayar, terkadang orang tua komplain di
sini dengan komplain tersebut harus ada bukti karena rata-rata anaknya
sendiri yang menggunakan uang SPP tersebut, terkadang orang tua hanya
marah-marah saja di sini tanpa tahu permasalahannya. Oleh karena itu
dalam pembayaran SPP maupun pembayaran lainnya tata usaha
memberikan 2 bukti pembayaran yaitu kwitansi dan buku bayaran selain
itu bukti pembayaran tersebut di input di dalam data komputer. Dengan
adanya sistem komputerisasi tersebut untuk menghindari adanya
kecurangan-kecurangan.
ANGKET SISWA
ANGKET KUALITAS PELAYANAN KETATAUSAHAAN
DI SMK PUSTEK SERPONG
PETUNJUK PENGISIAN:
Mohon bacalah setiap pernyataan di bawah ini dengan seksama, kemudian
berikan jawaban anda dengan cara memberikan tanda cheklist ( √ ) pada kolom
yang tersedia, dengan pilihan jawaban:
SL : Selalu
SR : Sering
KD : Kadang-Kadang
TP : Tidak Pernah
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda. Tidak ada pilihan
yang salah karena itu adalah pilihan yang paling sesuai dengan diri anda dan
pengalaman yang anda rasakan.
Atas perhatian dan partisipasi anda, saya ucapkan terima kasih.
No Pernyataan SL SR KD TP
1 Pegawai TU cepat dalam merespon keluhan siswa.
2 Pegawai TU membantu siswa setiap mengalami
kesulitan.
3 Pegawai TU bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya.
4 Pegawai TU disiplin pada waktu.
5 Pegawai TU terampil dan cekatan dalam melayani
kebutuhan siswa.
6 Pegawai TU jelas dalam memberikan informasi.
7 Pegawai TU teliti dalam pekerjaannya.
8 Janji terhadap penyelesaian tugas siswa terpenuhi.
9 Pegawai TU dapat mengoperasikan komputer
dengan baik.
10 Pegawai TU memberikan informasi jaminan
kesehatan.
11 Pegawai TU memberikan informasi beasiswa dan
BSM.
12 Pegawai TU sabar dalam memberikan pelayanan.
13 Pegawai TU menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
14 Pegawai TU memberikan solusi terhadap
komplain/ keluhan dari siswa.
15 Pelayanan kepada siswa tidak diskriminatif.
16 Keramahan pegawai TU dalam melayani siswa.
17 Sikap sopan pegawai TU ditunjukkan kepada
siswa.
18 Kondisi ruangan TU bersih dan nyaman.
19 Penataan dan peralatan ruang kantor TU nyaman
dan rapih.
20 Penggunaan peralatan dan teknologi dalam
operasional TU kinerjanya sudah optimal.
21 Pegawai TU berpenampilan rapi dan sopan.
22 Profesionalisme pegawai TU dalam melayani
siswa.
23 Jumlah loket pelayanan administrasi memadai.
24 Adanya fasilitas ruang tunggu.
25 Kesediaan alat tulis yang dibutuhkan siswa
memadai (contoh: spidol, isi tinta dsb).
Lampiran 8
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. F. H. Juanda No 95 Cipu/Et 1912 tfttoresb
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Tertit . 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Hal 1t'l
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor : Un.0l/F. l/KM.01.3 1........1 .......Lamp. :...............Hal :Bimbingan Skripsi
Tembusan:1. DekanFITK2. Mahasisrva 1,bs.
Jakarta" 6 Januari 2015
Kepada Yth.
Dra. NurdelimaWaruwu^ M. Pd.Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tartiyah dan KeguruanUIN Syarif HidayatullahJakana.
As salamu' alaikum wr.wb.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Nama : Siti Masitoh
NIM :1110018200029
Jurusan : Manajemen Pendidikan
Semester :VIII (Delapan)
, Judul Skripsi : Kualitas Pelayanan Ketatausahaan Pada Sekolah MenengahKejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK PUSTEK)Serpong.
Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 15 Januari 2014,absffaksiloutline terlampir. Saudara dapat melalarkan perubahan redaksional pada judultersebut. Apabila perubahan substansial dianggap perlu, mohon pembimbing menghubungrJurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi ini diharapkan selesai dalam r.vaktu 6 (enam) bulan- dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was solamu' alaikum wr.wb.
a.n. DekanKajur M^rrrrrtrfl
Dr. Has"r\irir,NrP 196d10
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndanesja
Nama
NIM
Jurusan
Semester
Nomor'. Un.A1 lF .1 lKM,01 .3/.Lamp. : OutlinerProposal
Jakarta, 1 Oktober 2014
Hal : Permohonan lzin Penelitian
Kepada Yth.:Kepala SMK PUSTEK SerpongdiTempat
Assal am u' al ai ku m wr.wb,
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
: Siti Masitoh
: 1 1 10018200029
: Manajemen Pendidikan
: lX (Sembilan)
Judul Skripsi : "Kualitas Pelayanan Ketatausahaan Pada Sekolah Menengah
Kejuruan Pengembangan Sain dan Teknologi (SMK
PUSTEK) Serpong.'
'adalah benar mahasiswi Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di sekolah yang
Saudara pimpin.
untuk itu kami mohon saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebutmelaksanakan penelitian dimaksud
Atas perhatian dan kerja sama saudara, kami ucapkan terima kasih.
Wassal am u' a I ai ku m w i.wb.
emen Pendidikan
No. Dokumen ; FITK-FR-AKD-082Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
FORM (FR)
a,n.
^,{ffiH.#'\'lg'f*'qll'. /:.'.;rffiilri
"., .Dr',l{ 'ari. M
Tembusan:
Lampiran 10
YAYASAN PENGEMBANGAN SAIN DAN TEKNOLOGI PUSTEKSEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
SMK PUSTEK SERPONGKompetensi Keahlian :Teknik Pemesinan, Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Sepeda Motor,
Teknik Komputer Jaringan, Multimedia, Akuntansi, Administrasi Perkantoran
THRAKR,HT}ITASI. AJl. Raya Serpong No. 17 Priyang Kelurahan Pondok Jagung ( Samping WTC Matahari ) Serpong Utara
Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten Telp/Fax. 021 5388243 Website : http://smk.pustekserpong.com
SURAT KETERANGAN TELAH RISETNomor : 043/SMK - PUSTEI<DU2O14
Kepala Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) PUSTEK Serpong Kota Tangerang Selatan PropinsiBanten, dengan ini menerangkan bahwa :
Nama MahasiswaNIMTempat Tanggal LahirJenis KelaminProgram PendidikanJurusanTempat Kuliah
Nama tersebut diatas adalah benarRiset pada SM6 PUSTEK Serpongsampai dengan November 2A14.
: Siti Masitoh:1110018200029: Tangeran g, 29-02-1992: Perempuan: Strata Satu 151: Menejemen Pendidikan: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, telah melakukanKota Tangerang Selatan Provinsi Banten, dari Bulan Oktober
Demikian Surat Keterangan ini dibuat dengan sebenarnya untuk dapat dipergunakan sebagaimanamestinya.
Utara, 14 Oktober 2A14olah
Latief., MMPd
,ffien*'1.3111S.',rfr.'!Jl;3 \'+ \'
*&.-.**"4,-t:.- \,ls:rr.r,ra; tl*lil,I 1 O .
!^,**l*Hou,tt*-{{.t
Knrt*{-Ad.{&r* $'t?fiQ 5*4^tr,# dery* fpT##
Lampiran 11
UJI IIEFERENSI
Seluruh referensi yang digrurakan dalam penulisan skripsi yang berjudul
"Kcpuasan Guru dan Sisl,a I'crhadap Kualitas Pelayanan Ketatausahaan di
SIVIK PUSTEK Serpoug" yang dilakukan oleh Siti Masitoh, NIM
1110018200029 Jurusan N,lanajernen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguluan Universitas Islarn Negcri Syarif I{idayatulla}r Jakafta, telah diuji
kebenarannya oleh Dosen Pernbimbing Skripsi pada tanggal 10 Desernber 2014.
Jakafia, 9 Desember 2014
Dosen Pembimbing Skripsi
!fa"Xurdetima Waru
NIP. 19671020 200t1? 2 001
LEMBAR UJI REFEREI{SI
NoNo.
f,'ootnoteBuku Referensi/ Ruj ukan
Halaman
Skripsi
Halaman
Referensi
Paraf
Pembimbing
BAB I
I IThe Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,
(Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 2000), h. 16.
) t6
\ t/)) tr{) 2
Edward Sallis, Total Qaality Management in Education,
(Yogyakarta, IRCiSOD, 2010), h. 28.
J 28 / ,' /"*
BAB II
I ITholib, Tectri & Aplikasi Administrasi Pendidikan, (Iakarta'.
Studia Press), h. 109
6 r09
)//
2 2The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,
(Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 2000), h. 16.
6 t6 / t'/L
J JSyaiful Sagala, Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 20A7)" h. 48
6 48
) /-/
4 4Syaiful Sagala, Manajemen Stategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 20Q7), h. 2l
6 2t / ,t' /'"t'-
5 5Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Iakarta: PT Rineka Cipta,
2008), h. 93
7 93
h
)//
6 6The Liang Gie, Administrasi Perkantoran Modern,
(Yogyakarta, Liberty Yogyakarta, 2000), h. 20.
8 20' -'/*
7 7Sobry Sutiksono, Manajemen Pendidikan, (Lombok, Holistica,
20t2),h.92-93.
8 92-93
\//8 8
lg. Wursanto, Dasar-dasar llmu Tata (/saha, (Jakarta: Pustaka
Dian, 1985), Cet, II, h. 59-60.
l0 59-60 /,r'/-
9 9lg. Wursanto, Dasar-dasar llmu Tata Usaha, (Jakarta: Pustaka
Dian, 1985), Cet, II, h. 61.
1t 61
\ /'410 10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Edisi IIL (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 646.
1l 646 / .' /,o-
11 ltLukman, Manaj e men Kual i tas P e layanan, (Jakarta: STIA-LAN
Press, 1999), Cet I, h,26.
t2 26
\Aj
t2 t2
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, Manajemen Layanan:
Pengembangan Layanan Model Konseptual, Penerapan
Oitizen's Character dan Standar Layanan Minimal,
(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2006), Cet II,h.2.
t2 i ,'/u
13 13Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, 1996), h.
51
13 51
\t\ /*/'
t4 t4Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta. PT Intan Sejati,
2003), Edisi XI, h.49.
13 49 /,//u
15 15Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Pemasaran Strategik,
(Yogyakarta: ANDI, 2012), Edisi II, h.74.
13 74
)dt6 16
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manaiemen Pemasaran
Jasa, (Jakarta: Salemba Empat, 20ll), Edisi II, h, 182.
t4 184 1 ',/*
l7 t7Yazid, Pemasaran Jasa: Konsep dan Implementasi,
(Yogyakarta: Ekonisia,2003), Cet II, h. 102-105.
15 102-105
) .t/l8 18
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Service, Quality &
Satisfuctior, (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 13l-132.
l6 t3t-t32 /r" l*
l9 19Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal I Ayat 1, h,1.
l8 I
1AltL/ L/'
20 20Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Service, Quality &
Satisfaction, (Yogyakarta: ANDI, 2005)" h. 77 .
19 77 / /t I/ //
21 2tHusaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik dan Riset
Pendidikan, (Iakarta'. PT Bumi Aksara, 2008), Cet I, h. 1.
19 I , ,/,'
/'r/-
22 22David Wijaya, Pemasarart Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012), h. 257 -258.
20 257-258
\ ,r/23 23
Fandy !iptono, Gregorius Chandra dan Dedi Andriana,
Pemasarqn Strategik, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h. 43.
20 43 / t'/"
24 24
Philip Kotler dan KL Keller, Manajemen Pemasaran: Edisi
Bahasa Indonesia, (Jakarta: PT Indeks, 2007), Edisi 2, Jilid I, h.
220.
2l 220
\ri| 'L-/
25 25Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandara, Service, Quality &
Satisfaction, (Yogyakarta: ANDI, 2005), h. 126-128.
24 t26-t28/ //'-
26 26Fandy Tjiptono, Gregorius Chandra dan Dedi Andriana,
Pemasaran Strategik, (Yogyakarta: ANDI, 2008), h.37.
24 37
) -l27 27
Fandy Tjiptono, ManajemenJasa, (Yogyakarta: Andi, 1996), h.
148- I 50.
27 I48-150 I ///-28 28
David Wijaya, Pemasaran Jasa Pendidikan, (Jakarta: Salemba
Empat, 2Al2),h.74-75.
28 74-75../ /,^_
BAB III
1 IAnas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (PT Raja
Grafindo Persada, 2010), Cet XXII, h. 43.
39 43 ////*/'t
2 2
Suharsimi fuikunto dan Cepi Safiruddin Abdul Jabar,
"Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoretis Bagi
Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan", (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2009), Cet III, h. 35.
40 35
BAB IV
I IIr. Harmen Latiel M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, wawancara
Pribadi, 28 Oktober 2014.
49
-1/ ./*/
2 2Tri Lestari, S. Pd, Guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8
Oktober 2014.
50 / .z' f'c-
3 3Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara Pribadi, 8
Oktober 2014.
50
f/l4 4
Kania Zakiah, S. Kom, Guru Komputer, wawancara Pribadi, 8
Oktober 2A14.
51 I //-
5 5Ahmad, A. Md, Guru Web Design, wawancara pribadi, 7
Oktober 2014.
51
l6 6
Asep Saefullah, S. Pd, Guru Bahasa [nggris, wawancara
Pribadi, 8 Oktober 2014,
51 I ,'7*--
7 7 Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara Pribadi, 8 52
Oktober 2014.
8 8Tri Lestari, S. Pd, Guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8
Oktober 2014.
52
-tl\ A/'9 9
Ir. Harmen Latief M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, wawancara
Pribadi, 28 Oktober 2014.
52 I .',/-I /*
l0 10Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara Pribadi, l0 Oktober
20t4.
53
1 ,y't/ry
l1 ilMasri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara Pribadi, l0 Oktober
2014.
54 t"/;//
t2 t2lr. Harmen Latief M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, wawancara
Pribadi, 28 Oktober 2A14.
54
l*/
t3 t3lr. Harmen Latief, M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, wawancara
Pribadi, 28 Oktober 2014.
54 I .'' /t---
t4 t4Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara Pribadi, 8
Oktober 2014.
54
\r/15 15
Asep Saefullah, S. Pd, Guru Bahasa Inggris, wawancara
Pribadi, 8 Oktober 2014.
55
t6 16 Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara Pribadi, 10 Oktober 55
20t4
l7 t7Ir. Harmen Latie{ M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, wawancara
Pribadi, 28 Oktober 2014.
55
)t4t8 t8
Ahmad, A, Md, Guru Web Design, wawancara pribadi, 7
Oktober 2014.
56 / .'/' /1^*-
t9 t9Asep Saefullah, S. Pd, Guru Bahasa Inggris, wawancara
Pribadi, 8 Oktober 2014.
56
L;J20 2A
Nur Saadah, S. s, Guru Bahasa Inggris, wawancara Pribadi, 8
Oktober 2014.
57 / .,"'1/<* '
2l 2lTri Lestari, S. Pd, Guru Bahasa Indonesia, wawancara pribadi, 8
Oktober 2014.
57
\/
22 22Ahmad, A. Md, Guru Web Design, wawancara pribadi, 7
Oktober 2014.
57 / ,' ,/*,/ l'
a{
Z5 .L5Kania Zakiah, S. Kom, Guru Komputer, wawancara Pribadi, 8
Oktober 2014.
58
) .:/7
24 24Masri, SE, Kepala Tata Usaha, wawancara Pribadi, 10 Oktober
20t4
58 r/
25 25 lr. Harmen Latief, M. MPd, Wakil Kepala Sekolah, waw&ncara 58
#
Pribadi, 2t Olaobor 2014,
26 26Itda$l SE, Kqala Tata Ugahs, wawrno,Bra Pribadi, l0 Ohobs
20t4.
58
\ 1r/27 27
Ir: Harmonlattsq M, MPd, Wtkil Kcpala Sokolah, wswurare
Pribadi, 28 Ohobsr 2014.
59 / ,/ Ft-
Unurk momcnrhi wliditas shipd ysng bcriudul Kepuurn Gunr din Sib$ra Tcrtrdap Kuslitar Pclrprun lfuatausdurn di
SMK PUSTEK Scrporq; mrkr porlu pcngujien &ftff rc&ronri umrk mcmonuhi,rumbcr data yang dipcroloh.
Jakarta, 9 Doscmbcr 2014
Dorar Pombimbing
Dn Nudcllpe lYrrwrp.ll4 Pd.
NIP, 19671020 200112 2 001