-,Label Halal Siaran T -...

2
Pikiran Rakyat -,Label Halal Siaran T B AKAL ada yang baru pada layar televisi kita. Selain logo stasiun tele- visi dan logo pengelompokan umur pemirsa, akan ada pula logo barn yakni pemyataan ha- lal yang disampaikan oleh Ma- jelis Ulama Indonesia (MUI). Variasi yang lain, label halal MUI tersebut mungkinjuga di- pasang pada awal tayangan su- atu siaran sinetron atau film lepas setelah pemyataan dari Lembaga Sensor Film (LSF). Semua itu bisa terjadi bila rencana kesepakatan antara Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama In- donesia (MUI) telah ditan- datangani dan disahkan menja- di peraturan yang mengikat. Seperti telah ban yak ditulis di media massa, program la- belisasi halal merupakan upaya paling anyar dari KPI untuk memaksa para pengelola radio dan televisi menaati aturat KPI mengenai isi siaran. Bila diu rut ke belakang, po- sisi KPI dalam Sistem Penyiaran Indonesia menu rut UU 32/2002 tentang Penyiaran, selalu menarik un- tuk disimak. Dilahirkan dengan tujuan mendorong demokrati- sasi penyiaran di Indonesia, posisi KPI kemudian terom- bang-ambing dalam pusaran p ere b u t an kekuasaan di antara stake- Holder 11,- I Dian, Wardiana S)uchro Dosen Rkom Unpad ~engam~tiiQunja Penyiarsn penyiaran di tanah air. Awalnya para pemrakarsa UU .Penyiaran mengimpikan adanya lembaga publik yang powerful untuk mengawai dunia penyiaran Indonesia yang cenderung monopolistik. Akan tetapi, putaran waktu ke- mudian membuktikan lain. Para pelaku industri penyiaran berkeberatan dengan adanya KPI, kemudian menggugat ke- beradaannya ke Mahkamah Agung (MA). Sengketa tersebut kemudian menyeret pemerin- tah untuk "masuk" lagi ke dunia penyiaran sebagai regu- lator utama dunia penyiaran Indonesia. Sejak adanya keputusan MA yang mencoret kewenangan KPI untuk membuat aturan yang lebih rendah dari UU Penyiaran, posisi KPI kemudian . menjadi terpojok. Pemerintah cepat Iq I pin I Hum is U np a cl 2 012 hadap pelanggar aturan . Anehnya, aturan yang berlaku 1 di dunia penyiaran tidak meru- muskan sanksi tegas tersebut. Akhirnya KPI gigit jari karena hanya bisa menegur dan mene- gur para pengelola lembaga penyiaran (terutama televisi nasional). Kondisi ini meru- pakan pil pahit yang harus dite- lan oleh KPI, lembaga negara dengan logo burung garnda. Perkembangan terbarn terja- di dalam Rapat Koordiansi Na- sional (Rakornas) KPI tahun 2012 di Surabaya beberapa waktu yang lalu. Peraturan KPI mengenai pengawasan isi siaran yang disebut Pedoman Perilaku Penyiaran (P3) dan Standar Program Siaran (SPS) yang baru direvisi ditolak oleh industri penyiaran televisi de- ngan alasan "dalam penyusunannya . tidak meli- batkan mereka". Dengan serta- merta semua teguran dan tindakan KPI terhadap pengelola stasiun televisi dianggap angin lalu.

Transcript of -,Label Halal Siaran T -...

Page 1: -,Label Halal Siaran T - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/pikiranrakyat... · me nge ai pe gawasa isi siaran yang disebut Pedoman Perilaku Penyiaran

Pikiran Rakyat

-,Label Halal Siaran T

B AKAL ada yang barupada layar televisi kita.Selain logo stasiun tele-

visi dan logo pengelompokanumur pemirsa, akan ada pulalogo barn yakni pemyataan ha-lal yang disampaikan oleh Ma-jelis Ulama Indonesia (MUI).Variasi yang lain, label halalMUI tersebut mungkinjuga di-pasang pada awal tayangan su-atu siaran sinetron atau filmlepas setelah pemyataan dariLembaga Sensor Film (LSF).

Semua itu bisa terjadi bilarencana kesepakatan antaraKomisi Penyiaran Indonesia(KPI) dan Majelis Ulama In-donesia (MUI) telah ditan-datangani dan disahkan menja-di peraturan yang mengikat.Seperti telah ban yak ditulis dimedia massa, program la-belisasi halal merupakan upayapaling anyar dari KPI untukmemaksa para pengelola radiodan televisi menaati aturatKPI mengenai isi siaran.

Bila diu rut ke belakang, po-sisi KPI dalam SistemPenyiaran Indonesia menu rutUU 32/2002 tentangPenyiaran, selalu menarik un-tuk disimak. Dilahirkan dengantujuan mendorong demokrati-sasi penyiaran di Indonesia,posisi KPI kemudian terom-bang-ambing dalam pusaran

p e r e b u t ankekuasaan diantara stake-Holder

11,-

I

Dian, Wardiana S)uchroDosen Rkom Unpad

~engam~tiiQunjaPenyiarsn

penyiarandi tanah air.Awalnya parapemrakarsa UU.Penyiaranmengimpikan adanyalembaga publik yangpowerful untuk mengawaidunia penyiaran Indonesiayang cenderung monopolistik.Akan tetapi, putaran waktu ke-mudian membuktikan lain.Para pelaku industri penyiaranberkeberatan dengan adanyaKPI, kemudian menggugat ke-beradaannya ke MahkamahAgung (MA). Sengketa tersebutkemudian menyeret pemerin-tah untuk "masuk" lagi kedunia penyiaran sebagai regu-lator utama dunia penyiaranIndonesia.

Sejak adanya keputusan MAyang mencoret kewenanganKPI untuk membuat aturanyang lebih rendahdari UU Penyiaran,posisi KPI kemudian .menjadi terpojok.Pemerintah cepat

Iq Ipin I Hum is Un p a cl 2 012

hadap pelanggar aturan .Anehnya, aturan yang berlaku

1 di dunia penyiaran tidak meru-muskan sanksi tegas tersebut.Akhirnya KPI gigit jari karenahanya bisa menegur dan mene-gur para pengelola lembagapenyiaran (terutama televisinasional). Kondisi ini meru-pakan pil pahit yang harus dite-lan oleh KPI, lembaga negaradengan logo burung garnda.

Perkembangan terbarn terja-di dalam Rapat Koordiansi Na-sional (Rakornas) KPI tahun2012 di Surabaya beberapawaktu yang lalu. Peraturan KPImengenai pengawasan isisiaran yang disebut PedomanPerilaku Penyiaran (P3) danStandar Program Siaran (SPS)yang baru direvisi ditolak olehindustri penyiaran televisi de-ngan alasan "dalampenyusunannya . tidak meli-batkan mereka". Dengan serta-

merta semua teguran dantindakan KPI terhadap

pengelola stasiuntelevisi dianggap

angin lalu.

Page 2: -,Label Halal Siaran T - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/08/pikiranrakyat... · me nge ai pe gawasa isi siaran yang disebut Pedoman Perilaku Penyiaran

kondisi ini yang mendororigKPI merapat ke MU! untuk tu-rut mengawasi isi siaran tele-visi yang membandel terhadapaturan P3 dan SPS. Pe-ngawasan tersebut dinyatakandalam bentuk sertifikasi halal.yang dikeluarkan oleh MU!,seperti juga yang terjadi padaproduk makanan. 'KPImungkin berharap para pen-gelola stasiun televisi lebihbakal tunduk bila labelisasi ha-lal tersebut diberlakukan.

MencemaskanMasuknya MU! ke dalam

regulasi penyiaran sebetulnyabukan barang baru. Sejakdahulu KPI dan MU! seringkerja sama untuk menilai ke-layakan isi tayangan televisiatau radio dari sisi pandanganrnasing-rnasing- lembaga.Apalagi ada man tan petinggiKPI yang sekarang menjaditokoh kunci di MU!. Namun,mengundang lembaga lain un- .tuk-ikut "cawe-cawe'' di duniapenyiaran harus dilihat sebagaigejala yang mencemaskan. De-ngan kata lain, rencana la-

. belisasi halal untuk suatutayangan radio atau televisibukanlah hal sehat untuk masadepan penyiaran di Indonesia.Paling tidak ada beberapa

alasan mengapa rencana la-belisasi halal tersebut harus di-tolak. Pertama, campur tanganMU! dalam regulasi penyiaransama sekali tidak punya dasarhukum yang kuat. Sesuai den-gan amanat UU 32/2002 ten-tang P.enyiaran, satu-satunyalembaga yang mengatur segalasesuatu tentang penyiaran diIndonesia hanya KP!. Dalammenjalankan tugasnya, KPImengeluarkan berbagai peratu-ran yang mengikat antara lainP3 dan SPS yang setiap tahunselalu mengalami revisi sesuaidengan perkembangan zaman.Jadi, sebenamya bola ada ditangan KPI, tidak usah

dilepas lagi ke pemainlain.

Kedua, mengun-dang lembagalain untukt u rutbermain

dalamranah

regulasipenyiaran

berpotensi men-ciptakan chaos

baru bagi duniapenyiaran Indonesia

yang sudah lama karut-marut.Dunia penyiaran Indonesiamengalami stagnasi yang san-

gat panjangsebagai akibatdari sengketakewenanganantara KPI,KementerianJ, dan pemer-daerah.. Itu

.~~w

merupakan pengalaman yangsangat pahit dan tidak boleh .berularig.Ketiga, keterlibatan MU!

dalam pengaturan isi siaran(melalui labelisasi halal) sangatmengancam - demokratisasipenyiaran. Seperti yang telahdicita-citakan semula, KPI se-bagai representasi publik se-harusnya didorong' menjadisemacam super regulatorybody yang bertugas mengaturseluk-beluk dunia penyiaran diIndonesia dan bukan seba-liknya. Dengan "(ewtmangnyayang besar, KPI akan tumbuhmenjadi lembaga negara yangindependen lepas dari pe-,ngaruh dan tekanan siapa pun.

- Peluang. Rencana pemasangan labelhalaljharam pada layar kaca ki-ta tidak akan terjadi bila KPI

diberi kewena-ngan yang cukupdalam meng-

~. ...

'. hadapi ber-

.. ~~ bagai

. ~

pelang-garan isisiaran ra-dio dan tele-visi. Peluangterbesar adalah ketika parawakil kita di DPR yangsekarang sedang merumuskanrevisi UU Penyiaran. Semogamereka tahu bahwa selama inimereka sedang melepas KPI dibelantara penyiaran nasionaltanpa dibekali oleh senjatayang memadai.' .• KPI yang lemah merupakankegagalan yang nyata bagipenciptaan demokratisasipenyiaran, sebagaimana duludicita-citakan oleh para:pemrakarsa UU 32/2002 ten-tang Penyiaran. *** r