¨-¥Å kUh Uw% w-°U - Kementerian Keuangan Republik Indonesia...UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA...

101

Transcript of ¨-¥Å kUh Uw% w-°U - Kementerian Keuangan Republik Indonesia...UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA...

  • REPUBLIK INDONESIA

    UNDANG-UNDANGNOMOR 9 TAHUN 2020

    2021TAHUN ANGGARAN

    TENTANG ANGGARANPENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

    BUKU I

  • BUKU I

    UNDANG-UNDANG NOMOR 9 TAHUN 2020

    TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

  • SALINAN

    Menirr,bang

    PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 9 TAHUN 2O2O

    TENTANG

    ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

    TAHUN ANGGARAN 202 1

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    a, bahwa Anggaran Fendapatan dan Belanja Negaramerupakan wujud dari pengelolaan keuangan negarayang dilaksan.:kan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat;

    b. bahw.r Anggaran Pendapatan dan Bclanja NegaraTahun Anggaran 2021 tcrmuat dalam Undang-Undangtentang Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun Anggaran 2O2l yang disusun sesuai dengankebutuhan pen5,elenggaraan pemerintahan negara dankemampuan dalam menghimpun pcndapatan negaradalam rar:gkz, rnendukung terwujudnya perekonomiannasional bcrdasarkan demokrasi ekorromi denganprinsip kebcrsamaan, efisiensi, berkeadilan,be rkclanjutan, .be rwau,asan lingkungan, kemandirian,serta dcngan menjaga keseimbangan kemajuan dankesa t :-lrrn ekonomi nasic'l-rirl;

    SK No 051659 A

    c. bahwa

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -2-

    C bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b, sertameiaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat (1)Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, perlu membentuk Undang-Undangtentang Anggaran Pendapatan dan Belanja NegaraTahun Anggaran 2O2l;

    Pasai 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 23 ayat (1) dan ayat(2), Pasal 31 ayat (4), dan Pasal 33 ayat (1), ayat (2),ayat (3), dan ayat (4) Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945;

    Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentangKeuangan Negara (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2OO3 Nomor 47, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor a286);

    Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2OO4 tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4Nomor lO4, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor aa2\;Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2Ol4 tentangMajelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan perwakilanRakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan DewanPerwakilan Ralryat Daerah (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2OI4 Nomor 182,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5568) sebagaimana telah diubah beberapa kaliterakhir dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun2018 tentang Perubahan Kedua atas Undang-UndangNomor 17 Tahun 2Ol4 tentang MajelisPermusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Ralryat,Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan perwakilanRakyat Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2Ol8 Nomor 29, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 6187);

    Mengingat : 1

    2

    3

    4

    SK No 051546 A

    5. Undang-Undang

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -3-

    Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2O2O tentangPenetapan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2O2O tentang KebijakanKeuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuanganuntuk Penanganan Pandemi Corona Vints Disease2Ol9 (COVID- 19) dan/atau Dalam RangkaMenghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas SistemKeuangan Menjadi Undang-Undang (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2O2O Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 6516);

    Dengan Persetujuan BersamaDEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

    dan

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

    MEMUTUSKAN:

    UNDANG-UNDANG TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DANBELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2021.

    Pasal 1

    Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud denganAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara yangselanjutnya disingkat APBN adalah rencana keuangantahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DewanPerwakilan Rakyat.

    Pendapatan Negara adalah hak Pemerintah pusat yangdiakui sebagai penambah kekayaan bersih yang terdiriatas Penerimaan Perpajakan, Penerimaan Negara BukanPajak, dan Penerimaan Hibah.

    5

    Menetapkan

    1

    2

    SK No 051547 A

    3. Penerimaan

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -4-

    3

    4

    Penerimaan Perpajakan adalah semua penerimaannegara yang terdiri atas Pendapatan Pajak Dalam Negeridan Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional.

    Pendapatan Pajak Dalam Negeri adalah semuapenerimaan negara yang berasal dari pendapatan pajakpenghasilan, pendapatan pajak pertambahan nilai barangdan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah,pendapatan pajak bumi dan bangunan, pendapatancukai, dan pendapatan pajak lainnya.Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional adalahsemua penerimaan negara yang berasal dari pendapatanbea masuk dan pendapatan bea keluar.Penerimaan Negara Bukan Pajak yang selanjutnyadisingkat PNBP adalah pungutan yang dibayar oleh orangpribadi atau badan dengan memperoleh manfaatlangsung maupun tidak langsung atas layanan ataupemanfaatan sumber daya dan hak yang diperolehnegara, berdasarkan peraturan perundang-undanganyang menjadi penerimaan Pemerintah pusat di luarPenerimaan Perpajakan dan Hibah dan dikelola dalammekanisme anggaran pendapatan dan belanja negara.Penerimaan Hibah adalah semua penerimaan negara baikdalam bentuk devisa dan/atau devisa yang dirupiahkan,rupiah, jasa, dan/atau surat berharga yang diperolehdari pemberi hibah yang tidak perlu dibayar kembali danyang tidak mengikat, baik yang berasal dari dalam negerimaupun dari luar negeri.Belanja Negara adalah kewajiban Pemerrntah Pusat yangdiakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih yangterdiri atas belanja Pemerintah Pusat dan Transfer keDaerah dan Dana Desa.

    Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi adalah belanjaPemerintah Pusat yang digunakan untuk menjalankanfungsi pelayanan rlmltm, fungsi pertahanan, fungsiketertiban dan keamanan, fungsi ekonomi, fungsiperlindungan lingkungan hidup, fungsi perumahan danfasilitas rlmtlm, fungsi kesehatan, fungsi pariwisata,fungsi agama, fungsi pendidikan, dan fungsiperlindungan sosial.

    1O. Belanja .

    5

    6

    7

    8

    9

    SK No 051548 A

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -5-

    10. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi adalahbelanja Pemerintah Pusat yang dialokasikan kepadakementerian negaraf lembaga dan Bendahara UmumNegara.

    1 1. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Program adalahbelanja Pemerintah Pusat yang dialokasikan untukmencapai hasil (outcome) tertentu pada Bagian Anggarankementerian negaraf lembaga dan Bagian AnggaranBendahara Umum Negara.

    12. Program Pengelolaan Subsidi adalah pemberiandukungan dalam bentuk pengalokasian anggaran kepadaperusahaan negara, lembaga Pemerintah, atau pihakketiga berdasarkan peraturan perundang-undangan yangberlaku untuk menyediakan barang atau jasa yangbersifat strategis atau menguasai hajat hidup orangbanyak sesuai kemampuan keuangan negara.

    13. Transfer ke Daerah adalah bagian dari Belanja Negaradalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskalberupa Dana Perimbangan, Dana Insentif Daerah, DanaOtonomi Khusus, dan Dana Keistimewaan DaerahIstimewa Yograkarta.

    14. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dariAPBN kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerahdalam rangka pelaksanaan desentralisasi yang terdiriatas dana transfer umum dan dana transfer khusus.

    15. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalahdana yang bersumber dari APBN kepada daerahberdasarkan angka persentase tertentu dari pendapatannegara untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangkapelaksanaan desentralisasi.

    16. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAUadalah dana yang bersumber dari APBN kepada daerahdengan tujuan pemerataan kemampuan keuanganantardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalamrangka pelaksanaan desentralisasi.

    SK No 051549 A

    17. Dana .

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -6-

    77. Dana Alokasi Khusus yang selanjutnya disingkat DAKadalah dana yang bersumber dari APBN kepada daerahtertentu dengan tujuan untuk membantu mendanaikegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dansesuai dengan prioritas nasional.

    18. Dana Insentif Daerah yang selanjutnya disingkat DIDadalah dana yang bersumber dari APBN kepada daerahtertentu berdasarkan kriteria tertentu dengan tujuanuntuk memberikan penghargaan atas perbaikandan/atau pencapaian kinerja tertentu di bidang tatakelola keuangan daerah, pelayanan umum pemerintahan,pelayanan dasar publik, dan kesejahteraan masyarakat.

    19. Dana Otonomi Khusus adalah dana yang bersumber dariAPBN untuk membiayai pelaksanaan otonomi khusussuatu daerah, sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor1 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Undang-UndangNomor 21 Tahun 2OOl tentang Otonomi Khusus BagiProvinsi Papua menjadi Undang-Undang, dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang PemerintahanAceh.

    20. Dana Tambahan Infrastruktur Dalam Rangka OtonomiKhusus Papua dan Papua Barat yang selanjutnya disebutDTI adalah dana tambahan yang besarnya ditetapkanantara Pemerintah dengan Dewan Perwakilan Ratryatberdasarkan usulan Provinsi pada setiap tahunanggaran, yang terutama ditujukan untuk pembiayaanpembangunan infrastruktur.

    27. Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yoryakarta adalahdana yang bersumber dari APBN untuk penyelenggaraanurusan keistimewaan Daerah Istimewa Yoryakarta,sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor13 Tahun 2Ol2 tentang Keistimewaan Daerah IstimewaYograkarta.

    SK No 051550 A

    22. Dana

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    22. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari APBN yangdiperuntukkan bagi desa yang digunakan untukmembiayai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaanpembangunan, pembinaan kemasyarakatan, danpe mberdayaan masyarakat.

    23. Pembiayaan Anggaran adalah setiap penerimaan yangperlu dibayar kembali, penerimaan kembali ataspengeluaran tahun-tahun anggaran sebelumnya,pengeluaran kembali atas penerimaan tahun-tahunanggaran sebelumnya, penggunaan saldo anggaran lebih,dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baikpada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun_tahun anggaran berikutnya.

    24- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran yang selanjutnyadisebut siLPA adalah selisih lebih rearisasi pembiayaananggaran atas realisasi delisit anggaran yang terjadidalam satu periode pelaporan.

    25. Saldo Anggaran Lebih yang selanjutnya disingkat SALadalah akumulasi neto dari sil-pA dan Sisa KurangPembiayaan Anggaran tahun-tahun anggaran yang laludan tahun anggaran yang bersangkutan setelah ditutup,ditambah/dikurangi dengan koreksi pembukuan.

    26. Surat Berharga Negara yang selanjutnya disingkat sBNmeliputi surat Utang Negara dan Surat Berharga SyariahNegara.

    27. Surat Utang Negara yang selanjutnya disingkat suNadalah surat berharga berupa surat pengakuan utangdalam mata uang rupiah maupun valuta asing yangdijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh NegaraRepublik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.

    28. Surat Berharga Syariah Negara yang selanjutnyadisingkat SBSN atau dapat disebut sukuk negara adalahSBN yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah,sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap asetSBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valutaasing.

    29. Barang Milik Negara yang selanjutnya disingkat BMNadalah semua barang yang dibeli atau diperoleh atasbeban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yangsah.

    SK No 051551A

    30. Bantuan .

  • PRES!DENREPUBUK INDONESIA

    -8-

    30. Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnyayang selanjutnya disingkat BPYBDS adalah bantuanPemerintah berupa BMN yang berasal dari APBN, yangtelah dioperasikan dan/atau digunakan oleh BadanUsaha Milik Negara berdasarkan Berita Acara SerahTerima dan sampai saat ini tercatat pada laporankeuangan kementerian negarallernbaga atau pada BadanUsaha Milik Negara.

    31. Penyertaan Modal Negara yang selanjutnya disingkatPMN adalah pemisahan kekayaan negara dari APBNuntuk dijadikan sebagai modal Perusahaan Negaradan/atau Perseroan Terbatas lainnya sertalembaga/badan lainnya, yang pengelolaannya dilakukansecara korporasi.

    32. Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah danadan/atau aset keuangan dalam jangka panjang untukinvestasi dalam bentuk saham, surat utang, dan/atauinvestasi langsung guna memperoleh manfaat ekonomi,dan/atau sosial, dan/atau manfaat lainnya bagi sebesar-besarnya kemakmuran ralryat.

    33. Dana Bergulir adalah dana yang dikelola oleh BadanLayanan Umum tertentu untuk dipinjamkan dandigulirkan kepada masyarakat/lembaga dengan tujuanuntuk meningkatkan ekonomi rakyat dan tujuan lainnya.

    34. Pinjaman Dalam Negeri adalah setiap pinjaman olehPemerintah yang diperoleh dari pemberi pinjaman dalamnegeri yang harus dibayar kembali dengan persyaratantertentu, sesuai dengan masa berlakunya.

    35. Kewajiban Penjaminan adalah kewajiban yang menjadibeban Pemerintah akibat pemberian jaminan kepadakementerian negara/lembaga, Pemerintah Daerah, BadanUsaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah, pelakuusaha dalam program pemulihan ekonomi nasional, danbank sistemik penerima pinjaman likuiditas khususdalam hal kementerian negara/lembaga, PemerintahDaerah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha MilikDaerah, pelaku usaha dalam program pemulihanekonomi nasional, dan bank sistemik penerima pinjamanlikuiditas khusus dimaksud tidak dapat memenuhikewajibannya kepada kreditur dan/atau badan usahasesuai perjanjian pinjaman atau perjanjian kerja sama.

    SK No 051552 A

    36. Pinjaman .

  • FRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -9-

    36. Pinjaman Luar Negeri Neto adalah semua pembiayaanyang berasal dari penarikan pinjaman luar negeri yangterdiri atas pinjaman tunai dan pinjaman kegiatandikurangi dengan pembayaran cicilan pokok pinjamanluar negeri.

    37. Pinjaman Tunai adalah pinjaman luar negeri dalambentuk devisa dan/atau rupiah yang digunakan untukpembiayaan defisit APBN dan pengelolaan portofolioutang.

    38. Pinjarnan Kegiatan adalah pinjaman luar negeri yangdigunakan untuk pembiayaan kegiatan tertentukementerian negaraf lembaga, pinjaman yangditeruspinjamkan kepada Pemerintah Daerah dan/atauBadan Usaha Milik Negara, dan pinjaman yangditerushibahkan kepada Pemerintah Daerah.

    39. Pemberian Pinjaman adalah pinjaman Pemerintah Pusatkepada Pemerintah Daerah, Badan Usaha Milik Negara,lembaga, dan/atau badan lainnya yang harus dibayarkembali dengan ketentuan dan persyaratan tertentu.

    40. Anggaran Pendidikan adalah alokasi anggaranpendidikan melalui kementerian negaraflembaga danBagian Anggaran Bendahara Umum Negara, alokasianggaran pendidikan melalui transfer ke daerah dandana desa, dan alokasi anggaran pendidikan melaluipengeluaran pembiayaan, termasuk gaji pendidik, tetapitidak termasuk anggaran pendidikan kedinasan, untukmembiayai penyelenggaraan pendidikan yang menjaditanggung jawab Pemerintah.

    4I. Persentase Anggaran Pendidikan adalah perbandinganalokasi anggaran pendidikan terhadap total anggaranbelanja negara.

    42. Tahun Anggaran 2O2l adalah masa 1 (satu) tahunterhitung mulai dari tanggal l.Januari sampai dengantanggal 31 Desember 2021.

    SK No 051553 A

    Pasal 2

  • FRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -10-

    Pasal 2

    APBN terdiri atas anggaran Pendapatan Negara, anggaranBelanja Negara, dan Pembiayaan Anggaran.

    Pasal 3

    Anggaran Pendapatan Negara Tahun Anggaran 2O2ldirencanakan sebesar Rp1.743.648.547.327.000,00 (satukuadriliun tujuh ratus empat puluh tiga triliun enam ratusempac puluh delapan miliar lima ratus empat puluh tujuhjuta tiga ratus dua puluh tujuh ribu rupiah), yang diperolehdari sumber:a. Penerimaan Perpajakan;

    b. PNBP; dan

    c. Penerimaan Hibah.

    Pasal 4

    (1) Penerimaan Perpajakan sebagaimana dimaksud dalamPasal 3 huruf a direncanakan sebesarRpL.444.54L564.794.000,00 (satu kuadriliun empatratus empat puluh empat triliun lima ratus empat puluhsatu miliar lima ratus enam puluh empat juta tujuh ratussembilan puluh empat ribu rupiah), yang terdiri atas:a. Pendapatan Pajak Dalam Negeri; danb. Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional.

    (21 Pendapatan Pajak Dalam Negeri sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a direncanakan sebesarRp1.409.581.016.340.0OO,00 (satu kuadriliun empatratus sembilan triliun lima ratus delapan puluh satumiliar enam belas juta tiga ratus empat puluh riburupiah), yang terdiri atas:a. pendapatan pajak penghasilan;

    SK No 051554 A

    b. pendapatan

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    - 11-

    b. pendapatan pajak pertambahan nilai barang danjasa dan pajak penjualan atas barang mewah;

    c. pendapatan pajak bumi dan bangunan;d. pendapatan cukai; dane. pendapatan pajak lainnya.

    (3) Pendapatan pajak penghasilan sebagaimana dimaksudpada ayat (21 huruf a direncanakan sebesarRp683.774.638.899.000,00 (enam ratus delapan puluhtiga triliun tujuh ratus tujuh puluh empat miliar enamratus tiga puluh delapan juta delapan ratus sembilanpuluh sembilan ribu rupiah) yang didalamnya termasukpajak penghasilan ditanggung Pemerintah atas:a. komoditas panas bumi sebesar

    Rp2.401.859.480.000,00 (dua triliun empat ratussatu miliar delapan ratus lima puluh sembilan jutaempat ratus delapan puluh ribu rupiah) yangpelaksanaannya diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan;

    b. bunga, imbal hasil, dan penghasilan pihak ketigaatas jasa yang diberikan kepada Pemerintah dalampenerbitan dan I atau pembelian kembali/penukaranSBN di pasar internasional, tetapi tidak termasukjasa konsultan hukum lokal, sebesarRp9.342.594.280.000,00 (sembilan triliun tiga ratusempat puluh dua miliar lima ratus sembilan puluhempat juta dua ratus delapan puluh ribu rupiah)yang pelaksanaannya diatur dengan PeraturanMenteri Keuangan;

    c. penghasilan dari penghapusan secara mutlakpiutang negara nonpokok yang bersumber dariPemberian Pinjaman, Rekening Dana Investasi, danRekening Pembangunan Daerah yang diterima olehPerusahaan Daerah Air Minum sebesarRp2.813.27O.OO0,00 (dua miliar delapan ratus tigabelas juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah) yangpelaksanaannya diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan; dan

    d. pembayaran

    SK No 051555 A

  • PRESIDENREPUBUK TNDONESIA

    -t2-

    d. pembayaran Recltrrent Cos/ SPAN yang dibiayai olehrupiah murni sebesar Rp25.25O.OO0,00 (dua puluhlima juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) yangpelaksanaannya diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.

    (4) Pendapatan pajak pertambahan nilai barang dan jasadan pajak penjualan atas barang mewah sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf b direncanakan sebesarRpS18.545.224.367.OO0,00 (lima ratus delapan belastriliun lima ratus empat puluh lima miliar dua ratus duapuluh empat juta tiga ratus enam puluh tujuh riburupiah).

    (5) Pendapatan pajak bumi dan bangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (21 huruf c direncanakan sebesarRp14.830.603.344.000,00 (empat belas triliun delapanratus tiga puluh miliar enam ratus tiga juta tiga ratusempat puluh empat ribu rupiah).

    (6) Pendapatan cukai sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf d direncanakan sebesarRp180.000.000.000.000,00 (seratus delapan puluhtriliun rupiah).

    (71 Pendapatan pajak lainnya sebagaimana dimaksudpada ayat (21 huruf e direncanakan sebesarRp12.430.549.73O.000,OO (dua belas triliun empat ratustiga puluh miliar lima ratus empat puluh sembilan jutatujuh ratus tiga puluh ribu rupiah).

    (8) Pendapatan Pajak Perdagangan Internasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp34.960.548.454.000,00 (tigapuluh empat triliun sembilan ratus enam puluh miliarlima ratus empat puluh delapan juta empat ratus limapuluh empat ribu rupiah), yang terdiri atas:

    a. pendapatan bea masuk; danb. pendapatan bea keluar.

    SK No 051556 A

    (9) Pendapatan

  • PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

    -13-

    (9) Pendapatan bea m.asuk sebagaimana dimaksudpada ayat (8) huruf a direncanakan sebesarRp33. 172.654.171.000,00 (tiga puluh tiga triliun seratustujuh puluh dua miliar enam ratus lima puluh empatjuta seratus tujuh puluh satu ribu rupiah).

    (1O) Pendapatan bea keluar sebagaimana dimaksudpada ayat (8) huruf b direncanakan sebesarRp1.787. 894.283.000,00 (satu triliun tujuh ratus delapanpuluh tujuh miliar delapan ratus sembilan puluh empatjuta dua ratus delapan puluh tiga ribu rupiah).

    (11) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian penerimaanPerpajakan Tahun Anggaran 2O2l sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (S) diatur dalamPeraturan Presiden.

    Pasal 5

    (1) PNBP sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 huruf bdirencanakan sebesar Rp298.204.166.O25.000,00 (duaratus sembilan puluh delapan triliun dua ratus empatmiliar seratus enam puluh enam juta dua puluh limaribu rupiah), yang terdiri atas:a. pendapatan Sumber Daya Alam;b. pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan;c. pendapatan PNBP lainnya; dand. pendapatan Badan Layanan Umum.

    (21 Pendapatan Sumber Daya Alam sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a direncanakan sebesarRp104. 108.834.374.OOO,OO (seratus empat triliun seratusdelapan miliar delapan ratus tiga puluh empat juta tigaratus tujuh puluh empat ribu rupiah), yang terdiri atas:a. pendapatan Sumber Daya Alam Minyak Bumi dan

    Gas Bumi; danb. pendapatan Sumber Daya Alam Nonminyak dan

    Nongas Bumi.

    SK No 051557 A

    (3) Pendapatan

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -t4-

    (3) Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp26.130.490.OO0.000,00 (duapuluh enam triliun seratus tiga puluh miliar empat ratussembilan puluh juta rupiah).

    (4) Untuk mengoptimalkan pendapatan dari kekayaannegara yang dipisahkan, penyelesaian piutang padaBadan Usaha Milik Negara dilakukan:a. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

    undangan di bidang Perseroan Terbatas, BadanUsaha Milik Negara, dan Perbankan;

    b. memperhatikan prinsip tata kelola perusahaan yangbaik; dan

    c. Pemerintah melakukan pengawasan penyelesaianpiutang pada Badan Usaha Milik Negara tersebut.

    (5) Pendapatan PNBP lainnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c direncanakan sebesarRp109.174.696.808.000,00 (seratus sembilan triliunseratus tujuh puluh empat miliar enam ratus sembilanpuluh enam juta delapan ratus delapan ribu rupiah).

    (6) Pendapatan Badan Layanan Umum sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d direncanakan sebesarRp58.790.144.843.000,00 (lima puluh delapan triliuntujuh ratus sembilan puluh miliar seratus empat puluhempat juta delapan ratus empat puluh tiga ribu rupiah).

    (71 Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian PNBP TahunAnggaran 2O2l sebagaimana dimaksud pada ayat (2),ayat (3), ayat (5), dan ayat (6) diatur dalam PeraturanPresiden.

    Pasal 6

    Penerimaan Hibah sebagaimana dimaksud dalam pasal 3huruf c direncanakan sebesar Rp902.816.508.O00,0O(sembilan ratus dua miliar delapan ratus enam belas juta limaratus delapan ribu rupiah).

    SK No 051558 A

    Pasal 7

  • PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

    -15-

    Pasal 7

    Anggaran Belanja Negara Tahun Anggaran 'zo2r direncanakansebesar Rp2.750.02s.018.431.000,00 (dua kuadriliun tujuhratus lima puluh trilliun dua puluh delapan miliar delapanbelas juta empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah), yangterdiri atas:a. anggaran Belanja Pemerintah Pusat; danb. anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa.

    Pasal 8

    (1) Anggaran Belanja Pemerintah pusat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 huruf a direncanakan sebesarRp1.954.548.542.970.000,00 (satu kuadriliun sembilanratus lima puluh empat triliun lima ratus empat puluhdelapan miliar lima ratus empat puluh dua juta sembilanratus tujuh puluh ribu rupiah).

    (21 Anggaran Belanja Pemerintah pusat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) termasuk prograrn pengelolaanhibah negara yang dialokasikan kepada daerah sebesarRp6.781 .551. 187.000,00 (enam triliun tujuh ratusdelapan puluh satu miliar lima ratus lima puluh satujuta seratus delapan puluh tujuh ribu rupiah).

    (3) Anggaran Belanja Pemerintah pusat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dikelompokkan atas:a. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi;b. Belanja Pemerintah Pusat Menurut Organisasi; danc. Belanja Pemerrntah Pusat Menurut program.

    (4) Pelaksanaan Belanja Pemerintah pusat sebagaimanadimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3),berorientasi pada keluaran (outputl dan hasil (outcomel,untuk meningkatkan kesejahteraan ralryat.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian anggaranBelanja Pemerintah Pusat Menurut Fungsi, Organisasi,dan Program sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diaturdalam Peraturan Presiden.

    SK No 051559A

    Pasal 9

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    - 16-

    Pasal 9

    (1) Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desasebagaimana dimaksud dalam Pasal T huruf bdirencanakan sebesar Rp795.479.475.461.000,00 (tujuhratus sembilan puluh lima triliun empat ratus tujuhpuluh sembilan miliar empat ratus tujuh puluh lima jutaempat ratus enam puluh satu ribu rupiah), yang terdiriatas

    a.

    b.

    (2) Transfer ke Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf a direncanakan sebesarRp723.479.475.461.000,00 (tujuh ratus dua puluh tigatriliun empat ratus tujuh puluh sembilan miliar empatratus tujuh puluh lima juta empat ratus enam puluhsatu ribu rupiah), yang terdiri atas:

    a. Dana Perimbangan;b. DID; danc. Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan

    Daerah I stimewa Yogzakarta.

    (3) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp72.OO0.000.000.000,00 (tujuhpuluh dua triliun rupiah).

    (4) Dana Desa sebagaimana dimaksud padadialokasikan kepada setiap kabupatenlkotaketentuan:

    Alokasi Dasar sebesar 650/0 (enam puluh limapersen) dibagi secara merata kepada setiap desaberdasarkan klaster jumlah penduduk;

    Alokasi Afirmasi sebesar lo/o (satu persen) dibagisecara proporsional kepada desa tertinggal dan desasangat tertinggal yang mempunyai jumlahpenduduk miskin tinggi;

    Transfer ke Daerah; dan

    Dana Desa.

    ayat (3)dengan

    a

    b

    SK No 051560 A

    c. Alokasi

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -.t7-

    c. Alokasi Kinerja sebesar 3o/o (i:iga persen) dibagikepada desa dengan kinerja terbaik; dan

    d. Alokasi Formula sebesar 3lo/o (tiga puluh satupersen) dibagi berdasarkan jumlah penduduk desa,angka kemiskinan desa, luas wilayah desa, dantingkat kesulitan geografis desa.

    (5) Berdasarkan alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksudpada ayat (4), bupati/walikota melakukan penghitunganrincian Dana Desa setiap desa..

    (6) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdisalurkan dari Rekening Kas Umum Negara ke RekeningKas Desa melalui Rekening Kas Umum Daerah.

    (7) Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdiutamakan penggunaannya antara lain untukpemulihan ekonomi dan pengembangan sektor prioritasdi desa.

    (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan Dana Desadiatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 10

    Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9ayat (2) huruf a direncanakan sebesarRp688.676.556.279.000,00 (enam ratus delapan puluhdelapan triliun enam ratus tujuh puluh enam miliar limaratus lima puluh enam juta dua ratus tujuh puluh sembilanribu rupiah), yang terdiri atas:a. dana transfer umum; danb. dana transfer khusus.

    Pasal 1 1

    (1) Dana transfer umum sebagaimana dimaksud dalamPasal 10 huruf a direncanakan sebesarRp492.253.01 1 .279.OOO,00 (empat ratus sembilan puluhdua triliun dua ratus lima puluh tiga miliar sebelas jutadua ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah), yang terdiriatas:

    SK No 051561 A

    a. DBH.

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    - 18-

    a. DBH; danb. DAU.

    (21 DBH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adirencanakan sebesar Rp101.961.620.991.000,00(seratus satu triliun sembilan ratus enam puluh satumiliar enam ratus dua puluh juta sembilan ratussembilan puluh satu ribu rupiah), yang terdiri atas:a. DBH Tahun Anggaran berjalan sebesar

    Rp81.96I.620.991.000,00 (delapan puluh satutriliun sembilan ratus enam putuh satu miliar enamratus dua puluh juta sembilan ratus sembilan puluhsatu ribu rupiah), yang terdiri atas:1) DBH Pajak sebesar Rp46.326.192.330.000,00

    (empat puluh enam triliun tiga ratus dua puluhenam miliar seratus sembilan puluh dua jutatiga ratus tiga puluh ribu rupiah); dan

    2) DBH Sumber Daya Alam sebesarRp35.635 .428.661.000,00 (trga putuh limatriliun enam ratus tiga puluh lima miliar empatratus dua puluh delapan juta enam ratus enampuluh satu ribu rupiah).

    b. Kurang Bayar DBH sebesarRp20.OOO.00O.000.000,0O (dua puluh triliunrupiah), terdiri atas:1) DBH Pajak sebesar Rpt6.442.265.884.OO0,00

    (enam belas triliun empat ratus empat puluhdua miliar dua ratus enam puluh lima jutadelapan ratus delapan puluh empat riburupiah); dan

    2) DBH Sumber Daya Aiam sebesarRp3.557.734.116.000,00 (tiga triliun lima ratuslima puluh tujuh miliar tujuh ratus tiga puluhempat juta seratus enam belas ribu rupiah).

    (3) DBH Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf a angka 1) terdiri atas:

    SK No 051562 A

    a Pajak . . .

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -19-

    a. Pajak Bumi dan Bangunan;b. Pajak Penghasilan Pasal 21, pasal 25, dan pasal 29

    Wajib Pajak Orang pribadi Dalam Negeri; danc. Cukai Hasil Tembakau.

    (4) DBH Sumber Daya Alam sebagaimana dimaksud padaayat (2) huruf a angka 2) terdiri atas:a. minyak bumi dan gas bumi;b. mineral dan batubara;c. kehutanan;d. perikanan; dane. panas bumi.

    (5) Dalam rangka mengurangi potensi lebih bayar DBH,rincian rencana DBH untuk tahun anggaran berjalansebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a disesuaikandengan memperhatikan proyeksi DBH berdasarkanrealisasi DBH setiap daerah paling kurang 3 (tiga) tahunterakhir.

    (6) Kurang Bayar dan Lebih Bayar DBH Tahun Anggaran2o2o ditetapkan berdasarkan realisasi penerimaannegara yang dibagihasilkan pada Tahun Anggaran 2O2Odari laporan hasil pemeriksaan atas Laporan KeuanganPemerintah Pusat tahun 2o2o yang dikeluarkan olehBadan Pemeriksa Keuangan.

    (71 Dalam rangka mempercepat penyelesaian Kurang BayarDBH sampai dengan Tahun Anggaran 2O2O, MenteriKeuangan dapat menetapkan alokasi sementara KurangBayar DBH sampai dengan Tahun Anggaran 2O2Odan/atau dapat menggunakan alokasi DBH tahunanggaran berjalan.

    (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara percepatanpenyelesaian Kurang Bayar DBH sebagaimana dimaksudpada ayat (7) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    (9) DBH Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)huruf c, khusus Dana Reboisasi yang sebelumnyadisalurkan ke kabupaten/kota penghasil, mulai TahunAnggaran 2Ol7 disalurkan ke provinsi penghasil dandigunakan untuk rnembiayai kegiatan yang meliputi:

    SK No 051563 A

    a. rehabilitasi

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -20-

    a. rehabilitasi di luar kawasan;b. pembangunan dan pengelolaan hasil hutan ka5ru,

    hasil hutan bukan k.yu dan/jasa lingkungan dalamkawasan;

    c. operasionalisasiKesatuan Pengelolaan Hutan;d. pemberdayaan masyarakat dan perhutanan sosial;

    dan/ataue. pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan

    dan lahan.

    (10) Penggunaan DBH Cukai Hasil Tembakau sebagaimanadimaksud pada ayat (3) huruf c, DBH Minyak Bumi danGas Bumi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf adan DBH Kehutanan sebagaimana dimaksud pada ayat(4) huruf c, diatur sebagai berikut:a. Penerimaan DBH Cukai Hasil Tembakau, baik

    bagian provinsi maupun bagian kabupaten/kotadialokasikan untuk mendanai program sebagaimanadiatur dalam peraturan perundang-undanganmengenai cukai, dengan prioritas pada bidangkesehatan untuk mendukung program jaminankesehatan nasional terutama peningkatan kuantitasdan kualitas layanan kesehatan dan pemulihanperekonomian di daerah.

    b. Penerimaan DBH Minyak Bumi dan Gas Bumi, baikbagian provinsi maLlpun bagian kabupaten/kotadigunakan sesuai kebutuhan dan prioritas daerah,kecuali tambahan DBH Minyak Bumi dan Gas Bumiuntuk Provinsi Papua Barat dan Provinsi Acehdigunakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.

    c. DBH Kehutanan dari Dana Reboisasi yangmerupakan bagian kabupaten/kota, baik yangdisalurkan pada tahun 2016 maupun tahun-tahunsebelumnya yang masih terdapat di kas daerahdapat digunakan oleh organisasi perangkat daerahyang ditunjuk oleh bupati/wali kota untuk:

    SK No 051564 A

    1. pembangunan

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -21 -

    1. pembangunan dan pengelolaan taman hutanraya;

    2. pencegahan dan penanggulangan kebakaranhutan dan lahan;

    3. penanaman daerah aliran sungai kritis,penanaman pada kawasan perlindungansetempat, dan pembuatan bangunan konservasitanah dan air; dan/atau

    4. pembangunan dan pengelolaan Ruang TerbukaHijau.

    (11) Dalam hal realisasi penerimaan negara yangdibagihasilkan melebihi pagu penerimaan yangdianggarkan dalam tahun 2021, pemerintahmenyalurkan DBH berdasarkan realisasi penerimaantersebut sesuai dengan kondisi keuangan negara.

    (12) DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,dialokasikan sebesar 31,59o/o (tiga puluh satu koma limasembilan persen) dari Pendapatan Dalam Negeri netoatau direncanakan sebesar Rp39O.291.390.288.000,00(tiga ratus sembilan puluh triliun dua ratus sembilanpuluh satu miliar tiga ratus sembilan puluh juta duaratus delapan puluh delapan ribu rupiah).

    (13) Pagu DAU Nasionai dalam APBN dapat disesuaikanmengikuti perubahan Pendapatan Dalam Negeri Netoyang ditetapkan oleh Pemerintah.

    (14) DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (12) dialokasikanberdasarkan formula alokasi dasar dan celah fiskal.

    (15) Alokasi dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (14)dihitung berdasarkan jumlah gaji Aparatur Sipil NegaraDaerah.

    (16) Pendapatan Dalam Negeri neto sebagaimana dimaksudpada ayat (13) dihitung berdasarkan penjumlahan antaraPenerimaan Perpajakan dan PNBP, dikurangi denganpendapatan negara yang di-earmark dan TransferKe Daerah dan Dana Desa selain DAU.

    SK No 051565 A

    (17) Proporsi

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -22-

    (17) Proporsi DAU antara provinsi dan kabupaten/kotaditetapkan dengan imbangan l4,lo/o (empat belas komasatu persen) dan 85,9o/o (delapan puluh lima komasemL'ilan persen).

    (18) Dalam rangka memperbaiki pemerataan kemampuanfiskal atau keuangan antar daerah, dilakukanpenyesuaian secara proporsional alokasi DAU per daerahuntuk provinsi dan kabupaten/kota denganmemperhatikan alokasi tahun sebelumnya sehinggaalokasi antar daerah lebih merata.

    (19) DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (12) telahmemperhitungkan formasi calon pegawai negeri sipildaerah, pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja, gajike-13 (ketiga belas) dan tunjangan hari raya.

    (20) Alokasi dana transfer umum sebagaimana dimaksudpada ayat (1) digunakan sesuai dengan kebutuhan danprioritas daerah.

    (21) Dana transfer umum diarahkan penggunaannya palingsedikit 25oh (dla puluh lima persen) untuk mendukungprogram pemulihan ekonomi daerah yang terkait denganpercepatan penyediaan sarana dan prasarana layananpublik dan ekonomi dalam rangka meningkatkankesempatan kerja, mengurangi kemiskinan, danmengurangi kesenjangan penyediaan layanan publikantardaerah termasuk pembangunan sumber dayamanusia dukungan pendidikan.

    (22) Pedoman teknis atas penggunaan DBH Kehutanan dariDana Reboisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) danpenggunaan sisa DBH Kehutanan dari Dana Reboisasisebagaimana dimaksud pada ayat (1O) huruf c diaturlebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan setelahberkoordinasi dengan Menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan di bidang kehutanan.

    (23) Ketentuan lebih lanjut mengenai DBH Cukai HasilTembakau sebagaimana dimaksud pada ayat (10) huruf adiatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    SK No 051566 A

    (241Ketentuan .

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -23-

    (241 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penggunaandana transfer umum paling sedikit 25oh (dua puluh limapersen) sebagaimana dimaksud pada ayat (21) diaturdengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 12

    (1) Dana transfer khusus sebagaimana dimaksuddalam Pasal 10 huruf b direncanakan sebesarRp196.423.545.000.000,00 (seratus sembilan puluhenam triliun empat ratus dua puluh tiga miliar lima ratusempat puluh lima juta rupiah), yang terdiri atas:a. DAK fisik; danb. DAK nonfisik.

    (2) Pengalokasian DAK fisik sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf a ditetapkan berdasarkan usulanPemerintah Daerah dan/atau aspirasi anggota DewanPerwakilan Ralryat Republik Indonesia dalammemperjuangkan program pembangunan daerah denganmemperhatikan prioritas nasional, kemampuankeuangan negara, dan tata kelola keuangan negara yangbaik.

    (3) DAK fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf adirencanakan sebesar Rp65.248.200.000.000,00 (enampuluh lima triliun dua ratus empat puluh delapan miliardua ratus juta rupiah), mencakup DAK Fisik Reguler danDAK Frsik Penugasan, yang terdiri atas:a. brdang pendidikan sebesar

    Rp18.334.600.000.000,00 (delapan belas triliun tigaratus tiga puluh empat miliar enam ratus jutarupiah);

    b. bidang kesehatan dan keluarga berencana sebesarRp20.781.200.000.000,00 (dua puluh triliun tujuhratus delapan puluh satu miliar dua ratus jutarupiah);

    SK No 051567 A

    c. bidang

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -24-

    c. bidang perumahan dan permukiman sebesarRp 1.0OO.0OO.000.000,00 (satu triliun rupiah);

    d. bidang industri kecil dan menengah sebesarRp750.00O.0O0.000,00 (tujuh ratus lima puluhmiliar rupiah);

    e. bidang pertanian sebesar Rpl.4O0.0O0.OOO.OO0,00(satu triliun empat ratus miliar rupiah);

    f. bidang kelautan dan perikanan sebesarRp 1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);

    g. bidang pariwisata sebesar Rp629.847.00O.000,O0(enam ratus dua puluh sembilan miliar delapanratus empat puluh tujuh juta rupiah);

    h. bidang jalan sebesar Rp10.791.539.O00.000,00(sepuluh triliun tujuh ratus sembilan puluh satumiliar lima ratus tiga puluh sembilan juta rupiah);

    i. bidang air minum sebesar Rp3.OO0.OOO.OO0.0O0,O0(tiga triliun rupiah);

    j. bidang sanitasi sebesar Rp2.000.000.000.000,00(dua triliun rupiah);

    k. bidang irigasi sebesar Rp3.0OO.000.O00.000,00 (tigatriliun rupiah);

    l. bidang lingkungan hidup sebesarRp700.000.000.000,00 (tujuh ratus miliar rupiah);

    m. bidang transportasi perdesaan sebesarRp1.250.000.000.000,00 (satu triliun dua ratus limapuluh miliar rupiah); dan

    n. bidang transportasi laut sebesarRp611.014.000.000,00 (enam ratus sebelas miliarempat belas juta rupiah).

    (4) DAK Fisik penugasan sebagaimana dimaksud pada ayat(3) terdiri atas:a. Tematik penurunan kematian ibu dan shtnting;b. Tematik penanggulangan kemiskinan melalui

    perluasan akses perumahan, air minum, dansanitasi'

    SK No 051568 A

    c. Tematik

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -25-

    c. Tematik ketahanan pangan; dand. Tematik penyediaan infrastruktur ekonomi

    berkelanjutan.

    (5) Dalam rangka menjaga capaian output DAK Iisiksebagaimana dimaksud pada ayat (3) Pemerintah Daerahmenyampaikan rencana kegiatan untuk mendapatpersetujuan Pemerintah.

    (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai DAK fisik sebagaimanadimaksud pada ayat (3) diatur dengan PeraturanPresiden.

    (71 Daerah penerima DAK {isikmenyediakan dana pendamping.

    tidak diwajibkan

    (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyaluranDAK fisik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diaturdengan Peraturan Menteri Keuangan.

    (9) DAK nonfisik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurufb direncanakan sebesar Rp131.175.345.000.000,00(seratus tiga puluh satu triliun seratus tujuh puluh limamiliar tiga ratus empat puluh lima juta rupiah), yangterdiri atas:

    a. dana bantuan operasional sekolah sebesarRp53.459.118.000.000,00 (lima puluh tiga triliunempat ratus lima puluh sembilan miliar seratusdelapan belas juta rupiah);

    b. dana bantuan operasional penyelenggaraanpendidikan anak usia dini sebesarRp4.014.724.000.000,00 (empat triliun empat belasmiliar tujuh ratus dua puluh empat juta rupiah);

    c. dana tunjangan profesi guru pegawai negeri sipildaerah sebesar Rp55.360.363.813.000,00 (limapuluh lima triliun tiga ratus enam puluh miliar tigaratus enam puluh tiga juta delapan ratus tiga belasribu rupiah);

    SK No 051569 A

    d. dana

  • f.

    ob

    d

    e

    k.

    PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -26-

    dana tambahan penghasilan guru pegawai negerisipil daerah sebesar Rp454.204.000.000,00 (empatratus lima puluh empat miliar dua ratus empat jutarupiah);dana bantuan operasional kesehatan dan bantuanoperasional keluarga berencana sebesarRp12.700.500.000.000,00 (dua belas triliun tujuhratus miliar lima ratus juta rupiah);dana peningkatan kapasitas koperasi, usaha kecildan menengah, sebesar Rp192.000.000.000,OO(seratus sembilan puluh dua miliar rupiah);dana tunjangan khusus guru pegawai negeri sipildaerah di daerah khusus sebesarRp1.985.007.000.000,00 (satu triliun sembilan ratusdelapan puluh lima miliar tujuh juta rupiah);dana pelayanan administrasi kependudukan sebesarRp973. 182.250.OOO,OO (sembilan ratus tujuh puluhtiga miliar seratus delapan puluh dua juta dua ratuslima puluh ribu rupiah);dana bantuan operasional penyelenggaraanpendidikan kesetaraan sebesarRp1.195.3O8.000.000,00 (satu triliun seratussembilan puluh lima miliar tiga ratus delapan jutarupiah);dana bantuan operasional penyelenggaraan museumdan taman budaya sebesar Rp136.032.000.000,00(seratus tiga puluh enam miliar tiga puluh dua jutarupiah);dana pelayanan kepariwisataan sebesarRp142.150.000.000,00 (seratus empat puluh duamiliar seratus lima puluh juta rupiah);dana bantuan biaya layanan pengolahan sampahsebesar Rp53.095.000.000,00 (lima puluh tiga miliarsembilan puluh lima juta rupiah);dana pelayanan perlindungan perempuan dan anaksebesar Rp10l.747.OOO.OO0,0O (seratus satu miliartujuh ratus empat puluh tujuh juta rupiah);

    n. dana. . .

    h

    J

    1

    SK No 051570 A

    m.

    1.

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -27 -

    n dana fasilitasi penanaman modal sebesarRp203.913.937.000,00 (dua ratus tiga miliarsembilan ratus tiga belas juta sembilan ratus tigapuluh tujuh ribu rupiah); dandana ketahanan pangan dan pertanian sebesarRp204.000.000.O00,O0 (dua ratus empat miliarrupiah).

    (1O) Dana bantuan operasional sekolahdimaksud ayat (9) huruf a terdiri atas:

    sebagaimana

    a. bantuan operasional sekolah reguler sebesarRp52.605.018.000.000,00 (lima puluh dua triliunenam ratus lima miliar delapan belas juta rupiah);

    b. bantuan operasional sekolah afirmasi sebesarRp320.100.000.000,00 (tiga ratus dua puluh miliarseratus juta rupiah);

    c. bantuan operasional sekolah kinerja sebesarRp534.000.000.000,00 (lima ratus tiga puluh empatmiliar rupiah).

    (11) Ketentuan lebih lanjut mengenai DAK nonfisiksebagaimana dimaksud pada ayat (9) diatur denganPeraturan Menteri Keuangan.

    (1)

    Pasal 13

    DID sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) hurufb direncanakan sebesar Rp13.50O.000.000.000,00 (tigabelas triliun lima ratus miliar rupiah).

    (21 DID dialokasikan berdasarkan kriteria utama dankategori kinerja.

    (3) DID sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diprioritaskanuntuk digitalisasi pendidikan dan kesehatan,pemberdayaarr LIMKM, dan industri kecil sertapemberdayaan ekonomi masyarakat.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai DID sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur denganPeraturan Menteri Keuangan.

    o

    SK No 051571 A

    Pasal 14

  • PRESIDENREPUEUK INDONESTA

    -28-

    Pasal 14

    (1) Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DaerahIstimewa Yograkarta sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 ayat (2) huruf c direncanakan sebesarRp21.302.919.182.000,00 (dua puluh satu triliun tigaratus dua miliar sembilan ratus sembilan belas jutaseratus delapan puluh dua ribu rupiah), yang terdiri atas:a. Dana Otonomi Khusus; danb. Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yoryakarta.

    (21 Dana Otonomi Khusus sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf a direncanakan sebesarRp19.982.919.182.000,00 (sembilan belas triliunsembilan ratus delapan puluh dua miliar sembilan ratussembilan belas juta seratus delapan puluh dua riburupiah), yang terdiri atas:a. Alokasi Dana Otonomi Khusus Provinsi

    Papua dan Provinsi Papua Barat sebesarRp7.805.827.805.000,00 (tujuh triliun delapan ratuslima miliar delapan ratus dua puluh tujuh jutadelapan ratus lima ribu rupiah) yang dibagi masing-masing untuk Provinsi Papua dan Provinsi PapuaBarat dengan rincian sebagai berikut:1. Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua sebesar

    Rp5.464. 079.464.O0O,00 (lima triliun empatratus enam puluh empat miliar tujuh puluhsembilan juta empat ratus enam puluh empatribu rupiah); dan

    2. Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Baratsebesar Rp2.341.748.341.00O,O0 (dua triliuntiga ratus empat puluh satu miliar tujuh ratusempat puluh delapan juta tiga ratus empatpuluh satu ribu rupiah).

    b. Alokasi Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh sebesarRp7.805. 827 .8O5.000,00 (tujuh triliun delapan ratuslima miliar delapan ratus dua puluh tujuh jutadelapan ratus lima ribu rupiah); dan

    c. Dana. . .

    SK No 051572 A

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -29-

    c. Dana Tambahan Infrastruktur dalam rangkaOtonomi Khusus Provinsi Papua dan provinsi papuaBarat sebesar Rp4.37l.263.ST2.OOO,O0 (empattriliun tiga ratus tujuh puluh satu miliar dua ratusenam puluh tiga juta lima ratus tujuh puluh duaribu rupiah), dengan rincian sebagai berikut:1. Dana Tambahan Infrastruktur bagi provinsi

    Papua sebesar Rp2.622.758.143.000,00 (duatriliun enam ratus dua puluh dua miliar tujuhratus lima puluh delapan juta seratus empatpuluh tiga ribu rupiah); dan

    2. Dana Tambahan Infrastruktur bagi provinsiPapua Barat sebesar Rp1.748.5O5.429.000,00(satu triliun tujuh ratus empat puluh delapanmiliar lima ratus lima juta empat ratus dua puluhsembilan ribu rupiah).

    (3) Dana Keistimewaan Daerah Istimewa yograkartasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bdirencanakan sebesar Rp1.32O.0OO.000.000,00 (satutriliun tiga ratus dua puluh miliar rupiah).

    (4) Penyaluran Dana Otonomi Khusus dan DanaKeistimewaan Daerah Istimewa Yograkarta sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmemperhitungkan kinerja penyerapan realisasi anggarantahun 2O2O.

    (5) Dengan berakhirnya pemberian Dana Otonomi Khususpada tahun anggaran 2O2I, pemanfaatan danpengelolaan Dana Otonomi Khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (1) berlaku selama satu tahunanggaran dengan batas waktu sampai dengan 31Desember 2O2L.

    Pasal 15

    (1) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian anggaranTransfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimanadimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, pasal 12,Pasal 13, dan Pasal 14 diatur dalam Peraturan presiden.

    SK No 051573 A

    (2) Ketentuan

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -30-

    (2) Ketentuan mengenai penyaluran anggaran Transferke Daerah dan Dana Desa diatur sebagai berikut:a. dapat dilakukan dalam bentuk tunai dan nontunai;b. bagi daerah yang memiliki uang kas dan/atau

    simpanan di bank dalam jumlah tidak wajar,dilakukan konversi penyaluran DBH dan/atau DAUdalam bentuk nontunai;

    c. dilakukan berdasarkan kinerja pelaksanaan; dand. dapat dilakukan penundaan dan/atau pemotongan

    dalam hal daerah tidak memenuhi pating sedikitanggaran untuk mendukung pembangunan sumberdaya manusia dan pendanaan program pemulihanekonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal11 ayat (21), anggaran yang diwajibkan dalamperaturan perundang-undangan atau menunggakmembayar iuran yang diwajibkan dalam peraturanperundang-undangan.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyaluran anggaranTransfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.

    Pasal 16

    (1) Program Pengelolaan Subsidi dalam Tahun Anggaran2O2l direncanakan sebesar Rp175.350.382. 161.000,00(seratus tujuh puluh lima triliun tiga ratus lima puluhmiliar tiga ratus delapan puluh dua juta seratus enampuluh satu ribu rupiah).

    (2) Anggaran untuk Program Pengelolaan Subsidisebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (3) Anggaran untuk Program pengelolaan Subsidisebagaimana Cimaksud pada ayat (1) dapat disesuaikandengan kebutuhan realisasi pada tahun anggaranberjalan berdasarkan asumsi dasar ekonomi makro,perubahan parameter, dan/atau pembayarankekurangan subsidi tahun-tahun sebelumnya.

    SK No 051574 A

    (41 Ketentuan

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -31 -

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian programPengelolaan Subsidi dalam Tahun Anggaran 2O2lsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalamPeraturan Presiden.

    Pasal 17

    (1) Dalam hal realisasi PNBP Migas yang dibagihasilkanmelampaui target penerimaan dalam APBN yang diikutidengan kebijakan peningkatan subsidi Bahan BakarMinyak (BBM) dan Liquified petroleum Gas (LpG),Pemerintah dapat memperhitungkan persentase tertentuatas peningkatan belanja subsidi BBM dan LpG terhadapkenaikan PNBP Migas yang dibagihasilkan.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara perhitunganpersentase tertentu atas peningkatan belanja subsidiBBM dan LPG terhadap kenaikan pNBp Migas yangdibagihasilkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 18

    Dalam rangka efisiensi dan efektivitas anggaran kementeriannegara/lembaga, Pemerintah melaksanakan kebijakanpemberian penghargaan dan/atau pengenaan sanksi ataskinerja anggaran kementerian negara/lembaga sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 19

    (1) Perubahan anggaran Belanja Pemerintah pusat berupa:a. perubahan anggaran belanja yang bersumber dari

    PNBP termasuk penggunaan saldo kas BLU;b. perubahan anggaran belanja yang bersumber dari

    pinjaman termasuk pinjaman baru;

    SK No 051575 A

    c. pergeseran

  • PRESIDENREPUtsUK INDONESIA

    -32-

    c. pergeseran anggaran antarprogram dalam 1 (satu)Bagian Anggaran untuk penanggulangan bencana;

    d. perubahan anggaran belanja yang bersumber darihibah termasuk hibah yang diterushibahkan.

    e. perubahan anggaran belanja yang bersumber dariklaim asuransi BMN;

    f. perubahan anggaran belanja dalam rangkapenanggulangan bencana;

    g. pergeseran Bagian Anggaran 999.08 (BendaharaUmum Negara Pengelola Belanja Lainnya) ke BagianAnggaran kementerian negaraf lembaga atauantarsubbagian anggaran dalam Bagian Anggaran9ee (BA BUN);

    h. pergeseran anggaran belanja yang dibiayai dariPNBP antarsatuan kerja dalam 1 (satu) programyang sama atau antarprogram dalam satu BagianAnggaran;

    i. perubahan anggaran belanja yang bersumber dariSBSN untuk pembiayaan kegiatan/proyekkemente rian ne gar a I lernbaga;

    j. pergeseran anggaran antarprogram dalam 1 (satu)Bagian Anggaran yang bersumber dari rupiah murniuntuk memenuhi kebutuhan belanja operasional;

    k. pergeseran anggaran antarprogram dalam 1 (satu)Bagian Anggaran untuk rnemenuhi kebutuhanpengeluaran yang tidak diperkenankan (ineligibleexpenditure) atas kegiatan yang dibiayai daripinjaman dan/atau hibah luar negeri;

    1. pergeseran anggaran antarprogram dalam rangkapenyelesaian restrukturisasi kementeriannegaraf lembaga; dan

    m. pergeseran anggaran antarprogram dalam uniteselon I yang sama,

    ditetapkan oleh Pemerintah.

    SK No 051576 A

    (2) Pemerintah

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -33-

    (21 Pemerintah dapat melakukan pinjaman barusebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b untukpenanggrilangan bencana.

    (3) Perubahan lebih lanjut Pembiayaan Anggaran berupaperubahan pagu Pemberian pinjaman akibat darilanjutan, percepatan penarikan Pemberian pinjaman, danpengesahan atas Pemberian Pinjaman yang telah closingdate, ditetapkan oleh Pemerintah.

    (4) Perubahan anggaran Belanja Pemerintah pusat berupaperubahan pagu untuk pengesahan belanja danpenerimaan pembiayaan dan/atau pendapatan hibahyang bersumber dari pinjaman/hibah termasukpinjaman/hibah yang diterushibahkan yang telah closingdate, ditetapkan oleh Pemerintah.

    (5) Perubahan anggaran Belanja Pemerintah pusat berupapenambahan pagu karena luncuran Rupiah MurniPendamping dalam Daftar Isian Pelaksanaan AnggaranTahun 2O2O yang tidak terserap untuk pembayaran uangmuka kontrak kegiatan yang dibiayai pinjaman luarnegeri, ditetapkan Pemerintah.

    (6) Pencairan Rupiah Murni Pendamping sebagaimanadimaksud pada ayat (5) dilaksanakan paling lambattanggal 31 Maret 2021.

    (7) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (ll, ayat (21,ayat (3), ayat (4), dan ayat (5), dilaporkan Pemerintahdalam APBN Perubahan Tahun Anggaran 2O2l dan/atauLaporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2O2L.

    Pasal 20

    (1) Pemerintah dapat memberikan hibah kepadapemerintah/lembaga asing dan menetapkanpemerintah/lembaga asing penerima untuk pencapaiankepentingan nasional Indonesia.

    SK No 051577 A

    (2) Pencapaian

  • PRESIDENREPUEUK INtrONESIA

    -34-

    (2) Pencapaian kepentingan nasional Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilaksanakan denganmengoptimalkan pemanfaatan barang/jasa dan/ataupenyedia barangljasa dalam negeri Indonesia.

    (3) Anggaran pemberian hibah sebagaimana dimaksud padaayat (1) dapat bersumber dari dana hasil kelolaanLembaga Dana Kerjasama Pembangunan Internasional.

    (4) Perubahan anggaran pemberian hibah sebagaimanadimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh pemerintah yangdiatur dalam Peraturan Menteri Keuangan mengenairevisi anggaran.

    (5) Pemerintah dapat memberikan hibah kepada pemerintahDaerah dalam rangka penanggulangan bencana yangpelaksanaannya dilaporkan Pemerintah dalam APBNPerubahan Tahun Anggaran 2O2l dan/atau LaporanKeuangan Pemerintah Pusat Tahun 2021.

    (6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian hibahsebagaimana dimaksud pada ayat (S) diatur dalamPeraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 21

    (1) Anggaran Pendidikan direncanakan sebesarRp55O.O05.603.689.000,00 (lima ratus lima puluh triiliunlima miliar enam ratus tiga juta enam ratus delapanpuluh sembilan ribu rupiah).

    (21 Anggaran Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sebesar 20,Oo/o (dua puluh koma nol persen)dari total anggaran Belanja Negara sebesarRp2.750.026.0 18.43 1.000,00 (dua kuadriliun tujuh ratuslima puluh trilliun dua puluh delapan miliar delapanbelas juta empat ratus tiga puluh satu ribu rupiah).

    (3) Anggaran Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) termasuk dana abadi investasi pemerintah di bidangpendidikan sebesar Rp29.O00.0O0.000.OO0,O0 (dua puluhsembilan triliun rupiah) untuk:

    SK No 051578 A

    a pengembangan .

  • PRESTDENREPUBUK INDONESTA

    -35-

    a. pengembanganpendidikannasional;b. penelitian;c. kebudayaan; dand. perguruan tinggi.

    (4) Hasil kelolaan dari dana abadi sebagaimana dimaksudpada ayat (3) digunakan oleh kementeriannegar a f lembaga terkait se suai peruntukannya.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian AnggaranPendidikan dan penggunaan hasil kelolaan dana abadidiatur dalam Peraturan Presiden.

    Pasal 22

    (1) Jumlah anggaran Pendapatan Negara Tahun Anggaran2O2I, sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, lebih kecildari pada jumlah anggaran Belanja Negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 7 sehingga dalam TahunAnggaran 2O2I terdapat defisit anggaran sebesarRp1.0O6.379.471.104.OOO,00 (satu kuadriliun enamtriliun tiga ratus tujuh putuh sembilan miliar empatratus tujuh puluh satu juta seratus empat ribu rupiah)yang akan dibiayai dari Pembiayaan Anggaran.

    (21 Pembiayaan Anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat(1) sebesar Rp1.006.379 .47 1.104.000,00 (satu kuadriliunenam triliun tiga ratus tujuh puluh sembilan miliarempat ratus tujuh puluh satu juta seratus empat riburupiah), terdiri atas:a. pembiayaan utang sebesar

    Rp1. 177.35O.88O.761.000,00 (satu kuadriliun seratustujuh puluh tujuh triliun tiga ratus lima puluh miliardelapan ratus delapan puluh juta tujuh ratus enampuluh satu ribu rupiah);

    b. pembiayaan investasi sebesar negatifRp184.459.515.221.O0O,O0 (seratus delapan puluhempat triliun empat ratus lima puluh sembilan miliarlima ratus lima belas juta dua ratus dua puluh saturibu rupiah);

    SK No 051579 A

    c. pemberian.

  • PRESIDENREPUtsUK TNDONESIA

    -36-

    c. pemberian pinjaman sebesar Rp448.056.564.0O0,00(empat- ratus empat puluh delapan miliar lima puluhenam juta lima ratus enam puluh empat ribu rupiah);

    d. kewajiban penjaminan sebesar negatifRp2.715.736.000.000,00 (dua triliun tujuh ratus limabelas miliar tujuh ratus tiga puluh enam juta rupiah);dan

    e. pembiayaan lainnya sebesar Rp15.755.785.000.000,00(lima belas triliun tujuh ratus lima puluh lima miliartujuh ratus delapan puluh lima juta rupiah).

    (3) Ketentuan mengenai alokasi Pembiayaan Anggaransebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalamLampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkandari Undang-Undang ini.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian alokasiPembiayaan Anggaran yang tercantum dalam Lampiran Iyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Undang-Undang ini diatur dalam Peraturan Presiden.

    Pasal 23

    (1) Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2Tahun 2O2O tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor I Tahun 2O2O tentangKebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas SistemKeuangan untuk Penanganan Pandemi Corona VirusDisease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam RangkaMenghadapi Ancaman Yang MembahayakanPerekonomian Nasional danl atau Stabilitas SistemKeuangan Menjadi Undang-Undang, Pemerintah dapatmenerbitkan SBN dengan tujuan tertentu, termasukmenerbitkan SBN yang dapat dibeli oleh Bank Indonesiadi pasar perdana.

    (2) Penerbitan SBN oleh Pemerintah, termasuk pembeliannyaoleh Bank Indonesia di pasar perdana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan denganmempertimbangkan kondisi pasar SBN, pengaruhterhadap inflasi, jenis SBN yang dapat diperdagangkan,dan kesinambungan keuangan Pemerintah dan BankIndonesia.

    SK No 051580 A

    (3) Dalam

  • PRESIDENREPUBUK TNDONESIA

    -37 -

    (3) Dalam hal terdapat sisa dana penerbitan SBN dengantujuan tertentu termasuk penerbitan SBN yang dibelioleh Bank Indonesia di pasar perdana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) yang tidak terserap pada TahunAnggaran 2O2O, Pemerintah dapat menggunakan sisadana dimaksud untuk membiayai pelaksanaan lanjutankegiatan Penanganan Pandemi Corona Vints Disease2Ol9 (COVID- 19) danlatau pemulihan ekonomi nasionaltersebut pada Tahun Anggaran 2021.

    (41 Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sisa danapenerbitan SBN sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 24

    (1) Dalam hal anggaran diperkirakan defisit melampauitarget yang ditetapkan dalam APBN, Pemerintah dapatmenggunakan dana SAL, penarikan pinjaman T\rnai,penerbitan SBN, dan/atau pemanfaatan saldo kas BLUsebagai tambahan pembiayaan.

    (2) Kewajiban yang timbul dari penggunaan dana SAL,penarikan Pinjaman T\rnai, penerbitan SBN, dan/ataupemanfaatan saldo kas BLU sebagai tambahanpembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dibebankan pada anggaran negara.

    (3) Penggunaan dana SAL, Pinjaman Tunai, penerbitan SBN,dan/atau pemanfaatan saldo kas BLU sebagai tambahanpembiayaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaporkan Pemerintah dalam Laporan KeuanganPemerintah Pusat Tahun 2021.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai perkiraan defisitmelampaui target serta penggunaan dana SAL, pinjamanT\rnai, penerbitan SBN, dan/atau pemanfaatan saldo kasBLU sebagai tambahan pembiayaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan MenteriKeuangan.

    SK No 051581 A

    Pasal 25

  • PRESTDENREPUBUK INDONESIA

    _38_

    Pasal 25

    (1) Pemerintah dapat menggunakan program kementeriannegara/lembaga yang bersumber dari Rupiah Murnidan/atau PNBP dalam alokasi anggaran BelanjaPemerintah Pusat dan/atau BMN untuk digunakansebagai dasar penerbitan SBSN.

    (21 Rincian program kementerian negara/lembaga yangbersumber dari Rupiah Murni dan/atau PNBP yangdigunakan sebagai dasar penerbitan SBSN ditetapkanoleh Menteri Keuangan setelah pengesahan Undang-Undang APBN Tahun Anggaran 2O2l dan penetapanPeraturan Presiden mengenai Rincian APBN TahunAnggaran 2021.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan programkementerian negaraf lembaga danf atau BMN sebagaidasar penerbitan SBSN sebagaimana dimaksud pada ayat(1) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 26

    (1) Pemerintah dapat menggunakan sisa dana penerbitanSBSN untuk pembiayaan kegiatan/proyek kementeriannegaraf lembaga yang tidak terserap pada TahunAnggaran 2O2O untuk membiayai pelaksanaan lanjutankegtatanfproyek tersebut pada Tahun Anggaran 2O2Itermasuk dalam rangka penyelesaian kegiatan/proyekyang diberikan penambahan waktu sebagai dampakpandemi CoronaVirus Dbease 2019 (COVID-19).

    (2) Penggunaan sisa dana penerbitan SBSN untukpembiayaan kegiatan/proyek kementeriannegaraflembaga sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaporkan Pemerintah dalam APBN Perubahan TahunAnggaran 2O2l dan/atau Laporan Keuangan PemerintahPusat Tahun 2021.

    (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan sisa danapenerbitan SBSN untuk pembiayaan kegiatan/proyekkementerian negaraflembaga sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    SK No 051582 A

    Pasal 27

  • FRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -39-

    Pasal27

    (1) Dalam hal terjadi krisis pasar SBN domestik, Pemerintahdengan persetujuan Dewan Perwakilan Ralcyat diberikankewenangan menggunakan SAL untuk melakukanstabilisasi pasar SBN domestik setelah memperhitungkankebutuhan anggaran sampai dengan akhir tahunanggaran berjalan dan awal tahun anggaran berikutnya.

    (2) Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat sebagaimanadimaksud pada ayar (1) merupakan keputusan yangtertuang di dalam kesimpulan Rapat Kerja BadanAnggaran Dewan Perwakilan Ralryat dengan Pemerintah,yang diberikan dalam waktu tidak lebih dari 7x24 (satukali dua puluh empat) jam setelah usulan disampaikanPemerintah kepada Dewan Perwakilan Rakyat.

    (3) Jumlah penggunaan SAL dalam rangka stabilisasi pasarSBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkanPemerintah dalam APBN Perubahan Tahun Anggaran2O2l dan/atau Laporan Keuangan Pemerintah PusatTahun 2027.

    (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan SAL dalamrangka stabilisasi pasar SBN domestik sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.

    Pasal 28

    (1) Dalam hal perkiraan realisasi penerimaan negara tidaksesuai dengan target dan/atau adanya perkiraanpengeluaran yang belum tersedia anggarannya danlataupengeluaran melebihi pagu yang ditetapkan dalam APBNTahun Anggaran 2O2L, Pemerintah dapat melakukan:a. penggunaan dana SAL;b. penarikan pinjaman tunai;c. penambahan penerbitan SBN;d. pemanfaatan saldo kas BLU; dan/ataue. penyesuaian Belanja Negara.

    SK No 051583 A

    (2) Penambahan . .

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -40-

    (2) Penambahan penerbitan SBN sebagaimana dimaksudpada ayat (1) huruf c dilaksanakan setelah mendapatkanpersetu.juan Dewan Perwakilan Rakyat.

    (3) Pemerintah dapat melakrrkan pembelian kembali SBNuntuk pengelolaan kas dengan tetap memperhatikanjumlah kebutuhan penerbitan SBN neto untukmemenuhi kebutuhan pembiayaan yang ditetapkan.

    (4) Dalam hal terdapat instrumen pembiayaan dari utangyang lebih rnenguntungkan dan/atau ketidaktersediaansalah satu instrumen pembiayaan dari utang, pemerintahdapat melakukan perubahan komposisi instrumenpembiayaan utang dalam rangka menjaga ketahananekonomi dan fiskal.

    (5) Dalam hal diperlukan realokasi anggaran bunga utangsebagai dampak perubahan komposisi instrumenpembiayaan utang sebagaimana dimaksud pada ayat (4),Pemerintah dapat melakukan realokasi dari pembayaranbunga utang luar negeri ke pembayaran bunga utangdalam negeri atau sebaliknya.

    (6) Untuk menurunkan biaya penerbitan SBN dan/ataumemastikan ketersediaan pembiayaan melalui utang,Pemerintah dapat menerima jaminan penerbitan utangdari lembaga yang dapat menjalankan fungsipenjaminan, danfatau menerima fasilitas dalam bentukdukungan pembiayaan.

    (7) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (1) sampai dengan ayat (6) dilaporkan dalam APBNPerubahan Tahun Anggaran 2O2l dan/atau LaporanKeuangan Pemerintah Pusat Tahun 2021.

    Pasal 29

    (1) Dalam rangka memenuhi pembiayaan APBN TahunAnggaran 2021, Pemerintah dapat melakukan penerbitanSBN pada triwulan keempat tahun 2O2O.

    SK No 051584 A

    (2) Penerbitan

  • PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

    -41 -

    (2) Penerbitan SBN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaporkan Pemerintah dalam APBN perubahan TahunAnggaran 2O2l dan/atau Laporan Keuangan pemerintahPusatTahun 2O2L.

    Pasal 30

    (1) Dalam rangka pembayaran gaji dan DAU bulan Januari2O2l yang dananya harus disediakan pada akhir TahunAnggaran 2O2O, Pemerintah dapat melakukan pinjamanSAL dan/atau menggunakan dana dari hasil penerbitanSBN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat ( 1)pada akhir tahun 2O2O.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penggunaan pinjamanSAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai denganPeraturan Menteri Keuangan mengenai pengelolaan SAL.

    Pasal 31

    (1) Investasi pada organisasi/lembaga keuanganinternasional/badan usaha internasional yang akandilakukan dan/atau telah tercatat pada LaporanKeuangan Pemerintah Pusat sebagai investasi permanen,ditetapkan untuk dijadikan investasi padaorganisasi/lembaga keuangan internasional/badanusaha internasional tersebut.

    (21 Pemerintah dapat melakukan pembayaran investasi padaorganisasi/lembaga keuangan internasional/badanusaha internasional melebihi pagu yang ditetapkandalam Tahun Anggaran 2O2l yang diakibatkan olehselisih kurs, yang selanjutnya dilaporkan dalam APBNPerubahan Tahun Anggaran 2O2l dan/atau LaporanKeuangan Pemerintah Pusat Tahun 2021.

    SK No 051585 A

    (3) Pelaksanaan

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -42-

    (3) Pelaksanaan investasi padakeuangan internasional/badansebagaimana dimaksud pada ayatPeraturan Menteri Keuangan.

    organisasi/lembagausaha internasional(1) ditetapkan dengan

    Pasal 32

    (1) Saldo kas pada Badan Layanan Umum dapat menjaditambahan investasi pada Bagian Anggaran BUN InvestasiPemerintah

    (21 Ketentuan lebih lanjut mengenai penambahan investasisebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur denganPeraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 33

    (1) Pemerintah mengalokasikan pembiayaan investasikepada Badan Layanan Umum Lembaga ManajemenAset Negara dengan tujuan pembentukan dana jangkapanjang darr/atau dana cadangan dalam rangkapengadaan tanah untuk kepentingan proyek strategisnasional dan pengeiolaan aset Pemerintah lainnya.

    (2) Tanah untuk kepentingan proyek strategis nasionalsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat ditetapkanstatus penggunaannya pada kementeriannegaraf lembaga dengan menggunakan mekanismepengesahan belanja modal.

    (3) Dalam hal anggaran pengesahan Belanja modal yangdilaksanakan oleh kementerian negaraf lembagasebagaimana diatur pada ayat (2) belurrr tersedia makadapat dilakukan penyesuaian belanja Negara.

    (4) Pelaksanaan pengesahan Belanja modal sebagaimanadiatur pada ayat 12) dan ayat (3) dilakukan bersamaandengan mekanisme penerimaan pembiayaan pada BadanLayanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara dandilaporkan Pemerintah dalam Laporan KeuanganPemerintah Pusat tahun berkenaan.

    SK No 051586 A

    Pasal 34

  • (1)

    (2)

    PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -43-

    Pasal 34

    Dalam rangka efektivitas pelaksanaan program danabergulir Fasilitas Likuiditas pembiayaan perumahan,alokasi dana bergulir Fasilitas Likuiditas pembiayaanPerumahan yang dikelola oleh Badan Layanan UmumPusat Pengelolaan Dana Pembiayaan perumahan,dialihkan pengelolaannya kepada Badan pengelolaTabungan Perumahan Rakyat sebagai tabunganPemerintah.

    Ketentuan mengenai pengalihan dana bergulir FasilitasLikuiditas Pembiayaan perumahan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur dengan peraturan MenteriKeuangan.

    Pasal 35

    (1) BMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untukdisertakan menjadi tambahan modal Badan Usaha MilikNegara/Perseroan Terbatas yang didalamnya terdapatsaham milik negara, ditetapkan menjadi pMN pia"Badan Usaha Milik Negara/perseroan Terbatas yangdidalamnya terdapat saham milik negara tersebut.

    (21 Ketentuan mengenai tata cara penetapan pMN untukBMN yang dari awal pengadaannya direncanakan untukdisertakan menjadi tambahan modal Badan Usaha MilikNegara/Perseroan Terbatas yang di dalamnya terdapatsaham milik negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN.

    (3) BMN dengan perolehan sampai dengan 31 Desember2Ol8 yang telah:a. dipergunakan dan/atau dioperasikan oleh Badan

    Usaha Milik Negara/perseroan Terbatas yangdidalamnya terdapat saham milik negara; dan

    SK No 051587 A

    b. tercatat

  • PRESTDENREPUBUK TNDONESIA

    _44_

    b. tercatat pada laporan posisi Badan Usaha MilikNegara/Perseroan Terbatas yang didalamnyaterdapat saham milik negara sebagai BPYBDS atauakun yang sejenis,

    ditetapkan untuk dijadikan PMN pada Badan Usaha MitikNegara,/Perseroan Terbatas yang didalamnya terdapatsaha.m milik negara tersebut, dengan menggunakan nilairealisasi anggaran yang telah direviu oleh BadanPengawasan Keuangan dan Pembangunan.

    (41 Pemerintah melakukan penambahan PMN yang berasaldari dana tunai dan piutang Negara pada Badan UsahaMilik Negara/ Lembaga/ Badan Hukum Lainnyatercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Undang-Undang ini.

    (5) Dalam rangka memperbaiki struktur permodalan danmeningkatkan kapasitas usaha Badan Usaha MilikNegara, Pemerintah melakukan penambahan pMNkepada PT Istaka Karya (Persero) dan PT Hutama Karya(Persero) yang berasal dari BMN melalui mekanismepemindahtanganan BMN sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    (6) Penambahan PMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1),ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) ditetapkan denganPeraturan Pemerintah.

    Pasal 36

    (1) Pemerintah dalam mengurus kekayaan negara yangdipisahkan dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negaraatau badan lainnya, akan meningkatkan danmengoptimalkan manfaat ekonomi, sosial, memperkuatrantai produksi dalam negeri, meningkatkan daya saing,serta memperkuat penguasaan pasar dalam negeri.

    (2) Pemerintah dalam menangani kekayaan negara yangdipisahkan dan dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara,atau badan lainnya, agar menjaga aset yang bersumberdari cabang-cabang produksi yang penting danmenguasai hajat hidup orang banyak serta aset bumi,air, dan kekayaan di dalamnya, tetap dikuasai olehnegara sesuai peraturan perundang-undangan.

    SK No 051588 A

    Pasal 37

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    _45_

    Pasal 37

    (1) Menteri Keuangan diberikan kewenangan untukmengeiola anggaran Kewajiban Penjamrnan Pemerintahuntuk:

    (2)

    a. penugasan Percepatan Pembangunan InfrastrukturNasional;

    b. dukungan penjaminan pada program PemulihanEkonomi Nasional dan/atau Stabilitas SistemKeuangan; dan/atau

    c. penugasan penyediaan pembiayaan infrastrukturdaerah kepada Badan Usaha Milik Negara.

    Penugasan Percepatan Pembangunan InfrastrukturNasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aterdiri atas:

    a. pemberian jaminan Pemerintah dalam rangkapercepatan pembangunan pembangkit tenaga listrikyang menggunakan batu bara;

    b. pemberian jaminan dan subsidi bunga olehPemerintah Pusat dalam rangka percepatanpenyediaan air minum;

    c. pelaksanaan penjaminan infrastruktur dalam proyekkerja sama Pemerintah dengan badan usaha;

    d. pemberian dan pelaksanaan jaminan Pemerintah ataspembiayaan infrastruktur melalui pinjaman langsungdari lembaga keuangan internasional kepada BadanUsaha Milik Negara;

    e. pemberian jaminan Pemerintah untuk percepatanproyek pembangunan jalan tol;

    f. pemberian jaminan Pemerintah untuk percepatanpenyelcnggaraan kereta api ringanllight rail transitterintegrasi di wilayah perkotaan;

    SK No 051589 A

    g. pemberian

  • FRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -46-

    g. pemberian jaminan Pemerintah Pusa.t untukpercepatan pelaksanaan proyek strategis nasional;dan/atau

    h. pemberian jaminan Pemerintah untuk percepatanpembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.

    (3) Dukungan penjaminan pada program PemulihanEkonomi Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangansebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

    a. penjaminan Pemerintah yang dilakukan secaralangsung oleh Pemerintah dalam rangka pelaksanaanprogram Pemulihan Ekonomi Nasional;

    b. penjaminan Pemerintah melalui badan usahapenjaminan yang ditunjuk dalam rangka pelaksanaanprogram Pemulihan Ekonomi Nasional; dan/atau

    c. penjaminan Pemerintah atas pinjaman likuiditaskhusus dari Bank Indonesia kepada bank sistemikuntuk penanganan permasalahan lembaga jasakeuangan dan Stabilitas Sistem Keuangan.

    (41 Anggaran Kewajiban Penjaminan Pemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf bdiakumulasikan ke dalam rekening Dana CadanganPenjaminan Pemerintah dan Anggaran KewajibanPenjaminan Pemerintah sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c diakumulasikan ke dalam rekening DanaJaminan' Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Daerahyang dibuka di Bank Indonesia.

    (5) Dana yang telah diakumulasikan dalam rekeningsebagaimana dimaksucl pada ayat (4) digunakan untukpembayaran kewajiban penjaminan Pernerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada tahunanggaran berjalan dan/atau tahun anggaran berikutnya.

    SK No 051590 A

    (6) Dana...

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    -47 -

    (6) Dana dalam rekening Dana Cadangan PenjaminanPemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (4)digunakan untuk pembayaran kewajiban penjaminanPemerintah antar program pemberian penjaminansebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3).

    (7) Dalam hal terjadi tagihan pembayaran kewajibanpenjaminan dan/atau penggantian biaya yang timbuldari pelaksanaan kewajiban penjaminan untukdukungan penjaminan program Pemulihan EkonomiNasional yang bersumber dari Dana CadanganPenjaminan Pemerintah sebagaimana dimaksud padaayat (6), Pemerintah melakukan pembayaran melaluiBagian Anggaran 999.99 (Bendahara Umum NegaraPengelola Belanja Transaksi Khusus).

    (8) Pembayaran melalui Bagian Anggaran 999.99 (BendaharaUmum Negara Pengelola Belanja Transaksi Khusus)sebagaimana dimaksud pada ayat (7ll, merupakanpengeluaran belanja transaksi khusus yang belumdialokasikan dan/atau melebihi alokasi yang telahditetapkan dalam APBN dan/atau APBN Perubahan padatahun anggaran berjalan.

    (9) Dana dalam rekening Dana Jaminan PenugasanPenrbiayaan Infrastruktur Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (4) digunakan untuk pembayaranatas penugasan penjaminan sebagaimana dimaksud padaayat (i) huruf c.

    (10) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan anggaranKewajiban Penjaminan dan penggunaan Dana CadanganPenjaminan Pemerintah atau Dana Jaminan PenugasanPembiayaan Infrastruktur Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5),ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) diatur denganPeraturan Menteri Keuangan.

    SK No 051591 A

    Pasal 38

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    _48_

    Pasal 38

    (1) Pembayaran bunga utang dan pengeluaran cicilan pokokutang dapat disesuaikan dengan kebutuhan realisasipada tahun anggaran berjalan, yang selanjutnyadilaporkan Pemerintah dalam APBN Perubahan TahunAnggaran 2O2l dan/atau Laporan Keuangan PemerintahPusat Tahun 2021.

    (21 Pemerintah dapat melakukan transaksi Lindung Nilaidalam rangka mengendalikan risiko fluktuasi bebanpembayaran kewajiban utang, dan/atau melindungiposisi nilai utang, dari risiko yang timbul maupun yangdiperkirakan akan timbul akibat adanya volatilitas faktor-faktor pasar keuangan.

    (3) Pemenuhan kewajiban yang timbul dari transaksiLindung Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dibebankan pada anggaran pembayaran bunga utangdan/atau pengeluaran cicilan pokok utang.

    (4) Kewajiban yang timbul sebagaimana dimaksud pada ayat(3) bukan merupakan kerugian keuangan negara.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan transaksiLindung Nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (21diaturdengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 39

    (1) Menteri Keuangan diberikan wewenang untukmenyelesaikan piutang instansi Pemerintah yangdiurus/dikelola oleh Panitia Urusan PiutangNegara/Direktorat Jenderal Kekayaan Negara,khususnya piutang terhadap Usaha Mikro, Kecil, danMenengah, dan piutang berupa Kredit Pemilikan RumahSederhana/Rumah Sangat Sederhana, serta piutanginstansi Pemerintah dengan jumlah sampai denganRp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), meliputi dantidak terbatas pada restrukturisasi dan pemberiankeringanan utang pokok sampai dengan lOOo/o (seratuspersen).

    SK No 051592 A

    (2) Ketentuan

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -49-

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelesaianpiutang instansi Pernerintah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Keuangan.

    Pasal 40

    Pemerintah men5rusun laporan pelaksanaan APBN SemesterPertama Tahun Anggaran 2O2l dan pertanggungjawaban ataspelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2O2l sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 4 1

    (1) Penyesuaian APBN Tahun Anggaran 2021 denganperkembangan dan/atau perubahan keadaan dan/ataukebiiakan keuangan negara dalam rangka penangananpandemi Corona Virus Disease 2Ol9 (COVID-19)dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakanperekonomian nasional dan/atau stabilitas sistemkeuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (3)Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2O2O tentangPenetapan Peraturan Pemerintah PenggantiUndang-Undang Nomor 1 Tahun 2O2O tentang KebijakanKeuangan Negara. dan Stabilitas Sistem Keuangan untukPenanganan Pandemi Corona Virus Disease 2Ol9 (COVID-t9l danlatau Dalam Rangka Menghadapi Ancaman yangMerribahayakan Perekonomian Nasional dan/atauStabilitas Sistem Keuangan Menjadi Undang-Undang,dibahas bersama Dewan Perwakilan Ralryat denganPemerintah dalam rangka penyusunan perkiraanperubahan atas APBN Tahun Anggaran 2021, apabilaterjadi:

    SK No 051593 A

    a perkembangan.

  • PRES tDENREPUBUK INDONESIA

    -50-

    a. perkembangan indikator ekonomi makro yang tidaksesuai dengan asumsi yang digunakan sebagai acuandalam APBN Tahun Anggaran 2O2l;

    b. perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan

    pergeseran anggaran antarunit organisasi dan/atauantarprogram; dan/ atau

    d. keadaan yang menyebabkan SAL tahun sebelumnyaharus digunakan untuk pembiayaan anggaran tahunberjalan.

    (2) Perkembangan indikator ekonomi makro sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a dan perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal sebagaimana dimaksud pada ayat(1) huruf b berupa:

    a. penurunan pertumbuhan ekonomi paling sedikit 3%(tiga persen) cli bawah asumsi yang telah ditetapkan;

    b. deviasi asumsi ekonomi makro lainnya paling sedikit3Oo/o (tiga puluh persen) dari asumsi yang telahditetapkan; dan/atau

    c. penurunan penerimaan perpajakan paling sedikit3Oo/o (tiga puluh persen) dari pagu yang telahditetapkan.

    (3) SAL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf dmerupakan SAL yang ada di rekening Bank Indonesiayang penggunaannya ditetapkan oleh Menteri Keuangansesuai dengan ketentuan yang berlaku dan dilaporkandalam pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.

    (4) Dalam hal dilakukan penyesuaian APBN Tahun Anggaran2O2l sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintahmengajukan Rancangan Undang-Undang mengenaiPerubahan atas Undang-Undang APBN Tahun Anggaran2O2l untuk mendapatkan persetujuan Dewan PerwakilanRakyat sebelum Tahun Anggaran 2O2l berakhir.

    SK No 051594 A

    Pasal 42

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -51 -

    Pasal 42

    (1) Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat melakukanlangkah-langkah antisipasi dengan persetujuan DewanPerwakilan Rakyat.

    (2) Persetujuan Dewan Perwakilan Ralryat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) merupakan keputusan yangtertuang di dalam kesimpulan Rapat Kerja BadanAnggaran Dewan Perwakilan Rakyat dengan Pemerintah,yang diberikan dalam waktu tidak lebih dari 2x24 (duakali dua puluh empat) jam setelah usulan disampaikanPemerintah kepada De',van Perwakilan Ra}ryat.

    (3) Dalam ha1 persetujuan Dewan Perwakilan Ralryatsebagaimana dimaksud pada ayat (1) karena suatu danlain hal belum dapat ditetapkan, Pemerintah dapatmengambil langkah-langkah antisipasi sebagaimanadimaksud pada ayat (1) sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

    (4) Pemerintah melaporkan langkah-langkah kebijakansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam LaporanKeuangan Pemerintah Fusat Tahun 2021.

    Pasal 43

    (1) Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2Tahun 2O2O tentang Penetapan Peraturan PemerintahPengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2O2O tentangKebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas SistemKeuangan untuk Penanganan Pandemi Corona VintsDisease 2019 (COVID-19) dan/atau dalam RangkaMenghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas SistemKeuangan menjadi Undang-Undang, Pemerintah dapatmemberikan:

    SK No 051595 A

    a. plnJaman

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -52-

    a. pinjaman kepada Lembaga Penjamin Simpanan;dan/atau

    b. penjaminan atas pinjaman likuditas khusus dariBank Indonesia kepada bank sistemik.

    (21 Sumber dana untuk pemberian pinjaman kepadaLembaga Penjamin Simpanan dan jaminan Pemerintahatas pinjaman likuiditas khusus sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sebagai berikut:

    a. penggunaan SAL untuk menutup kekuranganpembiayaan APBN, dengan terlebih dahulumemperhitungkan ketersediaan SAL untukkebutuhan anggaran sampai dengan akhir tahunanggaran berjalan dan awal tahun anggaranberikutnya; danlatau

    b. penambahan utang.(3) Selain sumber dana sebagaimana dimaksud pada

    ayat (2), pemberian jaminan Pemerintah atas pinjamanlikuiditas khusus dapat bersumber dari cadanganpenjaminan.

    (4) Dalam hal terjadi pemberian pinjaman kepada LembagaPenjamin Simpanan dan jaminan Pemerintah ataspinjaman likuiditas khusus sebagaimana dimaksud padaayat (1), Pemerintah melaporkan dalam APBN Perubahantahun berjalan dan/atau dalam Laporan KeuanganPemerintah Pusat tahun 2021.

    (5) Sumber dana untuk pemberian pinjaman kepadaLembaga Penjamin Simpanan dan jaminan Pemerirrtahatas pinjaman likuiditas khusus sebagaimana dimaksudpada ayat (2) dan sumber dana untuk jaminanPemerintah atas pinjaman likuiditas khusussebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaporkanPemerintah dalam APBN Perubahan tahun berjalandan/atau dilaporkan dalam Laporan KeuanganPemerintah Pusat tahun 2021.

    SK No 051596 A

    Pasal 44

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -53-

    Pasal 44

    Postur APBN Tahun Anggaran 2O2l yang memuat rincianbesaran Pendapatan Negara, Belanja Negara, surplus/defisitanggaran, dan Pembiayaan Anggaran tercantum dalamLampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dariUndang-Undang ini.

    Pasal 45

    (1) Peraturan Presiden mengenai Rincian APBN TahunAnggaran 2O2l yang merupakan pelaksanaan dariUndang-Undang ini ditetapkan paling lambat tanggal 30November 2O2O.

    (21 Rincian APBN, sebagaimana yang dimaksud padaayat (1), sekurang-kurangnya berisikan rincian program,kegiatan, keluaran (output), serta rincian jenis belanjadan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah (KPJM).

    Pasal 46

    (1) Dalam rangka penanggulangan bencana, Pemerintahmelalui Kementerian Keuangan dapat membentuk danapenanggulangan bencana.

    (21 Sumber dana penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat bersumber dari:a. rupiah murni;b. pinjaman dan hibah luar negeri;C. APBD;d. hasil klaim asuransi BMN; dan/ataue. penerimaan lain yang sah.

    (3) Dana penanggulangan bencana sebagaimana dimaksudpada ayat (l) dikelola secara khusus.

    (41 Dalam hal anggaran belanja dalam rangkapenanggulangan bencana tidak terserap pada tahunanggaran 2O2i, sisa dana tersebut dapat diakumulasikanke dalam dana penanggulangan bencana sebagaimanadimaksud pada ayat (3).

    SK No 051597 A

    (5) Ketentuan

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -54-

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan danapenanggulangan bencana diatur dengan Peraturan MenteriKeuangan.

    Pasal 47

    Pemerintah dalam melaksanakan APBN Tahun Anggaran 2O2lmengupayakan pemenuhan sasaran pembangunan yangberkualitas, yaitu dalam bentuk:a. penurunan kemiskinan menjadi 9,2o/o - 9,7oh (sembilan

    koma dua persen sampai dengan sembilan koma tujuhpersen);

    b. tingkat pengangguran terbuka menjadi 7 ,7o/o - 9,lo/o (tujuhkoma tujuh persen sampai dengan sembilan koma satupersen);

    c. penurunan Gini Ratio menjadi 0,377 - A379 (nol komatiga tujuh tujuh sampai dengan nol koma tiga tujuhsembilan);

    d. peningkatan Indeks Pembangunan Manusia menjadi72,78 72,95 (tujuh puluh dua koma tujuh delapansampai dengan tujuh puluh dua koma sembilan lima); dan

    e. peningkatan Nilai Tukar Petani dan Nilai T\rkar Nelayanmenjadi lO2-lO4 (seratus dua sampai dengan seratusempat).

    Pasal 48

    Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 dan Pasal30 mulai berlaku pada tanggal Undang-Undang inidiundangkan.

    Pasal 49

    Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari202t.

    SK No 051598 A

    Agar

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -55-

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Undang-Undang ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.

    Disahkan di Jakartapada tanggal 26 Oktober 2O2O

    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

    JOKO WIDODO

    Diundangkan di Jakartapada tanggal 26 Oktober 2O2O

    MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA

    YASONNA H. LAOLY

    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 239

    Sahnan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA

    REPUBLIK INDONESIAdang Hukum dan

    g-undangan,

    ttd

    ttd

    SK No 051686 A

    Djaman

  • PRESIDENREPUEUK INDONESIA

    PENJELASAN

    ATAS

    UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

    NOMOR 9 TAHUN 2O2O

    TENTANG

    ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

    TAHUN ANGGARAN 202 1

    I. UMUMAPBN Tahun Anggaran 2O2l disusun dengan berpedoman pada

    Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2021, serta Kerangka Ekonomi Makrodan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal Tahun 2O2l sebagaimana telah dibahasdan disepakati bersama, baik dalam Pembicaraan Pendahuluan maupunPembicaraan Tingkat I Pembahasan APBN Tahun Anggaran 2O2l antaraPemerintah dan Dewan Perwakilan Ralryat Republik Indonesia. APBNTahun Anggaran 2O2l juga mempertimbangkan kondisi ekonomi, sosial,dan perkembangan internasional dan domestik terkini, kinerja APBN tahun2079, serta berbagai langkah antisipatif yang telah ditempuh di tahun2O2O, maupun rencana kebijakan yang akan dilaksanakan di tahun 2O2L.

    APBN Tahun Anggaran 2O2l berada pada posisi yang strategis diantara harapan untuk percepatan pemulihan ekonomi pascapandemi danmenjadi pondasi untuk mewujudkan visi jangka panjang menuju Indonesiaemas di tahun 2045. Oleh karena itu, APBN Tahun Anggaran 2O2l akanmenjadi instrumen Pemerintah untuk melakukan upaya pemulihan(recouery) sekaligus melanjutkan reformasi sektoral dan fiskal agar dapatmenstimulasi perekonomian serta mendorong daya saing nasionaltermasuk melalui transformasi struktural.

    SK No 051542 A

    Dalam

  • PRESIDENREPUBUK INDONESIA

    -2-

    Dalam menjalankan fungsinya tersebut, APBN Tahun Anggaran 2o2lakan diarahkan untuk mendorong terciptanya pengelolaan fiskal yangsemakin sehat, tercermin dalam target defisit fiskal konsolidatif yangditurunkan secara bertahap menuju kondisi normal dibawah 3o/o (tigapersen) pada tahun 2023. Kebijakan fiskal akan ditempuh melaluioptimalisasi peran pendapatan negara baik sebagai sumber penerimaandan juga instrumen stimulus bagi perekonomian, peningkatan belanja yanglebih berkualitas (spending better) yang berfokus pada bidang prioritas danberorientasi pada hasil, dan melanjutkan pembiayaan yang kreatif, efisiendan berkelanjutan. Di samping itu, kebijakan fiskal diharapkan mampumendorong perbaikan neraca keuangan Pemerintah.

    APBN Tahun Anggaran 2O2l masih akan menghadapi ketidakpastianyang tinggi dari lingkungan global yan