| Kata · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit...

70

Transcript of | Kata · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit...

Page 1: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar
Page 2: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Kata Pengantar i

    

KATA PENGANTAR

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, BPKP mengemban amanah untuk melakukan pengawasan intern atas akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan penyelenggaraan SPIP dalam rangka mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dan bersih.

BPKP melaksanakan amanah tersebut dengan melakukan pengawasan dan pembinaan meliputi kegiatan audit, evaluasi, reviu, investigasi, bimbingan teknis, dan asistensi kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Hasil pengawasan dan pembinaan tersebut diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) serta memberikan keyakinan yang memadai atas kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah dan penyelenggaraan SPIP pada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.

Laporan hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014 berisi rangkuman informasi atas hasil pengawasan dan pembinaan sebagai media pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas pengawasan intern akuntabilitas keuangan negara/daerah terhadap satuan kerja kementerian/lembaga (instansi vertikal) dan unit kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, tidak termasuk 6 (enam) Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah yang menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan ini disajikan dengan mengelompokkan hasil pengawasan BPKP ke dalam empat perspektif, yaitu: (i) akuntabilitas pelaporan keuangan; (ii) akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset; (iii) akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih; dan (iv) akuntabilitas pengawasan atas pelaksanaan program lintas sektoral.

BPKP selaku auditor intern pemerintah telah dan akan terus berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas pemerintahan melalui penyediaan jasa pemberian jaminan (assurance) dan konsultasi (consulting) kepada kementerian/lembaga dan pemerintah daerah yang berorientasi pada peningkatan akuntabilitas keuangan negara/daerah, mendukung pencapaian prioritas nasional dengan menekankan pada pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan serta penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Page 3: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar
Page 4: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   iii 

    

RINGKASAN EKSEKUTIF

Memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, dan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan pengawasan terhadap program/kegiatan lintas sektoral, kebendaharaan umum Negara berdasarkan penetapan Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lainnya atas penugasan Presiden, serta melaksanakan pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan pengawasan dan pembinaan bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai serta mendorong terwujudnya akuntabilitas keuangan negara, yang meliputi akuntabilitas pelaporan keuangan, akuntabilitas kebendaharaan umum negara dan pengelolaan aset, akuntabilitas perwujudan iklim kepemerintahan yang baik dan bersih, dan akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral. Ikhtisar hasil pengawasan dan pembinaan sampai dengan semester I tahun 2014 adalah sebagai berikut :

A. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan

Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah diukur dengan perolehan opini audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), hasil audit LK Proyek PHLN, hasil audit LK BUMD, dan hasil evaluasi AKIP, serta hasil evaluasi Kinerja Pelayanan Publik.

Hasil Audit BPK atas LKPD tahun 2013, menunjukkan lima LKPD dari enam LKPD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sedangkan satu LKPD yaitu Kabupaten Gunungkidul memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP). Dibandingkan dengan tahun 2012, opini atas LKPD tahun 2013 menunjukkan adanya perkembangan yang baik.

Hasil audit LK proyek PHLN tahun 2014, dari 23 proyek PHLN di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta seluruhnya mendapat simpulan wajar dalam penyajian laporan keuangan.

Hasil audit atas LK BUMD tahun 2013, dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, 14 BUMD memperoleh opini WTP, satu BUMD dalam proses audit, dan satu BUMD belum diaudit.

Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Publik tahun 2013 menunjukkan bahwa dua pemerintah daerah mendapatkan nilai kumulatif tertinggi yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta dengan kategori AA dan Pemerintah Kabupaten Sleman dengan kategori A, sedangkan tiga pemerintah daerah lainnya memperoleh kategori B.

Page 5: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   iv 

    

Penilaian Pelayanan Publik yang dilaksanakan oleh Ombudsmen RI Perwakilan DIY terhadap SKPD/Unit Penyelenggara pelayanan publik di Pemerintah DIY menunjukkan hanya satu SKPD yang memperoleh nilai tinggi. Sedangkan untuk Pemerintah Kota Yogyakarta terdapat dua SKPD yang memperoleh nilai tinggi.

Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam upaya memeroleh dan mempertahankan opini WTP. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memeroleh komitmen dalam bentuk MoU dengan seluruh Pemerintah Daerah.

Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah, antara lain dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah, pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat DIY/Kabupaten/Kota dan pendampingan penyusunan LAKIP, pendampingan penyelenggaraan SPIP, pendampingan penataan pengelolaan BMD, peningkatan SDM pengelola keuangan daerah, dan peningkatan kapasitas APIP Daerah.

Selain terhadap Pemerintah Daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melakukan sosialisasi, asistensi, dan bimbingan teknis penerapan SIA BUMD dan SIA BLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri dengan memberikan pendapat (opini) atas kewajaran penyajian laporan keuangan.

Belum diperolehnya opini WTP dari BPK pada satu pemerintah daerah menunjukkan bahwa pelaporan keuangan Pemda tersebut belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh BPK yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib, tidak sesuainya pelaksanaan pengadaan barang dan jasa dengan ketentuan yang berlaku, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah daerah.

B. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah dan Pengelolaan Aset

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara ditetapkan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, sedangkan lingkup pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum daerah adalah atas permintaan pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah, dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan yaitu audit, verifikasi, monitoring, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya.

Kegiatan pengawasan menghasilkan penyelamatan potensi penghematan pengeluaran negara sebesar Rp3.811.643.696,00 yang berasal dari hasil audit keuangan/operasional/kinerja dan klaim di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 6: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   v 

    

Kegiatan pengawasan dan pembinaan terhadap pengelolaan aset daerah dilakukan melalui peningkatan kompetensi SDM pengelola Barang Milik Daerah pada Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.

C. Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Kualitas akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dapat tercermin dari indikator/indeks good governance yang diperoleh. Beberapa survei terkait Indeks Persepsi Korupsi (IPK), integritas pelayanan publik, dan tata kelola kepemerintahan menunjukkan kuatnya komitmen dalam mewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Komitmen tersebut dimulai dengan dicanangkannya Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 lalu. Pada tahun 2013 dilakukan Pelaksanaan Pembangunan Zona Integirtas menuju wilayah bebas korupsi di Inspektorat Kabupaten Gunungkidul dan Sosialisasi Pembangunan ZI-WBK WBBM Kabupaten Sleman. Capaian tersebut hendaknya juga harus menjadi pemacu semangat bagi Pemda lain di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk meningkatkan kualitas kepemerintahan yang baik dan bersih.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong peningkatan akuntabilitas perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui penguatan SPIP pada Pemerintah Daerah melalui kegiatan sosialisasi, workshop, bimtek, dan diagnostic assessment SPIP; sosialisasi Anti Korupsi, sosialisasi dan bimbingan teknis FCP, serta pemberian konsultansi pengadaan barang dan jasa. Strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Pada semester I tahun 2014 melalui kegiatan audit investigatif menghasilkan potensi penyelamatan keuangan negara/daerah sebesar Rp286.762.884,78 dan audit penghitungan kerugian keuangan negara sebesar Rp1.147.273.698,00.

Strategi solusi kesisteman dilakukan melalui penyusunan Board Manual BUMD, pendampingan SPI BUMD, Reviu RKAP BUMD, sosialisasi GCG BUMD, audit kinerja BUMD, dan peningkatan kapasitas APIP.

D. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral difokuskan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program. Sehingga pengawasan BPKP terhadap program-program strategis menekankan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program lintas sektoral, audit kinerja pada bidang pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Page 7: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   vi 

    

Lingkup kegiatan audit dan pembinaan yang telah dilaksanakan meliputi :

1. Hasil Pengawasan atas Program Lintas Sektoral

Hasil audit atas kinerja PNPM Mandiri Perkotaan dan Mandiri Perdesaan tahun 2013 yang dilaksanakan di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Bantul menunjukkan kinerja program “memadai”. Hasil audit atas kinerja PPIP tahun 2013 di Kabupaten Bantul dan Kulon Progo menunjukkan capaian kinerja program ”berhasil”. Sedangkan pada Kabupaten Sleman, Gunungkidul, dan Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan capain kinerja program ”kurang berhasil” dalam mendukung upaya kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Permasalahan program infrastruktur perdesaan yang kurang berhasil antara lain berupa kelemahan sistem pengendalian intern seperti administrasi yang belum tertib, baik pada OMS maupun satuan kerja, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program belum berjalan dengan baik; pelaksanaan pembangunan infrastruktur belum sesuai dengan spesifikasi teknis/rencana, dan infrastruktur yang telah dibangun belum diserahkan dan dicatat sebagai aset.

2. Audit atas Klaim Dana Jamkesmas

Audit atas klaim dana jamkesmas dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji kewajaran besaran perhitungan klaim dana jamkesmas pada PPK lanjutan/ Rumah Sakit pengelola dana Jamkesmas; menguji kewajaran nilai utang/piutang klaim dana jamkesmas Kementerian Kesehatan per 31 Desember 2013.

Hasil audit atas klaim dana Jamkesmas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih terdapat klaim Jamkesmas yang harus dibayarkan Kementerian Kesehatan kepada rumah sakit sebesar Rp134.719.587.419,87. Selain itu, dijumpai penyelamatan penghematan pengeluaran negara sebesar Rp743.112.371,00 berupa kelebihan klaim, penerimaan jasa giro dan sisa dana yang belum disetorkan ke Kas Negara.

3. Audit atas Tunjangan Profesi Guru

Kegiatan audit atas Tunjangan Profesi (TP) Guru PNSD dilaksanakan untuk memastikan bahwa tunggakan TP Guru PNSD telah diperhitungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai dasar pembayaran TP Guru PNSD; memperoleh SiLPA dari TP Guru PNSD yang belum dibayarkan serta penggunaannya; memastikan bahwa dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi telah memenuhi prinsip pengelolaan kepemerintahan yang baik. Hasil audit atas Tunjangan Profesi Guru PNSD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh penghematan berupa koreksi atas pengajuan tunjangan profesi yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp2.485.095.740,00 dan penghematan berupa penyetoran kembali ke Kas Negara tunjangan yang sudah dibayarkan sebesar Rp25.963.930,00.

Kegiatan audit atas Tunjangan Profesi Guru Agama dilaksanakan untuk memastikan bahwa tunggakan tunjangan profesi guru telah diperhitungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai dasar pembayaran tunjangan profesi guru dan mengidentifikasi kendala/permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian tunggakan TP Guru. Hasil audit atas

Page 8: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   vii 

    

Tunjangan Profesi Guru Kementerian Agama di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh penghematan berupa penyetoran ke Kas Negara tunjangan yang sudah dibayarkan sebesar Rp548.035.155,00.

4. Penugasan dari Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP-PPP)

Penugasan berupa kegiatan monitoring dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan bahwa suatu kegiatan yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden RI Nomor 14 Tahun 2011 telah dilaksanakan dan sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga selaku Penanggung jawab Program.

Monitoring dilakukan terhadap sembilan rencana aksi kementerian/lembaga yang dilaksanakan satuan kerja/SKPD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Program Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, SMA, SMK dan Universitas, Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan MI, MTs, MA dan Mahasiswa, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Kesiapan Pelaksanaan Program JKN/BPJS pada RS Vertikal/RSUD/Puskesmas, Pelayanan pembiayaan Pertanian, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Program BPJS pada rumah sakit dan puskesmas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum pelaksanaan Program BPJS sampai dengan 31 Maret 2014 belum berjalan dengan baik yang disebabkan karena pelaksana BPJS belum didukung dengan infrastruktur sistem aplikasi BPJS, belum dilengkapi pedoman teknis, kurangnya jumlah dan kompetensi personil, dan belum menerima penetapan jumlah dana kapitasi serta panduan pengelolaan dana kapitasi.

E. Fokus Rencana Tindak

Untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara, beberapa hal yang diharapkan menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut : 1. Mendorong Kepala Daerah yang laporan keuangannya belum memperoleh opini WTP

untuk menyusun rencana aksi peningkatan kualitas pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan.

2. Mendorong percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan unit kerja instansi vertikal dengan menyusun rencana tindak pengendalian, membangun infrastruktur tindak pengendalian, monitoring penerapan SPIP dan menyusun laporan penyelenggaraan SPIP.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola keuangan pemerintah daerah antara lain dengan memanfaatkan program beasiswa STAR-BPKP.

Page 9: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Ringkasan Eksekutif   viii 

    

4. Mendorong penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik sampai dengan unit-unit penyelenggara layanan serta meningkatkan kualifikasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

5. Meningkatkan kapasitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui peningkatan kompetensi auditor dan leveling kapasitas Inspektorat menjadi minimal level 2.

6. Mendorong segera terbentuknya Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia sebagai wadah pembinaan instansi pengawasan internal pemerintah.

7. Mendorong penerapan Fraud Control Plan (FCP) pada unit kerja/SKPD dan BUMD yang memiliki risiko korupsi tinggi.

8. Mendorong Satuan Kerja pelaksana program PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan, serta Satuan Kerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan untuk memperkuat sistem pengendalian pada pengelolaan keuangan dana bergulir di masyarakat, dengan memperbaiki sistem dan prosedur pengelolaan keuangan, meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengelola dana bergulir dengan pendidikan dan pelatihan, serta memperkuat kelembagaan Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan, selaku penggerak perekonomian masyarakat, karena bukan lembaga yang berbadan hukum.

Page 10: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Daftar Isi   ix 

 

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR i RINGKASAN EKSEKUTIF iii DAFTAR ISI ix BAB I INFORMASI UMUM 1 A

B C D E

Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2013 Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2013 Gambaran Umum Pemerintah Daerah Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta Penyajian Informasi

1 2 3 4 5

BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

7

A Akuntabilitas Pelaporan Keuangan 7 1. Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah 7 2. Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan

Keuangan Pemerintah Daerah

8 3. Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja

Kementerian/Lembaga (K/L)

12 4. Kualitas Laporan Keuangan Proyek PHLN 13 5. Kualitas Laporan Keuangan BUMD 13 6. Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan

BUMN/D

14 7. Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BLUD 14 8. Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD 15 9. Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (AKIP) Pemerintah Daerah 10. Kualitas Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah Daerah 11. Upaya Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah

Daerah

15 16

17

B Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset

18

1. Evaluasi Penyerapan Anggaran 2. Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara

19 20

3. Pendampingan Pengelolaan Aset Negara (BMN/BMD) 22 C Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang

Baik dan Bersih 23

1. Kualitas Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

23

2. Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

24

D Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral 34 1. Pengawasan Kinerja Program Lintas Sektoral 34 2. Monitoring Program Prioritas Pembangunan Nasional

(UKP-PPP)

41 E Fokus Rencana Tindak 41

Page 11: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 1

 

BAB I

INFORMASI UMUM

A. Kebijakan Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2014

Sebagai unit kerja BPKP, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh BPKP Pusat. Penetapan kebijakan pengawasan dan pembinaan didasarkan pada ruang lingkup peran BPKP sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) mencakup :

a. Pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan Negara atas kegiatan tertentu yang meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara, dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.

b. Pembinaan penyelenggaraan SPIP meliputi penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP, sosialisasi, pendidikan dan pelatihan, pembimbingan dan konsultasi, serta peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern pemerintah (APIP).

Selain itu, untuk dapat memberikan kontribusi pada penyelenggaraan tugas Pemerintah, penyusunan kebijakan pengawasan dan pembinaan, BPKP juga memperhatikan amanah yang diberikan kepada BPKP melalui berbagai peraturan perundang-undangan sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

2. Instruksi Presiden Nomor 55 Tahun 2012 tentang Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Jangka Panjang Tahun 2012 – 2025 dan Jangka Menengah 2012 – 2014.

3. Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara dan Inpres Nomor 17 Tahun 2012 tentang Rencana Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi.

4. Instruksi Presiden Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2012.

Berdasarkan peraturan perundang-udangan tersebut, arah kebijakan pengawasan dan pembinaan BPKP tahun 2014 secara ringkas sebagai berikut :

1. Pengawasan terhadap prioritas pembangunan nasional dan prioritas lainnya dengan menitikberatkan kebijakan pengawasan pada enam prioritas pembangunan nasional dan satu prioritas lainnya, yaitu :

Page 12: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 2

 

a. Pengawasan terhadap reformasi birokrasi dan tata kelola

b. Pengawasan terhadap pendidikan

c. Pengawasan terhadap kesehatan

d. Pengawasan terhadap penanggulangan kemiskinan

e. Pengawasan terhadap ketahanan pangan

f. Pengawasan terhadap infrastruktur

g. Pengawasan terhadap bidang perekonomian

2. Pengawasan terhadap tata kelola korporasi negara

B. Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahun 2014

Kebijakan pengawasan dan pembinaan selanjutnya menjadi dasar dalam menyusun Program Kerja Pengawasan dan Pembinaan Tahunan (PKP2T). PKP2T yang berisi berbagai jenis penugasan pengawasan terhadap akuntabilitas keuangan negara dan pembinaan SPIP menjadi kontrak kinerja Kepala Perwakilan dengan Kepala BPKP yang dituangkan dalam dokumen Penetapan Kinerja (Tapkin). Dokumen Tapkin berisi program, kegiatan serta target kinerja.

Sampai dengan semester I tahun 2014, realisasi jumlah output penugasan (OP) sebanyak 235 laporan atau 80,48% dari target tahun 2014. Rincian target dan realisasi output kegiatan terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Target dan Realisasi Kegiatan Pengawasan

Tahun 2014

No Kegiatan

Pengawasan

Target Realisasi

Output Anggaran Lap % Rp (juta) %

A Assurance

1 Audit 146 1.389.086 121 82,88 493.856 35,55

2 Evaluasi 30 315.956 12 40,00 153.693 48,64

3 Pemantauan 18 113.820 16 88,89 43.769 38,45

Sub Jumlah 194 1.818,862 149 96,80 691.318 38,01

B Consulting

1 Pendidikan dan Pelatihan

1 36.256 0 0 35.169 98,24

2 Sosialisasi 14 157.902 3 21,43 36.169 22,91

Page 13: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 3

 

3 Pembinaan dan Konsultasi

66 845.494 81 122,73 201.203 23,80

4 Peningkatan Tata Kelola APIP

13 146.382 1 7,69 3.090 2,11

5 Kajian Pengawasan 4 31.658 1 25,00 19.687 62,19

Sub Jumlah 98 1.217.692 86 87.76 295.767 24,29

Jumlah 292 3.036.554 235 80,48 987.085 32,51

C. Gambaran Umum Pemerintah Daerah

Gubernur disamping sebagai kepala pemerintahan di wilayah Provinsi, juga berkedudukan sebagai wakil pemerintah di daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010.

Dalam pasal 3 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 dinyatakan bahwa Gubernur sebagai wakil pemerintah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan antara lain meliputi :

a. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan instansi vertikal, dan antara instansi vertikal di wilayah provinsi yang bersangkutan;

b. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antara pemerintah daerah provinsi dengan pemerintah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan;

c. Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan antar pemerintahan daerah kabupaten/kota di wilayah provinsi yang bersangkutan;

d. Koordinasi dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengendalian serta evaluasi dalam rangka sinkronisasi RPJPD, RPJMD, dan RKPD kabupaten dan kota agar mengacu pada RPJPN, RPJMN, dan RKP serta kebijakan pembangunan nasional yang ditetapkan oleh Pemerintah;

e. Koordinasi pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan tugas pembantuan di daerah provinsi dan kabupaten/kota;

f. Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota. Daerah Istimewa Yogyakarta terdiri dari enam Pemerintah Daerah, yaitu :

- Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta; - Pemerintah Kota Yogyakarta; - Pemerintah Kabupaten Bantul; - Pemerintah Kabupaten Sleman; - Pemerintah Kabupaten Kulon Progo; dan - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Filosofi yang melandasi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Hamemayu Hayuning Bawana, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai

Page 14: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 4

 

kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya. Hamemayu Hayuning Bawana mengandung makna sebagai kewajiban melindungi, memelihara, serta membina keselamatan dan lebih mementingkan berkarya untuk masyarakat dari pada memenuhi ambisi pribadi. Bertolak dari landasan filosofi tersebut, Visi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta yang ingin dicapai tahun 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :

“Pemerintah Daerah yang katalistik dan masyarakat mandiri yang berbasis keunggulan daerah serta sumber daya manusia yang berkualitas unggul dan beretika”.

Visi tersebut akan diwujudkan melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut :

a. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, cerdas, profesional, humanis, dan beretika dalam mendukung terwujudnya budaya yang adiluhung.

b. Menguatkan fondasi kelembagaan dan memantapkan struktur ekonomi daerah berbasis pariwisata yang didukung potensi lokal dengan semangat kerakyatan menuju masyarakat yang sejahtera.

c. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas tata kelola pemerintahan yang berbasis Good Governance.

d. Memantapkan prasarana dan sarana dalam upaya meningkatkan pelayanan publik.

Sejak tanggal 31 Agustus 2012, berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 2012, Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta ditetapkan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan kedudukan hukum untuk mengatur dan mengurus kewenangan istimewa. Kewenangan istimewa adalah wewenang tambahan tertentu selain wewenang sebagaimana ditentukan dalam undang-undang tentang pemerintah daerah, meliputi :

a. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan wakil Gubernur;

b. kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; c. kebudayaan; d. pertanahan; dan e. tata ruang.

D. Peran Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Keberadaan Perwakilan BPKP di daerah dimaksudkan untuk memberikan kontribusi nyata kepada Pemerintah Daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misinya melalui pelaksanaan kebijakan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan kerja K/L dan Pemerintah Daerah di wilayah tugasnya. Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan dan pembinaan penyelenggaraan SPIP pada satuan kerja K/L dan satuan kerja Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menuju terwujudnya tata kepemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean Governance).

Page 15: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 5

 

Berdasarkan Peraturan Kepala BPKP Nomor 61/K/SU/2012 tanggal 2 Februari 2012, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menerima pelimpahan 6 (enam) Pemerintah Daerah di wilayah Provinsi Jawa Tengah, masuk menjadi wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta. Keenam Pemda tersebut yaitu Kabupaten Klaten, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Cilacap. Dengan terbitnya Perka BPKP ini maka wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi 12 pemda di wilayah DIY dan Jawa Tengah.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan peran pengawasan dan pembinaan pada :

a. Satuan Kerja pada 12 Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah.

b. Satuan Kerja Kementerian/Lembaga di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah;

c. Perguruan Tinggi Negeri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah;

d. BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 6 kota/kabupaten di Provinsi Jawa Tengah.

E. Penyajian Informasi

Laporan Hasil Pengawasan ini menyajikan informasi keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan negara di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggunakan data eksternal dan internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta serta mengacu pada empat dimensi (perspektif) yaitu :

a. Akuntabilitas Pelaporan Keuangan b. Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset c. Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih d. Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral

Page 16: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Informasi Umum 6

 

Keempat perspektif tersebut diikhtisarkan pada gambar di bawah ini.

Data internal hasil pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta adalah data yang diperoleh dari kegiatan pengawasan dan pembinaan (assurance dan consulting) yang dilakukan langsung atas satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Sedangkan data eksternal adalah data yang diperoleh BPKP dari pihak ketiga, auditor eksternal, publikasi laporan keuangan oleh satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah yang bersangkutan atau sumber data lain yang sah yang dapat digunakan untuk memberikan gambaran keseluruhan kualitas akuntabilitas keuangan pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah.

Penyajian informasi kualitas akuntabilitas keuangan negara satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang berasal dari berbagai sumber tersebut, dimaksudkan untuk memberikan informasi yang komprehensif dan obyektif, sehingga persepsi/simpulan yang diperoleh oleh pengguna informasi (users) tidak bias (misleading) yang disebabkan oleh faktor risiko uji petik (sampling) pengawasan. Namun demikian, para pengguna informasi atas laporan ini dianggap memahami bahwa hasil pengawasan yang terkait dengan satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah belum tentu mewakili keseluruhan populasi untuk mengukur kualitas akuntabilitas keuangan negara pada satuan kerja K/L dan satuan kerja di lingkungan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil Pengawasan :Meningkatnya Kualitas Akuntabilitas 

Keuangan Negara 

AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN

Indikator : 

Upaya Perbaikan Kewajaran Laporan Keuangan terhadap K/L/Pemda (Opini BPK, BPKP, dan 

Auditor Eksternal Lainnya) 

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTOR 

Indikator : 

Efisiensi, Keekonomisan, dan Efektivitas Program Lintas Sektoral, Perbaikan Kinerja Pelayanan Publik, dan Penanganan Hambatan Kelancaran 

Pembangunan (Debottlenecking) 

AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET 

Indikator : 

Penyerapan Anggaran, Optimalisasi Penerimaan Negara, Peningkatan Cost Saving (Klaim, Eskalasi 

Harga) dan Pengelolaan Aset Negara 

AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH 

Indikator : 

Pengungkapan Kasus/Pelanggaran yang Diduga Merugikan Keuangan Negara dan 

Penyelenggaraan SPIP, FCP, dan GCG 

1 2

43

Page 17: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   7

 

BAB II HASIL PENGAWASAN TERHADAP

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

A. AKUNTABILITAS PELAPORAN KEUANGAN

Laporan keuangan disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan APBN oleh presiden selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara, menteri keuangan selaku pemegang sebagian kekuasaan pengelolaan keuangan negara, para menteri/pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran, serta pertanggungjawaban APBD oleh para gubernur/bupati/walikota selaku pengelola keuangan daerah (Pasal 30, 31, dan 32 serta Penjelasan UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara).

A.1 Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Salah satu indikator kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah tercermin dari perolehan opini auditor eksternal yaitu Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah. Opini BPK tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam mengukur kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan suatu Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.

Dari hasil audit BPK atas LKPD tahun 2013 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, lima LKPD atau 83,33% dari total enam LKPD memperoleh opini WTP dari BPK. Perolehan opini WTP atas LKPD tahun 2013 menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan tahun 2012. Pada tahun 2013 terdapat lima LKPD yang memperoleh opini WTP, sedangkan pada tahun 2012 hanya empat LKPD yang memperoleh opini WTP. Perkembangan opini BPK atas LKPD Tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010 - 2012

No Jenis Opini Jumlah Pemerintah Daerah

2011 2012 2013

1. WTP 3 50% 4 66,67% 5 83,33%

2. WDP 3 50% 2 33,33% 1 16,67%

3. TMP 0 0 0 0 0 0

4. TW 0 0 0 0 0 0

Jumlah 6 100% 6 100% 6 100%

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK Keterangan : WTP : Wajar Tanpa Pengecualian; WDP : Wajar Dengan Pengecualian;

TMP : Tidak Memberikan Pendapat; TW : Tidak Wajar

Page 18: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   8

 

Dilihat dari trend perkembangan opini BPK tiap pemerintah daerah maka dapat disimpulkan bahwa sampai dengan tahun 2013 Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Bantul telah berhasil menjaga predikat WTP. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo telah meningkatkan komitmen dan upayanya sehingga pada tahun 2014 berhasil memperoleh opini WTP atas LKPD tahun 2013. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini.

Tabel 2.2 Perkembangan Opini BPK atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

di Wilayah D.I. Yogyakarta Tahun 2010 – 2012

No Nama Pemda Opini BPK

2011 2012 2012

1. Daerah Istimewa Yogyakarta WTP WTP WTP

2. Kota Yogyakarta WTP WTP WTP

3. Kab. Bantul WDP WTP WTP

4. Kab. Sleman WTP WTP WTP

5. Kab. Kulon Progo WDP WDP WTP

6. Kab. Gunungkidul WDP WDP WDP

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan BPK

Belum diperolehnya opini WTP dari BPK oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menunjukkan bahwa pelaporan keuangan Pemda tersebut masih belum sepenuhnya dapat diyakini kewajarannya oleh BPK disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adanya kelemahan sistem pengendalian intern, belum tertatanya barang milik negara/daerah dengan tertib, penyajian laporan keuangan yang belum sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), kelemahan dalam sistem penyusunan laporan keuangan, serta kurang memadainya kompetensi SDM pengelola keuangan pada pemerintah daerah.

Dampak belum diperolehnya opini WTP dari hasil audit BPK atas laporan keuangan pemerintah antara lain:

a. Kurangnya kepercayaan dan partisipasi masyarakat dalam peningkatan investasi di daerah.

b. Timbulnya persepsi publik akan adanya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan negara/daerah.

A.2 Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta secara proaktif telah bekerja sama dengan Pemda dalam upaya mendorong menuju perolehan opini WTP. Upaya tersebut menjadi prioritas penugasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, meskipun target Pemerintah agar sampai dengan tahun 2014, yaitu 60% LKPD memperoleh opini WTP sudah dapat dicapai, namun mengingat opini WTP merupakan pintu masuk menuju tata kelola kepemerintahan yang baik, maka terhadap LKPD yang belum memperoleh

Page 19: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   9

 

opini WTP perlu terus didorong untuk meningkatkan upaya agar memperoleh opini WTP dari BPK.

Lingkup kegiatan pembinaan terhadap Pemerintah Daerah yang dilaksanakan antara lain dalam bentuk pendampingan penyusunan laporan keuangan Pemerintah Daerah, pendampingan atas reviu laporan keuangan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota, pendampingan penataan Barang Milik Daerah, peningkatan SDM pengelola keuangan daerah, dan peningkatan kapasitas APIP Daerah.

Kegiatan pembinaan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Semester I Tahun 2014 tampak pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Perkembangan Kegiatan Pembinaan

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Pelaporan Keuangan Pemda

Tahun 2012 – 2014

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Masing-masing kegiatan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

A.2.1 Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan Pemda

Dalam penyusunan laporan keuangan tahun 2014, dari enam Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, empat Pemerintah Daerah didampingi oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Untuk membantu Pemerintah Daerah agar dalam menyusun laporan keuangan dapat dilakukan secara lebih mudah, cepat, dan akurat, BPKP telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA). Penerapan SIMDA yang berbasis teknologi informasi ini mendukung program e-government yang sedang digalakkan oleh pemerintah dan pelaksanaan e-audit oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK).

No Kegiatan Jumlah Pemerintah Daerah

2012 2013 2014 1. Pendampingan penyusunan

laporan keuangan 4 66,67% 3 50% 4 66,67%

2. Pendampingan reviu laporan keuangan

3 50% 3 50% 5 87,33%

3. Pendampingan penataan Barang Milik Daerah

3 50% 3 50% 1 16,67%

4. Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan

1 16,67% 3 50% 4 66,67%

5. peningkatan kapasitas APIP Daerah

5 87,33% 3 50% 2 33,33%

Page 20: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   10

 

Sampai dengan tahun 2014, dua Pemerintah Daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menggunakan aplikasi SIMDA Keuangan yaitu Kabupaten Kulon Progo yang telah mengaplikasikan SIMDA Keuangan secara penuh meliputi penganggaran, penatausahaan dan pelaporan, serta Pemerintah Kabupaten Bantul yang telah mengaplikasikan SIMDA Keuangan pada tahap penganggaran dan penatausahaan.

A.2.2 Pendampingan Reviu Laporan Keuangan Pemda

Pendampingan reviu laporan keuangan dilakukan untuk membantu Pemda dalam upaya meningkatkan kualitas LKPD. Pendampingan reviu dilakukan terhadap Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota. Pada Semester I tahun 2014, pendampingan reviu dilakukan pada lima pemerintah daerah yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Pemerintah Kabupaten Bantul, dan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Manfaat yang diperoleh dari pendampingan reviu adalah berupa perbaikan kualitas penatausahaan dan pengelolaan keuangan yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas LKPD melalui peningkatan kompetensi para auditor APIP, perumusan strategi mencapai opini WTP, dan percepatan penyelesaian tindak lanjut atas temuan pemeriksaan BPK atau APIP.

Meskipun tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas laporan keuangan, terdapat beberapa permasalahan yang dijumpai dalam pendampingan reviu laporan keuangan pemerintah daerah, sebagai berikut :

a. Pada LKPD Kabupaten Bantul : nilai piutang – dana tim pasca panen belum disajikan karena menunggu laporan dari tim; nilai persediaan belum disajikan karena dalam proses konfirmasi; nilai aset tetap dan aset lainnya belum disajikan karena menunggu proses klarifikasi; dan perbedaan nilai hutang pembelian obat pada RSUD Panembahan Senopati.

b. Pada LKPD Kota Yogyakarta : keterlambatan penyusunan laporan mutasi aset karena terbatasnya kompetensi pengelola aset.

c. Pada LKPD Kabupaten Sleman : fisik aset yang tidak ditemukan agar dilakukan proses penghapusan.

d. Pada LKPD Kabupaten Kulon Progo : perlu koordinasi antara Inspektorat dengan DPKAD untuk menelaah prosedur sensus BMD.

e. Pada LKPD Kabupaten Gunungkidul : perlu perbaikan kartu inventaris barang sebagai dukungan atas laporan keuangan; perlu rekonsiliasi mutasi aset tetap antara pengurus barang dan penyusun laporan neraca internal SKPD.

Permasalahan-permasalah di atas seyogyanya menjadi perhatian semua pemerintah daerah agar tidak kembali terjadi di masa yang akan datang.

A.2.3 Pendampingan Penataan Barang Milik Daerah

Mengingat penyebab belum diperolehnya opini WTP pada beberapa LKPD antara lain berupa kelemahan dalam pengelolaan aset Barang Milik Daerah (BMD), maka dalam

Page 21: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   11

 

melakukan pendampingan pengelolaan keuangan daerah, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memfokuskan pada peningkatan tata kelola barang milik daerah.

Dalam Semester I tahun 2014 dilakukan pendampingan pengelolaan BMD pada Pemerintah Kabupaten Bantul. Beberapa permasalahan dalam penataan BMN/D antara lain masih kurangnya pemahaman para pengguna tentang pentingnya pengelola BMD; belum berjalannya mekanisme rekonsiliasi antara pengurus barang dengan bendahara pengeluaran maupun dengan Dinas terkait; perbedaan pemahaman mengenai status barang yang diperoleh dari pihak ketiga; barang inventaris yang tidak diketahui keberadaannya; barang yang tidak diketahui identitasnya, serta kurangnya komitmen para Kepala SKPD untuk segera menyelesaikan permasalahan BMD.

A.2.4 Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah

Kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah serta penyusun laporan keuangan memegang peranan yang sangat menentukan untuk mewujudkan tata kelola penatausahaan keuangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta tersusunnya laporan keuangan yang sesuai dengan standar akuntansi pemerintahan. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian yang besar dalam upaya peningkatan kompetensi SDM pengelola keuangan dan barang milik daerah dengan melakukan sosialisasi, workshop, maupun pelatihan mengenai pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan.

Dalam Semester I tahun 2014 dilakukan peningkatan kapasitas SDM pengelola keuangan berupa pelatihan dan pembekalan mengenai penyusunan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pada Pemerintah D I Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Sleman dan Pemerintah Kabupaten Bantul, penyusunan kebijakan akuntansi akrual pada Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, pengelolaan BMD pada Pemerintah Kabupaten Sleman. Selain itu, juga menjadi narasumber terkait pengelolaan keuangan pada Diklatpim tingkat IV pada Badan Diklat DIY.

Kegiatan pembinaan yang dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan dampak yang signifikan bagi perbaikan pengelolaan anggaran dan penyusunan laporan keuangan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang salah satunya ditandai dengan meningkatnya jumlah pemerintah daerah yang LKPD-nya memperoleh opini WTP.

A.2.5 Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) Daerah

Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) mempunyai peran strategis dalam mendorong peningkatan kualitas akuntabilitas keuangan negara/daerah. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian lebih pada upaya peningkatan kapasitas APIP dengan memberikan pembinaan agar mampu berperan memberikan keyakinan yang memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, memberikan

Page 22: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   12

 

peringatan dini dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah, serta memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

Kegiatan pembinaan yang dilakukan meliputi asistensi dan bimtek penerapan tata kelola APIP serta penerapan Jabatan Fungsional Auditor (JFA) pada APIP dengan tujuan untuk mendorong peningkatan level kapabilitas APIP yang pada umumnya masih berada pada level I menuju level II. Dalam Semester I tahun 2014 dilakukan kegiatan pembinaan pada Inspektorat Kabupaten Gunungkidul dan Inspektorat Kabupaten Kulon Progo.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga mendorong terbentuknya organisasi Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia yang di tingkat pusat telah dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Ketua Umum Presidium AAIPI Nomor KEP-001/AAIPI/DPN/12/2012 tentang Struktur Organisasi dan Susunan Dewan Pengurus Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI). Sampai dengan saat ini pembentukan kepengurusan AAIPI tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sedang dalam proses pembahasan.

Selain melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan yang secara langsung diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelaporan keuangan Pemerintah Daerah sebagaimana diuraikan di atas, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta juga melaksanakan kegiatan pengawasan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan Satker Kementerian/Lembaga, proyek-proyek yang dibiayai bantuan/hibah luar negeri (PHLN), BUMD, BLUD, serta peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan sebagaimana diuraikan pada pembahasan di bawah ini.

A.3 Kualitas Laporan Keuangan Satuan Kerja Kementerian/Lembaga (K/L)

Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga disusun berdasarkan informasi laporan keuangan unit akuntansi atau satuan kerja yang berada di bawahnya. Dengan demikian, kualitas opini Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga (LKKL) dipengaruhi oleh kualitas laporan keuangan yang disusun oleh unit akuntansi atau satuan kerja tersebut.

Dalam upaya peningkatan kualitas opini LKKL, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melaksanakan kegiatan pengawasan dan pembinaan terhadap satuan-satuan kerja K/L di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi kegiatan pendampingan penyusunan laporan keuangan, pendampingan reviu laporan keuangan, dan sebagainya.

Selama Semester I Tahun 2014, pendampingan penyusunan laporan keuangan Tahun Anggaran 2013 dilakukan pada satker di lingkungan Satker Kepolisian Daerah D I Yogyakarta, Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi manusia D I Yogyakarta, Satker Direktorat Jendral Cipta Karya D I Yogyakarta, Satker Direktorat Jendral Bina Marga D I Yogyakarta, Satker Direktorat Jenderal Sumber Daya Air D I Yogyakarta, Kejaksaan Tinggi D I Yogyakarta, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional, Komisi Pemilihan Umum D I Yogyakarta, Dinas Kesehatan D I Yogyakarta, Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional D I Yogyakarta, Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan

Page 23: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   13

 

Pemberantasan Penyakit Menular Yogyakarta, RSUP Dr Sardjito, Politeknik Kesehatan Yogyakarta dan Badan Pengawas Pemilu D I Yogyakarta.

Secara umum permasalahan yang dijumpai dalam penyusunan laporan keuangan satker K/L disebabkan kurangnya pemahaman SDM pengelola keuangan terhadap ketentuan yang berlaku.

A.4 Kualitas Laporan Keuangan Proyek PHLN

BPKP ditunjuk oleh negara donor atau lembaga pemberi pinjaman untuk melakukan audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri dengan memberikan pendapat (opini) atas kewajaran penyajian laporan keuangan.

Pada tingkat Perwakilan, audit keuangan tersebut bersifat audit dukungan terhadap audit keuangan yang dilakukan oleh BPKP dengan memberikan simpulan kewajaran. Sedangkan pemberian opini dilakukan oleh BPKP Pusat.

Dari hasil audit Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta atas 23 laporan keuangan yang dibiayai pinjaman/hibah luar negeri tahun 2013 di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, seluruhnya memperoleh Simpulan Wajar.

A.5 Kualitas Laporan Keuangan BUMD

Kualitas akuntabilitas pelaporan keuangan dapat dilihat dari kewajaran penyajian informasi keuangan pada laporan keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hasil audit oleh auditor eksternal atas laporan keuangan BUMD menjadi salah satu faktor penting dalam mengukur good corporate governance BUMD.

Dari 16 BUMD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, 14 diantaranya laporan keuangannya telah selesai diaudit oleh auditor eksternal dan seluruhnya memperoleh opini WTP. Perkembangan opini auditor eksternal atas Laporan Keuangan BUMD tahun 2011-2013 dapat dilihat pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Perkembangan Opini Auditor Eksternal atas Laporan Keuangan BUMD

di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2011– 2013

No Jenis Opini Jumlah BUMD

2011 2012 2013

1. WTP 15 100% 14 100% 14 100%

2. WDP 0 0 0 0 0 0

3. TMP 0 0 0 0 0 0

4. TW 0 0 0 0 0 0

Jumlah 15 100% 14 100% 14 100%

Sumber : Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik Keterangan:

Tahun 2013, dari 16 BUMD di wilayah DIY, 1 BUMD dalam proses audit oleh KAP dan 1 BUMD belum diaudit

Page 24: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   14

 

A.6 Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMN/D

Peningkatan kualitas pengelola BUMN/D serta pelaporan keuangannya menjadi perhatian utama BPKP selaku APIP yang berkomitmen mendorong tata kelola perusahaan yang baik. BPKP memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas laporan keuangan BUMD melalui kegiatan peningkatan tata kelola dan akuntansi BUMD sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.5 Kegiatan Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BUMD

di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Jumlah (Keg)

1. Pendampingan Implementasi Program Billing System 1

2. Pendampingan Monev SIA Sub Menu Persediaan 2

3. Pendampingan Verifikasi Piutang, Persediaan, Inventaris Kantor, dan Aset Tetap pada Laporan Keuangan

1

Jumlah 4

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Pendampingan Implementasi Program Billing System dilaksanakan pada PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta. Pendampingan Monev SIA Sub Menu Persediaan dilaksanakan pada PDAM Kabupaten Sleman dan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul. Sedangkan Pendampingan Verifikasi Piutang, Persediaan, Inventaris Kantor, dan Aset Tetap pada Laporan Keuangan dilaksanakan pada PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta. Kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan kualitas pelaporan keuangan pada BUMD tersebut terutama adalah kurangnya kapasitas SDM.

A.7 Upaya Peningkatan Kualitas Laporan Keuangan BLUD

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) merupakan bentuk pengelolaan keuangan pada unit pelayanan teknis pada Pemerintah Daerah. Keleluasaan pengelolaan keuangan menjadi motivasi Pemerintah Daerah dalam pembentukan BLUD. BPKP berkontribusi dalam peningkatan kapasitas SDM dalam menyusun Laporan Keuangan serta kualitas pelaporan keuangan BLUD. Kegiatan peningkatan kapasitas SDM dan kualitas pelaporan keuangan selama Semester I Tahun 2014 terlihat dalam tabel berikut:

Page 25: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   15

 

Tabel 2.6 Kegiatan Peningkatan Kapasitas SDM dan Kualitas Pelaporan Keuangan BLUD

Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Jumlah (Keg)

1. Pendampingan Penyusunan Laporan Keuangan BLUD 1

2. Pendampingan Implementasi SIA BLUD pada UPT Dinas Kesehatan 5

Jumlah 6

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Untuk membantu meningkatkan tingkat akurasi dan efisiensi dalam pengolahan transaksi pada BLUD, BPKP telah mengembangkan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi (SIA) BLUD. Kabupaten Sleman menjadi pemda pertama di seluruh Indonesia yang telah menerapkan aplikasi SIA BLUD. Kabupaten Sleman telah menetapkan PPK BLUD untuk UPT Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman sejak tahun 2010. Kegiatan pendampingan penyusunan Laporan Keuangan BLUD dan pendampingan implementasi SIA BLUD dilaksanakan pada 27 UPT di lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman.

Permasalahan yang dijumpai dalam peningkatan kapasitas SDM dan kualitas pelaporan keuangan BLUD terutama terkait dengan penggunaan SIA BLUD dalam penyusunan Laporan Keuangan masih dalam tahap awal sehingga masih diperlukan pendampingan dari BPKP.

A.8 Evaluasi Penyusunan dan Penetapan APBD

Evaluasi penyusunan dan penetapan APBD diprioritaskan pada Pemerintah Daerah yang mengalami keterlambatan dalam penyusunan dan penetapan APBD. Hasil evaluasi selama tiga tahun terakhir menunjukkan adanya fluktuasi dalam kualitas penyusunan dan penetapan APBD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tahun 2012 proses penyusunan dan penetapan seluruh APBD dilaksanakan tepat waktu, namun tahun 2013 satu APBD yaitu APBD Kabupaten Gunungkidul proses penyusunan dan penetapannya mengalami keterlambatan. Pada tahun 2014 satu APBD yaitu APBD Kota Yogyakarta proses penetapannya mengalami keterlambatan.

Permasalahan yang menjadi penyebab keterlambatan pada APBD Kota Yogyakarta adalah lamanya waktu untuk memperoleh persetujuan bersama DPRD.

A.9 Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Pemerintah Daerah

Dalam mendorong peningkatan kualitas AKIP Pemda, pada tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melaksanakan pendampingan penyusunan LAKIP tahun 2013 di Pemerintah Kabupaten Sleman, Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Selain itu dilakukan reviu atas LAKIP tahun 2013 Pemerintah Kota Yogyakarta.

Page 26: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   16

 

Permasalahan dalam penyelenggaraan AKIP adalah pemahaman yang keliru mengenai konsep penilaian dalam evaluasi LAKIP, yaitu evaluasi LAKIP dipahami terbatas pada penilaian kualitas pelaporannya saja padahal mencakup evaluasi Sistem AKIP secara keseluruhan.

Hal-hal yang perlu peningkatan dalam penyusunan LAKIP di masa mendatang antara lain masih terdapat sasaran yang belum sepenuhnya berorientasi hasil, rumusan indikator kinerja sasaran belum sepenuhnya memenuhi indikator yang baik, IKU belum mengacu pada Permen PAN Nomor PER/20M.PAN/11/2008, IKU belum sepenuhnya dimanfaatkan dalam dokumen perencanaan, penganggaran dan pengukuran kinerja, penetapan kinerja belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk mengarahkan dan menilai keberhasilan unit kerja, belum tersedia sistem/mekanisme pengumpulan data kinerja, dan LAKIP belum dimanfaatkan untuk perbaikan perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan.

A.10 Kualitas Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah Daerah

Penilaian Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah Daerah dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) yang dibantu oleh BPKP. Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Publik tahun 2013 menunjukkan bahwa dua pemerintah daerah mendapatkan nilai kumulatif tertinggi yaitu Pemerintah Kota Yogyakarta dengan kategori AA dan Pemerintah Kabupaten Sleman dengan kategori A (dengan nilai lebih dari 750). Sedangkan tiga pemerintah daerah lainnya mendapatkan nilai dengan kategori B. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 2.7.

Tabel 2.7 Hasil Penilaian Kinerja Pelayanan Publik di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2013

No Pemda Hasil Penilaian

Nilai Kategori

1. Kota Yogyakarta 978 AA

2. Kab. Sleman 835 A

3. Kab. Bantul 637 B

4. Kab. Kulon Progo 536 B

5. Kab. Gunungkidul 493 B

Sumber : Hasil Penilaian Panitia Penentu Akhir KemenPAN dan RB

Penilaian Pelayanan Publik Pemerintah Daerah yang dilaksanakan oleh Ombudsmen RI Perwakilan DIY terhadap SKPD/Unit Penyelenggara pelayanan publik di Pemerintah DIY dan Pemerintah Kota Yogyakarta mengenai alat kelengkapan dan informasi pelayanan dalam menyelenggarakan pelayanan publik, menunjukkan di wilayah DIY hanya satu SKPD (7,69%) yang memperoleh nilai yang tinggi, sedangkan untuk Pemerintah Kota Yogyakarta terdapat dua SKPD (14,28%) yang memperoleh nilai yang tinggi. Rincian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 2.8.

Page 27: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pelaporan Keuangan   17

 

Tabel 2.8 Hasil Penilaian Tingkat Kepatuhan SKPD

Tahun 2013

No Pemda Jumlah SKPD

Disurvey

Hasil Penilaian

Tinggi Sedang Rendah

1. D I Yogyakarta 13 1 9 3

2. Kota Yogyakarta 14 2 6 6

Sumber : Laporan Kepatuhan dalam Pelaksanaan UU 25 Tahun 2009 Ombudsmen RI Perwakilan DIY Keterangan : Rendah : skor 0-500; Sedang : skor 501-800; Tinggi : skor 801-1000

A.11 Upaya Peningkatan Kinerja Pelayanan Publik Pemerintah Daerah

Peningkatan kinerja pelayanan publik pemerintah daerah juga menjadi fokus perhatian Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pelaksanaan tugas dan fungsi. Pada semester I tahun 2014, upaya yang dilaksanakan menitikberatkan pada perbaikan sistem pengendalian dalam pelayanan publik dengan melakukan bimbingan teknis pemetaan risiko pada Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman, serta workshop penilaian risiko pada Pemerintah Kabupaten Bantul.

Hal-hal yang perlu dilakukan untuk perbaikan pelayanan publik dimasa yang akan datang antara lain sosialisasi penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang perlu diperluas sampai dengan unit-unit penyelenggara layanan, melengkapi kebijakan dan aturan terkait dalam penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pemahaman penerapan standar pelayanan mengenai alur, prosedur, waktu, tarif dan informasi pelayanan, serta peningkatan kualifikasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

Page 28: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset 18

 

B. AKUNTABILITAS KEBENDAHARAAN UMUM NEGARA DAN PENGELOLAAN ASET

Berdasarkan landasan hukum di bidang administrasi keuangan negara, yaitu Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004, perbendaharaan negara adalah pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Perbendaharaan Negara di Indonesia menganut asas kesatuan, asas universalitas, asas tahunan, dan asas spesialitas serta mendorong profesionalitas dan menjamin keterbukaan dan akuntabilitas dalam pelaksanaan anggaran.

Kegiatan BUN berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penyusunan Laporan Konsolidasi Bendahara Umum Negara (BUN), meliputi pengelolaan : 1) kas; 2) utang dan hibah; 3) investasi pemerintah; 4) penerusan pinjaman; 5) transfer ke daerah; 6) belanja subsidi dan belanja lain-lain; 7) transaksi khusus; 8) badan lainnya oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara.

Pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum negara dilaksanakan berdasarkan penetapan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara sesuai dengan ketentuan Pasal 49 (2) huruf b PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan pengawasan meliputi audit, evaluasi, monitoring, pemetaan, dan sebagainya yang menghasilkan koreksi penerimaan negara/daerah dan koreksi atas pengeluaran (belanja) negara/daerah serta rekomendasi kebijakan lainnya. Sedangkan pengawasan atas akuntabilitas kegiatan kebendaharaan umum daerah dilakukan atas dasar permintaan dari pimpinan daerah dan/atau pejabat pengelola keuangan daerah serta pejabat lain yang berwenang.

Dalam Semester I Tahun 2014, kegiatan pengawasan dan pembinaan yang dilaksanakan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka peningkatan kualitas akuntabilitas kebendaharaan umum negara/daerah terhadap Pemda, satuan-satuan kerja K/L, BUMN/D serta BLUD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi kegiatan Evaluasi Penyerapan Anggaran, Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara/Daerah, serta Pendampingan Pengelolaan Aset. Perkembangan kegiatan tersebut tampak pada Tabel 2.9 di bawah ini.

Tabel 2.9 Perkembangan Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan

Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara/Daerah di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Tahun 2012, 2013, dan 2014

No Kegiatan Output

2012 2013 2014 1 Evaluasi Penyerapan Anggaran - 57 laporan 3 laporan 2 Penghematan pengeluaran

keuangan Negara/Daerah

Page 29: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset 19

 

No Kegiatan Output

2012 2013 2014 - Audit keuangan 36 laporan 22 laporan 23 laporan

- Audit operasional/kinerja/klaim

34 laporan 59 laporan 5 laporan

3 Pendampingan pengelolaan asset/BMD & Peningkatan Kapasitas pengelola aset/BMD

5 laporan 24 laporan 2 laporan

Jumlah 77 laporan 162 laporan

33 laporan

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Penjelasan masing-masing adalah sebagai berikut :

B.1 Evaluasi Penyerapan Anggaran

Sesuai amanat Presiden RI dalam instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011 tentang Percepatan Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Keuangan Negara, BPKP ditugaskan untuk melakukan evaluasi penyerapan anggaran K/L dan Pemda. Tujuan evaluasi adalah mengidentifikasi faktor penyebab rendahnya serapan anggaran K/L dan pemda serta memberikan rekomendasi yang mendorong perbaikan sistem dan praktik pengelolaan dan penyelenggaraan anggaran. Hal tersebut dimaksudkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan secara optimal guna kelancaran pelayanan publik.

Selama semester I tahun 2014 Perwakilan BPKP DIY melakukan evaluasi penyerapan anggaran secara uji petik pada dua Pemerintah Daerah, yaitu Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman. Evaluasi dilakukan atas penyerapan anggaran tahun 2013 (periode 1 Januari 2013 s.d. 31 Desember 2013).

Total anggaran belanja berdasarkan APBD kedua pemda tersebut sebesar Rp4.863.651.337.584,13 sedangkan realisasi belanja sebesar Rp4.224.521.193.082,48 atau 86,86% dari total anggaran. Dari total penyerapan belanja tersebut, penyerapan belanja barang dan jasa sebesar Rp802.529.435.361,18 atau 77,24% dari alokasi anggarannya sebesar Rp1.039.024.625.107,81. Penyerapan belanja modal sebesar Rp576.794.941.477,51 atau 85,56% dari anggarannya sebesar Rp674.169.620.486,00. Penyerapan belanja hibah sebesar Rp660.774.007.412,20 atau 85,96% dari anggarannya sebesar Rp768.688.433.093,00. Penyerapan belanja bantuan sosial sebesar Rp109.161.208.056,20 atau 80, 26% dari anggarannya sebesar Rp136.007.115.877,34.

Beberapa kendala yang dijumpai dalam penyerapan anggaran antara lain sebagai berikut :

a. Perencanaan kurang matang, yaitu harga satuan lebih tinggi dari yang ditawarkan rekanan, anggaran dalam DPA tidak dapat direalisasikan karena dalam

Page 30: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset 20

 

pelaksanaannya mendapat subsidi dari pusat, realisasi kegiatan tidak sesuai yang direncanakan.

b. Kegiatan-kegiatan yang didanai APBD-P yang terlambat ditetapkan, batal dilaksanakan karena pertimbangan waktu pelaksanaan tidak mencukupi.

c. Mulai diberlakukan biaya perjalanan at cost. d. Adanya efisiensi kegiatan. e. Pedoman/juknis/juklak pengelolaan dana bantuan dari pusat maupun dari provinsi

terlambat diterima. f. Realisasi penyelesaian pekerjaan terlambat karena rekanan kurang kompeten.

B.2 Penghematan Pengeluaran Keuangan Negara

Penghematan pengeluaran negara/daerah dihasilkan dari koreksi atas belanja negara/daerah, antara lain dari hasil kegiatan audit keuangan dan audit kinerja atas proyek-proyek berbantuan luar negeri (PHLN), audit klaim atas pengadaan barang/jasa, audit klaim atas tagihan dana jamkesmas, dan verifikasi atas tunjangan profesi guru. Temuan hasil audit yang berpotensi merugikan kerugian keuangan negara dan kewajiban penyetoran kepada negara serta koreksi atas pengeluaran keuangan negara sebanyak 56 kejadian dengan nilai sebesar Rp3.811.643.696,00 dengan rincian sebagaimana pada tabel 2.10 di bawah ini.

Tabel 2.10 Hasil Audit Keuangan/Kinerja/Operasional/Klaim

Tahun 2014

No Uraian Kegiatan Kejadian Nilai (Rp) Keterangan

1 Audit Keuangan/Kinerja

5 9.436.500,00 Audit keuangan proyek-proyek berbantuan luar negeri dan hibah (PHLN) dan audit kinerja PPIP

2 Audit Operasional/Klaim

51 3.802.207.196,00 Audit Tunjangan Profesi Guru PNSD DIY Tahun 2013, audit Tunjangan Profesi Guru Agama, dan audit Tagihan Jamkesmas

Jumlah 56 3.811.643.696,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 31: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset 21

 

Audit keuangan yang dilakukan terhadap proyek berbantuan luar negari dan hibah (PHLN) di wilayah DIY yang dilaksanakan Semester I Tahun 2014 sebanyak 23 kegiatan dapat dilihat pada Tabel 2.11.

Tabel 2.11 Hasil Audit Keuangan/Operasional/Klaim

Tahun 2013

No Uraian Kegiatan Jumlah

Kegiatan Kejadian Nilai (Rp)

1 Health Proffesional Education Quality Project (IBRD)

3 1 -

2 Better Education Tthrough Reformed Management & Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)

1 - -

3 Dam Operational Improvement Project and Safety Project (DOISP)

1 - -

4 PNPM Mandiri Perkotaan 3 - -

5 Program Pendidikan dan pengembangan Anak usia Dini (PPAUD)

1 - -

6 Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP-2)

10 4 9.436.501,00

7 PNPM Mandiri Perdesaan 4 - -

Jumlah 23 5 9.436.501,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Audit Kinerja yang dilaksanakan terhadap Program-program Pemerintah yang dilaksanakan Semester I Tahun 2014 sebanyak 5 kegiatan berupa Audit atas Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP).

Audit operasional/klaim meliputi audit atas Tunjangan Profesi Guru PNSD tahun 2013, audit atas Tunggakan Tunjangan Profesi Guru Agama tahun 2008 s.d. 2013, dan audit atas Klaim Dana Jamkesmas sampai dengan 31 Desember 2013. Rincian kegiatan-kegiatan tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.12.

Tabel 2.12 Hasil Audit Operasional/Klaim

Semester I Tahun 2014

No Uraian Kegiatan Jumlah

Kegiatan Kejadian Nilai (Rp)

1 Audit Tunjangan Profesi Guru PNSD

- Temuan audit 5 2 25.963.930,00

- Koreksi audit 5 5 2.485.095.740,00

Page 32: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Kebendaharaan Umum Negara dan Pengelolaan Aset 22

 

No Uraian Kegiatan Jumlah

Kegiatan Kejadian Nilai (Rp)

2 Audit Tunjangan Profesi Guru Agama 6 6 548.035.155,00

3 Klaim Dana Jamkesmas 47 38 743.112.371,00

Jumlah 63 51 3.802.207.196,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

B.3 Pendampingan Pengelolaan Aset Negara (BMN/BMD)

Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Aset Negara/Daerah menjadi perhatian Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta terkait dengan kendala yang dihadapi oleh mitra kerja, terutama Pemerintah Daerah dalam perolehan opini WTP dari BPK yang disebabkan oleh pengelolaan aset yang belum memadai. Sementara itu, pada BUMN/D manajemen aset yang baik diperlukan guna meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan operasional perusahaan sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja BUMN/D sebagai pendorong pengembangan perekonomian di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam semester I tahun 2014 dilakukan pendampingan pengelolaan BMD pada Pemerintah Kabupaten Bantul. Beberapa permasalahan dalam penataan BMN/D antara lain masih kurangnya pemahaman para pengguna tentang pentingnya pengelola BMD; belum berjalannya mekanisme rekonsiliasi antara pengurus barang dengan bendahara pengeluaran maupun dengan Dinas terkait; perbedaan pemahaman mengenai status barang yang diperoleh dari pihak ketiga; barang inventaris yang tidak diketahui keberadaannya; barang yang tidak diketahui identitasnya, serta kurangnya komitmen para Kepala SKPD untuk segera menyelesaikan permasalahan BMD.

Page 33: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   23 

 

C. AKUNTABILITAS PERWUJUDAN IKLIM BAGI KEPEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH

Kepemerintahan yang baik merupakan suatu konsepsi tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif sesuai dengan cita-cita terbentuknya suatu masyarakat madani, dan hal ini terkait dengan kontribusi, pemberdayaan, dan keseimbangan peran antara tiga subyeknya (pemerintah, dunia usaha/swasta, dan masyarakat) maupun keseimbangan antara tiga kepentingan (politik, sosial, dan ekonomi). Kepemerintahan yang baik dan bersih juga mensyaratkan adanya pengaturan kelembagaan serta kompetensi birokrasi sebagai pelaksana kebijakan politik/publik atau sebagai perangkat otoritas atas peran-peran negara dalam menjalankan amanat yang diembannya.

C.1. Kualitas Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Perwujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat dari beberapa indikator hasil survei oleh lembaga independen.

Tahun 2013 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengumumkan hasil Survei Integritas (SI) Sektor Publik, Kota Yogyakarta mendapatkan skor 7,28 dengan peringkat 10 nasional dari 60 pemerintah kota yang disurvei.

Survei Integritas Sektor Publik dilakukan dalam rangka memberikan penilaian terhadap integritas layanan yang diberikan oleh lembaga pemerintah kepada masyarakat. Hasil penilaian merupakan cerminan bagaimana masyarakat sebagai pengguna layanan memberikan penilaian yang didasarkan pada pengalaman pengguna layanan dalam mengurus layanan di lembaga tersebut.

Meskipun peringkat menurun, namun hasil survei integritas pelayanan publik tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding hasil survei tahun 2010 (direlease tahun 2011), di mana Kota Yogyakarta menduduki peringkat 3 dengan nilai integritas 5,89. Jika menilik perolehan skor yang telah dicapai Kota Yogyakarta tergolong menduduki peringkat atas.

Capaian tersebut merupakan cerminan dari adanya komitmen yang kuat para pimpinan dan jajaran Pemerintah Daerah untuk mewujudkan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih. Komitmen tersebut dipertegas dengan telah dicanangkannya Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi oleh Pemerintah Kota Yogyakarta dan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2012 ini. Capaian tersebut hendaknya juga harus menjadi pemacu semangat bagi Pemda lain di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Page 34: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   24 

 

C.2. Upaya Peningkatan Kualitas Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih

Pengawasan yang dilakukan oleh BPKP terhadap akuntabilitas pewujudan iklim bagi kepemerintahan yang baik dan bersih dilaksanakan melalui: (i) strategi preventif/edukatif; (ii) strategi represif; dan (iii) solusi kesisteman.

Upaya preventif/edukatif berupa penguatan SPIP pada Pemerintah Daerah dan satuan kerja K/L, pelaksanaan Sosialisasi Anti Korupsi, pendampingan pengembangan sistem pencegahan KKN berupa Fraud Control Plan (FCP), serta pelayanan konsultasi pengadaan barang dan jasa. Strategi represif dilakukan dalam rangka penyelamatan keuangan negara melalui pengungkapan kasus dugaan Tindak Pidana Korupsi (TPK). Sedangkan solusi kesisteman dilakukan melalui pendampingan penyusunan Board Manual PDAM, Sistem Akuntansi PDAM, pendampingan Satuan Pengawasan Intern (SPI) BUMD, reviu RKAP BUMN, sosialisasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMD, dan peningkatan kapasitas APIP.

C.2.1. Pencegahan KKN Melalui Upaya Preventif/Edukatif

Selama semester I tahun 2014, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi preventif/edukatif pada Pemda dan berbagai satuan kerja K/L dan Pemda meliputi pelaksanaan penguatan SPIP, Sosialisasi Anti Korupsi, sosialisasi FCP, serta pelayanan konsultasi pengadaan barang dan jasa, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 2.13 berikut.

Tabel 2.13 Kegiatan Penerapan Strategi Preventif terhadap KKN

di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Pemda/

BUMD

Satker

K/L Total

1. Penguatan SPIP pada K/L dan Pemda

Sosialisasi/Workshop 12 10 22

Pendampingan/Bimtek 22 66 88

Diagnostic Assessment 5 3 8

2. Sosialisasi Program Anti Korupsi 2 - 2

3. Pendampingan Pengembangan Sistem Pencegahan KKN berupa Fraud Control Plan

- 1 1

4. Pelayanan konsultasi pengadaan barang dan jasa

- 2 2

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 35: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   25 

 

C.2.1.1 Penguatan SPIP pada Pemda dan Satker K/L

Pencegahan terhadap tindak pidana korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan secara sistematis dan by design. Dengan menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) dapat diperoleh keyakinan yang memadai bahwa suatu instansi pemerintah telah membekali dirinya dengan sistem yang memberikan peringatan dini terhadap terjadinya penyimpangan atau pelanggaran terhadap peraturan perundangan yang berlaku.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008, BPKP melaksanakan amanah sebagai pembina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Pelaksanaan pembinaan dalam semester I Tahun 2014 merupakan kelanjutan dari tahapan implementasi SPIP dan monitoring perbaikan atas kelemahan SPIP. Kegiatan pembinaan yang telah dilakukan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi sosialisasi, workshop, diklat, bimbingan dan konsultasi, diagnostic assessment, pendampingan serta monitoring penerapan SPIP.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pemahaman dan membangun komitmen penyelenggaraan SPIP kepada seluruh Pemerintah Daerah dan Satker Kementerian/Lembanga (K/L) melalui sosialisasi, workshop, dan diklat SPIP. Sebagai hasil upaya pemahaman tersebut telah diterbitkan Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota tentang penyelenggaraan SPIP dan telah dibentuk Satuan Tugas Penyelenggaraan SPIP di lingkungan Pemerintah Daerah se-Daerah Istimewa Yogyakarta dan K/L.

Bimbingan dan konsultasi diarahkan pada pemetaan (Diagnostic Assessment) kondisi dan pembangunan infrastruktur Sistem Pengendalian Intern. Dari bimbingan dan konsultasi tersebut telah berhasil mengidentifikasi permasalahan penerapan SPIP dan area perbaikan (area of improvement) pada keenam pemerintah daerah. Bimbingan dan konsultasi tersebut telah berhasil mendorong pemerintah daerah menyiapkan rencana aksi penerapan SPIP sesuai dengan tahapan dan kebutuhan.

Sebagai wujud komitmen pimpinan daerah dalam menyelenggarakan SPIP, seluruh pemerintah daerah di wiayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menerbitkan peraturan kepala daerah tentang implementasi SPIP dan penetapan satgas penyelenggaraan SPIP di lingkungan pemerintah daerah masing-masing, sebagaimana telah kami sampaikan pada Laporan Hasil Pengawasan Tahun 2013.

Perkembangan penyelenggaraan SPIP oleh Pemerintah Daerah disajikan pada Tabel 2.14 berikut.

Page 36: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   26 

 

Tabel 2.14 Perkembangan Penyelenggaraan SPIP pada Pemerintah Daerah

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Semester I Tahun 2014

No Uraian Tahapan Penyelenggaraan SPIP 2013 2014*)

A. Tahap Persiapan

1. Penyusunan Peraturan Kepala Daerah tentang implementasi SPIP 6 100% 6 100%

2. Pembentukan Satgas Penyelengaraan SPIP 6 100% 6 100%

3. Penyusunan Juklak SPIP 2 33,33% 6 100%

4. Pemahaman (knowing) tentang SPIP

4.1 Sosialisasi, Desiminasi, Bimtek 6 100% 6 100%

4.2 Diklat 6 100% 6 100%

5. Pemetaan (Diagnostic Assessment) 5 83,33% 5 83,33%

B. Tahap Pelaksanaan

1. Pembangunan Infrastruktur (norming)

1.1 Penyusunan KSOP 2 33,33% 2 33,33%

1.2 Perbaikan terbatas kelemahan SPIP sebagai tindak lanjut temuan pemeriksaan BPK

- - - -

C. Tahap Pelaporan

1. Laporan Penyelenggaran SPIP 2 33,33% 2 33,33% *) Semester I Tahun 2014 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

Dibandingkan dengan penyelenggaraan SPIP pada tahun 2013, terdapat perkembangan yaitu seluruh pemerintah daerah di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta telah menyusun Peraturan Kepala Daerah tentang Petunjuk Pelaksanaan SPIP.

Dalam tahap persiapan implementasi SPIP pemerintah daerah telah menyusun infrastruktur yang cukup memadai, namun untuk tahap pelaksanaan implementasi SPIP masih diperlukan pembangunan infrastruktur serta kesungguhan untuk melaksanakannya.

Sedangkan perkembangan penyelenggaraan SPIP sampai dengan 30 Juni 2014 pada satker K/L disajikan pada Tabel 2.15 berikut.

Tabel 2.15 Perkembangan Penyelenggaraan SPIP pada satker K/L

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta sampai dengan Semester I Tahun 2014

No Uraian Tahapan Penyelenggaraan SPIP Satker K/L

A. Tahap Persiapan

1. Pembentukan Satgas Penyelengaraan SPIP 10 20,41%

2. Pemahaman (knowing) tentang SPIP :

2.1 Sosialisasi, Desiminasi, Bimtek 18 36,73%

2.2 Diklat 44 89,80%

3. Penilaian Risiko 4 8,16%

3. Pemetaan (Diagnostic Assessment) 3 6,12%

Page 37: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   27 

 

No Uraian Tahapan Penyelenggaraan SPIP Satker K/L B. Tahap Pelaksanaan :

1. Pembangunan Infrastruktur (norming) - -

2. Monitoring - -

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

C.2.1.2 Sosialisasi Program Anti Korupsi

Sosialisasi program anti korupsi sebagai bagian dari strategi pencegahan KKN dilaksanakan dalam rangka upaya edukasi kepada masyarakat berdasarkan pemikiran bahwa kejadian tindak pidana korupsi dapat dimulai, difasilitasi, didorong, dilaksanakan, dipengaruhi, dihambat, dicegah, dan diketahui oleh masyarakat di sekitar pelaku korupsi.

Kegiatan sosialisasi program anti korupsi bertujuan untuk menciptakan public awareness yaitu masyarakat yang mempunyai budaya malu untuk melakukan korupsi dan masyarakat yang proaktif dalam mencegah dan memberantas korupsi.

Kegiatan sosialisasi program anti korupsi pada Semester I Tahun 2014 dilaksanakan pada acara Koordinasi Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2014 di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga DIY, serta dalam bentuk Lomba Cerdas Cermat Anti Korupsi Bagi Pelajar SLTA yang diikuti oleh enam sekolah di wilayah kerja Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta.

Kegiatan sosialisasi program anti korupsi yang dilaksanakan dalam forum Koordinasi Pelaksanaan Program Pendidikan Masyarakat Tahun 2014 di Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga DIY difokuskan pada pengelolaan dana bantuan sosial (hibah) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang berdasarkan data pengaduan masyarakat yang diterima oleh KPK menunjukkan adanya penyimpangan yang cukup tinggi sehingga pengelola dana bansos/hibah mempunyai peran yang signifikan dalam mencegah dan memerangi korupsi atas penyaluran dan penggunaan dana tersebut.

Pemilihan pelajar sebagai focus group penyuluhan anti korupsi dilandasi pemikiran bahwa untuk mengubah budaya suatu masyarakat, termasuk budaya koruptif, maka pendekatan yang paling mungkin adalah jika dimulai dari penyadaran masyarakat pada usia dini. Untuk mempermudah pemahaman dan penyadaran anti korupsi kepada pelajar, maka Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta menyelenggarakan Lomba Cerdas Cermat Anti Korupsi untuk Pelajar SLTA dengan tujuan:

a. Memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang korupsi

b. Mengenali tanda-tanda dan bahaya korupsi

c. Memahami peran yang dapat dilakukan dalam pencegahan korupsi

Page 38: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   28 

 

C.2.1.3 Pendampingan Pengembangan Sistem Pencegahan KKN berupa Fraud Control Plan (FCP)

Sesuai Instruksi Presiden RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi (PPK) Tahun 2014, Presiden menginstruksikan kepada K/L dan Pemda untuk menyusun aksi pencegahan dan pemberantasan korupsi Tahun 2014 dengan berpedoman pada visi dan misi serta fokus kegiatan Prioritas Jangka Menengah Stranas PPK 2012-2014 dan disesuaikan dengan situasi serta kondisi masing-masing K/L dan Pemerintah Daerah. BPKP merupakan lembaga penanggungjawab aksi pelaksanaan strategi anti korupsi melalui implementasi Fraud Control Plan (FCP) pada instansi pemerintah dan badan usaha milik pemerintah.

Fraud Control Plan (FCP) merupakan metode pengendalian yang dirancang secara spesifik, teratur dan terukur oleh suatu organisasi untuk mencegah, menangkal dan memudahkan pengungkapan kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara.

Untuk mendorong terciptanya sistem pengendalian intern yang baik, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta berperan aktif dalam kegiatan pendampingan pengembangan FCP pada instansi pemerintah untuk memberikan jaminan memadai terhadap kualitas dan kinerja organisasi secara keseluruhan, sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan korporasi dapat memenuhi prinsip-prinsip Good Governance.

Pada Semester I Tahun 2014, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah diminta sebagai narasumber pada kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan III Angkatan III Tahun 2014 yang diselenggarakan oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Dalam Negeri Regional Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan peran aktif BPKP tersebut diharapkan dapat menghasilkan calon-calon pemimpin yang memiliki integritas, etika baik, dan kemampuan akuntabilitas yang tinggi sehingga dapat mempertanggungjawabkan kegiatan penyelenggara negara dari jabatan yang diterimanya kepada masyarakat.

C.2.1.4 Pelayanan Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa

Kegiatan pengadaan barang dan jasa pada instansi pemerintah dan BUMN/BUMD menjadi area yang cukup mengandung risiko terjadinya tindak pidana korupsi maupun penyimpangan lainnya yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Padahal kegiatan tersebut menyedot porsi yang cukup signifikan dalam anggaran belanja pemerintah. Oleh karena itu, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memberikan perhatian yang besar terhadap upaya pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi maupun penyimpangan lainnya dalam kegiatan pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah.

Pada Semester I Tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberikan pelayanan konsultasi pengadaan barang dan jasa kepada Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Pengadaan Barang dan Jasa,

Page 39: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   29 

 

verifikasi atas rencana pembangunan gedung pendidikan STMM-MMTC Yogyakarta dalam rangka revisi DIPA Tahun Anggaran 2014, dan clearance audit/verifikasi revisi DIPA Satuan Kerja Peningkatan Jalan Kereta Api Lintas Selatan.

C.2.2 Pemberantasan KKN Melalui Upaya Represif

Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa D. I. Yogyakarta dalam rangka penerapan strategi represif pada Pemda dan berbagai satuan kerja K/L atas permintaan penyidik. meliputi audit investigatif yang berindikasi TPK, bantuan Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), dan pemberian keterangan ahli di persidangan sebagaimana disajikan pada Tabel 2.16 berikut.

Tabel 2.16 Kegiatan Penerapan Strategi Represif terhadap KKN

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Pemda/

BUMD

Satker

K/L Total

1. Audit Investigatif 1 1 2

2. Bantuan Perhitungan Kerugian Keuangan Negara

4 - 4

3. Pemberian Keterangan Ahli 14 2 16

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada Semester I Tahun 2014 Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audit investigative dengan total kerugian negara sebesar Rp286.762.884,78, yaitu atas:

a. Pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi Pasar Pripih, Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 yang dikelola oleh Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Kulon Progo, dengan nilai kerugian negara sebesar Rp100.617.334,78;

b. Pengelolaan dana simpan pinjam PNPM Perkotaan Kota Yogyakarta Tahun 2009-2011 pada BKM Semeru, Kecamatan Wirobrajan, dengan nilai kerugian negara sebesar Rp186.145.550,00.

Pada semester I Tahun 2014 Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta melaksanakan empat kegiatan bantuan Penghitungan Kerugian Negara, yaitu untuk kasus penyimpangan pengadaan obat dan alat kesehatan pada RSUD Sleman Tahun 2006-2010, penyaluran beras miskin (raskin) Tahun 2012 di Pedukuhan Puden Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul, penyewaan excavator pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2013, serta penyimpangan pengelolaan keuangan Pemerintah Desa Serut Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008-2012. Sampai dengan 30 Juni 2014 telah selesai menghitung kerugian keuangan negara pada kasus penyimpangan pengadaan obat dan alat kesehatan pada RSUD Sleman dengan nilai

Page 40: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   30 

 

kerugian keuangan negara sebesar Rp1.147.273.698,00, sedangkan untuk tiga kasus lainnya masih dalam proses.

Kegiatan pemberian keterangan ahli atas kasus berindikasi tindak pidana korupsi di persidangan dilakukan sebanyak 16 kali untuk 10 kasus dengan nilai kerugian keuangan negara sebesar Rp2.781.795.510,28 dengan rincian tersaji pada tabel 2.17 berikut.

Tabel 2.17 Pemberian Keterangan Ahli Kasus Berindikasi TPK

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Instansi Jumlah Kasus

Nilai (Rp)

1. Kejaksaan 3 1.016.230.660,28

2. Kepolisian 4 189.660.400,00

3. Pengadilan Negeri 3 1.575.904.450,00

Jumlah 10 2.781.795.510,28 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

C.2.3. Pencegahan KKN Melalui Strategi Solusi Kesisteman

Pencegahan KKN melalui strategi solusi kesisteman dilaksanakan sebagai upaya menciptakan early warning system dalam tata kelola kepemerintahan yang baik.

Kegiatan-kegiatan pengawasan dalam rangka peningkatan tatakelola BUMD yang dilaksanakan oleh Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi pendampingan penyusunan Board Manual BUMD, pendampingan Satuan Pengawasan Internal (SPI) BUMD, reviu RKAP BUMD Tahun 2014, sosialisasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada BUMD, audit kinerja BUMD, dengan rincian sebagaimana disajikan pada Tabel 2.18 berikut.

Tabel 2.18 Kegiatan Pengawasan Dalam Rangka Peningkatan Tatakelola BUMD

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Frekuensi (kali)

1. Pendampingan penyusunan Board Manual 1

2. Pendampingan SPI 1

3. Reviu RKAP Tahun 2014 1

4. Sosialisasi penerapan GCG 1

5. Audit kinerja 5

Jumlah 9 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 41: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   31 

 

C.2.3.1 Pendampingan Penyusunan Board Manual

Untuk senantiasa menjalankan prinsip-prinsip GCG dan praktik-praktik terbaik penerapan GCG, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta selama semester I Tahun 2014 melakukan pendampingan penyusunan Board Manual (pedoman/manual bagi Dewan Pengawas dan Direksi) PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo untuk dapat digunakan sebagai pedoman tata laksana bagi Dewan Pengawas dan Direksi dalam melaksanakan tugas untuk mencapai visi dan misi perusahaan.

C.2.3.2 Pendampingan Satuan Pengawasan Internal (SPI)

Sebagai bagian dari komitmen Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta dalam mendorong tata kelola perusahaan yang baik bagi BUMN/BUMD di wilayah DIY, peningkatan kapasitas SDM Satuan Pengawasan Internal (SPI) menjadi perhatian BPKP. SPI merupakan organ pendukung perusahaan yang berperan aktif dalam implementasi sistem pengendalian intern yang memadai guna mendukung tercapainya Good Corporate Governance.

Kegiatan yang dilaksanakan selama Semester I Tahun 2014 terkait dengan penguatan SPI yaitu pendampingan SPI PDAM Kabupaten Sleman.

C.2.3.3 Reviu RKAP BUMD

BUMD diwajibkan menyusun perencanaan antara Rencana Kerja Anggaran Perusahaan dalam rangka mewujudkan tujuannya. Untuk membantu BUMD melakukan perbaikan dalam menyusun perencanaan tersebut, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta pada Semester I Tahun 2014 telah melakukan reviu RKAP Tahun 2014 pada PD Jogjatama Vishesha.

C.2.3.4 Sosialisasi Penerapan GCG pada BUMD

Good Corporate Governance (GCG) merupakan penerapan prinsip tata kelola yang baik pada perusahaan untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan serta mewujudkan nilai bagi Pemerintah Daerah dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya. BUMD sebagai perusahaan milik pemerintah harus mampu bersaing baik secara lokal maupun internasional, oleh karena itu penerapan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan/korporasi yang baik atau GCG mutlak diperlukan. Secara sederhana, GCG dapat didefinisikan sebagai komitmen, aturan main, serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika. GCG diterapkan pada semua organ dalam perusahaan baik organ utama maupun organ pendukung.

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki komitmen guna mendorong BUMD yang ada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik. Kegiatan yang dilakukan selama Semester I Tahun 2014 adalah melaksanakan sosialisasi penerapan GCG pada BUMD yang dilaksanakan dengan bekerja sama dengan Badan Kerjasama Pengembangan Potensi Daerah Kabupaten Bantul. Kegiatan sosialisasi bertujuan untuk mengenalkan gambaran umum GCG yang

Page 42: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   32 

 

meliputi dasar-dasar corporate governance, governance pada organ utama, implementasi GCG, dan pengelolaan hubungan dengan stakeholders lainnya dalam penerapan GCG.

C.2.3.5 Audit Kinerja BUMD

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan audit kinerja Tahun 2013 pada lima PDAM di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Audit kinerja memberikan penilaian terkait hal-hal teknis menyangkut kinerja masing-masing PDAM dan penilaian tingkat kesehatan menurut BPPSPAM.

Dari segi pencapaian opini atas laporan keuangan yang diberikan oleh auditor independen yang berasal dari Kantor Akuntan Publik (KAP), empat PDAM memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian, yaitu PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta, PDAM Kabupaten Sleman, PDAM Kabupaten Bantul, dan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo, sedangkan PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian. Sedangkan dari segi capaian kinerja tahun 2013, empat PDAM memperoleh predikat BAIK dengan nilai lebih besar dari 60 yaitu PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta, PDAM Kabupaten Bantul, PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul, dan PDAM Tirta Binangun Kabupaten Kulon Progo. Satu PDAM lainnya memperoleh predikat CUKUP dengan nilai kurang dari 60 yaitu PDAM Sleman.

Apabila ditinjau dari sisi tingkat kesehatan perusahaan, seluruh PDAM di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memperoleh kategori SEHAT.

C.2.4. Peningkatan Kapasitas APIP

Peningkatan kapasitas APIP menjadi fokus perhatian Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta mengingat perannya yang signifikan dalam mendorong terwujudnya tata kelola kepemerintahan yang baik di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Level kapasitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dapat digambarkan dalam Tabel 2.19 berikut.

Tabel 2.19 Level Kapasitas APIP

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

No Inspektorat Level Keterangan

1. Daerah Istimewa Yogyakarta 2 Infrastrukture

2. Kota Yogyakarta 2 Infrastrukture

3. Kab. Bantul 1 Initial

4. Kab. Sleman 1 Initial

5. Kab. Kulon Progo 2 Infrastrukture

6. Kab. Gunungkidul 1 Initial

Sumber : Pusbin JFA BPKP

Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, BPKP menggunakan pendekatan Internal Audit Capability Model (IA-CM). Konsep IA-CM memberikan arahan bahwa

Page 43: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Perwujudan Iklim Bagi Kepemerintahan yang Baik dan Bersih   33 

 

suatu unit audit internal dapat berada pada suatu level tertentu jika seluruh persyaratan pada level tersebut terpenuhi. Tingkatan atau level mulai dari 1 sampai dengan 5.

Dalam rangka peningkatan kapasitas APIP, pada semester I tahun 2014 BPKP berperan melalui Pembinaan JFA dan Sosialisasi Tata Kelola APIP. Tabel 2.20 di bawah ini menyajikan peran BPKP dalam peningkatan kapasitas APIP di lingkungan Pemda di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Tabel 2.20 Kegiatan Peningkatan Kapasitas APIP

Di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Semester I Tahun 2014

No Kegiatan Pemda

1. Pembinaan JFA 1

2. Sosialisasi tata kelola APIP 1

Jumlah 2

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta

Page 44: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   34

 

D. AKUNTABILITAS PENGELOLAAN PROGRAM LINTAS SEKTORAL

Akuntabilitas pengelolaan program lintas sektoral ditekankan pada keberhasilan pencapaian efektivitas, efisiensi, dan kehematan program-program strategis, baik yang tercantum dalam prioritas nasional, prioritas bidang, prioritas kewilayahan, dan prioritas Pemda.

Pengawasan terhadap program strategis dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah yang pro growth, pro job, pro poor, dan pro environment dengan menitikberatkan pada audit efisiensi, keekonomisan, dan keefektifan pelaksanaan program/kegiatan, audit pelayanan publik, dan mediasi dalam rangka penyelesaian hambatan kelancaran pembangunan (debottlenecking).

Hasil pengawasan terhadap program strategis diuraikan di bawah ini.

D.1 Pengawasan Kinerja Program Lintas Sektoral

Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta melakukan pengawasan atas beberapa program lintas sektoral yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, PNPM Mandiri Perdesaan dan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), Audit Tunggakan atas Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dan Kementerian Agama.

Pengawasan dilakukan untuk menilai keberhasilan penanggung jawab program dalam melaksanakan atau menyelenggarakan program, serta memberikan saran perbaikan jika dijumpai kelemahan dalam peningkatan efektivitas dan efisiensi, ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dan ketepatan penyusunan dan penyampaian laporan kegiatan pelaksanaan program.

D.1.1 PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan

Tujuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah meningkatnya kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri. Tujuan pelaksanaan Audit Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) adalah :

a. Memberikan opini mengenai tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan program.

b. Memberikan penilaian atas sistem pengendalian intern program guna mencapai tujuan program, serta penilaian atas tingkat efektivitas implementasi di lapangan.

c. Memberikan penilaian terhadap pencapaian kinerja program berdasarkan indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan.

d. Memberikan penilaian terhadap kepatuhan program berdasarkan jenis kegiatan yang ditetapkan.

Page 45: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   35

 

Selama tiga tahun terakhir, jumlah alokasi dana PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta selalu mengalami peningkatan sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.21 di bawah ini.

Tabel 2.21 Alokasi Dana PNPM Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Tahun PNPM Mandiri

Perkotaan (Rp)

PNPM Mandiri Perdesaan

(Rp)

Jumlah (Rp)

1 2011 14.550.000.000,00 46.060.000.000,00 60.610.000.000,00

2 2012 31.280.000.000,00 52.215.000.000,00 83.495.000.000,00

3 2013 33.800.000.000,00 93.992.500.000,00 127.792.500.000,00

Jumlah 79.630.000.000,00 192.267.500.000,00 271.897.500.000,00

Sumber : Database Koordinator PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi D.I. Yogyakarta

Perkembangan jumlah dan tingkat kolektibilitas dana bergulir PNPM Mandiri Perkotaan dan Mandiri Perdesaan selama empat tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 2.22 dan tabel 2.23 di bawah ini.

Tabel 2.22 Kondisi Dana Bergulir PNPM Mandiri Perkotaan sampai dengan Tahun 2013

No. Tahun Jumlah Dana Bergulir (Rp)

Kolektibilitas

Diragukan (Rp)

Macet (Rp)

1 2010 35.370.864.925,00 817.769.948,00 3.013.189.367,00

2 2011 3.862.110.469,00 801.567.875,00 4.127.724.591,00

3 2012 42.579.690.823,00 670.131.003,00 5.496.055.296,00

4 2013 46.633.885.338,00 661.207.283,00 6.328.726.693,00

Sumber : Database Koordinator PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi D.I. Yogyakarta

Tabel 2.23 Kondisi Dana Bergulir PNPM Mandiri Perdesaan sampai dengan Tahun 2013

No. Tahun Jumlah Dana Bergulir

(Rp)

Kolektibilitas

Diragukan (Rp)

Macet (Rp)

1 2010 118.233.727.199,00 4.549.893.711,00 3.054.932.025,00

2 2011 138.256.386.730,00 4.429.284.593,00 4.173.258.420,00

3 2012 159.773.106.581,00 4.465.494.731,00 6.326.850.609,00

4 2013 183.562.033.922,00 3.793.731.841,00 7.862.861.596,00 Sumber : Koordinator PNPM Mandiri Perdesaan Provinsi D.I. Yogyakarta

Selama empat tahun terakhir, hasil penilaian terhadap capaian kinerja PNPM Mandiri Perkotaan dan Mandiri Perdesaan di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta secara

Page 46: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   36

 

umum telah memadai, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.24 dan tabel 2.25 di bawah ini.

Tabel 2.24 Capaian Kinerja PNPM Mandiri Perkotaan Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Satuan Kerja 2010 2011 2012 2013

1 D.I Yogyakarta Memadai Memadai Tidak Ada Penilaian

Tidak Ada Penilaian

2 Kota Yogyakarta Tidak Diaudit Tidak Diaudit Tidak Diaudit Memadai

3 Kabupaten Bantul

Memadai Memadai Tidak Diaudit Memadai

4 Kabupaten Sleman

Memadai Memadai Memadai Memadai

5 Kabupaten Kulon Progo

Tidak Diaudit Tidak Diaudit Tidak Diaudit Tidak Diaudit

6 Kabupaten Gunungkidul

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta

Tabel 2.25 Capaian Kinerja PNPM Mandiri Perdesaan Daerah Istimewa Yogyakarta

No. Satuan Kerja 2010 2011 2012 2013

1 D.I Yogyakarta Tidak Ada Penilaian

Tidak Ada Penilaian

Tidak Ada Penilaian

Tidak Ada Penilaian

2 Kota Yogyakarta Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

Tidak Ada PNPM

3 Kabupaten Bantul

Memadai Memadai Tidak Diaudit

Memadai

4 Kabupaten Sleman

Memadai Memadai Tidak Diaudit

Tidak Diaudit

5 Kabupaten Kulon Progo

Memadai Memadai Memadai Memadai

6 Kabupaten Gunungkidul

Cukup Memadai

Memadai Memadai Cukup Memadai

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta

Beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan, antara lain:

a. Jumlah dana bergulir yang bermasalah pada Tahun 2013 mencapai 14,98% dari jumlah dana bergulir pada PNPM Mandiri Perkotaan dan 6,35% jumlah dana bergulir pada PNPM Mandiri Perdesaan.

b. Terdapat Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan, yang belum melaksanakan fungsinya dalam memberdayakan ekonomi masyarakat.

Page 47: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   37

 

c. Kurangnya pembinaan, pemantauan, dan pengawasan oleh satuan kerja program PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan, baik di tingkat Daerah Istimewa Yogyakarta maupun kabupaten/kota, terhadap pelaksanaan kegiatan pada Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan maupun fasilitator pendamping.

D.1.2 Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP)

Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan (PPIP) dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa melalui peningkatan akses masyarakat miskin terhadap pelayanan infrastruktur dasar perdesaan dengan tujuan meningkatkan akses masyarakat miskin terhadap infrastruktur dasar di wilayah perdesaan, dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur perdesaan. Alokasi dana PPIP sampai dengan Tahun 2013 untuk Daerah Istimewa Yogyakarta sebesar Rp101.553.463.450,00, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.26 Alokasi Dana PPIP DIY Sampai Dengan Tahun 2013

No. Tahun Jumlah Desa

Sasaran Alokasi Dana

(Rp)

1 2011 66 16.500.000.000,00

2 2012 86 21.500.000.000,00

3 2013 212 63.553.463.450,00

Jumlah 364 101.553.463.450,00 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta

Selama empat tahun terakhir, hasil audit terhadap capaian kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan pada wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta berfluktuatif, sebagaimana dapat dilihat pada tabel 2.27

Tabel 2.27 Capaian Kinerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan DIY

No. Satuan Kerja 2010 2011 2012 2013

1 D I Yogyakarta Cukup Berhasil

Kurang Berhasil

Sangat Berhasil Cukup Berhasil

2 Kabupaten Bantul Cukup Berhasil

Tidak Diaudit Tidak Diaudit Berhasil

3 Kabupaten Sleman Berhasil Cukup Berhasil Kurang Berhasil

Cukup Berhasil

4 Kabupaten Kulon Progo Tidak Diaudit

Cukup Berhasil Cukup Berhasil Berhasil

5 Kabupaten Gunungkidul Berhasil Cukup Berhasil Cukup Berhasil Cukup Berhasil Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D.I. Yogyakarta

Beberapa permasalahan yang dijumpai pada pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan, di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, antara lain:

Page 48: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   38

 

a. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur perdesaan belum sesuai dengan spesifikasi teknis/rencana yang telah ditetapkan dalam musyawarah desa.

b. Sistem pengendalian intern dalam pelaksanaan Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan masih lemah, seperti administrasi yang belum tertib, baik pada OMS maupun satuan kerja, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program belum berjalan dengan baik.

c. Infrastruktur Perdesaan yang telah dibangun masih ada yang belum diserahkan dan dicatat sebagai aset desa.

D.1.3 Audit atas Klaim Dana Jamkesmas

Berdasarkan Surat dari Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor PS.02.02/X/2472/2013 tanggal 17 Desember 2013, BPKP telah melakukan audit terhadap kekurangan dana klaim Jamkesmas. Audit dilaksanakan dengan tujuan untuk:

a. Menguji kewajaran besaran perhitungan klaim dana jamkesmas pada PPK lanjutan/ Rumah Sakit pengelola dana Jamkesmas.

b. Menguji kewajaran nilai utang/piutang klaim dana jamkesmas Kementerian Kesehatan per 31 Desember 2013.

Adapun sasaran audit tersebut adalah tersajinya nilai saldo dana klaim Jamkesmas pada akhir Tahun 2013 pada masing-masing Rumah Sakit pengelola dana Jamkesmas pada Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul.

Hasil audit atas klaim dana Jamkesmas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dapat dilihat pada Tabel 2.28 berikut.

Tabel 2.28 Jumlah Dana Jamkesmas dan Klaim Dana Jamkesmas DIY s.d Tahun 2013

No. Kabupaten/Kota Jumlah

RS

Pencairan Dana Jamkesmas

(Rp)

Klaim Dana Jamkesmas

(Rp)

Koreksi Audit (Rp)

1 Yogyakarta 13 140.022.880.467,00 159.474.506.813,10 19.451.626.346,10

2 Sleman 19 335.153.506.544,00 391.124.624.896,98 55.971.118.352,98

3 Bantul 9 153.750.017.408,00 191.711.242.609,23 37.961.225.201,23

4 Kulon Progo 3 66.928.724.623,00 80.099.716.611,73 13.170.991.988,73

5 Gunungkidul 2 52.400.440.838,00 60.565.066.368,83 8.164.625.530,83

Jumlah 46 748.255.569.880,00 882.975.157.299,87 134.719.587.419,87

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Dari hasil audit atas klaim dana Jamkesmas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta masih terdapat klaim Jamkesmas yang harus dibayarkan Kementerian Kesehatan kepada rumah sakit sebedar Rp134.719.587.419,87. Selain itu, dijumpai penyelamatan

Page 49: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   39

 

penghematan pengeluaran negara yang berasal dari temuan pemeriksaan berupa penyetoran ke kas negara sebesar Rp743.112.371,00 berupa kelebihan klaim, penerimaan jasa giro dan sisa dana yang belum disetor ke Kas Negara.

D.1.4 Audit atas Tunjangan Profesi Guru

Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mengatur bahwa guru dan dosen berkedudukan sebagai tenaga profesional untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional. Dalam melaksanakan tugas secara profesional, guru dan dosen berhak atas tunjangan profesi yang ditetapkan dengan prinsip penghargaan atas dasar prestasi.

Tunjangan Profesi Guru diberikan kepada guru yang telah mendapatkan Sertifikat Pendidik dan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Pemberian Tunjangan Profesi Guru diberikan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia yang mengatur tentang Pedoman Umum dan Alokasi Tunjangan Profesi Guru.

D.1.4.1 Tunjangan Profesi Guru PNSD

Kegiatan audit atas Tunjangan Profesi Guru PNSD dilaksanakan untuk :

a. Memastikan bahwa tunggakan TP Guru PNSD telah diperhitungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai dasar pembayaran TP Guru PNSD.

b. Memperoleh SiLPA dari TP Guru PNSD yang belum dibayarkan serta penggunaannya.

c. Memastikan bahwa dalam pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi telah memenuhi prinsip pengelolaan kepemerintahan yang baik.

Hasil Audit atas Tunjangan Profesi Guru PNSD Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 2.29.

Tabel 2.29 Hasil Audit Tunjangan Profesi Guru PNSD DIY s.d Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Guru

Jumlah Tunggakan

(Rp)

Jumlah Koreksi (Rp)

Jumlah Tunggakan yg harus dibayar

(Rp)

1 Yogyakarta 0 0,00 0,00 0,00

2 Sleman 53 241.810.060,00 170.795.000,00 412.605.060,00

3 Bantul 5.207 17.693.764.300,00 (294.534.000,00) 17.399.230.300,00

4 Kulon Progo 567 3.981.774.100,00 (2.233.973.500,00) 1.747.800.600,00

5 Gunungkidul 2.407 6.718.404.405,00 (127.383.240,00) 6.591.021.165,00

Jumlah 8.234 28.635.752.865,00 (2.485.095.740,00) 26.150.657.125,00 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Page 50: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   40

 

Dari hasil audit atas Tunjangan Profesi Guru PNSD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta diperoleh penghematan berupa koreksi atas pengajuan tunjangan profesi yang tidak sesuai ketentuan sebesar Rp.2.485.095.740,00 dan penghematan berupa penyetoran kembali ke Kas Negara tunjangan yang sudah dibayarkan sebesar Rp25.863.930,00.

D.1.4.2 Tunjangan Profesi Guru Agama

Kegiatan audit atas Tunjangan Profesi Guru Agama dilaksanakan untuk memastikan bahwa tunggakan tunjangan profesi guru telah diperhitungkan sesuai dengan peraturan yang berlaku sebagai dasar pembayaran tunjangan profesi guru dan Mengidentifikasi kendala/permasalahan yang terjadi dalam penyelesaian tunggakan TP Guru.

Hasil Audit atas Tunjangan Profesi Guru Agama Daerah Istimewa Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 2.30.

Tabel 2.30 Hasil Audit Tunjangan Profesi Guru Agama DIY s.d Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Guru

Jumlah Tunggakan

(Rp)

Jumlah Koreksi (Rp)

Jumlah Tunggakan yg harus dibayar

(Rp)

1 Yogyakarta 3 52.292.500,00 0,00 52.292.500,00

2 Sleman 1 35.831.700,00 0,00 35.831.700,00

3 Bantul 161 52.500.000,00 67.901.300,00 120.401.300,00

4 Kulon Progo 274 460.793.100,00 357.479.500,00 818.272.600,00

5 Gunungkidul 4 0,00 74.841.300,00 74.841.300,00

Jumlah 443 601.417.300,00 500.222.100,00 1.101.639.400,00

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP DIY

Dari hasil audit terhadap data seluruh guru, baik PNSD maupun guru agama dan guru madrasah, dijumpai permasalahan sebagai berikut:

a. Database guru yang menjadi dasar pembayaran tunjangan profesi guru, baik yang dikelola oleh Dinas Pendidikan maupun Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, belum dimuktahirkan secara berkala.

b. Guru tidak dapat memenuhi kewajiban jam mengajar selama satu periode.

c. Pembayaran tunjangan profesi guru kepada guru yang tidak berhak karena tidak memiliki Nomor Registrasi Guru (NRG).

Terhadap permasalahan tersebut, kami telah melakukan koreksi terhadap jumlah tunggakan tunjangan profesi guru yang harus dibayarkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama.

Page 51: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   41

 

Selain itu, dijumpai penyelamatan penghematan pengeluaran negara yang berasal dari temuan pemeriksaan berupa penyetoran ke Kas Negara tunjangan yang sudah dibayarkan sebesar Rp548.035.155,00.

D.2 Monitoring Program Prioritas Pembangunan Nasional (UKP-PPP)

Penugasan dari UKP-PPP berupa monitoring terhadap Rencana Aksi Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2014 dari Kementerian/Lembaga dilaksanakan untuk memperoleh keyakinan bahwa suatu kegiatan yang ditetapkan dalam Instruksi Presiden RI Nomor 14 Tahun 2011 telah dilaksanakan dan sesuai dengan laporan yang disampaikan oleh Kementerian/Lembaga selaku Penanggung jawab Program.

Ruang lingkup monitoring terhadap sembilan rencana aksi kementerian/lembaga yang dilaksanakan satuan kerja/SKPD di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Program Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan SD, SMP, SMA, SMK dan Universitas, Penjaminan Kepastian Layanan Pendidikan MI, MTs, MA dan Mahasiswa, Bantuan Operasional Kesehatan (BOK), Peningkatan Ketersediaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan, Kesiapan Pelaksanaan Program JKN/BPJS pada RS Vertikal/RSUD/Puskesmas, Pelayanan pembiayaan Pertanian, Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP), Perluasan Areal dan Pengelolaan Lahan Pertanian, Peningkatan Produksi Ternak dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal.

Selanjutnya pada Triwulan I Tahun 2014, Perwakilan BPKP Daerah Istimewa Yogyakarta telah melakukan monitoring terhadap pelaksanaan Program BPJS pada rumah sakit dan puskesmas di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Secara umum pelaksanaan Program BPJS sampai dengan 31 Maret 2014 belum berjalan dengan baik. Permasalahan yang menghambat pelaksanaaan Program BPJS adalah:

a. Rumah sakit dan puskesmas pelaksana Program BPJS belum didukung dengan infrastruktur sistem aplikasi BPJS.

b. Rumah sakit dan puskesmas pelaksana Program BPJS belum mendapat pedoman teknis terkait standar dan sistem operasional pelayanan BPJS, termasuk tata cara klaim tagihan kepada BPJS.

c. Puskesmas belum menerima penetapan jumlah dana kapitasi, dana kapitasi pelayanan BPJS, maupun panduan pengelolaan dana kapitasi, yang akan digunakan dalam kegiatan operasional puskesmas dalam memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

d. Kurangnya jumlah dan kompetensi personil pengelola dan pelaksana Program BPJS pada rumah sakit dan puskesmas.

Page 52: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

  [LAPORAN HASIL PENGAWASAN SEMESTER I TAHUN 2014]

 

| Akuntabilitas Pengelolaan Program Lintas Sektoral   42

 

E. Fokus Rencana Tindak

Untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas keuangan negara, beberapa hal yang diharapkan menjadi fokus rencana tindak ke depan adalah sebagai berikut : 1. Mendorong Kepala Daerah yang laporan keuangannya belum memperoleh opini WTP

untuk menyusun rencana aksi peningkatan kualitas pengelolaan dan penyusunan laporan keuangan.

2. Mendorong percepatan penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pada seluruh Pemerintah Daerah sampai tingkat SKPD dan unit kerja instansi vertikal dengan menyusun rencana tindak pengendalian, membangun infrastruktur tindak pengendalian, monitoring penerapan SPIP dan menyusun laporan penyelenggaraan SPIP.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM pengelola keuangan pemerintah daerah antara lain dengan memanfaatkan program beasiswa STAR-BPKP.

4. Mendorong penerapan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik sampai dengan unit-unit penyelenggara layanan serta meningkatkan kualifikasi Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).

5. Meningkatkan kapasitas APIP di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui peningkatan kompetensi auditor dan leveling kapasitas Inspektorat menjadi minimal level 2.

6. Mendorong segera terbentuknya Asosiasi Auditor Internal Pemerintah Indonesia sebagai wadah pembinaan instansi pengawasan internal pemerintah.

7. Mendorong penerapan Fraud Control Plan (FCP) pada unit kerja/SKPD dan BUMD yang memiliki risiko korupsi tinggi.

8. Mendorong Satuan Kerja pelaksana program PNPM Mandiri Perkotaan dan PNPM Mandiri Perdesaan, serta Satuan Kerja Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan untuk memperkuat sistem pengendalian pada pengelolaan keuangan dana bergulir di masyarakat, dengan memperbaiki sistem dan prosedur pengelolaan keuangan, meningkatkan kapasitas dan kompetensi pengelola dana bergulir dengan pendidikan dan pelatihan, serta memperkuat kelembagaan Unit Pengelola Keuangan pada tingkat kecamatan, selaku penggerak perekonomian masyarakat, karena bukan lembaga yang berbadan hukum.

Page 53: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 1/1 ‐ 2

A. Penguatan SPIP‐ Sosialisasi/Workshop SPIP 3 2 Pemkab Bantul, Pemkab Kulonprogo‐ Pendampingan/Bimtek Implementasi 

SPIP2 2 Pemerintah DIY, Pemkab Sleman

‐ Monitoring Perbaikan Penerapan SPIP 0 0

‐ Persiapan Diagnostic Assessment SPIP 0 0

B.‐ Pendampingan Implementasi SIMDA 1 1 Pemkab Bantul

 ‐ Pendampingan pengelolaan keuangan dengan aplikasi SIMDA Keuangan

1 1 Pemkab Bantul

 ‐ Pendampingan pengelolaan keuangan/Anggaran

2 2 Pemerintah DIY, Pemkab Sleman

‐ Pendampingan Penyusunan LK Pemda 4 4 Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Kulonprogo

‐ Pendampingan Penyusunan LK SKPD 2 1 Pemkab Bantul

‐ Reviu LK Pemda 6 5 Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Pemkab Bantul, Pemkab Gunungkidul, Pemkab Kulonprogo

C. Pendampingan Penataan BMD‐ Pendampingan pengelolaan BMD 0 0

‐ Pendampingan inventarisasi dan verifikasi BMD

1 1 Pemkab Bantul

D. Pendampingan AKIP

Pendampingan/Narasumber Sosialisasi Penyusunan LAKIP

3 3 Pemkot Yogyakarta, Pemkab Sleman, Pemkab Bantul.

Narasumber Reviu LAKIP 1 1 Pemkot Yogyakarta

Pendampingan Penyusunan RPJMD 0 0

Pendampingan Penyusunan RPJM Desa

1 1 Pemerintah Kabupaten Bantul

Pendampingan/Narasumber FDG IKK LPPD

1 1 Pemerintah DIY

Pendampingan Pengelolaan 

KEGIATAN PEMBINAAN AKUNTABILITAS LK PEMDASEMESTER I TAHUN 2014

Jumlah Pemda

No Pemerintah DaerahJumlah Kegiatan

Kegiatan

Page 54: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 1/2 ‐ 2

Jumlah Pemda

No Pemerintah DaerahJumlah Kegiatan

Kegiatan

E‐ Narasumber Pelatihan Pengelolaan 

Keuangan4 3 Pemprov DIY, Pemkab Sleman, Pemkab 

Bantul, ‐ Narasumber Pelatihan Pengelolaan 

BMD1 1 Pemkab Sleman

‐ Narasumber FGD Modul Diklat 1 1 Pemerintah DIY‐ Pendampingan/ Narasumber 

penyusunan Kebijakan Akuntansi 3 2 Pemkot Yogyakarta,  Pemkab Kulonprogo

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola 

Page 55: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 15/1 ‐ 1

No Nama PDAM Kepmendagri BPPPSPAM

1 PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta Baik Sehat2 PDAM Kab. Sleman Cukup Sehat3 PDAM Kab. Gunung Kidul Baik Sehat4 PDAM Kab. Bantul Baik Sehat5 PDAM Kab. Kulon Progo Baik Sehat

TINGKAT KESEHATAN BERDASARKAN HASIL AUDIT KINERJA BPKPSEMESTER I TAHUN 2014

Page 56: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 14/1 ‐ 1

No Nama Kegiatan Frekuensi Nama BULD 

1 Pendampingan penyusunan Laporan keuangan BLUD 

1 27 UPT Dinas Kesehatan Kab. Sleman

2 Pendampingan Implementasi SIA BLUD pada UPT Dinas Kesehatan

5 Dinas Kesehatan Kabupaten Slemen

Jumlah 6

PENINGKATAN KUALITAS LAP KEU  BLUDSEMESTER I TAHUN 2014

Page 57: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 13 /1 ‐ 1

No Nama Kegiatan Frekuensi Nama BUMD 

1 Pendampingan Implementasi Program Billing System 

1 PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta

2 Pendampingan Monev SIA Sub Menu Persediaan

2 PDAM Kab. Sleman dan PDAM Tirta Handayani Kab. Gunungkidul

3 Pendampingan Verifikasi Piutang,Persediaan, Inventaris Kantor, dan Aset Tetap pada Laporan Keuangan

1 PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta

Jumlah 4

PENINGKATAN KUALITAS LAP KEU  BUMDSEMESTER I TAHUN 2014

Page 58: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 12/1 ‐ 2

No Nama Penugasan Simpulan1 Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) 

Loan No. 7737‐ID) pada UII Yogyakarta Tahun 2013Wajar

2 Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) Loan No. 7737‐ID) pada UMY Yogyakarta Tahun 2013

Wajar

3 Audit Keuangan atas Health Proffesional Education Quality Project (IBRD) Loan No. 7737‐ID) pada UGM Yogyakarta Tahun 2013

Wajar

4Audit Keuangan atas Dam Operasional Improvement & Safety Project (DOISP) IBRD Loan 7669‐ID Tahun 2013 pada  Balai Besar Wilayah Sungai Serayu‐Opak

Wajar

5 Audit Keuangan atas Program Pendidikan dan Pengembangan Anak Usia Dini  Loan IDA Cr No 4205 ‐ IND dan Grant TF No 056841 Tahun 2013 

Wajar

6 Audit Keuangan atas Program Better Education Tthrough Reformed Management & Universal Teacher Upgrading (BERMUTU)  Loan IBRD No. 7476‐IDA Cr No 4349 IND, Grant TF No 090794 Tahun 2013

Wajar

7 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman Tahun 2013

Wajar

8 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Pekerjaan Umum  Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013

Wajar

9 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Pertanian, Perikanan & Kehutanan Kabupaten Sleman Tahun 2013

Wajar

10 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Sumber Daya Air, Energi, dan Mineral Kabupaten Sleman Tahun 2013

Wajar

11 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013

Wajar

12 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Sumber Daya Air Kabupaten Bantul Tahun 2013

Wajar

13 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2013

Wajar

14 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013

Wajar

15 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013

Wajar

16 Audit Keuangan atas Water Resources and Irrigation Sector Management Project Phase 2 (WISMP‐2) pada KPIU Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013

Wajar

17 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perkotaan Loan  IBRD  No. :7866‐ID pada Kota  Yogyakarta Tahun 2013

Wajar

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN  DUKUNGAN ATAS LAPORAN KEUANGAN SEMESTER I TAHUN 2014

Page 59: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 12/2 ‐ 2

No Nama Penugasan Simpulan18 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perkotaan Loan  IBRD  No. :7866‐ID pada 

DI  Yogyakarta Tahun 2013Wajar

19 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perkotaan Loan  IBRD  No. :7866‐ID pada Kabupaten Bantul Tahun 2013

Wajar

20 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Loan  IBRD  No.7867/8079, TF‐

098819/098862, IFAD 755 pada Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2013

Wajar

21 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Loan  IBRD  No.7867/8079, TF‐

098819/098862, IFAD 755 pada Kabupaten Bantul Tahun 2013

Wajar

22 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Loan  IBRD  No.7867/8079, TF‐

098819/098862, IFAD 755 pada Kabupaten Kulonprogo Tahun 2013

Wajar

23 Audit Keuangan atas PNPM Mandiri Perdesaan Loan  IBRD  No.7867/8079, TF‐

098819/098862, IFAD 755 pada Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013

Wajar

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

Page 60: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 11/1 ‐ 1

No Nama Kegiatan Frekuensi Nama Pemda

1 Pembinaan JFA 1 Inspektorat Kab. Gunung Kidul

2 Sosialisasi tata kelola APIP 1 Inspektorat Kab. Gunung Kidul

3 Narasumber PKS APIP 1 Inspektorat Kab. Kulonprogo

Jumlah 3Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

PENINGKATAN KAPASITAS APIP DAN JFASEMESTER I TAHUN 2014

Page 61: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 10/1 ‐ 1

No Nama Kegiatan Frekuensi Nama BUMD

GCG

1 Pendampingan penyusunan Board Manual 1 PDAM Tirta Binangun Kab. Kulon Progo2 Pendampingan SPI  1 PDAM Kab. Sleman3 Reviu RKAP Tahun 2014 1 PD Jogjatama Vishesha 4 Narasumber Penerapan GCG pada BUMD 1 Bagian Kerjasama Pengembangan Potensi Daerah

Sub Jumlah 4Audit Kinerja

1 Audit Kinerja 5 PDAM Gunung Kidul, PDAM Bantul, PDAM Kota Yogyakarta, PDAM Ka. Sleman, PDAM Kab. Kulon Progo

Sub Jumlah 5Jumlah 9

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

PENINGKATAN TATA KELOLA BUMDSEMESTER I TAHUN 2014

Page 62: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran 9

No Pemberian Keterangan Ahli Frekuensi Nilai (Rp)Kejaksaan

1 PKA atas perkara TPK  kasus penyimpangan dalam pengelolaan keuangan Pemerintah Desa Giricahyo Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul

1 53,881,741.50

2 PKA atas dugaan penyimpangan dalam proses pengadaan dan pelaksanaan proyek pembangunan dan rehabilitasi Pasar Pripih Desa Hargomulyo Kecamatan Kokap Kabupaten Kulon Progo TA 2012

4 100,617,334.78

3 PKA atas perkara dugaan TPK penyimpangan paket pekerjaan pengadaan alat kesehatan pada RSUD Kota Yogyakarta

3 861,731,584.00

Sub Jumlah 8 1,016,230,660.28Kepolisian

4 PKA atas penggunaan dana APBS SMAN 1 Gamping Sleman TA 2009/2010 1 57,298,475.005 PKA atas dugaan pidana korupsi yang terjadi di Desa Purwodado Kecamatan Tepus 

Kabupaten Gunungkidul1 29,400,000.00

6 PKA atas perkara penyimpangan penyaluran raskin di Pedukuhan Kuden Kelurahan Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul

1 20,961,925.00

7 PKA atas perkara dugaan TPK kasus penyewaan tanah kas desa di Desa Purwomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman

1 82,000,000.00

Sub Jumlah 4 189,660,400.00Pengadilan Tipikor

8 PKA dalam perkara proyek revitalisasi flow penumpang dan penataan Stasiun Lempuyangan Tahun 2008

2 64,910,600.00

9 PKA dalam perkara penyimpangan penggunaan dan pengelolaan dana hibah KONI Kabupaten Sleman

1 917,568,150.00

10 PKA dalam perkara penyimpangan APBDes Desa Kanigoro Kecamatan Saptosari Kabupaten Gunungkidul

1 593,425,700.00

Sub Jumlah 4 1,575,904,450.00

Jumlah 16 2,781,795,510.28Sumber : Database  Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

PEMBERIAN KETERANGAN AHLI ATAS KASUS BERINDIKASI TPKSEMESTER I TAHUN 2014

Page 63: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran 8

No Judul Audit Nilai (Rp)1 PKKN atas dugaan penyimpangan pengadaan

obat dan alat kesehatan pada RSUD Sleman Tahun 2008-2010

1,147,273,698.00

2 PKKN atas dugaan penyimpangan penyaluran beras miskin (raskin)Tahun 2012 di Pedukuhan Kuden Desa Sitimulyo Kecamatan Piyungan Kabupaten Bantul

20,961,925.00

3 PKKN atas dugaan penyimpangan penyewaan excavator pada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2013

dalam proses

4 PKKN atas dugaan penyimpangan pengelolaan keuangan Pemerintah Desa Serut Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul Tahun 2008-2012

dalam proses

Jumlah 1,168,235,623.00 Sumber : Database  Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

HASIL AUDIT PERHITUNGAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA SEMESTER I TAHUN 2014

Page 64: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran 7

No Judul Audit Nilai (Rp)1 Pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi

Pasar Pripih, Desa Hargomulyo KecamatanKokap Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012yang dikelola oleh Dinas Perindustrian,Perdagangan dan ESDM Kabupaten KulonProgo

100,617,334.78

2Pengelolaan dana simpan pinjam PNPMPerkotaan Kota Yogyakarta Tahun 2009-2011pada BKM Semeru, Kecamatan Wirobrajan

186,145,550.00

Jumlah 286,762,884.78 Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

HASIL AUDIT INVESTIGASI BERINDIKASI TPK TAHUNSEMESTER I TAHUN 2014

Page 65: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Jumlah Kegiatan

Jumlah Pemda

Nama PemdaJumlah Kegiatan

Jumlah Satker

Nama Satker

A. Penguatan SPIP‐ Sosialisasi/Workshop SPIP 3 2 Pemkab Bantul, Pemkab 

Kulonprogo1 1 Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta

‐ Pendampingan/Bimtek Implementasi SPIP 2 2 Pemerintah DIY, Pemkab SlemanB. Sosialisasi Program Anti Korupsi 2 5 Dinas Pendidikan, Pemuda dan 

Olah Raga DIY, 6 SLTA di wilayah kerja Perwakilan BPKP DIY (SMAN 1 Bantul, SMAN 2 Wates, SMAN 1 Wonosari, SMK Muhammadiyah Sleman)

‐ ‐

C. Fraud Control Plan ‐ ‐ 1 1 Pusdiklat Kementerian Dalam Negeri Regional Daerah Istimewa Yogyakarta

D. Pembangunan ZI menuju WBK ‐ ‐ ‐ ‐E. 2 2 Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta, 

MMTCSumber : Database  Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

KegiatanPemerintah Daerah Satuan Kerja

Konsultasi Pengadaan Barang dan Jasa

KEGIATAN PENERAPAN STRATEGI PREVENTIF TERHADAP KKNSEMESTER I TAHUN 2014

No

Page 66: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 5 /1 ‐ 1

No Uraian Kejadian Nilai (Rp)A Audit Keuangan1 Pemda DIY                         ‐                                              ‐   2 Kota Yogyakarta                         ‐                                              ‐   3 Kabupaten Bantul                         ‐                                              ‐   4 Kab. Sleman                         ‐                                              ‐   5 Kab. Gunungkidul                         ‐                                              ‐   6 Kab. Kulon Progo                         ‐                                              ‐   

Sub Jumlah                         ‐                                              ‐   

B Audit Operasional1 Pemda DIY                        1                                              ‐   2 Kota Yogyakarta                     15                     530,731,904.72 3 Kabupaten Bantul                     10                     172,702,545.00 4 Kab. Sleman                     16                     184,495,874.26 5 Kab. Gunungkidul                        1                               57,501.00 6 Kab. Kulon Progo                        3                       77,889,020.00 

Sub Jumlah                     46                     965,876,844.98 

C Audit Kinerja1 Pemda DIY                         ‐                                              ‐   2 Kota Yogyakarta                         ‐                                              ‐   3 Kabupaten Bantul                         ‐                                              ‐   4 Kab. Sleman                         ‐                                              ‐   5 Kab. Gunungkidul                         ‐                                              ‐   6 Kab. Kulon Progo                         ‐                                              ‐   

Sub Jumlah                         ‐                                              ‐   Jumlah 49 965,876,844.98                  

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

HASIL AUDIT KEUANGAN/KINERJA/OPERASIONALSEMESTER I TAHUN 2014

Page 67: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran 4

No Judul Audit Koreksi (Rp)1 Audit Klaim atas Pek Rehabilitasi dan Rekonstruksi 

Bangunan Sabo Dam Paket I Kab Sleman                        872,130,000.00 

2 Audit Klaim atas Pek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bangunan Sabo Dam Paket II Kab Sleman

                        151,697,000.00 

3 Audit Klaim atas Pek Rehabilitasi dan Rekonstruksi Bangunan Sabo Dam Paket III Kab Sleman

                        108,568,379.00 

Jumlah 1,132,395,379.00                     Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

HASIL AUDIT ESKALASI HARGA DAN AUDIT KLAIMSEMESTER I TAHUN 2014

Page 68: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 3/1 ‐ 1

2011 2012 20131 PDAM Tirtamarta Kota Yogyakarta WTP WTP WTP2 PDAM Kab. Sleman WTP WTP WTP3 PDAM Kab. Gunung Kidul WTP WTP WTP4 PDAM Kab. Bantul WTP WTP WTP5 PDAM Kab. Kulon Progo WTP WTP WTP6 PD Tarumartani WTP WTP WTP7 PT AMI WTP WTP Proses Audit8 PT Selo Adikerto Kulon Progo WTP WTP WTP9 PD Aneka Usaha Kulon Progo WTP Proses Audit Belum audit10 PD Jogjatama Vishesha ‐ WTP WTP11 BPD DIY WTP WTP WTP12 BPR Yogyakarta WTP WTP WTP13 BPR Sleman WTP WTP WTP14 BPR Gunungkidul WTP WTP WTP15 BPR Bantul WTP WTP WTP16 BPR Pasar Kulon Progo WTP WTP WTP

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

No Nama BUMDOpini

DATA OPINI AUDIT PERWAKILAN BPKP PROV DIY DAN EKSTERNAL AUDITOR

SEMESTER I TAHUN 2014

Page 69: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar

Lampiran : 2/1 ‐ 1

A. Penguatan SPIP‐ Monitoring Penerapan SPIP 0 0

‐ Pendampingan Implementasi SPIP

0 0

‐ Narasumber dalam Diklat SPIP 0 0

‐ Narasumber Sosialisasi SPIP 0 0

‐ Narasumber Penilaian Risiko 1 1 Kantor Imigrasi Kelas I Yogyakarta

B. Pendampingan Penyusunan/Riviu LK‐ Pendampingan Penyusunan LK Satker K/L

14 14 Polda DIY, Kanwil Kumham DIY,  Satker Dirjen Cipta Karya DIY, Satker Dirjen Bina Marga DIY, Satker SDA DIY, Kejati DIY, STPN, KPU DIY,  Dinkes DIY,  Kanwil BPN DIY, Balai Besar Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pemebrantasan Penyakit Menular Yogyakarta, RSUP Dr Sardjito, Poltekkes DIY, Bawaslu DIY

‐ Pendampingan Reviu LK Satker K/L

0 0

Sumber : Database Hasil Pengawasan Perwakilan BPKP D. I. Yogyakarta

Jumlah Satker

KEGIATAN PEMBINAAN AKUNTABILITAS LK SATKER L/KSEMESTER I TAHUN 2014

No Kegiatan Jumlah Kegiatan

Nama Satker K/L

Page 70: | Kata  · PDF fileBLUD, dan pendampingan penyusun laporan keuangan BUMD dan BLUD, serta audit keuangan atas laporan keuangan proyek yang dibiayai pinjaman/hibah luar