· K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat...

134
Triwulan II - 2008 Kantor Bank Indonesia Jambi KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Jambi

Transcript of  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat...

Page 1:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Jambi

Triwulan II - 2008

Kantor Bank Indonesia Jambi

Page 2:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 3:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

K A T A P E N G A N T A R

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT

atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Jambi untuk

triwulan II tahun 2008 dapat diselesaikan dengan baik. KER merupakan salah satu terbitan

periodik sebagai sarana bagi Kantor Bank Indonesia Jambi dalam membangun komunikasi

dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun

stakeholers eksternal sehingga para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha,

perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) dapat

memperoleh masukan untuk mengambil keputusan dan kebijakan yang sesuai dengan

perkembangan yang ada.

KER mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional,

perkembangan inflasi daerah, perkembangan perbankan, perkembangan keuangan

daerah, perkembangan sistem pembayaran, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan

serta perkiraan ekonomi dan inflasi daerah. Berdasarkan asesmen atas data dan informasi,

pada triwulan II tahun 2008 akselerasi pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih terus

berlanjut. Namun demikian, perkembangan harga-harga secara umum menunjukkan tren

peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai dampak dari kenaikan harga

Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pertumbuhan perbankan terutama dari sisi kredit

dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh positif ditunjang dengan perbaikan fungsi

intermediasi sebagaimana tercermin dari peningkatan Loan to Deposit Ratio (LDR) serta

penurunan Non Performing Loans (NPL). Pembenahan sektor riil secara langsung

diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan. Pertumbuhan ekonomi

pada triwulan yang akan datang sangat tergantung pada peningkatan konsumsi rumah

tangga dan konsumsi pemerintah melalui percepatan realisasi APBD. Di sisi lain, potensi

kenaikan harga-harga secara umum perlu mendapatkan perhatian khusus.

Dalam penyusunan KER triwulan II tahun 2008, kami banyak memperoleh support

dari berbagai pihak seperti dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan,

BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Kami mengharapkan kerjasama yang

telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam

meningkatkan kualitas KER ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk

kemakmuran masyarakat Jambi. Jambi, Juli 2008

Page 4:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................... i Daftar Tabel .......................................................................................... ii Daftar Grafik .......................................................................................... iv Ringkasan Eksekutif ..................................................................................... 1 BAB I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional ................................. 5 A. Umum ............................................................................. 5 B. PDRB Sisi Produksi.............................................................. 7 C. PDRB Sisi Pengeluaran........................................................ 21 Boks 1: Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi (Periode semester I Tahun 2008) Boks 2: Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi (Menggunakan Tahun Dasar 2007) BAB II. Perkembangan Harga-Harga..................................................... 31

A. Kajian Umum ................................................................. 31 B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang ................................. 34

Boks 3: Dinamika Inflasi Jambi dan Kenaikan Harga BBM BAB III. Perkembangan Perbankan Daerah ............................................ 43 A. Perkembangan Kelembagaan .......................................... 43

B. Bank Umum ................................................................... 44 C. Bank Perkreditan Rakyat .................................................... 58

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah .............................................. 61 A. Umum ............................................................................. 61 B. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ............................... 61 C. Keuangan Pemerintah Daerah ........................................... 64

BAB V Perkembangan Sistem Pembayaran ....................................... 67 A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai .............................. 67 B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai ..................... 69

BAB VI Keternagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan ............................ 71 A. Keternagakerjaan Daerah................................................... 71 B. Kesejahteraan .................................................................... 75 C. Kemiskinan ........................................................................ 77 BAB VII Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah....................................... 81 A. Pertumbuhan Ekonomi........................................................ 81 B. Proyeksi Inflasi ..................................................................... 85 Lampiran Daftar Istilah

i

Page 6:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

DAFTAR TABEL

1.1 Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi

Penggunaan 6

2.1 Perkembangan dan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun

2003 s.d Juni 2008 32

2.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) serta Tahun Kalender (y-t-d) Kota

Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 34

3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi 45

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 46

3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 47

3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 48

3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi 50

3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 51

3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi 51

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi

Jambi 54

4.1 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 61

4.2 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63

4.3 Perkembangan Realisasi Transfer Dana Bagi Hasil (DBH) Pemerintah Pusat

di Provinsi Jambi 64

5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi 67

5.2 Perkembangan Transaksi RTGS 70

6.1 Pertambahan Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi

Jambi 72

6.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan 74

6.3 Penduduk Usia 15 tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan

ii

Page 7:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Pekerjaan Utama Februari 2006-Februari 2008 74

6.4 Penduduk Usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan

Utama Februari 2006-Februari 2008 75

6.5 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera dan Indonesia 77

6.6 Garis Kemiskinan Provinsi Jambi 78

6.7 Garis Kemiskinan Menurut Komponen 78

6.8 Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan 79

7.1 Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha 83

iii

Page 8:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

DAFTAR GRAFIK

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q) 5 1.2 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 6 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q) 7 1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha

Triwulan II Tahun 2008 8 1.4 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2008 8 1.5 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 8 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2008 9 1.7 Luas Tanam Sektor Tabama Trwulan II Tahun 2008 9 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I Tahun 2008 9 1.9 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II Tahun 2008 9 1.10 Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan tahun 2008 10 1.11 Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Peternakan dan Sub Sektor Perikanan tahun 2008 10 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 10 1.13 Indeks terima dan Indeks Bayar Petani 10 1.14 Distribusi Jenis Pupuk 11 1.15 Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk 11 1.16 Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR 12 1.17 Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis 12 1.18 PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi 14 1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam 14 1.20 PDRB Industri Pengolahan dan Volume Penjualan Solar 15 1.21 Perkembangan Total Pemakaian Listrik Sektor Industri 15 1.22 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Sektor Industri 15 1.23 Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra dan Kerajinan Batik 16 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen, Batu bata, Makanan dan Minuman 16 1.25 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17 1.26 Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik 17 1.27 Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen 17 1.28 Perkembangan Kredit KPR 18 1.29 Perkembangan Kredit Ruko/Rukan 18 1.30 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Kapal 19 1.31 Perkembangan Arus Barang 19 1.32 PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Volume Penjualan Avtur 20 1.33 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 20

iv

Page 9:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

1.34 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat 20 1.35 Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran Terhadap Pertumbuhan (q-t-q) 21 1.36 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II tahun 2008 22 1.37 Indeks Kondisi Ekonomi 23 1.38 Konsumsi Listrik Rumah Tangga 23 1.39 Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru 24 1.40 Perkembangan Penjualan Premium dan Solar 24 1.41 Perkembangan Penjualan Minyak Tanah 24 1.42 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi 24 1.43 Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru 24 1.44 Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru 24 1.45 Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru 26 1.46 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 26 1.47 Konsumsi Semen di Provinsi Jambi 26 1.48 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 27 1.49 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 28 1.50 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 28 2.1 Perkembangan Inflasi ota Jambi 31 2.2 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d Juni 2008 32 2.3 Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi (y-o-y) Kota 33 2.4 Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan Kota Sekitarnya 33 2.5 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 35 2.6 Perkembangan Harga Tepung Terigu 36 2.7 Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang 37 2.8 Perkembangan Harga Jagung 38 2.9 Perkembangan Harga Daging 38 2.10 Perkembangan Harga Beras 38 2.11 Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional 40 2.12 Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional 41 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi 44 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 46 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi 52 3.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi 53 3.5 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 55 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 56 3.7 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum Provinsi Jambi 57 3.8 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan 58 4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat Provinsi Jambi 62 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 62 4.3 Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 63

v

Page 10:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 64 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi 68 5.2 Perkembangan Nominal 69 5.3 Perkembangan Volume Kliring 69 6.1 Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Penganngguran dan Kondisi Pengangguran 73 6.2 Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok 75 7.1 Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan

Ekspektasi Penhasilan 82 7.2 Rencana Konsumsi dalam 6-12 Bulan yang akan datang 82 7.3 Saldo Bersih Ekspektasi Harga dalam 6-12 bulan yang akan datang 86

vi

Page 11:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

a. Inflasi dan PDRB

TAHUN2006 Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV TRW.I Trw.II

MAKROIndeks Harga Konsumen Kota Jambi1) 153.14 158.00 156.08 160.09 164.5 168.06 112.91

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 10.66 12.62 9.92 10.96 7.42 6.37 13.99

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)2) 13,351,743 3,451,827 3,518,664 3,597,085 3,655,202 3,687,719 3,767,184- Pertanian 4,029,325 1,029,809 1,049,727 1,066,642 1,078,179 1,128,087 1,150,869 - Pertambangan dan Penggalian 1,636,087 1,029,809 1,049,727 451,346 447,940 395,477 384,917 - Industri Pengolahan 1,845,220 480,569 488,810 504,581 523,844 514,125 541,669 - Listrik, Gas, dan Air Bersih 102,701 26,655 26,927 27,271 27,883 30,089 30,672 - Bangunan 578,938 145,863 147,266 150,651 152,341 176,847 182,753 - Perdagangan Hotel dan Restoran 2,340,199 613,624 626,997 646,549 662,254 641,483 657,827 - Pengangkutan dan Komunikasi 1,084,954 282,568 288,749 296,701 303,470 298,889 303,909 - Keuangan, Persewaan dan Jasa 516,521 129,914 132,295 133,932 135,798 173,095 177,826 - Jasa 1,217,797 309,280 315,783 319,412 323,494 329,626 336,742

Nilai Ekspor Non Migas (USD ribu) 3) 659,744 180,887 203,462 192,696 193,798 241,506 163,970 Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 674,284 238,963 207,393 246,509 297,847 311,024 233,324

Nilai Impor Nonmigas (USD Ribu) 4) 163,942 31,655 55,774 42,298 46,448 34,269 23,829 Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 121,448 49,153 39,278 30,708 32,360 80,358 11,719

Catatan1) Telah menggunakan tahun dasar 20072) Angka sementara

2008TAHUN 2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

4) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2 digit yang berlaku data s.d Bulan Mei 2008

INDIKATOR

3) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku data s.d Bulan Mei 2008

Page 12:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

b. Perbankan

Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I-08 Tw.II-081)

PERBANKANA. Bank Umum :a. Bank Umum Konvensional:Total Aset (Rp Juta) 9,428,956 9,413,252 10,083,592 10,576,180 10,858,876 11,399,544 DPK(Rp Juta) 7,597,139 8,065,441 8,601,267 9,177,789 9,336,038 9,936,092

- Tabungan 2,204,240 2,411,518 3,617,731 4,310,157 4,378,165 4,510,075 - Giro 3,007,589 2,294,901 2,626,409 2,840,627 2,559,966 2,826,571 - Deposito 2,385,310 3,359,022 2,357,127 2,027,005 2,397,907 2,599,446

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 6,517,633 7,179,554 7,638,734 7,532,294 8,145,685 9,212,386 - Modal Kerja 2,723,266 3,003,634 3,018,863 3,136,745 3,044,217 3,503,130 - Konsumsi 2,024,795 2,259,769 2,582,007 2,343,552 3,111,679 3,330,606 - Investasi 1,769,572 1,916,151 2,037,864 2,051,997 1,989,789 2,378,650 - Dana 7,603,483 8,038,672 8,613,144 9,167,530 9,579,712 10,068,299 - LDR 85.72 89.31 88.69 82.16 85.03 91.50

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 4,374,058 4,733,545 5,099,981 5,485,581 5,849,490 6,423,706 - Modal Kerja 1,949,177 2,079,992 2,111,673 2,253,644 2,276,632 2,614,836 - Konsumsi 1,694,214 1,909,516 2,136,652 2,243,694 2,426,131 1,200,510 - Investasi 730,667 744,037 851,656 988,243 1,146,727 2,608,360 - LDR (%) 57.58 58.69 59.29 59.77 62.65 64.65

Kredit UMKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 1,866,908 1,890,283 2,064,789 2,096,674 2,169,860 2,388,076

- Kredit Modal Kerja 317,099 252,369 275,830 311701 324,480 405,469 - Kredit Investasi 143,437 140,517 187,368 201832 213,936 230,892 - Kredit Konsumsi 1,406,372 1,497,397 1,601,591 1583141 1,631,444 1,751,715

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 789,041 1,040,725 1,191,908 1,352,253 2,169,860 1,644,428 - Kredit Modal Kerja 454942 575,767 603,578 632,431 324,480 767,870 - Kredit Investasi 89566 97,161 111,092 122,314 213,936 98,686 - Kredit Konsumsi 244533 367,797 477,238 597,508 1,631,444 777,872

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) 763,359 830,028 952,253 1,038,498 1,147,411 1,205,201 - Kredit Modal Kerja 545524 594,976 663,514 701,934 692,347 782,440 - Kredit Investasi 174526 190,730 230,916 273,519 317,169 343,988 - Kredit Konsumsi 43309 44,322 57,823 63,045 137,895 78,773

Total Kredit MKM (Rp Juta) 3,419,308 3,761,036 4,208,950 4,487,425 5,487,131 5,237,705 NPL MKM gross (%) 4.13 4.19 3.75 5.75 2.55 2.70- NPL MKM Gross Nominal 141,059 157,702 157,714 258,164 139,918 141,331 - PPAP 81,139 82,829 89,512 128,826 69,378 79,095 NPL MKM net (%) 1.75 1.99 1.62 2.88 1.29 1.19

b. Bank Umum Syariah:Total Aset (Rp Juta) 150,334 164,219 173,390 194,781 230,467 237,975 DPK(Rp Juta) 105,603 114,179 125,935 143,501 159,250 165,401

- Tabungan 30,304 39,492 55,201 71,552 77,112 51,657 - Giro 44,174 25,566 44,884 44,779 52,201 29,468 - Deposito 31,125 49,121 25,850 27,170 29,937 84,276

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang 107,358 111,250 122,763 144,856 176,132 188,556 - Modal Kerja 65,492 67,286 73,387 81793 99624 91702- Konsumsi 31,441 35,020 40,534 15485 57073 36697- Investasi 10,425 8,944 8,842 47578 19435 60157- LDR 101.66 97.43 97.48 100.94 110.60 114.00

Kredit UMKM (Rp Juta)Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta) 20,148 14,321 16,357 25,141 32,358 33,090

- Kredit Modal Kerja 1,265 1,245 1,560 1,715 6,564 2,271 - Kredit Investasi 6,130 564 531 2877 475 6118- Kredit Konsumsi 12,753 12,512 14,266 20549 25319 24701

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta) 41,731 46,322 56,324 68,359 79,110 89,378 - Kredit Modal Kerja 22,789 24,163 29,740 34042 38647 36093- Kredit Investasi 3,339 3,490 3,922 8698 12898 22756- Kredit Konsumsi 15,603 18,669 22,662 25619 27565 30529

Kredit Menengah (Rp500 juta < x ≤ Rp5 miliar) (Rp Juta) 44,251 45,171 45,021 54,715 55,314 57,044 - Kredit Modal Kerja 35,710 36,442 37,026 44908 45063 44294- Kredit Investasi 5,456 4,890 4,389 6310 6062 7823- Kredit Konsumsi 3,085 3,839 3,606 3497 4189 4927

Total Kredit MKM (Rp Juta) 106,130 105,814 117,702 148,215 166,782 179,512 NPL MKM gross (%) 1.58 0.74 1.36 0.96 1.71 1.43 - NPL MKM Gross Nominal 1,674 787 1,596 1427 2848 2574- PPAP 68 5 495 101 532 793NPL MKM nett (%) 1.51 0.74 0.94 0.89 1.39 0.99

INDIKATORTAHUN 2007

TABEL INDIKATOR EKONOMI TERPILIH

Page 13:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Tw.I Tw.II Tw.III Tw. IV Tw.I-08 Tw.II-081)INDIKATORTAHUN 2007

B. BPR :Total Aset (Rp Juta) 153,657 179,973 202,352 227,974 221,537 214,645 DPK (Rp Juta) 116,328 129,841 147,779 160,831 168,149 46,229 - Tabungan (Rp Juta) 23,435 25,054 26,311 29,229 29,638 6,616 - Deposito (Rp Juta) 92,893 104,787 121,468 131,602 138,511 39,613

Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek 111,619 132,330 143,816 144,441 150,637 159,478 - Modal Kerja 26,969 33,630 47,359 41,964 43,180 45,598 - Konsumsi 71,676 85,436 78,793 83,399 85,787 89,975 - Investasi 12,974 13,264 17,664 19,078 21,670 23,905

Kredit UMKM (Rp Juta) 111,619 132,330 143,816 144,441 150,637 159,478 Rasio NPL Gross (%) 2.00 3.23 7.33 1,710 1,710 1,710 - NPL Gross (Nominal) 2,237 5,901 7,277 8,296 10,169 10,722 - PPAP 1,589 1,373 1,543 2,666 2,996 2,985 Rasio NPL Net (%) 0.58 3.42 3.99 3.90 4.76 4.85 LDR (%) 95.95 101.92 97.32 89.81 89.59 344.98

Catatan :1) Data s.d Bulan Mei 2008

Keterangana. Sumber data kredit lokasi proyek SEKDA, Tabel II.16, merupakan data perbankan (Data BU + BPR)b. Dana untuk data LDR berdasarkan lokasi proyek bersumber dari sekda tabel II.2

Page 14:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

RINGKASAN EKSEKUTIF

I. Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2008 yang

dicerminkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000

menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,15% (q-t-q), relatif lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan triwulan I tahun 2008 sebesar 1,68% (q-t-q).

Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi sebesar 6,37% (y-

o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 4,93%

(y-o-y). Secara triwulanan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

masih didukung oleh tumbuhnya 3 (tiga) sektor yang termasuk

penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi, yaitu sektor pertanian,

peternakan, kehutanan dan perikanan; sektor perdagangan, hotel dan

restoran dan sektor industri pengolahan.

Perekonomian Provinsi Jambi triwulan II

tahun 2008 ditandai tumbuhnya laju

pertumbuhan ekonomi sebesar 2,15% (q-t-q).....

Di sisi pengeluaran, pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan

laporan didorong oleh masih positifnya laju pertumbuhan pengeluaran

konsumsi rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah serta net

ekspor.

II. Perkembangan Harga-Harga

Inflasi Kota Jambi pada triwulan II tahun 2008 sebesar 13,99% (y-o-y),

meningkat signifikan dibandingkan triwulan I tahun 2008 yang masih

sebesar 6,37% (y-o-y). Sementara itu, inflasi tahun kalender triwulan II

tahun 2008 melonjak sekitar 769 bps menjadi sebesar 9,85% (y-t-d).

Selama periode 5 (lima) tahun terakhir, inflasi tahunan (y-t-d) pada bulan

Juni 2008 adalah yang tertinggi. Sedangkan pergerakan inflasi bulanan

yang tercatat di bulan April, Mei dan Juni 2008 masing-masing sebesar

0,57%(m-t-m), 2,53%(m-t-m) dan 4,19%(m-t-m).

Pada triwulan II tahun 2008, Kota jambi mengalami inflasi

sebesar 13,99% (y-o-y) ..........

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari

meningkatnya angka inflasi dari kelompok bahan makanan, kelompok

makanan jadi serta kelompok transportasi. Meningkatnya angka inflasi

terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi sehingga

berpengaruh terhadap kenaikan biaya input produksi serta biaya

distribusi.

1

Page 16:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

RINGKASAN EKSEKUTIF III. Perkembangan Perbankan Daerah

Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2008 masih menunjukkan

pertumbuhan yang positif dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK) serta

kredit yang diberikan. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin dari

Loan to deposits ratio (LDR) juga meningkat sebesar 267 bps

dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga menjadi 65,46%.

Kinerja perbankan masih tumbuh positif....

Sejalan dengan peningkatan LDR, kualitas kredit yang diberikan membaik

yang tercermin dari menurunnya ratio Non-Performing Loan (NPL) gross.

Namun demikian, profitabilitas perbankan mengalami penurunan

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Outstanding kredit bank umum tumbuh sebesar 9,74%, yakni dari

Rp6.025,62 miliar menjadi Rp6.612,26 miliar pada triwulan II tahun 2008.

Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga meningkat sebesar sebesar

5,25% atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (2,96%),

yaitu dari Rp9.597,49 miliar menjadi Rp10.101,49 miliar pada triwulan

laporan. Namun demikian, jumlah penghimpunan dana BPR di Provinsi

Jambi sebesar Rp162,56 miliar atau turun sebesar 3,32% dibanding

triwulan sebelumnya. Di sisi lain, jumlah kredit yang disalurkan oleh BPR

menunjukkan peningkatan, yaitu sebesar 5,87% sehingga menjadi

Rp159,48 miliar sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) BPR meningkat

menjadi 98,10%.

IV. Perkembangan Keuangan Daerah

Realisasi penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi meningkat sebesar

61,78% atau mencapai Rp757,45 miliar. Sedangkan realisasi belanja

pada triwulan laporan sebesar Rp578,83 miliar atau meningkat 73,97%.

Dengan kondisi tersebut, selisih antara pendapatan yang diterima dengan

kegiatan belanja sebesar Rp178,62 miliar atau meningkat 31,93%

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Realisasi penerimaan Pajak serta realisasi belanja pemerintah pusat di Jambi meningkat.........

Transfer dana bagi hasil pada triwulan laporan sebesar Rp272,67 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya

mencapai Rp7,21 miliar. Sedangkan perkembangan simpanan pemerintah

daerah di bank umum Provinsi Jambi menunjukkan tren yang meningkat

selama tahun 2008

2

Page 17:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

RINGKASAN EKSEKUTIF

V. Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada periode triwulan laporan, aktivitas transaksi baik tunai (kecuali aliran

uang masuk/inflows) maupun non-tunai terjadi peningkatan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut antara

lain disebabkan oleh kebutuhan masyarakat terhadap alat pembayaran

tunai serta peningkatan nominal transaksi melalui kliring ataupun RTGS

sehubungan dengan datangnya musim liburan.

Di bidang sistem pembayaran, aktivitas pembayaran tunai (kecuali inflows) dan non tunai mengalami peningkatan....

Sebagai dampak dari kondisi musiman (libur sekolah), aliran kas keluar

bersih (net cash outflow) meningkat signifikan sebesar 140,63% yang

ditandai dengan peningkatan aliran kas keluar bersih (net cash outflow)

yaitu dari Rp462,30 miliar menjadi Rp1.112,46 miliar. Lalu lintas

pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan laporan sebesar

Rp1.931,68 miliar atau meningkat sebesar 15,61%. Transaksi melalui

Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank

Indonesia Jambi secara total (keluar dan masuk/dari dan ke) meningkat

sebesar 7,30% sehingga menjadi sebesar Rp23,23 triliun.

VI. Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

Pada periode triwulan laporan, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang

pendidikan meningkat 335,94% jika dibandingkan dengan triwulan I

tahun 2008. Secara tahunan (year on year/y-o-y), jumlah penduduk usia

kerja pada Februari 2008 meningkat sebesar 4,04% (75 ribu orang),

sedangkan jumlah penduduk yang bekerja meningkat sebesar 11 ribu

orang (0,94%). Hal ini berdampak pada turunnya presentasi tingkat

pengangguran terbuka dari sebesar 6,74% menjadi 5,91% pada Februari

2008. Sementara itu, rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap

kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) pada

triwulan II tahun 2008 menurun sebesar 154 bps jika dibandingkan

triwulan I tahun 2008.

Jumlah pencari kerja pada triwulan laporan meningkat. Persentase

jumlah penduduk miskin mengalami

penurunan......

Di sisi lain, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan

Maret tahun 2008, penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah

garis kemiskinan) di Provinsi Jambi masih dibawah rata-rata penduduk

miskin secara nasional. Persentase jumlah penduduk miskin pada bulan

Maret 2008 dibandingkan bulan Maret 2007 juga mengalami penurunan.

VII. Perkiraan Ekonomi dan Harga Daerah Laju pertumbuhan PDRB

triwulan II tahun 2008 diperkirakan masih tumbuh positif.....

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008

diperkirakan masih tumbuh positif. Pengeluaran konsumsi pemerintah

serta pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi

kontributor utama pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada

3

Page 18:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

RINGKASAN EKSEKUTIF triwulan mendatang, diikuti dengan ekspor dan investasi. Dari sisi

penawaran, kontribusi pertumbuhan ekonomi Jambi masih

disumbangkan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan, hotel dan

restoran, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri

pengolahan.

Proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)

Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan pada kisaran

5,70%-5,99% (skenario pesimis) atau sebesar 6,00%-6,30% (skenario

optimis). Beberapa prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

bisa tumbuh lebih baik, antara lain melalui: 1) Percepatan realisasi APBD

terutama proyek-proyek fisik yang berorientasi memacu perekonomian, 2)

Realisasi Pelayanan Satu Atap, dan 3) Strategi percepatan pengembangan

pangan, 4) Pertumbuhan kredit perbankan pada kisaran 20-23% (y-o-y).

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih

terjadi inflasi dengan besaran yang relatif lebih tinggi dibanding triwulan

laporan. Namun demikian, keberlanjutan naiknya harga minyak mentah

dunia dan pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan

(kedelai, jagung, gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional

serta datangnya bulan Ramadhan 1429 H berpotensi memicu angka

inflasi Kota Jambi triwulan III tahun 2008 lebih tinggi dari triwulan

laporan. Berdasarkan data-data serta informasi diatas, inflasi Kota Jambi

pada September 2008 diperkirakan berkisar 13,50%-14,50%/y-o-y

(skenario optimis) atau sebesar 14,51%-15,50%/y-o-y (skenario pesimis).

Pada triwulan II tahun 2008 diperkirakan akan

terjadi inflasi tahuan (y-o-y) yang lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya.....

Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan

tekanan inflasi serta berpotensi menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari

sasaran antara lain 1) Tren peningkatan harga minyak mentah dunia yang

terus membumbung tinggi akan berdampak pada naiknya harga-harga

komoditas lainnya, 2) Masih terkendalanya kondisi infrastruktur (jalan,

jembatan) akan meningkatkan biaya distribusi barang, 3) Kondisi

kelistrikan yang menurun (defisit daya) akan berdampak pada

terganggunya aktivitas dunia usaha sehingga menimbulkan dampak yang

negatif bagi perekonomian terutama terhadap pembentukan harga.

4

Page 19:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

A. Umum

Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2008 yang

dicerminkan oleh PDRB atas dasar harga konstan tahun 20001 menunjukkan

pertumbuhan sebesar 2,15% (q-t-q), relatif lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan triwulan I tahun 2008 sebesar 1,68% (q-t-q).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (q-t-q)

1.64

1.45

0.96

1.90

2.15

1.68

0.96

1.43

0.77

3.16

0.92

1.36

2.46

1.05

1.37

0.51

1.91

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

Trw II-

04

Trw III-

04

Trw IV

-04

Trw I-0

5

Trw. II

-05

Trw.III-

05

Trw.IV

-05

Trw.I-0

6

Trw.II-

06

Trw.III-

06

Trw.IV

-06

Trw.I-0

7

Trw.II-

07

Trw.III-

07

Trw.IV

-07

Trw.I-0

8

Trw.II-

08

Rp miliar

-

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50Persen

Nominal (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

Pada periode triwulan laporan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

sebesar 6,37% (y-o-y), lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya

sebesar 4,93% (y-o-y). Pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi diperkirakan masih

lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi nasional yang pada

triwulan II tahun 2008 diperkirakan mencapai 6,28% (y-o-y).2

1 Angka PDRB Provinsi Jambi triwulan II tahun 2008 adalah angka sementara proyeksi Bank Indonesia Jambi. 2 Dari hasil Survei Persepsi Pasar yang dilakukan oleh Bank Indonesia pada triwulan I tahun 2008, responden memperkirakan pertumbuhan ekonomi tahunan pada triwulan II-2008 relatif sama dengan triwulan II-2007 (6,28%/y-o-y) atau berkisar 6,1%-6,5% (y-o-y).

5

Page 20:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.2. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y)

%

4.97

6.28*

6.28

6.25

6.51

6.416.09

6.085.90

5.13

4.90

5.635.63

6.25 6.37

4.93

6.465.87

5.77

5.73 5.74

5.06 5.65

8.15

6.696.13

5.89

6.41

2.00

4.00

6.00

8.00

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007* 2008**

Sumber: BPS (diolah)*): Perkiraan berdasarkan Survei Persepsi Pasar triwulan I-2008 oleh Bank Indonesia

IndonesiaJambi

Secara triwulanan (q-t-q), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih

didukung oleh tumbuhnya 3 (tiga) sektor yang termasuk penyumbang terbesar

PDRB Provinsi Jambi, yaitu sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan

perikanan; sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri

pengolahan. Di sisi pengeluaran, pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan

Tabel 1.1. Laju Triwulanan (q-t-q) Pertumbuhan Provinsi Jambi Sisi Produksi dan Sisi Penggunaan

I II III IV I II

1.42 1.40 1.01 (0.37) 1.11 2.02 Pertambangan dan Penggalian 17.78 (7.78) 0.25 (1.84) 1.35 (2.67) Industri Pengolahan 2.06 1.41 0.15 2.65 3.07 5.36 Listrik, Air dan Gas (1.24) 7.07 3.71 0.02 5.95 1.94

(0.23) 8.59 4.99 2.60 1.58 3.34 Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.42 (0.28) 2.54 1.32 1.89 2.55 Pengangkutan dan Komunikasi 1.45 1.96 1.19 0.99 1.27 1.68 Keuangan, Persewaan dan Jasa Keuangan (8.28) 9.52 3.54 9.20 2.50 2.73

0.80 2.24 1.43 1.07 1.11 2.16 2.68 0.77 1.43 0.96 1.68 2.15

I II III IV I II

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1.30 0.82 1.42 2.65 1.63 0.58 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (8.06) 9.02 1.96 5.83 1.14 3.46 Lembaga Swasta Nirlaba 0.45 1.23 0.74 3.29 0.16 2.76 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1.67 0.64 1.48 5.39 0.34 0.64 Perubahan Stok 0.89 0.85 0.83 8.59 0.78 6.24

0.65 14.22 9.17 20.01 -16.97 13.92(4.80) 15.09 8.17 22.19 -14.64 10.292.68 0.77 1.43 0.96 1.68 2.15

2008**

2008**

2007*

2007*JENIS PENGELUARAN

LAPANGAN USAHA

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Pertanian

Bangunan

Jasa-Jasa

Ekspor Impor

6

Page 21:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

laporan didorong oleh masih positifnya laju pertumbuhan pengeluaran konsumsi

rumah tangga, pengeluaran konsumsi pemerintah serta net ekspor.

B. PDRB Sisi Produksi

Perkembangan PDRB Provinsi Jambi menunjukkan bahwa sektor-sektor

yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi pada triwulan laporan berasal dari sektor industri pengolahan, sektor

pertanian serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (lihat grafik 1.3).

Kontribusi sektor industri pengolahan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi sebesar 0,75% (q-t-q) pada periode triwulan laporan, diikuti oleh sektor

pertanian (0,62%/q-t-q) serta sektor perdagangan, hotel dan restoran (0,44%/q-

t-q).

Grafik 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi (q-t-q)

0.62

(0.29)

0.75

0.02

0.16

0.44

0.14

0.13

0.19

0.34

0.15

0.42

0.05

0.08

0.33

0.10

0.12

0.10

(0.40) (0.20) - 0.20 0.40 0.60 0.80

Pertanian

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Air dan Gas

bangunan

Perdagangan, Hotel dan Restoran

Pengangkutan dan Komunikasi

Keuangan, Persew aan dan Jasa Keuangan

Jasa-Jasa

TW I-08TW II-08

Dari sisi distribusinya (share), pada periode triwulan laporan

menunjukkan bahwa sektor primer menyumbang sebesar 42,84% dari jumlah

PDRB Provinsi Jambi, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 38,01% dan sektor

sekunder sebesar 19,15%. Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku

tercatat sebesar Rp9,17 triliun yang secara sektoral masih didominasi oleh sektor

pertanian sebesar 25,52%, sektor pertambangan dan penggalian sebesar

17,32%, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,16%. Dengan

demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek tidak mengalami

perubahan dibandingkan triwulan sebelumnya (Grafik 1.4).

7

Page 22:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.4. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2008

Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan &

Perikanan25.52%

Pertambangan danPenggalian

17.32%Industri Pengolahan

13.40%Listrik dan Air bersih0.91%

Bangunan4.84%

Perdagangan, Hotel dan restauran

15.16%

Pengangkutan dan Komunikasi

7.11%

Keuangan, Persewaan dan Jasa

Perusahaan4.75%

Jasa-jasa10.99%

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

Secara triwulanan, sektor pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan

dan perikanan tumbuh sebesar 2,02% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,11% (q-t-q). Peningkatan laju

pertumbuhan sektor ini didorong oleh meningkatnya laju pertumbuhan sebagian

besar sub sektor pertanian kecuali sub sektor kehutanan.

Grafik 1.5. Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi Harga (Rp)

8,730.7

8,148.4

5,005.5

4,391.5

1,913.3

1,761.4

-

1,000.00

2,000.00

3,000.00

4,000.00

5,000.00

6,000.00

7,000.00

8,000.00

9,000.00

10,000.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Jambi

CPO INTI TBS 10 thn

Masih berlangsungnya musim panen padi di beberapa daerah Provinsi

Jambi memberikan dorongan terhadap pertumbuhan sub sektor tabama. Hal ini

8

Page 23:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

juga didukung oleh masih membaiknya hasil panenan tanaman bahan makanan

(tabama) lainnya pada periode triwulan laporan. Bahkan untuk beberapa tabama

(kedelai, kacang tanah dan ubi jalar) luas panennya lebih tinggi dibandingkan

triwulan sebelumnya (lihat grafik 1.8-1.9).

Grafik 1.6 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan I tahun 2008 Grafik 1.7 Luas Tanam Sektor Tabama Triwulan II tahun 2008

Luas Tanam (dalam Ha)

738

25965

757116

622 8181801

2131

Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.6

Luas Tanam (dalam Ha)

5141

40152109615264

1065

39522

1414

Padi Sawah Padi Ladang Jagung Kedelai

Kacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar Grafik 1.7

Grafik 1.8 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan I tahun 2008 Grafik 1.9 Luas Panen Sektor Tabama Triwulan II tahun 2008

Luas Panen (dalam Ha)

676

34674

768

104413

400 1716

16469

Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.8

Luas Panen (dalam Ha)

35251606

444561104

708

31663

927

Padi Sawah Padi Ladang Jagung KedelaiKacang Tanah Kacang Hijau Ubi Kayu Ubi Jalar

Grafik 1.9 Sumber: BPS Provinsi Jambi,2008.

Nilai Tukar Petani (NTP) juga mengalami tren peningkatan selama tahun

2008.3 Pada periode triwulan II (s.d. bulan April 2008) NTP mengalami

peningkatan sebesar 2,65% dari sebesar 123,93 pada Maret 2008 menjadi

127,21. Hal ini dikarenakan indeks bayar yang diterima petani tumbuh lebih

rendah (0,67%) dibandingkan indeks yang diterima sebesar 3,33% (lihat grafik

1.12 dan 1.13). Sementara itu, luas tanam seluruh sub sektor tabama (kecuali

kacang tanah) meningkat pada triwulan laporan (lihat grafik 1.6-1.7).

3 Data NTP s.d. bulan April 2008. NTP adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Sehingga NTP merupakan cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

9

Page 24:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Sementara itu, sub sektor perkebunan yang mempunyai share sebesar

11,89% dari PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 1,66% (q-t-q), lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,22% (q-t-q). Masih relatif baiknya

harga CPO di pasar internasional turut memicu naiknya harga TBS jika

dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata CPO di Jambi bergerak dari

Rp8.148,4/kg menjadi Rp8.730,7/kg. Harga TBS usia 10 tahun juga bergerak dari

Rp1.761,4/kg menjadi Rp1.913,3/kg. Membaiknya harga-harga komoditas

perkebunan tersebut memberikan dorongan terhadap tumbuhnya PDRB sub

sektor perkebunan.

Grafik 1.10 Indikator Produksi Sub Sektor Tanaman Perkebunan tahun 2008 Grafik 1.11 Indikator Produksi Sub Sektor Hortikultura, Sub Sektor Peternakan

dan Sub Sektor Perikanan tahun 2008 indeks bulanan

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

200.00

1 2 3 4 5 6

2008

Produksi Karet Produksi Kelapa SawitProduksi Kelapa Produksi Pinang

Grafik 1.10

indeks bulanan

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

1 2 3 4 5 6

2008

Produksi Hortikultura Produksi DagingProduksi Telur Produksi Perikanan

Grafik 1.11 Grafik 1.12 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi Grafik 1.13 Indeks terima dan Indeks Bayar Petani

NTP

100

105

110

115

120

125

130

135

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12sumber: BPS Provinsi Jambi,2008

2005 20062007 2008

Grafik 1.12

Indeks

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2006 2007 2008

Sumber: BPS Provinsi Jambi

(8.00)

(6.00)

(4.00)

(2.00)

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

%

indeks terima indeks bayar% g.indeks diterima % g.indeks bayar

Grafik 1.13 Sumber: BPS Provinsi Jambi,2008.

10

Page 25:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Disamping itu, prompt indikator sub sektor perkebunan selama periode

triwulan laporan juga masih menunjukkan perkembangan yang membaik. Hal ini

terlihat dari indikator produksi untuk karet, kelapa, dan pinang yang

menunjukkan tren peningkatan indeks selama triwulan laporan (lihat grafik 1.10)

Realisasi penyaluran pupuk dalam menunjang proses produksi sub sektor

tanaman bahan makanan dan sub sektor tanaman perkebunan pada triwulan

laporan menunjukkan penurunan dibanding triwulan sebelumnya.4 Berdasarkan

informasi dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi, penyaluran pupuk

bersubsidi sebesar 14.562 ton atau menurun sebesar 8,43% dibandingkan

triwulan sebelumnya. Penggunaan pupuk bersubsidi sebagian besar didominasi

oleh pupuk Urea (69,40%), diikuti oleh pupuk SP-36 (10,45%), NPK Phonska

(15,45%) dan ZA (4,70%).

Grafik 1.14. Distribusi Jenis Pupuk Grafik 1.15. Jumlah dan Pertumbuhan Realisasi Pupuk

(Ton)

0 5000 10000 15000 20000 25000

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

TW III

TW IV

TW I

TW II

2006

2007

2008

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

SP-36 ZA NPK PHONSKA Urea

Ton

0

5000

10000

15000

20000

25000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008

Persen (%)

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jambi

Realisasi Pupuk (Ton) Pertumbuhan Realisasi Pupuk

Grafik 1.14. Grafik 1.15.

Sub sektor perikanan tumbuh meningkat sebesar 3,06% (q-t-q).

Sedangkan sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya juga tumbuh lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 2,91% (q-t-q).

Hal ini juga dikonfirmasi dengan tren meningkatnya indikator produksi bulanan

sub sektor peternakan (produksi daging serta produksi telur) serta indikator

produksi sub sektor perikanan selama periode triwulan laporan (lihat grafik 1.11).

Perkembangan sub sektor kehutanan masih belum menunjukkan perkembangan

yang menggembirakan. Selama 5 (lima) triwulan terakhir sub sektor kehutanan

4 Jenis pupuk bersubsidi yang disalurkan terdiri dari SP-36, ZA, NPK Phonska dan Urea

11

Page 26:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

menunjukkan perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan laporan, sub sektor

kehutanan hanya tumbuh sebesar 0,12% (q-t-q).

2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor perdagangan, hotel dan restoran tumbuh sebesar 2,55% (q-t-q);

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,89% (q-t-

q). Meningkatnya angka pertumbuhan tersebut disebabkan oleh naiknya

pertumbuhan sub sektor perdagangan besar dan eceran serta sub sektor

restoran.

Sub sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh sebesar 2,69% (q-t-

q) pada triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

hanya mencapai 1,99% (q-t-q). Sub restoran juga mengalami peningkatan

pertumbuhan sebesar 1,68% (q-t-q) pada triwulan laporan. Namun demikian,

sub sektor hotel mengalami penurunan pertumbuhan pada triwulan laporan

sebesar 2,82% (q-t-q).

Datangnya musim liburan memacu aktivitas perekonomian pada periode

triwulan laporan, terutama untuk volume perdagangan sub sektor perdagangan

besar dan eceran. Begitu juga dengan perkembangan sub sektor restoran yang

mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sedangkan sub sektor perhotelan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar

2,82% (q-t-q).

Grafik 1.16. Perkembangan Indikator produksi Bulanan Sektor PHR Grafik 1.17. Perkembangan Konsumsi Listrik Sektor Bisnis

indeks

80

85

90

95

100

105

110

115

120

1 2 3 4 5 6

2008

Harga Perdagangan Besar Harga Perdagangan Barang Konstruksi Tingkat Hunian Hotel

Grafik 1.16

KWH (dalam Ribuan)

5.65

(25.48)

5.61 4.43

41.97

4.88

(10.43)

22.41

1.78

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-30.0

-20.0

-10.0

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0Persen (%)

Bisnis Pertumbuhan Bisnis

Grafik 1.17

Dari prompt indicator sub sektor perdagangan terlihat bahwa jumlah

konsumsi listrik untuk golongan bisnis mengalami peningkatan. Begitu juga

12

Page 27:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

dengan indikator bulanan untuk harga perdagangan besar serta harga

perdagangan konstruksi yang dalam 2 (dua) bulan terakhir periode triwulan II

tahun 2008 menunjukkan tren kenaikan indeks. Hal ini mendukung tumbuhnya

sektor perdagangan. Namun demikian, menurunnya sub sektor hotel dikarenakan

indeks tingkat hunian hotel baru terakselerasi di bulan Juni sehingga

pertumbuhan sub sektor dimaksud masih terbatas.

Sektor perdagangan, hotel dan restoran berdasarkan pangsanya

didominasi oleh sub sektor perdagangan besar dan eceran yang mencapai

13,97% terhadap PDRB, diikuti oleh sub sektor restoran dan sub sektor hotel

masing-masing sebesar 1,04% dan 0,15%.

3. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh menurun dibandingkan

triwulan sebelumnya dari sebesar 1,35% (q-t-q) menjadi sebesar minus 2,67% (q-

t-q). Penurunan sektor ini dikontribusi oleh penurunan sub sektor minyak dan gas

bumi yang pada triwulan laporan menurun sebesar 3,61% (q-t-q). Sedangkan

sub sektor pertambangan tanpa migas dan sub sektor penggalian pada triwulan

laporan masih menunjukkan pertumbuhan yang membaik dibandingkan triwulan

sebelumnya. Sub sektor penggalian pada triwulan laporan tumbuh sebesar

2,19% (q-t-q) terkait dengan kebutuhan proyek infrastruktur yang mulai

terlaksana pada triwulan laporan seiring dengan mulai direalisasikannya dana

APBD Provinsi Jambi.

Meningkatnya pertumbuhan sub sektor pertambangan tanpa migas

(2,24%/q-t-q) antara lain berasal dari mulai menggeliatnya aktivitas

penambangan batu bara dikarenakan semakin meningkatnya demand terhadap

komoditas dimaksud untuk keperluan sumber energi dunia industri. Disamping

itu, semakin meningkatnya harga batu bara di pasar internasional turut mengerek

harga batu bara dalam negeri sehingga menjadi insentif bagi perusahaan yang

bergerak di bidang penambangan batu bara untuk meningkatkan volume

produksinya.

13

Page 28:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Berdasarkan angka perkiraan5, lifting minyak bumi diperkirakan menurun

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan lifting gas alam diperkirakan

meningkat. Sementara itu, pertumbuhan sub sektor penggalian berasal dari

meningkatnya produksi pasir dan bahan galian lainnya sehubungan dengan

meningkatnya permintaan komoditas tersebut sebagai bahan baku proyek-proyek

perumahan serta ruko/rukan pada triwulan laporan yang meningkat.

Grafik 1.18. PDRB Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi serta Lifting Minyak Bumi Grafik 1.19 Pertumbuhan Lifting Gas Alam

juta rupiah

280,000

290,000

300,000

310,000

320,000

330,000

340,000

350,000

360,000

370,000

380,000

390,000

I II III IV I II III IV I II III IV I* II**

2005 2006 2007 2008

Keterangan: *) angka perkiraan Bank Indonesia Jambi untuk bulan M aret 2008 **) angka perkiraan Bank Indonesia JambiSumber: Dinas Energi dan Sumber Daya M ineral (ESDM ) Provinsi Jambi dan BPS Provinsi Jambi (dio lah)

ribu barrel

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

PDRB sub sektor minyak dan gas bumi Lifting Minyak Bumi

2 per. Mov. Avg. (Lifting Minyak Bumi)

BBTU

18.32

9.10

24.45

19.88

6.18 5.462.40

25.42

2.51

(30.09)

(3.57)(3.76)

(0.05)

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

II III IV I II III IV I II III IV I* II**

2005 2006 2007 2008

Sumber: Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi. *: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi untuk bulan Maret 2008 **: Angka proyeksi Bank Indonesia Jambi

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

Persen (%)

Lifting Gas Alam (BBTU), aksis kiriPertumbuhan, aksis kanan

Grafik 1.18 Grafik 1.19

4. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 5,36% (q-t-q); lebih tinggi

bila dibandingkan angka triwulan sebelumnya 3,07% (q-t-q). Membaiknya

pertumbuhan pada sektor ini terutama didorong oleh pertumbuhan sub sektor

industri tanpa migas yang tumbuh sebesar 5,48% (q-t-q) serta sub sektor migas

yang tumbuh sebesar 3,67% (q-t-q), meningkat dibandingkan triwulan I tahun

2008 yang tumbuh sebesar 1,86% (q-t-q).

Pertumbuhan sub sektor migas terutama masih terkait dengan

peningkatan pengilangan minyak bumi yang produknya meliputi LPG. Masih

tumbuhnya produksi sektor industri pengolahan juga tercermin dari peningkatan

volume konsumsi listrik serta pelanggan listrik pada periode triwulan laporan.

5 Agka perkiraan Bank Indonesia Jambi. Lifting minyak bumi pada triwulan laporan diperkirakan sebesar 1.450-1.500 ribu barel. Sedangkan lifting gas alam diperkirakan sebesar 10.490-10.540 BBTU.

14

Page 29:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.20. PDRB Industri Pengolahan dan Volume Penjualan Solar Grafik 1.21. Perkembangan Total Pemakaian Listrik sektor industri

Grafik 1.22. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik sektor industri

-

10,000,000

20,000,000

30,000,000

40,000,000

50,000,000

60,000,000

70,000,000

80,000,000

90,000,000

100,000,000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

Volume penjualan Solar (Liter), aksis kiri PDRB industri pengolahan (juta Rp), aksis kanan

Grafik 1.20

KWH (dalam Ribuan)

16.68

(14.83)

(1.48)

3.86 4.69

0.11

(10.46)

(2.21)

6.88

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

16,000

18,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-20.0

-15.0

-10.0

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

Persen (%)

Industri Pertumbuhan Industri

Pelanggan

(2.25)

0.58

(2.31)

(1.18)

-

(1.15)

(4.94)

(1.30)

(2.99)

140

145

150

155

160

165

170

175

180

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-6.0

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

Persen (%)

Industri Pertumbuhan Pelanggan Industri

Grafik 1.21 Grafik 1.22

Di sisi lain, perkembangan industri tanpa migas (5,48%/q-t-q) yang

meningkat cukup signifikan pada triwulan laporan menunjukkan industri tanpa

migas mampu memberikan kontribusi yang lebih tinggi terhadap pertumbuhan

ekonomi Jambi. Dari prompt indikator sub sektor industri tanpa migas, indeks

industri karet, kerajinan dari batik, barang dari kayu, barang dari semen, batu

bata, makanan dan minuman pada periode triwulan laporan masih menunjukkan

perkembangan yang membaik (lihat grafik 1.23 dan 1.24)

15

Page 30:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.23. Indeks Produksi Industri CPO, Karet, Kopra dan Kerajinan Batik Grafik 1.24 Indeks Produksi Industri Barang dari Kayu, Barang dari Semen, Batu Bata,

Makanan dan Minuman

indeks bulanan

-

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 2 3 4 5 6

2008

Industri CPO Industri KaretIndustri Kopra Industri Kerajinan Batik

indeks bulanan

-

50.00

100.00

150.00

200.00

250.00

1 2 3 4 5 6

2008

Industri Barang dari Kayu Industri Barang dari SemenIndustri Batu Bata Industri MakananIndustri Minuman

Grafik 1.23 Grafik 1.24

5. Sektor-sektor Lain

Sektor listrik, gas, dan air bersih tumbuh sebesar 1,94% (q-t-q) pada

triwulan laporan atau lebih rendah dibandingkan laju pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 5,95% (q-t-q). Menurunnya pertumbuhan sektor ini akibat

turunnya angka pertumbuhan sub sektor listrik dari sebesar 5,64% (q-t-q)

menjadi sebesar 2,00% (q-t-q) serta melambatnya angka pertumbuhan sub

sektor air bersih dari sebesar 7,53% (q-t-q) menjadi sebesar 1,62% (q-t-q).

Seiring dengan gangguan pasokan listrik untuk interkoneksi Sumatera

menyebabkan kapasitas daya listrik di Provinsi Jambi menurun sehingga PLN

mengambil kebijakan pemadaman secara bergilir (bagi industri dan rumah

tangga) agar defisit daya yang semakin membesar dapat teratasi. Dampak dari

hal tersebut tentunya konsumsi listrik berkurang sehingga melambatkan laju

pertumbuhan sektor listrik. Sedangkan melambatnya pertumbuhan sektor air

bersih dikarenakan volume penjualan air dari PDAM kepada konsumennya akan

berkurang karena adanya pemadaman listrik. Pemadaman bergilir yang dilakukan

oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) sangat berpengaruh terhadap pelayanan

masyarakat di berbagai instansi termasuk PDAM karena sebagian besar instalasi

produksi air PDAM tergantung dari tenaga listrik dari PLN (Sebagian besar energi

andalan penggerak generator pompa PDAM adalah tenaga listrik). Akibat

pemadaman listrik tersebut, beberapa pompa air PDAM juga sering mengalami

penurunan voltase sehingga debit produksi air untuk beberapa tandon menurun

16

Page 31:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

yang berdampak supply terhadap ratusan pelanggan terganggu. Hal ini pada

akhirnya akan berdampak pada volume penjualan air yang menurun selama

periode triwulan laporan.

Grafik 1.25. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.26. Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik

KWH (dalam Ribuan)

8.73

1.21

(2.25)

4.68

7.056.77

(2.64)

6.775.43

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-5.0

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

Persen (%)

Total Pemakaian Pertumbuhan Total

Pelanggan

1.01

0.37

2.14

0.75

2.822.93

3.413.60

0.76

240,000

250,000

260,000

270,000

280,000

290,000

300,000

310,000

320,000

330,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0Persen (%)

Total Pelanggan Perumbuhan Pelanggan

Grafik 1.25 Grafik 1.26

Sektor bangunan menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya. Sektor bangunan tumbuh sebesar 3,34%

(q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,58% (q-t-q). Meningkatnya

sektor bangunan juga sejalan dengan mulai meningkatnya beberapa proyek

infrastruktur pemerintah daerah pada triwulan laporan.

Grafik 1.27. Perkembangan PDRB Sektor Bangunan dan Konsumsi Semen

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

180,000

200,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sektor Bangunan (juta Rp), aksis kiri Konsumsi Semen (ton), aksis kiri

Pert. Konsumsi Semen (%), aksis kanan

Disamping itu, semakin menggeliatnya pembangunan properti residensial

(perumahan) oleh developer (perusahaan pengembang) dan masyarakat umum

maupun properti komersial (ruko, hotel) merupakan pemicu tumbuhnya sektor

17

Page 32:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

bangunan pada triwulan laporan. Hal ini juga dikonfirmasi dengan meningkatnya

konsumsi semen selama periode triwulan laporan menjadi sebesar 105.091 ton

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 91.341 ton.

Permintaan kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan6 juga masih menunjukkan

pertumbuhan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kredit KPR tumbuh sebesar

9,12% (Rp55,56 miliar) sedangkan kredit Ruko/Rukan tumbuh sebesar 20,48%

(Rp9,19 miliar). Masih tumbuhnya kredit KPR dan kredit Ruko/Rukan

menunjukkan masih tingginya minat masyarakat dan pengusaha terhadap

permintaan perumahan dan Ruko/Rukan apalagi terkait dengan mulai naiknya

harga bahan-bahan material yang berdampak pada meningkatnya harga

perumahan sederhana.

Grafik 1.28. Perkembangan Kredit KPR Grafik 1.29. Perkembangan Kredit Ruko/Rukan

-

100,000

200,000

300,000

400,000

500,000

600,000

700,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

juta Rp

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Persen

KPR Pertumbuhan

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

juta Rp

(40.00)

(20.00)

-

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

Persen

Ruko/Rukan Pertumbuhan

Grafik 1.28. Grafik 1.29.

Sektor pengangkutan dan komunikasi mengalami pertumbuhan sebesar

1,68% (q-t-q) pada triwulan laporan atau lebih tinggi bila dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 1,27% (q-t-q). Meningkatnya angka pertumbuhan sektor ini

berasal dari sub sektor pengangkutan, yaitu angkutan laut, angkutan sungai,

danau dan penyeberangan, dan jasa penunjang angkutan. Meningkatnya

pertumbuhan angkutan laut antara lain disebabkan oleh meningkatnya aktivitas

barang di pelabuhan pada triwulan laporan. Sedangkan meningkatnya

pertumbuhan jasa angkutan laut antara lain disebabkan oleh meningkatnya

6 Yang dimaksud kredit KPR adalah kredit untuk membeli atau memperbaiki/memugar rumah atau apartemen. Sedangkan kredit Ruko/Rukan adalah kredit yang diberikan dalam rangka pemilikan rumah dan toko (Ruko) atau rumah dan kantor (Rukan)

18

Page 33:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

demand masyarakat dalam menggunakan jasa agen ekspedisi serta jasa-jasa

lainnya terkait dengan datangnya musim liburan.

Grafik 1.30. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Kapal Grafik 1.31. Perkembangan Arus Barang

unit

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

II III IV I II III IV I II

2007 2008

-30.00

-20.00

-10.00

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

Sumber: Pelindo Jambi

persen(%)

Unit Pertumbuhan

unit

0

200000

400000

600000

800000

1000000

1200000

1400000

1600000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

-20.00

-15.00

-10.00

-5.00

0.00

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Sumber: Pelindo Jambi

persen(%)

Jumlah Total Arus Barang Pertumbuhan

Grafik 1.30. Grafik 1.31.

Jumlah unit kapal bersandar menurun sebesar 18,05% yang mencapai

1.221 unit, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1.490 unit.7

Namun demikian, jumlah arus barang berdasarkan perdagangan di Pelabuhan

Tungkal dan Pelabuhan Talang Dukuh mengalami peningkatan sebesar 27,32%

dibandingkan triwulan sebelumnya.8

Sub sektor angkutan udara mengalami penurunan pertumbuhan

dibandingkan triwulan sebelumnya dari sebesar 6,28%(q-t-q) menjadi sebesar

minus 2,13%(q-t-q). Perkembangan harga tiket pesawat yang semakin mahal

menyebabkan masyarakat beralih menggunakan angkutan darat (mobil pribadi)

untuk perjalanan ke luar kota dalam rangka liburan sekolah. Dampak kenaikan

harga BBM pada akhir bulan Mei 2008 berakibat pada tingginya biaya yang harus

ditanggung masyarakat serta penyedia jasa angkutan sehingga minat masyarakat

menggunakan jasa angkutan darat (bus, travel, carteran mobil dsb) belum

terakselerasi dengan cepat pada musim liburan sekolah tahun 2008. Di sisi lain,

tidak beroperasinya Adam Air menyebabkan kapasitas angkut dari sisi armada

maupun frekuensi penerbangan menurun dibandingkan kondisi triwulan-triwulan

sebelumnya.

7 Kunjungan kapal yang dimaksud adalah pelayaran luar negeri, pelayaran dalam negeri dan pelayaran rakyat. 8 Arus barang berdasarkan perdagangan yaitu impor, ekspor, bongkar dan muat.

19

Page 34:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.32. PDRB Sub Sektor Angkutan Udara dan Volume Penjualan Avtur Grafik 1.33. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.34. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Pesawat

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2005 2006 2007 2008

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi dan BPS Provinsi Jambi (diolah)

PDRB sub sektor Angkutan Udara (juta Rp), aksis kiriKonsumsi Avtur ( ratusan liter), aksis kiriPert. Konsumsi Avtur (%), aksis kanan

Grafik 1.32

orang

0

20000

40000

60000

80000

100000

120000

II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

Sumber: PT. Angkasa Pura II

(25.00)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

Persen (%)

Kedatangan Penumpang (aksis kiri) Keberangkatan Penumpang (aksis kiri)

Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

pesawat

0

200

400

600

800

1000

1200

II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

Sumber: PT. Angkasa Pura II

(30.00)

(25.00)

(20.00)

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

Persen (%)

Kedatangan Pesawat (aksis kiri) Keberangkatan Pesawat (aksis kiri)

Datang (aksis kanan) Berangkat (aksis kanan)

Grafik 1.33. Grafik 1.34.

Sub sektor pos dan telekomunikasi serta sub sektor jasa penunjang

komunikasi masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 1,81% (q-t-q) dan

1,62% (q-t-q). Walaupun mengalami pertumbuhan yang lebih lambat

dibandingkan triwulan sebelumnya, namun demand masyarakat untuk

menggunakan jasa pos dan telekomunikasi dalam menyambut musim liburan

sekolah masih cukup baik pada triwulan laporan.

Sektor keuangan, persewaan, dan jasa-jasa perusahaan tumbuh sebesar

2,73% (q-t-q) pada triwulan laporan atau meningkat dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 2,50% (q-t-q). Peningkatan tersebut disebabkan oleh

pertumbuhan beberapa sub sektor, yaitu sub sektor lembaga keuangan tanpa

20

Page 35:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

bank (1,35%/q-t-q), sub sektor jasa penunjang keuangan (4,32%/q-t-q), sub

sektor sewa bangunan (2,51%/q-t-q), dan sub jasa perusahaan (2,50%/q-t-q).

Sektor jasa-jasa pada triwulan laporan mengalami peningkatan

pertumbuhan menjadi sebesar 2,16% (q-t-q) dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar 1,11% (q-t-q). Pertumbuhan sektor ini didorong oleh pertumbuhan sub

sektor pemerintahan umum serta sub sektor swasta masing-masing sebesar

2,32% (q-t-q) serta 1,37% (q-t-q). Sub sektor pemerintahan umum meningkat

berasal dari mulai direalisasikannya belanja pembangunan proyek-proyek

pemerintah. Sedangkan meningkatnya sub sektor swasta berasal dari naiknya jasa

sosial kemasyarakatan serta jasa perorangan dan rumah tangga seiring dengan

musim liburan sekolah.

C. PDRB Sisi Pengeluaran

Ditinjau dari sisi pengeluaran, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

pada triwulan laporan didorong oleh net ekspor, pengeluaran konsumsi

pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumah tangga. Berdasarkan kontribusi

terhadap pertumbuhan, net ekspor menyumbang sebesar 0,76% terhadap

Grafik 1.35. Kontribusi PDRB Sisi Pengeluaran terhadap Pertumbuhan (q-t-q)

0.42

0.67

0.01

0.11

0.19

0.76

1.17

0.22

0.00

0.06

0.02

0.20

- 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40

Pengeluaran KonsumsiRumahtangga

Pengeluaran KonsumsiPemerintah

Lembaga Sw asta Nirlaba

Pembentukan Modal TetapDomestik Bruto

Perubahan Stok

Net Ekspor

TW I-08TW II-08

21

Page 36:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

pertumbuhan ekonomi Jambi, diikuti dengan pengeluaran konsumsi pemerintah

yang menyumbang sebesar 0,67%, serta pengeluaran konsumsi rumah tangga

yang menyumbang sebesar 0,42%.9

Dari sisi distribusinya (share), konsumsi rumah tangga mempunyai

pangsa yang paling besar, yaitu mencapai 64,95% dari PDRB Jambi pada triwulan

II tahun 2008 (lihat grafik 1.36). Selain itu, pengeluaran konsumsi pemerintah

dan PMTDB juga memiliki pangsa yang relatif besar dengan masing-masing

sebesar 16,94% dan 16,54%. Sedangkan share perubahan stok sebesar 2,54%

dan lembaga swasta nirlaba sebesar 0,47%.

Grafik 1.36. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran Triwulan II tahun 200810

Lembaga Swasta Nirlaba0.47%

Pembentukan Modal Tetap

Domestik Bruto16.54%

Perubahan Stok2.54%

Net Impor1.44%

Pengeluaran konsumsi rumah

tangga64.95%

Pengeluaran Konsumsi

pemerintah 16.94%

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga atas dasar harga konstan selama

triwulan laporan tumbuh sebesar 0,58% (y-o-y), menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya sebesar 1,63% (y-o-y). Dampak kenaikan harga BBM berimbas pada

konsumsi masyarakat dikarenakan jumlah pengeluaran untuk barang dan jasa

meningkat seiring dengan naiknya harga BBM, namun tingkat pendapatan

masyarakat relatif tidak meningkat secara signifikan untuk mengimbangi

kenaikan harga barang dan jasa.

9 Yang dimaksud kontribusi ’net ekspor’ adalah nilai kontribusi ekspor terhadap pertumbuhan dikurangin nilai kontribusi impor terhadap pertumbuhan pada triwulan laporan. Jika bernilai positif disebut net ekspor, sedangkan jika bernilai negatif disebut net impor. 10 Pangsa (share) net impor sebesar 1,44% merupakan pengurang dari total share PDRB sisi pengeluaran

22

Page 37:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Melambatnya konsumsi rumah tangga juga diindikasikan oleh

menurunnya indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian

selama periode triwulan laporan. Namun demikian, konsumsi listrik untuk rumah

tangga meningkat 6,73% pada triwulan laporan (lihat grafik 1.37 dan 1.38).

Walaupun tumbuh melambat, pengeluaran konsumsi rumah tangga masih

merupakan salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

pada triwulan laporan.

Grafik 1.37. Indeks Kondisi Ekonomi Grafik 1.38. Konsumsi Listrik Rumah Tangga

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

(50.00)

(40.00)

(30.00)

(20.00)

(10.00)

-

10.00

20.00

30.00

40.00

(%)

Kondisi ekonomi saat ini dibandingkan 6 - 12 bln yg lalu Pertumbuhan (%)

KWH (dalam Ribuan)

0.48

3.13

(0.55)

1.75

6.737.87

(2.87)

6.516.74

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

II III IV I II III IV I II

2007 2008

Sumber: PLN Jambi, 2007 (diolah)

-4.0

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

Persen (%)

Rumah Tangga Pertumbuhan RT

Grafik 1.37. Grafik 1.38.

Tumbuhnya pengeluaran konsumsi masyarakat juga bisa terlihat dari

beberapa prompt indikator. Penjualan kendaraan bermotor pada triwulan laporan

meningkat sebesar 1,61%. Penjualan mobil baru (sedan, jeep, minibus)

meningkat sebesar 3,62% sedangkan penjualan sepeda motor meningkat

1,05%. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi masyarakat terhadap kendaraan

masih cukup baik. Sejalan dengan hal tersebut, volume penjualan premium juga

masih tumbuh positif pada periode triwulan laporan.

Di sisi lain, walaupun tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya, penyaluran kredit konsumsi masih tumbuh sebesar 7,46%.

Tumbuhnya kredit konsumsi mengindikasikan konsumsi rumah tangga masih

meningkat dalam membeli barang tahan lama (durable goods) melalui fasilitas

pinjaman yang disediakan oleh bank.

23

Page 38:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.39. Pertumbuhan Pendaftaran Kendaraan Bermotor Baru Grafik 1.40. Perkembangan Penjualan Premium dan Solar

Grafik 1.41. Perkembangan Penjualan Minyak Tanah Grafik 1.42. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Provinsi Jambi

Grafik 1.43. Pertumbuhan Pendaftaran Sedan, Jeep, Minibus Baru Grafik 1.44. Pertumbuhan Pendaftaran Sepeda Motor Baru

unit

29.89

8.79

(49.37)

14.98

36.26

11.95

(19.40)

1.61

23.64

9.7821.56

26.81

(14.21)

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi*: Angka perkiraan Bank Indonesia

(60)(50)(40)(30)(20)(10)-1020304050

Persen(%)

KENDARAAN BERMOTOR Pertumbuhan

Ribu Liter

-

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

70,000

80,000

90,000

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2006 2007 2008

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi

(15.00)

(10.00)

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

35.00Persen (%)

Konsumsi Premium (aksis kiri) Konsumsi Solar (aksis kiri)

Premium (aksis kanan) Solar (aksis kanan)

Grafik 1.39. Grafik 1.40.

Ribu Liter

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

II III IV I II III IV I II III IV I II

2006 2007 2008

(%)

(30.0)

(20.0)

(10.0)

-

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

Sumber: Pertamina Wira Penjualan Jambi

M.Tanah/Kerosine Pertumbuhan

7.03

11.96

5.24

8.387.46

12.68

3.33

3.603.80

1.87

0

2

4

6

8

10

12

14

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008

0

500,000

1,000,000

1,500,000

2,000,000

2,500,000

3,000,000

Kredit Konsumsi (juta Rp), aksis kanan Pertumbuhan Kredit Konsumsi (%),aksis kiri

Grafik 1.41. Grafik 1.42.

unit

(65.01)

2.16 8.46

(15.88)

8.94(5.47)

31.19

6.62

34.25

(9.42)

35.73

3.62

126.41

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi*: Angka perkiraan Bank Indonesia

(100)

(50)

-

50

100

150Persen(%)

Sedan, Jeep, Minibus Pertumbuhan

unit

29.06

12.03

(50.50)

16.31

36.69

12.38

(19.17)

26.81

1.0510.01

23.4921.26

(15.19)

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

(60)

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50Persen(%)

SEPEDA MOTOR Pertumbuhan

Grafik 1.43. Grafik 1.44.

24

Page 39:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Pada periode triwulan laporan, pengeluaran konsumsi pemerintah

meningkat sebesar 3,46% (q-t-q), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya sebesar 1,14% (q-t-q). Lebih tingginya pengeluaran

konsumsi pemerintah pada triwulan laporan terkait dengan mulai

direalisasikannya belanja modal (infrastruktur) Pemerintah Daerah pada triwulan

laporan. Pengeluaran konsumsi lembaga nir laba juga tumbuh sebesar 2,76% (q-

t-q) atau mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

0,16% (q-t-q).

2. Investasi

Pada triwulan laporan, pembentukan modal tetap domestik bruto

(PMTDB) mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) tumbuh sebesar 0,64% (q-t-

q) yang mencerminkan kondisi investasi mulai sedikit membaik dibandingkan

triwulan sebelumnya. Hal ini juga dikonfirmasi dengan meningkatnya konsumsi

semen pada triwulan laporan sebesar 15,05% menjadi sebesar 105.091 ton.

Masih belum terakselerasinya pertumbuhan investasi dikarenakan masih

belum efisiennya proses perizinan yang ada di Provinsi Jambi sehingga menjadi

disinsentif bagi minat investor untuk berinvestasi di Provinsi Jambi. Program

penyediaan jasa satu pintu pun belum terlaksana di Provinsi Jambi sehingga

belum bisa menjadi insentif yang berarti dalam meningkatkan nilai investasi di

daerah.

Sementara itu, dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) terlihat

situasi bisnis masih cukup baik pada triwulan laporan, tercermin dari nilai saldo

bersih situasi bisnis dunia usaha sebesar 22,92. Masih membaiknya situasi bisnis

dunia usaha juga berdampak pada meningkatnya kredit investasi sebesar 6,09%

atau sebesar Rp71,05 miliar pada triwulan laporan.

Sejalan dengan peningkatan PMTDB, perubahan stok juga mengalami

pertumbuhan menjadi sebesar 6,24% (q-t-q), lebih tinggi bila dibandingkan

pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 0,78% (q-t-q). Sementara,

pangsa stok pada triwulan laporan sebesar 2,54%.

25

Page 40:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Grafik 1.45. Pertumbuhan Pendaftaran Truck/Pick Up Baru Grafik 1.46. Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi

Grafik 1.47. Konsumsi Semen Provinsi Jambi unit

-

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2005 2006 2007 2008

Sumber: Dispenda Provinsi Jambi

(40)

(20)

-

20

40

60

80Persen(%)

TRUCK/PICK UP Pertumbuhan

1.502.33 2.70

4.283.26

1.60

16.18

6.09

16.65

14.28

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

2006 2007 2008

0

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

Kredit Investasi (juta Rp), aksis kanan

Pertumbuhan Kredit Investasi (%),aksis kiri

Grafik 1.45. Grafik 1.46.

Ton

-

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

40,000

45,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Sumber: Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah

(60.0)

(40.0)

(20.0)

-

20.0

40.0

60.0

80.0

100.0

(%)

Konsumsi SemenPertumbuhan

Grafik 1.47.

3. Perdagangan Eksternal

Jumlah perdagangan eksternal ke luar Provinsi Jambi meningkat sebesar

13,92% (q-t-q) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

menurun sebesar sebesar 16,97% (q-t-q). Sejalan dengan hal tersebut,

pertumbuhan impor barang baik yang berasal dari luar provinsi maupun luar

negeri mengalami peningkatan sebesar 10,29% (q-t-q).

Berdasarkan dokumen pemberitahuan ekspor barang (PEB), ekspor

Provinsi Jambi sebesar USD 163,97 juta sedangkan impor sebesar USD 23,83 juta

pada triwulan laporan.11 Dengan kondisi tersebut, Provinsi Jambi masih

11 Data s.d. bulan Mei 2008 (Sumber: Direktorat Statistik dan Ekonomi Moneter, Bank Indonesia).

26

Page 41:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

mengalami net ekspor sebesar USD 140,14 juta, meningkat sebesar 18,67%

dibandingkan posisi yang sama periode sebelumnya yang mencapai USD 118,09

juta.12 Ekspor Provinsi Jambi masih didominasi oleh komoditas CPO dan karet.13

Sementara kelompok peralatan mesin dan transport masih mendominasi nilai

impor Provinsi Jambi pada triwulan laporan.

Grafik 1.48. Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi

ribu USD

34,232

140,140

207,237

123,888

145,898147,469

73,849

101,075

72,175

149,230

145,699

105,291

135,753

107,288

0

50,000

100,000

150,000

200,000

250,000

300,000

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II TW III TW IV TW I TW II*

2005 2006 2007 2008

Keterangan: *) S.d. Mei 2008

Impor Ekspor Net

Berdasarkan jenis komoditasnya, nilai ekspor tertinggi (April-Mei 2008)

dicapai oleh komoditas karet mentah (crude rubber) sebesar USD 112,14 juta

atau 68,39% dari total ekspor non migas, sementara nilai ekspor lemak nabati

dan minyak (fixed, vegetable oil and fats) serta nilai ekspor barang-barang kayu

dan gabus (wood and cork manufactures) masing-masing mencapai USD 13,46

juta (8,21% dari total ekspor non migas) dan USD 11,78 juta (7,30%). Ekspor

non migas lain yang cukup besar kontribusinya adalah komoditas kertas, kertas

karton, dan olahannya (paper, paperboard, and manutactured thereof) yang

mencapai USD 7,69 juta (4,69%). Berdasarkan struktur ekspor non migas Jambi,

terlihat bahwa ekspor produk primer masih mendominasi terutama komoditas

12 Net ekspor yang dimaksud disini adalah net ekspor bulan April-Mei 2008 dibandingkan net ekspor bulan Januari-Februari 2008. 13 Klasifikasi barang menurut Standard International Trading Classification (SITC).

27

Page 42:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

karet mentah serta lemak nabati dan minyak disusul produk hasil industri

pengolahan (barang-barang kayu serta kertas dan olahannya).

Grafik 1.49. Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008

dalam Ribu USD

EKSPOR

CRUDE MATERIALS, INEDIBLE

ANIMAL & VEGETABLE OILS&FATS

Dari sisi impor (April-Mei 2008), impor non migas menurun sebesar

37,99%(USD 10,44 juta) sehingga menjadi sebesar USD 23,83 juta jika

dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan laporan,

impor terbesar terjadi pada sub kelompok mesin pembangkit tenaga (power

generating mach.&eqp) sebesar USD 9,06 juta (38,01%), serta sub kelompok

mesin industri tertentu/khusus (mach. Special for partic. inds) sebesar USD 5,23

juta (21,96%).

Grafik 1.50. Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi

0

5,000

10,000

15,000

20,000

25,000

30,000

35,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5

2007 2008

dalam Ribu USD

IMPORMACHINERY & TRANSPORT EQPCHEMICAL

28

Page 43:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Pangsa impor Provinsi Jambi pada periode triwulan laporan masih

didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan transport (machinery&transport

equipment) yang menguasai 64,86% dari nilai impor. Selain itu, kelompok kimia

(chemical) juga memberikan kontribusi impor sebesar 12,49% dari total impor

Provinsi Jambi dengan komoditas utamanya adalah pupuk kimia buatan pabrik

(fertilizer manufactured) sebesar USD 1,09 juta.

29

Page 44:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 45:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Boks 1. Evaluasi Pelaksanaan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi

(Periode semester I Tahun 2008)1

Perkembangan ekonomi global saat ini menunjukkan bahwa persaingan

antara kebutuhan pangan (food), kebutuhan bahan bakar nabati (bio-fuel) serta

kebutuhan pakan ternak (feed) telah memicu krisis harga pangan di tingkat dunia.

Namun demikian, meningkatnya harga-harga komoditas pertanian tidak serta merta

mampu memberikan manfaat yang berarti kepada pemerintah, khususnya kepada

para petani di Indonesia. Bahkan, harga-harga komoditas pertanian yang meningkat

tinggi melampaui kemampuan sebagian masyarakat (terutama masyarakat miskin)

dalam memenuhi kebutuhan pangan sehari-harinya. Fenomena krisis harga pangan

tentunya sebuah paradoks di negeri yang melimpah sumber daya alamnya (terutama

pertanian dan perkebunan). Provinsi Jambi sebagai salah satu penghasil CPO yang

cukup besar pun nampaknya belum mampu meredam harga minyak goreng yang

masih tinggi di daerah ini.

Menariknya harga CPO diperkirakan masih menjadi pemicu beralihnya lahan

pertanian menjadi perkebunan sawit sehingga mempengaruhi kapasitas produksi

komoditas pangan yang berbasis lahan pertanian. Di satu sisi, kebutuhan pangan di

Provinsi Jambi masih terus meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah

penduduk, peningkatan daya beli dan perubahan selera masyarakat. Hal lain yang

cukup memprihatinkan adalah masih maraknya aktifitas penduduk dalam

mengeksploitasi sumberdaya alam khususnya pada kawasan hutan sehingga

berdampak memberikan tekanan cukup besar pada sumberdaya alam yang dapat

menimbulkan kerusakan lingkungan dan menurunnya potensi sumberdaya air bagi

keperluan pertanian.

Sehubungan dengan fenomena ekonomi global diatas, serta mencermati

kondisi sektor pertanian di Provinsi Jambi, maka program peningkatan ketahan

pangan sangat diperlukan dan sangat strategis. Pentingnya ketahanan pangan dalam

pembangunan telah menjadi komitmen bersama antara pemerintah dan rakyat, dan

harus menjadi salah satu prioritas dalam pembangunan. Ada tiga alasan penting yang

melandasi pentingnya pembangunan ketahanan pangan, yaitu :2

1. Akses atas pangan yang cukup dan bergizi bagi setiap penduduk merupakan

salah satu pemenuhan hak azasi manusia.

1 Data-data terkait evaluasi pelaksanaan peningkatan Ketahanan Pangan Provinsi Jambi bersumber dari Laporan Dewan Ketahanan Pangan Badan Bimas Ketahanan Pangan Provinsi Jambi pada Rapat Koordinasi Ketahanan Pangan Provinsi Jambi pada tanggal 3-4 Juli 2008. 2 Kebijakan Dan Strategi Pemantapan Ketahanan Pangan Wilayah Badan Urusan Ketahanan Pangan Daerah Propinsi Nusa Tenggara Barat. Dadih Permana.

Page 46:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

2. Konsumsi pangan dan gizi yang cukup merupakan basis bagi pembentukan

sumberdaya manusia yang berkualitas.

3. Ketahanan pangan merupakan basis bagi ketahanan ekonomi, bahkan bagi

ketahanan nasional suatu negara yang berdaulat.

Dalam rangka merumuskan kebijakan dan langkah-langkah operasional sebagai

upaya mencapai sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan yang telah

ditetapkan melalui Keputusan Gubernur Jambi/Ketua Dewan Ketahanan Pangan

Provinsi Jambi Nomor. 29/Kep.Gub/BKP/2008, maka evaluasi terhadap pelaksanaan

program peningkatan ketahanan pangan meliputi aspek penyediaan, distribusi,

konsumsi, kewaspadaan pangan dan aspek pemberdayaan masyarakat. Selama

periode semester I tahun 2008, hasil evaluasi program ketahanan pangan di provinsi

Jambi adalah sebagai berikut:

EVALUASI

A. Aspek Penyediaan

Berdasarkan Keputusan Gubernur Jambi/Ketua Dewan Ketahanan Pangan

Provinsi Jambi No.29/Kep. Gub./BKP/2008, sasaran kebutuhan pangan pokok dan

beberapa pangan strategis Tahun 2008 dan berdasarkan perkiraan produksi tahun

2008 yang dihimpun dari dinas/instansi terkait kondisi penyediaan pangan sebagai

berikut: Tabel 1. Kondisi Penyediaan Pangan Pokok dan Beberapa Pangan Strategis

Provinsi Jambi Tahun 2008

Sasaran Produksi Tersedia

Dikonsumsi*)Kebutuhan*) Plus/Minus*)

(Ton) Satuan % (Ton) (Ton) (Ton)1 Padi/Beras (ARAM II) 657,666 586,631 89 345,903 318,538 27,365 2 Jagung (PPK) 67,078 31,273 47 27,530 994 26,536 3 Kedelai 19,332 4,516 23 4,084 19,056 (14,972) 4 Daging 21,748 29,955 138 28,651 18,840 9,811

-Ruminansia 6,125 6,457 105 6,328 3,344 2,984 -Non Ruminansia 14,940 23,498 157 22,323 15,496 6,827

5 Ikan 86,089 62,476 73 59,352 60,366 (1,014) 6 Telur 6,426 6,765 105 5,209 20,011 (14,802)

Ket:*) Data olahan BBKP

No UraianRamalan I/Perkiraan

Perkembangan penyediaan pangan pokok dibandingkan tahun 2007, adalah sebagai

berikut:

a. Padi meningkat 3,30 % (334.847 ton beras) terhadap tahun 2007 (angka

sementara),

b. Jagung meningkat 4,17% terhadap angka tetap tahun 2007, (26.429 ton PPK),

c. Kedele meningkat 4,85% (3.895 ton biji kering), terhadap tahun 2007

d. Daging meningkat 31% (21.859 ton) terhadap produksi tahun 2007,

e. Ikan menurun 4% (65.173 ton) terhadap produksi tahun 2007

f. Telur menurun 8,68% (7.408 ton) terhadap produksi tahun 2007.

Untuk konsumsi tahun 2008 beras, jagung, daging dan ikan, kedele dan telur

kekurangannya didatangkan dari luar Provinsi Jambi. Diharapkan angka ramalan I dan

Page 47:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

perkiraan produksi diatas untuk enam bulan mendatang akan meningkat melalui

Program Aksi periode Juli-Desember 2008 optimis akan dapat ditingkatkan.

B. Aspek Distribusi

1. Pengadaan Pangan (Beras)

Perkembangan pangadaan beras tahun 2008 s.d Juni 2008

Tabel 2. Jumlah Pangadaan Beras Tahun 2008 sampai Mei 2008

Sasaran Sasaran SasaranTon Ton % Ton Ton % Ton Ton %

1 Jambi 500 - - 10,500 1,278 12.17 11,000 1,278 11.62 2 Kuala Tungkal 1,000 45 4.50 6,000 2,000 33.33 7,000 2,045 29.21 3 Bute - - - 6,000 800 13.33 6,000 800 13.33 4 Kerinci 1,500 165 11.00 3,500 1,047 29.91 5,000 1,212 24.24 5 Sarko - - - 7,500 1,200 16.00 7,500 1,200 16.00

3,000 210 7.00 33,500 6,325 18.88 36,500 6,535 17.90

*) Sumber : Bulog Divre Jambi

Jumlah

JumlahLuar Provinsi JambiDalam Provinsi Jambi

Realisasi Realisasi RealisasiNo Sub Divre Bulog

Rendahnya jumlah pengadaan beras di Provinsi Jambi karena harga gabah/beras

cukup baik yaitu diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP).

2. Penyaluran pangan (beras) RASKIN

Pelaksanaan penyaluran beras raskin sampai dengan Juni 2008 dibandingkan

tahun 2007 dalam periode yang sama meningkat 10%, sedangkan jumlah RTM

meningkat 0,18% (364 RTM). Tabel 3. Penyaluran beras RASKIN Provinsi Jambi Tahun 2008 (sampai Juni 2008)

RTM TON RTM TON1 Kota Jambi 21,502 3,118 21,502 1,489 48 2 Muaro Jambi 19,482 2,825 19,482 1,291 46 3 Batanghari 17,366 2,518 17,366 1,146 46 4 Bungo 17,104 2,480 17,104 994 40 5 Tebo 16,218 2,352 16,218 761 32 6 Merangin 21,858 3,193 22,018 1,014 32 7 Sarolangun 21,035 3,050 21,035 829 27 8 Tanjab Timur 19,550 2,835 19,550 949 33 9 Tanjab Barat 17,788 2,579 17,778 861 33

10 Kerinci 27,406 3,974 27,406 1,918 48 199,309 28,924 199,459 11,252 39

*) Sumber : Bulog Divre Jambi

%

Jumlah

RealisasiSasaran per bulan (Jan-Juni)No Kab./Kota

3. Harga Pangan

Kondisi perkembangan harga di atas bila dilihat fluktuasi harga bulanan cukup

stabil, hal ini sebagai dampak dari pelaksanaan pengendalian oleh instansi yang

cukup insentif. Harga rata-rata bulanan beberapa kebutuhan pangan (harga

produsen dan harga konsumen) relatif stabil pergerakannya selama periode

Januari-Mei 2008.

Page 48:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Tabel 4. Perkembangan Harga Pangan Tahun 2008 (Periode januari-Mei 2008)

Jan Feb Mar Apr Mei Rata-rata Jan Feb Mar Apr Mei Rata-rata1 Beras IR.64 5,500 6,000 6,600 6,100 6,100 5,940 6,050 6,050 6,325 6,525 6,550 6,300 2 Beras IR.42 5,300 5,700 5,700 5,800 5,800 5,560 6,000 6,020 6,125 6,200 6,250 6,109 3 Jagung 1,900 1,900 2,000 2,000 2,000 1,960 6,750 7,350 7,500 7,500 7,400 7,300 4 Kedele 6,500 6,500 6,500 6,500 6,500 6,500 6,750 7,350 7,500 7,500 7,400 7,300 5 Daging

-Ruminansia 54,000 54,000 54,000 55,000 55,000 54,600 60,500 60,500 60,500 60,500 60,300 6,100 -Unggas Ras 17,500 17,500 17,500 1,800 1,800 17,700 18,875 19,750 20,000 19,000 19,875 19,500 - Unggas Buras 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 20,000 21,300 23,250 23,000 23,000 23,000 22,710

6 Ubi Kayu 800 900 1,000 1,000 1,000 940 1,213 1,225 1,225 1,225 1,231 1,224 7 Ubi Jalar 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200 1,200 1,556 1,575 1,575 1,575 1,575 1,571 8 Telur Ras **) 600 600 650 650 650 630 694 693 700 725 738 710 9 Telur Buras**) 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,125 1,100 1,100 1,100 1,100 1,105

10 Ikan- Ikan Nila 13,000 13,000 14,000 14,000 14,500 13,700 15,000 15,000 16,000 16,000 17,000 15,800 - Ikan Patin 8,000 8,000 9,000 9,000 9,000 8,600 9,000 9,000 10,000 10,000 10,250 9,650

*) Sumber : BBKP Provinsi Jambi

**) Rp/butir

No KomoditasProdusen

Harga pada bulan (Rp/Kg)*

Konsumen

Harga pada bulan (Rp/Kg)*

C. Aspek Konsumsi

Kondisi konsumsi pangan Provinsi Jambi tahun 2006 masih dibawah kecukupan

dibanding Pola Pangan Harapan (PPH) 2020, yaitu 2.000 Kkal/Kapita/Hari.

Tabel 5. Perbandingan Situasi Konsumsi Aktual 2006 dengan Pola Pangan Harapan 2020

Sasaran per bulan (Jan-Juni)

Berat Skor Berat

(Gram/Kkal/kari) PPH (Gram/Kap/Hr)1 Padi-padian 0.5 310.9 1,120.00 55.20 25.00 275.0 1,000 50 25 2 Umbi-umbian 0.5 27.8 25.60 1.30 0.60 100.0 120 6 3 3 Pangan Hewani 2 167.7 179.10 8.80 17.70 150.0 240 12 24 4 Minyak dan Lemak 0.5 42.4 369.50 18.20 5.00 20.0 200 10 5 5 Buah/Biji Berminyak 0.5 16.6 30.00 1.50 0.70 10.0 60 3 1 6 Kacang-kacangan 2 15.5 52.50 2.60 5.20 35.0 100 5 10 7 Gula 0.5 13 47.30 2.30 1.20 30.0 100 5 3 8 Sayuran & Buah 5 205.5 70.80 3.50 17.40 250.0 120 6 30 9 Bahan Lain 0 2.4 7.10 0.30 - - 60 3 -

1,901.90 93.70 72.80 2,000 100 100

*) Sumber : Data olahan BBKP

Skor PPH

% AKG

TOTAL

PPH

No Kelompok Pangan Bobot Konsumsi Energi (Kkal)

% AKE Konsumsi

Energi (Kkal)

Data yang digunakan dan ter-update baru tersedia s.d. tahun 2006

D. Aspek Kewaspadaan Pangan dan Gizi

Status Gizi Masyarakat :

Hasil Prevalensi Status Gizi (PSG) mengatakan bahwa balita yang mengalami kasus

gizi buruk dan kurang gizi di Provinsi Jambi masing-masing sebanyak 9.3% untuk

balita kurang gizi, dan balita gizi buruk 1.8% dari 30.085 balita.

Tabel 6. Perkembangan Kondisi Gizi dengan Indek BB/U, BB/Tb dan TB/U Provinsi Jambi Tahun 2006-2007

Kasus % Kasus % Kasus % Kasus % Kasus % Kasus %1 Status (BB/U) 15,199 20,607 14,886 19,975 30,085 40,582

a. Lebih 412 2.7 364.00 1.8 517.00 3.5 516 2.6 929 3.1 880 2.2b. Baik 168 84.7 17,718.00 86 12,727 85.5 17,459 87.4 25593 85.1 35,177 86.7c. Kurang 1,621 10.7 2,100.00 10.2 1,358.00 9.1 1,675 8.4 2979 9.9 3,775 9.3d. Buruk 300 2.0 425.00 2.1 284.00 1.9 325 1.6 584 1.9 750 1.8

*) Sumber : Data PSG Dinas Kesehatan Prov. Jambi Th.2006-2007

2006 2007

LAKI-LAKI + PEREMPUAN

2006 2007No Uraian LAKI-LAKI PEREMPUAN

2006 2007

Page 49:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Sampai dengan Mei 2008 balita (0-59 bulan) dengan status gizi baik sebanyak

113.800 atau 96.40%, sedangkan status gizi lebih sebanyak 1.072 (0.91%), 3.054

anak (2.59%) dengan status gizi kurang dan sebanyak 123 anak (0.10) gizi buruk.

Dibandingkan tahun 2007 pada periode yang sama terjadi penurunan prosentase gizi

buruk dimana tahun 2007 jumlah balita yang mengalami gizi buruk sebesar 0.23%

dari 91.803 balita. Tabel 7. Hasil Penimbangan Bulanan Balita (0-59 Bulan)

Di Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi s.d Mei 2008

lebih baik kurang buruk% Kasus % Kasus

kerinci 38,355 73 34,488 1082.0% 1 35,644 Merangin 35,079 - Sarolangun 25,873 569 10,320 400 26 11,315 Bungo 30,693 248 12,993 409 13,650 Tebo 28,755 - Batanghari 26,068 88 10,887 397 13 11,385 Muaro Jambi 34,862 - Tanjung Jabung Barat 27,118 25 22,980 288 3 23,296 Tanjung Jabung Timur 28,414 - Kota 52,585 65 22,132 478 80 22,759 Provinsi Jambi 327,802 1,068 113,800 1,983 123 118,049 % Status Gizi Balita 0.91 96.40 2.59 0.10 100Sumber : Data LB3 Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Jumlah Balita

dipantau

Status GiziJumlah balita

Kabupaten/Kota

E. Aspek Pemberdayaan masyarakat

Sampai dengan Juni 2008 kegiatan yang telah dilaksanakan adalah;

1. Pemberdayaan Koperasi, dengan kegiatan periode Juli-Desember sebagai

berikut: bantuan pabrik pakan ikan kapasitas 25 ton/hari, bantuan bibit karet

2.000.000 batang, bantuan pembibitan sapi lokal 250 ekor, dan bantuan

pasar tradisional 1 unit koperasi.

2. Pembinaan Desa Mandiri Pangan,

Tabel 9. Kegiatan Pengembangan desa Mandiri Pangan Provinsi Jambi tahun 2008

Kabupaten/KotaPersiapan

(Desa)Pertumbuhan

(Desa)Pengembangan

(Desa)Kemandirian Jumlah (Desa)

Kota Jambi - 2 2 0 4Muaro Jambi 1 2 2 0 5Batanghari 1 2 2 0 5Merangin 1 2 2 0 5Sarolangun 1 4 2 - 7Bungo 1 2 2 - 5 Tebo 1 2 2 - 5 Tanjab Barat 1 2 2 - 5 Tanjab Timur - 2 2 - 4 Kerinci 2 2 2 - 7

JUMLAH 9 22 20 - 52 3. Penanganan Keamanan Pangan

a. Pemeriksaan sarana produsen pangan olahan (P-IRT),

b. Pengujian pangan olahan,

c. Antisipasi kejadian luar biasa (KLB) flu burung dan keracunan

Page 50:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

4. Pembinaan mutu dan keamanan pangan

5. Sosialisasi konsumsi pangan beragam, berimbang dan bergizi (3B),

6. Sosialisasi PMTAS

7. Peningkatan sumberdaya manusia.

UPAYA-UPAYA YANG TELAH DILAKSANAKAN

Dalam rangka mencapai sasaran Program Peningkatan Ketahanan Pangan tahun 2008,

beberapa program aksi yang telah dilaksanakan yaitu:

1. Penyiapan sarana irigasi,

2. Peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura,

Realisasi tanaman padi di Provinsi Jambi s.d Mei 2008 sebanyak 62.514 ha atau

sebesar 385 dari sasaran yang ditetapkan sebanyak 165.189 Ha. Realisasi

tanaman jagung sebanyak 2.604 ha atau 14% dari jumlah sasaran yang

ditetapkan (18.078 ha). Sedangkan Kedele mencapai realisasinya mencapai 852

Ha atau 7 % dari sasaran yang ditetapkan.

3. Intensifikasi peternakan

4. Di sektor peternakan dengan upaya-upaya sebagai berikut:

a. Pelatihan budidaya ikan sebanyak 15 orang,

b. Memberikan bantuan untuk pembuatan pakan ikan pontran mandiri 1 unit

c. Promosi dan publikasi kegiatan perikanan budidaya 3 kali,

d. Promosi gerakan sepanjang 4,5 km dengan jumlah ikan kurang lebih 7 ton

ikan patin dengan jumlah peserta 4500 orang.

5. Dukungan sarana produksi dan permodalan

a. Dukungan sarana produksi yaitu penyaluran pupuk bersubsidi dan benih/bibit.

Tabel 8. Realisasi penyaluran benih/bibit Di Kabupaten/Kota se Provinsi Jambi s.d Mei 2008

Komoditas Satuan Sasaran Realisasi %Padi ton 5,618 1,425 25.3649Jagung ton 488 727 148.9754Kedelai ton 735 108 14.69388Bibit Ikan ekor 32,752 10,112,588 30876.25Bibit sapi ekor 1,050 - - bibit kambing ekor 600 - - Sumber : Data LB3 Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

b. Permodalan, yaitu dengan pemberian Kredit Usaha Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat (KUPEM) dengan berbagai pola, seperti:

1. Pola Executing, sebesar Rp12.751.985 atau 118,26% dari plafon yang

disediakan yaitu sebesar Rp15.080.000.

2. Pola channeling, dengan penyaluran sebesar Rp9.757.382 atau sebesar

117,02% dari kredit yang telah diserahkan ke kota/kabupaten yaitu

sebesar Rp8.338.425.

Page 51:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

3. Kupem pensertifikatan hak atas tanah petani, nelayan/jasa/industri;

kredit yang tersalur sebesar 5,02% atau Rp137,25 juta dari alokasi yang

tersedia Rp2.734,46 juta. Upaya yang telah dilakukan dalam

pengelolaan KUPEM adalah Tim provinsi, kabupaten/kota melaksanakan

penagihan kepada nasabah yang menunggak, jika telah berkali-kali

ditagih belum dapat mengembalikan kreditnya diajukan somasi kepada

pihak pengadilan setempat, melaksanakan sosialisasi secara insentif

kelapangan mengenai masalah KUPEM pensertifikatan tanah, dan

kepada kabupaten/kota diupayakan penyediaan dana operasional untuk

pelaksanaan KUPEM persertifikatan tanah.

LANGKAH –LANGKAH OPERASIONAL YANG TELAH DILAKSANAKAN

Dalam rangka pemberdayaan masyarakat untuk peningkatan ketahanan pangan

tahun 2008, upaya-upaya yang telah dilaksanakan periode Januari-Juni 2008 adalah

sebagai berikut.

A. Aspek Distribusi

1. Pelaksanaan pasar lelang agro/forward oleh Dinas Perindustrian dan

Perdagangan Provinsi Jambi.

2. Mengupayakan percepatan keputusan Badan Ketahanan Pangan

Departemen Pertanian dalam pengelolaan DPM LUEP.

3. Memfasilitasi hubungan kerjasama antara sesama pedagang beras di

Provinsi Jambi dengan Sumatera Selatan guna memenuhi kebutuhan

masyarakat.

4. Mendorong percepatan pembentukan Asosiasi petani pendeder/pembibit dan

petani produsen ikan guna mengatur pola produksi agar harga ditingkat

produsen dan konsumen dapat dikendalikan dengan harga yang layak.

5. Memfasilitasi percepatan peningkatan prasarana jalan dari pelabuhan menuju

gudang guna menekan cost penjualan.

6. Penyaluran minyak goreng dan kedele bersubsidi.

7. Pemantauan perkembangan harga secara kontinue.

B. Antisipasi Dini Kewaspadaan Pangan dan gizi,

1. Kegiatan antisipasi dini terhadap; gangguan/masalah pangan dan gizi,

kejadian luar biasa dan pembinaan mutu dan keamanan pangan.

2. Upaya peningkatan pengetahuan masyarakat dan petugas dengan cara

pelatihan konselor ASI Ekslusif bagi petugas gizi, pembinaan surveilan,

pelatihan SHD-KLB Gizi, penyebarluasan informasi karantina tumbuhan

melalui brosur/leaflet, mas media. Sosialisasi produk halal bagi kalangan

pelaku usaha, pelatihan meat inspektor, sosialisasi ASUH ke sekolah dan

diseminasi hasil-hasil pengkajian.

Page 52:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

C. Pemberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan

pendapatan seperti;

1. Program rintisan akselerasi pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian

(PRIMA TANI) di Kota Jambi, Kabupaten Muara Jambi, Tanjung Jabung Barat,

Sarolangun, Merangin, Bungo, dan Kerinci.

2. Penyelenggaraan pendidikan keaksaraan fungsional, pelatihan tutor

keaksaraan fungsional, pelatiahan tenaga pendidik usia dini,

pembentukan/rintisan taman bacaan masyarakat, dan penyelenggaraan

kursus wira usaha desa.

REKOMENDASI

Dalam rangka lebih meningkatkan ketahanan pangan Provinsi Jambi, beberapa

langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sebagai berikut:

1. Strategi percepatan pengembangan pangan

- Meningkatkan produktivitas lahan pertanian/sawah melalui pemberian

insentif kepada petani secara tepat sasaran dan tepat waktu. Perlunya

pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti

serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses produksi

sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk yang seimbang

dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi. Hal ini perlu dilakukan

mengingat harga-harga pupuk serta obat anti serangga/hama mulai

meningkat harganya sehingga berpotensi tidak terjangkau bagi petani.

Selain itu, penyediaan bibit unggul akan membantu petani dalam

menghasilkan kualitas komoditas pangan yang baik dan berdampak pada

jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin

keuntungan petani. Sedangkan bantuan sarana pertanian kepada petani

dapat dijadikan insentif tambahan yang diharapkan mampu meminimalisir

keinginan petani dalam mengalih fungsikan lahannya.

- Perlunya pengaturan alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan non-

pertanian melalui suatu kebijakan yang terintegrasi lintas sektor sehingga

stok kebutuhan pangan di Provinsi Jambi bisa ditingkatkan produktivitasnya.

Fenomena beralih fungsinya lahan pertanian (khususnya sawah) menjadi

lahan perkebunan serta ancaman menyusutnya lahan pertanian akibat

komersialisasi lahan sawah misalnya pendirian ruko-ruko, perumahan/real

estate, dan sebagainya perlu dibatasi dan diatur dengan baik sehingga

pemenuhan kebutuhan stok pangan yang berasal dari dalam Provinsi Jambi

minimal dapat dipertahankan/ditingkatkan. Pengaturan alih fungsi lahan

pertanian menjadi perumahan perlu diatur dan disusun dalam suatu tata

ruang kota/provinsi yang komprehensif serta perlunya disusun Perda yang

Page 53:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

mengatur hal tersebut sehingga ketahanan pangan di Provinsi Jambi dapat

terus ditingkatkan.

- Perlunya pembangunan jalur irigasi yang mendukung peningkatan produksi

padi terutama di daerah-daerah yang belum memiliki saluran irigasi yang

memadai dan pemeliharaan jalur irigasi yang telah ada termasuk di sentra-

sentra produksi komoditas pangan. Hal ini diperlukan dalam rangka

menjaga ketersediaan air yang mendukung peningkatan produksi padi

terutama di saat musim kemarau.

2. Pelestarian Sumber Daya Air

- Dalam rangka meningkatkan fungsi hutan serta mendukung pelestarian

lingkungan melalui upaya konservasi, maka rehabilitasi hutan menjadi

strategi yang sangat diperlukan saat ini. Sebagaimana diketahui, salah satu

fungsi hutan sangat penting sebagai catchment area (daerah tangkapan

air). Daerah tangkapan air yang potensial sangat mendukung ketersediaan

air irigasi maupun air baku untuk mendukung produktivitas

(keberlangsungan) sektor pertanian.

- Konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS).

3. Ecodevelopment Strategy. Pemerintah Daerah sebaiknya mengadopsi

konsep pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang

memasukan aspek konservasi, restorasi dan regenerasi didalam strategi

pembangunannya (ecodevelopment strategy). Oleh karena itu, setiap institusi

perencana pembangunan harus memiliki sense of forestry crisis dalam

merumuskan kebijakan pembangunannya sehingga setiap kebijakan

pembangunan ekonomi yang dirancang selalu mengarah pada upaya

penyelamatan sumber daya hutan yang tersisa.

4. Early Warning System dalam kewaspadaan pangan dan gizi. Perlunya

suatu sistem yang dapat mendeteksi terjadinya kerawanan pangan secara

terintegrasi lintas sektor serta berjenjang dari tingkat desa, kecamatan,

kabupaten dan provinsi. Sistem tersebut nantinya dapat memberikan isyarat

dini kepada Pemerintah Daerah (selaku penanggung jawab program

ketahanan pangan) untuk segera melakukan intervensi melalui program-

program/tindakan-tindakan untuk menanggulangi kerawanan pangan secara

efektif dan efisien.

Page 54:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 55:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Boks 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

(Menggunakan Tahun Dasar 2007)1

Sampai dengan saat ini, salah satu data resmi yang bisa dijadikan ukuran

dalam mengukur tingkat kesejahteraan petani adalah nilai tukar petani atau biasa

disebut NTP. Nilai tukar petani (NTP) diukur oleh badan Pusat Statistik (BPS) secara

periodik (bulanan) dari beberapa provinsi. NTP adalah angka perbandingan antara

indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang

dinyatakan dalam bentuk persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar dari produk

pertanian dengan barang atau jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Sehingga, NTP dapat dikatakan sebagai cerminan atau indikator relatif tingkat

kesejahteraan petani.

Sampai dengan perhitungan NTP bulan April 2007, berarti sudah sekitar 14

tahun BPS menggunakan perhitungan NTP dengan tahun dasar 1993. Artinya, kondisi

pola produksi, struktur biaya, pola konsumsi rumah tangga petani, struktur geografis

pada tahun 1993 (yang dijadikan dasar perhitungan) sudah sangat berbeda jika

dibandingkan kondisi tahun 2008. Menyadari akan hal tersebut, BPS telah

menyiapkan diagram timbang baru dengan tahun dasar 2007 yang mulai digunakan

untuk menghitung NTP sejak bulan Mei 2008. Secara umum, beberapa perbedaan

antara NTP tahun dasar 1993 dengan NTP tahun dasar 2007 bisa dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Perbedaan NTP Tahun Dasar 1993 dengan NTP Tahun Dasar 2007

NO HAL NTP TAHUN DASAR 1993 NTP TAHUN DASAR 2007

1 Tahun

Dasar 1993=100 2007=100

2 Cakupan

Provinsi 23 32

3 Sub Sektor Hanya dibagi 2, yaitu:

1. Tanaman Bahan Makanan.

2. Tanaman Perkebunan Rakyat.

Dibagi menjadi 5, yaitu:

1. Tanaman Pangan.

2. Hortikultura.

3. Perkebunan Rakyat.

4. Peternakan.

5. Perikanan. Sumber: BPS Provinsi Jambi

Nilai NTP sebenarnya diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima

petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It merupakan sebuah

indikator tingkat kesejahteraan petani dari sisi pendapatan petani, sedangkan Ib dari

sisi pengeluaran petani. Semakin tinggi NTP, mencerminkan semakin sejahteranya

para petani. Syaratnya, harga produk pertanian naik dengan hasil produksi yang tetap

1 Perhitungan NTP mulai Bulan Mei 2008 telah menggunakan tahun dasar 2007. Data dan Informasi terutama bersumber dari Berita Resmi Statistik (BRS) BPS Provinsi Jambi No.33/07/15/Th.II, 1 Juli 2008.

Page 56:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

maka pendapatan petani dari hasil panennya juga akan bertambah. Di sisi lain, NTP

juga bisa digunakan sebagai patokan kesejahteraan petani bila petani sebagai pemilik

sekaligus penggarap. Jika petani hanya sebagai penggarap, berapa pun perubahan

NTP relatif tidak terlalu berpengaruh. Hal ini dikarenakan keuntungan terbesar diraih

oleh pemilik.

Tabel 2. Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor (2007=100)

APRIL MEI1 Tanaman Padi Palawijaa Indeks Diterima Petani 96.88 107.54 11.00

- Padi 92.78 104.31 12.43- Palawija 112.86 120.13 6.44

b Indeks Dibayar Petani 108.56 110.2 1.51- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107.48 109.24 1.64- Indeks BPPBM 113.1 114.23 1.00Nilai Tukar Petani (NTP-P) 89.23 97.59 9.37

2 Hortikulturaa Indeks Diterima Petani 118.35 119.23 0.74

- Sayur-sayuran 126.76 126.42 -0.27- Buah-buahan 108.16 110.52 2.18

b Indeks Dibayar Petani 107.75 109.76 1.87- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 107.13 108.88 1.63- Indeks BPPBM 110.11 113.1 2.72Nilai Tukar Petani (NTP-H) 109.83 108.63 -1.09

3 Tanaman Perkebunan Rakyata Indeks Diterima Petani 116.21 119.94 3.21

- Tanaman Perkebunan Rakyat 116.21 119.94 3.21b Indeks Dibayar Petani 107.11 110.84 3.48

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 108.17 110.68 2.32- Indeks BPPBM 103.03 111.42 8.14Nilai Tukar Petani (NTP-Pr) 108.5 108.21 -0.27

4 Peternakana Indeks Diterima Petani 103.27 105.24 1.91

- Ternak Besar 101.69 102.31 0.61- Ternak Kecil 109.84 109.84 0.00- Unggas 101.15 108.45 7.22- Hasil Ternak 118.66 116.8 -1.57

b Indeks Dibayar Petani 106.63 108.63 1.88- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 106.06 107.98 1.81- Indeks BPPBM 107.43 109.52 1.95Nilai Tukar Petani (NTP-Pt) 96.84 96.88 0.04

5 Perikanana Indeks Diterima Petani 103.77 103.77 0.00

- Penangkapan 100.52 100.52 0.00- Budidaya 110.02 110.02 0.00

b Indeks Dibayar Petani 104.99 109.24 4.05- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 106.61 108.1 1.40- Indeks BPPBM 101.26 111 9.62Nilai Tukar Petani (NTP-Pi) 98.83 94.99 -3.89

a INDEKS YANG DITERIMA (It) 109.19 114.17 4.56b INDEKS YANG DIBAYAR (Ib) 107.53 110.19 2.47c NILAI TUKAR PETANI (NTPp) 101.54 103.61 2.04

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

KELOMPOK DAN SUB KELOMPOKPERSENTASE

PERUBAHAN (%)

BULAN

PROVINSI JAMBI

Dengan menggunakan tahun dasar 2007 (lihat tabel 2.), NTP Provinsi Jambi pada

bulan Mei 2008 sebesar 103,61 atau naik 2,04% dibandingkan bulan April (101,54).

Hal ini menunjukkan kenaikan indeks harga hasil produksi pertanian relatif lebih

Page 57:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

tinggi dibandingkan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Indeks harga yang diterima petani (It) dari 5 sub sektor menunjukkan fluktuasi

harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan Mei 2008, It

mengalami kenaikan sebesar 4,56% dibandingkan bulan April 2008. Sementara itu,

dari 5 sub sektor NTP, sebanyak 4 sub sektor mengalami kenaikan yaitu tanaman

pangan (11,00%), hortikultura (0,74%), perkebunan rakyat (3,21%) serta peternakan

(1,91%).

Indeks harga yang diterima (Ib) mencerminkan fluktuasi harga barang dan jasa

yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan

bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk

memproduksi hasil pertanian. Pada bulan Mei 2008, Ib mengalami kenaikan 2,47%

dari sebesar 107,53 menjadi 110,19. Kenaikan ini juga diikuti oleh kenaikan 5 sub

sektor lainnya yaitu tanaman pangan, hortikultura, tanaman perkebunan rakyat,

peternakan serta perikanan masing-masing sebesar 1,51%, 1,87%, 3,48%, 1,88%

dan 4,05%.

Sementara itu, dari 32 provinsi yang dilaporkan, Provinsi Jambi mengalami

kenaikan NTP dengan urutan ke-8 besar dari 22 provinsi yang mengalami kenaikan

NTP. Jika dibandingkan se Sumatera, kenaikan NTP Jambi merupakan yang terbesar

diikuti oleh Lampung dan Sumatera Selatan.

Dari data dan informasi diatas, setidaknya ada beberapa kegunaan dari data nilai

tukar petani (NTP), antara lain:

1. Memperlihatkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang

dihasilkan petani yang dapat digunakan sebagai data pendukung dalam

menghitung pendapatan sekto pertanian.

2. Menunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh

masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar,

serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi

hasil pertanian.

3. NTP menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan barang atau jasa

yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. NTP dapat digunakan sebagai

cerminan atau indikator relatif tingkat kesejahteraan petani.

4. NTP dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kesejahteraan petani

disetiap provinsi sehingga dapat diketahui strategi kebijakan bidang pertanian

yang berhasil serta kurang berhasil di setiap daerah.

Untuk mengukur angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan, dapat digunakan

indeks konsumsi rumah tangga (IKRT). Dari lima sub sektor yang ada dalam

penghitungan NTP, secara relatif kelima sektor tersebut mengalami kenaikan harga-

harga. Pada bulan Mei 2008, IKRT Jambi meningkat sebesar 1,92%, jauh diatas

angka IKRT secara nasional yang sebesar 1,19%. Beberapa penyebab inflasi pedesaan

Page 58:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

oleh sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebagai akibat adanya kenaikan pupuk

dan BBM.

Tabel 3. Indeks Harga Konsumen Pedesaan Bulan Mei 2008

SEKTORBAHAN

MAKANANMAKANAN

JADIPERUMAHAN SANDANG KESEHATAN

PENDIDIKAN, REKREASI & OLAHRAGA

TRANSPORTASI&KOMUNIKASI

KONSUMSI RUMAH TANGGA

Tanaman Pangan 1.19 2.34 2.63 0.17 0.00 0.00 10.16 1.63Hortikultura 1.19 2.33 2.63 0.20 0.00 0.00 10.25 1.63Tanaman Perkebunan 1.25 1.34 8.97 0.09 0.00 0.00 16.67 2.33Peternakan 1.41 1.72 1.85 0.20 0.00 0.00 11.91 1.81Perikanan 1.21 1.3 2.56 0.10 0.00 0.00 9.87 1.41PROVINSI JAMBI 1.24 1.83 2.61 0.35 0.33 -1.73 8.37 1.92NASIONAL 1.65 0.52 1.17 0.29 0.94 0.33 1.12 1.19Sumber: BPS Provinsi Jambi

REKOMENDASI

Untuk lebih menyempurnakan perhitungan nilai NTP serta dalam rangka memberikan

data/informasi yang up to date kepada stakeholders, beberapa saran yang dapat

dipertimbangkan dalam perhitungan dan pengumuman NTP antara lain:

1. Penyempurnaan perhitungan NTP

- Kedepannya, dalam perhitungan NTP perlu juga mengukur tingkat

pendapatan petani secara total. Maksudnya, tidak hanya sekedar

pendapatan petani dari komoditas tertentu saja. Sehingga, bisa lebih di-

eksplore lagi pengukuran tingkat kesejahteraan petani.

- Perluasan sektor-sektor (komoditas pertanian, peternakan, perikanan) yang

diukur menjadi lebih detail (misalnya komoditas karet, kelapa sawit atau

komoditas lainnya yang relevan dengan perkembangan sektor pertanian,

peternakan, perikanan).

2. Keterkinian Data

- Dalam rangka mendukung keterkinian data NTP, lag (jeda) antara bulan

laporan perhitungan NTP dengan pengumuman nilai NTP bulan dimaksud

tidak terlalu lama, maksimal 14 hari (10 hari kerja) setelah bulan laporan

berakhir. Sehingga, stakeholders pengguna data NTP bisa menggunakan

data NTP untuk keperluan pengambilan kebijakan, analisis dll secara lebih

tepat dan cepat.

- Penggantian tahun dasar sebaiknya 5 (lima) tahun sekali, atau bisa

dipercepat jika memang ada perubahan struktur pertanian secara radikal

(krisis dll)

Page 59:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB II PERKEMBANGAN HARGA-HARGA

A. Kajian Umum

Inflasi Kota Jambi pada triwulan II tahun 2008 sebesar 13,99% (y-o-y),

meningkat signifikan dibandingkan triwulan I tahun 2008 yang masih sebesar

6,37% (y-o-y). Dampak dari naiknya harga BBM bersubsidi secara rata-rata

28,7% pada akhir Mei 2008 berdampak pada meningkatnya sebagian besar

harga barang dan jasa pada triwulan laporan.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

(5.00)

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Persen (%)

Bulanan (m-t-m) Year on year (y-o-y) Year to date (y-t-d)

Sementara itu, inflasi tahun kalender triwulan I tahun 2008 yang masih

sebesar 2,16% (y-t-d) melonjak sekitar 769 bps menjadi sebesar 9,85% (y-t-d).

Selama periode 5 (lima) tahun terakhir, inflasi tahunan (y-t-d) pada bulan Juni

2008 adalah yang tertinggi (lihat grafik 2.2). Sedangkan pergerakan inflasi

bulanan yang tercatat di bulan April, Mei dan Juni 2008 masing-masing sebesar

0,57%(m-t-m), 2,53%(m-t-m) dan 4,19%(m-t-m).

31

Page 60:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender Kota Jambi Periode Tahun 2003 s.d. Juni 2008

y-t-d (%)

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2003 2004 2005

2006 2007 2008

Inflasi yang terjadi pada triwulan laporan terutama berasal dari

meningkatnya angka inflasi dari kelompok bahan makanan, kelompok makanan

jadi serta kelompok transportasi (lihat tabel 2.1.). Meningkatnya angka inflasi

terutama disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi sehingga berpengaruh

terhadap kenaikan biaya input produksi serta biaya distribusi. Sebagaimana

diketahui, hampir sebagian besar bahan makanan di Kota jambi didatangkan dari

luar daerah sehingga komponen biaya distribusi cukup besar pengaruhnya. Di sisi

lain, faktor naiknya harga beberapa komoditas bahan pangan dan CPO di pasar

internasional juga turut mempengaruhi harga-harga komoditas dimaksud pada

tingkat regional (Jambi).

Tabel 2.1. Perkembangan Inflasi Kota Jambi

yoy ytd yoy ytd

I Bahan Makanan 11.77 4.06 29.56 16.55

II Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 5.59 3.11 13.28 10.66

III Perumahan, Air, Listrik & Bahan Bakar 4.48 0.28 6.10 4.65

IV Sandang 3.99 1.70 8.92 4.08

V Kesehatan 0.45 0.24 5.81 6.99

VI Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 1.75 0.00 4.53 3.19

VII Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.18 0.60 8.72 9.68

INFLASI 6.37 2.16 13.99 9.85

Sumber : BPS (diolah)

Triwulan I-2008 Triwulan II-2008KELOMPOK

32

Page 61:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

Dibandingkan dengan inflasi secara nasional, inflasi Kota Jambi secara

tahunan (y-o-y) meningkat cukup signifikan sebesar 762 bps menjadi sebesar

13,99%(y-o-y) atau lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang

mencapai 6,37% (y-o-y), (lihat grafik 2.3). Laju inflasi tahunan nasional pada

triwulan laporan sebesar 11,03% (y-o-y) atau meningkat sebesar 286 bps

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Grafik 2.3. Perkembangan Laju Inflasi Kota Jambi Grafik 2.4. Perbandingan Inflasi (y-o-y) Kota Jambi dan Kota sekitarnya

8.437.66

4.49

8.468.96

7.25

9.65

6.677.

6.20

5.11

6.836.27 6.40

8.81

7.40

9.06

6.52

8.17

16.

11.03

6.59

6.95

14.55

17.11

5.77

5.06

6.837.12

15.53

15.74

6.652

16.35

10.66

12.62

10.96

6.37

13.99

7.42

16.50

9.92

4.675.12

10

15.12

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Persen

Kota Jambi Nasional

Grafik 2.3

catatan: Inflasi bulan Juni 2008 menggunakan tahun dasar 2007

0

5

10

15

20

25

30

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Y-O-Y

Bengkulu Jambi Padang Palembang Pekanbaru

Grafik 2.4

33

Page 62:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

Perkembangan secara regional, tingkat inflasi di Jambi tertinggi

dibandingkan daerah sekitarnya. Inflasi di Jambi lebih tinggi dibandingkan

Palembang (13,96%/y-o-y), Padang(12,67%/y-o-y), Pekanbaru (9,89%/y-o-y),

dan Bengkulu(13,81%/y-o-y) pada triwulan laporan.11

B. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang

Dilihat per sub kelompok, inflasi tahunan tertinggi pada triwulan laporan

adalah sub kelompok kacang-kacangan. Sementara itu, beberapa sub kelompok

yang mengalami penurunan harga (deflasi) adalah sub kelompok komunikasi dan

pengiriman serta sub kelompok olahraga.

Tabel 2.2. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) serta Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa

yoy ytd yoy ytdI. BAHAN MAKANAN 11.77 4.06 29.56 16.55a. PADI-PADIAN, UMBI-UMBIAN DAN HASILNYA -11.85 -4.47 22.60 10.78b. DAGING-DAN HASIL-HASILNYA 8.76 3.07 36.73 26.29c. IKAN SEGAR 9.38 4.54 20.49 19.92d. IKAN DIAWETKAN 2.89 0.00 18.96 12.99e. TELUR, SUSU DAN HASIL-HASILNYA 15.70 2.33 16.57 7.03f. SAYUR-SAYURAN 51.15 -5.55 38.69 1.30g. KACANG-KACANGAN 50.10 40.78 61.94 59.95h. BUAH-BUAHAN 9.22 1.17 15.25 2.37i. BUMBU-BUMBUAN 13.54 17.13 34.74 12.83j. LEMAK DAN MINYAK 48.70 18.14 53.80 36.38k. BAHAN MAKANAN LAINNYA 4.53 -1.05 26.85 21.85II. MAKANAN JADI,MINUMAN,ROKOK & TEMBAKAU 5.59 3.11 13.28 10.66a. MAKANAN JADI 8.93 4.57 18.92 14.01b. MINUMAN YANG TIDAK BERALKOHOL -2.69 0.81 2.63 2.87c. TEMBAKAU DAN MINUMAN BERALKOHOL 5.05 1.94 7.85 7.89III. PERUMAHAN, AIR, LISTRIK, GAS & BHN BAKAR 4.48 0.28 6.10 4.65a. BIAYA TEMPAT TINGGAL 8.39 0.25 8.00 5.06b. BAHAN BAKAR, PENERANGAN DAN AIR 0.07 0.06 4.50 4.50c. PERLENGKAPAN RUMAHTANGGA 5.62 0.91 3.25 2.18d. PENYELENGGARAAN RUMAHTANGGA 2.43 1.33 3.81 5.10IV. SANDANG 3.99 1.70 8.92 4.08a. SANDANG LAKI-LAKI 0.61 0.21 3.31 1.38b. SANDANG WANITA 1.97 0.75 1.99 1.54c. SANDANG ANAK-ANAK 0.20 0.00 4.64 2.82d. BARANG PRIBADI DAN SANDANG LAINNYA 20.32 8.32 30.93 11.44V. KESEHATAN 0.45 0.24 5.81 6.99a. JASA KESEHATAN 0.00 0.00 13.19 15.88b. OBAT-OBATAN 1.02 0.24 0.53 0.75c. JASA PERAWATAN JASMANI 2.58 2.58 5.63 5.64d. PERAWATAN JASMANI DAN KOSMETIKA 0.25 0.00 1.02 1.47VI. PENDIDIKAN, REKREASI DAN OLAHRAGA 1.75 0.00 4.53 3.19a. JASA PENDIDIKAN 1.36 0.00 5.83 4.17b. KURSUS-KURSUS / PELATIHAN 0.00 0.00 0.00 0.00c. PERLENGKAPAN / PERALATAN PENDIDIKAN 3.01 0.00 2.45 1.45d. REKREASI 3.14 0.00 4.58 3.11e. OLAHRAGA 0.65 0.00 -1.92 0.00VII TRANSPOR, KOMUNIKASI & JASA KEUANGAN 1.18 0.60 8.72 9.68a. TRANSPOR 1.39 0.76 18.66 20.38b. KOMUNIKASI DAN PENGIRIMAN 0.13 0.00 -13.29 -13.33c. SARANA DAN PENUNJANG TRANSPOR 1.03 0.00 0.42 0.00d. JASA KEUANGAN 0.00 0.00 1.76 1.76

INFLASI (UMUM) 6.37 2.16 13.99 9.85

Sumber : BPS (diolah)

Triwulan I-2008 Triwulan II-2008KELOMPOK/SUBKELOMPOK

11 Sumber: Data BPS (diolah) dari Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, BI.

34

Page 63:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

1. Kelompok Bahan Makanan

Kelompok bahan makanan pada triwulan II tahun 2008 mengalami

inflasi sebesar 29,56% (y-o-y). Berdasarkan sub kelompoknya, inflasi tertinggi

terjadi pada sub kelompok kacang-kacangan sebesar 61,94% (y-o-y), diikuti oleh

sub kelompok lemak dan minyak sebesar 53,80% (y-o-y) dan sub kelompok

sayur-sayuran sebesar 38,69% (y-o-y).

Tingginya inflasi pada sub kelompok kacang-kacangan sangat

dipengaruhi oleh harga kedelai yang merupakan bahan baku beberapa

komoditas dalam sub kelompok kacang-kacangan yaitu tempe, tahu dan taucho.

Harga rata-rata kedelai impor bergerak dari Rp7.500/kg menjadi Rp8.000/kg.

Naiknya harga kedelai tersebut tentunya berimbas pada naiknya harga tempe,

tahu mentah dan taucho pada periode triwulan laporan.

Grafik 2.5. Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng

(Ringgit/Ton)

2513

3537

8205

10833

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4500

5500

6500

7500

8500

9500

10500

11500

12500

(Rp/Kg)

CPO internasional (aksis kiri)

Minyak goreng lokal (aksis kanan)

Walaupun tren peningkatan harga crude palm oil (CPO) di pasar

internasional sempat menurun pada triwulan sebelumnya, namun pada triwulan

laporan harga CPO mulai bergerak naik kembali sehingga berdampak pada harga

minyak goreng curah (tanpa merek). Harga CPO internasional yang pada Juni

2007 masih sebesar 2.513 ringgit/ton, pada bulan Juni 2008 menjadi 3.573

ringgit/ton. Sejalan dengan perkembangan tersebut, harga rata-rata minyak

goreng curah (tanpa merek) di Provinsi Jambi terus mengalami kenaikan dari

Rp8.205 pada bulan Juni 2007 menjadi Rp10.833 pada bulan Juni 2008. Bahkan,

35

Page 64:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI harga rata-rata triwulanan minyak goreng curah merupakan yang tertinggi

selama beberapa tahun terakhir.

Grafik 2.6. Perkembangan Harga Tepung Terigu

(USD/Bushel)

582

843.5

4630

7500

0

200

400

600

800

1000

1200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3000

3500

4000

4500

5000

5500

6000

6500

7000

7500

8000

8500

(Rp/Kg)

Wheat/Gandum (aksis kiri)

Tepung Terigu lokal (aksis kanan)

Perkembangan harga tepung terigu merek Segitiga Biru mencapai harga

rata-rata tertingginya pada Bulan Juni 2008 sebesar Rp7.500/kg. Sebagaimana

diketahui, gandum yang merupakan bahan baku tepung terigu terus menanjak

harganya di pasar internasional. Harga gandum yang pada Juni 2007 masih

sebesar USD 582/bushel, pada Juni 2008 menjadi USD 843.5/bushel. Kenaikan

harga gandum pada akhirnya akan berdampak pada naiknya harga tepung

terigu.12

Sementara itu, meningkatnya inflasi yang cukup tinggi pada kelompok

sayur-sayuran merupakan imbas dari kenaikan harga BBM. Sebagaimana

diketahui, komoditas cabai rawit, cabai merah, kol, wortel, buncis, kacang

panjang dan beberapa komoditas sayuran lainnya didatangkan dari luar

daerah/dari luar Kota Jambi (Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Utara)

sehingga biaya transportasi merupakan salah satu faktor utama yang memicu

kenaikan harga.

12 Satu bushel setara dengan 27 kg.

36

Page 65:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

Sejalan dengan kenaikan harga sayur-sayuran, harga sub kelompok

bumbu-bumbuan juga mengalami peningkatan. Sebagaimana sub kelompok

sayur-sayuran, sebagian besar komoditas bumbu-bumbuan juga didatangkan

dari luar Kota Jambi. Pada periode triwulan laporan, harga bumbu-bumbuan

cenderung berfluktuatif namun di bulan Juni 2008 mulai menunjukkan tren

kenaikan. Hal ini dikarenakan komoditas bumbu-bumbuan sangat bergantung

dari kondisi pasokan. Disamping itu, naiknya biaya transportasi juga menjadi

pertimbangan utama pedagang dalam menetukan harga.

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Cabe Merah dan Bawang

(Rp/kg)

0

5000

10000

15000

20000

25000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

Cabe Merah Keriting Cabe merah Biasa Bawang Putih Bawang Merah

Sub kelompok lain yang juga mengalami inflasi cukup tinggi adalah sub

kelompok daging dan hasil-hasilnya. Harga daging memang menujukkan tren

kenaikan harga rata-rata bulanan selama periode triwulan laporan baik daging

ayam maupun daging sapi. Sementara, harga beras lokal (IR 64) yang cenderung

stabil dalam beberapa bulan terakhir mengalami kenaikan harga pada bulan Juni

2008 sejalan dengan kenaikan harga beras di tingkat internasional

37

Page 66:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

Grafik 2.8. Perkembangan Harga Jagung Grafik 2.9. Perkembangan Harga Daging

(USD/Bushel)

329.5

724.75

2000

3500

0

100

200

300

400

500

600

700

800

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

(Rp/Kg)

Jagung internasional (aksis kiri)

Jagung pipilan kering (aksis kanan)

Grafik 2.8

(Rp/Kg)

0

8000

16000

24000

32000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Disperindag Provinsi Jambi

(Rp/Kg)

45000

50000

55000

60000

65000

Ayam Kampung (aksis kiri)

Daging Ayam Broiler (aksis kiri)

Daging Sapi Murni (aksis kanan)

Grafik 2.9

Grafik 2.10. Perkembangan Harga Beras13

(USD/CWT)

10.39

20.21

5000

5667

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg & Disperindag Prov. Jambi

3500

4000

4500

5000

5500

6000

(Rp/Kg)

Beras internasional (aksis kiri)lokal IR 64 (aksis kanan)

2. Kelompok Makanan Jadi

Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada triwulan

II tahun 2008 mengalami inflasi sebesar 13,28% (y-o-y) dengan laju inflasi tahun

kalender sebesar 10,66% (y-t-d). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi

tertinggi tercatat pada sub kelompok makanan jadi sebesar 18,92% (y-o-y),

diikuti sub kelompok tembakau dan minuman beralkohol (7,85%/y-o-y) serta sub

kelompok minuman yang tidak beralkohol (2,63%/y-o-y).

Naiknya harga bahan makanan tentunya berimbas pada meningkatnya

harga makanan jadi seperti nasi rames, ketupat/lontong sayur, gado-gado, sate

13 Cwt maksudnya hundredweight (100 pounds). 1 pounds setara dengan 453,59 gram / 0,453 kg. Jadi 100 pounds sekitar 45,3 kg

38

Page 67:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

dan soto. Disamping itu, meningkatnya biaya transport akan berdampak pada

naiknya harga minuman dan rokok.

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar

Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar pada triwulan II

tahun 2008 mengalami inflasi sebesar 6,10% (y-o-y) atau dengan laju inflasi

tahun kalender mencapai 4,65% (y-t-d). Berdasarkan sub kelompoknya, sub

kelompok biaya tempat tinggal mengalami inflasi tertinggi sebesar 8,00%, diikuti

dengan sub kelompok bahan bakar, penerangan dan air (4,50%/y-o-y), sub

kelompok penyelenggaraan rumah tangga (3,25%/y-o-y) serta sub kelompok

perlengkapan rumah tangga (3,25%/y-o-y).

Sub kelompok biaya tempat tinggal yang sebagian besar terdiri dari

bahan material seperti semen, besi beton, paku, batu, kayu lapis dll mengalami

kenaikan harga setelah pengumuman kenaikan harga BBM. Disamping itu, masih

meningkatnya demand masyarakat terhadap kebutuhan rumah/tempat tinggal

serta mulai terakselerasinya proyek fisik Pemerintah Daerah menyebabkan harga-

harga bahan material meningkat.

4. Kelompok Sandang

Kelompok sandang pada triwulan II tahun 2008 mengalami inflasi

sebesar 8,92% (y-o-y) atau dengan laju inflasi tahun kalender mencapai 4,08%

(y-t-d). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi adalah sub

kelompok barang pribadi dan sandang lainnya sebesar 30,93% (y-o-y), diikuti sub

kelompok sandang anak-anak (4,64%/y-o-y), sub kelompok sandang laki-laki

(3,31%/y-o-y) serta sub kelompok sandang wanita (1,99%/y-o-y).

Komoditas emas perhiasan masih merupakan komoditas utama

penyumbang inflasi pada kelompok sandang. Meningkatnya harga emas terkait

dengan peningkatan harga internasional yang terus berlangsung selama periode

triwulan laporan. Harga emas di pasar internasional telah mencapai USD 925,4

per troy ounce pada akhir Juni 2008 atau meningkat dibandingkan posisi pada

akhir Maret 2008 sebesar 916,88 per troy ounce.14 Bahkan dibandingkan harga

bulan Juni 2007 yang sebesar 649,65 per troy ounce, harga emas sudah 14 Sumber: Bloomberg. Satu troy ounce setara dengan 31,1034768 gram (http://en.wikipedia.org)

39

Page 68:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI meningkat sebesar 42,45%. Hal inilah yang menyebabkan para pedagang emas

terus menyesuaikan harga. Harga emas (logam mulia) di Jambi pada bulan Juni

2008 sebesar Rp197.500/gram untuk emas 22 karat serta sebesar

Rp276.000/gram untuk 24 karat.15

Grafik 2.11. Perkembangan Harga Emas di Pasar Internasional

Harga Emas (USD/Troy Ounce)

649.65

925.4

833.92

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

1100

1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg

5. Kelompok Kesehatan

Kelompok kesehatan mengalami inflasi sebesar 5,81% (y-o-y) pada

triwulan II tahun 2008 atau dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 6,99% (y-

t-d). Berdasarkan sub kelompoknya, urutan inflasi tertinggi dialami oleh sub

kelompok jasa kesehatan sebesar 13,19% (y-o-y), diikuti sub kelompok jasa

perawatan jasmani (5,63%/y-o-y), sub kelompok perawatan jasmani dan

kosmetika (1,02%/y-o-y) serta sub kelompok obat-obatan (0,53%/y-o-y).

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga

Kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga pada triwulan II tahun 2008

mengalami inflasi sebesar 4,52% (y-o-y). Sub kelompok jasa pendidikan

mengalami inflasi tahunan tertinggi sebesar 5,83% (y-oy) diikuti dengan sub

kelompok rekreasi (4,58%/y-o-y). Sementara itu, sub kelompok olahraga

mengalami deflasi pada triwulan laporan sebesar minus 1,92% (y-o-y).

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan

Peningkatan harga yang terjadi pada kelompok transportasi, komunikasi

dan jasa keuangan di kota Jambi pada triwulan II tahun 2008 sebesar 8,72% (y-o- 15 Sumber: BPS Provinsi Jambi.

40

Page 69:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

INFLASI

y) dengan laju inflasi tahun kalender sebesar 9,68%(y-t-d). Berdasarkan sub

kelompoknya, urutan inflasi tertinggi adalah sub kelompok transpor sebesar

18,66% (y-o-y), diikuti sub kelompok jasa keuangan (1,76%/y-o-y), dan sub

kelompok sarana dan penunjang transpor (0,42%/y-o-y). Sementara itu, sub

kelompok komunikasi dan pengiriman mengalami deflasi pada triwulan laporan

sebesar minus 13,29% (y-o-y).

Grafik 2.12. Perkembangan Harga Minyak di Pasar Internasional

Harga Minyak (USD/Barrel)

91.75

140

70.68

0

25

50

75

100

125

150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6

2005 2006 2007 2008

Sumber: Bloomberg

Dampak dari kenaikan harga minyak dunia ke level yang sangat tinggi

memaksa Pemerintah Pusat untuk menaikkan harga BBM bersubsidi.

Meningkatnya harga BBM bersubsidi secara rata-rata sebesar 28,7% pada akhir

bulan Mei berdampak pula pada meningkatnya harga jasa angkutan. Angkutan

kota naik sebesar 47% untuk umum dan 50% untuk pelajar dan mahasiswa.

Sedangkan tarif angkutan kota dalam propinsi (AKDP) naik dengan batasan tarif

ambang batas atas sebesar Rp155/orang/km sedangkan tarif ambang bawah Rp

96/orang/km.

Di sisi lain, menyambut masa libur sekolah, penyedia jasa penerbangan

mulai menaikkan tarifnya. Demand masyarakat terhadap permintaan tiket

pesawat untuk berlibur keluar Jambi semakin meningkat apalagi liburan sekolah

cukup lama. Meningkatnya demand namun jumlah penerbangan yang relatif

belum banyak (dari dan ke Jambi) berimbas pada naiknya harga tiket pesawat.

41

Page 70:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 71:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Boks 3.

Dinamika Inflasi Jambi dan Kenaikan Harga BBM

Provinsi Jambi merupakan Provinsi yang banyak bergantung pada pasokannya

provinsi lain. Dengan struktur seperti ini, kenaikan BBM per tanggal 25 Mei 2008

lalu berpotensi akan menyebabkan peningkatan harga di Provinsi Jambi yang relatif

lebih besar dibandingkan Provinsi lain. Untuk mengukur dan memproyeksikan

dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi Jambi merupakan tujuan yang

dipaparkan dalam boks ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga tidak lepas dari kondisi

penawaran dan permintaan sektoral di Provinsi Jambi, serta interaksi permintaan

dan penawaran Provinsi Jambi dengan Provinsi lain. Penelusuran pertama adalah

dampak kenaikan harga BBM terhadap biaya produksi. Besarnya dampak langsung

ini tergantung pada intensitas penggunaan BBM dalam struktur produksi masing-

masing sektor. Ketika komoditi ini dipergunakan sebagai input oleh industri lain

yang tidak mempergunakan BBM secara langsung dalam struktur produksi, maka

industri lain akan merasakan dampak tidak langsung dari kenaikan harga BBM.

Karena sifatnya yang looping dan agregat, dampak tidak langsung ini umumnya

lebih besar dibandingkan dengan dampak langsung.

Selain input antara, input primer juga berpotensi mengalami peningkatan.

Pengaruh kenaikan harga BBM akan meningkatkan ekpektasi inflasi pekerja yang

mendorong peningkatan upah. Pada sisi lain, melalui Fischer effect, kenaikan inflasi

cenderung meningkatkan suku bunga yang merupakan biaya atas input modal.

Penelusuran kedua terkait dengan margin transportasi. Setiap pemindahan

komoditas dari produsen ke pengguna (user) membutuhkan biaya transportasi, di

mana mode angkutan, jarak dan struktur pasar jasa angkutan merupakan penentu

utama besarnya biaya ini. Kategori pengguna terdiri dari industri dan final user yang

meliputi rumah tangga, pemerintah, investor, impor yang merepresentasikan final

user domestik dan ekspor yang merepresentasikan final user asing. Perilaku masing-

masing agen ini merupakan penelusuran ketiga yang penting dan selalu menarik

untuk dilakukan. Disini, variabel tujuan, kemampuan, rasionalitas, dan preferensi

final user akan menentukan reaksi dan antisipasi atas semua perubahan yang

diinisiasi oleh kenaikan harga BBM.

Fokus pada kondisi Provinsi Jambi yang terkait erat dengan pasokan dari luar,

maka tulisan dalam box ini memfokuskan analisa pada isu transportasi dan

kelompok komoditas Bahan Makanan yang memberikan kontribusi besar terhadap

pergerakan inflasi di Jambi. Analisa ini dilakukan dengan asumsi bahwa efek

peningkatan harga BBM terhadap ketiga aspek yang disebutkan di atas, telah

terefleksi secara sempurna dalam fluktuasi harga masing-masing komoditi.

Page 72:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Beberapa karakateristik Provinsi Jambi yang terekam dalam KER Bank

Indonesia tahun 2007 menunjukkan bahwa (i) pertumbuhan Ekonomi Jambi

mencatat 6,61% (yoy) pada tahun 2007, lebih tinggi dari tahun 2006 sebesar

5,89% (yoy), (ii) Inflasi pada tahun 2007 tercatat sebesar 7,42% (yoy), lebih rendah

dibanding inflasi tahun 2006 sebesar 10,66%, (iii) Perkembangan Perbankan di

Jambi pada tahun 2007 masih menunjukkan kinerja yang baik, (iv) realisasi belanja

APBD Provinsi Jambi tertinggi dalam 3 tahun terakhir (85,70%), sedangkan untuk

belanja modal mencapai 91,09%, (v) perkembangan sistem pembayaran untuk

transaksi tunai dan non-tunai (kecuali RTGS) mengalami penurunan, (vi) jumlah

pencari kerja & PDRB per kapita meningkat dan jumlah penduduk miskin

mengalami penurunan. Dengan kondisi seperti ini, pertumbuhan ekonomi Jambi

tahun 2008 diperkirakan sebesar 5,8%-6,2% (skenario pesimis) dan 6,3%-6,8%

(skenario optimis) dengan proyeksi inflasi tahunan berada pada kisaran 7,7% ±1,

(KER Jambi, 2007). Proyeksi ini mungkin mengalami perubahan mengingat

perubahan harga BBM baru-baru ini.

Untuk menelusuri karakteristik harga, permintaan dan penawaran pada

perekonomian Jambi, dalam paper ini diaplikasikan metode Vektor Autoregressive

(VAR) sederhana, yang merupakan sistem dari variabel inflasi (mtm) dan

serangkaian indeks harga komoditas (ihk) komoditas yang memberikan sumbangan

besar terhadap inflasi Jambi, yakni makanan, sewa rumah, ikan, dairy product, jasa

transportasi dan harga BBM 1. Fokus analisis pada komoditas ini ditujukan untuk

mengurai lebih kelompok Bahan Makanan yang menjadi penyumbang terbesar

inflasi Jambi.

Meski dengan ketersediaan data struktur margin transportasi untuk

perkomoditas, namun untuk menangkap perbedaan pengaruh harga BBM

berdasarkan alur distribusi, sistem ini membedakan biaya transportasi antar kota

(AKAP) dan angkutan dalam kota (AKDP). Bersama dengan harga BBM yang juga

terbagi menjadi harga bensin dan solar, biaya transportasi diinternalisasi kedalam

sistem VAR sebagai variabel eksogen.

Spesifikasi formal model VAR diberikan di bawah ini. Perlu dipertegas, bahwa

harga BBM diinternalisasi kedalam sistem dalam bentuk lead variable, tepatnya 1

periode kedepan yang didasarkan pada investigasi model empiris2. Hal ini sejalan

dengan antisipasi agen yang lebih dini atas informasi rencana peningkatan harga

BBM oleh pemerintah.

1 Identifikasi komprehensif membutuhkan pelacakan sektoral yang lebih rinci dari 320

komoditas yang terdata bulanan, termasuk variasi spasial lintas kabupaten yang ada dalam Provinsi Jambi. Namun penulis menganggap 5 sektor ini sudah cukup untuk sementara.

2 Dalam investigasi empiris, lead variable 1 sampai 3 periode tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Pemilihan lead terdekat dilakukan untuk mempertahankan horison waktu forecasting yang tidak terlalu jauh.

Page 73:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

, dimana dan ∑=

− ++=p

iititsitisit xyy

1

. εBA

⎥⎥⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢⎢⎢

=

nt

t

t

t

it

p

pp

...2

1

π

y

⎥⎥⎥⎥

⎢⎢⎢⎢

= +

+

t

t

t

t

it

akdppakappfuelbpfuelap

__

__

1

1

x

Identifikasi pengaruh biaya transportasi terhadap komoditas utama penentu

inflasi di Jambi ditunjukkan pada Gambar 1. Sejalan dengan ketergantungan

perekonomian Jambi terhadap pasokan dari luar, biaya transportasi memiliki

pengaruh terbesar terhadap komoditas sayur-sayuran, susu - telur dan hasil-

hasilnya, dan komoditas lemak dan minyak. Secara umum pengaruh kenaikan biaya

transportasi ini bersifat persisten terhadap harga-harga komoditas sehingga akan

terefleksi pada tingkat harga dalam periode-periode selanjutnya. Waktu

penyesuaian harga akibat suatu shock pada masing-masing komoditas sangat

tergantung pada struktur pasar masing-masing. Berdasarkan estimasi model, harga

komoditas Minyak dan Lemak bereaksi cukup lambat terhadap kenaikan biaya

tranportasi dan membutuhkan waktu 4 periode untuk penyesuaian harga.

Transmisi lebih lanjut dari kenaikan biaya tranport ke harga komoditas adalah

dari harga komoditas ke inflasi Jambi. Secara umum peningkatan harga komoditas

secara langsung berpengaruh terhadap inflasi dalam periode yang sama, kecuali

untuk minyak dan lemak yang berpengaruh terhadap inflasi setelah 1 periode.

Melalui komoditas ini total waktu transmisi shock kenaikan harga BBM sampai ke

inflasi membutuhkan waktu 3 bulan. Gambar 1 Respon IHK Komoditas di Jambi terhadap Inovasi Biaya Transportasi

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

1.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_TRANSPORT to IHK_TRANSPORT

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_DAIRY to IHK_TRANSPORT

-0.8

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_DWELLING to IHK_TRANSPORT

-1

0

1

2

3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_FAT to IHK_TRANSPORT

-2

-1

0

1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_FISH to IHK_TRANSPORT

-1.6

-1.2

-0.8

-0.4

0.0

0.4

0.8

1.2

1.6

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_MEAT to IHK_TRANSPORT

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_PADDY to IHK_TRANSPORT

-2

0

2

4

6

8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of IHK_VEGT to IHK_TRANSPORT

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_TRANSPORT

Response to Generalized One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Page 74:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Secara umum, pengaruh perkembangan harga setiap komoditi terhadap

inflasi Jambi dapat didekomposisi sebagaimana terlihat pada Tabel 1. Komoditi yang

memberikan pengaruh yang besar terhadap variasi inflasi Jambi adalah biaya

transportasi (13.1%), pergerakan harga Ikan (13.3%), Minyak dan Lemak (11.7%),

dan Padi-padian (11,4%). Sewa rumah memberikan kontribusi terkecil (2,8%)

terhadap variasi inflasi Jambi.

Hasil dekomposisi ini merujuk pada kondisi aktual perekonomian Jambi yang

terefleksi pada besar dan pergerakan harga dari waktu ke waktu. Hasil ini

memberikan kita indikasi terukur tentang kondisi pasokan dan interaksinya dengan

pola konsumsi masyarakat Jambi. Dalam kasus kenaikan BBM ini, kebijakan

antisipasi untuk pengendalian inflasi seyogyanya memiliki sekuense penanganan

sektoral yang dimulai dari sektor dengan reaksi paling cepat. Guidance yang lebih

kaya dapat diperoleh dengan memperhitungkan kondisi spesifik 10 kabupaten

dalam Provinsi Jambi sehingga penanganan juga dapat mempertimbangkan

sekuense wilayah yakni apakah penanganan dimulai dari kabupaten a atau b.

Tabel 1 Dekomposisi Variasi Inflasi Jambi (mtm)

Period S.E. TRANSPORT DAIRY DWELLING FAT FISH MEAT PADDY VEGT INF_MTM 1 1.22 15.20 4.64 2.65 0.02 10.31 11.47 12.98 5.01 37.73 2 1.25 14.44 5.39 2.28 11.86 8.71 9.75 11.04 4.39 32.14 3 1.36 13.44 5.05 2.96 11.23 11.89 9.14 11.68 4.65 29.96 4 1.47 13.17 4.99 2.85 11.70 13.15 8.82 11.53 5.09 28.70 5 1.58 13.11 4.96 2.84 11.73 13.26 8.78 11.44 5.40 28.49 6 1.68 13.10 5.02 2.84 11.71 13.25 8.77 11.42 5.43 28.47 7 1.78 13.09 5.07 2.84 11.69 13.27 8.75 11.41 5.48 28.41 8 1.87 13.08 5.13 2.85 11.68 13.27 8.74 11.39 5.49 28.37 9 1.94 13.08 5.15 2.86 11.67 13.28 8.74 11.39 5.49 28.35

10 1.99 13.07 5.15 2.88 11.67 13.29 8.74 11.38 5.49 28.33 Cholesky Ordering: TRANSPORT DAIRY DWELLING FAT FISH MEAT PADDY VEGT INF_MTM

Jika ditelusuri lebih lanjut, pengaruh kenaikan IHK pada setiap komoditi akan

hilang dalam kurun waktu 4-6 bulan. Ini berarti dampak kenaikan harga BBM

terhadap tingkat inflasi Jambi akan masih terasa sampai Desember 2008. Pengaruh

biaya angkutan kota antara Provinsi (AKAP) terhadap inflasi adalah sebesar 0.104;

menunjukkan bahwa untuk setiap peningkatan 1% biaya transportasi lintas Provinsi

akan berkontribusi sebesar 0.104% terhadap peningkatan inflasi (mtm) Jambi.

Kontribusi ini lebih besar dari angkutan dalam kota (AKDP) dengan koefisien

marginal sebesar 0,07.

Page 75:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Gambar 3 Respon Inflasi (mtm) Jambi terhadap Inovasi Harga Komoditas

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_TRANSPORT

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_DAIRY

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_DWELLING

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_FAT

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_FISH

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_MEAT

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_PADDY

-.6

-.4

-.2

.0

.2

.4

.6

.8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Response of INF_MTM to IHK_VEGT

Response to Generalized One S.D. Innovations ± 2 S.E.

Perhitungan ini sudah memperhitungkan lebaran dan natal, namun belum

memperhitungkan kebijakan yang mungkin atau sebaiknya dilakukan oleh otorita

fiskal dan moneter di Jambi. Jika proses penyesuaian perekonomian Jambi akibat

shock berjalan secara natural tanpa adanya intervensi dari pemerintah, maka

proyeksi inflasi (mtm dan yoy) sampai dengan bulan Oktober 2008, ditampilkan

pada Tabel 2. Data aktual yang dipergunakan dalam peramalan ini tersedia sampai

bulan April 2008, dengan demikian peramalan mencakup bulan Mei s.d. Oktober

2008. Informasi yang dipergunakan dalam peramalan ini adalah (i) kenaikan harga

bensin dan solar dan yang berlaku sejak bulan Mei 2008, (ii) skenario kenaikan

angkutan kota antara Provinsi (AKAP) dan dalam kota (AKDP). Perlu ditegaskan

kembali bahwa khusus untuk harga bensin dan solar, keduanya masuk dalam

sistem VAR sebagai lead variable, sementara ongkos transportasi tetap dalam waktu

t sebab perubahan harga transportasi ini terkait dengan ketetapan dinas

perhubungan, Organda, dan keputusan pemilik jasa transportasi. Kebijakan harga

dan skenario kenaikan ongkos transportasi diberikan pada kolom 5 dan 6 Tabel 2.

Page 76:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Tabel 2 Poyeksi Inflasi Jambi sampai September 2008 (dalam %)

Month to Month Year on Year Informasi dan Asumsi Periode

2008 Akual Baseline Akual Baseline BBM AKAP & AKDP

Jan 0.6 0.7 6.5 8.4 Fix Fix

Feb 0.5 0.1 5.9 7.6 Fix Fix

Mar 1.1 1.5 6.4 5.7 Fix Fix

Apr 0.6 0.2 9 7.5 Fix Fix

May NA 2.5 NA 11.3 + 28.6% + 10.00%

Jun NA 4.21 NA 15.3 + 28.6% + 25.00%

Jul NA 1.75 NA 15.4 + 28.6% + 30.00%

Aug NA 1.82 NA 14.2 + 28.6% + 35.00%

Sep NA 2.15 NA 13.6 + 28.6% + 40.00%

Oct NA 1.21 NA 11.5 + 28.6% + 40.00%

Nov NA 0.73 NA 10.6 + 28.6% + 40.00%

Dec NA 1.38 NA 9.5 + 28.6% + 40.00%

Peningkatan inflasi Jambi bulan Juni sebesar 4,2% jauh melebihi tingkat inflasi

nasional, 2,6%. Pada bulan Juli inflasi diperkirakan menurun cukup tajam

dibandingkan bulan Juni, yakni menjadi 1,75%. Menghadapi lebaran Idul Fitri inflasi

bulan September akan meningkat menjadi 2,15%, sementara Natal dan Tahun Baru

diperkirakan mencatat inflasi sebesar 1,38%. Berdasarkan perhitungan model ini,

Inflasi yoy Jambi pada akhir tahun adalah sebesar 9.5%, 50 basis lebih rendah

dibanding prediksi rentang inflasi nasional 10% -11% (Sri Mulyani, 2008). Kondisi

inflasi (yoy) Jambi yang lebih rendah dari inflasi nasional terjadi pada tahun 2003

(3,79% dan 5,06%) dan 2005 (16,5% vs. 17,11%).

Perkiraan inflasi ini menunjukkan informasi dan karakteristik perekonomian

Jambi yang terefleksi dalam tingkat dan perkembangan harga. Dalam

kenyataannya, berbagai variabel yang belum tertangkap dalam variabel harga

tersebut, dapat menyebabkan deviasi dari realisasi inflasi aktual. Jika diasumsikan

bahwa tingkat representasi variabel harga ini sudah cukup memadai, maka hasil

perhitungan model ini menunjukkan bahwa perekonomian Jambi secara alamiah

mampu meredam suatu gejolak seperti peningkatan BBM dalam waktu kurang

lebih 5 bulan. Proses penyesuaian harga di Jambi ini sedikit lebih lambat

dibandingkan penyesuaian inflasi nasional yang mana dampak kenaikan BBM

terhadap inflasi nasional diperkirakan mengalami penurunan setelah 2 bulan.

Dalam kenyataan, proses penyesuaian harga ini tidak berjalan secara alamiah.

Kenaikan BBM ini memberikan ruang spekulasi dan menjadi trigger bagi para

produsen untuk melakukan peningkatan harga. Dalam kondisi seperti ini, maka

kestabilan harga dan menjaga daya beli masyarakat merupakan alternatif agenda

yang dapat dilakukan pemerintah Provinsi Jambi dalam 5 bulan kedepan.

Pendekatan antisipatif ini merupakan rule of thumb yang jamak direkomendasikan

Page 77:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

untuk dilakukan oleh pemerintah, sebagaimana dalam skala nasional pemerintah

saat ini tengah berupaya menjaga kestabilan harga pangan, melakukan

pengurangan bea masuk, penanggungan pajak, dan pemberian subsidi langsung

tunai seperti BLT.

REKOMENDASI

Selain melakukan semua kebijakan rule of thumb diatas, beberapa rekomendasi

yang lebih spesifik untuk pemerintah Provinsi Jambi dapat diberikan dengan

merujuk pada hasil estimasi yang telah kita lakukan, yakni:

I. JANGKA PENDEK

1. Menjaga kestabilan pasokan dengan memperhatikan lancarnya arus distribusi

dari Provinsi lain. Termasuk dalam hal ini adalah pendataan yang lebih intensif

tentang kondisi pasokan, khususnya komoditas yang berkontribusi besar

terhadap inflasi dan jika perlu memberikan intervensi bantuan jasa

pendistribusian,

2. Melihat bahwa dampak kenaikan biaya transportasi terhadap harga komoditas

berisfat persiseten, maka pertimbangan fokus pemerintah dapat mengacu pada

komoditas yang bereaksi dengan besar dan cepat akibat peningkatan biaya

transportasi. Dalam ruang lingkup penelitian ini, urutan komoditi tersebut

adalah Sayur-sayuran, Susu Telur dan Hasil-hasilnya, Padi Umbi dan Hasil-

hasilnya, baru kemudian komoditas Ikan, Minyak dan Lemak, dan Daging dan

Hasil-hasilnya.

II. JANGKA MENENGAH DAN PANJANG

3. Peningkatan infrastruktur dan sarana penunjang transportasi seperti jalan,

jembatan dan pelabuhan. Kondisi empiris seperti tersendatnya pembangunan

dermaga pelabuhan Muara Sabak dengan akses jalannya yang sempit dan

berlubang merupakan hal yang kasat mata untuk dibenahi. Terlebih pelabuhan

ini disebut-sebut sebagai pelabuhan dengan prospek yang sangat cemerlang

dimasa mendatang (JICA dan ITB, 2007).

4. Sejalan dengan rekomendasi tentang infrastruktur transportasi, pemerintah

Jambi harus memiliki peta pengembangan sektoral yang jelas, terutama dalam

hal klasifikasi komoditi yang lebih menguntungkan untuk diproduksi sendiri dan

komoditi yang diarahkan untuk dipasok dari luar Jambi.

Page 78:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 79:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB III PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kinerja perbankan pada triwulan II tahun 2008 masih menunjukkan

pertumbuhan yang positif dari sisi aset, dana pihak ketiga (DPK) serta kredit yang

diberikan. Fungsi intermediasi perbankan yang tercermin dari Loan to deposits

ratio (LDR) juga meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Sejalan dengan peningkatan LDR, kualitas kredit yang diberikan membaik

yang tercermin dari menurunnya ratio Non-Performing Loan (NPL) gross. Namun

demikian, profitabilitas perbankan mengalami penurunan dibandingkan triwulan

sebelumnya.

A. Perkembangan Kelembagaan

Secara kelembagaan, jumlah bank yang beroperasi di wilayah kerja Kantor

Bank Indonesia Jambi sampai dengan Triwulan II tahun 2008 tercatat sebanyak

22 (dua puluh dua) bank umum dan 7 (tujuh) BPR yang terdiri dari 156 kantor

bank termasuk BPR dan BRI unit. Pada periode triwulan laporan, terdapat

penambahan satu jumlah bank baru, yaitu Bank Tabungan Pensiunan Nasional

(BTPN) yang mulai beroperasi pada tanggal 2 Juni 2008 di Kota Jambi.

Dari 22 (dua puluh dua) bank umum yang beroperasi di wilayah Jambi,

terdiri dari 5 (lima) bank pemerintah diantaranya satu unit usaha syariah, 1 (satu)

Bank Pembangunan Daerah, dan 16 (enam belas) bank swasta nasional. Dilihat

dari sebarannya, jumlah kantor bank terbesar masih di Kota Jambi sebanyak 60

(enam puluh) buah (38,46%), sedangkan untuk kabupaten yang paling sedikit

kantor banknya adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebanyak 2 (dua) buah

(1,28%).

43

Page 80:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH B. Bank Umum23

1. Perkembangan Aset Bank

Aset bank umum di Provinsi Jambi pada triwulan laporan meningkat

sebesar Rp572,34 miliar (5,19%) jika dibandingkan triwulan I tahun 2008, yaitu

dari Rp11.021,79 miliar menjadi Rp11.594,12 miliar. Sejalan dengan peningkatan

aset bank umum, aset kelompok bank pemerintah juga mengalami peningkatan

sebesar 5,65% (Rp417,79 miliar). Di sisi lain, aset kelompok bank swasta dan

kelompok bank syariah tumbuh masing-masing sebesar 4,32% dan 3,44% pada

triwulan laporan.

Grafik 3.1 Perkembangan Aset Bank Umum Provinsi Jambi

-

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

13,000

Q1-04 Q2-04 Q3-04 Q4-04 Q1-05 Q2-05 Q3-05 Q4-05 Q1-06 Q2-06 Q3-06 Q4-06 Q1-07 Q2-07 Q3-07 Q4-07 Q1-08 Q2-08

Rp miliar

-4.00

0.00

4.00

8.00

12.00

16.00

20.00

Persen

Jumlah Aset (aksis kiri) Pertumbuhan (aksis kanan)

Dari total pangsa pasar aset bank umum, aset bank pemerintah

merupakan yang terbesar sehingga mencapai 67,41%, diikuti oleh aset bank

swasta yang memiliki share sebesar 30,54% dan aset bank syariah yang memiliki

share sebesar 2,05% pada triwulan laporan.

2. Perkembangan Dana Masyarakat

Pertumbuhan jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh perbankan

pada triwulan laporan sebesar 5,25% atau lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (2,96%), yaitu dari Rp9.597,49 miliar menjadi Rp10.101,49 miliar

pada triwulan laporan.

23 Data s.d. bulan Mei 2008

44

Page 81:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Berdasarkan kelompok bank, pertumbuhan DPK tertinggi secara

persentase dan nominal diraih oleh kelompok bank pemerintah sebesar 5,83%

(meningkat Rp368,34 miliar) sehingga menjadi Rp6.684,22 miliar, diikuti oleh

pertumbuhan kelompok bank swasta nasional yang mencapai 4,15% (meningkat

Rp129,52 miliar). Sedangkan DPK kelompok bank syariah masih mampu tumbuh

sebesar 3,86% (meningkat Rp6,15 miliar) sehingga menjadi Rp165,40 miliar.

Tabel 3.1 Penghimpunan Dana Bank Umum di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Trw III Trw IV Trw I Trw II Nominal PersenBank Pemerintah 5,960,811 6,178,908 6,315,888 6,684,224 368,336.0 5.83

1 2,196,725 2,362,768 1,981,329 2,138,446 157,117 7.93 2 2,410,097 2,936,837 3,021,694 3,093,412 71,718 2.37 3 Simpanan Berjangka 1,353,989 879,303 1,312,865 1,452,366 139,501 10.63

Bank Swasta Nasional 2,640,456 2,998,881 3,122,350 3,251,868 129,518 4.15 1 429,684 477,859 621,135 688,125 66,990 10.79 2 1,207,634 1,373,320 1,377,744 1,416,663 38,919 2.82 3 Simpanan Berjangka 1,003,138 1,147,702 1,123,471 1,147,080 23,609 2.10

Bank Syariah 125,935 143,501 159,250 165,401 6,151 3.86 1 Giro 44,884 44,779 52,201 51,657 (544) (1.04) 2 Tabungan 55,201 71,552 77,112 84,276 7,164 9.29 3 Deposito 25,850 27,170 29,937 29,468 (469) (1.57)

Jumlah 8,727,202 9,321,290 9,597,488 10,101,493 504,005 5.25 1 2,671,293 2,885,406 2,654,665 2,878,228 223,563 8.42 2 3,672,932 4,381,709 4,476,550 4,594,351 117,801 2.63 3 Simpanan Berjangka 2,382,977 2,054,175 2,466,273 2,628,914 162,641 6.59

Giro

Pertumbuhan2008

Tabungan

2007

Tabungan

URAIAN

GiroTabungan

Giro

Berdasarkan jenis penghimpunan dana, giro menunjukkan

pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan jenis DPK lainnya

pada triwulan laporan. Secara nominal, giro di bank pemerintah tumbuh paling

tinggi sebesar Rp157,12 miliar. Pertumbuhan deposito bank umum sebesar

6,59% pada triwulan laporan disumbangkan oleh peningkatan deposito pada

kelompok bank pemerintah serta kelompok bank swasta nasional. Namun

demikian, deposito pada kelompok bank syariah mengalami penurunan pada

triwulan laporan. Di sisi lain, perkembangan outstanding tabungan mengalami

peningkatan pada seluruh kelompok bank sehingga mencapai Rp117,80 miliar

(2,63%).

45

Page 82:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Grafik 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000

4,500

5,000

Q1-03

Q2-03

Q3-03

Q4-03

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Rp miliar

-

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000Rp miliar

Giro (aksis kiri) Simpanan Berjangka (aksis kiri) Tabungan (aksis kiri) DPK (aksis kanan)

Berdasarkan golongan pemilik, secara nominal, kenaikan DPK

disebabkan oleh kenaikan kepemilikan Pemerintah Daerah yang tumbuh 9,76%

atau sebesar Rp184,72 miliar sehingga menjadi Rp2.076,45 miliar, yang diikuti

Tabel 3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik

(dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Share Nominal Share

Penduduk/Residents

1 Pemerintah 57,775 0.66 44,281 0.48 50,509 0.53 49,436 0.49

2 Pemerintah Daerah 2,248,698 25.77 1,392,907 14.94 1,891,724 19.71 2,076,446 20.56

3 Badan/lembaga pemerintah 29,711 0.34 34,921 0.37 66,334 0.69 82,979 0.82

4 Badan Usaha Milik Negara 43,325 0.50 119,536 1.28 71,010 0.74 115,747 1.15

5 Perusahaan asuransi 42,880 0.49 42,199 0.45 34,872 0.36 35,627 0.35

6 Perusahaan swasta 468,896 5.37 926,409 9.94 527,640 5.50 634,560 6.28

7 Yayasan dan Badan Sosial 55,291 0.63 73,507 0.79 116,504 1.21 68,799 0.68

8 Koperasi 32,719 0.37 39,748 0.43 38,442 0.40 40,029 0.40

9 Perorangan 5,678,966 65.07 6,565,904 70.44 6,754,020 70.37 6,897,472 68.28

10 Lainnya 68,868 0.79 81,775 0.88 46,416 0.48 100,398 0.99

Jumlah 8,727,129 100.00 9,321,187 100 9,597,471 100 10,101,493 100

Bukan Penduduk/Non-Residents 73 103 0 17 0 - -

8,727,202 9,321,290 9,597,488 10,101,493

Trw.III-2007

Penduduk dan bukan penduduk

No. Golongan PemilikTrw.I-2008 Trw.II-2008Trw.IV-2007

oleh kenaikan DPK perorangan sebesar Rp143,45 miliar (2,12%). Berdasarkan

pangsanya, DPK terbesar adalah golongan pemilik perorangan yang mencapai

68,28%; diikuti oleh milik Pemerintah Daerah sebesar 20,56% dan perusahaan

swasta sebesar 6,28%.

Berdasarkan lokasi proyek24, jumlah dana masyarakat di perbankan

mengalami peningkatan di beberapa kabupaten kecuali Kabupaten Batanghari, 24 Data s.d. bulan Mei 2008.

46

Page 83:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Pertumbuhan DPK tertinggi terjadi di

Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 14,89% sehingga menjadi Rp350,85

miliar, diikuti oleh Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 9,26% sehingga

menjadi Rp905,42 miliar, serta Kabupaten Merangin sebesar 8,08% sehingga

menjadi Rp479,15 miliar. Pada triwulan laporan, secara total, DPK berdasarkan

lokasi proyek tumbuh sebesar Rp504,01 miliar (5,25%).

Tabel 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek

(dalam jutaan rupiah)

Nominal Share Nominal Share Nominal Persen

1 Kota Jambi 5,775,985 60.18 6,137,310 60.76 361,325 6.26

2 Batanghari 431,686 4.50 410,029 4.06 (21,657) (5.02)

3 Tanjung Jabung Barat 828,693 8.63 905,424 8.96 76,731 9.26

4 Merangin 443,331 4.62 479,150 4.74 35,819 8.08

5 Kerinci 443,413 4.62 445,337 4.41 1,924 0.43

6 Sarolangun 371,959 3.88 385,452 3.82 13,493 3.63

7 Bungo 524,916 5.47 514,201 5.09 (10,715) (2.04)

8 Tebo 145,028 1.51 131,689 1.30 (13,339) (9.20)

9 Muara Jambi 269,982 2.81 284,160 2.81 14,178 5.25

10 Tanjung Jabung Timur 305,375 3.18 350,850 3.47 45,475 14.89

11 Lainnya (Others ) 57,120 0.60 57,891 0.57 771 1.35

9,597,488 100.00 10,101,493 100.00 504,005 5.25

Kota/KabupatenNo.

JUMLAH

Trw.I-08 PertumbuhanTrw.II-08

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana

Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi tumbuh sebesar

9,74%, yakni dari Rp6.025,62 miliar menjadi Rp6.612,26 miliar pada triwulan II

tahun 2008. Akselerasi kredit perbankan pada triwulan laporan mulai

menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercermin dari

meningkatnya pertumbuhan kredit bank umum dari 7,02% menjadi 9,74% pada

triwulan laporan. Hal ini ditandai dengan masih tumbuhnya kredit modal kerja

(KMK), kredit investasi dan kredit konsumsi.

Pertumbuhan kredit bank umum yang menunjukkan perbaikan pada

triwulan laporan mencerminkan masih meningkatnya aktivitas usaha debitur yang

didukung oleh pertumbuhan ekonomi daerah yang masih tumbuh positif

sehingga berdampak pada pertumbuhan kredit di daerah.

47

Page 84:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Tabel 3.4 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II

Kelompok Bank 4,481,416 4,844,795 5,222,744 5,630,437 6,025,622 6,612,2621 Bank Pemerintah 3,181,450 3,491,090 3,721,103 3,906,222 4,087,566 4,428,4322 Bank Swasta 1,192,608 1,242,455 1,378,878 1,579,359 1,761,924 1,995,2743 Bank Syariah 107,358 111,250 122,763 144,856 176,132 188,556

Jenis Penggunaan 4,481,416 4,844,795 5,222,744 5,630,437 6,025,622 6,612,2621 Modal Kerja 2,014,669 2,147,278 2,185,060 2,335,437 2,376,256 2,706,5382 Investasi 741,092 752,981 860,498 1,003,728 1,166,162 1,237,2073 Konsumsi 1,725,655 1,944,536 2,177,186 2,291,272 2,483,204 2,668,517

Sektor Ekonomi 4,481,416 4,844,795 5,222,744 5,630,437 6,025,622 6,612,2621 Pertanian 756,418 742,229 721,818 738,028 717,428 786,262 2 Pertambangan 7,654 7,200 13,756 23,081 30,540 30,359 3 Perindustrian 391,749 418,221 386,950 420,503 383,849 396,417 4 Listrik, Gas dan Air 37,843 37,003 36,001 35,076 33,982 32,920 5 Konstruksi 140,952 163,708 170,362 167,950 217,464 252,844 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,124,236 1,241,171 1,398,718 1,522,440 1,707,652 1,924,465

7Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 75,717 78,203 88,867 130,994 154,559 152,689

8 Jasa-jasa Dunia Usaha 139,402 131,480 142,444 176,662 174,832 232,792 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 63,818 70,279 77,002 114,119 112,306 116,579

10 Lain-lain 1,743,627 1,955,301 2,186,826 2,301,584 2,493,010 2,686,935

URAIAN2007 2008

Berdasarkan Kelompok Bank, pertumbuhan penyaluran kredit tertinggi

dicapai oleh bank swasta sebesar 13,24% (Rp233,35 miliar). Kelompok bank

pemerintah tumbuh sebesar 8,34% dan kelompok bank syariah tumbuh sebesar

7,05%. Namun demikian, pertumbuhan kredit bank syariah lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mampu mencapai sebesar 21,59%.

Dilihat dari pangsa (share) penyaluran kredit, kelompok bank pemerintah masih

mendominasi dengan pangsa sebesar 66,97% dari total penyaluran kredit

perbankan, diikuti dengan kelompok bank swasta (30,18%) serta kelompok bank

syariah (2,85%).

Berdasarkan Jenis Penggunaan, pertumbuhan kredit pada triwulan

laporan terjadi terutama karena kenaikan outstanding kredit modal kerja sebesar

13,90% (Rp330,28 miliar) sehingga menjadi Rp2.706,54 miliar. Sedangkan kredit

konsumsi serta kredit investasi tumbuh melambat dibandingkan triwulan

sebelumnya. Walaupun relatif menurun, tren peningkatan pertumbuhan kredit

investasi selama 3 (tiga) triwulan terakhir menunjukkan pencapaian yang cukup

baik. Hal ini mencerminkan semakin membaiknya kepercayaan investor terhadap

kondisi perekonomian Provinsi Jambi. Disamping itu, sejalan dengan mulai

membaiknya iklim usaha pada jangka menengah dan jangka panjang khususnya

48

Page 85:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

untuk sektor-sektor yang diminati investor seperti sektor perkebunan juga masih

berkontribusi terhadap meningkatnya kredit investasi. Sedangkan pertumbuhan

kredit konsumsi masih disebabkan oleh meningkatnya kredit mikro dan kecil

untuk pembiayaan sektor-sektor informal dan rumah tangga.

Berdasarkan pangsanya, kredit modal kerja memiliki pangsa paling besar

yaitu sebesar 40,93% dari total kredit pada triwulan laporan, diikuti kredit

konsumsi sebesar 40,36% serta kredit investasi sebesar 18,71%.

Berdasarkan Sektor Ekonomi, pertumbuhan kredit secara nominal pada

triwulan laporan masih disumbangkan oleh sektor tersier. Sumbangan terbesar

penyaluran kredit dari sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar Rp216,81

miliar, diikuti dengan sektor lain-lain25 sebesar Rp193,93 miliar, serta sektor jasa-

jasa dunia usaha sebesar Rp57,96 miliar.

Di sisi lain, pertumbuhan kredit sektor pertambangan selama 3 (tiga)

triwulan sebelumnya yang menunjukkan akselerasi yang menggembirakan, pada

triwulan laporan mengalami penurunan pertumbuhan sebesar 0,59%. Sebagian

besar kredit pertambangan merupakan kredit sub sektor pertambangan

batubara.

Pangsa penyaluran kredit didominasi oleh kredit sektor lain-lain sebesar

40,64% terhadap outstanding kredit, diikuti sektor perdagangan, restoran dan

hotel sebesar 29,10%, serta sektor pertanian sebesar 11,89%. Penyaluran kredit

ketiga sektor tersebut mendominasi penyaluran kredit yang mencapai 81,63%

dari total outstanding kredit.

Berdasarkan lokasi Proyek26, jumlah kredit yang disalurkan oleh

perbankan berdasarkan lokasi proyek di Provinsi Jambi meningkat sebesar

25 Yang dimaksud sektor lain-lain adalah: 1) Perumahan, yaitu sektor ekonomi dari jenis kredit konsumsi di bidang perumahan dan 2) Lainnya, yaitu sektor ekonomi yang tidak dapat dimasukkan kedalam sektor-sektor ekonomi (ex: kredit konsumsi untuk kendaraan bermotor, alat-alat rumah tangga, dan lain-lain). 26 Data s.d. bulan Mei 2008. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah (SEKDA) Provinsi Jambi. Data kredit lokasi proyek yang dimaksud masih memasukkan kredit dari BPR serta bank asing dan bank campuran sesuai dengan format SEKDA Provinsi Jambi.

49

Page 86:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 13,10%, yaitu dari Rp8.145,68 miliar menjadi Rp9.212,39 miliar.27 Meningkatnya

kredit lokasi proyek pada triwulan laporan terutama disumbangkan oleh

tumbuhnya kredit sub sektor jasa dunia usaha sebesar Rp129,43 miliar (49,02%)

serta kredit sektor perindustrian yang tumbuh sebesar Rp335,70 miliar (37,84%).

Hal ini juga masih didukung oleh tumbuhnya kredit lokasi proyek sektor lain-lain

dan sektor perdagangan yang memiliki pangsa kredit terbesar dengan

pertumbuhan masing-masing 7,07% dan 11,89%.

Tabel 3.5 Perkembangan Kredit Lokasi Proyek Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

I II III IV I IIPertanian 1,818,407 1,998,586 1,815,559 1,861,997 1,367,665 1,453,320 Pertambangan 197,170 223,574 237,500 276,405 116,753 118,237 Perindustrian 515,470 550,568 634,343 780,282 887,248 1,222,945 Perdagangan 1,275,855 1,392,067 1,547,130 1,647,079 1,807,987 2,022,979

Jasa-jasa 555,003 610,891 682,587 779,587 852,274 1,061,093 - listrik, gas dan air 44,390 43,130 41,814 82,728 86,777 95,665 - konstruksi 169,522 200,829 240,282 193,339 245,164 327,661 - pengangkutan 83,656 92,125 105,097 132,967 132,352 121,054 - jasa dunia usaha 187,827 199,831 212,649 251,034 264,041 393,467 - jasa sosial masyarakat 69,608 74,976 82,745 119,519 123,940 123,246 Lain-lain 1,960,419 2,199,649 2,509,440 2,686,333 3,113,757 3,333,813 TOTAL 6,322,324 6,975,335 7,426,559 8,031,683 8,145,684 9,212,387

2007 2008Sektor Ekonomi

4. Undisbursed Loan dan Persetujuan Kredit Baru

Jumlah undisbursed loan (kredit yang belum ditarik) pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan sebesar 4,48%. Peningkatan tersebut masih lebih

rendah jika dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang sebesar 21,75%. Pada

triwulan laporan, total undisbursed loan sebesar Rp613,22 miliar atau lebih tinggi

dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai Rp586,93 miliar.

Berdasarkan jenis penggunaan, proporsi undisbursed loan terbesar

terdapat pada kredit modal kerja, yaitu mencapai 82,05% dari total undisbursed

loan. Jika berdasarkan sektor ekonomi, undisbursed loan terbesar adalah sektor

perdagangan, restoran dan hotel (59,53%), diikuti oleh sektor pertanian

(13,01%), serta sektor konstruksi (8,21%).

27 Data s.d. Bulan Mei 2008. Mulai Mei 2007, Data dana/kredit telah menggunakan konsep net, yaitu tidak memasukkan dana/kredit pada pemerintah pusat dan bukan penduduk. Hal ini telah disesuaikan dengan publikasi SEKI (Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia).

50

Page 87:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Tabel 3.6 Tabel Undisbursed Loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II1 investasi 25,374 11,007 73,341 63,786 79,604 104,987 2 konsumsi 7,933 15,737 4,398 3,330 4,594 5,101 3 modal kerja 399,257 359,885 390,000 414,961 502,731 503,134

432,564 386,629 467,739 482,077 586,929 613,222

TW I TW II TW III TW IV TW I TW II1 Pertanian 49,736 46,907 69,447 72,440 78,361 79,753 2 Pertambangan 1,015 119 7,230 5,420 2,465 2,789 3 Perindustrian 20,953 20,218 25,961 23,373 24,677 30,247 4 Listrik, Gas dan Air 85 45 730 41 108 75 5 Konstruksi 37,957 25,205 41,302 30,811 38,669 50,365 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel 286,212 235,661 253,504 285,660 354,788 365,056

7Pengangkutan, Pergudangan dan komunikasi 8,367 10,663 11,223 12,024 25,614 27,336

8 Jasa-jasa Dunia Usaha 17,701 27,863 27,379 29,674 39,140 33,849 9 Jasa-jasa Sosial Masyarakat 2,605 4,211 26,565 19,304 18,513 18,606

10 Lain-lain 7,933 15,737 4,398 3,330 4,594 5,146 432,564 386,629 467,739 482,077 586,929 613,222 Total

Berdasarkan sektor ekonomi

2008

2007Total

2007Berdasarkan jenis penggunaan

2008

Jumlah persetujuan kredit pada triwulan laporan menunjukkan penurunan

jika dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan laporan, persetujuan kredit

turun sebesar 7,77%. Turunnya jumlah persetujuan kredit pada periode triwulan

laporan antara lain dikarenakan oleh perkembangan kondisi makro ekonomi

(terutama inflasi) yang cenderung meningkat apalagi semenjak kenaikan harga

BBM. Hal ini direspon dengan sikap hati-hati masyarakat dalam mengajukan

kreditnya kepada pihak perbankan sehingga turut berpengaruh terhadap jumlah

realisasi persetujuan kredit. Pangsa terbesar persetujuan kredit yaitu kredit

konsumsi (53,67%), lalu diikuti kredit modal kerja (32,81%), serta kredit investasi

(13,52%).

Tabel 3.7 Tabel Persetujuan Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan di Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta % Rp. Juta %

1. Modal Kerja 272,714 33.85 295,232 27.75 313,938 35.19 187,827 43.16 131,672 32.812. Investasi 128,008 15.89 321,818 30.24 210,946 23.65 108,571 24.95 54,273 13.523. Konsumsi 405,049 50.27 446,991 42.01 367,171 41.16 138,749 31.89 215,382 53.67Jumlah 805,771 100 1,064,041 100 892,055 100.00 435,147 100.00 401,327 100.00

Jenis KreditTw II 07 Tw II 08Tw I 08Tw IV 07Tw III 07

51

Page 88:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL)

gross Bank Umum di Provinsi Jambi

Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan di Provinsi Jambi mengalami

peningkatan sebesar 267 bps dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga

menjadi 65,46%.28 Peningkatan rasio LDR mencerminkan semakin membaiknya

fungsi intermediasi perbankan di daerah. Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi

(9,74%) dibandingkan dengan pertumbuhan DPK (5,25%) pada triwulan laporan

menunjukkan bahwa perbankan memiliki komitmen yang kuat untuk terus

berusaha seoptimal mungkin untuk menyalurkan kredit dalam rangka peran serta

dalam pembangunan daerah.

Grafik 3.3 Perkembangan Loan To Deposit Ratio (LDR) Bank Umum Provinsi Jambi

Rp juta

88.05%83.26%

89.58%

60.89%57.69% 58.18% 59.23% 59.84% 60.40% 62.78%

65.46%

86.94%87.15%83.95%86.84%

90.39%

-

2,000,000

4,000,000

6,000,000

8,000,000

10,000,000

12,000,000

III IV I II III IV I II*

2006 2007 2008

-10%

10%

30%

50%

70%

90%

110%

Kredit Lokasi Proyek (Rp juta) Kredit Perbankan Jambi (Rp juta) DPK Perbankan (Rp juta)

LDR Lokasi Proyek (persen) LDR Perbankan Jambi (persen)

Sementara itu, tumbuhnya LDR berdasarkan lokasi proyek pada triwulan

laporan dibandingkan triwulan sebelumnya berasal dari meningkatnya penyaluran

kredit untuk sektor perdagangan, sektor perindustrian dan sektor lain-lain.29

Secara nominal, penyaluran kredit lokasi proyek sektor perdagangan tumbuh

sebesar Rp214,99 miliar, sektor perindustrian (Rp335,70 miliar) serta kredit sektor

lain-lain (Rp220,06 miliar). Disamping itu, pertumbuhan kredit lokasi proyek 28 LDR perbankan disini maksudnya rasio antara kredit yang disalurkan oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang dilakukan bank umum pada triwulan laporan. 29 Yang dimaksud LDR berdasarkan lokasi proyek adalah rasio antara kredit yang disalurkan berdasarkan lokasi proyek oleh bank umum dibandingkan dengan penghimpunan DPK bank umum pada triwulan laporan.

52

Page 89:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

berdasarkan sektor ekonomi untuk sebagian besar sektor-sektornya juga mulai

menunjukkan akselerasi yang cukup agresif jika dibandingkan triwulan

sebelumnya sehingga secara total kredit lokasi proyek mengalami peningkatan.

Sementara itu, LDR kredit berdasarkan lokasi proyek secara total per

kabupaten/kota di Provinsi Jambi meningkat sebesar 633 bps, yaitu dari 84,87%

menjadi 91,20%.30 Pada triwulan laporan, Kabupaten Tebo memiliki LDR tertinggi

yaitu 220,22% di antara sepuluh kota/kabupaten di Provinsi Jambi, diikuti oleh

Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muara Jambi masing-masing dengan LDR

sebesar 196,39% dan 174,14%. Sementara itu, terdapat 4 (empat) kabupaten

dengan tingkat LDR kurang dari 100% dengan LDR terendah di Kabupaten

Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat masing-masing

sebesar 19,69% dan 57,85%.

Grafik 3.4 Loan to deposit Ratio (LDR) Berdasarkan Lokasi Proyek per kabupaten/kota di Provinsi Jambi

Tanjung Jabung Barat

Sarolangun

Kerinci

Bungo

Tebo

Tanjung Jabung Timur

Kota Jambi

Merangin

Batanghari

Muara Jambi

0 50 100 150 200 250 300

1

LDR <100%

Rendahnya LDR di Kabupaten Tanjung Jabung Timur terkait antara lain

dengan perkembangan daerah tersebut yang masih belum terakselerasi dengan

baik. Sebagaimana diketahui, Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan salah

satu daerah yang masuk dalam program pemekaran di Provinsi Jambi pada tahun

30 Yang dimaksud LDR berdasarkan lokasi proyek per kabupaten/kota adalah rasio antara kredit lokasi proyek perbankan (bank umum dan BPR) dibandingkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank umum. Untuk kredit lokasi proyek per kabupaten/kota belum dipisahkan antara kredit lokasi proyek bank umum dengan BPR. Sumber: Statistik Ekonomi Keuangan Daerah, Mei 2008.

53

Page 90:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 1999.31 Namun demikian, perkembangan perekonomian yang relatif lebih lambat

dibandingkan kabupaten pemekaran lainnya serta kondisi infrastruktur jalan yang

belum memadai menyebabkan akses dan perkembangan dunia usaha menjadi

terhambat. Disamping itu, dua bank yang beroperasi di Kabupaten Tanjung

Jabung Timur statusnya adalah kantor kas sehingga dalam hal pemberian kredit

kepada nasabah, bank-bank di Tanjung Jabung Timur belum berhak memberikan.

Dampaknya, masyarakat harus meminjam melalui bank-bank yang berada di

kabupaten/kota tetangga. Sementara itu, relatif jauhnya jarak ke kabupaten/kota

terdekat menyebabkan minat masyarakat untuk meminjam kredit menjadi

rendah.

Sejalan dengan perbaikan rasio LDR bank umum, kualitas penempatan

dana perbankan daerah dalam bentuk kredit menunjukkan perbaikan

dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi ini tercermin dari rasio Non

Performing Loan (NPL) gross bank umum yang mengalami penurunan sebesar

8bps, yaitu dari 3,33% pada triwulan sebelumnya menjadi 3,25% pada triwulan

laporan. Penurunan rasio NPL terjadi pada sektor konstruksi, sektor perdagangan,

hotel, dan restoran, sektor jasa-jasa dunia usaha dan sektor lain-lain.

Tabel 3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum Provinsi Jambi

Kredit Nominal NPL NPL (%) Kredit Nominal NPL NPL (%)1. Pertanian 740,595 48,321 6.52 786,262 67,443 8.58 2. Pertambangan 31,309 - - 30,359 - - 3. Perindustrian 412,005 31,489 7.64 396,417 31,751 8.01 4. Listrik, Gas dan Air 34,075 - - 32,920 - - 5. Konstruksi 177,954 10,695 6.01 252,844 2,440 0.97 6. Perdagangan, Restoran dan Hotel 1,592,798 55,004 3.45 1,924,465 60,922 3.17

7Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 132,070 444 0.34 152,689 523 0.34

8. Jasa-jasa Dunia Usaha 202,684 4,347 2.14 232,792 4,787 2.06 9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat 115,405 580 0.50 116,579 1,016 0.87 10. Lain-lain 2,392,998 43,540 1.82 2,686,935 46,219 1.72

5,831,893 194,420 3.33 6,612,262 215,101 3.25

TW II-08TW I-08

J U M L A H

Sektor Ekonomi

Berdasarkan sektor ekonomi, NPL tertinggi pada sektor pertanian sebesar

8,58%, diikuti sektor industri sebesar 8,01% dan sektor perdagangan, hotel, dan

31 Pada tahun 1999, ada 4 (empat) daerah yang dimekarkan, yaitu Kabupaten Batanghari menjadi Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muara Jambi, lalu Kabupaten Bungo menjadi Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo, diikuti Kabupaten Sarolangun Bangko menjadi Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin serta Kabupaten Tanjung Jabung menjadi Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten tanjung Jabung Timur.

54

Page 91:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

restoran sebesar 3,17%. Masih tingginya NPL pada sektor pertanian terutama

berasal dari outstanding kredit yang disalurkan melalui penyaluran kredit program

terdahulu di beberapa bank pemerintah guna mensukseskan program

pembangunan di sektor pertanian yang masih terhambat. Sedangkan

meningkatnya NPL sektor industri pada triwulan laporan disebabkan oleh naiknya

nominal jumlah kredit macet pada bank pemerintah (Rp31,31 miliar) secara

signifikan di sub sektor industri kayu dan hasil kayu. Dalam kondisi sekarang,

pemenuhan bahan baku kayu log semakin susah sehingga menyebabkan

perusahaan-perusahaan tersebut terkendala dalam proses produksi dan berakibat

pada menurunnya kinerja perusahaan dalam melunasi kredit dari perbankan.

6. Perkembangan UMKM

Pada triwulan laporan, kredit UMKM bank umum tumbuh 10,19%,

meningkat jika dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mampu

mencapai 6,13% (lihat grafik 3.6). Dengan perkembangan tersebut, pangsa

kredit UMKM terhadap total kredit bank umum sebesar 81,93%, meningkat jika

dibandingkan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 81,59%.

Grafik 3.5 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi

Kecil26.22%

Menengah19.09%

Non-UMKM18.07%

Mikro36.62%

Peningkatan kredit UMKM yang disalurkan turut diimbangi dengan

perbaikan kualitas kredit. Hal ini dicerminkan dengan penurunan rasio NPL

UMKM pada triwulan laporan sebesar 24 bps sehingga menjadi 2,66%. Dilihat

dari distribusinya, kredit UMKM sektor usaha mikro masih memiliki pangsa yang

terbesar yaitu 36,62% lalu diikuti sektor usaha kecil sebesar 26,22%, serta sektor

55

Page 92:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH usaha menengah sebesar 19,09%. Kredit non-UMKM atau kredit yang

nominalnya lebih dari Rp5 miliar memiliki pangsa sebesar 18,07% dari total kredit

pada triwulan II tahun 2008.

Peningkatan laju pertumbuhan kredit UMKM bank umum sebesar 10,19%

pada triwulan laporan terutama berasal dari meningkatnya pertumbuhan kredit

usaha mikro serta usaha kecil dari masing-masing sebesar 3,95% dan 6,39%

menjadi sebesar 9,94% dan 14,72%. Berdasarkan jenis penggunaan, kredit

UMKM masih didominasi oleh kredit konsumsi yang pangsanya mencapai

49,26%, diikuti kredit modal kerja sebesar 37,63% serta kredit investasi sebesar

13,11%.

Grafik 3.6 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi

9.17

18.60

6.54

3.73

11.02

8.46

5.98 5.75

3.32

6.89 7.19 7.49

3.86

9.09

6.10

4.59

1.76

6.23

4.90

9.80

3.60

9.82

11.89

7.06

6.13

10.19

-

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

TW I-02

TW II-02

TWIII-02

TWIV-02

TW I-03

TW II-03

TWIII-03

TWIV-03

TW I-04

TW II-04

TWIII-04

TWIV-04

TW I-05

TW II-05

TWIII-05

TWIV-05

TW I-06

TW II-06

TWIII-06

TWIV-06

TW I-07

TW II-07

TWIII-07

TWIV-07

TW I-08

TW II-08

Miliar Rp

0.00

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

18.00

20.00

*) Mulai Triwulan IV tahun 2006 termasuk Bank Syariah

Persen

Mikro Kecil Menengah Pertumbuhan UMKM (%)

7. Profitabilitas

Kondisi profitabilitas perbankan di Provinsi Jambi pada triwulan laporan

menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Namun demikian,

jika dibandingkan triwulan II tahun 2007, profitabilitas (net) perbankan

menunjukkan peningkatan sebesar Rp42,76 miliar.

Dilihat dari spread bunga (grafik 3.7), terlihat bahwa perbankan di Provinsi

Jambi masih cukup menikmati margin keuntungan dari bunga yang cukup tinggi.

Walaupun margin rata-rata tertimbang antara suku bunga kredit dengan suku

bunga deposito 3 (tiga) bulan sedikit menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya (7,06%), pada triwulan laporan perbankan masih menikmati spread

56

Page 93:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

bunga rata-rata tertimbang sebesar 6,73%. Penurunan laba tersebut antara lain

dikarenakan perbankan Jambi masih memberikan imbal jasa (suku bunga

deposito 3 bulan) yang lebih tinggi jika dibandingkan triwulan sebelumnya dari

sebesar 7,09% menjadi 7,26%. Sehingga, beban bunga yang ditanggung pada

triwulan ini relatif lebih besar dibandingkan triwulan sebelumnya.

7.18 6.83 5.874.64

3.77 3.53 3.65 3.8 4.14 4.48 4.89 5.55 6.286.62 6.8 6.91 7.19 7.73 7.73 7.1 7.07 6.85 6.82 6.92 7.07 6.737.066.72

4.19 3.57 3.97 4.575.97 6.79 7.39

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

Juli

Agu

stus

Sept

embe

r

Okt

ober

Nov

embe

r

Des

embe

r

Janu

ari

Febr

uari

Mar

et

Apr

il

Mei

Juni Juli

Agu

stus

Sept

embe

r

Okt

ober

Nov

embe

r

Des

embe

r

Janu

ari

Febr

uari

Mar

et

Apr

il

Mei

Juni Juli

Agu

stus

Sept

embe

r

Okt

ober

Nov

embe

r

Des

embe

r

Janu

ari

Febr

uari

Mar

et

Apr

il

Mei

2005 2006 2007 2008

Persen (%)

Margin SBI Deposito 3 Bulan Kredit

Grafik 3.7 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito Bank Umum Provinsi Jambi

Semenjak bulan Agustus 2007, perbankan secara bertahap terus

menurunkan suku bunga kreditnya dari sebesar 15,16% menjadi 13,99%.

Meningkatnya BI-rate pada triwulan laporan sebesar 50 bps sehingga menjadi

8,50%32 relatif belum direspon secara berarti oleh pihak perbankan dengan

meningkatkan suku bunga kreditnya. Suku bunga kredit cenderung menurun

secara terbatas jika dibandingkan BI rate. Suku bunga kredit (weighted average)

menurun sebesar 16 bps dari sebesar 14,15% pada akhir triwulan I tahun 2008

menjadi sebesar 13,99% pada triwulan laporan. Namun demikian, tren kenaikan

BI rate akan direspon dengan kenaikan suku bunga kredit dalam bulan–bulan

mendatang yang tentunya akan memberatkan dunia usaha di tengah kondisi

32 Posisi BI rate s.d. bulan Mei 2008.

57

Page 94:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH ekonomi yang cenderung kurang kondusif bagi dunia usaha. Kenaikan suku

bunga kredit tentunya akan mempengaruhi kenaikan harga-harga secara umum

yang berimbas pada konsumen akhir.

Sementara itu, selama periode triwulan II tahun 2008 perbankan di

Provinsi Jambi mencatat laba bersih (net) sebesar Rp77,42 miliar. Laba pada

triwulan ini meningkat jika dibandingkan dengan laba pada triwulan II tahun

2007 yang mencapai Rp34,66 miliar. Namun, jika dibandingkan dengan triwulan

I tahun 2008, laba pada triwulan laporan menurun sebesar 46,78%.

Grafik 3.8 Perkembangan Laba Rugi Triwulanan

- 50 100 150 200

Tw II-06

Tw III 06

Tw IV 06

Tw I 07

Tw II 07

Tw III 07

Tw IV 07

Tw I 08

Tw II 08

Miliar Rp

L/R (sblm transfer & pajak) L/R (net)

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)33

Jumlah aset seluruh BPR di Provinsi Jambi mencapai Rp214,64 miliar, turun

sebesar 3,11% dibanding pada triwulan sebelumnya sebesar Rp221,54 miliar.

Sedangkan jumlah penghimpunan dana BPR di Provinsi Jambi sebesar Rp162,56

miliar atau turun sebesar 3,32% dibanding triwulan sebelumnya. Penurunan DPK

tersebut berasal dari simpanan tabungan maupun simpanan berjangka.

Tabungan turun sebesar 0,15% mencapai Rp43 juta dan simpanan berjangka

yang turun sebesar 4,00% mencapai Rp5,54 miliar.

Di sisi lain, jumlah kredit yang disalurkan oleh BPR menunjukkan

peningkatan, yaitu sebesar 5,87% sehingga menjadi Rp159,48 miliar. Fungsi

intermediasi BPR di Provinsi Jambi yang dicerminkan dari rasio Loan to Deposit

33 Data s.d. Bulan Mei 2008.

58

Page 95:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH

Ratio (LDR) meningkat sebesar 852 bps dari sebesar 89,59% menjadi sebesar

98,10%. Sedangkan rasio Non Performing Loans (NPLs) terhadap kredit

menunjukkan perbaikan yang ditunjukkan dengan penurunan persentase kredit

macet sebesar 3 bps dari 6,75% menjadi sebesar 6,72%.

59

Page 96:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 97:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB IV KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

A. Umum

Realisasi penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi meningkat sebesar

61,78% atau mencapai Rp757,45 miliar. Sedangkan realisasi belanja pada

triwulan laporan sebesar Rp578,83 miliar atau meningkat 73,97%. Dengan

kondisi tersebut, selisih antara pendapatan yang diterima dengan kegiatan

belanja sebesar Rp178,62 miliar atau meningkat 31,93% dibandingkan triwulan

sebelumnya.

Transfer dana bagi hasil pada triwulan laporan sebesar Rp272,67 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai

Rp7,21 miliar. Sedangkan perkembangan simpanan pemerintah daerah di bank

umum Provinsi Jambi menunjukkan tren yang meningkat selama tahun 2008.

B. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah

Penerimaan pajak pusat di wilayah Jambi pada triwulan II tahun 2008

terealisasi sebesar Rp757,45 miliar, meningkat 61,78% dibandingkan triwulan

sebelumnya. Secara nominal, peningkatan penerimaan pajak tertinggi dicapai

Tabel 4.1. Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Nominal (%)

I Pendapatan Pajak Dalam Negeri 732,892,164,631 420,991,912,554 311,900,252,077 74.09 Pendapatan Pajak Penghasilan 148,101,394,575 181,019,739,634 (32,918,345,059) (18.18) Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 207,285,089,312 228,522,877,116 (21,237,787,804) (9.29) Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 364,868,670,243 1,433,815,920 363,434,854,323 25,347.39 Pendapatan BPHTB 5,733,657,421 4,275,948,609 1,457,708,812 34.09 Pendapatan Cukai 19,975,971 71,815,971 (51,840,000) (72.18) Pendapatan Pajak Lainnya 6,883,377,109 5,667,715,304 1,215,661,805 21.45

II Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional 13,828,047,619 28,150,920,481 (14,322,872,862) (50.88) Pendapatan Bea Masuk 4,537,763,725 3,438,961,521 1,098,802,204 31.95 Pendapatan Pajak/Pungutan Ekspor 9,290,283,894 24,711,958,960 (15,421,675,066) (62.41)

III Penerimaan Sumber Daya Alam - 885,000 (885,000) (100.00) Pendapatan Pertambangan Umum - 885,000 (885,000) (100.00)

IV Pendapatan PNPB Lainnya 10,727,651,075 19,059,940,523 (8,332,289,448) (43.72) 757,447,863,325 468,203,658,558 289,244,204,767 61.78

Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

PertumbuhanTriwulan I 2008Triwulan II 2008REALISASI PENDAPATAN

Total Realisasi Pendapatan

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

61

Page 98:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH oleh jenis pajak pendapatan pajak bumi dan bangunan sebesar Rp364,87 miliar,

diikuti jenis pajak pertambahan nilai sebesar Rp207,29 miliar, serta jenis pajak

penghasilan sebesar Rp148,89 miliar.

Berdasarkan pangsanya, pendapatan pajak dalam negeri memiliki pangsa

paling besar yaitu 96,76% dari total penerimaan pajak pada triwulan laporan.

Jika dirinci lagi dari pendapatan pajak dalam negeri, maka pendapatan pajak

bumi dan bangunan memiliki pangsa paling besar (49,78%), diikuti pajak

pertambahan nilai (28,28%), serta pajak penghasilan (20,21%).

Grafik 4.1. Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi Grafik 4.2. Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi

Penerimaan Sumber Daya Alam

0.00%Pendapatan Pajak Perdagangan Internasional

1.83%

Pendapatan PNPB Lainnya1.42%

Pendapatan Pajak Dalam Negeri

96.76%

Grafik 4.1

Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai

28.28%

Pendapatan Pajak Penghasilan

20.21%

Pendapatan Pajak Lainnya0.94%

Pendapatan Cukai0.00%

Pendapatan BPHTB0.78%

Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan49.78%

Grafik 4.2

Dari sisi belanja pemerintah pusat di daerah, belanja pegawai (secara

nominal) masih yang terbesar mencapai Rp241,37 miliar, diikuti dengan belanja

modal yang mencapai Rp194,35 miliar. Peningkatan belanja pegawai terutama

disumbangkan dari peningkatan belanja gaji dan tunjangan. Peningkatan ini

menunjukkan bahwa dana dari pemerintah pusat sebagian besar masih

digunakan pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan non-pembangunan.

Belanja modal yang sampai dengan triwulan II tahun 2008 baru terealisasi

Rp314,25 miliar menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah untuk

meningkatkan pembangunan di daerah masih belum optimal. Dengan kata lain,

belanja pemerintah daerah untuk pembangunan seharusnya masih bisa

terakselerasi lebih cepat dalam rangka mendorong perekonomian di daerah.

62

Page 99:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Tabel 4.2. Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

Nominal (%)

I Belanja Pegawai 241,373,374,706 148,019,262,662 93,354,112,044 63.07

Belanja Gaji dan Tunjangan 223,988,765,160 143,909,236,589 80,079,528,571 55.65Belanja Honorarium/Lembur/ Vakasi/Tunj Khusus 17,517,949,047 4,182,051,998 13,335,897,049 318.88Belanja Kontribusi Sosial (133,339,501) (72,025,925) (61,313,576) 85.13

II Belanja Barang 74,394,262,300 26,679,877,675 47,714,384,625 178.84Belanja Barang 44,349,334,932 16,282,317,788 28,067,017,144 172.38Belanja Jasa 6,913,803,776 2,588,704,495 4,325,099,281 167.08Belanja Perjalanan 15,952,460,435 4,583,260,343 11,369,200,092 248.06Belanja Pemeliharaan 7,178,663,157 3,225,595,049 3,953,068,108 122.55

III Belanja Denda dan Subsidi Perusahaan 600,497,972 120,718,775 479,779,197 397.44Belanja Denda 120,275,472 120,718,775 (443,303) -0.37Belanja Subsidi Perusahaan Negara 480,222,500 - 480,222,500 #DIV/0!

IV Belanja Bantuan Sosial 63,913,243,441 36,304,640,073 27,608,603,368 76.05Belanja Bantuan Sosial Lembaga Pendidikan dan Peribadatan 53,939,839,900 34,712,162,000 19,227,677,900 55.39Belanja Lembaga Sosial Lainnya 9,973,403,541 1,592,478,073 8,380,925,468 526.28

V Belanja Lain-Lain 4,190,080,904 1,685,518,232 2,504,562,672 148.59Belanja Lain-Lain 4,190,080,904 1,685,518,232 2,504,562,672 148.59

VI Belanja Modal 194,354,146,063 119,896,628,693 74,457,517,370 62.10Belanja Modal Tanah 1,071,071,001 27,457,200 1,043,613,801 3800.87Belanja Modal Peralatan dan Mesin 10,247,255,075 2,843,580,450 7,403,674,625 260.36Belanja Modal Gedung dan Bangunan 8,238,056,490 1,437,899,800 6,800,156,690 472.92Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan 163,831,609,228 111,650,089,243 52,181,519,985 46.74Belanja Pemeliharaan yang dikapitalisasi 109,080,350 113,645,000 (4,564,650) -4.02Belanja Modal Fisik Lainnya 10,857,073,919 3,823,957,000 7,033,116,919 183.92

578,825,605,386 332,706,646,110 246,118,959,276 73.97Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

PertumbuhanTriwulan I 2008Triwulan II 2008REALISASI BELANJA

KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DI DAERAH

Total Realisasi Belanja

Berdasarkan pangsanya, share tertinggi dari realisasi belanja adalah

belanja pegawai sebesar 41,70%, diikuti dengan belanja modal yang mencapai

33,58%, serta belanja barang yang mencapai 12,85%. Sedangkan belanja lain-

lain memiliki pangsa terkecil yang hanya mencapai 0,72% dari total realisasi

belanja.

Grafik 4.3. Pangsa (Share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

belanja denda dan subsidi perusahaan

negara0.10%

belanja modal33.58%

belanja pegawai41.70%

belanja barang12.85%

belanja bantuan sosial

11.04%

belanja lain-lain0.72%

63

Page 100:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH C. Keuangan Pemerintah Daerah

Perkembangan transfer dana bagi hasil (DBH) pada triwulan laporan

menunjukkan peningkatan sebesar 188,12% dari sebesar Rp72,11 miliar menjadi

sebesar Rp207,77 miliar. Peningkatan ini terutama disumbangkan oleh

peningkatan transfer DBH PBB untuk kabupaten/kota yang pada triwulan laporan

meningkat signifikan sebesar Rp213,88 miliar.

Tabel 4.3. Perkembangan Realisasi Transfer Dana Bagi Hasil (DBH) Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi

URAIAN Triwulan I-2008 Triwulan II-2008 PertumbuhanTRANSFER DANA BAGI HASILTransfer Dana Bagi Hasil Pajak 72,111,960,017 207,770,068,036 188.12 Transfer Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan 4,008,099,953 268,250,050,842 6,592.70 611121 Transfer DBH PBB untuk Propinsi 210,191,865 53,644,672,383 25,421.76 611122 Transfer DBH PBB untuk Kabupaten/Kota 697,643,815 214,578,689,613 30,657.63 611123 Trnasfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Propinsi 884,841,671 1,672,407 (99.81) 611124 Trnasfer DBH Biaya/Upah Pungut PBB untuk Kabupaten/Kota 2,215,422,602 25,016,439 (98.87) Transfer Dana Bagi Hasil Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan 3,203,860,064 4,420,017,194 37.96 611131 Transfer DBH BPHTB untuk Propinsi 640,772,006 884,003,429 37.96 611132 Transfer DBH BPHTB untuk Kabupaten/Kota 2,563,088,058 3,536,013,765 37.96 Sumber: Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil V Jambi, Laporan Arus Kas SAKUN Wilayah Jambi. Unaudited, diolah

Sementara itu, perkembangan simpanan pemerintah daerah di perbankan

Jambi mencapai Rp2,09 triliun pada triwulan laporan, meningkat 11,53%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan pangsanya, simpanan

pemerintah daerah di perbankan paling besar dalam bentuk giro (70,68%),

diikuti dengan deposito sebesar 28,88%.

Grafik 4.4. Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi

(dalam juta Rupiah)

-

200,000

400,000

600,000

800,000

1,000,000

1,200,000

1,400,000

1,600,000

Jan-08 Feb-08 Mar-08 Apr-08 May-08 Jun-08

Deposito Giro

64

Page 101:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

Peningkatan tren simpanan pemerintah daerah di perbankan

menunjukkan indikasi beberapa hal. Pertama, tren peningkatan tersebut

mencerminkan pemerintah daerah belum optimal dalam membelanjakan

anggaran pembangunan untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Jambi.

Kedua, adanya peningkatan penerimaan pemerintah daerah maupun penerimaan

dari transfer dana perimbangan pada triwulan laporan.

65

Page 102:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 103:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB V PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Pada periode triwulan laporan, aktivitas transaksi baik tunai (kecuali aliran

uang masuk/inflows) maupun non-tunai terjadi peningkatan dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh

kebutuhan masyarakat terhadap alat pembayaran tunai serta peningkatan

nominal transaksi melalui kliring ataupun RTGS sehubungan dengan datangnya

musim liburan.

Tabel 5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Provinsi Jambi

(dalam jutaan rupiah)

2008Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II Nominal Persen

Nilai Kliring (juta Rp) 1,276,476 1,331,939 1,588,560 1,747,801 1,670,787 1,931,680 260,893 15.61 Volume Kliring (lembar warkat) 59,640 61,382 63,211 59,948 60,526 67,008 6,482 10.71 Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 363,925 178,978 143,278 344,254 270,141 129,608 (140,533) (52.02) Aliran Uang Keluar/Ouflows (juta Rp) 513,429 994,398 751,197 1,511,935 732,444 1,242,066 509,622 69.58 Net Inflows/ (Net Outflows) (juta Rp) (149,504) (815,420) (607,919) (1,167,681) (462,303) (1,112,458) (650,155) 140.63 Penemuan Uang Palsu- Pecahan Rp100.000,00 - - - - - 1 - - - Pecahan Rp50.000,00 - - - - - - - - - Pecahan Rp20.000,00 - - - - - 1 - - - Pecahan Rp10.000,00 - - - - - - - - Jumlah PTTB (juta Rp) 131,345 141,328 84,082 95,963 79,425 63,853 (15,572) (19.61) Perbandingan PTTB thd. Inflows (%) 36.09 78.96 58.68 27.88 29.40 49.27 - Cek dan BG Kosong- Lembar 364 282 308 612 545 557 12 2.20 - Nominal (juta Rp) 8,196 8,853 8,442 14,439 13,453 14,724 1,271 9.45

Pertumbuhan (q-t-q)Uraian

2007

A. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai

A.1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi

Pada triwulan laporan, perkembangan aktivitas pembayaran (outflow)

mengalami pertumbuhan sedangkan aktivitas penerimaan (inflow) mengalami

penurunan dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya. Peningkatan

aliran uang keluar (outflow) antara lain disebabkan oleh kebutuhan masyarakat

terhadap alat pembayaran tunai yang mengalami kenaikan sehubungan dengan

datangnya musim liburan sekolah.

67

Page 104:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Grafik 5.1 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi Jambi

0

200

400

600

800

1,000

1,200

1,400

1,600

Q1-03

Q2-03

Q3-03

Q4-03

Q1-04

Q2-04

Q3-04

Q4-04

Q1-05

Q2-05

Q3-05

Q4-05

Q1-06

Q2-06

Q3-06

Q4-06

Q1-07

Q2-07

Q3-07

Q4-07

Q1-08

Q2-08

Rp miliar

-200

-100

0

100

200

300

400

500Persen

Inflows Outflows Net Outflows Pert. Net Outflows (%)

Sebagai dampak dari kondisi musiman (libur sekolah), aliran kas keluar

bersih (net cash outflow) meningkat signifikan sebesar 140,63% yang ditandai

dengan peningkatan aliran kas keluar bersih (net cash outflow) yaitu dari

Rp462,30 miliar menjadi Rp1.112,46 miliar. Peningkatan net cash outflow

tersebut ditandai oleh menurunnya aliran kas masuk (cash inflow) sebesar

52,02%, yaitu dari sebesar Rp270,14 miliar menjadi sebesar Rp129,61 miliar dan

meningkatnya aliran kas keluar (cash outflow) sebesar 69,58%, yaitu dari

Rp732,44 miliar menjadi Rp1.242,07 miliar.

A.2. Penyediaan Uang Layak Edar

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) terhadap uang kartal yang tidak

layak edar (lusuh/rusak) yang masuk ke Bank Indonesia ditujukan untuk menjaga

kelayakan uang yang diedarkan (fit for circulation). Pada triwulan laporan, jumlah

ratio PTTB dibandingkan inflows sebesar 49,27% (Rp63,85 miliar).

A.3. Perkembangan Jumlah Uang Palsu yang Ditemukan

Pada triwulan laporan ditemukan uang palsu pada pecahan seratus ribu

rupiah (1 lembar) serta dua puluh ribu rupiah (1 lembar). Untuk menjaga tidak

68

Page 105:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

beredarnya uang palsu di Provinsi Jambi, Kantor Bank Indonesia Jambi masih

terus melakukan kegiatan Sosialisasi Ciri-ciri Keaslian Uang Rupiah terutama jenis

pecahan baru kepada masyarakat.

B. Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai

B.1. Perkembangan Kliring Lokal

Lalu lintas pembayaran non tunai melalui kliring lokal pada triwulan

laporan sebesar Rp1.931,68 miliar atau meningkat sebesar 15,61% dibandingkan

triwulan sebelumnya yang sebesar Rp1.670,79 miliar. Perkembangan tersebut

diikuti juga dengan peningkatan jumlah warkat kliring sebesar 10,71%, yaitu dari

60.526 lembar menjadi 67.008 lembar.

Di sisi lain, jumlah nominal penolakan kliring meningkat sebesar 9,45%,

yaitu dari Rp13,45 miliar menjadi Rp14,72 miliar. Peningkatan jumlah nominal

penolakan kliring diikuti juga dengan peningkatan cek dan BG kosong. Pada

triwulan laporan, jumlah lembar cek dan BG kosong meningkat sebesar 2,20%,

yaitu dari 545 lembar menjadi 557 lembar.

Grafik 5.2 dan 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Kliring

-

300

600

900

1,200

1,500

1,800

2,100

Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II

2007 2008

(25)

(15)

(5)

5

15

25

35

dalam miliar Rupiah Persen

Nilai Kliring Pertumbuhan Nilai Kliring

-

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

Trw.I Trw.II Trw. III Trw. IV Trw.I Trw.II

2007 2008

(30)

(15)

-

15

lembar warkat Persen

Volume Kliring Pertumbuhan Volume Kliring Grafik 5.2 Grafik 5.3

B.2. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)

Pada triwulan laporan, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross

Settlement (BI RTGS) di Kantor Bank Indonesia Jambi secara total (keluar dan

masuk/dari dan ke) meningkat sebesar 7,30% sehingga menjadi sebesar Rp23,23

triliun dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya mencapai Rp21,65 triliun.

Transfer keluar dari Provinsi Jambi tumbuh sebesar Rp731,75 miliar (13,02%),

sedangkan transfer masuk ke Provinsi Jambi meningkat sebesar Rp849,15 miliar

(5,03%) pada triwulan II tahun 2008.

69

Page 106:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi RTGS (dalam miliar rupiah)

Dari Ke Dari KeTW IV-06 7,711.43 6,850.96 130.70 116.12 19.46 38.01 27.56 47.37 TW I-07 5,552.37 4,540.66 89.55 73.24 (28.00) (33.72) (31.48) (36.93) TW II-07 5,469.05 11,659.81 88.21 188.06 (1.50) 156.79 (1.50) 156.79 TW III-07 6,683.00 15,264.37 102.82 234.84 22.20 30.91 16.56 24.87 TW IV-07 6,789.21 14,003.22 113.15 233.39 1.59 (8.26) 10.06 (0.62) TW I-08 5,620.00 16,025.00 93.67 267.08 (17.22) 14.44 (17.22) 14.44 TW II-08 6,351.75 16,874.15 100.82 267.84 13.02 5.30 7.64 0.28 Sumber: www.bi.go.id

Kumulatif triwulananPertumbuhan

Rata-rata harianKeteranganDari Ke Dari Ke

Kumulatif Triwulanan Rata-Rata Harian

70

Page 107:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB VI KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Pada periode triwulan laporan, jumlah pencari kerja berdasarkan jenjang

pendidikan meningkat 335,94% jika dibandingkan dengan triwulan I tahun

2008. Namun demikian, hasil survei ekspektasi konsumen (SEK) pada periode

triwulan laporan menunjukkan menurunnya nilai saldo kondisi pengangguran

serta ekspektasi masyarakat terhadap kondisi pengangguran.33

Secara tahunan (year on year/y-o-y), jumlah penduduk usia kerja pada

Februari 2008 meningkat sebesar 4,04% (75 ribu orang), sedangkan jumlah

penduduk yang bekerja meningkat sebesar 11 ribu orang (0,94%). Hal ini

berdampak pada turunnya presentasi tingkat pengangguran terbuka dari sebesar

6,74% menjadi 5,91% pada Februari 2008. Sementara itu, rasio Upah Minimum

Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup

layak (KHL) pada triwulan II tahun 2008 menurun sebesar 154 bps jika

dibandingkan triwulan I tahun 2008.34

Di sisi lain, berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) bulan

Maret tahun 2008, penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis

kemiskinan) di Provinsi Jambi masih dibawah rata-rata penduduk miskin secara

nasional. Persentase jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2008

dibandingkan bulan Maret 2007 juga mengalami penurunan.

A. Ketenagakerjaan Daerah

Berdasarkan data ketenagakerjaan yang dikeluarkan Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Provinsi Jambi pada triwulan II tahun 2008, jumlah pencari kerja

meningkat 335,94% dibandingkan triwulan sebelumnya, yakni dari 1.049 orang

33 Nilai saldo pengangguran meningkat artinya masyarakat menilai saat ini jumlah pengangguran mulai turun. 34 Rasio Upah Minimum Provinsi (UMP) terhadap kebutuhan hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) dinyatakan dalam satuan persen (%).

71

Page 108:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN menjadi 4.573 orang.35 Secara nominal, jumlah pencari kerja didominasi oleh

tingkat pendidikan sekolah menegah atas (SMA) sebesar 1783 orang, atau

meningkat 337,01% dibandingkan triwulan sebelumnya, diikuti dengan jumlah

pencari kerja dari sarjana sebanyak 617 orang, atau meningkat 337,59%

dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan distribusinya (share), pencari

kerja dengan jenjang pendidikan SMA merupakan bagian terbesar pencari kerja

(38,99% dari jumlah pencari kerja) diikuti oleh lulusan sarjana (S1) sebesar

13,49%.

Tabel 6.1. Pertambahan Jumlah Pencari Kerja per Jenjang Pendidikan di Provinsi Jambi

No. Jenjang PendidikanJumlah Share Jumlah Share Jumlah Persen

I. 1. Tidak Tamat SD 20 1.91 50 1.09 30 150.00 2. Tamat SD 20 1.91 107 2.34 87 435.00

II. 1. SLTP Umum 35 3.34 224 4.90 189 540.00 2. SLTP Kejuruan 2 0.19 34 0.74 32 1,600.00

III. 1. SMA 408 38.89 1,783 38.99 1,375 337.01 2. STM 137 13.06 527 11.52 390 284.67 3. SMEA 92 8.77 418 9.14 326 354.35 4. SPG/SGO 28 2.67 67 1.47 39 139.29 5. SKKA 2 0.19 11 0.24 9 450.00 6. SPMA 5 0.48 31 0.68 26 520.00 7. SLTA Lainnya 21 2.00 128 2.80 107 509.52

IV. 1. Diploma / Akta I/II 55 5.24 206 4.50 151 274.55 2. Akademi / Akta III 83 7.91 370 8.09 287 345.78 3. Sarjana (S1) 141 13.44 617 13.49 476 337.59

JUMLAH 1,049 100.00 4,573 100.00 3,524 335.94 Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jambi

PertumbuhanTrw.I-08 Trw.II-08

Berdasarkan survei ekspektasi konsumen, jumlah penganguran saat ini

dibandingkan 6 s.d 12 bulan yang lalu menunjukkan peningkatan. Kondisi ini

tercermin dari menurunnyanya nilai saldo kondisi ketenagakerjaan dari sebesar

41,33 pada triwulan I tahun 2008 menjadi 24,67 pada triwulan II tahun 2008.

Sedangkan nilai saldo ekspektasi konsumen terhadap kondisi pengangguran juga

semakin pesimis yang ditunjukkan dengan penurunan nilai saldo yaitu dari

sebesar 52,67 menjadi 34,67. Menurunnya nilai saldo ini menunjukkan bahwa

masyarakat memandang kondisi ketenagakerjaan relatif kurang kondusif.

35 Mulai tahun 2008, jumlah pencari kerja dihitung berdasarkan pertambahannya.

72

Page 109:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Grafik 6.1. Grafik Nilai Saldo Ekspektasi Pengangguran dan Kondisi Pengangguran

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2005 2006 2007 2008

Ekspektasi pengangguran Kondisi pengangguran

Sumber: Bank Indoneisa (diolah)

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh BPS36, kondisi ketenagakerjaan di

Provinsi Jambi pada tahun 2008 diwarnai dengan perubahan beberapa indikator.

(lihat tabel Tabel 6.2). Secara tahunan (year on year/y-o-y), jumlah penduduk usia

kerja meningkat sebesar 4,04% (75 ribu orang), dari sebesar 1.856 ribu orang

pada Februari 2007 menjadi sebesar 1.931 ribu orang pada Februari 2008.

Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 yang sebesar

1,75%. Sementara, jumlah angkatan kerja relatif stabil jika dibandingkan tahun

sebelumnya, yaitu berkisar 1.257 ribu orang. Sedangkan bulan Februari 2008

terjadi peningkatan jumlah penduduk yang bekerja sebesar 11 ribu orang

(0,94%). Hal ini tentunya berdampak pada penurunan presentasi tingkat

pengangguran terbuka dari sebesar 6,74% menjadi 5,91% pada Februari 2008.

Namun demikian, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mengalami

penurunan dari sebesar 67,7% (Februari 2007) menjadi sebesar 65,06 (Februari

2008) yang disebabkan oleh lebih tingginya laju pertambahan jumlah penduduk

usia 15 tahun keatas jika dibandingkan dengan laju pertambahan angkatan kerja.

36 Sumber: Berita Resmi Statistik Jambi No.24/05/15/Th.II, 15 Mei 2008, BPS provinsi Jambi.

73

Page 110:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Tabel 6.2. Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Kegiatan (Dalam Ribuan)

2008

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1 Penduduk 15+. 1,824 1,838 1,856 1,876 1,931 2 Angkatan Kerja 1,193 1,181 1,256 1,222 1,257

- Bekerja 1,100 1,103 1,171 1,147 1,182 - Penganggur 93 78 85 76 74

3 Bukan Angkatan Kerja 631 657 600 653 675 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 65.4 64.26 67.7 65.18 65.065 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 7.77 6.62 6.74 6.22 5.91

Sumber: BPS Provinsi Jambi

2006 2007KEGIATAN UTAMA

Berdasarkan sektor ekonomi (lihat Tabel 6.3), peningkatan jumlah

tenaga kerja terjadi pada sektor pertambangan serta sektor transportasi dan

pergudangan. Sementara, tenaga kerja sektor industri menunjukkan penurunan

yang mencerminkan iklim dunia usaha (industri) masih belum terakselerasi

dengan baik sehingga belum mampu meningkatkan jumlah penyerapan tenaga

kerja melalui pembukaan lapangan kerja baru. Proyek-proyek infrastruktur yang

melambat juga berakibat pada turunnya jumlah tenaga kerja sektor kontruksi.

Tabel 6.3. Penduduk Usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja menurut Lapangan Pekerjaan Utama Februari 2006-Februari 2008

(Dalam Persen)

2008

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1 Pertanian 60 58 59 58 58 2 pertambangan 2 2 1 1 2 3 industri 3 4 4 4 4 4 Listrik, gas dan air 0 0 0 0 0 5 Kontruksi 4 4 4 3 3 6 Perdagangan 14 14.5 15.3 15.9 15.27 Transportasi & Pergudangan 5.3 5.1 4.7 5.4 5.68 Keuangan 1 0 1 1 1 9 Jasa Kemasyarakatan 11 12 11 12 11

TOTAL 100 100 100 100 100 Sumber: BPS Provinsi Jambi

2006 2007Lapangan Pekerjaaan Utama

Berdasarkan status pekerjaan utama (lihat tabel 6.4), jumlah tenaga kerja

yang bekerja di sektor formal hanya sekitar 29,6% dari total penduduk yang

bekerja.37 Sekitar 70,6% merupakan tenaga kerja informal yang sebagian besar

dengan status pekerjaan adalah: 1) berusaha dibantu buruh tidak tetap (21,5%);

2) pekerja tak dibayar (19,8%); serta 3) berusaha sendiri (18,4%).

37 Yang dimaksud pekerja formal adalah; 1) berusaha dibantu buruh tetap dan 2) buruh/karyawan.

74

Page 111:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Tabel 6.4. Penduduk Usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2006-Februari 2008

(Dalam Persen)

2008

FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI

1 Berusaha Sendiri 27.3 26.0 23.1 23.3 18.42 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 24.3 24.3 18.1 18.8 21.53 Berusaha dibantu buruh tetap 4.1 3.6 3.7 3.5 4.04 Buruh/karyawan 21.2 22.3 23.8 25.4 25.65 Pekerja bebas di Pertanian 2.7 2.4 8.4 5.4 7.66 Pekerja bebas di non pertanian 3.6 2.6 3.6 2.5 3.17 Pekerja tak dibayar 16.8 18.7 19.3 21.2 19.8

TOTAL 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Provinsi Jambi

2006 2007Lapangan Pekerjaaan Utama

B. Kesejahteraan

Keputusan Pemerintah Pusat untuk menaikkan harga bahan bakar

minyak (BBM) bersubsidi secara rata-rata sebesar 28,7% pada akhir bulan Mei

2008 berdampak langsung pada kenaikan harga-harga beberapa kebutuhan

pokok pada triwulan laporan yang akhirnya menyebabkan naiknya kebutuhan

hidup minimum (KHM)/kebutuhan hidup layak (KHL) per bulan di Provinsi Jambi

sebesar 1,76%, yaitu dari Rp832.339.83 menjadi Rp846.992,65.

Grafik 6.2. Perkembangan Harga Rata-rata Bulanan Beberapa Bahan Kebutuhan Pokok

Rp

60000

80000

100000

120000

140000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Rp

4000

4500

5000

5500

6000

Merk Anggur Merk King Merk Belida IR 64 (aksis kanan) IR 42 (aksis kanan)

Perkembangan Harga Beras

Rp

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

7000

8000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Segi Tiga Biru Merk Lencana

Perkembangan Harga Tepung Terigu

Rp

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Bimoli Botol Special Tanpa Merk

Perkembangan Harga Minyak Goreng

Rp

0

8000

16000

24000

32000

40000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

2006 2007 2008

Rp

0

4000

8000

12000

16000

20000

Ayam Kampung (aksis kiri) Susu Merk Dancow (aksis kiri) Kacang Kedelai Impor Kacang Kedelai Lokal Bawang Merah

Perkembangan Harga Komoditas lainnya

Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jambi, 2008.

75

Page 112:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Beberapa bahan kebutuhan pokok (lihat Grafik 6.2) mengalami tren

kenaikan harga selama periode triwulan laporan. Harga rata-rata bulanan

komoditas beras (IR 42) terus mengalami tekanan sehingga mencapai Rp5.167/kg

di akhir periode triwulan laporan, begitu juga untuk jenis IR 64 yang mencapai

Rp5.667/kg. Sedangkan untuk beras ukuran 20 kg, yaitu Merek Anggur, Merek

King dan Merek Belida, juga mengalami kenaikan harga pada kisaran Rp1.000-

Rp12.367/20kg selama periode triwulan laporan. Tepung terigu merek Segitiga

Biru juga mengalami kenaikan harga rata-rata pada Bulan Juni 2008 sebesar

Rp200/kg.38

Pada periode triwulan laporan, harga rata-rata bulanan minyak goreng

(merek Bimoli dan Fortuna) naik masing-masing mencapai Rp14.500/kg dan

Rp12.000/kg. Dampak kenaikan harga minyak goreng tentunya akan berimbas

pada kenaikan harga beberapa komoditas yang menggunakan bahan baku

minyak goreng seperti harga nasi rames, kue-kue dan gorengan yang nota bene

sebagian besar adalah usaha kecil. Disamping itu, harga daging (sapi dan ayam),

harga telur, serta minyak tanah dan semen juga mengalami tren kenaikan.

Dengan kondisi diatas, maka tantangan masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya akan semakin berat. Sebagaimana diketahui, Upah

Minimum Provinsi (UMP)39 Provinsi Jambi tahun 2008 yang telah ditetapkan

sebesar Rp742.000, atau meningkat sebesar 10,03% dibandingkan tahun 2007.

Namun, meningkatnya harga bahan-bahan kebutuhan pokok pasca kenaikan

harga BBM menyebabkan rasio UMP terhadap KHM/KHL mengalami penurunan

dari 89,15% pada triwulan I tahun 2008 menjadi 87,60% pada triwulan II tahun

2008. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan UMP dalam menutupi KHM/KHL

relatif semakin menurun. Bagi para pekerja yang mendapatkan upah sesuai

dengan UMP atau bahkan dibawah UMP tentunya sangat berat dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya.

38 Sumber: Disperindag Provinsi Jambi, 2008. 39 Biasanya Upah Minimun Provinsi disesuaikan 1 (satu) tahun sekali.

76

Page 113:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

C. Kemiskinan40

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang telah

dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2008, penduduk miskin

(penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) sebesar 260,3 ribu atau

mencapai 9,32% dari total penduduk Provinsi Jambi (lihat tabel 6.5).41 Angka ini

masih dibawah rata-rata penduduk miskin di Indonesia yang mencapai 15,42%

(34,96 juta penduduk). Sedangkan dari 10 (sepuluh) provinsi di Sumatera,

persentase penduduk miskin di Jambi menempati urutan ke-3 (tiga) paling

rendah. Persentase penduduk miskin tertinggi adalah Provinsi Nangroe Aceh

Darusalam (NAD) sebesar 23,53%, diikuti Lampung (20,98%), dan Bengkulu

(20,64%). Di sisi lain, berdasarkan jumlah penduduk miskin, Provinsi Sumatera

Utara merupakan provinsi yang paling besar jumlah penduduk miskinnya yang

mencapai 1,61 juta penduduk, diikuti Lampung (1,59 juta penduduk) dan

Sumatera Selatan (1,25 juta penduduk).

Tabel 6.5. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sumatera dan Indonesia

(Rp/Kapita/Bulan)

2007 2008 2007 20081 NAD 26.65 23.53 1,083.6 959.7 2 Sumatera Utara 13.9 12.55 1,768.4 1,613.8 3 Sumatera Barat 11.9 10.67 529.2 477.2 4 Riau 11.2 10.63 574.5 566.7 5 Jambi 10.27 9.32 281.9 260.3 6 Sumatera Selatan 19.15 17.73 1,330.8 1,249.6 7 Bengkulu 22.13 20.64 370.6 352.0 8 Lampung 22.19 20.98 1,660.7 1,591.6 9 Bangka Belitung 9.54 8.58 95.1 86.7

10 Kepulauan Riau 10.3 9.18 148.4 136.4 16.58 15.42 37,171.0 34,963.3 INDONESIA

ProvinsiNo Penduduk Miskin (000)% Penduduk Miskin

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

40 Data-data kemiskinan (s.d. bulan Maret 2008) berdasarkan Berita Resmi statistik (BRS) BPS Provinsi Jambi No.35/07/15/Th.II, 1 Juli 2008. 41 Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach), dimana kemiskinan dipandang sebagai ketidakmakmuran dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Kebutuhan dasar makanan setara dengan 2100 kalori per kapita sehari dan kebutuhan dasar bukan makanan, yaitu kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.

77

Page 114:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN Garis kemiskinan (GK) Provinsi Jambi pada tahun 2008 sebesar Rp182.229

atau mengalami peningkatan dibandingkan GK tahun 2007 yang sebesar

Rp172.349 (lihat tabel 6.6).42 Peningkatan ini terjadi karena dipengaruhi oleh

Tabel 6.6. Garis kemiskinan Provinsi Jambi (Rp/Kapita/Bulan)

Mar-07 Mar-08Kota 214,769 223,527 Pedesaan 152,019 162,434 Kota + Perdesaan 172,349 182,229

Garis KemiskinanDaerah

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) inflasi dan kenaikan volume pengeluaran. Peranan konsumsi kebutuhan dasar

makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan

konsumsi kebutuhan dasar bukan makanan. Dari tabel 6.7 terlihat juga bahwa

sumbangan garis kemiskinan makanan (GKM) terhadap GK sebesar 73,97% pada

Maret 2008.

Tabel 6.7. Garis kemiskinan Menurut Komponen

(Rp/Kapita/Bulan)

Makanan Non Makanan Total % GK

Makanan Makanan Non Makanan Total % GK

Makanan

JambiKota 158,562 56,207 214,769 73.83 165,345 58,182 223,527 73.97Perdesaan 122,700 29,318 152,018 80.71 129,973 32,462 162,435 80.02Kota + Desa 134,319 38,030 172,349 77.93 141,434 40,769 182,203 77.62IndonesiaKota 132,258 55,683 187,941 70.37 143,897 60,999 204,896 70.23Perdesaan 116,265 30,572 146,837 79.18 127,207 34,624 161,831 78.60Kota + Desa 123,992 42,704 166,696 74.38 135,270 47,366 182,636 74.07

Maret 2008Garis Kemiskinan

Maret 2007Wilayah

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah) Indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2)

merupakan salah satu dimensi lain yang perlu diperhatikan dari tingkat

kemiskinan.43 Dari tabel 6.8, terlihat bahwa P1 maupun P2 di daerah perkotaan

42 Garis kemiskinan (GK) adalah suatu batasan untuk memilah antara penduduk miskin dan penduduk tidak miskin, berupa rata-rata pengeluaran per kapita per bulan. GK terdiri dari garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKBM). Sumber data untuk mengukur Garis kemiskinan adalah Susenas modul konsumsi Juli 2005 dan panel modul konsumsi Maret 2007. 43 Indeks kedalaman kemiskinan atau poverty gap index (P1) merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Sedangkan indeks keparahan kemiskinan atau distributionally sensitive index (P2) memberikan gambaran penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

78

Page 115:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN KESEJAHTERAAN

Provinsi Jambi lebih tinggi dari di pedesaan. Hal ini menunjukkan bahwa

kesenjangan pengeluaran penduduk miskin di perkotaan terhadap garis

kemiskinannya lebih tinggi daripada di pedesaan dan penyebaran pengeluaran

diantara penduduk miskin di perkotaan lebih bervariasi atau heterogen dari

Tabel 6.8. Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)

P1 P2 P1 P2JambiKota 3.08 0.98 2.74 0.85Desa 1.31 0.32 0.99 0.2Kota+ Desa 1.88 0.54 1.56 0.41IndonesiaKota 2.15 0.57 2.07 0.56Desa 3.78 1.09 3.42 0.95Kota+ Desa 2.99 0.84 2.77 0.76Ket: P1 = Indeks Kedalaman Kemiskinan

P2 = Indeks Keparahan Kemiskinan

Indeks Kedalaman dan Keparahan KemiskinanMar-07 Mar-08Daerah

Sumber: BPS Provinsi Jambi (diolah)

pedesaan. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan kondisi nasional yang P1 dan P2

nya lebih tinggi di pedesaan. Indeks kedalaman dan keparahan kemiskinan di

Jambi juga masih lebih baik jika dibandingkan dengan indeks nasional yang pada

tahun 2007 dan 2008 selalu lebih tinggi dibandingkan Provinsi Jambi.

79

Page 116:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

BAB VII PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008

diperkirakan masih tumbuh positif. Pengeluaran konsumsi pemerintah serta

pengeluaran konsumsi rumah tangga diperkirakan menjadi kontributor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi pada triwulan mendatang, diikuti

dengan ekspor dan investasi. Dari sisi penawaran, kontribusi pertumbuhan

ekonomi Jambi masih disumbangkan oleh sektor pertanian, sektor perdagangan,

hotel dan restoran, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri

pengolahan.

Perkembangan harga-harga pada triwulan mendatang diperkirakan masih

terjadi inflasi dengan besaran yang relatif lebih tinggi dibanding triwulan laporan.

Namun demikian, keberlanjutan naiknya harga minyak mentah dunia dan

pergerakan harga-harga komoditas bahan-bahan pangan (kedelai, jagung,

gandum), crude palm oil (CPO) di pasar internasional serta datangnya bulan

Ramadhan 1429 H berpotensi memicu angka inflasi Kota Jambi triwulan III tahun

2008 lebih tinggi dari triwulan laporan.

A. Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan PDRB Provinsi Jambi pada triwulan mendatang

diperkirakan tumbuh moderat dibandingkan pertumbuhan triwulan II tahun

2008. Pengeluaran konsumsi rumah tangga masih menjadi motor utama

pendorong pertumbuhan ekonomi Jambi walaupun kontribusinya diperkirakan

menurun dibandingkan triwulan II tahun 2008. Hal ini tercermin dengan indeks

ekspektasi penghasilan yang menurun drastis menjadi 60.67 (level pesimis)

dibandingkan triwulan laporan yang sebesar 144,00 (level optimis). Menurunnya

ekspektasi penghasilan ini terkait dengan naiknya harga barang-barang dan jasa

pasca kenaikan harga BBM bersubsidi.

81

Page 118:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Grafik 7.1. Perkembangan Ekspektasi Ekonomi, Ekspektasi Pengangguran dan Ekspektasi Penghasilan

Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

Ekspektasi ekonomi

Ekspektasi pengangguran

Ekspektasi penghasilan

Dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK) pada triwulan laporan, nilai

saldo rencana konsumsi dalam 6 s.d 12 bulan yang akan datang berada pada

level pesimis kecuali nilai saldo rencana konsumsi barang sandang yang sebesar

139.33. Sedangkan nilai saldo indikator lainnya yaitu: pembelian/perbaikan

rumah (41.33), peralatan rumah tangga (37.33), perabotan rumah tangga

(34,00), kendaraan bermotor (21.33), serta rekreasi/tamasya (58.00). Hal ini

menunjukkan adanya kecenderungan penurunan belanja konsumen di triwulan III

tahun 2008 dibandingkan pada triwulan laporan.

Grafik 7.2. Rencana Konsumsi dalam 6-12 bulan yang akan datang Indeks

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

140.00

160.00

180.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

Peralatan rumah tangga Perabotan rumah tangga Kendaraan bermotor

Barang sandang Pembelian/perbaikan rumah Rekreasi/tamasya

82

Page 119:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Sementara itu, pengeluaran konsumsi Pemerintah Daerah pada triwulan

mendatang diperkirakan mulai terakselerasi lebih cepat sehingga mampu

memberikan kontribusi yang signifikan bagi pertumbuhan ekonomi Provinsi

Jambi. Pada triwulan mendatang, realisasi untuk proyek-proyek fisik Pemerintah

Daerah akan semakin meningkat yang tentunya akan berdampak pada

meningkatnya aktivitas perekonomian serta penyerapan tenaga kerja sehingga

mampu mendorong perekonomian.

Net ekspor diperkirakan masih akan meningkat pada triwulan

mendatang. Hal ini terkait dengan masih cukup baiknya harga-harga komoditas

perkebunan di dunia serta demand yang diperkirakan masih cukup baik sehingga

mendorong eksportir untuk menjual komoditi ke luar negeri/daerah dikarenakan

masih tingginya margin keuntungan yang diperoleh. Pergerakan harga CPO dan

harga karet di pasar internasional diperkirakan masih meningkat sehingga turut

memberikan andil terhadap meningkatnya nilai ekspor sektor perkebunan

Provinsi Jambi.

Berdasarkan hasil SKDU, tercermin bahwa optimisme responden di sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor listrik dan air

minum, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa-jasa

semakin membaik. Hal ini terlihat dari perkiraan nilai Saldo Bersih Tertimbang

(SBT) untuk sektor tersebut yang relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan

sebelumnya (Tabel 7.1).

Tabel 7.1. Saldo Bersih Tertimbang Perkembangan Dunia Usaha

Triwulan III-2008*

Triwulan II-2008

1 Pertanian (2.67) 1.34

2 Pertambangan dan Penggalian 1.43 -

3 Industri Pengolahan 2.06 1.38

4 Listrik dan Air Minum 0.40 0.20

5 Bangunan - (1.38)

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran (1.63) (0.54)

7 Pengangkutan dan Komunikasi - (0.91)

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1.42 0.47

9 Jasa-jasa 2.13 1.06

3.14 1.61

Saldo Bersih TertimbangNo Sektor/Subsektor

Total

83

Page 120:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Proyeksi Bank Indonesia Jambi, pertumbuhan ekonomi tahunan (y-o-y)

Provinsi Jambi pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan pada kisaran 5,70%-

5,99% (skenario pesimis) atau sebesar 6,00%-6,30% (skenario optimis). Namun

demikian, diperlukan langkah nyata dan effort yang lebih besar dari Pemerintah

Daerah Jambi dalam rangka memacu pertumbuhan ekonominya. Beberapa

prasyarat agar pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi bisa tumbuh lebih baik,

antara lain melalui:

1. Percepatan realisasi APBD terutama proyek-proyek fisik yang

berorientasi memacu perekonomian.

Pembangunan Infrastruktur bidang transportasi harus dipercepat dalam

rangka meningkatkan pelayanan bagi aktivitas perdagangan serta

mengurangi biaya distribusi akibat kurang kondusifnya sarana jalan dan

jembatan. Hal ini tentunya harus diikuti dengan penyerapan tenaga kerja lokal

sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat Jambi

sehingga berdampak pada menurunnya angka pengangguran dan

kemiskinan.

Ketersedian pasokan listrik secara mandiri (dari dalam Provinsi Jambi) menjadi

kebutuhan yang mendesak. Beberapa proyek kelistrikan yang masih

terkendala harus sesegera mungkin diselesaikan sehingga mampu

memberikan dukungan dalam mendukung proses produksi sektor industri

serta kelancaran aktivitas dunia usaha.

2. Realisasi Pelayanan Satu Atap.

Dalam rangka menarik minat investor dari luar untuk berinvestasi di Provinsi

Jambi maka Pemerintah Daerah harus mampu menciptakan iklim usaha yang

kondusif antara lain melalui birokrasi perizinan yang lebih akomodatif

terhadap kepentingan pengusaha. Disamping itu, perlu adanya insentif pajak

bagi perusahaan yang berinvestasi di Jambi dan mampu menyerap tenaga

kerja lokal secara optimal sehingga mampu menurunkan tingkat

pengangguran dan kemiskinan di Jambi.

3. Strategi percepatan pengembangan pangan

Meningkatkan produktivitas lahan pertanian/sawah melalui pemberian

insentif kepada petani secara tepat sasaran dan tepat waktu melalui:

- Perlunya pemberian subsidi dalam pemenuhan stok pupuk dan obat anti

serangga/hama yang dapat digunakan untuk mendukung proses

84

Page 121:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

produksi sehingga petani tetap dapat mempergunakan jumlah pupuk

yang seimbang dan sesuai untuk meningkatkan proses produksi. Hal ini

perlu dilakukan mengingat harga-harga pupuk serta obat anti

serangga/hama mulai meningkat harganya pasca kenaikan harga BBM

sehingga berpotensi tidak terjangkau bagi petani.

- Penyediaan bibit unggul dalam rangka membantu petani untuk

menghasilkan kualitas komoditas pangan yang baik dan berdampak pada

jumlah panen yang meningkat sehingga mampu mendongkrak margin

keuntungan petani.

- Bantuan sarana pertanian kepada petani dapat dijadikan insentif

tambahan yang diharapkan mampu meminimalisir keinginan petani

dalam mengalih fungsikan lahannya.

- Pembangunan jalur irigasi yang mendukung peningkatan produksi lahan

pertanian (terutama padi) di daerah-daerah yang belum memiliki saluran

irigasi yang memadai dan pemeliharaan jalur irigasi yang telah ada

termasuk di sentra-sentra produksi komoditas pangan.

4. Pertumbuhan kredit perbankan

Mendorong laju pertumbuhan kredit Provinsi Jambi pada triwulan III tahun

2008 berkisar 20-23% (y-o-y) melalui program-program pendampingan

kepada usaha mikro dan kecil.

Jika beberapa prasyarat diatas tidak terpenuhi dan dampak dari

melambatnya perekonomian dunia semakin memburuk serta dampak pasca

kenaikan BBM semakin memberatkan dunia usaha dan daya beli masyarakat,

maka peluang perekonomian Provinsi Jambi dipacu tumbuh lebih tinggi

dibanding triwulan laporan sulit tercapai.

B. Proyeksi Inflasi

Perkembangan harga-harga pada triwulan III tahun 2008 diperkirakan

akan terjadi inflasi yang masih cukup tinggi. Kenaikan harga BBM bersubsidi

secara rata-rata sebesar 28,7% di akhir Mei 2008 serta potensi kenaikan harga

minyak mentah di tingkat dunia diperkirakan masih berimbas pada

perkembangan harga-harga secara umum untuk triwulan mendatang.

85

Page 122:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Grafik 7.3. Saldo Bersih Ekspektasi harga dalam 6-12 bulan yang akan datang Indeks

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2004 2005 2006 2007 2008

Bahan sandang Perumahan & bahan bangunan

Transportasi & komunikasi Harga Umum

Bahan makanan

Laju inflasi tahunan (y-o-y) triwulan III tahun 2008 diperkirakan masih

tinggi namun dengan persentase yang tidak berbeda jauh dibandingkan triwulan

II tahun 2008. Kondisi ini tercermin dari hasil Survei Ekspektasi Konsumen (SEK)

bahwa keyakinan masyarakat terhadap perbaikan harga-harga masih

menunjukkan pesimisme bahkan beberapa indikator memiliki nilai lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya (lihat Grafik 7.3). Sedangkan nilai saldo

bersih (SB) untuk indikator kenaikan harga umum sebesar 10,67 sedikit

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya namun masih pada level pesimis.36

Dilihat dari perkembangan laju inflasi tahun kalender/y-t-d (lihat grafik

7.4), terlihat selama 5 tahun terakhir (2003-2007) bahwa inflasi Kota Jambi pada

bulan Juni berkisar antara -0,10% (y-t-d) s.d 3,51% (y-t-d). Namun demikian,

pada Juni 2008 inflasi Kota Jambi sudah mencapai 9,85%(y-t-d), jauh diatas rata-

rata 5 tahun sebelumnya. Hal ini antara lain diakibatkan oleh dampak kenaikan

harga BBM di bulan Mei 2008 serta masih tingginya harga komoditas pangan di

pasar internasional. Melihat data historis tersebut serta melihat tren kenaikan

inflasi yang cukup tajam dimulai pada bulan September (terutama 2 tahun

36 SB (Saldo Bersih) = (%baik-%buruk)+100%. Nilai dibawah 100% berarti pesimis. Nilai diatas 100% berarti optimis. Saldo Bersih ekspektasi harga merupakan hasil survey dari jawaban pertanyaan ekspektasi terhadap harga barang/jasa pada 6-12 bulan mendatang.

86

Page 123:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

terakhir),37 maka inflasi Kota Jambi triwulan mendatang diperkirakan lebih tinggi

melebihi pencapaian selama 5 tahun terakhir.

Grafik 7.4. Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (y-t-d) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d. Juni 2008

y-t-d (%)

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2003 2004 2005

2006 2007 2008

Berdasarkan data-data serta informasi diatas, inflasi Kota Jambi pada

September 2008 diperkirakan berkisar 13,50%-14,50% / y-o-y (skenario optimis)

atau sebesar 14,51%-15,50% / y-o-y (skenario pesimis).

Grafik 7.5. Perkembangan Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi periode tahun 2003 s.d. September 2008

y-o-y (%)

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

catatan: inflasi bulan Juli,Agustus dan September 2008 adalah angka perkiraan

2003 2004 2005 20062007 2008 s.d. Juni 2008 optimis 2008 pesimis

37 Dilihat dari grafik, selama 5 tahun terakhir menunjukkan pergerakan inflasi tahunan mulai meningkat signifikan pada bulan September dan Oktober (Pada tahun 2005 meningkat sangat tinggi karena pemerintah menaikkan harga BBM pada bulan Oktober 2005). Disamping itu, secara siklus musiman menunjukkan bahwa datangnya bulan Ramadhan akan memicu harga-harga naik lebih tinggi. Pada tahun 2008, bulan Ramadhan akan berlangsung sejak awal bulan September.Hal ini tentunya akan memicu angka inflasi Kota Jambi meningkat signifikan.

87

Page 124:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

PERKIRAAN EKONOMI DAN HARGA DAERAH

Beberapa faktor-faktor lain yang masih berpotensi akan memberikan

tekanan inflasi selama triwulan mendatang serta berpotensi menyebabkan

perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) Tren peningkatan harga minyak

mentah dunia yang terus membumbung tinggi akan berdampak pada naiknya

harga-harga komoditas lainnya. Hal ini dikarenakan kenaikan harga minyak

mentah akan mendorong kenaikan biaya produksi sebagian besar kegiatan

produksi di Indonesia yang pada akhirnya berdampak pada kenaikan harga jual

komoditi. 2) Masih terkendalanya kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) akan

meningkatkan biaya distribusi barang, 3) Kondisi kelistrikan yang menurun (defisit

daya) akan berdampak pada terganggunya aktivitas dunia usaha sehingga

menimbulkan dampak yang negatif bagi perekonomian terutama terhadap

pembentukan harga. Penggunaan genset untuk menggantikan fungsi aliran listrik

PLN saat pemadaman tentunya akan berdampak pada meningkatnya biaya input

produksi sehingga berimbas pada naiknya harga jual suatu produk.

88

Page 125:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

LAMPIRAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI

Page 126:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 127:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I* II**

1. PERTANIAN 1,989,061.62 2,071,069.41 2,137,348.25 2,169,378.70 2,230,755.86 2,338,970.57 a. Tanaman Bahan Makanan 686,750.42 718,207.04 740,578.68 762,396.93 792,471.26 834,630.44 b. Tanaman Perkebunan 948,476.04 975,220.89 987,681.15 1,013,933.27 1,039,542.57 1,089,397.43 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 103,722.77 109,982.39 120,824.20 126,890.83 130,008.64 138,263.02 d. Kehutanan 169,876.09 176,258.53 184,074.21 196,939.98 199,240.48 204,498.56 e. Perikanan 80,236.31 91,400.55 104,190.01 69,217.69 69,491.91 72,181.12 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 1,611,696.95 1,448,251.21 1,495,188.34 1,525,057.30 1,594,620.96 1,587,563.64 a. Minyak dan Gas Bumi 1,483,794.19 1,297,111.69 1,339,095.82 1,367,460.85 1,430,471.65 1,418,923.09 b. Pertambangan tanpa Migas 57,202.28 59,592.70 62,450.15 64,800.54 67,185.45 69,263.67 c. Penggalian 70,700.48 91,546.82 93,642.37 92,795.92 96,962.86 99,376.88 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 871,141.66 925,067.66 965,439.87 1,067,299.53 1,132,582.43 1,228,145.65 a. Industri Migas 90,829.43 98,844.49 100,161.18 105,738.90 111,258.70 116,910.81 1. Pengilangan Minyak Bumi 90,829.43 98,844.49 100,161.18 105,738.90 111,258.70 116,910.81 2. Gas Alam Cair - - - - - - b. Industri Tanpa Migas **) 780,312.23 826,223.17 865,278.70 961,560.64 1,021,323.73 1,111,234.84 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 64,544.49 71,147.20 76,235.82 77,915.34 78,841.26 83,092.27 a. Listrik 52,314.03 58,407.33 63,217.72 64,385.90 64,385.90 67,867.90 b. Gas - - - - - - c. Air Bersih 12,230.47 12,739.87 13,018.10 13,529.44 14,455.35 15,224.36 5. BANGUNAN 315,315.27 354,188.89 393,721.76 409,246.04 423,265.64 443,589.94 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 1,147,501.02 1,146,148.57 1,203,828.61 1,276,434.19 1,321,227.69 1,389,225.83 a. Perdagangan Besar & Eceran 1,049,520.50 1,051,998.09 1,105,075.94 1,172,229.60 1,214,682.18 1,280,733.66 b. Hotel 12,332.87 12,567.62 12,821.13 13,521.95 13,759.24 13,450.79 c. Restoran 85,647.65 81,582.86 85,931.54 90,682.63 92,785.28 95,041.37 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 556,578.21 578,021.10 594,893.15 615,801.33 633,806.19 651,706.31 a. Pengangkutan 517,507.98 536,153.27 549,481.97 569,854.48 583,194.31 599,860.10 1. Angkutan Rel - - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 370,046.66 376,569.74 386,247.91 399,995.31 408,401.42 417,791.90 3. Angkutan Laut 55,284.96 58,245.14 60,789.85 63,452.60 63,792.84 67,561.34 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 26,590.02 27,733.52 28,120.51 28,643.77 29,227.28 30,984.34 5. Angkutan Udara 38,726.97 46,064.18 45,803.40 48,559.42 51,689.74 52,123.62 6. Jasa Penunjang Angkutan 26,859.38 27,540.68 28,520.31 29,203.38 30,083.03 31,398.91 b. Komunikasi 39,070.23 41,867.83 45,411.17 45,946.85 50,611.88 51,846.21 1. Pos dan Telekomunikasi 38,324.41 41,098.14 44,627.56 45,151.46 49,793.47 51,014.78 2. Jasa Penunjang Komunikasi 745.82 769.69 783.61 795.40 817.41 831.43 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 285,129.27 320,416.85 339,145.68 395,913.86 412,220.56 435,666.64 a. Bank 74,269.40 99,092.83 111,977.90 148,121.19 156,561.00 166,467.11 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 25,461.44 27,256.60 28,436.88 29,109.80 29,688.96 30,484.82 c. Jasa Penunjang Keuangan 983.70 1,281.85 1,428.26 1,921.69 1,980.20 2,092.87 d. Sewa Bangunan 178,456.31 186,447.57 190,742.15 210,151.07 217,288.89 229,619.74 e. Jasa Perusahaan 5,958.42 6,338.01 6,560.49 6,610.10 6,700.51 7,002.09 9. JASA-JASA 832,904.52 879,560.22 914,414.10 951,671.14 972,886.31 1,007,565.65 a. Pemerintahan Umum 713,109.70 754,179.46 783,766.07 815,435.35 833,856.20 862,915.20 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 481,160.60 513,473.07 537,344.52 559,480.43 571,314.96 590,195.45 2. Jasa Pemerintah lainnya 231,949.10 240,706.40 246,421.55 255,954.93 262,541.24 272,719.75 b. Swasta 119,794.82 125,380.76 130,648.03 136,235.79 139,031.11 144,650.45 1. Sosial Kemasyarakatan 80,684.15 84,918.23 88,386.34 93,222.06 95,138.31 99,757.11 2. Hiburan & Rekreasi 6,700.83 6,603.94 6,730.14 6,828.54 7,124.14 7,229.56 3. Perorangan & Rumahtangga 32,409.84 33,858.58 35,531.55 36,185.19 36,767.66 37,663.78 PDRB Migas 7,673,873.03 7,793,871.12 8,120,215.57 8,488,717.43 8,800,206.91 9,165,526.49 PDRB Tanpa Migas 6,099,249.40 6,397,914.94 6,680,958.57 7,015,517.69 7,258,476.55 7,629,692.59

*) Angka Sementara**) Angka sangat sementara

LAPANGAN USAHA2007* 2008

Page 128:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)

I II III IV I* II** 1. PERTANIAN 1,093,332.08 1,108,631.26 1,119,802.25 1,115,682.88 1,128,086.94 1,150,868.81 a. Tanaman Bahan Makanan 397,123.94 404,181.30 406,624.28 411,003.15 415,963.60 426,452.81 b. Tanaman Perkebunan 517,014.58 517,964.84 518,359.35 519,033.89 525,366.10 534,113.31 c. Peternakan dan Hasil-hasilnya 70,629.08 72,922.82 76,704.44 78,932.09 79,866.51 82,193.97 d. Kehutanan 67,586.44 68,622.40 69,132.56 69,489.82 69,781.68 69,863.92 e. Perikanan 40,978.03 44,939.90 48,981.62 37,223.93 37,109.06 38,244.79 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 429,974.20 396,510.22 397,513.39 390,208.73 395,477.36 384,916.68 a. Minyak dan Gas Bumi 375,713.08 334,175.77 334,320.48 327,114.70 331,487.17 319,514.62 b. Pertambangan tanpa Migas 18,282.23 18,620.05 19,216.40 19,431.47 19,649.40 20,090.03 c. Penggalian 35,978.89 43,714.40 43,976.51 43,662.57 44,340.80 45,312.03 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 478,465.41 485,228.18 485,945.27 498,821.40 514,125.35 541,669.30 a. Industri Migas 30,731.02 32,464.27 32,385.71 33,189.24 33,805.43 35,045.00 1. Pengilangan Minyak Bumi 30,731.02 32,464.27 32,385.71 33,189.24 33,805.43 35,045.00 2. Gas Alam Cair - - - - - - b. Industri Tanpa Migas **) 447,734.39 452,763.91 453,559.56 465,632.16 480,319.92 506,624.30 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 25,569.59 27,378.62 28,395.62 28,400.02 30,089.12 30,671.56 a. Listrik 21,026.22 22,765.16 23,737.77 23,717.76 25,054.47 25,555.33 b. Gas - - c. Air Bersih 4,543.37 4,613.47 4,657.84 4,682.26 5,034.65 5,116.23 5. BANGUNAN 148,836.73 161,618.12 169,680.38 174,088.20 176,847.49 182,753.28 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 607,670.12 605,980.22 621,385.86 629,576.19 641,483.32 657,827.49 a. Perdagangan Besar & Eceran 552,059.59 552,408.40 567,160.46 575,249.67 586,723.92 602,494.97 b. Hotel 7,507.07 7,517.83 7,592.42 7,610.60 7,679.09 7,462.81 c. Restoran 48,103.46 46,054.00 46,632.97 46,715.92 47,080.31 47,869.72 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 283,266.63 288,818.20 292,253.60 295,141.06 298,889.26 303,908.86 a. Pengangkutan 258,644.23 263,621.00 266,166.12 269,213.77 270,756.44 275,268.22 1. Angkutan Rel - - - - 2. Angkutan Jalan Raya 168,451.00 169,320.87 171,042.84 172,739.34 174,173.07 174,976.58 3. Angkutan Laut 34,866.72 35,718.00 36,733.22 37,338.30 37,404.42 38,980.74 4. Angk. Sungai, Danau & Penyebr. 16,013.26 16,087.32 16,144.59 16,210.45 16,259.87 16,703.35 5. Angkutan Udara 23,486.93 26,277.97 25,787.97 26,425.67 28,084.12 27,484.71 6. Jasa Penunjang Angkutan 15,826.33 16,216.83 16,457.50 16,500.02 16,686.21 17,122.85 b. Komunikasi 24,622.40 25,197.20 26,087.48 25,927.29 28,132.82 28,640.65 1. Pos dan Telekomunikasi 24,341.12 24,913.38 25,803.39 25,643.08 27,842.87 28,346.02 2. Jasa Penunjang Komunikasi 281.28 283.83 284.09 284.21 289.94 294.63 8. KEUANGAN, PERSEWAAN, & JS. PRSH. 136,381.74 149,362.49 154,646.57 168,880.38 173,094.64 177,826.41 a. Bank 41,367.48 52,117.42 56,104.48 68,327.30 70,610.44 72,879.74 b. Lembaga Keuangan tanpa Bank 10,405.63 10,763.07 10,913.80 10,999.11 11,125.60 11,275.85 c. Jasa Penunjang Keuangan 684.17 830.95 885.63 1,048.28 1,061.72 1,107.59 d. Sewa Bangunan 80,630.56 82,289.13 83,352.33 85,095.03 86,870.45 89,051.00 e. Jasa Perusahaan 3,293.90 3,361.92 3,390.32 3,410.66 3,426.43 3,512.23 9. JASA-JASA 311,073.42 318,046.70 322,579.49 326,016.09 329,625.68 336,741.61 a. Pemerintahan Umum 256,499.15 262,437.70 266,094.80 269,078.93 272,143.73 278,470.13 1. Adm. Pemerintahan & Pertahanan 163,789.58 167,627.80 170,081.20 172,078.09 173,818.82 177,504.29 2. Jasa Pemerintah lainnya 92,709.57 94,809.90 96,013.60 97,000.84 98,324.92 100,965.84 b. Swasta 54,574.27 55,609.00 56,484.70 56,937.16 57,481.95 58,271.47 1. Sosial Kemasyarakatan 35,062.22 35,741.06 36,175.63 36,428.88 36,735.40 37,316.19 2. Hiburan & Rekreasi 3,315.48 3,304.91 3,309.92 3,312.52 3,381.09 3,390.09 3. Perorangan & Rumahtangga 16,196.57 16,563.03 16,999.15 17,195.75 17,365.46 17,565.20 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 3,514,569.93 3,541,574.02 3,592,202.42 3,626,814.95 3,687,719.17 3,767,184.00 PDRB Tanpa Migas 3,108,125.83 3,174,933.98 3,225,496.23 3,266,511.01 3,322,426.56 3,412,624.38

*) Angka Sementara**) Angka sangat sementara

LAPANGAN USAHA2007* 2008

Page 129:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi

Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I* TRW.II**

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 4,866,331.22 5,054,038.84 5,143,526.02 5,362,984.79 5,490,110.21 5,953,403.82

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 1,178,122.83 1,287,214.26 1,317,634.96 1,401,431.72 1,433,090.35 1,552,700.32

3. Lembaga Swasta Nirlaba 34,490.24 34,972.19 35,270.51 36,840.63 37,006.41 43,313.53

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,333,220.34 1,346,258.56 1,376,069.58 1,458,032.28 1,453,285.99 1,514,932.14

5. Perubahan Stok 188,326.68 190,713.77 193,163.69 211,999.97 218,220.36 233,252.11

6. Ekspor 2,743,266.93 3,152,800.55 3,488,996.14 4,309,260.82 3,599,171.91 4,157,719.30

7. Impor 2,669,885.22 3,272,127.05 3,434,445.33 4,291,832.77 3,430,678.34 4,289,794.73

JUMLAH 7,673,873.03 7,793,871.12 8,120,215.57 8,488,717.43 8,800,206.91 9,165,526.49 *) Angka Sementara

**) Angka sangat sementara

JENIS PENGELUARANTahun 2007* Tahun 2008

Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jambi Atas Dasar Harga Konstan 2000 Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)

TRW.I TRW.II Trw III TRW IV TRW.I* TRW.II**

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2,486,536.57 2,506,873.23 2,542,451.51 2,609,850.47 2,652,358.72 2,667,745.21

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 599,040.28 653,044.93 665,847.30 704,685.99 712,712.34 737,390.97

3. Lembaga Swasta Nirlaba 17,351.77 17,564.37 17,694.07 18,277.02 18,305.69 18,810.17

4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 565,373.86 568,973.82 577,420.72 608,517.48 610,588.07 614,475.93

5. Perubahan Stok 99,935.64 100,782.53 101,616.12 110,345.96 111,211.14 118,153.58

6. Ekspor 1,572,840.26 1,796,464.19 1,961,121.28 2,353,570.11 1,954,097.06 2,226,141.81

7. Impor 1,826,508.44 2,102,129.05 2,273,948.58 2,778,432.08 2,371,553.86 2,615,533.67

JUMLAH 3,514,569.93 3,541,574.02 3,592,202.42 3,626,814.95 3,687,719.17 3,767,184.00 *) Angka Sementara

**) Angka sangat sementara

JENIS PENGELUARANTahun 2007* Tahun 2008

Page 130:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 131:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Daftar Istilah Ekspor adalah seluruh barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang

bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor adalah seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil maupun bukan komersil.

PDRB atas dasar harga pasar adalah penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian.

PDRB atas dasar harga konstan merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya.

Bank pemerintah adalah bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik pemerintah (persero) yaitu terdiri dari Bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI.

Bank swasta adalah perbankan yang sepenuhnya dimiliki oleh swasta nasional sebelum dilakukannya program rekapitalisasi perbankan.

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan deposito.

Net Interest Margin (NIM) adalah selisih bersih antara biaya bunga operasional dengan pendapatan bunga operasional.

Loan to Deposits Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun.

Non Performing Loan (NPL) adalah jumlah kredit yang termasuk dalam kategori kurang lancar, diragukan dan macet sesuai ketentuan Bank Indonesia.

Cash inflows adalah jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari perbankan dalam periode tertentu.

Cash outflows adalah jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam periode tertentu.

Net cashflows adalah selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya.

Administered prices adalah kelompok barang yang pergerakan harganya ditentukan oleh pemerintah baik secara keseluruhan maupun sebagian.

Page 132:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Aktiva Produktif adalah penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh

bank dengan tujuan menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank,

seperti penyaluran kredit, penempatan pada antar bank, penanaman pada

Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR) adalah pembobotan terhadap

aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari masing-masing

aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot risikonya.

Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot

yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada

perorangan.

Kualitas Kredit adalah penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja

debitur dan kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit

digolongkan menjadi 5 kualitas yaitu Lancar, Dalam Perhatian Khusus

(DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan Macet.

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio antara modal (modal inti dan modal

pelengkap) terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang diterima perbankan dari

masyarakat, yang berupa giro, tabungan atau deposito.

Financing to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang diterima. Konsep ini sama

dengan konsep LDR pada bank umum konvensional.

Inflasi adalah Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus

(persistent).

Inflasi Administered Price adalah Inflasi yang terjadi pergerakan harga barang-

barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya diatur oleh

pemerintah (misalnya bahan bakar).

Inflasi Inti adalah Inflasi yang terjadi karena adanya gap penawaran aggregat

and permintaan agregrat dalam perekonomian, serta kenaikan harga

barang impor dan ekspektasi masyarakat.

Inflasi Volatile Food adalah Inflasi yang terjadi karena pergerakan harga

barang-barang yang termasuk dalam kelompok barang yang harganya

bergerak sangat volatile (misalnya beras).

Page 133:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar

peserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta

yang perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu.

Kliring Debet adalah kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang

disertai dengan penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro,

nota debet kepada penyelenggaran kliring lokal (unit kerja di Bank

Indonesia atau bank yang memperoleh persetujuan Bank Indonesia

sebagai penyelenggara kliring lokal) dan hasil perhitungan akhir kliring

debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit kerja yang menangani SKNBI

di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara nasional.

Kliring Kredit adalah kegiatan kliring untuk transfer kredit antar bank yang

dikirim langsung oleh bank peserta ke Sistem Sentral Kliring di KP Bank

Indonesia tanpa menyampaikan fisik warkat (paperless).

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara jumlah kredit yang disalurkan

terhadap dana yang diterima (giro, tabungan dan deposito).

Net Interest Income (NII) adalah antara pendapatan bunga dikurangi dengan

beban bunga.

Non Core Deposit (NCD) adalah dana masyarakat yang sensitif terhadap

pergerakan suku bunga. Dalam laporan ini, NCD diasumsikan terdiri dari

30% giro, 30% tabungan dan 10% deposito berjangka waktu 1-3 bulan.

Non Performing Loans/Financing (NLPs/Ls) adalah kredit/pembiayaan yang

termasuk dalam kualitas Kurang Lancar, Diragukan dan Macet

Penyisihan Pengghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah suatu

pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari

tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP

ditentukan dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin

besar PPAP yang dibentuk. Misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong

Kurang Lancar adalah 15% dari jumlah kredit Kurang Lancar (setelah

dikurangi agunan), sedangkan untuk kredit Macet, PPAP yang harus

dibentuk adalah 100% dari total kredit macet (setelah dikurangi agunan).

Rasio Non Performing Loans/Financing (NPLs/Fs) adalah rasio

kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total

Page 134:  · K A T A P E N G A N T A R Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi Regional (KER ...

kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs gross.

Semakin rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ysb.

Rasio Non Performing Loans (NPLs) – Net adalah rasio kredit yang tergolong

NPLs, setelah dikurangi pembentukan Penyisihan Pengghapusan Aktiva

Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS) adalah proses

penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real

time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat

bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) adalah sistem kliring Bank

Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang penyelesaian

akhirnya dilakukan secara nasional.