pengukuran budaya organisasi dan pemeringkatan program solusi ...
eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/58823/24/2. JURNAL PUBLIKASI.pdfCG yang berupa riset dan...
Transcript of eprints.ums.ac.ideprints.ums.ac.id/58823/24/2. JURNAL PUBLIKASI.pdfCG yang berupa riset dan...
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL
TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
YANG DIMODERASI OLEH GOOD CORPORATE GOVERNANCE
STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM
PERINGKAT INDEKS CGPI TAHUN 2008-2015
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh komponen Intellectual
Capital terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Menguji peran moderasi Good
Corporate Governance dalam hubungan Komponen Intellectual Capital dan Kinerja
Keuangan Perusahaan. Intellectual Capital menggunakan metode VAIC yang
dikembangkan oleh Pullic yaitu dengan komponennya adalah Value Added Capital
Aset-VACA, Value Added Human Capital-VAHU dan Structural Capital Value
Added –STVA. Indikator Kinerja Keuangan Perusahaan diukur dengan menggunakan
ROE –Return On equity. Dan Good Corporate Governance Diproksikan dengan
menggunakan skor CGPI. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan
purposive sampling sehingga diperoleh 73 perusahaan yang terdaftar dalam peringkat
indeks skor CGPI tahun 2008-2015. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
komponen Intellectual Capital (VACA, VAHU dan STVA) berpengaruh terhadap
Kinerja perusahaan dan CGPI-Corporate Governance Perception Indeks memoderasi
Intellectual Capital (VACA, VAHU dan STVA) berpengaruh terhadap Kinerja
perusahaan. Kecuali Structural Capital Value Added -STVA yang tidak signifikan
dan tidak memoderasi ntellectual Capital (VACA, VAHU dan STVA) dan Kinerja
perusahaan.
Kata Kunci: Value Added Capital Aset-VACA, Value Added Human Capital-VAHU
dan Structural Capital Value Added –STVA, CGPI- Corporate Governance
Perception Indeks dan ROE –Return On equity
Abstract
This study aims to analyze the Influence of Intellectual Capital components to the
Company's Financial Performance and Test the role of moderation of Good Corporate
Governance in the relationship of Intellectual Capital Component and Financial
Performance of the Company. Intellectual Capital uses VAIC method developed by
Pullic with its component is Value Added Capital Asset-VACA, Value Added Human
Capital-VAHU and Structural Capital Value Added -STVA. The Company's
Financial Performance Indicator is measured using ROE -Return On equity. And
Good Corporate Governance is proxied by using CGPI score. The sample of this
research is obtained by using purposive sampling so that obtained 73 companies listed
in rank score of CGPI score year 2008-2015. The results of this study indicate that the
components of Intellectual Capital (VACA, VAHU and STVA) have an effect on
Corporate Performance and CGPI-Corporate Governance Perception Index moderate
Intellectual Capital (VACA, VAHU and STVA) influence to company performance.
Except Structural Capital Value Added -STVA is insignificant and does not moderate
intellectual capital (VACA, VAHU and STVA) and company performance.
Keyword: Value Added Capital Aset-VACA, Value Added Human Capital-VAHU
dan Structural Capital Value Added –STVA, CGPI- Corporate Governance
Perception Indeks dan ROE –Return On equity
1
I. PENDAHULUAN:
Dalam dekade terakhir ini, aset tidak berwujud (intellectual capital/IC) sudah
menjadi poin vital yang sudah tidak asing lagi bagi tidak hanya kaum akademisi,
namun juga bagi pemerintah, regulator, perusahaan, investor maupun bagi stakeholder
lainnya. Banyak kajian yang membahas tentang tema intellectual capital/IC sejak
akhir tahun 1990-an, bahkan setidaknya sudah terbit dua jurnal internasional yang
khusus membahas tentang tema intellectual capital/IC dan intangible yaitu journal of
intellectual capital dan journal of knowledge management.
Di Indonesia, Secara implisit intellectual capital/IC telah diakui dan dibahas
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 19 (revisi 2010) tentang aset
tidak berwujud yang merupakan adopsi dari International Accounting Standard (IAS)
38 tentang intangible assets. Pada akhirnya dengan terbatasnya ketentuan standar
akuntansi tentang intellectual capital/IC mendorong para ahli untuk membuat model
pengukuran dan pelaporan intellectual capital/IC (Ulum et al.,2014). Salah satu
model yang sangat populer di berbagi negara adalah Value Added Intellectual
Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh pulic (1998). Pada dasarnya metode
Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) yang dikembangkan oleh pulic tidak
digunakan untuk mengukur besarnya intellectual capital/IC akan tetapi lebih
tepatnya yaitu mengukur tentang dampak dari pengelolaan intellectual capital/IC
(Ulum et al.,2008). Dengan asumsi bahwa, jika suatu perusahaan memiliki
intellectual capital/IC yang baik dan dikelola dengan baik pula maka tentu akan ada
dampak baik yang ditimbulkannya. Dampak itulah yang kemudian diukur oleh pulic
dengan metode Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™) . Dengan begitu
banyaknya penelitian yang membahas tentang Intellectual capital dan beberapa
contoh yang menyatakan hubungan yang positif dan signifikan antara intellectual
capital terhadap kinerja keuangan perusahaan tentunya semakin mendukung bahwa
Intellectual Capital merupakan sesuatu hal yang penting bagi perusahaan, dengan
melaui beberapa tahapan penilaian Intellectual Capital perusahaan akan mampu
mengungkapkan Value Added yang dimiliki baik nilai tambah yang diciptakan dari
modal fisik yang dimiliki, nilai tambah yang diciptakan oleh modal manusia yang
dimiliki serta nilai tambah dari modal struktural yang dimiliki. Dalam penelitian ini
menggunakan variabel intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAIC
yang dikembangkan oleh pullic 1998 yang sekaligus menjadi ukuran indikator
2
terpopuler di berbagai negara, Letak kebaharuan dalam penelitian ini yaitu
menambahkan satu variabel moderasi yaitu Good Corporate Governance dengan
menggunakan proksi skor corporate governance perception index, karena untuk
mencapai pada titik efektif dan efisien dalam pengoptimalan baik modal fisik, modal
manusia dan modal struktural tentunya membutukan corporate Governance yang baik,
dalam penelitian ini corporate Governance menggunakan indikator skor CGPI
tentunya karena CGPI merupakan alat ukur corporate Governance termudah yang
dapat digunakan yang merupakan pemeringkatan yang dilakukan oleh IICG dimana
hasil skor tersebut merupakan akumulasi dari empat tahap penilaian yaitu self
Assesment, penyusunan makalah, pendokumentasian dan observasi.
Resource Based View
Resource based view (RBV) mengartikulasikan hubungan antara sumber daya
perusahaan, kapabilitas dan keuntungan kompetitif. Hart (1995)
Resource-Based Theory
Daft (1983) dalam Barney (1991) mendefinisikan sumber daya perusahaan sebagai
semua aset, kemampuan, proses organisasional, informasi dan pengetahuan yang
dikendalikan oleh perusahaan yang menyebabkan perusahaan mampu untuk
mengimplementasikan berbagai strategi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
perusahaan.
Stakeholder Theory dan Value Creation
Stakeholder theory menitikberatkan bahwa laba akuntansi merupakan ukuran return
dan value added merupakan ukuran yang lebih akurat yang diciptakan oleh
stakeholder . (Meek dan Gray, 1998; Belkaoui, 2003). Pada dasarnya, nilai tambah
adalah peningkatan kesejahteraan yang diciptakan dari penggunaan produktif dari
sumber daya yang dimiliki (Belkaoui, 2003).
Intellectual Capital
Arfan Ikhsan (2008), Intellectual Capital adalah nilai dari suatu perusahaan yang
menggambarkan aktiva tidak berwujud (intangible asstes) yang bersumber dari tiga
pilar, yaitu modal fisik, modal manusia dan modal struktural.
Kinerja Keuangan Perusahaan
Sihasale (2001) dalam Saryanti (2011), kinerja perusahaan merupakan suatu tampilan
keadaan perusahaan selama periode tertentu. Kinerja perusahaan dapat diukur
dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik yang memberikan suatu
gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Purnomo (1998). Dalam hal ini kinerja
3
keuangan perusahaan menggunakan indikator ROE yaitu dengan membagikan Laba
sebelum Pajak dengan Total Ekuitas.
Corporate Governance Perception Indeks
CGPI merupakan upaya pendekatan dari IICG dalam menelaah praktik implementasi
CG yang berupa riset dan pemeringkatan penerapan konsep corporate governance
pada perusahaan yang telah menerapkan good corporate governance di Indonesia.
Skor CGPI merupakan rekapitulasi nilai dari beberapa tahapan komponen penilaian
yaitu: self assesment, kelengkapan dokumen, penyusunan makalah, dan obsevasi.
Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis:
Gambar 1
Kerangka Pemikiran
H1
H1
H2
H3 H6 H5 H4
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komponen Intellectual Capital
Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dan Menguji Peran variabel moderasi CGPI
(Corporate Governance Perception Indeks) dalam hubungan Intellectual Capital
dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Dalam penelitian ini menggunakan variabel
intellectual capital yang diproksikan dengan metode VAIC yang dikembangkan oleh
pullic 1998, variabel Good corporate governance dengan proksi corporate
governance perception indeks, dan kinerja keuangan perusahaan diproksikan dengan
menggunakan ROE.
Objek dalam penelitian ini merupakan perusahaan yang terdaftar dalam
peringkat skor CGPI tahun 2008-2015. Total populasi diperoleh 261 perusahaan
Good Corporate
Governance
Kinerja Keuangan
Perusahaan
Value Added Capital
Asset(VACA)
Value Added Human
Capital (VAHU)
Structural capital Value
Added (STVA)
4
dan dari 261 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
purposive sampling yaitu menggunakan indikator Perusahaan mempublikasikan
laporan keuangannya secara lengkap, dan yang mempublikasikan laporan
keuagannya menggunakan nilai rupiah untuk periode 2008-2015 diperoleh sampel
sebanyak 73 perusahaan.
Pengukuran Variabel Penelitian
Variabel pada penelitian ini antara lain Intellectual capital, kinerja keuangan
perusahaan dan Good Corporate Governance. Pengukuran variabel penelitian akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Variabel Independen
Sugiyono, 2011 menjelaskan bahwa variabel independen merupakan
variabel yang menjadi pemicu berubahnya variabel dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini yaitu (X) adalah intelektual capital
yang nilainya diukur dengan alat ukur VACA, VAHU Dan STVA .
INTELEKTUAL CAPITAL
intelektual capital pada penelitian ini merupakan efisiensi pengelolaan
IC yang dilihat dari sudut pandang Value Added yang dibentuk dari modak fisik
(VACA), modal manusia (VAHU), dan modal struktural (STVA). Jumlah dari
ketiga unsur tersebutkah disebut dengan metode VAICTM yang dikemukakan
oleh Pulic (1998, 2000). Adapun unsur perhitungan VAICTM adalah sebagai
berikut:
1. Value Added (VA).
VA diperoleh dari hasil pengurangan output dan input (Pulic, 1999).
VA=OUT – IN
Dimana:
a. OUT = Jumlah total penjualan/pendapatan dan Pendapatan lain
b. IN = Jumlah beban penjualan dan biaya lain
(selain beban karyawan).
Value added (VA) juga dapat diperoleh melalui formulasi berikut:
VA = OP + EC + D + A
Dimana:
a. OP = operating profit (laba operasi)
b. EC = employee costs (beban karyawan)
c. D = depreciation (depresiasi)
5
d. A = amortisation (amortisasi)
2. Value Added Capital Employed (VACA).
VACA merupakan indikator untuk VA yang dibentuk oleh satu unit dari modal
fisik . Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE
terhadap value added organisasi.
VACA = VA/CE
Dimana:
a. VACA = Value Added Capital Employed: rasio dari VA terhadap CE.
b. VA = value added
c. CE = Capital Employed: dana yang tersedia (ekuitas, laba bersih)
3. Value Added Human Capital (VAHU).
VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang
dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value
added organisasi.
VAHU = VA/HC
Dimana:
a. VAHU = Value Added Human Capital: rasio dari VA terhadap HC.
b. VA = value added
c. HC = Human Capital: beban karyawan.
4. Structural capital Value Added (STVA).
Menilai total SC yang harus ada untuk memperoleh 1 rupiah dari VA dan
merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.
STVA = SC/VA
Dimana:
a. STVA = Structural Capital Value Added: rasio dari SC terhadap VA.
b. SC = Structural Capital : VA – HC
c. VA = value added
5. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™).
VAIC™ mengukur intelektual organisasi yang digunakan sebagai BPI
(Business Performance Indicator). VAIC™ merupakan hasil jumlah dari 3
komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.
VAIC™ = VACA + VAHU + STVA.
6
VARIABEL DEPENDEN
Sugiyono 2011 menjelaskan bahwa Variabel dependen merupakan variabel akibat
dari perubahan yang terjadi pada variabel independen (bebas).
Variabel dependen yang digunakan dalam riset ini merupakan kinerja keuangan
Perusahaan. Karena tujuan riset ini yaitu untuk menganalisis pengaruh komponen
IC/Intellectual Capital terhadap kinerja keuangan perusahaan dan menguji pengaruh
Good Corporate Governance dalam hubungan antara komponen IC/ Intellectual
Capital dan kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini menggunakan indikator kinerja keuangan perusahaan dengan ROE
(Return On Equity). ROE (Return On Equity) merupakan ukuran kinerja keuangan
perusahaan guna memperoleh keuntungan dari seluruh ekuitas yang dimilikinya.
ROE (Return On Equity) merefleksikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan
dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan seluruh ekuitas yang
dimilikinya. ROE (Return On Equity) dapat dihitung melalui pembagian “Laba
sebelum pajak dan total ekuitas”.
VARIABEL MODERASI
Variabel moderasi merupakan variabel yang mempunyai pengaruh baik langsung
maupun tidah langsung terhadap arah hubungan variabel independen dan dependen.
Hasil yang diperoleh bisa menunjukkan arah yang positif atau negatif dalam hal ini
tergantung pada variabel moderasi itu sendiri. Oleh karena itu, variabel moderasi
disebut juga variabel contingency. Variabel moderasi dalam penelitian ini adalah
corporate governance dengan menggunakan indikator corporate governance
perception index.
4. HASIL ANALISIS
Hasil Pengujian Regresi Berganda
Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan
menggunakan program SPSS Versi 18. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji
pengaruh komponen IC terhadap kinerja perusahaan, dan menguji peran moderasi dari
Good Corporate Governance dalam hubungan antara komponen IC dan kinerja
perusahaan. Adapun model penelitian yang digunakan adalah sebagi berikut:
ROE = α+β1VACA+β2VAHU+β3STVA+β4CGPI+β5VACA*CGPI
+β6VAHU*CGPI+ β7STVA*CGPI
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
7
Tabel 4.3
Regresi Berganda
Independent variable
Dependent Variable
Return On Equity (ROE)
Coefficient t statistic Sig Keterangan
Panel Model Penelitian:
Constant 40,909 1,605 0,113 -
VACA 5,702 0,212 0,033 H1 diterima
VAHU 5,270 0,593 0,046 H2 diterima
STVA 0,023 0,804 0,424 H3 ditolak
CGPI 0,383 1,260 0,021
VACA_CGPI 0,027 0,076 0,040 H4 diterima
VAHU_CGPI 0,066 0,611 0,043 H5 diterima
STVA_CGPI 0,396 0,844 0,402 H6 ditolak
F test 2,08
Sig 0,048
Dw 1,871
R² 0,255
Adjusted R² 0,187
Berdasarkan hasil dari tabel diatas diperoleh persamaan:
ROE = 40,909+5,702VACA+5,270VAHU+0,023STVA+0,383CGPI+
0,027VACA*CGPI+0,066VAHU*CGPI+ 0,396STVA*CGPI
Maka interpretasi regresi dari persamaan di atas adalah:
1. Konstanta (a)
Artinya jika semua variabel bebas memiliki nilai nol (0) atau konstan maka nilai
kinerja keuangan perusahaan (ROE) adalah sebesar 40,909.
2. VACA (X1) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien VACA untuk variabel X1 diperoleh hasil yang positif. Hal ini
mengandung arti bahwa apabila variabel VACA meningkat maka variabel
ROE (Y) akan meningkat, begitu pula sebaliknya jika variabel VACA mengalami
penurunan maka variabel ROE (Y) juga akan mengalami penurunan.
3. VAHU (X2) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien VAHU untuk variabel X2 diperoleh hasil yang positif. Hal ini
mengandung arti bahwa apabila variabel VAHU meningkat maka variabel ROE
8
(Y) juga akan mengalami peningkatan dan sebaliknya jika variabel VAHU
mengalami penurunan maka ROE .(Y) juga akan mengalami penurunan.
4. STVA (X3) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien STVA diperoleh hasil yang positif. Hal ini mengandung arti
bahwa apabila variabel STVA mengalami peningkatan maka variabel ROE (Y)
juga akan meningkat dan sebaliknya jika variabel STVA mengalami penurunan
maka ROE (Y) juga akan mengalami penurunan.
5. CGPI terhadap ROE
Nilai koefisien CGPI diperoleh hasil yang positif. Hal ini mengandung arti bahwa
apabila variabel CGPI mengalami peningkatan maka variabel ROE(Y) juga
akan mengalami peningkatan dan sebaliknya jika variabel CGPI mengalami
penurunan maka ROE juga akan mengalami penurunan.
6. VACA_CGPI (X4) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien dari interaksi VACA_CGPI diperoleh nilai yang positif. Hal ini
mengandung arti bahwa apabila variabel VACA dan CGPI naik maka ROE (Y)
akan mengalami peningkatan dan sebaliknya Jika VACA dan CGPI mengalami
penurunan maka ROE (Y) akan mengalami penurunan.
7. VAHU_CGPI (X5) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien dari interaksi VAHU_CGPI untuk variabel X5 diperoleh nilai
yang positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan VAHU dan CGPI
maka variabel ROE (Y) juga akan meningkat namun sebaliknya jika variabel
VAHU dan CGPI mengalami penurunan maka variabel ROE (Y) juga akan
mengalami penurunan.
8. STVA_CGPI (X6) terhadap ROE (Y)
Nilai koefisien dari interaksi STVA_CGPI untuk variabel X6 diperoleh nilai
yang positif. Hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan STVA dan CGPI
maka variabel ROE (Y) juga akan mengalami peningkatan dan sebaliknya jika
variabel STVA dan CGPI menurun maka ROE (Y) juga akan mengalami
penurunan.
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan
untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel, apakah
9
sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Dalam penelitian ini
hasil dari uji normalitas dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Tabel 4.4
Uji Normalitas Data
Unstandardized
Residual
Kolmogorov-Smirnov Z ,673
Asymp. Sig. (2-tailed) ,076
Berdasarkan data yang terlihat pada tabel 4.4 di atas
menunjukkan bahwa nilai uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Z diperoleh nilai sebesar 0,673 yaitu dengan tingkat probabilitas
signifikansi 0,076 dan menunjukkan bahwa nilainya jauh di atas 0,05
maka hasil tersebut menunjukkan bahwa data tesebar disekitar garis
yang artinya data telah berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Mulkolonieritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik multikolinearitas, yaitu adanya hubungan linear
antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus
terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada
penelilian ini uji multikolinieritas yang digunakan yaitu dengan melihat
nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, Adapun hasil pengujian
multikolinieritas dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Uji Multikolonieritas
Model
Collinearity
Statistics Keterangan
Tolerance VIF
(Constant)
VACA 0,884 1,131 Tidak terjadi Multikolinieritas
VAHU 0,714 1,400 Tidak terjadi Multikolonieritas
STVA 0,797 1,255 Tidak Terjadi Multikolonieritas
CGPI 0,974 1,027 Tidak Terjadi Multikolonieritas
a. Dependent Variable: ROE
10
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan melihat
nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance. Apabila nilai VIF berada
dibawah 10,00 dan nilai Tolerance lebih dari 0,100, maka diambil kesimpulan
bahwa model regresi tersebut tidak terdapat masalah multikolinearitas.
Pada penelitian ini diperoleh hasil bahwa seluruh komponen dari variabel
independen yang dalam hal ini adalah Intellectual Capital yang meliputi
(VACA, VAHU dan STVA) dan CGPI diperoleh nilai VIF yaitu kurang dari
10,00 dan nilai tolerance lebih dari 0,100 dan dapat disimpulkan bahwa dalam
hal ini tidak terdapat multikolinearitas.
c. Hasil Uji Autokorelasi
Data penelitian yang baik adalah data yang tidak terdapat auto korelasi
di dalamnya. Suatu penelitian dikatakan tidak terdapat auto korelasi apabila
nilai dl<dw<du. Dari data yang diperoleh dari tabel 4.3 diatas diperoleh nilai
dw yaitu sebesar 1,871 dan apabila dilihat dari tabel durbin watson dengan
k=3 dan n=73 maka diperoleh nilai dl<dw<du atau 1,5360<1,871>1,7067
yang artinya pada penelitian ini terdapat autokorelasi positif karena dalam
penelitian ini menggunakan data time series.
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya ketidaksamaan
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Pada
penelitian ini untuk memperoleh hasil yang lebih akurat maka menggunakan
uji glejser yaitu dengan meregresikan nilai absolute residual dengan variabel
independen. Hasil dari uji glejser dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Uji Heteroskedastisitas
Variabel Nilai Sig Keterangan
VACA 0,054 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
VAHU 0,967 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
STVA 0,321 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
CGPI 0,082 > 0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas
11
Dilihat dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari masing masing variabel
hasilnya menunjukkan bahwa VACA diperoleh nilai sig yaitu 0,054 > 0,05
yang artinya tidak terdapat heteroskedastisitas. VAHU diperoleh nilai sig
sebesar 0,967 > 0,05 yang artinya tidak terhadapat heteroskedastisitas. STVA
diperoleh nilai sig 0,321 > 0,05 yang artinya tidak terjadi
heteroskedastisitas. CGPI diperoleh nilai sig sebesar 0,082 > 0,05 yang
artinya Tidak terjadi heterokedastisitas.
2. Uji Ketepatan Model
Untuk melihat hasil uji ketepatan model, dapat dilihat melalui hasl F value,
nilai sig dan nilai R square pada tabel 4.3 di atas.
Berdasarkan tabel hasil analisis di atas, diperoleh ilai F hitung 2,08 dengan
tingkat probabilitas signifikansi 0,048 dimana < 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa komponen IC/ Intellectual Capital (VACA, VAHU, STVA) dan CGPI
secara simultan berpengaruh terhadap ROE (Return On Equity).
3. Uji Hipotesis
Hasil uji t pada tabel 4.3 di atas digunakan untuk menguji pengaruh dari
komponen IC/ Intellectual Capital (VACA, VAHU dan STVA) terterhadap ROE/
Return On Equity dan menguji peran moderasi CGPI/ Corporate Governance
Perception Indek dalam hubungan dari komponen IC/ Intellectual Capital
(VACA, VAHU dan STVA) dan ROE/ Return On Equity. Berdasarkan tabel
4.3 diatas dapat disimpulkan:
1. Nilai VACA diperoleh nilai t sebesar 0,212 dengan nilai signifikansi 0,033 <
probabilitas 0,05 yang artinya VACA berpengaruh positif dan signifikan. Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi VACA maka semakin tinggi pula nilai ROE.
2. Nilai VAHU diperoleh nilai t 0,593 dengan nilai signifikansi 0,046<
probabilitas 0,05 yang artinya VAHU berpengaruh positif dan signifikan. Hal
ini berarti bahwa semakin tinggi VAHU maka semakin tinggi pula nilai ROE.
3. Nilai STVA diperoleh nilai t 0,804 dengan nilai signifikansi 0,424> probabilitas
0,05 yang artinya STVA berpengaruh tidak signifikan . Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi STVA maka ROE akan turun.
4. Nilai CGPI diperoleh nilai t 1,260 dengan nilai signifikansi 0,021<0,05
yang artinya CGPI berpengaruh positif dan signifikan . Hal ini berarti
semakin tinggi CGPI maka semakin tinggi pula nilai ROE.
12
5. Nilai VACA_CGPI diperoleh nilai t 0,076 dengan nilai signifikansi 0,040 <
probabilitas 0,05 yang artinya CGPI memoderasi hubungan VACA dan ROE.
Semakin Tinggi Nilai CGPI akan semakin memperkuat hubungan VACA dan
ROE.
6. Nilai VAHU_CGPI diperoleh nilai t 0,611 dengan nilai signifikansi 0,043 <
probabilitas 0,05 yang artinya CGPI memoderasi hubungan VAHU dan ROE.
Semakin Tinggi Nilai CGPI akan semakin memperkuat hubungan VAHU dan
ROE.
7. Nilai STVA_CGPI diperoleh nilai t 0,844 dengan nilai signifikansi 0,402 >
probabilitas 0,05 yang artinya CGPI tidak memoderasi hubungan STVA dan
ROE. Semakin Tinggi Nilai CGPI tidak memperkuat hubungan STVA dan
ROE.
PEMBAHASAN
1. Value Added Capital Asset-VACA terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa intellectual capital
Value Added Capital Asset-VACA yang diukur dengan menggunakan VAIC
berpengaruh positif terhadap ROE (Return on Equity) perusahaan.
Berdasarkan resource based theory, intellectual capital yang dimiliki
perusahaan mampu menciptakan keunggulan kompetitif perusahaan
sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan menjadi lebih
baik, salah satunya yaitu dibuktikan dengan meningkatnya laba perusahaan.
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa IC/ Intellectual Capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan konsisten dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Soegeng, 2014; Budiasih, 2015; Riyanti dan Nur, 2012;
Ghozali 2014; Cicilia, 2014; Faza, 2014; dan Baroroh, 2013. Dalam hal ini
Komponen IC/ Intellectual Capital Value Added Capital Asset-VACA yang diukur
dengan menggunakan VAIC berpengaruh positif terhadap ROE (Return on
Equity) perusahaan konsisten dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Herdyanto dan Nasir, 2013; dan Faza, 2014.
13
2. Pengaruh antara Value Added Human Capital -VAHU terhadap kinerja
keuangan perusahaan.
Hasil pengujian pada hipotesis 2 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
antara Value Added Human Capital -VAHU terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini menguatkan pandangan atas Resource Based Theory
(RBT) yang disampaikan oleh Wernerfelt (1984) yang menyatakan bahwa suatu
organisasi akan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan
kompetitifnya apabila memiliki sumberdaya yang unggul.
Hasil penelitian yang menyatakan bahwa IC/ Intellectual Capital berpengaruh
positif terhadap kinerja keuangan perusahaan konsisten dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Soegeng, 2014; Budiasih, 2015; Riyanti dan Nur, 2012;
Ghozali 2014; Cicilia, 2014; Faza, 2014; dan Baroroh, 2013. Dalam hal ini
Komponen IC/ Intellectual Capital Value Added Human Capital-VAHU yang
diukur dengan menggunakan VAIC berpengaruh positif terhadap ROE
(Return on Equity) perusahaan konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Herdyanto dan Nasir, 2013; dan Faza, 2014.
3. Pengaruh antara Structural Capital Value Added -STVA terhadap kinerja
keuangan perusahaan?
Pada penelitian ini, nilai Structural Capital Value Added –STVA
yang berpengaruh tidak signifikan menunjukkan bahwa perusahaan-yang
mampu mengelola modal manuasianya dengan baik yang menjadi tolok ukur
keberhasilan usahanya hanya pada peningkatan modal fisik dan belum sampai pada
pengoptimalan struktur perusahaan, sistem, prosedur, regulasi dan data base yang
baik, yang harapannya perusahaan akan mampu meminimalisasi adanya kerugian
financial, kecurangan, resiko kredit macet bagi perbankan serta meningkatkan
kepuasan konsumen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Bontis (2000) di Malaysia, Firer dan William (2003) di Afrika Selatan, Chen
(2005) di Taiwan dan Ting (2009) di Malaysia yang menyatakan bahwa Value
Added Structural Capital-STVA memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan.
4. Pengaruh Value Added Capital Asset-VACA terhadap kinerja keuangan
perusahaan dimoderasi oleh Good Corporate Governance.
Hasil pengujian pada hipotesis 4 menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance memoderasi hubungan antara Value Added Capital Asset-VACA
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
14
Perusahaan dengan good corporate governance yang baik tentunya akan memiliki
kinerja keuangan yang lebih efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang lebih
besar.
Melihat begitu eratnya hubungan antara Good Corporate Governance dan
kinerja keuangan perusahaan seperti yang telah dipaparkan di atas sangat
mendukung hasil penelitian yang menyatakan Good Corporate Governance
memoderasi hubungan antara Value Added Capital Asset-VACA terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Penelitian terdahulu tentang Corporate Governance dan
kinerja sudah banyak sekali dilakukan seperti Nuswandari, 2009; Cahyani, 2009;
Uyun, 2015; Okiro, 2015; Riyanti dan Nur 2012; dan hasil penelitian ini konsisten
dengan penelitian Riyanti dan Nur 2012.
5. Pengaruh Value Added Human Capital -VAHU terhadap kinerja perusahaan
dimoderasi oleh Good Corporate Governance.
Hasil pengujian pada hipotesis 5 menunjukkan bahwa Good Corporate
Governance memoderasi hubungan antara Value Added Human Capital-VAHU
terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Hasil penelitian ini menguatkan pandangan atas Resource Based
Theory (RBT) yang disampaikan oleh Wernerfelt (1984) yang menyatakan bahwa
suatu organisasi akan dapat mencapai dan mempertahankan keunggulan
kompetitifnya apabila memiliki sumberdaya yang unggul. Oleh karena itu
pencapaian keunggulan kompetitif perusahaan tentunya tidak pernah terlepas dari
Good Corporate Governance yang baik. keberadaan dimensi Good Corporate
Governance seperti seff assesment, dokumentasi dan transparansi informasi
didukung oleh Value Added Human Capital -VAHU perusahaan melalui
pengoptimalan Human Capital yang dimiliki. Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa Good Corporate Governance memoderasi Value Added Human Capital
-VAHU terhadap kinerja keuangan
Dalam hal ini Komponen IC/ Intellectual Capital Value Added Human
Capital-VAHU yang diukur dengan menggunakan VAIC berpengaruh positif
terhadap ROE (Return on Equity) perusahaan konsisten dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Herdyanto dan Nasir, 2013; dan Faza, 2014.
Selain itu juga didukung oleh penelitian Okiro et all, 2015 yang menyatakan CG
berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan perusahaan.
15
6. Pengaruh Structural Capital Value Added -STVA terhadap kinerja
perusahaan dimoderasi oleh Good Corporate Governance.
Pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa Good Corporate Governance
tidak memoderasi hubungan antara Structural Capital Value Added -STVA
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dasarnya perusahaan-perusahan ini telah mampu memanfaatkan keberadaan
ekuitas yang mereka miliki secara optimal untuk menciptakan laba melaui biaya
yang dikeluarkan untuk dikeluarkkan meliputi proses dokumentasi pelanggan,
jaringan, prosedur, teknologi, sistem, rutinitas, proses, struktur, merek dagang,
sampai dengan hubungan dengan baik supplier maupun customer hanya saja
keberadaan dimensi Good Corporate Governance dalam hal ini seperti self
assesmen , dokumentasi dan transparansi informasi tidak berdampak secara
langsung terhadap efisiensi dari modal saham yang dimiliki untuk menciptakan
Value Creation dalam tructural Capital Value Added –STVA.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Bontis
(2000) di Malaysia, Firer dan William (2003) di Afrika Selatan, Chen (2005) di
Taiwan dan Ting (2009) di Malaysia yang menyatakan bahwa Value Added
Structural Capital-STVA memiliki pengaruh yang signifikan positif terhadap
kinerja keuangan. Selain itu juga konsisten dengan penelitian Riyanti dan Nur
2012 dan Cahyani 2009 yang menyatakan CGPI tidak berpengaruh positif terhadap
kinerja sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa CGPI tidak memoderasi
hubungan antara Value Added Structural Capital-STVA dan kinerja keuangan.
5. PENUTUP
SIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Value Added Capital Asset-VACA berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang ada mampu mengelola
modal fisik yang dimiliki secara efektif dan efisien sehingga terciptanya value
added perusahaan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat
meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan kinerja keuangan perusahaan.
16
2. Value Added Human Capital - VAHU berpengaruh positif terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang ada mampu
menciptakan value added humam capitalnya dengan baik. Dengan adanya
pengoptimalan HC/ Human Capital yang dimiliki akan menciptakan value added
tentunya akan meningkatkan produktivitas, profitabilitas dan kinerja keuangan
perusahaan.
3. Structural Capital Value Added - STVA berpengaruh tidak signifikan terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Pada penelitian ini, nilai Structural Capital
Value Added –STVA yang positif menunjukkan bahwa
perusahaan-perusahan ini telah mampu mengoptimalkan biaya-biaya strukturalnya
guna menciptakan value added akan tetapi belum dapat meningkatkan
meingkatkan kinerja keuangan perusahaan secara optimal.
4. Corporate Governance memoderasi Value Added Capital Asset-VACA terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang
mampu mengelola modal fisik yang dimiliki dan didukung oleh adanya Corporate
Governance yang baik maka akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaanny
5. Corporate Governance memoderasi Value Added Human Capital-VAHU terhadap
kinerja keuangan perusahaan. Hasil Value Added Human Capital -VAHU yang
telah dilakukan menunjukkan hasil efektifitas dan efisiensi yang telah dilakukan
dari bagaimana perusahaan mengoptimalkan HC/ Human Capital yang dimiliki
guna untuk menciptakan nilai tambah/ Value Addednya. Oleh karena itu
pencapaian keunggulan kompetitif perusahaan tentunya tidak pernah terlepas dari
Good Corporate Governance yang baik.
6. Corporate Governance tidak memoderasi Structural Capital Value Added- STVA
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa pada
dasarnya perusahaan-perusahan ini telah mampu memanfaatkan keberadaan ekuitas
yang mereka miliki secara optimal untuk menciptakan laba melaui biaya yang
dikeluarkan untuk dikeluarkkan meliputi proses dokumentasi pelanggan, jaringan,
prosedur, teknologi, sistem, rutinitas, proses, struktur, merek dagang, sampai
dengan hubungan dengan baik supplier maupun customer hanya saja keberadaan
dimensi Good Corporate Governance dalam hal ini seperti self assesmen ,
dokumentasi dan transparansi informasi tidak berdampak secara langsung terhadap
17
efisiensi dari modal saham yang dimiliki untuk menciptakan Value Creation dalam
tructural Capital Value Added –STVA.
Keterbatasan dan Saran
1. Keterbatasan Penelitian:
a. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menggunakan perusahaan yang
terdaftar dalam peringkat skor CGPI dengan periode penelitian relatif pendek
yaitu 2008-2015, hal ini membuat terbatasnya sumber data penelitian.
b. Dalam penelitian ini sampel penelitian berupa perusahaan yang terperingkat dalam
Indeks skor CGPI dimana tidak terdapat pemisahan sifat dan hasil sehingga
diperoleh hasil yang bias dan tidak dapat digeneralisasikan.
c. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menformulasikan Intellectual
Capital yaitu dengan menggunkan metode VAIC yang dikembangkan oleh Pullic
1998 sehingga hasil yang diperoleh belum ada kebaharuan dengan tinjauan literatur
lainnya.
2. Saran
a. Sampel yang digunakan dalam penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan
data dengan periode waktu yang lebih panjang, sehingga informasi yang
disampaikan dapat menunjukkan kondisi yang sebenarnya dan mengurangi resiko
terbatasnya sumber data.
b. Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Sebaiknya bagi penelitian yang akan datang,
menggunakan obyek penelitian yang lebih fokus misalnya perusahaan
manufaktur, perbankan dan industri lainnya secara terpisah tidak seperti ini
perusahaan-perusahaan yang terdaftar dalam peringkat skor indeks CGPI
mempunyai kondisi keuangan, cara pengungkapan dan pengelolaan Intellectual
Capital yang berbeda. Sehingga hasil penelitian yang diperoleh akan lebuh fokus
dan akurat.
c. Saran bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menggunkan pendekatan metode
pengukuran Intellectual Capital terbaru yang dikembangkan oleh Pullic (2000a)
yang merupakan modifikasi dari Pullic (1998) yaitu modified VAIC yang diberi
label MVAIC yaitu dengan menambahkan komponen relational capital sebagai
indikator Intellectual Capital/ IC.
18
DAFTAR PUSTAKA
Abdiani (2014) ; Perbedaan Pengungkapan Intellectual Capital Berdasakan Tipe
Industri Dan Perbedaan Kapitalisasi Pasar Berdasarkan Pengungkapan
Intellectual Capital. Jurnal Cakrawala Akuntansi Volume 6 Nomor 2,
September 2014 ISSN 1979-4851
Akanbi. 2016. Hubungan antara modal intelektual dan dan persepsi kinerja
organisasi.International Journal of Information, Business and Management, Vol.
8, No.2, 2016
Altuner. The Linkages among Intellectual capital, Corporate Governance and
Corporate Social Responsibility. Yasar University. Departement Of
International Trade And Finance, Turkey.
Bahrami. 2016. Role of intellectual capital on corporate enyerpreneurship. Quality
Access To Sucess vol 17 no 155 Desember 2016.
Baroroh. 2013. Analisis Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan Manufaktur Di Indonesia. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 5, No. 2,
September 2013, pp. 172-182
Budiarso (2013) ; Modal Intelektual Dan Kinerja Perusahaan (Studi pada perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 s/d 2012). Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado
Budiasih. 2015. Intellectual capital dan Corporate Sosial Responbility terhadap
profitabilitas perbankan. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol 7, No.1, Maret 2015.
Pp 75-84.
Cheng. 2016. Study On Corporate Governance and performance Effect Of
Institusional Investors. Europan Scientific Journal June 2016 vol 12 no16
Cicilia. 2014.Pengaruh modal Intelektual terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
perusahaan sebagai variabel intervining.Seminar Nasional dan Call for Paper
(Sancall 2014): ISBN: 978-602-70429-1-9 Research Methods And
Organizational Studies
Choopani. 2016. Influence of intellectual capital component on financial performance
on companies in food industries. Journal Of Current Research In Sciences.
Chusnah et all. 2014. Pengaruh Intellectual Capital terhadap Kinerja Perusahaan
dengan Strategi sebagai Pemoderasi. SNA 17 Mataram, Lombok Universitas
Mataram 24-27 Sept 2014
Clarke. 2010. Intellectual Capital and Firm Performance in Australia. Department of
Accountancy and Business Law, Working paper series no 12 – 2010
Dilhago. 2011. Corporate Governance and Intellectrual Capital Disclosure. Journal
Of Business Ethics 2011.
Domingo. Strategic Analysis Of Intellectual Capital Through External Indicators And
aplied in Spanish Companies. University Of Chastilla La Mancha, Spain.
Donley. An Empirical Study On The Impact Of Measuring IC On Performance.
Departement Of Management Study, University of west Indies, Cave Hill
campus, Michael Barbados.
19
Farza (2014) ; Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Profitabilitas, Produktivitas,
Dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI). Ekbisi, Vol. VIII, No. 2, Juni 2014, hal. 186 - 199
ISSN:1907-9109
Femianti. 2014. Value Creations Of Intellectual Capital : Financial Performance
Analysis In Indonesian Publicly –Listed Consumer Industry.
Rev.Integr.Bus.Econ.Res. vol 3 (1)
Ghozali. 2014. Pengaruh Intellectual capital terhadap kinerja dan nilai perusahaan
khususnya di industri keuangan dan pertambanganBEI 2008-2012 Business
Accounting Review, Vol. 2, NO.2, JULI 2014:208-217
Holienka. Impact Of intellecrtual capital and this components on firm performance
before and after krisis. Fakulty of management , Bratislava, Slovakia.
Hoseinzaddeh. 2015. Investigating the relationalship between intellectual capital
eficiency and corporate performance In Accepted of Teheran
Exchange.Europan online journal of natural and social sciences 2015. Vol 4.
No.1.
Husna. 2016. Intellectual Capital And market Performance : The Case Of Multi
National R and D Firm In The US. The Journal Of Developing Areas 2016
Karami. Australian Universities and Intellectual Capital Reporting : Case Syudy Of
the Group of Eight . Australian National University.
Kianto. Knowledge Management Practices : Intellectual Capital and firm
performance: Empirical evidence Chinesse Companies. Hongkong Politecnic
University.
Kuryanto. 2009.Pengaruh Modal Intellectual Terhadap Kinerja Perusahaan.
Universitas Diponegoro.
Lars. 2016. Is Corporate Governance In China Related to Performance Persistence?
J.Buss.ethic 2016
Longo. 2009. The Effect Intellectual Capital Atributes On Organisational
Performance The Case Of Bologna Opera House. Knowledge Management
Research and Practices 2009.
Mahmudi. 2014. The Influence of board Governance Characteristic On Intellectual
Capital Performance (Empirical Study on listed Bank In BEI
2008-2012).Rev.Integr.Bus.Econ.Res. vol 4(1)
Okiro. The Effect Of Corporate Governance and capital structure on Performance Of
Firm Listed In The East African Comunity Securities Exchange. Europan
Scientific Journal march 2015 vol 11 no 7.
Omalbanin. Modelling the impact of sosial capital and intellectual capital the public
sector of educational Administration.Islamic Azad University. Reu dehen, Iran
Randa (2012) ; Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Vol 10 No 1 April 2012hal
24-47Fakultas Ekonomi UAJ Makassar
Relich. Intellectual Capital Evaluation : A Projec Managenet Perspective. Faculty
economic and management , university of Zielona Gora, Polland.
20
Riyanti. 2012. Pengaruh intellectual capitan dan corporate governance terhadap
financial performance. Diponegoro journal Of accounting. Vol1, No.2, tahun
2012. Hal 1-15.
Salleh. Intellectual Capital Reporting Practices By knwoledge Intensive and
Tradisional Product Base Companies: Empirical Evidence. Faculty of
Accaountancy. University Of Mara Malaysia.
Santoso. 2012. Pengaruh modal intellectual dan pengungkapannya terhadap kinerja
perusahaan. Jurnal akuntansi dan keuangan vol.14 ,No.1 Mei 2012:16.31
Shivaloghatasan. Mediated Moderating Effect on Innovation Capability : Intellectual
capital and Innovation Capability Of The apparel Industry in Sri Lanka. The
6th ISPIM Innovation Symposium-Innovation In The Asean Century, In
Melbourne, Australia On 8-11 December 2013.
Soegeng. 2014. Pengaruh Intellectual capital terhadap kinerja keuangan pada
perusahaan perbankan. SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27
Sept 2014
Subagyo. 2013. Pengaruh intellectual capital terhadap kinerja keuangan sektor
perbankan. Jurnal Akuntansi, Vol.13, No.1. April 2013:833-862.
Sunarti Halid. Intellectual Capital Management And Sustainable Competitive
Advantage : A Proposed Model Of Malaysian Of PLCS. Faculty of
Accaountancy. University Of MARA Malaysia.
Syuwaibatul Islamiyah (2014) ; Pengaruh Modal Intelektual Dan Tata Kelola
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Efek Syariah Syuwaibatul
Islamiyah. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya
Shamsudin. Exploring The Relationship Between Intellectual Capital and
Performance Of Comercial Bank In Malaysia. Rev.Integr.Bus.Econ.Res. vol
2(2).
Sunarsih. 2012.Pengaruh modal intelektual terhadap nilai perusahaan dengan kinerja
perusahaan sebagai variabel intervining Pada perusahaan yang terdaftar di
bursa efek indonesia. FE Universitas Mahasaraswati Denpasar.
Ulum (2015) ; Peran Pengungkapan Modal Intelektual dan Profitabilitas dalam
Hubungan antara Kinerja Modal Intelektual dan Kapitalisasi Pasar. Simposium
Nasional Akuntansi 18 Universitas Sumatera Utara, Medan 16-19 September
2015
Tatiana Andreeva. Intellectrual Capital element and Organisational Perfornance Of
Russian Manufacturing Companies. St.Petersburg Graduaty School Of
Managment.
Tawasar Nawaz. The Impact Of Intellectual Capital On Corporate Performance Of
Islamis Financial Institusion. Dept of accounting and finance, Adam Smith
Business School, University Of Glasgow.
WahyWidarjo. 2011. Pengaruh Modal Intelektual Dan Pengungkapan Modal
Intelektual Pada Nilai Perusahaan Yang Melakukan Initial Public Offering.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan IndonesiaVolume 8 - No. 2, Desember 2011
Xiou Yongjun. 2013. Element of Intellectual Capital and Corporate Excess Value
Creation Effisiency based on the empirical analysis of listed companies in The
IT Industries. JCIT Vol 8 No 10 May 2013.
21
Yu Shan Chen. 2008. The possitive effect of green intellectual capital and
competitive advantage of firm. Journal Of Bussiness Ethic s 2008 77: 271-286
DOI 10. 1007/s10551-006-9349-1.
Zernzerovic. The Intellectual Capital Impact On the Business Entity Performance.
Economic and social development 7th international scientific conference, New
York City.
22