ternate.bpk.go.id...i SAMBUTAN Dinamika perubahan lingkungan eksternal yang berkaitan dengan...
Transcript of ternate.bpk.go.id...i SAMBUTAN Dinamika perubahan lingkungan eksternal yang berkaitan dengan...
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
i
SAMBUTAN
Dinamika perubahan lingkungan eksternal yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara
saat ini, salah satunya berdampak kepada meningkatnya kesadaran masyarakat untuk memiliki
pemerintahan yang bersih, akuntabel, dan transparan. Lebih lanjut, tuntutan reformasi birokrasi (RB)
juga mendorong adanya perubahan lingkungan internal dalam rangka mewujudkan birokrasi yang
modern. Tuntutan-tuntutan tersebut di atas sangat mempengaruhi posisi Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) sebagai suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara.
BPK telah menetapkan Rencana Strategis (Renstra) 2016-2020 pada tanggal
28 Desember 2015 sesuai dengan Keputusan BPK Nomor 7/K/I-XIII/12/2015 yang memuat visi, misi, nilai
dasar, tujuan strategis, sasaran strategis, dan peta strategis berikut indikator kinerja utama yang akan
dicapai dalam waktu lima tahun ke depan.
Renstra BPK 2016-2020 merupakan kelanjutan dari Renstra BPK tahun 2011-2015, yang menekankan
manfaat dan kualitas hasil pemeriksaan BPK dalam rangka menguatkan transparansi dan akuntabilitas
pengelolaan keuangan negara. Renstra tersebut menjadikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019 menjadi referensi penentuan tema dan fokus pemeriksaan BPK.
Dengan demikian Renstra tersebut dapat meningkatkan peran BPK untuk mendorong pengelolaan
keuangan negara dalam rangka pencapaian tujuan negara. Renstra juga merupakan pedoman bagi para
Pelaksana BPK dalam melaksanakan tugasnya dan harus dijabarkan dalam Rencana Implementasi
Renstra (RIR) 2016-2020.
RIR memuat uraian tentang cara untuk mencapai sasaran strategis dan tujuan strategis yang
dijabarkan ke dalam rincian rencana kegiatan untuk seluruh satuan kerja (satker) Pelaksana BPK. RIR ini
disusun secara terintegrasi sebagai acuan pelaksanaan kegiatan setiap satker dalam mewujudkan sasaran
strategis yang tertuang di dalam Renstra. Pencapaian sasaran strategis sangat penting bagi BPK dalam
rangka mewujudkan visi, misi, dan tujuan strategis BPK. RIR merupakan dokumen dinamis yang dapat
diubah setiap saat mengikuti perkembangan keadaan dan lingkungan.
Akhirnya, RIR diharapkan dapat bermanfaat sebagai alat komunikasi, baik antara Badan dengan
Pelaksana BPK maupun antar satker Pelaksana BPK, serta sebagai sarana untuk menumbuhkan motivasi
pegawai di lingkungan Pelaksana BPK.
ii
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
iii
RINGKASAN EKSEKUTIF
Renstra BPK 2016-2020 sebagai Renstra ketiga BPK, menekankan pada peningkatan peran BPK
dalam mendorong pengelolaan keuangan negara untuk pencapaian tujuan negara dengan melalui
peningkatan kualitas dan manfaat hasil pemeriksaan, serta melalui peningkatan mutu kelembagaan BPK
yang memanfaatkan sistem dan teknologi informasi. Renstra BPK 2016-2020 ini telah menetapkan dua
Tujuan Strategis (TS) sebagai berikut.
1. Meningkatkan manfaat hasil pemeriksaan dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara
untuk mencapai tujuan negara.
2. Meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas dalam mendorong pengelolaan keuangan negara untuk
mencapai tujuan negara.
Berdasarkan dari dua TS tersebut, maka kemudian BPK menetapkan dua Sasaran Strategis (SS) yang
ingin dicapai. SS pertama adalah meningkatnya pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku
kepentingan dan SS kedua adalah meningkatnya kualitas sistem pengendalian mutu (SPM). Dengan
tercapainya SS ini, diharapkan TS akan terwujud. Untuk mengukur keberhasilan pencapaian SS, maka
telah ditetapkan beberapa indikator keberhasilan yang berupa indikator kinerja utama (IKU).
Sebagai penjabaran dari Renstra BPK 2016-2020, disusunlah RIR BPK periode 2016-2020. RIR 2016-
2020 berisi tentang penjelasan pengelolaan kegiatan untuk pencapaian SS dan TS melalui pendekatan
realisasi manfaat atau Benefit Realization Model (BRM) yaitu proses pengorganisasian dan pengelolaan
sehingga potensi manfaat dari suatu perubahan akan dapat diraih. Pencapaian target manfaat dilakukan
dan dikelola melalui kegiatan rutin yang bersifat strategis dan kegiatan inisiatif stategis (IS). Kegiatan
rutin strategis dikelola melalui kegiatan-kegiatan pengubahan dalam rangka meningkatkan pemanfaatan
keluaran kegiatan untuk menghasilkan kapabilitas (capability). Kegiatan IS dilaksanakan dan dikelola
melalui proyek yang keluarannya akan diadopsi untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam
rangka mewujudkan manfaat. RIR 2016-2020 ini juga memberikan penjelasan mengenai rangkaian
manfaat yang akan dicapai oleh BPK dalam Renstra 2016-2020 serta hubungan antar manfaat dalam
mendukung pencapaian TS. Penjabaran atas manfaat-manfaat dan keterhubungannya satu sama lain
dalam mendukung pencapaian TS diilustrasikan dalam Peta Perwujudan Manfaat. Peta Perwujudan
Manfaat merupakan penjabaran SS dan IKU dalam peta strategis.
Selain itu, RIR 2016-2020 juga menjelaskan mengenai tema dan fokus pemeriksaan BPK dalam kurun
2016-2020, meliputi Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) yang menjadi penanggung jawab fokus
pemeriksaan, simpulan yang diharapkan diberikan BPK atas fokus pemeriksaan pada akhir periode
Renstra 2016-2020, tujuan pemeriksaan strategis tentatif, serta entitas pemeriksaan yang terkait.
Selanjutnya, RIR 2016-2020 mendetailkan mekanisme pemantauan/monitoring dan evaluasi atas Renstra
2016-2020 termasuk pelaporannya. Melalui RIR 2016-2020, BPK ingin memastikan pencapaian SS dalam
mewujudkan TS BPK.
iv
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
v
DAFTAR ISI
SAMBUTAN ....................................................................................................................................... I
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................................... III
DAFTAR ISI ...................................................................................................................................... V
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................. VI
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................... VI
BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
LATAR BELAKANG ................................................................................................................................................ 1 TUJUAN DAN MANFAAT ...................................................................................................................................... 2 LINGKUP BAHASAN ............................................................................................................................................. 3 SISTEMATIKA PENYAJIAN ..................................................................................................................................... 3
BAB II. KERANGKA PENGELOLAAN RENSTRA .............................................................................. 5
PETA STRATEGI DAN CASCADING ........................................................................................................................ 5 PENGELOLAAN RENSTRA MELALUI RIR ............................................................................................................... 6 PENYEDIAAN PRASYARAT (MODAL ORGANISASI) DALAM MENCAPAI MANFAAT .................................................. 7 PENGELOLAAN IS DALAM MENCAPAI MANFAAT .................................................................................................. 7 PENGELOLAAN KEGIATAN RUTIN STRATEGIS ...................................................................................................... 7 PENGELOLAAN KEGIATAN LANJUTAN IMPLEMENTASI RENSTRA 2011-2015 .......................................................... 8 PENGELOLAAN PELAKSANAAN TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN ........................................................................ 9
BAB III. TUJUAN STRATEGIS .......................................................................................................... 13
TS 1. MENINGKATKAN MANFAAT HASIL PEMERIKSAAN DALAM RANGKA MENDORONG PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN NEGARA ................................................................................ 13 SS 1 – Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan oleh Para Pemangku Kepentingan .................. 15 IP 1 – Meningkatkan Efektivitas Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan ...................................... 16 IP 2 – Meningkatkan Pengelolaan Strategi Pemeriksaan ......................................................................... 21
TUJUAN STRATEGIS 2. MENINGKATKAN PEMERIKSAAN YANG BERKUALITAS DALAM MENDORONG
PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA UNTUK MENCAPAI TUJUAN NEGARA ....................................................... 28 SS 2 – Meningkatnya Kualitas SPM .......................................................................................................... 30 IP 3 – Meningkatkan Kualitas Penugasan Pemeriksaan (audit engagement) ........................................ 31 IP 4 – Meningkatkan Kualitas Kelembagaan ........................................................................................... 36
PRASYARAT (MODAL ORGANISASI) KEBERHASILAN PERWUJUDAN MANFAAT DALAM PENCAPAIAN TS ............ 40 LG 1 – Meningkatkan Kompetensi Pegawai melalui Pembentukan Talent Pool ..................................... 41 LG 2 – Mengoptimalkan Pemanfaatan TI dan Sarpras dalam Tata Kelola Organisasi ........................ 42 LG 3 – Menciptakan Budaya Berintegritas, Independen, dan Profesional.............................................. 44 LG 4 – Memperluas Implementasi Praktik-Praktik Terbaik .................................................................... 45 K1 – Mengoptimalkan Pemanfaatan Anggaran........................................................................................ 45
BAB IV. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN ................................................................. 47
MONITORING DAN EVALUASI ............................................................................................................................ 47 PELAPORAN ....................................................................................................................................................... 48 REVIU DAN REVISI ............................................................................................................................................. 49
DAFTAR ISTILAH ............................................................................................................................ 51
LAMPIRAN ...................................................................................................................................... 55
vi
DAFTAR TABEL
TABEL 1. PERAN BERBAGAI PIHAK DALAM PENGELOLAAN FOKUS PEMERIKSAAN ................................................... 10 TABEL 2. INDIKATOR PENGUKURAN SS 1 ................................................................................................................ 15 TABEL 3. INDIKATOR PENGUKURAN IP 1 ................................................................................................................ 17 TABEL 4. INDIKATOR PENGUKURAN IP 2 ............................................................................................................... 22 TABEL 5. PELAKSANAAN TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN 2016-2020 .................................................................. 25 TABEL 6. INDIKATOR PENGUKURAN SS 2 ............................................................................................................... 30 TABEL 7. INDIKATOR PENGUKURAN IP 3 ............................................................................................................... 32 TABEL 8. INDIKATOR PENGUKURAN IP 4 ............................................................................................................... 36 TABEL 9. INDIKATOR PENGUKURAN LG 1 .............................................................................................................. 41 TABEL 10. INDIKATOR PENGUKURAN LG 2 ............................................................................................................. 43 TABEL 11. INDIKATOR PENGUKURAN LG 3 .............................................................................................................. 44 TABEL 12. INDIKATOR PENGUKURAN LG 4 ............................................................................................................. 45 TABEL 13. INDIKATOR PENGUKURAN K 1 ................................................................................................................ 46
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1. PENURUNAN TUJUAN STRATEGIS KE SASARAN STRATEGIS ..................................................................... 1 GAMBAR 2. KERANGKA KERJA RENSTRA BPK .......................................................................................................... 2 GAMBAR 3. PROSES CASCADING RENSTRA BPK ...................................................................................................... 5 GAMBAR 4. PENJABARAN RENSTRA KE RIR ............................................................................................................. 6 GAMBAR 5. PROSES PENGELOLAAN KEGIATAN RUTIN STRATEGIS ........................................................................... 8 GAMBAR 6. PROSES PERUMUSAN RENCANA KEGIATAN PEMERIKSAAN TAHUNAN .................................................. 9 GAMBAR 7. KERANGKA KERJA TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016-2020 ................................................... 9 GAMBAR 8. STRUKTUR PENGELOLAAN TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN ............................................................. 10 GAMBAR 9. PETA PERWUJUDAN MANFAAT TS 1 ................................................................................................... 14 GAMBAR 10. POSISI DUKUNGAN PEMANGKU KEPENTINGAN TERHADAP KEBERADAAN BPK ................................. 15 GAMBAR 11. PETA PERWUJUDAN MANFAAT DI IP 1 ................................................................................................ 17 GAMBAR 12. PETA PERWUJUDAN MANFAAT DI IP 2 .............................................................................................. 22 GAMBAR 13. TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN DALAM KONTEKS RPJMN 2015-2019 ............................................ 25 GAMBAR 14. KOMPONEN KUALITAS PEMERIKSAAN ............................................................................................... 28 GAMBAR 15. PETA PERWUJUDAN MANFAAT TS 2 .................................................................................................. 29 GAMBAR 16. PETA PERWUJUDAN MANFAAT DI IP 3 .............................................................................................. 32 GAMBAR 17. PETA PERWUJUDAN MANFAAT DI IP 4 .............................................................................................. 37 GAMBAR 18. MODAL ORGANISASI DALAM PERWUJUDAN MANFAAT ..................................................................... 40 GAMBAR 19. MEKANISME EVALUASI...................................................................................................................... 47
viii
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
1
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebagai satu kesatuan kehidupan berbangsa dan bernegara, setiap elemen kenegaraan memiliki
peranan penting untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Pemerintah telah menetapkan
langkah-langkah strategis untuk melaksanakan pembangunan dengan memanfaatkan berbagai sumber
daya. Langkah pemerintah tersebut diwujudkan dengan RPJMN 2015-2019. Selanjutnya BPK sebagai
lembaga pemeriksa memiliki tugas konstitusional untuk mengawal bahwa sumber daya yang mencakup
keuangan negara telah dikelola secara akuntabel, ekonomis, efisien, dan efektif.
Untuk menjalankan tugas tersebut, BPK telah menetapkan Renstra BPK 2016-2020 yang merupakan
upaya berkelanjutan untuk meningkatkan peran dan kapasitas BPK dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Implementasi Renstra BPK 2016-2020 dapat merealisasikan visi BPK, yaitu: menjadi
pendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara melalui pemeriksaan yang
berkualitas dan bermanfaat. BPK juga menyatakan misinya sesuai mandat konstitusi yaitu:
(1) memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas dan mandiri; serta
(2) melaksanakan tata kelola organisasi yang berintegritas, independen, dan profesional.
Untuk mencapai visi tersebut, BPK menetapkan dua TS dalam Renstra 2016-2020. TS Pertama (TS1)
adalah meningkatkan manfaat hasil pemeriksaan dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan
negara untuk mencapai tujuan negara. Sementara itu, TS Kedua (TS2) adalah meningkatkan pemeriksaan
yang berkualitas dalam mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara.
Kedua TS ini kemudian diterjemahkan ke dalam dua SS. SS yang pertama (SS1) adalah meningkatnya
pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku kepentingan, dan SS kedua (SS2) adalah
meningkatnya kualitas SPM. Penerjemahan visi kedalam TS kemudian SS ini dapat dilihat pada Gambar
1 berikut.
Gambar 1. Penurunan Tujuan Strategis ke Sasaran Strategis
2
Selanjutnya, BPK menetapkan Arah Kebijakan dan Strategi untuk mendukung pencapaian kedua SS
tersebut. Arah Kebijakan BPK meliputi: (1) peningkatan relevansi pemeriksaan dengan kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan; (2) peningkatan keunggulan operasional dalam pemeriksaan dan
kelembagaan; serta (3) pengembangan dan optimalisasi sumber daya. BPK juga telah menetapkan
sembilan strategi yang ditentukan untuk mendukung arah kebijakan tersebut. Rangkaian upaya
pencapaian visi dan pelaksanaan misi melalui penetapan TS, SS, arah kebijakan, dan strategi dapat
diilustrasikan pada Kerangka Kerja Renstra BPK 2016-2020 yang dibangun di atas nilai dasar BPK
sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 2 berikut.
Renstra tersebut perlu dikawal dengan baik, sehingga mampu mewujudkan TS sebagaimana
diharapkan, maka disusunlah RIR 2016-2020 yang menjabarkan Strategi-Strategi ke dalam kegiatan-
kegiatan riil (activity) yang dilaksanakan oleh berbagai satker sekaligus memberikan kerangka
pengelolaan atas kegiatan-kegiatan tersebut.
Kerangka pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam Renstra 2016-2020 menggunakan pendekatan model
realisasi manfaat (Benefit Realization Model/BRM). Pendekatan model realisasi manfaat ini mensyaratkan
keselarasan antara keluaran dan outcome (manfaat) dari strategi dengan tujuan dan sasaran strategis.
Oleh sebab itu, manfaat-manfaat tersebut harus diidentifikasi di awal. Pendekatan ini berbeda dengan
pendekatan proyek yang mengutamakan keluaran. Pendekatan ini merupakan upaya penyempurnaan
atas pelaksanaan Renstra sebelumnya. Penjelasan lebih lanjut atas kerangka pengelolaan kegiatan-
kegiatan dalam Renstra 2016-2020 terdapat dalam BAB II.
Tujuan dan Manfaat
RIR 2016-2020 merupakan dokumen acuan dalam mengimplementasikan Renstra 2016-2020 dan
bertujuan untuk membantu seluruh satker dan pegawai BPK dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang
berkontribusi terhadap ketercapaian seluruh TS dalam Renstra 2016-2020. Adapun manfaat RIR 2016-
2020 dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. memandu satker dalam menyusun Renstra satker dalam rangka cascading Renstra BPK wide;
Gambar 2. Kerangka Kerja Renstra BPK
3
2. memberikan informasi kepada satker tentang kegiatan prioritas strategis serta kapabilitas yang
dibutuhkan untuk mewujudkan manfaat; dan
3. membantu satker dalam melakukan koordinasi untuk mencapai TS BPK.
Lingkup Bahasan
RIR 2016-2020 menjelaskan rangkaian manfaat yang ingin dicapai oleh BPK dalam Renstra 2016-2020
serta hubungan antar manfaat dalam mendukung pencapaian TS. Penjabaran atas manfaat-manfaat dan
keterhubungannya satu sama lain dalam mendukung pencapaian TS diilustrasikan dalam Peta
Perwujudan Manfaat sebagaimana disajikan dalam BAB III. RIR juga mengidentifikasi IS maupun
kegiatan rutin strategis yang berkontribusi terhadap perwujudan manfaat, ukuran atau indikator
keterwujudan manfaat, serta satker yang bertanggung jawab atas pewujudannya.
RIR 2016-2020 juga menjelaskan tema dan fokus pemeriksaan BPK dalam kurun 2016-2020. Hal ini
sesuai dengan arah pemeriksaan yang ditetapkan Renstra BPK 2016-2020. Oleh karena itu, RIR akan
mengungkapkan bentuk koordinasi pemeriksaan yang meliputi AKN penanggung jawab fokus
pemeriksaan, simpulan yang dapat diberikan BPK atas fokus pemeriksaan pada akhir periode Renstra
2016-2020, tujuan pemeriksaan strategis tentatif (TPST), serta entitas pemeriksaan yang terkait. Lebih
lanjut, RIR 2016-2020 mendetailkan mekanisme pemantauan atau monitoring, evaluasi dan pelaporan
implementasi Renstra 2016-2020.
Sistematika Penyajian Sistematika penyajian dalam RIR 2016-2020 ini adalah sebagai berikut:
1. Bab I berisi tentang latar belakang penyusunan RIR 2016-2020, tujuan dan manfaat RIR 2016-2020,
lingkup bahasan, serta sistematika penyajian dokumen RIR 2016-2020.
2. Bab II berisi tentang kerangka pengelolaan Renstra 2016-2020.
3. Bab III berisi tentang manfaat yang terwujud/terealisasi dalam sasaran-sasaran strategis untuk
mencapai tujuan strategis, serta dukungan modal organisasi dalam pencapaian manfaat.
4. Bab IV berisi tentang mekanisme monitoring dan evaluasi, termasuk prosedur pelaporan dan
reviu serta revisi.
4
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
5
BAB II. KERANGKA PENGELOLAAN RENSTRA
Peta Strategi dan Cascading
Renstra BPK diilustrasikan dalam suatu peta strategi yang dilengkapi dengan IKU. Peta strategi
tersebut menggambarkan pencapaian TS melalui sasaran-sasaran strategis yang dikelompokkan dalam
perspektif pemangku kepentingan, proses internal (IP), serta pertumbuhan dan pembelajaran (LG).
Peta strategi dalam Renstra diuraikan secara lebih rinci dalam RIR yang merupakan panduan
pelaksanaan kegiatan selama periode lima tahun. Selain sebagai rencana pelaksanaan Renstra yang lebih
operasional, RIR juga menjadi panduan bagi seluruh satker untuk menyusun Renstra setiap unit kerja
(Eselon I) dan satker (Eselon II) di BPK. Selanjutnya, Renstra unit kerja dan satker tersebut menjadi acuan
dalam penyusunan perencanaan tahunan yang berupa Perjanjian Kinerja (PK) serta Rencana Kegiatan
Pemeriksaan (RKP) dan Rencana Kegiatan Setjen dan Penunjang (RKSP) satker Eselon I dan Eselon II di
lingkungan BPK.
Oleh sebab itu, pelaksanaan Renstra BPK perlu melibatkan seluruh satker di lingkungan BPK dalam
upaya penyelarasan tujuan BPK dengan tujuan satker. Komitmen dari seluruh Eselon I dan Eselon II
dinyatakan dalam PK. PK disusun mengacu pada Renstra Eselon I dan Eselon II. Penyusunan PK
merupakan bentuk cascading dari organisasi ke level yang lebih rendah dalam rangka penyelarasan
(alignment) kegiatan-kegiatan strategis Eselon I dan Eselon II yang berkontribusi langsung terhadap
pencapaian tujuan. Proses cascading peta strategi BPK ke Eselon I dan Eselon II diilustrasikan pada
gambar berikut.
Gambar 3. Proses Cascading Renstra BPK
6
Pengelolaan Renstra melalui RIR
Penjabaran Renstra ke dalam RIR disajikan pada gambar berikut.
Gambar 4 menjabarkan visi dan misi, serta tujuan strategis ke dalam Peta Strategi BPK yang
keberhasilannya diukur melalui IKU. Peta Strategi adalah media yang digunakan untuk
mengomunikasikan strategi-strategi yang dipilih organisasi untuk mewujudkan tujuan dan visi organisasi
dalam lima tahun kepada seluruh unit kerja dan satker. Selanjutnya, Peta Strategi digunakan sebagai
acuan untuk merumuskan manfaat (benefit) dengan menggunakan ukuran keberhasilan IKU. Perumusan
manfaat diperlukan untuk mengetahui dampak lanjutan setelah pencapaian SS yang menghasilkan
keluaran yang diharapkan. Setiap manfaat memiliki owner (pemilik) yang bertanggung jawab atas
keterwujudan manfaat bagi pemangku kepentingan.
Dalam rangka mengomunikasikan manfaat-manfaat tersebut, RIR menyajikan Peta Perwujudan
Manfaat untuk menghubungkan SS dengan manfaat yang dihasilkan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan
yang dilakukan oleh masing-masing satker secara logis dan jelas. Peta Perwujudan Manfaat adalah
penjabaran dari Peta Strategi yang menggambarkan hubungan sebab-akibat dari pelaksanaan strategi
dalam rangka pencapaian TS.
Untuk merealisasikan seluruh manfaat yang teridentifikasi perlu disusun kegiatan-kegiatan
pendukung manfaat. Kegiatan dapat bersifat rutin-strategis maupun IS. Kegiatan rutin strategis adalah
kegiatan berdasarkan tugas dan fungsi satker sebagaimana telah diatur dalam Struktur Organisasi dan
Tata Kerja (SOTK) sehingga menghasilkan keluaran yang mampu meningkatkan kapabilitas seluruh
pegawai BPK.
IS adalah kegiatan proyek yang melibatkan beberapa satker, serta memengaruhi secara langsung
capaian manfaat yang diukur melalui IKU BPK wide. IS dibutuhkan jika kegiatan rutin belum cukup
memadai dalam mendorong pencapaian manfaat. IS dikelola dengan pendekatan pengelolaan proyek
Gambar 4. Penjabaran Renstra ke RIR
7
(project management) dan pengubahan (adoption). Pengelolaan proyek adalah untuk memastikan bahwa
keluaran terjadi dan dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna keluaran, sehingga terjadi
perubahan yang signifikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya (tusi).
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan mampu menghasilkan keluaran-keluaran yang
memberikan kegunaan tambahan (a beneficial return) bagi organisasi dan para pemangku
kepentingannya. Kegunaan tambahan dapat berupa nilai (value) yang pencapaiannya diketahui jika
seluruh keluaran dari kegiatan-kegiatan digunakan secara tepat dalam rangka mencapai perubahan.
Keberhasilan untuk merealisasikan manfaat tergantung pada ketepatan dalam proses identifikasi
kegiatan-kegiatan yang mendukung perwujudan manfaat. Kegiatan-kegiatan tersebut memerlukan
dukungan sumber daya untuk mewujudkan hasil yang ingin diwujudkan organisasi dalam lima tahun ke
depan.
Untuk memastikan ketercapaian manfaat, seluruh kegiatan rutin strategis dan IS diturunkan ke
Eselon I dan Eselon II yang menjadi penanggung jawab/pelaksana utama kegiatan-kegiatan tersebut dan
harus dimuat dalam Renstra masing-masing Eselon I dan Eselon II. Selain itu, Eselon I dan Eselon II juga
menyusun kegiatan terkait tusi masing-masing yang dipastikan memiliki kontribusi langsung terhadap
pencapaian SS.
Selanjutnya, manfaat akan diukur tiap tahunnya secara kualitatif dan kuantitatif, sesuai dengan
indikator pengukuran yang ditetapkan. Pengukuran dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan yang
disusun telah dilaksanakan sesuai perencanaan untuk mendorong terwujudnya manfaat. Oleh sebab itu,
kegiatan rutin dan IS yang teridentifikasi dalam rangka perwujudan manfaat perlu dikelola secara
optimal. Penjelasan manfaat dan kegiatannya selanjutnya disajikan pada BAB III berdasarkan keterkaitan
dengan masing-masing TS.
Penyediaan Prasyarat (Modal Organisasi) dalam mencapai Manfaat
Keberhasilan dari perwujudan manfaat membutuhkan dukungan modal organisasi, baik itu modal
yang sifatnya intangible maupun modal yang sifatnya tangible. Dalam Renstra 2016-2020 telah
teridentifikasi ketersediaan modal yang dimiliki organisasi yang terdiri dari modal sumber daya manusia
(SDM), modal teknologi informasi, serta modal organisasi yang berupa budaya organisasi dan modal
pengetahuan. Untuk ketercapaian TS melalui perwujudan manfaat, maka modal tersebut harus
digunakan dalam pelaksanaan kegiatan yang mendukung manfaat. Kesiapan modal organisasi dapat
digunakan dalam menyusun kegiatan rutin dan IS. Selanjutnya penjelasan tentang modal organisasi akan
dibahas dalam Bab III.
Pengelolaan IS dalam mencapai Manfaat
Pengelolaan IS tidak lepas dari proses pengelolaan proyek dan pengelolaan pengubahan. Kedua hal
tersebut harus berjalan selaras dan terintegrasi sehingga IS dapat terlaksana dan mencapai tujuan yang
diharapkan. Siklus IS terdiri dari tahap peresmian, perencanaan (business case), pelaksanaan, dan
penyelesaian IS. Pengelolaan IS mengacu pada Keputusan Sekjen BPK Nomor 298/K/X-XIII.2/6/2012
tanggal 15 Juni 2012 tentang Pedoman Pengelolaan Inisiatif Strategis, dengan penambahan peran dan
fungsi Direktorat Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja (PSMK) sebagai sentra koordinasi IS dan
administrator IS yang selama ini kegiatan administrasi IS dilakukan oleh administrator yang ditunjuk di
setiap satker pengelola IS.
Pengelolaan Kegiatan Rutin Strategis
Kegiatan rutin strategis merupakan kegiatan yang dilakukan satker sehari-hari dan mempunyai efek
langsung terhadap capaian IKU BPK wide. Perencanaan dan pengelolaan kegiatan rutin strategis
mengikuti siklus perencanaan kegiatan tahunan yang dilaporkan dalam laporan bulanan satker.
8
Dalam pelaksanaan Renstra, kegiatan rutin strategis dikelola melalui kegiatan-kegiatan pengubahan
dalam rangka meningkatkan pemanfaatan keluaran kegiatan untuk menghasilkan kapabilitas
(capability). Kapabilitas adalah hasil yang diharapkan terwujud dari pemanfaatan seluruh keluaran
kegiatan untuk mewujudkan suatu manfaat. Proses pengubahan meliputi komunikasi (communication),
dukungan (sponsorship), bimbingan (coaching), pelatihan (training), dan manajemen penentangan
(resistance management). Peningkatan proses pengubahan dipantau dengan pendekatan ADKAR
(awareness, desire, knowledge, ability, and reinforcement).
Pengelolaan Kegiatan Lanjutan Implementasi Renstra 2011-2015
Dari hasil evaluasi implementasi Renstra 2011-2015, masih terdapat kegiatan-kegiatan IS yang
implementasinya masih belum optimal sampai dengan akhir periode Renstra. Oleh karena itu diperlukan
kegiatan pengubahan, penyempurnaan proyek, ataupun IS baru yang dilanjutkan pada pelaksanaan
Renstra 2016-2020.
Pada implementasi Renstra 2011-2015, terdapat 32 IS yang pelaksanaannya dimonitoring dan
dilaporkan setiap triwulanan oleh Direktorat PSMK yang berperan sebagai Sentra Koordinasi pelaksanaan
IS. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan IS s.d. Desember 2015, ada sembilan IS yang proyeknya telah
selesai 100%, dan ada 22 IS yang proyeknya selesai dengan progres berkisar 80 s.d. 99%, serta satu IS yaitu
IS 2.13 Peningkatan Kualitas Manajemen Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) yang progres proyeknya 76%.
Proyek tersebut telah menghasilkan 5.315 satuan keluaran berupa peraturan, perangkat lunak berupa
petunjuk pelaksanaan (juklak) dan petunjuk teknis (juknis), Memorandum of Understanding (MoU), hasil
kajian, laporan, aplikasi, database, dan tim-tim pelaksana kegiatan dengan realisasi anggaran kegiatan
proyek sebesar Rp222,126,924,815. Diseminasi keluaran-keluaran tersebut dilaksanakan melalui kegiatan
pengubahan, antara lain: komunikasi (sosialisasi), sponsorship (dukungan top manajemen), coaching
(asistensi, pendampingan), dan training (pendidikan dan pelatihan). Adapun sebagian besar pengelola IS
dan satker terkait telah melaksanakan cukup banyak kegiatan pengubahan, dan telah menghasilkan
berbagai adopsi yaitu perubahan perilaku pegawai dalam memanfaatkan keluaran-keluaran IS tersebut.
Hal ini menggambarkan telah diperolehnya manfaat-manfaat sebagaimana yang diharapkan. Sejak tahun
2012, Direktorat PSMK telah melakukan survei ADKAR terhadap beberapa keluaran IS, dimana survei ini
merupakan salah satu tools untuk mengukur terjadinya adopsi terhadap suatu keluaran yang diamati.
Berdasarkan evaluasi atas implementasi Renstra 2011-2015, keluaran-keluaran yang telah
dimanfaatkan tersebut sudah dapat diserahkan untuk dikelola menjadi kegiatan rutin satker
penggunanya. Adapun untuk kelanjutan atas pemerolehan manfaat beberapa IS, masih dipandang perlu
menyempurnakan hasil implementasi Renstra 2011-2015 pada periode Renstra berikutnya, yang dapat
dilakukan melalui inisiatif satker (Isat) ataupun kegiatan rutin satker. Sebagai contoh, IS 2.13 yang telah
menghasilkan Juklak Pengelolaan KKP serta IS 2.3 yang telah menghasilkan aplikasi Sistem Manajemen
Pemeriksaan (SMP), untuk memperoleh manfaat yang optimal masih diperlukan penyempurnaan dengan
membuat sistem maupun aplikasi untuk mendukung tahapan pemeriksaan di lapangan maupun reviu
Gambar 5. Proses Pengelolaan Kegiatan Rutin Strategis
9
berjenjang sekaligus pendokumentasian KKP secara elektronik. Kegiatan ini nantinya pada implementasi
Renstra 2016-2020 dapat dilakukan melalui Isat maupun kegiatan rutin strategis satker, dan
pengelolaannya diserahkan kepada satker yang memiliki tusi untuk mengelola proyeknya.
Dari 32 IS Renstra 2011-2015, terdapat 12 IS yang dilanjutkan kegiatannya menjadi kegiatan rutin
strategis dalam implementasi Renstra 2016-2020. Sementara itu terdapat tiga IS Renstra 2011-2015 yang
keluarannya digunakan dalam IS Renstra 2016-2020. Selanjutnya data yang lebih rinci untuk hasil evaluasi
pelaksanaan IS dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pengelolaan Pelaksanaan Tema dan Fokus Pemeriksaan
Renstra 2016-2020 ini telah menetapkan tema dan fokus pemeriksaan yang akan dilaksanakan oleh
AKN dan Perwakilan. Rincian pengelolaan tema dan fokus pemeriksaan dijabarkan dalam dokumen
Business Case Fokus Pemeriksaan. Pemeriksaan yang dilakukan BPK bersifat post audit sehingga tema
dan fokus pemeriksaan tahunan disesuaikan dengan Rencana Kerja Pemerintah tahunan.
Dengan rumusan rencana sesuai Gambar 6, pemeriksaan BPK diharapkan mampu mengevaluasi
rencana kegiatan pembangunan pemerintah berdasarkan kondisi riil yang ada. Melalui pemeriksaan
selama lima tahun periode Renstra, BPK dapat mengambil kesimpulan atas kinerja pemerintah selama
lima tahun yang dituangkan dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Lima Tahunan (IHPL).
Pelaksanaan pemeriksaan sesuai dengan tema dan fokus yang telah dipilih melalui Renstra
direncanakan pada setiap tahun sesuai dengan Gambar 7 di bawah ini.
Gambar 6. Proses Perumusan Rencana Kegiatan Pemeriksaan Tahunan
Gambar 7. Kerangka Kerja Tema dan Fokus Pemeriksaan BPK 2016-2020
10
Agar pemeriksaan berdasarkan tema dan fokus dapat dilaksanakan secara efektif, BPK menentukan
AKN Koordinator sesuai dengan portofolio pemeriksaannya. Untuk mengelola pelaksanaan tema dan
fokus pemeriksaan disusun struktur pengelolaan sebagai berikut.
Peran dari masing-masing pengelola Tema dan Fokus Pemeriksaan adalah sebagai berikut.
Tabel 1. Peran Berbagai Pihak dalam Pengelolaan Fokus Pemeriksaan
Pihak Tugas Kewenangan
Badan Memberikan penugasan pemeriksaan
Memberikan arahan untuk mempertajam fokus pemeriksaan
Forum Eselon I Membahas dan menyepakati prioritas fokus pemeriksaan tahunan dan melakukan koordinasi agar pemeriksaan dilaksanakan sesuai kebijakan pemeriksaan
AKN Koordinator Memastikan simpulan dan manfaat pemeriksaan tahunan dan lima tahunan tercapai
Mengoordinasikan sumber daya pemeriksaan
AKN/Perwakilan Menyusun strategi pemeriksaan Menyusun Rencana pemeriksaan tahunan Melakukan pemeriksaan tepat waktu Melakukan quality control (QC) Mengidentifikasi manfaat rekomendasi terhadap kinerja pemerintah
Mengusulkan objek pemeriksaan (obrik) untuk rencana pemeriksaan tahunan sesuai dengan strategi pemeriksaan dan perkembangan pelaksanaan program/proyek Mengambil tindakan untuk pemenuhan sumber daya Pemeriksa misalnya dengan mengusulkan pemanfaatan Kantor Akuntan Publik (KAP)/Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)/Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
BADAN
FORUM ESELON I
AKN KOORDINATOR
AKN/Pwk
Sentral Koordinasi Fokus
Pemeriksaan
Direktorat PSMK
Revbang Setjen Binbangkum Itama
Gambar 8. Struktur Pengelolaan Tema dan Fokus Pemeriksaan
11
Pihak Tugas Kewenangan
Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, dan Pengembangan Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Revbang)
Mengoordinir penyusunan strategi pemeriksaan dan Mengoordinir penyusunan rencana pemeriksaan tahunan dan revisinya Mengawal pelaksanaan perencanaan operasional Memantapkan metodologi/panduan pemeriksaan Memberikan masukan atas area pemeriksaan yang perlu dilakukan berdasarkan evaluasi atas Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP), capaian kinerja dan kajian atas perkembangan yang terjadi Merumuskan simpulan tahunan dan lima tahunan (Direktorat Evaluasi dan Pelaporan Pemeriksaan/EPP)
Memperoleh data dan informasi dari unit kerja AKN, Setjen dan penunjang yang diperlukan dalam melaksanakan tugas-tugas Ditama Revbang baik dalam bentuk dokumen maupun informasi dalam bentuk lain
Direktorat Utama Pembinaan dan Pengembangan Hukum Pemeriksaan Keuangan Negara (Ditama Binbangkum)
Melakukan kajian peraturan perundang-undangan untuk mendukung pemeriksaan
Memperoleh informasi atas pemeriksaan yang akan dilakukan, isu-isu yang memerlukan pendapat hukum
Sekretariat Jenderal (Setjen)
Memastikan ketersediaan sumber daya untuk mendukung pemeriksaan Mengomunikasikan hasil pemeriksaan yang menonjol kepada pemangku kepentingan eksternal
Memperoleh informasi yang tepat mengenai kebutuhan sumber daya untuk Pemeriksa dan kualifikasinya Memberikan masukan/pertimbangan terkait strategi pemenuhan kebutuhan sumber daya pemeriksaan
Inspektorat Utama (Itama)
Melakukan Quality Assurance (QA) atas pelaksanaan pemeriksaan tahunan
Memberikan masukan atas pola pelaksanaan pemeriksaan tematik atas suatu fokus pemeriksan Memberikan rekomendasi yang implementatif dan riil untuk peningkatan kualitas dan manfaat hasil pemeriksaan
Direktorat PSMK selaku sentra koordinasi
Melakukan koordinasi dalam rangka penyelarasan kegiatan pemeriksaan terutama dalam kaitannya dengan perencanaan sumber daya dan kesesuaian antar pemeriksaan
Memperoleh data dan informasi dari satker terkait yang diperlukan dalam mengelola perencanaan pemeriksaan Memberikan pertimbangan/masukan kepada satker dalam rangka menjaga keselarasan dan konsistensi antara perencanaan pemeriksaan dengan kebijakan pemeriksaan
12
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
13
BAB III. TUJUAN STRATEGIS
RIR 2016-2020 memuat kegiatan-kegiatan dari hasil identifikasi manfaat pada masing-masing SS yang
terdapat dalam Peta Strategi BPK. Penjabaran SS dan manfaatnya disajikan dalam Peta Perwujudan
Manfaat pada Lampiran 2. Peta Perwujudan Manfaat tersebut disusun berdasarkan kontribusinya dalam
mewujudkan pencapaian TS sebagai berikut.
TS 1. Meningkatkan Manfaat Hasil Pemeriksaan Dalam Rangka Mendorong
Pengelolaan Keuangan Negara Untuk Mencapai Tujuan Negara
Sesuai dengan mandat yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, BPK melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara secara bebas
dan mandiri, dan hasil pemeriksaannya diserahkan kepada lembaga perwakilan sesuai dengan
kewenangannya. TS ini memastikan bahwa hasil pemeriksaan yang telah disampaikan BPK dapat
memberikan manfaat sebesar-besarnya, tidak saja bagi entitas yang bersangkutan, tetapi juga bagi para
pemangku kepentingan lainnya dalam hal pengelolaan keuangan negara untuk pencapaian tujuan negara
yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagaimana disebutkan dalam Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang
Badan Pemeriksa Keuangan (UU No. 15 Tahun 2006), hasil pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses
penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan data/informasi mengenai
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan secara independen, objektif, dan
profesional berdasarkan Standar Pemeriksaan, yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan sebagai
keputusan BPK. Hasil pemeriksaan BPK meliputi (1) laporan hasil pemeriksaan atas laporan keuangan,
(2) laporan hasil pemeriksaan atas kinerja, dan (3) laporan hasil pemeriksaan dengan tujuan tertentu.
Hasil pemeriksaan tersebut diringkas dalam ikhtisar hasil pemeriksaan yang diterbitkan setiap semester
dan setiap lima tahunan.
Hasil pemeriksaan tersebut diarahkan untuk bermanfaat dalam meningkatkan pengelolaan
keuangan negara untuk mencapai tujuan negara. Dengan demikian, dalam pengelolaan keuangan negara
tersebut tidak terjadi kecurangan (fraud) yang merugikan keuangan negara dan mengandung unsur
pidana. Pemeriksaan BPK juga bermanfaat untuk perbaikan kualitas transparansi dan akuntabilitas
laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban keuangan negara. Selanjutnya, hasil pemeriksaan juga
bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi, efisiensi, efektivitas pengelolaan keuangan negara serta
memberikan telaah mendalam (insight) dan pilihan masa depan (foresight).
Untuk itu, BPK berupaya agar hasil pemeriksaannya dapat meningkatkan proses pengelolaan
keuangan negara dengan menetapkan TS 1 yaitu meningkatkan manfaat hasil pemeriksaan dalam rangka
mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai tujuan negara. TS 1 ini akan diwujudkan
melalui manfaat-akhir (end benefit) yaitu hasil pemeriksaan dimanfaatkan dalam pengambilan
keputusan oleh para pemangku kepentingan. Perwujudan manfaat ini didukung oleh manfaat-manfaat
yang harus direalisasikan terlebih dahulu pada perspektif stakeholder expectation (SS 1) dan internal
process (IP 1 dan IP 2). Alur pencapaian SS 1 melalui perwujudan manfaat-manfaatnya disajikan pada
Gambar 9 berikut.
14
Hasil pemeriksaan BPK dimanfaatkan, jika harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan
dapat terpenuhi melalui komunikasi dan kerja sama dengan para pemangku kepentingan yang
berkualitas, pemenuhan wewenang BPK, pemenuhan permintaan pemeriksaan (audit on call) dan
pelaksanaan pemeriksaan kinerja yang berkualitas. Selain itu, pemanfaatan hasil pemeriksaan BPK
tercermin dari rekomendasi yang ditindaklanjuti entitas khususnya dalam perbaikan sistem pengelolaan
keuangan negara. Untuk meningkatkan proses tindak lanjut perlu dilakukan komunikasi yang efektif
dengan entitas melalui forum khusus seperti forum pemantauan tindak lanjut (PTL). Selanjutnya,
dukungan kegiatan-kegiatan pada manfaat dalam Gambar 9 di atas akan dijelaskan lebih lanjut pada
masing-masing SS sesuai perspektif balanced score card (BSC) berikut.
Gambar 9. Peta Perwujudan Manfaat TS 1
15
SS 1 – Meningkatnya Pemanfaatan Hasil Pemeriksaan oleh Para Pemangku
Kepentingan
Melaui Renstra 2016-2020, BPK ingin memastikan bahwa hasil pemeriksaan dapat memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi entitas yang diperiksa dan para pemangku kepentingan lainnya. Para
pemangku kepentingan dapat memanfaatkan hasil pemeriksaan untuk upaya peningkatan kinerja
entitas, peningkatan fungsi pengawasan, serta untuk perumusan dan perbaikan kebijakan.
Para pemangku kepentingan BPK terdiri dari lembaga perwakilan (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR,
Dewan Perwakilan Daerah/DPD, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD), pemerintah (instansi
pemerintah yang diperiksa dan instansi penegak hukum), lembaga lain yang dibentuk berdasarkan
undang-undang, warga negara Indonesia, dan lembaga-lembaga internasional. Setiap pemangku
kepentingan memiliki tugas yang berbeda dan kepentingan yang berbeda dalam memanfaatkan produk-
produk BPK. Para pemangku kepentingan dapat dibedakan dalam 3 kelompok, yaitu: (1) yang
berpengaruh langsung terhadap keberadaan BPK; (2) yang terkait langsung dalam pelaksanaan tugas
pokok BPK; dan (3) pemangku kepentingan lainnya.
Melalui SS ini, BPK ingin memastikan bahwa para pemangku kepentingan telah memanfaatkan hasil
pemeriksaan untuk memperbaiki tingkat efektifitas dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Keberhasilan pencapaian SS ini dinilai melalui survei atas indeks kepuasan pemangku kepentingan, serta
persentase penyelesaian tindak lanjut hasil pemeriksaan.
Tabel 2. Indikator Pengukuran SS 1
No
IKU Target Pencapaian IKU Manfaat SS
2016 2017 2018 2019 2020
1. Tingkat relevansi pemeriksaan dengan harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan
3, 50 3, 70 3, 90 4,00 4, 20 1.1 Hasil pemeriksaan BPK dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan
2. Persentase penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan (TLHP)
60% 61% 62% 63% 64% 1.2 Penyelesaian TLHP meningkat
Gambar 10. Posisi Dukungan Pemangku Kepentingan terhadap Keberadaan BPK
16
Pencapaian SS ini akan diikuti oleh perwujudan manfaat-akhir yaitu hasil pemeriksaan BPK
dimanfaatkan dalam pengembilan keputusan oleh para pemangku kepentingan (M1.1). Perwujudan
manfaat-akhir didukung langsung oleh terealisasinya manfaat-manfaat di internal proses (IP).
Identifikasi kegiatan untuk mencapai manfaat 1.2 dilaksanakan pada level internal proses 2 (IP 2). Dengan
demikian IKU yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manfaat tersebut diturunkan ke IP 2.
Manfaat 1.1 Hasil pemeriksaan dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan oleh
para pemangku kepentingan.
Manfaat 1.1 adalah manfaat-akhir (end benefit) yang ingin diwujudkan BPK dalam mencapai
tujuan organisasi, yaitu pemanfaatan hasil pemeriksaan BPK digunakan untuk mendorong
pengelolaan keuangan negara dalam mencapai tujuan negara. Pemanfaatan hasil pemeriksaan
BPK menggambarkan arti pentingnya keberadaan dan fungsi BPK bagi para pemangku
kepentingan. Tujuan perwujudan manfaat ini adalah memastikan bahwa para pemangku
kepentingan telah memanfaatkan hasil pemeriksaan dalam pengambilan keputusan, baik itu
dari pelaksanaan tugas maupun wewenang BPK. Keberhasilan perwujudan manfaat ini diukur
melalui survei kepuasan para pemangku kepentingan atas relevansi pemeriksaan dengan
harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan.
Untuk mewujudkan manfaat-akhir tersebut dibutuhkan dukungan dari manfaat-manfaat
yang terdiri dari manfaat penyelesaian TLHP meningkat (M.1.2), pemenuhan wewenang BPK
meningkat (M.1.4), hasil pemeriksaan yang dihasilkan mampu memenuhi harapan pemangku
kepentingan (M.1.5), dan kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan
meningkat (M.1.3). Selanjutnya, untuk merealisasikan manfaat-manfaat tersebut diperlukan
dukungan kegiatan-kegiatan, baik itu kegiatan yang sifatnya rutin maupun kegiatan inisiatif (IS).
Rencana kegiatan untuk mendukung perwujudan manfaat-akhir tersebut adalah sebagai berikut.
1. Penyempurnaan komunikasi dan evaluasi data PTL.
2. Peningkatan pemahaman BPK atas kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan.
3. Pemberian pendapat hukum dalam konsep pertimbangan penyelesaian kerugian
negara/daerah.
4. Evaluasi hasil pemeriksaan akuntan publik untuk perbaikan mekanisme pengadaan dan
pelaksanaan pemeriksaan oleh akuntan publik.
5. Peningkatan pelaksanaan pemberian pendapat BPK.
6. Pelaksanaan pemeriksaan audit on call.
7. Pengembangan kapasitas pemeriksaan kinerja.
8. Penyusunan kajian penelitian pemeriksaan kinerja.
9. Peningkatan jumlah pemeriksaan kinerja sesuai dengan fokus pemeriksaan 2016-2020.
10. Pengembangan kapasitas Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT).
Rincian kegiatan beserta keluaran dan pelaksana kegiatan disajikan secara lengkap dalam
Lampiran 3.
Pewujudan manfaat ini adalah untuk dapat memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan eksternal seperti pemerintah pusat dan daerah, lembaga perwakilan, entitas,
Instansi Penegak Hukum (IPH), akademisi, dan lembaga swadaya masyarakat. Untuk itu, Badan
sebagai pimpinan tertinggi di BPK berperan dalam merealisasikan end benefit tersebut.
IP 1 – Meningkatkan Efektivitas Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan
Komunikasi yang dibangun dengan para pemangku kepentingan diusahakan agar meningkatkan
pemahaman dan pengetahuan atas peran dan kewajiban BPK sebagai lembaga pemeriksa, membangun
17
kesadaran akan pentingnya transparansi dan akuntabilitas sektor publik, meningkatkan pemahaman atas
hasil pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK, serta menemukan ruang-ruang untuk kerja
sama/kolaborasi pada masa yang akan datang.
Strategi ini difokuskan pada penyempurnaan proses komunikasi BPK dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan harapan para pemangku kepentingannya. Pemenuhan kebutuhan dan harapan dari para
pemangku kepentingan dapat berupa pemberian pendapat, penghitungan kerugian negara,
pertimbangan terhadap standar akuntansi pemerintah (SAP), pemberian pertimbangan atas penyelesaian
kerugian negara/daerah, serta pemberian keterangan ahli. Selain itu, perwujudan pemanfaatan hasil
pemeriksaan BPK oleh pemangku kepentingan meningkat, serta mengurangi lebarnya kesenjangan
harapan (expectation gap) pemangku kepentingan terhadap pelaksanaan mandat dan kewenangan BPK.
Melalui SS ini, BPK hendak memperbaiki proses bisnis komunikasi dengan para pemangku kepentingan
yang ditunjukkan dari kemampuan BPK dalam mengelola kebutuhan dan harapan pemangku
kepentingannya.
Proses komunikasi perlu dibangun lebih efektif dengan indikator: (1) komunikasi dapat
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pemangku kepentingan atas peran dan kewajiban BPK
sebagai lembaga pemeriksa, serta meningkatkan pemahaman atas hasil pelaksanaan tugas dan
kewenangan BPK; dan (2) komunikasi dapat menjawab kebutuhan dan harapan para pemangku
kepentingan melalui pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK.
Keberhasilan pencapaian SS pada IP 1 ini ditentukan oleh indeks kepuasan pemangku kepentingan
atas kualitas komunikasi, tingkat pemenuhan pelaksanaan kewenangan BPK, serta jumlah pendapat yang
diterbitkan sebagaimana disajikan pada Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Indikator Pengukuran IP 1
No IKU Target Pencapaian IKU Manfaat
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Kepuasan Para Pemangku Kepentingan atas Kualitas Komunikasi
3,80 3,90 4,00 4,10 4,20 1.3 Kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan meningkat
2. Tingkat pemenuhan pelaksanaan kewenangan
100% 100% 100% 100% 100% 1.4 Pemenuhan wewenang BPK meningkat
3. Jumlah Pendapat BPK yang diterbitkan
4 5 6 7 8 1.4 Pemenuhan wewenang BPK meningkat
Pencapaian SS pada IP 1 akan diikuti dengan terwujudnya manfaat kualitas komunikasi dan kerja
sama dengan pemangku kepentingan meningkat (M.1.3), di mana perwujudan manfaat tersebut akan
berkontribusi dalam merealisasikan pemenuhan wewenang BPK meningkat (M.1.4) seperti disajikan pada
Gambar 11.
IP 1 Meningkatkan Efektivitas Komunikasi dengan Pemangku Kepentingan
M.1.3 Kualitas komunikasi dan
kerjasama dengan pemangku kepentingan
meningkat Indeks kepuasan para
pemangku kepentingan atas kualitas komunikasi
M.1.4 Pemenuhan wewenang BPK meningkat
Tingkat pemenuhan pelaksanaan
kewenangan BPK
Jumlah pendapat BPK yang diterbitkan
Gambar 11. Peta Perwujudan Manfaat di IP 1
18
Manfaat 1.3 Kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan
meningkat
Kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan meningkat merupakan
manfaat-langsung (direct benefit) yang ingin diwujudkan BPK dari proses di internal organisasi.
Untuk itu BPK berupaya mewujudkan komunikasi dan kerja sama yang efektif dan efisien melalui
peningkatan kualitas pada setiap elemen prosesnya. Tujuan dari manfaat ini adalah memastikan
bahwa kualitas komunikasi yang dilakukan BPK kepada pemangku kepentingan meningkat
sehingga menciptakan peningkatan hubungan dan kerja sama yang baik antara BPK dengan
seluruh pemangku kepentingan. Dengan demikian diharapkan BPK dapat mengomunikasikan
tugas, wewenang, dan hasil kerjanya dengan baik kepada para pemangku kepentingan untuk
kepentingan masyarakat secara luas. Selain itu, melalui komunikasi dan kerja sama yang baik,
para pemangku kepentingan dapat menyampaikan tuntutan dan harapannya kepada BPK
sebagai modal bagi BPK untuk terus meningkatkan kualitas hasil pemeriksaannya sehingga dapat
lebih dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan.
Meningkatnya kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku kepentingan adalah
sebagai pendorong bagi manfaat-manfaat lain dalam mencapai TS 1 yaitu meningkatkan manfaat
hasil pemeriksaan dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai
tujuan negara yang pencapaiannya diikuti oleh perwujudan manfaat.
Komunikasi dan kerja sama yang berkualitas memungkinkan pemangku kepentingan
memahami hasil pemeriksaan BPK sehingga dapat memanfaatkannya dalam pengambilan
keputusan (M.1.1). Selain itu, dengan komunikasi dan kerja sama yang berkualitas dengan
pemangku kepentingan, BPK akan mendapatkan masukan untuk penyusunan perencanaan
pemeriksaan yang berkualitas, relevan, dan andal (M.1.6). Komunikasi dan kerja sama yang
berkualitas juga akan membantu pelaksanaan wewenang BPK lebih baik (M.1.4), seperti
pemberian pendapat menjadi tepat sasaran sehingga hasil pemeriksaan yang dihasilkan mampu
memenuhi harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan.
Selanjutnya, untuk merealisasikan manfaat sehingga dapat mendukung manfaat lainnya
seperti disebutkan di atas diperlukan dukungan kegiatan-kegiatan rutin strategis, yang pada
periode Renstra 2016-2020 berfokus pada kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Peningkatan pemahaman BPK atas kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan yang
dilakukan melalui rapat konsultasi, focus group discussion (FGD), analisis berita media massa
dan analisis aduan serta kegiatan lainnya.
2. Peningkatan kualitas komunikasi BPK dengan pemangku kepentingan yang dilakukan
dengan standardisasi Pusat Informasi dan Komunikasi (PIK) dan pengelolaan media sosial
BPK.
3. Peningkatan kualitas hubungan dan kerja sama BPK dengan pemangku kepentingan melalui
fasilitasi pemeriksaan lembaga internasional dan pengembangan kerja sama dengan lembaga
nonpemerintah.
4. Kegiatan peningkatan kapasitas sumber daya yang dimiliki BPK baik SDM maupun sarana
prasarana untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan kerja sama dengan pemangku
kepentingan.
Rincian kegiatan beserta keluaran dan pelaksana kegiatan disajikan secara lengkap dalam
Lampiran 3.
Pelaksana utama kegiatan rutin adalah Sekretariat Jenderal d.h.i Biro Humas dan Kerja
Sama Internasional. Dalam pelaksanaannya, kegiatan tersebut memerlukan dukungan dari
seluruh satker di BPK. Sekretariat Jenderal sebagai pemilik (owner) manfaat ini bertanggung
jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan manfaat ini. Untuk itu pemilik manfaat
19
diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak/satker terkait pelaksanaan kegiatan
dalam mendukung tercapainya manfaat tersebut.
Manfaat 1.4 Pemenuhan wewenang BPK meningkat
Dalam Renstra 2016-2020, BPK telah menetapkan target untuk melakukan pemenuhan atas
kebutuhan dan harapan para pemangku kepentingan. Pemenuhan yang dilakukan adalah
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kewenangan BPK sesuai UU No. 15 Tahun 2006.
Kewenangan BPK yang dimaksud adalah mencakup:
a. Penilaian dan/atau penetapan kerugian negara.
Adapun mengenai kewenangan ini dilakukan melalui peningkatan pemenuhan perhitungan
kerugian negara/daerah. Informasi atas kerugian negara/daerah dapat diketahui dari
pemeriksaan BPK, pengawasan aparat pengawasan fungsional, pengawasan dan/atau
pemberitahuan atasan langsung bendahara atau kepala kantor/satker, dan perhitungan ex
officio. Dalam pelaksanaannya, dapat dilakukan pemeriksaan atas perhitungan kerugian
negara/daerah. Inisiatif atas pelaksanaan pemeriksaan tersebut dapat berdasarkan
permintaan dari pemangku kepentingan. Adapun hasil dari pemeriksaan ini, dapat dijadikan
bahan pertimbangan oleh BPK dan/atau pemangku kepentingan untuk melakukan tindakan
lebih lanjut sebagaimana diperlukan.
Pelaksanaan kewenangan perhitungan kerugian negara/daerah dilakukan oleh AKN.
Pelaksanaan atas kewenangan ini diwujudkan pula dengan membangun kerja sama antar
satker yang ada di BPK.
b. Pertimbangan terhadap SAP.
BPK dapat memberikan pertimbangan atas SAP apabila terdapat permintaan dari Komite
SAP (KSAP). Pertimbangan yang diberikan adalah terhadap substansi dasar dari rancangan
peraturan yang berkaitan dengan SAP yang telah dibuat dan/atau dalam proses penyusunan.
Pemberian pertimbangan atas SAP didasarkan kepada kajian atas laporan hasil pemeriksaan
keuangan. Dalam hal ini, data dan informasi yang digunakan adalah pelaksanaan
pengelolaan dan tangung jawab keuangan negara/daerah yang dilakukan oleh pemerintah
maupun lembaga/badan. Dampak akhir yang ingin diharapkan dari pencapaian pemberian
pertimbangan atas SAP adalah perbaikan dan peningkatan dari tata kelola keuangan
negara/daerah.
Adapun atas kewenangan ini dikelola oleh Direktorat Penelitian dan Pengembangan
(Litbang). AKN dan Perwakilan, serta Biro Sekretariat Pimpinan diharapkan dapat
memberikan dukungan atas pemenuhan kewenangan ini.
c. Pemberian pertimbangan atas penyelesaian kerugian negara/daerah.
BPK berwenang untuk memberikan pertimbangan atas penyelesaian ganti kerugian
negara/daerah yang telah mendapatkan penetapan dari pemerintah pusat/daerah. Hal
tersebut sesuai dengan Pasal 11 huruf b UU No. 15 Tahun 2006. Penyelesaian atas kerugian
negara/daerah merupakan rangkaian proses yang diawali dengan adanya informasi kerugian.
Informasi kerugian tersebut dapat berasal dari instansi/Pimpinan Instansi maupun
berdasarkan LHP BPK. Langkah selanjutnya adalah cara penetapan atas informasi kerugian
tersebut ditetapkan, berdasarkan Tuntutan Perbendaharaan (TP) atau Tuntutan Ganti Rugi
(TGR), dan pihak yang melakukan penetapan yaitu instansi/Pimpinan Instansi, BPK atau
Putusan Pengadilan. Setelah penetapan/putusan telah tersedia, dilanjutkan dengan proses
eksekusi atau penagihan yang dilakukan oleh instansi terkait. Sebagai proses akhir adalah
adanya penghapusan piutang negara/daerah. Adapun mengenai penghapusan atas kerugian
negara/daerah adalah bersifat jika diminta.
20
Terhadap kewenangan ini, diberikan pertimbangan hukum. Pertimbangan hukum diberikan
terkait dengan penyelesaian atas TP, pertimbangan atas penyelesaian TGR yang telah
medapat putusan dari instansi/Pimpinan Instansi atau Putusan Pengadilan. Adapun
mengenai penghapusan atas kerugian negara/daerah, dapat diberikan pertimbangan hukum
dalam pemberian rekomendasi penghapusan piutang negara/daerah jika diminta.
Bertindak sebagai pengelola dari kewenangan ini adalah Ditama Binbangkum. Kerja sama
antar unit kerja diperlukan, sehingga dalam rangkaiannya diperlukan peran serta dari
seluruh AKN dan Perwakilan.
d. Pemberian keterangan ahli.
Pemberian keterangan ahli diberikan dalam proses peradilan mengenai kerugian
negara/daerah. Pemberian keterangan ahli diberikan berdasarkan LHP BPK. Pemberian
keterangan ahli ini memerlukan penyediaan SDM yang memiliki keahlian khusus terhadap
suatu hal sehingga memenuhi kriteria seorang ahli. Selain itu, BPK perlu meningkatkan
pemahaman mengenai hal beracara di pengadilan dan pelatihan berkelanjutan.
Sebagai pelaksana atas kewenangan pemberian keterangan ahli adalah AKN atau Perwakilan.
Adapun sebagai bentuk dukungan terhadap kewenangan ini, Ditama Binbangkum akan
membantu dalam persiapan mekanisme pemberian pendapat. Sehingga pengelolaan
kegiatan dukungan akan dikelola oleh Ditama Binbangkum dengan keterlibatan aktif dari
AKN dan Perwakilan sebagai pemohon pendampingan.
e. Pemberian pendapat.
Pendapat BPK dapat berasal dari internal BPK yaitu dari inisiatif BPK dan dari eksternal,
yaitu pendapat yang bersumber dari permintaan pihak di luar BPK. Pendapat yang
bersumber dari internal BPK dibedakan menjadi dua, yaitu pendapat berdasarkan hasil
evaluasi dan analisis hasil pemeriksaan (Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester/IHPS dan/atau
LHP) oleh Direktorat EPP yang memenuhi kriteria pemberian pendapat, dan Pendapat BPK
berdasarkan Usulan Bahan Pendapat (UBP).
Tujuan pemberian pendapat adalah agar Pendapat BPK dapat dimanfaatkan pemerintah
untuk memperbaiki tata kelola keuangan negara yang lebih tertib, taat pada ketentuan
peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan bertanggung
jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Dengan demikian, perbaikan
yang telah dilakukan dapat terus berjalan secara berkesinambungan sekaligus memperkuat
upaya peningkatan kesejahteraan rakyat.
Pelaksana utama kegiatan yang dibutuhkan dalam mendorong terwujudnya peningkatan
kuantitas pemberian pendapat BPK adalah Ditama Revbang khususnya Direktorat EPP.
Namun demikian, dalam perumusan UBP, Direktorat EPP bekerja sama dengan satker
pemeriksaan/AKN terkait dan Direktoratama Binbangkum
Perwujudan manfaat pemenuhan wewenang BPK meningkat (M.1.4) berkontribusi langsung
terhadap pencapaian manfaat-akhir yaitu hasil pemeriksaan BPK dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan
(M.1.1). Kegiatan-kegiatan dalam mendukung M.1.4 adalah sebagai berikut.
1. Optimalisasi MoU BPK dengan IPH dalam rangka pelaksanaan kewenangan BPK dalam
penghitungan kerugian negara/daerah.
2. Peningkatan kegiatan analisis/kajian dalam rangka penghitungan kerugian negara/daerah
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) terkait pemberian pendapat hukum dalam
pemeriksaan penghitungan kerugian negara/daerah.
3. Peningkatan kualitas pendampingan pemberian keterangan ahli melalui
bimbingan/konsultasi.
21
4. Mendorong Sponsorship-building coalition dalam rangka mempercepat proses permintaan
masukan dari pimpinan dalam rangka pemberian pertimbangan SAP dan konsultasi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).
5. Pemberian pendapat hukum dalam konsep pertimbangan penyelesaian kerugian
negara/daerah.
6. Peningkatan pelaksanaan pemberian pendapat BPK dan Pengembangan kapasitas
penyusunan konsep UBP.
Selanjutnya rincian kegiatan beserta keluaran dan pelaksana kegiatan disajikan secara lengkap
dalam Lampiran 3.
IP 2 – Meningkatkan Pengelolaan Strategi Pemeriksaan
Lingkup pemeriksaan BPK meliputi pengelolaan keuangan negara pada pemerintah pusat,
pemerintah daerah, lembaga negara, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD), Badan Layanan Umum (BLU), dan lembaga atau badan lain. Ketidakseimbangan antara sumber
daya yang dimiliki BPK dengan luasnya lingkup pemeriksaan, jumlah entitas pemeriksaan yang banyak,
dan harapan para pemangku kepentingan yang terus meningkat, memaksa BPK untuk berpikir strategis
dalam memilih program/kegiatan/entitas yang akan diperiksa.
Oleh sebab itu, dalam menyusun perencanaan pemeriksaan lima tahunan harus menitikberatkan
pada isu-isu tertentu dalam agenda pembangunan pemerintah, sehingga memungkinkan BPK untuk
melakukan lebih banyak pemeriksaan kinerja, dan pada saat yang bersamaan, BPK akan memperluas sifat
pemeriksaannya yang mencakup oversight dan insight. Diharapkan dalam lima tahun ke depan BPK dapat
mendalami kebijakan dan masalah publik untuk memberikan rekomendasi dan pendapat yang bersifat
makro atau nasional sehingga semakin sesuai dengan kebutuhan dan harapan para pemangku
kepentingan.
Perencanaan pemeriksaan yang berkualitas adalah perencanaan yang realistis yang sesuai dengan
kapasitas organisasi, dan relevan atau sesuai dengan harapan dan kebutuhan para pemangku
kepentingan. Perencanaan pemeriksaan lima tahunan memuat tema dan fokus pemeriksaan yang
dituangkan ke dalam dokumen strategi pemeriksaan. Pemilihan tema dan fokus diupayakan mendukung
langsung visi BPK 2016-2020. Strategi pemeriksaan memuat fokus dan tujuan pemeriksaan strategis
tentatif (tentative strategic audit objective) untuk menyimpulkan program lintas pada RPJMN 2015-
2019.
Perencanaan pemeriksaan meliputi perencanaan pemeriksaan lima tahunan yang dalam
pelaksanaannya akan dimutakhirkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan yang terjadi. Dengan
perencanaan pemeriksaan seperti ini maka pada tahun-tahun mendatang BPK akan dapat memberikan
rekomendasi yang bermanfaat untuk memperbaiki kebijakan maupun pelaksanaan program
pembangunan pemerintah, dan pada akhir periode Renstra BPK akan dapat memberikan penilaian yang
komprehensif atas keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019.
22
Keberhasilan pencapaian SS ini diukur melalui lima IKU seperti disajikan pada
Tabel 4 berikut.
Tabel 4. Indikator Pengukuran IP 2
No. IKU Target Pencapaian IKU Manfaat
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase Pemenuhan Pemeriksaan atas Permintaan Pemangku Kepentingan
100% 100% 100% 100% 100% 1.5 Hasil pemeriksaan yang dihasilkan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan
2. Persentase Pemeriksaan Kinerja
15% 17% 20% 23% 25%
3. Tingkat Konsistensi Antara Rencana Pemeriksaan dan Pelaksanaan
85% 85% 90% 95% 100% 1.6 Kualitas perencanaan pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal
4. Tingkat Kemuktahiran Data Tindak Lanjut Pemeriksaan
100% 100% 100% 100% 100% 1.7 Kualitas tata kelola pemantauan TLHP meningkat
5. Persentase penyelesaian TLHP
60% 61% 62% 63% 64% 1.2 Penyelesaian TLHP meningkat
Pencapaian SS pada IP 2 ini akan diikuti dengan terwujudnya manfaat kualitas tata kelola pemantauan
TLHP meningkat (M.1.7) yang akan berkontribusi terhadap terwujudnya penyelesaian TLHP meningkat
(M.1.2) dan kualitas perencanaan pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal (M.1.6). Selanjutnya,
perwujudan M.1.6 akan mendorong tercapainya end benefit melalui perwujudan hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pemangku kepentingan (M.1.5) seperti disajikan
pada Gambar 12.
IP 2 Meningkatkan Pengelolaan Strategi Pemeriksaan
M.1.2 Penyelesaian TLHP meningkat
Persentase penyelesaian tindak lanjut
M.1.6 Kualitas perencanaan
pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal
Tingkat konsistensi antara perencanaan pemeriksaan
dan pelaksanaan
M.1.7 Kualitas tata kelola
pemantauan TLHP meningkat
Tingkat kemutakhiran data tindak lanjut pemeriksaan
M.1.5 Hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu memenuhi harapan pemangku
kepentingan
Persentase pemenuhan audit on call
Persentase pemeriksaan kinerja
Gambar 12. Peta Perwujudan Manfaat di IP 2
23
Manfaat 1.2 Penyelesaian TLHP meningkat
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya BPK dapat memberikan rekomendasi atas
pemeriksaan yang telah dilakukan. Rekomendasi adalah saran dari Pemeriksa berdasarkan hasil
pemeriksaannya, yang ditujukan kepada orang dan/atau badan (auditee) yang berwenang untuk
dilakukan tindakan perbaikan sesuai dengan Peraturan BPK Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Pemantauan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan. Tindak lanjut (TL) dilakukan dalam rentang 60 hari sejak rekomendasi diterima, baik
berupa jawaban atau penjelasan atas pelaksanaannya.
Suatu rekomendasi pemeriksaan dapat dikatakan efektif apabila: (1) menghilangkan sebab;
(2) tidak menimbulkan multitafsir antara pihak-pihak terkait; (3) rekomendasi yang diberikan
bersifat tegas untuk memberikan efek jera; dan (4) memberikan alternatif pemecahan masalah.
Oleh karena itu, tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK berpengaruh langsung
terhadap meningkatnya mutu pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Dengan adanya Renstra BPK periode 2016-2020, peningkatan penyelesaian TLHP (M1.2)
diidentifikasi sebagai manfaat-antara yang akan mendukung pencapaian manfaat-akhir hasil
pemeriksaan BPK dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan.
Rekomendasi yang diberikan BPK apabila ditindaklanjuti dapat meningkatkan akuntabilitas
sektor publik dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perwujudan manfaat ini selaras dengan
pencapaian SS 1 yaitu meningkatkan pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku
kepentingan.
Selanjutnya, perwujudan manfaat penyelesaian TLHP meningkat akan dicapai melalui
kegiatan rutin terkait percepatan proses persetujuan status TL (1—4), dengan satker pemeriksaan
sebagai pelaksana kegiatan. Perwujudan manfaat ini akan didorong oleh pencapaian manfaat
kualitas tata kelola pemantauan TLHP meningkat (M.1.7) dengan rencana kegiatan
pengembangan sistem pemantauan tindak lanjut (SiPTL) yang melibatkan Biro Teknologi
Informasi (TI), Direktorat EPP dan Direktorat Litbang. Selanjutnya rincian kegiatan disajikan
dalam Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan akan dikoordinasikan oleh masing-masing Auditorat dan Perwakilan
dengan AKN I s.d. VII sebagai penanggung jawab. Satker pemeriksaan (AKN dan Perwakilan)
sebagai pemilik manfaat ini bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan
manfaat ini. Untuk itu pemilik manfaat diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh
pihak/satker terkait pelaksanaan kegiatan dalam mendukung tercapainya manfaat tersebut.
Manfaat 1.5 Hasil pemeriksaan yang dihasilkan mampu memenuhi harapan dan
kebutuhan para pemangku kepentingan
Pemanfaatan hasil pemeriksaan (HP) BPK oleh para pemangku kepentingan akan
meningkat jika hasil pemeriksaan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para pemangku
kepentingan. Perwujudan manfaat hasil pemeriksaan mampu memenuhi harapan dan
kebutuhan para pemangku kepentingan dapat dilihat dari seberapa banyak pengaduan
masyarakat/pemangku kepentingan yang terakomodir dalam pemeriksaan BPK. Hal ini dapat
ditunjukkan dari jumlah pemenuhan pemeriksaan atas permintaan audit on call. Selain itu,
perwujudan manfaat ini juga dinilai dari berkurangnya dan/atau hilangnya permasalahan yang
dihadapi dan/atau kelemahan yang dimiliki oleh entitas melalui penerapan HP BPK misalnya
melalui rekomendasi dan pendapat BPK. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan pemeriksaan
kinerja dan pendapat yang diberikan ditindaklanjuti oleh entitas.
Perwujudan manfaat ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan pelaksanaan pemeriksaan
kinerja sesuai dengan perencanaannya; (2) menurunkan persentase pemeriksaan kinerja yang
diubah menjadi PDTT; serta (3) meningkatkan pelaksanaan audit on call sesuai standar
24
pemeriksaan. Perwujudan manfaat ini berkontribusi pada pencapaian SS di perspektif internal
proses 2 (IP 2) yaitu meningkatkan pengelolaan strategi pemeriksaan.
Melalui pelaksanaan Renstra 2016-2020, hasil pemeriksaan yang dihasilkan BPK mampu
memenuhi harapan dan kebutuhan para pemangku kepentingan diidentifikasi sebagai manfaat-
antara yang akan mendukung pencapaian manfaat-akhir hasil pemeriksaan BPK dimanfaatkan
dalam pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan (M.1.1). Selanjutnya, untuk
merealisasikan manfaat hasil pemeriksaan mampu memenuhi harapan dan kebutuhan pemangku
kepentingan dalam mendukung perwujudan manfaat-akhir perlu dukungan kegiatan rutin
strategis. Kegiatan yang teridentifikasi mendukung manfaat ini adalah sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pemeriksaan on call.
2. Pengembangan kapasitas pemeriksaan kinerja dan PDTT melalui pelatihan dan
pendampingan.
3. Penyusunan kajian penelitian pemeriksaan kinerja sesuai fokus pemeriksaan 2016-2020.
4. Peningkatan jumlah pemeriksaan kinerja sesuai fokus pemeriksaan 2016-2020.
Selain itu, perwujudan manfaat ini juga didukung oleh terealisasinya perencanaan
pemeriksaan yang berkualitas, relevan, dan andal (M.1.6) melalui penyusunan rencana
pemeriksaan tahunan (RKT pemeriksaan) sesuai fokus pemeriksaan yang rinciannya disajikan
dalam business case fokus pemeriksaan 2016-2020. Artinya, seluruh satker pemeriksaan
diharapkan mau dan mampu melaksanakan Renstra pemeriksaan.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan kapasitas pemeriksaan dikoordinasikan oleh
Direktorat Litbang dhi. Subdirektorat (Subdit) Litbang Pemeriksaan Kinerja dan Subdit Litbang
PDTT dengan penanggung jawab Ditama Revbang. Pelaksanaan kegiatan melibatkan seluruh
satker pemeriksaan dan pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat) sebagai satker pendukung.
Sedangkan pelaksanaan kegiatan pemeriksaan akan dikoordinasikan oleh masing-masing
Auditorat dan Perwakilan dengan AKN sebagai penanggung jawab dengan melibatkan Direktorat
Litbang, Direktorat PSMK, dan Pusdiklat sebagai satker pendukung. Rincian kegiatan beserta
keluaran dan pelaksana kegiatan disajikan secara lengkap dalam Lampiran 3.
Auditorat dan perwakilan sebagai pemilik manfaat bertanggung jawab dalam mendukung
keberhasilan perwujudan manfaat ini. Untuk itu pemilik manfaat diharapkan mampu
berkoordinasi dengan seluruh pihak dalam pelaksanaan kegiatan untuk mendukung manfaat
tersebut.
Manfaat 1.6 Kualitas perencanaan strategis pemeriksaan meningkat, relevan, dan
andal
Perencanaan strategis pemeriksaan adalah perencanaan pemeriksaan lima tahunan yang
dalam pelaksanaannya akan dimutakhirkan setiap tahun sesuai dengan perkembangan yang
terjadi. Perencanaan strategis pemeriksaan dilakukan melalui penetapan tema dan fokus
pemeriksaan yang diharapkan pelaksanaannya dapat memberikan rekomendasi yang bermanfaat
untuk memperbaiki kebijakan maupun pelaksanaan program pembangunan pemerintah 2015-
2019.
Melalui Renstra 2016-2020, BPK telah menetapkan tema dan fokus pemeriksaan dengan
mengacu pada dimensi pembangunan dan program lintas pembangunan yang terdapat dalam
RPJMN 2015-2019 untuk menyelaraskan pemeriksaan BPK dengan agenda pembangunan
pemerintah. Renstra BPK 2016-2020 telah mengangkat 12 tema pemeriksaan dan 18 fokus
pemeriksaan. Kedua belas tema pemeriksaan tersebut antara lain: Pendidikan, Kesehatan,
Kependudukan dan Keluarga Berencana, dan Mental dan Karakter; Ketersediaan Energi dan
Ketenagalistrikan, dan Kemaritiman dan Kelautan; Pembangunan Kewilayahan dan Pemerataan
Pembangunan; Keamanan dan Ketertiban, dan Tata Kelola dan RB; dan Perekonomian dan
25
Keuangan Negara. Sementara itu, fokus pemeriksaan BPK pada masing-masing tema selama lima
tahun kedepan dapat dilihat pada Gambar 13.
Terkait hal tersebut, BPK telah menetapkan TPST atas masing-masing fokus pemeriksaan
agar pemeriksaan yang dilakukan mencapai hasil yang diharapkan. BPK juga telah menentukan
satker dan pelaksana fokus pemeriksaan serta detail target pelaksanaan pemeriksaan atas
masing-masing fokus pemeriksaan. Pemeriksaan untuk memperoleh simpulan atas fokus ini
akan dilakukan dengan seluruh jenis pemeriksaan dengan penekanan pada pemeriksaan Kinerja
dan PDTT. Keterkaitan antara tema, fokus, dan koordinator fokus disajikan pada
Tabel 5 berikut.
Tabel 5. Pelaksanaan Tema dan Fokus Pemeriksaan 2016-2020
Tema Fokus Koordinator
Fokus
Kesehatan
Peningkatan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang meliputi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baik untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), maupun JKN untuk NonPBI
AKN VI
Pendidikan
Pelaksanaan program Indonesia pintar untuk wajib belajar 12 tahun
yang berkualitas
AKN VI
Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi AKN III
Karakter dan Mental Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah AKN V
Kependudukan dan
Keluarga Berencana
Penguatan Data dan Informasi Pembangunan Kependudukan
AKN V
Ketersediaan Pangan Pengamanan Produksi Pangan untuk kemandirian dan diversifikasi
pangan
AKN IV
Peningkatan Ketahanan Air untuk mendukung Ketahanan Nasional
Ketersediaan Energi
dan Kelistrikan
Penyediaan energi dan ketenagalistrikan
AKN IV
Kemaritiman dan
Kelautan
Penguatan Konektivitas Laut
AKN I
Pembangunan
Kewilayahan
Pembangunan Kawasan Perbatasan AKN V
Penguatan Konektivitas Nasional: Darat, udara, dan Jalan
Pemerataan
Pendapatan
Peningkatan Pelaksanaan SJSN yang meliputi Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan
AKN VI
Keamanan dan
Ketertiban
Peningkatan Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan
Nasional
AKN I
Gambar 13. Tema dan Fokus Pemeriksaan dalam Konteks RPJMN 2015-2019
26
Tema Fokus Koordinator
Fokus
Tata Kelola dan RB Peningkatan Kualitas Layanan Publik AKN III
Perekonomian dan
Keuangan Negara
Pelaksanaan Reformasi Keuangan Negara:
1. Penganggaran negara
2. Penerimaan negara pajak dan bukan pajak
3. Pengeluaran (belanja) negara
4. Pengelolaan dan Pembiayaan Utang
5. Pengelolaan kekayaan negara
AKN II
Peningkatan efisiensi, produktivitas, dan daya saing BUMN AKN VII
Rincian tema dan fokus pemeriksaan disajikan pada Lampiran 4.
Selanjutnya, untuk memastikan bahwa perencanaan pemeriksaan disusun secara realistis
yaitu sesuai dengan kapasitas organisasi, relevan yaitu sesuai dengan harapan dan kebutuhan
pemangku kepentingan, serta pemilihan fokus pemeriksaan yang langsung mendukung
pencapaian visi BPK 2016-2020, maka Renstra pemeriksaan harus dapat dilaksanakan secara
berkelanjutan selama lima tahun. Komitmen dari satker koordinator dan satker terkait harus
dimuat dalam rencana pemeriksaan tahunan (RKT) yang kemudian ditetapkan dalam RKP
masing-masing satker pemeriksa. Dengan komitmen dan dukungan penuh dari seluruh
Pelaksana BPK diharapkan pada akhir periode Renstra BPK akan dapat memberikan penilaian
yang komprehensif atas keberhasilan pelaksanaan RPJMN 2015-2019.
Kualitas perencanaan strategis pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal diidentifikasi
sebagai manfaat-antara yang mendukung terwujudnya hasil pemeriksaan BPK mampu memenuhi
harapan pemangku kepentingan (M.1.5). Untuk merealisasikan manfaat kualitas perencanaan
strategis pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal maka disusun kegiatan yang diawali dengan
penyusunan strategi pemeriksaan fokus yang dituangkan dalam business case atas masing-
masing fokus pemeriksaan. Strategi pemeriksaan fokus memuat kriteria keberhasilan fokus
pemeriksaan, simpulan yang diharapkan atas fokus pemeriksaan, TPST, dan pola pelaksanaan
pemeriksaan yang memuat target, jenis dan pola pemeriksaan, serta manajemen proyek untuk
masing-masing fokus pemeriksaan. Agar pelaksanaan fokus pemeriksaan berjalan sesuai yang
direncanakan untuk itu perlu dilakukan sosialisasi business case fokus pemeriksaan kepada
seluruh satker koordinator dengan harapan satker koordinator fokus pemeriksaan akan
melakukan koordinasi dengan satker auditorat/perwakilan yang akan melaksanakan fokus
pemeriksaan yang sama. Selain itu, perlu dilaksanakan pendampingan oleh Direktorat PSMK
selaku sentra koordinasi fokus pemeriksaan kepada Direktorat EPP dan Direktorat Litbang
terkait penyusunan metodologi simpulan yang diharapkan atas fokus pemeriksaan.
Selanjutnya, masing-masing koordinator fokus dan satker terkait menyusun rencana
pemeriksaan tahunan (RKT) dengan mempertimbangkan (a) fokus pemeriksaan yang terdapat
dalam Renstra; (b) hasil analisis kebutuhan para pemangku kepentingan (dengan
memperhatikan hasil forum konsultatif, analisis berita, dan BPK mendengar); serta (c) RKP
pemerintah. Kemudian Direktorat PSMK melakukan reviu untuk memastikan fokus pemeriksaan
yang dimuat dalam prognosa dan RKP mengikuti fokus pemeriksaan yang dimuat dalam Renstra
2016-2020. Selain itu, Direktorat PSMK memastikan bahwa persentase pemeriksaan kinerja
sesuai lingkup entitas yang diperiksa yang mendukung isu strategis dalam RPJMN 2015-2019.
Perwujudan manfaat kualitas perencanaan strategis pemeriksaan meningkat, relevan, dan
andal (M1.6) juga didukung oleh kualitas tata kelola pemantauan TLHP meningkat (M.1.7)
melalui tersedianya sistem pemantauan tindak lanjut (SiPTL) yang terintegrasi dengan SMP dan
DEP (Database Entitas Pemeriksaan) yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas
perencanaan pemeriksaan baik itu tahunan maupun lima tahunan. Rincian kegiatan pendukung
manfaat secara detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan untuk mendukung manfaat kualitas perencanaan strategis
pemeriksaan meningkat, relevan, dan andal dikoordinasikan oleh Direktorat PSMK dengan
27
penanggung jawab Ditama Revbang dan melibatkan seluruh satker pemeriksaan, Direktorat
Litbang, dan Direktorat EPP sebagai satker pendukung. Ditama Revbang sebagai pemilik
manfaat bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan manfaat ini. Pemilik
manfaat diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak yang mendukung perwujudan
manfaat.
Manfaat 1.7 Kualitas tata kelola tindak lanjut hasil pemeriksaan meningkat
Tata kelola TLHP yang baik akan mendukung proses evaluasi data rekomendasi yang belum
ditindaklanjuti entitas, serta mengomunikasikan status TLHP kepada entitas. Oleh sebab itu
melalui pelaksanaan Renstra 2016-2020, kualitas tata kelola TLHP meningkat (M.1.7)
diidentifikasi sebagai manfaat-langsung yang akan mendukung terealisasinya manfaat-antara
yaitu penyelesaian TLHP meningkat (M.1.2). Manfaat ini dirasakan mutlak harus terwujud,
terutama mengingat bahwa peningkatan penyelesaian tindak lanjut sudah diinisiasi sejak tahun
2009 di mana SMP mulai dikembangkan.
Selanjutnya, untuk merealisasikan manfaat kualitas tata kelola TLHP meningkat dalam
mewujudkan M.1.7 maka perlu disusun kegiatan rutin strategis terkait peningkatan komunikasi
antara pihak-pihak yang terkait, baik di lingkungan internal organisasi, juga dengan entitas
terkait pelaksanaan TL. Data yang berkualitas adalah data yang akurat, oleh karena itu satker
pemeriksa (AKN dan Perwakilan) wajib melakukan penelaahan yang lebih baik terhadap jawaban
TL yang diterima dari entitas yang diperiksa. Selain itu, untuk merealisasikan tata kelola TLHP
yang berkualitas, maka dibutuhkan pengembangan aplikasi pemeriksaan yang dapat
mengakomodir data TL beserta data dukungnya. Kegiatan pendukung manfaat disajikan pada
Lampiran 3.
Perwujudan manfaat ini juga didukung oleh manfaat dari TS 2 yaitu kualitas penugasan
pemeriksaan meningkat (M.2.2) melalui kegiatan pelaksanaan QA oleh PSP (Pejabat Struktural
Pemeriksa), Itama, Direktorat EPP, dan Peer Review. Entitas diasumsikan dapat menindaklanjuti
rekomendasi sesuai waktu yang ditetapkan apabila rekomendasi yang diberikan tepat sasaran.
Pelaksanaan kegiatan akan dikoordinasikan oleh Direktorat EPP yang melibatkan Biro TI,
Direktorat Litbang, dan seluruh satker pemeriksaan sebagai pendukung kegiatan. Satker
pemeriksaan (Auditor Utama Keuangan Negara I s.d VII, dan seluruh Kepala Perwakilan) sebagai
pemilik manfaat ini bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan kualitas
tata kelola TLHP meningkat. Selain itu pemilik manfaat diharapkan mampu berkoordinasi
dengan seluruh pihak/satker terkait pelaksanaan kegiatan baik itu yang bersifat rutin maupun
inisiatif yang mendukung perwujudan manfaat tersebut.
28
Tujuan Strategis 2. Meningkatkan Pemeriksaan Yang Berkualitas Dalam
Mendorong Pengelolaan Keuangan Negara Untuk Mencapai Tujuan Negara
Pengelolaan keuangan negara harus memperhatikan asas akuntabilitas berorientasi pada hasil. Hal
ini bermakna bahwa setiap pengguna anggaran wajib menjawab dan menerangkan kinerja organisasi atas
keberhasilan atau kegagalan suatu program yang menjadi tanggung jawabnya. Pengelolaan keuangan
negara yang transparan atau keterbukaan mewajibkan adanya keterbukaan dalam pembahasan,
penetapan, dan perhitungan anggaran serta atas hasil pemeriksaan oleh lembaga pemeriksa independen.
Dengan demikian, hasil pemeriksaan BPK turut berperan dalam mewujudkan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itu, BPK perlu menjaga kualitas hasil pemeriksaan agar
mewujudkan akuntabilitas tersebut. BPK harus melaksanakan tugas dan kewenangannya dengan
menjaga nilai dasar integritas, independensi, dan profesionalisme untuk menjaga kualitas hasil
pemeriksaan.
Pemeriksaan yang berkualitas dapat dicapai bila hasil pemeriksaan disusun berdasarkan bukti
pemeriksaan yang diperoleh oleh tim pemeriksaan dari komunikasi dan interaksi dengan pihak-pihak
terkait dengan mengedepankan manfaat, etika, dan moral serta perilaku yang mencerminkan nilai dasar.
Lebih kanjut, kualitas pemeriksaan juga akan ditentukan oleh kecukupan waktu pelaksanaan
pemeriksaan untuk melakukan seluruh proses yang terstruktur dan lengkap yang dilengkapi dengan
pelaksanaan prosedur pengendalian kualitas sehingga dapat diyakinkan laporan hasil pemeriksaan
disajikan tepat waktu dan bermanfaat bagi para pemangku kepentingan BPK. Kualitas pemeriksan juga
ditentukan oleh faktor-faktor yang ada di tingkat organisasi dan di tingkat tim pemeriksa sebagaimana
pada Gambar 14.
Berdasarkan Gambar 14 dan pertimbangan cakupan keuangan negara, kualitas suatu pemeriksaan
ditentukan oleh komponen-komponen masukan, proses, keluaran, proses interaksi, dan kontekstual atau
hal-hal khusus yang relevan. Komponen ini mempertimbangkan sifat BPK sebagai organisasi publik yang
posisinya diatur di dalam struktur kenegaraan Indonesia.
Gambar 14. Komponen Kualitas Pemeriksaan
29
BPK telah menetapkan Renstra 2016-2020 yang memfokuskan pemeriksaan dalam rangka
mengawal RPJMN 2015-2019. Dalam melakukan tugas pemeriksaan tersebut, BPK harus
mempertimbangkan ketersediaan sumber daya dan harapan pemangku kepentingan untuk memperoleh
hasil pemeriksaan yang berkualitas. Oleh karena itu, BPK menetapkan TS 2 yaitu meningkatkan
pemeriksaan yang berkualitas dalam rangka mendorong pengelolaan keuangan negara untuk mencapai
tujuan negara. TS 2 ini akan diwujudkan melalui manfaat-akhir yaitu peningkatan kualitas SPM.
Perwujudan manfaat ini didukung oleh manfaat-manfaat yang harus direalisasikan terlebih dahulu pada
perspektif stakeholder expectation (SS 2) dan internal process (IP 3 dan IP 4). Alur pencapaian SS 2 melalui
perwujudan manfaat-manfaatnya disajikan pada Gambar 15 berikut.
SPM akan lebih berkualitas jika didukung oleh inovasi dalam mewujudkan perubahan organisasi
melalui pelaksanaan RB. Dalam merealisasikan kualitas pelaksanaan RB meningkat perlu dukungan
manfaat lain yaitu profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat (M.2.5) yang perwujudannya didorong oleh
manfaat risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun (M.2.4). Perwujudan seluruh rangkaian manfaat
tersebut pada akhirnya mendorong manfaat-akhir yang ingin diwujudkan BPK yaitu hasil pemeriksaan
BPK dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan oleh pemangku kepentingan (M.1.1). Selanjutnya,
dukungan kegiatan-kegiatan pada manfaat dalam Gambar 15 di atas akan dijelaskan lebih lanjut pada
masing-masing SS sesuai perspektif balanced score card (BSC) berikut.
Gambar 15. Peta Perwujudan Manfaat TS 2
30
SS 2 – Meningkatnya Kualitas SPM
Pengendalian mutu organisasi BPK sebagai lembaga pemeriksa keuangan negara telah ditetapkan
dalam quality control system atau SPM yang dalam penilaian kualitas implementasi atas SPM dinilai
melalui Sistem Perolehan Keyakinan Mutu (SPKM). Penerapan SPM ini adalah untuk menjamin bahwa
pemeriksaan telah mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan serta standar pemeriksaan dan
pedoman pemeriksaan yang ditetapkan BPK. Pedoman pemeriksaan tersebut meliputi kode etik,
manajemen pemeriksaan, serta juklak dan juknis pemeriksaan.
SPKM akan memastikan diperolehnya keyakinan yang memadai bagi BPK dan pimpinan satker
Pelaksana BPK serta pemangku kepentingan BPK bahwa pemeriksaan dan hasil kerja BPK lainnya
memenuhi mutu yang memadai. Pilar dalam SPKM terdiri dari sembilan pilar, yaitu Independensi dan
Mandat, Kepemimpinan dan Tata Kelola Intern, Manajemen Sumber Daya Manusia, Standar dan
Metodologi Pemeriksaan, Dukungan Kelembagaan, Hubungan BPK dengan Pemangku Kepentingan,
Penyempurnaan Berkelanjutan, Hasil serta Kinerja Pemeriksaan.
Arah kebijakan untuk Renstra 2016—2020 adalah untuk peningkatan keunggulan operasional
pemeriksaan yang dilaksanakan dalam koridor SPKM BPK. Melalui SS ini, peningkatan kualitas SPM
menjadi sasaran BPK untuk meningkatkan kualitas pemeriksaan. Hal ini mencakup peningkatan kualitas
SPM pemeriksaan dan SPM kelembagaan. Peningkatan kualitas bertujuan untuk menurunkan
ketidakakuratan penyajian hasil pemeriksaan sehingga potensi untuk digugat oleh pihak ketiga menurun.
Selain itu peningkatan kualitas juga terkait dengan kepuasan entitas sebagai pihak terperiksa atas kinerja
tim pemeriksa, serta kualitas organisasi dan tata kelola BPK.
Untuk mendukung pencapaian sasaran ini, dalam kurun waktu lima tahun ke depan area
penyempurnaan akan difokuskan pada proses penugasan pemeriksaan dan tata kelola organisasi,
Keberhasilan atas pencapaian SS ini akan diukur dengan indikator: (a) Persentase LHP yang digugat dan
BPK dinyatakan kalah, (b) Indeks kepuasan auditee atas kinerja tim pemeriksa, (c) Indeks Mutu
Organisasi, (d) Nilai Quality Assurance Reformasi Birokrasi (QARB), (e) nilai Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP).
Tabel 6. Indikator Pengukuran SS 2
No IKU Target Pencapaian IKU Manfaat
2016 2017 2018 2019 2020
1. Indeks Mutu Organisasi 3,50 3,60 3,70 3,80 3,90 2.1 Kualitas SPM BPK meningkat
2. Persentase LHP yang Digugat dan BPK Dinyatakan Kalah
0% 0% 0% 0% 0% 2.4 Risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun
3. Indeks Kepuasan Auditee atas Kinerja Pemeriksa BPK
3,60 3,70 3,80 3,90 4,00 2.5 Profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat
4. Nilai QARB A A A A A 2.6 Kualitas pelaksanaan RB meningkat
5. Nilai Akuntabilitas Kinerja A A A AA AA 2.7 Akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya meningkat
Pencapaian SS ini akan diikuti oleh perwujudan manfaat peningkatan kualitas SPM. Untuk
mewujudkan manfaat ini diperlukan dukungan langsung dari kegiatan pada manfaat-manfaat di IP.
Kegiatan untuk mencapai manfaat 2.4 s.d. 2.7 dilaksanakan pada level IP 3 dan IP 4. Dengan demikian
IKU yang digunakan untuk mengukur keberhasilan manfaat tersebut diturunkan ke IP 3 dan IP 4.
31
Manfaat 2.1 Kualitas SPM meningkat
Dalam menjalankan tugasnya, BPK harus memiliki proses untuk memberikan keyakinan
yang memadai atas hasil pemeriksaannya. Oleh karena itu, BPK telah menetapkan Sistem
Pemerolehan Keyakinan Mutu melalui Keputusan BPK Nomor 03/K/I-XIII.2/03/2009. Penetapan
SPKM tersebut merupakan pemenuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan.
Selanjutnya, SPKM harus dilaksanakan secara konsisten pada lingkup besar yang mencakup
keseluruhan organisasi BPK.
Pelaksanaan pengendalian mutu yang baik diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil
pemeriksaan BPK sekaligus meningkatkan keefektifan proses internal organisasi untuk
menghasilkan produk yang berkualitas secara berkelanjutan. Hal tersebut diharapkan dapat
mendukung pemanfaatan hasil pemeriksaan oleh para pemangku kepentingan. Dengan
demikian, perwujudan manfaat ini sekaligus menunjukkan keberhasilan dalam mencapai SS
yang telah ditetapkan BPK.
Kualitas SPM BPK akan diukur melalui Indeks Mutu Organisasi (IMO). IMO diukur
berdasarkan persepsi pegawai selaku pemangku kepentingan internal organisasi. Keberhasilan
pencapaian manfaat ini perlu didukung oleh perwujudan manfaat-manfaat lain yaitu risiko LHP
digugat oleh pihak ketiga menurun (M.2.4), profesionalisme BPK meningkat (M.2.5), kualitas
pelaksanaan RB meningkat (M.2.6), dan akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya
meningkat (M.2.7). Selain didukung dengan manfaat lain, perwujudan manfaat ini juga dilakukan
melalui kegiatan RB di BPK, perbaikan pengendalian mutu menyeluruh atas aspek-aspek kinerja
pemeriksaan, serta kegiatan pengembangan kapasitas pereviu dan kelembagaan melalui training
dan coaching. Rincian kegiatan secara lebih detail dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan untuk mewujudkan manfaat ini dilakukan oleh seluruh satker di BPK
dan dikoordinasikan oleh Itama dhi. Inspektorat Pemeriksaan Internal dan Mutu Kelembagaan
(PIMK) dan Inspektorat Pemerolehan Keyakinan Mutu Pemeriksaan (PKMP). Oleh karena itu,
seluruh satker BPK turut bertanggung jawab atas keberhasilan perwujudan manfaat ini.
Demikian pula Inspektorat PIMK sebagai pemilik manfaat diharapkan dapat mengoordinasikan
seluruh satker yang terlibat.
Badan sebagai pemilik manfaat ini bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan
perwujudan kualitas kelembagaan meningkat. Selain itu pemilik manfaat diharapkan mampu
berkoordinasi dengan seluruh pihak/satker terkait pelaksanaan kegiatan baik itu yang bersifat
rutin maupun inisiatif yang mendukung perwujudan manfaat tersebut.
IP 3 – Meningkatkan Kualitas Penugasan Pemeriksaan (audit engagement)
Pemeriksaan yang berkualitas adalah pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai dengan Standar
Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) dan ketentuan peraturan perundang-undangan serta pedoman
pemeriksaan lainnya yang berlaku. Fokus peningkatan kualitas penugasan pemeriksaan pada SS ini
adalah pada pengelolaan kualitas pelaksanaan penugasan pemeriksaan (audit engangement), mulai dari
perencanaan pemeriksaan sampai dengan pelaporan pemeriksaan, yang dilaksanakan oleh suatu tim
pemeriksa yang mencakup QC dan QA.
Kualitas pemeriksaan dapat dibedakan menjadi kualitas pemeriksaan di tingkat tim pemeriksaan
atau tingkat penugasan pemeriksaan, tingkat organisasi serta tingkat nasional atau interaksi antara BPK
dengan organisasi lain yang ada di Indonesia. Peningkatan kualitas pemeriksaan di tingkat penugasan
pemeriksaan akan difokuskan pada aspek yang terpenting yang berpengaruh pada kinerja tim
pemeriksaan yaitu pembagian kerja di antara struktur yang ada di suatu tim pemeriksaan, proses
pengawasan dan reviu di tingkat tim untuk memastikan hasil pemeriksan yang baik, penataan hubungan
32
antara tim pemeriksa dengan pihak-pihak terkait di entitas selama pemeriksaan berlangsung,
pelaksanaan reviu di dalam tim pemeriksaan dan di organisasi.
Pelaksanaan QC dan QA dalam setiap penugasan pemeriksaan akan berdampak pada meningkatnya
kualitas LHP, yang ditandai dengan:
tidak ada kesalahan dalam penyajian LHP (zero defect);
BPK memberikan rekomendasi yang (i) menjawab permasalahan utama, (ii) penyampaiannya tepat
waktu dan tepat subjek, serta (iii) dapat dilaksanakan oleh entitas yang bersangkutan; dan
setiap temuan di dalam LHP didukung dengan bukti pemeriksaan yang memadai dan
didokumentasikan dengan baik untuk memitigasi risiko tuntutan oleh pihak ketiga.
Keberhasilan pencapaian SS ini diukur melalui tiga IKU seperti disajikan pada Tabel 7 berikut.
Tabel 7. Indikator Pengukuran IP 3
No IKU Target Pencapaian IKU Manfaat
2016 2017 2018 2019 2020
1. Pemenuhan QA dan QC 100% 100% 100% 100% 100% 2.2 Kualitas penugasan pemeriksaan meningkat
2. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Reviu Itama atas SPM BPK
70% 85% 90% 95% 100%
3. Tingkat Evaluasi atas LHP 100% 100% 100% 100% 100% 2.3 Tidak terdapat salah saji dalam LHP (zero defect)
4. Persentase LHP digugat dan BPK dinyatakan kalah (SS 2)
0% 0% 0% 0% 0% 2.4 Risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun
5. Indeks kepuasan auditee atas kinerja Pemeriksa BPK (SS 2)
3,60 3,70 3,80 3,90 4,00 2.5 Profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat
Pencapaian SS pada IP 3 ini akan diikuti dengan terwujudnya manfaat kualitas penugasan pemeriksaan
meningkat (M2.2), tidak terdapat salah saji dalam LHP (M.2.3), risiko LHP digugat oleh pihak ketiga
menurun (M.2.4), serta profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat (M.2.5). Manfaat-manfaat tersebut
saling mendukung seperti disajikan pada Gambar 16 berikut.
IP 3
Meningkatkan Kualitas Penugasan Pemeriksaan
M.2.5
Profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat
Indeks kepuasan audiitee atas
kinerja Pemeriksa BPK
M.2.3
Tidak terdapat salah saji dalam LHP
Tingkat evaluasi atas LHP
M.2.4
Risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun
Persentase LHP digugat dan
BPK dinyatakan kalah
M.2.2
Kualitas penugasan pemeriksaan meningkat
Pemenuhan QC/QA
Persentase penyelesaian TLHR Itama atas SPM BPK
Gambar 16. Peta Perwujudan Manfaat di IP 3
33
Manfaat 2.2 Kualitas Penugasan pemeriksaan meningkat
Penugasan pemeriksaan berkualitas mempertimbangkan faktor-faktor yang memengaruhi
kinerja pada tim pemeriksaan, seperti pembagian tugas kerja dalam struktur tim, mekanisme
pengawasan dan reviu dalam lingkup tim, hubungan kerja sama antara tim pemeriksa dengan
pihak terkait di entitas selama proses pemeriksaan, dan pelaksanaan reviu tim pemeriksa di
organisasi. Penugasan yang berkualitas dapat menjadi input dalam perencanaan pemeriksaan
khususnya terkait perencanaan sumber daya dan keahlian yang dibutuhkan.
Penugasan pemeriksaan dimulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan
pelaporan pemeriksaan. Penugasan pemeriksaan yang berkualitas telah mempertimbangkan
kebijakan, rencana kegiatan pemeriksaan dan risiko manajemen pemeriksaan BPK, serta standar
pemeriksaan yang ditetapkan oleh BPK (sebagaimana disebutkan dalam Pedoman Manajemen
Pemeriksaan 2015). Kualitas penugasan pemeriksaan meningkat merupakan manfaat-bersama
(Joint Benefit) yang mendukung manfaat-manfaat pada TS 2 dan TS 1. Manfaat ini bertujuan
untuk memastikan penugasan pemeriksaan telah menempatkan para Pemeriksa sesuai dengan
kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan dalam jenis pemeriksaan yang dilakukan.
Perwujudan manfaat kualitas penugasan pemeriksaan meningkat mendukung terwujudnya
manfaat salah saji dalam LHP menurun (M.2.3) melalui kegiatan mengevaluasi hasil pemeriksaan
dalam rangka penyusunan IHPS. Selain itu, perwujudan manfaat ini juga mendukung
terwujudnya manfaat di TS 1 yaitu kualitas tata kelola pemantauan TLHP meningkat (M.1.7)
melalui kegiatan pelaksanaan QA oleh PSP, Itama, Direktorat EPP, dan Peer Review. Untuk
merealisasikan manfaat kualitas penugasan pemeriksaan meningkat maka disusun kegiatan rutin
strategis sebagai berikut.
1. Pelaksanaan pemerolehan keyakinan mutu pemeriksaan.
2. Pelaksanaan QA oleh PSP, Itama, Direktorat EPP, dan Peer Review.
3. Pengembangan kapasitas Pemeriksa dalam menyusun dan merumuskan rekomendasi
melalui diklat teknis secara berjenjang.
4. Peningkatan kompetensi Direktorat EPP dan PSP terkait pemerolehan keyakinan mutu
melalui training dan coaching.
5. Pelaksanaan pemerolehan keyakinan mutu pemeriksaan melalui pemeriksaan pemerolehan
keyakinan mutu.
6. Pemberian layanan konsultasi dalam aspek pengendalian mutu pemeriksaan.
7. Pemberian reward atas penilaian LHP berkualitas (mencakup penilaian KKP-nya)
8. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Reviu Pemerolehan keyakinan mutu.
9. Evaluasi Hasil Pemeriksaan dalam rangka penyusunan IHPS.
Rincian kegiatan secara detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan akan dikoordinasikan oleh Itama d.h.i Inspektorat PKMP dan
Sekretariat AKN – Subbagian Tata Usaha Kepala Perwakilan (TU Kalan), Subbagian Hubungan
Masyarakat dan Tata Usaha Kepala Perwakilan (Humas dan TU Kalan). Pelaksanaan melibatkan
seluruh satker pemeriksaan. Satker pemeriksaan (Auditorat dan Perwakilan) sebagai pemilik
manfaat ini bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan manfaat ini. Pemilik
manfaat diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak yang mendukung perwujudan
manfaat.
34
Manfaat 2.3 Tidak terdapat salah saji dalam LHP (zero defect)
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada manfaat sebelumnya, salah satu aspek penting yang
perlu diperhatikan terutama di tingkat penugasan pemeriksaan adalah proses pengawasan dan
reviu untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang baik. Proses pengawasan dan reviu tersebut
dapat mengurangi besarnya kemungkinan terjadinya salah saji dalam LHP.
Manfaat tidak adanya salah saji dalam LHP (zero defect) merupakan manfaat-antara yang
didukung oleh terwujudnya kualitas penugasan pemeriksaan meningkat (M.2.2) melalui kegiatan
pemberian reward atas penilaian LHP berkualitas (mencakup penilaian KKP-nya). Pemeriksaan
berkualitas diharapkan akan menghasilkan LHP yang baik dan berkualitas. Penulisan LHP yang
berkualitas mencakup pula kesesuaian dengan format penulisan laporan dalam panduan
pemeriksaan. Hal tersebut juga mendukung kecilnya kemungkinan terjadi salah saji dalam LHP.
Perwujudan manfaat ini bertujuan untuk memastikan LHP telah disajikan secara akurat dan
konsisten.
Perwujudan manfaat ini mendukung terwujudnya risiko LHP digugat oleh pihak ketiga
menurun (M.2.4). Untuk merealisasikan manfaat salah saji dalam LHP menurun maka diperlukan
kegiatan rutin strategis berupa pengembangan kapasitas pelaksanaan evaluasi LHP serta
pengembangan kapasitas penulisan dan reviu LHP.
Dukungan kegiatan dalam mewujudkan manfaat ini dapat diperoleh dari satker Pemeriksa
dan nonpemeriksa, berupa kegiatan peningkatan kegiatan rutin strategis seperti evaluasi dan
penulisan LHP dan kegiatan pengubahan yang mendukung pencapaian kapabilitas. Rincian
kegiatan secara detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan untuk mendukung manfaat salah saji dalam LHP menurun akan
dikoordinasikan oleh Direktorat EPP, dengan melibatkan Pusdiklat dan seluruh satker
pemeriksaan sebagai satker pendukung. Direktorat EPP sebagai pemilik manfaat ini
bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan berkurangnya salah saji dalam
LHP BPK. Pemilik manfaat diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak yang
mendukung perwujudan manfaat.
Manfaat 2.4 Risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun
Kualitas pemeriksaan merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan di BPK.
Pemeriksaan yang berkualitas diharapkan mampu menurunkan risiko LHP digugat dan BPK
dinyatakan kalah. Risiko tersebut dapat dimitigasi melalui meminimalisir kemungkinan salah
saji pada LHP. Oleh karena itu, hasil pemeriksaan perlu direviu secara berjenjang untuk
memperoleh keyakinan dan penjaminan mutu.
Manfaat Risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun (M.2.4) didukung dari perwujudan
manfaat-antara tidak terdapat salah saji dalam LHP (M.2.3). Perwujudan manfaat ini bertujuan
untuk memastikan kualitas substansi yang tersaji di dalam LHP telah melewati keseluruhan
tahapan pengendalian mutu (quality control) dan pemerolehan keyakinan mutu (quality
assurance) sesuai dengan SPKM, sehingga jumlah LHP yang berkualitas diharapkan mengalami
peningkatan. Peningkatan jumlah LHP yang berkualitas diharapkan mampu menurunkan risiko
LHP digugat dan BPK dinyatakan kalah.
Keberhasilan perwujudan manfaat ini diukur dari tingkat persentase LHP yang digugat dan
BPK dinyatakan kalah. Berkurangnya LHP BPK yang dituntut oleh pihak ketiga memberikan
pengaruh pada peningkatan tingkat kepuasan auditee terhadap kinerja Pemeriksa BPK.
Perwujudan manfaat ini mendukung terwujudnya manfaat profesionalisme Pemeriksa BPK
meningkat (M.2.5). Untuk merealisasikan manfaat risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun
(M.2.4), maka diperlukan kegiatan rutin strategis sebagai berikut.
35
1. Peningkatan kompetensi pemberian pendapat terkait temuan pemeriksaan yang memiliki
indikasi tindak pidana korupsi (legal opinion) melalui diklat pemberian pendapat hukum.
2. Peningkatan keseragaman persepsi dalam pemberian opini, tingkat materialitas melalui
diseminasi dan training tim reviu.
3. Diklat untuk Pengendali Mutu (PM), Pengendali Teknis (PT), dan Ketua Tim (KT) terkait
penyusunan LHP yang mudah dibaca dan dipahami oleh publik (communication analyst).
4. Penyiapan kapasitas dan bahan untuk memenangkan gugatan di pengadilan.
Rincian kegiatan secara detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
Selain itu, perwujudan manfaat ini juga didukung oleh M.2.3 melalui kegiatan
pengembangan kapasitas dalam penulisan LHP. Artinya, Pemeriksa diharapkan mampu untuk
menyusun LHP yang berkualitas sesuai dengan juknis yang ada.
Pelaksanaan kegiatan akan dikoordinasikan oleh satker pemeriksaan d.h.i. Auditorat dan
Perwakilan. Pelaksanaan melibatkan Ditama Binbangkum dan Pusdiklat sebagai satker
pendukung. Satker Pemeriksa (Auditorat dan Perwakilan) sebagai pemilik manfaat ini
bertanggung jawab dalam mendukung keberhasilan perwujudan manfaat ini. Pemilik manfaat
diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak yang mendukung perwujudan manfaat.
Manfaat 2.5 Profesionalisme Pemeriksa BPK meningkat
Sesuai dengan Renstra BPK 2016-2020, kinerja Pemeriksa BPK tercermin dari implementasi
nilai dasar BPK, yaitu integritas, independensi, dan profesionalisme (IIP). Profesionalisme
merupakan penerapan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan, serta berpedoman pada
standar yang berlaku. Persepsi kinerja Pemeriksa BPK yang profesional menunjukkan salah satu
bentuk kepuasan auditee atas kinerja pemeriksaan BPK. Tujuan dari perwujudan manfaat
profesinalisme Pemeriksa BPK meningkat (M.2.5) adalah untuk memastikan bahwa Pemeriksa
BPK telah menerapkan pemeriksaan secara profesional sebagai perwujudan nilai dasar BPK.
Dengan adanya peningkatan profesionalisme Pemeriksa BPK memungkinkan kualitas dalam
suatu SPM meningkat (M.2.1). Selanjutnya, untuk merealisasikan manfaat profesionalisme
Pemeriksa BPK meningkat diperlukan kegiatan rutin strategis sebagai berikut.
1. Pemanfaatan saluran evaluasi dari auditee terhadap tim yang sedang melakukan
pemeriksaan, melalui monitoring pengaduan masyarakat/whistle blower system (WBS) dan
survei kepuasan.
2. Evaluasi setelah tim pemeriksa selesai melakukan pemeriksaan (random sampling).
3. Peningkatan kinerja Pemeriksa, melalui coaching dan pemberian reward/punishment.
Rincian kegiatan dapat dilihat dalam Lampiran 3.
Dalam perwujudannya, manfaat ini didukung oleh manfaat-antara (intermediate benefits),
yaitu risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun (M.2.4) melalui kegiatan peningkatan
keseragaman persepsi dalam pemberian opini, tingkat materialitas melalui diseminasi dan
training tim review, serta pelatihan terkait penyusunan LHP yang mudah dibaca dan dipahami
oleh publik.
Pelaksanaan kegiatan akan dikoordinasikan oleh Itama d.h.i. Inspektorat Penegakan
Integritas (PI) dan Sekretariat AKN – Subbagian TU Kalan, Subbagian Humas dan TU Kalan.
Pelaksanaan melibatkan seluruh satker Pemeriksa sebagai satker pendukung. Satker Pemeriksa
(Auditorat dan Perwakilan) sebagai pemilik manfaat ini bertanggung jawab dalam mendukung
keberhasilan perwujudan manfaat ini. Untuk itu pemilik manfaat diharapkan mampu
36
berkoordinasi dengan seluruh pihak/satker terkait pelaksanaan dalam mendukung perwujudan
manfaat tersebut.
IP 4 – Meningkatkan Kualitas Kelembagaan
BPK sebagai lembaga negara memiliki dua fungsi sekaligus yaitu sebagai pemeriksa eksternal
pemerintah dan pada waktu yang sama sebagai pengelola keuangan negara. Posisi yang unik ini
memberikan kesempatan sekaligus tuntutan kepada BPK untuk dapat mengelola keuangan negara lebih
baik daripada entitas yang diperiksanya. Kredibilitas BPK akan meningkat jika BPK dapat menunjukkan
kinerja yang baik yang dicapai melalui pelaksanaan ketentuan peraturan perundangan-undangan dan
praktik-praktik terbaik yang berlaku. Manfaat yang dapat diberikan BPK kepada pemangku kepentingan
tidak hanya dari rekomendasi hasil pemeriksaan yang berkualitas tetapi juga dari pelaksanaan praktik-
praktik terbaik dalam pengelolaan organisasi.
Tata kelola organisasi menunjukkan bagaimana BPK mengatur pelaksanaan seluruh tugas dan
wewenang dalam suatu struktur organisasi yang efektif yang dilengkapi dengan perangkat organisasi
yang diperlukan agar operasionalisasi organisasi dapat dilaksanakan. Tata kelola organisasi yang ideal
akan menciptakan hubungan yang lebih efisien dan efektif antar satker dalam organisasi, tidak adanya
tumpang tindih tusi, kejelasan atas kualitas kerja dan pelayanan, serta memastikan seluruh permasalahan
yang muncul dalam operasional kegiatan organisasi dapat diselesaikan tepat waktu oleh pihak-pihak yang
berwenang.
a) Pelaksanaan peer review dan memastikan penyelesaian tindak lanjut atas rekomendasi peer review.
b) Pemastian pemenuhan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan oleh pegawai
maupun organisasi.
c) Penyediaan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk menjadi payung bagi seluruh kegiatan
terutama pemeriksaan.
d) Pelaksanaan sinkronisasi dan harmonisasi ketentuan peraturan perundang-undangan terutama untuk
yang membatasi pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK.
Keberhasilan pencapaian SS ini diukur melalui tiga IKU seperti disajikan pada tabel berikut.
Tabel 8. Indikator Pengukuran IP 4
No IKU Target Pencapaian IKU Manfaat
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase Penyelesaian Tindak Lanjut Hasil Peer Review
60% 70% 80% 90% 100% 2.7 Akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya meningkat
2. Nilai Akuntabilitas Kinerja A A A AA AA
3. Tingkat Pemenuhan Penyusunan Peraturan BPK yang Terkait Tugas dan Wewenang BPK
50% 60% 70% 85% 100% 2.8 Kuantitas dan kualitas peraturan dalam melaksanakan tusi BPK meningkat
4. Tingkat Harmonisasi Ketentuan Peraturan Perundangan Terkait Tugas dan Wewenang BPK
10% 20% 40% 70% 100%
5. Nilai QARB A A A A A 2.6 Kualitas pelaksanaan RB meningkat
37
Pencapaian SS pada IP 4 ini akan diikuti dengan terwujudnya manfaat kualitas pelaksanaan RB meningkat
(M.2.6). Pencapaian manfaat ini didukung langsung oleh peningkatan akuntabilitas BPK dalam
melaksanakan tusinya (M.2.7), serta kuantitas dan kualitas peraturan dalam melaksanakan tusi BPK
meningkat (M.2.8) seperti disajikan pada Gambar 17 berikut.
Manfaat 2.6 Kualitas pelaksanaan RB meningkat
Pelaksanaan RB merupakan komitmen BPK sejak tahun 2007. Meskipun demikian, BPK
masih menemui berbagai permasalahan dalam pelaksanaannya. Untuk itu, dalam pelaksanaan
Renstra 2016-2020 ini BPK berkomitmen untuk mengatasi masalah-masalah yang muncul dalam
pelaksanaan RB tersebut dengan mewujudkan manfaat kualitas pelaksanaan RB di BPK
meningkat (M.2.6). Dengan demikian BPK sebagai salah satu lembaga negara mampu
mewujudkan tujuan RB yaitu menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan
karakteristik, berintegrasi, berkinerja tinggi, bebas, dan bersih korupsi, kolusi, dan nepotisme
(KKN), mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai
dasar dan kode etik aparatur negara.
Pelaksanaan RB di BPK didasarkan pada program RB Pemerintah yang meliputi komponen
pengungkit dan komponen hasil. Komponen pengungkit meliputi: (1) Manajemen perubahan;
(2) Penataan ketentuan peraturan perundang-undangan; (3) Penataan dan penguatan organisasi;
(4) Penataan tata laksana; (5) Penataan sistem manajemen SDM aparatur; (6) Penguatan
pengawasan; (7) Penguatan akuntabilitas kinerja; dan (8) Peningkatan kualitas pelayanan publik.
Sementara itu komponen hasil meliputi: (1) Kapasitas dan akuntabilitas kinerja organisasi; (2)
Pemerintah yang bersih dan bebas KKN; dan (3) Kualitas pelayanan publik.
Oleh karena itu, BPK perlu meningkatkan pelaksanaan komponen pengungkit dan
komponen hasil untuk mewujudkan manfaat kualitas pelaksanaan RB meningkat. Manfaat ini
merupakan manfaat-antara yang membutuhkan dukungan dari perwujudan manfaat-manfaat
lain yang terkait. Manfaat-manfaat pendukung tersebut meliputi: (1) peningkatan kualitas
M.2.6 Kualitas pelaksanaan RB
meningkat
Pemenuhan QA RB
IP 4 Meningkatkan Kualitas Kelembagaan
M.2.8 Kuantitas dan kualitas
peraturan dalam melaksanakan tusi BPK
meningkat Tingkat pemenuhan penyusunan peraturan BPK
yang terkait tugas dan wewenang BPK
Tingkat harmonisasi
peraturan perundangan terkait tugas dan wewenang BPK
M.2.7 Akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya
meningkat
Persentase penyelesaian tindak lanjut hasil peer
review
Nilai akuntabilitas kinerja
Gambar 17. Peta Perwujudan Manfaat di IP 4
38
komunikasi dan kerjasama dengan pemangku kepentingan; (2) peningkatan kuantitas dan
kualitas peraturan dalam melaksanakan tusi BPK; (3) perencanaan strategis pemeriksaan yang
relevan dan andal; (4) menurunnya risiko LHP yang digugat oleh pihak ketiga; (5) meningkatnya
persepsi kinerja/profesionalisme Pemeriksa BPK; serta (6) meningkatnya akuntabilitas BPK
dalam melaksanakan tusinya.
Peningkatan pelaksanaan RB diharapkan dapat mendukung peningkatan kualitas SPM BPK
sehingga dapat menghasilkan pemeriksaan yang berkualitas. Dengan demikian, BPK dapat
meningkatkan manfaat hasil pemeriksaannya dalam rangka mendorong pemeriksaan keuangan
negara untuk mencapai tujuan negara. Untuk mewujudkan manfaat M.2.6, Itama melaksanakan
kegiatan rutin strategis berupa Reviu Pelaksanaan RB BPK setiap tahun dengan peningkatan
kegiatan mendorong satker untuk membuat inovasi-inovasi dalam melaksanakan kegiatan rutin
masing-masing.
Selain itu, perwujudan manfaat kualitas pelaksanaan RB meningkat didukung langsung oleh
perwujudan manfaat akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya meningkat (M.2.7) dan
manfaat kuantitas dan kualitas peraturan dalam melaksanakan tusi BPK meningkat (M.2.8)
melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan dalam menyusun dan mereviu Laporan
Akuntabilitas Kinerja (LAK) satker. Selanjutnya, untuk meningkatkan pelaksanaan RB
diperlukan kegiatan berupa inventarisasi produk hukum BPK yang mendukung pelaksanaan
tugas dan wewenang BPK berdasarkan ketentuan peraturan perundang-perundangan yang
berlaku maupun kebutuhan BPK untuk memastikan ketersediaan dukungan ketentuan
peraturan perundang-perundangan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang BPK, serta analisa
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpotensi membatasi dan/atau bertentangan
dengan tugas dan kewenangan BPK. Rincian lebih lanjut dari kegiatan pendukung manfaat ini
disajikan pada Lampiran 3.
Pelaksana utama kegiatan rutin agar manfaat kualitas pelaksanaan RB meningkat ini adalah
Itama khususnya bidang PIMK. Namun demikian, pelaksanaan manfaat pendukung kegiatan ini
adalah seluruh satker di BPK sebagai pelaksana kegiatan-kegiatan komponen RB diatas.
Sementara itu, untuk pengukuran pelaksanaan QARB penanggung jawab kegiatan adalah
Direktorat PSMK.
Manfaat 2.7 Akuntabilitas BPK dalam melaksanakan tusinya meningkat
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, instansi pemerintah wajib melaporkan akuntabilitas kinerjanya. Laporan
Akuntabilitas Kinerja merupakan bentuk pertanggungjawaban keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam
rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah
ditetapkan. BPK mempunyai empat kategori yang membentuk akuntabilitas kinerja yaitu: (1)
perencanaan kinerja; (2) pengukuran kinerja; (3) pelaporan kinerja; dan (4) pencapaian
sasaran/kinerja.
Selain pertanggungjawaban tersebut, akuntabilitas kinerja BPK juga dapat dinilai dengan
adanya peer review yang dilakukan oleh Supreme Audit Institutions (SAI) dari negara lain. Peer
review bertujuan untuk mendapatkan keyakinan atas kualitas pekerjaan yang dilakukan BPK
dengan kriteria International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI). Selain itu, peer
review juga memastikan bahwa program dan kegiatan yang dilakukan BPK dapat
dipertanggungjawabkan metode dan konsistensi pengaplikasiannya dalam kegiatan
pemeriksaan.
39
Manfaat akuntabilitas BPK dalam menjalankan tusinya meningkat (M.2.7) merupakan
manfaat-antara yang akan mendukung tercapainya peningkatan kualitas pelaksanaan RB (M.2.6)
melalui kegiatan pembinaan dan pendampingan dalam menyusun dan mereviu LAK satker oleh
Direktorat PSMK dan Inspektorat PIMK kepada seluruh satker Pelaksana.
Pelaksana utama kegiatan rutin ini adalah Itama khususnya bidang PIMK. Namun demikian,
pelaksanaan manfaat pendukung kegiatan ini adalah seluruh satker di BPK. Sementara itu, untuk
pelaksanaan reviu LAK satker penanggung jawab kegiatan adalah Direktorat PSMK. Rincian lebih
lanjut dari kegiatan pendukung manfaat M.2.7 disajikan pada Lampiran 3.
Manfaat 2.8 Kuantitas dan kualitas peraturan dalam melaksanakan tusi BPK
meningkat
BPK sebagai satu-satunya badan yang melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara membutuhkan landasan yang kuat dalam pelaksanaan
tugas dan wewenang yang dimilikinya. Perwujudan atas landasan tersebut adalah tersedianya
produk hukum BPK agar dapat memenuhi kebutuhan peraturan internal BPK dalam melakukan
tugas dan wewenang. Produk hukum yang dihasilkan harus sesuai dengan asas-asas peraturan
perundang-undangan yang baik dan memenuhi asas formal dan material. Selain itu, produk
hukum BPK juga harus dapat memenuhi kebutuhan BPK dalam rangka pelaksanaan tugas dan
wewenang BPK.
Manfaat ini merupakan manfaat-langsung yang mendukung kualitas pelaksanaan RB
meningkat (M.2.6) yang diharapkan akan mendukung perwujudan kualitas SPM meningkat
(M.2.1) dalam rangka pencapaian TS 2 yaitu meningkatkan pemeriksaan yang berkualitas.
Adapun kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan adalah sebagai berikut.
1. Inventarisasi produk hukum BPK yang mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang BPK
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-perundangan yang berlaku maupun kebutuhan
BPK.
2. Pemastian atas ketersediaan dukungan ketentuan peraturan perundang-perundangan dalam
pelaksanaan tugas dan wewenang BPK.
3. Komunikasi dan koordinasi dengan satker terkait maupun pihak lain dalam bentuk FGD
terkait dengan penyusunan konsep produk hukum BPK.
4. Pelatihan internal bagi Ditama Binbangkum.
5. Analisa ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpotensi membatasi dan/atau
bertentangan dengan tugas dan kewenangan BPK (berdasarkan permintaan satker/pimpinan
maupun inisiatif Ditama Binbangkum).
Selanjutnya, rincian kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pemilik dari manfaat ini adalah Badan dan pelaksanaan kegiatan rutin strategis akan
dilakukan oleh Ditama Binbangkum dengan satker terkait antara lain satker pemeriksaan,
Direktorat Litbang, dan Pusdiklat. Keluaran atas kegiatan rutin strategis tersebut diharapkan
dapat memberikan manfaat kepada seluruh satker di BPK dan juga pemangku kepentingan
lainnya, antara lain tidak adanya pertentangan peraturan antara satu dengan lainnya,
memberikan penjelasan atas suatu peraturan dengan menurunkannya ke dalam bentuk
peraturan pelaksanaannya dalam rangkaian pelaksanaan tugas dan kewenangan BPK serta dapat
memberikan dampak kepada pihak lain terhadap pelaksanaan kegiatan pemeriksaan atas
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara oleh BPK.
40
Prasyarat (Modal Organisasi) Keberhasilan Perwujudan Manfaat dalam
Pencapaian TS
Sumber daya yang mencukupi merupakan prasyarat bagi keberhasilan suatu pengubahan. Hasil
dari pengubahan adalah manfaat yang akan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Untuk itu perlu
diidentifikasi ketersediaan modal yang tepat yang dimiliki organisasi dalam mewujudkan manfaat-
manfaat tersebut. Renstra 2016-2020 mengagendakan untuk mengembangkan dan mengoptimalkan
pengelolaan sumber daya organisasi yang terdiri atas sumber daya manusia (human capital), modal
informasi (information capital), modal organisasi (organization capital), dan pengelolaan sumber daya
keuangan.
Pengelolaan SDM difokuskan pada pembentukan talent pool, pengelolaan modal informasi
difokuskan pada peningkatan dukungan TI yang terintegrasi dan dukungan sarana dan prasarana
(sarpras) yang memadai bagi para Pelaksana BPK. Pengelolaan modal organisasi difokuskan pada
pengembangan budaya yang berintegritas, independen, dan profesional, serta pengembangan
penyebaran praktik-praktik terbaik di BPK. Penjelasan dukungan modal organisasi atas perwujudan
manfaat disajikan pada Gambar 18 berikut.
Gambar 18. Modal Organisasi dalam Perwujudan Manfaat
41
LG 1 – Meningkatkan Kompetensi Pegawai melalui Pembentukan Talent Pool
BPK menyadari sebagai organisasi profesional, kredibilitas organisasi akan sangat ditentukan oleh
kecakapan dan keahlian dari para pegawainya. SDM sebagai aset utama organisasi. Pada Renstra 2016-
2020 pengembangan SDM akan diarahkan pada pengembangan talent pool dengan prioritas pada
keluarga jabatan yang secara langsung memengaruhi pencapaian TS. Pengembangan talent pool akan
dimulai dari pengembangan kompetensi untuk mencetak para pegawai yang memiliki keahlian yang
dibutuhkan di setiap bidang pekerjaan BPK. Keahlian pegawai merupakan awal dari pembentukan
profesionalisme. Keberadaan para ahli di berbagai bidang pekerjaan ini merupakan prasyarat bagi
pemilihan pemimpin BPK di masa depan; merupakan syarat dapat diterapkannya manajemen karir dan
manajemen suksesi dengan lebih baik dan berkeadilan; dan pada akhirnya pengelolaan manajemen SDM
berdasarkan kompetensi dapat diwujudkan. Diharapkan agar pada akhir periode Renstra, BPK akan
memiliki sekumpulan pegawai yang ahli di bidang-bidang yang penting bagi kesuksesan BPK.
Identifikasi atas talenta apa saja yang akan dikembangkan dilakukan berdasarkan pada keahlian
yang dibutuhkan untuk melaksanakan proses perencanaan serta keahlian yang dibutuhkan dalam proses
pelaksanaan pemeriksaan. Karena pemeriksaan BPK akan diarahkan untuk menilai keberhasilan
pembangunan pemerintah (RPJMN 2015-2019), talent pool akan disusun berdasarkan jenis pemeriksaan
serta bidang-bidang sesuai dengan tema prioritas pemeriksaan.
Pengembangan talent pool ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dalam pembentukan
kompetensi pegawai serta untuk memberikan keahlian kepada pegawai sesuai dengan potensi yang
mereka miliki sehingga mereka dapat memilih jenjang kariernya berdasarkan talenta masing-masing.
Dengan memberikan kendali kepada pegawai untuk menentukan jalur karir yang akan ditempuh, BPK
berharap dapat mempertahankan talenta terbaik untuk tetap berkarya di BPK. Untuk mendukung
keberhasilan strategi ini, BPK perlu melakukan penyusunan mekanisme dalam mengidentifikasikan
keahlian yang diperlukan oleh BPK, menarik para pegawai yang berpotensi, mengembangkan para
pegawai tersebut sesuai dengan potensinya, dan memastikan para pegawai terpilih tersebut mau
membina karier di BPK.
Keberhasilan dari strategi LG 1 akan dinilai melalui persentase pemenuhan talent pool selama
periode pelaksanaan Renstra dan indeks kepuasan pegawai dengan target pencapaian selama lima tahun
sebagai berikut.
Tabel 9. Indikator Pengukuran LG 1
No IKU Target Pencapaian IKU
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase pemenuhan talent pool 0% 25% 50% 75% 80%
2. Indeks kepuasan pegawai 3,30 3,50 3,60 3,70 3,80
BPK telah menetapkan TS pada Renstra 2016-2020 yang pencapaiannya memerlukan dukungan
modal SDM, TI, dan organisasi. Terkait dengan modal SDM, BPK merencanakan untuk menjaga
kredibilitas BPK melalui peningkatan kecakapan dan keahlian dari para pegawainya. Selain itu, BPK perlu
mendesain sarana yang dapat meningkatkan kompetensi dan profesionalisme SDM-nya.
Sebagai lembaga negara yang mengedepankan manajemen birokrasi modern, BPK memiliki
perhatian untuk meningkatkan kompetensi SDM. Hal itu memerlukan perencanaan, pengembangan,
pemeliharaan, dan pemanfaatan agar manajemen profesionalisme SDM dapat berjalan efektif. Selain itu,
manajemen SDM yang profesional dapat mendukung dan memiliki keselarasan dengan tujuan organisasi.
SDM yang sudah ada dalam organisasi merupakan aset yang paling berharga sehingga harus dikelola
dengan baik. Organisasi perlu mendesain pemeliharaan dan pengembangan SDM yang selaras dengan
motivasi pegawai terutama dalam mengaktualisasikan diri. Hal ini perlu mendapat perhatian agar
pegawai potensial di BPK tetap memiliki motivasi untuk berkarir di BPK.
42
Sehubungan dengan tugas pemeriksaan, manfaat pembentukan talent pool dalam pengelolaan SDM
di BPK secara langsung dapat meningkatkan kompetensi pegawai. Peningkatan kompetensi pegawai
secara berjenjang akan mendukung pencapaian end benefit melalui manfaat-manfaat yang teridentifikasi
pada level internal proses yang saling terhubung pada rantai sebab-akibat. Sebagai contoh, pembentukan
talent pool pada bidang pemeriksaan secara langsung dapat mendukung manfaat kualitas penugasan yang
lebih baik. Kualitas penugasan pemeriksaan yang meningkat dapat bermanfaat untuk menurunkan salah
saji dalam LHP. Akibat selanjutnya mencakup risiko LHP digugat oleh pihak ketiga menurun sehingga
dapat meningkatkan persepsi kinerja atau profesionalisme Pemeriksa BPK. Keseluruhan manfaat antara
tersebut dapat menciptakan manfaat akhir dengan meningkatnya SPM BPK. Rangkaian manfaat inilah
yang pada akhirnya akan mendukung meningkatnya pemeriksaan yang berkualitas sebagai TS BPK.
Pembentukan talent pool diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan di internal BPK. Para pemimpin di BPK dapat memanfaatkan talent pool dalam pemilihan
personel untuk menjalankan tugas utama maupun tugas pendukung di BPK. Selain itu, talent pool juga
dapat digunakan para pegawai bertalenta sebagai tempat untuk meningkatkan kapasitas individunya
melalui manajemen pengetahuan yang sesuai dengan spesialisasinya. Hal ini memiliki dampak ikutan
(nurturing effect) yang bermanfaat bagi pegawai lain untuk mendapatkan pertimbangan dalam
menyelesaikan masalah dan tugasnya yang terkait dengan spesialisasi pada talent pool. Dampak yang lain
adalah masyarakat dapat mengetahui kredibilitas BPK dalam menjalankan tugas melalui pegawai-
pegawai terbaiknya sehingga dapat mematangkan posisi BPK untuk menjadi lembaga yang diteladani
dalam manajemen birokrasi modern.
Untuk merealisasikan IS pembentukan talent pool, BPK menyusun beberapa tahapan kegiatan
sekaligus mengidentifikasi keluaran, kegiatan yang dilakukan untuk memastikan keluaran tersebut
dimanfaatkan, kemampuan dengan memanfaatkan seluruh keluaran, perubahan yang diinginkan pada
level organisasi, serta satker yang terlibat pada setiap tahapan kegiatan IS. Hasil identifikasi kegiatan ini
diharapkan menjadi kegiatan utama untuk merealisasikan IS pembentukan talent pool. Namun demikian,
tidak tertutup kemungkinan akan timbul kegiatan lain yang juga turut mendukung talent pool.
Pelaksanaan IS pembentukan talent pool akan dikoordinasikan oleh Biro SDM dengan penanggung
jawab Sekretaris Jenderal. Selain itu, pelaksanaan IS melibatkan Biro TI dan Pusdiklat sebagai satker
pendukung. Biro TI berperan dalam pembentukan database talent pool yang dapat membantu
pembentukan dan penentuan Pemeriksa yang memiliki keahlian serta pemanfaatannya dalam
pemeriksaan yang relevan dengan keahliannya. Lebih lanjut, Pusdiklat menjadi satker yang selalu bekerja
sama dengan Biro SDM dalam mendukung pelaksanaan setiap kegiatan dalam implementasi IS talent
pool. Rencana implementasi IS talent pool secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
LG 2 – Mengoptimalkan Pemanfaatan TI dan Sarpras dalam Tata Kelola Organisasi
Pemanfaatan TI serta sarpras merupakan modal yang diperlukan untuk mendukung efisiensi dan
efektivitas pelaksanaan seluruh kegiatan dalam renstra. Sarpras kerja merupakan fasilitas yang secara
langsung dan tidak langsung berfungsi sebagai penunjang proses penyelenggaraan kerja pegawai dalam
meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Pengembangan fasilitas TI akan
diprioritaskan untuk mendukung seluruh proses yang perlu dilakukan di setiap strategi dalam Renstra
2016-2020 dengan mengedepankan nilai-nilai seperti efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan, kemudahan
dalam pengoperasian, konsistensi dalam pelayanan, serta keamanan.
Keberhasilan dari strategi LG 2 akan dinilai dengan indikator persentase penyelesaian integrasi
sistem informasi, pemanfaatan TI dan kepuasan pegawai atas kemanfaatan TI dan sarpras dengan target
pencapaian selama lima tahun sebagai berikut.
43
Tabel 10. Indikator Pengukuran LG 2
No IKU Target Pencapaian IKU
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase penyelesaian integrasi sistem informasi 80% 85% 90% 95% 100%
2. Persentase pemanfaatan TI 80% 85% 90% 95% 100%
3. Tingkat kepuasan pegawai atas kemanfaatan TI dan sarpras 3,50 3,65 3,80 3,95 4,10
Strategi LG 2. Mengoptimalkan Pemanfaatan TI dan Sarpras dalam Tata Kelola Organisasi
mempunyai manfaat yaitu pemanfaatan TI dan sarpras meningkat (M.3.2). Pemanfaatan TI dan sarpras
merupakan modal yang akan mendukung terealisasinya manfaat-manfaat pada level internal process dan
stakeholder expectation. Penyediaan aplikasi serta sarpras yang dibutuhkan dalam mewujudkan manfaat-
manfaat tersebut dilaksanakan melalui kegiatan IS sebagai berikut.
1. Pengembangan Sistem TI untuk tata kelola BPK
Pelaksanaan IS tersebut diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan
di internal BPK. Para pemangku kepentingan dhi. Satker BPK khususnya satker pemilik aplikasi
diharapkan dapat memahami proses bisnisnya serta keterkaitannya dengan proses bisnis satker
lainnya. Tujuan IS adalah menjamin seluruh sistem dapat saling berintegrasi di level database.
Pelaksanaan IS akan dikoordinasikan oleh Biro TI dengan penanggung jawab Sekretaris Jenderal.
Selain itu, pelaksanaan IS melibatkan seluruh satker pemilik aplikasi sebagai satker pendukung.
Rencana implementasi IS pengembangan integrasi sistem informasi di BPK dalam rangka
mewujudkan manfaat-manfaat pada internal process dan stakeholder expectation secara lebih detail
dapat dilihat pada Lampiran 3.
2. Penerapan Business Continuity
Pelaksanaan IS ini diupayakan untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan di internal
BPK. Para pemangku kepentingan dhi. Satker BPK khususnya satker pemilik aplikasi diharapkan
dapat memahami proses bisnisnya serta keterkaitannya dengan proses bisnis satker lainnya. Tujuan
IS adalah menjamin seluruh sistem dapat saling berintegrasi di level database.
Pelaksanaan IS akan dikoordinasikan oleh Biro Umum dan TI dengan penanggung jawab Sekretaris
Jenderal. Selain itu, pelaksanaan IS melibatkan seluruh satker BPK sebagai satker pendukung.
Rencana implementasi IS penyusunan business continuity secara lebih detail dapat dilihat pada
Lampiran 3.
3. Efisiensi sarpras melalui Penerapan desk sharing untuk Pejabat Fungsional Pemeriksa (PFP)
Pelaksanaan IS ini diupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan di
internal BPK. Para pemangku kepentingan dhi. PFP diharapkan dapat merasakan manfaat dari IS ini
yaitu lingkungan kerja yang nyaman, aman, dan sehat. Tujuan IS adalah untuk pemenuhan standar
ruang kerja yang nyaman.
Pelaksanaan IS akan dikoordinasikan oleh Biro Umum dengan penanggung jawab Sekretaris Jenderal.
Selain itu, pelaksanaan IS melibatkan seluruh satker pemeriksaan sebagai satker pendukung.
Rencana implementasi IS penerapan desk sharing secara lebih detail dapat dilihat pada Lampiran 3.
44
LG 3 – Menciptakan Budaya Berintegritas, Independen, dan Profesional
Budaya organisasi adalah salah satu unsur penting yang diperlukan dalam menjaga dan
meningkatkan produktivitas pegawai dan memelihara retensi pegawai pada tingkat tertinggi. Melalui
strategis ini, BPK berupaya mengembangkan budaya organisasi yang kondusif yang merupakan
implementasi dari visi, misi, dan nilai-nilai dasar BPK yaitu independensi, integritas, dan profesionalisme
dalam diri setiap pegawai yang tercermin dalam sikap dan pelaksanaan pekerjaan dan kehidupan sehari-
hari.
Strategi ini bertujuan untuk memastikan para pegawai mengetahui dan menggunakan visi, misi, dan
nilai-nilai dasar BPK sebagai acuan utama dalam berperilaku baik dalam kehidupan profesional maupun
kehidupan personalnya. Penjiwaan atas visi, misi, dan nilai dasar BPK akan menumbuhkan karakter
pegawai BPK yang diperlukan dalam menjaga kredibilitas BPK di mata para pemangku kepentingan.
Keberhasilan dari strategi ini akan diukur melalui survei atas pemahaman dan implementasi visi, misi
dan nilai dasar BPK, serta tingkat pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai dengan target pencapaian
selama lima tahun sebagai berikut.
Tabel 11. Indikator Pengukuran LG 3
No IKU Target Pencapaian IKU
2016 2017 2018 2019 2020
1. Tingkat pemahaman pegawai terhadap visi, misi, dan nilai dasar BPK 3,30 3,60 3,80 4,00 4,20
2. Tingkat implementasi nilai dasar BPK 3,00 3,25 3,50 3,75 4,00
3. Tingkat pelanggaran kode etik dan disiplin pegawai 0 % 0 % 0 % 0 % 0 %
Strategi LG 3. Menciptakan Budaya Berintegritas, Independen, dan Profesional mempunyai manfaat yaitu
meningkatnya implementasi nilai-nilai dasar di BPK (M3.3). Untuk meningkatkan integritas,
independensi, dan profesionalisme, dilakukan kegiatan-kegiatan rutin sebagai berikut.
1. Pelaksanaan reviu serta monitoring dan evaluasi atas pelanggaran disiplin pegawai.
2. Sosialisasi terkait standar sarpras.
3. Pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi atas pelanggaran kode etik pegawai.
Pelaksanaan kegiatan tersebut akan dikoordinasikan oleh Itama dan melibatkan seluruh satker.
Selain kegiatan-kegitan rutin tersebut diperlukan kegiatan-kegiatan baru yang dilaksanakan
dengan IS. IS ini bertujuan untuk mendefinisikan budaya organisasi BPK dalam konteks integritas,
independensi, dan profesionalisme. Rencana kegiatan dalam IS ini untuk mendukung perwujudan
manfaat meningkatnya implementasi nilai-nilai dasar BPK adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan Kerangka Budaya Organisasi di BPK.
2. Pelaksanaan monitoring implementasi nilai dasar BPK.
3. Reinforcement berdasarkan hasil reviu monitoring evaluasi Itama dan survei.
Rincian kegiatan secara lengkap disajikan dalam Lampiran 3.
Dengan adanya pengelolaan IS ini diharapkan penjiwaan atas visi, misi, dan nilai dasar BPK menjadi
lebih mendalam dan dapat menumbuhkan karakter pegawai yang diperlukan dalam menjaga kredibilitas
BPK di mata para pemangku kepentingan. IS Pengembangan Budaya Berintegritas, Independensi, dan
Profesional merupakan modal yang dibutuhkan untuk mewujudkan manfaat yang diinginkan, dimana
perwujudan manfaat tersebut akan menghasilkan suatu perubahan pada organisasi.
45
Pelaksanaan kegiatan ini akan dikoordinasikan oleh Direktorat PSMK. Pelaksanaan melibatkan
seluruh satker pemeriksaan, Itama, Direktorat Litbang, dan Pusdiklat sebagai satker pendukung.
Direktorat PSMK sebagai koordinator IS bertanggung jawab dalam mendorong pelaksanaan IS sehingga
manfaat-manfaat yang membutuhkan dukungan modal organisasi ini dapat terealisasi secara optimal.
Direktorat PSMK diharapkan mampu berkoordinasi dengan seluruh pihak/satker terkait pelaksanaan
kegiatan IS.
LG 4 – Memperluas Implementasi Praktik-Praktik Terbaik
Best practices dapat didefinisikan sebagai suatu cara paling efisien dan efektif untuk menyelesaikan
suatu tugas, berdasarkan suatu prosedur yang dapat diulangi yang telah terbukti manjur untuk banyak
orang dalam jangka waktu yang cukup lama. Proses untuk menyebarkan dan menularkan best practices
kepada orang lain atau satker lain disebut best practices sharing.
Kebiasaan best practices sharing dalam organisasi perlu dibangun karena terdapat kemungkinan
setiap satker dalam organisasi menghadapi masalah yang sama. Oleh karena itu, pengalaman dan
pengetahuan perlu dibagikan akan dapat memudahkan dan mempercepat penyelesaian tugas dan
pekerjaan.
Best practices sharing merupakan bagian dari modal organisasi (organizational capital) yang
dibangun dengan kerja sama (team work). Modal organisasi adalah kemampuan organisasi untuk
memobilisasi dan menjaga proses perubahan yang diperlukan untuk mengeksekusi strategi. Kerja sama
yang kuat merupakan pondasi untuk membangun organisasi yang kokoh dengan pola koordinasi dan
komunikasi yang baik. Strategi best practices sharing ini ditujukan untuk mendukung dan melengkapi
implementasi manajemen pengetahuan (knowledge management). Pengetahuan kolektif melalui
manajemen pengetahuan ini akan menjadi aset yang mempunyai potensi paling besar bagi organisasi.
Keberhasilannya manfaat ini diukur melalui persentase penyusunan best practices dan persentase
penyebaran best practices dengan target pencapaian selama lima tahun sebagai berikut.
Tabel 12. Indikator Pengukuran LG 4
No IKU Target Pencapaian IKU
2016 2017 2018 2019 2020
1. Persentase penyusunan best practices 0% 60% 70% 85% 100%
2. Persentase penyebaran best practices 0% 60% 70% 85% 100%
Strategi LG 4. Memperluas Implementasi Praktik-Praktik Terbaik mempunyai manfaat penyebaran
praktik-praktik terbaik meningkat (M.3.4). Untuk mewujudkan manfaat tersebut diperlukan kegiatan-
kegiatan baru yang dibungkus dalam suatu IS pengembangan (strategi) best practices sharing di BPK.
Kegiatan yang akan dilakukan dalam IS Implementasi Best Practice Sharing adalah sebagai berikut.
1. Penyusunan Kerangka Strategi Best Practices Sharing di BPK.
2. Pelaksanaan monitoring implementasi nilai dasar BPK.
Rincian kegiatan secara lengkap disajikan dalam Lampiran 3.
K1 – Mengoptimalkan Pemanfaatan Anggaran
Dalam Renstra 2016-2020, optimalisasi pemanfaatan anggaran dilakukan dengan menerapkan
penganggaran berbasis kinerja (PBK). PBK mengandung tiga prinsip, yaitu; (1) prinsip alokasi anggaran
program dan kegiatan didasarkan pada tugas-fungsi unit kerja yang dilekatkan pada stuktur organisasi
(money follow function); (2) prinsip alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output and outcome
oriented); dan (3) prinsip fleksibilitas pengelolaan anggaran dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas
46
(let the manager manages). Dalam model penganggaran ini, setiap penggunaan dana dalam suatu
kegiatan atau program harus dikaitkan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen
rencana kerja dan anggaran. Hal tersebut akan memudahkan bagi manajemen untuk melakukan evaluasi
kinerja dari suatu kegiatan atau program. Evaluasi kinerja berguna untuk membuktikan dan
mempertanggungjawabkan kepada masyarakat atas penggunaan anggaran yang dikelola. Selain itu,
evaluasi kinerja digunakan untuk mempelajari faktor-faktor yang menjadi pendukung atau kendala atas
pelaksanaan rencana kerja dan anggaran sebelumnya sehingga dapat menjadi bahan perbaikan kinerja di
tahun-tahun berikutnya.
Evaluasi kinerja atas anggaran dapat dilakukan melalui tiga aspek, yaitu aspek implementasi, aspek
manfaat, dan aspek konteks. Aspek implementasi menginginkan hasil berupa informasi mengenai
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian keluaran. Untuk itu, pengukuran dilakukan melalui empat aspek
yaitu tingkat kinerja anggaran atas penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan
implementasi, pencapaian keluaran, dan efisiensi.
Tabel 13. Indikator Pengukuran K 1
No IKU Target Pencapaian IKU
2016 2017 2018 2019 2020
1. Tingkat kinerja anggaran 80% 82% 85% 87% 90%
Ketersediaan anggaran merupakan modal yang akan mendukung terealisasinya manfaat-manfaat pada
level internal process dan stakeholder expectation.
Optimalisasi pemanfaatan anggaran diharapkan dapat memenuhi tingkat penilaian atas tingkat
kinerja anggaran atas penyerapan anggaran, konsistensi antara perencanaan dan implementasi,
pencapaian keluaran, dan efisiensi. Dalam mewujudkan peningkatan kualitas SPM untuk mencapai hasil
pemeriksaan BPK dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan, Biro
Keuangan menyusun strategi terkait peningkatan perencanaan dan penganggaran, serta peningkatan
kualitas pemantauan pelaksanaan anggaran. Rincian kegiatan dapat dilihat pada Lampiran 3.
Pelaksanaan kegiatan ini akan dikoordinasikan oleh Biro Keuangan dengan penanggung jawab
Sekretaris Jenderal. Selain itu, pelaksanaan kegiatan melibatkan Ditama Revbang dhi. Subdit
Perencanaan Operasional (Renop), Itama dhi. Inspektorat PIMK, dan seluruh satker.
47
BAB IV. MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi atas implementasi renstra (baik IS maupun rutin strategis) dalam Renstra
2016-2020 dilakukan secara berjenjang dari tingkat satker sampai dengan tingkat organisasi. Direktorat
PSMK bertanggung jawab atas monitoring dan evaluasi untuk memastikan proses dan pelaksanaan
kegiatan mampu mencapai target dan mendukung pencapaian TS dalam Renstra 2016-2020.
Tujuan evaluasi atas implementasi kegiatan dalam Renstra 2016-2020 adalah untuk:
1. mengetahui capaian implementasi Renstra khususnya terkait pencapaian IKU, kegiatan, keluaran,
dan kapabilitas untuk mewujudkan manfaat;
2. mengidentifikasi kegiatan inisiatif baru yang diperlukan berdasarkan hasil evaluasi implementasi
Renstra;
3. mengidentifikasikan permasalahan yang ada termasuk alternatif pemecahannya;
4. memperoleh data yang akurat untuk dimanfaatkan dalam penentuan baseline dan target kegiatan
pada periode berikutnya; dan
5. mengidentifikasikan pembelajaran dari pengalaman (lessons learned) dalam pelaksanaan Renstra.
Evaluasi yang dilakukan Direktorat PSMK meliputi empat aspek, yaitu evaluasi atas pencapaian
kegiatan, evaluasi atas pencapaian IKU, evaluasi atas pencapaian adopsi, dan evaluasi atas kebijakan
strategis. Input atas proses evaluasi ini meliputi data laporan bulanan satker, hasil survei, hasil
penghitungan atas ketercapaian IKU, hasil evaluasi diklat, dan hasil reviu Itama yang dapat diolah melalui
sistem aplikasi yang tersedia di BPK. Hasil evaluasi secara internal dapat dimanfaatkan oleh Pimpinan
BPK dalam mengambil keputusan dan kebijakan terkait pengembangan organisasi. Sementara itu, secara
eksternal hasil evaluasi tersebut dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah dalam rangka menilai akuntabilitas
BPK sebagai pengelola keuangan negara. Kerangka mekanisme evaluasi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 19. Mekanisme Evaluasi
48
a. Mekanisme komunikasi dan koordinasi
Kegiatan komunikasi dan koordinasi dalam rangka monitoring dan evaluasi dilakukan oleh
Direktorat PSMK dengan satker-satker atau internal satker secara berkala agar memperoleh hasil yang
optimal dalam pelaksanaan kegiatan (baik IS maupun rutin strategis) serta terjalin keselarasan dengan
tujuan organisasi. Komunikasi dan koordinasi antara Direktorat PSMK dan satker terkait dilakukan
melalui berbagai kegiatan meliputi rapat teknis, Forum Eselon 1, Rapat Koordinasi Pelaksana BPK
(Rakor), Rapat Kerja Pelaksana BPK (Raker), Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) di tingkat satuan kerja
Eselon 1. Selain melalui mekanisme koordinasi tersebut, berbagai mekanisme komunikasi yang dapat
digunakan dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan antara lain adalah intranet, sosialisasi,
helpdesk, maupun melalui penyebaran informasi di media cetak internal.
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan tema dan fokus pemeriksaan yang merupakan kebijakan
pemeriksaan 2016-2020, monitoring dan evaluasi akan dijalankan oleh Direktorat PSMK selaku sentra
koordinasi fokus pemeriksaan. Adapun tugas Direktorat PSMK dalam hal ini adalah memfasilitasi
penyusunan business case fokus pemeriksaan, menyelenggarakan Forum Eselon I yang membahas
tentang fokus pemeriksaan dan penentuan pemeriksaan koordinatif setiap tahun, serta memantau
perkembangan pemeriksaan sesuai dengan data dan informasi yang disampaikan oleh AKN Koordinator
pada Direktorat PSMK. Dalam kerangka QA, monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan oleh Itama
sebagai pelaksanaan tusi dalam bentuk reviu atas pemeriksaan setiap tahunnya guna memberikan
masukan atas pola pelaksanaan suatu fokus pemeriksaan.
b. Aplikasi TI dalam Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi didukung oleh berbagai aplikasi yang tersedia di BPK,
meliputi:
1. SiMANIS (Sistem Informasi Manajemen IS), yaitu aplikasi yang digunakan untuk memantau
perkembangan pelaksanaan kegiatan, anggaran, dan keluaran IS;
2. SiMAK (Sistem Informasi Manajemen Kinerja), yaitu aplikasi yang digunakan untuk memantau
pencapaian IKU pada level satker dan BPK wide;
3. SMP (Sistem Manajemen Pemeriksaan), yaitu aplikasi yang mengintegrasikan dan menyeragamkan
pengelolaan tahapan kegiatan pemeriksaan BPK meliputi pengelolaan Rencana Kerja Pemeriksaan,
perencanaan, pelaporan, pemantauan tindak lanjut, dan evaluasi;
4. SiRKSP (Sistem Informasi Rencana Kerja Satker Penunjang), yaitu aplikasi untuk memantau
realisasi anggaran dan keluaran kegiatan-kegiatan pada satker penunjang di BPK.
Pelaporan
Dalam rangka pelaporan kegiatan implementasi Renstra yang terdiri dari kegiatan IS dan rutin
strategis, satker melaporkan kegiatan-kegiatan tersebut dalam laporan bulanan kegiatan yang rutin
dikirimkan ke Direktorat PSMK. Untuk melengkapi kebutuhan data dan informasi terkait kegiatan-
kegiatan tersebut yang tidak dapat diakomodir dalam formulir laporan bulanan kegiatan, Direktorat
PSMK akan mengatur mengenai hal-hal tambahan yang harus dimuat dalam laporan bulanan. Dengan
disatukannya bentuk pelaporan dari satker untuk kegiatan IS dan rutin strategis kedalam laporan rutin
bulanan diharapkan duplikasi yang berujung penambahan kerjaan dapat dihindari.
Laporan bulanan yang disampaikan oleh satker Pelaksana kepada Direktorat PSMK menjadi bahan
dalam pembuatan laporan implementasi Renstra atas progres pelaksanaan IS, kegiatan rutin strategis,
dan kegiatan pengubahan. Dalam menyusun laporan implementasi Renstra, Direktorat PSMK
berkoordinasi dengan satuan-satuan kerja pelaksana untuk memantau dalam hal terdapat kendala-
kendala yang dapat mempengaruhi pencapaian target serta rencana aksi dan tindak lanjut atas kendala-
kendala tersebut. Laporan Implementasi Renstra disusun setiap triwulan berdasarkan laporan bulan dari
satker tersebut dan dilengkapi dengan hasil koordinasi dengan satker terkait kendala dan solusinya serta
hasil survei ADKAR apabila tersedia.
49
Reviu dan Revisi
Sebagaimana dijelaskan dalam Renstra 2016-2020, BPK dapat melaksanakan reviu atas substansi Renstra
untuk memastikan kesesuaian dan relevansi Renstra dengan perkembangan kondisi internal maupun
eksternal BPK yang dapat mengubah rumusan TS, SS, arah kebijakan, strategi atau rumusan IKU dan
targetnya. Dalam hal perubahan atas substansi Renstra tersebut mempengaruhi rencana
implementasinya, maka penyesuaian dan revisi akan dilakukan terhadap RIR ini.
50
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
51
DAFTAR ISTILAH
Istilah Definisi
Ability (ADKAR) Kemampuan untuk mengimplementasikan keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan untuk melakukan pengubahan.
ADKAR Metode pengelolaan proses pengubahan yang digunakan oleh BPK yang terdiri dari lima elemen, yaitu Awareness, Desire, Knowledge, Ability, and Reinforcement.
Arah Kebijakan Pendekatan dalam memecahkan masalah yang penting dan mendesak untuk segera dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran strategis.
Awareness (ADKAR) Kesadaran tentang kebutuhan untuk berubah dan manfaat dari adanya perubahan.
Benefit Manfaat yang diperoleh dan dirasakan dari pelaksanaan sasaran strategis.
Best practice (Praktik Terbaik) Praktik-praktik yang sudah berlangsung di suatu satker dan telah dibuktikan dapat memberikan manfaat bagi satker dan para pelaksananya, serta berpotensi bermanfaat bagi satker lainnya.
Benefit Realization Model/BRM Model realisasi manfaat yang menggambarkan proses pengorganisasian dan pengelolaan kegiatan rutin dan inisiatif dalam memperoleh kapabilitas sehingga potensi manfaat dari suatu perubahan akan dapat diraih.
Budaya Organisasi Sistem nilai bersama dalam suatu organisasi yang menjadi acuan bagaimana para pegawai melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan atau cita-cita organisasi. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai visi, misi, dan nilai-nilai dasar organisasi.
Business Case Dokumen perencanaan yang menggambarkan langkah (roadmap) yang akan dilakukan dalam pengelolaan inisiatif strategis serta pengelolaan tema dan fokus pemeriksaan.
Cascading Proses penurunan sasaran-sasaran strategis beserta IKU-nya ke level yang lebih rendah dalam rangka penyelarasan (alignment) kegiatan-kegiatan strategis satker eselon I dan eselon II yang berkontribusi langsung terhadap pencapaian tujuan.
Desire (ADKAR) Keinginan atau kemauan untuk berpartisipasi dan mendukung proses pengubahan.
Enabler Sesuatu yang dapat dikembangkan/ dibangun/ diperoleh yang bersifat mendorong, dan umumnya melekat pada lingkup eksternal di mana manfaat akan direalisasikan.
Entitas Pemeriksaan Satker pemerintah yang diperiksa oleh BPK.
Fokus Pemeriksaan Program pembangunan yang akan disimpulkan pada akhir periode renstra sehingga menjadi prioritas pemeriksaan.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan
Hubungan yang berkualitas dengan para pemangku kepentingan, dengan harapan akan tercipta relasi yang langgeng.
52
Istilah Definisi
Indikator Kinerja Utama (IKU) Ukuran-ukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kinerja terhadap sasaran strategis yang telah ditetapkan.
Inisiatif Strategis (IS)
Kegiatan proyek yang saling terkait dengan beberapa Satker, dan memengaruhi secara langsung capaian manfaat yang diukur melalui IKU BPK wide.
Insight Berkontribusi ke dalam (internal) dhi. terkait dengan kebijakan dan masalah publik, best practices, dan hubungan lintas sektor dalam pemerintahan.
Internal Process (IP) Perspektif balanced score card yang memuat strategi untuk menyempurnakan fungsi-fungsi strategis organisasi dalam mewujudkan outcome/manfaat.
Kapabilitas (Capability) Hasil yang diharapkan terwujud dari pemanfaatan seluruh keluaran kegiatan untuk mewujudkan suatu manfaat.
Kegiatan Kegiatan atau proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara untuk menghasilkan suatu produk, layanan, atau hasil yang unik. Sifat sementara dari kegiatan menunjukkan adanya awal dan akhir pekerjaan. Umumnya kegiatan/proyek adalah untuk menghasilkan suatu produk yang bersifat jangka panjang.
Knowledge (ADKAR) Pengetahuan akan informasi tentang bagaimana berubah atau bagaimana cara melakukan pengubahan.
Learning and Growth (LG) Perspektif balanced score card yang memuat strategi pengembangan sumber daya dan kesiapan modal yang miliki organisasi dalam rangka penyempurnaan fungsi-fungsi strategis untuk mewujudkan outcome/manfaat.
Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)
Upaya terstruktur dan sistematis dalam mengembangkan dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk membantu proses pengambilan keputusan bagi peningkatan kinerja organisasi (Peraturan Menteri PANRB Nomor 14 Tahun 2011).
Manfaat-langsung (direct benefit)
Manfaat-langsung yang merupakan manfaat yang mendorong/berkontribusi secara langsung atas perwujudan dari manfaat antara (intermediate benefit).
Manfaat-antara (intermediate benefit)
Manfaat-antara yang merupakan manfaat yang didukung dan mendukung/ berkontribusi dalam perwujudan manfaat lainnya untuk mencapai end benefit.
Manfaat-bersama (joint benefit) Manfaat-bersama yang memberikan kontribusi perwujudan manfaat antara (intermediate benefits) di kedua tujuan strategis, yaitu tujuan strategis 1 dan tujuan strategis 2.
Manfaat-akhir (end benefit) Manfaat-akhir yang merupakan manfaat yang terwujud dari adanya keberhasilan perwujudan manfaat antara (intermediate benefit) dan manfaat langsung (direct benefit). Manfaat ini telah mendekati pencapaian dari tujuan strategis.
Misi Misi adalah gambaran dari tujuan dan usaha organisasi yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan pencapaian visi.
53
Istilah Definisi
Modal organisasi (organizational capital)
Kemampuan organisasi untuk memobilisasi dan menjaga proses pengubahan yang diperlukan untuk mengeksekusi strategi.
Outcome Dampak/hasil yang diperoleh dan diinginkan, sebagai hasil dari aktivitas atas kapabilitas yang terbentuk dalam mendukung perwujudan manfaat
Output Keluaran (tangible atau intangible) yang dihasilkan dari kegiatan yang telah dilakukan, baik itu kegiatan rutin ataupun inisiatif.
Oversight Berkontribusi keluar dhi. memastikan entitas pemerintah, dalam upaya mendorong pemberantasan korupsi, meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan ekonomi negara
Pengelolaan keuangan negara Keseluruhan kegiatan pejabat pengelolaan keuangan negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggung jawaban.
Pengelolaan proyek
(project management/ installation)
Tindakan atau kegiatan yang dilakukan untuk memastikan bahwa keluaran terjadi dan dapat digunakan atau dimanfaatkan oleh pengguna keluaran.
Pengubahan (adoption) Tahapan penyiapan orang-orang (pegawai) dengan tujuan agar mereka bisa beraktivitas dengan memanfaatkan keluaran yang dihasilkan oleh proyek (installation).
Peta Perwujudan Manfaat Penjabaran dari Peta Strategi yang menggambarkan hubungan sebab-akibat dari pelaksanaan strategi dalam rangka pencapaian TS.
Peta Strategi Media yang digunakan untuk mengomunikasikan strategi-strategi yang dipilih organisasi untuk mewujudkan tujuan dan visi organisasi dalam lima tahun kepada seluruh unit dan satker.
Reformasi Birokrasi (RB) Salah satu upaya pemerintah untuk mencapai tata kelola yang baik dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya manusia aparatur.
Reinforcement (ADKAR) Tindakan atau kegiatan untuk memastikan dan melanjutkan pengubahan agar tetap berjalan dalam mencapai manfaat yang diinginkan.
(Kegiatan) Rutin Kegiatan berdasarkan tusi satker sebagaimana telah diatur dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK) sehingga menghasilkan keluaran yang mampu meningkatkan kapabilitas seluruh pegawai BPK.
Rutin Strategis Kegiatan rutin yang memiliki dampak besar dalam menghasilkan kapabilitas untuk mendukung perwujudan manfaat di BPK. Oleh karena itu perlu untuk lebih dioptimalkan, terutama dalam kegiatan pengubahan.
54
Istilah Definisi
Sasaran Strategis (SS) Hasil yang tepat dan dapat diukur yang mendukung pencapaian tujuan strategis. Pernyataan sasaran strategis menggambarkan bagaimana suatu tujuan strategis dapat dicapai.
Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM)
Sistem yang ditetapkan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu badan pemeriksa telah mengatur SPM secara memadai dan menyelenggarakannya secara efektif.
Sistem Pengendalian Mutu (SPM)
Sistem yang dirancang untuk memperoleh keyakinan yang memadai bahwa BPK dan pelaksanaannya mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan, standar pemeriksaan, serta laporan yang dihasilkan sesuai dengan kondisi yang ditemukan.
Strategi Langkah-langkah pelaksanaan arah kebijakan untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis.
Tujuan pemeriksaan strategis tentatif (tentative strategic audit objective)
Tujuan pemeriksaan yang ditetapkan berdasarkan elemen-elemen dasar dari suatu fokus pemeriksaan yang kemudian akan diuraikan lebih lanjut menjadi TAO pada tingkat penugasan pemeriksaan (audit engagement).
Talent pool Sekumpulan pegawai yang memiliki keahlian pada area-area spesifik yang diperlukan untuk melaksanakan strategi BPK.
Target Hasil dan satuan hasil yang direncanakan akan dicapai dari setiap indikator kinerja.
Tata kelola yang baik Seperangkat proses bisnis dan mekanisme kerja yang diberlakukan dalam organisasi.
Tema pemeriksaan Sub dimensi pembangunan pada RPJMN di mana program-program pembangunan pemerintah yang menjadi fokus pemeriksaan dinilai keberhasilannya.
Tujuan Strategis (TS) Tujuan strategis merupakan kumpulan mini-purposes yang digunakan untuk mencapai tujuan utama (ultimate purpose) organisasi yang dinyatakan dalam pernyataan misi dan mengarahkan terwujudnya visi organisasi.
Visi Visi adalah gambaran masa depan yang ingin diciptakan oleh organisasi dan merupakan jawaban atas pertanyaan “seperti apa kesuksesan itu menurut organisasi?”. Pernyataan visi menggambarkan keadaan masa depan dari suatu organisasi yang berisikan cita dan citra yang akan diwujudkan organisasi.
55
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1. HASIL EVALUASI IS ATAS PELAKSANAAN RENSTRA 2011-2015
LAMPIRAN 2. PETA PERWUJUDAN MANFAAT
LAMPIRAN 3. DAFTAR KEGIATAN PENDUKUNG MANFAAT
LAMPIRAN 4. MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN 2016-2020
56
Halaman ini sengaja dikosongkan
This page is intentionally left blank
Lampiran 1
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
1 1.1 Peningkatan pengelolaan
pemantauan Tindak Lanjut
Hasil Pemeriksaan
p 5 5 100% 100% - - Tahun 2015, telah dilakukan survei ADKAR (dengan skala 1-4) untuk
pemanfaatan aplikasi SiPTL yang digabung dalam survei pemanfaatan
SMP/SiAP (IS 2.3). Hasil survei dapat dilihat dalam penjelasan IS 2.3.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi
juklak TLHP dan mekanisme penilaian validitas rekomendasi
pemeriksaan, coaching (mendukung sponsorship ) oleh pejabat Eselon I
dan II pada pejabat struktural dan fungsional dibawahnya terkait
peningkatan pemahaman mekanisme persetujuan, dan coaching oleh
Direktorat EPP saat penginputan dan pemutakhiran data TLRHP dalam
aplikasi SMP, serta training mekanisme pemantauan TLHP. Berdasarkan
evaluasi atas kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan, masih dijumpai
permasalahan yaitu Pemeriksa belum mengikuti panduan TLHP yang ada,
sehingga kegiatan pengubahan perlu untuk ditingkatkan dalam kegiatan
rutin-strategis pada Renstra 2016-2020.
Rutin-strategis pada Manfaat 1.7
"Kualitas tata kelola pemantauan
TLHP meningkat"
2 1.2 Peningkatan mutu
hubungan kelembagaan
BPK dengan pemangku
kepentingan
- Memetakan arah kegiatan pemeriksaan yang akan
dilakukan, tema-tema pemeriksaan yang penting untuk
didalami, dan permintaan pemeriksaan yang mungkin
akan terjadi
- Melakukan analisis institusional untuk mengetahui peta
kekuatan dan posisi BPK di mata pemangku kepentingan
dan organisasi yang lain secara menyeluruh
- Mengembangkan saluran komunikasi yang baru seperti
Pusat Pengelola Informasi dan Dokumentasi BPK (PPID
BPK); memperluas MoU dengan para pemangku
kepentingan; dan meningkatan kegiatan public
awareness melalui media visit, talk show , kegiatan BPK
Goes to Campus , penyusunan Laporan Tahunan BPK, dan
pengembangan laman (website ) BPK
- Mengembangkan format hasil pemeriksaan, baik LHP
maupun IHPS, yang lebih sederhana dan mudah
dimengerti para pemangku kepentingan
69 54 100% 83.25% 4,413,056,973 2,779,139,539 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi POS
dan kegiatan training mekanisme pengelolaan PIK. Dari hasil evaluasi,
diketahui bahwa dari sisi pengelolaan pengubahan masih belum optimal.
Hal ini disebabkan keluaran (dari sisi proyek) yang dihasilkan belum
merupakan keluaran utama dari IS ini, sehingga peningkatan kapasitas
melalui kegiatan pengubahan belum optimal. Diharapkan kegiatan
tersebut dapat ditingkatkan melalui kegiatan rutin-strategis pada
Renstra 2016-2020.
Rutin-Strategis pada Manfaat 1.3
"Peningkatan kualitas
komunikasi dan kerjasama
dengan pemangku kepentingan
meningkat"
3 2.1 Peningkatan mutu
perencanaan pemeriksaan
Mengembangkan mekanisme perencanaan pemeriksaan
yang akan ditetapkan secara formal sehingga dapat
memiliki kekuatan mengikat kepada semua pihak terkait.
3 3 100% 100% 1,431,185,000 1,012,253,131 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan belum teridentifikasi karena
belum mendapat data pelaporan dari satker pengelola IS. Hal ini
mencerminkan bahwa pengelolaan pengubahan belum optimal. Salah
satu penyebabnya adalah keluaran utama dari IS, dhi. kebijakan
pemeriksaan 2011-2015, belum digunakan Pemeriksa dalam melakukan
perencanaan operasional. Hal tersebut menyebabkan masih
diperlukannya kegiatan pengubahan untuk mengawal pemanfaatan
kebijakan pemeriksaan sebagai bentuk perencanaan strategis
pemeriksaan, diharapkan kegiatan tersebut dapat dilakukan melalui
kegiatan rutin stategis pada Renstra 2016-2020.
Rutin-Strategis pada manfaat 1.6
"Kualitas perencanaan
pemeriksaanmeningkat, relevan,
dan andal"
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
57
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
4 2.2 Penerapan e-Audit - Meningkatkan efisiensi kegiatan pemeriksaan
dari sisi waktu, SDM, maupun anggaran/keuangan.
- Meningkatkan efektivitas pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan dengan data dan informasi yang lebih
relevan, akurat, lengkap, dan valid
- Membentuk pusat data pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara baik berupa data keuangan
maupun data nonkeuangan
- Penerapan konsep link and match data entitas
pemeriksaan
4566 4474 100% 93% 72,351,040,000 64,435,377,642 Tahun 2012, 2013, dan 2015, telah dilakukan survei ADKAR pada wilayah
barat, timur, dan pusat terkait penerapan e-Audit, hasil rata-rata
organisasi secara berurutan di setiap tahun survei adalah (2012) tingkat
Ability pada penerapan e-Audit masih rendah, (2013) pengisian data
kedalam data center masih rendah terutama pada tingkat Awareness,
Desire dan Knowledge, dan (2015) pemanfaatan portal e-Audit masih
belum optimal. Permasalahan mendasar: keterbatasan akses terhadap
data/informasi yang tersedia di portal dan komunikasi dari Biro TI
sebesar 42% meski observasi atas Dukungan TI menunjukkan hasil rata-
rata di atas 50 % atas sarpras TI yang telah mendukung pemanfaatan
portal e-Audit.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi
portal e-Audit, kegiatan sponsorship oleh pimpinan dalam bentuk MoU,
dan kegiatan training peningkatan kapasitas pelaksanaan e-Audit.
Berdasarkan evaluasi, ditemukan terdapat kendala dalam pelaksanaan
kegiatan pengubahan seperti ketidaksesuaian target group sosialisasi,
tidak adanya knowledge sharing dari peserta sosialisasi dilingkungan
kerja, dan tim implementasi e-Audit satker tidak diberikan waktu dan
tenaga sesuai kebutuhan. Oleh karena itu, masih diperlukan kegiatan
pengubahan terkait peningkatan penggunaan e-Audit. Diharapkan
kegiatan ini dapat ditingkatkan pada Kegiatan Rutin-Strategis pada
Renstra 2016-2020.
Rutin-Strategis pada Manfaat 2.2
"Kualitas penugasan
pemeriksaan meningkat"
Kegiatan Rutin-Strategis:
- Peningkatan pemanfaatan
Portal e-Audit terkait proses
pemeriksaan
5 2.3 Optimalisasi pemanfaatan
Sistem Manajemen
Pemeriksaan (SMP)
- Mendorong peningkatan pemanfaatan modul-modul
pemeriksaan dalam SMP sehingga proses manajemen
pemeriksaan dapat terdokumentasi dengan baik
- Pemanfaatan modul perencanaan untuk merevisi RKP
oleh seluruh auditorat dan perwakilan
- Penggunakan modul pelaksanaan pemeriksaan untuk
perekaman/penerbitan surat tugas dan program
pemeriksaan secara elektronis serta mengunggah
temuan pemeriksaan dan LHP oleh seluruh auditorat dan
perwakilan.
- Optimalisasi pemanfaatan modul pemantauan tindak
lanjut, khususnya untuk pemantauan status penyelesaian
tindak lanjut atas rekomendasi hasil pemeriksaan,
integrasi data sistem informasi kerugian negara/daerah
(SIKAD), dan pemanfaatan matriks IHPS oleh Direktorat
EPP - Pengembangan dan pemanfaatan modul evaluasi
dan pemantauan.
13 12 100% 98.5% 14,327,444,700 9,235,352,788 Tahun 2012, dilakukan survei ADKAR pada wilayah barat, timur, dan
pusat untuk melihat tingkat ADKAR dalam optimalisasi pemanfaatan
SMP, hasil rata-rata organisasi yang diperoleh bahwa tingkat Awareness
cukup tinggi.
Tahun 2015, dilakukan survei ADKAR kembali terkait pemanfaatan
aplikasi SMP dan SiAP-LK. Hasil rata-rata organisasi, dengan sebaran
yang cukup merata pada wilayah barat, timur, dan pusat, diperoleh
bahwa tingkat Desire rendah.
Permasalahan mendasar adalah keterbatasan akses informasi dan
komunikasi informasi tentang SMP/SiAP.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi (komunikasi)
fitur SMP dan coaching berupa helpdesk penggunaan aplikasi SMP. Dari
hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan
pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
6 2.4 Pemanfaatan Kantor
Akuntan Publik (KAP)
untuk memeriksa untuk
dan atas nama BPK
- Memberikan fokus pada perluasan cakupan
pemeriksaan sesuai dengan amanat konstitusi. Perluasan
cakupan sebagaimana dimaksud adalah melakukan
pemeriksaan laporan keuangan untuk seluruh entitas.
- Memastikan mutu pekerjaan KAP dan tindak lanjut atas
hasil pemeriksaan KAP tetap terjaga dengan baik.
13 11 90% 94.2% 587,141,000 462,183,500 Berdasarkan hasil Lanjutan Implementasi Renstra (LIR) 2011-2015,
kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi dan
sponsorship (building coalition ) dalam bentuk roadshow ke Anggota
dan sidang badan, sponsorship dalam Raker, dan training tahunan di
pusdiklat. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian
kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
58
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
7 2.5 Peningkatan efektivitas
penerapan Risk Based
Audit (RBA) dalam
Pemeriksaan Laporan
Keuangan
- Penyeragaman persepsi dan pemahaman Pemeriksa
terhadap konsep RBA dalam pemeriksaan LKPD
- Penyusunan profil dan peta risiko seluruh entitas
pemeriksaan di setiap BPK perwakilan
14 13 100% 99.7% 2,085,972,000 338,338,600 Tahun 2014, dilakukan survei ADKAR (skala 1-4) terkait penerapan RBA
dengan hasil rata-rata organisasi yang diperoleh adalah tingkat rata-rata
semua dimensi ADKAR masih berada di kategori rendah. Berdasarkan
hasil wawancara pasif diperoleh data bahwa tiga kendala utama yang
dirasakan dalam penerapan RBA adalah (1) Komitmen penerapan RBA,
(2) Kecukupan waktu, dan (3) Penguasaan RBA.
Kegiatan pengubahan yang telah dilaksanakan berupa sosialisasi juklak,
pelatihan rutin pusdiklat, coaching via helpdesk TPP LKPP/D, dan
sponsorship pada diklat peran (PT dan KTY/KTS). Dari hasil evaluasi,
diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
8 2.6 Peningkatan kapasitas
Pemeriksaan Kinerja
Menyempurnakan juklak terkait pemeriksaan kinerja dan
melengkapinya dengan juknis-juknis yang relevan dan
diperlukan untuk dapat memberikan pedoman dan
panduan yang cukup bagi para Pemeriksa dalam
melaksanakan pemeriksaan kinerja
13 12 100% 90.4% 3,709,486,000 2,025,767,510 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi dalam
bentuk sosialisasi tentang juklak dan juknis, serta training terkait
mekanisme pemeriksaan kinerja. Dari hasil evaluasi diperoleh
kesimpulan bahwa pengelolaan kegiatan pengubahan kurang optimal
terutama terkait keluaran utama (kegiatan proyek) masih belum selesai
sampai dengan TW IV tahun 2015. Oleh karena itu, masih diperlukan
kegiatan pengubahan untuk mengawal dan mengoptimalkan
pemanfaatan keluaran yang dihasilkan. Diharapkan kegiatan tersebut
dapat ditingkatkan melalui kegiatan rutin-strategis pada Renstra 2016-
2020.
Rutin-Strategis pada Manfaat 1.5
"Hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu memenuhi
harapan dan kebutuhan
Pemangku Kepentingan"
Kegiatan Rutin-Strategis:
1. Pengembangan kapasitas
pemeriksaan kinerja
2. Penyusunan kajian penelitian
pemeriksaan kinerja
3. Peningkatan jumlah
pemeriksaan kinerja
9 2.7 Peningkatan kapasitas
Pemeriksaan Investigatif
- Peningkatan kualitas dan kemampuan Pemeriksa
investigatif
- Penyempurnaan juklak dan juknis terkait pemeriksaan
investigatif
- Penataan kelembagaan pelaksana pemeriksaan
investigatif, pengembangan pemeriksaan yang
berorientasi pada fraud assesment dalam rangka menilai
kualitas fraud control system yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan entitas yang diperiksa
16 14 100% 93.4% 4,608,950,000 2,269,224,291 Proyek RIR 2011-2015 ditutup
10 2.8 Peningkatan kapasitas
Pemeriksaan dengan
Perspektif Lingkungan
Meningkatkan kualitas dan memperluas cakupan
pemeriksaan berperspektif lingkungan melalui
pengembangan aspek kelembagaan, aspek tata kelola,
dan aspek sumber daya
7 7 100% 100% 2,438,899,000 720,541,450 Proyek RIR 2011-2015 ditutup
11 2.9 Peningkatan kapasitas
PDTT
- Memberikan keseragaman pemahaman mengenai PDTT
dan kejelasan posisi PDTT
- Menyediakan suatu perencanaan PDTT yang
komprehensif untuk lima tahun ke depan
9 9 100% 94.83% 2,187,355,000 1,723,520,542 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi dengan
mengunggah pada portal litbang dan siska, diklat berupa penyiapan
bahan training untuk pusdiklat, sponsorship berupa building coalition
tentang PDTT pada pimpinan, dan coaching pada Pemeriksa terkait
PDTT. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian
kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
Tahun 2012, dilakukan survei ADKAR terkait peningkatan kapasitas audit
investigatif dan lingkungan pada BPK perwakilan dan AKN diwilayah
barat, timur, dan pusat. Hasil rata-rata organisasi yang diperoleh adalah
tingkat Awareness , Desire , Knowledge , dan Ability cukup tinggi,
sedangkan Reinforcement masih perlu ditingkatkan.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan untuk IS 2.8 yaitu berupa
training terkait pemeriksaan berperspektif lingkungan. Sedangkan
kegiatan pengubahan yang telah dilakukan untuk IS 2.7 yaitu sosialisasi
terkait peraturan pemeriksaan investigatif dan training investigasi dan
perhitungan kerugian negara/daerah. Dari hasil evaluasi, diperoleh
kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
59
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
12 2.10 Peningkatan mutu
pelaporan hasil
pemeriksaan
- Menjalankan upaya terkait peningkatan kualitas hasil
pemeriksaan, termasuk di dalamnya peningkatan atas
kualitas rekomendasi yang disampaikan
- Melakukan pengukuran untuk mengetahui tingkat
kemanfaatan laporan pemeriksaan BPK dalam memenuhi
harapan para pemangku kepentingan
- Menentukan tata cara yang tepat dalam meralat LHP
yang sudah disampaikan kepada entitas yang diperiksa
13 10 100% 93.4% 3,773,878,000 1,454,630,300 Tahun 2012, dilakukan survei ADKAR (dengan skala 1-5) pada perwakilan
dan AKN diwilayah barat, timur, dan pusat dengan hasil rata-rata
organisasi yang diperoleh adalah tingkat Awareness, Desire, Knowledge,
dan Ability cukup tinggi, sedangkan Reinforcement masih perlu
ditingkatkan.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi dalam
bentuk sosialisasi dan nota dinas format LHP, serta kegiatan
pendampingan (coaching) dalam penyusunan matrik IHPS dan LHP
berkualitas, dan juga pelatihan di pusdiklat. Berdasarkan evaluasi,
diperoleh hasil bahwa kegiatan pengubahan masih diperlukan.
Diharapkan kegiatan tersebut dapat ditingkatkan melalui kegiatan rutin-
strategis pada Renstra 2016-2020.
Rutin-Strategis pada Manfaat 2.2
"Kualitas penugasan
pemeriksaan meningkat"
Kegiatan Rutin-Strategis:
1. Pelaksanaan pemerolehan
keyakinan mutu pemeriksaan
2. Pelaksanaan Quality
Assurance (QA) oleh PSP, Itama,
Direktorat EPP, dan Peer Review
3. Pelaksanaan pemerolehan
keyakinan mutu pemeriksaan
melalui pemeriksaan
pemerolehan keyakinan mutu
4. Pemberian layanan konsultasi
dalam aspek pengendalian mutu
pemeriksaan
5. Pemantauan Tindak Lanjut
Hasil Reviu Pemerolehan
keyakinan mutu
13 2.11 Peningkatan kualitas
pemberian keterangan
ahli
Penyempurnaan kelembagaan, tata laksana, dan
peningkatan SDM yang akan membantu pelaksanaan
kewenangan pemberian keterangan ahli.
Penyempurnaan tata laksana pemberian keterangan ahli
mencakup perluasan lingkup pemberian keterangan ahli
(tidak hanya terkait dengan kerugian negara/daerah),
penyertaan nama ahli kepada pemohon, pendelegasian
wewenang Badan kepada BPK perwakilan dalam
penunjukkan ahli, dan kriteria.
pegawai yang dapat ditetapkan untuk menjadi ahli.
1 1 100% 100% 270,453,000 270,453,000 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi berupa
sosialisasi POS dan penyelenggaraan moortcourt, sponsorship Kaditama
dalam workshop, dan training terkait pemberian keterangan ahli di
Pusdiklat. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa kegiatan
pengubahan masih diperlukan. Diharapkan kegiatan tersebut dapat
ditingkatkan melalui kegiatan rutin-strategis pada Renstra 2016-2020.
14 2.12 Peningkatan kualitas
pemberian bantuan
hukum
- Mengintensifkan pemberian bantuan hukum kepada
semua pihak yang berhak melalui: peningkatan
pemahaman atas aspek hukum dalam
pemeriksaan, peningkatan pelayanan bantuan hukum,
dan peningkatan sinergi dengan pihak-pihak yang terkait
- Memberikan rasa aman dan kepastian hukum kepada
Anggota BPK atau mantan Anggota BPK, Pelaksana BPK,
dan pegawai BPK lainnya baik yang masih aktif maupun
yang purna tugas, atau pihak lain yang bekerja untuk dan
atas nama BPK sehubungan dengan adanya hak dan
kewajiban dalam pelaksanaan tugas dan wewenangnya
5 4 100% 98.67% 1,022,963,000 907,920,748 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi terkait
peraturan pemberian bantuan hukum, coaching pada para eselon dalam
bentuk penyuluhan hukum, dan training mekanisme bantuan hukum.
Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil bahwa kegiatan pengubahan masih
diperlukan. Diharapkan kegiatan tersebut dapat ditingkatkan melalui
kegiatan rutin-strategis pada Renstra 2016-2020.
15 2.13 Peningkatan kualitas
manajemen Kertas Kerja
Pemeriksaan (KKP)
Peningkatan manajemen KKP:
- Pengelolaan KKP
- Merancang dan mengembangkan pengelolaan KKP
(pascapemeriksaan) secara elektronik
3 2 100% 76% 783,756,000 682,986,000 Tahun 2014, dilakukan survei ADKAR (dengan skala 1-4) terkait
manajemen KKP dengan hasil rata-rata yang diperoleh organisasi adalah
tingkat Desire, Knowledge, dan Ability masih rendah (2.71). Dalam hal
ini, masih perlu kegiatan pengubahan yang bersifat intensif untuk
memastikan kenaikan dimasing-masing dimensi ADKARnya.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi
(komunikasi) POS pengelolaan KKP. Berdasarkan hasil evaluasi, diperoleh
kesimpulan bahwa kegiatan pengubahan yang dilakukan masih belum
optimal terutama untuk mengawal pemanfaatan keluaran atas IS ini.
Diharapkan kegiatan pengubahan tersebut dapat ditingkatkan melalui
kegiatan rutin-strategis pada Renstra 2016-2020.
Rutin-Strategis pada Manfaat 2.2
"Kualitas penugasan
pemeriksaan meningkat"
Kegiatan Rutin-Strategis:
- Pemberian reward atas
penilaian LHP berkualitas
(mencakup penilaian KKP-nya)
dengan reinforcement terkait
peningkatan penyusunan KKP
kepada tim pemeriksa
Rutin-Strategis pada Manfaat 1.4
"Pemenuhan wewenang BPK
meningkat"
Kegiatan Rutin-Strategis:
- Peningkatan kualitas
pendampingan pemberian
keterangan ahli
60
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
16 2.14 Peningkatan
pemberdayaan Aparat
Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) dalam
pelaksanaan wewenang
dan tanggung jawab BPK
Pengembangan hubungan kerja yang konstruktif terkait
dengan pelaksanaan pemeriksaan intern yang menjadi
tugas utama APIP
5 5 100% 100% 20,124,854,000 18,621,483,988 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi dalam
bentuk workshop terkait pemberdayaan APIP, sponsorship pada FGD
pemeriksaan kinerja APIP, dan training. Dari hasil evaluasi, diperoleh
kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
17 3.1 Optimalisasi pemberian
Pendapat BPK
Penetapan perangkat peraturan/pedoman/acuan dalam
pelaksanaan pemberian pendapat, termasuk di dalamnya
mekanisme hubungan kerja auditorat dan perwakilan
dengan Direktorat EPP dalam mengajukan usulan
pemberian pendapat
2 1 100% 92.5% 386,465,000 153,875,000 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi pada Badan,
komunikasi pembahasan keseragaman penyusunan konsep bahan
pendapat dengan satker terkait, dan coaching dalam hal penyusunan
bagan alur untuk konsep pendapat. Berdasarkan evaluasi, diperoleh hasil
bahwa masih diperlukan adanya kegiatan pengubahan untuk mengawal
pencapaian tujuan IS. Diharapkan kegiatan tersebut dapat ditingkatkan
melalui kegiatan rutin-strategis pada Renstra 2016-2020.
Rutin-strategis pada Manfaat 1.4
"Pemenuhan wewenang BPK
meningkat"
Kegiatan Rutin-Strategis:
1. Revisi Pedoman Penyusunan
Pendapat
2. Pengembangan kapasitas
penyusunan konsep usulan
bahan pendapat (UBP) melalui
training terkait analisis hasil
pemeriksaan untuk
dikembangkan menjadi bahan
pendapat
18 4.1 Percepatan penyelesaian
Tuntutan Perbendaharaan
Memastikan proses penyelesaian tuntutan
perbendaharaan secara cepat dan efektif sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku
8 6 100% 99.42% 430,835,000 243,855,000 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi sponsorship
untuk meningkatkan komitmen anggota Majelis TP, sosialisasi terkait
peranan BPK, tugas fungsi panitera BPK, coaching terkait penyelesaian
kasus kerugian negara, dan training terkait SAP. Dari hasil evaluasi,
diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
19 4.2 Peningkatan pemantauan
penyelesaian ganti
kerugian negara/daerah
- Meningkatkan aspek peraturan yang terkait dengan
penetapan dan penyelesaian ganti kerugian
negara/daerah dan mekanisme serta perangkat lunak
pemantauannya
- Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM dalam rangka
pelaksanaan kegiatan pemantauan penyelesaian ganti
kerugian negara/daerah;
- Mewujudkan database pemantauan penyelesaian ganti
kerugian negara/daerah yang akurat dengan
memperhatikan prinsip benar jumlahnya, lengkap
uraiannya, dan jelas sumbernya melalui optimalisasi
sistem informasi tentang kerugian negara/daerah
16 16 100% 100% 6,614,065,000 4,874,774,985 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi atas
juknis pemantauan, kegiatan sponsorship dalam mendorong
penggunaan juknis, dan kegiatan training terkait kerugian negara. Dari
hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan
pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
20 5.1 Peningkatan efektivitas
pelaksanaan reviu atas
pilar-pilar SPKM
- Pelaksanaan reviu atas pilar SPKM telah berjalan
dengan efektif dan rekomendasi peer review telah
ditindaklanjuti
- Memastikan tersedianya pedoman dan POS reviu pilar
SPKM dan tindak lanjut yang dapat dilaksanakan dan
bersifat komprehensif
- Memberikan gambaran atas mutu kelembagaan BPK
dan hasil pemeriksaannya serta upaya-upaya perbaikan
yang perlu dilakukan dalam lima tahun ke depan
- Menjadi dasar dan referensi bagi pelaksanaan reviu
kinerja BPK oleh BPK negara lain;
- Memastikan ketersediaan SDM Itama yang memiliki
kompetensi yang memadai
8 7 100% 89% 4,853,515,000 3,103,161,570 Tidak ada kegiatan pengubahan Proyek RIR 2011-2015 ditutup
61
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
21 5.2 Penyempurnaan Kode Etik
dan pengembangan
perangkatnya
- Penyempurnaan kode etik beserta perangkat yang
diperlukan
- Meningkatkan keefektifan fungsi dan peran Majelis
Kehormatan Kode Etik (MKKE)
- Meningkatkan pemahaman dan kesadaran Pelaksana
BPK terhadap pentingnya kode etik
3 2 100% 93.94% 427,603,000 47,750,000 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi kode etik
2011 dan zona integritas, serta kegiatan FGD terkait. Kegiatan ini
diidentifikasi dapat menjadi faktor pendukung untuk mewujudkan salah
satu peningkatan manfaat dalam modal organisasi pada Renstra BPK
2016-2020.
Inisiatif Strategis 3.3.1:
"Pengembangan Budaya
Berintegritas, Independen, dan
Profesional"
22 6.1 Percepatan penyelesaian
Peraturan BPK di bidang
Pemeriksaan Keuangan
Negara
Penyelesaian peraturan BPK di bidang pemeriksaan
memberikan panduan dan kepastian hukum bagi para
pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan
tugas pemeriksaan BPK
13 6 100% 89.19% 1,725,916,605 1,628,966,605 Tidak ada kegiatan pengubahan Rutin-Strategis pada Manfaat 2.8
"Kuantitas dan kualitas
peraturan dalam melaksanakan
tusi BPK meningkat"
23 6.2 Harmonisasi Peraturan
Perundang-undangan di
bidang Pemeriksaan dan
Pengelolaan Keuangan
Negara
- Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pengelolaan keuangan negara akan menjadi lebih
harmonis dan selaras dengan kewenangan BPK dalam
melaksanakan pemeriksaan keuangan negara
- Meningkatkan efektivitas pelaksanaan MoU dengan
instansi terkait dalam upaya untuk dapat memastikan
pelaksanaan tugas dan wewenang BPK secara efektif
6 5 100% 89% 3,894,569,000 1,948,759,481 Tidak ada kegiatan pengubahan Rutin-Strategis pada Manfaat 2.8
"Kuantitas dan kualitas
peraturan dalam melaksanakan
tusi BPK meningkat"
24 7.1 Perwujudan Organisasi
dan Tata Laksana BPK
yang berkualitas
- Pemetaan proses bisnis tiap-tiap satker
- Pemetaan POS yang diperlukan sesuai dengan proses
bisnis
- Penyusunan panduan penyusunan POS
- Penyelarasan satuan-satuan kerja BPK yang saling
terkait
- Penyediaan kajian proses bisnis yang ideal untuk BPK
11 11 100% 100% 8,301,431,000 6,597,793,220 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu diseminasi (komunikasi)
SOTK di Kantor BPK Pusat, BPK Perwakilan, dan pada Rakor Pelaksana
BPK. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian
kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
25 8.1 Penerapan Manajemen
Sumber Daya Manusia
berbasis kompetensi
secara konsisten dan
menyeluruh
- Mengembangkan dan menyelesaikan seluruh fungsi
dan perangkat yang diperlukan sehingga dapat
mendukung pelaksanaan manajemen SDM berbasis
kompetensi secara konsisten dan menyeluruh
- Mengupayakan agar pegawai yang telah direkrut dapat
memberikan unjuk kerja yang optimal dengan disertai
peningkatan kompetensi yang dapat mendukung
peningkatan kinerja satker dan organisasi
33 23 94.25% 80.75% 4,614,000,000 2,362,256,906 Tahun 2015, dilakukan survei ADKAR (skala 1-4) untuk pemanfaatan
aplikasi SISDM pada wilayah barat, timur, dan pusat. Hasil pengamatan
praktik pengoperasian aplikasi SISDM terhadap 561 orang, diketahui 43%
(240 orang) mahir menggunakan SISDM, dengan profil responden mahir
di wilayah barat 45%, wilayah timur 65%, dan wilayah pusat 36%.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi aplikasi
SISDM, helpdesk terkait aplikasi SISDM, dan coaching dalam workshop
High performance organization. Dari hasil evaluasi, diperoleh
kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
62
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
26 8.2 Penerapan Manajemen
Kinerja Individu (MAKIN)
- Meningkatkan dukungan secara komprehensif melalui
penerapan secara konsisten unsur–unsur SDM lainnya,
antara lain uraian jabatan, proses
bisnis, standar kompetensi teknis, sistem informasi SDM
serta dukungan aplikasi teknologi informasi
- Meningkatkan peran staf untuk lebih berkontribusi
dalam strategi BPK dan peran atasan langsung dalam
membangun dan mengembangkan kompetensi
bawahannya
4 3 100% 95.5% 8,653,546,000 6,849,085,483 Tahun 2012, dilakukan survei ADKAR (skala 1-5) pada BPK perwakilan dan
AKN diwilayah barat, timur, dan pusat dengan hasil rata-rata organisasi
yang diperoleh adalah tingkat Awareness , Desire , Knowledge dan
Ability cukup tinggi, dan Reinforcement pada tingkat sedang.
Tahun 2013, dilakukan survei ADKAR kembali terkait penerapan MAKIN
dengan hasil yang diperoleh adalah tingkat ADKAR disetiap elemen
MAKIN memiliki hasil yang berbeda-beda. Namun secara keseluruhan
pemahaman (Awareness /A) masih kurang baik, nilai Knowledge (K)
masih kurang baik terutama terkait pemanfaatan aplikasi, dan itu
berpengaruh pada nilai Desire (D) yang kurang baik juga.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu komunikasi berupa
sosialisasi dan workshop , coaching dalam pendampingan penyusunan
SKP dan KKP MAKIN secara rutin, serta workshop fitur rekam kinerja
pegawai, dan kegiatan training MAKIN pada Eselon III dan IV. Dari hasil
evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan
pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
27 8.3 Penerapan Jabatan
Fungsional Pemeriksa
(JFP)
Melakukan penyesuaian atas penerapan JFP terkait
dengan penyusunan program pengembangan Pemeriksa,
penyusunan aturan pelaksanaan JFP, implikasi jabatan,
aspek pendidikan, dan aspek keuangan
116 111 100% 89.49% 2,134,455,000 1,145,909,575 Tahun 2015, dilakukan survei ADKAR (skala 1-4) untuk implementasi
penghitungan angka kredit dan kenaikan peran pada wilayah barat,
timur, dan pusat. Hasil rata-rata organisasi tingkat Ability cukup baik.
Permasalahan mendasar adalah peraturan/standar/kebijakan yang
tersedia belum menjawab kebutuhan Pemeriksa.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi JFP, training
penerapan JFP, dan kegiatan manajemen resistensi terkait disiplin
pengisian DUPAK. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa
penyelesaian kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik, namun
tidak menutup kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan
kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
28 8.4 Pelaksanaan Pendidikan
dan Pelatihan berbasis
kompetensi
Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi bagi KJ
yang ada di lingkungan BPK berdasarkan standar
kompetensi yang telah ditetapkan.
Pada akhir periode renstra 2011—2015 diharapkan 85%
dari peserta diklat dapat memenuhi standar kompetensi
yang telah direncanakan
369 398 100% 98.81% 6,227,997,873 2,862,730,916 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu FGD (komunikasi)
penyusunan silabus diklat, coaching pada para LO diklat, sponsorship
Badan terkait pentingnya pelatihan di organisasi. Dari hasil evaluasi,
diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara
keseluruhan baik, namun tidak menutup kemungkinan kegiatan
pengubahan dapat dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
29 8.5 Penerapan manajemen
karir yang jelas
- Pembinaan pegawai akan dapat dilakukan dengan lebih
efisien dan efektif
- Memiliki acuan yang jelas dalam menyiapkan kurikulum
diklat sesuai dengan kebutuhan organisasi
5 5 100% 100% 596,405,000 56,800,000 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu sosialisasi (komunikasi)
melalui media internal, dan sponsorship Sekjen saat pelantikan
struktural. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan bahwa penyelesaian
kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik, namun tidak menutup
kemungkinan kegiatan pengubahan dapat dilakukan kembali apabila
diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
63
Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi
Penyelesaian Kegiatan Realisasi Anggaran
Matriks Evaluasi Inisiatif Strategis Renstra 2011-2015 per Triwulan IV/2015
No IS Deskripsi IS Tujuan IS
Evaluasi Kegiatan Proyek IS
Evaluasi Adopsi ISJumlah Keluaran Keterangan
30 9.1 Pemenuhan ketersediaan
sarana dan prasarana
kerja sesuai dengan
standar
- Meningkatkan pemenuhan standar sarana dan
prasarana kerja
- Melakukan penertiban dan penatausahaan barang milik
negara di lingkungan BPK
30 22 100% 91.65% 39,032,737,000 35,136,499,854 Tidak ada kegiatan pengubahan Inisiatif Strategis 3.2.3:
" Efisiensi sarana prasarana
melalui Penerapan desk sharing
untuk Pejabat Fungsional
Pemeriksa (PFP)"
31 9.2 Penerapan e-BPK secara
menyeluruh dan
berkelanjutan
Mengupayakan adanya sarana knowledge sharing atas
berbagai data, informasi, dan pengetahuan yang telah
ada dalam berbagai sistem informasi dan aplikasi di BPK
untuk dapat digunakan dalam proses pengambilan
keputusan dan peningkatan kinerja BPK dan seluruh
satker
6 11 100% 100% 15,470,418,000 10,585,255,747 Tahun 2012, dilakukan survei ADKAR (skala 1-5) di BPK perwakilan dan
AKN wilayah barat, timur dan pusat dengan hasil rata-rata organisasi
yang diperoleh adalah nilai masing-masing komponen ADKAR sudah baik.
Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi
(komunikasi) atas platform kolaborasi, kegiatan internalisasi (coaching )
aplikasi SiAP untuk internal TI, kegiatan training aplikasi SiAP pada AKN
dan BPK Perwakilan, dan kegiatan Sponsorship (building coalition ) pada
sidang Badan dan FE 1 terkait implementasi SiAP. Kegiatan ini
diidentifikasi dapat menjadi faktor pendukung untuk mewujudkan salah
satu peningkatan manfaat dalam modal organisasi pada Renstra BPK
2016-2020.
Inisiatif Strategis 3.2.1:
"Pengembangan Sistem TI untuk
tata kelola BPK"
32 10.1 Penerapan perencanaan
dan penganggaran
berbasis kinerja secara
menyeluruh dan konsisten
- Menunjukkan keterkaitan antara pendanaan dan
prestasi kinerja yang akan dicapai
- Meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam
penganggaran
- Meningkatkan fleksibilitas dan akuntabilitas unit dalam
melaksanakan tugas dan pengelolaan anggaran
55 52 99.8% 94.6% 55,342,690,336 37,590,277,444 Kegiatan pengubahan yang telah dilakukan yaitu kegiatan sosialisasi
(komunikasi) atas pedoman, kegiatan coaching (pendampingan) dalam
proses penginputan RKA, dan kegiatan training terkait mekanisme
penganggaran berbasis kinerja. Dari hasil evaluasi, diperoleh kesimpulan
bahwa penyelesaian kegiatan pengubahan secara keseluruhan baik,
namun tidak menutup kemungkinan kegiatan pengubahan dapat
dilakukan kembali apabila diperlukan.
Proyek RIR 2011-2015 ditutup
5440 5315 99.50% 94.36% 292,823,082,487 222,126,924,815
64
Lampiran 3
2016 2017 2018 2019 2020
1. Penyempurnaan komunikasi dan evaluasi data PTL Pj: AKN/Perwakilan
a. Peningkatan kegiatan komunikasi dengan auditee untuk
memperoleh informasi terkait status TL rekomendasi
melalui forum PTL
Laporan kegiatan Pelaksana:
AKN/Perwakilan
√ √ √ √ √
b. Penyempurnaan dan optimalisasi SiPTL yang saat ini
sedang dikembangkan TI dan Direktorat EPP
SiPTL yg dapat mengakomodir
data unggahan dari auditee
(termasuk data pendukungnya)
- Pelaksana: Biro TI dan
Direktorat EPP
- Satker terkait:
AKN/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √ √ √ √
c. Identifikasi dan pemetaan rekomendasi TL yang masih
dapat dilaksanakan/memiliki nilai signifikan/diputihkan.
Mapping TL dan Roadmap TL Pelaksana:
AKN/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √ √
d. Peningkatan kompetensi dalam melakukan evaluasi
rekomendasi TL melalui training dan bimbingan
(coaching )
Laporan training Pelaksana:
AKN/Perwakilan,
Pusdiklat
√ √ √ √ √
2. Meningkatkan pemahaman BPK atas kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan
Pj: Setjen (Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional)
a. Meningkatkan kegiatan untuk mendapatkan masukan
terkait kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
terhadap BPK melalui:
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
i. Rapat konsultasi dengan lembaga perwakilan,
pemerintah, dan nonpemerintah
Laporan hasil rapat konsultasi - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional,
- Satker terkait:
AKN/Perwakilan, Badan,
dan satker terkait isu yang
dibahas
√ √ √ √ √
ii. Forum pertemuan dengan pemangku kepentingan
untuk mendapatkan masukan terkait kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan baik yang bersifat
tahunan (kepada semua elemen pemangku kepentingan)
maupun parsial kepada setiap pemangku kepentingan
Laporan hasil forum Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √
iii. Analisis berita media massa Laporan analisis berita media
(bulanan)
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √
iv. Analisis aduan pemangku kepentingan Laporan analisis aduan (aduan) Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √
b. Melakukan analisis kebutuhan dan harapan pemangku
kepentingan dan menyampaikannya dalam rakor atau
raker sebagai masukan untuk perencanaan pemeriksaan
maupun pengembangan kapasitas kelembagaan BPK
Hasil analisis kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan
kepada BPK yang dapat
digunakan untuk perencanaan
pemeriksaan maupun
pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK
- Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait:
Direktorat PSMK
√ √ √ √ √
DAFTAR KEGIATAN PELAKSANAAN RENSTRA 2016-2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
SS 1
Meningkatnya
pemanfaatan hasil
pemeriksaan oleh
para pemangku
kepentingan
M.1.1
Hasil pemeriksaan
dimanfaatkan dalam
pengambilan keputusan
oleh para pemangku
kepentingan
Tingkat relevansi
pemeriksaan dengan
harapan dan
kebutuhan pemangku
kepentingan
1. PFP yang memiliki kemampuan
analitis yang tinggi, pemahaman
TI, memahami kebutuhan satker
terkait PTL, dan memahami
substansi standar pemeriksaan,
bentuk TL yg berhubungan dgn
rekomendasi.
2. Kemampuan berkomunikasi
dari PFP untuk memastikan
rekomendasi, koordinasi, dan
edukasi terhadap auditee
- M.1.1 adalah Manfaat-
akhir yang perwujudannya
didukung langsung oleh
M.1.2 s.d M.1.5.
- Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.1.2
Penyelesaian TLHP
meningkat
Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.1.3
Kualitas komunikasi dan
kerja sama dengan
pemangku kepentingan
meningkat
SDM Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional mampu melakukan
analisis kebutuhan dan harapan
pemilik kepentingan yang berasal
dari hasil rapat konsultasi, forum
BPK mendengar, hasil analisis
berita media massa maupun
aduan pemilik kepentingan yang
dapat digunakan untuk
perencanaan pemeriksaan
maupun pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK dalam rangka
pelaksanaan tugas dan wewenang
BPK
66
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
c. Meningkatkan kapasitas sumber daya dalam rangka
pelaksanaan analisis kebutuhan dan harapan pemilik
kepentingan melalui:
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional, Biro TI, dan
Pusdiklat
i. Pengembangan aplikasi
alternatif pengelolaan aduan melalui:
- aplikasi lapor (dari kantor Sekretariat Presiden &
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi/Kementerian PANRB)
- portal : untuk tertib administrasi aduan -monitoring
status laporan/ aduan
Aplikasi Pelaksana: Biro TI
Satker terkait: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √ Adanya aplikasi yang dapat
membantu Biro Humas dan Kerja
Sama Internasional dalam
melakukan analisis kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan
ii. Training/ diklat/ coaching terkait dengan analisis
kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
Laporan - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ SDM Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional mampu melakukan
analisis kebutuhan dan harapan
pemilik kepentingan
3. Pemberian pendapat hukum dalam konsep
pertimbangan penyelesaian kerugian negara/daerah
Hasil kajian Pj: Ditama Binbankum
a. Melakukan penggalian data dan informasi dengan
mengadakan kegiatan koordinasi berupa diskusi,
wawancara, konfirmasi, dsb.
Laporan hasil koordinasi Pelaksana: Direktorat
Konsultasi Hukum dan
Kepaniteraan Kerugian
Negara/Daerah (KHK)
Satker terkait: Seluruh
AKN/Perwakilan, dan
pihak eksternal
(Kementerian/Lembaga
(K/L), Kementerian
Keuangan, Pemerintah
Daerah (Pemda))
√ √ √ √ √
b. Menyusun kajian hukum dalam rangka penyusunan
konsep pertimbangan hukum atas kasus kerugian
negara/daerah
Konsep pertimbangan Pelaksana:Direktorat KHK √ √ √ √ √
c. Melakukan pemaparan (ekspose ) kasus posisi kepada
Pimpinan BPK atas konsep pertimbangan hukum yang
diajukan
Laporan kegiatan Pelaksana:Direktorat KHK
Satker terkait: Biro
Sekretariat Pimpinan
(Setpim)
√ √ √ √ √
d. Pengembangan kapasitas melalui kegiatan diklat terkait
dengan pengelolaan keuangan negara/daerah dan hukum
Hasil diklat Pelaksana: Pusdiklat
Satker terkait: Direktorat
KHK
√ √ √ √ √
e. Mendorong sponsorship-building coalition dalam
rangka pemberian pertimbangan hukum atas kasus
kerugian negara/daerah
Pelaksana:Direktorat KHK √ √ √ √ √
4. Evaluasi hasil pemeriksaan akuntan publik untuk
perbaikan mekanisme pengadaan dan pelaksanaan
pemeriksaan oleh akuntan publik
Laporan evaluasi Pj: Ditama Revbang
(Direktorat EPP)
√ √ √ √ √
5. Peningkatan pelaksanaan pemberian pendapat BPK
melalui:
Pj: Ditama Revbang
(Direktorat EPP)
a. Revisi Pedoman Penyusunan Pendapat Pedoman yang telah direvisi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan, Dit
Litbang, Dit LPBH
√ √ √
b. Pengembangan kapasitas penyusunan konsep usulan
bahan pendapat (UBP) melalui training terkait analisis
hasil pemeriksaan untuk dikembangkan menjadi bahan
pendapat
Laporan diklat - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √
c. Penyusunan database bahan pendapat
(Isat)
Database (usulan dari satker
dan pendapat yang sudah jadi,
peraturan terkait)
- Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ Database bahan pendapat
berdasarkan tema
Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.1.4
Pemenuhan wewenang BPK
meningkat
1. Satker Pemeriksa memahami
dan mampu menyusun usulan
bahan pendapat sesuai dengan
pedoman.
2. Pelaksana Direktorat EPP
kompeten dalam
menulis/menyusun konsep bahan
pendapat/konsep pendapat
SDM yang cermat dan mampu
melakukan analisis atas tindak
lanjut penyelesaian kerugian
negara/daerah
67
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
6. Pelaksanaan pemeriksaan on call Pj: AKN Pelaksanaan audit on call
a. Rapat konsultasi
b. Kajian untuk menentukan apakah topik pemeriksaan
sesuai dengan kebijakan pemeriksaan BPK
c. Penganggaran audit on call sesuai dengan Prosedur
Operasional Standar (POS) perencanaan tahunan
d. Persetujuan Badan atas pelaksanaan audit on call
e. Pelaksanaan audit on call
LHP on call - Pelaksana: Satker
Pemeriksa, Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Direktorat
Litbang, Direktorat
Legislasi, Pengembangan,
dan Bantuan Hukum
(LPBH)/Direktorat KHK
√ √ √ √ √ sesuai ketentuan/prosedur
7. Pengembangan kapasitas pemeriksaan kinerja Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja)
1. Pemeriksa memahami metode
pemeriksaan kinerja
a. Penyempurnaan perangkat juknis penyusunan LHP
pemeriksaan kinerja
Juknis penyusunan LHP kinerja - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ 2. Pemeriksa memiliki kompetensi
melakukan pemeriksaan kinerja.
b. Penyempurnaan perangkat lunak (PL) pemeriksaan
kinerja
PL yang disempurnakan - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √ 3. Pimpinan satker (Pisat)
pemeriksaan memahami manfaat
dari pemeriksaan kinerja
c. Sosialisasi dan pendampingan pemeriksaan kinerja - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
4. PFP mau dan mampu
memberikan bimbingan kepada
PFP lain yang membutuhkan pada
saat melakukan pemeriksaan
kinerja
d. Workshop dan training untuk penyeragaman
pemahaman pemeriksaan kinerja kepada Pemeriksa
- Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang Pemeriksaan
Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
5. Personel Direktorat Litbang
memiliki kompetensi melakukan
analisis dan penulisan kajian
terkait tema strategis
pemeriksaan kinerja yang menjadi
fokus pemeriksaan kinerja
e. Training Pemeriksa agar mampu/ berkompeten
melakukan pemeriksaan kinerja
- Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang Pemeriksaan
Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
f. Sponsorship dari Pisat Pemeriksa untuk berkomitmen
dalam pelaksanaan pemeriksaan kinerja
Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
g. Bimbingan/coaching atasan langsung Pemeriksa dalam
pelaksanaan pemeriksaan kinerja
Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
h. Pelatihan atasan langsung dalam melakukan coaching - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
8. Penyusunan kajian penelitian pemeriksaan kinerja Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja)
√ √ √ √ √
Kajian Fokus Pemeriksaan Hasil kajian fokus pemeriksaan
kinerja
√ √ √ √ √
Dilakukan setiap tahun dengan
memperhatikan hasil survei
ADKAR
Dilakukan setiap tahun dengan
memperhatikan hasil survei
ADKAR
Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.1.5
Hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu
memenuhi harapan
pemangku kepentingan
68
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
9. Peningkatan jumlah pemeriksaan kinerja Pj: AKN/Perwakilan
a. Pemetaan resource pemeriksaan satker (jumlah, talent
pemeriksaan)
Peta sumber daya Pemeriksa Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √
b. Sponsorship untuk mendorong komitmen Pisat
Pemeriksa dalam mengimplementasikan perencanaan
lima tahun pemeriksaan
Sponsor roadmap - Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
c. Sosialisasi terkait program yang menjadi fokus
pemeriksaan di satker untuk peningkatan pemahaman
kepada PFP dan PSP
Laporan sosialisasi - Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
d. Peningkatan kompetensi Pemeriksa terkait
pemeriksaan kinerja melalui training atau talent pool
Laporan training
talent pool
Pelaksana: Pusdiklat,
Biro SDM
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
10. Pengembangan kapasitas PDTT Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang PDTT)
1. Pemeriksa memahami metode
PDTT
a. Penyempurnaan juklak PDTT Juklak PDTT revised - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ 2. Pemeriksa memiliki kompetensi
melakukan PDTT
b. Sponsorship agar Pisat Pemeriksa berkomitmen dalam
pelaksanaan PDTT sesuai konsep baru
- Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ 3. Pisat pemeriksaan memahami
manfaat dari PDTT
c. Pelatihan bagi analis Direktorat Litbang-Subdit Litbang
PDTT terkait kompetensi penyusunan PL pemeriksaan
Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang PDTT
√ √ √ √ 4. PFP mau dan mampu
memberikan bimbingan pada saat
melakukan PDTT
d. Pelatihan bagi Pemeriksa terkait konsep baru PDTT - Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ 5. Para analis dan peneliti
Direktorat Litbang-Subdit Litbang
PDTT berkompeten dalam
menyusun PL PDTT
I. Peningkatan pemahaman BPK atas kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan
Pj: Setjen (Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional)
1. Peningkatan kegiatan untuk mendapatkan masukan
terkait kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
terhadap BPK melalui:
a. Rapat konsultasi dengan lembaga perwakilan,
pemerintah, dan nonpemerintah
Laporan hasil rapat konsultasi - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional,
- Satker terkait:
AKN/Perwakilan, Badan,
dan satker terkait isu yang
dibahas
√ √ √ √ √
b. Forum pertemuan dengan pemangku kepentingan
untuk mendapatkan masukan terkait kebutuhan dan
harapan pemangku kepentingan baik yang bersifat
tahunan (kepada semua elemen pemangku kepentingan)
maupun parsial kepada setiap pemangku kepentingan
Laporan hasil forum - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional,
- Satker terkait:
AKN/Perwakilan, Badan,
dan satker terkait isu yang
dibahas
√ √ √ √ √
IP 1
Meningkatkan
efektivitas
komunikasi dengan
pemangku
kepentingan
M.1.3
Kualitas komunikasi dan
kerja sama dengan
pemangku kepentingan
meningkat
Indeks kepuasan para
pemangku
kepentingan atas
kualitas komunikasi
- Manfaat-langsung (direct
benefit ) yang mendukung
langsung perwujudan M.1.1
- Direct benefit dalam
internal proses 1 (IP 2) yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.1.4 dan
M.1.7
- Pimpinan BPK berkomitmen
untuk melaksanakan rapat
konsultasi sesuai permintaan
lembaga perwakilan atau
pemerintah
- Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional berkomitmen untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan
dalam rangka memperoleh
masukan terkait kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan
- SDM Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional mampu melakukan
analisis berita media massa dan
aduan untuk mendapatkan
informasi kebutuhan dan harapan
pemilik kepentingan yang dapat
digunakan untuk perencanaan
69
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
c. Analisis berita media massa Laporan analisis berita media
(bulanan)
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √
d. Analisis aduan pemangku kepentingan Laporan analisis aduan (aduan) Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √
2. Analisis kebutuhan dan harapan pemangku
kepentingan dan menyampaikannya dalam rakor atau
raker BPK sebagai masukan untuk perencanaan
pemeriksaan maupun pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK
Hasil analisis kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan
kepada BPK yang dapat
digunakan untuk perencanaan
pemeriksaan maupun
pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK
- Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √ SDM Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional mampu melakukan
analisis kebutuhan dan harapan
pemilik kepentingan yang berasal
dari hasil rapat konsultasi, forum
BPK mendengar, hasil analisis
berita media massa maupun
aduan pemilik kepentingan yang
dapat digunakan untuk
perencanaan pemeriksaan
maupun pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK dalam rangka
pelaksanaan tugas dan wewenang
BPK
3. Peningkatan kapasitas sumber daya dalam rangka
pelaksanaan analisis kebutuhan dan harapan pemilik
kepentingan melalui:
a. Pengembangan aplikasi alternatif pengelolaan aduan
melalui:
- aplikasi lapor (dari kantor Sekretariat Presiden dan
Kementerian PANRB)
- portal : untuk tertib administrasi aduan -monitoring
status laporan/ aduan
Aplikasi - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √ Adanya aplikasi yang dapat
membantu Biro Humas dan Kerja
Sama Internasional dalam
melakukan analisis kebutuhan dan
harapan pemilik kepentingan
b. Training / diklat/ coaching terkait dengan analisis
kebutuhan dan harapan pemangku kepentingan
Laporan - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ SDM Biro Humas dan Kerja Sama
Internasional mampu melakukan
analisis kebutuhan dan harapan
pemilik kepentingan
II. Peningkatan kualitas komunikasi BPK dengan
pemangku kepentingan
Pj: Setjen (Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional)
1. Standarisasi Pusat Informasi dan Komunikasi (PIK) BPK - Aplikasi pelayanan PIK - tahun
2017
.- POS pendukung PIK
- Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Biro TI
√ √
a. Penyusunan aplikasi pelayanan PIK Aplikasi pelayanan PIK - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√
b. Penyusunan POS perubahan atas pelayanan pengaduan
dan permintaan informasi
POS perubahan atas pelayanan
pengaduan dan permintaan
informasi-tahun 2016
- Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
c. Penyusunan POS Sumber Daya PIK POS Sumber Daya (sarana-
prasarana) - tahun 2017
- Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
d. Diseminasi tentang POS dan Aplikasi PIK Laporan - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√
- Manfaat-langsung (direct
benefit ) yang mendukung
langsung perwujudan M.1.1
- Direct benefit dalam
internal proses 1 (IP 2) yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.1.4 dan
M.1.7
-Pemeriksaan maupun
pengembangan kapasitas
kelembagaan BPK dalam rangka
pelaksanaan tugas dan wewenang
BPK
Tata kelola komunikasi dan
informasi BPK sesuai standar
yang sama seperti dalam UU
14/2008.
70
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
e. Diklat pelayanan PIK - tahun 2018 Laporan - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait: Biro
Humas dan Kerja Sama
Internasional
√
f. Coaching/ mentoring/ pembinaan PIK perwakilan Form pembinaan, Laporan - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Satker
Perwakilan
√
2. Pengelolaan komunikasi melalui media sosial BPK Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√
a. Pembuatan media sosial resmi BPK Media sosial resmi BPK - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√
b. Penyusunan POS pengelolaan media sosial BPK POS pengelolaan media sosial
BPK
- Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
c. Sosialisasi keberadaan media sosial BPK Laporan - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Satker
Perwakilan
√
d. Coaching / mentoring pengelolaan media sosial BPK
dalam menanggapi isu negatif dari pemangku kepentingan
sesuai standar dan POS yang berlaku.
Laporan/form isian - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Satker
Perwakilan
√
III. Peningkatan kualitas hubungan dan kerja sama BPK
dengan pemangku kepentingan
Pj: Setjen (Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional)
1. Peningkatan kredibilitas internasional BPK melalui
pemeriksaan lembaga internasional
Laporan kegiatan - Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional, AKN, Biro
SDM
√ √ √
a. Fasilitasi komunikasi dan hubungan dengan lembaga
internasional dan pihak eksternal terkait lainnya dalam
rangka mendukung proses pemeriksaan lembaga
internasional
PJ: Biro Humas dan Kerja
Sama Internasional
-Satker terkait: AKN II
AKN III
Tim Pemeriksa
√ √ √
b. Fasilitasi proses keuangan dan kegiatan penunjang
lainnya bagi tim pemeriksa dan koordinasi dengan satker
terkait dalam rangka mendukung proses pemeriksaan
lembaga internasional
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional, Biro
Keuangan
√ √ √
c. Fasilitasi proses seleksi tim pemeriksaan lembaga
internasional
Daftar Anggota Tim Pemeriksa Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional, Biro SDM
√
d. Fasilitasi proses training bagi anggota tim pemeriksaan
lembaga internasional
Laporan pelaksanaan training Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional, Direktorat
Litbang, Pusdiklat, AKN II,
AKN III, Tim Pemeriksa
√
2. Inisiasi kerja sama dengan lembaga nonpemerintah Database dan hasil kajian kerja
sama baru dengan lembaga
nonpemerintah
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√
- Manfaat-langsung (direct
benefit ) yang mendukung
langsung perwujudan M.1.1
Laporan pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan lembaga
internasional
1. Pemeriksa kompeten dalam
melaksanakan kegiatan
pemeriksaan internasional sesuai
standar
2. Humas memiliki kompetensi
dalam menjalin komunikasi dan
hubungan dengan organisasi
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
- Direct benefit dalam
internal proses 1 (IP 2) yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.1.4 dan
M.1.7
Tata Kelola Komunikasi dan
informasi BPK sesuai standar
yang sama seperti dalam UU
14/2008.
71
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
a. Penyusunan database lembaga nonpemerintah (d.h.i
Asosiasi Profesi dan Organisasi Masyarakat)
Database lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi
Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ 1. Humas memiliki pengetahuan
tentang lembaga nonpemerintah
(d.h.i Asosiasi Profesi dan
Organisasi Masyarakat)
b. Pengkajian kerja sama baru dengan lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
Hasil kajian kerja sama baru
dengan lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi
Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ 2. Humas memiliki kemampuan
dalam menjalin hubungan dan
kerja sama dengan lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi
Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
c. Mentoring/ coaching dari atasan ke bawahan mengenai
komunikasi dengan lembaga nonpemerintah (d.h.i
Asosiasi Profesi dan Organisasi Masyarakat)
Staf humas memiliki
kemampuan dalam menjalin
hubungan dengan lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi
Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
Pelaksana: Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
√ √ √ √ √ 3. Humas memiliki kemampuan
dalam menjalin hubungan dan
kerjasama dengan lembaga
nonpemerintah (d.h.i Asosiasi
Profesi dan Organisasi
Masyarakat)
1. Peningkatan optimalisasi MoU BPK dengan Instansi
Penegak Hukum (IPH) dalam rangka pelaksanaan
kewenangan BPK dalam penghitungan kerugian
negara/daerah
Pj: Ditama Binbangkum √ √ √ √ √ - Manfaat-antara
(intermediate benefit ) yang
mendukung langsung
pencapaian M1.1
a. Pelaksanaan forum diskusi secara berkala terkait
penghitungan kerugian negara/daerah dengan IPH
Laporan forum -Pelaksana: AKN VIII,
Direktorat KHK
-Satker terkait: Humas
√ √ √ √ √
b. Diklat pemeriksaan penghitungan kerugian
negara/daerah dan diklat lain yang terkait
Hasil diklat - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait: AKN VIII,
Direktorat KHK
√ √ √ √ √
2. Peningkatan kegiatan analisis/kajian dalam rangka
penghitungan kerugian negara/daerah melalui diklat
terkait pemberian pendapat hukum dalam pemeriksaan
penghitungan kerugian negara/daerah
- Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait: AKN VIII,
Direktorat KHK
√ √ √ √ √ SDM yang memahami tentang
segi-segi pemeriksaan d.h.i.
prinsip-prinsip keuangan negara
(prinsip-prinsip dalam akuntansi
pemerintahan, dll), mampu
melakukan analisis hukum
3. Peningkatan kualitas pendampingan pemberian
keterangan ahli
√ √ √ √ √
a. Sosialisasi POS Pendampingan Hukum Perkara Pidana
(Keputusan Sekjen No.484/K/X-XIII.2/11/2015)
Laporan kegiatan sosialisasi √ √
b. Melakukan bimbingan/konsultansi mekanisme
pendampingan pemberian keterangan ahli
Laporan kegiatan
pendampingan
√ √ √ √ √
c. Melakukan ekspose perkara, simulasi, dan evaluasi
pemberian keterangan ahli dalam rangka pendampingan
pemberian keterangan ahli
Laporan kegiatan
pendampingan
√ √ √ √ √
d. Peningkatan monitoring pemberian keterangan ahli Laporan monitoring pertriwulan √ √ √ √ √
1. Tersedianya forum yang efektif
dalam memfasilitasi BPK dengan
IPH
2. SDM yang mampu melakukan
pemeriksaan penghitungan
kerugian negara/daerah
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.5
SDM Ditama Binbangkum yang
memahami dan mampu
melakukan pendampingan
pemberian keterangan ahli
IP 1
Meningkatkan
efektivitas
komunikasi dengan
pemangku
kepentingan
M.1.4
Pemenuhan wewenang
BPK meningkat
Tingkat pemenuhan
pelaksanaan
kewenangan BPK
Pj: Ditama Binbangkum
-Pelaksana: Direktorat
LPBH
-Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
72
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
5. Pemberian pendapat hukum dalam konsep
pertimbangan penyelesaian kerugian negara/daerah
Pj: Ditama Binbangkum
a. Melakukan penggalian data dan informasi dengan
mengadakan kegiatan koordinasi berupa diskusi,
wawancara, konfirmasi, dsb.
Laporan hasil koordinasi -Pelaksana: Direktorat
KHK
-Satker terkait: Seluruh
AKN/Perwakilan
Eksternal (K/L,
Kementerian Keuangan,
Pemda)
√ √ √ √ √
b. Menyusun kajian hukum dalam rangka penyusunan
konsep pertimbangan hukum atas kasus kerugian
negara/daerah
Konsep pertimbangan Pelaksana: Ditama
Binbangkum
Direktorat KHK
√ √ √ √ √
c. Melakukan pemaparan (ekspose) kasus posisi kepada
pimpinan BPK atas konsep pertimbangan hukum yang
diajukan
Laporan kegiatan Pelaksana: Ditama
Binbangkum
Pimpinan BPK
√ √ √ √ √
d. Pengembangan kapasitas melalui kegiatan diklat terkait
dengan pengelolaan keuangan negara/daerah dan hukum
Hasil diklat Pelaksana: Pusdiklat
Direktorat KHK
√ √ √ √ √
e. Mendorong sponsorship-building coalition dalam
rangka pemberian pertimbangan hukum atas kasus
kerugian negara/daerah
Pelaksana: Direktorat KHK √ √ √ √ √
6. Evaluasi hasil pemeriksaan akuntan publik untuk
perbaikan mekanisme pengadaan dan pelaksanaan
pemeriksaan oleh akuntan publik
Laporan evaluasi Pj: AKN/Perwakilan
Jumlah Pendapat BPK
yang diterbitkan
7. Peningkatan pelaksanaan pemberian Pendapat BPK
melalui:
Pj: Ditama Revbang
(Direktorat EPP)
a. Revisi Pedoman Penyusunan Pendapat Pedoman yang telah direvisi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat Litbang,
Direktorat LPBH
√ √ √
b. Pengembangan kapasitas penyusunan konsep usulan
bahan pendapat (UBP) melalui training terkait analisis
hasil pemeriksaan untuk dikembangkan menjadi bahan
pendapat
Laporan diklat - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √
c. Penyusunan database bahan pendapat
(Isat)
Database (usulan dari satker
dan pendapat yang sudah jadi,
peraturan terkait)
- Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ Database bahan pendapat
berdasarkan tema
Penyempurnaan komunikasi dan evaluasi data PTL Pj : AKN/Perwakilan
a. Peningkatan kegiatan komunikasi dengan auditee untuk
memperoleh informasi terkait status TL rekomendasi
melalui forum PTL
Laporan kegiatan Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
√
IP 1
Meningkatkan
efektivitas
komunikasi dengan
pemangku
kepentingan
M.1.4
Pemenuhan wewenang
BPK meningkat
SDM yang memahami prinsip-
prinsip akuntansi keuangan,
akuntansi pemerintahan, sistem
pengendalian internal, dan
keuangan negara
1. Satker Pemeriksa memahami
dan mampu menyusun UBP sesuai
dengan pedoman
2. Pelaksana Direktorat EPP
kompeten dalam
menulis/menyusun konsep bahan
pendapat/konsep pendapat
- Manfaat-antara
(intermediate benefit ) yang
mendukung langsung
pencapaian M1.1
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.5
- Intermediate benefit yang
mendukung langsung
pencapaian M.1.1
Persentase
penyelesaian tindak
lanjut
IP 2
Meningkatkan
pengelolaan strategi
pemeriksaan
M.1.2
Penyelesaian TLHP
meningkat
4. Sponsorship-building coalition dalam rangka
mempercepat proses permintaan masukan dari
pimpinan dalam rangka pemberian pertimbangan SAP
dan konsultasi SPIP
- Pembahasan konsep pertimbangan di dalam forum
eselon I
Surat Ketua tentang
pertimbangan BPK
-Pelaksana: Direktorat
Litbang
-Satker terkait:
AKN dan Perwakilan
(untuk narasumber),
Biro Setpim (hubungan
dengan Badan)
√ √ √ √
1. PFP yang memiliki kemampuan
analitis yang tinggi, pemahaman
TI, memahami kebutuhan satker
terkait PTL, dan
SDM yang cermat dan mampu
melakukan analisis atas tindak
lanjut penyelesaian kerugian
negara/daerah
73
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
b. Penyempurnaan dan optimalisasi SiPTL yang saat ini
sedang dikembangkan Biro TI dan Direktorat EPP
SiPTL yg dapat mengakomodir
data unggahan dari auditee
(termasuk data pendukungnya)
- Pelaksana: Biro TI dan
Direktorat EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √ √ √ √
c. Identifikasi dan pemetaan rekomendasi TL yang masih
dapat dilaksanakan/memiliki nilai signifikan/diputihkan.
Maping TL dan Roadmap TL Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat EPP
√ √ √
d. Peningkatan kompetensi dalam melakukan evaluasi
rekomendasi TL melalui training dan bimbingan
(coaching )
Laporan training Pelaksana: Pusdiklat,
AKN/Perwakilan
√ √ √ √ √
IP 2
Meningkatkan
pengelolaan strategi
pemeriksaan
M.1.5
Hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu
memenuhi harapan
pemangku kepentingan
Persentase
pemenuhan audit on
call
1. Pelaksanaan Pemeriksaan on call:
a. Rapat konsultatif
b. Kajian untuk menentukan apakah topik pemeriksaan
sesuai dengan kebijakan pemeriksaan BPK
c. Penganggaran audit on call sesuai dengan POS
perencanaan tahunan
d. Persetujuan Badan atas pelaksanaan audit on call
e. Pelaksanaan audit on call
LHP on call - Pelaksana: Satker
Pemeriksa, Biro Humas
dan Kerja Sama
Internasional
- Satker terkait: Direktorat
Litbang, Direktorat
LPBH/Dirketorat KHK
√ √ √ √ √ - Intermediate benefit yang
mendukung langsung
pencapaian M1.1
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.6
2. Pengembangan kapasitas pemeriksaan kinerja Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja)
a. Penyempurnaan perangkat juknis penyusunan LHP
kinerja
Juknis penyusunan LHP kinerja -Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
b. Penyempurnaan PL pemeriksaan kinerja PL yang disempurnakan - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
c. Sosialisasi dan pendampingan pemeriksaan kinerja - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
d. Workshop dan training untuk penyeragaman
pemahaman pemeriksaan kinerja kepada Pemeriksa
- Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang Pemeriksaan
Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
e. Training Pemeriksa agar mampu/ berkompeten
melakukan pemeriksaan kinerja
- Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang Pemeriksaan
Kinerja
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
Persentase
pemeriksaan kinerja
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.7
memahami substansi standar
pemeriksaan, bentuk TL yg
berhubungan dgn rekomendasi.
2. Kemampuan berkomunikasi
dari PFP untuk memastikan
rekomendasi, koordinasi, dan
edukasi terhadap auditee
Dilakukan setiap tahun dengan
memperhatikan hasil survei
ADKAR
1. Pemeriksa memahami metode
pemeriksaan kinerja
2. Pemeriksa memiliki kompetensi
melakukan pemeriksaan kinerja
3. Pisat pemeriksaan memahami
manfaat dari pemeriksaan kinerja
4. PFP mau dan mampu
memberikan bimbingan kepada
PFP lain yang membutuhkan
pada saat melakukan
pemeriksaan kinerja
5. Personel Direktorat Litbang
memiliki kompetensi melakukan
analisis dan penulisan kajian
terkait tema strategis
pemeriksaan kinerja yang menjadi
fokus pemeriksaan kinerja
74
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
f. Sponsorship agar Pisat Pemeriksa berkomitmen dalam
pelaksanaan pemeriksaan kinerja
Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
g. Bimbingan/coaching atasan langsung Pemeriksa dalam
pelaksanaan pemeriksaan kinerja
Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
h. Pelatihan atasan langsung dalam melakukan coaching - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
3. Penyusunan kajian penelitian pemeriksaan kinerja Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang
Pemeriksaan Kinerja)
√ √ √ √ √
Pengkajian fokus pemeriksaan Hasil kajian fokus pemeriksaan
kinerja
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang Pemeriksaan
Kinerja dan Direktorat
PSMK- Subdit
Perencanaan Strategis
(Renstra)
√ √ √ √ √
4. Peningkatan jumlah pemeriksaan kinerja Pj: AKN/Perwakilan
a. Pemetaan resource pemeriksaan satker (jumlah, talent
pemeriksaan)
Peta SDM Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √
b. Sponsorship untuk mendorong komitmen Pisat
Pemeriksa dalam mengimplementasikan perencanaan
lima tahun pemeriksaan
Sponsor roadmap - Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
c. Sosialisasi terkait program yang menjadi fokus
pemeriksaan di satker untuk peningkatan pemahaman
kepada PFP dan PSP
Laporan sosialisasi - Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
d. Peningkatan kompetensi Pemeriksa terkait
pemeriksaan kinerja melalui training atau talent pool
Laporan training
talent pool
Pelaksana: Pusdiklat,
Biro SDM
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
IP 2
Meningkatkan
pengelolaan strategi
pemeriksaan
M.1.5
Hasil pemeriksaan yang
dihasilkan mampu
memenuhi harapan
pemangku kepentingan
5. Pengembangan kapasitas PDTT Pj: Ditama Revbang
(Direktorat Litbang-
Subdit Litbang PDTT)
a. Penyempurnaan juklak PDTT Juklak PDTT revised - Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
b. Sponsorship agar Pisat Pemeriksa berkomitmen dalam
pelaksanaan PDTT sesuai konsep baru
- Pelaksana: Direktorat
Litbang-Subdit Litbang
PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
c. Pelatihan bagi analis Direktorat Litbang-Subdit Litbang
PDTT terkait kompetensi penyusunan PL pemeriksaan
Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang PDTT
√ √ √ √
d. Pelatihan bagi Pemeriksa terkait konsep baru PDTT - Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat Litbang-Subdit
Litbang PDTT
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √
1. Pemeriksa memahami metode
PDTT
2. Pemeriksa memiliki kompetensi
melakukan PDTT
3. Pisat pemeriksaan memahami
manfaat dari PDTT
4. PFP mau dan mampu
memberikan bimbingan pada saat
melakukan PDTT
5. Para analis dan peneliti
Direktorat Litbang-Subdit Litbang
PDTT berkompeten dalam
menyusun PL PDTT.
- Intermediate benefit yang
mendukung langsung
pencapaian M1.1
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.6
75
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
1. Penyusunan strategi pemeriksaan (Business case
fokus pemeriksaan) --> sebagai dasar satker untuk
menentukan fokus mana yang akan dilaksanakan satker
selama 5 tahun
Business case Strategi
Pemeriksaan untuk tiap fokus
- Pj: Direktorat PSMK-
Subdit Renstra
- Satker terkait: Direktorat
Litbang dan
AKN/Perwakilan
√
2. Peningkatan kapasitas pengelolaan strategi
pemeriksaan melalui:
a. Sosialisasi tema dan fokus pemeriksaan Laporan - Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renstra
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat Litbang,
Direktorat EPP
√ - Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.1.3 dan M.1.7
b. Coaching (Pendampingan) pada saat penyusunan
Business case untuk satker koordinator fokus
pemeriksaan
Laporan - Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renstra
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Direktorat Litbang,
Direktorat EPP
√ √
c. Coaching untuk Subdit Renop dan Direktorat EPP
terkait fokus pemeriksaan
Laporan/form isian - Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renstra
- Satker terkait: Direktorat
PSMK-Subdit Renop,
Direktorat EPP
√ √
3. Penyusunan RKT pemeriksaan dengan
memperhatikan:
a. fokus pemeriksaan yang terdapat dalam Renstra;
b. hasil analisis kebutuhan para pemangku kepentingan
(dengan memperhatikan hasil forum konsultatif, analisis
berita, dan BPK mendengar); serta
c. RKP pemerintah
RKT yang memuat fokus
pemeriksaan yang harus ditaati
oleh satker
- Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renop
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √ Satker memahami serta mau dan
mampu menerapkan RKT dalam
penyusunan prognosa dan RKP
4. Reviu untuk memastikan fokus pemeriksaan yang
dimuat dalam prognosa dan RKP mengikuti fokus
pemeriksaan yang dimuat dalam Renstra
Hasil reviu prognosa dan RKP
yang memuat fokus
pemeriksaan sesuai Renstra
- Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renop
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
5. Pendampingan pada saat satker menyusun RKP Konsep RKP - Pelaksana: Direktorat
PSMK-Subdit Renop
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
6. Perumusan RKP kinerja melalui usulan jumlah
pemeriksaan kinerja sesuai lingkup entitas yang
diperiksa yang mendukung isu strategis dalam RPJMN
(Revisi RKP)
Target LHP kinerja - Pelaksana: Satker
Pemeriksa
- Satker terkait: Direktorat
PSMK
√ √ √ √ √
7. Pembuatan detail perencanaan pemeriksaan di level
satker yang bersangkutan, yang sesuai dengan fokus
pemeriksaan Renstra
Business case fokus
pemeriksaan
- Pelaksana: Direktorat
PSMK
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
1. Peningkatan tata kelola pemantauan TLHP melalui: Pj: Ditama Revbang
(Direktorat EPP)
a. Revisi juknis TLHP (memuat mekanisme penyampaian
dan persetujuan dari Anggota atas tiap telaahan dan
tindak lanjut secara periodik)
Juknis TLHP yang sudah direvisi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
IP 2
Meningkatkan
pengelolaan strategi
pemeriksaan
M.1.6
Kualitas perencanaan
pemeriksaan meningkat,
relevan, dan handal
Tingkat konsistensi
antara perencanaan
pemeriksaan dan
pelaksanaan
IP 2
Meningkatkan
pengelolaan strategi
pemeriksaan
M.1.7
Kualitas tata kelola
pemantauan TLHP
meningkat
Tingkat kemutakhiran
data tindak lanjut
pemeriksaan
- Intermediate benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.1.5
Sistem perencanaan pemeriksaan
yang handal dan siap untuk
dioperasikan termasuk
pemahaman seluruh Pemeriksa
atas strategi pemeriksaan
- Intermediate benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.1.2
1. Memahami juknis dan mampu
mengoperasikan SiPTL
2. Memahami manual dan
mengoperasikan SiPTL
76
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
b. Penyelesaian pengembangan SiPTL yang saat ini sedang
dikembangkan Biro TI, Direktorat Litbang, dan Direktorat
EPP
Sistem yang terintegrasi (SMP,
SiPTL, dan DEP)
- Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Direktorat
EPP, Direktorat Litbang
√
2. Pengembangan kapasitas dalam tata kelola PTL
a. Sosialisasi Juknis TL dan SiPTL (internal) Laporan sosialisasi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait: Direktorat
Litbang, Biro TI,
Auditorat/Perwakilan,
Pusdiklat
√
b. Sosialisasi SiPTL (eksternal) Laporan sosialisasi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait: Direktorat
Litbang, Biro TI,
Auditorat/Perwakilan,
Pusdiklat
√ √ √ √
SS 2
Meningkatnya
kualitas SPM
M.2.1
Kualitas SPM meningkat
Indeks mutu
organisasi
1. Reviu Pelaksanaan RB BPK.
Peningkatan kegiatan pengubahan untuk mendorong
satker agar membuat inovasi-inovasi dalam pelaksanaan
kegiatan rutin:
- Pendiseminasian RB untuk penumbuhan inovasi satker
- Inovation award
- Laporan reviu PMPRB
- Daftar inovasi
- Terlaksananya kegiatan
diseminasi
- Pj: Itama- Inspektorat
PIMK
- Satker terkait: seluruh
satker BPK
√ √ √ √ √ Satker BPK mampu berinovasi
untuk peningkatan kegiatan rutin
di lingkungan satker masing-
masing
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
langsung oleh M.2.4 s.d.
M.2.6
- Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.2.62. Peningkatan kompetensi pemberian pendapat terkait
temuan pemeriksaan yang memiliki indikasi tipikor
(legal opinion )melalui diklat pemberian pendapat
hukum
Laporan diklat Pelaksana: Satker
Pemeriksa,
Ditama Binbangkum,
Subbagian Hukum,
Pusdiklat
√ √ √ √ √ Pemahaman dan kompeten dalam
pemberian pendapat hukum
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
langsung oleh M.2.4 s.d.
M.2.6
- Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.2.43. Evaluasi setelah tim pemeriksa selesai melakukan
pemeriksaan dalam rangka peningkatan kinerja
Pemeriksa
Pemeriksa BPK memiliki
komitmen yang tinggi dan sikap
profesional dalam melaksanakan
pemeriksaan
a. Evaluasi kinerja tim ke auditee setelah pemeriksaan Hasil evaluasi Pelaksana: Satker
Pemeriksa (Sekretariat
AKN, Subbagian TU Kalan,
dan Subbagian Humas dan
TU Kalan)
√
b. Evaluasi atas kinerja Pemeriksa oleh atasan langsung
Pemeriksa
Pelaksana: Satker
Pemeriksa
√ √ √ √ √
c. Pemberian bimbingan (coaching ) oleh atasan langsung
Pemeriksa kepada Pemeriksa
Pelaksana: Satker
Pemeriksa
√ √ √ √ √
d. Pemberian reward atas kinerja Pemeriksa terbaik Reward Pelaksana: Biro SDM
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
langsung oleh M.2.4 s.d.
M.2.6
- Kegiatan berasal dari
kegiatan pendukung
manfaat pada M.2.5
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.2.3
77
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
4. Pengembangan kapasitas pereviu dan kelembagaan
melalui:
Pj: Itama √ √ √ √ √
a. Peningkatan kompetensi pelaksana Itama, melalui:
- Pemenuhan persyaratan minimal pelaksana PKMP, dan
memiliki CIA (Certified Internal Auditor ) dan QIA
(Qualified Internal Auditor )
- Training pemahaman praktik terbaik dalam pemeriksaan
- Coaching
Laporan training/Laporan OJT - Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP
√ √
b. Penerapan Jabatan Fungsional - Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP,
Inspektorat PIMK, dan
Inspektorat PI
√ √
c. Penyusunan panduan terkait SPM Juklak/juknis Pelaksana: Inspektorat
PKMP, Inspektorat PIMK,
dan Inspektorat PI
√
d. Peningkatan maturity level Itama secara bertahap
(target level 3) melalui training
- Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP,
Inspektorat PIMK, dan
Inspektorat PI
√
5. Perbaikan pengendalian mutu menyeluruh atas
keenam aspek kinerja pemeriksaan
Pj: Itama √ √ √ √ √
a. Peningkatan kompetensi profesional Pemeriksa melalui
training berkelanjutan dan pendampingan
- Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP dan
Inspektorat PIMK
b. Penyempurnaan sistem monitoring Pelaksana: Inspektorat
PKMP, Inspektorat PIMK,
dan Inspektorat PI
c. Peningkatan mekanisme supervisi Pelaksana: Itama dan
satker Pemeriksa
d. Peningkatan menkanisme reviu berjenjang Pelaksana: Itama dan
satker Pemeriksa
e. Penyempurnaan sistem dokumentasi bukti pemeriksaan Pelaksana: Itama dan
satker Pemeriksa
f. Peningkatan komunikasi dengan entitas pemeriksaan Pelaksana: Itama dan
satker Pemeriksa
Pemenuhan QC/QA 1. Pelaksanaan pemerolehan keyakinan mutu
pemeriksaan
Pj: Itama-Inspektorat
PKMP
Pemeriksa mampu (kompeten)
dalam melakukan QC sesuai juknis
Persentase
penyelesaian TLHR
Itama atas SPM BPK
a. Penyusunan panduan/juknis pelaksanaan QC untuk
setiap peran terkait pelaksanaan cross review antar tim
untuk pemeriksaan atas tema yang sama
Panduan/Juknis - Pelaksana: Direktorat
Litbang
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
b. Pelaksanaan reviu pemerolehan keyakinan mutu
pemeriksaan
Hasil pelaksanaan pemerolehan
keyakinan mutu yang
berkualitas
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
c. Peningkatan pemanfaatan aplikasi SiAP terkait QC oleh
PFP melalui sosialisasi, diklat, dan sponsorship
Laporan sosialisasi
Laporan training
Sponsor roadmap
- Pelaksana: Biro TI,
Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
IP 3
Meningkatkan
kualitas penugasan
pemeriksaan
M.2.2
Kualitas penugasan
pemeriksaan meningkat
Manfaat-langsung (direct
benefit ) yang berkontribusi
terhadap perwujudan M.1.7
dan M.2.3
Setiap tahun sesuai dengan hasil
survei ADKAR
78
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
d. Peningkatan pemanfaatan portal e-Audit terkait proses
pemeriksaan melalui sosialisasi, diklat, dan sponsorship
Laporan sosialisasi
Laporan training
Sponsor roadmap
- Pelaksana: Biro TI,
Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
e. Reinforcement pelaksanaan QC oleh PFP melalui
kegiatan pengubahan (sponsorship , dan coaching )
Laporan kegiatan Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
Satker Pemeriksa (PFP) mau dan
mampu melaksanakan QC sesuai
juknis pada poin a
2. Pelaksanaan QA oleh PSP , Itama, Direktorat EPP, dan
Peer Review
a. Pelaksanaan QA sebelum LHP diterbitkan (termasuk
kualitas rekomendasi)
- Pelaksana: PSP √ √ √ √ √
b. Pelaksanaan QA setelah LHP diterbitkan dan sebelum
LHP diterbitkan untuk pemeriksaan berisiko tinggi
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
c. Pelaksanaan QA LHP terkait penyusunan IHPS, pendapat
dan pertimbangan BPK
- Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
d. Peer Review terkait QA tingkat organisasi/lembaga Laporan Peer Review Pelaksana: BPK negara
lain
e. Reinforcement pelaksanaan cross review melalui
sponsorship dari atasan langsung untuk pemeriksaan atas
tema yang sama
Laporan kegiatan Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan
3. Pengembangan kapasitas Pemeriksa dalam menyusun
dan merumuskan rekomendasi melalui diklat teknis
secara berjenjang
Laporan kegiatan (Diklat) - Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √ Satker Pemeriksa (PFP dan PSP)
mampu menyusun dan
merumuskan rekomendasi
4. Peningkatan kompetensi Direktorat EPP dan PSP
terkait pemerolehan keyakinan mutu melalui training
dan coaching
- Pelaksana: Pusdiklat
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √ Direktorat EPP dan PSP mampu
(berkompeten) dalam melakukan
QA
5. Pelaksanaan pemerolehan keyakinan mutu
pemeriksaan melalui pemeriksaan pemerolehan
keyakinan mutu
Pj: Itama-Inspektorat
PKMP
√ √ √ √ √
a. Peningkatan kompetensi pelaksana Itama, melalui:
- Pemenuhan persyaratan minimal pelaksana PKMP, dan
memiliki CIA (Certified Internal Auditor ), dan QIA
(Qualified Internal Auditor )
- Training pemahaman praktik terbaik dalam pemeriksaan
- Coaching
Laporan training/Laporan OJT - Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP
√ √
b. Penerapan Jabatan Fungsional - Pelaksana: Pusdiklat dan
Biro SDM
- Satker terkait:
Inspektorat PKMP
√ √
6. Pemberian layanan konsultasi dalam aspek
pengendalian mutu pemeriksaan
Pj: Itama-Inspektorat
PKMP
a. Penyusunan POS layanan konsultasi dalam aspek
pengendalian mutu pemeriksaan
POS Layanan konsultasi dalam
aspek pengendalian mutu
pemeriksaan
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Direktorat Litbang
Ditama Binbangkum
(Direktorat LPBH)
√
b. Sosialisasi POS layanan konsultasi dalam aspek
pengendalian mutu pemeriksaan
Laporan sosialisasi - Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√
Laporan QA
Setiap tahun sesuai dengan hasil
survei ADKAR
Manfaat-langsung (direct
benefit ) yang berkontribusi
terhadap perwujudan M.1.7
dan M.2.3
Pemeriksa Itama mampu
(kompeten) untuk melakukan
pemeriksaan pemerolehan
keyakinan mutu
79
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
c. Pelaksanaan layanan pemberian konsultasi Hasil konsultasi atas pemberian
layanan konsultasi
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √
7. Pemberian reward atas penilaian LHP berkualitas
(mencakup penilaian KKP-nya)
Pj: Itama-Inspektorat
PKMP
a. Penyempurnaan draft POS Penilaian Kualitas LHP (LHP
Keuangan, Kinerja, dan DTT)
POS Penilaian kualitas LHP - Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Direktorat Litbang
√
b. Sosialisasi POS Penilaian Kualitas LHP Laporan sosialisasi - Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √
c. Peningkatan pelaksanaan bimbingan (coaching ) kepada
tim penilai LHP berkualitas
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √
d. Pengoordinasian dengan SDM terkait kemungkinan
menjadi angka kredit bagi Pemeriksa atau bentuk lainnya
sebagai insentif melakukan pemeriksaan berkualitas
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Biro SDM
√ √
e. Reinforcement terkait peningkatan penyusunan KKP
kepada tim pemeriksa
Checklist review KKP - Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
8. Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Reviu Pemerolehan
Keyakinan Mutu
Laporan Hasil Tindak Lanjut
Reviu Itama
Pj: Itama-Inspektorat
PKMP
a. Sosialisasi hasil Reviu Itama di awal tahun bagi satker
pemeriksa (early warning system )
- Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √
b. Permintaan dukungan dari Pisat pemeriksaan untuk
menindaklanjuti hasil reviu Itama seperti melalui Forum
Eselon I atau Forum Tindak Lanjut (sponsor coalition )
Sponsor Roadmap - Pelaksana: Itama-
Inspektorat PKMP
- Satker terkait:
Direktorat PSMK
√ √ √ √ √
9. Evaluasi Hasil Pemeriksaan dalam rangka penyusunan
IHPS
Matriks Pelaksana: Satker
Pemeriksa (PFP)
√ √ √ √ √
1. Pengembangan kapasitas pelaksanaan evaluasi LHP PJ: Ditama Revbang
(Direktorat EPP)
a. Peningkatan pelaksanaan evaluasi LHP dalam tingkat
konsisten dan akurasi penyajian melalui kegiatan
pengubahan (coaching )
Laporan evaluasi - Pelaksana: Direktorat
EPP
- Satker terkait: Itama-
Inspektorat PKMP, Satker
Pemeriksa
√ √
b. Diklat terkait mekanisme evaluasi LHP Laporan diklat - Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat EPP
- Satker terkait: Itama-
Inspektorat PKMP
√ √ √ √ √ - Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.2.2
2. Pengembangan kapasitas penulisan dan reviu LHP PJ: AKN/Perwakilan √ √ √ √ √
a. Coaching atasan langsung Pemeriksa (PSP/PFP) kepada
Pemeriksa dalam proses penyusunan LHP
- Pelaksana:
Auditorat/Perwakilan,
Pusdiklat.
- Satker terkait: Direktorat
EPP
√ √ √ √ √
IP 3
Meningkatkan
kualitas penugasan
pemeriksaan
M.2.3
Tidak terdapat salah saji
dalam LHP
Tingkat evaluasi atas
LHP
- Intermediate benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.2.41. Pelaksana EPP mampu
mengevaluasi LHP
2. Satker Pemeriksa (PFP/PSP)
mampu melakukan evaluasi atas
penyajian dalam LHP (konsistensi
dan akurasi)
Pemeriksa mau dan mampu
menyusun LHP sesuai juknis
80
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
b. Pelatihan dalam mengembangkan kompetensi
penulisan dan reviu LHP melalui diklat fungsional
Laporan diklat - Pelaksana: Pusdiklat,
Direktorat EPP
- Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan
√ √ √ √ √
M.2.4
Risiko LHP digugat oleh
pihak ketiga menurun
Persentase LHP
digugat dan BPK
dinyatakan kalah
1. Peningkatan kompetensi pemberian pendapat terkait
temuan pemeriksaan yang memiliki indikasi tipikor
(legal opinion )melalui diklat pemberian pendapat
hukum
Laporan diklat Pelaksana: Satker
Pemeriksa,
Ditama Binbangkum,
Subbagian Hukum,
Pusdiklat
√ √ √ √ √ Pemahaman dan kompeten dalam
pemberian pendapat hukum
- Intermediate benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.2.5
2. Peningkatan keseragaman persepsi dalam pemberian
opini, tingkat materialitas melalui diseminasi, dan
training tim review
Laporan Pelaksana: Pusdiklat,
Satker Pemeriksa
√ √ √ √ √ Pemahaman dan kompeten dalam
pemberian/penulisan opini
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.2.3
3. Diklat untuk PM, PT, dan KT terkait penyusunan LHP
yang mudah dibaca dan dipahami oleh publik
(communication analyst )
Laporan diklat Pelaksana: AKN,
Pusdiklat
√ √ √ √ √ Berkompeten dalam memastikan
bahasa LHP menjadi bahasa yang
mampu dicerna oleh publik
4. Penyiapan kapasitas dan bahan untuk memenangkan
gugatan di pengadilan
Pelaksana: Satker
Pemeriksa, Direktorat
EPP, Direktorat LPBH
√ √ √ √ √
1. Pemanfaatan saluran evaluasi dari auditee terhadap
tim yang sedang melakukan pemeriksaan
Pj: Itama
Satker terkait:
Auditorat/Perwakilan,
Biro TI, Biro Humas dan
Kerja Sama Internasional
a. Peningkatan monitoring pengaduan masyarakat (WBS) Portal evaluasi auditee melalui
website BPK (Pengaduan
masyarakat)
Pelaksana: Inspektorat PI,
Satker Pemeriksa
√ √ √ √ √
b. Peningkatan perolehan informasi terkait kepuasan
auditee terhadap kinerja Pemeriksa melalui survei
kepuasan
Laporan survei PJ: Direktorat PSMK-
(Subdit Manajemen
Kinerja (Makin)),
Satker terkait: Satker
Pemeriksa
√ √ √ √ √
2. Evaluasi setelah tim pemeriksa selesai melakukan
pemeriksaan (random sampling )
a. Penyusunan form evaluasi (oleh Itama-Inspektorat PI)
b. Konfirmasi dan evaluasi kebenaran subtansi form
evaluasi (koordinasi Itama dan Satker Pemeriksa)
c. Identifikasi dan pemetaan kelemahan dari kinerja
Pemeriksa (Itama)
d. Tindak lanjut atas feedback yang diperoleh Itama
melalui peningkatan kinerja Pemeriksa
- Form evaluasi
- Reward
PJ: Inspektorat PI
Satker terkait: Satker
Pemeriksa
√
3. Peningkatan kinerja Pemeriksa Satker Pemeriksa
a. Evaluasi kinerja tim ke auditee setelah pemeriksaan Hasil evaluasi Pelaksana: Satker
Pemeriksa (Sekretariat
AKN, Subbagian TU Kalan,
dan Subbagian Humas dan
TU Kalan)
√
b. Evaluasi atas kinerja Pemeriksa oleh atasan langsung
Pemeriksa
Pelaksana: Satker
Pemeriksa
√ √ √ √ √
c. Pemberian bimbingan (coaching ) oleh atasan langsung
Pemeriksa kepada Pemeriksa
Pelaksana: Satker
Pemeriksa
√ √ √ √ √
- Intermediate benefit yang
mendukung langsung
pencapaian M.2.1
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.2.4
IP 3
Meningkatkan
kualitas penugasan
pemeriksaan
IP 3
Meningkatkan
kualitas penugasan
pemeriksaan
M.2.5
Profesionalisme
Pemeriksa BPK meningkat
Indeks kepuasan
auditee atas kinerja
Pemeriksa BPK
Pemeriksa BPK berkomitmen
dalam mengimplementasikan
sikap profesional dalam
melakukan pemeriksaan
81
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
d. Pemberian reward atas kinerja Pemeriksa terbaik Reward Pelaksana: Biro SDM
e. Pemberian punishment Teguran Satker Pemeriksa
IP 4
Meningkatkan
kualitas kelembagaan
M.2.6
Kualitas pelaksanaan RB
meningkat
Pemenuhan QA RB Reviu Pelaksanaan RB BPK.
Ditingkatkan dengan kegiatan pengubahan untuk
mendorong satker agar membuat inovasi-inovasi dalam
pelaksanaan kegiatan rutin:
- Diseminasi RB untuk penumbuhan inovasi satker
- Inovation award
- Laporan reviu PMPRB
- Daftar inovasi
- Terlaksananya kegiatan
diseminasi
PJ: Inspektorat PIMK
Satker terkait: Seluruh
satker BPK
√ √ √ √ √ Satker BPK mampu berinovasi
untuk peningkatan kegiatan rutin
di lingkungan satker masing-
masing
- Intermediate benefit yang
mendukung langsung
pencapaian M.2.1
- Intermediate benefit yang
perwujudannya didukung
oleh M.2.7 dan M.2.8
IP 4
Meningkatkan
kualitas kelembagaan
M.2.7
Akuntabilitas BPK dalam
melaksanakan tusinya
meningkat
Nilai akuntabilitas
kinerja
Peningkatan kapasitas satker dalam menyusun LAK
satker melalui kegiatan pengubahan
(bimbingan/pembinaan/coaching ) dan reviu LAK satker
Laporan workshop
Lembar reviu
PJ: Direktorat PSMK
(Subdit Makin)
Satker terkait: Itama,
Seluruh satker
√ √ √ √ √ Satker mampu menyusun LAK
yang berkualitas secara
berkelanjutan
- Direct benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.2.6
Persentase
penyelesaian tindak
lanjut hasil peer
review
Persiapan pelaksanaan reviu oleh peer review Tahun
2017 melalui kegiatan monitoring dan evaluasi atas
penyelesaian tindak lanjut hasil peer review
Laporan monitoring dan
evaluasi TL hasil peer review
PJ: Itama
Satker terkait: Seluruh
satker pelaksana
IP 4
Meningkatkan
kualitas kelembagaan
M.2.8
Kuantitas dan kualitas
peraturan dalam
melaksanakan tusi BPK
meningkat
Tingkat pemenuhan
penyusunan
peraturan BPK yang
terkait tugas dan
wewenang BPK
1. Inventarisasi produk hukum BPK yang mendukung
pelaksanaan tugas dan wewenang BPK berdasarkan
peraturan perundang-undangan maupun kebutuhan BPK
Daftar inventarisasi produk
hukum BPK
PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum
Satker terkait: Seluruh
satker
√ √ √ √ √ - Direct benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.2.6
2. Pemastian atas ketersediaan dukungan peraturan
perundang-undangan dalam pelaksanaan tugas dan
wewenang BPK, melalui:
PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum
Satker terkait: Seluruh
satker
a. penyusunan konsep produk hukum terkait pelaksanaan
tugas dan wewenang BPK;
Konsep produk hukum BPK
b. kajian terkait sinkronisasi atas konsep produk hukum
BPK; dan
Hasil kajian hukum atas
sinkronisasi dan harmonisasi
produk hukum BPK
c. Pelaksanaan proses legislasi produk hukum terkait
pelaksanaan tugas dan wewenang BPK.
Produk hukum BPK
3. Komunikasi dan koordinasi dengan satker terkait
maupun pihak lain dalam bentuk FGD terkait dengan
penyusunan konsep produk hukum BPK
Laporan kegiatan PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum,
Direktorat Litban,g
AKN
4. Sosialisasi produk hukum atas produk hukum BPK Laporan sosialisasi PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum,
Direktorat Litbang
5. Pelaksanaan diklat dengan bergantung pada substansi
produk hukum pada satker-satker terkait
Hasil diklat PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum,
Pusdiklat
6. Pelatihan internal bagi Ditama Binbangkum (legal
drafting dan lain sebagainya)
Hasil diklat PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum,
Pusdiklat
1. Ditama Binbangkum mampu
melakukan kajian hukum;
2. Ditama Bingbangkum mampu
melakukan perancangan
peraturan/produk hukum BPK;
dan
3. Ditama Binbangkum mampu
berkoordinasi dengan
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia, serta pihak terkait
lainnya.
82
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
IP 4
Meningkatkan
kualitas kelembagaan
M.2.8
Kuantitas dan kualitas
peraturan dalam
melaksanakan tusi BPK
meningkat
Tingkat harmonisasi
peraturan
perundangan terkait
tugas dan wewenang
BPK
1. Analisa peraturan perundang-undangan yang
berpotensi membatasi dan/atau bertentangan dengan
tugas dan kewenangan BPK (berdasarkan permintaan
satker/pimpinan maupun inisiatif Ditama Binbangkum).
Hasil kajian/analisis PJ : Direktorat LPBH -
Ditama Binbangkum*
(*) masih harus didiskusikan
√ √ √ √ √ - Direct benefit yang
berkontribusi terhadap
perwujudan M.2.6
2. Pembuatan action plan (rencana aksi) atas hasil
analisis (dapat berupa: pembahasan internal di Forum
Eselon 1; bahan pendapat/usulan revisi UU; rencana
judicial review ; sengketa kewenangan lembaga; dll.)
Action plan PJ : Ditrektorat LPBH -
Ditama Binbangkum*
(*) masih harus didiskusikan
a. Workshop /FGD terkait penyamaan pemahaman dan
persepsi tentang talent pool dan lingkupnya
Laporan - PJ : Setjen
- Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√ 1. Pemeriksa memiliki keahlian
pada bidang pemeriksaan
Indeks kepuasan
pegawai
b. Penyusunan POS terkait identifikasi lingkup pool of
talents yang akan dibentuk dan target 2020
- Jenis pool (pemeriksaan & nonpemeriksaan)
- Mekanisme pengelolaan pool
POS Manajemen Talenta - Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat,
Direktorat Litbang
√ √ 2. Penugasan pemeriksaan sesuai
dengan kualifikasi keahlian
(talenta)
c. Penyusunan desain Sistem Informasi (SI) dan
mengidentifikasi/ klasifikasi pegawai (terutama
Pemeriksa) yang akan masuk dalam talent pool
Aplikasi Sistem Informasi Talent
Pool
- Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Biro TI,
Pusdiklat
√
d. Workshop /Sosialisasi POS Manajemen Talenta kepada
satker pelaksana
Laporan - Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√
e. Penyusunan strategi pengembangan dan pemanfaatan
talenta
Dokumen strategi
pengembangan dan
pemanfaatan talenta
- Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√ √
f. Penyusunan desain kegiatan sponsorship Pimpinan
untuk mendukung implementasi talent pool dalam
bentuk komitmen penugasan sesuai kualifikasi keahlian
dan peran
Sponsor Roadmap - Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√
g. Diseminasi terkait pemberian pemahaman manfaat dan
pentingnya pemberian penugasan sesuai dengan keahlian
dan peran. Target : Atasan Langsung (Eselon II,III, IV, dan
PFP) saat Diklat Kepemimpinan
Modul - Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√
h. Asesmen untuk menentukan pegawai yang masuk
dalam bidang-bidang talenta yang telah ditetapkan
Hasil asesmen - Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√
i. Peningkatan keahlian (talent ) Pemeriksa Jadwal dan Laporan
pelaksanaan kegiatan
*note: kegiatan bisa berupa
diklat, short course , sertifikasi,
magang, training, pendidikan
formal
- Pelaksana: Biro SDM
- Satker terkait: Pusdiklat
√ √ √
j. Monitoring dan evaluasi pemanfaatan talenta Laporan monitoring dan
evaluasi pengembangan dan
pemanfaatan talenta
Pelaksana: Biro SDM √ √ √
LG 1
Meningkatkan
kompetensi pegawai
melalui pembentukan
talent pool
M.3.1
Kompetensi pegawai
meningkat
Modal SDM yang
dibutuhkan dalam
mendukung perwujudan
seluruh manfaat
1. Ditama Binbangkum mampu
melakukan kajian hukum;
2. Ditama Bingbangkum mampu
melakukan perancangan
peraturan/produk hukum BPK;
dan
3. Ditama Binbangkum mampu
berkoordinasi dengan
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia, serta pihak terkait
lainnya.
Persentase
pemenuhan talent
pool
IS 3.1.1 Pembentukan talent pool
83
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
1. Pemetaan proses bisnis yang akan menggunakan SI Roadmap Pengembangan
Aplikasi
- PJ: Setjen
- Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
a. Validasi aplikasi yang ada saat ini Daftar aplikasi yg ada di BPK Pelaksana: Biro TI √
b. Pemetaan proses bisnis yang dapat dibantu kegiatannya
menggunakan SI
Peta proses bisnis dan SI yang
terkait
Pelaksana: Biro TI dan
Direktorat Litbang
√
c. FGD dengan satker terkait dengan proses bisnis yang
akan dibantu menggunakan SI
Laporan FGD Pelaksana: Biro TI √
d. Penyusunan konsep roadmap pengembangan aplikasi
untuk dimintakan persetujuannya oleh KPTI
Konsep Roadmap
Pengembangan Aplikasi
Pelaksana: Biro TI √
e. Penyusunan POS Pengembangan Aplikasi POS Pengembangan Aplikasi - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
f. Sosialisasi kepada internal pengelola TI dan satker
terkait
Laporan Sosialisasi - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Satker
pelaksana BPK yang
memiliki aplikasi
√
2. Penyiapan infrastruktur pendukung pengembangan SI √
Penyiapan server dan storage untuk proses
pengembangan SI
Server Development Pelaksana: Biro TI
3. Evaluasi aplikasi yang ada sebagai tahap awal
integrasi
Laporan Kegiatan √ √
a. Pengujian kegunaan aplikasi yang ada saat ini dan
melihat kemungkinan tahapan integrasi yang akan
dilakukan
Daftar aplikasi dengan jenis
integrasi yang bisa dilakukan
Pelaksana: Biro TI
b. Pelaksanaan tahapan integrasi sesuai tahapan yang
akan dilakukan apakah level dashboard melalui interface
atau perbaikan database
Pelaksana: Biro TI
c. Perbaikan dan pengembangan aplikasi agar siap
terintegrasi
Pelaksana: Biro TI
4. Perancangan arsitektur database SI Arsitektur Database √
a. Pengujian integrity , validity, dan reability dari
database aplikasi yang ada
Laporan pengujian Pelaksana: Biro TI
b. FGD dengan satker pemilik SI untuk memperoleh
masukan penyusunan arsitektur database yang
terintegrasi
Laporan FGD - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Satker
Pelaksana BPK yang
memiliki aplikasi SI
c. Penyusunan konsep arsitektur database yang
diperlukan oleh BPK dan meminta persetujannya kepada
KPTI
Konsep Arsitektur Database Pelaksana: Biro TI
d. Sosialisasi kepada internal pengelola TI dan satker
terkait
Laporan Sosialisasi - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Satker
Pelaksana BPK yang
memiliki aplikasi SI
5. Penyusunan SI terintegrasi level database √ √ √
a. Pengembangan sistem informasi sesuai roadmap
aplikasi dan arsitektur database
Pelaksana: Biro TI
b. Pemeliharaan dan perbaikan database yang mulai
diintegrasikan
Pelaksana: Biro TI
c. Pengembangan database yang terintegrasi Rancangan database yang
terintegrasi
Pelaksana: Biro TI
d. Pengujian database Hasil pengujian Pelaksana: Biro TI
LG 2
Mengoptimalkan
pemanfaatan TI dan
sarpras dalam tata
kelola organisasi
M.3.2
Pemantaan TI dan sarpras
meningkat
Persentase
penyelesaian integrasi
SI
IS 3.2.1 Pengembangan Sistem TI untuk tata kelola BPK
Persentase
pemanfaatan TI
Tingkat kepuasan
pegawai atas
pemanfaatan TI dan
sarpras
Modal informasi yang
dibutuhkan dalam
mendukung perwujudan
seluruh manfaat
Satker memahami proses bisnis
dan kaitannya dengan proses
bisnis satker lain
84
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
e. Launching /peluncuran Database yang terintegrasi Pelaksana: Biro TI
f. Sosialisasi kepada internal pengelola TI dan satker
terkait
Laporan - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Satker
Pelaksana BPK yang
memiliki aplikasi SI
1. Penyusunan Business Continuity Management (BCM) BCM - PJ: Setjen
- Pelaksana: Biro Umum
- Satker terkait: Biro
Keuangan, Biro SDM,
serta Biro Humas dan
Kerja Sama Internasional
√ √
a. Penyusunan KAK/RPP Konsultan BCM Dokumen KAK Pelaksana: Biro Umum
b. Pemilihan Konsultan BCM Laporan kegiatan Pelaksana: Biro Umum
c. Penyusunan Dokumen BCM Konsep dokumen BCM Pelaksana: Biro Umum
d. Piloting BCM Hasil piloting Pelaksana: Biro Umum
e. Sosialisasi BCM Laporan kegiatan Pelaksana: Biro Umum
2. Penyusunan Disaster Recovery Plan (DRP) Dokumen DRP √ √
a. Penentuan atas aplikasi kritis (Pemeriksaan dan
Kelembagaan) di BPK
Hasil kajian - Pelaksana: Biro TI
- Satker terkait: Satker
Pelaksana BPK yang
memiliki aplikasi
√
b. Penentuan satker-satker yang terlibat dalam
penyusunan DRP (pemiliki aplikasi, developer , penyedia
infrastruktur (Biro Umum))
Hasil kajian Pelaksana: Biro TI √
c. Pemilihan konsultan Kontrak Pelaksana: Biro TI √
d. Penyusunan DRP Dokumen DRP Pelaksana: Biro TI √
e. Sosialisasi dokumen DRP kepada pemilik aplikasi kritis Biro TI dan Satker pemilik
aplikasi
√
3. Pengembangan infrastruktur Disaster Recovery Center
(DRC)
Infrastruktur DRC
a. Pemilihan lokasi DRC Kajian Pelaksana: Biro TI √
b. Pemilihan pengembang DRC Kontrak Pelaksana: Biro TI √
c. Pembangunan DRC DRC Pelaksana: Biro TI √
d. Testing/pengujian Hasil pengujian Pelaksana: Biro TI √
e. Siap operasi BAST Pelaksana: Biro TI √
f. Training terkait uji coba DRC (simulasi) kepada pemilik
aplikasi kritis dan Biro TI
Pelaksana: Biro TI √
4. Penyusunan rencana pengamanan SI (jaringan,
aplikasi, database )
Dokumen pengamanan SI √
a. Asesmen keamanan SI Hasil asesmen Pelaksana: Biro TI
b. Penyusunan desain keamanan sistem info BPK Desain Pelaksana: Biro TI
c. Pengembangan pengamanan SI Dokumen pengamanan SI Pelaksana: Biro TI
d. Pengujian pengamanan sistem Hasil pengujian Pelaksana: Biro TI
e. Training (internal Biro TI) Pelaksana: Biro TI dan
Pusdiklat
LG 2
Mengoptimalkan
pemanfaatan TI dan
sarpras dalam tata
kelola organisasi
M.3.2
Pemantaan TI dan sarpras
meningkat
IS 3.2.2 Penerapan Business Continuity Modal Informasi dan
sarpras yang dibutuhkan
dalam mendukung
perwujudan seluruh
manfaat
Terciptanya kontinuitas atas
bisnis proses yang ada di BPK
85
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
1. Penyusunan peraturan pemenuhan sarpras Peraturan pemenuhan sarpras - Pj: Setjen
- Pelaksana: Biro Umum √
2. Sosialisasi terkait standar sarpras Laporan Pelaksana: Biro Umum
dan AKN √
3. Piloting implementasi Laporan hasil kegiatan piloting Pelaksana: Biro Umum
dan AKN√
1. Pelaksanaan reviu serta monitoring dan evaluasi atas
pelanggaran disiplin pegawai
Laporan Monitoring dan
Evaluasi
PJ : Itama
Satker terkait : seluruh
satker
√ √ √ √
2. Pelaksanaan reviu dan monitoring dan evaluasi atas
pelanggaran kode etik pegawai
Laporan Monitoring dan
Evaluasi
PJ : Itama
Satker terkait : seluruh
satker
√ √ √ √
1. Penyusunan Kerangka Budaya Organisasi di BPK
Tingkat pelanggaran
kode etik dan disiplin
pegawai
a. Penyusunan tools terkait internalisasi kode etik
(berdasarkan Peraturan Kode Etik tahun 2016 dan Hasil
Kajian Direktorat Litbang-Budaya Organisasi
PL e.g modul/FAQ dan audio
visual
PJ: Direktorat PSMK
Terkait: Itama -
Inspektorat PI,
Direktorat Litbang,
Pusdiklat, serta
Biro Humas dan Kerja
Sama Internasional
√ √
b. Survei Persepsi Pelaksana terhadap nilai dasar di BPK
(Initial Assessment ) - Tingkat Awareness dan Knowledge
Laporan PJ: Direktorat PSMK
Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
c. Sosialisasi/Workshop Penyeragaman pemahaman dan
persepsi pengertian visi, misi, dan nilai dasar BPK (IIP)
(*Output IS 5.2 – Kode etik yang telah direvisi)
Laporan Sosialisasi/Workshop PJ: MKKE (Itama)
Terkait: Direktorat PSMK√
d. Sosialisasi/Workshop atas PL yang telah disusun Laporan PJ: Dirktorat PSMK
Satker terkait: Itama -
Inspektorat PI, Direktorat
Litbang, Pusdiklat√
e. Diseminasi atau knowledge/best practice sharing
tentang implementasi nilai dasar budaya organisasi – IIP
Laporan PJ: Itama - Inspektorat PI
Satker terkait: Direktorat
PSMK,
Direktorat Litbang
f. Kegiatan sponsorship Pimpinan atas implementasi nilai
dasar IIP sebagai nilai budaya organisasi BPK
Sponsor Roadmap PJ: MKKE (Itama)
Satker terkait: Direktorat
PSMK,
Pusdiklat
√ √ √
g. Pelatihan dalam membentuk karakter budaya
organisasi – IIP kepada Pelaksana BPK
Laporan diklat Pelaksana: Biro SDM,
Pusdiklat√ √ √ √ √
h. Pelatihan pada atasan langsung dalam memberikan
bimbingan (coaching )
Laporan diklat PJ: Pusdiklat
Terkait: Seluruh satker
i. Pemberian bimbingan (coaching ) oleh atasan langsung
di masing-masing satker
Form konsultasi Pelaksana: Direktorat
PSMK,
Seluruh satker√ √ √ √ √
j. Survei ADKAR menilai:
(i). Pemahaman atas IIP (misal: target 3 (skala 1-5))
(ii). Implementasi IIP (misal target: 3 (skala 1-5))
Laporan Survei ADKAR PJ : Direktorat PSMK
Satker terkait: Seluruh
satker√ √ √ √ √
Sesuai dengan jadwal diklat
M.3.3
Meningkatnya
implementasi nilai-nilai
dasar di BPK
Tingkat pemahaman
pegawai terhadap
visi, misi, dan nilai
dasar BPK
Tingkat implementasi
nilai dasar BPKIS 3.3.1 Pengembangan Budaya Berintegritas, Independen dan Profesional
Nilai dasar BPK (IIP) telah
menyatu dalam karakter dan
budaya kerja anggota dan
Pelaksana BPK, yaitu
berintegritas, independen, dan
profesional dalam melakukan
kegiatan operasional organisasi.
Setiap tahun sesuai dengan hasil
survei ADKAR
Modal informasi dan
sarpras yang dibutuhkan
dalam mendukung
perwujudan seluruh
manfaat
Modal organisasi terkait
budaya organisasi yang
dibutuhkan dalam
mendukung perwujudan
seluruh manfaat
LG 2
Mengoptimalkan
pemanfaatan TI dan
sarpras dalam tata
kelola organisasi
M.3.2
Pemantaan TI dan sarpras
meningkat
IS 3.2.3 Efisiensi sarana prasarana melalui Penerapan desk sharing untuk PFP
LG 3
Menciptakan budaya
berintegritas,
independen, dan
profesional
86
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
2. Pelaksanaan monitoring implementasi nilai dasar BPK
a. Survei ADKAR menilai pemahaman dan implementasi
nilai-nilai dasar (IIP)
Laporan Survei ADKAR Pelaksana: Direktorat
PSMK (Subdit Renstra) √ √ √ √ √
b. Survei kepuasan auditee atas kinerja Pemeriksa Laporan survei Pelaksana: Direktorat
PSMK (Subdirektorat
Manajemen Kinerja)√ √ √ √ √
3. Reinforcement berdasarkan hasil reviu monitoring dan
evaluasi Itama dan survei
a. Sponsorship pimpinan Seluruh satker √ √ √ √ √
b. Bimbingan atasan langsung secara kontinyu Seluruh satker √ √ √ √ √
1. Penyusunan Kerangka Strategi Best Practices Sharing
di BPK
Persentase
penyebaran best
practices
a. Pembentukan Tim Pengelola Best Practices
(bagian dari Tim Pengelola KM)
Tim Pengelola
(unsur: Direktorat PSMK,
Direktorat Litbang, Pusdiklat,
Biro SDM, Biro TI)
PJ : Direktorat PSMK
Satker terkait: Direktorat
Litbang
√
b. Penyusunan PL Best Practices PL
(definisi best practices ,
cara identifikasi best practices ,
kriteria,
cara menyusun,
cara sharing ,
cara memvalidasi)
PJ : Direktorat PSMK
Satker terkait: Direktorat
Litbang
√ √
c. Sosialisasi PL ke seluruh satker dan pegawai BPK Laporan sosialisasi PJ : Direktorat PSMK
Satker terkait: Direktorat
Litbang
√ √
d. Sponsorship Pimpinan untuk identifikasi praktik terbaik
di satker
Arahan Pimpinan Tim Pengelola
2. Penyusunan Best Practices (di satker) Best practices yang disusun
satker
Pelaksana: Satker,
Tim Pengelola
√ √ √ √
a. Identifikasi best practices satker yang akan disusun Hasil identifikasi Pelaksana: Satker,
Tim Pengelola
√ √ √ √
b. Coaching identifikasi praktik terbaik (kepada tim
penyusun best practices di satker)
Laporan coaching Pelaksana: Satker,
Tim Pengelola
√ √ √ √
c. Evaluasi hasil best practices yang disusun Hasil evaluasi Tim Pengelola √ √ √ √
3. Fasilitasi Best Practices Sharing (akan diatur lebih
lanjut dalam PL, misalnya melalui KTF, upload portal
BPK, dll)
Kegiatan sharing Pelaksana: Satker,
Tim Pengelola
√ √ √ √
K 1
Mengoptimalkan
pemanfaatan
anggaran
3.5. Pemanfaatan
anggaran optimal
Tingkat kinerja
anggaran
1. Peningkatan kualitas perencanaan dan penganggaran - PJ: Setjen
- Pelaksana: Biro
keuangan
a. Penyusunan acuan penyusunan RKA satker Acuan penyusunan RKA satker Pelaksana:
Biro keuangan
√ √ √ √ √
b. Sosialisasi acuan penyusunan RKA satker Laporan Pelaksana:
Biro keuangan
√ √ √ √ √
c. Pelaksanaan koordinasi internal dengan Subdit Renop
dan Inspektorat PIMK terkait proses penelitian dan reviu
dokumen perencanaan dan penganggaran satker
Notulen rapat, workshop - Pelaksana: Biro
Keuangan,
- Satker terkait:
Inspektorat PIMK dan
Subdit Renop
√ √ √ √ √
Satker mampu menyusun
perencanaan dan penganggaran
sesuai acuan.
LG 4
Memperluas
implementasi praktik-
praktik terbaik (best
practice sharing )
M.3.4
Penyebaran praktik-
praktik terbaik meningkat
Persentase
penyusunan best
practices
IS 3.4.1 Pengembangan strategi best practices sharing
1. Pegawai dapat membudayakan
kodefikasi dari tacit knowledge
menjadi explicit knowledge
melalui penyusunan best
practices
2. Pegawai dapat melakukan
sharing best practices melalui
jalur yang disediakan organisasi
Modal keuangan yang
dibutuhkan dalam
mendukung perwujudan
seluruh manfaat
Modal organisasi terkait
best practices sharing yang
dibutuhkan dalam
mendukung perwujudan
seluruh manfaat
87
2016 2017 2018 2019 2020
Sasaran Strategis Manfaat IKU Kegiatan Keluaran
Satker Pelaksana
Kegiatan
(Penanggung jawab,
Pelaksana, Satker terkait)
Waktu PelaksanaanKapabilitas/ Perubahan
OrganisasiKeterangan
2. Peningkatan kualitas pemantauan pelaksanaan
anggaran
a. Penyusunan POS Pemantauan POS Pemantauan Pelaksana:
Biro keuangan
√
b. Sosialisasi Laporan Pelaksana:
Biro keuangan
√
c. FGD terkait pemantauan pelaksanaan anggaran Laporan - Pelaksana: Biro
Keuangan,
- Satker terkait: seluruh
Satker Pelaksana
√ √ √ √ √
d. Monitoring dan evaluasi Laporan - Pelaksana: Biro
Keuangan,
- Satker terkait: seluruh
Satker Pelaksana
√ √ √ √ √
Biro keuangan mampu
mengoptimalkan pemantauan
pelaksanaan anggaran
88
88
Lampiran 4
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6
DIMENSI: PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT
Tema: Kesehatan Fokus: Peningkatan Pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang meliputi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) baik untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) melalui Kartu Indonesia Sehat (KIS), maupun JKN untuk NonPBI Koordinator Fokus: AKN VI
Pemerintah telah berhasil meningkatkan pelaksanaaan SJSN yang meliputi JKN untuk meningkatkan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan bagi penduduk baik untuk PBI melalui KIS dan NonPBI
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan pelaksanaaan SJSN yang meliputi JKN
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai kualitas pemenuhan kepesertaan SJSN bidang JKN secara menyeluruh (universal health coverage) baik kepesertaan untuk PBI melalui KIS maupun NonPBI
Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Sosial (Kemensos), Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bappenas, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Pemerintah Daerah (Pemda)
3 Menilai optimalisasi akses, ketersediaan, pemerataan dan mutu pelayanan terhadap obat, makanan, dan lingkungan yang sehat serta sumber daya kesehatan oleh penduduk
BPS, Kemensos, TNP2K, Kemendagri, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bappenas, BKKBN, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), dan Transmigrasi, Pemda
4 Menilai kualitas koordinasi, penyempurnaan manajemen, dan pemanfaatan sumber daya kesehatan dalam SJSN bidang JKN antar institusi pelaksana baik pemerintah maupun swasta
BPS, Kemensos, TNP2K, Kemendagri, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bappenas, BKKBN, Pemda
5 Menilai harmonisasi atas eksistensi dan formulasi kebijakan publik serta perbaikan koordinasi antar pembuat kebijakan dimaksud terkait SJSN bidang JKN
BPS, Kemensos, TNP2K, Kemendagri, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bappenas, BKKBN, Pemda
6 Menilai dampak dan keberhasilan pelaksanaan SJSN bidang JKN dalam kurun waktu lima tahun serta keberlanjutannya untuk perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan penduduk
BPS, Kemensos, TNP2K, Kemendagri, Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Bappenas, BKKBN, Pemda
89
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 Tema: Pendidikan Fokus: Pelaksanaan Program Indonesia Pintar untuk Wajib Belajar 12 tahun yang berkualitas Koordinator Fokus: AKN VI
Pemerintah telah berhasil melaksanakan Program Indonesia Pintar untuk Wajib Belajar 12 tahun Berkualitas
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan melaksanakan Program Indonesia Pintar untuk Wajib Belajar 12 tahun Berkualitas
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud)
Kemenkeu, Bappenas 2016-2020 (detiil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai pemenuhan layanan pendidikan dasar
berkualitas Kemendagri, Kemenkeu, BKN, Kementerian Agama (Kemenag), Pemda
3 Menilai peningkatan akses, perluasan, dan pemerataan pendidikan menengah yang berkualitas
Kemendagri, Kemenkeu, BKN, Kemenag, Pemda
4 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam melaksanakan Program Indonesia Pintar untuk Wajib Belajar 12 tahun Berkualitas
Tema: Pendidikan Fokus: Peningkatan manajemen guru, pendidikan keguruan, dan reformasi Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Koordinator Fokus: AKN VI
Pemerintah telah berhasil meningkatkan manajemen guru, pendidikan keguruan, dan reformasi LPTK
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan manajemen guru, pendidikan keguruan, dan reformasi LPTK
Kemendikbud Kemenkeu, Bappenas 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai distribusi tenaga pendidik yang berkualitas dan pemenuhan rasio guru-murid
Kemendagri, Pemda, Kemenkeu, BKN, Kemenag, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Kementerian PANRB
3 Menilai peningkatan kualitas, kompetensi, dan profesionalisme guru
4 Menilai program sertifikasi guru dalam meningkatkan komptensi guru
5 Menilai kapasitas dan kualitas Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Penjaminan Mutu Pendidikan (PPMP) dalam menunjang penyediaan guru yang berkualitas
6 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam meningkatkan manajemen guru, pendidikan keguruan, dan reformasi LPTK
Tema: Pendidikan Fokus: Peningkatan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi Koordinator Fokus: AKN III
Pemerintah berhasil 1. Menyusun kebijakan
yang mendukung peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi
2. Meningkatkan partisipasi pendidikan untuk jenjang perguruan tinggi
3. Meningkatkan aktivitas riset yang
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan tinggi
Kemenristekdikti Internal AKN III: Perguruan Tinggi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Kemensos, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN), Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Lembaga Administrasi Negara (LAN) Eksternal AKN III: Kemenkeu, Kementerian yang menaungi PT kedinasan (Kementerian Hukum dan
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai penyediaan biaya operasional perguruan
tinggi dalam rangka peningkatan pemerataan akses pendidikan tinggi;
90
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan industri
4. Meningkatkan kompetensi lulusan perguruan tinggi
3 Menilai upaya pemerintah dalam menjamin pemerataan pendidikan tinggi melalui peningkatan efektivitas affirmative policy;
Hak Asasi Manusia (Kemenkumham), Kemendagri, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kemenkeu, TNI/Polri, Badan Intelijen Negara (BIN), Kementerian Pertahanan (Kemenhan))
4 Menilai pengelolaan anggaran penelitian serta kualitas sistem insentif untuk mendukung kegiatan riset dalam rangka meningkatkan kualitas dikti
Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
5 Menilai peningkatan kualitas proses akreditasi institusi dan program studi perguruan tinggi dalam rangka pemantapan sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi
PTN, Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT)
6 Menilai penguatan kerja sama perguruan tinggi dan dunia industri untuk kegiatan riset dan pengembangan dalam rangka meningkatkan relevansi dan daya saing pendidikan tinggi
PTN
7 Menilai capaian kinerja pemerintah dalam meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi dikti
PTN
Tema: Karakter dan Mental Fokus: Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Penanggung Jawab Fokus: AKN V
Pemerintah berhasil meningkatkan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
1 Menilai perencanaan (kebijakan dan penganggaran) penyelenggaraan ibadah haji dan umrah
Kemenag Kemenkes, Badan Usaha Milik Negara/BUMN (Garuda Indonesia), Kemenkumham (Imigrasi)
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai pengelolaan pendaftaran dan kuota haji secara transparan dan akuntabel
3 Menilai pengelolaan keuangan terkait penyelenggaraan ibadah haji (termasuk pemanfaatan setoran awal peserta, investasi dana haji, dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) asrama haji di luar musim haji)
4 Menilai kualitas pembinaan, perlindungan, dan pelayanan terhadap sistem haji di dalam negeri dan di Saudi Arabia (pelayanan mulai keberangkatan, kegiatan ibadah di Saudi Arabia, sampai kembali ke tanah air yang mencakup kesehatan, pemondokan, makanan, asuransi, dll yang relevan untuk penyelenggaran ibadah)
5 Menilai efektifitas pengawasan haji oleh Komisi Pengawas Haji Indonesia (KPHI)
91
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 6 Menilai capaian kinerja dalam penyelenggaraan
ibadah haji dan umroh
Tema: Kependudukan dan Keluarga Berencana Fokus: Penguatan Data dan Informasi Pembangunan Kependudukan Penanggung Jawab Fokus: AKN V
Pemerintah berhasil meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi kependudukan, serta berhasil memanfaatkan data dan informasi kependudukan tersebut untuk perencanaan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan
1 Menilai perencanaan (kebijakan dan penganggaran) dalam mewujudkan penguatan data dan informasi pembangunan kependudukan
Kemendagri BPS BKKBN
Kemenkeu, Pemda 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai pengembangan data dan informasi pembangunan kependudukan (mencakup registrasi vital terpadu, pelayanan pencatatan informasi penduduk, serta penyiapan sarpras pendukung)
Pemda
3 Menilai penyediaan data dan informasi kependudukan Pemda
4 Menilai koordinasi, diseminasi, aksesibilitas, dan pemanfaatan data dan informasi kependudukan bagi pemangku kebijakan, termasuk swasta dan akademisi, untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan (a.l. pemanfaatan NIK, KTP elektronik oleh instansi publik dan penduduk)
Pemda, serta K/L terkait (seperti Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam penyelenggaraan pemilu, Kemenkes dalam kepesertaan KIS, Kemensos dalam penyaluran bansos, dll)
5 Menilai capaian kinerja pengembangan data dan informasi pembangunan kependudukan
Pemda
DIMENSI : PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN
Tema: Ketersediaan Pangan Fokus: Pengamanan Produksi Pangan untuk kemandirian dan diversifikasi pangan Penanggung Jawab Fokus: AKN IV
Pemerintah berhasil mengamankan ketercapaian kuantitas dan kualitas produksi pangan untuk kemandirian dan diversifikasi pangan
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam upaya mengamankan produksi pangan untuk kemandirian dan diversifikasi pangan
Kementerian Pertaninan (Kementan)
Kemenkeu, Bappenas, Pemda 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai ketersediaan dan pemanfaatan lahan untuk
pengamanan produksi pangan Kementerian ATR/BPN, Pemda
3 Menilai ketersediaan alat mesin pertanian (alsintan) dan penerapan teknologi
Pemda
4 Menilai ketersediaan dan penyaluran benih dan pupuk untuk peningkatan produktivitas pangan
Pemda, serta BUMN
5 Menilai pengelolaan air irigasi untuk pertanian dalam rangka pengamanan produksi pangan
Pemda
6 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam mengamankan produksi pangan untuk kemandirian dan diversifikasi pangan
Kementerian ATR/BPN, Pemda
Tema: Ketersediaan Pangan Fokus: Peningkatan Ketahanan Air untuk
Pemerintah berhasil memenuhi kebutuhan air untuk irigasi pertanian
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam upaya memenuhi kebutuhan air untuk irigasi pertanian
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
Kemenkeu, Bappenas, Pemda 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus
92
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 mendukung Ketahanan Nasional Penanggung Jawab Fokus: AKN IV
2 Menilai pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi
Pemda Pemeriksaan)
3 Menilai pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, penampung air untuk memenuhi kebutuhan air irigasi
Pemda
4 Menilai upaya pemerintah dalam mengelola kawasan hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) secara berkelanjutan
Kementerian LHK
5 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam memenuhi kebutuhan air untuk irigasi pertanian
Kementerian PUPR
Kementerian LHK, Pemda
Tema: Ketersediaan Energi dan Kelistrikan Fokus: Penyediaan energi dan ketenagalistrikan Penanggung Jawab Fokus: AKN IV
Pemerintah menjamin ketersediaan sistem dan ketenagalistrikan untuk peningkatan akses layanan ketenagalistrikan serta miyak dan gas bumi di kawasan pemukiman (mencakup: rumah tangga, nelayan, komersial, dan transportasi)
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam mewujudkan penyediaan sistem dan ketenagalistrikan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Kemenkeu, Bappenas, Pemda 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai penyediaan infrastruktur dan layanan
ketenagalistrikan BUMN, dan Pemda
3 Menilai pengelolaan gas dalam rangka tersedianya sistem gas untuk kebutuhan dalam negeri
BUMN, dan Pemda
4 Menilai pengelolaan sistem baru, terbarukan, dan konservasi sistem untuk memenuhi kebutuhan listrik
BUMN, dan Pemda
5 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam menjamin ketersediaan sistem dan ketenagalistrikan untuk peningkatan akses layanan ketenagalistrikan serta minyak dan gas bumi di kawasan pemukiman
BUMN, dan Pemda
Tema: Kemaritiman dan Kelautan Fokus: Penguatan Konektivitas Laut Penanggung Jawab Fokus: AKN I
Pemerintah telah berhasil meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut untuk memperkuat konektivitas dalam upaya mendukung pembangunan kemaritiman dan kelautan
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan pengelolaan dan penyelenggaraan transportasi laut serta terwujudnya konektivitas sistem baik nasional dan global
Kemenhub Bappenas, Kemenkeu 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai penyediaan angkutan manusia dan sistem perairan, dermaga dan pelabuhan, serta sarana dan prasarana penunjang transportasi laut
BUMN (PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo, PT ASDP Indonesia Ferry (ASDP), PT Pelayaran Nasional Indonesia/Pelni, dll)
3 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana pelayaran/transportasi laut
Badan SAR Nasional (Basarnas), Badan Keamanan Laut (Bakamla), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), TNI AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan,
93
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 Kemenkeu (Bea Cukai)
4 Menilai kualitas pengelolaan dan pelayanan sarana prasarana penunjang transportasi laut (pemenuhan standar teknis dan standar operasional sarana dan transportasi laut)
PT Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Badan Standardisasi Nasional (BSN)
5 Menilai kualitas penyediaan layanan transportasi laut di perbatasan negara, pulau terluar dan wilayah nonkomersial lainnya
Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP), TNI, Polri, BUMN (Pelindo, ASDP, Pelni, dll), Pemda
6 Menilai upaya pemerintah dalam memberdayakan peran pemerintah daerah, BUMN, swasta dan industri pelayaran nasional dalam rangka penyediaan infrastruktur dan memperkuat konektivitas serta meningkatkan efisiensi dalam penyelenggaraan transportasi
Pemda dan BUMN
7 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka mendorong konektivitas antar wilayah
Kementerian PUPR
8 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan pengembangan teknologi transportasi yang efisien dan ramah lingkungan
Kemenristedikti, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)
9 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam mendukung penyelenggaraan trasportasi laut guna tercapainya konektivitas nasional
DIMENSI: PEMERATAAN PEMBANGUNAN DAN KEWILAYAHAN
Tema: Pembangunan Kewilayahan Fokus: Pembangunan desa dan kawasan pedesaan Penanggung Jawab Fokus: AKN III
Pemerintah berhasil: 1. mempersiapkan
kebijakan untuk membangun desa dan kawasan pedesaan;
2. menyiapkan sumber daya yang cukup dalam pembangunan desa dan kawasan pedesaan; dan
3. menyiapkan sarana dan prasarana
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam membangun desa dan kawasan pedesaan
Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi
Kemendagri, Bappenas, Kemenkeu 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan kapasitas pemerintah desa dan BPD;
Kemendagri, Pemda, Desa
3 Menilai upaya reformasi pelayanan publik oleh desa, kelurahan, dan kecamatan
Kemendagri, Pemda, Desa
4 Menilai upaya meningkatkan ketersediaan sarpras pemerintahan desa
Kemendagri, Pemda, Desa
94
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 pembangunan desa dan kawasan pedesaan.
5 Menilai capaian kinerja pemerintah dalam membangun desa dan kawasan pedesaan
Kemendagri, Pemda, Desa
Tema: Pembangunan Kewilayahan Fokus: Pembangunan Kawasan Perbatasan Penanggung Jawab Fokus: AKN V
Pemerintah berhasil melaksanakan Pembangunan dan Pemerataan Pembangunan Kawasan Perbatasan
1 Menilai perencanaan (kebijakan dan penganggaran) dalam mewujudkan Pembangunan dan Pemerataan Pembangunan kawasan perbatasan
BNPP Kemenkeu, Bappenas, Kementerian PUPR dan K/L lain terkait pembangunan kawasan perbatasan
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai penguatan infrastuktur diplomasi (data
dukung dan sarana), koordinasi, dan pengamanan batas negara (termasuk standarisasi kuantitas dan kualitas sarpras keamanan dan pertahanan)
Kementerian PUPR, Kemenhan, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Pemda
3 Menilai upaya pemerintah dalam pengelolaan dan pemanfaatan potensi ekonomi, budaya, dan keamanan lintas batas negara
Bea Cukai (Kemenkeu), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kemenpar, Polri, Pemda
4 Menilai pembangunan kawasan perbatasan (mencakup pembangunan pusat kegiatan strategis, penyediaan infrastruktur dasar kewilayahan, akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan, dan perumahan, sarpras penunjang aktivitas ekonomi perbatasan, investasi dan perdagangan, dan lainnya yang relevan)
Kementerian PUPR, Kemenkominfo, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Kemenhub, Kemenkes, Kemendikbud, Kemenperin, Kemendag, Pemda
5 Menilai penguatan kelembagaan pembangunan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan
Kementerian PUPR, Kemenkominfo, Kementerian Desa, PDT, dan Transmigrasi, Kemenhub, Kemenkes, Kemendikbud
6 Menilai pelaksanaan aktivitas lintas batas negara yang kondusif dan saling menguntungkan
Bea Cukai (Kemenkeu)
7 Menilai capaian kinerja pemerintah dalam
melaksanakan Pemerataan Pembangunan dan Pembangunan Kewilayahan
Tema: Pembangunan Kewilayahan Fokus:
Pemerintah telah berhasil mewujudkan penguatan konektivitas
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam mewujudkan penguatan konektivitas nasional secara efektif dan efisien
Kemenhub Kementerian PUPR
Kemenkeu, Bappenas, Pemda 2016-2020 (detil ada di Business Case
95
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 Penguatan Konektivitas Nasional: darat, udara, dan Jalan Penanggung Jawab Fokus: AKN I
nasional melalui peningkatan kapasitas dan kemantapan jalan nasional
2 Menilai peningkatan kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar moda
Pemda Fokus Pemeriksaan)
3 Menilai peningkatan kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional
Pemda
4 Menilai peningkatan kapasitas jalan Pemda
5 Menilai peningkatan kemantapan jalan nasional Pemda
6 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam mewujudkan penguatan konektivitas nasional penyelenggaraan jalan secara efektif dan efisien
Tema: Pemerataan Pendapatan Fokus: Peningkatan Pelaksanaan SJSN yang meliputi Jaminan Sosial Ketenagakerjaan Penanggung Jawab Fokus: AKN VI
Pemerintah telah berhasil meningkatkan pelaksanaaan SJSN Ketenagakerjaan untuk mendukung peningkatan daya saing tenaga kerja sebagai bagian dari pembangunan manusia dan masyarakat
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan pelaksanaan SJSN Ketenagakerjaan
BPJS Ketenagakerjaan
Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), Kemendagri, Kemenkumham, Badan Kepegawaian Negara ( BKN), Kementerian PANRB, Pemda
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan
3 Menilai ketersediaan, pemerataan, dan mutu
pelayanan BPJS Ketenagakerjaan
4 Menilai perbaikan koordinasi dan penyempurnaan pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan dengan kementerian terkait
5 Menilai perbaikan koordinasi dan harmonisasi atas formulasi kebijaksanaan BPJS Ketenagakerjaan
6 Menilai dampak dan keberhasilan pelaksanaan SJSN untuk perlindungan tenaga kerja melalui BPJS Ketenagakerjaan
DIMENSI: PEMBANGUNAN KONDISI PERLU (PRASYARAT PEMBANGUNAN)
Tema: Keamanan dan Ketertiban Fokus: Peningkatan Kapasitas Pertahanan dan Stabilitas Keamanan Nasional Penanggung Jawab Fokus: AKN I
Pemerintah telah berhasil meningkatkan kapasitas pertahanan dan menjaga stabilitas keamanan nasional
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam meningkatkan kapasitas pertahanan dan menjaga stabilitas keamanan nasional
Kemenhan Polri BIN Badan Narkotika Nasional (BNN) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Bappenas, Kemenkeu 2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai peningkatan kesiapan (combat readiness) Alat
utama sistem pertahanan (Alutsista) TNI 2015-2019
3 Menilai upaya peningkatan kolaborasi penelitian dan pengembangan serta perekayasaan antara Lembaga
BPPT, LIPI, LAPAN, dan BMKG BUMN (PT Dirgantara Indonesia (PT DI),
96
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 Litbang Kemenhan/TNI dan Polri – Perguruan Tinggi – Industri – Kementerian/lembaga lainnya (BPPT, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)
Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg)
PT PAL Indonesia (PT PAL), LAN, PT Pindad, dlsb) Kemendag Bea Cukai (Kemenkeu)
4 Menilai peningkatan peran industri pertahanan dalam negeri dalam pemenuhan dan pemeliharaan alutsista TNI dan alat material khusus (almatsus) Polri
BUMN, Kementerian BUMN, Kemendag, Bea Cukai
5 Menilai pengadaan di lingkungan TNI, Polri, dan lembaga intelejen dan sandi dalam rangka pemenuhan alutsista/alat peralatan pertahanan (alpalhan) TNI dan alpalkam/almatsus Polri serta modernisasi peralatan intelijen dan persandian
BUMN (PT DI, PT PAL, LAN, Pindad, dlsb)
6 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan fasilitas, layanan kesehatan (Rumah Sakit), infrastruktur dan sarpras pendukung perumahan dinas/asrama/barak personel TNI dan Polri
Kementerian PUPR, Kemenkes, BPJS
7 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan dan latihan personel TNI dan Polri
8 Menilai optimalisasi pelaksanaan Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dalam rangka penguatan pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di daerah
Kejaksaan, Pemda
9 Menilai upaya pemerintah dalam menguatkan lembaga rehabilitasi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba
Kemenkes, Kejaksaan, Kemendagri, Kemenkumham, Kemensos
10 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam meningkatkan kapasitas pertahanan dan menjaga stabilitas keamanan nasional
97
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 Tema: Tata Kelola dan RB Fokus: Peningkatan Kualitas Layanan Publik Penanggung Jawab Fokus: AKN III
1) Pemerintah telah berhasil mewujudkan kebijakan yang mendukung pelayanan publik yang efektif dan efisien; dan
2) Pemerintah telah berhasil mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas
1 Menilai perencanaan dan penganggaran pemerintah dalam mewujudkan birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas
Kementerian PANRB, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Ombudsman RI
Kemenkeu, Bappenas, Kementerian/Lembaga pemberi layanan publik, dan Pemda
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan satu atap untuk investasi dan perijinan bisnis dalam rangka penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan publik
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Kemendagri, dan Pemda
3 Menilai upaya pemerintah dalam mempercepat penerapan ICT (e-government) dalam rangka penguatan kelembagaan dan manajemen pelayanan publik
Internal AKN III: BPN, Mahakamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi (MK), BKN, Kemenaker, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Kemenkominfo, Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) Eksternal AKN III: Kemenkeu, Kemenkumham, Polri/Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat), Kemendagri (Pemda)
4 Menilai upaya pemerintah dalam memperkuat sistem pengaduan masyarakat yang efektif dan terintegrasi secara nasional dalam rangka penguatan kapasitas pengelolaan kinerja pelayanan publik
Obligasi Ritel Indonesia (ORI), BNP2TKI, Kemenaker
98
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 5 Menilai kualitas layanan publik (kesehatan,
pendidikan, penyelenggaraan jalan, dll) oleh instansi pemerintah (mencakup penerapan standar pelayanan, praktek pungutan liar/pungli dan kemudahan akses penerima layanan)
Internal AKN III: BPN, MA, MK, Kemenristekdikti, Kemenpar, BKN, Kemenaker, BNP2TKI, Kemenkominfo, Bapeten, BPPT. Eksternal AKN III: Kemenkes, Kemendikbud, KemenLH, Kemendagri, Kemenhub, Kemenpar, Kementerian ESDM, BUMN, Pemda (pendidikan, pengajaran, pekerjaan dan usaha, tempat tinggal, komunikasi dan informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber daya alam, pariwisata, dan sektor strategis lainnya)
6 Menilai capaian kinerja kementerian dan lembaga terkait dalam mewujudkan birokrasi yang memiliki pelayanan publik berkualitas
Kementerian/Lembaga pemberi layanan publik, dan Pemda
DIMENSI: PEMBANGUNAN EKONOMI MAKRO (LINTAS DIMENSI)
Tema: Perekonomian dan Keuangan Negara Fokus: Pelaksanaan Reformasi Keuangan Negara: 1. Penganggaran negara 2. Penerimaan negara pajak dan bukan pajak 3. Pengeluaran (belanja) negara 4. Pengelolaan dan Pembiayaan Utang 5. Pengelolaan kekayaan negara Penanggung Jawab Fokus: AKN II
Pemerintah berhasil: 1. Meningkatkan penerimaan perpajakan menjadi sekitar 16% PDB pada tahun 2019 2. Meningkatkan kualitas belanja 3. Meningkatkan kualitas Aset Manajemen 4. Menjaga rasio utang pemerintah di bawah 30% PDB dan terus menurun yang diperkirakan menjadi 20% PDB pada th 2019 5. Mengupayakan keseimbangan primer (primary balance) terus menurun dan menjadi positif di tahun 2019; 6. Menjaga anggaran dibawah 3 persen PDB dan pada tahun 2019
1 Menilai sistem desain, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pemungutan perpajakan, PNBP, dan hibah
Kemenkeu Kemenko Bidang Perekonomian
Kementerian/Lembaga pengelola PNBP, Pemda
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan)
2 Menilai sistem, desain, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban belanja negara/daerah dan subsidi
Kementerian/Lembaga, Pemda pengelola belanja dan subsidi
3 Menilai sistem, desain, perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pengelolaan negara/daerah
Kementerian/Lembaga, Pemda, dan BUMN (khusus aset negara yang dikelola dipisahkan dari sistem pengelolaan APBN)
99
MATRIKS TEMA DAN FOKUS PEMERIKSAAN BPK 2016 - 2020
Tema/ Fokus/
AKN Penanggung Jawab Fokus
Simpulan Sementara (PAC)
TAO Strategis
Entitas Pemeriksaan
Target Pelaksanaan Leading K/L
sesuai RPJMN K/L terkait
1 2 3 4 5 6 menjadi 1,0 persen PDB 4 Menilai sistem, desain, perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pengelolaan utang negara
Pemda pengelola utang negara/daerah
Tema: Perekonomian dan Keuangan Negara Fokus: Peningkatan efisiensi, produktivitas dan daya saing BUMN Penaggung Jawab Fokus: AKN VII
Pemerintah telah berhasil meningkatan peran, efisiensi, produktifitas dan daya saing BUMN dalam mendukung terwujudnya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
1 Menilai pengaruh kebijakan pemerintah terhadap produktivitas, efisiensi, efektivitas pengelolaan BUMN
Kementerian BUMN dan BUMN
Kementan, Kementerian ESDM, Kementerian PUPR, Kemenhub, Kemensos, Kemenkeu, Kemenhan, Kemendag, Kemenhut, BPN
2016-2020 (detil ada di Business Case Fokus Pemeriksaan) 2 Menilai tata kelola korporasi yang baik (good
corporate governance) di BUMN
3 Menilai restrukturisasi BUMN (pembentukan holding company BUMN, Kelompok-kelompok spesialisasi, optimalisasi partisipasi masyarakat/penjualan saham BUMN)
Kemenkeu, Kemenko Bidang Perekonomian, Kementerian teknis terkait, PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA)
4 Menilai kemampuan BUMN dalam menghasilkan laba (profitabilitas) dan sebagai agen pembangunan
5 Menilai sinergi antar BUMN