-- DPRD Provinsi DKI Jakart.

1
Sumber Berita : humas setwan http://www.dprd-dkiprov.go.id Senin , 22/12/2008 GOLPUT DI DKI BISA MENINGKAT JAKARTA (22 Desember 2008) --- Golput (golongan putih) dalam Pemilu 2009 dikhawatirkan Panwaslu DKI semakin meningkat dan ini sudah dianalisis. Angka Golput yang cukup tinggi berdasarkan data Pemilu legislatif 2004 antara lain di Mangga Dua Selatan 68%, Kelapa Gading 64%, Sunter Agung 63%, Pademangan Barat 57%, dan Cakung Timur 50%. Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah, nara sumber dalam diskusi dengan moderator Ketua PWI Jaya, Kamsul Hasan tentang peran DPRD DKI dan Pers dalam mengawal Pemilu 2009, Senin mengatakan, mereka yang memilih Golput atas data tersebut adalah warga Tionghoa yang enggan melakukan asimilasi. Kebetulan empat kelurahan itu, kantong-kantong etnis Tionghoa. Namun hasil penelitian di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat yang juga kantong etnis Tionghoa menunjukkan angka berbeda. Warga Tionghoa yang bermukim di sana kecenderungan Golputnya rendah sekitar 21 persen. Golput diempat kecamatan menunjukkan rasionalitas kelas menengah yang secara sadar tidak menggunakan hak pilihnya. Angka Golput itu. Kata Ramdansyah dikhawatirkan semakin membludak karena tidak sedikit warga tak terdaftar atau tidak masuk DPT (daftar pemilih tetap).Selain soal Golput, ketua Panwaslu DKI juga menyesalkan semakin banyaknya calon legislatif (caleg) yang tidak mengindahkan estetika kota dalam memasang atribut partai atau garbar diri dalam kampanyenya sebagai caleg. “Misalnya di pasang di tiang listrik. Penertiban sudah dilakukan Panwaslu bersama Tramtib tapi kewalahan. Ditertibkan 5.000 atribut, muncul lagi 50.000 atribut,” ucap Ramdansyah. Caleg harus mematuhi aturan dalam berkampanye, antara lain tidak memasang atribut di lingkungan sekolah atau tempat ibadah. Ketua DPRD DKI Jakarta, Ade Surapriatna yang sekaligus menutup diskusi mengatakan, untuk menekan angka Golput dalam Pemilu mendatang perlu dipertimbangkan pelaksanaan Pemilu tidak pada akhir atau awal pekan. Karena untuk kelangan masyarakat menengah akan lebih mengutamakan weekend ketimbang dengan kesadaran sendiri ikut mensukseskan Pemilu, mencoblos. Sedangkan Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara mengingatkan, kalangan insan pers dalam Pemilu harus independen. “Pers jangan berpihak pada salah satu caleg atau partai tertentu. Pers jangan ditunggangi,” tambahnya. -- DPRD Provinsi DKI Jakarta -- http://www.dprd-dkiprov.go.id/berita/print?id_berita=569 1 of 1 04/12/2010 21:06

Transcript of -- DPRD Provinsi DKI Jakart.

Sumber Berita : humas setwan

http://www.dprd-dkiprov.go.id

Senin , 22/12/2008

GOLPUT DI DKI BISA MENINGKAT

JAKARTA (22 Desember 2008) --- Golput (golongan putih) dalam Pemilu 2009dikhawatirkan Panwaslu DKI semakin meningkat dan ini sudah dianalisis. Angka Golputyang cukup tinggi berdasarkan data Pemilu legislatif 2004 antara lain di Mangga Dua Selatan68%, Kelapa Gading 64%, Sunter Agung 63%, Pademangan Barat 57%, dan Cakung Timur50%.

Ketua Panwaslu DKI Jakarta, Ramdansyah, nara sumber dalam diskusi denganmoderator Ketua PWI Jaya, Kamsul Hasan tentang peran DPRD DKI dan Pers dalammengawal Pemilu 2009, Senin mengatakan, mereka yang memilih Golput atas data tersebutadalah warga Tionghoa yang enggan melakukan asimilasi. Kebetulan empat kelurahan itu,kantong-kantong etnis Tionghoa.

Namun hasil penelitian di Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat yang juga kantongetnis Tionghoa menunjukkan angka berbeda. Warga Tionghoa yang bermukim di sanakecenderungan Golputnya rendah sekitar 21 persen. Golput diempat kecamatanmenunjukkan rasionalitas kelas menengah yang secara sadar tidak menggunakan hakpilihnya.

Angka Golput itu. Kata Ramdansyah dikhawatirkan semakin membludak karena tidak sedikit warga tak terdaftar atautidak masuk DPT (daftar pemilih tetap).Selain soal Golput, ketua Panwaslu DKI juga menyesalkan semakin banyaknyacalon legislatif (caleg) yang tidak mengindahkan estetika kota dalam memasang atribut partai atau garbar diri dalamkampanyenya sebagai caleg.

“Misalnya di pasang di tiang listrik. Penertiban sudah dilakukan Panwaslu bersama Tramtib tapi kewalahan.Ditertibkan 5.000 atribut, muncul lagi 50.000 atribut,” ucap Ramdansyah. Caleg harus mematuhi aturan dalamberkampanye, antara lain tidak memasang atribut di lingkungan sekolah atau tempat ibadah.

Ketua DPRD DKI Jakarta, Ade Surapriatna yang sekaligus menutup diskusi mengatakan, untuk menekan angkaGolput dalam Pemilu mendatang perlu dipertimbangkan pelaksanaan Pemilu tidak pada akhir atau awal pekan. Karenauntuk kelangan masyarakat menengah akan lebih mengutamakan weekend ketimbang dengan kesadaran sendiri ikutmensukseskan Pemilu, mencoblos.

Sedangkan Wakil Ketua Dewan Pers, Leo Batubara mengingatkan, kalangan insan pers dalam Pemilu harusindependen. “Pers jangan berpihak pada salah satu caleg atau partai tertentu. Pers jangan ditunggangi,” tambahnya.

-- DPRD Provinsi DKI Jakarta -- http://www.dprd-dkiprov.go.id/berita/print?id_berita=569

1 of 1 04/12/2010 21:06