KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019...

34
I I I I rsSr !7t-t?t-rt5L-t16-3 ilililllilil illill ll lillI lll gll zgg794 ll 866183 rr q. ., al d. \}I PENCEGAHAN DAN PENANGANAN DAMPAK KESEHATAN AKIBAT ASAP K KARAN HUTAN T Perhimpunan Dokter Paru lndonesia (PDPt) Tahun 2019 # '.r--A-*' 9nE

Transcript of KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019...

Page 1: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

II II

rsSr !7t-t?t-rt5L-t16-3

ilililllilil illill ll lillI lllgll zgg794 ll 866183 rr

q..,ald.\}I

PENCEGAHAN DANPENANGANAN DAMPAK KESEHATANAKIBAT ASAP K KARAN HUTAN

T

Perhimpunan Dokter Paru lndonesia(PDPt)

Tahun 2019 #'.r--A-*'

9nE

Page 2: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

PENCEGAHAN DAN PENANGANANDAMPAK KESEHATAN AKIBAT

ASAP KEBAKARAN HUTAN

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia(PDPr)

TIM PENYUSUN

Agus Dwi Susanto, Arifin Nawas, Erlang Samoedro,Jamal Zain| Faisal Yunus, Feni Fitriani, Fathiyah Isbaniah,

Mukhtar Ikhsan, Prasenohadi, Arum Ginanjar

,ffirw

Page 3: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog dalam Terbitan (KDT)

Pencegahan dan penanganan dampak kesehatan

akibat asap kebakaran hutan / Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ;

tim penyusun, Agus Dwi Susanto ... [et al.] ]akarta: Penerbit

Universitas Indonesia (UI-Press), 2015.

vii,40 hlm.; 15 x 2l cm.

Bibliografi: hlm.ISBN 978-979-4s6-618-3

1. Manusia, Pengaruh pencemaran udara pada

I. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia II. Agus DwiSutanto

@ Hak pengarang dan penerbit dilindungi Undang-UndangCetakan 2019

Dicetak oleh: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Penerbit: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

fln. Salemba Raya 4, )akarta 10430, Telp.3l935373,Fax- 31930172

website: httP://uiPress'ui.ac.ide-mail: [email protected]

Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

bagian dari UI-Publishing

6t5.902

Page 4: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

KATA SAMBUTANKETUA UMUM PDPI

Assalamuhlaikum Wr. Wb.

Kebakaran hutan di Indonesia biasanya banyak terjadidi musim kemarau hampir setiap tahun dan memberikandampak kepada masyarakat. Efek yang paling dirasakanlangsung oleh masyarakat di antaranya terhadap kesehatan,pendidikan, transportasi dan bidang lainnya.

Dampak kesehatan akibat kebakaran hutan meningkat-kanya penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA),

dengan faktor risiko penderita Asma dan PPOK. Hal inijuga merupakan masalah bagi tenaga kesehatan dan insti-tusi kesehatan yang terkait langsung dalam penanganan dilapangan.

Buku "Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehat-an Akibat Asap Kebakaran Hutan" yang diterbitkan olehPerhimpunan Dokter Paru Indonesia diharapkan akan da-pat membantu penanganan dalam penanggulangan dam-pak asap kebakaran hutan.

Pengurus Pusat PDPI menyampaikan rasa terima kasihkepada Tim Penyusun yang telah bekerja keras dalam upaya

lll

Page 5: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FISR

Page 6: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

KATA PENGANTAR

Hampir semua negara pernah mengalami kejadian ke-bakaran hutan termasuk di Indonesia. Kebakaran hutan diIndonesia terjadi setiap musim kemarau. Asap kebakaranhutan berdampak luas pada berbagai sektor kehidupanseperti gangguan aktivitas kehidupan sehari-hari, gangguantransportasi, kerusakan ekologis, penurunan pariwisata,dampak politik, ekonomi dan masalah kesehatan.

Asap kebakaran hutan yang terjadi di Indonesiadapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan, lingkungandan kelestarian hayati. Secara umum kabut asap dapatmengganggu kesehatan semua orang, baik dalam kondisisehat maupun dalam keadaan sakit.

Buku "Pencegahan dan penanganan Dampak Kese-hatan Akibat Asap Kebakaran Hutan" ini dibuat untukmelengkapi pustaka yang telah ada dan untuk memberi_kan informasi kepada masyarakat, khususnya bagi anggotaPerhimpunan Dokter Paru Indonesia dalam membantupenanganan korban dampak asap kebakaran hutan. Bukuini berisi tentang dampak asap kebakaran hutan, prinsippencegahan dan penanganannya.

Page 7: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR

Page 8: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

DAFTAR ISI

Kata Sambutan Ketua Umum PDPI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab 1 Pendahuluan

Bab 2 Kandungan Asap Kebakaran Hutan

Bab 3 DampakAsap Kebakaran Hutan terhadap Kese-

hatan

A. EfekAkut (langka Pendek)

B. Efek Jangka Panjang.......

Bab 4 Prinsip-Prinsip Pencegahan dan Penanganan

Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran

Hutan

A. Upaya Primer........

B. Upaya

B. Upaya Tersier.........

Bab 5 Hal-Hal Khusus

A. Penggunaan Masker

B. Penggunaan Air Purifier/Air Cleaner

C. Evakuasi

D. Penggunaan Oksigen

Daftar Pustaka

iii

v

vii

1

3

7

8

11

JaJ

6

1

1

1

20

2I2t23

24

26

31

35Lampiran

vl1

Page 9: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 1 Akibat Asap Kebakaran Hutan

BAB I PENDAHULUAN

Kebakaran hutan (wildfire) adalah kondisi hutan yang terbakar dengan keadaan api menjadi tidak terkontrol dalam vegetasi yang mudah terbakar di daerah pedesaan dan terjadi di daerah yang luas. Hampir semua negara pernah mengalami kejadian kebakaran hutan termasuk di Indonesia. Kebakaran hutan hampir terjadi setiap tahun di Indonesia, terutama pada musim kemarau. Pada tahun 1997 terjadi kebakaran hutan secara luas yang diperkirakan mengenai area sampai seluas 300.000 hektar. Pada tahun 2015 ini kembali terjadi kebakaran hutan yang luas dan masih berlangsung sampai hari ini. Asap kebakaran hutan berdampak pada berbagai sektor kehidupan, seperti gangguan kehidupan sehari-hari masyarakat, gangguan transportasi, kerusakan ekologis, penurunan pariwisata, dampak politik, ekonomi dan masalah kesehatan. Data dari kejadian kebakaran hutan tahun 1997 di Indonesia berdasarkan World Wild Fund (WWF) terdapat kerugian secara ekonomi tidak kurang dari 4,4 Milyar dolar Amerika. Tidak kurang dari 20 juta orang di Indonesia terpajan asap kebakaran hutan dengan berbagai gangguan di paru dan pernapasan berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada tahun 1998. Secara umum peningkatan bahan polutan akibat asap kebakaran hutan di udara akan menimbulkan masalah kesehatan berupa peningkatan keluhan pernapasan, penurunan fungsi paru, peningkatan serangan akut asma dan penyakit paru obstruktif kronik, peningkatan kunjungan gawat darurat dan perawatan rumah sakit. Masalah kesehatan akan dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di daerah asap kebakaran hutan. Pencegahan bahaya asap kebakaran hutan pada penduduk yang tinggal di daerah asap kebakaran hutan merupakan tantangan tersendiri terkait prediksi kebakaran, problem penanganan di komunitas dan dampak kesehatan yang dapat timbul. Dibutuhkan penanganan secara paralel dari paradigma kesehatan kerja dan lingkungan dalam kontrol pajanan dan intervensi kedokteran komunitas.

Page 10: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 2 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

BAB II

KANDUNGAN ASAP KEBAKARAN HUTAN Asap yang berasal dari kebakaran hutan merupakan kompleks campuran yang mengandung gas, partikel, uap air dan bahan organik serta mineral akibat pembakaran yang tidak sempurna. Komposisi asap tergantung pada berbagai faktor seperti jenis bahan (kayu dan tumbuhan) yang terbakar dan kandungan bahan tersebut, suhu api kebakaran, kondisi angin dan cuaca serta faktor-faktor lainnya.

Komposisi asap kebakaran hutan umumnya terdiri dari : a. Gas seperti karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO2),

nitrogen oksida (NOx), ozon (O3), sulfur dioksida (SO2) dan lainnya.

b. Partikel yang timbul akibat kebakaran hutan biasa disebut sebagai particulate matter (PM). Ukuran lebih dari 10 um (mikrometer atau mikron) biasanya tidak masuk paru , dapat mengiritasi mata, hidung dan tenggorokan. Partikel kurang dari 10 um dapat terinhalasi sampai ke paru. Partikulat matter terbagi atas : Partikel kasar (coarse particles/ PM10) apabila berukuran 2,5

– 10 um Partikel halus (fine particles/ PM2,5) apabila berukuran 0,1 -

2,5 um Ultrafine particles dengan ukuran < 0,1 um

c. Bahan lainnya dalam jumlah lebih sedikit seperti aldehid (akrolein, formaldehid), polisiklik aromatik hidrokarbon (PAH, contoh benzo-a-pyrene), benzene, toluene, styrene, metal dan dioksin.

Partikulate matter (PM) merupakan polutan utama yang menjadi perhatian pada asap kebakaran hutan. Ukuran partikel mempengaruhi efek kesehatan yang terjadi. Partikel besar lebih dari 10 mikron tidak akan sampai paru, tetapi dapat menyebabkan iritasi mata, hidung dan tenggorokan. Partikel kecil dengan ukuran < 10 mikron (PM10) dapat mencapai paru, dan hal ini dapat menimbulkan efek pada paru dan jantung. Komponen lain dari polutan yang berbahaya adalah karbon monoksida (CO) yang merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau. Gas CO

Page 11: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 3 Akibat Asap Kebakaran Hutan

bersifat asfiksian dan mempunyai kemampuan mengikat hemoglobin 200 kali lebih kuat dibanding oksigen. Kadar polutan yang terkandung di udara menentukan derajat pencemaran udara. Di Indonesia, penentuan derajat pencemaran udara menggunakan istilah Indeks Standard Pencemaran Udara/ISPU (tabel 1). Parameter Indeks Standar Pencemaran Udara meliputi partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2) dan ozon (O3). Tabel 1. Indeks Standard Pencemaran Udara (ISPU)

Kategori Rentang Nilai Keterangan

Baik Sedang Tidak sehat Sangat tidak sehat Berbahaya

0 – 50 51 – 100 101 – 199 200– 299 >300

Tingkat kualitas udara yang tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, bangunan ataupun nilai estetika Tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitif, dan nilai estetika Tingkat kualitas udara yang bersifat merugikan pada manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika Tingkat kualitas udara yang dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang terpajan Tingkat kualitas udara berbahaya yang secara umum dapat merugikan kesehatan yang serius pada populasi

Page 12: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 4 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Pembagian kategori pencemaran udara dapat menggunakan indikator lain yaitu AQI (air quality index) yang dapat dikorelasikan dengan kadar PM10 dalam 1 sampai 3 jam seperti terlihat pada tabel 2. Tabel 2. Indikator pencemaran udara berdasarkan AQI Kategori Rentang

Nilai Kadar PM10

1-3 jam (μg/m3)

Baik Sedang Tidak sehat untuk kelompok sensitif Tidak sehat Sangat tidak sehat Berbahaya

0-50 51-100 101-150 151-200 201-300

>300

0-38 39-88 89-138 139-351 352-526

>526

Page 13: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 5 Akibat Asap Kebakaran Hutan

BAB III DAMPAK ASAP KEBAKARAN HUTAN TERHADAP

KESEHATAN Banyak penelitian membuktikan bahwa bahan-bahan yang terkandung dalam asap kebakaran hutan dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dampak kesehatan akibat pajanan asap kebakaran hutan secara garis besar dibagi atas efek akut (jangka pendek) dan efek kronik. Sebagian besar yang menjadi perhatian adalah efek akut (jangka pendek). Hampir semua orang bisa terkena dampak kesehatan akibat asap kebakaran hutan, meskipun begitu yang paling sering terkena adalah kelompok rentan atau kelompok sensitif. Kelompok masyarakat yang rentan atau sensitif terhadap asap kebakaran hutan yaitu : a. Orang tua b. Ibu hamil c. Anak-anak d. Orang dengan penyakit jantung dan paru sebelumnya (seperti

asma, penyakit paru obstruktif kronik/PPOK dan lainnya). e. Orang dengan penyakit kronik lainnya

A. Efek akut (jangka pendek)

Asap menyebabkan injury melalui berbagai mekanisme yang berbeda yaitu iritasi langsung, karena kekurangan oksigen yang menimbulkan sesak napas serta absorpsi toksin. Asap kebakaran hutan, dalam jangka pendek (akut) akan menyebabkan iritasi selaput lendir mata, hidung, tenggorokan sehingga menimbulkan gejala berupa mata perih dan berair, hidung berair dan rasa tidak nyaman di tenggorokan, mual, sakit kepala dan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Hal lain adalah pajanan gas karbon monoksida (CO) yang terinhalasi berpotensi meningkatkan COHb dalam darah dan ini dapat menimbulkan keluhan seperti sakit kepala, sesak napas, mual, dan lainnya.

Page 14: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 6 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Iritasi Sebagian besar gas dan partikel dalam asap kebakaran bersifat iritatif, menyebabkan iritasi membran mukosa di kulit, mata, hidung dan saluran napas. Laporan penelitian Penelitian oleh tim Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1997 di Jambi menyebutkan sebanyak 40% orang yang datang ke pelayanan kesehatan mengeluh sakit kepala dan 50% mengeluh mata merah dan berair. Iritasi saluran napas oleh gas iritan atau partikel dari asap kebakaran juga menimbulkan keluhan pernapasan. Dilaporkan keluhan pernapasan adalah + 50% bersin-bersin, + 40% batuk-batuk, + 30% batuk berdahak, + 30% sesak napas, + 20% rasa tidak enak di dada, dan + 10% napas bunyi ngik-ngik (mengi).

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) Pajanan asap akan meningkatkan kemungkinan infeksi saluran napas akut (ISPA) oleh bakteri dan virus akibat penekanan aktivitas makrofag sehingga pneumonia dan komplikasi pernapasan lainnya lebih mudah terjadi. Terjadi peningkatan kasus ISPA sebesar 1,8 sampai 3,8 kali pada daerah yang terkena bencana asap kebakaran untuk periode yang sama tahun sebelumnya. Terjadi peningkatan ISPA sebesar 12% (setiap kenaikan PM10 dari 50 ug/m3 menjadi 150 ug/m3).

Penurunan fungsi paru Pajanan asap kebakaran hutan dapat menyebabkan penurunan fungsi paru beberapa jam setelah terpajan asap kebakaran. Beberapa laporan penelitian menunjukkan terjadi penurunan kapasitas vital paksa (KVP) dan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) yang terjadi beberapa jam setelah terpajan asap kebakaran hutan. Hal ini berhubungan dengan efek akut pada saluran napas. Umumnya reversible (kembali ke fungsi normal saat pajanan berhenti). Penelitian oleh tim Japan International Cooperation Agency (JICA) tahun 1997 di Jambi menemukan terdapat 17% kelainan restriksi disertai obstruksi dan 10,2% kelainan obstruksi tanpa restriksi.

Eksaserbasi penyakit paru obstruktif Asap yang terhirup oleh penderita asma akan menyebabkan inflamasi dan konstriksi jalan napas. Serangan asma dan penyakit

Page 15: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 7 Akibat Asap Kebakaran Hutan

paru obstruktif kronik (PPOK) meningkat akibat asap kebakaran. Peningkatan kasus asma 19 % (setiap kenaikan PM10 dari 50 ug/m3 menjadi 150 ug/m3) serta terjadi peningkatan kunjungan pasien asma dan PPOK ke instalasi gawat darurat (30-40%).

Perburukan penyakit jantung Beberapa penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara peningkatan serangan jantung dengan jumlah partikel-partikel asap yang terdapat di udara. Berdasarkan data penelitian terjadi peningkatan kunjungan gawat darurat kasus gagal jantung sebesar 37%.

Peningkatan rawat inap Terjadi peningkatan perawatan di rumah sakit, umumnya terkait penyakit paru, pernapasan dan jantung. Penelitian sebelumnya terjadi peningkatan perawatan karena penyakit pernapasan 11-18% (setiap peningkatan PM10 sebesar 30 ug/m3).

Risiko kematian Kematian karena menghirup asap kebakaran hutan tanpa luka bakar jarang sekitar kurang dari 10%. Risiko kematian akibat asap kebakaran hutan meningkat 3% pada kenaikan PM10 sebesar 30µg/m3.

B. Efek Jangka Panjang

Efek jangka panjang akibat pajanan asap kebakaran hutan dapat terjadi penurunan fungsi paru dan peningkatan hipereaktivitas saluran napas. Terdapat bahan karsinogen pada asap kebakaran hutan (contoh polisiklik aromatik hidrokarbon/PAH), meskipun begitu belum ada bukti dan laporan terjadinya kanker akibat pajanan asap kebakaran hutan.

Pajanan karbon monoksida (CO) konsentrasi rendah juga dilaporkan menimbulkan efek jangka panjang berupa gejala yang menetap sakit kepala, mual, depresi, gangguan neurologis dan perburukan gejala orang dengan penyakit jantung koroner.

Page 16: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 8 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Dampak kesehatan akibat asap kebakaran dapat diperkirakan berdasarkan kualitas udara sesuai tabel 3. Tabel 3. Dampak kesehatan berdasarkan kualitas udara Kualitas udara Kemungkinan dampak kesehatan

Baik Sedang Tidak sehat untuk kelompok sensitif Tidak sehat Sangat tidak sehat Berbahaya

Tidak ada Kemungkinan perburukan bagi penderita penyakit jantung dan paru Peningkatan gejala pernapasan dan jantung bagi kelompok sensitif Perburukan bagi penderita penyakit jantung dan paru Risiko kematian dini bagi penderita penyakit jantung dan paru serta orang tua Perburukan bagi penderita penyakit jantung dan paru Risiko kematian dini bagi penderita penyakit jantung dan paru serta orang tua Peningkatan efek respirasi pada populasi umum Perburukan bermakna bagi penderita penyakit jantung dan paru Risiko kematian dini bagi penderita penyakit jantung dan paru serta orang tua Peningkatan bermakna efek respirasi pada populasi umum Perburukan yang serius bagi penderita penyakit jantung dan paru Risiko kematian bagi penderita penyakit jantung dan paru serta orang tua Risiko yang serius masalah respirasi bagi populasi umum

Page 17: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 9 Akibat Asap Kebakaran Hutan

BAB IV PRINSIP-PRINSIP PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

DAMPAK KESEHATAN AKIBAT ASAP KEBAKARAN HUTAN

Upaya pencegahan dan penanganan dampak kesehatan asap kebakaran hutan harus dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat. Masing-masing individu harus melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan. Kelompok masyarakat, instansi pelayanan kesehatan dan pemerintah juga harus melakukan upaya pencegahan dan penanganan tersebut. Secara prinsip upaya pencegahan dan penanganan dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu primer, sekunder dan tersier. A. Upaya Primer

Upaya primer bertujuan untuk mencegah orang-orang

tersensitisasi menjadi sakit sebagai akibat pajanan asap kebakaran hutan. 1. Menghilangkan sumber masalah kesehatan yaitu asap kebakaran

dengan pemadaman kebakaran. 2. Meminimalkan pajanan asap kebakaran

Mengurangi aktivitas di luar ruangan (disarankan untuk berada di dalam rumah). Perhatian khusus pada anak-anak untuk tidak bermain di luar rumah karena anak-anak termasuk yang sangat rentan/berisiko.

Hindari menambah polusi di dalam rumah misalnya merokok di dalam rumah, menyalakan lilin, perapian ataupun sumber api lainnya dalam rumah.

Tutup jendela dan pintu rumah rapat-rapat untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam rumah. Tindakan ini mengurangi jumlah partikel yang dapat masuk ke dalam rumah/ruangan. Umumnya partikel yang halus masih dapat masuk dalam ke rumah/ruangan.

Bila tersedia, gunakan air conditioner (AC) di dalam rumah dengan syarat ubah ke mode recirculate. Penggunaan air purifier / air cleaner bermanfaat menurunkan kadar partikel dalam rumah.

Page 18: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 10 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Penyediaan shelter atau rumah singgah yang mempunyai kualitas udara baik dengan penggunaan AC mode recirculate dan air purifier/ air cleaner yang dapat digunakan oleh masyarakat terutama kelompok sensitif.

Apabila berada di luar ruangan, hindari aktivitas fisik berat termasuk olah raga.

Apabila berkendaraan mobil, tutup semua jendela mobil dan nyalakan AC dengan mode recirculate

Gunakan masker atau respirator untuk mengurangi masuknya partikel ke dalam saluran napas dan paru (terutama bila beraktivitas di luar ruangan). Perhatikan cara penggunaan masker atau respirator yang benar dan tepat. Penggunaan masker atau respirator yang tidak benar mengurangi efektivitas proteksi memfiltrasi/menyaring partikel.

Apabila berpergian, hindari kawasan atau area dengan kualitas udara yang tidak sehat dan berbahaya.

3. Memantau kualitas udara untuk bisa mengambil keputusan beraktivitas di luar rumah. Pemantauan dapat dilakukan dengan melihat laporan-laporan kualitas udara dari media (Indeks standard pencemaran udara/ISPU). Nilai ISPU 200-300 kategori tidak sehat dan ISPU > 300 berbahaya. Apabila tidak dapat akses informasi kualitas udara, dapat melakukan penilaian kualitas udara berdasarkan jarak pandang yang disebut visibility reducing particle (Tabel 4).

Tabel 4. Level partikel berdasarkan jarak pandang

Kategori Jarak pandang (km)

Level Partikel (rata-rata 1 jam, μg/m3)

Baik > 15 km 0 – 38Sedang 10 – 14 km 39 – 88

Tidak sehat untuk orang yang sensitif

4 – 9 km 89 – 138

Tidak sehat 2,5 – 4 km 139 – 350Sangat tidak sehat 1,5 – 2,4 km 351 – 526

Berbahaya < 1,4 km > 526

Page 19: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 11 Akibat Asap Kebakaran Hutan

4. Lakukan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti makan bergizi, istirahat cukup, cuci tangan dan lainnya. Sering mencuci tangan terutama setelah menggunakan fasilitas umum (mencuci tangan dapat menggunakan air atau handsrub berbasis alkohol).

B. Upaya Sekunder Upaya skunder bertujuan untuk deteksi dini dan pengobatan dini

masalah kesehatan yang muncul sebagai dampak asap kebakaran hutan. 1. Mengenali gejala-gejala atau keluhan yang timbul sebagai

dampak kesehatan akibat asap kebakaran hutan. Pada orang dengan penyakit sebelumnya (penyakit jantung, asma, PPOK dan penyakit paru lainnya), mengenali tanda-tanda terjadinya perburukan atau serangan. Hal ini sebagai upaya deteksi dini sehingga pengobatan awal dapat segera dilakukan.

2. Mempersiapkan obat-obatan untuk pertolongan awal. Diutamakan bagi yang mempunyai penyakit sebelumnya agar memastikan bahwa obat-obatan yang dikonsumsi rutin cukup banyak tersedia di dalam rumah.

3. Segera ke dokter/pelayanan kesehatan terdekat apabila terjadi masalah kesehatan yang mengganggu atau terjadi perburukan/serangan pada orang yang mempunyai penyakit jantung atau paru sebelumnya.

4. Evaluasi dampak kesehatan asap kebakaran bagi masyarakat dapat dilakukan oleh pemerintah setempat berupa skrining berkala (kuesioner, pemeriksaan fisik, pemeriksaan fungsi paru dan pemeriksaan foto toraks bila memungkinkan).

Tabel 5 berikut menjelaskan rekomendasi yang dilakukan untuk mencegah dan menangani dampak kesehatan akibat asap kebakaran berdasarkan kualitas udara.

Page 20: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 12 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Tabel 5. Rekomendasi penanganan berdasarkan kualitas udara Kualitas Udara

Rekomendasi penanganan

Baik Sedang Tidak sehat untuk kelompok sensitif Tidak sehat Sangat tidak sehat Berbahaya

Tidak ada Kelompok sensitif sebaiknya mengurangi keberadaan atau aktivitas berat di luar ruangan. Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan Apabila timbul gejala pernapasan atau jantung (seperti batuk berulang,napas pendek, sulit bernapas, mengi, nyeri dada, palpitasi, mual, lemas, sakit kepala) segera ke pelayanan kesehatan terdekat Kelompok sensitif sebaiknya mengurangi keberadaan atau aktivitas berat di luar ruangan. Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan Apabila timbul gejala pernapasan atau jantung (seperti batuk berulang, napas pendek, sulit bernapas, mengi, nyeri dada, palpitasi, mual, lemas, sakit kepala) segera ke pelayanan kesehatan terdekat Kelompok sensitif sebaiknya mengurangi keberadaan atau aktivitas berat di luar ruangan. Kelompok sensitif, usahakan tinggal dalam ruangan bersih dalam rumah (usahakan dengan air cleaner). Jika tidak tersedia di rumah, pergi ke tempat shelter atau rumah singgah dengan kaulitas udara baik. Populasi umum sebaiknya mengurangi aktivitas di luar ruangan dalam waktu lama. Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan Apabila timbul gejala pernapasan atau jantung (seperti batuk berulang, napas pendek, sulit bernapas, mengi, nyeri dada, palpitasi, mual, lemas, sakit kepala) segera ke pelayanan kesehatan terdekat Setiap orang sebaiknya mengurangi aktivitas di luar ruangan dan berada dalam ruangan. Bila timbul gejala atau masalah kesehatan, segera konsultasi dengan pelayanan kesehatan terdekat. Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan Evakuasi ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara baik terutama kelompok sensitif. Setiap orang sebaiknya berada dalam ruangan. Bila timbul gejala atau masalah kesehatan, segera konsultasi dengan pelayanan kesehatan terdekat. Gunakan masker, terutama bila beraktivitas di luar ruangan Evakuasi ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara baik terutama kelompok sensitif.

** Lakukan upaya pencegahan primer, skunder dan tersier bila kualitas udara tidak baik

Page 21: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 13 Akibat Asap Kebakaran Hutan

C. Upaya Tersier Upaya tersier bertujuan untuk mencegah komplikasi dan

kematian pada populasi yang sudah menderita penyakit sebagai dampak asap kebakaran hutan. 1. Apabila sudah terkena penyakit sebagai dampak asap kebakaran

hutan, stop / menghentikan kebiasaan yang memperburuk penyakit seperti berhenti merokok.

2. Melakukan pengobatan maksimal dan teratur dengan berobat ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan. Mengkonsumsi obat yang diberikan secara teratur.

3. Jika diperlukan perawatan atau rawat inap. Tatalaksana pasien harus dilakukan secara maksimal oleh fasilitas pelayanan kesehatan. Rujukan ke tingkat pelayanan lebih tinggi perlu dilakukan apabila sarana dan prasarana pelayanan kesehatan yang tersedia belum mencukupi.

Page 22: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 14 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

BAB V HAL-HAL KHUSUS

A. Penggunaan Masker

Komponen asap kebakaran hutan terdiri atas gas (CO, CO2, NOx, SOx, Ozon dan lainnya), partikulat (PM10, PM2.5, Ultrafine particles) dan uap. Masing masing memiliki dampak terhadap kesehatan. Penggunaan alat pelindung diri seperti masker atau respirator direkomendasikan untuk digunakan oleh orang-orang yang terpajan asap kebakaran hutan untuk mengurangi masuknya partikulat ke dalam saluran napas dan paru. Sebagian besar masker ataupun respirator didesain untuk mengurangi pajanan partikulet (PM). Beberapa jenis respirator didesain juga untuk bisa memproteksi terhadap beberapa jenis gas dan uap dari asap kebakaran hutan. Meskipun begitu, sampai saat ini tidak ada satupun respirator yang dapat memproteksi semua komponen gas dan uap dari asap kebakaran hutan.

Procedure mask Procedure mask dikenal luas dengan nama masker bedah (surgical mask). Penggunaan masker bedah (surgical mask) pada kasus kebakaran hutan masih memiliki manfaat untuk mengurangi pajanan masuknya partikel ke dalam saluran napas. Berdasarkan penelitian atau kepustakaan, procedure mask didesain untuk memfilter partikel yang besar tetapi tidak untuk partikel yang kecil. Penelitian sebelumnya menunjukkan penetrasi partikel ukuran 1,5 μm sekitar 60-90% pada semua tipe procedure mask yang di uji.

Respirator Terdapat dua kelompok utama respirator, yaitu air purifying device dan air supplying device. Pada umumnya, respirator yang digunakan untuk asap kebakaran hutan adalah jenis air purifying. Air purifying memiliki beberapa jenis contohnya N100, N95,

Page 23: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 15 Akibat Asap Kebakaran Hutan

R100, P100 dan lainnya yang didasarkan pada kemampuannya memfiltrasi partikel dan jenis partikel yang dapat difiltrasi. Masker N95 merupakan masker yang baik dan efektif karena dapat menghalangi 95% partikel yang masuk (terutama PM10). Masker N95 efektif bila digunakan dengan teknik dan cara yang tepat (dibutuhkan individual fit test). Beberapa penelitian penggunaan masker N95 dan masker bedah tidak berbeda bermakna dari segi kejadian ISPA akibat pajanan asap kebakaran hutan. Hal ini berhubungan dengan teknik penggunaan masker N95 yang tidak tepat, sehingga manfaatnya hampir sama dengan penggunaan masker bedah biasa. Apabila digunakan dengan teknik dan cara yang benar, masker N95 dapat mengurangi gejala pernapasan yang timbul akibat pajanan asap kebakaran. Penggunaan masker N95 mempunyai keterbatasan berupa ketidaknyamanan penggunaannya serta dapat menyebabkan tahanan dalam bernapas (breathing resistance). Hal ini menyebabkan pada beberapa kondisi dan pada beberapa populasi tidak disarankan untuk menggunakan masker N95. Dari beberapa kepustakaan disebutkan masker N95 terbatas penggunaannya, maksimal hanya 8 jam harus diganti yang baru (disposable use).

Rekomendasi penggunan masker N95 : a. Penggunaan masker N95 direkomendasikan pada kondisi

berikut ini: i. Seseorang yang harus berada di luar ruangan saat

kondisi asap cukup pekat (dilihat dari kualitas udara, PM10 atau ISPU)

ii. Dengan syarat harus dilakukan individual fit test agar kemampuan proteksinya terjamin dengan baik

b. Penggunaan masker N95 tidak direkomendasikan pada : i. Penggunaan di dalam rumah

ii. Anak-anak iii. Ibu hamil

Page 24: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 16 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

iv. Orang tua (lanjut usia) v. Pasien dengan penyakit jantung dan penyakit paru

kronik.

C. Penggunaan air purifier / air cleaner Penggunaan air purifier / air cleaner bermanfaat menurunkan kadar partikel dalam rumah atau dalam ruangan. Penelitian menunjukkan penggunaan air purifier / air cleaner dapat menurunkan partikel di udara dalam rumah sebesar 63-88%. Sebagian besar air purifier/air cleaner tidak efektif mengurangi gas atau bau dari asap kebakaran hutan. Terdapat 2 tipe air purifier/air cleaner yaitu a. Mechanical air cleaner

Mengandung serat atau filter yang harus dibersihkan dan diganti secara teratur. HEPA filter sangat efisien mengurangi partikel.

b. Electronic air cleaner Menggunakan teknologi electrostatic precipitator (ESPs) atau ionizer untuk mengurangi partikel dalam ruangan.

D. Evakuasi

Evakuasi umumnya dipertimbangkan karena aspek dampak langsung berhubungan dengan api kebakaran hutan dibandingkan karena asap kebakaran. Evakuasi meninggalkan daerah asap kebakaran hutan yang pekat mungkin merupakan langkah terbaik bagi kolompok sensitif. Meskipun begitu hal ini menjadi sulit karena tidak bisa diprediksi lama dan intensitas asap kebakaran. Hal lain adalah, evakuasi dalam kondisi asap yang pekat umumnya menimbulkan risiko dalam transportasi terkait dengan terbatasnya jarak lapang pandang. Dalam kondisi ini sepertinya tidak memungkinkan melakukan evakuasi populasi dalam jumlah yang besar dari populasi yang terkena asap kebakaran. Diutamakan untuk memberikan proteksi dan evakuasi pada kelompok sensitif (tabel 6).

Page 25: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 17 Akibat Asap Kebakaran Hutan

Table 6. Rekomendasi evakuasi untuk kelompok sensitif Kualitas udara Rekomendasi evakuasi

Baik Sedang Tidak sehat untuk kelompok sensitif Tidak sehat Sangat tidak sehat Berbahaya

Tidak ada Tidak ada Persiapkan untuk evakuasi kelompok sensitif Evakuasi kelompok sensitif ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara baik Evakuasi kelompok sensitif ke shelter atau rumah singgah dengan kualitas udara baik Jika diperkirakan asap masih berlanjut dalam waktu lama, evakuasi kelompok sensitif ke tempat dengan kualitas udara baik

E. Penggunaan Oksigen

Prinsip terapi oksigen adalah pemberian gas oksigen (O2) dengan konsentrasi di atas konsentrasi oksigen di udara yang bertujuan untuk mengatasi atau mencegah kondisi hipoksemia. Hipoksemia adalah suatu keadaan terjadinya penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi oksigen dalam arteri (SaO2). Nilai normal PaO2 secara umum yaitu 85-100 mmHg dan SaO2 >95%. Indikasi pemberian oksigen 1. Orang yang terbukti mengalami hipoksemia misalnya yang

telah mempunyai gangguan jantung dan paru. Suatu hal yang penting bagi penyedia pelayanan kesehatan dan tim medis adalah untuk mengenali pasien dengan gangguan respirasi sebelumnya atau memiliki faktor risiko tinggi mendapat gangguan respirasi, seperti pada geriatri, gangguan imunitas, anak-anak dan pasien dengan komorbid atau penyakit kronik

Page 26: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 18 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

2. Oksigen secara umum digunakan untuk menurunkan usaha bernapas pada pasien sesak, sehingga oksigen, selain digunakan untuk kondisi gangguan pernapasan, juga banyak digunakan pada kondisi lainnya (tanpa bukti gangguan pernapasan) dengan tujuan untuk mencegah pasien masuk ke dalam kondisi hipoksemia. Indikasi tersebut termasuk pada kondisi sesak tanpa bukti hipoksemia, pasca tindakan atau operasi serta terdapat tanda dan gejala awal syok, khususnya pada anak-anak. Hal tersebut banyak ditemukan pada kondisi bencana.

Hipoksemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti hipoventilasi, gangguan ventilasi-perfusi, pirau, gangguan difusi dan berada di area ketinggian. Pada kondisi bencana, seperti bencana asap akibat kebakaran hutan, dapat terjadi gangguan ventilasi dan difusi pada penduduk yang terpajan asap dalam jumlah dan durasi yang lama sehingga menyebabkan hipoksemia. Hasil pembakaran hutan umumnya berupa campuran partikel dan gas. Abu kayu mengandung kalsium karbonat sebagai komponen utamanya dan mewakili 25-45% dari massa abu kayu. Selain itu, juga mengandung partikel besi, mangan, seng dan tembaga yang merupakan logam berat. Karena memiliki ukuran partikel yang cukup kecil sehingga dapat terhirup hingga bagian terdalam paru. Partikel udara yang berasal dari asap pembakaran kayu berpotensi bahaya. Produk gas utama yang terkandung dalam hasil pembakaran yaitu karbonmonoksida (CO) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (HAP) yang dapat menggeser afinitas ikatan hemoglobin (Hb) dan oksigen sehingga terjadi gangguan transpor oksigen ke jaringan. Selain itu, pada beberapa pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap produk partikel dan gas tersebut maka pajanan asap pembakaran dapat menyebabkan kejadian eksaserbasi asma atau hipereaktivitas bronkus. Akumulasi semua proses tersebut dapat mengakibatkan kondisi hipoksemia dan hipoksia jaringan sehingga membutuhkan oksigen sebagai terapi suportif pertama.

Jenis sumber oksigen Kejadian bencana yang melibatkan massa dalam jumlah besar, baik yang disebabkan oleh alam ataupun manusia, dapat terjadi di

Page 27: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 19 Akibat Asap Kebakaran Hutan

seluruh dunia dan menyebabkan korban dalam jumlah besar. Kejadian bencana membutuhkan penyediaan sumber daya, meliputi oksigen yang merupakan hal yang utama. Metode pemberian oksigen umumnya dalam bentuk kanula hidung dan masker wajah. Sumber oksigen yang dapat menjadi pilihan yaitu: Oksigen konsentrator

Oksigen konsentrator komersil dalam kapasitas besar dapat menyediakan kebutuhan oksigen yang lebih besar dibandingkan oksigen konsentrator biasa. Namun karena ukurannya yang besar, bebannya yang berat, mobilitas terbatas dan biaya tinggi maka menjadi keterbatasan atau penghalang dalam penggunaan saat bencana.

Oksigen silinder Oksigen silinder terkompresi merupakan pilihan lain untuk penyediaan oksigen saat situasi bencana. Namun kebutuhan untuk pengisian berulang menjadi keterbatasan dalam penggunaannya, khususnya dalam hal pengangkutan di kawasan bencana.

Oksigen cair Oksigen cair merupakan metode terbaik saat ini dalam penyimpanan kebutuhan oksigen dalam jumlah besar dengan beban muatan yang lebih ringan. Namun penggunaannya lebih bersifat individual dibandingkan sistem oksigen yang lebih besar dan dapat melingkupi lebih banyak pasien.

Page 28: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 20 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

DAFTAR PUSTAKA 1. Wildfire smoke. A guide for public health officer. Revised July

2008. US Enviromental Protection Agency.2008. 2. Ikhsan M, Yunus F, Susanto AD. Bunga rampai penyakit paru

kerja dan lingkungan. Balai Penerbit FKUI, 2009. 3. Population Health Unit. Fire forest and smoke guideline

evacuation. 2012. 4. Tarlo SM, Cullinan P, Nemery B. Occupational and

environmental lung disease. 1st ed. Willey Blackwell, Singapore, 2011.

5. Aditama TY. Dampak asap kebakaran hutan terhadap kesehatan paru. Jakarta YP IDI;1999.

6. Aditama TY, Yofi I, Mangunnegoro H. Dampak Asap Kebakaran Hutan Pada Kesehatan Paru. Dalam : Ikhsan M, Yunus F, Susanto AD. Bunga rampai penyakit paru kerja dan lingkungan. Balai Penerbit FKUI, 2009.

7. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.45 tahun 1997. Tentang Indeks Standard Pencemaran Udara.

8. World Health Organization. Health environment in sustainable development. WHO: Geneva, June 1997

9. Brauer M. Health impact of biomass air pollution. World Health Organization. Available at: http://www.firesmokehealth.org. Accessed on November 4th 2005.

10. Malilay J. A review of factors affecting the human health impacts of air pollutants from forest fires. Health guideline for vegetation fire,WHO 1998.

11. Ekici A. et al. Obstructive airway desease in women exposed to biomass smoke. Environmental research 2005; 99: 93 - 98.

12. Dockery DW, et al. Particulate air pollution as a predictor of mortality in a prospective study of U.S. adults. Am J Respir Crit Care Med 1995; 151: 669 - 74.

13. Ciconte R, Nicas M. Evidence review : Using mask to protect public health during wildfire smoke events. Elliot I, Rideout K, editors. Centre for Disease Control (CDC).Vancouver; 2014.p.1-20.

14. Bag.Pulmonologi FKUI/RSUP Persahabatan & PDPI cab. Jakarta. Laporan Kegiatan medik di Palembang dan Jambi tentang Pengaruh Dampak Asap Kebakaran Hutan. 1997

Page 29: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 21 Akibat Asap Kebakaran Hutan

15. Chen B, Hong C, Kan H. Exposures and health pollutant from outdoor air pollutant in China. Toxicology 2004; 198: 291 - 300.

16. Dohrenwend. The Impact on Emergency Department Visit for Respiratory Illness During Southern California Wildfire. West J Emerg Med 2013;14(2):79-84.

17. Peat B. Wildfire smoke exposure in Rural North Carolina is associated with cardiopulmonary emergency department visits assessed through syndromic surveillance. Enviromental health perspective 2011.

18. Faisal F, Yunus F, Harahap F. Dampak asap kebakaran hutan pada pernapasan. Cermin Dunia Kedokteran 2012; 39: 31-5.

19. US Enviromental Protection Agency. ER visit respiratory and cardiovascular problems linked to wildfire smoke exposure in Eastern North Carolina. 2011.

20. Schwela D. Fire disaster: The WHO-UNEP-WMO health guidelines for vegetation fire events. Ann Burn Fire Disaster. 2001; 14(4):197-9

21. Kunii O, Kanagawa S, Yajima I, Hisamatsu Y, Yamamura S, Amagai T, et al. The 1997 Haze Disaster in Indonesia: Its Air Quality and Health Effects. Arch Environ Health Int J. 2002; 571):16-22

22. Mott JA, Meyer P, Mannino D, Redd SC, Gotway-Crawford C, et.al. Wildland forest fire smoke: Health effects and intervention evaluation, Hoopa, California, 1999. West J Med. 2002 May. 176(3): 157-62

23. American Thoracic Society. Respirator Protection Guideline. Am J Respir Crit Care 1996;154:1153-1165

24. Branson RD, Johannigman JA. Pre-hospital oxygen therapy. Respir care. 2013;58(1):86-7.

25. Pierson DJ. Pathophysiology and clinical effects of chronic hypoxia. Respir Care. 2000;45(1)39-51.

26. Yao J. Evidence Review: Exposure measures for wildfire smoke surveillance. Elliot I, Rideout K, editors. Centre for Disease Control.Vancouver;2014.p.1-19.

27. World Health Organization. WHO Air Quality Guidelines for Particulate Matter, Ozone, Nitrogen Dioxide and Sulfur Dioxide. Global update 2005.

28. Zhang Q, Qiu Z, Chung KF, Huang SK. Link between environmental air pollution and allergic asthma: East meets West. J Thorac Dis. 2015;7(1):14-22.

Page 30: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 22 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

29. Blakeman TC, Branson RD. Oxygen supplies in disaster management. Respir Care. 2013;58(1):173-83.

30. EH &S Standford University. N95 Respirator training. Available at : http://Stanford.edu/dept/EHS/prod/mainrencon/occhealth/09-069. Accessed, November 18th ,2015.

31. Communicable disease control and prevention. Sanfransisco Department of Public health. How to Put on and Remove a Face Mask. Available at : http://www.sfcdcp.org/facemask.html. Accessed, November 18th, 2915

Page 31: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 23 Akibat Asap Kebakaran Hutan

Lampiran 1 CARA PENGGUNAAN RESPIRATOR/MASKER N95

1)  Genggamlah  respirator  dengan  satu  tangan, posisikan  sisi  depan  bagian  hidung  pada  ujung jari‐jari  Anda,  biarkan  tali  pengikat  respirator menjuntai bebas di bawah tangan Anda. 

2)  Posisikan  respirator  di  bawah  dagu  Anda  dan sisi untuk hidung berada di atas. Tahan respirator dengan  satu  tangan,  kemudian  tariklah  tali pengikat respirator yang bawah dan posisikan tali di bawah telinga. Tariklah tali pengikat respirator yang  atas  dan  posisikan  tali  agak  tinggi  di belakang kepala Anda, di atas telinga  3)  Letakkan  jari‐jari  kedua  tangan  Anda  di  atas bagian hidung yang terbuat dari logam. Tekan sisi logam,  dengan  dua  jari  untuk  masing‐masing tangan,  mengikuti  bentuk  hidung  Anda.  Jangan menekan  dengan  satu  tangan  karena  dapat mengakibatkan respirator bekerja kurang efektif

4)  Tutup  bagian  depan  respirator  dengan  kedua tangan,  dan  hati‐hati  agar  posisi  respirator  tidak berubah. Pemeriksaan segel positif Hembuskan  napas  kuat‐kuat.  Tekanan  positif  di dalam respirator berarti tidak ada kebocoran. Bila terasa  terasa  aliran  udara  di  muka  atau  mata berarti ada kebocoran. Bila terjadi kebocoran atur posisi  dan/  atau  ketegangan  tali.  Uji  kembali kerapatan  respirator.  Ulangi  langkah  tersebut sampai  respirator  benar‐benar  tertutup  rapat. Jangan  gunakan  respirator  sampai  terbukti  tidak ada kebocoran.   

Page 32: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 24 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

Pemeriksaan Segel NegatifTarik  napas  dalam‐dalam.  Bila  tidak  ada kebocoran,  tekanan  negatif  di  dalam  respirator akan  membuat  respirator  menempel  ke  wajah. Kebocoran akan menyebabkan hilangnya tekanan negatif  di  dalam  respirator  akibat  udara  masuk melalui celah‐celah pada segelnya  5.  Apabila  respirator  partikulat  sudah  digunakan maka  respirator  tersebut  dibuang  ditempat  yang sudah disediakan (tempat sampah tertutup)  

Dikutip dari (30)

Page 33: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan 25 Akibat Asap Kebakaran Hutan

Lampiran 2 CARA PENGGUNAAN MASKER BEDAH

1) Ambil masker bedah. Sisi masker yang berwarna  adalah  sisi  luar  dengan  kawat hidung bagian atas. Untuk sisi yang tidak berwarna  bagian  dengan  lekukan  adalah didalam dan kawat hidung bagian atas 

2)  Masker  dengan  tali  pengikat,  ikatlah tali  pengikat  bagian  atas  ke  belakang bagian atas kepala 

3)  Ikatlah  tali  pengikat  bagian  bawah  ke belakang bagian bawah kepala 

4)  Lekukkan  kawat  hidung  sesuai  bentuk tulang hidung dengan dua jari tangan.  

5)  Lebarkan  masker  bagian  bawah menutupi dagu  

Page 34: KlikPdpi.comklikpdpi.com/...dampak-kesehatan...kebakaran-hutan.pdf · Created Date: 9/16/2019 4:06:30 PM

________________________________________________________ 26 Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Akibat Asap Kebakaran Hutan

6.  Apabila masker  bedah  sudah  digunakan maka masker  bedah  tersebut  dibuang  ditempat  yang sudah disediakan (tempat sampah tertutup) 

 

Dikutip dari (31)