repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Created Date:...
Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Created Date:...
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGATENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU
PEMENUHAN GIZI PADA BALITA USIA 3-5 TAHUNDI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar S-1 Sarjana Keperawatan (S. Kep.)
Oleh :
MUHAMMAD FARHAN
108104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGATENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU
PEMENUHAN GIZI PADA BALITA USIA 3-5 TAHUNDI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar S-1 Sarjana Keperawatan (S. Kep.)
Oleh :
MUHAMMAD FARHAN
108104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGATENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU
PEMENUHAN GIZI PADA BALITA USIA 3-5 TAHUNDI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar S-1 Sarjana Keperawatan (S. Kep.)
Oleh :
MUHAMMAD FARHAN
108104000051
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/2014 M
PERNYATAAI{ PERSETUJUAI{
Slcripsi dengan judul
HTJBTJNGAN PENGETAtrUAN IBU RUMAH TANGGA TENTAI\IG GT:ZISEIMBAI\IGDENGAN PERILAKU PEMENruHAN GIZIPADA BALITA USIA 3.5 TAIIUN
DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI KABUPATEN BOGOR
Telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing Skripsi
Prograrn Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedotteran dan llmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
DISUSLIN OLEH
MU4AIr{rvIAp FARHAN
lirM.r08104fin051
Maulina Handavani. S.Kn . M.Sc
fnP. 19902 102005012002
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKI.JLTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESE}IATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
Pembimbing II
qeud_
Pembimbing I
NrP. 197704012fi)9122003
JAKARTA 1434 }I/2013 M
-l-t
i
T!
LEMBAR PENGESAIIAN
Skripsi dengan judul
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGATENTANG GIZI SEIMBAIIG DENGAI{ PERILAKU
PEMENUHAN GTAPADA BALITA USIA,3-s TAHUNDI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
Telah disusun dan dipertahankan dihadapan tim penguji oleh :
Jum'at, I Maret 2013
Muhfmmad FarhanF[IM: 108104{X}0051
Pcmbimbing I
lYs. Uswrtun Kharanqh. S.Keo.. MNSNIP.1977MAt2A09t220A3
Penguji I
Jamaludin. S.Ken.. M.Keo.NIP: 19680522200801 1007
Pembimbing II
)a^"1"Maulina HandaYani. S.Kn.. M.Sc
NIP. l 97902rc20050 t2002
Penguji II
ry.,"kMaulina ltanOavapilrs.Kp*M.Sc
NrP.197902rc2m50t2002
PengujiIII
NIP. 1 9 770 40t2009 122003
r:l
. LEMBAR PENGESAIIATI
-,."a STDANG UJIAN SKRTPST
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANT
*AK['LTAS Kf,DOIffERAN DAITI
'"IWU KESENATAN
T]NIVERSTTAS ISLAM I\TEGERI SYARIF IIIDAYATI,LLAII JAKAR'TA
Jakarte, Maret20l4
. Mengetahui,
Ketus Pnogram Studi Ilmu Keperawatur
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakaxta
Del<an Fakultas Kedolaeran dan llmu Kesehatan
Universitus Islan Negsri S1larif Hida5xatuttah Jakda
-\F
FI
1.
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk mernenuhi
salah satu persyaratan mernperoleh gelar strata 1 di Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakmta.
Semua sumber yarg $aya gunakan datam penulisan ini telah saya cantumkan
dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
,Univqsitas Islam Negeri Of$ Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jika kernudian hari tsbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan jtplaka$ dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
islanr Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
j.td
i.:
Jakmta" Maret 2014
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Muhammad Farhan
Tempat, Tanggal lahir : Bogor, 29 Oktber 1989
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Veteran III (Tapos) RT/RW 02/03 Desa Cibedug
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat 16760
Telepon/Hp : 085697884770
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. SDN Cibedug 03 (1996-2002)
2. MTs Fathan Mubina (2002-2005)
3. SMA IT Fathan Mubina (2005-2008)
4. S1 Ilmu Keperawatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2008-2013)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Maret 2013
Muhammad Farhan, NIM :108104000051
Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang denganPerilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa BanjarsariKecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Tahun 2013
xii + 78 halaman + 12 tabel + 2 bagan + 5 lampiran
ABSTRAK
Gizi merupakan unsur yang penting bagi proses tumbuh kembang balita. Asupanmakanan yang bergizi seimbang dibutuhkan oleh balita sesuai standar AngkaKecukupan Gizi. Pengetahuan tentang gizi seimbang diperlukan oleh ibu balitadalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbangdengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun di Desa BanjarsariKecamatan Ciawi Kabupaten Bogor. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif analitikdengan desain Cross sectional. Sampel berjumlah 86 ibu rumah tangga yangdipilih secara proportional random sampling. Alat pengumpul data menggunakankuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan bivariat.Hasil analisis univariat menunjukkan 51,2% mayoritas responden memilikipengetahuan yang baik tentang gizi seimbang dan 53,5% responden memilikiperilaku baik pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun. Analisis bivariat denganuji Chi Square menggunakan bantuan SPSS versi 16.0 pada taraf kepercayaan95% untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang gizi seimbang denganperilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun. Hasil penelitian menunjukkanbahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang giziseimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun di DesaBanjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor (p value = 0.005 dan OR value =3,482). Peneliti merekomendasikan kepada petugas kesehatan agar dapat lebihmeningkatkan promosi kesehatan dan edukasi yang lebih baik lagi mengenaipentingnya asupan gizi yang baik bagi balita sehingga dapat membantu dalamtumbuh kembangnya.
Kata Kunci : Gizi, Pengetahuan tentang Gizi Seimbang, PerilakuPemenuhan Gizi Balita.
Daftar Bacaan : 42 (2001-2012)
THE STUDY PROGRAM OF NURSING SCIENCESFACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCESSTATE ISLAMIC UNIVERSITY SYARIF HIDAYATULLAH OFJAKARTA
Undergraduate Thesis, March 2013
Muhammad Farhan, NIM : 108104000051
Relationship of Housewife Knowledge about Balanced Nutrition withNutrition Compliance Behaviour in Children Age 3-5 Years in BanjarsariVillage Ciawi District Bogor Regency Year 2013
xii + 78 pages + 12 tables + 2 charts + 5 attachments
ABSTRACT
Nutrition is an essential element for the growth and development of children.Nutritionally balanced food intake required by children based on standardsNutrition Adequacy Figures. Knowledge of balanced nutrition required by thechild's mother to meet the nutritional needs of child.This study aimed to determinethe relationship of housewife knowledge about balanced nutrition with nutritioncompliance behaviour in children aged 3-5 years in Banjarsari Village CiawiDistrict Bogor regency. This research was quantitative analytic with crosssectional design. Samples numbered 86 housewives chosen proportional randomsampling. Data collection tool using a questionnaire. Analysis of the data usedwere univariate and bivariate analyzes. The results of univariate analysis showed51.2% of respondents had a good knowledge of balanced nutrition and 53,5% ofrespondents had a good behaviour in nutrition compliance in children age 3-5years. Bivariate analysis using Chi Square test with SPSS version 16.0 at level of95% to analyze the relationship between knowledge of balanced nutrition withnutritional compliance behaviour of children aged 3-5 years. The results of thestudy indicated that there was a significant relationship between knowledge ofbalanced nutrition with the behavior of nutritional compliance in children aged 3-5 years in the Banjarsari Village Ciawi District Bogor Regency (p value = 0.005dan OR value = 3,482). The researcher recommended that healthcare worker inorder to enhance further the promotion of health and better education about theimportance of good nutrition for children that can help in their growth anddevelopment.
Keywords : Nutrition, Knowledge of Balanced Nutrition, Behaviour ofNutrition Compliance in Children.
References : 42 (2001-2012)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah-limpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
judul “Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan
Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa Banjarsari
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Bogor Tahun 2013”.
Selama proses penyelesaian skripsi ini, penulis telah banyak mendapat
bantuan berupa bimbingan dan dukungan dari semua pihak. Untuk itu penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Prof. Dr (hc). Dr. M.K Tadjudin, Sp. And sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Arif Sumantri, SKM, M.Kes sebagai Pembantu Dekan Bidang
Administrasi Umum Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep, MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS, selaku pembimbing pertama
yang telah membimbing dengan sabar dan memberikan motivasi kepada
penulis.
iv
5. Ibu Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc, selaku pembimbing kedua yang
telah membimbing dan memberikan motivasi kepada penulis.
6. Bapak / Ibu dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, yang telah
memberikan doa dan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti
perkuliahan.
7. Segenap Staf bidang Akademik dan Administrasi FKIK dan Program
Studi Ilmu Keperawatan.
8. Kepala Desa Banjarsari Bapak Akun Kurnaen dan Sekretaris Desa Bapak
Sarwono beserta seluruh stafnya karena telah membantu dalam perizinan
dan pengambilan data penelitian.
9. Ibu-ibu kader posyandu Desa Banjarsari yang telah membantu dan
mengarahkan dalam pelaksanaan penelitian.
10. Pihak Kementerian Agama RI seta pengelola PBSB yang telah memberi
kepercayaan kepada penulis untuk mendapatkan beasiswa dalam Program
Beasiswa Santri Berprestasi, sehingga penulis bisa menempuh studi disini.
11. Teristimewa ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga tercinta, orang
tua (mamah (Lilis Sholihat), umi Eneng Quraisyin, mang Afif Miftahudin,
S.Ag., bi Ida, mang Wawan) yang telah memberikan kasih sayang, doa,
dan pengorbanan baik moril maupun materil demi kelancaran kehidupan
dan masa depan penulis, serta untuk adik-adikku (Ruslan dan Aida) yang
selalu memberikan doa dan semangat.
12. Seseorang terkasih dan tercinta yang selalu memberikan do’a, motivasi
dan dukungannya selama penulisan skripsi ini.
v
13. Sahabat-sahabat PSIK angkatan 2008 yang telah berjuang bersama-sama
dalam mengikuti perkuliahan di Keperawatan.
Demikian penyusunan skripsi ini penulis buat. Semoga dapat
bermanfaat bagi pembaca sekalian. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan
hidayah kepada kita semua.
Jakarta, Maret 2014
Muhammad Farhan
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN ....................................................... x
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ........................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................... 1B. Rumusan Masalah .......................................................................... 7C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 8D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita .............................................................................................. 101. Definisi ..................................................................................... 10
B. Gizi Seimbang ................................................................................ 101. Definisi ..................................................................................... 102. Pedoman Umum Gizi Seimbang .............................................. 10
C. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 3-5 Tahun ................................. 161. Kondisi Khas dan Permasalahan .............................................. 162. Masalah Pola Makan dan Gizi di Usia 3-5 Tahun ................... 17
D. Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 3-5 Tahun ................................... 19E. Prinsip Gizi Seimbang ................................................................... 19
vii
1. Variasi Makanan ...................................................................... 202. Pola Hidup Bersih .................................................................... 203. Aktivitas Fisik .......................................................................... 214. Pemantauan Berat Badan ......................................................... 215. Menu Seimbang ....................................................................... 216. Manfaat Perencanaan Menu ..................................................... 227. Syarat Menu yang Baik ............................................................ 23
F. Pengetahuan ................................................................................... 251. Definisi ..................................................................................... 252. Tingkat Pengetahuan ................................................................ 253. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ..................... 264. Pengetahuan Gizi ..................................................................... 285. Pengukuran Pengetahuan ......................................................... 29
G. Perilaku .......................................................................................... 291. Definisi ..................................................................................... 292. Bentuk Perilaku ........................................................................ 303. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku ..... 304. Perilaku Pemenuhan Gizi Balita .............................................. 315. Pengukuran Perilaku ................................................................ 336. Kuesioner Perilaku Pemenuhan Gizi ....................................... 34
H. Kerangka Teori ............................................................................... 36BAB III KERANGKA KONSEP HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep ........................................................................... 37B. Hipotesis ......................................................................................... 38C. Definisi Operasional ....................................................................... 39
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................ 44B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 44C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ..................... 45
1. Populasi .................................................................................... 452. Sampel ...................................................................................... 453. Jumlah Sampel ......................................................................... 464. Teknik Pengambilan Sampel .................................................... 47
D. Alat Pengumpul Data ..................................................................... 48E. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 50F. Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen ........................................ 51G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................... 52H. Pengolahan Data ............................................................................. 53I. Analisis Data .................................................................................. 54
1. Analisa Univariat ..................................................................... 552. Analisa Bivariat ........................................................................ 55
J. Etika Penelitian .............................................................................. 55
BAB V HASIL PENELITIAN
viii
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ............................................. 57B. Analisa Univariat ........................................................................... 57
1. Gambaran Karakteristik Responden dan Balita ....................... 58a. Karakteristik Usia ............................................................... 58b. Karakteristik Pendidikan .................................................... 58c. Usia Balita .......................................................................... 59d. Jenis Kelamin Balita .......................................................... 59e. Berat Badan Balita ............................................................. 60f. Status Gizi Balita (BB/U) ................................................... 60
2. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku ....................................... 6a. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi
Seimbang ............................................................................ 61b. Gambaran Perilaku Pemenuhan Gizi Balita ....................... 61
C. Analisa Bivariat .............................................................................. 62BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat ............................................................................ 641. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................ 642. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ................. 653. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia ................. 664. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 665. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan ..... 676. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan
Status Gizi (BB/U) .................................................................. 677. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang
Gizi Seimbang ......................................................................... 688. Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Balita .. 70
B. Analisa Bivariat .............................................................................. 711. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang
Gizi Seimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada BalitaUsia 3-5 Tahun ........................................................................ 71
C. Keterbatasan Penelitian .................................................................. 74BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 76B. Saran ............................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Berdasarkan Kelompok Umur .................. 19
2. Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................... 39
3. Tabel 4.1. Perhitungan Proportional Sampling .................................. 48
4. Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia ................................................................................ 58
5. Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan ...................................................................... 58
6. Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Usia ................................................................................ 59
7. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................. 59
8. Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Berat Badan .................................................................... 60
9. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Status Gizi BB/U ............................................................ 60
10. Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
Tentang Gizi Seimbang ....................................................................... 61
11. Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemenuhan Gizi Balita ........ 61
12. Tabel 5.9 Distribusi Proporsi Hubungan Pengetahuan
Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi Seimbang Dengan
Perilaku Pemenuhan Gizi Balita ......................................................... 62
x
DAFTAR GAMBAR DAN BAGAN
Halaman
1. Bagan 2.1 Kerangka Teori .................................................................. 36
2. Bagan 3.1 Kerangka Konsep ............................................................... 38
xi
DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN
AKG = Angka Kecukupan Gizi
ASI = Air Susu Ibu
Balita = Bawah lima tahun
BAPPENAS = Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional
BPMKS = Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan
Sosial
CFPQ = Comprehensive Feeding Practice Questionnaire
GAKY = Gangguan Kesehatan Akibat Kekurangan Yodium
HDI = Human Development Index
IPM = Indeks Pembangunan Manusia
Junk food = jajanan cepat saji tak ber-Gizi Seimbang
KMS = Kartu Menuju Sehat
MDGs = Millenium Development Goals
PAUD = Pendidikan Anak Usia Dini
Picky eater = kebiasaan pilih-pilih makanan
PUGS = Pedoman Umum Gizi Seimbang
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
RPJMN = Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Soft drink = minuman berkarbonasi yang diberi tambahan bahan
perasa dan pemanis
UNDP = United Nation Development Programme
UNICEF = The United Children’s Fund
WHO = World Health Organization
xii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Lembar Persetujuan Responden
2. Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
3. Lampiran 3 Hasil Uji Validitas
4. Lampiran 4 Hasil Penelitian
5. Lampiran 5 Surat Izin Penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa sangat tergantung kepada
keberhasilan bangsa itu sendiri dalam menyiapkan sumber daya manusia yang
berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif. Salah satu indikator keberhasilan yang
dapat dipakai untuk mengukur keberhasilan suatu bangsa dalam membangun
sumberdaya manusia adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (BAPPENAS, 2007).
Berdasarkan IPM maka pembangunan sumber daya manusia Indonesia belum
menunjukkan hasil yang signifikan. Pada tahun 2010, IPM Indonesia menempati
urutan ke 108 dari 169 negara (UNDP, 2010). Sedangkan pada tahun 2011, IPM
Indonesia menempati peringkat 124 dari 182 negara (UNDP, 2011), yang
merupakan peringkat pada level Medium Human Development dibandingkan
negara tetangga yang menempati peringkat pada level High Human Development.
Rendahnya IPM ini salah satunya dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan
kesehatan penduduk Indonesia, yang dapat ditunjukkan dengan masih tingginya
angka kematian bayi sebesar 35 per seribu kelahiran hidup, dan angka kematian
balita sebesar 58 per seribu serta angka kematian ibu sebesar 307 per seratus ribu
kelahiran hidup (UNDP, 2001). Perlu diketahui bahwa lebih dan separuh kematian
bayi, balita dan ibu ini berkaitan dengan buruknya status gizi (Hadi, 2005).
Masalah gizi kurang dan buruk apabila tidak ditangani dengan tanggap akan
menimbulkan masalah besar bagi pembangunan negara. Oleh karena itu dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014
pemerintah telah mencantumkan salah satu sasaran pembangunan kesehatan untuk
masalah gizi yaitu menurunkan prevalensi gizi kurang menjadi 15 % dan
menurunkan prevalensi balita pendek menjadi 32 %. Untuk pencapaiannya
Kementerian Kesehatan telah menetapkan Rencana Strategi Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014, yang memuat indikator keluaran yang harus dicapai,
kebijakan dan strategi. Diantaranya pemerintah mentargetkan indikator bahwa 100
% balita gizi buruk harus ditangani/dirawat, dan 100% kabupaten/kota
melaksanakan surveilans gizi (Kemenkes RI, 2010).
Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilan pecapaiannya dalam
MDGs adalah status gizi balita. Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat
badan (BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB dan TB ini disajikan dalam
bentuk tiga indikator antropometri, yaitu : berat badan menurut umur (BB/U),
tiinggi badan menurut umur (TB/U), dan berat badan menurut tinggi badan
(BB/TB) (Kemenkes RI, 2010).
Secara nasional prevalensi balita gizi buruk dan kurang (BB/U) menurun
sebanyak 0,5 persen yaitu dari 18,4 persen pada tahun 2007 menjadi 17,9 persen
pada tahun 2010. Demikian pula halnya dengan prevalensi balita pendek (TB/U)
yang menurun sebanyak 1,2 persen yaitu dari 36,8 persen pada tahun 2007
menjadi 35,6 persen pada tahun 2010, dan prevalensi balita kurus (BB/TB)
menurun sebanyak 0,3 persen yaitu dari 13,6 persen pada tahun 2007 menjadi
13,3 persen pada tahun 2010. Di Provinsi Jawa Barat prevalensi gizi buruk dan
3
kurang menurun dari 15.0 % tahun 2007 menjadi 13,0 % di tahun 2010, balita
pendek menurun dari 35,5 % tahun 2007 menjadi 33,6 % di tahun 2010,
sedangkan gizi kurus meningkat dari 9,0 % tahun 2007 menjadi 11,0 % di tahun
2010 (RISKESDAS, 2010). Di Kabupaten Bogor pada tahun 2010 periode bulan
Januari-November telah ditemukan 244 kasus baru gizi buruk yang terdiri dari 67
anak Marasmus, 4 anak Kwashiorkor, 4 anak Marasmus Kwashiorkor dan 169
anak kurus sekali. Kasus gizi buruk pada balita hampir merata di semua
kecamatan (Dinkes Kab. Bogor, 2011). Sedangkan di Desa Banjarsari berdasarkan
studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada bulan April 2012, dari 10
posyandu yang ada ditemukan balita gizi kurang sejumlah 35 balita atau 4,03 %.
Dan dari 10 ibu-ibu rumah tangga yang ditanya tentang gizi seimbang hanya 4
responden yang memiliki pengetahuan baik sisanya sebanyak 6 responden
memiliki pengetahuan kurang.
Balita dengan masalah gizi kurang dapat menyebabkan beberapa masalah lain
diantaranya menyebabkan timbulnya penyakit, beresiko tinggi terhadap kematian,
dibandingkan dengan balita sehat. Balita gizi kurang juga dapat menyebabkan
keterlambatan perkembangan motoriknya, dan fungsi kognitif yang rendah
(Schroeder dalam Semba dan Bloem, 2008). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Garenne et.al (2006) di Senegal bahwa kematian pada balita
disebabkan oleh keadaan malnutrisi diantaranya berdasarkan BB/U 38,4%,
BB/TB 12,9% serta TB/U sejumlah 22,3%.
Masalah gizi ini dapat disebabkan banyak faktor. Beberapa faktor tersebut
berkaitan satu sama lainnya. Secara langsung dapat disebabkan karena penyakit
dan rendahnya konsumsi pangan. Rendahnya konsumsi pangan dan penyakit
4
sendiri disebabkan oleh beberapa faktor termasuk akses terhadap pangan dan
praktek pemenuhan nutrisi oleh ibu rumah tangga (Supariasa, 2001, Schroeder
dalam Semba dan Bloem, 2008).
Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyiapkan makanan
bagi anggota keluarganya haruslah mempunyai pengetahuan dan keterampilan
dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang. Sehingga makanan yang
disajikan menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan derajat
kesehatan (Sediaoetama, 2000).
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita (Frost et.al,
2004, Gyaltsen, 2010). Di pedesaan, makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan
sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat pantangan makan pada balita misalnya
anak kecil tidak diberikan ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-
kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut atau
kembung ( Khomsan dkk, 2006, Baliwati, 2004 dalam Anggraini, 2008).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mardiana ( 2005) didapatkan
bahwa jumlah ibu yang berpengetahuan baik dengan status gizi balita baik adalah
sebesar 79,7 % sedangkan jumlah ibu yang berpengetahuan sedang dengan status
gizi balita kurang sebesar 43,5 %. Hal senada juga diungkapkan oleh Julita (2010)
dalam penelitiannya bahwa anak balita yang mempunyai status gizi normal
ditemukan pada keluarga kecil (3-4 orang), pendapatan keluarga tinggi dan
pengetahuan gizi ibu baik. Sementara anak balita yang gizi kurang, pendek dan
kurus ditemukan pada keluarga besar (7-9 orang) dan pengetahuan gizi ibu
5
kurang. Anak balita yang memiliki status gizi normal ditemukan pada keluarga
yang konsumsi energi dan protein baik. Sementara gizi kurang, pendek dan kurus
pada konsumsi energi dan protein keluarga kurang dan defisit.
Besarnya angka prevalensi balita gizi buruk dan kurang (17,9%), balita pendek
(35,6%) dan balita kurus (13,3%) menjadi tantangan bagi pemerintah Indonesia
untuk lebih memperhatikan kesehatan balita. Banyak bayi dibiarkan tidak
terlindungi terhadap penyakit karena rendahnya tingkat pemberian ASI - kurang
dari sepertiga dari anak-anak Indonesia secara eksklusif diberi ASI ekslusif untuk
enam bulan pertama kehidupan. Selain itu, hanya 41 persen anak berusia antara 6
dan 23 bulan diberi makan sesuai dengan praktek yang direkomendasikan. Hal ini
membuat anak-anak terkena resiko kekurangan gizi dan penyakit diare sejumlah
18 persen diantaranya dari seluruh kematian anak di Indonesia (Unicef, 2012).
Perbaikan gizi balita dapat dilihat dari faktor penyebabnya. Menurut Unicef
(1998), Persagi (1999) dan Kemenkes RI 2010 menunjukan bahwa kekurangan
gizi balita disebabkan oleh pemberian makan yang tidak seimbang dan penyakit
infeksi. Oleh karena itu upaya perbaikan gizi balita yang dilakukan adalah salah
satunya dengan pendidikan kesehatan gizi bagi ibu balita. Hal ini menurut
Sulistyoningsih (2011), diperlukan untuk membentuk perilaku positif dalam hal
memenuhi kebutuhan gizi sebagai salah satu unsur penting yang mendukung
status kesehatan seseorang terutama pada balita. Selain itu bertujuan untuk
mempengaruhi sikap, pengetahuan, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi
balitanya.
6
Penelitian yang dilakukan oleh Clark, et.al (2007), menyatakan bahwa
perilaku pemenuhan gizi balita mempengaruhi balita dalam asupan makanan dan
berat badannya, perilaku ini dibedakan antara lain : control over eating, emotional
feeding, encouragement/prompting, instrumental feeding and restriction.
Dalam penelitian ini Clark et.al melakukan penelitiannya dengan membedakan
perilaku pemenuhan gizi balita dilihat dari status sosioekonomi yang berbeda di
dua tempat yang berbeda pula. Hasilnya Orang tua di daerah yang
sosioekonominya kekurangan setidaknya dilaporkan menggunakan kelima jenis
perilaku pemenuhan gizi balita yang lebih sering daripada orang tua di daerah
yang sosioekonominya paling kekurangan. Setelah disesuaikan untuk jenis
kelamin orang tua, usia, status orangtua tunggal, status pekerjaan dan tingkat
pendidikan, emotinal feeding adalah perilaku yang hanya menunjukkan bukti dari
perbedaan antara kedua daerah tersebut. Perilaku yang paling sering digunakan
adalah control, encouragement dan restriction yang mempengaruhi asupan
makanan balita dan berat badannya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Shan (2010) di Beijing-China, dalam
disertasinya dikemukakan bahwa perilaku dan sikap orangtua dalam pemenuhan
gizi balita mempunyai pengaruh penting terhadap status berat badan anaknya.
Selain itu Shan juga menambahkan bahwa pengetahuan, dalam hal ini
pengetahuan mengenai gizi balita sangat diperlukan untuk membentuk perilaku
yang baik.
Desa Banjarsari merupakan sebuah desa di wilayah Kecamatan Ciawi yang
sebagian besar wilayahnya adalah area pesawahan (47 ha) dan ladang tanaman
7
pangan (27 ha). Mata pencaharian pokoknya sebagian besar (60 %) adalah buruh
tani dan swasta dengan pendidikan hanya sampai tamat SD/sederajat (BPMKS
Kab. Bogor, 2009). Besarnya potensi sumber pangan di desa ini haruslah diiringi
dengan kemampuan untuk mengoptimalkan sumber yang ada dengan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mencukupi kebutuhan
keluarga khususnya dalam memenuhi kebutuhan gizi balita. Perilaku pemenuhan
gizi balita oleh ibu harus didasari dengan pengetahuan yang baik karena perilaku
dengan pengetahuan yang baik akan lebih maksimal daripada perilaku yang tidak
dengan pengetahuan (Rogers, 1974 dalam Notoatmodjo 2007).
Berdasarkan uraian di atas penulis ingin meneliti hubungan tingkat
pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang terhadap perilaku
pemenuhan gizi balitanya di Desa Banjarsari Ciawi Bogor mengingat belum ada
penelitian yang serupa di daerah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Besarnya angka prevalensi balita gizi buruk dan kurang di Indonesia
merupakan tantangan bagi pemerintah untuk mencapai target MDGs salah
satunya menurunkan hingga setengahnya proporsi penduduk yang menderita
kelaparan dalam kurun waktu 1990-2015. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain pengetahuan gizi, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, sosial
ekonomi dll. Hal yang menjadi perhatian pada penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan khususnya ibu yang merupakan seseorang yang seharinya-harinya
bertugas untuk menyiapkan makanan bagi keluarga. Dengan pengetahuan yang
baik tentang gizi seimbang diharapkan dapat membentuk perilaku yang baik pula
dalam memenuhi kebutuhan gizi pada balita. Oleh karena itu peneliti ingin
8
mengetahui “Hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi
seimbang terhadap perilaku pemenuhan gizi balitanya.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan ibu rumah tangga tentang
gizi seimbang terhadap perilaku pemenuhan gizi balita usia 3-5 tahun.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu rumah tangga tentang
gizi seimbang.
b. Mengidentifikasi gambaran perilaku ibu rumah tangga dalam
pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun.
c. Mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga
tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi balita usia 3-5
tahun.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah kajian pustaka bidang gizi dengan perhatian pada perilaku ibu
dalam pemenuhan gizi pada balita dan hasil penelitian ini dijadikan
referensi untuk pengembangan ilmu keperawatan.
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan tentang kajian gizi balita, pengetahuan gizi, serta
perilaku dalam memenuhi gizi pada balita.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Menambah kajian pustaka bidang penelitian gizi dan sebagai bahan
masukan serta sumber informasi bagi penelitian selanjutnya.
c. Bagi Instansi Kesehatan
Sebagai bahan masukan intuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan melalui promosi kesehatan dalam bidang gizi balita.
d. Bagi Masyarakat
Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang arti pentingnya
pengetahuan gizi dalam pemenuhan gizi seimbang bagi balitanya.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggambarkan hubungan pengetahuan ibu rumah tangga
tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita. Populasi
penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang mempunyai balita usia 3-5 tahun di
Desa Banjarsari Ciawi-Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
kategorik dengan desain Cross-Sectional serta pengambilan sampel dengan
menggunakan Simple Random Sampling dengan teknik penghitungan
Proportional Sampling. Data dikumpulkan dengan mengajukan kuesioner
pengetahun gizi seimbang dan perilaku pemenuhan gizi pada balita.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Balita
1. Definisi
Balita adalah anak yang berusia dibawah lima tahun (1-5 tahun).
Menurut Almatsier (2011), kelompok anak menurut usia dibagi menjadi
tiga golongan yaitu usia 1-3 tahun, 4-6 tahun, dan 7-9 tahun. Usia 1-3
tahun dan 4-6 tahun disebut sebagai usia pra-sekolah, sedangkan usia 7-9
tahun sebagai usia sekolah. Laju pertumbuhan pada ketiga kolmpok anak
ini menurun dibandingkan dengan laju pertumbuhan cepat pada waktu
bayi. Selama masa ini, anak memperoleh keterampilan yang
memungkinkannya untuk makan secara bebas dan mengembangkan
kesukaan makanannya sendiri. Perkembangaan keterampilan otot
membuat aktivitas fisiknya meningkat.
B. Gizi Seimbang
1. Definisi
Gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang (Sulistyoningsih, 2011).
2. Pedoman Umum Gizi Seimbang
Tahun 1992 diselenggarakan kongres gizi internasional di Roma
yang membahas tentang pentingnya gizi seimbang sebagai upaya untuk
menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang handal. Salah satu
11
rekomendasi penting dari kongres tersebut adalah anjuran kepada setiap
negara agar menyusun pedoman umum gizi seimbang (PUGS).
Departemen Kesehatan RI (2005) mengeluarkan pedoman praktis untuk
mengatur makanan sehari-hari yang seimbang dan tertuang dalam 13
pesan dasar sebagai berikut :
a. Konsumsi makanan yang beraneka ragam
Tidak ada satu jenis makanan pun yang mengandung semua jenis zat
gizi, yang mampu membuat seorang untuk hidup sehat, tumbuh
kembang dan produktif. Hal ini menyebabkan setiap orang perlu
mengonsumsi aneka ragam makanan; kecuali bayi umur 0-6 bulan
yang cukup mengonsumsi ASI.
Makanan yang beraneka ragam yaitu makanan yang mengandung
unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun
kuantitasnya. Apabila terjadi kekurangan atas kelengkapan salah satu
zat gizi tertentu pada suatu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat
gizi serupa dari makanan yang lain. Mengonsumsi makanan yang
beraneka ragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat
tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
b. Konsumsi makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Konsumsi energi yang berlebih dapat mengakibatkan kenaikan berat
badan. Energi yang berlebih disimpan sebagai cadangan di dalam
tubuh berbentuk lemak atau jaringan lain. Apabila keadaan ini
berlanjut akan menyebabkan kegemukan, yang biasanya disertai
12
berbagai gangguan kesehatan, sepert tekanan darah tinggi, penyakit
jantung, penyakit kencing manis dan lainnya.
Sebaliknya apabila konsumsi energi kurang, maka cadangan energi
dalam tubuh yang berada dalam jaringan otot/lemak akan digunakan
untuk menutupi kekurangan tersebut. Apabila hal ini berlanjut maka
akan menurunkan produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas.
c. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan
energi
Karbohidrat memiliki fungsi utama sebagai penyedia energi bagi
tubuh. Oleh karena itulah konsumsilah karbohidrat setengah dari
kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan sisanya dipenuhi
oleh protein, lemak, vitamin, air dan mineral.
d. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kebutuhan
energi
Konsumsi lemak dan minyak dala makanan sehari-hari sebaiknya 15-
25 % dari kebutuhan energi. Selain berpotensi tinggi kalori, lemak juga
relatif lama berada dalams sistem pencernaan dibandingkan dengan
protein dan karbihidrat, sehingga lemak menimbulkan rasa kenyang
yang lebih lama. Jika seseorang mengonsumsi lemak dan minyak
secara berlebihan akan mengurangi konsumsi makanan lain sehingga
menyebabkan kebutuhan zat gizi yang lain tidak terpenuhi.
Kebiasaan mengonsumsi lemak hewani yang berlebihan dapat
menyebabkan penyempitan pembuluh darah arteri dan penyakit
jantung koroner. Risiko penyakit jantung koroner akan menurun
13
dengan membiasakan mengonsumsi ikan karena lemak ikan
mengandung asam lemak omega 3. Asam lemak omega 3 berperan
mancegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh
darah.
e. Gunakan garam beryodium
Peraturan yang tertuang dalam Keppres No. 69 tahun 1994
mengharuskan semua garam yang beredar di Indonesia mengandung
yodium. Kebijaksanaan ini berkaitan erat dengan masih tingginya
kejadian gangguan kesehatan akibat kekurangan yodium (GAKY) di
Indonesia. GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
merupakan masalah gizi yang serius karena dapat menyebabkan
penyakit gondok dan kretin. Kekurangan unsur yodium dalam
makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan
seseorang.
f. Makan makanan sumber zat besi (Fe)
Zat besi adalah salah satu unsur penting dalam proses pembentukan sel
darah merah. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan. Sumber
utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta
sayuran berwarna hijau tua.
Kesulitan utama untuk memenuhi kebutuhan zat besi adalah rendahnya
tingkat penyerapan zat besi di dalam tubuh, terutama sumber zat besi
dati nabati yang hanya diserap 1-2 %. Tingkat penyerapan zat besi
yang berasal dari hewani lebih tinggi dari pada zat besi yang berasal
dari pangan nabati, yaitu mencapai 10-20 %.
14
g. Berikan ASI saja kepada bayi sampai umur empat bulan
Pemeberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain pada awalnya
diberikan sampai usia 4 bulan, namun kemudian menjadi sampai 6
bulan seiring dengan berbagai penelitain yang membuktikan bahwa
kebutuhan bayi sampai usia 6 bulan dapat tercukuoi hanya dengan
ASI. Peemberian ASI harus segera diberikan setelah bayi dilahirkan
(dalam waktu 30 menit setelah lahir). Setelah 6 bulan kepada bayi
diberikan makanan pendamping dan pemberian ASI tetap diteruskan
sampai bayi berumur 2 tahun.
h. Biasakan makan pagi
Makan pagi dapat memeliahara ketahanan fisik, mempertahankan daya
tahan saat bekerja, meningkatkan produktivitas kerja, meningkatkan
konsentrasi dan memudahkan menyerap informasi. Kebiasaan makan
pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya
sehari-hari. Jenis hidangan makan pagi dapat dipilih dan disusun sesuai
keadaan. Namun lebih baik jika terdiri dari makanan sumber zat
tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zar pengatur.
i. Minum air bersih yang aman dan cukup jumlahnya
Cairan yang dikonsumsi seseorang, terutama air minum tidak kurang
dari 2 liter atau setara dengan 8 gelas sehari. Mengonsumsi cukup
cairan dapat mencegah dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh, dan
dapat menurunkan resiko penyakit batu ginjal. Mengonsumsi cairan
yang tidak terjamin keamanannya dapat menimbulkan gangguan
15
kesehatan seperti diare dan keracunan berbagai senyawa kimia yang
terdapat pada air.
j. Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur
Aktivitas fisik dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan
berat badan, meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot, serta
memperlambat proses penuaan.
k. Hindari minum minuman beralkohol
Kebiasaan memminum minuman beralkohol dapat mengakibatkan
tehambatnya proses penyarapan zat gizi, hilangnya zat-zat gizi yang
penting, penyakit gangguan hati, serta kerusakan saraf otak dan
jaringan.
l. Makan makanan yang aman bagi kesehatan
Selain harus sehat, makanan yang dikonsumsi juga harus aman bagi
kesehatan. Makanan yang aman adalah makanan yang bebas dari
kuman dan bahan kimia berbahaya. Agar makanan atau masakan dapat
memenuhi syarat-syarat halal dan aman untuk dikonsumsi, maka sejak
bahan makanan tersebut ditanam/diternakan sampai siap disantap,
makanan harus diperlakukan dengan baik dan benar.
m. Baca label pada makanan yang dikemas
Peraturan perundang-undangan menetapkan bahwa setiap produk
makanan yang dikemas harus mencantumkan keterangan. Label pada
makanan yang dikemas berisi keterangan tentang isi, jenis dan ukuran
bahan-bahan yang digunakan, susunan zat gizi, tanggal kadaluarsa dan
keterangan penting lain.
16
C. Gizi Seimbang Untuk Anak Usia 3-5 Tahun
Pertumbuhan di usia balita akan menentukan perkembangan fisik dan mental
serta keberhasilan di usia selanjutnya. Pola makan ber-Gizi Seimbang di usia ini
sangat penting, bukan hanya untuk pertumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan
kecerdasannya (Kurniasih, 2010).
1. Kondisi Khas dan Permasalahan
Sesuai dengan tahap perkembangannya, di usia ini anak mulai ingin
mandiri. Dalam makanan pun anak usia ini bersifat sebagai konsumen
aktif. Mereka dapat memilih dan menentukan sendiri makanan yang
dikonsumsi. Tak heran bila di rentang usia ini kerap terjadi anak menolak
makanan yang tak disukai dan hanya mau mengonsumsi makanan
favoritnya. Oleh sebab itu perlu diperkenalkan beraneka ragam makanan.
Aktivitas bermain sebagai cara untuk mengenal dunia sekitar dan
mengembangkan seluruh potensinya, tak jarang membuat anak menunda
waktu makan. Anak lebih senang bermain, apalagi ketika suatu
keterampilan tertentu baru dikuasainya, ia akan terus mencoba
kemampuan batunya itu. Jika orang tua tidak memperhatikan, bisa saja
anak baru minta makan menjelang tidur saat telah lelah beraktivitas
seharian dan beru merasa lapar.
Asupan makanan beragam dan ber-Gizi Seimbang sangat penting, bukan
hanya untuk petumbuhan fisik, tetapi juga perkembangan kecerdasannya.
Pertumbuhan sel-sel otak yang cepat dan intensif berlangsung sejak bayi
dalam kandungan sampai anak usia lebih kurang 2 tahun. Selanjutnya
17
terus berkembang hingga remaja dengan kecepatan yang sudah berkurang
bila dibandingkan dengan usia sebelumnya.
2. Masalah Pola Makan dan Gizi di Usia 3-5 Tahun
a. Tidak Suka Sayuran
Kebanyakan anak tidak suka sayur. Sebagian bahkan tidak suka
buah. Hal ini dapat merugikan kesehatannya, terutama dapat
mengakibatkan kekurangan vitamin A, vitamin C, dan serat. Untuk
itu harus diupayakan agar setiap hidangan sayur beraneka ragam dan
berpenampilan menarik, misal, sayur dibuat dalam bentuk rempeyek
sayur, omelet sayuran, nasi goreng sayur, dan lain-lain. Prinsip Gizi
Seimbang mangajak anak untuk selalu menyukai sayuran.
b. Pilih-pilih makanan
Anak hanya mau makan dengan menu tertentu. Umumnya,
kebiasaan pilih-pilih makanan (picky eater) dilakukan karena meniru
perilaku orang dewasa (orang tua) dan teman sebaya di sekitarnya.
Selain itu anak sendiri enggan mencoba hal-hal baru, termasuk
makanan. Pola makan seperti ini kurang bervariasi, sering tak
seimbang kandungan gizinya. Anak sebaiknya diperkenalkkan
dengan makanan yang beraneka ragam sejak dini dan dilakukan
secara terus-menerus. Di sinilah pentingnya mengenalkan prinsip
Gzi Seimbang kepada anak seawal mungkin.
c. Menyukai “Junk Food”
Junk food adalah jajanan tak ber-Gizi Seimbang, yang banyak
disukai oleh anak dan sebagian orang dewasa. Ciri makanan ini
18
adalah berlemak dan berkarbohidrat tinggi, rendah/tanpa serat,
mengandung bahan pemanis dan perasa buatan, penambah rasa, dan
kadang-kadang menggunakan bahan pengawet bukan untuk
dimakan. Secara keseluruhan jenis makanan ini menyebabkan gizi
tidak seimbang. Untuk mengurangi kebiasaan jajan makanan yang
tidak bergizi, diperlukan pemahaman dan praktik makan dengan
prinsip Gizi Seimbang.
d. Pemahaman yang salah dari orang tua tentang makanan anak
1) Nasi
Banyak orang tua menganggap, anak belum makan bila belum
mengonsumsi nasi sehingga khawatir ketika anaknya tidak mau
makan nasi. Mereka tidak mengetahui bahwa makanan pokok tidak
hanya nasi, melainkan dapat juga berupa mi, bihun, roti, makaroni,
jagung, kentang, singkong dan umbi lain. Jadi, bila anak tidak
menyukai nasi tapi menyukai salah satu sumber karbohidrat
penggantinya, ibu tidak perlu khawatir. Yang penting, makanan
yang dikonsumsi anak terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk,
sayur dan buah, sehingga ber-Gizi Seimbang.
2) Tidak menganggap buah dan sayuran penting
Sesuai dengan prinsip Gizi Seimbang, disamping nasi dan sumber
karbohidrat lain, anak juga membutuhkan sayur dan buah setiap
kali makan.
19
3) Minuman manis
Minum minuman manis, seperti soft drink, tanpa diimbangi dengan
aktivitas fisik yang banyak mengeluarka tenaga akan membuat
kelebihan energi ditimbun di tubuh dalam bentuk lemak tubuh.
Bila hal ini berlamjut terus, tubuh anak akan kegemukan.
D. Kebutuhan Zat Gizi Balita Usia 3-5 Tahun
Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan (per
orang/hari), kebutuhan energi anak usia 1-3 tahun sebesar 1000 kkal dan
kebutuhan protein 25 g. Adapun kebutuhan energi anak usia 4-6 tahun
sebesar 1550 kkal dan kebutuhan protein 39 g. Akan halnya kebutuhan air
anak usia 1-6 tahun sekitar 1,1 – 1,4 liter atau 5 – 7 gelas per hari. Makin
bertambah umur, makin bertambah jumlah air yang dibutuhkan. Berikut tabel
AKG zat gizi mikro penting untuk anak usia 2 – 5 tahun.
Tabel 2.1 Kebutuhan Gizi Balita Berdasaran Kelompok Umur
Zat Gizi Mikro Berat & TinggiBadan
Kelompok Umur1 – 3 Tahun 4 – 6 Tahun
Berat Badan 9 kg 11 kgTinggi Badan 112 cm 117 cm
Vitamin A (RE) 400 450Folat (µg) 150 200Kalsium (mg) 500 500Zat Besi (mg) 8 9Yodium (µg) 120 120Zat Seng (mg) 8,3 10,3
E. Prinsip Gizi Seimbang
Makanan sebagai sumber zat gizi harus diberikan bervariasi/beragam. Dari
segi jumlah, hidangan sehari untuk usia anak 4 – 5 tahun lebih banyak
20
dibandingkan dengan untuk adiknya yang berusia 2 – 3 tahun. Ini karena
kebutuhan energi mereka berbeda.
1. Variasi makanan
Keragaman makanan anak setiap hari harus memenuhi kebutuhan akan
makanan pokok, lauk-pauk, sayur, dan buah. Pada prinsipnya, setiap
makanan yang dihidangkan, dari makanan pagi, siang dan malam serta
makanan selingan, harus terdiri atas makanan pokok, lauk-pauk, sayur dan
buah, sehingga makanan akan memenuhi prinsip Gizi Seimbang.
2. Pola hidup bersih
Dalam prinsip Gizi Seimbang, kesehatan tidak hanya dilihat dari aspek
makanan saja, tetapi juga aspek lain di antaranya soal kebersihan dan
kesehatan lingkungan. Oleh karena itu pola hidup bersih perlu diajarkan
pada anak usia ini. Kebiasaan itu antara lain lain mencuci tangan hingga
bersih dengan menggunakan sabun dan membilasnya dengan air mengalir.
Cuci tangan harus sebelum dan setelah makan, setelah berain, dan setelah
buang air kecil (BAK) atau buang air besar (BAB), lalu keringkan dengan
tisu/lap bersih. Biasakan menggunakan tutup saji, tidak memegang
makanan langsung dengan tangan, tetapi dengan menggunakan sendok.
Selain itu anak juga harus diajarkan menjaga kebersihan gigi dan mulut
serta kebersihan badan. Pesan-pesan mengenai pola hidup bersih ini sesuai
dengan program kesehatan pemerintah. Pola makan ber-Gizi Seimbang
meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit. Namun makanan
saja tidak cukup, anak masih membutuhkan daya tahan yang diperlukan
dari imunisasi.
21
3. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik merupakan bagian penting untuk mengimbangi makanan
yang dikonsumsi serta menjaga kesehatan dan kebugaran. Pada anak balita
umumnya sedang aktif, juga mulai bersosialisasi, tak sulit untuk
mengajaknya untuk aktivitas fisik atau olahraga. Lakukan aktivitas luar
ruang atau olahraga setiap hari, masing-masing selama 60 menit. Aktivitas
luar ruang yang terpapar sinar matahari juga bermanfaat bagi densitas
tulang anak. Aktivitas fisik yang dianjurkan untuk anak balita adalah
aktivitas fisik yang banyak mengeluarkan tenaga (permainan aktif), bukan
permainan pasif seperti computer games dan play station. Aktivitas fisik
dan olahraga yang dapat dilakukan bersama anak balita antar lain : kejar-
kejaran, lempar bola, loncat bantal, main sepeda, berenang, bola kaki,
jalan/lari pagi.
4. Pemantauan Berat Badan
Untuk mengetahui ada tidaknya penurunan atu kenaikan berat badan (BB)
dapat dilihat pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Prinsipnya adalah anak
yang sehat, bertambah umur, bertambah berat badan.
Menurut WHO, BB ideal anak laki-laki usia 2 tahun adalah 12,2 kg dan
anak perempuan 11,5 kg. Untuk seterusnya, setelah usia 2 tahun sampai 5
tahun, pertambahan BB rata-rata 2 – 2,5 kg per tahun.
5. Menu Seimbang
Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan
dalam jumlah dan proporsi yang sesuai sehingga memenuhi kebutuhan
22
gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Sulistyoningsih, 2011).
Khusus untuk bayi dan balita, pengertian seimbang tidak sama
dengan pengertian seimbang untuk orang dewasa. Presentase kebutuhan
lemak pada bayi lebih tinggi dibandingkan orang dewasa sehingga
makanan yang disajikan harus mengandung sumber lemak dengan
presentase lebih besar. Sebaliknya, asupan lemak bagi orang dewas harus
dibatasi tidak lebih dari 20 % dari total kebutuhan kalori, dan disarankan
bersumber dari lemak tak jenuh.
6. Manfaat Perencanaan Menu
Kegiatan menyusun menu dengan perencanaan yang baik menurut
Sulistyoningsih, 2011 memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Dapat disusun hidangan yang mengandung zat gizi yang dibutuhkan
tubuh.
b. Variasi dan kombinasi hidangan dapat diatur sehingga dapat
menghindari kebosanan yang disebabkan pengulangan jenis bahan
makanan dan cara pengolahan.
c. Susunan hidangan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan atau
biaya yang tersedia.
d. Menghemat waktu dan tenaga. Perencanaan dapat disesuaikan dengan
kondisi, sehingga dapat diperkirakan waktu dan tenaga yang
dibutuhkan.
23
e. Menu yang terencana dengan baik dapat menjadi alat pendidikan gizi
yang baik, karena menu yang baik mengajarkan pola makan yang
baik.
7. Syarat Menu yang Baik
Menu dikatakan baik apabila memenuhi persyaratan berikut
(Sulistyoningsih, 2011):
a. Pola menu seimbang
Pola menu seimbang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan gizi.
Susunan makanan yang dihidangkan dapat memenuhi kebutuhan gizi
sesuai dengan umur, jenis kelamin, dan juga aktivitas yang dilakukan.
b. Aspek warna dan kombinasi
Warna dan kombinasi makanan harus menarik sehingga dapat
membangkitkan selera makan, namun penggunaan warna dan bahan
tambahan makanan juga harus memperhatikan keamanannya dan
diutamakan menggunakan pewarna alami.
c. Tekstur dan konsistensi
Tekstur dan konsistensi yang dihidangkan disesuaikan dengan
kemampuan fisiologis dan juga umur. Bentuk makanan bayi, lansia
dan orang yang mengalami gangguan kesehatan khususnya
pencernaan akan berbeda dengan orang dewasa pada umumnya.
Hidangan bagi balita sampai kelompok dewasa yang tidak memiliki
masalah kesehatan harus serasi antara yang basah/mengandung air
dengan yang kering.
24
d. Rasa dan aroma
Aroma masakan yang kuat dikombinasikan dengan makanan yang
tidak tajam baunya. Bahan makanan seperti kol harus dikombinasikan
dengan makanan segar.
e. Ukuran dan bentuk potongan
Adanya kreasi dalam bentuk potongan dapat membangkitkan selera
makan.
f. Suhu
Pertimbangkan makanan yang harus dihidangkan panas atau dingin
dengan menyesuaikan suhu lingkungan, udara atau iklim. Misal, sop
atau soto lebih enak dinikmati dalam cuaca yang dingin, sedangkan es
krim dan sop buah lebih enak jika disajikan dalam cuaca panas.
g. Popularitas
Hidangan untuk anggota keluarga akan lebih membangkitkan selera
makan ketika sesekali disajikan pula hidangan tertentu yang sedang
populer di masyarakat, seperti omlet atau jenis lain yang memang
disukai anggota keluarga.
h. Penyajian menarik
Bila perlu makanan disajikan dengan hiasan, selain itu disajikan dalam
keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaran yang dapat
membahayakan kesehatan.
i. Tenaga dan waktu
Jenis hidangan yang akan disajikan disesuaikan dengan peralatan,
kemampuan, tenaga dan waktu yang dimiliki oleh ibu/keluarga.
25
F. Pengetahuan
1. Definisi
Menurut Notoatmodjo (2005), pengetahuan merupakan hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengamatan terhadap suatu
objek tertentu. Pengamatan terjadi melalui panca indera manusia, yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan
merupakan hal sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Pengetahuan seseorang terhadap suatu objek mempunyai intensitas atau
tingkat yang berbeda-beda.
2. Tingkatan Pengetahuan
Secara garis besarnya dibagi dalam tingkat pengetahuan
(Notoatmodjo, 2005), yaitu:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali hal yang telah ada atau
terjadi sebelumnya setelah dan setelah mempelajari atau mengamati
sesuatu.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menginterpretasikan
suatu objek yang telah diketahui sebelumnya dengan benar.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai penerapan suatu objek yang telah diketahui
dan dipahami dalam situasi yang sebenarnya.
26
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan, membagi-
bagi suatu objek yang telah diketahui dan dapat mencari hubungan
antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kemampuan seseorang untuk menyusun rangkaian
informasi yang telah ada ke dalam suatu susunan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk menilai atau
meninjau suatu objek yang telah dilakukan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan
seseorang. Menurut Notoatmodjo (2007) ada tujuh faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
a. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat
dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah
pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak
pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru
diperkenalkan.
27
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
c. Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik secara garis
besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri
baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin matang dan
dewasa.
d. Minat
Minat adalah kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap
sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni
suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih
mendalam.
e. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan
pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut
menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang
membekas dalam emosi sehingga menimbulkan sikap positif.
28
f. Kebudayaan
Kebudayaan akan mempengaruhi pengetahuan masyarakat secara
langsung. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk
menjaga kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan.
g. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
4. Pengetahuan Gizi
Menyusun dan menilai hidangan merupakan pengetahuan dan
keterampilan dasar yang diperlukan oleh semua orang, terutama mereka
yang bertanggungjawab atas pengurusan dan penyediaan makanan bagi
keluarga.
Seorang ibu rumah tangga yang bukan ahli gizi, juga harus dapat
menyusun dan menilai hidangan yang akan disajikan kepada anggota
keluarganya. Susunan hidangan yang bagaimanakah yang memenuhi
syarat gizi, agar mereka yang akan mengkonsumsinya tertarik dan
mendapat kesehatan baik serta dapat mempertahankan kesehatan tesebut
(Sediaoetama, 2000).
Pengetahuan tentang gizi sangat diperlukan agar dapat mengatasi
masalah-masalah yang timbul akibat konsumsi gizi. Wanita khususnya
ibu sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap konsumsi makanan
29
bagi keluarga. Ibu harus memiliki pengetahuan tentang gizi baik diperoleh
melalui pendidikan formal, maupun non formal (Berg, 1986).
Masyarakat yang berpengetahuan gizi akan lebih
mempertimbangkan kebutuhan fisiologis dari pada kebutuhan psikis akan
makanan, tetapi pada umumnya akan terjadi kompromi antara kebutuhan
kepuasan fisik dan kebutuhan fisiologis tubuh sehingga makanan sehari-
hari mempunyai gizi yang tinggi (Sediaoetama, 2000).
5. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui
pertanyaan-pertanyaan tertulis atau angket (Notoatmodjo, 2010).
G. Perilaku
1. Definsi
Menurut Skiner (1938), dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan
bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Selanjutnya teori Skiner menjelaskan
adanya dua jenis respons, yaitu :
a. Respondent respons atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan
oleh rangsangan-rangsangan tertentu yang disebut eleciting stimuli
karena menimbulkan respons yang relatif tetap.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh rangsangan yang lain.
30
2. Bentuk Perilaku
Berdasarkan teori perilaku tersebut maka perilaku manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Perilaku tertutup (Covert behavior)
Perilaku yang responsnya masih belum dapat diamati secara jelas.
Respons ini hanya terbatas pada bentuk perhatian, pengetahuan,
perasaan, persepsi dan sikap.
b. Perilaku terbuka (Overt behavior)
Merupakan perilaku berupa tindakan atau praktek sehingga dapat
diamati secara jelas.
Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini
menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan adalah
respons seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan
sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan
kesehatan.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pembentukan perilaku ada dua jenis yaitu :
a. Faktor Internal
Faktor yang berada dalam diri individu itu sendiri yaitu berupa
kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi dan sebagainya untuk
mengolah pengaruh-pengaruh dari luar.
31
b. Faktor Eksternal
Faktor-faktor yang berada di luar individu yang bersangkutan yang
meliputi objek, orang, dan hasil-hasil kebudayaan yang dijadikan
sasaran dalam mewujudkan bentuk perilaku.
Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010), menganaliss bahwa
faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu:
1) Faktor-faktor predisposisi (pre disposing factors), yaitu faktor-
faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Antara
lain, pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,
tradisi, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
2) Faktor-faktor pemungkin (enabling factors), adalah faktor-faktor
yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau tindakan.
Misalnya sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan, seperti
puskesmas, posyandu dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010).
3) Faktor-faktor penguat (reinforcing factors), adalah faktor-faktor
yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Misalnya
sikap suami. Istri, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas
kesehatan (Notoatmodjo, 2010).
4. Perilaku Pemenuhan Gizi Balita
Menurut Brewer (2010) perilaku pemenuhan gizi didefinisikan
sebagai perilaku orangtua/ibu/caregiver dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi balita meliputi :
32
a. Child Control
Ibu mengatur perilaku makan balita (Melbye et.al, 2011). Tindakan-
tindakan yang ditunjukan oleh orang tua terhadap balita untuk
memenuhi asupan makanan yang sehat dan optimal (mengonsumsi
sejumlah makanan yang dianjurkan atau menurut AKG) (Murashima,
2010).
b. Emotion Regulation
Ibu menyajikan makanan untuk mengontrol emosi balita (Melbye et.al,
2011).
c. Encourage Balance and Variety
Ibu mempertimbangkan asupan makanan seimbang termasuk konsumsi
variasi makanan dan pemilihan makanan sehat (Melbye et.al, 2011).
d. Environtment
Ibu menyediakan makanan sehat/tidak sehat di rumah (Melbye et.al,
2011).
e. Food as Reward
Ibu memberikan makanan sebagai hadiah (Melbye et.al, 2011).
f. Modeling
Ibu secara aktif mendemonstrasikan memakan makanan yang sehat di
depan balita (Melbye et.al, 2011).
g. Monitoring
Ibu mengawasi balita dari asupan makanan yang kurang sehat (Melbye
et.al, 2011).
33
h. Pressure
Ibu memaksa balita untuk mengonsumsi lebih banyak makanan pada
waktu makan (Melbye et.al, 2011).
i. Restriction for Health
Ibu mengatur asupan makanan balita dengan membatasi makanan yang
kurang sehat (Melbye et.al, 2011).
j. Restriction for Weight Control
Ibu mengontrol asupan makanan balita dengan mempertahankan berat
badan balita (Melbye et.al, 2011).
k. Responsibility for Child Eating
Ibu merasa bertanggung jawab terahadap asupan makanan balita
(Melbye et.al, 2011).
l. Teaching about Nutrition
Orang tua/Ibu mengajarkan balitanya tentang makanan yang sehat dan
bergizi (Melbye et.al, 2011).
5. Pengukuran Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2010), pengukuran atau cara mengamati
perilaku dapat dilakukan dengaan dua cara, yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Pengukuran perilaku yang baik adalah secara langsung,
yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu mengamati subjek dalam
rangka memelihara kesehatannya, misalnya : makanan yang disajikan ibu
dala keluarga untuk mengamati praktek gizi.
34
Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat
kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan
terhadap subjek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan
kesehatan.
6. Kuesioner Perilaku Pemenuhan Gizi
Pengukuran perilaku pemenuhan gizi pada balita didasarkan pada
bagaimana orangtua balita memenuhi gizi balitanya dan dituangkan dalam
bentuk angket/kuesioner. Terdapat beberapa kuesioner yang dibuat untuk
mengukur praktek pemenuhan gizi balita. Kebanyakan kuesioner-
kuesioner tersebut hanya fokus pada tiga konsep utama : concern of
weight, parental control dan pressure to eat (Birch et al., 2001 dalam
Burk, 2009).
Musher-Eizenmann dan Holub (2007) mencoba untuk membuat
terobosan dalam mengembangkan kuesioner praktek pemenuhan gizi
balita yang dinamakan Comprehensive Feeding Practice Questionnaire
(CFPQ) (Burk, 2009).
CFPQ adalah pengembangan atau modifikasi dari Child Feeding
Questionnaire (CFQ) yang terdiri dari 12 konsep yaitu : child control,
emotion regulation, balance and variety, environment, food as reward,
involvement, modeling, monitoring, pressure, restriction for health,
restriction for weight control, and teaching about nutrition. Berdasarkan
Musher-Eizenmann dan Holub (2007) validitas CFPQ menunjukkan hasil
35
yang positif dan reliabilitas setiap komponen diukur dengan koefisien
Alpha Cronhbach dalam rentang 0,58 – 0,81(Burk,2009).
36
H. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka Teori Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tanggatentang Gizi Seimbang terhadap Praktek Pemenuhan Gizi pada Balita
(Lawrence Green dalam Notoatmodjo, 2010, Notoatmodjo, 2010, Melbyeet.al, 2011, Brewer, 2010, Burk, 2009)
Keterangan : : yang diteliti
: yang tidak diteliti
Kecerdasan
Persepsi
Motivasi
Minat
Emosi
Pengalaman
Sosio-budaya
Faktor predisposisi :
pengetahuan, sikap,keyakinan,kepercayaan, nilai-nilai, tradisi
Perilaku Ibu dalam memenuhikebutuhan nutrisi balitameliputi :
Child Control, emotionregulation, encouragebalance and variety,environtment, food as reward,modeling, monitoring,pressure, restriction forhealth, restriction for weightcontrol, responsibility forchild eating, concerned forunderweight, teaching aboutnutrition.
Faktor pemungkin :
sarana dan prasarana: puskesmas,posyandu
Faktor penguat :
tokoh masyarakatpetugas kesehatan
EksternalInternalRespons
37
BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN, HIPOTESIS DAN DEFINISI
OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Dengan
kata lain kerangka konsep membahas saling ketergantungan antar variabel yang
penting untuk diteliti (Sekaran, 2006 dalam Hidayat, 2008).
Variabel independen atau variabel stimulus, prediktor, antecendent, bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat). Sedangkan variabel dependen atau variabel
output, kriteria, konsekuen, terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Dalam penelitian
ini variabel independennya adalah pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi
seimbang sedangkan variabel dependennya adalah perilaku pemenuhan gizi pada
balita yang digambarkan dalam bagan sebagai berikut.
38
Gambar 3.1
Kerangka Konsep Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang GiziSeimbang dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan
pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau
harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam
penelitian (Hidayat, 2008).
Berdasarkan kerangka konsep diatas dan tujuan penelitian, maka hipotesis
penelitian ini adalah
H0 adalah “Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang
gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita”.
Ha adalah “Ada hubungan antara pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi
seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita”.
Pengetahuan Ibu RumahTangga tentang Gizi
Seimbang
Perilaku Pemenuhan Gizipada Balita
Variabel Independen Variabel Dependen
39
C. Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
tentang Gizi Seimbang
Sesuatu yang diketahui ibu tentang
kebutuhan asupan gizi yang sangat
penting dalam proses pertumbuhan dan
perkembangan balita.
Kuesioner dengan
menggunakan skala
Gutmann yaitu
menggunakan
pertanyaan Benar-
Salah. Jumlah
pertanyaan sebanyak 20
pertanyaan dengan 11
pertanyaan positif (+)
dan 9 pertanyaan
negatif (-). Untuk
pertanyaan positif (+)
Dinyatakandalam tingkatan :
1. Kurang :Apabilaskorpengetahuanrespondenkurangdari samadengan55% atau10 poindarijawabanyangbenar.
2. Baik :Apabilaskorpengetahuanresponden
Ordinal
40
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
=> B=1, S=0.
Sedangkan untuk
pertanyaan negatif (-)
=> B=0, S=1
lebih darisamadengan56% ataulebih darismadengan 11poin darijawabanyangbenar.
(Modifikasi dariArikunto, 2006)
2. Perilaku Pemenuhan Gizi pada
Balita
Perilaku Ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi balita meliputi :
Child Control, emotion regulation,
encourage balance and variety,
environtment, food as reward,
modeling, monitoring, pressure,
Kuesioner dengan
menggunakan skala
Likert dengan format
Tidak Pernah = 1,
Jarang = 2, Kadang-
kadang = 3, Sering = 4,
1. Kurang (
apabila
skor ≤
mean)
2. Baik
(apabila
Ordinal
41
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
restriction for health, restriction for
weight control, responsibility for child
eating, (Brewer, 2010, Burk, 2009,
Melbye et.al, 2011).
Selalu = 5 untuk
pertanyaan positif dan
Tidak Pernah = 5,
Jarang = 4, Kadang-
kadang = 3, Sering = 2,
Selalu = 1 untuk
pertanyaan negatif
Jumlah pertanyaan
sebanyak 20 pertanyaan
yang tediri dari 17
pertanyaan positif, dan
3 pertanyaan negatif.
skor >
mean )
42
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Meliputi item Child
Control, emotion
regulation, encourage
balance and variety,
environtment, food as
reward, modeling,
monitoring, pressure,
restriction for health,
restriction for weight
control, responsibility
for child eating,
teaching about
nutrition yang
43
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
diadaptasi dari
Comprehensive
Feeding Practice
Questionnaire (CFPQ)
(Burk, 2009).
44
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan bentuk racangan yang akan digunakan dalam
melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian analitik
kategorik, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti menggunakan
rancangan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Cross-sectional
(potong lintang) karena pada penelitian ini variabel independen dan dependen
akan diamati pada waktu (periode) yang sama (Dahlan M, 2009). Penelitian
analitik kategorik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi
balitanya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Banjarsari Ciawi Bogor dan
waktu pelaksanaan penelitian pada bulan November-Desember Tahun 2012.
Alasan dipilihnya lokasi penelitian ini adalah belum dilakukan penelitian
yang serupa sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian serta akses
transportasi dan informasi yang dekat dengan tempat tinggal peneliti sehingga
memudahkan dalam melakukan penelitian.
45
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh subjek atau objek dengan karakteristik
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek atau subjek yang dipelajari
saja tetapi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki subjek atau objek
tersebut (Hidayat, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu rumah
tangga yang mempunyai balita umur 3-5 tahun di Desa Banjarsari Ciawi-
Bogor sebanyak 341 KK berdasarkan studi pendahuluan.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011).
Kriteria sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Kriteria Inklusi:
1) Ibu rumah tangga yang mempunyai balita umur 3-5 tahun
b. Kriteria Ekslusi:
1) Ibu rumah tangga yang mempunyai balita dengan diet khusus
karena masalah kesehatan (mis : diabetes, masalah gastrointestinal
d.l.l.)
2) Ibu rumah tangga yang tidak bisa baca tulis.
3) Tidak bersedia untuk berperan serta dalam penelitian.
46
3. Jumlah Sampel
Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus
hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)
P₁ = 0,79 (proporsi pengetahuan ibu baik dengan status gizi balita
baik, Mardiana 2005)
P1 - P2 = 30% = 0,3
P₂ = P1 – 0,3 = 0,79 – 0,3 = 0,49
P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0,79+0,49)/2 = 1,28/2 = 0.64
n =
46
3. Jumlah Sampel
Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus
hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)
P₁ = 0,79 (proporsi pengetahuan ibu baik dengan status gizi balita
baik, Mardiana 2005)
P1 - P2 = 30% = 0,3
P₂ = P1 – 0,3 = 0,79 – 0,3 = 0,49
P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0,79+0,49)/2 = 1,28/2 = 0.64
n =
46
3. Jumlah Sampel
Perhitungan besar sampel penelitian dengan menggunakan rumus
hipotesis untuk uji beda dua proporsi sebagai berikut :
Keterangan:
n = Jumlah sampel yang dibutuhkan
= 1,96 (Derajat kemaknaan 95% CI/Confidence Interval dengan (α)
sebesar 5%)
= 0,84 (Kekuatan uji sebesar 80%)
P₁ = 0,79 (proporsi pengetahuan ibu baik dengan status gizi balita
baik, Mardiana 2005)
P1 - P2 = 30% = 0,3
P₂ = P1 – 0,3 = 0,79 – 0,3 = 0,49
P̅ = (P₁+P₂)/2 = (0,79+0,49)/2 = 1,28/2 = 0.64
n =
47
1,96 2(0,64)(1 − 0.64) + 0,84 0,79(1 − 0,79) + 0,49(1 − 0,49) ²(0,3)²n =
( , , )( , )n =
.,n = 39,222 = 39
Setelah dilakukan penghitungan, maka didapat n (sampel) = 39
responden. Selanjutnya hasil sampel di kali kan dua, Maka jumlah sampel
adalah 39 x 2 = 78 responden. Dan dikalikan 10% untuk mengantisipasi
adanya kemungkinan hilangnya data atau ketidaklengkapan pengisian
kuesioner, 78 x 10% = 7,8 = 8 . Maka sampel yang dibutuhkan pada
penelitian adalah 78 responden dengan sampel antisipasi sebanyak 8
responden, sehingga jumlah total 78 + 8 = 86 responden.
4. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang
digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2008).
Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang akan digunakan
peneliti adalah Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak.
Pengambilan sampel akan dilakukan di 10 posyandu yang ada di Desa
Banjarsari. Dari 10 posyandu tersebut dihitung dengan proportional
sampling di setiap posyandu sehingga mewakili seluruh populasi di Desa
Banjarsari. Dengan perhitungan sebagai berikut :
48
Jumlah populasi ibu dengan balita di posyandu XX Sampel yang dibutuhkan
Jumlah populasi ibu dengan balita di Desa Banjarsari
Tabel 4.1. Perhitungan Proportional Sampling
Setelah mengetahui jumlah responden yang akan dijadikan sampel dari
masing-masing posyandu, peneliti melakukan pendataan calon responden di
masing-masing posyandu dengan melibatkan ibu kader posyandu.
D. Alat Pengumpul Data
Alat yang akan digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data
berupa angket/kuesioner dengan beberapa pertanyaan hasil rancangan peneliti
untuk kuesioner pengetahuan gizi dan untuk kuesioner perilaku pemenuhan
gizi diadaptasi dari Comprehensive Feeding Practice Questionnaire (CFPQ)
(Musher-Eizenmann dan Holub (2007) dalam Burk, 2009) dan mengacu pada
kerangka konsep. Kuesioner ini didapatkan dari penelitian sebelumnya oleh
Melbye (2011). Kemudian peneliti melakukan korespondensi dengan
No Nama Posyandu Jumlah populasi ibudengan balita ( usia36-59 bln) diposyandu
Sampel yangdiambil darimasing-masingposyandu
1 Melati 36 92 Cempaka 49 123 Dahlia 35 94 Mawar 48 125 Sedap Malam 33 86 Matahari 16 57 Kenanga 29 78 Aster 49 129 Nusa Indah 21 610 Bougenville 25 6Total 341 86
49
perancang asli kuesioner untuk dialih-bahasakan dan disesuaikan dengan
penelitian yang akan dilakukan.
Kuesioner penelitian meliputi data demografi ibu dan balita, pengetahuan
ibu tentang gizi seimbang, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada
balita. Untuk kuesioner pengetahuan gizi seimbang skala yang digunakan
adalah skala Guttman, skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan
memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan:
ya dan tidak atau benar dan salah. Skala Guttman dapat dibuat dalam bentuk
pilihan ganda atau dalam bentuk check list. Dalam penelitian ini
menggunakan pertanyaan Benar-Salah. Jumlah pertanyaan sebanyak 20
pertanyaan dengan 11 pertanyaan positif (+) dan 9 pertanyaan negatif (-).
Untuk pertanyaan positif (+) => B=1, S=0. Sedangkan untuk pertanyaan
negatif (-) => B=0, S=1.
Sedangkan untuk kuesioner perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita
mengadaptasi dari CFPQ menggunakan skala Likert dengan format Tidak
Pernah = 1, Jarang = 2, Kadang-kadang = 3, Sering = 4, Selalu = 5 untuk
pertanyaan positif dan Tidak Pernah = 5, Jarang = 4, Kadang-kadang = 3,
Sering = 2, Selalu = 1 untuk pertanyaan negatif. Jumlah pertanyaan sebanyak
20 pertanyaan yang tediri dari 3 pertanyaan negatif, dan 17 pertanyaan positif.
Meliputi item Child control (pertanyaan no 8), emotion regulation
(pertanyaan no 9-10), encourage balance and variety (pertanyaan no 11-12),
environtment (pertanyaan no 19), food as reward (pertanyaan no 15),
modeling (pertanyaan no 20), monitoring (pertanyaan no 6-7), pressure
(pertanyaan no 17-18), restriction for health (pertanyaan no 13-14),
50
restriction for weight control (pertanyaan no 3-5), responsibility for child
eating (pertanyaan no 1-2), teaching about nutrition (pertanyaan no 16).
E. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan secara bertahap melalui:
1. Menyelesaikan kelengkapan administrasi seperti surat izin penelitian
dari Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan surat izin dari Kepala Desa Banjarsari Ciawi-
Bogor.
2. Melakukan pendataan calon responden dengan staf kelurahan dan
kader posyandu.
3. Mendatangi responden di posyandu dan rumah responden dengan
menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian.
4. Memberikan lembar persetujuan (inform consent) untuk ditandatangani
oleh calon respoden apabila setuju menjadi subjek penelitian.
5. Memberikan penjelasan kepada responden tentang cara pengisian
kuesioner.
6. Memberikan kesempatan kepada responden untuk bertanya kepada
peneliti apabila ada yang tidak jelas dengan kuesioner.
7. Memberikan waktu kepada responden untuk mengisi kuesioner.
8. Responden menyerahkan kembali kuesioner yang telah diisi kepada
peneliti untuk diperiksa.
51
F. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Salah satu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner
tersebut harus diuji validitas dan reliabilitas. Sebelum kuesioner digunakan
dalam penelitian, terlebih dahulu kuesioner dilakukan uji validitas dengan
rumus Pearson Product Moment dan dicari reliabilitas dengan menggunakan
metode Alpha Cronbach.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa item pertanyaan yang
dapat secara tepat mengungkapkan variabel yang akan diukur tersebut. Uji ini
dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item
pertanyaan dari setiap variabel dengan total skor variabel tersebut. Uji
validitas menggunakan korelasi Pearson Product Moment. Suatu instrumen
dikatakan valid atau shahih apabila korelasi tiap butiran memiliki nilai positif
dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).
Validalitas instrumen diukur dengan rumus korelasi product moment :
r =(∑ ) –(∑ ∑ ){ ∑ (∑ )²}{ ∑ ² (∑ )²}
Keterangan :
r = koefisien korelasi
52
N = jumlah responden
X = skor pertanyaan belahan pertama (dari nomor item ganjil)
Y = skor total belahan kedua (dari nomor item genap)
Reliabilitas ialah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti menunjukan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan software komputer dengan
rumus Alpha Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan
nilai Alpha Cronbach > 0,70 (Hidayat, 2008).
Uji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini akan dilakukan pada
ibu rumah tangga yang mempunyai balita yang bersekolah di lembaga
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Baiturrahman Desa Cibedug Ciawi-
Bogor sebanyak 20 responden.
G. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Kualitas data penelitian ditentukan oleh validitas dan reliabilitas
pengukuran. Peneliti telah melakukan pengujian instrumen penelitian berupa
kuesioner pengetahuan dan perilaku pada tanggal 10-12 Desember 2012 pada
20 ibu rumah tangga yang memiliki anak dengan karakteristik yang sama
dengan sampel penelitian di PAUD Baiturrahman Desa Cibedug. Hasil uji
validitas dengan menggunakan Pearson Product Moment didapatkan : untuk
kuesioner pengetahuan, dari 20 pertanyaan terdapat 2 pertanyaan yang
mempunyai nilai korelasi < 0,381 (r untuk N : 20 = 0,381) yaitu pertanyaan
53
no 12 dan 18. Peneliti memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan no 12
dan 18, karena terwakili oleh pertanyaan no 13 dan no 19. Pertanyaan no 12
terwakili oleh pertanyaan no 13 karena memiliki tujuan yang sama untuk
menanyakan tentang konsumsi buah dan sayuran. Pertanyaan no 18 terwakili
oleh pertanyaan no 19 karena memiliki tujuan yang sama untuk menanyakan
tentang penyajian makanan untuk balita. Sedangkan untuk kuesioner perilaku
terdapat 1 pertanyaan yang memiliki nilai < 0,381, yaitu pertanyaan no 17.
Peneliti juga memutuskan untuk mengeluarkan pertanyaan no 17 karena
terwakili oleh pertanyaan no 18 yang menanyakan tentang paksaan dalam
makan balita. Hasil uji Reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode
Alpha Cronbach didapatkan : untuk kuesioner pengetahuan memiliki nilai
Alpha Cronbach 0,886 sedangkan untuk kuesioner perilaku memiliki nilai
Alpha Cronbach 0,847.
H. Pengolahan Data
Menurut Setiadi (2007) dalam proses pengolahan data penelitian menggunakan
langkah-langkah diantaranya:
a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
54
b. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategorik. Pemberian kode ini sangat
penting bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer.
c. Scoring (Penetapan skor)
Setelah data terkumpul dan kelengkapannya diperiksa kemudian
dilakukan tabulasi dan diberi skor sesuai dengan kategori dari data serta
jumlah item pertanyaan dari setiap variabel.
d. Entry Data
Data entry adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan
kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa dengan membuat tabel
kontingensi.
e. Cleaning data
Cleaning data merupakan kegiatan memeriksa kembali data yang sudah
dientri, apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan mungkin terjadi
pada saat meng-entry data ke komputer.
I. Analisa Data
Analisa data dilakukan untuk memudahkan interpretasi dan menguji
hipotesis penelitian. Analisa dalam penelitian ini meliputi analisa univariat
dan bivariat.
55
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan secara deskriptif, yaitu menampilkan tabel
frekuensi tentang karakteristik reseponden sebagai variabel independen
dalam penelitian ini berdasarkan pengetahuan ibu. Sedangkan variabel
dependen yaitu perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balita.
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dan independen. Teknik analisa yang dilakukan yaitu dengan
analisa Chi-Square (X2), untuk melakukan analisa hubungan antara
variabel kategorik dengan kategorik. Analisa ini bertujuan untuk menguji
perbedaan proporsi dua atau lebih kelompok sampel, sehingga diketahui
ada atau tidaknya hubungan yang bermakna secara statistik.
Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95% dengan α 5%
sehingga jika nilai P (p value) < 0,05 berarti terdapat hubungan bermakna
(signifikan) antara variabel yang diteliti. Jika nilai P > 0,05 berarti tidak
ada hubungan bermakna antara variabel yang diteliti.
J. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian dalam keperawatan merupakan masalah yang
sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan
berhubungan dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan
(Hidayat, 2007). Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain sebagai
berikut:
56
1. Informed Consent
Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.
Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi reseponden. Tujuan dari
infoemed consent adalah agar subjek mengerti maksud, tujuan penelitian,
dan mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus
menandatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka
peneliti harus menghormatinya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan
jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
3. Kerahasiaan (confidentiality)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti.
57
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Desa Banjarsari merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Ciawi
Kabupaten Bogor Jawa Barat. Berdasarkan data dari Daftar Potensi Desa dan
Perkembangan Desa Banjarsari didapatkan bahwa luas wilayah Desa Banjarsari ±
138,02 Ha dan sebagian besar wilayahnya adalah area pesawahan dan ladang
(53,62 %). Desa Banjarsari terdiri dari 5 RW dan 22 RT, 1.745 KK dengan jumlah
penduduk 7.455 jiwa, laki-laki 3.821 jiwa dan perempuan 3.634 jiwa. Sedangkan
ibu yang mempunyai balita usia 3-5 tahun sebanyak 341 orang. Sebagian besar
riwayat pendidikan penduduknya yang pernah ditempuh hanya sampai tamat
SD/sederajat (48,46 %), SLTP/sederajat (20,12 %), SLTA/sederajat (20,58 %) dan
sisanya tidak pernah sekolah, tidak tamat SD dan hanya beberapa orang saja yang
memiliki jenjang S1 sampai S3. Mata pencaharian pokoknya sebagian besar (60
%) adalah buruh tani dan swasta dan sebagian yang lainnya adalah sebagai
pedagang, PNS, pengrajin dan peternak. Sarana dan prasarana kesehatan meliputi
1 unit puskesmas, 10 unit posyandu, 1 unit toko obat, 1 unit praktek dokter, dan 1
unit praktek bidan (BPMKS Kab. Bogor, 2009).
B. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah cara analisis dengan mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis
ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel.
58
1. Gambaran Karakteristik Responden dan Balita
a. Karakteristik Usia
Tabel 5.1Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia pada Ibu
Rumah Tangga di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten BogorTahun 2013
Tabel 5.1 diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan usia.
Diketahui bahwa sebagian besar responden berusia < 32 tahun sebanyak 55 orang
(64 %) sedangkan responden yang berusia ≥ 32 tahun sebanyak 31 orang (36 %).
b. Karakteristik Pendidikan
Tabel 5.2Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
pada Ibu Rumah Tangga di Desa Banjarsari Kecamatan CiawiKabupaten Bogor
Tahun 2013
Pendidikan Terakhir n %SD
SMPSMA
Perguruan Tinggi
323555
3,526,7645,8
Total 86 100
Tabel 5.2 diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan
pendidikan. Sebagian besar responden mamiliki pendidikan di tingkat SMA yaitu
sebanyak 55 orang (64%). Diikuti oleh responden yang memiliki pendidikan di
Usia n %
< 32 tahun≥ 32 tahun
5531
6436
Total 86 100
59
SMP sebanyak 23 orang (26,7%). Adapun responden yang berpendidikan di
perguruan tinggi sebanyak 5 responden (5,8%) dan sisanya memiliki pendidikan
hanya tamat SD sebanyak 3 responden (3,5%).
c. Usia Balita
Tabel 5.3Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia di
Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten BogorTahun 2013
Dari tabel 5.3 diatas diketahui bahwa usia balita responden sebagian besar
berusia 3 tahun sebanyak 40 balita (46%). Sedangkan balita yang berusia 4 tahun
sebanyak 26 balita (30,2%), dan sisanya berusia 5 tahun sebanyak 20 balita
(23,3%).
d. Jenis Kelamin Balita
Tabel 5.4Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Banjarsari Kecamatan CiawiKabupaten Bogor
Tahun 2013
Usia n %3 tahun4 tahun5 tahun
402620
46,530,223,3
Total 86 100
Jenis Kelamin n %
Laki-lakiPerempuan
4541
52,347,7
Total 86 100
60
Dari tabel 5.4 di atas diketahui bahwa jenis kelamin balita responden
adalah laki-laki sebanyak 45 balita (52,3%), sedangkan balita yang berjenis
kelamin perempuan sebanyak 41 balita (47,7%).
e. Berat Badan Balita
Tabel 5.5Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Berat Badan di Desa BanjarsariKecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Tahun 2013
Dari tabel 5.5 di atas diketahui bahwa balita yang mempunyai berat badan
12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%), balita yang mempunyai berat badan 16-20
kg sebanyak 37 balita (43,0%), sedangkan balita yang mempunyai berat badan 21-
25 kg sebanyak 14 balita (16,3%).
f. Status Gizi Balita (BB/U)
Tabel 5.6Distribusi Frekuensi Karakteristik Balita Responden
Berdasarkan Status Gizi BB/U di Desa BanjarsariKecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Tahun 2013
BB n %12-1516-2021-25
353714
40,743,016,3
Total 86 100
Status Gizi n %
BaikLebih
851
98,81,2
Total 86 100
61
Dari tabel 5.6 di atas diketahui bahwa hampir seluruh balita memiliki
status gizi baik yaitu sebanyak 85 balita (98,8%) sedangkan hanya ada 1 balita
yang miliki status gizi lebih (1,2%).
2. Gambaran Pengetahuan dan Perilaku
a. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang GiziSeimbang
Tabel 5.7Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang Gizi
Seimbang Di Desa Banjasari Kecamatan Ciawi Kabupaten BogorTahun 2013
Pengetahuan GiziSeimbang
n %
KurangBaik
4244
48,851,2
Total 86 100
Dari tabel 5.7 diatas diperoleh hasil pengetahuan pada ibu rumah tangga
tentang gizi seimbang adalah sejumlah responden memilki pengetahuan baik
sebanyak 44 responden (51,2%) namun masih banyak juga responden yang
memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 42 responden (48,8%).
b. Gambaran Perilaku Pemenuhan Gizi Balita
Tabel 5.8Distribusi Frekuensi Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Pada Ibu Rumah
Tangga Di Desa Banjasari Kecamatan Ciawi Kabupaten BogorTahun 2013
Perilaku PemenuhanGizi Pada Balita
n %
KurangBaik
4046
46,553,5
Total 86 100
62
Dari tabel 5.8 diatas diperoleh hasil perilaku pemenuhan gizi balita pada
ibu rumah tangga adalah sejumlah responden memiliki perilaku baik sebanyak 46
responden (53,5%) sedangkan responden yang memiliki perilaku kurang sebanyak
40 responden (46,5%).
C. Analisa Bivariat
Berdasarkan kerangka konsep, analisa bivariat telah menguji hubungan
satu persatu antara variabel bebas dengan variabel terikat. Variabel bebas adalah
pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang. Sedangkan variabel
terikatnya adalah perilaku pemenuhan gizi balita. Uji bivariat ini menggunakan uji
Chi Square (X2) dengan menggunakan derajat kepercayaan 95% dan α = 5%.
Tabel 5.9Distribusi Proporsi Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Tentang
Gizi Seimbang Dengan Perilaku Pemenuhan Gizi Balita Di Desa BanjarsariKecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
Tahun 2013
Pengetahuan
Gizi
Seimbang
Perilaku Pemenuhan Gizi
Balita Totalp
value
OR
valueKurang Baik
N % N % n %
0,005 3,482
Kurang 26 61,9 16 38,1 42 100
Baik 14 31,8 30 68,2 44 100
Total 40 46,5 46 53,5 86 100
63
Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 42 responden yang memiliki pengetahuan
kurang terdapat 26 responden (61,9%) memiliki perilaku kurang. Sedangkan dari
44 responden yang memilki pengetahuan baik terdapat 14 responden (31,8%)
memiliki perilaku kurang. Artinya proporsi perilaku kurang pada ibu-ibu dengan
pengetahuan kurang lebih besar dari proporsi perilaku kurang pada ibu-ibu dengan
pengetahuan baik. Hasil uji Chi Square diperoleh nilai p value = 0.005, dimana
nilai p<0.05 yang berarti adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan
tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi balita. Dari Risk Estimate
terlihat OR = 3,482. Hal ini berarti bahwa ibu yang memiliki pengetahuan kurang
mempunyai kecenderungan (resiko) sebesar 3 kali lebih besar untuk berperilaku
kurang dibandingkan dengan ibu yang memiliki pengetahuan baik.
64
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Analisa Univariat
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang salah satunya adalah pendidikan dan umur. Dari
faktor umur, dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek psikis dan psikologis (mental). Pertumbuhan fisik
secara garis besar ada empat kategori perubahan, yaitu perubahan ukuran,
perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru.
Pada aspek psikologis dan mental, taraf berfikir seseorang semakin
matang dan dewasa. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia < 32 tahun sebesar
64%. Dimana pada rentang usia ini adalah merupakan masa dewasa
muda. Pada usia tersebut merupakan usia produktif segala sumber daya
manusia yang dimiliki dapat dioptimalkan dan dikembangkan, terkait
dengan pengetahuan dan perilaku pemenuhan gizi pada balita di Desa
Banjarsari Ciawi-Bogor. Hal serupa dinyatakan oleh Meriani (2010),
dimana dari hasil penelitiannya dinyatakan bahwa umur ibu yang
memilki balita di Kelurahan Depok Kecamatan Pancoran Mas Kota
Depok sebagian besar berumur ≤ 30 tahun (66,6%).
Hal ini menandakan bahwa ibu-ibu rumah tangga yang memilki balita
di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor sebagian besar
berada pada rentang usia dewasa muda yang diharapkan telah mampu
65
dan siap untuk mengasuh balita dalam memenuhi kebutuhan gizi balita
mereka.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang
lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Pendidikan juga
proses membimbing manusia dari kegelapan, kebodohan, ke arah
pencerahan pengetahuan. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan,
informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Penelitian yang
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berpendidikan sampai jenjang SMA (64%). Sedangkan selebihnya hanya
sampai jenjang SMP (26,7%) dan ada beberapa yang sampai perguruan
tinggi (5,8%). Hal senada juga diungkapkan oleh Yunitasari (2011),
bahwa dari hasil penelitiannya didapatkan responden dengan latar
pendidikan mayoritas sampai jenjang SMA sebanyak 49,15%.
Sebaliknya Angkat (2011), dari hasil penelitiannya didapatkan bahwa
sebagian besar responden memiliki latar pendidikan rendah yaitu
sebanyak 79,6%.
Tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan
mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi
yang mereka peroleh. Dari hasil penelitian ini, responden yang memiliki
66
balita di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor sebagian
besar telah memenuhi program wajib belajar 9 tahun yang merupakan
jenjang pendidikan dasar sesuai UU SISDIKNAS/NO.20/Tahun 2003.
Para ibu balita diharapkan dapat mengetahui dan menerapkan kuantitas
dan kualitas nutrisi yang diberikan kepada balitanya.
3. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Usia
Usia balita merupakan salah satu karakteristik yang berkaitan dengan
kebutuhan gizi dan status gizinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
balita responden di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
sebagian besar berada pada usia 3 tahun (46,5%). Hal yang hampir sama
disampaikan oleh Manurung (2010), dari hasil penelitiannya didapatkan
bahwa balita responden yang berusia 3 tahun di Desa Ramunia-I
Kecamatan Pantai Labu adalah sebanyak 40,48%. Pada usia ini
merupakan usia rawan karena merupakan usia pertumbuhan dan
perkembangan balita yang mempengaruhi kualitas manusia pada usia
remaja dan dewasa. Maka perlu perhatian dari orang tua untuk
membentuk pola makan yang baik yang sangat dibutuhkan saat tumbuh
kembang (Soenardi, 2005).
4. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan faktor gizi internal yang menentukan
kebutuhan gizi sehingga ada keterkaitan antara jenis kelamin dengan
keadaan gizi balita (Apriadji, 1986 dalam Suhendri 2009).
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa balita responden di Desa
Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor yang berjenis kelamin
67
laki-laki lebih banyak (52,3%) dibandingkan dengan balita yang berjenis
kelamin perempuan (47,7%). Sedangkan Meriani (2010), melakukan
penellitian bahwa balita responden di Kelurahan Depok Mas Kecamatan
Pancoran Mas Kota Depok adalah laki-laki sebanyak 53,7% dan
perempuan sebanyak 46,3%.
5. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Berat Badan
Berat Badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat
mempengaruhi status gizi balita. Pada tingkat puskesmas atau lapangan,
penentu status gizi yang umum dilakukan adalah dengan menimbang
balita (berat badan per umur), kemudian indeks berat badan menurut
umur tersebut dibandingkan dengan angka standar/anak yang normal.
Penimbangan berat badan merupakan salah satu cara pengukuran yang
digunakan untuk mengetahui status gizi dan pertumbuhan anak.
Pengukuran berat badan secara teratur dapat menggambarkan keadaan
gizi anak, sehingga dapat dipakai sebagai salah satu pemantau
pertumbuhan fisik anak.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa balita yang
mempunyai berat badan 12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%), balita
yang mempunyai berat badan 16-20 kg sebanyak 37 balita (43,0%),
sedangkan balita yang mempunyai berat badan 21-25 kg sebanyak 14
balita (16,3%).
6. Karakteristik Balita Responden Berdasarkan Status Gizi (BB/U)
Status gizi merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi makanan,
tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Status gizi balita diukur
68
berdasarkan umur, berat badan (BB), dan tinggi badan (TB). Variabel BB
dan TB ini disajikan dalam bentuk tiga indikator antropometri, yaitu :
berat badan menurut umur (BB/U), tiinggi badan menurut umur (TB/U),
dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) (Kemenkes RI, 2010).
Status gizi dalam penelitian ini menggunakan insikator BB/U.
Berdasarkan perhitungan BB/U status gizi balita dikatakan kurang jika
memilki nilai -3 SD sampai dengan < -2 SD, dan dikatakan baik jika
memiliki nilai -2 SD sampai dengan 2 SD, serta dikatakan lebih jika
memilki nilai > 2 SD (Kepmenkes RI, 2010).
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruhnya balita
responden di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor
memiliki status gizi baik (98,8%), dan hanya ada 1 (1,2%) balita yang
memiliki status gizi lebih. Hal serupa dinyatakan oleh Julita P (2010),
dari hasil penelitiannya dinyatakan bahwa di Desa Amal Tani Kecamatan
Serapit Kabupaten Langkat sebagian besar balita memilki status gizi baik
sebanyak 71,2%. Sedangkan Suhendri (2009), dari hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa balita responden di Puskesmas Sepatan Kecamatan
Sepatan Kabupaten Tangerang memilki status gizi kurang sebanyak 57%.
7. Gambaran Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengamatan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan hal sangat penting
69
dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan seseorang terhadap
suatu objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan responden dalam hal ini adalah
pengetahuan ibu tentang kebutuhan asupan gizi yang sangat penting
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan balita.
Dari hasil penelitian pada 86 ibu rumah tangga diperoleh hasil
pengetahuan pada ibu rumah tangga tentang gizi seimbang adalah
pengetahuan kurang sebanyak 42 responden (48,8%), dan pengetahuan
baik sebanyak 44 responden (51,2%). Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memiliki pengetahuan baik, namun masih
banyak juga responden yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini
mungkin karena kurangnya informasi yang diterima oleh responden.
Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sumber informasi yang diperoleh
dari berbagai sumber maka seseorang cenderung mempunyai
pengetahuan yang lebih luas.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Meriani (2010) yang meneliti
pengetahuan ibu tentang gizi seimbang didapatkan hasil bahwa
responden memiliki pengetahuan baik sebesar 59,6% sedangkan sisanya
memiliki pengetahuan kurang baik. Sampel pada penelitian ini adalah ibu
rumah tangga yang memilki balita di wilayah Kelurahan Depok
Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok tahun 2010.
Sedangkan di lain tempat Angkat (2011), meneliti tentang
pengaruh pengetahuan gizi terhadap pencegahan gizi buruk pada ibu
yang memiliki balita di Desa Sikalondang Kecamatan Simpang Kiri Kota
70
Subulussalam Tahun 2010. Dalam penelitian ini didapatkan hasil bahwa
sebagian besar responden memilki pengetahuan buruk yaitu sebesar
59,3%.
8. Gambaran Perilaku Ibu dalam Pemenuhan Gizi pada Balita
Menurut Skiner (1938), dalam Notoatmodjo (2010), menyatakan
bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar).
Notoatmodjo (2010) merumuskan perilaku dari teori Skiner ini
menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan adalah
respons seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan
sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit
(kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan
kesehatan.
Perilaku dalam kaitannya dengan pemenuhan gizi pada balita
sangatlah erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan
balita. Hasil penelitian peneliti menunjukkan bahwa sebagian besar
responden memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 46 responden (53,5%).
Sedangkan responden yang memilki perilaku kurang sebanyak 40
responden (46,5%). Hal ini sejalan dengan Meriani (2010), dari hasil
penelitiannya didapatkan hasil bahwa mayoritas responden memilki
praktik pemberian gizi seimbang sebesar 78,3% sedangkan responden
yang memiliki praktik kurang baik dalam pemberian gizi seimbang
sebesar 21,7%. Demikian juga dengan Yunitasari (2011), dari hasil
71
penelitiannya menunjukkan bahwa sebesar 27,12% ibu memiliki perilaku
gizi kurang sedangkan ibu yang mempunyai perilaku baik dalam
memenuhi kebutuhan gizi balitanya sebesar 72,88%.
Tindakan atau praktik terhadap makanan bergizi seimbang berupa
perbuatan seseorang terhadap pemberian makanan yang bergizi seimbang.
Dari tindakan inilah seseorang dapat dikatakan sudah melakukan pola
hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang. Menu
seimbang adalah yang mengandung zat-zat yang diperlukan oleh tubuh
serta dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi
(Notoatmodjo, 2003).
B. Analisa Bivariat
1. Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang
dengan Perilaku Pemenuhan Gizi pada Balita Usia 3-5 Tahun
Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa bahwa dari 42 responden
yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 26 responden (61,9%)
memiliki perilaku kurang. Sedangkan dari 44 responden yang memilki
pengetahuan baik terdapat 14 responden (31,8%) memiliki perilaku
kurang. Hal senada pernah diungkapkan oleh Ramadhani (2012), dari hasil
penelitiannya di Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Helvetia
mengenai tingkat pengetahuan ibu dalam pemenuhan gizi pada balita
diketahui bahwa mayoritas pengetahuan ibu dikategorikan cukup dengan
30 responden (55,55%). Salah satu upaya yang dapat dilakukan keluarga
72
untuk meningkatkan status gizi balita adalah dengan memberikan makanan
yang bergizi sesuai kebutuhan.
Penelitian yang dilakukan oleh Yunitasari (2011) menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara praktik pemenuhan gizi balita
dengan status gizi balita. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurul
(2010), menyatakan bahwa perilaku ibu dalam pemenuhan gizi sebagian
besar (79,9%) adalah cukup dengan status gizi balita hampir seluruhnya
(78,4%) adalah baik. Namun hal ini berbeda dengan hasil penelitian
peneliti yang menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan kurang
(48,8%) dan perilaku kurang (46,5%) tidak ditemukan balita mereka yang
memiliki status gizi kurang. Hampir seluruhnya bahwa balita memiiki
status gizi baik (98,8%) dan hanya terdapat 1 balita yang berstatus gizi
lebih (1,2%). Hal ini terjadi karena ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi status gizi balita. Tidak hanya dilihat dari pengetahuan dan
perilaku ibu saja. Hidayat (2005) mengemukakan bahwa di tingkat rumah
tangga pendidikan individu pengambil keputusan dalam rumah tangga,
berpengaruh terhadap asupan gizi dan konsumsi makanan yang sehat.
Keputusan tersebut merupakan pressing terhadap kondisi kesehatan
anggota rumah tangga lainnya. Bisa jadi ibu-ibu rumah tangga yang
mempunyai pengetahuan kurang dan perilaku kurang dalam pemenuhan
gizi balita adalah bukan orang yang mengambil keputusan dalam rumah
tangga. Wolfe, et al (1987) dalam Hidayat (2005) mengatakan bahwa ada
satu temuan yang menarik bahwa pendidikan ibu tidak signifikan terhadap
status antropometrik anak. Hal serupa juga pernah diungkapkan oleh
73
Meriani (2010) bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara
pendidikan ibu dengan status gizi balita. Selain itu peneliti tidak meneliti
hal-hal lain yang mempengaruhi status gizi balita seperti kesehatan rumah
tangga, asupan gizi, tempat tinggal, keadaan sosio ekonomi keluarga,
status kawin sebagaimana yang diungkapkan oleh Hidayat (2005).
Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyiapkan
makanan bagi anggota keluarganya haruslah mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang. Sehingga
makanan yang disajikan menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk
mempertahankan derajat kesehatan (Sediaoetama, 2000).
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu
merupakan salah satu penyebab terjadinya kekurangan gizi pada balita
(Frost et.al, 2004, Gyaltsen, 2010). Di pedesaan, makanan banyak
dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan. Terdapat
pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberikan ikan
karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-kacangan juga tidak diberikan
karena dapat menyebabkan sakit perut atau kembung ( Khomsan dkk, 2006,
Baliwati, 2004 dalam Anggraini, 2008). Ibu harus memiliki pendidikan dan
pengetahuan yang baik agar ibu dapat menjalankan fungsinya dengan efektif
dalam melaksanakan praktek asuhan kesehatan. Pengetahuan kesehatan
yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan yang baik pula. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Skinner (1938) dalam Notoatmodjo (2007).
Perbaikan gizi balita dapat dilihat dari faktor penyebabnya. Menurut
Unicef (1998), Persagi (1999) dan Kemenkes RI 2010 menunjukan bahwa
74
kekurangan gizi balita disebabkan oleh pemberian makan yang tidak
seimbang dan penyakit infeksi. Oleh karena itu upaya perbaikan gizi balita
yang dilakukan adalah salah satunya dengan pendidikan kesehatan gizi
bagi ibu balita. Hal ini menurut Sulistyoningsih (2011), diperlukan untuk
membentuk perilaku positif dalam hal memenuhi kebutuhan gizi sebagai
salah satu unsur penting yang mendukung status kesehatan seseorang
terutama pada balita. Selain itu bertujuan untuk mempengaruhi sikap,
pengetahuan, dan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi balitanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Melbye (2012), menyatakan bahwa
praktik pemenuhan gizi balita mempengaruhi balita dalam asupan
makanan dan konsumsi buah dan sayur, praktik ini dibedakan antara lain :
child control, parental encouragement of a balanced and varied diet, and
parental restriction for health purposes. Di lain tempat, Shroff (2007),
mengemukakan dalam penelitiannya pada 43 ibu-ibu rumah tangga di 3
desa berbeda di Andhra Pradesh, India, bahwa bukan hanya hak dan
kewajiban ibu saja dalam peranannya untuk mencari informasi tentang
pengenalan makanan yang bergizi seimbang bagi balita, tetapi anggota
keluarga dan norma-norma budaya pun berperan penting dalam
pemenuhan gizi balita.
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini meliputi:
1. Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross sectional yang
memiliki kelemahan rawan terhadap bias karena pada rancangan ini
75
peneliti mengobservasi variabel independen dan dependen secara
bersamaan (pada periode yang sama).
2. Instrumen mengenai pengetahuan dan perilaku pemenuhan gizi balita
yang digunakan merupakan hasil modifikasi dari teori dan instrumen
yang sudah ada sebelumnya, kemudian pernyataan yang ada dalam
instrumen merupakan pernyataan tertutup, sehingga bisa jadi
pernyataan dalam instrumen ini belum mewakili apa yang dirasakan
oleh responden. Namun peneliti sudah meminimalkan hal tersebut
dengan melakukan uji validitas dan realibilitas instrumen.
3. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden
menjawab pernyataan dengan tidak jujur atau tidak dimengerti dengan
maksud pernyataan sehingga hasilnya kurang mewakili.
4. Penelitian ini hanya terbatas dilakukan pada ibu rumah tangga yang
memiliki balita usia 3-5 tahun saja.
76
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari tujuan penelitian dan hasil penelitian yang diperoleh dari
hubungan pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan
perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5 tahun maka peneliti mengambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Karakteristik responden berdasarkan usia adalah responden berusia < 32
tahun lebih banyak (64 %) dari responden yang berusia ≥ 32 tahun
sebanyak (36 %).
2. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan sebagian besar responden
memiliki pendidikan di tingkat SMA yaitu sebanyak 64%.
3. Usia balita responden sebagian besar berusia 3 tahun sebanyak 40 balita
(46%).
4. Jenis kelamin balita responden adalah balita laki-laki sebanyak 45 balita
(52,3%), sedangkan balita yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 41
balita (47,7%)
5. Balita yang mempunyai berat badan 12-15 kg sebanyak 35 balita (40,7%),
balita yang mempunyai berat badan 16-20 kg sebanyak 37 balita (43,0%),
sedangkan balita yang mempunyai berat badan 21-25 kg sebanyak 14
balita (16,3%).
6. Hampir seluruh balita memiliki status gizi baik yaitu sebanyak 85 balita
(98,8%) sedangkan hanya ada 1 balita yang miliki status gizi lebih (1,2%).
77
7. Pengetahuan ibu tentang gizi seimbang : kurang sebanyak 48,8%
sedangkan ibu dengan pengetahuan baik sebanyak 51,2%.
8. Perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada balita : kurang sebanyak 46,5%
sedangkan ibu dengan perilaku baik sebanyak 53,5%.
9. Adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu rumah tangga
tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan gizi pada balita usia 3-5
tahun di Desa Banjarsari Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor (p value =
0,005) dan (OR = 3,482).
B. Saran
1. Bagi Instansi Pemerintahan
a. Diharapkan untuk mencanangkan program-program kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan wargannya tentang gizi seimbang dan
perilaku pemenuhan gizi khususnya pada balita.
b. Diharapkan untuk bekerja sama dengan pihak terkait dalam hal ini
instansi kesehatan yang ada di wilayah desa, untuk sama-sama
meningkatkan kesadaran tentang arti pentingnya gizi seimbang bagi
warganya khsususnya balita sehingga ikut menunjang dalam
pembangunan sumber daya manusia yang sehat dan optimal.
2. Bagi Instansi Kesehatan
a. Diharapkan untuk lebih meningkatkan promosi kesehatan khususnya
dalam bidang gizi dengan memberikan penyuluhan-penyuluhan secara
langsung tentang pentingnya gizi seimbang pada balita untuk
mencukupi kebutuhan gizinya dan meningkatkan status gizi balita.
78
3. Bagi Ibu Kader Posyandu
a. Diharapkan untuk memberikan motivasi kepada ibu-ibu yang
mempunyai balita di sekitar posyandu untuk meningkatkan
pengetahuan tentang gizi seimbang dalam memenuhi gizi balitanya.
4. Bagi Ibu Rumah Tangga
a. Diharapkan untuk lebih meningkatkan pengetahuan tentang gizi
seimbang dengan mencari informasi melalui berbagai media informasi.
b. Diharapkan untuk lebih meningkatkan kesadaran tentang arti
pentingnya gizi seimbang pada balita untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan balitanya.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Diharapkan untuk meneliti variabel-variabel lain dalam kaitannya
dengan gizi balita.
b. Diharapkan untuk meningkatkan analisa penelitian dari bivariat
menjadi multivariat terkait dengan gizi balita.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. “Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan”. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.2011
___________. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi”. Jakarta : P.T Gramedia Pustaka Utama.2003
Anggraini, Septanti Dyah. “Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Ibu tentangMakanan Bergizi dengan Status Gizi Balita Usia 1-3 Tahun di Desa LencohWilayah Kerja Puskesmas Selo Boyolali”. Skripsi. UMS. 2008
Angkat, Yenita. “Pengaruh Pengetahuan Ibu dan Sosial Ekonomi Keluargaterhadap Pencegahan Gizi Buruk pada Balita di Desa Sikalondang KotaSubulussalam”. Skripsi. USU. 2011
Arikunto, Suharsimi. “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”. Jakarta :Rineka Cipta. 2006
Burk, Jesse Fowler. “Comprehensive Feeding Practices Questionnaire: AValidation Study In A Lower Socioeconomic Status Community”. Thesis.Oklahoma State University. 2009
Brewer, Kathleen A. “Relationship Between Parental Feeding Practices AndWeight Status In A Lower Socioeconomic Pre-School Population”. Thesis.The University Of Texas School Of Public Health. 2010
Clark, Heather R et.al. “A Pilot Survey Of Socio-Economic Differences In Child-Feeding Behaviours Among Parents Of Primary-School Children”. PublicHealth Nutrition: 11(10), 1030–1036. 2007
Dahlan, M. Sopiyudin. “Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalamPenelitian Kedokteran dan Kesehatan”. Jakarta : Salemba Medika. 2009
Dinas Kependudukan Sosial. “Potensi Desa dan Tingkat Perkembangan DesaBanjarsari”. Badan Perberdayaan Masyarakat dan Kesejahteraan SosialKabupaten Bogor. 2009
Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor. “Upaya Gizi Buruk”. Darihttp://dinkes2.bogorkab.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=89&Itemid=100 diakses pada tanggal 12 April 2012
Frost, Michelle Bellessa, et.al. “Maternal education and child nutritional status inBolivia: finding the links”. Social Science & Medicine. 60 (2005) 395–407
Hadi, Hamam. “Beban Ganda Masalah Gizi Dan Implikasinya TerhadapKebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional”. Pidato Pengukuhan JabatanGuru Besar pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.UGM:Yogyakarta. 2005
Hidayat, Alimul aziz. ”Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik AnalisisData”. Ed 1. Jakarta : Salemba Medika. 2007
Hidayat, Zainul. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Balita diIndonesia”. Tesis. UI. 2005
Julita, Sukmawaty. “Status Gizi Anak Balita Ditinjau Dari Karakteristik Dan PolaMakan Keluarga Di Desa Amal Tani Kecamatan Serapit KabupatenLangkat”. Skripsi. USU. 2010
Kanpheungton, Supranee. “Psychometric study of the Child FeedingQuestionnaire (TH-CFQ) among Thai parents of Preschoolers”. ProQuestDissertations and Theses; 2010; ProQuest
Kementerian Kesehatan RI. “Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar 2010”. BadanPenelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2010
Kementarian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional RI. “Rencana AksiPangan dan Gizi 2006-2010”. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.2007
Khomsan, Ali, dkk. “Studi Tentang Pengetahuan Gizi Ibu Dan Kebiasaan MakanPada Rumah Tangga Di Daerah Dataran Tinggi Dan Pantai”. Jurnal Gizidan Pangan. Juli 2006 1(1): 23-28
Klugman, Jeni. “Human Development Report 2011. Sustainability and Equity : ABetter Future for All”. United Nations Development Programme. 2011
____________. “Human Development Report 2010, 20th Anniversary Edition,The Real Wealth of Nations : Pathways to Human Development”. UnitedNations Development Programme. 2010
Kurniasih, Dedeh. Dkk. “Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang”. PT PenerbitanSarana Bobo : Jakarta. 2010
Manurung, Sri Susanti Tidora. “Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Perilaku Ibudalam Penyediaan Menu Seimbang untuk Balita di Desa Ramunia-IKecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang”. Skripsi. USU. 2010
Mardiana. “Hubungan Perilaku Gizi Ibu dengan Status Gizi Balita di PuskesmasTanjung Beringin Kecamatan Hinai Kabupaten Langkat”. Skripsi. USU.2005
Melbye, Elisabeth Lind. “Parent Child Feeding Interactions : The Influence ofChild Cognitions and Parental Feeding Bevaviors on Child HealthyEating”. Thesis. Faculty of Social Sciences University of Stavanger. 2012
Melbye et al. “Validation of the Comprehensive Feeding Practices Questionnairewith parents of 10-to-12-year-olds”. BMC Medical Research Methodology.2011, 11:113
Meriani, Gusti Ayu K. “Hubungan Perilaku Ibu dalam Pemberian Gizi Seimbangdengan Status Gizi pada Balita di Posyandu Kelurahan Depok KecamatanPancoran Mas Kota Depok”. Skripsi. UPN. 2010
Murashima, Megumi. “The Relationship of Parental Feeding Control Practices toFood Intake of 3-5 Years Children in Families with Limited Incomes”.Dissertation. Michigan State University. 2010
Notoatmodjo, Soekidjo. “Metodologi Penelitian Kesehatan”. Jakarta : RinekaCipta. 2005
Notoatmodjo, Soekidjo. “Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi”. Jakarta : RinekaCipta. 2010
Nursalam. ”Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan”.Surabaya : Salemba Medika.2008
Polit, Denise F, Cheryl Tatano Beck. “Essentials of Nursing Research :Appraising Evidence for Nursing Practices”. Wolters Kluwer : LippincottWilliams and Wilkins. 2010
Ramadhani, Vani. “Pengetahuan dalam Pemenuhan Gizi Balita di KelurahanHelvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia”. Skripsi. USU. 2012
Semba, R.D. dan Bloem, M.W. “Nutrition and Health in Developing Countries,Second Edition”. Humana Press : Totowa NJ USA. 2008
Shan, Xiaoyi. “Influence of Parent’s Child-Feeding Practices On Child’s WeightStatus among Chinese Adolescents in Beijing, China”. Dissertation.Department of Health Education and Recreation in the Graduate SchoolSouthern Illinois University Carbondale. 2010
Shroff, Monal R. “Child Nutritional Status, Feeding Practices and Woman’sAutonomy in Rural Andhra Pradesh India”. Dissertation. Department ofNutrition of School of Public Health University of North Carolina at ChapelHill. 2007
Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung :Alfabeta. 2011
Sulistyoningsih, Hariyani. “Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak”. Yogyakarta:Graha Ilmu. 2011
Supariasa, ID Nyoman, dkk. “Penilaian Status Gizi”. Jakarta : EGC. 2001
UNICEF Indonesia - Media centre – “Indonesia sets targets to improve childnutrition”. Dari http://www.unicef.org/indonesia/media_12591.html diaksespada tanggal 16 Juni 2012
Yunitasari, Winda. “Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Ibu tentang GiziSeimbang terhadap Status Gizi Balita Usia 3-4 Tahun di Posyandu RW 21Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Sukmajaya Depok”. Skripsi. UPN. 2011
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Judul penelitian :
“Hubungan Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang Gizi Seimbang dengan
Perilaku Pemenuhan Gizi Pada Balita Usia 3-5 Tahun di Desa Banjarsari
Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor”
Peneliti :
1. Muhammad Farhan
Pembimbing :
1. Ns. Uswatun Khasanah, S.Kep., MNS
2. Maulina Handayani, S.Kp., M.Sc
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian. Saya mengerti bahwa saya menjadi
bagian dari penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui hubungan
pengetahuan ibu rumah tangga tentang gizi seimbang dengan perilaku pemenuhan
gizi pada balita.
Sebelum menjawab kuesioner, saya telah diberitahu oleh peneliti bahwa
jawaban kuesioner bersifat sukarela dan identitas saya sebagai pemberi jawaban
kuesioner akan dirahasiakan. Semua berkas yang mencantumkan identitas subjek
peneliti hanya akan digunakan untuk keperluan pengolahan data dan setelah itu
akan dimusnahkan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa ada unsur
pemaksaan dari pihak manapun.
Bogor, Januari 2013
Responden
Lampiran 2
KUESIONER HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA
TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN PERILAKU PEMENUHAN GIZI
PADA BALITA DI DESA BANJARSARI KECAMATAN CIAWI
KABUPATEN BOGOR
Nomor Respoden : .......................... Tanggal : ............................
A. Data Demografi
1. Data Responden
Nama Inisial Ibu : ..........................................................
Umur Ibu : ..........................................................
Pendidikan Ibu : ..........................................................
Pekerjaan : ..........................................................
2. Data Balita
Nama Inisial Anak : ......................................................
Jenis Kelamin : ......................................................
Umur anak : .....................tahun
Berat Badan : ............ Kg
Tinggi Badan : ............ cm
B. Pengetahuan Gizi Ibu
Isilah pernyataan-pernyataan berikut ini sesuai dengan pengetahuan Anda denganmemberi tanda checklist (√) pada salah satu kolom Benar atau Salah!No Pernyataan Benar Salah1 Gizi seimbang adalah makanan yang terdiri dari beraneka
ragam makanan dalam jumlah dan proporsi yang sesuaisehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang.
2 Manfaat mengonsumsi aneka ragam makanan setiap hariadalah untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh, sumbertenaga, pengatur dan pembangun.
3 Kebutuhan gizi bayi dan balita sama dengan kebutuhan gizipada orang dewasa.
4 Kurang gizi dapat mengakibatkan anak mudah terserangpenyakit sehingga mengganggu pertumbuhannya.
5 Kekurangan gizi pada balita dapat diketahui dengan melihatbalita tidak selera makan.
6 Zat-zat gizi yang dibutuhkann oleh balita terdiri darikarbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral.
7 Makanan tinggi lemak baik untuk pertumbuhan balita.8 Fungsi utama dari protein adalah sumber energi.9 Nasi adalah termasuk makanan sumber karbohidrat.10 Mengonsumsi garam beryodium adalah untuk mencegah
busung lapar.11 Kekurangan yodium mengakibatkan kecerdasan balita
berkurang.12 Buah-buahan dan sayuran merupakan bahan makanan yang
mengandung vitamin dan mineral.13 Balita yang tidak mengonsumsi buah dan sayuran dapat
mengakibatkan kekurangan vitamin A, vitamin C, danserat.
14 Makanan cepat saji yang berlemak dan berkarbohidrattinggi adalah salah satu makanan bergizi seimbang.
15 Anak usia 3-5 tahun mempunyai rasa ingin tahu yang lebihtinggi terutama dalam memilih menu makanannya.
16 Cairan yang dikonsumsi balita, terutama air minum tidakkurang dari 1 liter atau setara dengan 6 gelas sehari.
17 Agar makanan yang kita makan aman bagi kesehatan makasebelum dimasak harus dicuci dengan bersih.
18 Makanan yang disajikan untuk balita tidak harus menarikdalam segi warna dan kombinasi makanan.
19 Makanan perlu disajikan dengan hiasan, selain itu disajikandalam keadaan yang bersih, terhindar dari pencemaranyang dapat membahayakan kesehatan.
20 Agar tidak bosan balita diberikan makanan ringan untukmenambah nafsu makan.
C. Perilaku Ibu Dalam Pemenuhan Gizi Balita
Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan memberi tanda checklist (√) padasalah satu kolom sebelah kanan pernyataan sesuai dengan pengalaman Anda sehari-hari!No Pernyataan
Tid
ak P
erna
h
Jara
ng
Kad
ang-
kada
ng
Seri
ng
Sela
lu
1 Saya bertanggung jawab untukmemenuhi kebutuhan gizi anak saya.
2 Saya bertanggung jawab dalammenentukan porsi makan anak saya.
3 Saya marah kepada anak saya jikamakannya sedikit.
4 Saya menimbang berat badan anak sayadi posyandu.
5 Saya takut anak saya menjadi gemukjika terlalu banyak makan.
6 Saya tidak memberikan permen, eskrim, atau makanan ringan lainnyakepada anak saya.
7 Saya tidak memberikan gorengan, friedchicken, mie instan dll kepada anak saya.
8 Saya membiarkan anak saya memilihmakanan yang dia mau.
9 Saya memberikan anak saya sesuatuuntuk dimakan/diminum jika dia bosanwalaupun dia tidak lapar/haus.
10 Saya memasak makanan yang lain jikaanak saya tidak suka makanan yangdisajikan.
11 Saya menganjurkan anak sayamengonsumsi buah dan sayur dibandingmakanan ringan atau makanan cepat saji.
12 Saya menganjurkan anak saya untukmengonsumsi makanan yang baru tidakhanya makanan kesukaannya saja.
13 Saya pastikan bahwa anak saya tidakterlalu banyak mengonsumsi makanankesukaanya saja.
Isilah pernyataan-pernyataan berikut dengan memberi tanda checklist (√) padasalah satu kolom sebelah kanan pernyataan sesuai dengan pengalaman Anda sehari-hari!
No Pernyataan
Tid
ak P
erna
h
Jara
ng
Kad
ang-
kada
ng
Seri
ng
Sela
lu
14 Jika saya tidak mengatur makan anaksaya dia akan terlalu banyakmengonsumsi makanan cepat saji.
15 Saya memberikan permen, es krim, ataumakanan ringan lainnya kepada anaksaya sebagai hadiah jika dia mau makan.
16 Saya mengajarkan anak saya pentingnyamengonsumsi makanan sehat danbergizi.
17 Saya memaksa anak saya untuk selalumengonsumsi semua makanan yangdisajikan.
18 Jika anak saya berkata “Aku tidaklapar,” saya mencoba untukmemaksanya makan.
19 Saya menyimpan buah dan sayur dirumah untuk dikonsumsi keluarga.
20 Saya mencontohkan untuk mengonsumsimakanan yang sehat dan bergiziseimbang di depan anak saya.
Lampiran 3UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
a. Variabel Pengetahuan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.886 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 15.85 16.661 .442 .882
P2 15.90 15.989 .597 .877
P3 15.85 16.661 .442 .882
P4 15.85 16.345 .553 .879
P5 15.90 16.200 .529 .880
P6 15.90 16.516 .429 .883
P7 15.85 15.713 .781 .872
P8 15.95 16.261 .463 .882
P9 15.85 16.345 .553 .879
P10 15.85 16.661 .442 .882
P11 15.80 16.695 .527 .880
P12 15.85 16.976 .333 .886
P13 15.80 17.011 .398 .883
P14 15.90 16.516 .429 .883
P15 15.90 16.305 .495 .881
P16 15.85 16.345 .553 .879
P17 15.85 16.345 .553 .879
P18 15.80 17.116 .355 .884
P19 15.90 16.516 .429 .883
P20 15.90 15.779 .665 .875
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 .85 .366 20
P2 .80 .410 20
P3 .85 .366 20
P4 .85 .366 20
P5 .80 .410 20
P6 .80 .410 20
P7 .85 .366 20
P8 .75 .444 20
P9 .85 .366 20
P10 .85 .366 20
P11 .90 .308 20
P12 .85 .366 20
P13 .90 .308 20
P14 .80 .410 20
P15 .80 .410 20
P16 .85 .366 20
P17 .85 .366 20
P18 .90 .308 20
P19 .80 .410 20
P20 .80 .410 20
b. Variabel PerilakuCase Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
16.70 18.116 4.256 20
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
P1 3.75 1.209 20
P2 3.80 .768 20
P3 4.00 .858 20
P4 3.90 .641 20
P5 3.95 .759 20
P6 3.90 .718 20
P7 3.60 .754 20
P8 3.55 .945 20
P9 3.55 .759 20
P10 3.30 .865 20
P11 3.20 .951 20
P12 3.30 .657 20
P13 3.10 .852 20
P14 3.95 .826 20
P15 3.50 .946 20
P16 3.60 .883 20
P17 3.45 .759 20
P18 2.95 1.234 20
P19 3.35 .933 20
P20 3.70 .865 20
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.847 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 67.65 67.187 .469 .840
P2 67.60 71.621 .441 .840
P3 67.40 71.095 .422 .841
P4 67.50 73.000 .413 .842
P5 67.45 72.261 .395 .842
P6 67.50 71.737 .467 .839
P7 67.80 71.958 .423 .841
P8 67.85 70.871 .388 .842
P9 67.85 70.661 .525 .837
P10 68.10 71.358 .399 .842
P11 68.20 70.274 .424 .841
P12 68.10 71.989 .495 .839
P13 68.30 71.168 .420 .841
P14 67.45 70.576 .481 .838
P15 67.90 70.516 .411 .841
P16 67.80 71.116 .406 .841
P17 67.95 72.682 .361 .843
P18 68.45 67.629 .433 .842
P19 68.05 69.103 .513 .837
P20 67.70 71.274 .405 .841
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
71.40 77.937 8.828 20
Lampiran 4FREQUENCIES VARIABLES=usia pendidikan umrblt jnsklminblta BBblt sttsgzbltpengetahuan perilaku
/ORDER=ANALYSIS.
CROSSTABS/TABLES=pengetahuan BY perilaku/FORMAT=AVALUE TABLES/STATISTICS=CHISQ RISK/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Frequencies
Notes
Output Created 25-Feb-2013 06:56:35
Comments
Input Data C:\Users\user\Documents\Data Gue\analisa
bivariat chi square.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 86
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on all cases with valid
data.
Syntax FREQUENCIES VARIABLES=usia
pendidikan umrblt jnsklminblta BBblt
sttsgzblt pengetahuan perilaku
/ORDER=ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.000
Elapsed Time 00:00:00.014
Statistics
usia ibu
pendidikan
ibu
usia balita
(Tahun)
jenis kelamin
balita
berat badan
balita (Kg)
status gizi
balita (BB/U)
pengetahuan
ibu perilaku ibu
N Valid 86 86 86 86 86 86 86 86
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Analisa UnivariatFrequency Table
usia ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid <32 55 64.0 64.0 64.0
>32 31 36.0 36.0 100.0
Total 86 100.0 100.0
pendidikan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.2 1.2 1.2
SD 3 3.5 3.5 4.7
SMP 23 26.7 26.7 31.4
SMA 55 64.0 64.0 95.3
Perguruan Tinggi 4 4.7 4.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
usia balita (Tahun)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 3 40 46.5 46.5 46.5
4 29 33.7 33.7 80.2
5 17 19.8 19.8 100.0
Total 86 100.0 100.0
jenis kelamin balita
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 45 52.3 52.3 52.3
Perempuan 41 47.7 47.7 100.0
Total 86 100.0 100.0
berat badan balita (Kg)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 12 2 2.3 2.3 2.3
13 2 2.3 2.3 4.7
14 12 14.0 14.0 18.6
14.5 1 1.2 1.2 19.8
15 18 20.9 20.9 40.7
16 19 22.1 22.1 62.8
17 10 11.6 11.6 74.4
18 2 2.3 2.3 76.7
20 6 7.0 7.0 83.7
21 4 4.7 4.7 88.4
22 2 2.3 2.3 90.7
23 5 5.8 5.8 96.5
24 2 2.3 2.3 98.8
25 1 1.2 1.2 100.0
95
berat badan balita (Kg)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 12 2 2.3 2.3 2.3
13 2 2.3 2.3 4.7
14 12 14.0 14.0 18.6
14.5 1 1.2 1.2 19.8
15 18 20.9 20.9 40.7
16 19 22.1 22.1 62.8
17 10 11.6 11.6 74.4
18 2 2.3 2.3 76.7
20 6 7.0 7.0 83.7
21 4 4.7 4.7 88.4
22 2 2.3 2.3 90.7
23 5 5.8 5.8 96.5
24 2 2.3 2.3 98.8
25 1 1.2 1.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
status gizi balita (BB/U)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid baik 85 98.8 98.8 98.8
lebih 1 1.2 1.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
pengetahuan ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 42 48.8 48.8 48.8
Baik 44 51.2 51.2 100.0
Total 86 100.0 100.0
perilaku ibu
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang baik 40 46.5 46.5 46.5
Baik 46 53.5 53.5 100.0
Total 86 100.0 100.0
Analisa BivariatCrosstabs
Notes
Output Created 25-Feb-2013 06:57:32
Comments
Input Data C:\Users\user\Documents\Data Gue\analisa
bivariat chi square.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data File 86
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/TABLES=pengetahuan BY perilaku
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW
/COUNT ROUND CELL.
Resources Processor Time 00:00:00.078
Elapsed Time 00:00:00.042
Dimensions Requested 2
Cells Available 174762
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan ibu * perilaku ibu 86 100.0% 0 .0% 86 100.0%
pengetahuan ibu * perilaku ibu Crosstabulation
perilaku ibu
Totalkurang baik baik
pengetahuan ibu kurang baik Count 26 16 42
% within pengetahuan ibu 61.9% 38.1% 100.0%
baik Count 14 30 44
% within pengetahuan ibu 31.8% 68.2% 100.0%
Total Count 40 46 86
% within pengetahuan ibu 46.5% 53.5% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7.819a 1 .005
Continuity Correctionb 6.656 1 .010
Likelihood Ratio 7.939 1 .005
Fisher's Exact Test .009 .005
Linear-by-Linear Association 7.728 1 .005
N of Valid Casesb 86
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19,53.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for pengetahuan ibu
(kurang baik / baik)3.482 1.431 8.471
For cohort perilaku ibu = kurang
baik1.946 1.188 3.186
For cohort perilaku ibu = baik .559 .362 .863
N of Valid Cases 86
KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI ( UIN )SYA RIF' HIDAYATULLAH JAKARTA
F'AKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JL Kertamukti No. 5 Pisangan Ciputat 15419Telp : (62-21) 74716718 Fax : (62-2t) 740/lgt5Website : www.uinjktac.id; F-mail : [email protected]
<'lI
: Un.0 1 /Fl 0 tKNI.}t.2 / 3t\ l}at3
: Permohonan Izin Penelitian
Cipvtat,2\Januan2013
Kepada Yang Terhormat,Kepala Desa BanjarsariJl. Veteran III Tapos, Banjarsari Ciawi-Bogor 16760Di
Ciawi-Bogor
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka penyelesaian tugas akhir perkuliahan mahasiswadiperlukan penyusunan skripsi yang berjudul "Hubungan pengetahuan IbuRumah Tangga Tentang Gizi seimbang Dengan perilaku pemenuhan GiziPada Balita Di Desa Banjarsari Ciawi-Bogor,i'
sehubungan dengan itu kami mohon diberikan izin melaksanakanpenelitian atas nama :
NomorLampiranHal
Tembusan:Dekan FKIK
-;-1&.- -':*!-
: :41,:r:ki!.--;'r
NamaNIMSemester
: Muhammad Farhan: 108104000051
:IXProgram Studi : Ilmu KeperawatanFakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Demikian atas perhatian dan bantuan saudara kami ucapkan terimakasih.
Wassalamu'alaikum Wr. \Mb.
A.n. Dekan
i lvidjajakusumah, AIF., PFK