جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan...

49
14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkawinan 1. Definisi Perkawinan Perkawinan disebut juga pernikahan, yang berasal dari kata () dan (زواج). Kata nikah () biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, sedangkan kata zawaj (زواج) biasa dipakai orang Arab jika menyebut kata perkawinan. Kata (ح) yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi’). Kata “nikah” sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti akad nikah.

Transcript of جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan...

Page 1: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perkawinan

1. Definisi Perkawinan

Perkawinan disebut juga pernikahan, yang berasal dari kata (����)

dan (زواج). Kata nikah (����) biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di

Indonesia, sedangkan kata zawaj (زواج) biasa dipakai orang Arab jika

menyebut kata perkawinan.

Kata (ح��) yang menurut bahasa artinya mengumpulkan, saling

memasukkan, dan digunakan untuk arti bersetubuh (wathi’). Kata “nikah”

sendiri sering dipergunakan untuk arti persetubuhan (coitus), juga untuk arti

akad nikah.

Page 2: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

15

Dalam al-Quran dan hadits, perkawinan disebut dengan an-nikh

Sedangkan .( ا��واج - ا��واج - ا���� ) dan az-ziwaj/az-zawj atau az-zijah (ا���ح)

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kawin adalah membentuk

keluarga dengan lawan jenis; beristri atau bersuami.12

Menurut istilah syara’, Abu Yahya Zakaria al-Anshary

mendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang

mengandung ketentuan hukum kebolehan hubungan seksual dengan lafadz

nikah atau dengan kata-kata yang semakna dengannya.

Dalam hal pengertian pernikahan ini, Muhammad Abu Ishrah

memberikan definisi yang lebih luas, yaitu akad yang memberikan faedah

hukum kebolehan mengadakan hubungan keluarga (suami istri) antara pria

dan wanita dan mengadakan tolong menolong dan memberi batas hak bagi

pemiliknya serta pemenuhan kewajiban bagi masing-masing.13

Perkawinan menurut UU Nomor 1 tahun 1974 adalah ikatan lahir

batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan

tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pengertian perkawinan dalam KHI terdapat pada Bab II Pasal 2

yaitu: “Perkawinan menurut hukum Islam adalah pernikahan, yaiu akad

yang sangat kuat atau mitssaqan ghalidzan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah”.14

12Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990), 456. 13Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Jakarta: Kencana, 2006)., 7-9. 14 KHI pasal 2.

Page 3: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

16

Menurut sebagian Ulama Hanafiah, nikah adalah akad yang

memberikan faedah (mengakibatkan) kepemilikan untuk bersenang-senang

secara sadar (sengaja) bagi seorang pria dengan seorang wanita, terutama

guna mendapatkan kenikmatan biologis.

Sedangkan menurut sebagian Madzhab Maliki, nikah adalah

sebuah ungkapan (sebutan) atau title bagi suatu akad yang dilaksanakan dan

dimaksudkan untuk meraih kenikmatan (seksual) semata-mata.

Madzhab Syafi’iah, nikah dirumuskan dengan akad yang

menjamin kepemilikan (untuk) bersetubuh dengan menggunakan redaksi

(lafal) “inkah atau tazwij; atau turunan (makna) dari keduanya.

Mazhab Hanabilah mendefinisikan dengan akad (yang dilakukan

dengan menggunakan) kata inkah atau tazwij guna mendapatkan kesenangan

(bersenang-senang).15

Beda pendapat dalam mengartikan nikah tersebut kelihatannya

hanya masalah remeh. Dalam arti terminologis dalam kitab-kitab terdapat

beberapa rumusan yang saling melengkapi. Perbedaan rumusan tersebut

disebabkan oleh berbeda dalam titik pandang.16

Bagi yang sudah sangat berkeinginan untuk menikah dan

mempunyai persiapan, mustahab untuk melaksanakan nikah. Demikian

menurut pendapat Maliki, dan Syafi’i. Hambali berpendapat: orang yang

sangat berkeinginan untuk menikah dan khawatir berbuat zina wajib

menikah. Adapun, menurut pendapat Hanafi, dalam keadaan apapun nikah

15Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2005), 45 lihat juga Abdur Rahman Al-Juzairi, al-Fiqh ‘alal Madzahib al-arba’ah, 1411 H/1990 M (Beirut-Lubnan: Dar al-Fikr), jil. 4, 2-3.

16 Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, 37

Page 4: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

17

adalah mustahab, dan menikah lebih utama daripada tidak menikah untuk

beribadah.17

Berkaitan dengan definisi nikah (perkawinan), ada beberapa hal

penting yang berlaku umum di seluruh dunia Islam, yaitu:

Pertama, perkawinan (nikah) adalah perbuatan hukum yang

dilakukan dengan bentuk akad atau kontrak.

Kedua, dunia Islam hanya mengakui perkawinan yang dilakukan

oleh seorang laki-laki dengan seorang perempuan. Perkawinan yang

dilakukan oleh seorang pria dengan sesama pria (gay) antara seorang

perempuan dengan sesama perempuan (lesbian) sama sekali tidak

diperbolehkan dan tidak diakui.

Ketiga, selain dalam rangka menyalurkan nafsu biologis

(persenggamaan), tujuan utama dan pertama akad perkawinan ialah untuk

memperoleh keturunan dalam rangka membentuk keluarga (rumah tangga)

bahagia atau keluarga sakinah dalam istilah al-Quran.

Keempat, perkawinan di dunia Islam khususnya di Indonesia

tidak mungkin dilepaskan dari tuntunan atau panduan keagamaan khususnya

dari segi hukum dalam kaitan ini hukum Islam.18

17 Fiqh Empat Mazhab, 338. 18 Prof. Muhammad Amin Summa, hal. 43-53.

Page 5: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

18

2. Dalil-Dalil Perkawinan

Perkawinan termasuk kategori ibadah. Oleh sebab itu, tidak heran

jika banyak dalil-dalil yang memerintahkan agar melaksanakannya. Dalil-

dalil perkawinan banyak terdapat dalam al-Quran, diantaranya:

a. QS. ar-Rum ayat 21:

ô ÏΒ uρ ÿϵ ÏG≈ tƒ#u ÷βr& t, n=y{ /ä3s9 ôÏiΒ öΝä3Å¡ à�Ρr& % [`≡ uρø— r& (# þθ ãΖä3ó¡tF Ïj9 $ yγ øŠs9 Î) Ÿ≅ yèy_ uρ

Νà6 uΖ÷�t/ ZοŠ uθ ¨Β ºπ yϑôm u‘uρ 4 ¨βÎ) ’ Îû y7 Ï9≡sŒ ;M≈tƒ Uψ 5Θöθ s)Ïj9 tβρã� ©3x�tGtƒ ∩⊄⊇∪

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

Ayat tersebut menjelaskan salah satu akan kekuasaan Allah yaitu

menciptakan seorang istri dari jenisnya sendiri. Seperti yang pernah

disabdakan Nabi bahwa perempuan dicitakan dari tulang rusuk suaminya

yang berarti bahwa ia diciptakan bukan untuk disengsarakan dan diinjak-

injak tapi untuk dilindungi dan selalu hidup berdampingan dengannya.

b. QS. An-Nisaa’ ayat 1:

$ pκš‰r' ¯≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# (#θà)®?$# ãΝä3−/u‘ “ Ï%©!$# / ä3s)n=s{ ÏiΒ <§ø�Ρ ;οy‰Ïn≡ uρ t,n=yzuρ $ pκ÷]ÏΒ

$ yγ y_ ÷ρy— £]t/uρ $ uΚ åκ÷]ÏΒ Zω% y Í‘ # Z�� ÏWx. [ !$ |¡ ÎΣuρ 4 (#θ à)?$#uρ ©!$# “ Ï%©!$# tβθ ä9 u !$|¡s? ϵÎ/

tΠ% tn ö‘F{ $#uρ 4 ¨βÎ) ©!$# tβ% x. öΝä3ø‹ n=tæ $Y6ŠÏ%u‘ ∩⊇∪

Page 6: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

19

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

Maksud dari “ dari padanya” menurut jumhur ulama mufassirin

adalah bagian dari tubuh (tulang rusuk) Adam a.s. berdasarkan hadis riwayat

Bukhari dan Muslim. Disamping itu ada pula yang menafsirkan “dari

padanya” ialah dari unsur yang serupa yakni tanah yang dari padanya Adam

a.s. diciptakan.

c. QS. adz-Dzariyaat ayat 49:

ÏΒ uρ Èe≅à2 > óx« $ oΨø)n=yz È ÷y ÷ρy— ÷/ ä3ª=yès9 tβρã�©.x‹ s? ∩⊆∪

Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.

d. QS. an-Nuur ayat 32:

(#θ ßsÅ3Ρr& uρ 4‘yϑ≈ tƒ F{ $# óΟ ä3ΖÏΒ tÅs Î=≈¢Á9 $#uρ ôÏΒ ö/ä.ÏŠ$ t6 Ïã öΝà6 Í←!$tΒ Î)uρ 4 βÎ) (#θ çΡθ ä3tƒ

u !#t� s)èù ãΝÎγ ÏΨøó ムª!$# ÏΒ Ï& Î#ôÒ sù 3 ª!$#uρ ììÅ™≡ uρ ÒΟŠÎ=tæ ∩⊂⊄∪

Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha mengetahui.

Dari ayat diatas telah jelas bahwa menikah sangat dianjurkan,

hendaknya laki-laki yang belum kawin atau perempuan-perempuan yang

tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin. Jika menikah jangan

Page 7: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

20

merasa takut miskin karena dalam ayat ini Allah akan memberikan rizki

yang banyak.

e. QS. an-Nisa ayat 3:

÷βÎ)uρ ÷Λä ø�Åz āωr& (#θ äÜÅ¡ ø)è? ’Îû 4‘uΚ≈ tGu‹ ø9$# (#θ ßs Å3Ρ$$ sù $ tΒ z>$sÛ Νä3s9 z ÏiΒ Ï !$ |¡ ÏiΨ9$# 4 o_ ÷WtΒ

y]≈ n=èOuρ yì≈ t/â‘uρ ( ÷βÎ* sù óΟçF ø�Åz āωr& (#θ ä9ω÷ès? ¸οy‰Ïn≡ uθ sù ÷ρr& $ tΒ ôM s3n=tΒ öΝä3ãΨ≈ yϑ÷ƒ r& 4 y7 Ï9≡sŒ

#’ oΤ÷Š r& āωr& (#θ ä9θ ãès? ∩⊂∪

Dan jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat Berlaku adil, Maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.

Yang dimaksud berlaku adil pada ayat ini ialah perlakuan yang

adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang

bersifat lahiriyah.

Dari ayat ini sudah jelas bahwa Islam memperbolehkan poligami

dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat ini poligami sudah ada,

dan pernah pula dijalankan oleh Para Nabi sebelum Nabi Muhammad s.a.w.

ayat ini membatasi poligami sampai empat orang saja.

Begitu banyak suruhan Nabi kepada umatnya untuk

melaksanakan perkawinan. Hal ini terwujud dengan banyaknya hadits Nabi,

yaitu diantaranya:

Page 8: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

21

a. Hadits yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Mas’ud:

ه ي ل ع ى اهللا ل ص اهللا ل و س ا ر ن ل ال ق {: ال ق ه ن ع اىل ع تـ اهللا ي ض ر د و ع س م ن ب اهللا د ب ع ن ع

، و ر ص ب ل ل ض غ أ ه ن إ ف ، ج و ز تـ ي ل فـ ة اء لب ا م ك ن م اع ط ت اس ن م اب ب الش ر ش ع ا م ي : م ل س و

19متفق عليه} اء ج و ه ل ه ن إ ، ف م و الص ب ه ي ل ع فـ ع ط ت س ي مل ن م ، و ج ر ف ل ل ن ص ح أ

Dari ‘Abdillah bin Mas’ud RA berkata: berkata kepada kami Rasulullah SAW: (Wahai pemuda barang siapa diantara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah, karena akan menjaga pandangan, dan sebaik-baiknya kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu maka berpuasalah, karena puasa itu baginya pengekang hawa nafsu).muttafaq ‘alaih

b. Hadits Tirmidzi dari Abu Ayyub:

:ال ق م ل س و ه ي ل ع ى اهللا ل ص اهللا ل و س ر ن أ ه ن ع اهللا ي ض ر ب و يـ أ يب أ ن ي ع ذ م ر التـ ث ي د ح

20.} اح ك الن ، و اك و الس ، و ر ط ع تـ ال و ، اء ن حل ا : ني ل س مر ل ا ن ن س ن م ع ب ر أ {

Hadits Tirmidzi dari Abi Ayyub bahwa Rasulullah SAW. Bersabda: (Empat perkara yang merupakan sunnah para Nabi: celak, wangi-wangian, siwak, dan menikah).

c. Hadits dari Anas:

ج و ز تـ ي ل فـ ا ر ه ط م ا ر اه ط اهللا ي ق ل يـ ن أ اد ر أ ن م {: ال ق ه ن أ م ل س و ه ي ل ع ى اهللا ل ص ه ن ع و

21.و فيه ضعف رواه ابن ماجه } ر ائ ر حل ا

Dan dari SAW bersabda: (barang siapa yang ingin bertemu dengan Allah dalam keadaan bersih lagi suci maka menikahlah dengan perempuan terhormat). Diriwayatkan Ibnu Maajah, dhoif.

19Tim Penyusun Buku Pedoman Qira’ah al-Kutub, Tahfidh dan Reading Texts, Pedoman Qira’ah

al-Kutub, Tahfidh, dan Reading Texts , (Malang: Laboratorium Turats Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Syariah, 2009), 27.

20 Fiqh Sunnah, 105. 21 Fiqh Sunnah, 108.

Page 9: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

22

d. Hadits dari Anas bin Malik menurut riwayat Ahmad dan disahkan oleh

Ibnu Hibban:

22 .ة ام قي ل ا م و يـ م م أل ا م ك ب ر اث ك م ىن إ ف د و ل لو ا د و د لو ا ا و ج و ز تـ

Kawinlah perempuan-perempuan yang dicintai yang subur, karena sesungguhnya aku akan berbangga karena banyak kaum di hari kiamat.

e. Hadits dari Anas bin Malik:

23.ىن م س ي ل فـ ىت ن س ن ع ب غ ر ن م ، ف اء س الن ج و ز تـ أ و ر ط ف أ و م و ص أ ان أ ى و ل ص ا أ ن أ ىن ك ل

Tetapi aku sendiri melakukan shalat, tidur dan aku berpuasa dan juga aku berbuka, aku mengawini perempuan. Siapa yang tidak senang dengan sunnahku, maka ia bukanlah dari kelompokku.

3. Tujuan dan Hikmah Perkawinan

Disyariatkannya perkawinan tidak mungkin tidak adanya tujuan

dan hikmah tertentu. Ada beberapa tujuan dari perkawinan, yaitu

diantaranya:

a. Dengan pernikahan merupakan jalan alami dan biologis yang paling baik

dan sesuai untuk menyalurkan dan memuaskan naluri seks.

b. Dengan menikah badan menjadi segar, jiwa menjadi tenang, mata

terpelihara dari melihat yang haram, dan perasaan tenang menikmati

barang yang halal.

c. Menikah merupakan jalan terbaik untuk membuat anak-anak menjadi

mulia, memperbanyak keturunan, melestarikan hidup manusia serta

memelihara nasab yang oleh Islam sangat diperhatikan sekali.

22 Amir Syarifuddin, 43-44. 23 Amir Syarifuddin, 42-43.

Page 10: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

23

d. Naluri kebapakan dan keibuan akan tumbuh saling melengkapi dalam

suasana hidup dengan anak-anak. Kemudian akan tumbuh pula perasaan

ramah, cinta, dan akur yang merupakan sifat-sifat baik yang

menyempurnakan kemanusiaan seseorang.

e. Kesadaran atas tanggung jawab terhadap istri dan anak-anak akan

menimbulkan sikap rajin dan sungguh-sungguh dalam memperkuat bakat

dan bawaan seseorang.

f. Pembagian tugas dimana yang satu mengurus dan mengatur urusan rumah

tangga, sedangkan yang lain bekerja di luar sesuai dengan batasan

tanggung jawab antara suami-istri dalam menangani tugas-tugasnya.

g. Dengan pernikahan dapat membuahkan diantaranya tali kekeluargaan,

memperteguh kelanggengan rasa cinta antarkeluarga dan memperkuat

hubungan kemasyarakatan yang memang oleh Islam direstui, ditopang,

dan ditunjang.

h. Dalam salah satu pernyataan PBB yang disiarkan oleh harian National

terbitan Sabtu 6/6/1959 mengatakan “Orang yang hidup bersuami istri

umurnya lebih panjang daripada orang-orang yang tidak bersuami istri,

baik karena menjanda, bercerai, maupun sengaja membujang.24

i. Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

sakinah, mawaddah, dan rahmah”.25

j. Untuk mendapatkan anak keturunan yang sah untuk melanjutkan generasi

yang akan datang. Karena keinginan untuk mendapatkan keturunan

24 Fiqh Sunnah, 487-489. 25 Tujuan ini terdapat pada KHI (Kompilasi Hukum Islam) pada pasal 3.

Page 11: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

24

merupakan naluri atau garizah umat manusia bahkan juga garizah bagi

makhluk hidup yang diciptakan Allah.

k. Untuk mendapatkan keluarga bahagia yang penuh ketenangan hidup dan

rasa kasih sayang.

l. Hikmahnya yaitu dapat menghalangi mata dari melihat kepada hal-hal

yang tidak diizinkan syara’ dan menjaga kehormatan diri dari terjatuh

pada kerusakan seksual.26

Tujuan perkawinan dalam KHI diatur pada bab II pasal 3 yaitu

“Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang

sakinah, mawaddah, dan rahmah.”

4. Rukun dan Syarat Perkawinan

Rukun dan syarat menentukan suatu perbuatan hukum, terutama

yang menyangkut dengan sah atau tidaknya perbuatan tersebut dari segi

hukum.

Rukun yaitu sesuatu yang mesti ada yang menentukan sah dan

tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), dan sesuatu itu termasuk dalam

rangkaian pekerjaan itu. Dalam perkawinan rukun perkawinan adalah

sebagian dari hakikat perkawinan, seperti laki-laki, perempuan, wali, akad

nikah dll.27

Didalam Undang-Undang perkawinan sama sekali tidak berbicara

tentang rukun perkawinan. Undang-Undang perkawinan hanya

26 Amir Syarifuddin. 46-47. 27 Hukum Perkawinan dalam Islam, 15.

Page 12: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

25

membicarakan syarat-syarat perkawinan, yang mana syarat-syarat tersebut

telah lebih banyak berkenaan dengan unsur-unsur atau rukun perkawinan.

Sedangkan dalam KHI secara jelas membicarakan rukun

perkawinan sebagaimana yang terdapat dalam pasal 14, yang keseluruhan

rukun tersebut mengikuti fiqh Syafi’i dengan tidak memasukkan mahar

dalam rukun. Rukun pernikahan sebagai berikut:

a. Calon mempelai laki-laki

b. Calon mempelai perempuan

c. Wali dari mempelai perempuan yang akan mengakadkan perkawinan

d. Dua orang saksi

e. Ijab yang dilakukan oleh wali dan qobul yang dilakukan oleh suami.

Jumhur ulama’ sepakat bahwa rukun perkawinan itu terdiri atas:

a. Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan perkawinan.

b. Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita

c. Adanya dua orang saksi

d. Shigat akad nikah, yaitu ijab qabul yang diucapkan oleh wali atau

wakilnya dari pihak wanita, dan dijawab oleh calon pengantin laki-laki.

Tentang jumlah rukun nikah ini, para ulama berbeda pendapat:

a. Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:

1) Wali dari pihak perempuan

2) Mahar (mas kawin)

3) Calon pengantin laki-laki

4) Calon pengantin perempuan

5) Sighat akad nikah

Page 13: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

26

b. Imam Syafi’i berkata bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:

1) Calon pengantin laki-laki

2) Calon pengantin perempuan

3) Wali

4) Dua orang saksi

5) Sighat akad nikah

c. Menurut Ulama Hanafiyah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja

(yaitu akad yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon

pengantin laki-laki).

d. Menurut Hambali rukun nikah ada tiga macam:

1) Calon mempelai (suami dan istri) yang sepi dari penghalang

berlangsungnya nikah seperti mahram

2) Ijab

3) Qobul

e. Sedangkan menurut segolongan yang lain seperti Wahbah Zuhayli rukun

nikah itu ada empat, yaitu:

1) Sighat (ijab dan qabul)

2) Calon pengantin perempuan

3) Calon pengantin laki-laki

4) Wali dari pihak calon pengantin perempuan.28

Dalam KHI juga dijelaskan tentang calon mempelai pasal 15-18,

wali yang berada pada pasal 19-23, saksi pasal 24-26, akad nikah pasal 27-

28Abd. Rahman Ghazaly, Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat (Jakarta: Kencana, 2006),., 45-

49.

Page 14: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

27

29, pasal-pasal tersebut masuk kategori pembahasan yang lebih diperinci

dari rukun-rukun perkawinan menurut KHI.

Pembahasan mengenai mahar, Mahar yang harus ada dalam setiap

perkawinan tidak termasuk ke dalam rukun, karena mahar tersebut tidak

mesti disebut dalam akad perkawinan dan tidak mesti diserahkan pada akad

berlangsung. Dengan demikian, mahar itu termasuk ke dalam syarat

perkawinan.29 Akan tetapi Imam Malik memasukkan mahar ke dalam rukun

perkawinan.

Sedangkan yang dimaksud syarat yaitu sesuatu yang mesti ada

yang menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi sesuatu

itu tidak termasuk dalam rangkaian pekerjaan itu, seperti menutup aurat

untuk shalat atau menurut Islam calon pengantin laki-laki atau perempuan

itu harus beragama Islam.30

Sah, yaitu sesuatu pekerjaan (ibadah) yang memenuhi rukun dan

syarat. Sedangkan yang di maksud dengan syarat perkawinan adalah syarat

yang bertalian dengan rukun-rukun perkawinan, syarat-syarat bagi calon

mempelai, wali, saksi, dan ijab qabul. Pada buku lain juga menjelaskan hal

yang sama mengenai syarat perkawinan yaitu sesuatu yang mesti ada dalam

perkawinan, tetapi tidak termasuk salah satu bagian daripada hakikat

perkawinan itu, misalnya syarat wali dll.31 Adapun syarat-syaratnya adalah

sebagai berikut:

29 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, hal. 61. 30H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani, Fiqh Munakahat: Kajian Fiqh Lengkap (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2009), 12. 31 Hukum Perkawinan dalam Islam, 15.

Page 15: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

28

a. Syarat-syarat suami

1) Bukan mahram dari calon istri

2) Tidak terpaksa atas kemauan sendiri

3) Orangnya tertentu, jelas orangnya

4) Tidak sedang ihram

5) Tidak terdapat halangan perkawinan

b. Syarat-syarat istri

1) Tidak ada halangan syara’, yaitu tidak bersuami, bukan mahram, tidak

sedang dalam iddah

2) Merdeka, atas kemauan sendiri

3) Jelas orangnya

4) Tidak sedang berihram

c. Syarat-syarat wali

1) Laki-laki

2) Baligh

3) Waras akalnya

4) Tidak dipaksa

5) Adil

6) Tidak sedang ihram

d. Syarat-syarat saksi

1) Laki-laki

2) Baligh

3) Waras akalnya

4) Adil

Page 16: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

29

5) Dapat mendengar dan melihat

6) Bebas, tidak dipaksa

7) Tidak sedang mengerjakan ihram

8) Memahami bahasa yang dipergunakan untuk ijab qabul32

Dalam KHI syarat saksi terdapat mulai pada pasal 24 sampai

dengan pasal 26 dimana ketentuan tersebut merupakan pendapat mazhab

Syafi’i. Pada pasal ini tidak memasukkan dapat melihat (tidak tuna netra),

hanya terdapat syarat yaitu tidak terganggu ingatan dan tidak tuna rungu

atau tuli, padahal ada pendapat yang lebih shahih yang mengatakan bahwa

seorang saksi juga harus tidak tuna netra (tidak buta). Hal ini terdapat dalam

kitab al-‘Iqna’ .

Syarat-syarat calon pengantin perempuan dan laki-laki yang

diatur dalam KHI pasal 18 hanya “tidak terdapat halangan perkawinan”.

Syarat sah perkawinan menurut Undang-Undang Perkawinan

terdapat pada Bab II pasal 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12.

Pasal 6:

(1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai;

(2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur

21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua;

(3) Dalam hal salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia

atau dalam keadaan tidak mampu meyatakan kehendaknya, maka izin

dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih

hidup atau dari orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya;

32Hukum Perkawinan dalam Islam, 13-14.

Page 17: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

30

(4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan

tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya maka izin diperoleh dari

wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai hubungan

keluarga yang mempunyai hubungan darah dalam garis keturunan lurus

ke atas selama mereka masih hidup dan dalam keadaan dapat

menyatakan kehendaknya;

(5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut

dalam ayat (2), (3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang lebih diantara

mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam daerah

hukum tempat tinggal orang yang melangsungkann perkawinan atas

permintaan orang tersebut dapat memberikan izin setelah terlebih

dahulu mendengar orang-orang tersebut dalam ayat (2), (3), (4) pasal

ini;

(6) Ketentuan tersebut ayat (1) sampai dengan ayat (5) pasal ini berlaku

sepanjang hukum masing-masing agamanya dan kepercayaannya itu

dari yang bersangkutan tidak menentukan lain;

Pasal 7:

(1) Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19

(sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umr 16 (enam

belas) tahun;

(2) Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) pasal ini dapat meminta

dispensasi kepada Pengadilan atau pejabat lain yang ditunjuk oleh

kedua orang tua pihak pria maupun pihak wanita;

Page 18: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

31

(3) Ketentuan-ketentuan ini mengenai keadaan salah seorang atau kedua

orang tua tersebut dalam pasal 6 ayat (3) dan (4) Undang-undang ini,

berlaku juga dalam hal permintaan dispensasi tersebut ayat (2) pasal ini

dengan tidak mengurangi yang dimaksud dalam Pasal 6 ayat (6);

Pasal 8:

Perkawinan dilarang antara dua orang yang:

a. Berhubungan darah dalam garis keturunan lurus ke bawah ataupun ke

atas;

b. Berhubungan darah dalam garis keturunan menyamping yaitu antara

saudara, antar seorang dengan saudara orang tua dan antara seorang

dengan saudara neneknya;

c. Berhubungan semenda, yaitu mertua, anak tiri, menantu dan ibu/bapak

tiri;

d. Berhubungan susuan, yaitu orang tua susuan, anak susuan, saudara

susuan, dan bibi/paman susuan;

e. Berhubungan saudara dengan isteri atau sebagai bibi atau kemenekan

dari isteri, dalam hal seorang suami beristri lebih dari seorang;

f. Mempunyai hubungan yang oleh agamanya atau peraturan lain yang

berlaku, dilarang kawin.

Pasal 9:

“Seorang yang terikat tali perkawinan dengan orang lain tidak dapat kawin

lagi, kecuali dalam hal yang tersebut pada Pasal 3 ayat (2) dan Pasal 4

undang-undang ini”;

Page 19: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

32

Pasal 10:

“Apabila suami dan isteri yang telah cerai kawin lagi satu dengan yang lain

dan bercerai lagi untuk kedua kalinya, maka diantara mereka tidak boleh

dilangsungkan perkawinan lagi, sepanjang hukum masing-masing agamanya

dan kepercayaannya itu dari yang bersangkutan tidak menentukan lain”;

Pasal 11:

(1) Bagi seorang wanita yang putus perkawinannya berlaku jangka waktu

tunggu;

(2) Tenggang waktu jangka waktu tunggu tersebut ayat (1) akan diatur

dalam Peraturan Pemerintah lebih lanjut;

Pasal 12:

“Tata cara pelaksanaan perkawinan diatur dalam peraturan perundang-

undangan tersendiri”. 33

Dari pasal tersebut dapat diketahui bahwa Undang-Undang

perkawinan pada pasal 6 menyangkut persetujuan kedua calon. Hal ini

dimaksudkan agar mencapai tujuan dari perkawinan itu sendiri. Persetujuan

kedua calon juga dapat sebagai bentuk bahwa perkawinan tersebut tidak

didasari paksaan.

Dalam perkawinan ada yang memakai khutbah. Khutbah dalam

pernikahan bukan merupakan syarat. Demikian menurut pendapat seluruh

fuqoha, kecuali Dawud yang menyatakan bahwa khutbah nikah merupakan

33 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata+ Burgelijk Wetboek, 462-463

Page 20: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

33

syarat, yaitu ketika akad, berdasarkan apa yang dikerjakan oleh Nabi

SAW.34

Menurut pendapat umumnya fuqoha, tidak sah suatu pernikahan

melainkan oleh orang yang sudah diperbolehkan mengendalikan urusannya.

Berbeda dengan pendapat Hanafi yaitu sah suatu pernikahan yang dilakukan

oleh anak yang mumayyiz dan safih (belum dapat mengendalikan

urusannya) jika dibenarkan oleh walinya.35

Dalam buku Syarah Hadits Pilihan Bukhori Muslim oleh

Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam, syarat-syarat perkawinan ada dua

macam, yaitu:

a. Syarat-syarat yang sah, yaitu yang tidak bertentangan dengan keharusan

akad, masing-masing pihak dari suami dan istri harus memiliki tujuan

yang benar.

b. Syarat-syarat yang bathil, yaitu yang bertentangan dengan keharusan

akad.

Yang menjadi timbangan tentang syarat-syarat ini dan yang

lainnya adalah sabda Rasulullah SAW, “Orang-orang muslim berdasarkan

syarat-syaratnya kecuali syarat yang mengaharamkan halal atau haram.”

Tidak ada bedanya apakah syarat itu sebelum atau sesudah akad.36

34 Fiqh Empat Mazhab, 345. 35 Fiqh Empat Mazhab, 339. 36 Abdullah bin Abdurrahman Ali Bassam, Syarah Hadits Pilihan Bukhari Muslim, (Jakarta:

Darul-Falah: 2002), 753-754.

Page 21: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

34

B. Ijab Qobul

1. Definisi Ijab Qobul

Ijab adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qobul

adalah penerimaan dari pihak kedua. Ijab dari pihak wali si perempuan

dengan ucapannya: “Saya kawinkan anak saya yang bernama si A

kepadamu dengan mahar sebuah kitab al-Quran”. Qobul adalah penerimaan

dari pihak suami dengan ucapannya: “Saya terima mengawini anak Bapak

yang bernama si A dengan mahar sebuah al-Quran”.37

Pengertian ijab qobul dalam Fiqh Sunnah yaitu pernyataan

pertama sebagai pernyataan kemauan untuk melakukan hubungan suami-

istri disebut “ijab”. Dan pernyataan kedua yang dinyatakan oleh pihak yang

mengadakan akad berikutnya untuk menyatakan rasa ridha dan setujunya,

disebut “qabul”.38

Kerelaan atau keridhaan antara calon pengantin pria dan calon

pengantin wanita merupakan rukun pokok dalan perkawinan. Kerelaan

ataupun keridhoaan merupakan sesuatu yang tidak mudah untuk dimengerti,

sulit dipahami, serta tak kasatmata, maka harus ada simbolisasi yang secara

tegas yang dapat menunjukkan bahwa antara kedua belah pihak sama-sama

rela. Simbolisasi tersebut pada kitab Fiqh Sunnah diwujudkan dalam bentuk

akad oleh kedua belah pihak.

Pada Undang-Undang perkawinan tidak mengatur masalah akad

perkawinan. Sedangkan dalam KHI mengatur secara jelas mengenai

37 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, hal 61. 38 Fiqh Sunnah, 515.

Page 22: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

35

masalah akad dalam perkawinan yang terdapat pada pasal 27, 28, dan 29

yaitu:

Pasal 27:

Ijab dan qobul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas beruntun dan

tidak berselang waktu.

Pasal 28:

Akad nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang

bersangkutan. Wali nikah dapat mewakilkan kepada orang lain.

Pasal 29:

(1) Yang berhak mengucapkan qobul adalah calon mempelai pria secara

pribadi.

(2) Dalam hal tertentu ucapan qobul nikah dapat diwakilkan kepada pria

lain dengan ketentuan calon mempelai pria memberi kuasa yang tegas

secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk

mempelai pria.

(3) Dalam hal calon mempelai wanita atau wali keberatan calon mempelai

pria diwakili, maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan.

Pasal 27 termasuk salah satu syarat dari ijab qobul yaitu Ijab

qobul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas beruntun dan tidak

berselang waktu, jika ada yang menghalangi antara ijab dan qobul maka ijab

qobul tersebut bisa dikatakan tidak sah.

Dari pasal-pasal tersebut bisa ditafsirkan bahwa kebolehan

mewakilkan akad dalam perkawinan. Kebolehan mewakilkan akad dengan

ketentuan calon pengantin laki-laki memberi kuasa yang tegas dan tertulis

Page 23: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

36

bahwa calon pengantin laki-laki telah mewakilkan akad nikahnya pada

seseorang. Disini dikatakan bahwa secara tertulis karena dengan itu akan

menjadi bukti yang nyata karena hitam diatas putih lebih memperkuat jika

suatu saat terjadi masalah.

Begitu juga sebaliknya, wali dari pihak perempuan juga bisa

mewakilkan akad nikah kepada orang lain, hal ini telah jelas pada pasal 28

KHI. Berbeda dengan KHI, dalam Undang-Undnag nomor 1 tahun 1974

tentang perkawinan tidak menjelaskan sama sekali tentang ijab qobul.

2. Syarat Sahnya Ijab Qobul

Ijab qobul merupakan pokok dalam perkawinan. Oleh karena itu

ulama sepakat menempatkan ijab qobul sebagai rukun perkawinan. Dalam

ijab qobul juga terdapat syarat untuk sahnya suatu ijab qobul tersebut.

Syarat-syarat ijab qobul akan dijelaskan disini. Akan tetapi antara syarat ijab

qobul ada yang disepakati ulama dan ada juga yang diperselisihkan ulama.

Syarat-syaratnya adalah sebagi berikut:

a. Akad harus dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan qobul.

Seperti yang telah dijelaskan dalam definisi ijab, bahwa ijab

adalah penyerahan dari pihak pertama, sedangkan qobul adalah

penerimaan dari pihak kedua. Tidak mungkin sesuatu hal diterima dahulu

kemudian dilanjutkan dengan penyerahan. Sama halnya dengan ijab

qobul, harus dimulai dengan ijab dan dilanjutkan dengan qobul.

Dibolehkan juga ucapan dari pihak laki-laki mendahului dari

pihak perempuan. Akan tetapi kata-kata atau lafadznya juga harus

Page 24: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

37

berbeda. Contohnya: dari pihak laki-laki mengucapkan “saya menikahi

anak Bapak yang bernama (fulanah) dengan mahar uang sebesar seratus

ribu rupiah”. Kemudian disusul dengan ucapan wali dari perempuan

“saya terima engkau menikahi anak saya bernama (fulanah) dengan

mahar tersebut”. Dalam praktiknya, ijab qobul semacam ini jarang

ditemui walaupun diperbolehkan.

Jika dilihat dari perbedaan mazhab, Imamiyah dan tiga mazhab

lainnya (Syafi’i, Hanafi, Maliki) mengatakan sah jika qobul didahulukan

daripada ijab. Sedangkan Hambali mengatakan tidak sah. 39

b. Materi dari ijab dan qobul tidak boleh berbeda, seperti nama si

perempuan secara lengkap dan bentuk mahar yang disebutkan.

Jika dalam ijab menyebutkan nama “Dina”, maka dalam

qobulnya juga harus menyebutkan nama yang sama (Dina). Biasanya ijab

qobul menyebutkan nama panjang perempuan yang akan dinikahi dan

ditambahi nama orang tua (wali) dibelakang nama perempuan tersebut.

Hal ini dimaksudkan agar terdapat kejelasan.

Selain nama si perempuan, jika dalam ijab disebutkan bentuk

dan besarnya mahar maka dalam qobul juga harus disebutkan, atau

dengan kata-kata “saya terima fulanah bin fulan dengan mahar tersebut

tunai”.

39 Fiqh Lima Mazhab, 313.

Page 25: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

38

c. Ijab dan qobul harus diucapkan secara bersambungan tanpa terputus

walaupun sesaat.

Imamiyah, Syafi’i dan Hambali berpendapat: diisyaratkan

kesegeraan dalam akad. Artinya qobul harus dilakukan segera setelah

ijab, secara langsung dan tidak terpisah (oleh perkataan lain).40

Sedangkan Mazhab Maliki berpendapat mengenai kebolehan

terputusnya ijab qobul dalam perkawinan dengan syarat terputusnya tidak

begitu panjang, hanya sekadarnya. Misalnya ditambahi dengan khutbah

nikah yang pendek. Mazhab Hanafi juga membolehkan terputusnya ijab

qobul. Berbeda dengan mazhab Maliki, mazhab ini yang tidak

mensyaratkan kesegeraan.

Syarat ini juga terdapat pada KHI yaitu pasal Pasal 27 yang

berbunyi:

“Ijab dan qobul antara wali dan calon mempelai pria harus jelas beruntun

dan tidak berselang waktu”.

d. Ijab dan qobul tidak boleh menggunakan ungkapan yang membatasi

masa berlangsungnya perkawinan, karena perkawinan itu ditujukan untuk

selama hidup.

Jika seseorang dalam ijab qobul membatasi masa

berlangsungnya perkawinan, maka nikah yang dilangsungkannya masuk

ketegori nikah mut’ah.

40 Fiqh Lima Mazhab, 311

Page 26: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

39

e. Ijab dan qobul mesti menggunakan lafadz yang jelas dan terus terang.

Tidak boleh menggunakan ucapan sindiran.

Hal ini dimaksudkan karena untuk menggunakan lafadz

sindiran itu diperlukan niat, sedangkan saksi yang harus dalam

perkawinan itu tidak akan dapat mengetahui apa yang diniatkan

seseorang.41 Dalam kitab Fiqh Sunnah menambahkan bahwa kata-kata

dalam ijab qobul tidak boleh menggunakan lafadz yang samar atau kabur.

f. Kedua belah pihak yang mengadakan ijab qobul sudah tamyiz.

Tamyiz adalah seseorang yang dapat membedakan mana yang

benar dan mana pula yang salah (mumayyiz). Jika yang mengadakan ijab

qobul belum tamyiz maka akadnya tidak sah. Orang gila ataupun anak

kecil tidak bisa mengadakan ijab qobul karena mereka dipandang tidak

bisa membedakan antara perbuatan yang salah dan benar serta mana

perbuatan yang manfaat atau mudhorot.

g. Ijab qobulnya dalam satu majelis.42

Maksud dalam satu majelis disini adalah dalam satu tempat

bagi yang melakukan akad yaitu calon pengantin laki-laki dengan wali

dari calon pengantin perempuan.

h. Ijab qobul mensyaratkan dengan lafadz fi’il madhi ‘kata kerja lampau’

atau salah satunya dengan fi’il madhi dan yang lain fi’il mustaqbal ‘kata

karja sedang’.

41 Prof. Dr. Amir Syarifuddin, 62. 42 Fiqh Sunnah, 513-514.

Page 27: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

40

Contoh pertama: pengijab berkata, “zawwajtuka ibnati, ‘aku

kawinkan anak perempuanku dengan kamu’,” lalu penerima menyahut,

“qobiltu, ‘aku terima’.”

Contoh kedua: pengijab berkata, “uzawwijuka ibnati, ‘aku

kawinkan sekarang anak perempuanku dengan kamu’,” lalu penerima

menyahut, “qobiltu, ‘aku terima’.”43

Hal ini disebabkan karena penggunaan fi’il madhi termasuk

penggunaan yang jelas, sedangkan dalam akad nikah rukun yang paling

utama adalah kerelaaan atau keridhoan antara kedua belah pihak.

Seseorang dapat dikatakan rela jika si pengijab secara tegas dan jelas

dalam mengucapkan akad dalam acara pernikahan.

i. Dalam Fiqh Sunnah dijelaskan bahwa para jumhur ulama sependapat

membolehkan apabila ijab qobul dilaksanakan selain bahasa Arab.

Ibnu Qudamah dalam kitab Mughni mengatakan, “Bagi orang

yang mampu mempergunakan bahasa Arab dalam ijab qobulnya, tidak

sah menggunakan bahasa selain bahasa Arab”. Imam Syafi’i juga

berpendapat demikian.

Menurut Imam Hanafi boleh menggunakan bahasa selain

bahasa Arab. Berbeda dengan pendapatnya Abu Khaththab, ia wajib

belajar bahasa Arab bagi yang tidak menguasai bahasa Arab, karena

menurutnya salah satu syarat sahnya ijab qobul adalah berbahasa Arab.

Menurut beberapa pendapat ijab qobul seharusnya dengan

bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh semua orang yang

43 Fiqh Sunnah, 519-520.

Page 28: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

41

hadir dalam acara akad nikah tersebut. Jika yang melaksanakan ijab dan

qobul tidak menguasai bahasa Arab, maka tidak perlu dipaksanakan

menggunakan bahasa Arab. Karena dalam mempelajari bahasa Arab

memerlukan waktu yang tidak sebentar. Dan jika dipaksakan, paling

tidak si pengijab akan mengerti bahasa Arab yang akan dikatakan pada

pelaksanaan acara ijab qobul saja tanpa mengerti hakikat bahasa Arab

tersebut bahkan bisa jadi si pengijab hanya menghafal saja tanpa

mengetahui arti dari apa yang telah dihafalnya.

3. Ijab Qobul yang Dilaksanakan Tidak Satu Majelis Menurut Empat

Mazhab

Ijab qobul yang sering kita jumpai, antara si pengijab dan

penerima ijab selalu dalam satu majelis (ittihadul majelis). Akan tetapi ada

juga ijab qobul yang tidak dalam satu majelis antara si pengijab dengan

penerima ijab.

Ijab qobul yang dilaksanakan tidak dalam satu majelis pada

zaman Nabi dan Imam Mazahib tidak pernah terjadi, oleh karena itu para

Imam Mazahib tidak begitu menyinggung dan membahas secara rinci

masalah ijab qobul yang dilaksanakan tidak dalam satu majelis (ittihadul

majelis).

Dalam KHI pasal 27 sudah jelas bahwa ijab qobul antara wali dan

calon mempelai pria harus jelas dan beruntun sehingga tidak berselang

waktu. Ketentuan ini adalah ketentuan yang dikeluarkan menurut mayoritas

ulama fiqh. Ulama mazhab Syafi’i lebih menegaskan untuk tidak terjadi

Page 29: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

42

perpisahan yang panjang antara lafadz ijab dan qobul kedua orang yang

berakad. Seumpama terdapat perpisahan yang panjang, maka akad tersebut

akan rusak, karena perpisahan yang panjang akan mengeluarkan qobul

sebagai jawaban dari ijab.

Dalam ketentuan tidak berselang waktu, ini ditegaskan ulama fiqh

dengan ketentuan dalam satu majelis (ittihadul majelis). Yang dimaksud

dari istilah ini adalah adanya ijab dan qobul itu berada di dalam satu majelis,

bukan dari dua majlis yang berbeda. Alasan ini dikarenakan syarat terjadi

pertalian/terikat adalah dalam waktu yang sama (ittihadu az-zaman) yang

menjadi istilah KHI di pasal ini. Maka ulama mengunakan bahasa “berada

di satu majlis” (ittihadul majelis) karena telah mengumpulkan ketentuan

dalam ijab dan qobul agar memudahkan kedua orang yang berakad.

Dalam kitab Fiqh Sunnah salah satu syarat ijab qobul harus dalam

satu majelis yaitu ketika mengucapkan ijab qobul tidak boleh diselingi

dengan kata-kata lain, atau menurut adat dianggap ada penyelingan yang

menghalangi peristiwa ijab qabul.44

Sedangkan dalam buku Hukum Perkawinan dalam Islam

dijelaskan bahwa akad nikah harus dilakukan dalam satu majelis dengan

tidak ada perantaraan yang lama antara ijab dan qobul, serta didengar oleh

kedua belah pihak dan dua orang saksi.45

Oleh sebab itu tidak sah suatu perkawinan menurut buku ini jika

jarak atau perantaraan antara ijab dan qobul sangat lama, atau ijab dan qobul

44 Fiqh Sunnah 2, 515 45 Hukum Perkawinan dalam Islam, 15.

Page 30: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

43

itu dengan suara lunak, sehingga tidak dapat didengar oleh kedua belah

pihak ataupun dua orang saksi.

Mazhab Hambali berpendapat bahwa sekiranya majelisnya

berjalan lama dan antara ijab qobul ada tenggang waktu, tetapi tanpa

menghalangi upacara ijab qobul maka tetap dianggap satu majelis.

Menurut mazhab Hanafi boleh lama perantaraan antara ijab dan

qobul asal dilakukan dalam majelis, tetapi tidak ada yang menghalangi oleh

suatu hal yang menunjukkan bahwa salah satu pihak telah berpaling dari

maksud perkawinan.46

Berbeda dengan pernyataan dalam kitab Mughni, bahwa bila ada

tenggang waktu antara ijab qobul, maka hukumnya tetap sah, selagi dalam

satu majelis yang tidak diselingi sesuatu yang mengganggu.47

Jika dilihat dari beberapa pendapat, hakikat dari ijab qobul dalam

satu majelis adalah agar tidak terputusnya ijab qobul tersebut.

4. Ijab Qobul dengan Menggunakan Wakil

Ijab qobul menggunakan wakil jarang kita temui, akan tetapi

secara umum mewakilkan ijab qobul dalam perkawinan itu dibolehkan.

Karena hal ini juga terjadi pada masa Nabi dan para salafus shalih. Pada

masa Nabi dan salafus shalih praktik seperti ini dikenal dengan metode

tawkil yaitu penganti pelaku akad apabila pihak pelaku akad (baik wali

maupun mempelai pria) berhalangan untuk melakukannya.

46 Hukum Perkawinan dalam Islam, 15 47 Fiqh Sunnah jilid 2, 515.

Page 31: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

44

Para ahli fiqh sependapat mengenai kebolehan ijab qobul yang

diwakilkan kepada orang lain. Pada masa Nabi, Beliau pernah menjadi

wakil dalam akad nikah sahabatnya.

ى ل ص اهللا ل و س ر ي اش ج ا الن ه ج و ز فـ ة ش ب حل ى ا ض ر أ ىل إ ر اج ه ن م ي ف ت ان ا ك ه نـ أ ة ب ي ب ح م أ ن ع

) رواه أبو داود( ه د ن ع ي ه و م ل س و ه ي ل ع اهللا

“Ummu Habibah, salah seorang yang pernah ikut berhijrah ke Habasyah, dikawinkan oleh Raja Najasyi dengan Rasulullah, padahal pada waktu itu, Ummu Habibah berada di negeri Raja Najasyi itu.” (HR. Abu Dawud)48

Hadits ini menerangkan tentang sahnya perkawinan dengan

menggunakan wakil. Umar bin Ummayah adh-Dhamri pernah menjadi

wakil Rasulullah dalam pernikahan Rasulullah dengan Ummu Habibah.

Raja Najasyi menjadi wakil dalam pernikahan Rasulullah tersebut dan si

pengijab juga yang menyerahkan mahar kepada Ummu Habibah.

Abu Tsawr berpendapat bahwa tidak boleh mengutus wakil dalam

masalah pernikahan.49 Ketentuan akan diperbolehkannya ijab qobul dengan

menggunakan wakil juga terdapat pada KHI pasal 28 dan 29 pada poin yang

kedua dan ketiga. Pasal 28 kebolehan

KHI pasal 28:

Akad nikah dilaksanakan sendiri secara pribadi oleh wali nikah yang

bersangkutan. Wali nikah mewakilkan kepada orang lain.

KHI pasal 29:

(2) Dalam hal tertentu ucapan qobul nikah dapat diwakilkan kepada pria

lain dengan ketentuan calon mempelai pria memberi kuasa yang tegas

48 Fiqh Sunnah 26, jilid 3 49 Fiqh Empat Mazhab, 340.

Page 32: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

45

secara tertulis bahwa penerimaan wakil atas akad nikah itu adalah untuk

mempelai pria.

(3) Dalam hal calon mempelai wanita atau wali keberatan calon mempelai

pria diwakili, maka akad nikah tidak boleh dilangsungkan.

Dari pasal tersebut sudah jelas kalau ijab qobul boleh diwakilkan

kepada orang lain, baik wali yang tidak bisa ataupun calon pengantin laki-

laki yang tidak bisa datang pada waktu akad.

Jika ada yang keberatan dalam masalah wakil baik dari salah satu

orang yang berakad (calon istri, wali, calon laki-laki), maka hal ini tidak

dapat diteruskan, karena tidak ada persetujuan dari orang yang berakad. Dan

jikalau diteruskan maka akan bertentangan dengan dasar nikah itu sendiri

yaitu didasarkan atas persetujuan calon mempelai seperti yang telah

termaktub dalam KHI pasal 16 dan 17.

Syarat pertama bagi perkara yang diwakilkan adalah perkara

tersebut menerima untuk digantikan oleh orang lain.

Kebolehan kedudukan wakil dalam perkawinan tidak hanya

semata-mata diperbolehkan tanpa syarat, akan tetapi ada syarat-syarat

tertentu yaitu diantaranya:

a. Seseorang yang menjadi wakil adalah laki-laki yang akalnya sehat

b. Dewasa

c. Merdeka

d. Islam

e. Balig

Page 33: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

46

f. Adil (untuk wakil wali saja)50

Syarat si pengijab diperbolehkan karena si pengijab telah anggap

dewasa kesanggupannya. Perempuan dan orang fasik tidak boleh

melaksanakan perwaliannya dengan sendirinya, sebab keduanya tidak boleh

menerima wakil untuk melaksanakan perwalian itu.

Tetapi orang fasik boleh jadi wakil bagi calon suami, untuk

mengabulkan perkawinan, karena orang fasik boleh melaksanakan

perkawinan dengan sendirinya, begitu pendapat menurut Syafi’i, Maliki dan

Hanbali.

Menurut Hanafi, perempuan yang balig lagi berakal boleh

berwakil untuk mengakadkan nikah kepada walinya.atau kepada orang lain,

karena menurut mazhab Hanafi wali itu bukan syarat perkawinan untuk

perempuan yang balig lagi berakal, hanya syarat untuk mengawinkan

perempuan yang masih kecil. Oleh karena itu perempuan yang baligh lagi

berakal boleh melaksanakan akad nikah dengan sendirinya, maka boleh juga

ia berwakil kepada orang lain untuk melaksanakan akad nikah itu.

Sebagaimana laki-laki yang balig lagi berakal boleh mengabulkan

perkawinan dengan sendirinya, maka boleh pula ia berwakil kepada orang

lain untuk mengabulkan perkawinan itu. Menurut Hanafi wakil itu tidak

diisyaratkan laki-laki dan adil bahkan boleh jadi perempuan dan orang

fasik.51

Seseorang yang mempunyai anak perempuan yang masih kecil

diperbolehkan mewakilkan kepada calon menantunya untuk menikahkan

50 Mahmud Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 1981), 71. 51 Mahmud Yunus, 71-72.

Page 34: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

47

anak tersebut kepadanya. Demikian menurut pendapat Hanafi, Abu Yusuf,

Muhammad bin al-Hasan, dan Maliki.52

Wakil calon suami harus menyebutkan nama calon suami, karena

jika tidak, maka perkawinannya itu tidak sah, meskipun diniatkannya untuk

si calon suami, karena saksi tidak mengetahui niat dalam hati.

Contoh ijab qobul bagi dengan wakil:

a. Jika yang mewakilkan dari pihak wali

Aku kawinkan engaku kepada Nur Fadilah binti Budianto (yang

berwakil kepadaku) dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang

sebesar 10.000.000,-.

Lalu calon suami menjawab: Aku terima kawin Nur Fadilah binti

Budianto (yang berwakil kepada engkau) dengan maskawin seperangkat alat

sholat dan uang sebesar 10.000.000,-.

b. Jika yang mewakilkan dari pihak calon suami

Aku kawinkan anak perempuanku Nur Fadilah binti Budianto

kepada Yusuf Ridho (yang berwakil kepada engkau), dengan maskawin

seperangkat alat sholat dan uang sebesar 10.000.000,-.

Lalu wakil calon suami menjawab: aku terima kawinnya Nur

Fadilah binti Budianto untuk Yusuf Ridho (yang berwakil kepadaku),

dengan maskawin seperangkat alat sholat dan uang sebesar 10.000.000,-.

Apabila calon suami dengan saksi tidak mengetahui tentang

perwakilan, maka harus disebutkan perwakilan itu dalam akad nikah, seperti

perkataan yang dituliskan pada dalam kurung.53

52 Fiqh Empat Mazhab, 342.

Page 35: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

48

Orang yang jadi wakil haruslah melaksanakan perwakilannya

dengan sendirinya, sesuai dengan yang ditentukan dalam perwakilan. Sebab

itu tidak boleh berwakil kepada orang lain untuk melaksanakan perwakilan

itu, kecuali dengan izin orang yang berwakil atau bila diserahkan urusan itu

kepada wakil sendiri seperti kata orang yang berwakil “terserah kepada

engkau, melaksanakan perwakilan itu, engkau sendiri atau orang lain”.

Wakil calon suami yang mengabulkan perkawinan, tiada dituntut

untuk membayar mahar, karena mahar tidak masuk kewajibannya,

melainkan kewajiban calon suami sendiri. Tetapi jika wakil itu menjamin

akan membayar mahar, maka ketika itu dituntut untuk membayarnya.

Apabila dibayar maskawin itu, maka tidak boleh minta ganti kepada calon

suami, kecuali kalau ia menjamin mahar itu dengan izin calon suami. Maka

ketika itu boleh ia meminta ganti mahar kepada calon suami.

Wakil harus melaksanakan perwakilannya menurut yang telah

ditentukan oleh orang yang berwakil, misalnya seorang berwakil kepadanya

untuk mengawinkan anak perempuannya kepada si A, maka haruslah yang

dikawinkannya perempuan itu kepada si A. Apabila dikawinkannya kepada

si B, maka perkawinan tersebut tidak sah.54

Menurut mazhab Hanafi, ijab qobul dari pihak wali bisa

diwakilkan jika wali terdekat tidak bisa hadir (ghaib) yang peminang tidak

mau menunggu lama persetujuan dari walinya. Hak walinya berpidah

kepada wali berikutnya. Apabila wali yang ghaib itu datang di kemudian

hari, maka ia tidak mempunyai hak untuk membatalkan tindakan wali

53 Mahmud Yunus, 70-71. 54 Mahmud Yunus, 72-73.

Page 36: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

49

pengantinya yang terdahulu kerena ketidakhadirannya dipandang sama

dengan ia tidak ada.

Menurut mazhab Syafi’i, kedudukan wakil dalam akad nikah

hanya bisa digantikan oleh hakim. Jika ada perempuan yang diakadkan oleh

wali yang lebih jauh sedangkan wali yang terdekat hadir, maka nikahnya

batal.

Sedangkan menurut Imam Malik mempunyai beberapa pendapat

yaitu: pertama, jika wali yang lebih jauh mengakadkan, padahal wali yang

lebih dekat hadir, maka nikahnya batal. Kedua, nikahnya sah. Ketiga, wali

yang lebih dekat berhak menerima atau membatalkan.55

Seorang yang pernah mempraktikan nikah dengan menggunakan

wakil yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), presiden ke-4 RI menikah

dengan Shinta Nuriyah September 1968. Saat menikah dengan istrinya, ia

masih kuliah di Mesir. Dan yang menjadi wakil Gus Dur sebagai "pengantin

pria" adalah KH. Bisri Syansuri yang kebetulan paman Gus Dur sendiri.

5. Ijab Qobul dengan Menggunakan Surat

Ijab qobul tidak hanya terbatas pada wakil saja. Ijab qobul dengan

menggunakan surat juga ada. Jika salah seorang dari pasangan pengantin

tidak ada, tetapi tetap mau melanjutkan akad nikahnya, maka ia wajib

mengirimkan wakil atau menulis surat kepada pihak lainnya meminta

diakad nikahkan. Dan jika dar pihak lain ini mau menerima, hendaknya dia

menghadirkan para saksi dan mambacakan isi suratnya kepada mereka, atau

55 Fiqh sunnah jilid 3, 21.

Page 37: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

50

menunjukkan wakilnya kepada mereka di dalam majelisnya bahwa akad

nikahnya telah diterimanya. Dengan demikian, qabulnya dianggap masih

dalam satu majelis.56

Menurut Mazhab Hanafi, kalau ada seorang laki-laki mengirim

surat lamaran kepada seorang wanita lalu si wanita tersebut menghadirkan

para saksi dan membacakan surat itu kepada mereka, kemudian si pengijab

mengatakan, “Saya nikahkan diri saya kepadanya,” padahal lelaki yang

melamarnya itu tidak ada di tempat, maka akad tersebut sah.57

Imamiyah, Hambali dan Syafi’i berpendapat bahwa akad dengan

tulisan (surat dan sebagainya) tidak sah. Sedangkan Hanafi menyatakan sah

manakala orang yang dilamar dan yang melamar tidak berada di satu tempat

(yang sama).58

Orang yang bisu yang tidak bisa mengucapkan ijab qobul, maka

dengan menggunakan surat yang dibacakan dan dihadiri orang bisu tersebut

maka akadnya sah dari pendapat semua mazhab. hal ini tidak hanya sekedar

surat, akan tetapi dibarengi dengan isyarat. Jika orang bisu tersebut tidak

bisa menulis, maka cukup dengan isyarat yang jelas sehingga dapat

menunjukkan ungkapan maksud.

`

56 Fiqh Sunnah, 519. 57 Fiqh Lima Mazhab, 312. 58 Fiqh Lima Mazhab, 312

Page 38: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

51

C. Media Elektronik

1. Definisi Media Elektronik

Media merupakan salah satu alat yang dapat menghubungkan kita

dengan negara lain, dan bahkan seluruh negara yang ada di dunia ini, dan

yang paling mengejutkan adalah dapat menghubungkan kita dengan dunia

luar. Sedangkan yang dimaksud dengan elektronik adalah suatu ilmu yang

mempelajari tentang ilmu alat listrik yang dioperasikan dengan cara

mengontrol aliran electron atau partikel bermuatan lisrik lainnya.

Media elektronik seakan sudah menjadi kebutuhan pokok

manusia di dunia ini. Media elektronik mudah untuk didapatkan, karena

terdapat dan tersesi pengijab di mana-mana.

Media elektronik dalam Wikipesi pengijab bahasa Indonesia

adalah media yang menggunakan elektronik atau energi elektromekanis bagi

pengguna akhir untuk mengakses kontennya. Istilah ini merupakan kontras

dari media statis (terutama media cetak), yang meskipun sering dihasilkan

secara elektronis tapi tidak membutuhkan elektronik untuk si pengijabkses

oleh pengguna akhir. Sumber media elektronik yang familier bagi pengguna

umum antara lain adalah rekaman video, rekaman audio, presentasi

multimedia, dan konten daring. Media elektronik dapat berbentuk analog

maupun digital, walaupun media baru pada umumnya berbentuk digital.

Kelebihan media elektonik, saya masukkan pada manfaat media

elektronik. Sedangkan kekurangan media elektronik yaitu dalam

Page 39: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

52

penyampaian berita pada media elektronik tidak dapat mengulang apa yang

telah ditayangkan.59

2. Tujuan Media Elektronik

Media elektronik dapat dikatakan sebagai sumber informasi yang

utama bagi kita dan bahkan bagi seluruh orang yang ada di dunia ini.

Dengan adanya media elektronik tersebut, kita dapat mengetahui informasi

yang terjadi di sekeliling kita dan bahkan kita dapat mengetahui informasi

yang terjadi di seluruh dunia.

Media elektronik mempunyai berbagai sumber informasi yang

dikembangkan dan disampaikan ke dalam masyarakat yang luas.

Penyampaian dalam bentuk media elektronik tidak disampaikan secara

langsung. Adapun pihak ketiga yang menjadi penghubung kepada penerima

berita/informasi. Suatu yang disampaikan berisikan sebuah hal yang

mungkin membangun untuk para penerimanya. Pendengar yang baik akan

memperhatikan dimana letak dan hal yang dapat dikembangkan untuk

sekedar menjadi suatu hal yang dapat menjadi bermanfaat.

Media elektronik yang peneliti maksud disini lebih cenderung

masyarakat menyebutnya sebagai media komunikasi.

Tujuan utama media elektronik adalah sebagai alat atau sarana

penghubung. Meningkatkan dan menambahkan pengetahuan yang mungkin

belum kita ketahui. Manusia memerlukan berbagai media untuk saling

berkomunikasi atau berhubungan dengan manusia yang satu dengan

59http://sman11mks.com/index.php/forum/Artikel/33480-KELEBIHAN-dan-KEKURANGAN-MEDIA-ELEKTRONIK diakses tanggal 08 desember 2011 tanggal jam11.58

Page 40: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

53

manusia yang lainnya. Komunikasi yang baik mampu menjadikan sebagai

hasil dari merubah sesuatu hal yang lebih baik lagi.

Selain itu, tujuan yang diungkapkan oleh Onong Uchjana Effendi

dalam buku Dimensi-dimensi Komunikasi yaitu memberikan informasi

(Public Information) kepada masyarakat. Karena perilaku menerima

informasi merupakan perilaku alamiah masyarakat. Dengan menerima

informasi yang benar masyarakat akan merasa aman tentram. Informasi

akurat diperlukan oleh beberapa bagian masyarakat untuk bahan dalam

pembuatan keputusan. Informasi dapat dikaji secara mendalam sehingga

melahirkan teori baru dengan demikian akan menambah perkembangan ilmu

pengetahuan. Informasi disampaikan pada masyarakat melalui berbagai

tatanan komunikasi, tetapi yang lebih banyak melalui kegiatan mass

communication.60

3. Manfaat Media Elektronik

a. Dari segi waktu, media elektronik tergolong cepat dalam menyebarkan

berita kemasyarakat.

b. Media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan para

audiensnya untuk memahami berita, khususnya pada media elektronik

televisi.

c. Media elektronik menjangkau masyarakat secara luas.

d. Dapat menyampaikan berita secara langsung dari tempat yang jauh.

e. Dapat menampilkan proses terjadinya suatu peristiwa.

60http://sulastomo.blogspot.com/2010/12/fungsi-dan-tujuan-komunikasi.html ditulis Ricky, diposkan 20:04, diakses tanggal 19 Mei 2012.

Page 41: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

54

f. Dapat dinikmati oleh semua orang, baik itu yang mengalami

keterbelakangan mental.

4. Macam-Macam Media Elektronik

a. Pesawat Telepon

Selain sebagai media elektronik, pesawat telepon juga

merupakan sistem telekomunikasi. Definisi telepon atau pesawat telepon

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pesawat dengan listrik dan

kawat untuk bercakap-cakap antara dua orang yang berjauhan

tempatnya.61

Sistem pesawat telepon membutuhkan suatu alat pemancar

(transmitter), kabel penghubung (dapat berupa kawat atau serabut

coaxial atau serat optik), dan sebuah alat yang dapat menerima (receiver)

dan mengirimkan kembali (retransmitting) pulsa-pulsa suara.62

Kebanyakan telepon (telepon rumah) memakai peralatan

elektromekanik. Sebuah telepon berisi rangkaian dialer, yaitu rangkaian

untuk menghubungi sentral, biasanya berupa pulsa-pulsa dekadik atau

pulsa DTMF (Dual Tone Multi Frequency), rangkaian tone ringer

(berupa bel), dan rangkaian bicara (speech circuit).

Pada telepon-telepon konvensional semua peralatan-peralatan

tadi masih merupakan rangkaian elektromekanik. Rangkaian dialer bisa

berupa piringan putar. Rangkaian bel menggambarkan rangakaian bel

listrik. Rangkaian bicara memekai trafo anti side tone. Telepon

61 KBBI, 1027. 62 Judhariksawan, Pengantar Hukum Telekomunikasi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005), 18.

Page 42: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

55

elektronik hanya berisikan komponen elektronik sehingga rangkaian

lebih sedikit dan fleksibel.

Pesawat telepon digunkan untuk mengirim dan menerima satu

panggilan telepon. Alat yang sederhana ini sebenarnya mempunyai

beberapa fungsi dan tugas yang sangat penting diantaranya:

1) Sebagai terminal pengirim yang memberitahu sentral bahwa ada yang

ingin melakukan call (call request) dengan mengangkat handset (off

hook). Selain itu berfungsi untuk mengubah sinyal suara menjadi

sinyal listrik untuk dikirim ke tujuan.

2) Sebagai terminal penerima yang memberi tahu bahwa ada call yang

harus dijawab. Serta meenrima informasi suara dari penelpon dengan

cara mengubah sinyal listrik menjadi sinyal suara.

3) Membangkitkan DTMF untuk dial digit dan mengirim nomor tujuan

ke sentral.

4) Menerima tone-tone dan signaling yang dibangkitkan tone generator

di sentral (DT, ET, RT, dan alerting).

5) Memberitahu sentral bahwa pembicaraan telah selesai dengan

diletakkanya handset oleh pelangan (on hook).63

Jenis Pesawat telepon berdasarkan sumber catuan listriknya

dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1) Pesawat telepon local battery

Pesawat telepon yang sumber listriknya di tempatkan pada

lokasi pesawat telepon. Kelebihan dari pesawat telepon ini adalah:

63 http://www.scribd.com/doc/7483203/6/Fungsi-Pesawat-Telepon, diakses tanggal 20 Mei 2012.

Page 43: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

56

Arus microphone tidak dipengaruhi panjang saluran, panggilan

dengan generator tangan, tegangan cukup tinggi, tidak ada arus listrik

pada saluran sehingga aman.

Sedangkan kekurangannya adalah baterai di tempat

pelanggan sehingga biaya perawatan mahal, bila tegangan baterai

turun maka percakapan jelek/berubah.

2) Pesawat telepon central battery

Pada pesawat telepon jenis ini baterai ditempatkan pada

sentral telepon. Kelebihan pada pesawat telepon ini adalah

pemeliharaan mudah, biaya pemeliharaan lebih murah. Sedangkan

kekurangan dari pesawat telepon jenis ini adalah arus microphone

dipengaruhi oleh panjang saluran, untuk saluran yang panjang mutu

percakapan tidak dapat diandalkan.64

b. Video Teleconference

Perkembangan teknologi komunikasi membawa perubahan

pada proses penyampaian informasi. Bentuk informasi yang disampaikan

tidak hanya audio, tetapi juga visual. Konferensi video menggunakan

telekomunikasi audio dan video untuk membawa orang-orang di berbagai

tempat.

Konsep konferensi video sama seperti percakapan antara dua

orang (point-to-point) atau melibatkan beberapa tempat (multi-point)

dengan lebih dari satu orang di ruangan besar pada tempat berbeda.

64http://knightrider55.blogspot.com/2012/02/sub-sistem-terminal.html diposkan oleh Kamen Rider Ichigo tanggal 11 Febuari 2012, pukul 15:09, diakses tanggal 20 Mei 2012.

Page 44: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

57

Selain pengiriman audio dan visual kegiatan pertemuan, konferensi video

dapat digunakan untuk berbagi dokumen, informasi yang diperlihatkan

komputer, dan papan tulis.

Video teleconference yang juga dikenal dengan video

conference adalah suatu teknologi telekomunikasi interaktif yang

memungkinkan dua lokasi atau lebih untuk berinteraksi lewat video dan

audio secara simultan. Video conference berbeda dengan videophone

yang memang di desain untuk melayani video antar dua orang secara

individu. Teknologi utama yang digunakan dalam sistem video

conference adalah kompresi digital dari suara dan video stream yang real

time.

Teknologi video conference tidak lepas dari kemajuan

teknologi kompresi audio dan video. Dengan banyaknya teknik kompresi

yang ada saat ini memungkinkan audio dan video dapat dikirim secara

bersamaan dalam jaringan dengan bandwidth yang seefisien mungkin

dan dengan kualitas yang dapat diterima. Hardware atau software yang

melakukan fungsi kompresi (pemberian tekanan yang tinggi) disebut

dengan codec (coder/decoder). Codec merupakan singkatan dari

compresi-decompresi yang merupakan proses pembungkusan suara

ataupun video analog menjadi data digital dengan metoda tertentu

sehinggga pengiriman suara atau video dapat dilakukan dalam bentuk

paket-paket data. Codec dapat melewatkan suara atau video dalam

jaringan IP dengan bandwidth yang kecil dan kualitas yang masih dapat

diterima.

Page 45: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

58

Video Teleconference terdiri dari dua kata yaitu Video dan

Teleconference. Yang dimaksud dari video adalah rekaman gambar hidup

atau program televisi untuk ditayangkan lewat pesawat televsi.65

Sedangkan yang dimaksud dari konferensi menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar

pendapat mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.66

Dari pengertian video dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

lebih menjurus pada televisi karena konferensi video analog sederhana

dapat ditetapkan sebagai awal penemuan televisi.

Jadi yang dimaksud dari video teleconference adalah sebuah

komunikasi yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang terjadi

melalui perantara telepon atau koneksi jaringan internet atau juga bisa

komunikasi dua arah yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan

menggunakan teknologi komunikasi atau jaringan komputer dengan

sarana-sarana penunjangnya. Komunikasi tersebut bisa dilakukan dengan

menggunakan text (chating conference), suara (audio conference) dan

menggunakan video (video conference) yang memungkinkan peserta

konferensi saling berkomunikasi satu dengan yang lainnya.

Sinyal video adalah suatu sinyal berbidang frekuensi lebar,

yang berarti bahwa perbandingan frekuensi tertinggi terhadap yang

terendah sangat besar.67 Dalam suatu sinyal video, amplitudo tegangan

65 KBBI, 1119 66 KBBI, 518. 67 Bernard Grob, Sistem Televisi dan Video, (Jakarta: Erlangga, 1993), 209.

Page 46: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

59

dan arus berubah terhadap waktu, persis seperti suatu sinyal audio. Tetapi

sinyal video berhubungan dengan informasi visual.68

Conference Call berfungsi utama untuk membantu kelancaran

komunikasi bisnis, mulai dari bisnis korporasi ekspor impor hingga

bisnis perbankan syari’ah. Pelaku bisnis menggunakan conference call

untuk terhubung dengan pihak yang berjauhan, baik pihak internal

maupun pihak eksternal perusahaan. Aplikasi yang paling sering

dijumpai adalah rapat klien, presentasi penjualan, rapat proyek, pelatihan,

dan komunikasi antar pegawai yang bekerja di tempat yang berbeda.

Conference Call juga bisa berfungsi sosial dan entertainment, seperti

group call dan party line. Di Indonesia, layanan conference call disesi

pengijabkan oleh beragam operator telepon seluler seperti Telkomsel,

Indosat, dan Excelcomindo.

Komponen – komponen yang dibutuhkan untuk sebuah sistem

video conference di antaranya :

1) Hardware

a) Video input : camera video atau webcam

b) Video output : monitor computer atau proyektor

c) Audio input : microphones

d) Audio output : speaker atau headphone

e) media transfer data : LAN atau Internet

2) Software

68 Bernard Grob, 27.

Page 47: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

60

Salah satu jenis contoh software adalah Access Grid dan

yang terbaru dari software tersebut adalah Access Grid 3.2 beta 1

Video Conference mempunyai beberapa jenis, antara lain:

1. Distributed Video Conference

Adalah suatu sistem video conference yang terdiri dari

beberapa client yang melakukan konferensi secara langsung antar

client yang saling berhubungan tanpa melalui sentral / control unit

sebagai pengatur. Server disini berfungsi untuk proses call setup dan

handshaking. Keuntungannya video dan audio yang dikirimkan

mempunyai kualitas yang bagus karena tanpa direlay ke control unit

dahulu.

2. Centralized Video Conference

Adalah suatu sistem video conference yang melibatkan

beberapa client dengan satu MCU (Multiparty Control Unit) untuk

memfasilitasi konferensi tersebut.MCU disini berfungsi sebagai

pengatur dan pengendali yang melaksanakan proses seperti audio

mixing, video switching dan mixing serta distribusi data dalam

konferensi multipoint dan mengirimkan kembali datanya ke terminal

yang berpartisipasi. MCU juga menyesi pengijabkan pertukaran antara

codec yang berbeda dan mungkin menggunakan multicast untuk

mendistribusikan video yang telah diproses.69

69 http://gietheiceman.blogspot.com/2009/11/implementasi-video-conference.html, Diposkan oleh Welcome To The Gie Iceman Zone di 14:05, diakses tanggal 05 April 2012.

Page 48: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

61

Kelebihan Video Conference

1) Saling bertukar informasi dan pengetahuan yang baru dapat

berkembang

2) Pertemuan yang mendesak bisa dengan cepat bertemu dan bisa

menghemat waktu.

3) Jika akad nikah yang si pengijabdakan di tempat yang saling

berjauhan (negara dengan negara lain) dengan menggunakan video

conference maka akan menghemat biaya.

4) Tatap muka jarak jauh menjadi terasa lebih nyata.

5) dapat saling melihat visual masing-masing melalui layar televisi dan

mendengar satu sama lain melalui sistem pengeras suara.

Kekurangan Video Conference

1) Jika dilakukan dalam rangka pernikahakan (akad) maka akan kurang

efektif dengan bantuan video conference, karena kurang nyata dan

acara pernikahan pada saat ijab qobul adalah perjanjian yang suci

dimana sesuatu yang haram menjadi halal dengan adanya akad yang

sah.

2) Kualitas Conference call yang baik seringkali sulit untuk diwujudkan.

Penyebab yang paling signifikan adalah teknologi. Bisa saja tak

kunjung muncul dalam panggilan konferensi karena teknologi

terganggu. Sebaliknya, teknologi takkan efektif jika peserta tidak

biasa bersentuhan dengan teknologi. Problem mengenai teknologi

cenderung muncul akibat dua hal, yakni kurangnya bandwith dan alat

komunikasi yang kurang berkualitas.

Page 49: جاوز - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/1335/6/08210002_Bab_2.pdfmendefinisikan bahwa nikah menurut istilah syara’ ialah akad yang mengandung ketentuan hukum

62

3) Secara finansial biaya untuk menyelenggarakan video conference

memang tergolong lebih mahal karena peralatan yang digunakan. Jika

peralatan tidak berkualitas tinggi, maka kelancaran video streaming

menjadi tersendat-sendat bahkan tertunda.70

70http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_video, diposting tanggal 15 September 2011, diakses

tanggal 05 April 2012.