SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan...

78
PENGARUH POLA PEMBINAAN DAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PRAMUKA TERHADAP PENINGKATAN NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA MTS PLUS AL-HADI PADANGAN BOJONEGORO TAHUN 2019/2020 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Ponorogo untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial OLEH LAILI NI’MATUL RAHMAWATI NIM. 211416002 JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO MEI 2020

Transcript of SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan...

Page 1: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

PENGARUH POLA PEMBINAAN DAN KEAKTIFAN MENGIKUTI PRAMUKA

TERHADAP PENINGKATAN NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL SISWA MTS

PLUS AL-HADI PADANGAN BOJONEGORO

TAHUN 2019/2020

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Menyelesaikan Program Sarjana Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial

OLEH

LAILI NI’MATUL RAHMAWATI

NIM. 211416002

JURUSAN TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

MEI 2020

Page 2: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

ABSTRAK

Rahmawati, Laili Ni’matul. 2020. Pengaruh Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka

Terhadap Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun

2019/2020. Skripsi. Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Dr. Hj. Siti Maryam Yusuf, M. Ag. Kata kunci: PolaPembinaan, Kekaktifan, Pramuka, Nilai Karakter, Peduli Sosial

Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya juga menempatkan tujuan yang hendak ingin dicapai. Cita-cita atau tujuan yang ingin dicapai harus dinyatakan secara jelas, sehingga semua pelaksana dan sasaran pendidikan dapat memahami atau mengetahui suatu proses kegiatan pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu tujuan tersebut tidak mungkin dicapai secara sekaligus, maka perlu dibuat secara bertahap. Potensi peserta didik yang akan dikembangkan seperti beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab pada hakikatnya sangat dekat dengan makna karakter. Pendidikan tidak hanya akademik saja, banyak hal yang dapat diajarkan, misalnya pendidikan dalam suatu kegiatan ataupun berbagai jenis pendidikan yang bersangkutan dengan karakter siswa dimana di dalamnya terdapat penanaman karakter kepedulian sosial. Metode Kepramukaan (MK) adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembahasan skripsi ini adalah 1) Pola Pembinaan Pramuka Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswadi MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro 2) Keaktifan Mengikuti Pramuka Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro 3) Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Dalampenelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif yang bersifat regresi. Teknik analisis datanya menggunakan rumus statistika yaitu regresi linier sederhana dan regresi berganda. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampel jenuh. Adapun teknik pengumpulan data dengan menggunakan angket.

Dari hasil penelitian ini bisa ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) berdasarkan hasil nilai thitung sebesar 2,782 dan ttabel sebesar 1,66724 maka (thitung> ttabel) variabel pola pembinaan memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial di MTs Plus Al-Hadi; 2) Berdasarkan hasil thitung sebesar 5,386 dan ttabel sebesar 1,66724 maka (thitung> ttabel) variabel keaktifan mengikuti pramuka memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial di MTs Plus Al-Hadi; 3) Fhitung: 16,535 dan Ftabel 3,13; berarti Fhitung> Ftabel pada tingkat kesalahan 5% besarnya signifikansi 0,000 < 0,05 (𝛼 = 5%) maka pola pembinaan dan keaktifan mengikuti pramuka berpengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial di MTs Plus Al-Hadi.

Page 3: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang
Page 4: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

KENT!]NTERIAN AGA}I,\ RI]PUB[,I K INDONESIAI).IS'I'I I'U't AGANTA ISI,,\NI NEGIiRI PONORO(;O

PENGESAHAN

Skripsi atas nama saudara :

Nama

NIMFakultas

Jurusan

Judul Skripsi

Telah dipertahankan pada sidang MAgama Islam Negeri Ponorogo, pada

Illri R abu

Pengetahuan Sosial, pada :

. I,AII,I NI'NIATUL RAIIIIIAWATI: 2l 1,116002

: Tarbiyah dan lhnu Keguruan

Tadris llmu

PENGARI]II P

BOJONECO

PRAMT]KAPEDLLI S

INGKATAN NILAI KARAKTERS PLUS AL-HADI PADANCAN

AN I)A\ KEAKI'II:AN MENC;IKL;TI

arhiyah dan Ilmu Kcguruan. I0stitut

lch gclar Salana Tadris llmu

l2 Mei 2020Itas Tarbiyah dan Iimu Keguruan,

t, t\l

Tanssal : 15 ADril2020

auo r"rur,l".l-o sebagai bag,an dafl untuk oen4rerrr

P()NOR()G()

Hari

Tanggal

Tim Pcnguji Skripsi

1. Kctua Sidang

2. Penguji I3. Penguji II

Senin

I I Mei 2020

Dr. AHNIADI, NI.Ag

Dr. \1. ]lll. l AHLL t l.t [1. \I.AgDr. S. ]1.\R\ .\]l l L St r. \l.Ag

5 t217199.^cl7031003

\." ,,*,i'#

f,

Page 5: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang
Page 6: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang
Page 7: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan karakter merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam membentuk

pribadi peserta didik yang memiliki etika, tanggung jawab, dan kepedulian dengan

menerapkan dan mengajarkan karakter-karakter melalui pengajaran nilai-nilai yang ada

di dalamnya. Dalam Undang-Undang Dasar Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional bab II pasal 3, disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.1

Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

kelompok orang melalui upaya pengajaran dan pelatihan, sedangkan pengajaran atau

pelatihan adalah proses, cara, perbuatan mengajar atau melatih. Berdasarkan analisis

bahwa tujuan pendidikan tidak hanya bertujuan dalam meningkatkan kecerdasan

intelektual dan kecerdasan emosional saja, namun juga bertujuan dalam meningkatkan

nilai karakter.

Potensi peserta didik yang akan dikembangkan seperti beriman, bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab pada hakikatnya sangat

dekat dengan makna karakter.2 Pendidikan tidak hanya akademik saja, banyak hal yang

dapat diajarkan, misalnya pendidikan dalam suatu kegiatan ataupun berbagai jenis

1 UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Jakarta: Sinar Grafika, 2003). 2Agustinus Hermino, Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter “Konsep, Pendekatan dan Aplikasi”

(Bandung: Alfabeta, 2014), 158-159.

1

Page 8: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

2

pendidikan yang bersangkutan dengan karakter siswa dimana di dalamnya terdapat

penanaman karakter kepedulian sosial.

Menurut kemendiknas peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu ingin

memberikan bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.3 sikap

peduli sosial yang ditunjukan siswa ditandai dengan menghargai pendapat orang lain

dengan baik, bersahabat tanpa membedakan suku dan agama, sikap saling menghargai,

mengendalikan emosi, tidak mengejek teman, merancang dan melalukan berbagai

nkegiatan sosial, menghormati sesama, saling membantu, menjenguk teman yang sakit,

dan melayat apabila ada keluarga teman yang meninggal.4

Kepedulian sosial adalah sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan pada

umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia. Kepedulian sosial

merupakan kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang mengikat masyarakat

secara bersama-sama. Oleh karena itu, kepedulian sosial adalah minat atau ketertarika

sesorang untuk membantu orang lain atau sesama. Lebih lanjut, lingkungan terdekat

adalah yang paling berpengaruh besar dalam menentukan tingkat kepedulian sosial

seseorang. Lingkungan terdekat yang dimaksud adalah keluarga, sekolah, teman-teman,

dan lingkungan masyarakat tempat seseorang tersebut tumbuh. Dari lingkungan

tersebutlah seseorang mendapat nilai-nilai tentang kepedulian sosial. Nilai-nilai yang

tertanam dalam kepedulian sosial secara umum meliputi nilai kejujuran, kasih sayang,

tolong-menolong atau gotong royong, kerendahan hati, keramahan dan kesetiakawanan.

Kepedulian sosial bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pada ikut

merasakan yang dirasakan orang lain serta membantu menyelesaikan permasalahan yang

di hadapi orang lain dengan tujuan kebaikan.

3 Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa (Jakarta: Badan Penelitian dan

Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010), 29. 4 Yuni Mayasari, Pembinaan Toleransi dan Peduli Sosial dalam Upaya Memantapkan Watak

Kewarganegaraan (Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, Vol. 23, No. 1, Edisi Juni, 2014), 15.

Page 9: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

3

Namun seiring dengan perkembangan zaman, nilai-nilai kepedulian sosial terus

mengalami penurunan khususnya dikalangan generasi muda atau kalangan pelajar. Nilai-

nilai kepedulian sosial yang ada saat ini mulai luntur, permasalahan seperti yang terjadi

di MTs Plus Alhadi Padangan Bojonegoro mengenai sikap karakter peduli sosial

beberapa siswa belum menyadari pentingnya memahami peduli sosial, siswa dalam

tolong menolong memilih-milih teman, memiliki sikap acuh tak acuh, masih ada siswa

yang mementingkang diri sendiri, sikap ingin menang sendiri, mengedepankan sikap

egois, tidak setia kawan, kurang memiliki rasa kepedulian terutama terhadap temannya

sendiri dan lain sebagainya.5 Penyebab lunturnya nilai-nilai tersebut sangat beragam,

diantaranya karena kesenjangan sosial atau status sosial, karena sikap egois masing-

masing individu, kurangnya pemahaman atau penanaman tentang nilai-nilai peduli sosial,

kurangnya sikap toleransi, simpati dan empati.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, secara umum banyak upaya yang telah

dilakukan berbagai kalangan untuk mengedukasi generasi muda, baik itu dari kalangan

masyarakat umum seperti karang taruna, lembaga pemerintahan yang bergerak dibidang

kemanusiaan seperti BASARNAS, dan lain sebagainya. Lebih lanjut, pemerintah melalui

jalur pendidikan juga berupaya untuk mengatasi permasalahan kepedulian sosial di

kalangan generasi muda atau kalangan pelajar, salah satunya dengan memberikan

pembelajaran kepada para pelajar melalui kegiatan ekstrakulikuler Pramuka (Praja Muda

Karana) karena dalam membentuk karakter siswa membutuhkan waktu yang lama, dan

dilaksanakan melalui pembiasaan secara rutin dan berkelanjutan, karena menurut

Gunawan, kebiasaan yang dilakukan secara terus menerut dan aktif akan membentuk

dasn menumbuhkan sebuah karakter.

Gerakan Pramuka merupakan suatu gerakan yang mulai ditanamkan di sekolah-

sekolah sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal tersebut selaras dengan

5 Hasil Wawancara dengan Bapak Muchlisin selaku Pembina Pramuka di MTs Plus Al-Hadi pada hari

sabtu tanggal 07 Desember 2019.

Page 10: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

4

Permendikbud Nomor 81 A tahun 2013 tentang implementasi, kurikulum pedoman

kegiatan ekstrakurikuler lampiran III menyatakan.

Dalam kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler

wajib dari sekolah dasar (SD/MI), hingga Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK), dalam

pendidikan dari hingga Sekolah Menengah Atas pelaksanaanya dapat bekerjasama

dengan organisasi kepramukaan setempat/terdekat. Kepramukaan didalamnya di ikuti

oleh berbagai siswa dengan tujuan peserta didik yang mandiri, rajin, tanggung jawab,

toleransi, sopan santun, gotong royong, percaya diri.

Pemerintah dalam kurikulum 2013 memberikan pilihan bahwa pendidikan

kepramukaan merupakan pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang harus diselenggarakan di

setiap sekolah. Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan selalu menggunakan prinsip

dasar kepramukaan dan metode kepramukaan. Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK)

merupakan asas yang mendasari kegiatan kepramukaan dalam upaya membina watak

peserta didik sedangkan Metode Kepramukaan (MK) adalah cara memberikan

pendidikan watak kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang

menyenangkan dan menantang yang disesuaikan dengan kondisi peserta didik.6

Prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan merupakan dua unsur

terpadu sekaligus menjadi ciri khas pada setiap kegiatan kepramukaan. Prinsip dasar

kepramukaan dan metode kepramukaan mendidik siswa untuk peduli sesama manusia

melalui metode kepramukaan, di antaranya pengamalan kode kehormatan yang termasuk

di dalamnya adalah agar siswa memiliki sikap kebersamaan, memperhatikan kepentingan

bersama dan berperilaku sopan.

Selain itu untuk menanamkan jiwa sosial siswa dididik melalui sistem beregu, di

mana sistem beregu ini melatih siswa untuk menempatkan diri dan bekerjasama dalam

kerukunan. Penyelenggaraan pendidikan kepramukaan juga melalui metode di alam

6Pusdiklata DIY Wirajaya, Buku Panduan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (Yogyakarta:

PGSD FIP UNY, 2012), 23.

Page 11: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

5

terbuka, hal ini ditujukan agar siswa mempunyai pengalaman adanya saling

ketergantungan, membina kerjasama dan rasa memiliki. Berdasarkan kedua pendapat di

atas dapat dilihat bahwa sikap yang dibentuk dalam kegiatan kepramukaan melalui

prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan seperti sikap peduli sesama,

memiliki sikap kebersamaan, memperhatikan kepentingan bersama, berperilaku sopan,

menghargai orang lain, sikap bekerjasama, rasa memiliki, menjadi anggota kelompok

yang baik dan saling mendukung merupakan sikap-sikap yang masuk dalam indikator

peduli sosial.7

Dasadharma kedua yakni cinta alam dan kasih sayang sesama manusia juga

menjadi acuan bahwasannya melalui pramuka peserta didik mampu menumbuhkan nilai-

nilai karakter yang telah ada terutama pada nilai kepedulian sosial. Lambang tunas kelapa

dalam Pramuka mencerminkan suatu tunas bangsa yang diharapkan mampu tumbuh di

mana-mana, di setiap tempat dimana orang berpijak, hal ini juga dapat diartikan

bahwasannya peserta didik diharapkan mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitar

dimana mereka berada, serta dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dikarenakan

tingginya sikap kepedulian sosial yang mereka miliki.

Selain meningkatkan karakter melalui pembiasaan (aktif) keikutsertaan dalam

serangkaian kegiatan pramuka, pola pembinaan pramuka yang dilakukan juga dianggap

mampu memberikan peningkatan pada siswa terkait nilai-nilai yang ada dalam pramuka

serta para peserta didik mampu untuk mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-

hari. Kegiatan pramuka memiliki sumbangsih yang berarti dalam pembinaan karakter

siswa agar dapat berkembang. Hal ini akan tercapai jika pola pembinaan dalam pramuka

juga sesuai dengan Anggaran dasar gerakan pramuka ini disahkan dengan Keputusan

Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pengesahan Anggaran Dasar

7 Shila Anesh Sundari, “Pengaruh Keaktifan Dalam Kepramukaan Terhadap Kecerdasan Interpersonal

Siswa Kelas V Sd Di Gugus Sugarda,” (UNY: Jurnal Artikel Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan, 2015), 4.

Page 12: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

6

Gerakan Pramuka. Dalam Pasal 8 Keppres tersebut dijelaskan upaya-upaya yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka. Pertama, menanamkan dan

menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik,

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan keagamaan, kerukunan

hidup beragama, penghayatan dan pengamalan Pancasila, kepedulian terhadap sesama

hidup dan alam seisinya, dan pembinaan dan pengembanan minat terhadap kemajuan

teknologi dengan keimanan dan ketakwaan. Kedua, memupuk dan mengembangkan rasa

cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa. Ketiga, memupuk dan mengembangkan

persatuan dan kebangsaan. Keempat, memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan

persahabatan baik nasional maupun internasional. Kelima, menumbuhkan pada para

anggota rasa percaya diri, sikap, perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa bertanggung

jawab dan disiplin. Keenam, menumbuh kembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan.

Ketujuh, memupuk dan mengembangkan kepemimpinan. Kedelapan, membina,

kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.

Berdasarkan latar belakang yang sudah tergambarkan secara terperinci dalam

beberapa paragraf tersebut diatas, dapat diketahui bahwa dengan aktif mengikuti kegiatan

gerakan pramuka dan pola pembinaan pramuka mampu meningkatkan sikap peduli sosial

pada anak. Peneliti berminat untuk melakukan penelitian dengan judul. “Pengaruh Pola

Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pramuka Terhadap Peningkatan Nilai

Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun

2019/2020”.

B. Batasan Masalah

Banyak faktor atau variabel yang dapat dikaji untuk ditindak-lanjut dalam

penelitian ini. namun karena bidang cakupan serta adanya berbagai keterbatasan yang

ada, baik waktu, biaya, dan jangkauan penulis dalam peelitian ini tidak semua dapat

ditindak lanjuti. Untuk itu, penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh pola pembinaan

Page 13: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

7

pramuka dan keaktifan mengikuti kegiatan pramuka terhadap peningkatan nilai karakter

peduli sosial siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro tahun 2019/2020.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah Pola Pembinaan Pramuka Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai Karakter

Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro?

2. Apakah Keaktifan Mengikuti Pramuka Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai

Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro?

3. Apakah Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka Berpengaruh terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui apakah Pola Pembinaan Pramuka Berpengaruh terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro.

2. Untuk Mengetahui apakah Keaktifan Mengikuti Pramuka Berpengaruh terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro.

3. Untuk Mengetahui apakah Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka

Berpengaruh terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa di MTs Plus

Al-Hadi Padangan Bojonegoro.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat menguatkan teori tentang pengaruh Pola Pembinaan

Pramuka dan keaktifan mengikuti pramuka terhadap peningkatan Nilai Karakter

peduli sosial siswa.

Page 14: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

8

2. Manfaat Praktis

a. Sekolah/Lembaga Pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan renungan bagi

sekolah tentang pentingnya pola pembinaan pramuka serta keaktifan mengikuti

pramuka dalam meningkatkan nilai karakter peduli sosial, sehingga dapat

menjadi perhatian yang lebih dari pihak sekolah terhadap kegiatan

ekstrakulikuler ini.

b. Ekstrakulikuler

Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu mewujudkan kegiatan pramuka

yang ada di lembaga pendidikan tersebut menjadi suatu kegiatan yang dapat

menumbuhkan dan meningkatkan sikap peduli sosial.

c. Peserta didik

Dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan peserta didik dapat memiliki

kesadaran yang tinggi untuk mengikuti secara aktif kegiatan pramuka karena

dengan adanya penelitian ini yang menunjukkan adanya pengaruh dari keaktifan

mengikuti kegiatan kepramukaan terhadap memunculkan atau menambah serta

menanamkan karakter peduli sosial sebagai perwujudan manusia sebagai

makhluk sosial.

F. Sistematika Pembahasan

Dalam hal ini penulis akan memberikan gambaran pokok yang akan diuraikan

secara rinci pada bab berikutnya. Adapun hasil dari kajian ini di tuangkan dalam bentuk

karya tulis ilmiah dengan sistematika pembahasan bab-bab yang membahas masalah

yang tertuang dalam rumusan masalah.

BAB I : Merupakan awal pembahasan yang terdiri dari : latar belakang masalah,

batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

Page 15: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

9

serta sistematika pembahasan menjadi akhir dari bab ini.

BAB II Kemudian dalam bab ini penulis membahas telaah hasil penelitian terdahulu,

landasn teori terkait pola pembinaan pramuka dan keaktifan pramuka serta

nilai karakter peduli sosial, lalu di dalamnya juga terdapat kerangka berpikir

dan pengajuan hipotesis.

BAB III Pada bab ini akan dijelaskan metode penelitian yang meliputi rancangan

penelitian, populasi dan sampel, instrument pengumpulab data, teknik

pengumpulan data, serta yang terakhir mengenai teknik analisis data.

BAB IV Di dalam bab ini dijelaskan perihal hasil penelitian serta gambaran umum

lokasi penelitian dan terakhir tentang interpretasi dan pembahasan.

BAB V Isi dari bab terakhir ini yaitu kesimpulan yang ditulis oleh peneliti dimana

harus secara konseptual dan harus terkait langsung dengan rumusan masalah

dan tujuan penelitian. Di dalam bab ini juga terdapat sub-bab saran dimana

peneliti diharuskan memberikan saran terkait penelitian yang ia lakukan.

Page 16: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

10

BAB II

TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU, LANDASAN TEORI, KERANGKA

BERPIKIR, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Telaah Hasil Penelitian Terdahulu

Penulis melakukan telaah hasil penelitian terdahulu yang ada relevansinya dengan

penelitian ini. adapun hasil temuan terdahulu adalah sebagai berikut:

1. Penelitian “Pengaruh Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Sikap Kepemimpinan

Siswa Kelas V Sd Se Gugus I Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Tahun Ajaran

2013/2014” yang disusun oleh Armia Arjun seorang mahasiswi Fakulltas Ilmu

Pendidikan di Universitas Negri Yogyakarta. Penelitian tersebut merupakan jenis

penelitian kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh yang positif antara

ekstrakurikuler kepramukaan terhadap sikap kepemimpinan dengan nilai pengaruh

sebesar 24%, koefisien korelasi yang terjadi antara ekstrakurikuler kepramukaan dengan

sikap kepemimpinan dalam penelitian sebesar 0.,490 dengan arah positif. rhitung 0,490

pada proporsi 0,00 < 0,05 maka hipotesis alternative penelitian tersebut diterima dan

hipotesis nihil ditolak. Berdasarkan analisis regresi yang dilakukan diperoleh konstan

sebesar 37,587.8

Persamaannya terdapat pada variabel penelitian, variabel X sama-sama menggunakan

esktrakurikuler pramuka dan teknik pengumpulan data sama-sama menggunakan angket

sedangkan perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut meneliti untuk mengetahui

pengaruh ekstrakurikuler kepramukaan terhadap sikap kepemimpinan siswa.

2. Penelitian “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Kurikulum 2013

Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Tahun Ajaran 2014/2015”

disusun oleh Nilawati Putri Ramdhani dari Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan di

8 Armia Arjun, “Pengaruh Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Sikap Kepemimpinan Siswa Kelas V Sd

Se Gugus I Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014,” (Skripsi, UNY, Yogyakarta, 2014),

67-68.

10

Page 17: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

11

Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada

pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum

2013 terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD N 04 Kemiri tahun ajaran 2014/2015.

Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, wawancara, dan

dokumentasi. Berdasarkan analisis data diperoleh taraf signifikansi 5% diperoleh rhitung

lebih besar dari rtabel yaitu 5,755 > 2,31549 dan koefisien determinasi sebesar 41,3%.

Kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam kurikulum 2013 memberikan sumbangan atau

pengaruh sebesar 41,3% terhadap kedisiplinan siswa kelas IV SD N 04 Kemiri tahun

ajaran 2014/2015.9

Penelitian tersebut terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang penulis

teliti, perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut meneliti untuk mengetahui

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Kurikulum 2013 Terhadap

Kedisiplinan Siswa jadi variabel x yang membedakan dengan penlitian yang akan diteliti

oleh sipeneliti sedangkan persamaannya adalah fokus penelitian pada ekstrakulikuler

pramuka dan teknik pengumpulan datanya sama-sama menggunakan angket.

3. Penelitian “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa

Belajar IPS Siswa.” disusun oleh Mas’ut. Mas’ut adalah Mahasiswa Pendidikan

Geografi IKIP Veteran Semarang. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh

yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler pramuka terhadap kedisiplinan IPS siswa

IPS SMP NURUL ULUM Karangtolo Genuk Semarang Tahun Pelajaran 2013/2014.

Dengan n=30 diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.533 rtabel 0,361. Tingkat

korelasi sebesar 28,40% hasil prosentase hipotesis sebesar 28,91%.

Penelitian tersebut terdapat perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang penulis

teliti, perbedaannya adalah dalam penelitian tersebut meneliti untuk mengetahui

9 Nilawati Putri Ramdhani, “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Kurikulum 2013

Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Tahun Ajaran 2014/2015,” (Skripsi, UMS, Surakarta,

2014), 54.

Page 18: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

12

Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Terhadap Kedisiplinan Siswa Belajar IPS

Siswa jadi variabel x yang membedakan dengan penlitian yang akan diteliti oleh peneliti

sedangkan persamaannya adalah fokus penelitian pada ekstrakulikuler pramuka dan

teknik pengumpulan datanya sama-sama menggunakan angket.

B. Landasan Teori

1. Pola Pembinaan Pramuka

Pola menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gambar yang dipakai untuk contoh,

sistem, cara kerja, bentuk atau struktur yang ditetapkan.10 Pola dapat disebut juga

gambaran awal atau rancangan yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu yang

biasanya tidak berubah atau bersifat tetap. Pola dapat disebut juga dengan suatu

ketetapan atau dasar yang digunakan dalam bertindak. Jadi dapat disimpulkan bahwa

pola adalah gambaran dasar dari bagaimana suatu tindakan akan dilakukan dan dianut

selama pelaksanakan tindakan atau kegiatan tersebut.

Pembinaan merupakan bentuk kata imbuan dari kata dasar bina yang

mendapatkan awalan pem- dan akhiran -an. Kata bina menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah membangun, mendirikan secara bersama-sama, dan mengusahakan

supaya lebih baik. Sedangkan kata pembinaan adalah proses atau cara, usaha, tindakan

perbuatan membina yang dilakukan oleh pembina (seseorang yang melakukan

pembinaan) dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperroleh

hasil yang lebih baik.11

Dari dua pengertian yang disampaikan diatas maka dapat diambil kesimpulan

bahwa pola pembinaan pramuka adalah gambaran dasar dari bagaimana suatu tindakan

dilaksanakan berikut didalamnya proses, cara, usaha atau tindakan yang dilakukan oleh

sorang pembina pramuka yang mana kegiatan tersebut dilakukan secara efisien dan

10 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), dalam KBBI Kemendikbud.go.id/entri/pola. Diakses pada 06

Februari 2020. 11 Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), dalam KBBI Kemendikbud.go.id/entri/bina. Diakses pada 06

Februari 2020.

Page 19: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

13

efektif untuk memperoleh hasil lebih baik. Dengan kata lain, secara sederhana pola

pembinaan pramuka adalah cara atau proses yang dilaksanakan oleh pembina sebagai

pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembinaan pramuka.

a. Pembinaan Pramuka Penggalang

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa pola pembinaan pramuka itu

dilaksanakan oleh pembina, dalam dalam pramuka kegiatan membina pramuka

adalah kegiatan memperkenalkan, menumbuhkan, membimbing dan

mengembangkan:

1) Kepribadian (kualitas nilai)

2) Pengetahuan dan ketetampilan

3) Minat, keiinginan, bakat serta kemampuan peserta didik sehingga menjadi

manusia yang kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.

Pembina pramuka adalah anggota dewassa yang memiliki komitmen tinggi

terhadap prinsip-prinsip dalam pendidikan kepramukaan, secara sukarela bergiat

dengan peserta didik, sebagai mitra yang peduli terhadap kebutuhan peserta didik,

dengan penuh kesabaran memotivasi, membimbing membantu serta memfasilitasi

kegiatan pembinaan peserta didik.12 tugas seorang pembina pramuka adalah:

1) Memberikan pembinaan agar peserta didik menjadi manusia berkepribadian,

berwatak, dan berbudi pekerti luhur serta warga negara republik indinesia yang

berjiwa pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia

serta menjadi warga masyarakat yang baik dan berguna.

2) Merapkan prinsip dasar pendidikan kepramukaan, metode pendidika

kepramukaan, kiasan dasar dan sistem among dalam proses pembinaan

3) Memberi pengayaan dengan mengikuti perkembangan sehingga kegiatan

kepramukaan bernuansa kekinian, bermanfaat bagi peserta didik dan

12 Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (Jakarta: Kuartir Nasional Gerakan Pramuka, 2011), 66.

Page 20: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

14

masyarakat lingkungannya, serta tetap pada koridor ketaatan terhadap kode

kehormatan pramuka.

4) Menghidupkan dan membesarkan gugus depan dengan selalu memelihara kerja

sama dengan baik dengan orang tua/wali pramuka dan masyarakat.13

Dalam melaksanakan pembinaan seorang pembina pramuka haruslah

mengetahui karakteristik dari peserta didik sehingga kegiatan yang dilaksanakan

dapat efektif dan efisien sehingga dapat mencapai tujuan dari gerakan pramuka.

Selain itu pembinaan pramuka harus disesuaikan dengan tugas perkembangan pada

tiap-tiap usia atau tingkatan dalam gerakan pramuka.

Pada golongan penggalang Pembina pramuka berperan sebagai pemrakarsa

untuk menimbulkan daya kreasi, membangkitkan dorongan semangat, motivasi dan

membangun kemauan lebih besar dengan semboyan ing madyo mangun karso,

disini porsinya lebih tinggi dibandingakan pada tingkatan yang lain, karena pada

tingkatan ini adalah usia dimana peserta didik mengalami masa dimana daya

terampil dan inovasi serta imajinasi paling tinggi, paling kaya dan aling fariatif

dibandingkan dengan tingkatan lainnya. Maka pembina pramuka harus lebih hebat

dalam melaksanakan pembinaan pada tingkatan penggalang ini.

2. Keaktifan

a. Pengertian Keaktifan

Secara harfiah keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti sibuk, giat.14 Aktif

mendapat akawan ke- dan akhiran –an, sehingga menjadi kegiatan atau kesibukan.15

Menurut Rosyad Syaleh, keaktifan adalah suatu kegiatan atau kesibukan yang

dilakukan dengan sadar, sengaja serta mengandung suatu maksud tertentu.16

Dalam pembelajaran keaktifan dipengaruhi beberapa faktor yaitu:

13 Ibid., 14 Poerwadarminto, Kamus Besar..., 17. 15 Ibid., 26. 16 Rosyad Syaleh, Manajemen Dakwah Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), 20.

Page 21: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

15

1) Memberikan motivasi atau menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka

berperan aktif dalam pembelajaran;

2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar peserta didik;

3) Meningkatkan kompetensi belajar peserta didik;

4) Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari;

5) Memberikan stimulus (masalah, topik, masalah konsep yang akan dipelajari;

6) Memunculkan aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran;

7) Memberikan umpan balik;

8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik berupa tes sehingga

kemampuan peserta didik dapat terpantau dan terukur;

9) Menyimpulkan setiap materi diakhir pembelajaran.17

Bentuk-bentuk keaktifan antara lain:

1) Visual activities, seperti membaca, demonstrasi, percobaan dan sebagainya.

2) Oral activties, seperti menerangkan, memberi saran, mendengarkan pendapat,

diskusi, dan sebagainya.

3) Listening activities, seperti mendengarkan pidato, ceramah, percakapan, diskusi,

dan sebagainya.

4) Writing activities, seperti menulis laporan, karangan, angket, menyalin, dan

sebagainya.

5) Drawing activities, seperti menggambar, memuat grafik, peta, dan sebagainya.

6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, mereparasi mode, memelihara

binatang, dan sebagainya.

7) Mental activities, sepert menangkap, mengingat, memecahkan soal,

menganalisa, mengambil keputusan, dan sebagainya.

17 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mula, 2006), 200.

Page 22: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

16

8) Emotional activities, seperti menaruh minat, berani, tenang, kagum,dan

sebagainya.18

Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

keaktifan atau partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi serta fisik anggota

dalam memberikan inisiatif terhadap kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh

organisasi serta mendukung pencapaian tujuan dan tanggung jawab atas

keterlibatannya.

Unsur-unsur keaktifan atau partisipasi diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Keterlibatan anggota dengan segala kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi.

2) Kemauan anggota untuk berinisiatif dan berkreasi dalam kegiatan kegiatan yang

dilancarkan oleh organisasi.

3) Adanya kesadaran dari anggota kelompok.

4) Tidak ada unsur paksaan.

5) Anggota merasa ikut memiliki

Partisipasi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler pramuka sangat penting

bagi pengembangan program ekstrakurikuler yang dibuat oleh sekolah. Kepala

sekolah sebagai administrator sekolah agar dapat menilai secara periodik tentang

kemanfaatan program bagi siswa serta perubahan dan perbaikan program kegiatan

murid tersebut.19

Parisipasi masing-masing siswa dalam suatu kegiatan ekstrakurikuler

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dalam usaha maupun

carauntuk mencapai yang diharakapkan. Keaktifan mengikuti pramuka pada intinya

terdiri atas:

a. Mendatangi pertemuan.

b. Melibatkan diri dalam diskusi.

18 Ibis., 35. 19 B. Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Jakarta: PT Renika Cipta, 2009), 280.

Page 23: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

17

c. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses partisipasi, misalnya:

mengikuti kegiatan yang dilaksanakan.

d. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatakan pendapat

atau masalah, misalnya tujuan yang harus dicapai oleh kelompok, cara

mencapai tujuan.

e. Ikut serta memanfaatkan hasil program.20

b. Pramuka

Pramuka adalah gerakan yang semula bernama kepanduan. Secara umum

pramuka didirikan dengan tujuan untuk mengembangkan akhlak dan

kewarganegaraan yang baik pada anak-anak.21 Di Indonesia gerakan pramuka

adalah nama organisasi yang merupakan suatu wadah proses pendidikan

kepramukaan. Sedang Agus Widodo HS menjelaskan bahwa gerakan pramuka

adalah gerakan kepanduan nasional Indonesia yang merupakan organisasi

pendidikan yang keanggotaannya bersifat suka rela, tidak membedakan suku, ras,

golongan dan agama.22 Jadi pramuka adalah organisasi pendidikan kepanduan di

Indonesia yang bertujuan mengembangkan akhlak dan kewarganegaraan yang baik

pada anak-anak dan keanggotaannya bersifat suka rela, tidak membedakan suku, ras,

golongan dan agama.

Adapun tujuan gerakan pramuka di Indonesia sesuai dengan Keputusan

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009 tentang Anggaran

Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah terwujudnya kaum muda Indonesia

yang dipersiapkan menjadi :

1) Manusia yang berwatak, berkepribadian, berakhlak mulia, tinggi kecerdasan

dan ketrampilannya serta sehat jasmaninya;

20 Ibid., 300-301. 21 Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990), 615. 22 Agus Widodo HS, Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pembina

Pramuka, (Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY, 2003), 25.

Page 24: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

18

2) Warga Negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan

Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,

yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama

bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian

terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik tingkat lokal, nasional

maupun internasional.23

Dari rumusan tujuan Gerakan Pramuka tersebut, dapat diketahuai dengan

jelas bahwa Gerakan Pramuka benar-benar berusaha membina anak-anak dan

pemuda Indonesia sesuai dengan keyakinan yang berdasarkan Pancasila, dengan

jalan menjadikan anak-anak dan pemuda Indonesia sebagai makhluk Tuhan Yang

Maha Esa dengan kesadaran untuk mengemban kodratnya sebagai makhluk pribadi

dan makhluk sosial Sedangkan fungsi dari gerakan pramuka adalah : “Sebagai

lembaga pendidikan nonformal, di luar sekolah dan di luar keluarga serta sebagai

wadah pembinaan dan pengembangan kaum muda, berlandaskan Prinsip Dasar

Kepramukaan yang dilakukan melalui Metode Kepramukaan, bersendikan Sistem

Among yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan

perkembangan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia.”24

Di dalam pramuka ada tiga tingkatan kelompok atau devisi, yang

pembagiannya ditentukan berdasarkan umur pengikut, yaitu :

1) kelompok atau devisi siaga adalah kelompok pengikut yang berusia 8 sampai 1

tahun,

2) kelompok atau devisi penggalang adalah kelompok pengikut yang berusia 12

hingga 15 tahun dan,

3) kelompok atau devisi penegak adalah kelompok pengikut yang berusia di atas

15 tahun. Sedang pimpinannya disebut Pembina.

23 Pramuka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, 2009), 26. 24 Ibid., 26.

Page 25: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

19

3. Nilai Karakter Peduli Sosial

a. Pengertian Nilai-Nilai dan Pendidikan Karakter

Indonesia memiliki budaya yang didalamnya terdapat nilai-nilai luhur

sebagai sumber dalam mendidik generasi penerusnya. Nilai-nilai luhur tersebut

dikembangakan dalam pendidikan formal dan nonformal. Nilai-nilai utama yang

akan dikembangkan dalam budaya satuan pendidikan formal dan nonformal, yaitu

jujur, tanggung jawab, cerdas, sehat dan bersih, peduli, kreatif, dan gotong royong.25

Terdapat 16 nilai-nilai dasar target pendidikan karakter yaitu taat beribadah, jujur

bertanggungjawab, disiplin, memiliki etos kerja, mandiri, sinergis, kritis, kreatif dan

inovatif, visioner, kasih sayang dan peduli, ikhlas, adil, sederhana nasionalisme dan

internasionalisme.

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter yang ditanamkan pada peserta didik

dapat diambil dari empat sumber. Menurut Said Hamid Hasan nilai-nilai yang

dikembangkan dalam pendidikan karakater di Indonesia diidentifikasi berasal dari

empat sumber, yaitu:26

1) Agama, masyarakat Indonesia merupakan masyarakat beragama, kehidupan

individu, masyarakat, dan bangsa selalu didasari ajaran agama dan kepercayaan.

Oleh karena itu, nilai-nilai pendidikan karakter harus didasari nilai-nilai dan

kaidah yang berasal dari agama.

2) Pancasila, Negara Kesatuan Republik Indonesia ditegakkan atas prinsip-prinsip

kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang disebut Pancasila. Pancasila

terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang dijabarkan lebih

lanjut ke dalam pasal-pasal yang terdapat dalam UUD 1945. Nilai-nilai yang

25 Muchlas Samani dan Hariyanto, Pendidikan Karakter: Konsep dan Model (Bandung: PT Remaja Rosda

Karya, 2011), 51. 26 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), 74.

Page 26: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

20

terkandung dalam pancasila menjadi nilai-nilai yang mengatur berbagai

kehidupan politik, hukum, ekonomi, ke-masyarakatan, kebudayaan, dan seni.

3) Budaya, manusia hidup bermasyarakat selalu didasari oleh nilai-nilai budaya

yang belaku di masyarakat tersebut. Nilai budaya dijadikan dasar dalam

pemberian makna terhadap suatu konsep dan arti dalam berkomunikasi antar

anggota masyarakat. Budaya begitu penting yang mengharuskan budaya

menjadi sumber nilai dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa.

4) Tujuan Pendidikan Nasional, memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus

dimiliki warga negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional

adalah sumber yang paling operasional dala pengambangan pendidikan budaya

dan karakter bangsa.27

Berdasarkan keempat sumber nilai tersebut, dapat dirumuskan sejumlah

nilai untuk pendidikan karakter di Indonesia yang meliputi nilai religius, jujur,

toleransi, kedisiplinan, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu,

semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif,

cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, serta tanggung

jawab.

Menurut Zamroni, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum

Kementrian Pendidikan Nasional telah merumuskan materi pendidikan karakter

yang mencakup aspek-aspek sebagai berikut:28

1) Religius: sikap dan perilaku patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, serta hidup rukun

dengan pemeluk agama lain.

27 Ibid,. 28 Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik (Yogyakarta: UNY Press,

2011), 168-170.

Page 27: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

21

2) Jujur: perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3) Toleransi: sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

4) Disiplin: tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5) Kerja Keras: perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam

mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas

dengan sebaik-baiknya.

6) Kreatif: berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari apa yang telah dimiliki.

7) Mandiri: sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas.

8) Demokratis: cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban dirinya dan orang lain.

9) Rasa Ingin Tahu: sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

10) Semangat Kebangsaan: cara berpikir, bertindak, dan wawasan yang

menempatkan kepentingan bangsai dan negara diatas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11) Cinta Tanah Air: cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi tehadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsanya

12) Menghargai Prestasi: sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk

menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, dan

menghormati keberhasilan orang lain.

Page 28: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

22

13) Bersahabat dan Komunikatif: tindakan yang memperlihatkan rasa senang

berbicara, bergaul, dan bekerjasama dengan orang lain.

14) Cinta Damai: sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain

merasa senang dan aman atas kehadirannya.

15) Gemar Membaca: kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

bacaan yang memberikan kebajikan baginya

16) Peduli Lingkungan: sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

keruskan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-

upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17) Peduli Sosial: sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan bagi orang

lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18) Tanggung Jawab: sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendir, masyarakat,

lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Dari delapan belas nilai tersebut, penulis mengambil nilai karakter pedui

sosial sebagai variable dependen karena melihat perkembangan zaman sekarang

yang semakin hedonis dan individualis. Oleh karena itu kepedulian sosial

merupakan nilai penting untuk ditanamkan pada diri siswa sejak dini sehingga

diharapkan akan menjadi kebiasaan anak sampai dewasa dan diwujudkan dalam

berkehidupan sehari-hari.

b. Peduli Sosial

Manusia merupakan makhluk yang tidak mungkin bisa memisahkan

hidupnya dengan manusia lain. Setiap manusia pasti mempunyai kepentingan antara

yang satu dengan yang lain, sehingga akan tercipta interaksi antar keduanya. Oleh

sebab itu manusia disebut sebagai makhluk sosial. Menurut Buchari Alma, makhluk

sosial berarti bahwa hidup menyendiri tetapi sebagian besar hidupnya saling

Page 29: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

23

ketergantungan, yang pada akhirnya akan tercapai keseimbangan relatif.29 Manusia

sebagai makhluk sosial (homo socialis) tidak hanya mengandalkan kekuatan sendiri,

tetapi membutuhkan manusia lain dalam beberapa hal. Untuk itu manusia harus

memiliki kesadaran sosial. Kesadaran sosial merupakan kemampuan untuk

memahami arti dari situasi sosial. Sehingga nantinya manusia dalam berinteraksi

akan saling menghormati, mengasihi, serta peduli terhadap berbagai macam keadaan

di sekitarnya.30

Manusia yang mempunyai kesadaran sosial yang tinggi akan memiliki sikap

kasih sayang dan perasaan empati terhadap suatu hal yang dialami orang lain.

Empati didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk dapat merasakan

perasaan orang lain atau perasaan seseorang yang mampu merasakan dan

memahami perasaan orang lain.31 Empati membantu seseorang untuk merasakan apa

yang dirasakan orang lain. Lebih lanjut dengan adanya rasa empati tersebut, akan

tumbuh perasaan untuk peduli tehadap sesame, bukan bermaksud mencampuri

urusan orang lain, akan tetapi lebih pada membantu menyelesaikan masalah yang

dihadapi orang lain.

Menurut Kemendiknas, peduli sosial adalah sikap dan tindakan yang selalu

ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.32 Hal

senada disampaikan Darmiyati Zuchdi menjelaskan bahwa peduli sosial merupakan

sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada masyarakat yang

membutuhkan.33

29 Buchori Alma, Pembelajaran Studi Sosial (Bandung: Alfabeta, 2010), 201. 30 Hera Lestari Malik, Agus Taufik & Puji Lestari Prianti, Pendidikan Anak SD (Jakarta: Universitas

Terbuka, 2008), 23. 31 Darmiyati Zuchdi, Zuhdan Kun Prasetyo, dan Muhsinantun Siasah Masruri , Panduan Implementasi

Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam Pembelajaran dan Pengembangan Kultur Sekolah (Yogyakarta: UNY

Press, 2012). 4. 32 Kementerian Pendidikan Nasional, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa Pedoman

Sekolah (Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010), 29. 33 Darmiyati Zuchdi, Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik…., 170.

Page 30: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

24

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa peduli sosial merupakan

sikap yang tumbuh dari interaksi manusia yang memiliki rasa kasih sayang dan

empati sehingga manusia itu mempunyai kesadaran untuk membantu orang lain

yang membutuhkan.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Uma Sekaran, kerangka berfikir adalah model konseptual tentan bagaimana

teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidenifikasi sebagai masalah yang

penting.34 Berdasarkan landasan teori dan telaah pustaka di atas, maka kerangka berfikir

dalam penelitian ini adalah:

Variabel Independen (X1) : Pola Pembinaan

Variabel Independen (X2) : Keaktifan Mengikuti Kegiatan Pramuka

Variabel Dependen (Y) : Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa

Kegiatan ektrakulikuler Pramuka adalah suatu ektrakulikuler yang memiliki kode

kehormatan yakni suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam anggota gerakan pramuka

merupakan ukuran tingkah laku anggota pramuka. Jika para peserta didik yang telah

mengikuti pendidikan kepramukaan dan mereka mendapatkan pembinaan yang baik lalu

mereka merealisasikannya dalam kehidupan sehari-hari sesuai kode kehormatan pramuka

peserta akan memiliki karakter dalam diri yang baik.

Salah satu karakter yang didapat dalam ektrakulikuler pramuka adalah peduli

sosial dimana terdapat dalam dasadharma kedua yakni cinta alam dan kasih saying

34 Sugiono, Metodologi Penelitian Pendidkan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2006),

91.

X1

X2

Y

Page 31: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

25

sesama manusia. Jika kita lihat dari sudut pandang sekarang sudah semakin

memprihatinkan karena kurangnya pemahaman siswa tentang niali-nilai karakter yang

terdapat di dalam kegiatan ektrakulikuler Pramuka ditambah lebih banyak anggota yang

pasif dan tidak ikut sama sekali dalam kegiatan ektrakulikuler pramuka yang

mengakibatkan siswa tidak memahami nilai-nilai karakter yang ada didalam kegiatan

ektrakulikuler pramuka.

Maka dari hal yang sudah dijelaskan diatas, dapat ditarik kembali bahwa jika pola

pembinaan pramuka dan keaktifan mengikuti pramuka di MTs Plus Al-Hadi itu baik

maka peningkatan nilai karakter peduli sosial terhadap siswa juga dapat dikatakan baik.

Begitupun sebaliknya, jika pola pembinaan pramuka dan keaktifan mengikuti pramuka di

MTs Plus Al-Hadi itu kurang maka peningkatan nilai karakter peduli sosial terhadap

siswa juga dapat dikatakan buruk.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesa berasal dari kata hypo yang berarti “kurang dari”, dan thesis yang berarti

“pendapat”. Hipotesis merupakan suatu kesimpulan atau pendapat yang masih harus

dibuktikan.35 Hipotesis juga diartikan merupakan dugaan yang mungkin benar, atau mungin

salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan diterima jika fakta-fakta

membenarkannya.

Untuk memudahkan jalan bagi peneliti ini, penulis mengajukan hipotesa yang

nantinya akan diuji kebenarannya. hipotesa tesebut adalah sebagai berikut:

H1 : Ada Pengaruh Antara Pola Pembinaan Terhadap Peningkatan Nilai Karakter

Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

H1 : Ada Pengaruh Antara Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap Peningkatan

Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro

Tahun 2019/2020.

35Tukiran Taniredja, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar) (Bandung: Alfabeta, 2012), 24.

Page 32: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

26

H1 : Ada Pengaruh Antara Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka

Terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi

Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

H0 : Tidak Ada Pengaruh Antara Pola Pembinaan Terhadap Peningkatan Nilai

Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun

2019/2020.

H0 : Tidak Ada Pengaruh Antara Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro Tahun 2019/2020.

H0 : Tidak Ada Pengaruh Antara Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka

Terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi

Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

Page 33: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah rencana atau struktur penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga kita dapat memperoleh jawaban atas permasalahan-permasalahan

penelitian. Rancangan peneltian bertujuan memberi pertanggungjawaban terhadap semua

langkah yang akan diambil.36 Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang

datanya berupa angka-angka, untuk menganalisis data yang terkumpul menggunakan analisis

regresi berganda yaitu untuk mengetahui apakah seluruh variable atau independen yang ada

dalam model mempunyai pengaruh yang nyata terhadap variable terikat atau dependennya.37

Dalam rancangan ini peneliti menggali sejumlah fakta data atau fakta-fakta yang ada

di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro dengan teknik pengumpulan data dokumentasi

dan angket dengan menyebar lembaran pertanyaan atau pernyataan yang akan diisi oleh

siswa anggota Pramuka MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro.

Rancangan penelitan ini, peneliti mengambil tiga variael, yaiu variabel bebas

(Independent) yang terdiri dari dua variable dan variabel terikat (Dependent) yaitu:38

1. Pola Pembinaan Pramuka (X1) dan Keaktifan mengikuti kegiatan pramuka (X2) sebagai

variabel bebas (independent) yang menjadi sebuah perubahan atau timbulnya variabel

dependen (nilai karakter peduli sosial).

2. Nilai Karakter Peduli Sosial (Y) sebagai variabel terikat (dependent) adalah vaiabel yan

mempengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

36 Margono, Metode PenelitianPendidikan (Jakarta: Rineka Cipta 2009), 100. 37 Andhita Dessy Wulandari, Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan Menggunakan

SPSS (Yogyakarta: STAIN Po Press, 2012), 127. 38 Zainal Arifin, Penelitian Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 187.

27

Page 34: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

28

Dengan demikian rancangan penelitian kami ialah sebagai berikut:

Keterangan:

X1 : Pola Pembinaan

X2 : Keaktifan Mengikuti Pramuka

Y : Nilai Karakter Peduli sosial

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti baik berupa orang, benda,

kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.39 Sedangkan menurut Sugiyono, populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.40 Sesuai dengan definisi di atas, maka yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa MTs Plus Al-hadi Padangan

Bojonegoro yang menjadi anggota Pramuka tahun 2020 yang keseluruhan berjumlah 71

anggota.

2. Sampel

Sampel adalah kumpulan dari unsur atau individu yang merupakan bagian dari

populasi. Pengambilan sampel dilakukan karena adanya keterbatasan dana, waktu, dan

tenaga yang dimiliki oleh peneliti, biasanya pada penelitian dengan jumlah populasi

39 Ibid, 215. 40 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D…., 117.

X1

X2

Y

Page 35: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

29

besar. Apabila peneliti dapat menjangkau seluruh populasi maka tidak pelu dilakukan

pengambilan sampel.41

Menurut Suharsimi, apabila subyeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil

semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah

subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25%.42 Karena subjek dalam

penelitian ini adalah siswa MTs Plus Al-Hadi yang aktif mengikuti kegiatan pramuka,

serta jumlah kurang dari 100 orang, yakni sejumlah 71 anggota, maka penulis

menetapkan sampel sebanyak 100% dari semua siswa. Sehingga teknik sampling yang

digunakan adalah sampel populasi (Populasi Sampling) yaitu semua populasi berhak jadi

sampel.43

C. Instrumen Pengumpulan Data

Pada umumnya penelitian akan berhasil apabila banyak menggunakan instrument,

sebab data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian (masalah) dan menguji

hipotesis diperoleh melalui instrumen. Instrumen sebagai alat pengumpulan data harus benar-

benar dirancang dan dibuat sedemikan rupa, sehingga menghasilkan data empiris

sebagaimana adanya.44

Adapun data yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian ini adalah:

1. Data tentang keaktifan mengikuti kegiatan pramuka siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro

2. Data tentang pola pembinaan Pramuka di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro

3. Data tentang peningkatan nilai karakter peduli sosial siswa di MTs Plus Al-Hadi

Padangan Bojonegoro

41Andhita Dessy Wulansari, Aplikasi Statistika Parametrik Dalam Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Felicha,

2016), 9. 42 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), 94-95. 43 Ibid., 134. 44 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 166.

Page 36: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

30

Adapun instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel di bawah

ini:

Tabel 3.1

Instrumen Pengumpulan Data

Judul Variabel Sub

Variabel Indikator Subjek Teknik

No.

Angket

PENGARU

H POLA

PEMBINAA

N DAN

KEAKTIFA

N

MENGIKUT

I

PRAMUKA

TERHADAP

PENINGKA

TAN NILAI

KARAKTE

R PEDULI

SOSIAL

SISWA

MTS PLUS

AL-HADI

PADANGA

N

BOJONEGO

RO TAHUN

2019/2020

Pola

Pembinaan

(X1)

1. Memberi

kan

pembina

an

2. Menerap

kan

prinsip

dasar

pramuka

3. Mengiku

ti

perkemb

angan

pramuka

1. Memberikan

Pembinaan

Kepribadian

2. Memberikan

hari tatap muka

3. Memberikan

pembinaan

dalam kegiatan

pramuka

4. Pembina

memberikan

arahan

1. Menerapkan

Prinsip dasar

Pembinaan

2. Memberikan

perencanaan

pramuka

3. Pembina

melatih

kecakapan

sesuai dasar

pramuka

1. Memberi

Pengembangan

Pendidikan

Kepramukaan

2. Mengenalkan

hal-hal baru

terkait

informasi yang

berkembang

sekarang

3. Melaksanakan

kegiatan

kepramukaan

yang

dihubungkan

Anggota

Pramuka

Angket 1, 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8,

9, 10, 12,

13, 14,

15, 16,

17, 18, 19

(Positif)

11

(Negatif)

Page 37: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

31

4. Memelih

ara

kerjasam

a gugus

dengan hal

yang terjadi

saat ini

1. Memelihara

Kerjasama

dengan Baik

pada Orang Tua

dan Masyarakat

2. Kreatif dan

Inovatif dalam

Mendidik

Keaktifan

Mengikuti

Pramuka

(X2)

1. Bentuk-

Bentuk

Keaktifa

2. Keaktifa

n

Mengiku

ti

Pramuka

1. Mendatangi

pertemuan.

2. Melibatkan diri

dalam diskusi.

3. Melibatkan diri

dalam aspek

organisasi dari

proses

partisipasi

4. Mengambil

bagian dalam

proses

keputusan

dengan cara

menyatakan

pendapat atau

masalah,

misalnya tujuan

yang harus

dicapai oleh

kelompok, cara

mencapai

tujuan.

5. Ikut serta

memanfaatkan

hasil program

Anggota

Pramuka

Angket 20, 21,

22, 24,

25, 27,

28, 29,

30, 31,

32, 33,

34, 35, 37

(Positif)

23, 26

(Negatif)

Nilai

Karakter

Peduli

Sosial (Y)

1. Nilai

Karakter

Peduli

Sosial

1. Memiliki Rasa

Peduli

Terhadap

sesama

2. Memiliki rasa

empati

3. Memiliki rasa

simpati

4. Memiliki rasa

ingin menolong

5. Memiliki

Anggota

Pramuka

Angket 38, 39,

41, 42,

45, 46,

47, 48,

49, 51,

52, 53,

55, 56,

57, 58,

59, 62,

63, 65,

66, 67,

Page 38: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

32

keinginan untuk

gotong royong

6. Memiliki sikap

toleransi

7. Sikap sopan

santun

68, 70,

71, 73

(Positif)

36, 40,

43, 44,

50, 54,

60, 61,

64, 69, 72

(Negatif)

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Angket

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.45

Dalam penelitian ini, angket yang berupa pernyataan-pernyataan dimana hal ini

digunakan untuk memeroleh data pola pembinaan pramuka, keaktifan mengikuti

pramuka serta nilai karakter peduli sosial siswa. Adapun pelaksanaannya, seluruh

anggota yang aktif dalam kegiatan pramuka dikumpulkan menjadi satu dan dibagikan

angket untuk masing-masing anggota. Peneliti memberikan arahan dan penjelasan

bagaimana cara mengisi angket tersebut, seluruh responden diharuskan mengisi angket

sesuai dengan keadaan dan kondisi yang sebenarnya.

Skala yang digunakan adalah Likert yaitu skala yang digunakan untuk mengukur

sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang fenomena sosial.46

Adapun pengumpulan data menggunakan angket yang mengacu pada skala Likert

dengan skor sebagai berikut:

45 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D…, 199. 46 Ibid., 134.

Page 39: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

33

Tabel 3.2

Skala Likert

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Pilihan Keterangan Skor Pilihan Keterangan Skor

SL Selalu 4 SL Selalu 1

S Sering 3 S Sering 2

KK Kadang-

Kadang

2 KK Kadang-

Kadang

3

TP Tidak

Pernah

1 TP Tidak

Pernah

4

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis,

seperti arsip-arsip termasuk buku-buku pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan

lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.47 Teknik ini biasanya digunakan

untuk mendapatkan data-data tentang identitas sekolah, visi, misi, tujuan, struktur

organisasi, sejarah bedirinya lembaga sekolahan, dan sarana prasarana lembaga Sekolah.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Disini peneliti

melakukan dua langkah teknik analisis data, yaitu analisis data pra penelitian dan analisis

data dalam penelitian. Adapun penjelasan dari kedua analisis data diatas sebagai berikut:

1. Pra Penelitian

a. Uji Validitas

Menurut Suharsimi, validitas adalah suatu ukuran yang menujukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid

47 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, 181.

Page 40: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

34

apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur.48 Artinya instrumen itu dapat

mengungkap data dari variabel yang dikaji secara tepat. Instrumen yang valid atau

shahih memiliki validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti

memiliki validitas rendah.49

Instrumen dalam suatu penelitian perlu diuji validitas dan reliabilitasnya.

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapat data

(mengukur) itu valid.Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur.50 Jadi, validitas instrumen mengarah pada

ketepatan instrumen dalam fungsi sebagai alat ukur. Adapun cara menghitungnya

yaitu dengan menggunakan korelasi product moment dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦=

𝑁 ∑ 𝑥𝑦 –(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)

√ {𝑁 ∑ 2 –(∑ 𝑥)2𝑥 } {𝑁 ∑ 2 –(∑ 𝑦)2

𝑦 }

rxy = Angka indeks korelasi product moment

∑x = Jumlah seluruh nilai x

∑y = Jumlah seluruh nilai y

∑xy = Jumlah perkalian antara nilai x dan nilai y

N = Number of cases

Dengan cara yang sama didapatkan koefisien korelasi untuk item pertanyaan yang

lain. Setelah itu, untuk mendapatkan informasi kevalidanya, masing-masing nilai rxy

dibandingkan dengan nilai rtabel. Apabila nilai rxy > rtabel, maka item pertanyaan

dinyatakan valid.

48 Ibid., 121. 49 Tukiran, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), 134. 50 Ibid.,3 121.

Page 41: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

35

Hasil perhitungan validitas item keseluruhan variable dalam penelitian ini secara

detail dapat dilihat pada lampiran. Kemudian hasil dari perhitungan tersebut dapat

disimpulkan dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Uji Validitas Pola Pembinaan

Butir Item rtabel rhitung Keterangan

1 0,244 0,487 Valid

2 0,244 0,425 Valid

3 0,244 0,440 Valid

4 0,244 0,623 Valid

5 0,244 0,506 Valid

6 0,244 0,459 Valid

7 0,244 0,534 Valid

8 0,244 0,605 Valid

9 0,244 0,531 Valid

10 0,244 0,416 Valid

11 0,244 -0,134 Tidak Valid

12 0,244 0,461 Valid

13 0,244 0,242 Tidak Valid

14 0,244 0,538 Valid

15 0,244 0,419 Valid

16 0,244 0,579 Valid

17 0,244 0,426 Valid

18 0,244 0,354 Valid

19 0,244 0,153 Tidak Valid

Page 42: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

36

Tabel 3.4

Rekapitulasi Uji Validitas Keaktifan Mengikuti Pramuka

Butir Item rtabel rhitung Keterangan

1 0,244 0,629 Valid

2 0,244 0,638 Valid

3 0,244 0,471 Valid

4 0,244 0,396 Valid

5 0,244 0,512 Valid

6 0,244 0,479 Valid

7 0,244 0,146 Tidak Valid

8 0,244 0,419 Valid

9 0,244 0,505 Valid

10 0,244 0,540 Valid

11 0,244 0,403 Valid

12 0,244 0,570 Valid

13 0,244 0,479 Valid

14 0,244 0,471 Valid

15 0,244 0,664 Valid

16 0,244 0,403 Valid

17 0,244 0,383 Valid

Tabel 3.5

Rekapitulasi Uji Validitas Nilai Karakter Peduli Sosial

Butir Item rtabel rhitung Keterangan

1 0,244 0,168 Tidak Valid

2 0,244 0,244 Valid

3 0,244 0,244 Valid

4 0,244 0,279 Valid

5 0,244 0,343 Valid

Page 43: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

37

6 0,244 0,444 Valid

7 0,244 0,341 Valid

8 0,244 0,344 Valid

9 0,244 0,484 Valid

10 0,244 0,665 Valid

11 0,244 0,555 Valid

12 0,244 0,426 Valid

13 0,244 0,575 Valid

14 0,244 0,094 Tidak Valid

15 0,244 0,506 Valid

16 0,244 0,603 Valid

17 0,244 0,523 Valid

18 0,244 0,484 Valid

19 0,244 0,307 Valid

20 0,244 0,395 Valid

21 0,244 0,236 Tidak Valid

22 0,244 0,463 Valid

23 0,244 0,444 Valid

24 0,244 0,358 Valid

25 0,244 0,026 Tidak Valid

26 0,244 0,534 Valid

27 0,244 0,570 Valid

28 0,244 0,480 Valid

29 0,244 0,497 Valid

30 0,244 0,659 Valid

31 0,244 0,598 Valid

32 0,244 0,560 Valid

33 0,244 0,266 Valid

34 0,244 0,628 Valid

Page 44: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

38

35 0,244 0,360 Valid

36 0,244 0,459 Valid

37 0,244 0,586 Valid

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan alat dalam mengukur apa yang diukur.51

Artinya kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang

relatif sama. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten

cermat dan akurat. Jadi uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya.

Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam bebrapa kali

pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subyek yang homogen diperoleh hasil

yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum

berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap adanya

perbedaan-perbedaan kecil diantara hasil beberapa kali pengukuran. Dalam

penelitian ini untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dapat digunakan dengan

rumus alpha cronbach.52

𝑟 = 𝑘

𝑘 − 1 (1 −

∑ 𝜎𝑖2

𝜎2

Keterangan:

r = koefisien reabilitas yang dicari

k = Jumlah butir pertanyaan

𝜎𝑖2 = varians (butir-butir soal)

𝜎2 = varians skor tes

51 Arief Furchan, Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), 295. 52 Syofian Siregar, Statistik Parametrik unt uk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan

Manual Dan Aplikasi SPSS Versi 22 Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara. 2014), 85-90.

Page 45: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

39

Tabel 3.6

Rekapitulasi Uji Reliabilitas Variabel

Variabel r11 rtabel Keterangan

Pola Pembinaan 0,745 0,235 Reliabel

Keaktifan Mengikuti Pramuka 0,780 0,235 Reliabel

Nilai Karakter Peduli Sosial 0,870 0,235 Reliabel

2. Dalam Penelitian

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kormogorov–

Smirnov (KS) yang dihitung dengan aplikasi SPSS versi 21 pada taraf

signifikansi 5%. Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas yaitu

jika > 0,05 maka data normal dan jika < 0,05 maka data tidak normal.

Untuk proses perhitungan data penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi

22.

2) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan penganggu pada periode sebelumnya (t-1). Untuk mendeteksi ada

atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukane dengan uji Durbin-Watson (DW-

test). Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

a) Jika < d < dL, berarti ada autokorelasi positif

b) Jika 4 – dL < d < 4, berarti ada autokorelasi negatif

c) Jika dU < d < 4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi positif atau negatif

d) Jika dL ≤ d ≤ dU atau 4 – dU ≤ d ≤ dL, pengujian tidak meyakinkan.

Page 46: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

40

Untuk proses perhitungan data penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS versi

22.

3) Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). dimana nilai

toleransi > 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar variable independen.

Untuk proses perhitungan data penelitian ini munggunakan aplikasi SPSS versi

22.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heretoskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskidastisitas. Cara untuk mendeteksi dengan cara melihat grafik scatter

plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual dengan bantuan

penghitung aplikasi komputer SPSS versi 22.

5) Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah variable terikat dan

variable bebas mempunyai hubungan linier. Proses penghitungannya peneliti

menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 22. Uji ini digunakan sebagai

prasyarat dalam penerapan metode regresi linier. Adapun uji linieritas dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Merumuskan hipotesis

Ho : data kelompok A dengan kelompok B tidak berpola linier.

Ha : data kelompok A dengan kelompok B berpola linier.

b) Menemukan risiko kesalahan. Biasanya sering disebut dengan istilah taraf

signifikansi.

Page 47: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

41

c) Kriterian pengujian

Jika F hitung ≤ F tabel, maka Ho diterima

Jika F hitung ≥ F table, maka Ho ditolak

d) Menentukan F hitung dan F tabel

Langkah-langkah menghitung F hitung

1) Membuat tabel penolong

2) Menghitung jumlah kuadrat regresi [𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎)]

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎) =(∑ 𝑌)2

𝑁

3) Menghitung nilai konstanta b

𝑏 = 𝑛. ∑ 𝑥𝑦 – ∑ 𝑥 . ∑ 𝑦

𝑛. ∑ 𝑥2 − (∑ 𝑥)2

4) Menghitung jumlah kuadrat regresi [𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 (𝑏/𝑎)]

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 (

𝑏𝑎

)= 𝑏 (∑ 𝑥𝑦 −

∑ 𝑥 . ∑ 𝑦

𝑛)

5) Menghitung jumlah kuadrat reduksi ⌈𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠⌉

𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = ∑ 𝑌2 − (𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 𝑎 (

𝑏𝑎

)+ 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎))

6) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi [𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎)]

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎) = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (𝑎)

7) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi [𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (

𝑏

𝑎)]

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑔 (

𝑏

𝑎) = 𝐽𝐾

𝑟𝑒𝑔 𝑎 (𝑏

𝑎)

8) Menghitung rata-rata jumlah kuadrat reduksi [𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 ]

𝑅𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠 = 𝐽𝐾𝑟𝑒𝑠

𝑛 − 2

9) Menentukan Fhitung

10) Menentukan F tabel

Page 48: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

42

Nilai F table = F[(1-α) (dk reg [b/a]), (dk res)]

F[(1-0,005) (dk reg [b/a]=1), (dk res)]

F[(1-0,005) (dk reg, dk res)]

e) Membandingkan nilai F hitung dan nilai F tabel

f) Membuat keputusan apakah Ho atau Ha yang diterima. 53

Untuk proses penghitungan data penelitian menggunakan aplikasi SPSS versi

22.

b. Uji Hipotesis

1) Uji Regresi Linier Sederhana

Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah no 1 dan 2 yaitu

dengan menggunakan analisisala regresi liner sederhana untuk mengetahui

apakah variabel independen yang ada dalam model mempunyai pengaruh yang

nyata terhadap variable dependen. Peliti menggunakan aplikasi SPSS versi 22

untuk mengolah data.

Adapun langkah-langkah pengambilan keputusan output SPSS versi 22 adalah

sebagai berikut;

a) Cara 1 : jika sig > 0,005 maka Ho diterima dan jika sig < 0,005 maka Ho

ditolak

b) Cara 2 : jika -t tabel < t hitung, t tabel maka Ho diterima dan jika t hitung >

- t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

Apabila hasil uji hipotesis menggunakan regresi sederhana

menunjukkan Ho ditolak maka artinya ada pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat sehingga perlu analisis lebih lanjut.

53 Syofian Siregar, Statistic Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan Perhitungan

Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17 (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), 178-180.

Page 49: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

43

2) Uji Regresi Linier Berganda

Teknik analisis data untuk menjawab rumusan masalah no 3 yaitu

dengan menggunakan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui apakah

kedua variable bebas secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel

terikat. Peneliti menggunakan aplikasi SPSS versi 22 untuk mengolah data.

Adapun langkah-langkah pengambilan kputusan output SPSS versi 22 adalah

sebagai berikut;

a) Cara 1: jika sig > 0,05 maka Ho diterima dan jika sig < 0,05 maka Ho

ditolak

b) Cara 2: jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan jika F hitung > F tabel maka

Ho ditolak

r : untuk menentukan koefisien korelasi

r2 : untuk koefisien determinasi

uji F: untuk pengujian signifikansi regresi ganda yaitu untuk melihat

pengaruh secara bersama-sma antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Apabila hasil uji hipotesis menggunakan regresi ganda menunjukkan

Ho ditolak maka artinya ada pengaruh bersama-sama antara variabel bebas dan

variabel terikat sehingga perlu analisis lebih lanjut. Untuk mengetahui besar

pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel trikat yaitu

melihat output SPSS versi 22 tabel anova.

3) Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel terikat.

Page 50: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro

Keberadaan pesantren sebagai lembaga pendidikan islam telah banyak berperan

dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejalan dengan perkembangan kemajuan

zaman, pesantren dituntut untuk teguh dalam jiwa keikhlasan, kesederhanaan, ukhwah

islamiyah, dan kemandirian. Keempat jiwa tersebut saat ini dihadapkan pada tantangan

zaman yang semakin hari semakin mengacaukan ranah pikir masyarakat pada penerapan

ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu sudah saatnya pesantren menata

kembali cara dan media dakwah yang disesuaikan dengan kemajuan zaman.

Dari banyak tempat, pesantren telah mengkombinasikan program pendidikan

umum kedalam subsistem lembaga tersendiri. Banyak pesantren telah mendirikan

sekolah yang mengajarkan pelajaran umum dengan tidak lupa untuk tetap mengajarkan

pelajaran-pelajaran yang menjadi ciri khas pesantren, termasuk di pondok pesantren Al-

Hadi yang telah mendirikan sebuah lembaga pendidikan formal yakni MTs Plus Al-Hadi

Full Day School Padangan Bojonegoro.

MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro didirikan pada tahun 2007 oleh K.H

Muhammad Ghufron selaku pengasuh pondok pesantren Al-Hadi dan juga menjadi

Kepala Sekolah hingga saat ini. Dengan Surat Keputusan Kementrian Agama Nomor

MTsS/22.0081/2017, status lembaga hingga saat ini masih swasta. Nomor SK

Kemenkumham AHU-266.AH.01.02 Tahun 2008. Dengan NSM 121235220081 dan

Nomor Pokok Wajib pajak 02 577 426 6 601 000, serta email

[email protected] / [email protected].

44

Page 51: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

45

2. Letak Geografis MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro

MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro terletak di Jalan Dr. Soetomo Gang 1 di

Desa Padangan Kecamatan Padangan Kabupaten Bojonegoro. Dengan Kode Pos 62162,

dan Nomor Telepon 085730279184. Bangunan yang digunakan saat ini dulunya

merupakan Madrasah Diniyah Nurul Huda milik Pondok pesantren Al-hadi.

Letak geografis MTs Plus Al-Hadi ini berada di Kabupaten Bojonegoro bagian

barat dan merupakan daerah yang menjadi perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan

Jawa Timur dan dapat ditempuh hanya dalam 5 menit perjalanan dengan menggunakan

kendaraan umum, dimana letak lembaga ini dekat dengan Kecamatan Cepu Kabupaten

Blora Jawa Tengah. Sedangkan wilayah sekitar sekolah dikelilingi oleh Sungai

Bengawan Solo dan juga dilintasi oleh jalan raya jalur utama Provinsi. MTs Plus Al-

Hadi sendiri terletak di dalam lingkungan Pondok Pesantren Al-Hadi, dimana setiap

kegiatan yang dilaksanakan berada dalam pengawasan yayasan tersebut.

3. Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga

a. Visi

“Terbentuknya Lembaga Pendidikan Sebagai Pusat Pembinaan Generasi Islami

Yang Berakhlaqul Karimah Dan Berprestasi Pada Tingkat Internasional”

b. Misi

1) Menumbuh kembangkan semangat berprestasi baik dalam bidang akademik

maupun non akademik

2) Menggali dan mengembangkan minat bakat peserta didik untuk meningkatkan

prestasi non akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler

3) Menumbuhkan kesadaran pengamalan ajaran islami dan kehidupan sehari-hari

dengan berpegang teguh pada faham ahlus sunnah wal jamaah

4) Mengembangkan budaya santun dalam berperilaku dan berucap

Page 52: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

46

5) Mengembangkan semangat kemitraan dan kekeluargaan dalam pembelajaran

dengan mengedepankan ketauladanan

6) Mempraktekan penggunaan bahasa arab dan inggris dalam berkomunikasi

sehari-hari

7) Meningkatkan profesionalitas tenaga pendidik dengan pemenuhan sarana

prasarana yang memadai

c. Tujuan

1) Mewujudkan semangat berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non

akademik

2) Mewujudkan minat bakat peserta didik untuk meningkatkan prestasi non

akademik melalui kegiatan ekstrakurikuler

3) Mewujudkan kesadaran pengamalan ajaran islami dan kehidupan sehari-hari

dengan berpegang teguh pada faham ahlus sunnah wal jamaah

4) Mewujudkan budaya santun dalam berperilaku dan berucap

5) Mewujudkan semangat kemitraan dan kekeluargaan dalam pembelajaran

dengan mengedepankan ketauladanan

6) Mewujudkan penggunaan bahasa arab dan inggris dalam berkomunikasi sehari-

hari

7) Mewujudkan profesionalitas tenaga pendidik dengan pemenuhan sarana

prasarana yang memadai

4. Keadaan Tenaga Pendidikan, Siswa, dan Sarana Prasarana

Guna mempersiapkan dan mewujudkan alumni atau lulusan terbaik dan

berkualitas, hal pertama yang dijadikan pertimbangan tentu bagaimana cara penerimaan

tenaga pendidik yang handal dan professional serta mampu menguasai bidang keilmuan

yang diampunya. Maka dari itu di MTs Plus Al-Hadi ini terdapat 60 tenaga pendidikan

yang mengabdikan diri untuk mengajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang sesuai

Page 53: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

47

dengan bidangnya. Selain itu, di MTs Plus Al-Hadi ini juga terdapat beberapa tenaga

kependidikan, staff dan karyawan yang secara tidak langsung sangat membantu dalam

berlangsungnya proses belajar mengajar.

Selain tenaga pendidik yang berasal daru lulusan univesitas dan memiliki gelar

sarjana, di MTs Plus Al-Hadi ini juga terdapat beberapa guru yang merupakan lulusan

Magister, salah satunya yaitu bapak Much. Bahrus Syafiq, M.Pd., beliau juga

menuturkan bahwa di lembaga ini terdapat tenaga pendidik lulusan pondok pesantren

seperti Lirboyo Kediri, Al-anwar Sarang, dan juga Tuban. Hal ini dikarenakan lembaga

memiliki mata pelajaran muatan lokal yang terdiri atas pelajaran nahwu, shorof, ushul

fiqh, qiro’atul qutub, dan lain-lain yang diharapkan mampu membekali peserta didik

dengan ilmu agama yang lebih mendalam. Maka dari itu untuk membekali peserta didik

dengan ilmu yang lebih mendalam, menjadi suatu keharusan bagi pihak lembaga untuk

menyediakan tenaga pendidik yang ahli dalam bidang tersebut.

Jumlah keseluruhan siswa di MTs Plus Al-Hadi ini adalah 332 siswa, dimana

kelas VII terdapat 5 kelas yang seluruh jumlahnya ada 132 siswa, kelas VIII terdapat 5

kelas juga yang secara keseluruhan jumlahnya ada 103 siswa, serta kelas XI terdapat 3

kelas yang jumlah siswanya ada 87.

Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di MTs Plus Al-Hadi ini dimulai

dari pukul 07.00 WIB sampai 15.00 WIB, setelah pulang sekolah mereka biasanya

mengikuti kajian kitab kuning seperti fathul qorib, Imrithi, alfiyah ibn malik, dan

jurumiyah. Biasanya setelah mengikuti kegiatan tersebut, mereka kembali ke asrama

masing-masing untuk mengikuti kegiatan yang lainnya. Menurut penuturan K.H Hakim

selaku pengasuh pondok pesantren Al-Hadi, di lembaga pendidikan ini terdapat empat

asrama, dimana dua untuk asrama putri dan dua untuk asrama putra, yakni asrama An-

Nur, Nurul Jadid, Ghozali, dan Syafi’i. Sebagian besar peserta didik MTs Plus Al-Hadi

Page 54: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

48

memilih untuk tinggal di asrama, hal ini dikarenakan mayoritas dari meraka berasal dari

luar kota bahkan luar provinsi.

Seluruh siswa dibebaskan mengikuti serangkaian ekstrakurikuler yang

diprogramkan oleh lembaga, yakni Pramuka, PMR, Olahraga Prestasi, Kelas Olimpiade,

Hadrah, Mubalighin, English Club, The Best Imrithi, KIR, Nasyid, dan lain Sebagainya.

Dalam ekstrakurikuler Pramuka terdapat 83 anggota, namun hanya ada sekitar 70-an saja

yang turut aktif berpartisipasi di dalamnya.

Sarana dan prasarana yang ada di MTs Plus Al-Hadi ini sudah cukup memadai, diantara

yaitu:

Tabel 4.1

Sarana Prasarana Lembaga

No. Nama Barang Jumlah Kondisi

1. Ruang Kelas 13 Baik

2. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik

3. Ruang Guru 1 Baik

4. Ruang Tata Usaha 1 Baik

5. Perpustakaan 1 Cukup Baik

6. Lab Komputer 2 Baik

7. Ruang Ekstrakurikuler 5 Baik

8. Kantin 1 Baik

9. Lapangan 2 Baik

10. Musholla 3 Baik

B. Deskripsi Data

1. Deskripsi Data Tentang Pola Pembinaan Pramuka di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Dalam penelitian ini, hal yang dilakukan dalam memperoleh data deskripsi yang

bertujuan untuk menyajikan gambaran data mengenai pola pembinaan pramuka di MTs

Page 55: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

49

Plus Al-Hadi Padangan, maka peneliti mendapatkannya dengan cara menyebarkan

angket kepada seluruh anggota pramuka di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2019/2020

yang berjumlah 71 anggota/siswa.

Dalam analisis ini, maka peneliti menggunakan teknik perhitungan Mean dan

Standar Deviasi untuk menentukan kategori pola pembinaan pramuka yang baik, cukup

dan kurang. Selanjutnya hasil skor pola pembinaan pramuka sebagai berikut.

Mean (Mx1) 54,53521 dan standar deviasinya (SDx1) 7,042384 untuk menentukan

Pola pembinaan pramuka di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu baik, cukup,

dan kurang, dibuat pengelompokkan skor dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Skor lebih dari Mx1 + 1.SDx1 adalah kategori pola pembinaan pramuka di MTs Plus

Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu baik.

2) Skor kurang dari Mx1 – 1.SDx1 adalah pola pembinaan pramuka di MTs Plus Al-

Hadi Padangan Bojonegoro itu kurang.

3) Skor antara dari Mx1 + 1.SDx1 sampai Mx – 1.SDx adalah pola pembinaan pramuka

di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu cukup.

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Mx1 + 1.SDx1 = 54,53521 + 1. 7,042384

= 54,53521 + 7,042384

= 61,577594 (dibulatkan 62)

Mx1 - 1.SDx1 = 54,53521 - 1. 7,042384

= 54,53521 - 7,042384

= 47,492826 (dibulatkan 47)

Skor lebih dari 62 dikategorikan pola pembinaan pramuka di MTs Plus Al-hadi itu baik,

sedangkan skor kurang dari 47 dikategorikan pola pembinaan pramuka di MTs Plus Al-

hadi itu kurang baik, dan skor 47-62 dikategorikan pola pembinaan pramuka di MTs

Page 56: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

50

Plus Al-hadi itu cukup. Dari hasil perhitungan diatas siswa yang mendapatkan kategori

pola pembinaan kurang ada 10 anak, kategori baik 14 anak, serta kategori cukup ada 47

anak.

2. Deskripsi Data Tentang Keaktifan Mengikuti Pramuka Siswa MTs Plus Al-Hadi

Padangan

Dalam penelitian ini, hal yang dilakukan dalam memperoleh data deskripsi yang

bertujuan untuk menyajikan gambaran data mengenai keaktifan mengikuti pramuka di

MTs Plus Al-Hadi Padangan, maka peneliti mendapatkannya dengan cara menyebarkan

angket kepada seluruh anggota pramuka di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2019/2020

yang berjumlah 71 anggota/siswa.

Dalam analisis ini, maka peneliti menggunakan teknik perhitungan Mean dan

Standar Deviasi untuk menentukan kategori pola pembinaan pramuka yang baik, cukup

dan kurang. Selanjutnya hasil skor pola pembinaan pramuka sebagai berikut.

Mean (Mx1) 49,53521 dan standar deviasinya (SDx1) 6,716357 untuk

menentukan kategori keaktifan mengikuti pramuka di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokkan skor dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

4) Skor lebih dari Mx1 + 1.SDx1 adalah kategori keaktifan mengikuti pramuka di MTs

Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu baik.

5) Skor kurang dari Mx1 – 1.SDx1 adalah kategori keaktifan mengikuti pramuka di MTs

Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu kurang.

6) Skor antara dari Mx1 + 1.SDx1 sampai Mx – 1.SDx adalah kategori keaktifan

mengikuti pramuka di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu cukup.

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Mx1 + 1.SDx1 = 49,53521 + 1. 6,716357

Page 57: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

51

= 49,53521 + 6,716357

= 56,251567 (dibulatkan 56)

Mx1 - 1.SDx1 = 49,53521 - 1. 6,716357

= 49,53521 - 6,716357

= 42,81885 (dibulatkan 43)

Skor lebih dari 56 dikategorikan keaktifan mengikuti pramuka di MTs Plus Al-hadi itu

baik, sedangkan skor kurang dari 43 dikategorikan keaktifan mengikuti pramuka di

MTs Plus Al-hadi itu kurang baik, dan skor 43-56 dikategorikan keaktifan mengikuti

pramuka di MTs Plus Al-hadi itu cukup. Dari hasil perhitungan diatas siswa yang

mendapatkan kategori pola pembinaan kurang ada 10 anak, kategori baik 10 anak, serta

kategori cukup ada 51 anak.

3. Deskripsi Data Tentang Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi

Padangan

Dalam penelitian ini, hal yang dilakukan dalam memperoleh data deskripsi yang

bertujuan untuk menyajikan gambaran data mengenai nilai karakter peduli sosial di MTs

Plus Al-Hadi Padangan, maka peneliti mendapatkannya dengan cara menyebarkan

angket kepada seluruh anggota pramuka di sekolah tersebut pada tahun ajaran 2019/2020

yang berjumlah 71 anggota/siswa.

Dalam analisis ini, maka peneliti menggunakan teknik perhitungan Mean dan

Standar Deviasi untuk menentukan kategori sikap peduli sosial yang baik, cukup dan

kurang. Selanjutnya hasil skor pola pembinaan pramuka sebagai berikut.

Mean (Mx1) 114,5634 dan standar deviasinya (SDx1) 12,65107 untuk

menentukan kategori sikap peduli sosial siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro itu baik, cukup, dan kurang, dibuat pengelompokkan skor dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 58: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

52

7) Skor lebih dari Mx1 + 1.SDx1 adalah kategori sikap peduli sosial siswa di MTs Plus

Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu baik.

8) Skor kurang dari Mx1 – 1.SDx1 adalah kategori sikap peduli sosial siswa di MTs Plus

Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu kurang.

9) Skor antara dari Mx1 + 1.SDx1 sampai Mx – 1.SDx adalah kategori sikap peduli sosial

siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro itu cukup.

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

Mx1 + 1.SDx1 = 114,5634+ 1. 12,65107

= 114,5634+ 12,65107

= 127,2144 (dibulatkan 127)

Mx1 - 1.SDx1 = 114,5634 - 1. 12,65107

= 114,5634 - 12,65107

= 101,9123 (dibulatkan 102)

Skor lebih dari 127 dikategorikan sikap peduli sosial siswa di MTs Plus Al-hadi itu

baik, sedangkan skor kurang dari 102 dikategorikan sikap peduli sosial siswa di MTs

Plus Al-hadi itu kurang baik, dan skor 102-127 dikategorikan sikap peduli sosial siswa

di MTs Plus Al-hadi itu cukup. Dari hasil perhitungan diatas siswa yang mendapatkan

kategori sikap peduli sosial siswa yang kurang ada 13 anak, kategori baik 12 anak, serta

kategori cukup ada 46 anak.

C. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(KS) yang dihitung dengan aplikasi SPSS Versi 21 pada taraf signifikansi 5%.

Pengambilan keputusan berdasarkan pada nilai probabilitas yaitu jika > 0,05 maka

Page 59: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

53

data normal dan jika < 0,05 maka data tidak normal. Berdasarkan pada nilai

koefisiensi probabilitas variabel pola pembinaan sebesar sig sebesar 0,781 , variabel

keaktifan mengikuti pramuka sebesar 0,777 , dan variabel nilai karakter peduli

sosial sebesar 0,600. Dengan demikian data dapat dikatakan berdistribusi normal

karena nilai probabilitas > 0,05. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada table yang

berada dibawah ini:

Tabel 4.2

Hasil Uji Normalitas Residu

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS (data terlampir)

Dari hasil uji normalitas menggunakan aplikasi SPSS masing-masing

variabel X1, X2, dan Y mempunyai P-Value > dari alpha 0,05 dan bisa dikatakan

semua berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Oleh karena itu

perhitungan regresi untuk pengujian hipotesis dapat diteruskan.

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganti pada periode sebelumnya (t1). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin-Watson (DW Test). Kriteria

pengambilan kepututannya adalah sebagai berikut:

1) Jika DW < DL, berarti ada autokorelasi positif

2) Jika 4-DL < DW < 4, maka ada autokorelasi negative

Page 60: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

54

3) Jika DU < DW < 4-DU, maka hal ini berarti tidak ada autokorelasi positif

maupun negative

4) Jika DL ≤ DW ≤ DU atau 4-DU ≤ DW ≤ DL, maka pengujian tidak

meyakinkan/ meragukan.

Berikut table yang merupakan hasil uji autokorelasi

Tabel 4.3

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Durbin-

Watson

1 .572a ,327 ,307 10,275 1,708

a. Predictors: (Constant), KEAKTIFAN, POLA PEMBINAAN

b. Dependent Variable: NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL

Sumber: Hasil perhitungan SPSS (Data Terlampir)

Berdasarkan Output uji autokorelasi diatas nilai DW sebesar 1,708,

sedangkan DL 1,5577; DU 1,6733. Uji autokorelasi diatas menunjukan bahwa nilai

DU < DW < 4-DU (1,6733<1,708<2,3267), artinya tidak ada autokorelasi yang

positif maupun autokorelasi yang negative.

c. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah korelasi tinggi yang terjadi antara variabel bebas

satu dengan variabel bebas lainnya. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji

apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel

Independen. Nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10, maka dikatakan bahwa tidak

ada multikolinieritas dalam variabel Independen dalam model regresi. Berikut ini

disajikan table yang merupakan hasil output dari uji multikolinieritas.

Page 61: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

55

Tabel 4.4

Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity Statistics

B

Std.

Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 45,601 10,507 4,340 ,000

POLAPEMBINAAN ,326 ,183 ,184 1,777 ,080 ,927 1,079

KEAKTIFAN ,918 ,192 ,494 4,783 ,000 ,927 1,079

a. Dependent Variable: NILAI KARAKTER PEDULI SOSIAL

Sumber: Hasil penghitungan SPSS (Data terlampir)

Berdasarkan output uji multikolinieritas diatas bahwa hasil perhitungan nilai

korelasi dari masing-masing variabel independen yaitu pola pembinaan memiliki

nilai tolerance 0,927, sedangkan variabel keaktifan mengikuti pramuka memiliki

nilai tolerance 0,927, dimana nilai tolerance > 0,10, maka hal ini berarti tidak ada

korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan VIF dari masing-masing

variabel independen yaitu variabel Pola pembinaan memiliki nilai VIF sebesar

1,079, sedangkan variabel keaktifan mengikuti pramuka memiliki nilai VIF yang

sama yakni 1,079 dimana nilai VIF < 10, jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada

multikolinieritas antar variabel independen dalam model regresi.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain, model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi dengan baik yaitu dengan cara melihat

grafik Scatter Plot antara lain prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residual

(SRESID). Dasar analisis yaitu:

Page 62: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

56

1) Jika ada pola tertentu seperti titik titik yang membentuk pola tertentu yang

teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka hal

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka nol pada sumbu y maka tidak ada heteroskedastisitas.

Gambar 4.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan gambar diatas, terlihat bahwa tidak ada pola yang jelas, serta

titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, maka model

regresi tidak terdapat heteroskedastisitas.

e. Uji Linieritas

Uji lineritas ini berfungsi untuk mengetahui bentuk hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Sebelum menentukan uji linieritas, maka dapat dibuat

rumusan hipotesis sebagai berikut:

H0: tidak terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel terikat

H1: terdapat hubungan linier antara variabel bebas dengan variabel terikat

Menentukan kriteria pengujian:

H0 diterima jika sig. deviation from linearity < 0,05

H1 diterima jika sig. deviation from linearity > 0,05

Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai sig. deviation from linearity

variabel pola pembinaan sebesar 0,412, karena nilai sig. deviation from linearity

Page 63: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

57

0,412 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1diterima, artinya

terdapat hubungan linier antara variabel pola pembinaan dengan variabel nilai

karakter peduli sosial.

Tabel 4.5

Hasil Uji Linieritas Pola Pembinaan dengan Nilai Karakter Peduli Sosial

Sumber : hasil penghitungan SPSS (data terlampir)

Berdasarkan hasil uji linieritas diketahui nilai sig. deviation from linearity

variabel keaktifan mengikuti pramuka sebesar 0,081, karena sig. deviation from

linearity 0,081 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1diterima,

artinya terdapat hubungan linier antara variabel keaktifan mengikuti pramuka

dengan nilai karakter peduli sosial.

Tabel 4.6

Hasil Uji Linieritas Keaktifan Mengikuti Pramuka dengan Nilai Karakter

Peduli Sosial

2. Pengujian Hipotesis

a. Uji Parsial (Uji T) Pengaruh Pola Pembinaan Pramuka Terhadap Peningkatan

Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro

Tahun 2019/2020

Page 64: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

58

Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pola pembinaan pramuka

terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial siswa di MTs Plus Al-Hadi

Padangan dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Peneliti

menggunakan aplikasi SPSS Versi 21 untuk mengolah seluruh data. Berikut ini

adalah hasil pengujian data analisis regresi linier sederhana terkait variabel X1

terhadap Variabel Y:

Tabel 4.7

Hasil Uji T Pengaruh Pola Pembinaan TerhadapPeningkatan Nilai Karakter

Peduli Sosial

Sumber: Hasil Perhitungan SPSS (Data Terlampir)

Untuk memperoleh hasil dari uji regresi secara parsial dengan tahapan sebagai

berikut:

1) H0 : B1 = 0 artinya variabel pola pembinaan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel nilai karakter peduli sosial.

H1 : B1 > 0 artinya variabel pola pembinaan secara parsial berpengaruh terhadap

variabel nilai karakter peduli sosial

2) α = 0,05 dengan df (n-k-1) = 71-2-1= 68

ttabel = 1,66757

3) Kriteria pengujian:

a) Bila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti ada

pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas

b) Bila thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti tidak ada

pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas

Page 65: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

59

4) Dari tabel 4.7 diatas diketahui bahwa nilai thitung variabel pola pembinaan

sebesar 2,782 dengan sig. 0,007

Berdasarkan hasil nilai thitung sebesar 2,782 dan ttabel 1,66757 maka thitung >

ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian untuk variabel pola

pembinaan secara parsial memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai karakter

peduli sosial. Dengan kata lain apabila pola pembinaan pramuka dilakukan dengan

baik maka nilai karakter peduli sosial siswa juga akan meningkat, begitu juga

sebaliknya jika pola pembinaan pramuka tidak dilakukan dengan baik atau dengan

kata lain dilakukan dengan buruk maka tidak ada peningkatan yang terjadi pada

nilai karakter peduli sosial siswa.

b. Uji Parsial (Uji T) Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro

Pengujian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh keaktifan mengikuti

pramuka terhadap peningkatan nilai karakter siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana. Peneliti menggunakan

aplikasi SPSS Versi 21 untuk mengolah seluruh data. Berikut ini adalah hasil

pengujian data analisis regresi linier sederhana terkait variabel X2 terhadap Variabel

Y:

Tabel 4.8

Hasil Uji T Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap Peningkatan

Nilai Karakter Peduli sosial

Sumber: Hasil Penghitungan SPSS (Data Terlampir)

Page 66: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

60

Untuk memperoleh hasil dari uji regresi secara parsial dengan tahapan sebagai

berikut:

1) H0 : B2 = 0 artinya variabel pola pembinaan secara parsial tidak berpengaruh

terhadap variabel nilai karakter peduli sosial.

H1 : B2 > 0 artinya variabel pola pembinaan secara parsial berpengaruh terhadap

variabel nilai karakter peduli sosial

2) α = 0,05 dengan df (n-k-1) = 71-2-1= 68

ttabel = 1,66757

3) Kriteria pengujian:

c) Bila thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima, hal ini berarti ada

pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas

d) Bila thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak, hal ini berarti tidak ada

pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas

4) Dari tabel 4.8 diatas diketahui bahwa nilai thitung variabel pola pembinaan

sebesar 5,386 dengan sig. 0,000

Berdasarkan hasil nilai thitung sebesar 5,386 dan ttabel 1,66757 maka thitung >

ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian untuk variabel keaktifan

mengikuti pramuka secara parsial memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai

karakter peduli sosial. Dengan kata lain apabila keaktifan mengikuti kegiatan

pramuka dilakukan dengan baik maka nilai karakter peduli sosial siswa juga akan

meningkat, begitu juga sebaliknya jika keaktifan mengikuti pramuka tidak

dilakukan dengan baik atau dengan kata lain dilakukan dengan buruk maka tidak

ada peningkatan yang terjadi pada nilai karakter peduli sosial siswa.

Page 67: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

61

c. Uji Simultan (Uji F) Pengaruh Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti

Pramuka Terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus

Al-Hadi Padangan Bojonegoro

Pengujian hipotesis ini memiliki tujuan dan fungsi untuk mengetahui sebuah

tafsiran parameter secara bersama-sama yang artinya seberapa besar pengaruh dari

variabel pola pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2) terhadap

peningkatan nilai karakter peduli sosial (Y) dengan menggunakan analisis regresi

linier berganda. Langkah-langkah pengujian dengan analisis ini yaitu:

1) H0 : B1.2 = 0; artinya variabel pola pembinaan (X1) dan variabel keaktifan

mengikuti pramuka (X2) secara simultan tidak berpengaruh terhadap nilai

karakter peduli sosial (Y)

H1 : B1.2 > 0; artinya variabel pola pembinaan (X1) dan variabel keaktifan

mengikuti pramuka (X2) secara simultan berpengaruh terhadap nilai karakter

peduli sosial (Y)

2) Ftabel (df pembilang/k: dfpenyebut/n – k – 1=71-2-1=68)

Ftabel (2;68) = 3,13

3) Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis, yaitu:

a) Bila Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak

b) Bila Fhitung ≤ Ftabel maka H0 diterima

4) Hasil uji F dari table 4.9

Page 68: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

62

Tabel 4.9

Hasil Uji F

Berdasarkan uji F dapat dijelaskan bahwa besarnya Fhitung = 16,353 dan Ftabel

= 3,13 maka hal ini berarti Fhitung > Ftabel pada tingkat kesalahan 5% besarnya

signifikansi 0,000 < 0,05 (α = 5%). Maka H0 ditolak. Kesimpulannya bahwa

variabel pola pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2) secara

simultan berpengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial (Y).

Jadi dapat dikatakan bahwa jika pola pembinaan pramuka dan keaktifan

mengikuti pramuka itu baik maka terjadi peningkatan nilai karakter peduli sosial

pada siswa, dan sebaliknya jika pola pembinaan pramuka dan keaktifan mengikuti

pramuka buruk maka tidak terjadi peningkatan nilai karakter peduli sosial pada

siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro.

Dari data kuesioner yang telah ditabulasikan dan dilakukan analisis menggunakan

regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS Versi 21 sebagai berikut

Page 69: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

63

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber : Hasil penghitungan dengan SPSS (Data Terlampir)

Dari tabel diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Y = 45,601+0,326 (X1) + 0,918 (X2)

a = 45,601; menunjukan besarnya nilai karakter peduli sosial sebelum dipengaruhi

pola pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2).

b1 = 0,326; variabel pola pembinaan mempengaruhi variabel nilai karakter peduli

sosial (Y) sebesar 0,326.

b2 = 0,918; variabel keaktifan mengikuti pramuka mempengaruhi variabel nilai

karakter peduli sosial (Y) sebesar 0,918

Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda yang telah peneliti uji

maka dapat disimpulkan bahwa variabel keaktifan mengikuti pramuka (X2)

mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam meningkatkan nilai karakter peduli

sosial pada siswa dibandingkan dengan variabel pola pembinaan (X1).

d. Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi (R2) berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh

variabel pola pembinaan (X1) dan variabel kekatifan mengikuti pramuka (X2)

mempengaruhi variabel nilai karakter peduli sosial (Y), berikut ini merupakan hasil

uji koefisien determinasi:

Page 70: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

64

Tabel 4.11

Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Sumber: Hasil penghitungan SPSS Lampiran

Untuk analisis koefisien determinasi adalah 0,327, dimana hal ini berarti

peningkatan nilai karakter peduli sosial siswa MTs Plus Al-hadi mampu

dipengaruhi oleh pola pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2)

secara bersama-sama sebesar 32,7%, sementara sisanya yaitu sebesar 67,3%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

D. Interpretasi Dan Pembahasan

1. Pengaruh Pola Pembinaan Pramuka Terhadap Peningkatan Nilai Karakter Peduli

Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pola pembinaan secara parsial

memiliki pengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial. Diketahui dari

perhitungan bahwa responden yang diteliti merupakan seluruh anggota pramuka yang

berjumlah 71, sehingga Ttabel sebesar 1,66724 yang dihasilkan dari n-k-1 (71-1-1= 69)

dengan α sebesar 5%. Sedangkan Thitung sebesar 2,782, jadi dengan demikian Thitung>

Ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga hipotesis dan diajukan dalam penelitian

ini (H1) yang berbunyi terdapat pengaruh pola pembinaan pramuka terhadap peningkatan

nilai karakter peduli sosial siswa di MTs Plus Al-Hadi Padangan Tahun 2019/2020.

Dengan kata lain apabila pola pembinaan pramuka baik maka akan terjadi peningkatan

nilai karakter peduli sosial pada siswa. Dan sebaliknya jika pola pembinaan pramuka

Page 71: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

65

tidak baik (kurang) maka nilai karakter peduli sosial pada siswa tidak terjadi

peningkatan

2. Pengaruh Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap Peningkatan Nilai Karakter

Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

Berdasarkan hasil Thitung sebesar 5,386 dan Ttabel sebesar 1,66724, maka Thitung>

Ttabel dan hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga untuk variabel keaktifan

mengikuti pramuka secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

peningkatan nilai karakter peduli sosial di MTs Plus Al-Hadi Padangan Tahun

2019/2020. Dengan kata lain apabila kekatifan mengikuti pramuka baik maka akan

terjadi peningkatan nilai karakter peduli sosial pada siswa. Dan sebaliknya jika keaktifan

mengikuti pramuka tidak baik (kurang) maka nilai karakter peduli sosial pada siswa

tidak terjadi peningkatan. Dengan demikian hipotsesis yang diajukan (H1) yang berbunyi

terdapat pengaruh antara kekatifan mengikuti pramuka terhadap peningkatan nilai

karakter sisiwa MTs Plus Al-Hadi Padangan Tahun 2019/2020 dapat diterima. Sesuai

yang diungkapkan oleh Gunawan bahwa kebiasaan yang dilakukan secara terus menerut

dan aktif akan membentuk dasn menumbuhkan sebuah karakter.

3. Pengaruh Pola Pembinaan dan Keaktifan Mengikuti Pramuka Terhadap

Peningkatan Nilai Karakter Peduli Sosial Siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro Tahun 2019/2020.

Berdasarkan uji F dapat dijelaskan bahwa besarnya Fhitung yaitu 16,535 dan Ftabel

sebesar 3,13, maka hal ini berarti Fhitung > Ftabel. Pada tingkat kesalahan 5% besarnya

signifikansi 0,000 < 0,05 (α = 5%) jadi H0 ditolak dan H1 diterima. Kesimpulannya

bahwa variabel pola pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2) secara

simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial

(Y). dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini (H1) yang berbunyi

Page 72: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

66

terdapat pengaruh antara pola pembinaan dan keaktifan mengikuti pramuka terhadap

peningkatan nilai karakter pedulis sosial di MTs Plus Al-Hadi Padangan diterima.

Dengan kata lain apabila pola pembinaan pramuka dan keaktifan mengikuti

pramuka baik maka akan terjadi peningkatan nilai karakter peduli sosial pada siswa. Dan

sebaliknya jika pola pembinaan pramuka dan keaktifan mengikuti pramuka tidak baik

(kurang) maka nilai karakter peduli sosial pada siswa tidak terjadi peningkatan

Peningkatan nilai karakter peduli sosial siswa MTs Plus Al-hadi mampu

dipengaruhi oleh pola pembinaan pramuka (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2)

secara bersama-sama sebesar 32,7%, sementara sisanya yaitu sebesar 67,3% dipengaruhi

oleh variabel lain diluar variabel yang diteliti.

Page 73: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai variabel pola pembinaan

dan keaktifan mengikuti pramuka terhadap peningkatan nilai nkarakter peduli sosial siswa

MTs Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengolahan data variabel pola pembinaan (X1) dan nilai karakter

peduli sosial (Y) yang menggunakan aplikasi SPSS Versi 21 dengan itu diperoleh hasil

nilai Thitung sebesar 2,782 Ttabel sebesar 1,66724, maka Thitung > Ttabel. Jadi dengan

demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh antara variabel

pola pembinaan (X1) terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial (Y) siswa MTs

Plus Al-Hadi Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

2. Dari hasil pengolahan data yang telah peneliti lakukan atas variabel keaktifan mengikuti

pramuka (X2) dan nilai karakter peduli sosial (Y) yang menggunakan aplikasi SPSS

Versi 21 dengan itu diperoleh nilai Thitung sebesar 5,386 dan Ttabel sebesar 1,66724. Maka

disini dapat dikatakan bahwa Thitung > Ttabel. Hal ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

Dengan demikian terdapat pengaruh antara variabel keaktifan mengikuti pramuka (X2)

terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial (Y) siswa MTs Plus Al-Hadi Padangan

Bojonegoro Tahun 2019/2020.

3. Berdasarkan hasil pengolahan data yang peneliti telah lakukan atas variabel pola

pembinaan (X1) dan keaktifan mengikuti pramuka (X2) terhadap peningkatan nilai

karakter peduli sosial (Y) yang menggunakan aplikasi SPSS Versi 21 dengan itu

diperoleh Fhitung 16,535 dan Ftabel sebesar 3,13, maka disini dapat dikatakan bahwa Fhitung

> Ftabel, dengan tingkat kesalahan 5% nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (α = 5%) maka H0

ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian variabel pola pembinaan (X1) dan keaktifan

67

Page 74: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

68

mengikuti pramuka (X2) berpengaruh terhadap peningkatan nilai karakter peduli sosial

siswa di MTs Plus Alhadi Padangan Bojonegoro Tahun 2019/2020.

Nilai Koefisien Detreminasi (R2) sebesar 0,327 dimana nilai ini menjelaskan

bahwa variabel independen yaitu pola pembinaan dan keaktifan mengikuti pramuka

berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu nilai karakter peduli sosial sebesar 32,7%,

dan sisanya 67,3% dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.

B. Saran

1. Sekolah

Menimbang hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi

sekolah untuk memaksimalkan kegiatan ekstrakulikuler pramuka meliputi pola

pembinaan dan keaktifan anggota pramuka dalam upaya peningkatan nilai karakter

peduli sosial pada peserta didik. Agar kegiatan ini terarah, dibuatkan anggaran dasar

gerakan pramuka yang menjadi dasar dan pijakan dalam pelaksanaan kegiatan

kepramukaan di sekolah. Anggaran dasar gerakan pramuka ini disahkan dengan

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 tentang Pengesahan

Anggaran Dasar Gerakan Pramuka. Dalam Pasal 8 Keppres tersebut dijelaskan upaya-

upaya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka.

2. Pembina

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi penambahan semangat

ataupun stimulus bagi para pembina pramuka untuk memaksimalkan palaksanaan

pembinaan pramuka pada anggotanya dengan cara pertama, menanamkan dan

menumbuhkan budi pekerti luhur dengan cara memantapkan mental, moral, fisik,

pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman melalui kegiatan keagamaan, kerukunan

hidup beragama, penghayatan dan pengamalan Pancasila, kepedulian terhadap sesama

hidup dan alam seisinya, dan pembinaan dan pengembanan minat terhadap kemajuan

teknologi dengan keimanan dan ketakwaan. Kedua, memupuk dan mengembangkan rasa

Page 75: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

69

cinta dan setia kepada tanah air dan bangsa. Ketiga, memupuk dan mengembangkan

persatuan dan kebangsaan. Keempat, memupuk dan mengembangkan persaudaraan dan

persahabatan baik nasional maupun internasional. Kelima, menumbuhkan pada para

anggota rasa percaya diri, sikap, perilaku yang kreatif dan inovatif, rasa bertanggung

jawab dan disiplin. Keenam, menumbuh kembangkan jiwa dan sikap kewirausahaan.

Ketujuh, memupuk dan mengembangkan kepemimpinan. Kedelapan, membina,

kemandirian dan sikap otonom, keterampilan, dan hasta karya.

3. Siswa

Dengan adanya hasil dari penelitian ini diharapkan menambah kesadaran siswa

untuk aktif dalam mengikuti kegiaatan pramuka karena hasil dari penelitian ini yang

menunjukkan adanya pengaruh keaktifan mengikuti pramuka terhadap peningkatan nilai

karakter peduli sosial sebagai perwujudan manusia sebagai makhluk sosial.

4. Peneliti Berikutnya

Mengingat dari hasil penelitian ini yang mana masil banyak variabel diluar

penelitian ini yang mempengaruhi peningkatan nilai karakter peduli sosial, sehingga

dapat menjadi pengembangan dalam penelitian-penelitian selanjutnya.

Page 76: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

70

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi. Manajemen Kurikulum: Pendidikan Kecakapan Hidup. Yogyakarta: Pustaka Ifada,

2013.

Alma, Buchori. Pembelajaran Studi Sosial. Bandung: Alfabeta, 2010.

Arifin, Zainal. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2005.

Arjun, Armia. “Pengaruh Ekstrakurikuler Kepramukaan Terhadap Sikap Kepemimpinan Siswa

Kelas V Sd Se Gugus I Kecamatan Sedayu Kabupaten Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.

UNY Yogyakarta skripsi 2014.

Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13. Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990.

Furchan, Arief. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Hermino, Agustinus. Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter “Konsep, Pendekatan dan

Aplikasi”. Bandung: Alfabeta, 2014.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), dalam KBBI Kemendikbud.go.id/entri/pola. Diakses

pada 06 Februari 2020.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Online), dalam KBBI Kemendikbud.go.id/entri/bina. Diakses

pada 06 Februari 2020.

Kemendiknas. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, 2010.

Kementerian Pendidikan Nasional. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional, 2010.

Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar. Jakarta: Kuartir Nasional Gerakan Pramuka,

2011.

Malik, Hera Lestari. Agus. Prianti. Pendidikan Anak SD. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008.

Margono. Metode PenelitianPendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2009.

Margono. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2003.

70

Page 77: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

71

Pramuka Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,

2009.

Pusdiklata DIY Wirajaya. Buku Panduan Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.

Yogyakarta: PGSD FIP UNY, 2012.

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mula, 2004.

Ramdhani, Nilawati Putri. “Pengaruh Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Dalam Kurikulum

2013 Terhadap Kedisiplinan Siswa Kelas IV SD Negeri 04 Kemiri Tahun Ajaran

2014/2015”. Skripsi. UMS. Surakarta, 2014.

Samani, Muchlas. Hariyanto. Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung: PT Remaja

Rosda Karya, 2011.

Sari, Yuni Maya. “Pembinaan Toleransi dan Peduli Sosial dalam Upaya Memantapkan Watak

Kewarganegaraan Siswa”. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Volume 23, N0. 1, Edisi Juni,

2014.

Siregar, Syofian. Statistic Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi dengan

Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.

Sugiono. Metodologi Penelitian Pendidkan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta,

2006.

Sundari, Shila Anesh. “Pengaruh Keaktifan Dalam Kepramukaan Terhadap Kecerdasan

Interpersonal Siswa Kelas V Sd Di Gugus Sugarda”. UNY: Jurnal Artikel Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar

Fakultas Ilmu Pendidikan, 2015.

Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Renika Cipta, 2009.

Syaleh, Rosyad Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Taniredja, Tukiran Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar). Bandung: Alfabeta, 2012.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika,

2003.

Page 78: SKRIPSIetheses.iainponorogo.ac.id/9579/1/SKRIPSIUP_211416002...adalah cara memberikan pendidikan karakter kepada peserta didik melalui kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan menantang

72

Widodo, Agus HS. Ramuan Lengkap Bagi Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan

Pembina Pramuka. Yogyakarta: Kwartir Daerah XII DIY, 2003.

Wulandari, Andhita Dessy. Aplikasi Statistika Parametrik Dalam Penelitian. Yogyakarta:

Pustaka Felicha, 2016.

Wulandari, Andhita Dessy. Penelitian Pendidikan: Suatu Pendekatan Praktik dengan

Menggunakan SPSS. Yogyakarta: STAIN Po Press, 2012.

Zubaedi. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011.

Zuchdi, Darmiyati. Pendidikan Karakter dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY

Press, 2011.

Zuchdi, Darmiyati. Zuhdan Kun Prasetyo. Muhsinantun Siasah Masruri. Panduan Implementasi

Pendidikan Karakter: Terintegrasi dalam Pembelajaran dan Pengembangan Kultur

Sekolah. Yogyakarta: UNY Press, 2012.