RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan...

58
RANCANGAN UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERADILAN AGAMA

Transcript of RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan...

Page 1: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

RANCANGAN UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN TENTANG

PERADILAN AGAMA

Page 2: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT IlEPUBLIK INDONESIA

R A 'N CAN G A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN

TENTANG

PERADILAN AGAMA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MARA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa NegaraRepublik Indonesia, sebaqai ne­

gara hukilrn yang berdasarkan Pancasila dan Un­

dang-Undang Dasar,1945,ber'bujuan mewujudkan

tata kehidupan ban.gsa yang sejahtera, aman,

tenteram, dan tertib;

b •. bahwa untuk mewujudkan t,ata kehidupan terse­

but dan menjamin persamaan kedudukan warga De-­

gara dalam hukum diper1ukan upa.ya untuk me­

negakkan keadilan,kebenaran, ketertiban, dan

ke.pasti.an hukum yang mampu: memberikan peng-,

ayoman kepada masyarakat;

c •. bahwa salah satu upaya untuk menegakkan kea­

dilanj kebenaran, ketertiban, dan kepastian

hukum tersebut adalah melalui Peradilan Aga­

rna sebagaimana yang' dimaksud dalam Undang-un­

dang Nomor 1"4 Tahun 1970 tentang Ketentuan­

ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman;

d. bahwa pengaturan tentang s~:rsunan, kekuasaan,

dan bukum acara pengadilan dalam lingkungan

Peradi1an Agama yang selarna in! masih ber­

aneka karena didasarkan pada: '

Page 3: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

Mengingat

2

1. Peraturan tentang Peradilan Agama di Ja~a dan

Madura (Staatsblad Tahun 1882 Nomor 152 dihu­

bungkan dengan Staatsblad Tahun 1937 Nomorl16

dan 610);

2. Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapat­

an Qadi Besar untuk sebagian Residensi Kali­

mantan Selatan dan Timur (Staatsblad Tahun 1937

Nomer 638 dan 63.9) ;

3. Peraturan Pemerintah Nemer 45 Tahun 1957 ten­

tang Pembentukan pengadi1an Agama/Mahkamah

Syarliyah di luar Jawa dan Madura (Lembaran

Negara Tahun 1957 Nemer 99) ,

per1u segera diakhiridemi terciptanya kesatuan

hukum yang mengatur Peradi1an Agama da1am kerang­

ka sistem dan tata hukum nasienal berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. bahwa'sehubungan dengan p~rtimbangan tersebut,

dan--untuk me1aksanakan Undang-undang Nemer 14

Tahun 1970 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Ke­

kuasaan Kehakiman dipandang per1u men~pkan un­

dang-undang yang mengatur susunan, kekuasaan,

dan hukum acara pengadilan dalam lingkunganper­

adi1an Agama.

1. Pasa1 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), pasal 24,

dan pasa1 25 Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nemer 14 Tahun 1970 tentang Ke­

tentuan-ketentuan Pokek Kekuasaan Kehakiman

(Lembaran Negara Tahun 1970 Nomer 74, Tambahan

Lembaran Negara Nemer 2951);

3. Undang-undang Nemer 14 Tahun 1985 tentang Mah­

kamah Agung (Lembaran Negara Tahun 1985 Nemer

73, Tambahan Lembaran Negara Nemer 3316).

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

M EMU T U S K AN:

Menetapkan UNDA1\lG-UNDANG TENTANG _ PERADILAN AGAMA

Page 4: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

3

BAB I

KETENTUAN UMUM

Bagian Pertama

Pengertian

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Peradilan Agama adalah peradilan bagi orang-orang yang

beragama Islam.

2. Pengadilan adalah Pengadilan Agama dan Pengadilan Ting­

gi Agama di lingkungan Peradilan Agama.

3. Hakim adalah Hakim pada Pengadilan Agama dan ii.akim pa­

da Pengadilan Tinggi Agama.

4. pegawai Pencatat Nikah adalah Pegawai Bencatat Mikah

pada Kantor Urusan Agama.

5. Juru S ita dan a tau Juru Si ta Pengganti adalah :1uru S:i­

ta dan a.tau auru Sita ]~?engganti pada Pengadilan Agama ..

Bagian Kedua

Kedudukan

Pasal 2

peradilan Agama merupakan salah satu pelaksana kekuasaan

kehakiman bagi rakyat pencarikeadilan yang beragama Is­

lam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur datam

Undang-undang ini.

Pasal 3

(1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di­

laksanakan oleh:

a. pengadilan Agama;

b. pengadilan Tinggi Agama.

(2) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradila.n Agama

berpuncak pada Mahkarnah Agung sebagai P'engadilan N~e­

gara 'Pertinggi.

Page 5: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

4

Bagian Ketiga

Tempat,Kedudukan

Pasal 4

(1) Pengadilan Agama berkedudukan di kotamadya atau di

ibu kota kabup~ten, dan daerah hukumnya meliputi wi­

layah kotamadya atau kabupaten.

(2) Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di ibu kota pro­

pinsi, dan daerah hukumnya meliputi wirayah propinsi.

Bagian Keempat

Pembinaan

Pasal 5

(1) Pembinaan teknis peradilan bagiPengadilan dilakukan

oleh Mahkamah Agung.

(2) Pembinaan organisasi, administrasi, dan keuangan peng­

adilan dilakukan oleh Menteri Agama.

(3) Pembinaan sebagaimana yang d:i.naksud dalam ayat (1) I dan

ayat (2) tidak boleh mengurangi kebebasan Hakim dalam

memeriksa dan memutus ·perkara.

BAE II

SUSUNAN PENGADILAN

Bagian Pertama

Umum

pasal 6

Pengadilan terdiri dari:

1. pengadilan Agama, yang merupakan Pengadilan Tingkat Per-:..

tama;

2. pengadilan Tinggi Agama, yang merupakan pengadilanTing­

kat Banding.

Pasal 7

pengadilan Agama dibentuk dengan Keputusan Presiden.

Page 6: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

5

Pasal 8

Pengadilan Tinggi Agama dibentuk dengan Undang-undapg. v'

pasal 9

(1) Susunan Pengadilan Agama terdiri dari Piropinan, H~klm Anggota, Panitera, Sekretaris, dan Juru Sitae

(2) Susunan Pengadilan T~nggi Agama terdiri dari Pinpipan, !

Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris.

Pasal 10

(1) Pimpinan Pengadilan Agama terdiri dari seorang Ke!tua

dan seorang Wakil Ketua.

(2) pimpinan Pengadilan Tinggi Agama terdiri dari se~rang

Ketua dan seorang Wakil Ketua.

(3) Hakim An:]gota pengadilan TiI'Bgi hJaIta adalah Rakim Ting­

gi.

Bag ian Kedua- i

!

Ketua, Wakil Ketua, Hakim, P&nitera, dan Juru Sita

Paragraf 1 Ketua, Wakil 'Ketua, dan Hakim

Pasal 11

(1) Hakim adalah pejabat yang melaksanakan tugas I(e~ua­

saan kehakiman.

(2) Syarat dan tata cara pengangkatan, pemberhentian ser­

ta pelaksanaan tugas Hakim ditetapkan dalam l~~­I

undang , ini.

'Pasal 12

(1) Pembinaan dan pengawasan uroum terhada'p Hakim seba­

gai pegawai negeri dilakukan oleh Menteri Agam~. I

(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana yang dima~sud

dalam ayat (1) tidak bolen mengurangi kebebasan

Hakim dalam memeriksa dan memutus perkara.

Pasal 13

U) Untuk dapat diangkat menjadi Hakim pada Pengadil­

an Agama, seorang calon harus memenuhi syarat-;sya­

rat sebagai berikut:

Page 7: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

6

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. bukan bekas anggota organisasi terlarang partai

Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya

atau bukan seseorang yang terlibat langsung atau­

pun tak langsung dalam "Gerakan Kontra Revolusi

G.30.S/PKI", atau organisasi terlarang yang lain;

f. pegawai negerii

g. sarjana syari'ah atau sarjana hukum yang menguasai

hukum Islam;

h. berumur serendah-rendahnya 25 (dua puluh lima) ta­

hun;

i. berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak ter­

cela.

(2) Untuk dapat diangkat menj adi Ketua dan Wakil Ketua Peng­

adilan Agama diperlukan pengalarnan sekurang-kurangnya

10 (sepuluh) tahun sebagai Hakim Pengadilan Agama.

Pasal 14

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Hakim pada Pengadilan

Tinggi Agama, seorang calon harus memenuhi syarat­

syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 1J

ayat (1) huruf a, b, c, d, e, f, g, dan ii

b. berumur serendah-rendahnya 40 (empat puluh) tahun;

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

sebagai Ketua atau Wakil Ketua Pengadilan Agama

atau 15 (lima belas) tahun sebagai Hakim Pengadil­

an Agama.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Ketua Pengadilan Tinggi

Agama diperlukan pengalaman sekurang-kurangnya 10 (se­

puluh) tahun sebagai Hakim Pengadilan Tinggi Agama

atau sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun bagi Hakim Peng­

adilan Tinggi Agama yang pernah menjabat Ketua Peng­

adilan Agama.

(3) Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Ketua Pengadilan

Tinggi Agama diperlukan pengalaman sekurang-kurangnya

Page 8: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

.,,-

7

8 (delapanl tahun sebagai H.akim Psngadilan Tinggi

Agama atau sekurang-kurangnya 3 (t.j.ga) tahun pagi

Hakim Pengadilan Tinggi Agama yang pernah menjabat

Ketua Pengadi1an Aga.roa.

Pasal 15

(1) Hakim diangkat dan diberhentikan oleh ?residen se­

laku K.epala N.egara atas usu1 Menteri Agama berda­

sarkan persetujuan Ketua Mankamah Agung.

(2) Ketua dan Waki1 Ketua Pengadilan diangkat dan d'i­

berhentikan oleh Menteri Agama berdasarkan p~rse­

tujuan Ketua Mahkamah Agung •

. pasal 16

(I) Sebe1um memangku jabatannya, ketua, wakil ketua,

dan Rakim wajib mengucapkan sumpah menurutagama

Islam yang berbunyi sebagai berikut: "Demi Allah, saya bersumpahbahwa saya, untuk mem~

perol~h jabatan saya ini, langsung, atau tidak lang­

sung, dengan menggunakan nama atau cara apa pun ju­

ga, tidak memberikan atau menjanjikan barang sesua­

tu kepada siapa pun juga".

"Saya bersumpah bahwa s~ya, untuk melakukan atau

tidak me1akukan sesuatu dalam jabatan ini, tidak ~

kali-kali akan menerima langsung a tau tidak langsuhg da­

ri siapa pun juga suatu janji atau pemberian"~

"Saya bersumpah bahwa saya'akan setia kepada dan

akan mernpertahankan serta mengama1kan Pancasila

sebagai dasar .dan ideo1ogi neg~ra, Undang-Undang

Dasar 1945, dan segala Undang-undang serta J;eratur­

'an lain yang ber1aku bagi Negara Republik Ir.,¢lone-

sia".

"Saya bersumpah bahwa saya senantiasa akan menja-

1ankan jabatan saya ini dengan jujur , seksama', dart

dengan tidak merr.beda-bedakan orang' dan akan ber-

1aku dalam melaksanakan kewajiban saya sebaik-ba­

iknya dan seadil-adilnya seperti layaknya bagi se­

orang Ket.ua, Wakil Ketua, Hakim pengad,ilanyang

Page 9: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

8

berbudibaik dan jUjuI dalam menegakkan' 'hul<um • dan

keadilan".

(2) wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Agama diambil sum­

pahnya oleh Ketua Pengadilan Agarna.

(3) Wakil Ketua dan Hakim Pengadilan Tinggi Agama ser­

ta Ketua pengadilan Agaroa diambil sumpalmya olehKe­

tua Pengadilan Tinggi Agama.

(4) Ketua Pengadilan Tinggi Agama diarr~bi1' sUmpahnya o1eh

Ketua Mahkarnah Agung.

pasal 17

(1) Kecuali diterttukan lain oleh atau berdasaikan . un~

dang-undang, Hakim tidak boleh merangkap menjadi:

a. pelaksana putusan Pengad{lani

b. wali, pengampu, dan pejabat,yang berkaitan de­

ngan suatu perkara yang diperiksa 61ehnya;

c. pengusaha.

(2) Hakim tidak coleh rnerangkap menjadi P,enasihat , Hu­

kum.

'0) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh Hakim ~e­

lain jabatan sebac;c:imana yang d±maksud dalam ayat

U) d~~ ayat (2) diatur lebih lanjutdenganPer­

aturan Pernerintah. '/' ""

pasal 18

(1) Ketua, ~lakilKetua, dan Hakim diberhentikan deingan

hormat dari jabatannya karena:

a. permintaan sendirii

b. sakit jasmani _atau rohani terus-rnenerusi

c. telah berumur 60 (enam puluh) tahun bagi Ketua,

Waki1 Ketua, dan Hakim Pengadi1an Agama, dan 63

(enam puluh tiga) tahun bagi Ketua, i\akil Ketua,

dan Hakim Pengadilan Tiriggi Agama;

d. ternyata tidak cakap dalam menjalankan tugasnya.

(2) Ketua, Wakil Ketua, dan Hakim yang meninggaldunia

der:gan sendirinya diberhentikan dengan hormatdari

jabatannya oleh Presiden selaku l<epala.Negara.

Page 10: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

9

Pasa1 19

(1) Ketua, T~akil Ketua, dan H!akim diberhentikan t.idak

dengan horrnat dari jabatannya dengan alasan:

a. dipidana karena bersalah melakukan tindak pidana

kejahatan;

b. melakukan perbuatan tercela;

c. terus menerus melalaikan kewajiban dalaro menja­lankan tugas pek"erjaannya;

d. melanggar sumpah jaba~an;

e. melanggar larangan sebagaimana yang dimaksud da­"lam Pasal 17.

(2) Pengusulan pemberhentian tidak cengan hormat dengan

alasan sebagaimana yang dimaksud da1am ayat (1) hu­

ruf b sampai dengan e dilakukan sete1ah yang bersarq­

kutan diberi keserr.patan se-cukupnya untuk membela di­

ri di hadapan Maje1is Kenormatan Hakim.

(3) Pembentukan, susunan, dan tata kerja ~aje1is K;ehor­

matan Hakim "serta tata cara pembe1aan diri ditetai?­

kan oleh Ketua -Mahkama.h Agung bersama-Saffic d:engan

Men.teri Agama.

Pasa1 20

Seorang I:fakim yang diberhentikan dari jabate.nnya,tidak

dengan sendirinya diberhentikan sebagai pegawai ne:geri.

Pasa1 21

(1) Ketua, r.Takil Ketua, dan tI~akim sebelum diberh€"ntikan

tidakdengan hormat sebagaimana yang dimaksud :da1am

Pasa1 19 ayat (1), dapat diberhentikan sementara ca­

ri jabatannya oleh Presiden seiaku Kepa"la l'iegrura atas

usu1 Menteri Agama berdasarkan p~rsetujuan Ket~aMah­

kama.h Agung.

(2) Terhadap pengusulan pemberhentian sementara sebagai­

mana yang dimaksud da1am ayci t (1), ber1aku juga ke­

tentuan ~:ebagaimanCl" yang dirr.aksud dalam Pasa1 19 aya;t

(2) •

Pasa1 22

(1) Apabila terhc:dap seorang H.akim ada perintah penang-

Page 11: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

10

kapan yang diikuti dengan penahanan, dengan sendiri­

nya Hakim tersebut diberhentikan sementara dar! ja­

batannya.

(2) Apabi1a seorang Hakim dituntut di muka Pengadi1an da­

lam perkara pidana sebagaimana yang dimaksud da1am

Pasa1 21 ayat (4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981

tentang Hukum Acara Pidana tanpa ditahan, ~ ia da­

pat diberhentikah sementara dari jabatannya.

Pasa1 23

Ketentuan lebih 1anjut mengenai tata cara pemberhehtian

dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, dan: pem­

berheritian sementara serta hak-hak pejabat yang dikena­

kan pemberhentian, diatur dengan Reraturan Pemerintah.L ' !

Pasa1 24

(1) Kedudukan protokol Hakim diatur dengan Keputusan Pre- .

siden.

(2) Tunjangan dan ketentuan-ketentuan 1ainnya bagi Ketua,

Waki1 Ketua, dan Hakim diatur dengan Keputusan Pre­

siden.

Pasa1 25

Ketua, Waki1 Ketua, dan Hakim dapat ditangkap atau dita­

han hanya atas perintah Jaksa Agung sete1ah mendapatper­

setujuan Ketua Mahkamah,Agung dan Menteri Agama, kecua1i

da1am hal:

a. tertangkap tangan me1akukan tindak pidana kejahatan,

atau

b. disangka te1ah me1akukan tindak pidana kejahatan yang

diancam dengan pidana mati, atau

c. disangka te1ah me1akukan tindak pidana kejahatan ter­

hadap keamanan negara.

Paragraf 2

Panitera

Pasa1 26

(1) Pada setiap Pengadi1an ditetapkan adanya Kepanitera­

an yang dipimpin oleh seorang Panitera .

" .

Page 12: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

11

(2) Dalam melaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Aga­

rna dibantu oleh seorang Wakil Pruritera, ~rapa orang

Panitera Muda, beberapa orang Panitera Penggaoti,.dan

beberapa orang Juru Sitae

(3) Dalarn rnelaksanakan tugasnya Panitera Pengadilan Ting­

gi Agama dibantu oleh seorang Wakil Panitera, bebera­

pa orang Panitera Muda, dan beberapa orang Panitera

Pengganti.

Pasal 27

Un~uk dapat diangkat rnenjadi Panitera Pengadilan,Agarna,

seorang calon harus rnernenuhi syarat-syarat sebagai be­

rikut:

a. warga negara Indoneaia;

b. beragarna Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya sarjana rnuda syari'ah

atau sarjana rnuda hukurn yang menguasai hukurn Islam;

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun se­

bagai Wakii Panitera atau 7 (tujuh) tahun sebagai Pa­

nitera Muda Pengadilan Agama, atau menjabat Wakil Pa­

nitera Pengadilan Tinggi Agama.

Pasal 28

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengadilan Tinggi

Agama, seorang calon harus rnemenuhi syarat-syarat seba­

gai berikut:

a. syarat- ~yarat sebagairnana yang dimaksud dalam Pasal 27

huruf a, b, c, dan d;

b. berijazah sarjana syari' ah atau sarjana hukum yang me­

• nguasai hukum Islam;

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun

sebagai Wakil Panitera atau 8 (delapan) tahun 'sebagai

Panitera Muda Pengadilan Tinggi Agama, atau 4 (empat)

tahun sebagai Panitera Pengadilan Agama.

Pasal 29

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Panitera Pengadilan

Page 13: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

12

Agama, seorang calon harus mernenuhi syarat-syarat se­

bagai berikut:

a. syarat-syarat seba9aimana yang dimaksud da1am P~sal

27 hurur a, h, c, d, dan ei

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun se­

bagai Panitera Muda atau 6 (enarn) tahun sebagai Pa­

nitera pengganti Pengadilan Agama.

Pasal 39

·Untuk dapat diangkat rnenjadi Wakil Panitera penga-dilan

Tinggi Agama, seorang calon harus memenuhi s~arat-sya­

rat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal

27 huruf a, b, c, dan d;

b. berijazah sarjana syari'ah atau sarjana hukurnyang

menguasai hukurn ,Islami

c. berpengalaman sekurang-kurangnya 4 (empat):tahun se­

bagai Panitera Muda atau 7 (tujuh) tahun sebagai Pa­

nitera pengganti Pengadilan Tinggi Agarna, atau 4 (em­

pat>. tahun sebagai wakil Panitera Pengadilan Agama,

atau menjabat, PaniteraPengadilan Agama.

Pasal 31

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Muda Pengadilan

Agarna, seorang calon harus mernenuhi syarat-syarat se­

bagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal

27 huruf a, b, c, d, dan ei

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahup se­

bagai Panitera pengganti Pengadilan Agama.

Pasal 32

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Muda penga'dilan

Tinggi Agama, seorang calon harus rnemenuhi syarat-sya­

rat sebagai berikut:

a. syar~t-syarat sebagaimana yang dimaksud dalamPasal

27 huruf a, b, c, d, dan ei

Page 14: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

13

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun $e­

bagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Ag~a,

atau 4 ~rnpat) tahun sebagai Panitera Muda atau 8

(delapan) tahun sebagai Panitera Pengganti Pengadil-·

an Agama, atau menjabat Wakil Panitera Pengadil-an

Agama.

Pasal 33

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Peng,ganti Penq­

adilan Agarnai seorang calon harus memenuhi syarat-sya­

rat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam pasal

27 huruf a, b, c, d, dan ei

b. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun ise­

bagai pegawai n~geri pada Pengadilan Agama.

Pasal 34

Untuk dapat diangkat menjadi Panitera Pengganti p~ng­

adilan Tinggi Agarna, seorang calon harus rnemenuhi ~ya­

rat-syarat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam P4sa1

27 huruf a, b, c, d, dan ei

h. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun i se-I

bagai Panitera Pengganti Pengadilan Agama atauilO

(sepuluh) tahun sebagai pegawai negeri pad a P~ng­

adilan Tinggi Agama.

pasal 35

(D Kecuali ditentukan lain oleh atau berdasarkanun­

dang-undang, Banitera tidak boleh merangkap mepja­

di wali, pengampu, dan-pejabat yang berkaitan;de­

ngan perkara yang di dalamnya ia bertindak seb~gai

]?anitera.

~) Panitera tidak boleh merangkap menjadi ~enasihat

Hukum.

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap olehEanite~a se­

lain jabatan sebagairnana yang dimaksud d~lam

j

Page 15: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

14

. ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanju t oleh Menteri

Agama berdasarkan persetujuan Ketua Mahkamah A~ung • .t-/f

Pasal 36 I

Panitera, Wakil :Banitera, ·Panitera Muda, dan panitera . i

P,engganti pengadilan diangkat dan diberhentikan dar:i ja-

batannya oleh Ment;eri Agama.

Pasal 37

Sebelum memangku jabatannya i ~nitera, '''lakil Baniitera, 1

Banitera Muda, dan p.anitera Pengganti diambil surnp~hnya j

menurut agarna Islam oleh Ketua Bengadilan yang bersrang-

kutan.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut: I

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untuk ~Jr0leh i

jabatan saya ini, lang·sung at au tidak langsung d~ngan i menggunakan nama ataucara apa pun juga, tidak rnfmbe-

rikan atau menjanjikan barang sesuatu kepada siap~ pun I

I .•

"Saya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau t~dak

rnel·akukan sesuatu dalam jabatan ini, tidak sekali~kali I

akan menerima langsung atau.tidak langsung dari piapa

pun juga suatu janji atau pemberian fl•

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada dan: akan

mempertahankan serta mengamalkan Pancasila sebaga~ da­

sar dan ideo1ogi negara, Undang-Undang Dasar 1945:, dan

segala undang-undang serta peraturan lain yang be~laku .

bagi Negara Republik Indonesia".

"Saya bersumpah bahwa sayasenantiasa akan menjaliankan

jabatan saya ini d~ngan jujur, seksama)dan denga~ ti~

dak membeda-bedakan orang dan akan berlaku dalarn iIrelak­i

sanakan kewajiban say a sebaik-baiknya dan seadil~adil-I

nya seperti layaknya bagi seorang Banitera, Waki4 ~a-

nitera, Banitera Muda, ~anitera ~engganti yang b~rbudi j

baik dan jujurdalam menegakkan hukum dan keadi14n".

Page 16: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

15

Paragraf 3

Juru Sita

Pasal 38

Pada'setiap Pengadilan Agama ditetapkan adanya Juru Sita

dan Juru Sita Pengganti.

Pasal 39

(1) Untuk dapat diangkat menjadi Juru Sita, seorang ca­

Ion harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

e. berijazah serendah-rendahnya sekolahlanjutan ting­

kat atas;

f. berpengalaman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

sebagai J~ru Sita Pengganti.

(2) Untuk dapat diangkat menjadi Juru Sita Pengganti, se­

orang calon harus memenuhi syarat-syarat sebagai pe­

rikut:

a. syarat-syarat sebagaimana yang dimaksud dalam

ayat (1) huruf a, b, c, d, dan e;

b. berpenga1aman sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun

sebagai pegawai negeri pada Pengadilan Agama.

Pasal 40

(1) Juru Si ta diangkat dan diberhentikan oleh M=mteri.--Aga­

rna atas usul Ketua Pengadilan Agama.

(2) Juru Sita Pengganti diangkat dan diberhentikan o1eh

Ketua Pengadi1an Agama.

Pasal 41

Sebelum memangku jabatannya, Juru Sita dan Juru Sita Peng­

ganti diambil sumpahnya menurut agama Islam o1eh Ketua

Pengadi1an Agama.

Bunyi sumpah adalah sebagai berikut:

"Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya, untuk rremperoleh

jabatan saya ini, 1angsung atau tidak langsung, dengan

Page 17: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

16

menggunakan nama atau cara apa pun juga, tidak memb~ri­

kan atau menjanjikan b9-rang sesuatu kepada siapa pun I ju­

ga".

"8aya bersumpah bahwa saya, untuk melakukan atau t~da-k) me1akukan sesuatu da1am jabatanini, tidak sekali-~ali

,I, • i

akan menerima 1angsung atau tidak langsl.lIlCJ dari s1apa I pun I

juga suatu janji atau pemberian".

"Saya bersumpah bahwa saya akan setia kepas:1a dan akan imem­pertahankan serta mengamalka.n Pancasila sebagai dasat dan

ideo1ogi negara, Undang-Undang Dasar 1945, dan segala

undang-undang serta peraturan lain yang berlaku bagi Ne­

gara Republik Indonesia".

"Sa-ya bersumpah bahwa saya senantiasaakan menja1ankani ja­

batan saya ini dengan jujur, seksama, dan dengan tlidak I

membeda-bedakan orang dan akan berlaku dalam melaks?na-

kan kewajiban saya sebaik-baiknya dan seadil-adi1nya' se-I

perti layaknya bagi seorang ~uru Sita, auru Sita

ganti yang berbudi balk dan jujur dalam rneneg'akkan

kum dan keadi1an".

Pasa1 42

l?~ng-,

hu-

('I) Kecuali ·ditentukan lain oleh atau berdasarkan ~-I

undang, Juru 81 ta tidak boleh merangkap. menjadi iwali\I .

pengarnpu, dan pejabat yang berkaitan dengan pe~kara

yang di da1arnnya ia sendiri berkepentinga!l ..

(2) Juru ;Sita tidak bo1eh rnerangkap ~enjadiBenasiha~ Hu­

kum.

(3) Jabatan yang tidak boleh dirangkap oleh.;turu Si t~. se­

lain j aba tan sebagairnana yang dirnaksud da1arn ayat (1) ,. dan ayat (2), diatur 1ebih lanjut oleh Menteri 4gaIl\a., j

I

berdasarkan persetujuan Ketua Mahkarnah Agung.

E.agian Ketiga

Sekretaris

Pasal 43

Pada setiap Penga.dilan di tetapkan adanya sekretariatJ. yan:j r .

dipimpin oleh seorang Sekretaris dan dibantu oleh s$Orang

Wakil Sekietaris.

Page 18: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

17

Pasal 44

Panitera Bengadilan merartgkap Sekretaris Eengadilan.

Pasal 45

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Sekretaris pengadil~n

Agama, seorang calon harus memenuhi syarat-syarat seba­

gai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. beragama Islam;

c. bertaqwa kepada Tuha~ Y~ng'Maha Esa;

d. setia kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945~

e. berijazah serendah-rendahnya sarjana muda .. syari tah!,

atau sarjana muda hukum yang menguasai hukum Isl~

atau sarjana muda administrasi;

f. berpengalaman di bidang administrasi peradilan.

Pasal 46

Untuk dapat diangkat menjadi Wakil Sekretaris pengadil~

an Tinggi Agarna, seorang calon harus memenuhi syarat~~~~

rat sebagai berikut:

a. syarat-syarat sebagairnana yang dimaksud dalam pasa!l

45 huruf a, b, c, d, dan f; " i

b. berijazah sarjana s'yari' ah atau sarjana hukuIl\1.yang ~ "

nguas~i hukum Islam.

Pasal 47

Wakil Sekretaris Pengadilan diangkat dan diberhentlkain

oleh Menteri Agarna.

Pasal 48

Sebelum memangku jabatannya ~'Jakil Sekretaris .diarribil suttr

pahnya meriurut agamaIslam oleh Ketu'a" .~engadiian. yang

bers~ng.J~U::ban.

Blnyi sumpah adalah sebagai ber.ikut:

"Demi Allah, saya bersumpah:

bahwa saya, untuk diangkaf menjadi Wakil Sekretaris, I

akan setia dan taa t sepenuhnya" kepada pancasila, Undan'1-

Undang Dasar 1945, Negara, danPemerintahi

bahwa saya, akan mentaati segala peraturari perund~n<j­

undangan yang berlaku dan mel~ksanakan tugas kedinas4n

Page 19: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

18

yang dipercayakan kepada saya dengan penuh pengabdian,

kesadaran, dan tanggung jawabi

bahwa saya, akan senantiasa menjunjung tinggi kehormat­

an negara, pemerintah dan martabat Wakil Sekretaris ser­

ta akan senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari

pada kepentingan saya sendiri, seseorang atau golongani

bahwa saya, akan roemegang rahasia sesuatu yang menurut

sifatnya atau menurut perintah harus saya rahasiakan;

bahwa saya, akan bekerja dengan jujur, tertib, cermat,

dan bersemangat untuk kepentingan negara".

BAB III

KEKUASAAN PENGADILAN

Pasal 49

(1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa,

memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara di ting­

kat pertama antara orang-orang yang beragama Islam

di bidang:

a. perkawinani

b. kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan ber­

dasarkan hukum Islam;

c. wakaf dan shadaqah.

(2) Bidang perkawinan

ayat (1) huruf a

sebagaimana yang dimaksud dalam

ialah hal-hal yang diatur dalam

atau berdasarkan undang-undang mengenai perkawinan

yang berlaku.

(3) Bidang kewarisan sebagaimana yang dimaksud dalarn

ayat (1) huruf b ialah penentuan siapa-siapa yang

menjadi ahli waris, penentuan mengenai harta pening­

galan f penentuan bagian masing-masing ahli waris, dan

melaksanakan pembagian harta peninggalan tersebut.

Pasal 50

Dalam hal terjadi sengketa mengenai hak rnilik atau ke­

perdataan lain dalam perkara-perkara sebag.aimana yang di­

maksud dalam Pasal 49, maka khusus mengenai objek yang

menjadi sengketa tersebut harus diputus lebih dahulu oleh

Pengadilan dalam lingkungan Peradilan. Umum.

Page 20: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

19

Pasa1 51

(1) Pengadi1an Tinggi Agama bertugas dan berwenang meng­

adi1i perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Aga­

rna da1am t'ingkat banding.

(2) Pengadilan Tinggi Agama juga bertugas dan berwenang

mengadi1i di ti~gkat pertama dan terakhir sengketa

kewenangan merigadili antar-Pengadilan Agarna di dae­

rah hukumnya.

Pasa1 52

(1) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimpangan,

dan nasihat tentang hukum Islam kepada instansi pe­

rnerintah di daerah hukumnya, apabila diminta. I

(2) ~elain tugas dan kewenangan sebagairnana yanq dimak­

sud dalam Pasal 49 dan Pasa1 51, Pengadilan dahat di­

serahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasar­

kan undang-undang.

Pasal 53

(1) Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pe~aksa­

naan tugas dan tingkah laku Hakim, Panitera, Sekre­

taris, dan Juru Sita di daerah hukumnya.

(2) Selain tugas sebagaimana yang dimaksud da1arn ayat (1),

Ketua Pengadilan Tinggi Agama di daerah hukum~ya me­

lakukan pengawasan terhadap j alannya peradilan di'ting­

kat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan di­

selenggarakan dengan seksama dan sewaj arnya,.

(3) Da1am melaksanakan pengawasan sebagaimana yang dimak­

sud dalam ayat (1) dan ayat (2), Ketua Pengadilan da­

pat memberikan petunjuk, teguran, dan peringatan, yang

dipandang perlu.

{4} Pengawasan sebagaimana yang dimaksud da1am ayat (1),

ayat (2), dan ayat (3), tidak boleh mengurangi kebe­

basan Hakim dalam memeriksa dan memutus perkata.

Page 21: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

2{)

EAB> IV

HUKUM ACARA

Bagian Pertama

Umum

Pasa1 54

Hukum Acara yang berlaku pada Penqadi1an dalam 1in9kun~an

Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku

pada,pengadi1an da1am 1ingkungan Peradilan t1mum, ke.cucili !

yang te1ah diatur sec:ara khusus dalam tJndang-undang ini+.

Pasa1 55

Tiap pemeriksaan perkara di Pengadilan dimulai s'esudah idi­

ajukannya suatu permohonan atau qugatan.dan pihak-piqak

yang berperkara telah dipanggi1 meIrorut ketentuan yang bJr-I

1aku.

P'asa1 56

(1) Pengadilan' tidak boleh menolak tmtuk memeriksa dan me­

mutus'suatu perkara' yang diajukan dengan dalih ba~wa

hukum tidak atau kurang jelas, melainkan wajih meme­

riksa dan memutusnya.

(2) Ketentuan s·ebagaimana, yang d-imakscud dalam ayat (1) ti­

dak menu tup kelnUng-kinan u-sahe. penYErle&aian perkara

secara damai.

Pasal 57

(1) Peradilan dilakukan oru4I KEADl:LAN BERDASARKAN ~tu-­

HANAN YANG MAliA ES A.

(2) Tiap penetapan dan pUtu-san dimulai dengan kalimat B~S­

,MI,LLMiRRlUIMANI~IM diikuti c;l'~an 'DEMI KEAOlLAN BER­DAS'ARKAN *ETU~HQ1\'N Y 1-\NG MMA isA.

(3) Peradilan dilcrkukan dengan sed~bana, cepat, dan bi¢tya

ringan.

pasal 58

{l} "Pengadilan mengadili; menurut hllkUffi dengan tidak mem- , b'eda - bedakari orang.. :

Page 22: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

1-

l

21

(2) Pengadilan membantu para pencari keadilan dan bertisa­

ha sekeras-kerasnya mengatasi segala hambatan dan ~in­

tangan untuk tercapainya peradilan yang se::1erhana, ,ce­pat, dan biaya ringan.

Pasal .59

(1) Sidang pemeriksaan Pengadilan terbuka untuk umum, ke­

euali apabila undang-undang menentukan lain atau jika

Hakim denganalasan-alasan penting yang dieatat d~1arn

berita acara sidang, memerintahkan bahwa pemerik~aan

secara keseluruhan atau sebagian akan _dilakukan: deljlgan

sidang tertutup.

(2) Tidak terpenuhinya ketentuan sebagaimana yang ~sud

dalamayat. (1) mengakibatkan se1uruh pemeriksaan beserta

penet"apan atau putusannya batal menurut hukum.

(3) Rapat permusyawaratan Hakim bersifat rahasia.

Pasal 60

Penetapan-dan putusan pengadilan hanya sah dan rnempu~y~i

-kekuatan hukum apabila diucapkan da1am sidang terbuka'un­

tuk umum.

Pasal 61

Atas penetapan dan putusan Pengadi1an Agama dapat di.mi!nta­

kan banding oleh pihak yang berperkara, ·kecua1i apab~la

undang-undang menentukan lain.

Pasa1 62

(1) Segala penetapan dan putusan Pengadilan, selain h:arus

memuat alasan-alasan dan dasar-dasarnya juga h~$rne­

muat pasal-pasaltertentu dari peraturan-t:erab.lran iYaIlI:J

bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang dija­

dikan dasar untuk mengadili.

(2) Tiap penetapan dan putusan Pengadilan ditandatangani

oleh Ketua dan Hakim-hakim yang rnemutu5 serta Panite­

ra yang ikut bersidang pada waktu penetapan dan ?lws­

an itu diucapkan.

(3) Berita Acara tentang pemeriksaan ditandatangani oleh'

Ketua dan Panitera yang bersidang.

Page 23: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

22

Pasal 63

Atas penetapan dan putusan Pengadilan Tinggi Agama dapat

dimintakan kasasi kepada Mahkamah Agung oleh pihak yang

berperkara.

Pasal 64

Penetapan dan putusan Pengadilan yang dimintakan banding

atau kasasi, pelaksanaannya ditunda derni hukurn, kecuali

apabila dalam amarnya rnenyatakan penetapan atau putusan

tersebut dapatdijalankan lebih dahulu meskipun ada per­

lawanan, banding, atau kasasi.

Bagian Kedua

Pemeriksaan Sengketa Perkawinan

Paragraf 1

U rn u m

pasal 65

Perceraian hanya dapat dilrurukaq di depan sidang Pengadil­

an setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan ti­

dak berhasil rnendarnaikan kedua belah pihak.

Paragraf 2

Cerai Talak

Pasal 66

(1) Seorang suami yang beragarna Islam yang akan mencerai­

kan istrinya mengajukan perrnohonan kepada Pengadil­

an untuk mengadakan sidang guna menyaksikan ikrar talak.

(2) permohonan. sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1).· diaju­

kan kepada Pengadilan yang daerah hukumnya meliputi

tempat kediaman tennohon, kecuali apabila termohon deng-an

sengaja rneninggalkan tempat kediaman yang ditentukan

bersama tanpa izin pemohon.

(3) Dalam hal termohon bertempat kediaman di luar negeri,

permohonan diajukan kepada Pengadilan yang daerah ·hu~

kumnya.meliputi tempat kediaman pemohon.

Page 24: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

23

(4) Dalam hal peMohon dan termohon bertempat kediaman -di

luar negeri, maka permohonan-diajukan kepada Peng­

adilan yang daerah hukumnya me1iputi tempat per~awin­

an mereka di1angsungkan atau kepada Pengadi1an Agama

Jakarta Pusat.

(5) Permohonan soal penguasaan anak, nafkah anak, nafkah

istri, dan harta bersama suami istri dapat diajukan

bersama-sama dengan permohonan cerai ta1ak ataupun

sesudah ikrar ta1ak diucapkan.

Pasa1 67

Permohonan sebagaimana yang dimaksud da1am Pasa1 66 di

atas memuat:

a. nama, umur, dan tempat kedi~an pemohon, yaitu suami,

dan termohon, yaitu istri;

b. alasan-a1asan yang menjadi dasar cerai talak.

Pasa1 68

(1) Pemeriksaan permohonan cerai talak dilakukan olehMa­

jelis Hakim se1ambat-1ambatnya 30 (tiga pu1uh) hari

setelah berkas atau surat permohonan cerai talak di­

daftarkan di Kepaniteraan.

(2) Pemeriksaan permohonan cerai ta1ak dilakukan ~a1am

sidang tertutup.

Pasa1 69

Da1am pemeriksaan perkara cerai ta1ak ini ber1aku keten­

tuan-ketentuan Pasal 79, Pasal 80 ayat (2'), Pasal 8~, dan

Pasal 83.

Pasa1 70

(1) Pengadi1an sete1ah berkesimpu1an bahwa kedua be1ah

pihak tidak mungkin 1agi didamaikan dan te1ah cukup

a1asan perceraian, maka Pengadilan menetapkan bahwa

permohonan tersebut dikabulkan.

(2) Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud da1am

ayat (1), istri dapat m~ngajukan banding.

Page 25: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

24

OJ Setelah penetapan tersebut memperoleh kekuatan htikum I

tetap, Pengadilan menentukan hari sidang penyak~ian

ikrar talak, dengan mernanggil suami dan istri qtau

wakilnya untuk menghadiri sidang tersebut.

(4) Dalam sidang i tu suami atau wakilnya yang diberi :kua­

sa khusus dalam suatu akta otentik untuk menguca~k·an

ikrar talak, mengucapkan ikrar talak yang dihadiri

ol~h istri atau kuasanya.

(s) Jika istri telah mendapat panggilan secarasah 9-tau

patut, tetapi tidak datang menghadap sendiri ata~ ti­

dakmengirim wakilnya, maka suami atau wakilnya 4apat

mengucapkan ikrar talak tanpa hadirnya istri atau

wakilnya.

(6) Jika suami dalam tengganB"\fclktu 6 Cenam bulan sejak: di­

tetapkan hari sidangpenyaksian ikrar talak, tidaJ1c da;...

tan,!! menghadap sendiri atau tidak mengirim wakilnya

meskipun telah mendapat panggilan secara sah atau i pa­

tut m~ka gugurlah kekuatan penetapan tersebut, dan

perceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alas.;;.

an yang sama.

Pasal 71

(1) Panitera mencatat segala hal ihwal yang terjadi ,da­

lam sidang ikrar talak.

(2) Hakim membuat penetapan yang isinya menyatakan ~ah­

wa perkawinan putus sejak ikrar ta1ak diucapkan: dan

penetapan tersebut tidak dapat dimintakan banding

atau kasasi.

Pasa1 72

Terhadap penetapan sebagaimana yang dimaksud da1am P:asa1

71 berlaku ketentuan-ketentuan dalam Pasa1 84 ayat (1),

ayat (2), ayat (3) ,dan ayat (4), serta Pasa1 85.

Paragraf 3

Cerai Gugat

Pasa1 73

(1) Gugatan perceraian diajukan oleh istri atau kuasa­

nya kepada pengadilan yang daerah hukumnya me1iputi tern-'.

Page 26: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

25

pat kediaman penggug~t, kecuali apabila penggugati de­

ngan sengaja meninggalkan tempat kediaman ber-sarna itan-I

pa izin tergugat.

(2) Dalam hal penggugat bertempat kediaman di luar negjeri,

.gugatan perceraian diajukan kepada Pengadilan yang

daerah hukurnnya rneliputi tempat kediaman tergugat.

(3) Dalam hal pengguga t dan terguga t bertempa t kediamcin di

luar negeri, maka gugatan diajukan kepada Pengad~lan

yang daerah' hukumnya meliputi tempat perkawinan!me­

reka dilangsungkan atau kepada Pengadilan ~ama Jakar-. I

ta Pusat.

Pasal 74 I

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan s~lah

satu pihak mendapat pi dana penjara, rnaka untuk ~~oleh

putusan . perceraian, sebagai bukti penggugat cukup mehyarn­

paikan salinan putusan Pengadilan yang berwenang y~ me­

rnutuskan perkara disertai keterangan yang menyatakari bah­

wa putusan itu telah rnemperoleh kekuatan hukum tetap.

Pasal 75

Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan bahwa

tergugat mendapat cacat b'adan atau penyakit dengan i aki­

bat tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai suami, ma­

ka Hakim dapat rnernerintahkan tergugatuntuk rnemerik$akan

diri kepada dokter.

Pasal 76

(1) Apabila gugatan perceraian didasarkan atas alasan

syiqaq, maka untuk mendapatkan putusan f€rceraiaIf ha­

rus didengar keterangan saksi-saksi yang .cerasa;l da­

ri keluarga atau orang-orang yang dekat dengan suami

istri.

(2) Pengadilan setelah mendengar keterangan saksi tentang I

sifat persengketaan antara suami istri dapat m$ngang­

kat seorang atau lebih dari keluarga rnasing-rnasirig pi­

hak ataupun orang lain untuk menjadi hakam.

Page 27: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

26

Pasal 77

Selama berlangsungnya guqatan perceraian, atas permohonan

penggugat atau tergugat atau berdasarkan pertimbangan ba­

haya yang rnungkin ditimbulkan, Pengadilan dapat meng:izin­

kan suami istri tersebut untuk tidak tinggal dalam satu ru­

mah.

pasal 78

Selarna berlangsungnya g,ugatan perceraian, atas permohon­

an penggugat, Pengadilan dapat:

a. menentukan nafkah yang ditanggung oleh suami;

b. menentukan hal-hal yang perlu untukmenjamin pemeliha­

raan dan pendidikan anak;

c. menentukan hal-hal yang perlu untuk menjamin terpeli­

haranya barang-barang yang menjadi hak bersama suami

istri atau barang-barang yang menjadi hak suami atau

barang-barang yang menjadi hak istri.

Pasal 79

Gugatan perceraian gugur apabi1a suami at au istri mening­

gal sebelum adanya putusan Pengadi1an.

pasa1 80

(1) Pemeriksaan gugatan perceraian di1akukan oleh Majelis

Hakim se1ambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari setelah

berkas atau surat gugatan perceraian didaftarka:n di Ke­

paniteraan.

(2) Pemeriksaan gugatan perceraian dilakukan dalarn !sidang

tertutup.

Pasal 81

(1) Putusan Pengadilan rnengenai gugatan perceraian qiucap­

kan dalam sidang terbuka untuk umum.

(2) suatu perceraian dianggap terjadi beserta segala aki­

bat hukumnya terhitung sejak putusan Pengadilan mem­

peroleh kekuatan hukurn tetap.

Pasal 82

(1) pada sidang pertama pemeriksaan gugatan percetaian,

H.akim berusaha mendarnaikan kedua pihak.

Page 28: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

27

(2) Dalarn sidang perdamaian tersebut, suami istri harus

datang secara pribadi, kecuali apabila salah satu pi­

hak bertempat kediaman di luar negeri, d.an tidak da­

pat datang rnenghadap secara pri0a9i dapat diwakili

oleh kuasanya yang secara khusus dikuasakan untuk i tu.

(3) Apabila kedua pihak bertempat kediaman di luar negeri,

maka penggugat pada sidang perdamaian tersebut harus

menghadap secara pribadi.

(4) Selama perkara belum diputuskan,usaha mendamaikan da­

pat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan . •

Pasal 83

Apabila tercapai perdamaian, maka tidak dapat diajukan

gugatan perceraian baru berdasarkan a1asan yang ada dan

telah diketahui olehpenggugat sebelum perdamaian terca­

pai.

Pasal 84

(1) Panitera Pengadi1an atau pejabat Pengadilan yang di­

tunjuk berkewajiban selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

hari mengirimkan satu helai salinan,putusan Pengadil­

an yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, tanpa

bermeterai kepada pegawai Pencatat Nikah yang wi1ayah­

nya meliputi tempat kediaman peng9ugat dan tergugat,

untuk mendaftarkan putusan perceraian- da1am sebuah Cktftar

yang disediakan untuk itu.

(2) Apabila perceraian dilakukan di wilayah yang berbeda

dengan wilayah pegawai Pencatat Nikah tempat perkawin­

an dilangsungkan, maka satu helai salinan putusan se~

bagaimana yang dimaksud da1am ayat (1) yang telah m~

peroleh kekuatan hukum tetap tanpa bermeterai dikirim­

kan pul.a kepada Pegawai Pencatat Nikah di tempat per­

kawinan dilangsungkan dan oleh Pegawai Pencatat Nikah

tersebut dicatat pada bagian pinggir daftar catatan

perkawinan.

(3) Apabila perkawinan dilangsungkan di luar negeri, maka

satu helai salinan putusan sebagaimana yang dimaksud

dalam ayat (I) disampaikan pula k~pada pegawai Penca­

. tat Nikah di tempat didaftarkannya perkawinan mereka

di Indonesia.

Page 29: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

29

Pasal 88

(1) Apabi1a sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam P'asal

87 ayat (1) di1akukan oleh suami, maka penyeles-aiannya

dapat dilaksanakan dengan cara Ii'an.

(2) Apabi1a sumpah sebagaimana yang dimaksud dalam pa~a1 87

ayat (1) dilakukan oleh istri maka penyelesaiannya di-

1aksanakan dengan hukum acara yang berlaku.

Bagian Ketiga

Biaya Perkara

Pasal 89

(11 Biaya perkara_ dalam bidang perkawinan dioebankan kepa­

da penggugat atau pemohon.

(21 Biaya perkara penetapan atau putusan Pengadi1an yang

bukan merupakan penetapan atau putusan akhir akan di­

perhitungkan dalam penetapan atau putusan akhir.

Pasa1 90·

(I) Biaya perkara sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 89,

meliputi:

a. biaya kepaniteraan dan biaya meterai yang diper1u-,

kan untuk perkara itu;

b. biaya untuk para saksi, saksi ahli, penerjarem, dan

biaya pengambi1an sumpah yang diperlukan dalam~­

kara itu;

c. biaya yang diperlukan untuk melakukan pemeriksaan

setempat dan tindakan-tindakan lain yarg diperlukan

ol'eh Pengadilan da1am perkara i tu;

,d. biaya pemanggilan, pemberitahuan, da~lain-lain atas

perintah Pengadilan yang berkenaan dengan perkara

itu.

(21 Besarnya, biaya perkara diatur oleh Menteri Agama de­

ngan perse~ujuan Mahkamah Agung.

Pasa1 91

(1) Jumlah biaya perkara sebagaimana yang dimaksud dalam

Pasal 90 harus dimuat dalam amar penetapan atau putus­

an pengadilan.

Page 30: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

30

(2) Jurnlah biaya yang dibebankan oleh Pengadilan kepada' sa­

lah satu pihak berperkara untuk dibayarkan kepada pihak

lawannya dalarn perkara itu, harus dicantumkan juga da­

lam amar penetapan atau putusan Pengadilan.

BABV

KETENTUAN-KETENTUAN LAIN

Pasal 92

Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para Hakim.

Pasal 93

Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dana:tau

surat-surat lain yang herhubungari dengan perkara yang

diajukan ke Pengadilan kepada"Majelis Hakim untuk "disele­

saikan.

Pasal 94

Ketua Pengadilan rnenetapkan perkara yang harus diadili lSer­

dasarkan nomor urut, tetapi apabila terdapat perkara ier­

tentu yang karena menyangkut kepentingan umum harus sag-e­

ra diadili" maka perkara itu didahulukan.

Pasal 95

Ketua Pengadilan wajib mengawasi kesernpu~naan pelaksanaan

penetapan atau putusan Pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap.

Pasal 96

Panitera Pengadilan bertugas menyelenggarakan adrninistra­

si perkara dan mengatur tugas Wakil Pani tera, paniter~ Mu­

da, dan Panitera Pengganti.

Pasal 97

Pani tera, 'to\akil Pani tera, Pani tera Muda, dan Panitera :f>eng­

ganti bertugas membantu Hakim dengan menghadiri dan men­

catat jalannya sidang Pengadilan.

Pasal 98

Panitera bertugas melaksanakan~etarxm atau putusan Peng­

adilan.

Page 31: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

,"

31

Pasal 99

(1) Panitera waj ib membuat. daftar semua perkara yang di­

terima di Kepaniteraan.

(2) Dalam daftar perkara sebagaimana yang dimaksud dalam

ayat (1), tiap perkara diberi nomor urut dan dibubuhi

catatan singkat tentang isinya.

Pasal 100

Panitera membuat salinan atau turunan penetapan atau pu­

tusan Pengadi1an menurut ketentuan peraturan perundang­

undangan yang berlaku.

Pasal 101

(1) Panitera bertanggung jawab atas pengurusan rerkas :ter­

kara, penetapan atau putusan, dokumen, akta, buku daf­

tar, biaya perkara, uang titipan pihak ketiga, surat­

surat berharga, barang bukti, dan surat-surat lain yang

disimpan di Kepaniteraan.

(2) Semua _daftar, catatan, risalah, berita acara, serta

berkas perkara tidak boleh dibawa ke1uar dati ruang

Kepaniteraan, kecua1i atas izin Ketua pengadilan b~r­

dasarkan ketentuan undang-undang.

(3) Tata cara penge1uaran surat as1i, salinan atau turun­

an penetapan atau putusan,risalah, berita acara, ak­

ta, dan surat-surat lain diatur oleh Mahkamah Agung.

Pasal 102

Tugas dan tanggung jawab serta tata kerja Kepaniteraan

Pengadilan diatur 1ebih lanjut oleh Mahkamah Agung.

Pasal 103

(1) Juru sita bertugas:

a. melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh .Ke­

tua Sidang;

b. menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-tegur­

an, dan p~mberitahuan penetapan atau putusan PSng­

adilan rnenurut cara-cara berdasarkan ketentuan un­

dang-undang;

c. melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan;

Page 32: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

32

d. membuat berita acara penyitaan, yang salinan res­

minya diserahkan kepada pihak-pihak yang berke­

pentingan.

(2) Juru Si ta berwenang melakukan tugasnya di daerah hu­

kum Pengadilan yang bersangkutan.

Pasa1 104

Ketentuan lebih 1anjut mengenai pelaksanaan tugas Juru

Sita diatur oleh Mahkamah Agung.

Pasal 105

(1) Sekretaris Pengadilan bertugas menyele.ngg~rakan ad­

ministrasi umum Pengadi1an.

(2) Tugas serta tanggung jawab, susunan organisasi, dan

tata kerja Sekretariat diatur lebih lanjut oleh Men­

teri Agama.

BAB VI

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 106

Pada saat mulai berlakUnya'Undang-undang ini:

1. sernua Badan Peradilan Agama yang telah ada dinyatakan

sebagai Badan Peradilan Agama menurut Urrlarq-l:U'rlang ini;

2. semua peraturan pelaksanaan yang telah ada mengenai

Peradilan Agama dinyatakan tetap berlaku selama keten­

tuan baru berdasarkan Undang-undang ini belum dikeiu­

arkan, sepanjang peraturan itu tidak bertentangan de­

ngan Undang-undang ini.

BAB VII'

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 107

(1J Pada saat mulai ber1akunya Undang-undang ini, maka:

a. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan Madu­

ra (Staatsblad Tahun 1882 Nomor 152 dan Staatsblad

Tahun 1937 Nanor 116 dan 610 ) ;

'b. Peraturan tentang Kerapatan Qadi dan Kerapatan Qa­

di Eesar untuk sebagian Residensi Kalimantan Sela-

Page 33: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

33

tan dan Timur (Staatsblad Tahun 1937 Nomor 638 dan

639) ;

c. Peraturan Pemerintah Norror 45 Tahun 1957 tentang Pem­

bentukan Pengadilan Agama/Mahkamah Syar' iyah di lu­

ar Jawa dan Madura ~embaran Negara Tahun 1957 Nb­

mor 99), dan

d. Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 63

ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

perkawinan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 1, Tam­

bahanLembaran Negara Nomor 301g) ,

dinyatakan tidak berlaku.

(2) Ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 236 a

Reglemen Indonesia yang diperbaharui (RIB), Staatsblad

Tahun 1941 Nomor 44, mengenai permohonan pertolongan

pembagian harta peninggalan diluar sengketa antara

orang-orang yang beragama Islam yang dilakukan berda­

sarkan Hukum Islam, diselesaikan oleh Pengadilan Aga­

rna.

· Pasal 108

Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundang­

an Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Ler'nbaran

Negara Republik Indonesia.

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal

MENTERI/SEKRETARIS NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

DRS. MOERDIONO

Disahkan di Jakarta

Pada tanggal

PRES IDEN REPUBLIK INDONES IA

S 0 E H ART. 0

LEMBARAN NEGARA REPUELIK INDONESIA TAHUN NOMOR

Page 34: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

I. U MUM

RAN CAN G A N

PEN J E LAS A N

A T A S

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

NOMOR TAHUN

TENTANG

PERADILAN AGAMA

I

I

1. Dalam Negara Hukum Republik Indonesia yang berdas4rkan

Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, keadilan, ke~aran, i

ketertiban, dan kepastian hukum dalam sistem dam pe-I

nyelenggaraan hukum merupakan hal pokok yang sangat

penting dalam usaha mewujudkan suasana perikehi~upan

yang arnan, tenterarn, dan tertib seperti yang diamanat­

kan,da1am Garis-Garis Besar Ha1uanNegara. 01eh ~are­

na itu, untuk rnewujudkan hal-hal tersebut dibutuhkan

adanya lernbaga yang bertugas untuk rnenyelenggarakan _ ke-- ,

kuasaan kehakirnan guna rnenegakkan hukurn dan keadilcJl de-

ngan baik. Salah satu ~lembaga untuk menegakkan huktnn da-I

lam mencapai keadilan, kebenaran, ketertiban, danl ke­!

pastian hukum adalah badan-badan peradilan sebaga~rnana

yang dimaksud dala~ Undang-undang Nomor 14 Tahun i 1970 . ,

tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kekuasaan Kehak~man, I

yang rnasing-rnasing mempunyai lingkup kewenangan meng-

adili perkaraatau sengketa di bidang tertentu da~ sa­

lah. satunya adalah Badan Peradilan Agarna.

Peraturan perundang-undangan yang rnenjadi dasar ~ukum I

Badan Peradilan Agama sebelum Undang-undang ini adalah:

a. Peraturan tentang Peradilan Agama di Jawa dan IMadu-I

ra (Staatsblad 1882 Nomor 152 dan Staatsb1ad ;1937

Nomor 116 dan Nomor 610) ;

b. Peraturan tentang Ker~patan Qadi dan Kerapatary ~adi

Besar untuk sebagian Residensi Kalimantan Se1ai;:an dan

Tirnur (Staatsblad 1937 Nomor 638 dan Nomor 63~) ~

c. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1957 'tentailg Pern­

bentukan Pengadilan Agama/Mahkarnah Syar'iyah di lu­

ar Jawa dan Madura (Lembaran Negara Tahun 1951 No­

mor 99) ·

Page 35: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

2

Keragaman dasar hukum Peradilan Agama tersebut mengakibat­

kan beragamnya pula susunan, kekuasaan, dan hukum acara

Peradilan Agama.

Dalam rangka penerapan Wawasan Nusan~ara di bidang hukum

yang merupakan pengejawantahan Pancasila sebagai s~r da­

ri segala surnber hukum, rnaka keragarnan tersebut :perlu se­

gera diakhiri demi terciptanya kesatuan hukum yang meng­

atur Peradilan Agarna dalam kerangka sistem dan tata hukum

nasiona1 yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Da­

sar 1945.

Untuk mewujudkan peradilan yang sederhana, cepat, danbia­

ya ringan sebagairnana yang diro1anatkan olehUn~ang-undang

Nomor 14 Tahun 1970 diperlukan adanya perombakan yang ber­

sifat mendasar terhadap segala peraturan perundang-undang­

an yang mengatur Badan Peradilan Agarna tersebut di atas dan

menyesuaikannya dengan 'Undan9-undang tentang Ketentuan-ke­

tentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang merupakan induk dan tiP

kerangka urnum serta merupakan asas dan pedoman bagi semua

lingkungan peradi1an.

Dengan dernikian, Undang-undang yang mengatur Susunan, Ke­

kuasaan, dan Hukum Acara Pengadilan dalam Lingkungan Per­

adilan Agarna ini merupakan pe1aksanaan ketentuan-ketentuan

dan asas yang tercantum dalam Undang-undang tentang Keten­

tuan-ketentua,n Pokok Kekuasaan Kehakiman (Undang-undang No­

mor 14 Tahun 1970, Lembaran Negara Tahun 1970 Nomor 74, Tam­

bahan Lembaran Negara Nomor 2951).

2. Kekuasaan Kehakiman di Lingkungan Peradilan Agama, dalam Un­

dang-undang ini dilaksanakan oleh Pengadi1an Agarna dan Peng­

adilan Tinggi Agarna yang berpuncak pada Mahkamah Agung, se­

suai dengan p~ insip-pr insip yang ditentukan' oleh Undang-un­

dang Nomor 14 Tahun 1970.

Dalam Undang-undang ini diatur susunan, kekuasaan, hukum

acara, kedudukan para Hakim, 'dan segi -segi administrasi lain

pada Pengadilan Agama ~~n pengadi1an Tinggi Agarna.

pengadi1a~ Agama merupakan pengadi1an tingkat pertama un­

tuk rnemeriksa, mernutus, dan menyelesaikan perkara-perkara

antara orang-orang yang beragama Islam di bidang perkawin­

an, kewarisan, wasiat, hibah, wakaf, dan sha.daqah berdasar­

kan hukum Islam.

Page 36: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

I •

(

3

Bidang perkawinan yang dimaksud di sini adalah hal-hal yang

diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Per­

kawinan (Lembaran Negara'Tahun 1974 Nomorl, TambahanLern­

baran Negara Nomor 3019) .

Bidangkewarisan ada1ah mengenai penentuan siapa~siapa

yang menjadi ahli waris, penentuan harta peninggalan, pe­

nentuan bagian masing-masing ahli waris, dan pelaksanaan

pembagian hartapeninggalan tersebut, bilamana pewarisan

tersebut dilakukan berdasarkan hukum Islam.

Sehubungan dengan hal tersebut, para pihak sebe1um berper­

kara dapat mempertimbangkan untuk memilih hukum apa yang

akan dipergunakan dalam pembagian warisan.

Dalam rangka mewujudkan keseragaman kekuasaan Pengadilan

dalam Lingkungan Peradilan Agama di seluruh wilayah Nusan­

tara, maka oleh Undang-undang ini kewenangan Pengadilan

Agama diJawa dan Madura serta sebagian Residensi Kaliman­

tan S~l~tan dan Timur mengenai perkara kewarisan yang di­

cabut pada tahun 1937, dikemba1ikan dan disamakan dengan

kewenangan Pengadilan Agama di daerah-daerah yang lain.

Pengadilan Tinggi Agarna rnerupakan pengadilan tingkat ban-:-

,ding terhadap perkara-perkara yang diputus oleh Pengadil-,

an Agarna dan rnerupakan Pengadilan tingkat pertama dan ter­

akhir mengenai sepgketa rnengadili antar-Pengad.ilan Agarna

di daerah hukurnnya.

3 .. Mengingat luasnya lingkup tugas dan beratnya beban yang

harusdilaksanakan oleh Pengadilan, maka perlu adanya

perhatian yang besar terhadap tata cara dan pengelolaan

administrasi Pengadilan. Hal ini sangat penting, karena

bukan saja menyangkut aspek ketertiban dalam menyeleng­

garakan administrasi, baik di bidang perkara maupun kepe­

gawaia~gaji, kepangkatan, peralatan kantor, dan lain-la­

in, tetapi juga akan rnempengaruhi kelancaran penyelengga­

raan Peradilan itu sendiri. Oleh karena itu, penyeleng­

garaan administrasi Peradilan dalam Undang-undang ini di­

bedakan menurut jenisnya dan dipisahkan penanganannya, wa­

laupun dalarn rangka koordinasi pertanggungjawaban t~tap

dibebankan kepada seorang pejabat, yaitu Panitera yang me­

rangkap sebagai Sekretaris.

Page 37: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

4

Selaku Panitera, ia menangani administrasi perkara dan hal­

hal administrasi lain yang bersifat teknis peradilan ~us~

tisial). Dalam pelaksanaan tugas ini Panitera dibantu oleh

seorang Wakil Panitera dan beberapa orang Panitera Muda.

Selaku Sekretaris, ia menangani administrasi umum seperti

adiministrasi kepegawaian dan sebagainya. Dalam pelaksanaan

tugasnya ia dibantu oleh seorang Wakil Sekretaris.

Dengan demikian, staf Kepaniteraan dapat memusatkan perha­

tian terhadap tugas dan fungsinya membantu Hakimdalam bi­

dang peradilan, sedangkan tugas administrasi yang lain da­

pat dilaksanakan oleh staf Sekretariat.

4. Hakim adalah unsur yang sangat penting dalam penyelenggara­

an peradilan. Oleh karena itu, maka syarat-syarat pengang­

katan dan pemberhentian serta tata cara pengangkatan dan

pernberhentiannya diatur dalam Undang-undang ini.

Hakim diangkat dan diberhentikan o~eh Presiden selaku Kepa-

la Negara atas usul Menteri Agama berdasarkan

Ketua Mahkarnah Agung.

persetujuan

Agar Pengadilan sebagai penyelenggara Kekuasaan Kehakiman

bebas dalam mernberikan keputusan, perlu adanya jaminan bah­

wa, baik pengad{lan maupun Hakim dalam rnelaksanakan tugas

terlepas dari pengaruh Pemerintah dan pengaruh yang lain.

Agar tugas penegakan hukum dan keadilan itu dapat dilaksa­

nakan oleh pengadilan, maka dalam Undang-undang ini dican­

tumkan persyaratan yang senantiasa harus dipenuhi oleh se­

orang Hakim, seperti bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berwibawa, jujur, adil, dan berkelakuan tidak tercela.

Untuk memperoleh hal tersebut di atas maka dalam setiap peng­

angkatan, pernberhentian, mutasi, kenaikan pangkat, tindakan

atau hukuman administrasi terhadap Hakim pengadilan Agama

perlu adanya kerjasama, konsultasi, dan koordinasi

Mahkamah Agung dan Departemen Agama.

antara

Agar para pejabat peradilan tidak mudah dipengaruhi baik

maril maupun materiil, maka perlu adanya pengaturan tersen­

diri mengenaitunjangan dan ketentuan lain bagi para peja­

bat peradilan, khususnya para Hakim; demikian pula mengenai

kepangkatan dan gajinya.

Page 38: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

5

Untuk lebih mengukuhkan kehormatan dan kewibawaan Hakim

serta Pengadilan, maka p-erlu juga dijaga mutu (keahlian)

para Hakim dengan diadakannya syarat-syarat tertentu un­

tuk menjadi Hakim yang diatur dalam Undang-undang ini.

Selain i tu I diadakan juga 1arangan-larangan bagi para Ha­

kim untuk meranSkap jabatan penasihct hukum, pelaksana

putusan pengadilan, wali, pengaropu, dan setia~ jabatan

yang bersangkutan dengan suatu perkara yang akan atau s~

dang diaqjli olehnya.

Namun, belum cukup hanya denSc,n memerinci larangan-1arang­

an seperti tersebut di at&s. Agar Peradilan dapat berj~

Ian dengan efektif, maka Pengadilan Tinggi Agama dibe­

ri tugas pengawasan terhadap Pengadilan Agama di dalam

daerah hukumnya. Hal ini akan meningkatkan koerdinasi

antar-Pengadilan Agama dalam daerah hukum suatu Peqg­

adilan Tinggi Agama, yang pasti akan berrnanfaat dalcm ke­

satuan putusan yang dijatuhkan, karena Pengadi1an Ting­

gi Agama dalam mel~kukan pengawasan tersebut dapat mem­

berikan teguran, peringatan, dan petunjuk. K~cuali itu,

perbuatan dan kegi&tan Hakim secara 1angsung dapat di­

awasi sehingga jalannya peradi Ian yang sederhanci, cepat,

dan deng~n biaya ringan akan terjamin.

Petunjuk-petunjuk yang mf~nimbulkan sangkaan keras, bahw"a

Hakim melakukan perbuatan tercela, melakukan kejahatan

dan ke lalaian yang terus menerus da lam "men j alankan tu­

gas pekerjaannya, dapat mengakibatkan bahwa ia diberhen­

tikan tidak dengan hormat oleh Presiden selaku Kepala

Negcra setelah diberi kesempatan membela diri.

Hal i tu dicantumkan dengan tegas da1am Undang-undang :ini,

mengingat luhur dan mulianya tugas Hakim, sedangkan da­

lam kedudukannya sebagai pegawai negeri, baginya tetap

berlaku ancaman-ancaman terhadap perbuatan tercela se­

bagaimana ~itetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomer 30

Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegaw~i

Sipil (Lembaran Negara Ta~un 1980 Nomor 50).

Negeri

Page 39: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan
Page 40: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

-I

7

Peradilan Agama yang kewenangannyamengadili perkara-per­

kara tertentu dan mengenai golongan rakyat tertentu, ya­

itu mereka yang beragama Islam, sejajar dengan peradilan

yang lain. Oleh karena itu, hal-hal yang dapat meng~rangi

kedudukan Peradilan Agama oleh Undang-undang ini diha­

pus, seperti pengukuhan keputusan Pengadilan Agama oleh

Pengadilan Negeri. Sebaliknya untuk maMmtapkan kemandirian

Peradilan Agama oleh Undang-undang ini djadakan Juru Sita,

sehingga Pengadilan Agama dapat melaksanakan keputusannya

sendiri, dan tugas-tugas kepaniteraan dan kesekretariatan

tidak terganggu oleh tugas-tugas kejurusitaan.

7. Oi samping itu perkara-perkara di bidang perkawinan rneru­

pakan sengketa keluarga yang memerlukan penanganan seca­

ra khusus sesuai dengan amanat Undang-undang Perkawinan.

Oleh karena itu, maka dalam Cndang-undang ini diatur se­

cara khusus hal-hal yang berkenaan dengan sengketa per­

kawinan tersebvt dan sekaligus untuk meningkatkan peng­

aturan hukum acara sengketa perkawinan yang sampai saat

diundangkannya Undang-undang ini masih diatur dalam Per­

aturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975.

Undang-undang Perkawinan bertujuan antara lain melindungi

kaum wanita papa umumnya dan pihak ~stri pada khususnya,

namun dalam hal gugatan perceraian yang diajukan oleh is­

tri, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 menentukan

bahwa gugatan harus diajukan ke Pengadilan yang daerah hu­

kumnya meliputi tempat kediaman tergugat sesuai dengan

prinsip hukum acara perdata umum.

untuk melindungi pihak istri, maka gu~atan perceraian da-

12m Undang-undang ini diadakan perubahan, tidak diajukan

ke Pengadi1an yang daerah hukumnya meliputi tempat kediE.m­

an tergugat tetapi ke Pengadilan yang daerah hukumnya me­

liputi tempat kediaman penggugat.

II. PASAI. DEMI PASAL

pasal 1

Cukup jelas

Pasal 2

Cukup jelas

Page 41: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

Pasal 3

Ayat (1).

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasa1 4

Aya t (1)

8

Pada dasarnya tempat kedudukan pengadi1an Agama

ada di kotamadya atau di ibu kota kabupaten, yang

daerah hukumnya me1iputi wi1ayah kotarnadya atau

kabupaten, tetapi tidak tertutup kermmgkinan ada­

nya pengecua1ian.

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasal 5

Ayat (11

Cukup je1as

Ayat (21

Cukup je1as

Ayat ·(3)

Cukup jelas

Pasa1 6

Cukup jelas

pasa1 7

Usu1 pembentukan pengadilan Agarna diajukan oleh

Menteri Agama berdasarkan persetujuan Ketua Mah­

kamah Agung.

Pasal 8

Cukup je1as

pasal 9

Ayat (11

Cukup jelas

Aya t (2)

Cukup jelas

Page 42: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

-

9

Pasal 10

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2 )

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 11

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 12

Ayat (I)

Hakim adalah pegawai negeri sehin~ga baginya ber­

laku Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Po­

kok-pokok Kepegawaian. 01eh karena itu, Menteri

Agama wajib me1akukan pembinaan dan pengawas&n

terhadap Hakim dalam rangka mencapai daya guna dan

hasil guna sebagaimana lazimnya bagi pegawai ne-

geri.

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 13

Ayat (I)

Cukup jelas

Ayat (21

Cukup jelas

Pasal 14

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Ayat (3 )

Cukup jelas

Page 43: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

10

Pasal 15

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasa1 16

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Ayat (3 )

Cukup jelas

Ayat (4 )

Cukup jelas

Pasa1 17

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3 )

Cukup jelas

Pasa1 18

Ayat (1)

Pemberhentian dengan hormat Hakim atas permintaan

sendiri, mencakup pengertian pengunduran diri de­

ngan alasan Hakim yang bersang~utan tidak berha-.j

sir menegakkan hukum dalam 1ingkungan rurnah tang-

ganya sendiri. Pada hakikatnya situasi, kondisi,

suasana,dan keteraturan hidupdi rumah tangga se­

tiap Hakim Pengadi1an rnerupakan salah satu faktor

yang penting. peranannya dalam usaha rnernbantu rne­

ningka tkan ci tra dan wibawa seorang.: :Hakirn i tu sen­

diri.

Yang dimaksud dengan "sakit jasmani atau rohani

terus rnenerus" ialah yang menyebabkan sipenderi­

ta ternyata tidak mampu lagi melakukan tugas ke-

Page 44: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

-I

11

wajibannya dengan baik.

Yang dimaksud "tidak cakap" ialah misalnya yang

bersangkutan banyak melakukan kesalahan besar da­

lam menjalankan tugasnya.

Ayat (-2)

Cukup jelas

Pasal 19

Ayat (1)

Yang dimaksud dengan "dipidana" ialah -dipidana

dengan pidana penj ar a sekurang-kurangr.ya 3 (tiga)

bulan.

Yang dimaksud dengan "melakukan perbuatan terce­

la." ialah apclbila Hakire yang bersangkutan 'karena

sikap, perbuatan, dan tindakannya, balk di dalam

maupun di luar Pengadilan merendahkan martabat Ha­

kim ..

Yang dimaksud dengan "tugas pekerjaan" ialah se­

mua tugas yang ~ibebankan kepada yang bersangkut~

an ..

Ayat (2)

Dalam hal pemberhentian tidak dengan hormat deng­

an alasan dipidana karena melakukan tindak ~ida­

na kejahatan, yang bersangkutan tidak dineri ke­

sempatan untuk merobela diri, kecuali apabila pj­

dana penjara yang ~ijatuhkan~kepadanya itu kurang

dari 3 (tig2) bulan ..

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 20

Seor'£:ng Hakim tidak boleh diberhentikan dari kedu­

dukannya sebagai p~gawai negeri sebelum diberhenti­

kan dari jabatannya sebagai Hakim. Sesuai dengan per­

aturanperu.r~dang-undangan di bidang kepegawaian, Ha­

kim bukan j aba tan de lam ekseku t if.' Oleh se bab i tu ,

.:.~~mberhentiannya harus tidak sarna dengan pegawai ne­

geri yang lain.

Page 45: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

Pas'a1 21

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

CukuJ;: je1as

Pasa1 22

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

12

Yang dimaksud dengan Pengadi1an da1arn perkara

pidana ada1ah Pengadi1an Negeri dan atau Peng-

adi1an Mi1iter.

Pasa1 23

Cukup je1as

Pasal 24

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Pangkat dan gaji Hakim diatur tersendiri ber-

dasarkan peraturan yang berlaku.

Yang dimaksud dengan ketentuan lain ada1ah hal­

hal yang ant2-ra lain menyangkut kesejahteraan

seperti rurnah dinas, dan kendaraan dinas.

Pasal 25

Cukup je1as

Pasal 26

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Page 46: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

13

Pasa1 27

Syarat sebagairnana yang dirnaksud dalam huruf d

pasa1 ini, yaitu setia kepada pancasila dan Un­

dang-Undang Dasar 1945, harus diartikan menca­

kup juga syarat sebagairnana yang dirnaksud da1arn

Pasa1 13 ayat (1) huruf e Undang-undang ini.

Yang dimaksud dengan II sarjana rnuda syari' ah atau

sarjana.muda hukum" terrnasuk mereka yang te1ah

rnencapai tingkat pendidikan hukurn sederajat de­

ngan sarjana muda syari t ah atau sar"jana muda hu­

kum, dan dianggap cakap untuk jabatan i~u.

Masapenga1arnan disesuaikan dengan eselon,.~­

kat, dan syarat-syarat lain yang berkaitan.

A1ih jabatan dari pengadi1an Tinggi Pgarra ke Peng­

adi1an Agama atau seba1iknya dirnungkinkan da1am

ese10n yang sarna.

Pasa1 28

Syarat sebagairnana yang dimaksud dalam butir a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 a1inea

pertama.

Pasal 29

Syarat sebagaimana yang dimaksud dalam butir a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 a1inea

pertarna.

Pasal 30

Syarat sebagaimana yang dirnaksud dalarn butir a

huruf d sarna dengan Penjel~san Pasal 27 alinea

pertarna.

Pasa1 31

Syarat sebagaimana yang dirnaksud da1am butir a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 alinea

pertama.

pasal 32

Syarat sebagaimana yang dirnaksud dalam buti~ a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 alinea

pertarna.

Page 47: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

14

Pasa1 33

Syarat sebagaimana yang dimaksud da1am butir a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 alinea

pertama.

Pasal 34

Syarat sebagairnana yang dimaksud da1am butir a

huruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 27 a1inea

pertama.

Pasal 35

Ketentuan sebagaimana yang dimaksud ,dalam ayat

(1), (2), dan {3} berlaku juga bagi wakil Pani­

tera, Panitera Muda, dan Panitera Pengganti.

Pasal 36

pengangkatan atau pemberhentian Pariitera, v~akil

Panitera, panitera Muda, dan Panitera Pengganti

dapat juga dilakukan berdasarkan usul Ketua Peng­

adilan yang bersangkutan.

Pasal 37

.cukup je1as

Pasal 38

Cukup jelas

Pasal 39

Ayat (1)

Syarat sebagaimana yang dimaksud dalam huruf

d ayat ini, yaitu setia kepada pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945, harus diartikan

mencakup juga syara't sebagaimana yang dimak­

sud da1am Pasal 13 ayat (ll huruf e Unaang­

undang inl.'

Aya t (2)

Syarat sebagairnana yang dirnaksud da1arn butir

a huruf d sarna dengan 'penje1asan ayat~) •

Pasa1 40

Ayat (1)

Cukup je1as

Page 48: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

15

Ayat (21

Cukup jelas

Pasal 41

Cukup je1as

pasa1 42

Ketentuan sebagaimana yang dimaksud da1am ayat (1),

(2), dan (3) berlaku juga bagi Juru Sita Pengganti.

pasa1 43

Cukup je1as

Pasa1 44

Cukup je1as

pasal 45

Syarat sebagaimana yang dimaksud da1am huruf d Pa­

sal ini, yaitu setia kepada Pancasi1a dan Undang­

Undang Dasar 1945, harus diartikan mencakup juga

syarat sebagaimana yang dimaksud dci1am Pasal 13 ayat

(1) huruf e Undang-undang ini.

Pasal 46

Syarat sebagaimana yang dimaksud aalam butir a hu­

ruf d sarna dengan Penjelasan Pasal 45.

Pasa1 47

Pengangkatan ataupemberhentian Waki1 Sekretaris

Pengadilan dapat juga di1akukan berdasarkari usul Ke­

tua Pengadilan.

pasa1 48

Cukup jelas

Pasa1 49

Ayat {I}

Cukup je1as

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan bidang perkawinan yangdI­

atur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 ten­

tang Perkawinan antara lain ada1ah:

Page 49: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

16

1. izin beristri lebih dari seorangi

2. izin melangsungkan perkawinan bagi orang

yang belum berusia 21 (dua puluh satu) ta­

hun, dalarn hal orang tua atau wali atau ke­

luarga dalam garis lurus ada perbedaan pen-

dapati

3. dispensasi kawini

4. pencegahan perkawinan;

5. penolakan perkawinan oleh Pegawai Pencatat

Nikahi

6. pembatalan ~erkawinan;

7. gugatan kelalaian atas kewajiban suami atau

istri;

8. perceraian karena talaki

9. gugatan perceraian;

10. penye1esaian harta bersama;

11. mengenai penguasaan anak-anaki

12. ibu dapat memikul biaya pemeliharaan dan pen­

didikan anak bilamana bapak yang seharusnya

bertanggung jawab tidak memenuhinyai

13. penentuan kewajiban memberi biaya penghiaup­

an oleh suami kepada bekas istri atau pen en­

tuan suatu kewajiban bagi bekas istrii

14. putusan tentang sah atau tidaknya seoraIl3' anak;

15. putusan tentang pencabutan kekuasaan orang

tua;

16. pencabutan kekuasaan wali;

17. penunjukan orang lain sebagai wali oleh P~­

adilan dalam hal kekuasaan seorang wali di­

cabuti

18. menunjuk seorang wali dalam hal seorang anak

,yang belum cukup umur 18 (delapan belas} ta­

hun yang di tinggal kedua orang tuanya pada hal

tidak ada penunjukan wali oleh orang tuanya; " 19. pernbebanan kewajiban ganti kerugian terha-

dap wali yang telah menyebabkan kerugian atas

harta benda anak yang ada dibawah kekuasaan­

nya;

20. penetapan asal usul seorang anak;

Page 50: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

17

21. putusan tentang hal peno1akan pemberian kete­

rangan untuk me1akukan perkawinan campurani

22. pernyataan tentang sahnya perkawinan y~ ter­

jadi sebelum Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974

tentang Perkawinan dan dijalankan menmut per­

aturan yang lain.

Ayat (3)

Cukup je1as

Pasal 50

Penyelesaian terhadap objek yang menjadi sengketa di­

maksud tidak berarti menghentikan proses peradilan

di Pengadilan Agama atas objek yang tidak menjadi seng­

keta itu.

Pasal 51

Ayat (1)

Cukup je1as

Aya t (2)

Cukup jelas

Pasal 52

Ayat (1)

Pemberian keterangan, pertimbangan, dan nasihat

tentang hukum Islam dikecualikan da1am hal-hal yaIl:J

berhubungan dengan perkara yang sedang atau akan

diperiksa di Pengadilan.

Ayat (2)

~ ang dirnc;tksud "oleh und'ang-undang" adalah di te­

tapkan atau diatur dalam undang-undang tersendi­

ri, sedangkan yang dimaksud "berdasarkan undang­

undang" adalah ditetapkan atau diatur dalam Per­

aturan Pemerintah berdasarkan Undang-undang ini.

Pasa! 53

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang climaksud dengan "seksama dan sewajarnya" ia­

lah antara lain bahwa penyelenggaraan peradilan

Page 51: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

18

harus di1akukan sesuai dengan ketentuan Undang­

undang Nomor 14 Tahun 1970, yaitu yang di1akukan

dengan sederhana, cepat, dan biaya ringan.

Ayat (3)

Cukup je1as

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 54

Cukup jelas

pasal 55'

Cukup jelas

Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasal. 57

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan penetapan dan putusan da-

lam ayqt ini adalah penetapan dan putusan ~eng­

adilan Agama, pengadi1an Tingg i Agana, dan M3.hka­

mah Agung.

Ayat (3 )

Cukup

Pasal ,58

Ayat (1)

Cukup

Ayat (2)

Cukup

pasal 59

Ayat (1)

jelas

jelas

jelas

Alasan-alasan penting yang dijadikan dasar oleh

Page 52: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

19

Hakim untuk memerintahkan pemeriksaan sidang ter­

tutup harus dicatat dalam Eerita Acara Sidang.

Ayat (2)

Cukup je1as

Ayat. (3)

Cukup jelas

Pasal 60

Yang dimaksud dengan penetapan adalah keputusan Peng-

adilan atas perkara permohonan, sedangkan putusan

adalah keputusan Pengadilan atas perkara gugatan

berdasarkan adanya suatu sengketa.

Pasal 61

Cukup je1as

Pasal 62

Ayat (II

Cukup jelas

Ayat (21

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasa1 63

Cukup jelas

Pasal 64

Cukup j.elas

Pasal 65

Cukup jela9

Pasal 66

Ayat (ll

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Page 53: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

Ayat (41

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup' jelas

Pasal 67

Cukup jelas

pasal 68

Ayat (1)

Cukup jelas

Aya t (2)

Cukup jelas

Pasal 69

Cukup jelas

pasa1 70

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (JJ

Cukup jelas

Ayat (41

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat ( 6)

Cukup je1as

Pasa1 71

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasa1 72

Cukup jelas

20

Page 54: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

I

21

Pasa1 73

Ayat (1)

Eerbeda dari ketentuan sebagaimana yang dimaksud

da1am Pasa1 66 ayat (2), maka untuk melindungi

pihak istri gugatan perceraian diajukan ke Peng­

adi1an Agama yang daerah hukumnya meliputi tem­

pat kediaman penggugat.

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasa1 74

Cukup jelas

Pasal 75

Cukup je1as

Pasal 76

Ayat (1)

Syiqaq adalah perse1isihan yang tajarn dan terus

menerus antara suami dan istri.

Ayat (2}

Hakam ia1ah orang yang ditetapkan Pengadilan da­

ri pihak ke1uarga suami atau pihak keluarga istri

atau pihak lain untuk mencari upaya penyelesaian

perselisihan terhadap syiqaq.

Pasal 77

Cukup je1as

Pasal 78

Cukup jelas

Pasa1 79

Cukup jelas

Pasal 80

Ayat (I}

Cukup je1as

------- ~-----------------------------------

Page 55: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

22

Ayat (2)

Cukup jelas

pasa1 81

Ayat (ll

Cukup jelas

Ayat (21

Cukup jelas

pasal 82

Ayat (ll

Selarna perkara belurn diputus, usaha mendaroaikan

dapat dilakukan pada setiap sidang pemeriksaan

pada sernua tingkat peradi1an.

Ayat (2)

Cukup jelas

:Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

pasa1 83

Cukup jelas

Pasal 84

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat· (2)

Cukup jelas

AyaLt (3)

Cukup jeias

Ayat (4 )

Cukup jelas

pasal 85

Atas kelalaiannya itu, Panitera atau Pejabat peng­

adilan yang ditunjuk dapat dikenakan sanksi sesuai

dengan ketentuan peraturan perund~ng-undangan yang

berlaku.

Page 56: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

23

Pasa1 86

Ayat (1) Hal tersebut ada1ah demi tercapainya prinsip

bahwa peradi1an di1akukan dengan sederhana, ce-

pat, dan biaya ringan.

Ayat (2)

Cukup je1a s

pasa1 87

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasa1 88

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

pasa1 89

Ayat (1)

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

pasa1 90

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

pasa1 91

Ayat (1 )

Cukup je1as

Ayat (2)

Cukup je1as

Page 57: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

24

Pasal 92

Cukup jelas

pasal 93

Cukup jelas

Pasal 94

Yang berwenang menentukan bahwa suatu perkara me­

nyangkut kepentingan umum adalah Ketua Pengadilan.

Pasal 95

Cukup jelas

pasal 96

Cukup jelas

Pasal 97

~rdasarkan catatan Panitera, disusun berita acara

persidangan.

Pasal 98

Cukup jelas

Pasal 99

Aya t '(l)

Cukup jelas

Ayat (21

Cukup jelas

Pasal 100

Cukup jelas

Pasal 101

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Yang dimaksud dengan "dibawa keluar" meliputi

segala bentuk dan cara apa pun juga yang memin­

dahkan isi daftar catatan, risalah, agar tidak

jatuh ketangan pihak yang tidak berhak.

Page 58: RANCANGANberkas.dpr.go.id/armus/file/Lampiran/leg_1-20191028...2019/10/28  · (1) Kekuasaan Kehakiman di lingkungan Peradilan Agama di laksanakan oleh: a. pengadilan Agama; b. pengadilan

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 102

Cukup jelas

Pasal 103

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 104

Cukup jelas

Pasal 105

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 106

Cukup jelas

Pasal 107

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup je1as

Pasal 108

Cukup jelas

25

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR