sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. ·...

86
TSE – 08 = TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN PELATIHAN AHLI SUPERVISI TEROWONGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Transcript of sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. ·...

Page 1: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

TSE – 08 = TAHAPAN DAN METODE PELAKSANAAN

PELATIHANAHLI SUPERVISI TEROWONGAN

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUMBADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIAPUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI

Page 2: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

i

KATA PENGANTAR

Usaha dibidang Jasa konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telahberkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagaibadan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitaspelayanannya. Pada kenyataannya saat ini bahwa mutu produk, ketepatan waktupenyelesaian, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih rendah dari yangdiharapkan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah ketersediaan tenagaahli / trampil dan penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan sertapenguasaan teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhanterhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.Untuk memenuhi kebutuhan terhadap produk sesuai kualitas standar tersebut, perludilakukan berbagai upaya, mulai dari peningkatan kualitas SDM, standar mutu, metode kerjadan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkanadalah dengan cara meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang menggelutipekerjaan konstruksi baik untuk bidang pekerjaan jalan dan jembatan, pekerjaan sumberdaya air maupun untuk pekerjaan dibidang bangunan gedung.

Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja dibidang Sumber Daya Air, telahmenghasilkan sekitar 130 (seratus Tiga Puluh) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja AhliSupervisi Terowongan (Tunnel Supervision Engineer) merupakan salah satu jabatankerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan yangsangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam pekerjaankonstruksi bidang sumber daya air.

Materi pelatihan pada Jabatan Kerja Ahli Supervisi Terowongan (Tunnel SupervisionEngineer) ini terdiri dari 12 (Dua belas) modul yang merupakan satu kesatuan yang utuhyang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang menggeluti Ahli Supervisi Terowongan(Tunnel Supervision Engineer).

Namun penulis menyadari bahwa materi pelatihan ini masih banyak kekurangan khususnyauntuk modul Tahapan dan Metode Pelaksanaan pekerjaan konstruksi Sumber Daya Air.

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukanguna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, Desember 2005

Tim Penyusun

Page 3: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

ii

LEMBAR TUJUAN

JUDUL PELATIHAN : AHLI SUPERVISI TEROWONGAN

TUJUAN PELATIHAN

A. Tujuan Umum Pelatihan

Mampu melaksanakan supervisi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan metode

kerja, gambar teknik dan spesifikasi teknik yang tertuang dalam dokumen kontrak

kontraktor maupun konsultan supervisi dan ketentuan administrasi proyek.

B. Tujuan Khusus Pelatihan

Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:

1. Menguasai dokumen kontrak kontraktor dan konsultan supervisi

2. Melakukan pertemuan awal konstruksi

3. Melakukan pemeriksaan kesesuaian antara gambar desain kondisi lapangan

4. Melaksanakan pemeriksaan kesiapan kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan

5. Mensupervisi pelaksanaan pekerjaan sesuai dokumen kontrak dan metode

pelaksanaan

6. Mengikuti rapat koordinasi bulanan

7. Melakukan pengendalian mutu, dimensi dan waktu

8. Melakukan pengukuran bersama untuk pembayaran

9. Memverifikasi dokumen pembayaran

10. Melakukan evaluasi kinerja kontraktor, pelaporan dan penyerahan pekerjaan.

Page 4: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

iii

NOMOR / JUDUL MODUL : TSE - 08 / TAHAPAN DAN METODEPELAKSANAAN

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

Setelah selesai mengikuti modul ini, peserta mampu membuat dan menyusun tahapan

pelaksanaan pekerjaan metode kerja pelaksanaan pekerjaan sumber daya air yang

mengacu kepada ketentuan dan prinsip-prinsip yang tertuang dalam dokumen kontrak.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)

Setelah modul ini diajarkan peserta mampu :

1. Menjelaskan dan mengendalikan tahapan pelaksanaan secara benar

2. Menjelaskan dan mengendalikan penerapan metode kerja pelaksanaan pengukuran as

terowongan, pekerjaan penggalian dan pekerjaan pembetonan.

3. Menjelaskan dan mengendalikan penerapan metode kerja pekerjaan pondasi struktur

4. Menjelaskan dan mengendalikan penerapan metode kerja pekerjaan struktur beton

5. Menjelaskan dan mengendalikan penerapan metode kerja pekerjaan terowongan

6. Mengendalikan tahapan dan metode pelaksanaan terowongan dalam rangka pekerjaan

supervisi terowongan.

Page 5: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i

LEMBAR TUJUAN .................................................................................................. ii

NOMOR / JUDUL MODUL ..................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iv

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL ............................................. vii

DAFTAR MODUL ................................................................................................ viii

PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................................ ix

MATERI SERAHAN .............................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1-1

1.1 Umum .......................................................................................... 1-1

1.2 Lingkup Pekerjaan Pelaksana Terowongan ................................. 1-2

1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 1-3

BAB II PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER

DAYA ................................................................................................... 2-1

2.1 Penyusunan Rencana Kerja ........................................................ 2-1

2.2 Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya ........................................ 2-1

2.2.1 Kebutuhan Tenaga Kerja ................................................. 2-2

2.2.2 Kebutuhan Bahan ............................................................ 2-3

2.2.3 Kebutuhan Peralatan Proyek ............................................ 2-3

BAB III PRINSIP PEMBUATAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI ..... 3-1

BAB IV PERSIAPAN DAN SURVAI LAPANGAN .............................................. 4-1

4.1 Persiapan Lapangan .................................................................... 4-1

4.1.1 Fasilitas Lapangan Konstruksi........................................... 4-1

4.1.2 Mobilisasi .......................................................................... 4-1

4.1.3 Access Road .................................................................... 4-1

4.1.4 Mutual Check ................................................................... 4-1

4.1.5 Test Material .................................................................... 4-2

4.1.6 Job Mix Formula ............................................................... 4-2

4.2 Pematokan dan Pengukuran ....................................................... 4-2

4.2.1 Metode Pelaksanaan Penetapan Bench Mark .................. 4-2

4.2.2 Metode Pelaksanaan Pengukuran As Terowongan .......... 4-5

Page 6: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

v

BAB V TAHAPAN DAN METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBUATAN TEROWONGAN ............................................................ 5-1

5.1 Umum .......................................................................................... 5-1

5.2 Pelaksanaan Pembuatan Terowongan ........................................ 5-3

5.2.1 Tahap I, Pekerjaan Persiapan .......................................... 5-3

5.2.1.1 Pekerjaan Survai ............................................... 5-3

5.2.1.2 Pembuatan Jalan Kerja ..................................... 5-3

5.2.1.3 Penyiapan bangunan fasilitas sementara ........... 5-3

5.2.1.4 Land Clearing .................................................... 5-3

5.2.2 Tahap II, Pekerjaan Penggalian Terbuka ......................... 5-3

5.2.2.1 Pembersihan Lapangan Kerja ............................ 5-3

5.2.2.2 Penggalian Tanah .............................................. 5-4

5.2.2.3 Penggalian Batu ................................................ 5-4

5.2.2.4 Open Cut Excavation ......................................... 5-6

5.2.2.5 Perkuatan Bidang Galian Miring ........................ 5-6

5.2.3 Tahap III, Pekerjaan Penggalian Dalam Tanah ................ 5-9

5.2.3.1 Pekerjaan Persiapan ......................................... 5-9

5.2.3.2 Pola Pengeboran .............................................. 5-10

5.2.3.3 Penggalian Terowongan ................................... 5-19

5.2.3.4 Sistem Drainase ............................................... 5-21

5.2.3.5 Kontrol Survai ................................................... 5-21

5.2.3.6 Tahapan Penggalian ......................................... 5-21

5.2.4 Pelaksanaan Pembetonan .............................................. 5-21

5.2.4.1 Pekerjaan Persiapan ........................................ 5-21

5.2.4.2 Pelaksanaan Pembetonan ................................ 5-22

5.3 Contoh Metoda Konstruksi Pekerjaan Tunnel ............................. 5-23

5.4 Pekerjaan Beton ......................................................................... 5-29

5.4.1 Pemeriksaan Bahan ........................................................ 5-30

5.4.1.1 Semen Portland ................................................ 5-30

5.4.1.2 Agregrat Halus .................................................. 5-31

5.4.1.3 Agregrat Kasar .................................................. 5-31

5.4.1.4 Air ..................................................................... 5-32

5.4.1.5 Bahan Pembantu .............................................. 5-32

5.4.1.6 Baja dan Batang Tulangan ............................... 5-33

5.4.1.7 Pemeriksaan Mutu Beton dan Benda Uji ........... 5-33

5.4.2 Persiapan ........................................................................ 5-34

5.4.3 Pengadukan .................................................................... 5-34

Page 7: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

vi

5.4.4 Pengangkutan ................................................................. 5-34

5.4.5 Pengecoran ..................................................................... 5-35

5.4.6 Pemadatan ..................................................................... 5-35

5.4.7 Pemeliharaan Beton ........................................................ 5-36

5.4.8 Metode Konstruksi Beton Lining dan Struktur .................. 5-42

DAFTAR PUSTAKA

RANGKUMAN

Page 8: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

vii

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHANAHLI SUPERVISI TEROWONGAN PEKERJAAN SUMBER DAYA AIR

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Ahli Supervisi Terowongan(Tunnel Supervision Engineer) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional

Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kompetensi, elemen

kompetensi dan kriteria unjuk kerja, sehingga dalam Pelatihan Ahli SupervisiTerowongan (Tunnel Supervision Engineer), unit-unit kompetensi tersebut menjadi

Tujuan Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisa dari masing-masing Unit

Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan

pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang

dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan

untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan

Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan

(seperti tercantum dalam daftar modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam

pelatihan Ahli Supervisi Terowongan (Tunnel Supervision Engineer).

Page 9: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

viii

DAFTAR MODUL

Merupakan salah satu dari :

NO. KODE JUDUL

1. TSE - 01 UUJK, Etika Profesi, Etos Kerja dan UUSDA

2. TSE - 02 Sistem Manajemen K3 dan RKL, RPL

3. TSE - 03 Dokumen Kontrak

4. TSE - 04 Survei dan Investigasi

5. TSE - 05 Kriteria dan Perhitungan Desain

6. TSE - 06 Pengetahuan Gambar Konstruksi

7. TSE - 07 Perhitungan Harga Satuan

8. TSE - 08 Tahapan dan Metode Pelaksanaan

9. TSE - 09 Manajemen Mutu

10. TSE - 10 Manajemen Konstruksi

11. TSE - 11 Administrasi Proyek

12. TSE - 12 Pemeliharaan Terowongan

Page 10: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

ix

PANDUAN PEMBELAJARAN

Pelatihan : Ahli Supervisi Terowongan

Judul : Tahapan dan Metode Pelaksanaan

Deskripsi : Tahapan dan Metode Kerja pelaksanaan SDA (Sumber Daya

Air) menguraikan tentang tahapan pelaksanaan pekerjaan dan

metode kerja sebagai pedoman atau panduan bagi para Ahli

Supervisi Terowongan dan pelaksana subtansi pekerjaan.

Dengan mengikuti dan menerapkan metode kerja diharapkan

pelaksanaan pekerjaan konstruksi betul-betul sesuai spesifikasi

yang tertuang dalam dokumen kontrak.

Tempat Kegiatan : Dalam Ruang Kelas

Waktu Kegiatan : 7 Jam pelajaran (1 jam pelajaran = 45 menit)

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung1. Ceramah : Pembukaan

- Menjelaskan Tujuan Instruksional (TIU

& TIK)

- Mengikuti penjelasan TIU &

TIK dengan tekun dan aktif

O H T

No.1 - 7

- Merangsang motivasi peserta dengan

pertanyaan atau pengalamannya

dalam menerapkan tahapan dan

metode pelaksanaan.

- Mengajukan pertanyaan

Apa bila kurang jelas

- Waktu : 15 menit

2. Ceramah : Pendahuluan

- Menjelaskan bahwa metode

pelaksanaan konstruksi adalah kunci

untuk dapat mewujudkan seluruh

perencanaan menjadi bentuk

bangunan fisik. Penggunaan metode

yang sesuai akan meyakinkan

pelaksanaan dapat selesai dengan

baik sesuai batas waktu, biaya dan

mutu. Juga dijelaskan macam

klasifikasi terowongan dan lingkup

pekerjaan SDA serta maksud dan

tujuan.

- Mendengarkan penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya Bila Perlu

O H T

No. 8 - 10

- Waktu : 15 menit

- Bahan : Materi serahan (Bab 1 :

Pendahuluan)

Page 11: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

x

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukung3. Ceramah : Penyusunan Rencana Kerja

dan Kebutuhan Sumber Daya.

- Menguraikan cara menyusun rencana

pelaksanaan baik untuk keseluruhan

maupun item per-item yaitu

menghitung jumlah tenaga, jumlah

bahan, jumlah alat dan waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan item

per-item pekerjaan tersebut dan

metode yang dipakai untuk

melaksanakan pekerjaan secara

manual dan atau dengan alat-alat

berat.

- Mendengarkan penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya Bila Perlu

O H T

No. 11 - 19

- Waktu : 30 menit

- Bahan : Materi serahan (Bab 2 :

Penyusunan Rencana Kerja dan

Kebutuhan Sumber Daya)

4. Ceramah : Prinsip Pembuatan Metode

Pelaksanaan Konstruksi.

- Menjelaskan bahwa metode

pelaksanaan merupakan urutan

pelaksanaan pekerjaan yang logis

secara teknik sehubungan dengan

tersedianya Sumber Daya dalam

kondisi medan kerja guna memperoleh

cara pelaksanaan yang efektif dan

efisien. Metode pelaksanaan

mempunyai bobot penilaian yang tinggi

dalam tender. Metode pelaksanaan

banyak variasinya.

- Mendengarkan penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya Bila Perlu

O H T

No. 20 - 25

- Waktu : 15 menit

- Bahan : Materi serahan (Bab 3 : Prinsip

Pembuatan Metode Pelaksanaan

Konstruksi)

5. Ceramah : Persiapan dan Survai

Lapangan

- Menjelaskan metode pelaksanaan

penetapan Bench Mark dilokasi proyek

yang dibawa dari Bench Mark yang

- Mendengarkan penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif

O H T

No. 26 - 36

Page 12: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

xi

No. Kegiatan Instruktur Kegiatan Peserta Pendukungsudah ada, metode pelaksanaan

pengukuran as terowongan.

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya Bila Perlu

- Waktu : 30 menit

- Bahan : Materi serahan (Bab 4 :

Persiapan dan Survai Lapangan)

6. Ceramah : Tahapan dan Metode

Pelaksanaan Pekerjaan pembuatan

terowongan

- Menjelaskan berbagai macam

terowongan, pelaksanaan pembuatan

terowongan yang tempat yang akan

dikerjakan. Juga diuraikan cara galian

tanah dengan cara pengeboran untuk

blasting serta pelaksanaan

pembetonan dan tahapan pekerjaan

beton.

- Mendengarkan penjelasan

instruktur dengan tekun

dan aktif

- Mencatat hal-hal yang perlu

- Bertanya Bila Perlu

O H T

No. 37 - 65

- Waktu : 225 menit

- Bahan : Materi serahan (Bab 5 :

Tahapan dan Metode Pelaksanaan

Pekerjaan SDA

Page 13: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

xii

MATERI SERAHAN

Page 14: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

1-1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Umum

Buku ini menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan tahapan dan metode

konstruksi (Metode Pelaksanaan) untuk pekerjaan terowongan / pekerjaan Sumber

Daya Air.

Buku ini berisi prosedur standar dan pedoman yang perlu diikuti dalam pelaksanaan

pembangunan proyek Sumber Daya Air. Penggunaan metode konstruksi atau metode

pelaksanaan yang sesuai akan menyakinkan bahwa pelaksanaan pekerjaan akan

terselesaikan dalam batas waktu dan dana yang tersedia serta mutu yang tercantum di

dalam spesifikasi. Peningkatan mutu proses pelaksanaan pekerjaan akan mengurangi

pekerjaan perbaikan atau Re-work yang jelas menambah biaya dan waktu

penyelesaiannya.

Metode konstruksi pada hakekatnya adalah penjabaran tata cara dan teknik-teknik

pelaksanan pekerjaan, merupakan inti dari seluruh kegiatan dalam sistem manajemen

konstruksi. Metode pelaksanaan konstruksi merupakan kunci untuk dapat mewujudkan

seluruh perencanaan menjadi bentuk bangunan fisik. Pada dasarnya metode

konstruksi merupakan penerapan konsep rekayasa berpijak pada keterkaitan antara

persyarataan dalam dokumen pelelangan, keadaan teknis dan ekonomis yang ada

dilapangan dan seluruh sumber daya termasuk pengalaman kontraktor. Kombinasi dan

keterkaitan ketiga elemen secara interaktif membentuk kerangka gagasan dan konsep

metode optimal yang diterapkan dalam pelaksanaan konstruksi. dalam bentuk bagan

diberikan pada gambar 1.1. konsep metode pelaksanaan mencakup pemilihan dan

penetapan yang berkaitan dengan keseluruhan segi pekerjaan termasuk pemilihan dan

penetapan sarana dan prasarana yang bersifat sementara sekalipun.

Banyak faktor yang mempengaruhi pembuatan metode pelaksanaan konstruksi

(Construction Method), antara lain keadaan lokasi pekerjaan, jenis pekerjaan,

ketersediaan sumber daya yaitu bahan, tenaga dan peralatan. Oleh karena itu metode

konstruksi adalah sangat bervariasi tergantung dari keahlian dan pengalaman seorang.

Dari beberapa alternatif metode tersebut dipakai, alternatif terbaik yaitu yang ekonomis

dan mudah dilaksanakan.

Dalam proses tender disini dimaksudkan proses penyusunan program untuk

ditenderkan, terdapat hal-hal pokok yang berhubungan dengan peralatan yang

digunakan yaitu :

a. Volume pekerjaan yang harus diselesaikan dalam batas waktu tertentu

Page 15: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

1-2

b. Dengan volume pekerjaan tersebut dan waktu yang telah ditentukan berarti harus

menerapkan jenis dan jumlah alat, bahan dan lain-lain untuk menyelesaikan

pekerjaan tersebut.

c. Atau bisa sebaliknya dengan jenis dan jumlah alat, bahan dan lain-lain sudah

umum digunakan dapat diprogramkan berapa volume dan lama waktu pekerjaan

tersebut bisa diselesaikan.

Dari butir-butir diatas dapat diprogramkan suatu proyek untuk selanjutnya ditenderkan

dengan harapan target volume pekerjaan dan waktu pelaksanaan tidak meleset dari

perkiraan. Ini bisa terjadi bila didukung dengan analisa kapasitas peralatan, bahan

dengan cermat.

Dalam hubungannya dengan pelaksanaan proyek oleh kontraktor, disini umumnya

kontraktor mengajukan jenis dan jumlah alat, bahan yang berbeda-beda antara satu

dan lainnya. Sehingga sebagai kontraktor pelaksana, usulan jenis dan jumlah

alat,bahan perlu diadakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dengan adanya

analisa yang baik dalam metode pelaksanaan diharapkan tepat waktu dan tepat guna

untuk menangani proyek tersebut.

Dalam hubungannya dengan pengendalian / pengawasan proyek oleh konsultan, ini

perlu monitoring terus menerus oleh tim konsultan dalam rangka mencapai target

kemajuan pekerjaan, sehingga bila terjadi keterlambatan dalam suatu saat, tim

konsultan dapat mendeteksi lebih awal dan memberikan suatu analisa rinci dan teknis

yaitu berupa metode pelaksanaan yang baik dan pada akhirnya bisa bermanfaat untuk

kontraktor.

Gambar 1.1. Konsep Metode Pelaksanaan

1.2 Lingkup Pekerjaan Pelaksanaan Terowongan

Yang menjadi lingkup pekerjaan pengawasan terowongan umum dilakukan 4 (empat)

tahapan kerja yaitu :

Page 16: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

1-3

a. Tahap I pekerjaan persiapan

b. Tahap II pekerjaan penggalian terbuka

c. Tahap III pekerjaan penggalian dalam tanah

d. Tahap IV Pekerjaan pelaksanaan pembetonan

1.3 Maksud dan Tujuan

Seperti diketahui seorang Ahli Supervisi Terowongan harus mempunyai standar

kompetensi seperti yang dikehendaki dalam tujuan pelatihan.

Tahapan dan metode pelaksanaan adalah salah satu bagian terpenting dalam

pelaksanaan karena hal ini turut menentukan keberhasilan pekerjaan secara

keseluruhan.

Jadi maksud dan tujuan dari modul ini adalah untuk memperkenalkan dan membekali

pelatihan dalam melakukan pengawasan tahapan dan metode pelaksanaan pada

pekerjaan dibidang Sumber Daya Air khususnya Terowongan.

Page 17: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-1

BAB IIPENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

2.1 Penyusunan Rencana Kerja

Pada tahap persiapan pelaksanaan proyek maka harus disiapkan sarana dan

prasarana yang meliputi pembuatan dokumen rencana pelaksanaan proyek dan

rencana persiapan fisik dilapangan untuk mendukung dimulainya pelaksanaan proyek

menjadi lebih lancar.

Rencana pelaksanaan proyek menjadi sangat penting dan menjadi standar atau

pedoman untuk kesuksesan pelaksanaan dilapangan demi tercapainya pengendalian

biaya, mutu dan waktu sesuai target yang direncanakan

Dengan dibuatnya rencana pelaksanaan dan pada tahap operasional proyek dilakukan

control atas pengendalian pada setiap pekerjaan sesuai bidanganya masing-masing,

maka kegiatan operasional tersebut akan terarah, terukur dan terorganisasi dengan

baik

Rencana pelaksanaan proyek terdiri dari :

1. Organisasi proyek dan Job Description

2. Jadwal pelaksanaan proyek dan jadwal pengadaan sumber daya.

3. Rencana mutu kontrak

4. Metode pelaksanaan (Construction Method)

5. Survai lapangan

6. Mobilisasi dan Site Plan

7. Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) dan Cash Flow

8. Rencana K3 proyek

9. Rencana Kelola Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Jelas bahwa metode pelaksanaan atau metode konstruksi (Construction Method) dapat

bermanfaat di dalam memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan

fasilitas penyelesaian pekerjaan dan merupakan kesatuan dokumen prosedur

pelaksanaan proyek.

2.2 Penyusunan Kebutuhan Sumber Daya

Manajemen dalam penyelenggaran proyek tergantung dari 2 faktor utama yaitu

sumberdaya dan fungsi-fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen sebagaimana

diketahui antara lain dirumuskan sebagai POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating

dan Controlling. Sedangkan Sumber Daya biasanya diuraikan sebagai 4M yaitu Man

Page 18: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-2

(Manusia, Tenaga Kerja) Money (Uang), Material (Bahan) dan Machine (Peralatan).

Tetapi ada suatu pendapat dimana Sumber Daya bisa dikembangkan lagi menjadi 5 M,

dimana ada tambahan satu M lagi yaitu Method. Dengan Method atau metode

konstruksi yang baik, memenuhi syarat teknis, aman dilaksanakan, memenuhi syarat

ekonomis (bisa termurah dan efisien) dan merupakan alternative / pilihan terbaik sesuai

kondisi lapangan akan merupakan sumber daya yang sangat menentukan didalam

mensukseskan pelaksanaan proyek.

Untuk menyusun metode konstruksi yang lengkap diperlukan data dan analisa

kebutuhan sumber daya tenaga kerja, bahan yang akan dipakai dan paling penting

adalah daftar kebutuhan peralatan.

2.2.1 Kebutuhan Tenaga Kerja

Didalam menganalisa dan menyusun kebutuhan tenaga kerja, penentuan

produktivitas pekerja sulit karena hal itu sangat bervariasi dari kontraktor yang

satu dengan kontraktor yang lain dan dari satu cabang keahlian ke cabang

keahlian lainnya. Namun demikian dengan diskusi dengan pihak kontraktor dan

survai kebutuhan proyek didaerah tersebut, akan dapat juga memberikan

manfaat.

Memperkirakan biaya konstruksi dalam daerah dimana diberikan toleransi

terhadap jam istirahat, minum kopi, jam makan yang lama, penghentian saat

kerja lebih dini, dan lain-lain akan sangat berlainan dengan pekerjaan yang

sama dengan kontraktor yang mempunyai pengendalian yang cukup ketat

terhadap tenaga kerja.

Juga penentuan ketersediaan tenaga kerja adalah penting. Adalah perlu untuk

selalu “memegang” mandor-mandor yang cakap dan mempunyai jaringan-

jaringan pekerja dengan jumlah yang cukup besar dengan keahlian yang cukup

baik. Apabila kontraktor mendapat proyek tertentu, mandor-mandor langganan

selalu harus dipanggil, dengan demikian ketersediaan tenaga kerja yang

terampil dan jumlahnya mencukupi akan selalu tersedia.

Setelah kita mendapatkan jumlah pekerja untuk menyelesaikan suatu detail

item pekerjaan maka kita harus membuat jadwal kebutuhan tenaga kerja.

Jadwal tersebut antara lain:

- Rincian item pekerjaan secara detail

- Rencana waktu pelaksanaan proyek

- Rincian waktu pelaksanaan pekerjaan per item pekerjaan

Page 19: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-3

- Rincian jumlah pekerja (mandor dan tenaga terampil) untuk melaksanakan

suatu item pekerjaan pada waktu tertentu

2.2.2 Kebutuhan Bahan

Sebelum kita menghitung kebutuhan bahan, setelah kita mempelajarii

spesifikasi dan metode yang dipakai, maka kita perlu mengadakan survai dan

penelitian bahan lokal yang cocok untuk dipergunakan. Bila didalam

perencanaan, kondisi setempat belum dipahami secara mendalam, adalah

sangat mungkin kita mendapat bahan yang jauh lebih murah yang sesuai

dengan spesifikasi dan metode yang akan dipakai.

Juga yang sangat penting adalah waktu pengadaan bahan. Berdasarkan

pengalaman yang ada, meskipun bahan lokal volumenya berlimpah tetapi

karena banyaknya proyek pembangunan di daerah tersebut menyebabkan

waktu pengadaan bahan menjadi tersendat bahkan bisa terlambat dari jadwal.

Setelah kita mendapatkan jumlah bahan untuk menyelesaikan suatu item

pekerjaan dengan spesifikasi tertentu, maka kita harus membuat jadwal

kebutuhan bahan.

Jadwal tersebut berisi antara lain:

- Rincian item pekerjaan secara detail

- Rencana waktu pelaksanaan proyek

- Rencana waktu pelaksanaan per item pekerjaan

- Rincian jumlah / volume bahan dengan spesifikasi tertentu untuk

melaksanakan item pekerjaan tersebut pada waktu tertentu.

2.2.3 Kebutuhan Peralatan Proyek

Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hampir semua

proyek menengah sampai besar merupakan proyek padat modal dan padat

alat. Dengan menggunakan peralatan berat maka sasaran pekerjaan dapat

dicapai dalam waktu relatif cepat.

Didalam pembuatan Dokumen Metoda Konstruksi, pertama kali kita harus

menetapkan dan menghitung Construction Plant atas kebutuhan peralatan

berat yang dipakai pada suatu item pekerjaan berdasarkan jangka waktu

tertentu sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan, tentu saja sesuai dengan

metode konstruksi yang paling efisien dan efektif.

Page 20: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-4

Manajemen alat berat ini perlu dipahami oleh Tim Konsultan lapangan,

terutama bila terjadi keterlambatan-keterlambatan pekerjaan yang disebabkan

oleh hal-hal teknis (sebab non teknis dikecualikan), karena disini bisa dianalisa

secara teknis dimana letak keterlambatan itu terjadi :

Misal keterlambatan terjadi pada aktivitas penggalian terowongan, disini bisa

dianalisa jumlah alat berat yang kurang seperti excavator, wheel loader, dump

truck dan lain-lain yang kurang atau alternatif lain jam kerja ditambah (over

time).

Dengan penguasaan teknis alat berat ini, maka Team Supervisi lapangan dapat

berperan aktif dan berdaya guna dalam mengatasi keterlambatan pekerjaan.

Demikian juga bila terjadi perpanjangan waktu pelaksanaan dapat dianalisa

dengan cermat berdasarkan kapasitas alat yang diperlukan.

Untuk perhitungan kebutuhan peralatan proyek adalah sebagai berikut:

1. Menghitung produksi alat per jam (Hourly Production Of Equipment)

Contoh perhitungan:

Alat berat yang digunakan :

- Exacavator, Komatsu PC : 200, 0.80 m3

- Dump Truck, Toyota : DA - 110

Produksi Excavator :

Produksi per-cycle (q) :

- Kapasitas Bucket : q1 = 0,80 m3

- Faktor Bucket : k = 0,85 (tabel 1)

q = q1 x k = 0,8 x 0,85 = 0,68 m3

Cycle time (Cms) :

Cms = (Standar Cycle time) x (Faktor konvensi)

Cms = 18 detik x 1,3 = 23,4 detik = 0,39 menit

Job effisiensi = E = 0,65 (tabel 1)

Produksi per-jam (Q) = [(2x60xE) / Cms]

= 68,0 m3/jam (Loosened Condition)

Produksi Dump Truck (Cmt) :

a. Waktu muat :

Cycle time Excavator = Cms = 0,39 menit

Jumlah siklus pengisian :

Page 21: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-5

n = 7Pr

Excavatorpercycleoduksi

TruckDumptKapasitas

Waktu muat : n.Cms = 2,73 menit

b. Waktu angkut

Jarak angkut rata-rata : D = 5 km

Kecepatan max : 50 km/jam = 833 m/menit

Faktor kecepatan : 0,85

Kecepatan rata-rata : V1 = 833 x 0,85 = 708 m/menit

Waktu angkut : D/V1 = 7,06 menit

c. Waktu Dumping :

t1 = 1,30 menit

d. Waktu kembali :

Kecepatan max. : 60 km/jam ~ 1.000 m/menit

Faktor kecepatan : 0,85

Kecepatan rata-rata : V2 = 1.000 x 0,85 = 850 m/menit

Waktu kembali : D/V2 = 5.000 : 850 = 5,88 menit

e. Waktu tunggu untuk pengisian kembali :

t2 = 0,35 menit

Cmt = n.Cms + D/V1 + t1 + D/V2 + t2 = 16,51 menit

Produksi percycle Dump Truck (C) :

- Jumlah siklus pengisian : n = 3

- Produksi percycle Excavator = 0,68 m3

C = n x q = 7 x 0,68 = 4,76 m3 diperhitungkan C = 4,5 m3

Job effisiensi : E = 0,65

Produksi 1 bh Dump Truck (P1)

jammCmt

ExxCP /363,10

601 (Loosened Condition)

jammxP /344,77,063,101 (Bank Condition)

Dengan menggunakan Wheel Loader, Komatsu W90 :

Produksi per-cycle (q) :

Kapasitas Bucket : q1 = 2,3 m3

Faktor Bucket : k = 0,8

q = q1 x k = 1,84 m3

Cycle time (Cms) :

Jarak Kerja : D = 10 m

Kecepatan maju : F = 6 km/jam = 100 m/menit

Page 22: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-6

Kecepatan mundur : R = 6,4 km/jam = 107 m/menit

Fixed time : Z = 0,25 menit

Cms = (2D/F + 2D/R + Z) = 0,64 menit

Job Efisiensi : E = 0,65

Produksi perjam (Q) :

jammCms

ExxQQ /313,112

60 (Loosened Condition)

jammxQ /49,787,013,112 3 (Bank Condition)

Produksi Dump Truck :

Cycle time Dump Truck (Cmt) :

a. Waktu muat :

Cycle time Wheel Loader : Cms = 0,64 menit

Jumlah siklus pengisian (n) :

384,1

5,4

Pr 3

3

m

m

Loaderpercycleoduksi

TruckDumptKapasitasn

Waktu muat : n . Cms = 1,92 menit

b. Waktu angkut :

Jarak angkut rata-rata : D = 5 km

Kecepatan max. : 50 km/jam = 833 m/menit

Faktor kecepatan : 0,85

Kecepatan rata-rata : V1 = 833 x 0,85 = 708 m/menit

Waktu angkut : D/V1 = 5000 : 708 = 7,06 menit

c. Waktu Damping :

t1 = 1,30 menit

d. Waktu kembali :

Kecepatan Max. : 60 km/jam ~ 1.000 m/menit

Faktor kecepatan : 0,85

Kecepatan rata-rata : V2 = 1.000 x 0,85 = 850 m/menit

Waktu kembali : D/V2 = 5,88 menit

e. Waktu tunggu untuk pengisian kembali

t2 = 0,35 menit

Cmt = n . Cms + D/V1 + t1 + D/V2 + t2 = 16,51 menit

Produksi percycle Dump Truck (C) :

Jumlah siklus pengisian : n = 3

Produksi percycle Wheel Loader : q = 1,84 m3

C = n x q = 5,52 m3, diperhitungkan C = 4,5 m3

Page 23: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-7

Job effisiensi, E = 0,65

Produksi 1 bh Dump Truck (P1)

jammCmt

ExxCP /63,10

60 3 (Loosened Condition)

jammxP /44,77,063,10 3 (Bank Condition)

Tabel – 1 Relationship between material and bucket factor

Material Bucket Factor

Moist-Loan or Sand Clay

Common Soil

Sand and Gravel

Hard. Tough Clay

Rock-Well Blasted

Rock-Poorly Blasted

0.1 – 1.1

0.9 – 1.0

0.85 - 0.95

0.8 – 0.9

0.6 – 0.75

0.4 – 0.5

Tabel – 2 Standar cycle time for each machine (sec. 1)

ModelSwing angle

450 - 900 Bucket Factor

PC10

PC20

PC40

PC60

PC100

PC120

PC200

PC220

PC300

11 - 13

12 - 14

12 - 14

13 - 15

13 - 15

14 - 16

16 - 18

18 - 20

20 - 22

13 - 15

14 - 16

14 - 16

15 - 17

15 - 17

16 - 18

18 - 21

20 - 23

22 - 25

Tabel – 3 Standar cycle time for each machine (sec. 1)

Digging

Condition

(Digging depth

specified max.

diging depth)

Easy (Dump

onto spoil

pile)

Normal (Large

dump target)

Rather

difficult

(small dump

target)

Difficult (Small

dump target

requiring max.

dumping reach)

Below 40 % 0.7 0.9 1.1 1.4

40 – 75 % 0.8 1.0 1.3 1.6

Over 75 % 0.9 1.1 1.5 1.8

Page 24: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

2-8

Page 25: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

3-1

BAB IIIPRINSIP PEMBUATAN METODE PELAKSANAAN KONSTRUKSI

Metode pekerjaan atau yang biasa disebut ’CM’ (Construction Method) merupakan urutan

pelaksanaan pekerjaan yang logis secara teknik sehubungan dengan tersedianya sumber

daya yang dibutuhkan dalam kondisi medan kerja, guna memperoleh cara pelaksanaan yang

efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut, sebenarnya telah dibuat oleh kontraktor yang

bersangkutan pada waktu membuat ataupun mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan

demikian ’CM’ tersebut telah teruji saat melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya

terutama Construction Method nya, namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa

pada waktu menjelang pelaksanaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau

harus dirubah.

Metode pelaksanaan yang ditampilkan dan diterapkan merupakan cerminan dari

profesionalitas dari tim pelaksana proyek, yaitu Manajer Proyek dan perusahaan yang

bersangkutan. Karena itu dalam penilaian untuk menentukan pemenang tender, penyajian

metode pelaksanaan mempunyai bobot penilaian yang tinggi. Yang diperhatikan bukan

rendahnya nilai penawaran harga, meskipun kita akui bahwa rendahnya nilai penawaran

merupakan jalan untuk memperoleh peluang ditunjuk menjadi pemenang tender /

pelelangan.

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari:

Project Plan

Denah fasilitas proyek (jalan kerja, bangunan fasilitas dan lain-lain)

Lokasi pekerjaan

Jarak angkut

Komposisi alat (tingkat produktivitas alatnya)

Kata-kata singkat (bukan kalimat panjang), dan jelas mengenai urutan pelaksanaan

Sket atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan.

Uraian pelaksanaan pekerjaan.

Urutan pelaksanaan seluruh pekerjaan dalam rangka penyelesaian proyek (urutan

secara global)

Urutan pelaksanaan per-pekerjaan atau per-kelompok pekerjaan yang perlu

penjelasan lebih detail. Biasanya yang ditampilkan adalah pekerjaan penting atau

pekerjaan yang jarang ada atau pekerjaan yang mempunyai nilai besar, pekerjaan

dominan (volume kerja besar). Pekerjaan ringan atau umum dilaksanakan biasanya

Page 26: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

3-2

cukup diberi uraian singkat mengenai cara pelaksanaannya saja tanpa perhitungan

kebutuhan alat dan tanpa gambar / sket penjelasan cara pelaksanaan pekerjaan

Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan

Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja (tukang dan

pekerja)

Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material

Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan dan kelengkapan

yang diperlukan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Yang Baik

Memenuhi syarat teknis

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan lengkap dan jelas memenuhi informasi

yang dibutuhkan

Bisa dilaksanakan dan efektif

Aman untuk dilaksanakan

- Terhadap bangunan yang akan dibangun

- Terhadap para pekerja yang melaksanakan pekerjaan yang bersangkutan

- Terhadap bangunan lainnya

- Terhadap lingkungan sekitarnya

Memenuhi standar tertentu yang ditetapkan atau disetujui tenaga teknik yang

berkompeten pada proyek tersebut, misalnya memenuhi tonase tertentu, memenuhi

mutu tegangan ijin tertentu dan telah memenuhi hasil testing tertentu.

Memenuhi syarat ekonomis

Biaya murah

wajar dan efisien

Memenuhi pertimbangan non teknis lainya

Dimungkinkan untuk diterapkan pada lokasi proyek dan disetujui oleh lingkungan

setempat

Rekomendasi dan policy dari pemilik proyek

Disetujui oleh sponsor proyek atau direksi perusahaan apabila hal itu merupakan

alternatif pelaksanaan pelaksanan yang istimewa dan riskan

Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan

dipertimbangkan. Masalah metode pelaksanaan pekerjaan banyak sekali variasinya,

sebab tidak ada keputusan ”Engineering” yang sama persis dari dua ahli teknik. Jadi

pilihan yang terbaik yang merupakan tanggung jawab manajemen dengan tetap

mempertimbangkan Engineering Economies.

Page 27: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

3-3

Manfaat positif Construction Method

Memberikan arahan dan pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian

pekerjaan.

Merupakan acuan / dasar pola pelaksanaan pekerjaan dan menjadi satu kesatuan

dokumen prosedur pelaksanaan di proyek.

Page 28: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-1

BAB IVPERSIAPAN DAN SURVAI LAPANGAN

4.1 Persiapan Lapangan

Pada tahap persiapan lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi antara lain meliputi hal-hal

dibawah ini :

4.1.1 Fasilitas Lapangan Konstruksi- Kantor Kontraktor

Fasilitas lapangan kontraktor biasanya ditempatkan dekat dengan lokasi

pekerjaan dengan konstruksi semi permanen. Kantor Kontraktor harus

lengkap termasuk peralatan administrasi, peralatan gambar, computer,

ruang rapat dll. Fasilitas listrik / genset, air bersih, sistem komunikasi dll

- Laboratorium

Biasanya kontraktor harus menyediakan peralatan lab untuk tanah dan

beton. Semua perlatan harus dikalibrasi secara rutin

- Gudang

Untuk melindungi material seperti Portland semen atau bahan lain yang

sensistif terhadap air dan sinar matahari, gudang yang cukup aman harus

dibuat termasuk rak dari kayu agar bahan tidak langsung bersinggungan

dengan tanah.

- Fasilitas-fasilitas lain seperti Batching Plant, Work Shop, Labour, Camp,

parkir mobil dan motor, musholla dll.

4.1.2 MobilisasiBersamaan dengan pembuatan fasilitas lapangan, peralatan berat harus mulai

dimobilisasikan. Program mobilisasi harus dibuatt detail dan diawasi ketat

karena sering sekali keterlambatan mobilisasi menyebabkan keterlambatan

proyek secara keseluruhan

4.1.3 Access RoadPenentuan Access Road yang dipakai penting karena mobilisasi dan dislokasi

peralatan berat dan pendatangan bahan / material proyek harus tidak boleh

terlambat. Access Road harus dirawat dan diperbaiki selama masa

pelaksanaan konstruksi

4.1.4 Mutual CheckPekerjaan surveying harus segera dilaksanakan dan biasanyaa terdiri dari

longitudinal Cross Section survai. Hasil dari mutual check 0% harus

Page 29: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-2

diselesaikan dulu dari pengawas pekerjaan, sebelum datanya dijadikan

pedoman pembuatan Shop Drawing

4.1.5 Test MaterialSemua test material harus dilaksanakan di laboratorium dan disaksikan /

disetujui oleh Konsultan Supervisi.

4.1.6 Job Mix Formula (JMF)Setelah test material, segera dilaksanakan pembuatan Job Mix Formula

terutama untuk pekerjaan beton.

4.2 Pematokan dan Pengukuran

4.2.1 Metode Pelaksanaan Penetapan Bench Mark

I. Bahan

- Patok jadi yang diberi kaki / alas:

a. Segi empat 15 / 15 panjang 80 cm

b. Bulat diameter 6” panjang 80 cm

c. Ujung atas dibuat halus, rata dan ditanam baut berkepalaan panjang 15

- 20 cm dan yang kelihatan kepala bautnya saja.

Catatan : a,b,c (sesuai gambar / spek)

II. Tenaga Kerja

a. Tenaga kerja menggali / memasang patok TBM tersebut.

b. Juru Ukur / pembantu untuk mengarahkan / memberi petunjuk

pelaksanaan, agar betul-betul elevasi / kedudukan mantap / stabil.

III. Peralatan

1. Unit pesawat Water Pass dan Theodolit

2. Bak ukur dan prisma

3. Jalon secukupnya

4. Patok, cat, cangkul, linggis, alat angkut patok, dll.

IV. Methode Pelaksanaan

1. Persiapan

- Siap gambar kerja / Shop Drawing

- Siap peta rintisan-rintisan

- Siap tenaga

- Siap Patok

- Siap Lahan

Page 30: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-3

2. Pelaksanaan

- Pada waktu awalnya pihak I dan Pihak II (Kontraktor-Bouwher)

mengadakan pemeriksaan bersama ke lokasi / letak BM dimana

untuk pedoman elevasi yang akan dibawa ke lokasi proyek.

- Hal ini bisa terjadi lokasi awal pengambilan jauh dari lokasi, biasanya

proyek-proyek terowongan.

- Adapun yang dekat untuk pembuatan gedung, bisa mengambil

daerah sekitar (telah ditentukan)

- Setelah ditentukan kesepakatan letak pengambilan BM kemudian

dipindahkan ke lokasi proyek sbb :

a. Pengukuran dengan alat Water Pass. Dimulai pengambilan

elevasi dari BM awal, dipindahkan secara bertahap/ berurutan

dengan alat bak ukur dan patok-patok pembantu.

b. Demikian seterusnya setiap jarak 50 m sampai dengan lokasi

proyek

c. Pada lokasi proyek untuk TBM kedua setelah dari BM awal

diukur ulang menuju ke BM awal dengan melalui bantuan-

bantuan patok yang telah ada.

d. Setelah elevasi cocok, kemudian dibuat berita acara antara pihak

kesatu dan pihak kedua bahwa TBM kedua (diproyek)

dinyatakan sah.

e. Untuk bangunan gedung, TBM kedua dipindahkan ke TBM-TBM

di sekitar areal gedung cukup dibuat 4 (empat) buah (daerah sisi-

sisi luar dekat dengan pagar dengan cara diukur ulang).

f. TBM kedua dan seterusnya diamankan dan diberi tanda/ pagar

agar tidak terganggu elevasinya.

g. Untuk bangunan air / irigasi biasanya dibuat setiap jarak 200 m

sepanjang irigasi, dan ditempatkan dilokasi yang paling aman,

hal ini sangat mempengaruhi elevasi/ debit aliran air apabila

terjadi TBM yang terganggu.

h. Patok-patok beton tersebut ditanam secara permanen dan

vertical.

i. Patok beton diusahakan + 20-30 cm diatas permukaan tanah.

j. Baut sebagai titik elevasi kelihatan kepala bautnya saja.

Page 31: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-4

V. Lingkungan

- Letak BM betul-betul harus aman dari gangguan orang, hewan, dll

(diberi pagar)

VI. Standar Hasil

- Perpindahan TBM dari BM awal harus menunjukan elevasi yang betul

setelah diukur ulang (bolak-balik)

- Mendapatkan perpindahan-perpindahan TBM yang menunjukan elevasi

yang benar

- Pada tiap-tiap BM / TBM tentunya menunjukan elevasi yang tidak sama,

untuk ini dalam penulisan di patok harus jelas.

- Elevasi TBM / BM dibuatt daftar untuk dibuat Berita Acara.

VII.Lampiran

W I (Flow Chart)

PERSIAPANALAT DANTENAGA

M U L A I

MEMPELAJARISHOP DRAWING

PERSIAPANLOKASI

CHECK LOKASI ANTARAKONTRAKTOR DAN

BOUWHER

Mulai PengambilanElevasi dari BM awal dan

dipindahkan ke lokasiProyek secara berurutan

CHECK

Buat Berita Acara antaraKontraktor dan BouwherBahwa TBM di Proyek

dinyatakan Syah

S E L E S A I

PERSIAPANPETA

RINTISAN

Page 32: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-5

4.2.2 Metode Pelaksanaan Pengukuran As TerowonganI. Bahan

- Kaso 5/7 sebagai patok

- Bambu diameter 10 cm sebagai patok

- Cat Merah, kuas, paku, palu besar 8 kg & palu kecil 1 kg, benang

II. Tenaga Kerja

- Juru ukur mengerti / Professional / terampil

- Pembantu mengerti seluk beluk dalam hal pengukuran

III. Peralatan

- Pesawat Theodolit 1 unit

- Meteran 50 m, 5 m, payung

- Prisma

IV. Methode Pelaksanaan

1. Persiapan

- Siap gambar kerja / Shop Drawing

- Siap alat, bahan, tenaga ukur

- Siap lahan / pembersihan

2. Pelaksanaan

Pengukuran:

- Mengadakan rintisan

- Membuat pelurusan sesuai dengan jarak propil pada P I – P I yang

sudah ditentukan

- Pasang ROW dan memberi nomor profil

- Buat Simpanan P I.

- Demikian seterusnya sesuai dengan arah terowongan sesuai

gambar

- Patok as dicat merah 10 cm dari atas

- Patok batas terowongan cat hijau

V. Lingkungan

- Bersihkan dulu dari pohon, rumput-rumput, dll agar tidak mengganggu

pengukuran

VI. Standar Hasil

- Mendapatkan posisi / letak as yang benar sesuai rencana

- Mendapatkan batas-batas tanah yang benar dan mengetahui batas-

batas terowongan.

Page 33: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

4-6

VII.Lampiran

W I (Flow Chart)

M U L A I

PEKERJAANPERSIAPAN

MENGADAKANRINTISAN

MEMBUATPELURUSAN

MEMASANGROW

BERINOMOR PROFIL

ROW

S E L E S A I

PENGECATANPATOK

Page 34: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-1

BAB VTAHAPAN DAN METODA PELAKSANAAN PEKERJAAN

PEMBUATAN TEROWONGAN

5.1 UmumTerowongan adalah suatu lobang yang dibuat didalam bumi (dibawah laut atau didalam

bukit), untuk berbagai kegunaan antara lain untuk ; saluran air, lalu lintas kendaraan

mobil / kereta api, manusia, untuk pekerjaan tambang dan lain sebagainya.

Dalam tulisan ini akan diuraikan secara singkat tentang pelaksanaan pembuatan

terowongan untuk saluran air sebagai bangunan pelengkap pada proyek bendungan

baik untuk tujuan serbaguna (PLTA dan Irigasi), atau khusus untuk irigasi atau khusus

untuk PLTA.

Secara fisik ada tiga macam terowongan yaitu :

i. Terowongan mendatar

Terowongan mendatar lazim dibangun untuk ; terowongan pengelak (diversion

tunnel), waterway (terusan air), terowongan pembantu (adit tunnel), terowongan

masuk (acces tunnel), terowongan drainase (drainage tunnel), inspection tunnel,

terowongan saluran buri (tail race tunnel), terowongan pelimpah (spillway tunnel),

terowongan penghubung (connection tunnel) dan lain sebagainya.

ii. Terowongan miring (incliding tunnel)

Terowongan miring lazim dibangun untuk : pelimpah (spillway), terowongan tekan

(penstock tunnel), terusan air (waterway)

iii. Terowongan tegak (vertical shaft)

Pada umumnya terowongan tegak (vertical shaft) dibangun untuk : sumur

pengendali pintu pengambilan (intake gate control shaft, sumur pendatar air (surge

tank), terowongan tekan (penstock)

Dari ketiga macam terowongan tersebut diatas sesuai dengan kebutuhan dapat berdiri

sendiri ataupun antara satu dengan yang lain, sebagai contoh :

- Bangunan spillway pada bendungan Selorejo, Malang Jawa Timur, Spillway

Bendungan Cirata, di Purwakarta, Jawa Barat, adalah gabungan terowongan

mendatar dengan terowongan miring.

- Bangunan terusan air (waterway) pada bangunan Saguling, kabupaten Bandung,

Jawa Barat, adalah gabungan terowongan mendatar (headrace tunnel) dengan

terowongan tegak (surge tank) dan terowongan miring (penstock tunnel).

Dalam kondisi tertentu juga dimungkinkan gabungan antara gabungan antara

terowongan dengan conduit dan saluran terbuka, sebagai contoh bangunan saluran

Page 35: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-2

pengelak pada bendungan batutegi, yang terdiri dari upstream conduit, upstream dan

downstream tunnel, downstream conduit dan terminal structure.

Terowongan untuk saluran air pada umumnya dilapisi beton atau pasangan batu ada

yang dilapisi kombinasi beton dan pelat baja, namun ada juga yang tanpa pelapisan.

Perlu tidaknya pelapisan (linning) pada terowongan tergantung dari kegunaan

terowongan dan kondisi batuan sepanjang terowongan tersebut.

Sebagai bangunan pelengkap pada proyek bendungan, biasanya terowongan dilapisi

beton bertulang atau kombinasi beton bertulang dengan pelat baja.

Terowongan untuk saluran air, sesuai dengan jenis aliran air terdapat dua macam

terowongan yaitu :

1. Free flow tunnel (terowongan aliran bebas)

Free flow tunnel lazim dibangun untuk terowongan pengelak dan spillway, sebagai

contoh : terowongan pengelak Bendungan Wonorejo, Tulungagung Jawa Timur,

terowongan pengelak & spillway bendungan batutegi, lampung, spillway bendungan

cirata, kabupaten purwakarta jawa barat, terowongan pengelak bendungan

Selorejo, Malang Jawa Timur.

Free flow tunnel juga sudah lama dibuat di bali untuk keperluan irigasi yang

tergabung dalam sistem “irigasi subak”. Terowongan ini biasanya dibangun dengan

tenaga orang secara tradiosional dengan peralatan sederhana, yang hingga saat ini

masih berfungsi dengan baik. Terowongan yang dibangun untuk irigasi subak di

Bali ada yang berdiri sendiri ada juga yang gabungan antara terowongan mendatar

sebagai saluran air dan terowongan tegak sebagai sumur kontrol pada saat

membangun, ada yang dilapis pasangan batu ada pula yang tanpa pelapisan

tergantung dari kondisi tanah disepanjang terowongan tersebut.

Terowongan Tulungagung Selatan I dan II yang juga disebut sebagai Terowongan

Neyama, dibangun untuk membuang air banjir didaerah Tulungagung, kearah laut

selatan (Samudera Indoseia). Terowongan ini juga termasuk free flow tunnel.

2. Pressure tunnel (terowongan aliran tekan)

Pressure tunnel biasanya untuk terusan air (waterway) atau headrace tunnel,

sebagai saluran air guna pembangkitan listrik pada proyek PLTA. Pressure tunnel

bisa terdiri dari pressure tunnel dan penstock tunnel, sesuai dengan keadaan

topografi dan kebutuhan.

Namun ada pula pressure tunnel untuk bangunan saluran pengelak, sebagai contoh

terowongan pengelak (diversion tunnel) bendungan Saguling, Kabupaten Bandung

Jawa Barat.

Page 36: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-3

5.2 Pelaksanaan Pembuatan Terowongan

Pelaksanaan pembuatan terowongan pada umumnya dilakukan dalam 4 tahapan

kerja :

5.2.1 Tahap I, Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan persiapan merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum

pekerjaan utama pembuatan terowongan dapat dimulai.

5.2.1.1 Pekerjaan survai (surveying & lay out of works) meliputi :

- Pembuatan Peta situasi pekerjaan lapangan (lay out of works)

- Pembuatan bench marks (patok BM) dan patok / titik referensi.

- Pembuatan ground profile (potongan memanjang tanah / bukit), dan

ground section (potongan melintang tanah / bukit)

5.2.1.2 Pembuatan jalan kerja (construction & houlding roads), termasuk

jembatan / gorong-gorong sementara jika diperlukan.

Apabila untuk mencapai lapangan kerja terdapat sungai dan untuk

kegiatan lapangan harus menyeberang sungai tersebut, maka kontraktor

harus membuat jembatan atau gorong-gorong sementara yang biasanya

hal ini termuat dalam dokumen tender atau penawaran.

5.2.1.3 Penyiapan bangunan fasilitas sementara (temporary facilities works),

antara lain : kantor lapangan & camp, gudang material, instalasi

pemecah batu (crushing plant), instalasi pengaduk beton (batching

plant), bangunan fasilities laboratorium berikut peralatannya, gudang

bahan peledak / dinamik, instalasi listrik dan air (untuk keperluan kantor,

camp dan lapangan) dan bangunan fasilitas lainnya yang diperlukan

sehubungan dengan kontrak.

5.2.1.4 Land clearing dan grubbing.

Land clearing dan grubbing adalah kegiatan pembersihan medan kerja

dari pepohonan, semak belukar berikut bonggol-bonggolnya. Pekerjaan

ini biasanya dilakukan dengan alat bulldozer atau dapat dikombinasi

dengan excavator, sesuai dengan keadaan dilapangan.

5.2.2 Tahap II, Pekerjaan Penggalian Terbuka (open excavation)

5.2.2.1 Pembersihan lapangan kerja (clearing of site)

Sebelum memulai kegiatan penggalian, terlebih dahulu dilakukan

pembersihan lapangan kerja (clearing of site), pada areal yang akan

digali yang diikuti dengan pekerjaan survai untuk menentukan batasan

areal kerja, sesuai dengan gambar rencana.

Page 37: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-4

Pembersihan lapangan kerja dapat dilakukan dengan tenaga orang atau

dengan peralatan mesin sesuai dengan kebutuhan dan keadaan medan

kerja.

Setelah medan kerja dan batasan daerah yang akan digali telah

dipasang sesuai dengan gambar kerja (working drawing), maka kegiatan

pekerjaan penggalian dapat dilakukan.

5.2.2.2 Penggalian Tanah (excavation of the common material)

Sebelum kegiatan penggalian dimulai, terlebih dahulu disiapkan batas-

batas galian yang lazimnya dipasang bowplank atau papan batas &

penunjuk kemiringan galian, sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam

gambar kerja yang telah disetujui Engineer atau approved working

drawing.

Untuk pengerjaan penggalian tanah (common material), biasanya

dilakukan dengan alat excavator (back hoe), sedangkan bahan hasil

galian diangkut kelokasi pembuangan (disposal area) yang telah

ditetapkan dalam kontrak atau yang telah disetujui Engineer. Penetapan

jenis, kapasitas dan jumlah excavator maupun truck yang digunakan

untuk menggali dan mengangkut hasil galian perlu disesuaikan dengan

volume galian yang direncanakan, agar dapat diselesaikan sesuai

dengan schedule yang disetujui Engineer. Sudah barang tentu

perhitungan yang teliti agar efisiensi kerja dapat dicapai dengan hasil

kerja yang baik.

Ditempat pembuangan hasil galian tanah (disposal area), perlu

dioperasikan setidak-tidaknya sebuah bulldozer, untuk perataan

(spreading) dan mengatur bentuk timbunan buangan tanah tidak mudah

longsor dan sesuai dengan gambar disposal area yang disetujui

Engineer.

Agar pekerjaan penggalian tanah ini dapat sesuai dengan gambar kerja,

perlu adanya pemantauan secara terus menerus oleh petugas

pengukuran (survai) sampai penggalian tanah selesai.

5.2.2.3 Penggalian batu (rock excavation)

Sebelum kegiatan penggalian batu dilakukan terlebih dahulu

mempelajari keadaan batuan didaerah yang akan digali, agar

penggalian batu dapat dilaksanakan dengan baik. Mengenal jenis dan

kondisi batuan yang terdapat dalam dokumen tender serta memeriksa

keadaan dilapangan.

Page 38: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-5

Formasi geologi (Geological formation) dan kelas batuan dilokasi

rencana terowongan perlu diketahui dengan seksama untuk

menentukan jenis maupun kapasitas alat yang akan digunakan.

Ada 5 keadaan batuan yang sering ditemui dilapangan yaitu :

a. Fresh Rock (F)

b. Slightly weathered (SW)

c. Moderately weathered (MW)

d. Higly wearthered (HW)

e. Completely wearthered (CW)

Untuk a, b dan c dapat disebut batuan, sehingga sebelum memulai

pekerjaan penggalian diperlukan pengukuran guna mengetahui batas

galian common dan galian batu. Hal ini dilakukan karena umumnya unit

price (harga satuan) galian batu jauh lebih mahal dari galian tanah

(common).

Metode penggalian batu pada medan terbuka biasanya dilakukan

dengan cara peledakan (blasting) oleh karenanya metode kerja ini harus

diajukan kepada Engineer untuk mendapatkan persetujuan (approval).

Agar dapat dicapai efisiensi kerja yang baik perlu adanya trial blasting

setidak-tidaknya 3 kali. Dalam trial blasting ini yang paling penting

adalah penetapan jarak lobang bor, tinggi benchcut dan koefisien

blasting guna menghitung jumlah bahan peledak yang digunakan.

Pada trial blasting yang pertama biasanya digunakan angka koefisien

blasting terkecil, kemudian yang kedua lebih besar dan yang ketiga lebih

besar lagi, misalnya untuk quartzite fresh rock pertama dengan C = 0.3,

kemudian kedua dengan C = 0.35 dan yang ketiga dengan C = 0.4.

Dari ketiga hasil trial blasting tersebut kita bandingkan mana yang paling

baik dan efektif kita pilih, yang selanjutnya ditetapkan sebagai “Blasting

Pattern”, yang digunakan untuk penggalian batu secara menyeluruh.

Namun demikian tidak menutup kemungkinan adanya perubahan sesuai

dengan keadaan dilapangan.

Untuk melakukan pekerjaan penggalian dengan cara blasting ini, Site

Engineer kontraktor harus mengatur sedemikian rupa agar

memperhatikan keamanan bagi para pekerja dan orang-orang yang

berada disekitar areal kerja blasting. Sistem peringatan dengan cara

memasang tanda bendera merah maupun dengan membunyikan sirine

atau pemberitahuan dengan pengeras suara sangat diperlukan. Apabila

pekerjaan blasting ini dilakukan dengan kurang hati-hati dapat

Page 39: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-6

menimbulkan kecelakaan yang fatal bagi tenaga kerja maupun orang-

orang yang berada disekitar areal kerja.

Apabila blasting telah dilakukan perlu ada petugas khusus yang

memeriksa lapangan di areal blasting apakah semua bahan peledak

telah meledak semua atau belum. Setelah dilakukan pemeriksaan

dilapangan ternyata dinyatakan bahan peledak telah meledak semua

baru petugas yang akan membuang hasil ledakan dapat diijinkan

mengambil batuan hasil ledakan untuk dibuang ke disposal area.

Namun apabila dari hasil pemeriksaan oleh petugas khusus tersebut

ternyata masih ada bahan peledak yang meledak, maka Site Engineer

harus memerintahkan tim blasting untuk meledakkan bahan peledak

yang belum meledak tersebut.

5.2.2.4 Open Cut Excavation

Pada hakekatnya open cut excavation adalah sama dengan open

excavation, hanya biasanya open cut excavation merupakan kelanjutan

dari open excavation, sehingga kegiatannya juga hampir sama.

Perbedaan antara open excavation dan open cut excavation adalah

sebagai berikut :

- Open cut excavation merupakan galian terbuka dengan batasan

terbawah berupa dataran (plat form)

- Open cut excavation merupakan galian terbuka dengan bentuk

tertentu yang biasanya ditempat ini didirikan bangunan, misalnya

untuk power station, untuk conduit dan sebagainya.

Open cut excavation ada yang merupakan kelanjutan dari open

excavation namun ada pula yang berupa galian tersendiri.

Metode kerja Open cut excavation secara prinsip sama dengan open

excavation hanya ada sedikit perbedaan pada bentuk galiannya.

5.2.2.5 Perkuatan Bidang galian miring (slope protection)

Pada bidang galian terbuka baik yang permanen maupun sementara,

harus diperhitungkan apakah perlu perkuatan lereng (slope protection)

atau tidak, ini tentunya disesuaikan dengan keadaan geologi di

lapangan maupun yang tertuang dalam kontrak.

Juga tercantum didalam kontrak maka kontraktor harus melaksanakan

sesuai kontrak, namun jika tidak tercantum dalam kontrak dan keadaan

memerlukan proteksi, maka hal ini dapat dibicarakan dengan pihak

Engineer atau dapat juga kontraktor melaporkan masalah ini kepada

Page 40: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-7

Engineer. Sudah barang tentu hal ini atas dasar keamanan pekerjaan

agar tidak menimbulkan longsoran yang dapat mempersulit operasi kerja

dilapangan.

Perkuatan lereng yang lazim diterapkan pada suatu proyek terowongan

shotcrete, shotcrete dengan wiremesh, pasangan batu atau cukup

dengan gebalan rumput (sodding). Untuk menetapkan jenis perkuatan

lereng ini tergantung dari keadaan geologi di lapangan. Apabila dengan

perkuatan seperti atas masih dipandang kurang memadai dapat pula

dikombinasi dengan penambahan batang angker baja digrouting

(grouted anchor bar), dapat pula ditambah dengan lubang-lubang

pematusan (drain holes).

- Perkuatan lereng dengan shotcrete.

Perkuatan lereng dengan shotcrete, diterapkan pada bagian bidang

galian permanen maupun sementara tergantung kebutuhan. Pada

bidang galian batu biasanya dengan shotcrete tebal 5 cm sedangkan

pada bidang galian tanah (common) dengan shotcrete tebal 10 cm

dengan tambahan jaring kawat baja (wire mesh). Perkuatan lereng

dengan shotcrete dilakukan dengan menyemprotkan bahan

shotcrete kepermukaan bidang galian dengan menggunakan mesin.

Bahan shotcrete adalah campuran semen, air dan aggregrat pasir

halus & kasar dengan proporsi campuran yang telah ditetapkan

didalam spesifikasi teknik (technical spesification). Sebelum

shotcrete diterapkan pada bidang permukaan galian, biasanya

dilakukan trial di lapangan didekat batching plant, yang dilanjutkan

dengan pengujian di laboratorium untuk mengetahui strenghtnya.

Hasil pengujian ini disusun dalam laporan kemudian diajukan

kepada Engineer untuk mendapatkan (approval. Sudah barang tentu

yang diajukan tersebut harus memenuhi persyarat yang ditetapkan

didalam technical specification. Jika approval dari Engineer telah

diterbitkan, pekerjaan shotcrete dapat dilaksanakan dilapangan.

Pada pekerjaan shotcrete dengan wire mesh, pelaksanaanya dapat

dilakukan dua kali, yaitu shotcrete layer pertama diterapkan

kemudian wire mesh dipasang dan dilanjutkan dengan shotcrete

layer kedua. Namun adapula yang dilakukan sekaligus, dengan cara

memasang wire mesh terlebih dahulu kemudian di shotcrete dengan

harus mengangkat wire mesh pada jarak tertentu agar wire mesh

berada pada bagian tengah lapisan shotcrete. Cara shotcrete secara

Page 41: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-8

langsung ini harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul

berpengalaman.

Untuk mencegah air tanah menekan lapisan shotcrete lazimnya

dilengkapi dengan weep hole dari pipa pvc 50 atau sesuai petunjuk

Engineer. Dengan deep hole ini air tanah dapat disalurkan keluar,

sehingga shotcrete dapat lebih stabil dan kemungkinan

terkelupasnya lapisan shotcrete dapat dicegah.

- Perkuatan lereng dengan shotcrete yang dikombinasi dengan anchor

bar & drain holes.

Sebelum pekerjaan shotcrete dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan

pengeboran pada titik-titik yang telah ditentukan untuk rencana

pemasangan anchor bar atau drain holes.

Apabila pengeboran telah selesai, lubang bor dibersihkan dengan

semburan angin kemudian material semen mortar dimasukkan

kedalam lubang dengan volume sesuai perhitungan, yang

selanjutnya anchor bar dimasukkan dengan hati-hati kedalam

lubang. Cara seperti ini lazim dilakukan di lapangan, namun ada pula

setelah lubang disiapkan, batang angker dimasukkan kedalam

lubang baru kemudian diisi bahan semen mortar hingga penuh. Cara

yang kedua ini biasanya tidak dapat diyakini apakah penggroutingan

dapat penuh hingga ujung angker atau tidak.

Jika drain hole harus dibuat, terlebih dahulu disiapkan lubangnya

dengan cara pengeboran pada titik-titik yang telah ditetapkan.

Setelah lubang bor dibersihkan kemudian pipa pvc yang telah

dilobangi dibalut geotextile atau tanpa geotextile, dimasukkan

kedalam lubang dengan sedikit diputar, agar mudah

memasukkannya. Dibagian ujung luar pipa pvc kurang lebih sedalam

20 cm lubang ditutup dengan semen mortar.

Apabila anchor bar dan drain holes telah terpasang semua baru

kemudian shotcrete diterapkan. Untuk mencegah lubang drain hole

tertutup material shotcrete, sebelum shotcrete diterapkan, terlebih

dahulu lubang pipa pvc ditutup dengan bahan kertas atau bahan

lain, baru setelah shotcrete selesai tutup / sumbat tersebut dilepas.

Shotcrete yang dikombinasi denan anchor bar dan drain hole

biasanya diterapkan pada perkuatan bidang galian yang kondisi

batuannya kurang baik atau atau rawan longsor. Kondisi batuan

yang harus dishotcrete dan tambahan anchor bar serta drain hole

Page 42: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-9

biasanya pada bidang galian yang terdapat dyke, shear zone, jalur

mica schist dan fractures.

- Perkuatan bidang lereng dengan pasangan batu.

Perkuatan bidang lereng dengan pasangan batu dapat diterapkan

pada bidang-bidang galian yang apabila galian. Sudah barang tentu

jenis perkuatan lereng ini atas dasar pertimbangan yang masak oleh

ahli geologi.

Untuk mengendalikan air tanah agar tidak membahayakan stabilitas

pasangan batu, lazimnya dipasang weep hole atau drain hole.

- Perkuatan lereng dengan gebalan rumput (sodding)

Pada bidang galian yang masih cukup banyak material clay nya dan

dimungkinkan rumput bisa tumbuh, gebalan rumput (sodding) dapat

diterapkan. Biasanya jenis perkuatan bidang galian dengan sodding

ini untuk arel yang tidak membahayakan terhadap bangunan yang

ada disekitarnya atau untuk daerah yang kurang penting, misalnya

untuk access road.

5.2.3 Tahap III, Pekerjaan Penggalian Dalam Tanah (Under Ground Excavation)

Pekerjaan penggalian dalam tanah (under ground excavation) atau lazim juga

disebut penggalian terowongan (tunnel excavation) adalah pekerjaan yang

memerlukan keahlian khusus pula.

5.2.3.1 Pekerjaan persiapan

Sebelum melakukan penggalian didalam terowongan, perlu dikaji

dengan seksama kondisi geologi baik yang tercantum dalam dokumen

tender maupun keadaan setelah open excavation dan open cut

excavation selesai. Mempelajari kondisi batuan terutama pada bagian

portal hulu (upstream portal) dan portal hilir (downstream portal) harus

dilakukan untuk menyiapkan pekerjaan awal galian terowongan.

Lazimnya pada kedua bagian ini dipasang steel rib support dari baja H

yang dirangkai dengan batang baja atau kayu sebagai penahan. Pada

steel rib support ini biasanya dilapisi shotcrete atau papn kayu sebagai

penutup dan dibebani karung plastik berisi pasir (sand bag) sebagai

pemberat.

Dari jenis batuan yang ada dilapangan maupun yang tertuang dalam

dokumen tender dapat ditetapkan alat untuk pelaksanaan penggalian.

Penggalian didalam terowongan pada umumnya dilakukan dengan cara

peledakan (blasting), yang sebelumnya dibor terlebih dahulu dengan

Page 43: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-10

mesin bor. Biasanya untuk terowongan ukuran besar digunakan

peralatan mesin bor CDR (Craw Drail) ataupun alat lainnya sesuai

petunjuk Engineer. Untuk terowongan yang mempunyai ruang gerak

kecil biasanya digunakan mesin bor Rotary.

Namun jika tidak mungkin dilakukan dengan blasting, misalnya ada

tanah atau batuan lunak dalam jumlah besar didalam terowongan, dapat

pula digali dengan mesin bor horisontal dengan diameter hingga 2

meter, yang biasanya hasil galian bor tadi langsung dimasukkan (di

loading) kedalam truk disebelah belakangnya, sebagai contoh

penggalian terowongan headrace bendungan Saguling di Jawa Barat.

Dalam menentukan posisi awal dibagian portal hulu dan hilir, tim survai

harus bekerja dengan teliti guna menentukan alignment, elevasi dan

station pada kedua portal tersebut.

5.2.3.2 Pola Pengeboran

Terdapat perbedaan dalam rancangan pola pengeboran untuk areal

bawah tanah dan terbuka. Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain luas area, volume hasil peledakan, suplai

udara segar, dan keselamatan kerja. Tabel 5.1 memperlihatkan

beberapa alasan atau penyebab yang membedakan pola pengeboran di

tambang bawah tanah dan terbuka.

Tabel 5.1. Penyebab yang membedakan pola pengeboran di areal

bawah tanah dan terbuka

Faktor Areal bawah tanah Areal terbuka

Luas area Terbatas, sesuai dimensi bukaanyang luasnya dipengaruhi olehkestabilan bukaan tersebut.

Lebih luas karena terdapatdipermukaan bumi dan dapatmemilih area yang cocok

Volume hasil peledakan Terbatas, karena dibatasi oleh luaspermukaan bukaan, diameter matabor dan kedalaman pengeboran,sehingga produksi kecil.

Lebih besar, bisa mencampairatusan ribu meterkubik perpeledakan, sehingga dapat di-rencanakan target yang besar.

Suplai udara segar Tergantung pada jaminan sistemventilasi yang baik.

Tidak bermasalah karena dila-kukan pada udara terbuka

Keselamatan kerja Kritis, diakibatkan oleh: ruang yangterbatas, guguran batu dari atap,tempat untuk penyelamatan diriterbatas.

Relatif lebih aman karena selu-ruh pekerjaan dilakukan padaarea terbuka.

a. Pola Pengeboran pada Areal Terbuka

Keberhasilan suatu peledakan salah satunya terletak pada

ketersediaan bidang bebas yang mencukupi. Minimal dua bidang

bebas yang harus ada. Peledakan dengan hanya satu bidang bebas,

Page 44: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-11

disebut crater blasting, akan menghasilkan kawah dengan lemparan

fragmentasi keatas dan tidak terkontrol. Dengan mem-

pertimbangkan hal tersebut, maka pada tambang terbuka selalu

dibuat minimal dua bidang bebas, yaitu (1) dinding bidang bebas dan

(2) puncak jenjang (top bench). Selanjutnya terdapat tiga pola

pengeboran yang mungkin dibuat secara teratur, yaitu : (lihat

Gambar 5.1)

1) Pola bujursangkar (square pattern), yaitu jarak burden dan spasi

sama

2) Pola persegipanjang (rectangular pattern), yaitu jarak spasi

dalam satu baris lebih besar dibanding burden

3) Pola zigzag (staggered pattern), yaitu antar lubang bor dibuat

zigzag yang berasal dari pola bujursangkar maupun

persegipanjang

Gambar 5.1. Sketsa pola pengeboran pada areal terbuka

b. Pola Pengeboran Bawah Tanah

Mengingat ruang sempit yang membatasi kemajuan pengeboran dan

hanya terdapat satu bidang bebas, maka harus dibuat suatu pola

pengeboran yang disesuaikan dengan kondisi tersebut. Seperti telah

Bidang bebas Bidang bebas

Bidang bebas Bidang bebas

a. Pola bujursangkar b. Pola persegipanjang

c. Pola zigzag bujursangkar d. Pola zigzag persegipanjang

3 m

3 m

3 m

2,5 m

3 m

3 m

3 m

2,5 m

Page 45: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-12

diuraikan sebelumnya bahwa minimal terdapat dua bidang bebasagar proses pelepasan energi berlangsung sempurna, sehingga

batuan akan terlepas atau terberai dari induknya lebih ringan. Pada

bukaan bawah tanah umumnya hanya terdapat satu bidang bebas,

yaitu permuka kerja atau face. Untuk itu perlu dibuat tambahan

bidang bebas yang dinamakan cut. Secara umum terdapat empat

tipe cut yang kemudian dapat dikembangkan lagi sesuai dengan

kondisi batuan setempat, yaitu:

1) Center cut disebut juga pyramid atau diamond cut (lihat Gambar

5.2). Empat atau enam lubang dengan diameter yang sama dibor

ke arah satu titik, sehingga berbentuk piramid. Puncak piramid di

bagian dalam dilebihkan sekitar 15 cm (6 inci) dari kedalaman

seluruh lubang bor yang ada. Pada bagian puncak piramid

terkonsentrasi bahan peledak kuat. Dengan meledakkan center

cut ini secara serentak akan terbentuk bidang bebas baru bagi

lubang-lubang ledak disekitarnya. Center cut sangat efektif untuk

betuan kuat, tetapi konsumsi bahan peledak banyak dan

mempunyai efek gegaran tinggi yang disertai oleh lemparan

batu-batu kecil.

Gambar 5.2. Sketsa dasar center cut

2) Wedge cut disebut juga V-cut, angled cut atau cut berbentuk baji:

Setiap pasang dari empat atau enam lubang dengan diameter

yang sama dibor ke arah satu titik, tetapi lubang bor antar

pasangan sejajar, sehingga terbentuk baji (lihat Gambar 1.3).

Cara mengebor tipe ini lebih mudah disbanding pyramid cut,

tetapi kurang efektif untuk meledakkan batuan yang keras.

Page 46: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-13

Gambar 5.3. Sketsa dasar wedge cut

3) Drag cut atau pola kipas: Bentuknya mirip dengan wedge cut,

yaitu berbentuk baji. Perbedaannya terletak pada posisi bajinya

tidak ditengah-tengan bukaan, tetapi terletak pada bagian lantai

atau dinding bukaan. Cara membuatnya adalah lubang dibor

miring untuk membentuk rongga di lantai atau dinding.

Pengeboran untuk membuat rongga dari bagian dinding disebut

juga dengan fan cut atau cut kipas. Beberapa pertimbangan

pada penerapan pola drag cut :

Sangat cocok untuk batuan berlapis, misalnya shale, slate,

atau batuan sedimen lainnya.

Tidak efektif diterapkan pada batuan yang keras.

Dapat berperan sebagai controlled blasting, yaitu apabila

terdapat instalasi yang penting di ruang bawah tanah atau

pada bukaan dengan penyangga kayu.

Gambar 5.4 memperlihatkan drag cut yang dibuat dari arah lantai.

4) Burn cut disebut juga dengan cylinder cut (Gambar 1.5): Pola ini

sangat cocok untuk batu yang keras dan regas seperti batupasir

(sandstone) atau batuan beku. Pola ini tidak cocok untuk batuan

berlapis, namun demikian, dapat disesuaikan dengan berbagai

variasi. Ciri-ciri pola burn cut antara lain:

Page 47: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-14

Lubang bor dibuat sejajar, sehingga dapat mengebor lebih

dalam dibanding jenis cut yang lainnya

Lubang tertentu dikosongkan untuk memperoleh bidang

bebas mini, sehingga pelepasan tegangan gelombang

kompresi menjadi tarik dapat berlangsung efektif. Disamping

itu lubang kosong berperan sebagai ruang terbuka tempat

fragmentasi batuan terlempar dari lubang yang bermuatan

bahan peledak.

Walaupun banyak variable yang mempengaruhi keberhasilan

peledakan dengan pola burn cut ini, namun untuk memperoleh

hasil peledakan yang memuaskan perlu diperhatikan beberapa

hal sebagai berikut:

Pola lubang harus benar-benar akurat dan tidak boleh ada

lubang bor yang konvergen atau divergen, jadi harus benar-

benar lurus dan sejajar.

Harus digunakan bahan peledak lemah (low explosive) untuk

menghindari pemadatan dari fragmen batuan hasil peledakan

di dalam lubang yang kosong.

Lubang cut harus diledakkan secara tunda untuk memberi

kesempatan pada fragmen batuan terlepas lebih mudah dari

cut.

Gambar 5.5. Sketsa dasar burn cut

Page 48: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-15

Gambar 5.6. Variasi burn cut (Langerfors,1978)

c. Pengisian Muatan Lubang bor

Pengisian bahan peledak dapat dilaksanakan dengan beberapa

macam antara lain :

1. Pengisian biasa

Cara pengisian ini segera bisa dilaksanakan setelah bahan

peledak dibagi-bagikan disetiap lubang sesuai dengan jumlah

perhitungan bahan peledak yang telah direncanakan. Setelah itu

melaksanakan pengecekan lubangnya dengan tongkat (bambu

bergaris tengah lebih kecil dari lubang bor).

Kalau lubang ternyata baik, maka bahan peledak dapat

dimasukkan, pelaksanaan pengisian yang baik yaitu = + 2/3 H

berisi bahan peledak (lihat gambar 5.5) dan 1/3 H untuk

penutupan.

Setiap saat memasukkan bahan peledak selalu dikontrol agar

dapat mencapai pengisian yang dikehendaki. Dalam pengisian

ini jangan lupa memasang muatan primer yaitu pelor dinamit

yang diberi detonator lengkap dengan sumbu bakarannya.

Selanjutnya ditutup dengan penutup dan sedikit dipadatkan.

Dengan selesainya pengisian ditiap-tiap lubang, sumbu

210 mm

80180 210

a. GRONLUND CUT

250 mm

500

b. MICHIGAN CUT

200

7535

250 mm

500

c. CAT HOLE DENGAN 75mm (3 inci) LUBANG

KOSONG

160

35

75

60

d. TRIANGULAR BURN CUT DENGAN LUBANG 35 mm

100 170

90

520

140

300

150

e. BULLOCK CUT

Page 49: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-16

detonator-detonator (leg wire) dihubungkan dengna sumbu

utama yang menghubungkan ke alat peledak.

Bilamana menggunakan detonator listrik maka sumbu detonator

(leg wire) bisa dihubungkan dengan seri atau macam hubungan

lain.

Didalam pelaksanan peledakan primer dengan bench cut ini

perlu juga pengeboran suatu holes, yang berfungsi untuk

mendorong maju batu-batu pada peledakan banch cut tersebut,

selanjutnya diperiksa lagi dengan tester. Setelah selesai semua

dapat dipersiapkan kabel-kabel penyala sebagai penghubung

kemesin peledak (blasting machine). Kemudian bila keadaan

sekitarnya betul-betul aman dari peralatan maupun tenaga kerja,

maka bisa dimulai ledakan dengan membunyikan sirene mesin

peledak (blasting machine) bisa dikontak sehingga bench cut

meledak.

Gambar 5.5 Pengisian biasa

2. Pengisian dua step

Cara ini sama halnya dengan cara biasa, hanya dapat

dilaksanakan apabila lapisan batu tidak sama misalnya lapisan

atas keras dan lapisan bawah agak lunak atau lubang pengisian

terlalu dalam (lihat gambar 5.6).

Didalam melakukan pengisian semacam ini harus menggunakan

ketelitian agar supaya sumbu detonator (leg wire) dari detonator

tidak mengalami putus diwaktu penyumbatan. Adapun maksud

dari cara ini terutama untuk menghindari adanya hasil peledakan

M u a ta n P rim e r(d e to n a to r)

P e n u tu p

S u m b u

Page 50: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-17

yang tidak berhasil, batu banyak yang besar-besar karena dari

pengisian atau keadaan batunya.

Gambar 5.6 Pengisian dua step

3. Pengisian menggunakan detonating cord (coldtex)

Cara pengisian ini sama saja didalam pelaksanaanya, hanya

dalam pemakaiannya, sumbu pembakaran bukan detonator akan

tetapi memakai detonating cord (coldtex). Didalam

pelaksanaannya juga menggunakan ketelitian sewaktu pengisian

dinamit, pengecekan maupun penutupan untuk menghindarkan

terputusnya detonating cord (coldtex).

Adapun keuntungan menggunakan detonating cord antara lain :

a. Dalam pengisian tidak ada kesukaran dikarenakan lubang

dapat dicek sedalam lubangnya

b. Tidak mungkin terjadi detonating cord putus didalam lubang

c. Tidak berbahaya jika ada petir / kilat.

d. Pembakaran bisa merata sampai bagian bawah

e. Biaya pelaksanaan lebih murah dibanding dengan

menggunakan detonator listrik

Didalam pelaksanaan seterusnya setelah tiap lubang diisi dinamit

lengkap dengan sumbu detonating cord, selanjutnya dapat

dipasang detonating cord penyambung sebagai penghubungnya,

panjang sambungan kurang lebih 5 cm. Selain itu pada ujung

dari detonating cord penghubung diberi detonator sebagai sumbu

pembakaran, biasanya digunakan Relay Detonator dengan

M uatanPertam a

Penutup

Sum bu

M uatanKedua

M uatanPrim er

Page 51: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-18

Delay detonator No. lebih besar

Delay detonator No. agak besar

Delay detonator No. paling kecil

Kabel penyala

Mesin peledak(Blasting Machine)

Detonating Cord Penghubung

nomor relay menurut banyaknya baris dana nomor relay yang

terkecil pada baris yang terdepan.

Gambar 5.7 Pengisian dua step

Untuk seterusnya relay detonator tersebut dihubungkan sebagai

jaringan peledak dan diperiksa dengan Ohm tester, bilamana

pemeriksaan baik lalu dihubungkan dengan mesin peledak

(blasting machine) untuk diledakkan.

Gambar 5.8 Mesin peledak

d. Pola pengeboran pada bukaan bawah tanah

Trial blasting (percobaan peledakan)

Trial blasting sangat diperlukan untuk mendapatkan standar blasting

yang baik yang biasanya dilakukan pada bagian portal hulu maupun

hilir. Trial blasting ini sangat besar manfaatnya agar tidak terjadi over

break atau terjatuhnya batuan dengan volume yang besar yang

sudah barang tentu sangat merugikan kontraktor. Seperti hal pada

Detonating Cord

Detonating Penghubung75 cm

Page 52: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-19

galian batu dibagian open excavation, koefisien blasting ditentukan

mulai dari yang terkecil yang kemudian ditambah sedikit demi

sedikit. Trial blasting sebaiknya dilakukan pada luasan terbatas,

sebagai contoh untuk quartzite fresh rock dengan C = 0.3 untuk yang

pertama, dengan C = 0.35 untuk yang kedua, kemudian C = 0.4

untuk yang ketiga dan terakhir dengan C = 0.45. Dengan trial

blasting ini akan diseleksi dan dipilih hasil ledakan yang paling baik,

artinya tidak terlalu banyak over break dan tidak terlalu banyak

tersisa, dan hasil pilihan ini dapat digunakan sebagai blasting pattern

untuk penggalian dalam terowongan (tunnel excavation).

Tabel dibawah adalah contoh batuan dan angka koefisien blasting rata-rata

yang lazim digunakan.

No. Nama Batuan Koefisien “C”

1 Soft limestone 0.20

2 Soft sandstone, conglomerate 0.26

3 Hard sandstone, conglomerate 0.30

4 Middle limestone, slate 0.35

5 Hard slate, grain limestone 0.40

6 Weathered andesite 0.20 – 0.30

7 Hard andesite 0.30 – 0.35

8 Quartzite, andesite (fresh) 0.42 – 0.50

9 Granite, gneiss 0.45

10 Hard granite 0.57

Catatan : untuk trial blasting dapat digunakan C = 75% dari tabel, dapat pula

ditentukan lain sesuai dengan pengalaman blasting expert.

5.2.3.3 Penggalian Terowongan (tunnel excavation)

Setelah berhasil menentukan blasting pattern, dapat dilanjutkan

penggalian di dalam terowongan dengan tahapan kedalaman antara 1.5

meter hingga 2 meter tunnel driving. Pada umumnya setelah mucking

selesai dilakukan, disusul dengan pekerjaan supporting.

Supporting atau perkuatan yang perlu diaplikasikan didalam permukaan

galian terowongan ada beberapa macam antara lain :

- Supporting jenis rockbolt

Supporting jenis rockbolt diterapkan untuk memperbaiki struktur

batuan agar ada tahanan yang baik antara butiran batu yang satu

Page 53: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-20

dengan butiran batu lainnya, sehingga kemungkinan runtuhnya

butiran batu yang besar dapat dicegah. Rockbolt biasanya dengan

menggunakan batang besi beton ulir (deformed bar) D-25 dengan

panjang 3 meter masuk kedalam batuan. Dibagian ujung luar

dilengkapi plat baja landasan, plat ring dan mur (nut) dan dibagian

dalam diperkuat dengan epoksi resin, sedalam kira-kira 75 cm

sebagai angkernya. Untuk menentukan panjang rock bolt yang

masuk kedalam batuan tergantung dari ukuran diameter terowongan

dan biasanya ditentukan oleh design Engineer. Epoxi resin

merupakan bahan yang dikemas seperti kapsul dan akan pecah jika

ditusuk besi beton dan akan mengeras dalam waktu yang cepat. Jika

rockbolt dengan epoxi resin sebagai angker telah mengeras dengan

sempurna plat landasan plat ring dan mur dipasang yang selanjutnya

dilakukan penarikan batang rock bolt dengan cara memutar mur

dengan daya antara 60% hingga 80% dari kapasitas baja rock bolt.

Untuk rock bolt D-25 ditetapkan daya torsi sebesar 8 – 12 ton atau

diambil rata-rata 10 ton.

Pemasangan rock bolt ini lazimnya dilakukan dengan jarak rata-rata

3 meter satu sama lain unbtuk seluruh bidang galian batu. Pada

bidang galian yang bukan batu misalnya shear zone atau soft dyke,

rock bolt biasanya tidak perlu karena tidak efektif.

- Shotcrete tanpa wire mesh

Shotcrete tanpa wire mesh (chain link) diterapkan pada permukaan

galian batu yang baik (fresh rock), biasanya dengan tebal rata-rata

5 cm.

Shotcrete didalam terowongan dilaksanakan dengan sarana kerja

untuk pekerja yaitu dengan bucket yang ada di mesin jumbo driil.

- Shotcrete dengan wire mesh (chain link fabric)

Shotcrete dengan wire mesh (chain link) diterapkan pada bagian

permukaan galian batuan yang fractures. Pelaksanaan Shotcrete

dengan tambahan material wire mesh (chain link) lebih sulit

dibandingkan dengan di pekerjaan open excavation karena

penempatannya pada bidang melengkung dan menggantung, untuk

ini perlu dipasang dengan pertolongan angker-angker dari batang

baja, yang ditancapkan disela-sela batuan atau dengan membuat

lobang khusus pada batuan.

Page 54: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-21

- Steel Rib Support

Steel Rib Support biasanya diterapkan pada bagian galian yang

kondisinya lembek misalnya shear zone atau soft dyke atau sangat

fractures.

Ada juga steel support ini masih dikombinasi dengan grouted anchor

bar.

5.2.3.4 Sistem Drainase (drain system)

Selama penggalian terowongan berlangsung sistem drainase harus

mendapat perhatian karena pekerjaan shotcreteing tidak dapat

dilaksanakan pada bagian yang terdapat sumber airnya. Demikian pula

saat mucking air yang ada dalam terowongan harus disalurkan keluar

dengan baik agar tidak mengganggu transportasi angkutan bahan galian

keluar terowongan.

5.2.3.5 Kontrol Survai

Kontrol survai juga harus diperhatikan dan dilakukan dengan sangat

teliti, karena jika terdapat kesalahan sedikit saja akan menimbulkan arah

(alignment) terowongan bisa berubah. Kontrol survai ini untuk memantau

alignment (tunnel axist), slope dan diameter dari terowongan

5.2.3.6 Tahapan penggalian terowongan

Terowongan dengan diameter besar lazimnya digali secara bertahap

dari bagian upper half yang setelah selesai upper half dilanjutkan

dibagian lower half.

Untuk terowongan dengan diameter kecil, misalnya 4 – 5 meter, dapat

digali secara langsung dengan mengatur bentuk permukaan bagian

dasar, agar peralatandapat beroperasi dengan baik terutama untuk

transportasi angkutan bahan hasil ledakan keluar terowongan.

5.2.4 Pelaksanaan Pembetonan (Concreting)

5.2.4.1 Pekerjaan persiapan

Pekerjaan persiapan yang harus dilakukan sebelum pelaksanaan

pembetonan (concreting) adalah sebagai berikut :

- Pengecekan secar menyeluruh permukaan galian terowongan untuk

mengetahui apakah galian terowongan telah masuk desain line atau

belum.

Dalam hal ini survai terhadap alignment, elevasi dan diameter hasil

galian sudah selesai atau belum. Jika ternyata ada permukaan

Page 55: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-22

galian yang belum sesuai dengan desain perlu adanya galian

susulan yang untuk ini dapat dilakukan dengan alat ”giant breaker”

atau alat lain yang sesuai.

- Penyiapan dan pemasangan baja tulangan (reinfoced bar)

Apabila terowongan harus dilapisi dengan beton bertulang perlu

disiapkan pabrikasi tulangan sesuai dengan working drawing yang

telah disetujui Engineer. Apabila pabrikasi baja tulangan telah

selesai dibuat, dapat dilanjutkan dengan pemasangan ditempat yang

akan dicor.

- Penyiapan dan pemasangan bekisting (form work)

Untuk terowongan dengan diameter besar misalnya terowognan

pengelak bendungan batutegi 11.50 m di hilir dan 10 m di hulu, form

work dapat dibuat 3 macam, pertama untuk bagian lower (invert)

yang kedua untuk bagian site wall dan yang ketiga untuk bagian

upper half.

- Penyiapan peralatan pembetonan berikut penerangan

Jika persiapan lapangan telah cukup selanjutnya penyiapan concrete

pump agitator truck (AT), vibrator untuk pemadatan beton, peralatan

untuk test beton, lampu penerangan dan sarana kerja lainnya yang

diperlukan.

5.2.4.2 Pelaksanaan Pembetonan

Untuk pembetonan terowongan bagian invert perlu disiapkan placement

squence agar dapat hasil yang tidak keropos atau terdapat hanoy comp.

Oleh karenanya metode konstruksi untuk pembetonan perlu diajukan

kepada Engineer untuk mendapatkan persetujuan.

Khusus untuk bagian inver ini apabila terdapat permukaan yang

dikwatirkan keropos atau honey comp sesaat setelah form dibuka

dimana beton masih belum begitu mengeras dapat langsung diperbaiki,

namun kalau beton telah mengeras perbaikannya harus dilakukan

secara khusus setelah benar-benar beton telah keras dan dingin.

Pemadatan beton dengna vibrator harus dilakukan oleh tenaga yang

berpengalaman untuk mencegah rusaknya mutu beton, hal ini

dimungkinkan akibat konsentrasi vibrator disuatu tempat yang terlalu

lama.

Construction squence sangat menentukan hasil pembetonan oleh

karenanya petugas yang mengerjakan pembetonan harus diberi

penjelasan dengan baik oleh Site Engineer dan jika dipandang perlu

Page 56: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-23

pada saat awal Site Engineer harus ikut memantau jalannya pengecoran

(concrete placement).

5.3 Contoh Metoda Konstruksi Pekerjaan TunnelMajor item dari pekerjaan Tunnel Diversion terdiri dari :

1. Excavation open cut

a. Common excavation open cut ……… m3

b. Soft rock excavation open cut ……… m3

c. Rock excavation open cut ……… m3

2. Rock excavation for diversion tunnel ……… m3

3. Concrete work ……… m3

4. Drilling and grouting

a. Drilling hole in tunnel ……… linear m

b. Drilling test hole ……… linear m

c. Pressure grouting ……… linear m

Metoda konstruksi galian mulut terowongan ……… ton

a. Open cut excavation pada mulut terowongan

Pemasangan patok pedoman untuk menentukan alignment terowongan serta

awal penggalian dengan tanda-tanda pada bagian rencana mulut terowongan.

Uji coba peledakan dengan kekuatan rendah, kemudian dichek hasil

ledakannya untuk mengetahui karekteristik batuannya sehingga tidak timbul

kelebihan / overbreak dan juga adanya retakan-retakan yang sangat merugikan

– kondisi batuan harus dichek pada portal hulu (upstream portal) dan portal hilir

(downstream portal)

Perkuatan terdiri steel rib support ditutup dengan papan kayu dan diberi

pemberat karung pasir.

Gambar 5.9 Perkuatan Dimulut terowongan

Page 57: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-24

PERCOBAAN PELEDAKAN

Gambar 5.10 Penampang Percobaan Peledakan

b. Galian Terowongan (Tunnel Excavation)

a. Persiapan / Surveying

Pekerjaan persiapan terdiri dari marking, surveying, persiapan peralatan,

pengaturan tenaga kerja dan lain-lain. Sebelum memulai pekerjaan Drilling dan

Blasting untuk pekerjaan Tunnel, kontraktor harus menyiapkan :

Supply air

Supply udara

Supply aliran listrik

Ventilasi

Drainase

Portal untuk support

Sistem komunikasi

b. Drilling

i. Peralatan drilling :

- Leg drill untuk membuat lubang detometer

- Rock Hammer

- Pick Hammer

- Air Compressor

Metoda yang dipakai adalah full face method dimana diadakan

pengeboran dengan jarak kedalaman tertentu diseluruh permukaan

Page 58: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-25

terowongan sehingga seluruh penunjang tunnel diledakan dan

terbongkar semua.

Pola Pengeboran

Pola pengeboran yang umum dipakai antara lain ”burn cut” dimana

bagian terjadi penampang yang pertama kali meledak, kemudian

diikuti bagian sekelilingnya berturut-turut sampai bagian terkecil yang

terletak di bagian tepi penampang.

c. Charging

Mengisi material dinamit dengan memakai timber stick diameter 30 mm

material : Detonator, power gell, Stamming.

d. Blasting

Setelah semua aktifitas selesai, kemudian leg wire, connecting wire, lead wire

dipasang disambungkan dengan blasting machine. Contoh blasting equipment

dan material adalah :

i. Exploder (blasting machine) T100

ii. Test meter T100

iii. Lead wire

iv. Connecting wire

v. Leg wire

vi. Timber stick dia 30 mm

e. Ventilating

Setelah tahap peledakan selesai, langsung diikuti pelaksanaan ventilasi

terowongan dengan peralatan blower. Dengan bertambahnya panjang

terowongan dibutuhkan pipa-pipa ventilasi dan blower yang lebih besar.

Gambar 5.11

Page 59: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-26

Gambar 5.12 Ventilasi

f. Mucking

Setelah peledakan dan pelaksanaan ventilasi selesai, segera dilanjutkan

pelaksanaan mucking yaitu pengeluaran blasting material, umumnya peralatan

yang digunaan adalah :

a. Rail type – memakai rel, material diangkut dengan lori

b. Wheel type – memakai antara lain tractor shovel dan dumptruk

c. Conveyor type – memakai conveyor belt

g. Scalling

Setelah fase peledakan selesai, kadang-kadang ada batu-batu yang masih

menggantung yang membahayakan pekerja-pekerja di tunnel. Untuk itu batu

tersebut harus dibersihkan dengan peralatan excavator dan dumptruk

h. Steel support installation

Akibat ledakan, biasanya batuan mengalami retak-retak yang mudah lepas atau

runtuh, untuk itu diperlukan penyangga atau perkuatan untuk keselamatan

kerja.

Konstruksi penyangga atau baja profil H dengan jarak + 1,20 m dan diantara

penyangga diselipkan papan kayu yang tebal untuk menahan reruntuhan.

Perkuatan juga dapat dilaksanakan dengan pemasangan rock bolt atau dengan

shotcrete.

c. Pembetonan Terowongan

Pembuatan dilaksanakan dengan Metoda Menerus dengan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

a. Invert Excavation

Agar pekerjaan lalu lintas pembetonan lancar, maka bagian lantai digali /

dirapikan, kemudian dilapisi beton sebagai jalan masuk karena bagian ini rusak

akibat lalu lintas alat berat selama penggalian.

b. Pengukuran kembali penampang galian

Pengukuran penampang galian dengan platform yang dilengkapi dengan alat

pengecekan cetakan / maal dari kayu (tebal maal = 0,50 m sesuai tebal beton)

Page 60: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-27

dan dipandu dengan theodolit untuk galian sudah memenuhi ketentuan atau

belum.

c. Pemasangan pembesian

- Tulangan sebelah atas dipasang menggunakan bantuan penopang/ steger.

- Pengangkutan besi tulangan dengan truck masuk kedalam terowongan.

Gambar 5.13 Pemasangan Steger

d. Pemasangan Bekisting (form)

Salah satu contoh bekisting adalah shutter form.

i. Cetakan / shutter

Cetakan beton / shutter untuk terowongan adalah teleskopic steel rounded

dengan panjang total 60 m yang terdiri dari 6 unit @ 10 m dan setiap unit

dibagi pias-pias sepanjang 8 @ 1,25 m.

Shutter ini dibuat dengan menggunakan sendi yang dapat dilipat ke arah

dalam sehingga cetakan dapat dimajukan tanpa mengganggu cetakan yang

ada di depannya. Pada shutter bagian atas, samping kiri, kanan dan bawah

dilengkapi dengan pintu-pintu (gate) untuk memasukkan concrete.

Pada lubang samping kiri/kanan dan bawah tersebut, disamping untuk jalan

pengecoran juga untuk jalan orang dalam melaksanakan pemadatan

dengan vibrator secara manual.

Dibagian cetakan ini juga terdapat vibrator secara mekanis / listrik.

Gambar 5.14 Cara Pemasangan Shutter Form

Page 61: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-28

a) b)

c) d)

Gambar 5.15 Pembongkaran Flat Form

Keterangan :

No. a pembongkaran bagian bawah, panjang 10 m.

No. b sampai dengan no. d pembongkaran shutter 9form) bagian secara

serentak dengan dilipat sekali pembongkaran panjang 20 m (unit). Untuk

pemasangan menggunakan metoda yang sama.

e. Pengecoran Beton

Cara pembetonan dilaksanakan blok per blok yaitu adalah :

1. Setiap blok 60 m

2. Diujung form dipasang cetakan beton dari kayu (maksudnya agar hubungan

antara shutter dan beton lama menjadi bagus).

3. Perindahan form sekaligus sampai 60 m menunggu beton keras.

Urut-urutannya pekerjaan sebagai berikut :

a) Setelah pengecoran (blok 60 m) selesai, alat-alat penyalur concrete,

concrete pump dan alat-alat lainnya di pindah keluar untuk dibersihkan.

b) Setelah beton mengeras shutter form dibongkar untuk dipindahkan ke blok

yang lain (blok berikutnya).

c) Pembetonan siap dimulai lagi

d) Demikian apabila pembetonan selesai proses kembali awal.

Page 62: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-29

f. Perbaikan Cacat-cacat

Masalah-masalah seringkali timbul pada pelaksanaan :

i. Ruang kosong antara shutter dengan batuan galian pada waktu shutter

masih dijumpai concrete yang tidak terisi.

ii. Kurang menyatunya antara beton lama dan beton baru (cold joint),

karena pembetonan dilaksanakan tidak menerus, hari libur panjang, juga

antara beton lama dan beton baru perlu dichipping.

iii. Honey comb (bekas gelembung udara) dan segregation (permisahan

material) yang disebabkan kurangnya pemadatan dalam pelaksanaan

dan kurang lamanya pengadukan di batching plant.

Untuk hasil beton yang cacat, diperbaiki dengan cara ;

1. Keretakan-keretakan pada sambungan dan keropos-keropos di

chippping sedalam 75 cm, untuk honey comb sedalam 3 cm.

2. Beton yang runtuh diperbaiki dengan beton kembali, setelah semua

pelaksanaan selesai dengan menggunakan form khusus seluar beton

yang runtuh, dilaksanakan dari bawah.

3. Rongga diantara beton dan galian, diisi dengan semen mortal dengan

tekanan rendah (filling grouting). Setelah filling grouting, diperkuat,

dengan contact grouting dengan tekanan lebih tinggi, dengan bahan

cairan semen. Contact grouting dilakukan terutama pada bagian atas

(crown).

5.4 Pekerjaan BetonPada pelaksanaan pekerjaan konstruksi beton bertulang, tahapan pekerjaannya adalah

sebagai berikut :Pemeriksaan

Bahan

PemeriksaanBenda Uji

Persiapan

Pengadukan

Pengangkutan

Pengecoran

Pemadatan

Perawatan beton

Semen

Agregat halus (pasir)

Agregat kasar,kerikil, batu pecah

Air

Baja Tulangan

Bahan pembantu

Gambar 5.16 Tahapan pekerjaan konstruksi beton bertulang

Page 63: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-30

5.4.1 Pemeriksaan Bahan-Bahan Bila dianggap perlu Pengawas Bangunan dapat memerintahkan agar

diadakan pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-

bahan yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi beton bertulang untuk

menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi.

Pemeriksaan bahan-bahan dan beton harus dilakukan dengan cara-cara

yang ditentukan dalam peraturan ini. Hasil-hasil pemeriksaan demikian

harus dipelihara baik dan disimpan oleh Pengawas Ahli dan apabila diminta

harus dapat ditunjukkan kepada Pengawas Bangunan setiap saat selama

pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun sesudah pekerjaan

selesai.

5.4.1.1 Semen Portland

Ketika semen dicampur air timbullah reaksi kimia antara

campurannya dengan air

Persenyawaan mengalami hidrasi sangat cepat disertai

pelepasan sejumlah panas dan akan mengeras dalam

beberapa jam

Pengikatan dan pergeseran adalah reaksi kimia dimana air

memegang peranan penting dan pengikatan serta pengerasan

berhenti segera setelah beton menjai kering.

Jenis-jenis Semen Portland :

1. Jenis I

Untuk konstruksi pada umumnya, dimana tidak diminta

persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

lainnya.

2. Jenis II

Untuk konstruksi umumnya terutama sekali bila disyaratkan

agak tahan terhadap sulfat dan panas hidrasi yang sedang

3. Jenis III

Untuk konstruksi-konstruksi yang menurut persyaratan

kekuatan awal yang tinggi

4. Jenis IV

Untuk konstruksi-konstruksi yang persyaratan panas hidrasi

yang rendah

5. Jenis V

Page 64: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-31

Untuk konstruksi-konstruksi yang menuntut persyaratan sangat

tahan terhadap sulfat

Semen Portland adalah semen hidrolis yang dihasilkan dengan

cara menggiling klinker yang terutama terdiri dari silikat-silikat

kalsium yang bersifat hidraulis dan gips sebagai bahan pembantu.

5.4.1.2 Agregat halus (pasir)

Dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrai alami dari

batuan-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh

alat-alat pemecah batu

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan

keras. Butir-butir agregat halus bersifat kekal, artinya tidak

pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti

terik matahari dan hujan

Agregat halus tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5%.

Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis

terlalu banyak

Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneke

ragam besarnya dan apabila diayak dengan susunan ayakan

yang ditentukan harus memenuhi syarat-syarat berikut :

sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat

sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat

sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%

dan 95%.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk

semua mutu beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari

lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

5.4.1.3 Agregat Kasar (kerikil dan batu pecah)

1. Berupa kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-

batuan batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu.

2. Harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori dan

harus bersifat kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-

pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

3. Tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1% (ditentukan

terhadap berat kering). Apabila kadar Lumpur melampaui 1%

maka agregat kasar harus dicuci.

Page 65: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-32

4. Tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton,

seperti zat-zat yang reaktif alkali.

5. Harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya

dan apabila diayak dengan susunan ayakan harus memenuhi

syarat-syarat sebagai berikut :

Sisa diatas ayakan 31.5 mm, harus 0% berat

Sisa diatas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan

98% berat

Selisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang

berurutan adalah maksimum 60% dan minimum 10% berat.

1. Besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari cetakan,

sepertiga dari tebal pelat atau tiga perempat dari jarak bersih

minimum di antara batang-batang atau berkas-berkas

tulangan.

5.4.1.4 Air

Air tawar yang dapat diminum

Tidak mengandung bahan-bahan yang dapat merusak beton

baja

Air yang jernih tidak mengandung kotoran-kotoran, tidak

mengandung bahan-bahan perusak (fosfat, minyak, asam,

alkali, bahan-bahan organis atau garam-garam)

Air untuk perawatan beton dengan syarat keasaman tidak

boleh dengan pH lebih besar dari 6 dan tidak boleh terlalu

sedikit mengandung kapur.

5.4.1.5 Bahan Pembantu (Admixture)

Untuk maksud-maksud tertentu maka pada campuran beton dapat

ditambahkan bahan pembantu (admixture).

Yang dimaksud dengan maksud-maksud tertentu adalah jika

dikehendaki beton tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus

seperti waktu pengikatan yang cepat (accelerate), waktu

pengikatan yang lambat (retardes) pengurangan pemakaian air

(water reducers), menaikkan kekuatan tekan dengan cepat dan

sebagainya.

Bahan pembantu dapat dibagi 5 jenis yaitu :

- Jenis A : Bahan pembantu untuk mengurangi jumlah air yang

dipakai (water reducing admixture)

Page 66: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-33

- Jenis B : Bahan pembantu untuk memperlambat proses

pengikatan dan pengerasan beton (Recording admixture)

- Jenis C : Bahan pembantu untuk mempercepat proses

pengikatan dan pengerasan beton (accelerating admixture)

- Jenis D : Bahan pembantu yang berfungsi untuk mengurangi

air dan sekaligus untuk memperlambat proses pengikatan dan

pengerasan beton (water reducing and retording admixture)

- Jenis E : Bahan pembantu yang berfungsi untuk mengurangi

air sekaligus untuk mempercepat proses pengikatan dan

pengerasan beton (water reducing and acceleration admixture)

5.4.1.6 Baja dan Batang Tulangan

Setiap jenis baja tulangan yang dihasilkan pabrik-pabrik baja

yang terkenal, dapat dipakai

Baja tulangan dengan mutu yang meragukan harus diperiksa di

lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui.

Batang tulangan menurut bentuknya dibagi dalam batang polos

dan batang yang diprofilkan

Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter

minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan tidak

bersepuh seng.

Berkas tulangan hanya boleh terdiri dari 2, 3 atau 4 batang

yang sejajar.

5.4.1.7 Pemeriksaan Mutu Beton dan Benda Uji

Selama masa pelaksaaan, mutu beton dan mutu pelaksanaan

harus diperiksa secara kontinu dari hasil-hasil pemeriksaan

benda uji

Benda-benda uji kubus harus dibuat dengan cetakan-cetakan

yang paling sedikit mempunyai dua dinding yang berhadapan.

Adukan beton yang harus diambil langsung dari mesin

pengaduk

Beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang

ditunjukan oleh pesawat penguji.

Variasi Kekuatan Kubus Beton Dipengaruhi oleh Berbagai Faktor

yaitu :

Kuat karekteristik semen

Perbandingan air / semen

Page 67: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-34

Perubahan gradasi bahan

Kandungan rongga udara pada beton yang telah dipadatkan

Perawatan

Suhu dan kesalahan pengujian

5.4.2 Persiapan Sebelum pembuatan beton dimulai, semua alat-alat pengaduk dan

pengangkut beton harus sudah bersih

Sebelum beton dicor semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton

harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian cetakan-cetakan dan

pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus

dibasahi dengan air sampai jenuh, sedangkan tulangan harus terpasang

dengan baik sesuai gambar kerja.

Bidang-bidang beton lama yang akan berhubungan erat dengan beton baru

harus dikasarkan dan dibersihkan

Air harus dibuang dari semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton

5.4.3 Pengadukan Pengadukan beton pada semua mutu beton, kecuali mutu Bo, harus

dilakukan dengan mesin pengaduk.

Selama pengadukan berlangsung kekentalan adukan beton harus diawasi

terus menerus oleh tenaga pengawas yang ahli dengan jalan memeriksa

slump pada setiap campuran beton yang baru.

Waktu pengadukan bergantung pada kapasitas drum pengaduk, banyaknya

adukan yang diaduk, jenis dan susunan butir dari agregat yang dipakai dan

slump dari betonnya, akan tetapi pada umumnya harus diambil paling

sedikit 1.5 menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan kedaam drum

pengaduk.

Apabila karena sesuatu hal adukan beton tidak memenuhi syarat

minimal,misalnya terlalu encer karena kesalahan dalam pemberian jumlah

air pencampur atau sudah mengeras sebagian atau yang tercampur denga

bahan-bahan asing, maka adukan ini tidak boleh dipakai dan harus

disingkirkan dari tempat pelaksanaan.

5.4.4 PengangkutanPengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran

harus dilakukan dengan cara-cara dengan mana dapat dicegah pemisahan dan

kehilangan bahan-bahan.

Page 68: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-35

Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi

perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor

dengan yang akan dicor.

Adukan beton sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan

dengan air dimulai. Jangka waktu ini dapat diperpanjang apabila digerakkan

kontinu secara mekanis dan bila perlu dipakai bahan-bahan penghambat

pengikatan setelah mendapat izin.

5.4.5 PengecoranBeton harus dicor sedekat-dekatnya ke tujuannya yang terakhir untuk

mencegah pemisahan bahan-bahan akibat pemindahan adukan di dalam

cetakan.

Sejak pengecoran dimulai, pekerjaan ini harus dilanjutkan tanpa berhenti

sampai mencapai siar-siar pelaksanaan yang ditetapkan sebagai berikut :

1. Siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan dan dibuat sedemikian rupa

hingga tidak banyak mengurangi kekuatan dari konstruksi.

2. Antara pengecoran balok atau pelat dan pengakhiran pengecoran kolom

harus ada waktu yang cukup untuk memberi kesempatan kepada beton dari

kolom untuk mengeras.

3. Pada pelat dan balok, siar-siar pelaksanaan harus ditempatkan kira-kira di

tengah-tengah bentangnya, dimana pengaruh gaya melintang sudah banyak

berkurang.

5.4.6 Pemadatan Untuk mencegah timbulnya rongga-rongga dan sarang-sarang kerikil,

adukan beton harus dipadatkan selama pengecoran.

Pemadatan ini dapat dilakukan dengan menumbuk-numbuk adukan atau

dengan memukul-mukul cetakan, tetapi dianjurkan untuk senantiasa

menggunakan alat-alat pemadat mekanis (alat penggetar).

Pada umumnya jarum penggetar harus dimasukkan kedalam adukan kira-

kira vertical, tetapi dalam keadaan-keadaan khusus boleh miring 45 derajat.

Selama penggetaran jarum tidak boleh digerakkan kea rah horizontal

karena hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan-bahan

Harus dijaga agar jarum tidak mengenai cetakan atau bagian beton yang

sudah mulai mengeras.

Lapisan yang digetarkan tidak boleh lebih tebal dari panjang jarum dan pada

umumnya tidak boleh lebih tebal dari 30 a 50 cm ;

Page 69: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-36

Jarum penggetar ditarik dari adukan beton apabila adukan mulai nampak

mengkilap sekitar jarum.

Jarak antara pemasukan jarum harus dipilih sedemikian rupa hingga

daerah-daerah pengaruhnya saling menutupi.

5.4.7 Pemeliharaan BetonSetelah pelaksanaan pengecoran, beton akan mengeras dan menyusut.

Hal ini disebabkan karena terjadinya reaksi kimia antara air dan semen yang

mengeringkan sebagian masa beton.

Besarnya penyusutan sangat dipengaruhi oleh banyaknya air yang digunakan

dalam campuran beton.

Penyusutan pada beton cair akan lebih besar dari beton kental. Beton di udara

yang lembab akan berkurang penyusutannya bila dibandingkan beton yang

berada pada udara kering. Dengan demikian maka untuk mengurangi

penyusutan menjadi sekecil mungkin seminimum mungkin, menggunakan alat

penggetar mekanik dan beton dalam keadaan lembab selama mungkin setelah

pengecoran.

Adanya penyusutan dapat menimbulkan retak. Biasanya retak terjadinya karena

adanya penahanan penyusutan.

Untuk mengurangi terjadinya keretakan, maka diusahakan agar beton pada

kondisi kelembaban yang merata.

Dalam aplikasi di lapangan maka setelah pelaksanan pengecoran dilakukan

pemeliharaan dengan cara membasahi permukaan beton dengan air, menutup

permukaan beton dengan karung yang basah, membasahi permukaan dengan

membuatkan pelindung / atap disertai dengan pengukuran kelembaban udara.

Gambar 5.17 Pemeliharaan Beton

Page 70: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-37

Gambar 5.18 Proses Pemadatan dengan Jarum Penggetar

Pekerjaan menggetar beton memakan banyak waktu tenaga kerja dan harus

secara akurat, agar menghasilkan konstruksi beton yang baik, dibutuhkan

tenaga kerja dan pekerja harus diberi instruksi cara bekerja alat tersebut.

Page 71: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-38

Gambar 5.19 Kesalahan pemadatan beton

Beberapa pedoman umum yaitu :

- pada tempat-tempat yang dekat jaraknya dilakukan dengan waktu getar

yang pendek

- masukkan jarum penggetar dalam arah vertikal dan dengan beratnya sendiri

(jangan dipaksakan);

- bila tampak permukaan di sekitar jarum penggetar mulai licin, tarik

peralahan-lahan sehingga lubang yang ditinggalkan jarum penggetar akan

menutup dengan sendirinya

- perhatikan letak kerja dari alat penggetar, jarak yang digetarkan harus

sedemikian agar tidak saling berlewatan

- jangan sampai menggetarkan konstruksi tulangan

- hindarkan singgungan antara alat penggetar dan bekisting

- pengangkutan / memindahkan spesi beton dengan alat penggetar tidak

diizinkan.

Gambar 5.20 Penggetaran spesi beton

Page 72: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-39

Pendarahan (bleeding)Pada penuangan spesi beton senantiasa akan terdapat tidak tercampurnya spesi beton

(dari salah satu sebab). Bahan-bahan yang halus (ringan) biasanya oleh bahan kasar

(berat). Air merupakan bahan yang paling ringan dalam campuran dan akibatnya yaitu

air naik ke permukaan beton. Pengendapan dan penaikan air ini dinamakan

pendarahan susunan butir, banyaknya air dan kecepatan spesi mengeras. Akibat dari

pendarahan akan menghasilkan kualitas permukaan beton sangat buruk.

Gambar 5.21 Pendarahan (bleeding)

Sangkar kerikilAkibat dari tinggi jatuh yang tinggi atau kerapatan tulangan dalam bekistinig dan jarak

dari dinding yang terlalu dekat, dapat terjadi sungkar kerikil. Hal ini adalah

pengumpulan kerikil di satu tempat di mana kadar air pasir dan semennya sedikit.

Sangkar kerikil ini dapat dicegah secara :

- tinggi jatuh yang rendah

- kecukupan ruangan antara batang tulangan dan bekisting

- ukuran butir-butir sesuai dengan ruang bebas di bekisting

- pemampatan yang baik

PenuanganPengisian acuan dengan beton dinamakan „penuangan / pengecoran“, karena spesi

beto harus dikerjakan dalam waktu yang singkat, maka ini merupakan suatu pekeraan

yang kritis. Ketika pengecoran harus dilakukan penjagaan yang cukup. Apabila pada

penuangan terjadi suatu kesalahan, maka tindakan biaya perbaikannya tinggi dan

besar. Kemungkinan bahwa nivo kualitas pekerjaan beton juga sangat mengecewakan.

Bergantung pada masalah yang spesifik. Untuk dinding dan kolom jarak „tinggi jatuh“

dari spesi beton tidak boleh jatuh, agar mencegah segresi spesi beton. Pencampuran

spesi ini disebabkan karena bahan-bahan yang terberat dan terbesar akan jatuh ke

bawah lebih dahulu. Selanjutnya kerikil dan kemudian pasir dan akhirnya pasta semen

Page 73: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-40

yang akan jatuh dalam bekisting. Pencampuran sebelumnya yang baik itu akan

terpengaruh dan kualitas beton buruk sekali.

Gambar 5.22 Percampuran akibat jarak tinggi jatuh yang besar

Karena itu maksimal tinggi jatuh bebas akan dibatasi sampai sekitar 1,5 meter. Untuk

tinggi jatuh yang sangat tinggi harus digunaan talang cor atau klep cor pada bekisting.

Tulangan pada lantai-lantai dimana pekerja cor akan berjalan diatasnya jangan

dirancang terlalu kecil (lunak). Perhitungkan pula dengan pembebanan yang tinggi

akibat kendaraan angkutan pada dasar tanah.

Cheklist berikut ini harus dilakukan sebelum penuangan :

- apakah tulangan telah selesai

- apakah bekisting / acuan telah dibasahi dan atau diberi minyak bekisting

- kecukupan adanya perancah, tangga dan papan untuk dijalani

- cukup personil

- listrik / lampu bila dibutuhkan

- cukup adanya bahan-bahan

- apa dan bahan persediaan

- apakah ada jalanan masuk, rute pengangkutan

- adanya alat pemadatan

Page 74: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-41

Gambar 5.23 Metoda pengisian campuran beton dan pemadatan

Page 75: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-42

5.4.8 Metoda Konstruksi Beton Lining dan StrukturPekerjaan beton tersebut terdiri dari semua struktur beton termasuk pembesian

pre cast dan composite struktur sesuai dengan spesifikasi kontrak dan dimensi

seperti tertera dalam gambar yang telah disetujui engineer supervisi.

Pekerjaan termasuk persiapan tempat dimana beton akan dicor, persiapan dan

pemeliharaan dari pondasi, pengadukan beton dan dewatering.

Untuk gudang semen, kita harus membuat lantai yang aman dari pengaruh

cuaca dimana dibuat lantai kayu yang ditinggikan dan semen selalu ditutup

plastic pelindung.

Hasil uji material beton dan job mix formula untuk setiap type / kelas beton

harus sudah dilaksanakan dan disetujui oleh engineer.

Lokasi pengecoran harus diperhitungkan cukup luas untuk pelaksanaan

pengecoran beton dan memudahkan akses kelokasi baik material peralatan

maupun tenaga kerja.

Fabrikasi bekisting terbuat dari kayu atau besi dengan joint yang kedap

mortar dan cukup kuat / kaku dan tidak mengalami deformasi pada waktu

pengecoran beton dan konstruksinya harus gampang dilepas tanpa

merusak betonnya.

Permukaan ditempat sambungan beton harus dikasarkan dan harus

dibersihkan dengan air dan disemprot dengan mortar pada waktu

pengecoran lanjutan.

Metode konstruksi beton lining : Ditempat yang ada airnya, dilakukan dewatering dengan memakai sub

mersible pump 4” diameter

Pekerjaan tanah diselesaikan lebih dahulu

Setting out dilokasi lining

Bekisting disiapkan sesuai tebal lining dan dipasang diantara segmen lining

sampai dengan kaki lining. Posisi yang tepat dari bekisting pada expansion

joint, control joint dan construction joint dan joint sealant untuk memudahkan

pengecoran beton.

Batching Plant digunakan untuk lokasi yang bisa dijangkau truk mixer dan

beton mixer digunakan ditempat yang sempit.

Setelah adukan beton mengering, bekisting dapat dilepas dan diisi dengan

expansion joint atau joint sealant untuk dilatasi.

Page 76: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-43

Setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari premature drying,

temperatur udara yang terlalu panas dan mechanical in jury.

Beton harus diaga selalu dari hilangnya kelembaban dengan suhu yang

relative konstan untuk memastikan hidrasi yang sesuai untuk semen dan

pengerasan dari betonnya.

Metoda Konstruksi untuk Struktur Setting out lokasi oleh survey bersama supervisi engineers

Galian ditempat lokasi struktur dilakukan dengan excavator dan / atau man

power

Potong dan bengkok pembesian di base camp

Menyiapkan lantai kerja

Memasang pembesian struktur lantai sesuai gambar kerja

Kontraktor bersama konsultan supervisi memeriksa pemasangan

pembesian dan menyiapkan cek list apakah pembesian perlu diperbaiki atau

tidak

Pasang bekisting dari struktur lantai termasuk supporting, kalau diperlukan

Pengecoran untuk struktur lantai dapat dilaksanakan biasanya dengan

memakai talang

Bekisting dan supporting bisa dilepas

Tahapan untuk pelaksanaan struktur dinding seperti pada tahapan

pelaksanaan struktur lantai

Hasil dari pengecoran beton diperiksa bersama supervisi engineer dan

dipersiapkan check list perbaikan / penyempurnaan

Setelah perbaikan beton diselesaikan, dapat dilanjutkan menyiapkan

pemasangan batu dan aksesorisnya.

Peralatan :

a. Untuk beton lining :

- Batching Plant …… Unit

- Truck Mixer …… Unit

- Steel Slepform Screed …… Unit

- I m mersion type vibrator ……Unit

- Winset ……. Unit

Page 77: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-44

b. Untuk beton struktur :

- Batching Plant ……. Unit

- Truck Mixer ……. Unit

- Concrete Vibrator ……. Unit

Flow Chart Beton Lining Saluran

Page 78: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-45

Page 79: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-46

Page 80: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-47

Page 81: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-48

Page 82: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-49

Page 83: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

5-50

DAFTAR PUSTAKA

1. Istaka Karya PT. Kumpulan Metode Konstruksi

2. Mahendra Sultan Syah Ir. Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek, PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Januari 2004

3. Proyek Pembinaan Pengembangan dan Penyelenggaraan Air Baku Bagian Proyek

Keamanan Bendungan, Pedoman Final Pelaksanaan Konstruksi Bendungan Urugan,

November 2004

4. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Site Plan, Pelatihan General

Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP)

5. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Beton, Pelatihan General

Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP)

6. Pusat Pelatihan Jasa Konstruksi (Puslatjakons), Judul : Construction of Tunnel, Pelatihan

General Superintendent Pekerjaan Pengairan (GSP).

7. Waskita Karya PT. Bekri Irrigation System Section 1 & 2, Construction Plant and Method.

8. Waskita Karya PT. Tilong Dam Kupang, Construction Method.

9. Penambangan Batu dari Gunung, Proyek Diklat Bina Marga, Departemen Pekerjaan

Umum, Jakarta, 1976

10. Review detail desain Waduk Jatigede, 2004

Page 84: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

RANGKUMAN

Bab ITahapan dan Metode Pelaksanaan berisi prosedur standar dan pedoman yang perlu diikuti

dalam pelaksanaan pembangunan proyek Sumber Daya Air. Penggunaan metode yang

sesuai akan meyakinkan bahwa pelaksanaan pekerjaan akan terselesaikan dalam batas

waktu dan dana yang tersedia serta mutu sesuai spesifikasi.

Metode ini hakekatnya merupakan penjabaran tata cara dan teknik-teknik pelaksanaan

pekerjaan yang merupakan inti dari seluruh kegiaan dalam Sistem Manajemen Konstruksi.

Bab IIDidalam penyusunan rencana kerja dan kebutuhan sumber daya, pada tahap pertama harus

disiapkan sarana dan prasarana yang meliputi pembuatan dokumen dan rencana persiapan

fisik di lapangan.

Jadi jelas bahwa metode pelaksanaan dapat bermanfaat didalam memberikan arahan dan

pedoman yang jelas atas urutan dan fasilitas penyelesaian pekerjaan. Dalam penyelesaian

pekerjaan sudah barang tentu harus didukung dengan sumber daya dan fungsi-fungsi

manajemen seperti yang kita kenal 5 M meliputi : Man (manusia), Money (uang), Material

(bahan), dan Machince (peralatan) serta Method (tata cara).

Bab IIIMetode pekerjaan merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang logis secara teknik

sehubungan dengan tersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam kondisi medan kerja

guna memperoleh cara pelaksanaan yang efektif dan efisien.

Metode pelaksanaan yang diterapkan merupakan cerminan dari profesionalitas dari tim

pelaksana dan perusahaan yang bersangkutan.

Dokumen metode pelaksanaan pekerjaan terdiri dari :

1. Rencana proyek

2. Sheet atau gambar bantu penjelasan pelaksanaan pekerjaan

3. Uraian pelaksanaan pekerjaan

4. Perhitungan kebutuhan tenaga kerja dan jadwal kebutuhan tenaga kerja

5. Perhitungan kebutuhan peralatan konstruksi dan jadwal kebutuhan peralatan

6. Perhitungan kebutuhan material dan jadwal kebutuhan material

7. Dokumen lainnya sebagai penjelasan dan pendukung perhitungan

Page 85: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan metode pelaksanaan pekerjaan yang baik yaitu :

1. Memenuhi syarat teknis

2. Memenuhi syarat ekonomis

3. Memenuhi pertimbangan non teknis lainnya

4. Merupakan alternatif terbaik dari beberapa alternatif yang telah diperhitungkan dan

dipertimbangkan

5. Manfaat positif metode pelaksanaan

Bab IVDalam tahap persiapan dan survai lapangan, aktifitas-aktifitas konstruksi meliputi :

1. Fasilitas lapangan konstruksi

2. Mobilisasi

3. Acces road

4. Mutual check

5. Test material

6. Job mix formula

Kemudian tahap survai lapangan yaitu pekerjaan penentuan pematokan dan pengukuran

untuk penentuan as terowongan dengan penetapan Bench Mark. Elevasi dan koordinat

diambil dari Bench Mark yang sudah ada atau diambil dari Bench Mark yang terdekat yang

selanjutnya dipindahkan ke patok/ Bench Mark dekat lokasi terowongan melalui bantuan titik

bantu selanjutnya elevasi TBM (Titik Bantu Monitoring) dibuat daftar untuk dibuat Berita

Acara.

Bab VTerowongan adalah suatu lubang yang dibuat didalam bumi untuk berbagai kegunaan antara

lain untuk saluran air, lalu lintas kendaraan mobil/ kereta api, manusia untuk pekerjaan

tambang dan lain sebagainya. Terowongan sebagai bangunan pelengkap pada proyek

bendungan baik untuk tujuan serbaguna (PLTA dan Irigasi) atau khusus untuk irigasi atau

PLTA saja.

Secara fisik ada 3 (tiga) macam terowongan yaitu :

1. Terowongan mendatar

2. Terowongan miring

3. Terowongan tegak

Kemudian sesuai jenis saluran air ada dua macam terowongan umumnya dilakukan dalam 4

(empat) tahapan yang terdiri dari :

1. Tahap I Pekerjaan persiapan

2. Tahap II Pekerjaan penggalian terbuka

Page 86: sibima.pu.go.idsibima.pu.go.id/pluginfile.php/32543/mod_resource/content... · 2018. 1. 6. · sibima.pu.go.id

Pelatihan Ahli Supervisi Terowongan Tahapan dan Metode Pelaksanaan

3. Tahap III Pekerjaan penggalian dalam tanah

4. Tahap IV Pekerjaan pembetonan

Maka dapat disimpulkan ke empat tahapan dalam pelaksanaan terowongan tersebut bahwa

dalam pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan pengadaan fasilitas sementara dan

pengadaan sumber daya. Selanjutnya daam pekerjaan penggalian terbuka merupakan open

cut excavation dimulut terowongan dengan tujuan untuk pembuatan portal. Kemudian

penggalian terowongan dilaksanakan dengan cara pengeboran untuk peledakan, setelah itu

dilakukan perkuatan pada lapisan upper lining dengan shotcrete.

Bagisting yang digunakan pada pembetonan terowongan digunaan flat form yang

berlandaskan rel, agar mudah dan praktis untuk melakukan pengecoran berikutnya. Setelah

pemasangan selesai, maka pekerjaan pembetonan dapat dilakukan sesuai spesifikasi agar

diperoleh mutu sesuai rencana.