Post on 14-May-2023
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan dunia teknologi sangat
berkembang pesat terutama dalam dunia IT (Informatic
Technology). Perkembangan dunia IT berimbas pada
perkembangan berbagai macam aspek kehidupan manusia.
Salah satu aspek yang terkena efek perkembangan dunia
IT adalah kesehatan. Dewasa ini dunia kesehatan modern
telah memanfaatkan perkembengan teknologi untuk
meningkatkan efisiensi serta efektivitas di dunia
kesehatan. Salah satu contoh pengaplikasian dunia IT di
dunia kesehatan adalah penggunaan alat-alat kedokteran
yang mempergunakan aplikasi komputer, salah satunya
adalah USG (Ultra sonografi).
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging
diagnostik (pencitraan diagnostik) untuk pemeriksaan
alat alat dalam tubuh manusia, dimana kita dapat
mempelajari bentuk, ukuran anatomis, gerakan serta
hubungan dengan jaringan sekitarnya. Pemeriksaan ini
bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit pada
penderita, dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data
yang diperoleh mempunyai nilai diagnostik yang tinggi.
Tak ada kontra indikasinya, karena pemeriksaan ini sama
1
sekali tidak akan memperburuk penyakit penderita. Dalam
20 tahun terakhir ini, diagnostik ultrasonik berkembang
dengan pesatnya, sehingga saat ini USG mempunyai
peranan penting untuk menentukan kelainan berbagai
organ tubuh.
1.2 Rumusan Masalah1. Apakah hubungan USG dengan penerapan aplikasi
gelombang bunyi pada fisika?
1.3 Tujuan Membuktikan bahwa ultrasonografi (USG)
menggunakan prinsip kerja gelombang bunyi pada fisika
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
USG adalah suatu alat dalam dunia kedokteran yang
memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu gelombang
suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz -
2000 kHz) yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam
layar monitor.
Ultrasonografi medis (sonografi) adalah sebuah
teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara
ultra yang digunakan untuk mencitrakan organ internal
dan otot, ukuran mereka, struktur, dan luka patologi,
2
membuat teknik ini berguna untuk memeriksa organ.
Sonografi obstetrik biasa digunakan ketika
masa kehamilan.
Pilihan frekuensi menentukan resolusi gambar dan
penembusan ke dalam tubuh pasien. Diagnostik sonografi
umumnya beroperasi pada frekuensi dari 2 sampai
13 megahertz.
Sedangkan dalam fisika istilah "suara ultra"
termasuk ke seluruh energi akustik dengan sebuah
frekuensi di atas pendengaran manusia (20.000 Hertz),
penggunaan umumnya dalam penggambaran medis melibatkan
sekelompok frekuensi yang ratusan kali lebih tinggi.
Ultrasonografi atau yang lebih dikenal dengan
singkatan USG digunakan luas dalam medis. Pelaksanaan
prosedurdiagnosis atau terapi dapat dilakukan dengan
bantuan ultrasonografi (misalnya untuk biopsi atau
pengeluaran cairan). Biasanya menggunakan probe yang
digenggam yang diletakkan di atas pasien dan
digerakkan: gel berair memastikan penyerasian antara
pasien dan probe.
Dalam kasus kehamilan, Ultrasonografi (USG)
digunakan oleh dokter spesialis kedokteran (DSOG) untuk
memperkirakan usia kandungan dan memperkirakan hari
persalinan. Dalam dunia kedokteran secara luas, alat
3
USG (ultrasonografi) digunakan sebagai alat bantu untuk
melakukan diagnosa atas bagian tubuh yang terbangun
dari cairan.
Pada awalnya penemuan alat USG diawali dengan
penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun
setelah itu, tepatnya sekira tahun 1920-an, prinsip
kerja gelombang ultrasonik mulai diterapkan dalam
bidang kedokteran.Penggunaan ultrasonik dalam bidang
kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk
kepentingan terapi bukan untuk mendiagnosis suatu
penyakit.
Dalam hal ini yang dimanfaatkan adalah kemampuan
gelombang ultrasonik dalam menghancurkan sel-sel atau
jaringan “berbahaya” ini kemudian secara luas
diterapkan pula untuk penyembuhan penyakit-penyakit
lainnya. Misalnya, terapi untuk penderita arthritis,
haemorrhoids, asma, thyrotoxicosis, ulcus pepticum
(tukak lambung), elephanthiasis (kaki gajah), dan
bahkan terapi untuk penderita angina pectoris (nyeri
dada). Baru pada awal tahun 1940, gelombang ultrasonik
dinilai memungkinkan untuk digunakan sebagai alat
mendiagnosis suatu penyakit, bukan lagi hanya untuk
terapi. Hal tersebut disimpulkan berkat hasil
eksperimen Karl Theodore Dussik, seorang dokter ahli
saraf dari Universitas Vienna, Austria. Bersama dengan
4
saudaranya, Freiderich, seorang ahli fisika, berhasil
menemukan lokasi sebuah tumor otak dan pembuluh darah
pada otak besar dengan mengukur transmisi pantulan
gelombang ultrasonik melalui tulang tengkorak. Dengan
menggunakan transduser (kombinasi alat pengirim dan
penerima data), hasil pemindaian masih berupa gambar
dua dimensi yang terdiri dari barisan titik-titik
berintensitas rendah. Kemudian George Ludwig, ahli
fisika Amerika, menyempurnakan alat temuan Dussik.
Teknologi transduser digital sekira tahun 1990-an
memungkinkan sinyal gelombang ultrasonik yang diterima
menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh
dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan
1990 jelas sangat membantu teknologi ini. Gelombang
ultrasonik akan melalui proses sebagai berikut,
pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian
gelombang tersebut diproses sedemikian rupa dalam
komputer sehingga bentuk tampilan gambar akan terlihat
pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri
dari transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga
dimensi. Seperti inilah hingga USG berkembang
sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography adalah salah satu dari produk
teknologi medical imaging yang dikenal sampai saat ini
Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan
5
untuk mencitrakan bagian dalam organ atau suatu
jaringan sel (tissue) pada tubuh, tanpa membuat sayatan
atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena
fisik tissue dan diikuti dengan teknik pendetektian
hasil interaksi itu sendiri untuk diproses dan
direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi
dasar bekerjanya peralatan MI.
Ultrasonografi medis digunakan dalam:
a. Kardiologi; lihat ekokardiografi
b. Endokrinologi
c. Gastroenterologi
d. Ginaekologi; lihat ultrasonografi
gynekologik
e. Obstetrik; lihat ultrasonografi
obstetrik
f. Ophthalmologi; lihat ultrasonografi A-
scan, ultrasonografi B-scan
g. Urologi
h. Intravascular ultrasound
i. Contrast enhanced ultrasound
2.2 Sejarah USG
6
Pertama kali ultrasonik ini digunakan dalam
bidang teknik untuk radar, yaitu teknik SONAR ( Sound,
Navigation and Ranging) oleh Langevin (1918), seorang
Perancis, pada waktu perang dunia ke I, untuk
mengetahui adanya kapal selam musuh. Kemudian digunakan
dalam pelayaran untukmenentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini
digunakan pertama kali untuk pemeriksaan jaringan
tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan.
Berkat kemampuan dan kemajuan teknologi yang
pesat, setelah perang dunia keII, USG berhasil
digunakan untuk pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan
pemeriksaan USG pada beberapa organ, misalnya pada
hepar dan ginjal. Sekarang Usg merupakan alat praktis
dengan pemeriksaan klinis yang luas.
2.3 Prinsip USG
Ultrasonik adalah gelombang suara dengan
frekwensi lebih tinggi daripada kemampuan pendengaran
telinga manusia, sehingga kita tidak bisa mendengarnya
sama sekali. Suara yang dapat didengar manusia
mempunyai frekwensi antara 20 – 20.000 Cpd (Cicles per
detik- Hertz).. Sedangkan dalam pemeriksaan USG ini
mengunakan frekwensi 1- 10 MHz ( 1- 10 juta Hz).
7
Gelombang suara frekwensi tingi tersebut
dihasilkan dari kristal-kristal yang terdapat dalam
suatu alat yang disebut transducer. Perubahan bentuk
akibat gaya mekanis pada kristal, akan menimbulkan
teganganlistrik. Fenomena ini disebut efek Piezo-
electric, yang merupakan dasar perkembangan USG
selanjutnya. Bentuk kristal juga akan berubah bila
dipengaruhi oleh medan listrik. Sesuai dengan polaritas
medan listrik yang melaluinya, kristal akan mengembang
dan mengkerut, maka akan dihasilkan gelombang suara
frekwensi tingi.
2.4 Fisika Dasar Gelombang Ultrasonik Pada USG
Pemahaman mengenai sifat fisik gelombang
ultrasonik sangat diperlukan didalam pemeriksaan USG,
antara lain :
a. Untuk mengetahui prinsip kerja, cara pemakaian
dan cara pemeriksaan alat USG
b. Untuk membuat interpretasi gambaran USG dan
mengenal berbagai gambaran artefak yang ditimbulkan
c. Untuk memahami efek biologik dan segi keamanan
dalam penggunaan alat diagnostik USG yang dewasa ini
masih perlu dipantau
Gelombang ultrasonik merupakan gelombang suara
frekuensi gelombang suara yang dapat didengar oleh
8
telinga manusia. Alat diagnostik USG menggunakan
gelombang ultrasonik yang mempunyai frekuensi 1-10 MHz.
Kecepatan gelombang suara didalam suatu medium akan
berbeda dari medium lainnya. Sifat akustik medium
menentukan perbedaan ini.
Pengurangan intensitas merupakan atenuasi, yang
dapat disebabkan oleh mekanisme, refleksi, refraksi,
absorpsi dan scattening.
Pengaruh atenuasi dalam pemeriksaan USG :
a. Atenuasi akan membatasi kemampuan alat USG
dalam memeriksa truktur jaringan tubuh hanya sampai
batas ke dalaman tertentu.
b. Adanya atenuasi yang berbeda pada jaringan
tubuh akan memberikan gambaran USG yang berbeda pula
c. Alat USG sulit digunakan untuk memeriksa
struktur jaringan tulang organ yang berisi gas
Faktor yang menambah keamanan penggunaan USG yang
banyak dipakai saat ini mempunyai intensits <10 MW/Cm2.
Faktor lain yang menambah keamanan penggunaan USG, baik
terhadap ibu maupun janin :
a. Gel ultrasonik yang digunakan adalah jenis
pulsa, sehingga efek kumulatif di dalam jar sangat
kecil
9
b. Dinding abdomen ibu (pada transabdominal) akan
mengabsorpsi sebagian intensitas gel ultrasonic
c. Vaskularisasi pada dinding abdomen ibu dan
janin akan menetralisir efek panas dari gel ultrasonik.
Pemakaian USG jenis real tim dan adanya gerakan
janin akan menghindari terfokusnya intensitas gelombang
ultrasonik pada suatu organ yang lama
2.5 Jenis Pemeriksaan Usg
a. USG 2 Dimensi
Menampilkan gambar dua bidang (memanjang dan
melintang). Kualitas gambar yang baik sebagian besar
keadaan janin dapat ditampilkan. USG 2D hanya
menggunakan dimensi panjang dan lebar. Janin akan
tampak samar-samar seperti bayangan tapi
gerakannya terpantau pada layar monitor. Untuk
pemeriksaan awal biasanya dokter menggunakan USG 2D.
Jika ditemukan kelainan janin barulah digunakan USG 3D
atau 4D.
USG 2D saja sebetulnya sudah sangat memadai untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan. Kecuali dalam keadaan
kelainan tertentu yang harus dilakukan pemeriksaan 4D,
seperti dicurigai adanya kelainan bawaan kecil-kecil.
Kalau yang besar2 seperti hidrosefalus (besar kepala),
10
anensefali (nggak ada batok kepala), amelia (tidak ada
anggota gerak) dll masih bisa 'dilihat' dengan USG 2 D.
b. USG 3 Dimensi
Dengan alat USG ini maka ada tambahan 1 bidang
gambar lagi yang disebut koronal. Gambar yang tampil
mirip seperti aslinya. Permukaan suatu benda (dalam hal
ini tubuh janin) dapat dilihat dengan jelas. Begitupun
keadaan janin dari posisi yang berbeda. Ini
dimungkinkan karena gambarnya dapat diputar (bukan
janinnya yang diputar).
c. USG 4 Dimensi
Sebetulnya USG 4 Dimensi ini hanya istilah untuk
USG 3 dimensi yang dapat bergerak (live 3D). Kalau
gambar yang diambil dari USG 3 Dimensi statis,
sementara pada USG 4 Dimensi, gambar janinnya dapat
“bergerak”. Jadi pasien dapat melihat lebih jelas dan
membayangkan keadaan janin di dalam rahim. USG 4D
adalah hasil penyempurnaan dari USG 3D. Menggunakan
empat dimensi yakni lebar, panjang, kedalaman plus
gerak (dimensi waktu). Sehingga hasilnya lebih detail
dan akurat, karena bisa melihat bentuk janin secara
yang nyata. Bahkan mancung atau peseknya hidung janin
11
pun bisa diketahui. Alat ini dikembangkan pada tahun
1992 oleh seorang peneliti, Kazunori Baba dari
Institute of Medical Electronics, Universitas Tokyo.
d. USG Doppler
Pemeriksaan USG yang mengutamakan pengukuran
aliran darah terutama aliran tali pusat. Alat ini
digunakan untuk menilai keadaan/kesejahteraan janin.
Penilaian kesejahteraan janin ini meliputi:
1) Gerak napas janin (minimal 2x/10 menit).
2) Tonus (gerak janin).
3) Indeks cairan ketuban (normalnya 10-20
cm).
4) Doppler arteri umbilikalis.
5) Reaktivitas denyut jantung janin.
2.6 Cara Kerja alat Ultrasonografi
Transducer bekerja sebagai pemancar dan sekaligus
penerima gelombang suara. Pulsa listrik yang dihasilkan
oleh generator diubah menjadi energi akustik oleh
transducer, yang dipancarkan dengan arah tertentu pada
bagian tubuh yang akan dipelajari. Sebagian akan
dipantulkan dan sebagian lagi akan merambat terus
12
menembus jaringan yang akan menimbulkan bermacam-macam
echo sesuai dengan jaringan yang dulaluinya.
Pantulan echo yang berasal dari jaringan-jaringan
tersebut akan membentur transducer, dan kemudian diubah
menjadi pulsa listrik lalu diperkuat dan selanjutnya
diperlihatkan dalam bentuk cahaya pada layar
oscilloscope. Dengan demikian bila transducer
digerakkan seolah0olah kita melakukan irisan-irisan
pada bagian tubuh yang dinginkan, dan gambaran irisan-
irisan tersebut akan dapat dilihat pada layar monitor.
Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impedance
accoustic tertentu. Dalam jaringan yang heterogen akan
ditimbulkan bermacam-macam echo, jaringan tersebut
dikatakan echogenic. Sedang jaringan yang homogen hanya
sedikit atau sama sekali tidak ada echo, disebut anecho
atau echofree . Suatu rongga berisi cairan bersifat
anechoic, misalnya : kista, asites, pembuluh darah
besar, pericardial dan pleural efusion.
Display Mode’s
Echo dalam jaringan dapat diperlihatkan dalam
bentuk :
a. A- mode L : Dalam sistem ini, gambar
yang berupa defleksi vertikal pada osiloskop. Besar
13
amplitudo setiap defleksi sesuai dengan energy eko yang
diterima transducer.
b. B - mode : Pada layar monitor
(screen) eko nampak sebagai suatu titik dan garis
terang dan gelapnya bergantung pada intensitas eko yang
dipantulkan dengan sistem ini maka diperoleh gambaran
dalam dua dimensi berupa penampang irisan tubuh, cara
ini disebut B Scan.
c. M - mode : Alat ini biasanya
digunakan untuk memeriksa jantung. Tranducer tidak
digerakkan. Disini jarak antara transducer dengan organ
yang memantulkan eko selalu berubah, misalnya jantung
dan katubnya.
2.7 Penghambat
Suatu penghambat yang umum pada pemeriksaan USG
disebabkan karena USG tidak mampu menembus bagian
tertentu badan. Tujuh puluh persen gelombang suara yang
mengenai tulang akan dipantulkan, sedang pada
perbatasan rongga-rongga yang mengandung gas 99%
dipantulkan. Dengan demikian pemeriksaan USG paru dan
tulang pelvis belum dapat dilakukan. Dan diperkirakan
25% pemeriksaan di abdomen diperoleh hasil yang kurang
memuaskan karena gas dalam usus. Penderita gemuk agak
14
sulit, karena lemak yang banyak akan memantulkan
gelombang suara yang sangat kuat.
8. Waktu yang tepat untuk pemeriksaan
Pemeriksaan dengan USG wajib semasa kehamilan
sebetulnya hanya dua kali, yaitu:
a. Saat pertama kali pemeriksaan kehamilan (usia
kehamilan berapa pun namun biasanya pada usia kehamilan
10-12 minggu). Pemeriksaan ini dilakukan sebagai
skrining awal. Gambaran janin yang masih sekitar 8 cm
akan terlihat tampil secara utuh pada layar monitor.
b. Usia kehamilan 20-24 minggu sebagai skrining
lengkap. Setelah usia kehamilan lebih dari 12 minggu
gambaran janin pada layar monitor akan terlihat
sebagian-sebagian/tidak secara utuh. Karena alat scan
USG punya area yang terbatas, sementara ukuran besar
janin sudah bertambah atau lebih dari 8 cm. Jadi, untuk
melihat kondisi janin dapat per bagian, misalnya detail
muka, detail jantung, detail kaki dan sebagainya.
Selain itu, penggunaan alat USG dapat dilakukan atas
dasar indikasi yakni:
a. Pemeriksaan USG serial untuk mengukur
pertumbuhan berat badan janin.
15
b. Bila perlu pada usia kehamilan 38-42 minggu
untuk melihat bagaimana posisi bayi apakah melintang,
kepala turun, dan lainnya.
9. Persiapan pasien
Sebenarnya tidak diperlukan persiapan khusus. Walaupun
demikian pada penderita obstivasi, sebaiknya semalam
sebelumnya diberikan laksansia. Untuk pemeriksaan alat-
alat rongga di perut bagian atas, sebaiknya dilakukan
dalam keadaan puasa dan pagi hari dilarang makan dan
minum yang dapat menimbulkan gas dalam perut karena
akan mengaburkan gambar organ yang diperiksa. Untuk
pemeriksaan kandung empedu dianjurkan puasa sekurang-
kurangnya 6 jam sebelum pemeriksaan, agar diperoleh
dilatasi pasif yang maksimal. Untuk pemeriksaan
kebidanan dan daerah pelvis, buli-buli harus penuh.
10. Indikasi Pemeriksaan
Belum ada keseragaman:
a. Usia kehamilan tidak jelas
1) Diameter G.S (KG)
2) Jarak kepala bokong (crown-rump length. CRL)
3) Diameter Giparietal dan Femur
Pengukuran Biometrik:
16
1) Diameter gipanietal (DBP) à baik pada trimester
II
2) Lingkar kepala
3) Femur
4) Lingkaran perut à paling tidak akurat
5) Lain-lain:
a) Jarak biorbita
b) Panjang humerus
c) Panjang fibia-fibula
d) Panjang radius-ulna
e) Lebra serebelum
f) Ukuran jantung
g) Ukuran ginjal
h) Ukuran limpa, dsb
Parameter yang paling sering digunakan adalah : Ukuran
DBP dan Femur
i) Semakin tua usia kehamilan, variasi biologik
makin lebar
j) Semakin tua usia kehamilan,makin berkurang
ketepatan
17
k) Semakin tua usia kehamilan, penentuan usia
kehamilan
l) Semakin tua usia kehamilan, melalui
pemeriksaan biometri
b. Tersangka kehamilan multiple
Dapat dijumpai lebih dari 1 kantong gestasi. Dapat
diketahui dengan jelas mulai kehamilan 6 minggu.
c. Perdarahan dalam kehamilan
Komplikasi pada Kehamilan Trimester I:
1) Perdarahan nidasi à tanda Hartman
2) Abortus à USG untuk menilai keadaan
mudiqah/janin serta luasnya daerah perdarahan intra
uterin
3) Kehamilan Anembrionik (blighted ovum)
4) Molahidalidosa
d. Kehamilan Ektropik
e. Tersangka kematian mudiqah (janin)
f. Tersangka kehamilan ektopik
g. Tersangka kehamilan mola
18
h. Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri dan
lamanya amenorea
i. Presentasi janin tidak jelas.
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III :
pemeriksaan Leopold yang sukar karena pasien gemuk,
kehamilan protein, hidramion
j. Tersangka pertumbuhan janin terhambat
k. Tersangka janin besar
l. Tersangka oligohidramion/polihidramion
m. Penentuan profil tersangka biofisik janin
n. Evaluasi letak dan keadan plasenta
Pemeriksaan USG pada kehamilan Trimester II dan III:
Pemeriksaan Leopold yang sukar karena pasien gemuk,
kehamilan protein, hidramin, dsb.
o. Adanya resiko/tersangka cacat bawaan
Kelainan kongenital akan semakin besar, bila ditemukan:
1) Oligohidramnion, terutama sebelum kehamilan 20
minggu
2) Hidramnion (polihidramnion)
3) Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
19
4) Kelainan bentuk tubuh (Contoh : kepala tidak
oval)/struktur intrafetal (asites, tumor)
5) Terdapat perbedaan mencolok dalam ukuran
biometri satu dnegan lainnya pada usia kehamilan
6) Plasenta yang membesar pada usia kehamilan
7) Tidak terlihat salah satu akumulikalis
8) Aktivitas biofisik janin abnormal (berkarang/bo
+)
Anasenfalus
Ditandai : tidak terbentuknya tulang-tulang frontal,
parietal dan oksipetal.
Mikrosefalus
Disertai gangguan pertumbuhan otak. Biasanya mengalami
kemunduran intelektual dan gangguan pertumbuhan.
Ensefalokel
Disebabkan oleh defek tulang kepala, biasanya terjadi
di bagian oksipital, kadang-kadang juga dibagian nasal,
frontal atau parietal pada defek yang besar sering
disertai hermiasi jaringan otak (eksensefalus).
Ensefalokel mudah dideteksi dengan USG bila defek
tulang kepala cukup besar, apalagi bila sudah
20
herniasi. Akan tetapi lesi pada tulang kepala menjadi
sulit dikenali bila terdapat digohidramin
Spina
Pada penampang longitudinal, spina terlihat sebagai 2
garis paralel yang ekhogenik menyerupai gambaran rel
kereta api.
Spina Bifida
Merupakan kelainan sel neural akibat kegagalan dalam
proses penutupan arkus vertebrata. Dapat terjadi di
daerah lumbo sakral (90%), toraks (6%), serukal (3%).
Pada 70% kasus dijumpai adanya hidrosefalus.
Toraks à dengan melihat struktur jangtung di dalamnya.
Bentuk = gell shape dengan bagian apeks menunjuk ke
arah kranial dan bagian basal dibatasi diafragma.
USG: yang dipakai penampang longitudinal melalui
keempat rongga jantung (four-chamber view)
Abdomen
Disertai kelainan jantung, sel kemih atau kelainan pada
sindroma down. Obstruksi sel cerna bagian proximal
ileum à hidramnio.
Hidrops fetalis diserta asites serta pembesarn hepar
dan limfa
21
Kelainan abdomen dapat dideteksi dengan USG :
a. Obstruksi traktus gastrointestinal
b. Gastrokisis, omfalokel
c. Hernia umbilikalis
d. Hernia diafragma
Traktus Urogenitalis
Banyaknya cairan amnion, terutama kehamilan trimester
III, sangat ditentukan oleh banyaknya urin yang
diproduksi janin.
a. Sindrom potter (agenesis renal bilateral,
oligohiodramnion, kelainan bentuk wajah, hipoplasia
paru)
b. Ginjal polikistik bilateral (resesif
autosomal) à terlihat massa tumor ekhogenik intra
abdomen
c. Ginjal multikistik à unilateral à 20% (paling
sering) Ø 1-2 cm à 6 cm
d. Obstruksi sel kencing distal
(uretral) à kandung kencing melebar + hidronefrosis dan
dilatasi ureter
Esktremitas
22
Untuk mendeteksi adanya diplasia seperti dwafisme,
fekomelia, okhondroplasi dan beberapa keadaan
hipomineralisasi (akhondrogenesis, osteogenesis,
imperfekta, dsb).
Kelainan jari : polidaktili, adakhili, sindaktili dan
ektrodakili.
Alat Kelamin
Mudah diidentifikasi dengan USG setelah kehamilan 20 mg
Penyulit pada : Oligohidramin, Kehamilan multiple,
Janin sungsang
Petunjuk yang dapat ditujukan untuk memberitahukan
jenis kelamin pada pasien:
a. Pemeriksa telah cukup mahir dan berpengalaman
dalam mengidentifikasi jenis kelamin
b. Jangan menerka jenis kelamin apabila pemeriksa
tidak yakin
c. Jangan memberitahukan jenis kelamin janin,
apabila pasien tidak memintanya secara spontan
d. Meskipun pasien memintanya, lebih bijaksana
untuk tidak memberitahukan hasil, sekiranya jawaban itu
akan mengecewakan pasien.
Jenis kelamin laki-laki à penis dan skrotum
23
Trimester III à testis dalam skrotum (terutama bila
terdapat hidrokel yang normal bnyak dijumpai)
Jenis kelamin perempuan à labia mayora dan minora
Lebih sulit di identifikasi < 24 minggu
Jangan identifikasi atas dasar tidak terlihatnya penis
dan skrotum.
e. Alat bantu dalam tindakan obstetri, seperti
versi luar, versi ekstraksi, plasenta manual, dsb
9) Tersangka hamil dengan IUD
10) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
11) Tersangka kehamilan dengan bentuk uterus abnormal
12) Sebagai alat bantu dalam tindakan intervensi
seperti amniosintesis, biopsivili korales, transfusi
intrauterine, fetuskopi, dsb
11. Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan USG dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a. Pervaginam
1) Memasukkan probe USG transvaginal/seperti
melakukan pemeriksaan dalam.
2) Dilakukan pada kehamilan di bawah 8 minggu.
24
3) Lebih mudah dan ibu tidak perlu menahan
kencing.
4) Lebih jelas karena bisa lebih dekat pada rahim.
5) Daya tembusnya 8-10 cm dengan resolusi tinggi.
6) Tidak menyebabkan keguguran.
b. Perabdominan
1) Probe USG di atas perut.
2) Biasa dilakukan pada kehamilan lebih dari 12
minggu.
3) Karena dari atas perut maka daya tembusnya akan
melewati otot perut, lemak baru menembus rahim.
12. Pemakaian Klinis
USG digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dalam
berbagai kelainan organ tubuh. USG digunakan antara
lain :
a. Menemukan dan menentukan letak massa dalam
rongga perut dan pelvis.
b. membedakan kista dengan massa yang solid.
c. mempelajari pergerakan organ (jantung, aorta,
vena kafa), maupun pergerakan janin dan jantungnya.
25
d. Pengukuran dan penetuan volum. Pengukuran
aneurisma arterial, fetalsefalometri, menentukan
kedalaman dan letak suatu massa untuk bioksi.
Menentukan volum massa ataupun organ tubuh tertentu
(misalnya buli-buli, ginjal, kandung empedu, ovarium,
uterus, dan lain-lain).
e. Biopsi jarum terpimpin. Arah dan gerakan jarum
menuju sasaran dapat dimonitor pada layar USG.
f. Menentukan perencanaan dalam suatu
radioterapi. Berdasarkan besar tumor dan posisinya,
dosis radioterapi dapat dihitung dengan cepat. Selain
itu setelah radioterapi, besar dan posisi tumor dapat
pula diikuti.
g. konfirmasi kepastian kehamilan. Embrio dalam ka
ntung kehamilan dapat dilihat pada awal kehamilan 5 min
ggu dandetak jantung janin biasanya terlihat jelas dala
m usia 7 minggu.
h. Mengetahui usia kehamilan. Untuk mengetahui usi
a kehamilan dapat dengan menggunakan ukuran tubuh fetus
,panjang kaki dan lingkar kepala, sehingga dapat memper
kirakan kapan tanggal persalinan.
i. Memantau pertumbuhan dan perkembangan janin d
alam kandungan.
26
j. Mengetahui lebih lanjut adanya ancaman kegugu
ran. Jika terjadi pendarahan vagina awal,
USG dapat menilaikesehatan dari fetus. Jika detak jantu
ng janin jelas, maka prospek yang baik untuk melanjutka
n kehamilan.
k. Masalah dengan plasenta. USG dapat menilai kond
isi plasenta dan adanya masalah-masalah seperti plasent
a revia dll.
l. Memastikan adanya kehamilan ganda/kembar, apa
kah ada satu atau lebih janin di dalam rahim.
m. Mengukur jumlah cairan ketuban. Masalah terjadi k
etika kandungan berlebihan cairan ketuban atau terlalu
sedikit.Volume
(jumlah cairan) dapat dinilai dengan USG.
n. Kelainan letak janin. Bukan saja kelainan letak
janin dalam rahim, tapi juga banyak kelainan janin sepe
rtihidrosefalus, anesefali, sumbing, kelainan jantung,
kelainan kromoson, dll.
13. Manfaat USG dalam kehamilan
a. Trimester I
1) Memastikan hamil atau tidak.
2) Mengetahui keadaan janin, lokasi hamil, jumlah
janin dan tanda kehidupannya.
27
3) Mengetahui keadaan rahim dan organ sekitarnya.
4) Melakukan penapisan awal dengan mengukur
ketebalan selaput lendir, denyut janin, dan sebagainya.
b. Trimester II:
1) Melakukan penapisan secara menyeluruh.
2) Menentukan lokasi plasenta.
3) Mengukur panjang serviks.
c. Trimester III:
1) Menilai kesejahteraan janin.
2) Mengukur biometri janin untuk taksiran berat
badan.
3) Melihat posisi janin dan tali pusat.
4) Menilai keadaan plasenta.
14. Cara Membaca hasil USG
Waktu dilakukan pemeriksaan USG, pasien selalu
menanyakan berapa berat dan panjang bayinya. Untuk
berat bisanya terukur jika kehamilan mencapai usia 20
minggu-an, karena dibawah angka ini alat USG akan
mengeluarkan kata "ERROR" jika dilakukan pengukuran
berat janin. Sedangkan untuk panjang bayi ? Tidak bisa
diukur panjangnya, karena posisi kaki bayi yang nggak
28
lurus (bayi selalu posisi seperti orang bersila). Yang
bisa diukur adalah panjang dari ujung kepala ke ekornya
atau istilah medisnya CRL (Crown Rump Lenght).
Tetapi nggak usah kecewa dulu karena nggak tahu berapa
panjang dan berat bayi. Jika ukuran bayi dianggap
normal, maka ada ukuran standar panjang bayi
berdasarkan usia kehamilan yang namanya hukum Haaese
serta beratnya bayi berdasarkan usia kehamilan menurut
tuan Struber. Bunyi hukumnya adalah panjang bayi dalam
5 bulan pertama merupakan kwadrat dari usia bulannya
sedanglan mulai enam bulan dan seterusnya panjang bayi
adalah usia bulan dikali dengn angka 5 (lima).
Angka2 yang dihasilkan adalah angka rata-rata konstanta
yang telah diteliti oleh tuan Haase dan Struber. Kalau
Tuan Didik yang melakukan atau tuan2 Indonesia yang
lain jelas akan menghasilkan angka2 yang berbeda
Dalam print-out hasil USG akan kita temukan beberapa
istilah yang sering dipakai.
Beberapa parameter tersebut diantaranya:
GS = Gestasional Sac
ukuran kantong kehamilan, berupa bulatan hitam. Untuk
mengukur usia kehamilan trimester (TM) I
29
CRL = Crown Rump Length (Ukuran jarak dari puncak
kepala ke 'ekor' bayi
Untuk mengukur usia kehamilan TM I)
BPD = Biparietal Diameter (Ukuran diameter tulang
pelipis kiri dan kanan
Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III)
FL = Femur Length (Merupakan ukuran panjang tulang paha
bayi.
Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III)
HC = Head Circumferensial = Lingkaran kepala
Mengukur usia kehamilanTM II/III
AC = Abdominal Circumferencial (ukuran lingkaran perut
bayi Untuk mengukur usia kehamilan TM II/III
Dikombinasikan dengan BPD akan menghasilkan perkiraan
berat bayi)
FW = Fetal weight = Berat Bayi
F-HR=Fetal Heart Rate = Frekuensi Jantung Bayi
15. Penilaian dengan Modalitas USG
Pemeriksaan dengan USG justru dapat memberikan sejumlah
manfaat, antara lain mendeteksi kelainan anatomis pada
organ dengan cepat dan akurat. Berbeda dengan
pemeriksaan rontgen yang menggunakan sinar tembus dan
30
dapat menimbulkan kelainan pada jaringan tubuh karena
radiasinya, pemeriksaan USG tidak menimbulkan efek
samping yang berbahaya bagi ibu dan janin. Penelitian
yang dilakukan para peneliti dari King Edward Memorial
Hospital, Australia, menunjukkan, USG tidak akan
mempengaruhi tumbuh kembang fisik dan otak bayi saat
mereka memasuki usia balita.Penelitian ini sendiri
telah dilakukan sejak 10 tahun yang lalu, dan
melibatkan 2.700 anak balita beserta ibunya.
Sampai saat ini belum ada laporan mengenai efek fisik
yang merugikan terhadap janin, ibu maupun pemeriksa
sebagai akibat dari penggunaan USG, sehingga
pemeriksaan USG untuk kelainan kongenital cukup aman
dilakukan pada trimester I sampai trimester III dengan
sensitivitas dan spesifisitas yang cukup tinggi,
masing-masing berkisar 90-95%.
Patut pula dicatat, pemeriksaan dengan USG juga tidak
menimbulkan rasa sakit bagi pasien dan tidak memerlukan
persiapan khusus. Namun, khusus untuk pemeriksaan
kantung empedu, memang perlu puasa sekurangnya delapan
jam.
Pemeriksaan diagnostik invasif memerlukan bantuan USG,
hal ini menyebabkan USG menjadi alat deteksi kelainan
kongenital yang utama.
31
Penentuan usia gestasi harus dilakukan pada saat
pemeriksaan ultrasonografi pertama kali, dengan
menggunakan kombinasi ukuran kepala seperti DBP atau
lingkar kepala, dan ukuran ekstremitas seperti panjang
femur. Pengukuran pada kehamilan trimester III tidak
akurat untuk menetukan usia gestasi. Jika sebelumnya
sudah dilakukan 1 kali atau lebih pemeriksaan
ultrasonografi, maka usia gestasi pada pemeriksaan
sekarang harus didasarkan atas hasil pemeriksaan CRL,
DBP, lingkar kepala, dan/atau panjang femur yang paling
awal dilakukan sebelumnya, oleh karena hasilnya akan
lebih akurat. Dengan demikian usia gestasi sekarang =
usia gestasi pada pemeriksaan pertama + interval waktu
(minggu) sampai pemeriksaan sekarang. Pengukuran
bagian-bagian struktur tubuh janin yang abnormal
(seperti kepala pada janin hidrosefalus atau
ekstremitas pada janin dengan displasia skeletal) tidak
boleh digunakan untuk penghitungan usia kehamilan
a. Standard pengukuran DBP dilakukan pada bidang
aksial kepala melalui thalamus (transthalamik). Jika
bentuk kepala dolikosefalus atau brakhisefalus,
pengukuran DBP akan tidak akurat. Bentuk kepala yang
demikian dapat diketahui melalui pengukuran indeks
sefalik, yaitu rasio DBP dengan diameter fronto-
oksipital. Pada keadaan tersebut ukuran yang digunakan
sebaiknya adalah lingkar kepala.
32
b. Pengukuran lingkar kepala dilakukan pada bidang
yang sama seperti pada pengukuran DBP. Pengukuran
dilakukan melalui permukaan luar tulang kepala.
c. Panjang femur harus diukur dan dicatat secara
rutin setelah kehamil-an 14 minggu. Seperti halnya
ukuran kepala, panjang femur juga mempunyai variasi
biologik tertentu pada kehamilan lanjut.
d. Perkiraan berat janin harus ditentukan pada
akhir trimester II dan trimester III, dan memerlukan
pengukuran lingkar abdomen.
1) Pengukuran lingkar abdomen dilakukan melalui
bidang transversal abdomen pada daerah pertemuan vena
porta kiri dan kanan. Pengukuran lingkar abdomen
diperlukan untuk memprakirakan berat janin dan untuk
mendeteksi pertumbuhan janin terhambat dan makrosomia.
2) Jika sebelumnya sudah dilakukan pengukuran
biometri janin, maka prakiraan laju pertumbuhan janin
harus ditentukan.
e. Evaluasi uterus (termasuk serviks) dan
struktur adneksa.
Pemeriksaan ini berguna untuk memperoleh temuan
tambahan yang mempunyai arti klinis penting. Jika
terlihat suatu mioma uteri atau massa adneksa, catat
lokasi dan ukurannya. Ovarium ibu seringkali tidak bisa
33
ditemukan dalam pemeriksaan ultrasonografi pada
trimester II dan III. Pemeriksaan cara transvaginal
atau transperineal berguna untuk mengevaluasi serviks,
bila pada cara pemeriksaan trans abdominal letak kepala
janin menghalangi pemeriksaan serviks.
f. Meskipun tidak perlu dibatasi, pemeriksaan
ultrasonografi paling tidak harus meliputi penilaian
anatomi janin seperti: ventrikel serebri, fossa
posterior (termasuk hemisfer serebri dan sisterna
magna), four-chamber view jantung (termasuk posisinya di
dalam toraks), spina, lambung, ginjal, kandung kemih,
insersi tali pusat janin dan keutuhan dinding depan
abdomen. Jika posisi janin memungkinkan, lakukan juga
pemeriksaan terhadap bagian-bagian janin lainnya.
Dalam praktiknya tidak semua kelainan sistem organ
tersebut di atas dapat dideteksi melalui pemeriksaan
ultrasonografi. Pemeriksaan tersebut di atas dianjurkan
sebagai standar minimal untuk mempelajari anatomi
janin. Kadang-kadang beberapa bagian struktur janin
tidak bisa dilihat, karena posisi janin, volume cairan
amnion yang berkurang, dan habitus tubuh ibu akan
membatasi pemeriksaan ultrasonografi. Jika hal ini
terjadi, maka struktur janin yang tidak bisa terlihat
dengan baik harus dicantumkan di dalam laporan
pemeriksaan ultrasonografi. Pemeriksaan yang lebih
34
seksama harus dilakukan terhadap suatu organ yang
diduga mempunyai kelainan.
Pada trimester kedua, USG akan membantu melihat bentuk
jantung dan sistem saraf pusat (SSP). ”Ada tidaknya
kelainan di otak, kelainan hidrosephalus, kelainan
katarak pada bola mata, kelainan rongga jantung seperti
jantung bocor, dan sebagainya." Skrining pada jantung
dikenal sebagai pemeriksaan 4 chamber view (pandangan 4
ruangan).
Pada pemeriksaan trimester kedua ini juga bisa dilihat
ada-tidaknya kelainan tulang belakang, meliputi celah
pada tulang belakang (spina bifida). Awal trimester
kedua juga bisa menentukan adanya bibir sumbing.
Pada trimester ketiga, kita bisa melihat kelainan janin
yang berhubungan dengan persalinan, misalnya, apakah
tali pusat menempel pada plasenta dengan baik. Juga
kelainan lain, seperti plasenta di bawah atau janin
terlilit tali pusat, dan sebagainya.
Standar RCOG untuk pemeriksaan USG pada kehamilan 20
minggu adalah sebagai berikut :
1) Umur kehamilan : dengan mengukur diameter
biparietal (BPD), lingkar kepala (HC) dan panjang femur
(FL)
2) Nomalitas janin
35
3) Bentuk kepala dan struktur di dalamnya :
midline echo, kavum pellucidum, cerebellum, ukuran
ventrikel dan atrium (< 10 mm)
4) Spina : longitudinal dan transversal
5) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi lambung)
6) Bentuk abdomen dan isinya (setinggi umbilikus)
7) Pelvis ginjal (jarak anterior-posterior < 5 mm)
8) Aksis longitudinal : tampak toraks – abdominal
(diafragma / buli-buli)
9) Toraks (setinggi 4 chamber view)
10) Lengan – 3 tulang dan tangan (tidak termasuk jari-
jari)
11) Tungkai – 3 tulang dan kaki (tidak termasuk jari-
jari)
12) Optional : pembuluh darah yang keluar dari
jantung, muka dan bibir
Kelainan kongenital pada umumnya akan terdeteksi secara
USG apabila ditemukan hal-hal sebagai berikut :
1) Hilangnya struktur anatomi yang normal,
contoh : tidak ditemukannya gambaran cairan dalam
lambung harus dicurigai adanya kelainan atresia
36
esofagus. Tidak ada klavaria ditemukan pada kasus
anencephali atau acrania.
2) Terjadinya perubahan bentuk, tepi, lokasi atau
ukuran dari struktur anatomi yang normal, contoh:
adanya massadalam tengkorak menunjukkan kemungkinan
suatu encephalocele. Lambung terlihat dalam rongga dada
menunjukkan adanya hernia diafragmatika.
3) Adanya struktur abnormal, contoh: double buble
signs merupakan tanda atresia duodeni.
4) Kelainan biometri janin, contoh: tulang-tulang
anggota gerak yang lebih pendek dari ukuran yang normal
menandakan adanya skeletal dysplasia.
5) Adanya gerakan janin yang abnormal, contoh:
pada kasus arthrogryposis multiplex congenital maka
janin sama sekali tidak bergerak.
16. TAK 100% AKURAT
Perlu diketahui, akurasi/ketepatan pemeriksaan USG
tidak 100%, melainkan 80%. Artinya, kemungkinan ada
kelainan bawaan/kecacatan pada janin yang tidak
terdeteksi atau interpretasi kelamin janin yang tidak
tepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain:
a. Keahlian/kompetensi dokter yang memeriksanya.
37
Tak semua dokter ahli kandungan dapat dengan baik
mengoperasikan alat USG. Sebenarnya untuk pengoperasian
alat ini diperlukan sertifikat tersendiri.
b. Posisi bayi
Posisi bayi seperti tengkurap atau meringkuk juga
menyulitkan daya jangkau/daya tembus alat USG. Meski
dengan menggunakan USG 3 atau 4 Dimensi sekalipun,
tetap ada keterbatasan.
c. Kehamilan kembar
Kondisi hamil kembar juga menyulitkan alat USG melihat
masing-masing keadaan bayi secara detail.
d. Ketajaman/resolusi alat USG-nya kurang baik.
e. Usia kehamilan di bawah 20 minggu.
f. Air ketuban sedikit.
g. Lokasi kelainan, seperti tumor di daerah perut
janin saat usia kehamilan di bawah 20 minggu agak sulit
dideteksi.
C. PENUTUP
38