Post on 05-Aug-2020
ANALISIS DAN PENERAPAN AO ( Account Oficer )
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pembiayaan Bank Syari’ah
Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M. Si
Disusun oleh:
1. Anggi Vina Amrina (20130730358)2. Desvira Amalia (20130730388)3. Endah Tri Handayani (20130730369)4. Ermawati (20130730350)5. Farah Safitri (20130730363)
FAKULTAS AGAMA ISLAM
PRODI EKONOMI DAN PERBANKAN ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2015/ 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam bank syariah maupun bank konvensional, untuk melakukan kegiatan
pembiayaan tidaklah semudah yang dibayangkan, jika ingin pembiayaan tersebut berjalan
lancar dan sesuai dengan apa yang sudah ditetapkan maka perlu dilakukan analisis sebelum
melakukan kegiatan pembiayaan tersebut baik dari sisi calon nasabah (pemohon) maupun
dari sisi kegiatan atau usaha yang akan di biayai. Dari situlah bank akan mengetahui apakah
permohonan pembiayaan yang diajukan nasabah itu bisa ditindaklanjuti (disetujui) atau tidak.
Dalam analisis pembiayaan diperlukan beberapa syarat atau persiapan untuk mempermudah
dalam melakukan pembiayaan tersebut. Dalan analisi pembiayaan dipelukan persiapan yang
harus disiapkan sebelum melakukan analisi pembiayaan tersebut. Mulai dari hal-hal kecil
seperti data interview sampai pada prakteknya analisis pembiayaan tersebut. Lalu
bagaimanakah persiapan yang harus dilakukan dalam analisis pembiayaan?
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari AO ?
2. Bagaimana persiapan AO dalam melakukan analisis pembiayaan ?
3. Bagaimana contoh praktek riil dalam analisis yang dilakukan AO ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari AO.
2. Untuk mengetahui persiapan AO dalam melakukan analisis pembiayaan.
3. Untuk mengetahui persiapan dalan melakukan analisis pembiayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian AO (Account Officer)
AO adalah Account Officer yaitu melakukan pemasaran produk perbankan, terutama produk
yang berkaitan dengan kredit.
Untuk itu sebelumnya seorang calon AO harus mengetahui apa itu kredit / kegiatan kredit.
Kredit yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara kreditor / bank dengan pihak lain /
debitur, yang mewajibkan pihak peminjam (debitur) untuk melunasi hutangnya setelah
jangka waktu / tenor tertentu dengan jumlah bunga yang telah disepakati bersama.
Jadi tugas utama seorang Account Officer adalah mencari dan kemudian mempertemukan
antara pihak yang membutuhkan dana / uang dengan pihak Bank dimana tempat Account
Officer bekerja.
Menjadi Account Officer memang merupakan suatu gengsi tersendiri, akan tetapi menjadi
seorang Account Officer juga membutuhkan ketrampilan yang sangat kompleks, mengingat
seorang Account Officer (AO) harus menguasai kemampuan marketing / sales sekaligus
analisis kredit yang cukup matang. Disamping itu seorang AO juga harus bisa
memperhitungankan tingkat resiko yang akan / kelak terjadi sekaligus tingkat pengembalian /
pembayaran.
Hal pertama yang dapat dilakukan oleh seorang Account Officer adalah ;
1. Mengetahui detail dan jenis bidang usaha calon debitur
2. Karakter calon debitur
3. Mengetahui tentang history usaha debitur
4. Mengetahui tujuan permohonan kredit
5. Mengetahui dokumen-dokumen apa saja yang diperlukan saat pengajuan kredit
6. Mengetahui analisa terhadap data-data keuangan calon debitur
7. Mengetahui cara menganalisa coverage jaminan
8. Mengetahui tingkat kompetisi usaha calon debitur
9. Mengetahui kondisi makro terkait usaha debitur
10. Dapat menganalisa tingkat pengembalian calon debitur
11. Mengetahui keunggulan / kelemahan produk usaha debitur.
Kemudian setelah mengetahui seluk bisnis, dan beberapa point tersebut diatas, kemampuan
selanjutnya yang dituntut dari seorang account officer adalah menuangkan segala hal yang
diketahuinya tersebut kedalam memorandum usulan kredit yang ditujukan kepada panitia
kredit / credit committee.
Kemampuan membuat usulan inipun jangan dianggap sebagai suatu kemampuan yang
dianggap remeh, karena AO harus mampu menjabarkan apa yang diketahuinya mengenai
bisnis calon debitur secara lengkap, detail, akan tetapi ringkas serta menarik bagi Panitia
Kredit untuk menyetujuinya.
Kemampuan account officer untuk mengungkapkan makna dibalik angka-angka hasil analisa
keuangan (neraca/balance sheet, cash flow) kemudian menuangkannya di dalam
memorandum usulan kredit, mempertahankan argumentasi yang masuk akal di depan Panitia
Kredit (terdiri dari 3 – 4 orang) bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.
Setelah memperoleh persetujuan atas suatu permohonan kredit dari pemutus kredit, jangan
langsung bergembira dulu, karena seorang account officer harus menegosiasikan antar
persetujuan kredit dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan kepada calon debitur, baik
mengenai plafon kredit, jangka waktu dan persyaratan kredit yang harus dipenuhi, dlsb)
hingga kedua belah pihak mencapai kata sepakat. Ada kalanya, seorang AO merasa bahwa
debitur pasti akan setuju dengan persyaratan yang diberikan oleh committee credit, - belum
tentu -. Bisa saja calon debitur menolak dan akhirnya mengambil kredit dari Bank
kompetitor.
Apabila calon debitur telah setuju, maka AO segera harus membuat Surat Penawaran Kredit
sesuai dengan persetujuan antara kedua belah pihak tersebut. Kenapa harus segera, karena
bisa saja pada tahap ini, apa bila tidak segera di follow up, calon debitur tiba-tiba berpikir
ulang akan kesepakatan tadi, dan kemudian membatalkannya.
Setelah Surat Penawaran Kredit / Offering Letter ditanda-tangani oleh debitur, maka AO
bekerja sama dengan bagian Legal mempersiapkan Perjanjian Kredit (PK) dan
mempersiapkan asesories Perjanjian Kredit, Advice / Nota, serta men-set waktu antara
debitur dengan Notaris (apabila Perjanjian Kreditnya notariil).
Sehingga Account Officer(AO) adalah orang yang bertugas sejak mencari nasabah yang
layak (awal) – yang sesuai kriteria peraturan Bank -, menilai, mengevaluasi, mengusulkan
besarnya kredit yang diberikan, mempersiapkan PK, dan kemudian mengelola debitur yang
menjadi kelolaannya.
Oleh karena sedemikian banyaknya job description seorang AO, maka untuk mendapat AO
yang berkualitas tinggi diperlukan pendidikan yang memadai dan jam terbang yang banyak,
agar AO bisa mengenali usaha yang layak dibiayai.
Seorang AO yang sudah mendapatkan pendidikan dari internal Bank, baik itu melalui
program Officer Development Program / Marketing Development Program / Management
Trainee belum bisa langsung diterjunkan ke lapangan dan berharap dapat membawa debitur
yang bagus. AO baru tersebut masih harus melakukan mapping area yang bertujuan untuk
membuat perencanaan, usaha apa saja yang layak dibiayai di wilayahnya, mengenali
karakter-karakter para pebisnis di area tersebut, dan yang paling penting adalah membina
networking dengan para pelaku bisnis tersebut. Jangan-jangan merasa cepat putus asa apabila
setelah sekian waktu, ternyata berbagai metode pendekatan yang diajarkan di training /
seminar / buku marketing / bangku kuliah ternyata tidak membawa hasil yang optimal.
Anggap saja waktu sedemikian lama itu adalah waktu untuk belajar lebih mengenali karakter
calon debitur, bagaimana membedakan calon debitur yang jujur/pembohong, mengenali
berbagai macam jenis dan karakteristik bisnis/bidang usaha
2. Persiapan AO dalam melakukan analisis pembiayaan
A. MEMPERSIAPKAN PERSYARATAN ANALISIS
Dalam kegiatan ini meliputi aktivitas termasuk dalam pengumpulan informasi dan data
yang diperlukan untuk bahan analisis. Kualitas hasil analisis pembiayaan sangat tergantung
pada 3 (tiga) faktor, yaitu:
1. Faktor Sumber Daya Manusia (SDM)
Analisis pembiayaan dilaksanakan oleh seorang account officer (AO). Account officer atau AO
adalah petugas yang melakukan pemasaranpembiayaan, kemudian melakukan analisis pembiayaan.
Seorang account officermengawalinya dengan membuat perencanaan, usaha apa saja yang layak dibiayai
diwilayahnya, dan berapa kira-kira dana yang diperlukan untuk menyalurkanpembiayaannya.
Kemudian account officer akan melakukan kunjungan ke usaha nasabah, melakukan wawancara,
menggali sebetulnya apa yang diperlukan oleh nasabahtersebut sehingga dapat membuat
suatu keputusan apakah permohonan pembiayaanyang diajukan oleh calon debitur atau
debitur pantas untuk dibiayai
Banyak sekali dijumpai, nasabah sebetulnya hanya tahu bahwa dia perlupinjaman,
tapi belum jelas berapa dan untuk apa. Disini diperlukan keahlian seorangaccount officer
untuk melakukan probing, agar kebutuhan pinjaman memang sesuaidengan keperluan
nasabah (ada unsur tepat waktu, tepat jumlah, dan tepatsasaran). Account officer juga sekaligus
menjadi konsultan, karena bagi nasabah kecil,tak jarang mereka bisa bercerita, menunjukkan bon-
bon, bukti penjualan atau pesanan,tetapi tak bisa membuat laporan keuangan. Disini account
officer memandu nasabahagar dapat membuat neraca perkiraan usaha nasabah, serta cash flow
kemampuanmembayarnya. account officer juga harus sensitif, apakah nasabah mengatakan
yangsebenarnya (disinilah perlunya melakukan probing, cek dan re-cek), kemudianmelakukan
analisa. Selanjutnya account officer akan mengusulkan dalam bentukmemorandum analisis
pembiayaan kepada atasannya, dan atasan akan meneruskankedalam komite pembiayaan (loan
Comittee) untuk mendapat putusan, apa berupapersetujuan maupun penolakan.
Oleh karena itu seorang account officer harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sudah bisa dengan formulir analisis dan cara menganalisis.
b. Mengetahui spread sheet program untuk analisis pembiayaan
c. Memiliki pengetahuan tentang pengertian yang tepat mengenai prinsip-prinsip
pembiayaan
d. Mengetahui prakter/kebiasaan dalam perdagangan/perusahaan
e. Mempunyai wawasan luas dalam bidang keuangan/permodalan, manajemen, akuntansi
dan ekonomi
f. Memiliki mental yang kuat sehingga dapat mudah mempengaruhi
g. account officer harus mengetahui:
1) ketentuan dan larangan yang berlaku atas pembiayaan yang dimohon
2) besar pembiayaan yang diminta dan untuk apa pembiayaan tersebut digunakan
3) bagaimana rencana pembiayaan dan peluasan oleh nasabah, serta dari mana dana
sumber dana perluasan pembiayaan atau cash flow usaha nasabah
4) informasi dan data utama yang diperlukan sehubungan dengan pembiayaan yang
diminta
5) informasi dan data tambahan apa yang perlu dilengkapi
2. Faktor Data Analisis
Informasi dan data yang diperlukan harus lengkap, dapat dipercaya, dan akurat. Untuk
mendekati hal tersebut dapat ditempuh cara, antara lain:
a. Melakukan penelitian secara fisik ( On The Spot ).
b. Untuk laporan keuangan (neraca dan daftar rugi/laba) bisa dengan cara meminta
bantuan kantor akuntan.
3. Teknik Analisis
Analisis harus dilakukan secara teliti dan mengikuti ketentuan. Secara umum, teknik
analisis meliputi dua macam, yaitu analisis kuantitatif (agunan, perhitungan limit) dan
analisis kualitatif (legalitas, pemasaran,manajemen, teknis produksi).
B. INFORMASI DAN DATA YANG DIPERLUKAN
Yaitu mencakup semua keterangan dan data yang diperlukan untuk bahan analisis
sehubungan dengan permohonan pembiayaan yang diajukan oleh pemohon. Dibawah ini
diuraiankan informasi dan data yang harus dipenuhi untuk setiap permohonan pembiayaan:
1. Informasi Dan Data Umum Tentang Nasabah
a. Surat permohonan pembiayaan dari nasabah
b. Akta pendirian dan perubahan-perubahan serta pengesahan dari instansi yang
berwenang, antara lain firma, CV, PT, Yayasan, Koperasi.
c. Surat kewarganegaraan
d. Izin usaha dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dari Departemen Perdagangan.
e. Neraca dan daftar rugi/laba dua tahun terakhir dan neraca tahun yang sedang berjalan.
f. Jika pemohon pembiayaan itu atas nama pribadi maka yang bersangkutan tidak wajib
melampirkan laporan keuangan pada SPT tahunan PPh, hanya diwajibkan
menyampaikan foto kopi SPT tahunan PPh.
g. Realisasi usaha minimal dua belas bulan atau minimal enam bulan terkahir.
h. Rencana penggunaan pembiayaan.
i. Cash Budget (cash flow projection) untuk periode selama jangka waktu pembiayaan
yang diminta serta rencana penarikan dan pelunasan pembiayaan.
j.Curriculum Vitae dari para pengurus meliputi antara lain umur, pendidikan pengalaman
serta pasfoto para pengurus dan komisaris.
k. Kopi surat tanda pembayaran pajak perseroan tahun terakhir
(surat fiskal), PBB, dan NPWP yang telah dilegalisasi.
l.Daftar jaminan yang ditunjukan jenis barang, jumlah/ukuran, lokasi, nilai
(utama,tambahan,sumber penilaian), status kepemilikan dan kopi bukti kepemilikan
m.Keterangan mengenai hubungan dan jabatan setiap anggota pengurus dengan
perushaan lain (jika ada).
n.Keterangan mengenai keadaan perusahaan apakah pernah pailit, pernah masuk atau
masih terdaftar dalam black list yang bersangkutan, apakah pernah dihukum penjara.
2. Informasi Dan Data Khusus Untuk Pembiayaan Modal Kerja
a. Pembiayaan Ekspor
1) Irrevocable L/C untuk barang-baramg bersangkutan yang masih outstanding
(jika ada).
2) Persediaan barang untuk diekspor.
3) Rencana dua belas bulan atau minimal enam bulan
4) Realisasi dua belas bulan atau minimal enam bulan terakhir
5) Penjelasan harga jual per unit dari barang-barang.
6) Penjelasan cara memperoleh barang-barang.
b. Pembiayaan Perdagangan Lokal (Dalam Negeri)
1) Pembiayaan untuk distribusi pangan
a) Surat penunjukan sebagai distributor dan sub-distributor oleh supplier
pemasok
b) Keterangan mengenai tempat penyimpanan/gudang (kapasitasnya dan
fasilitas lainnya)
c) Keterangan daerah pemasaran dan penyaluran
d) Jatah penebusan per bulan yang diberikan oleh pemasok berikut bukti-
buktinya
e) Daftar langganan
f) Daftar dan kapasitas alat angkut yang dimiliki/disewa
2) Perdagangan umum/toko, data yang diperlukan adalah:
a) Realisasi pembelian dan penjualan dua belas bulan atau enam bulan
terakhir, (jenis barang, kuantum dan nilai)
b) Rencana pembelian dan penjualan dua belas bulan atau minimal enam
bulan yang akan datang (jenis barang, kuantum dan nilai)
c) Sales countract dan atau purchase order (jika ada)
d) Keterangan tempat penyimpanan/gudang/toko
e) Surat Izin Tempat Usaha (SITU) dari pemerintah setempat
f) Daftar langganan (jika ada)
g) Daftar stok terakhir berikut jenis barang, kuatum, dan nilai
h) Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dari kantor perdagangan setempat
i) Surat izin usaha dari dinas kesehatan setempat (khusus untuk
perdagangan obat-obatan/farmasi)
c. Pembiayaan Industri
1) Umum
a) Alat-alat produksi yang digunakan :
· jenis mesin dan peralatan,
· tahun pembuatan
· kapasitas produksi per jam
· status pemilikan
· pengadaan suku cadang dan pemeliharaan mesin dan
· fasilitas pemeliharaan
b) Realisasi produk dan penjualan enam bulan terakhir, rincian perbulan,
meliputi kuantum, nilai dan cara pembayaran.
c) Cara dan daerah pemasaran yang dilaksanakan saat ini
d) Bahan baku dan pembantu yang dipergunakan dan cara memperolehnya
e) Stok terakhir (bahan baku, barang setengah jadi, barang jadi) dalam
kuantum dan nilai
2) Keterangan mengenai proses produksi
1. Lama proses produksi
2. Jalannya proses produksi
3. Rendemen (jika ada)
a) Keterangan mengenai tanah, bangunan pabrik, berikut gedung yang
digunakan saan ini
b) Jumlah karyawan saat ini
c) Catatan mengenai usaha permohonan
d) Surat izin industri dari dinas perindustrian dan perdagangan setempat
e) Surat izin bangunan untuk pabrik dari pemerintah setempat
f) Surat izin PMDN/PMA tentang fasilitas PMDN/PMA jika ada.
3) Industri produksi tertentu
a) Industri makanan dan minuman
b) Industri bahan bangunan
c) Pabrik es atau minuman
d) Tekstil
e) Obat-obatan/farmasi
f) Industri pertambangan
g) Penggilingan padi
d. Pembiayaan Modal Kerja
1) Izin usaha dari instansi yang berwenang
2) Realisasi produksi dua belas bulan atau minimal enam bulan terakhir
3) Kalkulasi harga pokok dan harga jual per jenis
4) Penjelasan mengenai pemasaran berikut daftar langganan saat ini
5) Daftar peralatan yang digunakan berikut kapasitas dan kondisi serta status
kepemilikannya
6) Peta lokasi tanah berikut luar areal yang telah dan belum ditanami
7) Rencana produksi dan penjualan yang akan datang
8) Kalkulasi harga pokok dan harga jual yang telah direncanakan per jenis
9) Keterangan mengenai proses pengolahan sampai menghasilkan, berikut jangka
waktunya
10) Rencana pembiayaan dan pendapatan
11) Jumlah dan sumber pemenuhan tenaga kerja
12) Penjelasan mengenai pemasaran berikut daftar langganan/pembeli
13) Daftar peralatan yang digunakan berikut kapasitas, kondisi, dan status
kepemilikannya
14) Keterangan mengenai status tanah yang digunakan/diperolah (hak milik, hak
guna usaha, hak sewa)
15) Izin Hak Pengusahaan Hutan (HPH) dan hak pengusahaan Hutan Tanaman
Industri (HTI), minimal Forestry Agreement (FA) berikut pembayaran license fee
16) Perikanan
18) Transportasi
e. Hotel, Kontrakan, Dan Sebagainya
1) Data mengenai keadaan perusahaan
2) Data mengenai rencana usaha pemohon,
3) Pengalaman perusahaan dalam menyelesaikan proyek-proyek
4) Daftar pekerjaan/kegiatan kontraktor yang sedang dikerjakan saat ini
5) Izin/rekomendasi
3. Informasi Dan Data Khusus Untuk Pembiayaan Investasi
a. Pembiayaan investasi sektor industri
1) proposal proyek yang dibuat sendiri oleh perusahaan.
a. Pembiayaan investasi sektor perkebunan perhutanan
b. Pembiayaan investasi sektor peternakan
c. Pembiayaan investasi sektor perikanan
d. Pembiayaan investasi jasa angkutan darat
e. Pembiayaan investasi jasa angkutan laut-udara-sungai dan penyebrangan
f. Pembiayaan investasi hotel, apartemen, real estate, dan ruko
g. Pembiayaan pemilikan rumah (KPR)
h. Pembiayaan kendaraan bermotor (KKB)
C. SUMBER DAN CARA MEMPEROLEH INFORMASI
1. Sumber Informasi
Setelah mengetahui informasi dan data yang diperlukan atas pembiayaan yang diminta oleh
calon debitur/pemohon, maka account officer perlu mengetahui dari mana informasi/data
yang diperlukakn tersebut dapat diperoleh, setelah itu bagaimana cara untuk memperolehnya.
Sebagian besar informai/data yang diperlukan bersumber dari nasbah sendiri. Selain itu,
juga dapat diperoleh dari pihak ketiga. Sementara itu, catatan yang dimiliki sendiri yang
berhubungan dengan pemohon/calon debitur dapat pula dipergunakan sebagai informasi.
2. Cara Memperoleh Informasi
a. Interview /pengisian barang yang disediakan
Berikut penyampaian data yang diperlukan, Interview adalah mengadakan pembicaraan
secara langsung dengan calon debitur untuk memperoleh keterangan-keterangan dan
mengecek kebenaran data
b. Pemeriksaan setempat/on the spot
Pemeriksaan langsung ketempat nasabah untuk meneliti secara fisik kebenaran data pemohon
pembiayaan/aktivitas usaha nasabah. Pemeriksaan setempat harus dilaksanakan minimal oleh
account officer. Hasil pemeriksaan harus dibuat ke dalam sebuah laporan. Adapun hal-hal
yang perlu dikemukakan/ditanyakan dalam wawancara pada saat on the spot.
D. FEASIBILITY STUDY
1. Pengertian Feasibility study
Adalah hasil studi yang menggambarkan keadaan dan prospek suatu proyek, baik dari segi
teknis maupun ekonomis.
2. Kegunaan Feasibility Study
Feasibility study sebagai salah satu alat yang dapat membantu bank dalam pelaksanaan
pemberian pembiayaannya, antara lain:
a. Dapat digunakan untuk bahan pengawasan, mengingat bahwa keperluan feasibility
study tidak saja pada saat pengajuan pembiayaan, tetapi juga pada waktu pembiayaan sedang
berjalan.
b. Dapat memudahkan dan memperlancar proses analisis pembiayaan, karena data yang
diperlukan bank cukup terpenuhi dan dapat dipertanggungjawabkan (reliable).
3. Pembiayaan yang perlu diperhatikan dalam Feasibility Study
Keperluan akan feasibility study diatur sebagai berikut:
a. Untuk setiap permohonan pembiayaan investasi dalam jumlah tertentu, disamping
nasabah harus menyampaikan project proposal, juga harus menyampaikan feasibility study
yang disusun/dibuat oleh konsultan.
b. Feasibility study tidak saja diminta pada saat pengajuan pembiayaan baru, tetapi juga
untuk pembiayaan-pembiayaan yang sedang berjalan sepanjang bank menilai bahwa suatu
proyek yang telah mendapat pembiayaan perlu feasibility study. Biaya
penyusunan/pembuatan feasibility study ditanggung oleh nasabah.
4. Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Feasibility Study
a. Aspek yuridis, yakni penelitian ditujukan pada hal-hal yang berhubungan dengan
masalah legalitas usaha, seperti:
1) Status hukum perusahaan.
2) Kapasitas yuridis calon debitur
3) Akta pendirian dan perubahan
4) Legalitas usaha/izin-izin yang berkaitan dengan usaha yang sedang dijalankan.
b. Aspek organisasi/manajemen dalam hal ini penelitian meliputi:
1)Bagaimana bentuk dan sifat organisasi serta sampai sejauh mana wewenang dan
tanggung jawab setiap tingkat/bagian yang ada dalam struktur organisasi.
2) Kemampuan, yakni kemampuan pribadi manajer perusahaan dalam usahanya.
3)Kewibawaan, yakni untuk mengetahui reputasi manajer dan perusahaan dalam
serta untuk mengetahui gaya kepemimpinan apakah manjer yang bersangkutan
mempunyai gaya kepemimpinan deserter, kompromiser, autocrat, birokrat, benuvalent
autocrat, developer, executive. Gaya kepemimpinan yang efektif adalah executive,
developer, atau setidak-tidaknya benevolent autocrat.
4) Pengalaman dan pendidikan
5) Karakter, yakni sifat pribadi dan kebiasaan-kebiasaan pengurus perusahaan.
c. Aspek Ekonomi Makro, yakni keadaan dan prospek ekonomi secara makro yang
mempunyai pengaruh besar terhadap kelancaran usaha perusahaan (proyek)
d. Aspek-Teknis, yakni pembahasan ditujukan pada masalah-masalah teknis pelaksanaan
usaha yang bersangkutan. Oleh karena prinsip dari suatu usaha produksi adalah penyatuan
modal, tenaga, dan bahan-bahan kedalam suatu bentuk produksi, maka hal-hal yang perlu
ditelaah adalah sebagai berikut:
1) Lokasi Perusahaan
2) Luas areal/barang modal dan kapasitas
3) Tenaga kerja, yakni pembahasan ditujukan pada masalah penggunaan tenaga kerja
atau buruh, baik kuantitas maupun kualitasnya, meliput
4) Bahan baku
e. Aspek keuangan; dalam hal ini penelitian dan penilaian meliputi segi-segi yang
menyangkut keadaan keuangan perusahaan sebelum mengajukan pembiayaan serta akibat-
akibat yang timbul setelah pembiayaan diberikan.
f. Aspek Pemasaran; pembahasan ditujukan pada hal-hal yang berhubungan dengan
kegiatan pemasaran dari perusahaan, khususnya atas produksi yang dihasilkan.
g. Aspek Sosial; pembahasan tentang lingkungan sosial usaha
5. Peranan Kantor Konsultan
Dengan penggunaan kantor konsultan, akan dapat diperoleh banyak manfaat dan
keuntungan sebagai berikut:
a. Bagi lembaga keuangan, kantor konsultan dapat membantu dalam hal:
1) Meneliti, mempelajari, dan menganalisis suatu proyek yang akan dibiayai.
Dengan feasibility study yang disusun oleh kantor konsultan, akan lebih mudah/cepat
dalam memprosesnya, karena hasil analisis atas proyek yang bersangkutan akan
memberikan suatu kesimpulan yang lebih tepat serta keputusan dapat diambil dengan
cepat dan seksama.
2) Membantu mengawasi suatu proyek yang telah mendapat bantuan.
b. Bagi nasabah, kantor konsultan dapat dipergunkan sebagai badan penasihat bila terjadi
kesulitan-kesulitan bagi perusahaannya.
Perlu diperhatikan, meskipun feasibility study yang disusun konsultan tersebut
proyeknya fleksible, hal itu belum dapat menjamin bahwa pembiayaan dapat diberikan.
Keharusan untuk menggunakan kantor konsultan agar dalam feasibility study dapat dihindari
hal-hal yang tidak wajar/tidak sesuai dengan kenyataannya.
E. LAPORAN AKUNTAN
1. Pengertian: Laporan akuntan adalah suatu laporan hasil audit atas laporan keuangan
perusahaan.
2. Kegunaan laporan akuntan
a. Memenuhi keperluan:
1) Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai suatu
perusahaan, untuk keperluan pemakai dalam mengambil keputusan.
2) Menyajikan informasi yang dapat dipercaya tentang posisi keuangan
dan perubahan kekayaan bersih perusahaan.
3) Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
dalam menaksir kemampuan perolehan laba perusahaan.
4) Menyajikan informasi lainnya yang dapat diperlukan mengenai
perubahan dalam harta dan kewajiban serta mengungkapkan informasi lain
yang sesuai dengan keperluan para pemakai.
b. Dari surat laporan akuntan dapat dilihat hal-hal sebagai berikut:
1) Kemampuan self financing.
2) Penggunaan pembiayaan.
3) Ada tidaknya pinjaman dari pihak ketiga di luar pembiayaan bank.
4) Seluruh harta kekayaan nasabah.
5) Utang piutang nasabah kepada pihak ketiga.
6) Perkembangan usaha.
7) Kebenaran mengenai aset perusahaan dalam hubungannya dengan
barang agunan.
8) Dan lain-lain.
3. Pembiayaan Yang Memerlukan Laporan Akuntan
a. Permohonan pembiayaan eksploitasi di atas jumlah tertentu harus dilengkapi
dengan neraca dan rugi/laba yang diaudit oleh akuntan publik. Selama jangka waktu
pembiayaan, harus ada laporan akuntan tahunan, dan jika mungkin laporan tengah
tahunan.
b. Permohonan pembiayaan investasi baru di atas jumlah tertentu harus dilengkapi
dengan neraca dan rugi/laba yang diaudit oleh akuntan publik. Disamping itu, selama
jangka waktu pembiayaan, harus ada pula laporan akuntan tahunan, dan jika mungkin
laporan tengah tahunan.
Laporan akuntan dimaksud tidak berlaku bagi proyek-proyek pemerintah yang
belum berstatus badan hukum, dan untuk itu dapat diminta bantuan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Laporan akuntan harus disusun
oleh salah satu kantor akuntan public yang memiliki izin usaha dan bonafiditasnya
cukup terjamin, serta termuat dalam buku daftar kantor akuntan yang dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia. Dengan demikian, pengguanaan akuntan tetap didasarkan
kepada petunjuk bank dan pelaksanaannya diatur sebagai berikut:
1) Penunjukan akuntan yang akan mengadakan pemeriksaan dilakukan
oleh bank (bisa atau usul pemohon).
2) Penandatanganan perjanjian sebagai suatu Term of Reference oleh
bank, pemohon dan akuntan.
4. Aspek-Aspek Yang Perlu Diperhatikan Dalam Laporan Akuntan
Apabila menerima suatu laporan akuntan, maka untuk memudahkan dalam
menganalisisnya serta untuk lebih meyakini keadaan suatu perusahaan, terlebih dahulu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk laporan akuntan, laporan akuntan dapat berbentuk:
1) Short Form Report:Laporan akuntan disusun menurut pos-pos yang tercantum
dalam neraca saja tanpa disertai dengan rinciannya. Meskipun demikian, penyusunan
tetap didasarkan atas bukti-bukti serta pembukuan/administrasi yang ada pada
perusahaan tersebut.
2) Long Form Report: Laporan akuntan disusun menurut pos-pos yang tercantum
dalam neraca disertai penjelasan dan rincian untuk setiap pos tersebut sehingga dalam
suatu laporan akuntan berbentuk long form ini akan terdapat:
a) Tujuan umum.
b) Tinjauan mengenai sistem administrasi atau organisasi administrasi
beserta saran-saran untuk memperbaiki sistem pengawasan intern dalam
perusahaan tersebut.
c) Analisis mengenai likuditas, solvabilitas, dan rentabilitas.
d) Tinjauan mengenai kekurangan dan kesalahan serius yang telah
ditemukan selama pemeriksaan.
e) Rupa-rupa daftar dan perhitungan lain yang penting untuk diketahui oleh
manajer perusahaan.
b. Pernyataan dan pendapat akuntan
Dalam kedua laporan tersebut di atas perlu diperhatikan pula mengenai pernyataan
serta pendapat akuntan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan. Hal ini perlu diketahui oleh
bank (pembiayaan) guna lebih meyakini keadaan perusahaan yang sebenarnya
c. Nama dan Kedudukan penyusun laporan
Nama dan kedudukan seorang akuntan perlu diketahui dengan jelas, agar laporan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karena itu, setiap laporan akuntan
harus disusun oleh akuntan independent. Artinya, dalam menyatakan pendapat, ia berdiri
dengan bebas tanpa memihak kepada siapa pun. Akuntan harus terdaftar dan memiliki izin
usaha.
d. Jenis Pemeriksaan:
1) Pemeriksaan umum (general audit), yaitu pemeriksaan untuk meneliti
kecermatan dan kebenaran data administrasi dan kemudian diberikan penilaian
mengenai perusahaan yang bersangkutan.
2) Pemeriksaan khusus (special investigation), yaitu pemeriksaan yang ditujukan
untuk mencapai tujuan-tujuan khusus, seperti menyelidiki penyelewengan-
penyelewengan penggunaan pembiayaan, menentukan pajak terutang, dan sebagainya.
3) Pemeriksaan yang terbatas pada neraca (balance sheet audit), yaitu pemeriksaan
yang terbatas dan diperiksa khususnya mengenai kebenaran dari pos-pos aktiva,
utang-utang, dan modal yang tertinggal. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada saat
perusahaan akan dialihkan.
4) Detail Audit, yaitu pemeriksaan yang dilaksanakan secara terinci atau satu per
satu atas setiap transaksi yang terjadi.
e. Biaya akuntan (Accountant Fee); dibebankan kepada nasabah
3. Contoh penerapan secara riil dalam praktek AO
Pak Wahyudi mengajukan pembiayaan murabahah di bank BNI Syariah, ia ingin
mengajukan pembiayaan sebuah mobil Truck Colt Diesel untuk usahanya salam
mengangkat barang-barang. Harga mobil tersebut 200 juta rupiah dengan jangka waktu
pembiayaan selama 2 tahun. Eksistensi keuntungan 12 % per tahunnya.
Spesifikasi mobil yang ingin dibeli adalah :
Aset Mobil Truck Colt Diesel
Tahun 2013
Warna Kuning
Kondisi Baik
Pihak AO akan melakukan survey terhadap kondisi barang dan memasukkan berkas
kepihak kantor pusat.
Harga mobil 200 juta
Harga pasar 185 juta
Nilai tanggungan/NJOP 200 juta
Taksasi 50%
Perhitungannya dalah sebagai berikut :
200.000.000 x 50/100 = 100.000.000 ( Seratus juta rupiah )
Jadi, pihak Bank akan memberi pembiayaan sebesar 100 juta kepada Pak Wahyudi.
Pembiayaan 100 juta
Jangka waktu 2 tahun atau 48 bulan
Ekstensi keuntungan 12% per tahun
Taksasi pendapatan perusahaan 12 juta/bulan
Rumusan keuntungan ( 2 tahun )
= Taksiran pendapatan x margin
= 12 juta x 24 x 12%
= 34.560.000
Keuntungan :
= 34.560.000 x 100%
100 juta
= 34,56 % ( bank )
Nisbah Bagi Hasil Nasabah
= 100 % - 34,56%
= 65,44 % ( nasabah )
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam kegiatan pembiayaan yang diberikan oleh bank kepada calon nasabahnya,
tidaklah boleh asal-asalan memberikan. Karena oleh itu untuk menghidari hal-hal yang tidak
diinginkan setelah memberikan pembiayaan pada nasabah, maka bank harus melakukan
analisis terhadap calon nasabah yang akan menerima pembiayaan. Analisis tersebut meliputi
analisis untuk mengetahui seperti apa nasabah yang akan menerima pembiayaan, sector
usaha/proyek yang akan dibiayai, serta tempat dan proses usaha yang akan dibiayai.
Selama melakukan kegiatan analisis pembiayaan, maka akan lebih baik jika sebelumnya
bank mempersiapkan apa saja hal-hal yang harus dianalisis dari si nasabah untuk
menghindari resiko yang tidak diinginkan. Persiapan analisis pembiayaan meliputi : syarat
dari pihak bank untuk melakukan analisis yaitu seorang OC (Account Officer) , dimana OC
ini harus mengetahui apa saja tugasnya dan mengetahui semua hal yang akan dianalisis.
Selanjutnya, sebaiknya mengumpulkan data-data tentang diri nasabah dan perusahaanya juga
usaha yang akan didanai. Hal-hal yang akan menjadi pertimbangan bagi bank untuk
memberikan pembiayaan seperti : surat-surat kepemilikan, surat-surat izin perusahaan, dan
jenis usaha yang diziznkan operasionalnya.