usaha perbaikan pemukiman kumuh

Post on 24-Jul-2015

224 views 8 download

Transcript of usaha perbaikan pemukiman kumuh

USAHA PERBAIKAN PEMUKIMAN KUMUH

PEMUKIMAN KUMUHDI PETUKANGAN UTARA-JAKARTA SELATAN

1. Pengertian Pemukiman

Pemukiman sering disebut perumahan dan atau sebaliknya. Pemukiman berasal dari kata housing dalam bahasa Inggris yang artinya adalah perumahan dan kata human settlement yang artinya pemukiman.

Perumahan memberikan kesan tentang rumah atau kumpulan rumah beserta prasarana dan sarana ligkungannya. Perumahan menitiberatkan pada fisik atau benda mati, yaitu houses dan land settlement.

Pemukiman memberikan kesan tentang pemukim atau kumpulan pemukim beserta sikap dan perilakunya di dalam lingkungan, sehingga pemukiman menitikberatkan pada sesuatu yang bukan bersifat fisik atau benda mati yaitu manusia (human).

2. Pengertian Kumuh

Kumuh adalah kesan atau gambaran secara umum tentang sikap dan tingkah laku yang rendah dilihat dari standar hidup dan penghasilan kelas menengah. Dengan kata lain, kumuh dapat diartikan sebagai tanda atau cap yang diberikan golongan atas yang sudah mapan kepada golongan bawah yang belum mapan

Herbert J.Gans dengan kalimat:”Obsolescence per se is not harmful and

designation of an area as a slum for the reason alone is merely a reflection of middle clas standards and middle alass incomes”

Pemahaman kumuh dapat ditinjau dari :a. Sebab Kumuhb. Akibat Kumuh

Sebab Kumuh

Kumuh adalah kemunduran atau kerusakan lingkungan hidup dilihat dari:

1. segi fisik, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alam seperti air dan udara,

2. segi masyarakat / sosial, yaitu gangguan yang ditimbulkan oleh manusia sendiri seperti kepadatan lalulintas, sampah.

Akibat Kumuh

Kumuh adalah akibat perkembangan dari gejala-gejala antara lain:

1. kondisi perumahan yang buruk, 2. penduduk yang terlalu padat, 3. fasilitas lingkungan yang kurang memadai, 4. tingkah laku menyimpang, 5. budaya kumuh,6. apati dan isolasi.

3. Kawasan Kumuh

Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk.

Ciri-ciri kawasan kumuh

Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosial lainnya.

Ciri-ciri kawasan kumuh

Menurut Prof. DR. Parsudi Suparlan1. Fasilitas umum yang kondisinya kurang atau

tidak memadai.2. Kondisi hunian rumah dan pemukiman serta

penggunaan ruangruanganya mencerminkan penghuninya yang kurang mampu atau miskin.

3. Adanya tingkat frekuensi dankepadatan volume yang tinggi dalam penggunaan ruang-ruang yang ada di pemukiman kumuh sehingga mencerminkan adanya kesemrawutan tata ruang dan ketidakberdayaan ekonomi penghuninya.

4. Pemukiman kumuh merupakan suatu satuan-satuan komuniti yang hidupsecara tersendiri dengan batas-batas kebudayaan dan sosial yang jelas,yaitu terwujud sebagai :a. Sebuah komuniti tunggal, berada di tanah milik negara, dan karenaitu dapat digolongkan sebagai hunian liar.b. Satuan komuniti tunggal yang merupakan bagian dari sebuah RT atau

sebuah RW.c. Sebuah satuan komuniti tunggal yang terwujud sebagai sebuah RTatau RW

atau bahkan terwujud sebagai sebuah Kelurahan, dan bukan hunian liar.

5. Penghuni pemukiman kumuh secara sosial dan ekonomi tidak homogen, warganya mempunyai mata pencaharian dan tingkat kepadatan yang beranekaragam, begitu juga asal muasalnya. Dalam masyarakat pemukiman kumuh juga dikenal adanya pelapisan sosial berdasarkan atas kemampuan ekonomi mereka yang berbeda-beda tersebut.

6. Sebagian besar penghuni pemukiman kumuh adalah mereka yang bekerja di sektor informal atau mempunyai mata pencaharian tambahan di sektor informil.

Faktor Penyebab Timbulnya Permukiman Kumuh

Menurut Yudohusodo (1991) dalam bukunya Rumah Untuk Seluruh Rakyat adalah sebagai berikut :

- Arus urbanisasi penduduk yang sangat pesat terutama di kota-kota besar berdampak terhadap timbulnya ledakan jumlah penduduk.

- Sektor informal merupakan bidang pekerjaan tanpa penghasilan yang tetap. Bidang pekerjaan ini muncul karena pengaruh desakan ekonomi yang tidak didukung oleh keahlian yang memadai.

- Kondisi sosial budaya masyarakat juga menjadi pemicu terbentuknya kawasan permukiman kumuh, yang dimaksud disini menyangkut pola hidup atau kebiasaan masyarakat yang masih terbawa iramanya kehidupan kota.

Upaya Penanganan Permukiman Kumuh

Penanganan permukiman kumuh dilakukan sebagai upaya perbaikan lingkungan permukiman yang mengalami penurunan kualitas lingkungan,

kondisi kehidupan dan penghidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan,

kepadataan bangunan sangat tinggi, struktur bangunan sangat rendah, dan kekurangan terhadap akses prasarana dan sarana permukiman seperti drainase, sampah, dan sebagainya.

struktur bangunan sangat rendahkekurangan terhadap akses prasarana sarana permukiman seperti drainase, sampah,

dan sebagainya.

Upaya Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah melaksanakan rencana strategis peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh

mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi, sebagai bagian dari proses pembangunan

berkelanjutan (sustainable development) mengedepankan strategi pemberdayaan dan

kemampuan (empowerment and enabling stategy)

Tujuan

Tujuannya adalah 1. Tercapainya peningkatan kualitas lingkungan

permukiman yang mampu mendorong tercapaianya peningkatan derajat kesehatan, pendidikan dan daya beli masyarakat.

2. Peningkatan kualitas lingkungan kawasan permukiman yang sehat sehingga dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kesehatan lingkungan kota.

Pendekatan Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh

1. Pendekatan partisipatori, 2. Pembangunan berkelanjutan 3. Pendekatan secara fisik dari sisi tata ruang,

Pendekatan partisipatori

Mengeksplorasi masukan dari komunitas, khususnya kelompok sasaran,

Mefokuskan pada permintaan lokal, Perubahan prilaku dan yang mampu

mengeksplorasi cara-cara inovatif untuk melaksanakan operasional dan pemeliharaannya.

Pembangunan berkelanjutan

Dilaksanakan dengan menaruh perhatian utama pada pencapaian tujuan pembangunan lingkungan yang terintegrasi dalam satu kesatuan sistem dengan pencapaian tujuan pembangunan sosial dan ekonomi

Pendekatan secara fisik dari sisi tata ruang

Pendekatan ini pada peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh merupakan bagian dari rencana umum tata ruang kota dan merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan fungsi dan manfaat ruang kota secara integral.

Bentuk-bentuk penanganan dengan pendekatan aspek keruangan dibedakan menjadi :

a. Redefiasi b. Restrukturisasi

Redefiasi

Bentuk penanganan permukiman dengan melakukan intervensi program permukiman tanpa merubah struktur ruang yang telah ada dan berjalan.

Kegiatan Redefiasi

1) Revitalisasi: Peningkatan kualitas lingkungan, memperbaiki dan

mendorong ekonomi kawasan dengan memanfatkan prasarana dan sarana

2) Rehabilitasi: Meliputi renovasi dengan melakukan perubahan sebagian

komponen pembentukan permukiman, komponen diperbaharui sesuai standart yang baru berlaku. Rekontruksi dengan mengembalikan komponen permukiman pada kondisi asalnya, baik persyaratan maupun penggunaannya.

Restrukturisasi

Penanganan permukiman yang melakukan suatu proses penstruktur kembali pola ruang atau struktur ruang yang telah ada

Kegiatan Restrukturisasi

• 1) Renewal: Melakukan pembongkaran secara sebagian atau menyeluruh

komponen permukiman, melakukan perubahan secara stuktural dengan membangun kembali di atas lahan yang sama.

2) Redevelopment: Dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan pembongkaraan

prasarana dan sarana dari sebagian ataupun seluruh kawasan. 3) Restorasi: Dengan mengembalikan pada kondisi asalnya sesuai dengan

persyaratan permukiman yang benar.

Surat Edaran Menpera No. 04/SE/M/I/93 tahun 1993: penanganan perumahan dan permukiman kumuh yang tidak layak huni yang keadaannya tidak memenuhi persyaratan teknis, sosial, kesehatan, keselamatan dan kenyamanan serta tidak memenuhi persyaratan ekologis dan legal administratif, dilaksanakan melalui pola perbaikan/ pemugaran, peremajaan maupun relokasi sesuai dengan tingkat/ kondisi permasalahan yang ada.