Post on 01-Nov-2019
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 1 of 11
UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN DLHK PROVINSI BANTEN
MELAKSANAKAN BIMBINGAN TEKNIS
SAMPLING LIMBAH B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah suatu
buangan atau limbah yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat
yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak
langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan
mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.
Limbah B3 bukan hanya dapat dihasilkan dari kegiatan industri.
Kegiatan rumah tangga juga menghasilkan beberapa limbah jenis ini,
beberapa contoh limbah B3 yang dihasilkan rumah tangga (domestik) di
antaranya bekas pengharum ruangan, pemutih pakaian, deterjen
pakaian, pembersih kamar mandi, pembesih kaca/jendela, pembersih
lantai, pengkilat kayu, pembersih oven, pembasmi serangga, lem perekat,
hair spray, dan batu baterai.
Mengingat sifat dan dampak yang ditimbulkannya, limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (B-3) memerlukan pengelolaan yang lebih hati-
hati dan seksama. Pemantauan limbah B3 adalah salah satu bagian dari
upaya pengelolaan limbah B-3. Kesahihan data pemantauan sangat
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 2 of 11
ditentukan oleh tingkat keakurasian data hasil analisis. Keakurasian data
ditentukan sejak pengambilan contoh uji di lapangan, pengawetan contoh
uji, penyimpanan dan preparasi contoh sampai contoh tersebut di uji atau
dianalisis di laboratorium Sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B-3
Bimbingan teknis ini dapat memberikan gambaran bagi para
pengelola manajemen laboratorium dan analis laboratorium yang akan
melakukan pengujian, sehingga dapat mempertanggung jawabkan setiap
pengujian yang sudah dilaksanakan agar apa yang dipersyaratkan dapat
tercapai khususnya sampling limbah B3 sehingga peserta memahami tata
cara sampling yang benar berdasarkan metode SNI 8520 – 2018 (Cara
pengambilan contoh uji limbah B3 Padat)
Tujuan Bimbingan Teknis Sampling Limbah B3
Dengan mengikuti pelatihan ini diharapkan peserta dapat :
1. Mengetahui regulasi mengenai limbah B3.
2. Mengetahui karakteristik, bahaya limbah B3 dan antisipasi yang
perlu diambil.
3. Memahami baku mutu, satuan dan cara perhitungannya.
4. Memahami teknik sampling, teknik preparasi dan analisis limbah B-
3 atau tanah/sedimen terkontaminasi B-3
Materi bimbingan teknis sampling limbah B3
1. Tinjauan Umum : Limbah B3, karakteristik, bahaya dan antisipasi.
2. Peraturan perundang-undangan limbah B3 kaitannya dengan
pemantauan karakterisasi limbah B3.
3. Teknik sampling limbah B3 di industry, tanah dan sedimen
terkontaminasi limbah B3
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 3 of 11
4. SNI 8520 – 2018 (Cara pengambilan contoh uji limbah B3 Padat),
Preparasi, transportasi, penyimpanan dan stabilisasi sampel limbah
B3 dan Teori TCLP, hubungannya dengan uji karakteristik limbah B3
Metode bimbingan teknis ini adalah penyampaian materi oleh
narasumber , diskusi dan praktek.
Sasaran yang yang hendak dicapai pada kegiatan bimbingan teknis
ini adalah meningkatnya kemampuan manajemen Laboratorium dalam
melakukan sampling limbah B3 bagi Staf Laboratorium DLHK Provinsi
Banten dan Laboratorium Kab/Kota dan Perguruan Tinggi Se Provinsi
Banten sebanyak 40 orang.
Ruang lingkup
Ruang lingkup bimbingaan teknis sampling limbah B3, adalah;
a. Melakukan identifikasi materi yang akan disampaikan
sesuaikebutuhan staf laboratorium dalam melaksanakan sampling
limbah B3;
b. Konsultasi ke Pusat dan koordinasi ke instansi terkait dalam rangka
pengumpulan data dan informasi, termasuk juga mengundang
narasumber/ tenaga ahli yang menguasai bidang terkait.
c. Mengundang Narasumber dan peserta bimbingan teknis sampling
limbah B3 pada UPTD laboratorium lingkungan Kabupaten/Kota se
Provinsi Banten
d. Menyampaikan materi yang akan disampaikan oleh narasumber
kepada peserta.
e. Pelaksanaan Bimbingan Teknis Sampling Limbah B3 selama 2 hari
Output
Output yang diharapkan dari kegiatan bimbingan teknis sampling
limbah B3, adalah berupa:
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 4 of 11
a. Sebagai informasi dan pemahaman serta keterampilan bagi peserta
tentang tata cara pelaksanaan sampling limbah B3, uji karakteristik,
preparasi , kategori bahaya, bahan dan alat yang digunakan, tata
cara pengujian di laboratorium dan laporan hasil pengujian ;
b. Tersedianya laporan tahapan-tahapan kegiatan tentang tata cara
pelaksanaan sampling limbah B3 sampai dengan laopran pengujian.
c. Terlaksananya Kegiatan bimbingan teknis sampling limbah B3
Peserta Bimbingan Teknis sebanyak 40 orang terdiri dari;
1. Staf UPTD Laboratorium Ligkungan DLHK Provinsi Banten
2. Staf Laboratorium BLH Kabupaten Serang
3. Staf Laboratorium BLH Kabupaten Tangerang
4. Staf Laboratorium BLH Kabupaten Lebak
5. Staf Laboratorium BLH Kabupaten Pandeglang
6. Staf Laboratorium BLH Kota Serang
7. Staf Laboratorium BLH Kota Tangerang Selatan
Waktu dan Biaya Pelaksanaan Kegiatan
Waktu pelaksanaan kegiatan bimbingaan teknis sampling limbah B3
dilaksanakan selama 2 (dua) hari pada hari Selasa s/d Rabu, tanggal 9
s/d 10 Juli 2019.
Narasumber
Narasumber Bimbingan Sampling Limbah B3 adalah Kepala DLHK
Provinsi Banten , Kepala Pusat dan staf ahli dari Pusat Penelitian
Pengembangan Kualitas dan Laboratorium Lingkungan (P3KLL) KLHK.
Materi yang di sampaikan adalah:
Sumber-sumber limbah B3 menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor Tahun 2014, sebelum menunjukkan contoh limbah B3-
nya.
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 5 of 11
Ada empat sumber limbah B3 Limbah B3 dari sumber spesifik
1. Limbah B3 dari sumber spesifik:
Pelarut terhalogenasi (contohnya: metilen klorida, klorobenzena,
dll), pelarut yang tidak terhalogenasi (contohnya: aseton, toluena,
nitrobenzena, dll), asam atau basa (asam fosfat, asam sulfat,
natrium hidroksida, dll), yang tidal spesifik lain (contohnya: aki
bekas, limbah laboratorium yang mengandung B3, kemasan bekas
B3, dll).
2. Limbah B3 dari B3 kadaluarsa, B3 yang tumpah, B3 yang
tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan
bekas kemasan B3:
Barium sianida, karbon disulfida, tembaga sianida, gas fluor, endrin
3. Limbah B3 dari sumber spesifik umum:
Pabrik pupuk dan bahan senyawa nitrogen (contohnya: limbah
karbon aktif, katalis bekas, sludge IPAL, dll), pabrik pestisida
(contohnya: residu proses produksi, abu insinerator, sludge IPAL,
dll), kilang minyak bumi (contohnya: sludge dari proses produksi,
residu dasar tanki, dll), pabrik petrokimia (katalis bekas, sludge
IPAL, dll)
4. Limbah B3 dari sumber spesifik khusus:
Copper slug dari proses peleburan bijih tembaga, slag nikel dari
proses peleburan bijih nikel, slag timah putih dari proses peleburan
timah putih (Sn), sludge IPAL proses pengolahan air limbahdari
industri pulp.
TEKNIK SAMPLING CONTOH UJI PADAT
Ruang Lingkup
1. Tujuan Sampling
2. Matriks
3. Tahapan Sampling
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 6 of 11
4. Teknik Sampling
5. Metode Sampling
6. Jenis Contoh Uji
7. Peralatan Sampling
8. Penanganan Contoh Uji
9. Jaminan dan Pengendalian Mutu
Tujuan
1. Memperoleh sampel yang representatif
2. Mendukung kegiatan pemeriksaan Meninjau, mengevaluasi, dan
menetapkan status ketaatan dari pihak industri
❖Mengidentifikasi limbah yang dihasilkan
❖Memantau kualitas lingkungan
Matriks Contoh Uji
υSedimen ??
υTanah ??
υLimbah ???
Pengertian :
Sedimen
- lapisan tanah/batuan yang terkikis dalam aliran air dan mengendap
dalam waktu yang lama di dasar sungai/laut/waduk/danau,
- material yang melayang dan bergulir dalam air,
- zat padat tersuspensi dalam air limbah
Tanah suatu materi alalamiah dipermukaan bumi, yang tersusun dari
bahan Mineral hasil pelapukan batuan dan bio-tanaman dan hewan,
terdpt senyawa Koloidal organic dan non organic komponen air dan gas
dalam jumlah dan bentuk yang bervariasi dengan proporsi yang seimbang
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 7 of 11
Tahap Sampling :
Sampling
Usaha untuk mengambil suatu contoh uji yang benar-benar mewakili (representatif), dengan komposisi sampel yang sesuai kebutuhan analisisis
1. Pengambilan sampel berpengaruh terhadap data hasil analisis sampel.
2. Pengambilan sampel lingkungan merupakan salah satu bagian penting dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan.
3. Pengambilan sampel yang salah akan menghasilkan kesimpulan yang salah dan kebijakan yang tidak tepat
Pengertian-pengertian
Lumpur (Sludge) : Zat padat yang dihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan terbawa oleh air limbah dengan atau tanpa proses pengolahan air limbah
Slurry : Suatu campuran berair dari zat padat bersifat tidak larut yang dihasilkan daro beberapa Teknik pengendalian pencemaran
Kualitas data bergantung pada 6 aktivitas utama
1. Tujuan dan sasaran
2. Pengumpulan contoh uji yang representative
3. Penanganan dn preservasi contoh uji dengan benar
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 8 of 11
4. Penerapan “Chain of Custody” dan identifikasi contoh uji
5. Penerapan QA/QC di lapangan
6. Analisis contoh uji dengan benar
Perencanaan Sampling
Hal yang perlu dipertimbangkan
1. Data sekunder (peta, kondisi lapangan, dll)
2. Metode pengambilan
3. Jumlah contoh
4. Peralatan pengambil
5. Alat pendukung
6. Kendali mutu di lapangan
7. Alat pencatat di lapangan
8. Alat keselamatan kerja
9. Penyusunan tim yang terdiri dari tim pengambil contoh, PPNS sebgaai pendamping, saksi, jika memungkinkan PEMDA setempat (untuk penyidikan/pengawasan)
Waktu disesuaikan dengan tujuan dan sasaran kegiatan, karena polutan dalam contoh uji memiliki karakteristik tertentu
• Musim hujan/panas
• Pagi, siang, atau sore hari
• Interval waktu
Pengambilan oada waktu yang tidak tepat akan menyebabkan gagalnya tujuan pengambilan polutan yang diinginkan
a) Sedimen
Penentuan Jumlah Titik Sampling Pada Sedimen Sungai
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 9 of 11
Mengukur Debit Air Secara Sederhana
1.Alat dan Bahan :
•Siapkan pelampung (kayu atau sejenisnya)
•Siapkan pita ukur atau meteran roll
•Siapkan pengukur waktu (stop watch)
2.Langkah Kerja :
✓Tentukan lokasi pengukuran ( bagian sungai yang lurus dan Permukaan
relatif datar)
✓Tentukan jarak pengukuran (m)
✓Tentukan luas penampang aliran (A) dengan mengukur
kedalaman (m) x lebar penampang (m2)
✓Hitung kecepatan alirnya dengan menghanyutkan kayu atau sejenisnya
sesuai dengan jarak yang sudah ditentukan (V), m/detik
✓Lakukan beberapa kali untuk mendapatkan hasil Pengukuran rata-rata
PERHITUNGAN DEBIT AIR
Q = V x A
Ket :
Q= Debit air (m/detik)
V= Kecepatan alir (m/detik)
A= Luas penampang (m2)
Pertimbangan Teknis Dalam Sampling Sedimen
1.Pengambilan contoh
•Tekniksampling yang memenuhisyarat
•Metode pengawetan contoh yang tepat
UPTD Laboratorium Lingkungan DLHK Provinsi Banten 10 of 11
•Wadah contoh yang bebas kontaminasi
2.Pemilihanlokasi
•sampling pada lokasi belokan
•Sesuaikan dengan fasilitasperalatan dan keselamatan
3.Frekwensipemantauan
•Pertimbangankasuistis
•Musim
•Maksud dan tujuan
4.Sumber daya manusia
•Pertimbangan keilmuan
•Pertimbangan pengalaman/ profesional
•Pertimbangan pembinaan keahlian
b)Tanah
Penentuan Jumlah Titik Sampling Pada LuasanTanah Terkontaminasi
Teknik Pengambilan Contoh Uji Tanah dan Limbah Padat/Cair
1. Pengambilan contoh sesaat (grab sample ), dimana sampel enunjukkan
sifat limbah pada saat diambil
2. Pengambilan contoh gabungan tempat ( composite sample), adalah
sampel diambil di titik yang sama padaTempat yang berbeda( vertical
atau horizontal )
3. Pengambilan contoh gabungan waktu, sampel diambil di lokasi yang
sama tetapi pada waktu yang berbeda