Post on 04-Jul-2015
UNI EROPA
PENDAHULUAN
Gagasan penyatuan Eropa berawal dari bentuknya Masyarakat batu bara dan baja
Eropa (European Coal and Steel Community/ESCS), yang berfungsi untuk mengatur
industri baja dan batubara. ESCS ini mendorong pembentukan European Community, yang
terdiri dari European Atomic Energy Community (Euroatom), European Defense
Community (EDC), dan European Economic Community (EEC). European Community ini
hanya terdiri dari 6 negara, yaitu Prancis, Belanda, Belgia, Luxemburg, Jerman, dan Italia.
Dengan penanda tanganan Maastricht treaty tahun 1993, European Community berubah
nama menjadi European Union atau Uni Eropa.
Dari sejak terbentuk, Uni Eropa memang dikokohkan dengan berbagai traktat yang
telah berkali-kali diadakan di tempat berbeda dengan tujuan untuk merevisi dan
memberikan kesepakatan baru di antara negara anggota Uni Eropa. Dan salah satu agenda
dari Uni Eropa yaitu ingin menyatukan semua traktat yang pernah ditoreh menjadi satu.
Uni Eropa adalah koalisi negara-negara Eropa yang terdiri dari 27 negara anggota, dengan
450 juta penduduk. Dengan demikian Uni Eropa menguasai perdagangan terbesar dan
merupakan pendonor terbesar di dunia. Uni Eropa adalah key player dalam kebijakan
internasional selain Amerika Serikat.
Uni Eropa terdiri atas 3 institusi utama, yaitu:
1. Council (Badan)
Merupakan intitusi yang paling berpengaruh dan pengambil keputusan
Council merupakan wakil tiap negara anggota Uni Eropa
Melakukan koordinasi kebijakan ekonomi secara luas
Mengkonklusi perjanjian internasional
Mengimplementasikan kebijakan urusan luar negeri dan keamanan
Mengkoordinir aktivitas negara anggota
2. Commission (Komisi)
Mengatur urusan harian UNI EROPA
Menginisiasi dan mendrafting legislasi
Mengimplementasikan legislasi dan pendanaan
1
Melakukan pengawasan terhadap perjanjian-perjanjian
Mewakili Uni Eropa di tingkat internasional
3. Parliament (Parlemen)
Merupakan institusi yang paling demokratis, dipilih melalui Pemilu dan
bertanggungjawab kepada konstituen
Melakukan fungsi legislasi
Membuat persetujuan pendanaan dari pihak otoritas
Melakukan supervisi pada Komisi Uni Eropa
Melakukan monitoring pada Komisi dan Badan Uni Eropa
Membuat laporan tahunan tentang HAM dan resolusi
Selain ketiga institusi tersebut, ada juga yang disebut Delegasi Parlemen Uni Eropa,
yang tidak berasal dari negara anggota Uni Eropa. Mereka merupakan sumber informasi
negara-negara non-anggota. Masing-masing diberikan sekretariat pernanen dan
mempunyai staf. Mereka yang melakukan kunjungan ke negara atau daerah masing-masing
untuk kemudian melaporkan isu-isu yang berkembang di sana. Mereka juga yang membuat
rekomendasi untuk hearing atau visitasi Uni Eropa ke wilayahnya. Dalam Parlemen
terdapat 732 MEP (Member of European Parlement) yang masing-masing mempunyai
staff.
Uni Eropa memiliki dua badan intergovernmental penting, yaitu: European Council
dan the Council of Ministers. Mereka melakukan pertemuan dimana para perdana menteri
ataupun kepala pemerintahan lainnya dan kemudian memutuskan kebijakan politik dari
UE. Merekalah yang dianggap sebagai political leadership dari UE. Selain itu, ada pula
the European Commision, yang menjadi birokrasi dari UE. Mereka mengadopsi keputusan
yang dihasilkan Council of Ministers, atau dalam kata lain menjadi kabinet bagi UE,
dengan masing-masing commissioner—yang dipilih dari tiap negara—mengontrol area
administratif. Sementara itu European Parliament, dianggap sebagai legislatif UE dengan
wakil-wakil dari tiap-tiap negara yang dipilih di negaranya masing-masing, untuk masa
kerja 5 tahun. Dan The European Court of Justice sebagai lembaga yudikatifnya.
Uni Eropa dianggap sebagai IGO yang unik, karena anggotanya yang kebanyakan
adalah negara kaya – demokratis, dalamnya pengaruh institusinya –yaitu fitur dari UE
sendiri, dan jumlah area kebijakan yang menjadi tanggung jawabnya, seperti mata uang
tunggal, kebijakan perdagangan umum, kebijakan regional umum, dan sebagainya. UE
2
mempunyai fitur sebagai intergovernmental dan supranasional. Negara-negara telah
memutuskan, bahwa pertama-tama harus ada institusi supranasional seperti The
Commission, dan yang kedua yang mengikuti institusi supranasional dan aturan-aturan
yang memberikan keuntungan daripada biaya untuk kedaulatan negara. Banyak negara di
Eropa Tengah maupun Timur setuju dan inilah sebabnya mengapa banyak dari mereka
yang ingin bergabung dengan UE.
Sejarah Integrasi Eropa Melalui Beberapa Perjanjian
1. The Treaty of Paris (ECSC), 1952
2. The Treaty of Rome (Euratom dan EEC), 1957
3. Schengen Agreement, 1985
4. Single Act, Brussels, 1987
5. The Treaty of Maastricht (Treaty on European Union), 1992
6. The Treaty of Amsterdam, 1997
7. The Treaty of Nice, 2000
8. Konvensi Masa Depan Eropa dan Traktat Aksesi 10 Negara Anggota Baru
3
4
PEREKONOMIAN DAN KEBIJAKAN UNI EROPA
Ekonomi Uni Eropa1
Peningkatan ekonomi dan sosial dan kemajuan konstan dalam kondisi
kehidupan dan pekerjaan adalah objektifitas pokok bagi Uni Eropa. Pengalaman
selama lima dekade terakhir menunjukan kejelasan bahwa integrasi ekonomi
(menghilangkan hambatan untuk membebaskan pergerakan barang-barang, jasa,
uang dan orang-orang) memberikan Eropa kesempatan hidup yang lebih baik dalam
menciptakan pekerjaan dan pertumbuhan yang terus-menerus. Banyak yang telah
dicapai: penyatuan kebudayaan (custom union), pasar tunggal, dan yang paling
terbaru, penyatuan ekonomi dan keuangan (economic and monetary union atau
EMU). EMU dan euro hanyalah batu pijakan, dan bukan tujuan. Masih banyak
urusan yang belum diselesaikan. Uni Eropa perlu untuk menghilangkan hambatan
tersisa yang masih membatasi penelitian, pembelian publik dan ketentuan jasa
keuangan dalam batas nasional. Meningkatkan spirit pengusaha, inovasi dan e-
Europe akan membuat kekuatan ekonomi yang tetap yang bisa menciptakan
keseteraan pekerjaan dan melindungi sistem kesejahteraan sosial.
Ekonomi Uni Eropa berada di dunia yang paling terdepan dan bermacam-
macam. Sektor kuncinya meliputi produksi minyak bumi, batu bara, bahan kimia,
farmasi, pesawat udara, rel, kendaraan, peralatan konstruksi dan industri,
pembangunan kapal, peralatan listrik, mesin, sistem manufaktur, elektronik,
komunikasi, pengolahan makanan atau minuman, pariwisata, media, dan jasa
keuangan. Produk agrikultural meliputi gandum, barley, minyak biji-bijian, gula bit,
wine, anggur, produk susu, sapi, domba, babi, dan ayam. Barang-barang ekspornya
meliputi mesin-mesin, kendaraan, pesawat terbang, plastik, farmasi, bahan bakar,
metal, ampas dan kertas, tekstil, daging dan produk susu. Barang-barang yang
diimpornya meliputi mesin-mesin, kendaraan, pesawat terbang, plastik, minyak
mentah, bahan kimia, tkstil, metal dan makanan. Rekan perdagangan Uni Eropa
yang utama adalah Amerika Serikat, Cina, Jepang dan Switzerland.
Walaupun sejahtera, Eropa menghadapi resiko jangka pendek dan panjang
bagi kemakmurannya. Ancaman jangka pendek meliputi kemungkinan kejutan
1IMF, European Commission, Eurostat, OECD. *Projected **Goods and Serviceswww.state.gov/p/eur/rls/fs/58969.htm - 24k (20 Maret 2007, pukul 19.20)
5
harga minyak baru, perbaikan kekacauan dari ketidak seimbangan global, pandemik
virus influenza H5N1, atau pembekuan mendadak dari pasar di UK, Irlandia, dan
Spanyol. Jangka panjangnya, pertumbuhan dalam ekonomi Eropa yang besar sedang
hangat-hangatnya, walaupun negara seperti Irlandia dan negara Pusat Eropa Uni
Eropa baru lebih hebat. Pengangguran tetap tinggi, fleksibilitas pasar pekerja
rendah, dan pertumbuhan cepat populasi yang lama berarti sedikit pekerja dan
keuntungan sosial yang tinggi. Dalam merespon tantangan tersebut, tahun 2000
komite Uni Eropa melalui rencana perbaikan selama 10 tahun, Agenda Lisbon,
bertujuan pada transformasi Uni Eropa menuju pertumbuhan cepat, kompetitif,
ekonomi yang berlandaskan pengetahuan. Target kunci perbaikan meliputi pekerja
dan pasar produk. Kegagalan untuk membuat peningkatan signifikan menuju tujuan
tersebut telah membiarkan ekonomi besar Eropa dengan keterlambatan daya saing,
produktifitas yang stagnan dan pertumbuhan anemik, dan berjuang untuk merespon
peningkatan Cina dan India dan untuk menghadapi tantangan lain globalisasi. Jika
Eropa tidak mengadakan perbaikan, inovasi dan kenaikan produktifitas, standar
hidup akan jatuh dimasa depan. Kesuksesan perbaikan vital bagi Uni Eropa dan
kemakmuran global, sejak Uni Eropa menjadi dan akan tetap menjadi mesin kunci
dalam pertumbuhan ekonomi dunia.
Negara
anggota
PDB (PPP)
juta
dolar int.
PDB (PPP)
per kapita
dolar int.
PDB (nominal)
per kapita
dolar int.
Uni Eropa 12.329.110 26.900 29.203
Luxemburg 30.674 66.821 73.147
Irlandia 164.190 40.003 48.753
Denmark 187.721 34.718 46.691
Austria 267.053 32.802 37.688
Belgia 324.299 31.159 35.068
Finlandia 161.099 30.818 36.522
Belanda 498.703 30.574 38.180
Britania raya 1.825.837 30.227 36.429
Jerman 2.498.471 30.150 33.785
Swedia 267.427 29.537 39.101
6
Italia 1.694.706 29.218 29.635
Perancis 1.811.561 29.019 33.855
Spanyol 1.026.340 24.803 27.175
Slovenia 43.260 21.695 18.527
Yunani 236.311 21.529 20.006
Siprus 16.745 20.669 20.866
Malta 7.909 20.015 13.742
Ceko 198.976 19.488 11.929
Portugal 203.947 19.388 16.525
Hongaria 162.289 16.627 11.059
Estonia 22.239 16.461 9.424
Slowakia 87.129 16.110 8.549
Lituania 49.106 14.338 7.268
Polandia 512.890 13.440 7.487
Latvia 30.227 13.059 6.793
Bulgaria 71,381 9,205 3,328
Rumania 183,162 8,258 3,603
Negara
Kandidat
GDP (PPP)
juta dolar int.
GDP (PPP)
per kapita
dolar int.
GDP (nominal)
per kapita
dolar int.
Kroasia 55.638 12.364 8.416
Turki 570.748 7.958 4.925
UNI EROPA 2004 2005* 2006*
Population (millions) 457.2 459.5 461.1
GDP (nominal, USD billion) 12858 13418 13888
Real GDP Growth (%) 2.5 1.6 2.1
Per Capita GDP (USD) 28,000 29,201 30,121
Inflation (CPI) (accumulated) 2.1 2.3 2.2
Fiscal Balance (% GDP) -2.6 -2.7 -2.7
Unemployment (urban) 9.0 8.7 8.5
Current Acct. Bal. (% GDP) -1.8 -0.1 0.2
Dollars/Euro (avg.) 1.244 1.25 1.24
7
Exports** (USD bil) 4647 4965 5041
Imports** (USD bil) 4488 4811 4881
Government Debt (% GDP) 63.4 64.1 64.2
Kebijakan Perdagangan2
Sesuai dengan wewenang sebagai pemrakasa suatu kebijakan sekaligus
melaksanakan kebijakan serta melakukan bebagai mandat untuk melaksanakan
perundingan perdagangan, maka Komisi Eropa (KE) selama tahun 2002 telah
menetapkan berbagai kebijakan perdagangan baik yang berkaitan dengan internal
market, kerjasama perdagangan bilateral, regional dan multilateral. Kebijakan
tersebut pada prinsipnya adalah meneruskan kebijakan-kebijakan tahun sebelumnya
dalam kerangka mencapai liberalisasi perdagangan dan menjadikan UE sebagai
suatu ekonomi yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan berdaya saing tinggi.
Berdasarkan kerangka kesepakatan Doha, pada tanggal 5 Nopember 2002 Uni
Eropa menyampaikan proposal penurunan tarif bagi produk Non-Agricultural yang
ambisius. Dalam proposal tersebut disampaikan oleh UE sebuah mekanisme tentang
penghapusan tariff peak, high tariff, tariff escalation, percentage of bindings, spread
between bound and applied rates, and number of heading and sub-headings. Dengan
proposal ini UE mengharapkan dapat memberikan proteksi yang tinggi bagi tenaga
kerja yang bekerja di sektor labour-intensive manufacturing (industri tekstil, pakaian
jadi, mainan anak, industri kulit dan industri sepatu) dan pada akhirnya diharapkan
mampu mengurangi kemiskinan. Selanjutnya UE juga berharap bea masuk diantara
negara-negara anggota WTO berada pada tingkat ''flatter range''.
Menurut UE penerapan skema baru ini akan memberikan efisiensi ekonomi
yang besar karena perbedaan yang luas dari struktur tarif yang lama. Selain itu
struktur tarif baru ini memiliki tingkat penyebaran sumber alokasi yang rendah
untuk produsen, lebih transparan, mudah di kelola dan akanmengurangi
kepentingan proteksi domestik yang menggunakan tarif sebagai payung (hambatan
tarif). UE juga menyatakan bahwa pengajuan proposal ini mempunyai arti yang
lebih maju dalam perdagangan bebas bagi produk-produk non pertanian yang
mewakili 70% dari ekspor negara berkembang. Para Menteri pada pertemuan di
Doha menempatkan 'pembangunan sebagai jantungnya negosiasi'. Sejalan dengan ini
2 http://www.dprin.go.id/Ind/Regulasi/Kebijakan/tradebar/mee1.pdf (20 Maret 2007, pukul 19.23)
8
UE didalam proposalnya mengajukan program development-friendly sebagai sebuah
program pendekatan negara maju kepada negara sedang berkembang dan negara
miskin. Adapun isi dari program ini adalah menghapuskan hambatan-hambatan
ekspor bahan-bahan mentah serta mengurangi tarif bea masuk bagi bahan mentah
industri sepatu, tekstil dan pakaian jadi sehingga tarifnya akan berkurang serendah-
rendahnya dan apabila dimungkinkan mendekati angka nol (0%).
Hal penting lain yang diajukan oleh UE dalam proposal di atas adalah perihal
pertimbangan UE untuk menambahkan element non-resiprocal. Dalam
pertimbangannya UE mengajukan mekanisme penghapusan tariff unilateral oleh
negara maju dan jika mungkin oleh negara berkembang yang paling maju diantara
negara-negara berkembang pada bulan Mei 2003. Penghapusan semua bea masuk
yang ditetapkan secara spesifik terhadap negara berkembang dan LDCs jika
dianggap perlu dan tentunya dengan melihat hasil perundingan sebelumnya, akan
dilakukan penghapusan semua komitmen secara bertahap bagi beberapa negara
anggota UE.Memperhatikan isi dari proposal UE di atas seolah-olah UE memberikan
perhatian besar kepada negara berkembang dan negara-negara LDC's, proposal ini
digunakan oleh UE untuk menarik perhatian dunia dalam rangka menghadapi
perundingan- perundingannya di WTO. UE mengharapkanperhatian yang telah
diberikan dapat dibalas oleh negara berkembang dan LDCs berupa dukungan untuk
tidak menyentuh perundingan tarif yang menyangkut pertanian di WTO, sebagai
sektor yang mendapatkan proteksi yang tinggi oleh UE selama ini.
9
PERLUASAN ANGGOTA UNI EROPA
Sejak awal pembentukan European Community pada tahun 1958, peta Uni Eropa
terus mengalami perubahan. European Community yang semula hanya berjumlah 6 negara,
telah mengalami 6 kali gelombang perluasan keanggotaan hingga mencapai 27 negara
anggota hingga saat ini. Sampai dengan bulan April 2004, Uni Eropa hanya terdiri dari 15
negara anggota, yaitu Inggris, Irlandia, Denmark yang bergabung pada tahun 1973; Yunani
pada tahun 1981; Spanyol dan Portugal tahun 1986; Austria, Finlandia, dan Swedia yang
bergabung tahun 1995.
Pada 1 Mei 2004, peta Uni Eropa kembali berubah dengan ditandatanganinya
Traktat Aksesi enlargement yang ke-5 saat KTT khusus Uni Eropa di Athena. Dengan
demikian, 8 negara Eropa Tengah dan Eropa Timur serta 2 negara Mediteran resmi
menjadi anggota Uni Eropa. Hasil tersebut merupakan proses negosiasi panjang, yakni
selama 10 tahun, yang mencerminkan keinginan kuat ke-10 negara tersebut untuk dapat
diterima dalam keanggotaan Uni Eropa. Jalan yang ditempuh oleh 10 negara tersebut tidak
gampang, karena negara-negara yang sebagian besar berasal dari bekas blok komunis
tersebut tidak memiliki struktur politik, ekonomi dan hukum yang mapan, padahal ini
justru merupakan persyaratan mutlak untuk menjadi anggota Uni Eropa. Ke sepuluh negara
tersebut antara lain: Estonia, Lithuania, Latvia, Polandia, Republik Ceko, Slowakia,
Hongaria, Slovenia, Siprus dan Malta. Awal tahun 2007 ini, keanggotaan Uni Eropa
diperluas lagi hingga mencakup Bulgaria dan Rumania. Dengan berintegrasi ke dalam Uni
Eropa, maka posisi negara-negara tersebut akan sejajar dengan negara-negara maju di
Eropa, suatu situasi yang belum pernah di dapatkan negara-negara anggota baru tersebut
sebelumnya. Negara-negara anggota baru yang tersebut ditarik ke dalam proses negosiasi
Uni Eropa yang sangat kompleks, yakni kepentingan-kepentingan yang berseberangan
antar negara diselesaikan dengan sangat detail melalui berbagai pedoman legal dan
prosedural, dan melalui kerjasama multilateral yang internsif pada berbagai tingkat
administrasi. Karena itu, perselisihan tidak boleh meningkat menjadi persengketaan karena
terlalu banyak kepentingan bersama akan terkorbankan. Dengan keanggotaan negara-
negara baru ini, diharapkan pula bahwa tidak satu pun dari negara-negara tersebut akan
kembali ke sistem pemerintahan otoriter.
10
Saat ini, Kroasia dan Turki juga telah mulai melakukan negosiasi untuk dapat
bergabung ke dalam Uni Eropa. Perundingan dengan Turki dilakukan bila negara ini sudah
memenuhi kriteria politik yang berkaitan dengan hak asasi, demokrasi dan penegakan
hukum, termasuk menghargai dan melindungi kaum minoritas, dan mengakui kedaulatan
Siprus. Integrasi dan perluasan Uni Eropa ini adalah berdasarkan Traktat Amsterdam yang
berlaku sejak tahun 1999, dan Traktat Nice yang berlaku sejak tahun 2003. Traktat
Amsterdam ini menciptakan integrasi politik Uni Eropa yang lebih kuat, meningkatkan
kekuasaan presiden Uni Eropa dan Parlemen Eropa. Sedangkan Traktat Nice ini dibuat
untuk mengantisipasi perluasan anggota Uni Eropa yang lebih jauh dengan memberikan
detail mengenai aturan-aturan politik.
Ada beberapa syarat utama untuk menjadi anggota Uni Eropa:
1. Memiliki sistem demokrasi yang stabil.
2. Dapat menjamin penegakkan hukum, Hak Asasi Manusia (HAM), dan
perlindungan kaum minoritas.
3. Memiliki sistem ekonomi pasar yang berfungsi dengan baik serta pelayanan publik
yang mampu menerapkan dan mengelola hukum-hukum di Eropa.
Dampak Perluasan Uni Eropa
Banyak dampak positif dari perluasan Uni Eropa baik dari segi politik maupun dari
segi ekonomi. Dalam segi politik, perluasan ini akan menghilangkan pembagian Eropa
yang masih berlangsung setelah Perang Dingin usai. Dengan bergabungnya negara-negara
Eropa Tengah dan Eropa Timur yang sebagian besar merupakan negara eks-komunis,
diharapkan negara-negara tersebut tidak akan kembali ke sistem pemerintahan otoriter.
Integrasi Eropa yang lebih luas ini dapat mendorong terciptanya stabilitas politik di seluruh
Eropa, demokrasi, penegakan hukum, penghormatan HAM, dan lainnya yang dapat
mendorong terciptanya perdamaian.
Dalam bidang ekonomi, keberhasilan perluasan ini dapat mendorong terciptanya
kesejateraan Eropa dengan meningkatkan ukuran dan daya serap pasar Uni Eropa.
Penyatuan Eropa diperkirakan akan meningkatkan standari hidup rakyat di negara-negara
anggota baru dengan adanya arus investor besar ke negara-negara tersebut. Standar hidup
dan tingkat kemakmuran yang meningkat akan mendorong peningkatan daya beli
masyarakat Uni Eropa. Integrasi penuh pasar negara-negara anggota baru ke pasar Uni
11
Eropa akan membuka kesempatan begi mesin ekonomi negara-negara tersebut untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi yang dinamis, sekaligus juga mendukung sektor ekonomi
pasar yang dapat meningkatkan munculnya pelalu-pelaku ekonomi baru, dan hal ini akan
meningkatkan perekonomian negara-negara anggota baru. Dengan perluasan ini, Uni Eropa
dapat menjelma menjadi suatu pasar yang besar, yang tidak hanya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara-negara anggota baru, tetapi juga akan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi tambahan bagi seluruh anggota Uni Eropa yang lama.
Namun, perluasan keanggotaan ke Timur ini dikhawatirkan dapat meningkatkan
tingkat pengangguran dan kriminalitas. Adanya kebebasan dalam berpindah penduduk
dapat menimbulkan suatu gelombang migrasi pekerja ke negara-negara Uni Eropa yang
lebih maju. Untuk mengatasi hal ini, maka akan diberlakukan larangan bagi tenaga kerja
negara-negara anggota baru dan kebebasan dalam berpindah penduduk itu baru akan
ditetapkan setelah suatu masa transisi dari dua sampai tujuh tahun. Pengawasan daerah
perbatasan baru akan mulai ditiadakan setelah masa transisi yang lebih lama, dan
diharapkan gelombang-gelombang migrasi pekerja dari negara-negara Eropa Tengah dan
Eropa Timur tidak akan terjadi selama masa transisi ini.
Permasalahan lain ialah berkaitan dengan pola pengambilan keputusan. Dengan 27
delegasi menteri yang menghadiri setiap pertemuan dari Dewan Uni Eropa masalah
pengelolaannya sangat besar. Untuk itu, suatu konstitusi baru perlu dibuat untuk
mempermudah proses pengambilan keputusan dalam Uni Eropa yang beranggotakan 27
negara tersebut. Uni Eropa harus membuat konstitusi regional yang dapat memenuhi
aspirasi semua negara anggota, dan hal ini bukanlah hal yang mudah bagi 27 negara
dengan kepentingan yang berbeda-beda untuk mencapai konsensus dalam mengesahkan
rancangan konstitusi baru tersebut yang menjadi pedoman pelaksanaan kebijakan ekonomi,
politik, sosial dan budaya Uni Eropa.
Aspek Perdagangan dalam Proses Perluasan Uni Eropa3
Sejak diluncurkannya proses perluasan Uni Eropa dari 15 negara anggota
menjadi 27 negara pada tanggal 30 Maret 1998 maka isu ini menjadi penting dalam
kaitannya dengan penggalangan kekuatan ekonomi di Erops. Proses perluasan ini
merupakan konsekuensi logis dari pendirian Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE)
tahun 1957. Sejak berdirinya, Uni Eropa dihadapkan pada suatu tantangan yang
3 http://www.dprin.go.id/Ind/Regulasi/Kebijakan/tradebar/mee1.pdf (20 Maret 2007, pukul 19.23)
12
sangat besar yaitu untuk mengintegrasikan negara-negara yang telah mengajukan
diri untuk bergabung dengan UE dengan kriteria yang telah ditetapkan. UE
dibangun dengan prinsip bahwa kekuatan ekonomi harus dimanfaatkan untuk
mencapai stabilitas dan kemakmuran. Saat ini UE menawarkan kepada negara mitra
lainnya di Eropa kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari model integrasi
yang telah ada di UE saat ini. Sampai waktu ini 13 negara telah menjadi calon
anggota, perundingan dalam rangka aksesi telah dimulai dengan semua negara
kecuali Turki. Ketigabelas negara tersebut adalah Bulgaria, Cyprus, Czech Republic,
Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Poland, Romania, Slovak Republic,
Slovenia dan Turkey. Keuntungan yang akan diperoleh dari perluasan ini akan
dirasakan baik oleh negara calon anggota maupun negara yang saat ini telah menjadi
anggota.
Dasar Hukum dan Cakupan Enlargement
Prinsip dasar dari proses perundingan perluasan ini adalah bahwa semua negara
calon anggota harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh EU saat ini. Prinsip-prinsip
tersebut dituangkan dalam the Europe Agreement dan the Association Agreement. Kedua
perjanjian ini mencakup isu politik (kecuali bagi Malta dan Cyprus) hukum, kerjasama
lainnya seperti industri, lingkungan, perhubungan, bea cukai dan liberalisasi perdagangan
termasuk isu-isu yang berkaitan dengan perdagangan. Perjanjian tersebut bertujuan untuk
secara progerssif membentuk perdagangan bebas antara UE dengan negara calon anggota,
dengan dasar reprositas namun dalam kaidahasimetris. Dengan perkataan lain liberalisasi
akan lebih cepat diimplementasikan oleh UE disatu sisi dibandingkan negara calon anggota
disisi lainya.
Dalam agreement tersebut disebutkan persyaratan menjadi anggota UE, dimana
setiap anggota harus melakukan perundingan yang mencakup kurang lebih 30 pokok
perundingan untuk mencapai kesepakatan. Pokok perundingan tersebut adalah free
movement of goods, freedom of movement for persons, freedom to provide services, free
movement of capital, company law, competition policy, agriculture, fisheries, transport
policy, taxation, economic and monetary union, statistics, employment and social policy,
energy, industrial policy, small and medium enterprises, science and research, education
and training, telecom and IT, culture and audiovisual policy, regional policy and co-
ordination of structural instruments, environment, consumer protection, justice and home
13
affairs, customs union, external relation, common foreign and security policy, financial
control, finance and budgetary provision dan institutions. Aspek perdagangan dari
enlargement dititik beratkan melalui upaya pencapaian kesepakatan dalam perpindahan
barang secara bebas dan penyelesaian masalah-masalah kepabeanan. Perpindahan barang
secara bebas merupakan suatu landasan dalam melaksanakan kaidah perdagangan internal
maupun perdagangan internasional, karena pada akhirnya sebagai suatu kesatuan UE akan
menjadi pasar tunggal.
Prinsip-prinsip dari perpindahan barang secara bebas memerlukan kerangka
peraturan yang seragam disemua negara anggota dalam rangka memberikan kepastian agar
produk dapat berpindah secara bebas dari satu negara ke negara lainnya dalam kesatuan
pabean. Hal ini berarti standar teknis, sertifikasi produk dan definisi dari pengukuran harus
ditetapkan melalui peraturan yang disusun ditingkat Eropa. Ketentuan yang mengatur
aspek-aspek tersebut dapat disederhanakan menjadi dua kelompok yaitu produk-produk
dimana harmonisasi standard secara umum telah diadopsi dan produk-produk dimana
belum tercapainya harmonisasi standard. Dengan demikian, bagian yang terbesar dari
perundingan perpindahan barang secara bebas adalah melakukan penyesuaian bagi produk-
produk yang standardnya belum harmonis.
Berkaitan dengan perpindahan barang secara bebas, maka negara-negara calon
anggota pada hari pertama resmi sebagai anggota UE harus sudah mampu melakukan
pengawasan diperbatasan sebagai perluasan dari perbatasan wilayah UE. Oleh sebab itu
berbagai aspek dari kesatuan pabean termasuk Custome Code dan implementasi dari
ketentuan yang berlaku di UE, combine nomenclature (CN), common custom tariff,
preferensi tarif, kuota tarif, tariff suspensions serta peraturan yang terkait dengan
kepabeanan, barang-barang bajakan dan palsu, standard, pengawasan kesehatan dan
keselamatan konsumen, ekspor barang-barang budaya dan obat-obatan harus sudah
diharmonisasikan.
14
The Treaty of Nice
Keadaan Sebelum “Treaty of Nice” 4
Konferensi Intergovernmental menghadapi tantangan utama dalam men-setting
dasar dari perluasan Uni Eropa yang merencanakan perluasan ke Timur Eropa. Di samping
dua belas negara yang sudah ikut dalam negosiasi tersebut seperti Syprus, Republik Ceko,
Estonia, Hungaria, Polandia, Eslovenia, pada gelombang pertama, lalu kemudian disusul
Bulgaria, Letonia, Latvia, Malta, Rumania dan Slovakia pada gelombang kedua, dan Turki
akan menyusul. Aplikasi atau penerapan dari eurosiatik dan bangsa muslim secara resmi
telah diakui dalam Dewan Eropa Helsinski (The Helsinski European Council), pada bulan
Desember 1999, walaupun negosiasi tersebut diajukan hingga pemerintah Ankara
mematuhi ditambah dengan adanya syarat tambahan yang diajukan, berkenaan dengan
menghormati Hak Asasi Manusia dan melindungi golongan kecil atau kaum minoritas.
Dengan jelas bahwa masalah Kurd menjadi perbincangan dalam agenda Perundingan Uni
Eropa.
Dewan Eropa Nice (The Nice European Council) tidak begitu optimis pada
keadaan atau suasana pada saat itu, sehingga muncul beberapa pembahasan yang dijadikan
agenda penting Dewan Eropa Nice, yaitu :
1. Untuk mencegah masa depan 27 atau 28 anggota Uni Eropa mengalami ganjalan,
yang merupakan hal urgen secara dramatis dalam pengurangan atau penurunan
jumlah pengambilan keputusan dalam mencapai unanimity (kebulatan suara).
Komisi Uni Eropa mengusulkan untuk menggunakan qualified majority system
sebagai cara dalam putusan umum (general rule),
2. Sebagai hasil dari perluasan, untuk mengurangi jumlah anggota Komisi,
3. Untuk menimbang ulang suara dari setiap negara. Perluasan dan kebutuhan dari
perhitungan demografi dari negara-negara yang berbeda, khususnya Jerman.
4. Proklamasi Charter Of Fundamental Rights Of The European Union.
Debat terdahulu yang meramalkan konfrontasi serius dalam Pertemuan Eropa,
antara lain adalah :
4 http://www.historiasiglo20.org/europe/niza.htm (24 Maret 2007, pukul 19.06)
15
Ketika Jerman bermaksud untuk menimbang ulang suaranya dalam Council of the
European Union, Perancis, walaupun mempunyai 59 juta penduduk menentang
Jerman yang memiliki 82 juta penduduk, menolak untuk merubah keseimbangan
power yang merupakan dasar bagi Uni Eropa dalam pembentukkannya. Belanda,
memiliki 15 juta penduduk, mencoba untuk mengikuti Belgia yang hanya memiliki
10 juta penduduk. Pemerintah Brussel menolak untuk mendapatkan sedikit power
daripada tetangganya yang berada di utara.
Perlunya mereduksi Komisaris secara tidak langsung, berdasarkan negara-negara
besar (Jerman, Perancis, Inggris, Itali dan Spanyol), dimana negara-negara kecil
hanya sebagai Komisaris tidak tetap dalam Komisi.
Komisi menginginkan untuk mengurangi kompetensi yang dimiliki oleh Dewan.
Pemerintah Nasional, diwakilkan dalam Dewan yang menolak untuk kehilangan
hak suaranya dalam masalah-masalah utama seperti sistem pajak, imigrasi, kohesi,
keamanan sosial,
Hasil Treaty of Nice
Pertemuan European Council tanggal 7-9 Desember 2000 di Nice mengadopsi
sebuah Traktat baru yang membawa perubahan bagi empat masalah institusional:5
komposisi dan jumlah Komisioner di Komisi Eropa, bobot suara di Dewan Uni Eropa,
mengganti “unanimity” dengan qualified majority dalam proses pengambilan keputusan
dan pengeratan kerjasama. Traktat ini belum berlaku, masih menunggu proses ratifikasi di
masing-masing negara anggota. Tanggal 1 Februari 2003, Traktat tersebut mulai berlaku.
Hasil utama:6
1. Dengan memperhatikan perluasan anggota UE, membatasi jumlah anggota
Parlemen maksimal sebanyak 732 orang dan sekaligus memberi alokasi jumlah
kursi tiap negara anggota (sudah termasuk negara anggota baru).
2. Mengganti mekanisme pengambilan keputusan bagi 30 pasal dalam TEU yang
sebelumnya menggunakan unanimity dan diganti dengan menggunakan mekanisme
qualified majority voting.
5 http://www.indonesianmission-eu.org/website/page907811275200306235889604.asp (14 Maret 2007,
pukul 19.25)
6 http://www.historiasiglo20.org/europe/niza.htm#El%20Tratado%20de%20Niza (24 Maret 2007, pukul
19.10)
16
3. Merubah bobot suara negara-negara anggota UE mulai 1 Januari 2005 (sudah
termasuk negara-negara anggota baru).
4. Mulai 2005, membatasi jumlah Komisioner, 1 Komisioner tiap 1 Negara, dan batas
maksimum jumlah Komisioner akan ditetapkan setelah UE beranggotakan 27
negara, serta memperkuat posisi Presiden Komisi.
5. Memberi dorongan bagi terselenggaranya Konvensi Masa Depan Eropa, yang
digunakan sebagai persiapan bagi penyelenggaraan Intergovernmental Conference
di tahun 2003.
The Intergovermental Conference (IGC) menutup kerja pada 11 December di Nice,
Perancis, dengan persetujuan pada issue institusi dimana tidak harus diadakan di
Amsterdam dan dimana hasil sebelum perluasan dan pada seris dari poin lainnya tidak
berhubungan langsung dengan perluasan tersebut. Persetujuan ini adalah dengan melalui
proses legal dan editing linguistik: Perjanjian akan dimulai dari penandatangan Traktat
Nice pada Februari. Proses ratifikasi Traktat Nice akan dimulai dan secara umum akan
dipertimbangankan dalam masa 18 bulan. Mungkin dalam persetujuan dengan kesimpulan
di Helsinki dan Nice Eropa Council Union harus seperti dari berakhirnya pada tahun 2002
dalam posisi menerima sebagai anggota baru State dimana akan segerea dilaksanakan.
Dengan memperhatikan perluasan anggota UE, membatasi jumlah anggota Parlemen
maksimal sebanyak 732 orang dan sekaligus memberi alokasi jumlah kursi tiap negara
anggota (sudah termasuk negara anggota baru).
Tujuan Treaty of Nice7
Perjanjian Nice ini dikeluarkan untuk mengubah ”EC Treaties” dengan dua jalan :
pertama, di samping untuk memenuhi persyaratan berdasarkan Perjanjian Amsterdam
dengan memperkenalkan kelembagaan yang baru dan penetapan pembuatan keputusan
untuk mempersiapkan Uni Eropa dalam rangka perluasan keanggotaan yang bertambah
menjadi 27 anggota; kedua, untuk mengubah susunan kelembagaan yang sudah ada yang
dirasa masih memiliki kelemahan. Perubahan institusional ini diwajibkan dalam Perjanjian
Amsterdam, kelebihan Amsterdam, memperhatikan ukuran dari Komisi, beratnya suara
dalam Dewan Menteri dan perluasan dari Qualified Majority Voting (QMV). Isu-isu
kelembagaan yang lain, seperti pembagian kursi dalam Parlemen Eropa di masa depan,
7 http://www.parliament.uk/commons/lib/research/rp2001/rp0149.pdf+%22treaty+of+nice
%22&hl=en&ct=clnk&cd=13&ie=UTF-8 (24 Maret 2007, pukul 19.35)
17
juga membutuhkan klarifikasi. Perubahan kelembagaan berhubungan dengan perluasan,
tetapi juga berhubungan dengan cara penyelenggaraan Uni Eropa sewaktu-waktu, termasuk
meningkatkan syarat-syarat kerjasama, dll.
Dampak Hasil Nice Treaty Terhadap Penambahan Anggota dan Perluasan Uni
Eropa
Intergovernmental Conference (IGC) tahun 2000 memiliki objektivitas untuk
menyiapkan penambahan anggota atau memperbesar Uni Eropa. Tujuannya adalah untuk
mengevaluasi solusi Nice pada peraturan-peraturan Dewan Pengambil Keputusan dari
perspektif keputusan pada kandidat Negara-negara yang seharusnya bergabung dengan UE
pada tahun 2004, yang diusulkan oleh Brussels European Council pada Oktober 2002 dan
disetujui oleh Copenhagen European Council pada Desember 2003.
Evaluasi tersebut didasarkan pada perbandingan solusi Traktat Nice dengan
proposal-proposal lainnya yang diajukan untuk IGC pada tahun 2000. naskah tersebut
menilai efek kekuatan voting baik dari Traktat Nice maupun proposal lainnya. Sepuluh
anggota selanjutnya seharusnya berpartisipasi penuh dalam IGC berikutnya, di mana
proposal-proposal ini dapat diajukan kembali karena usulan kekuatan voting dalam
pembesaran UE harus dapat terjawab.
Dapat disimpulkan bahwa distribusi dari kekuatan voting dalam dewan setelah
pembesaran Union untuk 25 anggota akan lebih didasarkan pada perwakilan yang adil dari
populasi negara-negara anggota daripada solusi-solusi lainnua yang diajukan terhadap
IGC, tetapi hal itu jauh dari optimal seperti halnya merugikan suatu kelompok anggota
yang lebih kecil untuk sebuah derajat yang lebih baik dibandingkan merugikan negara-
negara yang berpenduduk sangat besar. Kesimpulan lainnya adalah kriteria populasi tidak
akan mempengaruhi kekuatan voting pada Negara-negara Anggota setelah pernambahan
anggota dan tidak akan menjadi efektif dalam solusi dual weighted majority.
18
Kebijakan Uni Eropa di Bidang HAM
Posisi Dewan Eropa Mengenai HAM
Seperti yang tercantum dalam pembukaan piagam hak Charter of Fundamental
Rights of the European Union, Masyarakat Eropa dalam rangka menciptakan suatu tatanan
masyarakat yang tergabung di bawah badan supranasional, Uni Eropa, bertekad untuk
menjunjung tinggi perwujudan masa depan yang damai dengan berdasar pada kesamaan
nilai-nilai. Sadar akan adanya semangat dan warisan moral ini, berdirinya Uni Eropa tidak
dapat dipisahkan dari nilai-nilai harkat dan martabat universal manusia, kemerdekaan,
persamaan dan solidaritas yang berdasar pada prinsip-prinsip demokrasi dan peraturan
hukum. Hal ini kemudian menempatkan individu pada pokok setiap kegiatan yang
diselenggarakan dengan membentuk sistem kewarganegaraan Uni dan dengan menciptakan
suatu area akan kebebasan, keamanan, dan keadilan.
Uni Eropa berperan dalam rangka pemeliharaan dan pengembangan nilai-nilai
universal tanpa meninggalkan penghargaan akan keberagaman budaya dan tradisi yang
dianut masyarakat Eropa sebagai identitas nasional para negara anggota. Oleh karena itu,
sangat dirasa perlu untuk meningkatkan perlindungan akan hak-hak fundamental
dipandang baik dari sudut perubahan tata hidup masyarakat, kemujuan sosial, dan
perkembangan ilmu dan teknologi melalui dicantumkannya hak-hak tersebut menjadi lebih
jelas dan tegas di dalam berbagai piagam Uni Eropa.
The Charter of Fundamental Rights of the European Union
Kedudukan dari piagam ini bukanlah seperti perjanjian, tidak bersifat
konstitusional, atau dokumen yang legal. Muatan dalam piagam ini memiliki nilai
ambiguitas dari ‘proklamasi formal’dari ketiga institusi Uni Eropa yang paling utama.
Dalam teksnya terutama bersesuaian dengan Universal Declaration of Human Rights dan
the European Convention on Human Rights. Dengan kata lain, piagam ini mampu
dijadikan sebagai suatu konfirmasi oleh ketiga institusi Uni Eropa atas hak sebelumnya
yang di sanalah terkandung, sementara menambahkan prinsip yang dapat diterima secara
luas seperti hak mengenai administrasi yang baik, hak pekerja sosial dan bioethics.
Sebagai bagian usulan perjanjian dalam membentuk konstitusi bagi Eropa maka
menjadi bagian kedua dari usulan konstitusi Eropa. Konstitusi Eropa ditandatangani pada
19
Oktober 2004 namun gagal diratifikasi setelah referendum yang ditentang Perancis dan
Belanda, menghalangi salah satu isi piagam tersebut.
Hal yang pusat perhatian dari piagam ini yaitu mengizinkan Uni Eropa untuk ikut
serta pada Konvensi Eropa dalam bidang HAM, sehingga memungkinkan European Court
of Justice untuk mengatur landasan dari piagam ini.
Kekuatan serta dampak yang terkandung dalam piagam ini adalah:
Institusi yang diproklamirkan (serta institusi lainnya seperti European Court of
Justice) tidaklah untuk menentang piagam, mengingat piagam itu diproklamirkan
secara tidak formal.
Common law, community law, dan case law biasanya bersesuaian dengan piagam
ini, sehingga memiliki kemungkinan konflikk yang kecil.
Charter of Fundamental Rights of the European Union tidak memiliki status dari
community law sehingga bila terdapat kasus tidak semata-mata dapat dibawa dalam dasar
kontradiksi melawan piagam tersebut.
The Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms
The Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms
yang juga sering dikenal dengan European Convention on Human Rights (EHCR) telah
diadopsi di bawah perlindungan Dewan Eropa sejak tahun 1950 dalam tujuan melindungi
hak-hak asasi manusia dan kebenasan-kebebasan fundamental.seluruh anggota Dewan
Anggota tunduk pada konvensi ini sedang anggota-anggota baru dimulai dengan
meratifikasi konvensi tersebut.8
Konvensi ini kemudian melahirkan the European Court of Human Rights. Siapapun
yang merasa hak mereka dirampas, maka di bawah perlindungan konvensi ini, persoalan
dapat dibawa ke pengadilan, keputusan pengadilan secara legal mengikat, dan pengadilan
pun memiliki kekuasaan untuk memberi sanksi. Pada dasarnya, pengadilan ini dibentuk
dalam upaya menegakkan dan melindungi individu dalam menggunakan hak asasi yang
dimilikinya di samping memberi kesempatan kepada individu menjalankan peran aktifnya
di arena internasional. Konvensi Eropa masih dianggap sebagai satu-satunya perjanjian
HAM internasional yang memberikan derajat tinggi bagi perlindungan individu. Suatu
pihak negara dapat juga mengajukan gugatan melawan pihak negara lain kepada European
Court of Human Rights, meskipun kekuatan hukum seperti itu jarang sekali digunakan.
8 http//:en.wikipedia.orgwikiEuropean_Convention_on_Human_Rights.htm (22 Maret 2007, pukul 17.20)
20
Piagam Hak-Hak Fundamental Uni Eropa9
Piagam ini diproklamisasikan pada tanggal 7 desember 2000 di Nice Perancis,
menyimpulkan nila-nilai yang berlaku untuk anggota Uni Eropa. Tujuan dari piagam ini
terlihat dalam pembukaannya :
“Diperlukan untuk memperkuat perlindungan terhadap hak-hak dasar dalam bergantinya
hal-hal dalam masyarakat, kemajuan social, kelimuan, dan pembangungan teknologi
dengan membuat hal tersebut lebih terlihat dalam piagam”
Latar Belakang
Mengamati peringatan Universal Declaration of Human Rights ke-50, terdapat
debat tentang kebutuhan untuk membuat catalog tentang hak-hak fundamental bagi
penduduk eropa, termasuk hak ekonomi dan sosial. Bias ini menjadi dasar dari dasar-dasar
lain seperti the European Court of Human Rights di Strasbourg.
3 dan 4 Juni 1999 :
Dewan Eropa menyimpulkan bahwa hak-hak fundamental yang berlaku di Uni
Eropa harus dimusyawarahkan dalam piagam tersebut, untuk memberikan
pandangan yang lebih baik. Para pemimpin Negara dan Pemerintahan percaya
bahwa piagam tersebut haruslah berisi tentang prinsip dasar yang terdapat pada
Council of European Convention tahun 1950 dan Piagam ini haruslah
merefleksikan piagam-piagam yang pernah ada sebelumnya contohnya:
1. Masalah Ekonomi dan Sosial dalam European Social Charter dan The
Community Charter of the Fundamental Social Rights Workers.
2. Masalah Hukum dalam European Court of Human Rights.
15 dan 16 Oktober 1999 :
Pewakilan negara-negara Eropa sudah masuk dalam bagian membahas masalah
kebebasan, kemanan dan keadilan di Uni Eropa. Persetujuan di capai dalam puncak
pembahasan kompoisisnya, metode kerja, pengaturan praktis untuk tubuh piagam
tergambar dengan adanya draft Piagam hak-hak fundamental.
17 Desember 1999 :
Tubuh baru terbentuk.
2 Oktober 2000 :
Draft Piagam digunakan.9 http://europa.eu/scadplus/leg/en/lvb/l33501.htm (22 Maret 2007, pukul 17.25)
21
13 dan 14 Oktober 2000 :
The Biarritz European Council dengan suara bulat mengesahkan draft dan
mengirim draft tersebut ke European Parliament and the Commision.
14 November 2000 :
Parlemen mengesahkan Piagam.
6 Desember :
The Commision mengesahkan Piagam
7 Desember :
The Presidents of The European Parliament, The Council dan the Commission
menandatangani dan diproklamirkan di tengah ketiga insitusi tersebut. Namun
demikian, para kepala Negara atau pemerintahan yang bertemu di Nice
memutuskan tidak mereferensikan hal yang terdapat dalam piagam ke dalam
perjanjian. Hal ini berarti isi dalam piagam tersebut tidak mempunyai kekuatan
yang legal.
Isi dari Piagam
Piagam tersebut terdiri dari Pembukaan, 7 Chapter dan 54 Artikel :
Chapter I: Martabat ( martabat manusia, hak untuk hidup, hak integritas
seseorang, larangan terhadap perbudakan )
Chapter II: Kebebasan ( hak kebebasan, keamanan, penghormatan terhadap
kehidupan pribadi seseorang dan keluarganya, perlindungan terhadap data pribadi,
hak menikah, kebebasan berekspresi, kebebasan beragama, kebebasan dalam
berseni, hak dalam pendidikan dll. )
Chapter III: Persamaan ( persamaan dalam hokum, non-diskriminasi,
persamaan dalam hal religi, perbedaan bahasa, persamaan antara pria dan wanita,
hak-hak anak, hak-hak orang tua )
Chapter IV: Solideritas ( hak pekerja untuk informasi dan konsultasi, hak untuk
aksi dan pertukaran kolektif, perlindungan dalam event seperti festival ataupun
dalam kondisi bekerja, perlindugan terhadap pekerja anak-anak, perlindugan
terhadap pekerja muda saat bekerja, perlindugan terhadap keluarga, perlindungan
konsumen, dll. )
22
Chapter V: Hak-hak penduduk ( hak untuk memilih dan dipilih dalam
pemilihan parlemen eropa, hak memilih dan dipilih dalam pemilihan gubernur, hak
untuk administrasi yang baik, hak untuk mengakses dokumen, hak petisi, hak untuk
perlindugan diplomatic, dll. )
Chapter VI Keadilan ( hak untuk diperlakukan adil di mata hokum )
Chapter VII: Ketentuan-ketentuan Umum
23
ISU-ISU KONTEMPORER
Uni Eropa merupakan organisasi supranasional yang terus berkembang dan
memberikan kontribusi yang sangat besar bagi kondisi sistem internasional sejak
berdirinya hingga sekarang. Perkembangan Uni Eropa di atas tahun 2000 sebenarnya
sangat kompleks karena perubahan dalam langkah politik dan perekonomian terus
berlangsung. Hal tersebut dapat disimpulkan dari kebijakan-kebijakan yang diambil Uni
Eropa. Berikut adalah beberapa peristiwa penting terkait dengan Uni Eropa sejak tahun
2001 hingga 2007.
UNI EROPA 2001
a. Gencatan Senjata di Albania
Pada Juni tahun 2001, Uni Eropa membahas gencatan senjata di Albania. Pada 25
Juni 2001 para diplomat Uni Eropa berkumpul dengan Menteri LN Macedonia Ilinka
Mitreva di Luxembourg, kurang dari satu hari sesudah diberlakukannya gencatan senjata
antara pasukan pemerintah Macedonia dan pemberontak etnis Albania. Gencatan senjata
yang meliputi kota Aracinovo di pinggiran ibukota itu diumumkan sehari sebelumnya oleh
Kepala Kebijaksanaan Luar Negeri Uni Eropa Javier Solana sesudah dia berunding di
Skopje dengan Presiden Macedonia Boris Trajkovski dan para pemimpin lainnya.
Gencatan senjata tersebut diadakan setelah serangan pemerintah tiga hari terhadap
kedudukan-kedudukan pemberontak. Sementara itu, Presiden Trajkovski dan para wakil
partai-partai utama Macedondia dan etnis Albania melanjutkan pembicaraan politik
mengenai krisis tersebut di Skospjepada pada tanggal 25 Juni tersebut .10
b. Uni Eropa Menyetujui Serangan Balasan Amerika Serikat dengan Ketentuan
Masih pada tahun yang sama, Uni Eropa terus melebarkan sayap dalam ranah
politik. Para pemimpin Uni Eropa telah sepakat bahwa Pembalasan Amerika Serikat atas
serangan terorime terhadap gedung kembar WTC pada 11 September 2001 adalah "sah"
namun menekankan, aksi itu harus ditujukan ke sasaran-sasaran teroris dan dilaksanakan di
bawah pengawasan PBB. Para pemimpin Uni Eropa yang pada waktu itu diwakili Perdana
Menteri Belgia Gy Verhofstadt yang memimpin Uni Eropa pada saat itu menyatakan
10 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2001-06/a-2001-06-25-5-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.10 WIB)
24
bahwa serangan dilakukan terhadap negara-negara yang membantu, mendukung atau
memberikan perlindungan kepada teroris sesuai dengan resolusi 1368 Dewan Keamanan
PBB.
Meski negara-negara anggota Uni Eropa menyatakan siap ikut andil, dengan
adanya pengawasan dari PBB, Uni Eropa menyatakan menolak penyamaan antara teroris
dan kelompok fanatik serta dunia Arab dan Islam. Meskipun demikian, Perdana Menteri
Italia Silvio Berlusconi mengingatkan agar warga sipil tak berdosa di Afghanistan tidak
menjadi korban serangan balasan. Hal ini kemudian membuat Menteri Luar Negeri Inggris
Jack Straw menegaskan bahwa yang dimaksud "sah" oleh para pemimpin Uni Eropa adalah
jika aksi militer balasan itu sebanding dengan serangan-serangan yang dilancarkan
terhadap World Trade Center New York dan Pentagon Washington dengan menggunakan
pesawat-pesawat bajakan pada 11 September.11
c. Standarisasi Produk Uni Eropa terhadap Indonesia
Akhir tahun 2001 diakhiri oleh hambatan ekspor yang diberikan oleh Uni
Eropa terhadap Indonesia. Direktur Jenderal Kerja sama Industri dan Perdagangan
Internasional Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Hatanto Reksodiputro
mengatakan bahwa Komisi Eropa kurang menanggapi usulan untuk membuka akses
pasar produk ekspor Indonesia ke Uni Eropa. Sejumlah kebijakan yang diterapkan
Komisi Eropa memiliki potensi menghambat ekspor komoditas Indonesia ke negara-
negara Uni Eropa. Sejumlah kebijakan Komisi Eropa memiliki potensi menghambat
ekspor komoditas RI ke negara-negara Uni Eropa. Kebijakan-kebijakan Komisi
Eropa itu, antara lain kebijakan dalam hal komoditas ban karet yang disebut dengan
tire emision. Kebijakan itu mengharuskan ban karet itu harus mengeluarkan suara
berisik yang sangat minim saat bergesekan dengan jalan. Selain itu, Komisi Eropa
juga menerapkan kebijakan dedicated container untuk ekspor minyak sawit RI ke
negara-negara Uni Eropa. Dengan kebijakan itu, peti kemas yang digunakan untuk
membawa minyak sawit RI ke Uni Eropa tidak boleh digunakan untuk membawa
komoditas lainnya, selain minyak sawit. kebijakan Komisi Eropa atas beberapa
komoditas andalan RI, seperti kayu dan alas kaki yang sudah dikeluarkan dari
daftar komoditi yang masuk dalam skema preferensi umum (Generalized System of
Preferences/ GSP). Dengan demikian, komoditas tersebut tidak lagi mendapatkan
11 http://www.gatra.com/2001-09-22/artikel.php?id=10699 (25 April 2007, pukul 19.43 WIB)
25
keringanan tarif bea masuk, karena dianggap sudah memiliki pangsa pasar yang
luas. Indonesia sudah meminta agar komoditas-komoditas andalan tersebut
mendapatkan kembali fasilitas GSP dengan waktu terbatas. Misalnya, selama dua
atau tiga tahun untuk membantu mengatasi krisis ekonomi yang terjadi saat ini di
IndonesiaNamun, Komisi Eropa sendiri kurang memberikan tanggapan positif
terhadap keluhan dan usulan-usulan tersebut. Alasannya, kebijakan-kebijakan itu
terkait dengan kebijakan dari masing-masing negara Uni Eropa.12 Hal ini
membuktikan bahwa Uni Eropa menentukan standar produk yang sangat tinggi dan
sangat protektif terhadap paa produsen dalam negeri yang ada di tiap-tiap negara.
UNI EROPA 2002
a. Uni Eropa Meratifikasi Perjanjian Kyoto
Juni 2002, Uni Eropa secara resmi telah meratifikasi perjanjian Kyoto tentang
usaha mencegah naiknya suhu bumi, dengan mengurangi emisi gas-gas rumah kaca.
Wakil-wakil ke-15 negara Uni Eropa secara terpisah menyerahkan dokumen ratifikasi tiap
negara kepada PBB. Supaya bisa diberlakukan, perjanjian itu harus diratifikasi oleh
sedikitnya 55 negara yang bertanggung-jawab atas 55 persen emisi gas-gas karbon
dioksida. Tindakan Uni Eropa itu meningkatkan jumlah negara yang setuju menjadi 70.13
b. Nintendo Kena Denda Dari Komite Uni Eropa
Tidak hanya memberlakukan hukum dalam perdagangan yang ketat ke luar Uni
Eropa, Uni Eropa juga menegakkan hukum Uni Eropa bahkan bagi para produsen Uni
Eropa sendiri. Sebuah hukum di uni Eropa bahwa penjualan produk di suatu negara bebas
di impor dan diperjualbelikan di negara yang berbeda selama berada di uni Eropa.
Nintendo Eropa telah melanggar hukum ini dengan melarang penjualan produk tertentu di
negara-negara tertentu. Hal ini dilakukan Nintendo untuk meningkatkan harga pasar
produk mereka.14
12 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0112/24/ekonomi/uni14.htm (25 April 2007, pukul 19.41 WIB)13 http://voanews.com/indonesian/archive/2002-06/a-2002-06-01-5-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.49 WIB)14 http://www.videogamesindonesia.com/news/oct/oct28/oct28nintendo.htm (25 April 2007, pukul 19.52 WIB)
26
c. Konstitusi Uni Eropa
Mantan Presiden Perancis, Valery Giscard d'Estaing mengungkapkan untuk
pertama kalinya sebuah Konstitusi Uni Eropa. Hal ini membuka fase baru perdebatan
tentang masa depan Uni Eropa.Dokumen tersebut muncul setelah beberapa bulan
perdebatan atas apa yang disebut Giscard sebagai Konvensi tentang Masa Depan Uni
Eropa, yang kurang lebih berfungsi merencanakan arus politik persatuan negara-negara
Eropa tersebut.Konstitusi ini mengklarifikasikan tujuan Uni Eropa , di antaranya
menyangkut sebuah perdebatan yang seolah membagi blok ini menjadi dua kubu seperti
Jerman, yang lebih menginginkan bentuk persatuan yang federal, serta negara-negara
seperti Perancis dan Inggris yang lebih menginginkan negara bangsa sebagai keunggulan
utama mereka."Kongres Rakyat Eropa" ini, menurut Giscard, bukannya akan
mengukuhkan undang-undang, akan tetapi hanya merancang arah strategis saja.
Dalam teks rencana Konstitusi Uni Eropa itu juga disebutkan opsi untuk
menciptakan sebuah posisi presiden untuk Dewan Eropa, yang terdiri dari pemimpin-
pemimpin Uni Eropa, atau mengukuhkan peran yang sekarang ini sudah ada seperti
presiden Komisi Eropa, perangkat eksekutif Uni Eropa.Gagasan untuk mempunyai sebuah
presiden Dewan Eropa, didukung oleh Inggris, Perancis dan Spanyol, akan tetapi ditentang
oleh negara-negara Eropa yang lebih kecil, yang khawatir akan kehilangan pengaruh jika
dibandingkan negara-negara besar anggota UE yang lainnya.Namun, Giscard juga
menyodorkan adanya kemungkinan akan sebuah exit clause, yang memungkinkan negara
anggota Uni Eropa untuk keluar dari persatuan, apabila mereka menginginkan. Negara-
negara yang tidak meratifikasi konstitusi tersebut, otomatis mereka keluar dari Uni Eropa.
Beberapa yang tampak cenderung meratifikasi, adalah Denmark serta Irlandia yang juga
telah melakukan referendum mereka tentang konstitusi Uni Eropa ini.15
UNI EROPA 2003
a. Uni Eropa Memperpanjang Sanksi Terhadap Birma
Pemerintahan Myanmar yang dipimpin oleh juna militer dan perlakuannya terhadap
rakyat Myanmar telah membuat Uni Eropa memperpanjang sanksi terhadap Birma setahun
lagi dari tahun 2003. Para menteri luar negeri Uni Eropa mengatakan hari sanksi itu akan
mencakup menambah daftar nama pejabat Birma yang tidak akan diberi visa dan
memperkuat embargo senjata terhadap negara itu. Mereka mengatakan keputusan itu
15 http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/28/ln/kons02.htm (25 April 2007, pukul 19.50 WIB)
27
diambil karena pemerintah militer Birma gagal menyepakati jadwal untuk mengembalikan
negara ke bawah pemerintahan demokrasi. Baik Uni Eropa maupun Amerika telah
mengenakan sanksi ekonomi terhadap Birma sebagai jawaban atas cengkeraman junta
militer terhadap kekuasaan di negara itu.16
b. Referendum di Polandia
Pada awal Juni 2003, Polandia menggelar referendum untuk memutuskan apakah
negara tersebut bergabung dengan Uni Eropa atau tidak. Setidaknya 50 persen ditambah
seorang pemilih harus mengikuti referendum tersebut untuk bisa dikatakan sah.Jika tidak
memenuhi batas minimum tersebut sekalipun sebenarnya Undang-undang Polandia masih
memberi wewenang kepada Sejm, parlemen untuk mengambil keputusan mengenai hal ini.
Namun pemerintah lebih menghendaki apabila rakyat memberi mandat yang jelas. Ada
sedikit keraguan bahwa mayoritas akan setuju. Hal ini tampak jelas dari jajak pendapat
yangdilangsungkan terus menerus.
Pemerintah dan gereja Katolik, menyatakanpentingnya rakyat Polandia ikut dalam
referendum. Namun apakah merekabenar-benar mampu meyakinkan masyarakat bahwa
bergabung dengan UniEropa akan menguntungkan mereka? Di Ornetta, sebuah kota kecil
diPolandia timurlaut, upaya pemerintah itu tampaknya gagal meyakinkanpetani Franciszek
Zajaczkowski. Masuknya Polandia dalam Uni Eropa merupakan masalah peka. Gereja
Katolik butuh waktu lama untuk mengambil sikap.Kekuatan-kekuatan anti Eropa dalam
gereja, mengaku bahwa sebagai anggota Uni Eropa, maka Polandia harus melegalisasi
aborsi dan eutanasia, dua perkara pelik yang saat ini masih dirembuk dalam Konvensi
Eropa.
c. Rakyat Latvia Setuju Bergabung ke Dalam Uni Eropa
Pada September 2003, pemilih di Latvia telah menyetujui dengan selisih suara
sangat besar masuknya Latvia ke dalam Uni Eropa. Dengan dua-pertiga jumlah kartu suara
yang telah dihitung dalam referendum, hampir 70 persen mendukung , sedangkan 30
persen menentang. 70 persen lebih , dari 1,4 juta pemilih yang berhak memberikan suara
telah menggunakan hak mereka, dua kali sebanyak yang diperlukan untuk membuat hasil
referendum itu resmi. Latvia adalah yang terakhir dari 10 calon negara yang mengadakan
referendum untuk masuk Uni Eropa . Mayoritas besar di 8 negara lainnya sudah
16 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-04/a-2003-04-15-6-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.56 WIB)
28
menyetujui untuk masuk Uni Eropa. Ciprus meratifikasi keanggotaannya dalam Uni Eropa
di parlemen.17
UNI EROPA 2004
a. Kesiapan Turki Menjadi Anggota Uni Eropa Presiden Chirac
Presiden Prancis semasa 2004, Jacques Chirac mengatakan Turki masih belum siap
untuk menjadi anggota Uni Eropa – dan mungkin belum akan siap paling kurang 10 tahun
lagi. Chirac mengatakan Ankara masih belum memenuhi standar Uni Eropa di bidang-
bidang yang berkisar dari hak azasi manusia sampai sistem peradilan. Para menteri Uni
Eropa telah mengatakan akan mengumumkan akhir tahun 2004 apakah Turki telah
melakukan reformasi yang diperlukan bagi penetapan tanggal dimulainya pembicaraan
mengenai keanggotaan. Chirac mengeluarkan komentarnya dua hari menjelang Uni Eropa
menerima 10 anggota baru.18
UNI EROPA 2005
a. Uni Eropa Cairkan Bantuan 10 Juta Euro untuk NAD dan Sumut19
Awal Januari 2005, Uni Eropa mencairkan bantuan sebesar 10 juta Euro bagi para
korban bencana alam di Nanggroe Aceh dan Sumatera Utara yang disalurkan melalui
organisasi-organisasi internasional lain seperti Unicef, WFP dan WHO.
Bantuan yang disalurkan melalui Unicef untuk kebutuhan sanitasi dan anak-anak,
sedangkan bantuan melalui WFP untuk bantuan makanan dan logistik lainnya. Bantuan
melalui WHO untuk pemulihan kesehatan para korban. Uni Eropa sampai 4 Januari 2005
telah mengalokasikan 267 juta euro untuk sembilan negara yang terkena bencana alam di
Asia. Sementara jumlah yang dijanjikan sebesar 436 juta euro.Uni Eropa juga menurunkan
para ahli yang didatangkan dari Kantor Kemanusiaan Uni Eropa (ECHO) di Bangkok
untuk membantu mengoordinasikan bantuan dan memerkirakan langkah-langkah pertama
yang harus dilakukan untuk rehabilitasi di Aceh. Besarnya dana yang dikumpulkan dari
negara-negara Uni Eropa sebagai bantuan bagi para korban bencana alam di Asia adalah
reaksi kemanusiaan yang normal dan menunjukkan solidaritas internasional bagi negara
yang terkena dampak bencana alam itu.
17 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-09/a-2003-09-21-10-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.55)18 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2004-04/a-2004-04-30-4-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.59)19 http://www.kompas.com/utama/news/0501/06/001519.htm (25 April 2007, pukul 20.09 WIB)
29
b. Penolakan Terhadap Tolak Konstitusi Uni Eropa20
Pemilih Belanda pada bulan Juni 2005 dengan selisih suara besar menolak
Konstitusi Uni Eropa, sehingga menimbulkan pertanyaan, apakah piagam itu akan dapat
bertahan. Hasil penghitungan tidak resmi menunjukkan, rakyat Belanda menolak konstitusi
Uni Eropa dengan 62 persen menolak 38 persen mendukung. Sebelumnya, rakyat Prancis
menolak konstitusi Uni Eropa dengan 55 persen suara menolak 45 persen mendukung. PM
Belanda Jan Piter Balkenende mengatakan, ia sangat kecewa atas hasil itu, namun
menambahkan, pemerintahnya akan menghormati kehendak rakyat.
Banyak pemilih Belanda mengatakan, mereka khawatir konstitusi Uni Eropa akan
menimbulkan masalah sosial, membuat hilangnya lapangan kerja dan melonggarkan
imigrasi sehingga mengikis indentitas nasional negara itu. Konstitusi Uni Eropa bertujuan
merampingkan pembuatan kebijakan Uni Eropa. Ke-25 negara anggotanya harus
meratifikasinya, sebelum Konstitusi itu dapat diberlakukan.
Para pemimpin Uni Eropa mengatakan, proses ratifikasi harus diteruskan. Kanselir Jerman
Gerhard Schroeder mengatakan, krisis sekitar Konstitusi tidak akan menjadi krisis Eropa.
Presiden Uni Eropa Jose Manuel Barroso mengatakan, negara-negara anggota akan
menetapkan langkah berikut yang akan diambil, dalam KTT di Brussel bulan ini.
c. Parlemen Uni Eropa Kirim Pemantau NAD
Juni 2005, Parlemen Uni Eropa mengirimkan tim pemantau yang memiliki latar
belakang militer ke Nanggroe Aceh Darussalam untuk melakukan monitoring pelaksanaan
kesepakatan RI-Gerakan Aceh Merdeka. Ketua Delegasi Parlemen Uni Eropa, Luisa
Morgantini mengatakan bahwa Uni Eropa menyambut baik kesepakatan RI-GAM dan siap
mengirimkan tim yang memiliki latar belakang militer untuk memantau implementasi
perjanjian damai itu. Menurutnya perang merupakan hal yang mengerikan bagi
kemanusiaan dan mengorbankan jiwa penduduk yang tidak bersalah. Oleh karena itu,
kesepakatan itu merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk mewujudkan rekonsiliasi dan
rekonstruksi di NAD . Selain itu, salah seorang anggota delegasi Parlemen Uni Eropa,
Anna Maria Gomes menyatakan, Uni Eropa bersama negara-negara ASEAN yang akan
menjadi pemantau masih menunggu hasil pembicaraan akhir tentang kesepakatan RI-GAM
yang akan dituangkan dalam nota kesepakatan.
20 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2005-06/2005-06-02-voa1.cfm (25 April 2007, pukul 20.08)
30
Dalam draf nota kesepakatan RI-GAM, kedua belah pihak telah setuju untuk
menyelesaikan masalah Aceh secara damai dan bermartabat. Untuk itu, pemerintah akan
memberikan amnesti kepada anggota GAM. Di sisi lain, GAM pun harus menyerahkan dan
memusnahkan senjata yang dimilikinya. Personel TNI pun akan berangsur-angsur ditarik
dari Aceh. Untuk memantau pelaksanaan kesepakatan itu, akan dibentuk Aceh Monitoring
Mission (AMM) yang beranggotakan utusan dari Uni Eropa dan ASEAN.
Pada 28 Juli, Menlu Hassan Wirajuda mengadakan pembicaraan dengan sejumlah
negara yang akan menjadi pemantau di NAD, yaitu Thailand, Singapura Brunei
Darussalam, Malaysia, Filipina dan Uni Eropa di Jakarta. Dalam pertemuan itu, akan
dirumuskan tugas-tugas tim pemantau internasional dan lamanya mereka berada di NAD
terkait dengan implementasi perjanjian Helsinki. Sementara itu Menteri Komunikasi dan
Informatika, Sofyan Djalil menegaskan, tim pemantau asing yang akan mengawasi
pelaksanaan kesepakatan damai di Aceh pasca-15 Agustus 2005 tidak akan bersenjata dan
keamanan tim tersebut dalam menjalankan tugasnya sepenuhnya berada di tangan
pemerintah.
UNI EROPA 2006
a. Uni Eropa Berencana Menawarkan Insentif kepada Iran21
Pada Mei 2006, Uni Eropa mengatakan mereka sudah siap menawarkan insentif
baru, termasuk teknologi nuklir paling canggih, bagi Teheran supaya menghentikan
program nuklirnya yang dipertentangkan itu. Setelah pertemuan para menteri luar negeri
Eropa di Brussels, pimpinan kebijakan luar negeri Uni Eropa Javier Solana mengatakan
akan sulit bagi Iran untuk menolak insentif tersebut – jika apa yang dikehendaki Iran
memang benar-benar energi. Namun, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan
Teheran akan menolak setiap tawaran Eropa yang menuntut penghentian apa yang
disebutnya “kegiatan nuklir damai” Iran. Amerika Serikat dan sekutu Eropa-nya telah
mengusahakan resolusi Dewan Keamanan PBB yang akan mengharuskan Iran
menghentikan pengolahan uranium, yang dapat digunakan untuk senjata nuklir. Tetapi,
Rusia dan Cina, yang mempunyai hak veto dalam Dewan Keamanan, telah menyatakan
menentang resolusi seperti itu.
21 http://www.voanews.com/indonesian/archive/2006-05/2006-05-16-voa1.cfm?renderforprint=1&textonly=1&&TEXTMODE=1&CFID=61541930&CFTOKEN=69689891 (25 April 2007, pukul 20.23 WIB)
31
b. Israel Lobi Uni Eropa22
Pada Agustus 2007, Pembahasan mengenai pengerahan pasukan perdamaian di
bawah bendera PBB ke Lebanon selatanterus diperdebatkan. Sekjen PBB pada saat itu,
Kofi Annan, dijadwalkan berada di Brussels, Belgia guna mengikuti sidang negara-negara
anggota Uni Eropa.Menurut Jubir Sekjen PBB, Stephane Dujarric, kedatangan Annan ini
sekaligus untuk membujuk negara-negara Uni Eropa agar memainkan peran lebih besar di
Lebanon. Sejumlah negara Uni Eropa diketahui masih berhati-hati untuk menerjunkan
pasukannya ke Lebanon.Di tengah gamangnya negara-negara Eropa, Menlu Israel, Tzipi
Livni, justru bergerilya agar pasukan dari Uni Eropa lebih mendominasi. Kemarin, ia
melobi Menlu Italia, Massimo D'Alema, dan PM Italia, Romano Prodi, agar Italia dapat
menjadi pimpinan pasukan perdamaian PBB.Tak hanya ke Italia, Livni juga menemui
koleganya di Paris, Prancis. Ia menegaskan lagi betapa pentingnya pasukan Eropa
memimpin pasukan internasional yang diterjunkan ke Lebanon selatan. Livni mengatakan
sudah waktunya menjalankan resolusi PBB. Menurut Menlu Denmark, Per Stig Moeller,
kredibilitas Eropa dalam hal keamanan dan kebijakan luar negeri dipertaruhkan.
c. Masalah HAM Uni Eropa
Sebagian besar negara anggota Uni Eropa mengetahui kebijakan AS mengenai
penculikan orang-orang yang dicurigai sebagai teroris, termasuk penyiksaan di penjara-
penjara rahasia di luar wilayah AS, namun informasi ini dirahasiakan pada parlemen Eropa
merupakan laporan final yang dikeluarkan komite khusus yang dibentuk parlemen Eropa
untuk menyelidiki penculikan sejumlah orang oleh agen-agen badan intelijen AS (CIA) di
sejumlah negara di Eropa, termasuk penjara-penjara rahasia yang digunakan untuk
menyiksa mereka yang diculik.
Penjara-penjara rahasia itu didirikan di luar wilayah AS sehingga penyiksaan
terhadap tahanan bisa bebas dilakukan tanpa harus tunduk pada aturan hukum yang berlaku
di AS. Awalnya, negara-negara Eropa menyangkal keras mengetahui adanya operasi CIA
itu, juga menyangkal adanya penjara rahasia di wilayah mereka. Namun, setelah
pemerintahan George W Bush mengakui hal itu, dan juga setelah parlemen Eropa ikut
menyelidiki kasus ini, kebohongan itu semakin sulit ditutupi. Laporan komite itu menuduh
Javier Solana, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk urusan luar negeri, dan Gijs de Vries,
koordinator antiteror Uni Eropa, telah melakukan "penghapusan dan penyangkalan" dalam
22 http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=261791&kat_id=3 (25 April 2007, pukul 20.30 WIB)
32
kesaksian mereka di hadapan komite, 2 Mei 2006. Disebutkan, 12 negara UE—yaitu
Austria, Inggris, Siprus, Denmark, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Polandia, Portugal,
Spanyol, Swedia, (Romania yang akan bergabung dengan UE, Januari 2007)—dan negara-
negara non-UE (Bosnia, Macedonia, serta Turki) terlibat skandal ini. Menurut Claudio
Fava, anggota komite dari Italia, negara-negara Eropa telah diberi tahu mengenai praktik
pemindahan tahanan oleh Menlu AS Condoleezza Rice pada pertemuan UE-NATO
Februari 2005 dan pada pertemuan tingkat tinggi di Brussels, 8 Februari dan 3 Mei 2006.
Sedikitnya ada 20 kasus pemindahan tahanan yang dikategorikan "luar biasa", di antaranya
penculikan warga Jerman Khaled el-Masri yang diculik di Macedonia tahun 2003 dan
ditahan selama beberapa bulan di Afganistan, juga warga Mesir Abu Omar yang ditangkap
CIA di Milan tahun 2003. Mereka kemudian disiksa di "penjara rahasia".23 Hal ini
membuktikan bahwa selama ini Uni Eropa belum menjunjung tinggi hak asasi manusia
walaupun selama ini sudah dibuat hukum yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Laporan itu menyebutkan, komite memiliki bukti-bukti nyata yang menunjukkan
Polandia kemungkinan menjalankan penjara rahasia sementara bagi CIA, yang lokasinya di
sekitar bandara Szymany. Bandara di Polandia juga didatangi ratusan kali penerbangan
rahasia CIA. Selain itu, sulit mengabaikan kemungkinan bahwa agen rahasia AS beroperasi
di pangkalan rahasia di Romania. Pejabat Polandia di Warsawa menyangkal tuduhan itu.
Penyangkalan juga datang dari Inggris bahwa mereka mengetahui adanya penjara rahasia
yang dikelola CIA ataupun berkolusi dalam pemindahan tahanan. Juru bicara Deplu
Inggris menyatakan, sangat lazim bila penerbangan CIA menggunakan bandara Inggris
karena Inggris merupakan tempat persinggahan internasional bagi pengisian bahan bakar
dari dan ke AS. Wakil komite di parlemen, Sarah Ludford dari Inggris (dari partai Liberal
Demokrat), mengatakan, kini Uni Eropa harus segera bertindak dan harus memaksa para
anggotanya untuk menerima laporan itu. Kecaman juga datang dari Amnesti Internasional
yang mendesak pemerintahan Uni Eropa menerapkan langkah-langkah yang menjamin
pelanggaran HAM itu tidak terulang lagi di masa depan. Laporan ini diperdebatkan di
parlemen Eropa dan kemudian akan dilakukan pemungutan suara oleh anggota parlemen.
Penyelidikan serupa sebelumnya telah dilakukan 46 negara yang tergabung dalam Dewan
Eropa, yang dipimpin Dick Marty, dengan hasil tak jauh beda.
EROPA 2007
23 http://kompas.com/ver1/Internasional/0611/30/042013.htm (25 April 2007, pukul 20.15 WIB)
33
A. Rumania dan Bulgaria Resmi Menjadi Anggota Baru Uni Eropa
Bulgaria dan Rumania, akhirnya resmi dinyatakan sebagai anggota baru Uni Eropa,
pada malam menjelang pergantian tahun. Pengumuman itu langsung dirayakan ribuan
warga yang sekaligus juga merayakan datangnya hari pertama tahun 2007.24 Ratusan balon
bertuliskan "Selamat Datang Eropa" memenuhi udara yang disaksikan sekitar 30.000
warga Bulgaria di sekitar lapangan Alexander Battenberg, ibu kota Sofia. Mereka berpesta
kemenangan meskipun para pemimpin memperingatkan bahwa reformasi yang
menyakitkan masih harus dilakukan.
Masuknya dua negara baru itu menjadikan Uni Eropa beranggota 27 negara,
dengan jumlah populasi seluruh anggotanya hampir setengah miliar jiwa. Perayaan juga
dilakukan di Romania. Perdana Menteri negara itu, Calin Tariceanu, dalam pidatonya
menyatakan, inilah satu alasan untuk melakukan perayaan, saat yang sudah ditunggu sejak
17 tahun lalu, sejak jatuhnya komunisme pada tahun 1989. Sedangkan dalam rekaman
pesan video-nya, Presiden Komisi UE Jose Manuel Barroso mengatakan bahwa dalam
menyambut datangnya dua anggota baru di dalam keluarga, kita mengetahui budaya kita,
warisan kita, kita akan semakin kaya, ikatan timbal balik kita dan ekonomi kita akan
terdorong.
Komisioner untuk urusan perluasan anggota, Olli Rehn mengatakan bahwa kedua
negara tersebut patut mendapatkan selamat atas reformasi yang mengesankan dalam
menguatkan demokrasi, memodernisasi negara mereka, menjadikan sistem peradilan
mereka lebih efisien dan independen. Selain itu, keanggotaan Uni Eropa akan membawa
peningkatan konkret atas kehidupan sehari-hari para warganya dengan peningkatan
ketersediaan pangan, perbaikan jalan-jalan, dan kebersihan lingkungan.
Meski dirayakan besar-besaran, kenyataan sesungguhnya sangatlah berbeda. Kedua
negara itu sama-sama miskin dan akan menjadi negara termiskin di Uni Eropa. Oleh
karena itu, kedua negara tersebut akan diawasi secara ketat dalam tiga tahun pertama
keanggotaan mereka. Uni Eropa bisa mengenakan sanksi terhadap Bulgaria dan Romania
bila kedua negara itu gagal memperbaiki sistem peradilan atau mengelola dana-dana Eropa
dengan baik dan mengamankan kebutuhan pangannya.
Proses untuk bergabung dengan UE sangatlah sulit dan Romania sekarang harus
bisa melalui periode mendatang untuk melakukan integrasi sesungguhnya. Bulgaria dan
Romania berpendapatan domestik kotor per tahunnya hanya sepertiga dari umumnya
24 http://www.kompas.com/ver1/Internasional/0701/02/050746.htm (25 April 2007, pukul 20.02 WIB)
34
negara Eropa lainnya. Kesenjangan kesejahteraan dengan negara-negara Eropa lainnya itu
memunculkan kekhawatiran akan naiknya harga-harga setelah 1 Januari. Kedua negara itu
mulai melakukan perundingan mengenai lamaran untuk masuk UE pada Desember 1999,
bersama-sama Slowakia, Latvia, Lituania, dan Malta. Akan tetapi, negara-negara tersebut
diterima lebih dulu menjadi anggota UE pada Mei 2004. Bulgaria dan Romania kemudian
menandatangani Traktat Masuk ke Uni Eropa pada April 2005, dengan disebutkan bahwa
keduanya disiapkan untuk bergabung dengan Uni Eropa pada 2007.
b. Angela Merkel Mengusahakan Hubungan Ekonomi Antara AS dan Negara-
Negara Eropa25
Awal Januari 2007, Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan dia akan
mengusahakan hubungan ekonomi yang lebih erat antara Amerika Serikat dan negara-
negara Eropa dalam masa kepresidenan 6 bulan negaranya dalam Uni Eropa. Merkel
mengatakan bahwa peraturan pasar keuangan, undang-undang paten dan mekanisme
ekonomi lain Amerika dan Eropa adalah serupa dan hendaknya dapat berkembang secara
serentak.Dia mengatakan blok 27 negara itu telah memperoleh banyak keakhlian tertentu
mengenai pasar tunggal di Eropa yang dapat diterapkan pada tingkat trans-atlantik. Merkel
mengatakan bahwa Amerika dan Eropa menghadapi persaingan yang berat dari pasar-pasar
Asia dan Amerika Latin di masa depan. Dia mengatakan Amerika Serikat dan Uni Eropa
akan sama-sama beruntung kalau kedua pihak semakin erat daripada terpisah.
c. Utusan Uni Eropa Desak Pemerintah Sudan dan Pemberontak Sepakati Perjanjian
Damai
Masih pada awal Januari 2007, utusan khusus Uni Eropa ke Sudan mengatakan,
pemberontak Darfur dan pemerintah Sudan bekerja lagi untuk mencapai persetujuan damai
yang dapat diterima. Utusan khusus Uni Eropa itu diharapan dapat menjadi penyelesaian
politik bagi konflik di daerah Darfur, Sudan barat.Pada bulan Mei 2006, Uni Afrika
menjadi perantara pembicaraan damai yang ditandatangani oleh salah satu kelompok
pemberontak yang beroperasi di Darfur. Pihak-pihak yang bersengketa mengatakan bahwa
perjanjian itu tidak memenuhi tuntutan mereka untuk membagi kekuasaan dan kekayaan.
Tetapi Pemerintah Sudan mengatakan, tidak akan mengubah perjanjian tersebut. Pekka
Haavisto mendesak pihak pemberontak agar meninjau-ulang tuntutan mereka, dengan
25 http://voanews.com/indonesian/archive/2007-01/2007-01-13-voa12.cfm?CFID=82702324&CFTOKEN=23644823 (25 April 2007, pukul 20.34 WIB)
35
mengatakan, persetujuan baru-baru ini berisi hal-hal yang paling menjadi perhatian
mereka. Hari Rabu, tokoh politik Amerika, Bill Richardson mengatakan, ia menengahi
secara lisan gencatan senjata selama 60 hari, antara pemerintah dan pemberontak di Darfur.
d. Uni Eropa Sambut Baik 'Heart of Borneo'
Kepemimpinan Uni Eropa menyambut baik Deklarasi "Heart of Borneo" yang
dihasilkan 12 Februari 2007 diBali dimana deklarasi ini akan menjamin kelangsungan
manajemen sumber daya alam dan konservasi di wilayah Kalimantan.Deklarasi yang
dihasilkan oleh para menteri yang bertanggung jawab menangani masalah hutan dan
sumber daya alam dari negara Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia tersebut
dipandang sebagai suatu sinyal yang menjanjikan. Keduataan Besar Jerman untuk
Indonesia, dalam siaran persnya yang diterima, di Jakarta, Rabu, menyebutkan, inti dari
pada inisiatif "Heart of Borneo" tersebut adalah untuk menjadi dasar bagi berbagai aksi
yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan manajemen sumber daya hutan alam dan
konservasi yang efektif di wilayah yang dilindungi.Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat Borneo dan melindungi sumber alam unik Borneo. Penandatanganan
deklarasi tersebut dilakukan oleh Menteri Perindustrian dan Sumberdaya Utama Brunei
Darussalam, Menteri Kehutanan RI, dan Menteri Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Malaysia, mewakili negara masing-masing.Maksud dari inisiatif program "Heart of
Borneo" adalah untuk memberikan input kebijakan dalam merumuskan pengelolaan
perbatasan dengan mempertimbangkan tipologi SDA, pengembangan wilayah dan
masyarakat serta lingkungan.Pada tahapan awal dilakukan melalui membangun komitmen
politik dan sekaligus menjaring kegiatan-kegiatan prioritas untuk diimplementasikan.
Sedangkan tujuannya adalah tercapainya konektivitas kawasan konservasi dengan
mendorong pengelolaan yang bertanggung jawab di kawasan budidaya kehutanan dan non
kehutanan (Perkebunan).26
e. Uni Eropa Gelar Debat Perluasan Larangan Merokok
Uni Eropa menggelar pembahasan yang memungkinkan perluasan larangan
merokok di tempat-tempat umum. Kebijakan itu telah diterapkan di beberapa negara Eropa
seperti Irlandia. Ketua Komisi Kesehatan Uni Eropa, Markos Kyprianou meluncurkan
sebuah dokumen diskusi yang menyerukan larangan merokok di tempat-tempat kerja
26 http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0702/15/nas3.htm (25 April 2007, pukul 20.42 WIB)
36
termasuk restoran dan bar. Setelah satu debat yang melibatkan pemerintah, kalangan
industri dan kelompok konsumen, eksekutif Uni Eropa bakal mengajukannya ke parlemen
Uni Eropa. Sejauh ini semua anggota dari 27 negara Uni Eropa telah punya aturan
pembatasan merokok di area publik. Tapi perluasannya bervariasi diantara negara. Irlandia
menjadi negara pertama di dunia yang meluncurkan larangan merokok di restoran, pub dan
tempat kerja tertutup lainnya pada 2004 saat pemerintah Jerman berjuang memperkenalkan
larangan yang relatif lebih moderat. Tahun ini Prancis menyusul Irlandia dengan aturan
bervariasi.27
f. Penanggulangan Global Climate Change
Maret 2007, para pemimpin Eropa menyepakati kompromi dalam target mengenai
upaya penanggulangan perubahan iklim. KTT Uni Eropa mengenai Energi dan Iklim yang
dibuka Kanselir Jerman Angela Merkel dengan target ambisius sebelum tahun 2020 nanti,
semua negara anggota harus mengurangi emisi karbon hingga 20 persen di bawah tingkat
tahun 1990. Masalahnya, 27 negara anggota Uni Eropa tidak berada dalam tingkat
konsumsi energi serta kemajuan teknologi yang setara. Ini mendorong Jerman, sebagai
ketua Uni Eropa sekarang ini, untuk mencari rumusan kompromi yang memberikan
keluwesan bagi negara-negara tertentu dalam memenuhi target semula.28
Untuk itu, Uni Eropa sepakat untuk menggunakan energi terbarukan seperti angin
dan surya Ke-27 negara Uni Eropa akan memutuskan bagaimana mereka memenuhi
sasaran pemakaian bahan bakar terbarukan sebesar 20% sebelum tahun 2020. Para
pemimpin Uni Eropa setuju untuk mengurangi emisi karbon dioksida sebelum tahun 2020,
sebanyak 20% dari tingkat tahun 1990.Namun kompromi yang harus dilakukan oleh
masing-masing negara anggota dalam mencapai sasaran tersebut masih harus dibahas lebih
lanjut, yang berarti sejumlah negara masih harus mengambil keputusan sulit di masa
depan.29 Rencana Eropa termasuk:
Sasaran pemakaian bahan bakar bio 10% sebelum 2020
Komitmen untuk menambah pemakaian tenaga surya, angin dan air
Kemungkinan melarang pemakaian bola lampu pijar di kantor, di jalan dan di
rumah pada akhir dasawarsa ini
27 http://www.tempointeraktif.com/hg/luarnegeri/2007/01/31/brk,20070131-92264,id.html (25 April 2007, pukul 20.51 WIB)28 http://www2.dw-world.de/indonesia/nachrichten/2.236235.1.html (25 April 2007, pukul 20.51 WIB)29 http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/03/070309_eucarbonemission.shtml (25 April 2007, pukul 20.45 WIB)
37
Para pejabat Uni Eropa kini akan menyusun peraturan yang akan mewajibkan pemakaian
bola lampu yang rendah energi. Peraturan ini bisa mulai diberlakukan tahun depan.
Konsesi Nuklir
Kesepakatan tentang sumber energi terbarukan memberi masing-masing negara
kelonggaran untuk memenuhi sasaran mereka sebagai bagian dari Uni Eropa.Sebagian
negara Uni Eropa yang lebih miskin - seperti Hungaria, Republik Ceko dan Slovakia -
berpendapat mereka memiliki kebutuhan lain yang lebih mendesak, menurut wartawan
kami, sementara beberapa negara lain, seperti Perancis, bersikeras bahwa energi nuklir
harus dipertimbangkan juga.Negara-negara Eropa di bagian timur yang lebih miskin, yang
lebih tergantung pada industri berat dan bahan bakar batu bara, mengatakan mereka akan
sulit menarik investasi bagi ladang kincir angin dan tenaga surya yang dibutuhkan untuk
memenuhi sasaran.Dalam bagian yang dipandang merupakan konsesi bagi Perancis,
naskah itu mengakui kontribusi tenaga nuklir dalam memenuhi kekhawatiran yang
semakin besar tentang keamanan pasok listrik dan pengurangan emisi karbon
dioksida.Namun, kesepakatan itu juga menyoroti kekhawatiran akan keselamatan, dengan
menyatakan keamanan dan keselamatan nuklir harus dipentingkan dalam proses
mengambil keputusan.Uni Eropa diperkirakan akan menawarkan untuk meningkatkan
sasaran pengurangan emisi dari 20% menjadi 30% jika negara-negara penghasil polusi
terbesar di dunia seperti Amerika Serikat, Cina dan India bersedia untuk bergabung.
g. Kerjasama Uni Eropa- ASEAN
Para menteri luar negeri Uni Eropa dan Perhimpunan Negara Asia Tenggara
ASEAN dalam pertemuan di Nürnberg membahas peningkatan kerjasama. Dalam
pertemuan tersebut disampaikan pernyataan penutup mengenai masalah keamanan,
perdagangan dan perlindungan iklim. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Frank
Walter Steinmeier menyerukan negara ASEAN untuk mengikuti tujuan perlindungan iklim
yang diputuskan Uni Eropa pekan lalu. Sementara itu, dalam masalah perjanjian
perdagangan bebas, tidak dicapai kemajuan. Alasannya, Uni Eropa menerapkan sanksi
terhadap anggota ASEAN Myanmar, sehubungan dengan politik hak azasi yang
dijalankannya.30
h.Uni Eropa Mengancam Embargo Ikan Indonesia
30 http://www2.dw-world.de/indonesia/nachrichten/2.237494.1.html (25 April 2007, pukul 20.47 WIB)
38
Uni Eropa memiliki standarisasi produk yang tinggi. Indonesia kembali menghadapi ancaman embargo dari Uni Eropa terhadap produk perikanan yang di ekspor keUni Eropa. September 2006 Komisi Eropa mengevaluasi Keputusan Komisi (CD) 236 yang sampai saat ini belum dicabut. CD 236 berisi antara lain kalau sampai pemerintah tidak bisa menunjukkan upaya mengatasi persoalan mutu produk perikanan Indonesia maka mereka akan melakukan embargo. Pada 25 Juli 2006 lalu, Komisi UE yang terdiri dari 25 negara telah melakukan pertemuan yang antara lain membahas kemungkinan pemberlakuan embargo terhadap produk perikanan Indonesia. Keputusan UE untuk melakukan embargo terhadap produk perikanan Indonesia karena ditemukannya kandungan logam berat pada komoditas yang diekspor ke kawasan itu sehingga dinilai membahayakan kesehatan manusia. Kebijakan embargo dari UE seharusnya tidak diberlakukan untuk seluruh negara namun terhadap perusahaan, karena masih ada perusahaan perikanan di Indonesia yang produknya memiliki mutu seperti yang dipersyaratkan mereka. Sayangnya, Indonesia tidak memiliki Atase Perikanan seperti halnya Atase Pertanian di Eropa sehingga memudahkan lobi jika terjadi masalah.31
Dari peristiwa yang terjadi antara 2001 hingga 2007, Uni Eropa semakin memperlihatkan eksistensinya di dunia internasional dengan adanya peningkatan dan perluasan isu dalam bidang ekonomi maupun politik. Sayangnya, Uni Eropa belum begitu memperhatikan masalah HAM , walaupun sudah ada undang-undang yang mengatur mengenai masalah tersebut.
31 http://www.seketika.com/berita.php?idd=3334 (25 April 2007, pukul 20.48 WIB)
39
KESIMPULAN
Sejak terbentuk, Uni Eropa memang dikokohkan dengan berbagai traktat yang telah
berkali-kali diadakan di tempat berbeda dengan tujuan untuk merevisi dan memberikan
kesepakatan baru di antara negara anggota Uni Eropa. Uni Eropa adalah koalisi negara-
negara Eropa yang terdiri dari 27 negara anggota, dengan 450 juta penduduk. Dengan
demikian Uni Eropa menguasai perdagangan terbesar dan merupakan pendonor terbesar di
dunia. Uni Eropa adalah key player dalam kebijakan internasional selain Amerika Serikat.
Dalam Parlemen terdapat 732 MEP (Member of European Parlement) yang
masing-masing mempunyai staff. Uni Eropa memiliki dua badan intergovernmental
penting, yaitu: European Council dan the Council of Ministers. Mereka melakukan
pertemuan dimana para perdana menteri ataupun kepala pemerintahan lainnya dan
kemudian memutuskan kebijakan politik dari UE. Merekalah yang dianggap sebagai
political leadership dari UE. Selain itu, ada pula the European Commision, yang menjadi
birokrasi dari UE.
Ekonomi Uni Eropa berada di dunia yang paling terdepan dan bermacam-macam.
Sektor kuncinya meliputi produksi minyak bumi, batu bara, bahan kimia, farmasi, pesawat
udara, rel, kendaraan, peralatan konstruksi dan industri, pembangunan kapal, peralatan
listrik, mesin, sistem manufaktur, elektronik, komunikasi, pengolahan makanan atau
minuman, pariwisata, media, dan jasa keuangan. Berdasarkan kerangka kesepakatan Doha,
pada tanggal 5 Nopember 2002 Uni Eropa menyampaikan proposal penurunan tarif bagi
produk Non-Agricultural yang ambisius.
European Community yang semula hanya berjumlah 6 negara, telah mengalami 6
kali gelombang perluasan keanggotaan hingga mencapai 27 negara anggota hingga saat ini.
Sampai dengan bulan April 2004, Uni Eropa hanya terdiri dari 15 negara anggota, yaitu
Inggris, Irlandia, Denmark yang bergabung pada tahun 1973; Yunani pada tahun 1981;
Spanyol dan Portugal tahun 1986; Austria, Finlandia, dan Swedia yang bergabung tahun
1995.
Dengan 27 delegasi menteri yang menghadiri setiap pertemuan dari Dewan Uni
Eropa masalah pengelolaannya sangat besar. Untuk itu, suatu konstitusi baru perlu dibuat
untuk mempermudah proses pengambilan keputusan dalam Uni Eropa yang beranggotakan
27 negara tersebut. Persyaratan menjadi anggota UE, dimana setiap anggota harus
40
melakukan perundingan yang mencakup kurang lebih 30 pokok perundingan untuk
mencapai kesepakatan.
Pertemuan European Council tanggal 7-9 Desember 2000 di Nice mengadopsi
sebuah Traktat baru yang membawa perubahan bagi empat masalah institusional.
komposisi dan jumlah Komisioner di Komisi Eropa, bobot suara di Dewan Uni Eropa,
mengganti “unanimity” dengan qualified majority dalam proses pengambilan keputusan
dan pengeratan kerjasama.
Proses ratifikasi Traktat Nice akan dimulai dan secara umum akan
dipertimbangankan dalam masa 18 bulan. Mungkin dalam persetujuan dengan kesimpulan
di Helsinki dan Nice Eropa Council Union harus seperti dari berakhirnya pada tahun 2002
dalam posisi menerima sebagai anggota baru State dimana akan segerea dilaksanakan.
Perjanjian Nice ini dikeluarkan untuk mengubah ”EC Treaties” dengan dua jalan :
pertama, di samping untuk memenuhi persyaratan berdasarkan Perjanjian Amsterdam
dengan memperkenalkan kelembagaan yang baru dan penetapan pembuatan keputusan
untuk mempersiapkan Uni Eropa dalam rangka perluasan keanggotaan yang bertambah
menjadi 27 anggota; kedua, untuk mengubah susunan kelembagaan yang sudah ada yang
dirasa masih memiliki kelemahan.
Kedudukan dari piagam ini bukanlah seperti perjanjian, tidak bersifat
konstitusional, atau dokumen yang legal. Muatan dalam piagam ini memiliki nilai
ambiguitas dari ‘proklamasi formal’dari ketiga institusi Uni Eropa yang paling utama.
Dalam teksnya terutama bersesuaian dengan Universal Declaration of Human Rights dan
the European Convention on Human Rights. Dengan kata lain, piagam ini mampu
dijadikan sebagai suatu konfirmasi oleh ketiga institusi Uni Eropa atas hak sebelumnya
yang di sanalah terkandung, sementara menambahkan prinsip yang dapat diterima secara
luas seperti hak mengenai administrasi yang baik, hak pekerja sosial dan bioethics.
41
DAFTAR PUSTAKA
IMF, European Commission, Eurostat, OECD. *Projected **Goods and Serviceswww.state.gov/p/eur/rls/fs/58969.htm - 24k (20 Maret 2007, pukul 19.20)
http://www.dprin.go.id/Ind/Regulasi/Kebijakan/tradebar/mee1.pdf (20 Maret 2007, pukul 19.23)
http://www.historiasiglo20.org/europe/niza.htm (24 Maret 2007, pukul 19.06)
http://www.indonesianmission-eu.org/website/page907811275200306235889604.asp (14 Maret 2007, pukul 19.25)
http://www.historiasiglo20.org/europe/niza.htm#El%20Tratado%20de%20Niza (24 Maret 2007, pukul 19.10)
http://www.parliament.uk/commons/lib/research/rp2001/rp0149.pdf+%22treaty+of+nice%22&hl=en&ct=clnk&cd=13&ie=UTF-8 (24 Maret 2007, pukul 19.35)
http//:en.wikipedia.orgwikiEuropean_Convention_on_Human_Rights.htm (22 Maret 2007, pukul 17.20)
http://europa.eu/scadplus/leg/en/lvb/l33501.htm (22 Maret 2007, pukul 17.25)
http://www.gatra.com/2001-09-22/artikel.php?id=10699 (25 April 2007, pukul 19.43 WIB)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0112/24/ekonomi/uni14.htm (25 April 2007, pukul 19.41 WIB)
http://voanews.com/indonesian/archive/2002-06/a-2002-06-01-5-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.49 WIB)
http://www.videogamesindonesia.com/news/oct/oct28/oct28nintendo.htm (25 April 2007, pukul 19.52 WIB)
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/28/ln/kons02.htm (25 April 2007, pukul 19.50 WIB)
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-04/a-2003-04-15-6-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.56 WIB)
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2003-09/a-2003-09-21-10-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.55 WIB)
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2004-04/a-2004-04-30-4-1.cfm (25 April 2007, pukul 19.59 WIB)
42
http://www.kompas.com/utama/news/0501/06/001519.htm (25 April 2007, pukul 20.09 WIB)
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2005-06/2005-06-02-voa1.cfm (25 April 2007, pukul 20.08)
http://www.voanews.com/indonesian/archive/2006-05/2006-05-16-voa1.cfm?renderforprint=1&textonly=1&&TEXTMODE=1&CFID=61541930&CFTOKEN=69689891 (25 April 2007, pukul 20.23 WIB)
http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=261791&kat_id=3 (25 April 2007, pukul 20.30 WIB)
http://kompas.com/ver1/Internasional/0611/30/042013.htm (25 April 2007, pukul 20.15 WIB)
http://www.kompas.com/ver1/Internasional/0701/02/050746.htm (25 April 2007, pukul 20.02 WIB)
http://voanews.com/indonesian/archive/2007-01/2007-01-13-voa12.cfm?CFID=82702324&CFTOKEN=23644823 (25 April 2007, pukul 20.34 WIB)
http://www.suaramerdeka.com/cybernews/harian/0702/15/nas3.htm (25 April 2007, pukul 20.42 WIB)
http://www.tempointeraktif.com/hg/luarnegeri/2007/01/31/brk,20070131-92264,id.html (25 April 2007, pukul 20.51 WIB)
http://www2.dw-world.de/indonesia/nachrichten/2.236235.1.html (25 April 2007, pukul 20.51 WIB)
http://www.bbc.co.uk/indonesian/news/story/2007/03/070309_eucarbonemission.shtml (25 April 2007, pukul 20.45 WIB)
http://www2.dw-world.de/indonesia/nachrichten/2.237494.1.html (25 April 2007, pukul 20.47 WIB)
http://www.seketika.com/berita.php?idd=3334 (25 April 2007, pukul 20.48 WIB)
43
LAMPIRAN
PANDUAN Uni Eropa mengenai Pembela Hak Asasi Manusia
Terjemahan tak resmi
(Catatan: panduan ini telah disetujui pada pertemuan Majelis Uni Eropa pada 15 Juni 2004)
1. Majelis menyambut baik dan mengadopsi Panduan Uni Eropa bagi Pembela Hak Asasi Manusia (salinan terlampir). Panduan ini akan menjadi bagian integral dari proses penguatan lebih lanjut terhadap kebijakan Uni Eropa mengenai hak asasi manusia dalam hubungan eksternalnya. Majelis mencatat bahwa Panduan ini akan meningkatkan kegiatan Uni Eropa dalam perlindungan dan dukungannya terhadap pembela hak asasi manusia.
2. Majelis mencatat bahwa dukungan terhadap pembela hak asasi manusia telah merupakan sebuah elemen yang tercakup dalam kebijakan Uni Eropa mengenai hak asasi manusia dalam hubungan eksternalnya. Tujuan dari Panduan bagi Pembela Hak Asasi Manusia adalah untuk menyediakan saran-saran praktis bagi peningkatan kegiatan Uni Eropa sehubungan dengan masalah tersebut. Panduan ini dapat dipergunakan dalam berhubungan dengan negara-negara dunia ketiga pada seluruh tingkatan serta dalam fora multilateral hak asasi manusia untuk mendukung dan memperkuat upaya-upaya yang sedang dijalankan oleh Uni Eropa untuk memajukan dan mendorong tumbuhnya rasa hormat terhadap hak untuk membela hak asasi manusia. Panduan ini juga berfungsi dalam intervensi Uni Eropa bagi para pembela hak asasi manusia yang menghadapi resiko dan memberikan saran-saran praktis dalam mendukung dan membantu pembela hak asasi manusia.
3. Majelis mencatat bahwa Panduan ini ditujukan bagi masalah spesifik Pembela Hak Asasi Manusia namun dapat pula memberikan kontribusi dalam memperkuat kebijakan Uni Eropa mengenai hak asasi manusia secara umum.
MENJAMIN PERLINDUNGAN PANDUAN UNI EROPA MENGENAI PEMBELA HAK ASASI MANUSIA
I. TUJUAN
1. Dukungan terhadap pembela hak asasi manusia telah merupakan sebuah elemen yang tercakup sejak lama dalam kebijakan Uni Eropa mengenai hak asasi manusia dalam hubungan eksternalnya. Tujuan dari Panduan mengenai Pembela Hak Asasi Manusia adalah untuk menyediakan saran-saran praktis bagi peningkatan kegiatan Uni Eropa sehubungan dengan masalah tersebut. Panduan ini dapat dipergunakan dalam berhubungan dengan negara-negara dunia ketiga pada seluruh tingkatan serta dalam fora multilateral hak asasi manusia untuk mendukung dan memperkuat upaya-upaya yang sedang dijalankan oleh Uni Eropa untuk memajukan dan mendorong tumbuhnya rasa hormat terhadap hak untuk membela hak asasi manusia. Panduan ini juga berfungsi dalam intervensi Uni Eropa bagi para pembela hak asasi manusia yang menghadapi resiko dan memberikan saran-saran praktis dalam mendukung dan membantu pembela hak asasi manusia. Sebuah elemen penting pada Panduan ini adalah dukungan terhadap Prosedur Khusus Komisi Hak Asasi Manusia PBB, termasuk Perwakilan Khusus PBB bagi Pembela Hak Asasi Manusia dan mekanisme regional yang sesuai untuk melindungi pembela hak asasi manusia. Panduan ini akan membantu Misi-misi Uni Eropa (Kedutaan Besar dan Konsulat Negara-negara Anggota Uni Eropa dan Delegasi-delegasi Komisi Eropa) dalam pendekatan mereka terhadap pembela hak asasi manusia. Meskipun penanganan masalah
44
spesifik terkait dengan pembela hak asasi manusia merupakan tujuan utama, Panduan ini juga memberikan kontribusi dalam memperkuat kebijakan hak asasi manusia Uni Eropa secara umum.
II. DEFINISI
2. Untuk mendefinisikan pengertian pembela hak asasi manusia, Panduan ini menggunakan paragraph 1 dalam “Deklarasi PBB mengenai Hak dan Tanggung Jawab Individu, Kelompok dan Badan Masyarakat untuk Memajukan dan Melindungi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal” (lihat Tambahan I), yang menyatakan bahwa “Setiap orang memiliki hak, secara individu dan dalam hubungannya dengan orang lain, untuk memajukan dan memperjuangkan perlindungan dan perwujudan hak asasi manusia dan kebebasan dasar pada tingkat nasional dan internasional” sebagai dasar rumusan.
3. Pembela hak asasi manusia adalah individu, kelompok dan badan masyarakat yang memajukan dan melindungi hak asasi manusia dan kebebasan dasar yang diakui secara universal. Pembela hak asasi manusia memajukan dan melindungi hak-hak sipil dan politik serta memajukan, melindungi dan mewujudkan hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Pembela hak asasi manusia juga memajukan dan melindungi hak-hak anggota kelompok seperti masyarakat pribumi. Definisi ini tidak mencakup individu atau kelompok yang melakukan atau menyebarkan kekerasan.
III. PENDAHULUAN
4. Uni Eropa mendukung prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Deklarasi Hak dan Tanggung Jawab Individu, Kelompok dan Badan Masyarakat untuk Memajukan dan Melindungi Hak Asasi Manusia dan Kebebasan Dasar yang Diakui secara Universal. Meskipun tanggung jawab utama dalam memajukan dan melindungi hak asasi manusia ada pada negara, Uni Eropa mengakui bahwa individu, kelompok dan badan masyarakat seluruhnya memainkan peranan penting dalam memperjuangkan masalah hak asasi manusia. Aktivitas pembela hak asasi mansia meliputi:
• Mendokumentasikan kekerasan; • Mencari penyembuhan bagi korban kekerasan tersebut melalui pemberian bantuan
hukum, psikologis, medis atau bantuan lain; dan• Memerangi budaya pengampunan yang melindungi pelanggaran secara sistematis
dan berulang terhadap hak asasi manusia dan kebebasan dasar.
5. Kegiatan pembela hak asasi manusia seringkali melibatkan kritik terhadap kebijakan dan tindakan pemerintah. Namun demikian, pemerintah tidak seharusnya melihat hal ini sebagai sesuatu yang negatif. Prinsip pemberian ruang bagi kemandirian berfikir dan perdebatan bebas atas kebijakan dan tindakan pemerintah merupakan hal yang fundamental, dan merupakan cara yang telah dicoba dan diuji dalam membangun tingkat perlindungan hak asasi manusia yang lebih baik. Pembela Hak Asasi Manusia dapat membantu pemerintah memajukan dan melindungi hak asasi manusia. Sebagai bagian dari proses konsultasi, mereka dapat memainkan peranan kunci dalam membantu membuat draft undang-undang yang sesuai, serta membantu dalam menyusun perencanaan dan strategi nasional hak asasi manusia. Peranan ini perlu mendapatkan pengakuan dan dukungan.
6. Uni Eropa mengakui bahwa selama beberapa tahun kegiatan Pembela Hak Asasi Manusia telah tumbuh menjadi lebih diakui. Mereka telah semakin mampu menjamin perlindungan yang lebih bagi korban kekerasan. Namun demikian, kemajuan tersebut diperoleh dengan harga yang mahal: para pembela itu sendiri semakin sering menjadi target penyerangan dan hak-hak mereka banyak dilanggar di berbagai negara. Uni Eropa meyakini pentingnya menjamin keamanan dan perlindungan atas hak para pembela hak asasi manusia ini. Oleh karena itu, penting artinya menerapkan perspektif gender dalam melakukan pendekatan atas masalah pembela hak asasi manusia.
45
IV. PANDUAN OPERASIONAL
7. Bagian operasional Panduan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi cara dan perangkat yang dapat bekerja secara efektif dalam memajukan dan melindungi para pembela hak asasi manusia di negara-negara dunia ketiga, di dalam konteks Kebijakan Bersama masalah Luar Negeri dan Keamanan.
Monitoring, pelaporan dan penilaian8. Para Ketua Misi Uni Eropa telah diminta untuk menyediakan laporan berkala mengenai
situasi hak asasi manusia di negara tempat mereka bertugas. Partai Pekerja Hak Asasi Manusia atau COHOM baru-baru ini menyetujui outline lembar fakta untuk keperluan tersebut. Sejalan dengan lembar fakta tersebut, situasi yang dialami pembela hak asasi manusia juga perlu dicantumkan di dalam laporan mereka, dengan secara khusus memfokuskan pada adanya ancaman atau penyerangan dalam bentuk apapun terhadap para pembela hak asasi manusia. Di dalam konteks ini, para Ketua Misi perlu menyadari bahwa kerangka institusional dapat memberikan dampak besar terhadap kemampuan para pembela hak asasi manusia dalam menjalankan pekerjaan mereka dengan aman. Hal-hal seperti legislatif, judicial, administratif atau tindakan-tindakan lain yang diambil oleh Negara untuk melindungi seseorang dari kekerasan, pembalasan, diskriminasi de facto atau de jure yang merugikan, tekanan, atau tindakan sewenang-wenang lainnya sebagai konsekuensi penggunaan secara sah hak-hak seseorang tersebut seperti yang tercantum dalam Deklarasi PBB mengenai Pembela Hak Asasi Manusia seluruhnya adalah relevan. Apabila diminta, Ketua Misi harus membuat rekomendasi kepada COHOM mengenai tindakan yang dapat diambil oleh Uni Eropa, termasuk mengutuk ancaman dan penyerangan terhadap pembela hak asasi manusia, serta atas demonstrasi dan pernyataan publik di mana para pembela hak asasi manusia berhadapan dengan resiko serius. Para Ketua Misi juga perlu melaporkan efektifitas dari tindakan-tindakan yang diambil oleh Uni Eropa.
9. Laporan para Ketua Misi beserta informasi lain yang relevan, seperti laporan dan rekomendasi dari Perwakilan Khusus Sekretaris Jendral untuk Pembela Hak Asasi Manusia, Penghubung Khusus PBB dan perjanjian-perjanjian serta organisasi non-pemerintah, akan menjadi landasan bagi COHOM dan badan pekerja lain yang relevan untuk mengidentifikasi situasi di mana Uni Eropa perlu mengambil tindakan-tindakan tertentu dan memutuskan tindakan apa yang akan diambil atau, apabila dibutuhkan, memberikan rekomendasi atas tindakan-tindakan tersebut kepada PSC / Majelis.
Peranan Misi-misi Uni Eropa dalam perlindungan dan dukungan bagi pembela hak asasi manusia10. Di banyak Negara dunia ketiga, Misi-misi Uni Eropa (Kedutaan Negara-negara anggota Uni
Eropa dan Delegasi Komisi Eropa) merupakan penghubung utama antara Uni Eropa dan Negara-negara anggota dengan para pembela hak asasi manusia di lapangan. Karenanya, mereka memiliki peranan penting dalam menjalankan kebijakan Uni Eropa pada pembela hak asasi manusia. Oleh karena itulah, Misi-misi Uni Eropa harus berupaya mengadopsi kebijakan yang proaktif bagi pembela hak asasi manusia. Pada saat yang sama, mereka harus menyadari bahwa pada kasus-kasus tertentu tindakan yang diambil Uni Eropa dapat menyebabkan ancaman atau penyerangan terhadap para pembela hak asasi manusia. Karenanya mereka perlu berkonsultasi, apabila diperlukan, dengan para pembela hak asasi manusia tersebut sehubungan dengan tindakan-tindakan yang mungkin diambil. Tindakan yang dapat diambil oleh Uni Eropa mencakup:
• Berkordinasi secara erat dan berbagi informasi dengan para pembela hak asasi manusia, termasuk mereka yang beresiko;
• Memelihara hubungan dengan pembela hak asasi manusia, termasuk dengan cara menerima mereka di Misi dan mengunjungi wilayah kerja mereka; untuk tujuan tersebut dapat pula dipertimbangkan penunjukan petugas khusus, apabila dibutuhkan, dengan dasar untuk berbagi beban kerja;
• Memberikan, sesuai kebutuhan dan apabila dibutuhkan, pengakuan atas para pembela hak asasi manusia, melalui penggunaan publisitas, kunjungan atau undangan yang sesuai;
46
• Menghadiri dan mengamati, apabila sesuai, pengadilan atas para pembela hak asasi manusia.
Menumbuhkan rasa hormat terhadap para pembela hak asasi manusia dalam hubungannya dengan negara-negara dunia ketiga dan fora multilateral 11. Tujuan Uni Eropa adalah untuk mempengaruhi negara-negara dunia ketiga untuk
melaksanakan kewajiban mereka dalam menghormati hak-hak para pembela hak asasi manusia dan untuk melindungi mereka terhadap serangan dan ancaman dari pelaku-pelaku non-pemerintah. Dalam hubungannya dengan negara-negara dunia ketiga, Uni Eropa akan, apabila dianggap perlu, menyatakan perlunya bagi seluruh negara untuk mematuhi dan mentaati norma-norma dan standar internasional yang relevan, terutama Deklarasi PBB. Tujuan secara keseluruhan haruslah berupa mewujudkan lingkungan di mana para pembela hak asasi manusia dapat beroperasi secara bebas. Uni Eropa akan membuat tujuan itu dikenal sebagai bagian tak terpisahkan dari kebijakan hak asasi manusia yang dimilikinya dan akan menekankan pada peranan penting tujuan tersebut bagi perlindungan terhadap pembela hak asasi manusia. Tindakan-tindakan dalam mendukung tujuan tersebut akan mencakup:
• Apabila Kepresidenan, atau Perwakilan Tingkat Tinggi CFSP atau Perwakilan Khusus dan Utusan Uni Eropa, atau Komisi Eropa melakukan kunjungan kenegaraan, mereka akan, apabila sesuai, mengadakan pertemuan dengan, dan menumbuhkan kepedulian atas kasus individual, pembela hak asasi manusia sebagai bagian tak terpisahkan dari kunjungan mereka ke negara-negara dunia ketiga;
• Komponen hak manusia berupa dialog politis antara Uni Eropa dengan negara-negara dunia ketiga dan organisasi regional, akan, apabila relevan, mencakup, topik situasi yang dihadapi pembela hak asasi manusia. Uni Eropa akan menggarisbawahi dukungan yang diberikannya bagi para pembela hak asasi manusia dan kegiatan mereka, dan menumbuhkan kepedulian atas kasus individual apabila diperlukan;
• Bekerja secara erat dengan negara-negara lain yang memiliki pemikiran sama dengan pandangan serupa terutama dalam Komisi Hak Asasi Manusia PBB dan Majelis Umum PBB;
• Memajukan penguatan atas mekanisme regional yang telah ada bagi perlindungan atas pembela hak asasi manusia, seperti misalnya titik fokus pada pembela hak asasi manusia dalam Komisi Hak Asasi Manusia Afrika dan Unit Khusus Pembela Hak Asasi Manusia di dalam Komisi Hak Asasi Manusia Inter-Amerika, dan penyusunan mekanisme yang sesuai di wilayah yang belum memilikinya.
Dukungan bagi Prosedur Khusus Komisi Hak Asasi Manusia PBB, termasuk Perwakilan Khusus bagi Pembela Hak Asasi Manusia 12. Uni Eropa mengakui bahwa Prosedur Khusus Komisi Hak Asasi Manusia PBB (Penghubung
Khusus, Perwakilan Khusus, Pakar Independen dan Kelompok Kerja) merupakan hal yang vital bagi upaya internasional untuk melindungi para pembela hak asasi manusia karena kemandirian dan ketidak berpihakan yang mereka anut; kemampuan mereka untuk mengambil tindakan dan berbicara mengenai pelanggaran terhadap para pembela hak asasi manusia di seluruh dunia dan melaksanakan kunjungan ke Negara lokasi. Walaupun Perwakilan Khusus Pembela Hak Asasi Manusia telah memiliki peranan tertentu, dalam hal ini mandat-mandat yang berasal dari Prosedur Khusus lainnya juga memiliki relevansi bagi pembela hak asasi manusia. Tindakan yang diambil dalam mendukung Prosedur Khusus ini akan mencakup:
• Mendorong sebuah Negara untuk menerima, sebagai hal yang prinsip, permohonan kunjungan ke lokasi oleh Prosedur Khusus PBB;
• Melalui Misi-misi Uni Eropa memajukan penggunaan mekanisme tematis PBB oleh komunitas hak asasi manusia dan para pembela hak asasi manusia termasuk, tetapi tidak terbatas pada, memfasilitasi pengadaan hubungan dengan, dan pertukaran informasi antara, mekanisme tematis dengan para pembela hak asasi manusia;
• Karena Prosedur Khusus tidak dapat menjalankan mandat mereka tanpa adanya sumber daya yang memadai, Negara-negara anggota Uni Eropa akan mendukung
47
tersedianya alokasi dana yang memadai dari anggaran umum kepada Kantor Komisi Tinggi Hak Asasi Manusia
Dukungan Praktis bagi Pembela Hak Asasi Manusia termasuk melalui Kebijakan Pembangunan13. Program-program Masyarakat Eropa dan Negara-negara anggota yang bertujuan membantu
pengembangan proses dan institusi demokratis, serta memajukan dan melindungi hak asai manusia di Negara-negara berkembang merupakan salah satu dari berbagai bentuk dukungan praktis dalam membantu para pembela hak asasi manusia. Hal tersebut dapat mencakup tetapi bukan berarti terbatas pada pengembangan program kerjasama Negara-negara anggota. Bentuk dukungan praktis dapat mencakup hal-hal berikut:
• Program bi-lateral hak asasi manusia dan demokrasi di Masyarakat Eropa dan Negara-negara anggota harus lebih mempertimbangkan perlunya membantu pengembangan proses dan institusi demokrasi, serta memajukan dan melindungi hak asasi manusia di Negara-negara berkembang dengan cara, antara lain, mendukung para pembela hak asasi manusia melalui kegiatan semacam capacity building dan kampanye untuk meningkatkan kesadaran publik;
• Mendorong dan mendukung pembentukan, dan kegiatan, badan-badan nasional demi memajukan dan melindungi hak asasi manusia, ditetapkan berdasarkan Prinsip-prinsip Paris, termasuk, Institusi Nasional Hak Asasi Manusia, Kantor-kantor Ombudsman dan Komisi Hak Asasi Manusia;
• Membantu pembentukan jaringan kerja para pembela hak asai manusia di tingkat internasional, termasuk dengan cara memfasilitasi pertemuan bagi para pembela hak asasi manusia tersebut;
• Berupaya menjamin bahwa para pembela hak asasi manusia di Negara-negara dunia ketiga dapat mengakses berbagai sumber daya, termasuk sumber daya keuangan, dari luar negeri;
• Dengan memastikan bahwa program pendidikan hak asasi manusia juga turut mempromosikan, antara lain, Deklarasi PBB mengenai Pembela Hak Asasi Manusia.
Peranan Kelompok Kerja Majelis14. Sesuai dengan mandat yang diembannya COHOM akan terus mengawasi implementasi dan
tindak lanjut Panduan mengenai Pembela Hak Asasi Manusia melalui kordinasi da kerjasama erat dengan Kelompok Kerja Majelis yang lain. Hal tersebut akan mencakup:
• Meningkatkan integrasi masalah pembela hak asasi manusia ke dalam kebijakan dan tindakan Uni Eropa yang relevan;
• Melaksanakan pengawasan implementasi Panduan tersebut dengan interval yang dianggap sesuai;
• Terus menerus menganalisa, secara sesuai, cara-cara lebih lanjut untuk bekerja sama dengan PBB dan mekanisme internasional dan dan regional lainnya dalam mendukung para pembela hak asasi manusia tersebut.
• Memberikan laporan tahunan kepada Majelis, melalui PSC dan COREPER, mengenai kemajuan yang dicapai dalam mengimplementasikan Panduan tersebut.
PIAGAM HAK-HAK FUNDAMENTAL UNI EROPA
Charter of fundamental rights of the European Union
PREAMBLE
The peoples of Europe, in creating an ever closer union among them, are resolved to share a peaceful future based on common values.
Conscious of its spiritual and moral heritage, the Union is founded on the indivisible, universal values of human dignity, freedom, equality and solidarity; it is based on the principles of democracy
48
and the rule of law. It places the individual at the heart of its activities, by establishing the citizenship of the Union and by creating an area of freedom, security and justice.
The Union contributes to the preservation and to the development of these common values while respecting the diversity of the cultures and traditions of the peoples of Europe as well as the national identities of the Member States and the organization of their public authorities at national, regional and local levels; it seeks to promote balanced and sustainable development and ensures free movement of persons, goods, services and capital, and the freedom of establishment.
To this end, it is necessary to strengthen the protection of fundamental rights in the light of changes in society, social progress and scientific and technological developments by making those rights more visible in a Charter.
This Charter reaffirms, with due regard for the powers and tasks of the Community and the Union and the principle of subsidiary, the rights as they result, in particular, from the constitutional traditions and international obligations common to the Member States, the Treaty on European Union, the Community Treaties, the European Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms, the Social Charters adopted by the Community and by the Council of Europe and the case-law of the Court of Justice of the European Communities and of the European Court of Human Rights.
Enjoyment of these rights entails responsibilities and duties with regard to other persons, to the human community and to future generations.
The Union therefore recognizes the rights, freedoms and principles set out hereafter.
CHAPTER I
DIGNITY
Article 1Human dignityHuman dignity is inviolable. It must be respected and protected.
Article 2Right to life1. Everyone has the right to life.2. No one shall be condemned to the death penalty, or executed.
Article 3Right to the integrity of the person1. Everyone has the right to respect for his or her physical and mental integrity.2. In the fields of medicine and biology, the following must be respected in particular:- the free and informed consent of the person concerned, according to the procedures laid down by law,- the prohibition of eugenic practices, in particular those aiming at the selection of persons,- the prohibition on making the human body and its parts as such a source of financial gain,- the prohibition of the reproductive cloning of human beings.
Article 4Prohibition of torture and inhuman or degrading treatment or punishmentNo one shall be subjected to torture or to inhuman or degrading treatment or punishment.
Article 5Prohibition of slavery and forced labor1. No one shall be held in slavery or servitude.2. No one shall be required to perform forced or compulsory labor.3. Trafficking in human beings is prohibited.
49
CHAPTER IIFREEDOMS
Article 6Right to liberty and securityEveryone has the right to liberty and security of person.
Article 7Respect for private and family lifeEveryone has the right to respect for his or her private and family life, home and communications.
Article 8Protection of personal data1. Everyone has the right to the protection of personal data concerning him or her.2. Such data must be processed fairly for specified purposes and on the basis of the consent of the person concerned or some other legitimate basis laid down by law. Everyone has the right of access to data which has been collected concerning him or her, and the right to have it rectified.3. Compliance with these rules shall be subject to control by an independent authority.
Article 9Right to marry and right to found a familyThe right to marry and the right to found a family shall be guaranteed in accordance with the national laws governing the exercise of these rights.
Article 10Freedom of thought, conscience and religion1. Everyone has the right to freedom of thought, conscience and religion. This right includes freedom to change religion or belief and freedom, either alone or in community with others and in public or in private, to manifest religion or belief, in worship, teaching, practice and observance.2. The right to conscientious objection is recognized, in accordance with the national laws governing the exercise of this right.
Article 11Freedom of expression and information1. Everyone has the right to freedom of expression. This right shall include freedom to hold opinions and to receive and impart information and ideas without interference by public authority and regardless of frontiers.2. The freedom and pluralism of the media shall be respected.
Article 12Freedom of assembly and of association1. Everyone has the right to freedom of peaceful assembly and to freedom of association at all levels, in particular in political, trade union and civic matters, which implies the right of everyone to form and to join trade unions for the protection of his or her interests.2. Political parties at Union level contribute to expressing the political will of the citizens of the Union.
Article 13Freedom of the arts and sciencesThe arts and scientific research shall be free of constraint. Academic freedom shall be respected.
Article 14Right to education1. Everyone has the right to education and to have access to vocational and continuing training.2. This right includes the possibility to receive free compulsory education.3. The freedom to found educational establishments with due respect for democratic principles and the right of parents to ensure the education and teaching of their children in conformity with their religious, philosophical and pedagogical convictions shall be respected, in accordance with the national laws governing the exercise of such freedom and right.
50
Article 15Freedom to choose an occupation and right to engage in work1. Everyone has the right to engage in work and to pursue a freely chosen or accepted occupation.2. Every citizen of the Union has the freedom to seek employment, to work, to exercise the right of establishment and to provide services in any Member State.3. Nationals of third countries who are authorized to work in the territories of the Member States are entitled to working conditions equivalent to those of citizens of the Union.
Article 16Freedom to conduct a businessThe freedom to conduct a business in accordance with Community law and national laws and practices is recognized.
Article 17Right to property1. Everyone has the right to own, use, dispose of and bequeath his or her lawfully acquired possessions. No one may be deprived of his or her possessions, except in the public interest and in the cases and under the conditions provided for by law, subject to fair compensation being paid in good time for their loss. The use of property may be regulated by law in so far as is necessary for the general interest.2. Intellectual property shall be protected.
Article 18Right to asylumThe right to asylum shall be guaranteed with due respect for the rules of the Geneva Convention of 28 July 1951 and the Protocol of 31 January 1967 relating to the status of refugees and in accordance with the Treaty establishing the European Community.
Article 19Protection in the event of removal, expulsion or extradition1. Collective expulsions are prohibited.2. No one may be removed, expelled or extradited to a State where there is a serious risk that he or she would be subjected to the death penalty, torture or other inhuman or degrading treatment or punishment.
CHAPTER IIIEQUALITY
Article 20Equality before the lawEveryone is equal before the law.
Article 21Non-discrimination1. Any discrimination based on any ground such as sex, race, color, ethnic or social origin, genetic features, language, religion or belief, political or any other opinion, membership of a national minority, property, birth, disability, age or sexual orientation shall be prohibited.2. Within the scope of application of the Treaty establishing the European Community and of the Treaty on European Union, and without prejudice to the special provisions of those Treaties, any discrimination on grounds of nationality shall be prohibited.
Article 22Cultural, religious and linguistic diversityThe Union shall respect cultural, religious and linguistic diversity.
Article 23Equality between men and womenEquality between men and women must be ensured in all areas, including employment, work and
51
pay.The principle of equality shall not prevent the maintenance or adoption of measures providing for specific advantages in favor of the under-represented sex.
Article 24The rights of the child1. Children shall have the right to such protection and care as is necessary for their well-being. They may express their views freely. Such views shall be taken into consideration on matters which concern them in accordance with their age and maturity.2. In all actions relating to children, whether taken by public authorities or private institutions, the child's best interests must be a primary consideration.3. Every child shall have the right to maintain on a regular basis a personal relationship and direct contact with both his or her parents, unless that is contrary to his or her interests.
Article 25The rights of the elderlyThe Union recognizes and respects the rights of the elderly to lead a life of dignity and independence and to participate in social and cultural life.Article 26Integration of persons with disabilitiesThe Union recognizes and respects the right of persons with disabilities to benefit from measures designed to ensure their independence, social and occupational integration and participation in the life of the community.
CHAPTER IVSOLIDARITY
Article 27Workers' right to information and consultation within the undertakingWorkers or their representatives must, at the appropriate levels, be guaranteed information and consultation in good time in the cases and under the conditions provided for by Community law and national laws and practices.
Article 28Right of collective bargaining and actionWorkers and employers, or their respective organizations, have, in accordance with Community law and national laws and practices, the right to negotiate and conclude collective agreements at the appropriate levels and, in cases of conflicts of interest, to take collective action to defend their interests, including strike action.
Article 29Right of access to placement servicesEveryone has the right of access to a free placement service.
Article 30Protection in the event of unjustified dismissalEvery worker has the right to protection against unjustified dismissal, in accordance with Community law and national laws and practices.
Article 31Fair and just working conditions1. Every worker has the right to working conditions which respect his or her health, safety and dignity.2. Every worker has the right to limitation of maximum working hours, to daily and weekly rest periods and to an annual period of paid leave.
Article 32Prohibition of child labor and protection of young people at work
52
The employment of children is prohibited. The minimum age of admission to employment may not be lower than the minimum school-leaving age, without prejudice to such rules as may be more favorable to young people and except for limited derogations.Young people admitted to work must have working conditions appropriate to their age and be protected against economic exploitation and any work likely to harm their safety, health or physical, mental, moral or social development or to interfere with their education.
Article 33Family and professional life1. The family shall enjoy legal, economic and social protection.2. To reconcile family and professional life, everyone shall have the right to protection from dismissal for a reason connected with maternity and the right to paid maternity leave and to parental leave following the birth or adoption of a child.
Article 34Social security and social assistance1. The Union recognizes and respects the entitlement to social security benefits and social services providing protection in cases such as maternity, illness, industrial accidents, dependency or old age, and in the case of loss of employment, in accordance with the rules laid down by Community law and national laws and practices.2. Everyone residing and moving legally within the European Union is entitled to social security benefits and social advantages in accordance with Community law and national laws and practices.3. In order to combat social exclusion and poverty, the Union recognizes and respects the right to social and housing assistance so as to ensure a decent existence for all those who lack sufficient resources, in accordance with the rules laid down by Community law and national laws and practices.
Article 35Health careEveryone has the right of access to preventive health care and the right to benefit from medical treatment under the conditions established by national laws and practices. A high level of human health protection shall be ensured in the definition and implementation of all Union policies and activities.
Article 36Access to services of general economic interestThe Union recognizes and respects access to services of general economic interest as provided for in national laws and practices, in accordance with the Treaty establishing the European Community, in order to promote the social and territorial cohesion of the Union.
Article 37Environmental protectionA high level of environmental protection and the improvement of the quality of the environment must be integrated into the policies of the Union and ensured in accordance with the principle of sustainable development.
Article 38Consumer protectionUnion policies shall ensure a high level of consumer protection.
CHAPTER VCITIZENS' RIGHTS
Article 39Right to vote and to stand as a candidate at elections to the European Parliament1. Every citizen of the Union has the right to vote and to stand as a candidate at elections to the European Parliament in the Member State, in which he or she resides, under the same conditions
53
as nationals of that State.2. Members of the European Parliament shall be elected by direct universal suffrage in a free and secret ballot.
Article 40Right to vote and to stand as a candidate at municipal electionsEvery citizen of the Union has the right to vote and to stand as a candidate at municipal elections in the Member State in which he or she resides under the same conditions as nationals of that State.
Article 41Right to good administration1. Every person has the right to have his or her affairs handled impartially, fairly and within a reasonable time by the institutions and bodies of the Union.2. This right includes:- the right of every person to be heard, before any individual measure which would affect him or her adversely is taken;- the right of every person to have access to his or her file, while respecting the legitimate interests of confidentiality and of professional and business secrecy;- the obligation of the administration to give reasons for its decisions.3. Every person has the right to have the Community make good any damage caused by its institutions or by its servants in the performance of their duties, in accordance with the general principles common to the laws of the Member States.4. Every person may write to the institutions of the Union in one of the languages of the Treaties and must have an answer in the same language.
Article 42Right of access to documentsAny citizen of the Union, and any natural or legal person residing or having its registered office in a Member State, has a right of access to European Parliament, Council and Commission documents.
Article 43OmbudsmanAny citizen of the Union and any natural or legal person residing or having its registered office in a Member State has the right to refer to the Ombudsman of the Union cases of maladministration in the activities of the Community institutions or bodies, with the exception of the Court of Justice and the Court of First Instance acting in their judicial role.
Article 44Right to petitionAny citizen of the Union and any natural or legal person residing or having its registered office in a Member State have the right to petition the European Parliament.
Article 45Freedom of movement and of residence1. Every citizen of the Union has the right to move and reside freely within the territory of the Member States.2. Freedom of movement and residence may be granted, in accordance with the Treaty establishing the European Community, to nationals of third countries legally resident in the territory of a Member State.
Article 46Diplomatic and consular protectionEvery citizen of the Union shall, in the territory of a third country in which the Member State of which he or she is a national is not represented, be entitled to protection by the diplomatic or consular authorities of any Member State, on the same conditions as the nationals of that Member State.
54
CHAPTER VIJUSTICE
Article 47Right to an effective remedy and to a fair trialEveryone whose rights and freedoms guaranteed by the law of the Union are violated has the right to an effective remedy before a tribunal in compliance with the conditions laid down in this Article.Everyone is entitled to a fair and public hearing within a reasonable time by an independent and impartial tribunal previously established by law. Everyone shall have the possibility of being advised, defended and represented.Legal aid shall be made available to those who lack sufficient resources in so far as such aid is necessary to ensure effective access to justice.
Article 48Presumption of innocence and right of defense1. Everyone who has been charged shall be presumed innocent until proved guilty according to law.2. Respect for the rights of the defense of anyone who has been charged shall be guaranteed.
Article 49Principles of legality and proportionality of criminal offences and penalties1. No one shall be held guilty of any criminal offence on account of any act or omission which did not constitute a criminal offence under national law or international law at the time when it was committed. Nor shall a heavier penalty be imposed than that which was applicable at the time the criminal offence was committed. If, subsequent to the commission of a criminal offence, the law provides for a lighter penalty, that penalty shall be applicable.2. This Article shall not prejudice the trial and punishment of any person for any act or omission which, at the time when it was committed, was criminal according to the general principles recognised by the community of nations.3. The severity of penalties must not be disproportionate to the criminal offence.
Article 50Right not to be tried or punished twice in criminal proceedings for the same criminal offenceNo one shall be liable to be tried or punished again in criminal proceedings for an offence for which he or she has already been finally acquitted or convicted within the Union in accordance with the law.
CHAPTER VIIGENERAL PROVISIONS
Article 51Scope1. The provisions of this Charter are addressed to the institutions and bodies of the Union with due regard for the principle of subsidiary and to the Member States only when they are implementing Union law. They shall therefore respect the rights, observe the principles and promote the application thereof in accordance with their respective powers.2. This Charter does not establish any new power or task for the Community or the Union, or modify powers and tasks defined by the Treaties.
Article 52Scope of guaranteed rights1. Any limitation on the exercise of the rights and freedoms recognized by this Charter must be provided for by law and respect the essence of those rights and freedoms. Subject to the principle of proportionality, limitations may be made only if they are necessary and genuinely meet objectives of general interest recognised by the Union or the need to protect the rights and freedoms of others.2. Rights recognised by this Charter which are based on the Community Treaties or the Treaty on European Union shall be exercised under the conditions and within the limits defined by those
55
Treaties.3. In so far as this Charter contains rights which correspond to rights guaranteed by the Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms, the meaning and scope of those rights shall be the same as those laid down by the said Convention. This provision shall not prevent Union law providing more extensive protection.
Article 53Level of protectionNothing in this Charter shall be interpreted as restricting or adversely affecting human rights and fundamental freedoms as recognized, in their respective fields of application, by Union law and international law and by international agreements to which the Union, the Community or all the Member States are party, including the European Convention for the Protection of Human Rights and Fundamental Freedoms, and by the Member States' constitutions.
Article 54Prohibition of abuse of rightsNothing in this Charter shall be interpreted as implying any right to engage in any activity or to perform any act aimed at the destruction of any of the rights and freedoms recognised in this Charter or at their limitation to a greater extent than is provided for herein.
KEBIJAKAN PERDAGANGAN UNI EROPASesuai dengan wewenang sebagai pemrakasa suatu kebijakan sekaligus
melaksanakan kebijakan serta melakukan bebagar mandat untuk melaksanakan perundingan perdagangan, maka Komisi Eropa (KE) selama tahun 2002 telah menetapkan berbagai kebijakan perdagangan baik yang berkaitan dengan internal market, kerjasama perdagangan bilateral, regional dan multilateral. Kebijakan tersebut pada prinsipnya adalah meneruskan kebijakan-kebijakan tahun sebelumnya dalam kerangka mencapai liberalisasi perdagangan dan menjadikan UE sebagai suatu ekonomi yang berdasarkan ilmu pengetahuan dan berdaya saing tinggi. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan selama tahun 2002 adalah sebagai berikut:
A. INTERNAL MARKET1. Pelarangan creosote-treated wood
KE pada tanggal 23 Januari telah mengeluarkan Commission Decision of 23 January 2002 concerning draft national provisions notified by the Kingdom of the Netherlands under Article 95(5) of the EC Treaty on limitation on the marketing and the use of creosote-treated wood. Melalui keputusan ini KE menyetujui notifikasi mengenai rencana Pemerintah Belanda untuk mengadopsi draft peraturan nasional Belanda yang baru mengenai pemakaian creosote dalam proses pengawetan kayu, yang lebih ketat daripada ketentuan UE (Directive 94/60/EC) yang ada.
2. EcolabelPada tanggal 17 Juli 2000 Parlemen dan Dewan UE telah menetapkan peraturan (EC) No.
1980/2000 mengenai Establishing a Community System for Eco-Labels bagi produk yang diperdagangkan. Berdasarkan ketetapan tersebut, diputuskan bahwa akan ditetapkan kriteria khusus untuk setiap kategori produk dalam rangka memberikan kontribusi bagi terciptanya pelestarian lingkungan. Berikut ini adalah beberapa keputusan terkait yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa (KE) selama tahun 2002.a. Ketentuan Eco-Label UE Bagi Produk Sepatu.
Pada tanggal 18 Maret 2002, Komisi Eropa mengeluarkan keputusan 2002/231/EC yang memperbaharui Decision 1999/179/EC mengenai kriteria baru dalam pemberian eco-label untuk foot wear. Kelompok ini adalah semua alas kaki yang menggunakan bahan tekstil yang didesain untuk melindungi atau menutupi kaki, dengan fixed outer sole yang berhubungan dengan tanah.b. Ketentuan Eco-Label UE Bagi Produk Televisi
Pada tanggal 25 Maret 2002, Komisi Eropa melalui Commission Decision 2002/272/1174 yang dipublikasikan melalui Official Journal tanggal 4 April 2002 memutuskan kriteria dalam pemberian eco-label pada produk television (kelompok ini terdiri dari peralatan eletronik yang didisain untuk receive, decode dan display TV transmission signals).
56
c. Ketentuan Eco-Label UE Bagi Produk Penutup LantaiSelanjutnya melalui Commission Decision 2002/272/EC yang dipublikasikan melalui
Official Journal 11 April 2002 Komisi Eropa memutuskan kriteria bagi pemberian eco-label untuk produk hard floor-coverings (internal/external flooring use). Produk-produk tersebut harus memenuhi persyaratan assessment khusus dan verifikasi yang ditetapkan melalui kriteria. d. Ekolabel Produk Cat dan Pernis Yang Digunakan Untuk Ruangan Dalam.
Pada tanggal 3 September 2002 Komisi Eropa telah mengeluarkan keputusannya yang mengamademen dan merevisi Keputusan No.1999/10/EC yang merubah definisi dan cakupan kriteria khusus bagai produk cat ruangan dalam (indoor) dan pernis. Aturan komisi yang baru ini akan berlaku selama 5 tahun, dimulai dari 1 September 2002 hingga 31 Agustus 2007.e. Ekolabel Untuk copying dan Graphic-Paper
Pada tanggal 4 September 2002 KE telah merivisi Keputusan No.1999/554/EC menjadi keputusan nomer C(2002) 3294 yang berada dalam payung peraturan ekolabel No. 1980/2000 tanggal 17 Juli 2000. Revisi ini menyangkut pengembangan produk dan kriteria produk yang harus menggunakan ekolabel. Didalam revisinya yang baru kriteria tersebut mencakup kertas fotokopi dan grafis. Keputusan baru akan berlaku pada tanggal 1 September 2002 hingga 31 Agustus 2007. f. Ekolabel Untuk Produk Bola Lampu
Berdasarkan peraturan ekolabel EC NO. 1980/2000, pada tanggal 9 September 2002 KE merivisi Keputusan No. 1999/568/EC 17 Juli 1999 untuk kriteria khusus ekolabel bola lampu (light bulbs) sesuai dengan perkembangan pasar (C (2002) 3310). Keputusan ini mulai berlaku semenjak tanggal 1 September 2002 hingga 1 september 2005. Jika hingga tanggal 31 Augustus 2005 tidak ada adopsi dari aturan ini maka aturan ini berlaku hingga 31 Agustus 2006. Bagi produsen yang sudah siap menerapkan aturan ekolabel sebelum 1 September 2002 dapat terus menggunakan aturan yang lama hingga 31 Agustus 2003. Sedangkan bagi pengusaha yang belum siap melaksanakan aturan yang lama dapat menerapkanaturan yang lama hingga 31 Agustus 2003.
3.Larangan Penggunaan Pentabromodiphenyl EtherBromine adalah bahan kimia yang digunakan dalam industri Brominated Flame Reterdants
(BFRs). Bahan ini digunakan dalam barang-barang elektronik agar tahan terhadap kebakaran. Penggunaan bromine banyak ditentang oleh para pejuang lingkungan hidup, karena dikhawatirkan dapat mengganggu kelestariannya. Saat ini penggunaan PBBs dalam pakaian telah dilarang oleh KE. Dengan adanya beberapa kasus yang menemukan sisa dari bromine pada alam bahkan dalam susu, maka KE diminta untuk melarang penggunaan penta-BDE termasuk octa-BDE bagi peralatan elektronik dan elektrik
4. Peraturan Batas Maksimum Residu.Pada tanggal 17 Mei 2002 KE telah mengeluarkan Commision Directive 2002/42/EC yang
telah merubah Lampiran Council Directive 2002/42/EC, 86/363/EEC dan 90/642/EEC tentang pengaturan batas maksimum residu (MRLs) untuk bentazone dan pyridate bagi produk-produk Cereals, Foodstuff of Animal Origin dan Certain products of plant origin, termasuk buah-buahan dan sayuran. Produk ekspor Indonesia yang terkena batasan ini adalah teh (daun, tangkai, disfermentasi atau lainnya dari camellia sinensis) dengan masimum residu limit 0.1 mg/kg bentazone dan pyridate.
5. Pelarangan Penggunaan BatteraiCadmium KE telah memutuskan untuk larangan penggunaan baterai Cadmium yang digunakan
untuk kendaraan bermotor melalui Council Directive 2000/53/EC governing end-of-life vehicles (peraturan usia pakai kendaraan). Article 11 juga menyatakan The Directive Council mengharuskan komisi secara berkala melakukan pengujian teknik dan penelitian lebih lanjut. Amandemen annex II juga menyatakan pengujian dilakukan terhadap kemponen dan material yang terukur sesuai dengan Directive yang secara umum menjelaskan bahwa komponen dan material baterai yang mengandung lead, mercury, cadmiun atau hexavalant chromium harus dilarang dari peredaran/di pasar mulai semenjak tanggal 1 Juli 2003. Seperti juga Cadmium baterai setelah tanggal 31 Desember 2005 bahan-bahan tersebut dilarang kecuali merupakanbagian-bagian dari kendaraan bermotor dan menunggu kesiapan dari pasar sebelum tanggal tersebut.
57
6. Food Label & Food SafetyDalam kaitannya dengan keamanan manuasia dan makhluk hidup UE telah
menetapkan berbagai standard makanan, mengadopsi framework bagi national food law dan food safety policy dengan memperbolehkan digunakannya precautionary principles jika diperlukan. Pada tahun 2002 telah ditetapkan suatu lembaga EFSA (European Food Safety Authorithy).a. Labelling Produk yang mengandung Caffeine dan Quinine.
KE memperketat peraturan bagi perasa dalam memproduksi dan menyiapkan bahan makanan. Komisi menganggap bahwa keduanya sangat berbahaya apabila di konsumsi dalam jumlah besar dan akan memberi resiko yang buruk bagi kesehatan manusia. Walaupun caffeine telah masuk dalam daftar labelling suatu produk tapi dalam jumlah banyak tidak akan ada pengecualian. Demikian pula bagi Kina yang biasa digunakan untuk perasa dalam beberapa soft drink seperti tonic water yang seharus dihindari pemakaiannya khususnya bagi mereka yang mempunyai kelainan metabolik dan sensistif pada bahan tersebut. Konsumsi tinggi untuk caffeine akan menjadi penyebab perubahan tingkah laku temporer bagi anak-anak dan tidak diperkenankan pemakaiannya bagi wanita hamil. Peraturan ini di adopsi pada tanggal 18 Juli 2002 agar sejalan dengan peraturan-peraturan pemerintah yang akan diterapkan untuk minuman yang mengandung 150 mg caffeine/liter. Peraturan baru ini akan berlaku efektif mulai tanggal 1 Juli 2004.
b. Ketentuan Penggunaan Plastik dan Bahan Baku PembungkusMakanan
Pada tanggal 6 Agustus 2002 KE mengeluarkan Commision Directive Nomor: 2002/72/EC mengenai ketentuan tentang penggunaan plastik serta bahan baku plastik yang akan berhubungan langsung/kontak langsung dengan bahan makanan. Ketentuan tersebut mengatur bahan-bahan apa saja yang dapat disebut sebagai plastik atau bahan baku untuk plastik, batas maksimal kontaminasi dari bahan dan bahan baku plastik tersebut pada makanan yang dibungkusnya. Peraturan ini berlaku untuk semua anggota Uni Eropa dan efektif terhitung 20 hari setelah pertama kali dipublikasikan.c. Pemerintah Belgia Melarang Penggunaan Zat Tambahan Flouride
Pemerintah Belgia baru-baru ini mengeluarkan pengumuman tentang keputusannya untuk melarang penggunaan tablet flourida, permen dan permen karet yang mengandung flourida mulai bulan September 2002. Peraturan ini nampaknya bertentangan dengan peraturan internal market yang ditetapkan oleh KE. Alasan Pemerintah Belgia mengeluarkanlarangan ini adalah bahwa berdasarkan penelitian ilmiah, terlampau banyak mengkonsumsi flourida akan menyebabkan gangguan pada susunan syaraf dan menyebabkan penyakit keropos tulang (osteoporosis). Oleh sebab itu pemerintah Belgia mempunyai hak untuk melarangnya secara unilateral. Pemerintah Belgia pernah meminta kepada KE untuk mengeluarkan peraturan yang melarang penggunaan flourida berlebihan di kawasan UE, namun 8demikian KE menolak usulan tersebut dan pada akhirnya Pemerintah Belgia mengambil kebijaksanaan sendiri.
d. SafetyKebijakan pelarangan Phtalates dalam mainan Mainan AnakKE pada tahun ini untu kesekian kalinya memutuskan untuk memperpanjang larangan penjualan mainan anak yang mengandung pthalates, yang terakhir adalah perpanjangan pada tanggal 18 Nopember 2002 telah mengeluarkan peraturan No. 2002/910 EC yang memperpanjang Keputusan No.1999/815/EC. Peraturan ini berlaku hingga tanggal 20 Februari 2003. Pthalates merupakan bahan kimia tambahan dalam PVC (Poly Vinil Cholrida) yang digunakan oleh pabrikan mainan anak agar lebih lentur. Menurut Komisi, telah dibuktikan bahwa pthalates menyebabkan infeksi hati dan ginjal. Oleh sebab itu, sebagai pengekspor mainan anak, ada baiknya Indonesia sudah melakukan pelarangan penggunaan pthalates untuk mainan anak yang dimasukkan kedalam mulut ( toys intended to be sucked or chewed by infants under age of three).
7. White Paper On Chemicals Pada tanggal 27 Februari 2001, KE telah menyampaikan proposal White Paper mengenai
Strategy for a future Chemicals Policy (COM/2001) kepada Parlemen Eropa. Dalam White Paper tersebut KE mencatat bahwa kebijakan sektor kimia UE yang ada saat ini dianggap belum
58
memenuhi syarat untuk melindungi kesehatan manusia, serta mempromosikan lingkungan yang bebas dari zat berbahaya. Oleh sebab itu, KE mengusulkan agarpenggunaan bahan kimia secara luas di UE harus di daftarkan, diuji dan diberikan lisensi. Produk-produk yang tidak sesuai dengan aturan UE tidak diperbolehkan untuk diperdagangan di UE. Untuk itu KE mengajukan sistem tunggal untuk pengawasan yang disebut REACH (Registration, Evaluation and Authorisation of CHemicals).Selanjutnya pada tanggal 27 Oktober 2001, Komite Ekonomi dan Sosial Parlemen Eropa menyampaikan pendapatnya pada KE, dan hasilnya diterbitkan pada Oficial Journal C36/99 tanggal 8 Februari 2002. Pada prinsipnya Komite Ekonomi dan Sosial menyatakan persetujuannya atas White Paper tersebut. Pada tanggal 15 November 2001, Parlemen Eropa mengadopsi White Paper tersebut., dengan kriteria sbb:a. Produk kimia yang volume produksinya lebih dari 1000 ton harus didaftarkan selambat-lambatnya akhir tahun 2005;b. Produk kimia yang volume produksinya lebih dari 100 ton harus didaftarkan selambat-lambatnya akhir tahun 2008; danc. Produk kimia yang volume produksinya lebih dari 1(satu) ton harus didaftarkan selambat-lambatnya khir tahun 2012.d. Untuk bahan-bahan yang termasuk kategori berbahaya (sekitar 5000 bahan kimia) sesuai lampiran I Directive 67/548 (harmonised classification) harus dilengkapi dengan label. Jika tidak masuk dalam lampiran tersebut, maka akan ditetapkan berdasarkan prinsip-prinsip dari lampiran VI dari Directive dimaksud.Dengan adanya kriteria tersebut di atas, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:a. Keharusan melakukan pengujian dan sertifikasi terhadap produk-produk kimia, termasuk produk yang diimpor, maka akan menyebabkan daya saing produk-produk yang dihasilkan negara berkembang akan menurun. Sebagaimana diketahui sertifikasi dan pengujian memerlukan biaya tambahan. Dalam White Paper tersebut tertulis bahwa biaya pengujian dan sertifikasi akan dibebankan pada industri di UE atau pada importir untuk barang barang yang diimpor; b. Produk kimia yang tidak terdaftar tidak boleh digunakan dalam industri dan tidak boleh diperjual belikan di seluruh pasar UE; c. Jika ternyata hasil pengujian membuktikan barang tersebut berbahaya, maka tidak boleh digunakan oleh industri. Maka semua produk jadi yang menggunakan bahan tersebut tidak boleh diperjual belikan di pasar UE. d. Pangsa impor produk kimia UE dari Indonesia saat ini relatif masih sangat kecil, yaitu pada tahun 2000 sebesar 0.04% untuk in organic chemicals (CN 28) dan 0.56% untuk organic chemicals. Namun demikian, karena penggunaan bahan kimia relatif mencakup sektor yang luas, mulai dari sektor pertanian, industri kecil dan besar sampai makanan, maka hal ini perlu memperoleh perhatian khusus dari Indonesia. Sebagai informasi, pada Ministerial Environmental Forum (GMEF) di Cartegena, Colombia, tanggal 13-15 Februari 2002 yang lalu Uni Eropa menyampaikan strategy UE untuk produk kimia tersebut, dan mengharapkan dapat juga diterapkan sebagai pendekatan global. Jika UE berhasil menggoalkan rencananya tersebut, maka hal ini akan menjadi salah satu hambatan bagi ekspor produk kimia dunia.
8. Strategi Perlindungan Konsumen 2002-2006 Pada tangal 7 Mei 2002 KE telah mensahkan suatu strategi baru mengenai kebijakan
konsumen untuk periode waktu lima tahun (2002-2006). Tujuannya adalah meningkatkan tingkat perlindungan konsumen, penerapan peraturan perlindungan konsumen yan efektif, serta partisipasi organisasi perlindungan konsumen dalam pembuatan kebijakan UE. Selain itu, strategi baru dimaksudkan untuk: mengintegrasikan berbagai masalah perlindungan konsumen kedalam kebijakan-kebijakan UE lainnya; memaksimalkan manfaat pasar tunggal bagi konsumen; dan persiapan menhadapi pemekaran UE. Kebijakan perlindungan konsumen meliputi masalah keamanan, ekonomi dan masalah hukum yang berkaitan dengan kepentingan konsumen di pasar, informasi dan pendidikan untuk para konsumen, memperkenalkan organisasi-organisasi konsumen dan kontribusinya bersaama para pemegang saham dalam perkembangan kebijakan mengenai konsumen. Strategi baru ini merupakan paduan bagi kebijakan mengenai masalah konsumen untuk masa lima tahun mendatang dengan tiga tujuan utama, yaitu: Tingkat perlindungan konsumen yang tinggi, termasuk didalamnya harmonisasi isu-isu terkait (framework directive, standards, best practises) mengenai keamanan produk dan jasa, termasuk juga aspek-aspek kepentingan ekonomi dan legalitas dari sisi konsumen agar lebih yakin untuk melakukan transaksi lintas batas dimana saja di dalam Pasar Tunggal. Untuk itu penting untuk menindaklanjuti isu-isu
59
praktek perdagangan yang terdapat dalam the Green Paper on UE Consumer Protection and on the Safety of Services.
Penerapan Peraturan Perlindungan Konsumen yang efektif guna menjamin tingkat perlindungan yang sama di kawasan UE, sejalan dengan peningkatan integrasi ekonomi dan pasar tunggal, khususya kepercayaan untuk melakukan transaksi lintas batas. Prioritas ditujukan pada pengembangan kerangka kerjasama di bidang administrasi antara negara-negara anggota serta peningkatan mekanisme ganti rugi untuk para konsimen. Keterlibatan organisasi konsumen dalam pembuatan kebijakan-kebijakan UE. Guna menjamin effektifitas kebijakan perlindungan konsimen, maka para konsumen melalui lembaga perwakilannya hendaknya memilik kapasitas dan kesempatan untuk mengartikulasikan kepentingan mereka pada tingkat yang sama dengan para pelaku pasar terkait (produsen, pembuat kebijakan dll). Langkah utama untuk mencapai tujuan ini adalah peninjauan kembali mekanisme partisipasi organisasi konsumen dalam proses pembuatan kebijakan di UE serta meluncurkanproyek-proyek pendidikan dan pemberdayaan konsumen.
B. PERDAGANGAN INTERNASIONAL1. TARIFa. Tarif Bea Masuk Uni Eropa Yang Berlaku Mulai 1 Januari 2003
KE telah mengeluarkan buku tarif bea masuk bagi barang-barang impor yang berlaku mulai 1 Januari 2003 dalam bentuk Commission Regulation (EC) No 1832/2002 tanggal 1 Agustus 2002 dan dimuat dalam Official Journal of the EC No. L 290 tanggal 28 Oktober 2002. Lampiran dari peraturan tersebut menggantikan Annex I dari Council Regulation (EC) No 2658/87 on the tariff and statistical nomenclature and on the Common Customs Tariff. Bila dibandingkan dengan tarif yang berlaku dalam tahun 2002, maka tarif bea masuk UE tahun 2003 tidak mencatat perubahan bagi kelompok produk pertanian. Namun bea masuk yang dibebankan terhadap hasil industri akan mengalami penurunan, antara lain dalam sejumlah produk kimia, plastik, kertas dan buku cetak, tekstil dan produk tekstil, produk besi-baja, serta sebagian mainan Buku tarif UE memuat pula kuota-kuota tarif WTO yang diberikan kepada negara-negara mitra dagangnya yang meliputi hasil-hasil pertanian dan industri. Di dalamnya antara lain termasuk : 825.000 ton maniok dari Indonesia dengan bea masuk 6 %; 500 ton udang jenis Pandulus borealis dengan bea masuk 0 %; 62 660 ton jamur Agaricus dengan bea masuk 23 % ; dedak gandum atau sereal lainnya; kayu lapis jenis coniferous, dll.). Disamping itu peraturan Komisi tersebut mengatur pula impor beberapa jenis barang yang wajib mempergunakan sertifikat, antara lain tembakau dari Indonesia - CN heading 2401.b. Explanatory Notes to the Combined Nomenclature of the European Communities
KE juga telah mengeluarkan Explanatory Notes to the Combined Nomenclature of the European Communities (2002/C 256/01) yang dimuat dalam OJ of the EC No. C 256 tanggal 23 Oktober 2002. Council Regulation (EC) No 2658/87 telah menciptakan common customs tariff dengan mempergunakan dasar International Convention on the Harmonized Commodity Description and Coding System, atau lebih dikenal sebagai Harmonized System. HS tersebut dilengkapi dengan catatan-catatan penjelasan (explanatory notes - HSENs) yang setiap kali disesuaikan dengan perkembangan yang terjadi. KE menerbitkan Explanatory Notes to the Combined Nomenclature (ENCN) atas pertimbangan dari Komite Kode Pabean. Meskipun ENCNs boleh merujuk pada HSENs, namun dia tidak menggantikannya melainkan hanya bersifat pelengkap.c. Temporarily suspending the autonomous CCT
KE pada tanggal 19 Desember telah mengeluarkan Concil Regulation (EC) No. 2264/2002 yang merubah Peraturan (EC) No. 1244/96 tentang pembebasan bea masuk sementara (Common Customs Tariff Duties) untuk beberapa produk industri, pertanian dan perikanan. Dengan demikian produk-produk yang termasuk dalam daftar ketentuan tersebut untuk sementara tidak dikenakan bea masuk atau bea masuknya 0%.d. Kuota Tarif Uni Eropa Tahun 2003
Pada tanggal 16 Desember 2002. KE mengeluarkan Concil Regulation (EC) No. 2287/2002 yang merubah Regulation (EC) No. 2505/96 mengenai Tarif Kuota untuk beberapa produk pertanian dan industri. Produk-produk tersebut antara lain Mushroom, Sack and paper, printed, Natural unmanufactured tobacco (whether or not cut), Kraft paper and paper board, dan beberapa produk baja.
60
2. GSPSkema GSP tahun 2002-2004 yang telah ditetapkan oleh Council UE melalui Council
Regulation (EC) No. 2501/2001 tanggal 10 Desember 2001. Dalam Skema GSP tersebut telah dimasukan provisi mengenai “stanstill clause” dimana perlakuan preferensi yang diberikan terhadap produk yang penurunan tarifnya diatas 3.5% dalam skema lama (EC N0. 280/98 pasal 2) akan terus berlaku. Tarif untuk Tekstil dan Produk Tekstil akan diturunkan sebesar 20% (5% lebih besar dari ketentuan sebelumnya).
3. Dumping dan SubsidiHingga tahun 2002 berakhir, KE telah mengenakan tuduhan dumping dan subsidi terhadap
produk-produk dari Indonesia. Beberapa masalah dumping dan subsidi yang ditangani selama kurun waktu tersebut, adalah:a. Anti-dumping produk sacks, bags dan FIBC's
Komisi Eropa pada tanggal 12 Januari 2002 mengumumkan bahwa pengenaan Anti-dumping Measures untuk produk sacks and bags dari polyethylene/polypropylene asal. Indonesia akan berakhir pada tanggal 10 Oktober 2002. Selanjutnya pada tanggal 11 oktober 2002 telah disampaikan informasi yang termuat dalam Official Journal No.2002/C 243/05 perihal Initiation of Expire Review AD Sacks and Bags yang terbuat dari polyethylene atau polypopylene yang berasal dari Indonesia, RRC, India dan Thailand. Pada tanggal 16 oktober telah disampaikan Note Verbale No. 061091 dari Komisi Eropa kepada Direktur Pengamanan Perdagangan, Ditjen KIPI, Depperindag perihal penyampaian quetionaire untuk segera dijawab oleh perusahaan yang bersedia ikut bekerjasama dalam invesigasi. Pada tanggal 8 Nopember telah disampaikan Note Verbal Komisi Eropa (KE) No. 062170 tanggal 31 Oktober 2002 kepada Direktur Pengamanan Perdagangan perihal investigasi AD sacks and bags yang terbuat dari polyethylene atau dari polypropilylene mengenai penetapan 2 perusahaan yang akan di investigasi yaitu PT. Poliplas Indah Sejahtera – Semarang dan PT. Simoplas – Semarang. Selanjutnya KE melalui note verbale no. 062548 tanggal 12 Nopember 2002 telah menyampaikan kuestionaire yang harus dijawab oleh perusahaan-perusahaan terpilih di atas. Perusahaan-perusahaan tersebut mendapat kesempatan 40 hari untuk mengembalikankuestionaire sejak tanggal diterbitkannya note verbal ini. b. Investigasi Tuduhan Dumping Produk Korek Api Gas dari Indonesia.
Permohonan investigasi untuk tuduhan dumping terhadap produk Throway Lighters (korek api gas sekali pakai) yang berasal dari China, Malaysia, Vietnam dan Indonesia telah diajukan oleh 90% anggota asosiasi dari produsen sejenis yang tergabung dalam The European Federation of Lighter Manufactures. Sehubungan dengan tuduhan dumping atas impor disposabled gas-fueeled pocket lighters pada tanggal 3 Oktober 2002 telah disampaikan Note Verbale No.05677728 28 Juni 2002 kepada Direktur Pengamanan tentang keputusan Uni Eropa untuk mengadakan inisiasi investigasi anti dumping asal Indonesia serta questionaire yang harus dijawab dan dilengkapi oleh produsen Indonesia dan jawaban tersebut tidak boleh melebihi jangka waktu 40 hari dari saat pertama keputusan ini diumumkan.c. KE menghentikan Anti-Dumping Proceeding sepeda asal Indonesia,
KE menghentikan Anti-Dumping Proceeding sepeda asal Indonesia, Malaysia dan Thailand yang tertuang dalam Council Regulation No.854/2002 tertanggal 21 Mei 2002. Alasan dari dihentikannya AD proceeding tersebut adalah berdasarkan permintaan asosiasi sepeda Eropa (EBMA) untuk menarik dilakukannya review AD measures.Informasi ini juga telah disampaikan kepada Diretur Direktorat Pengamanan Perdagangan.d. Initiation of Interim Review AD-PTY
Komisi Eropa telah mengeluarkan Initiation of Interim Review AD-PTY sesuai pasal 11(3) Council Regulation(EC) No.384/96 yang dipebaharui melalui EC 2238/200. Selanjutnya melalui Note Verbale No.055680 tanggal 4 juni 2002 yang dipublikasikan melalui official Journal No. C 129 tanggal 31 Mey 2002 yang memberitahukan bahwa KE telah mengirimkan kuestionaire kepada perusahaan yang akan di investigasi.e. Tuduhan Subsidi Terhadap PTY Tidak Terbukti.
Komisi Eropa melalui Commision Regulation (EC) No. 141/2002 tanggal 29 Juli 2002 yang di umumkan melalui Official Journal tanggal 2 Agustus 2002 telah menetapkan countervailing duties bagi impor PTY asal India. Dimana dalam peraturan tersebut terdapat pasal yang menerangkan hasil investigasi terhadap produk PTY asal Indonesia yaitu marjin subsidi yang dihasilkan bagi produk PTY asal Indonesia adalah de minimis, dan oleh sebab itu tidak terbukti PTY Indonesia mendapatkan subsidi, sehingga tidak dikenakan CVM. Pada tanggal 16 Oktober
61
2002 telah diterima Note Verbale No.061104 dari KE tentang AS (Anti-Subsidy) PTY yang isinya menjelaskan bahwa KE akan menyampaikan bukti-bukti yang mendukung keputusan de minimis terhadap AS Indonesia kepada Council. Bersama note verbale tersebut disampaikan Final General Disclosure Document. Keputusan ini diperkuat oleh melalui Council Regulation (EC) No.2094/2002 tanggal 26 November 2002.f. Berakhir masa berlakunya pengenaan bea masuk AD terhadap produk sepatu yang bagian atasnya dari kulit.
KE telah mengeluarkan berita dengan nomor 2002C 127/03 melalui Official Journal tanggal 29 Mei 2002. Dalam isinya dinyatakan bahwa pengenaan bea masuk AD terhadap produk sepatu yang bagian atasnya dari kulit atau plastik asal Indonesia telah berakhir masa berlakunya sejak tanggal 1 Maret 2002. Pada berita tersebut juga Komisi memberikesempatan untuk dilakukannya review. Selanjutnya melalui Official Journal tanggal 23 Oktober 2002 dan Note Verbale KE No.061867 tanggal 25 Oktober 2002 mengumumkan Expire Anti-Dumping-Footwear with textile uppers asal Indonesia. Baik dalam pengumuman dan note verbale tersebut disampaikan bahwa KE hingga pengumuman ini dipublikasikan tidak menerima permintaan untuk mereview tuduhan tersebut. Maka berdasarkan pengumuman dan note verbale tersebut terhitung tanggal 1 nopember 2002 Bea-Masuk anti-dumping terhadap footwear with textile uppers asal Indonesia berakhir. Keputusan ini juga telah disampaikan kepada Direktorat Pengamanan Perdagangan, Depperindagg. Anti Dumping-Anti Subsidy Ring Binder Mechanism
Pada tanggal 20 Maret 2002 Komisi Eropa menyampaikan surat yang disertai dengan general disclosure document dan injury disclosure untuk kasus Anti Subsidy terhadap produk Ring Binder Mechanism Indonesia. Berkaitan dengan hal ini, maka pada Pemerintah RI c.q Direktorat Pengamanan Perdagangan Ditjen KIPI menyampaikan tanggapan atas general disclosure document dan injury disclosure yg disampaikan oleh Komisi Eropa tsb. Pada tanggal 4 Juni 2002 melaluiOfficial Journal telah ditetapkan Council Regulation (EC) No. 976/2002 mengenai penetapan pengenaan bea masuk AD untuk produk ring binder mechanism dan Council Regulation (EC) No. 997/2002 mengenai penetapan countervailing measures bagi produk yang sama.h. Pengumuman inisiasi tuduhan dumping Sodium Cyclamate asalIndonesia
Pada tanggal 27 Nopember 2002 Komisi Eropa melalui Note Verbale No.063013 memberitahukan telah menerima komplain terhadap impor sodium cyclamate asal Indonesia. DG Trade melalui official Journal tanggal 19 .12.2002, C 318/7 telah mengeluarkan keputusan No. 2002/C 318/04 yang mengumumkan inisiasi tuduhan dumping terhadap impor sodium cyclamate asal Indonesia dan RRC. Selanjutnya KE menyampaikan Note Verbale No. TRADE/B/2(02)D/1377 yang dikeluarkan pada tanggal 19 Desember 2002 tentang pengiriman kuestionaire kepada perusahaan yang dituduh melakukan dumpingproduk tersebut. i. Pengumuman Akan Berakhirnya AD Magnetic Disks
Pada tanggal 19 November 2002, KE mengeluarkan pengumuman melalui Official Journal (2002/C 281/02) bahwa pengenaan anti dumping untuk Certain magnetic disks (3,5’’ microdisk) akan berakhir pada tanggal 23 Agustus tahun 2003.j. Penanganan Anti Dumping /Anti Subsidy
Pada tanggal 29 Mei KE melalui Official Journal no 2002/c 127 /06 yang menjelaskan tentang petunjuk dari aplikasi pasal 11(8) dari Council Regulation No.384/96 mengenai pengembalian Bea Masuk AD yang telah dibayarkan. Dalam berita tersebut juga dijelaskan teknis pelaksanaan untuk mendapatkan dan siapa yang berhak atas pengembalian tersebut.k. Perubahan Peraturan AD-UE
Pada tanggal 5 Nopember 2002 Dewan Eropa mengeluarkan keputusan baru Council Regulation (EC) No. 1972/2002 yang merubah (EC) No. 384/96 mengenai proteksi terhadap barang-barang impor dari negara- negara bukan anggota UE. Perubahan pada peraturan ini diharapkan dapat menjadi sebuah keputusan yang bijaksana dalam penetapan tuduhan dumping. Dalam penjelasannya, perubahan tersebut dilakukan oleh Uni Eropa untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi. Peraturan ini mulai berlaku pada saat pertama dipublikasikan melalui Official Journal tanggal 7 Nopember 2002.l. Penetapan Anti Dumping & Anti Subsidi UE Tahun 2001 Mengalami Penurunan
Berdasarkan pendataan 2001 yang dilakukan KE jumlah tindakan definitif Anti Dumping (AD) dan Anti Subsidi (AS) yang diambil mengalami penurunan dari 51 tahun 2000 menjadi 12 kasus, sementara itu jumlah tindakan sementara mengalami penurunan dari 48 menjadi 18 kasus. Namun demikian jumlah kasus investigasi baru mengalami peningkatan dari 31 tahun 2000 menjadi 33 pada tahun 2001. Gambaran ini menurut KE menggambarkan semakin berkurangnya
62
kebijakan proteksi Uni Eropa padahal KE mempunyai kewajiban untuk melakukan investigasi jika diterimanya komplain dari industri UE. Negara-negara Asia masih merupakan target utama dari permintaan dilakukannya investigasi oleh industri dimana India saat ini mencapai 8 investigasi, Indonesia 3, Korea Selatan, Rusia dan Turki masing-masing 2. Selama tahun 1997-2001, 224 invetigasi diluncurkan, meliputi impor dari 41 negara. Jumlah terbesar kasus investigasi dilakukan terhadap India (31), China (25), Korea Selatan (22). Kasus terbesar terjadi bagi produk baja (71), sektor kimia (58), dan industri tekstil (33).
4.TEKSTILBerkaitan dengan permasalahan tekstil selama periode Januari – Desember 2002 KE mengeluarkan mengeluarkan beberapa kebijakan tentang tekstil, sebagai berikut:a. KE telah mengeluarkan persetujuan atas permintaan Note Verbal dari PRIME (berdasarkan permintaan Direktorat Ekspor Hasil Industri) kepada DG-Trade European Commission dalam rangka pemanfaatan fleksibilitas untuk AU kategori 6. Persetujuan tersebut telah disampaikan kepada PRI-ME tertanggal 16 Mei 2002. b. Telah dikirimkan dokumen Council Regulation (EC) No. 274/2000 tanggal 9 November 2000 ke Direktorat Ekspor hasil Industri sebagai bahan-bahan mengenai integrasi Tahap III Tekstil dan Produk Tekstil UE sesuai dengan ketentuan ATC-WTO. Concil Regulation itu membahas tentang 2 category produk Indonesia yaitu category 21 dan 33 bebas dari kuota dimana ke 2 category tersebut mencakup 19 HS (category 21) dan 5 HS (category 33). c. UE setiap bulannya mengirim laporan otorisasi impor dari UE yang memuat mengenai utilisasi dari kuota base dan working level TPT Indonesia yang diimpor oleh UE. Laporan tersebut langsung disampaikan ke Jakarta.d. Persetujuan KE atas penggunaan kuota 2002 untuk category 2A sebagaimana yang diminta oleh Pemerintah Indonesia.e. Keputusan Komisi 2002/371/EC tanggal 15 Mei 2002, tentang perubahan terhadap kriteria ekologi dari UE bagi produk tekstil. Produk-produk yang dimaksud adalah clothing and accessories: pakaian, asesoris (saputangan, scarves, tas, tas belanja, ikat pinggang dll) yang mengandung sedikitnya 90% dari berat benang tekstil. f. KE melakukan Modifikasi Working Level Kategori 4 Asal Indonesia. Berdasarkan surat Atperindag No. 236/Perindag-220/2002 tanggal 29 Agustus 2002 yang mempertanyakan cara perhitungan KE untuk transfer kategori 4 asal Indonesia, maka pada tanggal 4 September 2002 melalui fax yang dikirimkan Annete WESTBERG bahwa KE telah menyetujui cara perhitungan tersebut dan mengakui kesalahannya sehingga KE akan melakukan modifikasi working level khusus untuk kategori 4 asal Indonesia. g. KE telah menyampaikan Klasifikasi Produk Tekstil kategori 4 dengan CN Code 610 10 00 dan kategori 8 CN Code 610 62 90, perubahan ini tidak merubah kategori yang ada.Informasi ini telah disampaikan kepada Direktur Ekspor Produk Industri, Ditjen PLN, Depperindag pada tanggal 21 Nopember 2002. h. KE mempertanyakan mengenai SK Menperindag No.732/MPP/Kep/10/2002 tentang peraturan tata niaga impor tekstil.I. Pada tanggal 31 Desember 2002, KE mengeluarkan Commission Regulation (EC) No. 2344/2002 tanggal 18 Desember 2002 mengenai perubahan lampiran I, III, V dan VII dari EEC No. 3030/93 mengenai peraturan umum impor tekstil dan produknya dari negara ketiga. Dalam keputusan tersebut disampaikan jumlah kuota dasar masing-masing Negara pada tahun 2003. Data tersebut telah dikirimkan sebelumnya kepada Direktur Ekspor Produk Industri pada tanggal 17 Desember 2002.
5. Small and Medium Enterprises di UE Baru-baru ini KE menerbitkan 3 laporan mengenai Usaha Kecil danMenengah (Small and
Medium-seized-SMEs) di Eropa (termasuk negara-negara calon anggota Uni Eropa). Ketiga laporan tersebut adalah Highlights the 2001 Survey of European SMEs; SMEs in Europe; dan Regional Clusters in Europe. Hal yang menarik dari hasil ketiga laporan tersebut adalah 99% dari 20 juta sektor non-primer di Eropa merupakan SMEs dengan jumlah pekerja 120 juta orang. Dua pertiga dari lapangan pekerjaan yang tersedia di Eropa adalah di sektor SMEs (sebagai perbandingan Amerika Serikat 46% dan 33% di Jepang), setengah dari SMEs memiliki kurang dari 10 pekerja. Rata-rata jumlah pekerja di tiap perusahaan Eropa adalah enam (sebagai perbandingan di AS 19 dan di Jepang 10). Survey tahun 2001 terhadap SMEs di Eropa
63
memperlihatkan berbagai penemuan penting, khususnya mengenai hambatan utama tumbuhnya SMEs karena rendahnya pengetahuan pekerja. Hal lainnya yang cukup menarik adalah bahwa SMEs Eropa saat ini menjadi semakin berwawasan internasional dan 22% dari jumlah SMEs yang disurvey dipimpin oleh wanita (14% di Yunani dan 30% di Prancis). Berkaitan dengan laporan mengenai regional cluster terlihat bahwa berdasarkan 34 business cluster yang disurvey di Eropa, setengahnya adalah science-based industries dan sisanya adalah bisnis tradisional.
6 Perubahan Peraturan (EC) No. 999/2001 mengenai impor produk hewanPada tanggal 14 Februari 2002, KE melalui Commission Regulation (EC) No. 270/2002
telah mengeluarkan keputusan perubahan terhadap EC N0.999/2001. Keputusan tersebut merubah lampiran 1 dari peraturan No.999/2001. Peraturan baru tersebut mulai berlaku pada 1 April 2002. Namun demikian ketentuan yang merubah pemberitahuan mengenai materiall khusus yang beresiko yang memerlukan sertifikat kesehatan dari produk bovine, ovine dan caprine yang akan diimpor oleh UE harus sudah dilakukan sejak 1 Maret 2002.
C. KERJASAMA BILATERAL, REGIONAL DAN MULTILATERAL1. Market Access Produk Non-Pertanian.
Berdasarkan kerangka kesepakatan Doha, pada tanggal 5 Nopember 2002 Uni Eropa menyampaikan proposal penurunan tarif bagi produk Non-Agricultural yang ambisius. Dalam proposal tersebut disampaikan oleh UE sebuah mekanisme tentang penghapusan tariff peak, high tariff, tariff escalation, percentage of bindings, spread between bound and applied rates, and number of heading and sub-headings. Dengan proposal ini UE mengharapkan dapat memberikan proteksi yang tinggi bagi tenaga kerja yang bekerja di sektor labour-intensive manufacturing (industri tekstil, pakaian jadi, mainan anak, industri kulit dan industri sepatu) dan pada akhirnya diharapkan mampu mengurangi kemiskinan. Selanjutnya UE juga berharap bea masuk diantara negara-negara anggota WTO berada pada tingkat ''flatter range''. Menurut UE penerapan skema baru ini akan memberikan efisiensi ekonomi yang besar karena perbedaan yang luas dari struktur tarif yang lama. Selain itu struktur tarif baru ini memiliki tingkat penyebaran sumber alokasi yang rendah untuk produsen, lebih transparan, mudah di kelola dan akan mengurangi kepentingan proteksi domestik yang menggunakan tarif sebagai payung (hambatan tarif). UE juga menyatakan bahwa pengajuan proposal ini mempunyai arti yang lebih maju dalam perdagangan bebas bagi produk-produk non pertanian yang mewakili 70% dari ekspor negara berkembang. Para Menteri pada pertemuan di Doha menempatkan 'pembangunan sebagai jantungnya negosiasi'. Sejalan dengan ini UE didalam proposalnya mengajukan program development-friendly sebagai sebuah program pendekatan negara maju kepada negara sedang berkembang dan negara miskin. Adapun isi dari program ini adalah menghapuskan hambatan-hambatan ekspor bahan-bahan mentah serta mengurangi tarif bea masuk bagi bahan mentah industri sepatu, tekstil dan pakaian jadi sehingga tarifnya akan berkurang serendah-rendahnya dan apabila dimungkinkan mendekati angka nol (0%).
Hal penting lain yang diajukan oleh UE dalam proposal di atas adalah perihal pertimbangan UE untuk menambahkan element non-resiprocal. Dalam pertimbangannya UE mengajukan mekanisme penghapusan tariff unilateral oleh negara maju dan jika mungkin oleh negara berkembang yang paling maju diantara negara-negara berkembang pada bulan Mei 2003. Penghapusan semua bea masuk yang ditetapkan secara spesifik terhadap negara berkembang dan LDCs jika dianggap perlu dan tentunya dengan melihat hasil perundingan sebelumnya, akan dilakukan penghapusan semua komitmen secara bertahap bagi beberapa negara anggota UE.Memperhatikan isi dari proposal UE di atas seolah-olah UE memberikan perhatian besar kepada negara berkembang dan negara-negara LDC's, proposal ini digunakan oleh UE untuk menarik perhatian dunia dalam rangka menghadapi perundingan-perundingannya di WTO. UE mengharapkan perhatian yang telah diberikan dapat dibalas oleh negara berkembang dan LDCs berupa dukungan untuk tidak menyentuh perundingan tarif yang menyangkut pertanian di WTO, sebagai sektor yang mendapatkan proteksi yang tinggi oleh UE selama ini.
2. SURAT KETERANGAN ASAL BARANG (SKA) Sebagaimana diketahui bahwa dalam rangka pelaksanaan GSP-UE KE telah
mengeluarkan suatu peraturan mengenai Surat Keterangan Asal (SKA) yang digunakan khusus untuk GSP tersebut. Dalam pelaksanaan ternyata ditemukan beberapa masalah
64
yang berhubungan dengan penerbitan SKA untuk GSP tersebut oleh pihak yang berwenang di Indonesia. Sehubungan dengan hal tersebut, Bidang Indag selama kurun waktu Januari – Desember 2002 telah melakukan hal-hal sebagai berikut:a. Notifikasi Stamps dan Tandatangan Surat Keterangan Asal (SKA)
Telah diterma dari Direktorat Fasilitasi Lampiran dari SK menperindag No. 111/MPP/Kep/2/2002 mengenai SKA untuk ekspor yaitu daftar pejabat penandatangan beserta contoh tandatangan dan cap dari 32 provinsi di Indonesia. Berkenaan dengan hal tersebut telah dilakukan notifikasi kepada DG Taxation and Custom Union KE pada tanggal 26 Agustus 2002. Pada tanggal 23 September telah dilakukan pertemuan untuk penjelasan masalah tersebut. b. Up-Dating daftar Badan/Lembaga Tembakau.
Telah diterima dari KE surat mengenai perubahan dari lembaga yang berwenang mengeluarkan Certificate of Authenticity (CoA) dari Indonesia. Surat ini merupakan kelanjutan dari permintaan yang dilakukan pada bulan Oktober 2001. Berkaitan dengan hal tersebut pada tanggal 25 September 2002 telah dikirimkan kembali surat kepada KE mengenai perubahan tersebut dan mengirimkan surat ke Jakarta untuk meminta contoh cap (asli) dan tandatangan pejabat yang berwenang.
3. Safeguard Baja UEa. KE melalui Commission Regulation (EC) N0. 76/2002 tanggal 17 Januari 2002 menetapkan diterapkannya surveilance yang ketat terhadap produk baja impor dari negara ketiga. Selain itu, KE melalui Comission Regulation (EC) 78/2002/ECSC tanggal 17 Januari 2002 menetapkan untuk sementara menunda pemberian tarif kuota untuk beberapa produk baja yang selama ini mendapatkan tariff kuota.b. Sehubungan dengan dikeluarkannya provisional safeguard measures atas impor terhadap produk baja tertentu (EC Regulation No. 560/2002), KE telah menyampaikan kepada PRI-ME questioner yang perlu diisi oleh Indonesia. Kuestioner tersebut digunakan untuk inisiasi safeguards investigation. Kuesioner telah disampaikan kepada DPP-Depperindag dan dikembalikan kepada UE.c. Menyampaikan Note Verbale No.061483 tanggal 16 Oktober yang dikeluarkan oleh KE yang merujuk pada EC No.1694/2002 dan EC No.1695/2002 yang keduanya dikeluarkan tanggal 27 September 2002 adapun isi note verbale tersebut adalah akan dilanjutkannya safeguards investigation atas import produk -produk baja tertentu (tin mil products, alloy and non-alloy quarto plate and rebars).
4. Reaksi UE Terhadap Safeguard Baja Amerika SerikatSebagai reaksi dari kebijakan proteksi yang diambil oleh AS tersebut, dalam press release
tanggal 27 Maret 2002, Dirjen Perdagangan KE menyampaikan bahwa Komisi telah mengadopsi suatu kebijakan baru (Commission Regulation/EC) No. 560/2002 untuk mengenakan tarif kuota sementara (provisional quota tariff) terhadap 19 kelompok produk baja yang diimpor oleh UE. Produk-produk tersebut adalah: Non alloy hot rolled (HR) coils; Non alloy HR sheets and plates, Non alloy HR narrow strip; Alloy HR flat products; Cold rolled (CR) sheets; Electrical sheets; Metallic coated sheets, Organic coated sheets; Tin mill products; Quarto plates; Wide flats; Non alloy merchant bars and light sections; Alloy merchant bars and light sections; re-bars, Stainless bars and light shapes; Stainless Wire Rod; Stainless steel wire; Fittings; Flanges; Gas pipes, and Hollow sections. Dari 19 kelompok produk baja tersebut, Indonesia terkena untuk kelompok produk Quarto Plates (terdiri dari 11 CN code). Untuk kelompok produk ini pada tahun 2000 UE mengimpor dari Indonesia senilai Euro 27,8 juta atau 7.7% dari total impornya. Bila UE mengimpor dari Indonesia lebih dari Volume rata-rata impor tahun 1999-2001 (700 446 ton net) maka akan dikenakan tarif tambahan sebesar 26% (perbandingan harga untuk tahun 2001: Price undercutting 20,3% and 26,2%). Hal ini tentunya akan menurunkan daya saing produk Indonesia di pasaran UE apa lagi nampaknya pasar Amerika benar-benar tertutup dengan ditetapkannya bea masuk sementara yang tinggi. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu kiranya pihak terkait di Indonesia untuk melakukan kajian dan menyampaikan tanggapan kepada Uni Eropa.
5. Perjanjian Perdagangan Bebas antara UE-ChilePada tanggal 28 Januari 2002, dilaksanakan pertemuan ke-8 perundingan dalam rangka
perjanjian perdagangan bebas antara UE-Chile. Perundingan ini merupakan dasar untuk perundingan UE-Amerika Latin Summit bulan Mei 2002 yang akan datang di Madrid. Hal-hal yang
65
akan dibahas dalam pertemuan tersebut antara lain meliputi rules of origin, tariff produk industri dan pertanian, jasa, investasi, peraturan kesehatan tanaman, pembelian publik dan masalah perikanan, perdagangan dibidang jasa keuangan, minuman beralkohol/wine, dumping.
6. ASPEK PERDAGANGAN DALAM PROSES ENLARGEMENT UNI EROPASejak diluncurkannya proses perluasan Uni Eropa dari 15 negara anggota menjadi
27 negara pada tanggal 30 Maret 1998 maka isu ini menjadi penting dalam kaitannya dengan penggalangan kekuatan ekonomi di Eropa. Proses perluasan ini merupakan konsekuensi logis dari pendirian Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE) tahun 1957. Sejak berdirinya, Uni Eropa dihadapkan pada suatu tantangan yang sangat besar yaitu untuk mengintegrasikan negara-negara yang telah mengajukan diri untuk bergabung dengan UE dengan kriteria yang telah ditetapkan. UE dibangun dengan prinsip bahwa kekuatan ekonomi harus dimanfaatkan untuk mencapai stabilitas dan kemakmuran. Saat ini UE menawarkan kepada negara mitra lainnya di Eropa kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari model integrasi yang telah ada di UE saat ini. Sampai waktu ini 13 negara telah menjadi calon anggota, perundingan dalam rangka aksesi telah dimulai dengan semua negara kecuali Turky. Ketigabelas negara tersebut adalah Bulgaria, Cyprus, Czech Republic, Estonia, Hungary, Latvia, Lithuania, Malta, Poland, Romania, Slovak Republic, Slovenia dan Turkey. Keuntungan yang akan diperoleh dari perluasan ini akan dirasakan baik oleh negara calon anggota maupun negara yang saat ini telah menjadi anggota.
a. Dasar Hukum dan Cakupan Enlargement Prinsip dasar dari proses perundingan perluasan ini adalah bahwa semua negara calon
anggota harus memenuhi ketentuan yang dimiliki oleh EU saat ini. Prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam the Europe Agreement dan the Association Agreement. Kedua perjanjian ini mencakup isu politik (kecuali bagi Malta dan Cyprus) hukum, kerjasama lainnya seperti industri, lingkungan, perhubungan, bea cukai dan liberalisasi perdagangan termasuk isu-isu yang berkaitan dengan perdagangan. Perjanjian tersebut bertujuan untuk secara progerssif membentuk perdagangan bebas antara UE dengan negara calon anggota, dengan dasar reprositas namun dalam kaidah asimetris. Dengan perkataan lain liberalisasi akan lebih cepat diimplementasikan oleh UE disatu sisi dibandingkan negara calon anggota disisi lainya.
Dalam agreement tersebut disebutkan persyaratan menjadi anggota UE, dimana setiap anggota harus melakukan perundingan yang mencakup kurang lebih 30 pokok perundingan untuk mencapai kesepakatan. Pokok perundingan tersebut adalah free movement of goods, freedom of movement for persons, freedom to provide services, free movement of capital, company law, competition policy, agriculture, fisheries, transport policy, taxation, economic and monetary union, statistics, employment and social policy, energy, industrial policy, small and medium enterprises, science and research, education and training, telecom and IT, culture and audiovisual policy, regional policy and co-ordination of structural instruments, environment, consumer protection, justice and home affairs, customs union, external relation, common foreign and security policy, financial control, finance and budgetary provision dan institutions. Aspek perdagangan dari enlargement dititik beratkan melalui upaya pencapaian kesepakatan dalam perpindahan barang secara bebas dan penyelesaian masalah-masalah kepabeanan. Perpindahan barang secara bebas merupakan suatu landasan dalam melaksanakan kaidah perdagangan internal maupun perdagangan internasional, karena pada akhirnya sebagai suatu kesatuan UE akan menjadi pasar tunggal. Prinsip-prinsip dari perpindahan barang secara bebas memerlukan kerangka peraturan yang seragam disemua negara anggota dalam rangka memberikan kepastian agar produk dapat berpindah secara bebas dari satu negara ke negara lainnya dalam kesatuan pabean. Hal ini berarti standar teknis, sertifikasi produk dan definisi dari pengukuran harus ditetapkan melalui peraturan yang disusun ditingkat Eropa. Ketentuan yang mengatur aspek-aspek tersebut dapat disederhanakan menjadi dua kelompok yaitu produk-produk dimanaharmonisasi standard secara umum telah diadopsi dan produk-produk dimana belum tercapainya harmonisasi standard. Dengan demikian, bagian yang terbesar dari perundingan perpindahan barang secara bebas adalah melakukan penyesuaian bagi produk-produk yang standardnya belum harmonis.
Berkaitan dengan perpindahan barang secara bebas, maka negara-negara calon anggota pada hari pertama resmi sebagai anggota UE harus sudah mampu melakukan pengawasan diperbatasan sebagai perluasan dari perbatasan wilayah UE. Oleh sebab itu berbagai aspek dari kesatuan pabean termasuk Custome Code dan implementasi dari ketentuan yang berlaku di UE,
66
combine nomenclature (CN), common custom tariff, preferensi tarif, kuota tarif, tariff suspensions serta peraturan yang terkait dengan kepabeanan, barang-barang bajakan dan palsu, standard, pengawasan kesehatan dan keselamatan konsumen, ekspor barang-barang budaya dan obat-obatan harus sudah diharmonisasikan.b. Perdagangan EU-Calon Anggota
Kinerja perdagangan UE dan calon anggota merupakan gambaran betapa pentinganya peraturan yang harmonis dalam perpindahan barang. Apalagi bila perluasaan telah resmi ditetapkan, maka perdagangan negara-negara calon anggota dengan dunia akan menjadi bagian dari external-trade UE. Perdagangan calon anggota UE dengan dunia memperlihatkan peningkatan yang cukup besar dari tahun ketahun. Pada tahun 2000 impor calon anggota dari dunia mencapai Euro 252,8 milyar dan ekspornya mencapai Euro 178,7 milyar. Berdasarkan data dari Eurostat dan IMF terlihat bahwa pangsa ekspor dan impor negara-negara tersebut ke dan dari dunia mengalami peningkatan. Sementara itu perdagangan EU dengan para calon anggota juga memperlihatkan peningkatan, terlebih lagi sejak tahun 1989 pada saat UE memberikan konsesi perdagangan bagi negara-negara bekas blok Soviet. Peningkatan ini sangat jelas dilihat dari pangsa impornya meningkat dari 7.8% pada tahun 1993 menjadi 13.0% pada tahun 2001.
Pada kurun waktu yang sama ekspor UE ke negara calon anggota meningkat dari 10.9% tahun 1993 menjadi 15.5% tahun 2001 (tabel). Pada tahun 2001 impor UE dari negara calon anggota mencapai Euro 132,9 juta atau menempati urutan kedua sebagai negara asal impor UE dari dunia. Dari gambaran tersebut terlihat bahwa peranan perdagangan negara-negara calon anggota di UEsemakin kuat , hal ini menjadi tantangan bagi negara-negara di luar calon anggota seperti Indonesia
A. Perkembangan TerakhirPertemuan tingkat menteri perdagangan antara UE dan calon anggota telah
dilaksanakan lima kali, yang pertama di Brussels pada bulan Oktober 1998, diikuti di Budapest bulan November 1999, Warsaw bulan Juli 2000, Ljubljana bulai Mei 2001 dan Malta pada tanggal 31 Mei – 1 Juni 2002. Dalam pertemuan tingkat menteri keenam di Malta, Komisioner perdagangan Pascal Lamy dan para Menteri Perdagangan serta perwakilan negara-negara calon anggota mendiskusikan berbagai isu perdagangan yang dihubungkan dengan proses perluasan, perdagangan multilateral WTO serta perkembangankebijakan perdagangan UE. Hasil-hasil yang diperoleh adalah:a. Proses PerluasanDalam kaitannya dengan perdagangan bilateral antara EU dan calon anggota saat ini dinilai bahwa proses liberalisasi sudah semakin meluas cakupannya kecuali bagi produk-produk yang sensitif. Dalam berbagai kasus beberapa negara calon anggota masih harus bekerja keras untuk dapat mencapai proses penyelesaian, khususnya dalam menyesuaikan peraturan dalam negerinya sesuai dengan persyaratan keanggotaan UE. Untuk itu para menteri setuju untuk memberikan prioritas yang besar dalam bulan-bulan yang akan datang bagi penyelesaian berbagai masalah yang masih dipertanyakan dalam bidang perdagangan, agar dapat memberikan kontribusi bagi kesepakatan dari proses perundingan secara menyeluruh.b. Perdagangan MultilateralPara menteri menyambut baik peluncuran dari Doha Development Agenda dan menyatakan akan menolak unilateralisme serta menyatakan komitmennya untuk tunduk pada peraturan multilateral. Berkaitan dengan isu-isu dari Doha Development agenda termasuk peningkatan akses pasar pembangunan dan bantuan teknis berkaitan dengan aspek-aspek perdagangan serta isu penentu kebijakan, disetujui bahwa merupakan suatu isu penting yang harus diselesaikan. Disepakati pula bahwa proses perundingan perlu ditingkatkan lebih intensif dan memberikan tekanan pada komitment untuk melakukan kerjasama yang lebih erat dalam segala aspek yang dicakup dalam WTO. Para menteri menyambut baik keputusan yang ada untuk menyelenggarakan pertemuan tingkat menteri WTO ke V di Meksiko pada tanggal 10-14 September 2003. Hal lain yang dibahas dalam kaitan dengan perdagangan multilateral adalah ditekankannya bahwa negara calon anggota akan mendukung upaya-upaya UE dalam membantu aksesi Rusia dan Ukraina menjadi anggota WTO.c. Kebijakan Perdagangan UEBerkaitan dengan Kebijakan Perdagangan UE terkini, Pascal Lamy menyampaikan bahwa UE berupaya untuk mencapai kesepakatan melalui peraturan multilateral. Hal ini diperlukan mengingat pasar global yang dihadapi saat ini memerlukan lembaga-lembaga global untuk
67
kesinambungan dan mengaturnya. Namun demikian. Uni Eropa juga berupaya untuk mencapai kesepakatan melalui integrasi secara regional. Sebagai contohnya kesimpulan dari Madrid Summit dengan Amerika Latin dan negara-negara Caribia serta inisiatif UE untuk pemutakhiran perjanjian kerjasamanya dengan African, Caribbean and Pacific countries (ACP).Posisi terakhir dari pembahasan mengenai free movement of goods dan custom union adalah sebagaimana terlihat dalam matriks di bawah ini
c.Peluang dan Tantangan Bagi IndonesiaDengan masuknya negara-negara calon anggota dalam UE, maka pasar UE akan
semakin besar baik dari segi populasi, kekuatan keuangan maupun kekuatan pasarnya. Kondisi ini merupakan suatu peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa ekspornya di UE. Sebagai satu kekuatan pasar dengan satu perangkat peraturan dibidang perdagangan, satu perangkat kebijakan tarif, dan satu perangkat prosedur administrasi yang akan diterapkan bukan hanya terhadap negara anggota yang ada saat ini tetapi seluruh Pasar Tunggal termasuk negara-negara yang telah masuk dalam perluasan. Hal ini akan memberikan keuntungan dan kemudahan bagi negara non anggota termasuk Indonesia. Karena dengan sistem yang satu kesatuan akan menjadi lebih sederhana untuk melakukan transaksi di kawasan Eropa. Diharapkan hal ini akan mempermudahIndonesia mendapatkan akses pasar di Eropa. Namun demikian, perluasan anggota ini juga perlu diwaspadai Indonesia karena negara-negara calon anggota akan menerapkan kebijakan yang semakin ketat sesuai apa yang digariskan oleh Komisi Eropa khususnya yang berkaitan dengan isu standar dan lingkungan.Disamping itu, proses enlargement ini mempunyai dampak terhadap dukungan suara bagi UE oleh negara calon anggota dalam WTO. Indonesia harus bersiap-siap terhadap resiko yang harus dihadapi dengankemungkinan isu-isu Singapore yang sebagian besar di motori oleh UE (namun ditentang oleh negara berkembang termasuk Indonesia), akan disepakati di Meksiko tahun 2003 yang akan datang.
7. Perdagangan Bebas UE-SingapuraKomisioner perdagangan Pascal Lamy dalam kunjungannya ke Singapore pada
tanggal 16 Februari 2002 membahas mengenai Perjanjian Perdagangan Bebas (Free Trade Agreement, AFTA) antara Uni Eropa dan Singapura. Dalam pembahasan tersebut disampaikan bahwa FTA tersebut harus memenuhi 3 kriteria yaitu harus sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh World Trade Organization (WTO), merupakan ‘ WTO plus’ dalam arti dapat memperkuat keinginan multilateral UE dalam WTO serta tidak mengurangi apa yang telah disepakati dalam Doha Development Agenda yaitu Putaran Perdagangan baru yang diluncurkan bulan Nevember yang lalu. Gagasan menandatangani FTA antara Singapura dan UE merupakan suatu langkah awal bagi perjanjian yang sama dengan ASEAN. Oleh sebab itu, dalam pertemuan tersebut juga dibahas kemungkinan adanya FTA antara Uni Eropa dan ASEAN.
8. UE-Jordan Liberalisasi Perdagangan Produk PertanianKE telah mengadopsi pengaturan dalam rangka implementasi liberalisasi
perdagangan produk pertanian dengan Jordan melalui Association Agreement. Dalam perjanjian tersebut telah disepakati tarif kuota dan kuota untuk beberapa produk pertanian yang berasal dari negara-negara Timur Tengah. Volume impor untuk produk-produk yang tidak dikenakan tarif juga akan ditingkatkan. Perjanjian ini juga berlaku bagi sayuran dan buah-buahan yang diawetkan, yang impornya tidak dikenakan tarif, akan dinaikkan volumenya selama 4 tahun.
9.EU-Chile Association Agreement dan Perjanjian Kerjasama UE-Chile.Dalam Madrid Summit telah ditandatangi suatu Joint Declaration antar Presiden Chile, PM
Spanyol dan Presiden KE Romano Prodi mengenai Association Agreement antara UE dan Republic Chile berkaitan dengan perundingan perdagangan. Perjanjian tersebut meliputi berbagai bidang diluar apa yang harus dipenuhi dalam komitmen WTO yaitu: perdagangan bebas barang melalui liberalisasi dan transparansi termasuk wine dan minuman beralkohol; perdagangan bebas dibidang jasa dan pembelian publik, serta liberalisasi investasi; peraturan kompetisi dan intelectual property serta sistem penyelesaian sengketa.
68
Selanjutnya juga ditandatangani perjanjian kerjasama UE-CHILE di Brussels pada tanggal 18 November 2002. Perjanjian ini mencakup aspek politik khususnya dialog politik antar kedua pihak serta aspek ekonomi dan perdagangan. Peraturan perdagangan dalam perjanjian ini diharapkan akan memberikan keuntungan ekonomi dan perdagangan dengan adanya kerjasama yang semakin erat antara UE-Chile. Ketentuan dari kerangka institusional bagi perdagangan barang, government procurement, competition dan mekanisme dispute settlement akan berlaku jika perjanjian ini diadopsi oleh kongres Chile.
10.MOU Tekstil UE-BRAZILSetelah kesepakatan KE dan Brazil untuk menandatangani MOU pada tanggal 8 Agustus
2002 tentang liberalisasi perdagangan tekstil. Pada tanggal 5 November 2002, Memorandum of Understanding (MOU) mengenai liberalisai perdagangan tekstil ditandatangani. MOU ini mulai berlaku pada tanggal 8 November 2002. Dalam MOU itu disepakati bahwa:a. UE akan menghapuskan kuota tekstil yang diberlakukan bagi Brazil (10 category) secara resiprokal. UE akan berpijak pada category saat ini yang dikenakan kuota untuk melakukan pemeriksaan kembali dan akan bekerjasama dengan Brazil untuk mendapatkan kepastian keaslian dari ekspornya ke Brazil.b. Sebagai gantinya Brazil tidak akan meningkatkan maksimum tarif bagi seluruh sektor Tekstil dan Pakaian Jadi (14% untuk benang, 16-18% untuk bahan/fabrics dan 20% untuk pakaian). c. Pada akhir tahun 2002, Brazil akan menghapuskan pajak tambahan sebesar 1.5% terhadap impor tekstil dan pakaian jadi. d. Kedua pihak sepakat untuk tidak menerapkan hambatan non tarif lainnya terhadap ekspor tekstil dan pakaian UE. Khususny custom valuation yang diterapkan oleh Brazil.e. Berkaitan dengan perundingan EU-Mercosur yang sedang berjalan, kedua pihak setuju untuk memberikan prioritas bagi penghapusan bea masuk tekstil dan pakaian jadi, Baik dalam kerangka berlakunya perjanjian maupun pada tahap pertama jadwal penghapusan tarif. MOU ini tentunya akan berdampak bagi produk sejenis yang di impor dari Indonesia oleh karena itu hendaknya dapat menjadi perhatian bagi produsen sejenis asal Indonesia terlebih dengan adanya liberalisasi tekstil pada tahun 2005.
11.Pertemuan ke 8 UE – MERCOSURPada tanggal 11-14 November 2002 telah dilakukan pertemuan ke 8 dalam kerangka
perundingan UE-Mercosur Bi-regional di Brasilia Aspek-aspek yang didiskusikan dalam pertemuan tersebut dititik beratkan pada standards, technical regulations and conformity assessment procedures, competition, general rules of origin, intelectual property rights, customes procedures, dan dispute settlement. Dalam pertemuan juga dilakukan finalisasi dari metoda dan modalitas untuk perundingan akses pasar barang, termasuk produk-produk pertanian dan perundingan di bidang jasa. Pertemuan selanjutnya akan dilaksankan pada tanggal 17-21 Maret 2003.
12.Parlemen Eropa Mengesahkan Resolusi mengenai "World Food Summit"Parlemen Eropa (PE), pada sidangnya tanggal 16 Mei 2002, telah mengesahkan Resolusi
yang berjudul World Food Sumit (FAO), P5-TAPROV (2002) 0252. PE menegaskan bahwa setiap umat manusia berkah atas makanan yang sehat dan bergizi serta berhak atas perlindungan terhadap kelaparan. Sementara itu, air dan keanekaragaman hayati merupakan aset publik. Menegaskan bahwa masalah keamanan pangan dan strategi pembangunan pedesaan yang sustainable, merupakan salah satu dari enam prioritas kebijakan pembangunan Uni Erupa (UE). PE menganggap bahwa keputusan Monterrey menjadi dorongan untuk mencari upaya baru bagi semua yang hadir pada KTT Roma, serta tercapainya target yang di tentukan pada KTT sebelumnya. Menegaskan kembali komitmen pengentasan kemiskinan, pembangunan keberjanjutan dan tercapainya tujuan pembangunan sebagaimana di tentukan oleh KTT Milenium. Mendesak Dewan Eropa (DE) dan KE (KE) agar keputusan-keputusan Konperensi Pembiayaan Pembangunan, KTT Pangan, dan KTT
Pembangunan Berkelanjutan bersifat konsisten, serta merupakan gerakan internasional yang selaras untuk mengurangi kelaparan, kemiskinan dan penyakit. Meminta Dewan, KE dan anggota-anggota UE selain untuk membantu memberi dana kepada The Trust Fund for Food Security and Food Safety, yang juga agar mendukung usulan yang terdapat pada dukomen KTT yaitu: "Fostering the Political Will to Fight Hunger" dan "Mobilising Resources to Fight Hunger". PE juga meminta Dewan untuk menyutujui penggabungan The European Development Fund kedalam anggaran UE, agar terciptanya overall financial framework bantuan pembangunan UE yang
69
transparan, serta meminta kepada Presidency-in-Office dari Dewan untuk dapat mengajukan usulan kongkrit dalam konteks WSSD dan proses Konvensi. PE juga meminta kepada semua negara yang menghadiri KTT FAO agar dapat mempertimbangkan adanya code of conduct mengenai hak atas cukup pangan.
13.Keanggotaan UE dalam IRSG.KE telah menyampaikan proposal kepada Dewan Menteri Uni Eropa mengenai perlunya
Uni Eropa untuk menjadi anggota dalam Internasional Rubber Study Group (IRSG). Alasan untuk bergabung adalah bahwa dengan bubarnya INRO pada tanggal 31 Agustus 2001, maka dirasakan peranan IRSG semakin penting sebagai forum dialog antara eksportir dan importir karet alam dunia. Disampaikan pula anggota IRSG (harus pemerintah) dan saat ini beberapa negara anggota UE yaitu Belgia, Prancis, Jerman, Belanda, Spanyol dan Inggris telah menjadi anggota IRSG. Ada kemungkinan bahwa UE akan meminta dukungan dari anggota IRSG termasuk Indonesia untuk dapat menjadi anggota.
14.UE Menyambut Baik Dukungan WTOUE menyambut baik keputusan Badan Arbitrage WTO yang mendukung tuntutan UE
terhadap AS atas subsidi ekspor yang dilarang yang diberikan untuk sektor pertaniannya. Dengan disetujui tuntutan ini, AS harus mematuhi dan mengikuti semua aturan yang berlaku dan telah ditetapkan oleh WTO, kalau tidak ingin membayar tuntutan yang amat mahal tersebut. Langkah selanjutnya jelas bagi UE untuk menetapkan sanksi jika AS tidak mencabut skema FSC/ETI secara cepat.
15.LAIN-LAIN1. European Business 2002
Pada tanggal 5 September 2002, Eurostat menerbitkan “News Release” No. 106/2002 mengenai European Business, Facts and Figures 2002. Dalam terbitan tersebut disampaikan beberapa hal penting mengenai Kekuatan dan Kelemahan dari bisnis di Eropa sebagai berikut:a. Industri di Uni Eropa didominasi dengan industri kimia, mesin dan peralatannya serta makanan dan minuman. Ketiga industri ini menempati urutan pertama, kedua dan ketiga di UE. Industri makanan dan minuman menempati urutan pertama di 6 negara yaitu Denmark, Yunani, Spanyol, Belanda, Portugal dan Inggris. Sementara industri kimia unggul di Belgia, Prancis dan Irlandia sedangkan industri mesin dan peralatan didominasi oleh Jerman, Italia dan Austria;b. Industri Kimia merupakan investor dalam penelitian dan pengembangan yang terbesar di UE. Pada tahun 2000, industri kimia menghasilkan 16,2% nilai tambah dari manufaktur di UE. Antara tahun 1990 dan 2000, pertumbuhannya mencapai 3.2%, angka ini lebih besar dibandingkan pertumbuhan industri manufaktur secara keseluruhan yang pertumbuhannya mencapai 1.9%.c. Industri mesin dan peralatannya merupakan sektor yang menggerakkan pasar ekspor. Dengan pertumbuhan yang relatif rendah (0.8% pertahun sejak tahun 1990), sektor permesinan dan peralatannya memperlihatkan pangsa dalam manufaktur yang menurun dengan penurunan kontribusi terhadap nilai tambah turun dari 11.5% pada tahun 1996 menjadi 10.5% pada tahun 2000. Namun demikian ekspor extra-UE dari industri ini menghasilkan Euro 117 milyar pada tahun 2000 – hampir dua kali lipat dibandingkan impornya (Euro 61 milyar). Angka ini menunjukkan hampir 100% kenaikan dibandingkan tahun 1990 (dalam harga yang berlaku). Industri makanan dan minuman memperlihatkan produktivitas yang tinggi untuk sub-sektor minuman. Selama periode 1990-2000, pertumbuhan sektor makanan dan minuman memperlihatkan sedikit peningkatan dibandingkan rata-rata pertumbuhan industri manufaktur, mencapai 2.1% pertahun. Industri daging, persusuan, minuman dan industri makanan lainnya merupakan 4 sub-sektor industri yang unggul dalam menghasilkan nilai tambah. Produsen terbesar dari ke empat sub-sektor ini adalah Jerman, Prancis, Inggris dan Jerman.
2. Komunikasi KE Mengenai Trade And DevelopmentKE (KE) pada tanggal 17 September 2002 telah menyampaikan komunikasinya kepada
Council dan Parlement Eropa mengenai Trade and Development – Assisting Developing Countries Benefit from Trade. Dalam komunikasinya tersebut disampaikan beberapa hal penting yang merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan capacity building-nya melalui EU’s trade related assistance, antara lain: UE memandang perlu untuk membantu negara berkembang
70
memperoleh keuntungan dari perdagangan dunia. Rencana KE bervariasi mulai dari upaya meni ngkatkan bantuan yang berkaitan dengan perdagangan diberbagai sektor penting sampai pada ide kordinasi yang lebih baik serta kesatuan kebijakan di dalam Uni Eropa dan dengan organisasi internasional lainnya. Country Strategy Paper (CSP) dan Regional Strategy Papers (RSP) merupakan wahana utama untuk menterjemahkan kebijakan dialog UE melalui program bantuan yang konkrit. Untuk mencapai keinginannya, KE telah membuat serangkaian proposal kegiatan yang dikelompokan atas tiga kategori yaitu (a) Intensification of dialogue with partner countries (b) Enhanced effectiveness of EU support dan (c) Contributing to international effectiveness. Komunikasi ini sangat penting bagi Indonesia dalam menyusun proposal bantuan dibidang perdagangan pada tahun 2003-2005. Dimana penyusunan proposal sebaiknya diarahkan pada tiga kelompok proposals for action tersebut di atas.
3. OHIMKE pada tanggal 22 oktober 2002 telah mengadopsi peraturan yang memperbolehkan
kantor KE untuk harmonisasi dalam pasar internal (OHIM) yang berbasis di Alicante untuk memulai program pendaftaran Community Design Regulation yang diadopsi oleh Council pada tnggal 12 Desember 2001 yang memberikan OHIM perlengkapan administrasi yang diperlukan dalam melaksanakan prosedur yang diperlukan seperti pendaftaran dan pembatalan dari design serta permohonan, pemberdayaan dan kelancarannya. Pedaftaran Community Design akan memberikan perlindungan bagi perusahaan-perusahaan di wilayah UE menggunakan single application. Perusahaan-perusahaan tetap diperbolehkan untuk mengambil alternatif untuk mendaftarkan designnya melalui peraturan hukum negaranya, yang telah diharmonisasi melalui Directive 98/71/EC jikadiinginkan.
4. ILO World CommissionPada tanggal 27 Februari 2002, Komisioner Perdagangan Pascal Lamy menyatakan
bahwa UE akan mendukung Komisi Dunia (World Commission) International Labour Organisation (ILO) dalam rangka mengetengahkan dimensi sosial dari globalisasi. Komisi Dunia tersebut akan membantu masyarakat internasional untuk mengerti hubungan yang rumit antara globalisasi, liberalisasi perdagangan dan pembangunan sosial, khusunya dalam mempromosikan core labour standards.
71