Tugas Metodologi Prof. Suryani vs Ija

Post on 15-Jan-2016

238 views 0 download

description

Penelitian

Transcript of Tugas Metodologi Prof. Suryani vs Ija

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN ABORTUS SPONTAN

DI MAKASSAR

ST. HADIJAH

P1502209011

BAB IPENDAHULUAN

• Angka kematian maternal di negara maju berkisar antara 5-10/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan di Negara-negara miskin dan sedang berkembang berkisar antara 750 – 1000/ 100.000 kelahiran hidup (Rahmadewi, 2002).

Angka kematian Ibu (Mathernal Mortality Rate) di Indonesia masih tertinggi di Asia Tenggara, yakni 307/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2003, karena kehamilan dan persalinan. Angka tersebut telah turun menjadi 290.8/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2005 akan tetapi angka tersebut masih tinggi bila dibandingkan dengan angka kematian ibu (AKI) di Asia Timur yang hanya 110/100.000 kelahiran hidup (Fadillah, 2006).

Hasil penelitian Nathin, H.A, (1996) di RSUD Dr.Sutomo Surabaya menyebutkan 39% kasus abortus imminens yang menunjukkan janin mati, di RSUD Dr. Moewardi Surakarta terdapat 244 kasus abortus (Sulistyawaty S, Dalono J.B, 1999), di RSU Haji Makassar (2003) terdapat 12,72% kasus abortus dari 393 kasus obstetri, dan di RSUD.Labuang Baji Makassar (2003) dilaporkan sebanyak 240 kasus abortus dari 981 kasus obstetri.

Data angka kejadian abortus di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar pada tahun 2001 sebanyak 279 kasus. Sementara data terbaru sejak Mei 2005 sampai Mei 2006 tercatat sebanyak 204 kasus.

Hasil penelitian di RSU Pangkep menunjukkan bahwa umur merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian abortus, dengan nilai OR = 3,48 dan faktor risiko berdasarkan riwayat abortus sebelumnya mempunyai nilai OR = 4,69 serta berdasarkan jumlah paritas dengan OR = 1,75 (Maryam Latif, 2003).

B. Rumusan MasalahBerdasarkan uraian latar belakang penelitian, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Berapa besar faktor risiko paritas ibu terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

2. Berapa besar faktor risiko jarak kehamilan ibu terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

3. Berapa besar faktor risiko riwayat abortus terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

4. Berapa besar faktor risiko status gizi ibu terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

5. Berapa besar faktor risiko pajanan asap rokok terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

6. Berapa besar faktor risiko pajanan obat-obatan terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

7. Faktor risiko mana yang paling besar konstribusinya terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk menganalisis hubungan faktor risiko terjadinya abortus spontan dan faktor risiko yang paling besar konstribusinya terhadap kejadian abortus spontan di Makassar tahun 2010.

2. Tujuan Khusus

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat ilmiah

2. Manfaat institusi

3. Manfaat Praktis

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan umum tentang Abortus

1. Pengertian Abortus

Abortus adalah ancaman/pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar sebagai batasan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Sarwono Prawiroharjo, 2002).

2. Klasifikasi Abortus

Menurut terjadinya dibedakan atas:

a. Abortus spontan

1) Abortus imminens

2) Abortus incipiens

3) Abortus completus

4) Abortus incompletus

5) Missed Abortion

b. Abortus provokatus (Induced abortion)

1) Abortus medisinalis

2) Abortus kriminalis

3. Patofisiologi

Pada awal permulaan keguguran terjadi perdarahan dalam desidua basalis yang diikuti oleh kematian jaringan sekitarnya (nekrosis). Nerkrosis jaringan sekitar desidua basalis menyebabkan terlepasnya hasil konsepsi sebagaian atau seluruhnya, sehingga bagian yang terlepas ini merupakan benda asing dalam uterus.

.

4. Penyebab abortus

a. Kelainan pertumbuhan hasil pembuahan

b. Kelainan pada plasenta

C. Penyakit ibu

d. Kelainan saluran reproduksi

5. Dasar diagnosis a. Keterlambatan datang bulan

b. Terjadi perdarahanc. Disertai sakit perutd. Dapat disertai oleh pengeluaran

hasil konsepsie. Pemeriksaan hasil tes hamil dapat masih positif atau sudah negatif

(Manuaba IBG, 1998).

6. Komplikasi

a. Perdarahan

b. Perforasi

c. Infeksi

d. Syok

7. Tindakan dan pencegahan

B. Tinjauan Umum Faktor Risiko terjadinya Abortus Spontan

1. Paritas 2. Jarak Kehamilan 3. Riwayat Abortus 4. Status Gizi ibu 5. Pajanan Asap Rokok 6. Pajanan Obat-obatan

Salah satu masalah yang sangat menarik dalam dunia kedokteran hinga saat ini ialah mengenai obat apa yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi pada saat hamil, khususnya ketika hamil muda. Masa hamil muda adalah saat mulai terbentuknya berbagai organ tubuh (periode organogenesis). Masuk akal kalau banyak mitos yang bercampur fakta ilmiah seputar hamil muda, mengingat kaitannya yang erat terhadap cacat maupun kelainan pada janin.

FAKTOR IBU Abnormalitas

Umur ovum

Paritas Kelainan saluran reproduksi KEMATIAN/CACAT

ABORTUSJarak JANIN

SPONTAN kelahiran Kelainan Placenta

Umur Kelainan pertmbhnKehamilan hasil konsepsi

tatus gizi

KelainanRiwayat kromosom Pengaruh lingkunganAbortus luar :

RadiasiPenyakit ibu Lingkungan Trauma psikis/stress

endometrium tdk Paparan asap rokok sempurna Paparan Obat2an

Paritas

Jarak kehamilan

Riwayat abortus

Status gizi

Pajanan asap rokok

ABORTUS

Pajanan obat-obatan SPONTAN

Umur kehamilan

Penyakit ibu

Kelainan kromosom

Kelainan plasenta

Trauma psikis

Kelainan sistem reproduksi

Keterangan :

: Variabel yang tidak diteliti

: Variabel yang diteliti

: Variabel independen

: Variabel dependen

E. Hipotesis PenelitianBerdasarkan kerangka konsep penelitian, maka dirumuskan hipotesis Null sebagai berikut:

1. Paritas merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spontan.

2. Jarak kehamilan merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spontan.

3. Riwayat abortus sebelumnya merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spontan.

4. Status gizi merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spontan.

5. Pajanan asap rokok merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spontan.

6. Pajanan obat-obatan merupakan faktor risiko terhadap kejadian abortus spntan.

7. Terdapat satu atau lebih dari variabel independen yang merupakan faktor risiko yang paling berkonstribusi terhadap kejadian abortus spontan (analisa multivariat).

F. Definisi Operasional1. Abortus spontan pada ibu hamil

Abortus spontan adalah ancaman/pengeluaran hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable by low yang semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alami (Rustam Mochtar, 1998). Kriteria obyektif, menggunakan Skala pengukuran nominal yaitu:Kasus: bila responden yaitu ibu hamil mengalami Abortus spontanKontrol: bila responden yaitu ibu hamil tidak mengalami abortus spontan

2. Paritas

Jumlah kelahiran yang pernah dialami oleh ibu yang mencapai viabilitas (sempurna) dengan anak lahir mati atau lahir hidup yang diperoleh dari hasil wawancara sesuai pertanyaan pada kuesioner.

Kriteria obyektif:

Risiko tinggi: bila jumlah kelahiran 1 dan > 3 kali

Risiko rendah: bila jumlah kelahiran 2 - 3 kali

3. Jarak Kehamilan

Jarak kehamilan adalah jarak antara umur kehamilan terakhir dengan kehamilan sekarang yang dinyatakan dalam tahun, sesuai jawaban responden berdasarkan kuesioner penelitian. Kriteria objektif:Risiko tinggi: bila jarak kehamilan < 2 tahunRisiko rendah: bila jarak kehamilan ≥ 2 tahun

4. Riwayat abortus

Riwayat abortus adalah kejadian abortus yang pernah dialami oleh ibu sebelumnya sesuai jawaban responden berdasarkan kuesioner penelitian.

Kriteria objektif:

Risiko tinggi: bila ibu pernah mengalami riwayat abortus sebelumnya

Risiko rendah: bila ibu tidak pernah mengalami riwayat abortus sebelumnya

5. Status Gizi

Status gizi adalah keadaan gizi ibu selama hamil yang diperoleh dengan melakukan pengukuran lingkar lengan atas ibu (LILA) pada lengan yang tidak dipakai bekerja. Kriteria objektif:Risiko tinggi: bila hasil pengukuran LILA ibu < 23,5 cm. Risiko rendah: bila hasil pengukuran LILA ibu ≥23,5 cm.

6. Pajanan asap rokok

Pajanan asap rokok adalah apabila ibu terpapar oleh asap rokok baik ibu sendiri yang merokok (perokok aktif) maupun terpapar dari orang lain (perokok pasif) dirumah sesuai dengan jawaban kuesioner.

Kriteria objektif:

Resiko tinggi : bila ibu hamil perokok atau terpapar asap.

Risiko rendah : bila ibu hamil tidak perokok atau tidak terpapar asap.

7. Pajanan obat-obatan

Pajanan obat-obatan dalam penelitian ini adalah ibu selama masa kehamilan mengkomsumsi obat-obatan selain yang diresepkan oleh dokter / bidan sesuai dengan jawaban kuesioner penelitian.Kriteria Objektif : Risiko tinggi : bila ibu hamil mengkomsumsi obat-obatan selain yang diresepkan oleh dokter / bidan selama masa kehamilan .Risiko rendah: bila ibu hamil hanya mengkomsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter / bidan selama masa kehamilan.

G. Kontrol Kualitas

1. Standarisasi petugas lapangan. Standarisasi petugas lapangan dengan memberikan pemahaman kepada tenaga pewawancara untuk mendapatkan pemahaman yang sama dengan peneliti.

2. Standarisasi metode dan alat ukur. Standarisasi alat ukur, dilaksanakan dengan mengadjust pada posisi normal sebelum digunakan. Untuk kuesioner, standarisasi dilaksanakan dengan melaksanakan uji coba kuesioner sebelum dilaksanakan penelitian.

3. Pengawasan Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya. Karena menilai keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran lainnya, maka reliabilitas disebut juga konsistensi. Reliabilitas meliputi dua aspek : (1) Stabilitas dan (2) Kesamaan. Stabilitas adalah konsistensi hasil suatu pengukuran ke pengukuran oleh seorang pengamat, terhadap subyek penilitian yang sama dengan instrumen yang sama (konsistensi

intra pengamat). Kesamaan (equivalence) adalah konsistensi antara hasil pengukuran seorang pengamat lainnya, terhadap subyek penelitian yang sama dan instrumen yang sama, biasa disebut konsistensi antar pengamat.

Menilai realibilitasi, keajekan antar suatu pengukuran dan pengukur lainnya diukur dengan ukuran yang disebut koefisien realbilitasi. Keajekan dites melalui uji coba (pilot study), dilakukan pada populasi studi beberapa waktu sebelum penelitian yang sesungguhnya, tetapi dapat juga dilakukan pada sampel lainnya yang mempunyai karakteristik sama dengan populasi studi.

intra pengamat). Kesamaan (equivalence) adalah konsistensi antara hasil pengukuran seorang pengamat lainnya, terhadap subyek penelitian yang sama dan instrumen yang sama, biasa disebut konsistensi antar pengamat.

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan case control study, untuk menegetahui adanya faktor risiko terjadinya abortus yang dipelajari secara retrospektif

Faktor Risiko positif

Abortus

Faktor Risiko negatif

Matching

umur ibu Sampel & populasi

Faktor risiko positif

Tidak abortus

Faktor risiko negatif

Rancangan Penelitian Case Control Study

B. Lokasi penelitian

C. Populasi dan sampel

D. Besar sampel

E. Teknik pengambilan sampel

F. Kriteria Sampel

G. Prosedur Pengumpulan data

H. Pengolahan data

I. Analisa data

J. Penyajian Data

DAFTAR PUSTAKAAffandi Biran, dkk, 1999, Dampak Abortus Terhadap Kesehatan Ibu di Indonesia, Berkala Obstetri dan Ginekologi, 23 (3), Jakarta.

Affandi Biran, dkk, 1999, Mencegah Kehamilan yang Tidak dikehendaki Dan Abortus dengan kontrasepsi Darurat, Berkala Obstetri dan Ginekologi, 23 (3), Jakarta.

Ahmad Djaelani. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi, Penerbit Dian Rakyat. Jakarta

Anonim, 2004. Keluarga Berencana, http://www.Medicastore.com/med/detai.pyk.php?id=&iddtl.575, diakses Maret 2007.

Anonim, Juli 2006, Rokok Akibatkan Keguguran, http://www.cybertokoh.com/news.php?med=publisher&op=newarticle&artid=1362. diakses Maret 2007

Chrisdiono M.A,2004, Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi, Jakarta

Chrisdiono M.A,2004, Amankah Mengonsumsi Obat Saat Hamil, http://www.kompas.com/kompas_cetak/0301/13/1ptek/77553.htm. diakses Maret 2007.

Cunningham, 1995, Obstetri Williams, Edisi 18 Penerbit buku kedokteran EGC, Jakarta

Daswati, 2005, Analisis faktor Risiko umur, Paritas, dan Riwayat Abortus terhadap kejadian Abortus di RSUD Labuang Baji Makassar, Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta, Fakultas Kedokteran UGM.

Departemen Kesehatan R.I,2003, Setiap 2 Jam orang bersalin Meninggal Dunia, http://www.depkes.go.id, Jakarta

Eastman Nj, dalam Dasuki D, Legowo D, Hasibuan S, 1997, Kajian tentang Faktor umur dan Paritas Terhadap Terjadinya Placenta Previa, Berkala Kesehatan Klinik 5 (4), Yogyakarta.

Ernest Mutschaler, 1991. Dinamika Obat: Buku Ajar Farmakologi dan Toksikologi, Penerbit ITB, Bandung

Fadillah, 2006, Angka Kematian Ibu, http://www.Hidayatullah.com, Artikel, diakses 24 Januari 2006.

Irianto, dkk. 2004. Gizi Dan Pola Hidup Sehat, Penerbit Irama Widya. Bandung

Hacker NF, J.George More, 2001, Essensial Obstetri dan Gyneology, edisi 2, EGC, Jakarta.

Joyce.L.Kee, Evelyn R.H, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Penerbit EGC, Jakarta

Karmila Y. 2004. Perbandingan Kadar Alfa Tokoferol dan Lipid Paroksida Plasma pada penderita Abortus di RSUP Sardjito Yogyakarta. Berkala Obstetri dan Ginekologi. Jakarta

Knuppel RA, 1993. High Risk Pregnancy Second Edition, Independence Square West, Pennsylvania

Lameshow S, Hosmer Jr.D.W, Klar J, Lwanga S.K, 1997, (terjemahan) Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, terjemahan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Manuaba IBG,1998, Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Cetakan I, Penerbit EGC, Jakarta.

Maqdir Eep S, Merokok Mengapa harus Berhenti, http://www.thediamondlight.com/?p=26. Bandung diakses Maret 2007.

Murti, B. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi, cetakan Pertama, Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Pallupi, dkk. 2005. Pedoman Praktis Safe Motherhood Paket Ibu dan Bayi, EGC, Jakarta.

Prawirohardjo.S. 2002. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono Prawirohardjo. Jakarta

Rahmadewi.2003. Keluarga Berencana, Reproduksi, Gender Dan Pembangunan Kependudukan, Cetakan 2, Jakarta.

Razak Datu, 2005. Cacat Lahir Disebabakan Oleh Faktor Lingkungan, Jurnal Medika Nusantara Vol.16. Makassar

Ridwan, 2006. Analisis Risiko Asap Rokok Dan Variasi Gen Cyp2A6 terhadap Berat Placenta Dan Dampaknya Pada Kejadian BBLR, Disertasi PPS Unhas, Makassar

Rustam, Mochtar.1998. Sinopsis Obstetri, Edisi 2, Penerbit EGC, Jakarta.

Saifuddin A.B, 2002, Kehamilan Normal, Panduan praktis pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Jakarta.

Sastrawinata.S, 2005, Obstetri Patologi, Ilmu Kesehatan Reproduksi, Edisi II, EGC, Jakarta.

Setiawan Aslim, 1998, Aborsi ditinjau dari sudut Medik, Psikososial dan Etika Kristen http://www.Pikiranrakyat.com/cetak/0702/27/hikmah/lain4htm. Makalah disajikan dalam seminar yang diselenggarakan oleh Humas Ukrida Dan Majalah Kairos, Jakarta

S. Raharjo, 2002, Pria Berperan Turunkan Angka Kematian Ibu, http://www.bkkbn.go.id, Jakarta.

Sukarya Wawang S, 2002. Keguguran dan Penyebabnya, http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0702/27/hikmah/lain4.htm. Jakarta.

Sulaeman Sastrawinata.R, 1981, Obstetri Patologi, Universitas Padjajaran, Bandung.

Sulistyono Agus, 2006, Abortus cari penyebabnya, http://www.pontianakpost.com/berita/rudex.asp?beritakesehatan&id.111675. RSU.DR.Sutomo. Surabaya

Sulistyono Agus, dkk. 2005. Hubungan Kadar IgG ACA dan Infark Placenta Pada Abortus Berulang dan Satu Kali, Majalah Obstetri & Ginekology. Volume 13 No.2.

Sweet BR, 1997, Mayes’ Midwiferi 12 th Edition, Bath Press, London

Universitas Hasanuddin (Unhas) 2005, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, Edisi 4, Program pascasarjana Unhas, Makassar

Wiknojosastro G.Hanifa, 2002, Ilmu Kebidanan, cetakan ke-5, Edisi III, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Wiknojosastro G.Hanifa, 1999, Hak Wanita Untuk Reproduksi dan Abortus, volume 23 no 3, Bagian OBGYN Fakultas Kedokteran UI, Jakarta

Wiro JN Piego 2001, Perubahan Psikologis dalam Kehamilan, Konsep asuhan kebidanan, Politeknik Kesehatan RI, Pusdiknakes , Jakarta

Zulhaida Lubis. 2003, Status Gizi Ibu Hamil Serta Pengaruhnya Terhdap Bayi Yang Dilahirkan, PPS Institut Pertanian Bogor