Post on 14-Dec-2014
description
TUGAS LAYANAN KLINIK TANAMAN
MACAM-MACAM BAKTERIPENYEBAB PENYAKIT PADA TANAMAN
OLEH
ARGHYA NARENDRA DIANASTYA
NIM : 111510501105
(Mahasiswa Penerima Beasiswa Unggulan DIKTI Tahun 2011 Program S-1
Agroteknologi Fakultas Pertanian UNEJ)
PROGRAM STUDI S-1 BEASISWA UNGGULAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2013
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok
terbanyak dari organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan
kebanyakan uniselular (bersel tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana
tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton, dan organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Struktur sel mereka dijelaskan lebih lanjut dalam artikel mengenai
prokariota, karena bakteri merupakan prokariota, untuk membedakan mereka
dengan organisme yang memiliki sel lebih kompleks, disebut eukariota. Istilah
"bakteri" telah diterapkan untuk semua prokariota atau untuk kelompok besar
mereka, tergantung pada gagasan mengenai hubungan mereka.
Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme. Mereka
tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka
kecil, biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3
mm dalam diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel,
seperti sel tumbuhan dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda
(peptidoglikan). Banyak yang bergerak menggunakan flagela, yang berbeda dalam
strukturnya dari flagela kelompok lain.
Beberapa bakteri tersebut merupakan bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit pada tanaman atau disebut juga sebagai bakteri patogen. Bakteri patogen
adalah bakteri yang dapat merugikan tanaman. Bakteri yang dapat menyebabkan
penyakit disebut bakteri patogen. Bakteri dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, hewan, dan juga pada tumbuhan. Bakteri sebagai patogen tumbuhan
baru mendapat pengakuan secara ilmiah setelah terjadi perdebatan untuk
menanggapi munculnya artikel yang ditulis oleh Burril pada tahun 1878 tentang
penyakit hawar pada apel dan pir di Illinois dan New York (Vidaver dan
Lambrecht, 2004). Pada waktu itu bakteri dianggap sebagai jasad saprofitik yang
tidak dapat menyebabkan 4 penyakit. Penyakit tersebut terbukti disebabkan oleh
bakteri Erwinia amylovora, yang kini tersebar luas di seluruh dunia dan
menyebabkan kerugian yang besar pada pertanaman apel dan pir
Beberapa bakteri patogen tumbuhan hanya dapat menyerang satu spesies
tanaman, bahkan satu varietas tanaman, namun ada juga yang mampu menyerang
lebih dari 200 spesies tanaman dari berbagai famili yang berbeda. Bakteri patogen
yang hanya dapat menyerang satu tanaman akan mudah dikendalikan dengan
rotasi/pergiliran tanaman. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bakteri
patogen dan tanaman inang serta gejalanya, maka makalah ini dibuat.
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui gejala-gejala pada tanaman yang terserang bakteri
disertai gambar gejala dan keterangannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Genus Bakteri Penyebab Penyakit
Agrobacterium merupakan bakteri berbentuk batang pendek, motil (dapat
bergerak), flagela peritrik, menyebabkan hipertropi yang berupa gall pada akar
dan batang. Hanya ada 5 jenis dari genus Agrobacterium yang merupakan patogen
tanaman, dan yang paling dikenal yaitu Agrobacterium tumefaciens yang
menyebabkan penyakit crown gall atau bengkak pada pangkal batang, akar, dan
ranting tanaman gandum, anggur dan mawar, Agrobacterium rhizogenes
penyebab penyakit akar berambut (hairy roots), dan Agrobacterium rubi penyebab
penyakit bengkak pada batang, dahan, daun dan bunga tanaman oleander.
(bakteri Agrobacterium tumefaciens)
Sumber: http://classroom.sdmesa.edu/eschmid/Lecture16-Microbio.htm
Corynebacterium merupakan bakteri berbentuk batang ramping, non-
motil (ada yang motil yaitu : Corynebacterium flaccumfaciens dan C. poinseltae),
kebanyakan menyebabkan layu tanaman. Genus Corynebacterium mempunyai ±
11 jenis yang bersifat patogen tanaman. Genus ini termasuk penyebab penyakit
tanaman yang sampai sekarang belum pernah berarti. Contoh : Corynebacterium
fasciens penyebab penyakit fasiasi pada dahan kapri, crysanthenum,
Corynebacterium spedonicum penyebab penyakit layu bakteri pada kacang
buncis, dan Corynebacterium michiganense penyebab penyakit layu bakteri pada
tomat.
(gambar bakteri Corynebacterium michiganense)
Sumber: http://classroom.sdmesa.edu/eschmid/Lecture16-Microbio.htm
Erwinia merupakan bakteri berbentuk batang, motil, flagela peritrik,
penyebab kematian jaringan yang bersifat kering, juga penyebab benjolan-
benjolan, layu dan busuk basah. Genus Erwinia mempunyai ± 22 jenis yang
bersifat patogen tanaman dan biasanya sangat sulit dikendalikan. Contoh :
Erwinia amylovora penyebab penyakit fireblight pada apel, Erwinia carotovora
penyebab penyakit busuk basah pada wortel dan sayuran lain sampai tembakau,
Erwinia chrysanthemi penyebab penyakit busuk lunak pada kentang, talas dan
nenas, Erwinia dissolvens penyebab penyakit busuk lunak pada batang jagung.
(gambar: Erwinia Carotovora)
Sumber: http://www.psmicrographs.co.uk/erwinia-carotovora-bacteria
Pseudomonas merupakan genus terbesar sebagai penyebab penyakit
tanaman, bakteri berbentuk batang, motil dengan flagela polar, koloni membentuk
pigmen berwarna kehijauan yang larut dalam air. Genus Pseudomonas meliputi
hampir separuh jenis bakteri yang mampu menimbulkan penyakit tanaman.
Bakteri patogen ini menyebabkan gejala yang bervariasi mulai dari bercak daun,
hawar, busuk daun, sampai layu. Contoh : Pseudomonas solanacearum penyebab
penyakit layu pada tanaman-tanaman Solanaceae dan jahe, Pseudomonas glycinea
penyebab penyakit hawar daun kedelai, Pseudomonas phaseolicola penyebab
penyakit bercak halo pada buncis, Pseudomonas pseudozoogloeae penyebab
penyakit karat hitam pada tembakau, Pseudomonas malvacearum penyebab
penyakit bercak bersudut pada kapas.
(gambar: Pseudomonas solanacearum)
Sumber: http://lifetoscienceadventure.blogspot.com/2010/12/life-to-adventure-
science_22.html
Genus Xanthomonas, yang mencakup hampir 60 jenis mampu
menimbulkan penyakit pada tanaman. Bakteri berbentuk batang kecil, bergerak
dengan satu flagela di ujung, koloni berlendir berwarna kuning. Gejala-gejala
yang disebabkan oleh Xanthomonas juga bervariasi yang meliputi busuk, hawar
dan bercak . Janis-jenis Xanthomonas mempunyai kekhususan terutama
terbentuknya pigmen kuning pada koloninya. Contoh : Xanthomonas campestris
penyebab penyakit hawar daun padi, kedelai dan busuk lunak pada talas, ubi kayu,
Xanthomonas citri penyebab penyakit kanker pada jeruk, Xanthomonas
malvacearum penyebab penyakit bercak bersudut pada kapas, Xanthomonas
oryzae penyebab penyakit hawar daun padi.
Gambar : Xanthomonas campestris
Sumber: http://virt1319.unelink.net/allnatural/industria-quimica/plasticos-
biodegradables.html
Genus Streptomyces merupakan genus bakteri patogen tanaman yang
hanya mempunyai dua jenis yang mampu menyebabkan penyakit tanaman. Sifat
yang menonjol dari genus ini adalah adanya hifa halus ( < 1 μm) atau bentuk
seperti benang yang bercabang-cabang dengan konidia pada ujung rantai hifa.
Ukuran bakteri maupun konidianya tidak berbeda yaitu sekitar 1 – 2 μm. Pada
benang ini, setiap sel berfungsi sebagai satu individu tersendiri. Selain itu,
Streptomyces juga biasa membentuk endospora yang tidak dijumpai pada bakteri
patogen lainnya. Genus ini sama dengan Corynebacterium yang kurang berarti
kecuali Streptomyces scabies penyebab penyakit kudis pada umbi kentang dan
Streptomyces ipomea penyebab penyakit kutil pada umbi jalar.
Gambar: gejala yang disebabkan oleh bakteri Streptomyces ipomea
Sumber: www.cals.ncsu.edu
2.2 Gejala-gejala akibat serangan bakteri
1. Gall/fasciation (Crown gall): pertumbuhan abnormal karena peningkatan
jumlah sel secara cepat, biasanya pada pangkal batang, leher akar atau akar.
2. Layu bakteri: akibat serangan pada pembuluh kayu.
3. Pelendiran-bakteri atau kebasahan pada kayu: karena adanya tekanan (gas)
lalu keluar ke permukaan batang seperti pada tanaman elm.
4. Busuk lunak: akibat serangan pada pada zat perekat antara sel-sel jaringan
tanaman,sehingga zat tersebut mencair dan jaringan rusak serta berlendir.
5. Busuk keras/firm rot: kerusakan jaringan pada daun, batang, buah,umbi dan
lain-lain.
6. Blight dan kanker: nekrosis yang bersifat khas pada daun, ranting, dahan,
bunga dan buah.
III. PEMBAHASAN
3.1 Crown Gall
1. Gejala Penyakit Crown Gall dan Bakteri Penyebab
Tumor Crown Gall adalah jaringan tanaman yang pertumbuhannya tidak
terdiferensiasi akibat adanya interaksi antara tanaman-tanaman yang rentan
dengan strain virulen Agrobacterium tumefaciens.Gejala penyakit ini dapat dilihat
pada batang dan akar.
(crown gall pada batang mawar)
(crown gall pada akar tanaman blue berry)
3.2 Layu Bakteri
1. Gejala Layu Bakteri dan Bakteri Penyebabnya
Kelayuan pada tanaman terutama pada bagian daun, tunas atau tanaman
secara keseluruhan, dapat disebabkan karena hilangnya turgor pada bagian-bagian
tersebut. Hilangnya turgor tersebut dapat disebabkan karena adanya gangguan di
dalam berkas pembuluh/pengangkutan atau adanya kerusakan pada susunan akar,
yang menyebabkan tidak seimbangnya penguapan dengan pengangkutan air.
Penyakit layu (wilt disease) pada tanaman dapat disebabkan oleh faktor biotik
yaitu bakteri sehingga disebut layu bakteri (Pseudomonas solanacearum) atau
oleh jamur/cendawan yang disebut penyakit layu Fusarium (Fusarium
oxysporum). Selain karena penyakit biotik, kelayuan pada tanaman juga dapat
disebabkan karena faktor abiotik (kekurangan air) (Semangun. 1990).
2. Layu karena bakteri (Pseudomonas solanacearum)
Pseudomonas solanacearum merupakan salah satu bakteri penyebab layu
bakteri atau penyakit lender pada tanaman. Karakteristik bakteri ini adalah:
1. Selnya berbentuk batang dan bergerak dengan satu flagel.
2. Bakteri ini dapat bertahan di dalam tanah dan dapat cepat berkembang
biak pada keadaan tanah yang lembab.
3. Bakteri ini dapat menginfeksi akar-akar tanaman melalui luka-luka karena
pemindahan bibit, ketika pembumbunan, luka karena gigitan serangga,
luka karena tusukan nematoda, dan ternyata bakteri ini juga dapat
menginfeksi tanaman melalui luka-luka pada daun.
4. Tanaman yang diserang antara lain: kentang, tomat, pisang, cabai, terung
dan lebih dari 140 jenis tanaman terutama yang termasuk dalam keluarga
Solanaceae.
5. Patogen ini menyerang jaringan pengangkutan air sehingga mengganggu
transportasi air tanaman inang, akibatnya kelihatan tanaman menjadi layu,
menguning dan kerdil, dan biasanya dalam beberapa hari tanaman akan
mati.
6. Toksin dan enzim yang dihasilkan oleh bakteri ini dapat melarutkan
dinding sel akar dan dapat menyebabkan perubahan warna pada jaringan
pengangkutan yang dapat dilihat jika batang dipotong (melintang) atau
dibelah. Gejala penyakit layu bakteri pada tomat dan tembakau ditandai
dengan perubahan warna pada bagian berkas pembuluhnya biasanya
menjadi berwarna coklat dan perubahan warna ini dapat meluas sampai ke
tulang daun bahkan sampai ke empulur. dan akar tanaman yang sakit
berwarna coklat.
7. Umumnya pertama kali gejala terlihat pada tanaman yang berumur kurang
lebih 6 minggu. Gejala yang terlihat adalah daun-daun layu, biasanya
dimulai dari daun-daun muda (ujung). Terkadang kelayuan tidak terjadi
dengan tiba-tiba, bahkan terjadi kelayuan sepihak, pada bagian yang layu
daging daun diantara tulang-tulang daun atau di tepi daun menguning,
kemudian mengering dan akhirnya seluruh daun layu dan tanaman
menjadi mati.
8. Bila batang tanaman yang sakit dipotong dan potongan tersebut
dimasukkan ke dalam gelas/wadah berisi air, yang jernih, kemudian
dibiarkan beberapa lama, akan keluar eksudat (cairan berwarna putih
kotor) yang berisi jutaan bakteri.
Gambar: layu bakteri pada tanaman kentang oleh bakteri Pseudomonas
solanacearum
Sumber: http://www.agroatlas.ru/en/content/diseases/Solani/
3.3 Gejala Penyakit Hawar Bakteri (Bacterial Blight)
Pada daun terdapat bercak kecil, bersegi, tembus cahaya dan tampak
kebasah-basahan, berwarna kekuningan atau coklat muda. Bercak membesar,
bagian bawahnya mengering, berwarna coklat tua atau coklat kehitaman,
dikelilingi oleh halo klorotik dan kebasah-basahan. Beberapa bercak besar bersatu
menjadi bagian nekrotik yang luas, sehingga daun menjadi robek-robek. Gejala
dapat terjadi pada batang, tangkai daun dan polong. Biji polong yang sakit dapat
keriput, atau berubah warnanya, namun adakalanya tidak bergejala sama sekali
(Machmud. 1989).
Penyakit hawar bakteri (bacterial blight) tersebar luas di Indonesia dapat
dikatakan bahwa penyakit ini terdapat di semua negara penanam kedelai. Penyakit
ini disebabkan bakteri Pseudomonas syringae pv, yang bertahan dalam biji dan
pada sisa-sisa tanaman sakit. Biji dapat terinfeksi selama panen dan penyimpanan.
Jika biji yang berpenyakit ditanam, keping bijinya akan terinfeksi dan mungkin ini
merupakan sumber penyakit yang terpenting. Selain itu, penyakit hawar ini juga
disebabkan oleh Xanthomonas campestris dan Xanthomonas axonopodis pv.
Malvacearum (Machmud. 1989).
Gambar: Hawar pada daun tanaman catton oleh bakteri
Xanthomonas axonopodis pv. Malvacearum.
Sumber: http://www.arkansas-crops.com/2011/07/20/alert-bacterial-blight-of-
cotton-found-in-arkansas/
3.4 Gejala Penyakit Busuk Lunak
Gejala yang umum pada tanaman kubis-kubisan adalah busuk basah,
berwarna coklat atau kehitaman, pada daun, batang, dan umbi. Pada bagian yang
terinfeksi mula-mula terjadi bercak kebasahan. Bercak-bercak tersebut membesar
dan mengendap (melekuk), bentuknya tidak teratur, berwarna coklat tua
kehitaman. Jika kelembaban tinggi jaringan yang sakit tampak kebasahan,
berwarna krem atau kecoklatan, dan tampak agak berbutir-butir halus. Disekitar
bagian yang sakit terjadi pembentukan pigmen coklat tua atau hitam. Pada
serangan lanjut daun yang terinfeksi melunak berlendir dan mengeluarkan bau
yang khas. Jaringan yang membusuk pada mulanya tidak berbau, tetapi dengan
adanya serangan bakteri sekunder jaringa tersebut menjadi berbau khas yang
mencolok hidung (Dwidjoseputro. 1964). Bau tersebut merupakan gas yang
dikeluarkan dari hasil fermentasi karbohidrat kubis.
Penyebab busuk lunak adalah Erwinia carotovora. Sel bakteri berbentuuk
batang dengan ukuran (1,5×2,0)x(0,6×0,9) micron, umunya membentuk rangkaian
sel-sel seperti rantai, tidak mempunyai kapsul, dan tidak berspora. Bakteri
bergerak dengan menggunakan flagela 2-3 peritrik. Bakteri ini bersifat gram
negatif. Hidup bakteri ini soliter atau berkelompok dalam pasangan atau rantai,
termasuk jenis bakteri fakultatif anaerob. E. carotovora memproduksi banyak
enzim ekstraselluler seperti pektinase yang mendegradasi pektin yang berfunsi
untuk merekatkan dinding-dinding sel yang berdampingan, sellulase yang
mendegradasi sellulase, hemicellulases, arabanases, cyanoses dan protease
(Dwidjoseputro. 1964).
Gambar :Busuk Lunak pada Tanaman Paprika oleh Erwinia Carotovora
Sumber : http://www.corbisimages.com/stock-photo/rights-managed/42-
Gambar: Busuk Lunak pada Tanaman Kubis oleh Bakteri Erwinia Carotovora
Sumber : http://www.corbisimages.com/stock-photo/rights-managed/42-
Gambar: Busuk Buah Tomat Lunak oleh Bakteri Erwinia Carotovora
Sumber: http://erec.ifas.ufl.edu/tomato-scouting-guide/diseases/erwinia-soft-
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D, 1964. Dasar-dasar Mikrobiologi. Penerbi Djambatan, Malang.
Machmud,M, 1989. Pengamatan Penyakit Pustui dan Hawar Bakteri Kedelai.
Kongres Nasional UMPFI. Cibubur. Jakarta.
Semangun, H, 1990. Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Gajah
Mada Press. Yogyakarta.
http://classroom.sdmesa.edu/eschmid/Lecture16-Microbio.htm
http://www.psmicrographs.co.uk/erwinia-carotovora-bacteria
http://www.agroatlas.ru/en/content/diseases/Solani/
http://erec.ifas.ufl.edu/tomato-scouting-guide/diseases/erwinia-soft-
http://www.corbisimages.com/stock-photo/rights-managed/42-