Post on 24-May-2020
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KONSEP
SUKUK NEGARA RITEL SERI SR-006 TAHUN 2014-2017
DI INDONESIA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Agama Islam
Oleh:
PUTRI NUR SEKARSARI
I.000.150.030
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KONSEP
SUKUK NEGARA RITEL SERI SR-006 TAHUN 2014-2017
DI INDONESIA
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada
Jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Fakultas Agama Islam
Oleh:
PUTRI NUR SEKARSARI
I.000.150.030
PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
ii
iii
1
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KONSEP SUKUK NEGARA
RITEL SERI SR-006 TAHUN 2014 – 2017 DI INDONESIA
Abstrak
Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijarah, atau surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk
berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk
pada saat jatuh tempo
Berdasarkan permasalahan diatas, telah dilakukan kajian lebih mendalam
mengenai pelaksanaan akad sukuk ijarah ditinjau dari Fatwa DSN-MUI yakni
tinjauan hukum Islam terhadap konsep Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 Tahun
2014 – 2017 di Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yakni menerapkan analisa
induktif, mengutamakan makna di balik adanya realitas,melakukan konstruksi
terhadap realitas makna sosial budaya, melakukan interaksi antara peristiwa
dengan proses, melibatkan variabel-variabel yang kompleks dan susah diukur,
berkaitan erat dengan konteks, melibatkan peneliti secara penuh, memiliki latar
belakang ilmiah, menggunakan sampel purposif, serta selalu diuji untuk
mempertanyakan fakta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 41/DSN-MUI/III/2004
tentang Obligasi Syariah Ijarah bahwa penerbitan sukuk negara ritel seri SR-006
telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan memenuhi ketentuan bahwa
obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah berdasarkan akad ijarah
dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan syariah. Sukuk
Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dengan penerbitan opini
syariah dengan nomor : B-039/DSN-MUI/II/2014 tanggal 7 Februari 2014 atas
penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Dengan adanya fatwa dan opini
syariah DSN-MUI tersebut, terdapat jaminan khususnya bagi investor-syariah
bahwa investasi dalam bentuk Sukuk Negara Ritel seri SR-006, termasuk
melakukan pembelian dan memperdagangkannya di Pasar Sekunder, tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Kata kunci: sukuk, sukuk negara ritel, Fatwa DSN, sukuk seri SR-006
Abstract
Sukuk ijarah is a financing that uses an ijarah contract system, or securities that
contains a financing contract based on sharia principles issued by companies,
governments, or other institutions that require sukuk issuers to pay income to
2
sukuk holders in the form of rental assets and pay back sukuk principal funds at
maturity
Based on the above problems, a more in-depth study has been carried out on the
implementation of the sukuk ijarah contract in terms of the DSN-MUI Fatwa,
namely a review of Islamic law on the SR-006 2014 – 2017 th
Series State Retail
Sukuk in Indonesia.
The type of research used by the author in this study is qualitative research.
Qualitative research has the characteristics of applying inductive analysis,
prioritizing the meaning behind the existence of reality, constructing the reality of
socio-cultural meanings, interacting between events and processes, involving
complex and difficult to measure variables, closely related to context, involving
researchers in full, has a scientific background, uses purposive samples, and is
always tested to question facts.
Based on the results of the study, it can be concluded that based on the Fatwa of
the National Sharia Council of the Indonesian Ulama Council Number 41 / DSN-
MUI / III / 2004 concerning Ijarah Sharia Bonds that retail state sukuk issuance
series SR-006 is in accordance with the MUI DSN fatwa and fulfills the
requirement that Islamic bonds ijarah is a sharia bond based on the ijarah
agreement with regard to the substance of the Fatwa of the National Sharia
Council of the Indonesian Ulema Council Number 09 / DSN-MUI / IV / 2000
concerning Islamic finance. The Retail State Sukuk series SR-006 has obtained a
Sharia Compliance Statement from the National Sharia Council-Indonesian
Ulama Council with the issuance of sharia opinion with number: B-039 / DSN-
MUI / II / 2014 dated 7 February 2014 on the issuance of Retail State Sukuk
series 006. With the existence of the fatwa and DSN-MUI sharia opinion, there is
a guarantee especially for sharia investors that investments in the Retail State
Sukuk SR-006 series, including making purchases and trading them on the
Secondary Market, do not conflict with sharia principles.
Kata kunci: sukuk, retail state sukuk, Fatwa DSN, sukuk SR-006 series
1. PENDAHULUAN
Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijarah, atau surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk
berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk
pada saat jatuh tempo.1
1 Rianda Ajeng, “Pengaruh Penerbitan Sukuk Ijarah terhadap ROA, ROE, dan Earning Per Share
Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013,” Jurnal JESTT, Vol. 2, No. 6, (Juni, 2015),
hlm. 461
3
Ada tiga pihak yang terlibat dalam akad sukuk ijarah. Akad-akadnya
adalah akad investasi yaitu antara investor (sukuk holder) dan pihak Special
Purpose Vehicle (SPV) atau kontrak investasi kolektif, akad jual beli antara pihak
SPV/KIK dan pihak suplier atau penjual aset (komoditi) dan akad sewa (ijarah)
atau jual beli antara pihak SPV/KIK dan perusaha atau penyewa aset. Penerbitan
Sukuk di bursa efek membutuhkan persiapan penerbitan sukuk, proses di
(Bapepam): dan penawaran umum dan proses pencatatan dan perdagangan di
bursa efek.2
Ada beberapa penggunaan akad Ijarah dalam penerbitan Sukuk Negara
yaitu:3
a. Akad Ijarah sederhana dan mudah dipahami
Diantara akad-akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk, Ijarah
merupakan salah satu akad yang sederhana. Akad ini berdasarkan perikatan
sewa menyewa antara investor dan penerbit sukuk (emiten). Penggunaan akad
ijarah pada awal pengenalan sukuk negara diharapkan memudahkan calon
investor untuk memahami alur transaksi dalam Sukuk Ijarah. Dengan akad
yang mudah dipahami, diharapkan investor menjadi lebih mudah tertarik
untuk berinvestasi.
b. International best practice
Pemerintah atau korporasi yang menerbitkan sukuk pada awal tahun 2000
sebagian besar menggunakan akad Ijarah sehingga saat itu menjadi praktik
internasional terbaik yang ada. Data Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR
menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2006 sebesar 41% penerbitan
sukuk menggunakan akad Ijarah. Selain itu akad Mudharabah juga menjadi
akad yang banyak digunakan dalam penerbitan sukuk.
c. Memberikan imbalan tetap (fixed income) dengan risiko terendah (zero risk)
Mayoritas investor adalah investor rasional yang mengharapkan investasinya
terus berkembang dengan risiko seminimal mungkin. Selain itu sebagian besar
investor juga menginginkan agar hasil investasinya bersifat tetap sehingga
2 Ibid., hlm. 461
3 Ibid.
4
mudah untuk memprediksikan penerimaan di masa yang akan datang. Kondisi
yang diharapkan oleh investor tersebut sangat sesuai dengan penggunaan akad
ijarah, dimana nilai sewa dapat ditentukan di awal investasi dengan nilai tetap
sepanjang tenor sukuk. Karena Sukuk Negara merupakan surat berharga yang
diterbitkan oleh negara, maka pembayaran imbalan maupun pokok
investasinya dijamin oleh pemerintah sehingga dapat dikatakan bahwa
investasi pada Sukuk Negara risikonya nol (zero risk).4 Sukuk dengan akad
ijarah pertama kali digunakan oleh Obligasi Syariah I Matahari Putra Prima
setalah dikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariah ijarah (Fatwa DSN-
MUI No.41/DSNMUI/ III/2004).5
Sukuk negara ritel lain yang dikeluarkan pemerintah adalah sukuk negara
ritel seri SR-006 yang merupakan bentuk SBSN tanpa warkat (scriptless) dan
dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder dengan jenis Akad Ijarah Asset To Be
Leased. SBSN ini diterbitkan khusus untuk investor individu Warga Negara
Indonesia di Pasar Perdana, sehingga untuk selanjutnya disebut dengan sukuk
negara ritel seri SR-006. Karakteristik pokok dari sukuk negara ritel seri SR-006
ini adalah sebagai berikut, dimana jenis akad yang digunakan adalah dengan
menggunakan akad ijarah –Asset To Be leased, yang diterbitkan pada tanggal 5
Maret 2014 dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 5 Maret 2017. Nilai nominal
sukuk negara ritel seri SR-006 yang akan diterbitkan akan ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan hasil pelaksanaan penjualan, dengan nilai nominal per
unit sukuk negara ritel seri SR-006, ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta
rupiah) dengan imbalan berupa sewa yang jumlah pembayarannya bersifat tetap
(fixed-coupon), dengan penetapan imbalan atau kupon per unit sukuk negara ritel
seri SR-006 adalah sebesar 8,75% per tahun yang dibayarkan secara periodik
setiap bulan pada tanggal 5.
Fatwa dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang
Obligasi syari`ah adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah, tersebut
4 Eri Hariyanto, Penggunaan Akad Ijarah dalam Sukuk Negara, Makalah Lepas, hlm. 2
5 Rianda Ajeng, Op. Cit., hlm. 460
5
berupa bagi hasil/margin/fee, serta membyar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.” Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah
sebelumnya yang memggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai
makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka kontradiktif maknanya
karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan) adalah interest,
sedangkan dalam Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk
itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah Sukuk sebagaimana
disebutkan dalam peraturan di Bapepam LK.6
Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN- MUI/IX/2002, DSN masih
menggunakan istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk Mengacu
pada fatwa tersebut, yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah “suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai pelaksanaan akad sukuk ijarah ditinjau dari Fatwa DSN-
MUI. “Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep Sukuk Negara Ritel Seri
SR-006 di Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yakni menerapkan
analisa induktif, mengutamakan makna di balik adanya realitas,melakukan
konstruksi terhadap realitas makna sosial budaya, melakukan interaksi antara
peristiwa dengan proses, melibatkan variabel-variabel yang kompleks dan susah
diukur, berkaitan erat dengan konteks, melibatkan peneliti secara penuh, memiliki
latar belakang ilmiah, menggunakan sampel purposif, serta selalu diuji untuk
mempertanyakan fakta.7
6 Najmuddin dan Faisal Amri, “Komparasi Obligasi dan Sukuk Sebuah Tinjauan Fenomenologis,”
Jurnal Tsarwah (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Vol. 1., No.1, (Januari-Juni, 2016), hlm. 124 7 Ahmad Iskandar, 2011, Obligasi Rekapitalisasi Perbankan, (Orang Miskin Membiayai Orang
Kaya), Jakarta: Dian Rakyat, hlm. 57-58
6
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yakni penelitian yang
bersumber pada bahan-bahan yang didokumentasikan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan semua peraturan yang
berkaitan dengan materi penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui dokumentasi melalui studi kepustakaan yang
mengkaji tentang tinjauan hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri
SR-006 di Indonesia.
Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus atau individual.8 Proses analisis data yang diperoleh
dari penelitian lapangan melalui studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara
kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif, untuk disusun
sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan terkait dengan tinjauan
hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006 di Indonesia.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini dengan menjelaskan
berdasarkan sumber data yang telah diperoleh dari memorandum informasi sukuk
negara ritel seri SR-006 yang kemudian dilakukan analisis secara kualitatif.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yakni penelitian yang
bersumber pada bahan-bahan yang didokumentasikan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan semua peraturan yang
berkaitan dengan materi penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui dokumentasi melalui studi kepustakaan yang mengkaji tentang tinjauan
hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006 di Indonesia
Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
8Jhonny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia
Publishing, hlm. 242
7
logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus atau individual. Proses analisis data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah di atas, bahwa penerbitan sukuk negara ritel SR-006 ditinjau dari aspek
syariah bahwa penerbitan sukuk tersebut telah bersesuaian dengan prinsip-prinsip
syariah. Dimana dalam ketentuan umum dijelaskan bahwa obligasi yang tidak
dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban
membayar berdasarkan bunga dan obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu
obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, sukuk negara
ritel SR-006 merupakan obligasi yang dibenarkan menurut syariah. Hal ini
didasarkan bahwa Sukuk Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Nomor 41/DSN MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijárah bahwa penerbitan
sukuk negara ritel seri SR-006 telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan
memenuhi ketentuan bahwa obligasi syariah ijárah merupakan obligasi syariah
berdasarkan akad ijárah dengan penerbitan opini syariah dengan nomor : B-
039/DSN-MUI/II/2014 tanggal 7 Februari 2014 atas penerbitan Sukuk Negara
Ritel seri SR-006. Dengan adanya fatwa dan opini syariah DSN-MUI tersebut,
terdapat jaminan khususnya bagi investor-syariah bahwa investasi dalam bentuk
Sukuk Negara Ritel seri SR-006, termasuk melakukan pembelian dan
memperdagangkannya di Pasar Sekunder, tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tinjauan hukum Islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah bahwa penerbitan sukuk
negara ritel seri SR-006 telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan memenuhi
8
ketentuan bahwa obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah berdasarkan
akad ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan
syariah bahwa pemegang obligasi syariah ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai
Musta’jir (penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai Mu’jir (pemberi sewa) dan
Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat menyewa
ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula bertindak sebagai
penyewa. Sukuk Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
dengan penerbitan opini syariah dengan nomor : B-039/DSN-MUI/II/2014 tanggal
7 Februari 2014 atas penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Dengan adanya
fatwa dan opini syariah DSN-MUI tersebut, terdapat jaminan khususnya bagi
investor-syariah bahwa investasi dalam bentuk Sukuk Negara Ritel seri SR-006,
termasuk melakukan pembelian dan memperdagangkannya di Pasar Sekunder,
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
4.2 Saran
Sukuk negara ritel seri SR-006 merupakan surat berharga jangka panjang yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat yang membeli sukuk ini mendapatkan
pendapatan tetap setiap bulan (fixed coupon) serta potensi capital gain apabila
diperdagangkan kembali di pasar sekunder dengan jangka waktu sukuk adalah 3
tahun. Sukuk dengan akad ijarah ini tidak hanya menyasar pada investor besar
namun juga masyarakat umum. Sehingga harus dilakukan penyuluhan dan
sosialisasi ke depan kepada masyarakat berkaitan dengan produk-produk sukuk
yang dikeluarkan pemerintah, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya guna keperluan investasi dan mendapatkan jaminan kepastian investasi
yang tepat sebab produk sukuk merupakan produk yang aman dan mendapat
jaminan dari pemerintah. Sehingga dengan begitu, pemahaman dan wawasan
pemerintah terhadap produk sukuk ini akan semakin meningkat ke depan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal Ilmiah
Ajeng, Rianda. 2015. “Pengaruh Penerbitan Sukuk Ijarah terhadap ROA, ROE,
dan Earning Per Share Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-
2013.” Jurnal JESTT. Vol. 2, No. 6
Angrum, Dedy , dan Rizky S. 2017. “Peran Sukuk Negara dalam Pembiayaan
Infrastuktur.” Al-Tijary, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.2, No.2
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet.
Ke-12. Jakarta: Rineka Cipta
Fasa, Iqbal. 2016. “Sukuk: Teori dan Implementasi”. Li Falah, Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 1, No.1
H. Salim dan Erlies. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hariyanto, Eri. 2017. Evaluasi Kebijakan Penerbitan Sukuk Negara Sebagai
Instrumen Pembiayaan APBN. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Hariyanto, Eri. 2017. Mengenal Sukuk Negara Instrumen Pembiayaan APBN dan
Sarana Investasi Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Khatimah, Husnul. 2017. “Sukuk dan Kontribusinya dalam Pembiayaan
Pembangunan.” Jurnal Optimal: Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.
Vol.11, No.1
Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 dalam Mata Uang
Rupiah dengan Akad Ijarah Asset To Be Leased
Najmuddin dan Faisal. 2016. “Komparasi Obligasi dan Sukuk Sebuah Tinjauan
Fenomenologis,” Jurnal Tsarwah (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam).
Vol. 1., No.1
Rahmawaty dan Muhammad. 2016. “Analisis Kinerja Obligasi dan Sukuk Ijarah
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Dinamika
Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3., No.1
Sitorus, Tormiden. 2015. Pasar Obligasi Indonesia: Teori dan Praktik. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada
Soerjono dan Sri M. 2010. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika
10
Trisilo, Rudi. 2014. “Penerapan Akad Pada Obligasi Syariah dan Sukuk Negara
(Surat Berharga Syariah Negara /SBSN.” Economic: Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam. Vol. 4, No.1
Wahid, Nazaruddin Abdul. 2010. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi
Pada Perbankan Syariah (Seri Disertasi). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Widyanto, Handoyo. 2018. “Analisis Faktor Penyebab Gagal Bayar Obligasi
Syariah Sukuk Ijarah PT Berlian Laju Tanker.” Majalah llmiah Bahari
Jogja (MIBJ). Vol. 16, No.1
Peraturan Perundang-Undangan
Fatwa DSN MUI No. 32/DSNMUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Fatwa DSN-MUI No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah
iii
1
TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KONSEP SUKUK NEGARA
RITEL SERI SR-006 TAHUN 2014 – 2017 DI INDONESIA
Abstrak
Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijarah, atau surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk
berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk
pada saat jatuh tempo
Berdasarkan permasalahan diatas, telah dilakukan kajian lebih mendalam
mengenai pelaksanaan akad sukuk ijarah ditinjau dari Fatwa DSN-MUI yakni
tinjauan hukum Islam terhadap konsep Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 Tahun
2014 – 2017 di Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yakni menerapkan analisa
induktif, mengutamakan makna di balik adanya realitas,melakukan konstruksi
terhadap realitas makna sosial budaya, melakukan interaksi antara peristiwa
dengan proses, melibatkan variabel-variabel yang kompleks dan susah diukur,
berkaitan erat dengan konteks, melibatkan peneliti secara penuh, memiliki latar
belakang ilmiah, menggunakan sampel purposif, serta selalu diuji untuk
mempertanyakan fakta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa berdasarkan Fatwa
Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor 41/DSN-MUI/III/2004
tentang Obligasi Syariah Ijarah bahwa penerbitan sukuk negara ritel seri SR-006
telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan memenuhi ketentuan bahwa
obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah berdasarkan akad ijarah
dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama
Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan syariah. Sukuk
Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan Kesesuaian Syariah dari
Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia dengan penerbitan opini
syariah dengan nomor : B-039/DSN-MUI/II/2014 tanggal 7 Februari 2014 atas
penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Dengan adanya fatwa dan opini
syariah DSN-MUI tersebut, terdapat jaminan khususnya bagi investor-syariah
bahwa investasi dalam bentuk Sukuk Negara Ritel seri SR-006, termasuk
melakukan pembelian dan memperdagangkannya di Pasar Sekunder, tidak
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Kata kunci: sukuk, sukuk negara ritel, Fatwa DSN, sukuk seri SR-006
Abstract
Sukuk ijarah is a financing that uses an ijarah contract system, or securities that
contains a financing contract based on sharia principles issued by companies,
governments, or other institutions that require sukuk issuers to pay income to
2
sukuk holders in the form of rental assets and pay back sukuk principal funds at
maturity
Based on the above problems, a more in-depth study has been carried out on the
implementation of the sukuk ijarah contract in terms of the DSN-MUI Fatwa,
namely a review of Islamic law on the SR-006 2014 – 2017 th
Series State Retail
Sukuk in Indonesia.
The type of research used by the author in this study is qualitative research.
Qualitative research has the characteristics of applying inductive analysis,
prioritizing the meaning behind the existence of reality, constructing the reality of
socio-cultural meanings, interacting between events and processes, involving
complex and difficult to measure variables, closely related to context, involving
researchers in full, has a scientific background, uses purposive samples, and is
always tested to question facts.
Based on the results of the study, it can be concluded that based on the Fatwa of
the National Sharia Council of the Indonesian Ulama Council Number 41 / DSN-
MUI / III / 2004 concerning Ijarah Sharia Bonds that retail state sukuk issuance
series SR-006 is in accordance with the MUI DSN fatwa and fulfills the
requirement that Islamic bonds ijarah is a sharia bond based on the ijarah
agreement with regard to the substance of the Fatwa of the National Sharia
Council of the Indonesian Ulema Council Number 09 / DSN-MUI / IV / 2000
concerning Islamic finance. The Retail State Sukuk series SR-006 has obtained a
Sharia Compliance Statement from the National Sharia Council-Indonesian
Ulama Council with the issuance of sharia opinion with number: B-039 / DSN-
MUI / II / 2014 dated 7 February 2014 on the issuance of Retail State Sukuk
series 006. With the existence of the fatwa and DSN-MUI sharia opinion, there is
a guarantee especially for sharia investors that investments in the Retail State
Sukuk SR-006 series, including making purchases and trading them on the
Secondary Market, do not conflict with sharia principles.
Kata kunci: sukuk, retail state sukuk, Fatwa DSN, sukuk SR-006 series
1. PENDAHULUAN
Sukuk ijarah adalah pembiayaan yang menggunakan sistem akad ijarah, atau surat
berharga yang berisi akad pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh perusahaan, pemerintah, atau institusi lainnya yang mewajibkan
pihak penerbit sukuk untuk membayar pendapatan kepada pemegang sukuk
berupa fee dari hasil penyewaan aset serta membayar kembali dana pokok sukuk
pada saat jatuh tempo.1
1 Rianda Ajeng, “Pengaruh Penerbitan Sukuk Ijarah terhadap ROA, ROE, dan Earning Per Share
Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013,” Jurnal JESTT, Vol. 2, No. 6, (Juni, 2015),
hlm. 461
3
Ada tiga pihak yang terlibat dalam akad sukuk ijarah. Akad-akadnya
adalah akad investasi yaitu antara investor (sukuk holder) dan pihak Special
Purpose Vehicle (SPV) atau kontrak investasi kolektif, akad jual beli antara pihak
SPV/KIK dan pihak suplier atau penjual aset (komoditi) dan akad sewa (ijarah)
atau jual beli antara pihak SPV/KIK dan perusaha atau penyewa aset. Penerbitan
Sukuk di bursa efek membutuhkan persiapan penerbitan sukuk, proses di
(Bapepam): dan penawaran umum dan proses pencatatan dan perdagangan di
bursa efek.2
Ada beberapa penggunaan akad Ijarah dalam penerbitan Sukuk Negara
yaitu:3
a. Akad Ijarah sederhana dan mudah dipahami
Diantara akad-akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk, Ijarah
merupakan salah satu akad yang sederhana. Akad ini berdasarkan perikatan
sewa menyewa antara investor dan penerbit sukuk (emiten). Penggunaan akad
ijarah pada awal pengenalan sukuk negara diharapkan memudahkan calon
investor untuk memahami alur transaksi dalam Sukuk Ijarah. Dengan akad
yang mudah dipahami, diharapkan investor menjadi lebih mudah tertarik
untuk berinvestasi.
b. International best practice
Pemerintah atau korporasi yang menerbitkan sukuk pada awal tahun 2000
sebagian besar menggunakan akad Ijarah sehingga saat itu menjadi praktik
internasional terbaik yang ada. Data Direktorat Pembiayaan Syariah DJPPR
menunjukkan bahwa sampai dengan tahun 2006 sebesar 41% penerbitan
sukuk menggunakan akad Ijarah. Selain itu akad Mudharabah juga menjadi
akad yang banyak digunakan dalam penerbitan sukuk.
c. Memberikan imbalan tetap (fixed income) dengan risiko terendah (zero risk)
Mayoritas investor adalah investor rasional yang mengharapkan investasinya
terus berkembang dengan risiko seminimal mungkin. Selain itu sebagian besar
investor juga menginginkan agar hasil investasinya bersifat tetap sehingga
2 Ibid., hlm. 461
3 Ibid.
4
mudah untuk memprediksikan penerimaan di masa yang akan datang. Kondisi
yang diharapkan oleh investor tersebut sangat sesuai dengan penggunaan akad
ijarah, dimana nilai sewa dapat ditentukan di awal investasi dengan nilai tetap
sepanjang tenor sukuk. Karena Sukuk Negara merupakan surat berharga yang
diterbitkan oleh negara, maka pembayaran imbalan maupun pokok
investasinya dijamin oleh pemerintah sehingga dapat dikatakan bahwa
investasi pada Sukuk Negara risikonya nol (zero risk).4 Sukuk dengan akad
ijarah pertama kali digunakan oleh Obligasi Syariah I Matahari Putra Prima
setalah dikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariah ijarah (Fatwa DSN-
MUI No.41/DSNMUI/ III/2004).5
Sukuk negara ritel lain yang dikeluarkan pemerintah adalah sukuk negara
ritel seri SR-006 yang merupakan bentuk SBSN tanpa warkat (scriptless) dan
dapat diperdagangkan di Pasar Sekunder dengan jenis Akad Ijarah Asset To Be
Leased. SBSN ini diterbitkan khusus untuk investor individu Warga Negara
Indonesia di Pasar Perdana, sehingga untuk selanjutnya disebut dengan sukuk
negara ritel seri SR-006. Karakteristik pokok dari sukuk negara ritel seri SR-006
ini adalah sebagai berikut, dimana jenis akad yang digunakan adalah dengan
menggunakan akad ijarah –Asset To Be leased, yang diterbitkan pada tanggal 5
Maret 2014 dengan tanggal jatuh tempo pada tanggal 5 Maret 2017. Nilai nominal
sukuk negara ritel seri SR-006 yang akan diterbitkan akan ditetapkan oleh
pemerintah berdasarkan hasil pelaksanaan penjualan, dengan nilai nominal per
unit sukuk negara ritel seri SR-006, ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000 (satu juta
rupiah) dengan imbalan berupa sewa yang jumlah pembayarannya bersifat tetap
(fixed-coupon), dengan penetapan imbalan atau kupon per unit sukuk negara ritel
seri SR-006 adalah sebesar 8,75% per tahun yang dibayarkan secara periodik
setiap bulan pada tanggal 5.
Fatwa dewan syari`ah Nasional No. 32/DSN-MUI/IX/2002, tentang
Obligasi syari`ah adalah surat berharga berjangka panjang berdasarkan prinsip
syariah yang dikelurkan emitten kepada pemegang obligasi syariah, tersebut
4 Eri Hariyanto, Penggunaan Akad Ijarah dalam Sukuk Negara, Makalah Lepas, hlm. 2
5 Rianda Ajeng, Op. Cit., hlm. 460
5
berupa bagi hasil/margin/fee, serta membyar kembali dana obligasi pada saat
jatuh tempo.” Karakteristik dan istilah sukuk merupakan pengganti dari istilah
sebelumnya yang memggunakan istilah bond, dimana istilah bond mempunyai
makna loan (hutang), dengan menambahkan Islamic maka kontradiktif maknanya
karena biasanya yang mendasari mekanisme hutang (loan) adalah interest,
sedangkan dalam Islam interest tersebut termasuk riba yang diharamkan. Untuk
itu sejak tahun 2007 istilah bond ditukar dengan istilah Sukuk sebagaimana
disebutkan dalam peraturan di Bapepam LK.6
Dalam Fatwa DSN-MUI Nomor 32/DSN- MUI/IX/2002, DSN masih
menggunakan istilah obligasi syariah, belum menggunakan istilah sukuk Mengacu
pada fatwa tersebut, yang dimaksud dengan obligasi syariah adalah “suatu surat
berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten
kepada pemegang obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten untuk membayar
pendapatan kepada pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil/margin/fee, serta
membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo”.
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji
lebih dalam mengenai pelaksanaan akad sukuk ijarah ditinjau dari Fatwa DSN-
MUI. “Tinjauan Hukum Islam terhadap Konsep Sukuk Negara Ritel Seri
SR-006 di Indonesia.
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memiliki ciri-ciri yakni menerapkan
analisa induktif, mengutamakan makna di balik adanya realitas,melakukan
konstruksi terhadap realitas makna sosial budaya, melakukan interaksi antara
peristiwa dengan proses, melibatkan variabel-variabel yang kompleks dan susah
diukur, berkaitan erat dengan konteks, melibatkan peneliti secara penuh, memiliki
latar belakang ilmiah, menggunakan sampel purposif, serta selalu diuji untuk
mempertanyakan fakta.7
6 Najmuddin dan Faisal Amri, “Komparasi Obligasi dan Sukuk Sebuah Tinjauan Fenomenologis,”
Jurnal Tsarwah (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam), Vol. 1., No.1, (Januari-Juni, 2016), hlm. 124 7 Ahmad Iskandar, 2011, Obligasi Rekapitalisasi Perbankan, (Orang Miskin Membiayai Orang
Kaya), Jakarta: Dian Rakyat, hlm. 57-58
6
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yakni penelitian yang
bersumber pada bahan-bahan yang didokumentasikan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan semua peraturan yang
berkaitan dengan materi penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah melalui dokumentasi melalui studi kepustakaan yang
mengkaji tentang tinjauan hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri
SR-006 di Indonesia.
Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus atau individual.8 Proses analisis data yang diperoleh
dari penelitian lapangan melalui studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara
kualitatif. Hasil analisis kemudian disajikan secara deskriptif, untuk disusun
sebagai kesimpulan dalam menjawab permasalahan terkait dengan tinjauan
hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006 di Indonesia.
2. METODE
Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dalam penelitian ini dengan menjelaskan
berdasarkan sumber data yang telah diperoleh dari memorandum informasi sukuk
negara ritel seri SR-006 yang kemudian dilakukan analisis secara kualitatif.
Penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan yakni penelitian yang
bersumber pada bahan-bahan yang didokumentasikan, baik berupa buku, laporan
hasil penelitian, makalah seminar, tulisan para ahli, dan semua peraturan yang
berkaitan dengan materi penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
melalui dokumentasi melalui studi kepustakaan yang mengkaji tentang tinjauan
hukum islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006 di Indonesia
Analisa data dilakukan secara kualitatif yang berupa data dalam bentuk
kata-kata atau kalimat. Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan
8Jhonny Ibrahim, 2006, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia
Publishing, hlm. 242
7
logika deduktif, untuk menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi
kasus yang bersifat khusus atau individual. Proses analisis data yang diperoleh
melalui studi kepustakaan selanjutnya dianalisis secara kualitatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan Fatwa DSN-MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
Syariah di atas, bahwa penerbitan sukuk negara ritel SR-006 ditinjau dari aspek
syariah bahwa penerbitan sukuk tersebut telah bersesuaian dengan prinsip-prinsip
syariah. Dimana dalam ketentuan umum dijelaskan bahwa obligasi yang tidak
dibenarkan menurut syariah yaitu obligasi yang bersifat utang dengan kewajiban
membayar berdasarkan bunga dan obligasi yang dibenarkan menurut syariah yaitu
obligasi yang berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Dalam hal ini, sukuk negara
ritel SR-006 merupakan obligasi yang dibenarkan menurut syariah. Hal ini
didasarkan bahwa Sukuk Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia.
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
Nomor 41/DSN MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijárah bahwa penerbitan
sukuk negara ritel seri SR-006 telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan
memenuhi ketentuan bahwa obligasi syariah ijárah merupakan obligasi syariah
berdasarkan akad ijárah dengan penerbitan opini syariah dengan nomor : B-
039/DSN-MUI/II/2014 tanggal 7 Februari 2014 atas penerbitan Sukuk Negara
Ritel seri SR-006. Dengan adanya fatwa dan opini syariah DSN-MUI tersebut,
terdapat jaminan khususnya bagi investor-syariah bahwa investasi dalam bentuk
Sukuk Negara Ritel seri SR-006, termasuk melakukan pembelian dan
memperdagangkannya di Pasar Sekunder, tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip syariah.
4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tinjauan hukum Islam terhadap konsep sukuk negara ritel seri SR-006
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia Nomor
41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah bahwa penerbitan sukuk
negara ritel seri SR-006 telah bersesuaian dengan fatwa DSN MUI dan memenuhi
8
ketentuan bahwa obligasi syariah ijarah merupakan obligasi syariah berdasarkan
akad ijarah dengan memperhatikan substansi Fatwa Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia Nomor 09/DSN-MUI/IV/2000 tentang pembiayaan
syariah bahwa pemegang obligasi syariah ijarah (OSI) dapat bertindak sebagai
Musta’jir (penyewa) dan dapat pula bertindak sebagai Mu’jir (pemberi sewa) dan
Emiten dalam kedudukannya sebagai wakil Pemegang OSI dapat menyewa
ataupun menyewakan kepada pihak lain dan dapat pula bertindak sebagai
penyewa. Sukuk Negara Ritel seri SR-006 telah mendapatkan Pernyataan
Kesesuaian Syariah dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia
dengan penerbitan opini syariah dengan nomor : B-039/DSN-MUI/II/2014 tanggal
7 Februari 2014 atas penerbitan Sukuk Negara Ritel seri SR-006. Dengan adanya
fatwa dan opini syariah DSN-MUI tersebut, terdapat jaminan khususnya bagi
investor-syariah bahwa investasi dalam bentuk Sukuk Negara Ritel seri SR-006,
termasuk melakukan pembelian dan memperdagangkannya di Pasar Sekunder,
tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
4.2 Saran
Sukuk negara ritel seri SR-006 merupakan surat berharga jangka panjang yang
dikeluarkan oleh pemerintah. Masyarakat yang membeli sukuk ini mendapatkan
pendapatan tetap setiap bulan (fixed coupon) serta potensi capital gain apabila
diperdagangkan kembali di pasar sekunder dengan jangka waktu sukuk adalah 3
tahun. Sukuk dengan akad ijarah ini tidak hanya menyasar pada investor besar
namun juga masyarakat umum. Sehingga harus dilakukan penyuluhan dan
sosialisasi ke depan kepada masyarakat berkaitan dengan produk-produk sukuk
yang dikeluarkan pemerintah, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya guna keperluan investasi dan mendapatkan jaminan kepastian investasi
yang tepat sebab produk sukuk merupakan produk yang aman dan mendapat
jaminan dari pemerintah. Sehingga dengan begitu, pemahaman dan wawasan
pemerintah terhadap produk sukuk ini akan semakin meningkat ke depan.
9
DAFTAR PUSTAKA
Buku dan Jurnal Ilmiah
Ajeng, Rianda. 2015. “Pengaruh Penerbitan Sukuk Ijarah terhadap ROA, ROE,
dan Earning Per Share Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-
2013.” Jurnal JESTT. Vol. 2, No. 6
Angrum, Dedy , dan Rizky S. 2017. “Peran Sukuk Negara dalam Pembiayaan
Infrastuktur.” Al-Tijary, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol.2, No.2
Arikunto, Suharsini. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Cet.
Ke-12. Jakarta: Rineka Cipta
Fasa, Iqbal. 2016. “Sukuk: Teori dan Implementasi”. Li Falah, Jurnal Studi
Ekonomi dan Bisnis Islam. Vol. 1, No.1
H. Salim dan Erlies. 2013. Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian Tesis dan
Disertasi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Hariyanto, Eri. 2017. Evaluasi Kebijakan Penerbitan Sukuk Negara Sebagai
Instrumen Pembiayaan APBN. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Hariyanto, Eri. 2017. Mengenal Sukuk Negara Instrumen Pembiayaan APBN dan
Sarana Investasi Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Khatimah, Husnul. 2017. “Sukuk dan Kontribusinya dalam Pembiayaan
Pembangunan.” Jurnal Optimal: Jurnal Ekonomi dan Kewirausahaan.
Vol.11, No.1
Memorandum Informasi Sukuk Negara Ritel Seri SR-006 dalam Mata Uang
Rupiah dengan Akad Ijarah Asset To Be Leased
Najmuddin dan Faisal. 2016. “Komparasi Obligasi dan Sukuk Sebuah Tinjauan
Fenomenologis,” Jurnal Tsarwah (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam).
Vol. 1., No.1
Rahmawaty dan Muhammad. 2016. “Analisis Kinerja Obligasi dan Sukuk Ijarah
Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Dinamika
Akuntansi dan Bisnis. Vol. 3., No.1
Sitorus, Tormiden. 2015. Pasar Obligasi Indonesia: Teori dan Praktik. Jakarta:
PT. RajaGrafindo Persada
Soerjono dan Sri M. 2010. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sutedi, Adrian. 2009. Aspek Hukum Obligasi dan Sukuk. Jakarta: Penerbit Sinar
Grafika
10
Trisilo, Rudi. 2014. “Penerapan Akad Pada Obligasi Syariah dan Sukuk Negara
(Surat Berharga Syariah Negara /SBSN.” Economic: Jurnal Ekonomi dan
Hukum Islam. Vol. 4, No.1
Wahid, Nazaruddin Abdul. 2010. Sukuk: Memahami dan Membedah Obligasi
Pada Perbankan Syariah (Seri Disertasi). Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Widyanto, Handoyo. 2018. “Analisis Faktor Penyebab Gagal Bayar Obligasi
Syariah Sukuk Ijarah PT Berlian Laju Tanker.” Majalah llmiah Bahari
Jogja (MIBJ). Vol. 16, No.1
Peraturan Perundang-Undangan
Fatwa DSN MUI No. 32/DSNMUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah
Fatwa DSN-MUI No. 41/DSN-MUI/III/2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah