Post on 20-Mar-2017
DASAR-DASARDASAR-DASARPENGECEKAN KAINPENGECEKAN KAINUNTUK GARMENTUNTUK GARMENT
Panduan inspek kain pada Garment
Standar inspeksi garment
- Pemeriksaan dilakukan pada semua lot 100%
- Penyimpanan dokumen dan sample biasanya dilakukan selama 2 tahun, dengan data terakhir produksi musim lalu lengkap dengan hasil test fisik dan pengukuran warna menggunakan spektro fotometer.
Four point sistemSistem four point digunakan untuk menentukan grade kain yang dapat diterima.Persyaratan : batas max yang dapat diterima kain tenun / rajut Rata-rata dari total pengiriman : max 24 points / yds2
Individual roll : max 28 points / yds2
Klasifikasi jenis cacat (segala arah) 0 – 3 inch = 1 point 3 – 6 inch = 2 point 6 – 9 inch = 3 point > 9 inch = 4 point
Max 4 point / yds2 dapat digunakan, tanpa memperhatikan ukuran cacat pada kain jika cacat dalam 1 yards banyak.
Untuk cacat sepanjang kain 4 point digunakan pada setiap yds2
Semua lubang 4 point
Proses inspeksi• Menandai cacat
Pihak pabrik dan pembeli harus sepakat dalam mengidentifikasi cacat, apakah tidak akan ditandai, ditandai stiker, atau membuat ikatan pada pinggiran kain atau cara lain yang disepakati bersama.Dalam memberi cacat pada kain harus dilakukan secara hati-hati karena pada beberapa item penandaan cacat bisa jadi menambah cacat dari yang ada.
• Pengukuran lebar / panjangPengukuran lebar harus dilakukan pada awal, tengah dan akhir setiap roll
• Variasi shadingkonsistensi warna harus sama anatara roll to roll.
1. Warna / shadding selebar kain
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil produksi dengan acuan warna / master colour.
Biasanya diukur menggunakan alat (CCM) yang menghasilkan nilai ΔE
Standar FPT untuk ΔE max 1,0
Pengecekan akhir kain@2014
2. Hand feelPengecekan ini umumnya dilakukan secara manual, sehingga diperlukan kecermatan dalam menentukan kesesuaian pegangan kain
Adapun efek dari pegangan kaku atau halus tergantung dari obat / chemical yang digunakan
Beberapa standar pengecekan kain
3. Skewing
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya penyimpangan lebar kain (arah miring kanan atau kiri), jarak penyimpangan diukur dalam satuan mm (milimeter).
Pan
jang
kai
ncb
a
d % skew = 100(ab atau bd) / bc
4. BowingPengecekan ini dilakukan untuk mengetahui besarnya penyimpangan lebar kain bentuk melengkung, jarak penyimpangan diukur dalam satuan mm (milimeter).
D
BLHooked bow
D
BLBow
BLD D Double bow
DD
BL Double hooked bow
DD
BLDouble reverse bow
% Bow = 100 (D / BL)
5. Density
Pengecekan ini dilakukan untuk mengukur kerapatan benang pada kain, karena hal ini akan berpengaruh terhadap pegangan kain (hand feel) dan pantulan sinar pada warna.
Alat yang digunakan adalah densimeter, ada beberapa jenis denismeter yaitu A, B, C, D, E sesuai dengan kerapatan benang yang diukur. Toleransi untuk density adalah + 2 helai benang.
6. Lebar kain
Pengecekan ini dilakukan untuk mengukur lebar kain agar seragam, jika lebar kain berbeda akan berpengaruh terhadap density sehingga hand feel pun akan berbeda.
Ara
h Pa
njan
g ka
in
7. Test water reppelent
Pengecekan ini dilakukan untuk memastikan proses WR yang dilakukan sudah baik atau belum, cara termudah pengetesan WR ini yaitu dengan meneteskan air pada kain.
Jika air masih menetes disisi lain kain, berarti proses WR belum sempurna.
8. Test luntur terhadap pencucian (washing fastness)
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui kelunturan (staining) kain saat dilakukan pencucian, umumnya pada warna-warna tua.
Pengetesan menggunakan mesin launder-o meter.
9. Test tahan gosokan (rubbing fastness)
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui kelunturan (staining) kain saat dilakukan penggosokan pada kain katun putih, umumnya pada warna-warna tua.
Pengetesan menggunakan mesin crock meter.
10. Test slip jahitan (seam slippage)
Pengecekan ini dilakukan untuk mengetahui slip kain saat di jahit, umumnya slip terdapat pada kain-kain tipis atau finishing menggunakan silikon.