terapi

Post on 07-Aug-2015

37 views 8 download

description

terapi

Transcript of terapi

Pemanfaatan Teknologi Nuklir dalam Terapi Kedokteran Nuklir

Sub Installation of Nuclear MedicineGatot Soebroto Central Army Hospital

Jakarta

Dr.Eko Purnomo SpKN

Molecular / Nuclear Medicine

• Kedokteran Nuklir Indonesia Kedokteran Nuklir Indonesia

11

1

1

11

1

7

1

Nuclear MedicineNuclear Medicine

Instrumentation

Radiopharmaceutical

Physician

• Diagnostik1.Studi in-vivo2.Studi in-vitro• Terapi

• Penelitian

• Prinsip dasar reaksi imunologi (antigen-antibodi) • Menggunakan radionuklida sebagai perunut• Diperkenalkan oleh Yalow dan Benson• Kompetisi antara (Ag*) dan (Ag) terhadap Ab jumlah tertentu• Ikatan Ag*-Ab yang terbentuk bergantung jumlah Ag dari sampel• Makin banyak Ag, makin sedikit ikatan Ag*-Ab yang terbentuk• Ikatan Ag*-Ab diukur dengan gamma counter• Hasil pencacahan dibandingkan dengan kurva standar• Menggunakan I-125.

Radioimmunoassay (RIA)

Peptides Non-peptidal hormones Others substances

Gastro-entero-pancreatic peptides

Thyroidal hormones Drugs and vitamins

Pituitary peptides Steroids Cyclic nucleotides

Hypothalamic peptides Prostaglandins Enzymes

Calcitropic hormones Biological amines Viruses

Chorionic hormones   Bacterial antigens

Brain-gut peptides   Other infectious agents

Tissue peptides   Tumor antigens

    Serum protein

1. Menggunakan radiasi pengion dari sumber sinar terbuka yaitu radionuklida buatan sebagai sumber radiasi

2. Teknik diagnostik didasarkan atas proses fisiologis dari organ yang diperiksa, melalui pencitraan statik dan dinamik atau studi non-pencitraan.

3. Bersifat non-invasif4. Sangat sensitif, kurang spesifisitas5. Paparan radiasi terhadap penderita maupun petugas pada

umumnya relatif rendah dibandingkan dengan pemeriksaaan dengan sinar X.

Karateristik I. Kedokteran Karateristik I. Kedokteran NuklirNuklir

• Waktu paruh pendek • Radiasi gamma murni 100 – 140

KeV ideal untuk sistem deteksi kamera

gamma• Sifat fisik sesuai dengan tujuan

pemeriksaan• Memenuhi persyaratan farmasetikal

yang bebas kontaminasi kimia dan bilogik serta tidak toksik

• Ikut secara spesifik dalam proses fisiologis atau metabolisme organ yang diteliti

Karakteristik radionuklida idealKarakteristik radionuklida ideal

Tc-99mTc-99m

Radionuklir

Anatomi Fungsi

Radiologi Kedokteran Nuklir

USG SPECT

CT SCAN SPECT/CT

MRI PET/PET CT

X-RAY

Gamma Camera SPECT

SPECT XCT

SPECT - CT

TERAPI KEDOKTERAN NUKLIR

Radionuclide for treatment

Terapi

Hipertiroidi persisten

Ca Thyroid berdifferensiasi

Keloid Radionuklida

Hemangioma Superfisial

Synovectomy Radionuklida

Bone Pain Paliatif Radionuklida

Iodine seeds (I125)

Yittrium-90 Liver Ca

Treatment of Graves’ Disease

Barbara Bush1984

Pre-treatment

Barbara Bush1984

Pre-treatment

Barbara Bush1991

Post-treatment

Barbara Bush1991

Post-treatment

Hipertiroidi Persisten Dengan radioaktif (131I) merupakan cara pengobatan

definitive Radiasi beta dari 131I akan mengablasi sel-sel folikel

tiroid sehingga produksi hormon tiroid yang berlebihan dihentikan

Pada pasien yang mendapat pengobatan iodium radioaktif dianjurkan untuk tidak mengkomsumsi obat-obatan dan makanan yang mengandung iodium selama beberapa hari.

Tidak ada pembatasan umur yang diperkenankan mendapat cara pengobatan ini karena terbukti tidak mengganggu fertilitas, serta juga tidak ada efek teratogenik, karsinogenik maupun leukomogenik

Ablasi tiroid dengan I-131 cara ini aman mudah dilakukan tidak invasif (tidak menyakiti penderita),

serta tidak menimbulkan efek samping yang

berbahaya baik bagi penderita itu sendiri maupun bagi keturunanya.

IndikasiSemua jenis hipertiroidi, kecuali : tirotoksikosis faktitia, hipertiroidi dalam kehamilan atau sedang laktasi dan hipertiroidi selintas postpartum.

RadiofarmakaNaI-131 dengan dosis rendah (80-150uCi/g), sedang (150-200uCi/g), atau tinggi (>200uCi/g),diberikan per oral.PersiapanObat atau makanan yang mengandung iodium tinggi dihentikan paling kurang satu minggu sebelumnyaObat-obatan antitiroid dihentikan paling kurang 5 hari sebelumnyaPada hari pemberian pasien puasa, dan baru boleh makan satu jam setelah pemberian 131I .

 

Efek samping yang perlu diperhatikan : Eksaserbasi tirotoksikosis, jarang terjadi (biasanya dalam satu

minggu pasca pengobatan) Rasa pembengkakan didaerah tiroid dan mulut kering (biasanya

hilang sendiri) Hipotiroidi selintas (biasanya 3-6 bulan pasca pengobatan) Hipotiroidi menetap (dipantau dengan menentukan kadar TSHs

secara periodik 3-6 bulan sekali) Apabila dalam 3-6 bulan belum menunjukan perbaikan, pengobatan

dengan iodium radioaktif dapat diulang kembali.

Pasien wanita atau isteri pasien pria tidak boleh hamil selama 6 bulan pasca pengobatan; pakailah obat/alat kontrasepsi selama waktu tersebut.

Pasien dianjurkan untuk tidak berada dekat bayi atau anak-anak berusia dibawah 12 tahun atau wanita hamil selama paling kurang 2 hari setelah pengobatan.

Before and After Ablation

KARSINOMA TIROID BERDIFERENSIASI BAIK Karsinoma tiroid berdiferensiai baik berasal

dari jaringan epithelial folikel tiroid. Penyakit tersebut banyak dijumpai pada wanita

dibandingkan pria. Dikenal 3 jenis karsinoma yaitu : tiroid folikuler

secara histologis, papilifer dan campuran. Karsinoma tiroid folikuler secara histologis mempunyai gambaran yang mirip dengan jaringan tiroid normal, sering bermetastasis secara hematogen secara dini, sehingga pada saat penderita berobat penyakit sudah bermetastasis jauh ke tulang dan paru.

Post Total Thyroidectomy ?

Protokol pengobatan

Lakukan sidik kelenjar tiroid dengan 99mTc04 dalam 4 – 6 minggu pasca tiroidektomi total untuk mengetahui adanya sisa jaringan tiroid di thyroid bed dan periksa kadar serum TSH dan Tiroglobulin (Tg) sebagai pembanding.

Bila pada sidik kelenjar tiroid tampak jaringan tiroid masih utuh (satu lobi), rujuk kembali penderita kepada dokter bedahnya untuk dilakukan tiroidektomi total.

Bila hanya dijumpai sisa jaringan tiroid, dilakukan tiroablasi dengan dosis 80-100 mCi. Penderita di rawat di kamar isolasi selama beberapa hari sampai paparan radiasi mencapai 1 mrm/m/jam.

Pasca radioterapi interna berikan terapi subtitusi dan dianjurkan penderita kontrol 6 bulan lagi.

Bila tidak dijumpai sisa jaringan tiroid atau metastase pada sidik seluruh tubuh (SST), maka penderita langsung beri terapi subtitusi dan diminta kontrol kembali 6 bulan kemudian.

Saat penderita kontrol kembali, monitor kadar serum TSHs dan Tg. Apabila penderita dijadwalkan untuk SST dengan 99mTc-sestamibi, terminasi terapi tidak diperlukan. Tetapi bila dijadwalkan untuk SST dengan 131I maka penderita harus menghentikan terapi subtitusi paling kurang 4 minggu sebelum tanggal pemeriksaan.

Bila SST (+), kadar TSHs dan Tg tinggi, maka diberikan terapi 150 mCi dan penderita dirawat kembali di kamar isolasi, penderita pulang bila paparan radiasi sudah dalam batas yang aman. Penderita dianjurkan untuk kontrol 6 bulan kemudian. Selanjutnya penderita dievaluasi setiap 6 bulan sekali sampai dinyatakan bersih.

Terapi dihentikan bila SST (-), kadar serum TSHs tinggi dan Tg rendah. Apabila kadar serum Tg tinggi, walaupun SST (-) merupakan indikasi untuk melanjutkan terapi. Dosis maksimal yang dapat diberikan adalah sebanyak 1 Curie.

Bila dalam 2 kali waktu kontrol (6 bulan) berturut-turut hasil pemeriksaan baik, maka masa kontrol akan diperpanjang menjadi 1 tahun sekali. Bila hasil pemeriksaan 2 kali waktu kontrol (2 tahun) hasil pemeriksaan baik, maka penderita dianjurkan untuk kontrol kembali 5 tahun sekali.

Bila karena berbagai faktor jaringan tiroid patologis tidak sensitif terhadap radioterapi interna (131I), maka penderita dapat melanjutkan dengan radioterapi eksterna.

Dikatakan tidak radiosensitif bila : Penderita telah mendapatkan dosis 1 Curie, namun

masih dijumpai sisa jaringan tiroid di Thyroid bed dan jaringan patologis lainnya yang menangkap radioaktivitas di tempat lain.

Kadar serum tiroglobulin tetap tinggi Kadar TSH normal

Thyroid CancerThyroid Cancer

I-131 Radioablation TheraphyI-131 Radioablation Theraphy

beforebefore afterafter

PENGOBATAN PALIATIF RASA NYERI PADA TULANGAKIBAT PROSES METASTASE

Beberapa penyakit keganasan tertentu sering bermetastasis ke tulang dan menyebabkan rasa nyeri yang sangat menyiksa.

Mekanisme terjadinya rasa nyeri belum diketahui secara pasti namun ada beberapa hipotesis yang menerangkannya antara lain karena infiltrasi tumor dan ekspansi membran periosteal yang kaya akan nosiseptor, ketidakstabilan mekanik tulang yang terserang, dan adanya produksi mediator humoral oleh sel tumor maupun oleh sel lain pada microenviromental osteoklast

Walaupun pengobatan tersebut tidak menyembuhkan penyakit primernya (bersifat paliatif), namun banyak digunakan karena sangat menolong dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.

 Mneggunakan beberapa radionuklida pemancar beta murni yang dapat menghilangkan rasa nyeri.

IndikasiRasa nyeri akibat proses metastasis ke tulang Kontra indikasiPengobatan tidak dapat diberikan kepada pasien wanita yang sedang hamil atau laktasi, pasien dengan fraktur patologis yang pemeriksan darah tepi abnormal. PersiapanPemeriksaan sidik tulang untuk memastikan adanya proses metastasis ke tulang

RadiofarmakaRadionuklida Cara pemberian Dosis (mCi)32P – orthophosphate 12

oral89Sr-chloride 4

intraverna153Sm-EDTMP 20

intraverna

 Efek sampingMielosupresi yang bersifat sementara (2-4 minggu)

CatatanPengobatan paliatif dapat diberikan bersama-sama dengan radioterapi eksterna, kemoterapi dan terapi hormonal.Pengobatan ulang dapat diberikan bila rasa nyeri timbul kembali 3-24 bulan pasca pengobatan pertama.Pengobatan paliatif dengan radionuklida dapat diberikan bila jumlah trombosit >60.000/ml dan leukosit>2.400/ml. 

Bone Pain Paliatif w/ Samarium 153 EDTMP

keloid KELOID

Haemangioma Superfisial

Radiation synovectomy

Cara pemberian Sinovectomy radiasi