TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Post on 09-Oct-2015

20 views 0 download

description

Perdagangan

Transcript of TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

Teori Perdagangan Internasional

MODUL 141. Arti dan Ruang Lingkup

Ilmu ekonomi internasional adalah cabang ilmu ekonomi yang mempelajari segala sesuatu mengenai hubungan ekonomi antara negara. Sebagai cabang ilmu ekonomi, ilmu ekonomi internasional juga mempelajari kait-mengkaitnya ilmu ekonomi mikro (yang mempelajari tentang masalah penentuan harga-harga dan alokasi sumber daya yang langka) dan ilmu ekonomi makro (yang mempelajari tentang penentuan pendapatan nasional dan penggunaan sumber daya keseluruhan/agregat dan segala liku-likunya).

Ilmu ekonomi internasional mengkaji keterkaitan antara ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro dengan jalan mempelajari aspek khusus yang tidak dipelajari secara mendalam pada teori ekonomi yang umum, disamping penerapan teori ekonomi itu sendiri pada hubungan ekonomi internasional. Atas dasar-dasar itulah materi ilmu ekonomi internasional, mengikuti tradisi klasik, dapat dikelompokkan kedalam kelompok materi yang berisikan teori-teori murni perdagangan internasional dengan segala kebijakan ekonomi yang terkait langsung dengan masalah perdagangan internasional serta kelompok materi yang berisikan teori-teori penyesuaian moneternya dengan segala kebijakan ekonomi yang tersangkut langsung kepadanya. Karena itu seperti cabang-cabang ilmu ekonomi yang lain yang juga bersifat terapan, masalah kebijakan-kebijakan ekonomi yang terkait langsung dengan hubungan ekonomi internasional memegang peranan yang sangat penting, dan dalam hal ini jangkauannya jelas lebih luas dibandingkan dengan cabang-cabang ilmu ekonomi yang lain karena ruang lingkup studinya tidak dipagari oleh batas-batas negara yang ada. Keadaan ini menyebabkan sifat kebijakan ekonomi internasional lain dari sifat kebijakan ekonomi lain yang bersifat nasional.

Hubungan ekonomi internasional menyangkut banyak aspek. Aspek-aspek itu dapat berupa pertukaran seperti komoditi, pertukaran jasa, pertukaran modal dan teknologi, pertukaran informasi dan komunikasi serta aspek yang membawa akibat terjadinya hak dan kewajiban seperti hubungan hutang-piutang dan hubungan sewa-menyewa. Pertukaran komoditas dan jasa antara penduduk satu negara dengan penduduk negara lain terjadi karena keperluan mereka untuk memperoleh barang dan jasa guna memenuhi kebutuhan hidup yang tidak selalu dapat mereka hasilkan sendiri atau kalau dapat dihasilkan sendiri memerlukan biaya yang sangat tinggi. Hal ini terutama disebabkan karena hadiah alam (factor endowment) kepada masing-masing negara tidak sama, baik dalam jenis maupun besarnya, di samping pertukaran komoditi dan jasa, setiap negara memerlukan pula modal dan teknologi untuk membantu merealisasi potensi sumber daya alam yang dimilikinya maupun untuk pengembangan industrinya.

Modal dan teknologi yang dimiliki sesuatu negara mungkin sekali tidak cukup besar dan tidak cukup canggih untuk melaksanakan pembangunan ekonominya. Bagi negara-negara yang sedang berkembang pemasukan modal dan teknologi dari luar negeri memegang peranan tidak kecil dalam usaha untuk membangun ekonomi mereka. Termasuk dalam pengertian modal dan teknologi adalah tenaga-tenaga ahli, mesin, dana, komputer, teknik produksi, pengelolaan usaha dan kewiraswastaan. Dalam zaman modern ini kecuali barang dan jasa serta modal dan teknologi, pertukaran informasi dan komunikasi menduduki peranan yang penting pula. Penemuan-penemuan baru, proses produksi baru dan berbagai-bagai hal yang dapat memandang pembangunan lebih cepat yang berasal dari sesuatu negara dapat dengan mudah diinformasikan kepada negara-negara yang lain. Perkembangan saranan informasi dan komunikasi seperti kabel tangah laut, satelit, komputer dan sebagainya memungkinkan proses pemberian informasi ke negara lain dengan mudah, cepat dan sama. Keseluruhan hubungan ekonomi itu membentuk hubungan ekonomi internasional yang berupa pertukaran.Hubungan ekonomi lain yang tidak kalah pentingnya dan kadang-kadang terkait langsung dengan hubungan yang berupa pertukaran adalah hubungan yang menimbulkan hak dan kewajiban yang menyangkut waktu. Hubungan seperti itu misalnya saja adalah hubungan hutang piutang.

Hubungan seperti ini serigkali timbul sebagai akibat terjadinya hubungan pertukaran. Jikalau sesuatu negara membeli barang X dari negara lain dengan perjanjian membayar setelah jangka waktu tertentu (kredit), maka terjadilah hubungan hutang-piutang. Hubungan hutang piutang dapat berjangka pendek dapat pula berjangka panjang. Disamping hubungan hutang-piutang yang timbul sebagai akibat dari pertukaran, terdapat pula hubungan hutang-piutang yang bersifat langsung. Hal ini dapat terlihat pada pinjaman luar negeri seperti dilakukan oleh Indonesia kepada negara-negara IGGI (Inter Govermental Group on Indonesia). Kecuali bantuan luar negeri yang berupa hibah, yaitu bantuan luar negeri yang berupa pemberian sehingga tidak perlu dikembalikan, semua hubungan yang menimbulkan hak dan kewajiban yang menyangkut waktu itu mempunyai konsekwensi pada posisi kredit sesuatu negara.

Kedua bentuk hubungan ekonomi internasional itu, baik yang berupa pertukaran maupun yang berupa hutang piutang, menggambarkan kedudukan ekonomi suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Tetapi walaupun hubungan-hubungan itu menunjukkan posisi ekonomi internasional sesuatu negara, tidak berarti bahwa hubungan-hubungan itu lepas dari kondisi ekonomi didalam negeri. Keterkaitan antara hubungan internasional dan kondisi dalam negeri sesuatu negara dapat sangat penting dapat pula tidak, tergantung pada proporsi peranannya.

Pada dasarnya ruang lingkup ilmu ekonomi internasional tidak jauh berbeda dengan ruang lingkup ilmu ekonomi pada umumnya. Kalau ilmu ekonomi umum terutama mempalajari berbagai masalah yang terjadi pada suatu negara saja, jadi terlepas dari kaitannya dengan negara lain, maka ilmu ekonomi internasional mempunyai jangkauan yang lebih luas, jadi lebih umum, dibandingkan dengan dengan ilmu ekonomi yang hanya mempelajari keadaan dan masalah suatu negara saja, sebuah ekonomi tertutup. Apabila tekanan diletakan pada hubungan ekonomi antar negara, maka sebenarnya jumlah negara yang saling berhubungan itu tidak lagi merupakan banyak negara dan banyak hubungan, tetapi tinggal satu hubungan saja. Dewasa ini hampir tidak ada lagi negara yang sepenuhnya mempunyai ekonomi yang tertutup.

Dari uraian diatas, berikut ini disampaikan rincian dari ruang lingkup yang menjadi pokok bahasan ekonomi internasional yang meliputi :

(1) Teori murni perdagangan (The pure theory of trade)

Teori ini membahas dasar terjadinya perdagangan dan keuntungan-keuntungan dari perdagangan.

(2) Teori kebijakan perdagangan (The theory of commercial policy)

Teori yang mempelajari alasan serta akibat timbulnya pembatasan-pembatasan terhadap arus bebas perdangangan.

(3) Neraca pembayaran (The balance of payment)

Adalah dokumen (pembukuan) sistematis dari semua transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain.

(4) Penyesuaian dalam Neraca Pembayaran (Adjustment in the Balance of Payment)

Yaitu mekanisme penyesuaian terhadap ketidakseimbangan neraca pembayaran dibawah sistem moneter internasional yang berbeda.

Peranan Perdagangan Internasional

Dalam dunia modern dewasa ini, jarang sekali ada negara yang mampu memenuhi seluruh kebutuhan sendiri tanpa melakukan kerja sama dengan negara lain. Melalui perkembangan teknologi yang cepat, pembagian kerja menjadi semakin mantap, sehingga perkembangan spesialisasi menjadi semakin pesat pula.

Akibatnya semakin banyak pula barang dan jasa yang tersedia untuk dipertukarkan, dan sejalan dengan itu transaksi yang menyangkut pertukaran sumber daya alam, sumber daya manusia dan teknologi juga berkembang semakin cepat. Dengan demikian terlihat bahwa perdagangan internasional, yaitu perdagangan barang, jasa dan aktiva merupakan mata rantai yang sangat kuat yang menghubungkan perekonomian berbagai negara.

TEORI MURNI PERDAGANGAN INTERNASIONALPandangan Merkantilis mengenai Perdagangan

Filsafat ekonomi merkantilis yang populer dari abad XVI hingga pertengahan abad XVIII, menyatakan bahwa cara yang terpenting bagi suatu negara untuk menjadi kaya dan berkuasa ialah dengan mengekspor yang melampaui impornya. Surplus pedagangan internasional diselesaikan dengan pemasukan logam mulia terutama emas. Semakin banyak emas yang dimiliki suatu negara, semakin kaya dan kuat negara tersebut. Sehingga suatu negara yang ingin kaya dan kuat, ia harus merangsang ekspor dan membatasi impornya.Ide pokok dari Markantilisme adalah :(1) Agar suatu negara/raja menjadi kuat dan kaya raya maka negara/raja tersebut harus mengekspor sebanyak-banyaknya dan mengimpor sekecil mungkin (X>M).

(2) Dengan surplus yang besar dari selisih (X-M) tersebut, akan mendatangkan uang (logam mulia) yang banyak bagi negara tersebut.

(3) Logam mulia yang banyak tersebut dapat digunakan oleh raja (negara) untuk membiayai armada perang guna memperluas perdagangan luar negeri kemudian diikuti oleh adanya kolonialisasi dan penyebaran agama.

2. Absolute Adventage dari Adam Smith

Adam smith yang terkenal dengan bukunya an inquiry into the nature and causes of the wealth of nation. Mengkritik pandangan orang-orang merkantilis, dan sebaliknya menganjurkan perlunya dilakukan perdagangan bebas sebagai suatu kebijaksanaan yang paling baik dan menguntungkan bagi negara-negara didunia.

Smit berpendapat bahwa dengan pandangan bebas setiap negara dapat berspesialisasi produksi pada barang (produk) yang mempunyai keunggulan absolut dan mengimpor barang yang mengalami kerugian absolut (disadvantage absolute).

Dengan spesialisasi produksi ini, akan dapat menghasilkan pertambahan produksi dunia yang dapat dimanfaatkan bersama-sama, melalui perdagangan antar negara sehingga tidak ada negara yang dirugikan melalui/dalam perdagangan tersebut. Dengan demikian keuntungan yang diperoleh suatu negara tidak dilakukan dengan mengorbankan negara lain. Semua negara dapat memperoleh keuntungan secara serentak.

Keuntungan absolute(absolute advantage) : suatu keuntungan yang diperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang mempunyai efisiensi produksi lebih tinggi dari produksi negara lain, dan kemudian melakukan perdagangan internasional.

Teori absolute advantage dari Adam Smith secara sederhana menggunakan teori nilai tenaga kerja ( labor theory of value) yang dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :

Keuntungan multak (absolute advantage) ini dihitung (dinyatkaan) dengan jumlah (banyaknya) jam kerja per-periode waktu yang dibutuhkan oleh unit tenaga kerja untuk menghasilkan output (produk).

Keuntungan absolut ini akan dapat diperoleh suatu negara, apabila negara tersebut mampu memproduksi suatu barang dengan jam kerja per periode waktu yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan negara lain untuk jenis produksi yang sama. (atau dengan jam kerja yang sama dapat menghasilkan output yang lebih besar).

Didalam analisis perdagangan internasionaldengan pendekatan absolute advantage ini, menggunakan asumsi sebagai berikut;

1) Hanya terdapat 2(dua) negara yang terlibat dalam perdagangan internasional.

2) Masing-masing negara hanya dapat menghasilkan 2(dua) jenis barang yang sama.3) Masing-masing negara hanya memiliki 2(dua) unit factor produksi.

4) Berlaku labor theory of value

5) Proses produksi dalam kondisi constan return to scale ( constan cost)

Berikut ini ditunjukan/diberikan contoh, bahwa Australia mempunyai keunggulan absolut terhadap Indonesia dalam produksi Kain, dan Indonesia mempunyai keunggulan absolute terhadap Australia dalam produksi beras.

Tabel 1. Produksi (output) per unit TK per Periode waktuNEGARABERASKAIN

AUSTRALIA

INDONESIA3000 KG

5000 KG50 YARD

25 YARD

Australia lebih efisien dalam menghasilkan kain bila dibandingkan dengan Indonesia (artinya Australia mempunyai keunggulan absulut dalam produksi kain dari pada Indonesia). Dengan demikian Australia, akan berspesialisasi dalam produksi kain.

Sebaliknya Indonesia lebih efisien dalam menghasilkan beras bila dibandingkan dengan Australia (Indonesia mempunyai keunggulan absolut dalam produksi beras bila dibandingkan dengan Australia).

Setelah kedua negara masing-masing berspesialisasi dalam menghasilkan barang yang mempunyai keunggulan absolut maka keduanya akan segera mengadakan perdagangan (trade) untuk memperoleh keuntngan perdagangan (Gains of Trade=GOT).

Menurut Adam Smith dengan adanya perdaganan bebas, setiap negara akan berspesialisasi dalam menghasilkan produksi yang mempunyai keunggulan absolute (dapat berproduksi lebih efisien dibanding negara lain) dan mengimpor produk yang mengalami kerugian absolute (absolute diadvantage).Spesialisasi Produksi

Bila Australia dan Indonesia melakukan spesialisasi dalam memproduksi produk yang mempunyai keunggulan absolut, maka Australia akan menggunakan seluruh input faktornya yaitu sebanyak 2 unit (lihat asumsi nomor 3) untuk menghasilkan kain dan akan diperoleh hasil sebanyak 100 yard kain. Begitu juga Indonesia yang berspesialisasi dalam produksi beras, akan menghasilkan beras sebanyak 10.000 kg.Perdagangan Bebas yang Saling Menguntungkan

Sesudah spesialisasi produksi dilaksanakan oleh masing-masing negara, maka perdagangan bebas yang saling menguntungkan akan dapat dilangsungkan. Sedangkan harga (TOT) dan jumlah komoditi yang diperdagangan tergantung kepada kesepakatan antara negara-negara yang melakukan perdagangan bebas tersebut.

Agar perdagangan bebas tersebut menguntungkan keduabelah pihak, maka kurs tukar (TOT) setelah dilakukan perdagangan harus terletak diantara TOT masing-masing negara sebelum perdagangan bebas dilaksanakan (TOT Before Trade)

Agar perdagangan bebas ini menguntungkan kedua belah pihak maka dasar tukar atau kurs (term of trade) yang disetujui kedua belah pihak ialah misalnya 1 yard kain = 100 kg beras.Dalam perdagangan bebas ini dimisalkan Australia ingin mengimpor beras sebanyak 5000 kg. Untuk memperoleh beras sebanyak itu Australia harus mengekspor kain sebanyak 50 yard (TOT after trade : 1 yard kain = 100 kg beras), ke Indonesia sehingga setelah dilakukan perdagangan bebas keadaan kedua negara adalah sebagai berikut :

Keadaan After Trade.

Tabel 2. Konsumsi dan Keuntungan Perdagangan yang dapat dinikmati oleh Australia dan Indonesia setelah perdagangan intl.

NegaraKonsumsi BerasKonsumsi KainTOTGOT (Gains of Trade)

Australia

Indonesia5000 kg

5000 kg50 yard

50 yard1 yard = 100 kg2000 kg

25 yard

Jadi dengan adanya perdagangan bebas yang dilakukan setelah kedua belah pihak melaksanakan spesialisasi produk yang memiliki keunggulan absolute, akan memungkinkan suatu negara menikmati lebih banyak produk dari pada yang dapat dihasilkan didalam negeri without trade.

KEUNGGULAN KOMPARATIF (COMPARATIVE ADVANTAGE)

David Ricardo mengatakan, meskipun suatu negara mengalami kerugian absolut (absolute disadvantage) atau tidak mempunyai keunggulan absolut dalam memproduksi kedua jenis barang (komoditi) bila dibandingkan dengan negara lain, namun perdagangan internasional yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan, asal negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang yang memiliki harga relatif yang lebih rendah dari negara lain.

Negara yang dapat menghasilkan barang yang memiliki harga relatif yang lebih murah dari negara lain disebut memiliki keunggulan komparatif.

Asumsi dari Teori Comparative Advantage:

1. Hanya ada dua negara yang melakukan perdagangan internasional

2. Hanya ada dua barang (komoditi) yang diperdagangkan

3. Masing-masing negara hanya mempunyai 2 unit faktor produksi.

4. Skala produksi bersifat contant return to scale artinya harga relatif barang-barang tersebut adalah sama pada berbagai kondisi produksi

5. Berlaku labor theory of value (teori nilai tenaga kerja) yang menyatakan bahwa nilai atau harga dari suatu barang (komoditi) adalah sama dengan atau dapat dihitung dari jumlah waktu (jam kerja) tenaga kerja yang dipakai dalam memproduksi barang (komoditi) tersebut.

Keunggulan komparatif : adalah keuntungan/keunggulan yang memperoleh suatu negara dari melakukan spesialisasi produksi terhadap suatu barang yang memiliki harga relatif (relative price) yang lebih rendah dari produksi negara lain.

Tabel 1. Produksi (output) per unit tenaga kerja perperiode waktu

NegaraMobilTVHarga Relatif (TOT)

Jepang

Amerika Serikat20

40250

3001 mobil = 12,5 TV

1 mobil = 7,5 TV

Berdasarkan data pada tabel 1, diatas dapat diketahui bahwa :

(1) Harga relatif mobil di AS lebih murah bila dibandingkan dengan harga relatif di Jepang. Harga relatif mobil di AS adalah 1 mobil = 7,5 TV, sedangkan di Jepang harganya adalah 1 mobil = 12,5 TV. Dengan demikian AS memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) dalam produksi mobil bila dibandingkan dengan Jepang.

(2) Sebaliknya harga relatif TV di Jepang lebih murah bila dibandingkan dengan harga relatif di AS. Harga relatif TV di Jepang adalah 1 TV = 1/12,5 mobil, sedangkan di AS harganya adalah 1 TV = 1/7,5 mobil. Jadi Jepang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi TV bila dibandingkan dengan AS.

Agar perdagangan bebas menguntungkan kedua belah pihak, maka AS berspesialisasi dalam produksi mobil dan Jepang harus berspesialisasi dalam produksi TV.

Kondisi Spesialisasi

AS yang memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi mobil, maka AS harus menggunakan seluruh faktor produksi yang dimilikinya sebanyak 2 unit (lihat asumsi no. 3) untuk menghasilkan mobil. Dengan demikian AS akan menghasilkan mobil sebanyak 80 mobil, karena setiap unit faktor produksi dapat menghasilkan 40 mobil.

Sedangkan Jepang yang memiliki keunggulan komparatif dalam produksi TV, maka harus berspesialisasi dalam produksi TV dan produksi yang akan dihasilkan sebanyak 500T. Karena tiap unit faktor produksi di Jepang dapat menghasilkan 250 TV, sehingga seluruh faktor produksi sebanyak 2 unit yang dimiliki Jepang dapat menghasilkan 500 unit.

Tabel 2. Spesialisasi Produksi

NegaraProduksi MobilProduksi TV

Jepang

Amerika Serikat-

80500

-

Syarat Perdagangan yang menguntungkan kedua belah pihakAgar perdagangan internasional menguntungkan semua negara (kedua belah pihak) yang terlibat dalam perdagangan, maka kurs tukar perdagangan atau Term of Trade (TOT) atau harga relatif perdagangan yang berlaku harus terletak antara TOT atau harga relatif masing-masing negara sebelum dilakukannya perdagangan.

Misalnya harga relatif perdagangan internasional yang disetujui oleh kedua belah pihak adalah 1 mobil = 10 TV.Harga ini terletak diantara harga relatif masing-masing negara sebelum dilakukannya perdagangan internasional yaitu 1 mobil = 10 T, ini terletak antara 1 mobil = 7,5 TV dan 1 mobil = 12,5 TV (1 mobil = 12,5 TV > 1 mobil =10 TV > 1 mobil = 7,5 TV).

Kondisi setelah perdagangan (after trade)Setelah dilakukan perdagangan internasional (perdagangan bebas), dengan harga relatif (TOT), 1 mobil = 10 TV, dan dimisalkan dalam perdagangan internasional ini AS ingin mengimpor TV dari Jepang sebanyak 300 TV, sehingga konsumsi masing-masing negara adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Konsumsi dan Keuntungan Perdagangan (Gains of Trade)

masing-masing negara setelah perdagangan

NegaraKonsumsi mobilKonsumsi TVTOTGains of Trade

Jepang

Amerika Serikat30

50200

3001 mobil

=10 TV1 mobil 50 TV*

10 mobil

* 10 mobil 50 TV = 100 TV 50 TV = 50 TV

PAGE Teori EkonomiIr. Sahibul Munir, SE. M.Si.Pusat Pengembangan Bahan AjarUniversitas Mercu Buana

121