Post on 09-Feb-2017
Kata-kata dan Tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai
merupakan sumber data utama. Sumber data utama diperoleh dengan cara
melihat, mendengar, dan bertanya yang kita lakukan pada saat wawancara
atau pengamatan berperan serta.
Pada dasarnya kegiatan melihat,mendengar, dan bertanya adalah kegiatan
yang biasa dilakukan oleh semua orang, namun pada penelitian kualitatif
kegiatan-kegiatan ini dilakukan secara sadar, terarah, dan senantiasa
bertujuan memperoleh suatu informasi yang dilakukan
Sumber Tertulis
Walaupun dikatakan bahwa sumber di luar kata dan tindakan
merupakan sumber kedua, jelas hal itu tidak bisa diabaikan. Dilihat dari segi sumber
data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumbur
buku dan majalah ilmiah, sumber dari arsip, dikumen pribadi, dan dokumen resmi.
Buku, disertasi atau karya ilmiah lainnya, dan majalah ilmiah .
Arsip dari lembaga arsip nasional atau ditempat arsi-arsip penting lainnya .
Sumber tertulis lainnya adalah dokumen pribadi.
Pada instansi-instansi pemerintah biasanya ada dokumen resmi.
Foto
Ada dua kategori foto yang dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dhasilkan orang dan foto yang dihasilkan oleh peneliti sendiri (Bogdan dan Biklen, 1982:102).
Foto dapat memberikan gambaran tentang dstribusi penduduk, letak geografis, sistem persekolahan, dan lain-lain. Dianjurkan agar foto dianalisis bersama sumber-sumber lainnya. Foto digunakan pula oleh peneliti untuk memahami bagaimana para subjek memandang dunianya.
Pada umunya foto tidak digunakan secara tunggal untuk menganalisis data. Dengan kata lain, sebaiknya foto digunakan sebagai pelengkap pada cara dan teknik lainnya.
Data Statistik
Peneliti kualitatif sering juga menggunakan data statistik yang telah tersedia sebagai sumber data tambahan bagi keperluannya. Mempelajari statistik dapat membantu peneliti memahami persepsi subjeknya. Walaupun dapat membantu peneliti, hendaknya peneliti menyadari bahwa statistik pada umumnya berlandaskan paradigma yang mengutamakan dapatnya digeneralisasikan sehingga dapat mengurangi makna subjek secara perseorangan dalam segala liku kehidupan yang unik namun utuh itu. memnfaatkan data statistik hanya sebagai cara yang mengantar dan mengarahkannya pada kejadian dan peristiwa yang ditemukan dan dicari sendiri sesuai dengan tujuan penelitiannya.
Keseluruhan sumber dan jenis data yang diuraikan tadi pada dasarnya banyak bergantung pada peneliti untuk menyaringnya sehingga yang diharapkan itu saja yang dapat dicapai. Dengan kata lain, peranan manusia sebagai alat atau instrumen penelitian, besar sekali dalam penelitian kualitatif. Peranan manusia sebagai instrumen tersebut diuraikan pada bagian berikut.
Pengamatan Berperanserta
Pengamatan berperanserta menceritakan kepada peneliti apa yang dilakukan oleh orang-
orang, dalam situasi peneliti memperoleh kesempatan mengadakan pengamatan.
Bogdan (1972:3) mendefinisikan secara tepat pengamatan berperanserta sebagai penelitian
yang bercirikan interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama antara peneliti dengan subjek dalam
lingkungan subjek, dan selama itu data dalam bentuk catatan lapangan dikumpulkan secara sistemasis
dan berlaku tanpa gangguan.
Menjadi sebagai “anggota” kelompok subjek yang ditelitinya menyebabkan peneliti tidak lagi
dipandang sebagai “peneliti asing”, tetapi sudah menjadi teman yang dapat dipercaya. Dengan
tindakan demikian tanpa memandang apa pun yang diperbuat oleh para subjeknya, peneliti akan
memperoleh pengalaman tangan pertama tentang kegiatan subjeknya dalam arti dan pandangan
subjeknya itu sendiri (Crane dan Angrosino 1984:64).
Lanjutan …
Bagi mereka yang baru pertama kali terjun ke dalam bidang ini, biasanya pengalaman hari-hari pertama merupakan ujian mental dan ujian kemampuan. Peneliti demikian dianjurkan agar mengikuti beberapa petunjuk sebagaimana yang dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (1975:127) sebagai berikut :
Jangan mengambil sesuatu dari lapangan secara pribadi.
Rencanakan kunjungan pertama untuk menemui seorang perantara yang nantinya akan memperkenalkan peneliti.
Jangan berambisi untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi pada hari-hari pertama berada di lapangan.
Bertindaklah secara relatif pasif.
Bertindaklah dengan lemah lembut.
Manusia Sebagai Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian dimaksudkan sebagai alat mengumpulkan data seperti
tes pada penelitian kulitatif. Ada tiga hal yang dibahas di sini sesuai dengan yang
dikemukakan oleh Giba dan Linciln (1981:128-150), yaitu mencakup ciri-ciri umum,
kualitas yang diharapkan, dan kemungkinan peningkatan manusia sebgai instrumen.
Ciri-ciri Umum Manusia Sebagai Instrumen
Ciri-ciri umum manusia sebagai instrumen mencakup segi responsif, dapat
menyesuaikan diri, menekankan keutuhan, mendasarkan diri atas pengetahuan,
memproses data secepatnya, dan memanfaatkan kesempatan mencari respons yang
tidak lazim atau idiosinkratik.
Lanjutan …
Kualitas yang diharapkan
Pada dasarnya peneliti itu hendaknya memiliki sejumlah kualitas pribadi seperti : toleran, sabar, menunjukkan empati, menjadi pendengar yang baik, manusiawi, bersikap terbuka, jujur, objektif, penampilannya menarik, mencintai pekerjaan wawancara, senang berbicara, dan semacamnya. Selain itu ia tidak cepat jenuh terhadap pekerjaan yang melembaga, bisa bekerja lama tanpa merasakan keletihan, dapat mengatasi tekanan batin karena tekanan psikologis di lapangan, kesepian, merasa terasing, perasaan rindu akan keluarga dan rindu akan pulang.
Peningkatan Kemampuan Peneliti Sebagai Instrumen
Kemampuan peneliti sebagai instrumen dapat ditingkatkan dengan jalan pertama-tama peneliti hendaknya selalu pergi kepada situasi baru untuk memperoleh pengalaman, kemudian berusaha mencatat apa saja yang terjadi dan, mewawancarai beberapa orang serta mencatat apa saja yang menjadi hasil pembicaraan.
Pengertian Pengamatan
Menurut Gunawan (2013:143) istilah observasi diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antaraspek dalam fenomena tersebut.
observasi selalu menjadi bagian dalam penelitian, dapat berlangsung dalam
konteks laboratorium (eksperimental) maupun dalam konteks alamiah.
Alasan Pemanfaatan Pengamatan
Moleong, 2014:174
Teknik pengamatan ini didasarkan
atas pengalaman secara langsung.
Teknik pengamatan memungkinkan
melihat dan mengamati sendiri.
Pengamatan memungkinkan peneliti
mencatat peristiwa dalam situasi
yang berkaitan.
Sering terjadi ada keraguan pada
peneliti.
Teknik pengamatan memungkinkan
peneliti mampu memahami situasi-
situasi yang rumit.
Untuk kasus-kasus tertentu di mana
teknik komunikasi lainnya tidak
dimungkinkan.
Peranan Peneliti sebagai Pengamat
Buford Junker (dalam Moleong, 2014:176) dengan tepat
memberikan gambaran tentang peranan peneliti sebagai pengamat.
Berperan serta secara lengkap
Pemeranserta sebagai pengamat
Pengamat sebagai pemeranserta
Pengamat penuh.
Jenis-jenis Pengamatan
Menurut Moleong (2014:176) pengamatan dapat
diklasifikasikan atas:
Pengamatan melalui cara berperanserta dan yang tidak
berperanserta.
Pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup.
Pengamatan pada latar alamiah dan pada latar buatan.
Apa yang diamati?
Untuk melengkapi
apa yang seharusnya diamati, Patton
(dalam Moleong, 2014:179)
menyatakan bahwa hal itu
bergantung pada jenis dan variasi
pendekatan pengamatan yang
diperankan oleh pengamat itu
sendiri. Ada lima dimensi pada suatu
kontinum, yaitu sebagai berikut:
Ditinjau dari segi peranan pengamat
yang diamati.
Ditinjau dari segi gambaran peranan
peneliti terhadap yang lainnya.
Berkenaan dengan gambaran maksud
pengamat terhadap lainnya.
Dimensi ini berkenaan dengan
lamanya pengamatan dilakukan.
Fokus suatu pengamatan.
Pengamatan dan Pencatatan Data
Beberapa petunjuk penting diberikan
oleh Guba dan Lincoln (dalam
Moleong, 2014:180) mengenai
pembuatan catatan sebagai berikut:
Buatlah catatan lapangan
Buku harian pengalaman lapangan.
Catatan tentang satuan-satuan tematis.
Catatan kronologis.
Peta konteks.
Taksonomi dan sistem kategori.
Jadwal.
Sosiometrik.
Panel.
Balikan melalui kuesioner.
Balikan melalui pengamat lainnya:.
Daftar cek.
Alat eletronika yang disembunyikan:.
Alat yang dinamakan topeng steno.
Pengamat yang Diamati
Menurut Moleong (2014:183)
ada dua macam kemungkinan
hal tersebut terjadi: pertama,
peranan pengamat pasif,
diam, hanya mencatat dan
tidak memperlihatkan
ekspresi muka apa-apa.
Kedua, sebaliknya sebagai
manusia biasanya pengamat
bertindak aktif tidak hanya
mengamati, tetapi dalam
keadaan tertentu berbicara,
berkelakar dan sebagainya.
Beberapa Kelemahan Pengamatan
Pada pelaksanaan
pengamatan, baik dari segi praktisnya maupun
dari segi pengamat sendiri, terdapat beberapa
kelemahan yang dirangkum dari tulisan Moleong
(2014: 184-186) sebagai berikut:
a) pengamatan terbatas dalam mengamati karena
kedudukannya dalam kelompok, hubungannya
dengan anggota dan yang semacamnya.
b) Pengamatan yang berperanserta sering sukar
memisahkan diri walaupun hanya sesaat untuk
membuat catatan hasil pengamatannya.
c) Hasil pengamatan berupa sejumlah besar data
sering sukar dan sangat memakan waktu untuk
menganalisisnya.
d) Di samping itu, dalam situasi pengamatan
berperanserta, pengamat cenderung melakukan
pengamatan secara tidak sistematis. Untuk itu
hendaknya peneliti selalu siap dengan jadwal
pengamatan agar hal demikian tidak terjadi.
Pengertian Wawancara
Menurut Moleong (2014:186) wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer)
yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.
Jenis-jenis Wawancara
Patton (dalam moleong, 2014:187-188)
Wawancara Pembicaraan Informal
Pendekatan Menggunakan Petunjuk
Umum Wawancara
Wawancara Baku Terbuka
Guba dan Lincoln (dalam moleong,
2014:188-191)
Wawancara oleh tim atau panel
Wawancara tertutup dan wawancara
terbuka
Wawancara riwayat secara lisan
Wawancara terstruktur dan wawancara
tak terstruktur.
Bentuk-bentuk Pertanyaan
Patton (dalam Moleong, 2014:192-196) memberikan enam jenis pertanyaan dan setiap
pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara akan terkait dengan salah satu
pertanyaan lainnya.
Pertanyaan yang berkaitan dengan dengan pengalaman atau perilaku
Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai
Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
Pertanyaan tentang pengetahuan
Pertanyaan yang berkaitan dengan indera
Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Penata Urutan Pertanyaan
Bentuk cerobong
Kebalikan dari cerobong
Rencana kuintamensional
a. Mulai dengan suatu hal yang
menentukan kesadaran
b. Pertnyaan kedua harus berupa
pertanyaan terbuka yang berkaitan
dengan perasaan umum,
c. Pertanyaan ketiga harus memfokus
pada bagian-bagian khusus tentang
suatu isu.
d. Pertanyaan keempat harus dimulai
dengan pertanyaan mengapa dan
e. Terakhir pewancara harus
menanyakan intensitasnya, yaitu
pertanyaan yang bermaksud
mendalami intensitas dari akibatnya
disekitar peristiwa itu.
Perencanaan Wawancara
Menurut Moleong (2014:199) persiapan wawancara tak
terstruktur dapat diselenggarakan menurut tahap-tahap tertentu.
Tahap pertama ialah menemukan siapa yang akan diwawancarai.
Tahap kedua ialah mencari tahu bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengadakan
kontak dengan responden.
Lankah ketiga ialah mengadakan persiapan yang matang untuk pelaksanaan
wawancara.
Pelaksanaan dan Kegiatan Sesudah Wawancara
Menurut Moleong (2014:200-208) pelaksanaan dan kegiatan
sesudah wawancara adalah:
(a) bagaimana melaksanakan wawancara,
(b) strategi dan taktik berwawancara,
(c) pencatatan data wawancara, kemudian diakhiri dengan
(d) kegiatan sesudah wawancara.
Pengertian Catatan Lapangan
Menurut Bogdan dan Biklen (1982:74), catatan lapangan adalah
catatan tertullis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap
data dalam penelitian kualitatif.
Isi Catatan Lapangan
Bogdan dan Biklen (1982:84-89) membagi isi catatan lapangan menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian Deskriptif, berisi hal-hal berikut:
Gambaran diri subjek
Rekonstruksi dialog
Catatan tentang perisiwa khusus
Perilaku pengamat
Bogdan dan Biklen (1982:84-89) membagi isi catatan lapangan menjadi dua bagian, yaitu:
Bagian Reflektif, berisi hal-hal berikut:
Refleksi mengenai analisis
Refleksi mengenai metode
Refleksi mengenai dilema etik dan konflik
Refleksi mengenai kerangka berpikir peneliti
klarifikasi
Proses Penulisan Catatan Lapangan
Adapun beberapa proses penulisan catatan lapangan, sebagai berikut:
Pencatatan awal
Pembuatan catatan lapangan lengkap setelah kembali ke tempat tinggal
Apabila terdapat bagian tertentu yang belum dimasukkan ke dalam catatan lapangan, hal tersebut segera dimasukkan.
Pengertian Dokumen
Guba dan Lincoln (1981:228) mendefinisikan Record dan dokumen
sebagai berikut:
Record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang
atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau
menyajikan akunting.
Dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, yang tidak
diersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik.
Dokumen terbagi atas dua, diantaranya:
Dokumen Pribadi, terdiri atas:
Buku harian
Surat pribadi
Otobiografi
Dokumen Resmi, terdiri atas:
Dokumen internal
Dokumen eksternal
Macam-Macam Dokumen
Menurut Holsti (1969, dalam Guba dan Lincoln, 1981:240), kajian isi adalah
teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha
menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan
sistematis.
Teknik Mempelajari Dokumen dengan Analisis
Konten
Guba dan Lincoln (1981:247) menguraikan prinsip dasar kajian isi. Ciri-ciri
kajian isi ada lima, diantaranya:
Proses mengikuti aturan.
Kajian isi adalah proses sistematis.
Kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi.
Kajian isi mempersoalkan isi yang termanifestasikan
Kajian isi menekankan analisis secara kuantitatif, namun dapat pula dilakukan bersama analisis kualitatif.
Prinsip Dasar Kajian Isi
Kategorisasi merupakan langkah yang sangat penting dan harus mengikuti aturan, diantaranya:
Kategori harus berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian.
Kategori itu harus tuntas.
Kategori tidak saling tergantung.
Kategori harus bebas.
Kategori harus diperoleh atas dasar prinsip klasifikasi tunggal
Kategorisasi dalam Kajian Isi
Prosedur Analisis Konten Kualitatif
Menurut Philipp Mayring,
langkah-langkahnya
digambarkan dalam bagan
disamping:
Sampling dan Satuan Kajiandan
Teknik Penelitian Lainnya dalam Penelitian Kualitatif
By : Abd Halim Samir
Teknik Sampling
Teknik sampling dalam penelitian kualitatif berbeda dengan yang non kualitatif.
Maksud sampling dalam ialah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya(constructions).
Tujuan sampling adalah untuk mencari kekhususan yang ada dalam ramuan konteks yang unik.
Pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (purposive sample).
Ciri ciri Sampel Bertujuan (purposive sample)
1. Rancangan sampel yang muncul
2. Pemilihan sampel secara berurutan
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan
Satuan Kajian
Biasanya ditetapkan juga dalam rancangan penelitian. Keputusan tentang penentuan sampel, besarnya dan strategi sampling begitu, pada dasarnya bergantung pada penetapan satuan kajian.
Satuan Kajian bisa bersifat perorangan, kelompok , atau bersifat keseluruhan program atau keseluruhan latar.
Beberapa Teknik Penelitian
1. Wawancara kelompok fokus dalam penelitian kualitatif
2. Teori Dari Dasar (Grounded Theory)
3. Etnografi
4. Penelitian tindakan (action reseach)
Asal mula kelompok fokus dan wawancara kelompok
Kreuger (1988) menyatakan bahwa wawancara kelompok fokus lahir pada akhir 1930an oleh ilmuwan sosial yang meragukan tentang ketepatan metode pengumpulan data secara tradisional
Menurut stewart dan shamdasani (1990), program radio pada tahun 1994 oleh robert merton, seorang ahli ilmu sosial terkenal. Merton menerapkan teknik wawancara pada pelatihan militer dan film-film moral selama perang dunia ke-2.
Definisi
Wawancara kelompok
Smith (1954) mendefenisikan wawancara kelompok sebagai sesuatu yang membatasi pada situasi dimana kelompok yang dibangun cukup kecil untuk membangun diskusi yang pantas di antara sesama anggotanya.
Kelompok fokus
Kreuger (1988) mendefinisikan kelompok fokus sebagai diskusi yang dirancang dengan baik untuk memperoleh persepsi dalam bidang perhatiannya pada lingkungan yang permisif dan yang tidak menekan.
Wawancara kelompok pada dasarnya adalah teknik pengumpulan data kualitatif yang wawancaranya dipandu oleh moderator dengan cara baik secara terstruktur atau pun secara tidak terstruktur, bergantung pada maksud dan tujuan wawancara (denzin dan lincoln-1994).
Kelompok fokus dalam penelitian kualitatif
Pemanfaatan kelompok fokus
1. Memperoleh latar belakang informasi secara umum tentang suatu topik yang diperhatikan.
2. Mengumpulkan hipotesis penelitian yang dapat diberikan pada penelitian lainnya dengan menggunakan penelitian yang lebih kuantitatif.
3. Mendorong gagasan baru dan konsep yang kreatif.
4. Mendiagnosis potensi masalah dalam suatu program baru, pelayanan, atau produk.
5. Membangun kesan tentang produk, program, pelayanan, lembaga atau bidang perhatian lainnya.
6. Belajar bagaimana para responden berbicara tentang fenomena yang diperhatikan yang bisa memfisilitasi penelitian kuantitatif.
7. Menginterpretasikan hasil penelitian kualitatif sebelumnya.
Pemilihan Peserta
Stewart dan shamdasani (1990) menyarankan
sampling yang memadai dapat disusun yaitu
kelompok harus terdiri dari anggota anggota dari
suatu populasi yang lebih besar. Peserta dipilih
sekitar 20% dari orang orang yang ada.
Jumlah kelompok
Beberapa studi memerlukan dan menghendaki beberapa kelompok, sekitar 3-4 buah. Menurut morgan (1988) faktor penentu jumlah kelompok adalah jumlah sub-sub kelompok yang diperlukan.
Besarnya Kelompok
• Anggota kelompok biasanya terdiri atas 6-12 orang• Jumlah peserta tergantung pada tujuan penelitian
Pedoman Wawancara
Alur Pertanyaan
Sewaktu memformulasikan pertanyaan untuk panduan wawancara, para ahli menyarankan bahwa hal hal yang perlu dipertimbangkan adalah :
1. Pertanyaan diurutkan dari yang umum ke yang khusus.
2. Pertanyaan penting harus didahulukan pada awal diskusi dan yang dipandang kurang penting nanti dikemukakan kemudian pada bagian akhir.
Jumlah pertanyaan
Disarankan agar wawancara terfokus pada upaya mengajukan kurang dari 10 pertanyaan atau sekitar 6-7 pertanyaan saja. Namun ada penulis/ahli yang menyarankan agar pertanyaan sebaiknya kurang dari 12 buah banyaknya.
Jenis pertanyaanPertanyaan-tidak-terstruktur atau pertanyaan terbuka membuka
pemikiran para peserta diskusi sehingga dapat menanggapinya dari berbagai dimensi. Pertanyaan harus dipilih secara berhati hati dan dirumuskan sebelumnya dengan harapan banyak jawaban yang dapat diberikan peserta.
Di pihak lain, ada ahli yang menganjurkan agar pertanyaan ‘mengapa’ agar tidak banyak digunakan karena pada wawancara kelompok fokus yang diinginkan adalah jawaban cepat namun rasional atau sesuai dengan situasi.
Moderator/pewawancara
Moderator boleh menggunakan berbagai peranan selama diskusi berlangsung
Harus tanggap memahami perilaku dan sikap peserta yang muncul sewaktu diskusi
Harus terampil mengatasi hal hal yang muncul sewaktu diskusi dengan jalan mengarahkan sikap dan perilaku mereka, memberi tantangan dan bisa menangahi pendapat yang bertentangan dan juga bisa mengatasi emosi yang muncul.
Memulai Diskusi
Merupakan permulaan yang baik apabila para peserta saling berkenalan terlebih dahulu dan sedikit menceritakan tentang pengalamannya.
Moderator terlebih dahulu menyatakan selamat datang, kemudian memberi gambaran umum tantang topik diskusi, tujuan diskusi, aturan yang digunakan dalam diskusi dan sesudah itu langsung mengajukan pertanyaan pertama.
Ciri ciri Moderator
Tanggap dan sigap secara mental dan menjaga jangan sampai diskusi terhenti di tengah jalan,karena adanya ketakutan dan tekanan.
Hafal urutan pertanyaan dan harus mendengarkan dan setiap saat berpikir tentang hal hal yang terjadi selama diskusi berlangsung.
memiliki daya antisipasi, memiliki kemampuan membangun ‘rapport’, paradoks bilateral (dominan tetapi submisif), tidak reaktif, non-direktif, teurapetik, dan sabar dalam mengajukan ‘pertanyaan menjajagi’ (probing questions)
Moderator harus pula memiliki kemampuan mengelola waktu, khususnya apabila topik banyak dipersoalkan dan didiskusikan lebih lanjut namun hasil yang diperoleh barulah sedikit.
Pengumpulan Data
Tape recorder untuk menampung suara suara yang
muncul selama diskusi
Pembuatan catatan membuat catatan tentang frasa dan
pernyataan yang dikemukakan oleh peserta
Catatan harus dilengkapi dan bisa digunakan dengan kelengkapan dari ‘tape recorder’.
Ada ahli yang menyarankan agar moderator membuat ‘catatan lapangan’ pada setiap sesi diskusi guna dimanfaatkan pada analisis data.
Analisis data kelompok fokus
Informasi yang dikumpulkan dari diskusi kelompok fokus merupakan data mentah
Tugas peneliti adalah menyiapkan pernyataan berkaitan dengan pengumpulan data.
Langkah pertama yang harus dilakukannya adalah membuat transkrip dari keseluruhan wawancara
Langkah berikutnya ialah menganalisis isi/konten diskusi.
Tujuan mengadaklan analisis ialah mencari kecenderungan kecenderungan dan pola pola yang sering muncul baik pada konten satu kelompok maupun pada berbagai kelompok.
Analisis isi/ konten mulai dengan membandingkan kata kata yang digunakan sebagai jawaban.
Peneliti harus mempertimbangkan penekanan atau intensitas yang diberikan oleh para peserta.
konsistensi dari tanggapan tanggapan dan kekhususan jawaban dalam menindak lanjuti pertanyaan pertanyaan menggali.
Orientasi filosofis
Teori-dari-dasar didasarkan pada teori interaksi simbolik. Teori ini memiliki banyak pandangan yang sama dengan fenomenologi.
interaksi simbolik menjajagi bagaimana orang mendefenisikan realitas dan bagaimana kepercayaan mereka berkaitan dengan tindakan tindakannya.
Kenyataan diciptakan oleh orang dengan jalan memberikan makna pada situaisi situasi
Makna diekspresikan oleh simbol simbol seperti kata kata, objek objek keagamaan, dan pakaian
Makna simbolik ini merupakan landasan untuk melakukan tindakan tindakan dan interaksi
Metodolgi
Langkah langkah teori-dari-dasar terjadi secara simultan. Peneliti akan melaksanakan pengamatan, mengumpulkan data, dan membangun teori pada waktu yang bersamaan
Proses perbandingan secara tetap dan di dalamnya setiap bagian data dibandingkan dengan setiap bagian data lainnya.
Pengumpula data dan teknik analisis
Data dapat dikumpulkan melalui wawancara, pengamatan, dari dokumen atau secara gabungan daripadanya
Pengumpulan data biasanya menghasilkan catatan tertulis yang sangat banyak, transkrip wawancara yang diketik, atau pita video/audio tentang percakapan yang berisi penggalan data yang jamak nantinya dipilah pilah dan dianilisis. Proses ini dilaksanakan dengan jalan membuat kode dan mengkategorisasikan data.
Hasilnya adalah teori yang menjelaskan fenomena yang diteliti. Hasil penelitian melaporkan teori yang ditunjang dengan contoh contoh dari dari data.
Hasil
Etnografi memfokuskan diri pada budaya dari sekelompok orang
Asumsi yang melatarbelakangi para etnografer adalah bahwa pada setiap kelompok manusia pada dasarnya terlibat dalam budaya yang membimbing pandangan dunia para anggota anggotanya dan cara mereka menstruktur pengalamannya
Tujuan para etnografer adalah belajar (daripada meneliti) anggota anggota suatu kelompok budaya, memahami pandangan dunianya sebagai yang didefinisikan oleh mereka yang diteliti
Peneliti etnografi mengacu pada perspektif emik atau etik
Penelitian etnografi merupakan usaha yang memerlukan kerja keras yang membutuhkan waktu yang cukup panjang kadang kadang berbulan bulan berada dilapangan malah kadang kadang bertahun tahun
Perspektif emik
Perspektif emik adalah cara anggota kelompok budaya memandang dunianya, jadi melihat dan memandang dari sisi dirinya
Pendekatan emik dalam penelitian melibatkan meneliti perilaku dari sisi dari dalam anggota anggota kelompok budaya
Perspektif etik
Perspektif etik merupakan interpretasi pengalaman pengalaman budaya.
Pendekatan etik melibatkan upaya meneliti perilaku dari sisi orang luar dan menguji kesamaan kesamaan dan perbedaan perbedaan setiap budaya
Metodologi
Langkah langkah penelitian etnografi adalah sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi budaya yang akan diteliti.
2. Mengidentifikasi variabel yang signifikan di dalam budaya yang diteliti.
3. Mengadakan penelaahan kepustakaan.
4. Memperoleh izin memasuki latar penelitian.
5. Mempelajari dan memahami budaya.
6. Mencari informan.
7. Mengumpulkan data, menganalisis data, mendeskripsikan buadaya, mengembangkan teori.
Pengumpulan dan analisis data
Pengumpulan data melibatkan terutama melalui pengamatan dan wawancara. Peneliti dapat saja menjadi pengamat berperan serta dalam budaya yang sedang diteliti selama penelitian itu berlangsung
Analisis data melibatkan upaya mengidentifikasi ciri ciri sesuatu objek dan kejadian oleh anggoata anggoata budaya
Penelitian etnografi dalam pelayanan kesehatan
Etno-pelayanan-kesehatan memfokuskan diri terutama pada upaya mengamati dan membuat dokumen tentang interaksi interaksi yang terjadi antar manusia tentang bagaimana kondisi kehidupannya sehari hari dan pola pola yang terjadi yang mempengaruhi pelayanan kesehatan manusia dan praktek pelayanan kesehatan.
Ahli mengidentifikasi tiga maslah berkaitan dengan penggunaan metodologi etnografi oleh para perawat
1. peneliti pelayanan kesehatan barangkali tidak secukupnya mengenal kepercayaan budaya anggota anggotanya yang sedang diteliti dan juga kurang mengenal bahasa yang dipakainya
2. penelitian kadang kadang menggunakan pengukuran, yang diasumsikan tidak akurat, untuk dapat digunakan sama dengan seluruh budaya
3. interpretasi temuan temuan tampaknya tidak mencukupi karena pengetahuan yang terbatas tentang budaya yang sedang diteliti.
Penelitian tindakan adalah cara melakukan penelitian dan berupaya bekerja untuk memecahkan masalah pada saat yang bersamaan (cormack 1991).
Penelitian tindakan ini dilihat sebagai metode yang didasarkan pada masyarakat dan seringkali diselenggarakan pada suatu latar yang luas, apakah itu disekolah, di pengadilan, di rumah sakit, atau di pabrik.
penelitian tindakan adalah proses untuk memperoleh hasil perubahan dan memanfaatkan hasil perubahan yang diperoleh dalam penelitian itu (smith & cormack1991).
Ciri ciri penelitian tindakan menurut hart & bond (1995) yaitu dengan membandingkan penelitian tindakan dengan penelitian penelitian lainnya, adalah :
1. Memiliki fungsi pendidikan.
2. Bertkaitan dengan individu sebagai anggota sesuatu kelompok sosial
3. Merupakan kegiatan yang terfokus masalah, terikat konteks, dan berorientasi masa depan.
4. Melibatkan intervensi perubahan.
5. Bertujuan untuk perbaikan dan keikut-sertaan.
6. Melibatkan proses secara siklus dimana penelitian, tindakan, dan keterkaitan dengan evaluasi.
7. Ditemukan dalam hubungan penelitian dimana mereka yang terlibat adalah peserta dalam proses perubahan.
Proses Penelitian Tindakan :
Identifikasi masalah
Diskusi dan negosiasi antara peneliti dan para pelaksana
Penelaahan kepustakaan
Re-definisi masalah
Memilih metode penelitian atau evaluasi
Menerapkan perubahan, pengumpulan data dan umpan balik. Hal ini sering melibatkan mengubah langkah langkah sebelumnya menjadi suatu langkah atau proses yang siklikal tentang penelitian dan perubahan.
Barangkali ada juga kegiatan menelaah kembali tentang keseluruhan studi, rekomendasi dan diseminasi kepada khalayak yang lebih luas.