Post on 26-Sep-2019
1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
2. Undang-undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta
Lagu Kebangsaan;
3. Undang-undang Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan
Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah;
4. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan;
5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota
Menjadi Undang-Undang;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota Menjadi
Undang-Undang;
8. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
Menjadi Undang-undang;
DASAR HUKUM
LANJUTAN......
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dankeuangan Pimpinan dan Anggota Dewan perwakilan Rakyat Daerah yang diubahdengan Peraturan pemerintah Nomor 37 Tahun 2005;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PeraturanPemerintah Nomor 35 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas danWewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah diWilayah Provinsi;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2013 tentangTata Cara Pelantikan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah;
12. Peraturan Presiden Nomor 167 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelantikan Gubernur,Bupati, dan Walikota;
13. Surat Menteri Dalam Negeri Nomor 120/2061/SJ tanggal 15 Agustus 2005 tentangPedoman Tata Cara Pengucapan Sumpah/Janji Jabatan dan Pelantikan KepalaDaerah dan Wakil Kepala Daerah;
UU PILKADA :Pasal 163 Ayat 1 :
Gubernur dan Wakil Gubernur dilantik oleh Presiden di ibu kota negara.
Pasal 164 Ayat 1 : Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikota dilantik
oleh Gubernur di ibu kota Provinsi yang bersangkutan.
Pasal 164a Ayat 1 :Pelantikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 163 dan Pasal 164
dilaksanakan secara serentak.
Pasal 199 :Ketentuan dalam Undang-Undang ini berlaku juga bagi
penyelenggaraan Pemilihan di Provinsi Aceh, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,
Provinsi Papua, dan Provinsi Papua Barat, sepanjang tidak diatur lain dalam Undang-Undang tersendiri.
UU PA
Pasal 69 poin c :pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan Gubernur/Wakil Gubernur
dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri atas nama Presiden Republik Indonesia di hadapan KetuaMahkamah Syar’iyah Aceh dalam rapat
paripurna DPRA.
Pasal 70 poin c :pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan bupati/wakil bupati dan walikota/wakilwalikota dilakukan oleh Gubernur atas nama Presiden
Republik Indonesia di hadapanKetua Mahkamah Syar’iyah dalam rapat paripurna DPRK.
TATA URUTAN ACARA1. Pengantar Pembawa Acara.
2. Pembukaan Rapat Paripurna DPRK dipimpin oleh Ketua DPRK.
3. Pembacaan Ayat Suci Al – Qur’an
4. Salawat Badar dan Menyanyikan bersama Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
5. Kata Pengantar Ketua DPRK
6. Pembacaan Keputusan oleh Sekretaris DPRK.
7. Pengambilan Sumpah Jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah oleh Gubernur Aceh atas nama Presiden RI.
8. Penandatanganan Berita Acara Pengucapan Sumpah Jabatan dan Pakta Integritas.
9. Pemasangan Tanda Pangkat Jabatan, Penyematan Tanda Jabatan dan Penyerahan Surat Keputusan.
10. Kata-kata Pelantikan.
11. Penandatanganan Berita Acara Serah Terima Jabatan.
12. Penyerahan Memori Serah Terima Jabatan.
13. Sambutan Kepala Daerah yang baru dilantik.
14. Sambutan Gubernur Aceh.
15. Pembacaan Do’a.
16. Penutupan Rapat Paripurna DPRK oleh Ketua DPRK.
17. Pemberian Ucapan Selamat diawali Salam Takzim kepada orang tua.
18. Acara selesai.
❖ Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
sebelum memangku jabatannya dilantik
dengan mengucapkan sumpah/janji
yang dipandu oleh pejabat yang
melantik.
❖ Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang akan mengucapkan sumpah/janji,
terlebih dahulu ditanyakan kesedianya
untuk mengucapkan sumpah/janji
jabatan dan agama yang dianutnya oleh
pejabat yang melantik.
KATA-KATA PENGANTAR SUMPAH :
❑ Bagi penganut agama Islam diawali dengan pengucapan kalimat“Demi Allah, saya bersumpah”;
❑ Bagi penganut agama Kristen/Katholik diawali dengan kalimat“Saya Bersumpah/Berjanji dan diakhiri dengan kata-kata “SemogaTuhan Menolong Saya”;
❑ Bagi penganut agama Hindu diawali dengan pengucapan kalimat“Om Atah Paramawisesa”;
❑ Bagi penganut agama Budha diawali dengan pengucapan kalimat“Demi Sang Hyang Adi Budha”
NASKAH SUMPAH/JANJI :
“Demi Allah, Saya bersumpah
Akan memenuhi kewajiban saya sebagai KepalaDaerah/Wakil Kepala Daerah dengan sebaik-baiknyadan seadil-adilnya, memegang teguh Undang-undangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 danmenjalankan segala undang-undang dan peraturannyadengan selurus-lurusnya serta berbakti kepadamasyarakat, nusa dan bangsa”.
PEJABAT YANG MELANTIK :
• GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR DILANTIK OLEHMENTERI DALAM NEGERI ATAS NAMA PRESIDENREPUBLIK INDONESIA;
• BUPATI DAN WAKIL BUPATI ATAU WALIKOTA DAN WAKILWALIKOTA DILANTIK OLEH GUBERNUR ATAS NAMAPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA.
SIFAT PELANTIKAN•PELANTIKAN KDH DAN WAKIL KDH DILAKSANAKAN
DALAM RAPAT PARIPURNA DPRD YANG BERSIFATISTIMEWA.
•RAPAT PARIPURNA DIMAKSUD DILAKSANAKAN DIGEDUNG DPRD ATAU DITEMPAT LAIN YANGDIPANDANG LAYAK UNTUK ITU.
(tidak di lapangan terbuka)
TATA TEMPAT RAPAT PARIPURNA ISTIMEWA DPRADALAM RANGKA PENGAMBILAN SUMPAH & PELANTIKAN KDH DAN WA. KDH
Di meja pimpinan terdiri dari :
• Ketua DPRK duduk disebelah kiri Gubernur Aceh.
• Wakil Ketua DPRK secara berurutan duduk disebelah kiri Ketua DPRK.
• Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah duduk di sebelah kanan Gubernur Aceh.
• Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah Terpilih duduk di sebelah kanan KepalaDaerah dan/atau Wakil Kepala Daerah.
• Setelah Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan dan Pelantikan Kepala Daerah dan WakilKepala Daerah, mantan Kepala Daerah dan/atau mantan Wakil Kepala Daerah duduk disebelah kanan Kepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah.
• Anggota DPRK menduduki tempat yang telah disediakan khusus untuk Anggota.
• Sekretaris DPRK sebagai Pembaca Keputusan duduk dibelakang meja Pimpinan.
• Undangan disediakan tempat tersendiri dan diatur sesuai dengan kondisi ruangan.
Lanjutan…
• Pada saat pengambilan sumpah/janji jabatan dan pelantikan, Kepala Daerahdan Wakil Kepala Daerah Terpilih berdiri berhadapan dengan Gubernur Acehmenghadap meja pimpinan.
• Ketua Mahkamah Syar’iyah berdiri di sebelah kiri Meja menyaksikan ProsesiPelantikan.
• Meja penandatanganan Berita Acara diletakkan disebelah kiri Gubernur Aceh.
• Pada saat pengambilan sumpah/janji Jabatan Kepala Daerah dan/atau WakilKepala Daerah didampingi oleh Pengukuh Sumpah sesuai dengan agamanyamasing-masing yang berdiri di belakang sebelah kanan atau kiri KepalaDaerah dan/atau Wakil Kepala Daerah.
• Pada saat serah terima jabatan, mantan Kepala Daerah berdiri di sebelahkanan Kepala Daerah.
• Mimbar sambutan diletakkan di sebelah kanan meja pimpinan.
• Pembawa acara berada di sebelah kanan atau kiri meja pimpinan dandisesuaikan dengan kondisi ruangan.
97 6 5 1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
9
7 6 5
1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
9
7 6 5
1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
9
7 6 5
1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
9
7 6 5
1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
9 7
6 5
1
324
8
1. GUBERNUR
2. KETUA DPRK
3. WAKIL KETUA I
4. WAKIL KETUA II
5. WALI NANGGROE
6. KETUA DPRA
7. NAMA BUPATI LAMA
8. NAMA WABUP LAMA
9. NAMA BUPATI BARU
10. NAMA BUPATI BARU
PROTOKOL
PERS
10
TATA PAKAIAN❑ Gubernur, Ketua DPRK, Wakil Ketua DPRK, Anggota DPRK serta
mantan Kepala Daerah dan/atau mantan Wakil Kepala Daerahmenggunakan Pakaian Sipil Lengkap (PSL) dengan Peci Nasional.
❑ Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih menggunakan PDUKepala Daerah dan/atau Wakil Kepala Daerah.
❑ Undangan menggunakan Pakaian Sipil Lengkap dan bagi AnggotaTNI/Polri menggunakan pakaian PDU-III
❑ Ibu-ibu menggunakan Pakaian Nasional, bagi Anggota Dharma Wanitadan TP. PKK dan organisasi wanita, dapat menggunakan Pakaianseragam resmi organisasi masing-masing.
❑ Petugas Keprotokolan menggunakan Pakaian Sipil Lengkap.
TATA URUTAN ACARA TAMBAHAN
➢ Pada urutan acara sebagaimana diatas dapat ditambahkan “pembacaanayat suci Al-Qur’an dan Salawat Badar”.
➢ Apabila dalam acara tersebut dilaksanakan serah terima jabatan KepalaDaerah maka dilaksanakan setelah Pemasangan Tanda Pangkat Jabatan,Penyematan Tanda Jabatan dan Penyerahan Keputusan.
➢ Pada saat penandatanganan berita acara serah terima jabatan danpenyerahan buku memori tugas jabatan Wakil Kepala Daerah dan mantanWakil Kepala Daerah mendampingi Kepala Daerah.
LANGKAH PERSIAPAN
1. KONFIRMASI WAKTU DAN TEMPAT;
2. KOORDINASI DENGAN PIHAK-PIHAK TERKAIT (BIRO TATA PEMERINTAHAN, BIRO HUMAS DAN PROTOKOL ; ADC/SESPRI PEJABAT YANG MELANTIK UNTUK KESEDIAAN);
3. MENYUSUN SKENARIO ACARA;
4. MENYUSUN LAY OUT; DAN
5. GLADI BERSIH.
LANGKAH ADMINISTRATIF
1. KONFIRMASI SURAT KEPUTUSAN MENDAGRI;
2. UNDANGAN (SIAPA DAN BERAPA JUMLAHUNDANGAN);
3. PEMBUATAN NASKAH-NASKAH PELANTIKAN(NASKAH SUMPAH, PELANTIKAN DAN BERITAACARA);
4. SURAT-SURAT LAINNYA.
MEMPERSIAPKAN KELENGKAPAN ACARA
1. KONFIRMASI PEJABAT PELANTIK DAN PEJABAT YANG DILANTIK;
2. ROHANIWAN;
3. KETUA MAHKAMAH SYAR’IYAH;
4. PEMBAWA ACARA DAN PETUGAS LAINNYA SEPERTI PEMBAWA BAKI
ATAU MEMORI;
5. PEMBACA SURAT KEPUTUSAN;
6. PEMBACA AL-QUR’AN DAN SARITILAWAH;
7. PEMBACA DO’A;
8. PETUGAS SOUND SYSTEM;
9. PETUGAS LAINNYA YANG DIPERLUKAN.
MEMPERSIAPKAN PERLENGKAPAN ACARA
1. NASKAH-NASKAH PELANTIKAN (NASKAH SUMPAH, KATA PELANTIKAN DAN BERITA ACARA);
2. PAKAIAN DAN ATRIBUT KEPALA DAERAH YANG AKAN DILANTIK;
3. KENDARAAN YANG AKAN DIGUNAKAN OLEH KEPALA DAERAH DAN MANTAN KEPALA DAERAH;
4. MEJA PENANDATANGANAN;
5. BALLPOINT PENANDATANGANAN;
6. SOUND SYSTEM;
7. TABUNG ATAU MAP SK;
8. BAKI;
9. SURAT KEPUTUSAN;
10. GENSET
11. DLL YANG DIBUTUKAN DALAM UPACARA PELANTIKAN.