Post on 18-Jan-2021
Jakarta, 17 APRIL 2Ol7
Yth. Sdr'Gubernur KDH Provinsidi-
Seluruh Indonesia
SURAT EDARANNOMOR gto I 1866/ SJ
TENTANG
IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI
PADA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 283 ayat (2) Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang Pemerintahan Daerah, yang
mengamanatkan bahwa pengelolaan keuangan daerah dilakukan
".""L tertib, taat pada peiaturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawlb dengan
memperhatikan rasa keadilan, kepatutan, dan manfaat untukmasyarakat.
Berkenaan dengan upaya peningkatan akuntabilitas dan
transparansi pengelola-an keuangan daerah- dimaksud serta sebagai
peiaksanaan insti.rt"i Presiden Nonrot 1O Tahun 2OL6 tentang Aksi
irencegahan dan pemberantasan Korupsi Tahun 2oL6 dan Tahun 2017,
perlu iit.k k.t percepatan implementasi transaksi non tunai pada
pemerintah daerah. f;ntuk itu -disampaikan
kepada Saudara hal-hal
sebagai berikut:
1. Transaksi non tunai merupakan pemindahan sejumlah nilai uang
dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan instrumentberupa Alat pembayaran Menggunakan Kartu (APMK), cek, bilyet
giro, uang elektronik atau se.jenisnya.
2. Pelaksanaan transaksi non tunai pada pemerintah daerah
dilaksanakan paling lambat tanggal 1 Januari 2018 yang meliputiseluruh transaksi:
MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESIA
a. penerimaan daerah yang dilakukan olehpenerimaan/bendahara penerimaan pembantu; dan
b. pengeluaran daerah yang dilakukan oleh bendahara
pengeluaran/ bendahara peugeluaran pembantu'
3. Dalam rangka persiapan implementasi transaksi non tunaisebagaim"rr. di*atsud- pada angka 1, -diminta kepada Saudara
untul melakukan koordirlasi dengan lembaga keuangan bank
dan/atau lembaga keu.angan bukan bank terkait di daerah.
bendahara
y a
4. Gubernur menetapkan kebijakan implementasi transaksi non tunai
serta men]rusu., .irr".rra akli atas pelaksanaan kebijakan dimaksud'
5. Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur yang
ter.kait dengan penyelengg"t""tt transaksi non tunai di daerah,
pemerintah - daeiah- dapat melaksanakan transaksi non tunai
dimaksud secara bertahap dengan melakukan pembatasan
penggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi penerimaan
oleh bendahara fenerimaan/bendahara penerimaan pembantu dan
transaksi pengeiuaran oleh bendahara pengeluaran/bendaharapengeluaran pembantu yang ditetapkan oleh Gubernur.
6. Gubernur melaporkan perkembangan kesiapan implementasi
transaksi non tunai pada pemerintah provinsi dan melakukan
monitoring/evaluasi atas implementasi transaksi non tunai pada
kabupateriTt ot" di wilayahnya masing-masing untuk selanjutnya
melaiorkan perkembat [ur', kesiapan implementasi transaksi non
tunai dimaksud kepada Menteri Dalam Negeri cq' Direktur Jenderal
Bina Keuangan Daerah paling lambat tanggal 1 oktober 2017.
Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
EGERI,
Tembusan:1. Yth. Presiden Republik Indonesia;'2. Yth. Wakil Presiden Republik Indonesia;3. Yth. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;4. Yth. Menteri Keuangan;5. Yth. Menteri Sekretaris Negara;6. Yth. Ivlenteri Perencanaan Pembangunan Nasional;7. Yth. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;B. Yth. Sekretaris Kabinet;9. Yth. Ketua Badan Perrreriksa Keuangan;10. Yth. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;1 1. Yth. Gubernur Bank Indonesia; '.
12. Yth. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; dan
13. Yttr. Ketua DPRD Provinsi seluruh Indonesia'
UMOLO
<ffi,9
MENTERI DALAM NEGERIREPUBLIK INDONESTA
Jakarta, 17 APRIL 2Ol7
Yth. Sdr/i BuPati/Walikotadi-
Seluruh Indonesia
SURAT EDARANNOMOR 91O11867/SJ
TENTANG
IMPLEMENTASI TRANSAKSI NON TUNAI
PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/ KOTA
Menindaklanjuti ketentuan Pasal 283 ayat (2) Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2OL4 tentang Pemerintahan Daerah' yang
mengamanatkan bahwa pengelolain keuangan daerah dilakukan
secara tertib, taat pada p""t""" perundang-undangan' efisien'
ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan iu.. keadilan' kepatutan' dan manfaat untuk
masyarakat.Berkenaandenganupayapeningkatanakuntabilitasdan
transparansi pengelolaan keuarig"n'daerah dimaksud serta sebagai
pelaksanaan Insiirt.i Presiden-frortot 10 Tahun 2ot6 tentang Aksi
pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Tahun 2016 dan Tahun 2OL7 '
perlu dilakukan percepatan. implementasi transaksi non tunai pada
pemerintah daerat. Untut< itu ;isampaikan kepada Saudara hal-hal
sebagai berikut:
1. Transaksi non tunai merupakan pernindahan sejumlah.nilai uang
dari satu pihat< t<e pihak-lain ciLngan menggunakan instrument
berupa arat pembayaran Menggun.f"., Kartu (APMK), cek, bilyet
giro, uang elektronik atau sejenisnya'
2. Pelaksanaan transaksi non tunai pada pemerintah daerah
dilaksanat.r, p.iirrg lambat tar,ggal 1 ianuari 2018 yang meliputi
seluruh transaksi:
a. penerimaan daerah yanq dilakukan oleh bendahara
penerimaani bendahara pl""iimoan pembantu; dan
b. pengeluaran daerah yang- dilakukan oleh bendahara
penfetu"tan / bendahara pengeluaran pembantu'
3.Dalamrangkapersiapanimplemenlu"i..transaksinont.unaisebagaim"rr.' ai*Lksucl pada angtca 1, -climinta
kepada Saudara
untuk rnelakrrkan koordina.i aJt g.n lembaga keuangan bank
dan/atau lembaga keuangan butkan bank terkait di daerah
4,
5.
-2-
Bupati/Walikota menetapkan kebijakan implementasi transaksi nontunai serta men5rusun rencana aksi atas pelaksanaan kebijakandimaksud.
Dalam hal karena pertimbangan keterbatasan infrastruktur yangterkait dengan penyelenggaraan transaksi non tunai di daerah,pemerintah daerah dapat melaksanakan transaksi non tunaidimaksud secara bertahap dengan melakukan pembatasanpenggunaan uang tunai dalam pelaksanaan transaksi penerimaanoleh bendahara penerimaan/bendahara penerimaan pembantu dantransaksi pengeluaran oleh bendahara pengeluaran/bendaharapengeluaran pembantu yang ditetapkan oleh Bupati/Walikota.
Bupati/Walikota melaporkan perkembangan kesiapan implementasitransaksi non tunai di daerahnya masing-masing kepada Gubernurdan tembusannya disampaikan kepada Mer-rteri Dalam Negeri cq.Direktur Jenderal Bina Keuangan Daerah paling iambat1 September 2017.
Demikian untuk dilaksanakan sebagaimana mestinya.
LAVI IVtrGBRI,
KUMOLO
6.
Tembusan:1. Yth. Presiden Republik Indonesia;2. Yth. Wakil Presiden Republik Indonesia;3. Yth. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian;4. Yth. Menteri Keuangan;5. Yth. Menteri Sekretaris Negara;6. Yth. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional;7. Yth. Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia;8. Yth. Sekretaris Kabinet;9. Yth. I(etua Badan Pemeriksa Keuangan;i0. Yth. Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi;1 i. Yth. Gubernur Bank Indonesia;12. Yth. Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan; dan13. Yth. Ketua DPRD KabupatenlKota seluruh Indonesia.
w