Post on 02-Dec-2021
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAM
PEROLEHAN SUARA PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN (PPP) PADA PEMILU LEGISLATIF
2009 DI KABUPATEN TEGAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh:
Mochammad Rifqi Ridho
107051002550
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011 M/1432 H
STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK DALAMPEROLEHAN SUARA PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN (PPP) PADA PEMILU LBGISLATIF2OO9 DI KABUPATEN TBGAL
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.Kom.I)
Oleh:
Mochammad Rifqi Ridho
107051002550
Dosen Pembimbing:
Gun Gun Herva,ntg. M.Si
NIP: 19760812200501 1 005
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAI\ ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
20ltM/1432H:
r
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul 6'strategi Komunikasi Politik dalam Perolehan Suara
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada pemilu Legislatif 2009 diKabupaten Tegal" ini telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 27
Mei 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Program Strata I (sl) pada program Studi Komunikasi dan
Penyiaran Islam.
Jakarta, 1 Juni 2011
Sidang Munaqosyah
Ketua
.ALDrslJumrffiil-Jvt.Si
NrP. 19630515 t99203 1 006
Sekretaris
Penguji I
NIP.
Anggota
199703 1 001
Pembimbing
Q-ft-.Gun Gun Heryanto. M.Si
NIP. 19760812 200501 1 005
19710816
Penguji
LEMBAR PERNYATAAN
Assalamualaikum, Wr.Wb
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah penyusun skripsi dengan
judul “Strategi Komuniasi Politik dalam Perolehan Suara Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal” dengan
ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini adalah benar-benar murni hasil karya asli peneliti, tanpa adanya
duplikasi hasil karya orang lain.
2. Adapun apabia peneliti mengutip tulisan dan karya ilmiah orang lain,
peneliti telah mencantumkannya dalam bentuk refrensi, baik footnote
ataupun daftar pustaka.
3. Apabila dikemudian hari terjadi hal-hal yang merugikan orang lain, atau
terbukti peneliti menduplikasi karya orang lain, peneliti siap menerima
konsekuensinya dan sanksi akademis yang berlaku di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian lembar pernyataan ini dibuat, diharapkan dapat dipergunakan
dengan semestinya. Terima kasih.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Tanggerang Selatan, 29 Maret 2011
Peneliti,
Mochammad Rifqi Ridho
NIM: 107051002550
i
MOCHAMMAD RIFQI RIDHO
107051002550
Strategi Komunikasi Politik dalam Perolehan Suara Partai
PersatuanPembangunan (PPP) pada Pemilu Legislatif 2009 di Kabupaten
Tegal
ABSTRAK
PPP adalah salah satu partai tua yang sudah memiliki penggalaman yang
matang dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, utamanya dalam menghiasi
panggung politik tanah air dengan segala suka dan dukanya. Namun pada zaman
reformasi perolehan suara PPP di Kabupaten Tegal terus menurun, hingga Pemilu
2009. Tentunya ada masalah yang terjadi, sehingga terjadi penurunan pada
perolehan suara PPP Kabupaten Tegal.
Dalam penelitian ini peneliti membuat perumusan masalah sebagai
berikut; Bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009? Apa saja kelebihan dan kelemahan strategi
komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
legislatif 2009? Apa penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal
pada Pemilu legislatif tahun 2009?
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Tipe
penelitian ini menggunakan tipe deskriptif interpretatif analisis, yang bertujuan
untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan
data. Teknik pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara mendalam
dan dokumentasi.
Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori performa
komunikatif, performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik
pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi
seringkali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan
(kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peranan atau bagian
tertentu dalam organisasi mereka.
Dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal
melakukan beberapa strategi komunikasi politik, strategi komunikasi politik yang
digunakan PPP Kabpaten Tegal dalam mempengaruhi konstituen pada Pemilu
legislatif 2009, diantaranya: Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi
Nahdlatul Ulama (IPPNU), lomba nyanyi bareng PETIGA dan motor wisata. Di
samping melakukan kegiatan-kegiatan tersebut PPP Kabupaten Tegal
menggunakan beberapa saluran komunikasi politik seperti saluran komunikasi
politik struktur tradisional, saluran komunikasi politik input dan saluran
komunikasi politik melalui media massa
Sedangkan kelemahan strategi komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal
adalah terlalu mengandalkan tokoh, keterbatasan dana pencalonan caleg yang
bukan berasal dari daerah sendiri. Untuk kelebihannya adalah seluruh pengurus
DPC PPP Kabupaten Tegal bekerja secara maksimal dalam mengimplementasikan
strategi-strategi yang disusun LP2L PPP Kabupaten Tegal.
Penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
legislatif 2009: Munculnya partai-partai baru yang mengatasnamakan ormas
Islam, berubahnya orientasi masyarakat (pemilih), berubahnya aturan pemilu dari
nomor urut caleg menjadi suara terbanyak, berubahnya aturan pemilu dari nomor
urut caleg menjadi suara terbanyak, lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal.
ii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah peneliti haturkan kehadirat Allah SWT. Tuhan
Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tanpa inayah-Nya tak mungkin
peneliti bisa mencapai pendidikan sampai S1.
Shalawat serta salam semoga tetap teriring keharibaan junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para
pengikutnya ampai akhir zaman.
Atas doa dan usaha, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan salah satu
tugas penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan yang peneliti pelajari
selama menuntut ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, walaupun
sangat jauh dari kesempurnaan.
Dengan kerendahan hati, peneliti tentu sadar bahwa skripsi ini tidak
mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dari pihak-pihak
yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti ingin
menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. H. Arif Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu dakwah
dan Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, MA, sebagai
Pembantu Dekan Bid. Akademik, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA,
sebagai Pembantu Dekan Bid. Administrasi Umum dan Keuangan, dan
Bapak Drs. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembatu Dekan Bid.
Kemahasiswaan.
2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam, dan Ibu Umi Musyarafah, MA, sebagai Sekretaris
Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam.
3. Bpk Gun Gun Heryanto, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing dalam
penulisan skripsi ini, yang telah membimbing peneliti dengan penuh
kesabaran dan ketelatenan sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang
telah memberikan ilmu dan mendidik peneliti dengan penuh kesabaran.
iii
5. Bapak Ahmad Tubagus Fahmi, SH sebagai Ketua DPC PPP
Kabupaten Tegal, Bapak Masdar Hilmi, SPd sebagai anggota Lajnah
Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal dan para
kader-kader PPP yang telah bersedia diwawancara dalam rangka
mengumpulkan data untuk penyusunan skripsi ini.
6. Teristimewa kepada Abah H. Saefulloh dan ummi Hj. Chusnul
Chotimah yang telah membesarkan dengan kasih sayang, mendidik,
dan yang selalu memberikan do’a. Kalian adalah teladan dan harta
yang paling berharga bagi peneliti. Semoga kalian selalu dalam
perlindungan, kasih sayang, dan keridhoan Allah SWT, amin.
7. Istriku tercinta Umi Nur Atiyah, S.Sos.I yang selalu menjadi motivator
bagi peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman-teman mahasiswa KPI B angkatan 2007, khususnya untuk
Ahmad Khumaedi, Syarif Fadillah, Indra Dita Puspito, S.Sos.I, Ahmad
Mursyidi, Wahyudi, Ilham Berlian dan semuanya yang telah sama-
sama berbagi ilmu, berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa.
Tanggerang Selatan, 29 Maret 2011
Mochammad Rifqi Ridho
NIM: 107051002550
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………….............................i
KATA PENGANTAR…………………………………......………...........................ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………...…iv
DAFTAR GRAFIK...................................................................................................vi
DAFTAR TABEL......................................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………………….1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………………………………8
1. Pembatasan Masalah………………………………………….……………….8
2. Perumusan Masalah…………………………………………………………...8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………………………..9
1. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………..9
2. Manfaat Penelitian …………………………………………………………....9
D. Metodologi Penelitian………………………………………………..………..…10
1. Metode Penelitian………………………………………………………..….10
2. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………………...........10
3. Subjek dan Objek Penelitian………………………………………………..11
4. Teknik Pengumpulan Data………………………………………….............11
5. Teknik Analisis Data …………………………………………………….....12
E. Tinjauan Pustaka………………………………………………..……..…........…13
F. Sistematika Penulisan………………………………………………………...….15
BAB II KAJIAN TEORITIS
A. Teori Performa Komunikatif.................................................................................17
B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi………………………………....................19
C. Konseptualisasi Komunikasi Politik………………………………………...…...24
v
D. Konseptualisasi Partai Politik………………………………………………........32
E. Konseptualisai Pemilu……………………………………………………......….38
BAB III GAMBARAN UMUM DPC PPP KABUPATEN TEGAL
A. Sejarah dan Pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal…………………......…...44
B. Visi dan Misi DPC PPP Kabupaten Tegal……………………………………….45
C. Program Perjuangan DPC PPP Kabupaten Tegal………………......……………47
D. Struktur Kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal …………....………………50
E. Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif..................................................................51
F. Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009......................................................52
BAB IV ANALISIS dan HASIL TEMUAN
A. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu Legislatif
2009…………………………...............................……………............................55
B. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal
Pada Pemilu Legislatif 2009…………………………………........................…..62
C. Penyebab Penurunan Perolehan Suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
Legislatif 2009.......................................................................................................65
D. Performa Komunikatif PPP Kabupaten Tegal ……………........………………..72
BAB V SIMPULAN dan SARAN
A. Kesimpulan………...……………………………………………………………78
B. Saran…………………………………………………………………………......81
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….....82
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GRAFIK
1. Grafik 1 Prosentase Perolehan Suara PPP Pada Pemilu Legislatif 1999-2009 di
Tingkat Nasional......................................................................................................6
2. Grafik 2 Prosentase Perolehan Suara PPP Pada Pemilu Legislatif 1999-2009 di
Kabupaten Tegal......................................................................................................7
vii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 1 Susunan dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-
2015.................................................................................................................50
2. Tabel 2 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan
Pimpinan Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa
Bhakti 2010-2015............................................................................................51
3. Tabel 3 Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan
Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-
2015.................................................................................................................51
4. Tabel 4 Nama-Nama Anggota LP2L PPP Kabupaten Tegal...........................52
5. Tabel 5 Hasil Perolehan Suara Partai-Partai Peserta Pemilu Legislatif 2009 Di
Kabupaten Tegal..............................................................................................53
6. Tabel 6 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 1.......................59
7. Tabel 7 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil2........................59
8. Tabel 8 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 3.......................59
9. Tabel 9 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 4.......................60
10. Tabel 10 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 5.....................60
11. Tabel 11 Nama-Nama Ulama’ dan Tokoh Masyarakat Dapil 6.....................60
12. Tabel 12 Majelis Taklim dan Pondol Pesantren Saluran Komunikasi Politik
PPP Kabupaten Tegal......................................................................................61
13. Tabel 13 Tingkat Pendidikan Pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal..............71
14. Tabel 14 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal Yang Berkaitan dengan
Performa Ritual................................................................................................73
15. Tabel 15 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang Berkaitan dengan
Performa Sosial................................................................................................74
16. Tabel 16 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang Berkaitan dengan
Performa Politis...............................................................................................76
viii
17. Tabel 17 Kegiatan-Kegiatan PPP Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan
Performa Enkulturasi.......................................................................................76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tanggal 9 April tahun 2009 yang lalu terjadi peristiwa penting bagi
bangsa Indonesia untuk menentukan masa depannya lima tahun ke depan.
Peristiwa tersebut biasa disebut dengan Pemilu, yang bertujuan untuk memilih
para calon wakil rakyat di tingkat pusat maupun daerah.
Pemilu yang dilakukan secara rutin lima tahun sekali ini ditandai dengan
banyak munculnya partai poltik. Partai politik dengan ideologi, visi, dan misi
berlomba-lomba untuk tampil di depan publik untuk merebut hati para
konstituennya. Atas dasar tujuan ini partai politik harus memiliki strategi
komunikasi politik guna membentuk pencitraan positif partai agar dapat bersaing
dengan partai-partai lain.
Strategi dalam menghadapi Pemilu legislatif merupakan perencanaan yang
cermat yang disusun dan dilaksanakan oleh tim kampanye yang memiliki tujuan
mencapai kemenangan atas sasaran yang ditentukan dalam Pemilu. Sasaran
merupakan apa yang ingin dicapai oleh tim kampanye dalam hal ini adalah target
dukungan pemilihan yang diwujudkan dalam pemberian suara kepada partai
politik tersebut. Ruang lingkup pembahasan strategi tak sebatas pada tatanan
konsep atau rencana, namun yang terpenting adalah bagaimana tim kampanye
tersebut mengimplementasikannya di lapangan.
Dalam teorinya komunikasi adalah merupakan aktivitas dasar dari seluruh
interaksi antarmanusia karena tanpa komunikasi interaksi antarmanusia baik
2
secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak mungkin terjadi
komunikasi memainkan peran penting dalam kehidupan manusia dan hampir
setiap saat manusia bertindak dan belajar dengan dan melalui komunikasi
termasuk dalam aktivitas politik, komunikasi memainkan peran yang dominan,
salah satunya hubungan antarmanusia dalam rangka mencapai saling pengertian
(mutual understanding).1
Pentingnya komunikasi dalam aktivitas politik tidak bisa dimungkiri,
begitu juga halnya dalam suatu partai politik. Setiap komunikasi politik yang
dilakukan selalu mencakup pesan politik, komunikator politik, media atau saluran
politik, dan efek yang muncul di tengah khalayak akibat terjadinya proses
komunikasi politik.
Tentu saja, komunikasi politik bukanlah sebuah proses yang sederhana,
karena kerja sistem politik amat ditentukan oleh adanya suatu masukan (input)
dari lingkungan, dan setelah melalui proses tertentu membentuk sejumlah output.
Selanjutnya output ini diberikan kembali kepada lingkungan, sebagai umpan
balik.2
Penting diperhatikan bahwa tanpa komunikasi politik yang efektif, maka
aktifitas politik akan kehilangan bentuk. Untuk itu sumber pesan, misalnya
seorang pemimpin dituntut untuk menyampaikan pesan yang jelas kepada para
pendukungnya dan masyarakat luas. Di samping itu, calon yang bersangkutan pun
harus tahu saluran atau sarana penyampaian informasi yang tepat.3
1 Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell
Visitama, 2010), h. 3. 2 Ibid, h.13.
3 Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 2001) h. 163.
3
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Di Indonesia partai politik telah
merupakan bagian dari kehidupan politik selama kurang lebih seratus tahun. Di
Eropa Barat, terutama di Inggris, partai politik telah muncul jauh sebelumnya
sebagai sarana pertisipasi bagi beberapa kelompok masyarakat, yang kemudian
meluas menjadi pertisipasi seluruh masyarakat dewasa.4
Pembentukan partai politik berdasarkan atas prinsip-prinsip demokrasi,
yakni pemerintah yang dipimpin oleh mayoritas melalui pemilihan umum. Untuk
menciptakan pemerintahan yang mayoritas, diperlukan partai–partai yang dapat
digunakan sebagai kendaraan politik untuk ikut dalam pemilihan umum. Melalui
partai rakyat berhak menentukan siapa yang akan menjadi wakil mereka serta
siapa akan menjadi pemimpin yang akan menentukan kebijakan umum (public
policy).5
Melalui partai politik masyarakat dapat menyalurkan kehendak dan
aspirasinya, serta menjadikan wadah untuk bisa berhubungan dengan lembaga-
lembaga internasional guna mendapatkan dukungan atas perjuangan mereka.6
Partai politik muncul di Indonesia berawal dari sebuah Maklumat
Pemerintah pada tanggal 3 Nopember 1945 tentang hak hidup partai-partai politik
di Indonesia. Maka berdirilah beberapa partai politik bak jamur di musim hujan,
yang jumlahnya lebih dari seratus partai politik.7
4 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 442. 5 Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, Rajawali
Pers, 2009), h. 207 6 Ibid. h. 208.
7 Tubagus Fahmi, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , (Tegal: DPC PPP Kab
Tegal, 2006), h. 3.
4
Sedangkan pada pemerintahan Orde Baru Pemilu pertama dilaksanakan
pada tanggal 3 Juli 1971, Pemilu tersebut diikuti oleh Sembilan partai politik
antara lain; Nahdhatul Ulama (NU), Partai Muslimin Indonesia (PARMUSI),
Partai Islam Perti, Partai Syarikat Islam Indonesia (PSII), Partai Katolik, Partai
Nasional Indonesia (PNI), Partai Murba, Ikatan Pendukung Indonesia (IPKI),
Parkindo dan satu Golongan Karya. Pada waktu itu kepentingan golongan bagi
partai politik menjadi prioritas. Kepentingan golongan lebih utama dari pada
kepentingan bersama, sehingga kepentingan nasional menjadi terabaikan. Dan hal
ini mengancam persatuan, kesatuan bangsa dan mengganggu stabilitas nasional.
Maka munculah gagasan untuk menyederhanakan organisasi kekuatan sosial
politik kepada jumlah yang lebih kecil dikenal dengan istilah fusi.8
Sudah menjadi kenyataan bahwa secara historis PPP didirikan sebagai fusi
dari empat partai politik Islam, diantaranya Partai Nahdlatul Ulama, Partai
Muslimin Indonesia, Partai Sarikat Islam, dan Partai Islam Perti pada tanggal 30
Dzulqaidah 1392 H bertepatan tanggal 5 Januari 1973 M, yang bersepakat
menggabungkan aktivitas politiknya ke dalam satu partai bernama Partai
Persatuan Pembangunan (PPP), dengan tekad membina masyarakat yang beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT9, maka dapat dikatakan PPP telah berusia cukup
panjang dan memiliki penggalaman yang matang dalam sejarah perjuangan
bangsa Indonesia, utamanya dalam menghiasi panggung politik tanah air dengan
segala suka dan dukanya.
Sampai kini, kesepakatan fusi ini masih selalu diingat dan ini merupakan
modal dasar bagi PPP Kabupaten Tegal dalam mewujudkan cita-cita dan
8 Ibid, h. 15.
9 Ibid, h. 17.
5
perjuangannya. Cita-cita dan perjuangan PPP Kabupaten Tegal sendiri adalah
merupakan mata rantai pengembangan cita-cita perjuangan partai, yang
dirumuskan pada saat tercapainya fusi tersebut.
Di Kabupaten Tegal banyak berdiri partai yang berbasis massa Islam,
meskipun demikian PPP tetap berjuang keras dalam merebut simpati umat Islam,
ini dilihat dari upaya-upaya yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang
selalu berpihak dan perhatian kepada kepentingan umat Islam di Kabupaten Tegal.
Inilah yang membuat keberadaan PPP Kabupaten Tegal masih tetap terjaga.
Namun perolehan suara PPP mulai terjadi penurunan pada Pemilu
legislatif 1999, Pada Pemilu 1999 PPP meraih 11.329.905 suara (10,71%) dengan
perolehan 58 kursi (12,55%) dari 462 kursi yang diperebutkan. Pada Pemilu 2004
PPP meraih 9.248.764 suara (8,14%) dengan perolehan 58 kursi (10,54%) dari
550 kursi yang diperebutkan, dan Pada Pemilu 2009 memperoleh suara 5.533.214
(5,3%) dengan jumlah 39 kursi (7%) dari 560 kursi yang diperebutkan.10
Penurunan perolehan suara terus terjadi hingga Pemilu 2009 yang lalu, Penurunan
perolehan suara ini terjadi di tingkat nasional maupun tingkat daerah.
10 Redaksi Harian Pelita, “Perolehan Suara PPP Yang Terus Merosot”, diakses pada
tanggal 31 Desember 2010 pukul 14.00 dari http://www.harianpelita.com.
6
Berikut grafik penurunan perolehan suara PPP pada Pemilu legislatif
1999-2009 di tingkat nasional.
GRAFIK I
PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PPP PADA PEMILU LEGISLATIF
1999-2009 DI TINGKAT NASIONAL
Penurunan perolehan suara ini terjadi di tingkat nasional maupun tingkat
daerah, di Kabupaten Tegal penurunan perolehan suara terjadi dari Pemilu
legislatif 1999 hingga Pemilu 2009. Pada Pemilu legislatif tahun 1999 perolehan
suara PPP Kabupaten Tegal 65.734 (9,4%), pada Pemilu legislatif 2004 perolehan
suara untuk PPP Kabupaten Tegal sebesar 53.889 suara (7,74%), dan pada Pemilu
2009 perolehan suara PPP Kabupaten Tegal turun menjadi 31.288 suara (5,2%).11
11
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa
Bakti 2005-2010, (Tegal, 2010) h. 17.
0.0%1.0%2.0%3.0%4.0%5.0%6.0%7.0%8.0%9.0%
10.0%11.0%12.0%
Sumber: http://www.harianpelita.com
10.71%
8.14%
5.3% 1999
2004
2009
7
Berikut grafik penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu 1999-2009.
GRAFIK II
PENURUNAN PEROLEHAN SUARA PPP KABUPATEN TEGAL PADA
PEMILU LEGISLATIF 1999-2009
Tentunya ada masalah yang terjadi, sehingga terjadi penurunan pada
perolehan suara PPP Kabupaten Tegal. Masalah inilah yang membuat peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian. Peneliti ingin mengetahui kelemahan-
kelemahan apa saja dari strategi komunikasi politik yang digunakan PPP
Kabupaten Tegal sehingga terjadi penurunan perolehan suara pada Pemilu 2009.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas penulis merasa tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi Politik dalam
Perolehan Suara Partai Persatuan Pembangunan (PPP) pada Pemilu
Legislatif 2009 di Kabupaten Tegal”
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
9.0%
10.0%
Sumber: Laporan Pertanggung Jawaban
Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal
Masa Bakti 2005-2010
9.4%
7.74%
5,2%
1999
2004
2009
8
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Untuk menghindari terlalu luas dan melebarnya pembahasan, maka dalam
penelitian ini dibuat satu batasan. Ruang lingkup dibatasi hanya pada strategi
komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
legislatif 2009. Sedangkan fokus penelitian ini adalah pada masalah-masalah yang
terjadi pada strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten
Tegal pada Pemilu legislatif 2009 dilihat dari mengidentifikasi kelebihan dan
kelemahan strategi komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal
pada Pemilu legislatif 2009 dan penyebab turunnya perolehan suara PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009.
2. Rumusan Masalah
Berkenaan dengan uraian di atas yang menunjukkan bahwa penurunan
perolehan suara Partai Persatuan Pembangunan, dengan ini peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini, yaitu:
a. Bagaimana strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
b. Apa saja kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi politik yang
digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
c. Apa penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu legislatif 2009?
9
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dengan pokok permasalahan di atas, maka tujuan penelitian
ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui strategi komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal
pada Pemilu legislatif 2009.
b. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan strategi komunikasi
politik yang digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
legislatif 2009.
c. Untuk mengetahui penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten
Tegal pada Pemilu legislatif 2009.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan kajian Ilmu
Komunikasi terutama kajian Komunikasi Politik. Bagi
Jurusan/Fakultas Komunikasi diharapkan dapat membantu pengayaan
kasus dalam pengajaran komunikasi politik.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi bagi penelitian
serupa di masa mendatang. Selain juga memberi masukan bagi para
penggiat atau aktor politik dalam suatu partai atau organisasi yang
menggunakan strategi-strategi dalam pencapaian sesuatu, dan dapat
menjadi bahan evaluasi bagi PPP Kabupaten Tegal.
10
D. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
dengan format desain deskriptif. Metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam
masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan serta pengaruh dari suatu fenomena.12
Berdasarkan metode penelitian tersebut di atas peneliti berharap
mendapatkan data penelitian yang bersifat deskriptif interpretatif sehingga peneliti
dapat menganalisis dan menelaah lebih dekat, mendalam, mengakar dan
menyeluruh, untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai strategi
komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009, dan
penyebab turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif
2009.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian dilakukan di kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai
Persatuan Pembanguan yang berlokasi di Jl. Pancasila Desa Grogol Kecamatan
Dukuhturi Kabupaten Tegal 52192. Peneliti memilih lokasi tersebut karena di
tempat tersebut peneliti dapat memperoleh data, dan peneliti mewawancarai Ketua
DPC PPP Kabupaten Tegal dan Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu.
Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai
April 2011.
12
Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), H. 55.
11
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah DPC PPP Kabupaten Tegal, dan yang
menjadi objek dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi politik yang
digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau
informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar
mendapatkan data lengkap dan mendalam13
yaitu tentang strategi komunikasi
politik PPP di Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, dalam hal ini peneliti
mewawancarai Bapak Tubagus Fahmi, SH. sebagai Ketua DPC PPP Kabupaten
Tegal, Bapak Masdar Helmi, SPd. Sebagai Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu
Legislatif PPP Kabupaten Tegal dan tiga orang kader PPP Kabupaten Tegal.
Peniliti mewawancarai beberapa responden tersebut karena menurut peneliti
mereka dapat memberikan informasi ataupun data yang dibutuhkan oleh peneliti.
b. Dokumentasi
Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperoleh dari buku-
buku arsip partai berupa Laporan Pertanggung Jawaban DPC PPP Kabupaten
Tegal Masa Bakti 2005-2010 dan Rancangan Materi Musyawarah Cabang VI
DPC PPP Kabupaten Tegal serta foto-foto yang berkaitan dengan penelitian, dan
hasil rekaman dengan nara sumber.
13
Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.
100.
12
5. Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan langkah-langkah seperti yang dikemukakan oleh Tesch
yang dikutip oleh Craswell, langkah-langkah tersebut akan peneliti uraikan
sebagai berikut:
a. Memahami catatan secara keseluruhan dengan teliti.
b. Memilih satu dokumen yang paling menarik, yang singkat,
mempelajari dokumen tersebut dan memikirkan makna pokoknya.
c. Membuat daftar seluruh topik, mengelompokkan topik-topik yang
sejenis, selanjutnya peneliti memasukkan topik-topik tersebut ke
dalam kolom-kolom topik penting, topik unik dan sisanya.
d. Menyingkat topik-topik tersebut dalam menjadi kode dan menulis
kode tersebut. Skema awal ini untuk melihat apakah muncul kategori
dan kode baru.
e. Mencari kata yang paling deskriptif untuk topik-topik tersebut, lalu
mengubah topik tersebut ke dalam kategori-kategori.
f. Membuat keputusan akhir tentang singkatan setiap kategori dan
mengurutkan kode-kode tersebut menurut abjad.
g. Mengumpulkan materi data setiap kategori dalam satu tempat dan
melakukan analisis awal.
h. Yang terakhir jika perlu, peneliti akan mengkodekan kembali data
yang sudah ada.14
Peneliti menggunakan analisis deskriptif interpretatif, peneliti
menginterpretasi data untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam
dan luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembahasan hasil
14
John W. Creswell, Research Design Qualitative & Quantitative Approach, (Jakarta:
KIK Press, 2003), h. 148-149.
13
penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan
teori yang relevan dan informasi akurat yang diperoleh dari lapangan.15
Selanjutnya peneliti menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.16
E. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti melihat dan mencari judul skripsi yang ada di perpustakan
utama Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan perpustakaan
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, peneliti menemukan ada beberapa
skripsi yang membahas tentang komunikasi politik dan PPP.
Namun yang diteliti mahasiswa sebelumnya berbeda dengan isi atau
konten permasalahan yang peneliti teliti. Oleh karena itu, untuk menghindari dari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti menjiplak karya orang lain, maka peneliti
mempertegas perbedaan antara masing-masing judul masalah yang dibahas pada
skripsi sebelumnya dengan judul masalah yang akan diteliti. Skripsi sebelumnya
yang membahas tentang komunikasi politik dan PPP akan peneliti uraikan sebagai
berikut:
1. Skripsi yang pertama dengan judul Strategi Komunikasi dalam Pembentukan
Opini Publik Partai Persatuan Pembangunan pada Pemilu legislatif 2009
oleh Yuswita Lailah berisikan tentang strategi DPP PPP dalam pembentukan
opini publik pada Pemilu legislatif 2009 dan program pembangunan citra PPP
15
Lexy J. Moeong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosda Karya,
2009), h. 151. 16
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2010), h. 244.
14
pada Pemilu legislatif 2009. Persamaan dengan permasalahan yang peneliti
teliti adalah pada kajian ilmunya yaitu komunikasi politik dan subjek
penelitiannya yaitu PPP, sedangkan perbedaannya adalah pada objek
penelitiannya, jika Yuswita meneliti strategi komunikasi dalam pembentukan
opini maka penulis meneliti tentang strategi komunikasi politik dalam
perolehan suara.
2. Skripsi dengan judul Dakwah Politik Partai Persatuan Pembangunan oleh
Sa’roni Mubarok. Berisikan tentang program perjuangan PPP di bidang
keagamaan, bidang politik, bidang ekonomi, bidang hukum dan hak asasi
manusia, bidang sosial-kemasyarakatan dan kebudayaan, bidang kesejahteraan
masyarakat, dan bidang hubungan internasional. Pada skripsi ini juga
berisikan aplikasi dakwah Islam PPP dalam hal legislasi. Persamaannya
dengan masalah yang akan peneliti teliti ada pada subjek penelitiannya yaitu
PPP, sedangkan perbedaannya ada pada masalah yang diteliti. Jika Sa’roni
Mubarok meneliti tentang aplikasi dakwah PPP, sedangkan peneliti meneliti
tentang strategi komunikasi politik PPP.
3. Skripsi yang ketiga dengan judul Komunikasi Politik Dewan Pimpinan
Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Bogor dalam Pilkada
Bupati 2009 oleh Teedy Khumaedi berisikan tentang pesan politik DPC PPP
Kabupaten Bogor, komunikator DPC PPP Kabupaten Bogor dalam Pilkada
bupati Bogor, dan saluran politik yang digunakan oleh DPC PPP Kabupaten
Bogor pada Pilkada Kabupaten Bogor. Persamaannya terletak pada kajian
ilmu yaitu komunikasi politik dan subjek penelitiannya yaitu PPP, sedangkan
perbedaannya yaitu lokasi penelitian dan permasalahannya. Teedy Khumaedi
15
meneliti PPP daerah Kabupaten Bogor dan permasalahan pada Pilkada,
sedangkan peneliti meneliti komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu legislatif.
Melihat dari skripsi sebelumnya yang peneliti uraikan di atas, ada
beberapa perbedaan dari masalah yang akan diteliti. Dalam penulisan skripsi yang
peneliti buat adalah bagaimana strategi komunikasi politik dalam perolehan suara
PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009. Dibandingkan dengan skripsi
mahasiswa sebelumnya, hal yang ditonjolkan pada penulisan skripsi ini adalah
strategi komunikasi politik dalam perolehan suara PPP.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang hal-hal yang diuraikan
dalam penulisan ini, maka peneliti membagi sistematika penyusunan kedalam
lima bab dibagi dalam sub dengan perincian sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN meliputi : latarbelakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,
tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORITIS memuat : teori performa komunikatif,
konseptualisasi strategi komunikasi, konseptualisasi komunikasi politik,
konseptualisasi partai politik, dan konseptualisasi Pemilu.
BAB III GAMBARAN UMUM PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
KABUPATEN TEGAL meliputi : sejarah dan pembentukan DPC PPP
Kabupaten Tegal, visi dan misi DPC PPP Kabupaten Tegal, prinsip perjuangan
DPC PPP Kabupaten Tegal, Struktur kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal
dan Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal.
16
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS meliputi : strategi komunikasi politik PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, Penyebab turunnya perolehan suara PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009, dan performa komunikatif PPP Kabupaten
Tegal.
BAB V PENUTUP meliputi : kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
17
BAB II
KAJIAN TEORITIS
A. Teori Performa Komunikatif
Pacanowsky dan O’Donell Trujillo, menyatakan bahwa anggota organisasi
melakukan peforma komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya
organisasi yang unik. Pacanowsky dan O’Donell Trujillo meyakini bahwa
performa komunikatif sangat penting bagi budaya suatu organisasi.1
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi politik atau yang dikenal
sebagai partai politik. Partai politik yang akan dibahas adalah Partai Persatuan
Pembangunan. Bagaimana partai ini membentuk sebuah performa komunikatif di
antara para kader, konstituennya dan masayarakat secara luas, terutama dalam
rangka menghadapi Pemilu legislatif 2009.
Performa adalah metafora yang menggambarkan proses simbolik
pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi, performa organisasi
seringkali memiliki unsur teatrikal, di mana baik supervisior maupun karyawan
(kader partai dalam hal ini) memilih untuk mengambil peranan atau bagian
tertentu dalam organisasi mereka.2
Performa komunikatif dibedakan menjadi performa ritual, performa hasrat,
performa sosial, performa politis, dan performa enkulturasi.3 Di bawah ini akan
1 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi
(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 325. 2 Ibid, h. 325.
3 Ibid, h. 325.
18
dijelaskan lebih lanjut mengenai empat performa komunikatif yang dilakukan oleh
PPP Kabupaten Tegal tersebut:
1. Performa Ritual
Performa ritual merupakan semua performa komunikasi yang terjadi
secara teratur dan berulang. Ritual terdiri atas empat jenis, yakni personal, tugas,
sosial, dan organisasi. Ritual personal merupakan rutinitas yang dilakukan di
tempat kerja setiap hari. Ritual tugas adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan
pekerjaan seseorang. Ritual sosial adalah rutinitas verbal nonverbal yang biasanya
mempertimbangkan interaksi dengan orang lain. Ritual organisasi merupakan
rutinitas yang berkaitan dengan organisasi secara keseluruhan.
2. Performa Sosial
Performa sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan
untuk mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Sikap ini juga
merupakan cerminan perilaku organisasi yang ditunjukkan untuk
mendemonstrasikan kerja sama dan kesopanan dengan orang lain. Kebanyakan
organisasi menginginkan untuk mempertahankan perilaku yang professional,
bahkan dimasa yang sulit, dan performa sosial membantu tercapainya hal ini.
Organisasi dalam konteks ini adalah prganisasi partai politik, performa
sosial berupa kesantunan dan kesopanan yang ditunjukkan oleh Partai Persatuan
Pembangunan untuk kerjasama diantara para kader dan konstituennya.
3. Performa Politis
Ketika budaya organisasi mengkomunikasikan performa politis, budaya ini
sedang menjalankan kekuasaan atau kontrol. Performa politis merupakan perilaku
organisasi yang mendemonstrasikan kekuasaan atau kontrol. Karena kebanyakan
19
organisasi bersifat hierarkis, harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk
mencapai segala sesuatu dan memiliki cukup kontrol untuk mempertahankan
dasar-dasar yang ada.
Ketika organisasi terlibat dalam performa politis, mereka
mengkomunikasikan keinginan untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini bukanlah
selalu merupakan hal yang buruk. Performa politis budaya pada anggota
organisasi berpusat pada pengakuan akan kompetisi sebagai anggota organisasi
dan untuk komitmen mereka terhadap organisasinya.
4. Performa Enkulurasi
Performa enkulturasi merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan
pengetahuan dan keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu
berkonkontribusi. Performa ini mendemonstrasikan kompetisi seorang angota
dalam sebuah organisasi.
Dalam performa ini, Partai Pesatuan Pembangunan memberikan
pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya dalam rangka meningkatkan
komunikasi politik dan bagaimana menjadi politisi yang dapat mencapai jabatan
publik serta mensosialisasikan program-program partai kepada konstituennya.4
B. Konseptualisasi Strategi Komunikasi
1. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa strategi adalah
ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk
4 Ibid, h. 325-327.
20
melaksanakan kebijakan tertentu di perang dan damai, atau rencana yang cermat
mngenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.5
Menurut Lawrence R. Jauch dan William F. Gluek strategi adalah sarana
yang digunakan untuk tujuan akhir (sasaran). Tetapi strategi bukanlah sekedar
suatu rencana. Strategi ialah rencana yang disatukan: strategi mengikat semua
bagian perusahaan menjadi satu. Strategi itu menyeluruh: strategi meliputi semua
aspek penting perusahaan. Strategi itu terpadu: semua bagian rencana serasi satu
sama lain dan bersesuaian.6
Menurut Onong Uchjana Effendy, mengatakan bahwa strategi pada
hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk menapai tujuan, namun
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
memberikan arah saja melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik
operasionalnya7
2. Tahapan-Tahapan Strategi
Dalam proses penerapan strategi menggunakan beberapa tahapan diantaranya:
a. Perumusan Strategi
Langkah awal yang perlu dilakukan dalam menyusun strategi yaitu
dengan cara merumuskan strategi, atau menyusun langkah awal. Sudah
termasuk didalamnya untuk pengembangan tujuan, mengenai peluang dan
ancaman eksternal, menetapkan kelemahan dan kelebihan secara internal,
5 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h. 1902. 6 Lawrence R. Jauch, William F. Gluek, Manajemen Strategis dan Kebijakan
Perusahaan, (Jakarta: Penerbit Erlangga) h. 12. 7 Onong Uchjana Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), h.32.
21
menetapkan suatu objektivitas, menghasilkan strategi alternatif, dan
memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi juga
ditentukan suatu sikap untuk memutuskan suatu keputusan dalam proses
kegiatan.
b. Implementasi Strategi
Setelah kita merumuskan dan memilih strategi yang telah
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan strategi yang
ditetapkan tersebut. Dalam tahap pelaksanaan strategi yang telah dipilih
sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat
dan anggota organisasi. Tanpa adanya komitmen dan kerja sama dalam
pelaksanaan strategi, maka proses formulasi dan analisis strategi hanya
akan menjadi impian yang sangat jauh dari kenyataan. Implementasi
strategi bertumpu pada alokasi dan pengorganisasian sumber daya yang
ditampakkan melalui penetapan struktur organisasi dan mekanisme
kepemimpinan yang dijalankan bersama budaya perusahaan dan
organisasi.
c. Evaluasi Strategi
Tahap akhir dari strategi adalah evaluasi implementasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat
diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya. Evaluasi menjadi
tolak ukur untuk strategi yang akan dilaksanakan kembali oleh suatu
organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk memastikan sasaran yang
22
dinyatakan telah dicapai. Ada tiga macam mendasar untuk mengevaluasi
strategi, yakni:
1) Meninjau faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi dasar strategi.
Adanya perubahan yang ada akan menjadi satu hambatan dalam
pencapaian tujuan, begitu pula dengan faktor internal yang diantaranya
strategi tidak efektif atau hasil implemenatsi yang buruk dapat berakibat
buruk pula bagi hasil yang akan dicapai.
2) Mengukur prestasi (membandingkan hasil yang akan diharapkan dengan
kenyataan). Prosesnya dapat dilakukan dengan menyelidiki penyimpangan
dari rencana, mengevaluasi prestasi individual dan menyimak kemajuan
yang dibuat kearah pencapaian sasaran yang dinyatakan. Kriteria untuk
mengevaluasi strategi harus dapat diukur dan mudah dibuktikan, kriteria
yang meramalkan hasil lebih penting daripada kriteria yang
mengungkapkan apa yang terjadi.
3) Mengambil tindakan korektif untuk memastikan bahwa prestasi sesuai
dengan rencana. Dalam hal ini tidak harus berarti bahwa strategi yang ada
ditinggalkan atau harus merumuskan strategi yang baru. Tindakan korektif
diperuntukan bila tindakan atau hasil tidak sesuai dengan yang
dibayangkan semula atau pencapaian yang diharapkan.8
8 Fred R. David, Manajemen Strategi Konsep, (Jakarta: Prehalindo, 2002), h. 3.
23
3. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi merupakan perpaduan perencanaan komunikasi
(communication planning) dengan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi
ini harus mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatannya bisa berbeda-beda tergantung
pada suatu kondisi dan situasi.9
Strategi komunikasi perlu disusun secara luwes, sehingga taktik
operasional komunikasi dapat segera disesuaikan dengan faktor-faktor yang
berpengaruh. Untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif, seorang strategis
komunikasi perlu memahami sifat-sifat komunikasi dan pesan, guna dapat
menentukan jenis media yang akan diambil dan teknik komunikasi yang akan
ditetapkan.10
a. Fungsi Strategi Komunikasi
Fungsi strategi komunikasi di bagi menjadi dua yaitu:
1) Tujuan sentral dalam strategi komunikasi; strategi pada hakikatnya adalah
perencanaan dan manajement untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi,
untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan
yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan
bagaimana takik oprasionalnnya.
9 Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”, h. 10.
10 Onong Uchjana Effendy, “Dinamika Komunikasi”, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), h. 33.
24
2) Korelasi antar komponen dalam strategi komunikasi; dalam rangka
menyusun strategi komunikasi diperlukan suatu pemikiran dengan
memperhitungkan faktor-faktor pendukung dan faktor-faktor penghambat.
Akan lebih baik apabila dalam strategi itu diperhatikan komponen-
komponen komunikasi dan faktor-faktor pendukung dan penghambat
pada setiap komponen tersebut.11
C. Konseptualisasi Komunikasi Politik
1. Pengertian Komunikasi Politik
Komunikasi politik mempunyai peranan yang penting dalam
menyampaikan pesan-pesan politik kepada khalayak luas, karena merupakan tolak
ukur keberhasilan bagi para politisi atau institusi politik. Sebelum kita mengetahui
lebih jauh, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi komunikasi dan
politik itu sendiri.
Komunikasi menurut bahasa atau etimologi dalam “Ensiklopedi Umum”
diartikan dengan “Perhubungan”, sedangkan yang terdapat dalam buku
komunikasi berasal dari perkataan latin, yaitu:
a. Communicare, yang berpartisipasi ataupun memberitahukan.
b. Communis, yang berarti milik bersama ataupun berlaku dimana-mana
c. Communis Opinion, yang berarti pendapat umum ataupun pendapat
mayoritas.
d. Communico, yang berarti membuat sama.
11
Effendy, “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek”), h. 32 & 35.
25
e. Demikian juga Communication berasal dari kata latin Communicatio
yang juga bersumber dari kata Communis yang berarti sama. Sama
disini maksudnya sama makna.12
Definisi komunikasi menurut istilah banyak dikemukakan oleh sarjana-
sarjana yang menekuni Ilmu Komunikasi seperti yang dikutip oleh Roudhonah,
antara lain:
a. Menurut Carl I. Hovland, mengatakan bahwa komunikasi adalah
Proses di mana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-
perangsang (biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk
merubah tingkah laku orang-orang lain (komunikan).
b. Menurut Wiliam Albiq, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses
pengoprasian lambing-lambang yang berarti di antara individu-
individu.
c. Menurut Harold D. Lasweel, mengatakan bahwa komunikasi pada
dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”,
“mengatakan apa”, “dengan saluran apa”, “kepada siapa” dan “dengan
akibat atau hasil apa”.13
Sementara politik diambil dari kata politics, dalam bahasa Inggris , adalah
sinonim dari kata politik atau ilmu politik dalam bahasa Indonesia. Bahasa Yunani
pun mengenal beberapa istilah yang terkait dengan kata politik, seperti politicos
12
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta press, 2007), h. 19. 13
Ibid, h. 20.
26
(menyangkut warga negara), polites (seorang warga negara), polis (kota,negara),
dan politeia (kewargaan).14
Sementara pengertian politik secara terminologi telah banyak para ahli
yang mendefinisikan apa itu politik. Mengacu pada pendapat Deliar Noer yang di
kutip oleh Gun Gun Heryanto, politik merupakan aktivitas atau sikap yang
berhubungan dengan kekuasaan dan yang bermaksud untuk mempengaruhi
dengan jalan mengubah atau mempertahankan suatu bentuk susunan masyarakat.15
Menurut Budiarjo yang dikutip oleh Cangara, politik adalah kegiatan yang
dilakukan suatu negara yang menyangkut proses menentukan tujuan dan
melaksanakan tujuan tersebut.16
Lalu, apa yang dimaksud komunikasi politik? Bertolak dari konsep
komunikasi dan konsep politik yang telah diuraikan pada bagian awal, upaya
untuk mendekati apa yang dimaksud komunikasi politik, pengertian komunikasi
politik dapat dirumuskan sebagai suatu proses pengoperan lambang-lambang atau
simbol-simbol komunikasi yang berisi pesan-pesan politik dari seseorang atau
kelompok kepada orang lain dengan tujuan untuk membuka wawasan atau cara
berpikir, serta mempengaruhi sikap dan tingkah laku khalayak yang menjadi
target politik.17
Sedangkan menurut Maswadi Rauf yang dikutip oleh Gun Gun heryanto,
komunikasi politik sebagai kegiatan politik merupakan proses penyampaian
14
Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Politik Indonesia : Dinamika Islam Politik Pasca-
Orde Baru, (Bandung: 2008, Remaja Rosda Karya), h. 28-29. 15
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell
Visitama, 2010), h. 5. 16
Hafied Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, (Jakarta, Rajawali
Pers, 2009), h. 28 17
Ibid, h. 35.
27
pesan-pesan bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain. Kegiatan
ini adalah salah satu dari kegiatan sosial yang dijalankan seehari-hari oleh warga
masyarakat termasuk oleh elit politik.18
2. Unsur-Unsur Komunikasi Politik
Proses komunikasi politik sama dengan proses komunikasi pada umumnya
(komunikasi tatap muka dan komunikasi bermedia) komunikasi politik sebagai
body of knowledge juga terdiri atas berbagai unsur, yakni:
a. Komunikator Politik
Komunikasi politik tidak hanya menyangkut partai politik,
melainkan juga lembaga pemerintahan legislatif, dan eksekutif. Dengan
demikian, sumber atau komunikator politik adalah mereka-mereka yang
dapat memberi informasi tentang hal-hal yang mengandung makna atau
bobot politik misalnya presiden, menteri, anggota DPR, MPR, KPU,
gubernur, bupati/walikota, politisi, fungsionaris partai politik, fungsionaris
LSM, dan kelompok-kelompok penekan dalam masyarakat yang bisa
mempengaruhi jalannya pemerintahan.
b. Pesan Politik
Pesan politik ialah pernyataan yang disampaikan, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, baik secara verbal maupun non verbal.
Tersembunyi maupun terang-terangan, baik yang disadari maupun tidak
disadari yang isinya mengandung bobot politik. Misalnya pidato poitik,
18
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, h. 5.
28
undang-undang kepartaian, undang-undang Pemilu, pernyataan poltik,
artikel atau isi buku/brosur dan berita surat kabar, radio, televisi dan
internet yang berisi ulasan politik dan pemerintahan, spanduk atau baliho,
iklan politik, propaganda, makna logo, warna baju atau bendera dan
semacamnya.
c. Saluran atau Media Politik
Saluran atau media politik ialah alat atau sarana yang digunakan
oleh para komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan politiknya.
Misalnya media cetak, yaitu surat kabar, tabloid, majalah. Media
elektronik, misalnya film, radio, televisi, komputer, internet. Media format
kecil, misalnya, leaflet, brosur, selebaran, stiker, bulletin. Media luar ruang
(outdoor media), misalnya baliho, spandu, reklame, bendera, jumbai, pin,
logo, topi, rompi, kaos oblong, kalender, blok note, dan segala sesuatunya
yang biasa digunakan untuk membangun citra image building.
d. Sasaran atau Target Politik
Sasaran adalah anggota masyarakat yang diharapkan dapat member
dukungan dalam bentuk pemberian suara kepada partai atau kandidat
dalam pemilihan umum. Mereka adalah pengusaha, pegawai negeri, buruh,
perempuan, ibu rumah tangga, pedagang kaki lima, mahasiswa, petani,
yang berhak memilih maupun pelajar dan siswa yang akan memilih setelah
cukup usia.
29
e. Pengaruh atau Efek Komunikasi Politik
Efek komunikasi poltik yang diharapkan adalah terciptanya
pemahaman terhadap sistem pemerintahan dan partai-partai politik, di
mana nuansanya akan bermuara pada pemberian suara dalam pemilihan
umum. Pemberian suara sangat menentukan terpilih tidaknya seorang
kandidat untuk posisi mulai tingkat presiden dan wakil presiden, anggota
DPR/MPR, gubernur, dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati,
walikota dan wakil walikota sampai tingkat DPRD.19
3. Tipologi Komunikator Politik
a. Politisi
1) Politikus sebagai wakil : yakni komunikator politik yang menjadi
perwakilan artikulasi kepentingan politik dari individu ataupun
kelompok.
2) Politikus sebagai ideolog : yakni komunikator politik yang menjadi
kader ideologi representasi nilai-nilai normatif yang diusung oleh
individu atau kelompok politik. Biasanya berdasarkan sebuah
proses kaderisasi.20
19
Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 37-39. 20
Gun Gun Heryanto, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Materi-4
h.1.
30
b. Profesional
1) Jurnalis : komunikator yang secara profesional dan melembaga
turut mempublikasikan isu, opini publik, dan fakta politik yang
dapat diakses oleh masyarakat luas.
2) Promotor : komunikator yang secara professional bekerja
mempromosikan seorang kandidat atau sebuah partai politik
tertentu dalam pemenangan kompetisi politik misalnya saat
Pemilu.21
c. Aktivis
1) Juru Bicara: komunikator politik yang mewakili kelompok-
kelompok di masyarakat dalam hal menyuarakan tuntutan,
desakan, dan masukan kepada suprastruktur politik.
2) Pemuka Pendapat : komunikator politik dari tokoh masyarakat,
figur yang memiliki pengaruh di lingkungan masyarakat.22
4. Saluran-Saluran Komunikasi Politik
a. Struktur face-to-face informal
1) Bersifat bebas tidak terikat oleh struktur formal.
2) Tidak semua orang memiliki akses.
3) Yang memiliki akses ke saluran ini biasanya memiliki informasi
lebih banyak.
4) Sangat dipengaruhi struktur informal di mana dia bergabung.
b. Struktur Sosial Tradisional
21
Ibid, h. 1. 22
Ibid, h. 1.
31
Saluran komunikasi di mana arus komunikasi ditentukan oleh
posisi sosial pihak yang berkomunikasi (khalayak maupun sumber).
Artinya, pada lapis mana yang bersangkutan berkedudukan dan
memiliki akses di susunan sosial masyarakat tersebut.
c. Struktur Masukan (Input)
Struktur masukan adalah struktur yang memungkinkan
terbentuknya input bagi sistem politik.
d. Struktur Keluaran (Output)
Struktur output politik adalah legislatif dan birokrasi. Dengan kata
lain, adalah struktur formal pemerintahan. Memungkinkan
penyampaian pesan secara cepat dan mudah karena mereka berada
dalam jajaran birokrasi.
e. Media Massa
Media memiliki efek politik dalam suatu kelangsungan sistem
politik. Paling tidak kekuatan media ini bersumber pada tiga hal:
1) Struktural : bersumber dari kemampuannya menyediakan khalayak
bagi para politisi.
2) Psikologis : akar psikologis bersumber pada hubungan
kepercayaan dan keyakinan yang diperolh oleh organisais media
dari khalayak
3) Normatif : bersumber pada prinsip-prinsip demokrasi mengenai
kebebasan menyatakan pendapat. 23
23
Ibid, h. 5-7.
32
D. Konseptualisasi Partai Politik
1. Definisi Partai politik
Partai politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau
berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dewasa ini partai politik sudah
sangat akrab di lingkungan kita. Sebagai lembaga politik, partai bukan sesuatu
yang dengan sendirinya ada. Kelahirannya mempunyai sejarah cukup panjang,
meskipun juga belum cukup tua. Biasa dikatakan partai politik merupakan
organisasi yang baru dalam kehidupan manusia, jauh lebih muda dibandingkan
dengan organisasi negara. Dan ia baru ada di negara modern.24
Mengenai pengertian partai politik cukup banyak sarjana telah
mengemukakan pendapatnya antara lain sebagai berikut: Menurt Carr yang
dikutip oleh Hafied Cangara, “political party is an organization that attemps to
achieve and maintain control of government” (partai politik adalah suatu
organisasi yang berusaha untuk mencapai dan memelihara pengawasan terhadap
pemerintah).25
Sementara itu, pengertian partai politik menurut Undang-Undang
No. 31 Tahun 2002 Republik Indonesia dinyatakan bahwa “partai politik adalah
organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok warga negara Republik
Indonesia secara sukarela atas dasar persamaan kehendak dan cita-cita untuk
memperjuangkan kepentingan anggota, masyarakat, bangsa, dan negara melalui
pemilihan umum.”26
24
Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2008), h. 397. 25
Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 208. 26
Ibid, h. 209.
33
Menurut Carl Friendrich yang dikutip oleh Ramlan Surbakti dalam
bukunya, memberi batasan partai politik sebagai kelompok manusia yang
terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan
kekuasaan dalam pemerintahan bagi pemimin materiil dan idiil kepada para
anggotanya. Sementara itu soultau menjelaskan partai politik sebagai yang sedikit
banyak terorganisasikan, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik, dan yang
memanaatkan kekuasaannya untuk kebijakan umum yang mereka buat.27
2. Fungsi Partai Politik
Fungsi utama partai politik adalah mencari dan mempertahanan kekuasaan
guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu.28
Namun, partai politik juga melaksanakan sejumlah fungsi lain. Fungsi lain
tersebut adalah:
a. Sosialisasi Politik
Yang dimaksud sosialisasi politik ialah proses pembentukan sikap
dan orientasi politik para anggota masyarakat. Melalui proses sosialisai
politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi
terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat.
b. Rekrutmen Politik
Rekrutmen politik ialah seleksi dan pemilihan atau seleksi dan
pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan
sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan
pada khususnya. Fungsi ini sangat besar porsinya manakala partai politik
27
Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: Grasindo, 2010), h. 148. 28
Ibid, h. 149.
34
itu merupakan partai tunggal seperti dalam sistem politik totaliter, atau
manakala partai ini merupakan partai mayoritas dalam badan perwakilan
rakyat sehingga berwenang membentuk pemerintahan dalam sistem politik
demokrasi.
c. Partisipasi Politik
Partisipai politik ialah kegiatan warga negara biasa dalam
mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebikjasanaan umum
dan dalam ikut menentukan pemimpin pemerintahan. Kegiatan yang
dimaksud, antara lain, mengajukan tuntutan, membayar pajak,
melaksanakan keputusan, mengajukan kritik dan koreksi atas pelaksanaan
suatu kebijakan umum, dan mendukung atau menetang calon pemimpin
tertentu, mengajukan alternatif pemimpin dan memiih wakil rakyat dalam
pemilihan umum.
d. Pemadu Kepentingan
Untuk memadukan berbagai kepentingan yang berbeda bahkan
bertentangan, maka partai politik dibentuk. Kegiatan menampung,
menganalisis dan memadukan berbagai bagai kepentingan yang berbeda
bahkan bertentangan menjadi berbagai alternatif kebijakan umum,
kemudian diperjuangkan dalam proses pembuatan dan pelaksanaan
keputusan politik. Itulah yang dimaksud dengan fungsi pemaduan
kepentingan.
e. Komunikator Politik
Partai politik berfungsi sebagai komunikator politik yang tidak
hanya menyampaikan segala keputusan dan penjelasan pemerintah kepada
35
masyarakat sebagaimana diperankan oleh partai politik di negara totaliter
tetapi juga menyampaikan aspirasi dan kepentingan berbagai kelompokk
masyarakat kepada pemerintah. Keduanya dilaksanaan oleh partai-partai
politik dalam sistem demokrasi.
f. Pengendalian Konflik
Partai politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi
untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak-pihak
yang berkonflik, menampung dan memadukan berbagai aspirasi dan
kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa
permasalahan ke dalam musyawarah badan perwakilan rakyat untuk
mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik.
g. Kontrol politik
Dalam melaksanakan fungsi kontrol politik, partai politik juga
harus menggunakan tolak ukur tersebut sebab tolak ukur itu pada dasarnya
merupakan hasil kesepakatan bersama sehingga seharusnya menjadi
pegangan bersama.29
3. Tujuan Partai Politik
Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 2008 Pasal 10 tujuan partai politik
secara khusus adalah:
a. Meningkatkan partisipasi politik anggota dan masyarakat dalam rangka
penyelenggaraan kegiatan politik dan pemerintahan.
b. Memperjuangkan cita-cita partai politik dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan negara.
29
Ibid, h. 149-154.
36
c. Membangun etika dan budaya politik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan negara.30
4. Tipologi Partai Politik
Tipologi partai politik ialah pengklasifikasian berbagai partai politik
berdasarkan kriteria tertentu, seperti asas dan orientasi, komposisi dan fungsi
anggota, basis sosial dan tujuan. Klasifikasi ini cenderung bersifat tipe dan ideal
karena dalam kenyataanya, tidak sepenuhnya demikian. Tetapi untuk
memudahkan pemahaman, di bawah ini, diuraikan sejumlah tipologi partai politik
menurut kriteria-kriteria tersebut.
a. Asas dan Orientasi
Berdasarkan asas dan orientasinya, partai politik diklasifikasikan
menjadi tiga tipe. Ketiga tipe ini meliputi partai politik pragmatis, partai
politik doktriner, dan partai politik kepentingan. Yang dimaksud partai
politik pragmatis ialah suatu partai yang mempunyai program dan kegiatan
yang tak terikat kaku pada suatu doktrin dan ideologi tertentu. Sedangkan
yang dimaksud partai politik doktriner ialah suatu partai politik yang
memiliki sejumlah program dan kegiatan konkret sebagai penjabaran
ideologi. Selanjutya yang dimaksud dengan partai kepentingan ialah suatu
partai politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu.
b. Komposisi dan Fungsi Anggota
Menurut komposisi dan fungsi anggotanya, partai politik dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu massa atau lindungan dan partai kader.
30
Cangara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, h. 213.
37
Yang dimaksud dengan partai politik massa atau lindungan ialah partai
politik yang mengadalkan kekuatan pada keunggulan jumlah anggota
dengan cara memobilisasi massa sebanyak-banyaknya, dan
mengembangkan diri sebagai pelindung bagi berbagai kelompok dalam
masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dipelihara.
Sedangkan partai kader ialah suatu partai yang mengandalkan
kualitas anggota, ketaatan organisasi, dan disiplin anggota sebagai sumber
kekuatan utama. Seleksi kenggotaan dalam partai kader biasanya sangat
ketat, yaitu melalui kaderisasi yang berjenjang dan intensif, serta
penegakan disiplin partai yang konsisten dan tanpa pandang bulu.
c. Basis Sosial dan Tujuan
Menurut almond yang dikutip oleh Surbakti menggolongkan partai
politik berdasarkan basis sosial dan tujuannya. Menurut basis sosialnya
partai politik dibagi menjadi empat tipe, yaitu:
1) Partai politik yang beranggotakan lapisan-lapisan sosial dalam
masyarakat, seperti kelas atas, menengah, dan bawah.
2) Partai politik yang anggota-anggotanya berasal dari kelompok
kepentingan tertentu, seperti petani, buruh, dan pengusaha.
3) Partai politik yang anggotanya berasal dari pemeluk agama tertentu,
seperti Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu.
38
4) Partai politik yang angotanya berasal dari kelompok budaya tertentu,
seperti suku bangsa, bahasa, dan daerah tertentu.31
E. Konseptualisasi Pemilu
1. Definisi Pemilu
Ada beberapa macam definisi mengenai Pemilu, diantaranya adalah
menurut Nohlen yang dikutip oleh Toni Andrianus dkk , di mana pemilihan
umum (Pemilu) adalah “satu-satunya metode demokratik” untuk memilih wakil
rakyat.32
Kemudian menurut R. William Liddle yang dikutip oleh Toni Andrianus
dkk menyatakan dalam sistem pemerintahan demokrasi, Pemilu sering dianggap
sebagai penghubung antara prinsip kedaulatan rakyat dan praktek pemerintahan
oleh sejumlah elit politik. Setiap warga negara yang telah dianggap dewasa dan
memenuhi persyaratan menurut Undang-Undang, dapat memilih wakil-wakil
mereka di parlemen. Termasuk para pemimpin pemerintahan. Kepastian bahwa
hasil pemilihan itu mencerminkan kehendak rakyat diberikan oleh seperangkat
jaminan yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan pemilihan umum.33
Pemilu disebut juga dengan “Political Market” (Dr. Indria Samego).
Artinya Pemilu adalah pasar politik tempat individu/masyarakat berinteraksi
untuk melakukan kontrak sosial antara peserta Pemilu (partai politik) dengan
pemilih (rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan
31
Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 155-158. 32
Toni Andrianus Pito, dkk., Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung: Penerbit Nuansa,
2006) h. 298. 33
Ibid, h. 298.
39
serangkaian aktivitas politik untuk meyakinkan pemilih, sehingga mencoblos
partai politik yang menjadi peserta Pemilu untuk mewakilinya dalam badan
legislatif maupun eksekutif.34
2. Tujuan Pemilu
Tujuan Pemilu menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2008 Pasal 3
adalah Pemilu diselenggarakan untuk memilih anggota DPR, DPD, DPRD
provinsi, dan DPRD kabupaten/kota.35
3. Fungsi Pemilu
Pemilu mempunyai beberapa fungsi yang tidak bisa dipisahkan satu
dengan yan lain. Fungsi tersebut adalah:
a. Sebagai sarana legitimasi politik. Fungsi ini menjaadi kebutuhan
pemerintah dan sistem politik yang mewadahi format Pemilu yang
berlaku. Melalui Pemilu, keabsahan pemerintah yang berkuasa dapat
ditegakkan.
b. Fungsi perwakilan politik. Fungsi ini terutama menjadi kebutuhan rakyat,
baik dalam rangka mengevaluasi maupun mengontrol perilaku pemerintah
dan program serta kebijakan yang dihasilkannya. Pemilu dalam kaitan ini
merupakan mekanisme demokratis bagi rakyat untuk duduk dalam
pemerintahan maupun lembaga legislatif.
c. Pemilu sebagai mekanisme bagi pergantian atau sirkulasi elit penguasa.
Keterkaitan Pemilu dalam sirkulasi elit didasarkan pada asumsi bahwa elit
berasal dari dan bertugas mewakili masyarakat luas. Dalam kaitan ini
34
A. Rahman H.I, Sistem Politik Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007) h. 147. 35
H. Akhmad Muqowam, UU PARPOL & UU PEMILU, (Jakarta: T.pn., 2008), h. 74.
40
Pemilu merupakan sarana dan jalur langsung untuk mencapai posisi elit
penguasa. Dengan begitu maka Pemilu diharapkan bisa berlangsung
pergantian atau sirkulasi elit penguasa secara kompetitif dan demokratis
d. Sebagai sarana pendidikan politik bagi rakyat. Pemilu merupakan salah
satu bentuk pendidikan politik bagi rakyat yang bersifat langsung, umum,
bebas, dan rahasia. Yang diharapkan bisa mencerdaskan pemahaman
politik dan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai demokrasi.36
4. Asas Pemilu
Asas Pemilu yatiu:
a. Berkala (teratur). Bahwa pemilihan umum itu dilaksanakan secara teratur
sesuai dengan konstitusi dan ketentuan yang diatur oleh negara
bersangkutan.
b. Langsung. Pemilih mempunyai hak untuk secara langsung memberikan
suaranya sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara dalam
memilih wakil-wakil yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat dan
di pemerintahan.
c. Umum. Pemilihan umum diikuti oleh setiap orang yang sudah memenuhi
syarat.
d. Bebas. Maksudnya dalam memberikan suaranya, si pemilih tidak ada
tekanan dari pihak manapun yang memungkinkan dia memberikan suara
tidak sesuai dengan hati nuraninya. Dia benar-benar bebas dalam
menentukan pilihannya.
36
Syamsudin Haris, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1998), h. 8.
41
e. Rahasia. Artinya kerahasiaan pemberi suara atas calon atau organisasi atau
partai peserta pemilihan umum yang dipilihnya tidak akan diketahui oleh
siapapun, termasuk panitia pemungutan suara. Sehingga pemilih bebas
dari ketakutan atau ancaman dari pihak manapun dalam memberikan
suaranya dan setelah dia memberi suaranya.
f. Jujur. Maksudnya adalah tidak boleh terjadi kecurangan-kecurangan
dalam pemilihan umum tersebut. Baik oleh penyelenggara yang
memanipulasikan suara-suara untuk kepentingan partai/organisai tertentu,
atau oleh organisasi/partai peserta pemilihan umum yang berbuat
kecurangan-kecurangan dengan memberikan informasi tentang dirinya
yang mungkin belum berhak memilih tetapi sudah memperoleh keterangan
yang menyatakan ia berhak memilih.
g. Adil. Dalam penyelenggaraan pemilihan umum setiap pemilihan dan partai
politik peserta pemilihan umum mendapatkan perlakuan yang sama, serta
bebas dari kecurangan pihak manapun.37
5. Tipe-Tipe Sistem Pemilu
Umumnya anggota partai politik duduk dilembaga perwakilan melalui
pemilihan umum, tetapi karena ada kelompok fungsional dalam masyarakat yang
dibutuhkan duduk di lembaga perwakilan maka dikenal cara pengangkatan atau
penunjukkan oleh organisasi fungsionalnya atau perwakilan etnis atau daerah.
Sehubungan dengan itu cara yang bisa dianut untuk mengisi keanggotaan lembaga
perwakilan menurut G.Y. Wolhoff, yaitu melalui pengangkatan (penunjukkan)
37
Ibid, h. 311-312.
42
biasa disebut sistem pemilihan organis dan pemiihan umum biasa disebut sistem
pemilihan mekanis.38
Berikut ini akan peneliti jelaskan tipe-tipe sistem Pemilu:
a. Sistem Pemilihan Organis
Dalam sistem pemilihan organis ini pertain-partai/organisasi politik
tidak perlu dikembangkan, karena pemilihan diselenggarakan dan
dipimpin oleh setiap persekutuan hidup dalam lingkungan sendiri.
Badan perwakilan menurut sistem organisme ini berifat badan
perwakilan kepentingan-keprntingan khusus persekutuan hidup yang
biasa disebut dewan korporatif.
b. Sistem Pemilihan Mekanis
Dalam sistem mekanisme, partai-partai/organisasi politik
mengorganisir pemilih-pemilih dan di sini partai-partai politik
berkembang baik menurut sistem satu partai, dua partai atau multi
partai. Lembaga perwakilan rakyat yang terbentuk bersifat leaga
perwakilan kepentingan rakyat seluruhnya atau menghasilakan
parlemen atau dalam lembaga perwakilan dengan satu kamar disebut
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
c. Sistem Distrik
Sistem distrik biasa disebut juga sistem pemilihan mayoritas atau
single-member constituency. Sistem pemilihan distrik adalah suatu
sistem pemilihan umum di mana wilayah suatu negara yang
menyelenggarakan pemilihan untuk memilih wakil di parlemen, dibagi
38
Ibid, h. 314.
43
atas distrik-distrik pemilihan yang jumlahnya sama dengan kursi yang
tersedia di parlemen, dan setiap ditrik memilih hanya satu wakil untuk
duduk di parlemen dari sekian calon untuk distrik tersebut, yaitu yang
memperoleh suara terbanyak (mayoritas) dalam pemilihan
bersangkutan.
d. Sistem Pemilihan Mayoritas-Plularitas
Pada intinya, sistem mayoritas dilihat sebagai kompromi oleh
kelompok yang ingin melakukan peningkatan terhadap sistem distrik
tetapi tidak menyukai sistem proporsional.
e. Sistem Representasi Proporsional
Sistem ini biasa disebuut juga sebagai sistem pemilihan multi-
member constituency atau sistem perwakilan berimbang, dengan
menggunakan distrik-distrik wakil majemuk, jumlah wakil yang
terpilih untuk suatu distrik ditentukan oleh presentase suara sah yang
diraih oleh partai atau kendidat peserta Pemilu dalam distrik tersebut.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM DEWAN PIMPINAN CABANG (DPC) PPP
KABUPATEN TEGAL & KABUPATEN TEGAL PADA PEMILU
LEGISLATIF 2009
A. Sejarah dan Pembentukan DPC PPP Kabupaten Tegal
Partai Persatuan Pembagunan (PPP) secara nasional didirikan pada tanggal
5 Januari 1973, sebagai hasil fusi politik empat partai Islam, Partai Nadhlatul
Ulama, Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), Partai Syarikat Islam Indonesia
(PSII) dan Partai Islam Perti.1
PPP didirikan oleh lima deklarator yang merupakan pimpinan empat Partai
Islam peserta Pemilu 1971 dan seorang ketua kelompok Persatuan Pembangunan,
semacam fraksi empat partai Islam di DPR. Para deklarator itu adalah KH Idham
Chalid, Ketua Umum PB Nadhlatul Ulama, H.Mohammad Syafaat Mintaredja,
SH Ketua Umum Partai Muslimin Indonesia (Parmusi), H. Anwar Tjokroaminoto,
Ketua Umum PSII, H. Rusli Halil Ketua Umum Partai Islam Perti dan H.
Mayskur, Ketua Kelompok Persatuan Pembangunan di Fraksi DPR.2
Sedangkan di Kabupaten Tegal, PPP berdiri setelah mendapatkan instruksi
dari pimpinan pusat PPP, dan diprakarsai oleh para tokoh masyarakat dan ulama’,
adalah Kyai Muhgni, Kyai Usman Zahid, Kyai Miftah, KH Zainal Arifin,
1 Tubagus Fahmi, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , (Tegal: DPC PPP KAB
Tegal, 2006), h. 16. 2 Ibid, h. 16.
45
sedangkan tokoh dari H. Qosim Tafsir dan Agus Fatah, sedangkan Ketua Umum
pertama DPC PPP Kabupaten Tegal adalah H. Qosim Tafsir.3
B. Visi dan Misi DPC PPP Kabupaten Tegal
Secara umum dasar pemikiran visi dan misi DPC PPP Kabupaten Tegal
sama dengan visi dan misi Dewan Pimipinan Pusat (DPP) PPP.
1. Visi PPP
Berdasarkan sejarah perjuangan dan jati diri di atas, maka visi PPP adalah
"Terwujudnya masyarakat yang bertaqwa kepada Allah SWT dan negara
Indonesia yang adil, makmur, sejahtera, bermoral, demokratis, tegaknya
supremasi hukum, penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM), serta
menjunjung tinggi harkat-martabat kemanusiaan dan keadilan sosial yang
berlandaskan kepada nilai-nilai keislaman".4
2. Misi PPP
a. PPP berkhidmat untuk berjuang dalam mewujudkan dan membina
manusia dan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah
SWT, meningkatkan mutu kehidupan beragama, mengembangkan
ukhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama muslim).Dengan demikian
PPP mencegah berkembangnya faham atheisme,
komunisme/marxisme/leninisme, serta sekularisme, dan pendangkalan
agama dalam kehidupan bangsa Indonesia.
3 Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal,
06 Maret 2011. 4 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa
Bakti 2005-2010, h. 3.
46
b. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia dan
kewajiban dasar manusia sesuai harkat dan martabatnya dengan
memperhatikan nilai-nilai agama terutama nilai-nilai ajaran Islam,
dengan mengembangkan ukhuwah basyariyah (persaudaraan sesama
manusia). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang
berkembangnya neo-feodalisme, faham-faham yang melecehkan
martabat manusia, proses dehumanisasi, diskriminasi, dan budaya
kekerasan.
c. PPP berkhidmat untuk berjuang memelihara rasa aman,
mempertahankan dan memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa
dengan mengembangkan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan
sebangsa). Dengan demikian PPP mencegah dan menentang proses
disintegrasi, perpecahan dan konflik sosial yang membahayakan
keutuhan bangsa Indonesia yang ber-bhineka tunggal ika.
d. PPP berkhidmat untuk berjuang melaksanakan dan mengembangkan
kehidupan politik yang mencerminkan demokrasi dan kedaulatan
rakyat yang sejati dengan prinsip musyawarah untuk mencapai
mufakat. Dengan demikian PPP mencegah dan menentang setiap
bentuk otoritarianisme, fasisme, kediktatoran, hegemoni, serta
kesewenang-wenangan yang mendzalimi rakyat.
e. PPP berkhidmat untuk memperjuangkan berbagai upaya dalam rangka
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridlai oleh Allah
SWT, baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Dengan demikian PPP
mencegah berbagai bentuk kesenjangan sosial, kesenjangan ekonomi,
47
kesenjangan budaya, pola kehidupan yang konsumeristis, materialistis,
permisif, dan hedonistis di tengah-tengah kehidupan rakyat banyak
yang masih hidup di bawah garis kemiskinan.5
C. Prinsip Perjuangan DPC PPP Kabupaten Tegal
Prinsip perjuangan PPP Kabupaten Tegal adalah sebagai berikut:
1. Prinsip Ibadah
PPP senantiasa berupaya mendasari perjuangannya dengan prinsip ibadah,
dalam arti yang seluas-luasnya yaitu untuk mencapai keridhaan Allah SWT. Oleh
karena itu, seluruh kegiatan berpolitik jajaran partai adalah merupakan
keterpanggilan untuk beribadah.
2. Prinsip Amar Ma`Ruf Nahi Munkar
PPP mendasarkan perjuangannya atas prinsip menyeru dan mendorong
melaksanakan segala perbuatan yang baik serta mencegah segala perbuatan yang
tercela (munkar). Prinsip ini juga melandasi segala landasan perjuangan dalam
melaksanakan fungsi untuk menyerap, menampung, menyalurkan,
memperjuangkan dan membela aspirasi rakyat dan melaksanakan pengawasan
atau kontrol sosial. Dengan prinsip ini partai berusaha untuk mendorong budaya
kritis dalam kehidupan masyarakat keseluruhan sehingga tidak terjadi political
decay (pembusukan politik) yang mengakibatkan kemungkaran yang lebih jauh
oleh sikap tatanan masyarakat secara keseluruhan. Prinsip ini juga menumbuhkan
keberanian dalam menegakkan kebenaran.
5 Ibid, h. 3-4.
48
3. Prinsip Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan
Perjuangan PPP selalu didasarkan pada penegakan dan pembelaan prinsip
kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat. Perjuangan partai mengarah pada
perlawanan terhadap kebatilan karena kebenaran berhadapan secara diametral
dengan kebatilan. Meskipun begitu kebenaran yang mutlak hanya Allah SWT
yang Maha Benar. Karena itu sepanjang kebenaran itu masih bersifat manusiawi
kebenaran itu bukanlah monopoli siapapun. Sementara itu, Prinsip kejujuran atau
amanah bersifat sentral dan esensial dalam perjuangan PPP. Dengan prinsip
kejujuran ini perjuangan dalam bentuk apapun akan menjamin tegaknya saling
pengertian, keharmonisan, keserasian dan ketenteraman. Prinsip kejujuran
merupakan penunaian amanah dan kepercayaan rakyat yang perlu terus dijaga
sehingga terhindar dari perbuatan yang menghianati amanah rakyat. PPP juga
akan terus mempertahankan prinsip keadilan di dalam setiap gerak langkah
perjuangannya. Tegaknya keadilan (justice) adalah essensial dalam kehidpan
masyarakat, bangsa dan negara. Dengan prinsip keadilan maka segala aturan dapat
terlaksana dan berjalan baik sehingga menimbulkan keharmonisan, keselarasan,
keseimbanan, ketenteraman dan sekaligus akan menghilangkan kedzaliman,
kesenjangan, keresahan, dan konflik.
4. Prinsip Musyawarah
PPP berpendirian bahwa musyawarah untuk mencapai mufakat merupakan
dasar dalam proses pengambilan keputusan. Dengan musyawarah dapat dipelihara
sikap saling pengertian, saling menghargai dan menjamin kemantapan hasilnya
serta menumbuhkan tanggung jawab bersama sehingga demokrasi yang sejati
49
dapat terwujud dengan baik dan nyata. Disamping itu keputusan yang diambil
harus dapat dipertanggung-jawabkan secara moral kepada Allah SWT. Apabila
dengan musyawarah tidak dicapai mufakat maka tidak tertutup kemungkinan
pengambilan keputusan ditempuh dengan suara terbanyak dengan mencegah
munculnya diktator mayoritas.
5. Prinsip Persamaan, Kebersamaan dan Persatuan
PPP mendasarkan perjuangan atas dasar prinsip persamaan derajat
manusia di hadapan Allah SWT. Ini adalah keyakinan yang mendasar, yang dapat
memberikan motivasi perjuangan kepada seluruh jajaran partai sehingga terhindar
dari bahaya kultur individu dan neo-feodalisme yang dapat memerosotkan
kualitas kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. PPP berjuang untuk
mengembangkan nilai-nilai kebersamaan dalam memikul beban dan tanggung
jawab kenegaraan, pemerintahan, dan kemasyarakatan secara proporsional
sehingga terhindar dari dominasi, perasaan ditinggalkan, dan dikucilkan.
Disamping itu, perjuangan PPP juga didasarkan atas prinsip menegakkan dan
mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga terhindar dari bahaya
disintegrasi dan perpecahan.
6. Prinsip Istiqomah
PPP menjadikan prinsip istiqomah atau konsisten sebagai prinsip
perjuangan. Artinya, PPP sebagai institusi dan kader-kadernya harus gigih, kokoh,
terguh pendirian dan selalu konsisten dalam memperjuangkan aspirasi rakyat
berdasarkan nilai-nilai kebenaran. Atas dasar istiqomah sebagai nilai-nilai dasar
50
perjuangan partai, maka keberhasilan akan dapat ditegakkan dan kemantapan
dalam perjuangan partai dalam konteks perjuangan bangsa untuk mencapai cita-
cita nasional.6
D. Struktur kepengurusan DPC PPP Kabupaten Tegal
Berdasarkan surat keputusan dari DPW PPP Jawa Tengah maka susunan
personalia dan pengurus harian Dewan Pimpinan Cabang, pimpinan majelis
pertimbangan Dewan Pimpinan Cabang dan pimpinan majelis pakar Dewan
Pimpinan Cabang Partai Pesatuan Pembangunan Kabupaten Tegal masa bhakti
2010-2015 adalah sebagai berikut:
TABEL 1
Susunan dan Personalia Pengurus Harian Dewan Pimpinan Cabang
Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti 2010-
2015
NAMA JABATAN
H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH Ketua
Masdar Helmi, S.Pd Wakil Ketua
HA. Muzaeni Wakil Ketua
Titin Mar’atin Wakil Ketua
Dasuki Mustofa Wakil Ketua
H. Susneri Wakil Ketua
A. Ghufroni Salim Wakil Ketua
Noval Shaleh Wakil Ketua
Ma’adah Wakil Ketua
Eko mahendra, S.Sos Sekretaris
Muatif, SQ Wakil Sekretaris
Mufasirin Miftah Wakil Sekretaris
H. Imamudin, Lc Wakil Sekretaris
Husni Iskandar, SE Bendahara
H. Saefulloh Wakil Bendahara
Kustika Dewi Ristanti Wakil Bendahara
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah
6 DPC PPP Jakarta Barat “Sejarah PPP dalam Lintasan Perpolitikan Nasional” diakses
Pada Tanggal 31 Desember 2010dari http://www.ppp-jakbar.org.
51
TABEL 2
Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pertimbangan Dewan Pimpinan
Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti
2010-2015
NAMA JABATAN
KH. Nurcholis Ketua
K. Ramedhon Wakil Ketua
Ustd. Zaenudin Wakil Ketua
K. Saprudin Wakil Ketua
KH. Sayidi Hisbullah Wakil Ketua
Ustd H. Ramedlon Wakil Ketua
H. Farikhin MS Wakil Ketua
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah
TABEL 3
Susunan dan Personalia Pimpinan Majelis Pakar Dewan Pimpinan
Cabang Partai Persatuan Pembangunan Kabupaten Tegal Masa Bhakti
2010-2015
NAMA JABATAN
Surip Manis, BE Ketua
Hj. Maryammeni, SH Wakil Ketua
Zaenal Arifin Wakil Ketua
Safawi Wakil Ketua
Slamet Riyadi Wakil Ketua
Mohammad Kholik Sekretaris
Sumber: Surat keputusan DPW PPP Jawa Tengah
E. Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal
Untuk menangani persiapan Pemilu legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal
memmbentuk tim sukses yang disebut dengan Lajnah Pemenangan Pemilu
Legislatif (LP2L). LP2L ini beranggotakan tiga orang yang diambil dari pengurus
harian DPC PPP Kabupaten Tegal. Berikut adalah nama-nama pengurus LP2L
PPP Kabupaten Tegal.
52
TABEL 4
Susunan Pengurus Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP
Kabupaten Tegal
NAMA JABATAN
Masdar Helmi, S.Pd Ketua
H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH Anggota
Maftuhi Anggota
Sumber: wawancara pribadi dengan Masdar Helmi
Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif ini dibentuk tentunya mempunyai
fungsi dan tugas, berikut adalah fungsi LP2L PPP Kabupaten Tegal:
1. Menyusun program pemenangan Pemilu legislatif.
2. Menyusun anggaran pemenangan Pemilu legislatif.
3. Menyusun mekanisme rekruietmen calon anggota legislatif.
4. Menyusun pedoman dan materi kampanye Pemilu meliputi pelatihan juru
kampanye, pelatihan saksi, dll.
5. Sosialisasi program pemenangan Pemilu legislatif.
6. Menyusun jadwal kampanye.
7. Mengevaluasi pasca Pemilu legislatif7.
F. Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009
Jumlah penduduk Kabupaten Tegal pada tahun 2009 mencapai 1.420.760
orang dengan spesifikasi sebagai berikut laki-laki : 709.872 / 49,96% dan
perempuan : 710.888 / 50.04%. Sedangkan jumlah hak pilih pada Pemilu legislatif
2009 adalah 793.152 orang, akan tetapi hanya 608.325 pemilih yang
7 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa
Bakti 2005-2010, h. 17-18.
53
menggunakan hak pilihnya pada Pemilu legislatif 2009.8 Berikut adalah hasil
perolehan suara partai-partai peserta Pemilu legislatif 2009 di Kabupaten Tegal
akan peneliti uraikan sebagai berikut:
TABEL 5
NO NAMA PARTAI SUARA SAH JUMLAH KURSI
1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT 18.578 1
2 PARTAI KARYA PEDULI BANGSA 12.373 0
3 PARTAI PENGUSAHA DAN
PEKERJA INDONESIA
42.646 0
4 PARTAI PEDULI RAKYAT
NASIONAL
7.241 0
5 PARTAI GERAKAN INDONESIA
RAYA
21.642 1
6 PARTAI BARISAN NASIONAL 1.079 0
7 PRTAI KEADILAN PERSATUAN
INDONESIA
961 0
8 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA 48.136 5
9 PARTAI AMANAT NASIONAL 43.317 5
10 PARTAI PERJUANGAN
INDONESIA BARU
0 0
11 PARTAI KEDAULATAN 504 0
12 PARTAI PERSATUAN DAERAH 226 0
13 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA 108.961 8
14 PARTAI PEMUDA NDONESIA 0 0
15 PARTAI NASIONAL INDONESIA
MARHAENISME
812 0
16 PARTAI DEMOKRASI
PEMBARUAN
7.895 0
17 PARTAI KARYA PERJUANGAN 0 0
18 PARTAI MATAHARI BANGSA 2.570 0
19 PARTAI PENEGAK DEMOKRASI
INDONESIA
473 0
20 PARTAI DEMOKRASI
KEBANGSAAN
322 0
21 PARTAI REPUBLIKA NUSANTARA 0 0
22 PARTAI PELOPOR 56 0
23 PARTAI GOLONGAN KARYA 57.712 6
24 PARTAI PERSATUAN
PEMBANGUNAN
31.288 3
25 PARTAI DAMAI SEJAHTERA 0 0
26 PARTAI NASIONAL BENTENG
KERAKYATAN INDONESIA
174 0
27 PARTAI BULAN BINTANG 5.748 0
28 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA
PERJUANGAN
143.817 13
29 PARTAI BINTANG REFORMASI 6.237 0
8 Pemerintah Kabupaten Tegal, “ Profile Kabupaten Tegal”, diakses Pada Tanggal 30
Mei 2011dari http://www.kabtegal.co.id.
54
30 PARTAI PATRIOT 167 0
31 PARTAI DEMOKRAT 58.683 6
32 PARTAI KASIH DEMOKRASI
INDONESIA
0 0
33 PARTAI INDONESIA SEJAHTERA 789 0
34 PARTAI KEBANGKITAN
NASIONAL ULAMA
14.308 0
41 PARTAI MERDEKA 0 0
42 PARTAI PERSATUAN
NAHDLATUL ULAMA
634 1
43 PARTAI SERIKAT INDONESIA 0 0
44 PARTAI BURUH 11.003 1
JUMLAH 608.362 50
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tegal
55
BAB IV
ANALISIS dan HASIL TEMUAN
A. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu
Legislatif 2009
Strategi komunikasi politik dalam menghadapi Pemilu legislatif
merupakan perencanaan yang cermat yang disusun dan dilaksanakan oleh tim
sukses yang memiliki tujuan mencapai kemenangan atas sasaran yang ditentukan
dalam Pemilu. Sasaran merupakan apa yang ingin dicapai oleh tim kampanye
dalam hal ini adalah target dukungan pemilihan yang diwujudkan dalam
pemberian suara kepada partai politik tersebut.
Strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal
bertujuan untuk mempertahankan konstituen lama dan mendapatkan konstituen
baru, dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik
menurut segmentasi pemilih, segmentasi pemilih ini menurut Smiht dan Hirst
yang dikutip oleh Firmanzah berguna untuk :
1. Membantu identifikasi kepentingan dan tujuan politik masing-masing
masyarakat.
2. Membantu partai politik untuk lebih meningkatkan ketetapan program
kerja dan isu politik di setiap kelompok masyarakat.
3. Membantu organisasi politik dalam mengembangkan program
komunikasi politik. Mengingat masing-masing kelompok masyarakat
memiliki cara berpikir yang berbeda.
56
4. Membantu dalam analisis atas persaingan politik, melihat jumlah yang
ada di setiap segmen akan membantu organisasi politik bersangkutan
dalam menghitung probabilitas untuk menang atau kalah.
5. Membantu organisasi politik untuk mengembangkan program
marketing politik yng lebih tepat sasaran dan komprehensif.1
Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal menggunakan metode segmentasi
pemilih Demografi yakni, konsumen politik yang dapat dibedakan berdasarkan
umur, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, pekerjaan dan kelas sosial.2 Namun
dilihat dari segi prakteknya PPP Kabupaten Tegal hanya membedakan pemilih
berdasarkan usia dalam menjalankan strategi komunikasi politiknya, berikut
adalah langkah-langkah strategi komunikasi politik yang digunakan oleh PPP
Kabupaten Tegal dalam menarik simpati pemilih dari kalangan pemuda dan orang
tua.
1. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan
Pemuda
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh PPP Kabupaten
Tegal dalam rangka menggaet pemilih dari kalangan pemuda.
a. Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi Nahdlatul Ulama
(IPPNU) pada tanggal 5 Mei 2007, bertempat di kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal.
b. Lomba Nyanyi bareng PETIGA yang bertempat Radio Citra Pertiwi
FM pada tanggal 1 Maret 2008, lomba nyanyi ini diadakan untuk
masyarakat umum.
1 Firmanzah, Mengelola Partai Politik, (Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. 160.
2 Ibid, h. 161.
57
c. Motor Wisata PPP dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2008, diikuti
oleh 2000 peserta dengan hadiah utama 1unit sepeda motor.3
Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk menggaet pemilih dari
kalangan pemuda seperti yang diungkapkan oleh Masdar Helmi selaku ketua
Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal:
“……..kita banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang
memang kita sasarannya kaum muda seperti motor wisata PPP,
dan hadiahnya juga motor, dan hadiah lainnya yang nilainya
hampir 50 jutaan, kemudian ada lomba nyanyi bareng, nah
itukan tujuan kita untuk merekrut kaum-kaum muda”4
Kegiatan-kegiatan tersebutpun ikut dirasakan oleh beberapa
kader muda PPP Kabupaten Tegal, hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Ali Mahmudi:
“......dalam hal untuk membaur dengan masyarakat jaman
sekarang yaitu kegiatan sepeda santai, wisata motor itukan
termasuk juga kegiatan yang dilakukan untuk mendongkrak
peningkatan suara PPP, dengan hadiah yang cukup besar,
itukan sudah menjadi bukti bahwa dari DPC sangat ingin sekali
suara PPP itu bisa menang.”5
2. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan
Pemilih Orang Tua
Untuk menggaet dukungan dari pemilih kalangan orang tua PPP
Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik dengan membangun
komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren
dan majelis taklim. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tubagus Fahmi selaku
Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal sebagai berikut:
3 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 9.
4 Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi ketua LP2L PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 09
Maret 2011. 5 Wawancara Pribadi dengan Ali Mahmudi kader PPP Kabupaten Tegal, Tegal, 06 Maret
2011.
58
“Kami menjalin komunikasi dengan berbagai elemen
masyarakat sperti kyai, tokoh masyarakat, ulama, pimpinan
pondok pesantren, pimpinan majelis ta’lim, karena memang
PPP basisnya itu”6
Kalimat yang samapun diungkapkan oleh Masdar Helmi:
“.........di samping itu juga kita tetap menggunakan komunikasi
melalui para tokoh masyarakat dan ulama’ untuk ulamanya
kita menggunakan ulama’ lokal Ya karena memang basic kita
kan hampir dari partai-partai Islam atau yang berbasis massa
Islam itukan peran tokoh sangat tinggi, Tapi khususnya tokoh2
tua yah”7.
Untuk keterangan lebih lanjut tentang siapa saja tokoh-tokoh masyarakat,
ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim yang digunakan oleh PPP Kabupaten
Tegal pada pada Pemilu legislatif 2009 akan peneliti uraikan pada sub-bab
berikutnya.
3. Saluran-Saluran Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu legislatif 2009
Pada Pemilu legislatif 2009, PPP Kabupaten Tegal menggunakan 3 dari 5
saluran-saluran komunikasi politik yang ada.
a. Saluran Komunikasi Politik Struktur Tradisional
Saluran komunikasi politik struktur sosial tradisional, yaitu dimana arus
komunikasi yang ditentukan oleh posisi sosial pihak yang berkomunikasi,8 dalam
hal ini PPP Kabupaten Tegal, membangun komunikasi dan silaturahmi dengan
tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan majelis taklim.
6 Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal,
06 Maret 2011. 7 Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
8 Gun Gun Heryanto, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Materi-4,
h. 5.
59
Berikut adalah tokoh-tokoh masyarakat dan ulama’ yang menjadi saluran
komunikasi politik struktur sosial tradisional oleh PPP Kabupaten Tegal
berdasarkan masing-masing daerah pilihan (Dapil) Pada Pemilu Legislatif 2009 :
1) Dapil 1 (meliputi Kecamatan Slawi, Kecamatan Lebaksiu, Kecamatan
Dukuhwaru).
TABEL 6
NAMA TOKOH WILAYAH
Ustadz Solehudin Kecamatan Slawi
H Susneri Khariri Kecamatan Lebaksiu
Kyai Nashori Kecamatan Lebaksiu
H Abdul Qodir Kecamatan Dukuhwaru
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
2) Dapil 2 (meliputi Kecamatan Pangkah, Kecamatan Tarub, Kecamatan
Kedung Banteng).
TABEL 7
NAMA WILAYAH
HJ Maesaroh, Kecamatan Pangkah
Ustadz H Ramedlon Kecamatan Pangkah
KH Abdullah Nawawi Kecamatan Tarub
Kyai Hariri Kecamatan Kedung Banteng
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
3) Dapil 3 (meliputi wilayah Kecamatan Jatinegara, Kecamatan Bojong,
Kecamatan Buijawa).
TABEL 8
NAMA WILAYAH
Ustadz Toyfur Kecamatan Jatinegara
KH Tahril Kecamatan Bumijawa
KH Muhyidin Kecamatan Bumijawa
KH Masruri Kecamatan Bojong
KH Rifai Kecamatan Bojong
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
60
4) Dapil 4 (meliputi wilayah, Kecamatan Balapulang, Kecamatan Margasari,
Kecamatan Pagerbarang).
TABEL 9
NAMA WILAYAH
KH Nurkholis Kecamatan Balapulang
Kyai Zenudin Kecamatan Margasari
Kyai Sayyidi Kecamatan Margasari
Ibu Titin Mar’atin Kecamatan Pagerbarang
Kyai Solikhun Kecamatan Pagerbarang
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
5) Dapil 5 (meliputi Kecamatan Dukuhturi, Kecamatan Talang, dan
Kecamatan Adiwerna)
TABEL 10
NAMA WILAYAH
HJ Chusnul Chotimah Kecamatan Dukuhturi
Ustadz Ahmad Zaeni Kecamatan Dukuhturi
Suratmi Kecamatan Dukuhturi
KH Chafidz Sueb Kecamatan Talang
Ustadz Masduki Kecamatan Talang
Ustadz Mufasirin Kecamatan Talang
KH Fathurrahman Kecamatan Talang
Kyai Romadhon Kecamatan Adiwerna
H Farikhin Kecamatan Adiwerna
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
6) Dapil 6 (meliputi wilayah Kecamatan Warureja, Kecamatan Suradadi, dan
Kecamatan Kramat).
TABEL 11
NAMA WILAYAH
Ustadz Muttaqin Kecamatan Kramat
Ustadz Dasuki Kecamatan Suradadi
H Solihin Kecamatan Suradadi
Kyai Safrudin Kecamatan Warureja
KH Mashuri Kecamatan Warureja
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
61
Di samping saluran komunikasi politik melalui para tokoh masyarakat dan
ulama’, PPP Kabupaten Tegal juga menggunakan saluran komunikasi politik
dengan berbagai Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim yang ada di Kabupaten
Tegal, Berikut adalah Pondok Pesantren dan Majelis Ta’lim yang menjadi saluran
komunikasi politik PPP Kabupaten Tegal Pada Pemilu legislatif 2009.
TABEL 12
NAMA WILAYAH
Majelis Dzikir Dzikrul Ghofilin Se-Kabupaten Tegal
Majelis Ta’lim Miftahul Afkar Kecamatan Warureja
Majelis Ta’lim Musyarofah Kecamatan Dukuhturi
Majelis Ta’lim Husnul Hotimah Kecamatan Dukuhturi
Pondok Pesantren Attauhidiyyah Kecamatan Bojong
Pondok Pesantren Nurul Hikmah Kecamatan Bumijawa
Sumber: Wawancara pribadi dengan Ketua LP2L DPC PPP Kabupaten Tegal
b. Saluran Komunikasi Politik Input
Saluran komunikasi politik input, yakni saluran yang memanfaatkan
berbagai pihak yang biasanya memberikan masukan (input) politik.9 Dalam
konteks ini PPP Kabupaten Tegal menjalin komunikasi dengan berbagai Ormas di
antaranya PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal, dan IPPNU Kabupaten Tegal.10
Hal ini dibuktikan dengan adanya pertemuan yang dilakukan oleh PPP Kabupaten
Tegal dengan MWC IPPNU pada tanggal 5 Mei 2007.
c. Saluran Komunikasi Politik Melalui Media Massa
Saluran Komunikasi Politik media massa, dalam hal ini PPP Kabupaten
Tegal mengekspos kegiatan-kegiatan dan program-program mereka melalui media
9 Ibid, h. 6.
10 Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 9.
62
massa lokal seperti Radar Tegal dan media massa tingkat propinsi seperti Suara
Merdeka. Seperti yang di ungkapkan oleh Masdar Helmi:
“Untuk saluran komunikasi poiltiknya kita berimbang, kita
terus mengekspos baik di media lokal maupun media tingkat
propinsi seperti radar, bahkan di media lokal seperti radar dan
nirmala bisa seminggu dua kali.”11
Beragam strategi komunikasi politik yang dilakukan DPC PPP Kabupaten
Tegal adalah sebuah bentuk ikhtiar untuk menjaga performa komunikatif mereka,
dan diharapkan dapat terus menjaga eksistensi PPP Kabupaten Tegal ditengah
kerasnya persaingan partai dan munculnya banyak partai politik baru pada Pemilu
legislatif 2009.
B. Kelemahan dan Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten
Tegal Pada Pemilu Legislatif 2009
PPP Kabupaten Tegal dalam melaksanakan strategi komunikasi politiknya,
tentu terdapat kelemahan dan kelebihan dari strategi komunikasi politik tersebut.
Berikut adalah kelemahan dan kelebihan strategi komunikasi politik yang
digunakan PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009:
1. Kelemahan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu Legislatif 2009
Kelemahan dari strategi komunikasi politik yang dilakukan oleh PPP
Kabupaten Tegal adalah:
a. Terlalu Mengandalkan Tokoh
Pada Pemilu legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal terlalu mengandalkan
tokoh-tokoh yang dijadikan saluran komunikasi politik oleh PPP Kabupaten
11
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
63
Tegal, karena ada dari sebagian tokoh-tokoh tersebut juga didekati oleh partai lain
sehingga mereka menjadi setengah-setengah dalam memberikan dukungannya
kepada PPP, hal ini seperti yang diungkapkan oleh Masdar Helmi kepada
peneiliti:
“Kalau kelemahan saya kira ada pada figure centrisnya, kita
terlalu percaya pada figure centrisnya, ya kalau kita lihat kita
harus pecaya pada tokoh-tokoh yang kita dekati, namun
ternyata ya itu tadi kelemahannya ya kita hanya mengandalkan
tokoh-tokoh itu, soalnya tokoh-tokoh itu juga didekati oleh
partai lain yang mungkin memberikan kontribusi yang lebih
besar kepada mereka”12
b. Keterbatasan Dana
Kelemahan lain yang dirasakan oleh PPP Kabupaten Tegal adalah
terbatasnya dana yang dimiliki oleh PPP Kabupaten Tegal, sehingga dalam
mengimplementasikan strategi-strategi yang telah disusun oleh PPP Kabupaten
Tegal dilakukan secara tidak maksimal, hal ini seperti yang di ungkapkan oleh
Masdar Helmi:
“…..lalu kelemahan lainnya itu kita minim dana yah, ya kalau
dibandingkan dengan partai lain, PPP itu termasuk partai yang
kekurangan dana untuk menjalankan strategi-strategi yang
sudah kita susun.”13
c. Pencalonan Caleg yang Bukan Berasal dari Daerah Sendiri
Kelemahan selanjutnya yaitu banyak dari caleg PPP yang tidak
mencalonkan dirinya di daerah caleg tersebut, maksudnya adalah caleg tersebut
mencalonkan dirinya di daerah/wilayah yang bukan domisili caleg tersebut, ini
mengakibatkan para pemilih lebih memilih caleg yang berasal dari partai lain
namun berasal dari daerah tersebut, hal ini juga dikatakan oleh Masdar Helmi:
12
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 13
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
64
“……kemudian hampir setiap calon yang di Dapil yang bukan
daerahnya sendiri kalah dengan calon lain yang berasal dari
daerah Dapil tersebut, meskipun di Dapil tersebut pada
awalnya adalah basis PPP, ya bisa dikatakan sentimen
kedaerahanlah”14
d. Tidak Adanya Pemetaan Strategi Komunikasi Politik yang digunakan
oleh PPP Kabupaten Tegal ditiap Dapil
PPP Kabupaten Tegal menyamaratakan semua strategi komunikasi
politik yang digunakan pada setiap daerah pemilihan (Dapil), hal ini membuat
PPP Kabupaten Tegal tidak mengetahui potensi-potensi yang ada ataupun
prediksi perolehan suara di setiap Dapilnya, hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Masdar Helmi:
“.......dan kelemahan lainnya ya kami tidak melakukan
pemetaan untuk implementasi strategi tersebut, jadi kami tidak
tahu potensi-potensi yang ada di tiap Dapil, dan kita juga tidak
dapat memprediksi perolehan suara kami di tiap Dapilnya.”15
2. Kelebihan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Pada
Pemilu Legislatif 2009
Sedangkan untuk kelebihan dari strategi komunikasi politik yang
digunakan oleh PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009 adalah seluruh
pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal bekerja secara maksimal dalam
mengimplementasikan strategi-strategi yang disusun oleh Lajnah Pemenangan
Pemilu Legislatif (LP2L) PPP Kabupaten Tegal, hal ini di ungkapkan oleh Masdar
Helmi kepada peneliti:
14
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 15
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi.
65
“…sedangkan untuk kelebihannya ya menurut saya ya seluruh
jajaran kepengurusan dari tingkat DPC sampai ranting, bekerja
cukup maksimal yah”16
C. Penyebab Penurunan Suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009
Penurunan perolehan suara yang dialami PPP Kabupaten Tegal pada
Pemilu legislatif 2009 cukup signifikan. Pada tahun 2004 PPP Kabupaten Tegal
memperoleh suara hingga 7,74%, namun pada Pemilu legislatif PPP Kabupaten
Tegal hanya memperoleh 5,2% pada Pemilu legislatif 2009.17
Bahkan perolehan
suara pada Pemilu legislatif 2009 sangat jauh dari perolehan suara yang
ditargetkan oleh PPP Kabupaten Tegal, target perolehan suara pada Pemilu
legislatif 2009 adalah 8%.18
Padahal PPP Kabupaten Tegal telah berupaya untuk
merebut simpati masyarakat. Beragam agenda kegiatan dan program kerja sudah
dijalankan untuk memberikan stimulan kepada mayarakat agar terpanggil untuk
memilih PPP. Berikut adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab penurunan
perolehan suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009:
1. Munculnya Partai-Partai Baru yang Mengatasnamakan Ormas Islam
Banyak munculnya partai baru mengakibatkan pemilih menjadi lebih
banyak pilihan, apalagi partai-partai baru tersebut mengatas namakan dari
berbagai Ormas Islam, yang selama ini menjadi sayap dari PPP. Karena dengan
munculnya partai baru yang mengatas namakan berbasis Ormas Islam tersebut
secara otomatis PPP merasa kehilangan pemilih yang berasal dari anggota Ormas-
Ormas tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Tubagus Fahmi,
16
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 17
Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal, h. 17. 18
Ibid, h, 17.
66
“Faktor eksternal yang memengaruhi turunnya perolehan suara
PPP di Kabupaten Tegal pada Pemilu 2009 yang lalu adalah
dengan munculnya partai-partai baru yang menyebabkan
masyarakat Kabupaten Tegal mempunyai banyak pilihan untuk
memilih partai, dan juga partai-partai tersebut tersebut banyak
yang mengatasnamakan basis ormas Islam tertentu, seperti
PKB, PKNU yang berbasis NU, kemudian PAN, PMB yang
berbasis massa Muhamadiyah dan PBB yang berbasis massa
Masyumi. Ketiga ormas tersebut merupakan pilar utama
konstituen PPP, dan ketika ada partai baru yang
mengatasnamakan ketiga ormas tersebut, maka secara otomatis
PPP merasa kehilangan sayapnya, karena ketiga ormas tersebut
merupakan sayap-sayap yang selama ini di Pemilu-Pemilu
yang lalu adalah sayap dari PPP”19
2. Berubahnya Orientasi Masyarakat (Pemilih)
Selanjutnya penyebab lain penurunan perolehan suara PPP Kabupaten
Tegal yaitu, sikap dan perilaku masyarakat yang cenderung mudah berubah secara
mendadak, tejadinya pergeseran orientasi memilih dikalangan masyarakat, bahkan
menurut Tubagus Fahmi orientasi pemilih pada saat ini dapat dibedakan menjadi
tiga bagian;
“Pemilih pragmatis maksudnya adalah pemilih akan memilih
suatu partai ataupun calon kandidat ketika partai atau kandidat
tersebut memberikan kontribusi yang besar baik untuk dirinya
maupun golongannya, menurutnya pemilih ini memang sudah
dari awal tidak mempunyai pilihan yang pasti, mereka akan
memilih tergantung dari kontribusi yang diberikan kepada
mereka. Pemilih pragmatis idealis, pemilih ini sejatinya adalah
pemilih PPP akan tetapi jika PPP tidak dapat memberikan
sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun keompoknya
mereka akan memilih partai lain yang dapat memberikan
kontribusi untuk dirinya maupun kelompoknya. Pemilih
idealis, pemilih ini adalah pemilih sejati PPP yang tidak bisa
digoyahkan oleh suatu apapun.”20
Tentang kepragmatisan pemilih juga diungkapkan oleh Masdar Helmi:
“kita orang-orang PPP itu tidak siap untuk “Money politic”, itu
yang saya anggap ketidak siapannya ada di disitu, kita melihat
begitu Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih
19
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi. 20
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
67
sekarang karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last
minute”21
3. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara
Terbanyak
Penyebab lain turunnya perolehan suara PPP Kabupaten Tegal yaitu
perubahan mendasar atas regulasi yang mengatur Pemilu legislatif 2009,
perubahan aturan ini terjadi setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan
gugatan uji materi dan membatalkan pasal 214 huruf a, b, c, d, dan e UU No 10
tahun 200822
yang berbunyi :
Penetapan calon terpilih anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota dari partai politik peserta Pemilu didasarkan pada perolehan kursi
partai politik peserta Pemilu di suatu daerah pemilihan, dengan ketentuan:
a. Calon terpilih anggota DPR, DPRD provinsi, dan DPRD
kabupaten/kota ditetapkan berdasarkan calon yang memperoleh suara
sekurang-kurangnya 30% dari bilangan pembagi pemilih (BPP),
b. Dalam hal calon yang memenuhi ketentuan huruf a jumlahnya lebih
banyak daripada jumlah kursi yang diperoleh partai plitik peserta
Pemilu, maka kursi diberikan kepada calon yang memilki nomor urut
lebih kecil di antara calon yang memenuhi ketentuan sekurang-
kurangnya 30% dari BPP,
21
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 22
Dumadia, Keputusan Mahkamah Konstitusi Tentang Suara Terbanyak Pada Pemilu
Legislatif 2009, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://dumadia.wordpress.com.
68
c. Dalam hal terdapat dua calon atau lebih yang memenuhi ketentuan
sekurang-kurangnya 30% dari BPP, kecuali bagi calon yang
memperoleh suara 100% dari BPP,
d. Dalam hal calon yang memenuhi ketentuan huruf a jumlahnya kurang
dari jumlah kursi yang diperoleh partai politik peserta Pemilu, maka
kursi yang belum terbagi diberkan kepada calon berdasarkan nomor
urut,
e. Dalam hal tidak ada calon yang memperoleh suara sekurang-
kurangnya 30% dari BPP, maka calon terpilih ditetapkan berdasarkan
nomor urut.23
Akibat Peraturan tersebut diubah menjadi penetapan calon terpilih
ditentukan oleh perolehan suara terbanyak, PPP Kabupaten Tegal mengalami
kesulitan mengimplementasikan program sukses Pemilunya. Segala bentuk
strategi komunikasi politik yang disusun rapi oleh Lajnah Pemenangan Pemilu
Legislatif (LP2L) DPC PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu Legislatif 2009,
mendadak tidak relevan lagi, para Calegpun merasa tidak siap dengan aturan baru
tersebut. Maka kemudian yang terjadi adalah politik uang baik secara terselubung
maupun terang-terangan.
Menurut Faisal Basri seperti yang dikutip oleh Toni Andrianus dalam
bukunya mengemukakan bahwa politik uang atau money politic adalah setiap
pemberian bantuan, baik dalam bentuk uang maupun non-uang yang diduga atau
patut diduga dapat mempengaruhi dalam pemilihan umum.24
23
Akhmad Muqowwam, UU PARPOL & UU PEMILU , (Jakarta: T.pn., 2008), h. 222 24
Toni Andrianus Pito, dkk., Mengenal Teori-Teori Politik, (Bandung: Penerbit Nuansa,
2006) h. 283
69
PPP sebagai partai berasas Islam mengalami kegamangan menghadapi
situasi seperti ini. Kader-kader PPP yang mencalonkan diri, sebagian ada yang
mengikuti permainan perang uang, sebagian lagi memilih untuk merebut simpati
masyarakat dengan menawarkan program-program unggulan yang akan
diperjuangkan di parlemen jika terpilih, sebab mereka merasa bahwa politik uang
sangatlah tidak pantas dilakukan oleh PPP yang berasaskan Islam, karena politik
uang dapat dikategorikan sebagai riswah (suap) Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Tubagus Fahmi:
“Faktor lain penyebab turunnya perolehan suara PPP yaitu
diberlakukannya keputusan Mahkamah Konstitusi tentang perolehan
suara terbanyak caleg dan tidak berpengaruhnya urutan nomor Caleg
pada Pemilu legislatif 2009, ini mengakibatkan para caleg hanya
mementingkan perolehan suaranya masing-masing, dari pada
perolehan suara partai, nah pada kondisi seperti ini memungkinkan
adanya money politic,pada kondisi seperti ini mengakibatkan caleg
dari PPP tidak siap menghadapi Pemilu 2009. Kendala ini yang
menjadikan para fungsionaris PPP tidak bisa mengikuti ritme politik
saat ini. Karena memang ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan
pegangan oleh beberapa teman-teman, yaitu kaidah tentang riswah
atau suap, memberikan sesuatu dengan imbalan akan dipilih, ini
menurut para sesepuh partai tidak diperbolehkan, namun ada juga dari
beberapa teman-teman yang melakuakn hal ini dengan tujuan ketika
mereka mendapatkan kekuasaan akan di gunakan dengan sebaik-
baiknya. Dalam kondisi yang seperti ini PPP ada di persimpangan
jalan, di satu sisi PPP adalah partai Islam yang berpegang teguh pada
syariat Islam, tapi kalau tidak seperti itu ya PPP tidak mendapatkan
suara.”25
Hal ini pun dikemukakan oleh Masdar Helmi selaku Ketua LP2L PPP
Kabupaten Tegal:
“Bisa dikatakan mayoritas caleg itu tidak siap dengan aturan
baru yang memang sudah berubah di tengah jalan yang
awalnya memang pake nomor urut untuk tiap-tiap Dapilnya
berubah menjadi suara terbanyak dan itu yang menjadikan
sebagian besar caleg tidak siap. Karena memang kita melihat
bahwa dengan sistem Pemilu seperti itu evaluasi kita orang-
orang PPP itu tidak siap untuk “Money politic”, itu yang saya
25
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
70
anggap ketidak siapannya ada di disitu, kita melihat begitu
Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih sekarang
karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last minute.”26
4. Perubahan Aturan Pemilu dari Pencoblosan Menjadi
Pencontrengan
Selanjutnya penyebab lain penurunan perolehan suara PPP Kabupaten
Tegal adalah perubahan cara yang berawal dari pencoblosan menjadi
pencontrengan, peraturan ini berdasarkan pada UU No. 35 tahun 2008 yang
menyatakan pemberian suara sah dilakukan dengan tanda contreng. Kemudian,
contrengan dilakukan pada nama caleg atau nomor caleg serta lambang parpol.27
ini mengakibatkan para pemiih PPP yang didominasi oleh orang-orang tua
menjadi kebingungan, dan mengakibatkan tidak sahnya suara yang diberikan, hal
ini juga diungkapkan oleh Tubagus Fahmi:
“hal lain yang mempengaruhi perolehan suara PPP adalah keputusan
tentang cara pencoblosan yang berubah menjadi pencontrengan
membuat konstituen PPP yang kebanyakan orang tua menjadi
kebingungan, ya akibatnya mereka salah dan kertas suaranya tidak sah,
ini kan merugikan sekali bagi PPP.”28
5. Lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal
Namun dari beberapa faktor penyebab penurunan perolehan suara PPP
Kabupaten Tegal, ada salah satu faktor internal yang mengakibatkan PPP
Kabupaten Tegal mengalami penurunan suara secara terus menerus pada Pemilu
legislatif dari tahun 2004 hingga 2009, faktor internal tersebut adalah lemahnya
SDM yang dimiliki oleh PPP Kabupaten Tegal, hal ini disebabkan oleh tetap
bertahannya para kader senior PPP di jajaran kepengurusan DPC PPP Kabupaten
Tegal, dan dari beberapa kader yang duduk di kepengurusan DPC PPP Kabupaten
26
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 27
Redaksi Equator News, Suara Pemilih Ditentukan Sudut Contreng, diakses pada
tanggal 1 Mei 2011 dari http://www.equator-news.com. 28
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
71
Tegal hanya 9 orang yang tingkat pendidikannya lulusan dari perguruan tinggi/S1
selebihnya hanya lulusan dari SMA/MA dan pondok pesantren hal ini di
kemukakan oleh Tubagus Fahmi pada Peneliti;
“Sedangkan untuk faktor internalnya bisa dikatakan bahwa SDM di
PPP Tegal itu sangat lemah, dan rekruitmen terhadap kader PPP
stagnan. Artinya kader-kader senior di PPP tetap mempertahankan
posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka tidak
ingin tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader
muda yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah
inilah yang menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Dan juga di
DPC itu dari beberapa kader yang menjadi pengurus di DPC Cuma
ada 9 orang yang lulusan dari perguruan tinggi. Padahal tingkat
kepengurusan di PPP sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa),
sampai tingkat nasional, akan tetapi tidak didukung dengan SDM yang
mumpuni. Sehingga bisa dikatakan PPP tidak dapat mengikuti ritme
politik pada saat ini. ”29
Berikut adalah rincian tingkat pendidikan pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal
TABEL 13
TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH
Perguruan Tinggi/S1 9 Orang
SMA/MA 13 Orang
Pondok Pesantren 7 Orang
Sumber: Wawancara Pribadi dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal
Beberapa penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal
mengakibatkan PPP Kabupaten Tegal berupaya untuk melakukan beberapa
evaluasi demi mengantisipasi terjadinya penurunan perolehan suara pada Pemilu-
Pemilu yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal
kedepannya adalah dengan cara merekrut para mantan Kades ataupun Kades yang
pada Pemilu 2014 akan lengser, karena menurut PPP Kabupaten Tegal para
mantan Kades tentunya memiliki pengikut yang lebih fanatik, ini akan menjadi
29
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi.
72
sebuah keuntungan bagi PPP Kabupaten Tegal di masa mendatang. Hal ini di
ungkapkan oleh Masdar Helmi:
“Kita ingin mendekati para mantan kepala desa atau kepala desa yang
menjelang Pemilu 2014 sudah mau lengser, rencananya kita akan
memberikan tawaran kepada mereka dengan cara memberikan brosur-
brosur perjuangan PPP, tokoh-tokoh nasional, tokoh daerah seperti
bupati, dengan jalan bahwa agar mereka tertarik untuk masuk ke PPP,
karena banyak dari bupati yang berawal dari kepala desa. Kita akan
menawarkan kepada mereka bahwa PPP bisa menjadi jalan anda
menjadi seperti itu, mantan kepala desa saya yakin pasti punya
pendukung dan daerah-daerah yang satu tahun menelang Pemilu
melaksanakan Pilkades, karena saya yakin pendukung Kades itu lebih
fanatik. Itu mungkin antisipasi kami ke depannya itu seperti itu.”30
D. Performa Komunikatif PPP Kabupaten Tegal
Performa komunikatif merupakan sesuatu yang harus dilakukan oleh
setiap partai politik, ini dilakukan supaya partai politik dapat menjaga
eksistensinya sebagai suatu organisasi politik. Performa adalah metafora yang
menggambarkan proses simbolik pemahaman akan perilaku manusia dalam
sebuah organisasi, performa organisasi seringkali memiliki unsur teatrikal, di
mana baik supervisior maupun karyawan (kader partai dalam hal ini) memilih
untuk mengambil peranan atau bagian tertentu dalam organisasi mereka.31
Dalam menjaga performa, tentu saja terkait dengan citra dan agenda kerja,32
oleh
sebab itu PPP Kabupaten Tegal melakukan beberapa upaya agar dapat menjaga
eksistensinya dalam dunia politik.
30
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi. 31
Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi
(Jakarta: Salemba Humanika, 2008), h. 325. 32
Gun Gun Heryanto, Komunikasi Politik di Era Industry Citra,( Jakarta: Lasswell
Visitama, 2010), h. 100
73
Berikut adalah langkah-langkah atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
PPP Kabupaten Tegal yang bertujuan untuk tetap menjaga performa mereka
dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009.
1. Performa ritual, yaitu merupakan semua performa komunikasi yang terjadi
secara teratur dan berulang.33
ini menyangkut semua hal yang dilakukan
oleh PPP Kabupaten Tegal Pra Pemilu Legislatif 2009, berikut adalah
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang
berkaitan dengan performa ritual mereka:
TABEL 14
KEGIATAN WAKTU TEMPAT
Rapat pengurus harian DPC
PPP Kabupaten Tegal dengan
FPPP DPRD II Kabupaten
Tegal
Setiap tanggal 27
Desember
Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Syukuran Hari Ulang Tahun
PPP
Setiap tanggal 5 Januari Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Rapat Pengurus Harian DPC
PPP Kabupaten Tegal dengan
Majelis pakar PPP Kabupaten
Tegal
Setiap dua bulan sekali Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Rapat Lajnah Pemenangan
Pemilu Legislatif (LP2L) PPP
Kabupaten Tegal
2 minggu sekali
menjelang Pemilu
legislatif 2009
Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Rapat DPC dengan PAC PPP
se-Kabupaten Tegal
Setiap 6 bulan sekali Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Musyawarah Cabang DPC PPP
Kabupaten Tegal
Setiap 5 tahun sekali Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010.
2. Performa sosial, yakni Performa sosial merupakan perpanjangan sikap
santun dan kesopanan untuk mendorong kerja sama diantara anggota
organisasi.34
Dalam hal ini adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh
PPP Kabupaten Tegal dalam berkerja sama dengan para kader dan
33
Ibid, h. 326.
34
Ibid, h. 326.
74
jaringan organisasi PPP Kabupaten Tegal di tingkat kecamatan dan
ranting. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh PPP
Kabupaten Tegal dalam performa sosial mereka.
TABEL 15
KEGIATAN WAKTU TEMPAT Keterangan
Pertemuan
dengan Wanita
persatuan
Pembangunan
(WPP)
Kabupaten Tegal
29 Januari 2006 Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Membahas
tentang
pembentukan
WPP di tingkat
PAC se-kabupaten
Tegal
Konsolidasi
partai tingkat
ranting di Desa
Karangdawa
kecamatan
Margasari
16 Maret 2007 Desa Karangdawa
kecamatan
Margasari
Membahas
pembentukan
kepengurusan
PPP tingkat
Ranting se-
kecamatan
Margasari
Konsolidasi PAC
PPP Talang
18 April 2007 Desa Pesayangan
Kecamatan Talang
Membahas
tentang
menyelenggarakan
sunatan masal di
Kecamatan
Talang
Konsolidasi PAC
PPP Pangkah
21 April 2007 desa dermasandi
Kecamatan Pangkah
Membahas
tentang pemberian
santunan kepada
anak yatim piatu
di panti asuhan
Darul yatama
Pangkah
Konsolidasi PAC
PPP Bumijawa
30 April 2007 Kecamatan
Bumijawa
Membahas
tentang
Pembentukan
kepengurusan
tingkat Ranting di
Kecamatan
Bumijawa
Konsolidasi PAC
PPP Balapulang
05 Mei 2007 Desa Danawarih
Kecamatan
Balapulang
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Balapulang
Konsolidasi PAC
PPP Margasari
6 Mei 2007 Desa Jembayat
Kecamatan
Margasari
Membahas
tentang pemberian
beasiswa kepada
anak-anak dari
kader PPP yang
kurang mampu
75
Konsolidasi PAC
PPP Adiwerna
7 mei 2007
Desa Harjosari
Kidul Kecamatan
Adiwerna
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Adiwerna
Konsolidasi PAC
PPP Warureja
12 mei 2007 Desa Demangharjo
Kecamatan
Warureja
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Warureja
Konsolidasi PAC
PPP Kramat
13 Mei 2007 Desa Kertayasa
Kecamatan Kramat
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan kramat
Konsolidasi PAC
PPP Lebaksiu
10 juni 2007 Desa Kesuben
Kecamatan
Lebaksiu
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Lebaksiu
Konsolidasi PAC
PPP Jatinegara
10 september 2007 Desa Cerih
Kecamatan
Jatinegara
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Jatinegara
Konsolidasi PAC
PPP Bojong
29 september 2007 Dukuh Tere Tuwel
Kecamatan Bojong
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan Bojong
Konsolidasi PAC
PPP Pangkah
11 januari 2008 Desa Kalikangkung
Kecamatan Pangkah
Membahas
tentang
pembentukan
kepengurusan di
tingkat ranting se-
kecamatan
Pangkah
Konsolidasi PAC
PPP Warureja
18 Januari 2008 Desa Demangharjo
Kecamatan
Warureja
Membahas
tentang persiapan
acara Tabligh
Akbar di Desa
Demangharjo
Kecamatan
Warureja
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010
76
3. Performa politis, yakni perilaku organisasi yang mendemonstrasikan
kekuasaaan dan kontrol,35
yakni menyangkut cara mendapatkan konstituen
baru dan mempertahankan konstituen lama, berikut adalah langkah-
langkah yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal yang berkaitan dengan
peforma politis mereka.
TABEL 16
KEGIATAN WAKTU TEMPAT
Audiensi DPC PPP
Kabupaten Tegal dengan
PC IPNU/IPPNU
Kabupaten Tegal
05 Mei 2007 Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Menyelenggarakan
pengajian ulama Ka’bah
9 September 2007 Desa Maribaya
Kecamatan Kramat
Menyelenggarakan
Tabligh Akbar untuk
umum
21 Oktober 2007 Desa Kejenengan
Membentuk Majelis
Silaturahim Kyai
Pengasuh Pondok
Pesantren (MSKP3PI)
Cabang Tegal
9 Oktober 2008 Kantor DPC PPP
Kabupataen Tegal
Menyelenggarakan
Halaqoh ulama’ ka’bah
se-Kabupaten Tegal
16 November 2008 di Gedung Korpri Slawi
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010
4. Performa enkulturasi, dalam performa ini, Partai Pesatuan Pembangunan
memberikan fasilitas, pengetahuan dan keahlian kepada kader-kadernya
dalam rangka meningkatkan komunikasi politik dan bagaimana menjadi
politisi yang dapat mencapai jabatan publik serta mensosialisasikan
program-program partai kepada konstituennya.36
TABEL 17
KEGIATAN WAKTU TEMPAT
Memfasilitasi penyelenggaraan 26 Februari 2006 Kantor DPC PPP
35
Ibid, h. 327. 36
Ibid, h. 327.
77
MUSCAB I WPP Kabupaten
Tegal
Kabupaten Tegal
Memberangkatkan PH DPC,
MPC, Majelis Pakar dan PAC
se-Kabupaten Tegal untuk
menhadiri acara silaturahmi
kader PPP se-Jawa Tengah
7 Maret 2006 Masjid Agung Jawa
Tengah Semarang
Mengikut sertakan Satgas PPP
dan WPP Kabupaten Tegal
pada pawai karnaval dalam
rangka HUT RI
20 Agustus 2006 Start Dan Finish Di
Alun-Alun Slawi
Kabupaten Tegal
Menyelenggarakan Forum
Orientasi dan Komunikasi
(FOK) DPRD Kabupaten Tegal
dan DPRD Prop. Jawa Tengah
16 September 2006 Rumah Makan Pring
Sewu
Memberangkatkan MPC, PH
DPC, dan PAC se-Kabupaten
Tegal ke Jakarta dalam rangka
mengikuti pembukaan
muktamar VI PPP
30 Januari 2007 Pantai Karnaval Ancol
Jakarta
Menyelenggarakan Pelatihan
Study Politik dan usaha kecil
mikro (UKM)
30 Juli- 2 Agustus 2007 Hotel Riez Tegal
Mengikut sertakan Angkatan
Muda Ka’bah (AMK), Satgas
PPP, dan WPP Kabupaten
Tegal pada karnaval
memperingati HUT RI
19 agustus 2007 Slawi
Sosialisasi Undang-Undang
Pemilu
4 Mei 2008 Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Sosialisasi Pemilu Legislatif
2009
18 Januari 2009 Desa Sutapranan
Kecamatan Dukuhturi
Sosialisasi Pemilu Legislatif
2009
30 Januari 2009 Desa Kedungsugih
Kecamatan
Pagerbarang
Menyelenggarakan
sosialisasi/etika kampanye
1 Maret 2009 Kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal
Menyelenggarakan pelatihan
saksi PPP
17 Maret 2009 Rumah Makan
Cempako
Demangharjo
Sumber: LPJ DPC PPP Kabupaten Tegal masa bakti 2005-2010
78
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam menghadapi Pemilu Legislatif 2009 PPP Kabupaten Tegal
melakukan beberapa strategi komunikasi politik, strategi komunikasi politik yang
digunakan PPP Kabupaten Tegal dalam mempengaruhi konstituen pada Pemilu
legislatif 2009, diantaranya:
1. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan
Pemuda
Berikut adalah kegiatan-kegiatan yang di lakukan oleh PPP Kabupaten
Tegal dalam rangka menggaet pemilih dari kalangan pemuda.
a. Melakukan audiensi dengan Ikatan Pemuda Pemudi Nahdlatul Ulama
(IPPNU) pada tanggal 5 Mei 2007, bertempat di kantor DPC PPP
Kabupaten Tegal.
b. Lomba Nyanyi bareng PETIGA yang bertempat Radio Citra Pertiwi
FM pada tanggal 1 Maret 2008, lomba nyanyi ini diadakan untuk
masyarakat umum.
c. Motor Wisata PPP dilaksanakan pada tanggal 25 Mei 2008, diikuti
oleh 2000 peserta dengan hadiah utama 1unit sepeda motor.
2. Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal Untuk Kalangan Orang
Tua
Untuk menggaet dukungan dari pemilih kalangan orang tua PPP
Kabupaten Tegal melakukan strategi komunikasi politik dengan membangun
79
komunikasi dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren
dan majelis taklim.
3. Menggunakan saluran komunikasi politik
Saluran komunikasi politik yang digunakan PPP Kabupaten Tegal adalah:
a. Saluran Komunikasi Politik Struktur Tradisional
Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal, membangun komunikasi dan
silaturahmi dengan tokoh masyarakat, ulama’, pondok pesantren dan
majelis taklim.
b. Saluran Komunikasi Politik Input
Dalam konteks ini PPP Kabupaten Tegal menjalin komunikasi dengan
berbagai Ormas di antaranya PC Nahdlatul Ulama Kabupaten Tegal,
dan IPPNU Kabupaten Tegal
c. Saluran Komunikasi Politik Melalui Media Massa
Dalam hal ini PPP Kabupaten Tegal mengekspos kegiatan-kegiatan
dan program-program mereka melalui media massa lokal seperti Radar
Tegal dan media massa tingkat propinsi seperti Suara Merdeka.
Namun beragam strategi komunikasi politik yang digunakan PPP
Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009, ternyata tidak membuahkan hasil
yang maksimal dikarenakan kelemahan-kelemahan dari strategi komunikasi
politik itu sendiri, berikut adalah kelamahan dan kelebihan strategi komunikasi
politik PPP Kabupaten Tegal:
1. Kelemahan Strategi Komunikasi Politik PPP Kabupaten Tegal
a. Terlalu Mengandalkan Tokoh
b. Keterbatasan Dana
80
c. Pencalonan Caleg yang Bukan Berasal dari Daerah Sendiri
2. Untuk kelebihan strategi komunikasi politik yang di gunakan oleh PPP
Kabupaten Tegal adalah seluruh pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal
bekerja secara maksimal dalam mengimplementasikan strategi-strategi
yang disusun oleh Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) PPP
Kabupaten Tegal.
Ketidak maksimalnya strategi komunikasi politik yang digunakan PPP
Kabupaten Tegal mengakibatkan penurunan perolehan suara PPP Kabupaten
Tegal pada Pemilu legislatif 2009, berikut adalah penyebab penurunan perolehan
suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009:
1. Munculnya Partai-Partai Baru yang Mengatasnamakan Ormas Islam
2. Berubahnya Orientasi Masyarakat (Pemilih)
3. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara
Terbanyak
4. Berubahnya Aturan Pemilu dari Nomor Urut Caleg Menjadi Suara
Terbanyak
5. Lemahnya SDM PPP Kabupaten Tegal
Beberapa penyebab penurunan perolehan suara PPP Kabupaten Tegal
mengakibatkan PPP Kabupaten Tegal berupaya untuk melakukan beberapa
evaluasi demi mengantisipasi terjadinya penurunan perolehan suara pada Pemilu-
Pemilu yang akan datang. Evaluasi yang dilakukan oleh PPP Kabupaten Tegal
kedepannya adalah dengan cara merekrut para mantan Kades ataupun Kades yang
pada Pemilu 2014 akan lengser, karena menurut PPP Kabupaten Tegal para
81
mantan Kades tentunya memiliki pengikut yang lebih fanatik, ini akan menjadi
sebuah keuntungan bagi PPP Kabupaten Tegal di masa mendatang.
B. Saran
Ada beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, yang bertujuan agar
adanya perbaikan di masa yang akan datang. Karena peneliti sadar bahwa karya
ini tentunya jauh dari kesempurnaan, Adapun saran yang ingin peneliti sampaikan
kepada pihak- pihak yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Dalam upaya kaderisasi kaum pemuda, hendaknya dapat lebih intens lagi
agar tidak terjadi stagnansi kader muda pada diri PPP Kabupaten Tegal.
Dan para kader-kader senior agar bersifat sportif dan mau menerima
kader-kader muda untuk sama-sama berjuang.
2. Hendaknya pengurus DPC Kabupaten Tegal, mencoba untuk melakukan
strategi-strategi komunikasi politik yang lebih sesuai dengan dinamika
politik di Indonesia.
3. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk mempertajam lagi fokus
kajian dengan meneliti kasus-kasus yang terjadi di DPP Partai Persatuan
Pembangunan.
82
DAFTAR PUSTAKA
Budiardjo, Miriam, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008.
Cangara, Hafied, Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi, Jakarta, Rajawali Pers, 2009.
Creswell, John W., Research Design Qualitative & Quantitative Approach, Jakarta: KIK Press,
2003.
Diverge, Maurice, Sosiologi Politik, Penterjemah:Denial Dhakidae, Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2005.
Effendy, Onong Uchjana, Dinamika Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
___________, Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Fahmi, Tubagus, Pasang Surut Partai Persatuan Pembangunan , Tegal: DPC PPP KAB Tegal,
2006.
Firmanzah, Mengelola Partai Politik, Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2011.
Haris, Syamsudin, Menggugat Pemilihan Umum Orde Baru, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
1998.
Heryanto, Gun Gun, Hand Out Perkuliahan Mata Kuliah Komunikasi Politik, Jakarta: T.d, 2010
____________, Komunikasi Politik di Era Industry Citra, Jakarta: PT Lasswell Visitama, 2010.
Jauch, Lawrence R, Gluek, William F., Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan,
Jakarta: Penerbit Erlangga
Kriyantoro, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2009.
Maran, Rafael Raga, Pengantar Sosiologi Politik, Suatu Pemikiran dan Penerapan, Jakarta:
Rineka Cipta, 2001.
Moeong, Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009.
Muhtadi, Asep Saeful, Komunikasi Politik Indonesia : Dinamika Islam Politik Pasca-Orde Baru,
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008.
Muqowwam, Akhmad, UU PARPOL & UU PEMILU Tahun 2008, (Jakarta: T.pn., 2008)
Nazir, Moh, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:
Balai Pustaka, 2005.
Pito, Toni Andrianus, dkk, Mengenal Teori-Teori Politik, Bandung: Penerbit Nuansa, 2006.
Rahman, A, Sistem Politik Indonesia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.
83
Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta press, 2007.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2010.
Surbakti, Ramlan, Memahami Ilmu Politik, Jakarta: Grasindo, 2010.
West, Richard & Turner, Lynn H., Pengantar Teori Komunikasi Analisis dan Aplikasi Jakarta:
Salemba Humanika, 2008.
Arsip-Arsip:
Rancangan Materi Musyawarah Cabang VI PPP Kabupaten Tegal
LPJ Pengurus Harian DPC PPP Kabupaten Tegal Masa Bakti 2005-2010.
Internet:
Redaksi Equator News, Suara Pemilih Ditentukan Sudut Contreng, diakses pada tanggal 1 Mei
2011 dari http://www.equator-news.com.
Redaksi Harian Pelita, “Perolehan Suara PPP Yang Terus Merosot”, diakses pada tanggal 31
Desember 2010 dari http://www.harianpelita.com.
DPC PPP Jakarta Barat “Sejarah PPP dalam Lintasan Perpolitikan Nasional” diakses Pada
Tanggal 31 Desember 2010 dari http://www.ppp-jakbar.org.
Dumadia, “Keputusan Mahkamah Konstitusi Tentang Suara Terbanyak Pada Pemilu Legislatif
2009”, diakses pada tanggal 1 Mei 2011 dari http://dumadia.wordpress.com.
Pemerintah Kabupaten Tegal, “ Profile Kabupaten Tegal”, diakses Pada Tanggal 30 Mei 2011dari
http://www.kabtegal.co.id.
Wawancara:
Wawancara Pribadi dengan Tubagus Fahmi, SH, Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal, Tegal 28
Januari 2011 dan 06 Maret 2011.
Wawancara pribadi dengan Ali Mahmudi, Kader PPP Kabupate Tegal, Tegal 06 Maret 2011.
Wawancara Pribadi dengan Masdar Helmi, S.Pd, Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif,
Tegal, 09 Maret 2011.
Wawancara Pribadi dengan Maskuri, Satgas PPP Kabupaten Tegal, Tegal 09 Maret 2011.
Wawancara Pribadi dengan Eko Mahendra, Kader PPP Kabupaten Tegal, Tegal 09 Maret 2011.
Hasil Wawancara dengan Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal
Responden : H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH.
Jabatan : Ketua DPC PPP Kabupaten Tegal
Tempat & Waktu : Restoran Kulu Asri Tegal/06-03-2011
T : Bagaimanakah kronologi pembentukan DPC PPP Kabupaten
Tegal?
J : Kronologis berdirinya PPP di Kabupaten Tegal tentunya atas instruksi
dari pusat yang menyuruh agar mendirikan partai dari gabungan partai-partai
Islam pada saat itu, sedangkan tokoh-tokoh yang memprakarsai berdirinya PPP di
Kabupaten Tegal adalah tokoh-tokoh ulama di Kabupaten Tegal seperti, Kyai
Muhgni, ada Kyai Usman Zahid, Kyai Miftah, KH Zainal Arifin, H. Qosim Tafsir
dan Aggus Fatah, dan ketua pertamanya H. Qosim tafsir.
T : Bagaimanakah struktur kepengurusan di DPC PPP Kabupaten
Tegal?
J : Kalo struktur kepengurusan nanti bisa di fotocopy saja dokumennya.
T : Bagaimana proses kaderisasi di DPC PPP Kabupaten Tegal?
J : Proses kaderisasi di DPC Kabupaten Tegal tetap berjalan akan tetapi ada
sedikit masalah yaitu kader-kader senior di PPP banyak yang tetap
mempertahankan posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka
tidak mau tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader muda
yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah inilah yang
menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Padahal tingkat kepengurusan di PPP
sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa), sampai tingkat nasional, akan
tetapi tidak didukung dengan SDM yang mumpuni
T : Bagaimanakah pola hubungan antara DPC PPP Kab Tegal dengan
sayap-sayap PPP?
J : Pola hubungannya untuk saat ini seperti berjalan setengah-setengah,
soalnya kan sekarang banyak dari Ormas-Ormas yang dulunya jadi sayap-sayap
PPP sudah memiliki partai sendiri, contohnya seperti NU yang mempunyai PKB
dan PKNU, Muhammadiyyah punya PAN dan PMB, dengan adnya partai-partai
tersebut PPP merasa kehilangan sayapnya, tapi ya.... kami tetap berkomunikasi
dengan Ormas-Ormas tersebut, soalnya banyak dari kader-kader Ormas tersebut
adalah kader kami.
T : Bagaimanakah proses penyiapan Pemilu legislatif 2009?
J : Jawabanya ada pada materi LPJ pengurus DPC PPP Tegal masa bakti
2005-2010, nanti saya kasih.
T : Bagaimanakah strategi komunikasi politik yang dilakukan PPP Kab
Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
J : Kami menjalin komunikasi dengan berbagai elemen masyarakat sperti
kyai, tokoh masyarakat, ulama, pimpinan pondok pesantren, pimpinan majelis
ta’lim, karena memang PPP basisnya itu, dan ormas-ormas Islam seperti NU dan
badan otonomnya, Muhammadiyah dan beberapa ormas Islam yang lain. Ini sudah
pernah dilaksanakan dengan menjaring kader-kader IPNU dan IPPNU, kalau
dengan pers, wartawan dan pengusaha itu sudah kami upayakan, dan dengan
kalangan pemuda kami melakukan strategi dengan cara lomba nyanyi yang
diadakan di Radio Pertiwi Kabupaten Tegal, kami melakukan hal tersebut agar
PPP dikalangan pemuda tidak dikatakan Jadul, pawai motor wisata dengan hadiah
utamanya satu unit sepada motor, dan alhamdulillah ada 2000 peserta yang ikut
berpartisipasi, saya membuat ini dalam rangka menggaet pemilih pemula, strategi
ini saya rasa belum pernah dilakukan oleh partai manapun khususnya di
Kabupaten Tegal.
T : Bagaimanakah prosentase suara PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu
1999-2009?
J : Untuk lebih jelasnya nanti saya kasih data-data nya berbentuk dokumen
T : Bagaimanakah kendala yang dialami oleh PPP Kabupaten Tegal
dalam pemenangan Pemilu legislatif 2009?
J : Kendala ketika Pemilu kemarin, masyarakat itu terbagi menjadi tiga,
masyarakat dalam artian ini adalah pemilih yah, pemilih yang pragmatis, pemilih
yang idealis dan pemilih yang semi pragmatis dan idealis. Pemilih idealis itu
pemillih PPP murni hidup mati PPP, ada pemilih pragmatis idealis, pemilih ini
kombinasi contohnya saya mau milih PPP asal ada kontribusi-kontribusi tertentu
baik kontribusi riil yang berguna untuk kepentingan umum maupun kontribusi
yang bersifat pribadi tapi kalo tidak ada kontribusinya ya saya milih partai lain
yang ngasih sesuatu yang bermanfaat untuk kepentingan saya dan kepentingan
masyarakat. Dan juga ada pemilih pragmatis yaitu pemilih yang sama sekali tidak
punya pilihan tetap, yang penting siapa yang ngasih duit yang saya pilih. Kendala
ini yang menjadikan para fungsionaris PPP tidak bisa mengikuti ritme politik saat
ini. Karena memang ada kaidah-kaidah tertentu yang dijadikan pegangan oleh
beberapa teman-teman, yaitu kaidah tentang riswah atau suap, memberikan
sesuatu dengan imbalan akan dipilih, ini menurut para sesepuh partai tidak
diperbolehkan, namun ada juga dari beberapa teman-teman yang melakuakn hal
ini dengan tujuan ketika mereka mendapatkan kekuasaan akan di gunakan dengan
sebaik-baiknya. Dalam kondisi yang seperti ini PPP ada di persimpangan jalan, di
satu sisi PPP adalah partai Islam yang berpegang teguh pada syariat Islam, tapi
kalau tidak seperti itu ya PPP tidak mendapatkan suara.
T : Bagaimanakah evaluasi DPC PPP Kab Tegal atas pelaksanaan
strategi komunikasi politik pada Pemilu 2009?
J : Evaluasinya dalam rekrutmen caleg ataupun kepengurusan yang akan
datang kita harus mempersiapkan SDM, dana dan pendekatan-pendekatan baik
secara personal maupun kelembagaan baik ke beberapa tokoh masyarakat ataupun
ormas-ormas Islam khususnya basis massa PPP.
T : Menurut anda apa saja faktor penyebab turunnya suara PPP Kab
Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
J : Ada beberapa faktor yang menyebabkan turunnya perolehan suara PPP
pada Pemilu 2009 yang lalu, dilihat dari faktor eksternalnya yaitu munculnya
partai-partai baru, ini menyebabkan masyarakat punya banyak pilihan partai, dan
partai tersebut banyak yang mengatasnamakan dari basis ormas tertentu, seperti
contoh PKB, PKNU yang berbasis NU, belum lagi ada PAN, PMB yang berbasis
Muhamadiyah dan PBB yang berbasis massa Masyumi. Ketiga Ormas tersebut
merupakan pilar utama konstituen PPP, ketika ada partai baru yang
mengatasnamakan ketiga Ormas tersebut, maka PPP merasa kehilangan sayap,
karena PPP sendiri tidak mempunyai sayap-sayap yang lain. Sedangkan untuk
faktor internalnya bisa dikatakan bahwa SDM di PPP Tegal itu sangat lemah, dan
rekruitmen terhadap kader PPP stagnan. Artinya kader-kader senior di PPP tetap
mempertahankan posisinya dan mendominasi dalam kepengurusan partai. Mereka
tidak ingin tergeser oleh munculnya kader-kader muda, kalaupun ada kader muda
yang berpotensi sudah pasti akan dibatasi ruang geraknya. Nah inilah yang
menjadi kemacetan kaderisasi di tubuh PPP. Padahal tingkat kepengurusan di PPP
sangat komplit, dari mulai tingkat ranting (desa), sampai tingkat nasional, akan
tetapi tidak didukung dengan SDM yang mumpuni. Sehingga bisa dikatakan PPP
tidak dapat mengikuti ritme politik pada saat ini faktor lain penyebab turunya
perolehan suara PPP adalah diberlakukannya keputusan Mahkamah Konstitusi
tentang perolehan suara terbanyak caleg dan tidak berpengaruhnya urutan nomor
Caleg pada Pemilu legislatif 2009, ini mengakibatkan para caleg hanya
mementingkan perolehan suaranya masing-masing, dari pada perolehan suara
partai, nah pada kondisi seperti ini memungkinkan adanya money politic,pada
kondisi seperti ini mengakibatkan caleg dari PPP tidak siap menghadapi Pemilu
2009. Hal lain yang mempengaruhi perolehan suara PPP adalah keputusan tentang
cara pencoblosan yang berubah menjadi pencontrengan membuat konstituen PPP
yang kebanyakan orang tua menjadi bingung.
H. Ahmad Tubagus Fahmi, SH.
Hasil Wawancara dengan Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif
(LP2L)
Responden : Masdar Helmi, S.Pd
Jabatan : Ketua Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L)
Tempat/Waktu : Desa Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal/09-
03-2011
T :Bagaimanakah mekanisme pembentukan tim sukses pada Pemilu
legislatif 2009?
J : Ya pembentukan untuk tim sukses itu saya kira, bukan saya kira yah,
memang kemarin itu dibentuk berdasarkan keputusan DPC, di mana disitu ada
semacam Lajnah Pemenangan Pemilu Legislatif, ini di bentuk berdasarkan rapat
DPC atas instruksi dari DPP, ditindak lanjuti oleh DPW kemudian melalui DPC.
Jadi LP2L ini di ambil dari pengurus DPC yang anggotanya ada tiga orang, yaitu
ketua DPC, sekretaris dan wakil ketua bidang organisasi dan pemenangan Pemilu
T :Bagaimanakah master plane (perencanaan) strategi komunikasi
politik DPC PPP Kabupaten Tegal pada Pemilu legislatif 2009?
J : Jadi Perencananaanya ya sebetulnya kita sesuai dengan strategi yang
sudah ada, perencanaan dari awal tetang rekrutmen kader-kader muda, tentang
kita ingin mengembalikan ulama’-ulama’, atau tokoh-tokoh masyarakat yang
hijrah ke partai lain maksudnya dulu pernah di PPP dan hijrah ke partai lain
setelah tumbuhnya partai-partai baru. Kita awalnya punya strategi seperti itu, kita
merekrut kaum-kaum muda pemilih pemula kemudian kita sowan lagi ke tokoh-
tokoh untuk kita ajak kembali untuk bergabung dengan PPP dan langkah itu sudah
kita tempuh walaupun eeee….awalnya sambutan memang baik dari mereka, dan
tokoh-tokoh muda seperti kita banyak mengadakan kegiatan-kegiatan yang
memang kita sasarannya kaum muda seperti motor wisata PPP, dan hadiahnya
juga motor, dan hadiah lainnya yang nilainya hampir 50 jutaan, kemudian ada
lomba nyanyi bareng, nah itukan tujuan kita untuk merekrut kaum-kaum muda,
dan untuk orang-orang tua kita dekati baik secara cultural maupun organisatoris,
baik perorangan maupun secara organisasi tapi rencana seperti itu ternyata setelah
sampai dengan awal proses pemilihan umum, kan ada beberapa proses, dan pada
saat itu kita menganggap kita masih bisa mengembalikan suara PPP di Kabupaten
Tegal yang dari 6 Dapil, minimal ya target kita 6 kursi dari tiap-tiap Dapil bahkan
7 kursi soalnya Dapil 3 yang dari awalnya dapat 2 kursi kita pertahankan ya
hasilnya tidak seperti yang kita sangka.
T :Bagaimanakah proses perumusan strategi komunikasi politik dalam
mengantisipasi dinamika politik pada Pemilu legislatif 2009?
J : Kalau proses perumusannya kita jadi ada semacam pertemuan rutin yah,
jadi kita membahas LP2L bekerja sama dengan DPC dan PAC, kemudian Litbang
DPP sudah punya strategi-strategi yang kemudian menginstruksikan DPW untuk
disosialisasikan kepada DPC, strateginya ya seperti merekrut kaum muda dan
pemilih pemula, lalu mengembalikan suara Nahdliyyin, kemudian ada lagi hal-hal
yang kondisional yang sesuai dengan daerah masing-masing diantaranya ya
mungkin untuk setiap calegnya disuruh untuk memperbanyak kegiatan-kegiatan
yang mengundang masyarakat banyak khususnya dalam kegiatan social
keagamaan, yang jelas ada petunjuk-petunjuk baku dari DPP yang diinstruksikan
ke DPW dan di sosialisakan ke DPC.
T : Apa saja Saluran komunikasi politik pada pemilu legislatif 2009?
J : Untuk saluran komunikasi poitiknya kita berimbang, kita terus
mengekspos baik di media lokal maupun media tingkat propinsi seperti radar,
bahkan di media lokal seperti radar dan nirmala bisa seminggu dua kali. Di
samping itu juga kita tetap menggunakan komunikasi melalui para tokoh
masyarakat dan ulama’ untuk ulamanya kita menggunakan ulama’ lokal Ya
karena memang basic kita kan hampir dari partai-partai Islam atau yang berbasis
massa Islam itukan peran tokoh sangat tinggi. Tapi khususnya tokoh2 tua yah.
Untuk perinciannya saya sebutkan per Dapil saja yah. Dapil 1Kecamatan Slawi:
Ustadz Solehudin. Kecamatan lebaksiu, H Susneri Khariri, Kyai Nashori.
Kecamatan dukuhwaru,H Abdul Qodir. Dapil 2 Kecamatan Pangkah: HJ
Maesaroh, Ustadz H Ramedlon Kecanatan Tarub KH Abdullah Nawawi
Kecamatan Kedungbanteng Kyai Hariri, Dapil 3 Kecamatan Jatinegara : Ustadz
Toyfur Kecamatan Bumijawa: KH Tahril dan KH Muhyidin Kecamatan Bojong:
KH Masruri KH Rifai. Dapil 4 Kecamatan Balapulang KH Nurkholis Kecamatan
Margasari Kyai Zenudin dan Kyai Sayyidi Kecamatan Pagerbarang Ibu Titin
Mar’atin. Kyai Solikhun. Dapil 5 Kecamatan Dukuhturi : HJ Chusnul Chotimah,
Ustadz Ahmad Zaeni, Suratmi Kecamatan Talang : KH Chafidz Sueb, Ustadz
Masduki, Ustadz mufasirin, KH FathurrahmanKecamatan Adiwerna: Kyai
Romadhon, H farikhin. Dapil 6 Kecamatan Kramat: Ustadz Muttaqin Kecamatan
Suradadi: Ustadz Dasuki H Solihin Kecamatan Warureja Kyai Safrudin, KH
Mashuri. Kalau Majelis Ta’lim itu ada Majelis Dzikir Dzikrul Ghofilin majelis ini
tingkatnya Kabupaten, Majelis Ta’lim Miftahul Afkar itu di Kecamatan Warureja
Majelis Ta’lim Musyarofah dan Majelis Ta’lim Husnul Hotimah di Kecamatan
Dukuhturi, untuk Pondok Pesantrennya kita menjalin komunikasi dengan dua
Pondok Pesantren yang cukup berpengaruh di Kabupaten Tegal yaitu Pondok
Pesantren Attauhidiyyah di Kecamatan Bojong dan Pondok Pesantren Nurul Huda
di Kecamatan Bumijawa.
T :Berapa persenkah target pemenangan suara PPP Kab Tegal pada
Pemilu legislatif 2009?
J : Target kita itu kemarin 15% atau 6-7 kursi dari semua dapil.
T :Bagaimanakah evaluasi terhadap target pencapaian suara tersebut?
J : Evaluasinya ya bisa dikatakan mayoritas caleg itu tidak siap dengan
aturan baru yang memang sudah berubah di tengah jalan yang awalnya memang
pake nomor urut untuk tiap-tiap Dapilnya berubah menjadi suara terbanyak dan
itu yang menjadikan sebagian besar caleg tidak siap. Karena memang kita melihat
bahwa dengan sistem Pemilu seperti itu evaluasi kita orang-orang PPP itu tidak
siap untuk “Money politic”, itu yang saya anggap ketidak siapannya ada di disitu,
kita melihat begitu Karena pragmatisnya orang-orang atau pemilih sekarang
karena ya kita melihat sekarang itu biasanya last minute, padahal kalo tentang
social keagamaan kemudian bantuan-bantuan, saya kira pada waktu itu saya
sebagai Ketua LP2L sekaligus Caleg juga. Bahkan saya hampir beberapa tahun
sebelum Pemilu sudah mengupayakan bantuan-bantuan untuk mushola, kegiatan
keagamaan, madrosah yang kesemuanya itu ya untuk pencitraan dan
menunjukkan bahwa ini lho hasil dari kawan-kawan kita yang menjadi anggota
DPRD I, DPRD II, DPR pusat, dan dari situ saya berharap ketika memang
Pemilu nanti merka mau memilih PPP, dan bantuan itu kita kasih ke daerah-
daerah yang PPP nya minus, pada awalnya mereka mengatakan tertarik akan
tetapi ya kenyataanya nihil.
T :Apa saja faktor pendukung dan penghambat apa saja yang
ditemukan oleh tim sukses?
J : Faktor pendukungnya ya saya kira seluruh jajaran dan kader PPP all out
sedangkan penghambatnya yak arena mungin banyak dari konstituen kita
berpindah ke partai lain karena mungkin keluarganya, orang satu desanya,
menjadi calon dari partai lain, dan saya kira ya hambatannya tidak terlalu banyak,
Cuma karena ketidaksiapan dengan aturan baru tersebut.
T :Mengapa terjadi penurunan suara pada Pemilu legislatif 2009?
J : Ya itu tadi karena ketidak siapan calon dalam menghadapi aturan baru
itu.
T :Bagaimanakah antisipasi PPP Kabupaten Tegal terhadap penurunan
suara?
J : Ya kita kemarin melihat evaluasi dari hasil kemarin ya kita paling tidak
ingin merekrut kader-kader muda, kemudian kita ingin mendekati para mantan
kepala desa atau kepala desa yang menjelang Pemilu 2014 sudah mau lengser,
rencananya kita akan memberikan tawaran kepada mereka dengan cara
memberikan brosur-brosur perjuangan PPP, tokoh-tokoh nasional, tokoh daerah
seperti bupati, dengan jalan bahwa agar mereka tertarik untuk masuk ke PPP,
karena banyak dari bupati yang berawal dari kepala desa. Kita akan menawarkan
kepada mereka bahwa PPP bisa menjadi jalan anda menjadi seperti itu, mantan
kepala desa saya yakin pasti punya pendukung dan daerah-daerah yang satu tahun
menelang Pemilu melaksanakan Pilkades, karena saya yakin pendukung Kades itu
lebih fanatic. Itu mungkin antisipasi kami ke depannya itu seperti itu.
T : Apa kelemahan dan kelebihan dari strategi komunikasi politik PPP
Kab Tegal?
J : Kalau kelemahan saya kira ada pada figure centrisnya, kita terlalu
percaya pada figure centrisnya, ya kalau kita lihat kita harus pecaya pada tokoh-
tokoh yang kita dekati, namun ternyata ya itu tadi kelemahannya ya kita hanya
mengandalkan tokoh-tokoh itu, soalnya tokoh-tokoh itu juga didekati oleh partai
lain yang mungkin memberikan kontribusi yang lebih besar kepada mereka, tapi
ya untuk masyarakat di daerah tokoh-tokoh tersebut masih ada yang milih PPP,
tapi ya tidak semuanya jadi ini suatu kelemahan sekaligus kelebihan strategi kami
jika aturan tidak berubah.kelemahannya lagi adalah ada dari beberapa tokoh yang
belum sempat kita dekati karena terbatasnya waktu. Saya kalau masih
menggunakan aturan lama ya saya kira strategi tersebut baguslah, tapi dengan
berubahnya aturan di tengah jalan dan kemudian hampir setiap calon yang di
Dapil yang bukan daerahnya sendiri kalah dengan calon lain yang berasal dari
daerah Dapil tersebut, meskipun di Dapil tersebut pada awalnya adalah basis PPP,
ya bisa dikatakan sentiment kedaerahanlah, lalu kelemahan lainnya itu kita minim
dana yah, ya kalau dibandingkan dengan partai lain, PPP itu termasuk partai yang
kekurangan dana untuk menjalankan strategi-strategi yang sudah kita susun.
sedangkan untuk kelebihannya ya menurut saya ya seluruh jajaran kepengurusan
dari tingkat DPC sampai ranting, bekerja cukup maksimal yah.
Masdar Helmi, S.Pd
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal
Responden : Ali Mahmudi
Jabatan : Kader PPP Desa Demangharjo
Tempat&waktu : Restoran Kulu Asri/06-03-2011
T : Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J : Kalo eksistensi PPP di Tegal menurut saya ya..... masih eksis lah, dari
dulu sampe sekarang PPP ya gitu-gitu aja, tapi ya ada sedikit pembaruan lah.tapi
terlalu pelan dan kurang greget. Orang-orangnya juga masih yang itu-itu aja, tapi
ya ada sedikitlah orang-orang baru tapi mungkin kurang berani tampil
T : Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda?
J : Kalo masalah milih PPP itu memang pilihan saya sendiri.
T : Apa alasannya?
J : PPP itu salah satu dari partai-partai Islam (yang sekarang ada loh) itu
yang masih eksis dalam azasnya, dulu memang pernah dilarang pake azas Islam
dan harus pake azas pancasila, tapi setelah orde baru lengser, PPP kenbali berazas
islam. Itulah yang mebuat saya memilih PPP, karena menurut saya PPP itu partai
yang istiqomah. Kalo teman-teman saya banyak yang PKB dan banyak yang
mengajak saya utuk masuk ke PKB tapi saya tolak, karena saya melihat
perjuangan PPP itu sendirinya sampe dari mulai berdirinya sampe pada zaman
orde baru yang cuma ada tiga partai itu golkar Pdi dan PPP, di mana di antara tiga
partai itu hanya PPP yang menjadi wadah inspirasi bagi umat Islam, dan itu saya
lihat sampe sekarang.
T : Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J : Saya menjadi pemilih PPP ya sejak saya mengenal PPP, dan semenjak
saya terdaftar menjadi pemilih di Pemilu, jadi pada waktu pertama saya menjadi
pemilih saya langsung memilih PPP.
T : Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu
legislatif 2009?
J : Kalo penurunan citra sih kayanya enggak yah, untuk masalah suaranya
yang turun ya karena orang-orangnya atau pemilih-pemilih sekarang banyak yang
pragmatis, mereka hanya melihat luarnya aja,
T : Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC Kab Tegal?
J : Kalo strateginya ya saya ikut merasakan, Cuma kalo hasilnya emang
belum maksimal, dari DPC sudah ada dan sudah disosialisasikan ke PAC dan
Ranting, bahkan dari DPC sudah kerja keras sekali, seperti adanya pengkaderan
dan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk memenangkan Pemilu 2009 kemarin.
T : Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader?
J : Di antaranya ya mengumpulkan anak-anak muda, soalnya kan PPP
terkenalnya sebagai partainya orang tua, sekarang sudah mulai merekrut pemuda,
terus dari kegiatan itu sendiri dari mulai pengajian-pengajian yang diadakan oleh
PPP, dan dalam hal untuk membaur dengan masyarakat jaman sekarang yaitu
kegiatan sepeda santai, wisata motor itukan termasuk juga kegiatan yang
dilakukan untuk mendongkrak peningkatan suara PPP, dengan hadiah yang cukup
besar, itukan sudah menjadi bukti bahwa dari DPC sangat ingin sekali suara PPP
itu bisa menang.
T : Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J : Proses evaluasinya ya kami memberikan kritik dan saran-saran melalui
pengurus ranting dan PAC untuk selanjutnya disampaikan ke DPC.
T : Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J : Ya itu pasti, kalo saya itu selalu ikut dan dilibatkan pada waktu
kampanye.
T : Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai?
J : Kader bisa menyampaikan pendapat ketika ada acara-acara rapat dengan
DPC, dan biasanya juga DPC memberikan kesempatan kepada kader untuk
menyampaikan pendapatnya.
Ali Mahmudi
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal
Responden : Mufasirin
Jabatan : Anggota Satgas DPC PPP Kabupaten Tegal
Tempat&waktu : Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal/12-03-2011
T : Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J : untuk PPP sendiri ya sebagai partai lama ya…. Optimis untuk bisa eksis
terus.
T : Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda?
J : sudah dari dulu saya PPP tidak pernah beda hahaha….
T : Apa alasannya?
J : karena memang sudah cocok dengan saya.
T : Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J : ya sejak saya punya hak pilih.
T : Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu 2009?
J : karena adanya patai-partai baru, apalagi kan kita dulunya kantong
nahdliyyin, tapi berhubung sekarang sudah banyak partai yang menjadi wadah
nahdliyyin ya PPP citranya kalah dengan partai baru itu.
T : Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC PPP Kab Tegal?
J : oh ya jelas itu, apalagi PPP yang dipimpin oleh pak Tubagus Fahmi itu
orangnya merakyat, jadi ya saya lihat sering lah ada komunikasi politik yang
diakukan oleh PPP.
T : Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader?
J : PPP kan tidak lepas dari ulama’ yah, jadi ya kita mendekati para ulama’,
tokoh-tokoh masyarakat dan pemilih pemula tentunya, seperti adanya wisata
motor dan lomba nyanyi yang di adakan oleh PPP pada Pemilu kemaren.
T : Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J : untuk evaluasi menurut saya PPP selama ini sudah melakukan fungsinya
dengan baik, tingal pengembangan ajalah, mudah-mudahan ke depannya bisa
lebih baik.
T : Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J :.ya tidak selalu tapi itukan sukarela jadi ya saya selalu hadir kareana
seneng aja.
T : Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai?
J : karena saya sudah lama ya saya tahulah proses penyampaian pendapat itu
dari mulai ranting hingga pusat.
Mufasirin
Hasil wawancara dengan kader PPP Kabupaten Tegal
Responden : Eko Mahendra
Jabatan : Kader PPP Desa Bogares Lor
Tempat&waktu : Kantor DPC PPP Kabupaten Tegal/12-03-201
T : Bagaimanakah anda melihat eksistensi PPP di Kab Tegal?
J : Di Kabupaten Tegal PPP cukup eksis dari semenjak berdiri sampai
sekarang, terbukti PPP di era multi partai seperti ini masih memiliki anggota
DPRD di Kabupaten Tegal.
T : Apakah anda memilih PPP karena sesuai dengan keinginan politik
anda?
J : ya
T : Apa alasannya?
J : ya pada awalnya mungkin seperti kebanyakan kader-kader muda PPP
biasanya diawali dari lingkungan terutama keluarga, kemudian stelah saya terlibat
langsung di dalamnya saya merasa secara ideology, secara keyakinan berpolitik
ternyata kok ya sesuai seperti itu.
T : Sejak kapan anda menjadi pemilih PPP?
J : sejak pertama kali nyoblos
T : Apakah anda merasa ada penurunan citra PPP pada Pemilu
legislatif 2009?
J : kalo citra saya kira terjadi di partai manapun, itu tidak bisa dihindari
karena memang eranya era kebebasan, ketika era kebabasan berlangsung orang
bebas ngomong apa saja sehingga terjadi beberapa kelompok memandang partai
politik sesuatu yang patut dijatuhkan citranya dengan bebagai cara dan ini pun
dialami oleh hampir semua partai dan termasuk PPP
T : Apakah anda merasakan strategi komunikasi politik yang
dijalankan DPC PPP Kab Tegal?
J : ya, dan cukup efektif saya kira, terbukti dengan penurunan suara yang
tidak banyak kalau di bandingkan dengan suara PPP di kota-kota lain di seluruh
Indonesia
T : Bentuk-bentuk strategi apa saja yang dilakukan DPC PPP Kab
Tegal dalam mempengaruhi kader?
J : macem-macem ya ada pemasangan baliho, bendera, mendekati para
ulama’ dan kader-kader muda
T : Bagaimana proses evaluasi internal kader terhadap partai?
J : ya kami berharap untuk kedepannya pengurus PPP di semua tingkatan
untuk melihat kebutuhan masyarakat agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi
mereka
T : Apakah kader selalu dilibatkan dalam pelaksanaan kampanye PPP?
J :.ya selalu, alhamdulillah selama ini saya selalu dilibatkan dalam
kampanye
T : Apakah kader memiliki mekanisme penyampaian pendapat di
dalam partai?
J : ya selama ini saya melihat DPC PPP Kabupaten Tegal sangat terbuka
terhadap masukan-masukan kader, dan pengurus DPC juga nomor yang bisa di
akses 24 jam
Eko Mahendra
Foto-Foto Kegiatan PPP Kabupaten Tegal Pra Pemilu Legislatif 2009