Post on 12-Jul-2015
STAINLESS STEEL
Presented by:
1. Lukman Nulakim
2. Ginanjar Widiyatmoko
3. Vincentius Yobi
4. Anggih Andreas
5. Yudi Novianto
6. Ardian Novariandaru
7. Eko Priyanto
8. Bondan Prakoso
APAKAH STAINLESS STEEL ITU?
Stainless steel adalah baja yang tahan terhadap
korosi karena didalamnya terdapat unsur Cr
(Chromium) yang akan membentuk lapis lindung
khrom oksida (Chromium oxide).
JENIS- JENIS STAINLESS STEEL
1. Austenitic Stainless Steel
Mengandung sedikitnya 16% Chrom dan 6% Nickel (gradestandar
untuk 304), sampai ke grade Super Autenitic Stainless Steel
seperti 904L (dengan kadar Chrom dan Nickel lebih tinggi serta
unsur tambahan Mo sampai 6%).
Paduan utama
Kromium (Cr) bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan korosi dengan membentuk lapisan
oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi
temperatur tinggi.
Nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan
ketahanan korosi dalam media pengkorosi netral
atau lemah, meningkatkan keuletan dan mampu
bentuk logam.
Paduan tambahan
Molybdenum (Mo), Titanium (Ti) atau Copper
(Co) berfungsi untuk meningkatkan ketahanan
terhadap temperatur serta korosi.
Kelebihan
1. Memiliki shock resistant yang tinggi
2. Sifat tahan korosinya paling baik diantara jenislainnya
3. Kekuatan pada temperature tinggi danketahanan scaling sangat baik
4. Kemampuan mengelas yang sangat bagus
5. Kemampuan membentuk dan sifat kenyal yang sangat bagus
6. Tidak mengandung magnit
Kekurangan
1. Pada kondisi annealing tidak dapat dikeraskandengan perlakuan panas
2. Sulit dimachining kecuali dengan penambahanS atau Se
Aplikasi dan penggunaannya
1. Per kunci keyboard komputer
2. Bak cuci dapur
3. Alat pemrosesan makanan
4. Aplikasi kearsitekan
5. Alat kimia dan tanaman
2. Ferritic Stainless Steel
Kelompok logam campuran ini biasanya hanya
mengandung Kromium dengan keseimbangan
kebanyakan Fe. Logam-logam campuran ini
merupakan baja-baja stainless Kromium yang
sederhana dengan kandungan Kromium 10,5 - 18
% seperti grade 430 dan 409.
Paduan utama
Hanya mengandung Kromium
Paduan tambahan
Untuk keseimbangan banyak ditambahkan Fe
sehingga bersifat feromagnetik
Paduan jenis lainnya molibdenum, silikon,
aluminum, titanium, dan niobium untuk
menghasilkan karakteristik tertentu.
Kelebihan
1. Bersifat ferromagnetic
2. Keuletan dan ketahanan korosi tinggi
3. Ketahanan korosi dan machinability lebih baik
dari pada stainless steel Martensitic
Kekurangan
1. Tidak dapat dikeraskan dengan perlakuan
panas
2. Kemampuan mengelasnya sedikit
3. Kemampuan membentuknya tidak sebagus
austenitic
Aplikasi dan penggunaanya
1. Trim automotive
2. Alat pembuangan uap automotive
3. Tangki air panas
3. Martensitic Stainless Steel
Type ini umumnya mengandung 11 – 13%
Chromium (masih lebih sedikit jika
dibandingFerritic Stainless Steel ) dan kadar
karbon relatif tinggi misal grade 410 dan 416.
Paduan utama
Memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit
jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar
karbon relatif tinggi
Paduan tambahan
Unsur niobium, silicon,tungsten dan vanadium
ditambah untuk memperbaiki proses tempering
setelah proses pengerasan. Sedikit kandungan
nikel meningkatkan ketahan korosi dan
ketangguhan.
Kelebihan
1. Bersifat ferromagnetic
2. Kemampuan machinabilitynya bagus,
ketangguhan baik
3. Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dan
oleh karena itu tingkat kekerasan dan daya
tahannya tinggi
Kekurangan
1. Kemampuan mengelasnya kurang
2. Ketahanan korosinya cukup bagus terhadap
cuaca tetapi tidak sebaik stainless steel ferritic
maupun austenitic
Aplikasi dan penggunaanya
1. Mata pisau
2. Alat–alat bedah
3. Tangkai / batang
4. Kumparan
5. Peniti
3. Duplex Stainless Steel
Disebut Duplex dikarenakan kandungan Nikel tidak cukup
untuk menghasilkan susunan austenitic secara penuh dan
hasil kombinasi susunan ferritic dan austenitic. Duplex SS
seperti 2304 dan 2205 (dua angka pertama menyatakan
persentase Krom dan dua angka terakhir menyatakan
persentase Nikel) memiliki bentuk mikrostruktur campuran
austenitic dan ferritic. Duplex ferritic-austenitic memiliki
kombinasi sifat tahan korosi dan temperatur relatif tinggi
atau secara khusus tahan terhadap Stress Corrosion
Cracking.
Paduan utama
Paduan utama material adalah kromium dan
nikel
Paduan tambahan
Paduan lainnya nitrogen, molybdenum, tembaga,
silicon dan tungsten ditambah untuk
menstabilkan struktur dan memperbaiki sifat
tahan korosi.
Kelebihan
1. Daya tahan yang tinggi untuk menekan
keretakan korosi
2. Kemampuan peleburan dan kemampuan
membentuk yang baik
3. Nilai tegangan tarik dan luluh tinggi dan
ketahanan korosi retak tegang lebih baik dari
pada baja stainless austenitik
Kekurangan
1. Kemampuan Stress Corrosion Cracking-nya
tidak sebaik ferritic Stainless Steel
Aplikasi dan penggunaanya
1. Instalasi penghilangan zat garam / rasa asin
2. Instalasi perubah panas
3. Instalasi petro kimia
5. Precipitation Hardening Steel
Precipitation hardening Stainless Steel adalah
Stainless Steel yang keras dan kuat akibat dari
dibentuknya suatu presipitat (endapan) dalam
struktur mikro logam. Sehingga gerakan deformasi
menjadi terhambat dan memperkuat material
Stainless Steel.
Paduan utama
Paduan unsure utama kromium-nikel
Paduan tambahan
Paduan lainnya tembaga, aluminium, atau
titanium.
Kelebihan
1. Kemampuan mengelas yang baik
2. Bersifat magnetic
3. Dapat dikeraskan
4. Memiliki kekuatan tinggi, keuletan relative
baik, dan ketahanan korosinya baik
Kekurangan
Aplikasi dan penggunaanya
1. Tangkai/batang untuk pompa air dan katup
KESIMPULAN
Meskipun seluruh kategori Stainless Steel didasarkan
pada kandungan krom (Cr), namun unsur paduan
lainnya ditambahkan untuk memperbaiki sifat-sifat
Stainless Steel sesuai aplikasi-nya. Kategori Stainless
Steel tidak halnya seperti baja lain yang didasarkan
pada persentase karbon tetapi didasarkan pada
struktur metalurginya. Empat golongan utama
Stainless Steel adalah Austenitic, Ferritic, Martensitic,
dan Duplex