SPADA (Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan)

Post on 21-Feb-2017

37 views 4 download

Transcript of SPADA (Sistem Pembelajaran Dalam Jaringan)

SPADA SISTEM PEMBELAJARAN

DALAM JARINGAN (DARING)

PEMBELAJARAN DARING INDONESIA TERBUKA DAN TERPADU KDIT

T

Oktober 2014, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Dirjen Dikti PDIT

TKULIAH DARING INDONESIA TERBUKA DAN

TERPADU

Kriteria SistemTERPADU

Sistem KDITT bersifat terpadu dengan maksud keterpaduan materi kuliah daringdilihat dari sisi capaian pembelajaran maupun isinya secara Nasional sehinggamemungkinkan sistem transfer kredit antar perguruan tinggi di Indonesia.

TERBUKA

Sistem KDITT bersifat terbuka dalam artian terbuka aksesnya bagi kalanganpendidikan tinggi se-Indonesia, kalangan industri, kalangan usaha, dan khalayakmasyarakat umum.

Kebutuhan Daring1. Modul, materi pada system e-pembelajaran.

2. Aplikasi, sistem administrasi dan manajemen pembelajaran atau sistem epembelajaran.

3. Infrastruktur: server dan jejaring serta perangkat untuk keperluan penyimpanan, komputasi, dan komunikasi.

4. Regulasi: peraturan menteri pendidikan & kebudayaan dan peraturan direktur jenderal pendidikan tinggi yang mengatur kewenangan menyelenggarakan kuliah terbuka bagi perguruan tinggi yang memenuhi syarat

Regulasi Permendikbud 109 Tahun 2013

Regulasi Permenristek 44 Tahun 2014

Pengumuman Terbuka PDITT

1. Berasal dari program studi yang telah terakreditasi minimal B

2. Mata kuliah daring difokuskan pada bidang Pendidikan (S1 & S2), Pariwisata (S2), Keperawatan (S2), Kebidanan (S2), dan TIK (S2).

Pengumuman Terbuka PDITT

1. Blended Learning2. Jadwal pelaksanaan tentative3. Nilai anggaran hibah4. Tujuan dana hibah

Prinsip Desain KDITTUntuk menghasilkan KDITT yang baik dan bermutu ada beberapa prinsip desain utama yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Identifikasi capaian pembelajaran bagi mahasiswa, mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap.

2. Menjamin strategi asesmen selaras dengan capaian pembelajaran.

3. Menyusun aktivitas dan tugas pembelajaran secara progresif agar mahasiswa dapat mematok target pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dibangun dalam proses belajarnya.

◦ menyajikan materi yg mendukung belajar aktif;◦ dalam durasi perkuliahan, pengetahuan dibangun mulai dari yg mendasar◦ meningkat menuju keterampilan pd tingkat yg lebih tinggi seperti aplikasi, integrasi dan analisis.

4. Menjamin keseimbangan antara kehadiran dosen memberi materi, interaksi sosial, tantangan atau beban kognitif.

Anatomi OP menyertakan pengantar dan ringkasan ke dalam objek pembelajaran ibaratnyasebagai pembungkus. Bagian awal atau pengantar mempersiapkan mahasiswa untukmemperoleh pengetahuan baru, dan bagian akhir atau ringkasan membantu mahasiswamerefleksikan pelajaran yang baru saja mereka selesaikan.

Konsep Didaktik1. Teori Behaviourisme, 2. Teori Kognitivisme, dan 3. Teori Konstruktivisme. Menurut Ertmer & Newby (1993), *selanjutnya dibahas dalam Buku Panduan Pengembangan Kuliah Daring Hal.41 atau E57 Konsep Media *dibahas dalam Buku Panduan Pengembangan Kuliah Daring Hal.47 atau E64Konsep Komunikasi/Diskusi *Hal.50 atau E66Konsep Tugas * Hal.51 atau E67Konsep Evaluasi *Hal.52 atau E68Konsep Metadata *Hal.55 atau E71Konsep Aktivitas *Hal.57 atau E73Konsep Pemeliharaan * Hal.58 atau E74

dibahas dalam Buku Panduan Pengembangan Kuliah Daring Hal.61 atau E77

dibahas dalam Panduan Hibah PDITT UI 2015 Hal.5

STANDAR MATERI dibahas dalam Panduan Pengembangan Kuliah Daring Hal.95 atau E111

National Qualification Framework

NQF

AQRF ASEAN Qualification

Reference Frameworks

NQFNational

Qualification Frameworks

AEC ASEAN Economy Community

MRAMutual

Recognition Arrangements

engineering, nursing, tourism, architecture,

land surveying,medical practitioners, dental practitioners,

and accountancy

IQFIndonesian Qualification Frameworks

KKNIKerangka KulifikasiNasional Indonesia

RPLRecognition Prior Learning

Rekognisi Pembelajaran Lampau

A number of ASEAN countries and individual agencies noted that agreements or MOUs havebeen negotiated, such as Indonesia, Philippines, Thailand, and Vietnam.SKPI

Recognition Prior LearningRekognisi Pembelajaran Lampau

The current reality is that little is known about implementation and governance of these agreements, including how they interrelate with NQFs and AQRF, which has not yet been articulated.

MRAMutual

Recognition Arrangements

engineering, nursing, tourism, architecture,

land surveying,medical practitioners, dental practitioners,

and accountancy

AQRFThe AQRF, as endorsed, is a common reference framework that will function as a device to enable comparisons of qualifications across ASEAN Member States. 1 The scope of the framework is all education and training sectors and a key objective is the promotion of lifelong learning.For many ASEAN countries, it is too early for referencing their NQF to the ASEAN Qualifications Reference Framework. However, at the Fifth Meeting of the Task Force on ASEAN Qualifications Reference Framework (5th TF-AQRF), the ASEAN Member States agreed that the latest date for referencing is 2018.

NQF = IQF = KKNIThe Indonesian Qualification Framework (IQF) is a reflection of a continuing development of human resources quality in Indonesia. In the national scope, IQF acts as a national reference to match and harmonize learning outcomes resulted from formal and non-formal education, or acquired through job experiences. At the international level, IQF serves as a device to translate international workforce and students qualifications to meet the Indonesian qualification system.

Government Level

Ministry of Research, Technology and Higher Education

3 - 9

Directorate General of Primary and Secondary Education – Ministry of Education and Culture

1 - 2

Directorate General of Early Childhood, Non-Formal and Informal Education - Ministry ofEducation and Culture

1 - 5

Ministry of Man Power 1

National Professional Certification Board and various professional bodies are responsible for issuing certificates of competencies and/or certificates of profession in accordance with IQF levels;National Board of Accreditation and private accreditation boards are responsible for the quality assurance of all education providers based on qualifications;National Standard of Education Board is mandated to set up various standards. Graduate outcome standards are derived from IQF descriptors; andOther technical ministries have the responsibility of mapping the professional and human capital planning for supporting the ministries according to IQF levels.

Jenjang-jenjang kualifikasi pada KKNI merupakan jembatan untuk menyetarakan capaian pembelajaran yang diperoleh melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal dengan kompetensi kerja yang dicapai di dunia kerja, melalui pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training = CBT) atau program peningkatan jenjang karir

The Law 20/2003 on the National Education System stipulates that accreditation is mandatory for all education providers. Currently the accreditation process is carried out by the following agencies:

In addition to government accreditation, some study programs in more established universities also acquire international accreditation, mostly from international professional associations such as theAccreditation Board for Engineering and Technology (ABET). In ASEAN, the ASEAN University Network (AUN) provides services to assess the quality of an education provider. Some university study programs have benefitted from such optional external services.

All qualifications included in the IQF must meet an agreed standard established by all relevant stakeholders.

RPL RPL(Rekognisi Pembelajaran Lampau) adalah proses pengakuan atas capaian pembelajaran seseorang yang dilakukan secara otodidak dari pengalaman hidupnya, pendidikan nonformal, atau pendidikan informal ke dalam sektor pendidikan formal.