Post on 05-May-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE
Dengan Penekanan Arsitektur Metafora
TUGAS AKHIR
Dikerjakan sebagai Syarat untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh :
JATU PUJOWATI
I 0204072
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
DDAAFFTTAARR IISSII
HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii KATA PENGANTAR iii UCAPAN TERIMAKASIH iv DAFTAR ISI vi DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi BAB I PENDAHULUAN
I. A. Pengertian Judul 1 I. B. Latar Belakang
1. Umum 1 2. Khusus 3
I. C. Permasalahan 7 I. D. Persoalan 7 I. E. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan 8 2. Sasaran 8
I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan 1. Lingkup Pembahasan 8 2. Batasan Pembahasan 8
I. G. Metode Pembahasan 1. Pengumpulan Data 8 2. Analisa Data 9 3. Merumuskan Konsep 9
I. H. Sistematika Pembahasan 9
BAB II TINJAUAN
II. A. Tinjauan Teori Tentang Sains dan Teknologi 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan 11 2. Pengertian Teknologi 15 3. Hubungan Antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 17 4. Pengertian Belajar 19
II. B. Tinjauan Science Centre 1. Pengertian 20
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
2. Jenis-jenis 20 3. Materi Peragaan 21 4. Metode Penyajian 22 5. Teknik Peragaan 23 6. Ruang Peragaan dan Sirkulasi Pengunjung 25
II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora 1. Pengertian Arsitektur Metafora 26 2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur 27
II. D. Studi banding · PPIPTEK Jakarta 33
II. E. Tinjauan Kota Surakarta 1. Geografi 38 2. Topografi 39 3. Klimatologi 39 4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (SWP) Kota Surakarta 39 5. Potensi Kota Surakarta terhadap Keberadaan Solo Sci_Tech
Exhibition Centre a. Potensi Umum
1) Penduduk 42 2) Geografis 43 3) Pendidikan 43
b. Potensi Khusus 1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta 44 2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi 45 3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan
teknologi 45 4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta 46 5) Potensi Arsitektur Kota Surakarta 46
II.F. Kesimpulan 50
BAB III SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE
III. A. Pengertian 51 III. B. Visi, Misi, Peran dan Fungsi
1. Visi 51 2. Misi 51 3. Peran 51 4. Fungsi 51
III. C. Status Kelembagaan 52 III. D. Kegiatan
1. Macam Kegiatan 53 2. Tuntutan Kegiatan 54 3. Pelaku Kegiatan 55
III. E. Materi Pameran dan Peragaan 1. Outdoor 60 2. Indoor 61
III. F. Pola Kegiatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
1. Kegiatan Pengunjung 65 2. Kegiatan Pengelola 65
BAB IV ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
IV. A. Analisa Makro 1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan 66 2. Pendekatan Hubungan Pelaku dan, Kegiatan, dan Ruang 68 3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang 70 4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang 71 5. Analisa Pola Hubungan Ruang 81 6. Analisa Pemilihan Lokasi 83 7. Analisa Pemilihan Site 86 8. Analisa Pencapaian Site 92 9. Analisa View 95 10. Analisa Penzoningan
a) Sirkulasi 97 b) Kebisingan (Noise) 102 c) Klimatologis 103
11. Tata Lansekap 106
IV. A. Analisa Mikro 1. Analisa Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan berdasar
Penekanan Metafora a) Analisa Penampilan Eksterior Bangunan 111 b) Analisa Penampilan Interior Bangunan 114
2. Analisa Sirkulasi 117 3. Analisa Persyaratan Ruang
a. Pencahayaan 120 b. Penghawaan 123
4. Analisa Sistem Struktur a) Analisa Struktur Sub-structure 125 b) Analisa Struktur Super-structure 126 c) Analisa Struktur Upper-structure 127
5. Analisa Sistem Utilitas a) Analisa Listrik 128 b) Analisa Air Bersih 129 c) Analisa Drainase 130 d) Analisa Penanggulangan Kebakaran 131 e) Analisa Komunikasi 133 f) Analisa Penangkal Petir 134 g) Analisa Jaringan Pembuangan Sampah 135
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTER
V. A. Konsep Makro
1. Konsep Peruangan 137 2. Konsep Pemilihan Lokasi 139 3. Konsep Pemilihan Site 139 4. Konsep Pencapaian Site 141 5. Konsep View 142 6. Konsep Penzoningan
a. Sirkulasi 144 b. Kebisingan (Noise) 147 c. Klimatologis 148
7. Tata Lansekap 150
V. B. Konsep Mikro 1. Konsep Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan
a. Konsep Penampilan Eksterior Bangunan 153 b. Konsep Penampilan Interior Bangunan 156
2. Konsep Sirkulasi 158 3. Konsep Persyaratan Ruang
a. Pencahayaan 161 b. Penghawaan 163
4. Konsep Sistem Struktur a. Konsep Struktur Sub-structure 163 b. Konsep Struktur Super-structure 164 c. Konsep Struktur Upper-structure 164
6. Konsep Sistem Utilitas a. Konsep Listrik 164 b. Konsep Air Bersih 165 c. Konsep Drainase 165 d. Konsep Penanggulangan Kebakaran 166 e. Konsep Komunikasi 167 f. Konsep Penangkal Petir 167 g. Analisa Jaringan Pembuangan 168
DAFTAR PUSTAKA xvi LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
I. A. Pengertian Judul
Judul : Solo Sci_Tech Exhibition Centre
Dengan Penekanan Arsitektur Metafora
Sci_Tech : singkatan dari Science dan Technology
Exhibition : berarti pameran
Centre : pusat
Metafora dalam Arsitektur adalah kiasan atau ungkapan bentuk, diwujudkan
dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang
yang menikmati atau memakai karyanya1.
Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur
Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana
memperluas pengetahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan
menerapkan konsep kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam
bangunan.
I. B. Latar Belakang
1. Umum
Perkembangan IPTEK kian hari kian semakin pesat. Perkembangan
IPTEK tersebut sebagai upaya menjadikan segala sesuatunya lebih mudah.
Bisa dikatakan perkembangan teknologi tidak bisa lepas dari kehidupan
manusia karena sebagai dampak dari tuntutan pemenuhan kebutuhan yang
semakin banyak dan beraneka ragam. Ada yang mengatakan siapa yang
menguasai IPTEK maka akan menguasai dunia. Mungkin pendapat tersebut
ada benarnya, kita bisa melihat contohnya yaitu negara Amerika, Jepang dan
negara-negara Eropa. Negara-negara tersebut merupakan negara-negara
yang maju karena didukung oleh kemajuan IPTEKnya. Bisa dikatakan negara-
negara tersebut menguasai kancah percaturan dunia dalam hampir segala
bidang.
1 Charles Jenks dalam bukunya “The Language of Post Modern”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Sebaliknya, di negara-negara berkembang, tidak terkecuali dengan
Indonesia, tidak demikian halnya. Sains dan teknologi hanya dimiliki dan
dirasakan oleh sebagian kecil masyarakat. Apalagi kalau kita spesifikasi lagi
masalah sains, keadaannya akan lebih parah. Sains hanya dimiliki oleh
orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi, yang jumlahnya sangat sedikit
sekali. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu diantaranya
adalah perbedaan minat dan perhatian masyarakat terhadap IPTEK. Padahal
salah satu andil sebuah negara menjadi negara yang besar dan maju adalah
karena sumber daya manusianya yang telah menguasai sains dan teknologi
dengan baik.
Melihat hal tersebut, maka untuk menumbuhkan minat masyarakat akan
sains dan teknologi maka pengenalan akan IPTEK kepada seluruh lapisan
masyarakat bisa dimulai sejak usia dini, bahkan jika dimungkinkan sejak usia
pra sekolah, sehingga diharapkan generasi penerus lokal/regional akan
mempunyai semangat untuk ikut serta mengembangkan Iptek sesuai dengan
minat dan bakatnya masing-masing. Dengan kata lain generasi penerus
bangsa Indonesia telah sadar Iptek dan menerapkan Iptek dalam
kehidupannya sehari-hari (berbudaya iptek).
Maka salah satu upaya yang ditempuh untuk memasyarakatkan IPTEK
kepada masyarakat adalah dengan menyediakan sarana untuk
menginformasikan tentang perkembangan IPTEK kepada masyarakat luas.
Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat berbudaya IPTEK dan
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Sarana tersebut berupa
pusat peragaan IPTEK atau yang biasa dikenal dengan sebutan science
center.
Memang dijaman kecanggihan dunia teknologi seperti sekarang ini,
akses untuk menambah khasanah keilmuan tentang IPTEK bisa melalui akses
ke dunia virtual yaitu internet yang lebih mudah dan cepat. Namun, berpijak
dari teori Howard L. Kigsley bahwa dalam proses belajar yang paling efektif
adalah melalui pengalaman, maka salah satu usaha untuk memahamkan
IPTEK kepada masyarakat yaitu dengan menampilkan contoh-contoh nyata
IPTEK itu sendiri agar IPTEK mudah dipelajari dan dipahami. Maka dari itu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
sehingga dibutuhkan wadah untuk mewadahi contoh-contoh aplikatif dari
IPTEK tersebut. Wadah tersebut yang disebut dengan science centre.
Science centre yang dibangun pertama kali di Indonesia adalah PPIPTEK
(Pusat Peragaan IPTEK) yang berlokasi di Jakarta tepatnya dikawasan TMII
(Taman Mini Indonesia Indah). Sebagai institusi science centre pertama di
Indonesia yang melakukan pengembangan peragaan dan pelayanan iptek
berbasis pendidikan kepada masyarakat, keberadaan PPIPTEK-TMII telah
dirasakan manfatnya bagi pelajar, masyarakat dan pelaku pendidikan lainnya
di berbagai penjuru tanah air.
PPIPTEK-TMII sejak tahun 2000 telah merintis pembangunan science
centre di beberapa provinsi lain di Indonesia agar masyarakat berbudaya
iptek tumbuh dan berkembang merata ke seluruh wilayah Indonesia. Untuk
memeratakan akan informasi tentang IPTEK sehingga dibangun science
centre ke daerah-daerah. Sampai saat ini pembangunan berupa fasilitas
pusat peragaan IPTEK atau science centre baru dibangun di beberapa wilayah
saja, yaitu di Jakarta yang bernama PPIPTEK, di Jogjakarta yang bernama
Taman Pintar, di Bandung yang bernama Puspa IPTEK Sundial, di Malang
yang bernama Jatim Park Science Centre.
2. Khusus
Pada masa pemerintahan bapak Walikota yang baru ini, kota Solo telah
banyak mengalami kemajuan terutama dibidang pembangunan kota. Salah
satu yang menjadi terobosan adalah dengan dibangunnya sebuah fasilitas
yang bernama Solo Tekno Park. Solo Tekno Park ini adalah wujud dari
kepedulian pemerintah kota Solo terhadap kemajuan dan perkembangan
IPTEK di Surakarta. Dengan bekerjasama dengan salah satu akademi
keteknikan di Surakarta yaitu ATMI, Pemerintah membangun sebuah
kawasan yang berfungsi sebagai zona pelatihan dan inkubasi teknik
khususnya teknik produksi. Dengan adanya Teknopark ini, menggambarkan
Solo sebagai kota yang melek teknologi. Namun keberadaan Tekno park yang
berfungsi sebagai balai pelatihan dan zone inkubasi bisnis, ini tidak semua
kalangan bisa mengakses Teknopark. Padahal di Kota ini belum ada fasilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
sejenis yang lebih bersifat umum, sehingga masyarakat dapat mengakses
dan sebagai wadah bagi masyarakat untuk lebih kenal akan IPTEK.
Meskipun terkenal dengan sebutan kota budaya, namun tidak mesti
harus berorientasi dengan masa lalu. Sebut saja Negara Jepang, Negara
dengan masih menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan mereka, namun jika
bicara IPTEK mereka tidak kalah dengan kota maju lainnya. IPTEK dan
budaya memang sesuatu yang berbeda dimana IPTEK menjunjung tinggi
kekinian sedang budaya lebih condong kea rah sejarah masa lampau. Namun
jika kedua hal tersebut disinergikan maka akan menciptakan sebuah harmoni
yang sempurna, dimana hidup dengan pola pikir maju namun tetap berjiwa
santun sesuai dengan tradisi warisan yang adi luhung.
Untuk itu, ada sebuah mimpi yaitu kota Solo ini mempunyai sebuah
wadah agar masyarakat dapat lebih mengenal tentang IPTEK, sehingga
terbentuk pola pikir masyarakat yang maju.
Kota Surakarta sendiri terletak di jantung wilayah Jawa Tengah yang
mempunyai potensi pembangunan yang besar dan sudah dapat dikatakan
mapan dengan banyaknya fungsi dan peranannya yaitu sebagai kota
pemerintahan, perdagangan, industri, pendidikan, pariwisata, olahraga, serta
sosial budaya. Juga secara geografis memiliki letak sebagai kota perantara
dan dilalui jalur transportasi utama dari kota-kota besar di Pulau Jawa.
Sehingga dengan kondisi demikian, kota Surakarta mempunyai potensi untuk
dibangunnya science centre. Kebutuhan akan informasi IPTEK merupakan
kebutuhan semua orang, sehingga dengan adanya pusat peragaan IPTEK di
Surakarta, tidak hanya masyarakat Solo saja yang bisa mengakses, namun
juga masyarakat di sekitar Surakarta karena mengingat kota Surakarta
sebagai basis dan acuan beberapa jenis kegiatan dalam system perkotaan.
Yaitu beberapa macam kegiatan serta wadah kegiatan yang dimiliki lebih
lengkap dibanding dengan kota lain berskala kota maupun kabupaten.
Science centre yang direncanakan di Surakarta ini diberi nama Solo
Sci_Tech Exhibition Centre. Sci_Tech merupakan singkatan dari science and
technology. Tujuan adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di Surakarta ini
adalah untuk memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
masyarakat Surakarta dan sekitarnya. IPTEK yang disajikan di Solo Sci_Tech
Exhibition Centre ini tidak secara keseluruhan mengambil jenis-jenis IPTEK
yang disajikan di PPIPTEK pusat yaitu di Jakarta. Tidak hanya penyajian
konsep IPTEK secara umum, namun juga IPTEK yang sesuai dengan keadaan
di Surakarta yaitu IPTEK yang berdasar muatan lokal daerah.
Hal-hal yang berkaitan dengan IPTEK, mungkin masih dianggap sebagai
sesuatu yang serius dan membosankan. Karena memang IPTEK sendiri
merupakan ilmu berdasar logika, sehingga memerlukan konsentrasi ekstra
untuk menelaahnya. Untuk mempermudah pemahaman IPTEK, maka
diperlukan visualisasi yaitu berupa peragaan-peragaan IPTEK. Visualisasi
tersebut bisa dikemas sedemikian rupa agar menarik.
Ø Arsitektur Metafora
Tema merupakan hal yang sangat penting dalam merancang sebuah
arsitektur. Tema dapat mengarahkan seorang arsitek dalam merancang
sekaligus memberi batasan. Arsitektur yang dirancang dengan menggunakan
tema akan menghasilkan suatu karya yang memiliki makna tertentu yang
membuat orang yang menikmatinya akan merasa mengalami arsitektur.
Salah satu tema yang bisa digunakan dalam merancang arsitektur adalah
arsitektur metafora yang memasukkan konsep – konsep di luar arsitektur ke
dalam suatu rancangan arsitektur. Metafora menjadi suatu konsep rancangan
arsitektur yang yang memberikan keleluasaan imajinasi bagi arsitek dalam
perancangan arsitektur.
Pengertian metafora secara umum berdasarkan Oxford Learner’s
Dictionary :
…………….A figure of speech denoting by a word or phrase usually one kind
of object or idea in place of another to suggest a likeness between them
(Sebuah ungkapan yang berupa suatu kata atau frase yang menyatakan
suatu objek atau gagasan tentang kesukaan antar objek atau gagasan
tersebut).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
…………….A figure of speech in which a term is transferred from the object
it ordinarily designates to on object it may designate only by implicit
comparison or analogies
(Sebuah ungkapan suatu istilah yang ditransfer dari objek yang didesain
secara umum pada suatu objek yang hanya dapat mendesain secara
perbandingan implisit atau analogi).
……………..A figure of speech in which a name or quality is attributed to
something to which it is not literally applicable
(Sebuah ungkapan pada suatu nama atau kualitas untuk disampaikan
sesuatu tidak dapat digunakan secara literal).
………………The use of words to indicate something different from the literal
meaning
(Penggunaan kata-kata untuk menunjukkan sesuatu yang berbeda
dengan makna literal).
Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of
Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang
lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik
dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek
dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang
lain.
Ada tiga kategori dari metafora
………….intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)
yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep,
sebuah ide, kondisi manusia atau kualitas-kualitas khusus
(individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
…………..Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
…………..Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-
unsur awal dan visualisasi sebagai pernyataan untuk
mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam
“Introduction of Architecture”
Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-
hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi
yang melihat secara literal
Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern
Architecture”
Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari
suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu
bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.
Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in
Architecture”
Transforming : figure of speech in which a name of description term is
transferred to some object different from. Dan juga menurutnya pada
metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metod kreatifitas yang
ada dalam desain spektrum perancang.
I. C. Permasalahan
Bagaimana merencana dan merancang sebuah pusat pameran sains dan
teknologi di Surakarta sebagai wadah fasilitas yang menghadirkan peragaan
sains dan teknologi dengan menerapkan konsep arsitektur metafora.
I. D. Persoalan
Bagaimana penentuan lokasi yang sesuai untuk Pusat Pameran Sains
dan teknologi.
Bagaimana perancangan Pusat Pameran Sains dan Teknologi yang dapat
dituangkan dalam :
- bentuk bangunan dan tata ruang luar (landscape)
- suasana ruang dan tata ruang dalam, dengan pengaturan ruang,
pengaturan pola gerak, maupun finishing ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
I. E. Tujuan Dan Sasaran
1. Tujuan
Merencana dan merancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre yaitu
sebuah pusat pameran sains dan teknologi sebagai wadah fasilitas yang
menghadirkan peragaan sains dan teknologi dengan menerapkan konsep
arsitektur metafora.
2. Sasaran
Menghasilkan konsep site, tata massa, penampilan bangunan dan
lansekap yang mencerminkan fasilitas berupa Pusat Pameran Sains dan
Teknologi dengan menggunakan pendekatan metafora arsitektur.
Menghasilkan konsep dan rancangan desain program ruang dari
kegiatan Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan.
I. F. Lingkup dan Batasan Pembahasan
1. Lingkup Pembahasan (makro):
a. Pembahasan ditekankan pada disiplin ilmu arsitektur, sedangkan disiplin
ilmu lainnya dibahas selama mendukung pembahasan.
b. Pembahasan didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di Indonesia khususnya di Surakarta.
c. Proyek yang direncanakan diproyeksikan untuk jangka panjang dan
diharapkan menjadi salah satu aset daerah.
d. Tidak menyangkut tentang pendanaan dan perhitungan ekonomi
bangunan.
2. Batasan Pembahasan (mikro):
Sebagai batasan dalam pembahasan untuk Solo Sci_Tech Exhibition Centre
ini adalah dengan penekanan arsitektur metafora.
I. G. Metode Pembahasan
Untuk lebih memudahkan, metode pembahasan dibagi menjadi
beberapa tahap yaitu:
1. Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
a. Studi observasi
Mengadakan survey langsung ke lapangan yaitu ke pameran-pameran
teknologi, ke lembaga penelitian UNS yaitu LPPM UNS. Survey tersebut
dilakukan untuk mendapatkan data primer dan mengetahui informasi
tentang IPTEK yang ada di kota Surakarta.
Selain itu juga dengan mengadakan pengamatan mengenai
perkembangan minat masyarakat kota Surakarta terhadap ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Studi literatur
Merupakan data sekunder mengenai IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi). Data-data ini diperoleh melalui buku dan website-website di
internet yang memuat artikel-artikel tentang IPTEK.
c. Wawancara
Mengadakan wawancara dengan pihak-pihak terkait untuk mendukung
kelengkapan data yang ada.
d. Dokumentasi
2. Analisa Data
a. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada.
b. Menganalisa data-data dan permasalahan yang telah diidentifikasi untuk
diperoleh penyelesaiannya.
3. Merumuskan Konsep
Merumuskan sintesa dari hasil korelasi antar komponen pembahasan
dan outputnya, digunakan sebagai pedoman penentuan desain.
I. H. Sistematika
Garis besar sistematika pembahasan dapat dikemukakan sebagai
berikut:
Tahap I Pendahuluan
Berisi tentang pengertian judul, latar belakang masalah, tujuan dan
sasaran yang hendak dicapai, permasalahan dan persoalan yang
ada untuk mewujudkan Solo Sci_Tech Exhibition Centre di
Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Tahap II Tinjauan umum
Berisi tentang pengertian dari ilmu pengetahuan dan teknologi,
science center, arsitektur metafora dan juga berisi tentang tinjauan
terhadap kota Surakarta.
Tahap IV Identifikasi terhadap adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre di
Surakarta
Berisi penjabaran mengenai Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang
direncanakan, dan analisa-analisa data yang mengungkapkan
masalah yang ada dan solusinya
Tahap V Analisa Perencanaan dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition
Centre
Berisi tentang alternatif-alternatif perencanaan dan perancangan
Tahap VI Konsep Perencanaan Dan Perancangan Solo Sci_Tech Exhibition
Centre
Berisi tentang alternatif terpilih yang akan digunakan untuk
perencanaan dan perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 11
BAB II
TINJAUAN
II.A. Tinjauan Teori tentang Sains dan Teknologi
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan
‘Science’ merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk
dalam pengetahuan ilmiah, dan berisikan informasi yang memberikan
gambaran tentang struktur dari sistem-sistem serta penjelasan tentang
pola-laku sistem-sistem tersebut. Sistem yang dimaksud dapat berupa
sistem alami, maupun sistem yang merupakan rekaan pemikiran manusia
mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang
diinstitusionalisasikan.
Bila sistem yang menjadi perhatiannya merupakan sistem alami, maka
disebut ilmu pengetahuan alam atau ‘natural sciences’, dan bila yang
menjadi perhatian adalah sistem-sistem yang merupakan rekaan pemikiran
manusia mengenai pola laku hubungan dalam tatanan kehidupan
masyarakat, maka disebut ilmu pengetahuan sosial atau ‘social- sciences’.
Ilmu bisa berarti proses memperoleh pengetahuan, atau pengetahuan
terorganisasi yang diperoleh lewat proses tersebut. Proses keilmuan adalah
cara memperoleh pengetahuan secara sistematis tentang suatu sistem.
Perolehan sistematis ini umumnya berupa metode ilmiah, dan sistem
tersebut umumnya adalah alam semesta. Dalam pengertian ini, ilmu sering
disebut sebagai sains.1
Ilmu dapat digolongkan menurut cara berikut ini,
· Humaniora
· Ilmu sosial
· Ilmu pasti (ilmu dalam arti yang lebih ketat)
o Ilmu alam
o Matematika
o Ilmu terapan (rekayasa)
· Ilmu kedokteran dan farmasi
1 www.wikipedia.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 12
Yang merupakan basic atau dasar dari komponen teknologi adalah ilmu
pasti.
a. Bagian-bagian ilmu pasti
1) Ilmu alam
Istilah ilmu alam (natural science) atau ilmu pengetahuan alam
adalah ilmu mengenai aspek-aspek fisik & nonmanusia tentang Bumi dan
alam sekitarnya. Ilmu-ilmu alam membentuk landasan bagi ilmu terapan.
Ilmu-ilmu alam
· Astronomi
Adalah Ilmu yang mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi
benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses
yang melibatkan mereka.
· Biologi
Adalah ilmu mengenai kehidupan, obyek kajian biologi sangat luas dan
mencakup semua makhluk hidup.
· Kimia
Adalah ilmu yang mempelajari mengenai komposisi dan sifat zat atau
materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-
hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom
individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada
tingkat makroskopik.
· Ilmu Bumi
· Ekologi
Adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan
lingkungannya dan yang lainnya.
· Geologi
Adalah ilmu (sains yang mempelajari bumi, komposisinya, struktur, sifat-
sifat fisik, sejarah, dah proses yang membentuknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 13
· Fisika
Adalah sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika
mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam lingkup
ruang dan waktu.
· Geografi fisik berbasis ilmu
Adalah ilmu tentang lokasi dan variasi keruangan atas fenomena fisik dan
manusia di atas permukaan bumi.
Ilmu pengetahuan mendorong teknologi, teknologi mendorong penelitian,
penelitian menghasilkan ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan baru
mendorong teknologi baru.
2) Matematika
Matematika (dari bahasa Yunani: - á) adalah
studi besaran, struktur, ruang, relasi, perubahan, dan beraneka topik
pola, bentuk, dan entitas. Para matematikawan mencari pola dan dimensi-
dimensi kuantitatif lainnya, berkenaan dengan bilangan, ruang, ilmu
pengetahuan alam, komputer, abstraksi imajiner, atau entitas-entitas
lainnya. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan
aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik
dan notasi matematika, pandangan lain tergambar dalam filsafat
matematika2.
Para matematikawan merumuskan konjektur dan kebenaran baru
melalui deduksi yang menyeluruh dari beberapa aksioma dan definisi yang
dipilih dan saling bersesuaian. Terdapat perselisihan tentang apakah
objek-objek matematika hadir secara objektif di alam menurut kemurnian
logikanya, atau apakah objek-objek itu buatan manusia dan terpisah dari
kenyataan. Seorang matematikawan Benjamin Peirce menyebut
matematika sebagai "ilmu yang menggambarkan simpulan-simpulan yang
penting". Albert Einstein, di pihak lain, menyatakan bahwa "sejauh
hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah
pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada
kenyataan." Melalui penggunaan abstraksi dan penalaran logika,
2 www.wikipedia.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
matematika dikembangkan dari pencacahan, penghitungan, pengukuran,
dan pengkajian sistematik terhadap bentuk dan gerak objek-objek fisika.
Pengetahuan dan penggunaan matematika dasar selalu menjadi sifat
melekat dan bagian utuh dari kehidupan individual dan kelompok.
Pemurnian gagasan-gagasan dasar dapat diketahui di dalam naskah-
naskah matematika yang bermula di dunia Mesir kuno, Mesopotamia,
India, Cina, Yunani, dan Islam. Argumentasi kaku pertama muncul di
dalam Matematika Yunani, terutama di dalam buku Euclid, Unsur-Unsur.
Pengembangan berlanjut di dalam ledakan yang tidak
menenteramkan hingga periode Renaisans pada abad ke-16, ketika
pembaharuan matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru,
mengarah pada percepatan penelitian yang menerus hingga Kini. Kini,
matematika digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai
bidang, termasuk ilmu pengetahuan alam, rekayasa, medis, dan ilmu
pengetahuan sosial seperti ekonomi, dan psikologi. Matematika terapan,
cabang matematika yang melingkupi penerapan pengetahuan matematika
ke bidang-bidang lain, mengilhami dan membuat penggunaan temuan-
temuan matematika baru, dan kadang-kadang mengarah pada
pengembangan disiplin-disiplin ilmu yang sepenuhnya baru. Para
matematikawan juga bergulat di dalam matematika murni, atau
matematika untuk perkembangan matematika itu sendiri, tanpa adanya
penerapan di dalam pikiran, meskipun penerapan praktis yang menjadi
latar munculnya matematika murni ternyata seringkali ditemukan
terkemudian.
Secara umum, semakin kompleks suatu gejala, semakin kompleks
pula alat (dalam hal ini jenis matematika) yang melalui berbagai
perumusan (model matematikanya) diharapkan mampu untuk
mendapatkan atau sekadar mendekati penyelesaian eksak seakurat-
akuratnya. Jadi, tingkat kesulitan suatu jenis atau cabang matematika
bukan disebabkan oleh jenis atau cabang matematika itu sendiri,
melainkan disebabkan oleh sulit dan kompleksnya gejala yang
penyelesaiannya diusahakan dicari atau didekati oleh perumusan (model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
matematikanya) dengan menggunakan jenis atau cabang matematika
tersebut. Sebaliknya berbagai gejala fisika yang mudah diamati, misalnya
jumlah penduduk di seluruh Indonesia, tidak memerlukan jenis atau
cabang matematika yang canggih. Kemampuan aritmetika sudah cukup
untuk mencari penyelesaian (jumlah penduduk) dengan keakuratan yang
cukup tinggi.
3) Ilmu Terapan
Ilmu terapan adalah penerapan pengetahuan dari satu atau lebih
bidang-bidang: matematika, fisika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu
biologi untuk penyelesaian masalah praktis yang langsung mempengaruhi
kehidupan kita sehari-hari3.
Cabang-cabangnya adalah :
· Arsitektur
· Bisnis dan Industri
· Hukum
· Informatika
· Komunikasi
· Otomotif
· Pendidikan
· Pertanian
· Teknik
· Teknologi
· Transportasi
· Sosio-teknologi
2. Pengertian Teknologi
Teknologi berarti ilmu pengetahuan terutama bidang eksakta yang
sudah teraplikasi oleh ilmu pengetahuan praktis.4
Teknologi merupakan bagian dari himpunan informasi yang termasuk
dalam pengetahuan ilmiah yang berisikan informasi preskriptif mengenai
penciptaan sistem-sistem dan pengoperasian sistem-sistem ciptaan
3 www.wikipedia.com 4 Sumantri, 1978
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
tersebut. Pengertian yang dirumuskan ini tidak membatasi bahwa sistem
yang dimaksud hanyalah sistem-sistem fisik (physical systems). Teknologi
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang terkait dengan penciptaan
sistem-sistem, sedangkan ‘science’ merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan yang terkait dengan penggambaran dan penjelasan mengenai
sistem-sistem yang telah ada.5
a. Ruang lingkup teknologi
Teknologi akan mencakup semua bidang utama dalam keinsinyuran
ditambah dengan unsur lainnya seperti misalnya organisasi perindustrian.
Di dalam The New Encyclopedia Britanica membagi teknologi ke dalam
unsur-unsur dan bidang-bidang seperti di bawah ini 6
Unsur-unsur teknologi mencakup lima kelompok teknis sebagai berikut :
1. Teknologi konversi dan pemanfaatan tenaga
2. Teknologi alat-alat dan mesin
3. Teknologi pengukuran, observasi dan kontrol
4. Teknologi yang terlibat dalam pengambilan dan konversi bahan mentah
industri
5. Teknologi proses-proses produksi industri.
Sedangkan bidang-bidang teknologi yang pokok dibedakan ke dalam
delapan perincian sebagai berikut :
1. Teknologi pertanian dan produksi pangan
2. Teknologi industri-industri penting
3. Teknologi pemrosesan keterangan dan sistem-sisem komunikasi
4. Teknologi masyarakat perkotaan
5. Teknologi penyelidikan bumu dan angkasa
6. Teknologi konstruksi
7. Teknologi militer
8. Teknologi transportasi
5 Saswinadi SASMOJO, ‘Science, Teknologi, Masyarakat dan Pembangunan’ 6 The New Encyclopedia Britannica : Outline of Knowledge and Guide to The Britannica, 1982, pp. 721-725
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
Unsur-unsur teknologi mencakup proses-proses teknis yang tidak
dapat secara khusus pada suatu bidang sedang bidang-bidang teknologi
menyangkut berbagai kebutuhan manusia, tujuan, barang dan jasa yang
mendatangkan kemajuan teknologi. Antara unsur-unsur dengan bidang-
bidang teknologi terdapat pertalian erat.
3. Hubungan Ilmu dan Teknologi
Perkataan teknologi dewasa ini telah terbiasa dihubungkan di belakang
kata ilmu sehingga membentuk frasa ilmu dan teknologi (science and
techology). Namun sebenarnya terdapat pokok-pokok perbedaan penting
padanya.
a. Perbedaan ilmu dan teknologi
Mengenai perbedaan ini banyak yang mengemukakannya antara lain oleh
:
- Charles Kidd, menyatakan bahwa ilmu pengetahuan bertujuan
meningkatkan pengembangan pengetahuan sedang teknologi
meningkatkan kapasitas teknik untukmenghasilkan barang dan jas.
- Derek De Solla Price, berpendapat bahwa hasil akhir ilmu adalah
pengetahuan tentang dunia kealaman sedang hasil akhir teknologi
adalah suatu produk tiga dimensi, suatu alat berdasr akal.
Dengan demikian ilmu dan teknologi memiliki perbedaan-perbedaan
pokok dan penting sehingga tidak tepatlah pendapat yang menggolongkan
teknologi sebagai ilmu. Perbedaan ilmu dan teknologi dapat dirangkum
sebagai berikut :
Segi Ilmu Teknologi
Tujuan Mencari pengetahuan dan
memperoleh
pengetahuan
Menciptakan benda dan
mengusahakan
perubahan
Output Karya tulis ilmiah Benda atau jasa
teknologis
Lingkungan Kebudayaan umumnya
Khususnya teknologi
Kebudayaan umumnya,
khususnya ilmu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
Input Pengetahuan yang ada Brbagai sumber alam,
manusia dan
pengetahuan
Aktivitas Penelitian Berbagai komponen dari
keinsinyuran sampai
pelayanan
Kontrol Berdasarkan umpan balik
peralatan keilmuan
Berdasarkan umpan balik
pengetahuan ilmiah
Tabel 2.1 Perbedaan Ilmu dan Teknologi
Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta
b. Pola hubungan Ilmu dan Teknologi
Ilmu dan teknologi memang mempunyai kaitan yang erat. Ilmu dan
teknologi masing-masing terus berkembang dan mengalami kemajuan.
Gambar 2.1 Diagram Pola Hubungan Ilmu dan Teknologi
Sumber: TGA Minarni, Pusat Peragaan IPTEK Di Jakarta
Terdapat empat pola hubungan antara teknologi dengan ilmu yang
dapat diikhtisarkan. Menurut diagram di atas, hubungan ilmu dan
teknologi menunjukkan pola-pola sebagai berikut :
a. Teknologi dan ilmu masing-masing berkembang dan mencapai
keajuan sendiri-sendiri tanpa pengaruh penting atau dorongan
utama dari pihak lainnya.
TEKNOLOGI
a
d c b
ILMU
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
b. Teknologi merupakan pihak utama yang mendorong
perkembangan ilmu atau membantu kemajuan ilmu
c. Ilmu merupakan pihak utama yang mendorong perkembangan
teknologi atau membantu kemajuan ilmu.
d. Teknologi dan ilmu saling berkaitan dan mempunyai pengaruh
timbal balik yang saling memacu perkembangan dan kejauan
masing-masing.
4. Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan.7
Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan
atau diubah melalui praktek atau latihan.8
Oleh karena itu sebuah bentuk penanaman nilai pendidikan dalam diri
seorang anak bsa dilakukan dalam bentuk dan suasana yang lebih
menyenangkan seperti wisata dengan pengalaman di dalamnya.
Secara psikologis proses pengetahuan akan maksimal apabila
pengalaman yang ia miliki menjadi pengetahuan bagi mereka sendiri.
Mendengar guru di kelas, menonton video/TV atau membaca buku adalah
faktor eksternal dari proses pembelajaran modern. Hanya orang-orang yang
beruntung mampu 20 % mengingat dari apa yang ia dengar, hanya 50 %
maksimal untuk memahami dari apa yang kita lihat namun manusia dapat
memahaminya sebesar 85 % apabila dilibatkan dalam proses pendidikan.
Konsep pendidikan “I hear and I forget, I see and I remember, I do and
I understand” yang lebih mengutamakan manusia sebagai subjek dari
pendidikan itu sendiri betul-betul mampu diterapkan, bukan hanya sebatas
slogan kosong belaka.9
7 Drs. H Abu Ahmadi, Drs Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, Rineka cipta, Solo, 1990 8 ibid 9 Fince Herry M.Si., Membangun Pendidikan Alam, PIODA (Pionir Outdoor Activity), 2006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
II. B. Tinjauan Science Centre
1. Pengertian Science Centre
Science center adalah suatu bangunan atau wadah kegiatan baik di
dalam maupun di luar bangunan untuk meningkatkan minat masyarakat
terutama generasi muda akan IPTEK. Kegiatan yang ada di Science center
ini adalah berupa pameran, peragaan, diskusi ilmiah. Materi yang disajikan
meliputi perkembangan ilmu sains yang mendasari kemajuan teknologi,
peragaan mekanisme-mekanisme dasar dari produk-produk hasil
pengembangan teknologi dan dampak perkembangan IPTEK terhadap
kehidupan manusia dan lingkungannya.
Disebutkan bahwa science centre merupakan salah satu perangkat
untuk mentransformasikan kemajuan sains dan teknologi kepada
masyarakat melalui cara peragaan, demanstrasi, latihan, mengajak
masyarakat dan menimbulkan motivasi masyarakat.10
Benda koleksi atau alat peraga tidak harus merupakan benda asli
pembuktian dari para ilmuan, tetapi benda tersebut dapat menerangkan
konsep, proses dan prinsip-prinsip dari sains dan teknologi. Maka pameran
dapat disajikan dengan media tiga dimensi ataupun dua dimensi yang dapat
digerakkan atau menimbulkan efek visual.
2. Jenis-jenis Science Centre
a. Comprehensive Centre
Yaitu yang menyajikan objek peraga secara lengkap, hampir semua
bidang dari sains diperagaakan, dengan menggunakan teknik peragaan
moder. Berdasarkan latar belakang pembangunan dan pengadaan benda
peraga comprehensive centre diklasifikasikan sebagai berikut:
1). industrially oriented centres
Yaitu lebih mengutamakan pergaan hasil dari pengembangan teknologi
dan industri mutakhir. Pembangunan dan pengelolaannya biasanya
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang terkait langsung dengan
10 Saroj Ghose dalam tulisannya “Science Centre for 2000 AD in Newly Emerging Countries” yang disampaikan dalam “General Conference of The Icon”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 21
benda yang diperagakan, contohnya Evolution dibangun oleh
perusahaan elektronik Philips.
2). educationally oriented centres
Yaitu lebih berorientasi pada pendidikan, biasanya dikelola oleh
universitas atau lembaga pemerintah, contohnya Singapore Science
Centre.
3). scientifically oriented centres
Lebih beroriantasi pada fenomena-fenomena alam, contohny Museum of
Science di Boston.
b. Specialized Centres
Yaitu memperagakan salah satu bidang dari sains, pembahasannya
biasanya lebih khusus dan mendalam, misalnya Energy Centre,
Transportation Centre.
c. Limited Centres
Hampir sama dengan comprehensive centres hanya lebih kecil dan cara
peragaannya lebih sederhana. Biasanya sasaran pengunjungnya lebih
terbatas. Misalnya Museum Ilmu Pengetahuan Anak untuk Anak di
Brooklyn.
Sedangkan dari segi pelayanannya, science center dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:
1. publik science centre, yaitu terbuka untuk umum dan biasanya materi
disajikan lebih mendasar.
2. university science centre, yaitu terbatas pada lingkungan tertentu dan
biasanya materi yang diperagakan merupakan hasil penelitian yang
dilakukan oleh universitas tersebut.
3. Materi Peragaan
Kegiatan peragaan pada science centre merupakan bagian yang
terpenting, karena dengan cara peragaan ini dapat lebih memudahkan
pengunjung untuk mengerti dan memahami mengenai konsep, proses dan
prinsip dari sains. Dengan peragaan ini, diharapkan konsep-konsep ilmu
sains yang abstrak dapat diterangkan secara lebih mudah, nyata dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 22
menyenangkan dengan menggunakan alat peraga. Benda-benda yang
diperagakan harus mempunyai nilai ilmiah yang tinggi, bendanya bisa
memiliki nilai historis, bisa juga objek yang hanya menerangkan suatu
kawasan dasar dari evolusi sains dan teknologi. Benda yang ditampilkan
terdiri dari:
· benda asli
· benda replika
· model peragaan untuk memperjelas informasi yang hendak disampaikan
Masalah yang dihadapi adalah menentukan dan menyusun materi
yang akan diperagakan, mengingat objek yang disajikan dan diperagakan
dari sains dan teknologi banyak ragamnya. Oleh karena itu pada umumnya
science centre berusaha mengklasifikasikan materi pameran dalam
beberapa tema. Tujuan dari pengklasifikasian tersebut adalah:
· mempermudah pengunjung dalam mencari dan menguasai materi yang
diperagakan
· memperjelas wawasan materi peragaan sains dan teknologi sebagai hasil
karya yang indah
· mempermudah persiapan perencanaan peragaan
· mempermudah pelaksanaan peragaan untuk jangka panjang dan jangka
jangka pendek
Selanjutnya tema tersebut dikembangkan dalam beberapa sub tema.
Pengklsifikasian tema yang berdasarkan pada ilmu sains umumnya sulit
karena sains terutama ilmu eksak memiliki banyak cabang ilmu, sehingga
akan menimbulkan pembagian yang cukup banyak, tema peragaan pada
umumnya hanya meliputi sains dasar saja. Demikian pula pengklasifikasian
tema berdasar teknologi yang berhubungan langsung dengan kehidupan
manusia dan lingkungannya.
4. Metode Penyajian
Setiap benda yang diperagakan disusun sedemikian rupa agar
pengunjung dapat mengerti maksud benda yang akan diperagakan, dan
kaitannya dengan fungsi sains dalam kehidupan manusia. Sukses tidaknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 23
suatu peragaan banyak tergantung pada metode dan teknik yang
digunakan.11
Peragaan harus dapat membangkitkan rasa ingin yahu dan
merangsang kreativitas pengunjung. Beberapa metode yang dapat
digunakan adalah:
a. Metode pendekatan estetik
Cara penyajian benda koleksi dengan mengutamakan segi keindahan dari
benda yang diperagakan
b. Metode pendekatan romantik
Cara penyajian benda koleksi tersebut disusun sehingga dapat
mengungkapkan suasana tertentu yang berhubungan dengan benda yang
diperagakan
c. Metode pendekatan intelektual atau metode tematik
Cara penyajian benda koleksi disusun sehingga dapat mengungkapkan dan
memberi informasi ilmu yang bersangkutan dengan benda yang
diperagakan.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam tata peragaan agar
tujuan dari science centre dapat tercapai adalah:
a. Faktor pengunjung
Pengunjung harus dapat bergerak dan mengamati objek yang disajikan
sacara khusus dan nyaman. Oleh karena itu, gangguan-gangguan seperti
kebisingan suara, kesilauan cahaya agar dapat dihindarkan.
b. Faktor benda koleksi
Koleksi benda yang diperagakan harus memiliki nilai ilmiah dan nilai historis
agar tidak membosankan
5. Teknik peragaan
Teknik peragaan yang digunakan adalah:
a. Penggunaan vitrine
Untuk memamerkan benda-benda yang membutuhkan perlindungan
khusus, seperti perlindungan terhadap debu dan sentuhan.
11 Udansyah, 1979
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
Gambar 2.4 Penggunaan Sistem Push Button Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
b. Penggunaan panel
c. Penggunaan audio visual
Seperti film, slide, video, dan tape dengan menggunakan sistem push
button.
d. Perletakan benda diatur berdasarkan dimensi berat
Untuk benda peraga dengan dimensi yang besar dan berat cenderung
diletakkan di atas lantai sedangkan benda yang ringan peletakannya bisa
mengenakan meja atau digantungkan di langit-langit.
Gambar 2.2 Komponen Mesin yang dipamerkan dalam vitrine
Sumber:Dok.pribadi
Gambar 2.3 Penggunaan Teknik Panel Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
6. Ruang peragaan dan sirkulasi pengunjung
Pada umumnya desain ruang peragaan di museum ilmu pengetahuan
dan teknologi dilandasi oleh kebebasan arus pengunjung. Kebanyakan
merupakan susunan ruang yang besar dan menerus. Ruang peragaan yang
besar lebih banyak memberikan kebebasan dalam penyusunan tata letak
benda peraga, sehingga pengunjung dapat elihat dengan bebas dan
nyaman.
Jalur sirkulasi harus dapat memberikan keleluasaan kepada
pengunjung terutama yang datang secara berkelompok, untuk berkumpul
dan mendengarkan penjelasan oral atau melihat demonstrasi alat peraga.
Penataan pola sirkulasi harus memperhatikan pola perilaku
pengunjung (visitor behavior). Dari telaah keputusan mengenai peragaan di
museum didapatkan bahwa:
§ Manusia menyukai kompleksitas visual
§ Manusia cenderung menyukai keragaman
§ Manusia memiliki suatu pola untuk melakukan suatu lompatan dari urutan
yang sudah ada, tergantung minat dan ketertarikannya
§ Manusia tidak begitu suka tata ruang yang berturutan dan membosankan,
tetapi lebih menyukai kebebasan memilih objek yang disukainya
§ Dalam memasuki suatu ruangan manusia cenderung untuk melakukan
liputan searah jarum jam
§ Bila dihadapkan pada suatu penghalang ketika memasuki ruangan,
manusia cenderung untuk membelok ke kanan dan kemudian melakukan
liputan searah jarum jam
Gambar 2.5 Jenis-jenis benda peraga Sumber: http://hardi45.multiply.com/photos/of/me
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
§ Manusia cenderung membaca display dari kiri ke kanan
II. C. Tinjauan Arsitektur Metafora
1. Pengertian Arsitektur Metafora
Menurut Arsitotle, Metafora adalah memberi nama pada sesuatu yang
menjadi milik sesuatu yang lain; pemindahan dari genus menjadi spesies,
atau dari spesies menjadi genus, atau dari spesies menjadi spesies atau pada
dasar analogi... bahwa dari analogi terdapat empat istilah yang sangat
berhubungan, yaitu yang kedua (B) menuju yang pertama (A) sebagaimana
yang keempat (D) menuju yang ketiga (C), untuk itu kemudian secara
metafora meletakkan D sebagai pengganti B dan B sebagai pengganti D.
Aristotle juga mengatakan, ”Metafora memberi gaya, kejernihan, daya tarik
dan berbeda dari yang lain: dan ini bukanlah hal yang penggunaannya bisa
diajarkan oleh satu orang ke orang yang lain”. Dimana Aristoteles
memberikan dua pengertian terhadap metafora:
1. Benda à contoh : Toko makanan yang sekilas mirip donut, merupakan
aplikasi dari metafora sebagai benda. Dengan adanya toko makanan, orang
ingat donut.
2. Kegiatan à metafora sebagai kegiatan, inilah oleh Abel dijabarkan lebih
jauh ke dalam arsitektur.12
Dari definisi yang telah dipaparkan oleh Aristotle tersebut, bisa
disimpulkan bahwa metafora adalah pendefinisian sesuatu dengan sesuatu
yang lain atau bisa juga dikatakan sebagai bentuk perumpamaan. Arsitektur
Metafora adalah mengidentifikasi suatu bangunan arsitektural dengan
pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap pengamat akan
mempunyai persepsi masing–masing sesuai dengan persepsi yang timbul
pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut. Melalui metafora,
imajinasi perancang bisa diuji dan dikembangkan. Mereka yang memiliki
daya imajiasi yang tinggi tidak akan mengalami kesulitan dalam
12 Abel,1997
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
menggunakan metafora, bahkan metafora akan semakin memperluas dan
memperdalam daya imajinasi mereka.13
2. Kategori Metafora Dan Penerapannya Dalam Desain Arsitektur
a. Kategori arsitektur metafora
Ada tiga kategori metáfora, yaitu14:
• Intangible metaphor (metafora abstrak), kreasi metafora berangkat dari
konsep, ide, kondisi manusia, atau kualitas tertentu (individualitas,
kealamiahan, komunitas, tradisi, budaya)
• Tangible metaphor (metafora konkrit), metafora berangkat dari visual
atau karakter material (rumah sebagai istana, atap kuil sebagai langit)
• Combine metaphor (metafora kombinasi), di mana konseptual dan visual
saling menindih sebagai titik keberangkatan desain.
Kebanyakan arsitek memiliki kecenderungan untuk menghindari
intangible metaphor sebagai titik awal, dan banyak yang bisa lebih mudah
terinspirasi oleh tangible metaphor, dengan kesuksesan yang berbeda-
beda15. Hal itu disebabkan karena tangible metaphor lebih mudah
diaplikasikan daripada intangible metaphor. Begitu juga dengan combine
metaphor. Kategori metafora ini juga tergolong sulit untuk dilakukan.
Intangible metaphor, dalam penerapannya pada desain arsitektur, adalah
lebih menggunakan sifat-sifat non fisik daripada sifat fisik yang tampak
pada suatu hal untuk diterapkan pada bangunan.
Sebagai contoh, yaitu apabila seorang perancang ingin merancang
bangunan Music Center dengan menggunakan kategori intangible
metaphor, maka dia bisa menampilkan konsep dari unsur-unsur musik yang
non fisik ke dalam bangunannya, seperti nada, tempo, ketukan, dan
konsep-konsep musik lainnya. Hal ini tentulah tidak mudah karena musik
dan arsitektur merupakan dua jenis seni yang sangat berbeda, di mana
musik merupakan unsur bunyi atau suara, sedangkan arsitektur lebih
kepada visual.
13 (Antoniades, 1990) 14 Ibid 15 Ibid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
Hal inilah yang menyebabkan intangible metaphor sulit untuk diraba,
terlebih lagi untuk diterapkan. Sedangkan tangible metaphor lebih mudah
untuk diraba, karena lebih bersifat fisik, yaitu sebuah arsitektur
menampilkan sifat fisik dari sesuatu yang lain. Sebagai contoh, yaitu bila
seorang arsitek ingin merancang sebuah Music Center seperti contoh di
atas, tetapi ingin menggunakan tema tangible metaphor. Yang bisa
dilakukan dalam menerapkan tema tersebut adalah dengan cara merancang
bentuk bangunan menyerupai bentuk kunci G, atau menyerupai bentuk alat
musik. Hal ini lebih mudah untuk dilakukan, tapi arsitek harus berhati-hati
karena dalam menggunakan tema ini bisa dengan mudah terjadi kerancuan
dengan analogi dan mimesis. Sementara combine metaphor merupakan
gabungan antara kedua hal di atas. Jadi dalam merancang bukan hanya
menampilkan sifat-sifat fisik dari subyek yang lain, tapi juga sifat non
fisiknya. Kategori ini merupakan kategori yang paling sulit untuk
diterapkan.
b. Penerapan Dalam Desain Arsitektur
1). Metafora abstrak (intangible metaphor)
Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai
berikut:
a). Nagoya City Art Museum
Nagoya City Art Museum karya Kisho Kurokawa yang membawa
unsur sejarah dan budaya di dalamnya. Kisho Kurokawa mengangkat
konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba
‘membawa’ elemen sejarah dan budaya
pada engawa (tempat peralihan sebagai
“ruang antara” pada bangunan: antara
alam dan buatan, antara masa lalu dan
masa depan). Konsep ini diterapkan pada
salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu
Gambar 2.6 Nagoya City Art Museum Sumber: www.city.nagoya.jp
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 29
Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek
yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu,
karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.
b). New Louvre Museum
New Louvre Museum di Abu Dabhi yang dirancang oleh Jean
Nouvel. Ia melakukan pendekatan metafora yang mengibaratkan
museum seperti ruang di dalam hutan. Secara eksterior museum ini
tidak terlihat seperti hutan, akan tetapi bila masuk ke dalamnya ruang
yang tercipta di dalamnya sangat puitis. Skylight yang dirancang
memasukkan sinar matahari alami menembus ruangan dan
memberikan kesan seperti di dalam hutan. Ini memberikan terobosan
baru dalam perancangan museum. Dimana bila sebelumnya,
penekanan museum lebih ditekankan pada aspek sirkulasi ataupun
penataan barang yang akan di-display, Jean Nouvel membuat sebuah
terobosan baru dengan menciptakan ruang yang metaforis dan puitis
agar tercipta suasana yang “khusyuk” dalam menikmati kunjungan di
dalam museum.
2). Metafora konkrit (tangible metaphor)
Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.7 New Louvre Museum Sumber: arkhitekton.files.wordpress.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 30
a). Stasiun TGV
Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu
contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora
konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible).
Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek
kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago
Calatrava merancang Stasiun TGV dengan
konsep metafora seekor burung. Bentuk
Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor
burung. Bagian depan bangunan ini runcing
seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi
bangunannya pun dirancang menyerupai
bentuk sayap burung.
b). Sydney Opera House
Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya,
sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa
metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House adalah salah
satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon,
seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya
Gambar 2.8 Stasiun TGV Sumber: www.girinarasoma.com
Gambar 2.9 Sydney Opera House Sumber: www.girinarasoma.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 31
arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai
dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep
metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau
kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan
layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat,
bagaikan bunga yang sedang mekar. Itulah keunikan metafora dalam
arsitektur. Setiap orang ‘bebas’ mengapresiasi dan
menginterpretasikan sebuah karya arsitektur. Tidak ada yang bisa
dikatakan ‘salah’. Arsitek pun dituntut untuk bisa memperhatikan
bagaimana masyarakat ‘membaca’ karyanya. Metafora dalam
arsitektur memberikan sebuah perspektif baru bagi arsitek dan orang
awan untuk menikmati karya arsitektur. Melalui perwujudan kualitas
visual, kita dapat menikmati metafora dalam arsitektur.
3). Metafora kombinasi (combine metaphor),
Rancangan arsitektur yang menggunakan metafora ini adalah sebagai
berikut:
a). Museum Tsunami
Museum Tsunami di Nanggroe Aceh Darussalam. Konsep
besarnya adalah “Rumoh Aceh as a ascape hill”. Ia mengibaratkan
museum sebagai rumah panggung yang dapat menyelamatkan diri
para penduduk Aceh bila sewaktu-waktu terjadi Tsunami. Di dalamnya
juga menceritakan dan mengajak kita untuk merasakan suasana saat
Tsunami terjadi. Di awali dengan pintu masuk yang “menekan”
perasaan pengunjung dengan luasan yang sempit dan di dindingnya
Gambar 2.10 Museum Tsunami Sumber: www.thejakartapost.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 32
terdapat air yang mengalir (water wall) seolah-olah pengunjung
dibawa masuk ke dalam dasar laut yang amat dalam. Lalu masuk ke
dalam galeri pertama yang memuat data-data tentang Tsunami.
Ruangan ini terletak di bawah reflecting pool dari public park yang
dimiliki oleh museum Tsunami ini. Ruangan ini memberikan kesan
suram dimana pengunjung seakan-akan berada benar-benar di dasar
laut. Dengan penggunaan langit-langit kaca membuat cahaya
temaram dari atas yaitu reflecting tadi menambah kesan dramatis
pada ruang ini. Pada perjalanan terakhir dihadapkan pada ruangan
yang menampilkan nama-nama korban Tsunami yang ditulis pada
dinding yang berebntuk silinder yang menjulang ke atas. Pada
puncaknya terdapat kaligrafi Allah yang berpendar dan ini ditujukan
untuk menambah kesan sakral. Ini bermakna bahwa akhir perjalanan
manusia berada pada tangan Tuhan dan tidak ada yang dapat
menghindar dari kematian.
b). Museum of Fruit, Yamanasi, Jepang
Pada Museum of Fruit, perancang mentransfer sifat-sifat dan
bentuk dari bibit dan buah-buahan serta tumbuh-tumbuhan yang lain.
Itsuko Hazegawa berusaha menampilkan metafora dari kekuatan serta
perbedaan buah-buahan, sebuah landscape purba yang tersembunyi
dalam jiwa manusia. Dia menggunakan bentuk bibit-bibit yang
Gambar 2.11 Museum of Fruit Sumber: www.greatbuildings.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 33
berbeda yang disebar ke tanah dalam penampilan keseluruhan
kompleks bangunannya, termasuk dalam menemukan bentuk denah
dari tiga massa utama. Sisi inilah yang merupakan kategori tangible
metaphor. Sedangkan kategori intangible metaphor tampak pada
gambaran sebuah bibit yang kemudian tumbuh menjadi pohon yang
besar yang ditampilkannya ke dalam salah satu massa yaitu fruit
plaza. Kemudian dia menampilkan kenangan akan matahari tropis di
mana bibit berkecambah pada green house. Dia juga menggambarkan
dunia gen buah-buahan ke dalam rancangan exhibition hall. Kekuatan
bibit digambarkan dalam workshop, cerita buah-buahan tampak pada
museum, sementara kekayaan hubungan budaya dan sejarah antara
manusia dan buah bisa disimbolkan dengan cara menyebarkan lahan
bibit dan menjadi makmur dalam lingkungan tertentu serta
pencampurannya bisa dilihat sebagai metafora hidup berdampingan
dengan damai pada daerah yang bermacam2 di dunia, simbiosis
manusia dan binatang, dan pemeliharaan alam. Tampilan keseluruhan
bangunan merupakan “new age village”.
II. D. Studi Banding
· Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (PPIPTEK) Jakarta
PPIPTEK adalah suatu sarana pendidikan luar sekolah yang
memadukannya dengan unsur hiburan untuk memperkenalkan iptek kepada
masyarakat segala usia secara mudah,
menarik dan berkesan melalui berbagai
kegiatan peragaan interaktif yang dapat
disentuh dan mainkan. Diharapkan melalui
interaksi pengunjung dengan alat peraga
akan dapat mendorong tumbuhnya
pemikiran pada diri pengunjung tentang
APA, MENGAPA, BAGAIMANA IPTEK digali
dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan
kehidupan manusia. Gambar 2.12 Tampak bangunan PPIPTEK Sumber : www.tamanmini.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 34
Gambar 2.13 Salah satu jenis peragaan yang dimainkan pengunjung Sumber: www.tamanmini.com
Konsep Materi di PPIPTEK
a) Lantai 1 (dasar)
Kegiatan utama PPIPTEK adalah
menyajikan berbagai peragaan iptek yang
dapat diindera oleh pengunjung, interaktif dan
dapat disentuh mainkan. Alat peraga PPIPTEK
dibagi menjadi 2 yaitu alat peraga interaktif
dan artefak. Terdapat lebih dari 250 alat
peraga interaktif yang dapat disentuh-
mainkan oleh pengunjung.
b) Lantai 2
· Wahana Optik (Istana Cahaya)
· Wahana Sumber Alam & Energi
· Wahana Transportasi
· Wahana Antariksa
· Wahana Matematika
· Wahana Komputer
· Wahana Peragaan Galileo
c) Lingkaran tengah (bangunan pusat)
· Wahana Biologi
· Cluster Ilusi Mata
d) Fasilitas pendukung
Berbagai fasilitas yang ada di Peragaan Iptek adalah taman parkir
yang mampu menampung hingga 26 bus ukuran besar dan puluhan mobil
lainnya, perpustakaan & arena baca yang berisi lebih 5.000 koleksi
bacaan iptek populer, auditorium berkapasitas 135 kursi dengan suara
bagaikan bioskop megah dan biasa digunakan untuk pemutaran film-film
ilmiah, seminar atau kegiatan lain sejenis, fasilitas selanjutnya adalah tiga
ruang kuliah berkapasitas masing-masing 75 orang dan sangat
representatif untuk digunakan sebagai ruang pelatihan, seminar dan
kegiatan lain sejenis. Selain itu juga terdapat kantin koperasi yang
Gambar 2.14 Demonstrasi sains Sumber: www.tamanmini.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 35
menjual aneka makanan ringan dan minuman kemasan serta mushola.
Seluruh fasilitas yang ada di Peragaan Iptek merupakan sarana yang
dapat dimanfaatkan seluas-luasnya oleh masyarakat untuk kepentingan
kegiatan yang bersifat ilmiah atau menunjang kemajuan pendidikan.
Beberapa Layanan yang disajikan oleh Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi Jakarta, yaitu :
· Pemberian pengarahan mengenai cara berkunjung yang efektif
Sebelum pengunjung rombongan memasuki arena galeri peraga,
seorang pemandu akan memberikan pengarahan kepada setiap
rombongan mengenai tata cara yang efektif dalam berinteraksi dengan
alat peraga mengingat alat peraga yang tersaji di galeri PPIPTEK-TMII
jumlahnya begitu banyak.
· Pemberian lks bagi pengunjung rombongan pelajar
Agar kunjungan pelajar lebih bermakna, PPIPTEK-TMII memberikan
lembar kerja sains (LKS) kepada setiap anggota rombongan pelajar.
Melalui LKS setiap pelajar kini menjadi semakin fokus dalam
mengeksplorasi ilmu dan berinteraksi dengan alat peraga.
· Pemberian layanan kunjungan tematik
Untuk memberi pemahaman yang lebih mendalam mengenai satu
topik bahasan yang terdapat dalam pelajaran di sekolah, PPIPTEK-TMII
memberikan layanan kunjungan tematik kepada pengunjung rombongan
pelajar yang berminat. Dalam layanan kunjungan tematik ini seorang
pemandu akan membahas tuntas satu topik fenomena iptek dengan
pendekatan demo sains interaktif yang sangat menarik.
Gambar 2.15 Science corner Sumber: www.taman mini.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 36
Gambar 2.16 Pertunjukkan roket air Sumber: www.tamanmini.com
· Riset inovasi pengembangan peragaan
Sebelum sebuah peragaan/klaster peragaan diproduksi untuk
disajikan di galeri peraga PPIPTEK-TMII, tim pengembangan alat peraga
melakukan kegiatan riset inovasi untuk menghasilkan peragaan yang
sesuai dengan harapan : menggugah keingintahuan; membangkitkan
minat; menyenangkan; menantang; menarik perhatian; mengejutkan;
komunikatif; aman dan tangguh. Riset inovasi yang dilakukan meliputi :
Riset disain dan rekayasa; riset sistem; dan Riset uji coba prototip
kepada pengunjung. Setelah rangkaian riset inovasi tersebut dijalani
selanjutnya dilakukan proses produksi pembuatan alat peraga.
· Demonstrasi sains
Demonstrasi sains adalah pertunjukan interaktif yang mengungkap
fenomena dan keajaiban sains di atas panggung dan ditampilkan oleh
pemandu berpengalaman. Setiap hari, dari Selasa hingga Minggu,
PPIPTEK menyelenggarakan acara ini untuk menghibur pengunjung
galeri. Materi demonstrasi diklasifikasikan dalam bentuk paket dimana
tiap paket terdiri dari 5 judul percobaan.
Paket yang biasa ditampilkan antara lain : Atraksi kimia,
keseimbangan otak, kelembaman,
panas, udara dan elastisitas. Jadwal
dan frekuensi pertunjukan tentatif,
disesuaikan dengan waktu kunjungan.
Rata-rata 20-30 pengunjung dalam
satu pertunjukan, terdiri dari
pengunjung keluarga dan pelajar dari
tingkat SD hingga SMU.
· Pertunjukan film sains
Para pengunjung galeri bisa menyaksikan film-film ilmiah berdurasi
20 – 50 menit di dalam ruang auditorium yang berkapasitas 135 tempat
duduk. Judul film yang pernah diputar diantaranya : Tsunami Chaser,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 37
Gambar 2.17 Judul-judul film sains Sumber: www.tamanmini.com
Pregnancy, Science of Alcohol, Clone, Science of SARS, 4,6 Milyar Tahun
Bumi dan masih banyak lagi.
· Sanggar kerja
Sanggar kerja merupakan program eksperimentasi sains yang
banyak diminati sekolah. Tahun ini, tidak kurang dari 4164 siswa dari
jenjang TK hingga SMU mengikuti kegiatan sanggar kerja dengan
perincian : peserta TK (340 org), SD (2084 org), SMP (180 org) dan
SMU (1560 org). Penambahan materi yang beragam dan disesuaikan
dengan kurikulum baru mendapat tanggapan yang positif dari sekolah.
· Sanggar kerja robot
Pada awal tahun 2006 Pusat Peragaan Iptek meluncurkan, program
baru bernuansa constructive learning ini, Program ini ditujukan untuk
siswa SMA agar mereka mampu berpikir logis dan sistematis.
Gambar 2.18 Peragaan tematik Sumber: www.tamanmini.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 38
Ada 3 paket yang kami tawarkan, paket dasar, mahir A dan mahir B.
Peserta dapat memilih paket mahir dengan syarat telah lulus paket
dasar. Berdasarkan permintaan beberapa sekolah, PPIPTEK berencana
melakukan pelatihan yang sama di sekolah-sekolah di Jakarta.
II. E. Tinjauan Kota Surakarta
1. Keadaan Geografi
Surakarta adalah salah satu kota yang berada di Jawa Tengah. Secara
astronomis, Kota Surakarta berada di antara 110°45’15” -110°45’35” Bujur
Timur, 70°36’-70°56’ Lintang Selatan. Kota Surakarta juga berada di antara
kaki Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dan dilalui oleh beberapa sungai yang
merupakan anak sungai Bengawan Solo, yaitu kali Pepe dan kali Jenes.
Kota Surakarta merupakan bagian dari 35 Dati II di Propinsi Jawa
Tengah, yang terletak di bagian Selatan. Luas wilayah Kota Surakarta adalah
44.04km2.
Daerah-daerah yang berbatasan dengan wilayah Kota Surakarta :
§ sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Boyolali
§ sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
§ sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo
§ sebelah Barat : Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sukoharjo
Gambar2.19 Peta Kota Surakarta Sumber: Dok. pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 39
2. Keadaan Topografi
Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata
92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan rata-
rata 0-3%. Di bagian utara agak bergelombang dengan kemiringan kurang
dari 5%.
3. Keadaan Klimatologi
Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan
penghujan, sesuai dengan letak Indonesia yang berada di daerah sekitar
khatulistiwa. Kota ini merupakan daerah yang mempunyai suhu udara yang
relatif panas dengan suhu udara minimum 21.7°C, suhu rata-rata 26°C, dan
suhu maksimum 32ºC. Rata-rata tekanan udara di Surakarta sekitar
1008,74° mbs, kelembaban udara 71%, kecepatan angin 4 knot, arah angin
1880, dan curah hujan yang cukup tinggi sekitar 2200 mm/ tahun.
4. Pembagian Sub Wilayah Pembagian (Swp) Kota Surakarta
Berdasar SK Walikota Dati II Surakarta No.050/ 228/ 1/ 1989 tanggal
25 Mei 1989, bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam 4 wilayah
pengembanganya itu meliputi:
a. wilayah pengembangan utara
b. wilayah pengembangan barat
c. wilayah pengembangan timur
d. wilayah pengembangan selatan
Yang kemudian dirinci dalam 10 sub wilayah pengembangan (SWP),
sebagai unit perencanaan dalam penyusunan RUTRK Surakarta 1993-2013.16
a. SWP I, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Pucang Sawit. Meliputi 6
kelurahan (Pucang sawit, Jagalan, Gandekan, Sangkarah, Sewu dan
Semanggi) seluas 487,52 Ha.
b. SWP II, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kampung Baru. Meliputi
12 kelurahan ( Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan Wetan,
16RUTRK Kota Surakarta 1993-2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 40
Purwodiningratan, Gilingan, Kestalan, Keprabon, Ketelan, Timuran,
Punggawan, Stabelan, dan Sudiroprajan) seluas 430,90 Ha.
c. SWP III, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Gajahan. Meliputi 12
kelurahan ( Joyotakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan, Jayengan,
Kemlayan, pasar Kliwon, Gajahan, Kauman, Baluwarti, Kedung Lumbu,
dan Joyosuran) seluas 494,31 Ha.
d. SWP IV, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sriwedari. Meliputi 8
kelurahan ( Tipes, Bumi, Panularan, Penumping, Sriwedari, Purwosari,
Manahan, dan Mangkubumen).
e. SWP V, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sondakan. Meliputi 3
kelurahan ( Pajang, Laweyan, Sondakan) seluas 253,50 Ha.
f. SWP VI, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jajar. Meliputi 3
kelurahan (Karang Asem, Jajar, Kerten) seluas 327,60 Ha.
g. SWP VII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Sumber, meliputi 2
kelurahan ( Sumber, Banyuanyar) seluas 258,30 Ha.
h. SWP VIII, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Jebres. Meliputi 2
kelurahan ( Jebres, Tegalharjo) seluas 349,50 Ha.
i. SWP IX, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Kadipiro. Meliputi 2
kelurahan (Kadipiro, Nusukan ) seluas 715,10 Ha.
j. SWP X, dengan pusat pertumbuhan di Kelurahan Mojosongo. Meliputi 1
kelurahan (Mojosongo) seluas 532,90 Ha.
Gambar 2.20 Persebaran SWP
Sumber : RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 41
TABEL 2.2 Tabel Potensi Dan Prosentase Fungsi / Kegiatan Kawasan – Kawasan Di Kotamadya Surakarta Sumber: RUTRK Kodya Surakarta 1993 – 2013 dan RDTRK SKAsel
Keterangan :
A = Fungsi Pariwisata
B = Fungsi Kebudayaan
C = Fungsi Olahraga
D = Fungsi Industri
E = Fungsi Pendidikan
F = Fungsi Perdagangan
G = Fungsi Pusat Administrasi dan Perkantoran
H = Fungsi Perumahan
BWK = Bagian Wilayah Kota
Inter = Internasional
SWP
Skala Pelayanan Kegiatan Fungsi / kegiatan (%) Jumlah
(%) Ters Sekunder Primer Ling BWK Kota
/lokal Regi onal
Nas Inter
A B C D E F G H
I ü ü ü ü ü 20 10 70 100
II ü ü ü ü ü ü10 5 5 10 10 60 100
III ü ü ü ü ü ü15 15 25 45 100
IV ü ü ü ü ü ü5 15 5 10 65 100
V ü ü ü ü 15 5 10 70 100
VI ü ü ü ü 5 10 5 5 75 100
VII ü ü ü 5 5 90 100
VIII
ü ü ü ü ü 10 5 10 25 5 55 100
IX ü ü ü ü ü 15 5 5 75 100
X ü ü ü 5 5 90 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 42
Ø Kebutuhan lokasi terhadap potensi fungsi wilayah
Berdasarkan tabel Potensi Dan Prosentase Fungsi / Kegiatan Kawasan –
Kawasan Di Kotamadya Surakarta, terdapat beberapa kawasan yang memiliki
potensi pengembangan fungsi pendidikan dan pariwisata, kawasan-kawasan
tersebut adalah :
Ø SWP II : 5% fungsi pendidikan & 10 % fungsi pariwisata
Ø SWP III : 15% pariwisata
Ø SWP IV : 5% pendidikan & 5% fungsi pariwisata
Ø SWP V : 5% fungsi pendidikan
Ø SWP VI : 10% fungsi pendidikan
Ø SWP VIII : 25 % fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata
Ø SWP IX : 5 % fungsi pendidikan
Dari beberapa SWP yang memiliki potensi untuk pendidikan dan
pariwisata, SWP VIII memiliki prosentase terbesar diantara yang lain yaitu
25% fungsi pendidikan dan 10 % fungsi pariwisata. Oleh karena itu, Solo
Sci_Tech Exhibition Centre mengambil SWP VIII sebagai lokasi bangunan.
SWP VIII memiliki pusat pertumbuhan di kelurahan Jebres yang meliputi dua
kelurahan, yaitu kelurahan Jebres dan kelurahan Tegalharjo.
5. Potensi Kota Surakarta sebagai Lokasi Solo Sci_Tech Exhibition Centre
a. Potensi Umum
1) Potensi Penduduk
Jumlah penduduk Kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 534.540
jiwa, tersebar di lima kecamatan yang meliputi 51 kelurahan.
Kelompok
Umur
Jenis kelamin Jumlah
Pria Wanita Pria +
Wanita
1 2 3 4
0-4
5-9
18.880
17.936
16.284
23.128
35.164
41.064
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 43
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
65+
21.476
24.072
22.656
24.072
20.296
20.296
19.588
16.992
12.744
9.204
8.024
14.632
24.780
24.072
29.264
24.544
23.128
23.836
21.240
16.048
13.452
10.620
11.564
21.712
46.256
48.144
51.920
48.916
43.424
44.132
40.828
33.040
26.196
19.824
19.588
36.344
Jumlah 250.868 283.672 534.540
2) Potensi Geografis
Kota Surakarta menempati posisi yang strategis dalam jalur
transportasi darat, yaitu sebagai penghubung ibukota Dati II maupun
propinsi yang lain. Jalur selatan menghubungkan Jakarta, Yogyakarta,
Surakarta, dan Surabaya. Jalur utara menghubungkan Jakarta,
Semarang, Surakarta, dan Surabaya. Selain itu, ditunjang dengan
pengembangan Bandara Adi Sumarmo yang ditingkatkan dari bandara
penerbangan domestik menjadi bandara penerbangan internasional.
3) Potensi Pendidikan
Kota Surakarta memiliki berbagai fasilitas pendidikan, dari TK, SD,
SLTP, SMA, dan juga universitas.
Menurut data pada tahun 2007, Kota Surakarta memiliki fasilitas
pendidikan yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak 282 unit, Sekolah
Dasar 281 unit, SLTP 71 unit, dan SMU 41 unit. Selain itu Kota
Surakarta juga memiliki Perguruan Tinggi sebanyak 32 unit.
Tabel 2.3 Jumlah penduduk kota Surakarta Sumber: Surakarta.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 44
b. Potensi Khusus
1) Sesuai dengan visi dan misi Kota Surakarta
Peningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni guna mewujudkan inovasi integritas masyarakat
madani yang berlandaskan ke Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan
seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh
berkembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta
menggunakan potensi dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
TK=72 SD=95 SMP=20 SMA=18 SMK=17
TK=56 SD=57 SMP=18 SMA=12 SMK=13
TK=63 SD=59 SMP=17 SMA=6 SMK=6
TK=35 SD=53 SMP=9 SMA=5 SMK=2
TK=32 SD=30 SMP=11 SMA=3 SMK=3
Gambar 2.21 Peta persebaran sekolah di Surakarta Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 45
Demikian sebuah penggalan dari misi kota Surakarta, dari penggalan
misi di atas kita dapat menyimpulkan bahwa kota Surakarta memang
sedang ingin mengejar ketertinggalannya dengan kota-kota lain.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi salah satu
target penting yang ingin digapai oleh pemerintah kota Surakarta dalam
mengejar ketertinggalan tersebut, hal ini karena aset sumber daya
manusia merupakan aset yang paling berharga bagi sebuah kota atau
bahkan sebuah negara sekalipun, sumber daya manusia yang berkualitas
yang dimiliki oleh sebuah kota atau negara akan menjadi motor
penggerak dalam setiap aspek kehidupan bagi sebuah kota atau negara.
2) Perhatian besar dari Pemkot terhadap kemajuan teknologi
Sejak tahun 2007 pemerintah kota Surakarta bekerjasama dengan
ATMI berencana mendirikan sebuah fasilitas publik yang bertujuan untuk
mencetak tenaga-tenaga ahli dan terampil dibidang permesinan industri.
Fasilitas tersebut bernama Solo Techno Park (STP). STP ini diharapkan
menjadi pusat penelitian, platihan dan pendidikan di bidang teknologi
khususnya permesinan industri agar Kota Solo unggul dari yang lain
dengan memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan adanya
rencana ini berarti pemerintah Kota Surakarta mempunyai perhatian yang
besar terhadap perkembangan teknologi demi majunya kota Surakarta ini.
3) Antusiasme masyarakat Surakarta terhadap sains dan teknologi
Selain perhatian yang besar dari Pemkot akan perkembangan
teknologi ternyata minat dan antusiasme warga Surakarta akan ilmu dan
teknologi juga cukup tinggi, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya
event-event seperti pameran teknologi dan perlombaan sains yang diikuti
oleh banyak peserta dan pengunjung. Seperti pameran teknologi di Solo
Square (2nd Education Expo 2008) yang diikuti oleh Akademi Teknologi
Warga dan beberapa instansi pendidikan lainnya, perlombaan sains atau
festival sains yang diikuti oleh SD dan SMP se-eks Karesidenan Surakarta,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 46
dan Java Young Scientist Event yang diselenggarakan di Pondok
Assalaam.
4) Potensi Perkembangan IPTEK di Surakarta
Pengembangan IPTEK tidak dapat terlepas dan sangat tergantung
kepada penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Di Surakarta
sendiri, terutama di UNS yang merupakan salah satu perguruan tinggi
negeri ternama di kota ini, terdapat lembaga penelitian yang bernama
LPPM UNS. Visi dari lembaga ini adalah menjadikan lembaga yang unggul,
terpercaya dan mandiri di bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat khususnya pada pengembangan dan pemanfaatan IPTEK dan
kebudayaan. LPPM sendiri telah menghasilkan banyak hasil-hasil
penelitian. Hasil-hasil penelitian tersebut mencakup ilmiah murni, IPTEK,
pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Namun karena kurangnya
sosialisasi kepada masyarakat sehingga banyak dari hasil-hasil penelitian
tersebut belum bisa dimanfaatkan secara optimal. Sehingga dengan
adanya Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini, diharapkan dapat menjadi
wadah untuk memamerkan hasil-hasil karya penelitian agar masyarakat
dapat mengetahui dan memanfaatkan hasil penelitian tersebut. Dan juga
untuk menarik para pelaku industri atau investor untuk memakai hasil-
hasil penelitian tersebut dan mengembangkannya.
5) Potensi arsitektur kota surakarta
Kota Surakarta dalam hal perkembangan arsitekturnya, dari waktu
ke waktu terus mengalami perubahan. Mulai dari arsitektur tradisional
hingga mengarah ke arsitektur modern. Perkembangan ini dapat kita lihat
dari bangunan-bangunan yang telah berdiri di kota ini. Citra sebagai kota
budaya terlihat dari tetap lestarinya bangunan-bangunan tempo dulu.
Misalnya saja Keraton Kasunanan Surakarta dan Pura Mangkunegaran,
dua ikon dari arsitektur kota Surakarta. Dulu, arsitektur tradisional jawa
merupakan pakem dari bangunan-bangunan yang mau dibangun di kota
ini pada saat itu, namun seiring perkembangan jaman dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 47
akulturasi budaya dengan pendatang seperti kolonial Belanda
menyebabkan wajah arsitektur Kota Surakarta menjadi variatif. Hal ini
dapat kita lihat dari contoh bangunan seperti Pasar Gede. Karya Thomas
Karsten ini, merupakan perpaduan dari arsitektur tradisional dengan
arsitektur kolonial. Hal ini terlihat dari dimensi bukaan yang lebar khas
bangunan Belanda dan pemakaian atap limasan dan penggunaan bahan
material lokal sebagai pencitraan akan bangunan lokal. Setelah arus
modernisasi semakin berkembang di kota Solo, maka hal ini berpengaruh
juga terhadap perkembangan wajah arsitektur kota. Misalnya
pembangunan fasilitas publik seperti mall, hotel maupun fasilitas yang
lain.
TRADISI DENGAN NAFAS MODERN
Citra sebagai kota budaya sudah melekat cukup lama di Kota Solo.
Citra ini tidak terlepas dari keberadaan dua lembaga adat budaya Jawa
yang hingga kini masih bertahan, yakni Keraton Kasunanan Surakarta dan
Pura Mangkunegaran. Hampir tiap tahun kedua lembaga ini menggelar
beragam perhelatan adat tahunan. Mulai dari Grebeg Besar, Kirab Pusaka
Kebo Bule "Kiai Slamet", Jumenengan KGPAA Mangkunegoro, Sekaten,
Mahesa Lawung, Jumenengan Sinuhun Paku Buwono, Malam Selikuran,
serta Syawalan. Belum lagi kegiatan rutin berupa latihan tari, sinden,
serta klenengan yang ada di Keraton Kasunanan Surakarta maupun Pura
Mangkunegaran. Namun itu semua tak cukup menunjukkan jati diri Solo
sebagai Kota budaya. Mengapa Solo terkesan sudah mulai kehilangan roh
budaya Jawa?
Pemerhati budaya Winarso Kalinggo menilai, itu semua tak cukup
menunjukkan jati diri Solo sebagai kota budaya. Bahkan sebaliknya, Solo
saat ini tak hanya kehilangan roh budaya Jawa, tapi sudah tidak
menghidupi budaya Jawa.
Orang Solo saat ini sudah tidak lagi berperilaku Jawa, menurutnya
karena wewangunan atau pemandangan di hadapan mereka saat ini
adalah pemandangan modern, bukan lagi pemandangan yang identik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 48
dengan budaya Jawa. Arsitektur gedung perkantoran, pusat perbelanjaan,
hotel, dan gedung-gedung di Solo lebih bernuansa modern, tak ubahnya
seperti kota-kota besar lain. Akibatnya, wewangunan di Solo itu pada
akhirnya turut mengaburkan identitas budaya Jawa di Solo. Akar
perubahan wewangunan itu disebabkan pergeseran semangat hidup orang
Jawa di Solo dari gotong-royong menjadi individualis materialistis.
Sujamto dalam bukunya Otonomi, Birokrasi, dan Partisipasi, menyebutkan
esensi budaya Jawa adalah religius, nondoktriner atau nondogmatis,
toleran, akomodatif, dan optimistis. Jadi etos orang Jawa lebih
berorientasi pada kesempurnaan batin ketimbang segi-segi lahiriah
ataupun materiil. Ini tercermin dari sebagian falsafah yang dianut orang
Jawa, yakni nglurug tanpa bala, menang tanpa ngasorake, dan sugih
tanpa bandha. "Bukan berarti menolak modernitas, tetapi keberadaan mal
di Solo sebagai citra peradaban modern, misalnya, seharusnya bisa
beradaptasi dengan budaya Jawa. Bukankah tidak mustahil mal di Solo
dibangun dengan arsitektur Jawa, menampilkan tulisan Jawa, dan
menghadirkan suasana mal dalam alunan gending gamelan Jawa?" kata
Kalinggo. Kompas, Jumat 6 Juli 2007
Melihat fenomena di atas, sebenarnya modernisasi tidak bisa
dianggap sepenuhnya buruk, namun kalau kebablasan maka hal tersebut
merupakan ancaman besar bagi kelangsungan budaya daerah. Untuk
menjembatani antara modernitas dan lokalitas, maka bisa dengan cara
menggabungkan kedua unsur tersebut dalam berarsitektur. Kita bisa
melihat contoh yaitu negara Jepang. Negara tersebut merupakan negara
yang maju baik dalam segala bidang, namun
mereka masih menggunakan bahasa Jepang
sebagai bahasa pengantar. Dan dari segi
wajah arsitektur negara tersebut, unsur
budaya masih terlihat dalam bangunan-
bangunan. Salah satu arsitek yang dengan
baik dapat memadukan unsur lokal dengan
modern yaitu Kenzo Tange.
Gambar 2.22 Community Center, Hiroshima PC
Sumber: www.greatbuildings.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 49
Tange pandai menyaring esensi spirit modern lalu mengawinkannya
ke dalam pemahaman mendalam budaya tradisional Jepang, seperti
terlihat pada Hiroshima Peace Center. Bangunan yang dimenangkan
Tange melalui kompetisi ini didirikan di area jatuhnya bom atom, di
kawasan luas terbuka yang dibiarkan seperti keadaan semula, lengkap
dengan reruntuhan gedungnya. Monumen utama berujud pelengkung
beton sederhana yang diekspos, berpenampang hiperbola yang mengatapi
titik jatuhnya bom. Ada museum dan pusat komunitas di dekatnya.
Arsitekturnya terpengaruh cubism-nya Le Corbusier, terlihat di bagian
atas kolong jajaran kolom. Teras mengelilingi bagian bawah Community
Center. Pembatas kaca antara teras dan ruang dalam memudahkan
pengunjung yang berada di dalam melihat reruntuhan dan titik bom di
luar.
Konsep arsitektur tradisional Jepang diterapkan melalui
kesederhanaan bentuk, tata unit, penonjolan elemen yang disusun selaras
dalam komposisi garis dan bidang horisontal seperti halnya rumah-rumah,
istana dan kuil Jepang. Karya yang sering disebut ‘inti spiritual kota’ ini,
menjadi simbol kerinduan manusia akan perdamaian.
Bagi Tange, arsitektur mesti punya sesuatu yang menyeru hati
manusia. Bentuk dasar, ruang dan penampakannya mesti logis. Kerja
kreatif terekspresikan di masanya sebagai perpaduan teknologi dan
kemanusiaan. Peran tradisi sebagai katalis, senyawa, yang tak lagi terlihat
di hasil akhir. Tradisi bisa berperan dalam kreasi, tapi tak lagi menjadi
kreativitas itu sendiri. Prinsip arsitektur tradisional Jepang adalah
kesederhanaan. Tange menerapkan dalam karyanya dengan cara
menonjolkan elemen konstruksi hingga sekaligus berfungsi estetik. Tak
ada elemen hiasan selain konstruksi balok, konsol, yang diekspos seperti
konstruksi kayu. Kontras yang timbul dari perbedaan karakter antara
tekstur kasar beton exposed dan permukaan halus balok vertikal, juga
antara bidang halus putih dan kaca warna gelap, tampak mengesankan.
“Melalui studi lebih lanjut”, ujar Tange,”kita yang ada di era
arsitektur transisi sekarang akan menemukan gaya baru yang lebih cocok,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 50
sehingga tiga elemen tadi bisa terekspresikan dalam sebuah sistem yang
konsisten”. Arsitek yang kerap memberi sentuhan personal pada karya
futuristiknya ini salah satu arsitek terpenting abad 20. Spesialisasinya,
memadukan gaya tradisional Jepang dengan nafas modern, yang
diaplikasikan pada banyak bangunan penting di lima benua. Talenta,
energi dan karir cukup panjang dari seorang Kenzo mengantarkannya
menjadi klasik. Dalam menyiapkan desain, Tange senantiasa menggali,
mengangkat, menampilkan bentuk-bentuk peninggalan kuno yang
terlupakan menjadi adikarya yang mempesona.
II.F. Kesimpulan
Dengan melihat dari berbagai latar belakang dan dari potensi-potensi kota
Surakarta yang ada maka Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini mempunyai
potensi untuk dibangun di kota Surakarta. Yaitu sebagai alternatif tempat
untuk mengeksplorasi IPTEK bagi masyarakat kota Surakarta, juga sebagai
wisata edukasi tentang IPTEK yang selama ini belum terdapat di kota ini. Solo
Sci_Tech Exhibition Centre ini dapat sebagai sarana penunjang pendidikan
formal untuk menumbuhkan motivasi belajar pada anak terutama belajar
tentang sains, yang selama ini dianggap menjadi momok bagi siswa.
Dalam marancang Solo Sci_Tech Exhibition Centre, sebagai strategi
desain yang dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan perancangan
menggunakan pendekatan metafora. Karena arsitektur metafora merupakan
salah satu strategi desain dimana konsep sebuah rancangan didasari dengan
pengibaratan terhadap sesuatu agar tercipta suasana IPTEK yang akan
direncanakan. IPTEK yang identik dengan kemodernan, berimbas pada
pemilihan material-material fabrikasi. Pemakaian langgam arsitektur modern
yang mengarah kepada arsitektur high tech merupakan wujud simbolisasi
dari dunia teknologi dan modernitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 51
BAB III
SOLO SCI_TECH EXHIBITION CENTRE DENGAN MENERAPKAN KONSEP
ARSITEKTUR METAFORA YANG DIRENCANAKAN
III.A Pengertian
Solo Sci_Tech Exhibition Centre Dengan Penekanan Arsitektur
Metafora adalah pusat pameran sains dan teknologi di Solo sebagai sarana
memperluas pengetahuan tentang sains dan teknologi di Surakarta dengan
menerapkan konsep kiasan atau ungkapan bentuk yang diwujudkan dalam
bangunan.
III.B Visi, Misi, Peran dan Fungsi
1. Visi
Menumbuhkan minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta
memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada masyarakat
khususnya di Surakarta dan sekitarnya.
2. Misi
Mewujudkan sarana yang digunakan untuk menampung dan mendukung
kegiatan pemasyarakatan IPTEK.
3. Peran
Perlunya pengenalan IPTEK sejak dini dikalangan anak-anak, remaja dan
masyarakat pada umumnya, serta belum terdapatnya fasilitas Science
center di Surakarta, maka peran Solo Scie_Tech Exhibition Centre lebih
ditekankan pada:
· Sebagai sarana penunjang pendidikan, pameran, peragaan prinsip-
prinsip ilmu dasar yag menjadi landasan dalam pengembangan
teknologi.
· Sebagai sarana rekreasi
Sedangkan sarana lainnya adalah:
· Sebagai wadah dokumentasi perawatan koleksi karya ilmiah
· Sebagai alternatif informasi perkembangan IPTEK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 52
4. Fungsi
a. sebagai sarana penunjang pendidikan dan pameran
- menampilkan berbagai bentuk peragaan ilmu-ilmu dasar yang
sesuai dengan prinsip-prinsipnya, sehingga mempermudah anak-
anak dan remaja (pelajar) untuk memahaminya, setelah mereka
menyentuh, mencoba dan mengoperasikannya.
- membantu sekolah sebagai sarana pendidikan formal, dalam
menumbuhkan motivasi belajar.
b. sebagai salah satu wadah untuk menyampaikan informasi
perkembangan IPTEK
- sebagai wadah untuk penyampai perkembangan serta penyebaran
tentang karya ilmiah dan produk-produk teknologi sekaligus media
pendidikan bagi pelajar dan mahasiswa untuk memperoleh
pengetahuan.
- perpustakaan yang memberikan informasi melalui buku-buku,
brosur-brosur yang berhubungan dengan IPTEK
c. sebagai wadah dokumentasi perawatan karya ilmiah
menampung, mempelajari, dan menyeleksi hasil-hasil karya ilmiah
dan produk teknologi, baik yang baru maupun yang sudah cukup
lama, yang berasal dari lembaga ilmiah edukatif lainnya untuk
kemudian ditransformasikan pada masyarakat melalui pameran.
d. sebagai sarana rekreasi
dalam arti Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini selain berfungsi
sebagai media komunikasi, informasi, dan pendidikan juga harus bisa
memberi kesenangan bagi masyarakat agar memberi kesan
masyarakat dapat bersahabat dengan IPTEK.
III.C Status Kelembagaan
Status kelembagaan dari Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah
berada di bawah Universitas Sebelas Maret yaitu sebagai perguruan tinggi
negeri terbesar di wilayah Surakarta dengan bekerjasama dengan LIPI dan
BPPT serta lembaga ilmiah lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 53
III.D. KEGIATAN
1. Macam kegiatan
Berdasarkan peran dan fungsinya maka secara garis besar kegiatan utama
dalam Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini dapat dibedakan menjadi:
a. kegiatan utama
§ kegiatan pameran dan pagelaran
§ pengenalan dan pemahaman ilmu dasar
§ pengenalan teknologi
§ pengenalan masa depan
§ pameran dan pengenalan produk-produk ilmuan serta hasil pemenang
lomba karya ilmiah pelajar
§ pameran temporer, diadakan dengan tema-tema khusus
§ penyelenggaraan diskusi, ceramah, dialog
§ kegiatan perpustakaan, penyediaan buku dan brosur-brosur
§ audio visual
b. kegiatan pendukung
1). kegiatan dokumentasi dan perawatan materi
Menristek
Pemkot Surakarta
LIPI UNS BPPT
Solo Scie_Tech Exhibition Centre
BADAN ILMIAH LAINNYA
Gambar 3.1 Status Kelembagaan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 54
§ Menyeleksi, meneliti, merawat materi yang dipamerkan
§ Mengadakan kerjasama dengan para ilmuan dalampengadaan materi
pameran
§ Menyiapkan materi pameran
2). kegiatan pengelolaan administrasi
§ Mengadakan pembukuan terhadap surat masuk dan keluar
§ Mengkoordinasi kerja
§ Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan
§ Mengurusi kerumahtanggaan kegiatan
§ Mengurusi masalah keuangan (pendanaan)
3). kegiatan servis
§ Menyediakan fasilitas kantin/kafetaria bagi pengunjung yang ingin
beristirahat
§ Menyediakan cinderamata/souvenir
§ Pemeliharaan, pengamanan, palayanan sistem bangunan dan
perawatan system
2. Tuntutan kegiatan
Untuk mendukung mekanisme kegiatan yang sesuai dengan
karakteristiknya maka perlu diperhatikan tuntutan kegiatan terhadap aspek-
aspek berikut ini:
a. Kenikmatan pandang gerak
Sesuai dengan kegiatan utamanya berupa pameran dan peragaan maka
pandangan pengunjung terhadap objek-objek materi yang harus betul-
betul ditata sesuai dengan persyaratannya.
b. Keamanan
Menyangkut keamanan terhadap materi pamer dari kerusakan, hilang,
terutama untuk materi-materi yang tidak boleh disentuh
Keamanan terhadap pengunjung terutama yang berhubungan dengan
materi peragaan yang dapat disentuh, diperagakan, dimainkan
c. Kenyamanan
§ Physical comfort
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 55
Dengan pengaturan penghawaan, pencahayaan, dan dampak dari
kebisingan yang sesuai dengan persyaratan kegiatan.
§ Spiritual comfort
Berkaitan erat dengan suasana ruang dimana secara umum ruang Solo
Scie_Tech Exhibition Centre mencerminkan filosofinya.
3. Pelaku kegiatan
a. Pengunjung
Ø Identitas
1) ditinjau berdasarkan kebersamaan dalam melakukan kegiatan-
kegiatannya pengunjung, adalah :
§ Perorangan, merupakan individu yang melakukan perjalanan
sendiri.
§ Kelompok, dalam perjalanan rekreasi individu-individu bergabung
dalam hubungan teman, saudara, kelompok-kelompok paket
wisata
§ Keluarga, merupakan kelompok yang terdiri gabungan antara
ayah, ibu, anak dan kerabat keluarganya
2) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas kaum pelajar,
mahasiswa dan masyarakat umum
3) ditinjau dari segi minat pengunjung dapat dibagi atas wisatawan asing
dan domestic
4) ditinjau dari segi umur, dibagi atas anak-anak,remaja, dan dewasa
Ø Karakteristik dan motivasi pengunjung berdasar jenjang usia
§ Anak-anak (usia 13 tahun ke bawah)
Mempunyai daya khayal yang cukup tinggi, selalu bergerak aktif,
kreatif, selalu ingin tahu, agak kritis, sehingga menuntut penyajian
yang mudah ditangkap guna dimaksudkan untuk adanya
pengembangan daya khayalnya.
§ Remaja ( usia 14-20 tahun)
Mempunyai subjektifitas tinggi dan didasari kesadaran sudah dapat
menentukan pilihan, bersifat kritis, kesadaran terhadap nilai estetis,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 56
etis dan religius walaupun belum matang akan cenderung
melakukan kegiatan yang bersifat petualang karena sifatnya yang
kritis, perlu penyaluran bakat, sehingga menuntut penyajian yang
mudah dan dapat dioperasikan atau dimainkan
§ Dewasa (usia 21 ke atas)
Konsekuen terhadap tindakannya, matang dalam bertindak, bersikap
dewasa, jiwanya tenang, lebih cenderung melakukan rekreasi,
bersantai, sambil menikmati apa yang dilihatnya, kadang-kadang
punya tujuan khusus mendatangi tempat ini.
b. Pengelola
Yang dimaksud ke dalam kelompok pengelola Solo Sci_Tech
Exhibition Centre disini adalah orang-orang yang terlibat secara aktif
dalam pengelolaan dan berjalannya aktivitas di dalam Solo Sci_Tech
Exhibition Centre setiap hari.
Dilakukan pembagian staf dalam kelompok pengelola untuk
mengoptimalkan kegiatan pembinaan dalam staf.
1) Manager
Yaitu orang mempertanggungjawabkan seluruh kegiatan yang
dilakukan di dalam Solo Sci_Tech Exhibition Centre
2) Pengawas
Yaitu orang yang melakukan kegiatan pengawasan di lapangan
terkait dengan aktivitas pengelola.
3) Bagian Operasional
Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab untuk
mengadakan, menyediakan atau melengkapi, pengolahan,
pemeliharaan sarana dan prasarana Solo Sci_Tech Exhibition
Centre sehingga siap dimanfaatkan oleh pengunjung. Bagian
keamanan bertugas menjaga keamanan pengunjung dalam
menggunakan fasilitas Solo Sci_Tech Exhibition Centre lebih
khusus pada permainan edukatif yang berada di luar ruangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 57
4) Bagian Tata Usaha
Tugas yang dilakukan adalah berhubungan dengan pengelolaan
keuangan, administrasi seperti surat menyurat, dan urusan umum
5) Bagian Informasi
Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab untuk
mengadakan pengembangan materi isi Solo Sci-Tech Exhibition
Centre, membuat konsep pameran, dan pelayanan pengunjung
terhadap perpustakaan
6) Bagian Edukasi
Tugas yang dilakukan adalah bertanggung jawab terkait dengan
penyampaian isi materi Solo Sci_Tech Exhibition Centre kepada
pengunjung, pengarahan dan pendampingan pengunjung dalam
memahami materi Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang
memerlukan penjelaan dan praktik di secara langsung di lapangan.
Pengelola yang langsung berhadapan dengan pengunjung untuk
memberi penjelasan pada setiap anjungan selanjutnya disebut
edukator. Ada empat orang bagian edukasi pada tiap-tiap gedung
yang berasal dari bagian pembinaan yang sekaligus berperan
sebagai edukator.
7) Tenaga Pendukung
Satuan unit kerja yang paling kecil yang biasanya bekerja dalam
kelompok/banyak orang, tergantung dari area besar kecilnya
lingkup pekerjaan. Jenis unit-unit pekerjaan pada Solo Sci_Tech
Exhibition Centre antara lain:
a) Security
b) Cleaning Service
c) Teknisi ME, dll.
III. E. Materi Pameran dan Peragaan
1. Outdoor
a. Science playground
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 58
Science playground berada pada zone rekreasi. User dari science
playground ini adalah kalangan pelajar yang masih anak-anak.
Materi science playground, adalah sebagai berikut:
1) Pipa gossip
Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengerti prinsip dari
gelombang bunyi, cepat rambat suara.
2) Jam matahari
Tujuan dari alat peraga ini adalah agar anak mengetahui asal mula
perhitungan waktu, dan anak dapat mengetahui perhitungan waktu
berdasar garis edar perputaran matahari.
Gambar 3.2 Pipa gossip Sumber: Asri Desindo Intiwidya
Gambar 3.3 Jam matahari (sundial) Sumber: Dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 59
3) Parabola berbisik
Ada dua bagian yaitu sebagai pemancar dan sebagai penerima. Alat ini
bertujuan agar anak dapat mengetahui proses perambatan suara dan
prinsip kerja dari alat parabola.
4) Piringan cakram warna
Agar anak mengetahui komposisi warna sinar matahari.
5) Katrol Keseimbangan
Alat peraga untuk mengetahui prinsip-prinsip pembebanan.
Gambar 3.4 Parabola berbisik Sumber: Asri Desindo Intiwidya
Gambar 3.6 Katrol kesetimbangan Sumber: Asri Desindo Intiwidya
Gambar 3.5 Piringan cakram warna Sumber: Asri Desindo Intiwidya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 60
6) Fountain
Fountain ini adalah berupa alat berbentuk pipa logam sebagai tempat
keluarnya semburan air. Dan jika semburan air tersebut ditekan, maka
akan menimbulkan harmonisasi nada-nada yang cukup unik. Fountain
ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas pengunjung dalam hal
harmonisasi nada-nada.
b. Outdoor exhibition
Space terbuka yang terdapat di muka halaman bangunan utama. Space
terbuka ini digunakan jika terdapat event-event tertentu yang bersifat
outdoor.
Exhibition outdoor terletak di area depan kawasan, hal ini bertujuan
sebagai sarana publik ekspose terhadap event-event yang berhubungan
dengan IPTEK. Hal ini bertujuan untuk menarik pengunjung dari luar.
Gambar 3.7 Fountain Sumber: hackedgadgets.com
Gambar 3.8 Jenis-jenis outdoor exhibition Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 61
2. Indoor
a. Exhibition Area
Exhibition area ini digunakan jika untuk mewadahi aktifitas seperti temu
karya ilmiah, lomba-lomba antar sekolah dan untuk pameran produk-
produk tertentu yang berhubungan dengan IPTEK.
b. Pameran temporer
Berisi pameran-pameran yang bersifat sementara tidak bersifat tetap.
c. Pameran peragaan
1) Basic science
§ Matematika
Beberapa contoh peragaan dalam bidang matematika, adalah:
- Sistem perputaran roda kotak
- Sumur gravitasi
Pengunjung dapat mengetahui prinsip percepatan koin saat
melintas
§ Fisika
Beberapa contoh peragaan dalam bidang fisika, adalah:
- Spectrum warna
Gambar 3.10 Sumur gravitasi Sumber: www.tamanpintar.com
Gambar 3.9 Roda kotak Sumber: www.tamanpintar.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 62
Pengunjung menikmati sensasi perubahan warna bayangan dan
percampuran warna oleh cahaya.
- Generator
Pengunjung dapat mengetahui prinsip dari energy gerak menjadi
energy listrik.
- Pendulum
Pengunjung dapat mengetahui gerakan rotasi bumi dalam satu
harinya
Gambar 3.11 Spektrum warna Sumber: Science museum, science and society library picture
Gambar 3.12 Prinsip generator Sumber: Science museum, science and society library
picture
Gambar 3.13 Pendulum Sumber: Science museum, science and society library picture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 63
- Big Optik
Pengunjung dapat memahami prinsip-prinsip optic.
- Roda bergerigi
Pengunjung dapat memindahkan tiang dengan menggunakan prinsip
pergerakan roda gigi
§ Kimia
Beberapa contoh peragaan dalam bidang kimia, adalah:
- System nuklir
Gambar 3.14 Big optic Sumber: Science museum, science and society library
picture
Gambar 3.15 Roda bergerigi Sumber: Science museum, science and society
library picture
Gambar 3.16 Bagan system nuklir Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 64
- Bola plasma
§ Biologi
Beberapa contoh peragaan dalam bidang biologi, adalah:
- System peredaran darah
- System persendian tubuh
- System metamorfosis
2) Applied science
Lebih mengarah kepada teknologi aplikatif, seperti bidang konstruksi,
permesinan, teknologi transportasi, dan lain-lain.
Gambar 3.17 Bola plasma Sumber: Science museum, science and society library picture
Gambar 3.18 Sistem peredaran darah, system persendian, system metamorphosis Sumber: dokumen pribadi
Gambar 3.19 Contoh-contoh teknologi aplikatif Sumber: www.tamanpintar.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 65
3) Future science
- Robotic, microchip, transportasi masa depan
III.E. Pola Kegiatan
1. Kegiatan Pengunjung
2.Kegiatan Pengelola
Datang/ pulang
Pengelola di masing-masing
bidang
Space penerima
Jalan kaki
Kendaraan
Parkir Servis/ pelayanan
Datang/ pulang
Informasi Edukasi Rekreasi
Space penerima
Jalan kaki
Kendaraan
Parkir
Gambar 3.20 Robotic Sumber: www.tamanpintar.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
§
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 66
BAB IV
ANALISA PENDEKATAN KONSEP PERANCANGAN SOLO SCI_TECH
EXHIBITION CENTER
IV. A. Analisa Makro
1. Pendekatan Perencanaan dan Perancangan Peruangan
Tabel 4.1 Pendekatan pelaku kegiatan, jenis kegiatan, dan kebutuhan ruang
No Kelompok kegiatan
Pelaku Jenis kegiatan Kebutuhan ruang
1 Kegiatan Edukatif-rekreatif
- Pengunjung Semua umur
o Pameran dan peragaan - Melihat pameran dan
berinteraksi dengan alat peraga (indoor dan outdoor)
- Relaksasi - Metabolisme
- R. Pamer - Open space - R. Relaksasi - Lavatory
- Pengunjung Anak-anak &Remaja
- Edukator
o Kegiatan edukatif - Menunggu/ duduk-
duduk - Simulasi - Memberi penjelasan - Metabolisme
- R. Relaksasi - Lavatory - R. Relaksasi - R. Science
Club
- Pengunjung semua umur
- Pengelola bagian perpustakaan
o Kegiatan pustaka - Mencari referensi - Akses internet - Pustaka audio visual - Baca dan santai - Melayani perpustakaan - Metabolisme
- R. computer/
catalog - R. internet - R. pustaka
audio visual - Lavatory
- Pengunjung semua umur
o Kegiatan melihat film - Menunggu/ duduk-
duduk - Menonton film
- R. tunggu
- R. bioskop
- Pengunjung semua umur
- Pengelola bagian operasional
o Kegiatan melihat pertunjukkan (demonstrasi sains)
· indoor - Menunggu/ duduk-
duduk - Persiapan - Metabolisme
- R. tunggu/ R.
Relaksasi - R.
pertunjukka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 67
· outdoor
n - R. operator - Lavatory - Open space
- Pengunjung semua umur
- Pengelola bagian operasional
o Kegiatan Laboratorium (science corner) - Belajar dasar-dasar
sains - Menunggu/ duduk-
duduk - Metabolisme
- Lab. Fisika
- Lab.Kimia
- Lab. Biologi
-
Lab.Matematika
- Lab.
Elektronika
2. Kegiatan
Rekreatif Pengunjung anak-anak
o Bermain - Permainan air - Bermain penstimulus
motorik - Bermain penstimulus
sensorik - Metabolisme
- Playground - Lavatory
3. Kegiatan Pengelolaan
Pengelola - Manager - Pengawas - Kepala
Bagian - Kepala Sub
Bagian
o Kegiatan pengelolaan administrasi - Memimpin dan
mengendalikan jalannya kegiatan
- Menerima pengunjung - Mengelola
administrasi - Melakukan koordinasi - Istirahat - Metabolism
- R. Direktur
dan karyawan
- R. Penerima
tamu - R.
Administrasi - R. Rapat - Pantry - Lavatory
4. Kegiatan service
Security o Kegiatan pelayanan non teknis - Parkir - Menjaga keamanan - Metabolisme
- Area Parkir - R.
Keamanan - Lavatory
Teknisi MEE Cleaning Service
o Kegiatan Pelayanan Teknis - Mengurus listrik
(genset) - Mengurus plumbing - Bristirahat
- R. Listrik
(genset) - R. Plumbing - R. Istirahat
teknisi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 68
- Membersihkan fasilitas indor &outdor
- Metabolisme
- Seluruh ruangan
- Lavatory
5. Kegiatan Penunjang
- Pengunjung semua umur
- Pengelola bagian operasional
- Menunggu/ duduk-duduk - Membeli tiket - Makan/ minum - Membeli souvenir - Sholat
- Plaza - Cafeteria - Souvenir
shop - Musholla
2. Pendekatan Hubungan pelaku, kegiatan, dan ruang
Pola hubungan yang terjadi antara pelaku kegiatan dan ruang sebagai
berikut
Sumber: Analisis Pribadi
Pergi
Gambar 4.1 Bagan Hubungan kegiatan tenaga pendukung yang direncanakan
Sumber : analisa pribadi
Parkir Datang
Teknisi ME Security Cleaning Service
Membersihkan seluruh area Solo Scie_Tech Exhibition
Center indoor dan outdoor
Mengecek, mengadakan perawatan, serta perbaikan pada mekanikal
elektrikal di lingkungan Solo Scie_Tech Exhibition Center
Mengamankan kompleks Solo Scie_Tech Exhibition Center
demi kelancaran kegiatan yang berlangsung di dalamnya
Absensi
Ambil Kendaraan
Absensi Mushola, pantry, lav.
Kegiatan lain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 69
Anak-anak Remaja Dewasa
Fasilitas Dewasa
(pekerja&masyarakat) umum)
Fasilitas Remaja
(pelajar)
Fasilitas Anak-anak (pelajar)
Parkir Datang
· Perpustakaan · R. Pertunjukkan · R. Pameran · Demonstrasi Sains
Pergi Ambil Kendaraan
Loket
Penitipan barang
Plaza
Relaksasi
Lavatory Cafeteria
Souvenir shop
Mushola
· Playground Science Club Laboratorium
R. Seminar
Gambar 4.2 Bagan Hubungan kegiatan pengunjung pada Solo Scie_Tech Exhibition Centre yang direncanakan
Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 70
3. Analisa Pendekatan Besaran Ruang
Tujuannya adalah menentukan wadah kegiatan di dalamnya, dengan
dasar pertimbangan :
Kapasitas dan Fasilitas, yang meliputi:
a. Jumlah Ukuran persyaratan
b. Melalui proporsi atas peraturan bangunan dan standart luasan.
c. Anggapan yang menimbulkan asumsi yang berdasarkan pada studi
banding, survey dan pertimbangan bentuk penggunaan.
Ø Aktivitas Dalam Ruang dengan dimensi alat yang digunakan.
Ø Flow gerak, dengan atas dasar tujuan tuntutan dan karakter
kebutuhan untuk kelancaran kegiatan dengan mempertimbangkan
effisiensi dan efektivitas.
Sedangkan dasar perhitungan adalah dengan menggunakan :
Manager Bag Informasi Bag Operasional Pengawas
Datang
Parkir
Pergi Ambil Kendaraan
Rapat
Menerima tamu
Kegiatan lain
Pantry
Absensi
Bag Tata Usaha Bag Edukasi Bag Rekreasi
Absensi
Lavatory
Mushola
Gambar 4.3 Bagan Hubungan kegiatan Pengelola yang direncanakan
Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 71
1. Standart-standart yang digunakan, berupa antara lain:
· Time Saver Standart for Building Type 2, Zelnik dkk
· Architect’s Data, Ernst Neufert, John Wiley and Sons, New York
(DA).
· Edward White-concept source book, Julius Panero & Marthin Zelnik
2.Studi Banding dan asumsi.
4. Analisa Perhitungan Besaran Ruang
Dasar perhitungan besaran ruang
a. Perhitungan standar (studi literatur)
Perhitungan yang didapat dari studi literatur yang berhubungan
dengan permasalahan yang ada.
b. Perhitungan khusus
Dengan pertimbangan :
· Kapasitas ruang
· Kebutuhan perabot
· Modul ruang
· Ruang-ruang yang dapat memunculkan kreativitas (secara psikologis)
· Juga, mempertimbangkan kebutuhan ruang gerak pengunjung dan
peralatan yang dipakai.
Tabel 4.2 Studi Ruang Pameran
Koleksi : kecil
Isi Benda : 8-10 buah
Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m
Pengamatan : satu sisi vertikal
Sifat pengamatan : 0 - 30 teliti
30 – 90 normal
Luas ruang pengamat : 0,9 x 1,2 = 1,08
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 72
Koleksi : kecil
Isi Benda : 6 buah
Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m
Pengamatan : horizontal/ miring &
hanya 1sisi
Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti
60 – 120 normal
Luas ruang pengamat : 1,2 x 1,2 = 2,4
m2
Koleksi : sedang
Isi Benda : 2-4 buah
Luas Bidang : 0,9 x 1,2 m
Pengamatan : satu sisi vertikal
Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti
60 – 120 normal
Luas ruang pengamat 1,2 x 1,2 = 2,4
m2
Koleksi : sedang
Isi Benda : 2-4 buah
Luas Bidang : 0,6 x 1,2 m
Pengamatan : horisontal/ miring &hanya
1 ssis
Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti
60 – 90 normal
Luas ruang pengamat : 1,5 x 1,2 = 1,80
m2
Koleksi : sedang
Pengamatan : segala sisi
Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti
60 – 120 normal
Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,4 = 5,76
m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 73
Koleksi : sedang
Pengamatan : 4 arah
Sifat pengamatan : 0 - 60 teliti
60 – 120 normal
Luas ruang pengamat : 2,4 x 2,8 = 6,7
m2
Asumsi jumlah orang yang datang ke Solo Scie_Tech Exhibition Centre ini adalah
didasarkan pada hasil survey ke Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
di Jakarta. Yang mana PPIPTEK tersebut mempunyai target pengunjung
sebanyak 1000 orang perhari. Namun pada kenyataannya, jumlah pengunjung
yang datang perharinya kurang dari jumlah tersebut, sehingga atas
pertimbangan luas bangunan yang lebih kecil, maka jumlah pemakai Solo
Scie_Tech Exhibition Centre diasumsikan 500 orang perhari.
Tabel 4.3 Analisa perhitungan Luas
Macam Ruang Perhitungan besaran ruang Hasil besaran ruang
1 2 3 KEGIATAN EDUKATIF- REKREATIF
Gedung Utama Lobby Kapasitas diasumsikan dari jumlah pengunjung per hari
= 500 org Circulation zone = @1, 2 m2 = 500 org x 1,2 = 600 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±600 m2
R. Pameran Indoor
Ruang Pamer Tetap
- Area pamer ilmu pengetahuan dasar
- Area pamer ilmu pengetahuan terapan bidang
Peraga bidang ilmu dasar (Matematika, Fisika, Biologi, Kimia) Peraga alat transportasi darat, laut, udara, luar angkasa
±1250 m2
±1250 m2
Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 74
transportasi - Area pamer ilmu
pengetahuan terapan bidang rumah tangga
- Area pamer ilmu pengetahuan masa depan Ruang Pamer Khusus Peraga bidang IPTEK mutakhir(pameran temporer) Exhibition area Outdoor
Peraga bidang energi, elektronika, informatika, telekomunikasi Peraga bidang kedokteran, robotika, antariksa Sumber: Studi Banding Sumber: asumsi Open space Sumber: Asumsi
±1250 m2
±1250 m2
±1250 m2
±1250 m2 ±500 m2
R. Relaksasi Kapasitas diasumsikan 20% dari jumlah pengunjung per hari
= 500 0rg x 20% = 100 org Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 100 x 0, 56 m2 = 56 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±56 m2
R. Laboratorium (science corner) - Laboratorium
Fisika - Laboratorium Kimia - Laboratorium
Matematika - Laboratorium
Biologi - Laboratorium
Elektronika - Laboratorium
Komputer
Asumsi kapasitas 90 orang setiap laboratorium (rombongan) Circulation zone = @1,2 m2 = 90 org x 1,2 = 108 m2 = 108 m2 x 6= 648 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979 Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 648 m2 + 15 m2
±663 m2
Perpustakaan Kapasitas perpustakaan diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 50% = 250 org a.Ruang Buku
Standar untuk kapasitas <2.499 org Luas area untuk rak buku = 93 m2
b.Ruang baca Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan = 37,2 m2
c. Ruang pelayanan Standar untuk kapasitas < 2.499 org Luas area yang dibutuhkan 27,9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 75
d.Ruang internet Luas area yang dibutuhkan = @90 cm x 120 cm = 1,1 m2 Luas area untuk 10 org = 10 x 1,1 m2 = 11 m2
Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973 Gudang = 15 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = (93 m2 + 37,2 m2 + 27,9 m2 + 11 m2) + 15 m2 = 184, 1 m2
Dengan perhitungan, adanya user dari pihak luar sehingga luasan ditambah menjadi 384 m2
±384 m2
Ruang Bioskop Asumsi ±396 m2 Ruang Seminar Asumsi ±596 m2 Kantor Pengelola Jumlah pengelola 4 org dengan perhitungan sudah mencakup
dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone. Luas area untuk 1 org = (111,8 + 137,2)cm x 118,8 cm = 249 x 118,8 = 29.581,2 cm2 = 2,96 m2 Luas area untuk 70 org = 2,96 x 70 = 207,2 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979
±207,2 m2
Lavatory Asumsi kapasitas 5 org laki-laki dan 10 perempuan Toilet laki-laki = @Luas urinal + sirkulasi + lavatory = 314,2 cm x 81,3 cm = 25.544,46 cm2 = 2,55 m2 Luas toilet laki-laki = 2,55 m2 x 5 = 12,75 m2 Toilet perempuan = @luas WC + sirkulasi + lavatory = 370,1 cm x 106,7 cm = 39.489,67 cm2 = 3,95 m2 Luas toilet perempuan = 3,95 m2 x 5 = 19,75 m2 Luas total toilet laki-laki dan perempuan = 12,75 + 19,75 = 32,5 m2
Lavatory ditempatkan pada tiap lantai, diperkirakan terdapat 7 titik penempatan lavatory. = 32,5 m2x 7
±256 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 76
Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
Total Luas+sirkulasi 15% Indoor 10562,2 + 1584,33 = 12146,53 Outdoor 500 + 225 = 725
±12146,53
m2
±725 m2 KELOMPOK KEGIATAN REKREATIF
1 2 3 Science Playground Asumsi = 2.000 m2
2000 m2
KELOMPOK KEGIATAN PELAYANAN/ SERVICE 1 2 3
Parkir pengunjung Asumsi pengunjung selama satu hari = 500 org 60% naik kendaraan = 300 org à 40% naik roda 4 = 300 x 0,4 = 120 buah Tiap mobil 3 orang 120:3=40 mobil à 60% naik roda 2 = 300 x 0,6 = 180 buah 30% naik bus = 150 org Kapasitas bus 40 org = 150:40 = 3,75~4buah 10% jalan kaki Standar @bus dengan < 45 untuk posisi parkir = 20,13 x 5,49 = 110,5 m2 Luas keseluruhan = 110,5 x 4 = 442 m2 Standar @mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area keseluruhan = 45,58 x 40 = 1823,2 m2 Standar @motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 180) + (2 m2x 180x 20%) = 360 + 72 = 432 m2 Luas area parkir pengunjung keseluruhan = 442 m2 + 1823,2 m2 + 432 m2 = 6343,6 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara and John Callender, 1973
±2755,2 m2
Parkir pengelola Jumlah pengelola 70 org Asumsi 90% menggunakan motor = 63 org Luas area @motor = 2 m2 Sirkulasi 20% = (2 m2 x 63) + (2 m2 x 63 x 20%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 77
= 126+ 25,2 = 151,2 m2 10% menggunakan mobil = 7 org Luas area @mobil dengan <450 = 45,58 m2 Luas area parkir mobil = 45,58 x 7 = 319,06 m2 Sumber: Asumsi & Joseph de Chiara, 1973
±319,06 m2
R. Satpam Asumsi jumlah pengelola 2 org/ tempat, diperhitungkan ada 2 tempat. Perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone Luas area untuk 1 org = (96,5 + 45,7 + 76,2) x 152,4 = 33.284,16 cm2 = 3,33 m2
Luas untuk 2 org = 3,33 x 2 = 6,66 m2 Luas untuk 2 tempat = 2 x 6,66 = 13,32 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±13,32 m2
R. Pantry Asumsi kapasitas untuk 20 org pegawai Luas area duduk = @(91,5 x 61) cm = 5581,5 cm2 = 0,56 m2 Luas keseluruhan = 20 x 0,56 = 11,2 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±11,2 m2
R. MEE Asumsi kapasitas 2 org dengan luas standard 6 m2 Luas area = 6 m2x 2 =12 m2 Sumber: Asumsi & data arsitek
±12 m2
R. Generator house Asumsi kapasitas 100 kVA, luas standard 27 m2/mesin Dibutuhkan 2 ruang = 27 m2 x 2 = 54 m2
Sumber: Asumsi & data arsitek
±54 m2
R. Cooling tower o R. Cooling tower Asumsi 3 cooling tower Luas standard = 40 m2 = 40 m2 x 3bh = 120 m2
Sumber: Asumsi & data arsitek o R. Chiller Asumsi 3 chiller, luas standard = 12 m2 Dibutuhkan 3 ruang Chiller
±299 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 78
= 12 m2 x 3 = 36 m2
Sumber: Asumsi & data arsitek o R. AHU Asumsi kapasitas 2% layanan Luas standard = 14,3 Terdapat 10 buah= 10 x 14,3 = 143 Luas total = 120 + 36 + 143 = 299
R. Reservoir Asumsi kapasitas 1 tangki 17,7 m3
Luas standard = 12 m2 Luas area untuk 4 ruang = 12 m2 x 4 = 48 m2
Sumber: Asumsi & data arsitek
±48 m2
R. Computer Maintenance
Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek
±47 m2
R. Audio visual maintenance
Asumsi kapasitas jumlah pengelola 2 org Luas standard = 47 m2 Sumber: Asumsi & Data arsitek
± 47 m2
Total Luas+sirkulasi 15% Outdoor = 3074,26+ 461,139 = 3535,399
Indoor = 531,52 + 79,73 = 611,25
±3535,399
m2
±611,25 m2
KELOMPOK KEGIATAN PENUNJANG
1 2 3 Plaza Kapasitas diasumsikan 50% dari jumlah pengunjung per hari
= 500 x 50% = 250 org Circulation zone @ 1,2 m2 = 250 x@1,2 = 300 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±300 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 79
R. Loket
Jumlah pengelola 2 org dengan perhitungan sudah mencakup dimensi perabot, work task zone, dan work/ activity zone = 233,6 cm x 152,4 cm = 35.600 cm2 = 3,56 m2 Area antri Kapasitas diasumsikan 25% dari jumlah pengunjung per hari = 500 x 25% = 125 org Area untuk 1 org antri beserta dengan sirkulasinya memiliki radius 0,61 m sehingga luas area untuk 1 org = 3,14 x 0,61 x 0,61 = 1,2 m2 Luas untuk 69 org = 125 x 1,2 = 150 m2 Sumber: Marthin Zelnik dkk, 1979
±150 m2
Cafetaria Asumsi kapasitas 30% dari pengunung per hari = 150 org à Tempat duduk pengunjung 60% berisi tempat duduk untuk 2 org = (150 x 0,6):2 = 45 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dan sirkulasi) = 45 x (345,4 cm x 167,6 cm) = 259,27 m2 40% berisi tempat duduk untuk 50 org = (150x 0,4):5 = 12 unit Luas area tempat duduk keseluruhan (perabot dengan meja bundar an sirkulasi) = 12x ( 314 x 259 x 259)cm = 252,76 m2 à Dapur = 243,8 x 284,5 = 6,94 m2
à Ruang counter penjualan = 3 x 1,8 = 5,4 m2 Luas total= tempat duduk pengunjung + dapur + counter penjualan = (259,27 +252,76) + 6,94 + 5,4 = 524,86 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±524,86 m2
Souvenir shop Asumsi kapasitas 25% dari jumlah pengunjung per hari = 125 org Luas counter penjualam = 213,4 cm x 600 cm = 12,8 m2 Sirkulasi = 125 x 0,66 = 82,5 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 80
Total luas souvenir shop 12,8 m2 + 82,5 m2 = 95,3 m2 Sumber: Asumsi & Marthin Zelnik dkk, 1979
±95,3 m2
Musholla Asumsi kapasitas 30% dari jumlah pengunjung per hari = 150 org = 150 x@ 0,96 m2 = 144 m2 Sumber: Asumsi & Data Arsitek, 2002 o Gudang = 3 x 3 = 9 m2 Sumber : Asumsi Luas Keseluruhan = 144 m2+ 9 m2 = 153 m2
±153 m2
Total Luas+ sirkulasi 20% Indoor = 773,16 + 154,632 = 927,792 Outdoor =300 + 60 = 360
±927,792m
2
±360 m2
Besar ruang
Dari perhitungan masing-masing fungsi bangunan di atas maka
dapat diketahui luas lahan yang dibutuhkan untuk kemudian direncanakan
pada Solo Sci_Tech Exhibition Centre.
Berdasarkan analisa besaran ruang yang telah dihitung maka di
dapat total luas ruangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.4 Hasil Besaran Ruang
Kelompok
Kegiatan
Besar Ruang
(Indoor)
Besar Ruang
(Outdoor)
Edukatif
Rekreatif
Pelayanan
Penunjang
12146,5 m2
-
611,25 m2
927,792 m2
725 m2
2000 m2
3535,399 m2
360 m2
Jumlah ±13685,542 m2 ±6620,399 m2
Banyaknya lantai yang direncanakan adalah 5 lantai pada
bangunan utama (kelompok kegiatan edukasi)
= 12146,5 m2 : 5
= 2436,625 m2 (luas lantai dasar bangunan utama)
Sumber : analisa pribadi
Sumber : analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 81
Perkiraan luasan pada lantai 1 adalah 2436,625 m2+611,25 m2+927,792
m2
=4575,667 m2
BC = 50%
Sehingga, luas minimal lahan yang dibutuhkan adalah (100/50 x
4575,667) + 6620,399 =
Luas yang dibutuhkan adalah 9151,334+6620,399= 15771,733 m2
= ± 1,6 ha
5. Analisa Pola Hubungan Ruang
· Kegiatan Edukatif
A
B
C
D
E
Kegiatan Edukatif
Kegiatan Rekreatif
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Service Kegiatan Penunjang
A B
C D E
a b
cde fg
h
ij kl
Lobby
Exhibition Area
R. Basic science
R. Laboratorium (science corner)
R. Pameran Temporer
R. Seminar
R. Applied scienceR. Future science
R. Audio VisualR. Perpustakaan
R. Servis Lavatory
m Pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 82
· Kegiatan Service
a
b
c
de fg
hij
k l
m
Parkir pengunjung
Parkir pengelolaR. Satpam
R. Alat Pemadam Kebakaran
R. Istirahat Building MaintenanceR. Cleaning Service
R. MEE R. Generator HouseR. Cooling TowerR. Reservoir
R. Sewage TreatmentR. Komputer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 83
· Kegiatan Penunjang
6. Analisa Lokasi dan Site
a. Kriteria pemilihan lokasi
Tujuannya :agar lokasi yang didapat mampu mendukung keberadaan
bangunan Solo Scie_Tech Exhibition Centre Lokasi berada
di kotamadya Surakarta.
Adapun kriteria lokasi yang dibutuhkan oleh bangunan Solo Scie_Tech
Exhibition Centre adalah sebagai berikut:
1) Ditinjau dari tata guna lahan, lokasi Solo Scie_Tech Exhibition
Center tersebut pada zone fasilitas pariwisata dan pendidikan.
2) Adanya lahan yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan yang
direncanakan.
3) Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan daerah pendidikan.
4) Akses pencapaian mudah atau lokasinya strategis.
5) Ditinjau dari segi wilayah, dapat mendukung pertumbuhan dan
perkembangan wilayah sekitarnya.
6) Tersedianya jaringan utilitas kota.
b. Alternatif lokasi
Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini mempunyai visi untuk
menumbuhkan minat masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya IPTEK untuk kesejahteraan hidup dan kemajuan bangsa serta
Ket :
: Tidak ada hubungan : Hubungan sedang
: Hubungan Erat
ab cd
Science playgroundCafetariaSouvenir Shop Mushola
a
c d
b
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 84
memasyarakatkan atau membudayakan IPTEK kepada masyarakat
khususnya di Surakarta dan sekitarnya. Terutama untuk masyarakat
generasi muda yaitu kalangan pelajar. Dari beberapa SWP yang memiliki
potensi untuk pendidikan dan pariwisata, ada tiga alternatif wilayah yang
sesuai dengan peruntukkan Solo Sci_Tech Exhibition Centre ini.
Berdasarkan survey, terpilih 3 alternatif wilayah yang mempunyai
penilaian tertinggi untuk lokasi Solo Scie_Tech Exhibition Centre, yaitu :
§ Alternatif 1 : Wilayah Jl Adi Sucipto bagian barat (SWP VI)
§ Alternatif 2 : Wilayah daerah Sumber Jl. Letjen Suprapto (SWP VII)
§ Alternatif 3 : Wilayah daerah Jebres Jl. Ki Hajar Dewantara (SWP VIII)
Gambar 4.4 Alternatif pemilihan wilayah Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 85
Alternative 1
Alternative 2
Alternative 3
Gambar 4.5 Alternatif Pemilihan wilayah 1 Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 4.7 Alternatif Pemilihan wilayah 3 Sumber : Analisa Pribadi
Gambar 4.6 Alternatif Pemilihan wilayah 2 Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 86
Kriteria Pemilihan Alternatif Lokasi
7. Analisa Penentuan Lokasi Site
Analisa pendekatan penentuan lokasi site ini bertujuan untuk
mendapatkan kriteria-kriteria dalam penilaian sesuai kaidah arsitektural
yang sesuai dengan tempat dan kedudukan sebuah bangunan Solo
Scie_Tech Exhibition Centre.
a. Dasar Pertimbangan
Pemilihan lokasi ini menggunakan dasar pertimbangan:
Tata guna lahan yang diperuntukan bagi pengembangan pendidikan
dan pariwisata
Luasan site memenuhi/mencukupi untuk menampung kegiatan yang
mewadahi dengan pengembangannya.
KRITERIA ALT. 1 ALT. 2 ALT. 3
Untuk daerah pendidikan dan pariwisata 2 1 3
Ada lahan yang relatif luas sesuai dengan kebutuhan 2 1 3
Dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan pendidikan
2 2 3
Akses pencapaian mudah dan lokasinya strategis 2 1 2
Kelengkapan sarana utilitas 2 2 2
Dekat dengan sarana penunjang 2 2 3
Jumlah 12 9 16
Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah alternatif III yaitu kawasan Jebres.
Ket: Skala penilaian 1-3 1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi
Tabel 4.5 Kriteria pemilihan alternatif site Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 87
Kemudahan berhubungan dengan kegiatan pendidikan.
Berada pada lokasi yang strategis, tidak tersembunyi.
Aksesibilitas yang tinggi
Utilitas dan jaringan infrastruktur yang lengkap
Peraturan perencanaan bangunan yang diberlakukan di kota
Surakarta.
Tapak alternatif pada sudut atau tepi jalan mempunyai nilai lebih di
tengah tapak bangunan yang lain.
Dilewatinya lokasi tapak oleh angkutan umum / angkutan perkotaan.
b. Alternatif Pemilihan Site
Alternatif pemilihan site didasarkan pada kedekatan dengan icon kota
Solo, yaitu Teknopark, Taman Budaya Jawa Tengah, dan Satwa Taru
Jurug.
§ Alternatif 1 : Jl. Ki Hajar Dewantara
§ Alternatif 2 : Jl. Ir. Sutami
§ Alternatif 3 : dekat dengan Satwa Taru Jurug
1
3
2
Gambar 4.8 Alternatif pemilihan site Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 88
Kriteria Penentuan Site
§ Alternatif 1 : jl. Ki Hajar Dewantara
§ Alternatif 2 : jl. Sutami
§ Alternatif 3 : dekat dengan Satwa Taru Jurug
- Merupakan kawasan potensial untuk pendidikan
dan pariwisata
- Akses ke site mudah karena dilalui kendaraan
umum
- Berada di dekat Solo Technopark
- Perkembangan sekitar site cukup pesat
- Dekat dengan sarana dan prasarana
pendukung.
- Relatif berkontur
Luasan site mencukupi
- Merupakan kawasan potensial untuk
pendidikan
- Akses ke site mudah karena dilalui
kendaraan umum
- Berada di dekat Taman Budaya Jawa
Tengah
- Dekat dengan pemukiman penduduk
- Luasan site mencukupi
- Merupakan kawasan potensial untuk
pariwisata
- Site berada di dekat Satwa Taru
Jurug
- Memiliki jalan akses utama yang
cukup lebar dan dilalui jalur
angkutan umum
- Luasan site mencukupi
- Relatif berkontur
Gambar 4.9 Alternatif pemilihan site 1 Sumber : Analisa pribadi
Gambar 4.10 Alternatif pemilihan site 2 Sumber : Analisa pribadi
Gambar 4.11 Alternatif pemilihan site 3 Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 89
Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa kualitas yang ada, maka
tapak terpilih untuk perancangan Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah
alternatif I, yaitu Jl. Ki Hajar Dewantara.
Situasi Site
Keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan
adanya jaringan transportasi yang merupakan jalan Ki Hajar Dewantara,
sebagai sarana pencapaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang
menjadi akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 8 m dan memiliki 2
arah yaitu dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan
yaitu kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark,
dimana STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta,
sehingga hal ini sangat mendukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition
NO KRITERIA ALTERNATIF
1 2 3
1 Sesuai dengan peruntukan lahan yang terdapat dalam RUTRK kota Surakarta
3 2 3
2 Kemudahan akses menuju site dari & ke luar kota
3 2 2
3 Lokasi strategis 3 3 2
4 Terdapat sarana prasarana yang menunjang 3 1 2
5 Mempunyai orientasi dan view yang baik 2 1 1
6 Utilitas dan jaringan infrastruktur yang
lengkap 3 3 3
Jumlah 17 12 13
Ket: Skala penilaian 1-3
1= kurang 2= tinggi 3= sangat tinggi
Tabel 4.6 Kriteria penentuan site
Sumber : Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 90
Centre. Yaitu sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan
teknologi melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi.
SITE TERPILIH
BATAS-BATAS SITE TERPILIH
Ø Sebelah utara : Kawasan Solo Techno Park
Ø Sebelah timur : Kawasan Solo Techno Park
Ø Sebelah Selatan : Jl Ki Hajar Dewantoro, di seberang jalan Kawasan
Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta
Ø Sebelah Barat : Perkebunan, PDAM Pedaringan
Gambar 4.12 Situasi site terpilih Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 91
Peraturan bangunan:
Merupakan daerah yang tidak potensial untuk bangunan bertingkat banyak
SOLO TEKNO PARK
PERGUDANGAN
SITE
ISI UNS
Kawasan Pergudangan
Solo Tekno Park
Kawasan Pergudangan
Jl. Ki Hajar Dewantara
SITE
Gambar 4.13 Situasi Site Sumber: Analisa Pribadi
Gambar 4.14 keadaan kontur site Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 92
8. Analisa Pencapaian Site
Tujuannya adalah untuk mendapatkan ME dan SE. Factor yang menjadi
dasar pertimbangan yaitu:
Ø Sirkulasi lalu lintas, keberadaan ME dan SE tidak menyebabkan
kemacetan.
Ø Menyesuaikan dengan arah pergerakan lalu lintas
Ø Kemudahan pencapaian dari jalan utama.
Analisa
ME :
Ø Menghadap jalan, untuk memudahkan sirkulasi kendaraan keluar masuk
site
Ø Mudah dikenali pengunjung sebagai entrance Solo Scie_Tech Exhibition
Centre
Site ini mempunyai kontur yang landai, perbedaan tiap garis konturnya
adalah 1 m.
Gambar 4.15 Potongan kawasan site Sumber: Dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 93
Ø Mampu mengarahkan pengunjung ke dalam site
Ø Mudah untuk dicapai
SE :
Ø Letak yang cukup tersembunyi dari arah datangnya pengunjung
Ø Kelancaran sirkulasi harus tetap terpenuhi (tidak menyebabkan
kemacetan )
Solo Sci_Tech Exhibition Centre merupakan fasilitas publik sehingga
pemilihan site harus aksesible, yaitu yang dapat dan mudah dijangkau oleh
angkutan umum maupun kendaraan pribadi.
Berdasar peta jaringan diatas, letak site yang berada di jalur jalan Ki
Hajar Dewantara sudah cukup aksesible karena berada di jalur jalan arteri
sekunder yaitu jalan Ki Hajar Dewantara dan ditunjang dengan adanya
jaringan transportasi yang memadai. Karena berdekatan dengan stasiun
dan terminal.
Jl Ki Hajar
Jl Ir. Sutami
Jl Slamet
SITE
Keberadaan user yang rata-rata di wilayah Solo bagian tengah dan barat
Gambar 4.16 Peta Jaringan Jalan Sumber:Bapeda kota Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 94
Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site
adalah sebagai berikut.
Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar
Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga
pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site.
ME terletak di sisi
ini karena
langsung
terhubung dengan
Jl. Ki Hajar
Dewantara sebagai
jalan arteri
sekunder yang
dilalui kendaraaan
besar dan mudah
dikenali oleh
pengunjung yang
berkendaraan
pribadi
site
Pencapaian terbesar terletak
pada jalur sebelah barat, hal ini
dikarenakan arah kendaraan
dari terminal dan stasiun.
ME
SOLO TEKNO PARK EXIT
PERGUDANGAN
Gambar 4.17 Analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi
Gambar 4.18 Hasil analisa pencapaian Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 137
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO SCI_TECH
EXHIBITION CENTRE
V. A. Konsep Makro
1. Konsep Peruangan
Ruang-ruang di dalam Solo Scie_Tech Exhibition Centre dikelompokkan
sesuai dengan kegiatan yang terjadi di dalamnya, yang terbagi atas:
a. Kegiatan edukatif
b. Kegiatan rekreatif
c. Kegiatan pengelolaan
d. Kegiatan service
e. Kegiatan penunjang
Matrik hubungan ruang
Tabel 5.1 Konsep Besaran Ruang
Macam Ruang Hasil besaran
ruang
1 2
Lobby ±600 m2
R. Pameran
Ruang Pamer Tetap
Indoor
- Area pamer ilmu pengetahuan dasar - Area pamer ilmu pengetahuan terapan
bidang transportasi - Area pamer ilmu pengetahuan terapan
bidang rumah tangga - Area pamer ilmu pengetahuan masa depan
Ruang Pamer Khusus - Peraga bidang IPTEK mutakhir
±1250 m2 ±1250 m2
±1250 m2
±1250 m2
±1250 m2
A
B C
D E
Kegiatan Edukatif
Kegiatan Rekreatif
Kegiatan Pengelolaan
Kegiatan Service
Kegiatan Penunjang
A B
C D E
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 138
- Exhibition area Outdoor
±1250 m2
±500 m2
R. Relaksasi ±56 m2
R. Laboratorium
- Laboratorium Fisika - Laboratorium Kimia - Laboratorium Matematika - Laboratorium Biologi - Laboratorium Elektronika - Laboratorium Komputer
±663 m2
Perpustakaan ±384 m2
Ruang Bioskop ±896 m2
Kantor Pengelola ±207,2 m2
Lavatory ±256 m2
R. Seminar ±384 m2
Indoor
Outdoor
±12146,5m2
±725 m2
1 2
Playground ±2000 m2
1 2
Parkir pengunjung ±2755 m2
R. Satpam ±13,32 m2
R. Pantry ±11,2 m2
R. MEE ±12 m2
R. Generator house ±54 m2
R. Cooling tower ±299 m2
R. Reservoir ±48 m2
R. Computer Maintenance ±47 m2
R. Audio visual maintenance ± 47 m2
Outdoor
Indoor
±3535,399 m2
±611,25 m2
1 2
Plaza ±300 m2
R. Loket ±150 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 139
R. Penitipan barang ±6,66 m2
Cafetaria ±524,86 m2
Souvenir shop ±95,3 m2
Musholla ±153 m2
Indoor
outdoor
±927,792m2
±360 m2
Kesimpulan luasan
2. Konsep Pemilihan Site
Berdasarkan pertimbangan dan hasil analisa, maka lokasi terpilih untuk
perancangan Solo Scie_Tech Exhibition Centre adalah wilayah Jl. Ki Hajar
Dewantara
Kelompok
Kegiatan
Besar Ruang
(Indoor)
Besar Ruang
(Outdoor)
Edukatif
Rekreatif
Pelayanan
Penunjang
12146,5m2
-
611,25 m2
927,792 m2
725 m2
2000 m2
8067,71 m2
360 m2
Jumlah ±13685,542 m2 ±6620,399 m2
Tabel 5.2 Hasil besaran ruang per kelompok kegiatan
Gambar 5.1 Hasil Pemilihan Site
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 140
Keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center ini ditunjang dengan adanya
jaringan transportasi yang merupakan jalan Ki Hajar Dewantara, sebagai
sarana pencapaian ke dalam site. Jalan Ki Hajar Dewantara yang menjadi
akses utama ke dalam site ini memiliki lebar ± 7 m dan memiliki 2 arah yaitu
dari dalam dan luar kota. Site ini terletak di kawasan pendidikan yaitu
kampus UNS dan ISI. Serta di lokasi ini terdapat Solo Teknopark, dimana
STP ini bisa disebut sebagai icon teknologi bagi Kota Surakarta, sehingga hal
ini sangat mendukung keberadaan Solo Scie_Tech Exhibition Center. Yaitu
sebagai fasilitas untuk transfer ilmu tentang dunia sains dan teknologi
melalui media peragaan-peragaan sains dan pameran teknologi.
Gambar 5.2 Situasi Site
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 141
3. Konsep Pencapaian Site
Letak site yang berada di jalur jalan Ki Hajar Dewantara sudah cukup
aksesible karena berada di jalur jalan arteri sekunder yaitu jalan Ki Hajar
Dewantara dan ditunjang dengan adanya jaringan transportasi yang
memadai. Karena berdekatan dengan stasiun dan terminal.
Berdasarkan analisa di atas, maka diperoleh pencapaian ke dalam site
adalah sebagai berikut.
ME terletak di sisi
ini karena
langsung
terhubung dengan
Jl. Ki Hajar
Dewantara sebagai
jalan arteri
sekunder yang
dilalui kendaraaan
besar dan mudah
dikenali oleh
pengunjung yang
berkendaraan
pribadi
site
Pencapaian terbesar terletak
pada jalur sebelah barat, hal ini
dikarenakan arah kendaraan
dari terminal dan stasiun.
ME
SOLO TEKNO
PARK
EXIT
PERGUDANGAN
Gambar 5.3 Pencapaian Site
Sumber: Analisa pribadi
Gambar 5.4 Perletakkan ME
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 142
Karena akses ke dalam site hanya terletak pada jalur jalan Ki Hajar
Dewantara saja, dan tidak dimungkinkan untuk akses yang lain sehingga
pemisahan SE terletak pada zona dalam kawasan site.
4. Konsep View dan Orientasi bangunan
View to site
Daerah ini mempunyai view ke dalam yang bagus
karena jalan tersebut merupakan jalan arteri
sekunder, dimana jalan dilalui kendaraan yang
cukup padat sehingga view akan sangat
diperhatikan oleh pengguna jalan
U
Dari arah ini, view ke dalam tidak
perlu diperhatikan karena hanya dilalui
oleh pengguna jalan dari pergudangan
Dari arah ini juga tidak
begitu banyak pengguna
jalan, sehingga view ke
dalam site kurang perlu
diperhatikan
SITE
ISI UNS
Kawasan
Pergudangan
Solo Tekno Park
Kawasan
Pergudangan
Jl. Ki Hajar Dewantara
SITE
U
Gambar 5.5 Konsep View to site
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 143
View from site
Berdasarkan analisa di atas maka orientasi utama bangunan Solo Sci_Tech
Exhibition Centre menghadap Jalan Ki Hajar Dewantara. Orientasi
bangunan yang menghadap ke arah ini akan mampu menarik pengunjung.
Site Solo Scie_Tech Exhibition Centre berada di sekitar lingkungan
pendidikan dan berada pada jalur arteri sekunder.
Sebelah Utara adalah pergudangan, sedangkan untuk sebelah timur
berbatasan dengan Solo Technopark, sebelah barat berbatasan dengan
area transit truk-truk sedangkan sebelah selatan menghadap langsung ke
jalan arteri sekunder yaitu Jl. Ki Hajar Dewantara. Zona potensial
berdasarkan analisa di atas adalah terletak di sepanjang site yang
menghadap langsung ke jalan arteri sekunder.
View ke arah ini kurang bagus karena
view terlalu dekat dengan area
pergudangan
View ke arah
ini cukup
bagus, bisa
menjadi
alternative
arah ekspos
bangunan
View ke arah Jl. Ki Hajar Dewantara bagus karena
berbatasan dengan ISI, bangunan ISI yang berlanggam
tradisional bisa dijadikan sebuah vista yang sekaligus
menjadi elemen arsitektur tradisional dalam bangunan.
View ke arah ini cukup
bagus, karena berbatasan
dengan areal kosong
SITE
ISI UNS
Kawasan
Pergudangan
Solo Tekno Park
Kawasan
Pergudangan
Jl. Ki Hajar Dewantara
SITE
U
Gambar 5.6 Konsep View from Site
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 144
5. Konsep Penzoningan
a. Penzoningan berdasar analisa sirkulasi
Penzoningan horisontal
Gambar 5.7 Penzoningan berdasar
sirkulasi
Sumber: Analisa pribadi
Bangunan utama diletakkan di
area depan, karena
pertimbangan intensitas
kegiatan yang sering
berhubungan dengan pihak luar
Alur sirkulasi, mengikuti
alur site yang memanjang
ke belakang. Area parkir
pengunjung diletakkan
dalam satu zone atau sisi
Areal depan kawasan, dibuat areal hijau,
selain sebagai pembatas sirkulasi antara
dalam dan luar site, disitu juga
ditempatkan sculpture yang berguna
sebagai penanda atau icon kawasan Solo
Sci_Tech Exhibition Centre.
Parkir pengunjung dipisah
dengan parkir pengelola
karena masing-masing
pelaku memiliki sifat yang
berbeda terkait dengan jenis
dan waktu kegiatannya.
Jenis dan waktu kegiatan
pengelola dan kegiatan
servis yang tidak terlalu
kontinyu
sehinggameminimalkan
terjadinya cross dengan
Bangunan
penunjang berupa
cafetaria,
shouvenir shop,
masjid diletakkan
diarea rekreatif Bangunan servis
diletakkan
berdekatan dengan
bangunan utama
Bangunan utama,
kegiatan edukasi
berupa exhibisi dan
peragaan IPTEK
Dibuat space untuk
area pemberhentian
penumpang yang
memakai kendaraan
umum
Demi kenyamanan
dan keamanan
pejalan kaki maka
dibuat pedestrian
untuk sirkulasi
dalam site
terutama untuk
sirkulasi ke area
rekreasi
Ket :
: kegiatan edukasi (bangunan utama)
: bangunan servis
: kegiatan rekreasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 145
Penzoningan vertical
Untuk pengoptimalan fungsi lahan sehingga, untuk bangunan
utama dibuat bertingkat dengan jumlah lima lantai dan juga
dikarenakan peraturan bangunan di daerah ini yang tidak berpotensial
untuk lantai banyak. Maka penzoningan vertical bangunan utama
berdasar kegiatannya adalah sebagai berikut:
Lantai 1: hall, exhibition area, pameran temporary
Lantai 2: basic science,
Lantai 3: applied science, future science,
Lantai 4: audio visual, perpus, science corner
Lantai 5: seminar
Area servis
Exhibition area
Sirkulasi vertikal
Pameran temporer
Hall
Area servis
Future Science
Sirkulasi vertikal
Applied Science
Applied S.
Area servis
Audio Visual
Sirkulasi vertikal
Science corner
Perpus
Area servis
Sirkulasi vertikal
Basic Science
Basic Science
Basic Science
Area servis
Sirkulasi vertikal Perpus
Ruang Seminar
Lantai 1 Lantai 2 Lantai 3
Lantai 4 Lantai 5
Gambar 5.8 Konsep Penzoningan Vertikal
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 146
Lantai 1 : Berdasarkan waktu kegiatannya, pameran dan peragaan dibedakan
menjadi dua yaitu yang bersifat temporer (sementara) dan bersifat
tetap. Hall diletakkan di lantai 1 karena sebagai ruang penerima
untuk menuju ke area pameran dan peragaan IPTEK yang bersifat
tetap. Karena pertimbangan kemudahan akses bagi pengunjung yang
lebih bersifat insidental, maka ruang exhibition area dan pameran
temporer diletakkan di lantai satu. Exhibition area berfungsi untuk
mewadahi kegiatan berupa lomba karya ilmiah, pameran karya-karya
mahasiswa, sehingga penggunaan ruang ini bersifat incidental,
sehingga jika tidak ada eventevent tertentu maka ruang ini tidak
difungsikan. Sedangkan pameran temporer berfungsi untuk mewadahi
kegiatan berupa pameran tentang temuan-temuan IPTEK mutakhir,
yang terkini agar masyarakat tahu akan perkembangan IPTEK terkini.
Kegiatan di ruang pamer temporer ini lebih bersifat kontinyu
meskipun benda-benda pamer tentang temuan IPTEK mutakhir selalu
berganti-ganti.
Lantai 2: Berisi tentang pameran dan peragaan tentang IPTEK yang lebih bersifat
dasar (basic science).
Proses penyajian peragaan IPTEK disini mempunyai urutan tertentu, yaitu
dimulai dari yang bersifat dasar, kemudian terapan atau aplikasi pada kehidupan
sehari-hari dan tentang prediksi perkembangan IPTEK masa depan.
Lantai 3: Berisi pameran dengan kategori applied science, future science.
Setelah dari lantai 3, sebenarnya pengunjung sudah melewati proses
pameran dan peragaan secara keseluruhan sehingga mereka bisa langsung
menuju jalan keluar. Namun jika mereka masih ingin menikmati fasilitas
tambahan untuk menambah khasanah tentang ilmu pengetahuan, pengunjung
dapat naik ke lantai 4 yang berisi ruang audio visual dan perpustakaan. Di
Basic Science Applied Science Future Science
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 147
lantai 4 ini juga ditempatkan science corner (pojok sains), science corner ini
adalah merupakan salah satu fasilitas pendukung yang bertujuan untuk
member pemahaman yang lebih mendalam mengenai satu topic bahasan yang
terdapat dalam pelajaran sekolah. Dalam layanan kunjungan tematik ini,
seorang pemandu akan membahas tuntas satu tema topic fenomena IPTEK
dengan pendekatan demo sains interaktif.
Lantai paling atas berisi ruang seminar, karena sifat kegiatan yang bersifat
membutuhkan ketenangan maka ruang seminar di letakkan di lantai paling
atas.
b. Konsep Noise
Bising lingkungan adalah bising yang disebabkan oleh sumber bunyi yang
berasal dari luar bangunan. Bising ini dapat berasal dari kendaraan, suara
hewan dan manusia.
Langkah antisipasi dari pengaruh kebisingan :
· Mengatur jarak sumber noise
· Menggunakan ruang-ruang penyangga, misalnya gudang untuk
melindungi ruang-ruang tenang.
SITE
ISI UNS
Kawasan
Pergudangan
Solo Tekno Park
Kawasan
Pergudangan
Jl. Ki Hajar Dewantara
SITE
perbedaan elevasi
dengan wilayah STP
sebesar 1 m, sehingga
dapat meredam
kebisingan yang
bersumber dari STP
Jl. Ki Hajar Dewantara
merupakan jalur dengan
sumber kebisingan paling
tinggi Gambar 5.9 Konsep Noise
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 148
Gambar 5.10 Penzoningan berdasar noise
Sumber: Analisa pribadi
· Manfaatkan open space dan taman sebagai ruang penyangga dari
kebisingan ruang luar tanpa mengganggu sirkulasi entrance dan arah
pandang terhadap bangunan.
· Menempatkan ruang sesuai dengan karakternya (penzoningannya)
c. Konsep Zone Berdasar Faktor Klimatologis (garis edar matahari dan
arah angin)
Dengan memanfaatkan
open space berupa taman
sebagai peredam dari
kebisingan
SITE
ISI UNS
Kawasan
Pergudangan
Solo Tekno Park
Kawasan
Pergudangan
Jl. Ki Hajar Dewantara
SITE
Angin barat laut berhembus dari arah pemukiman dan pasar. Bersifat sejuk
dengan kandungan air cukup, tidak berpotensi membawa polusi asap dan
debu
Berada pada iklim tropis, membuat tapak menerima sinar matahari sepanjang tahun dengan maksimal. Karenanya sinar matahari bisa dijadikan sebagai sumber penerangan utama disiang hari dengan meminimalkan efek negatifnya.
Angin tenggara (panas dengan kandungan air sedikit) berhembus dari arah pertigaan dengan sirkulasi padat sehingga membawa polusi debu ke arah tapak.
Gambar 5.11 Zone berdasar Faktor Klimatologis
Sumber: Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 149
Masalah yang berhubungan dengan iklim mempunyai beberapa
alternatif pemecahan dengan pertimbangan sebagai berikut:
Bukaan
Biasanya berhubungan dengan dimana seharusnya diletakkan bukaan
untuk menangkap sinar matahari ke dalam bangunan ataupun bukaan
bagi angin sebagai penghawaan alami.
Barier
Barier atau penghalang dapat berupa vegetasi ataupun bangunan dan
pagar yang didesain sebaik mungkin sebagai penghalang sinar
matahari ataupun angin yang merugikan bangunan dan kegiatan yang
ada didalamnya.
Material
Material lebih difungsikan sebagai solusi permasalahan bangunan
dengan sinar matahari, dimana ia berperan sebagai filter sinar dan
mengurangi kesilauan (glare) dalam bangunan.
Penzoningan akhir
Jenis kegiatan Sangat
tenang
Cukup
tenang
Tidak
tenang
kegiatan penunjang, penjualan Ö
kegiatan pengelolaan Ö
kegiatan pameran Ö Ö
Kegiatan servis Ö
Tabel 5.3 Tuntutan ruang terhadap ketenangan
Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 150
Hasil
6. Konsep Tata Lansekap
Ø Vegetasi
a. Vegetasi sebagai Pengendali Fisik
Sebagai pengendali fisik, vegetasi dimanfaatkan untuk :
§ Menciptakan buffer zone untuk mengurangi polusi udara dan
kebisingan dari arah area parkir dan jalan.Contohnya adalah pohon
cemara yang berdaun tinggi.
§ Menciptakan buffer zone sebagai penahan terik dan silau sinar
matahari di siang hari. Contohnya adalah pohon aksia.
Gambar 5.12 Penzoningan Akhir
Sumber: Analisa pribadi
Kegiatan penunjang(cafetaria,
souvenir shop, musholla),
kegiatan bermain lebih
mengarah ke area rekreasi yang
lebih membutuhkan ketenangan
Kegiatan edukatif(pameran,
perpustakaan, pertunjukkan)
diletakkan di depan, dengan
pertimbangan intensitas
kegiatan yang sering
berhubungan dengan pihak
luar
Untuk kegiatan pengelolaan,
ditempatkan pada bangunan
utama dengan pertimbangan
keefisienan waktu dalam
pelayanan
Zone Servis
Untuk kegiatan pelayanan teknis dan
non teknis diletakkan berdekatan
Gambar 5.13 Vegetasi sbg pengendali fisik Sumber : Dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 151
b. Vegetasi sebagai Pengendali Sirkulasi
Keberadaan vegetasi sebagai pendukung sirkulasi secara langsung
dapat memberikan fungsi kontrol sirkulasi berupa :
§ Kejelasan batas terhadap area sirkulasi
§ Sebagai pengarah sirkulasi
§ Mempertegas jalur sirkulasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai pembatas jalur sirkulasi
adalah tanaman semak rendah, sedangkan sebagai pengarah sirkulasi
dapat digunakan tanaman palem.
c. Vegetasi sebagai Aspek Estetika Visual
Pada lokasi kegiatan, keragaman tanaman asli sangat rendah, oleh
karena itu perlu dilakukan penghijauan dengan tanaman pelindung dan
tanaman hias. Jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai aspek
estetika visual adalah tanaman bunga seperti soka, juga rumput
sebagai penutup tanah.
Gambar 5.15 Vegetasi sbg pendukung estetika visual
Sumber : Dokumen pribadi
Gambar 5.14 Vegetasi sbg pengendali sirkulasi Sumber : Dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 152
Hasil pengolahan lansekap
Kegiatan utama Solo Sci_Tech Exhibition Centre adalah sebagai sarana
edukasi dan rekreasi. Dimana area rekreasi terletak pada area outdoor. Area
rekreasi outdoor berupa science playground. Science playground adalah areal
luas sebagai tempat bermain anak, dengan dilengkapi alat permainan yang
berhubungan dengan sains.
Beberapa alternative penunjang science playground
Area science
playground
Gambar 5.16 Hasil Pengolahan Lansekap
Sumber: Analisa pribadi
Gambar 5.17 Alternatif materi playground
Sumber : Dokumen pribadi
Permainan pasir Permainan air
Natural playground
Open theatre
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 153
V. B. Konsep Mikro
1. Konsep Pendekatan Penampilan Bangunan
Tampilan bangunan
Penampilan dan citra bangunan menjadi bagian dan merupakan
artikulasi dasar citra bangunan dalam kawasan. Tampilan bangunan Solo
Sci_Tech Exhibition Centre ini dirancang dengan memakai pendekatan
arsitektur metafora. Untuk tampilan eksterior bangunan utama yaitu
bangunan pameran, direncanakan untuk dapat mencitrakan bangunan
sebagai bangunan berkarakter IPTEK. IPTEK yang masih dianggap rumit
dan susah. Dari kata kunci rumit inilah sehingga terinspirasi mengambil
simbol dari ekspresi kerumitan, yaitu puzzle.
Mengambil filosofi dari permainan anak-anak yaitu puzzle kayu.
Permainan ini berfungsi untuk melatih kemampuan motorik dan sensorik
anak.
Gambar 5.18 Rangkaian Puzzle
Sumber : Dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 154
IPTEK yang cenderung rumit, berubah-ubah, selalu mengalami
perubahan, mempunyai dinamikanya sendiri. Puzzle kayu, di bongkar,
kemudian di pasang kembali disesuaikan dengan pola yang ada. Cukup
rumit dan dapat digunakan untuk melatih kemampuan otak. Inti dari
permainan ini adalah dengan menyusun kembali kumpulan balok-balok
yang sudah ada sehingga menghasilkan bentuk yang sesuai.
Pengembangan bentuk dari bangunan utama ini berdasar dari situ.
Arsitektur Metafora adalah mengidentifikasi suatu bangunan
arsitektural dengan pengandaian sesuatu yang abstrak sehingga setiap
pengamat akan mempunyai persepsi masing–masing sesuai dengan
persepsi yang timbul pada saat pertama kali melihat bangunan tersebut.
Mengambil konsep dari unsur-unsur IPTEK yang non fisik untuk
diaplikasikan ke dalam bangunan. Combine metaphor, merancang bukan
hanya menampilakan sifat fisik dari subjek lain, tapi juga sifat non fisiknya.
Sifat fisik dari puzzle tercermin dari tampilan eksterior, Sifat dasar puzzle
adalah kotak dengan tonjolan-tonjolan ke arah vertikal dan horizontal.
Dalam bangunan utama ini, tonjolan-tonjolan tersebut tercermin dari
kantilever-kantilever yang berada pada sisi-sisi bangunan
Sifat non fisik tampak dengan penonjolan-penonjolan di sisi-sisi
bangunan, menggambarkan sebuah dinamika dan dari fasade bangunan
dengan menampilkan bentuk frame kaca yang atraktif serta penggunaan
material yang high tech. Mentransfer sifat dari IPTEK itu sendiri yang
selalu berkembang, berorientasi masa depan atau futuristik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 155
sumber:images.google.co.id sumber: www.molon.de sumber:images.google.co.id
Ekspresi high tech
1) Bentuk bangunan
High-tech oriented yaitu cenderung dengan bentuk-bentuk modern.
Bentuk modern merupakan bentuk yang minimalis atau sedikit
menggunakan detail ornamen. Cenderung menganut aliran cubism, milik Le
Corbu.
Penggunaan
kantilever pada
bangunan
Penonjolan dinding-
dinding pada fasade
membuat tampilan
bangunan terkesan
Gambar 5.19 Studi bentuk
Sumber: Analisa pribadi
Gambar 5.20 Permainan bentuk-bentuk cubism
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 156
sumber: www.NipponTelevisionHeadquarters.com
sumber:images.google.co.id
2) Menggunakan material kaca dan baja
Menggunakan material yang berasal dari teknologi modern. Biasanya
material yang digunakan adalah material fabrikasi. Material kaca dan
alumunium digunakan sebagai material Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang
direncanakan. Dengan memberikan dominasi material kaca yang transparan
pada bidang solid sehingga mampu menghadirkan kesan terbuka sesuai
dengan fungsinya sebagai bangunan publik dan terbuka.
· material dinding partisi
material dinding partisi mengguanakan kaca berwarna-warni, sekaligus
dengan didukung dengan pemakaian efek pencahayaan pada ruangan,
sehingga memberi suasana pameran yang kreatif dan atraktif.
Gambar 5.21 Dominasi kaca pada bangunan
Gambar 5.22 material kaca berwarna
Sumber: www.hounterdouglas.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 157
Pelat Lantai Keraton
Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 26
Pelat Lantai Aluminium Komposit
Sumber:
http://www.singaporeinterior.com
· Lantai
Pemilihan pemilihan lantai didasarkan pada kemudahan peng-instalan
pada balok yang berupa steger baja ringan, sehingga harus memiliki modul dan
prefabrikasi. Pelat lantai keramik komposit beton (Keraton) adalah material lantai
yang dapat sekaligus berfungsi sebagai plat lantai pada bangunan. Material beton
keraton diaplikasikan pada ruang-ruang yang banyak terdapat sirkulasi
pergerakan manusia. Sedangkan untuk plat aluminium komposit pada ruangan
dengan zona yang tidak banyak pergerakan.
Untuk jendela digunakan system rangka dengan ekspose frame, hal ini
dimaksudkan untuk menambah kesan hi-tech pada bangunan. Bahan Unplasticise
Poly Vinyl Chloride (uPVC) pada Pintu dan Jendela.
Kelebihan bahan ini adalah :
Gambar 5.23 Suasana ruang pameran yang futuristik
Sumber: www.designsigh.com
Gambar 5.24 Material Lantai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 158
Jendela uPVC
Sumber : Properti vol. III,
no. 28, Juni 2005 : 25
Polyurethane
Sumber : Properti vol. III, no. 28, Juni 2005 : 40
a. Diperkuat konstruksi baja baik rangka maupun bagian dalam pintu dan
jendela.
b. Anti rayap, anti air, anti karat, anti muai/susut, menolak panas, meredam
api, tidak mudah pudar/lapuk dan tahan segala cuaca, sehingga
perawatannya mudah (tidak perlu dicat ulang tiap tahun).
c. Anti bising. Untuk pemakaian double Insulate Glass dapat meredam
kebisingan sampai 56 desibel
2. Konsep Sirkulasi Bangunan
a. Sistem Sirkulasi Horizontal
beberapa type sirkulasi horisontal dapat dibedakan menurut karakter,
sifat kegiatan, volume kegiatan, dsb.
Pola Linier:
Biasanya diwujudkan dengan ruang yang
dominan diantara ruang-ruang lainnya,
misalnya lobby/hall yang dapat langsung
menerima pengguna bangunan sebelum masuk
dalam unit-unit kegiatan.
Gambar 5.25 Alternatif Material Atap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 159
Pola radial
Biasanya berupa ruang-ruang terpola dalam
bentuk yang memusat atau menyebar sehingga
bentuk radial ini mempunyai jalan yang
berkembang dari atau menuju sebuah titik
pusat. Aplikasi pada : hall, ruang pamera.
Pola Organik
Ruang-ruang yang dikelompokkan oleh
letaknya secara bersama/berhubungan.
Aplikasinya pada: play ground.
b. Konsep Sirkulasi Vertikal
Karena bangunan lebih dari satu lantai, maka diperlukan jalur sirkulasi
vertical. Sistem sirkulasi vertikal lebih ditujukan untuk transisi antar
lantai. Pada bangunan tinggi sirkulasi vertikal ada beberapa macam,
yaitu:
1). Tangga Konvensional
§ lebar tangga untuk dua orang dengan sedikit ruang bebas
§ ukuran standard 120 cm (data arsitek)
§ syarat :
- optrede 16-20 cm
- antrede 26-30 cm
- pengaman
- mudah dilihat/ dicapai
2t + l = 60 – 65 cm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 160
2). Lift
§ sirkulasi vertikal menggunakan lift, efektif dan efisien untuk
pencapaian lantai-lantai atas (lebih dari 3 lantai)
§ faktor syarat lift/ elevator :
- kecepatan memadai
- letaknya mudah dilihat
- pengontrolan/ operasional mudah
- sistem pengamanan memadai
- water proof pada struktur bagian bawah
3). Ramp
§ Sebagai alat sirkulasi utama pengunjung ke ruang pameran,
dengan pertimbangan mengurangi tingkat kelelahan pengunjung
disbanding dengan menggunakan tangga.
§ cukup lebar untuk sirkulasi pengunjung, 2.5 m
§ sudut kemiringan 5-15
§ bahan lantai ramp tidak licin (dapat memakai karet pengaman)
Gambar 5.26 Modulasi Tangga konvensional Sumber : Data Arsitek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 161
§ pengaman samping berupa border
4). Tangga Darurat
§ dipakai untuk keadaan darurat, misal saat terjadi bencana
kebakaran atau gangguan keamanan lain
§ syarat :
- konstruksi tahan api
- ruang tangga tahan api, kedap asap. Terhubung dengan ruang
luar
- lebar minimum dapat dilalui 2 orang yang membawa barang,
120 cm
3. Konsep Persyaratan Ruang
a. Konsep pencahayaan
Pencahayaan Alami
Berdasarkan analisa di atas dapat diambil suatu pemecahan untuk
mendapatkan pencahayaan alami, yaitu dengan penyinaran tidak
Gambar 5.27 Sirkulasi vertical dengan ram melingkar
Sumber: analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 162
langsung dengan menggunakan dinding kaca sunscreen. Kaca sunscreen
dengan kualitas bagus dapat meredam efek dari silau matahari.
Kelompok
kegiatan Pencahayaan alami
Pencahayaan buatan
Jenis lampu
Edukatif Sebagian membutuhkan pencahayaan
alami
Sebagian membutuhkan
pencahayaan buatan
· Pijar, fluorescent
· Down-lighter, flood light,
spot-light
Rekreatif Sinar matahari secara langsung -
Pengelola Dinding kaca Sebagian membutuhkan
pencahayaan buatan
· Pijar, fluorescent
· Down-lighter
Pelayanan/
service
Jendela
sinar matahari secara langsungà pada
area parkir
· Pijar, fluorescent
Penunjang Jendela,
sinar matahari secara langsung
-
Gambar 5.28 Pemakaian Sun Screen
Sumber: Dokumen pribadi Gambar 5.29 Kaca Interlayer
Sumber: Dokumen pribadi
Tabel 5.4 Konsep Pencahayaan tiap zone kegiatan
Sumber: Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 163
b. Konsep penghawaan
Penghawaan Alami
Pada tapak yang terpilih, angin bertiup paling kencang berasal dari timur,
selatan dan utara. Bangunan di sekitar tapak adalah bangunan bertingkat
rendah yang memungkinkan angin masuk dengan leluasa.
Untuk bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre yang direncanakan,
penghawaan alami untuk penghawaan pada area demonstrasi sains dan open
space saja.
Penghawaan Buatan
4. Konsep System Struktur
a. Konsep sub struktur
Dengan ketinggian bangunan yang relatif kecil dan jenis tanah yang tidak
terlalu keras, alternatif pondasi yang akan digunakan adalah footplat.
Kelompok
kegiatan Pencahayaan alami
Pencahayaan buatan
Jenis lampu
Edukatif Sebagian membutuhkan pencahayaan
alami
Sebagian membutuhkan
pencahayaan buatan
· Pijar, fluorescent
· Down-lighter, flood light,
spot-light
Rekreatif Sinar matahari secara langsung -
Pengelola Dinding kaca Sebagian membutuhkan
pencahayaan buatan
· Pijar, fluorescent
· Down-lighter
Pelayanan/
service
Jendela
sinar matahari secara langsungà pada
area parkir
· Pijar, fluorescent
Penunjang Jendela,
sinar matahari secara langsung
-
Tabel 5.5 Macam-macam sistem air conditioning dalam bangunan
sumber : Utilitas Bangunan, Ir. Hartono Poerbo, M Arch
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 164
Gambar 5.30 Macam sistem pondasi
Sumber: Konst.Bangunan Bertingkat, Ir Benny P,1992
Sistem Pondasi Foot Plate dan bordpile.
Untuk bangunan berlantai 2 dengan lebar konstruksi super
struktur berat.
b. Konsep super struktur
Alternatif yang akan diterapkan pada bangunan Solo Sci_Tech Exhibition
Centre adalah struktur gabungan, yaitu kombinasi frame system dan bearing
wall, dimana dinding berfungsi sebagai penguatan struktur bangunan
terhadap gaya-gaya horisontal.
c. Konsep upper struktur
Struktur atap yang digunakan adalah kombinasi antara struktur beton
bertulang. Sedangkan bahan penutup yang dipilih untuk Solo Sci_Tech
Exhibition Centre adalah pelat beton.
5. Konsep Sistem Utilitas
a. Konsep Sistem Listrik
- Sumber tenaga listrik yang digunakan berasal dari PLN dengan generator
(genset) sebagai sumber listrik cadangan dalam keadaan darurat. Dalam
penggunaannya memakai sistem Automatic Transfer Switch (ATS) yang
berfungsi secara otomatis menghidupkan genset pada waktu listrik PLN
mengalami pemadaman. Sedangkan untuk jaringan listrik yang
berhubungan dengan komputer dilengkapi dengan UPS (Uniterrupted
Power Supply).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 165
Skema jaringan listrik :
Keterangan :
ATS : Automatic Switch Transfer
MDP : Main Distribution Panel
SDP : System Distribusi Panel
b. Konsep Sistem Air Bersih
- Pada prinsipnya dalam penyediaan air ada 2 sumber air bersih, dari sumur
& PDAM.
- Sistem yang dipilih untuk bangunan Solo Sci_Tech Exhibition Centre
adalah sistem down feed distribution.
Skema Down Feed Distribution
c. Konsep Sistem Drainase
Jaringan drainase ini meliputi pembuangan :
- Air kotor : berasal dari kloset, kamar mandi, dan pantry.
Gambar 5.31 Skema Sistem Jaringan Listrik Sumber : Analisa pribadi
MDP
PLN
Bahan bakar Genset
ATS SDP Meteran Ruang
SDP Meteran Ruang
SDP Meteran
Ruang Meteran
Gambar 5.32 Skema Down Feed Distribution Sumber : Analisa pribadi
Sumur Pompa Water
treatment
Top tank
Pompa
Ground Reservoir PDAM
KM/WC
Cafeteria
Ruang pamer
sprinkle
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 166
- Air hujan : berasal dari atap, halaman, dsb. Pembuangan air hujan
disalurkan langsung ke sumur resapan sedangkan sisanya baru dialirkan
ke riol kota.
Skema Sistem Pembuangan Air Kotor
d. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran
- Evakuasi
Tangga darurat diletakkan pada area yang bebas kebakaran dan jalan
keluar diletakkan berdekatan dengan udara bebas di luar bangunan.
- Hidran Bangunan
Hidran diletakkan dengan jarak 35 m antara satu dengan lainnya, berada
di tempat yang mudah terjangkau dan relatif aman.
- Hidran Halaman
- Sprinkler air
Sprinkler dihubungkan dengan jaringan pipa air bertekanan tinggi dan air
akan memancar pada radius sekitar 3.5m.
- Pemadam powder (dry chemical)
Gambar 5.33 Skema Sistem Drainase Sumber : Analisa Pribadi
Air hujan Bak kontrol Sumur resapan
Lavatory Kotoran cair
Kotoran padat
Bak pengolahan limbah
Septictank Sumur peresapan
Gambar 5.34 Dry chemical powder otomatis dan portable
Sumber : www.digilip.petra.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 167
Skema jaringan pemadam kebakaran :
e. Konsep Sistem Komunikasi
Skema jaringan komunikasi :
f. Konsep Sistem Penangkal Petir
Sistem yang digunakan adalah sistem Faraday, berupa tiang setinggi 50 cm
yang dipasang di puncak atap, kemudian dihubungkan dengan kawat, yang
dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan
listrik (seperti pipa peralon), dan kemudian dihubungkan ke ground. Sudut
yang mampu dilindungi dan terjangkau oleh penangkal petir. Pada ujung
ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantar listrik di tanah.
PABX Office TELKOM
Tenant
Servise
Gambar 5.36 Skema jaringan komunikasi Sumber : Analisa pribadi
Alat deteksi Panel alarm Manusia / operator
sistem start
ß´¿¬ °»³¿¼¿³¿² ¿µ¬·º
Pemadaman manual (tabung
portable)
ßÐ× ñ ßÍßÐ
Menghubungi pemadam kebakaran
Pemadaman api dari luar bangunan dengan
hydrant
Gambar 5.35 Skema pemadam kebakaran Sumber : Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 168
Gambar 5.38 Skema pengelolaan sampah sumber: Analisa pribadi
Sampah yang
dapat didaur ulang
Sampah yang tidak
dapat didaur ulang
TPA
Bak penampung
sampah daur Shaft
sampah Bak penampung sampah non daur
ulang
g. Konsep Sistem Pembuangan Sampah
Pengelolaan sampah dilakukan dengan memisahkan sampah yang masih
bisa didaur ulang dan sampah yang tidak bisa didaur ulang. Hal ini bertujuan
untuk menghindari pembuangan sampah yang dapat merusak lingkungan
dengan cara memisahkannya dan ditempatkan secara terpisah dari sampah-
sampah lain yang memungkinkan bisa ditangani lebih lanjut sebelum
dibuang.
Sistem pembuangan sampah dengan cara mengumpulkan sampah
melalui shaft sampah yang dilengkapi lubang hawa, dilapisi bahan kedap
suara dan pintu berpegas yang mampu menutup sendiri. Pembuangan
sampah melalui shaft ini memanfaatkan gaya grafitasi menuju bak
penampungan sampah sementara. Pemisahan sampah pada bangunan
dilakukan oleh petugas servis yang kemudian diangkut menuju TPA (tempat
pembuangan akhir).
Skema sistem pembuangan sampah
Gambar 5.37 Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan Sumber : Utilitas Bangunan, Dwi Tanggoro, UI Press, 2004
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 169