Transcript of SOAL ASLI DAN PEMBAHASAN SBMPTN 2021 S O S H U M
By: Bedah Soal
1. Bacalah teks berikut untuk menjawab soal di bawah ini!
(1) Masa kejayaan tambak bandeng di sepanjang pesisir utara Pulau
Jawa sejak
1970-an perlahan musnah. (2) Ombak yang mengikis garis pantai atau
disebut abrasi
menjadi musababnya. (3) Di Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat,
belasan hektare
tambak bandeng kini rata air sehingga menjadikan pendapatan
tergerus. (4) Sekitar
dua ribu kepala keluarga mengungsi ke daratan lebih tinggi. (5)
Kemusnahan tambak
adalah akhir dari awal ancaman lebih serius dari abrasi. (6)
Hilangnya mata
pencaharian, tempat tinggal, ... rusaknya ekosistem di daerah
pesisir menjadi catatan
besar yang harus diwaspadai semua pihak. (7) Perlu diingat bahwa
bencana iklim yang
memengaruhi suhu permukaan laut berkontribusi terhadap kekuatan
angin yang
dibawa ombak.
(8) Abrasi sangat bergantung pada proses sedimentasi wilayah
pesisir. (9) Selain
faktor gelombang laut, manusia juga bisa menyebabkan abrasi. (10)
Ketimpangan
ekosistem laut akibat eksploitasi besar-besaran terhadap terumbu
karang dan ikan laut
serta penambangan pasir turut menciptakan efek buruk dari abrasi.
(11) Badan
Informasi Geospasial tidak memiliki data konkret mengenai luas
daratan di sepanjang
pesisir Pantai Utara Jawa yang terkikis ombak. (12) Begitu pula
mengenai garis waktu
abrasi yang mengikis daratan Pulau Jawa; hanya bertumpu perkiraan
pada saat sekitar
tahun 2000-an.
(13) Studi terbaru Climate Central, memprediksi air laut akan
meninggi 20—30
sentimeter pada 2050 sehingga menyebabkan permukiman-permukiman
yang dihuni
sekitar 23 juta penduduk di kawasan pesisir Indonesia, termasuk DKI
Jakarta akan
tenggelam. (14) Ancaman ini merupakan efek parah dari emisi karbon,
juga kenyataan
bahwa ada sekitar satu miliar penduduk menghuni wilayah yang berada
10 meter di
bawah air laut ketika gelombang ombak pasang. (15) Sebuah riset
yang turut disusun
oleh peneliti abrasi utara Jawa dari Badan Informasi Geospasial,
Ratna Sari Dewi,
menyebut tambak ikan maupun udang berkontribusi terhadap perubahan
topografi
tanah di sekitar pesisir. (16) Salah satunya terkait pilihan
masyarakat menebang pohon
bakau demi membuat areal pertambakan.
(17) Data Badan Pusat Statistik menunjukkan luasan hutan bakau di
Jawa Barat
mencapai 34.321 hektare pada 2016, tetapi hanya 2.830 hektare dalam
kondisi baik.
(18) Bagaimana pun, tumbuhan bakau tak mungkin berjuang sendiri
menghadapi
ancaman ganas abrasi. (19) Benteng mangrove harus diperkuat tembok
penangkal
ombak. (20) Sayangnya, tembok penangkal ombak sejauh ini sebatas
rencana, belum
menjadi aksi nyata. (21) Pemerintah daerah maupun pusat perlu
memperbaiki sistem
pendataan area, termasuk mendata masyarakat-masyarakat pesisir yang
terdampak
abrasi. (22) Semuanya dibutuhkan demi landasan menyusun kebijakan
tepat sasaran.
(Diadaptasi dari https://tirto.id/ pada 24 April 2020)
Kalimat yang semakna dengan kata menciptakan pada kalimat (10)
adalah ...
A. Tuhan menciptakan segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit
tanpa
perantara.
B. Ebiet G. Ade banyak menciptakan lagu bertema cinta, alam, dan
kehidupan
sosial.
semalam.
D. Semua orang berharap agar bencana yang telah terjadi bisa
menciptakan
suasana saling mengasihi antarsesama.
E. I. Nyoman Tjokot menciptakan patung-patung yang seolah mampu
memberi
napas baru pada dunia seni tiga dimensi di Bali.
Jawaban: D
Dalam KBBI, kata menciptakan memiliki empat arti, yaitu sebagai
berikut.
1. Menjadikan sesuatu yang baru tidak dengan bahan
2. Membuat atau mengadakan sesuatu dengan kekuatan batin
3. Membuat (mengadakan) sesuatu yang baru (belum pernah ada, luar
biasa, lain
dari yang lain)
4. Membuat suatu hasil kesenian (seperti mengarang lagu, memahat
patung);
menggubah
Makna kata menciptakan pada kalimat (10) sesuai dengan makna ke-3,
yaitu ‘membuat
atau mengadakan sesuatu yang baru’. Makna menciptakan tersebut
terdapat pula
pada kalimat Semua orang berharap agar bencana yang telah terjadi
bisa menciptakan
suasana saling mengasihi antarsesama.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
Erotomania atau dikenal dengan sebutan sindrom de Clerambault
adalah suatu
bentuk gangguan kepribadian saat para penderitanya memiliki
keyakinan bahwa
orang lain memendam perasaan cinta kepada si penderita. Pada 1921,
Clérambault
berargumen bahwa perempuan lebih sering mengalami sindrom de
Clerambault
daripada laki-laki. Martin Brune dari Ruhr University, Jerman,
mengafirmasi argumen
Clérambault setelah menganalisis 246 kasus erotomania pada 2007 dan
menemukan
sebanyak 69,1% pengidapnya adalah kaum hawa. Clérambault juga
berpendapat,
orang-orang dengan erotomania percaya bahwa objek cintanya jatuh
cinta dan
membuat pendekatan terlebih dahulu kepadanya.
Dalam tulisan ilmiah berjudul “De Clérambault's syndrome:
diagnostic and
therapeutic challenge“, Sampaio, et. al. (2007) memaparkan beberapa
gejala yang lazim
ditemukan dalam diri orang dengan erotomania. Pengidap erotomania
biasanya
secara mendetail menjelaskan sinyal-sinyal asmara yang dianggap
dikirimkan oleh si
pujaan hati, mulai dari ekspresi wajah, percakapan, atau gestur.
Selain itu, si penderita
juga mengira bahwa sang objek cinta sengaja mengirimkan pesan
asmara lewat
telepati kepadanya. Perilaku delusional dalam konteks asmara
semacam ini, menurut
Sampaio, et.al., kerap diasosiasikan dengan gangguan mental lain
seperti
schizophrenia (34%), sindrom depresi (13%), gangguan afektif
bipolar (9%), dan
paranoia (9%).
keyakinannya sekalipun objek cintanya telah berupaya menolaknya.
Alih-alih
menerima kenyataan, pengidap erotomania justru menginterpretasikan
penolakan ini
sebagai kamuflase dari rasa cinta yang terpendam.
Kasus penguntilan penyanyi Madonna oleh Robert Hoskins pada 1995
adalah salah
satu contoh ekstrem dari erotomania. Dilansir Psychology Today,
Robert Hoskins
adalah tunawisma yang berdelusi bahwa Madonna telah ditakdirkan
menjadi istrinya.
Beberapa kali Robert Hoskins coba menyusup masuk kediaman
pelantun "Frozen" tersebut, tetapi upayanya berhasil digagalkan,
pertama kali oleh
penjaga Madonna, dan kali kedua ia langsung ditembak dan dibekuk
polisi. Lebih
parahnya, di dalam penjara pun ia tak henti terobsesi terhadap
Madonna.
(Diadaptasi dari tirto.id pada April 2020)
Makna kata “mengafirmasi” pada paragraf pertama teks tersebut
adalah ….
A. memercayai
B. menolak
C. meneguhkan
D. mengukur
E. menjelaskan
Jawaban: C
Kata “mengafirmasi” memiliki kata dasar afirmasi yang berarti
penegasan atau
meneguhkan. Jadi, pada teks Martin Brune meneguhkan atau menguatkan
argumen
Clérambault tentang penyakit erotomania.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
3. Bacalah teks berikut untuk menjawab soal di bawah ini!
(1) Selain demam, batuk, dan sesak napas, beberapa pasien yang
terinfeksi Covid-
19 di rumah sakit di New York tampak sangat bingung sampai-sampai
tidak tahu
tempat mereka berada atau tahun mereka hidup saat ini. (2)
Kadang-kadang, gejala
ini berhubungan dengan kadar oksigen yang rendah dalam darah
mereka; ada pula
pasien tertentu yang terlihat sangat kebingungan dan khawatir
dengan nasib paru-
paru mereka. (3) Melihat gejala yang dialami sejumlah pasien ini,
Jennifer Frontera,
seorang ahli saraf di Rumah Sakit NYU Langone Brooklyn mengatakan
bahwa temuan
itu meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus Corona pada otak
dan sistem
saraf. (4) Saat ini, sebagian besar orang mengetahui bahwa penyakit
yang telah
menginfeksi lebih dari 2,2 juta orang di seluruh dunia ini umumnya
menyerang sistem
pernapasan. (5) Tetapi, tanda-tanda yang lebih tidak umum muncul
dalam laporan
terbaru.
(6) Sebuah studi yang diterbitkan pekan lalu dalam Journal of
American Medical
Association, misalnya, menemukan 36,4% dari 214 pasien di Tiongkok
memiliki gejala
neurologis, mulai dari kehilangan kemampuan mencium bau dan nyeri
saraf hingga
kejang dan stroke. (7) Sebuah makalah di New England Journal of
Medicine pekan ini
mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap 58 pasien di Strasbourg,
Prancis, yakni
lebih dari setengah pasien merasa bingung atau gelisah, dengan
pencitraan otak yang
menunjukkan peradangan. (8) Bagi para ilmuwan, temuan ini tidak
sepenuhnya
mengejutkan karena hal tersebut juga terlihat pada sejumlah virus,
termasuk HIV yang
dapat menyebabkan penurunan kognitif pengidapnya jika tidak
diobati. (9) Michel
Toledano, seorang ahli saraf di Mayo Clinic di Minnesota
mengatakan, virus
memengaruhi otak dengan dua cara. (10) Salah satunya adalah dengan
memicu
respons imun abnormal yang dikenal sebagai badai sitokin, yang
menyebabkan
peradangan otak atau yang disebut autoimun ensefalitis. (11) Kedua
adalah infeksi
langsung pada otak yang disebut ensefalitis virus.
(12) Otak dilindungi oleh sesuatu yang disebut penghalang
darah-otak, yakni
sesuatu yang menghalangi zat asing, tetapi bukan berarti tidak bisa
ditembus. (13) Dari
temuan pada sejumlah pasien terinfeksi yang kehilangan kemampuan
indra
penciuman, beberapa orang berpendapat bahwa hal tersebut ada
kaitannya dengan
otak. (14) Namun, dugaan ini belum terbukti. (15) Apalagi, banyak
pasien yang
mengalami anosmia tanpa mengalami gejala neurologis yang parah.
(16) Dalam kasus
virus Corona, dokter percaya bahwa berdasarkan bukti saat ini,
dampak neurologis
cenderung merupakan hasil dari respons imun yang terlalu aktif
daripada serangan
terhadap otak. (17) Untuk membuktikan adanya serangan terhadap
otak, virus harus
dideteksi dalam cairan serebrospinal. (18) Hal ini pernah dilakukan
pada seorang pria
Jepang berusia 24 tahun yang kasusnya diterbitkan dalam
International Journal of
Infectious Disease. (19) Pria itu mengalami kebingungan dan kejang
serta pencitraan
yang menunjukkan otaknya meradang. (20) Tetapi, karena ini adalah
satu-satunya
kasus yang diketahui sejauh ini dan tes virus belum divalidasi
untuk cairan tulang
belakang, para ilmuwan tetap berhati-hati dalam mengambil
kesimpulan.
(Diadaptasi dari www.mediaindonesia.com pada April 2020)
Gagasan utama pada paragraf pertama adalah ….
A. jumlah kematian akibat virus Corona
B. penelitian atas maraknya kerusakan sistem saraf
C. perlunya bantuan medis bagi pasien virus Corona
D. hipotesis dampak virus Corona terhadap otak dan sistem
saraf
E. kerusakan sistem pernapasan pada pasien virus Corona
Jawaban: D
Pembahasan:
Gagasan utama merupakan ide atau pokok pikiran dalam sebuah
paragraf maupun
teks. Secara garis besar, paragraf pertama membahas munculnya
gejala lain yang
ditemukan pada pasien virus Corona yang saat ini menjadi pandemi
global. Gejala lain
tersebut, antara lain, adalah pasien bingung, khawatir berlebihan,
hingga merasa tidak
mengenali tempat dan tahun yang sedang berjalan.
Lebih lanjut, disebutkan bahwa gejala-gejala baru yang muncul
tersebut
meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus Corona pada otak dan
sistem saraf.
Kekhawatiran tersebut menunjukkan bahwa gejala-gejala yang
disebutkan masih
merupakan hipotesis maupun anggapan dasar terhadap adanya
dampak
virus Corona pada otak dan sistem saraf. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa gagasan
utama pada paragraf pertama di atas adalah hipotesis dampak
virus Corona terhadap otak dan sistem saraf.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
4. Bacalah teks berikut untuk menjawab soal di bawah ini!
(1) Selain demam, batuk, dan sesak napas, beberapa pasien yang
terinfeksi Covid-
19 di rumah sakit di New York tampak sangat bingung sampai-sampai
tidak tahu
tempat mereka berada atau tahun mereka hidup saat ini. (2)
Kadang-kadang, gejala
ini berhubungan dengan kadar oksigen yang rendah dalam darah
mereka; ada pula
pasien tertentu yang terlihat sangat kebingungan dan khawatir
dengan nasib paru-
paru mereka. (3) Melihat gejala yang dialami sejumlah pasien ini,
Jennifer Frontera,
seorang ahli saraf di Rumah Sakit NYU Langone Brooklyn mengatakan
bahwa temuan
itu meningkatkan kekhawatiran tentang dampak virus Corona pada otak
dan sistem
saraf. (4) Saat ini, sebagian besar orang mengetahui bahwa penyakit
yang telah
menginfeksi lebih dari 2,2 juta orang di seluruh dunia ini umumnya
menyerang sistem
pernapasan. (5) Tetapi, tanda-tanda yang lebih tidak umum muncul
dalam laporan
terbaru.
(6) Sebuah studi yang diterbitkan pekan lalu dalam Journal of
American Medical
Association, misalnya, menemukan 36,4% dari 214 pasien di Tiongkok
memiliki gejala
neurologis, mulai dari kehilangan kemampuan mencium bau dan nyeri
saraf hingga
kejang dan stroke. (7) Sebuah makalah di New England Journal of
Medicine pekan ini
mengungkapkan hasil pemeriksaan terhadap 58 pasien di Strasbourg,
Prancis, yakni
lebih dari setengah pasien merasa bingung atau gelisah, dengan
pencitraan otak yang
menunjukkan peradangan. (8) Bagi para ilmuwan, temuan ini tidak
sepenuhnya
mengejutkan karena hal tersebut juga terlihat pada sejumlah virus,
termasuk HIV yang
dapat menyebabkan penurunan kognitif pengidapnya jika tidak
diobati. (9) Michel
Toledano, seorang ahli saraf di Mayo Clinic di Minnesota
mengatakan, virus
memengaruhi otak dengan dua cara. (10) Salah satunya adalah dengan
memicu
respons imun abnormal yang dikenal sebagai badai sitokin, yang
menyebabkan
peradangan otak atau yang disebut autoimun ensefalitis. (11) Kedua
adalah infeksi
langsung pada otak yang disebut ensefalitis virus.
(12) Otak dilindungi oleh sesuatu yang disebut penghalang
darah-otak, yakni
sesuatu yang menghalangi zat asing, tetapi bukan berarti tidak bisa
ditembus. (13) Dari
temuan pada sejumlah pasien terinfeksi yang kehilangan kemampuan
indra
penciuman, beberapa orang berpendapat bahwa hal tersebut ada
kaitannya dengan
otak. (14) Namun, dugaan ini belum terbukti. (15) Apalagi, banyak
pasien yang
mengalami anosmia tanpa mengalami gejala neurologis yang parah.
(16) Dalam kasus
virus Corona, dokter percaya bahwa berdasarkan bukti saat ini,
dampak neurologis
cenderung merupakan hasil dari respons imun yang terlalu aktif
daripada serangan
terhadap otak. (17) Untuk membuktikan adanya serangan terhadap
otak, virus harus
dideteksi dalam cairan serebrospinal. (18) Hal ini pernah dilakukan
pada seorang pria
Jepang berusia 24 tahun yang kasusnya diterbitkan dalam
International Journal of
Infectious Disease. (19) Pria itu mengalami kebingungan dan kejang
serta pencitraan
yang menunjukkan otaknya meradang. (20) Tetapi, karena ini adalah
satu-satunya
kasus yang diketahui sejauh ini dan tes virus belum divalidasi
untuk cairan tulang
belakang, para ilmuwan tetap berhati-hati dalam mengambil
kesimpulan.
(Diadaptasi dari www.mediaindonesia.com pada April 2020)
Pertanyaan yang jawabannya terdapat pada paragraf ketiga adalah
…
A. Kapan hasil tes akan divalidasi?
B. Siapakah nama pasien asal Jepang yang berusia 24 tahun?
C. Bagaimana keterkaitan antara otak dan tulang belakang?
D. Bagaimana cara membuktikan adanya serangan terhadap otak?
E. Mengapa virus Corona sangat berbahaya bagi manusia?
Jawaban: D
dari pertanyaan tersebut terdapat pada kalimat (17), yakni Untuk
membuktikan adanya
serangan terhadap otak, virus harus dideteksi dalam cairan
serebrospinal.
Dengan demikian, jawaban yang tepat adalah D.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
5. Bacalah teks berikut untuk soal di bawah ini!
[...]
(1) Selama kurun waktu 2015 sampai 2019, tercatat sedikitnya ada 55
kejadian
hewan laut terdampar. (2) Sebanyak 30 kejadian bahkan terjadi
sepanjang tahun 2019.
(3) Jawa Timur menjadi provinsi dengan jumlah kejadian terbanyak
sebanyak 20
kejadian dan selama tahun 2019 telah ditemukan 9 hewan laut yang
terdampar.
(4) Pada tanggal 16 September 2019, diberitakan adanya hiu tutul
yang tersesat di
perairan dekat Pembangkit Listrik Tenaga Uap Paiton, Probolinggo,
Jawa Timur. (5)
Setelah beberapa hari, akhirnya pada 20 September 2019 hiu tutul
yang memiliki nama
latin Rhincodon typus yang masuk dalam famili Rhincodontidae dari
kelas
Chondrichthyes ini berhasil dihalau keluar dari perairan disekitar
PLTU Paiton.
(6) Pekan lalu, tepatnya Kamis-Jumat (19-20/9) tim peneliti dari
Pusat Penelitian
Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menuju Lumajang,
Jawa Timur
untuk melakukan identifikasi dan analisis terhadap laporan
terdamparnya hewan laut
di pantai di wilayah kecamatan Pasiran, Lumajang. (7) Tim
mendapatkan laporan pada
bulan Juli terdapat paus bongkok (Megaptera novaeangliae) yang
terdampar. (8)
Sementara di bulan September, tepatnya tanggal 9 dan 16 September,
ada dua ekor
hiu tutul terdampar di pantai Kajaran dan pantai Bambang.
(9) Saat tim tiba di lokasi, bangkai hiu tutul ini telah dikubur di
dua tempat yang
berbeda. (10) Sementara paus bongkok kondisinya sudah tercerai
berai terbawa
ombak dan arus. (11) Potongan kulit ditemukan berserakan di
beberapa tempat dan
tidak ada tulang yang ditemukan.
(12) Hiu tutul dan paus bongkok yang terdampar memiliki status
hewan yang
berbeda. Hiu tutul yang masuk dalam kelas hiu dan pari ini
tercantum di Daftar Merah
IUCN dalam kategori Endangered (EN). (13) “Hiu tutul tergolong
jenis terancam
atau threatened species. (14) Jika tidak ada upaya penyelamatan
dapat masuk
kategori critically endangered atau keritis.” ujar Kepala Bidang
Zoologi Pusat Penelitian
Biologi LIPI,Cahyo Rahmadi. (15) Saat ini berdasarkan Keputusan Men
KKP No.
18/Kepmen-KP/2013, hiu tutul ditetapkan sebagai jenis dengan
perlindungan penuh.
(16) Sedangkan paus bongkok masuk kategori least concern atau
memiliki tingkat
risiko rendah dan dilaporkan populasinya meningkat.
(17) “Ada pesan yang ingin disampaikan laut kepada kita yang perlu
disikapi,” kata
Cahyo. (18) Dirinya menjelaskan, peningkatan jumlah kejadian hewan
laut terdampar
ini semakin menunjukkan ada permasalahan serius yang saat ini belum
banyak
diketahui. (19) “Perubahan ekosistem laut akibat perubahan iklim,
polusi, eksploitasi
berlebih, perubahan tata guna laut, dan masuknya jenis asing
invasif yang
menyebabkan kepunahan menjadi hal yang patut disikapi serius,”
jelas Cahyo.
(Diadaptasi dari lipi.go.id diakses pada 23 April 2020)
Penulisan kalimat (14) menjadi benar jika diperbaiki dengan cara
….
A. mengubah kata keritis menjadi kritis
B. menambahkan tanda koma setelah kata keritis
C. menambahkan tanda koma (,) setelah kata jika
D. menambahkan tanda petik dua (“) critically endangered
E. mengubah kata critically endangered menjadi Critically
Endangered
Jawaban: A
Pembahasan:
Kesalahan pada kalimat (14) terletak pada penulisan keritis yang
tidak tepat karena
tidak baku. Penulisan yang tepat adalah kritis. Sementara itu
penggunaan kata jika
sudah tepat dan tidak menggunakan tanda koma. Kemudian penulisan
critically
endangered juga sudah tepat, penulisan bahasa asing ditulis dengan
menggunakan
cetak miring.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
6. Bacalah tulisan berikut, kemudian jawablah soal-soal yang
tersedia dengan
(..........)
(1) Salah satu lembaga negara dalam sistem ketatanegaraan Republik
Indonesia
adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).
(2) Sebelum
perubahan UUD 1945 pada awal era Reformasi (1999-2002), kedudukan
MPR
merupakan lembaga tertinggi negara dengan kekuasaan yang sangat
besar. (3) Hal
tersebut mengacu pada Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebelum perubahan
yang berbunyi
“Kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh
Majelis
Permusyawaratan Rakyat”. (4) Dari ketentuan tersebut diketahui
bahwa pelaksanaan
kedaulatan rakyat di negara Indonesia di berada dalam satu tangan
atau badan, yakni
MPR.
(5) Republik Indonesia diambil pola dasar bahwa kedaulatan secara
penuh
diwakilkan oleh suatu lembaga yang bernama MPR. (6) Kepada lembaga
inilah segala
kegiatan kenegaraan harus dipertanggungjawabkan, baik
kewenangan-kewenangan
yang sesuai dengan teori Montesquieu maupun kewenangan-kewenangan
lainnya di
bidang kenegaraan yang tumbuh setelah zamannya Montesquieu.
(7) Perubahan UUD 1945 pada awal era Reformasi, 1999-2002 telah
mengubah
secara mendasar sistem ketatanegaraan Indonesia, termasuk mengenai
MPR. (8)
Dengan perubahan konstitusi tersebut, tidak lagi menetapkan MPR
sebagai lembaga
tertinggi negara yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan rakyat
[...] MPR tidak lagi
berkedudukan sebagai sumber/lembaga/institusi kekuasaan negara yang
tertinggi
yang mendistribusikan kekuasaannya pada lembaga-lembaga negara yang
lainnya.
(Diadaptasi dari jurnal.unissula.ac.id pada April 2020)
Konjungsi intrakalimat yang tepat untuk melengkapi kalimat
kedelapan paragraf
ketiga adalah ....
A. atau
B. dan
C. sehingga
D. kemudian
E. karena
Jawaban: C
Konjungsi intrakalimat merupakan kata penghubung yang menghubungkan
kata
dengan kata maupun klausa dengan klausa. Klausa pertama pada
kalimat tersebut
menjelaskan bahwa perubahan konstitusi tidak lagi menetapkan MPR
sebagai
lembaga tertinggi negara yang sepenuhnya melaksanakan kedaulatan
rakyat.
Sementara itu, klausa kedua menjelaskan bahwa MPR tidak lagi
berkedudukan sebagai
sumber/lembaga/institusi kekuasaan negara yang tertinggi. Kata
hubung yang paling
tepat untuk melengkapi kalimat (8) adalah sehingga.
Jawaban yang tepat adalah C.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
7. Read the text and answer the question!
As of April 17, 2020, 36 people infected with the outbreak strain
of Listeria
monocytogenes have been reported from 17 states in the US. The
disease they suffered
from is called Listeriosis. Listeriosis can cause different
symptoms, depending on the
person and the part of the body affected. Pregnant women typically
experience only
fever and other flu-like symptoms, such as fatigue and muscle
aches. However,
infections during pregnancy can lead to miscarriage, stillbirth,
premature delivery, or
life-threatening infection of the newborn. People other than
pregnant women
symptoms are headache, stiff neck, confusion, loss of balance, and
convulsions in
addition to fever and muscle aches.
State and local public health officials interviewed ill people
about the foods they ate
in the month before they became ill. Twelve out of 22 (55%)
reported eating
mushrooms, including enoki, portobello, white, button, cremini,
wood ear, maitake,
and oyster. Later, Epidemiologic, traceback, and laboratory
evidence indicates that
enoki mushrooms labeled as “Product of Korea” are the likely source
of this outbreak.
The products were known to came from H&C Food Inc. (on April 7,
2020), Guan's
Mushroom Co. (on March 23, 2020), and Sun Hong Foods, Inc. (on
March 9, 2020). In
response to the situation, the three companies recalled the enoki
mushrooms.
Preventing further outbreak, Center for Disease Control and
Prevention, or CDC,
advises that people who are more likely– pregnant women, adults to
get
Listeria infections - pregnant women, adults age 65 or older, and
people with
weakened immune systems, such as people with cancer or on dialysis
– avoid eating
any enoki mushrooms from Korea (Republic of Korea) even if they are
not part of the
recalls until they learn more about the source and distribution of
the enoki
mushrooms.
CDC asked citizens who have stocks on enoki mushroom which
originated from
Korea to either return the products or throw them away should the
country of origins
are unclear. CDC also encourages people to wash and sanitize any
surfaces and
containers that may have come in contact with the recalled enoki
mushrooms. Listeria
can survive in refrigerated temperatures and easily spread to other
foods and surfaces.
When buying, ordering, or eating out, check with stores and
restaurants to make sure
they do not use enoki mushrooms from Korea. If they don’t know
where their enoki
mushrooms are from, don’t buy or order the product. CDC pledges a
commitment that
they will provide updates when more information is available.
(Adapted from www.cdc.gov/listeria/outbreaks Accessed on Thursday,
23 April 2020)
It can be predicted based on the passage that …
A. The immigration process will add more regulations to prevent
repeating the
same mistake.
B. Investigators will try to determine the origin of the
contamination.
C. The CDC will revise the quality checking procedures on foreign
foods.
D. The government will ban mushroom imports from Korea.
E. The CDC will learn more on why Listeria monocytogenes is
lethal.
Jawaban: C
Pembahasan:
Setelah mengetahui bahaya dari jamur enoki yang diimpor dari Korea
Selatan, kita
dapat memprediksi bahwa langkah yang akan diambil Amerika Serikat
adalah
memperbaiki prosedur pengecekan untuk produk-produk makanan impor.
Jadi,
jawaban yang tepat adalah C.
Jawaban A salah karena imigrasi tidak ada kaitannya dengan
Listeria. Listeria
disebabkan oleh jamur enoki dan tidak ditularkan melalui
manusia.
Jawaban B salah karena para penginvestigasi sudah mengetahui sumber
wabah
Listeria, yaitu jamur enoki dari Korea Selatan.
Jawaban D salah karena yang bermasalah hanyalah jamur enoki
sehingga tidak tepat
jika dikatakan bahwa pemerintah akan melarang semua impor jamur
dari Korea.
Jawaban E salah karena Listeria bukanlah penyakit baru sehingga CDC
tidak perlu lagi
melakukan penelitian tersebut.
8. Read the text and answer the question!
Perfectionism has come to be viewed as an important maintaining
factor of
disordered eating. In the transdiagnostic theory of eating
disorders, Fairburn, Cooper,
and Shafran assert that clinical perfectionism is one of four core
mechanisms that
maintain eating disorder pathology. In the cognitive-interpersonal
model of anorexia
nervosa, perfectionism / cognitive rigidity is one of the four
postulated maintaining
factors. In addition, the three-factor theory by Bardone-Cone and
colleagues
implicates the interaction between high perfectionism, high body
dissatisfaction, and
low self-esteem in the growth of bulimic behaviour. In support of
these theoretical
positions, research consistently shows perfectionism to be elevated
in people with
eating disorders and people recovering from eating disorders
compared to controls.
However, the precise nature of the construct of perfectionism
continues to be
debated in the literature. Perfectionism has been proposed to be a
multidimensional
construct by two groups of theorists. The first construct, proposed
by Hewitt and Flett,
focuses on the interpersonal components of perfectionism, and the
associated 45-item
scale is divided into three subscales. The self oriented
perfectionism subscale relates
to setting high standards for achievement and self-criticism for
not meeting standards.
The other oriented perfectionism subscale includes items that
relate to having high
standards for other people that are unrealistic. The socially
prescribed perfectionism
subscale items are related to perceiving that other people hold
unrealistically high
standards for the individual.
The second theory proposes a six factor construct for
perfectionism, measured using
the Frost Multidimensional Perfectionism Scale, they are: Personal
Standards (setting
high standards), Concern over Mistakes (negative reactions to
mistakes and perceiving
mistakes as failures), Doubts about Actions (doubting one’s own
performance),
Parental Expectations (parents setting high standards), Parental
Criticism (parents
criticising for mistakes), and Organisation (organisation and
neatness). Factor analysis
have consistently shown a two-factor solution, consisting of
adaptive (achievement
striving) perfectionism (Personal Standards and Organisation), and
maladaptive
evaluative concerns (Concern over Mistakes, Doubt about Action,
Parental
Expectations, and Parental Criticism). Achievement striving is
typically associated with
healthy functioning while maladaptive evaluative concerns are more
consistently
associated with psychopathology. There is one exception to this
general finding, which
is that elevated levels of both types of perfectionism are
associated with eating
disorders. Thus, it has been suggested that elevated levels of both
types of
perfectionism confers most risk for disordered eating.
Findings from a research study by Wade and Tiggemann suggest that
perfectionism
is pertinent to the normative state of body dissatisfaction. Given
the role of body
dissatisfaction in increasing risk for disordered eating, this
suggests that targeting
perfectionism may be of benefit in buffering young people against
the development
of disordered eating. One piece of research has investigated an
intervention that
targeted perfectionism in middle adolescence which significantly
reduced maladaptive
evaluative concerns compared to two other conditions (media
literacy informed by
inoculation theory, which suggests that building skills to resist
social persuasion will
prevent the development of health-risk behaviours and a control
condition).
(Adapted from
eatdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/2050-2974-1-
2 Accessed on Thursday, 23 April 2020)
Which of the following is NOT TRUE according to the text?
A. Eating disorder isn’t caused by perfectionism alone.
B. Perfectionism is barely influential to eating disorder.
C. Decreasing perfectionism may reduce eating disorder.
D. Maladaptive evaluative is the opposite of achievement
striving.
E. One of the contrast theories has more than three
categorizations.
Jawaban: B
faktor penting yang menyebabkan gangguan perilaku makan.
Pada pilihan B disebutkan bahwa perfeksionisme nyaris tidak
berpengaruh terhadap
gangguan perilaku makan. Kedua pernyataan tersebut saling
bertentangan, maka
pilihan yang tidak sesuai dengan teks adalah pilihan B.
Jadi, jawaban yang tepat adalah B.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
9. Read the text and answer the question!
Perfectionism has come to be viewed as an important maintaining
factor of
disordered eating. In the transdiagnostic theory of eating
disorders, Fairburn, Cooper
and Shafran assert that clinical perfectionism is one of four core
mechanisms that
maintain eating disorder pathology. In the cognitive-interpersonal
model of anorexia
nervosa, perfectionism/cognitive rigidity is one of the four
postulated maintaining
factors. In addition, the three-factor theory by Bardone-Cone and
colleagues
implicates the interaction between high perfectionism, high body
dissatisfaction, and
low self-esteem in the growth of bulimic behaviour. In support of
these theoretical
positions, research consistently shows perfectionism to be elevated
in people with
eating disorders and people recovering from eating disorders
compared to controls.
However the precise nature of the construct of perfectionism
continues to be
debated in the literature. Perfectionism has been proposed to be a
multidimensional
construct by two groups of theorists. The first construct, proposed
by Hewitt and Flett,
focuses on the interpersonal components of perfectionism, and the
associated 45-item
scale is divided into three subscales. The self oriented
perfectionism subscale relates
to setting high standards for achievement and self-criticism for
not meeting standards.
The other oriented perfectionism subscale includes items that
relate to having high
standards for other people that are unrealistic. The socially
prescribed perfectionism
subscale items are related to perceiving that other people hold
unrealistically high
standards for the individual.
The second theory proposes a 6 factor construct for perfectionism,
measured using
the Frost Multidimensional Perfectionism Scale, they are: Personal
Standards (setting
high standards), Concern over Mistakes (negative reactions to
mistakes and perceiving
mistakes as failures), Doubts about Actions (doubting one’s own
performance),
Parental Expectations (parents setting high standards), Parental
Criticism (parents
criticising for mistakes), and Organisation (organisation and
neatness). Factor analyses
have consistently shown a two factor solution, consisting of
adaptive (achievement
striving) perfectionism (Personal Standards and Organisation), and
maladaptive
evaluative concerns (Concern over Mistakes, Doubt about Action,
Parental
Expectations, and Parental Criticism). Achievement striving is
typically associated with
healthy functioning while maladaptive evaluative concerns is more
consistently
associated with psychopathology. There is one exception to this
general finding, which
is that elevated levels of both types of perfectionism are
associated with eating
disorders. Thus it has been suggested that elevated levels of both
types of
perfectionism confers most risk for disordered eating.
Findings from a research study by Wade and Tiggemann suggest that
perfectionism
is pertinent to the normative state of body dissatisfaction. Given
the role of body
dissatisfaction in increasing risk for disordered eating, this
suggests that targeting
perfectionism may be of benefit in buffering young people against
the development
of disordered eating. One piece of research has investigated an
intervention that
targeted perfectionism in middle adolescence which significantly
reduced maladaptive
evaluative concerns compared to two other conditions (media
literacy informed by
inoculation theory, which suggests that building skills to resist
social persuasion will
prevent the development of health-risk behaviours and a control
condition).
(Adapted from
jeatdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/2050-2974-1-
What is the correlation between paragraph 2 and 3?
A. Paragraph two provides one side of the argument while paragraph
three
questions it.
B. Paragraph two points out one of the construct theories of
perfectionism while
paragraph three exemplifies it.
C. Paragraph two argues about one of perfectionism constructs while
paragraph
three elaborates more constructs.
D. Paragraph three continues the information contained in paragraph
two.
E. Paragraph two and paragraph three consistently display separate
information.
Jawaban: D
Paragraf dua menyampaikan bahwa ada dua teori konstruksi
perfeksionisme yang
diperdebatkan. Salah satu teori tersebut kemudian dijelaskan pada
paragraf tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan kalimat berikut: "The first construct,
proposed by Hewitt and
Flett, focuses on ..."
Teori yang kedua dijabarkan dalam paragraf tiga. Hal ini dibuktikan
dengan kalimat
pertamanya, yaitu “The second theory proposes a 6 factor construct
for
perfectionism, …”.
terkandung dalam paragraf kedua sehingga jawaban yang tepat adalah
D.
Topik: Pengetahuan Umum (NEW!)
10. Read the text and answer the question!
Perfectionism has come to be viewed as an important maintaining
factor of
disordered eating. In the transdiagnostic theory of eating
disorders, Fairburn, Cooper
and Shafran assert that clinical perfectionism is one of four core
mechanisms that
maintain eating disorder pathology. In the cognitive-interpersonal
model of anorexia
nervosa, perfectionism/cognitive rigidity is one of the four
postulated maintaining
factors. In addition, the three-factor theory by Bardone-Cone and
colleagues
implicates the interaction between high perfectionism, high body
dissatisfaction, and
low self-esteem in the growth of bulimic behaviour. In support of
these theoretical
positions, research consistently shows perfectionism to be elevated
in people with
eating disorders and people recovering from eating disorders
compared to controls.
However the precise nature of the construct of perfectionism
continues to be
debated in the literature. Perfectionism has been proposed to be a
multidimensional
construct by two groups of theorists. The first construct, proposed
by Hewitt and Flett,
focuses on the interpersonal components of perfectionism, and the
associated 45-item
scale is divided into three subscales. The self oriented
perfectionism subscale relates
to setting high standards for achievement and self-criticism for
not meeting standards.
The other oriented perfectionism subscale includes items that
relate to having high
standards for other people that are unrealistic. The socially
prescribed perfectionism
subscale items are related to perceiving that other people hold
unrealistically high
standards for the individual.
The second theory proposes a 6 factor construct for perfectionism,
measured using
the Frost Multidimensional Perfectionism Scale, they are: Personal
Standards (setting
high standards), Concern over Mistakes (negative reactions to
mistakes and perceiving
mistakes as failures), Doubts about Actions (doubting one’s own
performance),
Parental Expectations (parents setting high standards), Parental
Criticism (parents
criticising for mistakes), and Organisation (organisation and
neatness). Factor analyses
have consistently shown a two factor solution, consisting of
adaptive (achievement
striving) perfectionism (Personal Standards and Organisation), and
maladaptive
evaluative concerns (Concern over Mistakes, Doubt about Action,
Parental
Expectations, and Parental Criticism). Achievement striving is
typically associated with
healthy functioning while maladaptive evaluative concerns is more
consistently
associated with psychopathology. There is one exception to this
general finding, which
is that elevated levels of both types of perfectionism are
associated with eating
disorders. Thus it has been suggested that elevated levels of both
types of
perfectionism confers most risk for disordered eating.
Findings from a research study by Wade and Tiggemann suggest that
perfectionism
is pertinent to the normative state of body dissatisfaction. Given
the role of body
dissatisfaction in increasing risk for disordered eating, this
suggests that targeting
perfectionism may be of benefit in buffering young people against
the development
of disordered eating. One piece of research has investigated an
intervention that
targeted perfectionism in middle adolescence which significantly
reduced maladaptive
evaluative concerns compared to two other conditions (media
literacy informed by
inoculation theory, which suggests that building skills to resist
social persuasion will
prevent the development of health-risk behaviours and a control
condition).
(Adapted from
jeatdisord.biomedcentral.com/articles/10.1186/2050-2974-1-
2 Accessed on Thursday, 23 April 2020)
Based on the text, which of the following statements is TRUE?
A. Women are more likely to be perfectionists than men.
B. Perfectionism is an inborn trait that cannot be fully eliminated
from a person’s
life.
C. Hewitt and Flett’s construction and 6 factor construct are
similar.
D. Maladaptive evaluative concerns escalates eating disorders for
some people.
E. Addressing perfectionism at the age of 15-16 may lower the risk
of future
eating disorders.
Jawaban: E
Pembahasan:
Opsi A, B, dan D tidak dijelaskan dalam teks sehingga semua jawaban
tersebut salah.
Konstruksi Hewitt dan Fleet pada paragraf dua berbeda dari 6 faktor
konstruksi yang
disampaikan pada paragraf tiga. Jadi, jawaban C salah.
Jawaban yang tepat adalah E. Hal ini sejalan dengan yang tertuang
dalam paragraf
terakhir teks. Di situ disebutkan tentang suatu penelitian yang
membuktikan bahwa
penanganan perfeksionisme yang dilakukan pada anak usia pertengahan
remaja (usia
15-16 tahun) dapat menurunkan maladaptif evaluatif. Dampak
penurunan tersebut
adalah berkurangnya gangguan perilaku makan.
Dengan demikian, pilihan jawaban yang tepat adalah E