Slide / Powerpoint Sistem Koordinasi (kelas XI MIPA kurikulum 2013)

Post on 21-Apr-2017

194 views 4 download

Transcript of Slide / Powerpoint Sistem Koordinasi (kelas XI MIPA kurikulum 2013)

SISTEM KOORDINASI

Pratiwi Srikandi Yudhastari (31)

XI MIPA 4

SMAN 2 DEPOK

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

A. NEURON (Sel Saraf)

• Badan Sel (perikarion)Fungsi: mengendalikan metabolisme neuron

• Dendrit Fungsi: Menerima impuls dari sel lain untuk

dikirimkan ke badan sel• Akson (neurit)

Fungsi: mengirim impuls ke sel neuron lainnya.

Akson dibungkus oleh substansi lemak Selubung Mielin

Bagian yang tidak diselubungi disebut Nodus Ranvier. Fungsinya untuk mempercepat impuls

Selubung mielin ditutupi oleh rangkaian sel Schwann disebut selubung Schwann.

Neuron berdasarkan fungsinya: Neuron Sensor (Aferen)→ Menghantarkan impuls dari organ sensor ke pusat saraf (Otak atau Medula Spinalis)

Neuron motor (Eferen)→ Menghantarkan impuls dari pusat saraf ke organ motor (Otot atau kelenjar)

Neuron konektor (Interneuron)→ Menghubungkan antar neuron

Neuron berdasarkan strukturnya:

Neuron Multipolar1 akson dan 2 atau lebih dendrit. Contoh: neuron motor pada otak

Neuron Bipolar1 akson dan 1 dendrit. Contoh: neuron pada mata, hidung.

Neuron UnipolarNeuron bipolar yang terlihat hanya memiliki satu juluran badan sel, karena akson dan dendrit berfusi. Contoh: neuron pada fotoreseptor mata.

o Adalah sel penunjang susunan saraf pusat. Berfungsi sebagai jaringan ikat. Membelah secara mitosis.

o Jenis-jenis sel Glia:

1. Astrosit berbentuk bintang. Fungsi: sebagai ‘lem’ untuk menyatukan neuron-neuron

2. Oligodendrosit (Oligodendroglia)seperti astrosit tapi lebih kecil. Fungsi: membentuk lapisan mielin u/ melapisi akson

3. Mikrogliakecil, fagosit. Fungsi: pertahanan imun

4. Sel Ependimamembran epitelium yang melapisi rongga serebral dan medula spinalis

B. SEL NEUROGLIA (Glia)

o Adalah hubungan antar neuron

o Merupakan titik temu antara ujung akson dari neuron lain dengan dendrit dari neuron lainnya

o Hubungan ke otot dan kelenjar

o STRUKTUR:

1. Prasinaps (bagian akson terminal)

2. Celah Sinaps (ruang antara prasinaps dan pascasinaps)

3. Pascasinaps (bagian dendrit)

C. SINAPSIS

Pada celah sinaps terdapat substansi kimia NEUROTRANSMITER. Fungsi: mengirimkan impuls ( prosesnya disebut transisi sinapsis). Sifat neurotransmiter:

a. Eksitasi → meningkatkan impuls (co: asetilkolin)

b. Inhibisi → menghambat impuls (co: glisin pada medula spinalis)

D. IMPULS SARAFo IMPULS SARAF adalah rangsangan/pesan yang diterima reseptor dari lingkungan, lalu dibawa oleh neuron. Contoh: suhu, tekanan, aroma, rasa,.

o Impuls yang diterima reseptor dan disampaikan ke efektor akan menyebabkan gerakan yaitu:

1. GERAK SADAR

Impuls Reseptor Saraf Sensoris Otak Saraf

motor Efektor

2. GERAK REFLEKS

Impuls Reseptor Medula Spinalis

Saraf motor Efektor

Cepat, melalui jalur pendek, tidak melalui otak tetapi melalui sumsum tulang belakang

Relatif lama, melewati jalur panjang melalui otak

E. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS

Neuron tidak ada rangsangan

Muatan listrik di luar neuron ( + ) sedangkan didalam neuron ( - )

Neuron diberikan rangsangan

Saluran Na⁺ lalu ion Na⁺ dialirkan masuk ke dalam sel dan menyebar

Keadaan diluar membran menjadi ( - ) dan di dalam menjadi ( + )

Saluran K⁺ terbuka, lalu ion K⁺ keluar melalui kanal Potasium

Bagian dalam membran kembali menjadi ( - )

Neuron kembali ke keadaan semula hingga proses berulang

Tahap Istirahat (Polarisasi) Tahap Depolarisasi

Potensi Aksi

Periode Refraktori(Impuls tidak bisa melewati neuron)

Tahap Repolarisasi

Impuls berjalan melalui akson

F. SISTEM SARAF PUSAT (SSP)o Terdiri dari: Otak dan Medula Spinalis.

o Dilindungi oleh jaringan ikat pelindung Meninges. Meninges terdiri atas 3 lapisan:

1. Pia materlapisan terdalam, banyak pembuluh darah, menempel pada otak atau medula spinalis

2. Araknoidsedikit pembuluh darah. Berisi cairan serebrospinalis yg mengandung protein, berfungsi sebagai bantalan serta media pertukaran zat/nutrien antara otak dan medula spinalis

3. Dura mater lapisan terluar, tebal dan kuat, terdiri dari 2 lapisan. Terdapat ruang subdural u/ memisahkan dari araknoid. Lapisan yang terluar melekat pada permukaan dalam kranium

Substansi abu-abu dan Substansi putih pada Otak dan Medula Spinalis:

1. Substansi abu-abu (Grey matter)bagian luar (korteks) otak dan bagian dalam medula spinalis. Mengandung badan sel neuron, serabut bermielin dan tidak, astrosit protoplasma, oligodendrosit, dan mikroglia.

2. Substansi putih (White matter) bagian dalam otak dan bagian luar medula spinalis. Didominasi serabut bermielin maupun tidak, mengandung oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan mikroglia

OTAK 2% dari keseluruhan berat tubuh Mengonsumsi 25% O₂ Menerima 1,5% darah dari jantung Tersusuh dari 100 milyar neuron yang saling terhubung oleh sinapsis Neuron berkomunikasi dengan muatan listrik Terbentuk pada minggu ke-4 masa kehamilan Bagian kranial berdiferensiasi menjadi: Otak depan, Otak tengah, Otak belakang.

Bagian-bagian otak:

1. Otak Besar (Serebrum)2. Diensefalon3. Rinensefalon (sistem limbik)4. Mesensefalon (otak tengah)

SEREBRUM (Otak Besar)Bagian depan atas rongga tengkorak

A. Bagian dalam: Substansi putih (Nukleus basal) Pusat untuk koordinasi motor. Apabila rusak, maka seseorang menjadi pasif karena nukleus basal tidak mampu mengirimkan impuls motor ke otot. Contoh: Parkinson

B. Bagian luar: Substansi abu-abu (Korteks Serebral) 80% total massa otak dgn tebal 5mm sisi kanan dan kiri dihubungkan oleh serat pita Korpus Kalosum Area fungsional korteks serebral:

Area motor primer. Pada lobus frontal dari girus prasentral, mengendalikan kontraksi volunter otot rangka. Sisi anterior girus prasentral mengendalikan aktivitas motor yang terlatih dan berulang. Area Broca mengendalikan kemampuan bicara.

Area sensor korteks: - Area sensor primer. Pada girus prosentral, menerima info nyeri, tekanan, suhu, sentuhan- Area visual primer. Pada lobus oksipital, menerima info dari retina mata- Area auditori primer. Pada tepi atas lobus temporal, menerima impuls pendengaran- Area olfaktori primer. Pada permukaan medial lobus temporal- Area pengecap primer (gustatori). Pada lobus parietal. Berfungsi untuk persepsi rasa.

Area asosiasi (menurut Brodmann) : - Area asosiasi frontal. Pada lobus frontal, pusat intelektual dan fisik- Area asosiasi somatik. Pada lobus parietal, pusat penafsiran bentuk dan tekstur objek-Area asosiasi visual. Pada lobus oksipital, pusat penafsiran visual dan auditori-Area wicara Wernicke. Pada superior lobus temporal, sebagai pusat bahasa dan wicara

AREA FUNGSIONAL

DIENSEFALONTerletak diantara serebrum dan otak tengah

1. TalamusFungsi: menerima dan meneruskan impuls ke korteks otak besar, berperan dalam sistem kesadaran dan kontrol motor.

2. HipotalamusFungsi: a. Mengendalikan aktivitas sistem saraf otonom/tak sadar b. Pusat pengaturan emosi c. Pengaturan sistem endokrin

3. EpitalamusPita sempit jaringan saraf membentuk atap diensefalon. Berfungsi dalam dorongan emosi. Terdapat badan pineal yang berperan dalam fungsi endokrin.

RINENSEFALON (Sistem Limbik)Cincin-cincin struktur otak depan yang mengelilingi otak dan saling berhubungan melalui jalur neuron.

Berfungsi dalam: 1. Pengaturan emosi (tertawa, marah, menangis, takut, dan tersipu)2. Mempertahankan kelangsungan hidup3. Pola perilaku sosioseksual4. Belajar

Bagian-bagiannya termasuk Hipokampus, Amigdala, Nukleus thalamic anterior, Septum, Korteks limbik dan Forniks.

Menensefalon (Otak tengah) Otak pendek yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum

Fungsi: Sebagai jalur penghantar dan pusat refleks, meneruskan informasi penglihatan dan pendengaran

Otak tengah, pons, dan medula oblongata disebut batang otak.

Pons Varolii (Jembatan Varol)Didominasi oleh serabut putih. Menghubungkan serebelum kiri dan kanan, serta menghubungkan serebrum dengan medula spinalis. Fungsi: mengatur frekuensi pernapasan

Serebelum (Otak kecil)Terletak dibawah lobus oksipital dan melekat di bagian punggung atas batang otak. Fungsi: mempertahankan keseimbangan, kontrol gerak mata, koordinasi gerakan sadar yg berkaitan dengan keterampilan.

Medula OblongataMenjulur dari pons hingga medula spinalis. Fungsi: pengendalian denyut jantung, tekanan darah, pernapasan, pencernaan, menelan, muntah, sekresi pencernaan, dan gerak refleks (bersin, dll).

Formasi RetikulerJaringan serabut saraf dan badan sel yang tersebar di medula oblongata, pons, dan otak tengah. Fungsi: memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran.

MEDULA SPINALIS Berbentuk silinder yang memanjang dari batang otak

hingga ruas ke-2 tulang pinggang

Panjang sekitar 45cm dengan diameter 2cm

Fungsi: mengendalikan gerak refleks, komunikasi

antara otak dengan seluruh tubuh, menghantarkan

rangsangan koordinasi antara otot dan sendi ke

serebelum.

Impuls sensor dari reseptor dihantarkan masuk

melalui tanduk dorsal

Impuls motor keluar menuju efektor melalui tanduk

ventral.

Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf

penghubung yang menerima impuls dari sel saraf

sensor dan menghantarkannya ke sel saraf motor.

Struktur Bagian Dalam (Substansi abu-abu)

Bagian atas dan bawah disebut tanduk kolumna, banyak badan sel, dendrit asosiasi, neuron eferen, akson tidak bermielin. 1. Tanduk abu-abu posterior (dorsal), batang vertikal atas, badan sel menerima impuls melalui saraf

spinal ke otot dan kelenjar2. Tanduk abu-abu anterior (ventral), batang vertikal bawah, neuron motor mengirimkan impuls melalui

saraf spinal ke otot dan kelenjar. 3. Tanduk lateral, antara tanduk posterior dan anterior, mengandung badan sel neuron sistem saraf

otonom. 4. Komisura abu-abu, menghubungkan substansi abu-abu sisi kiri dan kanan.

Struktur Bagian Luar (Substansi putih)

Tersusun dari akson bermielin. Terbagi menjadi funikulus (kolumna) anterior, posterior, ventrolateral, danLateral. Dalam funikulus terdapat traktus (fasikulus) spinal:

5. Traktus sensor (asenden), menyampaikan informasi dari tubuh ke otak. Co: nyeri, suhu, tekanan, sentuhan

6. Traktus motor (desenden), membawa impuls motor dari otak ke medula spinalis dan dari saraf spinal menuju tubuh. Berfungsi menghantarkan impuls untuk ketepatan gerak sadar serta mempertahankan kontraksi otot dalam gerak refleks.

G. SISTEM SARAF TEPI (SST) Terdapat ganglion, yaitu struktur lonjong yang mengandung badan sel neuron dan sel glia

Terdiri dari Saraf Kranial dan Saraf Spinal

1. Saraf Kranial (berasal dari otak)

Terdiri atas 12 pasang saraf. Sebagian besar tersusun dari serabut sensori dan motor.

Tetapi beberapa saraf hanya tersusun dari serabut sensori.

No Saraf Kranial Jenis Neuron Fungsi

1. Olfaktori (CN I) Sensori Indra penciuman.

2. Optik (CN II) Sensori Indra penglihatan.

3. Okulomotor (CN III) Sensori, MotorMotor: impuls dari otak tengah ke otot bola mata, pembuka kelopak mata.Sensori: informasi dari otot mata ke otak tengah.

4. Troklear (CN IV) Sensori, Motor Motor: impuls dari otak tengah ke otot sadak bola mata.Sensori: informasi dari otot sadak bola mata ke otak tengah.

5. Trigeminal (CN V) Sensori, Motor Motor: impuls dari pons ke otot mastikasi (mengunyah).Sensori: informasi dari wajah, rongga nasal, dan rongga oral .

6. Abdusen (CN VI) Sensori, Motor Motor: impuls dari pons ke otot rektus lateral mata.Sensori: informasi dari otot rektus lateral mata ke pons.

7. Fasial (CN VII) Sensori, MotorMotor: impuls dari pons ke otot ekspresi wajah, kelenjar air mata, dan kelenjar saliva.Sensori: Informasi dari indra pengecap lidah.

8. Vestibulokoklear (CN VIII) Sensori Informasi dari indra pendengaran ke talamus dan lobus temporal

otak.

9. Glosofaring (CN IX) Sensori, MotorMotor: impuls dari medula ke otot untuk menelan, dan kelenjar ludah.Sensori: informasi tentang rasa pada lidah, faring, laring, dan tekanan darah dalam pembuluh darah tertentu.

10 Vagus (CN X) Sensori, Motor

Motor: impuls dari medula ke seluruh organ pada toraks dan abdomen.Sensori: informasi dari faring, laring, trakea, esofagus, jantung, serta visera abdomen ke medula dan pons.

11. Aksesori Spinal (CN XI) Sensori, Motor

Motor: impuls dari medula ke otot volunter faring dan laring, serta dari medula spinalis servikal ke otot trapezius dan sternokleidomastoid. Sensori: informasi dari otot faring, laring, trapezius.

12. Hipoglosal (CN XII) Sensori, MotorMotor: impuls dari medula ke otot lidah.Sensori: informasi dari spindel otot lidah.

Saraf Olfaktori (I)

Saraf Penglihatan (II)

1. Saraf Kranial (berasal dari otak)

2. Saraf Spinal (berasal dari medula spinalis)a. Setiap sarafnya terdiri atas 1 radiks dorsal dan ventral. Radiks dorsal terdiri atas serabut sensori

sedangkan radiks ventral terdiri atas serabut motor.

b. Bagian yang membesar pada radiks dorsal disebut ganglion radiks dorsal yang mengandung neuron

sensorc. Saraf spinal terdiri dari 31 pasang saraf yaitu; 8 pasang saraf serviks (C1-C8), 12 pasang saraf toraks (T1-

T12), 5 pasang saraf lumbar (L1-L5), 5 pasang saraf sakrum (S1-S5), dan 1 pasang saraf koksik.

d. Berfungsi mempersaraf otot-otot pada anggota gerak tubuh.e. Terbagi menjadi: divisi aferen (membawa informasi dari reseptor ke SSP) dan divisi eferen (membawa

instruksi dari SSP ke organ efektor atau kelenjar) SSTEferen

Somatik (otot rangka)

Otonom (otot polos, jantung)Simpatis

Parasimpatis

Aferen

Tabel perbedaan saraf simpatik dan parasimpatik

Saraf Simpatik (Serat Adrenergik)

Saraf Parasimpatik (Serat Kolinergik)

Asal: Segmen toraks dan lumbar medula spinalis

Asal: Area kranial (otak dan sakrum)

Serat Praganglion: Pendek, ada sinaps, mengeluarkan neurotransmiter asetilkolin.

Serat Praganglion: Panjang, mengeluarkan neurotransmiter asetilkolin.

Serat Pascaganglion: Panjang, berasal dari rantai ganglion, berakhir di organ efektor. Mengeluarkan norepinefrin.

Serat Pascaganglion: Sangat pendek, berakhir di sel-sel organ. Mengeluarkan neurotransmiter yang sama yaitu asetilkolin.

Fungsi: Beraktivitas fisik yang berat dalam situasi darurat/stress (respons lawan)

Fungsi: Beraktivitas mendorong tubuh agar istirahat dan mencerna pada kondisi tenang

Meningkatkan denyut jantung, menguraikan simpanan lemak, membuka saluran napas

Melambatkan denyut jantung

H. GANGGUAN SISTEM SARAF 1. Meningitis, peradangan pada meningis dengan gejala bertambahnya jumlah dan berubahnya

susunan cairan serebrospinal. Disebabkan oleh bakteri dan virus

2. Ensefalitis, peradangan jaringan otak. Disebabkan virus

3. Rasa baal (kebas) dan kesemutan, gangguan pada sistem saraf sensori disebabkan oleh gangguan metabolisme, terututupnya aliran darah, atau kekurangan vit. B1, B6, B12

4. Neuritis, gangguan pada SST akibat peradangan, keracunan, atau tekanan. Gejalanya adalah rasa sakit hebat pada malam hari

5. Epilepsi, Penyakit saraf menahun yg menyebabkan serangan mendadak berulang-ulang. Disebabkan oleh trauma kepala, tumor otak, kerusakan otak pada kelahiran, stroke, dan alkohol

6. Alzheimer, sindrom kematian sel-sel otak secara bersamaan sehingga kemampuan daya ingat berkurang

7. Gegar otak, bergeraknya jaringan otak dalam tengkorak yg menyebabkan perubahan fungsi mental atau tingkat kesadaran. Ditandai dengan pingsan atau kebingungan.

SISTEM ENDOKRIN adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang

memproduksi hormon

HORMON adalah senyawa organik pembawa pesan kimiawi di dalam aliran darah menuju ke

sel-sel atau jaringan tubuh

Karakteristik

– Kelenjar buntu (tidak memiliki saluran)

– Menyekresikan hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel

– Menyekresi lebih dari satu jenis hormon

– Memiiki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang oleh jaringan ikat

– Masa aktivitas:

1. Seumur Hidup ( Hormon metabolisme)

2. Dimulai pada masa tertentu ( Hormon kelamin)

3. Bekerja sampai masa tertentu ( Hormon pertumbuhan)

1. HIPOFISIS (PITUITARI)Organ berbentuk oval, ,melekat di bagian hipotalamus otak

Hipofisis Lobus Anterior

Hormon pertumbuhan : - Mengendalikan pertumbuhan dan perbanyak sel-sel tubuh (Pertumbuhan tulang dan pertambahan

massa otot rangka)- Menyebabkan hati memproduksi SOMATOMEDIN yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan

kartilago- Mempercepat laju sintesis protein- Menurunkan laju penggunaan karbohidrat- Meningkatkan pemakaian lemak untuk energi

Abnormalitas sekesi:a. Kerdil (Kekurangan GH)b. Gigantisme (Kelebihan GH)c. Akromegali (Pembesaran tulang yang tidak proporsional)

Hormon perangsang tiroid:Berfungsi meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel kelenjar tiroid (gondok), laju

hormon (tiroksin), dan metabolisme sel.

Hormon Adrenokortikotropik:Berfungsi merangsang kelenjar korteks adrenal untuk menyekresi glukokortikoid (Metabolisme

karbohidrat)

Hormon Gonadotropiaa. FSH (follicle stimulating hormone) :

- Menstimulasi pertumbuhan folikel ovarium, memproduksi hormon estrogen (Wanita)- Menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan spermatozoa dalam tubulus seminiferus

(laki-laki)

b. LH ( luteinizing hormone):-Menstimulasi produksi estrogen (wanita)- Menstimulasi sel-sel interstisial tubulus seminiferus testis untuk memproduksi androgen (laki-laki)

Hormon prolaktin:- Disekresi pada saat hamil, dan menyusui

Hipofisis Lobus Intermedia

Endorfin: - Penghilang nyeri secara alamiah- Merespon stres- dan merespon aktivitas seperti olahraga

MSH ( melanocyte stimulating hormone):- Merangsang pembentukan pigmen dan penyebaran sel-sel penghasil pigmen (melanosit) pada

epidermis

Hipofisis Lobus Posterior

Hormon ADH (antidiuretic hormone):- Menurunkan volume air yang hilang dalam urine melalui peningkatan reabsorpsi air dari tubulus

kontortus distal dan duktus kolektivus di ginjal

Oksitosin:- Menstimulasi kontraksi otot polos saat melahirkan dan pengeluaran ASI

Hormon Tiroksin

- Terbuat dari asam amino tirosin yang mengandun iodin- Jika kekurangan iodin tiroid akan membengkak- Berfungsi untuk meningkatkan laju metabolisme sel, menstimulasi konsumsi oksigen, meningkatkan

pengeluaran energi panas, dan mengatur pertumbuhan dan perkembangan normal tulang, gigi, jaringan ikat, dan saraf

Abnormalitas:a. Hipotiroidisme (penurunan sekresi hormon sehingga penurunan metabolisme, reaksi mental

lambat, dan peningkatan simpanan lemak)b. Hipertiroidisme (sekresi berlebihan, terjadi peningkatan metabolisme, berat badan menurun,

gelisah, diare, denyut nadi meningkat, dan terkena penyakit GRAVE)

2. TIROID (Kelenjar gondok)Menghasilkan hormon tiroksin

3. PARATIROIDBerfungsi mengendalikan keseimbangan kalsium dan fosfat dalam tubuh

Abnormalitas:- Hiperparatiroidisme ( menyebabkan peningkatan aktivitas osteoklas dan pelemahan tulang)- Hipoparatiroidisme (penurunan kadar kalsium dalam darah)

4. ADRENALINMemiliki 3 bagian: Medula dan Korteks

Bagian Medula

Adrenalin (Epinefrin):- Meningkatkan frekuensi jantung- Meningkatkan metabolisme- Meningkatkan konsumsi oksigen

Noradrenalin (Norepinefrin):- Meningkatkan tekanan darah- Menstimulasi otot jantung

Bagian Korteks

Aldosteron:- Mengatur keseimbangan air dan elektrolit

Glukokortikoid:- Memengaruhi metabolisme glukosa, protein, dan lemak- Menjaga membran lisosom

Gonadokortikoid:- Sebagai prekusor pengubahan testosteron dan estrgoen

Abnormalitas:

- Hiposekresi (Menyebabkan penyakit Addison)- Hipersekresi (peningkatan tekanan darah)

5. PANKREASBerbentuk pipih, terletak dibagian belakang bawah lambung

Glukagon:- Meningkatkan penguraian glikogen hati menjadi glukosa sehingga kadar gula darah meningkat

Insulin: - Menurunkan katabolisme lemak dan protein,- Menurunkan kadar gula darah

Somatostatin:- Penghalang hormon pertumbuhan- Penghambat sekresi glukagon dan insulin

Polipeptida pankreas

Abnormalitas:Defisiensi insulin menyebabkan diabetes mellitus

6. PINEAL (Epifisis Serebri)- Menghasilkan melatonin yang berpengaruh pada pelepasan gonadotropin- Menghambat produksi melanin

7. TIMUS2 lobus di bagian posterior toraks diatas jantung dan berwarna kemerah-merahan

1. Ovarium: Hormon estrogen dan progesteron2. Testis: Hormon testosteron3. Plasenta: Hormon Gonadotropin korion, estrogen, progesteron, dan somatotropin

8. OVARIUM, TESTIS, DAN PLASENTA

Menghasilkan timosin untuk pengendalian perkembangan sistem imun

Perbedaan sistem hormon dan sistem saraf

SISTEM INDRA

a. Sklera: Lapisan luar mata berupa selubung berserabut putih dan relatif kuat

b. Kornea: struktur transparan yang menyerupai kubah, pembungkus dari iris, pupil dan bilik anterior serta membantu memfokuskan cahaya

c. Koroid: lapisan tipis di dalam sklera yang berisi pembuluh darah dan suatu bahan pigmen, tidak menutupi kornea.

d. Bintik buta: cakram optik yang merupakan bagian fovea dekat hidung, percabangan serat saraf dan pembuluh darah ke retina

e. Humor aqueous: cairan jernih dan encer yang mengalir di antara lensa dan kornea (mengisi segmen anterior mata), serta merupakan sumber makanan bagi lensa dan kornea

f. Humor vitreous: gel transparan / cairan kental yang terdiri dari bahan berbentuk serabut, terdapat di belakang lensa dan di depan retina (mengisi segmen posterior mata).

1. MATAMemfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor dan

mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf

Mekanisme Melihat

Tahapan Melihat

Cahaya dipantulkan benda lalu

ditangkap mata

Menembus kornea dan diteruskan ke

pupil

Cahaya jatuh tepat pada bintik kuning

retina

Daya akomodasi pada lensa mata

mengatur cahaya

Cahaya diinterpretasikan

didalam otak

Impuls cahaya disampaikan oleh saraf optik ke otak

Diteruskan menembus lensa

mata ke retina

GANGGUAN/KELAINAN PADA MATA– Miopia: Rabun dekat. Fokus bayangan jatuh didepan retina sehingga tidak bisa

melihat benda jauh. Dibantu lensa konkaf

– Hipermetropia: Rabun jauh. Fokus bayangan jatuh dibelakang retina sehingga tidak bisa melihat benda dekat. Dibantu lensa konveks

– Presbiopia: Mata tua. Tidak dapat melihat jarak dekat maupun jauh.

– Buta warna: Tidak mampu mempresentasikan warna. Umumnya pria

– Katarak: Lensa mata buram karena penebalan. Pada orang lansia

– Juling: Kedua mata memandang pada titik berbeda

– Astigmatisma: Kelengkungan kornea sehingga cahaya tidak fokus pada satu titik retina. Dibantu kacamata silinder.

2. HIDUNGPunya kemoreseptor olfaktori sebagai penerima rangsangan berupa bau

atau zat kimia yang berbentuk gas

GANGGUAN/KELAINAN INDRA PEMBAU– Hiposmia: Indra penciuman kurang mampu mencium bau

– Anosmia: Sama sekali tidak dapat mencium bau. Akibat polip, pilek, atau tumor

– Hiperosmia: Lebih peka terhadap bau-bauan. Akibat sakit kepala, penyakit Addison, migrain, dll.

– Sinusitis: Radang tulang tengkorak disekitar hidung yang berongga dan berisi udara

– Polip: Pembengkakan jaringan yang terjadi didalam hidung dan mengeluarkan banyak cairan atau lendir.

3. LIDAHMemiliki kemoreseptor berupa kuncup pengecap (taste bud)

Kuncup pengecap terdapat pada papila lidah, platinum lunak, epiglotis, dam faring.Papila adalah juluran pada permukaan diatas lidah.

Macam papila berdasarkan bentuknya:

1. papila filiformis: berbentuk kerucut, kecil, menutupi bagian dorsum lidah (permukaan atas), tidak mengadung kuncup pengecap

2. papila foliata: berbentuk seperti daun, terletak di bagian tepi pangkal lidah

3. papila fungiformis: Berbentuk bulat, banyak terdapat di dekat ujung lidah, mengandung 5 kuncup pengecap

4. Papila sirkumvalata: menonjol dan tersusun seperti huruf V, banyak terdapat di bagian belakang lidah

4. TelingaMampu mendeteksi gelombang bunyi/suara dan berperan dalam keseimbangan

Telinga Luara. Aurikula (Kuping telinga): Terdiri atas fibrokartilago yang tipis dan elastis, ditutupi oleh kulit yang

berbentuk corong yang mengantar gelombang suara menuju meatus akustik eksterna.

b. Membran Timpanum (gendang telinga): Memberikan perlindungan kedap udara antara telinga luar dan tengah.

Telinga Tengaha. Tabung Eustachius: Menyamakan tekanan antara telinga luar dan dalam.

b. Osikel Auditori: Mentransfer getaran dari membran timpani ke tengah telinga ke jendela oval.

Telinga Dalama. Labirin Osea: Ruang berliku berisi Cairan perilimfa

b. Labirin Membranosa: serangkaian tabu berongga da berkantong berisi cairan endolimfa

GANGGUAN/KELAINAN INDRA PENDENGAR– Tuli (Tuna rungu): penurunan atau ketidakmampuan mendengar suara

– Furunkulosis: Munculnya bisul pada meatus (liang telinga)

– Oitis media: Infeksi telinga tengah setelah terserang flu, sinus, campak, atau bakteri

– Mastoiditis: Infeksi yang menyebabkan sel tulang mastoid berongga

5. KULITMemiliki reseptor sensor untuk mentransduksi stimulus dari lingkungan menjadi impuls

saraf

RESEPTOR SENSORI KULIT

– Korpuskula Pacini: Tekanan kuat

– Korpuskula Meissner; Sentuhan

– Cakram Merkel: Sentuhan dan raba

– Korpuskula Ruffini: Tekanan dan tegangan

– Ujung bulbus Krause: Tekanan, sentuhan, kesadaran, dan gerakan

– Ujung saraf bebas; Nyeri, sentuhan ringan, suhu