Post on 10-May-2018
PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN AKUNTANSI BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI
BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING)
Studi Kasus dan Kemungkinan Penerapannya
Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang
Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
LAMDOS PURBA
NIM: 021334046
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2007
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Kegagalan jangan dijadikan sebagai penghambat untuk
meraih keberhasilan, kegagalan adalah saat kita istirahat
untuk menengok sesaat perjalan yang telah kita lalui.
Keberhasilan tidak jatuh dari langit, tetapi keberhasilan
datang dari doa, kemauan, dan semangat untuk maju
mencapai apa yang kita cita-citakan.
Karya sederhana ini kupersembahkan untuk Kemuliaan Allah,
sekaligus merupakan hadiah yang dapat kuberikan untuk (Alm) Bapak, Mamak
kokoh dan adik-adik tersayang, serta almamaterku,
juga orang-orang yang yang kusayangi.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus
Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing) Studi Kasus: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten
Lamdos Purba
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembebanan biaya overhead pabrik terhadap produk menurut perusahaan dan menurut activity based costing, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung menurut perusahaan dengan biaya overhead pabrik rata-rata per unit produk yang dihitung dengan activity based costing system. Penelitian studi kasus ini dilakukan terhadap 15 jenis produk buku di perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2007. Data dikumpulkan dengan metode: (1) dokumentasi, (2) wawancara, dan (3) observasi. Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah: (1) mendeskripsikan pembebanan BOP terhadap produk yang dilakukan perusahaan, (2) mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas yang ada di perusahaan, menentukan cost pool dan cost driver dari setiap cost pool, menentukan cost pool rate, dan menentukan biaya overhead pabrik per unit untuk setiap produk, (3) Untuk menguji perbedaan antara pembebanan BOP menurut perusahaan dan menurut ABC digunakan uji-t (t-test).
Hasil analisis dan pembahasan adalah: 1) perusahaan dalam membebankan biaya overhead menggunakan sistem tradisional dengan tarif tunggal dan dasar pembebanannya adalah satuan produksi (per unit); 2) pembebanan BOP ke produk dengan menggunakan ABC system dapat diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan prosedur: (a) mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke produk berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan; 3) terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead dengan menggunakan sistem tradisional dan dengan ABC System. BOP yang dibebankan kepada produk dengan menggunakan ABC System lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan sistem tradisional. Berdasarkan hasil analisis maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Assignment of Factory’s Overhead Cost in Calculating Cost of Goods Manufactured Based on Conventional Costing Vs Activity Based Costing
A Case Study: PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten
Lamdos Purba
Sanata Dharma University Yogyakarta
2007
The aims of the research were to know the assignment of factory’s overhead cost in product according to the factory and according to activity based costing, and to know whether there is significant difference between the assignment of factory’s overhead cost per unit product average calculated by the firm and factory’s overhead cost per unit product average calculated by activity based costing system. This research was carried out on 15 books product at PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten Press on April until July 2007. The data was obtained by documentation, interview, and observation method. The technique of data analysis was done by steps: 1) descibe assignment of overhead costs in a factory to product which done by the firm, 2) identify the activities of the firm, determine cost pool and cost drivers from every cost pool, determine cost pool rate and the overhead cost of the firm per unit product, 3) test the difference between assignment of overhead cost factory based on the firm and activity based costing used t-test. The analysis result was: 1)in assigment of the overhead cost, the firm applied the traditional system which single rate and the assignment was based on product unit, 2) the assignment of overhead cost factory on the ABC system can be implemented in the PT. Macanan Jaya Cemerlang by procedure: (a) to classify various activities which related to overhead cost factory in the cost driver, (b) determine cost pool rate, (c) assignment overhead cost factory to product based on cost pool rate which has determined. 3) there was significant differences between the assignment of overhead cost which use traditional system and ABC system. Overhead cost factory that assiggned to product use ABC system was higher that used traditional. Based on analysis result can concluded that the company need to consider the using ABC system.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku atas segala
anugerah, berkat dan kasih karunia-Nya yang melimpah dalam penyelesaian studi dan
penulisan skripsi yang berjudul “Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam
Perhitungan Harga Pokok Produk Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus
Akuntansi Biaya Berdasarkan Aktivitas (Activity Based Costing)”, juga ucapan terima
kasih kepada semua pihak atas nasihat, dukungan dan doanya sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Jurusan Akuntansi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dengan segala keterbatasan dalam pengetahuan dan pengalaman, penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Dalam
kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dimana
penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini penulis tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus penulis kepada :
1. Drs. T. Sarkim. M.Ed., Ph.D., Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial.
3. Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang selalu dengan senang
hati dan penuh kesabaran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan, koreksi
dan saran selama penulisan sampai skripsi ini terselesaikan.
5. S. Widanarto Prijowuntato selaku dosen penguji, terimakasih atas saran dan
kritikan atas sekripsi ini.
6. Natalina Premastuti Brataningrum, S. Pd. selaku dosen penguji, terimakasih atas
saran dan kritikan atas sekripsi ini.
7. Seluruh Dosen Fakultas Pendidikan khususnya Jurusan Akuntansi yang telah
memberikan dan mengajarkan ilmu selama masa perkuliahan.
8. Bapak Edi Kristanto, yang telah memberikan ijin dan kemudahan untuk
melakukan penelitian.
9. Seluruh staf dan karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang yang telah membantu
penulis selama melakukan penelitian.
10. Mamak tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, dorongan, nasihat,
perhatian dan setiap pengorbanan materi selama masa kuliah hingga penulisan
skripsi ini akhirnya selesai.
11. Adik-adikku tercinta yang telah memberikan nasihat, semangat, doa dan kasih
sayang selama kuliah hingga penulisan skripsi ini selesai.
12. Kokoh Alex yang telah memberikan cinta, doa, bantuan, semangat dan dukungan
dalam penyusunan skripsi ini.
13. Mbak Janti yang telah membantu dalam mendapatkan tempat penelitian.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Teman-temanku PAK B’02 terimakasih atas kerja samanya selama ini. Aku
sayang kalian semua.
15. Seluruh Staf Tata Usaha Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma,
terima kasih pula buat dukungan dan bantuannya.
16. Seluruh Staf Perpustakaan Sanata Dharma, yang telah banyak membantu dalam
meminjamkan buku-buku sebagai referensi pembuatan skripsi sehingga akhirnya
skripsi dapat terselesaikan serta terimakasih juga atas dukungannya dan kerja
sama kepada penulis.
17. Anak kost Bambang Tutuko No.9 dan Lambok terimakasih atas semangat dan
dukungannya.
18. Paingan Community terimakasih atas canda dan tawanya selama ini. Kalian tak
terlupakan.
19. Semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis dan tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis bersedia menerima segala bentuk saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi
ini. Penulis berharap semoga skripsi dapat memberikan manfaat dan referensi bagi
pembacanya.
Yogyakarta, 20 September 2007
Penulis
Lamdos Purba
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................... vi
ABSTRACT................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Batasan Masalah ............................................................... 5
C. Perumusan Masalah .......................................................... 5
D. Tujuan Penelitian .............................................................. 6
E. Manfaat Penelitian ............................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI............................................................. 8
A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional. 8
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional.............. 14
C. Activity Based Costing System .......................................... 16
1. Aktivitas...................................................................... 25
2. Cost Pool ...................................................................... 32
3. Cost Driver................................................................... 33
4. Cost Pool Rate ............................................................. 36
D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System ............................ 36
E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional
Dengan ABC ..................................................................... 39
F. Hipotesis Penelitian .......................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 43
A. Jenis Penelitian.................................................................. 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 43
C. Subjek dan Objek Penelitian ............................................. 43
D. Data Yang Dicari .............................................................. 44
E. Teknik Pengumpulan Data................................................ 44
F. Teknik Analisis Data......................................................... 45
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN.............................. 52
A. Sejarah Perusahaan............................................................ 52
B. Lokasi Perusahaan............................................................. 53
C. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................ 54
D. Pembagian Tugas dan Tanggungjawab............................. 56
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Personalia .......................................................................... 60
F. Produksi ............................................................................ 69
G. Penanganan Bahan ............................................................ 75
H. Pengendalian Proses dan Mutu ......................................... 75
I. Pemasaran ......................................................................... 77
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .......................... 80
A. Deskripsi Data................................................................... 80
B. Analisis Data ..................................................................... 84
C. Pembahasan....................................................................... 127
BAB VI PENUTUP.............................................................................. 132
A. Kesimpulan ....................................................................... 132
B. Keterbatasan Penelitian..................................................... 133
C. Saran.................................................................................. 134
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 135
LAMPIRAN
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1 Membandingkan Karakteristik Sistem Biaya Tradisional Dengan
Kontemporer ........................................................................... 42
Tabel V.1 Sampel Produk yang Dihasilkan .............................................. 80
Tabel V.2 BOP yang Dianggarkan............................................................ 81
Tabel V.3 Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk....... 83
Tabel V.4 Perhitungan BOP per Unit Menurut Sistem Tradisional.......... 86
Tabel V.5 Cost Pool dan Cost Driver ....................................................... 90
Tabel V.6 Total Pemakaian Bahan Penolong ........................................... 91
Tabel V.7 Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk...... 92
Tabel V.8 Konsumsi Jam Mesin Untuk Setiap Produk ............................ 93
Tabel V.9 Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk.................................... 94
Tabel V.10 Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk......................................... 95
Tabel V.11 Jam Pemeliharaan Setiap Produk............................................. 96
Tabel V.12 Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk .................................... 97
Tabel V.13 Frekuensi Pemindahan Setiap Produk...................................... 98
Tabel V.14 Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk ........... 99
Tabel V.15 Frekuensi Pesanan Setiap Produk ............................................ 100
Tabel V.16 Cost Pool Rate Setiap Aktivitas ............................................... 101
Tabel V.17 Perhitungan BOP per Unit Buku 1........................................... 104
Tabel V.18 Perhitungan BOP per Unit Buku 2........................................... 105
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.19 Perhitungan BOP per Unit Buku 3........................................... 106
Tabel V.20 Perhitungan BOP per Unit Buku 4........................................... 107
Tabel V.21 Perhitungan BOP per Unit Buku 5........................................... 108
Tabel V.22 Perhitungan BOP per Unit Buku 6........................................... 109
Tabel V.23 Perhitungan BOP per Unit Buku 7........................................... 110
Tabel V.24 Perhitungan BOP per Unit Buku 8........................................... 111
Tabel V.25 Perhitungan BOP per Unit Buku 9........................................... 112
Tabel V.26 Perhitungan BOP per Unit Buku 10......................................... 113
Tabel V.27 Perhitungan BOP per Unit Buku 11......................................... 114
Tabel V.28 Perhitungan BOP per Unit Buku 12......................................... 115
Tabel V.29 Perhitungan BOP per Unit Buku 13......................................... 116
Tabel V.30 Perhitungan BOP per Unit Buku 14......................................... 117
Tabel V.31 Perhitungan BOP per Unit Buku 15......................................... 118
Tabel V.32 Persentase Perbedaan Antara BOP per Unit Berdasarkan Sistem
Tradisional dan ABC System................................................... 120
Tabel V.33 Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP per Unit Sistem
Tradisional Dengan ABC System ............................................ 121
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk........................... 19
Gambar IV.2 Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang............... 55
Gambar IV.3 Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang .................... 73
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini dunia usaha mengalami banyak perubahan. Perusahaan-
perusahaan di bidang manufaktur maupun jasa banyak yang mengeksploitasi
teknologi proses yang baru, sistem penanganan material dan persediaan yang baru,
kemampuan yang berdasarkan komputer dalam desain, perekayasaan dan produksi,
serta pendekatan yang baru dalam manajemen tenaga kerja. Perkembangan teknologi
telah mendorong perusahaan-perusahaan di Indonesia tidak hanya bersaing pada
tingkat lokal, regional, ataupun nasional melainkan dapat bersaing sampai tingkat
dunia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan itu tentunya perusahaan harus dapat
membuat produknya bermutu dengan harga yang lebih murah. Harga yang murah
hanya dapat dihasilkan dengan menghilangkan kegiatan-kegiatan yang tidak
menambah nilai bagi barang yang dihasilkan.
Lingkungan organisasi dan teknik manufaktur telah mengalami perubahan
namun sistem akuntansi biaya belum mengalami perubahan. Sebagian besar
perusahaan masih menggunakan sistem tradisional yang telah dikembangkan puluhan
tahun yang lalu pada keadaan yang sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang.
Dalam perusahaan manufaktur, penentuan harga pokok produk merupakan suatu
masalah yang sangat penting. Penentuan harga pokok tersebut bermanfaat bagi
manajemen dalam rangka pengambilan keputusan menghadapi persaingan dengan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pihak luar, maupun dalam rangka kebijakan pengendalian intern perusahaan yang
dilakukan oleh manajemen.
Untuk menentukan harga pokok produk terdapat tiga komponen dasar
yang harus kita perhitungkan yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik. Agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat
dihitung dengan harga pokok yang tepat maka pengelolaan dan pengendalian ketiga
komponen biaya tersebut harus ditangani dengan seksama. Dari ketiga komponen
biaya tersebut biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung relatif lebih mudah
pembebanannya ke masing-masing produk, karena kedua komponen di atas lebih
mudah ditelusuri dari awal proses produksi sampai produk jadi. Di lain pihak untuk
komponen biaya overhead pabrik agak mengalami kesulitan dalam pembebanannya
kepada produk. Hal ini disebabkan oleh sifat biaya overhead pabrik yang tidak
berkaitan langsung dengan proses produksi (tetap dan variabel) barang atau produk.
Keadaan tersebut akan lebih rumit lagi bila pada perusahaan manufaktur yang
menghasilkan banyak jenis produk dengan spesifikasi yang berbeda-beda.
Perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk (product
diversification), memerlukan metode pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih
tepat, yang mencerminkan konsumsi biaya terhadap produk. Biaya overhead pabrik
yang besar, memerlukan teknologi pengelolaan biaya yang dirancang untuk
membantu manajemen memantau konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas yang
dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Dalam kondisi demikian manajemen akan
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mampu menjadikan perusahaan cost effective, salah satu daya yang harus dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Untuk penentuan harga pokok dalam metode harga pokok pesanan BOP
harus dibebankan kepada setiap pesanan, begitu pula dengan harga pokok proses
dibebankan kepada tarif yang digunakan yang kita kenal adalah tarif tunggal untuk
seluruh pabrik dan tarif departemen produk. Dalam pembebanan BOP dasar
pembebanan yang selama ini sudah dikenal dan telah diterapkan pada berbagai
perusahaan biasanya adalah berdasarkan salah satu di antara berikut ini: jumlah jam
kerja mesin, biaya bahan baku, jumlah satuan produk, jumlah jam kerja langsung,
jumlah biaya tenaga kerja langsung atau yang lain. Sistem yang mendasarkan pada
salah satu dari hal di atas, sekarang dikenal dengan akuntansi biaya konvensional atau
akuntansi biaya tradisional.
Konsep akuntansi manajemen terbaru telah diciptakan. Konsep tersebut
adalah akuntansi berbasis pada aktivitas (activity accounting). Aktivitas menunjukkan
pekerjaan yang berulang-ulang yang dilakukan oleh tiap-tiap kelompok tertentu di
dalam perusahaan sebagai upaya pencapaian tujuan perusahaan. Aktivitas adalah
pemicu biaya, sehingga menyebabkan biaya. Selanjutnya biaya produk ditelusur
melalui aktivitas-aktivitas yang dilakukan sejak dari perancangan, perekayasaan,
pemrosesan dan seterusnya hingga produk itu sampai di tangan konsumen. (Patrict L.
Romano, 1989: 65-66).
Suatu teknik yang digunakan untuk menyediakan informasi biaya produk
bagi manajemen disebut activity-based costing (penentuan harga pokok berbasis
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktivitas). Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas diperlukan untuk
menghadapi distorsi (penyimpangan) biaya produk yang disebabkan oleh sistem
tradisional jika perusahaan menggunakan suatu basis tunggal yang berkaitan dengan
volume produksi (misalnya jam tenaga kerja langsung dan biaya tenaga kerja
langsung).
Activity-Based Costing System memfokuskan pada aktivitas yang timbul
atau yang diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas yang
dimaksud adalah biaya aktivitas berlevel unit, batch, produk dan fasilitas. Dalam
sistem ini biaya aktivitas dibebankan pada satu produk berdasarkan pada konsumsi
produk oleh aktivitasnya sehingga dengan activity-based costing system penentuan
HPP menjadi lebih baik dan lebih akurat. Bedasarkan uraian di atas, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengadakan studi tentang perkembangan PT. Macanan Jaya
Cemerlang, dalam rangka kesiapannya dan kemungkinan penerapan Activity-Based
Costing dalam pembebanan biaya overhead. Maksud dari penelitian ini ingin
mengetahui kesiapan perusahaan dalam rangka penerapan sistem activity-based
costing dan usaha yang dapat dilakukan serta manfaat yang diperoleh bila
menerapkan sistem activity-based costing. Untuk itu dalam penelitian ini penulis
mengambil judul: “PEMBEBANAN BIAYA OVERHEAD PABRIK DALAM
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUK BERDASARKAN AKUNTANSI
BIAYA TRADISIONAL VERSUS AKUNTANSI BIAYA BERDASARKAN
AKTIVITAS (ACTIVITY BASED COSTING)”. Studi Kasus dan
Kemungkinan Penerapannya Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang Klaten.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Batasan Masalah
1. ABC dapat diterapkan untuk seluruh aktivitas dalam daur hidup suatu produk,
mulai dari tahap desain sampai dengan pengembangan, tahap produksi sampai
dengan tahap distribusi. Dalam penelitian ini, penulis membatasi penelitian
pada penentuan biaya overhead pabrik pada proses produksi untuk semua
produk yang menggunakan fasilitas produksi yang sama pada PT. Macanan
Jaya Cemerlang.
2. Dalam penelitian ini, penulis membatasi pada pembebanan BOP saja.
3. Dalam penelitian ini, penentuan biaya overhead pabrik dilakukan oleh data
tahun 2005.
C. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan PT.
Macanan Jaya Cemerlang?
2. Bagaimanakah pembebanan BOP terhadap produk di PT. Macanan Jaya
Cemerlang jika menggunakan ABC?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara pembebanan BOP per unit
produk yang ditetapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan
BOP per unit produk berdasarkan ABC!
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem pembebanan BOP terhadap produk yang diterapkan
PT. Macanan Jaya Cemerlang
2. Untuk mengetahui pembebanan BOP terhadap unit produk jika diterapkan di
PT. Macanan Jaya Cemerlang berdasarkan Sistem ABC.
3. Untuk mengetahui perbedaan antara pembebanan BOP per unit produk yang
diterapkan PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan pembebanan BOP per unit
berdasarkan Sistem ABC.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai masukan apabila perusahaan
ingin menerapkan metode penentuan harga pokok produk berdasarkan
aktivitas, karena sistem ini merupakan hal baru yang mampu menyediakan
informasi biaya dengan baik, sehingga dengan demikian perusahaan dapat
memperbaiki sistem penentuan harga pokok produk yang saat ini masih
diterapkan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi perpustakaan dan
dapat sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian selanjutnya.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bagi Penulis
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta dapat
menerapkan teori-teori yang ada pada perkuliahan ke dalam praktik yang
sesungguhnya.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen Tradisional
1. Definisi dan tujuan Akuntansi Biaya
Definisi akuntansi biaya menurut Supriono (1990:12) adalah “Salah satu
cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan
merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi
biaya dalam bentuk laporan biaya “.
Definisi akuntansi biaya menurut The National Association of Accounting (NAA)
dalam Statement on Management Accounting no.2 yaitu (Polimeni, 1991:5) “ A
technique or method for determining the cost of a project, process, or thing used
by the majority of legal intelities a society, or specifically prescribed by an our
oritative accounting group ”.
Pada awal timbulnya, akuntansi biaya hanya ditujukan untuk
menghitung persediaan dan penentuan harga pokok produk saja. Namun dalam
perkembangan selanjutnya, akuntansi biaya tidak lagi semata-mata ditujukan
untuk menyajikan informasi yang berkaitan dengan biaya produksi saja, tetapi
juga menyediakan informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola
perusahaan, menurut Supriyono informasi biaya bermanfaat untuk (1990:14):
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Perencanaan dan pengendalian biaya.
b. Penentuan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan
dengan tepat dan teliti.
2. Definisi dan tujuan Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen dapat didefinisikan dalam arti sempit dan luas. Definisi
akuntansi manajemen dalam arti sempit menurut Supriono (1994:38) yaitu proses
untuk menyediakan informasi bagi para manajer dalam melaksanakan fungsi-
fungsi. Definisi akuntansi manajemen dalam arti luas yaitu definisi akuntansi
manajemen yang dinyatakan oleh NAA dalam SMA no. 1a (Polimeni, 1991:6)
“… as the prosess of: Identification. The recoqnition an evaluation of business and other economy event for appropriate accounting action. Measurement. The quantification, including estimates, of business transaction or other economy event that have accured or may accured. Accumulation. The disciplined and consistent approach to recording and classifying appropriate business transaction and other economy event. Analysis. The determination of the reason for, and relationship of, the reported activity with other economy event and circumstances. Preparation and interpretation. The meaningful coordinating of accounting and/or planning data statistics for information presented in a logical format, and if appropriate, inclding the conclusions drawn from those data. Communication. The reporting of pertinent information to management and other for internal and external uses. Tujuan akuntansi manajemen menurut NAA dalam SMA no. 1b yaitu:
(Polimeni,1991:6)
a. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam perencanaan,
pengevaluasian dan pengendalian operasi; pengamanan aktiva operasi; dan
pengkomunikasian dengan pihak-pihak luar yang berkepentingan.
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Berpartisipasi dalam penentuan strategi, taktik, pembuatan keputusan,
pengoperasian, dan mengkoordinasi berbagai pengaruh yang memasuki
organisasi.
3. Penentuan Harga Pokok Produk dengan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Di dalam sistem akuntansi biaya tradisional, biaya-biaya dicatat,
dikumpulkan dan dikendalikan menurut elemen-elemennya berdasarkan
pusat-pusat pertanggungjawaban. Dengan cara ini biaya-biaya produksi juga
ditentukan menurut jumlah sumber daya yang dikonsumsi oleh pusat setiap
biaya. Selanjutnya dengan perbedaan karakteristik proses-proses produksi,
dikembangkan cara pencatatan, pengklasifikasian dan pengkajian biaya yang
berbeda. Pengembangan tersebut sesuai dengan proses produksi yang
dilakukan. Menurut Mulyadi laporan harga pokok produk terdiri dari tiga
komponen utama biaya produksi yaitu: (1993:11-12)
a. Biaya Bahan Baku (BBB)
Biaya bahan baku langsung (BBBL) adalah bahan yang membentuk
bagian menyeluruh dari produk jadi dapat diidentifikasikan secara
langsung terhadap produk yang bersangkutan.
Biaya bahan baku tidak langsung (BBBTL) atau bahan baku penolong
merupakan bahan yang meskipun menjadi bagian dari produk yang jadi
tetapi jumlahnya relatif kecil.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)
Biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat
diperhitungkan secara langsung dalam pembuatan produk tersebut dan
biaya tenaga kerja langsung dapat diidentifikasikan terhadap produk
tertentu.
c. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan
pabrik dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya
produksi tidak langsung lainnya.
Menurut Mulyadi biaya overhead pabrik juga dapat digolongkan dengan
tiga cara penggolongan yaitu: (1993:207-209)
a. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut sifatnya yaitu:
1) Biaya reparasi dan pemeliharaan
2) Biaya bahan penolong
3) Biaya tenaga kerja tidak langsung
4) Biaya timbul sebagai akibat penilaian aktiva tetap
5) Biaya yang timbul sebagai akibat berlalunya waktu
6) Biaya yang secara langsung yang memerlukan pengeluaran tunai
b. Penggolongan biaya overhead pabrik menurut perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume produksi yaitu:
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1) Biaya overhead tetap, contohnya adalah biaya penyusutan aktiva tetap,
biaya asuransi, gaji mandor.
2) Biaya overhead variabel, contohnya adalah biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja tidak langsung.
3) Biaya overhead semi variabel, contohnya adalah biaya listrik, biaya
reparasi, biaya pemeliharaan.
c. Penggolongan Biaya overhead pabrik menurut departemen yaitu:
1) Biaya overhead langsung departemen, yaitu biaya overhead yang
terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya dinikmati
oleh departemen itu sendiri, contohnya adalah gaji mandor departemen
produksi.
2) Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen, yaitu biaya
overhead yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu
departemen, contohnya adalah biaya pemeliharaan dan biaya asuransi
gedung pabrik.
Sistem akuntansi biaya tradisional mengasumsikan volume keluaran atau unit
produk merupakan satu-satunya pemicu timbulnya biaya (cost driver).
Asumsi tersebut menyebabkan timbulnya implikasi sebagai berikut:
a. BTKL dan BBBL dapat diidentifikasi secara langsung ke produk, karena
perubahan ini sebanding dengan volume keluaran atau unit yang
diproduksi. Biaya pokok dapat ditelusuri secara langsung ke unit produk.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Dalam mengidentifikasikan BOP kepada produk dilakukan pemisahan
biaya yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Ada beberapa metode untuk memisahkan biaya tetap dan biaya variabel yaitu:
1) Metode titik tertinggi dan titik terendah
2) Metode kuadrat terkecil
3) Metode diagram terpencar
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah-ubah secara
proporsional dengan perubahan volume aktivitas. Biaya overhead pabrik variabel
dapat langsung dibebankan pada produk. Contoh: biaya bahan bakar, biaya
penerimaan barang. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tidak berubah
walaupun aktivitasnya berubah. Biaya overhead tetap dialokasikan kepada
produk, menggunakan basis-basis alokasi arrbitrer (sewenang-wenang). Contoh:
biaya sewa periodik, biaya penyusutan aktiva tetap, biaya gaji manajer. Biaya
semi variabel adalah biaya yang jumlah totalnya akan berubah dengan adanya
perubahan kapasitas aktivitas. Contoh: biaya listrik, biaya pemeliharaan.
Menurut Mulyadi ada beberapa macam dasar yang dapat dipakai untuk
membebankan biaya overhead pabrik kepada produk diantaranya adalah:
(1993:213)
a. Satuan produk
b. Biaya bahan baku
c. Biaya tenaga kerja langsung
d. Jam kerja langsung
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Jam mesin
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih dasar pembebanan biaya
overhead pabrik adalah:
1) Harus mempertahankan jenis biaya overhead pabrik yang dominan
jumlahnya dalam departemen produksi.
2) Harus diperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan
tersebut dan eratnya hubungan sifat-sifat tersebut dengan dasar
pembebanan yang dipakai.
Terdapat dua metode pencatatan biaya yaitu metode harga pokok proses
(process costing) dan metode harga pokok pesanan (job order costing). Process
costing yaitu metode penentuan harga pokok produk yang cara pencatatan,
pengklasifikasian dan penyajian biayanya didasarkan pada pesanan. Dalam
praktiknya, masing-masing metode penentuan harga pokok tersebut tidak
diterapkan secara murni.
Untuk mempermudah perhitungan besarnya harga pokok produk, baik dalam full
costing maupun variable costing, maka diasumsikan bahwa volume keluaran atau
unit produk merupakan suatu pemicu biaya (cost driver).
B. Kelemahan Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Akuntansi biaya tradisional tidak mampu menyediakan informasi yang
menggambarkan seluruh kegiatan di pabrik. Akuntansi biaya tradisional dirancang
hanya untuk menyajikan informasi biaya pada tahap produksi. Selain tahap produksi,
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
proses pembuatan produk meliputi tahap desain, pengembangan produk dan tahap
distribusi. Pada masa lalu, tahap produksi merupakan tahap yang signfikan, karena
pada tahap ini diperlukan pengorbanan sumber daya yang material. Namun pada
masa kini, tahap desain, pengembangan produk dan tahap distribusi merupakan tahap
yang menentukan keunggulan jangka panjang perusahaan.
Melihat keadaan pabrik pada masa kini, akuntansi biaya tradisional memiliki
cacat rancangan berikut ini (Cooper, 1991:82-83):
a. Hanya menggunakan jam kerja langsung (atau biaya tenaga kerja langsung).
Sebagai dasar untuk pengalokasian BOP dari pusat biaya kepada produk dan
jasa. Dalam pabrik yang banyak menggunakan mesin-mesin dan peralatan
yang dikendalikan dengan komputer, dengan demikian tenaga kerja langsung
menjadi berkurang.
b. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk atas dasar
kualitas yang diproduksi. Metode pembebanan BOP kepada produk ini
disebut unit based system. Dalam unit based system, BOP dianggap
proporsional dengan jumlah unit produk yang diproduksi. Pembebanan BOP
atas dasar jam tenaga kerja langsung atau biaya tenaga kerja langsung akan
menghasilkan informasi biaya produk yang mengandung quantity distortion.
Quantity distortion ini terjadi karena dasar alokasi biaya tidak sesuai sumber
daya yang dikonsumsi oleh produk.
c. Akuntansi biaya tradisional membebankan BOP kepada produk melalui dua
tahap. Tahap pertama, BOP dikumpulkan dalam pusat biaya, baik departemen
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produksi maupun departemen pembantu. Selanjutnya BOP departemen
pembantu dialokasikan kepada departemen produksi. Tahap kedua, BOP yang
telah melalui tahap agregasi tahap pertama, dibebankan kepada produk atas
dasar jam tenaga kerja langsung, jam mesin atau biaya tenaga kerja langsung
BOP yang dibebankan secara agregasi ini menimbulkan price distortion.
d. Akuntansi biaya tradisional dirancang dan dikembangkan ketika tahap
produksi merupakan tahap yang dominan dalam perusahaan. Dengan semakin
rumitnya fungsi pemasaran dalam perusahaan, akuntansi biaya tradisional
tetap menitikberatkan pada akumulasi dan penyajian informasi biaya produksi
saja.
C. Activity Based Costing System
1. Latar Belakang Timbulnya Activity Based Costing System
Activity based costing system (ABC System) timbul karena kebutuhan
manajemen akan informasi akuntansi yang mampu merefleksikan konsumsi
sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk menghasilkan produk. Menurut
Mulyadi kebutuhan informasi biaya didorong berbagai sebab sebagai berikut ini:
(1993)
a. Persaingan global memaksa manajemen perusahaan mencari berbagai
alternatif pembuatan produk yang cost effective. Untuk menjadi produsen
yang cost effective, manajemen harus dapat mengidentifikasikan non
value added activities dalam pembuatan produk dan menghilangkan.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian, manajemen memerlukan informasi biaya yang
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan untuk
menghasilkan produk baik bagi value added activities maupun non value
added activities. Dengan informasi biaya menurut kegiatan ini,
manajemen berada pada posisi yang dapat mengendalikan dan membantu
pengorbanan berbagai sumber daya dalam setiap kegiatan untuk
menghasilkan produk.
b. Penggunaan teknologi maju dalam pembuatan produk (advanced
manufacturing technology) menyebabkan proporsi BOP dalam product
cost lebih tinggi dibandingkan dengan biaya bahan baku dan tenaga kerja
langsung.
c. Untuk memenangkan persaingan yang bersifat global dan tajam,
perusahaan manufaktur harus menerapkan market driven strategy.
Manajemen perusahaan harus senantiasa memperbaiki kegiatan-kegiatan
dalam proses produksi. Untuk memantau dampak perbaikan tersebut,
manajemen memerlukan informasi yang teliti mengenai penggunaan
sumber daya dalam berbagai aktivitas produksi.
d. Market driven strategy menuntut manajemen perusahaan manufaktur
untuk inovatif. Dengan inovasi, product life cycle menjadi semakin
pendek. Informasi product life cycle digunakan untuk memutuskan
peluncuran produk baru, penghentian produksi produk tertentu dan
berbagai keputusan strategik yang lain.
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Pemanfaatan teknologi komputer dalam pengolahan data akuntansi
memungkinkan dilakukannya pengolahan informasi biaya yang
sebelumnya tidak terbayangkan pada waktu penggunaan manual system
maupun bookkeeping machine system.
2. Pengertian Activity Based Costing System
Menurut Charles T. Horngren Dan Gary L. Sundem (1993)
mendefinisikan Activity based costing (ABC) sebagai berikut: “…is a system
that first accumulates overhead cost for each of the activities of on
organization, and than assign the cost of activities to the product, servies, or
other cost object that causes that activity”.
Menurut Robin Cooper (1991), activity based costing system
memiliki pengertian sebagai berikut: “… those that trace cost to product
according to the activities performance on their independent of volume…”
James A. Brimson (1991), pengertian akuntansi aktivitas adalah
sebagai berikut: “… is a process of accumulating and tracing cost and
performance data to a firm’s activities and providing feedback of actual result
against the planed cost to initiate corrective action where required”.
Dari berbagai pengertian di atas, maka proposal ini lebih mengarah
pada pengertian sistem ABC yang pertama, yaitu suatu sistem yang mula-
mula mengakumulasi biaya overhead setiap aktivitas perusahaan, dan
kemudian membebankan biaya aktivitas tersebut ke produk, jasa atau objek
biaya lainnya yang menyebabkan aktivitas tersebut.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Asumsi ABC System
Ada dua anggapan penting yang mendasari ABC system yaitu:
a. Kegiatan menyebabkan timbulnya biaya
ABC System berangkat dari anggapan bahwa sumber daya pembantu atau
sumber daya tidak langsung juga memiliki peranan dalam pelaksanaan
kegiatan.
b. Produk (dan pelanggan) menyebabkan timbulnya permintaan atas
penawaran
Untuk membuat produk diperlukan berbagai kegiatan, dan setiap kegiatan
memerlukan sumber daya.
Dua anggapan yang mendasari ABC System dapat lebih jelas dilihat pada
gambar 1.1 di bawah ini.
Produk Sumber
(Pelanggan) Aktivitas Daya
Gambar II.1
Alokasi biaya kepada aktivitas dan produk
Karena perusahaan ingin memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan
melakukan kegiatan guna menghasilkan produk atau jasa dan proses produksi
membutuhkan sumber daya perusahaan. Penentuan biaya produksi harus sesuai
dengan sumber daya yang diserap aktivitas yang dilaksanakan guna
menghasilkan produk.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan pengolahan yang baik atas kegiatan produksi, manajemen mampu
membawa perusahaan unggul dalam persaingan jangka panjang. Untuk mampu
mengelola kegiatan perusahaan, manajemen memerlukan informasi biaya yang
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam berbagai kegiatan perusahaan.
4. Kondisi yang diperlukan dalam penerapan ABC System
Menurut Supriyono ada dua hal mendasar yang harus dipenuhi sebelum
penerapan ABC System yaitu: (1994: 247-250)
a. Biaya–biaya berdasar non unit harus merupakan presentase signifikan dari
biaya overhead. Biaya non unit yaitu biaya yang tidak berhubungan secara
langsung dengan jumlah unit yang diproduksi. Contoh biaya non unit
adalah biaya penelitian dan pengembangan produk, biaya penerangan
pabrik, biaya depresiasi pabrik dan lain–lain. Jika jumlah biaya–biaya ini
kecil, maka tidak ada masalah dalam pengalokasian pada tiap produk.
b. Rasio–rasio konsumsi antara aktivitas–aktivitas berdasarkan unit dan
aktivitas–aktivitas berdasarkan non unit harus berbeda. Aktivitas
berdasarkan unit yaitu aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu produk
unit dikerjakan, jumlah aktivitas ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dihasilkan. Contoh aktivitas berdasarkan unit yaitu penggunaan energi
(listrik) untuk menghasilkan produk. Aktivitas non unit yaitu aktivitas
yang pengerjaannya tidak didasarkan pada jumlah unit yang diproduksi.
Contoh aktivitas non unit adalah aktivitas penelitian dan pengembangan,
aktivitas inspeksi dan lain–lain.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Selain dua hal di atas, kondisi yang dipersyaratkan oleh penentuan harga
pokok berdasarkan sistem ABC agar pemanfaatanya menjadi optimal yaitu:
(Cooper, 1991:372)
a. Diversitas produk tinggi
Diversitas produk tinggi mempunyai arti bahwa perusahaan memproduksi
berbagai macam produk atau lini produk dengan menggunakan beberapa
fasilitas manufaktur yang sama. Dengan demikian timbul masalah untuk
mengalokasikan atau membebankan sumber daya yang dikonsumsi ke
masing–masing produk.
b. Perusahaan mengalami persaingan yang ketat.
Syarat ini memiliki arti bahwa terdapat beberapa perusahaan yang
memproduksi produk yang sama atau sejenis, maka masing–masing
perusahan akan bersaing untuk memperbesar pangsa pasar. Dalam
persaingan ketat ini, informasi tentang harga pokok produk yang akurat
akan lebih mendukung manajemen dalam mengambil keputusan.
c. Biaya–biaya pengukuran untuk menghasilkan informasi biaya produk
rendah .
Syarat ini memiliki arti bahwa biaya-biaya pengukuran untuk
menghasilkan informasi biaya produk harus rendah. Hal ini berarti biaya
perancangan dan pengoperasian sistem tersebut harus lebih rendah
dibanding dengan manfaat yang diperoleh dimasa yang akan datang.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Tahap–tahap pembebanan biaya overhead menggunakan ABC System.
Perusahaan mengelompokkan biaya–biaya manufaktur dalam tiga kategori
utama yaitu (Horngren dan foster, 1991:35):
a. Bahan baku langsung yaitu biaya–biaya perolehan semua bahan baku yang
dapat diidentifikasi sebagai bagian dari barang jadi dan dapat ditelusur ke
barang jadi dan dapat ditelusuri ke barang jadi dengan cara fleksibel yang
ekonomis.
b. Biaya tenaga kerja langsung yaitu gaji semua tenaga kerja yang dapat
diidentifikasikan dengan cara fleksibel yang ekonomis, dengan produk
barang jadi.
c. Biaya-biaya manufaktur tidak langsung atau BOP adalah semua biaya
selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung yang
berkaitan dengan proses pemanufakturan.
Selanjutnya BOP dirinci sebagai berikut:
a. Biaya tenaga kerja tidak langsung, termasuk gaji karyawan yang dihitung
menurut jam tenaga kerjanya, yang tidak langsung berpartisipasi untuk
memproduksi suatu produk yang sebagian besar berisi tenaga kerja yang
disumbangkan untuk penanganan bahan baku, perawatan, pengendalian
kualitas dan inspeksi.
b. Biaya fasilitas dan perawatan seperti asuransi, depresiasi peralatan pabrik,
dan alat-alat (tooling). Biaya-biaya juga termasuk sewa dan biaya yang
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berkaitan dengan fasilitas yang lain seperti biaya energi dan
perlengkapannya.
c. Biaya-biaya perekayasaan seperti gaji insinyur produksi, industri dan
insinyur lain yang berkaitan dengan fasilitas yang lain seperti biaya energi
dan perlengkapannya.
d. Biaya-biaya overhead material, termasuk yang berkaitan dengan
pengadaannya, perpindahannya (kecuali biaya penanganan bahan baku
yang telah termasuk di dalam biaya tenaga kerja tidak langsung), dan
koordinasi bahan baku, komponen, suku cadang dan produk jadi. Biaya-
biaya ini juga termasuk gaji bagian pembelian, perencanaan produksi,
penerimaan, gudang dan sistem pemanufakturan.
Seperti pada sistem biaya tradisional, sistem ABC juga menentukan biaya
overhed pabrik melalui dua tahap pembebanan sebagai berikut:
1) Prosedur tahap pertama
a) Penggolongan berbagai aktivitas
Berbagai aktivitas diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok
tersebut memiliki interprestasi fisik yang mudah dan jelas serta
sesuai dengan segmen-segmen produksi yang dapat dikelola.
b) Pengasosiasian bebagai biaya dengan berbagai aktivitas
Langkah kedua adalah menghubungkan berbagai biaya dengan
setiap kelompok aktivitas.
c) Penentuan kelompok-kelompok biaya (cost pool) yang homogen
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kelompok biaya yang homogen (homogeneous cost pool) adalah
sekumpulan biaya overhead yang berhubungan secara logis dengan
tugas-tugas yang dilaksanakan. Berbagai biaya tersebut dapat
dijelaskan oleh cost driver tunggal.
d) Penentuan tarif kelompok (pool rate)
Tarif kelompok adalah tarif biaya overhead per unit cost diver
yang dihitung untuk suatu kelompok aktivitas. Tarif kelompok
dihitung dengan cara membagi total biaya overhead untuk
kelompok aktivitas tertentu dibagi dasar pengukuran aktivitas
kelompok tersebut.
2) Prosedur tahap kedua
Dalam tahap kedua biaya untuk setiap kelompok BOP dilacak ke
berbagai jenis produk dengan menggunakan tarif kelompok yang
dikonsumsi oleh setiap produk. Jadi, overhead ditentukan dari setiap
kelompok biaya ke setiap produk dengan perhitungan sebagai berikut:
Overhead yang dibebankan = tarif kelompok x unit-unit cost
driver yang digunakan.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Aktivitas
a. Pengertian aktivitas
Aktivitas adalah kombinasi manusia, teknologi, bahan mentah, metode
dan lingkungan yang memproduksi produk jasa tertentu (Brimson, 1991:46)
untuk mengelola aktivitas dengan baik harus dipahami tiga hal:
1) Sumber-sumber yang dibebankan pada aktivitas atau biaya aktivitas
2) Jenis dan besarnya keluaran untuk mengukur aktivitas (activity
measurement)
3) Bagaimana sebaiknya aktivitas dilaksanakan (pengukuran)
b. Hirarki Aktivitas
Aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah perusahaan memiliki hirarki
tertentu. Hirarki ini menunjukkan bahwa suatu aktivitas dapat dipecah
menjadi aktivitas yang lebih spesifik dan dapat digabung menjadi aktivitas
yang bersifat umum.
Hirarki aktivitas meliputi yaitu: (Brimson,1991:47)
1) Fungsi merupakan kumpulan aktivitas yang dihubungkan dengan tujuan
umum seperti pengadaan bahan baku, kemasan dan kualitas.
2) Proses bisnis yaitu jaringan kerja dari aktivitas yang bekaitan dan saling
tergantung berhubungan dengan output yang mereka pertukarkan.
3) Aktivitas didefinisikan dalam istilah elemen-elemen infomasi yang perlu
untuk melaksanakan dan menciptakan output mereka.
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Tugas adalah kombinasi dari elemen-elemen pekerjaan, atau operasi, yang
menyelesaikan sebuah aktivitas-aktivitas atau dengan kata lain, bagaimana
aktivitas dilaksanakan.
5) Operasi adalah unit pekerjaan terkecil yang digunakan untuk tujuan
perencanaan dan pengendalian.
Contoh hubungan hirarki aktivitas adalah fungsi manufaktur perusahaan.
Untuk mampu memahami hirarki aktivitas dari suatu perusahaan diperlukan
kemampuan untuk melakukan identifikasi aktivitas, dan identifikasi
merupakan langkah awal yang dilaksanakan dalam pembebanan BOP
berdasarkan sistem ABC.
c. Identifikasi Aktivitas
Identifikasi aktivitas merupakan suatu bagian yang penting dalam proses
penyusunan sistem ABC. Untuk menentukan aktivitas yang dilaksanakan oleh
perusahaan, diperlukan analisis aktivitas. Tujuan dilakukan analisis aktivitas
adalah untuk memperoleh informasi tentang aktivitas yang dijalankan oleh
perusahaan pada saat ini dan untuk mengetahui input dan output dari aktivitas
yang sedang dijalankan. Oleh karena itu aktivitas memiliki input yang
mendorong terjadinya aktivitas tersebut, dan memiliki output yang merupakan
hasil keluaran dari aktivitas tersebut.
Dalam upaya memperoleh infomasi mengenai aktivitas dengan input atau
outputnya yang dapat dikelola, sebelum mencapai tingkat tertentu dipecah ke
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam fungsi-fungsi utama yang memiliki tujuan yang sama. Hal ini dapat
dilakukan dengan mempelajari struktur oganisasi perusahaan.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam analisis aktivitas. Tahap-
tahap tersebut adalah (Brimson, 1991: 82-97):
1) Menemukan lingkungan analisis aktivitas
Syarat awal yang penting untuk melaksanakan analisis aktivitas yaitu
mendefinisikan masalah khusus atau keputusan bisnis yang dianalisa.
Pernyataan yang jelas mengenai definisi meyakinkan bahwa analisis
diterapkan pada lingkungan yang memungkinkan dilakukannya suatu
perbaikan.
2) Menentukan unit analisis aktivitas
Unit organisasi yang dianalisis seharusnya dibagi ke dalam kelompok-
kelompok atau departemen dengan tujuan tunggal yang dapat
dikendalikan unit aktivitas mungkin sesuai dengan unit-unit organisasi
atau penyimpangan dari unit-unit organisasi, karena struktur organisasi
sering dipengaruhi faktor politik dan pribadi, daripada faktor definisi
fungsional.
3) Mengidentifikasikan aktivitas
Ada beberapa teknik dalam mengumpulkan data aktivitas. Setiap
teknik memiliki kelebihan dan kekurangan yang unik. Teknik-teknik
dasar dalam mengidentifikasikan aktivitas adalah sebagai berikut:
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a) Analisis catatan-catatan historis
Analisis catatan-catatan historis meliputi penggunaan statistik
produksi yang disusun dalam suatu periode, mungkin bulan atau
tahun. Manfaat analisis catatan historis ini untuk menentukan apa
yang dilaksanakan oleh departemen dan beberapa lama departemen
tersebut memproses dari suatu aktivitas.
b) Analisis unit organisasi
Pendekatan ini menganalisis unit organisasi dengan melakukan
wawancara, kuisioner, diskusi dengan para ahli dan observasi.
Langkah ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang diperlukan
guna mengidentifikasi aktiva dan waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan aktivitas tersebut.
c) Analisis proses bisnis
Analisis proses bisnis menentukan aktivitas dengan cara mengikuti
arus informasi atau transaksi atau produksi fisik dari aktivitas yang
satu ke aktivitas yang lain. Teknik ini dapat digunakan oleh
perusahaan yang mempunyai produk massa atau kontinyu.
d) Analisis fungsi-fungsi bisnis
Pendekatan fungsional mengidentifikasi aktiva dengan memecah
fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan, misalnya fungsi
pembelian dapat dipecah menjadi fungsi pemilihan supplier,
negosiasi harga, dan pemerikasaan kualitas.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e) Studi mengenai rekayasa secara langsung
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah observasi waktu,
dengan mengamati kegiatan sehari-hari. Pendekatan ini cocok
untuk dilakukan pada aktivitas yang dilakukan secara repetitif,
waktu sedikit dan memiliki siklus untuk mengidentifikasikan
aktivitas menajerial dan administrasi.
f) Rekonsiliasi definisi aktivitas
Walau seluruh pendekatan definisi aktivitas memiliki titik awal
yang berbeda, namun pendekatan-pendekatan tersebut untuk
menentukan sekelompok aktivitas yang sama, oleh karena itu
dibutuhkan rekonsiliasi.
4) Rasionalisasi Aktivitas
Menyusun sebuah daftar aktivitas yang menyediakan tingkat
kerincian yang cukup akurat merupakan kunci yang berarti dalam
mendefinisikan aktivitas. Semakin sederhana daftar aktivitas, semakin
mudah mengolahnya dan secara positif mempengaruhi keputusan-
keputusan bisnis. Analisis aktivitas yang rinci menimbulkan banyak
manfaat dari sistem akuntansi aktivitas yang tidak berlaku. Sistem
yang kompleks dan tidak berfokus pada variabel-variabel keputusan
pokok cenderung mahal dan tidak efektif.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5) Klasifikasi Aktivitas menjadi Aktivitas Utama dan Aktivitas
Pendukung
Setiap aktivitas seharusnya diklasifikasikan sebagai aktivitas
utama atau aktivitas pendukung. Aktivitas utama adalah aktivitas
dimana output digunakan di luar unit organisasi. Aktivitas yang
digunakan dalam sebuah departemen untuk mendukung aktivitas
utama merupakan aktivitas pendukung. Klasifikasi aktivitas penting
guna membagi secara adil biaya aktivitas pendukung terhadap
aktivitas utama untuk mengelola perbandingan dari aktivitas
pendukung terhadap aktivitas utama.
6) Pemeta Aktivitas
Pemeta aktivitas mendefinisikan hubungan antara fungsi, proses
bisnis dan aktivitas. Menciptakan pemetaan aktivitas merupakan
langkah awal dalam menganalisa proses bisnis alternatif dan aktivitas.
Akuntansi aktivitas memetakan aktivitas-aktivitas perusahaan dan
menggambarkan susunan aktivitas.
7) Dokumentasi aktivitas
Langkah-langkah dalam mengidentifikasi aktivitas adalah
menyusun daftar aktivitas yang mendukung organisasi, proses bisnis
dan syarat-syarat analisis fungsional.
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Klasifikasi Aktivitas
Menurut Supriyono aktivitas dikelompokkan ke dalam empat kategori
aktivitas yaitu: (1994: 237-239)
1) Aktivitas berlevel unit (unit level activities)
Aktivitas berlevel unit adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali satu
unit produk diproduksi. Besar kecilnya Aktivitas ini dipengaruhi oleh unit
produk yang diproduksi. Sebagai contoh tenaga kerja langsung, jam mesin
dan jam listrik (energi) digunakan setiap satu unit produk dihasilkan.
Bahan baku dan tenaga kerja langsung juga dikelompokkan sebagai
Aktivitas berlevel unit, namun tidak termasuk dalam overhead. Biaya
aktivitas berlevel unit (unit level activities cost) adalah biaya yang besar
kecilnya dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi. Contoh
biaya overhead untuk aktivitas ini adalah biaya listrik dan operasi mesin.
2) Aktivitas berlevel Batch (batch level activities)
Aktivitas berlevel batch adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali
suatu batch produk yang diproduksi, besar kecilnya aktivitas ini
dipengaruhi oleh jumlah batch produk yang diproduksi. Contoh Aktivitas
yang termasuk dalam kelompok ini adalah Aktivitas set-up, Aktivitas
penjadwalan produksi, Aktivitas pengelolaan bahan, dan Aktivitas
inspeksi.
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Aktivitas berlevel produk (product level activities)
Aktivitas berlevel produk atau Aktivitas penopang produk (product
substaning activities) adalah Aktivitas yang dikerjakan untuk mendukung
berbagai aktivitas produk yang diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini
mengkonsumsi masukan untuk menyumbangkan produk atau
memungkinkan produk diproduksi atau dijual. Contoh aktivitas yang
termasuk ke dalam kategori ini yaitu aktivitas penelitian dan
pengembangan produk, perekayasaan proses, perubahan perekayasaan dan
peningkatan produk.
4) Aktivitas berlevel fasilitas (facility level activities)
Aktivitas berlevel fasilitas atau aktivitas penopang (facility substaining
activities) meliputi aktivitas untuk menopang proses pemanufakturan
secara umum yang diperlakukan untuk menyediakan fasilitas atau
kapasitas pabrik untuk memproduksi produk, namun banyak sedikitnya
aktivitas ini tidak berhubungn dengan volume atau bauran produk yang
diproduksi. Contoh adalah depresiasi mesin pabrik, pajak bumi dan
bangunan dan lain-lain.
2. Cost Pool
Cost pool adalah sekelompok biaya yang disebabkan oleh aktivitas yang sama
dengan satu dasar pembebanan (cost driver). Cost pool berisi aktivitas yang
biayanya memiliki hubungan yang kuat (korelasi positif) antara cost driver
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan biaya aktivitas . Tiap cost pool menampung biaya-biaya dari transaksi-
transaksi yang homogen. Semakin banyak aktivitas dalam suatu kegiatan
menyebabkan bertambahnya biaya dalam cost pool. Aktivitas yang ada dalam
perusahaan dapat digabung menjadi satu cost pool atau beberapa cost pool.
Semakin tinggi tingkat kesamaan aktivitas yang dilaksanakan dalam perusahaan,
semakin sedikit cost pool yang dibutuhkan untuk membebani biaya-biaya
tersebut. Langkah yang diperlukan dalam penentuan BOP berdasarkan ABC
System sesudah menentukan cost pool yaitu menentukan cost driver untuk setiap
cost pool, karenanya perlu dipahami pengertian cost driver dan cara penentuan
cost driver.
3. Cost Driver
a. Pengertian Cost Driver
Cost Driver adalah suatu faktor yang kejadiannya menimbulkan biaya.
Faktor tersebut merupakan penyebab utama dari tingkat aktivitas
(Tunggal, 1992:91). Menurut Supriyono ada dua hal yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan cost driver yaitu (1994: 245-246)
1) Biaya pengukuran
Dalam sistem ABC, sejumlah cost driver dapat dipilih dan digunakan.
Jika memungkinkan, sangat perlu dipilih cost driver dengan menggunakan
informasi yang tersedia. Bila informasi dalam penentuan cost driver tidak
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersedia berarti informasi tersebut harus dihasilkan. Hal ini menyebabkan
timbulnya biaya.
2) Pengukuran tidak langsung dan tingkat korelasi
Kadang-kadang dimungkinkan untuk mengganti cost driver yang
secara langsung mengukur penggunaan itu. Sebagai contoh, jam inspeksi
dapat diganti dengan jumlah inspeksi yang dihubungankan dengan
masing-masing produk. Jumlah inspeksi ini nampaknya lebih mudah
diketahui informasinya. Penggantian cost driver dapat dilakukan jika jam
inspeksi yang digunakan untuk setiap inspeksi kira-kira sama untuk setiap
produk.
b. Cara penentuan cost driver
Pengidentifikasian cost driver merupakan komponen penting dalam
pengendalian biaya tidak bernilai tambah. Jika kinerja individual
dipengaruhi oleh kemampuan untuk mengendalikan biaya tidak bernilai
tambah, maka pemilihan cost driver dan bagaimana cost driver tersebut
digunakan dalam mempengaruhi perilaku para individu. Apabila
pengidentifikasian cost driver ditujukan untuk mengurangi jumlah bahan
atau komponen yang diproses oleh perusahaan, maka perlu
penyederhanaan aktivitas-aktivitas. Jika biaya dibebankan pada produk
berdasarkan jumlah komponen, maka harus diciptakan cost driver untuk
mengurangi jumlah komponen dalam produksi. Meskipun perilaku para
pekerja diharapkan mencapai suatu titik tertentu, namun dapat juga
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menimbulkan akibat yang negatif. Jenis-jenis perilaku tersebut dapat
dikurangi dengan menggunakan penentuan biaya standar yang tepat
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Penentuan harga standar per unit. Jika jumlah komponen-komponen
benar-benar menyebabkan biaya inspeksi, administrasi bahan dan
pemilihan pemasok, maka anggaran biaya per unit cost driver dapat
dihitung ke dalam harga standar per unit (HS).
2) Penentuan standar kualitas ideal. Jumlah komponen ideal untuk setiap
produk harus diidentifikasi dan disusun menjadi standar kualitas ideal
(SKI).
3) Penentuan biaya bernilai tambah. Jika harga standar (HS) dan standar
kualitas ideal (SKI) telah ditentukan, maka selanjutnya dapat
ditentukan besarnya biaya bernilai tambah yaitu sebesar harga standar
dikalikan harga standar ideal, atau (HS x SKI).
4) Penentuan biaya tidak bernilai tambah. Biaya tidak bernilai tambah
merupakan perbedaan antara kualitas komponen yang sesungguhnya
digunakan dengan standar kualitas idealnya, dikalikan standar harga,
atau (KS-SKI) HS.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Cost Pool Rate
Untuk membebankan biaya pada setiap cost pool digunakan tarif tertentu,
yang disebut cost pool rate. Tarif tersebut dihitung dengan membagi biaya cost
pool dengan cost driver. Tarif BOP dihitung dengan rumus:
Biaya dari setiap aktivitas Cost Pool Rate =
Total Cost Driver yang dikonsumsi masing-masing aktivitas
D. Manfaat dan Keterbatasan ABC System
Menurut Brimson (1991:63) manfaat akuntansi aktivitas dalam pencapaian
tujuan perusahaan adalah:
a. Meningkatkan mutu keputusan manajemen.
b. Memungkinkan pengeliminasian pemborosan dengan mengidentifikasikan
aktivitas yang tidak bernilai tambah.
c. Mengidentifikasikan sumber biaya dengan mengidentifikasikan “cost
drivers” .
d. Menghubungkan strategi perusahaan dengan pembuatan keputuan
operasional
e. Menyediakan umpan–balik mengenai apakah hasil–hasil yang
diantisipasikan oleh strategi perusahaan tercapai, sehingga tindakan
koreksi dapat dibuat.
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Menjamin bahwa mutu, waktu, fleksibilitas dan kesesuaian dengan
tujuan–tujuan dapat tercapai dengan cara menghubungkan pengukuran
kinerja dengan strategi.
g. Mendorong perbaikan dan TQC secara berkesinambungan karena
perencanaan dan pengendalian diarahkan pada peringkat proses
(aktivitas).
h. Meningkatkan efektivitas penganggaran dengan mengidentifikasikan
hubungan biaya dengan kinerja berbagai peringkat pelayanan yang
berbeda.
i. Meningkatkan profitabilitas dengan meminta biaya total daur hidup dan
pelaksanaannya.
j. Menyediakan pandangan ke arah pertumbuhan yang cepat dan paling tidak
menunjukkan elemen biaya overhead.
k. Menjamin pencapaian rencana investasi dengan memantau investasi
melalui sistem akuntansi sehingga jika timbul penyimpangan dari rencana
dapat terdeteksi dan tindakan koreksi dapat dibuat.
l. Mengevaluasi secara berkesinambungan efektivitas untuk
mengidentifikasikan peluang investasi yang potensial.
m. Menyusun target kinerja eksternal dan tujuan biaya serta menentukan
tujuan tertentu pada tingkat aktivitas.
n. Mengeliminasi berbagai krisis dengan menentukan masalah–masalah
daripada mengobati gejala–gejala.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Meskipun ABC System diyakini mampu menghasilkan informasi harga pokok
produk yang lebih akurat dibanding sistem akuntansi biaya tradisional, namun
ABC System juga memiliki keterbatasan–keterbatasan. Menurut Supriyono (714-
715) keterbatasan sistem penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas yaitu:
a. Sistem harga pokok yang berbasis aktivitas mensyaratkan bahwa perusahaan
memproduksi berbagai macam produk dan berada di dalam suatu lingkungan
persaingan tertentu. Kondisi ini tidak selalu dapat dipenuhi oleh setiap
perusahaan. Oleh sebab itu, sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas
kurang ekonomis apabila diterapkan dalam perusahaan–perusahaan yang
tidak memenuhi syarat–syarat tersebut.
b. Sistem penentuan harga pokok berbasis aktivitas yang lebih menekankan pada
permasalahan alokasi dan pembebanan biaya-biaya manufaktur, pemasaran,
penelitian, dan lain–lainnya, ternyata tidak menjelaskan bagaimana portofolio
atau komposisi produk yang optimal.
c. Secara konseptual penentuan harga pokok berbasis aktivitas mempunyai
kelemahan sebagai berikut :
1) Beberapa biaya tetap dialokasikan arbitrer. Penelusuran biaya–biaya ke
dalam setiap aktivitas dan produk secara cermat menjadi sulit dan tidak
praktis, maka ditempuh alokasi biaya secara arbitrer.
2) Beberapa biaya, misalnya biaya depresiasi aktiva tetap masih dialokasikan
berdasarkan periode waktu yang ditentukan secara arbitrer.
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3) Penentuan harga pokok berdasarkan aktivitas untuk biaya–biaya
pemanufakturan mengabaikan beberapa biaya yang dapat diidentifikasikan
terhadap produk tertentu dari analisa harga pokok produk.
d. Sistem harga pokok produk berbasis aktivitas tidak dapat menunjukkan
biaya-biaya yang dapat dihindarkan jika suatu produk, jasa atau segmen
organisasi tertentu dieliminasi.
E. Perbandingan Antara Akuntansi Biaya Tradisional Dengan Activity Based
Costing
a. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional
Sistem akuntansi manajemen tradisional memusatkan pada ukuran-ukuran
output aktivitas yang didasarkan pada volume produksi. Pendekatan tradisional
mengasumsikan bahwa semua biaya dapat diklasifikasikan sebagai biaya tetap
atau variabel sesuai dengan perubahan unit atau volume produk yang
diproduksi. Penggerak tingkat unit atau berdasarkan volume tersebut digunakan
untuk membebankan biaya produksi kepada produk. Karena penggerak biaya
berdasarkan unit biasanya bukan satu-satunya penggerak yang menjelaskan
hubungan sebab akibat, maka banyak aktivitas pembebanan biaya produk harus
diklasifikasikan sebagai alokasi. Oleh karena itu, kita dapat mengatakan bahwa
pembebanan biaya tradisional cenderung menjadi alokasi intensif.
Tujuan kalkulasi biaya produk pada sistem akuntansi biaya tradisional secara
khusus dicapai melalui pembebanan biaya produksi ke persediaan dan harga
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pokok penjualan untuk tujuan pelaporan keuangan eksternal. Penyediaan
informasi untuk perencanaan dan pengendalian adalah tujuan lain dari akuntansi
manajemen. Pendekatan akuntansi manajemen tradisional untuk pengendalian
membebankan biaya ke unit organisasional dan kemudian menganggap manajer
unit organisasional bertanggung jawab atas pengendalian pembebanan biaya.
Kinerja diukur dengan membandingkan hasil aktual dengan hasil standar atau
yang dianggarkan. Penekanannya adalah pada ukuran kinerja keuangan. Para
manajer diberi imbalan atas dasar kemampuan mereka mengendalikan biaya. Jadi,
pendekatan tradisional menelusuri biaya kepada individu yang bertanggung
jawab atas terjadinya biaya. Sistem imbalan digunakan untuk memotivasi
individu mengelola biaya. Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa
maksimisasi kinerja keseluruhan organisasi dicapai dengan memaksimumkan
kinerja sub unit organisasi secara individu (disebut sebagai pusat
pertanggungjawaban).
b. Activity Based Costing
Akuntansi manajemen kontemporer berkembang sebagai reaksi terhadap
perubahan signifikan pada lingkungan bisnis bersaing yang dihadapi baik
perusahaan jasa maupun manufaktur. Tujuan keseluruhan sistem manajemen
biaya kontemporer adalah untuk meningkatkan kualitas, kepuasan, relevansi dan
penetapan waktu informasi biaya. Akuntansi manajemen kontemporer
menekankan penelusuran alokasi; dapat disebut penelusuran intensif. Peran
penelusuran penggerak diperluas secara signifikan melalui pengidentifikasian
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penggerak yang tak berhubungan dengan volume produk yang diproduksi.
Penggunaan penggerak aktivitas berdasarkan unit dan kualitas serta relevansi
informasi biaya keseluruhan.
Kalkulasi biaya produk pada akuntansi manajemen kontemporer cenderung
fleksibel. Manajemen berdasarkan aktivitas memusatkan perhatian pada
manajemen aktivitas yang bertujuan meningkatkan nilai yang diterima pelanggan
dan laba yang diterima atau pemberian nilai tersebut ini meliputi analisis
penggerak, analisis aktivitas, dan evaluasi kinerja serta menjadikan kalkulasi
biaya berdasarkan aktivitas (ABC) sebagai sumber informasi yang penting.
Pengendalian kontemporer memerlukan informasi aktivitas yang terinci.
Pendekatan baru ini memusatkan perhatian pada akuntabilitas aktivitas daripada
biaya dan menekankan maksimisasi kinerja sistem keseluruhan daripada kinerja
individual. Aktivitas membagi rata garis fungsional dan departemen,
memfokuskan pada sistem secara keseluruhan dan membutuhkan pendekatan
global pada pengendalian. Intinya, membentuk pengendalian ini mengakui bahwa
maksimisasi efisiensi subunit individual tidak perlu menghasilkan efisiensi
maksimal pada sistem secara keseluruhan. Pada sistem informasi akuntansi
manajemen kontemporer, baik ukuran kinerja keuangan maupun non keuangan
adalah penting.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel II.2
Membandingkan karakteristik sistem biaya tradisional dengan kontemporer
Tradisional Kontemporer
1. Penggerak berdasarkan unit
2. Alokasi intensif
3. Kalkulasi biaya produk yang sempit
dan kaku
4. Fokus pada pengelolaan biaya
5. Informasi aktivitas yang jarang
6. Maksimisasi kinerja unit individual
7. Menggunakan ukuran kinerja
keuangan
1.Penggerak berdasarkan unit dan non
unit
2. Penelusuran intensif
3. Kalkulasi biaya produk yang luas dan
fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas dirinci
6.Maksimisasi kinerja sistem
keseluruhan
7. Menggunakan baik ukuran kinerja
keuangan maupun non keuangan
F. Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit produk yang dihitung
oleh perusahaan dengan BOP per unit produk yang dihitung dengan
menggunakan sistem ABC.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitian studi kasus pada PT.
Macanan Jaya Cemerlang dengan menggunakan objek tertentu yaitu, mengenai
Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Dalam Perhitungan Harga Pokok Produk
Berdasarkan Akuntansi Biaya Tradisional Versus Akuntansi Biaya Berdasarkan
Aktivitas (Activity Based Costing System) yang akan dilaksanakan di perusahaan.
Data yang diperoleh dianalisis dan diambil kesimpulan. Hasil analisis dan
kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku bagi data perusahaan yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang yang berlokasi di
Klaten sedangkan waktu penelitian adalah bulan April sampai dengan Juli tahun
2007.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah orang-orang yang terlibat dalam penelitian yaitu:
a. Pemimpin perusahaan
b. Kepala bagian produksi
c. Kepala bagian pemasaran
d. Kepala bagian akuntansi
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Kepala bagian personalia
f. Kepala bagian administrasi
2. Objek Penelitian
a. Elemen-elemen BOP
b. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP
D. Data Yang Dicari
1. Gambaran umum perusahaan.
2. Data produksi yang dihasilkan pada tahun 2005 dan komponen BOP pada
tahun 2005 dari setiap jenis produk yang dihasilkan.
3. Aktivitas-aktivitas yang menimbulkan BOP.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan dan
mempelajari dokumen atas catatan yang berkaitan dengan gambaran umum
perusahaan, data produksi, data BOP, data lain yang berhubungan dengan
penentuan tarif dan pembebanan BOP.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Wawancara
Teknik ini mengadakan tanya jawab langsung terhadap direktur perusahaan
dan bagian-bagian yang berkaitan dengan proses produksi.
3. Observasi
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati secara langsung
aktivitas-aktivitas produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
F. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah yang diterapkan untuk membahas permasalahan pertama
adalah:
1. Mendeskripsikan data tentang cara-cara pembebanan BOP yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan.
2. membandingkan cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan dengan
cara pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional. Adapun cara-
cara pembebanan BOP menurut teori adalah :
a. Penentuan besarnya tarif biaya overhead pabrik untuk setiap departemen
produksi, tahap-tahap yang harus dilakukan adalah:
1) Menyusun anggaran setiap biaya overhead pabrik
2) Menentukan dasar distribusi dan alokasi BOP yang akan digunakan
3) Mendistibusikan elemen BOP yang dianggarkan pada tiap departemen
di dalam produksi.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4) Mengalokasikan BOP yang dianggarkan dari departemen pembantu ke
departemen produksi.
5) Menghitung tarif BOP untuk tiap departemen produksi.
b. pembebanan biaya overhead pabrik pada produk
3. Melakukan analisis untuk mengetahui perbedaan cara pembebanan BOP
berdasarkan analisis langkah kedua sehingga dapat ditarik kesimpulan apakah
cara pembebanan BOP yang dilakukan perusahaan sudah tepat.
Langkah-langkah yang diperlukan untuk membahas permasalahan kedua
adalah:
1. Tahap I
a. Mengidentifikasi aktivitas dalam perusahaan
Aktivitas-aktivitas ini dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori
aktivitas yaitu aktivitas berlevel unit, aktivitas berlevel batch, aktivitas
berlevel produk dan aktivitas berlevel fasilitas. Berbagai aktivitas
diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang mempunyai suatu
interpretasi fisik yang mudah, jelas dan cocok dengan segmen-segmen
proses produksi yang dapat dikelola
b. Pengasosiasi berbagai biaya dengan berbagai aktivitas, yaitu berbagai
biaya tersebut dihubungkan dengan setiap aktivitas.
c. Menentukan kelompok-kelompok biaya (cost pools) yang homogen.
d. Menentukan tarif kelompok biaya (cost pool rate), dimana taksiran total
biaya pada cost pool dibagi dengan taksiran cost driver.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tahap II
Biaya overhead yang terkumpul pada setiap aktivitas dibebankan pada produk
dengan menggunakan tarif kelompok yang dikonsumsi oleh setiap produk.
Jadi Overhead ditentukan dari setiap kelompok biaya ke setiap produk dengan
perhitungan tarif kelompok biaya (cost pool rate) dikalikan dengan unit-unit
yang digunakan (cost driver).
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara
pembebanan BOP berdasar sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP
berdasarkan ABC System, ditempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menentukan selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional
dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan selisih ini dihitung
dengan rumus: d = x1 -x 2
d = selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional
dengan BOP per unit berdasar ABC System
x1 = BOP per unit yang menghitung berdasar sistem akuntansi tradisional
x 2 = BOP per unit yang dihitung berdasar ABC System
2. Menentukan jumlah selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi
tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah
selisih dihitung dengan rumus: ∑d = )xx( 21 −∑ dimana,
∑ d = jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem akuntansi
tradisional dan BOP per unit menurut ABC System
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Menentukan rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi
tradisional dan BOP per unit berdasar ABC System. Rata-rata selisih dihitung
dengan rumus: d = n
d∑ dimana,
d = rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional
dan BOP per unit berdasar ABC System
n = jumlah jenis produk
4. Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit berdasar
sistem akuntansi tradisional dengan BOP per unit berdasar ABC System dan
rata-rata selisih antara BOP per unit berdasar sistem akuntansi tradisional
dengan BOP per unit berdasar ABC System. Penentuan jumlah kuadrat dari
selisih ditentukan dengan rumus: ( )2dd∑ −
5. Penentuan standar deviasi
Standar deviasi dihitung dengan rumus Sd = ( )
( )
2
1ndd
−
−∑
6. Penghitungan dengan uji-t (t-test)
Setelah penghitungan-penghitungan di atas ditempuh, selanjutnya dilakukan
uji-t (t test) guna membandingkan perbedaan antara biaya overhead pabrik
berdasarkan akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik berdasarkan
ABC System. Dengan rumus sebagai berikut: (Djarwanto PS dan Pangestu
Subagyo, 1981: 28)
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rumus t = nSd
Dd/−
Langkah-langkah uji-t adalah sebagai berikut:
a. Menentukan hipotesa
Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan adalah:
H 0 : D = 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem
akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar
ABC System
H1: D ≠ 0 : Hipotesis dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan antara pembebanan BOP berdasar sistem
akuntansi tradisional dengan pembebanan BOP berdasar
ABC System
dimana, D = µ1 -µ 2
µ1 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi
tradisional
µ 2 = rata-rata BOP yang dihitung berdasar ABC System
b. Menentukan tingkat signifikan
Sesudah menentukan hipotesis, maka selanjutnya ditentukan tingkat
signifikan yang digunakan dalam penelitian ini. Tingkat signifikan yang
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
digunakan yaitu α = 5%, dengan menggunakan pengujian 2 (dua) arah dan
sampel kecil. Setelah menentukan tingkat signifikan, selanjutnya
ditentukan nilai t dari tabel titik persentase distribusi t.
Daerah terima H 0 adalah –t (α / 2, n – 1) < t < (α / 2, n – 1)
Daerah terima H1 adalah t > t (α / 2, n – 1) dan t < -t (α / 2, n – 1)
c. Menentukan nilai statistik pengujian
Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil
perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t.
Rumus yang digunakan adalah: t = nSd
Dd/−
d. Menentukan daerah kritik
H 0 ditolak apabila t hitung <-t tabel atau t hitung > t tabel
H 0 diterima apabila t tabel < t hitung < t tabel
e. Menarik kesimpulan ada tidaknya perbedaan antara BOP yang dihitung
perusahaan berdasar sistem akuntansi tradisional dengan BOP berdasar
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABC System. Apabila H 0 ditolak berarti memang ada perbedaan yang
signifikan antara BOP yang dihitung berdasar sistem akuntansi tradisional
dengan BOP yang dihitung berdasar ABC System.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Perusahaan penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang, pada
mulanya merupakan divisi percetakan dalam grup usaha CV. Intan yang berdiri pada
tanggal 20 Juli 1987 dan keberadaannya secara hukum disyahkan oleh notaris
H. Subekti, SH dengan nomor akte 12/78. Pada tanggal 8 November 1982, badan
usaha CV. Intan diubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Intan Pariwara
penerbit dan percetakan buku.
Sejak berdirinya PT. Intan Pariwara, perusahaan ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat, kemudian untuk mengembangkan karyawan agar
lebih profesional maka PT. Intan Pariwara dikembangkan menjadi Intan Grup pada
tanggal 1 Februari 1992 yang terdiri dari:
1. PT. Intan Pariwara
2. PT. Sinar Dahana Inti Boga
3. PT. Salarajasa Bhakti Satya
4. PT. Mitra Karanganom Laksanto
5. PT. Macanan Jaya Cemerlang
Dengan demikian PT. Macanan Jaya Cemerlang resmi berdiri pada
tanggal 1 Februari 1992 bersama dengan pengembangan PT. Intan Pariwara menjadi
Intan Grup. Alasan memilih nama “Macanan Jaya Cemerlang” adalah karena sesuai
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan tempatnya yaitu di dusun Macanan, sedangkan Jaya dan Cemerlang
dimaksudkan agar perusahaan tetap jaya dan cemerlang sampai kapan pun. PT.
Macanan Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
penerbitan dan percetakan buku, akan tetapi perusahaan ini lebih berkonsentrasi
dibidang percetakan dibandingkan sebagai penerbitan.
Sampai saat ini PT. Sinar Dahana Inti Boga, PT. Salarajasa Bhakti Satya,
PT. Mitra Karanganom Laksanto sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan sudah
dilikuidasi.
B. Lokasi Perusahaan
PT. Macanan Jaya Cemerlang berkedudukan di Jalan Ki Hajar Dewantoro,
Klaten Utara, Jawa Tengah dan menempati areal usaha seluas 30.000 meter persegi.
Pemilihan lokasi tersebut mempunyai beberapa alasan yaitu mudah dicapai dan
mempermudah komunikasi serta berada tidak jauh dari jalan raya Yogyakarta-Solo,
sehingga mudah dijangkau oleh mitra usaha maupun konsumen. Penerbitan dan
percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang didirikan dengan tujuan:
1. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang
pendidikan dengan pengadaan buku-buku pelajaran bagi siswa sekolah.
2. Mendukung dan berperan serta atas program pemerintah dalam bidang
ketenagakerjaan. Peran serta aktif tersebut diwujudkan dengan membuka
lapangan pekerjaan dan membuka kesempatan kepada generasi muda.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Mengadakan buku-buku bacaan yang bermutu dan bermanfaat bagi
masyarakat umum.
4. Untuk memperoleh laba perusahaan bagi kesejahteraan karyawannya.
PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam memproduksi buku-buku sesuai
dengan pesanan, pesanan tidak hanya dari penerbit PT. Intan Pariwara saja tetapi juga
dari penerbit lainnya misalnya penerbit dan percetakan Intan Sejati, Intermedia
Pandukarya, Graha Multigrafika dan Penerbit Cempaka Lima Warna Jakarta. Pada
tahun ajaran baru biasanya pesanan mencetak buku banyak akan tetapi pada hari-hari
biasa lebih sedikit.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang terbagi menjadi
beberapa departemen, dimana masing-masing departemen dipimpin oleh seorang
manajer. Dengan adanya struktur organisasi diharapkan akan memberikan manfaat
yang besar bagi perusahaan yaitu:
1. Karyawan dapat mengetahui kepada siapa ia harus bertanggung jawab dan
kepada siapa pimpinan harus memberi tugas.
2. Adanya keharmonisan kerja dan menghindari kekosongan kerja.
Struktur organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dilihat pada
gambar IV.2 berikut ini:
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Struktur Organisasi PT. Macanan Jaya Cemerlang dapat dijelaskan dengan gambar sebagai berikut:
Gambar IV.2
Struktur Organisasi
Direktur Utama
Direktur Operasional
Sekretariat Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
Manajer Departemen
Logistik
Manajer Departemen
Adm. & Keuangan
Manajer Departemen
Teknik
Manajer Departemen
Produksi
Manajer Departemen Umum & Personalia
Manajer Departeme
n
Kabag. Opera-sional
Kabag. RT
Kabag. Kendaraan
Kabag. Keamanan
Kabag. Personalia
Manajer Departemen Pemasaran
Kabag. RT
Kabag. Pracetak & Cetak
Kabag. Penyele-
saian
Kabag. Meka-
nik
Kabag. Listrik
Kabag. Gudang & Pembelian
Kabag. Pembukuan & Keuangan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab bagian-bagian yang ada dalam PT.
Macanan Jaya Cemerlang adalah sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Tugas dan tanggung jawab direktur utama meliputi:
a. Bersama dengan manajer departemen, menyusun strategi atau garis besar
pedoman yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan perusahaan.
b. Menyusun kebijakan sebagai pedoman umum yang digunakan untuk
menyalurkan pikiran dan tindakan dalam mengambil keputusan.
c. Menentukan program kerja, yaitu prosedur atau langkah yang harus diikuti
dalam melaksanakan kegiatan serta otorisasi anggaran.
d. Memberikan otorisasi terhadap pelaksanaan suatu kegiatan
e. Mengevaluasi hasil pelaksanaan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan
tersebut.
2. Direktur Operasi
Tugas dan tanggung jawab direktur operasional meliputi:
a. Melaksanakan kegiatan dalam mencapai tujuan perusahaan dan
mengkoordinasikan semua kegiatan tersebut.
b. Menilai pelaksanaan tujuan secara keseluruhan, pada masing-masing
departemen maupun bagian di dalam perusahaan.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Sekretariat
Sekretariat bertugas membantu direktur dalam pengawasan dengan tata cara
perusahaan seperti:
a. Melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan surat menyurat dengan
pihak luar.
b. Menyiapkan acara kerja dan bagian-bagian lain
c. Mengadakan hubungan dengan instansi-instansi lain yang berkaitan
dengan perusahaan.
4. Departemen Administrasi dan Keuangan
Tugas departemen administrasi dan keuangan meliputi:
a. Bertanggung jawab atas kebenaran laporan keuangan yaitu neraca dan
rugi-laba.
b. Membuat analisa keuangan setiap bulan.
c. Membuat laporan pajak dan mengatur pembayaran sesuai tanggal yang
ditentukan.
d. Membuat laporan SPT tahunan.
e. Membuat, merekap anggaran dan realisasi bulanan setiap bagian.
f. Membuat program kerja harian.
g. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai permintaan.
h. Membuat laporan harian.
i. Bertanggung jawab atas kebenaran saldo kas perusahaan.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Departemen Logistik
Tugas departemen logistik meliputi:
a. Bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran bahan baku dan
barang jadi yang dicatat dalam kartu gudang dalam bentuk unit dan
rupiah.
b. Membuat laporan stock bahan baku maupun barang jadi setiap bulannya.
c. Bertanggung jawab atas pemotongan kertas rol menjadi sheet.
d. Bertanggung jawab atas kesalahan dan kerusakan pembelian barang.
e. Bertanggung jawab atas pembelian sesuai perintah beli dan daftar urutan
anggaran tiap bagian.
6. Departemen Teknik
Tugas departemen teknik meliputi:
a. Bertanggung jawab atas kelancaran mesin-mesin produksi.
b. Bertanggung jawab atas mobilitas di dalam perusahaan.
c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan perbaikan dan perawatan baik mesin
maupun inventaris perusahaan.
d. Bertanggung jawab atas kelancaran aliran listrik.
e. Membuat laporan pembayaran listrik dan mengatur sesuai tanggal yang
ditentukan.
7. Departemen Produksi
Tugas departemen produksi meliputi:
a. Bertanggung jawab atas pemeriksaan naskah.
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Bertanggung jawab atas pembuatan film/foto dan plate naskah, isi dan
cover.
c. Bertanggung jawab atas pengarsipan plate.
d. Menyelenggarakan persiapan bahan.
e. Menyelenggarakan percetakan buku.
f. Merawat alat-alat produksi.
g. Bertanggung jawab atas penjilidan buku yang sudah selesai dicetak.
h. Bertanggung jawab atas pemotongan buku-buku setelah selesai dijilid.
i. Bertanggung jawab atas kebenaran penentuan penyelesaian order dengan
menggunakan jenis mesin yang sesuai dan Bertanggung jawab atas
pemeriksaan order dalam menyelesaikan order dengan hasil baik.
j. Bertanggung jawab atas pengepakan buku yang sudah disortir dan
Bertanggung jawab atas penyimpanan buku-buku ke dalam gudang.
8. Departemen Umum dan Personalia
Tugas departemen umum dan personalia meliputi:
a. Menyelenggarakan pekerjaan rumah perusahaan.
b. Mengatur dan Bertanggung jawab atas kendaraan perusahaan seperti
perawatan kendaraan dan jadwal perjalanan.
c. Menyelenggarakan penjagaan keamanan di lingkungan perusahaan.
d. Membuat perencanaan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
operasi perusahaan.
e. Mempekerjakan karyawan sesuai dengan kemampuannya.
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Mengawasi dan mengarahkan karyawan.
g. Mempromosikan karyawan yang mempunyai prestasi menonjol.
h. Menciptakan suasana di dalam perusahaan supaya setiap karyawan dapat
secara bebas mengeluarkan pendapat, usul, ide, kritik maupun saran yang
disertai etika yang baik.
i. Bertanggung jawab atas pemberhentian kerja, pensiun karyawan dan
pindah kerja.
j. Menyelenggarakan seleksi bagi calon karyawan.
9. Departemen Pemasaran
Tugas departemen pemasaran meliputi:
a. Menjalankan/mengadakan transaksi penjualan.
b. Menciptakan pasar, baik untuk lingkungan toko maupun penerbitan.
c. Menciptakan saluran distribusi baru.
d. Mengadakan penelitian terhadap konsumen dan pasar.
E. Personalia
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan nasional yang terus
meningkat maka dibutuhkan sumber daya manusia yang profesional. PT. Macanan
Jaya Cemerlang merupakan perusahaan yang bergerak pada industri penerbitan dan
percetakan, berusaha untuk dapat mengembangkan kreatifitas dan kemampuan kerja
di dunia industri.
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengadaan sumber daya manusia harus senantiasa dikembangkan sesuai
dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan masa depan. Oleh karena itu PT.
Macanan Jaya Cemerlang senantiasa berusaha pula meningkatkan SDM para
karyawannya dengan mengadakan pelatihan-pelatihan baik intern maupun non
intern. Sehingga para pekerja dapat bekerja secara sistematik dan profesional.
Dengan tuntutan demikian maka PT. Macanan Jaya Cemerlang mengadakan
devisi training yang termasuk di dalamnya Marketing Planning Development.
Jumlah karyawan PT. Macanan Jaya Cemerlang 319 orang, adapun rinciannya
sebagai berikut:
1. Direktur Utama Perusahaan : 1 orang
2. Direktur Operasional : 1 orang
3. Sekretariat : 6 orang
4. Manajer
a. Departemen Administrasi dan Keuangan : 1 orang
b. Departemen Logistik : 1 orang
c. Departemen Teknik : 1 orang
d. Departemen Produksi : 1 orang
e. Departemen Umum dan Personalia : 1 orang
f. Departemen Pemasaran : 1 orang
5. Kepala Bagian
a. Pembukuan dan Keuangan : 1 orang
b. Pembelian dan Gudang : 3 orang
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Mekanik : 3 orang
d. Listrik : 3 orang
e. Pracetak dan Cetak : 3 orang
f. Penyelesaian : 3 orang
g. Rumah Tangga : 1 orang
h. Kendaraan : 1 orang
i. Keamanan : 1 orang
j. Personalia : 1 orang
k. Pemasaran : 1 orang
6. Karyawan
a. Bagian Pembukuan dan Keuangan : 3 orang
b. Bagian Pembelian dan Gudang : 8 orang
c. Bagian Mekanik : 12 orang
d. Bagian Listrik : 6 orang
e. Bagian Pracetak dan Cetak : 60 orang
f. Bagian Penyelesaian : 132 orang
g. Bagian Rumah Tangga : 16 orang
h. Bagian Kendaraan : 18 orang
i. Bagian Keamanan : 15 orang
j. Bagian Personalia : 6 orang
k. Bagian Pemasaran : 8 orang
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tata kepegawaian pada PT. Macanan Jaya Cemerlang sebagai berikut:
1. Proses penerimaan pegawai
Pada awalnya perusahaan mendapatkan laporan keuangan dari
berbagai bidang yang membutuhkan pegawai baru yang berdedikasi dan
berkualitas sesuai dengan kebutuhan. Pada PT. Macanan Jaya Cemerlang,
dalam penerimaan pegawai harus melalui bagian lain. Hal ini dengan prosedur
yang relevan selama ini.
Langkah-langkah dalam proses penerimaan pegawai pada
PT. Macanan Jaya Cemerlang antara lain:
a. Penerimaan lamaran
Untuk mendapatkan pegawai usaha yang dilakukan adalah sebagai
penyebaran pengumuman melalui:
1) Iklan/advertensi
2) Kantor penempatan tenaga kerja
3) Rekomendasi dari karyawan
4) Lembaga pendidikan
5) Lamaran yang masuk secara kebetulan
b. Seleksi
Penyeleksaian calon karyawan, apakah pelamar pantas menduduki
profesi, karyawan seperti apa yang dipromosikan tergantung pada hasil
seleksi. Seleksi tenaga kerja harus dilaksanakan agar benar-benar
memperoleh tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan jabatan yang
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjadi tanggung jawabnya. Maka perusahaan harus mengadakan seleksi
yang ketat agar mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan
perusahaan. Proses seleksi yang dilakukan yaitu: pengisian formulir, tes
psikologi, wawancara dan referensi.
c. Tindak lanjut setelah adanya seleksi
Setelah mengetahui hasil seleksi, maka tindakan selanjutnya adalah
memilih pelamar yang memenuhi syarat. Bila hasil seleksi melebihi yang
dibutuhkan, maka yang diambil merupakan calon karyawan yang
memiliki rangking teratas tapi bila yang memenuhi syarat kurang dari
yang dibutuhkan maka jabatan tersebut dibiarkan kosong.
2. Mutasi Pegawai
Dalam usaha untuk meningkatkan daya guna dan daya pikir serta
mengetahui pegawai secara berkala maka diadakan pertukaran tugas, para
pelaksana dari satu seleksi lain dengan memperhatikan kecakapan pegawai
sehingga dengan adanya mutasi pegawai setiap orang dapat meningkatkan
pengetahuan dan kelancaran tugas.
3. Kepegawaian
Pertimbangan untuk menaikkan pangkat seorang pegawai dilakukan
dengan mengadakan penilaian setiap setahun sekali. Kenaikan pangkat ini
berdasarkan atas: kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan,
kejujuran, kerjasama dan kepemimpinan.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Jam Kerja Karyawan
a. Waktu kerja tidak boleh lebih dari 7 jam sehari.
b. Untuk karyawan bagian produksi ditetapkan menjadi 3 shift dan waktu
kerja efektif, setiap shiftnya 7 jam.
Pembagian shift sebagai berikut:
1) Shift 1
Jam kerja : pukul 07.00-15.00 WIB
Istirahat : pukul 12.00-13.00 WIB
2) Shift 2
Jam kerja : pukul 15.00-23.00 WIB
Istirahat : pukul 20.00-21.00 WIB
3) Shift 3
Jam kerja : pukul 23.00-07.00 WIB
Istirahat : pukul 04.00-05.00 WIB
Sedangkan untuk karyawan bagian perkantoran, jam kerjanya dari jam
08.00- jam 16.00 dengan istirahat 1 jam.
c. Kelebihan jam kerja dari waktu kerja yang ditentukan di atas dihitung
sebagai lembur.
d. Hari istirahat mingguan adalah hari minggu, kecuali bagi buruh yang
karena pekerjaannya ditentukan lain.
e. Pada hari raya resmi yang ditetapkan pemerintah semua buruh tidak
dipekerjakan.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Cuti Pegawai
Yang dimaksud dengan cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang
diijinkan dalam jangka waktu tertentu oleh pejabat yang berwenang di PT.
Macanan Jaya Cemerlang, antara lain:
a. Cuti Tahunan
Syarat-syaratnya:
1) Pegawai yang bersangkutan telah bekerja selama satu tahun secara
terus menerus.
2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan permohonan secara
tertulis kepada pejabat yang berwenang.
b. Cuti Sakit
Syarat-syaratnya:
1) Cuti sakit diberikan kepada setiap pegawai.
2) Pegawai yang bersangkutan memberikan alasan yang tepat.
3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin dari pejabat yang
berwenang.
Lamanya cuti sakit:
1) 1-2 hari pegawai yang bersangkutan harus memberitahukan alasannya.
2) 3-14 hari pegawai yang bersangkutan harus melampirkan surat
keterangan dokter.
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Cuti dengan alasan penting:
Syarat-syaratnya:
1) Cuti ini diberikan kepada setiap pegawai.
2) Pegawai yang bersangkutan mengajukan permintaan kepada pejabat
yang berwenang memberikan cuti tersebut.
3) Pegawai yang bersangkutan telah mendapatkan ijin tertulis dari
pejabat yang berwenang.
d. Cuti bersalin
Syarat-syaratnya:
1) Cuti bersalin diberikan kepada pegawai wanita.
2) Pegawai yang bersangkutan telah mengajukan suatu permintaan
tertulis dan mendapatkan ijin tertulis dari pejabat yang berwenang.
Lama ijin bersalin diberikan selama satu bulan sebelum persalinan dan
dua bulan sesudah persalinan.
6. Macam-macam tunjangan
Setiap pegawai yang ada di perusahaan PT. Macanan Jaya Cemerlang
Klaten yang sudah sah dan diangkat akan mendapat berbagai tunjangan yang
disesuaikan dengan jabatannya yaitu: tunjangan kesehatan, tunjangan
transportasi, tunjangan disiplin kerja, tunjangan anak dan tunjangan kematian.
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Pemberhentian tenaga kerja dan pensiun
Dalam hal ini pemberhentian kerja atau pemutusan hubungan kerja
PT. Macanan Jaya Cemerlang menyebutnya dengan istilah pemberhentian
dengan hormat dan tidak mengenal istilah pensiun.
Pemberhentian dengan hormat ini berlaku kepada:
a. Karyawan yang telah mencapai batas maksimum kerja yaitu:
1) Karyawan laki-laki yang mencapai umur 50 tahun dengan mempunyai
masa kerja 25 tahun.
2) Karyawan wanita yang telah mencapai umur 50 tahun dengan
mencapai masa kerja 25 tahun.
b. Pemberhentian karyawan oleh perusahaan
Apabila seorang karyawan yang telah mencapai batas umur
maksimum tetapi belum siap untuk diberhentikan dalam arti masih
mengabdikan dirinya untuk perusahaan, maka pihak personalia perlu
menanyakan pada departemen yang bersangkutan apakah karyawan ini
masih dibutuhkan. Jika masih, maka karyawan ini diperkenankan untuk
bekerja kembali. Tetapi jika departemen yang bersangkutan tidak
membutuhkan lagi, maka karyawan tersebut bisa diberhentikan dengan
hormat. Kemudian diberikan uang pesangon yang besarnya sama dengan
pensiun.
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Pemberhentian karyawan karena inisiatif sendiri
1) Apabila karyawan akan mengundurkan diri dari pekerjaannya, maka ia
harus mengajukan pemberhentian secara tertulis satu bulan
sebelumnya. Dalam hal ini karyawan tidak berhak atas uang pesangon,
tetapi diberikan uang kebijaksanaan yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
2) Karyawan yang tidak masuk kerja selama 6 hari berturut-turut tanpa
surat ijin kerja atau tidak dapat dipertanggungjawabkan, maka
dianggap mengundurkan diri sesuai dengan peraturan Menteri Tenaga
Kerja No. Per 04/MEN/86 dan tidak mendapatkan uang kebijaksanaan
dalam bentuk apapun.
Untuk pemberhentian kepegawaian pada PT. Macanan Jaya
Cemerlang Klaten (kehendak perusahaan atau habis masa kerja)
perusahaan mengambil jangka waktu empat bulan sebelum
diberhentikan. Hal ini bertujuan untuk menjaga hak-hak yang dimiliki
oleh karyawan.
F. Produksi
Seperti pada umumnya perusahaan percetakan, PT. Macanan Jaya Cemerlang
menerapkan sistem pesanan dalam produksi.
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Hasil Produksi
Sampai saat ini penerbit dan percetakan PT. Macanan Jaya Cemerlang
telah memproduksi dan memasarkan berbagai produk. Buku-buku yang paling
banyak diproduksi adalah buku-buku umum yang meliputi hampir seluruh
bidang studi yang diajarkan di sekolah antara lain: Ilmu Pengetahuan Sosial,
Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Pancasila, Bahasa, Keterampilan,
Olahraga, Kesenian serta buku-buku cerita remaja. Selain itu PT. Macanan
Jaya Cemerlang juga memproduksi brosur, leaflet, katalog, novel, literatur,
kalender dan lain-lain.
2. Peralatan
Alat yang digunakan dalam proses produksi antara lain:
a. Image Ceter, yaitu alat yang digunakan untuk merubah CD menjadi film.
b. Plate Maker, yaitu alat yang dipakai untuk memindahkan obyek dalam
film ke dalam plate dengan bantuan penyinaran camera foto printing.
c. Developer, yairu alat untuk melihat obyek dalam Plate yang akan dicetak.
d. Mesin cetak sheet satu warna, yaitu mesin yang digunakan untuk
mencetak naskah yang sudah jadi dengan satu warna.
e. Mesin cetak sheet empat warna, yaitu mesin yang digunakan untuk
mencetak cover atau naskah yang mempunyai warna lebih dari satu.
f. Mesin shirnk, yaitu mesin yang digunakan untuk mengeringkan tinta.
g. Mesin susun, yaitu mesin yang digunakan untuk menyusun hasil cetakan.
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
h. Mesin lipat, yaitu mesin yang digunakan untuk melipat hasil cetakan
sesuai dengan ukurannya.
i. Mesin ultraviolet vernish, yaitu mesin yang digunakan untuk melapisi
cover agar bercahaya dan anti air.
j. Mesin jahit benang, mesin jahit kawat, mesin lem, yaitu alat untuk
menjilid buku sebagai hasil cetakan sudah selesai.
k. Mesin potong, yaitu alat yang dipakai untuk memotong hasil cetakan yang
sudah berbentuk buku agar menjadi lebih rapi.
3. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
a. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi:
1) Kertas: sebai bahan yang akan dicetak dan merupakan bahan pokok
perusahaan yang dipasok dari Leces, Tjiwi Kimia, Suparma, Surya
Pamenang.
2) Tinta: sebagai bahan pewarna ataupun untuk menulis dan menggambar
pada proses percetakan yang sering dipasok dari Cemanituka dan
Warna Harapan.
b. Bahan Pembantu
Bahan pembantu terdiri dari:
1) Plate yang merupakan alat yang dimasukkan ke dalam cetakan yang
nantinya akan menimbulkan tulisan atau gambar.
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Com sebagai penghapus film bila ada yang rusak/cacat atau sebagai
penghapus garis-garis pada film, karena hasil dari penyusunan naskah
yang digunting-gunting.
3) Air sebagai bahan untuk mencuci rol dan campuran mesin cetak.
4) Kemikel sebagai bahan untuk membersihkan plate.
4. Proses Produksi
Proses produksi yang dijalankan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang
melalui beberapa tahap. Tahap dalam proses produksi tersebut dapat
digambarkan secara skematis sebagai berikut:
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar IV.3
Proses Produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang
PRACETAK CETAK PENYELESAIAN
Bagian Editorial
Bagian plate Isi Cover
Bagian Percetakan
Plate isi Plate cover
Calendering Cover
Bag. Penjilidan
Jilid
Potong
Buku Jadi
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
Keterangan:
a. Bagian Editorial
Setelah naskah diterima kemudian dilakukan pemeriksaan. Naskah isi dan
cover yang sudah dicetak kemudian difilm/difoto dengan menggunakan image
ceter.
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Bagian Plate
Setelah difilm/difoto, isi dan cover kemudian dibuat plate dengan plate
maker. Plate isi dan plate cover naskah diserahkan pada bagian percetakan.
c. Bagian Percetakan
Pada bagian ini plate isi dan plate cover naskah yang dapat dilihat dengan
menggunakan mesin web, dicetak baik itu menggunakan mesin cetak sheet satu
warna maupun dengan mesin cetak sheet empat warna. Selanjutnya dilakukan
calendering yaitu proses khusus untuk bagian sampul dengan memberi lapisan
berupa cairan pada seluruh muka sampul dengan menggunakan mesin ultraviolet
varnish. Hasil cetakan ini maupun sampul dikeringkan dengan menggunakan
mesin shrink.
d. Bagian Penjilidan
Setelah proses pencetakan selesai, hasil cetakan disusun dengan menggunakan
mesin susun dan dilakukan penjilidan. Adapun penjilidan dilakukan dengan dua
cara yaitu:
1) Untuk buku tipis cukup dengan disteples.
2) Untuk buku tebal dijahit dengan kawat, benang atau menggunakan lem yang
dilakukan dengan menggunakan mesin.
Buku-buku yang sudah selesai dijilid kemudian dipotong dengan mesin
potong agar menjadi rapi dan dipak dengan mesin laminasi.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
G. Penanganan Bahan
Bahan baku utama dalam proses produksi pada PT. Macanan Jaya Cemerlang
adalah kertas dan tinta, sehingga penanganannya harus hati-hati agar tidak robek
atau rusak. Untuk mempermudah pemindahan bahan baku digunakan kereta
dorong yang disebut kopit. Kopit digunakan apabila pemindahan bahan baku
dalam jarak yang cukup jauh. Apabila menggunakan alat secara manual akan
memerlukan tenaga kerja yang banyak karena dalam satu kali angkutan beratnya
antara 400-500 kg. Akan tetapi apabila aliran bahan baku di luar mesin dalam
jarak yang dekat, dilakukan secara manual yaitu dengan didorong. Hal ini
dilakukan dengan pertimbangan sebagai berikut:
1. Jarak gudang tempat penyimpanan bahan baku dengan tempat proses produksi
cukup dekat.
2. Kondisi pabrik memungkinkan dilakukan pemindahan bahan secara manual.
3. Dengan menggunakan tenaga manual, biaya pemindahan bahan dapat lebih
ditekan.
H. Pengendalian Proses dan Mutu
1. Pengendalian Mutu Bahan Baku
Pembelian bahan baku diperoleh dari pasokan yang merupakan
perusahaan besar sehingga perusahaan percaya bahwa mutu bahan baku yang
dikirim oleh pemasok memiliki mutu yang baik. Pembelian bahan baku
diperoleh dari pemasok tertentu yang tetap. Meskipun perusahaan memiliki
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kepercayaan yang besar kepada pemasok, perusahaan juga melakukan
pemeriksaan sesaat setelah bahan baku sampai ke perusahaan. Pengecekan
bahan baku terutama kertas dilakukan dengan melihat warna kertas apakah
sudah sesuai dengan jenis kertas yang dibutuhkan perusahaan dan juga
disesuaikan dengan permintaan konsumen.
Apabila mutu bahan baku sesuai dengan yang diinginkan maka bahan
baku tersebut langsung dipindahkan di gudang yang selanjutnya akan
diproduksi. Namun apabila tidak sesuai dengan yang diinginkan maka
perusahaan langsung menghubungi pemasok, selanjutnya pemasok akan
mengganti bahan baku yang sudah dikirim dengan bahan baku lain yang
sesuai dengan keinginan perusahaan, akan tetapi kejadian ini jarang sekali
terjadi. Hal inilah yang memperkuat kepercayaan perusahaan terhadap
pemasok.
2. Pengendalian Proses Produksi
Kemacetan proses produksi sering terjadi diakibatkan mesin yang
mengalami kerusakan. Pencegahan kerusakan mesin dilakukan perusahaan
dengan melakukan perawatan mesin setiap hari Senin pagi dengan cara
membersihkan dan pengecekan mesin. Setiap setengah bulan sekali dilakukan
pelumasan mesin secara total, selain itu mesin juga dicek secara rutin
dilakukan oleh bagian teknisi yang merupakan tenaga profesional yang
dipekerjakan oleh perusahaan.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pengendalian Mutu Produk Jadi
Pengendalian produk jadi dilakukan oleh bagian sortir, yang dilakukan
sesaat setelah produk selesai diproses. Apabila terdapat produk rusak akan
segera diperbaiki sehingga produk sesuai dengan permintaan konsumen dan
dapat dipasarkan. Kualitas produk jadi dengan mempertimbangkan
permintaan konsumen. Setelah disortir produk jadi dibungkus dengan plastik
dan dipacking sehingga produk tidak kotor atau rusak.
I. Pemasaran
1. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran PT. Macanan Jaya Cemerlang adalah daerah Klaten
dan sekitarnya. Perusahaan menjual produk jadi terutama ke penerbit buku
karena PT. Macanan Jaya Cemerlang fokus utamanya adalah percetakan
daripada penerbitan. Konsumennya antara lain PT. Intan Pariwara, PT. Intan
Sejati, Intermedia, Pandukarya dan Graha Multigrafika. Konsumen
terbesarnya adalah PT. Intan Pariwara. Produk yang dijual ke PT. Intan
Pariwara dipasarkan ke seluruh Indonesia.
2. Harga
Dalam melakukan pembelian, harga merupakan hal yang paling
dipertimbangkan oleh konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus
mempertimbangkan secara matang dalam penentuan harga produknya.
Penentuan harga pada PT. Macanan Jaya Cemerlang merupakan harga standar
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang ditentukan oleh perusahaan sendiri. Harga pasar dan harga yang
ditentukan oleh pesaing hanya sebagai pembanding tetapi tidak
mempengaruhi penentuan harga jual produk jadi PT. Macanan Jaya
Cemerlang itu sendiri karena perusahaan yakin bahwa harga jual yang
ditetapkan sudah sesuai dengan kualitas produk yang dihasilkan.
Perusahaan juga memberikan potongan harga kepada pelanggan tetap.
Potongan harga yang diberikan sesuai dengan perjanjian yang ditetapkan
berdasarkan persetujuan pelanggan dengan perusahaan. Sering tidaknya
pelanggan memesan produk merupakan hal yang diperhatikan dalam
menentukan potongan harga yang diberikan.
3. Sistem Penjualan
Sistem penjualan pada PT. Macanan Jaya Cemerlang disesuaikan dengan
jumlah pesanan produk. Apabila jumlah pesanan dalam jumlah besar maka
perusahaan meminta uang muka terlebih dahulu sebesar 70% dari total harga
pesanan. Sisanya yaitu 30% diminta oleh perusahaan apabila produk sudah
selesai, dan dikirim ke konsumen. Tetapi apabila jumlah pesanan dalam
jumlah sedikit yaitu sekitar 500.000, maka perusahaan meminta pembayaran
secara tunai.
4. Saluran Distribusi dan Promosi
Untuk menyalurkan hasil produksinya, PT. Macanan Jaya Cemerlang
menggunakan saluran distribusi langsung, yaitu dari perusahaan ke konsumen.
Sedangkan dalam hal promosi, perusahan kurang melakukan kegiatan ini.
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam hal pemasaran, perusahaan masih mengandalkan pada hubungan yang
sudah ada dengan para pelanggannya. Kegiatan promosi yang dilakukan
perusahaan hanya dengan memberikan kalender kepada pelanggan dan
pemasok.
5. Persaingan
Persaingan yang dihadapi oleh perusahaan tidak terlalu ketat, karena
belum ada perusahaan yang memiliki kapasitas produksi yang melebihi
kapasitas produksi PT. Macanan Jaya Cemerlang. Beberapa perusahaan yang
dianggap sebagai pesaing antara lain: Pabelan dan Tiga Serangkai, sedangkan
penerbit dan percetakan lain yang ada di daerah klaten dianggap sebagai mitra
kerja dan bukan sebagai pesaing.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penulisan skripsi ini untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity
Based Costing System dalam pembebanan biaya Overhead pabrik untuk itu
diperlukan data-data yang relevan dengan topik tersebut. Data-data yang
dimaksud diuraikan sebagai berikut:
1. Data jumlah produksi buku
PT. Macanan Jaya Cemerlang pada tahun 2005 memiliki kapasitas normal
produksi sebanyak 300 judul buku dengan jumlah unit sebesar 23.000.000 dan
jumlah halaman seluruhnya sebanyak 2.944.000.000. Pada tabel V.1
memperlihatkan sampel produk buku tahun 2005
Tabel V.1
Sampel Produk yang dihasilkan
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005
Jenis Produk (sampel) Jumlah Halaman Jumlah Produk
Buku 1
Buku 2
Buku 3
Buku 4
Buku 5
Buku 6
192
96
150
190
110
168
21.000
21.000
21.000
21.000
21.000
21.000
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Buku 7
Buku 8
Buku 9
Buku 10
Buku11
Buku 12
Buku 13
Buku 14
Buku 15
192
160
162
256
176
112
224
240
152
16.000
16.000
16.000
21.000
21.000
21.000
21.000
21.000
21.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
2. Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan tahun 2005
Data biaya Overhead pabrik yang dianggarkan PT. Macanan Jaya Cemerlang
tahun 2005 dapat dilihat pada tabel V.2
Tabel V.2
BOP yang Dianggarkan
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005
(dalam rupiah)
KOMPONEN BOP TOTAL RUPIAH
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate
- Chemical
- Alkohol
- Developer Plate
- Fontaine
- Roll Air
- Roll Handuk
264.000.000
17.000.000
9.720.000
13.340.000
18.000.000
29.900.000
85.500.000
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Kawat
- Lem
- Benang jahit
listrik
Penyimpanan bahan baku
Upah tak langsung
Depresiasi mesin
Pemeliharaan mesin
Inspeksi
Penyimpanan produk jadi
Pemindahan bahan
Penerangan
PAM
Kesejahteraan
Perjalanan kerja
Asuransi Karyawan
Pemeliharaan kendaraan
Pemeliharaan bangunan
Pajak Bumi dan Bangunan
9.120.000
810.000.000
300.000
204.933.000
44.074.000
1.984.120.000
2.396.400.000
54.760.000
386.334.000
30.753.000
42.967.000
51.233.000
35.819.000
94.675.000
450.000
96.695.000
900.000
18.000.000
6.000.000
Total BOP 6.704.993.000
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
3. Data pemakaian cost driver tahun 2005
Pada tabel V.3 memperlihatkan pemakaian cost driver tahun 2005 dan
pemakaian oleh masing-masing sampel produk:
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V. 3 Jumlah Cost Driver yang Digunakan Oleh Setiap Produk
PT. Macanan Jaya Cemerlang Tahun 2005
Cost Driver BUKU Total 1 tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Pembelian Bahan Penolong: * Plate 24 12 19 24 14 21 24 20 21 32 22 14 28 30 19 5.280 lbr * Chemical 0,927 0,464 0,25 0,918 0,531 0,811 0,7 0,589 0,597 1,236 0,85 0,541 0,67 1,159 0,734 680 liter * Alkohol 1,109 0,554 0,866 1,097 0,635 0,97 0,836 0,704 0,713 1,478 1,016 0,647 0,8 1,386 0,878 810 liter * Developer Plate 0,315 0,157 0,246 0,311 0,18 0,275 0,237 0,12 0,202 0,419 0,288 0,183 0,227 0,393 0,249 230 liter * Fontaine 0,819 0,409 0,639 0,81 0,469 0,716 0,617 0,52 0,526 1,091 0,75 0,477 0,591 1,023 0,648 600 liter * Roll Air 0,629 0,315 0,49 0,622 0,36 0,55 0,474 0,4 0,404 0,839 0,577 0,367 0,454 0,786 0,498 460 unit * Roll Handuk 1,23 0,615 0,961 1,217 0,705 1,076 0,927 0,781 0,791 1,64 1,127 0,717 0,888 1,537 0,974 900 meter * Kawat 0,129 0,065 0,101 0,128 0,074 0,113 0,097 0,082 0,83 0,172 0,118 0,075 0,093 0,161 0,102 96 roll * Lem 41,086 0 32,099 40,658 0 35,95 30,978 26,086 26,413 54,781 37,662 0 29,673 51,358 32,526 30.000 kg * Benang Jahit 0 0,639 0 0 0,893 0 0 0 0 0 0 0,937 0 0 0 150 roll Jam Mesin 156,41 78,21 122,2 154,78 89,61 136,86 117,93 99,31 100,55 208,55 143,38 91,24 112,97 195,52 123,83 114.208 jam Frekuensi Penyimpanan 1 1 2 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 430 kali Jam Kerja 396,49 198,25 309,76 392,36 227,16 346,93 298,94 251,74 254,87 528,65 363,5 231,29 286,34 495,61 313,89 289.504 jam Jam Pemeliharaan 0,698 0,349 0,55 0,69 0,4 0,61 0,526 0,443 0,448 0,93 0,639 0,407 0,504 0,872 0,552 512 jam Jam Inspeksi 6,7 3,326 5,2 6,584 3,812 5,821 5,016 4,224 4,277 8,87 6,1 3,881 4,805 8,316 5,267 4.860 jam Frekuensi Pemindahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 300 kali Jam Tenaga Kerja Langsung 763,89 381,94 596,79 755,93 437,64 668,4 575,95 485,01 491,07 1018,5 700,23 445,6 551,7 954,86 604,74 557.760 jam
Luas Bangunan Pabrik 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 30.000 m 2
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pembebanan biaya
overhead pabrik yang dilakukan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang, Klaten. Dari
analisis ini diketahui bahwa pembebanan biaya overhead pabrik yang selama ini
dilakukan oleh perusahaan masih secara tradisional. Sedangkan analisis yang kedua
adalah untuk mengetahui kemungkinan penerapan Activity Based Costing System,
jika digunakan oleh perusahaan dalam pembebanan biaya overhead pabriknya,
kemudian dari kedua analisis tersebut akan digunakan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan yang signifikan di antara 2 (dua) sistem akuntansi biaya tersebut.
1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan (Tradisional)
Salah satu fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi
produksi, sedangkan dua fungsi pokok yang lain yakni fungsi administrasi
dan umum serta fungsi pemasaran. Sesuai dengan fungsi pokok tersebut,
maka biaya yang terjadi meliputi biaya-biaya produksi, biaya administrasi dan
umum serta biaya pemasaran. Dari ketiga biaya tersebut, unsur biaya produksi
merupakan biaya yang terbesar dari seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam kegiatannya. Biaya produksi pada PT. Macanan Jaya
Cemerlang dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja dan biaya overhead pabrik. Adapun ketiga elemen biaya produksi
tersebut akan membentuk harga pokok produk.
Dalam pembebanan biaya overhead pabrik, PT. Macanan Jaya
Cemerlang menggunakan tarif yang ditentukan di muka dengan dasar
pembebanan tarif overhead tunggal untuk semua produk. Dalam pembebanan
tarif overhead tunggal mengasumsikan bahwa semua biaya overhead hanya
dapat dijelaskan oleh satu cost driver. Cost driver yang digunakan oleh PT.
Macanan Jaya Cemerlang adalah satuan produksi.
PT. Macanan Jaya Cemerlang memiliki kapasitas normal produksi
buku satuan tahun sebesar 23.000.000 unit buku dengan jumlah halaman
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 2.944.000.000. Biaya overhead pabrik yang dianggarkan tahun
2005 sebesar Rp 6.704.993.000
Berdasarkan data yang ada maka tarif biaya overhead pabrik untuk
produk buku di PT. Macanan Jaya Cemerlang tahun 2005 adalah sebagai
berikut:
BOP yang Dianggarkan Tahun 2005 Tarif BOP/halaman buku =
Kapasitas Normal Produksi Satu Tahun 6.704.993.000
= 2.944.000.000 halaman
= Rp 2,278 / halaman
Setelah menghitung tarif biaya overhead pabrik dengan dasar satuan
produksi, yaitu total halaman maka biaya overhead pabrik dapat dihitung
untuk masing-masing produk. Perhitungan biaya overhead pabrik ke masing-
masing produk dapat dilihat pada tabel V.4
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.4
Perhitungan Bop Per Unit Menurut Sistem Tradisional
Untuk Setiap Sampel
Jumlah Tarif BOP BOP Per Unit
Produksi Total BOP
Halaman (Rp/Halaman) (Rp) (Unit) (Rp)
Jenis Buku
1 2 3 = 1 X 2 4 5 = 3 X 4 Buku1 192 2,278 437,376 21.000 9.184.896 Buku 2 96 2,278 218,688 21.000 4.592.448 Buku 3 150 2,278 341,7 21.000 7.175.700 Buku 4 190 2,278 432,82 21.000 9.089.220 Buku 5 110 2,278 250,58 21.000 5.262.180 Buku 6 168 2,278 382,704 21.000 8.036.784 Buku 7 192 2,278 437,376 16.000 6.998.016 Buku 8 162 2,278 369,036 16.000 5.904.576 Buku 9 160 2,278 364,48 16.000 5.831.680 Buku 10 256 2,278 583,168 21.000 12.246.528 Buku 11 176 2,278 400,928 21.000 8.419.488 Buku 12 112 2,278 255,136 21.000 5.357.856 Buku 13 224 2,278 510,272 21.000 10.715.712 Buku 14 240 2,278 546,72 21.000 11.481.120 Buku 15 152 2,278 346,256 21.000 7.271.376
Total 117.567.580
Pembebanan biaya overhead pabrik yang dilakukan oleh perusahaan
berdasarkan sistem tradisional. Pada tabel V.4 memperlihatkan bahwa
semakin banyak volume produksi buku maka pembebanan biaya overhead
pabrik per unit semakin besar dan semakin sedikit volume produksi maka
pembebanan biaya overhead pabrik per unit semakin kecil.
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik menggunakan Activity-Based
Costing System
Pembebanan biaya overhead pabrik dengan activity-based costing
system melalui dua tahap. Tahap pertama yaitu mengklasifikasikan berbagai
aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan biaya overhead pabrik
dikelompokkan dalam 4 kategori aktivitas. Kumpulan atau kelompok
aktivitas ini disebut cost pool. Setelah cost pool ditentukan maka langkah
berikutnya adalah mencari biaya atau cost driver dari setiap cost pool. Setelah
menentukan cost driver dari setiap cost pool maka langkah selanjutnya adalah
menentukan tarif kelompok cost pool rate. Tahap kedua merupakan tahap
pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk. Pada tahap ini ditentukan
jumlah aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk kemudian dikalikan
dengan cost pool rate aktivitas tersebut.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembebanan biaya overhead
pabrik ke produk adalah sebagai berikut:
a. Mengidentifikasikan aktivitas-aktivitas dalam perusahaan
Dalam pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan activity-
based costing system terlebih dahulu perusahaan harus mengetahui
aktivitas-aktivitas yang ada dalam perusahaannya. Aktivitas-aktivitas ini
digolongkan ke dalam 4 kategori aktivitas utama. Adapun penggolongan
yang dilakukan adalah sebagai berikut:
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Aktivitas berlevel unit:
- Pembelian bahan penolong
* Plate Rp 264.000.000
* Chemical Rp 17.000.000
* Alkohol Rp 9.720.000
* Developer Plate Rp 13.340.000
* Fontaine Rp 18.000.000
* Roll Air Rp 29.900.000
* Roll Handuk Rp 85.500.000
* Kawat Rp 9.120.000
* Lem Rp 810.000.000
* Benang Jahit Rp 300.000
- Listrik Rp 204.933.000
- Penyimpanan Bahan Baku Rp 44.074.000
- Upah Tak Langsung Rp 1.984.120.000
- Depresiasi Mesin Rp 2.396.400.000
- Pemeliharaan Mesin Rp 54.760.000
Rp 5.941.167.000
2. Aktivitas berlevel batch
- Inspeksi Rp 386.334.000
- Penyimpanan Produk Jadi Rp 30.753.000
Rp 417.087.000
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Aktivitas berlevel penopang produk
- Pemindahan Bahan Rp 42.967.000
4. Aktivitas berlevel fasilitas
- Penerangan Rp 51.233.000
- PAM Rp 35.819.000
- Kesejahteraan Rp 94.675.000
- Perjalanan Kerja Rp 450.000
- Asuransi Karyawan Rp 96.695.000
- Pemeliharaan Kendaraan Rp 900.000
- Pemeliharaan Bangunan Rp 18.000.000
- Pajak Bumi dan Bangunan Rp 6.000.000
Rp 303.772.000
b. Penentuan cost pool dan cost driver untuk setiap cost pool
Aktivitas-aktivitas yang sudah diidentifikasikan dalam langkah
pertama ditentukan cost pool dan sekaligus cost driver dari setiap cost
pool. Pada tabel V.5 diperlihatkan cost pool dan cost driver dari setiap
aktivitas.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.5
Cost Pool dan Cost Driver
AKTIVITAS COST POOL COST DRIVER Pembelian Bahan
Penolong: - Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
Pembelian Bahan Penolong:
- Plate - Chemical - Alkohol - Developer Plate - Fontaine - Roll Air - Roll Handuk - Kawat - Lem - Benang jahit listrik Penyimpanan bahan baku Upah tak langsung Depresiasi mesin Pemeliharaan mesin Inspeksi Penyimpanan produk jadi Pemindahan bahan Penerangan PAM Kesejahteraan Perjalanan kerja Asuransi Karyawan Pemeliharaan kendaraan Pemeliharaan bangunan Pajak Bumi dan Bangunan
- Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian - Jumlah Pemakaian
Jam Mesin Frekuensi penyimpanan Jam Kerja Jam Mesin Jam Perawatan Jam Inspeksi Frekuensi Penyimpanan Frekuensi Pemindahan Jam Mesin JTKL JTKL JTKL JTKL Jam Pemeliharaan Jam Pemeliharaan Luas Bangunan Pabrik
Selanjutnya untuk dapat melakukan langkah ke 3, yaitu menentukan
cost pool rate maka diperlukan data-data mengenai jumlah pemakaian
setiap cost driver untuk setiap produk. Pada tabel V.6 diperlihatkan total
pemakaian bahan penolong selama tahun 2005 dan pada tabel V.7
memperlihatkan jumlah pemakaian bahan penolong untuk setiap produk.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.6
Total Pemakaian Bahan Penolong Selama Tahun 2005
PT. Macanan Jaya Cemerlang
NAMA BAHAN
PENOLONG
TOTAL
PEMAKAIAN
- Plate
- Chemical
- Alkohol
- Developer Plate
- Fontaine
- Roll Air
- Roll Handuk
- Kawat
- Lem
- Benang jahit
5.280 lembar
680 liter
810 liter
230 liter
600 liter
460 unit
900 meter
96 rol
30.000 kg
150 rol
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.7 Jumlah Pemakaian Bahan Penolong Untuk Setiap Produk
Jenis Produk
Plate
(lembar)
Chemical
(liter)
Alkohol
(liter)
Developer Plate (liter)
Fontaine
(liter)
Roll Air
(unit)
Roll Handuk(meter)
Kawat
(roll)
Lem
(Kg)
Benang Jahit (roll)
Buku 1 24 0,927 1,109 0,315 0,819 0,629 1,23 0,129 41,086 0
Buku 2 12 0,464 0,554 0,157 0,409 0,315 0,615 0,065 0 0,639
Buku 3 19 0,25 0,866 0,246 0,639 0,49 0,961 0,101 32,099 0
Buku 4 24 0,918 1,097 0,311 0,81 0,622 1,217 0,128 40,658 0
Buku 5 14 0,531 0,635 0,18 0,469 0,36 0,705 0,074 0 0,893
Buku 6 21 0,811 0,97 0,275 0,716 0,55 1,076 0,113 35,95 0
Buku 7 24 0,7 0,836 0,237 0,617 0,474 0,927 0,097 30,978 0
Buku 8 20 0589 0,704 0,12 0,52 0,4 0,781 0,082 26,086 0
Buku 9 21 0,597 0,713 0,202 0,526 0,404 0,791 0,83 26,413 0
Buku 10 32 1,236 1,478 0,419 1,091 0,839 1,64 0,172 54,781 0
Buku 11 22 0,85 1,016 0,288 0,75 0,677 1,127 0,118 37,662 0
Buku 12 14 0,541 0,647 0,183 0,477 0,367 0,717 0,075 0 0,937
Buku 13 28 0,67 0,8 0,227 0,591 0,454 0,888 0,093 29,673 0
Buku 14 30 1,159 1,386 0,393 1,023 0,786 1,537 0,161 51,358 0
Buku 15 19 0,734 0,878 0,249 0,648 0,498 0,974 0,102 32,526 0
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah jam mesin yang dikonsumsi oleh masing-masing produk dapat
dilihat pada tabel V.8. Total jam mesin yang digunakan selama tahun
2005 sebanyak 114.208 jam
Tabel V.8
Konsumsi Jam Mesin Setiap Produk
Jenis Produk Jam Mesin
Buku 1 156,41
Buku 2 78,21
Buku 3 122,2
Buku 4 154,78
Buku 5 89,61
Buku 6 136,86
Buku 7 117,93
Buku 8 99,31
Buku 9 100,55
Buku 10 208,55
Buku 11 143,38
Buku 12 91,24
Buku 13 112,97
Buku 14 195,52
Buku 15 123,83
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang menyimpan buku
yang sudah diproduksi sebanyak 430 kali. Frekuensi penyimpanan buku
yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.9.
Tabel V.9
Frekuensi Penyimpanan Setiap Produk
Jenis Produk Jumlah Penyimpanan
(kali)
Buku 1 1
Buku 2 1
Buku 3 2
Buku 4 2
Buku 5 1
Buku 6 2
Buku 7 2
Buku 8 1
Buku 9 2
Buku 10 1
Buku 11 1
Buku 12 2
Buku 13 2
Buku 14 1
Buku 15 1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jumlah jam kerja yang digunakan selama tahun 2005 sebanyak
289.504 jam. Data mengenai jam kerja yang digunakan oleh masing-
masing produk dapat dilihat pada tabel V.10
Tabel V.10
Konsumsi Jam Kerja Setiap Produk
Jenis Produk Jam Kerja
(jam)
Buku 1 396,49
Buku 2 198,25
Buku 3 309,76
Buku 4 392,36
Buku 5 227,16
Buku 6 346,93
Buku 7 298,94
Buku 8 251,74
Buku 9 254,87
Buku 10 528,65
Buku 11 363,5
Buku 12 231,29
Buku 13 286,34
Buku 14 495,61
Buku 15 313,89
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada tabel V.11 diperlihatkan besarnya jam pemeliharaan untuk
masing-masing produk. Banyaknya jam pemeliharaan yang dikonsumsi
selama tahun 2005 sebesar 512 jam.
Tabel V.11
Jam Pemeliharaan Setiap Produk
Jenis Produk Jam Pemeliharaan
Buku 1 0,698
Buku 2 0,349
Buku 3 0,55
Buku 4 0,69
Buku 5 0,4
Buku 6 0,61
Buku 7 0,526
Buku 8 0,443
Buku 9 0,448
Buku 10 0,93
Buku 11 0,639
Buku 12 0,407
Buku 13 0,504
Buku 14 0,872
Buku 15 0,552
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jam inspeksi yang digunakan oleh PT. Macanan Jaya Cemerlang
selama tahun 2005 sebanyak 4.860 jam. Pada tabel V.12 memperlihatkan
jumlah pemakaian jam inspeksi untuk masing-masing sampel.
Tabel V.12
Konsumsi Jam Inspeksi Setiap Produk
Jenis Produk Jumlah Waktu Inspeksi
Buku 1 6,7
Buku 2 3,326
Buku 3 5,2
Buku 4 6,584
Buku 5 3,812
Buku 6 5,821
Buku 7 5,016
Buku 8 4,224
Buku 9 4,277
Buku 10 8,87
Buku 11 6,1
Buku 12 3,881
Buku 13 4,805
Buku 14 8,316
Buku 15 5,267
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam satu tahun PT. Macanan Jaya Cemerlang memindahan buku
yang sudah diproduksi sebanyak 300 kali. Frekuensi pemindahan buku
yang dijadikan sampel dalam penulisan ini dapat dilihat pada tabel V.13.
Tabel V.13
Frekuensi Pemindahan Setiap Produk
Jenis Produk Frekuensi Pemindahan
(kali)
Buku 1 1
Buku 2 1
Buku 3 1
Buku 4 1
Buku 5 1
Buku 6 1
Buku 7 1
Buku 8 1
Buku 9 1
Buku 10 1
Buku 11 1
Buku 12 1
Buku 13 1
Buku 14 1
Buku 15 1
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jam tenaga kerja langsung (JTKL) selama tahun 2005 sebanyak 557.760
jam. Pada tabel V.14 diperlihatkan JTKL yang digunakan oleh buku 1
sampai dengan buku 15.
Tabel V.14
Konsumsi Jam Tenaga Kerja Langsung Setiap Produk
Jenis Produk JTKL
Buku 1 763,89
Buku 2 381,94
Buku 3 596,79
Buku 4 755,93
Buku 5 437,64
Buku 6 668,4
Buku 7 575,95
Buku 8 485,01
Buku 9 491,07
Buku 10 1018,5
Buku 11 700,23
Buku 12 445,6
Buku 13 551,7
Buku 14 954,86
Buku 15 604,74
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Biaya yang timbul akibat penggunaan bangunan pabrik dan segala
fasilitasnya dialokasikan ke masing-masing produk dengan proporsi yang
sama. Adapun luas bangunan pabrik adalah 14.000 m 2 .
Tabel V.15
Frekuensi Pesanan Setiap Produk
Jenis Produk Luas Bangunan Pabrik
(m 2 )
Buku 1 100
Buku 2 100
Buku 3 100
Buku 4 100
Buku 5 100
Buku 6 100
Buku 7 100
Buku 8 100
Buku 9 100
Buku 10 100
Buku 11 100
Buku 12 100
Buku 13 100
Buku 14 100
Buku 15 100
Sumber: PT. Macanan Jaya Cemerlang
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Penentuan Cost Pool Rate
Cost pool rate diperoleh dengan membagi biaya dari setiap aktivitas
dengan total cost driver yang dikonsumsi oleh masing-masing aktivitas.
Pada tabel V.15 memperlihatkan cost pool rate dari setiap aktivitas
Tabel V.16
Cost Pool Rate Setiap Aktivitas
Keterangan Biaya
(Rp)
(1)
Cost Driver
(2)
Tarif
(Rp)
(3) = (1) : (2)
Kelompok Aktivitas
Berlevel Unit:
- Pembelian Bahan
Penolong:
* Plate 264.000.000 5280 lembar 50.000
* Chemical 17.000.000 680 liter 25.000
* Alkohol 9.720.000 810 liter 12.000
* Developer Plate 13.340.000 230 liter 58.000
* Fontaine 18.000.000 600 liter 30.000
* Roll Air 29.900.000 460 unit 65.000
* Roll Handuk 85.500.000 900 meter 95.000
* Kawat 9.120.000 96 roll 95.000
* Lem 810.000.000 30.000 kg 27.000
* Benang Jahit 300.000 150 roll 2.000
- Listrik 204.933.000 114.208 jam 1.794,38
- Penyimpanan Bahan
Baku 44.074.000
430 kali
102.497,67
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
- Upah Tak Langsung 1.984.120.000 289.504 jam 6.853,52
- Depresiasi Mesin 2.396.400.000 114.208 jam 20.982,77
- Pemeliharaan Mesin 54.760.000 512 jam 106.953,13
Kelompok Aktivitas
berlevel Batch:
- Inspeksi 386.334.000 4.860 jam 79.492,59
- Penyimpanan produk
jadi 30.753.000
430 kali
71.518,61
Kelompok Aktivitas
berlevel Penopang
Produk:
- Pemindahan Bahan 42.967.000 300 kali 143.223,33
Kelompok Aktivitas
berlevel Fasilitas:
Penerangan 51.233.000 114.208 jam 448,59
PAM 35.819.000 557.760 jam 64,22
Kesejahteraan 94.675.000 557.760 jam 169,74
Perjalanan kerja 450.000 557.760 jam 0,81
Asuransi Karyawan 96.695.000 557.760 jam 173,36
Pemeliharaan
Kendaraan 900.000
512 jam
1.757,81
Pemeliharaan
Bangunan 18.000.000
512 jam
35.156,25
Pajak Bumi dan
Bangunan 6.000.000
30.000 m 2
200
Sumber: Diolah Dari Data Sekunder
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Penentuan Biaya Overhead Pabrik Per Unit Untuk Setiap Produk
Prosedur tahap kedua dalam penentuan biaya overhead pabrik per unit
menurut activity-based costing system adalah penentuan biaya overhead
pabrik per unit untuk setiap produk. Langkah pertama yang dilakukan adalah
menghitung biaya overhead pabrik total dari setiap produk. Biaya overhead
pabrik total untuk setiap produk diperoleh dengan cara mengalikan jumlah
aktivitas yang diserap oleh masing-masing produk yang dinyatakan dalam
unit-unit cost driver dengan cost pool rate. Selanjutnya biaya overhead pabrik
total dari setiap produk dibagi dengan jumlah unit produk yang diproduksi.
Perhitungan biaya overhead pabrik total dan biaya overhead pabrik per unit
dari masing-masing produk dapat dilihat pada tabel V.17 sampai dengan tabel
V.31.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.17
Perhitungan BOP per Unit buku 1
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 24 50.000 1.200.000 57,14- Chemical 0,927 25.000 23.175 1,10- Alkohol 1,109 12.000 13.308 0,63- Developer Plate 0,315 58.000 18.270 0,87- Fontaine 0,819 30.000 24.570 1,17- Roll Air 0,629 65.000 40.885 1,95- Roll Handuk 1,23 95.000 116.850 5,56- Kawat 0,129 95.000 12.255 0,58- Lem 41,086 27.000 1.109.322 52,83- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 156,41 1.794,38 280.658,98 13,37Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 396,49 6.853,52 2.717.352,15 129,4Depresiasi mesin 156,41 20.982,77 3.281.915,06 156,28Pemeliharaan mesin 0,698 106.953,13 74.653,29 3,56Inspeksi 6,7 79.492,59 532.600,35 25,36Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 156,41 448,59 70.163,96 3,34PAM 763,89 64,22 49.057,02 2,34Kesejahteraan 763,89 169,74 129.662,69 6,17Perjalanan kerja 763,89 0,81 618,75 0,03Asuransi Karyawan 763,89 173,36 132.427,97 6,31Pemeliharaan kendaraan 0,698 1.757,81 1.226,95 0,06Pemeliharaan bangunan 0,698 35.156,25 24.539,06 1,17Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 10.190.750,84 485,27
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.18
Perhitungan BOP per Unit buku 2
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 12 50.000 600.000 28,57- Chemical 0,464 25.000 11.600 0,55- Alkohol 0,554 12.000 6.648 0,32- Developer Plate 0,157 58.000 9.106 0,43- Fontaine 0,409 30.000 12.270 0,58- Roll Air 0,315 65.000 20.475 0,98- Roll Handuk 0,615 95.000 58.425 2,78- Kawat 0,065 95.000 6.175 0,29- Lem 0 27.000 0 0- Benang jahit 0,639 2.000 1.278 0,06listrik 78,21 1.794,38 140.338,46 6,68Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 198,25 6.853,52 1.358.710,34 64,7Depresiasi mesin 78,21 20.982,77 1.641.062,44 78,15Pemeliharaan mesin 0,349 106.953,13 37.326,64 1,78Inspeksi 3,326 79.492,59 264.392,35 12,59Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 78,21 448,59 35.084,22 1,67PAM 381,94 64,22 24.528,19 1,17Kesejahteraan 381,94 169,74 64.830,5 3,09Perjalanan kerja 381,94 0,81 309,37 0,02Asuransi Karyawan 381,94 173,36 66.213,12 3,15Pemeliharaan kendaraan 0,349 1.757,81 613,48 0,03Pemeliharaan bangunan 0,349 35.156,25 12.269,53 0,58Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 4.708.895,25 224,23
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.19 Perhitungan BOP per Unit buku 3
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 19 50.000 950.000 45,24- Chemical 0,25 25.000 6.250 0,3- Alkohol 0,866 12.000 10.392 0,5- Developer Plate 0,246 58.000 14.268 0,68- Fontaine 0,639 30.000 19.170 0,91- Roll Air 0,49 65.000 31.850 1,52- Roll Handuk 0,961 95.000 91.295 4,35- Kawat 0,101 95.000 9.595 0,46- Lem 32,099 27.000 866.673 41,27- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 122,2 1794,38 219.273,24 10,44Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 9,76Upah tak langsung 309,76 6853,52 2.122.946,36 101,09Depresiasi mesin 122,2 20982,77 2.564.094,49 122,1Pemeliharaan mesin 0,55 106953,13 58.824,22 2,8Inspeksi 5,2 79492,59 413.361,47 19,68Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 6,81Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82Penerangan 122,2 448,59 54.817,7 2,61PAM 596,79 64,22 38.325,85 1,83Kesejahteraan 596,79 169,74 101.299,14 4,82Perjalanan kerja 596,79 0,81 483,4 0,02Asuransi Karyawan 596,79 173,36 103.459,51 4,93Pemeliharaan kendaraan 0,55 1757,81 966,8 0,05Pemeliharaan bangunan 0,55 35156,25 19.335,94 0,92Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 8.207.937,01 390,86
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.20 Perhitungan BOP per Unit buku 4
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 24 50.000 1.200.000 57,14- Chemical 0,918 25.000 22.950 1,09- Alkohol 1,097 12.000 13.164 0,63- Developer Plate 0,311 58.000 18.038 0,86- Fontaine 0,81 30.000 24.300 1,16- Roll Air 0,622 65.000 40.430 1,93- Roll Handuk 1,217 95.000 115.615 5,51- Kawat 0,128 95.000 12.160 0,6- Lem 40,658 27.000 1.097.766 52,28- Benang jahit 0 2.000,00 0 0listrik 154,78 1794,38 277.734,14 13,23Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 9,76Upah tak langsung 392,36 6853,52 2.689.047,11 128,05Depresiasi mesin 154,78 20982,77 3.247.713,14 154,65Pemeliharaan mesin 0,69 106953,13 73.797,66 3,51Inspeksi 6,584 79492,59 523.379,21 24,92Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 6,81Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82Penerangan 154,78 448,59 69.432,76 3,31PAM 755,93 64,22 48.545,83 2,31Kesejahteraan 755,93 169,74 128.311,56 6,11Perjalanan kerja 755,93 0,81 612,3 0,03Asuransi Karyawan 755,93 173,36 131.048,03 6,24Pemeliharaan kendaraan 0,69 1757,81 1.212,89 0,06Pemeliharaan bangunan 0,69 35156,25 24.257,81 1,16Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 10.270.771,33 489,08
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.21 Perhitungan BOP per Unit buku 5
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 14 50.000 700.000 33,33- Chemical 0,531 25.000 13.275 0,63- Alkohol 0,635 12.000 7.620 0,363- Developer Plate 0,18 58.000 10.440 0,5- Fontaine 0,469 30.000 14.070 0,67- Roll Air 0,36 65.000 23.400 1,11- Roll Handuk 0,705 95.000 66.975 3,2- Kawat 0,074 95.000 7.030 0,34- Lem 0 27.000 0 0- Benang jahit 0,893 2.000 1.786 0,09listrik 89,61 1794,38 160.794,39 7,66Penyimpanan bahan baku 1 102497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 227,16 6853,52 1.556.845,6 74,14Depresiasi mesin 89,61 20982,77 1.880.266,02 89,54Pemeliharaan mesin 0,4 106953,13 42.781,25 2,04Inspeksi 3,812 79492,59 303.025,75 14,43Penyimpanan produk jadi 1 71518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82Penerangan 89,61 448,59 40.198,15 1,91PAM 437,64 64,22 28.105,24 1,34Kesejahteraan 437,64 169,74 742.85,014 3,54Perjalanan kerja 437,64 0,81 354,49 0,02Asuransi Karyawan 437,64 173,36 75.869,27 3,61Pemeliharaan kendaraan 0,4 1757,81 703,12 0,03Pemeliharaan bangunan 0,4 35156,25 14.062,5 0,67Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 5.359.126,42 255,2
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.22 Perhitungan BOP per Unit buku 6
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 21 50.000 1.050.000 50- Chemical 0,811 25.000 20.275 0,97- Alkohol 0,97 12.000 11.640 0,55- Developer Plate 0,275 58.000 15.950 0,76- Fontaine 0,716 30.000 21.480 1,02- Roll Air 0,55 65.000 35.750 1,7- Roll Handuk 1,076 95.000 102.220 4,87- Kawat 0,113 95.000 10.735 0,51- Lem 35,95 27.000 970.650 46,22- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 136,86 1.794,38 245.578,85 11,69Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76Upah tak langsung 346,93 6.853,52 2.377.691,69 113,22Depresiasi mesin 136,86 20.982,77 2.871.701,9 136,75Pemeliharaan mesin 0,61 106.953,13 65.241,41 3,11Inspeksi 5,821 79.492,59 462.726,37 22,04Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 136,86 448,59 61.394,03 2,92PAM 668,4 64,22 42.924,65 2,04Kesejahteraan 668,4 169,74 113.454,22 5,4Perjalanan kerja 668,4 0,81 541,4 0,03Asuransi Karyawan 668,4 173,36 115.873,82 5,52Pemeliharaan kendaraan 0,61 1.757,81 1.072,26 0,05Pemeliharaan bangunan 0,61 35.156,25 21.445,31 1,02Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 9.129.601,8 434,74
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.23 Perhitungan BOP per Unit buku 7
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 24 50.000 1.200.000 75- Chemical 0,7 25.000 17.500 1,09- Alkohol 0,836 12.000 10.032 0,63- Developer Plate 0,237 58.000 13.746 0,86- Fontaine 0,617 30.000 18.510 1,16- Roll Air 0,474 65.000 30.810 1,93- Roll Handuk 0,927 95.000 88.065 5,5- Kawat 0,097 95.000 9.215 0,58- Lem 30,978 27.000 836.406 52,28- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 117,93 1794,38 211.611,23 13,23Penyimpanan bahan baku 2 102497,67 204.995,34 12,81Upah tak langsung 298,94 6853,52 2.048.791,27 128,05Depresiasi mesin 117,93 20982,77 2.474.498,07 154,66Pemeliharaan mesin 0,526 106953,13 56.257,35 3,52Inspeksi 5,016 79492,59 398.734,83 24,92Penyimpanan produk jadi 2 71518,61 143.037,22 8,94Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 8,95Penerangan 117,93 448,59 52.902,22 3,31PAM 575,95 64,22 36.987,51 2,31Kesejahteraan 575,95 169,74 97.761,75 6,11Perjalanan kerja 575,95 0,81 466,52 0,03Asuransi Karyawan 575,95 173,36 99.846,69 6,24Pemeliharaan kendaraan 0,526 1757,81 924,61 0,06Pemeliharaan bangunan 0,526 35156,25 18.492,19 1,16Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25 Total 8.232.814,12 514,55
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.24 Perhitungan BOP per Unit buku 8
Dengan ABC System BOP Jumlah Aktivitas Tarif Penentuan BOP
Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 20 50.000 1.000.000 62,5- Chemical 0,589 25.000 14.725 0,92- Alkohol 0,704 12.000 8.448 0,53- Developer Plate 0,12 58.000 6.960 0,44- Fontaine 0,52 30.000 15.600 0,98- Roll Air 0,4 65.000 26.000 1,63- Roll Handuk 0,781 95.000 74.195 4,64- Kawat 0,082 95.000 7.790 0,49- Lem 26,086 27.000 704.322 44,02- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 99,31 1.794,38 178.199,88 11,14Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 6,41Upah tak langsung 251,74 6.853,52 1.725.305,13 107,83Depresiasi mesin 99,31 20.982,77 2.083.798,89 130,24Pemeliharaan mesin 0,443 106.953,13 47.380,24 2,96Inspeksi 4,224 79.492,59 335.776,7 21Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 4,47Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 8,95Penerangan 99,31 448,59 44.549,47 2,78PAM 485,01 64,22 31.147,34 1,95Kesejahteraan 485,01 169,74 82.325,6 5,15Perjalanan kerja 485,01 0,81 392,86 0,03Asuransi Karyawan 485,01 173,36 84.081,33 5,26Pemeliharaan kendaraan 0,443 1.757,81 778,71 0,05Pemeliharaan bangunan 0,443 35.156,25 15.574,22 0,97Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25 Total 6.824.589,97 426,54
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.25 Perhitungan BOP per Unit buku 9
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 16.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 21 50.000 1.050.000 65,63- Chemical 0,597 25.000 14.925 0,93- Alkohol 0,713 12.000 8.556 0,54- Developer Plate 0,202 58.000 11.716 0,73- Fontaine 0,526 30.000 15.780 0,99- Roll Air 0,404 65.000 26.260 1,64- Roll Handuk 0,791 95.000 75.145 4,7- Kawat 0,83 95.000 78.850 4,93- Lem 26,413 27.000 713.151 44,57- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 100,55 1.794,38 180.424,91 11,28Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 12,81Upah tak langsung 254,87 6.853,52 1.746.756,64 109,17Depresiasi mesin 100,55 20.982,77 2.109.817,52 131,86Pemeliharaan mesin 0,448 106.953,13 47.915 3Inspeksi 4,277 79.492,59 339.989,81 21,25Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 8,94Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 8,95Penerangan 100,55 448,59 45.105,73 2,82PAM 491,07 64,22 31.536,52 1,97Kesejahteraan 491,07 169,74 83.354,22 5,21Perjalanan kerja 491,07 0,81 397,77 0,03Asuransi Karyawan 491,07 173,36 85.131,9 5,32Pemeliharaan kendaraan 0,448 1.757,81 787,5 0,05Pemeliharaan bangunan 0,448 35.156,25 15.750 0,98Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 1,25 Total 7.192.606,4 449,54
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.26 Perhitungan BOP per Unit buku 10
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 32 50.000 1.600.000 76,19- Chemical 1,236 25.000 30.900 1,47- Alkohol 1,478 12.000 17.736 0,85- Developer Plate 0,419 58.000 24.302 1,16- Fontaine 1,091 30.000 32.730 1,56- Roll Air 0,839 65.000 54.535 2,6- Roll Handuk 1,64 95.000 155.800 7,42- Kawat 0,172 95.000 16.340 0,78- Lem 54,781 27.000 1.479.087 70,43- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 208,55 1794,38 374.217,95 17,82Penyimpanan bahan baku 1 102497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 528,65 6853,52 362.113,35 172,53Depresiasi mesin 208,55 20982,77 4.375.956,68 208,38Pemeliharaan mesin 0,93 106953,13 99.466,41 4,74Inspeksi 8,87 79492,59 705.099,27 33,58Penyimpanan produk jadi 1 71518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143223,33 143.223,33 6,82Penerangan 208,55 448,59 93.553,45 4,45PAM 1018,5 64,22 65.408,07 3,11Kesejahteraan 1018,5 169,74 172.880,19 8,23Perjalanan kerja 1018,5 0,81 824,99 0,04Asuransi Karyawan 1018,5 173,36 176.567,16 8,41Pemeliharaan kendaraan 0,93 1757,81 1.634,76 0,08Pemeliharaan bangunan 0,93 35156,25 32.695,31 1,56Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 13.470.087,2 641,43
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.27 Perhitungan BOP per Unit buku 11
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 22 50.000 1.100.000 52,38- Chemical 0,85 25.000 21.250 1,01- Alkohol 1,016 12.000 12.192 0,58- Developer Plate 0,288 58.000 16.704 0,8- Fontaine 0,75 30.000 22.500 1,07- Roll Air 0,577 65.000 37.505 1,79- Roll Handuk 1,127 95.000 107.065 5,1- Kawat 0,118 95.000 11.210 0,53- Lem 37,662 27.000 1.016.874 48,42- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 143,38 1.794,38 257.278,2 12,25Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 363,5 6.853,52 2.491.254,52 118,63Depresiasi mesin 143,38 20.982,77 3.008.509,56 143,26Pemeliharaan mesin 0,639 106.953,13 68.343,05 3,25Inspeksi 6,1 79.492,59 484.904,8 23,09Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 143,38 448,59 64.318,83 3,06PAM 700,23 64,22 44.968,77 2,14Kesejahteraan 700,23 169,74 118.857,04 5,66Perjalanan kerja 700,23 0,81 567,19 0,03Asuransi Karyawan 700,23 173,36 121.391,87 5,78Pemeliharaan kendaraan 0,639 1.757,81 1.123,24 0,05Pemeliharaan bangunan 0,639 35.156,25 22.464,84 1,07Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 9.366.521,54 446,02
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.28 Perhitungan BOP per Unit buku 12
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 14 50.000 700.000 33,33- Chemical 0,541 25.000 13.525 0,64- Alkohol 0,647 12.000 7.764 0,37- Developer Plate 0,183 58.000 10.614 0,51- Fontaine 0,477 30.000 14.310 0,68- Roll Air 0,367 65.000 23.855 1,14- Roll Handuk 0,717 95.000 68.115 3,24- Kawat 0,075 95.000 7.125 0,34- Lem 0 27.000 0 0- Benang jahit 0,937 2.000 1.874 0,09listrik 91,24 1.794,38 163.719,23 7,79Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76Upah tak langsung 231,29 6.853,52 1.585.150,64 75,48Depresiasi mesin 91,24 20.982,77 1.914.467,94 91,17Pemeliharaan mesin 0,407 106.953,13 43.529,92 2,07Inspeksi 3,881 79.492,59 308.510,74 14,69Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 91,24 448,59 40.929,35 1,95PAM 445,6 64,22 28.616,43 1,36Kesejahteraan 445,6 169,74 75.636,14 3,6Perjalanan kerja 445,6 0,81 360,94 0,02Asuransi Karyawan 445,6 173,36 77.249,22 3,68Pemeliharaan kendaraan 0,407 1.757,81 715,43 0,03Pemeliharaan bangunan 0,407 35.156,25 14.308,59 0,68Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 5.611.632,47 267,22
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.29 Perhitungan BOP per Unit buku 13
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 28 50.000 1.400.000 66, 67- Chemical 0,67 25.000 16.750 0,8- Alkohol 0,8 12.000 9.600 0,46- Developer Plate 0,227 58.000 13.166 0,63- Fontaine 0,591 30.000 17.730 0,84- Roll Air 0,454 65.000 29.510 1,41- Roll Handuk 0,888 95.000 84.360 4,02- Kawat 0,093 95.000 8.835 0,42- Lem 29,673 27.000 801.171 38,15- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 112,97 1.794,38 202.711,11 9,66Penyimpanan bahan baku 2 102.497,67 204.995,34 9,76Upah tak langsung 286,34 6.853,52 1.962.436,92 93,45Depresiasi mesin 112,97 20.982,77 2.370.423,53 112,88Pemeliharaan mesin 0,504 106.953,13 53.904,38 2,57Inspeksi 4,805 79.492,59 381.961,9 18,19Penyimpanan produk jadi 2 71.518,61 143.037,22 6,81Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 112,97 448,59 50.677,21 2,41PAM 551,7 64,22 35.430,17 1,69Kesejahteraan 551,7 169,74 93.645,56 4,46Perjalanan kerja 551,7 0,81 446,88 0,02Asuransi Karyawan 551,7 173,36 95.642,71 4,55Pemeliharaan kendaraan 0,504 1.757,81 885,94 0,04Pemeliharaan bangunan 0,504 35.156,25 17.718,75 0,84Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 8.158.262,93 388,49
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.30 Perhitungan BOP per Unit buku 14
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 30 50.000 1.500.000 71,43- Chemical 1,159 25.000 28.975 1,38- Alkohol 1,386 12.000 16.632 0,79- Developer Plate 0,393 58.000 22.794 1,09- Fontaine 1,023 30.000 30.690 1,46- Roll Air 0,786 65.000 51.090 2,43- Roll Handuk 1,537 95.000 146.015 6,95- Kawat 0,161 95.000 15.295 0,73- Lem 51,358 27.000 1.386.666 66,03- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 195,52 1.794,38 350.837,18 16,71Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 495,61 6.853,52 3.396.673,05 161,75Depresiasi mesin 195,52 20.982,77 4.102.551,19 195,36Pemeliharaan mesin 0,872 106.953,13 93.263,13 4,44Inspeksi 8,316 79.492,59 661.060,38 31,48Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 195,52 448,59 87.708,32 4,18PAM 954,86 64,22 61.321,11 2,92Kesejahteraan 954,86 169,74 162.077,94 7,72Perjalanan kerja 954,86 0,81 773,44 0,04Asuransi Karyawan 954,86 173,36 165.534,53 7,88Pemeliharaan kendaraan 0,872 1.757,81 1.532,81 0,07Pemeliharaan bangunan 0,872 35.156,25 30.656,25 1,46Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 12.649.385,92 602,35
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.31 Perhitungan BOP per Unit buku 15
Dengan ABC System
BOP Jumlah
Aktivitas Tarif Penentuan BOP Yang Diserap BOP Total (Rp) Per Unit (Rp) 1 2 3 = 1 X 2 4 = 3 : 21.000
Pembelian Bahan Penolong: - Plate 19 50.000 950.000 45,24- Chemical 0,734 25.000 18.350 0,87- Alkohol 0,878 12.000 10.536 0,5- Developer Plate 0,249 58.000 14.442 0,69- Fontaine 0,648 30.000 19.440 0,93- Roll Air 0,498 65.000 32.370 1,54- Roll Handuk 0,974 95.000 92.530 4,41- Kawat 0,102 95.000 9.690 0,46- Lem 32,526 27.000 878.202 41,82- Benang jahit 0 2.000 0 0listrik 123,83 1.794,38 222.198,08 10,58Penyimpanan bahan baku 1 102.497,67 102.497,67 4,88Upah tak langsung 313,89 6.853,52 2.151.251,39 102,44Depresiasi mesin 123,83 20.982,77 2.598.296,41 123,73Pemeliharaan mesin 0,552 106.953,13 59.038,13 2,81Inspeksi 5,267 79.492,59 418.687,47 19,94Penyimpanan produk jadi 1 71.518,61 71.518,61 3,41Pemindahan bahan 1 143.223,33 143.223,33 6,82Penerangan 123,83 448,59 55.548,9 2,65PAM 604,74 64,22 38.836,4 1,85Kesejahteraan 604,74 169,74 102.648,57 4,89Perjalanan kerja 604,74 0,81 489,84 0,02Asuransi Karyawan 604,74 173,36 104.837,73 4,99Pemeliharaan kendaraan 0,552 1.757,81 970,31 0,05Pemeliharaan bangunan 0,552 35.156,25 19.406,25 0,92Pajak Bumi dan Bangunan 100 200 20.000 0,95 Total 8.135.009,08 387,38
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Perbedaan antara BOP yang dihitung Perusahaan Dengan BOP yang
Dihitung Dengan ABC System
Dari kedua cara pembebanan biaya overhead pabrik di atas dapat
disimpulkan bahwa prosedur pembebanan biaya overhead pabrik yang
diterapkan oleh perusahaan selama ini sudah sesuai dengan teori, yaitu
menggunakan metode satuan produk yang dihasilkan. Namun pembebanan
dengan metode ini masih terdapat kelemahan. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya penggunaan angka penyetaraan terhadap produk jadi yang
berhubungan erat dengan penggunaan jam mesin sebagai satu satuan basis
untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ke produk.
Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi harga pokok
produk, karena tidak semua aktivitas yang terjadi dalam rangka pembebanan
biaya overhead pabrik berhubungan dengan jam mesin. Aktivitas-aktivitas
yang tidak berhubungan dengan jam mesin misalnya: penyimpanan produk,
pemindahan produk, kesehatan, perjalanan kerja, asuransi karyawan dan
pajak bumi dan bangunan.
Berdasarkan hasil analisis perhitungan (1 dan 2), dapat dilakukan
perbandingan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit berdasarkan
sistem akuntansi tradisional dengan pembebanan biaya overhead pabrik per
unit berdasarkan ABC System akan terlihat selisih, seperti tercantum pada
tabel V.32
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel V.32
Persentase Perbedaan Antara BOP Per Unit
Berdasarkan Sistem Tradisional dan ABC System
Jenis BOP Per Unit (Rp) Selisih Persentase Perbedaan
Produk Tradisional ABC (Rp) 1 2 3 = 1 - 2 4 = ( 3 : 1 ) x 100%
Buku 1 437,376 485,27 -47,894 -10,95Buku 2 218,688 224,23 -5,542 -2,53Buku 3 341,7 390,86 -49,16 -14,39Buku 4 432,82 489,08 -56,26 -13Buku 5 250,58 255,2 -4,62 -1,84Buku 6 382,704 434,74 -52,036 -13,6Buku 7 437,376 514,55 -77,174 -17,65Buku 8 369,036 426,54 -57,504 -15,58Buku 9 364,48 449,54 -85,06 -23,34Buku 10 583,168 641,43 -58,262 -9,99Buku 11 400,928 446,02 -45,092 -11,25Buku 12 255,136 267,22 -12,084 -4,74Buku 13 510,272 388,49 -121,782 -23,87Buku 14 546,72 602,35 -55,63 -10,18Buku 15 346,256 387,38 -41,124 -11,88
Pada tabel di atas memperlihatkan ada perbedaan yang sangat besar
antara BOP yang dihitung berdasarkan sistem tradisional dengan BOP yang
dihitung berdasarkan ABC System. Perbedaan ini disebabkan karena
penggunaan cost driver yang berbeda. Perhitungan BOP dengan sistem
tradisional menggunakan cost driver berdasarkan satuan produksi, yakni total
halaman buku yang diproduksi. Pada BOP yang dihitung dengan ABC System
menggunakan cost driver berdasarkan pada aktivitas. BOP yang berdasarkan
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktivitas lebih menggambarkan besarnya aktivitas yang dipakai oleh masing-
masing produk.
Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara BOP
yang ditetapkan oleh perusahaan (sistem tradisional dengan BOP yang
dihitung dengan ABC system, maka digunakan uji-t (t-test). Pada uji-t ini BOP
yang dihitung dengan sistem tradisional dibandingkan dengan BOP yang
dihitung dengan ABC system. Untuk membahas permasalahan tersebut perlu
disusun tabel V.33 dibawah ini.
Tabel V.33
Uji-t Untuk Menganalisa Perbedaan BOP Per Unit
Sistem Tradisional Dengan ABC System
Produk x 1 x 2 d = x 1 - x 2 ( d - d ) ( d - d ) 2 Buku 1 437,376 485,27 -47,894 3,388 11,479Buku 2 218,688 224,23 -5,542 45,74 2.092,148Buku 3 341,7 390,86 -49,16 2,122 4,503Buku 4 432,82 489,08 -56,26 -4,978 24,781Buku 5 250,58 255,2 -4,62 46,662 2.177,342Buku 6 382,704 434,74 -52,036 -0,754 0,569Buku 7 437,376 514,55 -77,174 -25,892 670,396Buku 8 369,036 426,54 -57,504 -6,222 38,713Buku 9 364,48 449,54 -85,06 -33,778 1.140,953Buku 10 583,168 641,43 -58,262 -6,98 48,720Buku 11 400,928 446,02 -45,092 6,19 38,316Buku 12 255,136 267,22 -12,084 39,198 1.536,483Buku 13 510,272 388,49 -121,782 -70,5 4.970,25Buku 14 546,72 602,35 -55,63 -4,348 18,905Buku 15 346,256 387,38 -41,124 10,158 103,185
Total -769,224 12.876,74
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Langkah-langkah menganalisis dengan menggunakan uji-t:
a. Menentukan selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar sistem
akuntansi tradisional (x1 ) dengan biaya overhead pabrik per unit berdasar
ABC System (x 2 ). Selisih ini dihitung dengan rumus:
d = x1 - x 2
Dimana:
x1 = BOP per unit yang dihitung dengan sistem tradisional
x 2 = BOP per unit yang dihitung dengan ABC System
d = selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional
dengan BOP per unit menurut ABC System.
b. Menentukan jumlah selisih antara biaya overhead pabrik per unit berdasar
sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per unit
berdasar ABC system. Jumlah selisih ini dihitung dengan rumus:
∑d = ∑ 1(x - 2x )
= -769,224
Dimana:
∑d = Jumlah selisih antara BOP per unit menurut sistem
tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System.
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Menentukan rata-rata selisih antara biaya overhead pabrik per unit
berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik per
unit berdasar ABC system.
Rata-rata selisih dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
d = n
d∑
= 15
224,769− = - 51,282
Dimana:
d = rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem
tradisional dengan BOP per unit menurut ABC System.
n = jumlah jenis produk
d. Menentukan jumlah kuadrat dari selisih antara selisih BOP per unit
menurut sistem tradisional dengan BOP per unit menurut ABC system dan
rata-rata selisih antara BOP per unit menurut sistem tradisional dengan
ABC system. Jumlah kuadrat dari selisih ini dihitung dengan rumus:
∑ − dd( ) 2 = 12.876,74
e. Hasil perhitungan pada tabel V.32 selanjutnya digunakan untuk
menghitung standar deviasi. Standar deviasi dihitung dengan rumus:
Sd = ( )2
1−−∑
ndd
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
= 11574,876.12
−
= 30,328
Dimana:
Sd = standar deviasi
f. Setelah perhitungan di atas dilakukan, maka selanjutnya dapat dilakukan
perhitungan uji-t untuk membandingkan adanya perbedaan antara BOP
yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC
system. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Penentuan hipotesis
Hipotesa nol dan hipotesa alternatif yang digunakan dalam penelitian
ini adalah:
H 0 : D = 0 yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik
per unit berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead
pabrik per unit berdasar ABC system.
H1 : D≠ 0 yaitu hipotesa dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara pembebanan biaya overhead pabrik per unit
berdasar sistem akuntansi tradisional dengan biaya overhead pabrik
per unit berdasar ABC system.
D dihitung dengan rumus:
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D = 1μ - 2μ
Dimana:
1μ = rata-rata BOP per unit yang dihitung dengan sistem
tradisional.
2μ = rata-rata BOP yang dihitung dengan ABC system.
2) Penentuan tingkat signifikan
Tingkat signifikan yang digunakan adalah α = 5%, dengan
menggunakan pengujian dua arah dan sampel kecil.
Selanjutnya adalah menentukan nilai t dari tabel titik persentase
distribusi t, dimana
t tabel = + t (α /2, n – 1)
= + t (2,5%, 15-1)
= 2,145
Daerah terima H 0 adalah – 2,145<t h <2,145
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Daerah terima H1 adalah t h > 2,145 dan t h <-2,145
Dimana:
t h = t hitung
3) Penentuan nilai statistik penguji
Dalam langkah ini dihitung nilai t dengan menggunakan hasil-hasil
perhitungan yang telah dilakukan sebelum masuk dalam langkah uji-t.
Rumus yang digunakan adalah:
t = nSd
Dd/−
= 15/328,30
0282,51 −−
= -6,549
4) Penentuan daerah kritik
Daerah hasil perhitungan di atas maka H 0 ditolak karena t h = -6,549
terletak pada daerah penerimaan H1 yaitu t h >2,145 dan t h <-2,145.
5) Kesimpulan
H 0 ditolak berarti ada perbedaan yang signifikan antara BOP yang
dihitung oleh perusahaan (sistem tradisional) dengan BOP yang
dihitung berdasarkan ABC system. Hal ini berarti BOP yang
dibebankan kepada produk menurut Activity Based Costing lebih besar
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
jika dibandingkan dengan pembebanan BOP kepada produk menurut
akuntansi tradisional.
C. Pembahasan
1. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menurut Perusahaan
PT. Macanan Jaya Cemerlang dalam membebankan biaya overhead
pabrik ke produk menggunakan sistem tradisional. Pada pembebanan dengan
menggunakan sistem tradisioanal, biaya overhead pabrik dibebankan dengan
menggunakan satu cost driver. Cost driver yang digunakan PT. Macanan Jaya
Cemerlang adalah satuan produksi, yaitu jumlah halaman buku yang
diproduksi. Dari tabel V.3 memperlihatkan bahwa semakin banyak volume
produksi maka biaya overhead pabrik semakin besar, sebaliknya semakin
sedikit volume produksinya maka biaya overhead pabrik semakin sedikit.
Cara pembebanan seperti ini memiliki kelemahan. Kelemahan pada sistem ini
adalah penggunaan satuan produksi, yakni jumlah halaman buku yang
diproduksi sebagai satu-satunya dasar untuk mengalokasikan biaya overhead
pabrik kepada produk. Cara pembebanan seperti ini mengakibatkan distorsi
dalam pembebanan biaya overhead pabrik, karena tidak semua aktivitas yang
terjadi dalam perusahaan berhubungan dengan satuan produksi. Aktivitas-
aktivitas yang tidak langsung berhubungan dengan satuan produksi, misalnya
aktivitas-aktivitas yang termasuk dalam kelompok aktivitas berlevel batch,
seperti inspeksi, pemindahan dan penyimpanan produk jadi; kelompok
aktivitas berlevel penopang produk seperti pemindahan bahan; dan kelompok
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aktivitas berlevel fasilitas, seperti penerangan, PAM, kesejahteraan,
perjalanan kerja, asuransi karyawan, pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan
bangunan, pajak bumi dan bangunan. Distorsi dalam penentuan biaya
overhead pabrik tentunya akan mengakibatkan juga distorsi dalam penentuan
harga pokok produk. Hal ini akan mempengaruhi perusahaan dalam
mengambil kebijakan-kebijakan untuk perkembangan perusahaan.
2. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan activity-based costing
system
ABC System dalam membebankan biaya overhed pabrik melalui 2
tahap. Tahap pertama ABC system adalah mengklarifikasikan berbagai
aktivitas dalam perusahaan. Tahap kedua adalah membebankan biaya
overhead pabrik kepada produk.
Aktivitas-aktivitas yang ada di PT. Macanan Jaya Cemerlang
beraneka-ragam. Aktivitas-aktivitas tersebut ada yang dikelompokkan dalam
aktivitas yang berlevel unit, seperti pembelian bahan, listrik, penyimpanan
bahan baku, upah tak langsung, depresiasi mesin, dan pemeliharaan mesin;
kelompok aktivitas berlevel batch, seperti inspeksi, pemindahan dan
penyimpanan produk jadi; kelompok aktivitas berlevel penopang produk
seperti pemindahan bahan; dan kelompok aktivitas berlevel fasilitas, seperti
penerangan, PAM, kesejahteraan, perjalanan kerja, asuransi karyawan,
pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan bangunan, pajak bumi dan bangunan.
Dengan adanya berbagai macam aktivitas sebagai pemicu biaya menyebabkan
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pembebanan biaya overhead pabrik per unit ke produk menjadi berbeda
dengan menggunakan sitem tradisional.
Perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik dengan menggunakan
ABC system secara keseluruhan mengalami perubahan dibandingkan dengan
menggunakan sistem tradisional. Hal ini terjadi karena pada ABC system
pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan pada besarnya aktivitas yang
diserap oleh masing-masing produk.
Manfaat yang diperoleh PT. Macanan Jaya Cemerlang apabila
menerapkan ABC system dalam pembebanan biaya overhead pabrik, antara
lain:
a. Perusahaan dapat menekan distorsi dalam pembebanan biaya overhead
pabrik. Distorsi dapat ditekan karena ABC system memfokuskan pada
aktivitas yang terjadi untuk menghasilkan suatu produk. Biaya aktivitas
dibebankan ke produk dengan dasar pembebanan yang lebih beragam.
Pada sistem tradisional pembebanan BOP berdasarkan pada satu cost
driver.
b. Bila terjadi distorsi dalam pembebanan biaya overhead pabrik maka
dalam penentuan harga pokok produk akan terjadi juga distorsi. Dengan
menerapkan ABC system maka distorsi tersebut dapat dikurangi sehingga
informasi harga pokok produk menjadi lebih akurat.
c. Informasi biaya yang dihasilkan oleh ABC system dapat digunakan untuk
memantau kegiatan-kegiatan yang menghasilkan produk. Informasi yang
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dihasilkan menunjuk pada aktivitas-aktivitas yang bernilai tambah dari
tidak bernilai tambah. Dengan demikian perusahaan dapat mengurangi
atau bahkan menghilangkan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai tambah.
3. Perbedaan Antara BOP yang Dihitung Perusahaan Dengan BOP yang
Dihitung Dengan ABC System
Persentase perbedaan secara individu untuk setiap produk dalam
perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik, seperti pada tabel V.32,
memperlihatkan bahwa masing-masing produk mengalami perubahan antara
biaya overhead pabrik yang dihitung oleh perusahaan dengan ABC system.
Persentase perbedaan yang paling kecil pada buku 5 sebesar 1,84% dan
persentase perbedaan paling besar pada buku 13 sebesar 23,87%. Perbedaan
ini terjadi karena dalam pembebanan BOP dengan sistem tradisional
menggunakan dasar pembebanan jumlah halaman dari masing-masing buku,
padahal tidak semua komponen biaya overhead pabrik dipengaruhi oleh
banyaknya halaman buku, misalnya biaya inspeksi, pemindahan,
penyimpanan produk jadi, penerangan dan lain-lain. Pada ABC system,
pembebanan biaya overhead pabrik berdasarkan besar kecilnya aktivitas yang
diserap oleh masing-masing produk.
Uji-t digunakan untuk melihat perbedaan yang signifikan antara biaya
overhead pabrik yang dihitung perusahaan dengan biaya overhead pabrik
menggunakan ABC system. Dari perhitungan tersebut diperoleh nilai t hitung
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebesar -6,549. Nilai -6,549 terletak dalam daerah penerimaan H1 yaitu
t h >2,145 dan t h <-2,145. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara
BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan yang dihitung dengan ABC
system.
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk di PT. Macanan Jaya
Cemerlang masih menggunakan sistem akuntansi tradisional. Metode alokasi
yang digunakan untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik yang
dianggarkan dari departemen pembantu ke departemen produksi adalah
metode langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik yang dianggarkan
tersebut akan dialokasikan ke produk dengan menggunakan tarif tunggal
dengan dasar pembebanan adalah satuan produksi yaitu jumlah halaman dari
setiap buku yang diproduksi.
2. Pembebanan BOP ke produk dengan menggunakan ABC system dapat
diterapkan di PT. Macanan Jaya Cemerlang dengan prosedur: (a)
mengklasifikasikan berbagai aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan
biaya overhead pabrik ke dalam cost driver, (b) menentukan tarif kelompok
biaya (cost pool rate), (c) membebankan biaya overhead pabrik ke produk
berdasarkan tarif kelompok biaya yang sudah ditentukan.
3. Ada perbedaan yang signifikan antara BOP per unit yang dihitung oleh
perusahaan (secara tradisional) dengan BOP per unit yang dihitung dengan
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABC system. Berdasarkan analisa di atas PT. Macanan Jaya Cemerlang sudah
perlu mempertimbangkan penggunaan ABC System untuk mengganti sistem
lama (tradisional).
B. Keterbatasan Penelitian
Dalam penulisan ini terdapat keterbatasan-keterbatasan. Adapun keterbatasan
tersebut adalah:
1. PT. Macanan Jaya Cemerlang sebenarnya menghasilkan berbagai macam
produk. Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya membatasi penelitian pada
produk buku yang dihasilkan perusahaan selama tahun 2005 dengan sampel
sebanyak 15 judul buku.
2. Penulis tidak melakukan penelitian secara menyeluruh dan mendetail terhadap
aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan karena kegiatan yang
berkaitan dengan aktivitas perusahaan sangat banyak.
3. Pembebanan BOP secara ABC system masih memiliki kelemahan secara
konseptual yaitu masih ada biaya yang dialokasikan secara arbitrer, sehingga
untuk melalukan penelusuran biaya kedalam setiap aktivitas secara cermat
menjadi tidak praktis.
4. Waktu yang disediakan oleh perusahaan sangat terbatas.
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan tersebut di atas, penulis mencoba memberi
saran dengan harapan dapat bermanfaat bagi perusahaan dalam mempertahankan
dan mengembangkan perusahaan, yaitu:
1. Dari hasil uji-t yang dilakukan dimana ada perbedaan yang signifikan antara
BOP yang dihitung oleh perusahaan dengan BOP yang dihitung dengan ABC
system dan mengingat pembebanan BOP dengan sistem tradisional memiliki
banyak kelemahan terutama kurang memberikan informasi biaya yang akurat
dalam pembebanan harga pokok maka perusahaan sebaiknya secara bertahap
mulai menerapkan pembebanan BOP dengan menggunakan ABC system.
2. Dalam menerapkan ABC system dukungan dari semua pihak sangat penting
terutama dari top manajemen dan pemilik perusahaan, seperti menyiapkan
sumber daya manusia yang sungguh-sungguh menguasai ABC system.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Brimson, James A. 1991. Activity Accounting: An Activity-Based Costing Approach.
New York: John Wiley and Sons. Carter and Usry. 2004. Akuntansi Biaya 1. Edisi 13.Salemba Empat, Jakarta. Cooper, Robin and Robert S. Kaplan. 1991. The Designate of Cost Management
System Text,Cases Readings, Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall. Djarwanto PS. dan Pangestu Subagyo. 1981. Statistik Induktif. Yogyakarta: BPFE Hansen Mowen. 1997. Akuntansi Manajemen, Jilid 1.Erlangga, Jakarta. Horngren.Charles and George Foster. 1991. Cost Accounting:A Managrial (7 th Ed)
Engelwood Cliffs. New York: Prentice Hall. Marwoto dan Supriyono. 1992. Akuntansi Aktivitas: Suatu Usaha Perbaikan
Terhadap Sistem Akuntansi Tradisional. Makalah disampaikan pada Seminar Akuntansi Se-jawa-Bali, Universitas Atmajaya Yogyakarta.
Mulyadi. 1993. Merancang Keunggulan Masa Depan. Auditor Edisi III. Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta. Polimeni, Ralph S. 1991. Cost Accounting, Concept and Aplication for Managerial
Decision Making. (3 th Ed). Singapore: Mc Grawil-Hill Book Co-Singapore. Sudjana. 1995. Metode Statistik, Tarsito, Bandung. Supriyono. R. A. 1990. Akuntansi Biaya, Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga
Pokok. Yogyakarta BPFE Yogyakarta. Supriyono. R. A. 1994. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi
dan Globalisasi. BPFE Yogyakarta. Tunggal, Amin Widjaja. 1992. Activity Based Costing. Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI