Post on 20-Jun-2019
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN
DI KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU (TKK)
SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
JUMANTO K 1507004
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ABILITY GROUPING
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN MENGGAMBAR TEKNIK BANGUNAN
DI KELAS XI TEKNIK KONSTRUKSI KAYU (TKK)
SMK NEGERI 2 SURAKARTA
Oleh:
JUMANTO K 1507004
Skripsi
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRAK
Jumanto. Penerapan Model Pembelajaran Ability Grouping Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik Bangunan Di Kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi. 2011. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran Ability Grouping tahun pelajaran 2010/2011. (2) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran Ability Grouping tahun pelajaran 2010/2011. Ability Grouping adalah suatu sistim pembelajaran yang memiliki aktivitas peserta didik secara berkelompok dan lebih menekankan diskusi antara peserta didik dalam berkelompok sehingga sistem pembelajaran ini lebih menekankan bagaimana peserta didik mencerna dan mengemukakan sebuah hasil pembahasan materi pelajaran. Ability Grouping merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Diterapkannya model pembelajaran ini untuk memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapatnya, menghargai pendapat teman, dan saling memberi pendapat (sharing ideas). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dimulai dengan identifikasi permasalahan yang ada didalam kelas, perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran Ability Grouping, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan reflekasi untuk tindakan pada siklus II. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010 / 2011. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotor siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II. Teknik analisa data menggunakan teknik analisis interaktif. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa model pembelajaran Ability Grouping dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa di kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 2 Surakarta.
Melihat pengaruh hasil belajar dengan menerapkan model pembelajaran Ability Grouping, maka disarankan para guru hendaknya mulai beralih dengan menerapkan model Ability Grouping. Sedangkan pada siswa hendaknya lebih meningkatkan pola pembelajaran yang telah diterapkan sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Jumanto. The Implementation of Ability Grouping Learning Model As the attempt to Improve Learning Results At the Construction Drawing Technical Subject In Class XI Wood Construction Engineering SMK Negeri 2 Surakarta. Skripsi. 2011. Surakarta : Faculty of Teaching Training and Education, Sebelas Maret University.
The purpose of this research is (1) Knowing the improvement of quallearning process of Construction Drawing Technical for student In class XI Wood Construction Engineering of SMK Negeri 2 Surakarta in 2010/2011 academic year, once implemented Ability Grouping learning model. (2) Knowing the improvement of Learning Results At the Construction Drawing Technical Subject In Class XI Wood Construction Engineering SMK Negeri 2 Surakarta in 2010/2011 academic year, once implemented Ability Grouping learning model. Ability grouping is a system of learning with grouping student activity with a purpose to telling a result solution of Iesson. Ability grouping is a strategy of lesson with some student as member of small group with different skill and intelegence. To complete their duty, they must have cooperate skill with the other to comprehend the Iesson. With this lesson strategy student getting motivation to tell their opinion, esteeming opinion of their friend, and reciprocate opinion ( ideas sharing).
This research is class action research with executed in two seasons. The first season beginning with identification of problem inside of class, planning as arrange of lesson steps, observation, evaluation, analisis and reflection for action in second season. The subject of this research is XI wood construction engineering SMK Negeri 2 Surakarta in 2010/2011 academic year. data getted by observation in afektif and psikomotor of student, interview, kognitif tes in first season and kognitif tes in second lesson. The data analisis is analisis interaktif method. The result from this research is ability grouping model can be increase the quality lesson and the result of student grades in XI wood construction engeneering SMK negeri 2 surakarta.
Evaluated of student study result with applying ability grouping methode, so we suggest to teacher must be changes to applying ability grouping methode. And for student must be increased study methode before.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, Puji syukur Alhamdullilah atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya.
Karya ini dipersambahkan kepada Buat orang-orang yang kucintai, kusayangi,
kuhormati dan kubanggakan :
1. Orang Tuaku Inspirasiku, Ngadi Harjo dan Susmiyati, Terimakasih atas dan jerih
payah serta didikanmu. Dukungan moril dan materil yang diberikan sangat berarti
bagiku Semoga doa Bapak dan Mamak selalu menyertaiku Untuk meraih kemenangan
baru.
2. Mas, Mbak, adek Tersayang Atas
3. Saudara-saudaraku di tanoh sang bumi
ruwai jurai.
4. Almamaterku UNS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
embelajaran Ability Grouping Sebagai Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan Di Kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 2
Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik
dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Selama pembuatan skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd sebagai Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Sutrisno, M.Pd., M.T, selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Ida Nugroho Saputro, S.T., M.Eng, selaku Ketua Program Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Bapak Abdul Haris Setyawan S.Pd, selaku Koordinator Skripsi Pendidikan
Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. AG Thamrin, M.Pd., M.Si selaku Pembimbing I yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
6. Bapak Ir. Chundakus Habsya, M.SA, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
7. Bapak Drs. Susanto, MM, selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta
yang telah memberikan ijin untuk penelitian di SMK tersebut.
8. Ibu Kartini Sedyaningsih, S.Pd selaku guru pada mata pelajaran Menggambar
Teknik Bangunan pada Program Keahlian Bangunan.
9. Kedua orangtua penulis, yang telah memberikan doa, dorongan dan
perjuagannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Keluarga besar Kengasty, yang telah memberikan doa, inspirasi dan
dukungan.
11. Sahabatku Dayat, Rosi, Terimakasih kekompakan, kebersamaan, bantuan dan
Tumpangannya. Kalian banyak membantuku.
12. Teman teman seperjuangan PTB angkatan 2007, dan semua pihak yang
telah mendukung terlaksana dan selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan didalam
penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna kesempurnaan dalam skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak. Semoga Allah SWT selalu membimbing kita semua. Amin.
Surakarta, Oktokber 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah........................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
F. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 7
A. Kajian Pustaka .................................................................................... 7
B. Penelitian Relevan .............................................................................. 20
C. Kerangka Berpikir .............................................................................. 21
D. Hipotesis Tindakan ............................................................................. 24
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 25
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 25
B. Subyek Penelitian ............................................................................... 26
C. Data dan Sumber Data ........................................................................ 26
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 27
E. Validitas Data ..................................................................................... 28
Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
F. Indikator Pencapaian .......................................................................... 30
G. Prosedur Penelitian ............................................................................. 31
H. Analisis Data ...................................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 39
A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian ............................................... 39
B. Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas ...................... 43
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ..................................................... 45
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .................................................... 55
E. Pembahasan Antar Siklus ................................................................... 65
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................ 71
A. Simpulan ............................................................................................. 71
B. Implikasi ............................................................................................. 72
C. Saran ................................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 74
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Konstruksi Bangunan ................. 20
Tabel 2. Jadwal Penelitian................................................................................... 25
Tabel 3.Tabel Indikator Penilaian ...................................................................... 30
Tabel 4. Daftar Siswa Kelas XI TKK SMK N 2 Surakarta ............................... 42
Tabel 5. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus ...................... 44
Tabel 6. Perencanaan Pembelajaran Siklus I ...................................................... 46
Tabel 7. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus I .......................... 49
Tabel 8. Perencanaan Pembelajaran Siklus II ..................................................... 56
Tabel 9. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Siklus II ......................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ................................................................ 23
Gambar 2. Skema Triangulasi Data ................................................................... 29
Gambar 3. Skema Siklus Penelitian .................................................................. 37
Gambar 4. Model Analisis Interaktif ................................................................. 38
Gambar 5. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta ........................................... 42
Gambar 6. Siswa Melakukan Diskusi dan Menyampaikan Hasil Diskusi ......... 48
Gambar 7. Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus I ............................................ 51
Gambar 8. Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus I .............................................. 52
Gambar 9. Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus I........................................ 53
Gambar 10. Siswa Bermain Handphone dan Tertidur Saat Pelajaran ............... 55 Gambar 11. Siswa Berdiskusi Bersama ............................................................. 58 Gambar 12. Siswa Menyampaikan Hasil Diskusi .............................................. 58 Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Tes ......................................................... 59
Gambar 14. Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus II ......................................... 61
Gambar 15. Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus II ........................................... 62
Gambar 16. Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus II .................................... 63
Gambar 17. Grafik Tingkat Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran
Pada Siklus I & II ............................................................................ 67
Gambar 18. Grafik Ketuntasan Aspek Kognitif Siswa Pada Siklus I & II ........ 68
Gambar 19. Grafik Ketuntasan Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I & II .......... 69 Gambar 20. Grafik Ketuntasan Aspek Psikomotor Siswa Pada Siklus I & II ... 70
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas XI TKK ............................................... 76
Lampiran 2. Daftar Nama Kelompok Siklus I ................................................... 77
Lampiran 3. RPP Siklus I ................................................................................... 78
Lampiran 4. Lembar Tugas Siswa Siklus I ........................................................ 81
Lampiran 5. Kunci Jawaban Tugas Siswa Siklus I ............................................ 86
Lampiran 6. Lembar Evaluasi Siswa Siklus I .................................................... 90
Lampiran 7. Lembar Observasi Siswa Siklus I .................................................. 93
Lampiran 8. Indikator Penilaian Siswa Ranah Afektif ..................................... 95
Lampiran 9. Indikator Penilaian Siswa Ranah Psikomotor .............................. 97
Lampiran 10. Daftar Nama Kelompok Siklus II ................................................ 99
Lampiran 11. RPP Siklus II ............................................................................... 100
Lampiran 12. Lembar Tugas Siswa Siklus II ..................................................... 103
Lampiran 13. Kunci Jawaban Tugas SiswaSiklus II ......................................... 107
Lampiran 14. Lembar Evaluasi Siswa Siklus II ................................................. 111
Lampiran 15. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I...................... 114
Lampiran 16. Daftar Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II .................... 115
Lampiran 17. Daftar Nilai Tugas Kelompok Siswa Siklus I ............................ 116
Lampiran 18. Daftar Nilai Tugas Kelompok Siswa Siklus II ........................... 117
Lampiran 19. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I........................ 118
Lampiran 20. Daftar Nilai Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ...................... 119
Lampiran 21. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I ................. 120
Lampiran 22. Daftar Nilai Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II ............... 121
Lampiran 23. Pedoman Wawancara Guru Terhadap Pembelajaran ................... 122
Lampiran 24. Pedoman Wawancara Respon Siswa Terhadap Pembelajaran .... 125
Lampiran 25. Dokumentasi Pengamatan ............................................................ 127
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan amat strategis untuk mempersiapkan
generasi muda yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dan menguasai skill
baik. Pendidikan merupakan upaya sadar diarahkan untuk pembentukan
kepribadian, sikap dan tingkah laku serta nilai budaya yang menjunjung tinggi
harkat manusia. Untuk itu sangat diperlukan pembangunan yang mampu
mengembangkan dan memajukan pendidikan nasional.
Tuntutan terhadap guru antara lain adalah adanya interaksi antara guru
dan anak didik dalam proses belajar mengajar yang dapat mengantarkan peserta
didik menjadi lebih kompeten. Interaksi yang diharapkan terjadi antara guru dan
peserta didik adalah interaksi yang dapat mendorong aktivitas belajar siswa. Oleh
karena itu untuk dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam proses
pembelajaran guru harus sebanyak mungkin melibatkan peserta didik, agar peserta
didik mampu bereksplorasi untuk membentuk kompetensi dengan menggali
potensi. Dalam interaksi demikian guru, berfungsi sebagai fasilitator dan mitra
belajar bagi peserta didik. Menurut Oemar Hamalik (2011: 9), tugas guru sebagai
fasilitator adalah: memberikan kemudahan belajar kepada seluruh peserta didik,
agar mereka dapat belajar dalam suasana menyenangkan, gembira, penuh
semangat, tidak cemas dan berani mengemukakan pendapat secara terbuka.
Untuk dapat membuat iklim belajar yang menyenangkan tersebut secara
tidak langsung guru dituntut untuk memiliki kompetensi dalam pelaksanaan
pembelajaran, guna meningkatkan mutu peserta didik. Dalam situasi pengajaran,
gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas pembelajaran yang
dilakukan.
Sebagai salah satu faktor penentu keberhasilan, guru hendaknya mampu
merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan sebaik-
baiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Guru dituntut untuk terampil memanfaatkan dan mengorganisasikan semua
fasilitas yang tersedia secara optimal demi tercapainya hasil belajar siswa yang
lebih baik dan untuk menciptakan suatu pola interaksi kegiatan belajar mengajar,
yang dapat meningkatkan aktivitas, kreasi dan inovasi siswa secara optimal.
Kelemahan selama ini dalam pembelajaran yaitu penyampaian materi
oleh pendidik dalam kelas masih menggunakan metode konvensional yang
didominasi oleh guru. Oemar Hamalik (2011: 138) berpendapat bahwa dalam
rangka meningkatkan hasil belajar, usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik
adalah mengoptimalkan potensi siswa. Dimana metode belajar harus dititik
beratkan pada kegiatan siswa pada proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran di SMK N 2 Surakarta, khususnya kelas XI
Teknik Konstruksi Kayu (TKK) tingkat keaktifan siswa untuk menyerap dan
mengembangkan materi pembelajaran belum terjadi. Selain itu, Berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di kelas, siswa banyak merasa bosan terhadap
pelajaran Menggambar Teknik Bangunan, karena saat pembelajaran berlangsung
siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Pola interaksi antara
peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan pendidik sangat
minim sekali. Kejadian itu menyebabkan situasi belajar menjadi monoton dan
memupuk siswa untuk semakin tidak aktif serta hanya bermalas-malasan dan
mengikuti pelajaran semaunya saja tanpa mempunyai tujuan yang pasti. Hal ini
terlihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak bersemangat belajar, acuh
tak acuh, ribut, mengantuk bahkan tertidur, dan meninggalkan kelas saat proses
belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa tersebut berdampak terhadap
aktivitas belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tujuan
pembelajaran yang tidak tercapai mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
Dari data menunjukan bahwa mata pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan siswa yang nilainya kurang dari batas minimal 75 sebanyak 63,64 %,
Sedangkan Siswa yang lebih dari batas minimal sebanyak 36,36 %. Batas nilai
kelulusan mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan untuk pekerjaan teori
adalah 75.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Menyikapi permasalahan tersebut perlu dilakukan penerapan model baru
sebagai upaya dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran Ability
Grouping belum pernah diterapkan di kelas XI SMK N 2 Surakarta. Dalam Model
ini guru dituntut mampu merangsang peserta didik untuk menjadikan siswa lebih
aktif dan mampu menarik (menyimpulkan) keputusan sendiri dari proses
pembelajararan.
Zamroni (Murniati, 2007) memberikan sebuah gagasan untuk
menerapkan model belajar yang lebih mengaktifkan potensi siswa dalam
pembelajaran yaitu Model ini memiliki aktivitas siswa
berkelompok tanpa memperhatikan ras, agama, dan latar belakang ekonomi.
Kegiatan peserta didik diarahkan oleh pendidik untuk mencapai tujuan bersama
(pembelajaran) yang merupakan konsensus diantara mereka. Di samping itu,
dalam proses pembelajaran dapat diarahkan untuk mengembangkan kemampuan
kerjasama diantara para peserta didik.
Pada proses pembelajaran Ability Grouping, pendidik tidak hanya
memberikan tugas-tugas secara individu, tetapi tugas secara kelompok. Sistem
penilaian yang dapat diterapkan bukan hanya berdasarkan kemampuan individu,
tetapi juga akan dilihat berdasarkan hasil prestasi kelompok. Untuk penerapan
model ini, seorang pengajar harus dapat merangsang pemikiran siswa untuk
berdiskusi dan menarik keputusan sendiri dengan mengoptimalkan semua alat
indra, seperti mata, telinga, pikiran dalam mengerjakan sesuatu. Belajar lebih
bermakna dan bermanfaat bila siswa menggunakan semua alat indra untuk
mengelola informasi dan ditambah mengerjakan sesuatu.
Berdasarkan penjelasan di atas yang begitu komplek pemasalahan
tentang proses pembelajaran, maka penulis merasa tertarik untuk melaksanakan
penelitian tentang penerapan model pembelajaran Ability Grouping pada mata
pelajaran Menggambar Teknik Bangunan dengan standar kompetensi membuat
daftar komponen pekerjaan konstruksi kayu, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Ability
Grouping Sebagai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Pelajaran Menggambar Teknik Bangunan Di Kelas XI Teknik Konstruksi
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Penerapan strategi pembelajaran dan metode yang digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar pada mata pelajaran menggambar teknik bangunan kurang
bervariasi.
2. Pola pembelajaran di kelas hanya bersifat satu arah, artinya guru sebagai
orang yang mendominasi dalam menyampaikan materi tetapi peserta didik
hanya menerima informasi tanpa mempunyai kreaktifitas untuk
menyampaikan pendapatnya.
3. Hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta yang belum
mencapai ketuntasan, ada kemungkinan disebabkan penggunaan model
pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa.
4. Model pembelajaran Ability Grouping sebagai salah satu pembelajaran
cooperative learning diduga dapat meningkatkan proses dan meningkatkan
hasil belajar siswa dengan maksimal di kelas XI TKK pada mata pelajaran
Menggambar Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Surakarta.
C. Pembatasan Masalah
Dari identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada beberapa hal
sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas proses pembelajaran di kelas XI TKK SMK Negeri 2
surakarta dengan menggunakan model pembelajaran Ability Grouping.
2. Hasil belajar siswa di kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta, setelah
diterapkan model pembelajaran Ability Grouping.
3. Penelitian ini hanya dilaksanakan untuk mata pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan. Materi pokok yang disesuaikan dengan standar kompetensi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
kompetensi dasar yang dipelajari siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2
Surakarta tahun pelajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
dirumuskan masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Ability Grouping dapat
meningkatkan kualitas proses belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar
Teknik Bangunan kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta?
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Ability Grouping dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pembatasan masalah dan perumusan masalah yang ada,
maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatan kualitas proses pembelajaran Menggambar Teknik
Bangunan siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan
model pembelajaran Ability Grouping tahun pelajaran 2010/2011.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Menggambar Teknik Bangunan kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta
dengan menerapkan model pembelajaran Ability Grouping tahun pelajaran
2010/2011.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah pengetahuan bagi pembaca tentang model pembelajaran
Ability Grouping dalam dunia pendidikan.
b. Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
c. Sebagai bahan pustaka bagi mahasiswa Pendidikan Teknik Bangunan.
Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai sumbangan wacana baru bagi pendidik dalam mencari alternatif
model pembelajaran yang lebih dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengajar dalam penyampaian materi
yang dapat merangsang peserta didik lebih aktif dalam pembelajaran
Menggambar Teknik Bangunan.
c. Model pembelajaran ini dapat dijadikan pertimbangan dalam pembelajaran
yang dilakukan oleh pendidik dalam menyampaikan materinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Kajian tentang Pembelajaran Ability Grouping
a. Pengertian Ability Grouping
Ability Grouping termasuk pembelajaaran Cooperative Learning.
Cooperative Learning menurut Jhonson dan Jhonson (Isjoni, 2010 : 17)
Cooperative learning adalah mengelompokan siswa di dalam kelas ke dalam
suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan
maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok
tersebut.
Dalam kamus Bahasa Inggris karya Syamsul Arifin dan Bambang
Marhiyanto (Kamus Lengkap 135.000.000, 1999) Ability artinya kepandaian,
kecakapan sedangkan Grouping artinya kelompok.
Sedangkan Ability Grouping menurut Simanjuntak (Murniati, 2007)
adalah pola pembelajaran kelompok untuk mendapatkan kecakapan dalam proses
pembelajaran. Ability Grouping menurut Zamroni (Murniati, 2007) adalah suatu
sistim pembelajaran yang memiliki aktivitas peserta didik secara berkelompok
dan lebih menekankan diskusi antara peserta didik dalam berkelompok sehingga
sistem pembelajaran ini lebih menekankan bagaimana peserta didik mencerna
dan mengemukakan sebuah hasil pembahasan materi pelajaran.
Ability Grouping merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa
sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya harus saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi pelajaran. Diterapkannya model pembelajaran
ini untuk memotivasi siswa agar berani mengemukakan pendapatnhya,
menghargai pendapat teman, dan saling memberi pendapat (sharing ideas). Selain
itu, dalam model belajar ini siswa dihadapkan pada soal-soal atau pemecahan
masalah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
Oleh sebab itu, Ability Grouping sangat baik untuk dilaksanakan karena siswa
dapat bekerja sama dan saling tolong menolong mengatasi tugas yang
dihadapinya.
b. Keunggulan Penerapan Ability Grouping
Penerapan pembelajaran Ability Grouping mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya adalah penggabungan antara beberapa metode mengajar
dan metode belajar. Dalam penerapannya akan menerapkan metode kerja
kelompok, penerapan metode tanya jawab, metode diskusi antara kelompok dan
metode antar kelompok yang difasilitasi oleh guru sebagai pengajar. Metode
latihan dalam menjelaskan pendapat dari siswa baik secara berkelompok maupun
berpendapat secara umum, dan metode pemberian tugas. Dalam upaya
memberikan tugas peserta didik akan lebih kreatif dalam menggunakan daya
analisa antara otak kiri dan otak kanan. Dalam menganalisa tugas peserta didik
akan menggunakan kemampuan untuk berfikir acak sebagai ekspresi otak kanan
dan berfikir teratur yang tersusun sebagai ekspresi penggunaan otak kiri.
Selain itu menurut Anita Lie (2010 : 39) dalam menerapkan model
Ability Grouping mempunyai beberapa keuntungan antara lain:
1) Saling ketergantungan positif antar anggota kelompok
2) Tanggung jawab perorangan karena harus mengeluarkan pendapat dan
mengerjakan tugas rumah
3) Tatap muka antara sesama anggota kelompok dan anggota kelas dalam
melakukan diskusi bersama
4) Komunikasi antar anggota kelompok dan anggota kelas semakin erat
5) Mempermudah evaluasi antara kelompok dan antar anggota kelompok.
c. Penerapan Pembelajaran Ability Grouping
Pembelajaran Ability Grouping adalah pola pembelajaran yang dilakukan
oleh pendidik dan peserta didik. Dimana pola pembelajaran ini menekankan dan
memberikan konteks pembelajaran, memiliki kesepakatan dan tujuan akhir sebuah
pembelajaran sama antara peserta didik dan pendidik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Pendidik pada hakekatnya adalah pembelajar senior dan peserta didik adalah
pembelajar junior. Dengan demikian pembelajar senior akan selalu menuntun dan
mengarahkan juniornya. Guru dalam proses pembelajaran akan merangsang
sistem belajar dan siswa akan belajar mengenai strategi belajar yang dimilikinya.
Adapun fase-fase pembelajaran yang seharusnya diterapkan dalam
pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan adalah:
1). Mengelompokkan siswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok
2). Guru menjelaskan sekelumit materi yang akan dipelajari siswa sekilas tapi
secara keseluruhan
3). Dalam diskusi guru hanya sebagai pemantau keaktifan kelompok
4). Guru mewajibkan pada setiap kelompok mengumpulkan bahan hasil diskusi
5). Mendiskusikan materi yang telah didiskusikan oleh peserta didik bersama
Guru
6). Guru merangsang pertanyaan peserta didik bersama guru.
7). Guru menjelaskan materi pelajaran secara lebih mendalam sebagai kelanjutan
penjelasan dipertemuan awal.
8). Peserta didik diwajibkan membuat kesimpulan pada pokok materi yang telah
dipelajari.
9). Mengumpulkan kesimpulan.
2. Kajian tentang Proses Belajar dan Hasil Belajar
a. Belajar
Oemar Hamalik (2011 : 37) Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkunganya. Selain itu,
disampaikan pula pengertian belajar dari para ahli :
1) Morgan (1978) belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman.
2) Gage (1984) belajar adalah sebagai suatu proses dimana suatu organisma
berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Dari beberapa pendapat ahli di atas, dapat diambil kesimpulan mengenai
pengertian belajar y adalah suatu proses perubahan perilaku individu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
melalui interaksi dengan aktif, merespon terhadap semua situasi yang ada di
sekitar, melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari serta berbuat
melalui berbagai pengalaman yang diara
b. Proses belajar
Proses dalam
menurut Chaplin (Muhibbin Syah, 2005 : 113) Proses adalah suatu perubahan
yang menyangkut tingkah laku atau kejiwaan. Menurut Reber (Muhibbin Syah,
2005 : 113), proses berarti cara-cara/langkah-langkah khusus yang dengannya
beberapa perubahan ditimbulkan hingga tercapainya hail-hasil tertentu Jadi proses
belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku kognitif, afektif dan
psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Menurut Jerome S. Bruner (Muhibbin Syah, 2005 : 113) dalam proses
pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase, antara lain:
1. Fase informasi (tahap penerimaan materi)
2. Fase transformasi (tahap pengubahan materi)
3. Fase evaluasi (tahap penilaian materi)
Menurut Wittig (Muhibbin Syah, 2005 : 114 ) dalam bukunya psychology
of learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam 3 tahapan, antara lain :
1. Actuation (tahap perolehan/penerimaan informasi)
2. Storage (tahap penyimpanan informasi)
3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi)
Beberapa fase proses belajar yang dikemukakan Joesafira (2010), antara lain: 1. Mendengarkan adalah salah satu aktivitas belajar, setiap orang belajar di sesekolah pasti ada aktivitas mendengarkan. Ketika seorang guru menggunakan metode ceramah, maka setiap siswa atau diharuskan mendengarkan apa yang guru sampaikan. 2. Memandang adalah mengarahkan suatu penglihatan ke suatu objek. Di kelas, seorang pelajar memandang papan tulis yang berisikan tulisan yang baru saja di guru tulis, tulisan yang pelajar pandang itu menimbulkan kesan dan selamnjutnya tersimpan dalam otak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
3. Meraba, Membau, dan Mencicipi / Mengecap Adalah indra manusia yang dapat di jadikan sebagai alat untuk kepentingan belajr, artinya aktivitas meraba, membau. Dan mencecap dapat memberikan kesempatan bagi orang untuik belajar. Tentu saja aktivitasnya harus di sadari oleh suatu tujuan. 4. Menulis atau mencatat Catatan sangat berguna untuk menampung sejumlah informasi, yang tidahanya bersifat fakta-fakta, melainkan juga terdiri atas materi hasil dari bahan bacaan. 5. Membaca Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak di lakukan selama belajar di sekolah. Jika belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, maka membaca salah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan, maka membaca adalah jalan menuju pintu ilmu pengetahuan ini berarti untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas dan mengabaikan berarti kebodohan. 6. Mencari ikhtisar atau ringkasan dan menggaris bawahi 7. Mengamati table-table, diagram- diagram dan bagan-bagan 8. Menyusun paper atau kertas kerja 9. Mengingat 10. Berfikir 11. Latihan atau praktek (http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/05/pengertian-contoh-dan macam proses belajar. html).
Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan perubahan perilaku
kognitif, efektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa melalui beberapa
fase atau tahapan yaitu penerimaan, penyimpanan, pengolahan, dan penilaian
informasi tersebut. Dalam penelitian ini, proses belajar diamati melalui lembar
observasi diambilkan dari prosentase keaktifan siswa melalui ranah afektif dan
psikomotor.
Di bawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai proses belajar siswa
berdasarkan pendapat Bloom pada kawasan afektif, psikomotor melalui pendapat
beberapa ahli pendidikan. Tiap aspek akan diperinci melalui indikator masing-
masing aspek pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas.
1) Kejenuhan Belajar
Kejenuhan belajar merupakan suatu bentuk kesulitan belajar yang tak
selalu mudah diatasi. Gejala-gejala yang sering dialami adalah timbulnya rasa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar, padahal individu yang
bersangkutan masih memiliki kemauan untuk belajar.
Kata kejenuhan berarti padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi
memuat apapun. Oleh Reber (1988) dalam Psycologi Education (Muhibbin Syah,
2005 : 165) dijelaskan bahwa kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar tetapi tidak mendatangkan hasil. Kejenuhan pada
umumnya disebabkan suatu proses yang berlangsung secara monoton (tidak
bervariasi) dan telah berlangsung sejak lama. Kejenuhan belajar dapat dimaknai
pula sebagai suatu kondisi mental seseorang, saat mengalami rasa bosan dan lelah
yang amat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, dan tidak
bersemangat atau tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain yaitu :
1) Cara atau metode belajar tidak bervariasi
2) Belajar hanya di tempat tertentu,
3) Suasana belajar tidak berubah,
4) Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan,
5) Siswa yang telah kehilangan motivasi dan kehilangan konsolidasi salah satu
tingkat keterampilan tertentu sebelum siswa tertentu sampai pada tingkat
keterampilan berikutnya,
6) Proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya
karena bosan (borring) dan keletihan (fatigue).
Menurut Cross dalam Psycology Education (Muhibbin Syah, 2005 : 166),
keletihan siswa dapat diketegorikan menjadi tiga, yaitu:
1) Keletihan indera siswa
2) Keletihan fisik siswa
3) Keletihan mental siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Keletihan indra dan fisik siswa dapat dihilangkan dengan mudah dengan
beristirahat dengan cukup. Kiat-kiat untuk mengatasi keletihan mental yang
menyebabkan kejenuhan belajar (Muhibbin Syah, 2005 : 166), antara lain sebagai
berikut :
1) Melakukan istirahat dan mengonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
dengan takaran yang cuku.
2) Pengubahan atau penjadwalan kembal jam-jam dari hari-hari belajar yang
dianggap lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat.
3) Pengubahan atau penataan kembali lingkungan belajar siswa
4) Memberikan motivasi dan stimulus baru agar siswa merasa terdorong untuk
belajar lebih giat daripada sebelumnya.
5) Siswa harus berbuat nyata (tidak menyerah atau tinggal diam) dengan cara
mencoba belajar dan belajar lagi.
Dapat diambil kesimpulan bahwa Kejenuhan Belajar adalah suatu
kondisi mental seseorang yang mengalami rasa enggan, bosan, lelah, dan tidak
bersemangat untuk melakukan aktivitas belajar, yang ditimbulkan akibat adanya
suatu proses yang berlangsung secara monoton dalam rentang waktu yang cukup
lama sehingga tidak mendatangkan hasil. Pada penelitian ini, untuk mengukur
kualitas proses pembelajaran dengan aspek kejenuhan belajar (aktivitas negatif)
menggunakan empat indikator yaitu bermain handphone, berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran, acuh tak acuh, siswa ramai sendiri.
2) Minat
Wawan Junaidi (2009) menyebutkan pengertian minat dari para ahli adalah sebagai berikut : a) Hurlock (1993) Minat adalah sumber motivasi yang mendorong seseorang
untuk melakukan apa yang dilakukan ketika bebas memilih. b) Crow dan Crow (1984) minat dapat menunjukan kemampuan untuk
memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberi pengaruh terhadap pengalaman yang telah dislimuti oleh kegiatan itu sendiri.
c) Tampubolon (1993) mengemukakan bahwa minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
d) Crites (Sutjipto, 2001) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai rasa senang terhadap objek tersebut. (http://wawanjunaidi.blogspot.com/2009/10/pengertian minat.html.)
Sesuai dengan pengertian diatas maka dapat kesimpulan bahwa minat adalah
fungsi kejiwaan atau sambutan yang sadar untuk tertarik terhadap suatu obyek
baik berupa benda atau yang lain. Selain itu minat dapat timbul karena ada gaya
tarik dari luar dan juga datang dari hati sanubari. Minat yang besar terhadap suatu
hal merupakan modal yang besar untuk mencapai tujuan yang diminati dalam hal
ini minat mengikuti proses pembelajaran. Pada penelitian ini, untuk mengukur
kualitas proses pembelajaran dengan aspek minat (aktivitas positif) menggunakan
tiga indikator yaitu kehadiran di kelas tepat waktu, memberikan sumbang saran
dan keaktifan mengerjakan tugas. Indikator-indikator ini pengembangan dari hasil
belajar ranah afektif.
3) Sikap
Djamarah (2000) berpendapat bahwa sesuatu yang belum diketahui dapat mendorong siswa untuk belajar untuk mencari tahu. Siswa pun mengambil sikap seiring dengan minatnya terhadap suatu objek. Siswa mempunyai keyakinan dan pendirian tentang apa yang seharusnya dilakukannya. Sikap itulah yang mendasari dan mendorong ke arah perbuatan belajar. Jadi, sikap siswa dapat dipengaruhi oleh motivasi sehingga ia dapat menentukan sikap belajar.munculnya sikap seorang siswa diiringi oleh minatnya terhadap suatu objek. Kemudian diyakini bahwa objek yang menarik minat siswa tersebut misalnya terhadap proses pembelajaran di kelas akan menjadi dasar motivasi siswa sehingga akan menentukan sikap siswa itu untuk belajar. (http://tarmizi.wordpress.com/2009/03/Komponen Pembentukan Sikap Belajar Siswa.html)
Sesuai dengan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang
merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif yang saling bereaksi
didalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek. Pada
penelitian ini, untuk mengukur kualitas proses pembelajaran dengan aspek minat
(aktivitas positif) menggunakan tiga indikator yaitu mencatat hasil diskusi tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ngobrol dengan teman dan mengerjakan tugas dengan teliti. . Indikator-indikator
ini pengembangan dari hasil belajar ranah psikomotor.
4) Motivasi
Mc Donald (Oemar Hamalik, 2011 : 106) merumuskan bahwa motivasi
adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) yang ditandai dengan timbulnya
perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Fungsi motivasi (Oemar Hamalik, 2011 : 108) adalah : (a).
Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul
suatu perbuatan misalnya belajar. (b). Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya
mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (c). Motivasi
berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakan tingkah laku seseorang. Besar
kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Pada
penelitian ini, untuk mengukur kualitas proses pembelajaran dengan aspek minat
(aktivitas positif) menggunakan tiga indikator yaitu menunjukan antusias,
bertanya dan menyimpulkan hasil diskusi. Indikator-indikator ini pengembangan
dari hasil belajar ranah afektif.
c. Hasil Belajar
Berikut ini adalah pendapat dari para ahli tentang hasil belajar dalam
bukunya Nana Sudjana (1991 : 22) yaitu : Horward Kingsley membagi tiga
macam hasil belajar yaitu : (a). Keterampilan dan kebiasaan; (b). Pengetahuan dan
pengertian; (c). Sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi
dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah. Sedangkan Gagne membagi lima
kategori hasil belajar, yakni : (a). Informasi verbal; (b). Ketrampilan intelektual;
(c). Strategi kognitif; (d). Sikap; (e). Ketrampilan motoris. Tidak jauh berbeda
dengan pendapat di atas, Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga
ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.
Dari pendapat Horward Kingsley, Gagne dan Bloom di atas, dapat
disimpulkan mengenai pengertian hasil belajar, yaitu kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya yang membentuk perubahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
perilaku individu baik berupa penguasaan informasi verbal, kecakapan kognitif,
afektif atau sikap serta psikomotor atau keterampilan.
Hasil belajar seorang peserta didik biasanya dinyatakan dengan angka,
untuk mendapatkan nilai tersebut dilakukan penilaian.
Penilaian adalah upaya atau tindakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan itu tercapai, dengan kata lain tujuan itu adalah sebagai alat untuk
mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang terjadi antara pendidik dan
peserta didik. Penilaian kegiatan belajar dan nilai hasil dapat dilakukan dengan
suatu alat evaluasi yang berupa tes. Penilaian bukan hanya berfungsi sebagai alat
untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan, tetapi juga sebagai bahan dalam
melakukan perbaikan program.
Di bawah ini akan dijabarkan lebih lanjut mengenai hasil belajar siswa
berdasarkan pendapat Benyamin Bloom. Pada tahun 1950-an Benyamin Bloom
memimpin suatu tim yang terdiri atas para ahli psikologi dalam menganalisis
perilaku belajar akademik. Hasil pekerjaan tim ini dikenal dengan Taksonomi
Bloom (Ella Yulaelawati, 2004 : 59) menggolongkan tiga kategori perilaku
belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor.
1) Ranah Kognitif
Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari
pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan
yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak
sebagai tingkatan yang paling tinggi. Keenam tingkatan tersebut yaitu :
a) Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah
dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini merupakan kemampuan awal meliputi
kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatannya apabila diperlukan.
Hal ini termasuk mengingat bahan-bahan, benda, fakta, gejala, dan teori. Hasil
belajar dari pengetahuan merupakan tingkatan rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
b) Pemahaman
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami
materi/bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan
suatu materi/bahan ke materi/bahan lain. Pemahaman juga dapat ditunjukan
dengan kemampuan memperkirakan kecenderungan, kemampuan meramalkan
akibat-akibat dari berbagai penyebab suatu gejala. Hasil belajar dari pemahaman
lebih maju dari ingatan sederhana, hafalan, atau pengetahuan tingkat rendah.
c) Penerapan
Merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari
dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau baru. Kemampuan ini
mencankup penggunaan pengetahuan, aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum, dan
teori. Hasil belajar untuk kemampuan menerapkan ini tingkatannya lebih tinggi
dari pemahaman.
d) Analisis
Merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke bagian-bagian atau
komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti.kemampuan
menganalisis termasuk mengidentifikasi bagian-bagian, menganalisis kaitan antar
bagian, serta mengenali atau mengemukakan organisasi dan hubungan antar
bagian tersebut. Hasil belajar analisis merupakan tingkatan kognitif yang lebih
tinggi dari kemampuan memahami dan menerapkan, karena untuk memiliki
kemampuan menganalisis, mampu memahami isi/substansi sekaligus struktur
organisasinya.
e) Sintesis
Merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi
suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Kemampuan ini meliputi memproduksi
bentuk komunikasi yang unik dari segi tema dan cara mengkomunikasikannya,
mengajukan proposal penelitian, membuat model atau pola yang mencerminkan
struktur yang utuh dan menyeluruh dari keterkaitan pengertian atau informasi
abstrak. Hasil belajar sintesis menekankan pada perilaku kreatif dengan
mengutamakan perumusan pola atau struktur yang baru dan unik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
f) Penilaian
Merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu
materi untuk tujuan tertentu. Penilaian didasari dengan kriteria yang
terdefinisikan. Kriteria terdefinisi ini mencakup kriteria internal dan kriteria
eksternal. Peserta didik dapat menentukan kriteria sendiri atau dari nara sumber.
Hasil belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi
unsur-unsur dari semua kategori, termasuk kesadarn untuk melakukan pengujian
yang sarat nilai dan kejelasan kriteria.
Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa hanya digunakan
tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan
penerapan. Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis pada tiap
siklus.
2) Ranah Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, apresiasi
(penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang
diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional,
seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya.
Kratwohl (Ella Yulaelawati, 2004 : 61) memberikan batasan orientasi dan
penggolongan aspek afektif sebagai berikut :
a) Penerimaan
Merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai keinginan untuk
menenggang atau bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala.
Hasil belajar penerimaan merupakan pemilikan kemampuan untuk membedakan
dan menerima perbedaan.
b) Penanggapan
merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap
suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu. Hasil belajar penanggapan
merupakan suatu komitmen untuk berperan serta berdasarkan penerimaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
c) Perhitungan atau penilaian
Merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap
gagasan, bahan, benda, atau gejala. Hasil belajar perhitungan atau penilaian
merupakan keinginan untuk diterima, diperhitungkan, dan dinilai orang lain.
d) Pengaturan atau pengelolaan
Merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan dengan
tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki.
Hasil belajarnya merupakan kemampuan mengatur dan mengelola sesuatu secara
harmonisdan konsisten berdasarkan pemilikan filosofi yang dihayati.
e) Bermuatan nilai
Merupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang
secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya
secara mendalam. Hasil belajarnya merupakan perilaku seimbang, harmonis, dan
bertanggung jawab dengan standar nilai yang tinggi.
3) Ranah Psikomotor
Menurut W. S. Winkel (1999 : 249) membagi 7 klasifikasi yaitu :
a) Persepsi
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua
perangsang atau lebih,berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri yang khas pada
masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu
reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangssngan (stimulasi) dan
perbedaan-perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
b) Kesiapan
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai
suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk
kesiapan jasmani dan mental.
c) Gerakan terbimbing
Merupakan kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai
dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dengan menggerakan
anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
d) Gerakan yang terbiasa
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan
lancar, kerana sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang
diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota
tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat.
e) Gerakan kompleks
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas
beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
Suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub
ketrampilanmenjadi suatu ketrampilan gerak-gerik yang teratur.
f) Penyesuaian pola gerakan
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik
dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf ketrampilan yang
telah mencapai kemahiran.
g) Kreativitas
Kemampuan untuk melakukan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas
dasar prakarsa dan inisiatif diri sendiri.
3. Kajian tentang Materi Pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan
Menggambar teknik bangunan merupakan salah satu mata pelajaran yang
diberikan pada siswa kelas XI TKK Program Keahlian Bangunan SMK Negeri 2
Surakarta.
Pada mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan siswa harus mampu
menggambar dan memahami perencanaan kebutuhan bahan pekerjaan kayu pada
desain gambar maupun perhitungannya. Guru dituntut mampu menyampaikan
materi dan memberikan proses pembelajaran yang tepat untuk menumbuhkan
minat dan hasil yang baik bagi siswa.
Untuk memperoleh hasil dan tujuan yang ingin dicapai pada proses
pembelajaran guru dituntut dapat memberikan model pembelajaran yang tepat
salah satu alternatif adalah dengan menggunakan model pembelajaran Ability
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Grouping. Dasar kompetensi kejuruan pada program keahlian bangunan, mata
pelajaran Menggambar Teknik Bangunan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Dasar Kompetensi Kejuruan Teknik Konstruksi Kayu
SMK Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2010/2011
MATA PELAJARAN
STÁNDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Menggambar Teknik
Bangunan
Membuat daftar komponen pekerjaan konstruksi kayu
1. Merencanakan rumah tinggal dengan
atap pelana. 2. Merencanakan rumah tinggal dengan atap perisai.
B. Penelitian Relevan
Adapun hasil-hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
A. Penelitian yang dilakukan Z. Amril Widana, 2006, berkesimpulan bahwa
penerapan Model Pembelajaran Ability Grouping meningkatkan hasil belajar
Siswa Kelas I SMP Negeri 31 Padang, pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Kesimpulan dari penelitian ini bahwa metode belajar Ability Grouping dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik, dimana hasil belajar pertama siswa
sebelum perlakuan adalah 5,61 pada postest siklus ke I hasil belajar siswa
6,20 dan postest pada siklus ke II adalah 7,8 dengan demikian terjadi
peningkatan 1,6 poin.
B. Penelitian yang serupa dilaksanakan oleh Murniati M, 2007, hasil penelitian
tersebut menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas IB SMK
PGRI Padang, Adanya perbaikan pada proses pembelajaran tersebut
didapatkan peningkatan hasil belajar dari 6,16 mejadi 7,625 yang berarti
terjadi peningkatan sebesar 1,465. Sementara pada aktivitas individu juga
terjadi peningkatan, dimana sebelumnya jumlah siswa diam adalah 19 orang
kini menyusut menjadi 9 orang dan tingkat keaktifan siswa pada mencatat
hasil diskusi dan menangapi pertanyaan dari teman mengalami peningkatan
dimana masing-masingnya adalah dari 15 orang menjadi 20 dan 17 orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Kerangka Berpikir
Pada proses pembelajaran dalam penelitian ini dilakukan pada satu kelas
penelitian, satu kelas tersebut akan diterapkan proses pembelajaran Ability
Grouping dalam bentuk siklus (tindakan) pembelajaran, dari siklus tersebut akan
diketahui peningkatan proses dan hasil pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan masih menggunakan
model konvensional. Model ini lebih menitikberatkan pada peran guru sebagai
sumber belajar. Proses pembelajaran yang didominasi oleh Guru sedangkan murid
hanya mendengarkan atau mencatat hal-hal yang dianggap penting.
Dengan keadaan seperti ini akan membentuk kepribadian siswa yang kurang baik
dan membentuk sikap siswa yang pasif. Selain itu, Pada saat pembelajaran
berlangsung siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Sehingga
saat pembelajaran berlangsung siswa tidak bersemangat untuk belajar,
tidak memperhatikan pelajaran, mengantuk, ribut sendiri, dan meninggalkan kelas
saat proses belajar mengajar berlangsung.
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh proses pembelajaran
yang berlangsung. Jika proses belajarnya baik dan berkualitas, tentunya hasil
belajar siswa yang diperoleh juga memuaskan.
Hal ini juga berlaku sebaliknya. Maka dari itu, jika terjadi permasalahan pada
hasil belajar siswa yang belum tuntas, maka perlu dikaji terlebih dahulu pada
proses pembelajaran yang dilaksanakan selama ini
Model pembelajaran Ability Grouping merupakan salah satu model
pembelajaran gotong royong, dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerjasama dengan sesama siswa dalam pembelajaran kelompok. Bentuk
pembelajaran Ability Grouping memberikan kesempatan kepada siswa untuk
aktif dan memperluas interaksi siswa dalam belajar, sehingga siswa lebih
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran dan yang lebih penting siswa dapat
saling tukar pendapat dan bekerja sama untuk memecahkan atau menyelesaikan
soal yang diberikan oleh guru. Dengan model belajar seperti ini akan
memudahkan siswa dalam menyerap mata pelajaran yang telah dipelajarinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwasanya dengan
model pembelajaran bentuk Ability Grouping dapat memperluas interaksi siswa di
dalam berdiskusi dan mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Peningkatan
aktivitas siswa di dalam belajar akan berujung terhadap peningkatan proses dan
hasil belajar siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat divisualisasikan kerangka berpikir dalam
bentuk bagan berikut :
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
1. Proses belajar tidak maksimal 2. Hasil belajar dibawah standar minimal
Model pembelajaran Ability grouping
1. Proses belajar meningkat 2. Hasil belajar meningkat
Tindakan
Masalah
Hasil
Model konvensional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan hal-hal yang dibahas dalam kajian teori di atas maka penulis
merumuskan hipotesis yaitu :
1. Dengan penerapan model pembelajaran Ability Grouping dapat meningkatkan
kualitas proses pembelajaran siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran
2010/2011.
2. Dengan penerapan model pembelajaran Ability Grouping dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan siswa
kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta,
Subyek penelitian ini adalah kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) yang
beralamat di JL.LU.Adi Sucipto No.33, Telp. (0271) 714901, Surakarta, Kode Pos
57143.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-juni 2011. Adapun
rinciannya sebagai berikut :
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan
judul
Pembuatan
proposal
Seminar
proposal
Perijinan
penelitian
Pelaksanaan
penelitian
Penulisan
laporan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SMK Negeri 2 Surakarta
tahun pelajaran 2010 / 2011. Sampel yang diambil adalah siswa kelas XI TKK
SMK N 2 Surakarta yang berjumlah 22 siswa. Alasan penulis memilih sampel
kelas XI TKK karena penulis pernah mengajar dalam kegiatan Program
Pengalaman lapangan (PPL) dikelas terseebut selama ± 4 bulan sehingga hal
tersebut dapat mendukung jalannya penelitian.
C. Data dan Sumber Data
1. Data penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi,wawancara dan
tes yang dilakukan terhadap siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK
Negeri 2 Surakarta yang berkaitan dengan pembelajaran Menggambar Teknik
Bangunan setelah diterapkan pembelajaran Ability Grouping.
2. Tempat dan Peristiwa
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Surakarta pada kelas XI
Teknik Konstruksi Kayu (TKK) Tahun pelajaran 2010/2011, Saat pelajaran
Menggambar Teknik Bangunan.
3. Sumber Data
Dalam penelitian ini informan yang direncanakan yaitu:
a. Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum SMK Negeri 2 Surakarta.
b. Guru mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan kelas XI TKK SMK
Negeri 2 Surakarta.
c. Siswa kelas XI TKK Tahun pelajaran 2010/2011.
4. Instrumen Penelitian
a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi yang dilakukan peneliti, untuk mengamati seluruh
kegiatan yang berlangsung baik dari kinerja guru maupun aktivitas siswa, mulai
dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran. Tujuan tindakan observasi
adalah untuk memperoleh data perilaku siswa sehingga didapatkan hasil
perubahan perilaku siswa dalam memperbaiki pembelajaran (lembar observasi
terlampir).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Pedoman Wawancara
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara
untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Yang diwawancarai oleh peneliti
adalah guru dan siswa.
Pedoman wawancara ini bisa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Tujuan diadakannya wawancara adalah untuk memperoleh data verbal atau
konfirmasi dari siswa dan guru mengenai penyebab kesulitan siswa dalam
memahami pelajaran Menggambar Teknik Bangunan. (lembar wawancara
terlampir).
c. Tes
Tes adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami Menggambar Teknik Bangunan. Tes yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk
mengetahui peningkatan pemahaman siswa berupa soal-soal yang harus dijawab.
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan
kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang,
maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga objek-objek alam yang lain.
Sutrisno Hadi (Sugiyono, 2010 : 166) mengemukakan bahwa, observasi
merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses
pengamatan dan ingatan. diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.
2. Wawancara
Menurut Sugiyono (2010 : 157) Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti akan ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti dan apabila peneliti ingin
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondennya sedikit atau kecil. Jadi wawancara merupakan pertemuan antara dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat
dikontruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
informasi tentang berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
seperti sistem kegiatan belajar mengajar.
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan memanfaatkan dokumen-dokumen tertulis,
gambar, foto, atau benda-benda lainnya yang berkaitan dengan aspek-aspek yang
diteliti.
4. Tes
Tes adalah serentatan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa. Tes yang digunakan peneliti untuk mengetahui
kemampuan siswa dalam memahami Menggambar Teknik Bangunan. Tes yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah tes tertulis. Tes tertulis bertujuan untuk
mengetahui peningkatan pemahaman siswa berupa soal-soal yang harus dijawab.
E. Validasi Data
Validitas data pada pendapat Lather dalam Suharsimi Arikunto, dkk (2008: 128)
adalah sebagai berikut:
1. Face Validity (validitas muka), setiap anggota kelompok peneliti tindakan
saling mengecek/menilai/memutuskan validitas suatu instrumen dan data
dalam proses kolaborasi dalam penelitiab tindakan.
2. Triangulation (triangulasi), menggunakan berbagai sumber data untuk
meningkatkan kualitas penilaian.
3. Critical Reflection (refleksi kritis), setiap tahap siklus penelitian tindakan
dirancang untuk meningkatkan kualitas pemahaman.
4. Catalytic validity (validitas pengetahuan), validitas data yang dilakukan oleh
peneliti sendiri yang bergantung pada kemampuannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Berdasarkan validasi-validasi diatas, validitas yang akan digunakan
peneliti untuk menghindari kesalahan atau kekeliruan data yang telah terkumpul
adalah validitas trianggulasi. Teknik triangulasi data digunakan untuk menjaga
validitas data. Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
triangulasi sumber data.
Triangulasi sumber data adalah mencari data dari berbagai sumber yang
berbeda untuk mencari informasi yang sama. Triangulasi sumber data
pada penelitian yakni triangulasi dalam penelitian tindakan kelas yang mengacu
pada tiga sudut pandang, yaitu: sudut pandang guru, sudut pandang siswa,
dan sudut pandang yang melakukan pengamatan. Triangulasi data Menggunakan
berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi
atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda. Data dari berbagai sumber ini kemudian diuji
validitasnya, dengan trianggulasi data (sumber). Dalam melakukan triangulasi
data setelah observasi dan wawancara terhadap kinerja guru dan aktifitas siswa
maka peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut
dengan guru kelas XI Teknik Konstruksi Kayu SMK N 2 Surakarta pada saat
pembelajaran.
Data penelitian diambil dari beberapa sumber yaitu informasi guru dan
siswa, dokumen sekolah dan hasil tes. Proses triangulasi data dapat dilihat pada
gambar berikut ini :
Gambar 2.
Skema Triangulasi Data (Sumber: H.B Sutopo, 2006: 94)
Aktifitas Observasi
Data
Wawancara Informan
Content Analysis
Dokumen/ Arsip
Kegiatan di kelas
guru, siswa
Data sekolah, data siswa, catatan,dll.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
F. Indikator Pencapaian
Untuk mengukur keberhasilan proses dan hasil belajar siswa dapat ditunjukan
indikator sebagai berikut :
Tabel 3.Indikator Pencapaian
Variabel Aspek yang dinilai Indikator Target
1. Kejenuhan Belajar (Aktivitas Negatif)
Bermain handphone, berbicara tanpa memperhatikan pelajaran, acuh tak acuh, ramai sendiri.
Menurun 25 %
2. Minat (Aktivitas Positif)
Kehadiran di kelas tepat waktu, Memberikan sumbang saran, Keaktifan mengerjakan tugas
70 %
Proses belajar 3. Sikap (Aktivitas Positif)
Mengerjakan tugas dengan teliti, Tidak ngobrol dengan teman, Mencatat hasil diskusi
70 %
4. Motivasi (Aktivitas Positif)
Menunjukan antusias, Bertanya, Menyimpulkan hasil diskusi
70 %
1. Ranah Kognitif Capaian ketuntasan hasil belajar
Minimal 70 % siswa mendapat nilai > 75
Hasil belajar 2. Ranah Afektif Sikap saat pembelajaran
Minimal 70 % siswa mendapat nilai > 75
3. Ranah
Psikomotor
Dapat dilihat dari kegiatan
yang di lakukan siswa.
Minimal 70
% siswa
mendapat
nilai > 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
G. Prosedur Penelitian
Penelitian didahului dengan menganalisis segala permasalahan yang
berkaitan dengan proses pembelajaran pada ruang kelas. Selanjutnya
permasalahan yang terdeteksi akan dilakukan perumusan masalah, rencana
tindakan yang akan diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam memecahkan
masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran.
Rencana penelitian direncanakan adalah seperti model penelitian yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (Rochiati Wiriaatmadja, 2007: 66)
dengan empat komponen pokok yang dapat menunjang langkah-langkah
penelitian yaitu, (1) perencanaan, (2) tindakan; (3) pengamatan; (4) refleksi.
Dalam satu putaran (siklus) direncanakan oleh peneliti terdiri dari
perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Lama peneliti dalam melakukan
penelitian direcanakan sampai terdapat pengaruh pada hasil belajar siswa dengan
beberapa kali pertemuan. Lama pertemuan antara siswa dengan peneliti
disesuaikan dengan lamanya jumlah jam pelajaran yang telah ditentukan oleh
sekolah. Penerapan pembelajaran yang digunakan adalah Ability Grouping dengan
masing masing siswa akan dikelompokkan dalam beberapa kelompok sesuai
dengan jumlah siswa dalam satu kelas pembelajaran. Selama penelitian, peneliti
didampingi oleh guru mata pelajaran yang mengajar mata pelajaran Menggambar
Teknik Bangunan tersebut.
Siklus I
1. Perencanaan
Pada tahap ini meliputi perijinan, observasi pra tindakan, identifikasi
masalah, pembuatan dan penyiapan instrumen yang diperlukan serta
merencanakan langkah-langkah dan tindakan yang akan dilakukan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetepkan. Langkah-langkah perencanaannya adalah sebagai
berikut :
a. Perijinan kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran Menggambar
Teknik Bangunan kelas XI TKK SMK N 2 Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Observasi pra tindakan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas XI
TKK SMK N 2 Surakarta.
c. Mengidentifikasi masalah
d. Menganalisis dan merumuskan masalah
e. Merancang model pembelajaran ability grouping
f. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran ability grouping
g. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, Media, Kriteria Penilaian, Alat,
Evaluasi)
h. Menyusun kelompok belajar siswa
i. Merencanakan tugas kelompok
2. Tindakan (Pelaksanaan)
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya yang dilakukan
secara sadar dengan perencanaan yang matang. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah aplikasi dari perencanaan yang telah direncanakan dalam
perancanaan. Tindakan yang akan dilakukan adalah:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan pada
peserta didik dan memotivasi peserta didik dengan menetapkan kompetensi
dasar sebagai tujuan akhir dari pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan pada siswa (seberapa dalam pengetahuan siswa
tetang kompetensi yang akan dipelajari).
c. Memberikan test awal pada siswa tentang kompetensi yang akan diajarkan.
d. Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dalam kelas
e. Pada tahap awal (siklus pertama) pengelompokkan siswa dilakukan dengan
menganjurkan pada siswa untuk memilih kelompok sesuai dengan keinginan
masing-masing siswa. Kemudian pada siklus kedua siswa dikelompokkan
yang pelaksanaannya diatur oleh guru.
Dari pelaksanaan pengelompokan ini dapat diperhatikan bagaimana tingkat
keberhasilan siswa pada siklus pertama dan kemudian akan direfleksikan
sebagai rekomendasi untuk tindakan pada siklus kedua.
f. Membagikan modul pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
g. Menjelaskan materi pelajaran
Menjelaskan materi pelajaran direncanakan tidak mengunakan media pembelajaran,
tindakan ini kemudian direfleksikan sebagai hasil pada siklus pertama dan akan
diperbaiki dengan menerapkan siklus kedua dengan menjelaskan meteri pelajaran pada
siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
h. Menganjurkan siswa untuk berdiskusi tetang materi sub kompetensi yang
telah dijelaskan.
Pada tahap awal pembelajaran diskusi kelompok ini hanya dilakukan
dengan membahas materi pelajaran yang telah didiskusikan bersama kelompok,
guru akan memberikan pertanyaan pada siswa dalam satu kelompok dan siswa
dalam kelompok lain dianjurkan untuk memberikan masukan atau sanggahan.
Hasil dari tindakan ini akan diobservasi dan direfleksikan dan akan dijadikan
tolak ukur untuk memperaiki tindakan pada siklus selajutnya apakah pada diklus
kedua perlu penambahan diskusi dengan disertai persentasi kelompok dan
kemudian siswa-siswa yang tidak persentasi untuk memberikan pertanyaan atau
masukan pada kelompok siswa yang presentasi.
i. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok
j. Mendiskusikan hasil diskusi kelompok dan hasil presentasi dengan guru
k. Dianjurkan pada peserta didik untuk menarik kesimpulan setelah diskusi
dengan kelompok dan guru yang telah dilakukan sebelumnya
Kegiatan akhir
a. Memberikan tes akhir setelah pembelajaran
b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran sebagai pedoman dalam pembelajaran
selanjutnya.
3. Pengamatan (Observasi)
Observasi dilakukan untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan yang
berkaitan. Pemantauan dilakukan oleh peneliti dengan mencatat segala sesuatu
yang terjadi pada lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya,
pemantauan dilakukan ketika jam pembelajaran sedang berlangsung (dilakukan
dari awal sampai akhir).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Hal-hal yang dilakukan pengamatan meliputi:
Aspek Siswa
a. Keadaan siswa dalam kelas ketika terjadi interaksi pembelajaran yang
dilakukan
b. Keadaan siswa ketika diskusi seperti diam, menangapi dan bertanya, acuh tak
acuh, izin keluar serta mencatat hasil diskusi
c. Keaktifan siswa dalam memberikan tanggapan dan pertanyaan pada siswa lain
d. Prilaku siswa dalam pembelajaran
e. Kerjasama kelompok dalam menyelesaikan pokok bahasan dalam diskusi
Aspek Pembelajaran
a. Kesesuaian perencanaan pembelajaran yang direncanakan.
b. Kondisi kelas saat pembelajaran
c. Pelaksanaan evaluasi
4. Refleksi
Refleksi adalah mendapatkan data hasil pengamatan yang telah dilakukan
dan kemudian dijadikan dasar dalam menentukan tindakan selanjutnya.
Sedangkan menurut Madya (Murniati, 2007) refleksi adalah mengingat dan
merenungkan kembali suatu tidakan yang persis seperti yang telah dicatat dalam
observasi. Refleksi berusaha memahami proses, masalah dan persoalan serta
tindakan dalam melaksanakan strategi pembelajaran.
Refleksi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan
data secara kuantitatif (nilai-nilai siswa pada tes awal dan tes akhir) dan data
secara kualitatif yaitu dengan menggunakan catatan-catatan pada lembar
observasi. Dengan adanya kegiatan ini akan didapatkan sebuah hasil yang dapat
disesuaikan dengan hipotesis serta titik tolak bagi pelaksanaan atau siklus
selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Siklus II
1. Perencanaan
Rencana penelitian tindakan merupakan tidakan yang tersusun, teratur
yang akan diterapkan dalam penelitian, dan pandangan kedepan dalam sebuah
tindakan. Dalam penelitian ini, rencana penelitian yang akan diaplikasikan dalam
penelitian adalah:
1. Peneliti mempelajari silabus mata pelajaran yang akan diajarkan pada
peserta didik.
2. Mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya dibutuhkan dalam kegiatan
observasi seperti belanko observasi dan media pembelajaran,
3. Membuat modul bahan ajar tentang sub kompetensi yang akan diajarkan
2. Tindakan
Tindakan dalam penelitian tindakan kelas adalah upaya yang dilakukan
secara sadar dengan perencanaan yang matang. Tindakan yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah aplikasi dari perencanaan yang telah direncanakan dalam
perancanaan. Tindakan yang akan dilakukan adalah:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan pada
peserta didik dan memotivasi peserta didik dengan menetapkan kompetensi
dasar sebagai tujuan akhir dari pembelajaran.
b. Mengajukan pertanyaan pada siswa (seberapa dalam pengetahuan siswa
tetang kompetensi yang akan dipelajari).
c. Memberikan test awal pada siswa tentang kompetensi yang akan diajarkan.
d. Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok dalam kelas
e. Pada tahap awal (siklus pertama) pengelompokkan siswa dilakukan dengan
menganjurkan pada siswa untuk memilih kelompok sesuai dengan keinginan
masing-masing siswa. Kemudian pada siklus kedua siswa dikelompokkan
yang pelaksanaannya diatur oleh guru. Dari pelaksanaan pengelompokan ini
dapat diperhatikan bagaimana tingkat keberhasilan siswa pada siklus pertama
dan kemudian akan direfleksikan sebagai rekomendasi untuk tindakan pada
siklus kedua.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
f. Membagikan modul pada siswa
g. Menjelaskan materi pelajaran
Menjelaskan materi pelajaran direncanakan tidak mengunakan media
pembelajaran, tindakan ini kemudian direfleksikan sebagai hasil pada siklus pertama
dan akan diperbaiki dengan menerapkan siklus kedua dengan menjelaskan meteri
pelajaran pada siswa dengan menggunakan media pembelajaran.
h. Menganjurkan siswa untuk berdiskusi tetang materi sub kompetensi yang
telah dijelaskan.
Pada tahap awal pembelajaran diskusi kelompok ini hanya dilakukan
dengan membahas materi pelajaran yang telah didiskusikan bersama kelompok,
guru akan memberikan pertanyaan pada siswa dalam satu kelompok dan siswa
dalam kelompok lain dianjurkan untuk memberikan masukan atau sanggahan.
Hasil dari tindakan ini akan diobservasi dan direfleksikan dan akan dijadikan
tolak ukur untuk memperaiki tindakan pada siklus selajutnya apakah pada diklus
kedua perlu penambahan diskusi dengan disertai persentasi kelompok dan
kemudian siswa-siswa yang tidak persentasi untuk memberikan pertanyaan atau
masukan pada kelompok siswa yang presentasi.
i. Mengumpulkan hasil diskusi kelompok
j. Mendiskusikan hasil diskusi kelompok dan hasil presentasi dengan guru
k. Dianjurkan pada peserta didik untuk menarik kesimpulan setelah diskusi
dengan kelompok dan guru yang telah dilakukan sebelumnya
Kegiatan akhir
a. Memberikan tes akhir setelah pembelajaran
b. Mengevaluasi kegiatan pembelajaran sebagai pedoman dalam pembelajaran
selanjutnya.
3. Pengamatan (Observasi)
a. Peneliti melakukan pengamatan terhadap penggunaan model pembelajaran
ability grouping
b. Mencatat perubahan yang terjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
4. Refleksi
a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan pada siklus II berdasarkan data
yang terkumpul
b. Membahas hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran pada siklus II
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai dengan hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus selanjutnya jika belum diperlukan.
Siklus III (bila diperlukan)
siklus III dilakukan jika pada siklus II belum ada peningkatan proses dan hasil
pembelajaran. Langkah-langkah yang digunakan sama dengan siklus I dan siklus
II.
Siklus I
Perencanaan 1. Menyiapkan materi 2. Menyiapkan lembar observasi 3. Menyusun lks 4. Menyiapkan sumber belajar 5. Menyiapkan mareti pelajaran 6. Engan metode ceramah 7. Memberikan tugas membaca dan
membuat ringkasan untuk pertemuan selanjutnya
8. Mengumpulkan tugasPelaksanaan/tindakan
Pengamatan/observasi
Refleksi 1. Evaluasi tindakan 2. Pertemuan membahas hasil
evaluasi 3. Memperbaiki pelaksanaan
tindakan
Siklus II
Perencanaa 1. pernyataan no. 1-7 dengan siklus I 2. mengunakan metode belajar ability
grouping dengan tekni berpasangan bebas dan terikat
Tindakan/pelaksanaan
Pengamatan/observasi
Refleksi
Gambar 3. Skema Siklus Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
H. Analisis Data
Analisis data digunakan untuk mengukur tingkat validitas data penelitian
berdasarkan dari informan, dokumen/arsip dan aktivitas pembelajaran siswa saat
kegiatan belajar mengajar. Pada penelitian tindakan kelas ini, analisis data yang
digunakan adalah diskriptif kualitatif. Analisis diskriptif kualitatif dilakukan
dengan analisis interaktif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi yang dilakukan dengan cara interaksi baik antara
komponen, dari proses pengumpulan data sebagai siklus. Analisis ini
membandingkan dari hasil siklus 1 sampai 2 dan seterusnya.
Reduksi data diartikan sebagai pemilihan, pemusatan perhatian pada
penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus
selama penelitian berlangsung.
Penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Sedangkan penarikan kesimpulan dilakukan secara bertahap untuk memperoleh
derajat kepercayaan yang tinggi.
Menurut (H.B Sutopo, 2006: 94) model analisis interaktif dapat digambarkan dalam bagan sebagai berikut:
Gambar 4. Model Analisis Interaktif
(Sumber H.B Sutopo , 2006: 120)
PENARIKAN KESIMPULAN
PENYAJIAN DATA REDUKSI DATA
PENGUMPULAN DATA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian
1. Sejarah SMK Negeri 2 Surakarta
Pada tanggal 1 juli 1952 berdirilah sekolah yang diberi nama STM Solo
berlokasi di gendengan solo. Lokasi yang sejak tahun 1998 menjadi SMP 24 dan
SMP 25 Surakarta para pendiri STM Solo antara lain :
a. Bp. Ir. Frederick Louis Van Olden
b. Bp. Prof.Ir. Soediro
c. Bp.R.T. Djojo Soeparno ( Sri Samporna )
d. Bp. R. Soemardi Djati Sworo.
e. Bp. LetdanSoejono, BA.
Jurusan yang dibuka saat itu antara lain :
a. Bangunan
b. Mesin
c. Listrik
Pada tanggal 23 Juli 1952 terbitlah surat keputusan menteri pengajaran
dan kebudayaan Republik Indonesia No 3095/ B, STM Solo resmi menjadi STM
Negeri Solo dengan pimpinan sekolah Ir. Frederick Louis Van Olden yang
menjadi kepala sekolah pertama STM Negeri Solo.
Kemudian pada tahun 1956 STM Negeri Solo memperoleh tanah seluas
23.150 m2 dari pemerintah daerah yang berlokasi di jalan Adi Sucipto no. 33
Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kota madya Surakarta dengan kepala sekolah
Bp. Soedirman. Dari mulai berdirinya tahun 1952 hingga tahun 1998 Pejabat
Kepala sekolah berjumlah 12 orang dengan 4 periode peningkatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Berdasarkan surat keputusan dari Direktur Pendidikan Menengah
Kejuruan Nomor : 0096/C5.3/kep/ku/2005 tanggal 20 September 2005 SMK
Negeri 2 Surakarta diputuskan memperoleh subsidi pengembangan program SMK
besar melalui pembinaan pengelolaan sekolah kejuruan tahun anggaran 2005.
Kemudian tanggal 9 Mei 2006, SMK Negeri 2 Surakarta dinyatakan lulus
seleksi dan sertifikasi untuk dikembangkan sebagai Sekolah Nasional bertaraf
Internasional ditandai dengan terbit surat Keputusan Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan Nomor : 0004/C5.2/kep/MN/2006 tentang penetapan
Sekolah Nasional bertaraf Internasional (SNBI) tahun 2006.
Dengan kemauan yang tinggi untuk meningkatkan kualitas sumber daya
masyarakat, maka seluruh civitas SMK N 2 Surakarta bersama-sama industri yang
menjadi institusi pasangan dari lulusannya dengan mengikuti Audit Sertifikasi
ISO 9001 : 2000 sebagai pedoman untuk mengembangkan potensi SMK N 2
Surakarta dan sebagai wahana persiapan agar terbiasa dengan ISO yang akan
dihadapi setelah bekerja di DU/DI.
2. Profil Sekolah
Nama Sekolah : SMK Negeri 2 Surakarta
Nomor Statistik Sekolah : 321036E+11
Provinsi : Jawa Tengah
Otonomi Daerah : Pemerintah Kota Surakarta
Kecamatan : Laweyan
Desa/ Kelurahan : Kerten
Alamat Sekolah : Jl. LU. Adi Sucipto No. 33 Surakarta, kode pos
57143
No. Telepon / Faximile : (0271) 714901 / (0271) 727003
Kepala Sekolah : Drs. Susanta, MM.
NIP. 19600808 198803 1 006
Status Sekolah : Negeri
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Kelompok Sekolah : Teknologi dan Industri
Standar Sekolah : Akreditasi A
Tahun Berdiri : 1958
Tahun Perubahan : 1999
Kepemilikan Tanah : Pemerintah
Luas Tanah : 23.150 m2
Email dan Website : info@smkn2-solo.net , http : www.smkn2-solo.net
Bidang Keahlian : 1. Teknik Bangunan
2. Teknik Mesin
3. Teknik Elektronika
4. Teknik Informatika
3. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Surakarta
a. Visi
Mewujudkan SMK Negeri 2 Surakarta sebagai pencetak sumber daya
manusia yang profesional dalam bidang teknologi dan industri yang
mampu menghadapi era global.
b. Misi
1) Membentuk tamatan yang berkepribadian unggul dan mampu
mengembangkan diri,
2) Menyiapkan tenaga terampil yang mampu bersaing di lapangan kerja,
3) Menyiapkan wirausaha yang tangguh dalam bidang teknologi dan
industri,
4) Menyiapkan SMK Negeri 2 Surakara sebagai SMK yang mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4. Denah Lokasi SMK Negeri 2 Surakarta
Gedung SMK Negeri 2 Surakarta berlokasi di Jl. Adi Sucipto No 33, Kelurahan
Manahan, Kecamatan Banjarsari, Kotamadya Surakarta. Termasuk berada di salah
satu lokasi strategis kota Surakarta yaitu daerah pusat pendidikan. Hal ini
ditunjukkan dengan berdirinya beberapa sekolah di wilayah tersebut, antara lain :
SMK N 5 Surakarta, SMK N 4 Surakarta, SMK N 6 Surakarta, SMK N 7
Surakarta, SMK N 2 Surakarta, SMA N 4 Surakarta, dan beberapa sekolah
lainnya.
5. Data Siswa
Kelas yang digunakan sebagai subyek dalam penelitian adalah kelas XI
TKK (Teknik Konstruksi Kayu). Jumlah siswa kelas XI TKK sebanyak 22 siswa
yang semuanya laki-laki. Adapun wali kelas XI TKK adalah Bapak Bambang S
S.Pd Untuk Struktur Kepengurusan Kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun
ajaran 2010/2011 adalah sebagai berikut :
a. Ketua Kelas : Sugianto
b. Wakil ketua : Faisal Ridho S
c. Sekretaris I : Muhamat Sugeng Riyadi
d. Sekretaris II : Adhitya Tedi Hernowo
Jl. LU.Adi Sucipto
SMK N 6 Surakarta
Gedung
Warastratama
Poltabes Surakarta
TK Inti
SMK N 2 Surakarta
SMA N 4 Surakarta
Gambar 5. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
e. Bendahara : Muhammad Afrul Roqib
Adapun daftar siswa kelas XI TKK adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Daftar Siswa Kelas XI TKK SMK N 2 Surakarta Tahun 2010/2011
NO NIS NAMA SISWA JENIS KELAMIN
1. 09.000714 Adhitya Tedi Hernowo Laki-laki
2. 09.000715 Agita Tri Nurcahya Laki-laki
3. 09.000716 Aji S Mahendra Laki-laki
4. 09.000717 Akhir Mulyono Laki-laki
5. 09.000718 Anang Bagus Pradana Laki-laki
6. 09.000721 Dwi Anggoro Laki-laki
7. 09.000722 Faisal Ridho S Laki-laki
8. 09.000724 Faqih Wahyu Shidiq Laki-laki
9. 09.000725 Fauzan Nur Hisyam Laki-laki
10. 09.000726 Feisal Sulastyanto Laki-laki
11. 09.000727 Joko Murtopo Laki-laki
12. 09.000728 Muhamat Sugeng Riyadi Laki-laki
13. 09.000729 Muhammad Afrul Roqib Laki-laki
14. 09.000730 Okta Adi Putranto Laki-laki
15. 09.000731 Rahayon E. S Laki-laki
16. 09.000733 Rudi Renaldi Laki-laki
17. 09.000734 Sugianto Laki-laki
18. 09.000735 Taufik Tri Kuncoro Laki-laki
19. 09.000736 Thorikhul Anam Laki-laki
20. 09.000737 Tri Joko Budi Mulyanto Laki-laki
21. 09.000738 Wahana Aditya Tama Laki-laki
22. 09.000739 Wahyu Suryo W. Laki-laki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
B. Kondisi Awal Pembelajaran Sebelum Tindakan Kelas
Kegiatan penelitian dimulai dari pelaksanaan observasi awal untuk
mengetahui gambaran umum mengenai kondisi sekolah penelitian dan keadaan
awal kelas XI TKK yang berkaitan dengan pembelajaran Menggambar Teknik
Bangunan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pra siklus dilaksanakan bertujuan
untuk mengetahui proses pembelajaran yang biasa disampaikan oleh guru selama
ini dan mengidentifikasikan permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut.
Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas XI TKK 2010/2011 SMK
Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan, peneliti
memberikan pre-nilai yang juga dilaksanakan sebelum penelitian. Situasi kegiatan
belajar mengajar berjalan kurang mendapat antusias dari siswa. Metode yang
digunakan guru dominan adalah ceramah dengan model pembelajaran
konvensional.
Dari observasi awal tersebut, diperoleh data bahwa masalah yang
dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan antara
lain adalah tingkat keaktifan siswa untuk menyerap dan mengembangkan materi
pembelajaran belum terjadi. Selain itu, Siswa banyak yang merasa bosan dengan
pelajaran Menggambar Teknik Bangunan, karena saat pembelajaran berlangsung
siswa hanya duduk dan mendengarkan penjelasan guru. Pola interaksi antara
peserta didik dengan peserta didik dan peserta didik dengan pendidik sangat
minim sekali. Kejadian itu menyebabkan situasi belajar menjadi monoton dan
memupuk siswa untuk semakin tidak aktif serta hanya bermalas-malasan dan
mengikuti pelajaran semaunya saja tanpa mempunyai tujuan yang pasti. Hal ini
terlihat pada saat pembelajaran berlangsung siswa tidak bersemangat untuk
belajar, acuh tak acuh, ribut, mengantuk bahkan tertidur, dan meninggalkan kelas
saat proses belajar mengajar berlangsung. Aktivitas siswa tersebut berdampak
terhadap hasil belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran tidak tercapai. Tujuan
pembelajaran yang tidak tercapai mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
Menggambar Teknik Bangunan melalui lembar observasi ( indikator diambilkan
dari ranah afektif dan psikomotor), diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 5. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus
No. Aspek Yang Diamati Indikator Persen
(%)
1. Kejenuhan
(Aktivitas Negatif)
Bermain handphone 40,90 %
Berbicara tanpa memperhatikan pelajaran
40,90 %
Acuh tak acuh 27,27 %
Siswa ramai sendiri 27.27 %
2. Minat
(Aktivitas Positif ) Kehadiran di kelas tepat waktu
68,18 %
Memberikan sumbang saran
18,18 %
Keaktifan mengerjakan tugas
59,09 %)
3. Sikap (Aktivitas Positif )
Mengerjakan tugas dengan teliti
36,36 %
Tidak ngobrol dengan teman
59,09 %)
Mencatat materi
36,36 %
4. Motivasi (Aktivitas Positif )
Menunjukan antusias
54,55 %
Bertanya 45,45 %
Menyimpulkan hasil pembelajaran
18,18 %
Jumlah
Aktivitas Negatif Aktivitas Positif
136,34 % 395,44 %
Rata-rata
Aktivitas Negatif Aktivitas Positif
34,09 % 43,94 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Adapun hasil penilaian Menggambar Teknik Bangunan kelas XI TKK
2010/2011 sebelum tindakan terhadap 22 siswa, diperoleh data sebagai
berikut :
1. S 5 sebanyak 56 %
2. Siswa yang belum tuntas belajar dengan nilai < 75 sebanyak 44 %.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 1
1. Perencanaan
Perencanaan jadwal pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari Senin
pukul 11.45.WIB 12.35 WIB. Rencana penelitian siklus I dimulai tanggal 09
Mei 2011 untuk pertemuan pertama dan tanggal 16 Mei 2011 untuk pertemuan
kedua. Mata pelajaran yang dibahas dan merupakan mata pelajaran pada
penelitian adalah menggambar teknik bangunan. Sub bahasan yang dipelajari
adalah merencanakan rumah tinggal sederhana.
Adapun tahap dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Observasi tindakan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas XI
TKK SMK N 2 Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menganalisis dan merumuskan masalah
d. Merancang model pembelajaran ability grouping
e. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran ability grouping
f. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, Media, Kriteria Penilaian, Alat,
Evaluasi)
g. Menyusun kelompok belajar siswa
h. Merencanakan tugas kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 6. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa
Mengelompokkan
siswa
Memilih dan menata
kelompok
Berkelompok
Materi Menjelaskan materi pada
siswa
Mendengarkan dan mencatat,
bertanya bila diberi
kesempatan
Diskusi Mengamati dan mencatat
reaksi dari siswa
Berdiskusi
Mengumpulkan hasil
diskusi
Menerima hasil diskusi Menulis ke papan tulis dan
menyerahkan pada guru
Berdiskusi bersama Menerangkan materi
secara lebih rinci
Mendengarkan, bertanya,
dan menyampaikan feedback
Tugas membuat
kesimpulan
Membimbing siswa Menyimpulkan hasil diskusi
Memberikan tes akhir Memberikan tes dan
mengawasinya
Mengerjakan tes secara
individu
Proses pembelajaran yang diterapkan adalah proses pembelajaran
berkelompok yang terdiri dari peserta didik yang kemampuannya bervariasi
dengan memperhatikan nilai dan dalam penentuan kelompok dalam kelas
berdiskusi dengan guru mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan. Model
pembelajaran yang digunakan adalah konvensional. Pada pembelajaran ini
penjelasan yang dilakukan disertai dengan modul pembelajaran dan masing-
masing kelompok mempunyai satu modul pembelajaran.
Kegiatan awal dalam perencanaan, peneliti memberikan penjelasan dan
tujuan pembelajaran selama 10 menit. Siswa dibagi ke dalam kelompok dengan
anggota masing-masing 4-5 orang yang telah disusun oleh peneliti, setiap
kelompok diberi nama-nama bank.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Waktu yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pembagian kelompok ini
selama kurang lebih 10 menit.
Selanjutnya, peneliti menjelaskan teknik pembelajaran Ability Grouping
dan hal-hal yang perlu diikuti oleh siswa selama kegiatan Ability Grouping
berlangsung, untuk kegiatan ini alokasi waktu selama kurang lebih 5 menit.
Proses diskusi dalam satu kelompok akan dipimpin oleh satu orang ketua dan satu
orang natulen, dalam satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Pengaturan tempat
duduk direncanakan dilaksanakan pada sudut-sudut kelas sehingga masing-
masing siswa tidak berdekatan dan menjaga jarak agar suasana kelas tetap
kondusif.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk siklus I selama dua kali
pertemuan. Pelaksanaan siklus I dimulai pada minggu ke dua dan ke tiga bulan
Mei 2011, selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Berikut
diuraikan pelaksanaan proses pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan pada
pertemuan pertama siklus I.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Mei 2011.
Pelajaran Menggambar Teknik Bangunan di kelas XI Teknik Konstruksi Kayu
(TKK) dimulai pada jam ke 7-10, yaitu pukul 11.45-14.15 WIB. Guru bidang
studi memperkenalkan peneliti. Selanjutnya, Guru mengambil absen siswa
sekaligus membagikan kokarde kepada siswa, dan ternyata jumlah siswa kelas XI
TKK tidak hadir seluruhnya yaitu hanya 20 dari 22 siswa. Peneliti memulai
pembelajaran dengan memberikan apersepsi dan menyampaikan indikator yang
harus dikuasai oleh siswa pada materi, waktu yang digunakan dalam kegiatan ini
adalah selama kurang lebih 10 menit sesuai dengan rencana. Kegiatan selanjutnya,
peneliti membagi siswa ke dalam kelompok yang telah disusun sebelumnya dan
memberi nama kelompok dengan nama bank. Kegiatan ini berlangsung selama
kurang lebih 10 menit sesuai dengan perencanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Tahap selanjutnya guru menjelaskan materi pada siswa dan dilanjutkan
diskusi. Setelah diskusi siswa agar mampu mengumpulkan hasil diskusi dan
menuliskan ke papan tulis kemudian dilakukan diskusi bersama agar terjadi proses
belajar yang lebih aktif yaitu antara guru dan siswa, agar siswa dapat
mengemukakan pendapatnya dan membuat kesimpulan setelah dilakukan diskusi.
Pada pertemuan kedua ini hal yang dilaksanakan adalah melaksanakant tes
sebagai hasil penelitian pada siklus I.
Gambar 6. Siswa Melakukan Diskusi dan Menyampaikan (Mempresentasikan)
Hasil Diskusi
3. Observasi
Data penelitian siklus I dikumpulkan melalui pengamatan dan tes.
Pengamatan dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran
dimulai sampai akhir pertemuan pertama dan pertemuan kedua siklus I, kemudian
tes dilakukan pada akhir siklus I. Berikut hasil penelitian pada siklus I:
a) Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Pengamatan dilakukan dari awal dimulainya proses pembelajaran sampai
selesai dilakukannya diskusi.
Tujuan dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran untuk mengetahui
bagaimana aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sampai proses diskusi itu
sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus 1, diperoleh
data yaitu : Pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam aspek
Minat, Sikap dan Motivasi yang masing-masing terdiri dari beberapa indikator
yaitu Kehadiran di kelas tepat waktu 80 %, Memberikan sumbang saran 60 %,
Keaktifan mengerjakan tugas 65 %, Mengerjakan tugas dengan teliti 40 %, Tidak
ngobrol dengan teman 60 %, Mencatat hasil diskusi 95 %, Menunjukan antusias
60 %, Bertanya 45 %, Menyimpulkan hasil diskusi 55 %.
Tabel 7. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus I
No. Aspek Yang Diamati Indikator Persen (%)
1. Kejenuhan
(Aktivitas Negatif)
Bermain handphone 35 %
Berbicara tanpa memperhatikan
pelajaran
30 %
Acuh tak acuh 20 %
Siswa ramai sendiri 35 %
2. Minat
(Aktivitas Positif )
Kehadiran di kelas tepat waktu
80 %
Memberikan sumbang saran
60 %
Keaktifan mengerjakan tugas
65 %
3. Sikap (Aktivitas Positif )
Mengerjakan tugas dengan teliti
40 %
Tidak ngobrol dengan teman
60 %
Mencatat hasil diskusi
95 %
4. Motivasi (Aktivitas Positif )
Menunjukan antusias
60 %
Bertanya 45 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Menyimpulkan hasil diskusi 55 %
Jumlah
Aktivitas Negatif
Aktivitas Positif
120 %
580 %
Rata-rata
Aktivitas Negatif
Aktivitas Positif
30 %
64,44 %
b) Hasil Observasi Aspek Kognitif
Tes kognitif diujikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh
penerimaan siswa terhadap materi merencanakan kebutuhan bahan pekerjaan
konstruksi kayu. Selain itu juga, dilakukan penilaian terhadap hasil tugas
kelompok atau diskusi.
Hasil tes kognitif pada siklus I terhadap 20 siswa, diperoleh sebagai berikut :
1. Siswa yang tuntas 5 ( skor target
keberhasilan ) sebanyak 13 siswa.
2. Siswa yang belum tuntas pada tes kognitif dengan nilai < 75 ( skor target
keberhasilan ) sebanyak 7 siswa.
Gambar 7. Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus I (Ketuntasan Kelas)
Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus I( Ketuntasan Kelas )
Tidak Tuntas 35 %
Tuntas 65 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Hasil belajar yang diperoleh dari tes ini hanya mencakup tiga tahap pada
aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Dari hasil observasi tes kognitif pada siklus I ini sudah menunjukkan
peningkatan dari sebelum diadakannya tindakan.
Ketuntasan belajar pada tes kognitif mencapai 65 %, adapun
ketidaktuntasan belajar sebesar 35 %. Ini berarti terdapat 13 siswa dari 20 siswa
yang tuntas mencapai skor batas minmal yang telah ditetapkan untuk mata
pelajaran Menggambar Teknik Bangunan. Untuk siklus I ini belum mencapai
target keberhasilan ketuntasan kelas.
c) Hasil Observasi Aspek Afektif
Hasil observasi afektif siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang 5 ( skor target keberhasilan ranah afektif )
sebanyak 12 siswa.
2. Siswa yang memperoleh nilai < 75 ( skor target keberhasilan ranah afektif )
sebanyak 8 siswa.
Gambar 8. Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus I (Ketuntasan Kelas)
Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus I( Ketuntasan Kelas
Tidak Tuntas 40% Tuntas 60%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari hasil observasi tersebut di atas, kemudian dianalisis oleh peneliti
bahwa hasil penilaian ranah afektif pada siklus I terdapat 12 siswa atau sebesar 60
% yang mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif yaitu skor 75, sedangkan
sebanyak 8 siswa atau sebesar 40 % belum mencapai skor 75.
Hasil penilaian pada ranah afektif melalui lembar observasi ranah afektif
yang mencakup lima aspek yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Tiap aspek diperinci melalui
indikator kata kerja operasionalnya masing-masing.
Untuk ranah afektif ini, direncanakan oleh peneliti bahwa target
ketuntasan kelas sebesar 70 % dari jumlah siswa. Sehingga untuk siklus I ini
belum mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif.
d) Hasil Observasi Aspek Psikomotor
Hasil observasi psikomotor siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh 5 ( skor target keberhasilan ranah
psikomotor ) sebanyak 13 siswa.
2. Siswa yang memperoleh nilai < 75 ( skor target keberhasilan ranah
psikomotor ) sebanyak 7 siswa.
Gambar 9. Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus I (Ketuntasan Kelas)
Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus I( Ketuntasan Kelas )
Tuntas 65 %
Tidak Tuntas 35 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Dari hasil observasi tersebut di atas, kemudian dianalisis bahwa hasil
penilaian ranah psikomotor pada siklus I terdapat 13 siswa yang mencapai target
keberhasilan untuk ranah psikomotor yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 7 siswa
belum mencapai skor 75. Target keberhasilan kelas yang direncanakan untuk
ranah psikomotor ini sebesar 70%, maksudnya jumlah siswa yang memperoleh
skor 75 untuk ranah psikomotor sebesar 70 % atau sebanyak 14 siswa. Sehingga
untuk siklus I ini belum mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotor.
Hasil penilaian pada ranah psikomotor melalui lembar observasi ranah
psikomotor yang mencakup tujuh aspek yaitu persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,
kreatifitas. Tiap aspek diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya
masing-masing.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus I, peneliti dapat
memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus I ternyata
hasil penelitian belum dinyatakan berhasil karena hasil penelitian tidak sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan. Beberapa alasan tidak tercapainya
indikator :
a. Ditinjau dari Guru dalam siklus 1
1) Guru dalam penjelasan materi terlalu cepat sehingga siswa masih banyak
yang belum mengerti.
2) Guru dalam menjelaskan penerapan model pembelajaran ability grouping
masih kurang, sehingga siswa masih banyak yang belum paham dan
ditambah model pembelajaran ini masih baru bagi para peserta didik.
3) Guru masih kurang dalam pengelolaan kelas khususnya dalam proses
diskusi
berlangsung.
b. Ditinjau dari Siswa dalam siklus 1
1) Siswa masih banyak yang kurang konsentrasi dalam mengikuti
pembelajaran, saat pemberian tugas beberapa dari siswa ramai sendiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
2) Saat kerja kelompok beberapa siswa mengabaikan tugas dalam
kelompoknya, terutama Rudi renaldi, Faqig Wahyu Shidiq, Joko Murtopo,
Agita Tri Nurcahya, Wahyu Suryo W, Rahayon E. S, Aji S Mahendra.
3) Banyak siswa yang tidak membawa alat hitung (kalkulator) sehingga
menghambat kelancaran pelajaran, padahal sebelumnya guru telah
menginstruksikan untuk selalu membawa pada pelajaran Menggambar
Teknik Bangunan.
4) Suasana kelas yang kurang terkendali atau gangguan kelas cukup besar,
masih terdapat sebagian siswa yang mengantuk atau tertidur, asyik
bermain sendiri, bermain handphone, mengobrol dengan teman lain dan
tidak memperhatikan disaat guru mengajar menyampaikan materi dan saat
kegiatan belajar berlangsung.
G GA MN A Gambar 10. Siswa Bermain Handphone dan Tertidur Saat Pelajaran
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis
yang telah dilakukan adalah :
1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan
terhadap anak, sehingga setiap anak yang mengalami kesulitan akan
mudah teratasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif, sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan siswa
tidak cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran.
3) Guru harus menjelaskan prosedur model pembelajaran ability grouping
lebih dalam lagi agar peserta didik lebih jelas dan paham dalam jalanya
diskusi.
D. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus 2
1. Perencanaan
Melihat belum optimalnya hasil yang didapatkan pada siklus I dengan
melihat rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai titik untuk
mengembangkan pola pembelajaran. Melihat hasil yang dicapai dan observasi
yang dilakukan pada siklus I, maka direncakanan siklus ke II yang dilaksanakan
dengan rencana pembelajaran yang lebih komplek dan tetap mengunakan model
belajar Ability Grouping. Hanya pola pembelajaran dalam kelas yang
mendapatkan perbaikan sebagai upaya memperbaiki pelaksanaan pembelajaran
pada siklus I.
Adapun tahap dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
a. Observasi tindakan terhadap kegiatan-kegiatan pembelajaran di kelas XI
TKK
SMK N 2 Surakarta.
b. Mengidentifikasi masalah
c. Menganalisis dan merumuskan masalah
d. Merancang model pembelajaran ability grouping
e. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran ability grouping
f. Menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP, Media, Kriteria Penilaian, Alat,
Evaluasi)
g. Menyusun kelompok belajar siswa
h. Merencanakan tugas kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Adapun rencana pembelajaran yang akan diterapkan adalah :
Tabel 8. Perencanaan Pembelajaran
Pembelajaran Kegiatan guru Kegiatan siswa
Mengelompokkan siswa Memilih dan menata
kelompok
Berkelompok
Materi Menjelakan materi
pada siswa
Mendengarkan dan
mencatat, bertanya
bila diberi
kesempatan
Diskusi Mengamati dan
mencarat reaksi dari
siswa
Berdiskusi
Mengumpulkan hasil
diskusi
Menerima hasil
diskusi
Menyerahkan pada
guru
Persentase kelompok Mengamati dan
memberikan
komentar, lembar
observasi
Persentase
kelompok
Berdikusi bersama Menerangkan materi
secara lebih rinci
Mendengarkan,
bertanya, dan
menyampaikan
feedback
Tugas membuat
kesimpulan
Menjelaskan tugas Mendengarkan dan
bertanya bila
kurang jelas.
Materi pembelajaran yang dibahas pada siklus II adalah menghitung
kebutuhan bahan pekerjaan kayu, Sedangkan kriteria penilaian masih sama
dengan penilaian pada siklus I.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Pengelompokan siswa direncanakan berbeda pada kelompok sebelumnya, Tujuan
dari pergantian anggota kelompok agar siswa tidak merasa monoton dan bosan
dengan anggota kelompok yang baru.
2. Pelaksanaan
Peneliti pada siklus II melaksanakan pembelajaran pada pokok bahasan
melaksanakan pembelajaran dengan standar kompetensi menghitung kebutuhan
bahan pekerjaan kayu. Siklus II terdiri dari 2 pertemuan, pertemuan ke satu
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2011, sedangkan pertemuan ke dua
pada hari Senin tanggal 30 Mei 2011 pada jam 7 10 yaitu pada pukul 11.45-14.15
WIB. Dan dilanjutkan dengan evaluasi siklus II.
a. Guru membagi siswa ke dalam kelompok anggota yang baru dan meminta
siswa
agar segera membentuk kelompoknya masing-masing.
b. Guru menjelaskan materi dan tugas yang akan dijadikan bahan diskusi.
c. Siswa berdiskusi dan bekerja bersama untuk menyelesaikan tugas yang telah
diberikan oleh Guru.
Gambar 11. Siswa Berdiskusi Bersama
d. Guru mengaktifkan diskusi antar kelompok dan berkeliling memantau kerja
masing-masing kelompok serta membantu kelompok yang mengalami
kesulitan.
e. Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya berupa hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
perhitungan ke depan kelas dan menuliskannya di papan tulis.
Gambar 12. Siswa Menyampaikan (Mempresentasikan) Hasil Diskusi
f. Guru dan siswa melakukan diskusi bersama.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan hasil
diskusi.
h. Siklus dua berakhir pada pertemuan kedua tanggal 20 Januari 2011, Pada
pertemuan kedua dilakukan tes sebagai penilaian pada siklus II.
Gambar 13. Siswa Mengerjakan Soal Tes
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
3. Observasi
a) Hasil Observasi Proses Pembelajaran
Hasil pengamatan dalam proses pembelajaran pada siklus II, diperoleh
data yaitu : Pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dalam aspek
Minat, Sikap dan Motivasi yang masing-masing terdiri dari beberapa indikator
yaitu Kehadiran di kelas tepat waktu 57,89 %, Memberikan sumbang saran 63,16
%, Keaktifan mengerjakan tugas 89,47 %, Mengerjakan tugas dengan teliti 94,74
%, Tidak ngobrol dengan teman 84,21 %, Mencatat hasil diskusi 100 %,
Menunjukan antusias 84,21 %, Bertanya 68,42 %, Menyimpulkan hasil diskusi
63,16 %.
Tabel 9. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus II
No. Aspek Yang
Diamati
Indikator Persen (%)
1. Kejenuhan
(Aktivitas Negatif)
Bermain handphone 21 %
Berbicara tanpa
memperhatikan pelajaran
21 %
Acuh tak acuh 15,79 %
Siswa ramai sendiri 21 %
2. Minat
(Aktivitas Positif)
Kehadiran di kelas tepat waktu
57 %
Memberikan sumbang saran 63,16 %
Keaktifan mengerjakan tugas 89,47 %
3. Sikap
(Aktivitas Positif)
Mengerjakan tugas dengan
teliti
94,74 %
Tidak ngobrol dengan teman 84,21 %
Mencatat hasil diskusi 100 %
4. Motivasi
(Aktivitas Positif)
Menunjukan antusias
84,21 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Bertanya 68,42 %
Menyimpulkan hasil diskusi 63,16 %
Aktivitas Negatif
Aktivitas Positif
78,79 %
704,34 %
Aktivitas Negatif
Aktivitas Positif
19,69 %
78,26 %
b) Hasil Observasi Aspek Kognitif
Tes kognitif diujikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa jauh
penerimaan siswa terhadap materi merencanakan kebutuhan bahan pekerjaan
konstruksi kayu.
Hasil tes kognitif pada siklus II terhadap 19 siswa, diperoleh sebagai berikut :
a) Siswa yang tuntas pad 5 ( skor target
keberhasilan ) sebanyak 16 siswa.
b) Siswa yang belum tuntas pada tes kognitif dengan nilai < 75 ( skor target
keberhasilan ) sebanyak 3 siswa.
Gambar 14. Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus II (Ketuntasan Kelas)
Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus II( Ketuntasan Kelas )
Tidak Tuntas 15,79 %
Tuntas 84,21 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Hasil belajar yang diperoleh dari tes ini hanya mencakup tiga tahap pada
aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan.
Dari hasil observasi tes kognitif pada siklus II ini sudah menunjukkan
peningkatan dari sebelum diadakannya tindakan. Ketuntasan belajar pada tes
kognitif mencapai 84,21 %, adapun ketidaktuntasan belajar sebesar 15,79 %. Ini
berarti terdapat 16 siswa dari 19 siswa yang tuntas mencapai skor batas minmal
yang telah ditetapkan untuk mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan.
Untuk siklus II ini sudah mencapai target keberhasilan ketuntasan kelas.
c) Hasil Observasi Aspek Afektif
Hasil observasi afektif siswa pada siklus II adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang 5 ( skor target keberhasilan ranah afektif )
sebanyak 14 siswa.
2. Siswa yang memperoleh nilai < 75 ( skor target keberhasilan ranah afektif )
sebanyak 5 siswa.
Gambar 15. Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus II (Ketuntasan Kelas)
Dari hasil observasi tersebut di atas, kemudian dianalisis oleh peneliti
bahwa hasil penilaian ranah afektif pada siklus II terdapat 14 siswa atau sebesar
73,68 % yang mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif yaitu skor 75,
sedangkan sebanyak 5 siswa atau sebesar 26,32 % belum mencapai skor 75.
Diagram Nilai Afektif Siswa Siklus II( Ketuntasan Kelas )
Tidak Tuntas 26,32 %
Tuntas 73,68 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Hasil penilaian pada ranah afektif melalui lembar observasi ranah afektif
yang mencakup lima aspek yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian,
pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Tiap aspek diperinci melalui
indikator kata kerja operasionalnya masing-masing.
Untuk ranah afektif ini, direncanakan oleh peneliti bahwa target
ketuntasan kelas sebesar 70 % dari jumlah siswa. Sehingga untuk siklus II ini
sudah mencapai target keberhasilan untuk ranah afektif.
d) Hasil Observasi Aspek Psikomotor
Hasil observasi psikomotor siswa pada siklus I adalah sebagai berikut :
1. 5 ( skor target keberhasilan ranah
psikomotor ) sebanyak 15 siswa.
2. Siswa yang memperoleh nilai < 75 ( skor target keberhasilan ranah
psikomotor ) sebanyak 4 siswa.
Gambar 16. Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus II (Ketuntasan Kelas)
Diagram Nilai Psikomotor Siswa Siklus II( Ketuntasan Kelas )
Tidak Tuntas 21,05 % Tuntas
78,95 %
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Dari hasil observasi tersebut di atas, kemudian dianalisis bahwa hasil
penilaian ranah psikomotor pada siklus II terdapat 15 siswa yang mencapai target
keberhasilan untuk ranah psikomotor yaitu skor 75, sedangkan sebanyak 4 siswa
belum mencapai skor 75. Target keberhasilan kelas yang direncanakan untuk
ranah psikomotor ini sebesar 70%, maksudnya jumlah siswa yang memperoleh
skor 75 untuk ranah psikomotor sebesar 70 % atau sebanyak 14 siswa. Sehingga
untuk siklus II ini sudah mencapai target keberhasilan untuk ranah psikomotor.
Hasil penilaian pada ranah psikomotor melalui lembar observasi ranah
psikomotor yang mencakup tujuh aspek yaitu persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian pola gerakan,
kreatifitas. Tiap aspek diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya
masing-masing.
4. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan siklus II, peneliti dapat
memberikan analisis bahwa, dilihat dari hasil penelitian pada siklus II ternyata
hasil penelitian sudah memenuhi indikator yang telah ditentukan dan mengalami
peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II, sehingga penelitian pada siklus II ini
dinyatakan berhasil. Meskipun demikian, masih ada beberapa kelemahan atau pun
kekurangan siswa pada siklus II ini yang perlu ditindak lanjuti, antara lain :
a. Pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan guru pada umumnya semakin
baik bila dibandingkan dengan siklus I.
b. Kurangnya perhatian dari beberapa siswa terhadap pembelajaran.
c. Masih ada beberapa siswa yang bermain handphone, tidak memperhatikan
pelajaran, acuh taka acuh, ramai sendiri dalam pelajaran.
d. Dalam kehadiran tepat waktu mengalami penurunan dibandingkan dengan
siklus 1
yaitu hanya 11 siswa dari 19 siswa.
e. Dari segi hasil belajar sudah ada peningkatan dari siklus I ke siklus II yaitu 65
% menjadi 84,21 %.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan yang telah
dilakukan adalah :
a. Guru agar memperbaiki gaya mengajar yang dapat membuat siswa tertarik dan
berminat dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa tidak lagi
mengabaikan pelajaran.
b. Aktivitas selama berlangsungnya proses pembelajaran sudah baik, tetapi
keberanian siswa untuk menyatakan pendapat masih cukup. Pada pertemuan 2
hal ini dapat diperbaiki.
c. Pelaksanaan proses pembelajaran pada siklus II pada umumnya baik, karena
semua aspek hasil belajar telah mencapai tolak ukur keberhasilan sehingga
tidak dibutuhkan lagi siklus III pada penelitian ini.
E. Pembahasan Antar Siklus
Pembahasan antar siklus ini meliputi pelaksanaan proses pembelajaran
dan hasil belajar siswa meliputi aspek afektif, kognitif dan psikomotor.
Berdasarkan hasil pengamatan pada proses pembelajaran, hasil belajar pada siklus
II mengalami peningkatan dari siklus I dan dapat mencapai target keberhasilan
yang ditetapkan. Maka dapat dinyatakan bahwa model pembelajaran Ability
Grouping dapat meningkatkan proses dan hasil belajar pada mata pelajaran
Menggambar Teknik Bangunan di kelas XI TKK SMKN 2 Surakarta.
Perbandingan proses dan hasil belajar pada siklus I dan siklus II dapat
disajikan dalam data berikut ini:
1. Peningkatan Kualitas Proses
Pada siklus II siswa rasa tanggung jawab, keaktifan, dan kerja sama
meningkat hal ini mengakibatkan siswa lebih aktif dalam mengerjakan tugas
kelompok. Dalam tugas kelompok menuntut siswa untuk saling berkerja sama,
rasa tanggung jawab dan lebih aktif untuk mengemukakan pendapatnya. Selain itu
juga karna guru melakukan pendekatan-pendekatan yang menuntun agar peserta
didik lebih aktif dalam proses pembelajaran maupun dalam diskusi kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pada aspek kejenuhan mengalami penurunan, aktivitas ini disebut
aktivitas negatif. Pada pra siklus bermain handphone 40,90 %, siswa berbicara
tanpa memperhatikan pelajaran 40,90 %, acuh tak acuh 27,27 %, dan siswa ramai
sendiri 27,27 %. Pada siklus I Aspek ini terdiri dari siswa bermain handphone 35
%, siswa berbicara tanpa memperhatikan pelajaran 20 %, acuh tak acuh 20 %, dan
siswa ramai sendiri 35 %. Sedangkan pada siklus II, siswa bermain handphone 21
%, siswa berbicara tanpa memperhatikan pelajaran 21 %, acuh tak acuh 15,79 %,
dan siswa ramai sendiri 21 %.
Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran yang mencangkup
aspek minat, sikap dan motivasi dan terdiri beberpa indikator yaitu Kehadiran di
kelas tepat waktu, Memberikan sumbang saran, Keaktifan mengerjakan tugas,
Mengerjakan tugas dengan teliti, Mencatat hasil diskusi, Menunjukan antusias,
Bertanya, dan Menyimpulkan hasil diskusi. Menunjukkan kenaikan pada pra
siklus aspek minat 63,64 %, sikap 47,73 %, dan motivasi 50 %. Pada siklus 1
aspek minat 68,33 %, sikap 65 %, dan motivasi 53,33 %, Sedangkan pada siklus
II minat 70,17 %, sikap 92,98 %, dan motivasi 71,93 %.
Peningkatan semua aspek itu disebabkan guru melakukan pendekatan-
pendektan yang meneuntun siswa agar aktif, bertanggung jawab akan tugasnya
masing-masing dalam kelompok, dan tidak lupa memotivasi peserta didik agar
semangat dalam mengerjakan diskusi kelompok.
Motivasi perlu dilakukan untuk mendorong kegiatan belajar siswa,
dengan cara menciptakan kondisi-kondisi yang relevan. Kondisi-kondisi kelas ini
dapat meningkatkan motivasi di dalam kelas yaitu suasana lingkungan kelas,
keterlibatan siswa secara langsung, mendorong keberhasilan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Data hasil observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk
capaian ketuntasan tiap siklus dapat divisualisasikan pada grafik berikut ini:
Gambar 17. Grafik Tingkat Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada
Siklus I & II
2. Hasil Belajar Kognitif Siswa
Pada tindakan siklus I hasil belajar ranah kognitif sebesar 65 %,
selanjutnya pada tindakan siklus II hasil belajar ranah kognitif meningkat menjadi
84,21 %. Materi pada tindakan siklus I adalah menghitung kebutuhan bahan pintu
dan jendela gendong terdapat 5 siswa yang tidak tuntas. Materi pada tindakan
siklus II adalah menghitung kebutuhan bahan rumah tinggal sederhana dengan
atap pelana dan siswa mencapai ketuntasan atau 84,21 %. Dengan adanya
pendekatan guru dan suasana yang lebih kondusif, penyampaian materi yang
menyenangkan, model belajar diskusi sehinnga memudahkan siswa untuk saling
bekerja sama dan bertukar pikiran dalam mengerjakan tugas kelompo sehingga
hasil belajar ranah kognitif dapat meningkat.
Tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran Menggambar Teknik Bangunan yang telah dipelajari disetiap
tindakan diketahui dari tes kognitif.
34.09
48.48 43.9439.39
30
68.33 65
53.33
19.69
70.17
92.98
71.93
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kejenuhan Minat Sikap Mo,v asi
Pers
en (
%)
Pra Sikus
Siklus 1
Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Data hasil observasi penilaian aspek kognitif untuk capaian ketuntasan tiap
siklus dapat divisualisasikan pada grafik berikut ini:
Gambar 18. Grafik Ketuntasan Aspek Kognitif Siswa Pada Siklus I & II
Dari diagram batang diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran
Ability Grouping dapat meningkatkan hasil belajar kognitif, terbukti adanya
peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa prasiklus 36,33 % menjadi 65
% di siklus I lalu menjadi 84,21 % di siklus II. Besar peningkatan dari prasiklus
ke siklus I sebesar 28,67 % dan siklus I ke siklus II sebesar 19,21 %.
3. Hasil Belajar Afektif Siswa
Sikap siswa yang terbentuk selama kegiatan belajar berlangsung semakin
membaik dan sudah memenuhi tolak ukur keberhasilan yang di tetapkan yaitu
70%, dengan nilai standar kelulusan dari tiap siklus.
Data hasil observasi penilaian afektif siswa untuk capaian ketuntasan tiap
siklus dapat divisualisasikan pada grafik berikut ini:
36.33
65
84.21
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Pers
en (
%)
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Gambar 19. Grafik Ketuntasan Aspek Afektif Siswa Pada Siklus I & II
Hasil observasi afektif tiap siswa menunjukkan kenaikan hasil belajar
ranah afektif pada siklus I dan siklus II diatas disimpulkan bahwa model
pembelajaran Ability Grouping dapat meningkatkan hasil belajar ranah afektif,
terbukti adanya peningkatan hasil belajar ranah afektif siswa prasiklus 57,14 %
menjadi 60 % di siklus I lalu menjadi 73,68 % di siklus II. Besar peningkatan dari
prasiklus ke siklus I sebesar 2,86 % dan siklus I ke siklus II sebesar 13,68 %.
4. Hasil Belajar Psikomotor Siswa
Secara umum untuk hasil belajar ranah psikomotor pada siswa kelas XI
TKK SMK Negeri 2 Surakarta sudah baik. Hasil belajar ranah psikomotorik siswa
ditinjau dari pengamatan langsng guru terhadap perilaku yang dilakukan siswa
saat pembelajaran berlangsung. Siswa harus mampu menyusun dan melaporkan
secara sistematis dan menyampaikan perolehannya, baik proses maupun hasil
belajarnya kepada siswa lain dan peminat lainnya.
Pers
en (
%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Data hasil observasi penilaian aspek psikomotor siswa untuk capaian
ketuntasan tiap siklus dapat divisualisasikan pada grafik berikut ini:
Gambar 20. Grafik Ketuntasan Aspek Psikomotor Siswa Pada Siklus I & II
Dari diagram batang diatas disimpulkan bahwa model pembelajaran
Ability Grouping dapat meningkatkan hasil belajar ranah psikomotorik, terbukti
adanya peningkatan hasil belajar ranah psikomotorik siswa prasiklus 52,38 %
menjadi 65 % di siklus I lalu menjadi 78,94 % di siklus II. Besar peningkatan
hasil belajar siswa ranah psikomotorik dari prasiklus ke siklus I sebesar 12,62 %
dan siklus I ke siklus II sebesar 13,94 %.
52.38
65
78.94
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Pers
en (
%)
Pra Siklus
Siklus 1
Siklus 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Ability Grouping pada mata pelajaran Mengambar
Teknik Bangunan dapat meningkatkan proses dan hasil belajar siswa kelas XI
Teknik Konstruksi Kayu (TKK) SMK Negeri 2 Surakarta, baik hasil belajar ranah
kognitif, afektif dan psikomotor. Kualitas proses belajar dan hasil belajar siswa
pada setiap aspek dari tiap siklus semakin meningkat seiring dengan pergantian
siklus, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kualitas proses pembelajaran mengalami peningkatan dengan diterapkannya
model pembelajaran Ability Grouping. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran sebelum dan sesudah dilakukan penelitian tindakan
kelas. kejenuhan belajar (aktivitas negatif) pada pra siklus 34,09 % menjadi
30 % di siklus I lalu menjadi 19,69 %. Peningkatan yang lain dari aspek
minat (aktivitas positif) pada pra siklus 48,48 % menjadi 68,33 % di siklus I
dan menjadi 70,17 % di siklus II. Aspek sikap (aktivitas positif) pada pra
siklus 43,94 % menjadi 65 % di siklus I dan menjadi 92,98 % di siklus II.
Sedangkan pada aspek motivasi (aktivitas positif) pada pra siklus 39,39 %
menjadi 53,33 % di siklus I dan menjadi 71,93 % di siklus II.
2. Penerapan model pembelajaran Ability Grouping, dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2010/2011
pada mata pelajaran Menggambar Teknik Bangunan. Terbukti adanya
peningkatan ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pra siklus 36,33 %
menjadi 65 % di siklus I lalu menjadi 84,21 % di siklus II. Besar peningkatan
dari pra siklus ke siklus I sebesar 28,67 % dan siklus I ke siklus II sebesar
19,21 %. Hasil belajar ranah afektif, terbukti adanya peningkatan hasil belajar
ranah afektif siswa prasiklus 57,14 % menjadi 60 % di siklus I lalu menjadi
73,68 % di siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Besar peningkatan dari prasiklus ke siklus I sebesar 2,86 % dan siklus I ke
siklus II sebesar 13,68 %. Hasil belajar ranah psikomotorik siswa pra siklus
52,38 % menjadi 65 % di siklus I lalu menjadi 78,94 % di siklus II. Besar
peningkatan hasil belajar siswa ranah psikomotorik dari prasiklus ke siklus I
sebesar 12,62 % dan siklus I ke siklus II sebesar 13,94 %.
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan diatas, maka implikasi dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Implikasi Praktis
Implikasi hasil penelitian secara praktis yaitu dapat meningkatkan proses
dan hasil belajar siswa XI TKK pada mata pelajaran Menggambar Teknik
Bangunan, dan juga sebagai pedoman inovatif bagi guru SMK Negeri 2 Surakarta
untuk inovasi pembelajaran kelas. Selain itu, implikasi praktis hasil penelitian
adalah sebagai sumbangan pustaka di program studi Pendidikan Teknik
Bangunan.
2. Implikasi Teoritis
Implikasi hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai
bahan pustaka dan relevansi terhadap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bagi calon
observan atau pembaca.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Guru hendaknya mampu menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga partisipasi siswa
akan meningkat dalam pembelajaran.
2. Guru hendaknya dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajar dan
mengelola kelas sehingga dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan yang akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
3. Guru dapat menerapkan model pembelajaran Ability Grouping sebagai variasi
dalam pembelajaran.
4. Siswa hendaknya bisa lebih mempersiapkan diri sebelum kegiatan
pembelajaran berlangsung sehingga ketika mengikuti pelajaran dengan model
pembelajaran Ability Grouping dapat berjalan dengan baik, lancer dan
interaktif.
5. Siswa hendaknya dapat berperan aktif dan tidak malu dalam menyampaikan
ide atau pendapat pada kegiatan belajar sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik, lancar dan interaktif sehingga mendapat hasil
belajar yang optimal.