Post on 08-Feb-2020
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK
USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN St. THERESIA
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2018
Oleh :
SRI NASRANI GULO
032014066
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK
USIA PRASEKOLAH DI RUANGAN St. THERESIA
RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2018
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Dalam Program Studi Ners
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan
Oleh :
SRI NASRANI GULO
032014066
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTA ELISABETH
MEDAN
2018
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
LEMBARAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : SRI NASRANI GULO
NIM : 032014066
Program Studi : Ners
Judul Skripsi : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak
Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis,
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
PROGRAM STUDI NERS
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Tanda Persetujuan
Nama : Sri Nasrani Gulo
NIM : 032014066
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Menyetujui Untuk Diujikan Pada Ujian Sidang Sarjana Keperawatan
Medan, 05 Mei 2018
Pembimbing II Pembimbing I
Agustaria Ginting, SKM Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui
Ketua Prodi Program Studi Ners
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Telah diuji
Pada tanggal, 05 Mei 2018
PANITIA PENGUJI
Ketua :
Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep
Anggota :
1.
Agustaria Ginting, SKM
2.
Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui
Ketua Prodi Program Studi Ners
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
PROGRAM STUDI NERS
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
Tanda Pengesahan
Nama : Sri Nasrani Gulo
NIM : 032014066
Judul : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Telah Disetujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji
Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
Pada sabtu, 05 Mei 2018 Dan Dinyatakan LULUS
TIM PENGUJI: TANDA TANGAN
Penguji I : Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep
Penguji II : Agustaria Ginting, SKM
Penguji III : Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Ners Ketua STIKes Santa Elisabeth Medan
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan,
saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : SRI NASRANI GULO
NIM : 032014066
Program Studi : Ners
Jenis Karya : Skripsi
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas
Royalti Non-eksklutif (Non-exclutive Royality Free Right) atas karya ilmiah saya
yang berjudul: Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018. Beserta perangkat yang ada
(jika diperlukan).
Dengan hak bebas royalti Non-eksklusif ini Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/
formatkan, mengolah dalam bentuk pengkalan data (data base), merawat dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis atau pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Medan, 05 Mei 2018
Yang menyatakan
(Sri Nasrani Gulo)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ABSTRAK
Sri Nasrani Gulo 032014066
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
Prodi Ners 2018
Kata Kunci: Hospitalisasi dan Kecemasan Orang Tua
(xxi + 69 + lampiran)
Hospitalisasi adalah suatu proses yang mengharuskan anak untuk tinggal di
rumah sakit untuk menjalani terapi dan perawatan, baik untuk alasan berencana
dirawat di rumah sakit. Hospitalisasi akan menciptakan serangkaian kejadian
traumatis dan kecemasan dalam ketidakpastian orang tua. Kecemasan adalah
perasaan khawatir atau tidak nyaman yang seakan-akan terjadi sesuatu yang
dirasakan sebagai ancaman, dan merupakan pengalaman sehari-hari yang dialami
individu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia
prasekolah di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan. Metode penelitian
menggunakan rancangan observasional analitik, dengan jenis pendekatan Cross-
Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling pada 63
responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan usia dengan
kecemasan (p=0,001), ada hubungan pengalaman dengan kecemasan (p=0,003),
ada hubungan pengetahuan dengan kecemasan (p=0,001), ada hubungan
pendidikan dengan kecemasan (p=0,026). Tetapi faktor finansial tidak
berhubungan dengan kecemasan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
(p=0,114). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit
sebagai sumber ilmu dan informasi kepada perawat guna membantu orang tua
dalam menghadapi kecemasan pada hospitalisasi anak.
Dafar pustaka (2008-2017)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
ABSTRACT
Sri Nasrani Gulo 032014066
Factors Associated With Anxiety Levels In Children’s Hospitalization Preschool
Age In The Room St. Theresia Hospital Santa Elisabeth Medan Year 2018
Prodi Ners 2018
Keywords: Hospitalization and Anxiety of Parents
Hospitalization is a process that requires the child to stay in the hospital for
treatment and treatment, both for planning reasons hospitalization.
Hospitalization will create a series of traumatic events and anxiety in uncertainty
for children and families. Anxiety is a feeling of worry or discomfort that seems
to happen something that is perceived as a threat, and is a daily experience
experienced by individuals. This study aims to determine the factors associated
with the level of anxiety parents in the hospitalization of preschoole age children
Hospital Santa Elisabeth Medan. The research method used an analytic
observational design, with the type of Cross-Sectional approach. Sampling using
purposive sampling technique with 63 respondents. The results showed that there
is a correlation beetwen age and anxiety (p = 0.001), there is a correlation
beetwen experience and anxiety (p = 0.003), there is a correlation beetwen
knowledge and anxiety (p = 0.001), there is a correlation beetwen educational
and anxiety (p = 0.026). However, the financial/ material factor do not connect
with the anxiety at Santa Elisabeth Hospital Medan (p = 0.114). The results of
this study is expected to be useful for hospitals as a source of knowledge and
information to nurses to assist halp parents in the face of anxiety at the
hospitalization of children.
References (2008-2017)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Adapun judul skripsi ini adalah “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018”. Skripsi ini bertujuan untuk melengkapi
tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Ners STIKes Santa
Elisabeth Medan.
Dalam menyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku ketua STIKes Santa Elisabeth
Medan sekaligus penguji III yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas
dalam upaya menyelesaikan pendidikan di STIKes Santa Elisabeth Medan
dan telah banyak membantu serta memberikan saran kepada peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN, selaku ketua Studi Ners STIKes Santa
Elisabeth Medan yang telah memberi kesempatan kepada peneliti untuk
melakukan penelitian dan menyelesaikan skripsil ini.
3. Lindawati F. Tampubolon, S.Kep., Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing I
sekaligus penguji I yang membantu, membimbing dan memberi arahan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4. Agustaria Ginting, SKM, selaku dosen pembimbing II sekaligus penguji II
yang telah membantu, membimbing serta mengarahkan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
5. Murni Sari Dewi Simanullang S.Kep., Ns., M.Kep, selaku pembimbing
akademik yang telah membimbing, mendidik dan memberikan motivasi
kepada peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini.
6. dr. Maria Christina, MARS, selaku direktur Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk mengambil data
awal dan melakukan penelitian di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua saya yang tercinta, ayah Balinia Gulo,
ibu Rehaboti Zebua dan yang terkasih Oktavianus Hia yang telah
memberikan kasih sayang, dukungan moril maupun finansial, dorongan serta
doa kepada peneliti. Tak lupa juga kepada kakak, abang dan adik-adik saya
yang senantiasa meberikan motivasi, doa dan dukungan kepada peneliti
dalam menyelesaikan peneliti ini.
8. Seluruh teman-teman seperjuangan program studi Ners STIKes Santa
Elisabeth Medan angkatan VIII yang memberikan motivasi dan dukungan
selama proses pendidikan dan penyusunan skripsi.
Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini masih jauh dari sempurna,
baik isi maupun pada teknik dalam penulisan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati peneliti akan menerima kritikan dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan penelitian ini. Semoga Tuhan Yang Maha
Kuasa mencurahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
banyak membantu peneliti. Harapan peneliti, semoga penelitian ini akan dapat
bermanfaat nantinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi
profesi keperawatan.
Medan, 05 Mei 2018
Peneliti
Sri Nasrani Gulo
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ......................................................................................... i
Halaman Sampul Dalam ............................................................................. ii
Halaman Persyaratan Gelar ......................................................................... iii
Lembaran pernyataan .................................................................................. iv
Halaman Persetujuan ................................................................................... v
Halaman Penetapan Panitia Penguji............................................................ vi
Halaman Pengesahan .................................................................................. vii
Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi ................................................ viii
Abstrak ........................................................................................................ ix
Abstract ..................................................................................................... x
Kata Pengantar ............................................................................................ xi
Daftar Isi......................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................... xv
Daftar Kerangka ............................................................................................. xvii
Daftar Diagram............................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................ 6
1.3.1 Tujuan umum ........................................................................... 6
1.3.2 Tujuan khusus .......................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................... 7
1.4.1 Manfaat teoritis ........................................................................ 7
1.4.2 Manfaat praktis ......................................................................... 7
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 9
2.1 Kecemasan ..................................................................................... 9
2.1.1 Definisi ................................................................................... 10
2.1.2 Tanda dan gejala kecemasan .................................................. 11
2.1.3 Klasifikasi kecemasan ............................................................ 11
2.1.4 Penyebab kecemasan .............................................................. 13
2.1.5 Faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan ............ 15
2.1.6 Skala ukur kecemasan ............................................................ 20
2.2 Hospitalisasi .................................................................................. 22
2.2.1 Definisi ................................................................................... 22
2.2.2 Persiapan hospitalisasi ............................................................ 22
2.2.3 Keuntungan hospitalisasi ........................................................ 23
2.2.4 Reaksi hospitalisasi berdasarkan usia anak prasekolah .......... 23
2.2.5 Reaksi keluarga terhadap hospitalisasi anak .......................... 24
2.3 Anak ............................................................................................... 25
2.3.1 Definisi ................................................................................... 25
2.3.2 Kategori usia anak .................................................................. 26
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2.3.3 Periode perkembangan anak ................................................... 27
2.3.4 Anak usia prasekolah ............................................................. 28
2.4 Penelitian Terkait Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak
Usia Prasekolah ............................................................................. 29
BAB 3 KERANGKA KONSEP................................................................... 33
3.1 Kerangka Konsep ......................................................................... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 34
BAB 4 METODE PENELITIAN ................................................................ 35
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................... 35
4.2 Populasi Dan Sampel .................................................................... 35
4.2.1 Populasi .................................................................................. 35
4.2.2 Sampel .................................................................................... 35
4.3 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ........................... 37
4.3.1 Variabel penelitian ................................................................. 37
4.3.2 Defenisi operasional ............................................................... 37
4.4 Instrumen Pengumpulan ............................................................. 39
4.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 40
4.5.1 Lokasi ..................................................................................... 40
4.5.2 Waktu ..................................................................................... 40
4.6 Prosedur Pengambilan dan Pengambilan Data ......................... 40
4.6.1 Pengambilan data ................................................................... 40
4.6.2 Teknik pengumpulan data ...................................................... 41
4.7 Kerangka Operasional ................................................................. 42
4.8 Analisa Data .................................................................................. 42
4.9 Etika Penelitian ............................................................................. 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 44
5.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 44
5.1.1 Data Demografi Responden ................................................... 45
5.1.2 Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan ..................................................................... 47
5.2 Pembahasan ................................................................................ 52
5.2.1 Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakita Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 ................................................. 52
5.2.2 Hubungan Usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang
TuaPada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St.Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............................ 54
5.2.3 Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 57
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5.2.4 Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 59
5.2.5 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 62
5.2.6 Hubungan Finansial/Materi Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Elisabeth Medan ............ 64
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan ........................................................................................ 63
6.2 Saran .............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Surat permohonan berpartisipasi sebagai responden
2. Informed consent
3. Kuesioner
4. Jadwal kegiatan penelitian
5. Usulan judul proposal
6. Surat permohonan izin pengambilan data awal
7. Surat izin pengambilan data awal
8. Surat Permohonan Izin Peneliti
9. Surat Izin Penelitian
10. Surat Selesai Penelitian
11. Izin Penggunaan Kuesioner
12. Dokumentasi
13. Daftar Konsultasi
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Level Kecemasan.. ........................................................................................... 10
Tabel 2.2 Self – Rating Scale (SAS / SRAS) ................................................................... 21
Tabel 4.3 Defenisi Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Ruangan
Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018 ..................................................................................................................
38
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data
Demografi Responden Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .......................................
45
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Usia Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018 ...................
46
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pengalaman Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018 .......................................................................................................
46
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pengetahuan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruanan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018 ....................................................................................................... 47
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Pendidikan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018…..... .................................................................... 47
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Finansial Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018…..... .................................................................... 47
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018…..... .................................................................... 48
Tabel 5.11 Hubungan Usia Dengan Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018 ........................................................................................ 48
Tabel 5.12 Hubungan Pengalaman Dengan Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018 ........................................................................................ 49
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018…................... ................................................................. 49
Tabel 5.14 Hubungan Pendidikan Dengan Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018 ............................................................................. 50
Tabel 5.15 Hubungan Finansial/ Material Dengan Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018 ............................................................................. 50
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR KERANGKA
Bagan 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian “Faktor-Faktor Yang
Berhubunga Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 ............................................
33
Bagan 3.2 Kerangka Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi
Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.Theresia Rumah Sakit
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 .....................................................
42
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 5.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Presentase Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018.......................................................................................................
51
Diagram 5.2 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Usia Dengan
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................
53
Diagram 5.3 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengalaman Dengan
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................
56
Diagram 5.4 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................
58
Diagram 5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pendidikan Dengan
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................
61
Diagram 5.6 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Finansial/ Material
Dengan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018...........................................................................
63
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecemasan adalah perasaan khawatir atau tidak nyaman yang seakan-
akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman, dan merupakan
pengalaman sehari- hari yang dialami individu (Keliat, 2011). Freud dalam
Mubarak (2015) menjelaskan dalam teorinya yang menggambarkan dan
mendefinisikan kecemasan sebagai suatu perasaan yang tidak menyenangkan,
yang diikuti oleh reaksi fisiologis tertentu seperti perubahan detak jantung dan
pernafasan.
Tipe kepribadian pencemas yaitu, akan lebih mudah cemas, khawatir,
tidak tenang, bimbang, kurang percaya diri, gelisah, dan sering mengeluh
(Hawari, 2011). Respon kecemasan dapat dikategorikan menjadi respon fisik,
kognitif dan emosional. Respon fisik biasanya ditunjuk dengan sering berkemih,
ketegangan otot, perubahan tanda-tanda vital, gangguan tidur, dan kepala pusing.
Respon kognitif biasanya lebih waspada, mempertimbangkan informasi yang
didapat, dan akan mengalami kesulitan dalam berpikir. Pada respon emosional
biasanya ditunjukan dengan tidak nyaman dan mudah tersinggung (Vedebeeck,
2011).
Setiap individu berbeda menghadapi stimulus. Satu individu mungkin
menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang menyerang tanpa
peringatan, sementara yang lain dapat gugup dan tidak berdaya. (Nasir, 2011).
Kecemasan yang dikenal sebagai serangan panik dikalangan kesehatan mental,
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
kecemasan biasanya terjadi secara tiba-tiba. Gejala dari kecemasan itu sendiri
meliputi, panik yang tak terkontrol, merasa kehilangan kontrol, sakit dada,
gemetaran dan merasa tidak berdaya (Nasir, 2011).
World Health Organization (WHO) tahun 2016 terdapat sekitar 35 juta
orang mengalami depresi dan kecemasan. Survei Kesehatan Nasional (2010),
juga mencatat bahwa pada tahun 2010, jumlah anak di Indonesia usia pra sekolah
sebanyak 72% dari jumlah total penduduk Indonesia, diperkirakan dari 55 per
100 anak usia prasekolah menjalani hospitalisasi dan 45 diantaranya orang tua
mengalami kecemasan akibat hospitalisasi anaknya. Penelitian yang di lakukan di
RSUD Cianjur oleh Apriany (2013), menjelaskan bahwa sebanyak 253 orang
anak yang dirawat di RSUD Cianjur sebagian besar dirawat inap (hospitalisasi)
sering rewel dan menagis. Data dari ruangan di temukan kasus pulang atas
permintaan sendiri sebanyak 30% dari jumlah keseluruhnya dikarenakan orang
tua tidak sanggup membayar pengobatan anaknya. Dari lamanya perawatan
anaknya, 10% orang tua merasa cemas ringan, 20% merasa cemas sedang, dan
70% merasa cemas berat.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2013), diperoleh hasil
sebanyak 14 orang atau 46,6% dari total 30 orang anak memiliki diagnosa
penyakit yang komplikasi. Orang tua yang memiliki tingkat kecemasan yang
tinggi akibat komplikasi dari penyakit anaknya yaitu 12 orang tua atau 85,7%,
dan 2 orang tua atau 14,3% yang memiliki kecemasan rendah. Penelitian yang
dilakukan oleh Sinurat (2015) di rumah sakit Santa Elisabeth Medan, sebanyak
40 responden berada pada umur 26-33 tahun sebanyak 19 orang (47.4%) dan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
umur 34-40 tahun sebanyak 5 orang (12.5 %), sedangkan umur 41-44 sebanyak 5
orang (12.5%). Berdasarkan pengalaman merawat anak sebanyak 31 orang
(77.5%) pernah merawat dan sebanyak 9 orang (22.5%) tidak pernah.
Berdasarkan data yang didapatkan peneliti dari rekam medis, jumlah anak
yang dirawat di rumah sakit Santa Elisabeth Medan dari bulan Januari -
November tahun 2017 usia anak prasekolah dari 5-6 tahun sebanyak 308 orang.
Rumah sakit Santa Elisabeth Medan memiliki ruang rawat khusus untuk anak,
yaitu ruangan Santa Theresia. Biasanya Anak usia prasekolah akan dilakukan
perawatan di ruangan ini, akan tetapi di ruangan rawat inap lain tidak menutup
kemungkinan anak untuk di lakukan perawatan atau rawat inap.
Kecemasan pada orang tua dapat terjadi akibat hospitalisasi anak.
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang berencana
atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit (rawat inap),
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah
(Supartini, 2012). Hospitalisasi menciptakan serangkaian kejadian traumatis dan
stres dalam ketidakpastian bagi anak dan keluarga Ricci (2009). Anak adalah
bagian dari kehidupan orangtuanya sehingga jika ada pengalaman yang
mengganggu kehidupannya maka orangtua akan merasa cemas, dalam hal ini
orang tua akan mengalami kecemasan yang tinggi saat perawatan anaknya di
rumah sakit (Supratini, 2012).
Orang tua yang memiliki anak yang dirawat di rumah sakit merupakan
suatu pemicu kecemasan selama masa rawat inap anak (Rennick et al, 2014).
Banyak aspek kehidupan orangtua yang akan berubah selama anak dirawat inap
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
di rumah sakit termasuk kebutuhan sehari-hari, masalah ekonomi, dan faktor
lingkungan yang dapat menyebabkan kecemasan bagi orang tua (Tehrani et al,
2012). Kecemasan dapat menimbulkan ketakutan dan biasanya disebabkan oleh
tidak mempunyai pengalaman atau ketidaktahuan tentang prosedur tindakan,
serta besarnya biaya yang akan dibutuhkan selama perawatan anak sampai
pemulangannya (Susilaningrum, 2013).
Hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi setiap anggota
keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak mereka bergantung pada
keberagaman faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada awalnya orang tua akan
bereaksi tidak percaya, marah, merasa bersalah, takut, cemas dan frustasi (Wong,
2008). Orang tua akan sering merasa cemas dengan perkembangan anaknya,
pengobatan, peraturan dan keadaan di rumah sakit serta biaya perawatan selama
di rumah sakit. Semakin lama hari rawat anak, semakin besar biaya pengobatan
yang akan dikeluarkan. Hal ini membuat orang tua akan semakin cemas
(Apriany, 2013). Sehingga informasi tentang kondisi anak, rencana pengobatan
dan pemeriksaan sangatlah dibutuhkan orang tua untuk mengurangi kecemasan
selama hospitalisasi anak (Susilaningrum, 2013).
Adapun berbagai macam jenis kecemasan yang dialami oleh setiap
individu ataupun keluarga yaitu, penelitian yang dilakukan oleh Vagnoli (2005),
didapatkan bahwa ada orang tua yang mengalami kecemasan pada masa
praoperasi anaknya. Kecemasan praoperasi ditandai oleh perasaan subjektif
ketegangan, ketakutan, kegugupan, dan kekhawatiran. LaMantagn (2012)
didapatkan adanya kecemasan kecemasan dan nyeri pasca operasi. Bitsika
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
(2004), didapatkan bahwa adanya kecemasan orang tua pada anak dengan autism
spectrum disorder. Dimatteo (2000), adanya kecemasan keluarga pada pasien
yang mengalami gagal ginjal kronik. Cukor (2007), didapatkan adanya
kecemasan pada pasien yang menjalani hemodialisa. Snaith (2003), didapatkan
adanya kecemasan dan depresi pada hospitalisasi. AR (2010), didapatkan adanya
kecemasan pasien dan keluarga saat menjalani kemoterapi.
Ada beberapa terapi perilaku untuk kecemasan yaitu: eksposur terapi,
klien akan dilindungi dari suatu ketakutan sehingga klien merasa aman, dengan
cara mengontrol lingkungan. Melalui penelusuran peristiwa kejadian yang lalu,
baik dalam imajinasi atau yang selalu dikhawatirkan baik objek atau situasi.
Hinoterapi, digunakan dalam kombinasi dengan terapi kognitif perilaku untuk
kecemasan. biasanya hipnoterapi akan banyak memberikan sugesti positif untuk
membantu menghadapi kecemasan dan melihat kecemasan melalui persepsi yang
baru (Nasir, 2011).
SY (2012), konsumsi coklat dapat menurunkan kecemasan pada pasien
kanker. Sellakumar (2015), latihan nafas dalam dapat menurunkan kecemasan
pada remaja siswa. Kheirkhah (2014) dalam penelitiannya, pemberian aroma
terapi dan rendam kaki dengan air hangat dapat menurunkan kecemasan pada
wanita primigravida. Jasemi (2016), terapi musik dapat menurunkan kecemasan
pada pasien kenker.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1.2 Rumusan Masalah
Masalah penelitian yang di susun berdasarkan latar belakang di atas
adalah berikut “Apakah ada faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan hospitalisasi orang tua pada anak usia prasekolah di ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahi faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di
ruangan S. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2018.
1.3.2 Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitiani adalah untuk:
1. Mengidentifikasi tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak
usia prasekolah
2. Mengidentifikasi faktor usia, pengalaman, pengetahuan, pendidikan,
finansial/ material yang berkaitan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak usia prasekolah
3. Menganalisis usia berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan
4. Menganalisis pengalaman berhubungan dengan tingkat kecemasan
orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5. Menganalisis pengetahuan berhubungan dengan tingkat kecemasan
orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
6. Menganalisis pendidikan berhubungan dengan tingkat kecemasan
orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
7. Menganalisisfinansia/ material berhubungan dengan tingkat
kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu serta
informasi yang berguna terutama bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan pada keluarga pasien terutama yang mengalami kecemasan
akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi rumah sakit
Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan sebagai
bentuk masukukan bagi rumah sakit untuk mengetahui yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan orang tua akibat hospitalisasi pada anak usia
prasekolah.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2. Bagi keluarga
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk
meminimalisir tingkat kecemasan terutama bagi orang tua yang mengalami
kecemasan akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kecemasan
2.1.1 Definisi
Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya (Mubarak, 2015). Respon kecemasan dapat
dikategorikan menjadi respon fisik, kognitif dan emosional. Respon fisik
biasanya ditunjuk dengan sering berkemih, ketegangan otot, perubahan tanda-
tanda vital, gangguan tidur, dan kepala pusing. Respon kognitif biasanya lebih
waspada, mempertimbangkan informasi yang didapat, dan akan mengalami
kesulitan dalam berpikir. Pada respon emosional biasanya ditunjukan dengan
tidak nyaman dan mudah tersinggung (Vedebeeck, 2011).
Setiap individu berbeda menghadapi stimulus. Satu individu mungkin
menderita kegelisahan secara intensif, serangan yang menyerang tanpa
peringatan, sementara yang lain dapat gugup dan tidak berdaya (Nasir, 2011).
Klien yang mengalami gangguan kecemasan dapat menunjukkan perilaku yang
tidak biasa seperti panik tanpa alasan, ketakutan yang tidak terarah terhadap
kondisi kehidupan. Kecemasan akan ketakutan merupakan respons terhadap
rangsangan eksternal atau internal yang dapat memiliki gejala perilaku,
emosional, kognitif dan fisik (Vedebeck, 2011). Kecemasan adalah suatu
perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyaman atau rasa takut
yang disertai suatu respon (penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh
individu) (Yusuf, 2015).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Kecemasan merupakan respon emosional terhadap penilaian individu
yang subjektif yang dipengaruhi alam bawah sadar dan tidak diketahui secara
khusus penyebabnya (Dalami, 2009). Mubarak (2015), para ahli membagi bentuk
kecemasan itu dalam dua tingkat, yaitu:
1. Tingkat psikologis. Kecemasan yang berwujud sebagai gejala-gejala
kejiwaan, seperti tegang, bingung, khawatir, sukar konsentrasi, perasaan
tidak menentu, dan sebagainya.
2. Tingkat fisiologis. Kecemasan yang sudah mempengaruhi atau terwujud
pada gejala-gejala fisik, terutama pada sistem saraf, misalnya tidak dapat
tidur, jantung berdebar-debar, gemetaran, perut mual, dan sebagainya.
2.1.2 Tanda Dan Gejala Kecemasan
Tanda dan gejala kecemasan berdasarkan tingkat kecemasan Videbeck
(2011 ) adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1 Tingkat kecemasan
Tingkat
Kecemasan Respon psikologis dan kognitif Respons fisiologis
Ringan 1. Persepsi luas
2. Ketajaman rasa
3. Motivasi tinggi
4. Efektif dalam menyelesaikan masalah
5. Meningkatkan kemampuan belajar
6. Iritabilitas
1. Gelisah
2. Kesulitan tidur
3. Hipersentifitas terhadap
suara
Sedang 1. Persepsi menyempit pada tugas
mendesak
2. Perhatian penuh
3. Tidak bisa menghubungkan pengalaman
atau peristiwa
1. Otot Tegang
2. Diaphoresis
3. Peningkatan Nadi
4. Sakit Kepala
5. Nada Suara Meningkat
6. Bicara Cepat
7. Peningkatan frekuensi
berkemih
Berat 1. Persepsi menjadi satu detail atau rincian
atau rincian yang tersebar
2. Tidak bisa menyelesaikan tugas
1. Sakit kepala berat
2. Nausea, vomiting dan
diare
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Sumber: Videbeck (2011 )
2.1.3 Klasifikasi Kecemasan
Vedebeeck (2011), Klasifikasi kecemasan adalah sebagai berikut:
1. Kecemasan ringan
Kecemasan ringan adalah sensasi bahwa ada suatu yang berbeda dan
membutuhkan perhatian khusus, meningkatkan stimulasi sensorik dan
membantu orang fokus perhatian untuk belajar memecahkan masalah,
bertindak, dan melindungi dirinya sendiri. Kecemasan ringan sering
memotivasi orang untuk melakukan perubahan atau untuk terlibat dalam
aktivitas tujuan terarah.
2. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang adalah perasaan mengganggu bahwa ada sesuatu
yang pasti salah, orang akan menjadi gugup dan gelisah. Dalam kecemasan
sedang ini, orang tersebut masih dapat memproses informasi, memecahkan
masalah dan belajar hal-hal yang baru dengan bantuan orang lain. Ia memiliki
kesulitan komunikasi tetapi dapat diarahkan ketopik.
3. Tidak dapat menyelesaikan masalah atau
belajar dengan efektif
4. Perilaku tidak terarah dan tidak efektif
5. Tidak bisa di arahkan
3. Gemetaran
4. Sikap kaku
5. Vertigo
6. Pucat takikardi
Panik 1. Persepsi hanya fokus pada diri sendiri
2. Tidak biasa memproses stimulus dari
lingkungan
3. Persepsi menyimpang
4. Tidak berpikir rasional
5. Persepsi hanya fokus pada diri sendiri
6. Dapat terjadi bunuh diri
1. Melarikan diri atau tidak
bergerak dan diam
2. Tekanan darah dan nadi
meningkat
3. Bertengkar atau diam
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Kecemasan berat
Seseorang dengan kecemasan berat akan mengalami kesulitan berfikir
dan penalaran yang kurang. Otot mengencang dan tanda-tanda vital akan
meningkat, mudah tersinggung dan marah atau untuk menggunakan lainnya
serupa emosional-psikomotor berarti untuk melepaskan ketegangan.
4. Kecemasan panik
Dalam kepanikan itu sendiri, emosi-psikomotor akan mendominasi
dengan disertai ketidakadanya respon. Adrenalin akan melonjak yang
menyebabkan meningkatnya tanda-tanda vital.
Enam jenis utama gangguan kecemasan Nasir (2010), masing-masing
memiliki gejala yang berbeda satu sama lain diantaranya adalah:
1. Generalized anxiety disorder (Gangguan kecemasan umum)
Generalized anxiety disorder adalah kecemasan yang terjadi pada
seseorang yang sangat kronis, dimana kecemasan itu hampir semua waktu
meskipun mereka mungkin tidak tau kenapa dia menjadi cemas dan
memuncak.
2. Obsessive compulsive disorder (Gangguan obsesif-konklusif)
Obsessive compulsive disorder adalah gangguan yang
menyebabkan ketidakberdayaan, karena obsesif dapat menghabiskan
waktu dan dapat mengganggu secara bermakna pada rutinitas normal
seseorang, fungsi pekerjaan, aktifitas social yang biasanya, atau hubungan
dari teman atau anggota keluarga.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Panic disorder (Gangguan panik)
Panic disorder adalah adanya serangan panik yang pertama sering
kali spontan, tanpa tanda akan nada serangan panik, walaupun serangan
panik kadang-kadang terjadi setelah luapan kegembiraan, kelelahan fisik,
aktivitas sekseual, atau trauma emosional.
4. Fobia sosial
Fobia sosial adalah suatu ketakutan yang tidak rasional, yang
menyebabkan penghindaran yang disadari terhadap objek, aktivitas, atau
situasi yang ditakuti.
5. Post trauma stress disorder (Gangguan stres pasca trauma)
Post trauma stress disorder adalah jenis anxiety disorder yang
dapat terjadi setelah melukai atau mengancam kehidupan orang.
6. Social anxiety disorder
Social anxiety disorder adalah seseorang yang memiliki
kekurangan dan takut akan penilaian negatif orang lain sehingga mereka
takut orang lain akan menghina mereka didepan umum atas kekurangan
yang dimiliki.
2.1.4 Penyebab Kecemasan
Yusuf (2015), Penyebab kecemasan dibagi dalam 2 kelompok yaitu
sebagai berikut:
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
1. Faktor predisposisi:
a. Faktor biologis
Otak mengandung preceptor khusus untuk benzodiazepine.
Preceptor ini membantu mengatur kecemasan. penghambat GABA
juga berperan utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan kecemasan sebagaimana halnya dengan endorfin.
b. Faktor psikologis
1) Pandangan psikoanalitik. Kecemasan adalah konflik emosional
yang terjadi antara dua elemen kepribadian-id dan superego. Id
mewakili dorongan insting dan implus primitive, sedangkan
superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau
aku berfungsi sebagai tuntutan dari dua elemen yang
bertentangan dan fungsi kecemasan adalah meningkatkan ego
bahwa adanya bahaya.
2) Padangan interpersonal. Kecemasan timbul dari perasaan taku
terhadap tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal. Orang yang mengalami harga diri rendah
terutama mudah mengalami perkembangan kecemasan yang
berat.
3) Padangan perilaku. Kecemasan merupakanproduk frustasi
yaitu segala sesuatu mengganggu kemampuan seseorang
mencapai tujuan yang diinginkan. Individu yang terbiasa
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan berlebihan
lebih sering menunjukkan kecemasan dalam kehidupan
selanjutnya.
c. Sosial budaya. Kecemasan merupakan hal yang biasa ditemui
dalam keluarga. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan
berpengaruh terhadap terjadinya kecemasan.
2. Fakor presipitasi
a. Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
b. Ancaman terhadap sistem diri sendiri seseorang dapat
membahayakan identitas, harga diri dan fungsi sosial yang
terintegrasi seseorang.
2.1.5 Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua
Faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan menurut Mubarak tahun
2015, sebagai berikut:
1. Faktor internal
a. Usia
Usia adalah umur idividu yang terhitung mulai dari dilahirkan
sampai saat berulang tahun. Usia juga merupakan jumlah hari, bulan,
tahun yang telah dilalui sejak lahir sampai waktu tertentu. Sehingga
usia dapat diartikan sebagai satuan waktu yang mengukur waktu
keberadaan waktu keberadaan suatu benda atau makhluk baik yang
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
hidup maupun yang mati. Permintaan bantuan dari sekeliling menurun
dengan bertambahnya usia, pertolongan diminta bila ada kebutuhan
akan kenyaman, reassurance, dan nasehat-nasehat. Usia dapat
mempengaruhi respon tubuh dimana semakin matang dalam
perkembangannya, semakin baik pula kemampuan untuk menangani
kecemasan.
Padila (2013), mengklasifikasikan usia dewasa dalam 4 klasifikasi adalah
sebagai berikut:
1) Masa dewasa muda (usia 18-25 tahun)
2) Masa dewasa awal (usia 25-40 tahun)
3) Masa dewasa tengah (usia 40-65 tahun)
4) Masa dewasa lanjut (usia 65-75 tahun)
a. Pengalaman
Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra
manusia. Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan
kemudian disebut pengetahuan. Individu yang mempunyai modal
kemampuan pengalaman menghadapi kecemasan dan punya cara
menghadapinya akan cenderung lebih menganggap kecemasan yang
berapapun sebagai masalah yang bisa diselesaikan.
Tiap pengalaman merupakan sesuatu yang berharga dan belajar
dari pengalaman dapat meningkatkan keterampilan menghadapi
kecemasan dalam pengalaman itu sendiri terdapat kecenderungan
bahwa konsep diri yang tinggi berasal dari pengalaman masa lalu
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
yang pernah dialaminya. Sebagai contoh, individu yang pernah
mengalami kecemasan sebelumnya memandang kecemasan itu adalah
suatu masalah yang bias diselesaikan.
b. Aset fisik
Orang dengan aset fisik yang besar, kuat dan garang akan
menggunakan aset ini untuk menghadapi kecemasan yang datang
mengganggu. Kekuatan yang dimiliki berdasarkan jamaninya.
2. Faktor eksternal
a. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Jadi
pengetahuan diperoleh dari pancaindera yaitu pengelihatan,
penciuman, perabaan dan indra perasa, sebagian besar pengetahuan
diperoleh dari mata atau telinga. Pengetahuan merupakan segala
sesuatu yang diketahui seseorang dari berbagai faktor (Nursalam
2015). Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan kemampuan
intelektual akan dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya
diri dalam menghadapi kecemasan, menurunkan perasaan cemas
mempersepsikan suatu hal, dengan mengikuti berbagai kegiatan
untuk meningkatkan kemampuan diri akan banyak menolong individu
tersebut (Mubarak, 2015).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Hidayat (2014), tingkat pengetahuan seseorang rendah akan
cenderung lebih mudah mengalami kecemasan dibandingkan
seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi.
Lestari (2015), mengatakan pengetahuan yang rendah mengakibatkan
seseorang mudah mengalami stres. Ketidaktahuan terhadap suatu hal
dianggap sebagai tekanan yang dapat mengakibatkan krisis dan dapat
menimbulkan kecemasan. Stres dan kecemasan dapat terjadi pada
individu dengan tingkat pengetahuan rendah, disebabkan karena
kurangnya informasi yang diperoleh.
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan
respon terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi, akan memberikan respon
yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih
rendah atau tidak berpendidikan. Tingginya pendidikan dapat
mengurangi rasa tidak mampu untuk mampu menghadapi stres
(Mubarak, 2015).
Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin
mampu menghadapi kecemasan yang ada. Jenjang pendidikan formal
terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi
(Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Dalam
Wikipedia, pendidikan di Indonesia terbagi menjadi 4 yaitu,
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
pendidikan dasar (SD), pendidikan menengah pertama (SMP),
pendidikan menengah atas (SMA), pendidikan tinggi (PT)
c. Finansial/ Material
Aset berupa harta yang melimpah tidak akan menyebabkan
individu tersebut mengalami stres berupa kekacauan finansial, bila hal
ini terjadi dibandingkan orang lain yang aset finansialnya terbatas
(Padila 2012), status ekonomi keluarga atau finansial keluarga
ditentukan dari pendapatan baik kepala keluarga maupun anggota
keluarga lainnya (Mubarak, 2015).
Selain itu status ekonomi keluarga ditentukan oleh kebutuhan-
kebutuhan yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang
dimiliki oleh keluarga. Susanto (2012), penghasilan < Rp.600.000 per
bulan merupakan kriteria keluarga tidak mampu. Menurut Rosni
(2017), keluarga prasejahtera pendapatan perbulan sebesar Rp.
897.000, keluarga sejahtera I pendapat perbulan sebesar Rp. 1.149.000
dan keluarga sejahtera II pendapatan perbulan sebesar >Rp. 1.470.000.
d. Dukungan keluarga
Keluarga adalah dua tau lebih individu yang yang berasal dari
kelompok keluarga yang sama atau yang berbeda dan saling
mengikutsertakan dalam kehidupan yang terus menerus. Biasanya
bertempat tinggal dalam satu rumah, mempunyai ikatan emosional
dan adanya pembagian tugas antara satu dengan yang lainnya.
Dukungan keluarga menjadikan keluarga mampu berfungsi dengan
berbagai kepandaian dan akal (Mubarak, 2015).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi dukungan sosial
sebagai koping keluarga, baik yang bersifat eksternal maupun internal
terbukti sangat bermanfaat. Dukungan kelurga eksternal antara lain
sahabat, pekerjaan, tetangga, kelurga besar, kelompok sosial,
kelompok rekreasi, dan tempat ibadah. Dukungan kelurga internal
antara lain dukungan dari suami atau istri, dari saudara kandung atau
dukungan dari anak (Susanto, 2012).
e. Sosial budaya
Dukungan sosial dan sumber-sumber masyarakat serta
lingkungan sekitar individu akan sangat membantu seseorang dalam
menghadapi kecemasan. Cara hidup dimasyarakat juga sangat
memungkinkan timbulnya stres. Individu yang mempunyai cara hidup
teratur akan mempunyai filsafah yang jelas sehingga umumnya lebih
sukar mengalami stres. Demikian juga dengan seseorang yang
keyakinan agamanya rendah. Setiap kebudayaan memiliki aturan yang
mengatur cara yang tepat untuk mengekspresikan dan mengatasi
kecemasan. Asia sering mengungkapkan kecemasan melalui gejala
somatik seperti sakit kepala kepala, kelelahan, pusing dan sakit perut.
2.1.6 Skala Ukuran Kecemasan
Nursalam (2016), skala ukuran kecemasan Zung Self – Rating Anxiety
Scale (SAS / SRAS). Penilaian kecemasan pada pasien dewasa ini dirancang dan
dikembangkan berdasarkan gejala kecemasan dalam DSM – II ( Diagnostic and
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Statustical Manual of Mental Dosorders ). Dalam SAS/ SRAS terdapat 20
pertanyaan dimana setiap pertanyaan dinilai 1-4.
Tabel 2.2 Self – Rating Anxiety Scale (SAS / SRAS)
Pernyataan Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sebagian
waktu
Hampir
setiap
waktu
1
Saya merasa lebih gugup dari
biasanya
1 2 3 4
2 Saya merasa takut tanpa alasan
sama sekali
1 2 3 4
3 Saya mudah marah atau merasa
panik
1 2 3 4
4 Saya merasa seperti jatuh
terpisah dan akan hancur
berkeping-keping
1 2 3 4
5 Saya merasa bahwa semuanya
baik-baik saja dan tidak ada hal
buruk akan terjadi
1 2 3 4
6 Lengan dan kaki saya gemetaran 1 2 3 4
7 Saya terganggu oleh nyeri
kepala dan nyeri punggung
1 2 3 4
8 Saya merasa lemah dan mudah
lelah
1 2 3 4
9 Saya merasa tenang dan dapat
duduk dengan mudah
1 2 3 1
10 Saya merasakan jantung saya
berdebar-debar
1 2 3 4
11 Saya merasa pusing tujuh
keliling
1 2 3 4
12 Saya merasa pingsan atau
merasa seperti itu
1 2 3 4
13 Saya dapat bernapas dengan
mudah
1 2 3 4
14 Saya merasa jari-jari tangan dan
kaki mati rasa dan kesemutan
1 2 3 4
15 Saya merasa terganggu oleh
nyeri lambung atau gangguan
pencernaan
1 2 3 4
16 Saya sering buang air kecil 1 2 3 4
17 Tangan saya biasanya kering
dan hangat
1 2 3 4
18 Wajah saya terasa panas dan
merah merona.
1 2 3 4
19 Saya mudah tertidur dan dapat
istrahat malam dengan baik
1 2 3 4
20 Saya mimpi buruk 1 2 3 4
Sumber: Nursalam (2016)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Nursalam (2016), rentang penilaian 20-80 dengan pengelompokan sebagai
berikut:
1. Skor 20-35 = tidak cemas
2. Skor 36-50 = kecemasan ringan
3. Skor 51-65 = kecemasan sedang
4. Skor 66-80 = kecemasan berat
2.2 Hospitalisasi
2.2.1 Definisi
Hospitalisasi adalah suatu proses karena alasan berencana atau darurat
yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk menjalani terapi dan
perawatan. Hospitalisasi juga diartikan sebagai adanya beberapa perubahan psikis
yang dapat menjadi sebagai sebab anak dirawat di rumah sakit (Priyanto, 2014).
Rawat inap akan menciptakan serangkaian kejadian traumatis dan stres dalam
ketidakpastian bagi anak dan keluarga (Ricci, 2009). Reaksi orangtua terhadap
penyakit anak bergantung pada keberagaman faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Pada awalnya orangtua akan bereaksi tidak percaya, marah,
merasa bersalah, takut, cemas dan frustasi (Wong, 2008).
2.2.2 Persiapan Hospitalisasi
Alasan mempersiapkan menghadapi pengalaman hospitalisasi dan
prosedur yang terkait dibuat berdasarkan prinsip bahwa ketakutan akan
ketidaktahuan lebih besar dari pada ketakutan yang diketahui. Oleh karena itu,
mengurangi unsur ketidaktahuan dapat mengurangi ketakutan yang akan
dihadapi. Orang tua sangat berperan dalam perawatan anak selama di rumah
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
sakit, anak membutuhkan kasih sayang dan perhatian orangtua yang lebih saat
dirawat di rumah sakit (Wong, 2008).
2.2.3 Keuntungan hospitalisasi
Meskipun hospitalisasi biasanya dapat menimbulkan kecemasan bagi
anak dan orang tua, tetapi hospitalisasi dapat bermanfaat. Manfaat yang paling
nyata adalah pulih dari sakit, dan hospitalisasi juga dapata memberikan
kesempatan pada anak untuk mengatasi stres. Lingkungan rumah sakit juga dapat
memberikan pengalaman sosialisasi yang baru bagi anak untuk memperluas
hubungan interpersonal mereka (Wong, 2008).
2.2.4 Reaksi hospitalisasi berdasarkan usia anak prasekolah
Anak prasekolah akan kehilangan kendali yang disebabkan oleh
perubahan rutinitas dan ketergantungan yang harus meraka patuhi. Akan tetapi
kemampuan kognitif meraka yang membuat meraka kehilangan kendali.
Kehilangan kendali dalam konteks kekuasaan atas diri mereka merupakan faktor
yang mempengaruhi persepsi dan reaksi mereka terhadap perpisahan, rasa sakit
dan hospitalisasi (Wong, 2008).
Anak prasekolah akan memahami semua pengalaman dari sudut padang
mereka sendiri. Tanpa persiapan terhadap lingkungan yang tidak dikenal atau
pengalaman, penjelasan dan pengalaman anak prasekolah biasanya akan
berlebihan, aneh, menakutkan dari pada kejadian sebenarnya. Sebagai respon dari
setiap hal tersebut, anak akan merasa malu, bersalah dan takut (Wong, 2008).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2.2.5 Reaksi Keluarga Terhadap Hospitalisasi Anak
Susilaningrum (2013), reaksi keluarga terhadap hospitalisasi sebagai
berikut:
1. Reaksi orang tua
Reaksi orang tua terhadap anaknya yang sakit dan dirawat di rumah
sakit dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik tingkat keseriusan
penyakit anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit dan dirawat di
rumah sakit, prosedur pengobatan, sistem pendukung yang tersedia,
kemampuan dalam penggunaan koping, dukungan dari keluarga,
kebudayaan dan kepercayaan, komunikasi dalam keluarga.
a. Rasa tidak percaya terjadi terutama bila anak tiba-tiba sakit dan serius.
b. Marah atau rasa bersalah atau keduanya
Setelah mengetahui anaknya sakit, maka reaksi orang tua adalah
marah dan menyalahkan diri sendir dan merasa tidak merawat anak
dengan benar. Jika anaknya dirawat di rumah sakit, orang tua
menyalahkan diri sendiri karena tidak dapat menolong merungurangi
rasa sakit yang dialami oleh anaknya.
c. Takut, cemas, stress dan frustasi.
Ketakutan dan kecemasan dihubungkan dengan tingkat
keseriusan penyakit dan jenis prosedur medis. Frustasi dihungkan
dengan kurangnya informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta
tidak familiar terhadap peraturan rumah sakit.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2. Reaksi saudara (sibling)
Reaksi saudara terhadap anak yang sakit dan di rawat di rumah
sakit adalah kesepian, ketakutan, khawatir, marah, cemburu, benci, dan
merasa bersalah. Orang tua sering kali mencurahkan perhatiannya lebih
besar terhadap anak yang sakit di bandingkan dengan anak yang sehat.
Hal ini menimbulkan perasaan cemburu pada anak yang sehat dan anak
merasa di tolak.
3. Penurunan Peran Anggota Keluarga
Dampak dari perpisahan dalam peran keluarga adalah kehilangan
peran orang tua, saudara, anak cucu. Perhatian orang tua hanya tertuju
pada anak yang sakit. Saudaranya yang lain mengganggap hal tersebut
tidak adil. Respons tersebut biasanya tidak disadari dan tidak disengaja.
Orang tua sering menyalahkan saudara sebagai perilaku antisosial. Sakit
akan membuat anak kehilangan kebersamaan mereka dengan anggota
keluarga yang lain teman sekelompok.
2.3 Anak
2.3.1 Definisi
Anak adalah seseorang yang belum berusia sampai 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (UU No. 35, 2014). Menurut
WHO, batasan usia anak adalah sejak anak dalam kandungan sampai umur 19
tahun. Anak adalah aset bangsa dan generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa
yang akan menentukan masa depan bangsa dan Negara (Infodatin, 2014). Masa
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
anak-anak adalah masa yang menyenangkan dan dipenuhi segala macam hal yang
baru. Anak akan aktif, dinamis, antusias, dan hamper seluruh hidupnya disertai
oleh rasa ingin tahu terhadap apa yang didengar atau dilihatnya (Piter et al, 2011).
2.3.2 Kategori Usia Anak
Kemenkes RI nomor 25 (2014), kategori usia anak terbagi dalam
beberapa bagian adalah sebagai berikut:
1. Bayi baru lahir adalah bayi umur 0 sampai dengan 28 hari.
2. Anak balita adalah anak umur 12 bulan sampai 59 minggu.
3. Anak prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan.
4. Anak usia sekolah adalah anak umur lebih dari 6 tahun sampai berusia
sebelum berusia 18 tahun.
5. Remaja adalah kelompok usia 10 tahun sampai 18 tahun.
Susilaningrum (2013), ada beberapa kategori usia anak adalah sebagai
berikut:
1. Masa bayi (umur 0-12 bulan) terdiri atas:
a. Masa neonatal usia 0-28 hari:
1) Neonatal dini (perinatal): 0-7 hari
2) Neonatal lanjut: 8-28 hari
b. Masa pasca (post) neonatal umur 29 hari sampai 12 bulan, terbagi
atas:
1) Masa bayi dini (1-2 bulan)
2) Masa bayi akhir (1-2 tahun)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
2. Masa balita dan prasekolah usia 1-6 tahun
a. Masa balita: 12-60 bulan
b. Masa prasekolah: 60-72 bulan
3.1.3 Periode Usia Perkembangan Anak
Periode usia perkembangannya Wong (2008) sebagai berikut:
1. Masa bayi
Dimulai dari lahir sampai umur 1 tahun, terbagi menjadi 2 yaitu,
neonatus dari lahir sampai umur 28 hari sedangkan bayi dimulai dari
umur 1 hari sampai 1 tahun. Masa bayi merupakan masa perkembangan
motorik, kognitif dan sosial yang cepat. Pada masa ini, bayi akan
membentuk kepercayaan pada dunia luar dan dasar hubungan di masa
yang angkat datang.
2. Masa kanak-kanak awal
Dimulai dari umur 1 sampai 6 tahun, terbagi menjadi 2 yaitu,
toddler dari umur 1 sampai 3 tahun dan pra sekolah dimulai dari umur 3
sampai 6 tahun. Pada periode ini, anak-anak dapat bergerak sambil berdiri
sampai mereka masuk sekolah dan dicirikan dengan aktivitas yang tinggi
dan penemuan-penemuan. Saat ini merupakan perkembangan fisik dan
kepribadian yang jelas. Saat ini merupakan perkembangan fisik dan
kepribadian yang besar, dan perkembangan motorik terus-menerus. Anak-
anak pada usia ini membutuhkan bahasa dan sosial yang lebih luas,
mempelajari standar peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, dan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
menyadari sifat ketergantunngan dan kemandirian, serta mulai
membentuk konsep diri.
3. Masa kanak-kanak pertengahan
Pada masa ini dimulai dari umur 6 tahun sampai 12 tahun. Masa
ini sering disebut sebagai usia sekolah dan salah satu tahap perkembangan
ketika anak diarahkan menjauh dari kelompok keluarga dan berpusat
didunia hubungan sebaya yang lebih luas. Pada tahap ini perkembangan
fisik, mental dan sosial yang kontinu akan terjadi. Periode ini merupakan
periode kritis untuk perkembangan konsep diri.
4. Masa kanak-kanak akhir
Dimulai dari umur 11 sampai 19 tahun. Masa ini terbagi menjadi 2
yaitu, pra pubertas dimulai dari umur 10 sampai 13 tahun dan remaja
dimulai dari umur 13 sampai 18 tahun. Periode ini akan mengalami
perubahan cepat yang dikenal sebagai masa remaja dianggap sebagai
periode transisi yang dimulai dari masa pubertas dan berakhir pada saat
memasuki dunia dewasa.
2.3.4 Anak Usia Prasekolah
Anak prasekolah adalah anak umur 60 bulan sampai 72 bulan. Pada masa
ini, anak akan mulai berkembang dan ingin tahu lebih banyak hal-hal
disekitarnya. Anak akan mulai berfantasi dan mempelajari model keluarga atau
bermain peran, seperti guru, ibu, ayah dan lain-lain sehingga isi bermainnya lebih
banyak menggunakan simbol-simbol dalam permainan atau sering disebut
bermain peran (role play) (Susilaningrum, 2013). Anak pada masa ini
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
membutuhkan bahasa dan hubungan sosial yang lebih luas, mempelajari standar
peran, memperoleh kontrol dan penguasaan diri, semakin menyadari sifat
ketergantungan dan kemandirian, dan mulai membentuk konsep diri (Wong,
2008).
2.4 Penelitian Terkait Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia PraSekolah
1. Apriany (2013), hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat
kecemasan orang tua.
Hasil yang didapatkan adanya hubungan lama rawat anak dengan
tingkat kecemasan orang tua menunjukkan hubungan sedang dan
berpola positif artinya semakin lama rawat anak, maka semakin tinggi
tingkat kecemasan orang tua. Penelitian ini untuk mengetahui hubungan
lama rawat (hospitalisasi) anak dengan tingkat kecemasan orang tua.
Metode penelitian yang digunakan adalah observasional dengan sampel
orang tua yang anaknya dirawat di RSUD Kelas B Cianjur. Sebanyak 87
sampel terpilih secara consecutive sampling. Pengumpulan data
menggunakan kuesioner. Uji statistiknya adalah regresi linear sederhana.
Hubungan antara hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan
orang tua tergolong sedang (r=0287) dan berpola positif artinya semakin
lama rawat anak, maka semakin tinggi tingkat kecemasan orang tua.
Hospitalisasi anak mempengaruhi tingkat kecemasan orang tua sebesar
8.3% dan sisanya 91.7% tingkat kecemasan orang tua dipengaruhi oleh
variabel lain (usia orang tua, jenis kelamin orang tua, jenis pekerjaan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
orang tua, tingkat pendidikan orang tua, diagnosis penyakit anak, suku
bangsa, jenis kelamin anak, status pernikahan orang tua, dan dukungan
perawat). Hasil uji statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan
antara lama rawat anak dengan tingkat kecemasan orang tua (p=0.007).
Perawat dapat memberikan dukungan kepada orang tua, mengenai
informasi, emosional, penilaian, dan instrumental.
2. Audina (2017), hubungan dampak hospitalisasi anak dengan tingkat
kecemasan orang tua di Irina E Atas RSUP Prof. Dr. R. Kandou Manado
pada tahun 2017.
Hasil penelitian didapatkan bahwa adanya hubungan dampak
hospitalisasi anak dengan tingkat kecemasan orang tua. Metode
penelitian yang digunakan observasional analitik dengan rancangan
cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan
rumus slovin dengan jumlah 44 sampel. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan lembar observasi dan kuesioner.
Jumlah sampel sebanyak 44 orang menurut lamanya hari rawat
anak bahwa responden dengan lama rawat anaknya < 10 hari mengalami
cemas ringan berjumlah 2 responden (4,5%), cemas sedang berjumlah
10 responden (22.7%), cemas berat berjumlah 23 responden (52.3%) dan
panik berjumlah 1 responden (2.3%). Sementara responden dengan
lama hari rawat anaknya > 10 hari mengalami cemas ringan berjumlah 0
responden (0.0%), cemas sedang berjumlah 0 responden (0.0%), cemas
berat berjumlah 3 responden (6.8 %) dan panic berjumlah 5 responden
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
(11.4%). Hasil penelitian berdasarkan uji chi-Squere dengan tingkat
kepercayaan 95 % (α≤ 0,05) diperoleh nilai p 0.000, 0.002, 0.004 yakni
lebih kecil dibandingkan α (0,05) dengan Ho ditolak dan Ha diterima.
3. Kustiawan (2015), gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap
hospitalisasi anak dengan kejang demam di ruangan anak bawah RSUD
dr. Soekardjo kota Tasikmalaya
Dalam penelitian ini selain meneliti tingkat kecemasan orang tua
juga meneliti tentang karakteristik orang tua, seperti usia, pendidikan,
pekerjaan dan jenis kelamin. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif. Dilakukan dari bulan April –Mei 2015, dengan populasi
orang tua pasien yang anaknya dirawat karena penyakit kejang demam
di Ruang Anak. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik accidental
sampling, jumlah responden sebanyak 21 orang. Instrumen penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner (daftar
pertanyaan) tentang tingkat kecemasan yang sudah baku yakni
menggunakan skala HARS. Dari hasil penelitian ini didapatkan
menunjukan bahwa tingkat kecemasan orang tua terhadap hospitalisasi
anak dengan kejang demam di Ruang Anak Bawah RSUD dr.Soekardjo
Kota Tasikmalaya tahun 2015 yang paling banyak adalah responden
dengan tingkat kecemasan sedang yaitu sebanyak 11 orang (52.4%).
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat
kecemasan orang tua berdasarkan karakteristik orang tua yaitu,
berdasarkan usia yang paling banyak mengalami kecemasan yaitu
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
responden dengan usia 21-30 tahun dengan jumlah 9 responden (43%),
berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan bahwa responden yang
paling banyak mengalami kecemasan adalah yang pendidikan
terakhirnya SMP yaitu dengan jumlah 8 responden (38%), berdasarkan
pekerjaan menunjukan bahwa responden yang bekerja adalah yang
paling banyak mengalami kecemasan yaitu dengan jumlah responden
sebanyak 12 orang (57%), dan berdasarkan jenis kelamin menunjukan
bahwa responden yang jenis kelaminnya perempuan adalah yang paling
banyak mengalami kecemasan yaitu dengan jumlah sebanyak 13
responden (62%).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Model konseptual memberikan perspektif mengenai fenomena yang
saling terkait, namun lebih longgar terstruktur dari pada teori. Model konseptual
secara luas menyajikan pemahaman tentang fenomena minat dan mencerminkan
asumsi dan pandangan filosofis perancang model. Model konseptual dapat
berfungsi sebagai kerangka untuk menghasilkan hipotesis penelitian (Polit, 2012).
Gambar 3.1 Kerangka Konspetual Penelitian “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018”
Variabel Independen Variabel Dependen
1. Faktor Internal
- Usia
- Pengalaman
- Aset fisik
2. Faktor Eksternal
- Pengetahuan
- Pendidikan
- Finansial/ material
- Keluarga
- Sosial budaya
Keterangan:
: Variabel penelitian
: Variabel Tidak diteliti
Kecemasan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan formal tentang hubungan yang diharapkan
antara dua atau lebih variabel dalam populasi tertentu (Grove,2015).
Hipotesis (Ha) dalam penelitian ini adalah:
1. Ada hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi Anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2018
2. Ada hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi Anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
4. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
5. Ada hubungan antara finansial/ material dengan tingkat kecemasan orang
tua pada hospitalisasi anak di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rangcangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
observasional analitik, dimana observasional analitik bertujuan untuk mencari
hubungan antara faktor resiko dengan faktor efek. Jenis pendekatan yang
digunakan peneliti yaitu rancangan Cross-Sectional, dimana Cross-Sectional
merupakan rancangan yang digunakan selama satu periode pengumpulan data
dan diteliti dalam satu kali pada satu saat (Polit, 2010).
4.2 Populasi Dan Sampel
4.2.1. Populasi
Sebuah populasi adalah keseluruhan kumpulan kasus di mana seorang
peneliti tertarik. populasi tidak terbatas pada subyek manusia. Peneliti
menentukan karakteristik yang membatasi populasi penelitian melalui kriteria
kelayakan (Creswell, 2009). Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua pasien
(Ayah atau Ibu) dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang menjalani
hospitalisasi di rumah sakit Santa Elisabeth Medan. Data dari rumah sakit Santa
Elisabeth Medan.
4.2.2 Sampel
Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subset dari elemen populasi. Elemen
adalah unit paling dasar tentang informasi mana yang dikumpulkan. Dalam
penelitian keperawatan, unsur-unsurnya biasanya manusia (Grove, 2014). Teknik
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling yang
memenuhi kriteria inklusi (Nursalam, 2016). Adapun kriteria inklusi yang telah
ditetapkan oleh penulis adalah:
1. Orang tua (Ayah/Ibu) dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang
menjalani hospitalisasi di rumah sakit Santa Elisabeth Medan
2. Orang tua (Ayah/Ibu) yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi
anak.
3. Bersedia menjadi responden yang akan diteliti
Adapun rumus yang gunakan dalam menentukan besar sampel dalam
penelitian yang akan dilakukan adalah rumus estimasi, dimana:
n = Ζ1−
𝛼2
2𝑃(1−𝑃)
𝑑²
n = 1,96²∗0,20∗0,80
0,1²
= 62,46 63 orang
Keterangan:
n = P
Z1-a/2 = derajat kepercayaan
p = estimasi proporsi
d = presisi atau simpangan mutlak
Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 62,46 responden.
Jumlah tersebut dibulatkan menjadi 63 responden.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4.3. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional
4.3.1. Variabel penelitian
Variabel independen merupakan adalah faktor yang (mungkin)
menyebabkan, mempengaruhi, atau mempengaruhi hasil (Creswell, 2009).
Variabel dalam penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia prasekolah.
4.3.2. Defenisi operasional
Definisi operasional sebuah konsep menentukan operasi yang harus
dilakukan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan. Definisi
operasional harus sesuai dengan definisi konseptual (Polit, 2010).
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Tabel 4.3. Definisi Operasional Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia
Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2018 Variabel Defenisi Indikator Alat Ukur Skala Hasil Akhir
Kecemasan Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena ketidaknyaman atau rasa takut yang disertai suatu respon. Respon kecemasan biasanya meliputi respon fisik, kognitif dan emosional.
a. Usia
b. Pengalaman
c. Pengetahuan
d. Pendidikan
e. Finansial/
Material
Kuesioner
Berupa 20
pernyataan
dengan jawaban
tidak pernah (1),
kadang-kadang
(2), sebagian
waktu (3), setiap
waktu (4)
Ordinal Tidak cemas
= 20-35
Cemas = 36-
65
Usia
Usia adalah
perhitungan yang
dimulai dari pada
saat kelahiran
sampai usia
sebelum ulang
tahunnya
Usia orang tua
yang anaknya
menjalani
hospitalisasi
Kuesioner
Ordinal
Dewasa
awal = 18-40
tahun
Dewasa
tengah = 40-
65 tahun
Pengalaman Pengalaman adalah
pelajaran berharga
yang terjadi dalam
kehidupan sehari-
hari
a. Ada
pengalaman
b. Tidak ada
pengalaman
Kuesioner Ordinal Anak pernah
menjalani
hospitalisasi
Anak tidak
pernah
menjalani
hospitalisasi
Pengetahu
an
Pengetahuan
merupakan segala
sesuatu yang
diketahui
seseorang dari
berbagai faktor
Pengetahuan
orang tua
tentang
kecemasan,
hospitalisasi
anak
Kuesioner
berupa 15
pertanyaan
dengan
menggunakan
skala guttman
tidak bernilai 0
dan ya bernilai 1
Ordinal Tidak tahu
0-7
Tahu
8-15
Pendidikan Pendidikan adalah
pembelajaran,
pengetahuan yang
sering terjadi
dibawah
bimbingan orang
lain
Pendidikan
terakhir
a. SD
b. SMP
c. SMA
d. PT
Kuesioner Ordinal Pendidikan
menengah
Pendidikan
tinggi (PT)
Finansial/
material
Finansial adalah
berupa harta atau
aset yang dimiliki
seseorang
Pendapatan
perbulan
kuesioner Ordinal Prasejahtera
Rp. 900.00
Sejahtera
>Rp.
1.470.000
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
4.4. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner. Pada jenis pengukuran ini, peneliti mengumpulkan data secara formal
kepada subjek untuk menjawab pernyataan secara tertulis (Nursalam, 2016).
Instrument terdiri dari:
1. Instrumen data demografi
Instrumen data demografi meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,
pendidikan, penghasilan perbulan, hubungan dengan klien dan pengalaman.
2. Kuesioner pengetahuan
Kuesioner pengetahuan terdiri dari 15 pertanyaan menggunakan
skala Guttaman yakni tidak bernilai 0 dan ya bernilai 1 dengan kategori
tidak tahu bernilai 0-7 dan tahu bernilai 8-15. Kuesioner ini tidak
dilakukan uji validitas karena kuesioner ini telah diuji validitasnya oleh
Yeni (2013) peneliti seberlumnya sebelumnya di Rumah Sakit Arifin
Achmad Pekanbaru kepada 30 responden pada tahun 2013.
Rumus : P = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
P = (15−0 )
2
P = 15
2 = 7,5
3. Kuesioner kecemasan
Untuk melihat atau menilai tingkat kecemasan peneliti
membagikan kuesioner terdiri dari 20 pernyataan. menggunakan skala
kecemasan Self – Rating Anxiety Scale (SAS / SRAS), dengan kriteria 1 =
Tidak pernah, 2 = Kadang-kadang, 3 = Sebagian waktu = Hampir setiap
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
waktu dan di kategorikan menjadi 4 kategori yaitu, tidak ada kecemasan
20-35, kecemasan ringan 36-50, kecemasan sedang 51-65, kecemasan
berat 66-80.
Rumus : P = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖−𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠
P = (80−20 )
4
P = 60
4 = 15
4.5. Lokasi Dan Waktu
4.5.1. Lokasi
Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, Jalan
Haji Misbah No. 7 Medan tepatnya di ruangan St. Theresia. Peneliti memilih
tempat ini dikarenakan rumah sakit Santa Elisabeth Medan merupakan lahan
praktek klinik bagi peneliti. Selain itu, Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
merupakan lahan yang dapat memenuhi sampel yang telah ditetapkan peneliti.
4.5.2. Waktu
Waktu penelitian faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan orangtua pada hospitaisasi anak usia prasekolah dilakukan di ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan dan dilakukan pada Februari
sampai April 2018.
4.6. Prosedur Pengambilan Dan Pengumpulan Data
4.6.1 Pengambilan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah peneliti
melakukan pengumpulan data penelitian setelah mendapat izin dari STIKes
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Santa. Elisabeth Medan, dan mendapat surat izin dari Direktur Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan. Kemudian meminta kesediaan orang tua (Ayah atau Ibu)
dari anak yang berusia 5-6 tahun dan sedang menjalani rawat inap di rumah sakit
Santa Elisabeth Medan.
4.6.2 Pengumpulan data
Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
data primer yang diperoleh lansung oleh peneliti terhadap sasarannya dengan
membagikan kuesioner faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat
kecemasan yang meliputi usia, pendidikan, finansial/ material, pengalaman dan
kuesioner pengetahuan dengan 15 pertanyaan. Kuesioner tidak dilakukan uji
validitas karena telah diuji validitasnya oleh peneliti sebelumnya di rumah sakit
Arifin Achmad Pekanbaru kepada 30 responden pada tahun 2013. Peneliti telah
mendapatkan izin dari peneliti sebelumnya untuk menggunakan kuesioner dan
bukti percakapan untuk permohonan izin akan dilampirkan oleh peneliti.
Tingkat kecemasan peneliti membagikan kuesioner kepada responden
dengan 20 pernyataan, kuesioner ini tidak dilakukan uji validitasnya karena
berupa kuesioner baku dalam buku yang dikembangkan oleh Nursalam (2016)
Sedangkan data sekunder yang di dapat dari rekam medik pasien di ruangan
rawat inap. Data yang telah terkumpul, dianalisis dan dilakukan pengolahan data
yang terdiri dari yang pertama Editing dimana tahap memeriksa kejelasan dan
kelengkapan pengisian instrumen dan pengumpulan data, yang kedua Coding
mengubah data menjadi huruf atau bilangan (pengkodean) selanjutnya Entry data
atau processing dimana disini akan lakukan mengisi kolom atau kartu kode sesuai
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
jawaban dari setiap pertanyaan dan yang terakhir adalah Tabulating disini
membuat tabel-tabel data (Nursalam, 2014).
4.7 Kerangka Operasional
Bagan 4.2 Kerangka operasional faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia pra
sekolah di ruang St. Theresia rumah sakit Santa Elisabeth
Medan tahun 2018
4.8. Analisa Data
Setelah seluruh data terkumpul segera akan dilakukan pengolahan data
dengan melakukan perhitungan statistik untuk menentukan faktor-faktor yang
berhubungan dengan tingkat kecemasan orangtua pada hospitalisasi anak usia
prasekolah (Polit, 2010).
Prosedur izin penelitian
Pengumpulan data
Pengajuan judul proposal
Surat Permohonan untuk berpartisipasisebagai responden penelitian
Memberi informed consent
Membagikan kuesioner
Hasil penelitian
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Analisis univariat untuk memperoleh gambaran setiap variable, distribusi
frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik variable dependen maupun variable
independen. Dengan melihat frekuensi dapat diketahui deskripsi masing-masing
variabel dalam penelitian ini yaitu data demografi responden (Nursalam, 2016).
Data demografi dalam penelitian ini adalah no. responden, umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, hubungan dengan klien dan
pengalaman. Analisa Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat
kepercayaan 95 %. (Nursalam, 2014).
4.9 Etika Penelitian
Ketika manusia digunakan sebagai peserta studi, perhatian harus
dilakukan untuk memastiak bahwa hak mereka dilindungi. Etik adalah sistem
nilai moral yang berkaitan dengan sejauh mana prosedur peneliotian mematuhi
kewajiban profesional, hukum, dan sosial kepada peserta studi. Tiga prinsip
umum mengenai standar perilaku etis dalam penelitian berbasis: beneficience
(berbuat baik), respect for human dignity (penghargaan terhadap martabat
manusia), dan justice (keadilan) (Polit, 2012).
Pada tahap awal peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin
pelaksanaan penelitian kepada Ketua Program Studi Ners STIKes Santa Elisabeth
Medan, selanjutnya dikirim ke Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan, melakukan
pengumpulan data awal penelitian di ruangan St. Theresia Rumah Santa Elisabeth
Medan. Selanjutnya, pada tahap pelaksanaan, peneliti memberikan penjelasan
tentang informasi dari penelitian yang dilakukan bahwa individu diundang
berpartisipasi dalam penelitian dan individu bebas untuk menolak serta menarik
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
diri untuk berpartisipasi. Responden juga berhak mengetahui hasil dari penelitian.
Jika responden bersedia, maka responden akan menandatangani lembar
persetujuan (informed consent).
Responden diperlakukan sebagai agen otonom, secara sukarela
memutuskan apakah akan mengambi l bagian dalam penelitian, tanpa risiko
perlakukan prasangka. Hal ini berarti bahwa responden memiliki hak untuk
mengajukan pertanyaan, menolak memberikan informasi, dan menarik diri dari
penelitian. Peneliti tidak akan mencantumkan nama responen pada lemebar
pengumpulan data yang telah diisi oleh reponden ataupun hasil penelitian yang
akan disajikan pada lembar tersebut dan hanya akan diberi nomor kode tertentu/
nomor responden. Peneliti meyakinkan bahwa partisipasi responden, atau
informasi yang mereka berikan, tidak akan disebarkan dan dijaga kerahasiaanya.
Selanjutnya, permohonan izin menggunakan kuesioner antara peneliti lain yang
telah menggunakan istrumen tersebut dalam penelitiannya. Dengan memohon
izin menggunakan kuesioner maka peneliti telah menghargai karya dari peneliti
sebelumnya dan menghargai masalah-masalah etika yang berhubungan dengan
masalah tersebut. Lembar persetujuan ini bias melalui email atau persetujuan
yang ditandatangani langsung oleh peneliti sebelumnya.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini pembahasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan
dengan tingkat kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018. Penelitian
ini dimulai pada bulan Februari 2018 sampai bulan April 2018, responden pada
penelitian ini adalah orang tua pasien (Ayah/ Ibu) yang dari anak berusia 5-6
tahun dan sedang menjalani hospitalisasi di ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan tahun 2018.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan adalah Rumah Sakit swasta terletak
di jalan Haji Misbah No.7, Medan. Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan memiliki
visi yaitu menjadikan Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan mampu berperan aktif
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi atas dasar cinta
kasih dan persaudaraan dan misi yaitu meningkatkan derajat kesehatan melalui
sumber daya manusia yang professional. Tujuan dari Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan yaitu meningkatkan derajat kesehatan yang optimal dengan
semangat cinta kasih sesuai kebijakan pemerintahan dalam menuju masyarakat
sehat. Rumah Sakit ini memiliki Motto “Ketika Aku Sakit Kamu Melawat Aku”.
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan menyediakan beberapa pelayanan medis
yaitu ruang rawat inap, poli klinik, IGD, ruang operasi (OK), ICU, ICCU, PICU,
NICU, Ruang pemulihan (Intermediate), stroke center, Medical Check Up,
hemodialisis, sarana penunjang radiologi, laboratorium, fisioterapi, patologi
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
anatomi dan farmasi. Berdasarkan data yang diambil dari Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan, adapun yang menjadi tempat penelitian saya yaitu ruangan St.
Theresia yang terdiri dari 12 kamar rawat inap dengan jumlah tempat tidur
sebanyak 35.
5.1.1 Data Demografi Responden
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Data Demografi
Responden Di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018
No. Karakteristik Responden f %
1. Usia
Dewasa Tenga h 12 19,0
Dewasa awal 51 81,0
Total 63 100
2. Jenis Kelamin
Laki-laki 2 3,2
Perempuan 51 96,8
Total 63 100
3. Pekerjaan
PNS 10 15,9
Pegawai Swasta 14 22,2
Wiraswasta 16 25,4
IRT 23 36,5
Total 63 100
4. Pendidikan
Pendidikan tinggi (PT) 23 36,5
Pendidikan menengah 40 63,5
Total 63 100
5. Penghasilan
Prasejahtera 15 23,8
Sejahtera 48 76,2
Total 63 100
6. Hubungan dengan klien
Ayah 2 3,2
Ibu 61 96,8
Total 63 100
7. Pengalaman
Ya 23 36,5
Tidak 40 63,5 Total 63 100
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh bahwa mayoritas usia berada pada
usia dewasa awal 51 (81,0%), dewasa tengah 12 orang (19,0%). mayoritas
responden berjenis kelamin 61 orang (96,8%), laki-laki 2 orang (3,2%).
Mayoritas pekerjaan IRT 23 orang (36,5%), Wiraswasta 16 (25,4%), Pegawai
Swasta 14 orang (22,2%), PNS 10 orang (15,9%). Mayoritas pendidikan terakhir
pendidikan menengah 40 orang (63,5%), pendidikan tinggi (PT) 23 orang
(36,5%). Mayoritas penghasilan sejahtera sebanyak 48 orang (76,2%),
prasejahtera 15 orang (23,8). Mayoritas yang memilki hubungan Ibu 61 orang
(96,8%), ayah 2 orang (3,2%). Mayoritas yang tidak ada pengalaman 40 orang
(63,5%), yang mempunyai pengalaman 23 orang (36,5%).
5.1.2 Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Usia Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Usia f %
1. Dewasa tengah 12 19,0
2. Dewasa muda 51 81,0
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.5 diperoleh bahwa mayoritas usia orang tua pada usia
dewasa muda (81,1%), dan hanya 36,5% dewasa tua.
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pengalaman Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Pengalaman f %
1. Tidak 23 36,5
2. Ya 40 63,5
Total 63 100
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Berdasarkan tabel 5.6 diperoleh bahwa Mayoritas orang tua tidak
memiliki pengalaman menghadapi hospitalisasi di rumah sakit (63,5%), dan
hanya 36,5% yang memiliki pengalaman.
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Pengetahuan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Pengetahuan f %
1. Tahu 26 41,3
2. Tidak tahu 37 58,7
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.7 diperoleh bahwa mayoritas orang tua tidak
mengetahui cara merawat anak yang sakit (58,7%), dan hanya 41,3% yang
mengetahui cara merawat anak yang sakit.
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tingkat Pendidikan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Pendidikan f %
Pendidikan tinggi (PT) 23 36,5
Pendidikan menengah 40 63,5
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.8 diperoleh bahwa tingkat pendidikan orang tua
mayoritas pendidikan menengah (63,5%), dan hanya 36,5% yang pendidikan
tinggi (PT).
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Penghasilan/Finansial
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Penghasilan/ Finansial f %
1. Prasejahtera 15 23,8
2. Sejahtera 48 76,2
Total 63 100
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh bahwa mayoritas orang tua
berpenghasilan sejahtera (76,2%), dan hanya 23,8% yang berpenghasilan
prasejahtera.
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
No. Penghasilan/ Finansial f %
1. Tidak cemas 21 33,3
2. Cemas 42 66,7
Total 63 100
Berdasarkan tabel 5.10 diperoleh bahwa mayoritas orang tua memiliki
kecemasan (66,7%), dan hanya 33,3% yang tidak memiliki kecemasan
Tabel 5.11 Hubungan Usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Kecemasan Usia Cemas Tidak Cemas Total p value
f % f % f %
Usia awal 42 66,7 9 14,3 51 81,0 0,001
Usia tengah 0 0 12 19,0 12 19,0
Total 42 66,7 21 33,3 63 100
Berdasarkan tabel 5.11, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan
hasil p value 0,001 dengan 1 cells (25,0%) kurang dari 0,05 sehingga tidak layak
dilakukan uji. Maka uji yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah uji
Fisher’s Exact Test dan didapatkan hasil p value 0,001 dimana p <0,05. Hasil uji
tersebut Ha diterima yang berarti ada Hubungan Usia Dengan Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Tabel 5.12 Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Kecemasan Pengalaman Cemas Tidak Cemas Total p value
f % f % f %
Tidak 30 47,6 10 15,9 40 63,5 0,003
Ya 12 19,0 11 17,5 23 36,5
Total 42 66,6 21 33,4 63 100
Berdasarkan tabel 5.12, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan
hasil p value 0,003 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti
ada Hubungan Pengalaman Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi
Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
Tabel 5.13 Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Kecemasan
Pengetahuan Cemas Tidak Cemas Total p value
f % f % f %
Tidak tahu 28 44,4 9 14,3 37 58,7 0,001
Tahu 14 22,3 12 19,0 26 41,3
Total 42 66,7 21 33,3 63 100
Berdasarkan tabel 5.13, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan
hasil p value 0,001 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti
ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi
Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Tabel 5.14 Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Orang
Tua Pada Hospitalisasi anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
Kecemasan Pendidikan Cemas Tidak Cemas Total p value
f % f % f %
Pend. Menengah 31 49,2 9 14,3 40 63,5 0,026
Pend. Tinggi 11 17,5 12 19,0 23 36,5
Total 42 66,7 21 33,3 63 100
Berdasarkan tabel 5.14, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan
hasil p value 0,026 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha diterima yang berarti
ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi
Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan.
Tabel 5.15 Hubungan Finansial/ Material Dengan Tingkat Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018
Kecemasan
Finansial Cemas Tidak Cemas Total p value
f % f % f %
Prasejahtera 13 20,7 2 3,2 15 23,8 0,114
Sejahtera 29 46,0 19 30,2 48 76,2
Total 42 66,7 21 33,3 63 100
Berdasarkan tabel 5.15, menggunakan uji statistik Chi-square didapatkan
hasil p value 0,114 dimana p <0,05. Hasil uji tersebut Ha ditolak yang berarti
tidak ada Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan Orang Tua Pada
Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah di Ruangan St. Theresia Rumah sakit Santa
Elisabeth Medan.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5.2 Pembahasan
5.2.1 Kecemasan orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan
St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
5.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kecemasan Orang Tua
Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St. Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua mengalami cemas (66,7%), dan hanya 33,3% yang tidak cemas. Hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas orang tua mengalami cemas.
Kecemasan orang tua dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, salah satunya
yaitu lamanya hari rawat yang dikaitkan dengan besarnya biaya yang akan
dibutuhkan. Lama hari rawat yang memanjang dapat dapat diukur dan dinilai,
lama hari rawat yang memanjang dapat disebabkan oleh kondisi medis pasien.
Hal lain yang dapat menyebabkan kecemasan orang tua terkait hospitalisasi anak
yaitu diagnosa penyakit anak, tingkat pendidikan, usia orang tua juga
mempengaruhi cara berpikir, karena semakin tinggi usia maka semakin baik
dalam mengataasi kecemasan (Audina, 2017).
66,7%
33,3%
Cemas
Tidak Cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Penelitian Kustiawan (2015), juga mengatakan pada saat anak tidak
bersikap tidak kooperatif dapat menyebabkan orang tua anak akan merasa cemas
pada keadaan yang sedang dialami oleh anaknya. Kecemasan tersebut juga dapat
terjadi karena tingkat penyakit yang diderita oleh anak memang cukup berat,
kurangnya pengalaman atau kecemasan itu juga dapat timbul karena
ketidaktahuan cara merawat anak yang sakit, ketidaktahuan mengenai penyakit
yang diderita oleh anak sedangkan penyakit yang diderita anak tidaklah berat.
Hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden didapatkan
mayoritas mengalami cemas hal ini terjadi karena faktor usia dapat menjadi
penyebab dari kecemasan, dimana mayoritas usia orang tua berada pada dewasa
awal. Dimana, usia dapat mempengaruhi tingkat kecemasan yang dialami oleh
orang tua itu sendiri. Usia yang muda dapat mempengaruhi cara berpikir dan
mengontrol kecemasan yang sedang dialami oleh individu. Semakin tinggi usia
orang tua akan semakin baik pula dalam mengontrol kecemasan dan semakin
tinggi usia akan semakin banyak pengalaman yang didapat.
Pengalaman yang kurang akan dapat mempengaruhi kecemasan karena
pengalaman akan membantu individu dalam menangani kecemasan yang sedang
ataupun yang akan terjadi. Individu yang memiliki pengalaman sebelumnya akan
memandang kecemasan itu adalah suatu masalah yang dapat diselesaikan.
Pengalaman memungkinkan individu menjadi tahu. Ketika orang tua tidak tahu
cara merawat anaknya yang sakit akan membuat orang tua merasa mudah panik
dan cemas. Dimana tingkat pengetahuan rendah cenderung mengalami cemas
dibandingkan tingkat pengetahuan tinggi.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Pengetahuan yang kurang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang
rendah karena individu yang memiliki pendidikan rendah akan sulit berpikir
rasional dalam menyelesaikan masalah. Semakin tinggi tingkat pendidikan
individu maka semakin semakin mudah menerima informasi yang didengar
maupun yang dibaca. Faktor lain yang dapat menyebabkan kecemasan adalah
faktor finansial, dimana semakin lama hari rawat anak akan semakin besar biaya
yang akan dibutuhkan, baik biaya transportasi, pengeluaran harian, biaya dokter
maupun saat kondisi tidak terduga lainnya.
5.2.2 Hubungan usia orang tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
5.2 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Usia Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua usia dewasa awal (82,0%) mengalami cemas. Hal ini menunjukkan
82,4%
0%
17,6%100%
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Dewasa awal Dewasa tengah
Cemas
Tidak cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
bahwa mayoritas orang tua berada pada usia dewasa awal lebih cenderung
mengalami kecemasan.
Hasil penelitian Audina (2017), menjelaskan gangguan kecemasan biasa
terjadi pada semua usia tetapi lebih sering terjadi pada usia dewasa. Orang yang
mempunyai usia lebih muda akan lebih mudah mengalami kecemasan dari pada
usia yang lebih tua. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lasti
(2012), menjelaskan bahwa kategori usia yang banyak mengalami kecemasan
berada pada kategori masa dewasa awal. Mubarak (2015), permintaan bantuan
dari sekeliling menurun dengan bertambahnya usia, pertolongan diminta bila ada
kebutuhan akan kenyaman, reassurance, dan nasehat-nasehat. Usia dapat
mempengaruhi respon tubuh dimana semakin matang dalam perkembangannya,
semakin baik pula kemampuan untuk menangani kecemasan.
Pernyataan ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Audina (2017),
dimana usia dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan
karena usia orang tua sangat mempengaruhi kematangan dalam berpikir dan
bertindak menanggapi menanggapi perawatan anak selama anak dirawat di
rumah sakit, semakin tinggi usia orang tua diharapkan mampu untuk membentuk
mekanisme koping yang bersifat positif dan membangun dalam menanggapi
perawatan anak selama anak dirawat di rumah sakit atau hospitalisasi.
Usia sangat erat kaitannya dengan kematangan individu dalam
menghadapi permasalahan yang ada. Semakin tinggi atau semakin tua individu
maka akan semakin banyak pengalaman yang dilalui. Semakin cukup usia,
tingkat kematangan dan kekuatan individu akan lebih matang dalam bertindak
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
maupun dalam berfikir dalam menenggapi hospitalisasi anak, orang tua dalam hal
ini diharapkan mampu membentuk koping yang bersifat positif dalam
menanggapi setiap permasalahan dan perawatan anak selama anak menjalani
hospitalisasi.
Individu yang usia muda akan lebih cenderung mudah mengalami
gangguan kecemasan karena usia dapat menunjukkan ukuran dari waktu
perkembangan individu itu sendiri. Dimana usia itu sendiri dapat berhubungan
dengan pengetahuan, pemahaman dan padangan individu terhadap sesuatu hal
atau kejadian yang terjadi, sehingga akan membentuk persepsi serta sikap
individu. Kematangan dalam proses berpikir pada individu yang berusia dewasa
tua memungkinkan untuk menggunakan mekanisme koping yang baik
dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih muda.
5.2.3 Hubungan pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
5.3 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengalaman Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018
75,0%
52,2%25,0% 47,8%
0
5
10
15
20
25
30
35
Tidak Ya
Cemas
Tidak Cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua yang tidak memiliki pengalaman dalam menghadapi anak yang
menjalani hospitalisasi di rumah sakit (75%) mengalami cemas, dan hanya 52,2%
orang tua yang memiliki pengalaman mengalami cemas. Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas orang tua yang tidak memiliki pengalaman menghadapi anak
yang menjalani hospitalisas mengalami kecemasan.
Pengalaman adalah hasil persentuhan alam dengan panca indra manusia.
Pengalaman memungkinkan seseorang menjadi tahu dan kemudian disebut
pengetahuan. Individu yang mempunyai modal kemampuan pengalaman
menghadapi kecemasan dan punya cara menghadapinya akan cenderung lebih
menganggap kecemasan sebagai masalah yang bisa diselesaikan. Individu yang
pernah mengalami kecemasan sebelumnya memandang kecemasan itu adalah
suatu masalah yang bisa diselesaikan (Mubarak, 2015).
Penelitian Saragih (2017), mengatakan kecemasan akan sering muncul
pada individu yang tidak memiliki pengalaman sebelumnya dibandingkan pada
individu yang memiliki pengalaman dalam hal yang sama. Dalam penelitian
Sentana (2013), juga dikatakan bahwa individu yang tidak memiliki pengalaman
masa lalu tidak dapat menggunakan ketrampilan kopingnya secara efektif.
Individu yang tidak memiliki pengalaman akan cenderung menggunakan koping
yang maladatif terhadap kecemasan.
Pernyataan ini didukung oleh Sentana (2013), pengalaman sangatlah
penting dalam mengurangi kecemasan itu sendiri, karena belajar dari pengalaman
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
dapat meningkatkan keterampilan menghadapi kecemasan terutama bagi orang
tua dalam menghadapi kecemasan selama anak dirawat di rumah sakit atau
hospitalisasi. Seseorang yang telah lama hidupnya akan banyak memperoleh
pengalaman ataupun berbagai informasi yang akan menambah pengalamannya
terutama pengelaman dalam menghadapi kecemasan itu sendiri.
Orang tua yang memiliki pengalaman, baik pengalaman masa lalu
terhadap penyakit yang diderita anak ataupun pengalaman menghadapi anak yang
menjalani hospitalisasi di rumah sakit akan banyak membantu orang tua dalam
menggunakan koping yang dimiliki. Keberhasilan orang tua dalam menghadapi
kecemasan pada masa lalu, akan dapat membantu orang tua dalam
mengembangkan ketrampilan koping. Koping yang baik akan membantu orang
tua dalam menurunkan ataupun dalam menghadapi kecemasan selama anak sakit
dan menjalani hospitalisasi.
Pengalaman masa lalu individu dalam hal menghadapi kecemasan, akan
dapat mempengaruhi individu ketika menghadapi kecemasan yang sama karena
individu memiliki kemampuan beradaptasi atau menggunakan koping yang lebih
baik, sehingga tingkat kecemasan akan berbeda dari individu yang tidak memiliki
pengalaman dan dapat menunjukkan tingkat kecemasan yang lebih ringan. Untuk
menghadapi kecemasan, orang tua perlu meningkatkan koping yang efektif.
Strategi koping yang efektif akan mampu membantu orang tua dalam
menghadapi kecemasan yang terjadi.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5.2.4 Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
5.4 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pengetahuan Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua tidak tahu cara merawat anaknya yang sakit (75,7%) mengalami cemas,
dan hanya 53,8% dari yang mengetahui cara merawat anak yang sakit yang
mengalami cemas. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas orang tua tidak
mengetahui cara merawat anak yang sakit.
Seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan dan kemampuan
intelektual akan dapat meningkatkan kemampuan dan rasa percaya diri dalam
menghadapi kecemasan, menurunkan perasaan cemas mempersepsikan suatu hal,
dengan mengikuti berbagai kegiatan untuk meningkatkan kemampuan diri akan
banyak menolong individu tersebut (Mubarak, 2015). Hidayat (2014), tingkat
pengetahuan seseorang rendah akan cenderung lebih mudah mengalami
75,7%
53,8%
24,3%46,2%
0
5
10
15
20
25
30
Tidak tahu Tahu
Cemas
Tidak cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
kecemasan dibandingkan seseorang yang mempunyai tingkat pengetahuan yang
tinggi. Ketika orang tua tidak tahu bagaimana cara merawat anaknya yang sedang
sakit, akan cenderung memiliki kecemasan. Lestari (2015), mengatakan,
pengetahuan yang rendah mengakibatkan seseorang mudah mengalami stres dan
kecemasan.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hidayat
(2014), pengetahuan sangatlah penting dimana dengan pengetahuan dapat
membantu seseorang dalam menghadapi kecemasan. Seperti halnya orang tua
yang tidak tahu cara dalam merawat anak yang sakit akan lebih mudah stres dan
cemas karena jika terjadi sesuatu perubahan pada anaknya misalnya gelisah,
demam, keluarga yang tidak tahu cara merawat anak akan cenderung panik dan
langsung memanggil petugas kesehatan untuk melihat kondisi anak tanpa
melakukan apapun kepada anak baik sebelum dilakukan tindakan pengobatan
ataupu sesudah dilakukan pengobatan.
Orang tua yang tidak tahu cara merawat anak yang sakit akan cenderung
memiliki kecemasan dibandingkan orang tua yang tahu tentang cara merawat
anaknya. Pengetahuan yang rendah akan dapat menyebabkan kecemasan karena
semakin tinggi pengetahuan akan semakin mudah berpikir rasional dalam
menghadapi dan menguraikan masalah. Pengetahuan yang rendah akan dapat
mempengaruhi cara individu dalam menanggapi kecemasan. Faktor
ketidaktahuan dalam merawat anak yang sakit adalah faktor yang dapat
mempengaruhi kecemasan orang tua selama anak menjalani hospitalisasi.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Individu yang memiliki pengetahuan yang baik akan mampu bertindak
dan mempunyai solusi dalam menghadapi masalah ataupun kecemasan.
Kecemasan terjadi karena kurangan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua
terutama dalam merawat anaknya yang sakit maupun yang sedang menjalani
hospitalisasi. Pengetahuan itu sendiri dapat diperoleh dari pengetahuan tentang
kecemasan yang pernah dilewati oleh individu ataupun orang tua. Pengetahuan
yang dimiliki individu akan dapat menurunkan perasaan cemas yang dialami
dalam mempersepsikan suatu hal.
5.2.5 Hubungan pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018
5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Pendidikan Dengan Kecemasan
Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di Ruangan St.
Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua pendidikan menengah (75,5%) mengalami cemas, dan hanya 47,8%
77,5%
47,8%22,5%
52,2%
0
5
10
15
20
25
30
35
Pendidikan
menengah
Pendidikan
tinggi (PT)
Cemas
Tidak cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
yang pendidikan tinggi (PT) yang mengalami cemas . Hal ini menunjukkan
bahwa mayoritas orang tua berpendidikan menengah mengalami cemas.
Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon
terhadap suatu yang datang baik dari dalam maupun dari luar. Seseorang yang
memiliki pendidikan tinggi, akan memberikan respon yang lebih rasional
dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau tidak berpendidikan.
Tingginya pendidikan dapat mengurangi rasa tidak mampu untuk mampu
menghadapi stres. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dan semakin
mampu menghadapi kecemasan yang ada (Mubarak, 2015).
Audiana (2017), mengatakan tingkat pendidikan formal merupakan dasar
pengetahuan intelektual. Hal ini erat kaitanya dengan pengetahuan karena
semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan maka akan semakin besar
kemampuan menyerap dan menerima informasi sehingga pengetahuan dan
wawasan dalam menghadapi kecemasan akan lebih luas. Orang dengan
pendidikan tinggi cenderung mengalami kecemasan rendah jika dibandingkan
dengan orang yang berpendidikan rendah. Yeni (2013), juga mengatakan
semakin tinggi pendidikan formal maka akan semakin mudah seseorang
menerima informasi dan melakukan pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Audiana (2017), dimana tingkat
pengetahuan dapat dilihat dari jenjang pendidikan yang ditempuh oleh seseorang
dan akan mempengaruhi cara individu menghadapi suatu masalah. Individu yang
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu mengontrol kecemasannya
sendiri karena semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh individu,
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
akan semakin memudahkan individu menerima informasi baik dari orang lain
maupun dari media masa sehingga wawasan lebih luas.
Pendidikan individu adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat kecemasan individu, hal ini menunjukkan bahwa orang tua yang memiliki
tingkat pendidikan yang tinggi cenderung tidak mengalami atau hanya
mengalami kecemasan rendah. Begitu juga halnya dengan individu yang yang
berpendidikan rendah, akan cenderung mengalami kecemasan berat. Hal ini
terjadi karena individu yang berpendidikan tinggi akan mudah menerima
informasi dan akhirnya akan semakin banyak pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaliknya, jika berpendidikan rendah akan menghambat perkembangan terhadap
penerimaan informasi dan pengetahuan baru.
Kecemasan yang dialami oleh orang tua dapat dikarenakan tingkat
pendidikan yang rendah. Dimana tingkat pendidikan yang rendah mempengaruhi
cara berpikir dan mempresepsikan suatu hal sehingga akan menyebabkan orang
tua mengalami kecemasan, karena semakin tinggi tingkat pendidikan akan
semakin mudah berfikir secara rasional, menggunakan koping secara efektif dan
dapat menguraikan masalahnya.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5.2.6 Hubungan finansial/material dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018
5.5 Diagram Distribusi Tabulasi Silang Finansial/ Material Dengan
Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak Usia Prasekolah Di
Ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun
2018.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 63 orang responden di
ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2018, mayoritas
orang tua berpenghasilan prasejahtera (86,7%) mengalami cemas, dan 60,4%
yang berpenghasilan sejahtera mengalami cemas. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas orang tua mengalami cemas.
Penelitian yang dilakukan oleh Yeni (2013), mengatakan bahwa sosial
ekonomi menimbulkan stres serta kecemasan, orang tua akan yang mengalami
kecemasan akibat ekonomi yang serba kekurangan. Perawatan di rumah sakit
merupakan masalah sosial ekonomi yang cukup kompleks terjadi pada orang tua.
Perawatan di rumah sakit dan biaya dokter dibayar mahal berdasarkan lamanya
86,7%
60,4%
13,3%
39,6%
0
5
10
15
20
25
30
35
Prasejahtera Sejahtera
Cemas
Tidak cemas
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
hari rawat, sehingga mengharuskan orang tua untuk bekerja keras untuk
memenuhi kebutuhan.
Hasil penelitian diatas tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Yolanda (2013), dimana salah satu faktor kecemasan disebabkan oleh
finansial. Akan tetapi, rata- rata pasien yang mengalami kecemasan berat adalah
pasien dengan biaya umum, sebaliknya gejala kecemasan rendah dimilik oleh
pasien dengan biaya pemerintah (Jamkesmas). Hal ini dikarenakan biaya yang
diperlukan untuk pengobatan telah ditanggung oleh pemerintah melalui
Jamkesmas dan asuransi pemerintah lainnya.
Pernyataan ini didukung oleh penelitian Yolanda (2013), dimana salah
satu faktor yang dapat menyebabkan kecemasan adalah faktor finansial/ material.
Akan tetapi dalam penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan faktor
finansial dengan kecemasan. Hal ini dapat terjadi karena mayoritas orang tua
yang anaknya menjalani hospitalisasi menggunakan asuransi, baik itu asuransi
yang ditanggung pemerintah ataupun asuransi yang ditanggung oleh swasta, dan
berpenghasilan sejahtera.
Orang tua yang anaknya sedang menjalani hospitalisasi dan ditanggung
oleh asuransi cenderung tidak mengalami kecemasan atau hanya mengalami
kecemasan ringan, dikarena biaya untuk pengobatan, honor dokter, tindakan
maupun obat telah ditanggung oleh asuransi yang mereka miliki. Sehingga orang
tua tidak terlalu mencemaskan masalah biaya yang akan dibutuhkan selama anak
menjalani hospitalisasi. Orang tua hanya perlu memikirkan biaya kehidupan
sehari-hari yang dibutuhkan selama anak menjalani hospitaliasi.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
BAB 6
SIMPUL DAN SARAN
6.1 SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 63 orang responden
mengenai Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua
pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 maka dapat disimpulkan:
1. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 didapatkan mayoritas mengalami cemas
sebanyak 42 orang (66,7%).
2. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 didapatkan mayoritas usia berada pada usia
dewasa awal sebanyak 51 (81,0%). Mayoritas yang tidak ada pengalaman 40
orang (63,5%). Mayoritas orang tua tidak tahu cara merawat anak yang sakit
sebanyak 37 orang (58,7%). Mayoritas pendidikan terakhir pendidikan
menengah 40 orang (63,5%). Mayoritas penghasilan sejahtera sebanyak 48
orang (76,2%).
3. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada
hubungan hubungan usia dengan kecemasan orang tua p=0,001.
4. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada
hubungan pengalaman dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,003.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada
hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,001.
6. Penelitian yang dilakukan di ruangan St. Theresia Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018 menggunakan uji Chi-square didapatkan ada
hubungan pendidikan dengan tingkat kecemasan orang tua p=0,026.
7. Faktor- faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak di ruangan St. Theresia Rumah sakit santa Elisabeth Medan
Tahun 2018 meliputi faktor usia, pengalaman, pengetahuan, dan pendidikan.
6.2 Saran
Berdasarkan dari hasil penelitian dengan jumlah responden sebanyak 63
orang mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan orang
tua pada hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan St. Theresia Rumah Sakit
Santa Elisabeth Medan Tahun 2018 maka disarankan:
1. Bagi Institusi Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sebagai
bahan pembelajaran bagi institusi keperawatan selaku memberi layanan
kesehatan bagi masyarakat.
2. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi rumah sakit
dan sebagai sumber ilmu dan informasi kepada perawat guna membantu
orang tua dalam menghadapi kecemasan pada hospitaliasi anak.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
3. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumber informasi bagi
keluarga terutama pada orang tua yang anaknya menjalani hospitalisasi.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
DAFTAR PUSTAKA
Apriany, Dyna. (2013). Hubungan Antara Hospitalisasi Anak Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua.
(https://media.neliti.com/media/publications/106107-ID-hubungan-
antara-hospitalisasi-anak-denga.pdf), diakses tanggal 01 Januari 2018
AR, Saniah., & Zainal NZ. (2010). Anxiety, Depression and Coping Strategies in
Breast Cancer Patients on Chemotherapy (http://143.95.253.101/~
psychjm/index.php/mjp/article/viewFile/99/91), diakses tanggal 01
januari 2018
Audiana, Mia. (2017). Hubungan Dampak Hospitalisasi Anak Dengan TingkatT
Kecemasan Orang Tua Di Irina E Atas RSUP PROF. DR. R. D.
Kandou Manado(https://media.neliti.com/media/publications/105893-
ID-hubunga n -dampak-hospitalisasi-anak-denga.pdf), diakses tanggal
01 Januari 2018
Bitsika, Vick. (2004). Stress, Anxiety and Depression Among Parents of Children
With Autism Spectrum Disorder. (https://www.researchgate.net/profile/
Christopher_Sharpley/publication/38290049_Stress_Anxiety_and_Dep
ression_Among_Parents_of_Children_With_Autism_Spectrum_Disord
er/links/54ad9d4f0cf24aca1c6f6853.pdf), diakses tanggal 30 Januari
2018
Creswell, John. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative And Mixed
Methods Approaches Third Edition. American: Sage
Cukor, Daniel.,dkk. (2007). Depression and Anxiety in Urban Hemodialysis
Patients. (http://cjasn.asnjournals.org/content/2/3/484.full.pdf+html),
diakses tanggal 01 Februari 2018
Dalami, Ermawati. (2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah
Psikososial. Jakarta: TIM
Dimatteo, M. Robin, dkk. (2000). Anxiety is a Risk Factor for Noncompliance
With
MedicalTreatment(https://jamanetwork.com/journals/jamainternalmedi
cine/ fullarticle/485411), diakses 30 Januari 2018
Grove, Susan . (2015). Understanding Nursing Research Building An Evidence
Based Practice, 6th Edition. China: Elsevier
Hastuti. Retno Puji (2015). Analisa Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat
Kecemasan Orang Tua Anak Thalasemia di RSUD Ahman Yani Metro.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
(https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKM/article/view/179),
diakses 03 April 2018
Hidayat, A. Aziz Alimul (2004). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
EGC
Hrp, Siti Harafah Julianty (2014) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingkat Kecemasan Pasien Hemodialisa di RSUD. Dr. Pringadi
Medan. (www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/view/6736/5520)
Lestari. (2015). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian Kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Jasemi, M. Aazami. (2016). The Effects Of Music Therapy On anxiety And
depression Of Cancer Patient. Indian Journal Of Palliative Care, 22(4),
455.
Karyuni, Eko. (2014). Statistika Keperawatan Pendekatan Praktik Elizabeth
Heavey. Jakarta:EGC
Keliat, Budi Anna. (2011). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa. Jakarta: EGC
Kheirkhah, dkk. (2014). Comparing The Effects Of Aromatherapy With Rose Oils
And Warm Foot Bath On Anxiety In The First Stage Of Labor In
Nuliparous Woman. Irian Red Crescent Medical Journal, 16(9)
Kementerian Agama Republik Indonesia. (2017). Batas Usia Menikah.
(https://www2.kemenag.go.id/berita/503191/menteri-agama-dan-
menteri-pemberdayaan-perempuan-bahas-batas-usia-nikah), diakses
tanggal 18 Januari 2018
Kementerian Kesehatan Republic Indonesia. (2018). (www. depkes. go. id/ article
/view/201410270011/stop-stigma-dan-deskriminasi-terhadap-orang-
dengan gangguan-jiwa-odgj.html), diakses tanggal 14 januari 2018
Kustiawan, Ridwan (2015). Gambaran tingkat kecemasan orang tua terhadap
hospitalisasi anak dengan kejang demam di ruangan anak bawah
RSUD dr. Soekardjo kota Tasikmalaya
(http://ejurnal.stikesbth.ac.id/index. php/P3M/article/viewFile/27/27),
diakses 16 januari 2018
LaMontagn, Lynda L. ( 2012). Anxiety and postoperative pain in children who
undergo major orthopedic surgery (https://www.sciencedirect .com
/science/article/pii/S0897189701958562#!), diakses 30 Januari 2018
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Mubarak, Wahit Iqbal. (2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta:
Salemba Medika
Mukhfudli & Efendi. F. (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan
Praktik Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemeba Medika
Murwani, Arita. (2014). Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Yogyakarta:
Fitramaya
Nasir, Abdul., dkk. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Nugraha. Agung Puja. (2017). Hubungan Pengetahuan Dengan Kecemasan
Orang Tua Saat Hospitalisasi Anak Balita
(digilib.stikesbcm.ac.id/index.php/jbc/article/view/2), diakses 02 April
2018
Nursalam. (2014). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika
Oktarima. (2010). Hubungan antara Tingkat Pengalaman dan Pemahaman
Beragama dengan Kecemasan Menjelang Masa Pensiun pada Pegawai
negeri Sipil Pemerintah Kota Pasuruan. (http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index,php/Bk-psikologi/article/view/11037.), diakses
02 April 2018
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Nuha medika
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Upaya Kesehatan
Anak.
(http://www.lshk.or.id/uu/PMKNo.66ttgPemantauanTumbuhKembang
Anak.pdf), diakses tanggal 04 januari 2018
Polit, Denise. (2010). Nursing Research Appraising Evidence For Nursing
Practice, Seventh Edition. New York : Lippincott
Polit, Denise. (2012). Nursing Research Appraising Evidence For Nursing
Practice, Seventh Edition. New York : Lippincott
Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stress.Yogyakarta: Nuha Medika
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Rachmaniah, Dini (2012). Pengaruh Psikoedukasi Terhadap Kecemasan dan
Koping Orang Tua dalam Merawat Anak Thalasemia Mayor di RSU
kabupaten Tenggara Banten.
(lib.ui.ac.id/file?file=digital/20300920...%20Pengaruh%20psikoedukasi.p
df), diakses 15 Maret 2018
Ricci, Susan Scott & Terri Kyle.2009. Text Book Of Maternity Pediatric
Nursing.New York: Wolter Kluwers
Rinaldi, Putu Agus, dkk. (2013). Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat
Kecemasan Ibu Yang Anaknya di Rawat RSUP. DR. Kandou Manado.
(https://media.neliti.com/media/publications/66035-ID-none.pdf),
diakses 16 April 2016
Saragih, Dameria . (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat
Kecemasan Pasien Yang di Rawat di Ruangan ICU/ICCU Rs Husada
Jakarta(https://ejurnal.akperpantikosala.ac.id/index.php/jik/article/downlo
ad/119/89), diakses 02 April 2018
Sinurat, Samfriat. (2015). Hubungan Peran Serta Orang Tua Dengan Dampak
Hospitalisasi Pasa Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Santa Theresia
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan (jurnal.stikeselisabeth medan. ac.
Id /index.php/elisabeth/issue/download/27/10), diakses tanggal 05
Januari 2018
Supartini. (2012). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Susilaningrum, dkk. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi Dan Anak. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika
Susanto, Tantu. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: Trans Info
Media
Snaith. R Philip. (2003). The Hospital Anxiety And Depression Scale.
(https://hqlo.biomedcentral.com/track/pdf/10.1186/1477-7525-129?site=
hqlo. biomedcentral.com), diakses tanggal 02 Februari 2018
SY, W. & Lua, P. L. (2012). Effects Of Drak Chocolate Consumption On Anxiety,
Depressive Symptoms And Health-related Quality Of Life Status Among
Cancer Patients.
Tamsuri, Anas. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Ibu Saat
Menghadapi Hospitalisasi Pada Anak di Ruang Anak RSUD Pare Kediri
Tahun 2008.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
(ejournal.umm.ac.id/index.php/keperawatan/article/download/404/3356)
, diakses 28 Maret 2018
Tehrani, H.T. Haghighi. (2012). Effect Of Stresss On Mother Of Pitalized
Children In A Hospital In Irian. Irian Journal Child Neurology. Vol.6
no.4 pp 34-35
UMR. (2017). Besar Upah Minimal. (http://goukm.id/ump-2017-di-34-provinsi/),
diakses tanggal 18 Januari 2018
Undang-undang Republik Indonesia, No. 35. (2014). Perlindungan Anak.
(www.kpai.go.id/hukum/undang-undang-republik-indonesia-nomor-
35-tahun-2014-tentang-perubahan-atas-undang-undang-nomor-23-
tahun-2002-tentang-perlindungan-anak/), diakses tanggal 5 Januari
2018
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. (2003). Sistem Pendidikan
Nasional.
(http://kelembagaan.ristekdikti.go.id/wpcontent/uploads/2016/08/UU_n
o_20_th_2003.pdf), diakses tanggal 18 Januari 2018
Vagloni Laura. (2005). Clown Doctors as a Treatment for Preoperative Anxiety
in Children: A Randomized, Prospective Study
(http://www.heartsandnoses. org/wp/wp-
content/uploads/2015/09/Clown-Doctors-as-a-Treatment-for-
Preoperative-Anxiety.pdf), diakses 30 Januari 2018
videbeck, Sheila L. (2011). Psychiatric mental health nursing. Fifth edition.
China: wolters Kluwer
Wahyuni, Anggika A. (2016). Tingkat kecemasan pada anak prasekolah Yang
mengalami hospitalisasi berhubungan dengan Perubahan Pola Tidur
Di RSUD Karanganyar. (http://www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.
id/index.php /gaster/index), diakses 08 Januari 2018
Wong. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik. Jakarta: EGC
Yeni, Sismi. (2013). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Stres
Orang Tua pada Anak Yang Di Rawat Di Ruangan Perinatologi. (http:
// jom.unri.ac.id/index.php/JOMPSIK/article/viewFile/3516/3411),
diakses tangal 01 Februari 2018
Yolanda, Albina Eva. (2013). Tingkat Kecemasan Pasien Kanker Serviks Pada
Golongan Ekonomi Rendah Yang Mengikuti Program Kemoterapi di
RSUD Dr.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Moewardi.(sainsmedika.fkunissula.ac.id/index.php/sainsmedika/article
/view/164), diakses 10 April 2016)
Yusuf, dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
SURAT PERMOHONAN
UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sri Nasrani Gulo
Umur : 21 Tahun
Alamat : Jl. Bunga Terompet No. 118 Pasar VII Medan Selayang
Pekerjaan : Mahasiswi STIKes Santa Elisabeth Medan
Nomor kontak : 082366254002
Email : srinasrani@gmail.com
Dengan ini mengajukan kepada Bapak/Ibu untuk bersediamenjadi respoden
penelitian yang akan saya lakukan dengan judul “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi Anak
Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2018”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan orang tua pada
hospitalisasi anak usia prasekolah di ruangan rawat inap rumah sakit Santa
Elisabeth Medan tahun 2018. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai
sumber informasi untuk meminimalisir tingkat kecemasan terutama bagi orang
tua yang mengalami kecemasan akibat hospitalisasi anak usia prasekolah.
Bapak/Ibu akan dibagikan berupa kuesioner yang berisikan umur, jenis kelamin,
pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, hubungan dengan pasien,
pengalaman, pengetahuan serta kuesioner tentang kecemasan.
Keikutsertaan Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela dan tanpa
paksaan. Identitas dan data/ informasi yang Bapak/Ibu berikan akan dijaga
kerahasiaannya. Jika dalam pengisian kuesioner ini Bapak/Ibu merasa dirugikan
atau membuat ketidaknyamanan bagi Bapak/ibu, maka Bapak/Ibu berhak untuk
berhenti menjadi responden.
Apabila ada pernyataan yang lebih dalam tentang penelitian ini, dapat
menghubungi peneliti di STIKes Santa Elisabeth Medan atau pada alamat dan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
nomor kontak serta email yang telah disebutkan diatas. Demikian permohonan ini
saya buat, atas kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.
Medan, Maret 2018
Hormat saya
Sri Nasrani Gulo
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
FORMAT PERSETUJUAN
(INFORMED CONSENT)
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ............................................................................ (inisial)
Umur : ............. tahun
Jenis kelamin : L / P *)
Alamat : ................................................................................................
.................................................................................................
Menyatakan bahwa:
1. Telah mendapat penjelasan tentang penelitian “Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua Pada Hospitalisasi
Anak Usia Prasekolah Di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Santa
Elisabeth Medan Tahun 2018”
2. Memahami prosedur penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian
yang akan dilakukan.
Dengan pertimbangan tersebut, saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak
manapun juga, bahwa saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam
penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk digunakan seperlunya.
Medan, Maret 2018
Responden
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT
KECEMASAN ORANG TUA PADA HOSPITALISASI ANAK USIA
PRASEKOLAH DI RUANGAN ST. THERESIA RUMAH SAKIT
SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2018
Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Pertanyaan mohon diisi sesuai dengan pendapat bapak/ ibu.
2. Setiap satu pertanyaan diisi dengan (√) pada pilihan ya dan tidak
3. Tanyakan langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
pertanyaan.
4. Kuesioner dikembalikan kepada peneliti setelah diisi.
A. DATA DEMOGRAFI
No. responden :
1. Umur :
18-25 tahun 40-65 tahun
25-40 tahun 65-75 tahun
2. Jenis Kelamin :
P
L
3. Pendidikan Terakhir :
SD SMP
SMA PT
4. Pekerjaan
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
IRT Pegawai swasta
Wiraswasta PNS
5. Penghasilan perbulan :
< Rp.600.000
Rp. 900.000
Rp. 1.149.000
>1.470.000
6. Hubungan Dengan Klien
Ibu
Ayah
7. Apakah anak Bapak/Ibu sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit?
Ya
Tidak
B. Kuesioner pengetahuan
Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia disamping pertanyaan
kelompok sesuai yang bapak/ ibu rasakan dan alami selama anak dirawat
di rumah sakit.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu mengetahui penyakit apa yang
sedang diderita oleh anak Bapak/ibu sehingga
harus dirawat inap?
2 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tanda dan gejala
dari penyakit yang sedang diderita oleh anak
Bapak/Ibu?
3 Ketika anak sakit, apakah segera dibawa ke
dokter?
4 Bila anak sakit apakah Bapak/Ibu membeli obat di
apotik tanpa resep dokter?
5 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara merawat anak
yang sakit?
6 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara mengurangi
rasa sakit yang dialami oleh anak?
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
7 Bila anak rewel, menangis, pucat dan terlihat
lemas menandakan anak sakit?
8 Bila anak sakit, apakah anak segera dirawat?
9 Apakah Bapak/Ibu mengetahui tindakan yang
dilakukan perawat dalam merawat anak?
10 Saat anak tidak mau minum obat, apakah
Bapak/Ibu membiarkan saja?
11 Apakah Bapak/Ibu selalu mendampingi anak
selama perawatan?
12 Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengobatan
anak sebelum ke rumah sakit?
13 Pada saat anak sakit, apakah anak tetap makan
teratur?
14 Apakah dengan mengajak anak bermain dapat
mengurangi rasa sakit yang dialami anak?
15 Bila anak gelisah dan susah tidur, apakah
Bapak/Ibu menceritakan sebuah cerita yang dapat
membantu anak cepat tidur?
Sumber: Yeni (2013)
C. Kuesioner Kecemasan
Berilah tanda (√ ) pada kolom yang tersedia disamping pernyatan kelompok
sesuai yang bapak/ ibu rasakan dan alami selama anak dirawat di rumah
sakit.
No Pernyataan Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sebagian
waktu
Hampir
setiap
waktu
1
Saya merasa lebih gugup dari
biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan
sama sekali
3 Saya mudah marah atau
merasa panik
4 Saya merasa seperti jatuh
terpisah dan akan hancur
berkeping-keping
5 Saya merasa bahwa semuanya
baik-baik saja dan tidak ada
hal buruk akan terjadi
6 Lengan dan kaki saya
gemetaran
7 Saya terganggu oleh nyeri
kepala dan nyeri punggung
8 Saya merasa lemah dan mudah
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
lelah
9 Saya merasa tenang dan dapat
duduk dengan mudah
10 Saya merasakan jantung saya
berdebar-debar
11 Saya merasa pusing tujuh
keliling
12 Saya merasa pingsan atau
merasa seperti itu
13 Saya dapat bernapas dengan
mudah
14 Saya merasa jari-jari tangan
dan kaki mati rasa dan
kesemutan
15 Saya merasa terganggu oleh
nyeri lambung atau gangguan
pencernaan
16 Saya sering buang air kecil
17 Tangan saya biasanya kering
dan hangat
18 Wajah saya terasa panas dan
merah merona.
19 Saya mudah tertidur dan dapat
istrahat malam dengan baik
20 Saya mimpi buruk
Sumber: Nursalam (2016)
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
OUTPUT SPSS
1. Frekuensi Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Dewasa awal 51 81,0 81,0 81,0
Dewasa tengah 12 19,0 19,0 100,0
Total 63 100,0 100,0
2. Frekuensi Jenis kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Perempuan 61 96,8 96,8 96,8
Laki-laki 2 3,2 3,2 100,0
Total 63 100,0 100,0
3. Frekuensi Pekerjaan
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
IRT 23 36,5 36,5 36,5
Wiraswasta 16 25,4 25,4 61,9
Pegawai Swasta 14 22,2 22,2 84,1
PNS 10 15,9 15,9 100,0
Total 63 100,0 100,0
4. Frekuensi Pendidikan
Pendidikan
Frequenc
y
Percent Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Pendidikan
menengah 40 63,5 63,5 63,5
Pendidikan tinggi
(PT) 23 36,5 36,5 100,0
Total 63 100,0 100,0
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
5. Frekuensi Finansial
Finansial
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Prasejahtera 15 23,8 23,8 23,8
Sejahtera 48 76,2 76,2 100,0
Total 63 100,0 100,0
6. Frekuensi Hubungan Dengan Klien
Hubungan Dengan Klien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ibu 61 96,8 96,8 96,8
Ayah 2 3,2 3,2 100,0
Total 63 100,0 100,0
7. Frekuensi Pengalaman
Pengalaman responden
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ya 23 36,5 36,5 36,5
Tidak 40 63,5 63,5 100,0
Total 63 100,0 100,0
8. Frekuensi Kecemasan
Kecemasan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak cemas 21 33,3 33,3 33,3
Cemas 42 66,7 66,7 100,0
Total 63 100,0 100,0
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
9. Hubungan usia Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia*kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%
Usia * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan Total
Cemas Tidak cemas
Usia
Dewasa awal
Count 42 9 51
Expected Count 34,0 17,0 51,0
% within Usia 82,4% 17,6% 100,0%
% within
Kecemasan 100,0% 42,9% 81,0%
% of Total 66,7% 14,3% 81,0%
Dewasa tengah
Count 0 12 12
Expected Count 8,0 4,0 12,0
% within Usia 0,0% 100,0% 100,0%
% within
Kecemasan 0,0% 57,1% 19,0%
% of Total 0,0% 19,0% 19,0%
Total
Count 42 21 63
Expected Count 42,0 21,0 63,0
% within Usia 66,7% 33,3% 100,0%
% within
Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 66,7% 33,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 29,647a 1 ,000 ,000 ,000
Continuity
Correctionb 26,057 1 ,000
Likelihood Ratio 32,669 1 ,000 ,000 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
Association 29,176c 1 ,000 ,000 ,000
N of Valid Cases 63
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 4,00.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -5,402.
10. Hubungan Pengalaman Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengalaman
responden *
Kecemasan
63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%
Pengalaman responden * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan Total
Cemas Tidak
Cemas
Pengalaman
responden
Ya
Count 12 11 23
Expected Count 15,3 7,7 23,0
% within
Pengalaman
responden
52,2% 47,8% 100,0
%
% within
Kecemasan 28,6% 52,4% 36,5%
% of Total 19,0% 17,5% 36,5%
Tidak
Count 30 10 40
Expected Count 26,7 13,3 40,0
% within
Pengalaman
responden
75,0% 25,0% 100,0
%
% within
Kecemasan 71,4% 47,6% 63,5%
% of Total 47,6% 15,9% 63,5%
Total
Count 42 21 63
Expected Count 42,0 21,0 63,0
% within
Pengalaman
responden
66,7% 33,3% 100,0
%
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
% within
Kecemasan
100,0
% 100,0%
100,0
%
% of Total 66,7% 33,3% 100,0
%
Chi-Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 11,966a 2 ,003 ,003
Likelihood Ratio 13,101 2 ,001 ,002
Fisher's Exact Test 12,517 ,002
Linear-by-Linear
Association 8,795b 1 ,003 ,004 ,002
N of Valid Cases 63
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7,67.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is 1,836.
11. Hubungan Pengetahuan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan *
Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%
Pengetahuan * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan Total
Cemas Tidak
cemas
Pengetahuan Tidak
tahu
Count 28 9 37
Expected Count 24,7 12,3 37,0
% within
Pengetahuan 75,7% 24,3% 100,0%
% within
Kecemasan 66,7% 42,9% 58,7%
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
% of Total 44,4% 14,3% 58,7%
Tahu
Count 14 12 26
Expected Count 17,3 8,7 26,0
% within
Pengetahuan 53,8% 46,2% 100,0%
% within
Kecemasan 33,3% 57,1% 41,3%
% of Total 22,2% 19,0% 41,3%
Total
Count 42 21 63
Expected Count 42,0 21,0 63,0
% within
Pengetahuan 66,7% 33,3% 100,0%
% within
Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 66,7% 33,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 16,650a 2 ,000 ,000
Likelihood Ratio 18,253 2 ,000 ,000
Fisher's Exact Test 17,388 ,000
Linear-by-Linear
Association 10,664b 1 ,001 ,001 ,001
N of Valid Cases 63
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 8,67.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -1,795.
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
12. Hubungan Pendidikan Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan *
Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%
Pendidikan * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan Total
Cemas Tidak
cemas
Pendidika
n
Pendidikan
Menengah
Count 31 9 40
Expected Count 26,7 13,3 40,0
% within
Pendidikan 77,5% 22,5% 100,0%
% within
Kecemasan 73,8% 42,9% 63,5%
% of Total 49,2% 14,3% 63,5%
Pendidikan Tinggi
(PT)
Count 11 12 23
Expected Count 15,3 7,7 23,0
% within
Pendidikan 47,8% 52,2% 100,0%
% within
Kecemasan 26,2% 57,1% 36,5%
% of Total 17,5% 19,0% 36,5%
Total
Count 42 21 63
Expected Count 42,0 21,0 63,0
% within
Pendidikan 66,7% 33,3% 100,0%
% within
Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 66,7% 33,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 5,786a 1 ,016 ,026 ,017
Continuity
Correctionb 4,528 1 ,033
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
Likelihood Ratio 5,706 1 ,017 ,026 ,017
Fisher's Exact Test ,026 ,017
Linear-by-Linear
Association 5,695c 1 ,017 ,026 ,017
N of Valid Cases 63
Chi-Square Tests
Point Probability
Pearson Chi-Square
Continuity Correctionb
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear Association ,013c
N of Valid Cases
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 7,67.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -2,386.
13. Hubungan Finansial Dengan Tingkat Kecemasan Orang Tua
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Finansial *
Kecemasan 63 100,0% 0 0,0% 63 100,0%
Finansial * Kecemasan Crosstabulation
Kecemasan Total
Cemas Tidak cemas
Finansial
Prasejahtera
Count 13 2 15
Expected Count 10,0 5,0 15,0
% within Finansial 86,7% 13,3% 100,0%
% within
Kecemasan 31,0% 9,5% 23,8%
% of Total 20,6% 3,2% 23,8%
Sejahtera
Count 29 19 48
Expected Count 32,0 16,0 48,0
% within Finansial 60,4% 39,6% 100,0%
STIK
ES S
anta
Elis
abet
h M
edan
% within
Kecemasan 69,0% 90,5% 76,2%
% of Total 46,0% 30,2% 76,2%
Total
Count 42 21 63
Expected Count 42,0 21,0 63,0
% within Finansial 66,7% 33,3% 100,0%
% within
Kecemasan 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 66,7% 33,3% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp.
Sig. (2-
sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 3,544a 1 ,060 ,114 ,054
Continuity
Correctionb 2,461 1 ,117
Likelihood Ratio 3,977 1 ,046 ,069 ,054
Fisher's Exact Test ,069 ,054
Linear-by-Linear
Association 3,488c 1 ,062 ,114 ,054
N of Valid Cases 63
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 5,00.
b. Computed only for a 2x2 table
c. The standardized statistic is -1,867.