Post on 13-Jan-2017
SISTEM INFORMASI GEOGRAFI TEMPAT IBADAH DI KOTA BOGOR
BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN QUANTUM GIS
Sari Rahma Nursuci(11105521)
Jurusan Sistem Informasi, Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi
Universitas Gunadarma
Jl. Margonda Raya, 100, Pondok Cina, Depok
E-mail: sari_chipsree@yahoo.com
ABSTRAK
Kota Bogor selain banyak dikunjungi karena tempat-tempat wisatanya juga
dikenal akan ketaatan beribadah para penduduknya sehingga di Bogor banyak terdapat
tempat-tempat peribadatan seperti mesjid, gereja, dan biara. Wisatawan yang
berkunjung sering memanfaatkan tempat peribadatan beserta fasilitas yang sudah
disediakan.
Beberapa kendala yang dihadapi oleh wisatawan adalah kondisi gedung tempat
peribadatan yang seringkali berada dalam keadaan rusak atau renovasi, daya tampung
tempat peribadatan, kelengkapan dan kelayakan baik fasilitas ibadah maupun fasilitas
gedung, keamanan lingkungan tempat peribadatan, dan cuaca kota Bogor yang sering
berubah menyebabkan kenyamanan beribadah menjadi pertimbangan yang cukup
penting.
Dengan adanya Aplikasi WebGIS ini, wisatawan sebagai pengguna aplikasi
diharapkan menjadi lebih mudah dalam mendapatkan informasi untuk bahan
pertimbangan mengenai sarana tempat ibadah yang ada di kota Bogor dan nyaman
dalam beribadah.
Kata Kunci : Sistem Informasi Geografi, Quantum GIS, Tempat Ibadah Kota Bogor
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Tempat peribadatan merupakan
hal penting yang harus ada di setiap
kota. Sarana tempat peribadatan tersebut
dibangun untuk memenuhi kebutuhan
spiritual umat beragama dalam
melaksanakan kewajiban beribadah
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
berlaku juga untuk kota Bogor yang
selain banyak dikunjungi karena tempat-
tempat wisatanya juga dikenal akan
ketaatan beribadah para penduduknya
sehingga di Bogor banyak terdapat
tempat-tempat peribadatan seperti
mesjid, gereja, dan biara.
Wisatawan yang berkunjung
sering memanfaatkan sarana-sarana
tempat peribadatan yang ada di kota
Bogor beserta fasilitas yang disediakan
oleh para pengurus tempat ibadah
tersebut.
Namun, ini semua tidak terlepas
dari kendala yang harus
dipertimbangkan oleh wisatawan dan
masyarakat Bogor sendiri mengingat
situasi cuaca Bogor yang sering berubah,
jumlah jemaah yang semakin bertambah,
serta tempat perparkiran yang tidak
seimbang dengan jumlah kendaraan
mengakibatkan kemacetan lalu lintas di
jalanan. Semakin bertambah jumlah
jemaah dapat juga mengakibatkan daya
tampung tempat peribadatan tidak
memadai lagi sehingga pengunjung atau
wisatawan harus mencari tempat
peribadatan yang lain tapi masih berada
di wilayah Bogor. Pertimbangan atas
kendala selanjutnya adalah kondisi dan
letak gedung yang mudah dikunjungi,
apakah strategis atau tidak. Kemudian
juga pertimbangan akan fasilitas sarana
dan prasarana gedung menjadi faktor
pendukung kegiatan ibadah.
Batasan Masalah
Pertimbangan dalam pemilihan
tempat peribadatan menjadi kendala
yang seringkali membuat para
wisatawan menemui kesulitan untuk
menentukan di mana mereka akan
melakukan kegiatan peribadatannya. Hal
yang sering menjadi pertimbangan
utama dalam pemilihan tempat
peribadatan ialah letak tempat ibadah
yang paling strategis dengan sarana-
sarana lainnya dan besar daya tampung
tempat ibadah tersebut.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan tugas akhir ini
adalah pemberian sejumlah informasi
kepada para pengguna mengenai tempat-
tempat ibadah di Kota Bogor melalui
pembuatan aplikasi Sistem Informasi
Geografis tempat ibadah di kota Bogor.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang
digunakan adalah pengumpulan berbagai
referensi, seperti informasi dan teori
tentang software-software pendukung
dalam pembuatan WebGIS. Selain itu
juga melakukan pengumpulan data dari
internet serta dengan observasi langsung
ke lokasi tempat-tempat ibadah tersebut.
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Informasi Geografis
Era komputerisasi telah
membuka wawasan dan paradigma baru
dalam proses pengambilan keputusan
dan penyebaran informasi. Data yang
merepresentasikan “dunia nyata” dapat
disimpan dan diproses sedemikian rupa
sehingga dapat disajikan dalam bentuk-
bentuk yang lebih sederhana dan sesuai
kebutuhan.
Sejak pertengahan tahun 1970-
an, telah dikembangkan sistem-sistem
yang secara khusus dibuat untuk
menangani masalah informasi yang
bereferensi geografis dalam berbagai
cara dan bentuk. Masalah-masalah ini
mencakup :
1. Pengorganisasian data dan
informasi
2. Penempatan informasi pada
lokasi tertentu
3. Melakukan komputasi,
memberikan ilustrasi
keterhubungan informasi,
beserta analisa-analisa spasial
lainnya.
Sebutan umum untuk sistem-
sistem yang menangani masalah-
masalah tersebut adalah Sistem
Informasi Geografis (SIG).
Model Data SIG
Data dalam SIG dikelompokkan
dalam dua bagian, yaitu data spasial dan
data non spasial.
Data spasial merupakan data
yang memuat tentang lokasi suatu objek
dalam peta berdasarkan posisi geografi
objek tersebut di dalam bumi dengan
menggunakan sistem koordinat.
Data spasial mempunyai dua
elemen dasar, antara lain:
a. Lokasi
Lokasi umumnya mengacu
pada letak geografi suatu
objek dalam sistem koordinat
bumi, akan tetapi kode
geografi lainnya juga dapat
dipergunakan. Sebagai
contoh, kode pos.
b. Atribut
Atribut merupakan
karakteristik atau ciri dasar
dari suatu objek.
Data non spasial adalah data
yang merepresentasikan aspek-aspek
deskriptif dari fenomena yang
dimodelkannya. Data ini sering disebut
juga data atribut. Dalam suatu peta,
atribut biasanya disajikan sebagai teks
atau legenda peta.
Hingga saat ini, secara umum,
persepsi manusia mengenai data spasial
dapat direpresentasikan dalam dua
bentuk, yaitu model data vektor dan
model data raster.
Subsistem SIG
Sistem Informasi Geografis dapat
diuraikan menjadi beberapa subsistem,
yaitu:
1. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk
mengumpulkan dan
mempersiapkan data spasial dan
atribut dari berbagai sumber.
Subsistem ini pula yang
bertanggung jawab dalam
mengkonversi atau
mentransformasikan format-
format data aslinya ke dalam
format-format yang digunakan
oleh SIG.
2. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau
menghasilkan keluaran seluruh
atau sebagian basis data seperti
tabel grafik, peta, dan lain-lain.
3. Manajemen Data
Subsistem ini mengorganisasikan
baik data spasial maupun atribut
ke dalam sebuah basis data
sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, diperbaharui, dan
diperbaiki.
4. Analisis dan Manipulasi Data
Subsistem ini menentukan
informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu,
subsistem ini juga melakukan
manipulasi dan pemodelan data
untuk menghasilkan informasi
yang diharapkan.
Jenis Peta
Peta merupakam penyajian
secara grafis kumpulan data mentah
maupun yang telah dianalisis atau
informasi sesuai lokasinya. Pada
hakikatnya, peta berfungsi sebagai alat
peraga untuk menyajikan informasi yang
terkandung di dalam suatu wilayah. Peta
harus mengandung informasi yang
hendak disampaikan kepada pengguna.
Berdasarkan data yang
terkandung dalam suatu peta, maka peta
dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
peta dasar dan peta tematik.
1. Peta Dasar
Peta dasar berisi data mengenai jalan,
garis batas wilayah pemerintahan,
sungai dan danau, taman, lahan, dan
nama tempat.
2. Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta yang
menyajikan informasi berdasarkan
tema tertentu. Tema merupakan
kumpulan data yang telah
dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu dan ditampilkan dalam
bentuk arsiran/warna.
Peta tematik terdiri dari:
a. Peta Bisnis
Peta ini berisi data yang berhubungan
dengan produk konsumen, pelayanan
jasa keuangan, data kependudukan,
pembangunan tempat bisnis, tingkat
kejahatan, telekomunikasi,
perumahan, transportasi, pelayanan
kesehatan, dan periklanan.
b. Peta Lingkungan
Peta ini berisi data yang berhubungan
dengan cuaca, resiko kerusakan
lingkungan, sumber daya alam,
topografi, pengambilan gambar
satelit, dan data lingkungan.
c. Peta Referensi Umum
Peta ini merupakan peta yang
menyajikan data dunia dan negara-
negara.
Komponen Sistem Informasi
Geografis
Secara umum, Sistem Informasi
Geografis bekerja berdasarkan integrasi
komponen, yaitu: hardware, software,
data, manusia, dan metode. Kelima
komponen tersebut dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Hardware
Sistem Informasi Geografis memerlukan
spesifikasi komponen hardware yang
sedikit lebih tinggi dibanding spesifikasi
komponen sistem informasi lainnya. Hal
tersebut disebabkan karena data yang
digunakan dalam SIG, penyimpanannya
membutuhkan ruang yang besar dan
dalam proses analisanya membutuhkan
memory yang besar dan processor yang
cepat. Beberapa hardware yang sering
digunakan dalam Sistem Informasi
Geografis adalah: personal computer
(PC), mouse, digitizer, printer, plotter,
dan scanner.
2. Software
Sebuah software SIG haruslah
menyediakan fungsi dan tool yang
mampu melakukan penyimpanan data,
analisis, dan menampilkan informasi
geografis.
Dengan demikian elemen yang harus
terdapat dalam komponen software SIG
adalah:
a. Tools untuk melakukan input
dan transformasi data
geografis
b. Sistem Manajemen Basis
Data.
c. Tools yang mendukung query
geografis, analisis, dan
visualisasi.
d. Geographical User Interface
(GUI) untuk memudahkan
akses pada tool geografi.
3. Data
Hal yang merupakan komponen penting
dalam SIG adalah data. Secara
fundamental, SIG bekerja dengan 2 tipe
model data geografis, yaitu model data
vector dan model data raster. Dalam
model data vector, informasi posisi
point, garis, dan polygon disimpan
dalam bentuk koordinat x,y. Bentuk
garis, seperti jalan dan sungai
dideskripsikan sebagai kumpulan daru
koordinat-koordinat point. Bentuk
polygon, seperti daerah penjualan
disimpan sebagai pengulangan koordinat
yang tertutup. Data raster terdiri dari
sekumpulan grid atau sel seperti peta
hasil scanning maupun gambar atau
image. Masing-masing grid memiliki
nilai tertentu yang bergantung pada
bagaimana image tersebut digambarkan.
4. Manusia
Komponen manusia memegang peranan
yang sangat menentukan, karena tanpa
manusia maka sistem tersebut tidak
dapat diaplikasikan dengan baik. Jadi
manusia menjadi komponen yang
mengendalikan suatu sistem sehingga
menghasilkan suatu analisa yang
dibutuhkan.
5. Metode
SIG yang baik memiliki keserasian
antara rencana desain yang baik dan
aturan dunia nyata, dimana metode,
model dan implementasi akan berbeda
untuk setiap permasalahan.
Gambar 1 Komponen Sistem Informasi
Geografis
QuantumGIS
Quantum GIS adalah aplikasi
SIG gratis yang mencakup pemetaan,
analisis spasial, dan beberapa fitur
DesktopGIS lainnya. Aplikasi ini sama
dengan paket aplikasi GIS komersial
namun aplikasi ini didistribusikan secara
gratis dibawah lisensi GNU,
QuantumGIS mendukung format data
vektor, raster, dan database (PostGIS
dan Oracle). QuantumGIS juga dapat
diprogram ulang untuk mengerjakan
tugas yang berbeda atau lebih spesifik.
Aplikasi ini juga merupakan
suatu aplikasi multi-platform yang dapat
dijalankan pada sistem operasi yang
berbeda-beda termasuk MacOS X,
Linux, Unix dan Windows XP.
Mapserver
Software digunakan dalam
perancangan SIG ini adalah MapServer.
MS4W (MapServer for Windows) adalah
paket instalasi MapServer untuk
platform Windows. Dimana MapServer
(http://mapserver.gis.umn.edu)
merupakan aplikasi freeware dan Open
Source untuk dapat menampilkan SIG di
web. MS4W dilengkapi dengan berbagai
modul tambahan (optional) yang
mempermudah kita membangun dan
mengadministrasi sistem WebGIS.
Saat ini, selain dapat mengakses
MapServer sebagai program CGI,
MapServer juga dapat diakses sebagai
modul MapScript, melalui berbagai
bahasa pemrograman, seperti PHP, Perl,
Python, Java dan lain sebagainya. Akses
fungsi-fungsi MapServer melalui skrip
akan lebih memudahkan pengembangan
aplikasi WebGIS.
Untuk menjalankan dan
menampilkan peta yang dihasilkan oleh
MapServer, diperlukan dua file yaitu
Map File dan HTML File. Map File
berisikan konfigurasi penyajian peta
yang ditulis dalam bahasa dan sintaks
tersendiri. Informasi ini kemudian diolah
dan disajikan oleh program MapServer.
Sedangkan file HTML digunakan untuk
melakukan format penyajian hasil (peta).
Gambar 2.10 menyajikan proses
penyajian peta.
File HTML dapat berupa HTML
biasa atau template yang disisipi sintaks
MapServer atau file HTML yang disisipi
PHP/Mapscript.
Gambar 2 Proses Penyajian Peta oleh
MapServer
Sebelum membuat aplikasi
WebGIS menggunakan MapServer, hal
yang harus diperhatikan adalah arsitektur
penyimpanan file MapServer dan data
SIG. Secara umum ada tiga kategori data
yang dimiliki yaitu:
a. File MapServer
Map file dan PHP/MapScript
b. File HTML dan
gambar/grafis
File web dan gambar yang
disertakan
c. Data SIG
Data vektor dan citra (raster) yang
digunakan.
Chameleon
Chameleon adalah framework
yang dapat digunakan dengan baik pada
webGis. Dapat digunakan secara
berdampingan atau full integrated
dengan dengan Mapserver berdasarkan
spesifikasi yang ditentukan oleh Open
Geospatial Consortium (OGC).
Chameleon sebagai sebuah produk dari
Open Source yang dibangun dengan
bahasa pemprograman PHP.
Chameleon memberikan akses
yang sederhana ke beberapa fitur yang
hanya bisa diakses dalam MapScript
dimana telah disediakan sebuah script
yang telah jadi sebagai komponen yang
dapat digunakan. Dengan Chameleon
seorang yang bukan programmer
memunkingkan untuk memasukan
komponen pada applikasi webGis.
Gambar berikut mengilustrasikan
konfigurasinya:
Gambar 3 Konfigurasi Chameleon yang
digunakan dengan MapServer
Chameleon terdiri lebih dari 300
script PHP yang memberikan fungsi dan
akses “widgets” pada WebGIS. Kita
tidak mesti mengetahui bagaimana script
ini bekerja karena dibangun dengan PHP
MapScript jadi Chameleon dapat dengan
mudah diberikan HTML tag. Sebagai
contoh penggunaan HTML Tag seperti
melakukan desain untuk menambahkan
peta, scalebar, legend, query tool,
printing tools dan applikasi-aplikasi
lainnya.
Pengembang aplikasi yang
menggunakan Chameleon dapat
melakukannya hanya dengan
menambahkan Tag pada halaman
HTML. Cara seperti ini disebut dengan
CWC2 tag sebuah konfigurasi untuk
komponen client WebGIS. Penggunaan
Tags ini memberikan metode yang
sederhana dalam penambahan sebuah
halaman pada aplikasi web.
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Aplikasi Sistem Informasi
Geografis Tempat Ibadah Kota Bogor
akan dibuat dengan menggunakan
perangkat lunak Quantum Gis 0.9.1,
MapServer 5, PostgreSQL 8.2.x. Dalam
pembuatannya penulis melakukan
beberapa tahap. Tahapan-tahapan
tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 4 Bagan Langkah Pembuatan
SIG
Penentuan Daerah/Wilayah
Di dalam Sistem Infomasi
Geografis harus terdapat peta suatu
daerah/wilayah tertentu ataupun suatu
simbol yang menggambarkan objek
tertentu dan terdapat indeks warna agar
informasi yang ditampilkan dapat
terlihat jelas sesuai dengan daerah yang
dituju. Pada penulisan ini, penulis
menetapkan pembahasan Sistem
Informasi Geografis Tempat Ibadah di
Kota Bogor.
Pengumpulan Data Spasial dan
Nonspasial
Tahap pengumpulan data adalah tahap
kedua yang dilakukan penulis dalam
menampilkan data mengenai informasi
geografis yang ingin ditampilkan. Data
non-spasial didapat dari hasil browsing
pada media internet serta dari
http://www.kotabogor.go.id, sedangkan
data spasial diperoleh dari hasil scan
peta Kota Bogor dengan skala 1:20800.
Digitasi Peta pada Quantum GIS
Teknik digitasi peta pada
prinsipnya adalah pembuatan peta
melalui proses komputer. Penyimpanan
file di komputer dari hasil digitasi peta
tersebut dikelompokkan berdasarkan
pada layer-layer yang sesuai dengan
tipenya masing-masing. Dalam proses
pembuatan digitasi peta Kota Bogor ini
digunakan 3 jenis layer, yaitu tipe
polygon (polygon), tipe titik (point) dan
tipe garis (line). Pada setiap proses
digitasi, ditambahkan sejumlah atribut
sesuai kebutuhan masing-masing objek,
yang nantinya akan ditampilkan sebagai
suatu informasi pada objek tersebut.
Dalam pembuatan nama file .shp dan
atribut menggunakan huruf kecil dan
tanpa spasi.
Gambar 5 Tampilan hasil akhir
Pendigitasian
Konversi File.shp menjadi Tabel pada
PostgreSQL
Untuk menampung konversi dari
file .shp menjadi tabel-tabel
menggunakan database baru dengan
nama databuitenzorg, lalu file .shp
tersebut akan dihubungkan melalui
PostGIS connection dari software
Quantum GIS. Setelah koneksi
terhubung, setiap file .shp akan
dikonversi ke postgresSQL.
Pengisian Tabel
Pengisian Tabel pada pgAdmin
III dilakukan untuk mengisi, mengubah
atau menambah data pada field-field
yang sebelumnya telah dilakukan pada
saat pendigitasian.
Pembuatan WebGis dengan
Chameleon pada MapServer dan
Penggabungan Database
menggunakan PHP
Untuk mendukung
pengembangan aplikasi, penulis
membuat folder yang akan digunakan
untuk menampung aplikasi yang telah
dibuat. Folder yang dipakai untuk
menyimpan aplikasi adalah folder bogor,
folder ini berada di dalam
“C:\ms4w\apps”.
Folder bogor terdiri dari
subfolder data, etc, htdocs dan map.
Subfolder “data” berfungsi untuk
menyimpan data lokal (.shp) yang akan
digunakan, misalnya penulis
menampilkan jalan dengan cara
mengakses jalan.shp yang tersimpan di
folder ini.
Subfolder “etc” digunakan untuk
menyimpan gambar-gambar
berekstension .png yang berfungsi
sebagai simbol pada legenda yang
melambangkan mesjid, gereja, dan
wihara (vihara) serta untuk menyimpan
informasi lainnya yang diperlukan.
Subfolder “htdocs” berisi file-file
untuk membuat tampilan WebGIS Kota
Bogor. Subfolder “map” berisi file
bogor.map yang digunakan untuk
menghubungkan antara file yang
berekstension .shp dan database
PostgreSQL dengan Chameleon.
Gambar 6 Tampilan Halaman Peta
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan SIG Tempat Ibadah di
Kota Bogor wisatawan sebagai user
aplikasi ini dapat secara mudah
memperoleh informasi mengenai letak
dan daya tampung jemaah tempat ibadah
yang dimaksud. Jika wisatawan sebagai
user aplikasi SIG ini mengklik salah satu
simbol tempat ibadah pada peta maka
dialog box hasil query pencarian akan
muncul yang berisi informasi nama
tempat ibadah, alamat, nomor telepon,
dan kapasitas daya tampung tempat
ibadah tersebut. Hal ini dapat menjadi
pertimbangan sehingga wisatawan dapat
memutuskan apakah mereka akan
mempergunakan tempat ibadah tersebut
atau tidak dan memilih tempat ibadah
lain yang tersedia. Selain itu, waktu
pencarian user menjadi lebih singkat
karena aplikasi SIG ini termasuk peta
tematik dengan kemudahan yang tidak
dimiliki oleh peta konvensional.
Aplikasi SIG akan menampilkan
hasil query tempat ibadah berdasarkan
kategori yang dibutuhkan oleh user
sedangkan di peta konvensional para
user harus mencari dengan lebih teliti
dalam mencari tempat ibadah yang
diperlukan karena pada peta
konvensional lokasi tempat ibadah
tersebut berbaur dengan banyak fasilitas
umum dan tempat lainnya di kota Bogor.
Aplikasi SIG ini memiliki
interface yang menarik, tools, dan
simbol-simbol (legenda) untuk
membantu pengguna dalam mencari
letak dari tempat-tempat ibadah di kota
Bogor. Tools yang dimiliki aplikasi SIG
ini dapat dipergunakan untuk
memperbesar dan memperjelas daerah
peta yang diinginkan atau
memperkecilnya. Selain memperbesar
user juga dapat menggeser lokasi tempat
ibadah ke arah tengah peta maupun ke
arah yang diinginkan user. User dapat
memperoleh semua atau sebagian lokasi
tempat ibadah di kota Bogor dengan
memanfaatkan tools legend yang ada.
Legend mesjid untuk menampilkan
lokasi mesjid, legend gereja untuk
menampilkan lokasi gereja, dan legend
vihara untuk menampilkan lokasi vihara.
Saran
Penambahan fasilitas direction
yang berisi panduan arah dan jenis
transportasi untuk mencapai tempat
ibadah yang dituju akan menjadikan
aplikasi ini lebih mudah dalam pencarian
lokasi. Sehingga wisatawan yang belum
pernah mengunjungi kota Bogor pun
akan mudah mencapai tempat ibadah
yang diperlukan.