SIG DALAM PENANGANAN PRA DAN PASCA BENCANA · PDF filedalam situasi terdapat potensi...

Post on 03-Feb-2018

249 views 4 download

Transcript of SIG DALAM PENANGANAN PRA DAN PASCA BENCANA · PDF filedalam situasi terdapat potensi...

SIG DALAM PENANGANAN PRA DAN PASCA BENCANA

Peran ICT dalam Penanganan Bencana Alam di Indonesia, BRR dan Majalah Warta Ekonomi, JCC, 13 Februari 2009

Rudolf W. Matindas Rudolf W. Matindas Aris Poniman Kertopermono Aris Poniman Kertopermono

BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONALBADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL

BAKOSURTANALBAKOSURTANAL

Latar Belakang

Wilayah NKRI memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologis, dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana, baik yang disebabkan oleh faktor alam, faktor nonalam maupun faktor manusia yang menyebabkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional (UU No.24 Th. 2007 ttg PB)

Latar Belakang

Wilayah NKRI berbentuk kepulauan yang sangat luas dan kompleks memerlukan data, informasi spasial untuk penanganan pra dan pasca bencana secara komprehensif.

WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA WILAYAH NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI)(NKRI)

POTENSI SUMBER DAYA ALAM DAN BENCANA ALAM

PERLU INFORMASI GEOGRAFIS

RS-RS-SIGSIG--GPSGPSSiapakah yang membutuhkan sistem referensi geospasialSiapakah yang membutuhkan sistem referensi geospasial ??

Citra dari UdaraCitra dari Udara

Ketinggian Ketinggian

Kontrol GeodetikKontrol Geodetik +velocity field+velocity field

Batas-batas Wilayah Batas-batas Wilayah

HidrolHidroloogi gi

TransportasiTransportasi

Kepemilikan Persil TanahKepemilikan Persil Tanah

Kebutuhan masyarakat modern akan meningkat Kebutuhan masyarakat modern akan meningkat pada data geografik dengan referensi pada data geografik dengan referensi

geospasial tunggal: horisontal dan vertikalgeospasial tunggal: horisontal dan vertikal

SRSNSRSNSistem Referensi Spasial NasionalSistem Referensi Spasial Nasional

Latar Belakang

Data dan informasi spasial multi skala/ resolusi, multi source dan multi temporal Sistem Informasi Geografis (SIG).

Pra Bencana

dalam situasi tidak terjadi bencana: multihazard map Peta risiko bencana RTRW; sosialisasi

dalam situasi terdapat potensi terjadinya bencana: mitigasi, peringatan dini (EWS).

Saat Tanggap Darurat

Informasi lokasi secara cepat dan tepat Jalur-jalur evakuasi dan bantuan

Pasca Bencana

Rehabilitasi Rekonstruksi

Contoh:

BENCANA ALAMPEMETAAN RAWAN MULTI BENCANA ALAM

(LONGSOR DAN BANJIR) TERINTEGRASIBAKOSURTANAL, DEP. PU, DEP ESDM, DAN BMG

1. BAKOSURTANAL : Penyedia peta dasar

2. DEP. PU: Penyedia peta lokasi sering (langganan) banjir

3. BMG : Penyedia data CH4. DEP. ESDM : Penyedia

peta rawan longsor

PEMETAAN MULTI RAWAN BENCANA ALAM

TERINTEGRASI:

PETA DASAR PETA RAWAN BANJIR

PETA SERING BANJIR

PETA RAWAN LONGSOR

PETA CURAH HUJAN

Kecenderungan Emisi Konsentrasi CO2 di Atmosfer hingga 2100

Emisi Konsentrasi CO2 di Atmosfer

pada tahun 2002INDONESIA

Indonesia termasuk negara yang rentan terhadap pemanasan global dan perubahan iklim saat ini, sebagai efek fenomena gas rumah kaca karena emisi CO2 dari bahan bakar fosil, deforestasi, dll

Meningkatnya konsentrasi CO2 di atmosfer berdampak pada terganggunya siklus hidrologi

Terjadi perubahan gradual frekwensi dan intensitas curah hujan, kenaikan permukaan air laut, meningkatnya frekwensi bencana alam: banjir, kekeringan, tanah longsor, kebakaran hutan, dan perubahan keanekaragaman hayati

Daerah genangan air laut di Jakarta pada tahun 2100, pada saat terjadinya cuaca ekstrim

Daerah genangan air laut di Semarang pada tahun 2100, pada saat terjadinya cuaca ekstrim

Daerah genangan air laut di Surabaya pada tahun 2100, pada saat terjadinya cuaca ekstrim

2004 Sumatra EarthquakeCoastal Change Inferred from SARDerivation of Coastal Changes using Two Radar Backscatter Intensity Images

Implementasi IDSN

Untuk menindak lanjuti PerPres No. 85 Tahun 2007 tentang Jaringan Data Spasial, BAKOSURTANAL sedang membangun IDSN yang berbasis pada aplikasi teknologi ICT

Pengelolaan data spasial yang tidak terkoordinasi mengakibatkan duplikasi data, kualitas data tidak standar, dan akses data sulit

Pengelolaan data spasial yang tidak terkoordinasi berdampak menghambat pengambil keputusan dalam menetapkan kebijakan pembangunan yang diperlukan

Oleh karena itu, sharing data spasial beserta pembuatan berbagai aplikasi SIG melalui IDSN merupakan suatu keharusan

KONSEP PEMBANGUNAN IDSN

Sharing Data Spasial Beserta Aplikasinya

Pembangunan IDSN untuk Perencanaan Spasial

Untuk mewujudkan sharing data spasial beserta aplikasinya secara on line antar simpul jaringan, sehingga data spasial yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal oleh pengambil keputusan untuk perencanaan spasial berbagai aspek pembangunan nasional.

Komponen pembangunan IDSN mencakup aspek fundamental data, teknologi, kelembagaan, SDM, dan peraturan perundangan

Fundamental Data

Data Spasial:Data yg memiliki referensi geografis (dapat dinyatakan dg posisi).

Fundamental Data

Peta Prakiraaan Musim Kemarau

Peta Musim Hujan

Peta Penutup LahanPeta Penutup LahanPeta Penutup Lahan

Peta Prakiraaan Musim Kemarau

Peta Penutup Lahan

Peta Musim Hujan

Peta Prakiraaan Musim Kemarau

Peta Penutup Lahan

Kumpulan Data spasial Tersimpan dalam Basisdata SIG Terpadu

MultipurposeGeoDatabase

• Sistem LahanSistem Lahan• Penutup LahanPenutup Lahan• Jenis tanahJenis tanah• Kesesuaian LahanKesesuaian Lahan• Kadastral tanahKadastral tanah• AgroklimatAgroklimat• Kawasan HutanKawasan Hutan• Prakiraan musim Prakiraan musim • KebencanaanKebencanaan• Seabed coverSeabed cover• Dan lain-lainDan lain-lain

Data spasial dan atributnya sebaiknya

tersimpan dalam Database Management System (DBMS) dan dilengkapi metadata.• HipsografiHipsografi

• KomunikasiKomunikasi• PerairanPerairan• Batas administrasiBatas administrasi• Kontrol geodesiKontrol geodesi• ToponimiToponimi• Garis pantaiGaris pantai• UtilitasUtilitas• BatimetriBatimetri

Layer Dasar Layer Tematik

KUMPULAN

DATA

SPASIAL

-Hipsografi-Komunikasi-Perairan-Batas administrasi-Toponimi-Garis Pantai-Jenis tanah-Agroklimat-Status kawasan-Penutup lahan

-Hipsografi-Komunikasi-Perairan-Batas administrasi-Toponimi-Garis Pantai-Jenis tanah-Agroklimat-Status kawasan-Penutup lahan

-Hipsografi-Komunikasi-Perairan-Batas administrasi-Toponimi-Garis Pantai-Jenis tanah-Agroklimat-Status kawasan-Penutup lahan

Geografi,UTM

Wilayah Kabupaten/Kota

DGN-95KABUPATEN/KOTA

Geografi,UTM

Wilayah Provinsi

DGN-95PROVINSI

GeografiUTM

18o x 11o

(1: 2.5 juta)6o x 4o

(1: 1 juta)

DGN-95NASIONAL

Koordinat/ Proyeksi

CakupanData

DatumKumpulan Data TingkatSkala

Teknologi

Penggunaan teknologi yang tepat sangat penting untuk IDSN.

Teknologi berbasis teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology, ICT).

Perubahan ParadigmaDalam Pengelolaan Data Spasial

Digital Maps Digital Maps and Dataand DataProductsProducts

HardcopyHardcopyMaps & ChartsMaps & Charts

Files and TilesFiles and Tiles(Sheet based)(Sheet based)

DatabaseDatabase(seamless)(seamless)

WorkflowWorkflow WorkflowWorkflowIndividualIndividualWorkflowsWorkflows

GeoDatabaseGeoDatabase

EnterpriseEnterprise

ProdukProduk ServisServis

Rp.

Teknologi utk Akses Thd Data Spasial

Secure Networks

Access ControlledAccess Controlled(Free)(Free)

OpenOpen

GIS PortalGIS Portal

Internet

Access ControlledAccess Controlled(Charged)(Charged)

OpenOpen

VPN

Internet

VPN

Individual/Individual/OrganizationOrganization

UsersUsers

MetadataMetadata

MultiUserGeodatabase

Network Network NodeNode

PENGHUBUNG SIMPUL

JARINGAN

DATA SPASIAL

DATA SPASIAL

DATA SPASIAL

DATA SPASIAL

SIMPUL JARINGAN

Berbasis Elektronik

INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL INFRASTRUKTUR DATA SPASIAL NASIONAL (IDSN)(IDSN)

Berbasis Elektronik

Unit KliringUnit Kliring Metadata Metadata

SIMPUL JARINGAN

Unit KliringUnit Kliring Metadata

SIMPUL JARINGAN

Unit KliringUnit Kliring Metadata

Antar Instansi/ Antar Instansi/ MasyarakatMasyarakat

SIMPUL JARINGAN

Unit KliringUnit Kliring

SJ = 488

Sarana PenyelenggaraanJDSN diselenggarakan melalui sarana jaringan informasi berbasis elektronik

Pengelolaan Data Spasial(Contoh Kasus : Bakosurtanal)

Data Sources Data Mart

USERSUSERS

PGG

PDRTR

PSSDAL

PSSDAD

TASWIL

Spatial

Metadata

AdminNon

Spatial

Executive Inf. System

Spatial Decision Support System

Disaster Management

Sustainable Development Browser

Client

Mobile Client

GIS Software

Map Production

Citra SatelitFoto Udara

SurveyDijitasiAnalisis

Globe Application

GIS PortalGIS Portal

Spatial Data Warehouse

PUSAT PUSAT DATADATA

PSJSDSPSJSDSPDKK

ATLAS

Status Simpul Jaringan Pusat (14 Simpul)

InstansiInstansi SK UKSK UK MetadataMetadata Contact PersonContact Person Akses DataAkses Data

BAKOSURTANAL√

√ √√

BPNBPN √ √

BPSBPS √ √

BMGBMG√

LAPANLAPAN √ √Dept. KehutananDept. Kehutanan √ √

Dept. PertanianDept. Pertanian√

√ √√

Dept. ESDMDept. ESDM √ √

Dept. PerhubunganDept. Perhubungan √ √

Dept. Dalam NegeriDept. Dalam Negeri √ √

Dept. KominfoDept. Kominfo √√

Dept. BudparDept. Budpar√

Dep. P UDep. P U √ √ √√

Dept. Kelautan dan Dept. Kelautan dan PerikananPerikanan

√ √ √

Tantangan Membangun IDSN dan aplikasinya

Ketersediaan fundamental data belum lengkap

Pengelolaan data spasial belum terkoordinasi secara optimal

Belum adanya peraturan setingkat undang-undang. Diharapkan RUU TIGNAS segera direalisasikan

SDM trampil di bidang aplikasi ICT (informatika, SIG, Inderaja) di instansi-instansi terkait belum memadai.

Tantangan Membangun IDSN

SISTEM . DEP.

KEHUTANAN

SISTEM BAKOSURTANAL

SISTEM DEP. PU

SISTEM DEP. PERTANIAN

SISTEM BMG

SISTEM LAPAN

Islands of Geospatial Data

Kondisi yang Diharapkan

Penghubung Simpul Jaringan

Simpul JaringanSimpul Jaringan

Tantangan Membangun IDSN

Sistem basisdata terpadu dalam IDSN akan mempermudah instansi-instansi terkait untuk melakukan aplikasi-aplikasi SIG untuk penanggulangan bencana baik pra, pda saat, maupun pasca bencana.

Pengelolaan data spasial belum terkoordinasi secara optimal

SDM trampil di bidang aplikasi ICT (informatika, SIG, Inderaja) di instansi-instansi baik pusat dan daerah terkait belum memadai

Penutup

Data penginderaan jauh dan data spasial lainnya yang dikemas dalam basisdata SIG untuk penanganan pra, saat tanggap darurat, dan pasca bencana perlu dipercepat pengembangannya.

Pengembangan IDSN pada hakekatnya adalah untuk mewujudkan terselenggaranya sharing data spasial beserta aplikasinya secara on line antar instansi-instansi terkait, untuk mendukung pengambil keputusan dalam berbagai aspek pembangunan nasional.

BAKOSURTANAL mengharapkan partisipasi dari instansi-instansi terkait untuk melangkah bersama dalam pembangunan berbagai aspek IDSN, yaitu fundamental data, teknologi, kelembagaan, SDM, dan peraturan perundangan.

Terima Kasih

Catatan:

2004 Sumatra EarthquakeCoastal Change Inferred from SARDerivation of Coastal Changes using Two Radar Backscatter Intensity Images