Post on 09-Aug-2015
Sifat-Sifat Heat Cured Acrylic
Sifat-sifat fisik basis gigitiruan resin akrilik polimerisasi panas meliputi:
1. Pengerutan polimerisasi
Ketika monomer metil metakrilat terpolimerisasi untuk membentuk poli (metil-metakrilat),
kepadatan berubah dari 0,94 menjadi 1,19 g/cm. Perubahan menghasilkan pengerutan
polimetrik sebesar 21%. Akibatnya, perubahan volumetrik yang ditunjukkan oleh massa
terpolimerisasi sekitar 6-7% sesuai dengan nilai yang diamati dalam penelitian laboratorium
dan klinis.
2. Perubahan dimensi
Pemrosesan akrilik yang baik akan menghasilkan dimensi stabilitas yang bagus. Proses
pengerutan akan diimbangi oleh ekspansi yang disebabkan oleh penyerapan air. Percobaan
laboratorium menunjukkan bahwa ekspansi linier yang disebabkan oleh penyerapan air
adalah hampir sama dengan pengerutan termal yang diakibatkan oleh penyerapan air.
3. Konduktivitas termal
Konduktivitas termal merupakan pengukuran termofisika mengenai seberapa baik panas
disalurkan melalui suatu bahan. Basis resin mempunyai konduktivitas termal yang rendah
yaitu 0,0006 (0C/cm).
4. Solubilitas
Meskipun basis gigitiruan resin larut dalam berbagai pelarut dan sejumlah kecil monomer
dilepaskan, basis resin umumnya tidak larut dalam cairan yang terdapat dalam rongga mulut.
5. Penyerapan air
Bahan resin akrilik mempunyai sifat yaitu menyerap air secara perlahan-lahan dalam jangka
waktu tertentu. Resin akrilik menyerap air relatif sedikit ketika ditempatkan pada lingkungan
basah. Namun, air yang terserap ini menimbulkan efek yang nyata pada sifat mekanik, fisik
dan dimensi polimer. Nilai penyerapan air sebesar 0,69 mg/cm2. Umumnya mekanisme
penyerapan air yang terjadi adalah difusi. Difusi adalah berpindahnya suatu substansi
melalui rongga yang menyebabkan ekspansi pada resin atau melalui substansi yang dapat
mempengaruhi kekuatan rantai polimer. Umumnya, basis gigitiruan memerlukan periode 17
hari untuk menjadi jenuh dengan air. Dari hasil klinikal menunjukkan bahwa penyerapan air
yang berlebihan bisa menyebabkan diskolorasi.
6. Porositas
Adanya gelembung permukaan dan di bawah permukaan dapat mempengaruhi sifat fisik,
estetika dan kebersihan basis gigitiruan. Porositas cenderung terjadi pada bagian basis
gigitiruan yang lebih tebal. Porositas disebabkan oleh penguapan monomer yang tidak
bereaksi dan berat molekul polimer yang rendah, disertai temperatur resin mencapai atau
melebihi titik didih bahan tersebut. Porositas juga dapat terjadi karena pengadukan yang
tidak tepat antara komponen polimer dan monomer. Timbulnya porositas dapat
diminimalkan dengan adonan resin akrilik yang homogen, penggunaan perbandingan
polimer dan monomer yang tepat, proses pengadukan yang terkontrol dengan baik, serta
waktu pengisian bahan ke mould yang tepat.
7. Stabilitas Warna
akrilik polimerisasi panas menunjukkan stabilitas warna yang baik. Yulin Lai dkk (2003)
mempelajari stabilitas warna dan ketahanan terhadap stain dari nilon, silikon serta dua jenis
resin akrilik, dan menemukan bahwa resin akrilik polimerisasi panas menunjukkan nilai
diskolorasi yang paling rendah setelah direndam dalam larutan kopi.