Post on 18-Jan-2016
description
SEJARAH TARI CETIK KIPAS MELINTING
Perkembangan Tari Cetik Kipas Melinting dari Masa ke Masa.
Tari Melinting yang sering dipentaskan yang kita kenal sekarang ini nama aslinya adalah Tari
Cetik Kipas Melinting. Tari yang ada di Melinting ada beberapa macam yaitu Tari Bejeneng,
Tari Sabai, Tari Cetik Cak Embung, Tari Sebai, Tari Semani dan Tari Cetik Kipas.
Tari Cetik Kipas ini yang akan di diskripsikan dan akan kita lihat sejarahnya.
a. Siapa yang menciptakan Tari Cetik Kipas Melinting
Dari keterangan Hasanuddin Dalem Ratu Melinting tari cetik kipas Melinting adalah merupakan
tarian tradisional masyarakat adat keratuan melinting yang merupakan peninggalan dari Ratu
Melinting di prkirakan sudah ada sejak abat ke 16, tarian ini di pentaskan pada acara adat
(begawi) di saat menyambut tamu-tamu agung(istimewa) raja- raja atau Residen pada acara
adat atau acara resmi , saat ini dapat di pakai untuk menyambut para tamu agung ( menteri,
gubernur., Bupati dll).
Menurut legenda tari melinting di ciptakan oleh Ratu Melinting Pada masa Ratu Melinting ke
berapa tari ini diciptakan ? belum didapat keterangan yang pasti pada zaman Ratu melinting
ke berapa tari ini diciptakan, apakah pada zaman Ratu Melinting pertama Minak Kejala Bidin
atau Puteranya Pn. Panembahan Mas atau anaknya Pengeran Tutur Jimat.+
Menurut keterangan Drs. Hi. Fuzie Saleh Pn. Bandar Nata Negara (2011) Tokoh Adat Melinting,
nama tari Melinting berkaitan dengan asal tari yang berasal dari Melinting yang sudah sejak
dahulu (zaman Belanda) tari Melinting sudah di kenal orang dan belum ada satu daerah pun
mengklaim tari tersebut milik daerah lain,dan masing maing daerah mempunyai tari tersendiri
misal untuk Marga Sekampung punya tari tersendiri yang di sebut tari Sekampung.
Menurut keterangan Budiman Raden Kesuma Yuda (2011) keturunan Ratu Darah Putih yang
bertampat di Kahuripan Kalianda, Tari Melinting adalah berasal dari Melinting dan tari yang ada
di keratuan Darah Putih adalah tari Topeng.
Menurut keterangan Hi. Zubir Pengeran Kesuma Ratu (2011) Bandar Marga Sekampung Udik
yang bertempat tinggal di desa Gunung Raya Kecamatan Sekampung Udik Lampung Timur ,tari
Melinting sudah ada sejak jaman dahulu dan asli peninggalan Ratu Melinting namun diciptakan
©Rumah Informasi Budaya Melinting
pada masa ratu ke berapa tidak di ketahui keterangannya. Tarian yang ada di Marga Sekampung
Udik adalah tari Sekampung namanya.
Menurut Keterangan Raden Hasan Jaya Ningrat (2011) Lid Asahan Marga Sekampung Ilir yang
bertempat tinggal di Desa Asahan Kecamatan Jabung Lampung Timur . setiap marga punya tari
adat masing-masing,Tari Melinting sudah lama di kenal sejak dahulu merupakan peninggalan
Ratu Melinting.
Menurut Tokoh adat dari Marga sekampung Udik (desa Bojong) Asri Latif Keriyo Dalem
Mego (2011) . Tari melinting yang kita kenal sekarang ini adalah asli peninggalan Ratu
Melinting .
b. Asal mula Tari Cetik Kipas Melinting
Seperti di jelaskan diatas, Tari Cetik Kipas Melinting asalnya adalah tari adat yang hanya di
pentaskan pada waktu acara adat yang bersifat sacral. Pada zaman dahulu hanya dimainkan
keluarga Ratu,tidak dapat ditampilkan untuk acara hiburan-hiburan biasa, demikian pula busana
nya adalah pakaian adat.
Di Melinting ada Tari Cetik , tari ini dimainkan dalam rangkaian prosesi adat yang di
laksanakan pada waktu sore hari sebelum dilaksanakan upacara acara oleh Perwatin (peserta
sidang adat yang terdiri dari penyimbang dan masyarakat adat) penarinya adalah penganten
wanita dahulu biasanya bersama tiga gadis dan penganten pria bersama satu orang bujang jadi
empat penari wanita dan dua penari pria. Penari memakai pakaian adat dan tidak pakai kipas,
tari ini juga sering disebut tari cetik cak embung karena penari pria melompat mengambil
saputangan dihadapan penari wanita dan sebutan lainya adalah cetikan atau bahasa setempat
artinya menari .
Tari cetik ini sampai sekarang tetap di laksanakan dalam masyarakat adat Melinting pada waktu
sore sebelum besok atau malamnya begawi namun sekarang tidak bersama penari pria hanya
penganten wanita bersama teman temanya dan jumlahnya tidak terbatas biasa delapan, sepuluh
atau lebih biasanya genap. Tari cetik inilah asal mula dari Tari Cetik Kipas Melinting.
Pada gambar 1 adalah penampilan tari cetik kipas Melinting ada acara hajatan (begawi) yang di
tarikan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu berasal dari desa Meringgai yang pernah menari pada
tahun 1965 dihadapan Presiden Soekarno pada respsi HUT RI ke 20 di istora senayan Jakarta
yang pada saat itu usia mereka masih sekitar 15 atau 16 tahun saat ini mereka telah berumur rata-
rata berumur 60th. hal ini agar kita dapat melihat kembali bagimana keaslian gerakan tari
©Rumah Informasi Budaya Melinting
tersebut, Demikian pula busana dan aksesorisnya kita tampilkan yang aslinya berikut musik
pengirignya kami pakai kolintang yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun.
Para penari tersebut adalah : Bp. Serai Dalem Kimas, Bp. Robani Pengeran Dalem Panglimo
Rajo, Ibu Hatijah Ratu Ibu , Ibu Nuriyah, Ibu Hadijah.
Gambar 1 : Pementasan tari cetik kipas Melinting pada acara Adat (Dokumentasi Sultan Ratu Melinting, 2011) Berdasarkan keterangan M.Yunus Pn. Mangku Negara (1998) pakaian adat wanita adalah siger
melinting, kain tapis cukil memakai aksesoris Melinting untuk wanita (kalung, gelang, ikat
pinggang, selendang dll) yang laki-laki memakai kopiyah mas meliniting , pakai celana panjang
yang ditutupi bidak dan kerimbug setengah tiang, pakai kikat pudang dan keris(punduk).
Gambar 2 Kopiyah Emas (tua) Melinting Siger ( tua )Melinting Dokument Dokumentasi Sultan Ratu Melinting,(2012) Dokumentasi Sultan Ratu Melinting (2012)
©Rumah Informasi Budaya Melinting
Bidak Sebagi
Kikat Pudang Tapis Cukil
Selendang, gelang ruwi, ikat pinggang
Punduk /keris Buturan
©Rumah Informasi Budaya Melinting
c. Pementasan Tari Pada zaman Belanda
Dari keterangan Hasanuddin Dalem Ratu Melinting, dan Marwansyah Warga Negara
menjelaskan tari Cetik Kipas Melinting di pentaskan ,pertama kali di pentaskan di luar acara
adat, pada sekitar tahun 1930 di Teluk Betung atas undangan Residen Lampung.
Residen Lampung pada waktu itu adalah Van Royen kepada para Pesirah Marga yang ada di
Lampung untuk menampilkan tari dari daerahnya, Pesirah marga Melinting pada waktu itu
adalah Ismail Sultan Ratu Idil Muhamad Tihang Igama III (Ratu Melinting ke XV) yang
mendapat cinderamata atas pementasan tari melinting yaitu sebuah tongkat dari Sesunan Solo
yang ikut menyaksikan pementasan tari tsb pada gambar , tongkat dan kolintang yang dipakai
pada masa itu sampai sekarang masih ada disimpan di rumah pewarisnya Sultan Melinting ke 17
bertempat di desa Nibung Kecamatan Gunung Pelindung Lampung Timur).
Perubahan nama dari Tari Cetik Kipas menjadi Tari Melinting.
Menurut keterangan Marwansyah Warga Negara, 2011, Pada sekitar th 1935 tari Melinting
kembali di pentaskan di Teluk betung pada zaman Residen Lampung G.W.Mein Derma,
berkemungkinan Residen tertarik dengan tarian ini, beliau lah yang bertanya tarian apa itu ?
ada yang menjawab tari melinting kemudian beliau berguman O Tari Melinting , setelah itu tari
Cetik Kipas Melinting orang menyebutnya Tari Melinting sampai dengan saat ini
Tongkat Dari Sesunan Solo Logo Keraton Solo Pada ujung gagang
tongkat
©Rumah Informasi Budaya Melinting
d. Timbulnya Tari Kreasi
Dari keterangan Muaddin Yusuf Pn Pengatur Jagat, Marwansayah Warga Negara, Robani Pn.
Panglimo Rajo 2011, bahwa Pada tahun 1965 pada saat resepsi HUT RI ke 20 yang diadakan di
Istora Senayan Jakarta, Tari Melinting di minta turut serta memeriahkan acara tersebut.
Saat itu Pemda Lampung Tengah (pada waktu itu Bupatinya adalah Bp. Hasan Basri ), pada
saat itulah atas saran protocol Istana Kpresidenan memberi saran agar Tari Melinting diadakan
perubahan untuk menambah keindahan .
Dari keterangan Robani Pn. Panglimo Rajo, Marwansayah dan Muaddin Yusuf Pn. Pengatur
Jagat (2011), Pelatih tari pada waktu itu bpk. Yusuf Mentri Garem, penabuh gendang Ibrahim
Raden Batin , penabuh kolintiang bpk. Tebing, penabuh piang Raden bidang, penabuh petuk
bapak. Negeri Batin, penabuh Canang Minak Awas dan penabuh gem bpk. Rajo Alam. Para
penari adalah Robani, Muaddin Yusuf, Marwansyah, Asrai, Saunah, Tijah, Nuri , Tijah,..
Makna tari , fungsi tari, jenis tari, tidak brubah , yang mengalami perubahan adalah ada
penambahan gerakan tari, busana, irama musik pengiring ,pembahan jumlah penari karena
tempat pementasan dalam ruangan yang lebar.
Irama Musik Pengiring (tari kreasi)
Adanya perubahan irama tabuhan adanya pergantian dari tabuh recik ke tabuh kedanggung
tabuhan yang lainnya tetap (arus/gupek,dan cetik) cetik kipas ,.
Dalam rangka mengiringi tarian tersebut menggunakan instrumen kolintang terdapat berbagai
lagu (tabuhan) :
1. Tabuh Arus / Gupek yaitu tabuhan pembukaan.
2. Tabuh cetik dialunkan pada saat tarian dimulai.
3. Tabuh Kedanggung yaitu pada para penari mengadakan pertukaran formasi, dan
selanjutnya kembali ke tabuhan arus / gupek pada akhir tarian.
Gambar 3: Pementasan kembali Tari Cetik Kipas Kreasi Th 1965 untuk dokumentasi
(Dokumentasi Sultan Ratu Melinting 2011)
©Rumah Informasi Budaya Melinting
Pada tahun 1988 pada saat pembukaan MTQ nasional di Bandar Lampung yang di hadiri oleh
Presiden Soeharto, tari melinting di pentaskan secara kolosal Menurut keterangan Robani Pn.
Dalem Panglimo Rajo jumlah penari putera 100 dan jumlah penari puteri 100.
e. Tari Cetik Kipas Melinting Saat ini
Tari cerik kipas Melinting saat ini tidak hanya dimainkan oleh orang yang berasal dari
masyarakat adat melinting saja tetapi oleh masyrakat lainnya , pada umumnya masyarakat adat
melinting masih memakai tari kreasi khas melinting yang di buat tahun 1965 kita sepakati saja
dengan nama tari kreasi cetik melinting kreasi tradisional, namun sudah ada memakai tari
lainnya kita sebut dengan nama tari cetik kipas melinting kreasi baru. Untuk masyarakat luar
Melinting sudah menambah kreasi baru dengan adanya penambahan gerakan-gerakan lainya
yang menurut mereka adalah penambahan ini untuk menabah keindahan (adanya perubahan
formasi / pola lantai) , perubahan kostum, musik pengiring pun sama sehingga Jenis tari ini
berubah yang awalnya menurut fungsi dan tujuannya adalah tari upacara ,menjadi fungsi
sebagai tari pertunjukan tari ini dapat di tampilkan pada acara , gelar budaya atau festival,
hajatan Begawi , acara resmi menyambut tamu Pemerintahan.
Gambar 4: Tari Melinting dalam Festival Krakatau Propinsi Lampung (Dokumentasi Sultan Melinting,2011)
©Rumah Informasi Budaya Melinting
Gambar 5 : Tari Melinting dalam Festival Way Kambas Lampung Timur (Dokumentasi Sultan Melinting,2011)
Gambar 6 : Tari Melinting dalam Festival Tari Melinting Lampung Timur (Dokumentasi Sultan Melinting,2011)
Gambar 7: Tari Melinting dalam Acara Resepsi perkawinan ( Dokumentasi Sultan Melinting,2012)
©Rumah Informasi Budaya Melinting
Gambar 8 : Tari Melinting dalam Acara Lomba Desa menyambut Bupati Lampung Timur
(Dokumentasi Sultan Melinting,2011)
Pembuatan tari kreasi baru bila kita telusuri adalah suatu hal sesuai dengan perkembangan
zaman yang dinamis dan hal itu dianggap wajar karena hampir semua tari daerah yang yang
awalnya adalah tari adat mengalami perkembangan pementasan tari disesuaikan dengan
permintaan zaman.
Agar terjadi keseragaman Gerak, kostum dan tabuhan, maka menyikapi hal tersebut
masyarakat Adat Melinting yang di wakili oleh para tokoh adat , tokoh budaya dan tokoh
agama telah bermusyawarah dan bersepakat Tari Cetik Kipas (tari adat) dan tari kreasi
tradisional tetap dipertahankan / dilesatarikan, tari kreasi baru juga di perbolehkan.
Bila kita cermati perbedaan tari kreasi saat ini di bandingkan dengan tari kreasi tradisional
adanya penambahan gerakan pada kreasi baru dan penghilangan beberapa gerakan pada kreasi
tradisional baik gerakan wanita maupun pria , pada kostum pada pakaian wanita tidak dipakai
selendang dan tapis melinting (tapis cukil) , tetapi memakai selendang dan tapis daerah lain.
©Rumah Informasi Budaya Melinting