Post on 14-Jul-2019
IP
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNGNOMOR^j TAHUN2017
TENTANG
BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA
SE-PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 133 ayat (3)Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerahsebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir denganPeraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri DalamNegeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang PedomanPengelolaan Keuangan Daerah, maka perlu menetapkanPeraturan Gubernur tentang Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Desa se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar NegaraKesatuan Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang
Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun1956 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun1956 Nomor 55), Undang-Undang Darurat Nomor 5
Tahun 1956, Undang-Undang Darurat Nomor 6
Tahun 1956 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1965 Nomor 57) tentang Pembentukan
Daerah Tingkat II Termasuk Kotapraja, dalam
lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);
3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaran Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3851);
4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang
Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4033);
5. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten
Bangka Tengah, Kabupaten Bangka Barat dan
Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4269);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
8. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan Dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
9. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4421);
10. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
11. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
12. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 224, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5679);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembararan Negara Republik Indonesia
Nomor 4593);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang
Pclaporan dan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
kepada Pemerintah, Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD,
dan Informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4693);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4738);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5165);
18. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2004 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5539);
19. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor
210);
21. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008
Nomor 1 Seri E) sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan BangkaBelitung Nomor 10 Tahun 2015 tentang PerubahanAtas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-PokokPengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran DaerahProvinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015Nomor 7 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Nomor 57);22. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka
Beliltung Nomor 18 Tahun 2016 tentangPembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (LembaranDaerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun
2016 Nomor 1 Seri D);
MEMUTUSKAN:
Menetapan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG BANTUANKEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA SE-PROVINSI
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:
1. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
2. Pemerintah Provinsi adalah gubernur dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
daerah.
3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
4. Pemerintah Kabupaten/Kota adalah Pemerintah
Kabupaten/Kota yang berada di wilayah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota yang berada
di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
6. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD
adalah unsur pembantu Gubernur dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung dalam penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
7. Perangkat Daerah Teknis yang selanjutnya disebut
PD Teknis adalah Perangkat Daerah pada pemerintah
daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang
melaksanakan tugas dan fungsi sesuai bidang
kewenangannya.
8. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa yang
selanjutnya disebut Dinas, adalah Dinas yang
menyenggarakan urusan pemerintahan bidang
pemberdayaan masyarakat dan desa di Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
9. Kepala Perangkat Daerah Teknis yang selanjutnya
disebut Kepala PD Teknis adalah Kepala Perangkat
Daerah pada pemerintah daerah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung yang melaksanakan tugas dan
fungsi sesuai bidang kewenangannya.
10. Desa adalah desa atau desa mandiri percontohan
atau yang disebut nama lain, yang selanjutnya
disebut Desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
11. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa
sebagai unsure penyelenggara pemerintahan Desa.
12. Kepala Desa adalah Kepala kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
13. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,selanjutnya disingkat APBD adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan daerah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintahan
daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan peraturan
daerah.
14. Bantuan Keuangan adalah pemberian bantuan
keuangan dari Pemerintah Provinsi kepada
Pemerintahan Desa yang bersifat khusus.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana
keuangan pemerintahan Desa.
Pasal 2
Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa
dimaksudkan untuk mempercepat akselerasi
pembangunan perdesaan dalam rangka menyeimbangkan
pertumbuhan dan perekonomian wilayah melalui
pembangunan dan peningkatan infrastruktur perdesaan.
Pasal 3
Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa bertujuan
untuk:
a. mendorong pemerataan dan perkembangan wilayah
dengan membuka akses hasil produksi dan
penyediaan sarana dan prasarana infrakstruktur
perdesaan;
b. meningkatkan pemberdayaan dan menumbuhkan
perekonomian masyarakat perdesaan;
c. mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat desa.
BAB II
BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA
Pasal 4
(1) Pemerintah Provinsi dapat memberikan Bantuan
Keuangan yang bersifat khusus kepada Pemerintah
Desa yang bersumber dari APBD.
(2) Bantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dibebankan kepada APBD Provinsi atau
perubahan APBD Provinsi.(3) Bantuan Keuangan yang bersifat khusus
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakansesuai dengan jenis dan peruntukannya.
(4) Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa sebagaisalah satu sumber pendapatan Desa yang dituangkan
dalam APB Desa atau perubahan APB Desa.
Pasal 5
(1) Pemerintah Desa penerima bantuan dapatmenyediakan dana pendamping dan dana kegiatanyang dituangkan dalam APB Desa atau perubahan
APBD Kabupaten/Kota.
(2) Dana pendamping dan dana kegiatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dalam bentuk program atau
kegiatan bantuan keuangan sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
Pasal6
Dalam memberikan Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) Gubernur menetapkan
besaran Bantuan Keuangan.
Pasal 7
(1) Gubernur wajib menyusun petunjuk teknis Bantuan
Keuangan kepada Pemerintah Desa dari Pemerintah
Provinsi.
(2) Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagai bahan acuan dan referensi bagi pelaksanaan,
pengelolaan dan pertanggungjawaban Bantuan
Keuangan.
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut mengenai besaran Bantuan
Keuangan dan petunjuk teknis Bantuan Keuangan
Kepada Pemerintah desa sebagaimana dimaksud dalamPasal 6 dan Pasal 7 ditetapkan dengan KeputusanGubernur.
Pasal 9
(1) Peneairan Bantuan Keuangan dapat dilakukanapabila telah dimasukkan dalam APB Desa.
(2) Peneairan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)disalurkan melalui rekening Desa penerima bantuan.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai peneairan danpenyaluran dilakukan sesuai dengan ketentuanPeraturan Perundang-undangan.
BAB III
JENIS BANTUAN KEUANGAN
Pasal 10
Jenis Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Desa
berbentuk program atau kegiatan meliputi:
a. bidang pemerintahan;
b. bidang pembangunan;
e. bidang pelayanan dasar; dan/atau
d. bidang pemberdayaan masyarakat.
Pasal 11
Jenis Bantuan Keuangan bidang pemerintahan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a antara
lain meliputi:
a. pengembangan sistem administrasi dan informasi
Desa;
b. pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja Desa
melalui sektor pertanian dan sektor nonpertanian;
c. penetapan kerja sama antar Desa;
d. penetapan Desa dalam keadaan darurat seperti:
1. kejadian bencana;
2. konflik;
3. rawan pangan;
4. wabah penyakit;
5. gangguan keamanan; dan/atau6. kejadian luar biasa lainnya dalam skala Desa.
e. fasilitasi sertifikasi pertanahan; dan/atauf. peningkatan kapasitas pendamping dana yang ada di
Desa.
Pasal 12
Jems Bantuan Keuangan bidang pembangunansebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b antaralain meliputi:
a. sarana dan prasarana Desa;
b. pengembangan ekonomi lokal Desa; dan/atauc. pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan Desa.
Pasal 13
Jenis Bantuan Keuangan bidang pelayanan dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf c antara
lain meliputi:
a. pengembangan pos kesehatan Desa dan pondok
bersalin Desa;
b. pengembangan tenaga kesehatan Desa;
c. pengelolaan dan pembinaan posyandu melalui:
1. layanan gizi untuk balita;
2. pemeriksaan ibu hamil;
3. pemberian makanan tambahan;
4. penyuluhan kesehatan;
5. gerakan hidup bersih dan sehat;
6. penimbangan bayi; dan
7. gerakan sehat untuk lanjut usia.
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional;
e. pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan
narkotika dan zat adiktif di Desa;
f. pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia
d in i;
g. pengadaan dan pengelolaan sanggar belajar, sanggar
seni budaya, dan taman bermain;
h. fasilitasi dan motivasi terhadap kelompok belajar di
Desa; dan/atau
i. fasilitasi dan motivasi terhadap aparatur desa,lembaga kemasyarakatan Desa dan lembaga dengansebutan lainnya yang ada di Desa.
Pasal 14
Jenis Bantuan Keuangan bidang pemberdayaanmasyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10huruf d antara lain meliputi:
a. pengembangan seni budaya lokal;b. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat;
c. fasilitasi kelompok masyarakat melalui:
1. kelompok tani;
2. kelompok nelayan;
3. kelompok seni budaya; dan/atau
4. kelompok masyarakat lain di Desa.
d. pemberian santunan sosial kepada keluarga fakir
miskin;
e. fasilitasi terhadap kelompok rentan, kelompok
masyarakat miskin, perempuan, masyarakat adat,
dan difabel;
f. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
paralegal untuk memberikan bantuan hukum kepada
warga masyarakat Desa;
g. analisis kemiskinan secara partisipatif di Desa;
h. penyelenggaraan promosi kesehatan dan gerakan
hidup bersih dan sehat;
i. pengorganisasian melalui pembentukan dan fasilitasi
kader pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
j. peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha
ekonomi Desa;
k. pendayagunaan teknologi tepat guna; dan/atau
1. peningkatan wawasan dan kapasitas masyarakat
melalui:
1. kader pemberdayaan masyarakat Desa;
2. kelompok usaha ekonomi produktif;
3. kelompok perempuan;
4. kelompok tani;
5. kelompok masyarakat miskin;
6. kelompok nelayan;
7. kelompok pengrajin;
8. kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
9. kelompok pemuda; dan/atau
10. kelompok lain sesuai kondisi Desa.
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PELAPORAN
Pasal 15
(1) Gubernur melaksanakan pengendalian Bantuan
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(2) Pengendalian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan agar kegiatan sesuai perencanaan yang
telah ditetapkan dengan tepat waktu, tepat mutu,
tepat jumlah, tepat sasaran, tepat manfaat dan tertib
administrasi.
(3) Pengendalian Bantuan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh:
a. Dinas selaku Koordinator;
b. Biro Pembangunan;
c. Biro Hukum;
d. PD Teknis; dan
e. PD terkait.
Pasal 16
Bupati/Walikota wajib melakukan pengendalian Bantuan
Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sesuai
dengan kewenangannya atau berpedoman sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
Pasal 17
(1) Pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
a. peneermatan laporan yang dikirim oleh
Pemerintah Desa;
b. pemantauan lapangan secara periodik dan/atausewaktu-waktu; dan
c. penyelenggaraan rapat koordinasi pengendalianBantuan Keuangan.
(2) Penyelenggaraan rapat koordinasi pengendalianBantuan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf e di koordinasikan oleh Dinas.(3) Rapat koordinasi pengendalian Bantuan Keuangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertujuanuntuk mengevaluasi kinerja pelaksanaan Bantuan
Keuangan, mengidentifikasi permasalahan, hambatandan merumuskan upaya penyelesaiannya.
Pasal 18
(1) Pemerintah Desa penerima bantuan wajibmenyampaikan laporan pelaksanaan penggunaan
Bantuan Keuangan kepada Gubernur dengan
tembusan disampaikan kepada Dinas.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terkaitprogram atau kegiatan Bantuan Keuangan dengan
dilampirkan:
a. sural pengantar yang ditandatangani oleh
Bupati/Walikota dan Kepala Desa penerima
bantuan;
b. laporan penerimaan dan penggunaan Bantuan
Keuangan yang ditandatangani oleh Kepala PD
Teknis terkait di Pemerintah Kabupaten/Kota
atau Desa; dan/atau
c. dokumen pendukung lainnya yang berpedoman
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan tentang pelaksanaan Bantuan
Keuangan.
(3) Laporan pelaksanaan penggunaan Bantuan
Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan paling lambat tanggal 15 Desember
tahun anggaran berjalan.
(4) Dalam hal penyampaian laporan pelaksanaan
penggunaan Bantuan Keuangan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) terlambat, PD Teknis akanmengevaluasi besaran Bantuan Keuangan pada tahun
berikutnya.
BAB V
PEMANTAUAN DAN EVALUASI
Pasal 19
(1) PD Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi atas
pemberian Bantuan Keuangan kepada Pemerintah
Desa penerima bantuan.
(2) Hasil pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Gubernur dengan tembusan kepada PD Provinsi yang
menyelenggarakan urusan dibidang pengawasan.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 20
Pemerintah Provinsi secara berkala dan/atau sewaktu-
waktu dapat melakukan pembinaan dan pengawasan
atas pelaksanaan bantuan keuangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) sesuai kewenangannya.
BAB VII
PEMBIAYAAN
Pasal 21
(1) Pembiayaan pelaksanaan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 15, Pasal 19 dan Pasal 20 bersumber
dari APBD Provinsi atau perubahan APBD Provinsi
yang dianggarkan melaui Dinas selaku koordinator.
(2) Dalam hal Dinas belum menganggarkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) pelaksanaan pengendalian,
pemantauan, evaluasi, pembinaan dan pengawasaan
dapat dilaksanakan menggunakan anggaran dari
. pelaksana pengendalian Bantuan Keuangansebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) hurufb sampai dengan huruf e.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 22
Ketentuan mengenai pereneanaan, penganggaran,
pelaksanaan, peneairan, pertanggungjawaban, pelaporan,pemantauan dan evaluasi Bantuan Keuangan kepadaPemerintah Desa dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 25 Tahun
2015 tentang Tata Cara Pemberian dan
Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Kepada
Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa
yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Gubernur ini
dan/atau sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 23
Pada saat Peraturan Gubernur ini mulai berlaku,
Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor
1 Tahun 2010 tentang Pemberian Bantuan Keuangan
kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Bantuan
Keuangan kepada Pemerintahan Desa se-Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung (Berita Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010 Nomor 1 Seri E),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24
Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Gubernur ini denganpenempatanya dalam Berita Daerah Provinsi KepulauanBangka Belitung.
Diundangkan di Pangkalpinang
pada tanggal V* Oktober 2017
Ditetapkan di Pangkalpinang
pada tanggal 3° Oktober 2017
GUBERNUR
KEPULAUAN BAN#fC BELITUNG,
SEKRETARIS DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,
YAN MBfoAWANDI
BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN
.2^f^ NOMOR !.. SERI S....