Post on 07-Aug-2015
description
Tugas Pengembangan Wilayah Medan, Januari 2013
REVITALISASI SEKTOR JASA (Wisata Alam dan Wisata Budaya) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN
PEREKONOMIAN KOTA MEDAN
Dosen Pembimbing :
Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.
Disusun Oleh :Marisi Intan Retno Widia Siahaan
101201096
PROGRAM STUDI KEHUTANANFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan
ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono;
2004). Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu
pembangunan mempunyai perspektif yanglebih luas. Dimensi sosial yang sering
diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang
strategis dalam pembangunan.
Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok
yaitu: (1) pertumbuhan, (2) penanggulangan kemiskinan, (3) perubahan atau
transformasi ekonomi, dan (4) keberlanjutan pembangunan dari masyarakat
agraris menjadi masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat
dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan
kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri
(Todaro, 1999).
Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan: (1) menurunnya
pangsa sektor primer (pertanian), (2) meningkatnya pangsa sektor sekunder
(industri), dan (3) pangsa sektor tersier (jasa) juga memberikan kontribusi yang
meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 1999).
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi. Karena
penduduk bertambah terus dan berarti kebutuhan ekonomi juga terus bertambah,
maka dibutuhkan penambahan pendapatan setiap tahun. Hal ini hanya bisa
diperoleh lewat peningkatan output agregat (barang dan jasa) atau sering disebut
PDRB atas dasar harga konstan setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi
makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga
konstan.
Tabel 1.Produk Domestik Regional Bruto Kota Medan Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2004-2006 (Milyar Rupiah)
Sektor/Lapangan Usaha 2004*) 2005*) 2006*)
[1][2] [3] [4]
PERTANIAN 661,96 670,58 696,01
PERTAMBANGAN &PENGGALIAN 0,77 0,78 0,73
INDUSTRI PENGOLAHAN 3.725,21 3.842,15 4.095,39
LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH 404,19 413,36 435,64
KONSTRUKSI 2.522,96 2.712,63 3.011,37
PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN 6.202,57 6.850,44 7.274,04
TRANSPORTASI & TELEKOMUNIKASI 4.308,89 4.637,20 5.255,18
KEUANGAN & JASA PERUSAHAAN 3.343,87 3.507,54 3.683,04
JASA-JASA 2.452,72 2.637,75 2.784,74
PDRB 23.623,14 25.272,42 27.236,13Sumber BPS Kota MedanKeterangan : *) Angka Perbaikan
**) Angka Sementara
Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan ini rata-rata sebesar 7,38
persen/tahun atau dari Rp 23,62 trilyun tahun 2004, menjadi Rp 27,24 trilyun
tahun 2006. Berdasarkan data tabel tersebut di atas, juga diketahui bahwa
peningkatan PDRB secara riil terjadi hampir di seluruh lapangan usaha sektoral.
Terutama sektor perdagangan/hotel/restoran dan transportasi/telekomunikasi
menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Yakni sektor
perdagangan/hotel/restoran dari 6,20 triliyun pada tahun 2004 menjadi 7,27
triliyun pada tahun 2006. Sedangkan sektor transportasi/telekomunikasi, dari 4,31
triliyun pada tahun 2004 menjadi 5,26 triliyun pada tahun 2006.
Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan 2000 Kota Medan
selama periode 2004–2006, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode
yang sama, meningkat rata-rata di atas 5 persen per tahun yaitu 6,98 persen dari
tahun 2004-2005 dan 7,77 persen dari tahun 2005-2006. Pertumbuhan ekonomi
yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup
stabil.
Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang (mengikuti
pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar dalam struktur ekonomi,
dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor
non primer, khususnya industri pengolahan dengan increasing return to scale
(relasi positif, antara pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang
dinamis sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi.
Ada kecenderungan, bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi
membuat semakin cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita,
dan semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi bahwa
faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti tenaga kerja, bahan
baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan struktur ekonomi umumnya disebut
transformasi struktural dan didefinisikan sebagai rangkaian perubahan yang saling
terkait satu dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan
penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal) yang
diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan usaha
terhadap PDRB pada kondisi harga berlaku tahun 2005-2007 menunjukkan, pada
tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 70,03 pesen, sektor
sekunder sebesar 26,91 pesen dan sektor primer sebesar 3,06 persen. Lapangan
usaha dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran menyumbang sebesar 26,34
persen, sub sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen dan sub
sektor industri pengolahan sebesar 16,58 persen.
Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila dibandingkan
dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan sumbangan sebesar 68,70
persen, sekunder sebesar 28,37 pesen dan primer sebesar 2,93 persen. Masing
masing lapangan usaha yang dominan yaitu perdagangan, hotel dan restoran
sebesar 25,98 persen, sektor transportasi dan telekomunikasi sebesar 18,65 persen,
industri jasa pengolahan sebesar 16,58 persen dan jasa keuangan 13,41 persen.
Demikian juga pada tahun 2007, sektor tertier mendominasi perekonomian
Kota Medan, yaitu sebesar 69,21 persen, disusul sektor sekunder sebesar 27,93
persen dan sektor primer sebesar 2,86 persen. Masing-masing lapangan usaha
yang dominan memberikan kontribusi sebesar 25,44 persen dari lapangan usaha
perdagangan/hotel/restoran, lapangan usaha transportasil telekomunikasi sebesar
19,02 persen dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28 persen
(Medan dalam Angka, 2007).
Sejarah pertumbuhan ekonomi negara-negara maju menunjukkan
pentingnya pengaruh tingkat perkembangan struktural dan sektoral yang tinggi
dalam proses pertumbuhan ekonomi. Beberapa komponen yang utama dari proses
perubahan struktural tersebut antara lain mencakup pergeseran bertahap dari
aktivitas sektor pertanian ke sektor non pertanian.
Pertumbuhan ekonomi telah mengakibatkan perubahan struktur
perekonomian. Transformasi struktural sendiri merupakan proses perubahan
struktur perekonomian dari sektor pertanian ke sektor industri, perdagangan dan
jasa, di mana masing-masing perekonomian akan mengalami transformasi yang
berbeda-beda. Pada umumnya transformasi yang terjadi di negara sedang
berkembang adalah transformasi dari sektor pertanian ke sektor industri.
Perubahan struktur atau transformasi ekonomi dari tradisional menjadi modern
secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan dalam ekonomi yang
berkaitan dengan komposisi penyerapan tenaga kerja, produksi, perdagangan, dan
faktor-faktor lain yang diperlukan secara terus menerus untuk meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan sosial melalui peningkatan pendapatan perkapita
(Chenery, 1986).
Pertumbuhan ekonomi nasional mempunyai pengaruh atas stuktur
ekonomi daerah karena pertumbuhan nasional mempunyai pengaruh atas
pertumbuhan daerah, sebab daerah merupakan bagian internal dari suatu negara.
Indonesia merupakan negara kesatuan, dimana rencana pembangunan meliputi
rencana nasional maupun rencana regional. Pembangunan ekonomi yang
berorientasi pada sektor pertanian, industri, perdagangan dan jasa yang
menyebabkan prestasi baik di tingkat nasional maupun di tingkat daerah menjadi
lebih meningkat. Hal ini dapat dilihat pada variabel seperti pendapatan daerah,
penyerapan tenaga kerja, dan nilai tambah sebagai proporsi sebelumnya dalam
struktur perekonomian negara maupun struktur perekonomian daerah selama
kurun waktu tertentu.
Struktur ekonomi daerah berdampak pada peningkatan sektor-sektor
perekonomian lainnya yang saling berkaitan. Suatu daerah dapat dikatakan maju
apabila ditunjang dari segi pengetahuan masyarakat yang tinggi, adanya sumber
daya alam yang cukup memadai yang dikelola oleh sumber daya manusia yang
mempunyai potensi besar guna tercapainya kemajuan
pembangunan daerah.
Peningkatan kegiatan ekonomi di berbagai sektor akan memberikan
dampak baik langsung maupun tidak langsung terhadap penciptaan lapangan
kerja. Tanggung jawab ideal dari dunia kerja adalah bagaimana dapat menyerap
sebesar-besarnya tambahan angkatan kerja yang terjadi setiap tahun, dengan tetap
memperhatikan peningkatan produktivitas pekerja secara keseluruhan. Sebab
dengan meningkatnya produktivitas, diharapkan upah juga meningkat sekaligus
kesejahteraan pekerja dapat diperbaiki. Perubahan struktural tersebut juga
memberikan dampak tidak langsung terhadap perubahan struktur
ketenagakerjaannya. Ketidakserasian antara perkembangan ekonomi dan
penyerapan tenaga kerja, secara umum akan menimbulkan kelemahan pada sistem
penawaran dan permintaan tenaga kerja. Untuk mengetahui secara lebih
mendalam masalah-masalah ketenagakerjaan ini, perlu dikaji hubungan dan
keterkaitan antara perkembangan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja dengan
implikasinya pada perubahan struktur ekonomi.
Kecenderungan wilayah yang berkembang dalam rangka meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakatnya adalah dengan pembangunan di
sektor industri, pertanian, perdagangan dan jasa karena dianggap lebih mampu
meningkatkan perekonomian dan menumbuhkan berbagai kegiatan yang saling
berkaitan sehingga mampu berfungsi sebagai pendorong pembangunan.
Proses pertumbuhan ekonomi ini pada akhirnya akan menyebabkan
terjadinya transformasi struktural, yaitu proses pergeseran pertumbuhan sektor
produksi dari yang semula mengandalkan sektor primer menuju sektor sekunder.
Pergeseran pertumbuhan sektor produksi ini secara langsung juga akan
berpengaruh pada perubahan komposisi tenaga kerja dari yang semula bermata
pencaharian utama pada sektor pertanian, bergeser ke sektor industri, perdagangan
dan jasa.
Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali
suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya. Sebenarnya revitalisasi berarti
menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital
mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan
sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses,
cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai
program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan
kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha
untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi
merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan
fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural.
Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada
kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Tergantung
dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya
disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi. Jadi,
revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian
kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu
lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik
diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik)
kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan
dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk
kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).
Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan
akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng
terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.
Skala revitalisasi ada tingkatan makro dan mikro. Proses revitalisasi
sebuah kawasan mencakup perbaikan aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek
sosial. Pendekatan revitalisasi harus mampu mengenali dan memanfaatkan potensi
lingkungan. Revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada
penyelesaian keindahan fisik saja, tapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan
ekonomi masyarakatnya serta pengenalan budaya yang ada. Untuk melaksanakan
revitalisasi perlu adanya keterlibatan masyarakat. Keterlibatan yang dimaksud
bukan sekedar ikut serta untuk mendukung aspek formalitas yang memerlukan
adanya partisipasi masyarakat, selain itu masyarakat yang terlibat tidak hanya
masyarakat di lingkungan tersebut saja, tapi masyarakat luas. Ada beberapa aspek
lain yang penting dan sangat berperan dalam revitalisasi, yaitu penggunaan peran
teknologi informasi, khususnya dalam mengelola keterlibatan banyak pihak untuk
menunjang kegiatan revitalisasi. Selain itu revitalisasi juga dapat ditinjau dari
aspek keunikan lokasi dan tempat bersejarah. atau revitalisasi dalam rangka untuk
mengubah citra suatu kawasan.
Dengan dukungan mekanisme kontrol/pengendalian rencana revitalisasi
harus mampu mengangkat isu-isu strategis kawasan, baik dalam bentuk
kegiatan/aktifitas sosial-ekonomi maupun karakter fisik kota. Rancang kota
merupakan perangkat pengarah dan pengendalian untuk mewujudkan lingkungan
binaan yang akomodatif terhadap tuntutan kebutuhan dan fungsi baru.
Mengingat bahwa sektor industri pengolahan dan perdagangan (hotel dan
restoran) sebagai sektor unggulan dalam pembangunan ekonomi di kota Medan,
selain kedua sektor tersebut di atas, sektor jasa dalam hal ini dapat menjadi suatu
sektor yang memicu meningkatnya pertumbuhan ekonomi kota Medan, tentunya
dibutuhkan kondisi atau iklim usaha yang sehat dan kondusif, serta sumber daya
manusia yang berkualitas untuk mendukung keberhasilan dan keberlanjutan
industrialisasi dan perdagangan di wilayah kota Medan. Sektor jasa kota Medan
perlu dibenahi dalam rangka meningkatkan minat pengunjung dan pkonsumen
sektor tersebut. Selama ini yang terjadi hanyalah pemanfaatan wisata budaya dan
wisata alam yang seadanya, tanpa perhatian khusus dari pemerintah setempat.
sehingga pergerakan ekonomi kota Medan dari sektor jasa cenderung bergerak
lambat walau terjadi kenaikan. Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan
di atas, maka penulis mengambil judul “Revitalisasi Sektor Jasa sebagai Upaya
Peningkatan Perekonomian Kota Medan”.
POTENSI
Struktur ekonomi kota Medan adalah semi industri lokal. Secara
keseluruhan, pada tahun 2006 sektor tersier memberikan kontribusi terbesar yaitu
68,70 % terhadap PDRB dan sektor skunder memberikan kontribusi terhadap
PDRB sebesar 28,31% dan sektor primer hanya memberikan kontribusi sebesar
2,97%. Lapangan usaha yang memberikan kontribusi cukup besar terhadap
pembentukan PDRB Kota Medan selama periode tahun 2004-2006 adalah sektor
perdagangan/hotel/restoran, disusul oleh sektor transportasi/telekomunikasi,
sektor industri pengolahan dan sektor keuangan/jasa. Hal ini mengindikasikan
bahwa perekonomian Kota Medan digerakkan sektor-sektor tersier dan sekunder
secara dominan (Script Medan Selayang Pandang, 2008).
Kota Medan merupakan salah satu tujuan wisata di Indonesia yang paling
sering dikunjungi. Peniggalan kebudayaan dapat disaksikan dari bangunan
bersejarah yang telah menjadi saksi dari keberadaan Kota Medan lebih dari 10
Dekade. Kota Medan juga dikenal sebagai surga makanan dimana terdapat
berbagai tempat pusat jajanan, rumah makan dan restoran yang menyajikan
makanan dengan cita rasa yang khas. Disamping itu juga didukung oleh hotel-
hotel berbintang, tempat penukaran valuta asing, transportasi yang murah, dll.
Perekonomian Kota Medan tahun 2000 didominasi oleh kegiatan
perdagangan, hotel dan restoran (35,02%), yang disusul oleh sektor industri
pengolahan sebesar 19,70%. Dari besaran nilai kedua sektor tersebut maka dapat
dikatakan bahwa potensi unggulan yang paling mungkin berkembang di Kota
Medan adalah sektor perdagangan dan industri. Seperti diketahui, dengan status
Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia maka wajar bila arahan
pembangunan kota lebih menitikberatkan pada kedua sektor tersebut, apalagi
dengan didukung oleh sarana dan prasarana yang ada. Namun karena sektor jasa
mempunyai kesempatan besar untuk dikembangkan. Sektor jasa dapat menjadi
sektor primadona bila dilakukan revitalisasi/ menghidupkan kembali suatu hal
yang sebelumnya kurang terberdaya (dalam hal ini sektor jasa kota Medan, baik
wisata alam maupun wisata budaya).
Potensi Wisata Alam di Kota Medan
Obyek wisata yang ada di Kota Medan adalah:
1. Taman Buaya Medan
Lo Than Mok pemilik 2600 ekor buaya yang memulai pemeliharaan sejak
1959. Taman Buaya ini terletak di kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan
Selayang, luas ara lebih kurang 2 H, jaraknya sekitar 0 Km dari Pusat kota.
Didalam taman ini kita dapat melihat buaya yang baru lahir hingga yang berusia
25 tahun dan sebagain buaya tersebut terlatih dan bias membuat atraksi yang
menakjubkan termasuk berbgai atraksi yang anda inginkan.
2. Kebun Binatang Medan
Kebun Binatang ini dikelola Pemerintah kota Medan yang berisi berbagai
jenis hewan tropis, hewan-hewan mamalia seperti Beruang, Harimau, Singa
Gajah, Reptil dan lain-lain. Luas areal sekitar 30 H dan berjarak sekitar 10 Km
dari pusat kota. Terletak di jalan Pintu Air IV Kelurahan Simalingkar B
Kecamatan Medan Tuntungan, Buka setiap hari pukul 09.00 s/d 17.00 wib.
3. Danau Siombak
Danau Siombak Indaengas Pulau kecamatan Medan Marelan. Danau ini
merupakan danau buatan yang indah, dengan luas area 40 H, jaraknya 15 Km dari
pusat kota. Danau ini sangat indah dan dianjurkan untuk dikunjungi. Biasanya
danau ini digunakan untuk Festival Kano dan Perahu Tradisional disamping
sebagai tempat rekreasi.
4. Taman Sri Deli
Taman Sri Deli ini merupakan Taman Putri-putri Sultan Deli dan Keluarga.
5. Taman Rekreasi Mora Indah
Taman ini merupakan objek wisata rekreasi yang terletak di perbatasan Medan
dengan Tanjung Morawa, Taman Rekreasi Mora Indah yang terletak di Jalan
Sisingamangaraja kilometer 11 Medan.
Potensi Wisata Budaya di Kota Medan
Obyek wisata yang ada di Kota Medan adalah :
1. Istana Maimon
Istana ini merupakan salah satu objek wisata utama di kota Medan. Istana
ini dibangun pada tahun 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah
memerintah dari tahun 1873-1924.
Arsiteknya TH Van Erp bekerja sebagai tentara KNIL. Rancangannya
melambangkan Bangunan Tradisional Melayu dan India Muslim, sedangkan gaya
arsiteknya perpaduan antara Indonesia, Persia dan Eropa, Dihalaman istana ini
terdapat Meriam Puntung yang merupakan bagian dari Legenda Istana Maimon.
2. Tugu Guru Patimpus
Guru Patimpus adalah orang terkenal di Medan. Dia mempunyai sejarah
besar sebagai penemu Kota Medan. Berabad-abad yang lalu tepatnya pada tanggal
1 Juli 1560. Guru Patimpus seorang keturunan Raja Singa Maharaja Negeri
Bakerah didataran tinggi Karo membangun sebuah perkampungan yang disebut
Medan Putri. Lokasi ini berada diantara pertemuan Sungai Deli dan Sungai
Babura yang dahulu merupakan transportasi utama. Kampung ini berkembang
dengan pesat dan dipercaya sebagai cikal bakal Kesultanan Deli.
3. Tjong A Fie
Rumah Tjong a Fie merupakan gedung bergaya Tiongkok kuno yang
sangat fantastis dan dibangun pada tahun 1900, lokasinya terletak dijalan Ahmad
Yani (Kesawan). Dia adalah jutawan pertama di Sumatera yang namanya sangat
terkenal sampai sekarang walaupun ia sudah wafat pada tahun 1921.
Kesukseannya berkat usaha dan hubungan baiknya dengan Sultan Deli dan para
pembesar perkebunan tembakau Belanda. Hingga saat ini rumah tersebut masih
ditempati oleh keluarga atau keturunan Tjong A Fie.
4. Masjid Raya
Mesjid ini sebagai Lambang Kota Medan. Mesjid terindah memiliki nilai
budaya, sejarah dan terbesar di Sumatera Utara. Mesjid ini dapat menampung
1500 jemaah untuk melaksanakan Sholat setiap hari. Mesjid ini dibangun oleh
Sultan Makmun Al Rasyid di desain oleh DENGIMANS dari Belanda dengan
gaya Moorish dan berdiri pada tahun 1906. Banyak turis dari berbagai Negara
didunia selalu mengunjungi Mesjid ini.
5. Gereja Lama
Gereja Immanuel merupakan Gereja tertua di Medan. Lokasinya di jln.
Diponegoro yang dibangun pada tahun 1921. Gereja ini masih digunkan oleh
umat kristiani untuk kebaktian pada hari minggu dan hari lainnya seperti upacara
pernikahan , Misa Natal dan sebagainya. Gereja ini dapat menampung sekitar 500
umat Kristiani untuk mendengarkan kotbah Pendeta. Kita dapat menemukan
Gereja tua lainnya dikota Medan tepatnya di Jln. Pemuda yaitu Gereja Roma
Katolik dibangun pada tahun 1929. Gereja ini masih digunakan umat katolik pada
hari Minggu dan hari lainnya seperti acara pernikahan dan sebagainya.
6. Vihara Gunung Timur
Vihara Gunung Timur di kenal sebagai Vihara tertua di Kota Medan.
Didirikan oleh Umat Budha pada tahun 1962. Umumnya umat Budha
bersembahyang ke vihara ini setiap hari. Vihara ini juga untuk acara ritual lainnya
dalam Agama Budha seperti memperinati hari Ulang Tahun Sidharta Gautama.
Biasanya tanggal 4 s/d 15 setiap tahunnya. Perayaan Imlek dan sebagainya.
7. Klenteng Hindu Shri Marimman
Kuil Shri Mariamman merupakan Kuil Hindu tertua di Kota Medan.
Dibangun pada tahun 1884 oleh umat Hindu. Kuil ini berada di Jln. Zainul Arifin,
umumnya umat Hindu datang untuk bersembahyang di kuil ini setiap pagi. Kuil
ini juga digunakan untuk ritual lainnya dalam Agama Hindu seperti Perayaan
Depavali, Perayaan Panen Padi dan sebagainnya.
8. Menara Air Tirtanadi
Satu lagi ciri Khas kota Medan adalah Bangunan Menara Air yang kini
menjadi milik Perusahaan Air Minum Daerah Tirtanadi. Ketika anda akan
memasuki kota ini dari arah selatan melalui jalan Sisingamangaraja, anda akan
disambut dengan pemandangan puncak menara Tirtanadi sebagai tangki
penyimpanan air bersih kebutuhan warga kota sejak jaman Kolonial Belanda
sampai sekarang.
9. Museum Bukit Barisan
Museum ini dibuka pada tahun 1971. Museum ini adalah merupakan
tempat yang menarik untuk dikunjungi dan menyimpan benda-benda sejarah
perjuangan ABRI dan Rakyat di Sumatera Utara seperti senjata, obat-obatan dan
pakaian seragam yang digunakan pada Perang Kemerdekaan Indonesia melawan
pemberontakan pada tahun 1958. Mengunjungi Museum ini dapat membayangkan
kehebatan Perjuangan Pahlawan dimasa lalu. Museum initerletak di Jln. Zainul
Arifin.
10. Tugu Jendral Ahmad Yani
Di inti Kota Medan terdapat sejumlah taman kecil dan besar di jalan Jend.
Sudirman dan terdapat Monumen Jend. Ahmad Yani tidak berapa jauh dari taman
ini juga ada taman beringin yang terletak ditepi Sungai Babura. dan Taman ini
sekarang menjadi Taman Digital setelah diresmikan oleh Bapak Pj.Walikota
Medan Drs. Afifuddin Lubis, M.Si.
11. Museum Sumatera Utara
Museum ini terletak di Jln. H.M. Jhoni No. 51 Medan. Merupakan
Museum terbesar di Sumatera Utara yang berbagai peninggalan Sejarah Budaya
Bangsa, Hasil Seni dan Kerajinan dari berbagai Suku di Sumatera Utara. Museum
ini dibangun pada tahun 1954 dan diresmikan pada tahun 1982 oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef. Museum ini merupakan salah
satu museum terbaik di Indonesia.
12. Rahmat Wildlife Museum & Gallery
Rahmat International Wildlife Gallery adalah satu-satunya di Asia yang
memiliki lebih kurang 850 lebih koleksi satwa dari berbagai negara. Telah
termasuk Record Book dan menerima penghargaan International dalam bidang
konservasi dalam upaya mencegah kepunahan satwa-satwa liar didunia. Di gallery
ini ditampilkan berbagai koleksi satwa liar terkecil hingga terbesar sesuai dengan
habitatnya.
13. Pekan Raya Sumatera Utara
Pekan Raya Sumatera Utara terletak di Jln. Gatot Subroto sekitar 7 Km
dari pusat kota, tepatnya di Gedung Tapian Daya sebagai ajang promosi budaya,
Industri dan bisnis. Buka setiap tahun. Berbagai jenis Tarian Tradisional dan
Pameran Budaya di Sumatera Utara biasanya ditampilkan pada acara pembukaan
pameran.
14. Mesjid Raya Lama (Al- Osmani)
Mesjid merupakan Mesjid tertua di Kota Medan, berlokasi di Kec.Medan
labuhan. dan disini 3 Sultan dimakam kan.
15. Mesjid Gang Begkok
Mesjid ini merupakan Mesjid Tua yang ada hubungan nya dengan Tjong
A Fie, terletak di Kel.Kesawan, tepatnya di Jl. Mesjid Medan.
16. Graha Bunda Maria Annai Velangkanni (tempat ziarah)
Pada awalnya tempat itu diperuntukkan bagi umat Katolik Tamil yang ada
di Medan akan tetapi dalam perkembangannya semua umat Katolik dapat datang
dan berziarah disitu tanpa batas asal-usul ataupun ras karena sesungguhnya tempat
itu dipersembahkan bagi seluruh umat Katolik dan juga sebagai objek wisata bagi
negara-negara tetangga.
17. Museum Perjuangan TNI Kodam I Bukit Barisan
Pada 5 Oktober 1996 Pangdam I Bukit Barisan meresmikan renovasi
museum ini dan menetapkan namanya menjadi Museum Perjuangan TNI. Koleksi
museum berupa peninggalan arkeologi, senirupa, relief, monumen, dan
perlengkapan militer. Alamat; Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah,
Kecamatan Petisah, Kabupaten/Kota Medan, Sumatera Utara.
Potensi Pendukung Bidang Usaha Potensial
1. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Sebagai daerah yang berada pada pinggiran jalur pelayaran Selat Malaka,
Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara memiliki posisi strategis.
Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan barang dan
jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi Kota Medan, kegiatan
perdagangan bersama aktivitas hotel dan restoran menjadi motor penggerak roda
perekonomian kota.
2. Pelabuhan Laut Belawan
Pelabuhan laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan
perekonomian di suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota
Medan adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 km dari pusat kota.
Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota Medan,
namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor dan impor
Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat dilihat dari aktivitas
bongkar.muat barang setiap harinya.
Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki fasilitas pelabuhan
penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Kecenderungan
berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini memerlukan suatu fasilitas
tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung barang di pelabuhan
menuntut suatu pembangunan fasilitas dengan lokasi yang dekat dengan
pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan arahan perkembangan Kota Medan
pada masa mendatang perlu dilakukan investasi pada bidang usaha peti kemas dan
pergudangan tersebut.
3. Bandara Polonia
Bandara Polonia yang terletak di ibukota Provinsi Sumatera Utara yang
satu-satunya merupakan Bandara Internasional di Pulau Sumatera yang dilengkapi
dengan fasilitas operasional yang cukup baik sehingga pesawat berbadan lebar
seperti Boeing 747 dapat mendarat.
Bandara Polonia selain menunjang transportasi Internasional juga
mempunyai peran yang sangat tinggi melayani transportasi nasional dan regional
sehingga keberadaan Bandara Polonia dapat menunjang kegiatan perekonomian di
wilayah Bagian Barat Indonesia maupun ke luar negeri khususnya dalam rangka
menunjang kerjasama ekonomi sub Regional IMT-GT.
4. Hasil Industri Kecil
Terdapat sepuluh produk yang dijadikan andalan Kota Medan bila dilihat
dari segi pasarnya. Komoditi unggulan ini termasuk produk konsumsi sederhana,
inisialnya perabot rumah tangga dari kayu, anyaman rotan, alas kaki dan barang
hasil konveksi. Adapun komoditi unggulan dar iindustri kecil makanan inisialnya
kopi olahan, sirup markisa, bika ambon dan kerupuk ubi. Salah satu produk
makanan ini, bika ambon telah menjadi buah tangan yang khas untuk dibawa bagi
yang berkunjung ke Kota Medan.
5. Pengembangan Kawasan Industri
Kota Medan merupakan kota ketiga terbesar di Indonesia, maka seperti
kota besar pada umumnya, Medan memiliki kawasan industri. Untuk
mengantisipasi perkembangan industri dan kebutuhan lokasi berusaha yang lebih
besar, pemerintah kota menyediakan Kawasan Industri Baru (KIB), yang terletak
di Kecamatan Medan Labuhan dengan lahan yang disediakan 650 Ha, dan masih
bisa dikembangkan menjadi 1000 Ha. Untuk kegiatan industri kecilpun tersedia
Perkampungan Industri Kecil (PIK) yang terletak di Kecamatan Medan Denai.
Ada satu kawasan industri di Medan yaitu Kawasan Industri Medan (KIM) dekat
Pelabuhan Belawan. KIM memiliki luas lahan 514 Ha dan disediakan fasilitas
listrik 120 MW. Saat ini terdapat 86 perusahaan swasta nasional yang menempati
lokasi tersebut berdampingan dengan 17 perusahaan asing. Dan Kota Medan
dinilai sebagai kota yang aman untuk berinvestasi di Indonesia.
6. Pariwisata
Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan sangatlah layak menjadi tujuan
wisata. Selain untuk mengunjungi lokasi seperti Danau Toba atau Berastagi yang
sejuk, Kota Medan sendiri sarat dengan objek wisata. Tujuan wisata di Kota
Medan diantarnya adalah Taman Buaya di kawasan Sunggal, berisikan 3000 ekor
buaya aneka jenis. Namun wisata yang paling menarik di Kota Medan adalah
bangunan tuanya yang dibangun dari pertengahan abad XX di Medan. Dan
sebagian besar bangunan tua itu masih ada sampai kini, indah dan memberi
gambaran utuh pada Kota Medan masa lalu.
ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan ekonomi suatu wilayah dapat diukur dengan indikator utama
yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
(BPS, Propinsi Jawa Tengah Tahun 2008). Sedangkan dalam “Pembangunan
Berkelanjutan dengan Optimasi Pemanfaatan Sumber Daya Alam untuk
Membangun Perekonomian dengan Basis Pertanian di Kabupaten Musi
Banyuasin” menjelaskan pengertian PDRB adalah suatu indikator untuk
menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah secara sektoral, sehingga
dapat dilihat penyebab pertumbuhan ekonomi suatu wilayah tersebut
(Gatot Dwi Adiatmojo 2003).
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas
dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di
suatu wilayah.
PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan
jasa yang dihitung menggunakan harga pada setiap tahunnya. Sedangkan PDRB
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai dasar. PDRB atas dasar harga
berlaku digunakan untuk melihat pergeseran dan struktur ekonomis. Sedangkan
harga konstan digunakan untuk mengetahui pertambahan ekonomi dari tahun ke
tahun.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang berkelanjutan
merupakan kondisi utama bagi kelangsungan pembangunan ekonomi daerah.
Karena penduduk mengalami peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi
juga akan bertambah. Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output
agregat (barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan
setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan PDRB atas dasar harga konstan.
Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota Medan
selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode
yang sama, meningkat rata-rata di atas 7,77 persen. Pertumbuhan ekonomi yang
dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.
Tabel 2. Laju Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2005 – 2007Sektor / Lapangan Usaha 2005-2006 2006-2007
1. Pertanian 0,37 5,142. Pertambangan & Penggalian -6,05 -10,14
3. Industri Pengolahan 6,59 6,08
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81
5. Kontruksi 11,01 6,43
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 6,15 5,94
7. Transportasi & Telekomunikasi 13,34 10,61
8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,08 12,81
9. Jasa-jasa 6,34 6,83
PDRB 7,76 7,78
sumber: www.pemkomedan.go.id
Teori Basis Ekonomi
Teori ini menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa
dari luar daerah. Pertumbuhan perindustrian yang menggunakan sumber daya
lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk diekspor, akan menghasilkan
kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation). Strategi
pembangunan daerah yang muncul didasarkan pada teori ini adalah penekanan
terhadap arti pentingnya bantuan kepada dunia usaha yang mempunyai pasar
secara nasional maupun internasional. Implementasinya kebijakan yang mencakup
pengurangan hambatan atau batasan terhadap perusahaan-perusahaan yang
berorientasi ekspor yang ada dan akan didirikan di daerah itu.
Menurut Glasson (1977), kegiatan basis adalah kegiatan mengekspor
barang dan jasa keluar batas perekonomian masyarakatnya atau memasarkan
barang dan jasa kepada orang orang yang datang dari luar perbatasan
perekonomian masyarakat. Bertambah banyaknya basis di dalam suatu daerah
akan menambah arus pendapatan ke dalam daerah yang bersangkutan. Menambah
permintaan barang dan jasa akan menimbulkan kenaikan volume kegiatan, begitu
juga sebaliknya. Kota Medan merupakan tempat dimana banyak pengusaha atau
pekerja dari luar kota seperti Nias, Aceh, Deli Serdang, dan kota-kota lainnya
yang berbatasan dengan wilayah administrasi kota Medan itu sendiri atau turis
mancanegara yang menghabiskan liburannya di Kota Medan. Aktivitas jual beli
barang dan jasa, termasuk investasi dan property berlangsung setiap harinya di
kota Medan. Sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) dapat menjadi salah satu
kegiatan basis di kota Medan. Kegiatan lain yang bukan kegiatan basis disebut
sektor nonbasis. Sektor nonbasis ditujukan untuk memenuhi kebutuhan lokal,
sehingga permintaan sektor ini sangat dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
masyarakat setempat dan tidak bisa berkembang melebihi pertumbuhan ekonomi
wilayah. Oleh karena itu, satu-satunya sektor yang bisa meningkatkan
perekonomian wilayah melebihi pertumbuhan adalah sektor basis. Sektor basis
yang dapat memicu tumbuh dan berkembangnya sektor non basis seperti industri
makanan ringan/panganan khas kota Medan rumah tangga, industri cenderamata
khas kota Medan, dan industri rumah tangga lainnya.
Teori Lokasi
Model pengembangan industri kuno menyatakan bahwa lokasi yang
terbaik adalah biaya yang termurah antara bahan baku dengan pasar. Hal ini
mengakibatkan perusahaan-perusahaan cenderung memilih lokasi yang dapat
meminimumkan biaya namun memaksimalkan peluangnya untuk mendekati
pasar.
Efek Multiplier (Efek Pengganda)
Keberadaan sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) dengan jasa
lainnya (hotel, restoran, dll) yang saling terkait dan saling mendukung akan
menciptakan efek ganda. Apabila ada suatu sektor di suatu wilayah mengalami
kenaikan permintaan yang berasal dari luar wilayah, maka produksi sektor
tersebut akan meningkat, karena adanya keterkaitan dengan sektor-sektor lain,
maka produksi sektor-sektor lain juga meningkat dan terjadi beberapa kali lipat
disbandingkan dengan kenaikan permintaan awal yang berasal dari luar wilayah
tersebut. unsur efek pengganda tersebut sangat berperan untuk membuat sebuah
kota dapat memacu pertumbuhan wilayah di belakangnya, karena terjadi
peningkatan produksi pada sektor jasa di kota Medan (wilayah yyang lebih maju),
akan memacu dan meningkatkan permintaan bahan baku dari wilayah-wilayah
yang berada di belakangnya.
TANTANGAN DAN KENDALA
Tantangan dan kendala yag dihadapi dalam pengembangan sektor jasa (wisata
alam dan wisata budaya) di Kota Medan, diantaranya:
1. Masih kurangnya perhatian pemerintah setempat pada keberadaan objek
wisata tersebut. selama ini, objek wisata tersebut cenderung tidak
terpelihara dan terawatt dengan baik. Bahkan kebersihan seolah
dinomorsekiankan.
2. Belum optimalnya peningkatan perekonomian wilayah kota Medan dari
sektor jasa tersebut. lebih mengedepankan sektor industry dan
perdagangan.
3. Kurangnya promosi wisata alam dan wisata budaya kota Medan melalui
media-media seperti media cetak maupun media elektronik.
KESIMPULAN
Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan
adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan
ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi (Sukirno, Sadono;
2004). Namun, pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi
pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara, akan tetapi lebih dari itu
pembangunan mempunyai perspektif yanglebih luas. Dimensi sosial yang sering
diabaikan dalam pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang
strategis dalam pembangunan.
Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu
wilayah/propinsi dalam suatu periode tertentu ditunjukkan oleh data Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga yang berlaku atau atas
dasar harga konstan. PDRB didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam satu wilayah, atau merupakan jumlah
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di
suatu wilayah.
Revitalisasi termasuk di dalamnya adalah konservasi-preservasi
merupakan bagian dari upaya perancangan kota untuk mempertahankan warisan
fisik budaya masa lampau yang memiliki nilai sejarah dan estetika-arsitektural.
Atau tepatnya merupakan upaya pelestarian lingkungan binaan agar tetap pada
kondisi aslinya yang ada dan mencegah terjadinya proses kerusakan. Tergantung
dari kondisi lingkungan binaan yang akan dilestarikan, maka upaya ini biasanya
disertai pula dengan upaya restorasi, rehabilitasi dan/atau rekonstruksi. Jadi,
revitalisasi adalah upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian
kota yang dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami
kemunduran/degradasi. Selain itu, revitalisasi adalah kegiatan memodifikasi suatu
lingkungan atau benda cagar-budaya untuk pemakaian baru. Revitalisasi fisik
diyakini dapat meningkatkan kondisi fisik (termasuk juga ruang-ruang publik)
kota, namun tidak untuk jangka panjang. Untuk itu, tetap diperlukan perbaikan
dan peningkatan aktivitas ekonomi (economic revitalization) yang merujuk
kepada aspek sosial-budaya serta aspek lingkungan (environmental objectives).
Hal ini mutlak diperlukan karena melalui pemanfaatan yang produktif, diharapkan
akan terbentuklah sebuah mekanisme perawatan dan kontrol yang langgeng
terhadap keberadaan fasilitas dan infrastruktur kota.
Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan 2000 Kota Medan
selama periode 2004–2006, pertumbuhan ekonomi Kota Medan selama periode
yang sama, meningkat rata-rata di atas 5 persen per tahun yaitu 6,98 persen dari
tahun 2004-2005 dan 7,77 persen dari tahun 2005-2006. Pertumbuhan ekonomi
yang dicapai, selain relatif tinggi juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup
stabil. Sektor jasa (wisata alam dan wisata budaya) kota Medan merupakan salah
satu sektor yang cukup baik dan berpotensi menggerakkan perekonomian kota
Medan. Untuk itu perlu dilakukan revitalisasi pada sektor jasa tersebut guna
meningkatkan pertumbuhan perekonomian kota Medan dan memacu tumbuhnya
sektor-sektor non basis.