Post on 15-Oct-2015
description
i
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN
UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR
( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )
Oleh :
SITI HALIMATUSYADIYAH
NIM 1060 9300 3152
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011 M / 1433
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
BERBASIS WEBGIS PADA SEBARAN PENCEMARAN
UDARA PRIMER INDUSTRI BESAR
( STUDI KASUS: DKI JAKARTA )
Oleh :
Siti Halimatusyadiyah
NIM 1060 9300 3152
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Komputer
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta
2011 M / 143
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis
Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus : DKI
Jakarta ) yang ditulis oleh Siti Halimatusyadiyah, NIM 106093003152 telah diuji
dan dinyatakan LULUS dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari selasa, 22 November
2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Strata Satu ( S1 ) Program Studi Sistem Informasi.
Jakarta, November 2011
Menyetujui,
Penguji I
Rizal Bahaweres, M.Kom
Penguji II
Arini, M.T
NIP. 197601312009012001
Pembimbing I
Zainul Arham, M.Si
NIP. 1974 0730 200710 1 1002
Pembimbing II
Bakri La Katjong MT. M.Kom
NIP. 470035764
Mengetahui,
Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
Dr.Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis
NIP. 1968011 7200112 1001
Ketua Program Studi Sistem Informasi
Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19750818 200501 2008
v
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Desember 2011
Siti Halimatusyadiyah
vi
ABSTRAK
SITI HALIMATUSYADIYAH (106093003152). Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer
Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ). Di bawah bimbingan Bapak
ZAINUL ARHAM, M.SI dan Bapak Ir. BAKRI LA KATJONG MT
.M.KOM.
Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta ( BPLH ) sebagai salah
satu instansi pemerintah memberikan pelayanan serta informasi terhadap
lingkungan daerah DKI Jakarta memiliki peran yang sangat penting bagi
masyarakat serta instansi terkait. Dan sub bagian yang ada pada BPLH salah
satunya adalah Data Pencemaran Lingkungan ( DACEM ) ini belum memiliki
suatu sistem informasi yang interaktif yang dapat memberikan informasi
mengenai lokasi industri serta pencemaran secara keruangan ( spasial ) dengan
cepat dan mudah. Selain itu, BPLH belum mempunyai sistem yang
terkomputerisasi dan terintegrasi sehingga masih dijalankan secara manual yang
menyebabkan kurang efektif dan efisien.Sistem informasi tersebut dibutuhkan
untuk memudahkan instansi-instansi terkait serta masyarakat secara cepat tentang
keadaan lingkungan di DKI Jakarta. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Tahun 2009 tentang ketentuan lokasi kawasan
industri dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan
2 Tahun 2009 tentang upaya pengelolaan lingkungan dan pengelolaan limbah
bahan berbahaya serta dampak lingkungan. Metodologi penelitian yang digunakan
penulis adalah System Development Life Cycle (SDLC) waterfall, terdiri dari
rekayasa sistem, analisis, perancangan, dan pemrograman. Sistem ini
dikembangkan menggunakan Arcview 3.3 untuk pengolahan data spasial, ALOV
Map versi 0.97 sebagai aplikasi webGIS yang berisi java, MySQL sebagai basis
data, PHP sebagai bahasa pemograman. Hasil yang dicapai berupa sistem
informasi spasial berbasis web yang disajikan dalam dua tema yaitu sebaran lokasi
industri serta sebaran pencemaran SO2 dan NO2 terhadap baku emisi cerobong.
Selain itu informasi terhadap informasi data nonspasial yang dapat dimanfaatkan
oleh pihak terkait dengan cepat dan terintegrasi.
V Bab + 169 Halaman + Daftar Pustaka + 59 Gambar + 46 Tabel + Lampiran
Kata kunci: Sistem Informasi Spasial , System Development Life Cycle (SDLC),
BPLH, Industri ,Pencemaran, Alov Map.
Pustaka acuan (32, 1989-2008)
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa penulis haturkan kepada
junjungan baginda Nabi Muhammad S.A.W beserta keluarga dan sahabatnya,
semoga kita menjadi pengikutnya yang kelak mendapatkan syafaat di akhirat
kelak. Amin .
Adapun judul penulisan skripsi ini adalah Rancang Bangun Sistem
Informasi Spasial Berbasis Webgis Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer
Industri Besar ( Studi Kasus : DKI Jakarta ) . Pada penulisan skripsi ini
penulis menyadari masih belum sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan
dan pengalaman penulis.
Selama penulisan skripsi ini penulis menyadari banyak pihak yang
memberikan dukungan , bimbingan, pengarahan dan bantuan kepada penulis.
Oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu penulis dalam penulisan ilmiah ini, terutama kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Syopiansyah Jaya Putra, M.SIS selaku Dekan Fakultas Sains
dan Teknologi.
2. Ibu Nur Aeni Hidayah sebagai Ketua Program Studi Sistem Informasi.
viii
3. Bapak Zainul Arham, M.Si selaku dosen pembimbing, yang telah
memberikan segala daya dan upaya untuk memudahkan penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Bakri La Katjong, MT, M.Kom selaku dosen pembimbing, yang
dengan sabar serta perhatian memberikan masukan kepada penulis.
5. Ibu Rahmawati, selaku kepala bagian data pencemaran lingkungan, yang
dengan bijaksana telah membantu penulis dalam mendapatkan segala
informasi serta data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
6. Bapak Domo dari PT. EXSAMAP yang dengan ikhlas serta kerendahan
hatinya membantu dalam menyediakan data - data peta.
7. Guru Besar dan tercinta Tubagus Wahyudi yang selalu memberikan
inspirasi dan semangat kepada penulis. Semoga kesehatan selalu di
limpahkan. Amin
8. Kedua Orang Tua ku yang tidak pernah lepas berdoa mendukung penulis
untuk bisa menyelesaikan penelitian ini, serta terima kasih untuk segala
materi yang selama ini diberikan hingga akhir.
9. Teman-teman super seperjuangan GIS 2006 yang selalu saling membahu
dan memberikan semangat kepada sesama.
10. Seluruh teman Kahfi BBC School, BEMF 2010 yang telah memberikan
doa dan dukungannya selalu.
11. Special buat teman, kakak yang luar biasa ( Cosmas, Aldi, Fina, Eby,
Robby, ka Ichal, ka Semmy ) yang selalu setia mendengarkan suka duka
penulis dan kata-kata motivasinya.
ix
12. Semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung yang
penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan ketulusan yang
telah diberikan kepada penulis.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penelitian ini dapat
dipahami dan bermanfaat bagi masyarakat banyak. Maaf atas segala
kekhilafan.
Jakarta, Desember 2011
Siti Halimatusyadiyah
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN ......................................................................... v
ABSTRAK .................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................. vii
DAFTAR ISI ................................................................................................. ..x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xviii
DAFTAR SIMBOL ...................................................................................... xxi
DAFTAR ISTILAH ..................................................................................... xxiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xxv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Batasan Masalah............................................................................ 6
1.4 Tujuan dan Manfaat ...................................................................... 7
1.4.1 Tujuan.................................................................................. 7
1.4.2 Manfaat................................................................................ 8
1.5 Metode Penelitian ......................................................................... 10
1.5.1 Metode Pengumpulan Data................................................. 10
xi
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem............................................ 11
1.6 Sistematika Penulisan .................................................................. 12
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................... 14
2.1.1 Pengertian Sistem .............................................................. 14
2.1.2 Karakteristik Sistem .......................................................... 14
2.1.3 Pengertian Data dan Informasi............................................ 16
2.1.4 Nilai dan Kualitas Informasi............................................... 17
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi............................................... 19
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis .......... ....................... 19
2.2.1 Pengertian Geografi .......................................................... 20
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis ............................ 21
2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis .............................. 22
2.2.4 Data Pada SIG ................................................................... 24
2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG.............................. 25
2.2.6 Komponen SIG................................................................. 28
2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis .......... ............................. 29
2.4 Peta dan Pemetaan ....................................................................... 30
2.4.1 Skala Peta ........................................................................... 31
2.4.2 Komponen Peta ................................................................. 32
2.4.3 Simbolisasi Peta ................................................................ 35
2.5 Sistem Proyeksi ................................................................ 36
xii
2.6 Aplikasi SIG dalam Web .............................................................. 37
2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle ............... 40
2.8 Tool Analysis dan Design Sistem Informasi ................................ 44
2.8.1 Bagan Alir ....................................................................... 44
2.8.2 Data Flow Diagram ......................................................... 44
2.8.3 Simbol Data Flow Diagram ............................................ 46
2.8.4 Kamus Data .................................. ..................................... 47
2.9 Perancangan Basis Data .............................................................. . 49
2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ................................ 49
2.9.2 Normalisasi ........................................................................ 52
2.10 Definisi Perancangan .................................................................... 53
2.11 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem ...... ....................... 54
2.11.1 PHP 54
2.11.2 ALOV ............................................................................... 55
2.11.3 Macromedia Dreamweaver .............................................. 57
2.12 Industri ................... ...................................................................... 57
2.13 Klasifikasi Industri ................... .................................................... 59
2.14 Polutan Pencemaran Udara .......................................................... 61
2.14.1 Sulfur Dioksida ( SO2 ) .................................................... 62
2.14.2 Nitrogen Oksida ( NO2 ) .................................................. 65
2.15 Baku Mutu Emisi ......................................................................... 67
2.16 Interpolasi .................................................................................. 68
2.16.1 Konsep Interpolasi ........................................................... 69
xiii
2.16.2 Jenis Interpolasi ................................................................ 70
2.16.3 Interpolasi Citra Digital ................................................... 73
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................... 75
3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian ................................................... 76
3.2.1 Bahan ............................................................................... 76
3.2.2 Perangkat ......................................................................... 77
3.2.3 Tahap Penelitian .............................................................. 78
3.3 Metode Penelitian ....................................................................... 79
3.3.1 Metode Pengumpulan Data ............................................ 79
3.4 Metode Pengembangan Sistem .................................................. 81
3.4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan .................................... 84
3.4.2 Tahap Analisa Sistem ...................................................... 85
3.4.3 Tahap Perancangan ( desain ) ......................................... 85
3.4.4 Tahap Pemograman ......................................................... 86
3.4.5 Tahap Pengujian ( testing ) ............................................. 87
3.4.6 Tahap Pemeliharaan ........................................................ 89
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tahap Rekayasa dan Perencanaan ................................................. 90
4.1.1 Identifikasi Kebutuhan ..................................................... 91
4.1.2 Identifikasi Masalah ........................................................ 92
4.2 Analisa Sistem ................................................................................ 93
xiv
4.2.1 Profil Daerah Penelitian .................................................... 93
4.2.2 Profil BPLH DKI Jakarta ............................................... 95
4.2.3 Sistem Yang Berjalan ......................................................... 96
4.2.4 Sistem Yang Diusulkan ...................................................... 97
4.3 Perancangan Sistem .................................................................... 98
4.3.1 Desain Arsitektur ( Data Flow Diagram) ........................... 98
4.3.2 Desain Basis Data ........................................................... 113
4.3.2.1 Desain Kamus Data .................................... 114
4.3.2.2 Entity Relationship Diagram ( ERD ) ...... 115
4.3.2.3 Struktur Data ............................................ 123
4.3.3 Perancanagan Interface ...................................................... 138
4.3.3.1 Perancangan Menu Layar ........................... 138
4.3.3.2 Perancangan State Transition Diagram ...... 139
4.3.3.3 Perancangan Antar Muka ......................... 143
4.3.3.4 Analisis Sebaran Polutan (SO2 dan NO2) ... 156
4.3.4 Pemograman ( coding ) ...................................................... 160
4.3.5 Pengujian Sistem ................................................................ 161
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 165
5.2 Saran ...................................................................................... 166
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 168
xv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
1.1 Grafik Jumlah Industri...2
2.1 Data Dan Informasi...........................................................................17
2.2 Ilustrasi Sub Sistem SIG...23
2.3 Model Data Raster25
2.4 Koordinat Pada Model Raster...........................................................26
2.5. Struktur Data SIG (a) Vektor dan (b) Raster...27
2.6. Skala Grafik......................................................................................32
2.7 Komponen Peta.................................................................................34
2.8. Arsitektur Umum Aplikasi Peta Berbasis Web................................38
2.9. Model Waterfall42
2.10 Contoh Tabel Data Interpolasi.70
2.11Ilustrasi Hasil Proses Interpolasi Linear,Polinomial dan Spline...73
2.12 Ilustrasi Interpolasi Citra Digital..74
2.13 Degrasi Citra Setelah Proses Rotasi.74
3.1 Diagram Alur Penelitian....78
3.2 Pengembangan Sistem Dengan Model Waterfall...82
4.1 Diagram Konteks..99
4.2 Diagram Nol Usulan.101
4.3 DFD Level 1 Proses 2.0 Pengolahan Peta.105
4.4 DFD level 1 Proses 3.0 Monitoring Industri...107 .
4.5 DFD level 2 Proses 4.0 Pengisian Buku Tamu110
xvi
4.6 DFD level 2 Proses 2.1 Pencarian Peta...111
4.7 DFD Level 2 Proses 2.2 Pengolahan Peta..........112
4.8 Bentuk Normal Pertama (1NF).. 118
4.9 Bentuk Normal Kedua (2NF).. .. ...121
4.10 Normalisasi Tahap 3....122
4.11 Rancangan Stuktur Menu SIPERSIB..................................................138
4.12 STD Layar Utama SIPERSIB.139
4.13 STD Menu GIS INDUSTRI...140
4.14 STD Menu INDUSTRI JAKARTA...140
4.15 STD Menu PENGETAHUAN...141
4.16 STD Menu WEBSITE.141
4.17 STD Menu Buku Tamu...142
4.18 STD Menu Register User............................................................142
4.19 Halaman Layar Utama / Index............................................................143
4.20 Halaman Layar GIS Industri download peta.......................................144
4.21 Halaman Layar GIS Industri...............................................................144
4.22 Halaman Layar Industri Jakarta Administrasi.................................145
4.23 Halaman Layar Industri Jakarta Industri.........................................145
4.24 Halaman Layar Industri Jakarta Cerobong......................................146
4.25 Halaman Layar Industri Jakarta Pencemaran...................................146
4.26 Halaman Layar Pengetahuan..............................................................147
4.27 Halaman Layar Website Terkait.....147
4.28 Halaman Layar Buku Tamu...148
xvii
4.29 Halaman Layar Register User ...148
4.30 Halaman Layar Profil ....149
4.31 Halaman Layar Upload Data .....149
4.32 Halaman Layar Login Admin dan User .....150
4.33 Halaman Layar Utama Admin............................................................150
4.34 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view administrasi.............151
4.35 Halaman Layar Industri Jakarta Admin edit administrasi .............151
4.36 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view industri....................152
4.37 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input industri...................152
4.38 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view cerobong............... 153
4.39 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input cerobong.............. 153
4.40 Halaman Layar Industri Jakarta Admin view pencemaran.......... 154
4.41 Halaman Layar Industri Jakarta Admin input pencemaran......... 154
4.42 Halaman Layar Industri Jakarta Admin Laporan......................... 155
4.43 Halaman Layar Buku Tamu Admin................................................ 155
xviii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
2.1 Komponen Pencemaran Udara.62
2.2 Baku Mutu Emisi.68
3.1 Pengujian Metode White Box...88
4.1 Alur Proses Diagram Konteks..................................................................100
4.2 Verifikasi Data .....102
4.3 Pengolahan Peta....102
4.4 Monitoring Industri.. 103
4.5 Pengisian Buku Tamu...104
4.6 Pencarian Peta......105
4.7 Proses Pengolahan Data Peta...106
4.8 Proses Edit Monitoring Industri...... 107
4.9 Proses Hapus Monitoring Industri..108
4.10 Proses Pengumpulan Monitoring Industri..109
4.11 Proses Pengisian Buku Tamu110
xix
4.12 Proses Pilih Tema Peta..111
4.13 Proses Edit Data Peta.112
4.14 Proses Hapus Data Peta Kawasan.113
4.15 Kamus Data...114
4.16 Bentuk Tidak Normal...116
4.17 Tabel Admin.123
4.18 Tabel Buku ..124
4.19 Tabel Pencemaran..124
4.20 Tabel Cerobong....126
4.21 Tabel Administrasi...126
4.22 Tabel Industri..127
4.23 Tabel Dpeta..128
4.24 Tabel User...129
4.25 Tabel Upload...129
4.27 Tema Kecamatan Spasial... 130
4.28 Tabel Sungai131
4.29 Tabel Landuse.... 132
xx
4.30 Tabel SOK9... . 132
4.31 Tabel SOK10... ... 133
4.32 Tabel SOB9... . 134
4.33 Tabel SOB10... ... 134
4.34 Tabel NOK9... .... 135
4.35 Tabel NOK10... .... 136
4.36 Tabel NOB9... ... 137
4.37 Tabel NOB10... . 137
4.38 Tabel Cerobong Proses......................................................................156
4.39 Tabel Periode Pemantauan.................................................................157
4.40 Tabel Interval Nilai SO2 ...................................................................157
4.41 Tabel Interval Nilai NO2 ..................................................................158
4.42 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2009.....159
4.43 Tabel Nilai konsentrasi SO2 dan NO2 DKI Jakarta Tahun 2010.....160
4.44 Tabel Pengujian Metode Black Box..................................................162
xxi
DAFTAR SIMBOL
1. Simbol dan Notasi DFD (Whitten, 2004)
Gene dan Sarson Keterangan Yourdon dan DeMarco
Agen Eksternal
Process
(Proses)
Data Flow
(Aliran Data)
Data Store
(Simpanan Data)
2. Simbol dan Notasi Entity Relationship Diagram (Abdul Kadir, 2009)
No Simbol Keterangan
1.
Entitas
2.
Atribut
3.
Hubungan
xxii
4.
Link
5.
Penghubung
3. Simbol Notasi Kamus Data (Jogiyanto, 2005)
Notasi Keterangan
= Terdiri dari
+ AND
[ ] Salah satu elemen dari (memilih salah satu dari
elemen-elemen data di dalam kurung brachet ini)
| Sama dengan simbol [ ]
M { } M Iterasi (elemen data di dalam kurung brace
beriterasi mulai minimum N kali dan maksimum M
kali)
() optional (elemen data di dalam kurung parenthesis
sifatnya optional, dapat ada dan dapat tidak ada)
* Keterangan setelah tanda ini adalah komentar
DAFTAR ISTILAH
..
xxiii
No. Istilah Keterangan
1 UTM Singkatan dari Universal Transverse
Mercator adalah sistem koordinat yang
sudah diproyeksikan (Transverse
Mercartor) dengan membagi bumi menjadi
60 zona yang berbeda.
2 Sistem Informasi Sekumpulan komponen komponen yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk
mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi terkait
untuk mendukung proses pengambilan
keputusan, koordinasi, dan pengendalian.
3 Sistem Informasi Geografis Sistem informasi yang dirancang untuk
bekerja dengan data yang tereferensi secara
spasial atau koordinat geografi
4 Perancangan Proses dimana keperluan pengguna dirubah
ke dalam bentuk paket perangkat lunak dan
atau kedalam spesifikasi pada komputer
yang berdasarkan pada sistem informasi
5 Industri Kegiatan ekonomi yang mengolah bahan
mentah, bahan baku, barang setengah jadi,
dan/atau barang jadi menjadi barang dengan
xxiv
nilai yang lebih tinggi untuk
penggunaannya, termasuk kegiatan rancang
bangun dan perekayasaan Industri
6 Baku Mutu Emisi batas kadar yang diperkenankan bagi zat
atau bahan pencemar untuk dikeluarkan dari
sumber pencemar ke udara dengan tidak
mengakibatkan dilampauinya baku mutu
udara ambien.
xxv
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya teknologi dan kehidupan masyarakat khususnya di
Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan terhadap pola kehidupan
masyarakat pada suatu daerah. Jumlah populasi yang semakin bertambah,
industri industri yang semakin berkembang di berbagai daerah khususnya di
perkotaan membawa suatu perubahan terhadap kondisi alam dan pola kehidupan
makhluk di bumi. Keadaaan alam yang memburuk akibat perkembangan
teknologi serta aktifitas manusia diperlukan suatu perhatian khusus. DKI Jakarta
dengan jumlah penduduk sebesar 9.588,2 ribu jiwa yang menempati areal seluas
662,33 km2, dengan semakin berkembang pembangunan sehingga tidak
menyisakan tempat sebagai Ruang Terbuka Hijau ( RTH ).
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Industri
( Sumber : Badan Pusat Statistik DKI Jakarta )
2
Semakin tinggi aktivitas ekonomi khususnya dari sektor industri
mempunyai kontribusi terhadap dampak pencemaran serta kerusakan lingkungan
hidup. Salah satu perubahan alam yang terkena dampak adalah perubahan
unsur unsur iklim yang terjadi di pusat kota dengan wilayah lain di sekitarnya.
Perubahan iklim tersebut diantaranya perubahan suhu udara yang terjadi pada
suatu daerah. Suhu udara yang merupakan hasil dari pencemaran udara telah
terjadi dan dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh manusia.
Banyaknya pencemaran udara yang disebabkan oleh kegiatan manusia yaitu salah
satunya adalah sektor industri membuat tingkat pencemaran udara khususnya di
perkotaan meningkat. Dan industri menjadi salah satu faktor meningkatnya
pencemaran udara yang berasal dari cerobong cerobong asap industri, sisa dari
bahan baku pengolahan, memberikan dampak buruk disamping hasil yang
diproduksinya. Menurut laporan BPLH tahun 2006, potensi pencemaran udara
berupa debu ( total partikel ) terbesar berasal dari sumber tidak bergerak yaitu
industri sebesar 56.650,09 per tahun ( 70,37 % ) ; SO2 ( Sulfur Dioksida ) tertinggi
berasal dari sumber tidak bergerak yaitu 403.523,25 ton per tahun ( 78,32% );
NO2 yaitu 27.079,72 ton per tahun ( 62,2 % ) ( BPLH , 2006 ). Dari data tersebut
terlihat bahwa kedua sumber pencemaran tersebut memiliki kandungan besar di
udara. SO2 serta NO2 yang dihasilkan dari sisa-sisa pembakaran bahan baku
industri sehingga menghasilkan asap,bau dan debu ini yang dikeluarkan melalui
cerobong-cerobong asap setiap industri. Oleh karena itu, dengan batas baku emisi
cerobong pada masing-masing zat SO2 dan NO2 tersebut perlu diketahui jumlah
kadar kandungannya.
3
Dalam pembangunan industri disuatu kawasan perlu memperhatikan
keselarasan terhadap lingkungan sekitar dengan menghindari kerusakan dan
pencemaran lingkungan. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No.24 Pasal 23 Ayat 1 dan 2 Tahun 2009 tentang kewajiban perusahaan industri
di kawasan industri, yang berisi tentang upaya pengelolaan lingkungan dan
pengelolaan limbah bahan berbahaya serta dampak lingkungan. DKI Jakarta yang
menjadi pusat dari pemerintahan harus dapat mengelola keseluruhan hal tersebut.
Berdirinya lokasi -lokasi industri yang tersebar di DKI Jakarta yang semakin
banyak sebagai suatu perkembangan aktivitas kota di suatu daerah mengharuskan
suatu tindakan cepat dalam menyelesaikan suatu permasalahan yang ditimbulkan
dari satu sektor, terutama dalam penentuan lokasi industri, jenis industri, bahan
serta dampak negatif yang mungkin akan terjadi. Pada Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No.24 Pasal 7 Bab II Tahun 2009 tentang pembangunan,
peraturan, pembinaan, dan pengembangan kawasan industri, masih terdapat
industri yang tersebar didaerah dekat pemukiman bukan di daerah kawasan
industri sehingga menimbulkan banyak dampak bagi masyarakat sekitar. Hal
tersebut tidak terlepas dari faktor fisik yang mendukung keseluruhan industri
seperti komponen - komponen, bahan baku, sumber daya energi serta iklim
dengan segala proses ilmiahnya.
BPLH sebagai salah satu badan yang memantau perkembangan lingkungan
wilayah DKI Jakarta melakukan berbagi upaya dalam mengatasi lingkungan
hidup. Dan diantaranya adalah terkait dengan pertumbuhan industri , kegiatan
yang dilakukan industri, dampak pencemaran yang di akibatkan serta masalah
pencemaran udara yang terjadi di DKI Jakarta. Dalam proses pemantauan
perkembangan lingkungan tersebut masih terdapat beberapa kekurangan, terutama
4
dalam hal pendataan serta penyampaian informasi akan industri dan pencemaran
yang terjadi di DKI Jakarta berupa hardcopy dan data analog sehingga informasi
tidak tersebar secara merata kepada masyarakat. Dengan perkembangan teknologi,
khususnya dunia internet menyebabkan banyaknya aplikasi yang dibuat untuk
dapat berjalan pada jaringan internet, dan salah satu aplikasi tersebut adalah
aplikasi yang berhubungan dengan pemetaan berbasis web. Dari data - data
industri besar serta kandungan pencemaran udara yang dimiliki oleh BPLH maka
penulis melakukan suatu perancangan dan membuat suatu sistem pemantauan
berbasis web tentang sebaran lokasi - lokasi industri besar yang ada di DKI
Jakarta serta kandungan kimia yang menjadi salah satu faktor pencemaran udara
ke dalam sebuah aplikasi pemetaan spasial berbasis web yang dapat berjalan pada
jaringan internet. Dengan latar belakang tersebut, maka dilakukan penelitian
dengan judul Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis Webgis
Pada Sebaran Pencemaran Udara Primer Industri Besar ( Studi Kasus :
DKI Jakarta ) guna memenuhi kebutuhan spasial bagi masyarakat.
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, terdapat beberapa permasalahan yang dihadapi
diantaranya:
1. Bagaimana merancang sistem informasi spasial sebaran lokasi industri
besar di DKI Jakarta yang berada dalam pengawasan BPLH.
2. Bagaimana memonitor kondisi data-data BPLH yang berupa data
administrasi ,cerobong ,industri serta pencemaran yang ada di wilayah
DKI Jakarta.
5
3. Informasi apa saja yang dapat di tampilkan dari pemetaan sebaran
pencemaran udara primer industri besar.
4. Dibutuhkan suatu model basis data dan sistem informasi spasial
industri besar yang saling terkait satu sama lain.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membahas bagaimana merancang sistem
infomasi spasial sebaran pencemaran udara primer industri besar, dengan batasan
masalah sebagai berikut :
1. Wilayah yang diteliti difokuskan pada batas administratif DKI Jakarta
tidak termasuk wilayah Kepulauan Seribu.
2. Data - data yang digunakan adalah data industri besar dan data
pencemaran udara terhadap baku emisi cerobong gas SO2 serta NO2
yang terdapat pada Badan Pengelola Lingkungan Hidup DKI Jakarta
( BPLH ) tahun 2009 - 2010.
3. Sistem informasi spasial ini mencakup sebaran lokasi-lokasi industri
besar di DKI Jakarta serta sebaran gas SO2 dan NO2 terhadap baku
mutu emisi.
4. Metode pengembangan sistem menggunakan metode SDLC
( Sistem Development Life Cycle ) - Waterfall.
5. Tools yang digunakan dalam membangun sistem ini adalah ArcView
versi 3.3, bahasa pemrogramman PHP 5.3.0, program aplikasi ALOV
0.57 untuk menampilkan data spasial, PHPMyadmin versi 5.3.0 sebagai
interface berbasis web yang dapat meng-administrasi mysql dan
6
apache, Dreamweaver 8 sebagai text editor, Mozila Firefox sebagai
Web Browser.
6. Data spasial yang digunakan memiliki format Shapefile ( *.Shp )
7. Aplikasi merupakan aplikasi stand-alone untuk lingkungan internal
BPLH.
8. Dan tidak mencakup tentang keamanan jaringan.
1.4 Tujuan dan Manfaat
1.4.1 Tujuan
A. Tujuan Umum
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menyediakan
sebuah sistem informasi spasial berbasis web mengenai sebaran
industri besar di DKI Jakarta beserta data - data pencemaran gas
emisi SO2 dan NO2 pada masing - masing industri untuk dijadikan
alat mengvisualisasi penyebaran industri dan tingkat pencemaran
emisi udara pada cerobong industri.
B. Tujuan Khusus
Secara khusus,tujuan penelitian ini adalah
1. Melakukan proses analisis interpolasi terhadap data
pencemaran udara gas emisi SO2 dan NO2.
2. Mengkonversi data-data nonspasial ke dalam sebuah data
poin serta geoprocessing data.
3. Membangun aplikasi basis data berbasis web.
4. Proses webmapping terhadap industri besar di DKI Jakarta.
Desain interface hasil webmapping ke dalam halaman web.
7
1.4.2 Manfaat
Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk mengspasialkan
data - data yang dimiliki oleh BPLH DKI Jakarta agar dengan mudah
memantau sebaran data - data industri serta pencemaran udara khususnya
terhadap gas emisi SO2 dan NO2. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis
a. Menambah wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan
tentang cara perancangan webgis.
b. Dapat mengetahui proses pengolahan data atribut.
c. Dapat menggunakan tools hardware dan software
pengembangan web tersebut.
d. Membuat suatu website berbasis spasial untuk industri
besar serta pencemaran udara primer.
e. Dapat mengetahui cara mengintegrasikan webmapping.
2. Bagi Instansi dan Pemerintah
a. Memberikan alternatif penunjang dalam monitoring
jumlah industri besar yang berada dalam pengawasan
BPLH.
b. Membantu pemerintah khususnya BPLH dalam
memberikan informasi kepada masyarakat tentang
keberadaan titik industri besar serta pencemaran udara
primer berbasis web.
c. Sebagai bahan penunjang pemerintah dalam mengambil
keputusan kesesuaian kawasan industri.
8
d. Mempermudah pengelolaan terhadap data-data industri
yang berada dalam pengawasan BPLH serta data-data
pencemaran udara primer yang dihasilkan.
3. Manfaat bagi Masyarakat Umum
a. Memberikan informasi spasial secara detail kepada
masyarakat akan industri-industri besar serta
pencemaran emisi udara yang berada di bawah
pengawasan BPLH.
b. Memudahkan masyarakat dalam mendapatkan
informasi tentang alamat industri besar serta kegiatan di
dalam industri berupa pengecekan terhadap cerobong-
cerobong industri.
4. Manfaat bagi Industri
a. Industri dapat memberikan laporan terhadap data-data
pencemaran hasil pemeriksaan cerobong secara
online.
b. Adanya informasi data pencemaran baku emisi
cerobong hasil pemeriksaan pihak BPLH.
c. Industri dapat mengetahui visualisasi terhadap gas
emisi yang dihasilkan cerobong khususnya SO2 dan
NO2.
d. Industri dapat memiliki database sendiri terhadap
data-data hasil pencemaran.
9
e. Industri dan BPLH dapat lebih cepat dan efisien
dalam pelaporan terhadap data - data industri dan
pemeriksaan cerobong.
1.5 Metode Penelitian
Pada penulisan skripsi ini diperlukan data dan informasi yang lengkap guna
mendukung penelitian, metodologi tersebut diantaranya :
1.5.1 Metode Pengumpulan Data
a. Metode Kepustakaan
Menelaah dan mempelajari teori-teori serta materi bacaan lainnya, yang
dapat memberi informasi sesuai dengan topik kajian dalam pembuatan
skripsi, sehingga kajian tersebut menjadi lengkap sesuai yang
diharapkan.
b. Metode Wawancara
Dilakukan dengan cara mewawancarai seseorang yang ahli dalam
bidangnya atau melakukan diskusi dengan orang-orang yang mengerti
terhadap materi bahasan supaya mendapatkan bahan masukan dan data
pendukung untuk penyusunan skripsi ini. Dengan melakukan
wawancara secara terstruktur yaitu memberikan beberapa pertanyaan
secara sistematis dan pertanyaan yang diajukan disusun sebelumnya.
c. Metode Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan informasi dengan cara
pengamatan atau peninjauan langsung terhadap objek penelitian, yaitu
mengumpulkan dan menelaah data - data permasalahan pada instansi
10
terkait. Dalam proses pengumpulan data yang sesuai dengan sifat
penelitian ini, maka metode observasi partisipatif yang digunakan
penulis, karena penulis melakukan pengamatan secara langsung yang
disebut pengamatan terlibat. Penulis sebagai instrumen dan alat dalam
melakukan penelitian ini, maka penulis pun mencari data sendiri
dengan terjun langsung atau mengamati serta mencari beberapa
informasi ke beberapa narasumber yang telah ditentukan sebagai
sumber data.
1.5.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode System Development life Cycle ( SDLC ) merupakan suatu
metodologi umum yang digunakan dalam pengembangan suatu sistem untuk
menganalisis, merancang, mengimplementasikan dan memelihara sistem
informasi.
1. Rekayasa Sistem.
2. Analisis Sistem ( Sistem Analysis ).
3. Perancangan Sistem ( Sistem Design ).
4. Pemograman Sistem ( Coding ).
5. Pengujian ( Testing ).
6. Operasi dan Pemeliharaan Sistem ( Sistem Operation
and Support ).
1.6 Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini , pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab,
yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut:
11
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdiri dari tujuh sub bab yaitu : Latar Belakang,
Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Manfaat
Penulisan, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang pengertian dan teori-teori yang berkaitan
dan digunakan sebagai landasan atau dasar penulisan skripsi ini.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan penulis, baik
itu metode pengumpulan data maupun metode pengembangan
sistem.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan menjelaskan sistem aplikasi dan
implementasinya menggunakan beberapa tahap dari metode
pengembangan sistem yang dipilih
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan berkenaan dengan
hasil pembahasan masalah yang diperoleh dari penyusunan tugas akhir
ini serta beberapa saran untuk pengembangan lebih lanjut.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.1.1 Pengertian Sistem
Secara umum, sistem merupakan sebagai sekumpulan objek ,ide, berikut
saling keterkaitannya ( inter-relasi ) di dalam ( usaha ) mencapai suatu tujuan (
atau sasaran bersama tertentu ) ( Prahasta, 2009 : 89 ).
Dalam arti lain, sistem sebagai kumpulan komponen yang saling
berhubungan satu sama lain yang dapat bekerja sama secara harmonis untuk
mencapai suatu tujuan.
Lebih lanjut menurut Jerry Fith Gerald ( Mulyanto, 2009:2 )
mendefinisikan sistem adalah jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang
saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan
.
2.1.2 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai beberapa karakteristik yaitu komponen atau
elemen ( component ), batas sistem ( boundary ), lingkungan luar sistem (
enviroments ), penghubung ( interface ), masukan ( input ) , pengolahan ( process
), keluaran ( output ), sasaran ( objectives ) atau tujuan ( goal ) ( Mulyanto, 2009 :
2 ).
13
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling bekerja sama
membentuk satu kesatuan. Suatu sistem yang merupakan salah satu dari
komponen sistem lain yang lebih besar, maka akan disebut dengan subsistem ,
sedangkan sistem yang lebih besar disebut sebagai lingkungan sistem. Dalam
suatu lingkungan sistem terdapat suatu batasan-batasan, dan batas sistem
merupakan pembatas atau pemisah antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu
kesatuan yang memiliki ruang lingkup dari sistem. Lingkungan luar sistem adalah
apapun diluar batas sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Penghubung sistem sebagai media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem lain. Masukan sistem yang berupa energi yang dimasukan
kedalam sistem sebagai bahan untuk pengolahan yang menghasilkan suatu
keluaran. Dan keluaran sistem sendiri adalah hasil dari suatu pemprosesan yang
dapat berupa informasi sebagai masukan pada sistem lain atau hanya sisa
pembuangan. Pengolahan sistem menjadi bagian dalam melakukan perubahan
dari masukan menjadi keluaran yang di inginkan. Dan dalam sistem informasi
pengolahan ini dapat berupa operasi-operasi perhitungan. Dan terakhir dalam
karakteristik suatu sistem adanya sasaran sistem yang menjadikan suatu sistem
memiliki arah terhadap proses yang telah dilakukan.
2.1.3 Pengertian Data Dan Informasi
Data merupakan representasi dunia nyata yang mewakili suatu objek
seperti manusia, hewan, konsep, keadaan yang direkam dalam bentuk angka,
huruf, simbol, teks, gambar, bunyi ( Mulyanto, 2009 : 16 ). Dengan kata lain, data
merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan yang
14
nyata.Disimpulkan bahwa data merupakan bahan mentah yang akan di proses
untuk menjadi sesuatu yang berguna dan bernilai.
Beberapa definisi informasi dijelaskan menurut McFadden, dkk
( 1999 ) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian
rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang untuk menggunakan data
tersebut.( Kadir, 2003 : 31 ).
Menurut Davis ( 1999 ), informasi adalah data yang telah diolah
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat
dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. ( Kadir, 2009
: 31 ).
Dapat disimpulkan bahwa informasi bermuara pada suatu data, yang
dapat memberikan suatu nilai tambah atau pengetahuan bagi siapa pun
penggunanya dan digunakan sebagai pengambil keputusan.
Informasi sering dinyatakan adalah sebagai hasil dari pemrosesan data.
Proses tersebut dapat berupa peringkasan, pereratan, penyajian ke bentuk grafik,
ataupun yang lainnya, dengan tujuan untuk memudahkan interpretasi manusia.
Data Informasi
Peringkasan , Pererataan , penyajian grafik, dll.
Gambar 2.1 data dan informasi ( Sumber: Kadir, 2009 : 5 )
Proses
15
2.1.4 Nilai Dan Kualitas Informasi
Nilai suatu informasi sangat berhubungan sekali dengan keputusan. Suatu
informasi dapat sangat berguna jika dapat membantu dalam proses pengambilan
keputusan dalam suatu perusahaan atau organisasi. Keputusan yang dihasilkan baik
berupa keputusan yang sederhana maupun keputusan strategis jangka panjang informasi
tersebut. Menurut Mulyanto ( 2009 : 20 ) bahwa dalam mengukur nilai sebuah informasi
dapat ditentukan oleh dua hal pokok yaitu manfaat ( benefit ) dan biaya ( cost ). Suatu
informasi dikatakan bernilai, bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya
untuk mendapatkannya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir keuntungannya
dengan suatu nilai , tetapi dapat ditaksir dengan nilai efektifitasnya.
Informasi yang dapat mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan
dapat dikatakan informasi tersebut memiliki nilai yang tinggi. Sebaliknya apabila
informasi tersebut kurang memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan, maka
informasi tersebut dikatakan bernilai rendah.
Sedangkan kualitas informasi sangat ditentukan oleh tiga hal pokok, yaitu akurasi
( accuracy ) , relevansi ( relevancy ) , dan tepat waktu ( timelines ) ( Mulyanto ,
2009 : 20 ).
a. Akurasi ( accuracy )
Informasi dikatakan akurat jika tidak bias serta bebas dari kesalahan
kesalahan dan jelas mencerminkan maksudnya.
b. Tepat waktu ( timeliness )
Suatu informasi yang dihasilkan dari proses pengolahan data harus memiliki
ketepatan waktu. Informasi yang terlambat tidak akan mempunyai nilai yang
baik , karena informasi merupakan suatu landasan dalam pengambilan
keputusan.
16
c. Relevansi ( relevancy )
Informasi dikatakan berkualitas jika relevan bagi pemakainya. Relevansi
informasi pada setiap orang memiliki nilai-nilai yang berbeda.
Burch dan Grudnitski ( Kadir , 2003 ) menganalogikan kualitas informasi sebagai pilar
pilar dalam bangunan yang menentukan baik tidaknya pengambilan keputusan.
2.1.5 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu entity ( kesatuan ) formal yang terdiri dari
berbagai sumber daya fisik maupun logika ( Prahasta, 2005 : 40 ).
Sedangkan menurut Hall ( 2001 ), sistem informasi adalah sebuah rangkaian
prosedur formal dimana data dikelompokkan, diproses menjadi informasi, dan di
distribusikan kepada pemakai ( Kadir, 2003:11 ). Suatu proses yang menghasilkan
suatu informasi yang berguna bagi masyarakat menjadikan suatu sistem memiliki nilai
guna. Menurut Pustaka [ Budihar95 ], sistem informasi adalah suatu sistem gabungan
manusia mesin yang terpadu untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam organisasi. Definisi lain
menyatakan bahwa sistem informasi adalah sekumpulan komponen komponen yang
saling berhubungan dan bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan,
dan mendistribusikan informasi terkait untuk mendukung proses pengambilan
keputusan, koordinasi, dan pengendalian ( Prahasta, 2009 : 93 ).
17
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi memiliki fungsi dasar yang sama dengan sistem informasi geografis
dan memiliki suatu perbedaan dalam hal data yang digunakan pada masing-masing sistem
tersebut.
2.2.1 Pengertian Geografi
Geografi1 adalah ilmu yang mempelajari tentang lokasi serta persamaan dan
perbedaan ( variasi ) keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan
bumi. Kata geografi berasal dari Bahasa Yunani yaitu go (" bumi ") dan graphein
("menulis", atau "menjelaskan"). Dengan semakin berkembangnya konsep dan
cakupan geografi, maka geografi dapat diartikan sebagai suatu cakupan studi
mengenai permukaan bumi terutama dalam hal keanekaragaman area permukaan bumi
dan hubungannya sebagai tempat tinggal manusia.
Menurut Prahasta ( 2005:49 ), Geografis memiliki istilah lain, yaitu spasial
(keruangan) dan Geospasial. Penggunaan kata Geografis mengandung pengertian
suatu persoalan mengenai bumi: permukaan dua atau tiga dimensi. Dari pengertian
diatas, dapat disimpulkan bahwa Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
masalah - masalah bumi secara luas dalam hubungannya dengan keruangan.
Ada beberapa hal yang dikaji oleh geografi diantaranya :
1. Terbentuknya bumi dan bumi sebagai tempat tinggal.
2. Hubungan antara manusia dengan lingkungannya.
3. Pendekatan, spasial ( keruangan ), ekologi ( kelingkungan ) dan regional
( kewilayahan ).
1 http://id.wikipedia.org/wiki/Geografi
18
2.2.2 Pengertian Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi yang menggunakan data-data spasial yang merupakan
salah satu ciri dari sistem informasi geografis telah banyak mengalami
perkembangan, dan salah satu pengertian sistem informasi geografis tersebut
adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat
lunak, data geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk
memperoleh, menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisa dan
menampilkan semua bentuk informasi yang bereferensi geografis [ Esri90 ]
( Prahasta, 2009 : 117 ). Banyaknya pemahaman tentang sistem informasi
geografis yang ada tergantung dari segi mana sistem informasi geografis itu
dilihat. Di pengertian lain, sistem informasi geografis adalah sistem informasi
yang dirancang untuk bekerja dengan data yang terefernsi secara spasial atau
koordinat geografi. Dengan kata lain, SIG merupakan sistem basis data dengan
kemampuan khusus dalam menangani data yang tereferensi secara spasial,
selain merupakan sekumpulan operasi operasi yang dikenakan terhadap data
tersebut [Star90] ( Prahasta, 2002 : 57 ) .
Sedangkan menurut pedoman IDSN 2 dijelaskan bahwa informasi
spasial merupakan data dan informasi yang mempunyai komponen keruangan
(bergeoreferensi), dalam arti mempunyai informasi letak baik terhadap garis
bujur maupun garis lintang. Dapat disimpulkan bahwa informasi spasial
merupakan hasil pengolahan terhadap data-data yang bersifat keruangan
( permukaan bumi ) berorientasi geografis terhadap bumi yang memberikan
nilai lebih bagi penerimanya dan dapat bermanfaat dalam proses pengambilan
keputusan.
2 www.bakosurtanal.go.id/bakosurtanal/assets/.../PedomanIDSN.pdf
19
2.2.3 Subsistem Sistem Informasi Geografis
Dari beberapa pemahaman tentang sistem informasi geografis, maka
sistem informasi geografis ini dapat diuraikan menjadi beberapa subsistem
diantaranya ( Prahasta, 2009 : 118 ) :
a. Data input
Merupakan subsistem yang bertugas mengumpulkan,
mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan atributnya dari
berbagai sumber. Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam
mengkonversikan atau mentransformasikan format-format data
aslinya kedalam format ( native ) yang dapat digunakan oleh
perangkat SIG yang bersangkutan.
b. Data ouput
Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan
keluaran seluruh atau sebagian basis data ( spasial ) baik dalam
bentuk softcopy maupun hardcopy seperti halnya table , grafik ,
report , peta , dan lain sebagainya.
c. Data management
Subsistem yang mengorganisasikan baik data spasial maupun
tabel - tabel attribute yang terkait kedalam sebuah sistem basis
data sedemikian rupa hingga mudah dipanggil kembali atau di
retrieve,di update , dan di - edit.
20
d. Data manipulation dan analysis
Subsistem yang menentukan informasi - informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu dapat melakukan manipulasi
( evaluasi dan penggunaan fungs-fungsi dan operator matematis
dan logika ) dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi
yang diharapkan.
Gambar 2.2 : Ilustrasi Sub Sistem SIG
2.2.4 Data Pada SIG
Pada Sistem Infomasi Geografis ( SIG ) ada dua data yang digunakan
dalam sistem ini untuk merepresentasikan atau memodelkan fenomena
fenomena yang ada di dunia nyata yaitu data spasial dan data non-spasial
( atribut ).
Data spasial adalah data yang mempresentasikan aspek-aspek
keruangan dari fenomena yang berada di dunia ( Prahasta, 2002 : 1 ). Data
Data Input
Data
Manipulation &
Analysis
Data
Output
Data
Manageme
n
SIG
21
spasial pada umumnya berdasarkan peta yang berisikan interprestasi dan
proyeksi seluruh fenomena yang berada di bumi. Fenomena tersebut berupa
fenomena alamiah dan buatan manusia. Pada awalnya, semua data dan
informasi yang ada di peta merupakan representasi dari obyek di mukabumi.
Sesuai dengan perkembangannya, peta tidak hanya merepresentasikan
obyek - obyek yang ada di muka bumi, tetapi berkembang menjadi representasi
obyek diatas muka bumi ( di udara ) dan dibawah permukaan bumi. Data
spasial memiliki dua jenis tipe yaitu vektor dan raster .Model data vektor3
menampilkan, menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik titik, garis - garis atau kurva , atau poligon beserta atribut
- atributnya. Model data raster1
menampilkan, dan menyimpan data spasial
dengan menggunakan struktur matriks atau piksel piksel yang membentuk
grid. Pemanfaatan kedua model data spasial ini menyesuaikan dengan
peruntukan dan kebutuhannya.
Sedangkan data non spasial merupakan data yang berupa teks atau
angka yang disebut dengan atribut. Data non spasial ini yang akan menjelaskan
data spasial. Dan dari data non spasial ini dapat dibentuk data spasial. Data non
spasial dapat tersimpan dalam bentuk tabel, yang kemudian disebut dengan
data tabular. Data ini tersimpan dalam bentuk database dan dapat di- join kan
pada peta dengan pola titik tertentu maupun simbol tertentu.
2.2.5 Konsep Model Data Spasial Pada SIG
Model data spasial dalam sistem informasi geografis di representasikan
kedalam dua bentuk yaitu model data raster dan model data vektor.
3 http://adims.blogspot.com/2008/02/mengenal-sig-dan-data-spasial.html
22
a. Model Data Raster
Model data raster menampilkan, menempatkan, dan
menyimpan spasial dengan menggunakan struktur matriks atau
piksel piksel yang membentuk grid. Akurasi model data ini
tergantung pada resolusi atau ukuran piksel (sel grid) di
permukaan bumi. Entity spasial raster disimpan dalam layer yang
secara fungsionalitas direalisasikan dengan unsur unsur peta.
Gambar 2.3 Model Data Raster
Gambar 2.4 Koordinat pada Model Raster
Matriks atau array diurutkan menurut koordinat kolom ( x ) dan
barisnya ( y ). Sistem koordinat piksel monitor komputer, titik asal
sistem koordinat raster terletak di sudut kiri atas. Nilai absis ( x ) akan
meningkat ke arah kanan, dan nilai ordinat ( y ) akan membesar ke arah
bawah ( gambar 2.4 ). Koordinat koordinat yang ada dalam
sekumpulan data raster diperlukan untuk mengikatkan ( me register )
sistem grid ini terhadap suatu sistem koordinat yang dikehendaki.(
23
Prahasta, 2005 : 147 ). Contoh peta digital berbentuk raster yaitu peta
digital dalam format GeoTIFF. Format GeoTIFF dapat dibentuk dari
format gambar TIFF dengan penambahan informasi referensi geografis.
Dan konversi data tersebut dapat dilakukan dengan perangkat lunak
GeoTIFF Examiner.
b. Model Data Vektor
Model data vektor menampilkan, menempatkan, dan menyimpan
data spasial dengan menggunakan titik titik , garis garis atau
kurva , atau poligon beserta atribut atributnya . Model data
vektor, didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi
( x, y ). Garis garis atau kurva ( busur atau arcs ) merupakan
sekumpulan titik titik terurut yang dihubungkan. Sedangkan
luasan atau poligon disimpan dalam sekumpulan data atau objek
yang saling terkait secara dinamis dengan pointer. ( Prahasta,
2005 : 158 )
Gambar 2.5. Struktur data SIG (a) Vektor dan (b) Raster
24
2.2.6 Komponen SIG
Sistem informasi geografis sebagai suatu sistem yang
merepresentasikan kondisi bumi atau dunia nyata kedalam komputer seperti
pada sebuah peta yang mampu merepresentasikan keadaan bumi kedalam
sebuah kertas. Menurut Prahasta ( 2009 : 120 ) sistem infomasi geografis
sebagai sistem terdiri dari beberapa komponen dengan berbagai karakteristik :
1. Perangkat Keras
Perangkat keras; mulai dari kelas PC desktop, workstations, hingga
multi user host yang bahkan dapat digunakan oleh banyak orang
secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, tersebar,
berkemampuan tinggi, memiliki ruang penyimpanan ( harddisk )
yang besar, dan mempunyai kapasitas memori ( RAM ) yang besar.
Adapun perangkat keras yang digunakan untuk aplikasi SIG adalah
komputer ( PC ), mouse, monitor ( plus VGA card grafik ) yang
beresolusi tinggi, digitize , printer , plotter , receiver GPS, dan
scanner.
2. Perangkat Lunak
Dalam SIG di implementasikan dengan menggunakan perangkat
lunak yang terdiri dari beberapa modul program ( *.exe ) yang dapat
dieksekusi sendiri. Perangkat lunak dalam pemprosesan SIG
diantaranya Arcgis , Arcview , Arcinfo , Mapinfo , ER Mapper ,
ERDAS , dll.
25
3. Data Dan Informasi Geografis
SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data atau informasi yang
diperlukan baik dengan meng-import dari format format perangkat
lunak SIG maupun secara langsung dengan melakukan digitasi
spasial dari peta analog dan memasukkan data atribut dari tabel
tabel.
4. Manajemen
Proyek SIG dapat berhasil jika dikelola dengan baik dan dikerjakan
oleh orang - orang yang memiliki keahlian yang tepat pada semua
tingkatan. Sehingga suatu proyek dapat berjalan dengan baik.
2.3 Kegunaan Sistem Informasi Geografis
Sistem informasi geografis mengalami perkembangan seiring dengan
berkembangnya teknologi yang ada. Hal itu pun menjadikan sistem informasi
geografis memiliki kegunaan yang lebih. Adapun kegunaan sistem informasi
geografis diantaranya adalah :
a. Sebagai alat yang menangani data spasial.
b. Sebagai alat bantu baik secara tools maupun bahan tutorials utama yang
interaktif, menarik , dan menantang dalam usaha usaha untuk
meningkatkan pemahaman, pengertian, pembelajaran, dan pendidikan
mengenai ide ide atau konsep konsep lokasi, ruang ( spasial ),
kependudukan, dan unsur geografis yang terdapat di atas permukaan bumi
berikut data data atribut yang terkait yang menyertai.
26
c. Kemampuan dalam mengvisualkan data spasial berikut atribut
atributnya.
d. Kemampuan dalam memanipulasi data spasial dan mengkaitkannya
dengan informasi atribut dan mengintegrasikannya dengan berbagai tipe
data dalam suatu analisis.
e. Keakuratan dalam pengecekan perubahan,zona yang terkena dampak, dan
perbaikan peta serta data tabel yang relevan dapat dilakukan secara
bersamaan.
2.4 Peta dan Pemetaan
Menurut Rockville86 peta merupakan suatu representasi konvensional (
miniatur ) dari unsur-unsur ( features ) fisik ( alamiah dan buatan manusia ) dari sebagian
atau bahkan keseluruhan permukaan bumi diatas media bidang datar dengan skala
tertentu.( Prahasta, 2009 : 231 ). Ditinjau dari peranannya, peta adalah bentuk penyajian
informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat digunakan dalam pengambilan
keputusan ( PTISDA BPPT , 2003 : 11 ). Sedangkan pemetaan4 adalah proses
pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi (terminologi geodesi)
dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa
softcopy maupun hardcopy peta yang berbentuk vektor maupun.
2.4.1 Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarangan
di peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi
(dengan satuan ukuran yang sama).( Arham, 2008 : 10 )
1. Skala numeris
4 http://id.wikipedia.org/wiki/Pemetaan
27
Digambarkan dalam bentuk 1 : 50.000 ( numeric skala ) atau 1 /
50.000 .
Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan
panjang di lapangan misalkan 1 cm di peta sama dengan 50.000
cm ( 0.5 km ) di lapangan.
2. Skala dengan kalimat
Biasanya digunakan untuk peta peta buatan Inggris atau
negara negara bekas jajahan.
Bentuknya adalah 1 inch to 1 mile ( 1 : 63.660 ).
3. Skala grafis
Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan
jarak yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak
tertentu.
Gambar 2.6. Skala grafik
Macam-macam peta berdasarkan skala peta diantaranya :
1. Peta skala sangat besar > 1:10.000
2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000
3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000
28
4. Peta skala kecil >= 1:1.000.000
2.4.2 Komponen Peta
Peta memiliki fungsi menunjukkan suatu posisi, menggambarkan
atau lokasi suatu tempat yang ada di permukaan bumi, baik berupa benua,
negara, gunung, sungai serta bentuk bentuk lainnya. Untuk
menggambarkan dan memberikan informasi terhadap pengguna peta itu
sendiri, maka dalam peta pun terdapat beberapa komponen. Adapun
komponen komponen dari peta tersebut adalah :
1. Isi Peta
Isi peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan
disampaikan kepada pengguna peta. Seperti contoh, jika ide yang akan
disampaikan berupa perbedaan curah hujan, maka isi dari peta tersebut
adalah berupa isohyet.
2. Judul Peta
Judul peta mencerminkan bagaimana isi peta. Isi peta berupa isohyet,
maka judul peta menjadi Peta Distribusi Curah Hujan .
3. Skala Peta atau Simbol Arah
Untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan suatu objek yang di
petakan, maka dibutuhkan suatu skala agar dapat tergambarkan secara
jelas. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1 : 10.000
dibandingkan dengan pada peta 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan
dengan tujuan sebagai orientasi peta. Arah utara yang mengarah pada
bagian atas peta. Arah ini dapat memudahkan pengguna peta untuk
menyamakan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.
29
4. Legenda atau Keterangan
Legenda memudahkan pembaca dalam memahami isi dari peta, seluruh
bagian yang ada harus dijelaskan dalam suatu legenda dan keterangan.
5. Inzet dan Index Peta
Peta yang dibaca harus diketahui termasuk kedalam bagian bumi mana
yang di petakan tersebut. Seperti jika kita akan memetakan pulau Jawa,
pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang di inzet.
Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana
menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta lain yang berada
disekitarnya.
6. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat ditambahkan jaringan kotak-kotak
atau grid sistem. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukkan
lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan
penunjukkan letak sebuah titik di atas lembar peta.
7. Nomor peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan
seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Sumber Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun peta,
percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi magnetis,
tanggal atau tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan atau
30
pencetakan peta, dan lain sebagainya yang memperkuat identitas
penyusunan peta yang dapat dipertanggungjawabkan.
Gambar 2.7 Komponen peta
2.4.3 Simbolisasi Peta
Dalam pembuatan suatu peta, ada beberapa hal yang terdapat dalam
suatu peta dan salah satunya adalah simbol simbol yang menjelaskan isi
dari peta. Ada beberapa klasifikasi dalam simbol peta, diantaranya adalah (
Arham: 2009 : 4 ) :
a. Berdasarkan bentuk dan kenampakan geografi yang diwakili
1. Simbol Titik
Kenampakan kenampakan geografi yang tidak memiliki
dimensi (0) seperti titik ketinggian, lokasi kota, pelabuhan,
mercusuar, lokasi tambang dinyatakan dalam dengan
simbol titik.
2. Simbol Garis
31
Kenampakan kenampakan geografis yang berdimensi
satu ( 1D ) seperti jalan, sungai, jalan KA, arah angin,
dinyatakan dalam simbol.
3. Simbol Area
Kenampakan kenampakan geografis yang berdimensi
dua ( 2D ) seperti area HPH, perkebunan, wilayah
administrasi, dinyatakan dengan simbol area.
2.5 Sistem Proyeksi
Suatu permukaan bumi yang digambarkan pada sebuah peta yang
merupakan bidang lengkung. Sedangkan peta merupakan suatu bidang datar.
Untuk menggambarkan suatu bentuk lengkung permukaan bumi ke dalam suatu
bentuk bidang datar, maka diperlukan suatu proyeksi peta. Bidang proyeksi
merupakan sebuah bangun lingkaran, namun disaat bangun ini dibuka, maka
terdapat suatu bidang datar didalamnya. Bangun ini adalah bidang datar, bangun
kerucut, dan bangun silinder. Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali
garis garis lintang dan bujur bola bumi diatas ketiga bidang tersebut.
Beberapa sistem proyeksi yang paling umum digunakan pada sebuah peta
digital diantaranya adalah :
a. Sistem Koordinat UTM
Proyeksi peta merupakan penggambaran kembali garis-garis
lintang dan bujur bola bumi di atas bidang datar. Proyeksi Universal
Transverse Mecator (UTM) dibuat oleh US Army sekitar tahun 1940-an.
Proyeksi ini memotong bola bumi pada dua buah meridian standar.
32
Seluruh permukaan bumi dibagi menjadi 60 bagian/zone dengan tiap
zonenya dibatasi oleh dua meridian selebar 6o.
Sistem UTM bagi peta peta dasar nasional seluruh Indonesia,
BAKOSURTANAL membagi indonesia dalam 9 zone mulai dari bujur 90
BT sampai 144 BT dengan batas lintang 10 LU sampai 15 LS. Dengan
demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zona 46 ( meridian sentral 930
BT ) hingga zona 54 ( meridian sentral 1410
BT ).
Menurut Prahasta ( 2001 : 132 ), sistem koordinat adalah sekumpulan
aturan yang menentukan bagaimana koordinat koordinat yang
bersangkutan mempresentasikan titik titik. Aturan ini biasanya
mendefinisikan titik asal ( origin ) beserta beberapa sumbu sumbu
koordinat yang digunakan untuk mengukur jarak dan sudut untuk
menghasilkan koordinat koordinat. Sistem koordinat dapat
dikelompokkan menurut :
a. Lokasi titik awal ditempatkan.
b. Jenis permukaan yang digunakan sebagai referensi.
c. Arah sumbu sumbunya.
2.6 Aplikasi SIG Dalam Web
Web mapping memanfaatkan fungsi interaktivitas yang ada pada aplikasi SIG
ke dalam bentuk web. Web mapping dapat dibuat sebagai perangkat pengawasan
( monitoring ) sebuah pelaksanaan pekerjaan atau proyek, khususnya sesuatu yang
berhubungan dengan masalah ruang. Jika dihubungkan dengan sebuah database
yang selalu up to date atau real time , web mapping dapat menjadi suatu
33
informasi yang bagus bagi masyarakat. Dengan demikian, setiap pengguna yang
memanfaatkan aplikasi browser internet dapat mengirimkan beberapa request
terhadap server-nya untuk memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia
dalam bentuk file atau teks dengan format HTML. Aplikasi web-based membantu
pengguna dalam proses mengwebkan peta-peta dijital hingga dapat di akses oleh
masyarakat umum.
Di Indonesia, terdapat beberapa situs yang menjalankan web mapping, menurut
Direktori GIS Indonesia diantaranya adalah :
1. Bakosurtanal
2. CBN CyberMap
3. Lembaga Informasi Nasional
4. IndoMap.com
5. Nusamap
6. Street Directory
Bentuk umum gambaran arsitektur aplikasi berbasis peta di web menurut
Nuryadin ( 2005 : 8-9 ) adalah seperti gambar di bawah ini.
Sisi Klien
Web
browser
Permintaan
Tampilan Peta
Sisi Server
RDBMS
Server
Web
Server
Aplikasi
Map Server
Gambar 2.8. Arsitektur umum aplikasi peta berbasis web
34
Interaksi antara klien dengan server berdasarkan skenario request
dan respon. Web browser di sisi klien mengirim request ke server
web. Karena server web tidak memiliki kemampuan memproses
peta, maka request berkaitan dengan pemprosesan peta yang
diteruskan oleh server web ke server aplikasi dan mapserver. Hasil
pemprosesan akan dikembalikan lagi melalui server web,dan
berada dalam bentuk file HTML atau applet.
Mapserver menggunakan pendekatan thin client. Semua
pemprosesan dilakukan di sisi server. Informasi peta dikirim ke
web browser di sisi klien dalam bentuk file gambar ( JPG, PNG ,
GIF atau TIFF ). Dan kelemahan pada pendekatan ini sudah
terbantu dengan adanya framework aplikasi seperti Chameleon,
Pmapper dan Mapbender.
Selanjutnya menurut Prahasta ( 2007:15) perbedaan
fenomena antara aplikasi SIG yang berjalan di sistem komputer
PC ( desktop ) dengan yang berjalan pada jaringan internet ataupun
intranet.
1. Tujuan pengembangan aplikasi SIG berbasis desktop
memang berbeda dengan aplikasi SIG webbased.
2. Pengembangan aplikasi SIG webbased yang
didasarkan pada konsep arsitektur web client-server
menjadikannya tidak mudah untuk dibandingkan
secara sederhana dengan desktop based.
35
3. Kecepatan akses ke jaringan internet, kondisi existing
volume lalu lintas dijaringan internet terkait, dan
unjuk kerja server yang bersangkutan selalu menjadi
faktor kendara bagi aplikasi SIG webbased.
Sementara desktop based tidak mengalaminya.
4. Pengguna bebas menjalankan query dan analisis
spasialnya di aplikasi SIG desktop-based. Ia bebas
menjalankan fungsi terkait selama perangkat lunak
yang bersangkutan menyediakannya. Tetapi di
aplikasi SIG webbased, fungsionalitas yang sama
akan sangat bergantung pada komponen map server
dan application server.
5. Pada SIG desktop, pengguna berinteraksi secara
langsung dengan user-interface dan engine-nya.
Sementara pada SIG webbased, pengguna tidak dapat
berhubungan langsung dengan GIS-engine-nya.
2.7 Model Pengembangan Sistem Development Life Cycle.
Dalam suatu pengembangan ( sistem ) perangkat lunak, sebelum solusi
solusi dibuat, maka diperlukan suatu analisis terhadap masalah masalah. Ada
beberapa model proses salah satu diantaranya adalah waterfall. Model proses ini
merupakan model yang telah lama digunakan secara luas untuk mengembangkan
suatu aplikasi. Dan model ini dinamakan SDLC ( Sistem Development Life Cycle )
yang merupakan metodologi klasik.
36
Tujuan model ini adalah untuk memperkenalkan bagaimana proses desain
sistem sebagai kerangka untuk pengembangan sistem dalam upaya membantu
secara teratur dan efisien melalui suatu rangkaian tahapan dengan analisa
kelayakan sistem termasuk atas release sistem dan pemeliharaannya.
Dinamakan waterfall karena model tersebut menggambarkan arah
kemajuan sistem dari puncak ke bawah, seperti air yang terjun dari suatu
ketinggian dengan berbagai panoramanya. Berfase tunggal pada waktu yang sama
ke arah bawah dalam suatu efek cascading. Sekarang ini, model waterfall
dipertimbangkan sebagai suatu model klasik dan model jenis sistem konservatif
tetapi bagaimana pun juga masih sangat dibutuhkan dan harus tetap ada untuk
suatu pemahaman pokok pengembangan sistem dalam upaya merancang
manajemen sistem perangkat lunak.
Model ini bersifat terstruktur dimana memerlukan pendekatan yang
sistematis dan sekuensial didalam pengembangan sistem. Tahapan pengembangan
yang dimulai dari tingkat sistem, analisis, perancangan, implementasi
( pemograman atau coding ), pengujian ( testing ), pengoperasian, dan
pemeliharaan.
37
Gambar 2.9. Model Waterfall ( Sumber : Prahasta ( 2009 :565 ))
Menurut Prahasta ( 2009 : 566 ) terbagi dalam tahapan berikut ini :
1. Tahap Sistem Enginering atau Rekayasa Sistem
Tahap ini sangat menekankan pada masalah pengumpulan
kebutuhan pengguna pada tingkatan sistem ( sistem requirements
) dengan mendefinisikan konsep sistem beserta interfaces yang
dapat menghubungkannya dengan lingkungan sekitar. Hasil akhir
dari tahap ini adalah spesifikasi sistem.
2. Tahap Analisis ( analysis )
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan elemen-elemen
ditingkat perangkat lunak. Pada tahap ini dapat menentukan
informasi, fungsi, proses atau prosedur yang diperlukan beserta
unjuk-kerjanya dan interface.
Rekayasa
Sistem
Analisis
Perancangan
(Design)
Pemrograman
(Coding) Pengujian
(Testing)
Operasi &
Pemeliharaan
38
3. Tahap Perancangan ( design )
Pada tahap perancangan, kebutuhan atau spesifikasi perangkat
lunak, yang dihasilkan dari tahap analisis akan ditransformasikan
kedalam bentuk arsitektur perangkat lunak yang memiliki
karakteristik yang mudah dimengerti dan tidak sulit untuk
diimplementasikan. Dan pada tahap ini dilakukan dalam dua
tahap ; preliminary design dan detailed design. Tahap pertama
akan menghasilkan rancangan yang bersifat global, sedangkan
yang kedua akan menghasilkan suatu tahapan yang lebih
spesifikasi hingga semua modul ( kelas ), model atau tipe data ,
fungsi dan prosedurnya terdefinisi.
4. Tahap Pemograman ( code )
Tahap ini sering disebut juga sebagai tahap implementasi
perangkat lunak atau coding. Pada tahap ini dilakukan
implementasi hasil rancangan ke dalam baris-baris kode program
yang dapat dimengerti oleh mesin ( computer ).
5. Tahap Pengujian ( testing )
Pada tahap pengujian, terlebih dahulu adalah pengujian terhadap
fungsi atau prosedur yang terdapat dalam modul ( kelas ). Jika
setiap fungsi dan prosedur tersebut selesai diuji dan tidak
mengalami masalah, maka modul-modul yang bersangkutan dapat
diintegrasikan hingga membentuk suatu perangkat lunak yang
utuh.
39
6. Tahap Pengoperasian dan Pemeliharaan ( maintenance )
Tahap ini ditandai oleh penyerahan perangkat lunak kepada
pemesannya yang kemudian dioperasikan. Operasional awal,
ketika digunakan di lokasi kerja , suatu perangkat lunak
mengalami suatu kegagalan dalam menjalani beberapa fungsi
( error atau bugs ). Jika hal tersebut terjadi, maka pada tahap
inilah pengembang memberikan perbaikan hingga aplikasi yang
bersangkutan dapat berjalan kembali.
2.8 Tools Analysis and Design Sistem Informasi
2.8.1 Bagan Alir
Diagram alir merupakan diagram yang menggambarkan bagaimana
menjalankan program mulai dari awal hingga akhir. Setiap diagram alir harus
mempunyai titik awal dan titik akhir ( start and stop ). Diagram alir
dibentuk dengan memanfaatkan simbol-simbol tertentu. Pembentukan
diagram alir umumnya sebagai bahan mentah sebelum kode program
sesungguhnya dibuat. Dengan simbol simbol tersebut dapat mewakili
fungsi fungsi langkah program dan garis alir menunjukkan urutan dari
simbol simbol yang akan dikerjakan.
2.8.2 Data Flow Diagram
Metode terstruktur mencakup model proses perancangan,
notasi untuk merepresentasikan desain, format , laporan , aturan dan
panduan perancangan. Untuk menguraikan model modul - modul itu
dikenal dengan istilah perangkat pemodelan. Adapun jenis - jenis
40
perangkat pemodelan yang sering digunakan dalam suatu perancangan
sistem informasi salah satunya adalah Data Flow Diagram ( DFD ).
Data Flow Diagram ( DFD ) adalah perangkat pemodelan yang
digunakan untuk menunjukkan aliran data dari dalam system
( Mulyanto, 2009 : 260 ).
Lebih lanjut Menurut Whitten, Bentey dan Dittman ( 2006:326 ) DFD
adalah alat yang menggambarkan aliran data melalui sistem dan kerja atau
pengolahan yang dilakukan oleh sistem tersebut. DFD terdiri dari beberapa
bagian diantaranya :
a. Diagram Konteks
Diagram konteks menggambarkan suatu proses sistem
informasi secara global, antara aliran data masukan ( input )
ke proses kegiatan ( sistem ), dari proses ke proses , dan dari
proses keluaran yang menjadi satu keluaran yang terpadu.
Diagram konteks merupakan tingkatan tertinggi dalam aliran
data dan hanya memuat satu proses, menunjukkan sistem
secara keseluruhan.( Kendall, 2010:267 )
b. Diagram Rinci
Diagram rinci yang menggambarkan secara detail proses dari
diagram konteks ataupun diagram turunannya secara rinci
sampai tidak terjadi proses detail atau sudah primitive.
Diagram rinci ini merupakan alat yang dapat menggambarkan
arus data dalam suatu sistem yang terstruktur dan
memberikan penggambaran secara detail dan jelas sebagai
dokumentasi dari sebuah sistem yang baik.
41
2.8.3 Simbol Data Flow Diagram
Simbol - simbol yang digunakan dalam data flow diagram yang
mewakili suatu sistem diantaranya :
1. Entitas Luar ( external entity )
Menurut Hoffer ( 2005 ) secara rinci menjelaskan bahwa entitas
luar dapat berupa seseorang, sebuah tempat , sebuah objek , sebuah
kejadian atau suatu konsep. Sebuah entitas dinyatakan dengan kata
benda dan ditulis dengan huruf kapital. Entitas luar ini tidak
termasuk bagian dari sistem, tetapi akan memberikan suatu
masukkan atau menerima keluaran dari sistem. Dalam pendapat
lain, entitas luar merupakan orang, unit, organisasi, sistem lain
yang berinteraksi dengan sistem ( Whitten, 2004 : 345 )
2. Aliran Data ( data flow )
Aliran data menunjukkan suatu input data ke proses atau output
data dari proses, dari proses ke proses, dari proses ke entitas luar ,
dari berkas ke proses, dari proses ke berkas.
3. Proses ( prosess )
Proses yang digambarkan dengan bentuk bulat ( notasi
DeMarco/Yourdon ) merupakan kerja yang dilakukan oleh sistem
sebagai respon terhadap aliran data masuk atau kondisi. Komponen
komponen proses menggambarkan transformasi input menjadi
output. Penamaan proses disesuaikan dengan proses atau kegiatan
yang sedang dilakukan di dalam sistem.
42
4. Simpanan Data ( data store )
Sebuah tempat penyimpanan yang ditujukan untuk penggunaan
data selanjutnya. Penyimpanan data ini digambarkan dengan dua
garis pararel. Dan pada simpanan data diberikan nama untuk
menunjukkan nama dari filenya.
2.8.4 Kamus Data
Kamus data adalah suatu penjelasan tertulis tentang suatu data
yang berada di dalam database. Kamus data ini memuat informasi
tentang:
(1) Nama arus, nama arus data dibuat berdasarkan arus
(2) Alias, alias atau nama lain dari data yang dituliskan.
Terkadang data sama tetapi nama berbeda untuk orang
atau departemen satu dengan lainnya.
(3) Tipe data, tipe data menunjukkan bagaimana arus data
mengalir dari hasil suatu proses ke proses yang lain. Data
yang mengalir ini dapat berupa suatu dokumen dasar
atau formulir, serta dokumen hasil cetakan komputer;
(4) Arus data, arus data ini menunjukkan dari mana data
mengalir dan dari mana data akan menuju;
(5) Penjelasan, penjelasan digunakan untuk memperjelas
lagi tentang makna dari arus data yang dicatat di kamus
43
data. Bagian penjelasan dapat diisi dengan keterangan
arus data,
(6) Periode, periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus
data dan untuk mengindentifikasi kapan input data dapat
dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program
dapat dilakukan dan kapan laporan dapat dihasilkan.
(7) Struktur data, struktur data harus menunjukkan arus data
yang dicatat pada kamus data yang terdiri dari elemen-
elemen atau item-item data.
Kamus data dapat membantu pembuat sistem untuk
mengartikan aplikasi secara detail dan mengorganisasikan semua
elemen data yang digunakan secara detail dan mengorganisasikan
semua elemen data yang digunakan dalam sistem secara detail
sehingga pemakai dan analis sistem mempunyai dasar pengertian
yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.
Sedangkan menurut Kendall, kamus data merupakan hasil referensi
data mengenai data metadata yang disusun untuk melakukan
analisis dan desain.( Kendall, 2010 :333 )
Kamus data sering disebut juga dengan sistem data
dictionary adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan -
kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Dengan
menggunakan kamus data, analisis sistem dapat mendefinisikan
data yang mengalir di sistem dengan lengkap.
44
Pada tahap analisis, kamus data digunakan sebagai alat
komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang
data yang mengalir dari sistem, yaitu tentang data yang masuk ke
sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem.
2.9 Perancangan Basis Data
2.9.1 Entity Relationship Diagram ( ERD )
Entity relationship diagram merupakan suatu metode yang paling luas
digunakan dalam mendesain database. Entity relationship model atau diagram
adalah representasi grafis dari logika database dengan menyertakan deskripsi
detail mengenai seluruh entitas ( entity ) , hubungan ( relationship ) dan
batasan ( constraint ). ( Schaum, 2007 : 139 ). ERD merupakan kunci untuk
memahami dan membuat desain sebuah database.
Menurut Abdul Kadir ( 2009 : 30 ), model E - R adalah suatu model
yang digunakan untuk menggambarkan data dalam bentuk entitas, atribut dan
hubungan antar entitas.
Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam ERD antara lain :
a. Persegi panjang
Menyatakan Entitas atau tipe entitas menyatakan objek atau
kejadian;
45
b. Ellips
Menyatakan atribut-atribut entity set. Atribut adalah item
data yang menjadi bagian dari entitas;
c. Belah ketupat ( Diamond )
Menggambarkan relationship set. Relationship adalah
asosiasi antara dua entitas;
d. Garis,
Menghubungkan antara entity set dengan atribut-atributnya
dan antara entity set dengan relationship setnya;
Pada saat entitas telah ditentukan bersamaan dengan atribut-
atributnya, selanjutnya adalah menguji bagaimana hubungan diantaranya.
Sebuah hubungan ( relationship ) adalah gabung