Post on 26-Dec-2015
description
Peraturan Perundang-undangan Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup
Andreas Pramudianto, SH,M.SiJurusan Teknik Lingkungan
Fakultas Arsitektur dan Teknik Lingkungan
Biodata
Nama: Andreas Pramudianto, SH,MSi
Alamat Rumah Jl. Kemuning II RT 004/04 No. 41 Utan Kayu Utara Jakarta Timur 13120
Instansi: Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Indonesia
Posisi saat ini: Peneliti/Dosen tidak tetap
Pendidikan: S1 – Hukum Internasional FH Unika Parahiyangan, BandungS2 –Ilmu Lingkungan PSIL Universitas Indonesia, Jakarta
Alamat kantor: Gedung C lantai V, Kampus UI Salemba, JakartaSpesialisasi: Hukum Lingkungan
Email: andreas.pramudianto@gmail.comHp: 0815 911 7163
PENGERTIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP
PERSELISIHAN ANTARA DUA PIHAK ATAU LEBIH YANG DITIMBULKAN OLEH
ADANYA ATAU DIDUGA ADANYA PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN
LINGKUNGAN HIDUP(Pasal 1 butir 19 UU No. 23 Tahun 1997)
Dasar Hukum Pasal 30 UU No. 23 Th 1997
(1) Penyelesaian sengketa ligkungan hidup dapat ditempuh melalui pengadilan atau di luar pengadilan
2. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku terhadap tindak pidana lingkungan hidup sebagaimana diatur dalam UU No. 23/1997
3. Apabila telah dipilih upaya penyelesaian sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan, gugatan melalui pengadilan hanya dapat di tempuh apabila upaya tersebut dinyatakan tidak berhasil oleh salah satu atau para pihak yang bersengketa.
Subjek dan objek sengketa lingkungan
Subjek• Pelaku pencemar-
perusak lingkungan• Korban pencemaran-
perusakan lingkungan
Objek• Aktual pencemaran-
perusakan lingkungan• Potensial
pencemaran-perusakan lingkungan
Sumber : Wijoyo, S (1999)
Perbedaan Pencemaran dan perusakan lingkungan
• Pencemaran (Pasal 1 angka 12 UUPLH)
• Masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan
• Oleh kegiatan manusia• Kualitas lingkungan turun
ke tingkat tertentu• Lingkungan tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya
• Perusakan (Pasal 1 angka 14 UUPLH)
• Tindakan yang menimbulkan perubahan terhadap sifat fisik dan/atau hayati lingkungan
• Secara langsung atau tidak langsung
• Lingkungan tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan
Pendekatan Penaatan Lingkungan yang Pendekatan Penaatan Lingkungan yang Terintegrasi dan KomprehensifTerintegrasi dan Komprehensif
Indonesian Center for Environmental Law (ICEL)
Pendekatan Daya Paksa/ Enforcement (CAC)
Pendekatan Ekonomi
Pendekatan Perilaku
Pendekatan Tekanan Publik
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN
PeringatanAudit lingkunganPaksaan PemerintahanPencabutan izin
•Tindak pidana biasa•Tindak pidana KorporasiRumusan Delik nya :Delik FormilDilik Materiil
Gugatan biasaClass ActionsHak Gugat LSMHak Gugat instansiPengelola lingkunganStrict Liability
ADMINISTRASI PIDANA PERDATA
Asas SubsidiaritasHukum Pidana didayagunakan apabila sanksi administrasi dan sanksi perdata
Serta alternatif penyelesaian sengketa Lingkungan Hidup tidak efektif
Pengecualian asas subsidiaritasTingkat kesalahan pelaku relatif berat dan/ atau
Akibat perbuatannya realtif besar dan/ atauPerbuatannya menimbulkan keresahan masyarakat
Penyelesaian sengketa melalui pengadilan
• Hak perseorangan merupakan dasar gugatan bagi individu
• Gugatan lingkungan yang legitimate :– Adanya unsur perbuatan melanggar hukum– Adanya unsur pencemaran dan/atau perusakan
lingkungan– Adanya unsur kerugian pada orang lain atau
lingkungan– Adanya unsur penanggung jawab usaha/kegiatan
• Pengajuan gugatan dimaksudkan untuk mendapatkan putusan pengadilan atas suatu sengketa yang terjadi.
Gugatan ganti rugi
• Peryaratan :
• Perbuatan harus bersifat melawan hukum
• Pelaku harus bersalah
• Ada kerugian
• Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan dengan kerugian
Strict Liability (Tanggungjawab ketat/mutlak)
Kualifikasi :
• Pencemaran limbah B3
• Pencemaran minyak
• Pencemaran nuklir
Melalui pembuktian terbalik.
Kelemahan penyelesaian sengketa di pengadilan
• Buang waktu
• Biaya mahal
• Mempermasalahkan masa lalu
• Menimbulkan permusuhan
• Melumpuhkan para pihak
PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN : ASPEK PERDATA
NO NAMA KASUS
JENIS KASUS LOKASI PUTUSAN STATUS
1 MOBIL OIL Pencemaran akibat proses produksi minyak terhadap sawah dan tambak penduduk
Lhokseumawe, NAD
Gugatan penggugat ditolak
Kasasi di MA
2 PT BANYUMAS WASHING CENTER
Pencemara Air dan udara Bandung Gugatan di tolak Kasasi di MA
3 Yayasan Walhi vs. PT Inti Indorayon Utama
Perizinan keabsahan Amdal, pencemaran dan kerusakan lingkungan
Medan
(PN Jakarta Pusat)
Gugatan penggugat ditolak, akan tetapi “ius standi” Yayasan Walhi diterima
BHT
4 PT Pupuk Iskandar Muda
Pencemaran amoniak Lhokseumawe, NAD
Gugatan penggugat ditolak
Banding dikuatkan kini dalam kasasi MA
5 Singosari Radiasi medan elektromagnetik
Gresik, Jawa Timur
Belum ada Dalam proses pengadilan
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan
Sering disebut sebagai Alternative Dispute Resolution (ADR)
• NegosiasiPenyelesaian sengketa melalui perundingan langsung antar pihak yang bersengketa.
• MediasiPenyelesaian sengketa melalui pihak ketiga netral (bersifat aktif)
• KonsiliasiPenyelesaian sengketa melalui pihak ketiga netral (namun bersifat pasif)
• Pencarian FaktaPenyelesaian sengketa dengan cara menunjuk pihak-pihak netral yang bertugas mengumpulkan bahan atau keterangan guna dianalisis dan dievaluasi dengan tujuan memperjelas masalah melalui rekomendasi.
• ArbitrasiPenyelesaian sengketa melalui pihak ketiga netral yang mempunyai wewenang untuk memutuskan
Syarat Pihak Ketiga Netral
1. Disetujui oleh para pihak 2. Tidak mempunyai hubungan keluarga
dengan para pihak 3. Tidak memiliki hubungan kerja dengan para
pihak 4. Tidak mempunyai kepentingan finansial atau
kepentingan lain dengan para pihak 5. Tidak memiliki kepentingan terhadap proses
dan hasil perundingan
TUJUAN PENYELESAIAN SENGKETA LH DI LUAR PENGADILAN
(Ps 34-39 UU 23/97)
Mencapai kesepakatan mengenai:1. bentuk dan besarnya ganti rugi akibat pencemaran
dan atau perusakan lingkungan hidup2. tindakan tertentu guna menjamin tidak akan
terjadi/ terulangnya dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Tahapan Penyelesaian Sengketa LHdi luar Pengadilan
1.1. Inventarisasi/ verifikasi data dan fakta Inventarisasi/ verifikasi data dan fakta 2.2. Analisis data dan faktaAnalisis data dan fakta3.3. Kesepakatan para pihak Kesepakatan para pihak 4.4. Pemilihan instrumen penyelesaiasengketa Pemilihan instrumen penyelesaiasengketa 5.5. Pelaksanaan penyelesaian sengketa Pelaksanaan penyelesaian sengketa 6.6. Pengawasan dan evaluasiPengawasan dan evaluasi
Prinsip Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidupdi luar Pengadilan
1. Tidak berlaku bagi tindak pidana sebagaimana diatur UU 32 TAHUN 20092. Kesepakatan para pihak utk selesaikan sengketa secara musyawarah3. Sudah ada pengakuan pihak Pencemar/perusak lingkungan sebelum memasuki proses musyawarah
PENYELESAIANSENGKETA LH DI LUAR
PENGADILAN(Ps. 32-33)
MEMAKAI JASA PIHAK KETIGA Memiliki Kew. Mengambil KEP Tidak memiliki Kew. Mengambil Keputusan
Diatur DalamPP No. 54 Tahun 2000dan Peraturan PELdi PUSAT, di DAERAH
PIHAK YANG TIDAK MEMPUNYAIKEW. MENGAMBIL KEP.
1. NEGOSIASI Penyelesaian Sengketa LH Dilakukan langsung antara para pihak atau wakil mereka.
2. MEDIASI Penyelesaian Sengketa LH Diselenggarakan lewat Jasa Mediator.
3. KONSILIASI Penyelesaian sengketa LH diselenggarakan melalui Jasa Konsiliator
4. PENCARI FAKTA Penyelesaian Sengketa LH Memakai Jasa Pencari Fakta
Pihak yang mempunyai KEW. Mengambil KEP.
ARBITRASI - Penyelesaian Sengketa LH Melalui Jasa Arbiter
Tidak Melalui LPJP2SLH
Mediasi, Negosiasi, Arbitrasi, Konsiliasi dan
Pencari Fakta
Melalui LPJP2SLH
LPJP2SLH
Lembaga yang bersifat bebas dan tidak berpihak yang tugasnya memberikan pelayanan terhadap para pihak yang bersengketa untuk mendayagunakan instrumen penyelesaian sengketa di
luar pengadilan dengan menyediakan pihak ketiga netral
MEKANISME PENYELESAIAN PENGADUAN KASUS PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LINGKUNGAN DI KLH
Max 14 hari
+ 30 hari
Pengaduan(langsung, media masa,
email, hasil pengawasan)
MENEG LH
Deputi V Meneg LH
V e r i f i k a s i
Asdep Peny Pengaduan& S LH/Pos Pengaduan
Bidang Pengaduan
Klasifikasi pengaduan
Bukan P/Kasus LH P/Kasus LH
Instansi Teknis Berwenang
Rekomendas Penanganani
30 hari
Unit Kerja Terkait di KLH
Selesai
Tidak Selesai
Asdep Peny Pengaduan/Deputi V/MENEG LH
7 hari
Menolak MenerimaPenanganan14 hari Arahan Tindak
Lanjut
Max 7 hari
P/Kasus LH Tdk perlu verifikasi
Instansi LH Daerah
KEUNTUNGAN PSLHDI LUAR PENGADILAN
1.Win-win solution2.Efisiensi biaya dan waktu3.Menumbuhkan rasa memiliki terhadap
proses perundingan4.Tercipta hubungan baik atara para pihak 5.Selaras dengan budaya
CONTOH PERAN PEMERINTAH DALAM PSLH DI LUAR PENGADILAN
No. Nama & Lokasi Kasus
Para PihakYang
bersengketa
Peran KLH/
Bapedal
Peran IPLHProp
Peran IPLH
Kab/Kota
Hasil Implementasi
1. Tapak (Semarang)
Penduduk ds Tugurejo Vs PT.SDC
Aktif mendorong Pejabat IPLH
Aktif ikut serta
Sangat aktif (all out)
Tercapai kesepakatan:• Kontribusi finasial• Program PLH• Pengend
pencemaran
• Tidak ada realisasi
pengend Pencemaran• Program PLH tdk sesuai jadual
2. S-Siak (Riau) 157 KK Ds Perawang Vs PT.IKPP
Aktif sbg Mediator
Tidak terlibat
Tidak terlibat Tercapai kesepakatan: Upaya pelestarian
LH Minimisasi limbah Penyusunan FKP
pelaksanaan CD
tersendat Forum
Komnunikasi Perawang tdk terwujud
3. Sibalek 1 (Sleman, DIY)
113 KK Ds Denggung Vs PT. Sibalek
- Aktif (TKP2LH)
Aktif (Muspida Sleman)
Tercapai kesepakatan: PT. Sibalec bayar Rp35.332.200,- Pemantauan air
sumur 3 bl sekali PT.Sibalec bangun IPAL
Gt rugi telah dibayar penuh
Pemantauan air sumur tdk memuaskan masy
4. Kali Sambong (Batang, Jateng)
3200 KK warga Ds Klidang Wetan & Karang Asem Vs PT.MIG
Aktif - Aktif Tercapai kesepakatan: Kontribusi 53 jt Kesediaan olah
limbah hingga sesuai BML Pemanatauan
kualitas limbah
• Kontribusi 53 jt telah dibayar
• Pemantauan K.limbah tdk sesuai jadual
• Masy lapor terjadi pencemaran
RUANG LINGKUP
• Penanganan pencemaran lingkungan hidup secara biasa– - Koordinasi antar instansi
• Penanganan pencemaran lingkungan hidup secara dini (tindakan darurat)– - Melakukan tindakan langsun bila terjadi
bahaya besar dan menelan korban jiwa
• Laporan masyarakat : lokal dan lintas kotamadya/kabupaten adminsitrasi.
Tugas Tim Penanganan Pencemaran
• Melakukan tindakan bila ada kasus yang haus segera ditangani atau penangnan kasus darurat.
• Memeriksa kebenaran pengaduan tentang adanya potensi atau telah terjadinya pencemaran dan/atau potensi atau telah pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
• Meneliti sumber pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang terjadi.
• Meneliti tingkat pencemaran dan atau perusakan lingkungan yang terjadi
• Meneliti prakiraan jenis dan besaran kerugian yang timbul terhadap masyarakat korban dan lingkungan.
• Melakukan tindakan adminsitratif terhadap kegiatan yang telah mencemarai lingkungan hidup
– ----Melaporkan ke propinsi
Tugas Tim Penanganan Pencemaran LH
Provinsi• Melakukan tindakan bila ada kasus
yang harus segera ditangani atau penanganan kasus darurat
• Memeriksa kebenaran pengaduan tetantang adanya potensi atau telah terjadi pencemaran dan/atau potensi atau telah terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
• Meneliti sumber pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang terjadi
• Meneliti tingkat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang terjadi
• Meneliti perkiraan jenis dan besarnya kerugian yang timbul terhadap masyarakat korban dan lingkungan
• Melakukan tindakan administratif terhadap kegiatan yang telah mencemari lingkungan hidup
• Melakukan tindakan administratif terhadap kegiatan yang mencemari lingkungan hidup dan ke instansi pembina
Kotamadya/Kabupaten• Melakukan tindakan bila ada kasus
yang harus segera ditangani atau penanganan kasus darurat
• Memeriksa kebenaran pengaduan tetantang adanya potensi atau telah terjadi pencemaran dan/atau potensi atau telah terjadi pencemaran dan/atau perusakan lingkungan
• Meneliti sumber pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang terjadi
• Meneliti tingkat pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang terjadi
• Meneliti perkiraan jenis dan besarnya kerugian yang timbul terhadap masyarakat korban dan lingkungan
• Melaporkan hasil penelitian dan penanganan pengaduan kasus lingkungan hidup ke tingkat Provinsi
Penyelesaian sengketa di luar pengadilan
• Bersifat sukarela• Tidak terikat• Memiliki kebebasan • Terbuka peluang untuk ke pengadilan
Pejabat dapat merekomendasikan digunakan Jasa lembaga penyedia jasa pelayanan penyelesaian sengketa di luar pengadilan.
Beberapa kasus LH yang muncul di wilayah DKI
• Pembangunan Sport Mall Kelapa Gading
• Shopping Mall Grand Indonesia
• PT Munjul Raya
• Taman Menteng
• dll
Laporan
Masyarakat
Disposisi
Gubernur
Media
Masa
Tidak/Temuan
Lapangan
Tim Penanganan Pencemaran LH Propinsi/
Walikota
Verifikasi
Tidak benar
Stop Laporkan
Tindak Lanjut Adm
• Pengujian Laporan
• Analisa Laboratorium
Perumusan Tindak Lanjut
Gubernur (3 s/d
Walikota 6 bln)
Kasus Biasa
Kasus Darurat
OK/Laporan
Pengawasan Tindak Lanjut Tim
dan Instansi Sektor
Penegakan Hukum Propinsi/Walikota
Peringatan, Sanksi & Penutupan Saluran
Penncabutan Ijin oleh Gubenrur
Pengadilan
• Penyelesaian sengketa di luar pengadilan
• Kepolisian dan PPNS
(1)
(7)(6)(5)
(3a)
(3)(2)
(3b)
(8)
(9)
(9.a)(10)(4.a)(11)(12)
(12a) (11a)
YA
TIDAKTIDAK
TIDAK
(4)
MEKANISME PENANGANAN KASUS DAN SENGKETA LINGKUNGAN DI PROPINSI DKI JAKARTA DAN WILAYAH KOTAMADYA (SK Gub 58/2004)
CONTOH PENANGANAN
No Proses Mediasi Arbitrasi Litigasi
1 Pengatur Para Pihak Arbitrator Hakim
2 Prosedur Informal Sedikit Formal Sangat Formal
3 Pemeriksaan (Hearing)
Segera (Minggu) Agak cepat (Bulan) Lambat (Tahunan)
4 Biaya Sangat murah Agak mahal Sangat mahal
5 Pembuktian Tidak perlu Agak informal dan tidak teknis
Sangat formal dan teknis
6 Publikasi Konfidensial Konfidensial Terbuka
7 Hubungan Kooperatif Bermusuhan Bermusuhan
8 Fokus Menuju ke depan Masa lalu Masa lalu
9 Perundingan Kompromi Sama keras Sama keras
10 Komunikasi Memperbaiki Jalan buntu Jalan buntu
11 Hasil Win-win Win-lose Win-lose
12 Pemenuhan Sukarela Ditolak & oposisi Ditolak & Dalih
Wijoyo, S 1999
Penanganan Sengketa LH
• Pahami peraturan perundang-undangan yang berlaku
• Pahami permasalahan yang timbul dalam sengketa LH tersebut
• Pahami karakteristik masyarakat yang bersengketa
• Pahami bahwa sengketa LH bukan proses yang diselesaikan dengan jangka waktu tertentu.
• Pahami bahwa penyelesaian sengketa memiliki alternatif-alternatif yang telah diatur.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENYELESAIAN SENGKETA LH
DI LUAR PENGADILAN
1. Implementasi dari prosedur atau tahapan penyelesaian sengketa
2. Peranan pemerintah (sbg fasilitator & motivator)
3. Peranan lembaga non pemerintah
4. Penerapan sanksi bagi pelanggar oleh pemerintah
5. Komitmen para pihak dalam melaksanakan kesepakatan
6. Keinginan para pihak untuk berunding
7. Kemampuan mediator
8. Posisi para pihak dan adanya kecurigaan yang berlebihan
9. Bentuk dan besarnya ganti kerugian yang dituntut
10. Istilah yang dipakai
REFRENSI DAN UCAPAN TERIMA KASIH
• Anonim. 2004. Kumpulan Makalah Amdal• Miller. 2000. Environmental Science, Buku• Pramudianto, A.1999. Peraturan Perundang-undangan dan Amdal, Transparansi• Pramudianto, A. 2005. Amdal dan Penegakan Hukum, Transparansi• Soerjani, M. Ilmu Lingkungan, Pidato Pengukuhan Guru Besar UI, PPSML-UI• Sulastri, Cecilia. 2006. Penyelesaian sengketa di Luar Pengadilan, Transparansi• Sulastri, Cecilia. 2005. Mekanisme Pos Pengaduan Transparansi